PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN PENOKOHAN NOVEL 728 HARI KARYA DJONO W. OESMAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh Theresia Novita Dwi Puspitasari NIM: 121224104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN PENOKOHAN NOVEL 728 HARI KARYA DJONO W. OESMAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh Theresia Novita Dwi Puspitasari NIM: 121224104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Terima kasih saya ucapkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. Karya ini akan saya persembahkan untuk: Kedua orang tua saya, bapak Victorius Samiyoto dan Maria Magdalena Eni Wayantari, S.Pd yang selalu mendukung dan memberi semangat serta mendoakan saya dalam membuat skripsi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
“Aku berpikir terus menerus berbulan-bulan dan bertahun-tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. untuk yang keseratus aku benar.”
(Albert Einstein)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga data yang dihasilkan berupa kutipan kata-kata. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan implementasi langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II dalam tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Langkah-langkah tersebut terbentuk dari enam langkah, yaitu; (1) orientasi (2) membaca sinopsis novel 728 Hari dalam kelompok asal; (3) diskusi kelompok ahli; (4) presentasi kelompok; (5) guru memberikan penguatan hasil diskusi; (6) guru membimbing siswa mengambil kesimpulan. Dalam hasil kajian penelitian, peneliti menemukan tokoh dan penokohan dalam novel 728 Hari, yaitu Eva Meliana Santi yang menjadi tokoh utama. Eva digambarkan sebagai gadis yang pintar dan kuat menjalani sisa hidupnya untuk berbuat kebaikan pada sesama. Tokoh tambahan dalam novel tersebut, yaitu Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, dan dr Anton. Sedangkan, teknik analitik dan teknik dramatik penokohan tersebut ditandai dengan pernyataan langsung dan tidak langsung. Berkaitan dengan analisis tokoh dan penokohan novel 728 Hari tersebut, peneliti menyesuaikan isi yang tertera di dalam standar isi, yaitu SK/KD matapelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester I mengenai keterampilan membaca yang ada dalam SK. 7 dan KD. 7.2 tentang menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan, kemudian merelevansikannya dengan bahan ajar berupa silabus dan RPP. Kemudian peneliti akan mendeskripsikan pembelajaran sastra tersebut, kedalam langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif model jigsaw II.
Kata kunci: Kooperatif Jigsaw II, Bahan Pembelajaran, dan Membaca.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Cooperative Method of Jigsaw II Model in Character and Characterization Learning by Djono W. Oesman's 728 Hari for 11th Grade Semester 1 Senior High School Students. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University.
This research aimed to describe cooperatif method of Jigsaw II model in character and characterization learning by Djono W. Oesman's 728 Hari for 11th Grade, Semester 1, Senior High School Students. This research also used qualitative descriptive method, so that the produced data will be citation of words. The result of this research showed the implementation of Jigsaw II model cooperative learning steps in character and characterization by Djono W. Oesman's 728 Hari. Those steps are formed from six steps, which are; (1) orientation; (2) reading the novel's synopsis; (3) expert group discussion; (4) group presentation; (5) teacher gives reinforcement of discussion result; (6) teacher guides students to make conclusion. The researched result is, the researcher found the character and characterization of 728 Hari, Eva Meliana Santi who is the main character. Eva was ilustrated as smart girl who was strong in facing the rest of her life to do good things for others. The additional characters at that novel, which are Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, and dr Anton. Meanwhile, characterization analytic technique and characterization dramatic technique was marked by direct and indirect questions. Related to the character and characterization analysis from 728 Hari, the researcher adjusted the content with the content standard, which are Competency Standard/Basic Compentence of Bahasa Indonesia subject for 11th grade, semester 1 related to reading skills which exists in Competency Standard 7 and Basic Compentenc 7.2 about analyzing intrinsic and extrinsic elements of Indonesia or translated novel.
Keywords: Cooperative Jigsaw II, Learning Materials, and Reading.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis haturkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II Dalam Pembelajaran Tokoh Dan Penokohan Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi PBSI yang selalu memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi PBSI
yang
selalu
memberikan
dorongan
bagi
penulis
untuk
menyelesaikan skripsi. 4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan skripsi. 5. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan skripsi. 6. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan pengetahuan, wawasan, dan ilmu yang dapat menjadi bekal masa depan bagi penulis. 7. Bapak Robertus Marsidiq, selaku sekretaris
PBSI yang telah
memberikan pelayanan administrasi di Prodi PBSI. 8. Ayahanda, Victorius Samiyoto dan Ibunda, Maria Magdalena Eni Wayantari S.Pd., selaku orang tua yang telah memberikan kasih sayang serta untaian doa yang tidak pernah putus untuk anak-anaknya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN MOTO ....................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 E. Batasan Istilah ...................................................................................... 7 F. Sistematika Penyajian .......................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 10 A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 10 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Landasan Teori ..................................................................................... 12 1. Metode Kooperatif ......................................................................... 12 a. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif....................... 13 b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ............................................ 14 c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif .......................... 15 2. Model Jigsaw II .............................................................................. 16 a. Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II ............................................. 17 b. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw II ............................... 20 3. Metode Pembelajaran ..................................................................... 22 4. Pembelajaran Sastra di SMA ......................................................... 23 5. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP .................................................. 24 a. Silabus ...................................................................................... 25 b. RPP........................................................................................... 26 6. Novel .............................................................................................. 27 7. Tokoh ............................................................................................. 28 a. Tokoh Sentral .......................................................................... 29 b. Tokoh Bawahan ...................................................................... 29 8. Penokohan ..................................................................................... 30 9. Pendekatan Struktural .................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 34 B. Metode Penelitian................................................................................. 34 1. Pendekatan ..................................................................................... 34 2. Metode............................................................................................ 35 C. Data dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 35 D. Instrumen Penelitian............................................................................. 36 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36 F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 38 B. Pembahasan Metode Kooperatif model Jigsaw dalam Pembelajaran Novel 728 Hari .................................................................................... 39 1. Hasil Penelitian .............................................................................. 40 a. Orientasi ................................................................................... 41 b. Membaca .................................................................................. 41 c. Diskusi Kelompok Ahli ........................................................... 42 (1) Tokoh Utama/Sentral ......................................................... 42 (2) Tokoh Tambahan ............................................................... 54 (3) Teknik Analitik .................................................................. 75 (4) Teknik Dramatik ................................................................ 76 d. Diskusi Kelompok Asal ........................................................... 95 (1) Tokoh Utama/Sentral ......................................................... 95 (2) Tokoh Tambahan ............................................................... 96 (3) Teknik Analitik .................................................................. 97 (4) Teknik Dramatik ................................................................ 98 e. Laporan Kelompok................................................................... 100 f. Guru Memberi Penguatan ........................................................ 100 g. Guru Membimbing Siswa Mengambil Kesimpulan ................ 101 C. Bahan Ajar ........................................................................................... 103 1. Silabus ...................................................................................... 103 2. RPP........................................................................................... 111 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 142 B. Saran ..................................................................................................... 147 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 148 LAMPIRAN .................................................................................................... 150 BIODATA PENULIS ..................................................................................... 160
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga, pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal. Dengan menggunakan metode kooperatif model jigsaw II, siswa akan lebih efektif dan optimal dengan hasil belajarnya. Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif. Karena mereka beranggapan, telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan (dalam Rusman, 2011: 218) bahwa “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.” (dalam Rusman, 2011: 216) mengemukakan lima unsur dasar model pembelajaran kooperatif model jisgaw II, yaitu: (1) ketergantungan yang positif, (2) pertanggung jawaban induvidual, (3) kemampuan bersosialisasi, (4) tatap
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
muka, dan (5) evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok. Tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa, untuk mencapai tujuan kelompok siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan. Artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya (Rusman, 2011: 219). Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni: (1) cooperative tesk atau tugas kerja sama dan (2) cooperative incentive structure, atau struktur insentif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang, menyebabkan anggota kelompok kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. sedangkan stuktur insentif kerja sama, merupakan suatu hal yang membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut. Pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena, anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya hasil pembahasan itu, dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya (Rusman,2011: 219).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah, menggunakan sebuah buku bacaan novel. Media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Arsyad,2007: 1-4). Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra berawal dari kesusastraan Inggris pada awal abad ke-18. Pada perkembangannya hakikat novel diungkapkan oleh beberapa pengamat sastra lain, yaitu novel diartikan sebagai suatu cerita dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif. Sedangkan untuk tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. (dalam Nurgiantoro, 2002 : 165), memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca (Wahyuningtyas dan Santoso, 2011: 3). Penokohan sebagian besar tokoh-tokoh yang ada dalam karya fiksi adalah tokoh-tokoh rekaan. Kendati berupa rekaan atau hanya imajinasi pengarang, masalah penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Semakin berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan salah satu alasan pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang Sumardjo (dalam Zainuddin, 2002: 86). Metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam menganalisis suatu cerita yang tertulis di dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman akan digunakan oleh peneliti untuk penelitiannya yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman Untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Unsur yang disampaikan berupa unsur intrinsik yaitu tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Agar penggunaan kooperatif model jigsaw II lebih mendalam, peneliti hanya akan berfokus pada tokoh dan penokohannya saja. Gambaran cerita dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah, tokoh bernama Eva Meliana Santi yang mengidap penyakit Lupus. Penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya dan dokter memvonis hanya bisa bertahan hidup dalam waktu 728 hari. Selama hidupnya Eva sudah banyak melakukan pengobatan sampai ia harus beberapa kali berganti dokter dan rumah sakit suatu ketika penyakit Eva diketahui oleh pihak dokter saat melakukan pengeboran dibagian tulang punggung Eva untuk mengambil sempel cairan tulang sumsum. Yang dilakukan oleh dr Chaterine. Berdasarkan cerita novel 728 Hari karya Djono W. Oesman tersebut kisah hidup Eva Meliana Santi dan semangatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
sungguh menginspirasi bagi banyak orang. Kisah cintanya sungguh dramatis. Kisah perjuangan ibu Sugiarti yang merawat sungguh membuat haru. Alasan peneliti menggunakan novel ini karena banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita novel 728 Hari karya Djono W. Oesman tentang inspirasi kehidupan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih analisis struktural untuk menganalisis novel 728 Hari karya Djono W. Oesman yang kemudian akan dikaitkan dengan pembelajaran sastra menggunakan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw untuk siswa SMA kelas XI semester I.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas ialah bagaimana penerapan dengan metode koopretif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah mendeskripsikan penerapan metode koopretif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, mahasiswa dan peneliti sendiri. 1. Manfaat bagi guru bahasa Indonesia Membantu guru dalam mengajarkan pembelajaran sastra khususnya dalam menganalisis unsur intrinsik tokoh dan penokohan dengan menggunakan metode kooperatif model jigsaw II. 2. Manfaat bagi siswa Membantu siswa untuk lebih memahami tentang unsur intrinsik dalam novel, khususnya tokoh dan penokohan. 3. Manfaat bagi mahasiswa Memberikan sumbangan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan metode kooperatif model jigsaw II dan objeknya. 4. Manfaat bagi peneliti Menambah pengetahuan mengenai sastra, khususnya unsur intrinsik yaitu tokoh dan penokohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
E. Batasan Istilah Sebagai penelitian, peneliti membuat beberapa batasan istilah yaitu: 1. Metode Kooperatif Kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Ngalimun, 2014: 161). 2. Model Jigsaw Termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintaks pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan ajar membuat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi (Ngalimun, 2014: 169). 3. Metode Pembelajaran Seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran (dalam Taniredja, 2014: 1). 4. Pengajaran Sastra di SMA Pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
5. Silabus Seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas (Muslich, 2007: 23). 6. RPP Rancangan pembelajaran mata pelajaran perunit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 45). 7. Novel Bentuk sastra yang paling populer di dunia (Sumardjo, 1988: 37). 8. Tokoh Orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu, seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiantoro, 2002: 165). 9. Penokohan Individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (dalam Ismawati, 2013: 70). 10. Strukrtural Karya sastra yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan (Nurgiantoro, 1995: 37).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
F. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian ini terdiri dari lima bab. Bab I pada penelitian ini berisi pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan 6 hal, yaitu: (1) latar belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan (6) sistematika penyajian, selanjutnya bab II dalam penelitian ini berisi landasan teori. Pada bab ini, akan diuraikan mengenai, (1) penelitian yang relevan, (2) kajian teori, dan (3) kerangka berpikir, selanjutnya bab III dalam penelitian ini berisi metodologi penelitian. Pada bab ini akan diuraikan mengenai, (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data penelitian, (3) metode penelitian, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis data, selanjutnya bab IV dalam penelitian ini berisi hasil pembahasan dan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan 2 hal, yaitu: (1) deskripsi data, dan (2) pembahasan hasil analisis yang ditemukan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dan yang trakhir adalah bab V dalam penelitian ini, peneliti mendeskrisikan megenai kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Dalam penelitian relevan ini, peneliti menemukan beberapa penelitian yang menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw sebagai strategi pembelajaran dan pengajaran sastra. Penelitian tersebut dilakukan oleh Benediktus Brian Prasetyo (2011), Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011), dan Utari Irmina Budi (2009). Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Benediktus Brian Prasetianto (2011) berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Melalui penelitiannya, Benediktus berfokus pada jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI jurusan Bahasa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 25 orang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil dilaksanakan, dan dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa yang ditandai, dengan meningkatnya nilai rata-rata dan presentase motivasi belajar dan prestasi siswa. Penelitian terdahulu yang kedua, yaitu Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011) dengan judul “Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Novel Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Budi Subanar Untuk Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas XI Semester I”. Tujuan dari penelitian Delsiana, yaitu mendeskripsikan metode inkuiri terhadap tokoh dan alur novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk siswa SMA kelas XI semester I. Hasil dari penelitiannya berupa penelitian deskriptif kualitatif, karena isi dari penelitian tersebut berupa gambaran metode inkuiri dan data diperoleh dari novel Hilangnya Halaman Rumahku. Penelitian yang ketiga, yaitu Utari Irmina Budi (2009) berjudul “Peningkatan Kemampuan Kerja Sama Dalam Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw”. Hasil penelitian Utari merupakan jenis Penelitian Tindak Kelas (PTK). Bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan kerja sama siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2008/2009, dalam pembelajaran menulis dan mengetahui peningkatan aspek tatap muka antar anggota kelompok dalam pembelajaran menulis di SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2008/2009. Peneliti menggunakan subjek penelitiannya, yaitu siswa sebanyak 18 siswa kelas X di SMA Stella Duce Bantul. Perbedaan penelitian yang saya buat dengan peneliti sebelumnya, yaitu Benediktus Brian Prasetyo (2011), Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011), dan Utari Irmina Budi (2009), adalah lebih kepada pembelajaran membaca novel dengan menggunakan metode koopertif model jigsaw II. Kemudian di dalam penelitian saya, saya akan mendeskripsikan langkah-langkah metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kooperatif model jigsaw II. Dengan merelevansikannya menggunakan bahan ajar berupa silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Peneliti juga merasa bahwa penelitiannya, dapat dijadikan bahan pengajaran sastra di SMA kelas XI semester I, karena sesuai dengan standar isi, yaitu SK/KD pada keterampilan membaca 7 dan KD. 7.2 tentang analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Kemudian saya menggunakan novel berjudul 728 Hari karya Djono W. Oesman dengan tahun terbit pada bulan oktober 2015, sebagai media untuk menganalisis unsur intrinsik tokoh dan penokohannya. Penulis dalam novel 728 Hari juga termasuk seorang tokoh wartawan yang bekerja di kantor Jawa Pos Surabaya. Dalam penelitian, peneliti juga menggunakan analisis struktural tujuannya, agar lebih mudah untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. B. Landasan Teori 1. Metode Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif dibagi menjadi empat model yang dikembangkan dari pendekatan kooperatif ini, yaitu: (a) model STAD (Student Teams Achivement Division); (b) model jigsaw; (c) model investigasi kelompok; dan (d) pendekatan struktural. Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Jigsaw (Muhammad Nurdin, 2011: 120). Model jigsaw adalah sebuah metode belajar kooperatif, yang menitikberatkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie (dalam Rusman,2011: 201), bahwa pembelajaran kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
model jigsaw ini merupakan model belajar yang kooperatif, dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas lima sampai dengan enam orang secara heterogen. Kemudian siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. a. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran, yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif
dapat
dijelaskan
dalam
beberapa
perspektif, yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok; 2) perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar. Karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan; 3) perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi (Sanjaya, 2006: 242).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif menurut (Ibrahim Muslimin, 2000: 3), terdapat empat ciri-ciri yang menjadi dasar keberhasilan kelompok belajar, yaitu: 1) Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswanya kompak dan mencapai keberhasilan belajar secara bersama-sama. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan
pelaksanaan
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya; (b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif; (c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes. 3) Kemampuan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip keberhasilan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajar kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4) Keterampilan Bekerja Sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu
didorong
untuk
mau
dan
sanggup
berinteraksi
dan
berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah.
c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (2005: 4) terdapat tujuh unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6) Siswa dibagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual meteri yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Model Jigsaw Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zig-zag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Siswa-siswa
ini
bekerja
sama
untuk
menyelesaikan
tugas
kooperatifnya dalam: (a) belajar dan menjadi ahli dalam sub topik bagiannya; (b) merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut kembali lagi ke kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam sub topiknya dan mengajarkan informasi penting dalam sub topik tersebut kepada temannya. Ahli dalam sub topik lainnya juga bertindak serupa, sehingga
seluruh
siswa
bertanggung
jawab
untuk
menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan. a. Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II Kegiatan pembelajaran jigsaw menurut Rusman (2011: 217) yang dilakukan oleh para siswa menyangkut beberapa hal, yaitu: 1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut. 2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut. 3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tim ahli. 4) Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Agar lebih jelas peneliti membuat contoh skema model jigsaw sebagai berikut: Kel
Kel
Kel
Kel
Kel
Kel
Asal 1
Asal 2
Asal 3
Asal 4
Asal5
Asal 6
Kel
Kel
Kel
Ahli 1
Ahli 2
Ahli 3
Kel Asal 7
Kel Ahli 4
Materi 1
Materi 2
Materi 3
Materi 4
Tokoh utama
Tokoh tambahan
Teknik analitik
Teknik dramatik
Model pembelajaran jigsaw dibedakan lagi menjadi tiga bagian, yaitu jigsaw I, jigsaw II, dan jigsaw III. Peneliti disini akan lebih berfokus dengan menggunakan model jigsaw II (Slavin, Isjoni, 2007: 75). Jigsaw II dapat digunakan manakala bahan yang akan dipelajari ditulis dalam bentuk narasi. Jigsaw II amat cocok digunakan pada pelajaran Ilmu Sosial, Sastra, beberapa bagian IPA. Dalam jigsaw II, siswa-siswa bekerja dalam kelompok-kelompok heterogen, sama seperti dalam STD. Kepada siswa diberikan bab-bab atau unit-unit lainnya untuk dibaca, dan juga diberikan “lembar ahli” yang memuat topik-topik yang berbeda untuk setiap anggota team dimana setiap anggota itu harus memusatkan perhatian pada apa yang diterimanya ketika ia membaca. Bila semua anggota telah selesai membaca, maka siswa dari team-team yang berbeda bertemu dalam suatu “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka selama 30 menit. Kunci untuk keberhasilan Jigsaw II adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
temannya yang ada dalam kelompoknya untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk dapat berhasil dalam asesmen atau kuis (Isjoni dkk, 2007: 75). Berdasarkan teori dan beberapa pengertian yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pembelajaran jigsaw yang dikembangkan oleh tokoh pertama kali, yaitu bernama Elliot Aronson. Kemudian, beberapa kali dikembangkan lagi oleh Slavin menjadi tiga bagian model jigsaw. Jigsaw I dan jigsaw II pada dasarnya sebenarnya sama, namun ada beberapa aspek yang membedakannya. Jigsaw II merupakan sebuah adaptasi dari teknik jigsaw Elliot Aronson (1978). Jigsaw II dalam hal ini juga membantu siswa belajar setiap matapelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Seperti halnya pada jigsaw I, setiap siswa menjadi ahli dalam materi yang ditugaskan. Berikut adalah, sintaks langkah-langkah pembelajaran jigsaw I yang pertama kali dikembangkan oleh Elliot Aronson: 1. Peserta didik dikelompokkan, dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. 2. Tiap peserta didik dalam tim mendapat materi yang sama, dan membaca semua materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
3. Tiap peserta didik dalam tim berbagi tugas untuk membagi materi (sub bab mereka). 4. Peserta didik masuk ke dalam kelompok ahli masing-masing. 5. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli peserta didik kembali ke alam kelompok asal. 6. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya. 7. Guru memberi evaluasi. 8. Penutup. Setelah peneliti mengerti, dan tahu beberapa langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di dalam pembelajaran model jigsaw I. Peneliti kemudian membandingkannya, dengan langkah-langkah pembelajaran model jigsaw II yang telah dimodifikasi oleh Slavin ke dalam langkah-langkah pembelajaran jigsaw II. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran model kooperatif jigsaw II yang telah dimodifikasi: 1. Orientasi Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw dalam proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2. Membaca Peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari. 3. Diskusi kelompok ahli Peserta didik yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli. 4. Presentasi kelompok asal Setelah berdiskusi sebagai tim ahli setiap kelompok kembali ke dalam kelompok asal untuk mepresentasikannya, dan anggota kelompok yang lain mendengarkan. 5. Pendidik memberikan penguatan pada hasil diskusi 6. Guru membimbing peserta didik mengambil kesimpulan. Sepintas sintaks model pembelajaran kooperatif model jigsaw II hampir sama dengan jigsaw I, seperti yang telah dipaparkan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw di atas. Salah satunya, dalam model jigsaw II membaca semua materi dapat membantu siswa untuk mendapat gambaran besar sebelum, mereka membaca kembali dan menemukan informasi yang berkaitan dengan topik yang ditugaskan. Kemudian apabila siswa harus membaca di kelas, bacaan tersebut harus dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari setengah jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Kelebihan dari model jigsaw II adalah bahwa semua siswa membaca, semua materi yang membuat konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah dipahami. Sedangkan, dalam jigsaw I siswa menerima penjelasan potongan materi dari teman kelompok asalnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa jadi siswa tersebut belum memahami materi. Jigsaw II sangat cocok digunakan apabila materi yang dipelajari berbentuk narasi tertulis seperti pelajaran sosial, sastra, beberapa bagian sains, dan pembelajaran lain yang lebih menekankan pada konsep daripada keterampilan. Oleh karena itu, peneliti memilih metode pembelajaran model jigsaw II dalam bahan ajar pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Menurut, peneliti model jigsaw II bisa dipakai dalam pemberian materi ajar seperti sebuah bab suatu cerita, biografi, dan bahan deskriptif lainnya. 3. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan, dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran. Pengertian seluruh perencanaan itu jika dikaitkan dengan konsep yang berkembang dewasa ini meliputi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, persiapan pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Mulai dari kegiatan pembuka/ awal, kegiatan inti dan penutupnya, serta media pembelajaran, sumber pembelajaran yang terkait, sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
penilaian pembelajaran. Dekat dengan istilah metode pembelajaran adalah sintaks, sintaks adalah urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan strategi dan metode yang dipilih (Suyono dan Hariyanto, 2011: 19).
4. Pembelajaran Sastra di SMA Yang dimaksud dengan pengajaran sastra adalah, pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati E, 2013: 1). Pengajaran sastra haruslah, menjadi bahan pembelajaran yang sesuai berdasarkan tingkatannya dalam kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran dijabarkan berdasarkan tujuan, yaitu yang berupa kompetensi yang akan dicapai dan sebaliknya tujuan itu sendiri, dimungkinkan tercapai jika ditunjang oleh bahan yang sesuai. Tujuan
pembelajaran
sastra
sebagaimana
terlihat
dalam
standar
kompetensi dasar di kurikulum KTSP sekolah tidak perlu lagi diperdebatkan. Sesuatu tersebut bermacam jenisnya, yang jika dipilih menurut Saryono (2009: 52-219) dapat berupa pengalaman, pengetahuan, kesadaran, dan hiburan. Kejelasan tujuan pembelajaran sastra, sebab dapat memberikan acuan bagi pemilihan bahan yang sesuai. Teks kesastraan adalah aspek bahan, maka pemilihan bahan pembelajaran haruslah yang memungkinkan berbagai tujuan dan manfaat tersebut dapat diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
5. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Dengan demikian, implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum (SK-KD) yang dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai rencana tertulis (Mulyasa, 2008: 178). Berikut ini, merupakan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester I: Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Membaca 7. Memahami
berbagai 7.2
Menganalisis
unsur-unsur
hikayat, novel Indonesia/ intrinsik dan ekstrinsik novel novel terjemahan.
Indonesia/ terjemahan.
Berdasarkan SK-KD yang ditentukan, peneliti dapat merumuskan indikator sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut: 1) Mampu
menjelaskan
pengertian
unsur
intrinsik
penokohan, alur, latar, tema, amanat, dan gaya bahasa.
meliputi
tokoh,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2) Mampu mengidentifikasi unsur tokoh berdasarkan langkah-langkah penentuan tokohnya. 3) Mampu
mengidentifikasi
unsur
penokohan
berdasarkan
teknik
penokohannya. 4) Mampu menganalisis tokoh dan penokohan berdasarkan langkah penentu dan teknik penyampainnya dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. a. Silabus Silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (dalam Muslih, 2007: 23).
Istilah
silabus
digunakan
untuk
menyebut
suatu
produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus (Mulyasa, 2008: 133), merupakan kerangka inti dari setiap kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut: 1) Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik, melalui suatu kegiatan pembelajaran. 2) Kegiatan
yang
harus
dilakukan
untuk
menanamkan/membentuk
kompetensi tersebut. 3) Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui, bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
b. RPP RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan guru, dalam pembelajaran matapelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP ini seorang guru diharapkan, bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan. RPP juga harus memiliki daya terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal (Muslich Masnur, 2007: 45). Langkah-langkah penyusunan RPP yang dilakukan guru (Muslich, 2007: 46) adalah: 1) Ambillah satu unit pelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. 2) Tulislah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut. 3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. 4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan 5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut 6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa 7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung materi dan tujuan pembelajaran 8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup 9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran. 10) Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan. 11) Tentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
sertakan kata kunci jawabannya. Jika penilaian berbentuk proses susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
6. Novel Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa fiksi, yang banyak mengungkapkan masalah-masalah kehidupan. Novel adalah suatu cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan, reprentatif dalam suatu alur ( Tarigan, 2012:16). Novel merupakan bentuk karya sastra sekaligus disebut fiksi, novel berarti sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang, tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek. Oleh sebab itu novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Novel sebagai karya sastra dapat memberikan hiburan dan manfaat bagi pembaca (Nurgiantoro, 1995: 11). Novel dikatakan sebagai hiburan, karena didalamnya tersaji suatu cerita yang indah. Pemilihan bahasa yang estetis dapat memberikan katarsis terhadap pembaca. Novel juga memberikan kegunaan bagi pembaca, karena di dalam karya sastra banyak terkandung pesan moral yang dapat diresapi, dan mempengaruhi pembaca dalam kehidupan sehari-hari dalam berperilaku (Wellek dan Warren, 1990: 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi unsur intrinsik tokoh dan penokohannya saja. Karena tokoh dan penokohan memiliki sub bab yang penting untuk diteliti maka peneliti menguraikan tokoh menjadi dua, yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh menurut sifatnya, yaitu tokoh protagonis dan antagonis, sedangkan tokoh bawahan di bagi menjadi tokoh andalan dan tokoh tambahan. Selain tokoh peneliti juga akan meneliti penokohannya, yaitu dengan cara menentukan teknik analitik dan teknik dramatik dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman karena peneliti merasa bahwa unsur intrinsik tokoh dan penokohan serta sub-sub bab dalam materi tersebut penting untuk dianalisis dengan pendekatan kooperatif model jigsaw untuk siswa SMA kelas XI semester I.
7. Tokoh Tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Abrams (dalam Nurgiantoro, 2002: 165), memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu. Seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh
cerita
menempati
posisi
strategis
sebagai
pembaca
dan
penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
a. Tokoh Sentral Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Syarat tokoh utama (Nurgiantoro, 2007: 176), yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Menjadi pusat penceritaan Paling terlibat dalam konflik dan klimaks Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain Membawakan moral dan tema cerita Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang Didukung oleh frekuensi kemunculan
Di dalam tokoh sentral atau tokoh utama terdapat (a) tokoh protagonis dan (b) tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan pimpinan dalam cerita. Tokoh ini ialah, tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, dan merupakan perwujudan normanorma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Konflik antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis ini akan berkembang terus. b. Tokoh Bawahan Tokoh bawahan atau tokoh sampingan adalah tokoh-tokoh yang membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan (Waluyo, 2011: 19) dibedakan lagi menjadi dua, yaitu: 1) Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang bisa diandalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya, dalam hal ini berperan sebagai pelaku cerita. Penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyarankan pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Staton dalam Waluyo dan Santosa).
Dengan demikian character dapat berarti pelaku cerita
dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dan perwatakan yang dimilikinya memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimilikinya (Wahyuningtyas dan Santosa, 2011: 3-5). 8. Penokohan Individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita menurut Sudjiman (dalam Ismawati, 2013: 70). Penokohan tokoh cerita mempunyai watak atau karakter yang mewarnai cerita tersebut. Ada yang berwatak jujur, penolong, humor, lucu, rajin, hormat, pengasih, penyayang, sabar. Atau berwatak keras, penantang, mudah tersinggung, kikir, sadis, kasar, cemburu, mudah curiga, pemalu, dan sabagainya. Pelukisan tokoh cerita membantu kita memahami jalan cerita serta tema yang tersirat dalam cerita itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Pelukisan sang tokoh dengan wataknya akan mempermudah kita memahami alur cerita. Teknik penggambaran tokoh menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Waluyo, 2011: 3) adalah sebagai berikut. 1) Secara analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung. 2) Secara dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh maupun pelaku lain. Watak tokoh disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh. Bahkan dari penampilan fisik dan gambaran lingkungan maupun tempat tokoh. Cakapan maupun lakuan tokoh dan pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pencerita bisa menyiratkan sifat wataknya. Metode ini membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri watak tokohnya.
9. Pendekatan Struktural Struktur pada dasarnya adalah seperangkat unsur, yang antarunsur atau seperangkat unsur itu terjalin satu hubungan. Menurut Pradopo (1987: 118), struktur adalah bangunan unsur-unsur yang bersistem dan antar masingmasing unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling menentukan, sedangkan struktural adalah cara kerja pendekatan terhadap karya sastra secara ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Analisis strukrtural karya sastra dalam hal ini fiksi dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsic fiksi yang bersangkutan (Nurgiantoro, 1995: 37). Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi, dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah keseluruhan. Analisis struktural tidak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi. Namun, yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai. Berbicara tentang struktur karya sastra bila dikaitkan dengan novel Pradopo mengatakan bahwa, novel merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa novel itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, dan saling menentukan, Oleh karena itu, unsur-unsur dalam novel bukan hanya berupa kumpulan hal-hal yang berdiri sendiri melainkan hal-hal yang saling terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung (Pradopo, 1987: 118). Strukturalisme merupakan cara berpikir tentang dunia karya sastra yang diciptakan pengarang terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur novel tersebut. Oleh karena itu, kodrat tiap unsur dalam struktur itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, melainkan maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur lainnya yang terkandung dalam struktur itu. Dengan pengertian seperti itu, maka analisis struktur novel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
adalah analisis novel ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya dalam novel, penguraian bahwa setiap unsur mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam struktur. Penerapan tinjauan struktural ini diprioritaskan untuk menganalisis novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Unsur-unsur intrinsik, seperti tokoh dan penokohan yang ada dalam novel ini akan diulas secara mendalam dengan menganalisis secara struktural. Analisis struktural dimaksudkan untuk menentukan tokoh utama dan teknik penokohannya yang ada dalam novel 728 Hari kaya Djono W. Oesman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena data utama dalam penelitian ini berupa kata-kata dan bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan. Penelitian ini menggunakan media bahan bacaan berupa novel yang berjudul 728 HARI karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Hal ini selanjutnya dijelaskan oleh Moleong (2006: 6), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. B. Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan, dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Pendekatan struktural bertujuan untuk menganalisis unsur tokoh dan penokohan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Dalam analisis itu diuraikan, mengenai siapakah tokoh utamanya dan cara menentukan tokoh utama. Serta peneliti juga menentukan, bagaimana teknik penokohannya dan peneliti mencoba mengimplementasikannya dengan metode kooperatif model jigsaw II pada siswa SMA kelas XI semester I.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2. Metode Metode yang dipakai oleh peneliti menggunakan metode deskriptif, karena penelitiannya menghasilkan data tertulis berupa pendeskripsian tokoh dan penokohan yang terkandung di dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Metode deskriptif diartikan, sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari, 2005: 73). Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitiannya dengan cara teknik membaca pada karya sastra berupa karya sastra novel berjudul 728 Hari karya Djono W. Oesman. Kemudian mencatat hal-hal yang menurut peneliti penting untuk diteliti. C. Data dan Sumber Data Judul
: 728 HARI
Pegarang
: Djono W. Oesman
Halaman
: 336
Penerbit
: Best Media
Tahun terbit
: 2015
Cetakan I
: Oktober 2015
Kota terbit
: Depok, Jawa Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, lebih cermat, lengkap, sistematis, dan mudah untuk diolah (Arikunto,2002: 136). Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut (Sugiono,2013: 240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, dengan menggunakan teknik simak dan mencatat atau menggaris bawahi bagian yang dianggap penting untuk dianalisis tokoh dan penokohan dalam bacaan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Mencari dan mengutip kalimat yang menunjukkan bahwa ada bukti tokoh dan penokohan di dalam bacaan novel tersebut. Mengelompokkan bagian-bagian tokoh dari tokoh utama, tambahan, teknik analitik, teknik dramatik. Kemudian, peneliti juga banyak membaca metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA. Peneliti juga mengambil beberapa reverensi sebagai gambaran untuk penelitiannya, agar sesuai dengan metode yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu berupa data kualitatif. Langkahlangkah yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu: 1) Peneliti mendeskripsikan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, menggunakan pendekatan struktural yang berupa unsur instrinsik novel tokoh dan penokohannya. Kemudian, peneliti menentukan siapa saja yang dianggap sebagai tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, teknik dramatik dan apa hubungannya di antara tokoh-tokoh tersebut. 2) Peneliti mendeskripsikan tokoh utama yang dilakoni di dalam novel berjudul 728 Hari karya Djono W. Oesman, sebagai terjadinya konflik dan cara penyelesaiannya. 3) Peneliti merelevansikan penggunaan metode kooperatif model jigsaw, dalam bentuk silabus dan RPP pada siswa SMA kelas XI semester I. peneliti lalu menganalisis tokoh dan penokohan dari novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Setelah direlevansikan peneliti membuat sebuah kesimpulan dari hasil penelitianya, yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Dalam bab ini peneliti mengemukakan data implementasi metode kooperatif model jigsaw II, terhadap pembelajaran tokoh dan penokohan untuk SMA kelas XI semester I dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Novel ini terdiri dari tiga puluh dua bab. Dari tiga puluh dua bab, tersebut peneliti menggunakan analisis struktural yang diimplementasikan untuk menganalisis tokoh dan penokohan pada bab empat belas, pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dengan metode kooperatif model jigsaw II. Dalam tahapan ini, siswalah yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Tujuan dari jigsaw II ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi tokoh dan penokohan sendirian. Setiap siswa yang ada di “kelompok asal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran, yang terdiri dari tokoh sentral/utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik. Para siswa, kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan materi yang sama disebut sebagai tim ahli. Kemudian, mereka akan kembali ke kelompok asal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota tim asal. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
B. Pembahasan Metode Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman Melalui langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II. Peneliti akan melakukan implementasi, terhadap unsur intrinsik tokoh dan penokohan yang terdiri dari tokoh sentral/utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik dalam bab empat belas novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Berikut ini adalah langkahlangkah metode jigsaw II dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. 1) Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan mengenai unsur intrinsik tokoh dan penokohan, dan memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw II dalam proses belajar mengajar. 2) Membaca Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok dasar/asal, dan diminta untuk membaca sinopsis novel 728 Hari. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari, yaitu tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
3) Diskusi kelompok ahli Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli. 4) Diskusi kelompok asal Peserta didik kembali berkumpul ke dalam kempok asal, dan bergantian mengajarkan teman kelompoknya tentang hasil diskusi dari kelompok ahli. 5) Presentasi kelompok asal Setelah berdiskusi sebagai tim ahli setiap kelompok kembali ke dalam kelompok asal untuk mepresentasikannya, dan anggota kelompok yang lain mendengarkan. 6) Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi kelompok. 7) Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan.
C. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian pembahasan di atas, peneliti akan mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw II, tersebut ke dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
1. Orientasi Di dalam orientasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. kepada siswa untuk dipelajari hari ini, yaitu: a. Siswa dapat menjelaskan pengertian tokoh dan penokohan. b. Siswa dapat menganalis 6 langkah penentu tokoh utama. c. Siswa dapat menganalisis tokoh tambahan. d. Siswa dapat menganalisis penokohan berdasarkan teknik analitik. e. Siswa dapat menganalisis penokohan berdasarkan teknik dramatik. Setelah guru selesai menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan hari ini, kemudian guru memberikan penekanan pada siswa tentang manfaat yang di dapat dengan menggunakan metode jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Manfaat yang diharapkan oleh guru kepada siswa, yaitu: 1. Meningkatkan pencapaian prestasi siswa untuk lebih aktif, dan kreatif di dalam kelas. 2. Mengembangkan hubungan antar kelompok. 3. Memberi
kesempatan
untuk
siswa
dapat
menerapkan
dan
mengembangkan ide yang dimiliki. 2. Membaca Dalam kegiatan membaca, siswa dikelompokkan menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari. Materi tersebut berupa unsur intrinsik tokoh dan penokohan, yang kemudian di bagi menjadi 4 sub topik yang akan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
bahas oleh kelompok ahli, yaitu: (1) tokoh utama; (2) tokoh tambahan; (3) teknik analitik dan; (4) teknik daramatik. 3. Diskusi Kelompok Ahli Dalam kelompok ahli, siswa yang mendapat topik materi yang sama berkumpul dan membentuk kelompok baru yang disebut sebagai tim ahli. A. Tokoh 1. Tokoh Utama/ Sentral Berdasarkan penelusuran tokoh dan penokohan pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, peneliti menemukan adanya tokoh utama dalam novel tersebut, yaitu Eva Meliana Santi atau Eva, karena tokoh ini menjadi sorotan utama dalam penceritaan keseluruhan novel. Penelusuran ini juga didasarkan pada intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membangun cerita dari peristiwa awal hingga akhir cerita. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam kutipan di bawah ini: a. Pusat penceritaan Pusat Penceritaan pada novel dimulai saat dr Yudha memeriksa Eva dan melihat ruam-ruam merah di bagian pipi dan tanda-tanda lainnya termasuk rambut Eva yang sering rontok. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan: (1)
Dokter mengamati ruam merah di pipi. Itu menjadi perhatian dia sejak kemarin. Disenter, seolah ingin menerobos pori-pori. Lalu, pindah memencet-mencet siku kiri-kanan. Lutut kiri-kanan juga lalu menyuruhnya untuk menekuk salah satu lututnya (Oesman, 2015: 44).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
(2)
Dokter memungut sesuatu di atas bantal. Ternyata rambut, sekitar lima puluh helai Eva rontok (Oesman, 2015: 45).
Pusat penceritaan juga muncul ketika Eva diminta dokter Chaterine untuk perencanaan BMP atau pengeboran dibagian tulang sumsum. pengeboran tersebut dibantu oleh dokter ahli bernama dr Abidin Widjanarko karena ruam merah kini sudah berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (3) (4) (5)
“Eva sudah matap BMP, ya?” tanya dr Chaterine. “Seratus persen, Dok.” (Oesman, 2015: 109). Eva menekuk tubuh sedikit lagi. Meringkuk, tulang punggung melengkung (Oesman, 2015: 110). Dr Abidin Widjanarko masuk, menyapa ramah Eva. Dokter membuka kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas mengoleskan cairan warna ungu di kulit tulang belakang (Oesman, 2015: 112).
Pada tahun 1992 Eva di rawat di RSCM selama dua bulan dan wajah Eva mengalami pembengkakan akibat banyak minum obat serta infus. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (6)
Wajah Eva tembem, bengkak bundar seperti bulan, akibat kebanyakan obat (Oesman, 2015: 200).
Kutipan di atas, menjadi pusat dan awal penceritaan tokoh utama Eva. Pusat peceritaannya bermula saat tanda-tanda Lupus mulai muncul. Eva mengalami sakit berketerusan demam sampai dikira menderita sakit DBD dan tipus. Sampai akhirnya Sugiarti membawa Eva berpindah-pindah dokter untuk mengetahui hasil yang benar dan Eva dinyatakan menderita Lupus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
b. Paling terlibat dengan konflik dan klimaks Konflik dan klimaks terjadi saat Eva mengetahui dirinya sakit Lupus. Beberapa kali Eva sempat menyerah, tapi lambat laun ia mulai bisa menerima kenyataan yang telah terjadi dalam dirinya, begitu juga dengan orang-orang disekitarnya juga mulai bisa menerima sebuah kenyataan. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (7) (8)
Ma? Aku sakit apa? Kertas apa itu? Coba Eva liha. Sini...sini...” Eva mencerocos ingin tahu (Oesman, 2015: 56). “Mama...gimana, sih. Ini positif ini juga positif. Artinya apa?” “Bagus apanya, Ma?”. “Trus Eva sait apaan?” “Kamu sait Lupus.” “Hahahaha... lucu amat. Sakit apaan tuh? Kayak nama bintang film.” (Oesman, 2015: 57).
Eva mulai menerima kenyataan yang terjadi dalam dirinya. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (9)
Air mata Eva meleleh sendiri, mengucur. Dia duduk terpaku, menengadahkan tangan di ruang sunyi-sepi itu (Oesman, 2015: 64). (10) “ Ya Allah... usiaku tidak akan setua Mama...,” ucapnya. “Aku tidak sampai menikah dan punya anak seperti Mama.” “Mengapa Engkau berikan penyakit ini padaku, Ya Allah... sedangkan aku tidak nakal...Aku menurut Mama-Papa, selaku wakil-Mu di bumi.” “Tolonglah aku jalani hidup ini, Ya Allah... Berikan aku kekuatan. Supaya bermanfaat buat Mama-Papa. Berikan aku kegembiraan. Aku berserah diri kepada-Mu Ya Rabb...” (Oesman, 2015: 65). Sugiarti mulai menerima keaadaan Eva yang tidak boleh terlalu kecapekan da terlalu terpapar oleh sinar matahari langsung. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (11) Eva nampak gembira dijenguk sahabatnya. Lalu temannya bertanya “Eh, Va... elu sakit apaan sih, Va?” “Gue sakit lupus” “ Ya udah. Alhamdulliah kau udah sembuh. Gara-gara gue dateng „kali, elu langsung sembuh.” (Oesman, 2015: 67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
(12) “Lapangannya di luar atau di dalam gedung?” tanya Sugiarti, entah di tunjukkan pada siapa. “ Wah Eva tidak boleh banyak kena sinar matahari.” (Oesman, 2015: 70). Kutipan di atas, menggambarkan saat Eva mengalami konflik. Ia merasa tidak terima dengan penyakitnya. Eva merasa tidak mampu dengan batas usianya yang tidak lama lagi dan dia berdoa agar dimampukan menjalani kehidupannya dengan kuat dan dengan rasa bahagia. Tokoh utama Eva mengalami klimaks. Kutipan di bawah ini menggambarkan klimaks yang dialami tokoh utama Eva. Pada awalnya Eva belum bisa menerima keadaanya namun lambat laun dia mulai mensyukuri dan menikmati hari-harinya dengan penuh kegembiraan. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (13) “Aku ngerti, Ma. Dulu, Mama pernah bilang, kalo disuntik jagan gerak. Ntar jarumnya putus di dalam. Aku masih ingat, Ma... BMP sama saja. Cuma, ini jarum suntiknya bor.” (Oesman, 2015: 107). (14) “Saya Eva Meliana Santi kelas satu satu. Ibu saya kemarin menghadap bapak kepala sekolah, minta dispensasi. Saya baru sembuh dari rumah sakit. Kata dokter, saya dilarang kena matahari.” (Oesman, 2015: 123). (15) Catatan harian Eva berjudul “31 HARI”, isinya begini: Ya Allah... aku bersyukur ke hadirat-Mu yag maha suci. Hidupku bahagia. MamPapa, adik semua, menyayangiku. Kadang adik cemburu aku diistimewakan Mama-Papa. Merekagak tahu, apa di pikiran Mama dan Papa berbuat bagitu (Oesman, 2015: 140). (16) Catatan harian Eva berjudul “20 HARI”. Isinya begini: Di saat hariku sudah tidak banyak, Ryan nembak aku. Dia katakan isi hatinya sepulang kami nonton bioskop. Aku senang baget. Tapi aku kasihan dia juga. Sedih juga. Bagaimana kalo aku tiada? (Oesman, 2015: 141). (17) Selesai salat Isya, Eva siap tidur. Detik-detik datangnya maut, dirasa tak perlu ditunggu. Biarlah datang sendiri. Diamelafalkan doa sebelum tidur. Pasrah atas hidup dan mati kepada Sang Khalik (Oesman, 2015: 168). (18) Catatan harian Eva berjudul “BONUS UMUR”: Alhamdulillah... Allah memberiku kesempatan hidup. The Final Countdown untuk sementara belum terbukti.hitung mundur tetap saja berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Cuman sekarang aku tidak tahu lagi, kapan berakhirnya. Umur manusia memang haya menjadi rahasia-Mu, Allah... (Oesman, 2015: 168). c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain Tokoh utama Eva banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain, diantaranya Ayah, Nanan. Hesti, Ryan, Wiwik, Dewi, Ninis, Faisal, Sri Pudjiastuti, Sutono, dr Anton, dr Yudha, Rini, dr Prasetyo, Musinah, Pak Roto, dr Abidin, dr Abdullah, dr Zubairi, dr Chaterine, dan Kartika. Mereka merupakan tokohtokoh yang mendukung tokoh utama. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (19) “Anak-anak... jika menghadapi soal seperti ini, jawablah yang paling dekat dengan kalimat soal. Dalam hal ini, pedagang asongan bergerak setiap menit menggendong dagangan ke mana-mana. Jadi, jawaban benar adalah B,” tutur Bu. Guru (Oesman, 2015: 10). (20) “Ya, bener Eva. Aku juga lihat,” timpalnya, sambil makan siomai juga (Oesman, 2015: 12). (21) “Eva curang... Ngambil contoh penjual gorengan, sih... Pake pikulan. Pantas bisa cepat pindah” (Oesman, 2015: 12). (22) Basket di bawah asuhan guru olahraga Pak Roto, Eva ditempatkan di posisi shooting guard, karena postur tinggi dibanding temannya (Oesman, 2015: 21). (23) Yudha mendatangi Eva. Diperiksa dengan stetoskop. Disenter rongga mulut, mata, dan telinga (Oesman, 2015: 23). (24) Eva tersenyum, melambaikan pada si kanker pankreas. Rini membalas lambaian (Oesman, 2015: 40). (25) Nenek Musinah menggendong bayi Kiki di teras halaman, tersenyum riang (Oesman, 2015: 70). (26) Faisal beranjak. Nasi yang sudah dia tuang ke piring, belum dilengkapi lauk, dia tinggalkan. Dia pergi begitu saja, keluar rumah (Oesman, 2015: 72). (27) Sewaktuguru-guru menyiapkan alat pengeras suara menyambut tamu, Ninis dan Kartika baru tahu Eva ikut tanding. Mereka bangga pada Eva (Oesman, 2015: 76). (28) Pemain Dewi Wulandari, posisi small forward, mendukung Eva dan Yuni: “Kalo Eva dan Yuni semangat, kita bakalan menang, pak. Tadi kami kaget, karena meraka main tidak seperti biasanya,” tutr Dewi (Oesman, 2015: 80).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
(29) “Bener, Pak...” teriak dua pemain lain, Rita Syahrita dan Wiwik Pangestu, bersama (Oesman, 2015: 80). (30) Tim dokter yang menangani Eva masih mencari formula treatment yang tepat. Padahal, tidak main-main, tim terdiri dari para pakar penyakit dalam, hematologi dan imunologi kenamaan Indonesia saat ini, yakni dr Abidin Widjanarko, dr Abdul Mutholib, dan dr Zubairi Djoerban (Oesman, 2015: 99). (31) Dokter Chaterine menjelaskan dengan sabar, “kalau keputusan besok, pelaksaan BMP bisa lusa atau beberapa hari lagi (Oesman, 2015: 103). (32) Kata Hesti. “Ayo Adik, ikut saya,” ujarnya pada Eva (Oesman, 2015: 124). (33) “Hai... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, panggilan Ryan, kelas 1.2. Aku suka kamu pede mengadepi banyak orang (Oesman, 2015: 132). (34) Lama-lama Eva ingin tahu nama lengkap cowok itu.Cuma, Eva tidak berani bertanya langsung pada orangnya. Melalui Hesti, dia tahu namanya: Winantyo Adi Tamtomo (Oesman, 2015: 187). Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan tokoh utama Eva saling berkaitan dengan tokoh-tokoh lain. Eva banyak mendapat dukungan dari keluarga, teman sekolah, sahabat, kekasih, dan dokter yang menangani penyakitnya. Mereka selalu menemani dan membantu Eva.
d. Membawakan moral dalam cerita Tokoh utama Eva pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman terdapat moral yang dapat dipelajari oleh pembaca. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (35) Begini mungkin rasanya saat aku mati, pikir Eva. Roh melayang ringan meninggalkan jasad di bumi. Melihat keluarga-kerabat-teman, menangisi di dekat jasad itu. lantas mereka mengiringi ke pemakaman (Oesman, 2015: 293). (36) Inti cinta itu adalah siap bergembira, dan siap berkorban, Eva. Kita disatukan oleh cinta, maka dalam perjalanan hidup kita akan menemukan gembira dan berkorban. Kalau kita mau menerima kegembiraan cinta, konsekuensinya kita juga harus mau berkorban,” (Oesman, 2015: 253).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Kutipan di atas menunjukkan bahwa sesorang yang memiliki cinta akan ikhlas membantu apapun demi kebahagiaan orang lain. Nilai moral yang juga tertuang dalam kutipan di bawah ini menunjukkan bahwa Eva memiliki nilai budi pekerti yang baik kepada Ibunya yang selama ini merawat dan menjaga kesehatan Eva selama penyakitnya kambuh. (37) “Bahwa Eva sedih, karena menganggap Mama dan aku sedih menjagamu, itu pertanda Eva berbudi luhur. Tapi, Eva harus yakin, apa yang dilakuka Mama dan aku semata-mata atas nama cinta (Oesman, 2015: 256). (38) “Kalau ayam rela mati untuk anaknya, Mama malu meninggalkan Eva,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 304). e. Dalam konflik dan klimaks menjadi Sang pemenang Dalam cerita tokoh utama Eva mengalami konflik selanjutnya klimaks, namun konflik yang dialaminya tidak membuatnya hancur dan menyerah. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (39) “Kalo aku mati, Mama yag nutupin mulutku, ya...,” ujar Eva, menangis pecah (Oesman, 2015: 43). (40) “Biarkan aku mati di rumah ini, Ma” ujarnya (Oesman, 2015: 219). (41) “Mengapa Allah memberiku keaadaan begini, Ma?” “Mengapa tidak diambil saja nyawaku?” (Oesman, 2015: 221). Kutipan di atas, menggambarkan Eva mengalami konflik. Ia merasa tidak terima dengan penyakitnya. Eva merasa sudah lelah dan ingin menyerah mengahadapi ujian dari Allah. Karena harus tranfusi darah untuk menggantikan sel darah merah yang terlalu cepat rusak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dalam cerita Eva mengalami klimaks. Kutipan di bawah ini menggambarkan klimaks yang dialami tokoh Eva. Hal ini dibuktikan saat Eva mulai menerima keadaan dan lebih semangat untuk menjalani hidup. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (42) Eva berdoa, singkat, :Ya Allah... bantulah hamba-Mu ini. Hamba ingin berguna bagi orang lain. Aamiin.” (Oesman, 2015: 81). (43) Catatan harian Eva berjudul “10 HARI”: Allah... Engkau selalu memberikan tanda-tanda, sebelum segala sesuatu terjadi. Saat aku pingsan, siang tadi, kukira hitung mundur tiba terlalu cepat. Ternyata itu tanda dari-Mu. Aku udah siap kembali pada-Mu, Ya Allah... Bimbinglah aku kembali dalam kebaikan (Oesman, 2015: 150). (44) Eva bangkit dari pembaringan. Seteguk-dua teguk-tiga teguk... air masuk tenggorakkan. Pelan-pelan pusing reda. Dia gerakkan tubuh (Oesman, 2015: 152). (45) Eva turun dari bed, berdiri, jalan. Semua mata mengamati, cara jalan normal. Bu Astuti sekali lagi menawari Eva ke rumah sait, Eva menolak. Dia malah mengambil payung di dekat pintu. Siap jalan ke kelas (Oesman, 2015: 153). (46) “Aku ingin sehat, supaya aku bisa merawat Mama di hari tua Mama nati,” ujar Eva (Oesman, 2015: 222). Berdasarkan kutipan (39) sampai (43) dapat disimpulkan bahwa pada awalnya Eva sudah menyerah dengan takdir kematiannya sewaktu-waktu. Akan tetapi lambat laun Eva mulai ikhlas dengan usia yang diberikan Allah menerima kenyataan bahwa Lupus yang di deritanya tidak bisa disembuhkan melainkan hanya bisa di obati dengan menjaga pola makan dan ketergantungan obat. Sampai Eva menjadi pemenang melewati perjalanan ujian hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
f. Didukung oleh frekuensi kemunculan Tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman yaitu Eva Meliana Santi atau dipanggil Eva, karena tokoh ini menjadi sorotan utama dala penceritaan keseluruhan novel. Penelusuran ini juga didasarkan pada intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membagun cerita dari peristiwa awal hingga akhir cerita. Eva dalam novel ini digambarkan sebagai gadis yang menjadi primadona. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (47) Maka, hari-hari Eva penuh gerak. Baris-berbaris di lapangan utama sekolah, main basket di lapangan basket outdoor. Dia merasa di sinilah indahnya sekolah (Oesman, 2015: 20). (48) Lantas, dia buru-buru beranjak meningggalkan bangku, diiringi ledekan cemburu teman-teman sekelas, “Cie...cieee... khusus anggota pasukan, nih yee...” (Oesman, 2015: 21). Eva digambarkan sebagai gadis yang penuh percaya diri, memiliki cita-cita tinggi. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (49) Eva membuka payung. Menuruni tangga, masuk lapangan. Berjalan tegap bagai ratu. Dia pilih berdiri terdepan di barisan ujung, kelas 1.1. Jadi seperti pemimpin barisan (Oesman, 2015: 126). Eva memiliki cita-cita yang tinggi yang menjadi semangatnya untuk belajar dengan giat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (50) “Dulu, gue pengen jadi astronot.” (Oesman, 2015: 148). (51) Konsentrasi belajar mengejar cita-cita jadi astronot. Dia kagum pada Pratiwi Pujilestari Sudarmono, astronot kebanggaan Indonesia (Oesman, 2015: 190).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Kutipan di atas, menunjukkan bahwa Eva dulunya memiliki cita-cita sangat tinggi untuk menjadi astronot wanita pertama di Indonesia seperti Pratiwi Pujulestari Sudarmono, akan tetapi cita-citanya pudar dan hilang begitu saja karena dia menyadari hidupnya tidak bertahan lama. Eva merubah cita-citanya menjadi seorang sekretaris. Hal ini dibuktika dala kutipan: (52) Awal Juni 1994 Eva lulus SMA. Hendak melanjutkan ke sekolah tinggi sekretaris, batal karena jelang ujian masuk dia flare upalias kambuh lagi. Tapi, tidak sampai rawat inap (Oesman, 2015: 215). (53) Juli 1995 baru dia masuk sekolah tinggi kejuruan. Mengambil program diploma 3 jurusan sekretaris (Oesman, 2015: 216). Kutipan di atas, menggambarkan jika Eva merubah cita-citanya yang awalnya astronot berubah menjadi sekretaris karena dia berpikir bahwa untuk bisa menjadi sekretaris lebih mudah. Cukup rajin minum obat, menghindari matahari, menghindari stress, rajin kontrol ke dokter intinya lebih mudah menjaga kesehatannya. Eva memiliki sifat yang humoris. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (54) “Apaan nih? Emang gue monyet, dibawaain pisang?” ledek Eva, setelah mengintip isinya (Oesman, 2015: 66). (55) Eva tertawa kecil. Dokter dan suster terheran. Lebih heran lagi, karena Eva berkata begini: “Apa nggak bisa lebih lama lagi, Dok?” Semua tertawa (Oesman, 2015: 109). (56) “Mama berburu darah, Dok,” jawab Eva “Hihihi...dracula „kan cowok, Dok. Saya draculi „kali.‟(Oesman, 2015: 200). (57) “Gue gak sedih, cuman nangis.” (Oesman, 2015: 300). (58) “Udah kubilang, Mas... Mestinya aku kau biarkan jadi makhluk solitair betina.” (Oesman, 2015: 281).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Berdasarkan kutipan di atas Eva memang seorang yang humoris dan mudah membuat orang yang berada di sekitarnya tak sungkan kepada Eva untuk sekedar bercanda bersama. Eva digambarkan sebagai anak yang selalu mendengar nasihat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (59) “Ya, Dokter. Setiap diberi obat suster, langsung saya minum, kok.” “Gunakan hidupmu agar bermanfaat bagi orang lain. Jangan lupa ibadah.” (Oesman, 2015: 63). (60) Ya... ya... ya... Eva sudah menduga, Mama tahu banyak tentang lupus dari dokter rumah sakit tadi. Tapi, Mama tida tega menyampaikannya (Oesman, 2015: 70). Eva digambarkan sebagai gadis yang cantik di waktu bersekolah tingkat SMA dulu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (61) Wajah cantik. Mata indah. Ada polesan lipsticktipis di bibir, membuat segar senyumannya. Kecantikan ini sudah dilihat Nanan saat MOS dulu. Waktu itu Eva masih imut-imut. Kini kecantikan gadis dewasa. Jika tida sedang moonface begini, dia memang menarik dipandang (Oesman, 2015: 242). Eva termasuk seorang yang tabah untuk menjalani berbagai pemeriksaan atas anjuran dokter. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (62) Ternyata Eva tidak rewel, mendengar penjelasan Mama tentang rencana BMP, besok (Oesman, 2015: 106). (63) “Ga usah... Gak usah... Gak papa, Ma. Aku gak takut, kok. Yang penting aman. Penyakitku segera diketahui (Oesman, 2015: 107). (64) Eva tentu tak melihat itu. dia hanya menduga-duga, dokter memerintahkan sesuatu pada mahasiswa di sekitar. Dia terus berdoa, berserah diri kepada Tuhan (Oesman, 2015: 114).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
(65) Eva tidak tega melihat Mama menangis. Dia berusaha tenang, supaya Mama ikut tenang. Walaupun dia sangat takut. Dia berusaha memberanikan diri (Oesman, 2015: 225). Melihat keadaan yang semakin lama semakin memburuk Eva merasa sedih dan terpuruk dengan keadaannya yang sangat menyiksa. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (66) Kadang dia sengaja tidak minum obat. Bosan minum obat segepok terus-menerus. Marah pada diri sendiri. Frustasi. Coba-coba berontak dari ketergantungan obat. Kalau begitu, pasti badan melar, moonface lagi, kaki gajah, bercak merah di wajah, dan berbagai hal buruk bisa terjadi (Oesman, 2015: 215). (67) Eva merasa, tidak ada yang bisa dilakukan selain maju. Pilihan lain adalah diam di rumah meratapi penyakit. Itu mirip saja dengan tergolek di ranjang rumah sakit yang sepi. Dunia bagai tak berputar, diam sambil menunggu mati (Oesman, 2015: 219). (68) Apa yang terjadi pada Eva? Dia lumpuh total. Sekali waktu mengeluh, semua tulang sendi sakit. Menjerit-jerit menahan. Dia mengatakan, sakit di dalam dada dan perut masih bisa ditahan. Tapi sakit di tulang lebih dahsyat (Oesman, 2015: 220). (69) “Mengapa Allah memberiku keaadaan begini, Ma?” tanya Eva (Oesman, 2015: 221). Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Eva Meliana Santi atau dipanggil Eva adalah tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Tokoh Eva digambarkan mulai menyerah menghadapi Lupus yang ada dalam tubuhnya. Ia merasa lelah, merasa tidak terima dengan keadaannya yang terus-menerus keluar masuk rumah sakit dan harus rajin minum obat. Eva merupakan anak pertama dari empat bersaudara adiknya bernama Faisal, Toro, dan Kiki. Eva memiliki sifat yang humoris, tabah, cerdas, menyayangi keluarga termasuk Sugiarti Ibunya yang selalu menemani disaat Eva sakit. Eva harus menghadapi sebuah tantangan hidup melawan Lupus yang menyebabkan aktivitasnya selama hidup terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Kenyataan buruk harus dia terima karena hidupya divonis dokter hanya mencapai 728 Hari lagi. Tapi semangat untuk tetap bertahan hidup masih ada. 2. Tokoh Tambahan Tokoh tambahan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman ini tidak peneliti bahas seluruhnya, tetapi peneliti hanya membahas tokoh tambahan yang berfungsi mendukung tokoh utama, yaitu Badaruddin, Sugiarti, Faizal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, Dokter Anton Soprajogi, Dokter Yudha Wijayanto, Dokter Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan, Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik Pangestu, Dewi Wulandari, Dokter Abidin Widjanarko, Dokter Zubairi Djoerban, dan Dokter Chaterine. a. Sugiarti Sugiarti digambarkan sebagai seorang Ibu yang tegar. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (70)
(71) (72)
(73)
(74)
Beberapa detik semua terdiam. Sepi. Sugiarti berusaha menguasai keguncangan. Dia berupaya tegar, karena menangkap reaksi ketakutan Eva yang baru turun dari bed (Oesman, 2015: 24). Intuisi mengatakan, ada penyakit berat. Suatu penyakit yang dulu membuat dr Anton salah diagnosis (Oesman, 2015: 25). Doanya, memohon kepada Allah agar diberi kekuatan menerima apapun. Segala sesuatu di dunia terjadi karena kehendak Allah semata (Oesman, 2015: 47). “Usianya baru dua belas... Ya Allah... ampuni dosaku. Izinkan aku menanggung beban sakitnya, Ya Rabb...” (Oesman, 2015: 52). Dada Sugiarti kembali bergetar. Guncang berdenyut. Dia berusaha tampil tenang (Oesman, 2015: 57).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
(75) (76) (77)
(78)
Buru-buru Sugiarti pergi, menyembunyikan tangis (Oesman, 2015: 74). “Ya Allah... begitu beratnya anakku...” (Oesman, 2015: 103). Pelan-pelan dia membagun benteng ketegaran, supaya hati mampu menyampaikan pesan. Memilih kalimat yang tidak mengerikan, sekaligus meneguhkan hati Eva agar berani. Sedangkan, hatinya sendiri belum teguh dan berani (Oesman, 2015: 105). Lama-lama Sugiarti jadi bisa menerima penjelasan seperti ini. Hatinya memang hancur. Tapi, dia sudah tidak mampu menangis lagi (Oesman, 2015: 269).
Kutipan di atas, menggambarkan Sugiarti adalah sosok Ibu yang memiliki ketegaran yang kuat saat menghadapi setiap cobaan yang menimpa anaknya, segala sesuatu Ia terima dengan lapang dada dan mencoba untuk tetap kuat dihadapan Eva. Sugiarti digambarkan sebagai sosok Ibu yang rela berkorban demi anaknya yaitu Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (79) (80)
(81)
(82) (83)
(84) (85)
Sugiarti begadang di rumah sakit (Oesman, 2015: 95). Sugiarti kembali ke RCSM menjelang petang. Menyuapi Eva. Malam, meringkuk tidur di sofa, seperti malam-malam kemarin (Oesman, 2015: 122). Siang ini Sugiarti berangkat ke PMI. Sebelum meningggalka Eva, dia mengatakan, “Mama pergi berburu darah dulu, ya Nak...” (Oesman, 2015: 199). “Gantikan Limpa saya ke Eva... Gantikan, Dok...,” katanya, melengking tinggi (Oesman, 2015: 204). “Ketahuilah Nak, Mama tida aka membiarkanmu sendirian menanggung beban merawat Eva. Jaga khawatir. Sudah tekad Mama untuk terus mengawal kesehatan Eva sampai Mama tida ada lagi (Oesman, 2015:: 266). “Jangan pikirkan Mama, Nak. Kamu udah capek mikirin Eva,” kata Sugiarti (Oesman, 2015: 301). “Kalau ayam rela mati untuk ananya, Mama malu meninggalkan Eva,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 304).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Berdasarkan kutipan (69) sampai (84) Sugiarti digambarkan sebagai sosok Ibu yang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan merawat Eva selama sakitnya kambuh. Sugiarti sangat menjaga pola makan dan kesehatan Eva agar saran dokter yang selama ini Sugiarti dapatkan bisa diterapkan kepada Eva untuk tidak terlalu kecapekkan dengan semua kegiatan rutin atau aktifitas berat lainnya dan Eva juga tidak boleh terlalu terpapar sinar matahari langsung karena lupusnya akan cepat kambuh jika Eva melawan larangan yang Sugiarti ucapkan setiap hari pada Eva. Sugiarti sudah sangat terbiasa untuk mendengar hasil diagnosis dokter dari setiap rumah sait yang menangani Eva, Sugiarti sudah tegar menghadapi setiap resiko saat penyakit lupus Eva kambuh. b. Badaruddin Ayah dalam novel ini diperankan oleh Badaruddin Ia adalah Ayah dari Eva. Badaruddin digambarkan sebagai seorang Ayah yang bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (86) (87) (88) (89)
(90)
Dia berangkat ke kampung menjemput Ibunya Musinah (Oesman, 2015: 60). Jemputan datang. Badaruddin membawa mobil kijang menjemput mereka (Oesman, 2015: 68). Badaruddin bergegas mengenakan celana panjang, siap berangkat. Dan, langsung berangkat (Oesman, 2015: 73). Tinggallah Badaruddin sendirian, merangkak bagai keong di jalan Ahmad Yani yang macet parah. Tergiring lambat menuju kantor di Balaikota (Oesman, 2015: 92). Faisal, ada surat panggilan dari guru agar orang tua menghadap bagian BP (Bimbingan dan Penyuluhan). Faisal tidak masuk sekolah empat hari. Sedangkan setiap hari dia berangkat. Itu biar diurus Papa (Oesman, 2015: 121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
(91) (92)
Semula, tugas membeli darah dilakukan Badaruddin (Oesman, 2015: 198). Badaruddin mengatakan: “Pokoknya, saya urusan menyediakan uang dan kadang mencari darah, Mamanya merawat Eva di rumah sakit dan di rumah,” katanya. “Adikadik membantu apa saja demi Eva.” (Oesman, 2015: 218).
Badaruddin digambarkan, sebagai seorang Ayah yang memiliki sifat penyayang kepada Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (93)
(94) (95) (96)
Badaruddin mengambil sesuatu dari laci dashboard mobil. Barang itu dia beli di jalan, sebelum menjemput Eva tadi. Lalu barang diletakkan di meja makan. “Ini... khusus buat Eva,” kata Badaruddin, tersenyum bangga (Oesman, 2015: 71). Badaruddin memanggil dokter dari RSCM untuk visite setiap hari (Oesman, 2015: 220). Badaruddin kelihatan terlalu galak, jika anak gadisnya didekati cowok (Oesman, 2015: 241). “Seandainya Eva kambuh, aku tetap turun tangan merawat Eva. Seandainya keuangan Nanan kelak tidak cukup, ya... Papa yang menutupi (Oesman, 2015: 245).
Badaruddin digambarkan sebagai seorang Ayah yang bisa memberi motivasi. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (97)
“Siap... Pak polisi,” kata Badaruddin, memberi hormat ala militer. Semua tepuk tangan (Oesman, 2015: 89).
Badaruddin digambarkan sebagai seorang Ayah yang khawatir. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (98)
Badaruddin semakin yakin, diagnosis dokter salah. Dia selalu berharap diagnosis itu salah (Oesman, 2015: 89).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
(99)
Cobalah, tidak satu pun keluarga dekat kena lupus. Dokter mengatakan, lupus karena keturunan. Bukan penyakit menular. Bukan pula karena makanan atau akibat suatu kecelakaan. Lantas dari mana datangnya lupus? (Oesman, 2015: 90). (100) “Ya... ya... Mama udah cerita itu semua. Tapi, dia kuat nggak nanti?” “Ya... tapi, ini bukan hanya soal duit. Dia kuat nggak nanggung beban berat?” (Oesman, 2015: 244). (101) Dibanding, Nanan terburu-buru mengambil keputusan, akhirnya mereka bercerai, misalnya. Itu bakal menyakiti semua orang, Eva dan keluarga serta Nanan bersama keluarga orang tua. Pernikahan menyatukan dua keluarga besar (Oesman, 2015: 245). (102) “Ya... tapi kita „kan tidak hidup terus. Aku juga bakal pensiun, Ma” (Oesman, 2015: 246). Berdasarkan kutipan (86) sampai (102) Ayah digambarkan sebagai seorang yang memiliki sifat tanggung jawab terhadap keluarga terutama anak sulungnya Eva yang menderita sakit lupus sejak usianya dua belas tahun. Badaruddin bertugas untuk mencari uang untuk membiayai semua obat-obatan dan biaya rawat inap rumah sakit. Badaruddin memiliki sifat kasih sayang kepada Eva, Ia sangat memperhatikan selera makan Eva agar Eva lebih memiliki napsu makan lebih baik. Akan tetapi cara yang dipakai Badaruddin salah ia membuat adik Eva bernama Faisal iri dan merasa tidak dihagai karena Faisal selama Eva sakit di rumah sait Sugiarti banyak meminta tolong kepada Faisal untuk menjaga rumah sekaligus mengurusi adiknya yang masih kecil (bernama Kiki) sampai Faisal rela tidak masuk sekolah. Badaruddin sangat kahwatir ketika Eva disukai oleh Nanan karena menurutnya kelak jika Nanan belum siap menerima semua keadaan Eva, Nanan akan meningggalkan Eva dan itu yang membuat Badaruddin khawatir hati Eva akan lebih sakit hati karena terlukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
c. Faisal Faisal Arifanto atau dipanggil Faisal adalah adik Eva nomor dua. Faisal duduk di kelas lima SD. Faisal dalam novel ini digambarkan sebagai anak yang memili rasa ketergantungan kepada Sugiarti. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (103) Faisal bengong melihat Mama sedih (Oesman, 2015: 25). (104) “Aku ikut ke rumah sakit, ya Ma...,” ujar Faisal (Oesman, 2015: 26). Berdasarkan kutipan di atas, Faisal digambarkan memiliki sifat ketergantungan karena dia bingung melihat Ibunya Sugiarti sedang mengemasi pakaian Eva dan milik Sugiarti untuk dibawa ke RSI karena Eva dianjurkan untuk rawat inap oleh dr Yudha dan Faisal merasa tidak ingin sendirian di rumah dan merasa tidak mampu dimintai tolong untuk menjaga adiknya Kiki yang masih kecil untuk mengganti popoknya jika sedang buang air kecil nanti. Faisal digambarkan belum bisa mengurus adiknya yang masih bayi dengan benar. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (105) Dia menduga, ada kesalahan Faisal membuatkan Kiki susu. atau mungkin tidak diberi pisang, sebab persiapannya ribet. Pisag dikerok dengan sendok, dicampur nasi, dipenyet-penyet (Oesman, 2015: 60). (106) “Kiki sakit, Faisal nggak bisa ngurus.” (Oesman, 2015: 61).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Dalam kutipan dibawah ini. Faisal digambarkan memiliki sifat yang iri hati. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (107) “Cuma anak emas... yang dibelikan KFC,” ujarnya (Oesman. 2015: 72). Kutipan di atas menggambarkan bahwa Faisal merasa dirinya selama ini yang telah membantu menjaga rumah dan adiknya Kiki tidak dihargai oleh Badaruddin Ayahnya, dan merasa jika Ayahnya lebih memperhatikan Eva dibanding Faisal. Berdasarkan kutipan (103) sampai (107) dapat disimpulkan bahwa Faisal adalah anak yang mempunyai rasa peduli dan ingin membantu peran Ibunya yang saat itu sibuk menjaga Eva di rumah sakit. Namun Faisal juga memiliki rasa iri hati karena sikap Ayahnya dianggap tidak adil dan lebih memperhatikan Eva dibanding dengan dirinya. d. Sri Pudjiastuti Sri Pudjiastuti digambarkan sebagai seorang guru SD sewaktu Eva masih di kelas V. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (108) “Anak-anak.... perhatikan soal ini. Tidak menetap dan berpindah-pindah, adalah pedagang asongan (jawaban B). Dia selalu bergerak.” (Oesman, 2015: 10). (109) “Anak-anak... jika menghadapi soal seperti ini, jawablah yang paling dekat dengan kalimat soal. Dalam hal ini, pedagang asongan bergerak setiap menit menggendong dagangannya ke mana-mana. Jadi, jawaban benar adalah B,” tutur Bu Guru (Oesman, 2015: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Kutipan di atas, menujukkan bahwa Sri Pudjiastuti adalah seorang guru yang sangat memperhatikan ketelitian pada hasil jawaban siswa walaupun semua jawaban dianggap hampir benar. e. Ninis Ninis adalah teman kelas Eva yang solider. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan: (110) “Hmm... betul, Va,” (Oesman,2015: 11). (111) “Ya, bener Eva. Aku juga lihat,” timpalnya sambil makan siomai juga (Oesman, 2015: 12). (112) Ninis salim ke Sugiarti, lalu memeluk Eva. Oleh-oleh sekantong buah bawaan Ninis menambah sesak meja, karena banyak bungkusan disitu (Oesman, 2015: 66). (113) Mereka langsung nyerocos soal sekolah, guru, teman sekelas. Banyak hal baru yang tak diketahui Eva di sekolah, diceritakan Ninis (Oesman, 2015: 67). (114) Ninis menceritakan, posisi Eva di tim basket diisi cewek kelas dua. Ninis lupa namanya. Tinggi badan kurang-lebih sama dengan Eva, kecepatan lari juga seimbang. Cuma, akurasi tembakan bola sering meleset (Oesman, 2015: 68). (115) “Iye, iye... gue tahu, elu getol main basket,” sergah Ninis (Oesman, 2015: 69). (116) Usai salat, Ninis yang ada di sebelah, memeluknya. “Sudah... sudah... jangan nangis, Nduk. Elu emang keren,” ujar Ninis (Oesman, 2015: 85). (117) Ninis maju, mendekat ke bed Eva. Membacakan catatan di sesobek kertas yang digenggam (Oesman, 2015: 118). (118) “Elu sakit apaan, sih Va?” tanyanya. Pertanyaan Ninis ke sekian kalinya (Oesman, 2015: 119). (119) Ninis memberitahu Sugiarti.”Tante harus segera cari SMA,” katanya (Oesman, 2015: 120). Berdasarkan kutipan di atas disimpulkan bahwa Ninis memiliki sifat yang sangat solider terhadap pembicaraan Eva. Ninis juga memiliki rasa simpati terhadap Eva. Ninis banyak mendukung Eva selama di sekolah terutama ketika ada pertandingan bola basket antar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Peran Ninis sangat banyak memberi informasi penting kepada Eva selama Eva di rawat di rumah sakit. f. Kartika Kartika adalah teman satu kelas Eva, karakter yang dimiliki Kartika yaitu cuek. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (120) “Kok elu tau?” tanya Kartika (Oesman, 2015: 12). (121) Kartika tetap konsentrasi makan siomai. Dan tak begitu hirau (Oesman, 2015: 12). Berdasarkan kutipan di atas, sosok Kartika merupakan seorang teman yang senang mendengar pembicaraan temanya yaitu Eva, tetapi karna terlalu berfokus pada makanan yang di makannya maka Kartika tidak begitu mempedulikan. g. Sutono Sutono adalah teman kelas Eva, karakter yang dimiliki adalah suka memerintah. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan: (122) “Hey, Eva... tukang es kagak bakalan pindah-pindah. Coba tayaain, deh, pancing Sutono” (Oesman, 2015: 13). (123) “Hahaha... elu-lah, Va yang harus ngebuktiin. Elu yang mulai.” (Oesman,2015: 13). Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Sutono hanya suka memerintah Eva tanpa mau mempertanyakan langsung ke pedagang kaki lima di depan sekolahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
h. Dokter Anton Soprajogi Dokter langganan keluarga Sugiarti sejak Eva masih kecil. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (124) Diagnosis dr Anton, radang tenggorokan (Oesman, 2015: 16). (125) Hasilnya, typhoid, penyakit infeksi akut usus halus, disebabkan kuma salmonella thypi. Lazim disebut tipus (Oesman, 2015: 17). Beberapa hari Eva dibawa berobat ke dr Anton, Eva masih saja demam dan tidak kunjung sembuh. Untuk ke- tiga kalinya Eva di bawa ke dr Anton diminta untuk periksa darah. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (126) Trombosit di bawah normal. Terjadi pengentalan darah akibat perembesan plasma (hemokonsentrasi). Kesimpulan, Demam Berdarah Dengue (DBD). (Oesman, 2015: 19). Berdasarkan kesimpulan kutipan (124) sampai (126) dr Anton digambarkan sebagai sifat yang penyabardan berusaha memberikan hasil diagnosis
dengan
benar
dan
teliti
untuk
mengetahui
jenis
penyakitnya,karena Eva tidak kunjung sembuh Sugiarti hilang kepercayaan dan akhirnya cukup tiga kali Eva diperiksa pada dr Anton. i. Dokter Yudha Wijayanto Dokter Yudha adalah dokter ke-dua yang memeriksa Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (127) Sugiarti hilang kepercayaan ke dr Anton. Dia berniat mencari dokter lain (Oesman, 2015: 19). (128) Hasilnya, typhoid alias tipus (Oesman, 2015: 20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Dokter Yudha dalam novel ini digambarkan sebagai dokter yang cermat dan penuh kehati-hatian untuk tahu penyakit Eva sebelumnya. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (129) Sebelum memeriksa fisik, dokter melihat data rekam medis Eva. Dilanjutkan pemeriksaan dengan stetoskop, senter rongga mulut, mata, telinga (Oesman, 2015: 22). (130) Yudha mendatangi Eva. Diperiksa dengan stetoskop. Disenter rongga mulut, mata, dan telinga. Yudha kelihatan lebih serius dari biasa. Lalu, dia menggeleng-gelengkan kepala (Oesman, 2015: 23). Dokter Yudha digambarkan sebagai dokter yang cepat membuat keputusan dengan tepat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (131) “Eva harus rawat inap, Bu,” kata Yudha. “Eva kurang nutrisi, maka harys diinfus.” “Dia juga harus diperiksa lagi dengan peralatan lengkap.” (Oesman, 2015: 24). (132) “Ini, saya buatkan rujukan ke Rumah Sakit Islam, tak jauh dari sini,” kata Yudha (Oesman, 2015: 25). Kesimpulan dari kutipan (127) sampai (131) dr Yudha digambarkan sebagai dokter yang pandai menganalisa pasien dengan mencari data riwayat penyakit sebelumnya dan memeriksa lebih teliti dengan mengambil simple darah pada pasien yaitu Eva untuk hasil diagnosis yang lebih jelas, tetapi Eva ternyata harus dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar untuk penanganan lebih cepat dan bisa menggunakan peralatan medis yang lebih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
j. Dokter Prasetyo Wibisono Dokter Prasetyo adalah dokter ke-empat Eva di Rsi. Dokter Prasetyo digambarkan sebagai seorang yang memeriksa Eva dengan penuh keramahan, dan ketelitian. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (133) “Selamat pagi... apa kabar anak cantik?” “Apakah semalam bisa tidur?” “Tunggu hasil pemeriksaan, ya.” sapa dokter ramah (Oesman, 2015: 36). (134) Pipi pasien disenter, diamati seksama. Dipencet-pencet. “Sakitkah?” Eva menggeleng. “Apakah gatal?” tanya dokter lagi (Oesman, 2015: 37). (135) Dokter mengamati ruam merah di pipi. Itu jadi perhatian dia sejak kemarin. Disenter, seolah ingin menerobos pori-pori. Diluangkan beberapa menit disitu (Oesman, 2015: 44). (136) “Apakah rambutmu sering rontok?” (Oesman, 2015: 45). (137) Dokter muncul. Melihat Sugiarti, senyum mengembang. “Silahkan masuk, Bu,” kata Dokter, membuka pintu ruangan (Oesman, 2015: 46) (138) “Apa kabar Eva...,” sapa dokter “Eva ingin bicara dengan saya?” (Oesman, 2015: 62). (139) Dokter melambaikan tangan, membalikkan badan, keluar ruangan (Oesman, 2015: 64). Kutipan dibawah ini menujukkan dr Yudha teliti dalam menjelaskan penyakit Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (140) Dokter mengamati lembar demi lembar file di tangan (Oesman, 2015: 47). (141) “Eva kena Lupus, Bu.” “Tubuh semua manusia memiliki zat imunitas. Disebut juga anti-bodi. Beredar di seluruh tubuh bersama darah,” jelasnya, sambil menunjuk bagian-bagian organ dalam patung(Oesman, 2015: 48). (142) Penderita Lupus, memiliki kelainan pada zat imunitasnya,” katanya (Oesman, 2015: 49). (143) Sekarang Dokter kembali ke meja kerja. Mengambil file yang dia pegang tadi. Mencabut lembaran-lembaran dari bendel. Meneliti lagi (Oesman, 2015: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Dokter Prasetyo digambarkan sebagai sifat yang baik hati. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (144) Dokter menasihati, “Hak Ibu untuk memberitahu atau tidak. Asal, Ibu bisa menjaga agar dia tidak bosan mengonsumsi obat seumur hidup. Juga, diusahakan Eva tidak terlalu capek atau stres. Terpenting, Eva dilarang terpapar sinar matahari langsung. Sebab, lupusnya pasti kambuh,” tuturnya (Oesman, 2015: 54). (145) Ditambahkan, “Ingat. Penyakit ini bisa tidur lama. Seperti sembuh. Tapi begitu pasien melanggar larangan dan anjuran, bisa langsung parah (Oesman, 2015: 55). (146) “Gunakan hidupmu agar bermanfaat bagi orang lain. Jangan lupa ibadah.” (Oesman, 2015: 63). (147) “Oke Eva. Bergembiralah selalu. Isi hidupmu dengan gembira.” (Oesman, 2015: 64). Berdasarkan kutipan di atas dr Prasetyo digambarkan sebagai dokter yang merawat Eva dan mendiagnosis perkembangan penyakit Eva. Sifat dokter Prasetyo yang selalu mengingatkan akan bahaya penyakit Eva jika pasien melanggar larangan yang dilarang oleh dokter. k. Dokter Abidin Widjanarko Dokter Abidin adalah tim dokter dari RSCM yang menangani Eva selamarawat inap dr Abidin digambarkan sebagai dokter yang melakukan tindakan dengan penuh kehati-hatian . Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (148) Dokter membuka kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas mengoleskan cairan warna ungu di kulit tulang belakang (Oesman, 2015: 112). (149) “Dibius dulu, ya,” ujar dokter yang jelas-jelas terlambat, sebab suntik bius sudah menusuk, baru dia ngomong kemudian (Oesman, 2015: 113).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
(150) Dibelakang: mata bor memang diputar kebalikan arah jarum jam, menggunakan alat khusus. Setelah lepas, lubang langsung ditutup sesuatu. “Sudah selesai...,” kata dr Abidin (Oesman, 2015: 114). Berdasarkan kutipan di atas. Dokter Abidin adalah dokter RSCM yang sangat teliti dan profesional dalam hal ahli bedah. Dokter Abidin sangat menjaga kesehatan pasien sebelum melakukan operasi dan memberikan rasa nyaman dan aman untuk pasien sehingga pasien tidak perlu cemas dan takut. l. Dokter Zubairi Djoerban Dokter Zubairi digambarkan sebagai dokter RSCM yang humoris pada pasien. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (151) “Tumben gak ada Mama. Ke mana?” tanya Zubairi. “Eva jadi kayak dracula. Mama yang memburu darah.” (Oesman, 2015: 200). (152) “Jangan salah, moonface cewek itu dikagumi cowok, lho...,” kata Zubairi (Oesman, 2015: 201). (153) Tapi, Eva tertawa. Terhibur oleh gaya Zubairi menyanyi. Lucu. Tanpa beban. Juga tidak ada niatan mengejek. Tujuan menghibur kesampaian (Oesman, 2015: 201). m. Dokter Chaterine Dokter Chaterine digambarkan sebagai dokter wanita yang dengan sabar menjelaskan instruksi pemeriksaan penyakit Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (154) “Ini tidak sakit kok, Bu,” kata dr Chaterine Agustina kepada Sugiarti (Oesman, 2015: 102). (155) “Percayalah, Bu. Ini tidak sakit.” “Tapi... tulang akan dibor...” “Hanya sedikit sekali dan waktunya sangat cepat.” (Oesman, 2015: 103).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
(156) Dijelaskan dokter, cairan sumsum tulang terletak di tulang belakang dan tulang dada. Tepatnya, di bagian tengah tulang belakang, antara tengkuk dengan tulang ekor. Sedangkan, di dada, persis di bagian tengah antara tulang iga (Oesman, 2015: 104). (157) “Nanti jangan gerak, lho. Nggak sakit, kok. Aman, karena ditangani dokter ahli.” “Nanti pelaksanaannya begini, Eva. Coba, kamu tidur miring,” ujar dokter (Oesman, 2015: 108). (158) “Sedikit lagi. Posisimu kayak membungkuk gitu,” kata dokter (Oesman, 2015: 110). Berdasarkan kutipan di atas, dokter Zubaeri adalah dokter yang sangat dikenal akan leluconnya dan kedekatannya dengan pasien terutama Eva. Dokter Zubaeri selalu memberikan motivasi secara personal kepada Eva untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada pasien yang mengalami moonface pada wajahnya, sehingga pasien tidak terlalu minder. n. Hesti Hesti digambarkan sebagai kakak kelas Eva yang baik hati. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (159) “Baik, Pak,” kata Hesti. “Ayo Adik, ikut saya.” Ujarnya pada Eva (Oesman, 2015: 124). (160) Ternyata dia Hesti, menunjuk arah Eva. “Adik, kembali kesini,” ujarnya, menunjuk titik dia berdiri (Oesman, 2015: 126). (161) “Bakilah. Silahkan istirahat makan siang,” tutur Hesti (Oesman, 2015: 128). (162) Ya udah... kerjakan aja tugas-tugasmu, supaya gak ada kejadian gitu lagi.” (Oesman, 2015: 129). (163) Hesti dengan lemas meminta Eva kembali ke pojokan lagi (Oesman, 2015: 138). Berdasarkan kutipan di atas, Hesti digambarkan sebagai kakak kelas Eva yang sangat akrab dan baik hati selalu membantu dan mengingatkan Eva jika ada hal-hal yang diperlukan saat MOS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
o. Nanan Nanan digambarkan sebagai kakak kelas Eva yang galak. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (164) Pada jarak sekitar tiga meter siswa itu membentak, menunjuk, “Hei... kamu. Masuk barisan.” “Tidak ada spesial.” “Halaa... plin-plan, lagi. Masuk barisan, kataku,” bentaknya (Oesman, 2015: 126). (165) Malah senior pembentak, datang mendekati. “Eva... maafkan aku kemarin, ya.” (Oesman, 2015: 135). Nanan digambarkan sebagai orang yang perhatian. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (166) “Minum dulu, Eva,” ujar Nanan lembut (Oesman, 2015: 152). (167) Nanan banyak bertanya tentang penyakit Eva (Oesman, 2015: 193). (168) Sejak saat itu, Nanan hampir setiap hari menjenguk Eva. Setiap sore sepulang kerja, dia sempatkan satu-dua jam ngobrol dengan Eva dan Mama (Oesman, 2015: 235). Berdasarkan kutipan di atas Nanan merupakan seorang yang baik hati, bertanggung jawab dan sangat perhatian akan keadaan Eva. Nanan yang awalnya sangat keras kepala saat MOS sekolah sangat ditakuti Eva karena sering membentak. Akan tetapi itu semua dia lakukan hanya untuk mentakut-takuti peserta MOS setelah itu Nanan sangat digemari oleh adikadik kelasnya terutama Eva.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
p. Ryan Ryan digambarkan sebagai orang yang mengagumi Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (169) “Hai... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, pangillan Ryan, kelas 1.2. Aku suka kamu pede mengadepin banyak orang. Ngomong-ngomong ceritanya gimana sih kok bisa gitu? Kita bisa ngobrol nanti kan? Cita-citaku jadi dokter seperti bokap. Sampe ketemu di sekolah, ya...” (Oesman, 2015: 132). (170) Di kantin, Eva disapa cowok, “Hai... Eva. Kenalkan, aku Ryan.” (Oesman, 2015: 138). (171) Ryan jelas-jelas tersipu. Cepat dia mengalihkan perhatian dengan melirik nama dada Eva (Oesman, 2015: 139). (172) Usai makan, Ryan menawarkan nonton bioskop di mal itu juga (Oesman, 2015: 148). Berdasarkan kutipan di atas, Ryan digambarkan sebagai seorang yang keren dan seumuran dengan Eva. Dia sama-sama sedang mengikuti MOS di sekolah tanpa sengaja Ryan sangat mengagumi keberanian Eva dan kecantikkannya Eva sampai suatu ketika Ryan memberanikan diri untuk menulis di selembar kertas untuk menyapa Eva dan memperkenalkan dirinya. q. Pak Roto Pak Roto adalah guru olahraga Eva di SMPN 51 Pondok Bambu yang memiliki karakter rendah hati. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (173) Basket di bawah asuhan guru olahraga Pak Roto, Eva ditempatkan di posisi shooting guard, karena postur tinggi dibanding temannya. Juga bagus di long shoot(Oesman, 2015: 21). (174) Melalui polesan Pak Roto, Eva masuk tim inti sekolah (Oesman, 2015: 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Berdasarkan kutipan di atas, Pak Roto digambarkan sebagai seorang guru olahraga yang digemari oleh para siswa karena semangat dan motivasinya dalam mengajar serta sebagai pembimbing yang kuat saat melatih anak muridnya bertanding basket melawan sekolah lain.
r. Wiwik Wiwik adalah teman Eva yang menyemangati Eva saat pertandingan. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (175) Mereka menyatukan telapak tangan, tanda kompak. Lalu diangkat ke atas, dan dihempaskan lagi ke bumi. “Rampoook... rampoook... rampoook...!” teriak mereka. Balasannya, “Yeaaah...” (Oesman, 2015: 81). Berdasarkan kutipan di atas, Wiwik digambarkan sebagai teman Eva yang selalu memberikan semangat saat Eva mengikuti petandingan basket antar sekolah. s. Dewi Dewi adalah teman Eva di SMPN 2 Bekasi yang bertanding dalam satu tim basket antar sekolah. Dewi digambarkan sebagai orang yang memberi semangat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (176) “Kalo Eva dan Yuni semangat, kita bakalan menang, pak. Tadi kami kaget, karenamereka main tidak biasanya,” tutur Dewi(Oesman, 2015: 80). (177) Mereka menyatukan telapak tangan, tanda kompak. Lalu diangkat ke atas, dan dihempaskan lagi ke bumi. “Rampoook... rampoook... rampoook...!” teriak mereka. Balasannya, “Yeaaah...” (Oesman, 2015: 81). (178) “Yaelah... jangan sedih, Va...” ujar Dewi, kenceng (Oesman, 2015: 300).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Berdasarkan kutipan di atas, Dewi digambarkan sebagai teman Eva yang selalu memberikan semangat saat Eva sedang bertanding basket melawan sekolah lain. Dewi, Wiwik, dan Eva memang sangat dekat mereka adalah teman yang selalu menyemangati satu sama lain. t. Yuni Yuni digambarkan sebagai seorang yang cekatan dalam pertandingan. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (179) Dua gol (empat poin) dicetak Yuni (Oesman, 2015: 79). (180) Yuni mengambil bola, berdiri di bawah papan ring, matanya menyapu ke tengah lapangan (Oesman, 2015: 82). (181) Bola ditangan Yuni, dribble, dia beringsut kiri-kanan mencari celah (Oesman, 2015: 83). (182) Hebatnya, Yuni sudah menduga Eva melakukan itu. Dia menangkap bola dengan tangkas. Maju cepat... lantas mendadak berhenti. Ternyata, Yuni melakukan long shoot (Oesman, 2015: 84).
Berdasarkan kutipan di atas, Yuni digambarkan sebagai teman Eva yang sangat cekatan dan lincah saat melakukan gerakan-gerakan di dalam pertandingan bola basket antar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
B. Penokohan 1. Pengertian Penokohan Berdasarkan analisis novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Penokohan dideskripsikan sebagai individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita menurut Sudjiman (dalam Ismawati, 2013: 70). Agar lebih mudah menganalisis penokohannya. Peneliti menggunakan teknik penggambaran tokoh menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Waluyo, 2011: 3) yang terdiri dari teknik analitik dan teknik dramatik. 2. Penokohan Tokoh Utama a. Teknik Analitik Teknik analitik yang terdapat dalam penokohan tokoh utama adalah Eva. Eva merupakan gadis yang cantik. Hal ini dibuktikan pengarang dengan menggunakan teknik analitik dalam kutipan: (183) Wajah cantik. Mata indah. Ada polesan lipstick tipis di bibir, membuat segar senyumnya. Kecantikan itu sudah dilihat Nanan saat MOS dulu (Oesman, 2015: 243). (184) “Ooo... ini gadis cantik yang suka menculik anakku makan siang?” (Oesman, 2015: 156). Eva merupakan anak yang teliti. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan: (185) Eva mengamati, meja blok sebelah bertuliskan “Karedok” (Oesman, 2015: 127). (186) Ketika ganti pakaian, Eva baru ingat surat dari cowok tadi. Dibuka, “Hi... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, panggilan Ryan, kelas 1.2. aku suka kamu pede menghadi banyak orang (Oesman, 2015: 133).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
(187) Catatan Eva rasanya ada yang janggal. Kolom paling atas 11. Mestinya „kan 1.1. Bukankah itu menunjukkan kelas? Kalau kelas, ya... pakai titik di tengah: 1.1 bukan 11 (Oesman, 2015: 134). (188) O, ya, sejak tadi Eva mengamati kelompok kelas 1.2 yang kini membentuk barisan. Coba-coba, apakah dia bisa mengenali wajah Ryan pemberi surat? Atau, mungkin Ryan yang harusnya memberikan tanda-tanda. Misal, melirik, atau tersenyum, atau apa-lah (Oesman, 2015: 137). (189) Eva berusaha keras mengingat-ingat. Saat diabsen kemarin memang disebutkan, nomor... Untung dia cepat ingat, “Lima belas.” (Oesman, 2015: 137). Eva merupakan anak yang disiplin. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan: (190) Saat sarapan, Eva mengatakan kegelisahannya, “Pa, kita harus agak cepat, nih. Aku belum laminating tugas MOS.” (Oesman, 2015: 134). (191) Di rumah, Eva sampai malam mengerjakan tugas-tugas MOS. Paling rumit, kepang tali rafia. Ukuran harus pas. Terakhir, membuat nama dada (Oesman, 2015: 133). Eva merupakan anak yang ramah. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan: (192) “Selamat pagi, Pak,” sapa Eva kepada seorang guru di situ (Oesman, 2015: 123). (193) Saya Eva Meliana Santi kelas satu satu. Ibu saya kemarin menghadap bapak kepala sekolah, minta dispensasi. Saya baru sembuh dari rumah sakit. Kata dokter, saya dilarang kena matahari.” (Oesman, 2015: 123). (194) Eva merasakan dalam dada gleduk-gleduk lagi. Tapi dia bisa menguasai diri, “Makasih Ryan, atas perhatianmu.” (Oesman, 2015: 138). Eva merupakan anak yang berani mengakui kesalahannya. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
(195) Eva terdiam. Rasanya mau menangis. Mau pipis. Tapi, segera dia menguasai diri, “Maaf Kakak... saya yang salah. Saya kira kolom ini nama kelas...” (Oesman, 2015: 137). (196) “Maafkan saya yang salah, Kakak,” balas Eva. Eva kembali berteduh di pojokan. Dia sedih. Merasa jadi bulan-bulanan keadaan. Dia kilas balik. Dia temukan, bahwa dia memang kurang konsentrasi saat menyimak penjelasan Hesti kemarin (Oesman, 2015: 138). Eva merupakan anak yang patuh terhadap perintah. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan: (197) Eva membuka payung. Menuruni tangga, masuk lapangan. Berjalan tegap bagai ratu. Dia pilih berdiri terdepan di barisan ujung, kelas 1.1. jadi seperti pemimpin barisan (Oesman, 2015: 126). (198) Eva masuk diiringi tepuk tangan. Juga dengung panjang,”Huuu...” Tapi, Eva cuek. Mengabaikan heboh para calon siswa siswi yang mencibir (Oesman, 2015: 127). (199) Eva jalan menuju pojokan yang ditunjuk. Duduk di lantai bersandar tembok. Sebenarnya Eva sebel melihat wajah senior ini. Tampangnya tengil, sok kuasa. Andai dia tidak minta maaf, Eva ogah menyapanya (Oesman, 2015: 135). Eva merupakan anak yang mandiri. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan: (200) MOS selesai hampir pukul tiga sore. Eva pulang jalan kaki, ke rumah kerabat, sekitar tiga ratus meter dari sekolah. Jika naik angkot Cuma lima menit. Dia pilih jalan (Oesman, 2015: 131). (201) Tidak masalah. Eva sering jalan sendiri. Memang, matahari sangat tajam menghujam bumi. Musim kemarau terlalu panjang. „Kan ada payung (Oesman, 2015: 151). (202) Eva pantang menyerah. Dalam kondisi begitu dia tetap kuliah. Pernah sekali dia tergeletak pingsan di kampus dan dilarikan ambulance ke RSCM. Setelah dirawat dua pekan di RSCM dia balik kuliah lagi (Oesman, 2015: 218). (203) Sekitar 22.00, Eva sudah naik taksi sendirian. Taksi berangkat diiringi lambaian tangan para Dahlanis (Oesman, 2015: 321).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Berdasarkan kutipan (127) sampai (321) menggambarkan Eva adalah sosok gadis yang cantik dan memiliki sifat dan sikap yang baik, mandiri untuk melakukan segala sesuatu sendirian dan bertanggung jawab dengan tugasnya, berani mengambil resiko dan berani mengakui kesalahannya, sifatnya yang teliti dan disiplin membuat dirinya menjadi wanita yang berhasil dan sukses meraih masa depan yang lebih baik. 3. Penokohan Tokoh Tambahan A. Teknik Dramatik a. Badaruddin Ayah, Eva yang bernama Badaruddin. Ia adalah seorang Ayah yang bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (204) Badaruddin lulus SMA, melanjutkan ke Jakarta. Setelah mengantongi sarjana teknik, dia jadi PNS Pemprov DKI. Tahun 1975, dia menikahi Sugiarti di desa, lalu diboyong ke Jakarta (Oesman, 2015: 9). (205) Ayah mereka, Badaruddin, masih bekerja di Pemprov DKI Jakarta. Sabtu begini biasa pulang lebih awal. Sampai rumah sekitar pukul 14.00 (Oesman, 2015: 25). (206) Malam, sekitar pukul delapan, Badaruddin datang. Suamiistri ini menatap anak sulung mereka dengan sedih (Oesman, 2015: 32). (207) Alhasil, Badaruddin menuruti Sugiarti. Dia berangkat ke kampung dengan pikiran kalut (Oesman, 2015: 60). (208) Jemputan datang. Badaruddin membawa mobil kijang menjemput meraka (Oesman, 2015: 68). (209) Tiap hari Eva akan ke situ, sore dijemput Badaruddin sepulang kerja (Oesman, 2015: 131). (210) Badaruddin menjemput dengan mobil, tiga adik Eva ikut (Oesman, 2015: 186).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Ayah memiliki sifat yang kuat menghadapi setiap cobaan yang diberikan Allah. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (211) Beberapa kali dia menghentikan cerita Sugiarti, minta kepastian bahwa informasi dokter benar. Mungkin dia berharap Sugiarti salah dengar. Sampai, dia berniat mencabut Eva pindah ke RS lain (Oesman, 2015: 59). Ayah memiliki sifat yang perhatian. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (212) Badaruddin menitipkan Eva ke keluarga Bowo. Dijelaskan, Eva sakit, dilarang capek dan kena matahari (Oesman, 2015: 131). (213) Sebelum makan bersama dimulai, Badaruddin mengambil sesuatu dari laci dashboard mobil. Barang itu dia beli di jalan, sebelum menjemput Eva tadi. Lalu barang diletakkan di meja makan (Oesman, 2015: 71). Badaruddin memiliki sifat yang tegas. Hal ini dibuktikan oleh pengarang degan menggunakan teknik dramatik dalam kutipan: (214) Badaruddin usul. “Baiknya kita titipkan Kiki ke ibu-ibu pengajian, sebelum Eyang datang,” katayanya (Oesman, 2015: 33). (215) Badaruddin kelihatan terlalu galak, jika anak gadisnya didekati cowok (Oesman, 2015: 240).
Berdasarkan kutipan (204) sampai (215) Ayah merupakan sosok orang tua yang bertanggung jawab kepada keluarga dan sangat mencintai anakanaknya terutama Eva sehingga banyak perhatian lebih yang Ia berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
untuk merawat Eva agar tetap sehat dan menjalani rutinitasnya seharihari. b. Sugiarti Ibu Eva bernama Sugiarti. Ia adalah sosok Ibu yang sabar. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (216) Dada Sugiarti kembali bergetar. Guncang berdenyut. Dia berusaha tampil tenang, tapi tidak berani bertatap pandang dengan Eva (Oesman, 2015: 57). (217) Mama orangnya lembut, sabar dan tidak tegaan. Ujar Eva (Oesman, 2015: 164). (218) Sugiarti tiba jelang pukul 11.00 ketemu Bu Guru di loket administrasi (Oesman, 2015:174). (219) Esok, pagi-pagi Sugiarti mendatangi ruang dokter. Dadanya selalu bergetar setiap dipanggil dokter. Dia sudah ditunggu dr Abdul Mutholib, salah satu tim dokter Eva (Oesman, 2015: 202). Sugiarti termasuk Ibu yang memiliki rasa kelembutan dalam menyayangi anaknya. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (220) “Tapi, besok waktu BMP jangan gerak ya, sayang...” (Oesman, 2015: 107). (221) Sugiarti mendampingi pemerikasaan, “Apa sakitnya, Pak Dokter?” (Oesman, 2015: 176). (222) Sugiarti mengemasi pakaian dan setumpuk obat (Oesman, 2015: 186). (223) Mama selalu melarang Eva meminta maaf kepada anggota keluarga yang menolong. Mengucapkan terima kasih, boleh. Meminta maaf jangan (Oesman, 2015: 221). (224) Sabar, Ibu makan dulu, ya...,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 230). Sugiarti merupakan sosok Ibu yang tidak tegaan terhadap anaknya Eva. Hal ini dibuktikan pengarang dengan teknik dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
(225) Raut muka Sugiarti memang kelihatan panik akibat dadakan ini. Dia tidak menyangka Eva harus opname (Oesman, 2015: 26). (226) Sugiarti khawatir Eva berpacaran. Khawatir Eva dikecewakan atau mengecewakan (Oesman, 2015: 170). (227) Sugiarti tidak sampai hati melarang Eva. Kegembiraan Eva kegembiraan Sugiarti juga (Oesman, 2015:170). (228) “terima kasih atas perhatian Ibu Guru. Mohon maaf anak saya merepotkan,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 174). (229) “Kata dokter, sebaiknya istirahat dulu minimal tiga hari,” jawab Mama (Oesman, 2015:187). (230) Sugiarti mengangis sejadi-jadinya. Kepala lemas terkulai di pegangan kursi. Tubuh terguncang-guncang, napas tak beraturan (Oesman, 2015: 204). (231) Sugiarti merayu, berupaya menggendong, Eva bersikeras menolak (Oesman, 2015: 219). (232) Sugiarti menemui jalan buntu. Dia menelepon suami di kantor, memberitahukan ini (Oesman, 2015: 225). (233) Sugiarti tak kuasa menahan tangis. Sebenarnya dia sadar, tidak boleh menangis di depan Eva. Dia harus kelihatan tegar, apa pun terjadi (Oesman, 2015: 225). Berdasarkan kutipan di atas (216-233), Sugiarti digambarkan sebagai seorang Ibu yang sangat perhatian dan penuh kasih sayang merawat Eva dari awal penyakit Eva diketahui sampai Eva dewasa dan menikah Sugiartilah yang selalu menemani dan menjaga Eva. Maka sebab itu Sugiarti terkadang memiliki sifat yang tidak tegaan kepada Eva saat Eva mulai drop dan jatuh sakit dan harus terus menerus melakukan operasi untuk pengangkatan penyakitnya yang makin lama makin menyebar dan merusak semua jaringan dalam tubuh Eva. Namun Sugiarti tetap tabah dan tegar menghadapi segala resiko yang akan dihadapi jika sewaktu-waktu Eva sudah tidak bisa sembuhkan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
c. Faisal Faisal adalah adik Eva nomor dua, Faisal adalah anak yang pintar dan mandiri. Hal ini dibuktikan pengarang dengan teknik dramatik dalam kutipan: (234) Faisal usia 18, baru saja masuk Universitas Krisnadwipayana mengambil fakultas teknik mesin (Oesman, 2015: 220). Faisal digambarkan sebagai adik yang penyayang. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (235) Sorak-sorai bocah Faisal dan Toro di halaman menyambut kedatangan rombongan (Oesman, 2015: 70). Faisal memiliki sifat pencemburu. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (236) Faisal beranjak. Nasi yang sudah dia tuang ke piring, belum dilengkapi lauk, dia tinggalkan. Dia pergi begitu saja, keluar rumah (Oesman, 2015: 72). Berdasarkan kutipan (234-236) di atas, Faisal ditokohkan sebagai adik Eva nomor dua yang memiliki sifat pencemburu karena merasa kasih sayang dan perhatian kedua orang tuanya labih banyak diberikan untuk Eva. Akan tetapi Faisal sangat menyayangi keluarga dan sodara-sodaranya dan mau meluangkan waktunya untuk membantu Ibu menjaga adiknya yang paling kecil ketika Ibunya Sugiarti sedang sibuk merawat Eva yang sedang sakit dan di rawat di rumah sakit. Faisal yang menjadi kakak bagi kedua adiknya secara keseharian dia sudah mulai terbiasa dan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
dirinya menjadi lebih mandiri ketika dia tahu bahwa kakaknya Eva memang sedang terkena penyakit berat. d. Sri Pudjiastuti Sri Pudjiastuti adalah seorang guru SD yang penuh energi dalam mengajar. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (237) Di ruang kelas 5-A, guru mengevaluasi soal ujian Catur Wulan (Cawu) 1. Ujian sudah selesai pekan lalu. Ini jadi bekal ujian Cawu 2 dan 3 nanti (Oesman, 2015: 7). (238) Bu Guru mengetok-ketok meja dengan penghapus papan, minta perhatian (Oesman, 2015: 10). (239) Satu sisi, dia bukan pembuat soal yang sudah ditentukan jawabannya. Di sisi lain, sikap kritis siswa harus dia hidupkan (Oesman, 2015: 10). (240) “Anak-anak... jika menghadapi soal seoerti ini, jawablah yang paling dekat dengan kalimat soal (Oesman, 2015: 10). Berdasarkan kutipan (237-240) di atas, Sri Pudjiastuti adalah sosok guru yang sangat sinergik dalam memberi pelajaran kepada anak muridnya sehingga salah satu murid bernama Eva pun tertarik dan penasaran untuk bisa menjawab semua jawaban yang diberikan oleh gurunya. Sri pudjiastuti termasuk tipe guru yang sangat teliti dalam memberikan sebuah jawaban dan mengajak siswanya untuk bisa berfikir lebih detail dan berani mengambil sebuah kesimpulan secara benar dan hati-hati dalam menjawab pertanyaan. e. Ninis Ninis merupakan anak yang sopan. Hal ini dibuktikan oleh pengarang melalui tekni dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
(241) Ninis salim ke ayah-ibu Eva, juga nenek. Dia pulang jalan kaki (Oesman, 2015: 71). (242) Ninis salim ke ayah-ibu Eva, juga nenek. Dia pulang jalan kaki (Oesman, 2015: 71). Ninis termasuk teman yang solider. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (243) “Ya, benar Eva. Aku juga lihat,” timpalnya, sambil makan siomai juga (Oesman, 2015: 12). (244) Ninis dan Kartika membenarkan Eva, mendukung Eva, beramai-ramai mendesak agar Sutono yang bertanya (Oesman, 2015: 13). (245) Ninis dan Kartika berupaya membela Eva (Oesman, 2015: 14). (246) Ninis salim ke Sugiarti dan memeluk Eva. Oleh-oleh sekantong buah bawaan Ninis menambah ssak meja, karena banyak bungkusan disitu (Oesman, 2015: 66). (247) Usai salat, Ninis yang ada di sebelah, memeluknya. “Sudah... sudah... jangan nangis, Nduk. Elu emang keren,” ujar Ninis (Oesman, 2015: 85). Berdasarkan kutipan (241-247) di atas, Ninis merupakan teman Eva yang sangat perhatian dia selalu aktif menanyakan kabar tentang kesehatan Eva, menyemangati Eva dan memberi informasi tentang beberapa pengumuman di sekolah ketika Eva izin tidak bisa masuk sekolah. Ninis termasuk anak yang paling dekat dengan Eva sejak masih SD sampai SMP. Ninis dikenal sebagai anak yang sopan ketika bertamu dengan orang tua Eva. f. Kartika Kartika adalah teman Eva yang mendukung pendapat Eva. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (248) Ninis dan Kartika membenarkan Eva, mendukung Eva, beramai-ramai mendesak agar Sutono yang bertanya (Oesman, 2015: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Berdasarkan kutipan di atas, Kartika merupakan Seorang teman Eva yang sependapat dengan jawaban Eva. g. Sutono Sutono teman SD Eva yang keras kepala. Hal ini dibuktikan pengarang melalui tekni dramatik dalam kutipan: (249) Sutono diam. Berpikir keras, memperhatikan gerobak (Oesman, 2015: 13). (250) Perdebatan jadi riuh oleh masuknya belasan anak lelaki, mendukung Sutono. Mereka bersorak-sorak, mengelu-elukan Eva agar membantai pedagang. Sutono ketawa ngakak mendapat angin (Oesman, 2015: 14). (251) Sutono jadi kian ganas. Suaranya semakin kencang. “Elu „kan pemberani. Buktiin dong!” teriaknya mulai kasar (Oesman, 2015: 14). Berdasarkan kutipan di atas, Sutono adalah teman SD Eva yang memiliki sifat keras kepala dan ingin menang sendiri dengan pendapatnya tanpa mau menghargai pendapat orang lain. Sutono sangat ingin menyuruh Eva untuk membuktikan pendapatnya dengan benar di depan teman-teman yang saat itu sedang istirahat sekolah dan berkumpul di kantin sekolah. h. Dokter Anton Dokter Anton adalah dokter keluarga Eva yang menjadi kepercayaan keluarga saat Eva sakit. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
(252) Usia Anton sekitar empat puluh enam. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, tahun 1965. Jika memeriksa pasien sangat teliti (Oesman, 2015: 16). (253) Eva diperiksa, dokter Anton menyatakan harus periksa darah (Oesman, 2015: 16).
Berdasarkan kutipan di atas, dokter Anton sudah menjadi orang kepercayaan keluarga Eva saat ada yang sakit. Dokter Anton sangat teliti dalam mendiagnosa pasiennya. i. Dokter Yudha Dokter Yudha adalah dokter yang membuat keputusan sangat tepat. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (254) “Ini saya buatkan rujukan ke Rumah Saki Islam, tak jauh dari sini,” kata Yudha (Oesman, 2015: 25).
Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa dr Yudha adalah dokter rujukan Eva yang kedua setelah dari diagnosa dr Anton. Akan tetapi dr Yudha lebih menyarankan agar Eva bisa di rawat di rumah sakit yang lebih besar dan peralatannya lebih lengkap agar penyakitnya cepat di ketahui dengan jelas. j. Dokter Prasetyo Dokter prasetyo merupakan seorang yang sangat pengertian. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (255) Berdasarkan uji laboratorium darah Eva, inilah hasilnya. Ibu berhak memiliki,” kata Dokter, menyerahkan lembaran kertas (Oesman, 2015: 51). (256) “Sebaiknya Eva tahu hal ini. Bagaimana pun dia berhak tahu, apa penyakitnya (Oesman, 2015: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
(257) Dokter memberikan gambaran, syok atau terkejut adalah hal biasa yang selalu dialami semua manusiadalam hidup. Baik dalam derajat kecil maupun skala besar. Baik berbentuk kegembiraan maupun kesedihan (Oesman, 2015: 54). Berdasarkan kutipan di atas, dr Prsetyo digambarkan sebagai dokter yang penuh tanggung jawab untuk menyampaikan segala informasi baik dan buruknya kondisi pasien kepada anggota keluarganya. Dokter Prasetyo sangat menyarankan Sugiarti untuk tetap tabah menerima segala kondisi Eva dan mencoba membujuk agar Sugiarti menyampaikan pesannya kepada Eva supaya Eva juga tahu jenis penyakit yang dideritanya, agar Eva juga mampu menjaga kesehatannya dengan baik. k. Dokter Abidin Widjanarko Dokter Abidin adalah dokter di RSCM yang menangani Eva dengan ramah. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (258) Dokter Abidin Widjanarko masuk, menyapa ramah ke Eva. Berterima kasih kepada dr Chaterine yang kemudian keluar ruangan. Para mahasiswa langsung berkerumun mengelilingi bed. Eva kelihatan grogi (Oesman, 2015: 112). (259) “Bagus-bagus. Sekarang kita mulai, ya... Bismillah...” Dokter membuka kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas mengoleskan cairan warna ungu di kulit tulang belakang (Oesman, 2015: 112). (260) Dibius dulu, ya,” ujar dokter yang jelas-jelas terlambat, sebab suntik bius sudah manusuk, baru dia ngomong kemudian (Oesman, 2015: 113). Kutipan di atas menggambarkan bahwa, dr Abidin sangat menjaga kondisi pasien dengan baik dan tenang sehingga pasien Eva merasa tidak takut saat akan melaksanakan operasi, dr Abidin juga memiliki cara khusus untuk mengelabuhi ketakutan pasien saat akan di suntik, dokter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
abidin sangat ramah menyapa pasien yang akan di tanganinya sehingga Eva pun merasa dirinya nyaman bersama dr Abidin.
l. Dokter Zubairi Dokter Zubairi adalah dokter yang menangani penyakit Eva dengan sangat memperhatikan perkembangan penyakitnya sedetail mungkin. Hal ini dibuktikan pengarang dengan menggunakan teknik dramatik dalam kutipan: (261) Batu tersebut merupakan endapan kristal dari makanan berlemak. Dokter menunjukkan foto hasil USG kepada Sugiarti, dan menjelaskan secara lengkap (Oesman, 2015: 224). Dokter Zubairi adalah dokter yang pandai menjelaskan proses penyakit Eva kepada Sugiarti dengan sejelas mungkin. Hal ini dibuktikan pengarang dengan menggunakan teknik dramatik dalam kutipan: (262) Dokter menyalakan proyektor. Alat tersebut memancarkan sinar ke dinding, terpampang gambar hati (liver) manusia warna merah tua. Lengkap dengan gambar usus dan beberapa organ lain. Judul di bagian atas gambar: Biliary System (Oesman, 2015: 227). (263) “Inilah kantung empedu,” ujarnya, melingkari gambar mirip buah pear, bertuliskan: gallbladder, letak persis di bawah liver (Oesman, 2015: 228). (264) Gambar dari proyektor berubah menampilkan suasana operasi. Para dokter mengerumuni pasien yang sedang dioperasi. “Operasi pengangkatan kantung empedu termasuk operasi besar. Pasien dibius total. Pelaksanaan memakan waktu sekitar tiga jam,” tuturnya (Oesman, 2015: 228). Berdasarkan kutipan di atas dr Zubairi sangat mengerti perasaan Sugiarti sebagai Ibu kandung Eva. Dokter Zubairi dengan penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
pengertian dan hati-hati tanpa menyinggung dan membuat Sugiarti cemas saat akan memberitahu bahwa akan ada operasi pengangkatan kantung empudu dalam tubuh Eva. Dokter Zubairi sangat detail saat menjelaskan prosedur pengangkatan kantung empudu Eva. Tentu saja Ia sudah berpegangan pada ilmu pengetahuan yang dipelajari selama bertahuntahun menjadi dokter. m. Dokter Chaterine Dokter Chaterine adalah dokter yang baik memberikan solusi untuk penyakit Eva. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (265) Dokter membiarkan Sugiarti mencerna dulu informasi yang diterima (Oesman, 2015: 102). (266) Dokter kembali ke meja, mencari-cari berkas di sana. Berupa surat persetujuan keluarga pasien atas tindakan medis. Surat itu harus ditanda-tangani keluarga pasien, selaku penanggung jawab (Oesman, 2015: 104). (267) “Sekarang, Ibu tanda tangan di sini,” disodorkan selembar kertas (Oesman, 2015: 105). (268) “Nah, Ibu jelaskan kepada putrinya. Usahakan dia tenang saat pelaksanaan besok, sehingga tidak perlu diikat,” (Oesman, 2015: 105). Dokter Chaterine memiliki sifat yang ramah kepada pasien. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (269) “Selamat sore, Eva...” Dokter Chaterine masuk diiringi seorang suster (Oesman, 2015: 108). (270) Pengambilan semple darah pun dilakukan suster. Sementara, dokter berbisik-bisik sesuatu ke ugiarti, kemudian Sugiarti mengangguk-angguk (Oesman, 2015: 108).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
(271) “Nanti pelaksanaannya gini, Eva. Coba, kamu tidur miring,” lalu dokter menekan pundak dan pinggul Eva, sedikit mendorong (Oesman, 2015: 109). (272) Di depan ruang BMP, kedatangan Eva dan Mama disambut beberapa orang. Ada dr Chaterine, dan lima anak muda (tiga pria dua wanita) serta dua wanita seragam suster (Oesman, 2015: 110). (273) Dr Chaterine memperkenalkan, lima anak muda itu adalah mahasiswa FKUI yang dalam pelaksanaan BMP nanti hanya melihat, dan sedikit membantu dokter (Oesman, 2015: 111). Berdasarkan kutipan (265-273) di atas, dokter Chaterine merupakan salah satu dokter perempuan pertama yang menyarankan Eva untuk melakukan operasi pada bagian tulang sumsum daerah punggung agar lebih mudah menganalisa penyakit lupus yang diderita Eva selama ini. Dokter Chaterine merupakan dokter yang sangat baik dan ramah kepada Eva dan Sugiarti, serta sifatnya yang mudah akrab membuat Eva tak takut lagi jika harus melakukan operasi. n. Pak Roto Pak Roto adalah guru olahraga yang penuh semangat. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (274) Pak Roto paling sibuk. Dia meneriakkan instruksi-instruksi di pinggir lapangan. Teriakan tertelan riuh penonton memberi semangat masing-masing tim (Oesman, 2015: 77). (275) Pak Roto kelimpungan. Tiap Eva memegang bola, dia berteriak menyemangati agar segera eksekusi. “Majuuu... tembak...,” teriaknya (Oesman, 2015: 79). (276) Pak Roto menepuk-nepuk bahu Eva, memberi semangat (Oesman, 2015: 80).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
(277) Pak Roto kembali berdiri di tempat semula, bertepuk tangan keras. “Ayo... semangat, anak SD rempong...!” teriaknya (Oesman, 2015: 82). Pak Roto memiliki sifat yang tegas. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (278) “Kalau ada kendala, posisimu akan diganti pemain cadangan.” (Oesman, 2015: 80.) (279) Roto memberi warning, dia tidak akan segan mengganti pemain, jika pola permaianan tetep seperti babak 1. “Ingat itu, ya...” tegasnya. Dijawab serentak, “Ya...Pak.” (Oesman, 2015: 81). Berdasarkan kutipan (274-279) di atas, Pak Roto adalah sosok guru yang penuh semangat ketika mengajar. Pak Roto memiliki sifat yang tegas kepada murid-muridnya di sekolah. Sehingga banyak murid yang mengagumi kehadiran Pak Roto. Saat mendampingi mata pelajaran olahraga Pak roto banyak memberikan motivasi kepada Eva yang mengikuti pertandingan antar sekolah. o. Nanan Nanan merupakan tipe cowok yang perhatian.hal ini dibuktikan pengarang dengan teknik dramatik dalam kutipan: (280) Mendadak Nanan menyelonong ikut masuk ambulans (Oesman, 2015: 173). (281) Nana suka membantu Sugiarti, misalnya, membelikan obat di apotik rumah sait. Atau mengambilkan hasil cek laboratorium (Oesman, 2015: 187). (282) Bel pulang sekolah berdentang, Nanan bergegas ke tempat parkir. Memacu motor ke tujuan yang jelas RSCM. Ternyata Eva memang parah. Mata terpejam. Aneka selang centangperenang terhubung ke tubuh. Selang infus, selang obat, selang oksigen, dan selang ke kaki dengan sekantong plastik cairan warna merah, darah. Pantas, Mama Eva menyebut cuti, bukan izin sakit (Oesman, 2015: 192).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
(283) Sejak itu, Nanan hampir setiap hari menjenguk Eva. Setiap sore sepulang kerja, dia sempatkan saty-dua jam ngobrol dengan Eva dan Mama (Oesman, 2015: 234). (284) Pulang kerja, Nanan mampir apotik. Membeli obat kompres revanol untuk Eva (Oesman, 2015: 240). Nanan memiliki sifat pemberani untuk mempertahankan cintanya pada Eva. Hal ini dibuktikan pengarang dengan menggunakan teknik dramatik dalam kutipan: (285) Nanan terperanjat. Itu juga yang dia pikirkan selama ini. “Soal usia kita pasrahkan kepada Allah, Ma,” (Oesman, 2015: 259). (286) Nanan menceritakan semua kronologis dengan jujur. MamaPapa mendengarkan. Selesai Nanan cerita, Abdullah menggangguk-angguk. Maimunah menilai anaknya memang sudah mantap hati (Oesman, 2015: 259). (287) Nanan beralih memeluk Papa dan mncium kakinya. Baru kali ini dia menangis seperti saat masih bocah, dulu. Dia minta maaf kepada Mama dan Papa, karena sudah membuat mereka selalu khawatir (Oesman, 2015: 261). (288) Jumat Pon, 3 September 2004, akad nikah dilaksanakan di Kantor Urusan Agama Pondok Gede, Bekasi. Winantyo Adi Tamtomo bin Abdullah menikahi Eva Meliana Santi binti Badaruddin dengan mas kawin Al Quran, peralatan salat, dan Rp 271.990. Upaya Nanan demi mengenang pertemuan pertama mereka di MOS, 2 Juli 1990 (Oesman, 2015: 262). Berdasarkan kutipan (280-288) di atas, Nanan merupakan seorang laki-laki yang pintar dan bertanggung jawab saat Nanan SMA dia terlihat seperti senior yang galak. Setelah lulus dari SMA Nanan bertemu lagi dengan Sugiarto dan Eva di RSCM Nanan memang sejak lama senang dan mengagumi Eva namun saat itu Eva masih berpacaran dengan Ryan. Nanan memiliki sifat yang pemberani dalam menghadapi segala resiko yang terjadi padanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Nanan menyatakan cintanya pada Eva saat pertemuannya di RSCM Nanan sejak saat itu menjadi pria yang sangat romantis dan perhatian kepada kondisi Eva setiap hari dia meluangkan waktunya ketika pulang kerja untuk menghampiri Eva di rumah dan kedekatannya yang semakin sering membuat Nanan berani untuk menikahi Eva. p. Ryan Ryan memiliki sifat untuk menanamkan diri menjaga pola hidup sehat. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (289) “Nyokap gue tu terlalu protektif. Gue dilarang makan di kantin sekolah, katanya, lebih sehat makan di rumah,” tutur Ryan sambil makan (Oesman, 2015: 157). (290) Ryan mencuci tangan di wastafel sudut ruang tengah, tak jauh dari piano warna cokelat tua (Oesman, 2015: 157). (291) “Makan kambing katanya bisa meningkatkan tekanan darah, ya Pa?” tanya Ryan (Oesman, 2015: 177).
Ryan merupakan tipe orang yang romantis. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (292) Belum sempat dia menjawab, kertas diselipkan si cowok ke jari Eva, yang segera menggenggam, memasukkan ke saku rok (Oesman, 2015: 129). (293) Saat keluar studio, Ryan berbisik ke Eva: “Kita makan berdua aja, yuk.” (Oesman, 2015: 143). (294) Usai makan, Ryan menawarkan nonton bioskop di mal itu juga (Oesman, 2015: 148). (295) Film bubar hampir pukul 19.00. di parkiran motor yang tak terlalu terang, Ryan menghentikan langkah. Eva ikutan berhenti. Mereka berpandangan (Oesman, 2015: 148). (296) “Will you be my girl-friend?”(Oesman, 2015: 148).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
(297) Ryan tersenyum lebar. Merentangkan tangan, tanda hendak maju memeluk (Oesman, 2015: 149). Ryan merupakan anak dari keluarga orang kaya. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (298) Motor menuju pintu gerbang komplek perumahan. Bangunan semacam gapura tinggi dan lebar. Ada jalur masuk dan keluar. Di jalur masuk portal terbuka. Di jalur kanan portal terpalang (Oesman, 2015: 155). (299) Motor masuk komplek beraspal mulus. Rumah-rumah besar berjajar tanpa pagar halaman (Oesman, 2015: 155). (300) Motor berbelok, berhenti di depan garasi tertutup. Ryan mematikan mesin motor, mencopot helem. “Nah, ini rumah gue.” (Oesman, 2015: 156). (301) Rumah itu berdiri di pojok. Kembang aneka jenis tertata rapih di halaman depan dan menikung ke samping. Lebar depan sekitar dua belas meter. Warna rumah didominasi putih (Oesman, 2105: 156). (302) Ryan, anak dokter (Oesman, 2015: 158). (303) Dijelaskan, dr Hadi Ahmadi menikahi kandidat dokter Paramitha Anggraeni pada tahun 1970 di Jakarta. Setahun kemudian, Paramitha meraih gelar dokter. Pada 1972 melahirkan anak pertama, Ajeng Pratiwi. “Tahun 1976 lahir gue, Ryantori Ahmadi,” katanya (Oesman, 2015: 163). (304) Dokter Hadi Ahmadi mengajak keluarga makan malam di Satay House Senayan, kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat. Dia pulang kerja langsung ke situ. Istrinya, dr Paramitha bersama Ryan berangkat dari rumah (Oesman, 2015: 177). Berdasarkan kutipan (289-304) di atas, Ryan adalah teman Eva di SMA yang waktu itu mengagumi kecantikkan Eva dan keberanian Eva menghadapi banyak orang saat MOS. Ryan sempat menyatakan cinta pada Eva dengan sangat romantis dan mereka sempat berpacaran dalam jangka waktu yang singkat hanya beberapa bulan saja. Sifat Ryan sebelumnya sangat perhatian, baik dan sopan. Akan tetapi seiring perjalanan waktu Eva kambuh dan penyakitnya membuat Eva harus di rawat di RSCM dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
jangka waktu sebelum. Ryan berubah pikiran dan perasaannya dikit demi sedikit menghilang karena Ryan tahu jika Eva menderita penyakit berat yaitu Lupus penyakit yang tidak bisa disembuhkan bahkan orang tua Ryan pun yang bekerja sebagai dokter tidak menyetujui Ryan berpacaran lagi dengan Eva. q. Hesti Hesti adalah kakak kelas Eva di SMA yang baik hati. Hal ini dibuktikan oleh pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (305) Ternyata dia Hesti, menunjuk arah Eva. “Adik, kembali ke sini,” ujarnya menunjuk titik dia berdiri (Oesman, 2015: 126). (306) “Perhatikan... Kertas digaris spidol dibagi tiga sama lebar. Tulisan seperti ini,” ujar Hesti sambil menggambar di papan, memberi contoh (Oesman, 2015: 127). (307) Hesti muncul. Dia tergesa-gesa, karena upacara segera mulai. Dia melihat Eva, segera menghampiri (Oesman, 2015: 135). (308) Hesti dengan lemas meminta Eva kembali ke pojokan lagi. Hesti berat hati mengatakan, “Maafkan Kakak ya, Va. Mata Kakak mungkin sudah minus, tak melihat titik itu.” Maksudnya, titik di tengah angka 11 (Oesman, 2015: 138). Berdasarkan kutipan di atas, Hesti digambarkan sebagai kakak kelas Eva yang baik hati dan perhatian yang membantu Eva saat MOS di sekolah dilakasanakan. Hesti juga dianggap sebagai sodara dari Eva karena wajah mereka hampir mirip. Kedekatan Hesti dengan Eva sangat baik dan dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
r. Wiwik Teman Eva yang sportif. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (309) “Bener, Pak...” teriak dua pemain lain, Rita dan Wiwik bersamaan (Oesman, 2015: 80). (310) Wiwik sudah ditempel musuh nomor 5. Grogi, dia bounce pass ke Yuni (Oesman, 2015: 82). Kutipan di atas menyimpulkan bahwa, Wiwik sangat mendukung Eva saat
pertandingan
melawan
sekolah
lain
dan
mencoba
saling
menyemangati. s. Dewi Dewi merupakan teman Eva yang sportif. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan: (311) Pemain lain, Dewi Wulandari, posisi small forward, mendukung Eva dan Yuni (Oesman, 2015: 80). (312) “Kalo Eva dan Yuni semangat, kita nakalan menang, pak. Tadi kami kaget, karena mereka main tidak seperti biasanya,” (Oesman, 2015: 80). (313) Dewi passing kepada Wiwik (Oesman, 2015: 82).
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan, Dewi adalah seorang teman yang menjaga kesportifitasan tim dalam bermain basket saat perlombaan antar sekolah sampai akhirnya mereka memenangkan perlombaan basket itu. t. Yuni Yuni memiliki sikap yang cekatan. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
(314) Pemain tuan rumah tertinggi bernomor 1, Yuni, tinggi 170-an juga. Ramping dan gesit (Oesman, 2015: 77). (315) Yuni mengambil bola, berdiri di bawah papan ring, matanya menyapu ke tengah lapangan (Oesman, 2015: 82). (316) Bola di tangan Yuni, dribble, dia beringsut kiri-kanan mencari celah (Oesman, 2015: 83). (317) Hebatnya, Yuni sudah menduga Eva melakukan itu. Dia menangkap bola dengan tangkas. Maju cepat... lantas mendadak berhenti. Ternyata, Yuni melakukan long shoot (Oesman, 2015: 84). Berdasarkan kutipan di atas, Yuni adalah teman SMP Eva yang sama-sama terpilih mengikuti perlombaan bola basket antar sekolah yang dibimbing oleh Pak Roto. Yuni memiliki sifat yang lincah dan cekatan serta postur badan yang tinggi sesuai untuk lawan main ketika berada di lapangan basket. Yuni sangat kooperatif ketika bermain di lapangan bersama Eva dan rekan tim lainnya.
4. Diskusi Kelompok Asal Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli. Siswa kembali kedalam kelompok asal untuk menjelaskan materi yang sudah dipahami dan dimengerti bersama kelompok asli tentang tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik. Hal ini dibuktikan dengan cara menyimpulkan tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik dalam kutipan: A. Tokoh Utama Berdasarkan hasil diskusi di dalam kelompok ahli. Peneliti menyimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah Eva, tokoh Eva digambarkan sebagai seorang gadis yang cantik, pintar, sabar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
baik hati, suka bercanda, pekerja keras dan tabah. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (318) Eva pantang menyerah. Dalam kondisi begitu dia tetap kuliah. Pernah sekali dia tergeletak pingsan di kampus dan dilarikan ambulance ke RSCM. Setelah dirawat dua pekan di RSCM dia balik kuliah lagi (Oesman, 2015: 218). (319) Sudah dua semester dia jalani. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) 2,76 atau C plus. Hasil maksimal perjuangan dia (Oesman, 2015: 219).
(320) Eva cepat menyahut, “Ceileee… bahasamu ternayata tinggi ya, Mas. Berbudi luhur, solitaire, makhluk social. Cie.. cie…” (Oesman, 2015: 256). (321) Eva kembali bekerja. Juga aktif di Yayasan Lupus Indonesia (YLI). Dulu dia membantu Tiara Savitri (penyandang Lupus) mendirikannya pada tanggal 17 April 1998 (Oesman, 2015: 282). (322) Eva kembali sibuk. Sehari dia bisa tampil di dua-tiga acara pernikahan. Bukan hanya di Jakarta, juga beberapa besar kota lain (Oesman, 2015: 289). (323) Eva segera mengenali mereka, dan tanda-tanda itu. “Rampok…Rampok…,” teriak Eva sambil mengepalkan tangan ke atas (Oesman, 2015: 298). B. Tokoh Tambahan Tokoh tambahan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, dr Anton Suprajogi, dr Yudha Wijayanto, dr Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan, Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik, Dewi, dr Abidin, dr Zubaeri, dan dr Chaterine. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (324) Ibu Guru mengatakan “jawaban benar adalah D.” (Oesman, 2015: 8). (325) Kartika tetap konsentrasi makan siomai. Dan tak begitu hirau (Oesman, 2015:12). (326) “Hahaha… elu-lah, Va yang harus ngebuktiin. Elu yang mulai.” (Oesman, 2015: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
(327) Diagnosis dari dr Anton, radang tenggorokan (Oesman, 2015: 16). (328) Melalui polesan Pak Roto, Eva masuk tim inti sekolah (Oesman, 2015: 21). (329) “Eva harus rawat inap, Bu,” kata dr Yudha (Oesman, 2015: 24). (330) Dibius dulu, ya,” ujar dokter yang jelas-jelas terlambat, sebab suntik bius sudah menusuk, baru dia ngomong kemudian (Oesman, 2015: 33). (331) Dada Sugiarti kembali bergetar. Guncang berdenyut. Dia berusaha tampil tenang (Oesman, 2015: 57). (332) Dia berangkat ke kampong menjemput Ibunya Musinah (Oesman, 2015: 60). (333) “Apa kabar Eva…”, sapa dokter “Eva ingin berbicara dengan saya?” (Oesman, 2015: 62). (334) Ninis menceritakan, posisi Eva di tim basket diisi cewek kelas dua (Oesman, 2015: 68). (335) Dua gol (empat poin) dicetak Yuni (Oesman, 2015: 79). (336) Mereka menyatukan telapak tangan, tanda kompak. Lalu diangkat ke atas, dan dihempaskan lagi ke bumi. “ Rampok….Rampok… Rampoook….! teriak mereka. Balasannya Yeah (Oesman, 2015: 81). (337) “Ini tidak sakit kok, Bu,” kata dr Chaterine kepada Sugiarti (Oesman, 2015: 102). (338) “Baiklah. Silahkan istirahat makan siang,” tutur Hesti (Oesman, 2015: 128). (339) “Mbak Va selalu gitu, deh. Menang sendiri,” ujar Faisal, kesal (Oesman, 2015: 134). (340) Usai makan siang, Ryan menawarkan nonton bioskop di mal itu juga (Oesman, 2015: 148). (341) “Jangan salah moonface cewek itu dikagumi cowok, lho…,” kata Zubaeri (Oesman, 2015: 201). (342) Nanan tersipu. Sekaligus paham, karakter Eva tak berubah sejak dulu (Oesman, 2015: 256).
C. Teknik Analitik Berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok teknik analitik dalam penokohan tokoh utama novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
(343) Eva kembali terlentang. Dia memandang dokter dengan senyum (Oesman, 2015: 110). (344) Di saat bersamaan terdengar motor dinamo mendesing cepat. Bising berdesis. Eva menutup mata, istighfar. Dia merasa, inilah saat pengeboran (Oesman, 2015: 113). (345) Eva merapat ke grup Ryan. Dia yang semula suka nyanyi pop, beralih ke rock. Kini dia mengakrabi lagu-lagu Metalica, God Bless, The Rolling Stones, INXS. Dia jadi suka baca majalah musik (Oesman, 2015: 141). (346) “Mengapa Allah memberiku keadaan begini, Ma?” Tanya Eva (Oesman, 2015: 221). (347) Eva jalan menuju pojokan yang ditunjuk. Duduk di lantai bersandar tembok (Oesman, 2015: 135).
D. Teknik Dramatik Berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok teknik dramatik dalam penokohan tokoh tambahan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, dr Anton Suprajogi, dr Yudha Wijayanto, dr Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan, Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik, Dewi, dr Abidin, dr Zubaeri, dan dr Chaterine. Hal ini dibuktikan dalam kutipan: (348) Tiap hari Eva akan ke situ, sore dijemput Badaruddin sepulang kerja (Oesman, 2015: 131). (349) Sugiarti khawatir Eva berpacaran. Khawatir Eva dikecewakan atau mengecewakan. Tapi melihat Ryan berperilaku baik dan sopan, dia tak banyak komentar. Tidak melarang, juga tidak mendorong. Dia hanya memantau perkembangan (Oesman, 2015: 170). (350) Faisal usia 18, baru saja masuk Universitas Krisnadwipayana mengambil jurusan fakultas teknik mesin (Oesman, 2015: 220). (351) Satu sisi, dia bukan pembuat soal yang sudah ditentukan jawabannya. Di sisi lain, sikap kritis siswa harus dia hidupkan (Oesman, 2015: 10). (352) “Saya lihat, Eva anak cerdas. Dia akan terus berusaha mencari tahu.” (Oesman, 2015: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
(353) Suster pergi, tetap dengan wajah kepo. Jarang ada pasien sekecil Eva minta ketemu dokter. Kebanyakan orangtuanya. Jika ini disampaikan ke dokter, mungkin juga dokter ikut penasaran (Oesman, 2015: 62). (354) Ini masakan Nenek, kegemaran Eva saat masih kecil di kampung dulu. Irisan nangka muda mirip gudeg. Dilengkapi sambal teri dan tempe-tahu goring. Dimasak Nenek, khusus menyambut kepulangan Eva (Oesman, 2015: 71). (355) Jemputan datang. Badaruddin membawa mobil kijang menjemput mereka. Eva meninggalkan kamar jalan biasa, tidak pakai kursi roda seperti kebanyakan pasien pulang. Bahkan dia terus asyik bergurau dengan Ninis (Oesman, 2015: 68). (356) Pak Roto pernah mengatakan, Eva puya kreativitas di lapangan. Dribble tinggi dan rendah sudah dia kuasai. Aneka teknik passing dan chatching tak pernah meleset. Teamwork kuat (Oesman, 2015: 68). (357) Bel masuk kelas berbunyi, semua berhamburan meninggalkan kantin. Sisca yang biasa menemani Eva berjalan menuju kelas, kali ini tidak. Dia buru-buru pergi dari kantin setelah menghabiskan mie ayam. Katanya ada urusan penting (Oesman, 2015: 151). (358) Nanan hanya melihat mereka, sambil tetap menggerogoti paha ayam. Dia tampak tak tertarik melongok kamar. Dia malah melihat potensi konflik (Oesman, 2015: 278). (359) Dia hanya terbaring di ranjang. Semua kegiatan dilakukan di situ, termasuk buang air besar dan kecil. Tentu menggunakan pispot (Oesman, 2015: 220). (360) Negative foto disinari lampu dari arah belakang. Tampak jelas dua negative foto hitam-putih organ dalam manusia. Mutholib mengambil tongkat besi kecil, seperti guru sedang mengajar. Lantas dia mengarahkan tongkat ke foto (Oesman, 2015: 220). (361) Julukan ini terdengar tidak enak. Cenderung meledek, bila dikaitkan dengan fisik Eva yang sering bengkak dan moonface. Tapi, mungkin yang dimaksud mahasiswa di sana adalah semangat juang Eva bagai monster. Terus maju pantang mundur (Oesman, 2015: 218). (362) Nanan menyimpulkan, Lupus penyakit aneh. Penderita dilarang kena sinar matahari. Padahal sinar matahari berguna bagi semua makhluk hidup di bumi (Oesman, 2015: 193).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
5. Laporan Kelompok Setelah siswa selesai berdiskusi bersama di dalam kelompok ahli. Siswa melaporkan hasil jawabannya, di dalam kelompok asal secara bergantian dan membuat rangkuman tentang materi tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman yang terdiri dari tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik. 6. Guru Memberi Penguatan Guru memberikan penguatan artinya, guru memberikan respon positif terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun nonverbal seperti dengan isyarat-isyarat tertentu, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa ketika mengungkapkan suatu gagasan/ ide. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator, yang dapat menghargai dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Apabila siswa tersebut kurang percaya diri ketika menyampaikan pendapatnya di depan kelas, gurulah yang membantu memberikan motivasi terhadap siswa tersebut. Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas. Seperti pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif. Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
melakukan suatu proses pembelajaran. Manfaat yang di dapat oleh siswa ketika mendapat penguatan dari gurunya, yaitu siswa lebih merasa bahwa peningkatan perhatian dalam belajar siswa lebih tinggi, siswa dapat membangkitkan dan memelihara perilaku yang baik dan sopan terhadap lingkungan sekitarnya, kemudian dapat menumbuhkan rasa percaya diri kepada masing-masing siswa, dan dapat memelihara suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan serta nyaman. Penguatan tersebut juga harus diberikan secara merata kepada siswa yang baik maupun kurang baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan kepada peserta didik.
7. Guru Membimbing Siswa Mengambil Kesimpulan Guru membimbing siswa, agar siswa dapat menarik kesimpulan yang menggambarkan, tentang keseluruhan pokok isi dari materi pembelajaran yang telah bersama-sama dibahas dan dipelajari hari ini, tentang unsur intrinsik tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan secara berkelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah, Eva Meliana Susanti. Tokoh tersebut bisa dikatakan tokoh utama, karena perannya paling banyak diceritakan dan memiliki ciri-ciri yang ada dalam enam unsur tokoh utama, yaitu: (a) Menjadi pusat penceritaan; (b) Paling banyak terlibat dalam konflik dan klimaks;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
(c) Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain; (d) Membawakan moral dan tema cerita (e) Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang; (f) Didukung oleh frekuensi kemunculan. Jika tokoh utama sudah ditentukan, yaitu Eva maka tokoh tambahan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman tersebut sudah bisa diketahui, yaitu tokoh tambahan yang berperan dekat dengan tokoh utama bernama Badaruddin, Sugiarti, Faizal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, dr Anton Soprajogi, dr Yudha Wijayanto, dr Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan, Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik Pangestu, Dewi Wulandari, dr Abidin Widjanarko, dr Zubairi Djoerban, dan dr Chaterine, penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dapat dianalisis dengan cara teknik analitik dan teknik dramatik, untuk mengetahui gambaran dari penokohan tokoh tersebut. Definisi dari teknik analitik adalah pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan deskripsi, uraian, dan pejelasan secara langsung sedangkan teknik dramatik adalah pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh. Karakter tokoh yang ada dalam novel tersebut bermacam-macam yaitu baik hati, bertanggung jawab, tabah, tegar, penyabar, penyayang, penuh semangat, iri hati dan penolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah
:
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: XI
Semester
:I
Standar Komptensi
: Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi Dasar
: 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Penilaian
Dasar
Sumber Waktu
Kompetensi 7.2 Menganalisis
1. Membaca
1. Guru memberikan
1. Siswa mampu
Jenis
4 JP
1.Hendy,
unsur-unsur
sinopsis bab
penjelasan tentang
memahami
tagihan:
Zaidan. 1988.
intrinsik
14 novel 728
tujuan orientasi
tujuan orientasi
1.Tugas
Pelajaran
ekstrinsik
Hari karya
pembelajaran
pembelajaran
novel
Djono W.
tokoh dan
tokoh dan
Indonesia/
Oesman.
penokohan yang
penokohan yang
akan dicapai dan
akan dicapai.
terjemahan
dan
2. Unsur intrinsik
2.Tugas kelompok
Sastra. Jakarta: Gramedia. 2.Ismawati,
Bentuk
Esti. 2013.
menganalisis
intrumen
Pengajaran
metode kooperatif
unsur intrinsik
1. Unjuk
Sastra.
jigsaw II dalam
tokoh
tokoh dalam
manfaat
bab 14 novel
menggunakan
728 Hari karya Djono
2. Siswa mampu
individu
kerja
Yogyakarta:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Penilaian
Dasar
Sumber Waktu
Kompetensi W. Oesman. 3. Unsur intrinsik penokohan
proses belajar
berdasarkan
kelompok.
langkah-
2. Siswa dibentuk
2. Uraian bebas
Ombak. 3.Nurgiantoro,
langkah penentu
Burhan.
dalam bab 14
dalam empat
tokoh utama
2007. Teori
novel 728
kelompok asal
dalam bab 14
Pengkajian
Hari karya
dengan materi
novel 728 Hari
Fiksi.
Djono W.
yang berbeda-beda
karya Djono W.
Yogyakarta.
Oesman.
terdiri dari tokoh
Oesman.
Gadjah Mada
4. Analisis tokoh
utama, tokoh
3. Siswa mampu
University
tambahan
tambahan, teknik
menganalisis
Press.
dalam bab 14
analitik, dan
unsur intrinsik
4.Oesman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Dasar
Penilaian
Sumber Waktu
Kompetensi novel 728 Hari karya
teknik dramatik. 3. Siswa membaca
tokoh tambahan
Djono W.
dalam bab 14
2015. 728
Djono W.
sinopsis bab 14
novel 728 Hari
Hari. Depok:
Oesman
novel 728 Hari
karya Djono W.
Best Media.
karya Djono W.
Oesman.
5. Analisis teknik analitik tokoh
Oesman dalam tim
utama
asal.
4. Siswa mampu
5.Pradopo, Rachmat
menganalisis
Djoko. 1990.
penokohan bab 4. Siswa dipisah lagi
unsur intrinsik
Pengkajian
14 novel 728
untuk berdiskusi
penokohan
Puisi.
Hari karya
dalam kelompok
tokoh utama
Yogyakarta:
Djono W.
ahli yang sama-
berdasarkan
Gadjah Mada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Dasar
Penilaian
Sumber Waktu
Kompetensi sama membahas
teknik analitik
University
6. Analisis teknik
materi yang sama
dalam bab 14
Press.
dramatik tokoh
sesuai dengan ke-
novel 728 Hari
tambahan
empat materi,
karya Djono W.
Jacob. 1988.
penokohan bab
yaitu tokoh utama,
Oesman
Apresiasi
14 novel 728
tokoh tambahan,
Hari karya
teknik analitik,
menganalisis
Jakarta:
Djono W.
dan teknik
unsur intrinsik
Gramedia.
Oesman.
dramatik.
penokohan
Oesman.
5. Laporan kelompok dengan cara
5. Siswa mampu
6.Sumardjo,
Kesusastraa.
7.Tarigan,
tokoh tambahan
Henry
berdasarkan
Guntur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Dasar
Penilaian
Sumber Waktu
Kompetensi presentasi secara
teknik dramatik
2012.
bergantian.
dalam bab 14
Prinsip-
Kemudian,
novel 728 Hari
Prinsip
kelompok lain
karya Djono W.
Dasar
mendengarkan.
Oesman.
Sastra.
6. Guru memberikan
Bandung:
penguatan dari
Angkasa.
hasil diskusi
8.Waluyo, J.
bersama
Herman.
kelompok.
2011.
7. Guru membimbing
Pengkajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Dasar
Penilaian
Sumber Waktu
Kompetensi siswa untuk bisa
dan Apresiasi
menyimpulkan
Prosa Fiksi.
materi tokoh dan
Surakarta:
penokohan novel
UNS Press.
728 Hari karya
9.Wellek, Rene
Djono W.
dan Austine
Oesman.
Warren. 1990. Teori Kesusastraan .Jakarta: Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Indikator Kompetensi
Alokasi Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Pencapaian
Dasar
Penilaian
Sumber Waktu
Kompetensi Pustaka. 10. Zainuddin, Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammad iyah University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN
: Sekolah Menengah Atas
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: XI/I
ALOKASI WAKTU
: 4JP (4x 45 menit)
A. Standar Kompetensi Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan
B. Kompetensi Dasar 7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
C. Indikator 1. Siswa, mampu memahami tujuan orientasi pembelajaran tokoh dan penokohan yang akan dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
2. Siswa, mampu menganalisis 6 langkah penentu tokoh utama novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, menurut (Nurgiontoro, 2007: 176). 3. Siswa, mampu menganalisis tokoh tambahan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, menurut (Waluyo, 2011: 19). 4. Siswa, mampu menganalisis penokohan novel 728 Hari karya Djono
W.
Oesman
berdasarkan
teknik
analitik,
menurut
(Altenbernd dan Lewis dalam Waluyo, 2011: 3). 5. Siswa, mampu menganalisis penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman berdasarkan teknik dramatik, menurut (Altenbernd dan Lewis dalam Waluyo, 2011: 3). D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa, dapat memahami tujuan orientasi pembelajaran tokoh dan penokohan yang akan dicapai. 2. Siswa, dapat menganalisis 6 langkah penentu tokoh utama menurut Nurgiontoro. 3. Siswa, dapat menganalisis tokoh tambahan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. 4. Siswa, dapat menganalisis penokohan novel 728 Hari berdasarkan teknik analitik menurut Waluyo. 5. Siswa, dapat menganalisis penokohan novel 728 Hari berdasarkan teknik dramatik menurut Waluyo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
E. Materi 1. Bahan bacaan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14. 2. Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Langkah-langkah penentu tokoh utama menurut (Nurgiantoro, 2007: 176), yaitu: a. Menjadi pusat penceritaan b. Paling terlibat dalam konflik dan klimaks c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain d. Membawakan moral dan tema cerita e. Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang f. Didukung oleh frekuensi kemunculan 3. Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama (Waluyo, 2011: 19). 4. Penokohan adalah individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Berdasarkan teknik penggambaran tokoh, menurut (Altenbernd dan Lewis dalam Waluyo, 2011: 3) adalah sebagai berikut: a. Teknik analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung. b. Teknik
dramatik,
yaitu
pengarang
tidak
langsung
mendeskripsikan sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh maupun pelaku lain. Watak tokoh disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh. Bahkan dari penampilan fisik dan gambaran lingkungan maupun tempat tokoh. Cakapan maupun lakuan tokoh dan pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pencerita bisa menyiratkan sifat wataknya. Metode ini membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri watak tokohnya.
F. Metode Pembelajaran Metode
: Kooperatif
Model
: Jigsaw II (diskusi dan presentasi)
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Pelaksanaan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Guru memberi salam. 2. Guru mengecek kehadiran siswa. 3. Guru mengingatkan kembali pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. 4. Motivasi : Guru memberikan permainan kepada siswa untuk menyusun huruf “KORUPSI”, lalu
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
guru menyampaikan motivasinya. Bahwa korupsi sangat memprihatinkan bangsa ini. Oleh sebab itu, dapat dicegah dengan cara tidak menyontek. 5. Apersepsi : Guru memberikan pertanyaan, kepada siswa “apakah mereka pernah membaca karya sastra novel, dan novel apa saja yang pernah mereka baca?” Siswa menggungkapkan pendapatnya, dan guru merangkum semua pendapat siswa. 6. Orientasi : Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilaksanakan. Inti
1. Eksplorasi a. Guru membagikan bahan bacaan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman kepada siswa. b. Siswa membaca dan memahami isi novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14.
65 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
2. Elaborasi a. Siswa dibagi ke dalam kelompokkelompok, yang terdiri dari 4 orang anggota yang dipilih secara heterogen. b. Siswa yang mendapat materi sama, berkumpul di dalam tim ahli yang sama. c. Siswa kembali ke dalam kelompok asal, untuk mendiskusikan hasil dari tim ahli. 3. Konfirmasi a. Siswa membuat laporan kelompok hasil analisis unsur intrinsik tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, kemudian mencatat hal-hal penting dalam diskusi kelompok tersebut. b. Anggota
kelompok
memberikan
tim
asal
tanggapan/komentar
kepada teman satu timnya, yang sedang menjelaskan hasil analisis tokoh dan penokohan berupa materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
yang di bahas dalam tim ahli. c. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi bersama.
Penutup
Kesimpulan: a. Guru
15 menit membimbing
siswa
mengambil kesimpulan dari proses pembelajaran
hari
ini
tentang
analisis unsur intrinsik tokoh dan penokohan novel 728 Hari bab 14 karya Djono W. Oesman. b. Guru memberikan tugas individu tentang unsur intrinsik tokoh dan penokohan Pertemuan Pertama (2x45)
Kegiatan
Deskripsi Pelaksanaan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Guru memberikan salam
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru mengingatkan kembali pada pertemuan sebelumnya 4. Motivasi : Menawarkan hadiah kepada siswa jika mereka berhasil melakukan sesuatu dengan baik. 5. Orientasi : Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilaksanakan. Inti
1. Eksplorasi
65
a. Siswa membaca dan memahami isi novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14. b. Siswa menganalisis tokoh dan penokohan yang terdapat dalam bab 14 tersebut. 2. Elaborasi a. Guru kepada bersama
memberikan siswa dalam
untuk
kesempatan berkumpul
kelompok
ahli
masing-masing, yaitu; tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik
dramatik.
Kemudian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
membahas bagian yang kurang dari analisis sebelumnya
dalam novel
728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14. b. Siswa yang sudah selesai berdiskusi dengan topik materinya. Kemudain, membuat ringkasan atau catatan berupa
informasi
penting
yang
sudah di dapat. c. Siswa kembali ke dalam kelompok asal dan membuat laporan hasil diskusi dari tim ahli. 3. Konfirmasi : a. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok dari tim asal, dan tim ahli. Kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Tentang hasil diskusi analisis unsur intrinsik
tokoh
dan penokohan,
yaitu; tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
b. Anggota
kelompok
memberikan, kepada
yang
lain
tanggapan/komentar
teman
yang
sedang
hasil
analisis
mempresentasikan
unsur intrinsik, yaitu tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14 di depan kelas. c. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi bersama. Penutup
Kesimpulan : a. Guru
15 menit membimbing
siswa
mengambil kesimpulan dari proses pembelajaran
hari
ini
tentang
analisis unsur intrinsik tokoh dan penokohan, yaitu; tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik novel 728 Hari bab 14 karya Djono W. Oesman. b. Guru memberikan apresiasi kepada siswa untuk pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
sudah terlaksana hari ini, dan diskusi hari ini sudah bisa berjalan dengan baik. Pertemuan kedua (2x24)
H. Sumber Belajar dan Alat Pembelajaran 1. Sumber
:
Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia. Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak. Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Oesman, Djono W. 2015. 728 Hari. Depok: Best Media. Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sumardjo, Jacob. 1988. Apresiasi Kesusastraa. Jakarta: Gramedia. Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Waluyo, J. Herman. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press. Wellek, Rene dan Austine Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka. Zainuddin, Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University.
2.Alat
: LCD, leptop, novel dan papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
I. Penilaian Jenis tagihan
: Tugas individu dan tugas kelompok (tes tulis dan tes lisan)
Bentuk instrumen : Unjuk kerja dan uraian bebas 1. Tugas kelompok (Skor Maksimal 15) Siswa diminta untuk mengerjakan tugas kelompok, tentang unsur intrinsik tokoh dan penokohan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Di dalam kelompok yang sudah dibentuk dalam tim asal dan tim ahli. 1) Analisislah unsur tokoh yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan 6 langkah penentuan tokoh utama ! 2) Analisislah unsur penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan teknik penokohannya (analitik dan dramatik) ! 2. Tugas individu (Skor Maksimal 18) Siswa diminta untuk mengerjakan tugas secara individu, tentang materi yang sudah dipelajari, yaitu unsur intrinsik tokoh dan penokohan! 1) Jelaskan pengertian unsur intrinsik tokoh dan penokohan ! 2) Jelaskan tokoh tambahan ! 3) Jelaskan pengertian teknik analitik !. 4) Jelaskan pengertian teknik dramatik ! 5) Sebutkan 6 langkah penentu tokoh utama !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Kunci Jawaban (Tugas Kelompok) 1) Berikut langkah penentuan tokoh utama, yang sudah dianalisis dalam bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, dibuktikan dalam kutipan : a. Eva, menjadi pusat penceritaan dibuktikan dalam kutipan: (1) Pakaian Eva sudah di situ. Ketika ganti pakaian, Eva baru ingat surat dari cowok tadi. Dibuka, “Hi... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, panggilan Ryan, kelas 1.2. Aku suka kamu pede menghadapi banyak orang (Oesman, 2015: 132). b. Eva, paling terlibat dalam konflik dan klimaks dibuktikan dalam kutipan: (1) Eva melihat (punggung) cowok pemberi surat tadi, terasa (Oesman, 2015:133). (2) Gejala berantem segera dimulai. Mama cepat menengahi: “Eva… mestinya „kan bisa diurusi kemarin sore,” kata Mama (Oesman, 2015: 134). c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain (1) Eva maafkan aku kemarin ya.” “Gapapa, Kakak.” “Yaudah, kamu gak usah berdiri. Boleh duduk di pojok sana.” (Oesman, 2015: 135). (2) Hesti muncul. Dia tergesa-gesa, karena upacara segera dimulai. Dia melihat Eva, segera menghampiri (Oesman, 2015: 135). (3) Repotnya, di kelompok itu beberapa cowok melirik padanya. Ada yang senyum-senyum juga. Dia tiak berani spekulasi menebak, mana yang Ryan (Oesman, 2015:136). d. Membawakan moral dan tema cerita (1) Eva pulang jalan kaki, ke rumah kerabat, sekitar tiga ratus meter dari sekolah. Jika naik angkot Cuma lima menit. Dia pilih jalan (Oesman, 2015: 131). (2) Badaruddin menitipkan Eva ke keluarga Bowo. Dijelaskan, Eva sakit, dilarang capek dan kena matahari. Tiap hari Eva akan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
situ, sore dijemput Badaruddin sepulang Assalammualaikum…,” salam Eva (Oesman, 2015: 131).
kerja.
e. Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang (1) Insiden kedua ini membuat Eva tambah terkenal. Cuma, keterkenalan hari ini cenderung memalukan (Oesman, 2015: 138). (2) MOS hari berikutnya tak ada insiden lagi. Sekolah Eva lancar, meski setiap hari harus berpayungan (Oesman, 2015: 139). f. Didukung oleh frekuensi kemunculan (1) Penghuni kantin langsung tahu, Ryan sedang pedekate. Kondisi itu segera disadari Eva dan Ryan (Oesman, 2015: 139). 2) Berdasarkan analisis dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, penokohan dari teknik analitik dalam novel 728 Hari dibuktikan dalam kutipan: (1) “Assalamualaikum…,” salam Eva. “Waalaikumsalam… O, Eva. Masuk,Nak. Sudah makan, belum? Tante masak sayur bayam, nih.” “Sudah makan di sekolah, Tante. Jangan repot.” (Oesman, 2015: 131). (2) “Ya, Ma. Siang sampai malam aku terus bergerak. Nama dada selesai malam. „Kan tidak mungkin dilaminating dulu.” (Oesman, 2015: 134); (3) Eva melihat fisik cewek biasa saja, begitu juga jika fisik dia dilihat cewek. Tapi dengan cowok, beda. Kalau fisik Eva dilihat cowok, malu tapi senang. Sebaliknya dia melihat fisik cowok pemberi surat, kagum tapi pura-pura biasa (Oesman, 2015: 132). (4) Reflek Eva menggenggam surat. Dia lupa menutup pintu kamar yang disediakan khusus untuknya. “Kertas apa itu? Surat cinta, ya?” ledek Erna. “Oh… catatan MOS tadi, Tante.” (Oesman, 2015: 133). (5) Saat sarapan, Eva mengatakan kegelisahannya, “Pa, kita harus agak cepet, nih. Aku belum laminating tugas MOS.” (Oesman, 2015: 134). (6) “Maaf Kakak… saya yang salah. Saya kira kolom ini nama kelas…” (Oesman, 2015: 137). (7) Hesti dengan lemas meminta Eva kembali ke pojokan lagi. Hesti berat hati mengatakan, “Maafkan Kakak ya, Va. Mata Kakak mungkin sudah minum, tak melihat titik itu.” Maksudnya, titik di tengah angka 11. “Maafkan saya yang salah, Kakak,” balas Eva (Oesman, 2015: 138).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
(8) “Semua udah tau gue salah. Jadi, biar aja.” “Rumah lu mana?” “Jatibening. Tapi, kalo pulang ke rumah Tante, nunggu dijemput Papa pulang kerja.” (Oesman, 2015: 139). 3) Berdasarkan analisis dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, penokohan dari teknik dramatik dalam novel 728 Hari dibuktikan dalam kutipan: (1) Eva pulang jalan kaki, ke rumah kerabat, sekitar tiga ratus meter dari sekolah. Jika naik angkot Cuma lima menit. Dia pilih jalan (Oesman, 2015: 131). (2) Badaruddin menitipkan Eva ke keluarga Bowo. Dijelaskan, Eva sakit, dilarang capek dan kena matahari. Tiap hari Eva akan ke situ, sore dijemput Badaruddin sepulang kerja (Oesman, 2015: 131). (3) Eva melihat (punggung) cowok pemberi surat tadi, terasa: Gleduk-gleduk… di dalam dada. Bergetar, tapi bukan kaget. Terasa, Nyut… nyut… nyut… di pembuluh darah. Tensi naik, tapi bukan hendak marah-marah. Malu tapi ingin lari mengejar untuk melihat wajahnya (Oesman, 2015: 133). (4) Semua jadi makan terburu-buru. Selain Faisal, Toro pun menggerutu. Hanya si bungsu Kiki tenang-tenang saja. Dia berangkat agak siang diantar Mama ke TK (Oesman, 2015:134). (5) Eva masuk lapangan, lengkap dengan payungnya. Semua mata tertuju pada nama dadanya. Nomor di kolom paling atas: 1.1. Semua tertegun melihat nomor absen yang aneh (Oesman,2015: 137). (6) Dheg… Eva terkejut. Diamatinya si cowok. Betul, Ryan memang tampan. Putih, rambut pendek hitam mengilat polesan jelly. Mata tajam, hidung mancung. Kumis halus mulai tumbuh di atas bibir (Oesman, 2015: 138).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Kunci jawaban (Tugas Individu) 1) Unsur intrinsik tokoh dan penokohan. a. Tokoh adalah orang sebagai pelaku yang berperan dalam cerita, (dalam Nurgiantoro, 2002: 165). b. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita (Ismawati, 2013: 70). 2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama (Waluyo, 2011: 19). 3) Teknik analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung.. 4) Teknik dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh maupun pelaku lain. Watak tokoh disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh. Bahkan dari penampilan fisik dan gambaran lingkungan maupun tempat tokoh. Cakapan maupun lakuan tokoh dan pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pencerita bisa menyiratkan sifat wataknya. Metode ini membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri watak tokohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
5) Langkah-langkah penentu tokoh utama menurut, (Nurgiantoro, 2007: 176), yaitu: a. Menjadi pusat penceritaan b. Paling terlibat dalam konflik dan klimaks c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain d. Membawakan moral dan tema cerita e. Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang f. Didukung oleh frekuensi kemunculan
J. Penilaian Hasil Belajar Penilaian Aspek Kognitif (Tugas Kelompok) Teknik Penilaian: Tes tertulis Bacalah teks novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, lalu kerjakan soal-soal berikut ini!. 1. Analisislah unsur tokoh yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan 6 langkah penentuan tokoh utama ! 2. Analisislah unsur penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan teknik penokohannya (analitik dan dramatik) !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
a. Rubrik Penilaian Aspek Kognitif. No
Kriteria Penilaian 1.
a. Siswa
mampu
menyebutkan
Skor unsur
8
intrinsik tokoh kutipan dalam bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan 6 langkah penentu tokoh utama dengan lengkap dan benar. b. Siswa
mampu
menyebutkan
6 unsur
intrinsik tokoh kutipan dalam bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan 6 langkah penentu tokoh
4
utama dengan lengkap dan benar, tetapi tidak urut. c. Siswa
mampu
menyebutkan
unsur
intrinsik tokoh, hanya dalam jumlah 4-5 langkah saja dari 6 langkah penentu tokoh utama, dalam kutipan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. d. Siswa
mampu
menyebutkan
unsur
intrinsik tokoh, hanya dalam jumlah 1-3 langkah saja dari 6 langkah penentu tokoh utama, dalam kutipan bab 14 novel
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
728 Hari karya Djono W. Oesman.
2.
a.
Siswa mampu menyebutkan unsur
7
intrinsik penokohan dalam kutipan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan teknik analitik dan teknik dramatik lebih dari 15 kutipan.
5
b. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik penokohan dalam kutipan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan teknik analitik dan
3
teknik dramatik, kurang dari 10 kutipan. c. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik penokohan, dalam kutipan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan salah satu teknik penokohannya, yaitu teknik analitik atau teknik dramatik lebih dari 10 kutipan. d. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik penokohan, dalam kutipan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Berdasarkan salah satu teknik
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
penokohannya, yaitu teknik analitik atau teknik dramatik kurang dari 10 kutipan.
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100 Skor Maksimal
Rubrik Penilai Aspek Afektif No
Kriteria Penilaian 1.
Selama proses pembelajaran, siswa
selalu
Skor
Keterangan
4
Sangat baik
3
Baik
menggunakan
bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
penggunaan
bahasa
Indonesia yang baik dan benar. 2.
Selama
proses
pembelajaran
siswa
menunjukkan
sunggung-sungguh.
usaha Selalu
menggunakan bahasa Indonesia sesuai
kaidah
bahasa
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
3.
Selama
proses
pembelajaran
siswa
menunjukkan
2
Cukup
1
Kurang
dan
melakukan kegiatan yang cukup sering
menggunakan
bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4.
Selama siswa
proses
pembelajaran
sama
sekali
tidak
menunjukkan
usaha
yang
sungguh-sungguh menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dalam
penggunaan
bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Rubrik Penilaian Psikomotorik Aspek
Deskripsi Pelaksanaan
Skor
Penilaian Presentasi
a. Siswa mampu
3
menunjukkan hasil jawaban secara lisan di depan kelas, dengan intonasi yang jelas dan dapat menanggapi sanggahan dari kelompok
2
lain. b. Siswa mampu menunjukkan hasil jawaban secara lisan di depan kelas, dengan intonasi yang cukup jelas dan dapat menanggapi sanggahan dari kelompok lain. c. Siswa menunjukkan hasil jawaban secara lisan di depan kelas, dengan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
intonasi yang kurang jelas dan kurang dalam hal menanggapi sanggahan dari kelompok lain.
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100 Skor Maksimal
Yogyakarta,
2017
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nama
Theresia Novita D.P
NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Penilaian Aspek Kognitif (Tugas Individu) Teknik Penilaian: Tes tertulis Bacalah teks novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14, lalu kerjakan soal-soal berikut ini!. 1. Jelaskan pengertian unsur intrinsik tokoh dan penokohan ! 2. Jelaskan tokoh tambahan ! 3. Jelaskan pengertian teknik analitik !. 4. Jelaskan pengertian teknik dramatik ! 5. Sebutkan 6 langkah penentu tokoh utama !
Rubrik Penilaian Aspek Kognitif No
Kriteria Penilaian
Sko r
1.
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
3
tokoh dan penokohan dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian tokoh dan penokohan dengan baik dan benar, tetapi dengan kaidah penggunaan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
bahasa Indonesia yang baik dan benar. c. Siswa mampu menjelaskan pengertian tokoh dan penokohan dengan baik dan benar, tetapi belum lengkap dan tidak menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2.
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
3
tokoh tambahan dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian tokoh tambahan dengan baik dan benar, tetapi dengan kaidah penggunaan bahasa
1
Indonesia yang baik dan benar. c. Siswa mampu menjelaskan pengertian tokoh tambahan dengan baik dan benar, tetapi belum lengkap dan tidak menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3.
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian teknik analitik dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian teknik analitik dengan baik dan benar,
2
tetapi dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. c. Siswa mampu menjelaskan pengertian
1
teknik analitik dengan baik dan benar, tetapi belum lengkap dan tidak menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4.
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
3
teknik dramatik dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. b. Siswa mampu menjelaskan pengertian
2
teknik dramatik dengan baik dan benar, tetapi dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. c. Siswa mampu menjelaskan pengertian teknik dramatik dengan baik dan benar, tetapi belum lengkap dan tidak menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
5.
a. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik
6
tokoh. Berdasarkan 6 langkah penentu tokoh utama dengan lengkap dan benar. b. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik tokoh. Berdasarkan 6 langkah penentu
5
tokoh utama dengan lengkap dan benar, tetapi tidak urut. c. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik tokoh, hanya dalam jumlah 4-5 langkah
4
saja dari 6 langkah penentu tokoh utama. d. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik tokoh, hanya dalam jumlah 1-3 langkah saja dari 6 langkah penentu tokoh utama. Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100 Skor Maksimal
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Yogyakarta,
2017
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nama
Theresia Novita D.P
NIP. Rubrik Penilai Aspek Afektif No
Kriteria Penilaian 1.
Selama proses pembelajaran, siswa
selalu
Skor
Keterangan
4
Sangat baik
3
Baik
menggunakan
bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
penggunaan
bahasa
Indonesia yang baik dan benar. 2.
Selama proses pembelajaran, siswa
menunjukkan
sunggung-sungguh.
usaha Selalu
menggunakan bahasa Indonesia sesuai
kaidah
bahasa
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
3.
Selama proses pembelajaran, siswa
menunjukkan
2
Cukup
1
Kurang
dan
melakukan kegiatan yang cukup sering
menggunakan
bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4.
Selama proses pembelajaran, siswa
sama
sekali
tidak
menunjukkan
usaha
yang
sungguh-sungguh menggunakan bahasa Indonesia, sesuai kaidah dalam
penggunaan
bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Rubrik Penilaian Psikomotorik Aspek
Deskripsi Pelaksanaan
Skor
Penilaian Presentasi
a. Siswa mampu menunjukkan hasil
3
jawaban secara lisan di depan kelas, dengan intonasi yang jelas dan dapat menanggapi sanggahan dari kelompok lain. b. Siswa mampu menunjukkan hasil jawaban secara lisan di depan kelas, dengan intonasi yang
2
cukup jelas dan dapat menanggapi sanggahan dari kelompok lain. c. Siswa menunjukkan hasil jawaban secara lisan di depan kelas, dengan intonasi yang kurang jelas dan kurang dalam hal menanggapi sanggahan dari kelompok lain.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100 Skor Maksimal
Yogyakarta,
2017
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nama
Theresia Novita D.P
NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif kualitatif. Karena data yang diambil berupa kata-kata, dan hasil penelitiannya berupa data tertulis dalam pembelajaran tokoh dan penokohan. Subjek penelitian ini adalah novel 728 Hari karya Djono W Oesman dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan, bahwa implementasi menggunakan metode kooperatif model jigsaw pada analisis tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, menggunakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II. Langkah tersebut terbentuk dari dua kelompok yaitu; (1) orientasi (2) membaca sinopsis novel 728 Hari dalam kelompok asal; (3) diskusi kelompok ahli; (4) presentasi kelompok; (5) guru memberikan penguatan hasil diskusi; (6) guru membimbing siswa mengambil kesimpulan. Langkah yang pertama, yaitu orientasi disinilah peran pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Setelah itu, guru memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Maksudnya adalah, guru wajib menyampaikan tujuan proses pembelajaran 142
yang akan dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
di dalam kelas. Dengan materi hari ini, yaitu menjelaskan tentang unsur intrinsik tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam suatu cerita karya sastra/bahan bacaan yang meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik dari novel Indonesia/terjemahan. Dimana siswa diberi penjelasan mengenai tujuan apa saja yang harus siswa pelajari dan siswa pahami selama guru menerangkan materi. Kemudian, dari hal ini siswa bisa mengetahui beberapa rangkaian dan pencapaian yang akan siswa dapat selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini pula, siswa juga akan merasa lebih siap dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru di kelas. Langkah yang kedua, yaitu membaca. Peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari. Artinya, guru sebagai pengajar harus memiliki bahan media pembelajaran berupa teks narasi suatu cerita untuk diberikan kepada siswa, yang kemudian secara bersama-sama siswa diminta untuk membaca teks tersebut di dalam kelompok yang sebelumnya sudah dibentuk secara heterogen oleh guru. Langkah yang ketiga, yaitu diskusi kelompok ahli. Peserta didik yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli. Maksudnya adalah pertama guru, membentuk siswa ke dalam kelompok asal dan sudah memberi
siswa
gambaran
sebelumnya
mengenai
langkah-langkah
pembelajaran jigsaw II. Siswa yang sudah mendapat materi tentang unsur intrinsik tokoh dan penokohan, yaitu; tokoh utama, tokoh tambahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
teknik analitik, dan teknik dramatik. Kemudian, harus berpencar dari tim asal dengan cara membentuk kelompok baru yang memiliki bahan topik materi yang sama untuk dibahas dan didiskusikan. Langkah yang keempat, yaitu diskusi kelompok asal. Peserta didik kembali berkumpul ke dalam kempok asal dan bergantian mengajarkan teman kelompoknya. Berdasarkan langkah ini, guru meminta siswa untuk saling mengajarkan materi mereka masing-masing, yaitu tentang tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik. Oleh karena itu, siswa yang berada di dalam tim ahli harus segera kembali lagi ke dalam kelompok asal, untuk bergantian mengajarkan teman anggota kelompoknya. Langkah yang kelima, yaitu laporan kelompok. Siswa yang telah selesai berdiskusi sebagai tim ahli, kemudian kembali ke dalam kelompok asal untuk mepresentasikan hasil diskusi. Maksudnya adalah, siswa diminta oleh guru untuk membuat kesimpulan dalam bentuk laporan kelompok. Dari hasil laporan kelompok tersebut, kemudian guru menunjuk salah satu perwakilan dari anggota kelompok asal untuk mempresentasikannya di depan kelas. Langkah yang keenam, yaitu pendidik memberikan penguatan pada hasil diskusi. Maksudnya adalah guru, harus memberikan respon positif kepada siswa untuk mempertahankan serta meningkatkan perbuatan positif yang siswa lakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
termotivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapainya. Tujuan seorang guru dalam memberikan penguatan adalah, supaya dalam pelaksanaannya guru tidak sekedar memberi penguatan saja berupa motivasi belajar, akan tetapi mengetahui benar tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Langkah yang ketujuh, yaitu guru membimbing peserta didik mengambil kesimpulan. Maksudnya adalah, guru disini berperan penting dalam membimbing/mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi yang telah dibahas di dalam kelompok ahli dan kelompok asal. Tujuannya, yaitu agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian terhadap pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dapat disimpulkan bahwa tokoh utama tersebut adalah, Eva Meliana Santi. Tokoh tambahan, yaitu Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, dan dr Anton. Teknik analitik, yaitu gambaran tokoh secara langsung yang didapat dari kutipan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Sedangkan teknik dramatiknya adalah gambaran penokohan yang dilihat dari tingkah laku, sifat, dan sikap yang ada pada setiap tokoh baik tokoh utama, maupun tokoh tambahan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Sifat tokoh dan penokohan yang ingin disampaikan oleh pengarang tersebut dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah, mengajarkan kita untuk bisa menjadi manusia yang memiliki rasa syukur kepada Tuhan, dengan apa yang kita miliki saat ini terutama kesehatan yang Tuhan telah berikan. Dengan demikian, kita bisa lebih sabar dan tabah dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidup kita masingmasing sesuai dengan yang telah digarisi oleh Tuhan yang Maha Esa. Manfaat yang diperoleh dengan mempelajari novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah siswa dapat mengembangkan kepribadiannya secara positif yang dapat diambil dari sifat tokoh utama, yaitu Eva Meliana Santi. Selain itu, siswa juga dapat memperoleh wawasan kehidupan, apalagi cerita yang digunakan sebagai bahan pembelajaran, yaitu cerita yang berasal dari realita yang terjadi. Serta meningkatkan pengetahuan siswa mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik di dalam novel terutama unsur tokoh dan penokohan. Berkaitan dengan pembelajaran sastra, tokoh dan penokohan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dapat dijadikan sebagai pengajaran di SMA, karena masuk ke dalam bagian strandar kompetensi 7 yaitu memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan, serta kompetensi dasar 7.2 menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Penguasaan bahan pembelajaran selain dipengaruhi oleh pemilihan materi diperlukan juga metode serta teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran, salah satunya ialah implementasi metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Menunjuk bahwa pembelajaran menggunakan metode kooperatif model jigsaw II mampu membuat siswa untuk belajar dalam situasi yang baru. Dimana siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru menjadi fasilitator. Metode ini mampu menghasilkan siswa yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif. B. Saran Saran ini ditujukan kepada pengajar bahasa Indonesia dan peneliti selanjutnya menggunakan metode kooperatif model jigsaw II, sebagai rancangan pembelajaran sastra di SMA. Bagi pengajar, diharapkan metode kooperatif model jigsaw dapat dijadikan suatu alternatif strategi pembelajaran sastra di SMA. Selanjutnya, bagi peneliti berikutnya metode kooperatif model jigsaw bukan hanya menilik pada unsur intrinsik novel, tetapi dapat diimplementasikan dalam karya sastra lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. Budi, Utari Irmina. 2009. “Peningkatan Kemampuan Kerjasama Pembelajaran Menulis siswa kelas X SMA Stella Duce Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan Mengunakan Kooperatif Teknik Jigsaw”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Dharma.
Dalam Bantul, Metode Sanata
Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia. Ibrahim Muslim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press. Isjoni, 2007. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak. Miftahul, Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Putaka Pelajar. Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembagan. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong.Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualititatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H.E. 2008. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Ngaga, Yos Sudarso. 2011. “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh Novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar Untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester I”. Skripsi. Yogyakarta: Sanata Dharma. Ngalimun, 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press. Oesman, Djono W. 2015. 728 Hari. Depok: Best Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Prasetianto, Benedictus Brian. 2011. “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Skripsi. Yogyakarta: Sanata Dharma. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sadirman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Saryono, Djono. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmatera Publising. Slavin, Robert E. 1994. A Pratical Gude to Cooperative Learning. Boston: Allyn and bacon Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumardjo, Jacob. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Sugiyono. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Wahyuningtyas, Sri dan Santosa Wijaya Heru. 2011. Sastra Teori dan Implementasi. Kadipiro Surakarta: Yuma Pustaka. Waluyo, j. Herman. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Perss. Wellek, Rene dan Austine Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka. Zainuddin, Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
BIODATA PENULIS Theresia Novita Dwi Puspitasari lahir di Tangerang, 28 November 1994. Saat ini tinggal di Komplek Puspiptek Blok III.K no. 4 Tangerang Selatan. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan, Victorius Samiyoto dan Maria Magdalena Eni Wayantari. Tahun 1999 diawali dengan menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak nol kecil di TK Bhakti Puspiptek berakhir tahun 2000. Tahun 20012006 melanjutkan sekolah di SD Negeri Setu Satu. Kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Cisauk tahun 2006-2009. Melanjutkan SMK Kesehatan Riksa Indrya pada tahun 2009-2012. Kemudian tahun 2012 memulai pendidikan di Universitas Sanata Dharma dan mengambil program studi PBSI (Pendidikan Bahasa, dan Sastra Indonesia). Untuk menempuh gelar sarjana, ia menempuh jalur skripsi yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA Kelas XI Semester I” dan berakhir pada tahun 2017.