UNIVERSITAS INDONESIA
TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL AZAZIL KARYA YOUSSEF ZIEDAN
SKRIPSI
FITRI AFRIYANTI 0806355153
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK JUNI 2012
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL AZAZIL KARYA YOUSSEF ZIEDAN
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora
FITRI AFRIYANTI 0806355153
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK JUNI 2012
i
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Kata Pengantar
Alhamdulillah wa syukurillah… segala rasa syukur penulis haturkan kepada sang Khalik, Allah SWT, yang senantiasa memberikan segala nikmat dan karunia-Nya yang agung hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Tak lupa kepada Rasulullah SAW, yang selalu menjadi suri tauladan dan inspirasi penulis untuk melakukan segala sesuatunya, termasuk dalam penulisan skripsi ini agar dapat mengerjakannya dengan baik, optimal dan ikhlas. Penulisan skripsi ini menjadi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora di program studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dan dalam menuju pencapaian gelar tersebut banyak pihak-pihak terkait yang sangat berperan penting dalam proses panjang ini. Maka dari itu, penulis haturkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait tersebut, antara lain: 1. Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri selaku Rektor Universitas Indonesia; 2. Dr. Bambang Wibawarta S.S, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan budaya Universitas Indonesia; 3. Dr. Afdol Tharik Wastono S.S., M.Hum., selaku ketua Program Studi Arab dan dosen penulis. Terimakasih atas pengajaran yang Bapak sampaikan kepada penulis. Semoga Allah senantiasa melindungi dan merahmati Bapak. Amin.; 4. Dr. Basuni Imamuddin, selaku pembimbing skripsi penulis. Terimakasih penulis haturkan tak terkira kepada beliau atas bimbingan dan perhatian beliau di sela-sela kesibukannya. Barakallah, Ustadz.. 5. Dr. Maman Lesmana, S.S, M.A., sebagai pemberi saran dan inspirasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini disela-sela kegiatan belajar matakuliah retorika arab di semester delapan. Terimakasih atas segalanya. Jazakallah,Ustadz… 6. Siti Rohmah Soekarba S.S, S.Pd, M.A., sebagai pembimbing akademik penulis. Terimakasih karena telah membimbing penulis selama empat v
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
tahun ini. Terimakasih juga karena ibu telah meyakinkan penulis bahwa penulis mampu untuk menyusun skripsi dengan baik. Kepada segenap pengajar program studi Arab FIB UI, Letmiros S.Hum, M.A., Ade Solihat S.Hum, M.A., Dr. Apipuddin M.A., Dr. Fauzan Muslim, M.Hum., Juhdi Syarif, M.Hum., Minal Aidin Abdul Rahiem, S.S., Abdul Muta’ali, M.A., M.I.P., Ph.D., Suranta, M.Hum., Wiwin Triwinarti, M.A., Yon Machmudi Ph.D., atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis. Begitu banyak kenangan yang telah dilewati. Penulis senantiasa berdoa kepada Allah SWT, agar bapak dan ibu sekalian selalu diberi kesehatan, kesejahteraan, dan selalu dalam perlindungan-Nya. Amiin… 7. Kepada (Alm.) Ranta dan Munarsih, selaku kedua orangtua penulis. Terimakasih yang terdalam penulis haturkan untuk kalian berdua. Untuk ibu, terimakasih atas kerja kerasnya dalam membiayai penulis dalam menuntut ilmu hingga detik ini, terimakasih karena telah mempercayai penulis untuk bisa menghadapi segala kendala dengan diri penulis sendiri. Terima kasih karena selalu menemani penulis disaat proses penulisan skripsi ini. Terimakasih atas doa-doa yang engkau pinta kepada Tuhan untuk penulis. Untuk Bapak, meski sudah tidak ada di sisi penulis, namun penulis yakin bahwa engkau selalu menemani di hati penulis dengan menguatkan penulis disaat penulis rapuh. Semoga engkau bahagia disisiNya. Penulis berharap kami tidak hanya berkumpul di sini saja namun juga di akhirat kelak hingga selamanya. Amiin.. 8. Kepada Murhadi A.Md (Adi) dan Suratman (Aman), selaku kakak penulis. Terimakasih penulis haturkan atas perhatian dan semangat yang diberikan. Terimakasih juga sudah mau capek-capek nganterin penulis antar-jemput penulis saat kuliah. Maaf sudah merepotkan. Penulis janji akan menjadi adik yang terbaik untuk kalian. Buat kedua keponakanku, Aisyah Apriliani Putri dan Raffa Galang Adispratama, terimakasih udah buat penulis terhibur disaat stress mengerjakan skripsi ini dengan keceriaan kalian. Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar kalian berdua menjadi anak yang cerdas dan berguna bagi orangtua, agama, nusa dan bangsa. Amiin.. 9. Kepada kawan-kawan penulis, teman seperjuangan di detik-detik kelulusan dalam matakuliah “sesuatu” yakni Hadaina Nurbaity (Bapao), vi
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Atika Setia putri (tika). Thanks for everything... Ada lagi Juwita Maharani (wita) yang gak gak ada henti-hentinya mempengaruhi penulis dengan ngomongin Super Junior, dkk (hehehe.. Peace,sob). Kemudian teman-teman yang bersama-sama penulis meneliti karya sastra, yakni F.Fazriyanti, Eko Restiadi, Ghulam M. Nayazri, Ainun Khaerani, dan Guruh Juhana, terimakasih udah mau bantu penulis dalam bentuk apapun. Sukses untuk kalian.. Kemudian teristimewa dalam kelompok kepororo Besties antara lain Ummu Hani (ummu), Silmi L. Zahra (mimi), Andi Khairunnisa (meti), Jenifer (uni), Rizfa Amalia (ipeh), Tutur Furqon (Tutur), M. Firdaus Syafe’i (oeoe), Syariati Umami (Sari), Eka Murti (eka), Nurul Budiarti (Nube), Melia Rahmawati (Kunthi), Alifianti Garini (Ririn), dan Evandari Oktarini (Evan), terimakasih penulis haturkan atas semuanya. Terimakasih sudah mengajarkan apa arti kebahagiaan dan kesedihan. Berbagai kendala dalam pertemanan kita begitu banyak, salah satunya dengan keegoisan dan ke-sensitive-an penulis. Sikap kalian yang apa adanya mengajarkan penulis bahwa ada saatnya penulis untuk introspeksi diri atau tetap berprinsip pada keyakinan diri. Terimakasih dan sukses buat kalian semua. Semoga Tuhan memberkahi kalian. Kepada Extraordinary Laugh yakni: Nurul (uyung), desi (chidut), Birgita (tata), dan Yunita (brodut) selaku teman sepermainan penulis, saya
haturkan banyak
terimakasih karena telah sudi meluangkan waktu untuk penulis mencurahkan segala keluh kesah yang penulis rasakan meskipun kalian sibuk dengan pekerjaan kalian. Semoga Tuhan memberkahi dan melindungi kalian semua. 10. Kepada segenap mahasiswa-mahasiswi Sastra Arab 2008, terimakasih telah mewarnai kehidupan kampus penulis dengan keceriaan kalian. Semoga kita selalu kompak dan selalu erat dalam ukhuwah Islamiyah. Amiin.. 11. Kepada seluruh pegawai-pegawai Pespustakaan Umum Universitas Indonesia yang telah bersedia membantu penulis mencari sumber-sumber data yang dibutuhkan.
vii
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, Tanpa kalian tak mungkin skripsi ini selesai. Jazakumullahu khairan katsiron.
Semoga Allah SWT selalu memberikan anugerah dan Nikmat-Nya kepada kita semua. Penulis juga berharap bahwa skripsi dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, terutama mahasiswa-mahasiswi program studi Arab Universitas Indonesia.
Depok, Juni 2012
Fitri Afriyanti
viii
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Fitri Afriyanti
Program Studi
: Arab
Judul
: Tokoh dan penokohan dalam novel Azazil Karya Youssef Ziedan
Skripsi ini membahas tentang unsur intrinsik dalam novel Azazil karya Youssef Ziedan. Penulis menganalisis tokoh dan penokohan dalam novel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode struktural. Metode struktural ini juga menggunakan pendekatan deskriptif dan analitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis unsur intrinsik dan penokohan tokoh utama dalam novel Azazil.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tokoh utama dalam novel asal Mesir ini yang berprofesi sebagai rahib Kristen memiliki karakter yang berubah-ubah seiring dengan perjalanan dan peristiwa yang terjadi selama hidupnya.
Kata Kunci: Novel, Kristen, Mesir, Tokoh dan Penokohan
x
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Fitri Afriyanti
Study program
: Arab
Title
: Figures and characterizations in the Azazil novel by Youssef Ziedan
This thesis discusses an intrinsic element in Azazil novel by Youssef Ziedan. The author analyzes the figures and characterizations in the novel. This study is a qualitative studies which is using the structural methods. Structural method also uses descriptive and analytical approach. The purpose of this study is to analyze the intrinsic elements and the main character in the Azazil novel. The results showed that the main character in the novel from Egypt who have profession as Christian monk have a unique character with the passage and the events that occurred during his lifetime.
Keywords: Novel, Christian, Egypt, Figure and Characterizations
xi
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
الملخص
إسم :فطري أفرينتي قسم :اللغة العربية موابع :الشخصية واألوصاف في رواية عزازيل التي كتبها يوسف زيدان
ه ذ ا الدراس ذة تتنذذاوع عنص ذرا أصذذيو فذذي روايذذة عزازيذذل التذذي كتبهذذا يوسذذف زيذذدان .ويحلذذل المؤلذذف فذذي الشخصذذية واألوصذذاف فذذي الروايذذة .ه ذ ا الدراسذذة هذذي الدراس ذة النوعيذذة التذذي تستخدم الطرق التركيبية .الطريقة التركيبية تستخدم المنهج الوصفي والتحليلذي .والغذر مذذذ ه ذ ا الدراسذذة هذذو تحليذذل العناصذذر ال اتيذذة والشخصذذية الر يسذذية فذذي روايذذة عزازيذذل. أظهذذرا النتذذا ج أن الشخصذذية الر يسذذية فذذي الروايذذة مذذذ مصذذر الذ يذ يمتهلذذون مهنذذة راهذ مسيحي أن يكون لها طابع فريد مذ نوعه مع مرور ،واألحداث التي وقعت خوع حياته.
كلماا الر يسية :رواية ،مسيحي ،مصر ،الشخصية واألوصاف
xii
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i SURAT PERNYATAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................................................... ix ABSTRAK ......................................................................................................................................... x ABSTRACT ....................................................................................................................................... xi ALMULAKHOSH ............................................................................................................................ xii DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... xii PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................... 6 1.5 Metodologi Penelitian ....................................................................................................... 6 1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .......................................................... 10 2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................................. 10 2.1.1 Mohammed Al-Ashfer (2010) ............................................................................... 10 2.1.2. Sharifa Shamlan (2010) ........................................................................................ 11 2.1.3 Said Branhmon (t.t) ............................................................................................... 12 2.2 Pendahuluan ...................................................................................................................... 13 2.2 Pengertian novel ................................................................................................................ 14 xiii
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
2.4 Unsur-Unsur Novel ........................................................................................................... 14 2.4.1 Alur ..................................................................................................................... 15 2.4.2 Tokoh dan Penokohan ...................................................................................... 17 2.4.4 Latar ................................................................................................................... 20 2.4.5 Amanat ............................................................................................................... 22 2.4.6 Sudut Pandang/Point of View .......................................................................... 23 2.4.7 Gaya ................................................................................................................... 23 2.4.7 Tema ................................................................................................................... 24 BAB 3 UNSUR INTRINSIK ............................................................................................................ 27 3.1 Sinopsis ............................................................................................................................... 27 3.2 Judul ................................................................................................................................... 29 3.3 Plot/Alur ............................................................................................................................. 30 3.3.1 Pertemuan Dengan Oktavia ............................................................................. 33 3.3.2 Pertemuan Dengan Hypatia ............................................................................. 39 3.3.3. Pertemuan Dengan Uskup-Uskup (Nestor dan Kyrellos) ............................ 45 3.3.4 Pertemuan Dengan Martha .............................................................................. 51 3.3.5 Pertemuan Dengan Azazil ................................................................................ 55 3.4 Latar ................................................................................................................................... 59 3.4.1 Latar Fisik ......................................................................................................... 60 3.4.2 Latar Tempat .................................................................................................... 66 3.4.3 Latar Waktu ...................................................................................................... 69 3.4.4 Latar Spiritual ................................................................................................... 70 3.4.5 Latar Sosial ........................................................................................................ 72 3.5 Gaya/Style .......................................................................................................................... 74 3.6 Sudut Pandang/Point of View .......................................................................................... 75 3.7 Tema ................................................................................................................................... 76 3.8 Amanat ............................................................................................................................... 78 BAB 4 ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN ........................................................................ 81 xiv
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
4.1 Analisis Tokoh ................................................................................................................... 81 4.1.1 Tokoh Protagonis .............................................................................................. 81 4.1.1.1 Hypa ...................................................................................................... 81 4.1.2 Tokoh Antagonis ............................................................................................... 82 4.1.2.1 Azazil ..................................................................................................... 82 4.1.2.2 Uskup Kyrellos ..................................................................................... 84 4.1.3 Tokoh Andalan .................................................................................................. 85 4.1.3.1 Uskup Nestor ........................................................................................ 85 4.1.3.2 Rahib Farisi .......................................................................................... 86 4.1.4 Tokoh Tambahan .............................................................................................. 87 4.1.4.1 Oktavia .................................................................................................. 87 4.1.4.2 Hypatia .................................................................................................. 88 4.1.4.3 Martha ................................................................................................... 88 4.2 Analisis Penokohan ........................................................................................................... 90 4.2.1 Raligius ............................................................................................................... 90 4.2.2 Penakut .............................................................................................................. 94 4.2.3 Selalu Mengingat Masa Lalu ........................................................................... 97 4.2.4 Menghormati Orang Lain ................................................................................ 98 4.2.5 Sensitif ................................................................................................................ 100 4.2.6 Sulit Menerima Kenyataan .............................................................................. 101 4.2.7 Kritis ................................................................................................................... 102 4.2.8 Pengkhayal ......................................................................................................... 104 BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................................. 105 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 105 5.2 Saran .................................................................................................................................. 106 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 107 LAMPIRAN
xv
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Transliterasi yang dipakai dalam skripsi ini adalah pedoman Transliterasi Arab-Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1998. Arab
Latin
Arab
Latin
ا
`
ط
th
ب
B
ظ
zh
ت
T
غ
gh
ث
Ts
ع
’
ج
J
ف
f
ح
H
ق
q
خ
Kh
ك
k
د
D
ل
l
ذ
Ż
م
m
ر
R
ن
n
ز
Z
و
w
س
S
ها
h
ش
Sy
ء
‘
ص
Sh
ي
y
ض
Dh
xvi
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
Catatan: 1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap 2. Vokal panjang (mad);Fathah (penanda vokal konsonan) ditulis â, kasrah ditulis î,
serta dammah ditulis dengan û. 3. Kata sandang alif + lam ( )الbila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya. Ta’ marbûthah ( )ةbila terletak di akhir kalimat ditulis h, bila di tengah kalimat ditulis t.
xvii
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Negara Mesir merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Afrika Utara dengan tingkat perekonomian yang rata-rata rendah. 1 Maka dari itu Mesir dapat disebut sebagai negara yang berkembang. Meski demikian, Negara ini tidak miskin akan karya-karya sastranya. Tidak sedikit sastrawan dari Negara Mesir yang dikenal di dunia dan diakui kehebatannya dalam merangkai ekspresi melalui ungkapan-ungkapan. Sebut saja satu-satunya novelis Arab yang meraih penghargaan Nobel pada tahun 1988, Najib Mahfudh (1911-2006), Najib Kaelani (1931-1995) dan lainnya. Para sastrawan dari negara ini banyak yang melakukan gerakan ekspresi melalui tulisan, seperti syair dan cerita-cerita. Banyak sastrawan yang telah tumbuh dari negara Asing yang menjadikan negara Mesir sebagai tempat untuk mengekspresikan kreatifitas mereka. Novel Azazil merupakan salah satu karya sastra yang sangat fenomenal dan kontroversial dari Mesir. Novel ini dibuat oleh seorang pengarang beragama Islam namun dalam novel ini tak sedikitpun mengungkap tentang Islam melainkan agama masehi (Kristen). Novel ini mengangkat sebuah kisah seorang tokoh fiksi yang mengalami guncangan hebat dalam keimanannya tentang kesakralan sebuah trinitas ketuhanan. Dengan berlatarbelakang abad ke-5 masehi, pengarang menceritakan sebuah kehidupan religi yang sangat rumit karena pada saat itu sedang terjadi pergolakan internal antar agama. Novel ini sangat menarik untuk dikaji karena isinya yang sangat “membahayakan”, karena berisi tentang kehidupan seorang rahib Kristen yang mengungkap sebuah kebodohan yang Ia lakukan selam hidupnya. Secara tidak langsung, Ia menyatakan bahwa kehidupan seorang rahib Kristen yang dipuja banyak umat tidak sesuci yang orang lihat dari luar. Novel ini sangat mengkawatirkan, terutama bagi kalangan umat Kristen sendiri. Kardinal Besyaway yang merupakan sekretaris umum kepala Gereja Ortodoks Koptik di Mesir menyatakan sendiri bahwa Azazil (novel) adalah buku yang paling berbahaya bagi keimanan Kristen. Jurnal Al-Qohiroh dari Mesir juga
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
2
memberitakan bahwa Azazil meupakan sebuah novel yang akan mendobrak sakralitas. Kerumitan jalan cerita dalam novel ini menjadi salah satu alasan yang kuat untuk menjuluki novel ini sebagai The Arabic Da Vinci Code.2 Novel ini diterbitkan tahun 2009 dengan judul asli Azazil ))عزازي ل diterbitkan oleh Dar El-Shourouq di Kairo,Mesir. Sebuah prestasi yang besar dicapai oleh Youssef Ziedan sebagai pengarang melalui novelnya ini. Novel Azazil menjadi The Arabic Booker Prize Winner 2009 dan menjadi Internasional Best Seller. Novel ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk Indonesia. 3 Youssef Ziedan merupakan salah satu pengarang yang sangat terkenal dari tanah Mesir, Afrika Utara. Benama asli Youssef Mohammed Ahmed Taha Ziedan. Lahir pada tanggal 30 Juni 1958 di Alexandria, Mesir. Namanya mencuat setelah merilis novel Azazil yang dirilis pada tahun 2009 menjadi kontroversi bagi masyarakat Mesir. Melalui filosofi-filosofi yang pernah Ia pelajari dari sebuah Universitas di Alexandria, Mesir, Ia mencoba mengungkap pemikiran-pemikirannya dalam novel tersebut. Karya-karyanya yang tidak biasa serta berani menjadikan Youssef Ziedan seorang novelis yang patut diperhitungkan kepiawannya dalam merangkai kata. Youssef Ziedan mulai membuat novel ini pada awal tahun 2004. Pembuatan novel ini dilatarbelakangi dengan penemuan kumpulan lembaran perkamen yang terdapat tulisan yang menggunakan bahasa Aramaik (Arab kuno) yang masih jelas dan bersih. Lembaran-lembaran tersebut tersebar sepanjang tiga kilometer di jalan yang menghubungkan Aleppo dengan Antiokia. 4 Sebenarnya,Youssef Ziedan bukan yang menemukan manuskrip ini melainkan ditemukan oleh sebuah tim yang diketuai oleh seorang pendeta agung bernama Bapa William Kazary dan menyimpannya sendiri. Penyimpanan ini sangat dirahasiakan karena isinya sangat sensitif dan tidak ada yang mengetahui tempat penyimpanannya selain Youssef Ziedan. Namun,secara tiba-tiba Bapa Kazary meninggal pada tahun 1997 dan hal ini digunakan oleh Yousssef Ziedan untuk “mencuri” lembaran perkamen tersebut. Ia berpikir, lebih baik Ia curi daripada terlantar atau bahkan jatuh ditangan orang yang tidak tepat.5
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
3
Pendeta Kazury berasumsi bahwa manuskrip ini tetap dapat terpelihara dengan baik dikarenakan tiga faktor, yakni ditulis di atas lembar kulit sapi muda yang memiliki kualitas utama,menggunakan tinta yang terbaik,serta disimpan disebuah peti kayu yang tertutup rapat. Tulisan-tulisan dalam lembar perkamen ini mungkin lebih tepat dikatakan sebagai autobiografi intelektual seorang rahib asli Mesir bernama Hypa; memuat perjalanan hidupnya yang penuh kegelisahan dan intrik-intrik kejadian. Ziedan menduga catatan-catatan ini ditulis oleh rahib berkebangsaan Arab dari gereja Edessa. 6 yang menganut mazhab Nestorian. 7 Tampaknya rahib ini tidak mau berterus-terang akan jati diri yang sebenarnya. Pengarang juga mencoba untuk memberanikan diri menyertakan beberapa komentar penting dan krusial dari rahib ini, tetapi Ia juga meninggalkan beberapa komentar lain karena dianggap berbahaya. Yang jelas catatan terakhir yang dibuat oleh rahib ini adalah bahwa Ia (rahib) akan mengubur kembali harta karun tak ternilai ini karena masih belum waktunya dibaca orang.8 Youssef Ziedan yang juga merupakan ahli filologi mencoba untuk menerjemahkan manuskrip tersebut. Butuh waktu kurang lebih tujuh tahun untuk menerjemahkan tulisan Aramaik kedalam bahasa Arab. Sempat terjadi pergolakan batin dalam diri Youssef ziedan untuk mempublikasikan terjemahan manuskrip ini dan terlalu riskan karena menyangkut sebuah kepercayaan umat. Pengarang sendiri berusaha keras mencari tahu siapa sebenarnya Rahib Hypa yang menulis manuskrip ini. Namun sayang, pengarang tidak menemukan apapun dalam buku-buku sejarah Kristen kuno. Semua yang dapat diketahui hanya sebatas apa yang diceritakannya dalam manuskrip ini, salah satu contohnya seperti keterangan bahwa Ia adalah Rahib Hypa yang berasal dari dari pedalaman Mesir. Youssef Ziedan sebagai penerjemah manuskrip tersebut merasa tidak yakin bahwa hasil terjemahan bahasa Arab dari bahasa Suryani (Aramaik) bisa mengimbangi keindahan teks aslinya. Apalagi kalau mengingat bahwa bahasa suryani yang berkembang pada masa itu bisa disebut sebagai bahasa sastra yang mepunyai langgam yang khas dalam keluasan ekspresinya. Tidak jarang pula Ziedan menghabiskan waktu bermalam-malam hanya untuk merenungkan apa
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
4
kira-kira yang ingin diungkapkan oleh rahib yang sangat menguasai rahasiarahasia ekspresi sastrawi dalam bahasa suryani ini. Ziedan juga tentu saja mengikuti penulis manuskrip itu dengan menyusun autobiografi ini secara sistematis sesuai dengan lembaran yang ada. Untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti jalan cerita naskah yang diterbitkan untuk pertama kalinya, Ziedan mencoba memberanikan diri dengan memberi judul pada setiap bagiannya. Dengan maksud mempermudah pembaca pula, nama-nama kota kuno yang tercantum dalam manuskrip itu juga dituliskan dalam bentuk padanan yang lebih familiar di telinga masyarakat saat ini. Misalnya, kalau Rahib Hypa menyebutkan kota Inapolis yang terdapat di pedalaman Mesir, pengarang terjemahkan dengan menggunakan nama yang kini lebih dikenal, Ekhmim. Begitu juga dengan desa Germanicia yang banyak disebut dalam sejarah negeri Syam kuno, Ia terjemahkan menjadi Mar’asy. Ini dimaksudkan untuk mempermudah para pembaca yang ingin menelusuri jejak isi dokumen secara historis. 9 Namun,ada beberapa nama-nama kota yang tetap dipertahankan namanya oleh pengarang karena beberapa nama lokasi tersebut memiliki signifikasi tersendiri dalam sejarah sebab kota-kota tersebut pernah menjadi lokasi konsili gereja Kristen yang mengumpulkan para uskup agung dari berbagai belahan dunia pada 325 masehi.10 Dalam kesempatan ini, penulis akan membahas sebuah novel karya Youssef Ziedan yang antara lain berjudul Azazil. Novel ini telah menjadi Internasional best seller setelah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Penulis akan menganalisis tentang aspek agama Kristen koptik dan kehidupan rahib pada abad ke-5 berdasarkan novel Azazil yang didasari oleh manuskrip yang diterjemahkan oleh Youssef Ziedan sebagai pengarang. Dalam novel ini, Youssef Ziedan sebagai pengarang menceritakan seorang tokoh yang bernama Hypa yang harus menjalani kehidupannya sebagai seorang Rahib, namun Ia mengalami pertentangan batin dalam darinya tentang konsep trinitas dalam ketuhanan yang Ia imani. Hal ini diperparah oleh kisah cinta terlarang dengan dua orang wanita, yakni Oktavia sang penyembah berhala dan Martha sang penyanyi gereja. Adapun Azazil, sang raja iblis yang diusir tuhan karena membangkang. Dalam kisah ini, azazil yang licik menggoda Hypa untuk
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
5
menuliskan rahasia kelam hidupnya serta pikiran-pikiran terlarangnya yang sesat menurut gereja diatas lembaran-lembaran perkamen. Hal seolah menguak tabir kehidupan yang pelik tentang kehidupan seorang Rahib dan membahayakan bagi para aktivis gereja. Hal inilah yang membuat penulis tergelitik untuk mengungkap tokoh dan karakter dalam setiap peristiwa yang Ia hadapi selama hidupnya. Novel ini juga telah difilmkan pada tahun 2008 yang dapat dilihat melalui website www.azazel-novel.com. pengarang mencoba memudahkan para pembaca terutama pecinta sastra untuk mengetahui baiografi pengarang maupun karyakaryanya.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang sebelumnya telah penulis deskripsikan, dapat diketahui bahwa di dalam novel Azazil karya Youssef Ziedan ini terdapat satu tokoh utama yang merupakan seorang rahib bernama Hypa yang harus menjalani kehidupannya sebagai seorang Rahib, namun Ia mengalami pertentangan batin dalam darinya tentang konsep trinitas dalam ketuhanan yang Ia imani. Hal ini diperparah oleh kisah cinta terlarang dengan dua orang wanita, yakni Oktavia sang penyembah berhala dan Martha sang penyanyi gereja. Adapun Azazil, sang raja iblis yang diusir tuhan karena membangkang. Dalam kisah ini, azazil yang licik menggoda Hypa untuk menuliskan rahasia kelam hidupnya serta pikiranpikiran terlarangnya yang sesat menurut gereja diatas lembaran-lembaran perkamen. Hal seolah menguak tabir kehidupan yang pelik tentang kehidupan seorang Rahib dan membahayakan bagi para aktivis gereja. Berhubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik mengambil beberapa permasalahan yang terdapat dalam novel Azazil khususnya pada tokoh utama, yakni Hypa dalam novel ini. Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut.
Bagaimana unsur intrinsik dalam novel Azazil?
Bagaimanakah karakter tokoh utama dalam novel Azazil?
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
6
1.3 Tujuan Penelitian Dalam skripsi ini akan membahas tentang novel Azazil, yang tokoh utama ataupun tokoh yang sangat mempengaruhi ceritanya adalah tokoh lelaki yakni Hypa. Berdasarkan pada latar belakang dan permasalahan di atas, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis unsure intrinsik yang terkandung dalam cerita novel Azazil serta karakter tokoh utama melalui cerita kehidupan Hypa sebagai Rahib dalam novel Azazil karya Youssef Ziddan.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis perlu memberikan pembatasan masalah atau dapat disebut dengan ruang lingkup pembahasan. Hal ini bertujuan untuk menghidari ketidakjelasan masalah. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini hanya difokuskan pada novel Azazil karya Youssef Ziddan dimana ruang lingkup penelitian hanya akan dibatasi dari segi analisis unsur tokoh dan penokohan (perwatakan) di dalam novel tersebut. Dalam hal tersebut, diperlukan analisis unsur intrinsik yang meliputi pembahasan judul, tokoh watak, dan perwatakan, setting / latar, plot , style / gaya, point of view / sudut pandang pengarang dan tema untuk mendukung keterpaduan dalam meneliti novel ini.
1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada proposal skripsi ini adalah metode struktural, karena penulis menganalisis unsur-unsur intrinsik yang berkaitan dengan penggambaran tokoh utama, penokohan, latar, tema, dan amanat. Menurut A. Teeuw, analisis struktural untuk sebuah metode strukturalis bertujuan untuk memaparkan semua unsur dan aspek karya sastra, yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. 11 Teori atau metode struktural sering juga dinamakan pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analisis, yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian kepada analisis segi-segi intrinsik karya sastra. 12 Untuk menganalisis sebuah karya sastra yang menggunakan
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
7
pendekatan ini, maka yang harus dikaji dan diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra itu sendiri. Selain metode di atas, skripsi ini juga menggunakan metode studi pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah dan mengkaji sumber kepustakaan. Sumber data yang diperoleh untuk pembuatan skripsi ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa novel Azazil dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Data sekundernya adalah buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan dalam miniskripsi ini serta data-data dari internet.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab. Pembagian menurut bab ini digunakan untuk lebih memudahkan dalam memilah-milah pembahasan. Masing-masing bab merupakan satu kesatuan dan saling berhubungan satu sama lain. Bab 1 adalah bab pendahuluan yang dimulai dari latar belakang pemilihan karya sastra yang akan dibahas dan permasalahannya, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan penulisan, metodologi penelitian,serta sistematika penulisan. Bab 2 berisi memaparkan landasan teori dalam novel yang terbagi menjadi tujuh buah sub bab pembahasan. Sub bab pertama yaitu menjelaskan landasan teori dari novel, sub bab yang kedua berisi landasan teori tentang judul, sub bab ketiga menjelaskan landasan teori tentang latar / setting, lalu sub bab keempat membahas tentang landasan teori alur / plot, sub bab kelima membahas landasan terori tentang gaya / style penceritaan dalam novel, sub bab keenam membahas landasan teori dari sudut pandang pengarang / point of view, dan landasan teori terakhir mengenai tema akan dibahas di dalam sub bab ketujuh. Bab 3 berisi tentang analisis unsur intrinsik yang terbagi dalam enam sub bab pembahasan. Sub bab pertama akan membahas judul dari novel, sub bab yang kedua membahas dari segi latar / setting tempat terjadinya peristiwa di dalam novel, sub bab ketiga akan membahas alur / plot, sub bab keempat akan membahas gaya / style penceritaan yang digunakan dalam novel, lalu sub bab
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
8
kelima menjelaskan tentang sudut pandang pengarang / point of view, dan sub bab keenam akan menjelaskan tentang tema di dalam novel ini. Bab 4 adalah bab inti dimana penulis akan menganalisa tokoh dan karakter dalam novel ini. Penulis sebelumnya akan menjelaskan sedikit tentang ringkasan cerita dari novel Azazil yang diterjemahkan kedalam versi berbahasa Indonesia dengan judul yang sama karya Youssef Ziedan. Setelah itu pembahasan dalam bab ini akan dibagi kedalam dua sub bab pembahasan yang pertama mengenai tokoh utama dalam novel dan yang kedua mengenai penokohan (perwatakan) yang dimiliki oleh tokoh utama. Bab 5 adalah bab kesimpulan. Berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dari seluruh pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
9
1
http://www.crayonpedia.org/mw/NegaraNegara_Yang_Digolongkan_Sebagai_Negara_Maju_dan_Berkembang_9 1(diakses tgl 13-032012 pukul 23.45 wib) 2 http://manuskripkesunyian.wordpress.com/2011/01/14/azazil-youssef-ziedan/ diakses tgl.17-062012 pkl.03.00 wib) 3
http://manuskripkesunyian.wordpress.com/2011/01/14/azazil-youssef-ziedan/ (diakses tgl.17-062012 pkl. 03.00 wib) 4
Ditempat yang disebutkan terdapat banyak peninggalan sejarah kuno,diantaranya gereja St.Simeon yang berdiri diatas bukit,sebelah barat kearah utaradi jalan menuju kawasan Antiokia dalam jarak 30 kilometer dari Aleppo. St.Simeon sendiri lahir pada tahun 386 M dan meninggal pada tahun 459 M, jadi sesuai dengan kurun waktu yang menjadi latar kisah ini.(penerjemah Indonesia). 5 Youssef Ziedan,Azazil,Jakarta:PT.Serambi Ilmu Semesta,2009 hal.11 6
Edessa adalah sebuah nama historis bagi sebuah kota Suriah yang berlokasi di Mesopotamia bagian utara.sekarang kota ini berlokasi di Turki dan dikenal dengan nama resmi “Sanliurfa” atau The Great Urfa (penerjemah Indonesia) 7 Berasal dari bahasa Yunani, Nestorius yang berarti sangat patuh dan menghormati terhadap nestor. Nestor sendiri merupakan salah seorang uskup agung dari Antiokia 8 Youssef Ziedan,Azazil,Jakarta:PT.Serambi Ilmu Semesta,2009 hal.11 9 Ibid hal.13 10 Ibid hal.13 11 11 A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta: Pustaka Jaya, 1984, hlm. 13 12
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988, hlm. 197
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
BAB II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mohammed Al-Ashfar (2010) Dalam penelitiannya yang berjudul Alasan Umum Antara Manusia dan Setan1, A-Ashfar menyimpulkan bahwa novel Azazil ini memiliki perbedaan yang unik dari novel-novel sejarah dalam segi penyajian cerita. Menurutnya, Youssef Ziedan memberikan sesuatu yang baru dan hal tersebut berbicara tentang iblis yang membuatnya menjadi tokoh penting dalam novel ini. Meskipun sederhana, novel ini memiliki istilah partisipatif yang menyangkut masalah Azazil dalam novel ini yang menyatakan bahwa partisipasi dan intervensi sangat penting dalam novel ini. Kehadiran sosok Azazil yang menemani Hypa dalam novel ini membuatnya menjadi sosok pribadi yang jujur, Hidup bersama setan yang juga makhluk Allah membuat hidup lebih menantang dengan campur tangannya yang selalu mengganggu manusia, salah satunya mengajukan pertanyaan yang membingungkan dan membuat pikiran terus bekerja dan berpikir. Dalam novel ini, novelis mencoba untuk menemukan wilayah perjanjian yang tepat antara iblis dan orang-orang yang menetap di dalamnya, sehingga mereka dapat hidup damai dan sejahtera. Mereka menyutuji semua penjanjian tersebut dan memenuhi hak-hak setan hingga seluruh kesengsaraan dan kemiskunan yang mereka rasakan berubah menjadi kenyamanan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Dampak negatif dari novel ini adalah banyak menggunakan kiasan-kiasan yang tidak biasa yang tidak dipungkiri banyak memancing kontroversi dan akan menerima banyak kritikan baik dari masyarakat maupun dicari kalangan kaum kristen. Berbagai larangan dari berbagai macam elemen masyarakat, khususnya masyarakat yang beragama kristen hingga pemerintah pun mulai menghimbau Youssef Ziedan ataupun penerbit novel Azazil agar tidak menyebarluaskan lebih besar. Pelarangan tersebut tidak digubris hingga akhirnya melarang novel tersebut dicetak kembali. Meskipun dinilai sebagai novel yang
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
11
sangat berbahaya, novel ini memiliki sisi positif Inilah yang membuat novel Azazil sukses dan menjadi International bestseller. Informasi yang disajikan dalam novel ini mudah dicerna. namun disatu sisi, Youssef Ziedan memiliki sebuah visi baru dan unik yang menyajikan sosok setan dalam novel ini. Visi itu adalah untuk mempersilakan pembaca untuk menilai seperti apa setan itu tanpa menilai sebuah sisi agama bahwa setan adalah sosok yang jahat. Dalam novel ini, sosok setan mengintervensi dalam kehidupan seorang biarawan untuk mebuatnya menikah dan hidup normal sebagai manusia utuh, namun biarawan itu tetap saja kembali mengasingkan diri hingga akhir hidupnya dengan membawa seluruh kesedihan dan penyesalan yang pernah terjadi selama hidupnya. Ashfer sedikit menjelaskan kisah dalam agama kristen diantara para pemuka agama baik yang terlihat maupun yang tersirat. Dalam novel ini memaparkan perjuangan masing-masing aliran dalam mengartikan sebuah trinitas yang diselimuti dengan politik. Ini berlaku untuk seluruh agama samawi atau agama-agama lain di dunia dimana pembaca dapat melihat sebuah konflik yang selalu menggelegak kemudian mereda seketika dalam waktu yang singkat. Hal ini tak lain hanyalah sebuah alat dalam politik kekuasaan yang mengatasnamakan agama.
2.1.2 Sharifa Shamlan (2010) Dalam penelitiannya yang berjudul Azazil dan Youssef Ziedan, 2 Sharifa menyimpulkan bahwa novel ini merupakan salah satu cerminan dunia yang diawali pada abad ke-5 M dimana konflik-konflik keimanan ajaran Kristen mulai tampak. Doktrin-doktrin yang diajarkan memiliki perbedaan makna dari masingmasing pemuka agama dari wilayah yang berbeda. Perbedaan tersebut adalah kedudukan Bunda Maria sebagai ibu Tuhan atau sebagai ibu Yesus Kristus. Namun disisi lain, konflik yang terjadi sesungguhnya hanyalah kamuflase belaka yang dibuat-buat oleh para oknum yang menginginkan kekuasaan. Sharifa juga menyebutkan bahwa cerita dalam novel ini tidak terisolasi dalam ikatan teologi, sexualitas, dan spiritual. Pengarang menyajikan novel ini dengan gaya bahasa Arab yang unik sehingga membuat pembaca seolah-olah
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
12
masuk dan merasakan apa yang tertuang dalam kisah tersebut.
2.1.3 Said Brahnmon (t.t) Dalam penelitiannya yang berjudul Azazil dan tiga aspek Penting Oleh Youssef Ziedan,3 Said menyimpulkan baahwa novel ini tidak hanya akan bereaksi (positif atau negatif) bagi para pembaca tetapi juga mendorong para pembaca untuk mengambil posisi peristiwa sejarah yang dianggap orang sebagai angin lalu. Tidak hanya itu, menurut Said, Youssef Ziedan sangat pintar mengolah kata hingga membuat para pembaca seolah-olah ikut masuk kedalam cerita tersebut. Perasaan yang berbeda akan muncul ketika kita membaca novel Azazil karena dalam novel ini terdapat unsur seni yang menggabungkan penderitaan emosional masyarakat, agama, dan politik yang ditata sendiri oleh pemuka agama dan aspek religiusitas.selain itu para pembaca akan turut merasakan hal-hal yang menyangkut kesensitifan dalam diri manusia dan rasa takut masyarakat yang tidak mengetahui kebajikan tolerasnsi karena kejahatan yang telah terjadi. Ziedan merupakan novelis terkemuka yang unik untuk dunia sastra dari segi pengetahuan yang tidak semua masyarakat tahu. Pada awalnya, Ziedan merupakan seorang sejarawan yang sekaligus menjadi ahli filologi naskah-naskah kuno yang diambil dari bahan-bahan yang terbuat dari kulit binatang, slah satunya novel Azazil ini. Said menyimpulkan garis besar dari cerita ini adalah tentang sejarah Kristen,khususnya dari kalangan Kristen Ortodoks. Novel ini merupakan topik yang terkait dengan periode waktu sebelum penaklukan Islam di Mesir. Ziedan mencoba menyelam ke dalam sejarah orang-orang, yang menurutnya kafir bagi orang-orang Arab dan dalam periode pertama itu, intinya adalah menjelaskan saat-saat umat manusia dipenuhi dengan kesedihan. Sikap Youssef Zidane pada pertanyaan-pertanyaannya yang terdapat dalam novel cukup canggung, tapi Zidane memiliki kemampuan untuk melakukan pembuatan syair-syair puisi dalam bahasanya. Dalam deskripsi Azazil, terdapat dialog dan debat ilmiah dan akurat serta bahasa yang elegan dan halus, perjalanan protagonis tokoh utama di dunia Mesir hingga Yerusalem kuno, melewati padang pasir Sena kemudian padang gurun
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
13
Yordania, pria sederhana yang masa kecil sangat menyedihkan, di mana ia menyaksikan kematian ayahnya di depan matanya dan pernikahan ibunya dengan pembunuh ayahnya. Ia pergi mencari ilmu pengobatan herbal dimana pun berada, hingga perjalanannya berakhir di Alexandria. Kisah penderitaan filsuf Hypatia, permata kota, dengan ekstrimis dari para pengikut agama baru (Kristen Ortodoks) yang digambarkan dengan adegan merobek tubuhnya dipotong-potong oleh kelompok para pecinta kesakitan dan membunuh atas nama Tuhan, kemudian terjadinya perdebatan Kristen agama besar dengan Nestor dan Kyrellos dan pihak lain. Penggambaran Oktavia dan cintanya terhadap kehidupan yang bebas dari kompleksitas agama Kristen dan umat-Nya, serta Martha cinta sejati Hypa, dalam semua ini pembaca dapat membaca penderitaan protagonis dengan segala aspek kehidupan. Cinta yang besar terhadap agama Kristen, dan semangat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan terbesar. Tapi cara Zidane membuat dialog antara Hypa dengan iblis untuk pertanyaan eksistensial menarik adalah mengejutkan.
Dalam novel ini Zidane membuat seorang pahlawan wanita, Maria Koptik, seorang gadis sederhana dari Mesir Timur, yang ditakdirkan untuk menikah dengan seorang pria Arab, dalam hal ini Ziedan menggambarkan kehidupan orang Arab pada awal Islam, adat istiadat dan keyakinan mereka, agama dan konflik, menggambarkan utama keyakinan keagamaan dan asal-usul awal filosofi mereka, dan tidak lupa untuk menggambarkan bahwa selain koeksistensi orang Arab dengan orang Yahudi sebelum Islam, dan dalam semua ini adalah kepentingan besar mengharapkan untuk menerima dari membaca karya sastra.
2.2 Pendahuluan Bab ini berisikan landasan teori yang akan digunakan dalm pembahasan bab-bab berikutnya.Landasan teori dalam bab ini terdiri dari unsur-unsur novel yang akan menelaah unsur-unsur intristik antara lain tema, latar, alur/plot, tokoh, penokohan, sudut pandang/Point of View, dan terakhir amanat.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
14
2.3 Pengertian Novel Novel (Inggris: novel) merupakan bentuk karya sastra yang juga disebut fiksi. Dalam perkembangannya, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi, menurut Altenbernd dan Lewis (1966: 14), dapat diartikan sebagai prosa narati yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia; juga berlaku untuk novel. Menurut Nurgiyantoro (1998:9) Sebutan novel dalam bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa’ (Abrams, 1981: 119). Menurut pandangan Clara Reeve dalam buku Teori Kesusastraan, karangan Rene Wellek, novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis. Novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan psikologi yang lebih mendalam. Novel merupakan karya fiksi yang dibangun berdasarkan unsur-unsur cerita, yakni unsur intristik dan ekstrinsik. Dalam novel mengandung unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang dan lain-lain. Karena itu, novel dapat dianalisis melalui pendekatan yang sama. 4 2.4
Unsur-Unsur Novel Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Rene Wellek dan Austin Warren (1989: 278) Unsur intrinsik (struktur dalam) adalah unsur-unsur yang secara langsung membangun karya sastra tersebut. Mursal Esten mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan unsur ini yaitu seperti alur (plot), latar, pusat pengisahan dan penokohan, tema dan amanat, kemudian juga hal-hal yang berhubungan dengan imajinasi dan emosi.
5
Sedangkan unsur ekstrinsik (struktur luar) adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Zainuddin (2002: 77) menyatakan bahwa unsur ini merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang. Unsur yang juga ikut mempengaruhi karya sastra ini berkaitan dengan
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
15
faktor sosial ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio-politik, faktor keagamaan, dan tata nilai yang dianut masyarakat. 6 Struktur dalam dan struktur luar ini merupakan unsur atau bagian yang secara fungsional berhubungan satu sama lainnya.
2.4.1 Alur (Plot) Alur (plot) merupakan urutan peristiwa dimana merupakan aspek dalam novel yang mengandung aspek kelogisan intelektual. Plot atau alur juga berarti aspek dalam novel yang mengandung aspek kelogisan intelektual. Di dalam novel, membutuhkan misteri yang terkandung di dalamnya untuk dipecahkan. 7 Ia juga mengatakan, plot juga sebuah narasi dari suatu peristiwa yang tekanannya ada pada segi kausalitas (sebab-akibat).8 Hal tersebut dapat diartikan, bahwa di dalam alur sebuah cerita, para pembaca dapat mempertanyakan mengapa suatu peristiwa itu dapat terjadi, dan bukan hanya mempertanyakan mengenai kelanjutan kisah tersebut. Plot atau alur juga merupakan aspek dalam novel yang mengandung aspek kelogisan intelektual. Di dalam novel, membutuhkan misteri yang terkandung di dalamnya untuk dipecahkan. 9 Ia juga mengatakan, plot juga sebuah narasi dari suatu peristiwa yang tekanannya ada pada segi kausalitas (sebab-akibat). 10 Hal tersebut dapat diartikan, bahwa di dalam alur sebuah cerita, para pembaca dapat mempertanyakan mengapa suatu peristiwa itu dapat terjadi, dan bukan hanya mempertanyakan mengenai kelanjutan kisah tersebut. Pendapat lain diutarakan oleh Panuti Sudjiman. Ia mengatakan bahwa alur adalah pengaturan urutan penampilan peristiwa untuk memenuhi beberapa tuntutan dan tersusun dengan memperhatikan hubungan kausalnya.
11
Alur
diibaratkan sebagai rangka dalam tubuh manusia.Tanpa rangka manusia tidak dapat berdiri dengan kokoh. Penokohan dan pengaluran merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain. Pengaluran adalah apa yang dilakukan
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
16
tokoh dan apa yang menimpanya. Tokoh-tokoh cerita bergerak sebagai pelaku sekaligus penderita kejadian, dan karenanya penentu perkembangan adalah alur. Plot dengan jalan cerita tidak terpisahkan, tetapi harus dibedakan anatara keduanya. Jalan cerita memuat kejadian, Tetapi, suatu kejadian terjadi dikarenakan suatu sebab, dan ada alasannya, yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah plot. Yaitu, segi rohaniah dari kejadian. Suatu kejadian baru dapat disebut cerita apabila di dalamnya ada perkembangan kejadian. Sementara, suatu kejadian berkembang apabila ada yang menyebabkan terjadinya perkembangan, dalam hal ini adalah konflik. Intisari dari sebuah plot adalah konflik. Tetapi, suatu konflik dalam novel ataupun cerpen tidak bisa dengan tiba-tiba dipaparkan begitu saja. Harus ada dasarnya. Maka dari itu, plot sering dibagi menjadi elemen-elemen berikut : 1. Pengenalan 2. Timbulnya Konflik 3. Klimaks 4. Penyelesaian Ini merupakan unsur-unsur plot yang berpusat pada konflik. Dengan adanya plot, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan, dan timbul suatu suspense atau ketegangan dalam suatu cerita. Ketegangan inilah yang menarik pembaca untuk terus mengikuti cerita. Kekuatan sebuah cerita terdapat pada bagaimana seorang pengarang membawa pembacanya mengikuti timbulnya konflik, memucaknya konflik, dan berakhirnya konflik. Timbulnya konflik atau terbinanya plot, sering berhubungan erat dengan unsur watak atau tema, bahkan juga setting. Konflik dalam novel ataupun cerpen mungkin dapat terjadi karena watak seseorang yang begitu bermacam-macam. Sehingga menimbulkan persoalan dengan orang lain, atau lingkunganya.
Setting
daerah
yang
tandus
memungkinkan
menimbulkan konflik dalam sebuah novel atau cerpen.
juga
dapat
12
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
17
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M, dalam bukunya apresiasi kesusastraan,setting atau latar bisa mempunyai banyak arti yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup tertentu, dan cara berpikir tertentu. 13 Pandangan lain mengenai alur, diutarakan oleh Burhan Nurgiyantoro. Menurutnya, alur merupakan perjalanan kehidupan tokoh, baik dalam cara berpikir, berperasaan, berperilaku, maupun bertindak, baik secara verbal maupun non-verbal. 14 2.4.2 Tokoh dan Penokohan Tokoh dan Penokohan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan satu unsur yang membangun cerita. Menurut Panuti Sudjiman, pengertian tokoh adalah individu atau seseorang yang mengalami suatu peristiwa di dalam cerita.15 Sedangkan penokohan menurut Burhan Nurgiyantoro adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalm sebuah cerita.Penokohan adalah hal-hal yang terjadi pada manusia dan diakibatkan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah melakukan suatu tindakan. Bentuk ini juga disebut persona dramatis atau character. Penokohan atau perwatakan merupakan salah satu hal yang kehadirannya penting dan sangat menentukan dalam sebuah fiksi. Hal itu dikarenakan tidak akan mungkin terdapat suatu karya fiksi, tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita. 16 Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Pengertian tokoh utama atau watak utama yaitu watak yang mendapat perhatian yang besar dari pengarangnya dan mempunyai peranan terpenting dibandingkan tokoh-tokoh lainnya. 17 Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama, bukan dilihat dari frekuensi kemunculan tokoh tersebut di dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
18
Yang dimaksud tokoh bawahan yaitu tokoh yang kedudukannya bukan sebagai peran utama di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Menurut Abdul Rozak (1944: 206) Tokoh bawahan adalah tokoh cerita yang hanya memegang peranan kecil. Adapun yang termasuk dalam tokoh bawahan, yang sebenarnya sulit disebut tokoh, yaitu tokoh tambahan. Hal ini dikarenakan tokoh tersebut tidak memegang peranan apa-apa di dalam cerita. 18 Herman J. Waluyo mengutarakan, yang diceritakan dalam cerita rekaan paling utama adalah manusia (sebagai seorang tokoh) yang berkontak dengan manusia atau tokoh lainnya. Manusia yang saling berkontak ini menjalin suatu cerita, dan biasanya cerita tentang manusia itu terbangun dengan adanya konflik. Tanpa konflik cerita tidak dapat dibangun dan dikembangkan. Oleh karena itu, faktor manusia yang menjadi inti cerita adalah manusia yang sedang mengalami konflik dengan manusia lainnya. Tokoh-tokoh (manusia) yang terlibat dalam suatu peristiwa dapat berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Dalam suatu karya sastra, novel, cerpen, drama, tokoh laki-laki dapat muncul sebagai tokoh utama, demikian pula sebaliknya, tokoh perempuan yang memegang peranan utama. Hal tersebut berkaitan dengan keterlibatan pengarang dalam menampilkan tokohtokohnya. Umumnya, pengarang perempuan berusaha mengangkat kehidupan kaumnya sendiri, sehingga hampir sebagian besar pengarang perempuan selalu menokoh utamakan perempuan dalam karyanya. Sementara pengarang laki-laki lebih netral. Selain menokoh utamakan laki-laki mereka juga menampilkan tokoh utama perempuan dalam karya mereka, walaupun tokoh-tokoh perempuan yang dimunculkan masih sebagai objek.19 Lebih lanjut, Herman J. Waluyo mengatakan bahwa frekuensi kemunculan tokoh menentukan seorang tokoh diklasifikasikan sebagai tokoh sentral atau tokoh bawahan. Tokoh yang sering muncul merupakan tokoh sentral. Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang mendominasi jalannya cerita rekaan. 20 Sedangkan menurut cara penampilan tokoh, Panuti Sudjiman membaginya ke dalam tokoh datar dan tokoh bulat.21
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
19
Tokoh cerita menurut Abrams, dalam buku Burhan Nurgiyantoro yaitu Teori Pengkajian Fiksi, tokoh adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita menempati posisi sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.22 Untuk mengenali secara lebih baik tokoh-tokoh cerita, kita perlu mengidentifikasi diri tokoh itu secara cermat. Proses pengulangan itu akan sejalan dengan usaha pengarang dalam mengembangkan tokoh. Usaha pengidentifikasian tokoh tersebut adalah. 1. Prinsip Pengulangan. Kita dapat mengenali tokoh jika kita dapat menemukan dan mengidentifikasi adanya kesamaan sifat, watak, tingkah laku, pada bagian-bagian selanjutnya. Sifat diri seorang tokoh yang diulang-ulang biasanya untuk menekankan atau mengintensifkan sifat yang menonjol sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas. 2. Prinsip Pengumpulan. Gambaran tokoh diungkapkan sedikit demi sedikit dalam seluruh cerita. Usaha pengidentifikasian tokoh dapat dilakukan dengan mengumpulkan data tokoh yang ada di keseluruhan cerita. Data yang telah dikumpulkan tersebut dapat digabungkan sehingga bersifat saling melengkapi dan menghasilkan gambaran yang padu tentang tokoh bersangkutan. 3. Prinsip Kemiripan dan Bertentangan. Pada prinsip ini, tokoh dibandingkan antara tokoh dengan tokoh lain. Adakalanya tokoh baru tampak jelas setelah berada dalam pertentangan dengan tokoh lain. Akan tetapi, sebelumnya kita harus melakukan prinsip pengumpulan dan prinsip pengulangan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena kita tidak perlu membandingkan semua data tokoh, melainkan terbatas pada hal-hal yang mengandung unsur kemiripan dan pertentangan, sekaligus yang merupakan ciri-ciri yang menonjol. 23 Menurut pandangan Shahnon Ahmad, tokoh merupakan pelaku yang menjadikan cerita berjalan. 24 Pandangan lain mengenai tokoh juga diungkapkan Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
20
oleh William H Gass yaitu, tokoh bukanlah cermin atau jendela dari kehidupan tetapi kreasi bahasa yang bebas dari kehidupan. 25 Adapun penokohan, Panuti Sudjiman mengatakan, penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh disebut sebagai penokohan.26 Sementara itu, mutlak halnya bagi setiap tokoh untuk memiliki watak. Watak ialah kualitas tokoh, nalar dan jiwa yang membedakannya dengan tokoh lain. 27 Hudson mengatakan, penokohan merupakan bagian yang sangat penting bahkan, lebih penting dari alur cerita. Penokohan menurut Hurtik sangat tergantung pada tipe cerita.28 Sementara itu, tekanan cerita pada tema, alur, atau karakter akan menghasilkan penggambaran tokoh dan watak yang berbeda. 29 Hudson membagi dua metode yang bisa digunakan dalam penokohan yaitu metode langsung, yang juga disebut metode analitis yang telah penulis sebutkan. 30 Dalam metode ini pengarang memaparkan watak tokoh begitu saja atau menambah komentar-komentar agar para pembaca langsung jelas mengetahui watak tokoh. 31 Metode kedua adalah metode tak langsung yang juga disebut metode dramatis. Pada metode tak langsung, pengarang membiarkan tokoh-tokoh cerita mengungkapkan sendiri melalui percakapan dan perbuatannya. Wiliam Kenney menambahkan, metode kontekstual sebagai metode yang ketiga. 32 Selain itu, penokohan atau bisa disebut dengan perwatakan juga terbentuk dari komentar dan penilaian tokoh-tokoh lain. 33
2.4.3 Latar Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. 34 Stanton (1965) mengelompokan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam cerita sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. 35 Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. 36 Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
21
yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Latar berfungsi untuk memberikan informasi situasi ruang dan tempat pada cerita. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. A. Latar tempat Yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempattempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. 37 B. Latar waktu berhubungan dengan masalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang memiliki kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk ke dalam susana cerita. Pembaca akan berusaha memahami dan menikmati cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahuinya yang berasal dari luar cerita yang bersangkutan. Adapun persamaan perkembangan dan atau kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk mengesani pembaca seolah-olah cerita itu sebagai sungguh-sungguh ada dan terjadi.38 C. Latar sosial Yaitu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
22
seperti dikemukakan sebelumnya. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas.39
2.4.4 Amanat Menurut Panuti Sudjiman, amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang pada sebuah karya sastra. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang, maka jalan keluar itulah yang disebut juga amanat. Amanat yang terdapat pada suatu cerita ada yang menggunakan cara implisit ataupun cara eksplisit. Secara implisit, jika jalan keluar atau ajaran moral itu ditampilkan dalam tingkah laku tokoh di akhir cerita. Sedangkan secara eksplisit, jika pengarang menyampaikan saran, peringatan, nasehat, atau larangan pada tengah atau akhir cerita.40 Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral dalam karya fiksi mungkin bersifat langsung, atau sebaliknya tak langsung. Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung, hal ini identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian atau penjelasan. Jika dalam teknik uraian pengarang secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh cerita yang bersifat untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam penyampaian pesan moral. Artinya, moral yang ingin disampaikan kepada pembaca itu dilakukan secara langsung dan eksplisit.41 Nurgiyantoro melanjutkan, bentuk penyampaian tidak langsung sejalan dengan teknik ragaan. Yang ditampilkan dalam cerita adalah peristiwa-peristiwa, konflik, sikap dan tingkah laku para tokoh dalam menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik yang terlihat dalam tingkah laku verbal, fisik, maupun yang hanya terjadi dalam pikiran dan perasaannya. 42
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
23
2.4.5 Sudut Pandang/Point of View Sudut pandang merupakan cara pengarang untuk memposisisikan dirinya dalam novel tersebut. Permasalahan yang ada hanyalah siapa yang bercerita dan bagaiamana cara pengarang bercerita. Abrams mengungkapkan sudut pandang merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang cerita itu sendiri secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua macam yaitu persona pertama “aku”, dan persona ketiga “dia” .43 2.4.6 Gaya Bahasa Setiap pengarang akan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam penulisan sebuah karya sastra. Mereka akan menggunakan gaya tersendiri dengan cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan sebuah cerita bahkan pesan kepada pembaca. Istilah gaya diangkat dari istilah style yang berasal dari bahasa latin dan mengandung arti leksikal “ alat untuk menulis “. Dalam karya sastra gaya mengandung pengertian cara seseorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan media bahasa indah serat harmonis yang mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. ( Aminudin, 1987 : 72 ) Pada umumnya orang beranggapan bahwa bahasa satra berbeda dengan bahasa nonsatra, bahasa yang dipergunakan bukan dalam pengucapan sastra. Namun, “perbedaan”-nya itu sendiri tidaklah bersifat mutlak, atau bahkan sulit diidentifikasikan. Bahasa sastra, bagaimanapun, perlu diakui eksistensinya, keberadaannya. Sebab, tidak dapat disangkal lagi, ia menawarkan sebuah fenomena yang lain. Keberadaannya paling tidak perlu disejajarkan dengan ragam-ragam
bahasa,
seperti
dalam
konteks
sosiolinguistik
yang
lain
(Nurgiyantoro, 1993: 2) pengarang melakukan penyimpangan kebahasaan, tentunya bukan semata-mata bertujuan ingin aneh, lain daripada yang lain, melainkan dimaksudkan untuk memperoleh efek keindahan yang lain di samping juga ingin mengedepankan, mengaktualkan (foreground) sesuatu yang dituturkan.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
24
Penuturan kesastraan pun pada hakikatnya dapat dipandang sebagai proses (usaha) komunikasi.
2.4.7 Tema Tema adalah salah satu unsur pembangun karya sastra yang penting. Setiap karya fiksi tertentu memiliki tema, namun untuk menunjukkan isi tema itu tidaklah mudah. Tema haruslah dipahami dan ditafsirkan melalui cerita dan unsurunsur pembangun cerita yang lain. Kejelasan pengertian tema akan membantu usaha penafsiran dan pendeskripsian pernyataan tema sebuah karya fiksi. Tema merupakan inti atau pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita, yang merupakan unsur intrinsik terpenting dalam novel atau cerpen. Tema dalam sastra bisa diangkat dari berbagai masalah kehidupan sesuai zamannya. Baik menyangkut
kemanusiaan,
kekuasaan,
kasih
sayang,
kecemburuan,
dan
sebagainya. 44 Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar ingin bercerita. Tetapi ingin mengatakan sesuatu pada para pembacanya. Sesuatu yang ingin dikatakannya itu bisa merupakan masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini. Tema tidak perlu selalu berwujud moral, atau ajaran moral. Tema bisa hanya berwujud pengamatan pengarang terhadap kehidupan. 45 Alasan pengarang hendak menyajikan cerita ialah hendak mengemukakan suatu gagasan. Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari suatu karya sastra itulah yang disebut tema. Adanya tema membuat karya lebih penting daripada sekedar bacaan hiburan. Tema cerita ada yang dinyatakan secara jelas (eksplisit), namun pada umumnya tema itu tersirat (implisit). Tema adalah suatu gagasan yang mendasari karya sastra. Tema tersebut kadang didukung oleh pelukisan latar, tokoh, atau penokohan. Tema juga dapat Sebagai unsur utama fiksi, penokohan berhubungan erat dengan tema. Tokohtokoh cerita itulah yang bertugas sebagai pelaku-penyampai tema, secara
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
25
terselubung ataupun terang-terangan. Usaha penafsiran tema dapat dilakukan melalui detil kejadian dan konflik yang menonjol. Usaha penafsiran tema haruslah dilacak dari apa yang dilakukan, dipikirkan, dirasakan, atau apa yang dirtimpakan kepada tokoh. Dengan demikian, penafsiran tema akan selalu mengacu pada tokoh.46
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
26
1
http://archive.libyaalmostakbal.net/Thaqafa/Dec2008/mohammad_alasfar_241208.html http://www.alriyadh.com/2011/02/07/article602111.html 3 http://www.spectator.co.uk/books/7746243/to-thine-own-self-be-true.thtml 4 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan,(terjemahan Melani Budianta), (Jakarta : Gramedia, 1989), hlm. 282. 5 Nyoman Thusthi Eddy, Kamus Istilah Sastra Indonesia, Yogyakarta: Nusa Indah, 1991, hlm. 69. 6 M. Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988,hal.36 7 E.M Forster, Aspects of The Novel (New York : Harcourt Brace and Company, 1927), hlm. 144 8 Ibid., hlm. 130 9 Ibid., hlm. 144. 10 Ibid., hlm. 130. 11 Panuti Sudjiman, Memahami Cerita Rekaan, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1988), hlm.36 12 Saini K.M, Apresiasi Kesusastraan, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1986) hlm. 49 13 Ibid., hlm.76. 14 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2002), hlm. 172 15 Ibid,, hlm. 9 16 Panuti Sudjiman, Op. cit,. hlm.9 17 Ibid., hlm.17 18 Ibid,. hlm.20 19 Herman J Waluyo, Pengkajian Cerita Fiksi (Yogyakarta : Sebelas Maret University Press, 1994), hlm. 7. 20 Ibid., hal.168 21 Sudjiman, Op.cit,. hlm.16-17 22 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2002), hlm. 164-165. 23 Ibid., hlm. 212. 24 Shahnon Ahmad, Gubahan Novel (Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia, 1979), hlm. 19. 25 Michael J Hoffman and Patrick D Murphy, Essentials of Theory of Fiction (London : Duke University Press, 1998), hlm. 26. 26 H Edward Jones, Outlines of Literature (New York : The Mac Millan Co, 1968), hlm. 84. 27 Sudjiman, Op cit., hlm. 80 28 Ibid., hlm. 58. 29 William Henry Hudson, An Introduction to The Study of Literature (London : George G Harrap and Company, 1913), hlm. 17. 30 Ibid., hlm. 192. 31 William Kenney, How to Analyze Fiction (New York : Monarch Press, 1966), hlm. 34. 32 Ibid., hlm. 36 33 Hudson, Op cit., hlm. 192. 34 M.H, Abrams, A Glossary of Literary Terms. (New York: Holt, Rinehart and Winston,1981). Hal 175 35 Burhan Nurgiyantoro, et al., Op. Cit., hlm.216. 36 Ibid., hlm. 217. 37 Ibid., hlm. 227 38 Ibid., hlm 230 39 Ibid., 233-234 40 Panuti Sudjiman, Op. Cit., hlm. 57-58. 41 Burhan Nurgiantoro. Op.cit., hlm.335 42 Ibid., hlm. 339 43 Ibid,. hlm. 248-249 44 Supratman Abdul Rani, Intisari Sastra Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), hlm.86. 45 Ibid., hlm. 56. 46 Nurgiyantoro, Op cit., hlm. 173 2
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
27
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
BAB III Unsur Intrinsik
3.1 Sinopsis Novel Azazil ini mengisahkan tentang seorang Rahib bernama Hypa yang hidup pada abad ke-5 M. Hypa memulai hidupnya untuk menjadi seorang rahib dan tabib di Yerusalem. Begitu banyak kenangan buruk yang Ia alami selama tinggal di pedalaman Mesir tempat Ia berasal sebelum pada akhirnya memutuskan untuk tinggal di Yerusalem. Dengan godaan Azazil, julukan lain dari raja iblis, Ia memutuskan untuk menulis seluruh cerita hidupnya yang kelam dalam bentuk autobiografi diatas perkamen. Pada awalnya, Hypa ingin menuliskan kalimat-kalimat doa dan munajat cinta yang akan dituliskan dalam kesendirian. Ia juga ingin menuliskan diatas lembaran tersebut puji-pujian keagamaan yang diharapkan bisa mendekatkan diri kepada sang Khalik yang memungkinkan juga akan menghiasi ibadah dan misa kudus dalam senandung para rahib dan biarawati. Namun,yang terjadi adalah Ia malah menjerumuskan dirinya dengan menulis seluruh cerita-cerita kelamnya dimasa lalu atas godaan Azazil. Penulisan autobiografi itu diawali dengan kisah pertemuannya dengan seorang pendeta bernama Nestor. Pendeta yang kemudian menggantikan gurunya, Theodore menjadi seorang Uskup di Antiokia ini sangat HYpa cinta dan muliakan. Bergitu besar kasih sayang dan perhatian yang diberikannya kepada Hypa hingga Hypa menganggapnya sebagai ayahnya sendiri. Adapun pertemuan Hypa dengan Oktavia yang diwarnai dengan cinta dan gairah hingga menjadikan Hypa lupa akan kedudukannyan sebagai seorang rahib. Oktavia yang seorang penyembah berhala memperkenalkan sosok Hypatia, seorang filsuf wanita dan tokoh besar bagi masyarakat penyembah dewa secara tidak langsung (melalui percakapan). Kisah antara Oktavia dan Hypa pun berakhir dengan pengakuan Hypa kepada Oktavia kalau dia merupakan seorang rahib Kristen. Oktavia yang sangat membenci orang-orang
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
28
Kristen dengan marah mengusir Hypa dari rumahnya setelah tiga hari menetap di rumahnya. Pertemuan Hypa dengan sosok Hypatia di sebuah seminar membuat Hypa kagum dan menyukainya. Wanita cerdas, berwibawa, dan penuh charisma membuat Hypa ingin terus menemuinya di setiap seminarnya bahkan ingin mengenalnya lebih jauh. Namun, malang bagi Hypatia. Ia dibunuh dengan cara yang sangat kejam oleh para pengikut Kristen Ortodoks Mesir yang dikepalai oleh Petrus, seorang pembaca Injil. Tubuh wanita itu diseret di atas kulit kerang yang telah mengeras hingga kulit Hypatia mengelupas dengan sendirinya kemudian mayatnya dibakar di tempat pembuangan sampah. Oktavia yang secara tiba-tiba datang untuk menolong Hypatia pun tak luput dari tangan-tangan bengis kelompok Kristen itu. Oktavia di lempar hingga tubuhnya menghantam jalanan. Hypa yang berada di tempat tidak dapat melakukan apa-apa. Martha, sosok wanita cantik yang juga seorang penyanyi gereja yang membuat Hypa menjadi sangat tergila-gila padanya. Segala cara mereka lakukan untuk dapat saling bertemu hingga melakukan perbuatan terlarang pun mereka lakukan. Martha yang ingin sekali menikah dengan Hypa memintanya untuk segera meminangnya. Namun, kedudukan Hypa sebagai seorang rahib serta status Martha yang seorang janda membuat Hypa menolak untuk menikahinya. Martha yang sakit hati mendengar penolakan Hypa itu pun pergi meninggalkan Hypa dan menikah dengan laki-laki lain. Konflik besar terjadi antara Uskup Nestor dari Antiokia dan Uskup Kyrellos dari Alexandria. Perdebatan keduanya tentang penafsiran sosok Bunda Maria sebagai perawan suci yang mebgandung Yesus sangat rumit. Tidak ada kompromi hingga keduanya saling melaknat satu sama lainnya. Perdebatan yang sengit ini berpuncak pada tragedi kekerasan yang mengatasnamakan Tuhan. Sidang diadakan di Yerusalem yang dipimpin oleh Paus dan dihadiri oleh Uskup-Uskup dari berbagai wilayah dan keputusan akhir menyatakan bahwa Uskup Nestor dicabut kedudukannya sebagai seorang Uskup dan Uskup Kyrellos tetap menjaid Uskup. Hal ini dilakukan oleh Paus
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
29
Yerusalem dikarenakan kekhawatirannya terhadapkerusauhan yang dibuat masyarakat Alexandria. Cerita novel ini ditutup dengan penulisan autobiografi yang dibuat di dalam perpustakaan gereja di Aleppo. Penulisan autobiografi ini diwali dengan pertemuannya dengan Azazil yang kemudian menemaninya hingga akhir hayatnya. Penulisan tersebut dikerjakan selama 40 hari berturut-turut, kemudian kumpulan tulisan tersebut disimpan di dalam peti kayu. Setelah menyelesaikan penulisan itu, Hypa pun kini menjadi seornga manusia yang bebas dengan meningggalkan dunia yang penuh dengan kesengsaraan ini.
3.2 Judul Novel ini bejudul asli Azazil ) ( عزازيلdan diterjemahkan dalam judul yang sama ke bahasa Indonesia. Novel ini diterbitkan di Mesir pada tahun 2009 dan diterbitkan pada tahun 2010 di Indonesia. Alasan Ziedan memilih judul ini karena cerita-cerita yang utarakan dalam novel ini mengacu kepada godaan-godaan dari iblis. Adapun diceritakan tentang
kisah
seorang
pemuda
yang
melakukan
sodomi
terhadap
binatang,bahkan kepada ibu kandungnya sendiri. Semua itu dikarenakan godaan iblis. Begitu pula dengan perbuatan Hypa yang Ia menceritakan semua hal. Namun yang berbeda dalam novel ini adalah peran Azazil tidaklah seperti setan atau pada umumnya. Ia mencoba mempengaruhi si tokoh utama untuk menulis cerita kelamnya pada masa lalu. Namun, yang mengejutkan dalam cerita ini adalah bahwa azazil mengaku bahwa dirinya adalah setan atau iblis dimana setan atau iblis itu sendiri yang sesungguhnya berada dalam diri manusia. Manusialah yang menentukan apakah Ia akan mengikuti azazil ataukah Ia akan menolak untuk menuruti permintaan azazil tersebut. Youssef Ziedan sebagai Pengarang novel ini mengangkat kisah kehidupan seorang rahib bukan tanpa alasan yang mendasar. Kisah ini terilhami oleh terjemahan dari penemuan lembaran perkamen yang usianya lebih dari 20 abad. Perkamen itu berisikan kisah kehidupan seorang rahib yang tertulis bernama Hypa dan kisah-kisah kelamnya selama hidupnya. Pengarang
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
30
sempat mencari tahu siapa Hypa sesungguhnya, namun di beberapa kitab sejarah ataupun kitab keagamaan kristen namun tidak ditemukan sosok bernama Hypa.
(hlm. 6) Saya sudah berusaha mencari tahu siapa sebenarnya Rahib Hypa yang menulis manuskrip ini. Sayang sekali saya tidak dapat keterangan apapun dalam buku-buku sejarah Kristen kuno. Semua yang saya bisa ketahui hanya sebatas apa yang diceritakannya sendiri dalam manuskrip itu,seperti keterangan bahwa dia adalah Rahib Hypa yang berasal dari pedalaman Mesir.(hlm.12)
Tokoh sentral dalam novel ini adalah seorang Rahib Kristen bernama Hypa yang hidup pada abad ke-5 M. Novel ini berkisah tentang kehidupannya sebagai rahib,tabib dan juga seorang penyair. Perjalanan kehidupannya begitu rumit dikarenakan adanya perdebatan mengenai aliran kristiani yang diragukan pemikirannya antara uskup satu dengan yang lain. kemudian adanya godaan wanita-wanita, yaitu Oktavia seorang penyembah berhala yang memiliki tubuh indah serta Martha, janda muda dan cantik yang juga seorang penyanyi gereja. Adapun Azazil, raja iblis yang menggoda dan menyuruh Hypa untuk menuliskan seluruh peristiwa hidupnya termasuk kehidupannya yang kelam.
3.2 Plot/Alur Novel Azazil ini diawali dengan kata pengantar yang diutarakan oleh pengarang yaitu Youssef Ziedan. Kata-kata tersebut menyampaikan tentang asal mula pembuatan novel azazil ini dimana Ia terinspirasi dari kisah dalam perkamen yang Ia temukan dan Ia terjemahkan sendiri. Hal ini ditulis pengarang melalui sedikit kutipan berikut :
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
31
(hlm.5) Lembaran manuskrip ini berisi buku yang kuwasiatkan agar diterbitkan setelah kematianku. Ini karya terjemahanku yang kuupayakan sebisaku sesuai dengan yang aslinya, berasal dari kumpulan perkamen yang ditemukan sepuluh tahun yang lalu. (hlm.12)
Kata pengantar tersebut telah menjadi celah bagi para pembaca untuk mengenal siapa tokoh utama karena jelas dikatakan bahwa novel ini terinspirasi oleh kisah yang ditulis diatas lembaran perkamen yang pengarang temukan. Pembaca dapat menyimpulkan bahwa tokoh yang terdapat dalam novel ini nyata walau sebenarnya tidak ada bukti bahwa si tokoh utama ini pernah ada karena tokoh Hypa yang menjadi tokoh sentral dalam novel ini tidak ada dalam sejarah Kristen kuno. Setelah kata pengantar, alur yang disuguhkan dalam cerita novel ini merupakan alur campuran. Gaya penceritaan yang disajikan pengarang sangat unik dan tertata rapi sehingga membuat para pembaca penasaran dan terus ingin mencari tahu bagaimana kisah kehidupan Hypa selanjutnya. Cerita ini diawali pada saat Ia mulai menulis perkamen tentang kisah hidupnya. Setelah itu, alur cerita mulai berlanjut dengan alur mundur (flashback) dimana Ia mulai hijrah ke Alexandria untuk belajar ilmu pengobatan. Alur ini menjadi maju terus saat Ia mulai menjadi rahib gereja di Alexandria dan bertemu banyak orang-orang dari gereja dan mengalami hal-hal yang penting yang terjadi selama perjalanan hidupnya. Alur cerita ini akan tiba-tiba maju jika Ia kembali menulis perkamen dan sedang melakukan percakapan dengan Azazil. Azazil yang merupakan raja iblis ini akan menyuruh Hypa untuk menulis seluruh kejadian dimasa lalunya. Tahap pengaluran dalam novel ini cukup unik karena tahap pengaluran ceritanya tidak biasa selayaknya sebuah cerita. Tahap penceritaan selayaknya alur maju yakni, tahap pengenalan, berlanjut pada tahap permunculan masalah, tahap klimaks, dan biasanya diakhiri dengan tahap
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
32
penyelesaian masalah. Namun yang terjadi adalah tahap penceritaan ini mengalami tahap kemunduran, yakni
kembali perkenalan, konflik, tahap
klimaks, dan baru berakhir menuju penyelesaian masalah sebagai tahapan akhir penceritaan. Tahap kemunduran ini berlangsung sebanyak empat kali karena Hypa, sang tokoh utama memiliki alur dan jalan cerita sendiri dari tiap pertemuan dengan tokoh bawahan. Berbeda dengan tokoh sentral, tokoh-tokoh bawaan memiliki alur cerita maju karena keberadaan mereka dalam novel Azazil terdapat di masa lalu si Hypa sebagai tokoh utama dan bergerak maju mengikuti alur waktu. Novel ini diakhiri dengan sebuah gambaran ilustrasi pada masa abad ke-5 antara lain sisa-sia peninggalan kediaman Hypa di Negara asalnya. Penulis menyimpulkan bahwa penyelesaian cerita yang terdapat dalam novel Azazil menggunakan jenis pengaluran tertutup. Karena, di dalam tahap akhir penceritaan, penyelesaian masalah dan jalan keluar permasalahan yang dihadapi para tokoh sudah ditampilkan jawabannya. Dalam mengklasifikasi alur dalam novel Azazil, penulis akan membagi alur dalam novel ini sesuai dengan tokoh utama yang berada di dalamnya. Yaitu Hypa.
Karena
pembagian
ini
dinilai
memudahkan
penulis
untuk
mengklasifikan setiap alur yang terkandung dalam diri tokohnya.
3.2.1 Pertemuan dengan Oktavia A. Perkenalan Hypa bertemu dengan Oktavia saat Hypa sedang berenang di sebuah laut di kawasan timur Alexandria. Saat itu, tiba-tiba saja Hypa tenggelam dan terbawa arus. Namun, atas kuasa Tuhan, Ia bisa terbawa ke tepi pantai lagi dengan melalui ombak laut. Hypa yang masih setengah tidak sadar melihat sosok wanita di balik karang. Ia pun mencoba menghampirinya dan terkejut lah Ia melihat sosok wanita yang Nampak seperti bidadari.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
33
(hlm.40) “Kau seorang perenang yang baik dan beruntung” “Siapa anda ini, Tuan putri?” “Tuan putri? Ha ha ha … Aku Oktavia, pembantu rumah tangga di rumah Tuan Siccily, seorang pedagang kain sutra.” (hlm. 117)
Kutipan diatas menyatakan awal perkenalan Oktavia dengan Hypa. Hypa menyangka bahwa wanita yang berada dihadapannya adalah seorang putri raja. Oktavia yang mendengar peryataan Hypa itu langsung tertawa dan mnegatakan bahwa dia hanyalah seorang pembantu seorang pedagang kain sutera.
(hlm.40) Oh,siapakah yang mengirimkan pembantu cantik yang tampangnya tidak seperti pembantu ini? Siapakah yang mendatangkannya ke sini?. Terus terang aku tidak menemukan jawabannya.(hlm.117) Kutipan diatas memaparkan awal perkenalan Hypa dan Oktavia. Sebuah perkenalan diwali dengan pertemuan yang tak terduga kemudian Oktavia menawarkannya tinggal dirumah majikannya yang sedang pergi berdagang. Dimulai dari perkenalan inilah akhirnya Hypa dan Oktavia berani memulai sebuah hubungan terlarang yang dilarang agama.
B. Konflik Konflik muncul pada saat Hypa mulai sibuk dengan buku-buku kuno milik majikan Oktavia. Oktavia yang merasa jengkel dengan tingkah Hypa mulai Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
34
protes dan mengeluarkan ejekan tentang tokoh-tokoh yang ada didalam bukubuku tersebut.
(hlm.53)
Sambil mengambil buku yang ada ditanganku, hendak mengembalikannya ke tempatnya di atas rak,sempat pula Ia membuka sampulnya yang tebal. Sambil tertawa Ia berkata, “Buku Aristoteles? Apakah kamu rela kita telat makan siang yang sudah tersaji mengundang selera hanya untuk orang yang satu ini? (hlm.157)
Hypa geram mendengar ucapan Oktavia itu. Ia tidak habis pikir mengapa Ia bisa berpikiran sempit tentang filsuf sebesar Aristoteles. Oktavia adalah wanita yang memiliki pengetahuan yang luas. Ia tidak menyukai Aristoteles karena Ia tahu bahwa Aristoteles pernah mengatakan tabiat wanita biologis dan budak adalah setara, dan menurut Oktavia itu adalah pemikiran yang tidak bermutu.
(hlm.60) “Buah apel?. Aku tidak menyukainya.ini buah terlaknat yang telah mengeluarkan Adam dari surga… “Kebodohan macam apalagi yang kau katakan itu? Siapa yang mengajarimu omong kosong tak masuk akal itu?” (hlm.180)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
35
Oktavia terkejut dengan ucapan yang dilontarkan Hypa. Hypa yang mengatakan penyataan demikian karena itu ada dalam kitab Taurat yang Ia imani. Sedangkan Oktavia yang seorang penyembah berhala berpikir semua yang ada dalam kitab tersebut adalah omong kosong, karena dalam kitab itu juga tertulis pandangan orang Mesir, terutama kaum perempuannya dengan sudut padang yang negatif.
C. Klimaks
Konflik tentang perbedaan pandangan baik mengenai filsafat ataupun sebuah ajaran membuat konflik makin memanas. Puncak konflik terjadi saat Oktavia menceritakan kematian suaminya yang dibunuh oleh kaum Kristen.
(hlm.62) … dia menceritakan bahwa pada suatu hari suaminya keluar untuk menaruh dupa din sebuah kuil kecil yang tadinya berada disebelah timur pelabuhan,kemudian tahu-tahu dia sudah terkepung. Maksudnya tentu saja dia dikepung oleh orang-orang yang seiman dengan Hypa. Dan tahu-tahu Ia menangis tersedu-sedu saat menyatakan bahwa suaminya telah dibunuh oleh orang-orang jahat yang dipimpin para rahib ketika mereka datang untuk meruntuhkan kuil itu.(hlm.185)
Kutipan diatas menyebutkan Oktavia sedang menceritakan tentang suaminya terdahulu dibunuh oleh sekelompok orang yang tak lain adalah orang-orang Kristen yang dipimpin oleh seorang rahib.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
36
(hlm.62) “Apa yang kau katakan?.bukankah para rahib tidak pernah mengangkat senjata? Karena itu, mereka tidak akan pernah membunuh siapapun.” “tetapi para rahib di kota ini melakukan perbuatan terkutuk itu, lagi-lagi mengatasnamakan Tuhan yang aneh itu, dengan diberkati oleh Uskup Theophilos yang pemarah. Penggantinya yang dikenal sebagai Kyrellos juga tidak kalah pemarahnya…” (hlm.185)
Dari kutipan diatas memaparkan konflik yang terus meningkat. Mereka saling beradu argumentasi mengenai peristiwa yang dialami oleh Oktavia dan suaminya. Hypa sebagai kaum Kristen merasa tersinggung, karena Ia juga seorang rahib, dan sebagai seorang rahib Ia tahu persis seperti apa dan bagaimana tugas seorang Rahib itu. Oktavia pun merasa jengkel dengan sikap Hypa yang seperti itu . Ia juga merasa aneh dengan sikap Hypa yang terus membela kaum Kristen.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
37
(hlm.62) “Tolong Oktavia, jangan ulangi kata-kata itu.” “Baik, mungkin lebih baik kita meninggalkan pembicaraan seperti ini. Tetapi aku bertanya-tanya, kekasihku: kenapa engkau begitu sakit mendengar perkataanku? Kenapa aku selalu merasa bahwa kau perpihak kepada mereka? bukankah mereka adalah orang-orang yang mengejar-ngejar kita kemana pun kita lari? Mereka telah mengusir saudara-saudara kita orang Yahudi dari dalam kota ini. Mereka juga meruntuhkan kuil-kuil para dewa di atas kepala para pemeluknya. Dan mereka selalu menyebut kita sebagai orangorang penyembah berhala yang kotor! Sekarang mereka bertambah banyak, seperti kawanan serangga yang terus beranak pinak dengan cepat sehingga memenuhi kota ini bagaikan kutrukan yang dijatuhkan kealam semesta!” “Tolong hentikan Oktavia…” “Lalu apa urusanmu dengan mereka… kenapa matamu menjadi merah seakan airmatamu hendak jatuh berderai?” “Karena aku adalah…” “Karena kau… apa?” “Aku adalah…” “Kau apa…” “Aku… seorang rahib Kristen” (hlm.185-186)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
38
Kutipan diatas merupakan klimaks dari konflik yang terjadi antara Hypa dan Oktavia. Dalam keadaan yang tertekan karena diliputi rasa kemarahan yang sangat besar serta ketidak terimaannya terhadap pernyataan Oktavia mengenai ajaran Kristen membuat Hypa akhirnya mengaku siapa dirinya kepada Oktavia.
D. Penyelesaian masalah Konflik berakhir dengan diusirnya Hypa dari tempat tinggal Oktavia. Selama tiga hari Hypa menetap dan tinggal dengan Oktavia. Selama itu pula lah Hypa terus menyembunyikan identitas dirinya sebagai seorang rahib dihadapan wanita itu.
(hlm.62)
…dan setelah memandangi lantai kamar berlama-lama, tahu-tahu Oktavia memandangku. Wajahnya merah padam menahan marah, matanya menyimpan rasa sakit yang luar biasa. Tiba-tiba dia bangkit dari ranjang, tampangnya saat itu keras bagaikan patung-patung berhala para dewa kuno. Kemudian dia membuka pintu dengan kasar menggunakan tangan kanannya, seperti kasarnya pemeluk berhala yang selama ini menanggung kepahitan yang diwariskan turun temurun. Dia pun meneriakiku dengan kasar, seperti gelegar Guntur yang meledak di langit-langit Alexandria, seperti gejolak api kaum pagan yang membakar seluruh semesta,“keluar kau dari rumahku sekarang juga, wahai orang hina! Keluarlah dari sini, wahai anjing kotor! (hlm. 186)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
39
Dari kutipan diatas menyatakan bahwa Oktavia sangat terkejut dengan pengakuan Hypa. Terlebih pada saat Ia tahu bahwa orang yang selama ini Ia cintai dan dianggap mencintainya seorang penganut Kristen, agama yang sangat dibenci oleh Oktavia. Dengan marah, Oktavia pun mengusir Hypa, bahkan dengan menggunakan umpatan yang kasar. Hypa pun segera mengambil pakaiannya dan melempar jubah sutra yang Ia pakai. Hypa pun tak kalah geram. Ia keluar sambil menginjak lukisan anjing yang sedang meratap sedih yang mana anjing itu adalah binatang peliharaan kesayangan Tuan Siccily, majikan Oktavia. Sedangkan Oktavia menjerit histeris meratapi keadaannya. Tangisannya yang meraung-raung bahkan terdengar sampai luar rumah saat Hypa sudah keluar dari rumah tersebut.
3.2.2 Pertemuan dengan Hypatia A. Perkenalan Perkenalan Hypa dengan Hypatia dimulai saat Hypa menghadiri seminar yang diadakan oleh masyarakat penganut paganisme dan pecinta filsafat. Saat itu Hypa begitu terpukau akan kecerdasan sosok Hypatia yang pandai merangkai kata-kata. Hypatia yang merasa diperhatikan pun langsung menoleh kearah Hypa dan menegurnya
(hlm.70) “Anda bisa pindah ke barisan depan kalau Anda suka”
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
40
“Biarlah saya disini, saya merasa senang ada di barisan ini, tetapi saya menghaturkan terimakasih atas kasih sayang anda” “Kasih sayangku? kata-kata aneh sekali terdengar di telinga, wahai orang asing.” “Saya berasal dari kawasan selatan Mesir, Tuan putri.” “Selamat datang di kota kami.” (hlm.210)
Kutipan diatas merupakan percakapan antara Hypatia dan Hypa. Hypatia mempersilakan Hypa untuk duduk di barisan depan agar Ia dapat mendengarkan ceramahnya dengan baik dan nyaman. Dengan nada sopan, Hypa menolak permintaan Hypatia dan mengatakan bahwa Ia berasal dari Ekhmim di selatan Mesir.
B. Konflik Masalah dimunculkan ketika Hypa sebagai tokoh sentral bertemu seorang wanita bernama Hypatia. Hypatia merupakan seorang filsuf terkenal yang menyembah dewa-dewa. Perkenalan Hypa dengan Hypatia berawal dari sebuah ceramah yang diadakan oleh masyarakat dimana Hypatia sebagai peceramahnya. Sikapnya yang berwibawa namun santai membuat Hypa tertarik padanya dan ingin mengenalnya lebih jauh.
(hlm.72) Malam ini aku susah tidur, karena terjerat oleh pertarungan keinginan dan pikiran: apakah aku harus melupakan bahwa aku pernah berjumpa dengan mahaguru segala zaman dan selanjutnya berkonsentrasi untuk mencapai citacita awalku hingga bisa segera kembali ke kampung halaman dengan membawa kesuksesan? Ataukah harus banting setir dan meninggalkan gereja ini untuk selamanya? (hlm.217)
Kutipan diatas menjelaskan bahwa sebuah konflik bathin yang muncul dikarenakan perkenalannya dengan Hypatia. Hypa dilarang oleh salah seorang
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
41
rahib yang menetap di gereja St.Markus dimana Hypa juga menetap setelah Ia ceritakan keinginannya untuk menghadiri kembali ceramah selanjutnya yang diadakan oleh Hypatia. Menurut Besyaway, rahib tersebut, itu merupakan dosa besar jika Ia menghadiri ceramah tersebut tetapi tidak mendengarkan khotbah minggu yang akan disampaikan oleh Uskup Kyrellos.Tekanan batin pun bertambah dengan kebimbangannya. Jika Ia kembali ke kampung halamannya, dimana Ia akan tinggal?. Dengan pamannya yang sudah berpenyakitan itu mungkin hidupnya tak akan lama lagi. Sedangkan Ia tidak mungkin memilih untuk hidup dengan ibunya yang saat sangat Ia benci karena telah menikah dengan salah seorang pembunuh ayahnya.
D. Klimaks Hypa merasakan konflik batin ketika harus menghadapi dua pilihan. Menjadi pengikut Hypatia dengan jaminan Ia akan menjadi tabib professional atau tetap mengikuti ajaran Kristen yang mengatasnamakan membersihkan bumi Allah salah satunya membunuh Hypatia.
(hlm.78)
Dadaku pun berdegup kencang dibaluri oleh kekhawatiran yang sangat dan tiba-tiba ketika kulihat Petrus si Pembaca Injil berteriak, kemudian berlari kearah yang ditunjukkan oleh pria yang berkepala lonjong itu.(hlm.235)
Kutipan diatas menjelaskan bahwa Hypa sedang berada dalam sebuah konflik,yakni misi pembunuhan Hypatia, sang penganut paganisme. Konflik ini dapat terjadi melalui jebakan. Mereka akan mengepung Hypatia ketika Ia lewat dengan keretanya.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
42
(hlm.79)
Dia menoleh ke arahku. Pandangannya seperti orang yang tersambar petir; seperti wajah berlumur darah.sedetik dua detik Ia menatap tajam ke arahku. Aku pun menyadari bahwa dia telah mengenaliku meskipun sekarang aku sedang mengenakan pakaian seorang gerejawan. Dia mengangkat tangannya kearahku, berusaha berteriak memohon pertolongan;“Saudaraku…” (hlm.238)
Kutipan diatas menyatakan bahwa Hypatia sangat mengenal sosok laki-laki yang mengenakan pakaian pendeta yang tak lain adalah Hypa. Orang yang pernah mendatanginya beberapa waktu yang lalu dan Ia saat ini sedang memohon pertolongan kepadanya. Konflik batin yang harus Ia hadapi melihat seorang perempuan yang lemah,sedang mengadu dihadapannya. Hypa merasa bimbang apakah Ia harus menolongnya atau tidak.
D. Penyelesaian Penyelesaian alur cerita antara Hypa dengan Hypatia terjadi ketika Hypatia akan dibunuh oleh sekelompok kaum Kristen yang menyebut diri mereka sebagai “Pecinta Kesakitan”. Kelompok ini dipimpin oleh seornga pembaca Injil bernama Petrus.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
43
(hlm.80)
Mereka mengambilnya satu per satu dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan proses pengulitan Hypatia.(hlm.243)
Dalam kutipan diatas memaparkan para pengikut Petrus yang berniat kan mnguliti Hypatia dengan kulit kerang yang bermulut tajam. Kerang-kerang tersebut mereka dapatkan di antara karang-karang yang berserakan dekat pantai pelabuhan sebelah timur ini, tepatnya si belakang Gereja Caesareum yang dulunya adalah kuil tempat penyembahan para dewa yang kemudian berubah menjadi rumah Tuhan tempat Petrus setiap hari membacakan Injil. Kerangkerang tersebut dimanfaatkan para tentara Tuhan itu untuk membunuh Hypatia secara perlahan.
(hlm.80) Mereka lalu menyeret tubuh Hypatia yang sekarang sudah menjadi potongan daging, bahkan lebih tepat dikatakan sebagai serpihan-serpihan. (hlm.243)
Kutipan diatas memaparkan kondisi Hypatia ketika pembunuhan itu terjadi. Para pengikut Petrus dengan bengisnya mebunuh Hypatia dengan memotong-motong tubuhnya hingga terlihat seperti potongan-potongan daging.
(hlm.80)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
44
Empat potongan tubuh itu kemudian dilemparkan ke tempat yang sekarang menjadi lokasi pembuangan sampah. Kemudian dilempari lagi dengan potongan-potongan kayu bakar. (hlm.243)
Dari kutipan diatas menyatakan bahwa akhir dari kisah hidup Hypatia adalah Ia dikuliti habis oleh sekelempok gerombolan pengikut Petrus, yakni salah seorang pembaca Injil dari gereja Ceasareum yang meneriakkan akan membersihkan bumi dari antek-antek setan setiap khotbah Kyrellos berakhir. Kematian Hypatia berakhir tragis ditangan para kelompok Kristen yang sangat membenci Hypatia. Kematian Hypatia dijelaskan dalam kutipan diatas yakni dengan cara dikuliti seluruh tubuhnya setelah ditelanjangi kemudian diseret diatas kulit kerang yang sangat keras dan tajam. Tidak sampai disitu, setelah dikuliti habis-habisan, tubuh Hypatia dipotong-potong menjadi empat bagian kemudian dibuang ditempat pembuangan sampah.
(hlm.80) Meskipun tubuhnya sudah terbelah empat, rupanya Hypatia masih hidup. Dia siuman ketika api mulai membakarnya. Teriakannya membahana sebelum dia diam untuk selamanya; seakan-akan langit kerajaan Tuhan menyerap habis erangan kesakitan yang keluar dari mulutnya pernah mengajarkan keagungan filsafat kepada manusia. (hlm.243)
Konflik yang terjadi oleh Hypatia berakhir pada kematiannya yang tragis. Hypa yang melihat kejadian itu bahkan berada di lokasi kejadian itu hanya bisa berdiri seperti patung karena Ia bingung harus berbuat apa. Ia hanya bisa berdiri kaku menyaksikan kejadian yang sangat mengerikan itu karena Ia takut akan kemarahan para kelompok Kristen itu.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
45
3.3.3 Pertemuan dengan Uskup-Uskup (Nestor dan Kyrellos) A. Perkenalan A.1 Uskup Nestor Uskup Nestor adalah Uskup dari kawasan Antiokia, Syria. Ia mulai diangkat menjadi Uskup setelah Uskup Agung Theodore dari Mepseustia yang merupakan guru dari Uskup Nestor meninggal dunia. Pertemuan Hypa dengan Nesror berawal dari sebuah pinggiran kota di Yerusalem. Hypa yang sedang menetap di sana sebagai seorang Tabib melihat Uskup Agung Theodore berjalan dan dibelakangnya,Uskup Nestor yang saat itu masih berstatus Pendeta dan beberapa diakon.
(hlm.16) Dan ketika beliau mengucapkan kata “Pembaptisan”,tubuhku terguncang meskipun tidak sampai terperhatikan oleh banyak tamu disekelilingku. Hanya seorang pendeta muda sekitar empat puluh tahun berwajah sejuk dan tampan yang sempat melihat. Pendeta itu duduk di samping kanan sang uskup. Belakangan aku tahu, beliaulah yang merupakan sebab langsung dipanggilnya aku ke tempat yang mulia ini. Beliau adalah pendeta terkenal dari Antiokia, dari kawasan Germanique. Nama penahbisannya sebagai pendeta adalah Nestor. (hlm.44)
Kutipan diatas menyatakan pertemuan pertama kali Hypa dengan Nestor. Suatu saat Hypa berkesempatan untuk bertemu dengan Uskup Theodore. Ia dipanggil karena Uskup Theodore saat itu sedang sakit dan butuh pengobatan. Disitulah awal pertemuan Hypa mulai berkenalan dengan Nestor. Nestor yang saat itu masih jadi pendeta merupakan salah seorang murid kesayang Uskup Theodore dan kelak akan menggantikannnya ketika Ia meninggal nanti.
A.2 Uskup Kyrellos
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
46
Uskup Kyrellos merupakan Uskup agung dari Alexandria, Mesir. Perkenalan itu terjadi saat Hypa sedang menghadiri khotbah minggu. Uskup Kyrellos sangat dimuliakan oleh para hadirin yang datang, Ratusan rahib, pendeta diakon, dan orang-orang yang yang menyebut dirinya sebagai “pecinta kesakitan”.
(hal.74) “sengaja saya memulai dengan petuah beliau ini dengan mengingatkan kalian bahwa sekarang ini kita sedang memasuki zaman timbulnya berbagai godaan keagamaan. Dengan demikian, kita berada di dalam masa perjuangan menegakkan agama Tuhan. Meski sekarang ini cahaya Al-masih sudah tersebar kemana-mana hingga meliputi hampir seluruh permukaan bumi dan menghapus masa kegelapan yang sudah terlalu berlangsung lama, sayangnya kegelapan itu masih ada di sana-sini; merasuk di setiap pelosok bumi Tuhan dalam bentuk kesesatan yang menyelusup kedalam hati manusia…” (hlm.223-224)
Banyak pecintanya yang telarut dalam kata-katanya yang terkesan berwibawa. Tidak sedikit orang-orang yang hadir saat itu menangis bahkan para pemuda-pemuda yang meledak terbakar karena antusiasme yang luar biasa. Melalui kata-kata Yunani yang digunakannya sangat halus dan mengena hati seluruh masyarakat yang hadir. Hypa juga mendengar dari beberapa pelayan dapur yang bekerja di gereja St. Markus bahwa Uskup Kyrellos sangat membenci Hypatia. Kebencian itu telah mencapai puncaknya saat sang Uskup mengetahui bahwa Hypatia berhasil menggagalkan seorang Kristen yang mencalonkan diri sebagai gubernur.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
47
B. Konflik Konflik muncul saaat Hypa diundang oleh Uskup Nestor ke Antiokia untuk meminta bantuan. Sesampainya di Antiokia, Ia disambut dengan hangat oleh Uskup Nestor dan beberapa pendeta undangan beliau. Nestor mengundang Hypa untuk meminta pendapat dalam masalah besar dan penting. Malah itu adalah tuduhan kejam dari Uskup Kyrellos dari Alexandria yang menyatakan bahwa Uskup Nestor telah murtad.
(hlm.126) Saat itu aku mengira bahwa perselisihan ini akan berhenti dengan sendirinya tanpa berlanjut sedemikian jauh. Surat yang pertama dan kedua berisikan pernyataan yang bernada keras dikirimkan oleh Kyrellos untuk mempertanyakan kebenaran kabar yang dinisbahkan kepada nestor bahwa beliau telah mengingkari keyakinan yang selama ini dianggapa benar oleh orang-orang Kristen seluruhnya baik yang awam maupun para pemuka gerejanya, khususnya keyakinan mereka yang menegaskan bahwa Bunda maria adalah ibu yang mengandung tuhan!.(hlm.369)
Sebelumnya, Uskup Nestor pernah memberi pernyataan dalam ceramahnya dalam beberapa waktu yang lalu tentang kedudukan Bunda Maria sebagai Ibu Yesus Al-Masih.
(hlm.122)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
48
“Yesus adalah seorang anak manusia, dengan segala kemengenjawantahannya adalah bentuk pertemuan antara kalimat Tuhan yang abadi dan Al-Masih yang notabene adalah seotang manusia. Dengan demikian, Bunda Maria adalah ibu dari seorang anak manusia bernama Yesus dan karenanya beliau tidak bisa disebut sebagai “Ibu Tuhan” dan tidak boleh disebut sebagai “Theotokos!”(hlm.376)
Khotbah yang disampaikan oleh Uskup Nestor terdengar sampai ke telinga Uskup Kyrellos hingga membuatnya murka. Kemurkaannya tersebut membuat Uskup Kyrellos yang merasa bahwa Uskup Nestor dari Antiokia telah menyimpang dari ajaran Kristen. Ia khawatir khotbah yang disampaikan oleh Uskup Netor ini akan menyesatkan umat Kristen di seluruh Antiokia. Maka atas dukungan Paus Kostantinopel beserta beberapa Uskup dari kawasankawasan timur, Uskup Kyrellos mengirim surat ke Antiokia. Berikut kutipankutipan surat dari Uskup Kyrellos.
(hlm.121) Cercaan itu dimulai dengan kata-kata Kyrellos yang ditujukan kepada Nestor ,“sesungguhnya naskah-naskah komentarmu (terhadap injil) sudah tersebar luas di masyarakat, lalu bagaimana kami harus mengandung dosa di belakang hari hanya karena kami diam tidak bereaksi terhadap komentar-komentar anda itu. Kenapa sekarang ini tidak penting bagi kita untuk mengingat petuah Yesus Al-Masih, ‘janganlah mengira bahwa aku datang untuk menyampaikan salamku keselamatan di muka bumi; aku datang bukan untuk menyampaikan salam melainkan untuk mengangkat pedang, aku datang hanya untuk memisahkan seorang anak lelaki dengan ayahnya, dan seorang anak perempuan dengan ibu…’” (hlm.370)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
49
(hlm.121)
Sesudah itu, paragraf-paragraf berapi datang berurutan, diantaranya adalah kata-kata Uskup Agung Alexandria kepada Nestor, “tidaklah cukup bagi ketakwaanmu untuk mengakui bersama kami dan mengikrarkan kredo keimanan yang telah ditetapkan dengan keberkatan roh kudus dikonsili niceaca ketika agama ini mengalami saat-saat yang sulit. Sesungguhnya anda tidak memahami kaidah-kaidah tersebut dan tidak pernah menginterpretasikannya dengan benar. Anda telah menafsirkan dengan metode yang melenceng… dan karena itu anda harus mengakui bahwa ajaran-ajaranmu itu adalah ajaran yang dibenci tuhan; ajaran-ajaran kafir”. ( hlm.371)
Kutipan diatas memaparkan sosok seorang Uskup Alexandria menilai bahwa kaidah-kaidah yang dipahami oleh Nestor sebagai seorang Uskup sangat menyimpang. Uskup Alexandria dengan lugas menyebutkan bahwa kaidahkaidah yang dipahami oleh Uskup Nestor tidak dapat dibenarkan.
(hlm.121)
“kami semua berikrar dengan penuh keyakinan bahwa kalimat Tuhan telah bersatu dengan tubuh manusia secara esensial, karena itu kami semua bersujud kepada satu-satunya anak Tuhan, dia adalah Tuhan kita Yesus Al-Masih maka kita tidak membagi dan memilah-milah antara unsur kemanusiaan al-masih dari Allah. Al-masih adalah esensi yang satu anak dan ayah… dia adalah Tuhan dan sesembahan semua orang. Dia bukanlah seorang saya bagi diriNya, sebagaimana Dia bukan Tuhan bagi diri-Nya”. (hlm.371)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
50
Kutipan diatas menyebutkan bahwa Uskup Kyrellos bersama UskupUskup dari wilayah lainnya berikrar dan mengimani bahwa Yesus Al-Masih dan Tuhan adalah satu kesatuan. Zat Tuhan telah menyatu dengan jiwa Yesus Al-Masih hingga tidak ada pemisahan esensi atas keduanya. Hal ini begitu ditekankan kepada Uskup Nestor yang memiliki pandangan bersebarangan dengannya.
Kutipan-kutipan diatas jelas memaparkan munculnya masalah baru. Sebuah masalah tentang perseteruan antara Uskup Kyrellos dari Alexandria yang menuduh Nestor yang saat itu telah resmi diangkat menjadi Uskup menggantikan Uskup Theodore yang telah meninggal dunia. Tuduhan kemurtadan seperti itu sontak menggemparkan masyarakat Antiokia. Tuduhan tersebut menyatakan bahwa Nestor telah melenceng dari ajaran Kristen. Nestor menyatakan bahwa Bunda Maria adalah seorang perempuan biasa yang tidak berbeda dengan perempuan-perempuan lainnya, dan yang namanya perempuan biasa tidak mungkin disebut ibu Tuhan. Sedangkan Uskup Kyrellos memilki pendapat berbeda. Ia menyatakan bahwa Bunda Maria adalah ibu Tuhan.
D. Klimaks Tuduhan yang ditujukan kepada Nestor tentu saja membuat Nestor murka. Ia ingin menyerang balik Uskup Kyrellos pelaknatan balik yang sebelumnya telah dilakukan oleh Uskup Kyrellos kepada Uskup Nestor.
(hlm.123)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
51
“saya gelisah memikirkan nasib anda Bapa. Saya sama sekali tidak menyarankan anda untuk menantang Gereja Alexandria.” Saya tidak menantang siapapun Hypa. Tetapi Kyrellos ingin meproklamasikan superioritasnya kepada semua Gereja besar di dunia.”(hlm.378)
Kutipan diatas menyatakan bahwa Uskup Nestor berniat akan menyerang balik Uskup Kyrellos dengan pelaknatan yang sebelumnya telah di lakukan oleh Uskup Kyrellos kepadanya. Dalam ajaran Kristen, jika seseorang mendapat pelaknatan dari seorang Uskup,maka orang tersebut dianggap kafir dan berhak dihukum mati. Pelaknatan tersebut bertujuan agar tidak ada orang lagi yang melakukan penyimpangan ajaran apalagi hingga menyebarkannya ke masyarakat luas.
3.3.4 Pertemuan Dengan Martha Dalam alur cerita Hypa bersama Martha tidak seperti alur cerita Hypa dengan tokoh tambahan lainnya. Alur dalam pertemuan dua tokoh ini hanya berupa perkenalan, konflik, dan klimaks. Bagian penyelesaian atau penutup tidak terlihat bagaimana kelanjutan hubungan mereka kedepan.
A. perkenalan Selang waktu berlalu, Hypa menjalani hari-hari di sebuah biara di kota Aleppo. Selain menjadi seorang rahib, Hypa juga menjadi pengulis lagu-lagu rohani yang akan dinyanyikan oleh penyanyi gereja.
(hlm.137) “Apakah kau tak mau memberitahukan siapa namamu wahai, gadis perawan?” “Saya bukan perawan, Bapa. Nama saya Martha. Ini sebuah kata kuno yang berarti Nyonya.” (hlm.421)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
52
Kutipan diatas merupakan awal perkenalan Hypa dengan Martha. Pertemuan itu diawali saat sekelompok penyanyi koor datang ke gereja dalam acara misa untuk latihan menyanyi. Hypa begitu terpesona oleh suara Martha yang begitu indah walaupun wanita itu sedang tertutup wajahnya dengan cadar. Perkenalan itu pun berlanjut hingga masing-masing dari mereka saling jatuh cinta.
B. Konflik Konflik muncul saat Hypa mengetahui Martha telah masuk ke dalam kemah seorang ketua Khafilah yang saat itu tengah singgah diAleppo.
(hlm.153) “Mereka mengatakan bahwa kamu pergi bersama ketua khafilah itu, maka timbul dugaan dalam hatiku bahwa…” “Jangan berprasangka buruk kepadaku,Hypa!” “He, sekarang kamu berani lancang memanggil namaku!” “Maaf,tetapi aku memang salah tingkah… dan di sisi lain aku bahagia, karena kamu telah menzhalimi aku dengan dugaan-dugaan yang penuh dengan kemarahan!” “Bagaimana mungkin kamu merasa bahagia karena prasangkaku itu, Martha?” “”Ya, karena prasangkamu yang penuh kemarahan itu menegaskan kepadaku bahwa kamu mencintaiku sebagaimana aku mencintaimu!”(hlm. 464)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
53
Kutipan diatas merupakan dialog antara Hypa dan Martha. Pertengkaran mereka diawali oleh rasa cemburu Hypa yang membabi buta tanpa meminta penjelasan terlebih dahulu kepada Martha. Kecemburuan tersebut dikarenakan kecurigaan Hypa terhadap Martha yang masuk kedalam kemah ketua khafilah itu sampai pagi. Hypa pun berpikir bagaimana mungkin ada laki-laki dan perempuan secantik Martha didalam satu kemah dan tidak melakukan apa-apa. Hypa merasa telah dikhianati oleh perempuan yang selama ini Ia percaya. Ia merasa Martha sesungguhnya bukanlah perempuan yang bermoral.
C. Klimaks Konflik memuncak saat Martha telah dilamar oleh seorang pengawal romawi yang usianya jauh dibawah hypa. Hal tersebut membuat Hypa merasa tersakiti karena perempuan yang Ia cintai akan menikah dengan seorang lakilaki pilihan bibinya. Tidak hanya itu saja, Hypa juga semakin terpuruk mendengar Martha akan berhenti bernyanyi jika Ia resmi menikah dengan pengawal itu dan akan pindah ke desa lain.
(hlm.168-169)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
54
Kutipan diatas merupakan dialog antara Hypa dengan Martha. Konflik kian memanas saat Hypa mengetahui hal yang sesungguhnya tidak ingin Ia dengar. Kenyataan bahwa Ia harus kehilangan lagi satu lagi wanita yang pernah mengisi hatinya.
(hlm.169) “Apakah benar apa yang dikatakan bibimu bahwa kamu berniat menjadi penyanyi di Aleppo?” “Dia menginginkanku melakukannya, sedangkan aku hanya menginginkan dirimu… Maka ayolah keita pergi meninggalkan tempat ini.” “Bagaimana mungkin kita melakukannya, Martha. Sebagian besar penduduk negeriku beragama Kristen!” “Memangnya kenapa? Bukankah kita berdua juga beragama Kristen?” “Pernikahan kita dilarang dalam agama Al-Masih!” “Terlarang bagaimana?” “Ya, Martha, memang terlarang. Dalam Injil Matius dikatakan:’Barang siapa menikahi seorang janda, berarti dia telah berzina. ” “Berzina?... Memangnya apa namanya yang terjadi di antara kita kemarin dalam gubukku? Bukankah di sana kita juga melakukan perzinaan?” (hlm.508)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
55
Martha merasa tersinggung dengan ucapan Hypa yang mengatakan bahwa jika menikahi seorang janda, maka Ia telah melakukan perzinaan. Martha tidak habis piker bagaimana Hypa bisa dengan cepat melupakan perbuatan tercela yang telah mereka lakukan di kediaman Martha. Dengan perasaan emosi, Martha pun langsung beranjak pergi meninggalkan Hypa
3.3.5 Pertemuan Dengan Azazil A. Perkenalan Hypa merasa tertekan dengan kepergian Martha. Hidupnya kini sunyi mengingat tidak akan lagi dia mendengar suara merdu sang biduan gereja yang cantik itu. Hypa menjadi sakit-sakitan hingga perlu perawatan khusus. Ketika Ia mulai terbaring lemas di atas tempat tidurnya, dia merasa ada seseorang yang memanggil-manggil namanya. Seseorang itu ternyata Azazil atau raja iblis.
(hlm.174)
“Kamu memanggilku dengan menggunakan namaku yang dikenal banyak orang. Memangnya kamu siapa?”
“Aku adalah Azazil” (hlm.524)
Pertemuan Hypa dengan Azazil ketika Hypa mulai terpuruk pada kenyataan Hidupnya yang sangat rumit. Hypa yang mulai sakit-sakitan merasa ada seseorang yang terus mengikutinya, namun sosok tersebut tidak pernah Nampak di matanya. Yang terlihat hanyalah bayangan-bayangan yang tersirat diantara kedua matanya. Perkenalan ini merupakan awal dari penulisan autobiografi yang Hypa tulis dalam sebuah perkamen.
B. konflik
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
56
Konflik terjadi antara Hypa dan Azazil pada saat Hypa mulai menuliskan autobiografinya. Perdebatan itu terjadi karena ego masing-masing yang sangat tinggi.
(hlm.183) “Bagaimana kamu bilang dia masih hidup, padahal dia sudah mati terbunuh oleh orang-orang romawi?” “Dia mati selama beberapa hari, kemudian Dia bangkit dari kemaatian dengan kebangkitan yang mulia!” “Itu tidak mungkin terjadi, orang yang mati tidak mungkin hidup lagi… gunakan akalmu, Hypa. Di sisi lain, bagaimana kamu bisa percaya bahwa gubernur Romawi, bernama Pilatus, yang notabene hanya manusia biasa, ternyata mampu membunuh Al-Masih yang kalian sebut Tuhan itu?”(hlm.553)
Perdebatan antara Hypa dan Azazil dalam kutipan diatas memaparkan sebuah pemikiran yang sangat rumit karena menyangkut dengan keimanan. Azazil mencoba untuk mempengruhi pemikiran Hypa dengan mengatakan halhal yang masuk akal. Namun, Hypa sangat berpegang teguh terhadap Injil tidak kalah hebat dalam melawan atgumen Azazil. B. Penutup Konflik antara Hypa dengan Azazil tidak berkepanjangan. Melalui perdebatan-perdebatan kecil, Hypa pun dapat langsung berdamai dengan Azazil. Hingga dua hari kemudian aku menghabiskan waktu di perpustakaan, berdiskusi dengan azazil. Aku meyakinkan dia untuk menerima pendapatku dari berbagai masalah, sementara dia juga dapat membuatku menerima pendapatnya dalam beberapa hal lain…(hlm.557)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
57
(hlm.184)
Kutipan diatas menjelaskan bahwa antara Hypa dan Azazil telah bersepakat untuk saling berdiskusi dalam menyelesaikan penulisan biografinya. Selama empat puluh hari Hypa terus mengurung diri di dalam perpustakaan bersama Azazil. Akhir dari pertemuan mereka adalah Hypa selesainya penulisan autobiografi tersebut, kemudian Ia masukkan ke dalam sebuah peti kayu yang akan dipendam di bawah batu besar di depan gerbang, sedangkan Hypa sendiri telah pergi meninggalkan kehidupan yang rumit dan menjadi manusia ‘bebas’. Untuk mempermudah pembaca melihat alur dari cerita ini, maka penulis akan menggambarkan jalan cerita dalam novel ini dalam bentuk bagan berikut ini.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
58
Bagan Alur Cerita dalam novel Azazil perkenalan OKTAVIA
Konflik Klimaks penyelesaian
T P E R I S T I W A
O K O H U T A M A
T
Perkenalan
HYPATIA
Konflik
O
Penyelesaian
K
Klimaks O
USKUP
H
NESTOR
Perkenalan Konflik
B A W A
Klimaks USKUP Penyelesaian Perkenalan
KYREL LOS
H A
MARTHA
Perkenalan
N
Konflik Klimaks
AZAZIL
Perkenalan Konflik Penyelesaian
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
59
Penjelasan: Bagan alur diatas menjelaskan terntang adanya sebuah peristiwa dimana di dalam cerita tersebut memiliki tokoh utama, yakni Hypa. Tokoh utama memiliki interaksi dengan beberapa tokoh bawahan yakni: A. Martha B. Oktavia C. Hypatia D. Nestor E. Kyrellos F. Azazil Dari ke enam tokoh bawahan tersebut, masing-masing memiliki alur cerita tersendiri. Ini dikarenakan tokoh utama meiliki jalan cerita yang berbeda terhadap masing-masing tokoh bawahan serta pertemuan di tempat yang berbeda. Semua alur pertemuan memiliki jalan cerita yang sama, yakni perkenalan, konflik, klimaks, dan penyelesaian. Namun berbeda dengan Martha, Martha tidak memiliki penutup karena tidak ada jalan penyelesaian antara mereka berdua dan juga akhir cerita mereka.
3.4 Latar Dalam novel Azazil ini, aspek yang yang menonjol antara lain : latar fisik, latar sosial, latar tempat, latar spiritual dan latar waktu. Latar sosial ini menggambarkan suatu peristiwa dari cara hidup dan keadaan masyarakatnya yang berada di kota-kota yang pernah disinggahi atau berada dikawasan tersebut,antara lain Alexandria, Antiokia dan latar fisik menggambarkan situasi tempat yang lebih spesifik dimana Hypa sebagai tokoh utama berada atau tinggal. Latar tempat menggambarkan lokasi umum dan luas dimana si tokoh utama berada. Adapun latar spiritual merupakan kejadian yang didasari dengan agama. Sedangkan latar waktu menggambarkan waktu Hypa mengalami suatu kejadian.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
60
3.4.1 Latar Fisik Latar fisik pertama adalah tempat dimana Hypa mulai menulis cerita hidupnya dimasa lalu hingga diasaat Ia menulis kisahnya. Lokasi tempatnya disebuah biara di Yerusalem.
(hlm.9)
Ya sudahlah,biarlah aku memulai dari masa kini, dari situasi dan kondisiku sekarang. Dari ruang kecil tempatku tinggal dalam biara ini. Ruangan yang hanya seluas dua kali dua meter persegi. Ruangan yang sempit sekali bagi orang yang masih hidup,apalagi kalau dibandingkan dengan kuburan-kuburan firaun yang luas. Dinding ruangan ini terbuat dari susunan baru yang lazim digunakan orang untuk membangun rumah di kawasan ini. Bebatuan yang dipotong dari gunung-gunung karang atau kapur setempat. Tadinya batu ini berwarna putih bersih, tapi melalui perjalanan waktu berubah menjadi sudah berwarna.(hlm.22)
Kutipan diatas mmaparkan bentuk latar fisik dimana Hypa menetap. Telah dijelaskan bahwa bentuk ruangan tersebut hanya seluas dua kali dua meter persegi. Ini mendandakan bahwa ruangan tersebut begitu sempit untuk ditempati. Dinding ruangan tersebut tersusun oleh bebatuan yang warnanya telah memudar.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
61
(hlm.9) Ruangan sempit tempatku tinggal mempunyai sebuah pintu kayu yang lapuk dan tidak bisa ditutup rapat,dibuka dengan cara mendorong kearah luar hingga kita mendapati sebuah koridor memanjang yang menghubungkan kamar ini dengan kamar-kamar para rahib yang tinggal bersamaku dalam biara yang sama.(hlm.22-23)
Kutipan diatas memaparkan bentuk ruangan lainnya. Bentuk pintu di ruangan tersebut telah lapuk dan tidak dapat tertutup dengan rapat. Kutipan tersebut dikategorikan sebagai latar fisik karena menyebutkan beberapa bentuk fisik yang menjadi latar berdiamnya tokoh utama di suatu lokasi.
(hlm.9) Di dalam ruangan ini tidak ada apapun kecuali sebuah lempengan kayu yang kujadikan tempat tidur. Diatasnya kutaruh tiga kain wol dan katun kasar yang berfungsi ganda sebagai kasur dan kadang-kadang kujadikan selimut saat dingin. Meski demikian,aku biasa tidur dalam posisi duduk sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para rahib Mesir.(hlm.23)
Kutipan diatas menyebutkan bahwa di dalam ruangan tersebut tidak memiliki apapun kecuali sebuah lempengan kayu yang dijadikan sebagi termpat tidur, kemudian di atasnya diletakkan tiga kain wol dan katun kasar yang berfungsi sebagai kasur ataupun selimut.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
62
(hlm.9) (hlm.9) Dipojok kiri yang berhadapan langsung dengan pintu kamar, ada sebuah meja kecil berkaki pendek,diatasnya terdapat dawat (kotak tinta) dan lampu minyak yang sumbunya sudah gosong dan kering,apinya kecil bergoyang-goyang ditiup angin sepoi-sepoi. Dibawah meja kecil kutaruh beberapa lembar kulit tipis; ada yang berwarna putih bersih karena tidak pernah ditulisi sebelumnya dan ada yang warnanya sudah berubah menjadi abu-abu bekas tulisan yang sudah dihapus dan dicuci bersih. Disampingnya ada sebuah kantong berisikan roti kering dan satu mangkuk air, satu botol kecil berisi minyak tanah,serta beberapa buku yang tertutup rapi. Dan tepat diatas meja itu ada lukisan bunda maria sang perawan suci terukir diatas di atas papan kayu. Aku selalu merasakan kedamaian kalau memandang wajah beliau. (hlm.23)
Kutipan diatas menyebutkan posisi benda-benda lainnya yang terdapat di ruangan tersebut. Terpapar dengan jelas bahwa di dalamnya terdapat sebuah meja kecil berkaki pendek dimana di atasnya terdapat kotak tinta yang disebut sebagai dawat serta lampu minyak. Kemudian dibawah meja terdapat lembaran-lemabaran kulit yang berfungsi sebagai kertas. Kutipan diatas dapat dikategorikan sebagai latar fisik karena menyebutkan beberapa alat yang menajdi latar sebuah peristiwa.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
63
(hlm.9) Kamar biara tempat aku tinggal berada di lantai teratas bangunan ini. Bentuknya sama dengan dua puluh empat kamar lain yang ditempati oleh sesama rahib yang mengasingkan diri untuk beribadah di tempat ini. Di antara kamar-kamar ini ada beberapa kamar yang cukup luas untuk melakukan misa bersama. Lantai pertama dari bangunan ini digunakan sebagai dapur dan ruang makan,serta ruang tamu yang cukup bersih dan luas.(hlm.24)
Dalam kutipan ini menyatakan bahwa lokasi tempat Hypa menetap adalah sebuah biara di kota Yerusalem. Jelas telah disebutkan dalam uraian diatas tentang ciri fisik dari biara tersebut serta ruangan tempat Hypa beristirahat, namun,perlu diketahui bahwa tempat Hypa menetap bukanlah ditengah kota yang penuh kebisingan,melainkan berada dipinggir kota. Maka dari itu,Hypa dapat mengerjakan pekerjaannya sebagai seorang tabib dimana lokasi biara tersebut sering dilewati para khafilah dagang dan para peziarah.
(hlm.30)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
64
Di pelabuhan itu aku berlindung dibawah satu-satunya pohon yang ada di sana. Pohonnya kurus kering dan meranggas, tidak berbeda dengan keadaaanku.daun-daunnya yang tersisa tampak melambai-lambai seperti terlihat diatas aliran irigasi yang mengambil airnya dari limpahan sungai nil saat sedang pasang bersama datangnya musim panas.(hal.86)
Kutipan diatas memaparkan beberadaan Hypa. Saat itu Hypa sedang berada disalah satu pelabuhan di Mesir. Ia beristirahat disebuah pohon dimana kita
tahu
bahwa
di
Mesir
pada
saat
itu
jarang
sekali
terdapat
pepohonan,terutama di daerah pelabuhan.
(hlm.31)
Perahu itu langsung bertolak begitu aku naik. Kebetulan anginnya juga mendukung. Maka, mereka pun membentangkan layar besar yang membuat perahu besar itu terdorong angin dari belakang. Tidak heran kalau besoknya kami sudah tiba di Likopolis. Lebih cepat dari biasanya.(hal.88)
Kutipan diatas menjelaskan bahwa Hypa sedang berada di atas perahu besar. Ia bertujuan untuk mengunjungi Alexandria. Namun, perahu tersebut bertolak menuju Likopolis. 1 Namun,dengan bertolaknya perahu besar itu ke Likopolis, Hypa berpikir bahwa Tuhan menyuruhnya untuk berziarah ke tempat suci, yaitu diatas gunung Qosqam, tempat Bunda Maria berlindung bersama anaknya Yesus Kristus dari kekejaman tentara romawi.
(hlm.44)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
65
Kamar itu terbuat dari marmer yang cantik. Di sekitarnya ada lanatai atap yang juga terbuat dari marmer dan dipagari tembok batu yang tersusun rapi. Di setiap pojoknya ada pilar-pilar berbentuk gadis gtelanjang yang cantik dan langsing, masing-masing membawa pinggan berisi buah-buahan beraneka ragam. Dan di antara jarak yang membentang antara setiap pilar, kita bisa melihat laut yang indah dan menyejukkan, pemandangan yang berbatasan dengan birunya langit. (hlm.129-130)
Kutipan diatas menyatakan bahwa Hypa sedang berada di kediaman majikan Oktavia. Oktavia mencoba membawanya masuk ke kamarnya dengan menuntusnya menyusuri tangga. Kamar Oktavia berada di lantai atas. Kutipan diatas menjelaskan ciri-ciri kamar Oktavia. Kamarnya yang berada di atap bangunan seluruh sisi kamarnya terbuat dari marmer yang indah dan tersusun dengan rapi. Terdapat pula pilar-pilar yang memiliki ukiran berupa gadis-gadis telanjang yang membawa buah-buahan. Dari kamar tersebut juga dapat telihat pemandangan laut dan langit yang biru.
(hlm.45) Kamar mandi itu kecil. Di tengah-tengahnya ada tabut marmer sebesar tabuttabut granit yang biasa terdapat di makam-makam tua yang ada di kampung halamanku. Namun, tabut yang satu ini terbuat dari marmer putih dan setiap pojoknya ditopang dengan penyangga pendek. Dinding luar tabut itu penuh dengan ukiran bergambar gladiator. (hlm. 130-131)
Kutipan diatas menggsambarkan kamar mandi di kamar Oktavia. Kamar mandi itu kecil. Ditengah-tengah terdapat tabut yang terbuat dari marmer. Tabut merupakan kotak seperti peti, biasanya terbuat dari kayu. Melalui kutipan diatas dapat dibayangkan betapa mewah tabut-tabut tersebut.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
66
3.4.2 Latar Tempat
Latar tempat dalam novel Azazil ini menyajikan beberapa kota dan wilayah di kawasan Mesir dan sekitarnya. Beberapa kutipan berikut merupakan pencitraan bentuk latar tempat dalam novel ini.
(hlm.11)
Aku masuk ke Yerusalem saat usiaku memasuki usia ketiga puluh.(hal.28)
Kutipan ini menyatakan bahwa Hypa datang ke Yerusalem pada usia tiga puluh tahun. Ini menyatakan bahwa dia memutuskan ingin menghentikan perjalanannya dan menetap di Yerusalem. Tujuannya adalah untuk menjauhi segala bentuk duniawi dan ingin menghabiskan hidupnya sebagai rahib gereja dan tabib di Yerusalem.
(hlm.36)
Saat itu tepat tengah hari, saat orang-orang gereja bersiap-siap melakukan sembahyang. Tanpa bernaung payung aku berjalan di tengah terik matahari menuju tempat perahu-perahu sungai nil di pesisir timur dari sungai besar itu.(hal.85)
Kutipan diatas menyebutkan bahwa Latar tempat Hypa berada yaitu di Mesir. Latar tersebut dibuktikan dengan adanya sungai nil. Panas terik menjelaskan posisi Hypa yang sedang berada di sisi Sungai tersebut serta
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
67
menjelaskan cuaca yang tengah berada di puncak musim panas. Hari itu bertepat hari minggu dimana msyarakat Mesir akan melakukan ibadah.
(hlm.95)
Di tengah perjalanan kami melewati sebuah kota besar yang dikelilingi taman hijau; kota itu bernama “Damaskus”. Kota ini dinaungi sebuah gunung tinggi yang di kakinya ada sebuah lembah hijau yang menghampar kearah utara sampai ke Aleppo dan desa-desa yang berserakan lainnya. (hal.290)
Kutipan di atas memaparkan sebuah kota bernama Damaskus. Telah dibeutkan dalam kutipan diatas bahwa kota tersebut merupakan kota besar yang disekelilingnya memiliki taman-taman hijau. Kota ini juga dinaungi oleh gunung tinggi yang mana dikaki gunung tersebut terdapat sebuah lembah hijau yang menghampat luas hingga ke kota Aleppo.
(hlm.95)
Anehnya kota ini tidak berpagar, rumah-rumahnya bagai diserakkan di sebuah bukit kecil yang ada di tengah-tengah kumpulan bukit lain yang lebih besar dan tinggi.(hlm.290)
Dari kutipan ini menyatakan bahwa selain bahwa perumahan dalam kota tersebut sangat tidak tertata dengan baik yang berada disebuah bukit yang
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
68
besar dan tinggi. Di kota tersebut juga terdapat bangunan-bangunan tua yang memiliki sejarah penting. Namun, karena terjadi perubahan politik, urgenitas kota tersebut menjadi berkurang hingga penduduknya didominasi oleh pedagang.
(hlm.94)
“Antiokia adalah kota besar yang sangat ramai sekali, Bapa… Saya sudah tidak mampu lagi hidup di kota besar seperti itu karena saya tidak mempunyai tujuan lagi dalam hidup ini kecuali menjalani sisa-sisa usia saya dalam kedamaian.” (hlm.286)
Kutipan diatas menjelaskan tentang penggambaran Hypa akan kota Antiokia. Pendeta Nestor menyarankan Hypa untuk ikut serta ke Antiokia bersamanya. Namun, Ia merasa kota yang ramai akan penduduk dan peziarah itu sudah tidak cocok bagi dirinya yang telah merasakan sebuah kejadian yang sangat rumit dan menyeramkan setelah apa yang telah ia alami di Alexandria.
3.4.2 Latar waktu Latar waktu dalam novel ini dapat digambarkan melalui pencitraan-pencitraan dalam kutipan-kutipan berikut.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
69
Maka begitu fajar menyingsing, aku langsung bergerak menuju Yerusalem. Sepanjang perjalanan hatiku memuja Tuhan supaya Dia membersihkan diriku dari kotoran jiwa yang menyelimutiku selama ternggelam dalam lautan keseimbangan.(hlm.30)
Kutipan diatas menggambarkan waktu perjalanan Hypa saat menuju Yerusalem. Kutipan tersebut dapat dikatakan latar waktu karena memaparkan durasi waktu yakni fajar menyingsing.
(hal.13) Malam pertama kujalani di dalam kamar rahib dari Eddesa dengan penuh kebahagiaan karena aku berada ditempat dimana Tuhan Bapa di surga telah disembah selama lebih dari dua puluh tahun dengan penuh keikhlasan. (hal.34)
Kutipan ini menyatakan bahwa Hypa menjalani malam pertamanya saat menginjakkan kaki di Yerusalem di dalam kamar yang dibangun oleh seorang rahib dari Eddesa dimana rahib tersebut telah meninggal dunia. Hypa menyatakan kebahagiaannya dapat menempati kamar tersebut bukan karena biaranya
melainkan
lokasi
keberadaan
biara
tersebut
yakni
kota
Yerusalem,sebuah kota yang telah menjadi kiblat bagi para penganut Kristen koptik di seluruh Mesir
(hlm.44)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
70
selama tiga hari aku mereguk segala kenikmatan bersama Oktavia tanpa ada orang yang mengetahui kehadiran kami.(hlm.129)
Kutipan diatas menyatakan bahwa Hypa telah tinggal di tempat oktavia bekerja. Latar waktu dalam kutipan tersebut menyatakan bahwa Htpa menginap disana selama tiga hari. Selama tiga hari itu Hypa dan Oktavia telah melakukan hubungan yang sesungguhnya dilarang agama. Hypa sebagai seorang Rahib, Ia belum pernah mengecap kenikmatan dunia yang kini Ia rasakan. Hypa pun kala itu tidak dapat mengelak dari godaan Oktavia dan mengikuti hawa nafsunya. 3.4.4 Latar Spiritual
Latar spiritual dalam novel Azazil ini dipaparkan melalui ungkapanungkapan yang bersifat dugaan-dugaan. Dikarenakan novel ini bertemakan religi, maka ungkapan-ungkapan spiritual yang terdapat dalam kutipan-kutipan berikut merupakan kutipan spiritual yang bersifat religi.
(hlm.31)
Aku merasa mendapatkan ilham bahwa orang itu telah berkata benar. Aku merasa tuhan Bapa yang bersemayam disurga telah berkehendak untuk menyampaikan pesannya kepadaku lewat orang itu.(hlm.91)
Dari kutipan diatas menyebutkan bahwa Hypa merasa bahwa Tuhan mengutus orang tersebut untuk menyampaikan pesanNya kepada Hypa. Pesan yang disampaikan orang tersebut adalah Hypa dianjurkan tidak menggunakan pakaian pendeta ketika memasuki kota Alexandria.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
71
(hal.48)
Duhai Kristus, sekarang aku dapat merasakan bagaimana pedihnya hati bunda maria melihat penderitaanmu, merasakan betapa dahsyatnya kesakitan yang dirasakannya saat mereka memaku tanganmu di tiang salib.keadaanku juga tak berbeda dengan kedua kakimu yang bergelantung di tiang salib karena aku juga bergelantung di tiang salib kenangankenanganku sendiri dan dalam waktu yang sama tersiksa oleh rasa kehilangan orang yang dikasihi sebagaimana yang dirasakan Bunda Maria.(hal.143
Dalam kutipan diatas menjelaskan Hypa memiliki perasaan yang sama beratnya seperti yang dialami oleh Bunda Maria ketika harus menghadapi kenyataan pahit. Kenyataan pahit yang Ia rasakan adalah ketika Ia harus menerima kenyataan bahwa orsng-orsng ysng mengatasnamakan kaum Kristen menewaskan ayahnya dengan membunuh secara membabi buta ditambah salah seorang dari mereka menikahi ibunya.
(hlm.83-84)
Atas nama-Mu, wahai Tuhan yang Mahatransenden dari segala nama, Wahai Tuhan yang Mahamutlak, Wahai Dia yang terlepas dari segala gambaran, ikatan, dan tanda. Perkenankan aku mengosongkan diriku agar bersatu dengan
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
72
zat-Mu fafar sinaran keindahan-Mu yang Mahaabadi dapat menyentuh cermin-Mu sendiri. Perkenankan diri-Mu mewujud dengan semua cahaya-Mu, segala kilap-Mu, dan seluruh keindahan-Mu. Dengan nama-Mu aku mengosongkan diriku agar merasuk kedalam diri-Mu, agar aku dilahirkan kembali dari dalam rahim-Mu dan disokong oleh kasih sayang-Mu.(hal.251)
Dari kutipan diatas merupakan sebuah ungkapan doa yang dipanjatkan oleh Hypa kepada Tuhan. Dari kutipan itu tersirat sebuah doa-doa agar jiwa dan raga Hypa bersatu dengan Tuhan, ini member gambaran bahwa Hypa sedang membaptis dirinya sendiri agar Ia kembali menjadi pribadi yang baru dan suci.
(hlm.88) “Anugerahkan kasih sayang-Mu, oh Tuhan!” (hal.266)
Kutipan diatas merupakan sebuah ungkapan Uskup Nestor yang sedang mengaduh kepada Tuhan. Hal ini terjadi karena Uskup Nestor telah mendengar seluruh cerita yang terjadi di Alexandria, terutama saat pembunuhan Hypatia dan kejahatan yang dilakukan oleh Uskup Kyrellos dan para pengikutnya yang menamakan diri sebagai “Pecinta Kesakitan”.
3.4.5 Latar Sosial
Latar sosial dalam novel Azazil ini dipaparkan melalui pencitraan keseharian masyarakat di sebuah kota dimana Hypa, sang tokoh utama singgah.
يطوفون, لهم في قلب جزيرتهم الجدباء بيوت أوثان,ووث ن ن يون بها وهم عراة (hal.95)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
73
Mereka juga mempunyai sebuah rumah berhala di tengah jazirah mereka yang tandus-gersang. Konon katanya mereka melakukan ibadah ritual dengan mengelilingi rumah berhala itu berapa kali dalam keadaan telanjang bulat.(hal.289-290)
Kutipan diatas menggambarkan kebiasaan masyarakat di kota Damaskus dimana mereka memiliki sebuah rumah berhala yang terletak di jazirah mereka yang gersang. Menurut berita yang Hypa dengar bahwa masyarakat tersebut akan melakukan ritual dengan cara mengelilingi rumah tersebut dalam bertelanjang bulat.
(hal.96)
Orang-orang disini mempunyai cara unik dalam menguburkan mayat. Berbeda sama sekali dengan penduduk Mesir yang mengubur mayat di dalam tanah, lalu diatasnya diberi batu nisan sebagai tanda. Kuburan di Aleppo dibuat seperti sebuah terowongan panjang. Setiap kali ada yang meninggal maka mayatnya di taruh didalam terowongan itu lalu ditutup dengan dinding bersemen rapat. Kalau ada mayat lain yang meninggal, maka ditaruh di depannya dan dibuat dinding baru untuk menutupnya. Di bagian terluar itu mereka membuat gambar salib dan nama-nama orang-orang yang dikuburkan didalam terowongan. (hal.292)
Dari kutipan diatas menyatakan bahwa masyarakat di kota Damaskus pada saat itu memiliki tata cara penguburan mayat. Kutipan ini dapat dikatakan latar sosial karena memaparkan bentuk tradisi dari sebuah masyarakat di sebuah kota, yakni kota Damaskus.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
74
3.5 Gaya/Style
Gaya penceritaan dalam novel Azazil ini diawali dengan kata pengantar dari pengarang sekaligus penerjemah yakni Youssef Ziedan. Dalam kata pengantar, Ziedan mengungkapkan perasaan dan pengalamannya saat menerjemahkan manuskrip yang Ia temukan dan mencoba membuatnya kedalam sebuah cerita fiksional. Novel ini juga diakhiri dengan sejumlah ilustrasi atau gambaran-gambaran mengenai
sisa-sisa peninggalan berupa
kompleks biara dan gereja kuno serta simbol-simbol pada masa konstantinopel. Salah satu kekuatan yang dimiliki novel ini adalah penyebutan beberapa nama wilayah yang makin menguatkan cerita yang terjadi pada abad ke-5 M. Adapun beberapa nama tokoh yang terkenal anatara lain nestor yang akhirnya menjadi sebuah paham yang disebut Nestorian. Gaya bahasa yang dituturkan oleh pengarang dalam novel ini banyak menggunakan gaya bahasa yang indah hingga membuat pembaca larut dan turut berimajinasi membayangkan kejadian yang diceritakan.
(hlm.42)
Saat itu matahari sedang bersiap-siap bersemayam di belahan barat. Tidak ada suara yang memecahkan ketenangan alam itu, kecuali bunyi debur ombak yang melantunkan simfoni senja. (hlm.124)
Kutipan diatas merupakan salah satu bentuk gaya bahasa yang diutarakan oleh pengarang dalam menggambarkan situasi dalam novel tersebut. Pengarang mencoba untuk membuat para pembaca turut merasakan kondisi dalam cerita tersebut melalui ungkapan-ungkapan bahasa yang puitis dan indah.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
75
(hlm.42) “kekasihku, sabarlah sebentar. Tubuhmu masih basah karena air laut. Sedangkan kulitmu masih kering meranggas bagai pepohonan pada musim gugur. Ah, betapa aku mencintai kemeranggasan yang ada di pepohonan itu!” (hlm.125)
Kutipan diatas merupakan salah satu bentuk gaya bahasa dalam hal pencitraan manusia. Kutipan tersebut
jelas
bagaimana cara Oktavia
menggambarkan sosok laki-laki yang tak lain adalah Hypa yang baru saja Ia temui saat Laki-laki itu sempat tenggelam dan terhempas kembali ke pantai. Begitu indah ungkapan yang dilontarkan oleh Oktavia ketika menyuruh Hypa untuk tidak memaksaakan diri menggunakan pakaiannya yang telah basah karena air laut. Gaya bahasa yang digunakan seperti yang dijelaskan dalam kutipan diatas menandakan bahwa pengarang mencoba mengajak pembaca untuk membayangkan situasi pada masa itu.
3.6 Sudut pandang/Point of View Dalam novel ini memiliki gaya yang unik serta kekuatan bahasa yang menarik perhatian para pembaca. pengarang menggunakan sudut pandang akuan tak sertaan.Untuk memudahkan pembaca, penulis akan mencantumkan beberapa kutipan dari tokoh utama
(hlm.11)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
76
Aku masih ingat dengan baik, pada siang itu aku masuk ke Yerusalem melalui salah satu bagian dinding kotanya yang runtuh: yaitu bagian dinding yang tadinya menopang sebuah gerakan besar yang dulu dikenal sebagai “Pintu Gerbang Gunung Zion”.. (hlm.28)
(hsl.12)
Aku tidak pernah berhenti berjalan sejak dari Tyre, tempat aku melihat Yesus pertama kali. Aku terus melangkah ke Arah Yerusalem, tempat aku berharap bisa menghabiskan sisa umurku. (hal.31)
Dari kutipan diatas menunjukkan sudut pandang pengarang dalam novel ini adalah akuan tidak sertaan. Dikatakan demikian karena dalam kutipan diatas pengarang menuliskan kata aku yang berarti tokoh utama dalam novel ini,yakni Hypa. Sedangkan pengarang sendiri sama sekali tidak terlibat dalam dan hanya menggambarkan tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya.
3.7 Tema Tema keseluruhan cerita dalam novel ini dapat digolongkan menurut penulis adalah tema religi. Ini dikarenakan sebagian besar isi dari cerita dalam novel ini mengandung unsur keagamaan. Meskipun terdapat selipan kisah percintaan, namun inti dari novel ini adalah perdebatan dan pergolakan mengenai ajaran trinitas Kristen ortodoks, terutama mengenai ajaran Theotokos (ibu Tuhan) dalam sosok Bunda Maria.
(hlm.121)
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
77
“barangsiapa tidak mengakui bahwa Al-Masih (Immanuel) adalah Allah secara esensial, dan karena itu tidak mengakui bahwa Bubda Maria adalah ibu Tuhan, maka jadilah orang itu sebagai orang yang terlaknat dan terusir…” (hlm.372)
Kutipan diatas merupakan salah satu kutipan dari “dua belas pelaknatan”.
Pelaknatan tersebut merupakan kiriman dari Uskup Kyrellos
yang dikirimkan kepada Uskup Nestor yang memiliki cara pandang terhadap sosok Bunda Maria sebagai Ibu Tuhan dan kedudukan Yesus Al-Masih sebagai zat Tuhan. Kutipan diatas dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk tema religi karena membicarakan perihal ketuhanan umat Kristen. Hal tersebut menyebabkan terjadi perpecahan antara ajaran ortodoks dari Alexandria dan Heteris dari Yerusalem. Perpecahan ini berakhir dengan pelaknatan dan pengasingan Uskup Yerusalem dan pengangkatan kembali Uskup Alexandria menjadi pemimpin umat kristiani di Mesir.
Selain agama Kristen, dalam novel ini juga membahas mengenai sosok dewa Mesir kuno. Sebut saja Oktavia dan Hypatia sebagai penganur agama pagan yang tertera dalam kutipan berikut:
(hlm.47) “… Dan beberapa hari kemudian, dia memanggilku agar masuk kamar, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh layaknya sabda pandita, ‘kau tak usah bersedih lagi, Oktavia. Ketahuilah bahwa Dewa Poseidon akan mengirimkan kepadamu seorang laki-laki yang kaucintai dan mencintaimu; dia akan menghapus airmatamu dan mengisi hari-harimu dengan kegembiraan. Dia akan datang setelah datangnya dua tanda Tuhan!’” (hlm.140)
Kutipan diatas memaparkan bahwa Oktavia telah diramalkan oleh seorang pendeta perempuan sebelum meninggal. Pendeta perempuan itu Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
78
menyebutkan bahwa Dewa Poseindon, Dewa Laut, akan mengirimkan seorang laki-laki yang akan mencintainya dan dicintai Oktavia. Laki-laki itu akan datang setelah datangnya dua tanda Tuhan. Dua tanda Tuhan itu yang dimaksud adalah perjalanan zaman, yakni dua hari,dua minggu, dua bulan, dua tahun.
Kutipan diatas dapat dikategorikan dalam tema religi karena
menyangkut masalah keyakinan, yakni keyakinan agama pagan akan sosok Dewa laut.
3.8 Amanat Novel Azazil ini merupakan novel yang kontroversi dengan unsur keagamaan. Hal ini menyangkut konsep sakral, termasuk kedudukan sosok Bunda Maria sebagai Ibu Tuhan dan Yesus Kristus hingga terjadi pertentangan antar berbagai aliran gereja yang kemudian berpuncak pada serangkaian tragedi kekerasan yang mengatasnamakan Tuhan. Amanat yang terkandung dalam novel ini tersirat dan tidak terlihat dengan jelas melaui kutipan-kutipan dalam novel tersebut. Namun inti dari keseluruhan cerita adalah ketika setiap insan memiliki pandangan berbeda terhadap
sebuah
kepercayaan,
alangkah
baiknya
jika
hal
tersebut
dimusyawarahkan terlebih dahulu. Ini ditujukan agar sebuah kepercayaan yang menyangkut keimanan, tidak hanya bagi kalangan personal atau kelompok, namun juga menyangkut keimanan masyarakat luas inidapat bersatu tanpa adanya pertumpahan darah. Permasalahan yang terjadi pada abad ke-5 Masehi di Mesir menjadi sebuah pelajaran besar, tidak hanya bagi kaum Kristen saja melainkan seluruh makhluk Tuhan dalam mencerna perkataan seseorang. Janganlah langsung terpancing hanya karena kesalahpahaman. Alangkah lebih baik hal tersebut dicerna terlebih dahulu tanpa menimbulkan permasalahan yang lebih besar lagi. Jika permasalahan itu sudah berkembang menjadi besar, hendaknya perlu di rundingkan terlebih dahulu dengan berlandaskan kitab suci dan teori-teori teologi beserta ahli teolog agar masyarakat tidak mengalami kebingungan tentang kepercayaan yang mereka imani.
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
79
1
Sekarang bernama Asyuth. Kota ini berada di pinggiran sungai nil. Sumber: Youssef Ziedan. Azazil. Trans. M.Aunul Abied Shah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010. Trans. of Azazil, 2009
Universitas Indonesia
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
BAB IV Analisis Tokoh dan Penokohan 4.1 Analisis Tokoh 4.1.1 Tokoh Protagonis 4.1.1.1 Hypa (Tokoh Sentral) Hypa merupakan tokoh sentral protagonis di dalam novel Azazil. Hal tersebut dikarenakan watak dan nilai-nilai yang dimiliki tokoh Hypa berubahubah seiring dengan jalannya cerita. Selain itu, ia merupakan tokoh yang selalu hadir di awal hingga akhir cerita. Ia berkuasa atas jalannya cerita yang terbentuk dalam novel. Perwatakan yang dimiliki tokoh Hypa dipaparkan secara dinamis seiring dengan berkembangnya permasalahan-permasalahan yang terjadi pada dirinya.
(hlm.11)
“Tentu saja saya akan berziarah, sesudah itu saya akan mengikuti kehendak Tuhan yang digariskan untuk saya.”(hlm.29)
Pada kutipan-kutipan-kutipan di atas, dapat tercermin bahwa tokoh Hypa mempunyai sifat yang religius, santun, dan pasrah. walaupun kehidupan masa lalunya dipenuhi banyak kenangan buruk. Bahkan, Adapun kisah percintaannya yang gagal sering membuatnya tak terkontrol dan mempertanyakan rasa cinta macam apa yang Ia miliki kepada wanita-wanita yang pernah Ia jumpai. Meskipun wanita-wanita cantik itu sangat menggoda, namun pada akhirnya Hypa bertaubat dan kembali menjadi rahib yang akan terus mengasingkan diri dari keramaian.
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
81
Hlm.73 Ketika Oktavia meninggalkanku dekat bajuku, dia berjalan ke arah lubang batu karang. Aku masih berdiri tidak percaya apa yang sudah terjadi, mataku nanap menatap pinggulnya yang menggoda imanku. Beda sekali antara kerasnya batu karang yang menampakkan ketegaran dan kedua belah pinggul yang menggodaku dengan kelembutannya. (hlm.121)
Kutipan diatas menjelaskan perasaan Hypa saat melihat sosok wanita yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Hypa merasa tidak percaya dengan apa yang telah
disaksikannya begitu melihat Oktavia dengan segala bentuk keindahan
tubuhnya.
(hlm.74)
Dari tempatku berdiri,aku melihat bagaimana posisi duduknya membuat kedua buah dadanya tambah menonjol kedepan. Sebelumnya aku memang sudah biasa melihat payudara perempuan yang menyusui bayi.tapi yang kulihat saat ini betulbetul berbeda.aku tahu bahwa Tuhan Bapa yang bersemayam disurga telah menciptakan payudara perempuan sebagai alat menyusui bayi.tetapi aku tidak tahu, buah dada yang sekarang tampak membayang dibalik baju tipis itu sebenarnya diciptakan untuk apa? (hlm.121-122)
Kutipan diatas memaparkan kondisi Hypa ketika tengah berada di rumah majikan Oktavia. Hypa masih dlam terkejutannya membayangkan keindahan
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
82
bentuk badan serta organ vital yang terdapat dalam tubuh wanita bertubuh molek itu. Watak Hypa yang awalnya religius berubah seiring dengan perjalanan hidupnya saat bertemu dengan seorang wanita bernama Oktavia, wanita penyembah berhala. Pertemuan Hypa dengan wanita ini mengubah watak Hypa menjadi hedonisme. Ia menjadi laki-laki berpikiran mesum dan selalu menikmati bahkan tidak segan untuk melakukan hubungan seks dengan Oktavia setiap harinya. Meski Ia sadar itu hubungan terlarang itu bukanlah Ia yang memulai, namun kenikmatan dunia seperti ini menurutnya tidak boleh dan tidak mungkin diabaikan. Tidak hanya dengan Oktavia, Hypa juga melakukan hubungan seks bersama Martha. Berbeda dengan Oktavia, Hypa sangat mencintai Martha. Hypa memiliki keinginan untuk menikah dengannya. Namun, karena menikah dengan janda adalah larangan dari ajaran agama dan sangat diharamkan, maka niatnya pun diurungkan. Tokoh Hypa merupakan tokoh bulat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan wataknya dari religius kemudian berubah menjadi seseorang yang memiliki pikiran mesum.
4.1.2. Antagonis 4.1.2.1. Azazil Azazil merupakan salah satu tokoh antagonis dalam novel ini. Hal ini dikarenakan karakternya yang selalu berlawanan terhadap tokoh protagotanis. Peran Azazil dalam cerita ini adalah mencoba merayu Hypa untuk menulis ceritacerita masa lalunya yang kelam dalam bentuk autobiografi di aats perkamen.
(hlm.26) “Salahmu sendiri,Hypa! Kau yang menjadi penyebab semua ini. Bukankah dia sudah memohon-mohon kepadamu agar menyelamatkannya dari kererpaksaan,
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
83
tepatnya menyelamatkan dirimu sendiri. Tetapi hatimu terlalu lemah dan malah mendustai diri sendiri!” (hlm.75)
Kutipan-kutipan diatas merupakan salah satu bentuk contoh Azazil yang mencoba mengganggu Hypa. Ia mencoba mengembalikan ingatan
masa lalu
Hypa yang kelam dan amat disesalinya. Martha, wanita pernah singgah dihatinya dan begitu Ia cintai pergi dan menikah dengan laki-laki lain pernah meminta bahkan memaksa untuk menikahinya. Namun, Hypa menolak dengan alasan ajaran yang dianut mereka mengharamkan laki-laki menikah dengan seorang janda dan jika itu dilakukan akan disebut berzina.
(hlm.26) “Sudahlah Hypa. Kenapa kau malah sibuk mencari kesibukan sendiri.teruskan saja apa yang sudah kau tulis!” (hal.75)
Azazil, meskipun telah menyalahkan Hypa atas kelalaian yang telah Ia perbuat di masa lalunya, namun Ia tetap membujuk Hypa untuk menulis seluruh masa lalu di atas perkamen. Bujukannya yang begitu kuat membuat Hypa menuruti perkataan raja iblis itu.
(hlm.26)
“Apa yang dikatakan Nestor ketika kalian berjalan bersama di pinggiran pagar timur Yerusalem? Jangan takut atau khawatir. Tulisanmu ini tidak akan menambah buruk keadaan yang sudah buruk…” (hal.75)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
84
Bujukan Azazil semakin menjadi saat Ia menyuruh Hypa untuk terus menulis masa lalunya di atas perkamen itu. Berbagai alasan seperti kekhawatiran Hypa akan bocornya rahasia masa lalunya yang Ia tulis ini akan terbongkar, ditepis oleh Azazil dengan alasan takkan ada yang membaca tulisan-tulisannya sampai beberapa tahun kemudian. Ia pun berkata bahwa tidak menutup kemungkinan akan adanya keajaiban terjadi, seperti Uskup Nestor akan keluar meraih kemenangan setelah kekalahan yang terjadi di Ephesus. Segala bujuk rayu iblis pun terus dilontarkan hingga Hypa terus menulis kisahnya. Tokoh setan dalam novel ini merupakan tokoh bulat karena Ia mengalami perubahan. Disatu sisi Ia menjadi makhluk yang membujuk manusia agar mengikuti keinginannya dan disisi lain Ia menyalahkan tokoh utama yang telah berbuat kesalahan yang disebabkan oleh bujuk rayunya.
4.1.2.2 Uskup Kyrellos
Uskup Kyrellos adalah seorang Uskup dari kawasan Alexandria. Ia dikategorikan antargonis karena sifatnya yang arogan dan domnan. Sifat-sifatnya yang jahat tidak tertuju langsung kepada Hypa, namun berdampak besar bagi kehidupan Hypa dalam cara pandangnya terhadap agama dan pemimpin umat yang dapat mendominasi pikiran masyarakat-masyarakat Alexandria dan pemimpin umat disekitarnya..
(hlm.74)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
85
Aku memandangi pakaian Yesus yang robek-robek, kemudian jubah atas sang Uskup yang dipenuhi dengan benang emas. Pakaian Yesus lusuh dan robekrobek, hampir tidak menutupi dada dan sebagian besar tubuhnya, sedangkan pakaian yang dikenakan sang Uskup sangat bagus, berhiaskan benang emas dan memenuhi sekujur tubuh. Tangan kristus kososng tidak memegang serpihan perhiasan dunia apapun. Sementara di tangan Patriark Alexandria ini ada sebuah pedang kecil yang kukira dari kerlipan cahanya yang cemerlang terbuat dari emas murni! Diatas kepala Yesus Kristus ada sebuah mahkota yang terbuat dari emas yang berkilap-kilap…terlihat di pelupuk mataku bahwa Yesus Kristus menyerah pasrah ketika Ia menghaturkan pengorbanannya di atas salib penebusan, sebaliknya Kyrellos terlihat dimataku sebagai seorang pemuka dunia yang hendak mempertahankan dengan teguh semua kekayaan yang ada di pelosok langit dan bumi. (hlm.222-223)
Sosok Uskup Kyrellos yang otoriter dan berpengaruh di kawasan Alexandria membuatnya menjadi sosok yang dipuja dan disegani masyarakat sekitar. Selain itu, Kyrellos merupakan orator yang ulung hingga dapat mempengaruhi Uskup-Uskup di kawasan lainnya untuk menjatuhkan Uskup Nestor hingga diasingkannya Ia ke sebuah pelososk pedesaan. Akibat dari perbuatannya tersebut secara tidak langsung mempengaruhi psikologis Hypa karena sangat mencintai Uskup Nestor itu.
4.1.3 Tokoh Andalan 4.1.3.1 Nestor Nestor atau Uskup Nestor merupakan tokoh andalan dalam novel ini. Perannya sangat berpengaruh terhadap kehidupan Hypa. Uskup Nestor sangat memperhatikan kondisi Hypa dan selalu memberi saran-saran sprirtual yang membuat Hypa semangat kembali.
(hlm.29) tampaknya itu yang dirasakan oleh Pendeta Nestor, membuatnya menyelimutiku dengan kasih sayang keayahannya. Dan ketika beliau menarik tubuhku dan memelukku, keinginan untuk menangis itu datang kembali.(hal.82)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
86
Kutipan diatas menyatakan bahwa kelembutan hati setra kasih sayang yang tercurah dari uskup Nestor kepada Hypa membuatnya merasa nyaman dalam pelukannya. Hypa merasa ingin menangis lagi untuk meluapkan perasaannya dalam pelukan Uskup Nestor.
(hlm.29) Saat itulah aku menyadari sepenuhnya bahwa Nestor adalah seorang pendeta yang betul-betul diberkahi; beliau rahib agung yang pantas dimuliakan. Lebih dari itu aku merasa beliau telah menggantikan kedudukan ayahku yang telah kurindukan. (hlm.83)
Kutipan diatas merupakan pandangan Hypa terhadap sosok Uskup Nestor. Sosoknya yang sangat bijak dan memiliki empati yang tinggi membuat Hypa merasakan sosok pendeta yang selalu diberkahi Tuhan. Sangat wajar jika Hypa menganggapnya sebagai pengganti ayahnya yang terlah tiada.
Kutipan-kutipan diatas memaparkan sosok Pendeta Nestor yang sangat bijak dan dekat dengan Hypa. Beliau menjadi tempat curhat Hypa disaat Ia sedang terpuruk. Ia juga menjadi orang yang sangat bijak dalam memberi masukan serta kritikan untuk Hypa. Sosok kebapakan dalam diri pendeta itu menjadi tempat sandaran dan keluh kesah Hypa.
4.1.3.2 Rahib Farisi Rahib Farisi merupakan salah satu rahib yang tinggal di biara tempat Hypa menetap di Aleppo. Dia satu-satunya orang yang dapat diandalkan keberadaannya ketika Hypa sedang sendiri. Parannya sangat diandalkan karena dari dialah seluruh informasi mengenai konsili gereja Hypa dapatkan.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
87
(hlm.164)
Ketika kami keluat dari gereja, kudapatkan Rahib Farisi berjalan disampingku dengan langkah-langkahnya yang berat dan malas-malasan. Di tengah tanah lapang kutanyakan saja padanya barangkali Ia mau menemaniku di perpustakaan. (hlm.494)
Sosok Rahib Farisi sangat dibutuhkan ketika Hypa ingin mengetahui kondisi Uskup Nestor saat di konsili Niceaca. Meski tidak sering muncul keberadaanya, namun tokoh rahib Farisi menjadi salah satu kawan yang dapat Hypa percayai ucapannya. 4.1.4 Tokoh Tambahan 4.1.4.1.Oktavia Oktavia merupakan seorang wanita penyembah berhala yang tinggal di sisi timur kota Alexandria. Oktavia bekerja sebagai pembantu rumah tangga seorang pedagang kain bernama Tuan Siccily.
(hlm.51) Oktavia menggabungkan tiga sikap yang menyatu; kasih sayang yang lembut, keberanian, dan kebinalan. Aku pun mengikuti langkahnya meskipun benakku dipenuhin oleh banyak pikiran, mereka-reka apa yang sebenarnya terjadi. Barangkali aku sudah jatuh cinta kepadanya; bahkan aku sudah tidak bisa melepaskan diri dari kebinalannya. Panasnya api asmara yang membakar, tetapi sejatinya aku belum menyerah pasrah sepenuhnya kepadanya.(hal.153)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
88
Oktavia dalam novel ini merupakan tokoh tambahan. Hal ini dikarenakan kedudukan Oktavia sebagai pelengkap cerita kehidupan Hypa. Oktavia pernah singgah dalam kehidupan Hypa saat dirinya tengah berada di sisi laut dan hampir tenggelam. Pertemuan itu berlanjut hingga Hypa dan Oktavia melakukan perbuatan terlarang di dalam rumah majikannya dan berakhir saat Hypa mngaku bahwa dirinya adalah seorang rahib Kristen. 4.1.4.2 Hypatia Hypatia adalah seorang filsuf besar wanita dari Alexandria. Hypatia dikategorikan sebagai tokoh tambahan karena Ia pernah hadir dalam perjalanan Hypa di Alexandria.
(hlm.69) Dari ceramahnya, aku bisa mendengar istilah-istilah filsafati yang lazim diketahui dan kudengar, tetapi istilah-istilah dan struktur pemikiran filsafati kudengar langsung dari Hypatia yang disusun begitu rupa dengan cara membuka pintu pemahaman lebar-lebar bagiku, seakan-akan semua istilah dan struktuir pemikiran itu masuk sepenuhnya ke dalam diriku. (hal 207)
Kutipan diatas menggambarkan kekaguman Hypa yang luar biasa terhadap sosok Hypatia. Wanita paruh baya itu sangat piawai dalam menyampaikan pidatonya. Meski hanya menyampaikan hal-hal sederhana dengan menggunakan istilah-istilah filsafati yang lazim, namun cara penyampaiannya begitu rapi dan baik hingga Hypa dapat menyerap ceramahnya dengan baik.
4.1.4.3 Martha Martha adalah seorang wanita yang juga seorang penyanyi gereja. Martha juga merupakan tokoh tambahan dalam novel ini karena perannya hanya sebagai sseseorang yang pernah singgah di hati Hypa sepanjang hidupnya.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
89
(hal.146) Kulihat kearah pintu dan kudapatkan dia sudah berdiri di depan pintu yang tinggiitu…Dari belakang dia disinari oleh cahaya mentari yang menyemburat, seakan di bidadari yang diturunkan dewa dari langit untuk membawa kedamaian di hati manusia; turun kebumi untuk mengisi semesta ini dengan kasih sayang dan cahaya terang setelah sebelumnya didominasi oleh kedzaliman dan kegelapan. (hal.444)
Kutipan diatas merupakan bentuk ungkapan keindahan yang tersirat dalam pikiran Hypa ketika melihat Martha yang muncul di depan pintu. Ia membayangkan sosok Hypa bagaikan bidadari yang turun ke bumi dimana kemunculannya diiringi dengan cahaya mentari.
(hal.146)
Tanpa sadar tanganku sudah bergerak menurunkan tudung penutup kepala yang dipenuhi gambar salib, untuk menerima cahay yang datang tiba-tiba datang menyinari dari arah pintu. Saat itu aku yakin bahwa Martha memang perempuan tercantik yang pernah diciptakan Tuhan. (hal.444-445)
Ketiga tokoh wanita ini dikategorikan sebagai tokoh tambahan karena memegang sedikit peranan dalam novel ini. Meskipun sedikit, Martha, Oktavia, dan Hypatia memiliki peran cukup besar dalam kehidupan Hypa sebagai peran utama.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
90
4.2
Analisis tokoh Utama Novel Azazil merupakan sebuah novel autobiografi fiksional yang
dilatarbelakangi oleh kisah nyata seorang rahib bernama Hypa yang menjadi tokoh sentral dalam kisah ini. Untuk memudahkan pembaca memahami watak dari tokoh utama, maka penulis akan membaginya berdasarkan karakter tokoh utama dalam novel ini.
4.2.1 Religius Sifat religius Hypa dikarenakan profesinya sebagai seorang rahib dan lingkungan serta orang-orang yang berada di sekitarnya juga merupakan tokoh agama.
) hal.7) Maka selamatkanlah aku, Tuhan yang Mahakasih,dari segala tipu dayanya, juga hasrat pribadiku.(hal.19)
Kutipan diatas menyatakan sifat religius si tokoh utama melalui doa. Hypa sedang memanjatkan doa kepada Tuhan dan meminta perlindungan agar Ia diselamtkan dri segala tipu daya Azazil, sang raja iblis yang sellau menggodanya dan hasrat pribadi. Hasrat pribadi yang dimaksud adalah nafsu ketamakan yang ada dalam dirinya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode dramatic karena kutipan diatas berupa dialog.
(hal.13)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
91
Malam pertama kujalani di dalam kamar biara dari Edessa dengan penuh kebahagiaan karena aku berada di tempat dimana Tuhan Bapa di surga telah disembah selama lebih dari dua puluh tahun dengan penuh keikhlasan. (hal.34)
Sifat religius Hypa yang terlihat dari kutipan diatas. Kutipan tersebut jelas memaparkan Hypa yang sedang berada di kota Yerusalem, Kiblat dari segala penganuit ajaran Kristen Ortodoks. Metode yang digunakan adalah metode diskursif karena kutipan diatas merupakan paparan dari sifat dari religius.
,نور السماء ُ من هنا بدا . وأراح من أللويل واألرواح,فأزأح عتمة األرض ,شمس القلوب أشرقت من هنا ْ ُ ٍ .المتوهج بالرحمة فوق السليب الفداء ,مع أَل ٌِق المخلِّس وما السليب؟ .أسي يقاطعه بالرحمة ُّ هو قائم القدوسيّ ِة الر . وننتصب بإزاء القدوسيّ ِة, زراعينا,فلنتفح ألفق الرحمة (hlm.13-14)
.فنكون صليباً يحمل صليبه ويتّبع يسوع
“Dari sini cahaya langit tampak menyemburat Menyingkirkan kegelapan bumi dan membuat jiwa-jiwa manusia terlepas dari malapetaka Dari sini mentari hati telah terbit menerangi Bersama denga sejuknya wajah sang juru selamat umat manusia yang hatinya disesaki oleh gejolak kasih di atas salib pengorbanan Tahukah arti salib itu? Itulah lambang garis keagungan Tuhan yang bersimpangan dengan garis kasih-Nya Maka bukalah kedua tanganmu lebar-lebar menghamparkan kasih sayang Sementara tubuhmu tegak lurus ke atas mencapai keagungan Bagaikan sebentuk salib yang membawa salibnya sendiri Dan mengikuti sang kristus.” (hal.36)
Kutipan puisi diatas merupakan potongan dari bait-bait syair yang dibuat oleh hypa. Sifat religius Hypa dapat dilihat dari potongan syair yang ditulis olehnya yang mengandung unsur puji-pujian kepada Yesus Kristus. Metode yang Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
92
digunakan dalam kutipan diatas adalah dramatik karena kutipan ini merupakan potongan syair yang disenandungkan oleh Hypa.
(hal.23) Aku akan menjadi pengejawantahan kasih sayang Tuhan yang kuberikan kepada semua makhluk-Nya tanpa pamrih. Aku akan menjadi tempat berlindung bagi para musafir yang sedang letih, tetapi tidak akan menjadi sasaran orang-orang yang menginginkan buah keduniaan. (hal.66-67)
Kutipan diatas merupakan penrnyataan dari Hypa yang sedang mengkhayal ketika Ia beristirahat di bawah pohon rindang. Watak yang tertuang dalam kutipan ini adalah religius karena ketika Ia sedang berkhayal, Ia membayangkan dirinya menjadi sebuah pohon yang akan selalu menaungi semua umat Kristus di Mesir dan orang-orang yang singgah di Mesir. Ia ingin menjadi pelindung bagi seluruh manusia sebagaimana Kristus selalu melindungi umat-Nya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
(hal.26) Sesungguhnya tidur adalah anugerah Tuhan yang tiada terkira. Kalau manusia tidak pernah tidur, pasti mereka akan gila! Semua yang ada di dunia ini tidur, bangun,kemudian tidur lagi, kecuali dosa-dosa dan kenangan-kenangan kita yang tidak pernah mengenal kata tidur sama sekali. Karena itu, kenangankenangan itu akan terus memburu kita ke manapun dan dimana pun sehingga kita tidak pernah tenang… (hal.73)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
93
Kutipan diatas memaparkan sudut pandang Hypa yang religius. Ia percaya bahwa tidur merupakan sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia. Ia membayangkan bagaimana jika manusia tidak pernah tidur, mereka pasti akan gila karena memikirkan semua problematika yang pernah mereka lalui dalam hidupnya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analistis.
(hal.30)
Kejadian yang berlangsung cepat kupandang sebagai pertanda baik dan bahwa Allah sengaja mengirim anak muda itu kepadaku. Barangkali saja anak muda itu sejatinya malaikat yang datang berbuat baik kepada manusia tanpa ada seorangpun yang mengenalinya. (hal.87)
Watak Hypa yang religius dapat terlihat dari kutipan diatas. Jelas dipaparkan ketika Hypa menyaksikan sebuah kejadian seorang pemuda yang sedang memanjat pohon kurma yang berada tepat Hypa bersandar melepas lelah. Pemuda itu menngguncang-guncang pohon kurma itu hingga berjatuhan buahbuahnya. Kemudian Ia turun dari pohon dan memunguti buah-buah itu dan membagi dua yang sebagian diberikan kepada Hypa kemudian pemuda itu pergi begitu saja. Hypa berpikir bahwa pemuda itu adalah seorang malaikat yang dikirim Tuhan untuknya yang sedang mengalami perjalanan panjang dari Ekhmim ke Alexandria. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
(hal.42) Aku merasa mendapatkan ilham bahwa orang itu telah berkata benar. Aku merasa Tuhan Bapa yang bersemayam di surga telah berkehendak untuk menyampaikan pesannya kepadaku lewat orang itu. (hal.91)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
94
Kutipan diatas menyatakan watak religius Hypa. Hypa merasa Tuhan ingin menyampaikan pesan untuknya agar tidak memasuki kota Alexandria dengan menggunakan pakaian pendeta karena khawatir akan membahayakan dirinya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis. 4.2.2 Penakut Meskipun seorang Rahib, Hypa tetaplah manusia biasa yang meiliki rasa takut. Namun ketakutannya bukan disebabkan oleh makhluk-makhluk yang mnegrikan melainkan ketakutan ketika mengingat masa lalunya.
(hal.7) Tanganku gemetar karena ketakutan, sedangkan hati dan jiwaku sangat kalut karena kejadian-kejadian yang berkecamuk pada zaman ini. (hal.17)
Kutipan diatas menjelaskan watak Hypa yang ketakutan. Hypa sedang berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan karena telah melalui masa-masa yang kelam. Kejadian-kejadian yang telah Ia hadapi dan Ia jalani membuat Hypa depresi dan ketakutan. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
(hal.7)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
95
Oh Tuhan yang bertahta di surga, Engkau masih apakah Engkau masih mendengarkan kata-kataku? Aku hamba-Mu yang setia dan sedang dilanda kebingungan . aku adalah Hypa yang baik, Hypa yang dikenal sebagai rahib yang mengasingkan diri dari tanah kelahirannya. Dan hanya Engkau yang mengetahui siapa namaku yang sebenarnya, dan hanya Engkau dan orangorang yang pernah mengenalku dulu di pedalaman Mesir. Oh, andai aku tidak pernah dilahirkan . atau baik juga kalau aku mati waktu kecil sehingga aku tidak terjerat oleh lingkaran dosa. Dengan demikian aku bisa akan mendapatkan ampunan-Mu, Tidak seperti sekarang! Aku terancam oleh laknatMu!. (hal.18)
Kutipan diatas menggambarkan ketakutan Hypa akan laknat Tuhan mengingat apa yang dulu pernah Ia alami. Ketakutan itu membuat dirinya semakin terpuruk dan hanya bisa mengadu kepada Tuhan.
(hal.8) Oh, kasihanilah aku, wahai Tuhan yang Mahakasih. Karena aku sendiri sangat ngeri membayangkan nasibku nanti.(hal18)
Kutipan diatas memaparkan watak Hypa yang penakut. Ia takut untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Ia takut mengingat masa lalunya. Ia juga takut pada murka Tuhan. Ia tidak memiliki keberanian untuk menatap masa depannya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
(hal.14)
Oh, andaikan aku mempunyai keberanian menerobos rombongan itu untuk sampai langsung di hadapan beliau, kemudian aku akan mencium tangan beliau dengan penuh takzim dan beliau sendiri akan mencium kepalaku, sebagaimana terlihat di hadapanku dilakukan oleh seorang bertampang Kurdi yang berpakaian corak dari Damaskus. (hal.38)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
96
Kutipan diatas menjelaskan watak Hypa yang takut untuk menemui Uskup Agung Theodore dari Mepseustia. Ia ingin sekali menemui Uskup tersebut agar dapat mencium tangannya dan mendapat keberkahan darinya. Metode yang dipakai dalam kutipan ini adalah metode analitis.
(hal.26)
Aku terbangun hari ini dari sebuah mimpi yang sangat kuat mencengkramku, seakan-akan nyata. Ataukah sejatinya justru kehidupan nyataku sudah sedemikian lemah tidak beraturan sehingga lebih pantas menjadi impian? Saat itu aku merasa kematian sudah begitu dekat, bahkan nyaris mencengkramkan taring-taringnya di sekujur tubuhku.(73)
Kutipan diatas menggambarkan ketakutan Hypa saat Ia terbangun dari mimpinya. Ia merasa mimpi buruk itu seolah-olah nyata dan benar-benar terjadi. Rasa ketakutannya yang begitu kuat hingga merasa bahwa kematian akan segera datang menjemputnya.
(hal.28) Pertanyaan yang tiba-tiba itu bagaikan api yang membakar sejuknya angin sore yang tadinya berdesir di hati. Pertanyaan itu melemparkanku hingga terjerembab ke masa lalu yang tadinya kukira sudah terkubur. (hal.82) kutipan diatas menyatakan perasaan Hypa yang ketakutan. Ini membuktikan bahwa Hypa memiliki watak penakut. Ia takut untuk mengingat masa lalunya. Ia selalu terbayang-bayangi masa lalunya yang begitu kelam. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalh metode analitis.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
97
4.2.3 Selalu Mengingat Masa Lalu Hypa memiliki masa lalu yang begitu kelam hingga setiap dirinya mengalami suatu kejadian, Ia selalu ingat akan masa lalunya. Terutama masa lalu saat Ia bersama dengan ayahnya dan pertemuan-pertemuannya dengan Nestor, Oktavia, Hypatia, dan Martha.
(hal.26) Demikianlah, betapa “trinitas” penderitaanku kini menjadi lengkap. Disatu sisi ada kegelisahanku akan nasib Pendeta Nestor yang kuhormati. Di sisi lain ada keingintahuanku tentang keadaan Martha sekarang dan juga kemunculan Azazil yang sering nimbrung tiba-tiba. (hal. 75)
Kutipan diatas menyatakan karakter Hypa yang suka mengingat masa lalu nya. Dalam kutipan ini tertuang kegelisahan yang membayangi pikiran Hypa, dari nasib sang Uskup Nestor yang sangat Ia hormati, Martha, perempuan yang pernah Ia cintai dan mencintainya, hingga munculnya Azazil sebagai pengganggu dalam hidupnya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
(hlm.82) Andaikan aku berada di Pentapolis pada saat itu, tentu aku tidak akan pernah bertemu dengan Nestor yang muliadi Yerusalem, sebgaimana aku tidak akan pernah bertemu dengan Marttha di sini. Andaikan aku di Pentapolis, pasti perjalanan jarum zaman tidak akan mempermainkan hidupku seperti ini; tidak akan mampu berbuat kejam kepadaku hingga menyiramkan air garam di atas luka-lukaku! (hlm.249)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
98
Kutipan diatas menggambarkan rasa penyesalan Hypa. Ia menyesal mengapa telah kenal bahkan terlanjut cinta terhadap Pendeta Nestor dan pernah mencintai Martha. Seandainya Ia tidak pernah mengenal Pendeta Nestor dan tetap berada di Pentapolis, tentu Ia tidak akan merasa kehilangan dan merasakan kesedihan yang amat dalam jika sang Pendeta meninggalkannya. Andaikan hal itu manjadi kenyataan, tentu Ia tidak akan pernah mengenal sosok wanita bernama Martha. Wanita yang sangat Ia cintai ini telah merenggut ketenangan dan kenyamanan yang selama ini Ia cari. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
4.2.4 Menghormati Orang Lain Hypa merupakan seorang laki-laki yang memiliki rasa hormat terhadap orang lain. Ia begitu memuliakan seseorang yang lebih tua darinya serta dapat bersikap santun terhadap wanita.
(hal.16) aku terlebih dahulu mendekati beliau dengan penuh perhatian sambil menjaga takzimku. Kucium tangan kanan beliau dengan lembut, … (hal.46)
Kutipan diatas menggambarkan sosok Hypa yang sangat menghormati Uskup Theodore ketika mereka bertemu. Hal ini dapat dilihat dari bahasa tubuhnya yang Ia lakukan kepada Uskup Theodore. Di Mesir, Sebuah tanda penghormatan kepada kepada seseorang yang lebih tua atau seorang tokoh adalah dengan mencium tangannya sambil membungkukkan badan. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
99
(hal.16)
“Saya Hypa, wahai Uskup yang mulia” (hal. 47)
Kutipan diatas adalah sebuah ucapan yang dilontarkan oleh Hypa pada saat bertemu dengan Uskup Theodore. Ucapan tersebut menandakan tanda hormatnya kepada sang Uskup. Ucapan itu dituturkan ketika Uskup Theodore menanyakan namanya. Pertemuan Hypa dengan Uskup Theodore ini dikarenakan sang Uskup sakit dan butuh pengobatan, maka Hypa pun dipanggil oleh pihak gereja untuk mengobati sang Uskup. Metode yang digunakan adalah metode dramatik.
(hal.17)
“Semoga Tuhan yang maha Pengasih memperpanjang usia Anda, Bapa, karena kami sangat membutuhkan kehadiran Anda bersama kami.” (hal.48)
Tanda kehormatan yang dilakukan oleh Hypa juga yakni mengucapkan kalimat yang bersifat mendoakan. Hal ini dilakukannya kepada Uskup Theodore ketika Beliau mengatakan bahwa hidangan yang akan mereka makan adalah hidangan terakhir baginya. Metode yang digunakan adalah metode dramatik.
(hal.19) “Tidak demikian, Bapa. Justru Andalah orang yang paling dekat kepada Sang Penggembala Agung. Semoga Tuhan menjaga Anda dengan kasih sayang-Nya yang abadi.” (hal.55)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
100
Kutipan diatas merupakan kalimat penghormatan Hypa kepada pendeta Nestor. Kalimat ini diutarakan ketika Nestor mempersilakan Hypa untuk memanggil namanya saja tanpa perlu menggunakan kata Bapa karena menurutnya. Baik Hypa maupun Nestor adalah bersaudara dan di mata Tuhan mereka adalah makhluk lemah. Namun, Hypa menolak dan akan tetap memanggilnya dengan sebutan Bapa karena beliau adalah seorang pendeta dan seorang pendeta merupakan kedudukan yang lebih dekat kepada Tuhan. Metode yang digunakan adalah metode dramatik.
(hal.20) “Ini akan sangat membahagiakan saya, Bapa yang dimuliakan. Biarlah malam ini saya tidur di atas kursi panjang ini.” (hal.56)
Kutipan diatas merupakan kalimat penghormatan yang dilakukan Hypa kepada pendeta Nestor. Hal ini dilakukan ketika pendeta Nestor ingin menginap di tempat Hypa karena ingin melihat koleksi buku-buku terlarang miliknya dan mendengar kisah-kisah hidupnya. Hypa yang mendengarnya sangat senang dan Ia mempersilakan pendeta Nestor untuk menempati akan ympat tidurnya sedangkan Hypa tidur diatas kursi panjang. Metode yang digunakan adalah metode dramatik.
4.2.5 Sensitif Masa lalunya yang begitu kelam membuat Hypa merasa terbebani dengan peristiwa-peristiwa yang telah ia alami. Inilah salah satu pernyebab Hypa menjadi mudah terluka perasaanya .
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
101
(hal.21) Aku tidak berhasil mencegah linangan airmata di pipi ketika aku menceritakan Pendeta Nestor apa yang terjadi pada pagi yang mengerikan itu. (hal.60)
Kutipan diatas menyatakan Hypa menumpahkan seluruh beban hidupnya melalui tangisan. Ia semula mencoba untuk tegar, namun tidak berhasil hingga akhirnya Ia menangis. (hal.22) Aku tak tahan lagi dan menangis tersedu-sedu. Melihat itu pendeta Nestor memeluk dan menyelimutkan jubahnya ke tubuhku. (hal.62)
Kutipan diatas menceritakan luapan perasaan Hypa yang diungkapkan melalui airmata. Hypa saat itu sedang bercerita tentang masa lalunya bersama ayahnya dimana saat itu ayahnya dibunuh oleh sekelompok penganut Ortodoks yang radikal.Pembunuhan terjadi tepat dihadapannya. Dan lebih berat bagi Hypa adalah ketika Ia tahu ibunya mengkhianati ayahnya dengan menikah dengan salah satu pembunuh ayahnya. Metode yang digunakan adalah metode analitis. 4.2.6 Sulit Menerima Kenyataan Begitu pelik permasalahan yang Hypa hadapi dalam setiap perjalanannya hingga membuat dirinya sulit menerima kenyataan. Ia merasa bahwa kepahitan yang Ia telan sendiri sangat menyengsarakan dirnya.
(hal.8)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
102
Oh, andai aku tidak pernah dilahirkan. Atau baik juga kalau aku mati waktu kecil sehingga tidak terjerat oleh lingkaran dosa. Demikian aku bisa akan mendapat ampunan-Mu. Tidak seperti sekarang. Aku terancam oleh laknat-Mu! (hal.18)
Dari kutipan diatas adalah ungkapan Hypa yang sangat menyesal telah hadir ke dunia. Ungkapan ini diucapkan yang diakibatkan oleh ketakutan dan kegelisahan karena kejadian-kejadian serta dosa-dosa yang telah Ia lakukan dimasa lalu. Metode yang digunakan adalah metode analitis.
(hal.18)
Kenapa semua cahaya hidup ini padam begitu saja? Termasuk cahaya keimanan yang tadinya menerangi batinku.begitu juga lilin-lilin ketenangan yang salama ini menemani kesendirianku? Sampai dinding-dinding kamar biara ini hanya bisa mengurungku dalam gejolak keresahannya yang luar biasa? Bahkan sang mentari pun sejatinya terlihat sudah padam dalam pandangan mataku? (hal.27)
Kutipan ini menjelaskan sulitnya Hypa menerima kenyataan yang harus Ia alami. Batinnya yang tidak lagi terisi dengan keimanan kepada Tuhan karena hanya terisi dan kegelisahan yang Ia rasakan. Ia pun merasakan juga seakan-akan seluruh cahaya yang ada disekitarnya ikut padam bersama dengan keimanan dihatinya. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis. 4.2.7 Kritis Hypa memiliki pemikiran yang tajam dalam melihat sebuah peristiwa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan berikut.
(hal.23) Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
103
Terkadang aku bertanya-tanya pula; apakah sebenarnya keberkahan tempat ini adalah jiwa yang ada dalam diri kita sendiri? Dengan bahasa lain; apakah kita yang memberkahi tempat suci ini setelah kita membawanya dari tempat asal kita masing- masing dengan penuh kerinduan dan kecintaan kepadanya? (hal.33)
Perwatakan Hypa terpapar dalam kutipan diatas. Ungkapan ini mempertanyakan tentang makna kota Yerusalem bagi dirinya. Ia berpikir bahwa keberkahan sebuah tempat suci sesungguhnya berasal dari dalam diri masingmasing. Tempat suci hanyalah sebuah tempat yang dipercaya oleh semua orang membawa keberkahan. Namun, Ia berpikir kalau keberkahan itu berada di sebuh tempat yang terdapat di sudut hati manusia.
(hal.23)
Apakah benar Yesus Kristus bisa dan pernah bangkit sesudah mati? Bagaimana mungkin Tuhan seperti Dia bisa mati di tangan manusia-manusia durhaka? Apakah mungkin seorang manusia dapat membunuh Tuhan dan bahkan menyiksanya terlebih dahulu dengan cara menggantungkannya dengan paku-paku tajam di atas tiang salib? (hal.33)
Watak kritis Hypa dapat dilihat dari kutipan diatas. Hypa mempertanyakan tentang sosok Yesus sebagai Tuhan bagi umat manusia. Ia berpikir bagaimana mungkin sosok Tuhan seperti Yesus bisa mati. Bukankah Yesus adalah Tuhan dan Tuhan itu tidak pernah mati. Bahkan yang lebih aneh adalah Ia mati ditangan pasukan romawi dan dibunuh dengan cara digantung di tiang salib serta dipaku kedua tangan dan kakinya. Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode analitis.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
104
(hal.47) Aku sering bertanya-tanya: apa rahasia yang terkandung dalam eratnya hubungan antara Yesus Kristus dan Yohannes Sang Pembaptis! Aku sering bingung pula bagaimana seorang manusia seperti Yohannes Sang Pembaptis bisa membaptis Al-Masih yang notabene adalah Tuhan, atau utusan Tuhan … (hal.69)
Watak kritis lainnya dapat terlihat dari kutipan diatas. Hypa berpikir tentang siapakah Yohannes dan hubungannya dengan Yesus Kristus. Bagaimana bisa pengejawantahan Tuhan yang ada dalam sosok Yesus melakukan pembaptisan bahkan dibaptis oleh seorang manusia. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalh metode Analitis.
4.2.8 Pengkhayal
Hypa senang berinajinasi dengan khayalannya. Ia selalu membayangkan sesuatu yang Ia anggap menyenangkan untuk Ia jalani meskipun terkadang hal tersebut tidak masuk diakal.
(hal.46) “Bapa yang baik, kadang-kadang saya dihanyutkan ke sana-kemari oleh pikiranpikiran aneh. Sekarang saya sedang mengimpikan andai saja saya menjadi pohon yang menaungi kita ini!” (hal.68)
Dalam kutipan ini terlihat watak Hypa yang suka mengkhayal. Ia sedang berimajinasi seandainya Ia menjadi pohon. Keunikan cara berimajinasi Hypa ini
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
105
dianggap unik oleh pendeta Nestor. Metode yang digunakan adalah metode dramatik.
(hlm.65)
Aku pun berniat keluar dari tempat ini. Barangkali di antara hamparan pasir putih ini aku akan mendapatkan satu dua helai rambut ekor kuda.Nanti aku akan cuci bersih-bersih di air laut, kemudian kembali masuk gua. Aku akan mengikat testisku dengan rambut ekor kuda, erat-erat. Itu akan sangat sakit, tetapi aku harus menanggungnya berhari-hari sampai kedua testisku ini jatuh dengan sendiri hingga aku bisa merasa tenang untuk selamanya karena aku tidak akan pernah lagi terjerumus oleh godaan seorang wanita. Setelah itu kau akan bermetamorfosis menjadi seorang malaikat … (hlm. 195)
Dalam kutipan diatas dijelaskan bahwa Hypa sedang mengkhayal untuk mengebiri dirinya sendiri. Hal tersebut ingin Ia lakukan karena Ia ingin terlepas dari godaan wanita dan segala keduniawian. Ia menyesali apa yang telah Ia perbuat bersama Oktavia dimasa lampau. Hypa merasa jika Ia melakukan hal tersebut dalpat memperkuat pertaubatannya kepada Tuhan dan mendekatkan diri kepada kesucian yang telah Ia nodai salama ini. Telah dijelaskan dalam kutipan diatas bagaimana cara Hypa mengebiri dirinya, yakni dengan cara kedua testisnya diikat dengan rambut ekor kuda dan dibiarkan olehnya hingga lepas dengan sendirinya. Namun realitas yang ada adalah bagaimana Ia menemukan rambut ekor kuda tersebut jika disekitar laut saja jarang sekali pengunjung atau musafir lewat karena di daerah sekita timur Mesir merupakan tempat yang sepi penduduk. Metode yang digunakan dalam kutipan ini adalah metode analitis.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
106
(hlm.175)
Namun kebangkitan dari ketidaksadaranku itu pada hakikatnya adalah kemiskinan dan kondisi membutuhkna yang mutlak! Letidak sadaranku jauh lebih indah. Ketidaksadaran itu lebih mampu memperlihatkan kepadaku betapa indah dan banyaknya metahari dan bulan yang menyinari langit-langit hidupku yang kemerah-merahan di ufuknya. Aku melihat diriku sendiri sedang mengelilingi seluruh kompleks biara ini, sendirian. Kemudian aku memasuki bangunan misterius yang ada di pojok paling timur, melalui lubang kecil ada di atasnya. Aku teeus mengelilingi kamar-kamar dan koridor yang ada di dalamnya, hingga akhirnya sampai ke ruang aula.(hlm. 526)
Kutipan diatas merupakan khayalan Hypa di saat demam tinggi melandanya. Pikiran-pikiran aneh mucul dalam benaknya saat Ia merasa sudah tidak sanggup untuk menanggung beban hidup yan selama ini ia alami.Matode yang dihunakan dlam kutipan ini adalah metode analitis.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan Dari seluruh analisis yang telah dituliskan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa tokoh dan penokohan dalam novel ini memiliki keunikan tersendiri. Keberadaannya yang selalu hadir dalam setiap kejadian penting pada masa itu menjadikan tokoh utama, yakni Hypa memiliki pemikiran yang unik. Setiap alur peristiwa, latar, dan tokoh-tokoh lainnya yang Hypa jalani dalam novel ini memberikan sebuah kesan yang sangat mendalam hingga membuatnya merasa tertekan dan tak mampu lagi untuk menjalani hidupnya. Adapun Azazil, tokoh antagonis sekaligus menjadi judul utama dalam novel ini memiliki peran yang sangat berpengaruh di akhir kehidupan Hypa. Azazil terus membujuk tokoh utama untuk menulis autobiografi kehidupannya dalam sebuah perkamen kemudian ditemukan oleh Youssef Ziedan sekaligus pengarang hingga menjadi novel yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam tulisan itu tersirat perasaan dan karakter sesungguhnya si tokoh utama. Selain Azazil, beberapa tokoh bawahan juga turut andil dalam kehidupan tokoh utama, antara lain Oktavia sang penyembah berhala dan Martha penyanyi gereja. Mereka berdua merupakan tokoh tambahan yang berperan sebagai wanitawanita yang pernah singgah dihati Hypa. Adapun Hypatia, seorang filsuf wanita yang juga penyembah berhala juga merupakan tokoh tambahan yang membuat tokoh utama terpukau akan ajaran dan pemikiran yang diajarkan. Nestor sebagai tokoh andalan dalam novel ini merupakan seorang pendeta yang sangat Hypa cintai dan muliakan. Kyrellos merupakan tokoh antagonis yang menjadi salah satu penyebab perpecahan dalam ajaran Kristen dan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi di Alexandria. Puncak cerita dimana terjadinya perdebatan mengenai trinitas ketuhanan antara Uskup Nestor dan Uskup Kyrellos. Perdebatan ini memiliki dampak tersendiri
Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
106
terhadap Hypa. Atas saran Azazil, sang raja iblis, Hypa menuliskan seluruh ceritanya melalui tulisan-tulisan di atas lembaran perkamen. Cerita dalam novel Azazil ini sarat akan nilai-nilai keagamaan dari sebuah kisah nyata yang namanya disamarkan. Hal inilah yang mendasari pengarang untuk mengangkatnya ke dalam sebuah novel berjudul Azazil. Cerita dalam novel ini berkembang atas tulisan-tulisan yang tertuang di atas perkamen dalam bahasa Aramaik yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh pengarang. Kontroversi sempat berkembang karena cerita dalam novel Azazil ini menyangkut masalah sebuah keyakinan dan agama umat manusia. Terselip pula pemikiranpemikiran yang dapat memecah belah agama Kristen jika pembaca novel tersebut tidak mencernanya dengan baik dan teliti.
5.2 Saran Novel Azazil merupakan salah satu novel kontemporer yang terbit pada tahun 2009 di Mesir dan 2010 di Indonesia. Novel ini masih banyak sekali unsur-unsur yang perlu diteliti dan dianalisis. Penulis dalam skripsi ini telah meneliti tentang unsur tokoh dan penokohan dalam novel Azazil. Untuk itu, penulis menyarankan agar pembaca dapat meneliti lebih lanjut dari unsur yang lainnya antara lain alur cerita yang unik dan berbeda dari novel-novel Mesir lainnya, latar cerita yang memiliki nuansa sejarah karena setting cerita berada pada abad ke-5 M, gaya bahasa yang menggunakan balaghah (retorika arab) yang tersusun dengan sangat indah, tema religi yang menarik untuk diteliti, amanat yang terkandung dalam cerita yang begitu banyak memiliki pesan moral terutama menyangkut hubungan antar umat beragama. Tidak hanya dari unsur intrinsik saja, pembaca juga dapat meneliti dari sisi ektrinsik, terutama dari sisi pengarang. Pembaca bisa meneliti bagaimana dan apa lasan pengarang menulis novel yang sempat menjadi kontroversi saat diterbitkan bahlan dilarang dicetak ulang. Jadi, novel Azazil ini cukup menarik untuk diteliti dari unsur intrinsik maupun ektrinsik. Meski demikian, pembaca yang akan meneliti novel ini berharap hati-hati karena novel ini sangat sensitif karena menyangkut sebuah keyakinan suatu umat beragama (Kristen) dan memiliki cerita yang cukup rumit.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
107
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1981, A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Aminuddin., 2004, Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Atmazaki., 1996, Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya.
Eddy, Nyoman Thusthi, 1991, Kamus Istilah Sastra Indonesia, Yogyakarta: Nusa Indah
Fananie, Zainuddin, 2002, Telaah Sastra, Surakarta: Muhammadiyah University Press
Hudson, William Henry., 1913. An Introduction to The Study of Literature. London: George G Harrap and Company.
Nurgiyantoro, Burhan, 1998, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Semi, M. Atar, 1988, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya
Sudjiman, Panuti, 1988, Memahami Cerita Rekaan, Jakarta: Pustaka Jaya
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M., 1986, Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
108
Teeuw, A., 1984, Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta: Pustaka Jaya,1984
Wellek, Rene, dkk., 1989, Teori Kesusastraan, Jakarta: Gramedia
Ziedan, Youssef, 2009, Azazil, Mesir, Dar El-Shourouq
Web : http://bayanealyaoume.press.ma/index.php?option=com_content&view=article&id=28256:20 12-03-28-13-58-43&catid=87:2010-04-22-12-31-48&Itemid=154 (diunduh tgl. 25-4-2012 pukul 18.26 wib)
http://www.spectator.co.uk/books/7746243/to-thine-own-self-be-true.thtml (diunduh tgl. 25-04-2012 pkl. 18.26 wib)
http://archive.libyaalmostakbal.net/Thaqafa/Dec2008/mohammad_alasfar_241208.ht ml (diunduh tgl. 13 Juni 2012 pkl. 19.32 wib)
http://www.alriyadh.com/2011/02/07/article602111.html (diunduh tgl. 13 Juni 2012 pkl. 19.33 wib)
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
109
LAMPIRAN
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
110
BIOGRAFI PENGARANG
Prof. Dr. Youssef Ziedan. Lahir di Alexandria, Mesir, 30 Juni 1958. Pengarang novel ini diistilahkan dengan sebutan “ penerjemah ke dalam
Bahasa
Arab”.
Hal
ini
dikarenakan profsinya sebagai ahli filologi. Dia adalah guru besar Filsafat islam di Fakultas Adab Universitas Alexandria dan kepala Pusat Manuskrip dan Bagian Museum Perpustakaan Alexandria yang dikenal secara internasional dengan nama “ Bibliotheca Alexandrina”. Selain menjadi kolumnis di berbagai media massa internasional, adalah penekun kajian tasawuf dan manuskrip Islam. Dia juga konsultan dalam bidang Perlindungan Warisan kebudayaan Arab yang bernaung di berbagai lembaga internasional seperti UNESCO, ESCWA, dan Liga Arab. Karya tulisnya lebih dari 10 buku, meliputi kajian tasawuf, filsafat Islam, sejarah kebudayaan, kritik sastra, dan novel. Azazil adalah novel keduanya setelah Zhill el-Af’aa (bayangan seeokor ular). Yang berlatar dalam waqcana kebudayaan Arab.
Sumber: Youssef Ziedan. Azazil. Trans. M.Aunul Abied Shah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010. Trans. of Azazil, 2009, hlm. 572-573
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
111
Sampul Depan Novel Azazil Versi Arab
Sampul Depan Novel Azazil Versi Indonesia
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
112
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
113
Dewa Khnum (Dewa Masyarakat Mesir Kuno)
Dewa-Dewa Lainnya
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
114
Sisa-Sisa Kompleks Biara dan Gereja Kuno di Mesir
Lambang Patriark Konstantinopel
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012
115
Gambaran Uskup Nestor
Gambar Hypatia
Universitas Indonesia Tokoh dan..., Fitri Afriyanti, FIB UI, 2012