DIVERSITAS CAPUNG (ODONATA) DI SITU PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN, BANTEN Narti Fitriana Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
[email protected] Abstract Dragonflies is one indicator of the waters clean. This study aims to determine the diversity index of dragonfly in Situ Pamulang South Tangerang City, Banten. Data was collected using line transect method along the 400 m . observation was conducted on May up to November 2015. Dragonflies were collected using insect nets, identified was doing at Integrated Laboratory Center UIN Jakarta. Dragonfly found in Situ Pamulang were 15 species, 14 gerera, 4 family, 2 suborder, 279 individuals totally. The biodiversity index (H ') dragonfly in Situ Pamulang was 2.41 showed that the structure surrounding communities are very stable in both categories with a scale of 5. Brachythemis contaminate was common dragonfly there. Dragonflies tend to choose Ipomoea sp. as perch and landing. Keywords: anisoptera, diversity, dragonfly, Situ Pamulang, zygoptera
nimfanya selalu hidup di dalam air
PENDAHULUAN Capung yang
sering
merupakan
serangga
berasosiasi
(Tang et al., 2010).
dengan
Capung tergabung ke dalam
manusia. Keberadaan capung dapat
Ordo Odonata. Berdasarkan klasifikasi
dengan mudah dikenali. Serangga ini
ilmiahnya, mereka terdiri dari dua
mempunyai 6 buah kaki, sepasang
subordo
sayap dan sepasang mata majemuk
Zygoptera.
yang relatif besar karena hampir
capung dengan ukuran tubuh relatif
menutupi seluruh bagian caputnya.
besar, abdomen lebih lebar dan posisi
Capung mempunyai abdomen (perut)
sayap terbuka saat istirahat. Distribusi
yang terdiri dari 8-10 segmen. Untuk
capung ini kosmopolit, dapat ditemu-
melengkapi siklus hidupnya, serangga
kan di hutan, kebun, sawah, ladang,
ini mengalami metamorfosis tidak
sungai, danau bahkan di pekarangan
sempurna yang terdiri dari stadium
rumah sampai ke lingkungan perkota-
telur, nimfa dan imago. Telur capung
an. Anggota Anisoptera merupakan
dapat
pada
capung yang aktif terbang sehingga
tanaman di sekitar perairan sedangkan
daerah jelajahnya cenderung luas.
ditemukan
menempel
yaitu
Anisoptera
Anisoptera
dan
merupakan
228
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 3, November 2016
Zygoptera mempunyai sepasang mata
ke
majemuk yang terpisah, tubuh yang
Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
relatif kecil dan ramping menyerupai
Situ ini merupakan area konservasi
jarum sehingga dikenal dengan capung
dengan luas sekitar 19,4 hektar yang
jarum. Saat istirahat, capung jarum
digunakan juga sebagai daerah resapan
cenderung menutup sayapnya sejajar
air, lokasi budidaya ikan, pemancingan
dengan posisi abdomen. Capung jarum
dan
banyak melakukan aktivitasnya di
Berdasarkan penelitian yang dilapor-
sekitar perairan tawar baik yang
kan Fauzi (2016), situ ini mempunyai
tergenang
mengalir
potensi untuk dikembangkan sebagai
(Susanti, 1998; Borror et al., 2004;
destinasi wisata air di Tangerang
Sigit et al., 2014).
Selatan.
maupun
Beberapa
yang
tahun
terakhir,
dalam
wilayah
rekreasi
Capung
Kecamatan
(DBMSD,
mempunyai
2016).
peranan
aktivitas manusia mulai memperhati-
yang penting dalam ekosistem akuatik
kan masalah lingkungan. Kesadaran
(Balzan, 2012; Lamptey et al., 2013;
untuk menjaga sumber daya alam
Hart et al., 2014). Kehadiran capung
semakin baik. Salah satu sumber daya
sebagai parameter indikator lingkung-
alam yang mendapat perhatian penting
an terutama perairan yang bersih telah
adalah menjaga sumber air bersih
dilaporkan dari beberapa tempat. Data
seperti sungai dan situ. Situ Pamulang
yang ditampilkan Suriana et al (2014)
merupakan sumber air yang dimanfaat-
menunjukkan
kan
indeks keanekaragaman jenis capung
untuk
kebutuhan
manusia.
pada
dulunya
bernama
Ciledug,
bandingkan dengan alami. Sharma
sebagian
masyarakat
mengenalnya
(2011) melaporkan bahwa perubahan
Pamulang terletak di pusat kota dan
berpengaruh
berdekatan
kompleks
invertebrata makro yang mendiami
Secara
suatu perairan. Salah satu invertebrata
warga.
administratif, Situ Pamulang termasuk
makro
fisika
di-
faktor
perumahan
dan
terganggu
sebagai Situ Tujuh Muara. Posisi Situ dengan
kimia
yang
penurunan
Berdasarkan sejarahnya Situ Pamulang Situ
habitat
adanya
terhadap
yang
perairan
keberadaan
mengalami 229
Narti Fitriana: DiversitasCapung (Odonata) di Situ Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten
perubahan
adalah
Sementara
itu
nimfa
capung.
dilanjutkan pukul 14.00-17.00 WIB
ditemukan
menyesuaikan dengan waktu aktivitas
bagaimanakah keanekaragaman jenis
capung (Ubaidillah, 1999; Suriana et
capung dan kualitas air di Situ
al.,
Pamulang. Untuk itu perlu dilakukan
dilakukan selama 3 hari berturut-turut
penelitian
untuk
pada setiap lokasi pengamatan. Jika
mengetahui indeks keanekaragaman
hujan maka pengamatan dilanjutkan
jenis capung dan kategori struktur
pada hari berikutnya. Capung yang
komunitas di Situ Pamulang serta
tertangkap disimpan di dalam kertas
parameter analisis kualitas air apakah
papilot dan diberi label. Sebelum
yang mempengaruhi keberadaan jenis
disimpan, ujung abdomen capung diisi
capung tertentu di Situ Pamulang,
dengan batang bunga rumput agar
Tangerang Selatan.
tidak
METODOLOGI PENELITIAN
Spesimen hanya dibuat jika jenis
belum
yang
bertujuan
2014).
Pengoleksian
patah
jika
capung
sudah
kering.
Pada setiap lokasi penelitian,
capung tidak diketahui. Kertas papilot
ditetapkan 3 titik pengamatan secara
yang berisi spesimen capung disimpan
purposive sampling yaitu pada titik
dalam kotak plastik yang ditaburi
inlet, outlet dan daratan yang terdapat
naftalen atau kapur barus. Selanjutnya
vegetasi
spesimen dibawa
tumbuhan
seperti
semak
belukar. Pada setiap titik pengamatan,
ke
laboratorium
untuk diopset dan diidentifikasi.
dibuat transek garis sepanjang 200 m
Proses opset serangga dilakukan
atau mengikuti jalan setapak. Capung
di
yang terdapat di sepanjang transek
Laboratorium
termasuk2 m ke arah kiri dan kanan
Islam
transek dikoleksi menggunakan jala
Jakarta. Sayap dan kaki capung diatur
serangga.
Dokumentasi
capung
sedemikian
dilakukan
menggunakan
kamera
perentang menggunakan kertas roti
digital. Pengoleksian capung dilakukan
dan jarum serangga. Spesimen yang
pagi hari pada pukul 07.00 WIB
sudah
sampai
menggunakan oven pada suhu 70C
dengan
12.00
WIB
dan
Laboratorium
Ekologi,
Terpadu,
Negeri
Syarif
rupa
disertai
di
label
Pusat
Universitas Hidayatullah atas
papan
dikeringkan
230
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 3, November 2016
selama 5 hari. Selanjutnya spesimen
nilai indeks keanekaragaman jenis
diidentifikasi
capung di Situ Pamulang. Selanjutnya
dan
dipindahkan
ke
dalam kotak spesimen kaca yang
data
kedap udara dan diberi naftalen atau
penggolongan ekosistem di sekitar situ
kapur
capung
menggunakan acuan Krebs (1989).
menggunakan karakter morfometrik
Penghitungan nilai indeks keaneka-
merujuk kepada literatur seperti Borror
ragaman jenis Shannon-Wiener dilaku-
et al. (2004), Sigit et al. (2013) dan
kan dengan bantuan
Commonwealth
Analisis
barus.
Industrial
Identifikasi
Scientific
Research
(1991).
Spesimen
and
Organisation yang
tidak
digunakan
untuk
data
membuat
MS
Excell.
meliputi
keanekaragaman
jenis
indeks Shannon-
Wiener dilakukan untuk mengetahui
teridentifikasi dibawa ke Laboratorium
kriteria
Entomologi,
Museum
merujuk Krebs (1989) pada Tabel 1.
Bogoriense
untuk
Zoologicum dibandingkan
dengan spesimen koleksi museum. Capung yang sudah diketahui
pembobotan
Selama
pengamatan
lingkungan berlangsung
dilakukan pencatatan faktor abiotik meliputi
suhu
udara
(C)
dan
jenisnya didata dalam bentuk tabel
kelembapan
pengamatan yang sudah dilengkapi
menggunakan termohigrometer digital.
dengan
Setelah
Posisi transek yang digunakan ditandai
dibuatkan tabel identifikasi capung,
menggunakan GPS merk Garmin.
data dianalisis menggunakan formulasi
Pemanfaatan tanaman yang digunakan
rumus ekologi agar dapat diketahui
oleh
Tabel
faktor
1.
abiotik.
Kategori kondisi struktur keanekaragaman jenis
Nilai Indeks Keanekaragaman jenis >2,41 1,82 – 2,40 1,21 – 1,81 0,61 – 1,20 <0,60
capung
komunitas
Kondisi struktur komunitas Sangat stabil Lebih stabil Stabil Cukup stabil Tidak stabil
udara
juga
berdasarkan Kategori
Sangat baik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
relatif
dicatat nilai
(%)
dan indek
Skala 5 4 3 2 1 231
Narti Fitriana: DiversitasCapung (Odonata) di Situ Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten
diidentifikasi
berdasarkan
rujukan van Steenis
buku
(2008)
atau
genus, 2 jenis). Jenis capung yang terdapat
di
Situ
Pamulang
lebih
dibandingkan dengan spesimen koleksi
banyak dibandingkan laporan Oktidilla
Herbarium Bogoriense.
(2013) di Buperta Cibubur (9 jenis)
Karena
capung
peranan
penting
perairan
maka
pengukuran
memegang
dan Patty (2006) Situ Gintung (6jenis).
ekosistem
Sementara itu Hidayah (2008)
pada
dilakukan
parameter
fisika
juga
telah melaporkan terdapat 10 jenis
air
capung di sekitar Kebun Raya Bogor.
meliputi suhu air (C) menggunakan
Dari
termometer
(m/s)
tersebut, Brachythemis contaminata
current
merupakan jenis capung yang selalu
meter. Faktor kimia air yang diukur
hadirpada setiap lokasi pengamatan.
adalah DO dan pH menggunakan
Hal ini dapat menunjukkan bahwa B.
Water Quality Cacker merk Horiba.
contaminata merupakan salah satu
Untuk mengetahui hubungan faktor
capung
abiotik yang berpengaruh terhadap
adaptasi
keberadaan suatu jenis capung di Situ
sehingga
Pamulang
Canonical
Capung B. contaminata merupakan
(CCA)
capung darat yang dominan ditemukan
menggunakan program Canoco for
di Situ Pamulang namun capung ini
Windows versi 4.5.
tidak ditemukan di areal sawah Desa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pundenarum, Kabupaten Demak (Rizal
dan
menggunakan
arus
air
modifikasi
digunakan
Correspondence
Analysis
penelitian
yang
yang
dilaporkan
berhasil
dengan terdistribusi
melakukan
lingkungannya secara
luas.
Berdasarkan identifikasi yang
dan Hadi, 2015). Capung ini tidak
telah dilakukan maka ditemukan 15
ditemukan di beberapa sumber air di
jenis capung yang diamati di Situ
Magetan (Pamungkas dan Ridwan,
Pamulang Tangerang Selatan. Capung
2015). Klasifikasi dan jumlah individu
ini
capung
tergolong
ke
dalam
Subordo
Anisoptera (2 famili, 9 genus, 10 jenis)
yang
ditemukan
di
Situ
Pamulang disajikan pada Tabel 2.
dan Subordo Zygotera (1 famili, 1
232
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 3, November 2016
Tabel 2. Jumlah dan jenis capung yang ditemukan di Situ Pamulang, Tangerang Selatan Jumlah No. Subordo Famili Jenis individu 1. Anisoptera Gomphidae Ictinogomphus decotarus 7 2. Libellulidae Brachythemis contaminata 53 3. Diplacoides trivialis 5 4. Neurothemis ramburii 4 5. Orthetrum chrysis 24 6. O. sabina 45 7. Pantala flavescens 18 8. Rhyothemis phyllis 7 9. Urothemis signata 22 10. Zyxomma obtusum 2 11. Zygoptera Coenagrionidae Acriocnemis femina 25 12. A. Pygmaea 31 13. Ischmura senegalensis 12 14. Pseudagrion pruinosum 8 15. Protoneuridae Notosticta insignis 16 Jumlah individu 279 Selama
pengamatan
ber-
sementara. Suhu udara rata-rata selama
langsung, wilayah Indonesia sedang
pengamatan
mengalami dampak iklim el nino
27,56C dengan kelembapan udara
terutama bagian selatan dari garis
relatif rata-rata 75,67%.
khatulistiwa (BMKG, 2015). Musim
Capung
kemarau yang panjang menyebabkan
dijumpai
berkurangnya debit air Situ Pamulang
adalah
sehingga terlihat endapan lumpur pada
Pada
beberapa bagian situ.
pendataan
Lokasi
ini
berlangsung
yang
pada
paling
lokasi
Brachythemis lokasi
ini
adalah
sering
pengamatan contaminate.
juga
parameter
dilakukan lingkungan
terletak pada ordinat S 06 18’35.1”
meliputi suhu air, pH, DO, TDS,
dan E 106 45’ 37.2” (Gambar 2a).
Electricity
Daratan yang terbentuk karena debit
salinitas
air yang berkurang ini digunakan
ditabulasikan dan disajikan dalam
capung
tabel berikut ini:
sebagai
tempat
mendarat
(EC), air
situ.
turbiditas Data
dan
tersebut
233
Narti Fitriana: DiversitasCapung (Odonata) di Situ Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten
Tabel 3. Rata-rata analisis kualitas air yang dicatat di Situ Pamulang, Tangerang Selatan Parameter Pengamatan Lokasi Situ Pamulang
Suhu air (◦C)
pH
DO (mg/L)
TDS (g/L)
30,70
3,7
10
0,045
Selama
0,14
0,01
138,4
ber-
mudah diamati ketika hinggap pada
langsung, tanaman air yang dimanfaat-
tanaman atau terbang rendah di sekitar
kan capung di Situ Pamulang adalah
permukaan situ.
Imperata
pengamatan
EC Turbiditas Salinitas (%) (ms/cm) (NTU)
cylindrica,
Ageratum
Fakta menarik yang ditemukan
conyzoides, Bambusa sp. Lantana
pada penelitian ini adalah kandungan
camara, Mimosa sp. Eupathorium sp.
oksigen terlarut (DO). Berdasarkan
dan
air
Tabel 3, rata-rata kandungan oksigen
digunakan oleh capung sebagai tempat
terlarut di Situ Pamulang adalah 10.
hinggap sementara dan bertengger.
Nilai
Pantala flevescens sering ditemukan
berdasarkan rekomendari SNI (2001)
bertengger di semak belukar yang
berkisar antara 3 sampai 6. Tingginya
didominasi oleh rumput dan Mimosa
nilai oksigen terlarut di Situ Pamulang
sp. Capung ini sangat aktif terbang
dapat merupakan salah satu penyebab
siang hari terutama setelah jam 11.00
banyaknya jenis capung yang terdapat
WIB. Capung ini terbang cepat dengan
di perairan ini. Stadium pradewasa
membentuk manuver bersama capung
capung
lainya yang tergolong satu jenis di
media hidupnya (Orr, 2005). Oksigen
tempat
karena
terlarut yang mencukupi kebutuhan
sayapnya transparan maka pengamatan
biota air situ merupakan salah satu
harus dilakukan lebih teliti dan cermat
pertimbangan capung betina untuk
di sekitar vegetasi pinggir situ agar
melakukan
objek dapat ditemukan. Pada pagi hari
telur)
Ipomoea
terbuka
sp.
Tanaman
namun
kandungan
oksigen
membutuhkan
di
air
terlarut
sebagai
oviposisi
(meletakkan
Situ
Pamulang.
(pukul 07.00-09.00 WIB) capung ini 234
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 3, November 2016
Kadar Oksigen yang terlarut di
di Situ Pamulang sangat baik untuk
dalam suatu perairan dikenal dengan
mendukung
kehidupan
istilah Disolved Oxygen (DO). Kadar
Nilai ini dapat menunjukkan bahwa
DO yang direkomendasikan oleh SNI
cadangan oksigen yang tinggi dapat
(2001) berkisar antara 3 s.d 6. Kadar
digunakan
DO rata-rata yang tercatat selama
terutama yang bersifat pelagik seperti
pengamatan di Situ Pamulang adalah
kelompok
10. Tingginya kadar air dalam suatu
ragaman makrozoobentos yang pernah
perairan dapat disebabkan oleh hasil
dilaporkan dari Situ Pamulang adalah
fotosintesis dan absorbsi udara (Odum,
1,48 tergolong kategori sedang (Alfin,
1994). Oksigen yang terlarut dalam air
2014).
oleh ikan.
organisme.
makhluk Indeks
hidup keaneka-
Gambar 1. Hasil CCA faktor abiotik dan keberadaan jenis capung di Situ Pamulang Keterangan: DO=kandungan oksigen terlarut; Ku=kelembapan udara relatif; NTU=turbiditas; pH=derajat keasaman; sa=suhu air; sal=salinitas; su=suhu udara; TDS=jumlah padatan/logam terlarut; Af=Acriocnemis femina; Ap=A. pygmaea; Bc=Brachythemis contaminata; Dt=Diplacoides trivialis; Id=Ictinogomphus decotarus, Is=Ischmura senegalensis, Nr=Neurothemis ramburii; Ni= Notosticta insignis;Oc= Orthetrum chrysis; Os=O. sabina; Pf=Pantala flavescens; Pp= Pseudagrion pruinosum; Rp=Rhyothemis Phyllis; Us=Urothemis signata; Zo=Zyxomma obtusum
235
Narti Fitriana: DiversitasCapung (Odonata) di Situ Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten
Faktor abiotik yang berpengaruh
dengan kandungan oksigen terlarut.
terhadap keberadaan jenis capung
Parameter abiotik lain yang diduga
tertentu dapat dilihat pada Gambar1.
mempengaruhi capung ini adalah suhu
Berdasarkan hasil CCA dapat dilihat
udara, turbiditas dan nilai pH. Nilai pH
adanya pengelompokan keberadaan
dan
capung
oleh
terhadap keberadaan I. decoratus, O.
parameter abiotik. Parameter abiotik
chrysis, P. flavescens dan Acriocnemis
yang
femina.
yang
dipengaruhi
mempengaruhi
keberadaan
sebagian besar jenis capung di Situ Pamulang
suhu
Gambar
berpengaruh
2a
nyata
memperlihatkan
udara,
bahwa terbentuk delta di bagian tengah
kandungan oksigen terlarut, turbiditas
situ. Pada musim hujan debit air
dan derajat keasaman. Dominansi B.
meningkat sehingga permukaan air
contaminata di Situ Pamulang erat
juga meningkat. Berkurangnya debit
hubungannnya
kandungan
air menyebabkan pendangkalan situ
kadar oksigen terlarut yang tinggi.
dalam artian bahwa permukaan air
Keberadaan O. sabina dengan jumlah
menurun sehingga sebagian dasar situ
45 individu (Tabel 2) di lokasi
terlihat sebagai daratan. Jika pengamat
pengamatan
meliputi
turbiditas
dengan
mempunyai
korelasi
a
b
Gambar2. Salah satu lokasi titik pengamatan Situ Pamulang pada saat musim kemarau (a) dan B. contaminata yang memanfaatkan Ipomoea sp. untuk tempat hinggap 236
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 3, November 2016
berjalan lebih jauh ke tengah maka
pukul 07.00 s.d 10.00 WIB. Pada
kaki akan susah digerakkan karena
rentang waktu ini suhu udara belum
terperangkap dalam lumpur. Hal ini
panas sehingga venasi sayap belum
merupakan salah satu kendala yang
mendapatkan pancaran matahari untuk
ditemukan
mengaktifkan
saat
pengamatan
ber-
cairan
langsung. Tebalnya sedimentasi di
Telah
dasar Situ Pamulang menyebabkan
melakukan
pengamatan terbatas hanya di bagian
serangga yang aktif terbang seperti
pinggir situ saja. Namun demikian,
capung,
setelah dicoba beberapa kali untuk
memerlukan cahaya matahari untuk
masuk ke tengah situ, hanya capung
aktivasi hemolimf yang terdapat di
biasa
subordo
seluruh venasi sayapnya (Borror dan
terbang
Johnson, 2004). Setelah pukul 11.00
dengan manuver melayang di udara.
WIB, capung akan terbang dengan
Capung-capung ini terbang di udara
manuver
namun sesekali terbang rendah dan
membutuhkan perjuangan agar dapat
turun
diamati
yang
Anisoptera
yang
ke
air.
terkadang
permukaan tinggi
terlihat
permukaan
abdomen beberapa
tergolong
air detik
lagi.
aktivitasnya kupu-kupu
seranggadan
tinggi lebih
dekat.
sebelum
lebah
sehingga Berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan
dalam
hitungan
dapat diketahui bahwa kondisi struktur
kemudian
terbang
komunitas di Situ Pamulang tergolong
Capung-capung Ipomoea
terdapat
lokasi
sp.
ini yang
pengamatan
(Gambar 2a).
sangat stabil dengan kategori sangat baik
pada
skala
5.
Indeks
keanekaragaman jenis capung berada pada nilai 2,41, capung yang paling
Capung darat yang tergolong ke
sering
ditemukan
dalam subordo Anisoptera terlihat
contaminate.
terbang bersama dengan jumlah >20
KESIMPULAN
individu pada pukul 11.00 WIB. Pengamatan
bahwa
menyentuh
memanfaatkan di
Ujung
diketahui
hemolimfnya.
capung
direkomendasikan
di
titik
dilakukan
Berdasarkan
adalah
B.
pengamatan
dan
ini
analisis data yang telah dilakukan
pada
untuk mengetahui diversitas capung 237
Narti Fitriana: DiversitasCapung (Odonata) di Situ Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten
darat (subordo Anisoptera) dan capung
capung tertentu di Situ Pamulang.
jarum (subordo Zygoptera) di Situ
Diharapkan
Pamulang dapat disimpulkan bahwa
diteruskan dengan mengamati nimfa
capung
capung
yang
ditemukan
di
Situ
penelitian
sehingga
ini
semakin
terlihat
Pamulang terdiri dari 15 jenis (279
kemungkinan
imdividu) dengan nilai indeks ke-
berperan sebagai indikator spesifik
anekaragaman
berdasarkan suatu parameter.
jenis
(H’)
2,41
menunjukkan struktur komunitas di
adanya
dapat
jenis
yang
UCAPAN TERIMA KASIH
sekitarnya sangat stabil berada pada
Penulis menghaturkan ucapan
kategori sangat baik dengan skala 5.
terima kasih kepada Pusat Penelitian
Capung yang paling banyak ditemukan
dan Penerbitan (Puslitpen) Lembaga
di Situ Pamulang adalah Brachythemis
Penelitian dan Pengabdian kepada
contaminata. Tanaman air yang paling
Masyarakat (LP2M), Universitas Islam
disukai capung untuk hinggap dan
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
bertengger adalah Ipomoea sp.
untuk bantuan dana dan dukungan
SARAN
moril
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor utama
yang
penelitian
ini
diberikan dapat
sehingga
dilaksanakan
dengan baik.
yang mempengaruhi keberadaan jenis DAFTAR PUSTAKA Alfin, E. 2014. Keanekaragaman jenis makrozoobenthos di perairan Situ Pamulang. Jurnal Biologi Lingkungan Al Kauniyah. 7(2): 6973. http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/ . Diakses 20 Oktober 2016 Borror, JDdan AC. Johnson. 2004. Introduction to study of insect. Thomson Brooks/Cole. USA. Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air (DBMSD). 2013. Identifikasi Kondisi Situ dan Potensi Situ di
Wilayah Balai PSDA Citarum. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kabupaten Kota Tangerang Selatan. Fauzi, F. 2016. Analisis potensi wisata Situ Ciledug dan Situ Gintung di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Pro-Life. 3(2): 83-96. Hart, LA. Meyrick BB. Warwick, T. Colleen TD. 2014. Species Composition, distribution and habitat types of odonata in the Simangaliso Wetland Park, 238
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 3, November 2016
KwaZulu-Natal, South Africa and the Associated Conservation Implications. www.ploseone. Maret 2014. Vol. 9 issue 3. Diakses 1 April 2015 pukul 20.00 WIB Hidayah,SNI. 2008. Keanekeragaman dan aktivitas capung (Odonata) di Kebun Raya Bogor. 2008. Skripsi Sarjana Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. IPB. Bogor. Krebs, CJ. 1989. Ecologycal methodology. Second Edition. Addison Wesley Longman Inc. Calofornia. Lamptey, DA. R. Kyerematen dan E. O. Owusu. 2013. Using odonates as markers of the environmental health of water and its land related ecotone. International Journal of Biodiversity and Concervation.5 (11):761-769. Oktidilla, NF. 2013.Keanekaragaman jenis capung (Odonata) di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Pramuka Cibubur, Jakarta. Skripsi Sarjana Biologi.UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Odum, E. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Penerjemah Tjahjono Samingun dan B. Srigandono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Orr,AG.2005. Dragonfies of Paninsular Malaysian and Singapore. Natural History Publication (Borneo). Kota Kinabalu. Patty, N. 2006. Keanekaragaman jenis capung (Odonata) di Situ Gintung Ciputat, Tangerang. Skripsi Sarjana Biologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Rizal, S dan M. Hadi. 2015. Inventarisasi jenis capung (Odonata) pada areal persawahan di Desa Pundenarum Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. BIOMA. 17(1): 16-20. Sharma, KKdan S. Chowdhary. 2011. Macroinvertebrate assemblages as Biological indicators of pollution in a Central Himalayan River, Tawi (J&K). International Journal of Biodiversity and Conservation. 3(5): 167-174. Sigit, W, B. Feriwibisono. MP. Nugrahani. B. Putrid dan T. Makitan. 2013. Naga terbang wendit. Indonesia Dragonfly Society. Malang. Suriana, Dwi AA dan Wa Ode Dian H. 2014. Inventarisasi capung (Odonata) di sekitar sungai dan Rawa Moramo, Desa Sumber Sari Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Biowallacea. 1 (1) : 4962. Susanti, S. 1998. Mengenal capung. LIPI-seri panduan lapangan. Puslitbang Biologi. LIPI. Bogor. Tang, H. BLK. Wang dan M. Hamalainen. 2010. A Photographyc guide to the dragonflies of Singapore. Raffles Museum of Biodiversity Research. Kepmedia International Pte. Ltd. Singapore. Ubaidillah, R. 1999. Pengelolaan koleksi serangga dan arthropoda lainnya dalam buku pegangan pengelolaan koleksi spesimen zoologi. Editor Yayuk R. Suhardjono Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. 239
Narti Fitriana: DiversitasCapung (Odonata) di Situ Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten
Van Steenis. 2008. Flora. PT Penebar Swadaya. Jakarta
240