METODE DAKWAH USTADZ AHMAD JAZULI DI YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Oleh : Gin Gin Ginanjar NIM : 108051000093
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk mememuhi salah satu persyaratan memeroleh gelar Sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,7 April 2014
Gin Gin Ginanjar
ABSTRAK
Gin Gin Ginanjar Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan Dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang dimanifestokan dalam suatu kegiatan manusia yang mengarah kepada nilai-nilai Islam. Allah SWT menyerukan supaya diantara kita ada yang berjuang untuk menyampaikan kebenaran islam, baik kepada sesama muslim, maupun mereka yang belum kembali kejalan fitrah. Pada hakikatnya dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi menuju saran yang lebih luas. Dari konteks di atas, penulis membuat petanyaan : Bagaimana Metode Dakwah yang dilakukan Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren AlHanif Ciputat Tangerang Selatan? Apa Hambatan dalam Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli serta bagaimana solusinya? Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sebelumnya, maka dilakukan penelitian dengan metode deskriptif-kualitatif. Dimana data-data yang diperoleh berasal dari referensi bacaan, observasi, wawancara, dan analisis data. Peneliti terjun langsung kelapangan untuk mengobservasi dan mewawancarai Ustadz Ahmad Jazuli beserta pengurus dari Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ustadz Aliludin dan Ustadz Abdul Ghofur.SPd.i dan menganalisis hasil observasi. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan. Ustadz Ahmad Jazuli adalah da’i yang sangat peduli terhadap anak-anak yatim. Beliau juga cukup berpengaruh di masyarakat Ciputat Tangerang Selatan. Metode yang digunakan oleh Ustadz Ahmad Jazuli dalam berdakwah di kalangan santri dan jamaah nya yaitu cenderung dengan menggunakan: Dakwah Bil-Lisan dan Dakwah Bil Hal, yaitu ceramah, metode Tanya jawab, metode demonstrasi praktek, dan menggunakan metode halaqoh atau membaca kitab bersama, dan bidang keagamaan dan pendidikan, bidang sosial kemasyarakatan, bidang ekonomi dan bidang perdagangan. Penulis menganalisis Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif melaui pengamatan dan penelitian ini kesimpulannya bahwa dengan ilmu dan pemahaman tentang Islam yang tinggi, dan selalu memberikan contoh dengan bersedekah dan ibadah yang rajin, metode dakwah beliau sangat tepat baik dikalangan para santri maupun dikalangan Majelis Ta’lim, dan beliau mempunyai metode yang unik yaitu selalu memeberikan hadiah kecilkecilan kepada mad’u nya yang rajin contohnya gayung ember dan sebagainya agar para mad’u tertarik mengikuti dakwahnya secara berkelanjutan, dan bagi yang rajin selama dua bulan sekali setidaknya dua orang jemaah diberangkatkan umroh secara gratis oleh Ustadz Ahmad Jazuli, dan beliau berhasil melaksakan dakwahnya dengan tepat.
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena segala karunia dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi umatnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan
bantuan
atas
terselesaikannya
skripsi
ini.
Maka
penulis
menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arif Subhan, MA, Dr.Suparto, M. Ed, MA, selaku Wakil Dekan I, Drs. Jumroni, selaku Wakil Dekan II, Drs. Wahidin, selaku Wakil Dekan III. 2. Rachmat Baihaky,MA selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Hj. Umi Musyarofah, M.A, selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang sekaligus menjadi pembimbing saya, terima kasih atas bimbingan, arahan serta dorongan dalam penyelesaian skripsi ini serta bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan persoalan yang dihadapi penulis. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmunya denga tulus dan ikhlas sehingga penulis mengerti akan makna hidup dan memberikan bekal kehidupan untuk penulis mengarungi hidup kelak, semoga ilmu yang telah diberikan bagi penulis dan masyarakat luas. 5. Staf Perpustakaan dan Staf Tata Usaha di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah membantu penulis mendapatkan referensi dan kemudahan dalam surat menyurat.
ii
6. Seluruh staf Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan bagi penulis untuk mendapatkan referensi dan bukubuku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Ustadz Ahmad Jazuli dan segenap pengurus, santri dan keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif, yang sudi meluangkan waktunya untuk menerima penulis dalam memberikan data dan informasi tentang metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli dan memberikan data tentang seluk beluk Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif. 8. Yang tercinta kedua orang tua saya Bapak R.E.Taufik Rahman dan Ibu Adah Sa’adah yang sangat berperan penting dalam mendidik penulis, terima kasih untuk semangat nya setiap saat, rasanya tidak pernah cukup untuk berterima kasih, serta kakak-kakak saya semua, yaitu Yosep Yusdiana, Ivan Sofyan, Dede Aif Musoffa, Indra Fauzan kehangatan cinta dan dorongan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan mendampingi serta memberkahi mereka. 9. Sekar Ayu Lestari, terima kasih karena selalu memberikan semangat dan dorongan yang nyata dan selalu mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini. 10. Semua teman-teman KPI angkatan 2008 yang saya tidak dapat sebutkan satusatu. 11. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada setiap pembacanya dan dengan segala kerendahan hati berbagai kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis agar dapat menyusun sebuah tulisan ilmiah yang baik di masa depan.
Jakarta, 7 April 201
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..........................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
5
D. Metodologi Penelitian .................................................................
6
E. Tinjauan Pustaka .........................................................................
9
F. Sistematika Penulisan ..................................................................
9
KAJIAN TEORITIS A. Metode Dakwah .......................................................................... 11 1. Pengertian Metode ................................................................. 11 2. Pengertian Dakwah ................................................................ 13 3. Pengertian Metode Dakwah .................................................. 16 4. Macam-Macam Metode Dakwah .......................................... 18 5. Bentuk-Bentuk Dakwah …………………………………..
24
B. Tujuan Dakwah dan Landasan Dakwah ...................................... 26 C. Pengertian Ustadz ........................................................................ 28 BAB III
PROFIL USTADZ AHMAD JAZULI DAN YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF CIPUTAT A. Biografi Ustadz Ahmad Jazuli .................................................... 30 B. Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat ............................. 36 C. Struktur Organisasi Kepengurusan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan ............................... 44
BAB IV
METODE DAKWAH USTAD AHMAD JAZULI A. Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli ....................................... 45 1. Metode Dakwah bil Hikmah ................................................. 49
iv
2. Metode Dakwah bil-Mauidzatil Hasanah .............................. 50 3. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan ............................ 51 B. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Serta Penanggulangannya 64
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 67 B. Saran ............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Secara hakikat dakwah Islamiah merupakan aktualisasi iman yang dimanifestokan dalam suatu kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilandaskan secara tertentu, demi terwujudnya ajaran Islam dalam segala segi kehidupan, kegiatan tersebut sering di sampaikan secara individu maupun kelompok melalui berbagai metode dan sarana yang bertujuan memberi perubahan dalam segi kehidupan.1 Dakwah merupakan suatu aktivitas yang mulia. Ia menjadi kewajiban bagi setiap Islam. Dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.2Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi kepribadian baik secara individu maupun kolektif. Dakwah pun dapat dilakukan dengan bil-insani yang lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasif dan dakwah bilhal yang lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang agar mad’u nya lebih cepat melakukan perubahan kegiatan sehari-hari.3Maka Mubaligh dinyatakan sebagai sumber dan inspirasi perubahan.4
1
Toto Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, (Wonosobo: Jakarta, 2001), h. xiii 2 Salmah Ismah, Strategi Dakwah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2004), vol.5, h.3 3 Djamal Abidin ASS, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet. Ke-1, h.1 4 Fathiy Syamsuddin, Menguatkan Peran dan Fungsi Peran Ulama, Majalah AL-Wa’ie, no 80 (April 2007), h. 13
1
2
Islam merupakan agama dakwah, baik dalam teori maupun praktek hal ini telah ada dalam kehidupan Nabi Muhammad saw, Nabi sendiri bertindak selaku pimpinan dakwah Islam dalam waktu yang lama yang telah berhasil menarik banyak penganut dari kaum kafir.5 Setiap muslim berkewajiban menegakan agama Allah. Dalam hal ini, bisa dilakukan oleh seorang da’i melalui metode dakwah. Metode dakwah Islam disini adalah metode dalam arti yang luas, mencakup strategi, taktik dan teknik dakwah.6 Metode dakwah Islam menurut Al-Qur’an terdiri atas surat An Nahl : 125
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang Mahatahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”.
Setiap muslim juga berkewajiban menjalankan amar maruf nahi munkar serta mengajak manusia kejalan yang benar yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an, surat Ali Imran (3) 104 :
5
Thomas W. Arnold, The Preaching of Islam (Jakarta: Widjaja, 1981), h.4 Saifuddin Anshari, Wawasan Islam: pokok-pokok pikiran tentang paradigma dan sistem Islam, (Bandung: Gema Insani, 2004), h. 37 6
3 “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuuh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Untuk itulah saya tertarik untuk meneliti seorang da’i yang berkompeten dalam dakwah Islam. Dengan ini saya meneliti mengenai Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. Seperti yang diketahui, dakwah perbuatan adalah dakwah yang berperilaku sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama manusia lain.7Ustadz Ahmad Jazuli adalah seorang da’i yang dikenal di masyarakat, khusunya di masyarakat Ciputat Tangerang Selatan dalam dakwahnya termasuk dalam dakwah perbuatan. Beliau mampu memberikan suatu ajaran berupa pendidikan yang baik terhadap para santri di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif dan juga masyarakat dengan cara ataupun metode yang beliau miliki, seperti ceramah agama di mimbar, pengajian di Majlis-Majlis Taklim dan diskusi mengenai agama yang beliau lakukan. Ustadz Ahmad Jazuli juga mempunyai keistimewaan ketika sedang memberikan ceramahnya yakni dengan cara melihat terlebih dahulu siapa mad’u yang dituju dan dakwah beliau juga akan disesuaikan dengan mad’u nya tu sendiri. Selain melalui ceramahnya, Ustadz Ahmad Jazuli merupakan seorang da’i yang memahami betul situasi yang dibutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Ia berkecimpung dalam urusan masyarakat terutama dalam 7
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), h. 31
4
mengelola zakat, infaq, dan sadaqah serta memiliki pesantren yakni Yayasan Pondok Pesantren Yayasan Al-Hanif di Serua, Ciputat. Menurut Ustadz Ahmad Jazuli, kita sebagai manusia yang diberikan pengetahuan
lebih
terutama
dalam
agama
tentunya
harus
dapat
mengaplikasikan nya kepada masyarakat. Beliau mempunyai tujuan dalam berdakwah yakni merangkul anak-anak yatim dan membawa kepada ajaran agama Allah SWT dan mampu membawa kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Konsep tentang orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dalam Alqur’an dan Hadist sangat akurat untuk dimanifestasikan dalam kehidupan yang riil di masyarakat. Ustadz Ahmad Jazuli juga mempunyai gaya atau metode dakwah yang unik, dimana para mad’u yang rajin datang di pengajian rutin ia akan diberikan hadiah kecil-kecilan berupa ember gayung dan lain-lain, dan bagi jamaah yang rajin juga setidaknya ada dua orang selama dua bulan sekali untuk diberangkatkan umroh secara gratis, upaya ini adalah metode dakwah beliau agar para jamaah mau datang dan mendengarkan ceramah beliau. Menurut Ustadz Ahmad Jazuli, dakwah dibutuhkan oleh orang yang mampu berbuat dan bertanggung jawab karena dakwah merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik, dan dibutuhkan kesabaran dan perjuangan. Dalam upaya meninjau bagaimana format metode dakwah, terhadap seorang da’i dalam menyampaikan pesan kepada mad’u nya, maka penulis tertarik untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim AlHanif Ciputat Tangerang Selatan,” dan penulis tertarik untuk meneliti lebih
5
jauh mengenai dakwah yang dilakukan beliau di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pada uraian latar belakang di atas dapat dipahami bahwa batasan hanya pada metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren AlHanif Ciputat Tangerang Selatan saja. Berdasarkan pembatasan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana metode dakwah yang di terapkan Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan? 2. Bagaimana hambatan yang dihadapi dalam metode dakwah ustadz Ahmad Jazuli serta cara penanggulangannya.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana metode dakwah yang diterapkan Ustadz Ahmad Jazuli di Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. b. Untuk
mengetahui
hambatan
yang
dihadapi
serta
cara
memberikan kontribusi
ilmu
penanggulangannya. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat akademi : Penelitian ini
diharapkan dapat
pengetahuan kepada Mahasiswa/i khususnya Jurusan Komunikasi
6
Penyiaran mengenai bagaimana metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. b. Manfaat praktis : Penelitian ini diharapan dapat menambah informasi dan wawasan bagi peneliti, pembaca, masyarakat mengenai metode dakwah Ustadz Ahmad Jazulidi lapangan serta dakwah yang di sampaikannya yang mudah di mengerti danditerima dimasyarakat.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati.Menurut Bogdan dan Tayllor, metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.8 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian ini pada bulan Oktober 2013Februari 2014, sedangkan tempat penelitian ini adalah Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah Ustadz Ahmad Jazuli, sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah Metode Dakwah Ustadz
8
Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 30
7
Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. 4. Teknik Pengumpulan Sumber Data Untuk mengumpulkan data-data penelitian dilakukan melalui : a. Observasi Dalam penelitian lapangan ini penulis mengamati langsung, yakni mengadakan peninjauan secara langsung dalam objek guna memperoleh data yang kongkrit tentang hal-hal yang menjadi subjek penelitian pada Metode Dakwah Ustadz Ahmad jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif dan mengadakan wawancara (tanya jawab) dengan pihak yang berwenang dan permasalahan yang dibahas, juga melakukan pencatatan dan pengumpulan data yang diberikan oleh Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif. b. Wawancara Dalam hal ini wawancara digunakan untuk mencari informasi tentang metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli. Teknik yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin
yaitu penulis mengajukan
pertanyaan yang telah disiapkan kemudian langsung dijawab oleh informan dengan bebas terbuka. Wawancara cara ini ditujukan kepada sebagai narasumber dan juga pada para santri yang sering melihat dakwah beliau. Adapun narasumber yang peneliti wawancarai yaitu: 1). Ustadz Ahmad Jazuli Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif
8
2). Ustadz Aliludin sebagai pengurus Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif 3). Iis Solehah Santri Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif c. Dokumentasi Dalam penelitian ini penulis menggunakan dokumentasi sebagai suatu alat bukti bahwa penelitian ini benar-benar dilaksanakan pada suatu lembaga dalam hal ini Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat, Tangerang Selatan. 5.
Pengolahan Data Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan proses editing yaitu mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan baik serta dapat disiapkan untuk proses selanjutnya. Teknik yang dilakukan dari hasil pencatatan data adalah sebagai berikut : a. Data dan informasi yang didapat melalui observasi yakni mengamati objek penelitian secara langsung menggunakan seluruh alat indera kemudia penulis mengumpulkan data secara akurat, dengan mencatat fenomena (kejadian) dan perilaku yang terlibat dalam objek. b. Data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara yakni peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam catatan lapangan kemudian memberikan tanggapan kepada bagian-bagian penting. c. Data yang didapatkan melalui dokumentasi, yakni digunakan sebagai bahan dan kerangka analisis dalam menimbang dan menguraikan hasil penelitian ke dalam skripsi ini.
9
6. Pedoman Penulisan Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) Cetakan ke-1, yang diterbitkan CeQDa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. E. Tinjauan Pustaka Penulisan ini terilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti berikut ini : 1. Metode Dakwah Ali Bin Abi Thalib, yang membahas mengenai metode dakwah Ali Bin Abi Thalib, mengenai penerapan analisis metode dakwah Ali Bin Abi Thalib. Penyusun Samsuri, Lulusan 2010, UIN Syarif Hidayatullah. 2. Metode Dakwah Yusuf Mansur, yang membahas mengenai metode dakwah Yusuf Mansyur mengenai konsep sedekah, Wisata hati, dan mengenai penerapan metode dakwah Yusuf Mansyur. Penyusun Agus Salim Wahid Lulusan 2007. UIN Syarif Hidayatullah. Secara umum, pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sama yaitu metode dakwah seorang tokoh. Namun perbedaan dan yang menjadi kelebihan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian, yakni seorang da’i pada masyarakat luas yakni Ustadz Ahmad Jazuli. F. Sistematika Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, dengan sistematika penyusunnnya sebagai berikut : BabI:Pendahuluan Meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Peneltian, Metodeogil Penelitian dan Sistematika Penyusunan
10
Bab II : Tinjauan Teoritis Merupakan tinjauan teoritis yang didalamnya meliputi, Pengertian Metode, yang meliputi Pengertian, Hakekat Dakwah, Macam-macam Dakwah, dan Tujuan dan Landasan Dakwah. Bab III :Metode Penelitian Pembahasan Mengenai Riwayat Hidup UstadzAhmad Jazuli, Perjuangan Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli, Kegiatan Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli, aktivitas dakwah ustadz Ahmad Jazuli, Latar Belakang dan Sejarah berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan serta visi misi dan tujuan berdirinya serta Struktur Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. BAB IV :Pembahasan Dalam bab ini akan menganalisis tentang metode dakwah yang akan ditrapkan Ustadz
Ahmad
Jazuli,
serta
hambatan
metode
dakwah
dan
cara
penanggulangannya. BAB V : Penutup Merupakan babpenutup yang berisi kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian ini.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Metode Dakwah 1. Pengertian Metode Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” (melalui) dan “hogos” (jalan cara).1 Kata metode berasal dari bahasa latin, methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani, methodus cara atau jalan. Kata metode telah jadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian “suatu cara yang bias ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikiran manusia”. Sumber yang lain juga menyabutkan metode berasal dar bahasa jerman “methodica”, artinya ajaran tentang metode. Pengertian yang lain menyebutkan metode adalah “cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang dikehendaki atau ditentukan.”2 Dalam pengajaran agama Islam, maka pembahasan selalu berkaitan dengan hakikat penyampaian materi kepada peserta didik agar dapat diterima dan dicerna dengan baik. Dengan demkian metode adalah suatu cara atau jalan untkuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sehingga tujuan tersebut dapat diperoleh dengan semaksimal mungkin. 1
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al-Ikhlas, 1993), h. 99 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998), Cet.Ke-1, Edisi Tiga,h.740. 2
11
12 Dalam pengertian harfiahnya, “metode adalah jalan jalan yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.Akan tetapi pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana yang digunakan untuk tujuan yang diinginkan baik saran tersebut secara fisik maupun non fisik. Sedangkan menurut Arif burhan, metode adalah menunjukan pada proses, prinsip serta prosedur yang dgunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut”.3 Dari beberapa pengertian metode di atas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dipakai secara bertahap dan sistematis agar mempermudah seseorang untuk mencapai seseuatu yang ia inginkan. Karena jika metode tidak dilakukan dengan tahap demi tahap, maka besar kemungkinanan hasil yang diraih dengan cara yang tidak bertahap tersebut tidak akan maksimal, dan memuaskan, hendak metode yang benar-benar terkonsep secara matang sebaiknya dilaksanakan secara bertahap sesuai prosedur. a. Macam-Macam Metode Umum 1) Metode Historis Metode historis disebut juga metode dokumenter, karena penelitian yang dilakukan adalah pada dokumen yang telah silam. Metode historis yang sebagaimana juga metode lainnya bermula dari menemukan masalah dan berakhir dengan generalisasi. Oleh karena itu pula metode historis memerlukakn hipotesis dengan teknik analisis documenter dan teknk analisis statistic, memerlukan bermacam-macam rumus statistic dan analisis (Rakhmat, 1984: 331).
3
Arif Burhan, Pengantar Metode Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), h.17.
13
2) Metode deskriptif Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual. Terdapat dua pengertian, yang pertama mengartikannya sebagai kegiatan mengumpulkan data dengan melukiskannya sebagaimana adanya, tidak di iringi dengan ulasan atau pandangan atau analisis dari penulis. Deskripsi semacam ini berguna untuk mencari masalah sebagaimana halnya penelitian pendahuluan atau eksplorasi. 3) Metode eksperimen Metode ekperimen adalah cara melakukan penelitian dengan percobaan, yaitu melakukan manipulasi variable-variable eksperimental; mencari hubungan beberapa variabel, atau satu variabel dengan variabel lain. 4) Metode survei Metode survei bertujuan mengumpulkan data sederhana dalam rangka menguji survei juga bisa melangkah lebih jauh, yaitu mempelajari fenomena, menerangkan dan menjelaskannya, baik untuk keperluan praktis maupun untuk keperluan teoritis. 2. Pengertian Dakwah Secara sistematik dakwah berasal dari bahasa arab yaitu da’a-yad’u yang artinya mengajak, mengundang, atau memanggil. Kemudian menjadi kata da’watun yang artinya panggilan, undangan, atau ajakan. Secara terminologi dakwah adalah penyampaian ajaran agama Islam yang
14
tujuannya agar orang tersebut melaksanakan ajaran agama tersebut dengan sepenuh hati.4 Berdakwah bagi setiap muslim merupakan tugas mulia. Berdakwah merupakan seruan Rasulullah SAW yang pertama, setiap muslim mempunyai tugas dan kewajiban untuk berdakwah atau menjadi pendakwah. Artinya setiap muslim bertugas dan berkewajiban menjadi pengajak, penyeru, atau pemanggilan kepada umat untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi-munkar. Materi dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist sebagai sumber yang meliputi aqidah, syariah, akhlak dan tafsir. Sedangkan dakwah menurut istilah mempunyai bermacam-macam pengertian, Tarmizi Taher mengartikan dakwah sebagai upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Dr. Anwar Harjono dalam bukunya yang berjudul dakwah dan masalah sosial kemasyarakatan mengatakan “dakwah berarti mengajak manusia untuk senantiasa berbuat baik dalam hal ini mentaati nilai-nilai yang sudah disepakati bersama dan sebaiknya mencegah manusia dari perbuatan munkar dalam hal ini melanggar nlainilai bersama tersebut”.5 Menurut M. Nasarudin Latif dalam bukunya teori dan praktek Dakwah Islamiyah menyatakan bahwa : “berarti sikap usaha atau aktivitas baik lisan maupun tulisan yang bersikap menyeru, memanggil manusia untuk mentaati Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah”.6 4
Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 5 5 Anwar Harjono, Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, Jakarta : Media Dakwah, 1985 h.3 6 Nasarudin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta : Firma,).
15
Arifin HM, dalam bukunya psikologi dan beberapa Aspek kehidupan, Dakwah adalah : “kegiatan, ajaran baik tulisan, lisan dan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi manusia baik individual, ataupun kelompok, supaya dalam dirinya ada suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengalaman agama sebagai mana pesan yang disampaikan padanya tanpa ada unsur paksaan.7 Memang tugas Dakwah ini tidak dapat dijalankan oleh setiap orang yang sedang berada dipihak atas saja maupun dipihak bawah saja, melainkan kedua belah pihak tersebut mempunyai kewajiban yang sama.8 Dakwah Islamiyah adalah satu kewajiban yang terpikul disetiap pundak umat muslim dalam posisi, propesi dimanapun mereka berada baik secara perorangan atau secara kelompok.9 Dalam sambutan buku fiqh Dakwah, bahwa kata Dakwah berasal dari Al-Quran dan mulai dikenal oleh masyarakat luas di tanah air sejak dipakai oleh Bapak Moh.Natsir pada setiap ceramah dan dalam pidatopidatonya. Sedangkan, menurut mantan menteri agama Malik Fajar dalam kesempatan serupa menyatakan Islam itu merupakan agama dakwah dan tidak ada Islam jika ada dakwah, dakwah menurut beliau mempunyai arti membawa perubahan dari kondisi tertentu kekondisi tertentu lainnya yang lebih baik, lebih nyaman, tentram bagi tatanan kehidupan manusia.10 7
Arifin, Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia,(Jakarta : Bulan Bintang,1976). 8 Anwar Harjono, Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta : Media Dakwah, 1985), h.3 9 Muhammad Nasir, Ilmu dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1996 h.8 10 Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta : Media Dakwah, 1985), h.3
16
Tarmizi Taher menyatakan berdakwah itu harus bisa menjadi bagian hidup seorang muslim, namun berdakwah jangan sekedar diartikan sebagai memberikan ceramah dimasjid saja, tetapi berperilaki sebagai muslim. Dalam
psikologi
muslim
ditanyakan
bahwa
mengandung
pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha memengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.11 Dari uraian diatas, dapat disimpulkan pada dasarnya da‟wah itu adalah mengajak kepada jalan yang baik atau lebih baik lagi menuju jalan Allah, baik secara langsung maupun tidak, dalam mengajak tentunya tidak diperkenankan dengan cara-cara memaksa, menghakimi dan sebisa mungkin menghindari konformasi yang merugikan dan merusak dakwah. 3. Pengertian Metode Dakwah Metode Dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seseorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u nya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar, symposium, diskusi, khutbah, brainstorming dan lain-lain.
11
H.M Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta : Bumi Aksar, 1998 h.5
17
Dakwah dengan tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, lukisan dan lain-lain. Dakwah perbuatan berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama manusia, sedangkan dalam seni yang meliputi seni lukis, tari dan musik.12 Ada beberapa istilah yang erat kaitannya dengan dakwah, antara lain : a. Tablig, artinya menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Sedangkan pelakunya disebut mubaligh. Tabligh dalam pengertian ini yang terdapat dalam al-Qur‟an, antara lain : “Hai rasul, sampaikan apa yang
diturunkan kepadamu dari tuhanmu, dan jika tidak kamu
kerjakan
(apa
yang
diperingatkan
itu)
berarti
kamu
tidak
menyampaikan amanatnya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak pada orang-orang kafir”. (Qs. AlMaidah : 67) b. Khutbah, istilah ini berasal dari kata “khataba” yang artinya mengucap atau berpidato. Orang yang menyampaikan khatbah disebut khotib. c. Nashihah, adalah menyampaikan perkataan yang baik kepada seseorang atau beberapa orang untuk memperbaiki sikap dan tingkah lakunya. Menurut Muhammad bin „Alan As-Shidiq arti asal nasihah adalah membersihkan sesuatu dari segala hal yang mengotorinya atau memperbaiki sesuatu yang rusak atau kurang sempurna. Secara terminologi,
12
nasihat
adalah
memerintah
atau
melarang
atau
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), h. 31
18
menganjurkan yang dibarengi dengan motivasi dan ancaman. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia nasihat diartikan sebagai memberikan petunjuk kepada jalan yang benar. Atau mengatakan sesuat yang benar dengan cara “melunakan hati”. Orang yang menyampaikan nasihat disebut nashih d. Fatwa, yaitu pemberian uraian keagamaan kepada orang lain yang isinya berupa berita-berita menggembirakan orang yang menerimanya seperti berita janji Allah dengan pahala dan surga kepada orang yang selalu beriman dan bertaqwa. Istilah ini hampir sama dengan tarhib yaitu menerangkan ajaran agama yang dapat menyenangkan hati dan dapat memberikan semangat untuk mengamalkannya bagi orang yang menerimanya. e. Tandzir, yaitu menyampaikan ajaran agama Islam kepada orang lain yang isinya berupa peringatan, atau ancaman bagi orang-orang yang melanggar syariat Allah dengan harapan orang tersebut berhenti dari perbuataan tersebut. Orang yang memberikan Tandzir disebut Nadzir. 4. Macam-Macam Metode Dakwah Bentuk-bentuk metode dakwah, seperti dikutip dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125 :
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
19
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS.An-Nahl ; 125) Pada ayat tersebut mengadung arti tentang cara menjalankan dakwah atau seruan terhadap manusia, agar mereka berjalan diatas jalan Allah dengan memakai tiga macam cara, yaitu : a. Metode Al-Hikmah (kebijaksanaan/adil) Kata “Hikmah” sering disebut dalam Al-Quran baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “Hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah.Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzaliman, jika dikaitkan dengan dakwah berarti maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melakukan tugas dakwah. Al-Hikmah juga sering diartikan sebagai al‟adl (keadilan), alhaq (kebenaran),al-ilmu (pengetahuan) terakhir dan nubuwwah (kenabian). Disamping itu, al-Hikmah juga diartikan sebagai menempatkan sesuatu pada porsinya. Hikmah dalam bahasa Arab berarti kebijaksaan, pandai, adil, lemah lembut, kenabian sesuatu yang mencegah kejahilan dan kerusakan, keilmuan, dan pemaaf. Perkataan hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu pendekatan hikmah sering kali pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang didakwah kan atas kemauannya sendiri, tidak ada paksaan, konflik, maupun rasa ketakutan.13
13
Hamka, Tafsir Al-azhar, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1983), h.321.
20
Menurut M.Abduh, seperti yang dikutip H.Munzier Suparta, M.A dalam bukunya metode dakwah berpendapat bahwa, hikmah mengetahui rahasia dan faedah didalam tiap-tiap hal. Hikmah juga digunakan alam arti ucapan yang sedikit lafadz akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakan sesuatu pada tempat atau semestinya. Dalam bahasa komunikasi, hikmah ini menyangkut situasi total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa apa yang disebut dengan bil hikmah itu merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang yang dilakukan atas dasar persuasif.14 Jadi, perkataan hikmah (kebijaksaan) itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga tindakan, perbuatan, dan keyakinan, serta peletakan sesuatu pada tempatnya. Sebagai metode dakwah, al-hikmah dartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian kepada agama atau tuhan. Ibnu Qoyim dalam bukunya AtTafsirul Qoyyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah yang seperti dilakukan oleh mujahid dan malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengalamannya, ketepatan dalam perkataan dan kebenarannya. Hal ini tidak dapat dicapai kecuali dengan memahami al-Quran, mendalami Syariat-syariat Islam serta hakikat iman.15
14
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama,1997), cet ke 1, h
15
Munzir Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003), cet ke- 1 h 10.
43.
21
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa al-hikmah adalah merupakan kemampuan da‟i dalam memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengn kondisi objektif mad‟u.disamping itu juga alhikmah merupakankemampuan da‟i dalam menjelaskan doktrindoktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi yang logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah. Sebagai contoh hikmah dalam dakwah, didalam dunia dakwah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam mengahadapi mad‟u yang beragam tingkat pendidikannya, stara social, dan latar budaya, para da‟i memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu masuk dalam ruang hati para mad‟u dengan tepat. Oleh karena itu, para da‟i dituntut
untuk
mampu
mengerti
dan
memahami
sekaligus
memanfaaatkan latar belakangnya, sehingga ide-ide yang dterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan qalbunya. Ada saatnya diamnya da‟i mejadi efektif dan berbcara menjadi wacana,
tetapi
disaat
lain
menjadi
sebaliknya,
diam
malah
mendatangkan bahaya besar dan berbicara mendatangkan hasil yang gemilang. Kemampuan da‟i menempatkan dirinya, kapan harus berbicara dan kapan harus memilih diam, juga adalah hikmah yang menetukan keberhasilan dakwah. b. Metode Mau’idzatil Hasanah (nasihat yang baik) Terminologi mau‟idzhah hasanah dalam perspektif Islam sangat popular, bahkan dalam acara seremonial seperti maulid nabi dan
22 isra mi‟raj, istilah mau‟idzhah hasanah mendapat porsi khusus dengan sebutan “acara yang ditunggu-tunggu” yang merupakan inti acara dan biasanya menjad salah satu target keberhasilan sebuah acara dijelaskan pengertian mau‟idzhah hasanah. Secara bahasa, mau‟idzhah hasanah terdiri dari dua kata, mu‟izhah dan hasanah. Kata mu‟izhah berasal dari wa’adza-ya’idzu wa’idzatun yang berarti: Nasihat, Bimbingan, Pendidikan, dan Peringatan, sementar Hasanah merupakan kebalikan dari sayyi‟ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.16 Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain : 1) Menurut Iman Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutuf oleh Hasanudin adalah “perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi
mereka,
bahwa
engkau
memberikan
nasehat
dan
menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-Qura’an”17 2) Menurut
Abd.
Hamid
al-Bilali
al-mau‟izhah
al-Hasanah
merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak kejalan Allah dengan memberikan nasehat atau menbimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik. Mau‟izhah Hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbungan, pendidikan, pengajaran, kisah0kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
16 17
Lois M, Munjidfial-laughah wa A’lam (Beiut : Dar Fikr. 1986) h. 907 Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.37
23 Al-Mau‟idzatil Hasanah artinya memberi nasehat pada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati.18 Dengan rela hati atas kesadaran dapat mengikuti ajaran yang di sampaikan oleh pihak subjek dakwah. Nasehat biasanya dilakukan oleh orang yang levelnya lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah, baik tingkat umur maupun pengaruh, misalnya nasihat orang tua kepada anaknya. Mau’izhah Hasanah dalam bentuk bimbingan, pendidikan dan pengajaran ini seringkali digunakan dalam bentuk kelembagaan (instisisi) formal maupun non formal, misalnya ; mau‟zhah nabi kepada umatnya, guru kepada muridnya, kya‟i kepada istrinya. Jadi, kalau kita telusuri kesimpulan Mau’izhah Hasanah, akan mengandung arti kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam dengan perasaan yang penuh kelembutan, tidak membongkar kesalahan orang lain sebab kelemahan kelembutan dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman. c. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan (berdebat, berdiskusi) Yaitu metode dakwah yang dilakukan dengan cara berdebat atau bertukar pikiran. Bertukar pikiran disini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dialog, diskusi, seminar, dan lain-lain. Dengan tujuan satu sama lain mengerti serta mempelajari ajaran-ajaran yang satu dan
18
Munzier Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta : kencana,2003),cet.ke-1, h.18
24
lainnya secara luas untuk menghapus sifat sombong kepada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.19 Dari ketiga kondisi diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan tingkat
pemahaman
masing-masing
jamaahnya,
dan
bahkan
implikasinya yang lebih parah akan semakin menjauhkan mereka pada ajaran agama. Metode dakwah juga bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan
akan
tetapi
keberhasilan
dakwah
ditunjang
dari
seperangkat syarat baik pribadi da‟i, sebagai subjek dakwah maupun lainnya. 5. Bentuk-bentuk Dakwah Dalam penyampaian dakwah dapat dikelompokan menjadi tiga bentuk dakwah, yaitu : a.
Dakwah bi al-Lisan Dakwah bi al-Lisan ini adalah sebuah penyampaian dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunikasi secara langsung anatara da‟i dan mad’u (obyek dakwah).20 Syamsul Munir dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dakwah, mengatakan bahwa dakwah bi
al-Lisan
yaitu dakwah
yang
dilaksanakan melaui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramahceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Dari aspek jumlah barangkali dakwah melaui lisan (ceramah dan lainnya) ini sudah banyak cukup dilakukan oleh para juru dakwah di tengah-tengah masyarakat.21
19
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Siaga SDN BHD, 1999), Cet. Ke-1, h. 28-30 20 Rubinah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Ciputat: Lembaga Penelititan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.42 21 Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h.11
25
Metode ceramah lisan sebagai jembatan dari pada isi yang terdapat dalam hati. Sebuah perkataan yang baik, benar, masuk akal dan tepat mengenai sasaran akan menjadikan mad‟u tersentuh, sehingga akhirnya bisa kembali ke jalan yang benar, serta di ridhai oleh Allah SWT. b.
Dakwah bi al-Hal Dakwah ini merupakan aktivitas dakwah Islam yang dilakukan dengan tindakan atau amal nyata terhadap kebutuhan mad‟u. sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah, seperti, dakwah dengan membangun rumah sakit untuk keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan rumah sakit Menyelenggarakan pendidikan bagi masyaraka secara luas, seperti dengan cara mewujudkan gamelan sekatan, kesenian wayang kulit yang sarat berisikan ajaran Islam, mengajarkan lagu-lagu daerah yang disisipi dengan ajaran Islam, serta mendirikan sebuah pesantren.22 Sehingga dapat disimpulkan bahwa dakwah bi al-hal ini adalah sebuah dakwah yang dilakukan da‟i untuk mengatasi kebutuhan dan kepentingan
para
mad‟u
khususnya
dalam
bidang
Ekonomi,
Pendidikan, dan Masyarakat. Ketika dakwah ini sampai dan tepat kepada seseorang yang membutuhkannya, maka tujuan dakwah untuk mengajak seseorang ke jalan yang benar akan lebih mudah diterima. 22
176
Wahyu Ilahi, Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta:Kencana, 2007), h.
26
c. Dakwah bi al-Qalam Dakwah bi al-Qalam adalah dakwah melalui tulisan baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, surat kabar, internet, Koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Serta tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya.23 Dakwah bi al-qalam ini sebenarnya sudah dimulai serta dikembangkan oleh Rasullah SAW sejak awal kelahiran dan kebangkitan Islam melalui pengiriman surat-surat dakwah kepada para kaisar, raja dan para pemuka masyarakat.24 Maka dakwah bi al-Qalam ini merupakan bentuk dakwah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
B. Tujuan Dakwah dan Landasan Dakwah Tujuan dakwah adalah salah satu faktor yang sangat penting dengan tujuan itukah dapat dirumuskan suatu landasan tindakan dalam pelaksanaan dakwah.25 Sedangkan tujuan dari kegiatan dakwah adalah untuk memanggil kepada syariat dan memecahkan persoalan hidup perseorangan atau persoalan berumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, berbangsa, bersuku bangsa, bernegara, dan antara negara. Dakwah juga bertujuan memanggil, kepada fungsi hidup, sebagai hamba Allah SWT, di atas dunia terbentang luas ini yang berisikan berbagai macam manusia dan kepercayaannya, yakni fungsi 23
Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009),h.11 Rubinah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Ciputat: Lembaga Penelititan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.53 25 Hasanudin, Hukum Dakwah ( Tinjauan Aspek Dalam Berdakwah di Indonesia), (Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 33 24
27 sebagai syuhada „ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas bagi umat manusia. Dakwah juga dapat memanggil kepada tujuan hidup yang hakiki yaitu menyembah Allah SWT.26 Adapun Ki Moesa A. Machfoeld dalam bukunya Filsafat Dakwah (Ilmu Dakwah dan Penerapannya), tujuan dari dakwah adalah untuk membangkitkan kesadaran manusia untuk kembali ke jalan Allah SWT. Upaya memanggil atau mengajak kembali manusia ke jalan Allah SWT tersebut bersifat ekspansif yaitu memperbanyak jumlah manusia yang berada di jalan-Nya.27 Syekh Ali Mahfudz merumuskan, bahwa tujuan dakwah ada lima perkara, yaitu : 1. Menyiarkan tuntunan Islam, membetulkan aqidah dan meluruskan amal perbuatan manusia, terutama budi pekertinya. 2. Memindahkan hati dari kesadaran yang jelek kepada kesadaran yang baik. 3. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaum muslimin. 4. Menolak faham Atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka bekerja 5. Menolak Syubhat-Syubhat, Bid‟ah dan Khutafat atau kepercayaan yang tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu Ushulludhin.28 Selain itu, dakwah juga bertujuan untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan, ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah atau penerangan agama.29
26
M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, (Gema Insani Press, 1999), Cet. Ke-1, h. 70 A. Machfoeld, Filsafat Dakwah “Ilmu Dakwah dan Penerapannya”, h. 15 28 Hasanudin, Hukum Dakwah (tinjauan aspek dalam berdakwah di Indonesia), h. 34 29 Arifin M, Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-5, h. 54 27
28
Adapun dari uraian di atas, tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia, dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang yang baik.30Serta dapat menuntut manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup, kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat dan terhindar dari kesulitan-kesulitan baik ketika hidup maupun mati.Dan karenanya untuk bisa memperoleh semua ini, manusia membutuhkan pedoman yang dapat menuntun kehidupan mereka.
C. Pengertian Ustadz Kata Ustadz berasal dari bahasa Arab yaitu “ustadzun‟ yang mengandung arti seorang guru laki-laki atau “ustadzatun” yang mengandung arti seorang guru perempuan.31 Realita yang ada khusunya di Indonesia, kata “ustadz dan Ustadzah” digunakan sebagai julukan seorang laki-laki atau seorang perempuan yang terlihat alim, rajin ke mesjid atau musholla baik untuk mengikuti sholat berjamaah maupun mengikuti pengajian rutin dan juga dapat memimpin doa baik berdo‟a setelah shalat maupun selepas kegiatan keagamaan seperti tahlilan, syukuran, selamatan dan lain-lain sebagainya. Julukan ustadz atau ustadzah sepatutnya diberikan kepada guru, baik guru TPA, guru privat, guru pengajian, maupun gur-guru SD, SLTP, SMA, dan perguruan tinggi (jika dilihat dari segi arti) juga patut diberi julukan ustadz atau ustadzah. Akan teteapi dari segi etimologis julukan ustadz dan ustadzah lebih tepat jika diberikan kepada seorang guru yang ahli atau
30
M. Ali Aziz, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1, h. 5 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuriyah, 1989),h. 40.
31
29
memahami ilmu agama secara mendalam, serta mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain. Secara sosiologi siapa saja bisa menjadi seorang ustadz atau ustadzah, namun dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu mempunyai pengetahuan yang lebih dalam terhadap agama Islam dengan mengamalkan serta dapat memberikan pemahaman kepada orang lain.
BAB III PROFIL USTADZ AHMAD JAZULI DAN YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF CIPUTAT
A. Biografi Ustadz Ahmad Jazuli 1. Riwayat Hidup Ustadz Ahmad Jazuli Ustadz Ahmad Jazuli lahir di Depok pada tanggal 12 Oktober 1979. Da’i berdarah betawi ini merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Ustadz Ahmad Jazuli sendiri merupakan lahir dilingkungan yang sangat elit (ekonomi sulit) dan mewah (rumah mepet sawah), hal ini dikemukakan beliau sambil becanda ketika saya wawancara.1 Begitupun dengan kedua orang tua ustadz Ahma Jazuli sendiri bapak kandungnya yaitu bernama bapak Hasan dan ibu kandungnya bernama Sofiah. Ustadz Ahmad Jazuli sendiri ternyata lahir bukan dari orang tua sebagai pemuka agama Islam, bukan berasal dari keluarga kya’i bahkan bukan berasal dari keluarga pesantren. Kedua orang tuanya sendiri seperti yang sudah disebutkan diatas bukanlah seorang ustadz atau kyai yang sering menyampaikan dakwah Islam. seperti dirinya saat ini Orang tua beliau hanya seorang yang biasa-biasa saja,bahkan mereka buta huruf tetapi kedua orang tua dari Ustadz Ahmad Jazuli ini bisa membaca AlQuran, mereka hanyalah bekerja selagi tetangga-tetangga ada yang minta tolong untuk sekedar menyuci baju, dan sebagainya. Justru keinginan Ustadz Ahmad Jazuli ingin menjadi seorang da’i muncul dari dirinya 1
Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Jazuli, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanifciputat
30
31
sendiri ketika ia masih kecil. Begitupun dengan ketiga kakaknya, kakak pertama Ustadz Ahmad Jazuli sendiri ternyata seorang Ustadzah begitupun kedua kakak laki-lakinya mereka juga ternyata menjadi seorang ustadz seperti dirinya saat ini.2 Keinginan beliau ketika masih kecil ingin menjadi seorang dai sangat lah kuat, ketika masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah ia sering sekali disuruh berdakwah oleh gurunya, tak sampai itu saja beliau juga sampai jenjang perguruan tinggi ia sering diminta oleh Dosen untuk menjadi Asisten Dosen, ketika Dosen tersebut tidak bisa masuk Ustadz Ahmad Jazuli lah yang memberi mata kuliah kepada temanteman sekelasnya.Semasa kuliah nya beliau juga sempat aktif disalah satu oraganisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Latar belakang pendidikan beliau antara lain, MI Depok Miftahul Falah, MTS Al-Islamiyah Al-Marjukiyah (Yasma) lanjut ke tingkat selanjutnya beliau
mengenyam pendidikan di Madrasah Aliyah Al-
Karamiyah, Sawangan berlanjut ke perguruan tinggi beliau kuliah di perguruan tinggi Laa Roiba, Bogor. Dan pada tahun 2005 pada saat itu masih duduk dibangku kuliah, beliau memutuskan untuk menikahi gadis yang berasal dari Sarua, Ciputat yang bernama Meilan Nuryatin. Melilan Nuryatin merupakan lulusan dari UIN Ciputat Fakultas Ekonomi, mereka berdua menikah ketika masih sama-sama mengenyam di bangku perkuliahan. Ustadz sendiri berkomentar bahwa keputusannya untuk menikah saat itu merupakan karena bentuk kecintaanya terhadap dakwah
2
Wawancara pribadi dengan Ustadz Abdul ghofur, Ciputat,15 Oktober 2013 di sekretariat Pondok Pesantren Al-Hanifciputat
32
yang apabila sudah menikah beliau bisa dengan tenang melakukan aktivitas dakwah nya atau mungkin dengan kata lain sudah lebih afdol. Menurut Ustadz Ahmad Jazuli dakwah itu adalah mengajak atau merayu pihak lain kepada sesuatu yang dikehendaki da’i. Maka da’i nya sendiri yang harus terlebih dahulu mendudukan dirinya sendiri seperti apa, adalah mustahil orang lain akan mengkuti apa yang kita inginkan kalau kita sendiri merupakan sosok tyang tidak jelas, sifat dan karakternya. Oleh karena itu seorang da’i yang berhasil adalah dapat dipastikan sebagai seorang yang memliki kepribadian yang utuh, seperti sifat-sifat wajib pada Rasul, Shidiq, Amanah, Fatonah, Thablig. Kesemuanya itu dapat diwujudkan oleh yang dapat menyatukan kata hatinya, dengan ungkapan lisannya, dan ungkapan lisannya diwujudkan dengan amal perbuatannya, dengan kata lain “satu nya hati, lisan dan perbuatan”. Jangan harap seorang da’i akan didengar apalagi di ikuti, ketika dia nifaq, yakni lain dimulut lain dihati, atau dai itu dusta, yakni lain dikata lain pula di fakta. 2. Pendidikan Ustadz Ahmad Jazuli Ketika kecil ustadz Ahmad jazuli meniba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Falah, Depok kemudian setelah lulus dari Madrasah
Ibtidaiyah
beliau
melanjutakan
sekolah
di
Madrasah
Tsanawiyah (MTS) Al-Islamiyah Al-Marjukiyah (Yasma). Setelah menamatkan sekolah nya di MTS, beliau melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah (MA) Al-karamiyah di Sawangan, Depok. Setelah tamat di Madrasah Aliyah, beliau melanjutkan pendidikannya di Pesantren
33
sambil kuliah di Perguruan Tinggi (PT) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Laa roiba Bogor. 3. Aktivitas ustadz Ahmad Jazuli Aktivitas Ustadz Ahmad Jazuli dari mulai remaja sampai sekarang ini memang sudah aktif dalam kegiatan berdakwah dikalangan masyarakat dan mengajar di Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat yang beliau bina. Adapun kegiatan sehari-hari dari Ustadz Ahmad Jazuli di Pondok Pesantren Al-Hanif ini beliau mengajar Al-quran dan Kitab Kuning setiap ba’da magrib dan shubuh, setiap menjelang shubuh beliau sendiri yang membangunkan para santri unutk melakukan shalat jamaah bersama. Beberapa Kitab yang sering beliau gunakan adalah Kitab ; Jurumiyah, Alfiyah Ibn Malik, Bidayatul Mujtahid. Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih. Begitu juga yang dilakukan oleh Ustadz Ahmad Jazuli, ia adalah suami sekaligus da’i yang aktif dalam semua perannya. Beliau juga telah banyak melakukan hal-hal yang positif, diantaranya : belajar mengajar, mengajari berpidato, dan sebagainya. Aktivitas dakwah yang ia geluti sekarang ini juga sangatlah banyak. Diantaranya, melakukan ceramah di Majelis Ta’lim yang ia pimpin di Pondok Pesantren Al-Hanif, begitupun demikian beliau sering diundang ke acara-acara besar seperti Maulid Nabi SAW, Isra’ Mi’raj dan undangan ceramah ke luar kota maupun luar negeri.Di Pondok Pesantren sendiri ustadz Ahmad Jazuli lebih mementingkan dan menekankan betapa
34 penting nya beridah terhadap Allah SWT.3 Yang menarik adalah ketika ia pergi untuk melakukan aktivitas dakwahnya, beliau menggunakan mobil odong-odong sehingga jika ia berdakwah ke daerah Gunung Sindur dan sekitarnya, beliau oleh jamaahnya di beri sebutan Ustadz odong-odong. Berbeda hal nya ketika beliau berdakwah didaerah Sumatra, beliau lebih dikenal dengan ustadz AJ (Ahmad Jazuli). Tidak sampai situ saja, Ustadz Ahmad Jazuli ini ternyata pernah aktif di Majelis Durhan Nasional (MDN) bersama Ustadz Yusuf Masnyur yang mungkin kita semua sudah kenal dengan usatdz YM ini. Dari keaktifannya bersama MDN, beliau mulai dikenal oleh masyarakat ciputat khususnya.4 Aktivitas beliau juga yaitu mengajar mengaji Al’quran dan Kitab secara rutin diPondok Pesantren Al-Hanif yang ia pimpin. a. Dalam Bidang Keagamaan Pelaksaan aktivitas selain dipesantren, Ustazd Ahmad Jazuli aktif di masyarakat, yang dapat digolongkan sebagai berikut : 1) Pengajian Rutin Sebulan sekali di Bainal Majelis Bainal Majelis merupakan sebuah majelis yang tergabung dari berbagai majelis-majelis ta’lim di JABODETABEK, dan Bainal Majelis ini kebanyakan para remaja-remaja yang ikut serta dan Ustazd Ahmad Jazuli disini sebagai penceramah sekaligus Pembina dari Bainal Majelis ini.
3
Wawancara Pribadi dengan Aliludin pengurus pesantren, Ciputat, 20 Oktober 2013 di sekertariat Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat 4 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Jazuli, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanifciputat
35
2) Pengajian Rutin Kaum Bapak dan Kaum Ibu Pelaksaan pengajian rutin kaum bapak dan kaum ibu ini yang tidak jauh dari Pondok Pesantren Al-Hanif itu sendiri dilakukan dalam satu kali dalam seminggu yaitu pada malam sabtu, pengajian ini hanya untuk masyarakat sekitarnya saja. Pengajian ini bertujuan untuk membimbing kaum bapak dan kaum ibu agar mereka mengerti dengan agama, terutama yang bersifat ubudiyah dengan cara yang baik dan benar, fasih dan mengerti membaca AlQuran dengan makharijul huruf yang benar, penyampaian materi ini disampaikan dengan cara ceramah, atau berdiskusi. Jamaah deiberi kesempatan oleh beliau untuk bertanya yang mungkin dalam penyampaian ceramh Ustadz ini para jamaah tidak tanggap atau tidak
mengerti, karena metode ini dianggap layak untuk
majelis ta’lim kaum bapak dan ibu. Materi yang disampaikan bermacam-macam dari mulai akhlak, tauhid, fiqh serta belajar membaca Al-Quran mulai dari makharijul huruf dan materi lainnya yang berkaitan dengan masalah agama dan kehidupan sosian dimasyarakat. 3) Pengajian Melalui Peringatan Hari-hari Besar Islam dan Acara Khusus. Dari awal berdirinya pondok pesantren Al-hanif ini, perayaan-perayaan besar Islam sering dirayakan oleh Ustadz Ahmad Jazuli dan Pondok Pesantren Al-Hanif, diantaranya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Robiul
36 awal, Isra Mi’raj, Tahun Baru Hijriyah (1 Muharam), Nuzulul Quran dan acara besar Islam lainnya yang sering diadakan oleh Ustadz Ahmad jazuli. 4) Mengajar di Yayasan pondok pesantren Yatim Al-hanif diantanya beliau mengajar ceramah muhadoroh, Tilawah, Tahfidz dan mengajarkan kitab-kitab kepada santri seperti kitab kuning, gundul, safinah tunajah, lim muta’alim, mahfuzoh, Tijan darori dan Tanki’ul.5
B. Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat 1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hanif Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif adalah lembaga pendidikan keagamaan serta formal yang mewadahai pendidikan bagi yatama/yatim. Al-Hanif yang didirikan dari keresahan masyarakat dan tokoh masyarakat atas pendidikan yang saat sangat begitu menyedihkan dalam hal pendidikan tauhid dan akhlak. Al-Hanif dikukuhkan dalam akta notaris Octora Puspitasari, SH M.KN NO.01 tanggal 14 Maret 2011. Pada awal pendiriannya, Al-Hanif pada selama 1 tahun, nyaris tidak berfungsi karena ketidak ada biayaan dan lahan yang dapat dijadikan tempat tinggal para santri sehingga hanya mengandalkan tromol atau pergerakan dari Majelis Ta’lim. Alhamdulliah setelah dapat izin dari pewakaf musholla, maka Ustadz Ahmad Jazuli beserta semua pengurus langsung merenovasi
5
Wawancara pribadi dengan Iis solehah santri Al-Hanif, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanif ciputat
37
musholla dengan menjadikan lahan yang ada sebagai asrama santri tetap musholla dijadikan basis dakwah serta pendidikan bagi para santri.6 Tujuan dakwah pembangunan Pesantren Al-Hanif ini sendiri, selain untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang muslim yang harus peduli kepada kaum yatim dan dhuafa antara lain adalah untuk mengawal kota Tangerang Selatan dengan bermotokan “ modern, cerdas dan religious”. Dengan demikian ketika Ustadz Ahmad Jazuli membangun pesantren ini, Ustadz Ahmad Jazuli mencoba mencerdaskan para santri dan mereligiuskan para santri agar taat dan yakin kepada ajaran nabi Muhammad SAW dan Allah SWT. Mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif ini memang sudah menjadi cita-cita beliau semenjak dari dulu, beliau tersentuh ketika beliau masih kecil dan beliau terlahir dari keluarga yang kurang mampu, yang dimana pada saat itu memang semuanya serba terbatas.7 Di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif ini tidak dipungut biaya seperpun yang dibebankan kepada para santri, hal ini memang menjadi imipian dari Ustaz Ahmad Jazuli sejak dahulu karena beliau memiliki kehidupan yang sama dengan para santri, kalau beliau ingin memperkaya diri, mungkin beliau sudah kaya dari dulu, semua kebutuhan santri dan pesantren sembilan puluh sembilah persen dari hasil kerja keras
6
Wawancara Pribadi dengan Aliludin pengurus pesantren, Ciputat, 20 Oktober 2013 di sekertariat Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat 7 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Ghofur, Ciputat, 15 Oktober 2013 di sekertariat Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat.
38
beliau baik dari hasil beliau berdakwah maupun dari hasil beliau mendampingi para jamaah haji/umroh tour dan travel.8 Untuk keseharian para santri di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif wajib menggunakan dua bahasa, yang pertama bahasa arab dan inggris. Di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif juga Uastadz Ahmad Jazuli selalu memberikan PR terhadap para santri untuk mengahafalkan minimal lima bahasa inggris maupun arab ini guna untuk menambah daya pengetahuan para santri.9 Hal inilah yang memotivasi beliau ingin mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif yakni dengan adanya Yayasan ini beliau menampung anak-anak Yatim maupun dhuafa, beliau dan beberapa pengurus mengajar para santri dan semua keperluan para santri ini di tanggung oleh uang Ustadz Ahmad Jazuli sendiri, tanpa bantuan sepeserpun dari bantuan pemerintah. Uang hasil beliau berdakwah dari mimbar ke mimbar, dari majelis ke majelis inilah yang sebagai pemasukan utama untuk menafkahi para santri. Menurut Ustadz Ahmad Jazuli sendiri mengatakan bahwa tidak gampang, dalam pembuatan Pondok Pesantren ini Ustadz Ahmad Jazuli ini menerangkan bahwa pemerintah Tangerang Selatan ini sendiri belum mengetahui adanya Pondok Pesantren yang beliau dirikan. Menurut beliau seharusnya pemerintah Tangerang Selatan harus bangga dan senang dengan adanya Pondok Pesantren ini karena menurut
8
Wawancara Pribadi dengan Aliludin pengurus pesantren, Ciputat, 20 Oktober 2013 di sekertariat Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat. 9 Wawancara Pribadi dengan Aliludin pengurus pesantren, Ciputat, 20 Oktober 2013 di sekertariat Pondok Pesantren Al-Hanif Ciputat.
39
beliau dengan didirikannya Ponpes ini secara tidak langsung pemerintah akan terbantu program kerjanya yaitu secara tidak sadar dengan didirikannya Pondok Pesantren ini nilai kereligiusan kota Tangerang Selatan akan terbantu.tetapi menurut beliau kembali lagi kepada niatan kita untuk berdakwah secara Ikhlas dan Tulus karena Allah semata, berdakwah bukan untuk memetik pujian dari orang manapun, berdakwah harus tulus dan ikhlas karena Allah ta’ala. Ustadz Ahmad Jazuli juga mengatakan tidak gampang untuk menjadikan kota Tangerang Selatan sebagai kota yang religious, ini sangatlah bertolak dari dengan motto kota Tangerang itu sendiri yang antara lain disaat zaman sekarang ini banyak faham-faham sekuler,liberal telah mewabah. Beliau juga mengatakan salah satu alasan berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif dikarenakan ke khawatirannya terhadap oknum-oknum Yayasan yang mengatas namakan Yayasan Yatim yang meminta-minta
sumbangan
di
pinggir
jalan
yang
tidak
jelas
juntrungannya. Di Pondok Pesantren ini ada anak-anak yatim dan dhuafa yang memang mereka dateng dari berbagai daerah untuk menuntut ilmu dipesantren Al-Hanif ini diantaranya Bogor, Palembang bahkan dari Medan.10 Beliau juga mengatakan berdirinya Pondok Pesantren ini tidak sepeserpun ada bantuan dari pemertintah, ini merupakan hasil dari Ustadz Ahmad Jazuli sendiri entah itu dari hasil beliau berdakwah dan biasanya
10
Wawancara pribadi dengan Lutfi Heru santri Al-Hanif, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanif ciputat
40
juga ketika beliau mengadakan pengajian rutinan disekitar Ponpes, beliau sambil mengisi ceramah biasanya berguyon kepada jamaah untuk memberikan sedikit rezekinya unutk anak-anak yatim, dan kalaupun dana dari para jamaah ini lebih, maka beliau juga akan memberikan kepada anak yatim yang non-mukmin dalam artian memberikan kepada anak yatim yang membutuhkan diluar pesanten Al-Hanif. 11 2. Dasar Pemikiran Dalam surat 107 (Al-Maun) ayat 2 Allah berfirman : “itulah yang menghardik anak yatim”. Ayat tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan dalam surat yang sama, yang artinya: “tahukan kamu orang yang mendustakan agama?”. Dalam istilah ilmu tafsir istilah menghardik tidak saja diartikan sebagai
mencaci,
memaki
dan
menghina,
tetapi
juga
dapat
diinterpresentasikan sebagai kesombongan karena bersikap apriori/acuh tak acuh ketika anak yatim memerlukan bantuan termasuk juga tidak mencarikan solusi atas kesulitan yang dialami mereka. Dalam Hadist Rasulullah bersabda “saya bersama orang-orang yang menyantuni anak yatim bagaikan dua jari didalam syurga ”. Merujuk dari dua sumber Islam inilah, terciptanya Pondok Pesantren yatim Al-Hanif. Ketika bangsa dilanda krisis akidah dan banyaknya kemerosotan akhlak terhadap anak-anak pelajar, dengan tujuan membantu biaya pendidikan anak yatim dan menyelamatkan mereka dari krisis aqidah.12
11
Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Jazuli, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanifciputat 12 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Jazuli, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanif ciputat
41
Mendidik genarasi-generasi muda juga menjadi salah satu dasar Ustadz Ahmad Jazuli mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim AlHanif, karena tentunya melihat generasi-generasi di jaman modern saat ini yang semakin hari akhlak serta ibadah meeka semakin hancur. Pesantren Al-Hanif ini sendiri mengajarkan kepada para santri nya untuk berkreativitas baik dalam bidang seni maupun olahraga, diantaranya dalam bidang seni dengan adanya latihan marawis, terbukti marawis dari Pondok Pesantren Al-Hanif ini sering mengisi acara di acara hajatan-hajatan baik nikahan ataupun acara yang lainnya. Tidak sampai itu saja group marawis dari Al-Hanif ini ternyata sudah beberapa kali tampil diacara televisi yaitu di TVRI. Hal ini tentu sebuah kebanggaan baik buat para santri maupun untuk Ustadz Ahmad Jazuli sendiri.13 3.
Visi dan Misi Visi : Menjadikan salah satu intutisi atau lembaga yang peduli terhadap yatim dan dhuafa. Misi : a.
Meringankan penderitaan anak yatim dan dhuafa dengan membantu biaya pendidikan dan keterampilan.
b.
Menanamkan nilai-nilai iman, takwa dan akhlakul karimah.
c.
Mengarahkan kemandirian dengan menciptakan terobosan wirausaha.
d.
Menjadi mediator dan fasilitator antara dermawan dengan yatim dan dhuafa.
13
Wawancara pribadi dengan Aliludin Pengurus, Ciputat, 20 Oktober di sekretariat Pondok Pesantren Al-Hanifciputat
42
4. Kegiatan rutin santri a. Pendidikan dan Pembinaan Mental 1) Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKA) bagi santri TK/PG setiap hari. 2) Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) bagi santri SD/MI setiap hari. 3) Ta’lim Quran lil Aulad (TQA) bagi santri SLTP dan SLTA setiap hari. 4) Dzikir dan Do’a bagi seluruh santri seminggu sekali. 5) Tahajjud dan munajat santri mukim setiap hari dan non mukim seminggu sekali. 6) Pengembangan bahasa arab dan bahasa inggris, pengajian kutib kuning, hadist, safinah tunajah, lim muta’lim, mahfujot, tijan darori, tanki’ul, tilawah dan tahfizh Al-Quran ba’da shubuh, ashar, dan isya. 7) Latihan muhadloroh/ceramah bagi santri mukimin. b. Jadwal Kegiatan Santri diantarnya : 1) Ba'da Shubuh baca surat waki’ah latif al-hadad sampai jam tujuh pagi 2) Ba’da ashar membaca waki’ah ta’lim sampai jam lima sore 3) Ba’da isya ta’lim sampai jam sembilan malam 4) Dan sari tilawah setiap malam senin14 c. Seni dan Olahraga 1) Qosidah 14
Wawancara pribadi dengan Aliludin Pengurus, Ciputat, 20 Oktober di sekretariat Pondok Pesantren Al-Hanifciputat
43
2) Marawis 3) Hadroh 4) Nasyid 5) Sepakbola 6) Futsal d. Keterampilan 1) Kursus Komputer 2) Kursus Bahasa Arab 3) Kursus Bahasa Inggris 5. Jumlah Santri a. Santri Mukim TINGKAT
LAKI-
PEREMPUAN JUMLAH
KETERANGAN
LAKI TK/RA SD/MI
11
11
22
SLTP/MTS
7
19
26
SLTA/MA
8
7
15
JUMLAH
26
37
63
b. Santri Non Mukim TINGKAT
LAKI-
PEREMPUAN JUMLAH
LAKI TK/RA
12
10
22
SD/MI
9
11
20
SLTP/MTS
10
13
23
SLTA/MA
11
14
25
JUMLAH
42
48
90
KETERANGAN
44
C. Struktur Organisasi Kepengurusan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan Dewan Penasehat
: H. Muchtar Masir : Ir. H. Abdul Hanif Afrianto
Mudir Ma’had
: Ustadz Ahmad Jazuli
Wakil Mudir
: Ustadz. A. Anshori. S.PD.i
Sekretaris
: Ustadz. Aliludin
Bendahara
: Ustadzah Meilan Nuryatin. S.E.i
Seksi-seksi : Pendidikan
: Ustadz Maryanih. S.Pd.i : Ustadz Royani. SPd
Da’wah
: Ustadz Darmanto : Ustadz Nuryadi. SPd.i
PHBI
: Ustadz Aliludin : Ustadz Royanie. SPd.i
Pembinaan Mental
: Ustadz Abdul Ghofur. SPd.i
Hubungan Masyarakat
: Iwan : Syafrudin : Kosasih
Pembangunan
: Yudi Adriadi : Nadih
Ekonomi dan Koperasi
: Ustadz Maryanih. SPd.i
BAB IV METODE DAKWAH USTAD AHMAD JAZULI
A. Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli Da’i merupakan subjek dalam kegiatan dakwah. Da’i memiliki peranan yang dominan dalam menentukan keberhasilan dakwah. Maka, seorang da’i harus benar-benar memiliki kemampuan yang baik dalam bidang dakwah Islam. Dengan berpedoman kepada kitab suci dan akidah tauhid yang ditaklifkan Allah didalamnya, orang beriman melakukan amal shaleh nya dengan cara berdakwah yakni mengajak kepada kebenaran dan kejalan yang diridhai Allah SWT. Adapun konsep dakwah beliau adalah sesuai yang tertera dalam al-quran surat An-Nahl ayat 125.
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl ayat 125)”. Metode menurut Ustadz Ahmad Jazuli diartikan sebagai cara, sedangkan dakwah menurutnya adalah kegiatan mengajak manusia kejalan taqwa. Berarti menurut pandangan Ustadz Ahmad Jazuli pengertian metode dakwah adalah cara seseorang mengajak manusia agar mereka mau bertakwa
45
46
kepada Allah dengan baik. Adapaun cara-cara dalam berdakwah menurut Ustadz Ahmad Jazuli bisa mencontoh kepada Baginda Muhammad SAW. Kedudukan menurut Ustadz Ahmad Jazuli sangat penting didalam aktivitas dakwah, karena aktivitas dakwah yang dilakukan tanpa menggunakan metode hasilnya tidak akan maksimal. Berdakwah dengan cara yang baik dan benar harus didasari konsep dakwah yang ikhlas dan memahami karakter setiap mad’u yang dihadapi oleh mad’u, hal ini sangat berlaku bagi semua da’i terutama Ustadz Ahmadz Jazuli yang beliau juga sangat mementingkan metode berdakwah, karena menurut beliau menempatkan diri terhadap siapa yang menjadi mad’u sangatlah penting. Menurut Ustadz Ahmad Jazuli wajib memahami karakter setiap mad’u yang sedang dihadapi oleh da’i harus senantiasa diterapkan dalam diri seorang da’i dimanapun ia berdakwah, terutama saat berdakwah dikalangan anak didik/santri seorang da’i akan berhadapan dengan berbagai macam watak manusia, oleh karena itu menurut Ustadz Ahmad Jazuli seorang da’i juga harus paham apa yang mereka cari dan inginkan.1 Dalam pengajiannya di Pondok Pesanteren Al-Hanif Ustadz Ahmad Jazuli selalu menekankan kepada santrinya untuk selalu taat beribadah, karena dengan ibadah insyllah segala sesuatu yang baik akan datang. Ustadz Ahmad Jazuli selalu menekankan agar sholat lima waktu tidak pernah putus, beliau juga mewajibkan para santri laki-laki untuk puasa senin-kamis sementara bagi para santri perempuan puasa Daud. Beliau juga dalam dakwahnya selalu 1
Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Jazuli, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanif ciputat
47
menekankan terhadap para santri untuk selalu melihat kebawah, dalam artian para santri harus selalu rendah diri dan tidak sombong dalam hal apapun.2 Sementara
dalam
ceramah/dakwah
Ustadz
Ahmad
Jazuli
di
lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif sering menghimbau kepada para jamaah yang hadir untuk lebih peduli terhadapa anak-anak Yatim dan dhuafa yang tidak mampu, karena membantu orang yatim yang tidak mampu merupakan bukan kewajiban untuk seorang dai atau kya’i semata, ini merupakan kewajiban semua orang yang mampu untuk menolong terhadap orang-orang yang tidak mampu khususnya anak-anak yatim yang tidak mampu. Dalam dakwah nya, beliau sangat tegas, dan sangat menentang keras terhadap bentuk kebhatilan, contohnya perempuan sebagai pemimpin. Studi kasus Walikota Tangerang Selatan yaitu Airin yang sekarang menjabat sebagai Walikota Tangerang Selatan, beliau mengungkapkan bahwa ketidak mendukunganya terhadap airin bukan karena ia menjadi tim sukses dari Andre Taulani pada waktu itu, tetapi ustadz lebih berpedoman terhadap Hadist Nabi. Beliau juga menyebutkan bahwa dakwah itu harus menyampaikan suatu kebenaran walaupun itu pahit. Bukan karena calon pemimpin perempuan saja yang ditentang oleh beliau, tetapi contoh ketika ada dua calon pemimpin dan keduanyanya laki-laki tetapi diketahui yang satu calonnya ternyata suka mabuk-mabukan suka berjudi, maka beliau akan menetang keras dan akan menyerukan kepada umat masyarakat agar tidak memilih orang yang tidak benar dan beliau akan menyuruh untuk memilih orang yang satunya lagi
2
Wawancara pribadi dengan Lutfi Heru santri Al-Hanif, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanif ciputat
48
dalam artian beliau menyerukan begitu bukan berarti beliau adalah tim sukses dari pasangan calon tersebut, tetapi beliau lebih kepada berdakwah, karena menurut beliau itulah dakwah menyerukan kebaikan kepada semua orang walaupun kenyataannya terasa pahit. Dengan didirikannya Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif ini bertujuan untuk mewadahi dan merangkul anak-anak yatim yang mungkin kurang mampu dan ditegaskan oleh beliau bahwa di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif tidak dipungut biaya sepeserpun. Sekarang ini sedang diadakan pembangunan asrama putri dan tidak sepeserpun ada uang pemerintah dalam pembangunannya dan semua ini hasil jerih payah nya sendiri dalam melakukan aktivitas dakwah, dan ada juga dari beberapa donasi-donasi yang tidak tetap karena Ustadz Jazuli ini menyebutkan bahwa donasi yang tetap hanyalah Allah. Dengan demikian ketika Ustadz Ahmad Jazuli membangun pesantren ini, Ustadz Ahmad Jazuli mencoba mencerdaskan para santri dan mereligiuskan para santri agar taat dan yakin kepada ajaran nabi Muhammad SAW dan Allah SWT. Religious sendiri menurut beliau adalah timbul dimana-mana rasa bentuk keislaman yang sangat kuat, baik untuk para santri maupun rasa religious terhadap para masyarakat sekitar Ciputat Tangerang Selatan, tetapi menurut beliau ini semua bertolak belakang dengan moto dari Tangerang Selatan itu sendiri yang ternyata tidak religious terbukti dengan adanya dan banyaknya cafe-cafe dimana, terus tempat warung remang-remang dan maksiat merajalela, banyaknya gereja-geraja yang tumbuh dipinggir jalan sekitar tangsel, terus beliau juga menyebutkan di Tangerang Selatan sendiri
49
mulai muncul paham-paham yang cenderung keluar dari Ahli Sunnah Waljamaah yang ini tentunya sangat meresahkan masyarakat khusunya masyarakat Tangerang Selatan, maka dari itu Ustadz Ahmad Jazuli ini sangat bertekad sangat keras untuk membangun Pondok Pesantren yayasan Yatim AlHanif ini demi menjaga keturunan anak bangsa agar tidak terjebak dalam moderenisasi yang sekarang ini menurut beliau sangat lah menghawatirkan, juga beliau mengutamakan prinsip bersedekah dalam metode dakwahnya, bukan hanya sedekah materi, namun juga non materi. Beliau juga dalam metode berdakwah nya menggunakan konsep sedekah.Konsep sedekah ini diantaranya dengan dibukanya nasi uduk dengan konsep “Makan sepuasnya, bayar seikhlasnya”. Para tamu yang ingin makan cukup memberikan uang ke dalam kotak yang sudah disediakan dan terserah mereka mau memberikan uang berapa.Selanjutnya dengan adanya BMT Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif dimana masyarakat yang tidak mampu bisa meminjam uang ke BMT tanpa bunga bahkan para peminjam uang membayar uang nya tidak sesuai dengan nominal yang dipinjam.3 Adapun metode dakwah yang beliau bisa direalisasikan dalam berdakwah dalam berdakwah dan dikembangkan antara lain: 1. Metode Dakwah Bil-Hikmah Menurut Ust.Ahmad Jazuli dakwah dengan metode hikmah sangat penting diterapkan di kalangan santri/mad’u, hikmah sendiri oleh Ust.Ahmad Jazuli didefinisikan sebagai tindakan dakwah yang bijaksana dan menempatkan sesuatu pada tempatnya.
33
Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Jazuli, Ciputat,9 Oktober 2013 di Pondok Pesantren Al-Hanif ciputat
50
Metode dakwah yang diajarkan Ustdaz Ahmad Jazuli adalah dakwah harus sesuai dengan objeknya, dakwah kepada orang yang berpendidikan itu harus dengan al-hikmah, yakni mampu menyajikan ajaran agama dengan pendekatan rasional dan filosofis, menggali informasi dari yang tersurat dan tersirat, sementara berdakwah kepada orang
yang
berpendidikan
rmenengah,
dengan
mujadalah
yakni
menyampaikan informasi dengan disertai argumentasi yang lebih baik dari yang dimliki oleh objek dakwah, dan dakwah terhadap orang yang masih awam, dengan Al-Mau’zihatul Hasanah, yakni pembelajaran yang baik, dengan keteladanan dan nasehat-nasehat yang baik, dengan keteladanan dan nasehat-nasehat yang baik melalui i’tibar dan percontohan. Di masyarakat bawah, dakwah hendaknya disampaikan dengan bahasa yang sederhana, mudah di pahami, dan diselingi dengan selingan humor agar dapat mencairkan suasana. Sebaiknya di masyarakat kalangan atas, dakwah hendaknya disampaikan dengan metode yang lebih canggih dan tak bisa lagi dengan mengumbar humor sebagaimana dimasyarakat bawah. 2. Metode Dakwah Bil-Mauidzatil Hasanah Metode yang selanjutnya digunakan Ustadz Ahmad Jazuli yaitu dengan memberikan nasehat yang baik.pemberian nasehat ini tentunya harus disampaikan secara baik. Agar pesan atau nasehatnya bisa diterima oleh para santri di Al-Hanif yang mana mayoritas dari santri sendiri merupakan anak yang masih belasan tahun sehingga dalam menyampaikan
51
nasehatnya pun harus hati-hati agar para santri tidak tersinggung oleh ucapan Ustadz Ahmad Jazuli ini. 3. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan Selanjutnya metode dakwah yang dipakai oleh Ust.Ahmad Jazuli ini yaitu dengan berdiskusi atau berdebat. Metode ini digunanakan apabila ada santri atau jema’ah yang berseteru tentang pemahaman yang saling berbeda-beda, atau metode ini dipakai ketika Ahmad Jazuli ini mendapati ada para mad’u yang salah memahami materi yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Jazuli. Untuk merealisasikan metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli ini, beliau menggunakan bentuk-bentuk dakwah diantarnya : 1. Dakwah bil lisan Dakwah bil lisan dapat berupa ceramah, Tanya jawab, dan lainlain. Metode dakwah ustadz Ahmad Jazuli yang berkaitan dengan dakwah bil lisan antara lain sebagai berikut: a. Metode ceramah Sesuai yang dijelaskan dalam Al-Quran dalam surat An-Nahl ayat 125. Yang pertama, bahwa ketika berdakwah serulah mereka dengan hikmah : ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil. Setiap orang yang berdakwah dalam penyampaian materi dakwah nya tentunya harus dibawakan dengan tegas dan benar agar mad’u yang diseru dapat memahami betul apa yang disampaikain. Dan harus berani melakukan kebenaran walaupun itu terasa pahit pada diri seorang pendakwah.
52
Yang kedua dalam Al-Quran yaitu penyampain harus dengan mauizhah Hasanah yakni memberikan contoh yang baik. Dalam diri seorang pendakwah harus mempunyai dan wajib mempunyai karakter ini agar seorang pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik, artinya ketika berdakwh mengajak dan memerintahkan seperti ini, tetapi untuk realisasinya dalam kehidupannya tidak terapkan ini yang ditakutkan oleh setiap pendakwah. Yang ketiga muzadalah bil lati hiya ahsan. Dalam penerapan metode ini dengan cara yang lemah lembut dan juga baik. Bukan dengan cara saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain. Penyampaian materi harus mempunyai sikap bijaksana, tegas, sehingga dapat menarik simpati dari jamaah dan yang terpenting materi yang diberikan berupa nasehat-nasehat serta dibarengi dengan mencontohkannya di dalam kehidupannya sehari-hari. Metode beliau juga lebih mengarah kepada ilmiah, objektif dan selalu menjelaskan dengan logika. Dikatakan lebih ilmiah yakni diukur dari beberapa segi ilmu baik ilmu umum maupun agama yang dihasilkandari penelitian, ataupun tentunya sesuai penjelasan dan tafsir yang ada di al-qur’an dan al-hadist agar referensi yang diberikan jelas. Obejktif dalam penyampaian serta tidak mengada-ngada dan memang terdapat sumbernya, artinya sesuai dengan apa yang ada dalam AlQuran dan Al-Hadist. Beliau selalu menjelaskan menggunakan dengan logika tentunya sesuai penalaran manusia. Karena dalam Al-Qur’an banyak
53
contoh yang mungkin tidak mudah dicerna manusia dengan logika tentunya bisa membuka fikiran manusia melalui penjelasan dan diberikan contoh yang simple dan mudah dipahami. Contoh penjelasan beliau: dalam Al-Qur’an bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas seperti daging ayam itu halal, dan aging babi itu haram maka untuk memakannya haram dan di antara keduanya ada yang disebut subhat (samar-samar) dan dilarang kepada manusia untuk mendekati sesuatu yang subhat karena sesuatu yang subhat mendekati keharaman. Oleh karena itu bagi masyrakat yang belum mengerti apa itu subhat maka selaku da’i harus memberikan penjelasan dan pengarahan agar meraka mengetaui betul apa yang dimaksudkan dalam al quran. Oleh karena itu bagi masyarakat yang awam ataupun yang kurang memahami maka harus memberikan satu contoh yang fleksibel dan mudah di pamahi tentunya denga menggunakan logika yang logis. Di sisi lain, beliau mempunyai gaya bahasa yang khas gaya bahasa ini muncul ketika beliau sedang berpidato dan ketika sedang menjelaskan suatu masalah. Gaya bahasa beliau tegas dan kadang beliau juga sering mengutarakan hal-hal guyonan dan humor, inilah kunci sukses beliau ketika berdakwah. Dalam menerapkan metode ceramah beliau sudah menerapkan metode ini. Metode ceramah Ini sangat sesuai dengan model penyampaian informasi atau pesan agama yang bersifat pengetahuan yang sifatnya memberikan ilmu secara mendalam. Dalam penyampaian metode ceramah ini beliau biasanya memberikan materi dalam bentuk uraian dan penjelasan secara lisan
54 oleh beliau yang sedang dibahas, sedangkan jama’ah duduk melihat, mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan oleh da’i. Dengan cara ini beliau memberikan ceramah dan para jama’ah mendengarkan, dan apabila jama’ah mencatat ada perlu yang dtulis agar mudah di ingat dan mudah juga untuk dipraktekan. Biasanya Ustadz Ahmad Jazuli mempunyai pembahasan khusus dalam pemberian materi-materi ceramah beliau yakni berkenaan dengan tafsir al-quran, tauhid dan ketakwaan, fiqih dan materi lainnya. Beliau memiliki ciri khas ketika berdakwah selain beliau menggunakan logika dalam pembahasan ceramah beliau juga memliki gaya bahasa yang tegas tetapi serius tapi santai dan disisipkan dengan gaya bahasa humoris khas beliau sehingga para madu juga mendengarkan beliau tidak merasa bosan atau jenuh ketika berceramah, karena ini adalah bagian dari resep para dai dalam berpidato atau berceramah agar yang mendengarkan tidak jenuh dan monoton. Pada saat berceramah, beliaupun mengutamakan prinsip metode dakwah baik bersedekah non materi maupun materi kepada masyarakat. Contohnya melalui ceramah, ia maksudkan sebagai bersedakah non materi kepada masyarakat atau agar mad’u mendapat ilmu mengenai Islam dari ceramah yang beliau sampaikan. Selain sedekah non materi, terkadang beliau juga memliki cara lain dalam metode dakwah ceramahnya, yakni sedekah materi.
55 Di setiap pengajian Majlis Ta’lim yang beliau pimpin, ia sering memberikan hadiah kecil-keilan terhadap mad’unya berupa ember, gayung dan lain-lain dengan cara mengocok secara acak siapa mad’u yang mendapatkan hadiah tersebut. Dan setiap dua bulan sekalinya Ustadz Ahmad Jazuli juga memberikan hadiah umroh kepada jama’ah nya yang rajin datang ke pengajian nya dengan cara mengocok secara acak. Melalui metode dakwah tersebut, secara tidak langsung para santri di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif maupun para jamaah disekitarnya akan merasa betah dan bersemangat untuk mengikuti aktivitas-aktivitas dakwahnya beliau. 1) Kelebihan metode ceramah yang digunakan oleh Ustadz Ahmad Jazuli: a) Dalam waktu relatif singkat dapat menyampaiakan materi dakwah sebanyak-banyaknya. b) Da’i lebih mudah menguasai seluruh audien. c) Bila penyampaian materi disampaikan dengan baik, audien akan dapat mempelajari kandungan materi yang telah diceramahkan. 2) Kekurangan metode ceramah yang digunakan Ustadz Ahmad Jazuli : a) Metode ceramah bersifat satu arah. b) Da’i sukar menjajaki pola pikir audien dan pusat perhatian. c) Da’i cenderung bersifat otoriter.
56 d) Da’i sukar untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang disampaikan. b. Metode Tanya Jawab Metode ini pasti hampir setiap Ustadz/da’i menerapkannya, karena sangat efisien sekali untuk membantu mad’u memahami apa yang djelaskan da’i, biasanya setelah da’i memberikan materi melalui ceramah, maka da’i akan memberikan waktu kepada jama’ah untuk bertanya, bilamana ada materi yang belum dipahami. Dengan adanya metode ini diharapkan da’i dan para jamaah dapat berkomunikasi secara efektif. Dan biasanya jamaah akan melontarkan beberapa pertanyaanpertanyaan kepada da’i yang berkaitan langsung dengan materi dan pembahasan yang telah disampaikan. Walaupun terkadang dalam metode ini banyak pertanyaan yang meyimpang keluar dari topik yang dibahas.
Dan
yang
paling
terpenting,
seorang
da’i
harus
mempersiapkan bahan-bahan materi yang akan dibahas. Banyak sekarang ini da’i yang tidak menguasai betul materi yang disampaikan pada akhirnya orang ragu untuk bertanya, oleh karena itu harus dipersapkan dengan matang oleh para da’i. Metode Tanya jawab ini bukan saja cocok pada ruang Tanya jawab, baik diradio maupun di media surat kabar di majalah, akan tetapi cocok pula untuk mengimbangi dan memberikan selingan ceramah.
Metode
ini
sangat
berguna
untuk
mengurangi
57
kesalahpahaman para pendengar, menjelaskan perbedaan pendapat, menerangkan hal-hal yang belum dimengerti. Metode ini sangat bagus untuk merangsang daya pikir jama’ah dan mendorong agar jama’ah giat dalam melaksanakan ibadah. Dalam penerapannya, metode ini adalah metode pelengkap dari metode ceramah dan biasanya dibawakan ketika setelah selesai memberikan ceramah dan biasanya dibawakan ketika selseai memberikan kegiatan ceramah, dan biasanya diberikan waktu oleh seorang da’i untuk bertanya, bilamana dalam penyampaian materi ada ketidak pahaman mad’u yang mendengarkan. Dengan adanya metode sudah dapat dikatakan berkomuniksi efektif dan lebih akrab. Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhunnya. Sebab dengan bertanya berarti orang ini mengerti dan dapat mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan kejelasan dan pembahasan sedalamdalamnya metode ini sering juga dilakukan oleh Rasulallah SAW dengan malakat Jibril AS, dan demikian juga para sahabat disaat tidak mengerti tentang sesuatu agama. Dalam metode ini biasanya mad’u suka bertanya mengenai sesuatu masalah yang dirasakan belum mengert ketika da’i menjelaskan materi, dan yang menjawab atas pertanyaan mad’u adalah da’i yang menyampaikan materi tersebut. Metode tanya jawab ini diaplikasikan untuk melayani kebutuhan jama’ah dan mad’u dan
58
menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan materi yang sedang dibahas, juga unutk mengurangi kesalahpahaman jama’ah. Metode ini menjadi sangat akurat sebagai pendalaman materi dalam kegiatan pengajian. Dalam kegiatan yang sedemikan rupa terjalin hubungan yang erat antara dai dan mad’unya, mengena permasalahan agama. Metode ini bersumber dar Q.S An-Nahl : 125 yakni Mujadalah bil lati Hiya Ahsan.Mrtode ini harus diterapkan dengan sangat baik dan tidak saling menjatuhkan. Karena metode ini sangat merangsang daya pikir seorang mad’u, tetapi bagaimanapun pasti beliau mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya: 1) Audien merasa lebih aktif karena ada kesempatan untuk bertanya 2) Perbedaan pendapat dapat diselesaikan di forum diskusi tersebut 3) Dai dapat mengetahui tingkat pengetahuan masing-masing mad’u Kekurangan metode Dakwah yang digunakan Ustadz Ahmad Jazuli : 1) Bila diantara da’i dan mad’u terjadi perbedaan maka akan memakan
waktu
yang cukup
lama
unutk
menyelesaikan
permasalahannya. 2) Biasanya seorang mad’u mempunyai penilaian terhadap da’i apabila jawaban seorang da’i kurang jelas atau mengena maka akan terjadi pemikiran yang meremehkan da’i. 3) Biasanya seorang mad’u sulit untuk mengerti atau menyimpulkan seluruh isi materi pembicaraan seorang da’i
59
Oleh karena itu, dibutuhkan penguasaan materi yang sangat dalam agar seorang da’i dapat menjawab semua persoalan yang ditanyakan oleh audien atau mad’u. Semua ini akan menjadi tantangan menjadi seorang da’i. c. Metode Demonstrasi / Praktek Materi ini biasanya digunakan apabila ada materi ceramah yang belum jelas dikarenakan pemahaman orang-orang berbeda-beda ada yang cepat menangkap materi yang disampaikan ada pula yang lemah dalam daya tangkap. Maka metode praktek disni sangat diperlukan sekali. Memang ada beberapa materi yang sulit dipahami contoh mengenai tata cara wudhu yang benar, shalat, thaharah. Dan banyak lagi pembahasan yang mana memerlukan praktek. Disinilah fungsi seorang da’i dibutuhkan untuk memberikan uswah dan pelajaran yang baik yaitu dengan cara mempraktekan apa yang belum mad’u pahami. Karena tanpa adanaya bimbingan seorang da’i terkadang mad’u mengerjakan tanpa ilmunya contohnya orang shalat tetapi hanyasekedar shalat tanpa adanya kehati-hatian dalam menjalankannya. Adapun dari cara ini akan menjadi hasil yang amat baik yakni keseragaman dalam pelaksaan ibadah tentunya sesuai apa yang dijelaskan Al-Qur’an dan al-hadist. Penerapan metode ini mungkin sudah sangat sering dilakukan setiap kali oleh beliau dan diterapkan setiap kali beliau memberikan pembahasan mengenai shalat, tata cara berwudhu yang baik dan benar
60
maka beliau pasti mencontohkan apa yang dilakukan atau dipraktekan oleh beliau. Metode ini sebagai pelengkap dari metode ceramah dan metode Tanya jawab biasanya diterapkan apabila ada keterangan yang memang seharusnya dipraktekan langsung, dan digunakan materi tersebut. Metode tanya jawab, beliau anggap sebagai sebagai sedekah kepada mad’u nya, disaat ia dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan mad’u nya, maka ia telah bersedekah secara non materi kepada mad’u nya. Kelebihan metode demontrasi/praktek Ustadz Ahmad Jazuli diantaranya : 1) Dapat memudahkan dai untuk dalam penyampaian materi yang disampaikan sehingga penerapan mad’u dapat direalisaskan langsung oleh audien/mad’u. 2) Dai akan lebih dihormati karena selain penyampaiannya jelas dan ternyata dalam hal praktek mengusai betul. Kekurangan metode demontrasi/Praktek yang digunakan Ustadz Ahmad Jazuli: 1) Mad’u tidak merasa yakin terhadap apa yang disampaikan da’i diakibatkan praktek yang dilakukan da’i kurang dipahami apalagi tidak nyambung terhadap pembahasan. 2) Timbulnya praduga yang tidak menyenangkan terhadap da’i.
61
d. Metode Membaca Bersama (Halaqoh) Metode Halaqoh yaitu biasanya beliau membacakan kitab tertentu, sementara jamaah mendengarkan, lalu membaca bersama dan menirukan. Jadi, dalam metode ini da’i membaca kitab terlebih dahulu kemudian disusul para mad’u mengikuti yang dibacakan oleh da’i. Dengan diaplikasikannya metode ini diharapkan jamaah yang kurang dalam membaca dapat menirukan apa yang dibacakan oleh da’i terutama dalam membaca huruf hijaiyah, makhroj huruf, dan panjang pendek bacaan. Metode ini juga diselingi dengan metode ceramah, jadi setelah da’i membaca dan jama’ah menirukan apa yang akan dibacakan da’i kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan uraian yang sedang dibahas disampaikan da’i dengan ceramah biasanya disajikan dalam metode halaqoh ini adalah tafsir dan hadist, metode dakwah inilah yang beliau anggap sebagai sedekah juga karena telah mengajarkan kepada mad’u agar mad’u memahami ceramah beliau serta dapat menerapkan bacaan dan menirukan apa yang beliau bacakan. Dalam
metode
halaqoh
ini,
Ustadz
Ahmad
Jazuli
menyempatkan waktu khusus seminggu sekali yaitu pada hari Jumat jam 18.00-20.00 WIB di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat, Tangerang Selatan. 2. Dakwah bil-hal Dakwah bil-hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran al-Islam. Serta perilaku yang bermanfaat dalam berbagai bidang
62
kehidupan. Dalam metode dakwah bil hal ini, Ustadz Ahmad Jazuli menerapkannya dalam berbagai hal, diantaranya sebagai berikut : a. Dalam bidang Keagamaan dan Pendidikan 1) Mendirikan pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak di Ciputat, Tangerang Selatan 2) Mendirikan Majelis
Ta’lim
“Bainal Majleis”
Remaja se-
Jabodetabek 3) Mendirikan Yayasan
Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat,
Tangerang Selatan 4) Sebagai pembimbing Haji untuk Tour dan Travel 5) Mendirikan BMT (Baitul Mal wal Tamwil) di Ciputat, Tangerang Selatan b. Dalam bidang layanan sosial kemasyarakatan Selain mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif di Ciputat,
Tangerang
Selatan,
Ustadz
Ahmad
Jazuli
juga
mengembangkan BMT (Baitul Maal Wal Tamwil) dan sebagai instansi yang dapat mengelola zakat serta sodaqoh di bidang layanan sosial kemasyarakatan yang berasal dari para dermawan/donator dan pendapatan pokok Pesantren. Biasanya Ustadz Ahmad Jazuli menerapkan prinsip bersedekah dalam hal ini. Sebagai contoh, dalam hal pendirian BMT, Ustadz Ahmad Jazuli mendirikan BMT dengan tujuan membantu masyarakat yang kurang mampu, atau yang ingin meminjam uang tanpa bunga atau margin. Bahkan menurut beliau, untuk pengembalian uang yang telah masyarakat pinjam melalui BMT
63
nya,
dapat
dikembalikan
secara
seikhlasnya.
Bahkan
dalam
penerapannya, beliau membantu salah seorang masyarakat sekitar, dengan meminjamkan uang sebesar satu juta rupiah, namun dikembalikannya adalah sebesar sembilan ratus ribu rupiah. c. Dalam bidang pemberdayaan Ekonomi Umat Dakwah di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat, Tangerang Selatan, bukan hanya di bidang keagamaan saja, namun juga di bidang lain seperti contoh di bawah ini : 1) Bidang Perdagangan Dalam bidang ini, Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-hanif mendirikan sebuah warung makanan nasi uduk, konsep nya sangat menarik karena nasi uduk ini menggunakan konsep “Makan sepuasnya, bayar seikhlasnya”. Mereka yang bayar pun beragam ada yang kecil ada yang besar tetapi Ustadz Ahmad Jazuli tidak pernah mempermasalahkan besar kecilnya uang yang diberi, bahkan banyak menurut beliau yang makan diwarung tetapi tidak bayar itu bukan menjadi masalah. Usaha ini dikelola oleh para Ustadz dan para santri untuk melatih mereka berwira usaha. Hasil dari berjalan ini tentu untuk keperluan para santri baik untuk uang jajan maupun untuk seragam sekolah mereka. Ustadz Ahmad Jazuli ingin melatih para santri Yayasan Pondok Pesantren Yatim AlHanif untuk berwira usaha sendiri dengan bersedekah kepada masyarakat sekitar dengan cara memasak sendiri kemudian menjualkan dagangan tersebut.
64
2) Bidang Ekonomi Dalam bidang ini, Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif mendirikan Tour and Travel yang didalamnya dikelola oleh Ustadz dan pengurus dari Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif sendiri, hal ini ditujukan agar para pengurus memiliki usaha lain disamping mengurus Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif, dan mendapatkan untung dari pekerjaannya tersebut. Inilah yang beliau anggap sedekah bagi Ustadz Ahmad Jazuli kepada pengurusnya. Selain itu beliau juga meningkatkan kerja sama dengan tour travel kepunyaan artis Syahrul Gunawan.
B. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Serta Penanggulangannya Keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia dan suatu organisasi dalam mensyiarkan dakwah Islam untuk menuju sukses tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan tapi butuh perjuangan dan kesabaran itu semua tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat.Begitu pula yang dihadapi oleh Ustadz Ahmad Jazuli dalam menyampaikan dakwahnya. Hambatan-hambatan dalam suatu kegiatan merupakan suati ujian dalam mencapai kemajuan atau perbaikan, dan hambata-hambatan tersebut biasanya datang dari dalam maupun dari luar. Hambatan-hambatan yang dialami oleh Ustadz Ahmad Jazuli diantaranya :
65
1. Dalam menyampaikan dakwahnya beliau mengalami komunikasi yang kurang terjalin dengan baik (kurang efektif) biasanya sering ditemui mad’u yang tidak memperhatikan atau tidak menyimak. 2. Tingkat pemahaman mad’u yang berbeda-beda, maksudnya adalah minimnya kemampuan sebagian jamaah yang pengetahuan dasar agamanya sedikit sekali sehingga merasa kesulitan sekali untuk berfikir dan menghubungkan materu dengan fakta. 3. Sulit untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang disampaikan. 4. Biasanya seorang mad’u sulituntuk mengerti atau menyimpulkan seluruh isi materi pembicaraan seorang da’i. 5. Ada beberapa jamaah yang usia nya sudah lanjut, sehingga tanggapan pada materi yang disampaian lama untuk mencerna atau memahaminya. Penanggulangan hambatan yang diterapkan oleh Ustadz Ahmad Jazuli 1. Mensiasati isi pesan yang disampaikan beliau dengan humor yang pas sehingga para mad’u tidak merasa bosan. 2. Penyampaian materi disampaikan dengan baik, audien/mad’u akan dapat mempelajari kandungan serta menghayati materi yang telah diceramahkan. 3. Untuk mad’u yang kurang memahami biasanya dibuka Tanya jawab 4. Menjelaskan serta melengkapi isi materi yang kurang dipahami dengan cara mempraktekan materi yang disampaikan sehingga mad’u merasa jelas. 5. Penyampaian materi dibawakan dengan gaya yang khas, tegas, tetapi tetap dengan ciri khas guyonan nya.
66
Untuk itu bagi seorang penceramah tentunya harus mempunyai siasat atau jurus tersendiri ataupun metode tersndiri agar pesan yang diberikan dapat dipahami para jamaah dan pesan yang dikemaspun harus mudah dipahami dan dicerna. Sudah tentunya hambatan dalam memberikan pesan sering terjadi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil akhir penelitian pada Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jaazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif berdasarkan temuan data-data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisa, maka hasil uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya tentang metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesanatren Yatim Al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan maka dapat disimpulkan bahwa 1. Metode Dakwah yang diterapkan antara lain : a. Metode Dakwah Bil Lisan Ustaz Ahmad Jazuli menggunakan metode ceramah terhadap para santri maupun para jamaah majelis ta’lim. Metode ceramah nya yaitu dengan gaya bahasa yang tegas tetapi selalu diselingi dengan guyonan humor, metode ceramah ini cukup ampuh terutama pada santri yang notabenenya yatim, dan terhadap para jamaah di sekitar lingkungan Yayasa Pondok Pesantren Yatim al-Hanif setiap seminggu sekali, dan juga pengajian Bainal Majelis JABODETABEK yang mayoritas para jamaahnya berasal dari para remaja dan pemuda penerus bangsa, dimana Ustadz Ahmad Jazuli sebagai penceramah sekaligus pembina di Bainal Majelis. Selanjutnya beliau juga menggunakan metode tanya jawab, praktek/demonstrasi, dan metode halaqoh.
67
68
b. Metode Dakwah Bil-Hal Ustadz Ahmad Jazuli mengaplikasikan metode Bil-Hal dalam berbagai bidang diantara nya : Bidang keagamaan dia mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif yang dimana semua santri tidak dipungut biaya sepeserpun, mendirikan Bainal Majelis se-JABODETABEK, mendirikan pengajian rutin seminggu sekali di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren AlHanif. Bidang layanan sosial masyarakat mendirikan BMT untuk membantu masyarakat sekitar dan membuka warung nasi uduk dengan tema “Makan sepuasnya, Bayar seikhlasnya” Bidang ekonomi Ustadz Ahmad Jazuli mendirika tour dan travel, dan bekerjasama denga artis Syahrul Gunawan. 2. Hambatan yang dihadapi Ustadz Ahmad Jazuli dalam menyampaikan metode dakwahnya antara lain kurang efektifnya komunikasi yang terjalin antara Ustadz Ahmad Jazuli dengan para mad’unya, tingkat pengtahuan para jamaah yang berbeda-beda dalam memahami teori yang diberikan Ustadz Ahmad Jazuli yang menyebabkan kurang efektifnya materi yang disampaikan, dan biasanya para mad’u sulit memberikan kesimpulan seluruh isi materi pembicaraan seorang da’i. untuk menangani itu Ustadz Ahmad Jazuli mempunyai trik tersendiri agar para jamaah nya tidak merasa bosan, Ustadz Ahmad Jazuli dalam penyampaian dakwahnya menggunakan bahasa yang tegas agar para jamaah tidak mengantuk tapi diselingi dengan guyonan humor sehingga para mad’u pun tidak pernah
69
merasa bosan ketika Ustadz Ahmad Jazuli memberikan ceramah. Untuk para mad’u yang kurang memahami isi pesan dakwah, biasanya dibuka sesi tanya jawab dengan cara mempraktekan materi yang disampaikan sehingga mad’u merasa jelas.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan terhadap penelitian Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif tersebut, penulis menyarankan : 1. Diharapkan Ustadz Ahmad Jazuli terus melakukan aktivitas dakwahnya baik
di
pesantren
maupun
di
kalangan
masyarakat
dan
terus
mempertahankan konsistensinya di sebagai seorang pendakwah. 2. Kepada
Ustadz
Ahmad
Jazuli
tetatp
mempertahankan
konsep
berdakwahnya dan untuk mencetak anak-anak yatim yang cerdas dan mandiri dan kreativ, karena ini merupakan bagian dari berdakwah. 3. Kepada Ustadz Ahmad Jazuli mudah-mudahan Allah SWT melancarkan dan mempermudah dalam berdakwah dan semoga Allah SWT juga melancarkan kegiatan asrama putri yang sekarang sudah dalam proses pembangunan, semoga jalannya dipermudah pleh Allah SWT. 4. Untuk menjalin komunikasi yang lebih baik kepada mad’u dengan melakukan evaluasi terhadap ilmu dakwah yang sudah mad’u pelajari secara berkelanjutan. 5. Diharapkan Ustadz Ahmad Jazuli lebih mengembangkan metode dakwahnya dalam komunikasi massa seperti, radio, televisi, Koran maupun internet.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Djamal, Komunikasi dan Bahasa Dakwah. Jakarta:Gema Insani Press, 1996. Amin, Syamsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009. Anshari, Saifuddin, Wawasan Islam: pokok-pokok pikiran tentang. 2004. Arifin, H.M, Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksar, 1998. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia. Jakarta: Bulan Bintang , 1976. Arnold, Thomas, The Preaching of Islam. Jakarta: Widjaja, 1981. Aziz Ali, Mohammad, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana, 2004. Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Burhan, Arif, Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional, 1992. Darussalam, Ghazali, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah. Malaysia:Nur Siaga SDN BHD, 1999. Ghazali, Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997. Hamka, Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983. Harjono, Anwar, Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan. Jakarta: Media Dakwah, 1985. Hasanudin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Dalam Berdakwah di Indonesia. Jakarta:PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Ismah, Salmah, Strategi Dakwah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya vol.5. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah, 2004. Jumantoro, Toto, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani. Jakarta:Wonosobo, 2001. Latif, Nasarudin, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah. Jakarta:Firma Ma’luf, Lois, Munjid al-Lughah wa A’lam. Beirut: Dar Fikr, 1986. Nasir, Muhammad, Fiqh Dakwah. Jakarta: Media Dakwah, 1996.
Natsir, Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani Press, 1999. Salam, Syamsir, Metode penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Suparta, Munzier, Metode Dakwah. Kencana, Jakarta, 2003. Syamsuddin, Fathiy, Menguatkan Peran dan Fungsi Peran Ulama, Majalah ALWa’ie, no 80. 2007. Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya:Al-Ikhlas, 1993. Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
SUMBER LAIN : Ahmad Jazuli, Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif, Ciputat Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 9 Oktober 2013 Abdul Ghofur, Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif, Wawancara Pribadi, 20 Oktober 2013 Aliludin, Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif, Wawancara Pribadi, 20 Oktober 2013 Lutfi Heri Wibowo, Santri Al-Hanif, Wawancara Pribadi, 17 Januari 2014 Iis Solehah, Santri Al-Hanif, Wawancara Pribadi, 17 Januari 2014
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAIVI NEGERI (UIN)
SYARIF HIDA YATl!LLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (021) 7432728 / 74703580 .
L Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Nomor: Un.O I/F5/KM.0 1.3/51 Lamp 1 ( satu) bundel Hal Bimbingan Skdpsi
~\)~
Website: wv.:yv.fdkuinjabrta.ac.ht E-mail:
[email protected]
12013
Jakarta,
It Maret
2013
Kepada Yth.
Umi Musyarofah, M. Ag
Dosen Fakultas I1mu Dakwah dan I1mu Komunikasi
UIN Syarif r-lidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum J-Vr. Wb. Bersamaini kami sampaikan sebuah out FakultHs IImu Dakwah
d~il1
1111111 KOll1unikasi
yang diajukan oleh mahasiswa Hidayatullah Jakarta
berikut,
Nama Nomor Pokok ] l!l"usan (Semester Judul Skripsi
ar
Gin Gin Ginanj 108051000093 Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / X Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli ( Pimpinan Pesantren Yayasan Yatim Al- HanifCiputat ).
mohon kesediaannya untuk membimbing penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang
mabasiswa lcrsebut terlaI u lama.
Atas perhatian dan kesediaannYR kami sampaikan terilTH1 VVas,<;ulamu 'alaikum Wr. Wb.
ahidin Saputra;lVIA
!
~mbusan :
Dekan j •Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ~ku!tas I1mu Dakwah dan I1mu Komunikasi
19700903 199603 1 0011'
KEl\1ENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATUL.LAH JAKARTA fAKULTAS ILMU DAK\"'AH DAN ILMU -_.. ---_ -KOMUNIKASI .. _-_._-.. .
.
...
Teiepon/Fax: (on) 7432728 /74703580
JI. Ir.
H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Website: \o\,\,>,,·.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail:
[email protected]
Nomor: Un.O IIF5/KM.0 l.3/51 ~ Jb~/20 13 Lamp 1 (Satu) bunde) Hal Penelitian!Wawancara
Jakmia, ~laret 2013
Kcpada Yth.
Ustadz Ahmad Jazuli
(Pimpinan Ponpes. AI- Hanif)
di
TemPttt
J
Assalamu 'alaikum Wr. Wh. Dengan honnat bersama ini komi sampaikan bahwa mahasiswa Faku)tas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini : Nama Nomor Pokok J urusan ISemester
Gin Gin Ginanjar 108051000093 Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IX
bermaksud melaksanakan peneliticm/wawancara untuk bahan penlllisan skripsi yang berjudul lv/ctodc DalDl'ah Us/adz Ahnwd ]ozzdi ( Pimpinan Yayasan Pondok Pesonfrcn AI HarzijCipuraf Sehubungan dengan itll, kami memohon kepada IbuiSdr. kiranya' berkenc.t!1 rnenerima mahasiswa kami terse but c\aJall1 pelaksanaan pcnelitianJwawancara dimaksud. Atas perhatian dan perkenannya kami llcapkan terima kasih. TV{{ss{{/{{nw'oZoikum TVI". Wb.
~f
Subhan, MA I:
660110 199303 1 004 fem busan :
i. Pel11bantu Dek3.n Bidang Akademik !. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) :akultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
I..~"",
•.
,....~,...
'."
--"~I
YAYASAN PONDOR PESANTREN YATIM "
"~.' ~
~
tCM Akte Notaris
I.~
Octora Puspita Sari, SH.,M KN, No 01 Tonggal i4 Maret 2011
SURAT KETERANGAN
Yayasan Pondok Pesantren Yatim AI-Hanif denga ini menyatakan ; Nama
: Gin Gin Ginanjar : 108051000093 : Komunikasi dan Penyiaran
Ada!ah benar mahasiswa Fakultas Jakarta telah keterangan ini kami
Oakwah
Komunikasi Universitas
Negeri Syarif
penelitian (Riset) di instans! yang untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,
Ciputat, 10 Februari 2014
WAWANCAR DENGAN USTADZ AHMAD JAZULI PIMPINAN YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF CIPUTAT. Narasumber Pewawancara
: Ustadz Ahmad Jazuli (da’i) : Gin Gin Ginanjar (peneliti)
1. T : Apakah bisa diceritakan tentang riwayat hidup ustadz? J : Saya lahir di Depok pada tanggal 12 oktober 1979, berasal dari keluarga elite (ekonomi sulit) dan rumah yang sangat mewah (mepet sawah). Saya lahir bukan dari keluarga kyai atau ustadz, bapak saya bernama Hasan seorang tengkulak dan ibu saya yang bernama sofiah tukang kuli nyuci pakaian ketika ada tetangga yang membutuhkan tenaga ibu saya. Kedua orang tua saya buta huruf tetapi Alhamdulillah mereka bisa membaca Al-Quran. Walaupun saya bukan dari keluarga yang bernotaben nya kiyai atau pedantren dan berasal dari keluarga yang sederhana, tapi alhamdulliah ke tiga kakak saya pun sekarang menjadi ustdaz. Mungkin ini hikmah yang diberikan oleh Allah SWT. Semasa di bangku perkuliahan saya kerap sering di suruh oleh dosen saya untuk menjadi asisten dosen-dosen. Saya sering memberikan mata kuliah di kelas terhadap temen-teman satu kelas ketika dosen saya tidak bisa mengajar. Pada 2005 saya memutuskan untuk menikahi gadis yang bernama Meilan Nuryatin, alasan saya untuk menikahi nya tak terlepas karena kecintaan saya terhadap dakwah itu sendiri, biar lebih srek aja. 2. T : ustadz bisa ceritakan riwayat pendidikan ustadz? J : Semasa saya kecil, saya bersekolah di MI (Madrasah Ibditaiyah) Depok Miftahul Falah, sekolah ini setingkat dengan sekolah dasar (SD), setelah lulus selama enam tahun di MI, saya lalu melanjutkan sekolah di MTS Al-Islamiyah Al-Marjukiyah (Yasma), kemudian setelah lulus di MTS saya melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Al-Karamiyah, Sawangan. Setelah lulus dari madrasah Aliyah, saya berlanjut ke perguruan tinggi Laa Roiba, Bogor. 3. P : Bisa diceritakan bagaimana awal mula ustadz berdakwah? J : Sebenernya saya suka berdakwah itu dari saya semenjak kecil, seperti yang tadi saya ceritakan walaupun saya bukan berasal dari keluarga pendakwah atau ustadz, tapi Alhamdulillah saya bersama ketiga kakak saya sangat mencintai dakwah. Ketika masih duduk di bangku madrasah tsanawiyah, saya sering sekali disuruh berdakwah di depan kelas maupun berdakwah di mushola sekolah, ini menjadi salah satu pembelajaran awal mula saya untuk berdakwah.
4. P : Apa tujuan dakwah yang ustadz harapkan? J : Kalau ditanya apa tujuannya yang pasti karena ini merupakan kewajiban setiap orang muslim di bumi ini, ini lebih karena Allah SWT. Terutama tujuan saya adalah untuk para anak-anak yatim yang kurang mampu yang wajib kita bantu, wajib kita beri pendidikan yang layak. Dan tentunya untuk membantu kota Tangerang Selatan menanamkan kota yang religious beragama. 5. P : Metode apa yang digunakan Ustadz? J : metode yang saya gunakan tentu sesuai dengan yang tertera dalam AlQuran surat An-Nahl : 125, yaitu yang pertama dengan Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, yang kedua dengan mauizhah hasanah adalah memberikan contoh yang baik untuk orang lain tetapi harus diterapkan dulu dalam kehidupan pribadi, dan yang ketiga adalah muajadalah Bil lati Hiya Ahsan adalah dengan cara lemah lembut dan juga baik agar para pendengar tidak jenuh atau bosan keatika mengikuti pengajian, bahkan saya juga sering menyisihkan sedikit candaan didalam materi dakwahan saya agar para jemaah tidak mengantuk dan bosan. 6. P : Menurut Ustadz apa kunci sukses dalam berdakwah? J : kunci sukses dalam berdakwah intinya kita harus melihat dan teliti siapa mad’u yang ada dihadapan kita. Kita juga harus bersabar dalam berdakwah karena dulu pun pada jama nabi Muhammad SAW beliau dilempari kotoran-kotoran dan baginda Rasul tetap bersabar, tidak patah semangat dan juga harus bertanggung jawab karena dakwah merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik, dan dibutuhkan kesabaran dan perjuangan. 7. P : Apa saja kegiatan dakwah Ustadz? J
: kegiatan Dakwah saya diantara nya saya mengajar anak-anak pondok
kitab, saya juga mengajarkan ceramah kepada para santri untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap para santri. Selain itu juga saya berceramaha di majelis ta’lim dilingkungan pesantren ini biasa nya seminggu sekali, jamaahnya dari masyarakat sekitar sini. Selain itu juga saya menjadi penceramah sekaligus Pembina di bainal majelis se-JABODETABEK 8. P : Adakah hambatan-hambatan dalam berdakwah, apa solusinya?
8. P : Adakah hambatan-hambatan dalam berdakwah, apa solusinya? J : Pasti ada ya, ,misalnya ketika saya sedang menY8.mpaikan materi dakwah saya .sering mengalami komunikasi yang 'kurallg efektif, biasanya saya sering menemui mad'u yang tidak memperhatikan atau tidak menyimak. Dan juga tingkat pemahaman para santri maupun mad'u dari 1atar belakang penclidikan juga mempengaruhi. Solusi yang biasa saya terapakan diantaranya ketika berdakwah saya tega'S, tetapi tegas bukan berarti seram, dalam ketegasan saya sering melontarkan guyonan-guyonan terhadap parajamaah sehingga parajamaahjuga tidak mono ton dan ngantuk yang akhimya membosankan. Sel~iutnya dengan penyampaian materi dengan baik dalam artian kita hams memahami. betul dan mengerti betuI materi yang akan kita sampaikan, Dan untuk para santri atau mad'u yang kurang mengerti pastinya sa.ya akan membuka tanya jawab dan sekaligus praktek apab11ila aa yang perIu diprektekan karena ini biasanya lebih cepat dimengerti.
Ciputat> 9 Oktober 2013
Yang Mewawancarai,
/'~'
Yang di Wawancarai,
;(;
i 1!~
(/' I
~ \)~ !
Gin Gin Ginanjar
/'
Ustadz Ahmad Jazuli
Narasumber Pewawancara 1.
: Ustadz Aliludin : Gin Gin Ginanjar
T : Menurut anda apakah metode yang disampaikan Ustadz Ahmad Jazuli kepada santri atau jamaah sudah tepat? : sangat tepat dan baik,terutama beliau sangat mengayomi para J remaja-remaja penerus bangsa. Dengan bahasa nya yang tegas tetapi sering diselingi guyonan, beliau berhasil menyampaikan dakwah nya denga baik.
2. T
: Bisa di sebutkan apa saja kegiatan para santri di sini?
: kegiatan santri disini banyak ya diantaranya setelah shubuh para J santri diwajibkan membaca surat wakiah latif al-hadad sampai jam tujuh sehabis itu meeka pergi ke sekolah. Ba’da Ashar setelah menjalankan sholat berjamaah para santri membaca wakiah,Ta’lim samapai jam lima sore. Selanjutnya Ba’da Magrib membaca Wakiah lagi. Selain itu juga para santri belajar ceramah, tilawah, tahfidz, muhadoroh dan sari tilawah. Para santri tiap malam senin wajib mengikuti muhadoroh yaitu ceramah yang nantinya Ustadz Ahmad Jazuli maupun pengurus secara mendadak menunjuk santri untuk berceramah didepan para santri yang lainnya. Kegiatan rutin santri lainnya antara lain dalam bidang seni dan olahraga ada qosidah, marawis, hadroh, nasyid, sepak bola dan futsal bagi para santri laki-laki. Dan alhamdulliah dari marawis para santri sudah manggung kemana-kemana, sering diundang ke acara-acara hajatan, dan pernah juga para santri kita tampil di TVRI. 3. T
: Bisa diceritakan sejarah berdirinya Yayasan Al-Hanif ini?
: Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif adalah lembaga J pendidikan keagamaan serta formal yang mewadahai pendidikan bagi yatama/yatim. Al-Hanif yang didirikan dari keresahan masyarakat dan tokoh masyarakat atas pendidikan yang saat sangat begitu menyedihkan dalam hal pendidikan tauhid dan akhlak. Al-Hanif dikukuhkan dalam akta notaries Octora Puspitasari, SH M.KN NO.01 tanggal 14 Maret 2011. Pada awal pendiriannya, Al-Hanif pada selama 1 tahun, nyaris tidak berfungsi karena ketidak ada biayaan dan lahan yang dapat dijadikan tempat tinggal para santri sehingga hanya mengandalkan tromol atau pergerakan dari Majelis Ta’lim. Alhamdulliah setelah dapat izin dari pewakaf musholla, maka Ustadz Ahmad Jazuli beserta semua pengurus langsung merenovasi musholla dengan
~,..
Alhamdulliah setelah dapat izin dari· pewakaf musholla, maIm Ustadz Alunad Jazuli beserta semua pengurus langsung merenovasi musholla dcngan menjadikan lahan yang ada sebagai asrama santri tetap musholla dijadikan basis. dabvah serta pendidikanbagi para santri. Saya tahu betul impian mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al Hanif ini merupakan impian beliau sejak dari dulu. Hal ini terjadi karena rasa keprihatinan beliau terhadap anak-anak yatim yang tidak mampu, ini juga berdasarkan pengalaman beliau dulu sewaktu kedl yang berasal dari keluarga pas-pasan, dam beliau merasakan betul dan peduli terhadap anak-anak yatim yang tidak mampu. 4. T: Apa tujuan dan visi dan misi dari Yayasan Pondok Pesantreu Yatim AI-Hanif J : Tentunya untuk mencetak generasi yang lebih baik, apalagi pada jaman sekarang para remajadan anak mud a banyak ditemukan sudah tidak mempunyai rasa malu ketika membuka aurat, para remaja sekarang banyak ditemukan pesta seks> ataupun mabuk-mabukan. Keperihatinan inilah yang menjadi salah satu tujuan nya. Tentunya tujuan yang lain yaitu untuk memuliakan anak-anak yatim yang tidak mampu, dan Saya tau banget m~ndirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim AI-Hanif ini memang sudah menjadi eita-eita beliau semenjak dari dulu, beliau tersentuh ketika beliau masih keeil dan beliau terlahir dari keluarga yang kurang mampu, yang dimana pada saat jtu memang semuanya serba terbatas. visi dan misi nya antara lain:
Visi:
a. Menjadikan salah satu intutisi atau lembaga yang peduli terhadap yatim dan. dhuafa
Misi:
a. Meringankan penderitaan anak yatim dan dhuafa dengan membantu biaya pendidikan dan keterampilan. b. Menanamkan nilai-nilai iman, takwa dan akhlakul karimah. e. Mengarahkan kemandirian dengan menciptakan terobosan wirausaha. d. Menjadi mediator dan fasilitator antara dermawan dengan yatim dan dhuafa. Ciputat, 20 Oktober 2013 Pewawancara
yangJt:L
Ustadz Aliludin
menjadikan lahan yang ada sebagai asrama santri tetap musholla dijadikan basis dakwah serta pendidikan bagi para santri. Saya tahu betul impian mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim AlHanif ini merupakan impian beliau sejak dari dulu. Hal ini terjadi karena rasa keprihatinan beliau terhadap anak-anak yatim yang tidak mampu, ini juga berdasarkan pengalaman beliau dulu sewaktu kecil yang berasal dari keluarga pas-pasan, dam beliau merasakan betul dan peduli terhadap anak-anak yatim yang tidak mampu. 4. T: Apa tujuan dan visi dan misi dari Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif : Tentunya untuk mencetak generasi yang lebih baik, apalagi pada jaman J sekarang para remaja dan anak muda banyak ditemukan sudah tidak mempunyai rasa malu ketika membuka aurat, para remaja sekarang banyak ditemukan pesta seks ataupun mabuk-mabukan. Keperihatinan inilah yang menjadi salah satu tujuan nya. Tentunya tujuan yang lain yaitu untuk memuliakan anak-anak yatim yang tidak mampu, dan Saya tau banget mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif ini memang sudah menjadi cita-cita beliau semenjak dari dulu, beliau tersentuh ketika beliau masih kecil dan beliau terlahir dari keluarga yang kurang mampu, yang dimana pada saat itu memang semuanya serba terbatas. visi dan misi nya antara lain : Visi : a. Menjadikan salah satu intutisi atau lembaga yang peduli terhadap yatim dan dhuafa Misi : a. Meringankan penderitaan anak yatim dan dhuafa dengan membantu biaya pendidikan dan keterampilan. b. Menanamkan nilai-nilai iman, takwa dan akhlakul karimah. c. Mengarahkan kemandirian dengan menciptakan terobosan wirausaha. d. Menjadi mediator dan fasilitator antara dermawan dengan yatim dan dhuafa. Ciputat, 20 Oktober 2013 Pewawancara
Gin Gin Ginanjar
WAWANCARA DENGAN SANTRI
Yang di Wawancara
Ustadz Aliludin
WAWANCARADENGANSANTru Narasumber : lis Solehah Pewawancara : Gin Gin Ginanj ar 1. P
: Bagaimana menurut kamu sosok ustadz ?
J : Sosok pak Ustadz Ahmad Jazuli menurut saya sangat baik, ketika mengajar beliau tidak pemah marah, beliau juga menjadi panutan untuk para santri disini. Sayapun bercita-cita kelak ingin seperti pak Ustadz, saya ingin menjadi Ustadzah danjago ceramah seperti pak Ustadz.
2. P
: Apakah cukup mengerti metode yang diterapkan terhadap anda?
J : Metode Dakwah yang beliau ajarkan sudah cukup mengerti baik untuk saya maupun untuk para santri yang lain. Dalam memeberikan rnatei, beliau tegas dalam penyampaiannya aka tetapi beliau juga seorang yang humoris sehingga pada saat berdakwah sering mengeluarkan guyonan-guyonan sehingga para santri tidak merasa bosan denga materi yang pak Ustadz sampaikan. : Mated atau pembe!ajaran al?,a yang disampakan Ustadz? J : materi dakwah beliau sebenemya lebih menekankan kepada santri tmtuk beribadah yang kuat yang rajin. Beliau selalu tegas dalam hal beribadah, setiap shubuhnya beliau sendiri yang membangunkan para santri unutk sholat ber:jamaah, dan para santri wajib sh01at tahajud dan dhuha. Pak Ustadz juga mewajibkan para santri laki-Iab untuk puasa senin kamis, sementara perempuan puasa daud. Materi yang diberikan beliau diantaramya beliau mengajarkan Kitab-kitab diantaranya kitab kuning, kitab gundul, hadist, safinah tunajah, muta'lim mahfuzot, tijan durori, tanki'ul tetapi ini tidak sepenuhnya beliau mengajar karena kadang-kadang beliau sib uk keluar kota untuk berdakwah maka pengurus pun ikut rnengajar. Disetiap malam minggunya pak Ustadz juga mengajarkan ceramah kepada santri, dan distu para santri wajib tampil, dan beliau yang akan memilih secara aeak siapa yang maju, makanya setiap santri udah harus pU1!ya materi untuk bersiap-siap ketika ditunjuk sudah siap. Ciputat, 17 Januari 2014 Yang diwawaneara
3. P
J;Hr
lis Soleha
Narasumber Pewawancara 1. P
: Iis Solehah : Gin Gin Ginanjar : Bagaimana menurut kamu sosok ustadz ?
J : Sosok pak Ustadz Ahmad Jazuli menurut saya sangat baik, ketika mengajar beliau tidak pernah marah, beliau juga menjadi panutan untuk para santri disini. Sayapun bercita-cita kelak ingin seperti pak Ustadz, saya ingin menjadi Ustadzah dan jago ceramah seperti pak Ustadz. 2. P
: Apakah cukup mengerti metode yang diterapkan terhadap anda?
: Metode Dakwah yang beliau ajarkan sudah cukup mengerti baik untuk J saya maupun untuk para santri yang lain. Dalam memeberikan matei, beliau tegas dalam penyampaiannya aka tetapi beliau juga seorang yang humoris sehingga pada saat berdakwah sering mengeluarkan guyonan-guyonan sehingga para santri tidak merasa bosan denga materi yang pak Ustadz sampaikan. 3. P : Materi atau pembelajaran apa yang disampakan Ustadz? J : materi dakwah beliau sebenernya lebih menekankan kepada santri untuk beribadah yang kuat yang rajin. Beliau selalu tegas dalam hal beribadah, setiap shubuhnya beliau sendiri yang membangunkan para santri unutk sholat berjamaah, dan para santri wajib sholat tahajud dan dhuha. Pak Ustadz juga mewajibkan para santri laki-laki untuk puasa senin kamis, sementara santri perempuan puasa daud. Materi yang diberikan beliau diantaramya beliau mengajarkan Kitab-kitab diantaranya kitab kuning, kitab gundul, hadist, safinah tunajah, lim muta’lim mahfuzot, tijan durori, tanki’ul tetapi ini tidak sepenuhnya beliau mengajar karena kadang-kadang beliau sibuk keluar kota untuk berdakwah maka pengurus pun ikut mengajar. Disetiap malam minggunya pak Ustadz juga mengajarkan ceramah kepada santri, dan distu para santri wajib tampil, dan beliau yang akan memilih secara acak siapa yang maju, makanya setiap santri udah harus punya materi untuk bersiap-siap ketika ditunjuk sudah siap. Ciputat, 17 Januari 2014 Pewawancara Yang diwawancara
Gin Gin Ginanjar
Iis Soleha
USTADZ AHMAD JAZULI KETIKA SEDANG BERDAKWAH DI LINGKUNGAN YAYASAN PONPES YATIM AL-HANIF CIPUTAT TANGERANG SELATAN
PENULIS BERSAMA USTADZ AHMAD JAZULI DI YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF
SEKRETARIAT YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF
PENULIS BERSAMA USTADZ ALILUDIN SALAH SATU PENGURUS DI PESANTREN