[112] Ajari Menghafal Alquran Sejak Dini Tuesday, 12 November 2013 17:51
Yayasan Bait Qur’aniy, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
Setiap muncul di acara Hafidz Indonesia yang ditayangkan stasiun televisi RCTI pada Ramadhan 1434 H, Muhtadi “Adi” Ahmad selalu tampil memukau. Karena bocah tiga tahun yang lucu dan menggemaskan ini mampu menjawab semua tes yang diberikan. Begitu juga ketika tampil di putaran kedua, Rabu (17/7). Tingkahnya seperti anak anak lain yang berumur 3 tahun yang kocak, dan lucu juga muncul ketika tampil di acara ini.
Saat disuruh memilih kartu mana yang akan dibuka, Adi yang saat itu mengenakan baju koko dan peci kuning memilih nomor lima. Dan ketika dibalik, ternyata Surat At Takwir (Digulung), salah satu surat Alquran di Juz 30 yang cukup panjang.
Dengan lidah cadelnya khas bayi tiga tahun, ia membaca surat yang terdiri dari 29 ayat tersebut. Para penonton pun terkagum-kagum karena banyak orang dewasa yang belum hafal surat tersebut, tapi ia bukan saja hafal malah bisa menjelaskan pula maknanya.
Kekaguman penonton semakin menjadi ketika saat Adi menerima tantangan sambung ayat.
1/5
[112] Ajari Menghafal Alquran Sejak Dini Tuesday, 12 November 2013 17:51
Karena bocah imut ini langsung membaca terusan potongan Surat Al Buruj ayat 17 yang dibaca qari bersuara merdu. Adi langsung membaca ayat 18 hingga akhir surat yakni ayat 22. Tepuk tangan pun membahana. Sampai-sampai juri Ustadz Bachtiar Nasir berkomentar: “Adi, bagus sekali Nak, kamu sudah bisa menjawab kenapa matahari digulung....”
Adi merupakan salah satu dari empat santri Bait Qur’aniy At Tafkir (BQ) yang lolos audisi RCTI Hafidz Indonesia, dua di antaranya mendapat juara 2 dan 3. Yakni Dawata “Awa” Afnan (7 tahun) santri kelas 1 MI Bait Qur’aniy, juara 2. Sedangkan Adi yang masih duduk di bangku TK BQ mendapat juara 3 dan dinobatkan sebagai peserta terkecil yang sangat menggugah dan memotifasi banyak orang termasuk mantan Presiden RI BJ Habibie.
Terus Berkembang
Yayasan Bait Qur’aniy yang menaungi Pondok Pesantren, Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Bait Qur’aniy At Tafkir, didirikan dan diasuh oleh pasangan suami istri Ustadz Nurul Habiburrahmanuddin dan Ustadzah Nurul Hikmah.
Awalnya, kedua calon doktor UIN Syarif Hidayatullah tersebut hanya membimbing anak-anaknya untuk menghafal Alquran pada 2006, di rumah kontrakannya. Dan ternyata berhasil. Terbukti, anak pertama, Ibadurrahman namanya, mulai menghafal di usia 3 tahun, dan sekarang sudah hafal 6 juz beserta artinya dan memahami maksudnya serta dapat mentashrif seluruh kata dalam Alquran mulai usia 7 tahun.
Anak kedua, Awa yang juara 2 Hafidz Indonesia RCTI itu, telah hafal 1 juz di usia 2 tahun. Sekarang, di usia 7 tahun sudah hafal 4 juz. Sementara anak ke 3, Imam (2 tahun), sudah hafal ½ juz. “Alhamdulillah anak 2 tahun ini sering diundang tampil dan pernah tampil di Bank Permata lantari 18 Bintaro,” ungkap Nurul Hikmah.
Melihat keberhasilan tersebut, maka tak ayal lagi, anak-anak tetangga kemudian ikut mengaji, sehingga rumah petaknya tidak sanggup lagi menampung santri. Kemudian, pada 2007
2/5
[112] Ajari Menghafal Alquran Sejak Dini Tuesday, 12 November 2013 17:51
pengajian pun dipindah ke mushala terdekat yakni Mushala Al Muhajirin. Santrinya pun semakin banyak, sehingga mushala tidak dapat lagi menampung.
Lalu keduanya mencari tempat, alhamdulillah seorang teman mempersilakan halaman depan rumahnya di kompleks UIN dijadikan tempat mengaji. Maka pagi digunakan untuk menghafal Alquran, sore untuk TPA.
Pengajiannya terus berkembang, sehingga seperti sekarang ini. Untuk pembiayaannya, BQ menerapkan sistem subsidi silang yaitu memiliki kebijakan mewadahi 50 persen dhuafa dan yatim yang disubsidi dan digratiskan. “Karena setiap anak memiliki kewajiban untuk mengetahui aturan Tuhannya namun faktanya untuk MTs 80 persen dhuafa dan yatim, demikian juga santri MI BQ,” ungkap Nurul Hikmah.
Ada pun pembiayaan untuk mereka berasal dari sedekah dan wakaf umat yang tidak mengikat, khususnya jamaah yang berada di bawah pembinaan Nurul Habiburrahman yang berasal dari berbagai tempat di sekitar Jabodetabek.
Dari dana tersebut, BQ sekarang mempunyai fasilitas berupa total luas lahan sekitar 900 meter persegi, dengan santri TK, MI dan MTs sekitar 400 orang.
Prestasi santri tidak diragukan lagi, sejak 2010 hingga sekarang setiap ikut perlombaan tahfidz di Jabodetabek kerap kali juara satu. “Bahkan sering juara 1 sampai juara 3 diborong semua,” ujar Nurul Habiburrahman.
Nurul Hikmah menjamin, tamat TK BQ, insya Allah hafal satu juz. Lantaran santri dan gurunya interaktif. Karena metode yang diterapkan adalah metode tahfidz talaqi. Guru membaca, santri mengikuti dan mengulangi.
Plus metode jarimatika Alquran (menghafal dengan menggunakan bantuan jari tangan kanan) temuan suaminya, serta sambil diperagakan oleh anggota tubuh disesuai dengan makna ayat. Misal ketika menghafal Surat Al Fiil, ketika membaca ashabil fiil (pasukan bergajah) tangan dijulurkan sedemikian rupa seperti belalai gajah.
3/5
[112] Ajari Menghafal Alquran Sejak Dini Tuesday, 12 November 2013 17:51
Sedangkan bagi anak yang tertinggal hafalannya, tidak didiamkan begitu saja, tetapi diberi perhatian lebih banyak lagi dengan asistensi oleh santri yang sudah hafal. Dan tidak lupa, semua pelajaran umum yang diajarkan dikaitkan dengan akidah.
Metode hafidz talaqi plus, plus itu dinamakan oleh Ustadz Nurul sebagai metode Bait Qur’aniy. Dan sejak 2008, telah disosialisasikan kepada lebih dari seribu orang.[] joko prasetyo
BOKS
Ustadz Nurul Habiburrahmanuddin Basnur, Pimpinan Yayasan Bait Qur’aniy
Mazhab Saya bukan Rambo
Setelah menyadari bahwa dirinya bukan Rambo, sehingga tidak mungkin berjuang menegakkan khilafah sendirian, Ustadz Nurul Habiburahmanuddin Basnur akhirnya bersedia berdakwah berjamaah dengan Hizbut Tahrir.
“Dulu mau berjuang tapi tidak mau bergabung dengan Hizbut Tahrir, tapi setelah saya sadar saya mahzabnya bukan Rambo yang berjuang sendirian, maka saya bergabung dengan Hizbut Tahrir,” akunya saat memberikan testimoni dalam halal bihalal Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir Indonesia , Sabtu (14/9) di Ma’had Daarul Muwahhid, Srengseng, Jakarta Barat
Pimpinan lembaga tahfidz quran Yayasan Bait Qur’any yang menaungi Ponpes, TK, MI dan MTs BQ At Tafkir Ciputat tersebut mengaku, bergabung dengan HTI Tangerang Selatan baru tahun lalu, seminggu sebelum Ramadhan 1433 H
4/5
[112] Ajari Menghafal Alquran Sejak Dini Tuesday, 12 November 2013 17:51
“Sejak gabung, saya di-PHK dua majlis taklim,” ujar kandidat doktor Islamic Studies Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lelaki kelahiran Curup 9 Mei 1976 tersebut memaklumi mereka berlaku demikian karena belum memahami perjuangan Hizbut Tahrir, seperti dirinya dahulu ketika belum bergabung. “(Dulu sebelum bergabung, red) berdiskusi dengan Ustadz Sukri dari HTI di MUI Ciputat. Ia rajin memberi saya buletin al Islam, tidak pernah sata baca,” ungkap penemu Metode Jarimatika Alquran.
Kemudian, sekali waktu, Nurul diminta mengisi ceramah tentang ekonomi syariah. Bingung mencari bahan yang pas, matanya pun melirik Al Islam yang tergeletak di depannya. Bahasannya pas tentang ekonomi yang dikupas dari sudut pandang syariah.
Lalu, ia pun membaca buletin yang dikeluarkan sepekan sekali oleh HTI tersebut. Akhirnya, Nurul tersadar, bahwa HTI tidak saja semangat memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah tetapi juga mempunyai konsep yang jelas tentang ekonomi syariah.
Maka di hadapan sekitar 70 kyai, ustadz dan tokoh umat seperti KH Shoffar Mawardi (Pimpinan Ma’had Darul Muwahhid), Kyai Muhammad Sholeh (Ketua MUI Pabuaran, Setu, Serpong) dan Gus Jun (utusan dari DPP HTI) ia menyatakan:
“Tidak ada yang negatif kalau bergabung dengan Hizbut Tahrir, justru kalau tidak mengamalkan perintah Allah secara kaffah, ada ancaman Allah yang keras!” ungkapnya seraya mengutip Alquran Surat Albaqarah ayat 85.
Nah, menurutnya, perintah Allah SWT tidak mungkin diamalkan secara kaffah tanpa tegaknya khilafah.[] joy
5/5