ANALISIS POTENSI WISATA SITU CILEDUG DAN SITU GINTUNG DI KOTA TANGERANG SELATAN Ferry Fauzi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
[email protected] Abstract In the area of West Java, particularly in the area of South Tangerang, there is a natural or artificial lake with a small size in comparison to the lake known as Situ. In 2013, South Tangerang City there are nine pieces, four of which had almost lost or converted to residential areas. To develop situ in South Tangerang City into a tourist attraction water have to do with management and systematic program so that it can develop into a regional tourist mainstay. This study used survey methods, sampling points is determined by purposive sampling. Analysis was conducted on the water quality analysis, analysis of scoring to assess the quality of it, and Travel Compliance analysis. From the results of taking the measurements of water quality, the average quality of the water in Situ Gitung Ciledug and still comply with the quality standards based on Government Regulation No. 82 of 2001 on water quality management. Based on data from travel suitability index for fishing and boating between Situ Situ Gintung Ciledug and has a value equal weight, namely 81.48% and 94.12% second means it feasible to develop ecotourism activities such as fishing and boating. Keywords : ekowisata, objek wisata air, indeks kesesuaian wisata
PENDAHULUAN Upaya pengembangan ekowisata di
seperti Australia, Kenya, Nepal, Selandia
Indonesia yang didukung oleh Undang-
Baru, Tanzania, Kosta Rika dan Botswana
Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
memberikan pendapatan utama bagi negara
kepariwisataan. Menurut Undang-undang
tersebut yaitu sebagai sumber devisa
tersebut, kegiatan wisata adalah kegiatan
Negara (Diamantis, 1999).
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok
orang
dengan
Menurut Fandeli, dan Mukhlison (2000), Indonesia memiliki potensi yang
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
besar dalam pengembangan
rekreasi,
atau
terutama wisata berbasis alam. Di daerah
mempelajari keunikan daya tarik wisata
Jawa Barat khususnya didaerah Tangerang
yang dikunjungi dalam jangka waktu
Selatan, terdapat danau alam ataupun
sementara. Manfaat kegiatan wisata di
buatan
suatu wilayah, akan terjadi peningkatan
dibandingkan dengan danau yang dikenal
pendapatan daerah, peningkatan standar
dengan
hidup, dan memperluas lapangan kerja
Nomor 54 Tahun 2008, situ adalah suatu
pengangguran,
melestarikan
wadah tampungan air di atas permukaan
lingkungan alam dan budaya lokal (Ross
tanah yang terbentuk secara alami maupun
dan Wall, 1999]. Saat
kegiatan
buatan yang airnya berasal dari tanah atau
pariwisata berbasis alam dibanyak negara,
air permukaan sebagai siklus hidrologis
pengembangan
dan
pribadi,
ini
dengan
nama
ukuran
Situ.
ekowisata
yang
Menurut
kecil
Perpres
83
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
yang
merupakan
salah
satu
bentuk
yang dirilis oleh BDMSD Kota Tangerang
kawasan lindung. Situ mempunyai potensi
Selatan, dari sembilan situ yang ada di
dan manfaat secara ekologi dan ekonomis,
Kota
yaitu sebagai bagian dari sistem tata air di
diantaranya sudah hampir hilang atau
suatu wilayah, wadah penampung air,
beralih fungsi menjadi areal pemukiman.
kawasan resapan air, tempat budidaya
Selebihnya, situ yang ada berada dalam
perikanan darat, bagian dari sistem irigasi
kondisi
dan dapat menjadi potensi objek wisata
memprihatinkan. Sering kali situ dijadikan
(KLH, 2007).
sebagai
Menurut Fandeli (1995), aktivitas
Tangerang
Selatan,
empat
yang kurang terpelihara
tempat
pembuangan
dan
sampah
masyarakat yang tinggal di sekitar situ.
wisata merupakan kegiatan perjalanan
Beberapa
yang dilakukan untuk tujuan rekreasi,
pendangkalan akibat sedimentasi serta
pengembangan pribadi atau mempelajari
tidak adanya batas yang jelas antara
keunikan tempat tertentu sehingga aktivitas
kawasan situ dengan tanah masyarakat.
pariwisata harus didukung oleh fasilitas
Kenyataan ini merupakan salah satu
serta layanan yang memadai, baik yang
penyebab kawasan situ rawan menjadi
disediakan sendiri oleh pengusaha tempat
objek penyerobotan, sengketa lahan dan
wisata ataupun oleh pemerintah. Untuk
pemanfaatan situ tanpa seizin pemerintah.
mengembangkan
suatu
Selain itu, kurangnya sarana penunjang
daerah dapat dilakukan berupa atraksi
pariwisata, seperti akomodasi serta tidak
wisata sehingga dapat menjadi daya tarik
adanya promosi wisata membuat potensi
suatu
situ tidak berkembang sebagai kawasan
tempat
atraksi
pariwisata
wisata.
wisata
harus
di
Pengembangan berjalan
secara
optimal sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada.
situ
juga
mengalami
wisata. Akibat
kondisi
situ
yang
memprihatinkan membuat potensi situ
Berdasarkan
portal
Dinas
Bina
sebagai
objek
wisata
tidak
dapat
Marga dan Sumberdaya Air (DBMSD)
dimanfaatkan dengan baik sehingga jumlah
tahun 2013 Kota Tangerang Selatan, di
pengunjung
wilayah ini terdapat sembilan buah situ,
pengelolaan yang optimal suatu kawasan
salah satunya adalah Situ Ciledug yang
wisata, memerlukan informasi mengenai
terletak di Kelurahan Pamulang Barat dan
karakteristik dan potensi dari perairan
Pondok Benda. Kondisi situ di daerah
seperti
Tangerang Selatan banyak yang rusak dan
pengelolaan situ. Strategi ini dapat dimulai
kurang
mendukung
situ
sangat
serta
sedikit.
adanya
Upaya
strategi
pengembangannya
sebagai objek wisata. Berdasarkan data 84
Ferry Fauzi: Analisis Potensi Wisata Situ Ciledug Dan Situ Gintung Di Kota Tangerang Selatan
dengan
masalah
untuk mengetahui potensi Situ Ciledug dan
yang ada, mengurangi masalah dengan
Situ Gintung sebagai objek wisata di
menemukan solusinya, menjaga kelestarian
Tangerang Selatan.
alam
METODOLOGI
dan
mengidentifikasi
memanfaatkan
situ
secara
bijaksana oleh semua pihak. Pengelolaan
Penelitian ini dilaksanakan pada
ekowisata mencakup pelestarian budaya,
bulan Oktover-November 2015 di daerah
pengembangan serta partisipasi masyarakat
Situ Ciledug, Kelurahan Pamulang Barat
terhadap pengelolaan ekowisata (Lai dan
dan Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan
Nepal, 2006).
Pamulang serta Situ Gintung Kelurahan
Untuk mengembangkan situ di Kota
Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan menjadi objek wisata
Tangerang
air harus dilakukan dengan pengelolaan
mempunyai luas
dan program yang sistematis agar kawasan
pada koordinat 06 20 34,9 LS dan 106
situ dapat berkembang menjadi objek
43 22,8 BT sedangkan luas Situ Gintung
wisata andalan. Strategi awal yang dapat
adalah 21,40 ha, berada pada koordinat 06
dilakukan
18 05,8 LS dan 106 45 47,3 BT
adalah
dengan
melakukan
Selatan.
Situ
Ciledug
19,394 ha dan berada
identifikasi terhadap kondisi saat ini dan
(DBMSDA,
melakukan analisis penilaian terhadap
Ciledug dan Situ Gintung dapat dilihat
potensi
pada Gambar 1a dan 1b.
situ
sebagai
objek
wisata.
2013).
Peta
lokasi
Situ
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
(A)
85
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
(B) Gambar 1. Peta lokasi Situ Gintung (A) dan Situ Ciledug (B) Tangerang Selatan (DBMSDA, 2013) Penelitian ini menggunakan metode
diagram dan deskriptif yang didukung
survei, titik sampling ditentukan secara
oleh
purposive sampling dengan memilih arah
memperlihatkan secara visual kondisi
keluar (outlet) dan masuk air (inlet) di
nyata di lokasi penelitian. Analisis data
kedua lokasi penelitian. Jumlah titik
yang digunakan dalam penelitian ini
sampling pada setiap lokasi adalah 3 buah.
mengacu kepada Yulianda (2007) dengan
Observasi
melakukan beberapa modifikasi. Analisis
langsung
dilakukan
untuk
foto
dokumentasi
memperoleh data dan informasi mengenai
kualitatif
kondisi eksisting kawasan situ dengan
penelitian ini untuk menganalisis data
cara sampling air, mengukur kualitas air,
mentah menjadi bentuk data yang mudah
kunjungan lapangan dan dokumentasi.
dimengerti dan mudah ditafsirkan dengan
Wawancara digunakan untuk memperoleh
menyusun dan menyajikan data menjadi
data tentang kondisi fisik lokasi penelitian
informasi
dan
situ,
digunakan untuk analisis kualitas situ,
kepada
analisis potensi situ di Kota Tangerang
pengelola/penjaga situ/tokoh masyarakat
Selatan sebagai objek wisata. Metode
setempat serta pemerintah daerah Kota
analisis
Tangerang Selatan.
dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
kondisi
kegiatan
eksisting kawasan ini
ditujukan
Data yang didapatkan dari penelitian ini, disajikan dalam bentuk peta, grafik,
deskriptif
untuk
yang
skoring
dilakukan
jelas.
pada
Metode
(pengharkatan)
ini
yang
Analisis skoring untuk menilai kualitas situ 86
Ferry Fauzi: Analisis Potensi Wisata Situ Ciledug Dan Situ Gintung Di Kota Tangerang Selatan
Analisis
ini
digunakan
untuk
memberikan penilaian terhadap kualitas
tutupan vegetasi air/gulma dan kualitas air seperti tercantum pada Tabel 1.
situ berdasarkan 7 (tujuh) parameter
Dari
hasil
penilaian
masing-masing
kriteria
penilaian berupa penyusutan lahan dalam
indikator
situ
lalu
10 tahun terakhir, kedalaman waktu
dijumlahkan angka penilaiannya agar
musim hujan, penurunan muka air pada
dihasilkan kelas kualitas situ yang dibagi
saat kemarau, batas situ berikut sempadan
menjadi tiga kelas yaitu rusak, terganggu
situ, keberadaan bangunan air, persentase
dan baik seperti tercantum di dalam Tabel 2.
Tabel 1. Kriteria dan indikator penilaian kualitas situ Kriteria
Parameter Penyusutan luas dalam 10 tahun terakhir
Badan Air
Batasbatas situ
Bangunan Air Vegetasi Air
Kualitas Air
Kondisi Parameter
Tinggi (>25%) Sedang (5 – 25 %) Rendah (<5%) Dangkal (< 2 m) Kedalaman musim Sedang (2 – 5 m) hujan Dalam (> 5 m) Tinggi (>50%) Penurunan muka air Sedang (25 – 50%) pada musim kemarau Rendah (<25%) Tidak Ada Ada, tidak jelas, sebagian sempadan beralih ke Sempadan penggunaan lain Ada, jelas, sempadan relatif hijau Tidak Ada Pintu Air dan Cek Ada, tidak berfungsi dengan dam baik Ada, berfungsi dengan baik >50% Persentase tutupan 25 – 50 % < 25 % Sesuai baku mutu air kelas IV Sesuai baku mutu air kelas Baku Mutu Air III Sesuai baku mutu air kelas I dan kelas II Total Nilai Bobot Tertinggi
Nilai Bobot 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 21
87
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
dilakukan
Analisis Kesesuaian Wisata Analisis
kesesuaian
penghitungan
indeks
wisata
kesesuaian wisata. Penghitungan IKW
mencakup kesesuaian sumberdaya dan
digunakan untuk memperoleh kesesuaian
potensi
wisata
sumberdaya
ekowisata.
untuk
Kegiatan
yang
kegiatan dapat
(Yulianda
2007),
dengan
persamaan:
dikembangkan di objek wisata situ adalah kegiatan
berperahu
Menurut
Yulianda
dan
memancing.
(2007),
Indeks
kesesuaian untuk kegiatan perahu dan memancing dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Hasil parameter kesesuaian
IKW adalah Indeks Kesesuaian Wisata, Σ adalah jumlah tiap parameter, Ni adalah nilai parameter ke-I, dan Nmaks adalah nilai maksimum dari suatu kategori wisata.
wisata dari tiap kegiatan diperoleh maka Tabel 2. Kriteria penilaian kualitas situ Total Nilai Bobot 7 – 11 12 – 16 17 – 21
Kualitas Situ Buruk/Rusak Terganggu Baik
Tabel 3. Indeks kesesuaian wisata untuk kegiatan berperahu No. Parameter 1
2
3
4
5
Kategori 2≤x<3 Kedalaman perairan 3 < x 5 (m) 1 < x 3 ; 5 – 10 x 1 ; x > 10 0 < x ≤ 0,15 Kecepatan Arus 0.15 < x ≤ 0,30 (m/s) 30 < x ≤ 0,45 >0,45 Tidak berbau Sedikit berbau Bau Berbau Sangat berbau Pohon:kelapa,cemara,akasia Vegetasi di tepi Campuran pohon belukar danau Belukar tinggi Belukar tinggi, rawa Hijau jernih Warna Perairan Hijau kecoklatan Coklat kehitaman Nilai Maksimum
Skor 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 51
Bobot 5
5
3
3
1
88
Ferry Fauzi: Analisis Potensi Wisata Situ Ciledug Dan Situ Gintung Di Kota Tangerang Selatan
Tabel 4. Indeks kesesuaian wisata untuk kegiatan memancing No. 1
2
3
Parameter
Kategori Sangat Melimpah Melimpah Kelimpahan ikan Sedikit Sangat Sedikit 4 3 Jenis Ikan 2 1 1≤x<3 3<x≤5 Kedalaman Perairan x>5 x<1 Nilai Maksimum
Skor 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 27
3
1
Pemerintah
Kualitas Air Situ
tentang pengelolaan kualitas air dan pengelolaan
82
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran kualitas air di Situ
Nomor
Bobot
Tahun
pencemaran
2001
maka
Situ
Ciledug dilakukan pada tiga titik sebagai
Ciledug dan Situ Gintung termasuk ke
stasiun pengamatan. Stasiun 1 merupakan
dalam kelas II dan tergolong baik untuk
bagian tempat masuknya air ke dalam situ
kegiatan perikanan, peternakan, sarana
(inlet). Stasiun 2 berada di dekat keramba
dan prasarana wisata air (Lembar Negara
ikan yang dikelola masyarakat setempat
Republik Indonesia, 2001).
sedangkan stasiun 3 berada di bagian arah
Berdasarkan hasil pengamatan dan
keluar air dari situ (outlet). Pengukuran
wawancara
dengan
kualitas air di Situ Gintung
pengunjung
situ,
juga
pengelola
terdapat
dan
perbedaan
dilakukan pada 3 stasiun. Stasiun 1 Situ
kelimpahan dan keanekaragaman jenis
Gintung merupakan bagian inlet, stasiun 2
ikan pada setiap stasiun pengamatan. Pada
pada bagian tengah situ dan stasiun 3 pada
stasiun 1 baik di Situ Ciledug maupun
bagian outlet situ. Data hasil pengamatan
Situ
beberapa parameter kualitas air Situ
keanekaragaman ikan tergolong sedikit.
Ciledug dan Situ Gintung dapat dilihat
Di stasiun ini hanya ditemukan ikan sapu-
pada Tabel 5. Dari data tersebut, terlihat
sapu saja dengan jumlah 3 individu. Hal
bahwa secara rata-rata kualitas air di Situ
ini disebabkan karena ketersediaan air
Ciledug dan Situ Gitung masih baik.
pada stasiun 1 sangat sedikit sehingga
Setelah dibandingkan dengan Peraturan
ikan-ikan lain tidak mampu beradaptasi
Gintung,
kelimpahan
dan
89
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
dan hidup dengan baik. Pada stasiun 2 dan
ditemukan di Situ Ciledug dan Situ
3, kelimpahan dan keanekaragaman jenis
Gintung adalah ikan sapu-sapu, ikan lele,
ikan sangat tinggi sehingga titik-titik
ikan nila, ikan patin, ikan mas dan ikan
pengamatan ini dijadikan sebagai lokasi
mujair. Setiap jenis ikan ditemukan
untuk
dengan jumlah 10 individu.
kegiatan
pemancingan
oleh
masyarakat sekitar. Ikan yang sering Tabel 5. Nilai rata-rata kualitas air di Situ Ciledug dan Situ Gintung Parameter Pengamatan Suhu air (◦C)
pH
DO (mg/L)
TDS (g/L)
Situ Ciledug
29,94
3,49
9,80
0,086
0,133
60,2
0,01
Situ Gintung
29,15
5,60
10,60
0,092
0,127
168,0
0,01
Lokasi
Luas situ saat ini jauh berkurang, menurut
Analisis Kualitas Situ Analisis melakukan
ini
dilakukan
penilaian
kriteria
penilaian
luasan
dalam
dengan
data yang dirilis oleh DBMSD Kota
tujuh
Tangerang Selatan tahun 2013, luas situ
penyusutan
saat ini hanya 19,394 ha. Lokasi situ
terhadap
berupa 10
EC Turbiditas Salinitas (ms/cm) (NTU) (%)
tahun
terakhir,
berbatasan
langsung
dengan
pusat
kedalaman situ pada saat musim hujan,
perbelanjaan Pamulang Square di bagian
penurunan muka air pada saat musim
hilir dan perumahan Reni Jaya di bagian
kemarau, kondisi sempadan situ dan batas
hulu situ.
situ, kondisi bangunan air berupa cekdam
Pada saat ini pemerintah Kota
dan pintu air, persentase tutupan vegetasi
Tangerang
pada badan air situ serta kualitas baku
melakukan perbaikan situ. Usaha yang
mutu air situ.
telah
Situ Ciledug berlokasi di jalan Siliwangi,
Kelurahan
dirintis
Selatan
oleh
sudah
pemerintah
mulai
kota
(pemkot) adalah dengan menertibkan
Pondok Benda,
pengelolaan kawasan situ yang dilakukan
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
oleh masyarakat setempat. Pemkot telah
Selatan. Menurut sejarahnya Situ Ciledug
membangun jalan inspeksi di sekeliling
pada zaman dahulu
merupakan situ
situ dan membangun tembok pembatas
terbesar di Kabupaten Tangerang dengan
situ dengan jalan raya. Jalan inspeksi yang
luas 32 hekter. Pada zaman dahulu situ ini
sudah dibangun mempunyai lebar sekitar
dikenal dengan nama Situ Tujuh Muara.
2 m. Hanya saja, kegiatan ini baru 90
Ferry Fauzi: Analisis Potensi Wisata Situ Ciledug Dan Situ Gintung Di Kota Tangerang Selatan
menyentuh di bagian tengah situ hingga
Jaya dan beberapa perumahan lainnya di
hilirnya yang merupakan outlet Situ
sekitar lokasi pengamatan. Pada musim
Ciledug sedangkan belum menyentuh
kemarau, penurunan muka air tidak terlalu
bagian hulu situ yang berbatasan dengan
tinggi untuk bagian hilir (<25%) dan
perumahan Reni Jaya. Jika kondisi ini
termasuk kategori sedang untuk bagian
dibiarkan berlarut-larut maka luas situ
hulu (25% - 50%).
akan semakin berkurang terutama di bagian hulu.
air,
Pada penilaian kondisi sempadan dan batas-batas situ berada dalam kondisi
Jika dinilai berdasarkan aspek badan
yang baik terutama di bagian hilir. Pada
maka
daerah sempadan situ di bagian tengah
Situ
Ciledug
mengalami
penyusutan yang tinggi yaitu dari semula
dan
32 ha (1994) menjadi 19,394 ha (2015),
setapak/jalan inspeksi. Pada pinggir jalan
penyusutan ini hampir sebesar 40% dari
inspeksi juga sudah ditanami dengan
luas awal situ. Kedalaman situ pada
tanaman pelindung seperti akasia, lamtoro
musim hujan berbeda-beda antara bagian
dan tanaman pelindung lainnya. Dengan
hulu dengan hilir. Pada bagian hulu
tumbuhnya tanaman di sepanjang jalan ini
kedalaman pada musim hujan tergolong
maka batas situ dengan tanah masyarakat
dangkal, hanya berkisar 1,0 meter
dapat menjadi jelas. Kondisi yang sama
sedangkan pada bagian hilir mempunyai
dengan bagian hilir situ sejauh ini belum
kedalaman sedang yang berkisar antara 2-
menyentuh bagian hulu itu. Batas antara
5 meter. Hal ini disebabkan pada bagian
situ dengan areal masyarakat pada bagian
hilir sudah dibangun cek dam untuk
ini belum terlihat dengan jelas. Bagian
mencegah meluapnya air ke badan jalan
hilir situ telah dibangun sebuah bangunan
yang persis berada di bagian outlet situ.
air. Bangunan air berupa cek dam dan
Berdasarkan informasi yang diperoleh di
pintu air sudah dikelola dengan baik,
lapangan/lokasi penelitian, bangunan cek
kondisi bangunan sampai saat ini masih
dam ini dibangun berdasarkan dana yang
berfungsi dengan baik. Bangunan air situ
dialokasikan
ini dibangun untuk mencegah meluapkan
oleh
pemkot
Tangerang
Selatan. Bagian hulu situ merupakan arah
hilir
telah
dibangun
jalan
air situ ke jalanan yang berada di bagian outlet.
masuknya air (inlet) dari situ. Sumber air
Untuk penilaian tutupan vegetasi air
yang masuk berasal dari masyarakat yang
kondisinya dibawah 25% ditandai dengan
berdomisili di sekitar perumahan Reni
kondisi vegetasi yang menutupi badan air
91
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
situ yang tidak terlalu banyak (5% dari
digunakan untuk budidaya perikanan air
seluruh luasan situ yang tertutupi oleh
tawar, peternakan, air untuk pertanaman
vegetasi), terutama di bagian hulu. Di
dan
bagian hilir dan tengah situ tidak ada
menpersyaratkan mutu air yang sama
vegetasi
dengan kegunaan tersebut (PP Nomor 82
yang
tumbuh.
Berdasarkan
penilaian kondisi kualitas air, Situ Ciledug
untuk
peruntukan
lain
yang
Tahun 2001).
masuk pada kelas II dan III yang dapat Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Situ Ciledug No. 1. 2. 3.
Parameter Penilaian Penyusutan luas dalam 10 tahun terakhir Kedalaman musim hujan
Kondisi
Penurunan muka air pada musim kemarau
4.
Sempadan
5.
Pintu air dan Cek Dam
6.
Persentase tutupan
7.
Baku Mutu Air
Nilai Bobot
Tinggi (> 25)
1
Sedang (2-5 m)
2
Sedang (25-50%)
2
Ada, jelas, sempadan relative hijau Ada, berfungsi dengan baik < 25% Sesuai baku mutu air kls I dan II Jumlah
3 3 3 3 17
Dari hasil penilaian pada tabel di
sebagai tempat penampungan air hujan
atas, maka Situ Ciledug tergolong dalam
dan untuk perairan ladang pertanian di
kondisi
untuk
sekitar wilayah tersebut yang dibuat
oleh
antara tahun 1932-1933 dengan luas awal
Tangerang
31 ha dan dapat menampung air sebesar
Selatan menjadi salah satu objek wisata
2,1 juta meter kubik, namun sekarang
andalan di Kota Tangerang Selatan.
luas Situ tinggal 21,4 ha. Situ ini adalah
Analisis Kualitas Situ Gintung
bagian
baik
dikembangkan Pemerintah
dan
layak
lebih
Daerah
lanjut Kota
Situ Gintung terletak di Kelurahan
Cisadane
dari
daerah dan
aliran
bendungan
Sungai kali
Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur,
Pesanggrahan. Fenomena yang tergolong
tepatnya
2
unik dari situ ini adalah adanya pulau di
Syarif
bagian tengah situ seluas 1,5 ha yang
Hidayatullah Jakarta. Pada awalnya Situ
menyatu dengan tepian daratan. Bagian
Gintung adalah waduk yang berfungsi
ini telah dijadikan sebagai tujuan wisata
Universitas
di
belakang Islam
kampus
Negeri
92
Ferry Fauzi: Analisis Potensi Wisata Situ Ciledug Dan Situ Gintung Di Kota Tangerang Selatan
yang
dilakukan
secara
perorangan,
keluarga, kelompok masyarakat, instansi
penurunan muka air tergolong sedang (25-50%).
dan sekolah.
Keberadaan pintu air dan cek dam
Sejak tahun 1970-an masyarakat
yang jebol pada tahun 2009 telah
sudah memanfaatkan lahan di pinggiran
dibangun kembali dan berfungsi dengan
situ sebagai untuk tempat wisata alam
baik. Keberadaan cek dam dan pintu air
dan perairan. Di daerah ini telah terdapat
ini menyebabkan kondisi muka air pada
fasilitas wisata berupa restoran, kolam
musim
renang dan fasilitas untuk outbond seperti
penyusutan
rumah pohon, flying fox dan lain-lain.
daerah sempadan sungai sudah dibuat
Areal
dimanfaatkan
berupa jalan inspeksi selebar 2,5 meter
masyarakat sebagai tempat pemancingan
dan ditanami dengan pepohonan sehingga
dan
menikmati
sekeliling situ menjadi rimbun dan sejuk.
pemandangan serta tempat berjualan
Kondisi vegetasi yang menutupi areal situ
makanan dan minuman ringan yang
tergolong sedikit (<25%). Areal situ
ramai dikunjungi pada hari libur. Sejak
hanya ditutupi enceng gondok atau
tahun 2011, Situ Gintung berubah nama
tanaman air seperti kangkung (Ipomoea
menjadi
sesuai
sp.) dibagian inlet yang berhubungan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37
dengan perumahan masyarakat di bagian
Tahun 2010 tentang bendungan.
hulu. Jika dinilai berdasarkan kondisi
situ
areal
hanya
rekreasi
Bendungan
Gintung
kemarau yang
tidak
mengalami
tinggi.
Sementara
Penilaian terhadap kualitas situ
kualitas air maka kualitas air situ gintung
Gintung berupa penyusutan luas dalam
tergolong pada kelas I dan II serta cocok
10 tahun terakhir tergolong rendah. Hal
untuk baku mutu air minum, untuk
ini disebabkan pada tahun 2008 telah
budidaya perikanan air tawar, peternakan,
dilakukan revitalisasi situ dan telah
air
dibangun jalan inspeksi mengelilingi situ
peruntukan lain yang menpersyaratkan
sehingga
masyarakat
tidak
bisa
mutu air yang sama dengan kegunaan
melakukan
pemanfaatan
yang
tidak
tersebut. Dari hasil penilaian, maka Situ
bertanggung jawab di lahan sekitar situ.
Gintung tergolong dalam kondisi baik
Data luas situ pada tahun 2008 adalah
dan layak untuk dikembangkan lebih
21,4 ha dan luas situ pada tahun 2015 ini
lanjut oleh Pemerintah Daerah Kota
tetap 21,4 ha. Sementara kedalaman situ
Tangerang Selatan menjadi salah satu
pada musim hujan tergolong dalam (>5
objek wisata andalan di Kota Tangerang
meter)
Selatan.
dan
pada
musim
kemarau
untuk
pertanaman
dan
untuk
93
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
Tabel 7. Hasil Penilaian Kualitas Situ Gintung No. 1. 2. 3.
Parameter Penilaian Penyusutan luas dalam 10 tahun terakhir Kedalaman musim hujan Penurunan muka air pada musim kemarau
Kondisi
Nilai Bobot
Rendah (< 25)
1
Dalam (>5 m)
3
Sedang (25-50%)
2
Ada, jelas, sempadan relatif hijau 5. Pintu air dan Cek Dam Ada, berfungsi dengan baik 6. Persentase tutupan < 25% Sesuai baku mutu air kelas I dan 7. Baku Mutu Air II Jumlah memancing tersaji pada tabel Analisis Kesesuaian Wisata 4.
Sempadan
Analisis kesesuaian wisata untuk
kegiatan
berperahu
3 3 3 3 18 berikut
ini.
dan
Tabel 8. Indeks Kesesuaian wisata untuk kegiatan berperahu di Situ Ciledug No 1 2. 3. 4. 5.
Parameter Penilaian Kedalaman Perairan Kecepatan arus Bau Vegetasi di tepi situ Warna Perairan
Kondisi 2x<3 0 < x 0,15 Tidak berbau Campuran pohon belukar Hijau Jernih Jumlah Indeks Kesesuaian Wisata
Nilai Bobot 15 15 9 6 3 48 (48/51) x 100% = 94,12
Tabel 9. Indeks Kesesuaian wisata untuk kegiatan memancing di Situ Ciledug No. Parameter Penilaian Kondisi Nilai Bobot 1 Kelimpahan ikan Melimpah 10 2. Jenis ikan 9 4 3. Kedalamam Perairan 3 1x<3 Jumlah 22 Indeks Kesesuaian Wisata (22/27) x 100% = 81,48 Tabel 10. Indeks Kesesuaian wisata untuk kegiatan berperahu di Situ Gintung No 1 2. 3. 4. 5.
Parameter Penilaian Kedalaman Perairan Kecepatan arus Bau Vegetasi di tepi situ Warna Perairan
Kondisi 2x<3 0 < x 0,15 Tidak berbau Campuran pohon belukar Hijau Jernih Jumlah Indeks Kesesuaian Wisata
Nilai Bobot 15 15 9 6 3 48 (48/51) x 100% = 94,12 94
Ferry Fauzi: Analisis Potensi Wisata Situ Ciledug Dan Situ Gintung Di Kota Tangerang Selatan
Tabel 11. Indeks Kesesuaian wisata untuk kegiatan memancing di Situ Gintung No 1 2. 3.
Parameter Penilaian Kelimpahan ikan Jenis ikan Kedalaman Perairan
Kondisi Melimpah ≥4 1x<3 Jumlah Indeks Kesesuaian Wisata
Berdasarkan data indeks kesesuaian
Nilai Bobot 10 9 3 22 (22/27) x 100% = 81,48 2) Dari
hasil
perhitungan
indeks
wisata untuk kegiatan memancing dan
kesesuaian wisata maka Situ Ciledug
berperahu antara Situ Ciledug dan Situ
dan
Gintung mempunyai nilai bobot yang
dikembangkan sebagai objek wisata
sama, yaitu 94,12% untuk kegiatan
kegiatan berperahu dan kegiatan
wisata berperahu dan 81,48% untuk
memancing.
Situ
Gintung
layak
dapat
kegiatan memancing. Artinya kedua situ
Saran
layak
kegiatan
1) Perlu
ekowisata berupa kegiatan memancing
lanjut
dan berperahu.
kesesuaian wisata lainnya, sehingga
KESIMPULAN DAN SARAN
dapat lebih menarik wisatawan untuk
Kesimpulan
berkunjung
untuk
dikembangkan
dilakukan dengan
penelitian menilai
lebih indeks
1) Situ Ciledug dan Situ Gintung
2) Perlu dilakukan analisis daya dukung
tergolong dalam kondisi baik dan
situ sehingga kegiatan wisata yang
layak untuk dikembangkan lebih
akan dikembangkan tidak melebihi
lanjut oleh Pemerintah Daerah Kota
daya dukung lingkungan situ.
Tangerang Selatan sebagai objek wisata andalan daerah. DAFTAR PUSTAKA Arthama, Pradana, 2015. Kajian Potensi Sumberdaya Setu Babakan DKI Jakarta Untuk pengelolaan Ekowisata. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diamantis D, 1999. The concept of ecotourism: Evolution and trends, Current Issues in Tourism 1999, 2: 93122. Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air (DBMSD). 2013. Identifikasi Kondisi Situ dan Potensi Situ di Wilayah Balai
PSDA Citarum. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kabupaten Kota Tangerang Selatan. Fandeli C. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta. Penerbit Liberty Fandeli C dan Mukhlison. (2000). Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata dalam Pengusahaan Ekowisata. Pusta Pelajar, UGM, Unit Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA). Yogyakarta, 127-153 95
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007. Strategi Pelestarian Fungsi Situ di Wilayah Jabotabek. Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta. Lai PH, Sanjay K, Nepal. 2006. Local perspectives of ecotourism development in Tawushan Nature Reserve, Taiwan. Tourism Management, 27: 1117-1129. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur. Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. Ross S dan Wall G. 1999. Ecotourism: towards congruence between theory and practice. Tourism Management, 20:12332. Ubaidillah R, Maryanto I, Amir M, Noerdjito M, Prasetyo EB, Polosakan R. 2003. Manajemen bioregional Jabodetabek: tantangan dan harapan. Bogor. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Yulianda F. 2007. Konsep Ekowisata Perairan Suatu Pendekatan Ekologis. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
96