MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KOLABORASI PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH Oleh Ipah Rohaeti 1021.0205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KOLABORASI PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Ipah Rohaeti 1021.0205 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Model Pembelajaran Menulis Teks berita dengan Menggunakan teknik Kolaborasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kadungora Garut Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan yang menunjukkan masih rendahnya keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Berdasarkan observasi awal diperoleh adalah sebanyak 65 % siswa kurang mampu menulis teks berita. Pembelajaran menulis teks berita dengan teknik kolaborasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Penelitian ini dilakukan untuk mengctahui perencanaan. pelaksanaan, dan hasil pembelajaran memihs teks berita dengan menggunakan teknik kolaborasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha mengkaji dan mrefkleksi suatu teknik pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vlll-A SMP Negeri 2 Cilawu Garut. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara. observasi. catatan lapangan, jurnal siswa. dan teks berita yang dibuat oleh siswa. Adapun prosedur penelitiannya terdiri atas 3 tahap. yaitu : 1) perencanaan penelitian tindakan kelas; 2) pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaaan dan observasi serta refleksi ; 3) pembahasan data hasil penelitian. Hasil observasi awal diperoleh data bahwa 35 % siswa memperoleh nilai cukup. dan 65 % mendapat nilai kurang. Kesalahan siswa terletak pada struklur kalimat. kesalahan ejaan dan diksi. Selain itu, siswa mengalami kesuliian dalam menulis bagian-bagian teks berita,seperti menulis permulaan berita. pengembangan berita dan penutup berita. Teknik kolaborasi dapal mendorong siswa memiliki kemampuan untuk mengkoreksi kesalahan temannya agar lidak dilakukan kesalahan yang sama pada saal menulis teks berita. Hasil pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan teknik kolaborasi mengalami peningkatan. Pada siklus 1 sebanyak 46,4% ( 13 siswa) termasuk kategori kurang. 21.4% (6 siswa) kategori cukup, dan 32 % (9 siswa) kaiegori baik. Pada siklus II tidak ada siswa yang termasuk kategori kurang.. 28,5 % (8 siswa) termasuk kategori cukup. sebanyak 50 % (15 siswa ) termasuk kategori baik dan 21,4 % (6 siswa ) termasuk kategori baik sekali
Kata kunci: menulis teks berita/teknik kolaborasi PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek dalam belajar berbahasa di samping menyimak, berbicara dan membaca, akan tetapi aktivitas menulis belum membudaya di negeri ini. Pada umumnya, masvarakat kita Iebih menyukai membaca atau berbicara. Padahal, seperti yang dikatakan Tarigan (1995:4), budaya menulis merupakan ciri bangsa yang terpelajar.
Eman (Pikiran Rakyat, Met 2006) menyatakan, dari sudut kultur budaya kita tidak terbiasa dengan budaya tulis dan Iebih condong pada budaya bicara. Fakta seperti itulah yang menyadarkan kita bahwa. ternyata menulis bukan hal yang mudah. Menulis adalah sebuah proses pembelajaran dari berbagai macam kesulitan dan kegagalan. Prinsip bahwa menulis adalah keterampilan (skill) mungkin tepat dalam kasus ini, artinya menulis adalah hal
nyata yang dapat dipelajari dengan ketentuan dan kemampuan untuk terus mempraktikannya. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus diajarkan pada siswa. Terkait dengan keterampilan menulis, siswa dituntut agar mampu menyusun dan mengorganisasikan pemikiran, ide dan perasaaan dalam berbagai bentuk tulisan baik sastra maupun nonsastra, salah satunya adalah menulis teks berita. Sebagai keterampilan berbahasa yang paling kompleks, menulis menjadi keterampilan berbahasa yang paling kurang diminati oleh siswa karena mereka menyadari bahwa menulis menuntut sejumlah kemampuan. Berita merupakan hal yang tidak bisa lepas dengan kehidupan keseharian kita, berbagai media massa banyak bermunculan menyuguhkan teks berita dengan gaya yang menarik agar pembaca menjadi tergugah untuk membacanya. Sebagai masyarakat dan siswa pada khususnya, diharapkan mereka tidak hanya mampu inembaca teks berita saja dari media massa yang ada, tetapi mereka diharapkan mengetahui aturan - aturan menulis teks berita dan 1 mampu untuk menulis teks berita. Menulis teks berita merupakan salah satu materi yang terdapat di dalam kurikulum SMP. Bagi siswa, membaca komik, cerpen, atau novel tampaknya lebih menarik daripada membaca teks berita. Jika begitu. pembelajaran menulis teks berita dapat dianggap membosankan dan tidak menarik bagi siswa. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Menulis Teks Berita Pembelajaran menulis teks berita adalah suatu bentuk kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada kegiatan menulis teks berita. Pengertian Teknik kolaborasi Teknik kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Pengertian Berita Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:140), berita diartikan sebagai cerita/keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat; kabar; laporan; pemberitahuan; pengumuman. Sedangkan dalam The New Grotier Webster international Dictionary, menyebutkan berita sebagai berikut: Berita adalah (1) informasi hangat tcntang sesuatu yang telah terjadi atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya;(2) Informasi scperti yang disajikan oleh media contohnya pada sprat kebar. radio 'itui televisi : (3) sesuatu atau seseorang yang dipandang olch media merupakan subjek yang layak untuk diberitakan. Definisi lainnya menurut Charnley, (dalam Kusumaningrat dan Kusumaningrat 2006:39) . berita
adalah laporan aktual tentang fakta - fakta dan opini yang menarik atau pentingatau keduanya, bagi sejumlah besar orang. {News is the timely report of facts or opinion that hold interest or importance, or both, for a considerable number of people). Dalam ilmu jurnalistik. Mitchell (dalam Widodo, 1997:17) mendefinisikan, berita adalah segala sesuatu yang hangat. aktual dan menarik perhatian banyak orang (news is anything timely that interest a number of person). Untuk mempertegas pendapat dari Charnley tentang berita tersebut, Widodo (1997:17) menambahkan pengertian berita sebagai fakta atau informasi yang ditulis oleh wartawan dan dimual di media pers. seperti surat kabar, majalah, radio atau televisi. Secara praktis berita dapat didefinisikan sebagi laporan tentang suatu peristiwa yang sudah terjadi yang dipandang penting untuk menentukan sikap serta tindakan. Semua definisi selalu mengandung 4 unsur berikut ini (Deliveri,Oktober2006): 1) peristiwa merupakan perubahan keadaan; 2) peristiwa yang dilaporkan selalu terjadi; 3) peristiwa tersebut dilaporkan manusia; 4) peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan dan minat masyarakat; Pengertian Teknik Kolaborasi Menurut A. Chaedai Alwasilah dan Senny Suzzana Alwasilah ( 2005 : 21). Pengertian teknik kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Sejawat yang diajak berkolaborasi itu disebut kolaborator. Kolaborasi adalah ajang bertegur sapa dan bersilaturahni ilnm pengetahuan. disitu ada pembelajaran berjamaah / bersama (social learning). Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang memiliki kelebihan tersendiri. Metode kolaborasi biasa digunakan untuk melatih dan memberdayakan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pada kelas besar. biasanya dibuat menjadi kelompok kecil untuk berkolaborasi. Dalam kelompoknya masing - masing, siawa membaca hasil tulisan icmannya. kemudian mengoreksi. Kolaborasi ini bukan arena untuk mencari kesalahan orang lain , tetapi untuk belajar dari kesalahan - kesalahan. kemudian sama - sama memperbaikinya supaya kesalahan bisa dihindari. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kolas). Penelitiar. lindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2006 :12). Peneliti memilih metode ini karena PTK
berusaha mengkaji dan merefleksikan untuk pendekatan pembelajaran dongan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Pemilihan metode ini juga didasarkan pendapat Zainal Aqib ( 2006.18), PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. PTK dilaksanakan dalam benluk proses pengkajian bcrdaur ulang (siklus) yang di gambarkan untuk melukiskan siklus demi siklus dalam PTK. Wardani (2002:1-4) menyatakan bahwa ciri - ciri perbedaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian lain adalah sebagai berikut: 1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru 2. bahwa praktik yang dilakukannya selam ini di kelas memiliki masalah yang perlu diselesaikan. 3. Self Reflective Inquiry yaitu penelitian melalui refleksi diri. PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti, guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di kelas. apa dampak tind? bagi siswa dan kemudianmkan tersebut memikirkan mengapa dampaknya seperti itu. Guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya dan kemudian encoba memperbaiki kelemahan dan mengulanginya bahkan menyempurnakan tinda kan yang sudah dianggap baik. 4. PTK bertujuan dilakukan di kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. 5 PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus. selama kegiatan penelitian dilakukan. dalam PTK dikenal adanya observasi - siklus pelaksanaan berupa pola : perencanaan – pelaksanaan – refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus atau satu daur. Oleh karena itu. setiap tahap akan berulang kembali hasil dari refleksi akan menjadi masukan pada perencanaan kembali untuk siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMPN 1 Kadungora yang merupakan sekolah tempat penulis melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) pada tahun Ajaran
2011/2012 semester ganjil. Sebelum melakukan penelitian. peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran menulis teks berita di sekolah tersebut. Observasi awal dilaksanakan hari Sabtu, 23 Januari 2011. Observasi ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Siti Aminah, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia kelas VIIIA, didapatkan keterangan bahwa selama ini pembelajaran menulis teks berita lebih ditekankan pada penugasan kepada siswa untuk mencari sendiri berita - berita baik yang siswa temukan atau yang siswa alami. Selain itu siswa juga bisa mencarinya di media cetak dan elektronik, setelah itu, siswa membuat teks berita. Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa pengalaman belajar siswa lebih ditujukan pada pengenalan berita. Namun. sayangnya siswa kurang mendapat bimbingan dalam praktik menulis teks berita itu sendiri. Observasi tahap kedua dilaksanakan dengan meminta langsung pada siswa untuk membuat teks berita. Berdasarkan hasil penugasan. diperoleh data sebanyak 65% siswa kurang mampu menulis teks berita dengan baik, dan sisanya hanya 35 % siswa yang memperoleh nilai cukup. Kesalahan siswa pada umumnya terletak pada ketidaklengkapan menyajikan unsur- unsur berita (5W1H), kesalahan struktur kalimat. kesalahan ejaan dan diksi. Selain itu, siswa juga masih mengalami kesulitan dalam menulis bagian - bagian teks berita, seperti menulis permulaan berita. pengembangan berita dan penutup berita. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Kegiatan penelitian kelas dilaksanakan dalam dua siklus. pada siklus pertama terdapat 2 kali pertemuan dan pada siklus kedua terdapat 1 kali pertemuan. Jumlah pertemuan dalam dua siklus adalah 3 pertemuan. Adapun alokasi waktu masing masing pertemuan adalah (2x40 menit). Pelaksanaan tindakan ini berlangsung dari tanggal 27 Januari - 3 Februari 2011. Pelaksanaan setiap siklus dapat dilihat dalam uraian berikut: Analisis Teks Berita Siklus I Peneliti menganalis teks berita karya siswa berdasarkan kriteria - kriteria yang telah ditentukan. kemudian mengelompokannya berdasarkan skala 5 sesuai dengan jumlah skor yang diperolehnya. Berdasarkan analisis berita siklus I, diperoleh data sebanyak 32.% siswa mampu menulis teks berita, 21,4% siswa cukup mampu dan 46,4%. siswa kurang mampu.
Pada siklus ini, peneliti mengambil 3 teks berita siswa. Analisis ketiga teks berita tersebut akan dilakukan di setiap siklus, sehingga peneliti mengetahui penurunan atau peningkatan yang dialami siswa. Berikut ini analisis ketiga teks berita yang dibuat siswa. Analisis Teks Berita Siklus II Sebagaimana analisis pada siklus 1. pada siklus II peneliti juga menganalisis teks berita tulisan siswa berdasarkan kriteria - kriteria yang telah ditentukan. kemudian mengelompokannnya berdasarkan skala lima sesuai dengan jumlah skor yang diperolehnya. Berdasarkan analisis teks berita pada siklus II. diperoleh data sebanyak 28,5% siswa termasuk kategori cukup, 50% siswa termasuk kategori baik dan 21,4% siswa termasuk kategori baik sekali. Berikut ini adalah analisis terhadap tiga teks berita karya siswa yang sebelumnya pada siklus 1 mendapatkan kategori rendah. cukup dan baik. Adapun data lainnya diperoleh dari analisis jurnal siswa. Berdasarkan analisis jumal siswa, diperoleh data hihawa mayoritas siswa mcrespon positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Hal tersebut ditunjukkan dengan jawaban siswa yang pada umumma mercspon positif pembelajaran yang dilaksanakan sebanayak 53.5.&, siswa yang merespon negative sebanyak 28.5 %. Berdasarkan data di atas. dapat diketahui bahwa kemampuan siswa pada siklus II lebih baik daripada sebelumnya. Meski begitu. ada pula siswa yang kemampuannya sama seperti sebelumnya. Berikut ini disajikan jumlah siswa yang mendapatkan nilai sesuai kategorinya. Kemampuan tertinggi, terendah, dan rata rata dalam menulis teks berita dengan teknik kolaborasi berdasarkan tabel 4. 10 diperoleh data sebagai berikut Berdasarkan data di atas. dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan siswa pada siklus I dan siklus II yaitu sebagai berikut : 1) Tingkat kemampuan tertinggi siswa pada siklus I hanya berjumlah 78. kemudian pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 14 point sehingga jumlahnya menjadi 92. 2) Tingkat kemampuan terendah siswa pada siklus I jumlahnya scbesar 44. kemudian pada siklus II mengalami peningkalan sebanyak 12 point sehingga jumlahnya menjadi 56. 3) Tingkat kemampuan rata - rata siswa pada siklus I jumlahnya hanya sebesar 61.7 kemudian pada siklus II mengalami peningkatan sebanayak 13, 8 point sehingga jumlahnya menjadi 75,5.
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan skor hasil kemampuan siswa dari setiap siklus. pada umumnya siswa mengalami peningkatan dalam menulis teks berita. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita bervariasi, terdapat siswa yang peningkatannya cukup pesat dan ada pula yang lambat. bertahap. Kesulitan siswa dalam menulis teks berita pun berbeda - beda. Di antaranya ada yang kesulitan dalam menulis permulaan berita- pengembangan berita maupun bahasa jurnalistik. Pada siklus I, siswa yang termasuk kategori kurang sebanyak 46.4%. kategori cukup sebanyak 21.4 % dan kategori baik sebanyak 32%. Pada siklus II. tidak ada yang termasuk kategori kurang. kategori cukup 28.5 %, baik sebanyak 50 % dan baik sekali sebanyak 21,4 %. Berdasarkan data tersebut. dapat diketahui kemampuan siswa umumnya meningkai. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). sekurang-kurangnya penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, dan penelili mengakhiri penelitian pada siklus ke-2. Penelitian berakhir pada siklus 2 karena mayoritas nilai siswa telah mengalami peningkatan. Dengan berhasilnya pembelajaran ini, artinya teknik kolaborasi yang peneliti gunakan dalam pembelajaran menulis berita dapat dinilai telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa. Kesulitan siswa dalam menulis teks berita menurut jurnal siswa sudah berkurang, kesulitan yang terjadi pada siklus I yaitu terletak pada pcnulisan susunan kalimat dan diksi dan pada siklus II kesalahan tersebu( sudah jauh berkurang. Mayoritas siswa menyatakan bahwa pada pertemuan ketiga ini siswa sudah lebih mengerti dalam hal menulis teks berita daripada sebelumnya. Siswa menyatakan bahwa pada pertemuan ke tiga ini siswa jadi lebih tahu bagian -bagian yang salah dari hasil tulisan mereka dan bagiamana cara memperbaikinya. Simpulan Pembelajaran dengan teknik kolaborasi memunculkan berbagai perilaku belajar siswa yang positif diantaranya memberi porsi yang sangat besar bagi siswa untuk aktif berperan dalam mengkonstruksi pengetahuan di dalam dirinya melalui proses terlibat langsung dengan materi ajar karena sesungguhnya siswa telah memiliki pengetahuan awal, bahkan mampu mencari informasi sendiri yang lebih bermutu dibandingkan guru. Tugas guru adalah memandu siswa membentuk pengetahuannya sendiri melalui kegiatan yang melibatkan peran aktif siswa. Metode kolaborasi ini juga mampu menanamakan kerja sama, toleransi terhadap pendapat orang lain, karena kerja kelompok menekankan revisi yang memungkinkan siswa mengajari sejawat dan memungkinkan penulis
yang agak lemah mengenal ulasan karya sejawat yang lebih kuat. Satu hal penting adalah bahwa metode ini mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok dan meyajikan suasana kerja yang akan mereka alami dalam dunia profesional di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. dkk ("995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Frlangga Ansm Dadang S. dan Khaerudin Kurniawe.n. (2005V bab.asa furriclistik. Bandung : Pusat Studi Lilcrasi. Aqib. Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Aluasilah. C'haedar. (2005) Pokoknya Menulis: dengan Metode Kolabarasi. Bandung: Kihlat Buku Utama. 2007. Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas. (2004). Ktirihdum 2006 Sekolah Menengah Pertama. Jakarta
iman. Yayan S. (2006). Ajarkan Siswa Menulis. [online]. I'ersedia wuw.pikiranrakyat.or.id. [31 Mei 2005] Harianto. Didik. (2007). Penggunaan Sews Value (Kriteria Loyak lieriia) untuk Kepala Berita (lead) Sebudh Beriiu. [online). Tersedia : vvww.didikharianlo.wordprcss.com (I Januari 2007]. Hcrnowo. (2001). Mengikat Makna. Bandung : Mian Media Utama (MMU) Kusumaningrat, llikmai dan Purnuma Kusumaningrat. (2006). Jurrtalistik Teori dan Praktik Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nurgianloro, Burhan Penilaian da/am pengajaran Bahasa dun Sa\ira Edisi //. Yogyakarta: BPFF. 1995. Nurhayati, Cucu. (2006). Pembelajaran Menulis Teks fieri/a dengan Teknik Scramble pada Siswa Kelas VIIISMP Seko/ab iaboraiorium Percontohan UPI 'latum Ajaran 2005 / 2006. . Skripsi. FPBS.I PI. Bandung : tidak diterbitkan. Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampi/an Bahasa. Bandung: Angkasa. Widodo. (1997). Teknik Menulis Berita di Sural Kabar dan Majalah. Jakarta : Gramedia