Pembelajaran Mandiri
biMBA-AIUEO MODUL 2 Kurikulum Dasar biMBA
Diterbitkan Oleh:
YAYASAN PENGEMBANGAN ANAK INDONESIA
Judul Buku
: MODUL 2 – KURIKULUM DASAR biMBA
Tim Penulis
: 1. Lestari Pudji Hastuti 2. Niesa Handayani 3. Catur Rini Cadyadiningsih 4. Dwi Joko Rusriyanto
ISBN
: 978-602-19064-1-5
Penerbit
: YAYASAN PENGEMBANGAN ANAK INDONESIA Jl. Tanjung Duren Raya No. 29, Jakarta Barat
Hak cipta © dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit!!
2
Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1000.000,00 (Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah).
3
DAFTAR ISI SASARAN I.
5
PENDAHULUAN
6
MINAT a. Pengertian Minat. b. Peranan Minat. c. Menumbuhkan Minat.
6 7 7 8
III.
FUN LEARNING a. Pengertian Fun Leraning. b. Tujuan Fun Learning. c. Alasan Digunakannya Metode Fun Learning. d. Cara Penerapan Fun Learning.
8 9 10 11 13
IV.
SMALL STEP SYSTEM a. Pengertian Small Step System. b. Tujuan Small Step System. c. Alasan Digunakannya Metode Small Step System. d. Cara Penerapan Small Step System.
17 17 17 18 18
INDIVIDUAL SYSTEM
20
VARIATION SKILL
29
KEGIATAN DI KELAS biMBA AIUEO a. Kegiatan Pembuka. b. Kegiatan Inti (Bermain Sambil Belajar). c. Kegiatan Penutup.
33 34 34 35
SOAL-SOAL EVALUASI
36
KUNCI JAWABAN SOAL-SOAL EVALUASI
46
ISTILAH-ISTILAH biMBA
47
II.
V. VI. VII.
4
SASARAN Setelah mempelajari dengan baik Modul Kurikulum Dasar biMBA ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai pengertian minat. 2. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai fun learning. 3. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai small step system. 4. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai individual system. 5. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai variation skill. 6. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai pengertian kegiatan mengajar belajar di kelas.
5
I.
PENDAHULUAN Modul Kurikulum dasar biMBA ini akan membahas mengenai metode yang digunakan biMBA AIUEO dan bagaimana cara menerapkannya di dalam kelas. Metode tersebut adalah fun learning, small step system, individual system, dan variation skill. “biMBA” dan biMBA AIUEO “biMBA” adalah bimbingan MINAT Baca dan belajar Anak. Sedangkan biMBA AIUEO adalah tempat membimbing MINAT Baca dan belajar untuk anak usia 3-6 tahun. biMBA AIUEO merupakan lembaga pendidikan anak usia dini non formal yang berada di bawah naungan Yayasan pengembangan Anak Indonesia (YPAI ). Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 pasal 28 ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Sementara itu menurut kajian rumpun ilmu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan penyelenggaraannya di beberapa negara, dilaksanakan dalam rentang usia 0-8 tahun. “biMBA” BUKAN les baca. Walaupun biMBA bukan les baca, biMBA dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak secara LUAR BIASA. Hal tersebut dibuktikan dengan komitmen biMBA memberikan GARANSI BCA 372 bebas (lihat Modul 1 - Pengantar kebiMBAan). Mengapa biMBA berani memberikan GARANSI untuk anak mulai usia 3 tahun? Hal ini karena biMBA berorientasi pada proses belajar yang dilakukan anak, bukan pada hasil belajar atau kemampuannya. “biMBA” membimbing MINAT anak supaya senang dan bersemangat belajar. Jadi, anak mau membaca dan mau belajar bukan karena dipaksa, tetapi karena ia senang melakukan kegiatan tersebut. Dari rasa senang melakukan kegiatan baca dan belajar (minat) akan berdampak pada meningkatnya kemampuan anak secara luar biasa.
II.
MINAT “biMBA” membimbing MINAT baca dan belajar anak. Apakah yang dimaksud dengan MINAT itu? Mengapa harus dengan minat? Bagaimana cara menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak? Kita akan membahasnya satu persatu. 6
a. Pengertian Minat. Berikut ini adalah pengertian MINAT menurut beberapa ahli: • • • •
Menurut biMBA AIUEO, minat adalah keinginan yang tumbuh dari dalam diri sendiri tanpa adanya paksaan. Menurut Crow dan Crow, minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Menurut Skinner, minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau menyenangkannya. Menurut Hurlock, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
b. Peranan Minat. Mengapa minat memainkan peranan penting? Pada semua usia, terutama pada masa kanak-kanak, minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Sepanjang masa kanak-kanak minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang mempunyai minat terhadap suatu kegiatan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau yang tidak mempunyai minat sama sekali. Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang dilakukan seseorang. Bila anak-anak berminat terhadap suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan daripada bila mereka merasa bosan. Minat sangat penting dalam belajar karena dalam belajar diperlukan pemusatan perhatian, dorongan, motif agar perhatian anak tertuju pada apa yang dipelajari. Hal ini agar anak dapat mengerti dan memahami serta melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Jika anak sudah memiliki minat terhadap suatu obyek, kecenderungannya anak akan memberikan perhatian yang lebih besar, merasa senang hati untuk melakukannya. Tanpa disuruh anak akan turut berpartisipasi. Pada akhirnya diharapkan terjadi suatu perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini meliputi seluruh pribadi anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
7
Tanda-tanda bahwa anak sudah sampai ke taraf minat antara lain: 1. Anak mau melakukan suatu kegiatan atas keinginan sendiri, tanpa disuruh atau dipaksa oleh orang lain, baik oleh motivator maupun orangtua. 2. Anak melakukan suatu kegiatan dengan tekun, teliti, dan disiplin yang tinggi. 3. Melakukan suatu kegiatan sesuai dengan keinginannya di mana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri. c. Menumbuhkan Minat. Untuk menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak, biMBA AIUEO menerapkan beberapa metode, yaitu: 1) 2) 3) 4)
FUN LEARNING. SMALL STEP SYSTEM. INDIVIDUAL SYSTEM. VARIATION SKILL.
Keempat metode tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak, caranya adalah dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun learning). Agar proses belajar terasa mudah dan menyenangkan, materi belajar harus diberikan secara bertahap, dimulai dari yang mudah terlebih dahulu sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak (small step system). Untuk bisa memberikan materi secara bertahap, pendekatan yang digunakan harus secara individual (individual system), tidak bisa dengan cara klasikal. Agar anak tidak bosan, diperlukan kemampuan motivator untuk dapat memvariasikan pemberian lembar latihan (variation skill). III.
FUN LEARNING Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap melalui serangkaian pengalaman. Beranjak dari definisi belajar ini, maka dapat dikatakan belajar tidak selalu berkaitan dengan buku, tetapi berkaitan pula dengan interaksi anak dengan lingkungannya, yaitu pengalaman. Namun sekarang belajar menjadi aktivitas yang dihindari oleh anak. Mereka lebih senang bermain, menonton televisi, bermain game (play 8
station, online game), dan lainnya. Kegiatan tersebut lebih menyenangkan daripada belajar. Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan oleh Tony Buzan selama tiga puluh tahun. Tony Buzan melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada anak-anak sebagai responden, kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar"? Jawaban mereka adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Membosankan. Ujian. Pekerjaan rumah. Buang-buang waktu. Hukuman. Tidak relevan. Tahanan. Tidak menarik. Benci. Takut.
Dari jawaban anak-anak tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlah hal yang menyenangkan bagi mereka. Mengapa belajar menjadi sesuatu yang menakutkan? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban saat anak mulai bersekolah sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang? Kondisi seperti di atas tidak mendukung anak untuk bersemangat dalam belajar. Anak-anak harus dipacu supaya memiliki keinginan dan kemauan untuk belajar. Salah satu cara biMBA AIUEO untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan metode “fun learning”. a. Pengertian Fun Learning. Fun learning dalam bahasa Indonesia berarti belajar yang menyenangkan. Menurut biMBA AIUEO fun learning adalah proses belajar yang 100% menyenangkan bagi anak. Sebagai prioritas utama dalam proses belajar, yang harus dibuat senang dan nyaman berada di kelas adalah anak, karena anak adalah subyek belajar. Yang memiliki tanggung jawab utama untuk menciptakan suasana belajar menyenangkan bagi anak itu adalah motivator. Metode belajar fun learning di biMBA merupakan upaya untuk memenuhi hak anak. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang perlindungan anak, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi belajar adalah 9
hak anak, bukan kewajiban. Orangtua dan pemerintah wajib menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka program belajar. Karena belajar merupakan hak anak, maka belajar harus menyenangkan, kondusif dan memungkinkan anak menjadi termotivasi dan antusias. Jadi memaksa anak untuk belajar, sehingga anak merasa tertekan, atau membiarkan anak tidak mendapat pendidikan yang layak adalah pelanggaran terhadap undang-undang tersebut. Untuk memenuhi hak anak tersebut, maka biMBA menerapkan konsep “bermain sambil belajar”. Maksudnya adalah di dalam kegiatan bermain yang dilakukan anak, ia tetap dapat belajar, dan di dalam kegiatan belajar yang dilakukannya, ia tetap merasakan adanya kegembiraan yang menyertai kegiatan belajar tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor emosi sangat penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Ketika suatu proses belajar melibatkan emosi positif yang kuat, umumnya pelajaran tersebut akan terekam dengan kuat pula dalam ingatan. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas motivator untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan cara berdialog, bernyanyi, bercerita, mendongeng ataupun permainan. Jika belajar menjadi momok atau kegiatan yang menakutkan bagi mereka, maka anak-anak akan merasa belajar hanya merampas hak mereka untuk bermain. Tidaklah mengherankan jika belajar sedapat mungkin dihindari oleh mereka. b. Tujuan Fun Learning. Tujuan biMBA AIUEO menerapkan metode belajar fun learning adalah untuk menumbuhkan MINAT baca dan belajar secara intrinsik. Motivasi anak untuk membaca dan belajar berasal dari dalam diri sendiri, bukan karena paksaan, atau hadiah. Untuk mengetahui apakah anak senang atau tidak melakukan kegiatan bermain sambil belajar di dalam kelas, dapat dilakukan dengan melihat ekspresi wajah anak pada saat melakukan kegiatan tersebut. Jika anak merasa senang, maka akan menampilkan ekspresi wajah ceria, tersenyum, dan aktif melakukan kegiatan di dalam kelas. Jika ia merasa tidak senang, maka akan menampilkan ekspresi wajah sebaliknya.
10
c. Alasan Digunakannya Metode Fun Learning. “biMBA” memiliki konsep “bermain sambil belajar“. Bermain adalah metode belajar yang paling efektif. Anak-anak belajar dari segala kegiatan yang mereka lakukan. Kuncinya adalah bagaimana mengubah kegiatan bermain menjadi pengalaman belajar. Ketika anak merasa senang dan nyaman, ia akan mampu belajar dengan baik. Sejak kira-kira 300 tahun SM, Plato menyadari pentingnya bermain sebagai salah satu kegiatan yang bermanfaat. Banyak sekali manfaat yang diperoleh anak dari proses bermain, antara lain: • • • • • • • • • •
Bermain menimbulkan kegembiraan. Melatih anak menyelesaikan/mengatasi masalah. Sarana untuk bersosialisasi dan mengekspresikan perasaan. Sebagai pemicu kreativitas. Meningkatkan respon anak terhadap hal-hal baru. Melatih kepekaan dan empati. Mengembangkan rasa percaya diri. Melatih perkembangan fisik, emosi, dan sosial. Sarana hiburan. Menyalurkan energi (terutama untuk anak hiperaktif).
Kegiatan bermain baru dapat disebut “ bermain “, jika dalam melakukan aktivitas tersebut, si anak merasa nyaman, senang, tidak merasa terpaksa, bebas berekspresi dan berimajinasi, serta tidak terbebani target yang harus dicapai. Beberapa pengertian bermain adalah sebagai berikut: 1. Menurut biMBA AIUEO, kegiatan bermain adalah kegiatan apapun yang menyenangkan bagi anak, tanpa memikirkan masa yang akan datang. 2. Menurut Hurlock, bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. 3. Menurut Piaget, bermain terdiri atas tanggapan yang diulang hanya untuk kesenangan fungsional. 4. Menurut Bettelheim, kegiatan bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan, kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir. Bermain di biMBA AIUEO adalah bermain dengan 11
menggunakan kertas warna-warni yang disebut dengan lembar latihan. Pada lembar latihan tersebut anak-anak bermain angka, huruf, dan kata dengan cara menarik garis. Belajar akan menjadi menyenangkan, seperti halnya bermain, jika proses belajar mampu menumbuhkan motivasi, rasa ingin tahu, dan menyediakan tantangan yang memadai. Hukum–Hukum Belajar “biMBA” berorientasi pada proses belajar yang dilakukan anak, bukan pada hasil belajar atau kemampuan anak. Berikut ini adalah hukum-hukum yang digunakan biMBA sebagai landasan, yaitu: 1. The Law of Effect ( Hukum Akibat). Semua kegiatan yang dirasakan menyenangkan oleh anak cenderung akan diulangi, sebaliknya kegiatan yang tidak menyenangkan akan ditinggalkan atau dibenci oleh anak. 2. The Law of Exercise (Hukum Latihan). Semakin banyak anak melakukan suatu kegiatan atau latihan, maka kemampuannya akan semakin meningkat. 3. The Law of Readiness (Hukum Kesiapan). Jika anak mampu dan siap melakukan suatu kegiatan, maka kegiatan apapun yang dilakukan anak, akan terasa menyenangkan baginya. Ketiga hukum tersebut adalah proses yang dilakukan terus menerus. Motivator harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas, sehingga anak senang dan bersemangat datang ke biMBA AIUEO. Jika anak merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan di dalam kelas, maka ia akan mengulangi lagi kegiatan tersebut dengan senang hati (the law of effect). Semakin sering diulang berarti semakin banyak anak melakukan proses latihan, semakin sering dilatih akan meningkatkan kemampuannya (the law of exercise). Jika anak sudah siap dan mampu melakukan kegiatan bermain sambil belajar di kelas, maka kegiatan apapun yang dilakukan anak akan terasa menyenangkan baginya (the law of readiness). Hal tersebut akan menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak yang semakin menggelora. 12
d. Cara menerapkan Fun Learning. Berikut ini adalah cara menerapkan fun learning di biMBA AIUEO, yaitu : 1. Melakukan 5S (sambut, senyum, sapa, salam, dan sebut nama). Motivator harus datang lebih awal dari murid, kemudian motivator menyambut kedatangan murid dengan wajah ceria dan tersenyum. Menyapa dengan menyebut nama murid dan mengajak murid bersalaman dan toss (lihat CD Modul 2 Kurikulum Dasar biMBA - Track 1). 2. Membuat anak merasa aman dan nyaman dengan kasih sayang. Motivator harus membuat anak merasa aman dan nyaman berada di dalam kelas. Tidak ada salahnya sesekali bercanda dan bersenda gurau dengan anak. Hal ini dapat membantu mencairkan suasana dan menghilangkan rasa takut anak terhadap motivatornya. Seorang motivator harus mampu mendidik dengan hati, karena menjadi motivator atau guru tidak bisa dilakukan dengan setengah hati. Mendidik harus dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga bisa memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak-anak. Betapapun motivator merasa kesal atau marah terhadap tingkah laku anak-anak yang sulit diatur, bukan berarti motivator dibenarkan untuk mencela atau memarahi anak. Jika motivator merasa kesal atau marah, sebaiknya keluar kelas sebentar, mengambil nafas panjang, agar rasa marah menjadi reda dan siap kembali ke hadapan anak-anak. 3. Mengajak anak berdialog lewat gambar (diagam). Sebelum memberikan lembar latihan kepada murid, motivator dapat mengajak anak untuk berdiagam terlebih dahulu. Diagam adalah dialog lewat gambar yang terdapat pada lembar latihan biMBA AIUEO. Hal ini dilakukan agar anak tertarik dengan lembar latihan. (lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 2).
•
Cara berdialog adalah sebagai berikut: Mengajak anak bercakap-cakap akan menggali kecerdasan berbahasa anak dan mendidik anak menjadi aktif. 13
• • •
Tanggapi setiap komentar yang dikeluarkan anak dengan penuh perhatian, sehingga anak menjadi percaya diri. Berbicaralah dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak. Anak bukan orang dewasa. Jangan berkomunikasi dengan anak menggunakan “kacamata” orang dewasa. Pahamilah dunia mereka.
4. Mengajak anak berinteraksi dengan berdialog menggunakan bahasa biMBA. Bahasa biMBA adalah bahasa lisan yang bertujuan untuk meningkatkan MINAT baca dan belajar melalui penyisipan kata yang bermakna dengan menyebutkan huruf-hurufnya. Sebelum anak belajar membaca, motivator mempersiapkan anak dengan memperdengarkan bunyi huruf kepada anak, dimulai dari bunyi huruf AIUEO sampai dengan anak diperdengarkan kalimat sederhana. Ketika anak belajar membaca, motivator mengajarkan anak untuk menyusun huruf-huruf tersebut, sehingga membentuk kata baru. Misalnya, huruf P, I, P, I bila disatukan, akan membentuk kata baru, yaitu PIPI. Ini adalah awalan dari fonik. Fonik adalah ilmu yang mempelajari huruf dan kombinasi huruf. (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 3). 5. Mengajak anak melakukan kegiatan yang disukainya. Di biMBA AIUEO anak boleh memilih kegiatan apa yang ingin dilakukan terlebih dahulu, misalnya melakukan kegiatan mewarnai atau kegiatan menarik garis menggunakan lembar latihan biMBA AIUEO. Hindarkan suasana yang kaku di kelas. Sebaiknya atur posisi meja berbentuk lingkaran atau kotak sesuai dengan jumlah anak dengan posisi guru berada di tengahtengah anak. Pada saat awal dan akhir kegiatan di kelas, ajaklah anak untuk duduk dengan membuat lingkaran. Buatlah permainan yang menyenangkan sambil bernyanyi dan bertepuk tangan, atau ajaklah anak menyebutkan berbagai macam nama benda atau binatang. 6. Mengenalkan huruf, angka dan kata melalui lagu (La biMBA). Motivator mengenalkan bunyi huruf melalui lagu “AIUEO“ atau lagu “BDG KMPSY“. Memperkenalkan bunyi angka melalui lagu “angka“ dan memperkenalkan kata melalui 14
lagu “La biMBA“. Belajar dengan menggunakan lagu atau musik memberikan manfaat antara lain: • Menurut Plato, musik merupakan alat yang lebih potensial daripada yang lainnya dalam belajar. • Alam bawah sadar anak-anak akan “mencerna“ informasi. • Musik bisa membuat anak rileks. Pelajaran yang dibawakan lewat lagu dengan nada-nada yang riang akan lebih mudah diterima oleh anak-anak. • Kembangkan kecerdasan musik anak dengan mengenalkan berbagai lagu. 7. Rayakan keberhasilan, sekecil apapun prestasi yang dicapainya. Motivator memberikan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan anak selama proses bermain sambil belajar di kelas. Penghargaan dapat berupa pujian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pujian adalah: • Janganlah pelit memberikan pujian meskipun hasil kerja anak jauh dari sempurna. • Berikan pujian kepada anak dengan tulus. • Jangan pula terlalu berlebihan dalam memberikan pujian karena dapat membuat anak menjadi sombong. 8. Memberikan motivasi kepada anak. Beberapa hal yang berhubungan dengan pemberian motivasi adalah: • Berilah motivasi atau semangat kepada anak seandainya mereka belum bisa melakukan sesuatu atau mengerjakan tugas yang diberikan. • Motivasi harus diberikan setiap saat agar anak tetap bersemangat melakukan kegiatan bermain sambil belajar di dalam kelas. • Yakinkan bahwa anak bisa melakukan apapun dan bisa menjadi apapun yang mereka mau, asalkan mereka bersungguh-sungguh dan rajin belajar. • Motivator tidak boleh mencela hasil kerja anak yang dapat membuat mereka takut dan tidak mau mengerjakan tugasnya. 15
9. Menghindari cara-cara pemaksaan. Motivator tidak boleh memaksa anak melakukan kegiatan yang tidak disukainya. Jika anak merasa terpaksa melakukan sesuatu, dia tidak akan melakukannya dengan sepenuh hati dan hasilnya pun tidak akan maksimal. “biMBA” membimbing MINAT belajar anak. Untuk menumbuhkan MINAT, tidak bisa dilakukan dengan cara memaksa. Jika tidak fun learning berarti BUKAN biMBA. 10. Melakukan evaluasi terhadap afeksi anak. Motivator harus terus mengevaluasi afeksi atau sikap anak selama melakukan kegiatan bermain sambil belajar di dalam kelas. Evaluasi terhadap sikap atau afeksi anak dilakukan dengan cara melihat apakah anak merasa senang atau tidak melakukan kegiatan di dalam kelas. Hal tersebut dapat terlihat dari ekspresi wajah anak. Jika anak senang, maka ekspresi wajahnya ceria, tersenyum dan aktif melakukan kegiatan di dalam kelas. Begitu juga sebaliknya. 11. Doakan anak. Sesungguhnya ucapan adalah doa buat anak. Jangan pernah lelah mendoakan kebaikan bagi anak-anak. Panggilan yang baik seperti anak rajin, anak saleh atau anak pintar akan membuat anak merasa senang dan berusaha menjadi seperti apa yang motivator sebutkan. Panggilan yang buruk bisa mempengaruhi sikap anak. Jika dia sudah diberi predikat sebagai anak nakal, anak bodoh, atau anak malas, dia akan menganggap dirinya memang seperti itu. Jangan sampai anak-anak meniru, dan akhirnya mereka tumbuh dengan kepribadian seperti panggilan mereka. Jika berkat doa motivator, anak-anak bisa tumbuh dengan baik dan berhasil, tentu motivator juga akan ikut merasakan bahagia. Itulah kepuasan terbesar menjadi seorang guru atau motivator.
16
IV.
SMALL STEP SYSTEM a. Pengertian Small Step System. Small step system adalah metode belajar yang dilakukan secara bertahap. Pendidikan harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini bisa dimulai dengan mempelajari hal-hal yang ringan, mudah dan dilakukan secara berulang-ulang. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menguasai sesuatu tanpa melalui proses belajar, begitu pula dengan anak-anak. Saat motivator mengajarkan sesuatu kepada mereka, maka motivator tidak bisa menuntut anak langsung bisa. Ajarkanlah berulang-ulang sampai anak mengerti dan benar-benar memahami. Tidak ada sesuatu yang instan. Untuk bisa mencapainya dibutuhkan kesabaran motivator dalam mendampingi proses belajar anak. Berikanlah semangat dan motivasi saat mereka putus asa. b. Tujuan Small Step System. “biMBA AIUEO” menerapkan metode small step system dengan tujuan untuk memudahkan anak memahami materi belajar. Small step system adalah proses belajar yang dilakukan secara bertahap dengan menggunakan lembar latihan yang terdiri atas potongan tema kecil yang berkesinambungan. Materi belajar di biMBA AIUEO telah disusun secara sistematis, sehingga memudahkan anak dalam belajar. “biMBA AIUEO” menggunakan lembar latihan berupa kertas warni-warni sebagai media bermain sambil belajar. Ada empat unsur utama agar sebuah media permainan bisa digunakan sebagai alat belajar yang menyenangkan, yaitu: 1. Fun (menyenangkan). Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah sebuah media permainan harus menyenangkan. 2. Interactive (interaktif). Sebuah permainan haruslah interaktif, sehingga memberikan kesempatan kepada anak dan motivator untuk saling berinteraksi sebagai awal sebuah proses belajar. 3. Simple (sederhana). Sebuah media permainan haruslah sesederhana dan semudah mungkin untuk bisa dimainkan. Kesederhanaan ini menjadi satu unsur pendorong utama agar potensi sebuah media bisa 17
dinikmati oleh banyak pihak. 4. Informatif (memberikan informasi). Memberikan informasi yang bernilai positif merupakan satu unsur yang kadang dilupakan. Sebuah media permainan adalah penyampai informasi yang efektif dan potensial untuk menghadirkan informasi yang bernilai positif. Ketika sebuah media permainan bisa dikemas dengan memenuhi keempat unsur di atas, maka media tersebut akan mampu memberikan motivasi, rasa ingin tahu, dan tantangan yang memadai sehingga mereka yang menggunakannya kemudian akan belajar dengan sendirinya. Lembar latihan biMBA AIUEO sudah memenuhi keempat unsur tersebut. c. Alasan Digunakannya Metode Small Step System. Metode small step system harus dipahami dan mampu diterapkan oleh motivator, sehingga tidak membuat anak terbebani dengan materi belajar di luar kemampuannya. Jika anak merasa terbebani, maka proses belajar menjadi tidak fun learning. Jadi, alasan digunakannya small step system adalah supaya anak tidak merasa terbebani. d. Cara menerapkan Small Step System. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk menerapkan metode small step system, yaitu: 1. Mengerti cara membaca diagram kurikulum. Motivator harus mengerti dan mampu membaca diagram kurikulum biMBA AIUEO, baik kurikulum baca, tulis ataupun logika matematika. Diagram masing-masing kurikulum bisa dipelajari lebih lanjut pada modul lainnya. Diagram kurikulum adalah panduan bagi motivator untuk memberikan materi belajar sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Jika motivator mengerti dan mampu membaca diagram kurikulum, maka motivator akan mampu memberikan materi belajar sesuai dengan tahapan belajar anak. Dengan membaca diagram kurikulum dapat diketahui informasi mengenai tahap selanjutnya dan syarat yang harus dipenuhi sebelum memberikan lembar latihan kepada anak. 2. Mengetahui tingkat kemampuan setiap anak (Placement Test). 18
Placement test atau tes penempatan dilakukan pada awal anak belajar di biMBA AIUEO. Placement test bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak, sehingga motivator dapat memberikan materi belajar yang sesuai dengan kemampuannya. Placement test dilakukan dengan cara memberikan materi yang paling mudah terlebih dahulu. Jika anak mampu, maka motivator dapat memberikan materi belajar yang lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai motivator mengetahui tingkat kemampuan anak. 3. Mengetahui tujuan setiap lembar latihan. Setiap lembar latihan yang terdapat pada kurikulum biMBA AIUEO mempunyai tujuan masing-masing. Motivator harus mengetahui tujuan setiap lembar latihan yang diberikan kepada anak. 4. Mengetahui cara mengevaluasi setiap tahap. Jika motivator mengetahui apa tujuan dari setiap lembar latihan yang diberikan kepada anak, maka motivator dapat melakukan evaluasi apakah tujuan lembar latihan tersebut sudah tercapai atau belum. Misalnya pada Lembar Latihan Logika Matematika 1A. Tujuan lembar latihan ini adalah anak mampu menghitung dan mengenal simbol angka 1 sampai 3. Jika motivator sudah mengetahui tujuan pemberian lembar latihan tersebut, maka motivator mengetahui bagaimana cara mengevaluasinya, yaitu dengan cara memberikan atau menunjukkan simbol angka 1 sampai 3 kepada anak secara acak. Apabila anak mampu menjawab simbol angka yang ditunjuk oleh motivator dengan benar, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut sudah mampu mengenal simbol angka 1 sampai 3. Hal ini berarti tujuan lembar Latihan Logika Matematika 1A sudah tercapai.
19
Gambar 2.1 Ilustrasi small step system.
V.
INDIVIDUAL SYSTEM Individual system adalah proses belajar yang berpusat pada anak sebagai subyek belajar. Hal ini bertujuan agar proses belajar setiap anak mencapai hasil yang optimal, yaitu tumbuh MINAT baca dan belajar anak secara intrinsik. Di biMBA AIUEO guru dan murid memiliki peran yang berbeda. Murid berperan sebagai subyek belajar, sedangkan guru berperan sebagai motivator dan fasililator. Peran guru sebagai motivator artinya guru selalu memberikan semangat kepada anak agar bisa menjadi lebih baik lagi, melalui pemberian reward berupa penghargaan ataupun kata-kata positif (pujian). Peran guru sebagai fasilitator artinya guru memfasilitasi memberikan materi belajar sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak. Menurut Andi Yudha, ciri-ciri guru yang kreatif dan profesional adalah sebagai berikut: 1. Fleksibel. Dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwes dan dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak. 20
2. Optimis. Keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui proses interaksi antara guru dan murid yang menyenangkan. 3. Respek. Rasa hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat memicu dan memacu mereka untuk lebih cepat tidak hanya memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai hal yang dipelajarinya. 4. Cekatan. Anak-anak berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, ekspresif, kreatif dan penuh inovatif. Guru harus berada selangkah di depan murid. 5. Humoris. Sifat ini dituntut untuk dimiliki oleh guru, agar anak tidak merasa takut, karena pada umumnya anak-anak suka dengan proses belajar yang menyenangkan. 6. Inspiratif. Guru harus menemukan banyak ide dari hal-hal baru, sehingga anak terinspirasi untuk menemukan hal-hal baru dan lebih memahami informasi-informasi pengetahuan yang disampaikan gurunya. 7. Lembut. Di mana pun, guru yang bersifat kasar, kaku atau emosional, biasanya mengakibatkan dampak buruk dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar. Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasih sayang akan lebih efektif dalam proses belajar mangajar. 8. Disiplin. Disiplin di sini tidak hanya soal ketepatan waktu, tetapi mencakup berbagai hal lain, sehingga guru mampu menjadi teladan. 9. Responsif. Guru harus cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya terjadi perubahan sikap anak selama berada di kelas. 21
10. Empatik. Setiap anak mempunyai karakter, cara belajar dan proses penerimaan serta pemahaman terhadap pelajaran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih, dalam memahami keberagaman tersebut, sehingga bisa lebih memahami kebutuhan kebutuhan belajar mereka. 11. Nge-friend (bersahabat dengan anak). Jika guru dapat bersikap sebagai teman, maka akan menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekedar hubungan guru dengan murid. Sehingga, anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan lingkungannya. 12. Suka dengan anak. Guru harus mau belajar dan menyukai dunia anak. Jika pada dasarnya tidak menyukai anak-anak jangan harap bisa bergaul dan mendidik anak-anak. Menyukai anak dan dunia mereka adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru. Anak-anak sangat peka terhadap situasi lingkungannya. Mereka dapat merasakan jika seseorang termasuk gurunya tidak menyukainya. Jika anak merasa bahwa gurunya tidak menyukainya, biasanya akan mengakibatkan anak takut, bahkan antipati terhadap guru dan enggan belajar. Setiap anak memiliki karakter, potensi, kecerdasan, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa karakter anak dan bagaimana cara mengatasinya. 1. Anak pemalu. Menurut Swallow, seorang psikiater anak, membuat daftar tentang hal-hal yang biasanya dilakukan atau dirasakan oleh anak-anak pemalu, yaitu sebagai berikut: a. Menghindari kontak mata. b. Tidak mau melakukan apa-apa. c. Terkadang memperlihatkan perilaku mengamuk atau temper tantrum. Hal ini dilakukan untuk melepaskan kecemasannya. d. Tidak banyak bicara dan menjawab secukupnya saja, seperti “ya”, “tidak”, “tidak tahu”, “halo”. 22
e. Tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas. f. Tidak mau meminta pertolongan atau bertanya pada orang yang tidak dikenal. g. Mengalami demam panggung (pipi memerah, tangan berkeringat, keringat dingin, dan bibir terasa kering) di saatsaat tertentu. h. Menggunakan alasan sakit agar tidak perlu berhubungan dengan orang lain, misalnya agar tidak perlu pergi ke sekolah. i. Merasa tidak ada yang menyukainya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh motivator untuk membantu anak mengatasi rasa malu, yaitu: a. Tidak mengolok-olok sifat pemalu anak atau memperbincangkan sifat pemalunya di depan anak tersebut. b. Mengetahui kesukaan dan potensi anak, lalu mendorongnya untuk berani melakukan hal-hal tertentu. c. Melatih anak untuk berinteraksi dengan orang lain, salah satu caranya dengan mengajak anak bersosialisasi. d. Jadilah teladan untuk anak. e. Tetap mendampingi anak dan memberikan motivasi agar kepercayaan dirinya meningkat. 2. Temper Tantrum. Temper tantrum atau yang biasa disebut tantrum merupakan suatu keadaan di mana terjadi luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol pada anak. Biasanya tantrum terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah.Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap “sulit”, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur. b. Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru. c. Lambat beradaptasi terhadap perubahan. d. Suasana hati lebih sering negatif. e. Mudah terprovokasi, mudah merasa marah atau kesal. f. Sulit dialihkan perhatiannya. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku tantrum menurut tingkatan usia: 23
a. Di bawah usia 3 tahun. 1. Menangis. 2. Menggigit. 3. Memukul. 4. Menendang. 5. Menjerit. 6. Memekik-mekik. 7. Melengkungkan punggung. 8. Melempar badan ke lantai. 9. Memukul-mukulkan tangan. 10. Menahan nafas. 11. Membentur-benturkan kepala. 12. Melempar-lemparkan barang. b. Usia 3 – 4 tahun. 1. Perilaku-perilaku pada kategori usia 3 tahun di atas. 2. Menghentak-hentakan kaki. 3. Berteriak-teriak. 4. Meninju. 5. Membanting pintu. 6. Mengkritik. 7. Merengek. c. Usia 5 tahun ke atas. 1. Perilaku-perilaku pada kategori usia di atas. 2. Memaki. 3. Menyumpah. 4. Memukul kakak/adik atau temannya. 5. Mengkritik diri sendiri. 6. Mengkritik barang dengan sengaja. 7. Mengancam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tantrum. Di antaranya adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Terhalangnya keinginan anak untuk mendapatkan sesuatu. Ketidakmampuan anak mengungkapkan sesuatu. Tidak terpenuhinya kebutuhan. Pola asuh orangtua. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit. Anak sedang stres dan merasa tidak nyaman. 24
3. Anak pasif. Tidak semua anak suka bertanya. Ada anak yang hanya diam seribu bahasa jika ditanya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, misalnya kepribadian anak memang pendiam, mengalami gangguan bicara, atau jarang bicara karena sering dimarahi. Beberapa karakter anak pasif adalah sebagai berikut: a. Pendiam. Anak pendiam biasanya tidak banyak bicara. Ia hanya berbicara sesekali atau seperlunya. Anak pendiam tidak terbiasa untuk mengemukakan apa yang diinginkan atau dipikirkannya. Sifat pendiam ini umumnya didapat anak dari orangtua secara genetik atau karena peniruan. Untuk mengatasinya, sering-seringlah mengajak anak berbicara dan menggali keingintahuannya. Gunakan media informasi, seperti lembar latihan atau buku bergambar untuk merangsangnya. b. Gangguan Bicara. Keterbatasan kemampuan berbicara juga membuat anak jarang bertanya. Ada tiga penyebab utama anak mengalami gangguan bicara, yakni retardasi mental yang disebabkan oleh gangguan pertumbuhan di otak, gangguan organ baik organ pendengaran maupun organ bicara, sehingga anak tidak mendengar ucapan orang lain, serta keterlambatan maturasi atau keterlambatan bicara fungsional. Gangguan yang terakhir adalah gangguan yang paling ringan dan akan membaik di usia tertentu. c. Jarang Bicara. Pola pengasuhan yang banyak melarang, sering menghardik, memarahi, serta menganggap anak tidak perlu mengetahui apa-apa, akan membuat anak takut bertanya. Hal ini mengakibatkan anak memilih untuk diam. Gaya Belajar Anak. Setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu: modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing25
masing individu belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya. Berikut ini adalah beberapa gaya belajar anak, yaitu: 1. Visual (belajar dengan cara melihat). Lirikan ke atas bila berbicara. Bagi anak yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan lebih banyak dititikberatkan pada peragaan atau media. Ajaklah anak ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau menunjukkan alat peraganya langsung pada anak. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka motivator untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri gaya belajar visual adalah sebagai berikut: 1. Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar. 2. Lebih senang membaca sendiri daripada dibacakan orang lain. 3. Dapat mengeja dengan baik dan dapat membayangkan kata-kata dalam pikiran. 4. Mereka biasanya tidak terganggu oleh suara berisik. 5. Berpenampilan rapi dan teratur. 6. Lebih memilih mendemontrasikan sesuatu daripada menjelaskan dengan kata-kata. 7. Mempunyai kebiasaan mencoret-coret pada saat bercakap-cakap di telepon maupun dalam pertemuan-pertemuan. 8. Lebih menyukai seni yang tidak berhubungan dengan alat musik. 9. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual adalah sebagai berikut: 1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram, dan 26
2. 3. 4. 5.
peta. Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video). Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar). Lirikan mendatar ke kiri dan ke kanan bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan diskusi verbal (dialog) dan mendengarkan apa yang motivator katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tinggi rendahnya nada suara, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri gaya belajar auditori adalah: a. Lebih suka belajar dengan cara mendengarkan dari pada membaca. b. Lebih mudah mengingat apa yang diterangkan atau didiskusikan daripada apa yang dilihat. c. Senang membaca dengan mengeluarkan suara atau pada saat membaca menggerakkan bibirnya. d. Mudah terganggu oleh suara-suara berisik. e. Biasanya merupakan pembicara yang cakap. f. Senang berbicara dan berdiskusi. g. Lebih menyukai musik dibandingkan dengan seni yang lain. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori adalah sebagai berikut: a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga. b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. c. Gunakan musik atau lagu untuk mengajarkan anak. d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal (dialog). 27
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh). Lirikan ke bawah bila berbicara. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, bekerja, dan menyentuh. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah: a. Sewaktu belajar banyak bergerak dan tidak bisa diam di suatu tempat. b. Tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama. c. Bila berbicara dengan seseorang, ia akan berdiri mendekat ke orang yang diajak berbicara. d. Ketika membaca suka menggunakan jari atau pensil sebagai penunjuk. e. Bila ingin menarik perhatian seseorang, ia akan menyentuh orang tersebut. f. Susah untuk mengingat ciri suatu tempat apabila tidak pernah berada di sana. g. Menyukai bahasa isyarat atau gerak tubuh. h. Lebih menyukai seni tari dibanding dengan seni yang lainnya. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah sebagai berikut: a. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam. b. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar. d. Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan. e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik atau lagu. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang lebih baik. Setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
28
VI.
VARIATION SKILL Variation Skill adalah kemampuan yang harus dimiliki motivator untuk memvariasikan kegiatan belajar di dalam kelas. Kegiatan belajar divariasikan berdasarkan aspek-aspek belajar (taksonomi bloom), yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar anak tidak bosan. Kegiatan di kelas harus divariasikan, tidak boleh memberikan kegiatan yang berada dalam satu aspek secara berturut-turut, kecuali jika anak terlihat senang melakukan kegiatan tersebut. Misalnya setelah anak menyelesaikan lembar latihan logika matematika, sebaiknya motivator tidak langsung memberikan lembar latihan membaca, karena masih berada dalam satu aspek yang sama. Kegiatan di kelas tidak terpaku dalam satu aspek saja. Ketiga aspek tersebut harus dikembangkan secara optimal dan seimbang. Tabel 2.1 berikut ini merupakan variasi kegiatan belajar di kelas yang bisa dilakukan oleh motivator.
ASPEK BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR
KOGNITIF
MEMBACA, LOGIKA MATEMATIKA DIALOG, BERNYANYI, BERCERITA, BERDONGENG, PERMAINAN.
AFEKTIF
PSIKOMOTORIK
MENCORET BEBAS, MEWARNAI, MENULIS, MENEMPEL, MENGGUNTING.
Tabel 2.1. Variasi kegiatan belajar di kelas.
Metode penyampaian divariasikan dengan cara berdialog, bernyanyi, bercerita, mendongeng, dan permainan. 29
1.
Dialog. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk melakukan dialog dengan anak: a. Masukkanlah kesukaan anak dalam tema dialog. Misalnya anak meyukai mobil, maka motivator memasukkan dialog yang bertemakan tentang mobil. b. Motivator mencari informasi mengenai kesukaan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanya kepada orangtua atau melihat apa kebiasaan anak (kegiatan yang paling sering dilakukan oleh anak). c. Dialog harus diarahkan. Motivator memasukkan materi biMBA (bahasa biMBA) ke dalam tema dialog. Misalnya : M = Motivator
A = Anak
M : “Siapa ya yang tadi pagi sudah M...A...K...A...N ?” A : “MAKAN” M : “Pintar...siapa yang sudah makan?” A : “Saya.” M : “Kakak tadi makan apa?” A : ”Aku makan telur...aku makan ayam sama sayur.” M : “Oh..kakak suka sayur ya, makan sayur supaya badan sehat dan kuat. Tadi siapa yang datang ke sekolah di antar sama M...A..M...A?” A : “MAMA” M : “Siapa yang tadi pagi sudah gosok G...I...G...I ?” (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 4). 2.
Bernyanyi. Bernyanyi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan fun learning di dalam kelas. Pengenalan huruf, angka, kata dan kalimat dilakukan melalui lagu. a. Pengenalan huruf BDG KMPSY dilakukan dengan cara memperdengarkan lagu “BDG KMPSY“. Contoh lagu adalah sebagai berikut (Lagu BDG KMPSY): 30
BDG…BDG K…M…P…S…Y BDG…BDG K…M…P…S…Y (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 5) b. Pengenalan angka dilakukan dengan cara memperdengarkan “lagu angka“. Contoh lagu adalah sebagai berikut: LAGU ANGKA 1 seperti lidi 2 seperti bebek 3 seperti burung 4 kursi terbalik 5 seperti badut 6 ular melingkar 7 tongkatnya kakek 8 telur bertumpuk 9 balon terbang 10 lidi dan bola (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 6) c. Pengenalan kata dilakukan dengan cara memperdengarkan ” La biMBA “. Contoh lagu adalah sebagai berikut: “La biMBA“ Ayo kawan semua bernyanyi LA biMBA dengan hati gembira bersama-sama… M…A…M…A MAMA P…A…P…A PAPA B…O…B…O BOBO MAMA PAPA BOBO D…E…D…E DEDE 31
M…I…M…I MIMI S…U…S…U SUSU DEDE MIMI SUSU MA…MA…MA…MA…MA PA…PA…PA…PA…PA BO…BO…BO…BO…BO MAMA PAPA BOBO DE…DE…DE…DE…DE MI…MI…MI…MI…MI SU…SU…SU…SU…SU DEDE MIMI SUSU…YEAH!!! (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 7) 3.
Bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Cara membacakan cerita adalah sebagai berikut: a. Bacalah cerita terlebih dahulu sebelum dibacakan di depan anakanak. b. Duduklah di depan agar dapat dilihat dari berbagai arah. c. Sampaikanlah tata tertib selama membacakan cerita. d. Jangan terpaku pada buku. Perhatikan juga reaksi anak-anak pada saat membacakan cerita. e. Sebutkan identitas buku, seperti judul dan pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain. f. Pegang buku di samping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan. g. Bacalah secara lambat dengan kualitas tutur kata yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya. h. Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah perhatian disesuaikan dengan urutan cerita. i. Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman berikutnya. j. Pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak berkomentar. k. Perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, perhatikanlah apakah mereka masih 32
berminat menyimak cerita atau sudah mulai menujukkan kebosanan. l. Sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar dalam buku pada anak dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut. m. Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya. n. Lakukan pembacaan cerita sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit. o. Libatkan anak dalam cerita supaya terjalin komunikasi dua arah. (Contoh bercerita dapat dilihat pada CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 8). VII.
KEGIATAN DI KELAS biMBA AIUEO Standar kegiatan bermain sambil belajar di biMBA AIUEO adalah 3 kali pertemuan dalam seminggu, di mana lama setiap pertemuan dalah 60 menit, yang terbagi atas: a. Kegiatan pembuka b. Kegiatan inti c. Kegiatan penutup
: 5 menit. : 50 menit. : 5 menit.
Berikut ini adalah diagram kegiatan mengajar belajar biMBA AIUEO
Gambar 2.2 Diagram mengajar belajar biMBA AIUEO. 33
a. Kegiatan Pembuka. Kegiatan pembuka adalah kegiatan yang dilakukan sebelum murid melakukan kegiatan bermain sambil belajar di kelas. Tujuan kegiatan pembuka adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun learning) agar murid siap untuk mengikuti kegiatan bermain sambil belajar yang akan dilakukan di dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan selama 5 menit, diawali dengan membaca doa sebelum belajar, dilanjutkan dengan mengajak murid berinteraksi melalui dialog. Tema yang digunakan dalam berdialog disesuaikan dengan kesukaan atau keadaan murid pada saat itu. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi La biMBA. (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 9). b. Kegiatan Inti (Bermain Sambil Belajar). Kegiatan inti adalah kegiatan bermain sambil belajar yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan lembar latihan yang terdiri dari potongan tema kecil yang berkesinambungan. Kegiatan ini dilakukan selama 50 menit. Pemberian lembar latihan dilakukan secara bertahap (small step system), disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan murid (individual system). Selama murid bermain menggunakan lembar latihan, tugas motivator adalah memberikan motivasi, berupa pemberian reward (penghargaan) atau kesan positif. Reward yang diberikan sebaiknya tidak berupa benda, tetapi berupa pujian dengan kata – kata positif (anak baik, anak rajin, anak pintar, dan sebagainya) atau sentuhan fisik (memeluk, mencium, mengusap rambut anak, dan sebagainya). Pemberian motivasi dilakukan setiap 5 (lima) menit sekali. Selama kegiatan bermain sambil belajar berlangsung, motivator selalu melakukan pengawasan dan pengendalian setiap saat. Pengawasan dan pengendalian yang dimaksud meliputi: melihat ekspresi murid (apakah selama melakukan kegiatan di kelas, murid terlihat senang atau tidak), selalu menciptakan suasana kelas yang aman bagi murid (memastikan bahwa di dalam kelas aman dari aliran listrik atau benda tajam), menciptakan suasana nyaman bagi murid di dalam kelas (murid merasa terlindungi, merasa disayang dan diperhatikan oleh motivator).
34
Evaluasi dilakukan maksimal setiap 10 (sepuluh) menit . Hal-hal yang harus dievaluasi oleh motivator adalah apakah kegiatan bermain sambil belajar yang dilakukan di dalam kelas sudah sesuai dengan metode biMBA-AIUEO atau belum (fun learning, small step system, individual system, dan variation skill). (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 10). a. Kegiatan Penutup. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan di akhir proses bermain sambil belajar. Kegiatan penutup hampir serupa dengan kegiatan pembuka. Kegiatan penutup dilakukan selama 5 (lima) menit. Setelah anak menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan bermain sambil belajar, motivator mengajak anak untuk berdialog menggunakan bahasa biMBA atau melakukan verbal kata. Hal ini dimaksudkan untuk mengulangi kembali materi yang dipelajari sebelumnya. Motivator juga dapat mengajak murid melakukan gerak dan lagu, sebelum bernyanyi lagu pulang sekolah dan membaca doa sesudah belajar diikuti dengan pesan motivator. (Lihat CD Modul 2 - Kurikulum Dasar biMBA - Track 11).
35
SOAL-SOAL EVALUASI 1. Yang merupakan metode belajar di biMBA AIUEO adalah …. a. Clasical system, variation skill, fun learning. b. Fun learning, learning by doing, variation skill. c. Small step system, fun learning, individual system. d. Trial and error, individual system, small step system. e. Learning by doing, trial and error, variation skill. 2. Kegiatan yang dilatih terus menerus akan meningkatkan kemampuan merupakan pengertian …. a. The law of excercise. b. The law of effect. c. The law of readiness. d. Hukum akibat. e. Hukum kesiapan. 3. Yang dimaksud dengan The law of effect adalah .... a. Kegiatan yang dilatih terus menerus akan meningkatkan kemampuan. b. Kegiatan yang menyenangkan akan cenderung ditinggalkan. c. Kegiatan yang tidak menyenangkan akan cenderung diulangi. d. Kegiatan yang menyenangkan akan cenderung diulangi. e. Kegiatan yang tidak menyenangkan akan cenderung ditinggalkan. 4. Pengertian MINAT menurut biMBA adalah ..... a. Keinginan yang tumbuh karena motivasi ekstrinsik. b. Keinginan yang tumbuh dari dalam diri sendiri tanpa ada paksaan. c. Keinginan anak untuk belajar. d. Keingainan anak untuk membaca. e. Keinginan anak untuk bermain. 5. Jika mampu akan menjadi menyenangkan merupakan pengertian dari .... a. The law of excercise. b. The law of effect. c. Hukum akibat. d. Hukum latihan. e. The law of readiness.
36
6. “biMBA AIUEO” berada di bawah naungan .... a. Yayasan Pengembangan Anak Indonesia. b. Yayasan Pendidikan Anak Islam. c. Yayasan Pendidikan Anak Indonesia. d. Yayasan Peduli Anak Indonesia. e. Yayasan Pengembangan Anak Islam. 7. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menumbuhkan MINAT Baca dan belajar pada anak, kecuali …. a. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. b. Melakukan konsep belajar sambil bermain. c. Memberikan materi belajar yang sesuai dengan kemampuan anak. d. Melakukan pendekatan secara individual. e. Memberikan materi belajar yang bervariasi. 8. Tujuan menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak adalah …. a. Mensosialisasikan kata MINAT. b. Mensosialisasikan kata biMBA. c. Menjadikan anak mampu membaca. d. Menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. e. Menjadikan anak tidak suka belajar. 9. Tempat untuk menumbuhkan MINAT Baca dan belajar anak adalah …. a. BIMBA AIUEO. b. Bimba AIUEO. c. bimba AIUEO. d. biMba AIUEO. e. biMBA AIUEO. 10. Dibawah ini adalah beberapa hal yang menjelaskan mengapa biMBA bukan les baca, kecuali… a. biMBA berorientasi pada proses belajar. b. biMBA tidak berorientasi pada hasil belajar. c. biMBA berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses belajar. d. biMBA membuat anak menyenangi proses belajar. e. biMBA menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak yang akan berdampak pada kemampuan membaca anak.
37
11. Pengertian fun learning menurut biMBA adalah .... a. Proses belajar yang dilakukan di dalam kelas. b. Proses belajar yang dilakukan 50% menyenangkan bagi murid. c. Proses belajar yang dilakukan 75% menyenangkan bagi guru. d. Proses belajar yang dilakukan 100% menyenangkan bagi guru. e. Proses belajar yang dilakukan 100% menyenangkan bagi murid. 12. Guru dan murid harus selalu merasa senang di biMBA. Yang harus merasa senang terlebih dahulu adalah …. a. Guru. b. Kepala unit. c. Murid. d. Murid dan guru. e. Guru dan kepala unit. 13. Dibawah ini adalah cara penerapan fun learning di biMBA, kecuali .... a. Mengajak murid berdialog menggunakan bahasa biMBA. b. Mengajak murid bermain di luar kelas. c. Mengajak murid melakukan kegiatan yang disukai. d. Mengenalkan huruf, angka, dan kata melalui lagu. e. Melakukan evaluasi terhadap afeksi murid. 14. Pengertian bermain menurut biMBA adalah .... a. Melakukan kegiatan di luar kelas. b. Memenuhi hak murid. c. Melakukan kegiatan bersama-sama. d. Melakukan kegiatan apapun yang menyenangkan tanpa memikirkan masa yang akan datang. e. Melakukan kegiatan sesudah belajar. 15. Tujuan metode belajar fun learning adalah .... a. Menumbuhkan minat baca dan belajar murid. b. Agar murid tidak jenuh. c. Proses belajar setiap murid mencapai hasil yang optimal. d. Memudahkan murid memahami materi belajar. e. Meningkatkan kemampuan baca murid.
38
16. Mengajak murid berdialog dengan gambar disebut sebagai .... a. Diagram. b. Diagam. c. La biMBA. d. Bahasa biMBA. e. Bermain sambil belajar. 17. Kapan proses belajar di kelas biMBA harus fun learning? a. Setiap lima menit. b. Setiap sepuluh menit. c. Setiap tiga menit. d. Setiap saat. e. Setiap ada waktu. 18. Tanggungjawab utama motivator atau guru di kelas adalah .... a. Membuat suasana menyenangkan di dalam kelas. b. Mengajak murid bermain. c. Mengajak murid bercerita. d. Mengajak murid bernyanyi. e. Membuat hiasan di dalam kelas. 19. Alasan mengapa proses pembelajaran di biMBA harus fun learning adalah …. a. Memenuhi kebutuhan murid. b. Memenuhi hak orangtua. c. Memenuhi keinginan belajar murid. d. Memenuhi keinginan bermain murid. e. Memenuhi hak murid. 20. biMBA memiliki konsep bermain sambil belajar. Maksudnya adalah .... a. Dalam kegiatan bermain anak tetap dapat belajar. b. Dalam kegiatan belajar anak tetap merasa gembira. c. Dalam kegiatan bermain anak tetap dapat belajar dan di dalam kegiatan belajar anak tetap merasa gembira. d. Dalam kegiatan belajar anak dapat bermain dan dalam kegiatan bermain anak dapat belajar. e. Dalam kegiatan belajar sambil bermain anak tidak merasa bosan.
39
21. biMBA memenuhi hak anak. Yang dimaksud dengan hak anak adalah…. a. Bermain. b. Menulis. c. Membaca. d. Belajar. e. Berhitung. 22. Setiap anak memiliki hak untuk bermain. Hal ini karena…. a. Dunia anak adalah dunia bermain. b. Setiap anak terlahir dengan kecerdasannya masing-masing. c. Setiap anak adalah unik. d. Kewajiban anak adalah belajar. e. Tidak ada anak yang tidak suka bermain. 23. Di bawah ini adalah cara menerapkan fun learning dengan mengajak anak melakukan kegiatan yang disukainya, kecuali .... a. Menarik garis pada lembar latihan. b. Mewarnai lembar latihan. c. Mengajak anak menyanyikan lagu-lagu baru meskipun sulit. d. Mengajak anak bermain sambil bernyanyi dan bertepuk tangan. e. Mengajak anak menyebutkan berbagai macam nama benda dan binatang. 24. Proses pembelajaran secara bertahap menggunakan lembar latihan yang terdiri atas potongan tema kecil yang berkesinambungan merupakan pengertian dari.... a. Variation skill. b. Individual system. c. Fun learning. d. Learning by doing. e. Small step system. 25. Yang bukan merupakan cara penerapan small step system di kelas adalah.... a. Mengerti cara membaca bagan kurikulum. b. Mengetahui apa kesukaan anak. c. Mengetahui tujuan setiap tahapan kurikulum. d. Mengetahui tingkat kemampuan setiap anak (Placement Test). e. Mengetahui cara mengevaluasi setiap tahap.
40
26. Berikut ini adalah alasan mengapa motivator harus mengerti cara membaca diagram kurikulum, kecuali .... a. Diagram kurikulum adalah panduan bagi motivator untuk memberikan materi belajar sesuai dengan tingkat kemampuan anak. b. Digram kurikulum memberikan informasi mengenai syarat yang harus dipenuhi. c. Diagram kurikulum memberikan informasi mengenai tahap selanjutnya. d. Diagram kurikulum memberikan informasi mengenai lembar latihan mana yang boleh diberikan secara bersamaan. e. Diagram kurikulum bisa menarik perhatian anak. 27. Di bawah ini adalah alasan mengapa proses belajar dilakukan secara bertahap, kecuali .... a. Kemampuan setiap murid berbeda-beda. b. Kemauan setiap murid berbeda-beda. c. Memudahkan murid menerima materi belajar. d. Membuat murid tidak terbebani. e. Proses belajar yang berpusat pada anak. 28. Yang harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat kemampuan murid adalah .... a. Menanyakan kepada orangtua. b. Membuat suasana belajar yang menyenangkan. c. Mengajak murid melakukan kegiatan mewarnai gambar. d. Melakukan tes kemampuan (placement tes). e. Melakukan tanya jawab dengan murid. 29. Berikut ini adalah cara motivator untuk membantu anak mengatasi rasa malu, kecuali .... a. Membuat kejutan-kejutan bagi anak. b. Tidak mengolok-olok anak. c. Melatih anak untuk berinteraksi dengan orang lain d. Menjadi teladan untuk anak. e. Memberikan motivasi agar kepercayaan anak meningkat. 30. Yang merupakan tujuan metode belajar small step system adalah .... a. Menumbuhkan minat baca dan belajar anak secara intrinsik. b. Proses belajar setiap murid mencapai hasil yag optimal. c. Memudahkan murid memahami materi belajar. d. Agar anak tidak jenuh. e. Agar anak dapat bermain sambil belajar. 41
31. Metode belajar individual system memiliki arti.... a. Proses belajar yang dilakukan dalam suasana 100% menyenangkan bagi anak. b. Proses belajar yang dilakukan secara bertahap. c. Proses belajar setiap murid mencapai hasil yang optimal. d. Proses belajar yang berpusat pada anak sebagai subjek belajar. e. Kemampuan guru dalam memvariasikan kegiatan belajar di dalam kelas. 32. Guru dan murid memiliki peran masing-masing. Peran murid di biMBA adalah sebagai .... a. Motivator. b. Fasilitator. c. Subyek. d. Objek. e. Jawaban a dan b benar. 33. Di biMBA guru berperan sebagai .... a. Motivator. b. Fasilitator. c. Subyek. d. Objek. e. Jawaban a dan b benar. 34. Berikut ini adalah ciri anak dengan gaya belajar auditory, kecuali…. a. Mudah ingat dari apa yang didengarnya. b. Tertarik pada seni seperti lukis, pahat, gambar daripada seni musik. c. Tidak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut. d. Senang dibacakan atau mendengarkan. e. senang membaca dengan suara keras. 35. Peran guru sebagai fasilitator adalah .... a. Memberikan materi belajar sesuai dengan kemampuan murid. b. Memberikan semangat kepada anak melalui pemberian reward positif. c. Mengetahui karakter dan gaya belajar setiap anak. d. Proses belajar yang berpusat pada anak sebagai subjek belajar. e. Mengetahui cara mengevaluasi setiap tahap.
42
36. Metode belajar individual system memiliki tujuan .... a. Memudahkan murid memahami materi belajar. b. Menumbuhkan MINAT baca dan MINAT belajar secara intrinsik. c. Proses belajar setiap murid mencapai hasil yang optimal. d. Agar murid tidak jenuh. e. Agar murid memiliki kemampuan membaca. 37. Setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan gaya belajar visual adalah …. a. Anak belajar dengan cara mendengar. b. Anak belajar dengan cara melihat. c. Anak belajar dengan cara bergerak dan melakukan. d. Anak belajar dengan cara melihat dan melakukan. e. Anak belajar dengan cara melihat dan mendengar. 38. Di bawah ini adalah cara penerapan metode belajar individual system, kecuali .... a. Mengetahui karakter murid. b. Mengetahui tingkat kemampuan setiap murid. c. Mengetahui gaya belajar setiap murid. d. Mengetahui kesukaan setiap murid. e. Mengetahui tingkat kelemahan setiap murid. 39. Peran guru sebagai motivator adalah .... a. Memberikan materi belajar sesuai dengan kemampuan murid. b. Mengetahui karakter dan gaya belajar setiap anak. c. Proses belajar yang berpusat pada anak sebagai subjek belajar. d. Memberikan semangat kepada anak melalui pemberian reward positif. e. Mengetahui cara mengevaluasi setiap tahap. 40. Dalam belajar, anak lebih banyak menggunakan bahasa tubuh dan menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik. Hal tersebut merupakan ciri dari anak yang memiliki gaya belajar …. a. Kinesthetic. b. Auditory. c. Visual. d. Audio visual. e. Visual kinesthetic.
43
41. Kemampuan membuat variasi kegiatan belajar di kelas supaya menarik harus dimiliki oleh .... a. Guru. b. Murid. c. Orangtua. d. Kepala unit e. Murid dan guru. 42. Kegiatan di kelas harus mencakup ... aspek. a. 1 b. 2 c. 4 d. 3 e. 5 43. Kegiatan belajar yang termasuk aspek kognitif adalah .... a. Menggambar dan membaca. b. Menulis dan berhitung. c. Membaca dan berhitung. d. Mewarnai dan bercerita. e. Berhitung dan bernyanyi. 44. Menulis dan mewarnai adalah kegiatan belajar dalam aspek .... a. Kognitif. b. Bermain sambil belajar. c. Afektif. d. Fun learning. e. Psikomotorik. 45. Contoh kegiatan di kelas yang termasuk dalam aspek afektif adalah.... a. Membaca dan bernyanyi. b. Berdialog dan bernyanyi. c. Berhitung dan bercerita. d. Menulis dan mewarnai. e. Membaca dan berhitung. 46. Tujuan variation skill di biMBA AIUEO adalah .... a. Memudahkan murid memahami materi belajar. b. Menumbuhkan MINAT baca dan MINAT belajar secara intrinsik. c. Proses belajar setiap murid mencapai hasil yang optimal. d. Agar murid memiliki kemampuan membaca. e. Agar murid tidak jenuh.
44
47. Pengertian dari variation skill adalah…. a. Proses belajar yang dilakukan dalam suasana 100% menyenangkan bagi anak. b. Kemampuan guru dalam memvariasikan kegiatan belajar di dalam kelas. c. Proses belajar yang dilakukan secara bertahap. d. Proses belajar setiap murid mencapai hasil yang optimal. e. Proses belajar yang berpusat pada anak sebagai subjek belajar. 48. Dibawah ini adalah cara menerapkan variation skill di dalam kelas, kecuali …. a. Materi belajar yang diberikan harus bervariasi. b. Materi belajar yang diberikan tidak terpaku pada satu aspek saja. c. Murid tidak boleh memilih sendiri materi yang akan dikerjakan. d. Menghindari materi belajar yang berada dalam satu aspek secara berturut-turut. e. Jika murid terlihat senang, maka ia boleh memilih sendiri materi yang akan dikerjakan terlebih dahulu. 49. Di bawah ini adalah alasan mengapa materi yang diberikan harus bervariasi, kecuali …. a. Agar anak mempunyai kemampuan membaca. b. Rentang konsentrasi anak relatif singkat. c. Menghindari kejenuhan. d. Agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan. e. Membuat anak menyukai kegiatan belajar. 50. Aspek belajar yang harus divariasikan adalah …. a. Kognitif, afektif, kreativitas. b. Kognitif, imajinasi, psikomotorik. c. Kognitif, afektif, keterampilan. d. Kognitif, psikomotorik, afektif. e. Kognitif, psikomotorik, kreativitas.
45
KUNCI JAWABAN SOAL-SOAL EVALUASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
c a d b e a b d e c e c b b a b d a e c d a c e b
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
e e d a c d c e b a c b e d a a d c e b e b c a d
46
ISTILAH-ISTILAH biMBA 1. Motivator 2. Kepala Unit 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
: guru yang mendidik di biMBA AIUEO. : orang yang bertanggung jawab di satu unit biMBA AIUEO. Lembar Latihan: materi yang dipelajari murid. File Murid : kumpulan lembar latihan sesuai dengan kemampuan masin-masing murid. HV : huruf verbal. HS : huruf simbol. 4HVK : empat huruf verbal kembar. D-4HVK : dikte empat huruf verbal kembar. 4HVS : empat huruf verbal sederhana. D-4HVS : empat huruf verbal sederhana. 5HVS : lima huruf verbal sederhana. D-5HVS : dikte lima huruf verbal sederhana. 4HKS : empat huruf kalimat sederhana. B : baca. T : tulis. D : dikte. MTK : matematika. THS : tulis huruf sambung.
47