ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP POTENSI WISATA DI SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ARIF PUTRANTO NIM : 1110015000104
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016/1438 H
LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP POTENSI WISATA DI
SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN Sk五 psi
Dttukan Kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Kcguruan untuk Mclncnuhi Syar激 Memperoleh Gelar Sattana PCndidikan Olch:
Arif Putranto
NIPI:1110015000104
Mengesahkan:
Pembimbing Skripsi
JURUSAN ILMU PENGETAⅡ UAN SOSIAL FAKULTASILPIIU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITASISLAM NEGERISYARIF
ⅡIDAYATULLAⅡ
JAKARTA 2016/1438Ⅱ
\
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten" disusun oleh Arif Putranto, NIM : 1110015000104, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah padatanggal 7 Desember 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta, 7 Desember 2016
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan
IPS)
Tanggal
Dr.Iwan Purwantoo M.Pd NIP,197304242008011012 Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)
1033
ツご
PenguJI I
Dro Ho Nurochillln MM
NIP.195907151984031003 PenguJI II Sodikin.VII.Si
NIP.
Tarbiyah dan
Tanda Tangan
ABSTRAK
Arif Putranto, 1110015000104. “Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”. Skripsi Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Tujuan Penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi pengembangan kawasan Situ Cipondoh dengan mengkaji beberapa faktor yaiu, karakter fisik, sosial budaya, aksesbilitas, fasilitas, dan keadaan ekologi di kawasan Situ Cipondoh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik aksidental, lalu data yang telah dianalisis kemudian di sajikan dalam analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada dan diukur dengan presentase. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi fisik Situ Cipondoh memiliki skor 11 yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor potensi sosial budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Kemudian skor potensi aksesbilitas adalah 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor keberadaan fasilitas adalah 10 yang berarti mendukung. Jumlah seluruh skor adalah 74 yang berarti bahwa Situ Cipondoh mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata.
Kata kunci: Potensi, pengembangan, situ, objek wisata.
i
ABSTRACT
Ariif Putranto 1110015000104. “Geographical Analysis About Potential Tourism at Situ Cipondoh, Tangerang City, Banten” Skripsi department of social science, faculty of tarbiyah and teachers training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The objective of this study is to know the identify the potential development of Situ Cipondoh by examining several factors, physical, social and cultural rights, accesbility, facilities and ecological conditions in Situ Cipondoh area. The method was used in this research is descriptive qualitative analyisis method,the sampling technique in this research is accidental technique, then this study has analyzed data later presented in a descriptive analysis using a single frequency table. The data prented is then interpreted based on existing theories and measured by percentage. The data of this research is gathered from questionnaire, interview, observation, and documentation. Results of this research that The physical potential of the Situ Cipondoh has the score 11. It means that this condition is less support. Furthermore, the scoreof social and culture potential is 40 that means is support. And then, the score of accessibility potential is 13 that means is very support, and the score of facilities existence is 10 that means is support. The sum of the score of eligibility category is 74 which means that the Situ Cipondoh is support and feasible to be a tourism destination. Keywords: potency, development, situ, tourism object.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang
Banten”,
ini
dapat
terselesaikan
walaupun
banyak
keterbatasan yang dialami penulis. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial . Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Bapak Wuryono dan Ibu Sri Mulyani, yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhingga kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kesehatan. 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Prof. Dr. H Ahmad Thib Raya, MA. serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah menjadi fasilitator dalam memperoleh ilmu selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Seluruh civitas akademika di lingkungan FITK, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si. Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, beserta seluruh staff jurusan IPS dan seluruh dosen di lingkungan FITK yang telah menyampaikan ilmunya selama penulis menjalani kuliah. Semoga bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan terus bermanfaat di kehidupan kedepannya. 5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Bapak Jack Sani selaku Kepala pengelola Situ Cipondoh yang memberikan izin dan menerima dengan sangat baik. 8. Pihak Kecamatan Cipondoh yang telah membantu penulis dalam memperoleh data. 9. Terima kasih juga untuk, adik penulis Ratna Evania Fitriyani yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis. 10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2010 ATK Fams yaitu Arib Jaudi, Aldian Kurnia, Aidil Jufri, M. Rizki, Choerul Imam, Ardi Muhammad, M. Faishal, Afin Rizal, Febrianto, M. Fariz, Ibnu Mustaqim, Farid Iqbal, Dinar Risprabowo, Lukmanul Hakim, M. Riza, Ipan Sunarya, Bani Rohman, Fazri Shobari, Tarmizih Ubadillah, Syarif Hidayatullah, dan adik junior Achmad Fauzi yang selalu mengisi harihari kuliah dengan canda tawa, pengalaman pertemanan yang luar biasa. Semoga hubungan pertemanan ini akan terus berlanjut sampai kapanpun.
iv
11. Teman-teman pengajian HAMASAH yaitu Ustadz Dwi, Mas Donny, Mbak Tyas, Anthony, Fathoni, Hari, Anas, Aris, Daffa, Decky, Agung, Septi, Cahyo, Fandy dan Irfan yang turut memberikan motivasi serta pengalaman hidup. 12. Terima kasih yang spesial untuk Faiza Yonefri yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendoakan dalam penulisan skripsi ini. 13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala apresiasi dan kebaikan akan diberkahi oleh Allah SWT.
Jerih payah, perjuangan, pengorbanan, darah, keringat, air mata, serta harapan, begitu panjang proses perjalanan untuk meraih semua kebanggan. Semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, 19 Oktober 2016
Arif Putranto
v
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI UJI REFERENSI ABSTRAK................................................................................................. i ABSTRACT.............................................................................................. ii KATA PENGANTAR.............................................................................. iii DAFTAR ISI............................................................................................. vi DAFTAR TABEL.................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR................................................................................ xi DAFTAR GRAFIK……………………………………………………... xii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.........................................................
1
B. Identifikasi Masalah...............................................................
5
C. Pembatasan Masalah..............................................................
5
D. Perumusan Masalah................................................................
6
E. Tujuan Penelitian....................................................................
6
F. Manfaat Penelitian..................................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Geografis 1. Pengertian Analisis............................................................
8
2. Geografi………………………………………………….
8
3. Pendekatan Ekologi……………………………………… 11 4. Geografi Dalam Pariwisata………………………………. 12 vi
B. Potensi Wisata 1. Pengertian Potensi……………………………………….. 14 2. Pariwisata ………………………………………………... 15 C. Wisatawan…….,..................................................................... 20 D. Daya Tarik Wisata................................................................... 21 E. Fasilitas ……………………………………………………... 23 F. Situ 1. Pengertian Situ………..………………………………….. 25 2. Situ Cipondoh…………………………………………….. 28 G. Penelitian Relevan…………………………………………… 28 H. Kerangka Berpikir…………………………………………… 31 I. Hipotesis Penelitian………………………………………….. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….. 34 B. Metode Penelitian.................................................................... 35 C. Populasi .................................................................................. 36 D. Sampel Penelitian........................................... ........................ 36 E. Variabel Penelitian.................................................................. 36 F. Metode Pengumpulan Data..................................................... 37 G. Teknik Pengolahan Data......................................................... 39
BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Aspek Fisik……………………………………………..... 55 2. Aspek Sosial dan Budaya ...... ........................................... 59 3. Aspek Aksesbilitas……………………………………….. 62 4. Aspek Fasilitas.................................................................... 62 B. Analisis Potensi Situ Cipondoh Sebagai Objek Wisata 1. Analisis Kondisi Fisik Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata.................. 63 vii
2. Analisis Kondisi Sosial dan Budaya Kawasan Objek Wisata Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata..... 65 3. Analisis Kondisi Aksesbilitas Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata…… 69 4. Analisis Kondisi Fasilitas Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata…….………71 C. Analisis Ekologi Terhadap Potensi Wisata Situ Cipondoh.….. 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................... 81 B. Saran......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 82 LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian........................................................................... 35 Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian..................................................... 37 Tabel 3.3 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik...................................... 41 Tabel 3.4 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya................. 42 Tabel 3.5 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Aksesbilitas........................... 46 Tabel 3.6 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fasilitas.................................. 46 Tabel 3.7 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik.......... 47 Tabel 3.8 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan Budaya…………………………………………………............. 48 Tabel 3.9 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Aksesbilitas................................................................................. 49 Tabel 3.10 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fasilitas..................................................................................... 49 Tabel 3.11 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik........... 50 Tabel 3.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan Budaya....................................................................................... 51 Tabel 3.13 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Aksesbilitas…………..………………………………………... 52 Tabel 3.14 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fasilitas...... 53 Tabel 3.15 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesianan pada Objek Wisata......................................................................................... 53 Tabel 4.1 Status Mutu Air Situ Cipondoh.................................................... 58 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cipondoh...................................... 59 Tabel 4.3 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik………………….. 63 ix
Tabel 4.4 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik............. 64 Tabel 4.5 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya......... 65 Tabel 4.6 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan Budaya………………………………………………………...... 69 Tabel 4.7 Hasil Harkat Kelas dan Kriiteria Aksesbilitas.............................. 70 Tabel 4.8 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas..................... 71 Tabel 4.9 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas..................................... 72 Tabel 4.10 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas….. 73 Tabel 4.11 Jumlah Hasil Pengharkatan…………………………………….. 75 Tabel 4.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaiann pada Objek Wisata………………………………………………………….. 76
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir…………………......................................... 32 Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh....................................... 34 Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh....................................... 55 Gambar 4.2 Dampak lingkungan sebagai akibat dari tindakan manusia....... 74
xi
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Jumlah penduduk laki-laki se-Kecamatan Cipondoh………….60 Grafik 4.2 Jumlah penduduk perempuan se-Kecamatan Cipondoh……….61
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
:Foto Dokumentasi Lapangan
Lampiran 2
:Hasil Kuesioner
Lampiran 3
:Pedoman Kuesioner Pengunjung
Lampiran 4
:Hasil Wawancara
Lampiran 5
:Pedoman Wawancara
Lampiran 6
:Surat Izin Penelitian
Lampiran 7
:Surat Keterangan Penelitian/Survei dari Kecamatan
Lampiran 8
:Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9
:Lembar Uji Referensi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut agar dapat diambil manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat.Allah SWT menurunkan air (hujan) adalah untuk kehidupan makhkuk hidup termasuk manusia. Dengan air (hujan) tumbuhlah segala macam tumbuhan yang akan membantu kehidupan manusia. Air (hujan) lalu meresap ke bawah tanah, kelak menjadi danau. Ada yang mengalir menjadi sungai, untuk mengairi sawah dan lading, dan alirannya bermuara di lautan. Dengan adanya hujan atau turunnya air dapatlah segala-galanya hidup, baik tumbuhan, atau binatang berbagai jenis, termasuk manusia sendiri. Dan berusahalah manusia membuat irigasi, bendungan air, danau buatan, dan dam besar. Sesuai Fiman Allah SWT menjelaskan:
1
2
“Sesungguhnya pada kejadian semua langit dan bumi dan perubahan malam dan siang dan kapal yang berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit dari ada air, maka dihidupkan-Nya dengan (air) itu bumi, sesudah matinya , seraya disebarkan-Nya padanya dari tiap-tiap jenis binatang, dan peredaran angin, dan awan yang diperintah di antara langit dan bumi; adalah semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal. AlQuran, 2 (Al-Baqarah): 164” Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pariwisata merupakan kegiatan yang telah menjadi sektor yang cukup strategis di dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan karena berkontribusi besar dalam meningkatkan devisa dan pendapatan negara. Nilai manfaat yang dihasilkan dari kegiatan wisata mampu mendongkrak sistem perekonomian di suatu wilayah karena kegiatan wisata dapat berkembang menjadi kegiatan industri yang nantinya akan menggerakkan sektor perekonomian di suatu wilayah tersebut. Nilai manfaat itu nantinya akan teraplikasikan seperti penyerapan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan berkembangnya sarana-sarana penunjang pariwisata seperti penginapan, rumah makan, transportasi, jasa dan lain-lain. Kegiatan wisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagian usaha mencari kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Dengan hal ini kegiatan wisata harus
3
didukung oleh sarana, layanan dan fasilitas yang memadai dari pemerintah, pengusaha atau masyarakat.1 Pengembangan pariwisata adalah menjual daya tarik daerah berupa keindahan alam dan budaya yang khas. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan demikian memiliki potensi pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata lebih lanjut. Dewasa ini banyak daerah di Indonesia yang tengah giat membangun potensi pariwisatanya dengan cara pemanfaatan sumber daya alam. Untuk menjadi destinasi pariwisata suatu daerah harus memiliki setidaknya lima syarat yang harus terpenuhi, yaitu culture atau kebudayaan, nature atau alam, kuliner atau makanan, people atau masyarakatnya, dan syarat terakhir adalah transportasi atau akses jalan dan juga sarana prasarana seperti hotel dan penginapan juga pusat perbelanjaan khas yang harus memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung.2 Situ digolongkan sebagai sumber air permukaan, yang merupakan istilah dalam bahasa Sunda yang berarti danau alam atau buatan namun ukuran situ relatif kecil dibandingkan danau. Situ adalah suatu wadah tampungan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.3 Kawasan situ merupakan daerah potensial sebagai daerah wisata air yang nantinya dapat menarik wisatawan namun tidak melupakan fungsi aslinya sebagai daerah resapan air dan sebagai irigasi. Selanjutnya dengan berkembangnya situ sebagai daerah wisata nantinya dapat menopang pembangunan keberlanjutan pembangunan dengan mempertimbangkan faktor ekologis kawasan situ dan hidrologi pada setiap kegiatan pembangunan.
1
James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius: 1991), h. 21. 2 Hermawan, Lima Kriteria Menuju Kota Wisata, diakses pada 15 November 2014, (http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/read/news/2012/6136/lima-kriteria-menuju-kotawisata.html). 3 Perpres No 54 tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek, Puncak dan Cainjur.
4
Dengan adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, pemerintah daerah diharuskan dapat mengembangkan potensi yang ada didaerahnya dengan baik sehingga mampu untuk mandiri dan mampu untuk melaksanakan pemerintahannya sendiri. Kota Tangerang yang berada dalam wilayah administratif Provinsi Banten dan secara regional mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan Ibu Kota Jakarta, saat ini berkembang menjadi kota yang mengandalkan dari sektor jasa, pariwisata, perdagangan dan permukiman. Pada saat ini kondisi objek wisata di Kota Tangerang belum tertata secara maksimal. Situ Cipondoh, adalah situ yang paling terawat di Tangerang dekat dengan stasiun dan terminal Poris dan juga masih termasuk dekat dengan Jakarta Barat. Luas Situ Cipondoh 50 hektare dan telah menjadi obyek wisatawan lokal, anak-anak dan orang dewasa terutama di sore hari. Letaknya mudah dijangkau dari beberapa arah:4 1. Keluar tol Kebon Nanas, Cikokol, RS Usada Insani, Situ Cipondoh 2. Keluar tol Puri Kembangan, Duri Kosambi, Gondrong, Situ Cipondoh 3. Keluar tol Green Lake City, Gondrong, Situ Cipondoh 4. Terminal Kali Deres, Ampera, Poris, Situ Cipondoh 5. Terminal Blok M, Ciledug, Situ Cipondoh Selanjutnya, situ Cipondoh merupakan Situ atau danau buatan yang terdapat di Wilayah Kota Tangerang, tepatnya berada di Jalan K.H Hasyim Ashari, Tangerang, Banten dengan luas 126 kilometer persegi. Letaknya yang strategis di sisi jalan utama seharusnya membuat Situ Cipondoh menjadi objek wisata yang. Namun, kondisi yang kurang diperhatikan oleh pemerintah tersebut membuat potensi situ sebagai objek wisata tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga minat wisatawan untuk berkunjung sedikit. Lalu, sarana dan prasarana yang menunjang didalamnya seperti wahana perahu, sepeda air, toilet, air bersih, tata letak parkir, promosi atau pemasaran dan pengelolaannya yang belum optimal membuat 4
Situ
Cipondoh
belum
menjadi
tujuan
wisata.
Upaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Cipondoh,_Tangerang diakses tanggal 12 September 2015.
5
mengembangkan situ Cipondoh menjadi objek wisata air harus dilakukan dengan pengelolaan dan program yang sistematis agar kawasan situ berkembang menjadi objek wisata andalan di Kota Tangerang. Salah satunya dengan melakukan identifikasi terhadap kondisi situ saat ini dan menilai potensi situ sebagai objek wisata. Sehingga diharapkan dapat memberikan arahan untuk pengembangan situ yang mendukung aktivitas industri pariwisata serta menjadi ciri khas pariwisata di Kota Tangerang. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang kondisi obyek wisata tersebut dari sudut geografi dengan mengambil judul ”Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Potensi wisata Situ Cipondoh yang belum optimal. 2. Rendahnya perhatian Pemerintah Kota Tangerang terhadap sarana dan prasarana Situ Cipondoh. 3. Karakteristik fisik, fasilitas, aksesbilitas, sosial dan budaya Situ Cipondoh yang belum dikelola dengan baik. 4. Pemasaran atau promosi yang belum optimal.
C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan penulis pada waktu, tenaga dan biaya. Serta untuk memudahkan pembahasan dalam meneliti juga untuk menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah, disamping itu agar tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada: 1. Karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh. 2. Analisis geografi terhadap potensi wisata Situ Cipondoh.
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh?
2.
Bagaimanakah analisis geografi terhadap potensi wisata di Situ Cipondoh?
E. Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada rumusan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1.
Mengetahui karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.
2.
Mengetahui analisis geografi terhadap potensi wisata di situ Cipondoh.
F. Manfaat penelitian Dari penelitian yang dilakukan di Situ Cipondoh diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1.
Secara teoritik a. Usulan tentang potensi wisata Situ Cipondoh diharapkan menjadi salah satu masukkan yang berarti bagi masyarakat Kota Tangerang dan Pemerintah Daerah pada khususnya. b. Sebagai sumbangan perkembangan ilmu kepariwisataan.
2.
Secara praktik a. Bagi penelitian dapat dijadikan untuk penelitian selanjutnya agar dapat membandingkan teori serta menambah wawasan. b. Bagi Pemerintah Kota Tangerang diharapkan penelitian ini menjadi masukan untuk mengembangkan Situ Cipondoh menjadi kawasan wisata dan menarik untuk dikunjungi.
7
c. Bagi masyarakat sekitar kawasan Situ Cipondoh, dapat ikut serta dalam mengembangkan Situ Cipondoh menjadi sektor pariwisata dan turut serta dalam menjaga pelestarian Situ Cipondoh. d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta jaringan di dunia pendidikan. e. Bagi penulis, dengan dilakukannya penelitian ini penulis dapat mengidentifikasi potensi wisata dan memberi gambaran mengenai solusi perencanaan pengembangan wisata Situ Cipondoh.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Analisis Geografi 1. Pengertian analisis Analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian(karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan; pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.1 Jadi yang dimaksud dengan analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian yang diawali dengan dugaan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dan memperoleh pemahaman arti keseluruhan. 2. Geografi a) Pengertian Geografi Masyarakat perlu memahami beberapa tinjauan disiplin ilmu untuk
meningkatkan
pemahaman
masyarakat.
Pemahaman
yang
dimaksud tidak hanya untuk mengetahui suatu gejala atau peristiwa di dalam lingkungan masyarakat, mampu menganalisis bagaimana suatu gejala tersebut dapat terjadi sehingga dapat mengambil jalan keluar terhadap permasalahan terhadap suatu gejala tersebut, salah satunya adalah ilmu geografi. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka. 2007). Cet. 4
8
9
manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").2 Ada beberapa pengertian geografi menurut para ahli diantaranya: Murphey mendefinisikan “geography come from a greek worf meaning literally “description of the earth”. But modern geography is concerned with man as well as with the earth and with relationships and analysis as well as with description”.3 Dalam pengertiannya, Murphey menjelaskan bahwa geografi tidak hanya menjelaskan mengenai bumi atau permukaan bumi, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara lingkungan alam dengan manusia. Menurut Bintarto, Geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.4 Kemudian, satu definisi geografi yang cukup terkenal di Indonesia adalah definisi hasil seminar dan Lokakarya geografi di Semarang tahun 1988 yang menyatakan bahwa geografi adalah,”ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan antroposfer) dengan sudut pandang atau pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah.”5 Dapat disimpulkan, bahwa geografi tidak hanya terbatas sebagai suatu deskripsi tentang permukaan bumi saja, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara faktor/aspek lingkungan, wilayah serta hakekat umat manusia.
2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geografi diakses tanggal 15 Februari 2015. Nursid Sumaatmadja, Geografi pembangunan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988), h.6. 4 Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987). 5 Iwan Hermawan,Geografi Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), H. 58. 3
10
b) Pendekatan Geografi Ada beberapa pendekatan yang umum dan menjadi ciri khas dari studi geografi diantaranya pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan kompleks wilayah regional. Yang dimaksud dengan pendekatan adalah cara menghampiri suatu fenomena, fakta atau masalah, atau suatu cara mengembangkan kebijakan dalam memanfaatkan ruang dan wilayah. 1). Pendekatan Spasial (Keruangan) Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspekaspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis. 2). Pendekatan Ekologi (Lingkungan) Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu
11
padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya. 3). Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah) Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.
3. Analisis Pendekatan Ekologi Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos=Rumah Tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati disekitarnya.6Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan disebut ekologi.
7
Jadi, ekologi adalah pola interaksi hubungan
timbal balik antara organisme makhluk hidup dengan lingkungan alam sekitar. Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok geografi berkenaan dengan studi tentang ekologi manusia pada daerah yang khusus. Interelasi manusia dengan lingkungan sekitar dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi. Aktivitas manusia dalam kaitannya dengan interaksi dalm ruang terutama terhadap lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut:8 6
Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI-Press, 2008), h.2. 7 Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987), h. 18. 8 http://www.sridianti.com/pendekatan-geografi.html diakses tanggal 23 Juni 2015.
12
a. Tahapan yang sangat sederhana yaitu manusia tergantung terhadap alam (fisis Determinisme). Manusia belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari apa yang ada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga pada saat alam tidak menyediakan kebutuhannya maka di akan pindah atau mungkin punah (kehidupan jaman purba) b. Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia sudah mampu mengurangi ketergantunggannya terhadap alam tapi manusia juga masih membutuhkan alam. Contohnya. Para petani zaman dulu dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hany sekali, karena kebutuhan pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa panen cukup pendek. c. Manusia menguasai alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang sebesarbesarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin digunakan untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di buat alam. 4. Geografi dalam Pariwisata Setiap Setiap ilmu pengetahuan yang dikaji tidak dapat berdiri sendiri, ilmu tersebut memerlukan ilmu pengetahuan lain sebagai ilmu bantu bagi sempurnanya ilmu pengetahuan tersebut. Sama halnya dengan geografi dan pariwisata, keduanya memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Geografi membahas pariwisata sebagai salah satu fenomena yang dikaji, dan pariwisata membutuhkan geografi untuk bisa menentukan kebijakankebijakan dalam pariwisata. Terdapat 6 alasan yang melatarbelakangi geografi mengkaji pariwisata:
13
1. Kegiatan pariwisata menggunakan aspek ruang didalamnya dan geografi sangat memperhatikan ruang, khususnya persamaan dan perbedaan ruang di permukaan bumi. 2. Di dalam aktivitas pariwisata terdapat penggunaan lahan dan geografi dapat melihat bagaimana suatu lahan dapat didayagunakan dan disesuaikan dengan bentuk penggunaan lahan dan daya dukung lahan. 3. Dalam kegiatan pariwisata terdapat aktiviitas manusia dan geografi selalu memperhatikan aktivirtas manusia yang bersifat komersial dalam memanfaatkan ruang yang dapat dilihat secara lokal, regional, nasional, bahkan internasional. 4. Dalam kegiatan pariwisata mencerminkan interaksi dua tempat yang berbeda, yaitu daerah asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata. 5. Geografi selalu melihat gerakan, aliran barang dan orang sebagai wujud dari adanya dan perbedaan potensi wilayah, baik alami maupun hasil dari aktivitas manusia. Aktivitas pariwisata selalu berkaitan dengan wisatawan, barang, dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan selama mengadakan perjalanan. 6. Aktivitas pariwata dapat berdampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari interaksi antar kehidupan manusia sebagai wisatawan dengan lingkungan alam sekitar dan geografi selalu tertarik dengan dampak suatu gejala terhadap gejala lain di dalam maupun di tempat yang berbeda.9 Merujuk pada 6 alasan di atas maka antara geografi dan pariwisata tidak dapat dipisahkan dan saling membantu, untuk itu terdapat kajian lain dalam geografi berupa geografi pariwisata. Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan potensi wisata di permukaan bumi, dengan selalu melihat 9
HO_GEOPAR_2 pdf. 2014. h.8. (file.upi.edu/...GEOGRAFI/.../GEOGRAFI_PARIWISA).
14
keterkaitan antara alam, antar aspek manusia dan manusia dengan alam. Persamaan dan perbedaan ini menimbulkan interaksi antar wilayah, dan gerakan orang dari satu tempat ke tempat lain. Geografi pariwisata pun selalu melihat dampaknya terhadap lingkungan alam, sosial ekonomi, dan budaya penduduk. Konsep-konsep geografi seperti lokasi, jarak, keterjangkauan, interaksi, keterkaitan, dan nilai guna selalu menjadi dasar dalam menjelaskan fenomena pariwisata.10 Dari aspek geografi, pariwisata merupakan suatu usaha pemanfaatan sumber daya (baik manusia, alam, teknologi, dan lain-lain), dimana pemanfaatan sumber daya itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki nilai apabila sesuai dikelola dengan baik.11 Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa antara geografi dan pariwisata tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terkait dan saling membantu karena memiliki aspek kajian yang sama yaitu lingkungan dan manusia. Dengan adanya geografi di dalam kajian pariwisata maka pengelolaan pariwisata akan sesuai dengan daya dukung lahan dan menjadi efektif serta efisien. B. Potensi Wisata 1. Pengertian Potensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.12 Lalu pengertian potensi wisata menurut Mariotti adalah segala sesuatu
10
Ibid,. h.4. Ibid,. h.9 12 Kbbi.web.id. 11
15
yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orangorang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.13 Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.
2. Pariwisata a. Teori Pariwisata Arti pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.14 Pengertian wisata yang terdapat di Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan adalah: “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh
seseorang
atau
sekelompok
orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”15. Menurut H. Kodhyat , “pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu”.16
13
Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), h. 171. Muljadi, kepariwisataan dan perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 8. 15 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pasal 1 ayat 1. 16 James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius: 1991), h 21. 14
16
Selanjutnya pariwisata adalah hal-hal yang berhubungan dengan perpindahan sementara manusia ke suatu tempat di luar tempat asalnya, kegiatan yang dilakukannya selama berada di tempat tujuan dan fasilitasfasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.17 Sedangkan
menurut
World
Tourism
Organization
(WTO),
pariwisata atau Tourism adalah; “The activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for leisure, business, and other purposes”,18 atau kegiatan seseorang berpergian dan tinggal ke suatu tempat diluar lingkungan yang biasa mereka tempati untuk bersenangsenang, bisnis, dan tujuan lainnya. Melihat beberapa pengertian tentang pariwisata tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa pariwisata membicarakan suatu perjalanan oleh seseorang atau sekelompok orang ke suatu tempat/objek wisata yang dilakukan untuk sementara waktu untuk bertamasya dan menikmati segala fasilitas dan pelayanan yang disediakan tempat tujuan tersebut. Apabila dikaitkan dengan pariwisata air maka segala sesuatu yang dikaitkan dengan bertamasya dengan kegiatan menikmati objek wisata kawasan perairan dengan fasilitas dan pelayanan tersedia yang mendukung kegiatan wisata air. b. Jenis Pariwisata Sebagai sebuah
indutri, pariwisata harus mempunyai modal
kepariwisataan yang dapat menarik wisatawan tertarik berkunjung dan kembali datang lagi ke tempat yang sama di lain waktu. Menurut Pendit, 17
Thamrin B. Bachri, Pariwisata Gagasan dan Pandangan, ( Jakarta, Koleksi Media Tour:1995), h. 13. 18 Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.
17
ada motif wisatawan mengunjungi suatu tempat yang diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis pariwisata yang adalah sebagai berikut19: 1) Wisata Budaya yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan atas keinginan memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni mereka. 2) Wisata Tirta yaitu jenis wisata dengan kegiatan yang ditunjang oleh sarana dan prasarana di suatu badan air seperti di danau, pantai, laut, sungai. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah olahraga air berupa berlayar, menyelam, berselancar, memancing, mendayung, ataupun kegiatan menikmati keindahan alam di danau, pantai, maupun kehidupan bawah laut. 3) Wisata Cagar Alam yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempattempat yang telah dilindungi oleh undang-undang seperti daerah cagar alam, taman margasatwa, hutan lindung. Wisata ini dilalukan dalam kaitannya dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara, keajaiban kehidupan liar hewan maupun tumbuhan. 4) Wisata Agrowisata yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempat proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya, dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil menikmati segarnya tanaman beranekaragam warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur mayur dan palawija di lokasi yang dikunjungi. 5) Wisata Buru yaitu jenis wisata yang dilakukan pada daerah daerah yang telah disetujui oleh pemerintah sebagai tempat berburu hewan liar. Biasanya dilakukan pada musim tertentu dan jangka waktu yang terbatas sehingga tidak menggangu keseimbangan ekosistem maupun lingungan. 6) Wisata Ziarah yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan agama, sejarah dan adat istiadat. Biasanya dilakukan ke tempat-tempat suci, makam orang besar atau pemimpin besar, wali, atau tempat-tempat keramat lainnya. 7) Wisata lainnya berupa jenis wisata lainnya yang sesuai perkembangan industri pariwisata seperti wisata kuliner, musium, konvensi ataupun wisata belanja dan lain lain.
19
Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta, Pradnya Paramita
: 1999).
18
Selanjutnya jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik customer untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut. 1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengendorkan ketegangan syaraf, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan dan sebagainya. 2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan. 3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism) Jenis pariwisata ditandai adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya. 4) Pariwisata untuk olahraga (sport tourism) Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik untuk hanya menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang mempraktekkannya sendiri. 5) Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism) Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai
19
wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain. 6) Pariwisata untuk konvensi (convention tourism) Wisatawan melakukan perjalanan wisata dengan macam-macam motivasi. Variasi motivasi ini menimbulkan bentuk-bentuk pariwisata sebagai berikut (Salah Wahab, 1989): a) Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai Motif pariwisata ini adalah untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental setiap peserta wisata dan memberikan kesempatan santai bagi mereka dari kebosanan dan keletihan kerja selama di tempat rekreasi. b) Pariwisata budaya Motif pariwisata ini adalah untuk memperkaya informasi pengetahuan tentang suatu daerah atau negara lain dan untuk memuaskan kebutuhan hiburan. Dalam hal ini termasuk pula kunjungan ke pameran-pameran dan festival, perayaan-perayaan adat, tempat-tempat cagar budaya dan lain-lain. c) Pariwisata pulih sehat Motif pariwisata ini adalah untuk memuakan kebutuhan perawatan
medis
di
daerah/tempat
lain
dengan
fasilitas
penyembuhan. Misalnya sumber air panas, tempat-tempat kubangan lumpur yang berkasiat dan lain-lain. Pariwisata ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti kebersihan, ketenangan, dan taraf hidup yang pantas. d) Pariwisata olah raga Motif pariwisata ini adalah untuk memuaskan hobi orangorang seperti memancing, berburu, bermain ski dan mendaki gunung.
20
e) Pariwisata temu wicara Pariwisata ini disebut juga pariwisata konvensi yang mencakup pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan bisnis, dan bahkan pertemuan politik. Pariwisata ini memerlukan fasilitas pertemuan di negara tujuan dan factor-faktor lain yang penting seperti letak strategis, tersedianya transportasi yang mudah, iklim yang cerah dan sebagainya. Seorang yang berperan serta dalam konferensi itu akan meminta fasilitas wisata yang lain misalnya tour dalam dan luar kota, tempat-tempat membeli cindera mata, dan obyek-obyek wisata yang lain.
C. Wisatawan Pengertian mengenai wisatawan memiliki banyak penafsiran, menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, “wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata”.20 United Conference on Travel and Tourism di Roma (1963) memberikan batasan yang lebih umum, tetapi menggunakan istilah visitors (pengunjung), yaitu setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi.21 Berdasarkan asal atau tempat tinggal wisatawan, “wisatawan dapat dikategorikan menjadi wisatawan domestic (domestic tourist) dan wisatawan mancanegara (international tourist). Wisatawan domestik adalah wisatawan yang berkunjung ke tempat tujuan wisata yang masih berada di dalam wilayah negara asalnya, sedangkan wisatawan mancanegara adalah wisatawan yang berkunjung ke tempat tujuan wisata yang berada di luar wilayah negara asalnya.22
20
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 2. Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12. 22 Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata, sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1990), h. 34. 21
21
Jadi melihat dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa wisatawan
adalah orang yang melakukan kegiatan wisata yang
berkunjung ke suatu tempat wisata baik dari dalam maupun dari luar negara dengan tujuan bersenang-senang, bisnis, maupun tujuan lainnya.
D. Daya Tarik Wisata Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam berupa keanekaragaman kekayaan alam,budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Objek dan daya tarik wisata menurut Direktorat Jenderal Pemerintah di bagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Objek Wisata Alam Objek wisata alam
adalah sumber daya alam yang berpotensi serta
memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu : a. Flora dan fauna. b. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem
pantai dan
ekosistem hutan bakau. c. Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun, dan danau. d. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan.
22
2. Objek Wisata Sosial Budaya Objek wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukkan, dan kerajinan. 3. Objek Wisata Minat Khusus Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya : berburu, mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain-lain. Perencanaan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, sosial budaya, maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat-syarat tersebut adalah: 1. What to see Pada tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dipunyai di daerah lain. Dengan kata lain bahwa daerah tersebut harusnya mempunyai daya tarik yang khusus dan atraksi budaya yang bisa dijadikan sebagai entertainment bagi wisatawan. What to see terdiri dari pemandangan alam, kegiatan, kesenian, dan atraksi wisata.
23
2. What to do Di tempat wisata, selain banyak yang bisa dilihat dan disaksikan, tentunya juga harus disediakan fasilitas rekreasi yang bisa membuat para wisatawan betah untuk tinggal lebih lama di tempat tujuan wisata itu. 3. What to buy Tempat tujuan wisata harus ada beberapa fasilitas penunjang untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat yang bisa berfungsi sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal wisatawan tersebut. 4. What to arrived pada what to arrived, ada yang termasuk aksesibilitas, yaitu bagaimana kita mengunjungi daerah daya tarik tujuan wisata tersebut, kendaraan apa yang digunakan dan berapa lama kita bisa tiba ke tempat tujuan wisata tersebut. 5. What to stay What to stay merupakan bagaimana wisatawan akan bisa tinggal untuk sementara selama dia berlibur. maka untuk menunjang keperluan tempat tinggal sementara bagi wisatawan yang berkunjung,maka sangat perlu untuk mempersiapkan penginapan-penginapan, seperti hotel berbintang atau hotel tidak berbintang dan sebagainya.23 E. Fasilitas Fasilitas adalah sarana untuk memudahkan fungsi kemudahan. Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atu tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan, contohnya : Hotel, Restoran, Spa, Gift shop dan Sport center Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, antara lain :
23
http://www.sandywarman.com/2014/10/daya-tarik-daerah-tujuan-wisata.html diakses tanggal 3 Agustus 2016
24
1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure) Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah : a. Travel Agent b. Tour Operator c. Perusahaan Transportasi d. Restoran, Bar, objek dan atraksi wisata
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure) Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lama tinggal. Yang termasuk dikelompok ini adalah : a. Sarana olahraga, misalnya: lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang, permainan bowling, dan lain sebagainya. b. Ketangkasan, misalnya: permainan billiard, jackpot, dan lain sebagainya
3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure) Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah
25
tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah: Night Club, Casino dan Seambath. Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam. Contohnya: Bandara, jalan, SPBU, PAM dan Sumber Tenaga Listrik F. Situ 1. Pengertian Situ Situ merupakan
istilah dalam bahasa Sunda yang dapat diartikan
sebagai danau alam atau danau buatan. Situ didefinisikan sebagai suatu wadah tampungan air di atas permukaan tanah, yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai suatu siklus hidrologis, yang merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.24 Sementara itu menurut Bappeda Tangerang (1986), situ adalah suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk baik secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan tanah, sebagai siklus hidrologiyang potensial dan berfungsi antara lain sebagai sumber air untuk keperluan irigasi, air baku, air minum, pengendalian banjir dan kegiatan lain. Situ terbagi menjadi dua yaitu situ alami yang terbentuk secara alami dengan sumber air berasal dari dalam tanah maupun air permukaan, dan situ buatan dengan sumber airnya bersumber dari air permukaan dan biasanya
24
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek.
26
mempunyai fungsi sebagai pengendali banjir. Situ memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya adalah :25 a. Menjadi bagian sistem ekologi dan sistem tata air bagi wilayah sekitarnya b. Kawasan Situ menjadi kawasan resapan air. c. Menjadi daerah tampungan air, agar menjadi wadah sementara air sebelum mengalir ke sungai. d. Pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik, pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin. e. Bermanfaat sebagai usaha perikanan darat, pariwisata maupun sumber irigasi pertanian. Situ mempunyai manfaat secara ekologis sebagai suatu sistem penyerapan air dan tandon air serta keberlangsungan proses ekologis di dalamnya. Manfaat sosio ekonomis antara lain sebagai cadangan sumber air bersih, pengendali banjir, irigasi, sumber penyedia protein dari sektor perikanan darat, sebagai sarana rekreasi dan sebagainya. Biasanya peruntukan penggunaan situ-situ di Jabodetabek sangat bervariasi umumnya sebagai air bersih (untuk mandi dan cuci), perikanan budidaya darat dan non budidaya/tangkap, irigasi pertanian dan tempat wisata air. Bila ditinjau dari morfologi dan hidrologinya, situ merupakan salah satu bentuk bentang alam berupa cekungan yang berisi air. Bentukan seperti ini merupakan bentuk morfologi terdepresi yang terisi air dengan material kedap air atau karena dasar situ lebih rendah dari permukaan air tanah. Hal tersebut terjadi karena jumlah air yang masuk lebih besar dari jumlah yang keluar sehingga air yang masuk pada sebuah cekungan di permukaan bumi akan tertampung sebagai situ dengan sumber air yang relatif stabil yang membuat situ sebagai sumber daya air yang potensial.
25
Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2007.
27
Secara fisik komponen pembentukkan tipologi kawasan situ dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : (1) medium tampungan sumber daya air, (2) daerah peralihan atau penyangga (buffer zone) dan (3) daerah tangkapan air (catchment area) (PSDA, 2003). Luasan situ dan kedalaman situ banyak ditentukan oleh bentuk morfologinya apakah berupa bentuk memanjang, bundar atau berbentuk jari, juga ditentukan oleh fluktuasi air masuk dan keluar, tingkat sedimentasi dan banyaknya beban nutrien yang masuk ke perairan yang menyebabkan timbulnya gulma air. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, fungsi kawasan situ dibagi menjadi kawasan sekitar situ yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan setempat dan kawasan resapan air yang berfungsi sebagai kawasan memberikan perlindungan kawasan bawahnya. Untuk kawasan sekitar situ ditetapkan dengan kriteria suatu wilayah daratan dengan jarak 50 (lima puluh) sampai dengan 100 (seratus) meter dari pasang tertinggi atau daratan di sepanjang tepia n situ yang lebarnya poposional terhadap bentuk dan kondisi fisik situ. Dari pengertian mengenai situ yang tertera diatas, terlihat bahwa situ merupakan suatu sumber daya air permukaan yang berukuran kecil dibandingkan danau serta memiliki potensi sebagai sumber air baku, pengendali banjir, irigasi, perikanan maupun pariwisata. Untuk dapat memanfaatkan fungsi dari kawasan situ diperlukan
informasi dan latar
belakang yang cukup mengenai fungsi, potensi dan kendala untuk pemanfaatan kawasan situ. Sehingga diperlukan penilaian yang baik mengenai kriteria kualitas situ agar dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai potensinya berdasarkan indikator morfologi situ, kualitas air, bangunan air dan vegetasi air.
28
2. Situ Cipondoh Secara geografis, situ Cipondoh terletak di kawasan Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang Kota Tangerang dengan luas awal lebih kurang 170 Ha, yang terdiri dari perairan seluas 50Ha, dan 120 Ha berupa daratan. Batas wilayah situ di sebelah utara dan timur adalah Jl. KH. Hasyim Ashari, sebelah barat adalah Perumahan Cipondoh sejak dulu merupakan suatu kawasan yang secara fisik memiliki luas dan karakteristik sebagai situ dan berfungsi hidrologis sebagai tendon air di wilayah kecamatan Cipondoh, Kecamatan Pinang, dan sekitarnya, sekaligus juga sebagai reservoir. Berdasarkan RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) Situ Cipondoh Tahun 1996, untuk penataan wilayah perairan situ direncanakan sebagai kawasan konservasi, preservasi, kawasan rekreasi, sedangkan wilayah daratan direncanakan sebagai kawasan jalur hijau dan kawasan pemukiman. Sedangkan berdasarkan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Tahun 2006-2016, fungsi kawasan Situ Cipondoh di Kota Tangerang adalah sebagai kawasan pengendali banjir, irigasi, dan cadangan air baku. Selain itu, kawasan Situ Cipondoh berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan rekreasi.26
G. Penelitian Relevan Skripsi Septiyani Aziz, mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) pada tahun 2014, yang meneliti potensi wisata dengan judul “ Potensi Pengembangan Pariwisata Pada Kawasan objek wisata Situ Gintung Di CiputatTangerang Selatan ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidenfikasi potensi pengembangan kawansan objek wisata situ gintung, dengan mengkaji beberapa faktor yaitu fisik, sosial dan budaya, aksesbilitas dan fasilitas.
26
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Tangerang, Tahun 1996.
29
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini data yang telah di analisis kemudian disajikan dalam analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada dan diukur dengan presentase. Upaya pengembangan pariwisata di Kota Tangerang Selatan sesuai potensi dan kemampuan wilayah dengan salah satunya menempatkan kegiatan alam sebagai basis pengembangan daya tarik berupa atraksi wisata alam di kawasan-kawasan yang dilindungi misalnya situ. Keberadaan situ dapat dijagakelestariannya dengan tetap mempertimbangkan faktor ekologi dan hidrologi kawasan situ. Namun kondisi situ pada saat ini kurang mendukung pengembangan situ sebagai objek wisata, karena sebagian besar situ dalam kondisi kurang terjaga dengan terjadinya pendangkalan, penyusutan luas dan dimanfaatkan tanpa izin oleh penduduk, sehingga menyebabkan wisatawan untuk berkunjung sangat sedikit. Situ Gintung memiliki potensi sebagai objek wisata, namun secara umum unsur utama pariwisata berupa atraksi wisata biasa ditemui di kawasan wisata lainnya berupa keindahan alam, memancing, wisata air, selain itu tidak memiliki atraksi wisata yang unik yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut. Skripsi dari Jakiatin Nisa. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial 2007 yang meneliti tentang kelayakan wisata dengan judul, “Studi Kelayakan Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Jawa Barat”. Dengan hasil penelitian: Perkebunan teh mendukung dan layak untuk dijadikan daerah tujuan wistaa dan tentunya layak pula untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Berdasarkan hasil penelitian faktor sosial dan budaya masih perlu dikembangkan lagi dan perlu mendapat penanganan yang lebih serius dari pihak terkait.
30
Tesis dari Arofa A. Rahman, mahasiswa dari Universitas Diponegoro pada tahun 2010, yang meneliti potensi wisata dengan judul, “Potensi Pengembangan Situ di Kota Bogor sebagai Objek Wisata”. Pariwisata telah menjadi sektor yang strategis di dalam perekonomian negara karena memberikan kontribusi yang nyata terhadap penyerapan sektor tenaga kerja serta aktifitas pendukung pariwisata lainnya. Upaya pengembangan pariwisata di Kota Bogor direncanakan sesuai potensi dan kemampuan wilayah dengan salah satunya menempatkan kegiatan alam sebagai basis pengembangan daya tarik berupa atraksi wisata alam di kawasan-kawasan yang dilindungi misalnya kawasan situ. Potensi dan manfaat kawasan situ yang dapat dijadikan sebagai lokasi kegiatan wisata air, sehingga keberadaan situ dapat dijaga kelestariannya dengan tetap mepertimbangkan faktor ekologi dan dan hidrologi kawasan situ. Namun kondisi situ di Kota Bogor pada saat ini kurang mendukung pengembangan situ sebagai objek wisata, karena sebagian besar situ dalam kondisi memprihatinkan dengan terjadinya pendangkalan, penyusutan luas, dan dimanfaatkan tanpa izin oleh penduduk, sehingga menyebabkan minat wisatawan
untuk
berkunjung
sangat
sedikit.
Upaya
konservasi
dan
pendayagunaan kawasan situ secara tepat serta mengidentifikasi potensi situ agar pengembangan situ menjadi objek wisata dapat berjalan optimal. Dari ketiga penelitian tersebut, diketahui bahwa penelitian pertamadan kedua menujukkan adanya kesamaan dalam hal pengembangan potensi wisata, namun dalam penelitian ini lebih menekankan pada aspek geografi
potensi
wisata dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sedangkan, pada penelitian ketiga masih terdapat kesamaan dalam hal pengembangan potensi wisata, namun dalam penelitian ini cakupannya tidak menyeluruh objek penelitian dan hasilnya pun berbeda sesuai dengan kapasitas penelitian skripsi.
31
H. Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kawasan situ sebagai sebuah sumber daya air permukaan memiliki potensi dan manfaatnya yang strategis dan bersifat serba guna baik secara ekologis maupun ekonomis. Ada masalah yang dihadapi didalam pemanfaatan kawasan situ diantaranya adalah kurangnya informasi tentang fungsi, potensi dan kendala untuk pemanfaatannya, sehingga berakibat terdapat perubahan fungsi kawasan dan penurunan kualitas fisik situ. Salah satu fungsi sebuah kawasan situ adalah pemanfaatan situ sebagai suatu objek wisata. Fenomea ini dapat dianalisis menggunakan tinjauan geografi sehingga dapat menjelaskan potensi wisata situ Cipondoh. Didalam upaya pengembangannya, sebuah objek wisata diharapkan mampu menarik para wisatawan untuk datang dan menikmati objek wisata tersebut yang ditandai dengan penyediaan atraksi, kelancaran akesebilitas, penyediaan akomodasi dan penyedian fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan serta promosi wisata agar lebih dikenal oleh wisatawan. Untuk melihat potensi sebuah kawasan situ menjadi objek wisata diperlukan identifikasi terhadap kondisi situ dan juga mempertimbangkan aspek penawaran (supply) pariwisata. Aspek penawaran tersebut berupa daya tarik/atraksi wisata yang ditawarkan sehingga mampu menarik wisatawan untuk datang berkunjung dan di lain kesempatan datang kembali, penyediaan sarana transportasi untuk kelancaran perjalanan wisatawan, penyediaan sarana infrastuktur, penyediaan fasilitas akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, serta adanya promosi terhadap objek wisata tersebut. Aspek infrastruktur, transportasi dan sarana prasarana penunjang pariwisata perlu dinilai karena kondisi fisik objek serta kelengkapan sarana prasarana akan membuat potensi objek wisata lebih berkembang didalam usaha pengembangan suatu objek wisata.
32
Dari hasil identifikasi situ Cipondoh serta menganalisis potensi situ Cipondoh sebagai objek wisata diharapkan dapat disusun arahan pengembangan situ Cipondoh sebagai objek wisata.
Kondisi Wilayah Situ Cipondoh
Identifikasi Potensi Situ Cipondoh
Fisik
Sosial
Fasilitas
Analisis Pendekatan Ekologis Geografi
Kesimpulan Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Aksesbilitas
33
I. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian dibentuk berdasarkan kerangka berpikir yang telah disusun oleh peneliti. Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik. Kebenaran hipotesis masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Dengan demikian hipotesis dapat disimpulkan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.27 Hipotesis deskriptif dalam penelitian ini adalah Situ Cipondoh dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata bagi masyarakat khususnya daerah Kota Tangerang.
27
Tim Penyusun FITK, Pedoman Penelitian Skripsi, (Ciputat: FITK, 2013), h. 59.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Secara geografis, Situ Cipondoh terletak pada 6º11’745’’LS dan 106º40’607’’BT. Berdasarkan wilayah administratif, pemerintah kawasan ini termasuk wilayah Kota Tangerang, Kecamatan Cipondoh, Provinsi Banten. Lokasi daerah penelitian dapat dilihat pada peta 3.1 dibawah ini:
Sumber: Peta Rupa Bumi Kota Tangerang Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh 34
35
2. Waktu Penelitian Sedangkan waktu penelitian dilakukan akan
pada bulan Agustus
sampai dengan bulan September 2016. Dengan perincian kegiatan penelitian berdasarkan tabel berikut;
No 1
2 3 4 5 6
Tanggal 28 Agustus 2016 30 Agustus 2016 3-4 September 2016 5 September 2016
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kegiatan
Tempat
Pra observasi Memberikan surat Izin Penelitian kepada Kepala Pengelola Situ Cipondoh dan Kepala Kantor Kecamatan Cipondoh Observasi Wawancara kepala Pengelola Situ Cipondoh Menyebarkan kuesioner kepada pengelola dan wisatawan Situ Cipondoh
Situ Cipondoh, Kota Tangerang, Banten
Meminta bukti telah melakukan penelitian
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu objek penelitian.1 Pelaksanaan
metode
deskriptif
kualitatif
tidak
hanya
terbatas
pada
pengumpulan, penggambaran, dan penyusunan data tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi data. 1
Darmadi Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 7.
36
C. Populasi Sebelum
penelitian
dilaksanakan,
maka
penulis
terlebih
dahulu
menentukan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi dalam penelitian ini meliputi populasi manusia dan wilayah. Pada populasi manusia adalah masyarakat, pengunjung, atau wisatawan dan pengelola, sedangkan untuk populasi wilayah pada penelitian ini yaitu daerah situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh.
D. Sampel Penelitan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3
Metode pengambilan sampel untuk wisatawan dilakukan
melalui teknik aksidental yang berjumlah 40 orang dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti.4 Sampel masyarakat (penduduk) sebanyak 10 orang penduduk sekitar yang diambil melalui sampel acak klasifikasi. Lalu 27 orang wisatawan berdasarkan jarak tempat tinggal terhadap penduduk terhadap Situ Cipondoh. Dan 3 orang responden dipilih secara purposif yakni dengan sengaja menunjuk orang yang dianggap memahami kondisi obyek penelitian, yaitu dari pihak pengelola.
E. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.5 Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi geografis kawasan
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 80. 3 Ibid., h. 81. 4 Ibid., h. 85. 5 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 99.
37
objek Situ Cipondoh, Kota Tangerang. Ada beberapa variabel penelitian yang dapat digunakan untuk menjawab research question seperti yang ditampilkan tentang temuan variabel penelitian. Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel
Aspek fisik Potensi pengembangan wisata Situ Cipondoh, Kota Tangerang
Aspek sosial dan budaya
Aspek aksesbilitas
Aspek fasilitas
Sub Indikator Variabel Letak dan luas Iklim Keanekaragaman hayati Produktivitas tanah Penggunaan lahan Morfologi Keberadaan bentang air Kebersihan lingkungan Komposisi penduduk Acara kebudayaan Kondisi jalan Jenis kendaraan Frekuensi kendaraan Jarak lokasi dengan pusat pemerintahan Sarana Prasarana Akomodasi Luasan tempat parkir
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 F. Metode Pengumpulan Data Beberapa teknik untuk mengumpulkan berbagai data dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode observasi yang
38
akan digunakan adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk kepentingan tersebut.6 Pada proses observasi ini yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Variabel yang diamati pada observasi ini meliputi tiga komponen, yaitu: a. Tempat, dimana peneliti akan mengamati tempat dimana interaksi atau kegiatan sedang berlangsung yakni di kawasan Situ Cipondoh b. Pelaku, peneliti mengamati pengunjung yang berada di kawasan Situ Cipondoh c. Aktivitas, peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di kawasan Situ Cipondoh
2. Wawancara Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung terhadap masing-masing anggota sampel, atau metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian7 Kegiatan wawancara ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas informasi yang didapat dan untuk memperdalam keabsahan data dalam studi dokumentasi sebelumnya. Dalam melakukan wawancara terhadap responden digunakan pedoman wawancara semi terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebagai instrument. Kemudian dari hasil wawancara itu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan lain untuk menggali informasi dengan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.
6 7
Tim Penyusun FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: FITK, 2013), h. 66. Hamid Darmadi, Metode Penelitan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 158
39
3. Kuesioner Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk di jawab.8 Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah wisatawan yang datang berkunjung ke Situ Cipondoh. Penyebaran angket dilakukan dengan cara peneliti memberikan angket kepada setiap pengunjung sampai memenuhi target jumlah responden yang sudah ditentukan. 4. Dokumentasi Langkah pertama, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi mengenai aktivitas peserta didik di sekolah, data-data dari sekolah serta sumber-sumber lainnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dokumentasi adalah “ Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan; pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan dalam hal ilmu pengetahuan.” Dalam proses dokumentasi ini berupa gambar, kutipan, dan lainnya. Dokumen dalam penelitian ini berupa profil Kecamatan Cipondoh dimana letak Situ Cipondoh berada. G. Teknik Pengolahan Data 1. Teknik pengolahan data Data-data yang diperoleh akan diolah melalui tahapan berikut: a. Pemeriksaan Data (Editing) Pemeriksaan dan meneliti kembali data yang telah terkumpul adalah langkah pertama tahap pengolahan data. Proses pemeriksaan dan meneliti kembali data tersebut disebut dengan tahap editing. Editing pada umumnya dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam
8
Sugiyono, op.cit., h. 142
40
kuesioner, terutama kuesioner terstruktur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap editing adalah sebagai berikut: 1. Lengkapnya pengisian jawaban 2. Kejelasan tulisan 3. Kejelasan makna jawaban 4. Konsistensi/keajekan kesesuaian antar jawaban 5. Relevansi jawaban 6. Keseragaman kesatuan data b. Pembuatan kode (coding) Setelah tahap pemeriksaan data (editing) selesai dikerjakan dan jawaban responden dalam kuesioner dipandang cukup memadai, maka langkah berikutnya adalah pembuatan kode (coding). Coding dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi simbol angka pada tiap-tiap jawaban, atau suatu cara mengklasifikasi jawaban responden atas suatu pertanyaan menurut macamnya dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu. Manfaat dengan memberikan simbol angka terhadap kategori adalah: 1. Mempermudah dan mempercepat analisis data 2. Mempermudah penyimpanan data, lebih-lebih dalam jumlah besar. Ini dimungkinkan bila data yang ada akan dianalisis berulang-ulang.9 c. Tabulasi Yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Merupakan tahap dalam rangkaian proses analisa data. Pada tahap ini, data dapat
9
Bagong Suryanto, Metode Penelitian Sosial, Berbagai alternative Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007), h.95.
41
dianggap telah selesai diproses, dan oleh karenanya harus segera disusun ke dalam suatu pola formal yang telah terancang.10
2. Teknik Analisis Data a. Metode analisis skoring (pengharkatan) untuk menilai potensi situ sebagai objek wisata Metode skoring ini merupakan cara menilai potensi tiap-tiap situ sebagai objek wisata dengan jalan memberikan nilai pada setiap variabel penilaian sehingga diperoleh kelas potensi situ sebagai objek wisata berdasarkan perhitungan setiap variabel penelitian. Seperti pada tabel dibawah ini:
No 1.
Produktivitas Tanah a. Tanah Subur b. Tanah Tadah Hujan c. Tanah Irigasi Penggunaan Lahan a. Hutan b. Ladang c. Perkebunan d. Daerah Pemukiman
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
Tidak Ada 1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
3.
Morfologi a. Pegunungan b. Perbukitan c. Dataran
Ada 3 4
Ada 2 3
Ada 1 2
1
4.
Keberadaan bentang
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
2.
10
Tabel 3.3 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), h. 280.
42
5.
air a. Sungai b. Mata air c. Situ d. Sumur Kebersihan lingkungan a. Bebas dari polusi udara b. Bebas dari Polusi air c. Bebas dari polusi bising d. Bebas dari limbah domestik
4
3
2
1
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
No 1.
2.
Tabel 3.4 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Pola mata pencaharian penduduk : a. Keragaman mata pencaharian 1. Petani 2. PNS 3. Pedagang 4. Swasta b. Dominasi mata pencaharian Artefak
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
Tidak Ada 1
Pertanian / perkebunan > 75% Ada 4
Pertanian / perkebunan 50% - 75% Ada 3
Pertanian / perkebunan < 50% Ada 2
Ada 1
43
a. Keberadaan dan dominasi bentuk rumah 1. Rumah gudang 2. Rumah gebyong (seluruhnya dari papan) 3. Rumah semi permanen 4. Rumah permanen b. Keberadaan dan dominasi perlengkapan rumah tinggal 1. Bale 2. Teras rumah
3.
3. Kolam dan pancuran 4. Kandang hewan c. Keberadaan dan dominasi pakaian 1. Ikat kepala 2. Peci/ kerudung 3. Baju koko 4. Kebaya Adat Istiadat a. Upacara keagamaan b. Tata cara/adat perkawinan c. Tata cara/adat kehamilan d. Tata cara/adat kelahiran
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
Ada 3 4
Ada 2 3
Ada 1 2
1
44
4.
5.
6
Keragaman objek yang dapat di amati a. Panorama perairan b. Panorama tanaman hias c. Makam yang dikramatkan d. Bangunanbangunan adat Variasi kegiatan yang dilakukan wisatawan a. Olahraga b. Sepeda air c. memancing d. Mengunjungi pusat kerajinan
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
Event-Event Budaya a. Upacara 1) Upacara Sunatan 2) Upacara perkawinan 3) Upacara kelahiran 4) Upacara kematian b. Cerita Rakyat/Legenda 1) Legenda nama daerah 2) Legenda upacara adat 3) Legenda sungai cisadane 4) Legenda
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
45
Nyimas Melati
7
c. Kesenian 1) Calung 2) Jaipongan 3) Pencaksilat 4) Rengkong Cenderamata lokal a. Makanan olahan khas 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis b. Home Industry 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis c. Produk pertanian segar 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam,1996,dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
46
No 1.
2.
3.
4.
Tabel 3.5 Harkat Kelas dan Kriteria Aksesbilitas Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Kondisi jalan.
Sangat baik 4 Ada 4
Jenis kendaraan/alat 4 transportasi yang digunakan menuju lokasi. a. Bus b.Kendaraan pribadi (sedan, carry) c. Angkutan umum d. Sepeda motor Frekuensi Sangat kendaraan umum mudah/>25 dari/menuju objek kali (buah/hari) 4 Jarak lokasi Dekat dengan pusat (>5 km) pemerintahan dan fasilitas kota 4
Baik
Kurang
Buruk
3 Ada 3
2 Ada 2
1 Ada 1
3
2
1
Mudah/2417 kali
Cukup/1610 kali
Sukar/<9 kali
3 Cukup jauh (12-6 km) 3
2 Jauh (19-13 km)
1 Sangat jauh (20 km) 1
2
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.6 Harkat Kelas dan Kriteria Keberadaan Fasilitas No. Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: 1. Sarana Ada 4 Ada 3 Ada 2 a. Rumah makan 4 3 2 b. Toko souvenir/cendera mata c. Olahraga d. Transportasi
Ada 1 1
47
2.
Prasarana a. Kantor pos b. Telepon umum/wartel c. Puskesmas/Klinik d. Air bersih
3.
Akomodasi a. Home stay b. Pondok/wisma peristirahatan c. Bungalau d. Buper Luasan Tempat Parkir
4.
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Sangat Mudah/24- Cukup/16Mudah/>25 17 kali 10 kali kali 4 3 2
Ada 1 1
Sukar/<9 kali 1
Ada, teralokasi baik, luas memadai
Ada, teralokasi baik, luas tidak memadai
Ada, tidak teralokasi, luas tidak memadai
Tidak ada
4
3
2
1
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
No 1 2 3 4 5
Tabel 3.7 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik Parameter Skor Skor terendah tertinggi Produktivitas tanah 4 1 Penggunaan lahan 4 1 Morfologi 4 1 Keberadaan bentang 4 1 air Kebersihan udara 4 1 Jumlah 20 1
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
48
Tabel 3.8 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan Budaya No Parameter Skor terendah Skor tertinggi Jenis mata pencaharian 4 1 1 2 Dominasi mata 4 1 pencaharian untuk pertanian 3 Keberadaan dan 4 1 dominasi bentuk rumah 4 Keberadaan dan 4 1 dominasi pelengkap rumah tinggal 5 Pakaian 4 1 6 Adat istiadat 4 1 7 Keragaman objek yang 1 4 dapat dinikmati 8 Variasi kegiatan yang 4 1 dapat dilakukan wisatawan 9 Upacara 1 4 10 Cerita rakyat/legenda 4 1 11 Kesenian 4 1 12 Cenderamata lokal 4 1 makanan olahan khas 13 Cenderamata lokal 4 1 home industry 14 Cenderamata lokal hasil 1 4 pertanian segar Jumlah 14 56 Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
49
Tabel 3.9 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Aksesbilitas No Parameter Skor terendah Skor tertinggi Kondisi jalan 1 4 1 2 Jenis kendaraan 4 1 3 Frekuensi 4 1 kendaraan 4 Jarak lokasi 4 1 dengan pusat pemerintahan Jumlah 4 16 Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.10 Nilai dan Bobot untuk Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fasilitas No Parameter Skor terendah Skor tertinggi Sarana 4 1 1 2 Prasarana 4 1 3 Akomodasi 4 1 4 Luas lahan parkir 4 1 Jumlah 4 16 Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Ketentuan sebagaimana digambarkan pada tabel berikut dengan ketentuan kelas sebagai berikut: Kelas I
: Sangat mendukung
Kelas II
: Mendukung
Kelas III
: Kurang mendukung
Kelas IV
: Tidak mendukung
50
Tabel 3.11 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik Kelas
Tingkat Penilaian
I
Sangat Mendukung
Jenjang Rata-rata Harkat 16,2 – 20
II
Mendukung
12,4 – 16,1
III
Kurang Mendukung
8,6 – 12,3
IV
Tidak Mendukung
3,8 – 8,5
Pemerian Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang kurang dukungan fisiknya, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan fisik terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
51
Tabel 3.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan Budaya Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian Harkat I Sangat Mendukung 45,5 – 56 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata, berdasarkan parameterparameter yang ditetapkan
II
Mendukung
35 – 45,4
III
Kurang Mendukung
24,5 – 34,9
IV
Tidak Mendukung
10,5 – 24,4
Suatu kawasan besar dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang kurang dukungan sosial dan budayanya, berdasarkan parameterparameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
52
Tabel 3.13 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas Kelas
Tingkat Penilaian
I
Sangat Mendukung
Jenjang Rata-rata Harkat 13 – 16
II
Mendukung
10 – 12
III
Kurang Mendukung
7–9
IV
Tidak Mendukung
3–6
Pemerian Suatu kawasan yang sangat besar dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang sangat besar dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
Suatu kawasan yang kurang dukungan aksesbilitas, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
53
Tabel 3.14 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas Kelas
Tingkat Penilaian
Jenjang Rata-rata Harkat 13 – 16
I
Sangat Mendukung
II
Mendukung
III
Kurang Mendukung
7–9
IV
Tidak Mendukung
3–6
10 – 12
Pemerian Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fasilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fasilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang kurang dukungan fasilitas, berdasarkan parameterparameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan fasilitas terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.15 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata kelas
I
Tingkat Penilaian Sangat Mendukung
Jenjang rata-rata harkat 88-108
Pemerian
Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang
54
II
Mendukung
68-87
III
Kurang Mendukung
48-67
IV
Tidak Mendukung
28-47
sangat memadai. Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang memadai. Suatu kawasan kurang didukung oleh fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, aksessibilias, fasilitas wisatawan, berdasarkan parameterparameter yang ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana, aksessibilias yang memadai. Tidak terdapat dukungan terhadap objek wisata ditempat penelitian.
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
b. Metode analisis kualititatif deskriptif Dalam penelitian ini data yang telah di analisis kemudian di sajikan dalam analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada dan diukur dengan persentase.
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Aspek Fisik a. Letak Dan Luas Dibawah ini adalah peta lokasi penelitian Situ Cipondoh, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh
55
56
Secara Geografis, Situ Cipondoh terletak di kawasan Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang Kota Tangerang dengan luas awal lebih kurang 170 Ha, yang terdiri dari perairan seluas 50 Ha, dan 120 Ha berupa daratan. Batas wilayah situ di sebelah utara dan timur adalah Jl. KH. Hasyim Ashari, sebelah barat adalah perumahan Cipondoh Indah serta sebelah selatan adalah jalan tol Jakarta-Merak. b. Iklim Kondisi iklim pada Kawasan Situ Cipondoh mengacu pada kondisi iklim Kota Tangerang, sehingga kawasan Situ Cipondoh
memiliki
kesamaan iklim dengan Kota Tangerang yaitu beriklim D (sedang) menurut iklim Schmit Ferguson dengan curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2.000 mm. Wilayah Kota Tangerang termasuk daerah tropis beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27ºC dengan kelembapan antara 80% sampai 90%.1 c. Hidrologi Secara umum wilayah Kota Tangerang dialiri oleh 3 DAS (Daerah Aliran Sungai) yaitu DAS Cisadane, DAS Ciarab dan DAS Angke. DAS Cisadane mempunyai panjang 15km, lebar 100m, tinggi 5,35M dan debit air sebesar 70m3/detik. Lalu DAS Ciarab mempunyai panjang 4m, lebar 11m tinggi 3,5m dan debit air sebesar 12m3/detik. Dan DAS Angke mempunyai panjang 10km, lebar 12m, tinggi 5,5m dan debit air sebesar 18m3/detik.2 Selanjutnya, menurut wawancara Situ Cipondoh adalah Situ yang awlanya terbentuk dari rawa yang tidak terurus dan dialihfungsikan sebagai danau/situ untuk menjadi wadah air di sekitar kawasan Cipondoh.
1 2
BMG Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, 2015 Kota Tangerang Dalam Angka, 2012
57
d. Topografi Kondisi topografi kawasan Situ Cipondoh mengacu pada kondisi Kecamatan Cipondoh. Ketinggian tanah berkisar di angka 14,0 mdpl, sedangkan kemiringan lahannya adalah 0-3%3 e. Pengguunaan Lahan Di sekitar Situ Cipondoh pada bagian yang mengalami pendangkalan dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian lahan basah sehingga perlu kontrol yang lebih ketat agar tidak beralih fungsi. Selama ini Situ Cipondoh difungsikan sebagai pengendali banjir, irigasi, cadangan air baku dan rekreasi.4 f. Keanekaragaman Hayati Menurut pengamatan penulis, ekosistem situ pada dasarnya menyerupai ekosistem danau, sehingga keanekaragaman hayati keduanya hampir sama. Keanekaragaman hayati berupa: 1. Flora Beberapa jenis tumbuhan air yang ditemukan di situ Cipondoh adalah eceng gondok (eichornia crassipes), teratai (nymphaea sp.), ganggang (hydrilla verticillata), dan kangkung (ipomea aquatica). 2. Fauna Beberapa jenis fauna yang ditemukan di Situ Cipondoh antara lain berbagai jenis zooplankton, ikan, dan burung. Beberapa jenis ikan antara lain betok (anabas testudineus), sapu-sapu (hyposarcus pardalis), tambakan (helostoma temminckii), mujair (oreochromis mossambicus),
gabus
(ophiocephalus
striatus),
lele
(clarias
batrachus), dan nila (oreochromis niloticus). Sedangkan beberapa jenis burung yang dapat ditemukan di Situ Cipondoh antara lain, pecuk ular (anhinga melanogaster), blekok sawah (ardeola speciosa), 3 4
LKPJ Walikota Tangerang, 2013 Ibid, 2013
58
kokoan (ixobrychus cinnamomeus), tikusan kaki kuning (porzana pussila), dan mandar besar (porphoryo porphoryo).5 g. Kualitas Mutu Air Situ Cipondoh Dibawah ini adalah tabel yang menyajikan tentang mutu air Situ Cipondoh. Tabel 4.1 Status Mutu Air Situ Cipondoh Nilai Indeks Pencemaran Bagian Situ Cipondoh
Okt-
Status Mutu
2015
Nov-
Status Mutu
2015
Utara
8,71
Cemar Sedang
6,17
Cemar Sedang
Perum PDK/Barat Daya
3,74
Cemar Sedang
13,68
Cemar Berat
R.M Putri Sunda/Barat Daya
11,28
Cemar Berat
7,04
Cemar Sedang
Timur Laut
5,36
Cemar Sedang
3,34
Cemar Ringan
Selatan
6,46
Cemar Sedang
6,30
Cemar Sedang
Tenggara
6,46
Cemar Sedang
4,10
Cemar Ringan
Timur
6,83
Cemar Sedang
4,00
Cemar Ringan
Tengah
6,99
Cemar Sedang
3,33
Cemar Sedang
Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang, 2015 Keterangan: Nilai Indeks Pencemaran (IP): 0 Sampai 1,0 = Kondisi Baik 1,0 Sampai 5,0 = Cemar Ringan 5,0 Sampai 10 = Cemar Sedang <10 = Cemar Berat Berdasarkan tabel diatas, keadaan mutu air di Situ Cipondoh sangat memprihatinkan. Mayoritas kawasan ini sudah tercemar dengan status cemar ringan, sedang, bahkan berat. Berdasarkan nilai indeks pencemaran, nilai terendah yaitu sebesar 3,33 di bagian tengah, dan nilai terbesar untuk angka pencemaran di Situ Cipondoh adalah 13,68 di bagian Perumahan PDK/Barat Daya diakibatkan oleh pembuangan limbah perumahan yang mengalir ke Situ Cipondoh. Tanpa adanya 5
Yustisia Kristiana, Potensi Situ Cipondoh Sebagai Kawasan Wisata Dan Fungsi Konservasi Di Kotamadya Tangerang, (Jakarta: Tidak Dipublikasikan), 2011, h. 123
59
usaha untuk memperbaiki kondisi di Situ Cipondoh, hal ini tentunya akan mengganggu kelangsungan ekologi dan ekosistem situ. 2. Aspek Sosial dan Budaya a. Komposisi Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.6 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cipondoh NAMA LUAS WILAYAH PENDUDUK NO. KELURAHAN (Km2) (Jiwa) 1 Cipondoh 2,26 24.285 2
Cipondoh Makmur
3
Cipondoh Indah
4
Poris Plawad
5
Poris Plawad Utara
6
Poris Plawad Indah
7
Kenanga
8
Gondrong
9
Petir
10 Ketapang
1,48
26.699
1,33
23.808
2,05
13.752
2,04
20.060
2,08
16.834
2,57
13.508
1,87
17.965
1,9
21.980
1,8
12.800
KEC. CIPONDOH 19,38 191.691 Sumber: Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh, 2015
6
Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh., 2015, h. IV-3
JML RW. 12
JML RT. 65
12
81
10
119
12
51
8
45
16
73
6
34
6
34
10
67
8
44
100
613
60
Jumlah penduduk Kecamatan Cipondoh pada tahun 2015 mencapai sekitar 191.691 jiwa dengan jumlah rumah tangga mencapai sekitar 61.257 rumah tangga. Kepadatan penduduk Kecamatan Cipondoh pada tahun 2015 mencapai sekitar 9.891 jiwa/km2 menurun jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk pada tahun 2014 mencapai 9.938 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan Cipondoh Makmur dengan jumlah penduduk 18.040 orang/km2, sedangkan Kelurahan Kenanga memiliki kepadatan terendah dengan jumlah penduduk 5.256orang/km2. Ketapang , 6589 Petir , 11073 Gondrong , 9216 Kenanga , 6989 Poris Plawad Indah, 8350 Poris Plawad Utara , 10256
Cipondoh , 12333 Cipondoh Makmur , 13464 Cipondoh Indah , 11892 Poris Plawad , 7544
Sumber: Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh, 2015 Grafik 4.1 Jumlah Penduduk laki-laki Se-Kecamatan Cipondoh
61
Ketapang , 6211 Cipondoh , 11952
Petir , 10907
Cipondoh Makmur , 13235
Gondrong , 8749
Cipondoh Indah , 11916
Kenanga , 6519 Poris Plawad Indah, 8484 Poris Plawad Utara , 9804
Poris Plawad , 6208
Sumber: Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh, 2015 Grafik 4.2 Jumlah Penduduk Perempuan Se- Kecamatan Cipondoh Dari dua grafik diatas, Pada tahun 2015, jumlah penduduk di Kecamatan Cipondoh sebesar 191.691 jiwa yang terdiri dari jumlah lakilaki 97.706 jiwa dan perempuan 93.985 jiwa dengan sex ratio sebesar 103,96 dengan kata lain setiap 100 jumlah penduduk perempuan terdapat 103,96 penduduk laki-laki.
b. Acara Kebudayaan Menurut hasil pengamatan penulis ditambah dengan hasil wawancara disimpulkan bahwa, di kawasan situ Cipondoh acara kebudayaan sangat minim, hanya ada satu acara kebudayaan, yaitu adanya Pencak Silat dari organisasi Betawi kawasan Situ Cipondoh yang diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu pagi.
62
3. Aspek Aksesbilitas Kawasan Situ Cipondoh adalah kawasan yang cukup strategis. Dimana posisinya berada tepat di sebelah jalan KH Asyim Asyari, Kota Tangerang. Dan jalan ini adalah akses utama dari arah Jakarta Selatan menuju Kota Tangerang, begitu pula sebaliknya. Untuk menuju kawasan Situ Cipondoh bisa diakses dari beberapa arah, yaitu : 1. Keluar tol Kebon Nanas, Cikokol, RS Usada Insani, Situ Cipondoh. 2. Keluar tol Puri Kembangan, Duri Kosambi, Gondrong, Situ Cipondoh. 3. Keluar tol Green Lake City, Gondrong, Situ Cipondoh. 4. Terminal Kali Deres, Ampera, Poris, Situ Cipondoh. 5. Terminal Blok M, Ciledug, Situ Cipondoh. Untuk wisatawan yang menggunakan jasa angkutan umum bisa menaiki angkutan perkotaan (angkot) B.02 Jurusan Cikokol – Cipondoh, dan angkot R.10 jurusan Cipondoh. Untuk frekuensi jumlah angkot menuju Cipondoh, penulis mengamati cukup banyak dan tersebar. Selanjutnya tidak jauh dari kawasan Situ Cipondoh tepatnya di seberang pun terdapat kantor pemerintahan, yaitu Kantor Kecamatan Cipondoh.
4. Aspek Fasilitas Fasilitas yang terdapat pada Situ Cipondoh terdiri dari: 1. Taman rekreasi beserta saung 2. Gapura Situ Cipondoh 3. Tempat parkir yang memadai 4. Outbond 5. WC/kamar mandi 6. Tempat kuliner seperti restoran ataupun warung makanan
63
B. Analisis Potensi Situ Cipondoh Sebagai Objek Wisata 1. Analisis Kondisi Fisik Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata Pada aspek ini akan dilihat bagaimana kondisi fisik kawasan objek wisata Situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian kondisi fisik, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi pengembangan dilihat dari tingkat penilaian fisik Situ Cipondoh, seperti terlihat pada tabel 4.3:
No 1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 4.3 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Produktivitas Tanah a. Tanah Subur b. Tanah Tadah Hujan c. Tanah Irigasi Penggunaan Lahan a. Hutan b. Ladang c. Perkebunan d. Daerah Pemukiman Morfologi a. Pegunungan b. Perbukitan c. Dataran Keberadaan bentang air a. Sungai b. Mata air c. Situ d. Sumur Kebersihan lingkungan a. Bebas dari polusi udara b. Bebas dari Polusi air
Ada 3 4
Ada 2 3
Ada 1 2
Tidak Ada 1
Nilai Skor 3
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1 3
Ada 3 4
Ada 2 3
Ada 1 2
1 1
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1 3
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
64
c. Bebas dari polusi bising d. Bebas dari limbah domestik
4
3
2
1
1 Total Skor
11
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.4: Tabel 4.4 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian Harkat I Sangat Mendukung 16,2 – 20 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan II
Mendukung
12,4 – 16,1
III
Kurang Mendukung
8,6 – 12,3
IV
Tidak Mendukung
3,8 – 8,5
Suatu kawasan besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang kurang didukungan fisiknya, berdasar kan parameter – parameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan fisik terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada faktor fisik jumlah skor sebesar 11 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh memiliki potensi yang kurang mendukung untuk dikembangkan.
65
2. Analisis Kondisi Sosial Budaya Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata Pada aspek ini akan dilihat bagaimana kondisi sosial dan budaya kawasan objek wisata situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian kondisi sosial budaya, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi pengembangan dilihat dari tingkat penilaian kondisi sosial dan budaya di kawasan objek wisata situ Cipondoh, seperti yang terlihat pada tabel 4.5:
No 1.
Tabel 4.5 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Pola mata pencaharian penduduk : a. Keragaman mata pencaharian 1. Petani 2. PNS 3. Pedagang 4. Swasta b. Dominasi mata pencaharian
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
Tidak Ada 1
Nilai Skor
4
Pertanian / perkebunan > 75% 4
Pertanian / perkebunan 50% - 75% 3
Pertanian / perkebunan < 50% 2
4 1
66
2.
3.
Artefak a. Keberadaan dan dominasi bentuk rumah 1. Rumah Gudang 2. Rumah gebyong (seluruhnya dari papan) 3. Rumah semi permanen 4. Rumah permanen
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
b. Keberadaan dan dominasi perlengkapan rumah tinggal 1. Bale 2. Teras rumah 3. Kolam dan pancuran 4. Kandang hewan c. Keberadaan dan dominasi pakaian 1. Ikat kepala 2. Peci/ kerudung 3. Baju koko 4. Kebaya Adat Istiadat a. Upacara keagamaan b. Tata cara/adat perkawinan c. Tata cara/adat kehamilan
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
4
3
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
3
Ada 3 4
Ada 2 3
Ada 1 2
1
4
67
d. Tata cara/adat kelahiran 4.
5.
6
Keragaman objek yang dapat di amati a. Panorama perairan b. Panorama tanaman hias c. Makam yang dikramatkan d. Bangunanbangunan adat Variasi kegiatan yang dilakukan wisatawan a. Olahraga b. Sepeda air c. memancing d. Mengunjungi pusat kerajinan Event-Event Budaya a. Upacara 1) Upacara Sunatan 2) Upacara perkawinan 3) Upacara kelahiran 4) Upacara kematian
Ada 4 4
b. Cerita Rakyat/Legenda 1) Legenda nama daerah 2) Legenda Upacara Adat 3) Legenda sungai Cisadane
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
2
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
2
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1
3
68
4) Legenda Nyimas Melati
7
c. Kesenian 1) kecapi 2) Jaipongan 3) Pencaksilat 4) Debus Cenderamata lokal a. Makanan olahan khas 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis b. Home Industry 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis c. Produk pertanian segar 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1 3
Ada 4 4
Ada 3 3
Ada 2 2
Ada 1 1 2
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1 1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1 1
Total Skor Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam,1996,dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
40
69
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.6: Tabel 4.6 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Pada Faktor Sosial dan Budaya Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian Harkat I Sangat Mendukung 45,5 – 56 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata, berdasarkan parameter – parameter yang ditetapkan II Mendukung 35 – 45,4 Suatu kawasan besar dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata, berdasarkan parameter parameter yang ditetapkan III Kurang Mendukung 24,5 – 34,9 Suatu kawasan yang kurang dukungan sosial dan budayanya, berdasarkan para meter-parameter yang ditetapkan IV Tidak Mendukung 10,5 – 24,4 Tidak terdapat dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada faktor sosial dan budaya, jumlah skor sebesar 40 yang berarti bahwa kondisi Situ Cipondoh mendukung untuk dijadikan tujuan wisata. Namun harus lebih dikembangkan kebudayaan asli daerah sehingga tidak terkikis oleh modernisasi dan pengaruh dari budaya asing. 3. Analisis Kondisi Aksesbilitas Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh sebagai daerah Tujuan Wisata Pada aspek ini akan dilihat bagaimana aksesbilitas menuju kawasan objek wisata situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian
70
aksesbilitas, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi pengembangan dilihat dari tingkat penilaian kondisi aksesbilitas menuju kawasan objek wisata situ Cipondoh, seperti yang terlihat pada tabel 4.7:
No 1.
Tabel 4.7 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Aksesbilitas Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Kondisi jalan.
Sangat
Nilai Skor
Baik
Kurang
Buruk
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
4
Sangat
Mudah/
Cukup/
Sukar/
3
kendaraan umum
mudah/>25
24-17
16-10
<9 kali
dari/menuju objek
kali
kali
kali
4
3
2
1
baik
2.
3.
Jenis kendaraan/alat transportasi yang digunakan menuju lokasi. a. Bus b.Kendaraan pribadi (sedan, carry) c. Angkutan umum d. Sepeda motor Frekuensi
(buah/hari) 4.
Jarak
lokasi
Dekat
Cukup
Jauh
Sangat
dengan
pusat
(>5 km)
jauh
(19-13
jauh
pemerintahan dan
(12-6
km)
(20 km)
fasilitas kota
km) 2
1
4 Total Skor
3
3
3
13
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
71
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.8:
Kelas
Tabel 4.8 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian Harkat
I
Sangat Mendukung
13 – 16
II
Mendukung
10 – 12
III
Kurang Mendukung
7–9
IV
Tidak Mendukung
3–6
Suatu kawasan yang sangat besar dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter – parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang sangat besar dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameterparameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang kurang dukungan aksesbilitas, ber dasarkan parameter – parameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada aspek aksesbilitas, jumlah skor terbesar 13 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh sangat mendukung untuk dikembangkan karena sangat mudah dijangkau oleh pengunjung dan jenis kendaraan yang dapat digunakan sangat bervariasi. 4. Analisis Kondisi Fasilitas Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata Pada aspek ini akan dilihat bagaimana keberadaan fasilitas di kawasan objek wisata situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian fasilitas, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi
72
pengembangan dilihat dari tingkat penilaian kondisi fasilitas di kawasan objek wisata situ Cipondoh, yang terlihat pada tabel 4.9:
No 1.
2.
3.
4.
Tabel 4.9 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Sarana a. Rumah makan b. Toko souvenir/cenderamata c. Olahraga d. Transportasi Prasarana a. Kantor pos b. Telepon umum/wartel c. Puskesmas/Klinik d. Air bersih Akomodasi a. Home stay b. Pondok/wisma peristirahatan c. Bungalau d. Buper Luasan Tempat Parkir
Total Skor
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Sangat Mudah/>2 5 kali 4
Mudah/24 -17 kali
Cukup/1610 kali
Sukar/<9 kali
3
2
1
2
Ada,
Ada,
Ada, tidak
Tidak
4
teralokasi
teralokasi
teralokasi,
ada
baik, luas
baik, luas
luas tidak
memadai
tidak
memadai
3
1
memadai 4
3
2
1
Total Skor Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
10
73
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.10:
Kelas
Tabel 4.10 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian Harkat 13 – 16
Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fasilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang sangat besar II Mendukung 10 – 12 dukungan fasilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Suatu kawasan yang kurang III Kurang Mendukung 7–9 dukungan fasilitas, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan Tidak terdapat dukungan IV Tidak Mendukung 3–6 fasilitas terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: I
Sangat Mendukung
2007:36) dalam (Septiyani Aziz: 2014:46) Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada aspek fasilitas, jumlah skor sebesar 10 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh mendukung untuk dikembangkan, fasilitas tersedia dengan baik, namun juga ada beberapa fasilitas yang harus diperbaiki dan dilengkapi.
74
C. Analisis Ekologi Terhadap Potensi Wisata Situ Cipondoh Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oi-kos= rumah tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati disekitarnya. Dalam pengertian makhluk hidup ini termasuk manusia sebagai salah satu jenis makhlik hidup.7
Tindakan manusia
Menyebabkan
Pengaruh terhadap lingkungan
Mengakibatkan
Dampak terhadap lingkungan
Sumber: Moh. Soerjani,Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Gambar 4.2 Dampak lingkungan sebagai akibat dari tindakan manusia Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam hal ini manusia meliputi berbagai usulan, legislatif, kebijaksanaan, program, proyek dan prosedur operasional. Pengaruh terhadap lingkungan didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung dan dipercepat oleh tindakan-tindakan manusia (misalnya erosi tanah, penecemaran, dan sebagainya).8 Terkait dengan pembahasan potensi wisata situ Cipondoh, hubungan timbal balik manusia (wisatawan) dengan alam (situ Cipondoh) penulis menilai kurang adanya interaksi yang bagus. Itu ditandai dengan masihnya wisatawan membuang sampah sembarangan. Memang keadaan di lapangan menunjukkan bahwa fasilitas tempat sampah di situ Cipondoh kurang, namun itu bukan menjadi alasan wisatawan untuk membuang sampah dengan seenaknya. Menjadi keharusan untuk setiap wisatawan untuk mempunyai pola pikir untuk menjaga 7
Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI-Press, 2008), h. 2 8 Ibid., h.214.
75
dan melestarikan suatu obyek wisata. Akibatnya selain menimbulkan bau yang tidak sedap, pemandangan sekitar pun menjadi tidak enak untuk dilihat. Penulis juga mengamati selain masalah sampah, masalah pengelolaan situ Cipondoh juga belum berjalan optimal. Kurangnya beberapa fasilitas, seperti tempat sampah dan air bersih untuk WC. Padahal ini adalah satu bagian yang vital dalam fasilitas di objek wisata. Selain wisatawan dan pengelola, penduduk sekitar Situ Cipondoh harus pula menjaga situ ini. Terlihat di tabel 4.1 betapa mirisnya ketika status mutu air Situ Cipondoh dikategorikan tercemar. Bahkan pada November 2015, terlihat di bagian Barat Daya/Perum PDK angka pencemaran air begitu besar yaitu 13,68% yang artinya tercemar berat dan bisa merusak ekosistem yang ada di Situ Cipondoh ini. Di bagian tersebut menjadi bagian yang sangat tercemar disebabkan oleh limbah pembuangan di sekitar perumahan yang dibuang ke Situ Cipondoh. Masalah kualitas mutu air Situ Cipondoh ini harusnya lebih dicermati oleh instansi terkait yaitu pemerintah dan pihak pengelola. Karena kalau ini dibiarkan terus menerus akan menggangu ekosistem yang hidup di sekitar Situ Cipondoh. Selain itu masalah lainnya adalah timbul penyakit seperti demam berdarah, disentri radang mata (conjunctivitis) dsb. Perlunya revitalisasi dalam segala aspek tidak hanya sarana prasarana melainkan aspek kelingkungan. Tabel 4.11 Jumlah Hasil Pengharkatan No
Parameter
Hasil Skoring
Kategori
1
Kondisi fisik
11
Tidak Mendukung
2
Kondisi sosial dan budaya
40
Mendukung
3
Aksesbilitas
13
Sangat mendukung
4
Fasilitas
10
Mendukung
74
Mendukung
Jumlah Sumber: Hasil Perhitungan 2016
76
Dari hasil skoring pengharkatan Situ Cipondoh sebagai daerah tujuan wisata didapatkan skor 74 yang masuk dalam kategori yang dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut. Tabel 4.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata kelas
Tingkat
Jenjang
Penilaian
rata-rata
Pemerian
harkat I
Sangat
88-108
Mendukung
II
Mendukung
68-87
III
Kurang
48-67
Mendukung
IV
Tidak Mendukung
28-47
Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang sangat memadai. Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang memadai. Suatu kawasan kurang didukung oleh fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, aksessibilias, fasilitas wisatawan, berdasarkan parameterparameter yang ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana, aksessibilias yang memadai. Tidak terdapat dukungan terhadap objek wisata ditempat penelitian.
Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
77
Berdasarkan hasil skoring keseluruhan, diperoleh hasil 74 yang masuk dalam kelas II yaitu mendukung. Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan budaya, aksesibilitas, dan fasilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan. Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas, jika dianalisis dengan pendekatan ekologi, dari keempat aspek yang di analisis, aspek fasilitas, sosial budaya dan aksesbilitas
mempunyai potensi yang mendukung dalam pengembangan
kawasan objek wisata. Namun, aspek fisik tidak mendukung, dengan skor 11. Menurut tabel 4.3 aspek fisik, dari beberapa poin bebas pencemaran, yaitu bebas dari polusi udara, bebas dari Polusi air, bebas dari polusi bising, dan bebas dari limbah domestik. Karena letaknya yang strategis di pinggir jalan utama Kota Tangerang, polusi udara dan kebisingan kendaraan menjadi hal yang tidak terhindarkan. Menurut penulis, solusi yang penulis sampaikan adalah menambahkan vegetasi seperti pepohonan rindang, lalu berbagai macam tumbuhtumbuhan. Penambahan berbagai macam vegetasi ini akan meminimalisir udara kotor akibat polusi dari kendaraan dan menambah asri kawasan Situ Cipondoh sehingga wisatawan menjadi nyaman berkujung. Lalu permasalahan polusi bising penulis memberikan solusi adalah dengan membangun tembok besar untuk meminimalisir suara kendaraan. Selanjutnya permasalahan polusi limbah domestik dan polusi air memang menjadi permasalahan utama. Menurut Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang pada tabel 4.1 angka pencemaran di Situ Cipondoh termasuk kedalam kategori ringan sampai berat. Hal ini tentu kedepannya akan menggangu keadaan ekologi dan ekositem di kawasan Situ Cipondoh. Menurut penulis, solusi yang dapat penulis sampaikan adalah melakukan revitalisasi dan memberikan penyuluhan kepada warga yang tinggal di sekitar Situ Cipondoh tentang pentingnya kesadaran untuk tidak membuang limbah ke Situ Cipondoh dan menata ulang struktur pembuangan limbah.
78
Lalu pada aspek sosial dan budaya menempati hasil skoring 40 yang berarti mendukung untuk pengembangan potensi wisata. Menurut wawancara dengan kepala pengelola Situ Cipondoh, setiap hari Sabtu dan Minggu pagi diadakan latihan pencak silat dari komunitas Betawi Cipondoh. Berarti ada keterkaitan ekologi dalam hal interaksi warga Cipondoh dengan Situ Cipondoh untuk kegiatan kebudayaan. Namun penulis melihat ini belumlah cukup. Harus ada penambahan kegiatan kebudayaan untuk menambah kekhasan Situ Cipondoh sebagai objek wisata dan menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Situ Cipondoh. Selanjutnya pada aspek aksesbilitas menempati hasil skoring 13 yang berarti sangat mendukung. hal ini dikarenakan kawasan Situ Cipondoh berada dalam posisi strategis yaitu berada di sisi Jalan K.H Hasyim Asyari yang notabene adalah salah satu jalan utama di Kota Tangerang dan sebagai penghubung antara Kota Tangerang dengan DKI Jakarta. Selain itu, akses kendaraan umum begitu mudah. Ini tentunya menjadi suatu hal yang positif bagi sektor kepariwisataan Situ Cipondoh. Namun dampak negatifnya adalah tata letak Situ Cipondoh yang berada tepat disisi jalan membuat polusi udara dan kebisingan tidak dapat dihindarkan. Membuat keadaan ekologi di sekitar Situ Cipondoh menjadi terganggu. Dan aspek terakhir yang akan dibahas adalah aspek fasilitas, dengan menempati hasil skoring 10 yang artinya mendukung untuk pengembangan Situ Cipondoh sebagai objek wisata. Berdasarkan hasil observasi, fasilitas yang ada di dalam berupa taman, tempat parkir, outbond, WC/kamar mandi, tempat kuliner seperti warung makan. Selanjutnya di luar kawasan Situ Cipondoh terdapat kantor pos, dan Kantor Kecamatan Cipondoh. Penulis melihat fasilitas di Situ Cipondoh cukup baik, namun ada beberapa hal yang harus ditingkatkan kualitasnya seperti WC/kamar mandi, dan outbond. WC/kamar mandi di Situ Cipondoh kurang terawat dan airnya kotor. Tentunya ini dapat menganggu
79
wisatawan untuk memakai fasilitas ini. Pada bagian outbond juga terlihat kurang terawat. Hal ini tentunya akan berdampak pada berkurangnya minat wisatawan untuk memakai fasilitas ini. Dan juga berdampak pada pemasukkan kas dari bagian outbond ini. Selain itu, kurangnya cinderamata khas daerah, Agar kawasan ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, hendaknya pemerintah dan pengelola saling bekerjasama untuk memajukan wisata di situ Cipondoh. Di dalam upaya pengembangan situ Cipondoh menjadi obyek wisata, hendaknya dengan memperhitungkan ekologi situ tersebut dan penataan sarana prasarana wisata sebaiknya dibangun diluar sempadan situ sehingga tidak mengorbankan vegetasi seperti pohon-pohon. Konsep ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat (Fandeli, 1995). Konsep wisata dengan pendekatan konservasi, dalam bentuk pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan dengan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumber daya alam . selain itu juga perlu partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan dan pengawasan untuk menjaga keutuhan alam. Namun dengan segala kekurangan keterbatasan yang telah disebutkan diatas, dalam pengelolaan, penulis melihat ada nilai unggul yaitu mayoritas pengelolaan di situ cipondoh dikelola oleh masyarakat sekitar Cipondoh yaitu masyarakat RW 02 Kecamatan Cipondoh. Kepala pengelolanya yaitu bernama Bapak Jack Sani.
Kurangnya bantuan dari pemerintah tidak mengurungkan
semangat warga sekitar untuk membangun suatu kawasan wisata. Mereka tetap berusaha untuk memajukan wisata situ Cipondoh. Disini terlihat nilai ekologis pun terlihat nyata, yaitu adanya interaksi atau hubungan timbal balik antara warga RW 02 Kecamatan Cipondoh dengan Situ Cipondoh.
80
Dengan berbagai deskripsi dan analisis ekologi terhadap potensi wisata di Situ Cipondoh, terlihat masih banyak aspek yang belum berjalan dengan baik, seperti kualitas mutu air di sekitar situ Cipondoh yang termasuk dalam kategori tercemar, masalah sampah, sarana prasarana yang belum optimal, dan keterbatasan kepengelolaan Situ Cipondoh tidak membuat Situ Cipondoh tidak layak menjadi objek wisata. Letak yang strategis dan Situ Cipondoh merupakan Situ terbaik di wilayah Kota Tangerang yang paling besar potensi wisatanya. Maka dari segala kekurangan yang ada di Situ Cipondoh, pemerintah, pengelola dan warga sekitar Situ Cipondoh harus saling bekerjasama dan ikut beperan aktif dalam menjaga, merawat, melestarikan, dan mengoptimalkan supaya keadaan ekologi Situ Cipondoh akan jauh lebih baik dan menjadi objek wisata favorit di wilayah Kota Tangerang dan provinsi Banten pada umumnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karakteristik potensi wisata Situ Cipondoh dibagi menjadi 4, yaitu karakteristik fisik, sosial dan budaya, aksesbilitas dan fasilitas. Selanjutnya hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi fisik Situ Cipondoh memiliki skor 11 yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor potensi sosial budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Kemudian skor potensi aksesbilitas adalah 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor keberadaan fasilitas adalah 10 yang berarti mendukung. Jumlah seluruh skor adalah 74 yang berarti bahwa Situ Cipondoh mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata Dengan berbagai deskripsi dan analisis ekologi terhadap potensi wisata di Situ Cipondoh, terlihat masih banyak aspek yang belum berjalan dengan baik, seperti kualitas mutu air di sekitar situ Cipondoh yang termasuk dalam kategori tercemar, masalah sampah, sarana prasarana yang belum optimal, dan keterbatasan kepengelolaan Situ Cipondoh tidak membuat Situ Cipondoh tidak layak menjadi objek wisata. Letak yang strategis dan Situ Cipondoh merupakan Situ terbaik di wilayah Kota Tangerang yang paling besar potensi wisatanya. Maka dari segala kekurangan yang ada di Situ Cipondoh, pemerintah, pengelola dan warga sekitar Situ Cipondoh harus saling bekerjasama dan ikut beperan aktif dalam menjaga, merawat, melestarikan, dan mengoptimalkan supaya keadaan ekologi Situ Cipondoh akan jauh lebih baik dan menjadi objek wisata favorit di wilayah Kota Tangerang dan provinsi Banten pada umumnya.
81
82
B. Saran 1. Bagi pengelola Situ Cipondoh yaitu organisasi masyarakat RW.02 dan LSM diharapkan dapat meningkatkat kualitas kepengelolaan dan sarana prasarana untuk lebih meningkatkan antusiasme masyarakat Cipondoh dan Kota Tangerang untuk berkunjung ke Situ Cipondoh. Selain itu lebih mempererat lagi kerjasama dengan instansi terkait untuk mendukung gerakan melestarikan Situ Cipondoh. 2. Bagi Pemerintah Kota Tangerang diperlikan perhatian lebih untuk bisa meningkatkan kelestarian Situ Cipondoh dengan membuat dinding pembatas yang kokoh
dan menambah sarana prasarana sebagai syarat majunya
pariwisata di suatu daerah. Selain itu agar kualitas Situ Cipondoh akan terjaga dengan baik. Selain itu perlunya revitalisasi agar ekologi dan ekosistem di kawasan Situ Cipondoh bisa terjaga dengan baik. 3. Bagi wisatawan diharapkan untuk mempunyai pola pikir yang baik selalu menjaga kebersihan di sekitar kawasan Situ Cipondoh agar keindahan dan kelestarian Situ Cipondoh akan selalu terjaga dengan baik. 4. Bagi rekan mahasiswa dan peneliti lain diharapkan untuk terus meneliti Situ Cipondoh sehingga menambah khasanah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 164. A Rahman, Arofa, “Potensi Pengembangan Situ di Kota Bogor Sebagai Objek Wisata”, Tesis Pascasarjana Universitas Dipenogoro: 2010. Tidak dipublikasikan Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Aziz, Septiyani, “Potensi Pengembangan Wisata Pada Kawasan Objek Wisata Situ Gintung di Ciputat Tanggerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan: 2014. tidak dipublikasikan. Bachri, Thamrin B. Pariwisata Gagasan dan Pandangan, Jakarta, Koleksi Media Tour:1995. Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011. file.upi.edu/...GEOGRAFI/.../GEOGRAFI_PARIWISA. diakses tanggal 23 Juni 2015. Hermawan, Iwan. Geografi Sebuah Pengantar, Bandung: Private Publishing, 2009. Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2007. Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, 1986. Kota Tangerang Dalam Angka, 2012 LKPJ Walikota Tangerang, 2013 Muljadi, kepariwisataan dan perjalanan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Nisa, Jakiatin, “Studi Kelayakan Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Jawa Barat”, Skripsi, pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2007. tidak dipublikasikan.
83
84
Nyoman S, Pendit. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita, 1999. Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh., 2015. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 4, 2007. R, Bintarto dan Hadisumarmo, S. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES, 1987. Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Tangerang, Tahun 1996. Soerjani, Moh. Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, Jakarta: UI-Press, 2008. Spillane, James. J. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta, Kanisius, 1991. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Sumaatmadja, Nursid. Geografi pembangunan, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988. Suryanto Bagong. Metode Penelitian Sosial, Berbagai alternative Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007. Tim Penyusun FITK, Pedoman Penelitian Skripsi, Ciputat: FITK, 2013. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, pasal 1 ayat 1. Undang-Undang Dasar No. 10 Tahun 2009, pasal 1 ayat 2. Yoeti, Oka A. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa, 1996. http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/read/news /2012/6136/ lima-kriteria- menujukota - wisata.html). Perpres No 54 tahun 2008. https://id.wikipedia.org/wiki/Cipondoh,_Tangerang diakses tanggal 12 September 2015
85
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geografi diakses tanggal 15 Februari 2015. http://www.sandywarman.com/2014/10/daya-tarik-daerah-tujuan-wisata.html diakses tanggal 3 Agustus 2016 http://www.sridianti.com/pendekatan-geografi.html diakses tanggal 23 Juni 2015.
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
Foto Panorama Sekitar Situ Cipondoh
Foto Fasilitas Situ Cipondoh
Foto Kegiatan Wawancara dan Pengisian Kuesioner
JAWABAN KUISIONER RESPONDEN PENGUNJUNG VARIABEL
KRITERIA
FREKUENSI PERSENTASE
Jenis Kelamin
L P
22 18
55% 45%
Umur Responden
… - 20 21 – 39 40- 49 50 - …
14 20 5 1
35% 50% 12,5% 2,5%
Pekerjaan
Pelajar/mahasiswa Pedagang PNS/TNI Swasta Lainnya
25 3 4 8 0
62,5% 7,5% 10% 20% 0%
Pendidikan
SD SMP SMU D3 S1 Lainnya
1 5 21 8 5 0
2,5% 12,5% 52,5% 20% 12,5% 0%
Pendapatan per bulan
< 100.000 100.000 – 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 2.000.000 >2.000.000
0 8 15 11 6
0% 20% 37,5% 27,5% 15%
Daerah asal
Dalam Kota Luar Kota Tangerang Luar Banten Luar Negeri
23 11 6 0
57,5% 27,5% 15% 0%
Perjalanan
Sendiri Berdua Keluarga Rombongan
3 20 10 7
7,5% 50% 25% 17,5%
Cara Perjalanan
Berjalan Kaki Pribadi Umum Sewaan
5 28 3 4
12,5% 70% 7,5% 10%
Lama Berkunjung
< 30 30 – 60 Menit 60 – 120 Menit > 120 Menit
5 10 18 7
12,5% 25% 45% 17,5%
Informasi Obyek
Teman/Keluarga Koran Brosur TV Internet Lainnya
24 3 0 0 13 0
60% 7,5% 0% 0% 32,5% 0%
Daya Tarik
Keindahan Alam Memancing Wisata Air Budaya dan Sejarah Lainnya Tidak Ada
7 13 20 0 0 0
17,5% 32,5% 50% 0% 0% 0%
Keunikan
Banyak Jarang Tidak Ada
2 18 20
5% 45% 50%
Motivasi
Rekreasi Konvensi Mengunjungi teman/Keluarga Kesehatan/Olahraga Penelitian Lainnya
20 0 0 16 1 0
50% 0% 0% 40% 2,5% 0%
Kegiatan Wisata
Pasif Aktif
26 14
65% 35%
Pengembangan
Cocok Tidak Cocok
34 6
85% 15%
Pengembangan Fasilitas Wisata
Penambahan Atraksi Transportasi Jalan, Listrik, Air Sarana Penunjang Informasi Lainnya
7 3 5 15 10 0
17,5% 7,5% 12,5% 37,5% 25% 0%
Kembali Berkunjung
Ya Tidak
30 10
75% 25%
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14
Fasilitas yang tersedia Shelter Restoran Musholla Kamar Mandi / WC Tempat Sampah Pusat Souvenir Warung Makan Pos Informasi Pos Keamanan Pos Perpakiran Pos Retribusi Air Bersih Tempat Bermain anak Outbond
SB (Sangat Baik) Orang Presentase 7 17,5% 7 17,5% 2 5% 0 0%
Rating (Dalam Orang dan Presentase) Ba (Baik) C (Cukup) Bu (Buruk) Orang Presentase Orang Presentase Orang Presentase 15 37,5% 12 30% 3 7,5% 18 45% 8 20% 5 12,5% 7 17,5% 18 45% 3 7,5% 4 10% 10 25% 15 37,5%
SBU (Sangat Buruk) Orang Presentase 3 7,5% 2 5% 10 25% 11 27,5%
Orang 40 40 40 40
100% 100% 100% 100%
1
2,5%
5
12,5%
3
7,5%
21
52,5%
10
25%
40
100%
0
0%
0
0%
4
10%
13
32,5%
23
57,5%
40
100%
0
0%
10
25%
22
55%
5
12,5%
3
7,5%
40
100%
0
0%
3
7,5%
8
20%
17
42,5%
12
30%
40
100%
0
0%
6
15%
18
45%
4
10%
12
30%
40
100%
4
10%
7
17,5%
17
42,5%
12
30%
0
0%
40
100%
2
5%
21
52,5%
11
27,5%
6
15%
0
0%
40
100%
0 0
O% 0%
7 6
17,5% 15%
3 15
7,5% 37,5%
17 7
42,5% 17,5%
7 2
17,5% 5%
40 40
100% 100%
6
15%
21
52,5%
8
20%
3
7,3%
2
5%
40
100%
Hasil Tanggapan wisatawan terhadap fasilitas di Situ Cipondoh
Total Presentase
HASIL WAWANCARA ANALISIS GEOGRAFIS POTENSI WISATA DI SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN
Nama: Jack Sani Jabatan: Kepala Pengelola Situ Cipondoh
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bagaimanakah sejarah singkat Situ Cipondoh? Bagaimanakah sistem kepengelolaan Situ Cipondoh? Bagaimanakah keadaan sarana dan prasarana Situ Cipondoh? Bagaimanakah kontribusi pemerintah setempat dalam kepengelolaan Situ Cipondoh? Apakah Situ Cipondoh memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata? Apakah terjadi peningkatan pengunjung pada tiap minggunya? Apakah ada acara kebudayaan di sekitar Situ Cipondoh? Bagaimanakah harapan anda untuk Situ Cipondoh di tahun yang akan datang?
Jawaban: 1. Situ Cipondoh awalnya adalah rawa yang menggenang. Atas inisiatif pemerintah pusat dan pemerintah kota maka dibangunlah Situ Cipondoh. 2. Situ Cipondoh adalah wewenang pemerintah pusat. Atas inisiatif warga sekarang kepengelolaan Situ Cipondoh diurus dan di kelola oleh komunitas warga RW 02 Cipondoh. 3. Yah yang kita liat sekarang, Alhamdulillah sarana dan prasarana yang kita punya sudah cukup. Namun memang masih banyak kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana. 4. Sudah cukup bagus, kita sudah saling bekerjasama dengan pemerintah meski hasilnya belum memuaskan. 5. Ya. Orang dari Cipondoh dan Kota Tangerang seperti dari Jakarta dan Bogor sudah tahu akan Situ Cipondoh. Apalagi menurut saya, situ Cipondoh adalah situ yang bagus yang ada di wilayah Kota Tangerang. Tinggal pemerintah saja yang harus bisa meningkatkan kualitas Situ Cipondoh ini.
6. Yang saya ketahui, setiap minggunya pengunjung di Situ Cipondoh sudah bertambah selain untuk melihat Situ, pengunjung juga mampir ke rumah makan yang tersebar di luar Situ Cipondoh. 7. Ada. Setiap hari sabtu dan minggu pagi, di sini ada latihan pencak silat oleh komunitas betawi cipondoh. Dan menjual berbagai baju adat betawi. 8. Sebagai warga sini saya mengaharapkan Situ Cipondoh kedepannya semakin baik lagi, pemerintah juga mau ikut serta dalam pembangunan Situ Cipondoh agar pengunjung juga makin ramai.
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS GEOGRAFIS POTENSI WISATA DI SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN
Nama: Jabatan:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bagaimanakah sejarah singkat Situ Cipondoh? Bagaimanakah sistem kepengelolaan Situ Cipondoh? Bagaimanakah keadaan sarana dan prasarana Situ Cipondoh? Bagaimanakah kontribusi pemerintah setempat dalam kepengelolaan Situ Cipondoh? Apakah Situ Cipondoh memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata? Apakah terjadi peningkatan pengunjung pada tiap minggunya? Apakah ada acara kebudayaan di sekitar Situ Cipondoh? Bagaimanakah harapan anda untuk Situ Cipondoh di tahun yang akan datang?
Bagian I – Data Umum Responden 1. Nama Responden
: ..........................................
2. Lokasi Situ
: .......................................
3. Hari/Tanggal
: …………………………..
Analisis Geografis Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten Pengantar Tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengumpulkan data primer dalam rangka penyusunan skripsi mengenai “Analisis Geografis Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten” Program S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembar kuesioner ini disusun dalam rangka mengetahui respon masyarakat mengenai tingkat kepentingan dan penilaian atas keberadaan dan kegiatan operasional/pengelolaan dari Situ Cipondoh dan pemanfaatan Situ Cipondoh sebagai objek wisata. Melalui kuesioner ini diharapkan dapat diketahui bagaimana pandangan dan apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat di sekitar situ Cipondoh berkaitan dengan keberadaan dan pengelolaan situ sehingga dapat diambil langkah strategis selanjutnya. Sehingga diharapkan bantuan dari para responden untuk mengisinya dengan sungguh-sungguh, jujur dan benar dengan memilih jawaban dari pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check ( √ ) pada kotak jawaban yang tersedia. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i, kami ucapkan terima kasih. Kota Tangerang, September 2016 Hormat Saya Arif Putranto Mahasiswa Program S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama Responden : ........................................................ 1. Jenis Kelamin : Pria Wanita 2. Usia : < 20 tahun 20 – 29 tahun 30 – 39 tahun 40 – 49 tahun > 50 tahun 3. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Pedagang PNS/TNI Pegawai Swasta Lainnya ……… 4. Tingkat Pendidikan : SD atau yang sederajat SMP atau yang sederajat SMU atau yang sederajat Akademi Universitas Lainnya …….. 5. Tingkat Pendapatan per bulan : < Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 > Rp. 2.000.000,00 6. Daerah asal/tempat tinggal sekarang : Kota/Kabupaten Tangerang Di luar Kota/Kabupaten Tangerang
Di luar Provinsi Banten Luar Negeri 7. Perjalanan ke lokasi dilakukan secara : Sendiri Berdua Keluarga Rombongan 8. Kendaraan yang digunakan menuju lokasi : Berjalan kaki Kendar aan Pribadi Kendaraan Umum Kendaraan Sewaan 9. Lama berkunjung di lokasi : < 30 menit 30 menit – 60 menit 60 menit – 120 menit > 120 menit 10. Infomasi mengenai lokasi didapat dari : Teman atau keluarga Koran Brosur Televisi Internet 11. Daya tarik apa yang membuat Anda ingin mengunjungi lokasi situ ini : Menikmati keindahan alam Lokasi memancing Atraksi wisata air Budaya dan Sejarah Lainnya ……….. Tidak menarik
12. Apakah anda pernah menemukan atraksi wisata di lokasi ini pada obyek wisata lainnya ? Atraksi wisata di tempat ini banyak ditemukan air di tempat lain Atraksi wisata di tempat ini jarang ditemukan di tempat lain Atraksi wisata di tempat ini tidak ditemukan di tempat lain 13. Motivasi apa yang membuat Anda mengunjungi lokasi ini : Rekreasi Konvensi Mengunjungi teman/keluarga Kesehatan/olahraga Melakukan Penelitian Lainnya 14. Kegiatan yang Anda lakukan selama di lokasi : Pasif, hanya menikmati keindahan alam Aktif, melakukan kegiatan pada atraksi wisata air atau kegiatan lainnya 15. Menurut Anda, apakah kawasan situ ini cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata air? Cocok Tidak Cocok 16. Menurut Anda, setujukah Anda apabila situ ini dikembangkan menjadi kawasan wisata air ? Setuju Tidak setuju 17. Menurut Anda, apa yang paling utama dan mendesak di dalam pengembangan kawasan situ ini ? Penambahan atraksi Ketersediaan transportasi ke lokasi Insfrastuktur jalan, listrik, air bersih Sarana penunjang seperti akomodasi, rumah makan, toilet, keamanan, dll Informasi dan Promosi 18. Setelah anda berkunjung dan menikmati situ ini, apakah anda akan berkunjung ke situ ini kembali ? Ya Tidak
19. Menurut Anda, atraksi wisata apa yang sudah ada di lokasi ini ? (bisa pilih lebih dari satu jawaban) Keindahan Alam
Hutan Kota
Pemancingan ikan
Outbound
Wisata sepeda air
Penangkaran satwa liar
Perahu
Museum
Taman bermain anak
Lainnya……………………
Bagian II – Tanggapan wisatawan terhadap fasilitas yang ada di situ Cipondoh No
Fasilitas yang tersedia
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Shelter Restoran Musholla Kamar mandi/WC Tempat sampah Pusat souvenir Warung makan Pos informasi Pos keamanan Pos perparkiran Pos retribusi (tiket) Air bersih Tempat bermain anak Tempat outbond
SB (Sangat Baik)
BA (Baik)
C (Cukup)
Terima kasih
BU (Buruk)
SBU (Sangat Buruk)
LEIⅣ IBAR
IIJI REFERENSI
Nama
Arif Futrallto
NIM
ll1001541CIC1104
Jurusan
mmlu Pengetahuan Sosial
Judul
Analisis Geograrl Terhadap Potensiヽ Wisata Di Situ 〔〕 ipondoh]Kota Tangerang Ballten
Dosen PeIInbinlbillg :Andri Noor Ardiansyab,]旺 。 Si
NO
Paraf
Sumber Referensi
BAB I ノ 7″ ノ ぃ '`7″ ′ (Yoじ yakarta,Kanisiusi 199 1),h21
Dl.Jal■ es J Spillanc.1:「 ′
│〔 ,「 7の
つニ
3
4
し をS,1″ ノ 〕ゴ″ノ ノ 7P/・ け ,,ρ Fλ 「■'α ,"ご
'ノ `∫
`7了
,
2θ J2 6′ β6・ ル7η ″― た・ ァ1/ご だノ α―
.E)iakscs tanggal 15]Novel■ bcr 2014
/ 汐
Perpres No 54 tahun 2008. diakscs tangga1 1 2
% /
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional" Kunus Besor Rahusa Intktne,std (Jakarta. Balai Pustaka), Cet. 4,2AA7 つ乙
3
diakscs tallgga1 15 Fcbruari 2015.
Nursid Surnaatmadj a, (ieografi peruhangunun, lJakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudavaan> 1988), h"6.
η √
R,dan Hadi Sumarmo,Si々 ′ θJ`И ηα力
`マ
`/G`θ
g′
(Jakarta:
`′ P3ES 1987) lwan Hcttnawan,(た θyげ 艶 み2`覆 んノ そηgα ガι ′ r,(Bandungi P」 vatc 2009),H.58 1フ
5
β︵ 〃二
Bintartoラ
4
″
ど
Publisllingぅ
∠
Moh. Soerj ani, Lingk.ungun: Surnbertlu)t(t ,4lcnn Dort Kependuclttkcm Dulunt
6
nan, lJ akarta. [Jl- Press. 2008 ), h. 2 Binta■ o,Rぅ dan IIadi Sulllarmo,S.■ 々/rp凌 ノ 4″ α ルs″ LP3ES 1987)ぅ h 18, P
7
e
m b cmgt
t
(メ
θog″ 暉′ (J[よ aFta i
diakses tanggal 23
8
∠
Juni
Z
201 5
^ 9
10
うん うD
14
(認 OGR4』 リ ユ4]リ カ:E″ Fた .ψ i`」 ″1..6ど θGMFL4.″ バ fら
′ グ.h4_
Jわ
た4.h.9
.
∠
妙
∠
η
ど
ゆ Ю
Kbbi、 vcb.id
Oka
A
Yoeti, I'utgunlur llmu l'Lu"iw,isuta, (Runtlung: Angkctsa, 199(t), h.
171.
<
Muljadr,kepuriwis,ult-ltmduttper,1uldnun,(Jakarta:PTRa.1aCrafindoPersada.< 2012),141 8.
F D
Undang― L「 ndang No 10 Tahun 2009,pasa]l ayat]
∠
16
l)r.JanresJ,Spillane,I:|kanomiI,ariwisctlttSc.lercthtltltt[,rtlspekn,-a,<
17
Thanrrin B. Bachri. Puriwi.svttct ()agasun Media Tour:199-5), h. 13.
18
(Yoeyakarta- Kanrsius 1991). h 2 I
マ NIubadi,κ専,α ′ ルrブ 201Q)、
19
20
〃
`,ィ
rr`κ
h.12
clu,n Pct.ndangan,
( .lakarta, Koleksi
″ /2(lα薄ノ セ″ご 7ル ″ 7α 燿 ,(Jakalal PT Rtta Gmindo Pclsada,
力
η 多
2
斃 こ
Nyoman S. Pendit, llmu Puriu,i,s'uta sebuuh l'enguntctr ]'erdanu, (Jakarta, Pradnva Paramita : 1999) i.lndang-lJnclang Dasar No. 10 'Iahun 2009, pasal 1 ayat 2
つん
MuUadi,κ α 「 2012),h 12`′
`れ ,,s″ /α
,Pcη α/α ηα′ ″″ ,ご α ″ z,(Jakaltal PT Rtta Grafindo Pcrsada,∠
つ^ 一
,
・ Nyomall S Pcndit,〃 ″ ηνPα ′ ′ Ⅵノ ム たυ ,scbuah Pcngantar Pcrdana,(Jakarta:PT Pradnva Paralllita,1990)、 h_34. .α
χ
/′
ρ
23
幽 diakses tanggal 3 Agustus 2016.
24
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kai.vasan .Iabodetabek.
25
26 27
Hidup tahu■
の カ
2007
∠
タ の
Rencana Det西 l Tata Ruang KotalRDTRK)Kota Tangcrang.Tallun 1996. 'f
″
irii Penyusun FITL, ['ec{tsinaii f'enelitian Skrip.ti, (Ciputat. FITK, 2013), h. 59.
′
Hanld I)annadi, N4etode Penelitian Pendidikan, (ISandung: Altabeta,
201 f ). h. 7.
, 一 ,
″
ノわた′,h 81
η
う
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan l(uantitati l - Kual itatitr,. dalr R&D, (Bandung. Alfabeta, 2011), h. 80.
4
ゴみノ 己,h.85
5
Quharsirti Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta Rineka Cipta, 1999). h. 99.
6
Tim Pcn}「 usun IFITK,Pcd01nan Pcnulisan Skl・ ipsi,(Ciput誠
7 8
¢
∠
Halllid DaH■ adi,JZピ ′ θ
`た
ノj8.
花 β
i FITK,2013),h66
Pc″ ごル″″∫ セηノ′ 〃′ たαη,世夕 σ″Jz′ 7g∫ ИttIわ Crα ,2θ ゴヵ ,力
.
妙
Sugiyono, cip.cit., h. 142
9
Bagong Suryanlo,ル を/θ ι たノ そ濯Jノ ノ ′ α77 SO,∫ ブ αムβピ rル α gα た7ル θ α√ ″ ″α/ダ ノ セη´ υ々 ″″ バ (Jakartal Kcncana Prclladaゝ cdia Grupぅ 2007),h.95.
必 7暢
10
Koentjaraningrat, fi.letocle-lv.letode I'enelitiun l(asyarokul- (Jakarta: PT' Gramedia, I986), h. 280.
ψ
,
71sの κθ 7f71,メ κ θ θど 77,α ∫ ノ々 ′ ,2,ゴ フ わαゎうえ αノ イ α ′ リ 6ι えJ″ 嗜 sα f 2θ θ /ご 費ル ″ ″α ・ ノ し′ α ァ フ ,β ″/ケ α ″ノ И 2θ ノ イイ′ 7・
(フ
f′ f。
Peta Rupa Rurni Indonesia
Fη `マ .・
v/‐
rブ
0「
¥ タ
F
ー
つ4 う勝
め
BⅣIG Stasilin(]colsika Kelas I Tangcrang tahun 2015 て
Badan I′ ingkllngan Hidup Kota TangcFang tahul1 2015
4
Profii Kinerja Pelayanan Kecarnatan Cipondoh 2015. h. IV-3
5
f.KPJ Walikota Tangerane tahun 2013
′ 0
7 8
zろ
フ
ノみノ ど2θ ノ3
(
Kota Tangerarg Dalam Angka, 2012 lノ
`7,4′
,71)α ′qerc′ α ″
″ご凛わ 12gzι η″ル ,p(Jakanal[」 1_Press,2008)ラ h 2
′ 々 α ηノ 〕′ ィ『 “ 7″
`JZ/識
`′
9
/
あ′ 滅 ,h214
Dosen Pernbirnbing Skripsi
Andri Noor Ardiansvah,ル
I.Si
NIP.198403122015031002 \
わ
こ
ヽ 4oh Soc」 aniぅ ん ″ g々 ″ gα ″ Sァ ィ ′ η ″わ θ r崚 ′ .・
つ
BIODATA PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Arif Putranto biasa dipanggil “Arif”, lahir di Jakarta 19 Juni 1992, putra dari pasangan Bpk. Wuryono dan Ibu Sri Mulyani. Alamat email penulis
[email protected]. Penulis mengenyam pendidikan diataranya di SD Negeri Ciputat 9 tahun 1998-2004, SMP Negeri 2 Ciputat pada tahun 2004-2007, SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan tahun 2007-2010, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (20102016) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Geografi. Skripsi yang penulis buat berjudul “Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si.