MANAJEMEN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI ANAK YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Aldi Ryan Yudistira NIM: 109054100004
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2014 M.
ABSTRAK
ALDI RYAN YUDISTIRA Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Anak adalah anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi “cerdas”. Selain itu anak adalah generasi penerus dan pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kenyataannya saat ini masih banyak anak yang belum terpenuhi hak dan kebutuhannya, salah satu faktor penyebabnya adalah kemiskinan. Untuk itu dibentuklah organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk mengatasi masalah ini. salah satu organisasi non-pemerintahnya adalah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Tujuan dari didirikannya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah untuk mengelola anak yatim dan dhuafa supaya memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih gemilang. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan proses pengelolaan strategi. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana manajemen strategi yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dalam mengembangkan potensi diri anak asuhnya dan hasilnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan analisis deskriptif, sehingga dapat dijabarkan dengan jelas bagaimana Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan proses manajemen strategi untuk mengembangkan potesi anak dan hasil yang diperoleh setelah melakukan manajemen strategi. Melalui hasil penelitian diketahui bahwa Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia belum melakukan manajemen strategi secara tertulis tetapi dalam mencapai tujuannya melakukan proses manajemen strategi. Ada 3 tahap dalam manajemen strategi yaitu perumusan strategi yaitu perencanaan awal yang dilakukan berdasarkan misi dengan menggunakan analisis SWOT diketahui kekurangan dan ancaman organisasi adalah banyaknya anak asuh, jumlah tenaga kerja yang minim dan kurangnya pengawasan. Kemudian merencanakan rencana jangka panjang sehingga menghasilkan program seperti yatim apartemen, smart scholarship dan school of life. Selanjutnya tahap implementasi yaitu pelaksanaan dari program yang sudah dirumuskan dengan melibatkan staf-staf yang ada di asrama. Mereka bekerja sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing. Terakhir tahap evaluasi strategi, evaluasi dilakukan dalam kurun waktu satu bulan dan satu tahun oleh kepala asrama dengan manajer area yang menghasilkan tujuan yang sudah tercapai dan tujuan yang belum tercapai. Hasil evaluasi berubah setiap tahunnya sesuai dengan faktor internal dan eksternal. Hasil dari proses manajemen strategi dalam mengembangkan potensi diri yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah kembalinya hak-hak yang dimiliki anak seperti hak mendapatkan pendidikan dan hak mendapatkan kehidupan lebih baik. Bartambahnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya keterampilan diri anak asuh.
i
KATA PENGANTAR
Hanya ucapan alhamdulillahi rabbil alamin yang tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Besar, Maha Pengasih dan Maha Penentu Segalanya karena dengan kasih sayangNya, ridhoNya, kebesaranNya telah memberikan kelancaran serta kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan”. Skripsi ini penulis persembahkan teruntuk kedua orang tua tercinta, papa Soleh Idris dan mama Eni Rochiana yang senantiasa ada, selalu menemani, mendoakan, mendukung dan menerima segala yang telah, sedang dan akan penulis lakukan. Capek, stress, mumet, pusing, males, tidak berarti jika mengingat semua kasih sayang papa dan mama. Sekarang tiba waktunya bagi penulis untuk melakukan apapun demi kebahagiaan papa dan mama, meski tidak akan pernah terbayarkan. Sebagai langkah awal, inilah hasil didikan bijaksana papa dan mama selama ini kepada penulis dalam bentuk prestasi akademik. Semoga papa dan mama bangga dan bahagia. Banyak kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi mudah sekali dilalui berkat kemudahan dari orang-orang
baik hati
disekitar penulis. Doa, dorongan, bimbingan serta bantuan yang diberikan sungguh sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang dalam kepada:
ii
1. Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA dan segenap civitas akademik UIN Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan wadah bagi penulis dan kawan-kawan mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri. 2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan, M.Ag beserta jajaran Pudek-Pudek Fakultas atas keramahan, perhatian, teguran, nasihat, bimbingan daan ketidak terbatasan pelimpahan ilmunya kepada penulis selama 4 (empat) tahun kuliah di UIN Jakarta. 3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Kesejahteraan Sosial, Siti Napsiyah, MSW dan Ahmad Zaky, M.Si. 4. Budi Rahman Hakim, MSW, selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi penulis atas keseluruhan masukan dan arahannya yang simple dan lugas. 5. Dosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial tercinta dan favorit selama kuliah di UIN Jakarta yang telah banyak membantu sehingga penulis bisa seperti sekarang ini. 6. Kepala Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan beserta staf-staf yang dengan tangan terbuka telah mengizinkan penulis melakukan penelitian tentang lembaganya. 7. Kepada segenap keluarga besar penulis, Uti “atas do’a tulus dan nasihatnya”, Mbak Nia thanks udah support dana dalam terbitnya skripsi penulis dan do’a yang tulus. Pakde Anas, Om Nunus, Om Dadan, Bude Siti, Bude Ida, Om Dolly, Tante Ely yang tanpa pamrih selalu tulus mendoakan serta membantu pengerjaan skripsi ini agar cepat selesai.
iii
8. Bang Gozali Nasution yang selalu memberi masukan dalam perbaikan skripsi penulis dan terima kasih sudah menjadi pembimbing kedua buat penulis. 9. Dan terakhir juga yang terpenting , untuk semua sahabat-sahabat KESSOS angkatan 2009 terbaik, terhebat, terheboh yang menemani, membantu kapanpun, apapun dan dimana aja dan dalam keadaan yang bagaimana pun selalu memberikan kenangan indah persahabatan, kebersamaan, terima kasih! Akhirnya, masukan saran dan kritik semoga memberikan tambahan ilmu yang berharga bagi penulis untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam mengamplikasikan ilmu yang didapat. Jakarta, 21 April 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………...
i
KATA PENGANTAR …………………………………………….
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………...
v
DAFTAR TABEL …………………………………………………
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …..………………………..
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ……..………………
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……..………………
8
1. Tujuan Penelitian ………..………………………
8
2. Manfaat Penelitian ………………………………
9
D. Metodologi Peneliian ………..………………………
9
E. Pedoman Penulisan Skripsi ….………………………
16
F. Tinjauan Kepustakaan ……….………………………
16
G. Sistematika Penulisan ………..………………………
17
LANDASAN TEORI A. Manajemen Strategi ….………………………………
19
1. Perumusan Strategi ……..………………………..
21
2. Implementasi Strategi …….………………………
22
3. Evaluasi Strategi ….………………………………
23
v
B. Organisasi …………………………………………….
23
C. Perkembangan Anak ….………………………………
27
D. Faktor-faktor Perkembangan Anak …..………………
30
1. Faktor Hereditas/Keturunan ……...………………
30
2. Faktor Lingkungan ………………………………
32
E. Potensi Diri …..……………………………………….
36
F. Ruang Lingkup Potensi Diri ………………………….
42
1. Kognitif …..………………………………………
42
2. Emosi ……..………………………………………
45
3. Spiritual ……………………………………………
50
4. Keterampilan ………………………………………
52
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN A. Sejarah Berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …………..….
55
B. Visi dan Misi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …......………
59
C. Struktur Kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …....
60
1. Struktur Kepengurusan Pusat …….………………
60
2. Struktur Kepengurusan Asrama …..………………
62
D. Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …...……...……………
vi
62
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Manajemen strategi pengembangan potensi anak Yayasan
Rumah
Yatim
Ar-rohman
Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan ………………………..
65
1. Perumusan Strategi ………………………………
66
2. Implementasi Strategi …….………………………
75
3. Evaluasi Strategi ….………………………………
81
B. Hasil
yang
pengembangan Yayasan
dicapai potensi
Rumah
dari
manajemen
anak
Yatim
yang
strategi
dilaksanakan
Ar-rohman
Indonesia
Pamulang, Tangerang Selatan …...…………………...
BAB V
82
PENUTUP A. Kesimpulan .…..………………………………………
86
B. Saran ….………………………………………………
89
DAFTAR PUSTAKA ……….………………………………………
91
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1. Table 1.1 Data Informan
12
2. Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia
27
3. Table 3.1 Struktur Kepengurusan Asrama
62
4. Table 4.1 Jadwal Tugas Harian
77
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi “cerdas”. Kunci sukses dari seorang anak adalah ketika ia dapat menjadi sesuai dengan potensi dan bakatnya, bukan berdasarkan apa kata orang tua maupun lingkungannya. Selain itu anak adalah generasi penerus dan pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi seperti mendapatkan makanan yang bergizi, pendidikan, kesehatan, bermain, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual serta memerlukan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi berlangsungnya tumbuh kembang hidupnya.1 Menurut Undang-undang tentang perlindungan anak tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan.2 Didalam undangundang tentang perlindungan anak tahun 2002 dijelaskan juga bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.
1 Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, (Jakarta: Departemen sosial RI, 1999), h. 1. 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
1
2
Namun kenyataan saat ini bahwa banyak anak-anak yang belum mendapatkan haknya. Itu dapat dilihat dari banyak anak-anak yang hidup di jalan, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kurang baik untuk mereka. Menurut laporan pusat penelitian kesejahteraan (puslikes) Universitas Katolik Atma jaya, tahun 2001 jumlah anak-anak jalanan di Indonesia tercatat sebanyak 50.000 anak. Kebanyakan dari mereka hidup dalam lingkungan masyarakat urban (Street Childern In Urban Environment) dan tidak memiliki tempat tinggal (Homeless Street Childern).3 Hingga saat ini jumlah anak jalanan
semakin
meningkat
setiap
tahunnya.
Untuk
mencapai
kesejahteraannya, hak-hak anak harus terpenuhi akan tetapi beberapa anak ada yang tidak beruntung untuk mendapatkan kesejahteraannya, hal ini dikarenakan kemiskinan dan tidak adanya orang tua sebagai tumpuan hidup. Kesejahteraan anak merupakan bagian dari kesejahteraan sosial, oleh sebab itu hak-hak anak harus dipenuhi agar kesejahteraan mereka tercapai. Kemiskinan menjadi salah satu faktor tidak terpenuhinya hak anak dan menjadi penyebab meningkatnya anak jalanan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, orang tua membiarkan anaknya bekerja mencari uang sehingga menjadikan anak sebagai objek eksploitasi ekonomi. Sehingga membuat anak-anak yang bekerja di jalanan tidak lagi sempat memikirkan pendidikan, tetapi hanya memikirkan kebutuhan ekonomi untuk diri dan keluarganya. Melalui
pendidikan
baik
formal
maupun
informal
dapat
mengembangkan potensi diri dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan 3
Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, (Jakarta: Departemen sosial RI, 1999), h. 3.
3
hidupnya. Pengertian potensi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum digunakan secara maksimal. 4 Pengembangan potensi dalam diri anak sangatlah penting, agar keberhasilan dan keahlian yang mereka miliki dapat dirasakan oleh dirinya maupun orang lain. Untuk mengembangkan potensi diri tersebut, anak harus mempunyai rasa percaya diri dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan formal seperti di sekolah merupakan langkah tepat untuk mengembangkan potensi anak. Tahun 2013 ini pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tengah berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia melalui program Pendidikan Menengah Universal (PMU), atau yang dikenal dengan ‘rintisan wajib belajar 12 tahun’.5 Program PMU merupakan lanjutan dari wajib belajar 9 tahun yang telah dijalankan. Kelebihan dari program PMU ini diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan memperbaiki komposisi SMA dan SMK. Sedangkan kekurangannya adalah masih sedikitnya jumlah pengajar khususnya pengajar SMK. Pada tahun 2012 Indonesia kekurangan 40.000 guru kejuruan, sehingga jika program PMU dijalankan pada tahun 2013 kekurangan guru kejuruan akan bertambah 15.000 guru kejuruan lagi.6 Pada tahun 2011 pemerintah telah mengeluarkan anggaran pendidikan mencapai Rp
4
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), h.
766. 5 Susi Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” artikel diakses pada tanggal 15-5-2013 pukul 16.05 WIB dari http://haluankepri.com/opini-/41790-wajib-belajar-12-tahun.html 6 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,”
4
266,9 triliun. Tahun 2012 meningkat menjadi Rp 310,8 triliun dan tahun ini anggaran pendidikan direncanakan mencapai Rp 331,8 triliun atau meningkat 6,7 persen.7 Namun kenyataannya saat ini masih banyak anak-anak yang belum bisa mendapatkan pendidikan di sekolah karena hambatan biaya sekolah yang saat ini semakin mahal setiap tahunnya. Bagaimana mereka dapat bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak bila mereka harus dihadapkan dengan kebutuhan ekonomi keluarganya yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua. Ada pun upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyelamatkan anak-anak yang kurang beruntung dalam mendapatkan kesejahteraan yaitu dengan memberikan pendidikan yang baik dan mengembangkan potensi diri dengan cara membangun sekolah gratis untuk anak yang kurang mampu. Pemerintah pusat tahun 2013 ini sedang melakukan program perbaikan gedung Sekolah Dasar guna mendukung semua aktifitas belajar mengajar. Hampir disetiap daerah saat ini gedung-gedung Sekolah Dasar mengalami perbaikan. Pemerintah akan membangun 216 unit sekolah baru dan lebih dari 4.550 ruang kelas baru untuk SMA/SMK/SMLB.8 Selain itu pada tahun 2013 DKI Jakarta mengeluarkan program Kartu Jakarta Pintar yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Kartu ini akan diberikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu untuk tetap dapat bersekolah. Berdasarkan data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) per 13 Maret 2013 jumlah siswa di DKI Jakarta yang berasal dari keluarga 7 8
Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,”
5
tidak mampu ada sebanyak 104.551 siswa. Sedangkan siswa tidak mampu yang tidak terdata PPLS ada sebanyak 105.076 siswa. 9 Disamping itu melihat kenyataan bahwa banyak anak-anak yang kurang mampu dalam mendapatkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi dan kehilangan orang tua, pemerintah membangun panti sosial. panti sosial adalah lembaga yang yang dibentuk, dibangun dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Pelayanan sosial anak seperti panti merupakan pilihan terakhir apabila keluarga atau masyarakat tidak dapat mengasuh anak dengan baik. Kegiatan pelayanan anak merupakan kegiatan pelayanan tambahan atau pengganti dari asuhan dan pengawasan orang tua. Hal ini mempunyai tujuan melindungi dan memajukan kesejahteraan anak. Melihat masalah ini Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial anak yatim dan dhuafa dengan mengelola dan mengembangkan potensi diri anak. 10 Anak-anak yang berada di dalam yayasan adalah anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua baik ayah, ibu atau keduanya dan anak-anak yang orang tuanya tidak mampu untuk membimbing, mengasuh dan memberi pendidikan yang baik untuk anak mereka. Maka dari itu anak diserahkan kepada pihak yayasan oleh orang tua atau keluarga agar kehidupan anak-anak terjamin dalam bidang pendidikan formal maupun informal. Di yayasan, anak-anak tinggal bersama dengan beberapa beberapa staf di dalam asrama. Anak yang dapat tinggal di yayasan
9 Lenny Tristia Tambun, “Dinas Pendidikan DKI luncurkan Kartu Jakarta Pintar,” diakses pada 15-5-2013 pada pukul 16.20 dari http://www.beritasatu.com/megapolitan/102693april-disdik-dki-luncurkan-81-ribu-kjp.html 10 Brosur, Tentang Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia , April 2013.
6
antara umur 4 hingga 18 tahun hingga lulus Sekolah Menengah Atas. Selama tinggal di asrama anak diberikan kehidupan yang layak dengan di berikan tempat istirahat yang nyaman dan diberikan makanan dengan asupan gizi 4 sehat 5 sempurna sehari 3 kali. Selain pendidikan formal anak-anak juga diberikan pendidikan informal seperti bimbingan belajar intensif, kursus bahasa asing, kursus automotif dan kursus akunting. Selain itu ada keterampilan yang di berikan kepada anak-anak sesuai dengan potensi dan minat seperti keterampilan lukis, paduan suara, kaligrafi, dan seni peran. Pendidikan agama juga menjadi bagian dari proses pengembangan potensi anak. Pendidikan agama yang diberikan seperti pendidikan Diniah, Tahfiz, Tahsin dan Qiro’at. Semua itu diberikan kepada anak-anak yang tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang tersebar di 13 kota di seluruh Indonesia. Asrama putri dan asrama putra tidak di satukan kedalam satu tempat tetapi di pisahkan. Jumlah anak asuh yang ada di setiap asrama maksimal 15 orang. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia cabang Pamulang, Tangerang Selatan adalah salah satu asrama perempuan cabang wilayah Banten. Anak-anak yang tinggal di asrama Pamulang ini rata-rata berumur 8 sampai 16 tahun. Program-program yang ada di asrama Pamulang telah membangun potensi anak asuh terlihat dari banyaknya piala dan piagam yang tersusun rapih di etalase ruang front office Terdiri dari Juara lomba Tahfiz se Tangerang Selalatan, juara umum lomba menggambar dan mewarnai, dan juara lomba lari putri 100 meter.
7
Membangun strategi pengembangan potensi anak disebuah lembaga harus memiliki efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Sedangkan efektivitas adalah merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.11 Dengan begitu, ternyata dalam mengembangkan potensi anak yatim dan dhuafa yang menghasilkan banyak penghargaan berupa piala atau piagam baik secara akademis maupun non-akademis, yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia tidak serta merta mendidik dan mengembangkan potensi anak. Banyak cara dan upaya yang dilakukan untuk mengelola yayasan seperti mencari strategi yang tepat sehingga menghasilkan program-program untuk mengembangkan potensi anak demi mencerdaskan anak-anak yatim dan dhuafa. Berdasarkan uraian di atas, akhirnya yang menjadikan penulis tertarik untuk mengambil judul: “Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak
Yayasan
Rumah
Yatim Ar-rohman
Indonesia
Pamulang,
Tangerang Selatan”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berfokus pada proses manajemen strategi guna
11
T. Hani Handoko. Manajemen ( Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), Cet ke-2, h. 7.
8
meningkankan potensi anak yang berada di yayasan rumah yatim arrohman Indonesia Pamulang,Tengerang Selatan. 2. Rumusan Masalah Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah yang memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulis akan merumuskan dalam permasalahan diantaranya: 1) Bagaimana manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? 2) Bagaimana hasil yang dicapai dari manajemen strategi pengembangan potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan dan manfaat yang hendak dicapai. 1. Tujuan Penelitian 1) Mendeskripsikan manajemen strategi pengembangan potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. 2) Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari manajemen startegi pengembangan potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.
9
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis 1)
Untuk
menambah
wawasan
keilmuwan
bagi
mahasiswa
kesejahteraan sosial. 2)
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan penelitian serupa dimasa yang akan datang.
3)
Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi lembaga yang konsentrasinya pada studi pengembangan potensi anak.
b. Manfaat Praktis 1) Bahan Masukan bagi instansi dalam hal ini Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia untuk mengembangkan potensi anak. 2) Sebagai bahan masukan untuk orangtua dalam mengembangkan potensi anak agar dapat meningkatkat kesejahteraan dan kualitas hidup.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses manajemen strategi dalam meningkatkan potensi yang ada didalam anak asuh yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini memakai pendekatann kualitatif. Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah.
10
Pendekatan
kualaitatif
ini
peneliti
gunakan
dengan
beberapa
pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna dilapangan.12 2. Jenis Penelitian Melalui
pendekatan
kualitatif
ini
penulis
berharap
dapat
menggambarkan dan menganalisis bagaimana proses Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dalam melakukan manajemen strategi pengembangan potensi anak dan hasil yang didapat oleh anak-anak asuh di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Karena itulah, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk melihat proses manajemen strategi pengembangan potensi anak. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan
pertanyaan
who
dalam
menggali
informasi
yang
dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, 12
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2, h. 39.
11
menciptakan
seperangkat
kategori dan
mengklasifikasikan subjek
penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. 13 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi tersebut didasari oleh adanya keingintahuan penulis terhadap bagaimana Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjalankan proses manajemen strategi pengembangan potensi anak dan juga sebagai penambahan dan wawasan penulis dalam memahami pengembangan potensi anak. Waktu Penelitian dimulai bulan April 2013 s/d April 2014. 4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive (bertujuan) sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.14 Yang penting disini bukan jumlah informan melainkan potensi
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5 h.
69. 14
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus 2009), Cet-ke 5, h. 54.
12
dari setiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari. Informan yang akan di pilih ada beberapa jenis informan yang digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing informan memiliki kriteria tersendiri. Informan terdiri dari: a. Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung b. Kepala Asrama Pamulang c. Staf bidang Pendidikan dan Kesehatan d. Anak asuh asrama yayasan rumah yatim Pamulang Informan
Jumlah
Manajer Area Jakarta,Tangerang dan Lampung
1 Orang
Kepala Asrama Pamulang
1 Orang
Staf bidang pendidikan dan kesehatan
1 Orang
Anak asuh asrama yayasan rumah yatim pamulang
3 Orang
Tabel 1.1 Data Informan 5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
13
(guide) wawancara.15 Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman
wawancara
digunakan
untuk
mengingatkan
interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan
secara
kongkrit
dalam
kalimat
Tanya,
sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung. Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan. Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu : a. Rentan terhadap penyimpangan yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. 15
134.
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kulitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.
14
b. Rentan terhadap terhadap penyimpangan yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai. c. Penggalian informasi yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat. d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.16 b. Observasi Observasi adalah pengamatan dari sumber data, dalam hal ini peneliti datang ketempat yang diamati, tetapi tidak ikut dalam kegiatan tersebut,
tetapi
melakukan
pengamatan
langsung
bagaimana
manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Dan yang ingin didapatkan dari observasinya adalah memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh hasil yang menyeluruh,
memperoleh
pengalaman
langsung,
sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya, dan memperoleh kesan-kesan pribadi, dan situasi sosial yang diteliti. 17 c. Studi Kepustakaan Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen merupakan perlengkapan dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen yang
16
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-3, h.
17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5, h.
68 64.
15
dimaksud seperti literature, buku-buku, diktat, dan jurnal yang berhubungan dengan keperluan penelitian mengenai manajemen strategi Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia Maksud pengumpulan dokumen ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian. 18 6. Teknik Analisa Data Sesuai dengan subjek penelitian, maka hal tersebut akan dikemukakan disini, menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi,
dengan
cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 19 7. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas social serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data yang relevan. Dan teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber
18 Heribertus B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h. 36. 19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009), Cet-ke 5, h. 88.
16
berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. 20 Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.
E. Pedoman Penulisan Skripsi Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, April 2007.
F. Tinjauan Pustaka Penulis telah melihat banyak skripsi yang membahas tentang organisasi di perpustakaan UIN Jakarta. Kebanyakan penelitian tentang organisasi yang berfokus pada manajemen program yang ada di dalam organisasi sedangkan pembahasan mengenai manajemen keorganisasian itu sendiri tidak banyak. Seperti skripsi milik Tri Sulis Handayani NIM 106053002019, mahasiswi MD lulusan 2010, yang mengangkat tentang Manajemen Yayasan Baitul Hikmah El Nusa (YBHE) Dalam Menjalankan Program Unggulan Beasiswa Terpadu (BEST). Perbedaan antara penelitian milik Tri Sulis Handayani dengan penelitian penulis dapat terlihat pada hasil akhir analisis skripsi. Skripsi milik
20
Ibid, h. 83
17
Tri Sulis Handayani seputar manajemen program yang dilaksanakan Yayasan Baitul Hikmah El Nusa khususnya dalam analisis planning, organizing, actuating dan controlling. Sedangkan pada skripsi penulis, hasil analisis penelitian menjabarkan bagaimana seperangkat proses kemanajemenan Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi anak asuh yayasan dengan strategi-strateginya.
G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis merangkum dalam beberapa bab, antara lain: BAB I
Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan skrisi, tinjauan kepustakaan, sistematika penulisan.
BAB II
Kerangka teori, meliputi: manajemen strategi, organisasi, perkembangan anak, faktor-faktor perkembangan anak, potensi diri, ruang lingkup potensi diri.
BAB III
Gambaran
umum Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman
Indonesia, meliputi: sejarah berdirinya yayasan rumah yatim arrohman indonesia, visi misi yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia, struktur kepengurusan yayasan rumah yatim ar-rohman, asrama yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia.
18
BAB IV
Analisis hasil penelitian, meliputi: strategi pengembangan potensi anak di yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia dan hasil yang dicapai dari strategi pengembangan potensi anak.
BAB V
Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajamen Strategi Setiap manusia didalam perjalan hidupnya selalu akan menjadi anggota dari beberapa macam organisasi. Setiap organisasi memiliki kegiatan dimana kegiatan yang dilakukan memerlukan pengelolahan atau manajemen dan strategi didalamnya. Salah satu kegiatan organisasi yang membutuhkan pengelolaan dan pemilihan strategi adalah dalam pelayanan kemanusiaan. Organisasi yang melakukan pelayanan kemanusian atau yang dikenal dengan Human Service Organization (HSO) adalah lembaga yang berusaha meningkatkan kondisi kehidupan yang sejahtera dimana di dalam ilmu kesejahteraan sosial usaha tersebut dilakukan oleh profesi yang dikenal pekerjaan sosial (peksos). Sesuai dengan usaha yang dilakukan organisasi digolongkan menjadi 3 golongan yaitu, pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan perawatan (rehabilitasi). Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin pegawai atau
19
20
pekerja agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 21 Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Mendefinisikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan suatu pribadi, sedangkan dari pengertian sebelumnya yang mendefinisikan manajemen sebagai proses mengandung arti bahwa hal itu adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.22 Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Gulick mendifiniskan manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah di organisasi menjadi suatu rangkaian teori.23 Sedangkan strategi adalah cara untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sasaran dapat ditentukan sebagai hasil spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi dasarnya. Sasaran sangat diperlukan karena dapat menentukan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan 21
Hani Handoko. Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), h. 3. Ibid, h. 8. 23 Ibid, h. 11. 22
21
sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi dan menyediakan perencanaan secara efektif. 24 Manajemen strategi memiliki fokus pada memadukan manajemen, pemasaran,
keuangan/akunting,
produksi/operasi,
penelitian
dan
pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Lebih dalam tentang manajemen strategi banyak digunakan oleh perguruan tinggi dan universitas diseluruh Indonesia untuk mengajarkan materi tentang kuliah-kuliah yang berhubungan dengan bisnis. Selain itu tentunya manajemen strategi memiliki pengertian yang luas sehingga dapat digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Sehingga definisi manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.25 Dari pengertian manajemen strategi di atas disimpulkan bahwa manajemen strategi membantu organisasi melakukan aktivitas atau tindakan dalam mencapai tujuan. Fred R. David Dalam bukunya Manajemen Strategis Konsep untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ada 3 tahapan dalam manajemen strategi, yaitu : 1. Perumusan strategi Termasuk didalamnya adalah peluang dan ancaman organisasi, menetapkan kekuatan dan kelemahan organisasi, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Tidak 24 25
Fred R. David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 12. Ibid, h. 5.
22
ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, seorang ahli strategis harus memutuskan alternative mana yang akan memberikan keuntungan bagi sebuah organisasi. Apa pun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada sebuah organisasi. Di dalam perumusan strategi terdapat analisi SWOT yaitu kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weakness),
peluang
(opportunities) dan ancaman (threaths). Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif, digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal. 2. Implementasi strategi menuntut organisasi untuk menetapkan objektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotifasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategis sering disebut tindakan manajemen strategi. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan. Keberhasilan implementasi strategi tergantung pada kemampuan manajer untuk memotifasi karyawan, yang lebih merupakan seni ketimbang pengetahuan. Oleh sebab itu keterampilan
antar
pribadi
menjadi
keberhasilan implementasi strategi.
sangat
penting
demi
23
3. Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi, para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi secara baik. Evaluasi strategi adalah suatu usaha tindakan korektif yang dilakukan untuk memastikan sasaran/tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Semua strategi dapat dimodifikasi dimasa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah.26
B. Organisasi Pengertian organisasi saat ini telah bergeser dari pengertian organisasi yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Pengertian sederhana tersebut telah bergeser. Pada masa sekarang organisasi lebih dikenal sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian sederhana tersebut adalah:27 1. Terdiri dari dua orang atau lebih, 2. Ada kerja sama, 3. Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan 4. Ada tujuan yang ingin dicapai.
26
Fred R.David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 5. Ati Cahayani. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), h. 2. 27
24
Schein mangatakan orgaisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara geografis. Pendapat Schein sedikit mirip dengan pendapat Monir H. Thayeb yang menyatakan, organisasi dapat dilihat dengan 2 cara yang berbeda. Cara pertama adalah melihat organisasi sebagai suatu system terbuka dan kedua adalah melihat organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.28 Terdapat banyak jenis organisasi, salah satunya adalah organisasi pelayanan sosial atau lebih dikenal human service organizations (HSO) dimana organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. HSO memiliki ruang lingkup yang lebih luas meliputi organisasi pemerintah (government organizations), organisasi non pemerintah (non government organizations),
maupun
pihak
swasta
(private
organizations)
yang
memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial dalam arti sempit seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan, tuna netra, tuna rungu dan tuna grahita. 29 Organisasi pelayanan sosial dibedakan dengan birokrasi, salah satunya karena fakta bahwa “bahan dasar” terdiri dari manusia dan dapat dibedakan oleh transformasi yang mereka tujukan dalam diri klien. Oleh karena itu, organisasi pelayanan sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi berikut:
28
Ibid. h. 3. Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan sosial dan Pekerja Sosial, (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h. 86-87. 29
25
1. Tipe klien yang dilayani Hasenfeld membagi tipe klien menjadi dua, yaitu:
Normal Funcsioning (berfungsi secara normal) yaitu organisasi yang mandat utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesejahtaraan orang-orang yang dipandang berfungsi secara baik.
Malfuncsioning (kurang berfungsi secara baik) yaitu organisasi
yang
mandat
utamanya
adalah
mengontrol, mengurangi dan memperbaiki penyakit atau penyimpangan orang-orang yang dipandang kurang berfungsi secara baik. 2. Teknologi transformasi (seperti prosedur-prosedur dan teknikteknik yang mereka gunakan untuk membawa perubahan dalam diri klien). Hasenfeld membagi tipe teknologi transformasi organisasi menjadi tiga, yaitu:
People-processing technologies Teknologi ini berusaha mentransformasi klien bukan dengan mengubah sifat-sifat mereka, akan tetapi dengan memberikan mereka suatu label sosial dan status publik yang membangkitkan reaksi-reaksi yang bermanfaat dari unit sosial yang lain. misalnya penyandang masalah akan mendapatkan perlakuan tertentu dari organisasi bentuknya dengan membuat
26
diagram masalah bahwa orang tersebut akan kelihatan memiliki masalah tertentu.
People-sustaining technologies Teknologi ini berusaha mencegah, memelihara dan memperlambat
memburuknya
kesejahteraan
personal klien tanpa merubah ciri-ciri orang tersebut. Misalnya pelayanan dukungan kepada panti asuhan, pelayanan akomodasi.
People-changing technologies Teknologi ini bertujuan secara langsung mengubah sifat-sifat
klien
dalam
rangka
memperbaiki
kesejahteraan mereka. Misalnya melakukan terapi individual atau terapi kelompok, memberikan konseling,
perawatan
penyakit,
rehabilitasi
pekerjaan, sosialisasi.
People-controling technologies Teknologi
ini
malakukan
aktivitas
dalam
mengontrol, membatasi atau dalam beberapa hal menekan prilaku orang tertentu. Misalnya lembaga pemasyarakatan, pelayanan koreksional, rumah sakit. 30
30
8
Yeheskel Hasenfeld. Human Service Organizations, (USA: Prentice Hall, inc, 1974), h. 7-
27
People processing BPS Fungsional
Malfunctio ning
People sustaining
Sekolah umum
Jaminan sosial
Badan Akreditasi Klinik diagnostik
People changing
People controling Pelayanan koreksional
Pramuka Rumah peristirahatan Rumah perawatan
PKBI Rumah sakit
Rumah sakit
Pusat Lembaga Pengadilan Panti asuhan rehabilitasi pemasyaraka anak korbanNarkotika tan Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia
C. Perkembangan Anak Anak-anak pada dasarnya baik. Karena anak-anak pada dasarnya baik, mereka seharusnya diizinkan tumbuh secara alami. Masa kanak-kanak merupakan masa yang unik dan sangat hidup, yang meletakkan dasar penting bagi tahun-tahun dewasa. Era modern dalam mempelajari anak dimulai dengan munculnya beberapa perkembangan penting di akhir tahun 1800-an. Sejak saat itu studi perkembangan anak berubah menjadi ilmu yang berkelas, dengan tori-teori utama dan teknik serta metode studi yang elegan, yang membantu menyusun pemikiran tentang perkembangan anak. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
yang
berlangsung
secara
sistematis,
progresif,
dan
28
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).31 Perkembangan itu secara umum mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik yaitu perubahan dalam tinggi badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis yaitu semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat serta menggunakan imajinasi kreatifnya. b. Terjadi perubahan dalam proporsi seperti anak yang tumbuh sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tumbuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Perubahan imajinasi yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju pada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman sebaya). c. Lenyapnya tanda-tanda lama seperti menghilangnya kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, gigi susu, dan prilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum berfikir). d. Diperolehnya tanda-tanda baru seperti pergantian gigi, karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita dan mimpi “basah” pada anak laki-laki), maupun skunder (perubahan pada anggota tubuh seperti pinggul dan buah dada pada wanita dan kumis, jakun dan suara pada anak laki-laki.32
31
Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 15. 32 Ibid, h. 16.
29
Beberapa psikolog berpendapat bahwa terdapat kesamaan antara perkembangan dan pertumbuhan. Tetapi ada juga psikolog yang lebih suka menggunakan istilah perkembangan seperti H. Wekner yang mengatakan istilah perkembangan (development) menunjukkan pada perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap. Adapun kesamaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah dari kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju kedepan (taraf yang lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Sedangkan perbedaan diantara keduanya yaitu dimana perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan bersifat kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Sedangkan pertumbuhan sebaliknya perubahan bersifat kuantitatif dan perkembangan menekankan pada material.33 Pada masa perkembangan pasti akan melewati fase-fase perkembangan yang dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentan perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Secara garis besar fase-fase perkembangan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu proses biologis menghasilkan perubahan pada tubuh seseorang. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, pertambahan tinggi dan berat badan, keterampilan motorik dan perubahan hormone pada masa puber mencerminkan peran proses biologis dalam perkembangan. Proses kognitif menggambarkan perubahan dalam pikiran, inteligensi dan bahasa seseorang. Tugas-tugas seperti mengawasi ayunan 33
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005), h. 4-7.
30
bergerak di atas kotak bayi, menggabungkan kalimat dengan dua kata, mengingat puisi, menyelesaikan soal matematika dan membayangkan bagaimana rasanya menjadi bintang film, semua itu merupakan proses kogniti. Proses sosial-emosi (socioemotional process) melibatkan perubahan dalam hubungan seseorang dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Senyum seorang bayi karena sentuhan ibunya, seorang anak laki-laki pada teman bermainnya, perkembangan rasa arsertif seorang anak perempuan, semua itu mencerminkan perkembangan sosial-emosi.34
D. Faktor-Faktor Perkembangan Anak Dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan anak dalam kenyataannya memang tidak dapat dihindari adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam proses pertumbuhan/biologisnya ataupun proses perkembangan (psikisnya) dari seorang anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan terbagi menjadi dua yaitu hereditas atau keturunan yang merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang dan lingkungan (environment). 1. Hereditas (keturunan/pembawaan) Hereditas memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak lahir kedunia ini membawa berbagai ragam keturunan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau nenek dan kakek. Keturunan dibawa anak sejak dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya 34
18-19.
John W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h.
31
berasal dari nenek dan moyangnya kedua belah pihak (ibu dan bapaknya). Macam-macam keturunan yang diturunkan meliputi : a) Bentuk tubuh dan warna kulit Misalnya anak lahir dengan rambut keriting dengan membawa sifat keturunan dari ibu maupun ayahnya yang
berambut
keriting,
bagaimanapun berusaha
meluruskan akhirnya akan kembali menjadi keriting. b) Sifat-sifat Berbagai macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya : penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan sebagainya. Sifat tersebut dapat dilihat sejak kecil dan ada pula saat sudah dewasa. Sifat sangat berbeda dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar untuk diubah, sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila dikehendaki dengan sungguh-sungguh. c) Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan ini meliputi kemampuan abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa, dan sebagainya. d) Bakat Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki
32
seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk keterampilan
atau
suatu
bidang
ilmu,
misalnya
kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni, teknik, keguruan, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, dan sebagainya. e) Penyakit atau cacat tubuh Beberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan, saraf dan luka yang sulit kering.35 2. Faktor Lingkungan Urie Bronfrenbrenner dan Ann Crounter mengemukakan bahwa lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi diluar organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini terdiri atas : fisik meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada disekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah, dan sosial meliputi seluruh manusia yang secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.36 Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Ada beberapa macam
35 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 47-55. 36 Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 35.
33
lingkungan yang ada disekitar anak untuk pertumbuhan dan perkembangan yaitu : a) Keluarga Shigelman dan Shaffer mendefinisikan keluarga sebagai unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau sesuatu sistem sosial yang lebih besar.37 Peran keluarga dalam perkembangan dan pertumbuhan anak sangat penting dikarenakan anak yang dibesarkan pada lingkungan keluarga berada umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang kurang mampu (miskin). Fungsi keluarga secara psikososiologis sebagai (1) pemberi rasa aman dan bagi anak dan anggota keluarga lainnya, (2) sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih saying dan penerimaan, (4) model pola prilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, (5) pemberi bimbingan bagi pengembangan prilaku
yang secara sosial dianggap
tepat, (6)
pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam rangka
menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, (7) pemberi bimbingan dalam
37
Ibid, h. 36.
34
pembelajaran
motorik,
verbal
dan
sosial
yang
dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) stimulator bagi pengembangan
kemapuan
anak
untuk
mencapai
prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat, (9) pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan (10) sumber persahabatan/teman bermain bagi anak samapai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.38 b) Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
secara
sistematis
melaksanakan
program
bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu
siswa
agar
mampu
mengembangkan
potensinya, baik yang menyangkut aspek moralspiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Di sekolah peran guru sangat penting karena sebagai pengganti orang tua dalam membimbing dan mengenbangkan potensi anak. Kualitas guru sangat diperlukan menyangkut
kemajuan
anak didiknya
(siswa) dalam mengembangkan potensi. c) Kelompok teman sebaya Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup
38
Ibid, h. 38.
35
penting bagi perkembangan kepribadiannya. Hal-hal yang dapat dipelajarinya dari lingkungan teman sebaya ini anak dapat memahami orang lain, menjalani hubungan sosial yang lebih baik, memiliki kemampuan untuk memikirkan tentang perasaan, pikiran, motif, tingkah laku dirinya dan orang lain. d) Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Anak kota pada umumnya lebih bersifat dinamis dan aktif bila dibandingkan dengan anak desa yang cenderung bersifat statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan pendapatnya,
ramah dan luwes sikapnya
dalam
pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya kurang berani mengekuarkan pendapat, agak penakut, pemalu, dan kaku dalam pergaulan. e) Keadaan alam sekitar Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal, di desa atau di kota, ditepi pantai atau di pegunungan. Keadaan alam yang berbeda akan
36
berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak. Lingkungan sangat besar artinya bagi setiap pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam konsepsi, lingkungan telah ikut member andil bagi proses
pembuahan/pertumbuhan.
Suhu,
makanan,
keadaan gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani, aktivitas, dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan.39
E. Potensi Diri Potensi diri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian, potensi diri masusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam didalam dirinya, yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaatnyata dalam kehidupan diri manusia. Apabila pengertian potensi diri manusia dikaitkan dengan penciptaan manusia Allah SWT, maka potensi diri manusia dapat diberi pengertian sebagai “kemampuan dasar manusia yang telah diberikan oleh Allah SWT sejak dalam kandungan ibunya sampai pada saat tertentu (akhir hayatnya), yang masih terpendam dalam dirinya
39
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 55-56.
37
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia di dunia ini dan di akhirat nanti”.40 Jadi potensi diri manusia adalah sesuatu kekuatan atau kemampuan dasar manusia yang telah berada dalam dirinya, yang siap untuk direalisasikan menjadi kekuatan dan manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia oleh sang Maha Pencipta Allah SWT.41 Menurt Joyce Meyer, potensi diri merupakan kecemerlangan yang ada di dalam diri individu, namun masih belum terwujud dalam realita. Dengan kata lain, individu yang memiliki potensi diri sesungguhnya mempunyai sejumlah elemen yang dibutuhkan bagi pencapaian sebuah keberhasilan, tetepai elemen-elemen itu masih belum teraktifkan. Apapun kemampuan yang ada pada diri manusia kembangkan segera, agar kemampuan tersebut tidak terpendam menjadi sia-sia.42 Sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individuindividu yang unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka mampu mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik dan berbeda-beda dari yang lain.43 Potensi diri terkait erat dengan bakat yang kita miliki, bakat yang dimiliki seseorang pada dasarnya terkait dua hal. Pertama, kemampuan alami 40
Slamet Wiyono, Ak., M.B.K, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Gramedia, 2006), h.
37-38. 41
Ibid. h. 39. Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 7. 43 Ibid. h. 14.
42
38
yang khusus dan kedua, kekuatan untuk menggapai sebuah prestasi atau kesuksesan.44 Bakat yang dimiliki seseorang dapat saja sangat berbeda dengan bakat yang dimiliki orang lainnya. Bidang kehidupan yang kita arungi ini sangatlah luas. Maka, bakat itu pun sama luasnya dengan bidang kehidupan yang ada. Jadi, bakat merupakan kemampuan alami yang khusus atau kemampuan untuk menggapai kesuksesan.45 Ny. Yoesoef Noesyirwan (1987) menggolongkan jenis bakat atau kemampuan menurut fungsi atau aspek-aspek yang terlibat dan menurut prestasinya. Berdasarkan fungsi dan aspek-aspek yang terlibat dalam berbagaimacam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam 46 : a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik, yaitu kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar fundamen bakat, seperti kemampuan pengindraan atau ketajaman panca indra, kemampuan motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, ketangkasan, keterampilan, dan anggota badan. b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum, yaitu kemampuan ingatan, daya khayal atau imajinasi dan intelegensi (kecerdasan). c. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan. Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau mengkhayati perasaan orang lain.
44
Ibid. h. 20. Ibid. h. 23. 46 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Januari, 2005), h. 197. 45
39
Sebagaimana telah diterangkan dalam mengenal tingkah laku manusia, bahwa sesuatu karya atau prestasi memerlukan adanya kemampuan atau bakat dan motivasi atau kemauan. Sebagian dari bakat itu secara potensial sudah ada sejak lahir dan sebagian lagi didapat atau muncul melalui pertumbuhan dan perkembangan.47 Minat dan bakat seringkali dijadikan satu. Padahal keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.nbakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni.48 Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Dengan mengembangkan minat, bakat dan memberi bimbingan karir sejak dini, anak akan semakin menyadari mengenai apa yang dia suka dan mampu melakukan hal tersebut. Dan, akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya. Banyak anak tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tetap karena beberapa hal berikut : a. Anak belum menjajaki kemampuan, bakat, serta minatnya. b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.
47
Ibid. h. 199. Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta.: PT Tangga Pustaka, 2009), h. 59-60. 48
40
c. Tidak adanya masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau bakatnya. Anak belajar tanpa mengetahui kegunaan dan tujuan dari bidang studi yag dipelajarinya, d. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi dan kurang spesifik. e. Bakat yang belum terasah atau kurang mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan sehingga tidak tampak. f. Perasaan tidak mampu atau tidak barbakat dari pribadi yang bersangkutan ataupun dari lingkungannya. Jadi, manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih merupakan potensi, tetapi hanya sedikit sekali dari kemampuan tersebut bisa terwujud.49 Dalam potensi diri anak pastinya ada kecerdasan yang istimewa. Kecerdasan adalah manifestasi kapasitas mental yang tinggi atau kapasitas untuk belajar, menalar dan memahami. Perkembangan kecerdasan pada setiap individu satu dengan yang lainnya berbeda-beda sebagai berikut50 : Pertama, kecerdasan intelektual yaitu anak dikembangkan dengan memberikan tugas agar anak lebih mengasah pengetahuannya dengan member dukungan dan suasana yang nyaman bagi sang anak. Kedua, kecerdasan emosional dan sosial yaitu anak dikembangkan dengan cara berempati kepada temannya yang sedang susah dan member bantuan. Ketiga, kecerdasan spiritual anak dikembangkan dengan kesadaran
49 50
Ibid. h. 62-63. Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 24.
41
sekaligus menunjukan prilaku taat kepada Allah SWT untuk menghadapi dan memecahkan masalah.51 Menurut David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah,
berfikir
secara
rasional,
dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. Intelegensi dan kecerdasan atau IQ mempunyai perbedan arti, sedangkan IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang
dan
tidak
menggambarkan
kecerdasan
seseorang
secara
keseluruhan.52 Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (intelegensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat kecerdasan (intelegensi) bawaan ditentukan oleh bakat, bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi maupun yang sudah terwujud meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan berfikir, kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan bakat kepemimpinan. 53 Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi, minat dan bakat pada anak perlu kematangan dalam menjalankannya.
51
Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak, (Yogyakarta: Katahati, 2010), h. 18-19. 52 Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta: PT Tangga Pustaka, 2009), h. 51. 53 Ibid. h. 52.
42
F. Ruang Lingkup Potensi Diri 1. Kognitif Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar biasa dan dahsyat, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Mereka mengaplikasikan otak kedalam dua klasifikasi, yaitu otak kiri dan otak kanan. Secara ringkas otak kiri berfungsi untuk menghafal dan mengingat, logika atau berhitung, menganalisa, memutuskan dan bahasa. Otak kanan berfungsi untuk melakukan aktifiktas imajinasi atau intuisi, kreasi atau kreatifitas, inovasi, seni secara umum, manusia yang dilahirkan normal di dunia ini telah diberikan Allah kemampuan-kemampuan dasar tersebut. Tugas otak tersebut akhirnya adalah melakukan kegiatan berfikir, yaitu berfikir untuk menghasilkan karya nyata melalui bahasa, logika, intuisi, kreatifitasnya. Jadi otak manusia adalah sumber kekuatan manusia untuk menghasilkan karya melalui proses berfikir, bahkan menurut Daviv J Schwart, berfikir positif dapat mendatangkan mukzizat. 54 Berfikir menurut Agus Sujanto adalah gejala-gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara ketahuan-ketahuan kita.55 Kognitif menurut kamus besar bahasa Indonesia kontemporer adalah kegiatan memperoleh ilmu pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu sesuai pengalaman sendiri.56 Dalam berfikir kita menggunakan alat, alat itu adalah akal. Berfikir adalah suatu proses diaklektis. Artinya, selama berfikir, pikiran kita
54
Slamet Wijoyo, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 39. Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-2, h. 56. 56 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 759. 55
43
mengadakan tanya jawab dengan pikiran kita, untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara ketahuan kita itu dengan tepat. Pertanyaan itulah yang memberikan arah pikiran kita. Proses-proses yang dilalui dalam berfikir adalah sebagai berikut : a. Pembentukan pengertian, artinya dari suatu masalah, pikiran kita membuang cirri-ciri tambahan, sehingga tinggal cirri-ciri yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu. b. Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menggabungkan atau menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas dari masalah itu. c. Pembentukan keputusan artinya fikiran kita menggabungkan pendapat tersebut. d. Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.57 Proses
kognitif
melibatkan
perubahan-perubahan
dalam
kemampuan dalam pola berfikir, kemahiran berbahasa dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktifitas-aktifitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa menjadi suatu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal matematika,
dan
menceritakan
pengalaman,
merefleksikan
peran
merupakan suatu proses kognitif dalam perkembangan anak. Perkembangan kognitif perlu dibadakan dengan perubahan dalam arti belajar. Perkembangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan
57
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-2, h. 57.
44
penting dalam pola dan kemampuan berfikir serta kemahiran berbahasa, tetapi belajar cenderung lebih terbatas pada perubahan-perubahan sebagai hasil dari pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik. Selain itu, perubahan-perubahan yang dipelajari seringkali dipelajari dalam waktu yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurung waktu yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama. Perkembangan kognitif anak dan pengalaman belajar ini sangat erat
kaitannya
dan saling berpengaruh satu
sama
lain.
Perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi atau membatasi kemampuan belajar anak, sebaliknya pengalaman belajar anak akan sangat memfasilitasi perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak terdiri atas empat tahap, yaitu : a. Tahap Sensorik-Motorik (0-2 tahun). Yang berkembang adalah skema motorik, jadi anak harus berbuat atau melakukan sesuatu dahulu untuk mengetahui sesuatu. Kalau kepalanya sudah terbentur dinding maka ia tahu bahwa dinding itu keras. b. Tahap
Pra-Oprasional
(2-7
tahun).
Anak
sudah
mengambangkan skema simbolik (lisan dan kemudian jadi tulisan). Anak cukup diberi tahu secara lisan bahwa dinding itu keras, dengan sendirinya dia tidak akan membenturkan kepalanya ke dinding. c. Tahap Oprasional Konkrit (7-11 tahun). Dalam usia sekolah dasar ini anak sudah mampu memecahkan masalah-masalah
45
yang konkrit (dua jeruk ditambah tiga jeruk menjadi lima jeruk). Selanjutnya, ia mampu berprilaku di dalam kognisinya (menghitung, menambah, membagi, mengalikan, menganali nama-nama kota di peta buta dan sebagainya) sehingga ia tidak perlu sungguh-sungguh berbuat sesuatu untuk memecahkan suatu masalah. Misalnya, untuk menemukan kantor kepala desa, ia tidak perlu berjalan menyusuri seluruh desa, tetapi cukup membaca peta dan mengikuti peta tersebut sampai ke kantor kepala desa. d. Tahap Oprasional Formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini orang sudah mampu memecahkan masalah-masalah hipotesis dan dapat berfikir deduktif (menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak ataubelum terjadi dalam kenyataan). Misalnya, “jika reactor nuklir bocor apakah yang harus dilakukan pemerintah?” atau “jika seorang anak tiga kali tidak naik kelas apakah yang harus dilakukan oleh orang tuanya?”. Menurut Piaget, tahapan berkembang positif itu adalah invariant yaitu seragam atau sama saja bagi setiap orang dan tidak ada tahapan yang dapat diloncati sebelum masuk ketahapan berikutnya, karena setiap tahapan adalah persiapan bagi tahap berikutnya. 58 2. Emosi Kata “emosi” berasal dari bahasa latin “emovere” yang artinya “bergerak keluar”, maksud setiap emosi adalah untuk menggerakkan 58
Sarlinto Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 78-79.
46
individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya serta menghindari sesuatu yang merugikan dan menghambat pemenuhan kebutuhan.59 Emosi menurut Arnold yaitu rasa dan atau perasaan yang membuat kecenderungan yang mengarah terhadap sesuatu yang secara intuitif di nilai sebagai hal yang baik atau bermanfaat atau menjauhi dari sesuatu yang secara intuitif di nilai buruk atau berbahaya. Tindakan itu diikuti oleh pola-pola perubahan fisiologis sejalan dengan mendekati atau menghindari objek.60 Emosi merupakan luapan yang berkembang dan surut dalam waktu yang cepat.61 Kecerdasan emosi menurut Ary Ginanjar Agustian adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya kepekaan emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi dan pengaruh manusia. Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan oleh apapun oleh otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut kreatifitas, kolabirasi, inisiatif dan transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi
mengatasi
dorongan-dorongan
yang
keliru
dan
menyelaraskannya dengan proses dan teknologi dengan sentuhan manusiawi. Emosi juga salah satu penggerak. Bukti-bukti bahwa nilai-nilai dan watak dan dasar seseorang dalam hidup ini tidak berakar pada IQ, tetapi pada kemampuan emosional, intregitas, komitmen, konsistensi, ketulusan dan totalitas itulah yang dijadikan tolak ukur kecerdasan emosi 59
Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h.
82. 60
Ibid, h. 83. Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 393. 61
47
(EQ). kecerdasan emosi sebenarnya akhlak dalam Islam yang pernah diajarkan oleh Rasullullah 1.400 tahun yang lalu, jauh sebelum konsep EQ diperkenalkan saat ini sebagai sesuatu yang dinamakan ESQ (Kecerdasan Emosi dan Spiritual). Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak rencana seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsurangsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu ke waktu.62 John Mayer, psikolog dari University of New Hampshire, mendefinisikan kecerdasan emosi yaitu kemamouan memahami emosi orang lain dan cara mengendalikan emosi diri sendiri. Lebih lanjut pakar psikologi Coper dan Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara kolektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut pemilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. 63 Dapat dirangkum bahwa kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu menguasai kesehatan mental yang baik. 62
Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h.
63
Ibid, h. 82.
80.
48
Walaupun demikian, masing-masing faktor tersebut merupakan gambaran agar dapat mendefinisikan dan menggambarkan suatu emosi yang kita rasakan. Misalnya jika kita suatu perasaan yang berbaur benci, takut dan sedih? Bagaimana kita menangkap emosi yang sedang dirasakan? Sulit bagi kita untuk menangkap emosi tersebut namun beberapa peneliti di University of California di Sanfransisco menyatakan bahwa ekspresi wajah, gerak tubuh dapat dijadikan identifikasi awal kita untuk melakukan identifikasi emosi yang sedang dirasakan saat itu. Agar dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional, pakar psikologi Salovey memberikan beberapa arahan, seperti : a. Mengenali emosi diri kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memanta perasaan diri waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahaman diri. Ketidak mampuan mencermati parasaan diri kita sesungguhnya menempatkan kita pada lingkungan perasaan. Orang yang
memiliki keyakinan yang lebih tentang
perasaannya adalah bagaika pilot yang canggih mampu mengenali kepekaan lebih tinggi akan keadaan emosi yang dirasakan saat itu. b. Mengelola emosi, menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang tergantung pada kesadaran diri.
Kemampuan
untuk
menghibur
diri,
melepaskan
49
kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat-akibat yang muncul karena kegagalan keterampilan emosional dasar ini. c. Memotofasi diri, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat dalam keterkaitan memberi perhatian untuk member motvasi diri sendiri dan menguasai diri serta ia mampu melakukan kreasi secara bebas. Pengendalian diri seperti menahan diri terhadap suatu keputusan dan [engendalian dorongan hati sebagai landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. d. Memahami emosi orang lain, seperti kemampuan yang bergantung pada
kesadaran diri emosional,
merupakan
keterampilan bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Jika kita diberikan kemampuan empati yang tinggi situasi demikian dapat menggerakkan pekerjaan yang cocok untuk individu ini seperti
bidang
keperawatan,
mengajar,
penjualan
dan
manajemen. e. Membina
hubungan,
keterampilan
membina
hubungan
merupakan bagian dari keterampilan sosial, hal ini dapat menunjang kita dalam mengembangkan pergaulan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi. Apabila emosi kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita, antara lain : a. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona b. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah
50
c. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut d. Pernafasan : bernafas panjang bila kencang e. Pupil mata : membesar bila sakit mata atau marah f. Luir : mongering bila takut dan tegang g. Bulu roma : berdiri bila takut h. Pencernaan : Mencret-mencret bila tegang i. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan bergetar j. Kondisi darah : komposisi darah akan picu berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.64 3. Spiritual Spiritual adalah spirit atau murni.65 Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa didasari pemhaman dan keyakinan bahwa sumber pengetahuan adalah dari Allah SWT, justru akan membuat manusia lebih banyak melakukan ‘trial and error’. Pengembangan segi-segi kehidupan sebagai rahasia untuk meraih sukses manusia, perlu disempurnakan oleh faktor SQ (Spiritual Qoutient), demi kematangan kerohanian. Spiritual dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah berkenaan dengan spirit atau jiwa.66 Membangun mutu insane yang berkualitas
menurut Adi Sasono
tidaklah
cukup dengan
hanya
mengandalkan IQ saja, namun harus didukung oleh SQ. Kecerdasan emosi
64
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 171. 65 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta: Arga, 2003), h. 51. 66 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 1457.
51
(EQ) pun harus pula didasari dan didorong untuk mencari ridha Allah (spiritualitas). Inilah jawaban untuk mengatasi krisis multidimensi yang sedang melanda Indonesia saat ini. Kunci dan kamus dari konsep ESQ menurut Ary Ginanjar Agustian adalah Asmaul Husnah atau 99 nama dan sifat Allah SWT. “Manusia diberi wewenang untuk menggunakan haknya dari Allah SWT untuk mengurangi keluasan samudra hakikat dari ilmu-Nya. Maka dengan meresapi ke-99 asma Allah tersebut, seorang pria akan mampu menguatkan
dirinya
kembali
(reinforcement)
sebagai
titik
tolak
pembangunan dan pengesahan kecerdasan emosinya. Dengan Asmaul Husnah manusia berikhtiar untuk menunjukkan kebaikan dari kebenaran, kebenaran dari kebenaran, dan keindahan dari kebenaran milik-Nya.” Di dalam Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi (isyiqamah), kerendahan hati (tawadhu), berusaha dan berserah diri (tawakkul/tawakal), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan pnyempurnaan (ikhsan) dan ketulusan (sincerety), semua itu dinamakan akhlakuk kharimah.” Kecerdasan spiritual berasal dari suara-suara hati, sedangkan suarasuara hati ternyata sama dengan nama dan sifat-sifat Ilahiyah yang telah terekam di dalam jiwa setiap manusia, seperti dorongan ingin mulia, dorongan ingin belajar, dorongan ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya. Untuk meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) dpat ditempuh dengan menghayati serta mengamalkan agama, yaitu Rukun Iman (Iman
52
kepada Allah, Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah, Iman kepada KitabKitab Allah, Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, dan Iman kepada Qada dan Qadar) dan Rukun Islam (Membaca dua kalimat syahadat, Shalat lima waktu, Puasa di Bulan Ramadhan, membayar Zakat, Pergi Haji bila mampu). Shalat ternyata berisi tentang pokok-pokok pikiran dan bacaan suara-suara hati itu sendiri. Misalnya ucapan Maha Suci Allah, Maha Besar Allah, Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Penyayang, itu semua akan menjadi suatu reinforcement atau penguatan kembali akan pentingnya suara-suara hati mulia itu yang sesungguhnya juga telah dimiliki di dalam setiap dada manusia, sehingga sumber-sumber ESQ tersebut akan hidup untuk mencerdaskan emosi dan spiritual, sekaligus kecerdasan jiwa anda. “apabila kondisi di atas kita lakukan berulangulang, maka itu akan menjadi sebuah doktrin yang akan mengisi jiwa, baik sadar atau tanpa disadari melalui mekanisme “Repetitive Magic Power” berujung pada pemilikan tingkan ESQ yang tinggi, atau seseorang yang berakhlak mulia, yang merupaka syarat utama keberhasilan. Itu merupakan metode pengesahan God Spot (hati nurani) di dalam hati manusia. 4. Keterampilan Keterampilan atau life skill adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berprilaku positif yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tantangan dalam
53
hidupnya sehari-hari secara efektif.67 Keterampilan menurut Peter Salim dan Yenny Salim adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas, kecekatan.68 Keterampilan atau life skill dapat dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu : a. Keterampilan personal (personal skill)
yang mencakup
keterampilan mengenai diri sendiri, keterampilan berfikir rasional dan percaya diri. b. Keterampilan
sosial
(social
skill)
seperti
keterampilan
melakukan kerja sama, bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial. c. Keterampilan akademik (academic skill) seperti keterampilan dalam melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah d. Keterampilan vokasional (vocational skill) adalah keterampilan yang berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan tertentu
seperti
dibidang
perbengkelan,
jahit
menjahit,
peternakan, pertanian, produksi barang-barang tertentu.69 Keempat kecakapan tersebut dilandasi oleh kecakapan spiritual yakni, ketaqwaan, moral, etika, dan budi pekerti yang baik sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama pancasila, dengan demikian pendidikan 67 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 5. 68 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 1596. 69 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 7.
54
keterampilan atau life skill diarahkan pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, dan mandiri. Penyelenggaraan pendidikan keterampilan atau life skill pada satuan dan program pendidikan luar sekolah mengutamakan pengantasan kemiskinan, penanggulangan pengangguran dan lebih mendekatkan pada pembelajaran yang bisa memberikan penghasilaan. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan keterampilan atau life skill dalam pendidikan luar sekolah merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan. Memungkinkan
warga
belajar
dapat
hidup
mandiri.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan keterampilan atau life skill berprinsip dari empat pilar pendidikan yaitu learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan), learning to do (belajar untuk berbuat/melakukan pekerjaan, learning to be (belajar untuk dirinya menjadi orang yang berguna), learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orng lain).
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia RUMAH YATIM adalah sebuah organisasi sosial yang bertujuan membantu anak-anak yatim dan dhuafa agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih gemilang. Rumah Yatim hadir untuk menjadi jembatan kasih sayang antara saudara-sudara kita yang terhimpit kekurangan dan keterbatasan. Rumah Yatim hadir membantu siapapun yang merasa berkepentingan untuk berbagi dan menyucikan rezeki yang dimiliki. Ada 12.000 anak yatim dan dhuafa dalam asuhan Rumah Yatim saat ini dan bertekad untuk terus menerus berkembang karena ada ribuan bahkan jutaan anak-anak bernasib sama di sekitar kita yang masih menunggu uluran tangan dan kepedulian. 70 Saran, masukan serta kontribusi dari semua pihak adalah hal teramat berharga yang dinantikan dalam upaya Rumah Yatim untuk selalu memberikan dan melakukan yang terbaik. Sebelum menjadi lembaga yang professional dalam menangani anak yatim dan dhuafa, yayasan ini hanya menyandang nama rumah yatim saja. Pada awalnya sekitar bulan April tahun 1997, salah seorang rekan (Sdr. Abdullah)
70
meninggal
dunia.
Penyakit
ginjalnya
Brosur, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia, juli 2012.
55
yang
sudah
akut
56
memisahkannya dari kehidupan ini dan meninggalkan seorang isteri dan empat orang buah hatinya yang masih kecil-kecil. M. Iqbal (5 Thn), Aty Nuraini (3,5), M. Faruq Waliullah (2) dan Salma Hanifah (5 Bln) harus menghadapi dan menjalani kehidupan tanpa kasih sayang dan bimbingan sang ayah.71 Kondisi ini sangat memprihatinkan. Tak terbayangkan bagaimana sang ibu ( Zainab Hayati, 36 Thn ) akan berjuang membesarkan, dan memberikan bekal terbaik untuk masa depan keempat buah hatinya. Bekal yang ditinggalkan almarhum pun tidaklah terlalu besar dan tentu akan sangat minim untuk membiayai dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Rumah Yatim pun tergerak untuk membantu mereka. Dengan segala keterbatasan yang ada Rumah Yatim mencoba menyisihkan apa yang dimiliki untuk membantu mereka memenuhi kebutuhannya. Secara bersama-sama, Rumah Yatim mengontrak sebuah rumah sederhana untuk tempat tinggal mereka dan kami mengupayakan mereka untuk dapat bersekolah sebagaimana layaknya. 72 Ternyata Rumah Yatim tidak sendiri. Tanpa diduga, para tetangga yang tinggal di sekitar rumah sederhana yang dikontrak menaruh perhatian dan menunjukkan simpatinya atas apa yang kami lakukan. Mereka dengan sukarela memberikan sumbangsihnya kepada anak-anak yatim yang Rumah Yatim asuh. Berbagai sumbangan tulus berbentuk materi dan non-materi kami terima dengan rasa terima kasih dan keharuan mendalam. Teramat
71 Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032822/profil/whats-new-in15.html 72 Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,”
57
banyak di sekitar Rumah Yatim para dermawan yang ikut berbagi dan peduli dengan nasib anak-anak yatim itu. Rumah Yatim terinspirasi, dari bantuan para tetangga, kebutuhan anak-anak yatim yang makin meningkat , dan adanya permintaan dari anakanak yatim yang lain untuk diasuh dalam asuhan Rumah Yatim, akhirnya memberikan inspirasi. Rumah Yatim tergerak untuk membentuk satu lembaga formal yang bisa lebih baik lagi dalam upaya memberikan asuhan bagi anakanak yang kurang beruntung itu. Lahirlah kemudian sebuah Yayasan sosial yang bertujuan menampung dan mengasuh anak-anak Yatim yang tinggal di daerah Bandung dan sekitarnya dengan nama Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia. Berkat Rahmat dan karunia Ilahi dan dukungan serta kontribusi para dermawan di kota Bandung dan sekitarnya Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia telah menjadi sebuah institusi sosial yang legal dan profesional yang mencoba memberikan pelayanan dan pengasuhan terbaik untuk anakanak yatim dan dhuafa agar mereka tidak kehilangan kawalan dalam meraih masa depan yang lebih cemerlang. Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia akan selalu berupaya menjadi lembaga yang profesional dan dinamis. Sadar segala bentuk bantuan dan dukungan dari para dermawan adalah amanah tidak ringan yang harus di pertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat. Penyelenggaraan Pemeriksaan oleh Tim Akuntan Publik, adalah salah satu bentuk komitmen Rumah Yatim
58
Ar-rohman Indonesia dalam upaya membentuk lembaga sosial yang terpercaya.73 Dalam menjalani tugasnya menjadi lembaga professional dalam menangani anak yatim dan dhuafa rumah yatim mengacu pada nilai agama islam yang terdapat pada surat al-Baqarah (2): 261 yaitu
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah (2): 261). Berdasarkan dari Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 261 di atas sebagai orang yang beriman kita harus membantu antar sesama yang membutuhkan dan barang siapa yang membantu diibaratkan dengan sebutir biji yang nanti akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Sebagai umat islam diwajibkan untuk membayar Zakat bagi yang mampu.
“Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Baqarah (2): 220) 73
Wawancara pribadi dengan Edi Nugroho, Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2012.
59
Berdasarkan dari surat al-Baqarah: 220 di atas menjelaskan bahwa sangat baik orang yang mau mengurus dan mengasuh anak yatim dan janganlah sekali-sekali berbuat jahat atau menelantarkan anak yatim karena Allah SWT sangat tidak menyukainya. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan merupakan salah satu asrama yang ada di wilayah Tangerang. Keberadaan asrama ini dikarenakan luasnya wilayah Tangerang yang diikuti banyak jumlah penduduknya. Sehingga Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjadikan wilayah Tangerang ini khususnya pamulang, Tangerang Selatan sebagai tempat untuk membangun asrama guna membantu anak-anak yatim dan dhuafa.
B. Visi dan Misi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia diselenggarakan dengan maksud menjadi organisasi yang mandiri dalam pengelolaan dan pengasuhan anak-anak yatim dan dhuafa. Selain itu, pendidikan dan kesejahteraan anakanak yatim dan dhuafa dapat lebih intensif dan terpantau dari waktu ke waktu sehingga potensi yang dimiliki oleh setiap anak-anak dapat teroptimalkan dan berdaya guna. Lebih jauh dari itu Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan berbagai cara agar potensi dan sumber daya anak-anak yatim yang diasuh bisa berkembang lebih baik dan lebih unggul, baik aspek pendidikan, kesehatan, agama, ketrampilan dan aspek-aspek lainnya. 74 74
Administrator, “visi misi,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032561/profil/visi-misi.html
60
Visi Menjadi lembaga sosial terbaik tingkat nasional dalam pengasuhan dan pengelolaan anak yatim dan dhuafa Misi 1. Memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak yatim dan dhuafa. 2. Menjadi fasilitator terpercaya antara kaum mampu dan tidak mampu. 3. Menjadikan Rumah Yatim sebagai organisasi sosial yang professional dan dinamis.
C. Struktur Kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pola kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia bersifat terpusat dimana disetiap asrama yang ada di-13 Kota di Indonesia dipimpin oleh Kepala Asrama. Setiap Kepala Asrama bertanggung jawab kepada Direktur Area yang kemudian bertanggung jawab kepada Dewan Pembina.75 Berikut struktur kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. 1. Struktur kepengurusan Pusat DEWAN PEMBINA Ir. Apep Rochdiat Uus Fauzi, Amd Ahmad Jaeni, SE 75
Administrator, “struktur organisasi yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032543/profil/strukturorganisasi-yayasan-rumah-yatim-arrohman-indonesia.html
61
DIREKTUR UTAMA Nugroho BW WAKIL DIREKTUR UTAMA Lili H. Abdurrohman SEKJEN Rozalina DIREKTUR KEMANDIRIAN YATIM DHUAFA Indra Abdullah DIREKTUR FUNDRAISING Boy Hardy Harjadinata DIREKTUR HRD & GENERAL AFFAIRS Hilda Fermizola DIREKTUR KEUANGAN & AKUNTING Anis Asikin DIREKTUR PEMBERDAYAAN UMAT Nana Sujana DIREKTUR PEKERJAAN UMUM Gunawan Iryanto DIREKTUR USAHA EKONOMI PRODUKTIF Pipin Noor Arifin DIREKTUR KESEHATAN Ahmad Fakih DIREKTUR WAKAF Evi Rusmawati
62
2. Struktur kepengurusan asrama
Kepala asrama Ikin
Staf Logistik
PenKes
Staf Umum
Staf Usaha
Siti
Gunawan
Feri
Yusuf
Front Office Yani
Ahmad
Yuni Lina
Asisten Masih
Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan Asrama
D. Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Hingga tahun 2013 ini Yayasan Rumah yatim Ar-rohman Indonesia telah membuka 20 asrama putra dan putri di-13 kota di Indonesia. Adapun kota-kota dimana asrama Rumah Yatim Ar-rohman berada meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Nangroe Aceh Darussalam, dan Nusa Tenggara Barat. Sarana dan prasarana yang ada di asrama dapat memenuhi kebutuhan dari anak-anak yatim dan dhuafa yang tinggal di sana. Sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan meliputi: a) Ruang Tidur Terdapat 3 ruang tidur dan 9 buah tempat tidur, 7 diantaranya adalah tempat tidur bertingkat. Disetiap tempat tidur
63
terdapat sepasang bantal dan guling. Disetip kamar juga terdapat lemari pakaian untuk anak-anak. b) Dapur Terdapat satu buah dapur yang terletak di belakang. Dapur terdiri dari cucian piring dan berbagai alat dapur serta sebuah kulkas. Dapur digunakan 3 (tiga) kali sehari untuk membuat makanan bagi anak-anak. c) Kamar mandi Terdapat 3 buah kamar mandi dan salah satunya terdapat di samping dapur di Rumah Yatim. Di dalamnya terdapat toilet, bak untuk mandi dan alat-alat mandi. d) Ruang tamu dan ruang kumpul Terdapat dua ruangan besar yang biasanya digunakan oleh anak-anak untuk berkumpul dan belajar. Ruang yang berada di depan digunakan sebagai ruang tamu. Ruangan ini cukup besar di dalamnya terdapat satu meja dan 3 (tiga) sofa untuk menerima tamu dan sebuah meja serta 1 (satu) set computer dan sebuah lemari file. Di ruangan ini juga terdapat sebuah papantulis putih berukuran sedang untuk belajar bersama. Sedangkan ruangan kedua berada ditengah rumah yang menghubungkan dengan ruangan-ruangan lainnya. Di ruang tengah terdapat sebuah TV, 3 (tiga) meja belajar yang tersusun panjang, 2 (dua) lemari buku, 1 (satu) papan informasi anak/ jadwal pelajaran dan 2 (dua) set computer.
64
e) Taman Tanah yang kosong yang terdapat di depan asrama lumayan luas dan biasanya digunakan untuk tempat parkir bagi staf, donator, tamu atau pun terkadang digunakan anak-anak untuk bermain bola dan badminton. f) Ruang front office Ruangan ini berada di depan, terdapat 2 (dua) buah lemari kaca untuk menyimpan piala serta piagam yang pernah diraih di sekolah atau di luar sekolah oleh anak-anak. Terdapat juga meja panjang yang diatasnya terdapat 2 (dua) buah set komputer serta buku dan catatan donator. Di ruangan ini juga terdapat foto-foto prestasi yang diperoleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Ruangan ini sangatlah penting dikarenakan ruangan ini adalah pintu awal menghubungkan antara donatur dan anak-anak yatim dan dhuafa.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Sebagai sebuah wadah yang bergerak dalam pengasuhan dan pengelolaan anak yatim dan dhuafa, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi anak yatim dan dhuafa. Dengan membimbing mereka menuju masa depan yang lebih gemilang dan mencapai kehidupan yang sejahtera dengan memberikan ilmuilmu yang bermanfaat dan mengembangkan potensi yang dimiliki masingmasing dari mereka. Semua
organisasi
untuk
mencapai
tujuannya
membutuhkan
manajemen strategi, begitu juga organisasi pelayanan kemanusiaan. Sebagai organisasi non-pemerintah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sesuai dengan tujuan dan misi merupakan organisasi pelayanan kemanusiaan atau Human Service Organization (HSO) yang tergolong kedalam usaha perubahan manusia (people changing technology). Hal ini didasari bahwa klien dalam hal ini adalah anak yatim dan dhuafa memiliki kemampuan yang signifikan untuk memperbaiki dan patuh dengan perubahan. Anak yatim dan dhuafa memiliki kemampuan untuk mendapatkan ilmu sebanyak mungkin hanya saja tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan hal tersebut. Untuk mendapatkan kesempatan memperoleh ilmu anak yatim dan dhuafa harus
65
66
merubah sikap dan sifat kearah yang lebih baik dengan patuh akan peraturan yang ditetapkan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Dalam hal pengembangan dan pengasuhan anak yatim dan dhuafa yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia belum tertulis secara jelas manajemen strategi yang dilakukan tetapi proses penanganan dan pemilihan program dapat dinyatakan memiliki kesamaan dengan proses manajemen strategi. Berdasarkan pada teori yang sudah penulis kutip pada bab sebelumnya, manajemen strategi membantu organisasi dalam melakukan aktivitas atau tindakan dalam mencapai tujuan. Seperti yang terdapat dalam buku Manajemen Strategi Konsep yang ditulis oleh Fred R. David bahwa untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ada 3 (tiga) tahapan dalam manajemen strategi yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Maka, penulis akan menganalisis manajemen strategi dalam mengembangkan potensi anak yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia berdasarkan teori diatas. 1. Perumusan Strategi Sebelum
terbentuknya
sebuah
program
yang
dapat
diimplementasikan, tentunya pertama-tama dibutuhkan terlebih dahulu sebuah perencanaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dalam merumuskan strategi ditentukan dari misi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Pentingnya misi yang jelas digunakan untuk memastikan kebulatan
67
tujuan dari sebuah organisasi. Sehingga untuk merumuskan strategi yang tepat sebuah organisasi harus memiliki misi yang jelas. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan tahap perumusan strategi yang terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap pengumpulan data, tahap analisa data dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap pengumpulan data akan dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan data eksternal. Data internal diperoleh dari lingkungan dalam asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan, antara lain:
Keadaan staf dan anak asuh
Fasilitas dan prasarana asrama
Kegiatan/program asrama
Lokasi/Geografis asrama
Administrasi staf dan anak asuh
Pengambilan data internal diambil dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan, antara lain:
Peran Masyarakat
Donator
Pemerintah
Organisasi lain
68
Pengambilan data eksternal diambil dari peluang (opportunities) dan ancaman (threat). Tahap analisa data a. Kekuatan (Strength)
Terjalinnya kerja sama yang ada diantara para staf di setiap asrama.
Letak dari lokasi asrama berada di kota-kota besar yang memudahkan untuk mencari/mengetahui lokasi yayasan.
Terjalin hubungan yang baik antara staf dengan anak-anak asuh yang tinggal di asrama.
Program-program yang yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri anak asuh untuk mencapai cita-cita mereka.
b. Kelemahan (Weakness)
Kurangnya pekerja professional yang membantu dalam pengasuhan anak yatim dan dhuafa.
Sarana dan prasarana untuk anak asuh terbatas dan berbeda dikarnakan sesuai dengan pendapatan donasi dari donatur di setiap asrama.
Terkadang terjadi penurunan kualitas kerja staf dikarenakan banyak tugas yang dilakukan sedangkan pendapatan/gaji/upah yang diterima tidak banyak
69
c. Peluang (Opportunities)
Masih ada dan tergolong banyak masyarakat yang masih mau menyisihkan harta mereka untuk anak-anak yatim dan dhuafa.
Dukungan
dari
pemerintah
pusat
dan
daerah
dalam
terselenggaranya dan berdirinya Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia.
Adanya hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain dalam proses pencapaian tujuan yayasan seperti dengan klinik dan lembaga bimbingan belajar.
d. Ancaman (Threat)
Semakin bertambahnya jumlah anak putus sekolah, yatim dan dhuafa membuat yayasan membatasi penerimaan anak asuh yang tinggal di asrama.
Jauhnya sekolah-sekolah dengan asrama membuat terbatasnya pengawasan dari yayasan dengan anak asuh.
Setelah melakukan analisa data diketahui bahwa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi seimbang, Begitu juga antara peluang dan ancaman organisasi. Masih adanya ancaman dan kelemahan yang dimiliki organisasi yang kemudian dilakukan pengambilan keputusan bahwa untuk mencegah ancaman dan kelemahan maka diperlukan program/kegiatan. Rencana jangka panjang untuk mengurangi kelemahan dan ancaman yang ada di yayasan adalah dengan membangaun Yatim Apartemen yaitu proses pengasuhan dan pemberian pendidikan dilakukan didalam lingkungan Yatim Apartemen, mulai dari istirahan, makan, bermain hingga proses belajar
70
mengajar sehingga semua kegiatan anak yatim dan dhuafa dapat diawasi dengan baik. Selanjutnya program Smart Scholarship dan School Of Life adalah program edukasi yang diadopsi dari asmaul husnah dengan meningkatkan keterampilan nilai-nilai kehidupan, sejalan dengan Smart Scholarship adalah program pemberian beasiswa bagi anak yatim dan dhuafa yang duduk dikelas 3 Sekolah Menengah Atas untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Program ini bekerja sama dengan lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation. Untuk menunjang program-program
yang direncanakan maka
dibutuhkan usaha untuk meningkatkan potensi anak, ada 2 (dua) hal yang dirumuskan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yaitu kesehatan dan peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan anak. Kedua faktor ini kemudian disusun dan dirancang dengan matang sehingga menjadi program yang bertujuan meningkatkan potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sekaligus menjadi pencapaian yayasan dalam mencapai tujuannya. Melalui program kesehatan, kualitas diri anak yatim dan dhuafa dapat terjaga dengan baik. Program ini memberikan pengembangan dan perlindungan diri bagi anak yatim dan dhuafa. Pengembangan yang dimaksud adalah anak yatim dan dhuafa mendapatkan gizi yang cukup dan baik melalui makanan yang diberikan 3X sehari oleh staf logistik. Anak-anak masih sangat memerlukan makanan yang bergizi dikarenakan mereka masih dalam proses perkembangan.
71
Sebelum mereka menjadi manusia dewasa, mereka harus melalui beberapa fase perkembangan. Seperti yang dikatakan oleh John W. Santrock dalam bukunya tentang perkembangan anak ada 3 (tiga) fase yang dilalui anak untuk mencapai tahap dewasa yaitu proses biologis menghasilkan perubahan pada tubuh seseorang, proses kognitif menggambarkan perubahan dalam pikiran, intelegensi dan bahasa seseorang, dan yang terakhir proses sosial-emosi melibatkan perubahan dalam hubungan seseorang dengan orang lain, perubahan emosi dan perubahan kepribadian. Tentu saja staf-staf yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia tahu betul akan fase perkembangan anak. Oleh karena itu, mereka memberikan gizi yang sehat dan baik untuk anak yatim dan dhuafa yang mereka asuh supaya pertumbuhan anak akan terus berkembang hingga mencapai tingkat yang paling tinggi dalam perkembangannya sehingga kemampuan anak seperti kecerdasan dapat tumbuh dan menghasilkan kemampuan atau potensi pada diri anak tersebut. Selain itu kebersihan lingkungan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang terawat dengan baik dan bersih menjadi faktor penting dalam mengembangkan potensi anak. Kebersihan lingkungan yayasan menjadi sangat penting dikarenakan hampir setiap harinya anak-anak berada di yayasan. Apabila
yayasan tidak terjaga
kebersihannya
maka akan
menimbulkan banyak penyakit, dimana yang kemudian akan terjangkit pada anak-anak yang tinggal. Jika hal tersebut terjadi maka anak-anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara baik, mereka tidak dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki jika mereka sakit. Oleh karena itu, kebersihan
72
lingkungan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjadi faktor penting dalam mengembangkan potensi diri anak yatim dan dhuafa yang mereka asuh. Tidak hanya itu, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia juga bekerja sama dengan badan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit apabila ada anak yatim atau dhuafa yang harus mendapatkan bantuan kesehatan seperti sakit atau kecelakaan seperti Klinik Tiga Mandiri yang terletak tidak jauh dari asrama Pamulang. Oleh karena itu, program kesehatan ini berguna untuk mengembangkan dan melindungi anak yatim dan dhuafa dalam meningkatkan kualitas potensi diri. Program peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan anak yatim dan dhuafa membantu mereka menuju masa depan yang gemilang dan kehidupan yang sejahtera. Melalui program ini anak yatim dan dhuafa diberikan pendidikan yang layak dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Adapun pendidikan yang diberikan kepada anak yatim dan dhuafa meliputi: a. Pendidikan Formal Anak asuh dimasukkan ke sekolah-sekolah negeri atau pun swasta sesuai dengan umur dan kemampuan yang dimiliki setiap diri anak asuh. Mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan.
73
b. Pendidikan Diniah
Tahfiz
Tahsin
Qiro’at
Tamyiz
Fuqoha Ceria
c. Pendidikan Informal
Bimbingan belajar intensif
Kursus bahasa Arab
Kursus bahasa Inggris
Kursus bahasa Mandarin
Kursus Akunting
Kursus Automotif
Kursus Komputer
d. Keterampilan
Tata Boga
Tata Busana
Handycraft
Membatik
e. Seni dan Budaya
Marawis
Angklung
Paduan suara
Lukis
74
Kaligrafi
Pahat
Seni peran / Theater
Macam-macam pendidikan yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia untuk anak asuhnya tersebut tidak selalu sama antara asrama Rumah Yatim yang ada di satu daerah dengan daerah lain. Hal ini dikarenakan minat dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak berbeda. Seperti di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan semua anak asuhnya adalah perempuan sehingga pengembangan dan talenta dan potensi anak berbeda dengan asrama yang mengasuh anak laki-laki. Untuk melaksanakan semua program/kegiatan yang direncanakan dibutuhkan dana, oleh karena itu pendapatan Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia seluruhnya diperoleh dari dana bantuan donator yang diterima dari berbagai macam cara. Donator dapat memberikan donasinya melalui Bank yang sudah bekerja sama dengan Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia ataupun datang langsung ke asrama-asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Selain itu dana diperoleh dari alat kencleng yang disebar dibeberapa tempat umum yang berpeluang dan aman seperti Rumah Makan, tempat-tempat usaha kecil dan beberapa rumah warga disekitar lingkungan asrama.
75
2. Implementasi Strategi Tahapan manajemen strategi tidak berhenti ketika organisasi memutuskan strategi apa yang akan dilakukan. Harus ada penerjemahan pemikiran strategis menjadi tindakan strategis. Penerjemahan pemikiran strategis berupa sebuah tindakan startegi atau dapat disebut juga implementasi startegi. Strategi yang sudah dirumuskan tetapi tidak diimplementasikan sama sekali tidak ada gunanya. Dalam mencapai kesuksesan implementasi strategi ini ada 3 hal yang mempengaruhi yaitu siapa yang melakukan, apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. 3 (tiga) hal ini yang menjadi kunci penilaian keberhasilan dari implementasi strategi. Untuk mengimplementasikan program-program peningkatan potensi anak yang sudah direncanakan sebelumnya oleh Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia, akan dilaksanakan oleh seluruh staf mulai dari tingkat pusat hingga yang berada di asrama yang bertanggung jawab sesuai dengan tugas masing-masing. Di tahap ini sangat dubutuhkan kerjasama staf di setiap divisi dan membutuhkan banyak sumberdaya manusia yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Setiap staf memiliki peran masing-masing sehingga mereka kan mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dalam pelaksanaan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia untuk mencapai tujuan mengembangkan potensi anak yatim dan dhuafa yang diasuh terbagi kedalam 2 (dua) program, yaitu:
76
Pelaksanaan program kesehatan dalam upaya meningkatkan potensi anak dilakukan oleh manajer area, kepala asrama, staf logistik, staf umum dan staf pendidikan dan kesehatan. Setiap staf memiliki tugas yang berbeda satu dangan yang lainnya tetapi memiliki satu tujuan yaitu untuk menjaga kesehatan dari anak yatim dan dhuafa yang diasuhnya. Tugas dari manajer area memberikan pemahaman dan memberikan motivasi kepada bawahannya. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam kurun waktu 1 (satu) bulan. Terdapat dua manajer area di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yaitu manajer area Jawa Barat dan manajer area Lampung, dan JABOTABEK. Manajer area harus membagi waktu dalam tugasnya memberikan motivasi dan pemahaman. Tidak jarang seorang manajer area harus pergi ke asrama untuk melihat atau memantau sekaligus memberikan motivasi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak EN sebagai Manajer Area Tangerang. “Seorang manajer area harus mengerti tentang tujuan dari yayasan, sehingga dapat memberikan pengarahan yang benar kepada bawahannya dan tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing staf. Dalam program kesehatan yang berkaitan dengan hal mengembangkan potensi anak yatim dan dhuafa tugas manajer area adalah memberikan pemahaman bahwa kesehatan dari anak asuh sangat penting karena itu dapat mempengaruhi pertumbuhannya baik fisik, intelengensi, dan sosialnya. Selain itu dapat memotivasi staf untuk dapat bekerja dengan baik seperti memberikan pemahaman bahwa mengurus anak yatim dan dhuafa itu merupakan perbuatan mulia dan disenangi oleh Allah SWT.”76 Tugas dari staf logistik adalah memberikan asupan makanan yang bergizi untuk anak asuh. Tugas staf logistik dibantu oleh seorang asisten dalam pelaksanaannya. Sebelum memasak makanan, staf logistik dan 76
Wawancara pribadi dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung pada tanggal 23 Oktober 2013
77
asistennya pergi ke pasar untuk mencari bahan makanan. Biasanya kegiatan ini dilakukan seminggu 3 atau 2 kali. Pemilihan menu yang dimasak setiap harinya diserahkan sepenuhnya kepada staf logistik dengan catatan makanan yang dimasak harus memenuhi kriteria 4 sehat seperti karbohidrat, vitamin, mineral dan protein. Dalam sehari anak asuh yang berada di Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan mendapat makanan 3 kali yaitu diwaktu pagi, siang dan malam hari. Tugas staf umum adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan area asrama. Menyapu area dalam asrama maupun luar asrama dan mengepel merupakan tugas utama dari staf umum. Menjaga agar tidak ada debu atau kotoran yang ada di lingkungan asrama yang dapat menimbulkan penyakit bagi anak yatim dan dhuafa yang tinggal di asrama. Adapun jadwal tugas staf umum dalam membersihkan lingkngan asrama sebagai berikut: Hari Senin Selasa Rabu Kamis Juma’at Sabtu Minggu
Tugas
Ruangan/daerah
R. Tamu, R. Tidur, Dapur & R. Kantor R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Menyapu & Mengepel Kantor, & Kamar mandi R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Menyapu & Mengepel Kantor & Halaman Libur Libur R. Tamu, R. Tidur, Dapur & Menyapu & Mengepel R. Kantor R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Menyapu & Mengepel Kantor & Kamar mandi R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Menyapu & Mengepel Kantor & Halaman Tabel 4.1 Jadwal Tugas Harian Menyapu & Mengepel
78
Tugas staf pendidikan dan kesehatan adalah memonitor kegiatan sehari-hari anak asuh baik dalah hal pendidikan dan kesehatan. Staf pendidikan dan kesehatan atau yang disingkat penkes selalu memonitor anak asuh yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Setiap asrama di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memiliki 1 (satu) staf penkes. Staf penkes selalu berada di sisi anak asuh atau dapat dikatakan bahwa staf ini merupakan orang yang menjembatani antara anak-anak dan pihak staf asrama yang lain. Staf penkes mengetahui siapa-siapa saja anak yang sudah melaksanakan tugasnya seperti menjaga agar anak asuh sudah makan atau tidak dan mengetahui kondisi dari masing-masing anak asuh seperti siapa yang sedang sakit dan sebagainya. Pelaksanaan program peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan dilakukan oleh manajer area, kepala asrama dan staf pendidikan dan kesehatan. Pelaksanaan program ini dilakukan demi meningkatkan potensi yang ada di dalam diri masing-masing anak asuh. Tugas manajer area adalah memberikan pemahaman tentang memberikan pendidikan yang baik untuk anak asuh. Manajer area sebagai salah seorang yang ikut dalam tahapan perencanaan strategi pastinya mengetahui apa saja hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap implementasi. Memberikan kepada anak asuh ilmu yang bermanfaat melalui sekolahsekolah yang berkompeten dan baik dalam kurikulumnya dan keterampilanketerampilan yang dimiliki anak asuh melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
79
Menetapkan atau menyusun kebijakan dalam pemberian pendidkan dan pelaksanaannya. Kebijakan tersebut mengatur supaya proses pendidikan berjalan baik dan diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti anak bolos sekolah dan anak tauran. Apabila hal ini terjadi maka anak yang menyalahi aturan akan dikenakan hukuman sesuai dengan kebijakan yang telah ada. Tugas kepala asrama adalah mengatur jadwal kegiatan dari anak yatim dan dhuafa yang diasuh. Menetapkan kapan anak harus sekolah dan kapan anak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh harus mendapat persetujuan dari kepala asrama. Kepala asrama bertugas mendatangkan guru privat setiap minggunya guna meningkatkan intelektual dan keterampilan diri anak asuh. Tidak jarang juga ada guru privat yang datang dan memberikan waktunya untuk mengajar tanpa meminta imbalan sedikit pun. Kepala asrama harus pintar dalam memilih guru privat yang professional dalam bidangnya supaya anak asuhnya mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Biasanya kepala asrama bekerja sama dengan staf pendidikan dan kesehatan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anak asuh. Dengan demikian kepala asrama dapat mengambil keputusan untuk
memberikan
kegiatan-kegiatan
mengembangkan potensi anak.
di
luar
sekolah
yang
dapat
80
Kepala asrama mengatur pendidikan formal yang layak bagi anak asuhnya. Dengan memasukkan anak yatim dan dhuafa yang diasuhnya ke lembaga pendidikan negeri maupun swasta yang memiliki kurikulum baik. Tugas staf pendidikan dan kesehatan adalah memonitor dan memastikan bahwa setiap anak yatim dan dhuaya yang di asuh oleh Yayasan Rumah
Yatim
Ar-rohman
Indonesia
Pamulang,
Tangerang Selatan
melaksanakan tugasnya sebagai murid di sekolah. Staf penkes memonitor perkembangan pendidkan anak asuh selama bersekolah dengan melihat hasilhasil ulangan dan raport akhir tahunnya. Hampir setiap malam staf penkes harus memberikan bimbingan kepada beberapa anak asuh. Dalam memberikan bimbingan pendidikan ada beberapa relawan yang setiap minggunya datang. Mereka dari anak kuliahan yang memang ingin membantu mencerdaskan anak-anak yatim dan dhuafa. Mereka membantu secara cuma-cuma atau gratis tidak dipungut biaya sedikitpun. Hampir setiap hari staf penkes selalu berada didekat anak asuh, sehingga dia dapat melihat potensi dari masing-masing anak. Untuk mengembangkan potensi anak, staf penkes bekerja sama dengan kepala asrama untuk memberikan kesempatan dengan memasukkan mereka ketempat-tempat yang tepat lembaga pendidikan informal seperti bimbingan bahasa asing dan lain-lain. Selain itu dalam mengembangkan potensi anak, staf penkes dan kepala asrama memberikan keterampilan. Keterampilan ini diberikan dengan bekerjasama dengan orang-orang yang terlatih di bidangnya seperti
81
keterampilan
musik,
keterampilan
menjahit,
keterampilan
komputer,
keterampilan memasak dan lain sebagainya. Di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan, staf pendidikan dan kesehatan telah bekerja sama dengan 3 orang yang professional dibidangnya. Mereka adalah ahli menjahit, ahli komputer dan ahli memasak. Melalui 3 orang ini anak-anak asuh dapat mengembangkan potensinya yang berhubungan dengan 3 hal tersebut. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan telah bekerja sama dengan beberapa professional dalam bidang masing-masing baik perseorangan maupun organisasi untuk mengembangkan potensi anak yatim dan dhuafa yang diasuh. 3. Evaluasi strategi Evaluasi strategi adalah tahap akhir dari proses manajemen strategi. Pada tahap ini bertujuan untuk mengukur atau menilai prestasi yang dicapai. Pelaksanaan evaluasi dilakukan antara Staf dengan Kepala Asrama dan Kepala Asrama dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung. Evaluasi antara Staf dengan Kepala asrama dilakukan dalam kurun waktu 1X sebulan dan ini merupakan sharing dan menilai apa yang menjadi kekurangan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Kemudian evaluasi antara Kepala asrama dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung dilakukan dalam kurun waktu 1X setahun. Evaluasi ini meninjau keberhasilan rencana jangka panjang yang dilakukan dan mencari rencana alternative setiap tahunnya dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam faktor
82
internal dan juga eksternal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I selaku Kepala Asrama Pamulang. “Evaluasi dilakukan oleh staf dengan kepala asrama dan kepala asrama dengan manajer area. Dalam jangka waktu satu bulan sekali dilakukan pertemuan antar staf dengan kepala asrama untuk melihat hasil kenerja yang dilakukan staf dan melihat kekurangan-kekurangan. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun dilakukan evaluasi antara semua kepala asrama dengan manajer area masing-masing. Dimana kepala asrama memberikan buku report kepada manajer area untuk kemudian diserahkan ke pusat.”77
B. Hasil yang dicapai dari manajemen strategi pengembangan potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Dari hasil penelitian dan analisa yang telah peneliti lakukan maka didapatkan temuan bahwa proses manajemen strategi yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia pamulang, Tangerang selatan dalam
mengembangkan
potensi
anak
asuhnya
telah
menunjukkan
peningkatan perkembangan keterampilan diri anak yang cukup baik. Dalam proses manajement startegi mulai dari perumusan strategi, implementasi strategi
hingga
evaluasi
diperoleh
program-program
yang
dapat
meningkatkan potensi diri anak, salah satunya adalah program peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan. Dari program pendidikan yang diberikan untuk anak yatim dan dhuafa yang diasuh Yayasan Rmah Yatim Ar-rohman Indonesia diperoleh hasil meningkatnya kemampuan intelektual diri pada anak. Peningkatan intelektul pada diri anak dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh baik prestasi di dalam sekolah maupn di luar sekolah. 77
Wawancara pribadi dengan Kepala Asrama Jakarta, Tangerang dan Lampung pada tanggal 23 Oktober 2013
83
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Djoko Subiarto dalam bukunya Gali Rahasia Potensi Diri yang menyatakan bahwa penerapan sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-individu yang unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka mampu mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik dan berbeda-beda dari yang lain. Sistem pendidikan yang baik membutuhkan kerjasama setiap individu yang berada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia mulai dari pengurus pusat, staf-staf yang berada di asrama hingga semua anak yatim dan dhuafa yang diasuh. Sehingga untuk mencapai sistem pendidikan yang dapat mengembangkan
potensi
diri
sekaligus
mendorong
tumbuh
dan
berkembangnya kreatifitas sebagai individu-individu yang unik seyogyanya harus melalui proses manajemen strategi yang baik. Dan dampak dari manajemen strategi yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dalam mengembangkan potensi anak terlihat banyaknya piala dan piagam penghargaan atas prestasi yang diperoleh anak asuh mereka seperti Juara lomba Tahfiz se Tangerang Selalatan, juara umum lomba menggambar dan mewarnai, dan juara lomba lari putri 100 meter. Selain itu terlihat perkembangan keterampilan yang sebelumnya tidak bisa menjahit menjadi pandai menjahit dan dapat membuat beberapa pakaian sendiri dan hasil jahitannya dapat dipakai sendiri atau teman-teman satu asrama. Peningkatan lainnya yang dirasakan oleh anak-anak asrama Yayasan
84
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan adalah keterampilan bahasa, keterampilan bahasa yang dimiliki anak asuh tidak sebatas bahasa Indonesia melainkan bahasa dari Negara lain seperti bahasa inggris dan bahasa mandarin. Seperti yang dikatakan oleh S salah seorang anak asuh di asrama Pamulang. “Banyak ilmu-ilmu yang tadinya belum pernah saya dapat dan sekarang sudah saya peroleh. Banyak juga keterampilan-keterampilan yang saya terima setelah tinggal di asrama salah satunya adalah keterampilan menjahit.”78 Nilai-nilai yang dianut oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia berlandaskan nilai agama islam. Di dalam Al-quran surat Albaqarah ayat 220 dijelaskan bahwa mengurus urusan anak yatim secara patut itu baik. Oleh karena itu mengurus anak yatim seperti menyekolahkannya dan merawat tumbuh kembangnya akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, merawat anak yatim itu juga akan memberikan perasaan spiritual emosinal tersendiri didalam diri karena islam mengajarkan untuk saling tolong menolong antar umat manusia tanpa membedakan suku, ras, warna kulit dan agama. Dengan demikian setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, dibutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan. Seperti halnya yang miskin membutuhkan yang kaya dan yang lemah membutuhkan yang kuat begitu juga sebaliknya. Anak-anak yatim membutuhkan orang-orang dermawan yang mau memberikan sebagian rizkinya untuk membantu mereka meraih cita-citanya.
78
2013
Wawancara pribadi dengan anak asuh asrama Pamulang pada tanggal 23 Oktober
85
Dari hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada didalam diri anak yatim dan dhuafa dibutuhkan bantuan dari banyak pihak. Dibutuhkan orang-orang dermawan yang mau menyisihkan sedikit hartanya untuk membantu mensukseskan
program-program
yang
telah
direncanakan
oleh
lembaga/Yayasan yang bergerak dalam hal mengasuh dan membimbing anak yatim dan dhuafa. Staf-staf yang bekerja di yayasan harus saling bekerjasama dan memiliki misi yang sama supaya tidak ada perbedaan dalam melakukan pelayanan untuk anak yatim dan dhuafa. Anak yatim dan dhuafa yang diberi kesempatan untuk bersekolah harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan meningkatkan potensinya karena tidak semua anak yatim dan dhuafa mendapatkan kesempatan yang sama.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kemiskinan menjadi faktor penyebab banyaknya permasalahan yang terjadi saat ini salah satunya adalah bertambahnya jumlah anak yang hidup di jalanan atau yang dikenal dengan anak jalanan. Dibutuhkan peran serta dari pemerintah
dan
seluruh
lapisan
masyarakat
untuk
meningkatkan
kesejahteraan anak seperti lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya. Dengan meningkatnya kesejahteraan anak maka hak-hak anak akan terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengelolaan strategi yang tepat. Oleh karena itu, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam pengasuhan dan pengelolaan anak yatim membantu pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan anak sehingga hakhak anak terpenuhi dengan melakukan manajemen strategi. Untuk mengetahui proses dan hasil dari manajemen strategi sekaligus menjawab rumusan masalah maka penulis membagi penjelasan kedalam dua poin, yaitu: 1. Sebagai organisasi pelayanan sosial non-pemerintah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memberikan pelayanannya kepada anak yatim dan dhuafa berupa pengelolaan dan pengembangan potensi. Untuk melaksanakan tugas tersebut dan mencapai tujuan dibutuhkan pemilihan strategi yang tepat. Dengan melaksanakan proses manajemen strategi maka proses pencapaian tujuan akan berjalan dengan baik. Terdapat 3 tahapan
86
87
dalam proses manajemen strategi, yaitu pertama, tahap perumusan strategi yaitu menentukan obyektif jangka panjang dengan melihat peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan organisasi. Masih banyak orang yang peduli dengan anak yatim dan dhuafa menjadi peluang yang dimiliki yayasan tetapi berbanding lurus dengan ancaman yang dimiliki yayasan semakin banyaknya jumlah anak yatim dan dhuafa yang belum mendapatkan pelayanan sosial. Selain itu kekuatan yayasan seperti program-program yang yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri anak asuh untuk mencapai cita-cita mereka berbanding lurus pula dengan kelemahan seperti terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki setiap asrama. Dengan mengetahui hasil analisis tersebut dibuatlah beberapa program seperti yatim apartemen, school of life dan Smart Scholarship. Terbentuknya program-program ini merupakan tujuan jangka panjang yang dimiliki yayasan. Dengan adanya program-program ini dapat mengurangi ancaman dan kelemahan yayasan sehingga tujuan dapat tercapai. Kedua, tahap implementasi strategi yaitu pelaksanaan program yang telah direncanakan dengan melibatkan staf-staf yang ada di asrama. Terdapat 7 divisi atau bagian di asrama mulai dari manajer area Jakarta, Tangerang dan Lampung, kepala asrama, staf logistik, staf pendidikan dan kesehatan, staf umum, staf usaha dan staf front office. Mereka memiliki fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Manajer area Jakarta, Tangerang dan Lampung memberi perintah dari pusat kepada kepala asrama sekaligus sebagai supervisor asrama di daerah Jakarta, Tangerang dan Lampung. Tugas dari kepala asrama adalah sebagai pemberi
88
keputusan bagi staf dan anak asuh. Tanpa persetujuan dari kepala asrama maka tidak ada hal-hal seperti kegiatan yang berhubungan dengan anak asuh dapat terlaksana. Staf pendidikan dan kesehatan memiliki tugas sebagai penghubung antara anak asuh dengan kepala asrama. Staf penkes selalu berada dekat dengan anak asuh sehingga apabila ada hal yang dibutuhkan dalam hal pendidikan atau kesehatan dapat segera diperoleh dengan persetujuan dari kepala asrama. Untuk menjaga lingkungan asrama agar tetap bersih dan sehat itu merupakan tugas dari staf umum. Setiap harinya selalu membersihkan lingkungan asrama mulai dari taman, ruang tamu, kamar, kamar mandi, dapur hingga ruang kantor. Tugas staf usaha dan front office hampir serupa yaitu mencari dan menerima dana bantuan dari donator, dimana nantinya donasi ini akan membantu anak yatim dan dhuafa yang ada di asrama maupun di luar asrama dalam memperoleh kebutuhan mereka masing-masing. Ketiga, tahap evaluasi strategi yaitu bertujuan untuk mengukur atau menilai prestasi yang dicapai yayasan. Evaluasi dilakukan oleh manajer area Jakarta, Tangerang dan Lampung kepada kepala asrama Pamulang yang dilakukan dalam kurun waktu 1X setahun dan antara kepala asrama Pamulang dengan staf-staf yang bekerja di asrama Pamulang yang dilakukan dalam waktu 1X sebulan. Evaluasi ini meninjau keberhasilan rencana jangka panjang yang dilakukan dan mencari rencana alternative setiap tahunnya dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam faktor internal dan juga eksternal. Untuk melihat hasil yang dicapai maka akan dijelaskan pada poin nomor dua.
89
2. Setelah tahap manajemen strategi dilakukan maka diketahui hasilnya. Banyak terjadi perubahan sebelum masuk asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dengan setelah masuk yaitu anak yatim dan dhuafa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah kembali, selain itu mereka juga dibekali dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu agama Islam yang diajarkan di asrama. Dengan ilmu agama tersebut telah membawa seseorang anak asuhnya menjadi juara 3 di ajang perlombaan Tahfiz seluruh Tangerang Selatan. Tidak hanya itu, keterampilan juga diberikan kepada anak asuh untuk menjadi bekalnya nanti seperti menjahit dan jurnalistik dengan harapan ilmu yang diberikan dapat bermanfaat dan digunakan ketika keluar dari asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.
B. Saran-Saran 1. Penulis melihat untuk kedepannya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia asrama Pamulang, Tangerang Selatan menambah tenaga pekerja professional dalam meningkatkan potensi diri anak, supaya proses pelaksanaannya dapat berjalan lebih maksimal. 2. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia khususnya staf yang bekerja di asrama Pamulang, Tangerang Selatan harus saling menjaga kerjasama dalam mengasuh anak yatim dan dhuafa serta menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan anak asuh dan menjaga amanah yang diberikan. 3. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dapat menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lainnya untuk meningkatkan potesi anak yatim dan
90
dhuafa yang diasuh dengan lebih banyak lagi dan membuka banyak kesempatan untuk anak asuh dalam meningkatkan potensi mereka. 4. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dapat membangun asrama lebih banyak lagi sehingga dapat menyebar keseluruh pelosok daerah di Indonesia agar memberi banyak kesempatan kepada anak-anak yang tidak mendapatkan hak mereka menjadi anak yang sejahtera dan bisa menggapai impian-impian mereka. 5. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia harus lebih selektif dalam menentukan/memilih pekerja khususnya dalam menangani permasalahan anak, hal ini terlihat dari minimnya tenaga Pekerja Sosial Profesional di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan sehingga penanganan masalah anak yang ada kurang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power. Jakarta: Arga, 2003. Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Azzet, Akhmad Muhaimin. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Yogyakarta: Katahati, 2010. Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-2. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2003. Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kulitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2005. Brosur. Tentang Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. April 2013. David, Fred R. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: PT Prenhallindo, 2002. Departemen
Pendidikan
Nasional.
Pedoman
Penyelenggaraan
Program
Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003. Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga
dan
Lanjut
Usia.
Petunjuk
Pelaksanaan
Pembinaan
Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: Departemen sosial RI, 1999. Handoko, T. Hani. Manajemen, Cet ke-2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999. Hasenfeld, Yeheskel. Human Service Organization, USA: Prentice Hall, Inc, 1974.
91
LN, Syamsu Yusuf. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Lucy, Bunda. Mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak. Jakarta.: PT Tangga Pustaka, 2009. Patilima, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-3. Bandung: Alfabeta, 2011. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982. Salim, Peter & Salim, Yenni. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi Pertama. Jakarta: Modern Enlish Press, 1991. Santrock, John W. Perkembangan Anak, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007. Sarwono, Sarlinto Wirawan. Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Shaleh, Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, 2005. Subiarto, Djoko. Gali Rahasia Potensi Diri. T.tp.: by Leaf Production, 2011. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5. Bandung: Alfabeta, 2009. Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Surya, Mohammad. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003. Sutopo, Heribertus B. Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Buday. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996.
92
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Wiyono, Slamet Ak., M.B.K. Manajemen Potensi Diri. Jakarta: Gramedia, 2006.
Internet Susi Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” artikel diakses pada tanggal 15-52013 pukul 16.05 WIB dari http://haluankepri.com/opini-/41790-wajibbelajar-12-tahun.html Lenny Tristia Tambun, “Dinas Pendidikan DKI luncurkan Kartu Jakarta Pintar,” diakses
pada
15
Mei
2013
pada
pukul
16.20
WIB
dari
http://www.beritasatu.com/megapolitan/102693-april-disdik-dkiluncurkan-81-ribu-kjp.html Administrator, “visi misi,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari
www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032561/profil/visi-
misi.html Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumahyatim.org/indonesia/index.php/2012032822/profil/whats-new-in-15.html Administrator, “struktur organisasi yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumahyatim.org/indonesia/index.php/2012032543/profil/struktur-organisasiyayasan-rumah-yatim-arrohman-indonesia.html
93
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
: EN (Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung)
Waktu
: Sabtu, 24 Mei 2014 Jam 09.30 – 10.30 WIB
Tempat
: Asrama Karang Tengah, Lebak Bulus
Tanya
:
Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia? Jawab
:
Melihat banyaknya anak-anak terutama yang tinggal di sekitar
tempat tinggal yang putus sekolah sehingga tidak memiliki masa depan yang baik, kami saat itu yang hanya beberapa orang saja berencana mencoba membantu mereka. Kami melakukan sumbangan yang dikumpulkan kemudian memberikan uang itu sebagai amanah ntuk orang tua agar dapat mensekolahkan mereka. Lama kelamaan anak-anak yang kami asuh semakin banyak dan tidak hanya dari lingkungan sekitar saja tetapi dari luar daerah juga semakin banyak sehingga akhirnya kami memutuskan untuk membangun lembaga yang legal yang dapat bekerja secara professional dalam merawat dan mengelola anak yatin dan dhuafa di Indonesia. Jika lebih ingin jelas bisa di lihat melalui situs website Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Tanya
:
Apa yang menjadi prioritas dibangunnya asrama Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia di Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang ada di
Pamulang ini dibangun untuk menunjang tujuan atau misi dari lembaga
ini. Kami ingin membantu dan menolong anak-anak yatim dan dhuafa di setiap daerah di Indonesia agar dapat mencapai cita-cita mereka. Asrama di Pamulang, Tangerang Selatan merupakan salah satu dari beberapa asrama yang ada di daerah Tangerang dan menjadi satu-satunya asrama putrid yang ada di wilayah Tangerang. Tanya
:
Bagaimana struktur kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia? Jawab
:
Struktur kepengurusan yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu struktur kepengurusan pusat dan struktur kepengurusan asrama. Di dalam kepengurusan pusat di pimpin oleh Dewan Pembina dan dibantu oleh Direktur Utama, Wakil Direktur utama dan ada beberapa direktur lagi seperti di bagian kesehatan, pemberdayaan, wakaf, keuangan. Sedangkan kepengurusan asrama di pimpin oleh Kepala Asrama dan dibantu oleh beberapa staf seperti staf logistik dan asistennya, staf pendidikan dan kesehatan, staf umum, staf usaha dan staffront office. Tanya
:
Seberapa besar pengaruh
asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia di Pamulang, Tangerang Selatan bagi anak yatim dan dhuafa? Jawab
:
Pengaruhnya jika dalam segi keberadaan Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia dapat dibilang baik, karena saat ini kami sudah memiliki kurang lebih 12.000 anak asuh di 14 Provinsi seluruh Indonesia. Dalam segi pemberdayaan dan pengelolaan anak asuh di Pamulang, kami memiliki 18 anak asuh perempuan dimana sebagian
besar dari mereka adalah anak-anak yatim dan dhuafa dari daerah tangerang. Tanya
:
Dalam pengelolaan dan pengembangan yayasan untuk mencapai
tujuan apakah yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan manajemen strategi secara tertulis mulai dari tahap perencanaan, implementasi hingga evaluasi? Bagaimana prosesnya? Jawab
:
Secara tertulis sampai saat ini belum ada manajement strategi tetapi
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan kami malaksanakan perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Tentu saja itu merupakan bagian dari strategi yang kami gunakan. Proses pengelolaan dan pengembangan yayasan untuk mencapai tujuan yaitu pengasuhan dan pemberian pelayanan sosial untuk anak yatim dan dhuafa, kami tentunya merencanakan strategi apa yang tepat dan berguna nantinya sehingga dapat menghasilkan program-program yang baik untuk anak asuh kami. Dalam tahap perencanaan ini ditetapkan oleh pusat yaitu Dewan Pembina dan para Direktur yang memiliki kuasa dalam perencanaan. Setelah selesai direncanakan proses selanjutnya adalan pelaksanaan. Dalam proses pelaksanaan ini diberikan kepada Kepala Asrama dan Staf-staf lainnya yang lebih dekat dengan anak asuh. Terakhir Kepala Asrama akan memberikan report atau hasil akhir kepada pusat apakah program yang telah dijalankan sudah baik atau masih perlu direncanakan kembali. Tanya
:
Apakah dalam proses pelaksanaan untuk mencapai tujuan dalam
hal ini manajemen strategi yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan analisis SWOT? Bagaimana analisis SWOT dilakukan?
Jawab
:
Tentunya dalam mencapai tujuan kami pastilah ada faktor-faktor
seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki yayasan secara internal dan juga eksternal. Kekuatan yang yayasan miliki adalah terjalinnya kerja sama yang ada diantara para staf di setiap asrama, letak dari lokasi asrama berada di kota-kota besar yang memudahkan untuk mengetahui lokasi yayasan, terjalin hubungan yang baik antara staf dengan anak-anak asuh yang tinggal di asrama, programprogram yang yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri anak asuh untuk mencapai cita-cita mereka. Kelemahan yang yayasan miliki adalah kurangnya pekerja professional yang membantu dalam pengasuhan anak yatim dan dhuafa, sarana dan prasarana untuk anak asuh terbatas dan berbeda dikarnakan sesuai dengan pendapatan donasi dari donatur di setiap asrama, terkadang terjadi menurunnya kualitas kerja staf dikarenakan banyak tugas yang dilakukan sedangkan pendapatan/gaji/upah yang diterima tidak banyak. Peluang yang yayasan miliki adalah masih ada dan tergolong banyak masyarakat yang masih mau menyisihkan harta mereka untuk anak-anak yatim dan dhuafa, dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam terselenggaranya dan berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia, adanya hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain dalam proses pencapaian tujuan yayasan seperti dengan klinik dan lembaga bimbingan belajar. Sedangkan untuk ancaman yang dimiliki yayasan adalah semakin bertambahnya jumlah anak putus sekolah, yatim dan dhuafa membuat yayasan membatasi penerimaan anak asuh yang tinggal di asrama dan
jauhnya
sekolah-sekolah
dengan
asrama
membuat
terbatasnya
pengawasan dari yayasan dengan anak asuh. Tanya
:
Apakah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memiliki
perencanaan jangka panjang
dalam pengelolaan dan pengembangan
potensi anak asuh ? Apa dan bagaimana rencana jangka panjang yang dilakukan? Jawab
:
Tentu saja kami memiliki rencana jangka panjang. Ada beberapa
rencana jangka panjang yang dilakukan yaitu rencana Yatim Apartement adalah tempat/asrama bagi anak asuh yang lebih baik dimana sarana dan prasarana terjamin baik. Semua kebutuhan dari anak asuh akan diberikan seperti tempat tinggal yang bersih, kesehatan dijaga baik dengan pemberian makanan yang bergizi dan pemberian pendidikan di lingkungan apartemen sehingga semua aktifitas anak asuh dapat diawasi lebih baik lagi. Rencana selanjutnya yang saat ini baru berlangsung adalah smart scholarship dan school of life. Saat ini disetiap asrama menjalankan program school of life dengan tujuan agar anak-anak dapat bertahan dan berkompetisi dengan anak-anak lainnya di luar sana. school of life adalah penekanan edukasi yang di adopsi dari asmaul husnah dengan meningkatkan keterampilan nilai-nilai kehidupan (life skill) dan keterampilan untuk berjuang (survival skill). Sejalan dengan smart scholarship merupakan program beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi dalam akademik maupun non-akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Tanya
:
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah organisasi
non-pemerintah
yang
didirikan
untuk
membantu
tercapainya
kesejahteraan bagi setiap penduduknya, dalam pelaksanaan kegiatannya apakah usaha yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia termasuk kedalam golongan bersifat kuratif, prefentif atau rehabilitasi? Jawab
:
Sesuai dengan misi ataupun tujuan dari Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia adalah untuk mengelola dan pengasuhan anak yatim dan dhuafa berarti termasuk kedalam golongan pencegahan karena yayasan bertugas untuk mencegah hilangnya hak-hak anak dimana di dalamnya termasuk mendapatkan kehidupan yang layak seperti kesehatan dan pendidikan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraaan diri. Tanya
:
Untuk mengelola dan mengembangkan potensi anak asuh
dilakukan dengan memberikan pendidikan formal maupun jenis kegiatan penunjang lainnya, dari manakah sumber pendanaan yayasan untuk melakukan kegiatan tersebut? Jawab
:
Sumber pendanaan yang diterima Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia adalah dari bantuan donasi para donator. Ada banyak cara donatur untuk menberikan donasinya kepada anak yatim dan dhuafa yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia seperti melalui kotak kencleng yang tersebar dibeberapa tempat umum seperti rumah makan, tempat fotokopi dan masih banyak lagi. kemudian donasi melalui Rekening Bank yang sudah terdaftar oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia. Untuk mengetahui tatacara menjadi donasi dapat dilihat di situs resmi kami yaitu rumah-yatim.org. Tanya
:
Bagaimana pemilihan strategi dalam pengelolaan dan pengasuhan
anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia? Jawab
:
Untuk memilih strategi yang tepat kami melihat dari berbagai
faktor, tetapi ada dua faktor yang diutamakan yaitu kesehatan dan pendidikan hal ini dikarenakan misi lembaga kami untuk mengelola dan mengasuh anak yatim dan dhuafa. Tanya
:
Sampai saat ini kontribsi apa saja yang sudah diberikan Yayasan
Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia terhadap anak-anak yatim dan dhuafa? Jawab
:
Hingga saat ini kami sudah memiliki anak asuh kurang lebih
12.000 di seluruh Indonesia, baik itu yang mukim atau tinggal di asrama dan non-mukim yang masih tinggal keluarganya. Dengan rincian anak asuh yang masih bersekolah di Taman Kanak-kanak sebanyak 727 anak, tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanyak 6.299 anak, dan tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 4.336 anak.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
: I (Kepala Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu
: Rabu, 23 Oktober 2013 Jam 10.30 – 12.00 WIB
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya
:
Apa saja kegiatan utama yang diberikan Yayasan Rumah Yatim
Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan guna meningkatkan potensi/kemampuan diri anak asuh? Jawab
:
Setiap anak asuh yang tinggal di sekolahkan sesuai dengan umur
mereka, mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas. Sekolah merupakan prioritas utama yang diberikan kami untuk meningkatkan kemampan anak asuh. Selain itu kami juga memberikan pembelajaran di luar sekolah seperti kursus. Tanya
:
Untuk mengelola dan mengembangkan potensi anak asuh
dilakukan dengan memberikan pendidikan formal maupun jenis kegiatan penunjang lainnya, dari manakah sumber pendanaan yayasan untuk melakukan kegiatan tersebut? Jawab
:
Pendanaan didapat dari hasil sumbangan donator yang hadir ke
asrama langsung maupun dapat melalui Bank yang sudah terdaftar di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Selain itu pendapatan didapat dari kencleng yang disebar oleh staf usaha kebeberapa tempat
yang berpotensi dan dianggap aman dari tindak kejahatan. Ada juga dibeberapa rumah warga sekitar asrama. Tanya
:
Apa saja kegiatan penunjang yang diberikan Yayasan Rumah
Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan guna meningkatkan potensi/kemampuan diri anak asuh? Jawab
:
Kegiatan lain yang kami berikan untuk anak asuh adalah
pendidikan agama agar mereka lebih paham tentang agama, pendidikan ini seperti Tahfiz, Tahsin dan lain-lain. Selain pendidikan agama ada juga pendidikan non formal seperti kursus bahasa asing, kursus kompter dan kursus akunting. Keterampilan dan seni budaya tak lupa kami berikan kepada anak asuh. Kegiatan ini bekerja sama dengan beberapa individu yang berkompeten di bidangnya dan kebanyakan dari mereka adalah sukarelawan yang jasanya tidak dibayar/gratis. Tanya
:
Apakah dalam kegiatan meningkatkan kemampuan/potensi anak
asuh, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan bertindak secara adil dan terbuka untuk semua anak asuh tanpa terkecuali? Bagaimana dengan perkembangan diri anak asuhnya? Jawab
:
Tentu saja kami memperlakukan semua anak asuh secara adil tidak
ada pilih kasih. Perkembangan diri anak asuh secara kesehatan dan pendidikannya selalu kami pantau dengan bekerja sama atar staf yang bekerja di asrama supaya semua yang diberikan dapat optimal. Tanya
:
Bagaimana pelaksanaan kegiatan peningkatan potensi anak asuh?
Jawab
:
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal sehingga tidak ada
kegiatan yang terbuang percuma. Seperti mengutamakan kegiatan
sekolah dari senin hingga jum’at mulai dari pagi hingga siang/sore hari. Setelah itu barulah kegiatan penunjang lainnya dapat di berikan seperti keterampilan, kursus-kursus dan pendidikan agama. Tanya
:
Apa saja tugas Kepala Asrama dalam kegiatan pengembangan
potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Tugas kepala asrama adalah mengatur jadwal kegiatan anak asuh,
sehingga semua yang dijalankan oleh anak asuh dapat seimbang. Kepala asrama memiliki wewenang untuk mengatur kapan kegiatan harus diberikan dan kapan anak asuh harus istirahat dan juga kepala asrama bisa bekerjasama orang yang mau memberikan ilmunya untuk anak asuh. Dan tugas yang terakhir adalah memasukkan anak asuh ke lembaga pendidikan seperti sekolah dengan yang terbaik sesuai kemampuan anak asuh. Tanya
:
Bagaimana pemilihan strategi untuk mengembangkan potensi anak
asuh di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Pengembangan kemamuan anak asuh dilihat dari minat yang
dimiliki setiap anak asuh. Pemilihan minat diperoleh dari keinginan dari anak asuh sendiri maupun penilaian dari kepala asrama dan staf pendidikan dan kesehatan untuk melihat potensi/bakat dari anak asuhnya. Tanya
:
Siapa saja yang bertugas untuk melaksanakan dan memantau
proses
pengembangan
melakukannya?
potensi
anak
asuh?
Bagaimana
cara
Jawab
:
Semua staf yang bekerja di asrama memiliki kesamaan tujuan yaitu
untuk memberdayakan anak asuh tetapi tentu dengan cara mereka masing-masing. Staf logistic bertugas untuk mempersiapkan makanan sehari-hari. Makanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan gizi anaka asuh yaitu seperti mempertimbangkan makanan 4 Sehat 5 Sempurna. Tugas staf logistic ini penting karena untuk menjaga kesehatan anak asuh dan proses perkembangan tumbuh tubuh anak asuh. Kemudian tugas staf umum menjaga kebersihan dari lingkungan asrama. Lingkungan asrama harus dijaga kebersihannya agar anak-anak terhindar dari penyakit. Dengan bersihnya lingkungan maka kuman penyakit dapat dicegah. Tanya
:
Bagaimana tahap evaliasi dilakukan setelah semua program
dilakukan? Siapa saja yang melakukan tahap evaluasi? Jawab
:
Evaluasi dilakukan oleh staf dengan kepala asrama dan kepala
asrama dengan manajer area. Dalam jangka waktu satu bulan sekali dilakukan pertemuan antar staf dengan kepala asrama untuk melihat hasil kenerja yang dilakukan staf dan melihat kekurangan-kekurangan. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun dilakukan evaluasi antara semua kepala asrama dengan manajer area masing-masing. Dimana kepala asrama memberikan buku report kepada manajer area untuk kemudian diserahkan ke pusat. Hal-hal yang menjadi bahan evaluasi adalah membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai dengan rencana.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
: G (Staf Pendidikan dan Kesehatan asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu
: Sabtu, 26 Oktober 2013 Jam 14.00 – 16.00 WIB
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya
:
Apa saja tugas/peran Staf Pendidikan dan Kesehatan dalam
kegiatan pengembangan potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Peran staf pendidikan dan kesehatan dalam pengembangan potensi
anak asuh ada 2 (dua). Pertama peran dalam pendidikan yaitu bertugas sebagai perantara anatara anak asuh dengan kepala asrama, karena stiap harinya dan waktunya kebanyakan berada di dekat anak-anak, sehingga apa yang dibutuhkan dan diperoleh anak asuh dapat disampaikan staf PenKes kepada Kepala Asrama agar mengetahui hasilnya. Staf PenKes dapat dikatakan sebagai tangan kanan Kepala Asrama untuk melihat potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak asuhnya. Tugas kedua berperan dalam kesehatan yaitu menjaga dan merawat asupan makanan yang dimakan anak asuh. Memonitor kegiatan sehari-hari anak asuh sehingga mengetahi siapa anak asuh yang sudah makan atau belum dan sakit atau tidak.
Tanya
:
Apakah ada koordinasi dalam kegiatan pengembangan potensi
anak yatim dan dhuafa antara staf Pendidikan dan kesehatan dengan staf lainnya di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Bagaimana koordinasi yang dilakukan dengan staf yang lain? Jawab
:
Tentunya ada kerjasama yang dilakukan Staf Pendidikan dan
Kesehatan dengan staf lainnya dalam pengembangan potensi diri anak asuh. Staf PenKes merupakan penghubung antara anak asuh dengan staf lainnya yang ada di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang, dikarenakan staf PenKes yang paling dekat dengan anak asuh. Staf Penkes selalu melakukan komunikasi dengan staf lainnya. Apabila dirasa ada yang dibutuhkan anak-anak asuh maka staf PenKes akan bekerja sama dengan staf yang dibutuhkan, seperti apababila ada anak asuh yang sedang sakit maka staf PenKes akan meminta bantuan kepada staf Umum untuk lebih membersihkan lingkungan asrama. Dan koordonasi dilakukan juga dengan staf logistik untuk membuat menu makanan yang lebih bernilai gizi lagi. Tanya
:
Bagaimana cara memilih dan menentukan potensi yang dimiliki
anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Untuk menentukan potensi apa yang dimiliki setiap anak asuh, staf
Penkes melihat dari kemampuan yang menonjol dari masing-masing anak-asuh. Dikarenakan hampir setiap harinya selalu berada didekat anak
asuh sehingga staf PenKes lebih mudah mengetahui minat masingmasing anak asuh. Tanya
:
Bagaimana cara merawat dan menjaga tumbuh kembang anak asuh
dalam meningkatkan potensi diri? Jawab
:
Untuk menjaga tumbuh kembang anak asuh staf Penkes bekerja
sama dengan staf logistik yang memasak masakan untuk anak asuh dengan mengutamakan 4 sehat 5 sempurna. Staf PenKes harus mengetahui kesehatan anak asuhnya dikarenakan ada beberapa anak yang memiliki alergi terhadap beberapa jenis bahan makanan. Sehingga informasi ini yang diketahui oleh staf PenKes juga harus diketahui oleh staf logistik. Tanya
:
Dalam segi perkembangan potensi anak asuh apa ada perbedaan
dalam pemberian treatment? Jawab
:
Pastinya ada perbedaan dalam pemberian treatment antara anak
asuh yang satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan potensi yang ada antara anak asuh yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Seperti anak yang suka dengan ilmu komputer dengan anak yang suka ilmu tata boga treatmentnya berbeda yang suka dengan ilmu computer akan dikursuskan di tempat kursus komputer sedangkan yang suka tata boga du kursuskan di tempat tata boga.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
: S (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu
: Sabtu, 26 Oktober 2013 16.00 – 17.00 WIB
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya
:
Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Saya tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia yang ada di pamulang ini sudah 5 tahun. Saya tinggal di sini sejak saya masuk kelas 1 SMP. Tanya
:
Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Apa saja yang membedakannya? Jawab
:
Sebelum saya tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman
Indonesia yang ada di Pamulang, tangerang selatan saya tinggal di daerah Banten dengan 6 saudara. Saya adalah anak yang paling tua sehingga saya hanya lulus Sekolah Dasar saja dan harus membantu ibu dan bapak berkebun. Setelah 5 tahun tinggal di asrama saya mendapat banyak teman dan banyak ilmu-ilmu yang saya peroleh. Selain ilmu yang diperoleh di sekolah. Di asrama saya juga dianjarkan pendidikan agama. Sebelumnya saya jarang sekali dapat memenuhi shalat 5 waktu tapi sekarang saya sudah rajin. Selain itu sudah 3 tahun belakangan ini semenjak saya
diperkenalkan dengan komputer saya langsung tertarik dan ingin mempelajari ilmu komputer. Alhamdulillah saat ini saya sudah bisa mengoperasikannya mulai dari aplikasi Microsoft office Word, Exel, Power Point, dan aplikasi pengolahan gambar seperti Adobe Photoshop. Tanya
:
Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang sudah kamu terima selama tinggal di asrama? Jawab
:
Sampai saat ini semua kebutuhan untuk pendidikan saya sudah
terpenuhi dapat dilihat dengan hingga saat ini saya masih bersekolah hingga kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Selain pendidikan yang saya terima kebutuhan atas tumbuh kembang saya juga terpenuhi. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia selalu memberikan makanan yang enak dan juga bergizi. Selain 2 (dua) hal diatas ada satu hal lagi yang saya dapatkan sebelum yaitu hak untuk bermain bersama teman-teman sebaya. Tanya
:
Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Saya sudah cukup merasa diasuh dengan baik karena diberikan
makanan yang bergizi dan diberikan 3 kali sehari. Hak-hak yang sebelumnya tidak didapat sekarang sudah saya dapatkan. Tanya
:
Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang
kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab
:
Banyak ilmu-ilmu yang tadinya belum pernah saya dapat dan
sekarang sudah saya peroleh. Banyak juga keterampilan-keterampilan yang saya terima setelah tinggal di asrama salah satunya adalah keterampilan menjahit.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
: W (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu
: Sabtu, 24 Mei 2014 10.30 – 11.15 WIB
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya
:
Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Aku tinggal di sini udah 2 tahun
Tanya
:
Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Apa saja yang membedakannya? Jawab
:
Sebelum aku tinggal di Rumah yatim aku tinggal sama kakek,
nenek, adik dan ibu saja sedangkan ayah sudah lama meninggal sejak aku masih kecil karena kecelakaan kerja. Saat ini ibuku kerja sebagai pembatu rumah tangga. Aku sempat sekolah hingga kelas 5 Sekolah Dasar dan akhirnya putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Saat itu aku membantu ibu dengan berjualan gorengan yang dibuat nenek untuk membantu sekolah adik ku yang masih kelas 2 SD. Melalui teman ibu, aku masuk Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia agar bisa bersekolah lagi dan meneruskan pendidikan aku yang tertinggal sudah 2 tahun. Saat ini aku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Saat ini aku tinggal dengan teman-teman dan pengurus asrama, terkadang aku kangen untuk inggal
dengan adik, kakek, nenek dan ibu ku tapi aku mengerti untuk bisa membantu ibu nanti aku harus belajar setinggi mungkin dan mendapat ilmu yang bermanfaat sehingga nanti bisa bekerja dan mendapat uang yang banyak untuk membantu adik, ibu, kakek dan nenek di rumah. Tanya
:
Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang sudah kamu terima selama tinggal di asrama? Jawab
:
Aku sudah mendapatkan apa yang belum aku dapatkan sebelumnya
yaitu meneruskan lagi sekolah. Di asrama juga aku mendapat banyak teman yang baik-baik. Tanya
:
Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
menurut aku baik, karena selama aku tinggal di asrama Rumah
Yatim selalu diberikan kebutuhan sekolah seperti seragam, alat-alat sekolah dan sepatu sekolah Tanya
:
Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang
kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Selama aku tinggal aku belajar banyak di asrama, aku belajar untuk
hidup mandiri melakukan tugas sendiri. Yayasan Rumah Yatim juga memberikan pendidikan agama islam yang baik sehingga aku saat ini sudah dapat menghafal beberapa surat di Al-quran.
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
: L (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)
Waktu
: Sabtu, 24 Mei 2014 11.15 – 12.00 WIB
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Tanya
:
Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Saya tinggal di Rumah Yatim sudah 3 tahun dan saat ini saya kelas
3 Sekolah Menengah Pertama. Tanya
:
Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Apa saja yang membedakannya? Jawab
:
Sebelum saya tinggal di sini saya tinggal dengan ibu dan 5 orang
saudara. Saya adalah anak ke-2 dari lima bersaudara, kakak ku bekerja sebagai buruh bangunan di daerah Jakarta Selatan sedangkan ibu dan adik-adik saya tinggal di Cianjur. Selepas lulus Sekolah Dasar saya membantu ibu dan kakak bekerja untuk mensekolahkan adik-adik dan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Waktu itu kakak mencoba bekerja di Jakarta untuk menambah pendapatan dan agar saya dapat bersekolah lagi. Setahun kemudian kakak mengajak aku untuk ke Jakarta dan menitipkan aku di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Jakarta. Awalnya saya tidak mau tetapi setelah datang dan
melihat langsung bahwa saya dapat bersekolah lagi melalui kesempatan yang diberikan pihak Yayasan Rumah Yatim, saya menerima untuk tinggal jauh dari ibu dan adik-adik. Selama berada di asrama saya belajar untuk lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lebih mandiri tentunya. Tanya
:
Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-
rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang sudah kamu terima selama tinggal di asrama? Jawab
:
Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia mengaasuh dan
merawat saya dengan baik, saya mendapatkan kesempatan untuk bersekolaah, kesempatan untuk barmain dengan teman-teman yang banyak, kesempatan untuk menambah ilmu dan selama tinggal di asrama saya menerima banyak hal yang positif. Tanya
:
Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan? Jawab
:
Pengasuhan dan pendidikan yang diberikan sangat baik. Setiap
harinya saya selalu mendapatkan makanan yang enak dan sehat dan juga ilmu-ilmu yang diberikan terutama ilmu agama yg diberikan sangat bermanfaat. Tanya
:
Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang
kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?
Jawab
:
Selama tinggal di asrama saya mendapat banyak kesempatan untuk
menggali ilmu yang saya dapatkan baik itu ilmu yang diberikan dari sekolah maupun ilmu yang diberikan oleh yayasan seperti ilmu agama. Melalui pendidikan tersebut saya berhasil memperoleh penghargaan juara 3 dari perlombaan tahfiz yang digelar oleh walikota Tangerang Selatan tahun 2013.
TRANSKIP OBSERVASI
Fokus Observasi
: Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu
: Sabtu, 6 July 2013 pukul 10.00 WIB
Tempat
: Ruang front office asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Orang yang terlibat
: Manajer Area Tangerang dan Kepala asrama
Aspek Kegiatan
Deskripsi
Perencanaan program
Pada tahap perencanaan
Kegiatan untuk mengelola
kegiatan anak asuh
awal ini di laksanakan
dan memberdayakan anak
oleh Manajer Area
yatim dan duafa
Tangerang dan Kepala
direncanakan oleh kantor
Asrama Pamulang,
pusat dan kemudian
Tangerang Selatan.
disampaikan kepada
Dalam perencanaan ini
manajer area masing-
di tentukan program
masing wilayah. Setelah itu
dalam satu tahun
disampaikan kepada kepala
kedepan untuk anak
asrama. Program kegiatan
asuh. Manajer Area
yang diberikan harus
memberikan amanah
dilaksanakan tetapi dapat
yang diperintahkan oleh
mengalami beberapa
kantor pusat kepada
perubahan apabila kepala
kepada Kepala Asrama
asrama manganggap perlu
untuk menjalankan
untuk melakukan
tugasnya dengan sebaik-
perubahandengan sesuai
baiknya. Dan menjalin
keadaan masing-masing
kerjasama dengan staf-
asrama.
stafnya. Dan kemudian
Makna
Manajer Area menyerahkan beberapa lembar kertas yang berisi tentang program kegiatan anak asuh yang selanjutnya diterima oleh kepala asrama.
TRANSKIP OBSERVASI
Fokus Observasi
: Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu
: 30 September 2013 – 20 Oktober 2013
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Orang yang terlibat
: Kepala Asrama, Staf Pendidikan dan Kesehatan, Staf Umum dan Staf Logistik
Aspek Kegiatan
Deskripsi
Makna
Pelaksanaan program
Pelaksanaan kegiatan
Semua pekerja yang
kegiatan anak asuh
untuk mengelola dan
bekerja di Asrama
memberdayakan anak
Pamulang, Tangerang
yatim dan dhuafa
Selatan memiliki peran
dilakukan seluruh pekerja
penting dalam
di asrama. Tetapi lebih
mengembangkan potensi
fokus untuk
anak. Sesuai dengan
mengembangkan potensi
fungsi/tugas mereka
diri anak dilakukan oleh
masing-masing.
Kepala Asrama, Staf PenKes, Staf Umum dan Staf logistik. Pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan fungsi/tugas dari masing-masing staf. Staf logistik bertugas untuk memasak makan yang sehat dan bergizi untuk anak asuh, staf umum
malakukan kegiatan merawat kebersihan dari lingkungan asrama, staf penkes mendapingi setian anak asuh yang tinggal di asrama dan kepala asrama mengatur dan memantau kegiatan yang ada di asrama.
TRANSKIP OBSERVASI
Fokus Observasi
: Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu
: Sabtu, 1 Desember 2013 pukul 10.00 WIB
Tempat
: Asrama Pamulang, Tangerang Selatan
Orang yang terlibat
: Manajer Area Tangerang, Kepala Asrama Pamulang, Staf Pendidikan dan Kesehatan, Staf Umum dan Staf Logistik
Aspek Kegiatan
Deskripsi
Makna
Evaluasi program
Kegiatan evaluasi
Evaluasi merupakan tahap
kegiatan anak asuh
dilaksankan oleh manajer
akhir dalam proses kegiatan
area tangerang, kepala
untuk mengembangkan
asrama Pamulang,
potensi diri anak asuh.
Tangerang Selatan, staf
Tahap ini yang menentukan
penkes, staf umum dan
apakan perencanaan telah
staf logistik. setelah
sesuai dengan apa yang
setengah tahun atau enam
diinginkan, apakah
bulan pelaksanaan
pelaksanaan sesuai dengan
selanjutnya dilakukan
apa yang telah ditentukan.
evaluasi untuk
Sehingga menjadi
mengetahui kekurangan
pertimbangan ulang untuk
atau keberhasilan dari
membuat sebuah program
program yang telah
kegiatan yang lebih baik
dilaksanakan. Mulai dari
lagi.
kepala asrama hingga staf-staf yang bekerja menceritakan semua kegiatan yang mereka
laksanakan dan pada akhirnya manajer area akan meminta pandangan kepada para pekerja yang ada di asrama Pamulang, Tangerang Selatan apakah ada kekurangan dalam program dan kegiatan dan apa saran mereka untuk memperbaikinya. Setelah itu kepala asrama akan memberikan lembar kegiatan program dalam satu tahun kepada manajer area yang nantinya akan diserahkan kepada kantor pusat untuk dilakukan perencanaan kembali apabila masih ada kekurangan.
Foto Kegiatan dan Prestasi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia
Piagam-piagam hasil prestasi anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Hasil karya seni keterampilan melukis dan mewarnai anak asuh Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan
Kegiatan keterampilan jurnalistik anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan