TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL IKHTILAS KARYA HANI NAQSHABANDI VEGA INDRI RESTIA LIONIS MUHAMMAD LUTHFI Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Juli 2013 E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini membahas tentang tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel Ikhtilas karya Hani Naqshabandi. Novel Arab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Wanita Terpasung yang cerita di dalam novel diangkat dari kisah nyata. Penulis menggunakan metode deskriptif-analisis untuk mendeskripsikan lalu menganalisis data secara mendalam. Selain itu, menggunakan pendekatan struktural untuk membangun hubungan antar unsur untrinsik di dalam novel. Hasil penelitian tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam novel Ikhtilas, penulis menemukan karakteristik-karakteristik tokoh yang dipengaruhi lingkungan masyarakat dan tempat tinggalnya. Selain itu, terdapat pula karakteristik tokoh-tokoh yang sangat beragam. Kata Kunci : Novel Arab, Intrinsik, Tokoh dan Penokohan
Character and Characterization in the Novel Ikhtilas by Hani Naqshabandi Abstract This Thesis discussed about character and characterization in Ikhtilas novel by Hani Naqshabandi. This Arabic novel was translated to Indonesian with “ Wanita Terpasung” as title which is a true story. The writer used descriptive-analytic method to describe then analyze the data profoundly. Furthermore, structural approach was used to build connection between intrinsic elements in the novel. As the result, the writer found characters in the novel were affected by communities and their habitats. However, there were also diversity in characters. Keyword : Arabic Novel, Intrinsic, Character and Characterization
1. Pendahuluan Hani Naqshabandi (1963 – sekarang) adalah seorang penulis kontemporer kelahiran Arab Saudi. Selain itu, ia merupakan penyair, kolumnis, pengamat politik, dan pemimpin redaksi sebuah majalah wanita yang berbahasa Arab, Al-Sayyidati, berkantor di London. Hani Naqshabandi ini merupakan seorang penulis yang sangat kritis, baik dalam artikel yang
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
ditulisnya, maupun dalam karyanya yang mengandung kebebasan dan perdamaian, serta toleransi terhadap sesama manusia terutama terhadap perempuan. Dalam menuliskan novelnya, Hani Naqshabandi merupakan seorang penulis yang memiliki pemikiran sangat terbuka, dia memiliki ide-ide yang sangat kritis, dan apa adanya. Sampai saat ini, Hani sudah memiliki empat novel hasil karyanya yang ditulis dengan mengandung unsur sosial, politik, dan agama.1 Dari keempat karyanya, salah satu novel Hani berisi tentang kehidupan perempuan-perempuan dalam masyarakat Arab yang konservatif yang mengalami penindasan dari kaum laki-laki. Salah satu karya Hani Naqshabandi yang sangat menarik untuk dikaji adalah Ikhtilas, atau yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah Wanita Terpasung. Novel ini diangkat dari sebuah kisah-kisah nyata yang bercampur dengan imajinasi dijadikan dalam satu cerita.2 Dalam menuliskan novelnya ini, ia menyingkap sisi kelam dari kehidupan masyarakat Arab Saudi yang konservatif dengan mengatasnamakan sebuah agama dan tradisi yang wanita menjadi korbannya. Novel Ikhtilas atau Wanita Terpasung ini bercerita tentang realita kehidupan masyarakat Arab Saudi dalam hal ini adalah wanita. Realita permasalahan dalam sebuah masyarakat ini mungkin tidak hanya terjadi di Arab Saudi saja bahkan terjadi di berbagai negara manapun atau disekitar kita yang mengalami hal yang sama. Masalah-masalah yang dialami wanita- wanita berhubungan dengan laki-laki, keluarga, bahkan dengan dirinya sendiri. Novel ini menceritakan tentang tokoh Sarah, Seorang perempuan yang berasal dari Arab Saudi yang sudah menikah dan memiliki anak. Ia hidup disebuah negeri Islam konservatif yang terlalu banyak suatu perkara menjadi haram. Selain itu, perbuatan masyarakat yang selalu diawasi oleh polisi agama, intel yang selalu berkeliatan di mana-mana, dan ruang gerak yang selalu dibatasi. Setelah membaca keseluruhan dari isi novel Ikhtilas karya Hani Naqshabandi ini, penulis berasumsi bahwa tema yang sesuai dengan cerita ini adalah tema pengkhianatan. Pengkhianatan 1
Gulf News Magazine. http://gulfnews.com/news/gulf/uae/leisure/learning-discussion-focus-of-literary-event1.143127 unduh 14 februari 2013 pukul 12.19 WIB 2
Hani Naqshabandi. 2010. Perempuan Terpasung (diterjemahkan oleh Taufik Damas). (Jakarta:PT Serambi Ilmu Semesta), hlm. 6
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
yang terjadi bukan saja antara seseorang mengkhianati seseorang, tetapi pengkhianatan di sini adalah pengkhianatan terhadap diri sendiri yang ada dalam sebuah masyarakat yang mengatasnamakan agama sebuah tradisi. Tokoh Sarah merasa pengkhianatan yang tetap menjadi wabah dalam sebuah masyarakat apabila hanya ditutup-tutupi. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan Sarah pada bagian isi novel:
(57 : )�ص�ف�ح�ة “Yang menjadi masalah bukanlah pengkhianatan, melainkan penyembuhan atas sebab-sebab pengkhianatan. Menurut pengalaman saya pribadi, dan saya adalah seorang istri sekaligus ibu, pengkhianatan bukanlah tubuh mengkhianati tubuh. Pengkhianatan yang sesungguhnya tersimpan di dalam sebab yang mendorong terjadinya perbuatan khianat, bukan pengkhianatan itu sendiri dan bukan pula perbuatan khianat. Pengkhianatan bukanlah perbuatan salah, melainkan sebab yang mendorong ke arah kesalahan ini. ” ( hlm.72)
Novel ini memberikan gambaran bahwa pengkhianatan yang ada dalam sebuah masyarakat Arab terjadi karena sebuah sebab. Penyakit yang sudah mewabah di tengah-tengah lingkungan masyarakat Arab, terutama di dalam sebuah kehidupan keluarga yang apabila setiap orang hanya membiarkannya begitu saja dengan tidak adanya kesadaran diri masing-masing tidak akan pernah bisa disembuhkan. Penulis merasa fenomena yang ada dilingkungan masyarakat ini berkaitan dengan penokohan (karakter) dari tokoh-tokoh yang ada di dalam novel ini. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih dalam novel ini. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan dalam penelitian ini:
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
1.Bagaimanakah unsur intrinsik novel Ikhtilas? 2.Bagaimana tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel Ikhtilas? Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan unsur-unsur intrinstik yang terkandung di dalam novel Ikhtilas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis tokoh apa saja yang ada dan bagaimana penokohan yang terdapat dalam novel Ikhtilas ini 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analisis. Menurut Ratna, metode deskriptif-analisis ini dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta, lalu dari fakta-fakta tersebut dianalisis.3 Penelitian ini pun menggunakan pendekatan struktural dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antara struktur intrinsik yang membangun dengan cerita fiksi yang bersangkutan, seperti tema, amanat, alur, latar, tokoh, penokohan, dan sudut pandang4 Dalam memperoleh data dan informasi mengenai novel Ikhtilas, karya Hani Naqshabandi, penulis menggunakan metode kualitatif non interaktif. Teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data-data yaitu dengan cara analisis historis dan studi pustaka. Penulis mengumpulkan data-data dari buku dan internet. 3. Landasan Teori Dalam sebuah karya sastra fiksi, tokoh merupakan pelaku atau orang yang berperan dalam sebuah cerita; “siapakah tokoh utamanya?”, “berapa jumlah pelaku dalam cerita? “ atau siapakah tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita novel tersebut?”. Menurut Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro 2012: 165), tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.5
3
Nyoman Kutha Ratna. Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme;perspektif wacana naratif.(Yogyakarta:Pustaka Belajar 2004), hlm. 53 4 Agung Tri Haryanta. Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. (Surakarta: PT. Aksara Sinergi Media 2012), hlm. 218 5 Ibid., hlm. 165
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Jenis-jenis tokoh tersebut dibedakan sesuai dengan penamaan dari berbagai sudut pandang dan tinjauan. Tokoh utama (Sentral) dan tokoh bawahanTokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh utama ini paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Terkadang dalam sebuah novel tokoh utama tidak muncul dalam setiap kejadian atau ada pada setiap bab. Namun, tokoh utama yang bersangkutan tidak muncul dalam kejadian atau bab tersebut tetap berkaitan erat atau dapat dikaitkan dengan tokoh utama. Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari satu orang, walaupun kadar keutamaannya tidak selalu sama. Keutamaannya ditentukan oleh dominasi banyaknya penceritaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan.6 Menurut Sudjiman, tokoh yang memegang peran pimpinan disebut tokoh utama atau protagonis. Tokoh protagonis ini selalu menjadi sentral dan sorotan didalam sebuah cerita. Kriterium yang digunakan dalam menentukan tokoh utama bukan dari frekuensi kemunculan tokoh itu dalam sebuah cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.7 Dalam menunjang tokoh utama ada pula tokoh bawahan. Menurut Grimes (dalam Burhan Nurgiyantoro 2012: 165), tokoh bawahan ini tidak memiliki kedudukan yang sentral di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama. Lain halnya dengan tokoh, penokohan tidak hanya membahas tokoh-tokohnya saja, tetapi juga memaparkan lebih dalam bagaimana karakter atau perwatakan para tokoh-tokoh dalam sebuah cerita fiksi karya sastra sehingga tokoh dan penokohan memiliki makna yang berbeda, meskipun sekilas terlihat mirip. Menurut Abrams (dalam Panuti Sudjiman 1988: 166), penokohan pengertiannya lebih luas dibandingkan dengan tokoh, karena penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga dapat tergambar jelas oleh pembaca8. Dalam menempatkan watak para tokoh disebuah cerita fiksi harus fungsional, logis, wajar, dan dapat dipertanggungjawabkan. Apa (ontology), bagaimana, dan mengapa 6 7 8
Ibid., hlm. 176-177 Panuti Sudjiman. Op. Cit., hlm. 17-18 Ibid ., hlm. 166
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
(epistemology), serta untuk apa (aksiologi) watak hadir dalam cerita. Untuk mengetahui bagaimana pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku yang berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dilakukan dengan dua cara atau teknik. Metode secara langsung dan tidak langsung. Pertama, Metode analitik atau the direct or analytical method (Hudson dalam Satoto 1994: 39), atau yang menurut Kenny (dalam Satoto 1994: 39) menyebutnya diskursif.9 Metode analitik merupakan metode yang digunakan pengarang secara langsung dengan memaparkan atau melukiskan watak tokoh dengan menyebutkan sifat-sifatnya, misalnya keras hati, keras kepala, tinggi hati, rendah hati, bengis, pengiba, pemalu, penipu, dan sombong.10 Kedua adalah metode dramatik, yaitu dalam menampilkan tokoh dilakukan secara tidak langsung. Artinya, perwatakan tokoh yang ditampilkan secara implisit melalui penampilan fisik, hubungan dengan orang lain, cara hidup sehari-hari, maupun tingkah laku. Metode dramatik ini merupakan penggambaran watak tokoh yang tidak diceritakan secara langsung oleh pengarangnya, tetapi disampaikan. Menurut Robert Humpre, disampaikannya melalui (1) pilihan nama tokoh (contohnya nama Inem atau Pak Man untuk pembantu rumah tangga, Elisa untuk nama gadis modern, atau Muhamad untuk tokoh muslim), (2) melalui penggambaran fisik, postur tubuh, cara berpakaian, perilaku tokoh, dan reaksi tokoh terhadap lingkungannya, (3) melalui cakapan atau solikui, baik dialog, maupun monolog. 11 4. Analisis Tokoh dan Penokohan 4.1 Analisis Tokoh Tokoh sentral dalam sebuah novel menjadi tokoh yang memimpin jalannya cerita dan memberikan pengaruh yang besar di dalam sebuah cerita. Dalam sebuah cerita yang menjadi tokoh sentral dapat berupa tokoh protagonis. Tokoh Sarah merupakan tokoh yang menjadi sentral dan protagonis karena keberadaannya yang memberikan pengaruh dalamn cerita ini. a. Sarah
9
Herman J. Waluyo. Op. Cit., hlm. 144
10
Soediro Satoto.Op. Cit., hlm. 39
11
Ibid., hlm. 39-40
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Tokoh Sarah termasuk ke dalam tokoh protagonis. Tokoh Sarah pun merupakan tokoh bulat karena segala sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya diungkapkan dalam cerita. Berikut kutipannya.
(128 : ) ﺻﻔﺤﺔ Saat Khalid berada di rumah, Sarah sering kali berdiri di depan cermin sambil bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang harus kulakukan?” Setiap perempuan pasti ingin tampil cantik. Namun, Sarah justru merasa takut untuk tampil cantik di depan Khalid karena itu membuatnya mati lebih dari sekali. Apa yang terjadi di ranjang bukanlah hubungan seksual, bukan pula kenikmatan, melainkan perkosaan dengan kontrak agama!Bagaimana mungkin kenikmatan bisa datang jika tidak kita inginkan?karena alasan inilah Sarah memakai baju dan perhiasan yang sederhana saat berada di rumah meski dirinya masih takut akan kematian berulang-ulang diatas ranjang yang siap menghampirinya. (hlm. 156)
Dari kutipan di atas menggambarkan konflik batin yang terjadi di dalam diri Sarah. Ketika suaminya berada di rumah, ia takut tampil cantik di depan suaminya. Ia selalu takut berhubungan suami-istri dengan Khalid, suami yang tidak ia cintai.
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
(145 : ) ﺻﻔﺤﺔ sofa, Sarah memikirkan apa yang harus dia tulis kepada sang pemimpin redaksi. Apakah tentang kisah hidupnya, kisah Laila sang janda, kisah Afra yang baru saja bercerai, atau bahkan kisah pembantunya sendiri? Sarah menyimpan puluhan kisah tentang orang-orang yang ada disekitarnya. Dan, semua kisah tersebut sering membuatnya meneteskan air mata tanpa seorang pun tahu. Seringkali Sarah memikirkan keadaan beberapa sahabatnya yang memiliki satu tempat untuk melepaskan penderitaan mereka; pelukan ibu atau ruang persidangan. “Nasib mereka berada di tangan sang hakim agama, juga di tangan ibu mereka”. (hlm. 175-176 )
Sarah memiliki berbagai kisah hidup tentang sahabat-sahabatnya, mulai dari kisah Laila, Afra, atau pembantunya sendiri. Dari kisah-kisahnya ini, Sarah akan menceritakan kisah-kisah yang akan dikirimkan kepada sang pemimpin redaksi, Hisyam, termasuk kisah hidupnya sendiri. Dari kutipan di atas, penulis berpendapat bahwa Sarah merupakan tokoh yang memiliki peranan besar dalam cerita. Dari kedua contoh kutipan di atas, penulis menganggap Sarah merupakan tokoh sentral utama yang pertama. Menurut penulis, tokoh Sarah memiliki peranan besar mendukung jalannya cerita. Meskipun terkadang tokoh Sarah tidak muncul di dalam setiap bagian cerita, ia paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh utama lain Hisyam, dan tokoh-tokoh lainnya. Selain itu, ketika tokoh utama Hisyam yang bercerita, terdapat hubungan yang berkaitan dengan tokoh Sarah, sehingga ia menentukan perkembangan alur secara keseluruhan. b. Hisyam Selain Sarah yang menjadi tokoh sentral, tokoh Hisyam pun merupakan tokoh sentral dalam novel Ikhtilas ini. Tokoh Hisyam juga memiliki peranan besar dalam mendukung jalannya cerita. Keberadaan tokoh Hisyam berada di awal-awal hingga akhir cerita, sehingga mempengaruhi perkembangan alur secara keseluruhan. Berikut kutipan-kutipannya.
( 28: ) ﺻﻔﺤﺔ
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Hisyam menyukai pekerjaan dan jabatannya. Ia begitu akrab dengan teman-temannya. Namun, Hisyam menyikapi semua hal dengan keseriusan yang membawanya merasakan hukuman yang lebih berat ketimbang hukuman seorang kriminal. Barangkali keseriusan itu adalah hasrat Hisyam untuk meneguhkan identitasnya sebagai pemimpin redaksi sebuah majalah perempuan. “Aku memimpikan bekerja di majalah politik atau memegang jabatan politik tertentu, atau paling tidak menjadi penulis, bukan menjadi pemimpin redaksi majalah perempuan. Apa yang kuketahui tentang perempuan?” (hlm. 33)
Kutipan di atas merupakan pengenalan tentang Hisyam. Digambarkan bahwa ia menyukai pekerjaannya dan ia begitu akrab dengan teman-temannya. Di sisi lain, menggambarkan pertentangan batin yang terjadi di dalam diri Hisyam, karena sebenarnya ia tidak ingin menjadi seorang redaksi majalah perempuan. Oleh karena itu, menurut penulis Hisyam merupakan tokoh utama, selain Sarah. Penulis beralasan ia juga tokoh utama karenadi dalam cerita Hisyam memiliki konflik dengan tokoh lain dalam alur cerita. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.
( 36: ) ﺻﻔﺤﺔ Sebelum acara di kedutaan berakhir, Hisyam bertukar nomor telepon dengan Isabel. Sambil menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang pemimpin redaksi sebuah majalah perempuan, Hisyam berjanji akan membantu Isabel jika ingin mendapatkan beberapa buku atau referensi tentang kebudayaan Timur. (hlm. 44-45)
Kutipan di atas merupakan kejadian awal mula Hisyam berkenalan dengan Isabel. Perkenalan ini dilatarbelakangi dengan ketersediaan Hisyam untuk membantu Isabel dalam mendapatkan beberapa buku atau referensi tentang kebudayaan Timur. Hal inilah yang pada di nantinya akan menimbulkan salah satu konflik di dalam penceritaan tentang Hisyam. Dari kedua kutipan di atas, penulis berpendapat Hisyam juga termasuk ke dalam kategori tokoh protagonis karena perwatakan yang dimiliki oleh tokoh Hisyam ini diterangkan secara dinamis dengan permasalahan yang terjadi pada dirinya. Ia pun termasuk tokoh bulat, karena watak dan tingkah laku ditampilkan secara bermacam-macam, seperti pertentangan. 4.1 Analisis Penokohan
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
4.2.1 Sarah Penulis beranalisis bahwa Sarah merupakan tokoh yang memiliki karakter pemberontak dan pemberani, tetapi dikarenakan lingkungan keluarga dan keberadaannya yang berada di tengah-tengah lingkungan yang konservatif membuat ia menjadi seorang tokoh yang berkarakter lemah dalam novel ini. Hal ini bisa dilihat dari kutipan-kutipan berikut ini.
(103: ) ﺻﻔﺤﺔ Sarah mengerjakan salat, terkadang dia juga membaca Alquran. Banyak sahabatnya bingung dengan kerpibadian Sarah. Mereka tidak percaya bahwa Sarah rajin salat dan puasa, tapi pada waktu yang sama juga melontarkan pemikiran-pemikiran yang mendobrak dan berani. (hlm. 124)
Kutipan di atas merupakan pandangan teman Sarah tentang kepribadiannya. Menurut temannya, Sarah merupakan seorang yang rajin salat dan membaca Alquran. Temannya berpendapat bahwa Sarah pun memiliki pemikiran yang berani. Menurut penulis, kepribadian Sarah yang religius inilah yang membuat Sarah kuat dan berani dalam melontarkan pemikiranpemikirannya yang berbeda dari perempuan-perempuan Arab pada umumnya. Karakter Sarah pun dapat dilihat dari kebiasaan Sarah saat ia kuliah di Jurusan Sastra Inggris yang terlihat dari kutipan di bahwa ini
(104: ) ﺻﻔﺤﺔ Ia memilih mengambil Jurusan Sastra Inggris. Saat itu Sarah tidak menyangka bahwa ijazahnya dari Jurusan Sastra Inggris adalah pintu masuk utama baginya untuk menelaah lebih jauh berbagai buku filsafat dan sastra. Dan hari ini, perpustakaannya dijejali dengan buku-buku filsafat dan sastra. (hlm. 125)
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Dari kutipan di atas penulis berkesimpulan buku-buku filsafat dan sastra yang di bacanya ini membuat ia memiliki pemikiran yang lebih luas, terbuka, dan lebih berani, sehingga ia terkesan menjadi seorang yang pemberontak. Hal ini terlihat pula dengan adanya buku-buku filsafat dan sastra di perpustakaan pribadinya sampai sekarang. Pemikiran Sarah yang pemberontak, juga terlihat pada kutipan dibawah ini, yang dilukiskan pengarang melalui karakter sahabat Sarah, Afra.
(147: ) ﺻﻔﺤﺔ Afra, dengan pemikiran revolusioner dan kepribadiannya yang santun, tidak mudah menjadi sahabat dekat bagi perempuan mana pun di sekitarnya, kecuali Sarah. Ini barangkali karena Sarah sejalan dengan pemikirannya, Seperti dalam konteks lukisan tubuh. Sarah sendiri terkadang kesulitan dalam membaca beberapa lukisan Afra. Namun, setelah mendapat penjelasan panjang lebar dari Afra, Sarah bisa melihat pemikiran-pemikiran aneh di kepala sahabat dekatnya itu yang dicerminkan oleh penggunaan warna keras pada lukisan-lukisannya. (hlm. 177-178)
Kutipan di atas menggambarkan saat Sarah memahami lukisan-lukisan sahabatnya yang mencerminkan sebuah pemberontakan melalui sebuah lukisan-lukisan yang dibuat oleh Afra yang selalu menggunakan warna keras pada lukisannya. Menurut penulis, warna keras merupakan sebuah simbol yang menggambarkan keberanian dan pemberontakan. Akan tetapi, seperti yang sudah dijelaskan oleh penulis di pengantar tentang penokohan Sarah, pemikiran-pemikiran Sarah yang berani pemberontak ini, tidak dapat membuat Sarah menyuarakan keinginannya sehingga ia terlihat lemah. Faktor tersebut dapat dilihat pada beberapa kutipan di bawah ini.
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
(9 : ) ﺻﻔﺤﺔ Sarah lahir dari sebuah keluarga Saudi yang konservatif. Ia menikah muda dan mendapatkan anak kembar yang lahir agak terlambat jika dilihat dari usia perkawinannya. sarah wanita yang berkulit kemerahan, bertubuh sangat menarik, bermata jeli, dan berambut panjang. Kecantikan yang layak melahirkan pemberontakan untuk mendapatkannya. Namun, pemiliki kecantikan itu tidak mampu memberontak. Setiap kali berontak terhadap diri sendiri, ia kalah, dan menyerah.. (hlm. 10)
Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sosok Sarah cantik, hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri fisik Sarah yang memiliki tubuh sangat menarik, memiliki sepasang mata yang indah, dan berambut panjang. Akan tetapi, kecantikannya ini tidak pernah dapat memberontak. Disimpulkan bahwa Sarah berkarakter lemah karena setiap ia selalu berusaha memberontak, ia selalu kalah dan menyerah.
(185 186 : ) ﺻﻔﺤﺔ Untuk beberapa saat, Hisyam diam termangu dan berkhayal sebelum kemudian bertanya kepada Isabel, “Bagaimana kamu melihat kepribadian Sarah?” “Perempuan keras kepala yang tersiksa di dalam kesunyian. Aku sangat ingin berkomunikasi dengannya.” (hlm. 225)
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Karakter Sarah juga bisa dilihat dari tanggapan tokoh lain terhadapnya, dalam dialog. Menurut Isabel, Sarah merupakan orang yang keras kepada yang tersiksa dalam kesunyiaannya. Kutipan di atas merupakan dialog antara Hisyam dan Isabel, ketika mereka sedang memperbincangkan bagaimana kepribadian Sarah. 4.2.2 Hisyam Menurut penulis, Hisyam merupakan sosok yang pemikiran yang kritis dalam pandangannya terhadap masyarakat Arab. hal ini tergambar dari pemikiran tokoh tersebut di kutipan bawah ini
(45 : ) ﺻﻔﺤﺔ Di sebuah acara televisi, Hisyam pernah berkata, “Jika kita mau mengutip Islam, kita pasti akan mendapati bahwa sejarah itu keliru dan penafsiran kita terhadap Islam sendiri juga keliru. Seperti agamaagama lain, Islam hadir untuk memuliakan kedudukan manusia secara umum, baik laki-laki maupun perempuan. Jika kita menginginkan sebuah kebenaran, sesungguhnya keadaan perempuan sebelum Islam terlihat jauh lebih baik ketimbang setelah Islam datang. Itu disebabkan oleh Islam, tapi oleh hak-hak yang diberikan Islam kepada laki-laki yang tidak dipergunakan dengan baik, tapi justru digunakan untuk menindas kaum perempuan. Dan perempuan rela menerima itu semua sampai akhirnya mereka terbiasa menjadi korban, lalu keterbiasaan itu akhirnya membuat perempuan menikmati posisi sebagai korban.” (hlm. 57)
Dari kutipan di atas, dapat terlihat bahwa Hisyam memiliki sebuah pemikiran yang kritis dalam memandang perempuan dan laki-laki di masyarakatnya. Ia berpendapat bahwa
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
sesungguhnya pemahaman masyarakat yang keliru dalam menafsirkan Islam. Menurutnya, hakhak yang diberikan oleh Islam kepada laki-laki banyak yang disalah gunakan, yaitu terlihat menindas kaum perempuan. Namun, menurutnya kaum perempuan seperti rela dan menerima begitu saja posisinya yang diperlakukan oleh kaum laki-laki karena sudah terbiasa menjadi korban laki-laki. Akan tetapi, kepribadian Hisyam yang memiliki pemikiran kritis ini, tidak menjadikan ia seorang yang berani dalam menyuarakan kebenaran, termasuk untuk membela kaum perempuan, karena Hisyam merupakan sosok yang lemah. Kelemahan Hisyam ini dikarenakan budaya lakilaki Arab yang sudah mengakar dan tertanam di dalam diri Hisyam dalam memandang perempuan. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini
(34 : ) ﺻﻔﺤﺔ Tahun demi tahun dilalui Hisyam di sekolah dengan tumpukan buku yang lebih dari setengahnya berisi tentang Tuhan dan agama. Buku-buku yang membuatnya sadar bahwa konflik sesungguhnya adalah antara masyarakat dan kalangan agamawan meski buku-buku tersebut memiliki akar politik. Dan konflik itu terutama terkait persoalan perempuan. (hlm. 42)
Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Hisyam menyukai membaca buku-buku tentang agama dan politik. Buku bacaan inilah yang membuat Hisyam berpendapat bahwa perempuan hanyalah sumber masalah.
(296: ) ﺻﻔﺤﺔ Percakapan berakhir. Hisyam merasa malu karena ingatannya yang payah dan kata-katanya terkesan hampa makna. Pada saat yang sama, Hisyam merasa sombong dan senang: Isabel akan menjadi mangsanya. (hlm. 296)
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Hisyam seorang yang pelupa dan sombong. karakter kedua tersebut menggambarkan bahwa ia merupakan sosok yang lemah. Ia malu karena lupa akan ingatannya terlalu payah dan sombong karena berpikir bahwa Isabel akan menjadi mangsanya.
(51 52: ) ﺻﻔﺤﺔ Dalam sekejap, Hisyam lupa akan Isabel dan teleponnya. Kecantikan, yang telah membuat tubuh Hisyam hancur bak dihantam kapal laut bangsa Romawi dan panah bangsa Persia, mendatangi Hisyam yang sedang duduk dikursinya, di London, sambil mengeluh meminta perlindungan. Saat kecantikan ini datang tanpa permisi, ia menjadi kebih cantik. Ya. Sarah telah datang tanpa permisi. Jika bukan karena “memiliki kecantikan sekedarnya”, tentu Hisyam sudah mengubur surat sarah di antara ribuan surat lainnya. (hlm. 65)
Sosok Hisyam yang mudah jatuh cinta terhadap seorang wanita, menjadi salah faktor yang membuat Hisyam lemah. Kutipan di atas merupakan salah satu kutipan tentang khayalan Hisyam akan kecantikan Sarah yang membuatnya lupa untuk menelepon Isabel, kekasihnya. Tergambar bahwa kepeduliaan surat Sarah hanya dikarenakan kecantikan Sarah. Jika Sarah tidak cantik, mungkin Hisyam sudah membuang suratnya bersama surat lainnya.
(51 52: ) ﺻﻔﺤﺔ
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
“Hisyam…pengkhianatan mengalir deras di dalam darahmu dan kebohongan adalah sebagian dari dirimu, sementara pemikiran-pemikiran kuno telah terukir di daging dan tulangmu. Kamu sama seperti semua laki-laki dilingkungan masyarakatmu. Kalian tidaklah berbeda. Kalian warisan tradisi yang dijauhi Sarah.” (hlm. 466)
Karakter Hisyam dapat dilihat dari tanggapan tokoh lain, Isabel, terhadapnya yang tergambar dari kutipan. Menurut Isabel, Hisyam merupakan seorang pembohong dan pengkhianat. Dari kutipan , pemikiran-pemikiran kuno sudah mendarah daging di dalam dirinya, ia sama saja seperti laki-laki yang ada di dalam lingkungan masyarakatnya. Menurut penulis, inilah hal terbesar yang mempengaruhi juga karakter Hisyam yang lemah. Dari analisis-analisis di atas, ada beberapa hal yang dapat dipelajari. Pertama, karakteristik tokoh dipengaruhi unsur latar, terutama latar sosial. Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa Sarah memiliki karakter yang pemberani dan pemberontak, tetapi keadaan lingkungannya membuat ia menjadi lemah. Dengan menjadi kaum minoritas yang menyuarakan hak-hak perempuan, ingin adanya sebuah perubahan di dalam masyarakat, dalam hal ini adalah wanita. Selain itu, cerita ini ingin mengatakan bahwa perempuan Saudi seharusnya jangan mau menikmati posisinya sebagai korban apabila pria masih menyalahgunakan haknya dalam memperlakukan perempuan dengan berdalih agama dan tidak masuk akal. Seorang wanita seharusnya memiliki kesamaan hak untuk menyuarakan pendapatnya dan untuk menentang sebuah pendapat jika tidak sesuai dengan pendapatnya sendiri. Namun, wanita juga harus menjadi sosok yang ideal, bukan menjadi figur yang lemah dan hanya diam saja dalam berbagai tekanan yang dihadapi. Pria pun seharunya dapat menghargai wanita, tidak menyalahgunakan hak yang diberikan agama dalam memposisikan wanita, dan harus berani dalam menyuarakan pendapatnya apabila benar. Wanita pun seharusnya dimuliakan, dilindungi, serta dijaga kehormatannya oleh seorang pria, dalam hal ini suami, bukan hanya dijadikan sebagai pelengkap di dalam rumah tangga. Kesimpulan Berdasarkan analisis penulis dalam penelitian novel Ikhtilas dengan penggunaan pendekatan struktural terlihat adanya hubungan yang antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Unsur-unsur inilah yang membentuk satu kesatuan dalam cerita ini. Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel ini dapat terlihat lebih jelas dengan adanya analisis
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
terhadap unsur lainnya. Unsur yang paling terlihat atau berpengaruh dalam cerita ini adalah unsur latar, terutama latar sosial. Tema dalam novel ini adalah sebuah pengkhianatan, meskipun terlihat adanya percintaan dalam novel ini. Pengkhianatan tersebut dapat dilihat dari dialog dan karakter-karakter tokoh di dalam cerita. Novel yang diangkat dari kisah-kisah nyata ini sangat erat kaitannya dengan tradisi dan budaya yang ada di dalam masyarakat Arab Saudi yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam penerapan hukumnya. Tradisi dan budaya yang masih kuno dan kaku menimbulkan berbagai pertentangan karakteristik tokoh-tokoh yang ada di dalam novel. Termasuk pada diri Hisyam dan Sarah sebagai tokoh sentral yang tidak menyetujui tradisi dan budaya yang berlaku di dalam masyarkatnya. Masyarakat Saudi yang masih konservatif dan hukum-hukum di dalam pemerintahan yang masih kaku, membuat masyarakat yang sebenarnya ingin memberontak, tetapi pada akhirnya hanya diam dan akhirnya banyak menyiratkan pengkhianatan di dalamnya. Alur cerita yang disajikan dalam novel ini maju. Tokoh Hisyam dan Sarah yang kedua tokoh tersebut memiliki hubungan cerita yang saling berkaitan dengan berbagai konflik yang ada, meskipun terkadang antara satu konflik dengan konflik yang lain tidak mempunyai hubungan yang erat, tetapi setiap konflik dapat berdiri sendiri. Alur dari novel ini pun maju sehingga pembaca dapat mengikuti cerita dengan baik. Namun, menurut penulis, banyak digresi atau lanturan di dalam cerita dan ada cerita di dalam sebuah cerita sehingga pembaca harus lebih teliti dan memahami benar-benar jalannya cerita novel Ikhtilas ini. Meskipun demikian, bahasanya di dalam cerita sarat dengan bahasa sastra yang sangat kental. Karakteristik tokoh yang terdapat dalam novel Ikhtilas ini pun beragam sehingga novel ini menurut penulis sangat unik. Selain itu, penggambaran tokoh-tokoh yang ada di dalam novel cukup mempengaruhi penokohan terhadap dua tokoh sentral tersebut.Kedua tokoh sentral ini pun merepresentasikan bagaimana pandangan wanita terhadap pria yang selalu memposisikan wanita di kedua. Sebaliknya bagaimana pria memposisikan wanita dalam sebuah masyarakat yang harus selalu taat dengan suami sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam agama. Secara umum penggambaran watak-watak tersebut digunakan oleh narator adalah teknik analitik dan dramatik. Narator menyebutkan watak para tokohnya melalui hubungan antar tokoh, baik secara langsung melalui percakapan percakapan antar tokoh, maupun secara tersirat melalui perilaku atau sikap yang ditunjukkan oleh tokoh-tokohnya.
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Hal yang menarik dalam novel ini adalah penggambaran dua tokoh sentral yang ingin disampaikan pengarang bagaimana kedudukan perempuan dan laki-laki Arab Saudi. Dalam novel ini pengarang mereprentasikan perempuan Arab Saudi yang merasa tertindas dalam sebuah keluarga dan masyarakat di Arab dan akibat dari hal tersebut banyak perempuan yang melakukan penyimpangan secara diam-diam. Selain itu, ketertindasan kaum perempuan oleh kaum pria Arab Saudi cukup dinyatakan berhasil oleh penulis yang tergambar dalam cerita. Keberhasilan pengarang juga didukung dari tema dan unsur latar yang dihadirkan dalam novel.
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Daftar Pustaka
Abdul Rani, Supratman. 2004. Inti Sari Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia. Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Budianta, Melani, dkk. 1992. Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang. Indonesia tera. Forster. E.M. 1927. Aspect of The Novel. New York: Harcourt Brace and Company. Haryanta, Agung Tri. 2012. Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: PT. Aksara Sinergi Media. Kamil, Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab: Klasik dan Modern. Jakarta: Rajawali Pers. Naqshabandi, Hani. 2007. Ikhtilas. Beirut: Dar Al Saqi. Naqshabandi, Hani. 2010. Perempuan Terpasung , terj. Taufik Damas. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme;perspektif wacana naratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rosmawati R, dkk. 1990. Struktur Sastra Lisan Melayu Serdang. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Satoto, Soediro. 1994. Metode Penelitian Sastra: Bagian II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. Stavick, Philip (ed). 1967. Theory of The Novel. New York: The Free Press. Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sumardjo, Jakob dan Saini K. M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Syuropati, Mohammad A. dan Agustina Soebachman. 2012. 7 Teori Sastra Kontemporer & 17 Tokohnya. Yogyakarta: In Azna Books. Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013
Internet: Artikel Majalah Banipal UK. http://www.banipal.co.uk/contributors/600/hani_nakshabandi/ diunduh pada tanggal 11 Februari 2013 pukul 22.27 WIB. Artikel Elaph Magazine. http://www.cs.cmu.edu/~ab/English/elaph/november2005.html diunduh pada tanggal 04 Februari 2013 pukul 20.11WIB. Free Press Release. http://www.free-press-release.com/news/200806/1214686653.html diunduh 14 februari pukul 12.04 WIB. Gulf News Magazine. http://gulfnews.com/news/gulf/uae/leisure/learning-discussion-focus-ofliterary-event-1.143127 diunduh 14 februari 2013 pukul 12.19 WIB. Kamus: Wehr, Hans. (ed). 1980. A Dictionary of Modern Writen Arabic. London: Macdonald & Evans Ltd.
Tokoh dan penokohan..., Vega Indri Restia lionis, FIB-UI, 2013