291
PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP PIUTANG TAK TERTAGIH PASIEN RAWAT INAP JAMINAN PERORANGAN (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Selatan) Erika Astriani Aprilia Universitas Pamulang Holiawati Universitas Pamulang Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di Rumah Sakit Islam Asshobirin.Menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Sampel yang digunakan sebanyak 78 responden, penetapan sampel dilakukan dengan disproportionate stratified random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan Spearman Rank Corelation dengan tingkat signifikansi 5%, koefisien determinasi (rs) dan uji-z. Hasil pengujian didapatkan koefisien korelasi sebesar rs = 0,553. Koefisien determinasi (rs2) sebesar 30,6% adalah besarnya peranan sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih sisanya sebesar 69,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Nilai z-hitung 4,853 > z-tabel 1,645, dengan ketentuan tersebut maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih. Kata kunci: Sistem Pengendalian Internal Piutang, Piutang Tak Tertagih, Pasien Rawat Inap, Jaminan Perorangan
292
1. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka keberadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan mutlak dibutuhkan, baik berupa puskesmas, klinik kesehatan, balai pengobatan maupun rumah sakit, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Berbeda dengan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, rumah sakit swasta yang dikelola oleh perorangan, yayasan maupun perseroan sangat bergantung pada pendapatan dari jasa pelayanan kesehatan untuk menjaga keberlangsungan hidup dan berkembangnya rumah sakit. Pendapatan rumah sakit sebagian besar berasal dari piutang pelayanan kesehatan, dan macetnya piutang dapat mengganggu kegiatan operasional rumah sakit Tak tertagihnya piutang tentunya menimbulkan kerugian bagi rumah sakit, namun rumah sakit tidak bisa menolak pasien yang membutuhkan pertolongan perawatan demi alasan kemanusiaan. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian piutang pasien yang efektif terhitung dimulai semenjak pasien akan dirawat hingga pasien diperbolehkan pulang.Peranan pengendalian dan prosedur-prosedur penerimaan pasien sangat dibutuhkan untuk membantu manajemen rumah sakit dalam menentukan siapa dan kapan kredit dapat diberikan sehingga meminimalkan risiko yang mungkin terjadi akibat tidak tertagihnya piutang. Berdasarkan penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP PIUTANG TAK TERTAGIH PASIEN RAWAT INAP JAMINAN PERORANGAN” Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Selatan. 1.2
Perumusan Masalah
Untuk menghindari kerancuan dalam pembahasan dan luasnya permasalahan, maka masalah yang sudah ditetapkan dibuat perumusannya sebagai berikut: a. Bagaimanakah sistem pengendalian internal piutang di RS. Islam Asshobirin? b. Bagaimanakah piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangandi RS. Islam Asshobirin?
293
c. Bagaimana peranan sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS. Islam Asshobirin? 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengendalian internal piutang di RS. Islam Asshobirin. b. Untuk mengetahui piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS. Islam Asshobirin. c. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS. Islam Asshobirin. 1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dari penulisan ilmiah ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai sistem pengendalian internal piutang khususnya pada ruang lingkup rumah sakit.Bagi akademis, penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi suatu bahan pustaka, referensi, serta dapat membantu pembaca, khususnya mahasiswa yang mempunyai minat untuk meneliti peranan sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih. Manfaat praktis, penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk perkembangan yang lebih lanjut mengenai kinerja pelayanan pegawai di rumah sakit tersebut serta mengambil tindakantindakan koreksi yang dibutuhkan.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengendalian Internal Pengendalian intern berhubungan dengan kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memberikan kepastian yang wajar agar tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu. Sementara itu dalam SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 00 dalam Mulyadi (2011:180) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses – yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain – yang didesain untuk
294
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan, b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, c. Efektivitas dan efesiensi operasi. Menurut Sukrisno Agoes (2012:100) pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini: (1) Lingkungan Pengendalian,(2)Penaksiran Risiko (3) Aktivitas Pengendalian (4) Informasi dan komunikasi (5) Pemantauan 2.2
Piutang Merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Menurut Soemarso (2005:338) piutang (trade receivable) adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan. Serupa dengan pendapat di atas menurut Kieso, Weygant dan Warfield (2005:346), piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya Melengkapi pendapat para ahli di atas, Warren Reeve Fess (2008:346) menambahkan bahwa yang disebut piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Berdasarkan KMK No.1981 Tahun 2012 tentang Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit (2012:25), piutang merupakan hak yang muncul dari penyerahan pelayanan jasa atau penyerahan uang, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Badan Layanan Umum (BLU) rumah sakit dan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi pembayaran atas jasa yang telah diterimanya atau utangnya setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Piutang pada BLU rumah sakit menurut sumber terjadinya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu piutang pelayanan dan piutang lain-lain. Piutang Pelayanan Piutang pelayanan adalah piutang yang timbul karenapenyerahan pelayanan (jasa)dalam rangka kegiatan rumah sakit, seperti piutang kepada pasien rawat inap dan rawat jalan. a) Piutang Umum/Perorangan, b) Piutang Jaminan: (1)Piutang Jaminan Pemerintah Pusat, (2)Piutang Jaminan Pemerintah Daerah,
295
(3)Piutang Jaminan Asuransi, (4)Piutang Jaminan BLU rumah sakit lain, (5)Piutang Jaminan Lainnya. (6)Piutang Pelayanan Lainnya. Piutang Lain-lain Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul di luar kegiatan pelayanan medis, yang jumlahnya tidak material, seperti piutang karyawan a) Piutang pegawai/karyawan, b) Piutang sewa, c) Piutang lainnya. Piutang Tak Tertagih Menurut Warren Reeve Fess (2005:407) beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih (uncolectible accounts expense), beban piutang sangsi (bad debt expense), atau bebab piutang ragu-ragu (doubtful accounts expense).Tanpa memperhatikan kriteria yang digunakan dalam pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari penjualan kredit dipastikan tidak akan tertagih. 2.3
Pasien Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita"orang sakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit). 2.4
4 Rawat Inap Dikutip dari Yel Mahesa (2009:7) rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan kesehatan lain. 2.5
5 Jaminan Perorangan Mengutip dari http://kuliahade.wordpress.com istilah jaminan perorangan berasal dari kata borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah jaminan imateriil. Pengertian jaminan perorangan menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan (2001), mengartikan jaminan imateriil (perorangan) adalah:Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur umumnya. Unsur jaminan perorangan, yaitu:
296
a. Mempunyai hubungan langsung pada orang tertentu; b. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan c. Terhadap harta kekayaan debitur umumnya.
3. METODE PENELITIAN 3.1
Ruang Lingkup Penelitian
Tempat penelitianRumah Sakit Islam Asshobirin yang berkedudukan di Jalan Raya Serpong Km.11 Pondok Jagung, Serpong Utara - Tangerang Selatan, Banten. No Telp. 021-538 4314, No Fax. 021-539 439. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu Desember 2013 sampai dengan Februari 2014 yang didahului dengan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan yaitu, RS Islam Asshobirin. 3.2
Metode Penentuan Sampel.
1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang terlibat dalam proses penerimaan hingga kepulangan pasien rawat inap. 2. Sampel a. Teknik Pengambilan Sampel Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan, namun dalam penelitian ini akan digunakan teknik disproportionate stratified random sampling.. b. Menentukan Sampel dari Populasi Untuk mempermudah penentuan sampel, penelitian menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Diketahui jumlah total populasi 100 orang, jadi sampel (n) dari populasi 100 dengan tingkat kesalahan 5% adalah 78 orang/responden. 3.3
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam rangka mengumpulkan data-data statistik yang diharapkan dapat untuk menjawab dan menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Data dapat dibedakan antara data primer dan data sekunder. 1. Data Primer
297
Menurut J.Suprapto (2000:10), data primer adalah data yang dikumpulkan dan dioleh sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya. a. Penelitian Lapangan (FieldResearch) 1) Interview (Wawancara), 2) Kuesioner (Angket), 3) Observasi, yaitu 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Studi Kepustakaan (LibraryResearch) Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan membaca sumber-sumber, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan melalui buku-buku yang menjadi buku wajib dalam mata kuliah yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 3.4
Metode Analisis Data Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (independentvariable) dan variabel terikat (dependentvariable). Dimana variabel bebasnya adalah sistem pengendalian internal piutang (X) dan variabel terikatnya adalah piutang tak tertagih (Y). 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode studi kasus pada Rumah Sakit Islam Asshobirin. Dikatakan kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka atau numerik dan masalah yang dteliti sudah jelas. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dinilai menggunakan skala Guttman, menurut Sugiyono (2010:96) skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benarsalah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain. Selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, skala Guttman dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahapan pengujian ini meliputi uji validitas, uji realibilitas dan uji statistik. a. Uji validitas Pengujian validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan dengan skor total responden, dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment.
298
n XY -
X Y
r= [n X2 – ( X)2][n Y2 – ( Y)2] Keterangan: X : skor dari instrumen 1 Y : skor dari instrumen 2 XY : hasil kali dari skor X dengan skor Y untuk setiap responden 2 X : kuadrat skor isntrumen 1 2 Y : kuadrat skor instrumen 2 b. Uji Realibilitas Korelasi dicari dengan menggunakan rumus koefisien Pearson Product Moment sebagai berikut: n XY -
X Y
r= [n X2 – ( X)2][n Y2 – ( Y)2] Keterangan: X : skor dari instrumen 1 Y : skor dari instrumen 2 XY : hasil kali dari skor X dengan skor Y untuk setiap responden 2 X : kuadrat skor instrumen 1 2 Y : kuadrat skor instrumen 2 Angka korelasi yang diperoleh tersebut adalah angka korelasi dari alat pengukur yang dibelah. Langkah berikutnya adalah dengan mencari angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus SpearmanBrown:
ri = Keterangan: ri :angka reliabilitas keseluruhan item rb : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua c. Uji Korelasi SpearmanRank Penggunaan korelasi SpearmanRan berdasarkan Sugiyono (2010:153) dimana disebutkan untuk menguji hipotesis assosiatif/hubungan (korelasi)
299
bila datanya berbentuk ordinal maka digunakan teknik statistik korelasi SpearmanRank. Rumus: 2
rs = 1 n3 – n Keterangan: rs = koefisien korelasi SpearmanRank di = selisih ranking data variabel X n = banyaknya sampel Apabila proporsi angka kembar cukup besar, maka dalam perhitungan koefisien korelasi (rs) perlu dimasukkan faktor koreksi dan formula menjadi seperti berikut ini:
Keterangan: T= Faktor koreksi t= jumlah variabel yang memiliki angka sama. d. Koefisien Determinasi (r s2) 2 Koefisien determinasi (rs ) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah nilai nol dan satu. Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah: 2 Kd = rs x 100% e. Uji Statistik Koefisien Korelasi (Uji Z) Uji statistik bagi koefisien korelasi dimaksudkan adalah untuk mengetahui signifikan aau tidaknya hubungan antarvariabel. Uji Z adalah salah satu uji statistika yang pengujian hipotesisnya didekati dengan distribusi normal. Menurut Hasan (2002:122-123) untuk sampel kecil (n 30) menggunakan uji t-student, namun untuk sampel besar (n > 30) menggunakan uji z. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan z-hitung dengan ztabel (http://digensia.files.wordpress.com/). Rumus untuk mencari nilai zhitung adalah sebagai berikut:
300
z = rs 1) Jika z-hitung
z-tabel (α, n-k) atau (α/2, n-k); H0 ditolak dan Ha diterima.
4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sistem Pengendalian Internal Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, data yang diperoleh kemudian diolah mengggunakan program SPSS 21: dan program Microsoft Excel 2010. Adapun hasil uji validitas variabel sistem pengendalian piutang dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 1 Hasil Uji Validitas Instrumen Sistem Pengendalian Internal Piutang Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
r-hitung 0,449 0,480 0,491 0,268 0,516 0,303 0,232 0,426 0,257 0,402 0,497 0,295 0,405 0,318 0,622
r-tabel 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel
301
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan membandingkan besarnya angka rkuesioner atau statistik dengan r-tabel didapatkan r-hitung> r-tabel 0,223 maka skor butir dinyatakan valid Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internalconsistency dengan teknik belah dua (split-half) yang dianalisis dengan rumus SpearmanBrown. Data diolah dengan bantuan Microsoft Excel 2010. n XY -
X Y
r= [n X2 – ( X)2][n Y2 – ( Y)2] 78(2749) – (474)(440) r= [78(3.082) - (474)2] [78(2588) - (440)2] 214.422 – 208.560 r= [240.396 – 224.676] [201.864 -193.600] 5.862 r= 129.910.080 5.862 r= 11.398 r = 0,514 Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus SpearmanBrown.
r1 =
=
= 0,679
Jadi reliabilitas instrumen sistem pengendalian internal piutang adalah sebesar 0,679. Dari tabel diketahui bahwa n-2 = 76, harga r5% = 0,223. Dengan demikian dapat disimpulkan instrumen variabel X reliabel karena nilai reliabilitasnya sebesar 0,679 lebih besar daripada r5% = 0,223. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini
302
sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
4.2 Piutang Tak Tertagih Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, data yang diperoleh kemudian diolah mengggunakan program SPSS 21 dan program Microsoft Excel 2010. Adapun hasil uji validitas variabel sistem pengendalian piutang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2 Hasil Uji Validitas Instrumen Piutang tak Tertagih Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
r-hitung 0,370 0,246 0,292 0,00 0,546 0,276 0,320 0,456 0,407 0,269 0,445 0,478 0,319 0,553 0,512
r-tabel 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223
Keterangan Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel
Dari uji coba tersebut semua butir instrumen memiliki nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel sebesar 0,223 kecuali untuk butir nomor 4, sehingga butir nomor 4 tidak dapat digunakan sebagai intrumen penelitian karena tidak valid sementara butir pertanyaan lainnya dapat digunakan sebagai intrumen penelitian. Uji Reliabilitas Data skor butir instrumen dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 dan didapatkan koefisien korelasi 0.476.
303
n XY -
X Y
r= [n X2 – ( X)2][n Y2 – ( Y)2] 78(2.219) – (499)(337) r= [78(3.353) - (499)2] [78(1.573) - (337)2] 173.082 – 168.163 r= [261.534 – 249.001] [122.694 – 113.569
4.919 r= 114.363.625 4.919 r= 10.694 r = 0,460 Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus SpearmanBrown.
r1 =
=
= 0,630
Jadi reliabilitas instrumen piutang tak tertagih = 0,630, selanjutnya angka reliabilitas tersebut dibandingkan dengan tabel r productmoment. Dari tabel diketahui bahwa n-2 = 76, harga r5% = 0,223. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel Y reliabel karena nilai reliabilitasnya sebesar 0,630 lebih besar daripada r5% = 0,223. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel ke 14 butirnya, butir nomor 4 tidak dihitung karena tidak valid, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
304
4.3
Peranan Sistem Pengendalian Internal Piutang Terhadap Piutang Tak tertagih Tabel 3 Saldo Piutang dan Piutang Tak Tertagih Pasien Jaminan Perorangan RS Islam Asshobirin Tahun 2012-2013 2012 2013 Tahun Piutang
6.934.755
52.973.529
Piutang Tak Tertagih
6.934.755
35.023.560
Sumber : Data diolah sendiri
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa ada peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2012 k e tahun 2013 yaitu sebesar 505%. Penyebab membengkaknya piutang pada tahun 2013 adalah dikarenakan wali pasien yang memiliki koneksi dengan manajemen Rumah Sakit Islam Asshobirin sehingga ada kelonggaran khusus yang diberikan pada wali pasien tersebut sesuai dengan perjanjian dengan pihak manajemen rumah sakit. Untuk piutang tak tertagih tahun 2013 masih dalam proses penagihan lebih lanjut sehingga angka tersebut masih dapat berkurang, namun yang perlu dicermati adalah tahun 2012 dimana 100% piutang tidak tertagih dan menjadi beban rumah sakit meskipun angkanya jauh lebih kecil dibanding tahun 2013. Adapun berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka penelitian ini menggunakan pengujian satu arah (one-tailed). Pengujian satu arah ini dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang sudah diketahui arahnya. Uji Korelasi SpearmanRank Pengujian hipotesis menggunakan korelasi SpearmanRank adalah untuk menentukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung korelasi tersebut adalah: a. Menetapkan ranking variabel X dan Y, serta selisih kuadrat rangking tersebut. Dalam mengolah ranking ini menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010 yang kemudian hasilnya diolah menggunakan rumus sebagai berikut: 2
rs = 1 n3 – n
305
6(34.495) = 1783 – 78 2.690.610 =1474.474 =1-
0,436
=
0,564
Koefisien korelasi RankSpearman antara variabel X dan Y yang didapat dari hasil perhitungan tersebut adalah sebesar 0,564 yang berarti hubungan antar variabel adalah sedang atau cukup kuat. b. Dikarenakan terdapat sejumlah data kembar dengan proporsi cukup besar, maka perlu dimasukkan faktor koreksi (T) untuk mendapatkan koefisien korelasi Rank Spearman yang lebih akurat. Rumus untuk menghitung faktor koreksi adalah: t3 - t T= 12 Hasil perhitungan angka kembar tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4 Perhitungan Faktor Koreksi atas Skor Berangka Sama Korelasi Angka Kembar Variabel X Skor Sama Jumlah Tx 5 3 2 8 5 10 9 7 28 11 14 227,5 12 15 280 13 10 82,5 14 17 408 15 5 10 Total Tx 76 1048
306
Tabel 5 Perhitungan Faktor Koreksi atas Skor Berangka Sama Korelasi Angka Kembar Variabel Y Skor Sama 5 7 8 9 10 11 12 13 14
Jumlah 2 2 3 11 12 15 11 9 12
Tx 0,5 0,5 2 110 143 280 110 60 143
Total Ty
77
849
Sedangkan jumlah kuadrat untuk X dan Y adalah: n3 - n x2 = - 1.048 12 783 - 78 = - 1.048 12 474.552 -78 =
- 1.048 12 = 39.539,5 – 1.048 =38.491,5 n3 - n
y2 =
- 849 12
783 - 78 = - 849 12
307
474.552 -78 =
- 849 12
= 39.539,5 – 849 = 38.690,5 Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui r s sebagai berikut: x2 + y2 - di2 rs = 2 x2 y2 38.491,5 + 38.690,5 – 34.495 rs = 2 (38.491,5)( 38.690,5) 42.687 rs = 77.182 rs = 0,553 Nilai rssebelumnya adalah 0,564 dan nilai rsyang menggunakan faktor koreksi yaitu 0,553, maka nilai rs yang digunakan adalah nilai yang menggunakan faktor koreksi yaitu 0,553. rsyang bernilai positif menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan searah, yang artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X, maka akan diikuti kenaikan variabel Y. Adapun mengenai kuat lemahnya hubungan antara variabel X dan Y dapat dilihat dari tabel di bawah ini Tabel 6 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010:184)
Berdasarkan tabel interpretasi tersebut diketahui bahwa hubungan antara sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih adalah sedang atau cukup kuat.
308
Uji Koefisien Determinasi Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu sistem pengendalian internal (X) dalam menjelaskan variabel dependen yaitu piutang tak tertagih (Y). Berikut adalah perhitungan manual koefisien determinasi: Kd = rs 2= (0,553)2= 0,306 = 30,6% Angka tersebut memiliki arti bahwa sistem pengendalian internal yang efektif berperan sebesar 30,6% dalam meminimalisasi piutang tak tertagih, sementara sisanya (100%-30,6%) sebesar 69,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Uji Statistik Koefisien Korelasi (Uji Z) Hipotesis dilakukan untuk menentukan adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 78, maka untuk sampel besar (n > 30) maka pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan z-hitung dengan z-tabel Perhitungan untuk mencari nilai z-hitung adalah sebagai berikut: z = rs z = 0,553 z = 4,853 Dengan ketentuan tersebut, dapat diketahui bahwa z tabel (0,05, 78-2) = 1,645. Karena pengujian menggunakan satu arah (one-tailed) maka batasnya adalah 1,645. Berdasarkan hal tersebut maka Ha diterima dan H0 dtolak karena nilai zhitung> ztabel yaitu 4,853 > 1,645. Dengan diterimanya hipotesis membuktikan bahwa sistem pengendalian internal piutang memiliki peranan yang positif dan signifikan dalam meminimalisasi piutang tidak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan.
309
5 5.1
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem pengendalian internal di Rumah Sakit Islam Asshobirin telah berjalan dengan cukup baik, terlihat dari ada terpenuhinya unsur-unsur pengendalian internal. 2. Upaya dalam menekan piutang tak tertagih telah memadai dengan adanya kebijakan uang muka perawatan untuk pasien jaminan perorangan, penagihan yang dilakukan secara berkala selama pasien dirawat serta pengendalian penerimaan kas yang cukup baik. 3. Terdapat peranan yang positif dan signifikan antara sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih, yaitu: a. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen, sistem pengendalian internal dengan variabel dependen, piutang tak tertagih. Hal ini terlihat dari angka korelasi positif sebesar 55,3% yang berarti hubungan antar variabel adalah cukup kuat dan searah. b. Angka koefisien determinasi (rs) sebesar 30,6% menunjukkan besaran kontribusi sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih Rumah Sakit Islam Asshobirin. Sedangkan sisanya 69,4% disebabkan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. c. Pengujian hipotesis mendapatkan angka z-hitung 4,853 > z-tabel 1,645. Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Diduga sistem pengendalian internal memiliki peranan yang positif dan signifikan terhadap piutang tak tertagih.Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal memiliki peranan yang positif dan signifikan dalam meminimalisasi piutang tak tertagih dan tingkat hubungannya cukup kuat. 5.2
Saran
Bertolak dari pembahasan peranan antara sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih, saran yang dapat penulis sampaikan adalah: 1. Bagi Perusahaan a. Standard Operating Prosedur (SOP) seharusnya disosialisasikan kepada karyawan, karena masih ada karyawan yang tidak mengetahui adanya SOP tersebut, terutama untuk karyawan baru.
310
b. Terlalu banyaknya tugas yang dibebankan pada suatu bagian yang tidak diikuti dengan penambahan sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja karyawan sehingga tugas yang dilakukan menjadi maksimal. c. Penetapan uang muka yang berbeda sesuai dengan diagnosa pasien dan tingkatan kelas yang dipilih. d. Pemberian insentif untuk karyawan yang melakukan penagihan ke rumah pasien setelah pasien pulang rawat karena selama ini tugas penagihan pasca rawat dibebankan pada kasir rawat inap dan hanya dilakukan via telpon. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan penambahan variabel lain serta dilakukan pada rumah sakit dengan tipe rumah sakit yang lebih tinggi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. Referensi Agoes, Sukrisno,“Auditing petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik”Edisi 4 Buku 1,Salemba Empat,Jakarta,2012. Anwar Hidayat,”Spearman Rho Excel”Artikel Diakses Tanggal 28 Maret 2014 http://statistikian.blogspot.com/2013/02/spearman-rho-excel.html. Divianto,”Peranan Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit”,Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol.2 No.2 Mei 2012. Hasan, M. Iqbal,”Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”,Ghalia Indonesia,Jakarta,2002. Iskandar,Serafin Trijanti,”Analisis Piutang Tidak Tertagih Pasien Rawat Inap Jaminan Perorangan di Rumah Sakit Pluit Tahun 2002-2003”,Tesis, Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia,2004 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. KMK No. 1981 Tahun 2010 Tentang Pedoman Akuntansi BLU Rumah Sakit. Kieso, Donald.E, Jerry J.Weygandt, Terry D.Warfield,”AkuntansiIntermediate Jilid I ”, Edisi Keduabelas,Erlangga,Jakarta,2005. Konsultan Statistik, “Pengujian Satu Arah dan Dua Arah” Artikel Diakses Tanggal 28 Maret 2014,http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/pengujian-satu-arahdan-dua-arah.html Kuliahade’s, Blog,Artikel Diakses Tanggal 05 Oktober 2013,http://kuliahade.wordpress.com//2010/06/25/hukum-jaminanjaminan-perorangan/.htm. La Midjan, dan Azhar Susanto,”Sistem Informasi Akuntansi I:Pendekatan Manual Penyusunan Metode dan Prosedur”, Edisi ke-8,Lingga Jaya,Bandung,2003.
311
M. A. Yulianto,”Uji Korelasi Spearman”,artikel diakses tanggal 22 Maret 2014, dari http://digensia.files.wordpress.com/2013/07/09/uji-korelasispearman/.htm Mulyadi,“Auditing Buku 1”,Edisi Keenam Cetakan Kedelapan,Salemba Empat, Jakarta.2011. Mulyadi,“SistemAkuntansi”,Cetakan Keempat,Salemba Empat, Jakarta.2008. Raymanel, Fretta,“Analisis Manajemen Piutang Pasien Rawat Inap Jaminan Asuransi di Rumah Sakit XYZ Tahun 2012”,Penelitian,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,2012. Soemarso,“Akuntansi Suatu PengantarBuku1”,Edisi Lima (Revisi),Salemba Empat,Jakarta,2004. Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”,Alfabeta,Bandung,2010. Supranto,J,“Statistik:Teori dan Aplikasi” Edisi Keenam,Erlangga ,Jakarta.2000 Trihendradi, C,“Step by Step IBM SPSS 21:Analisis Data Statistik”,Andi,Yogyakarta,2013. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Warren, Carl.S, James M. Reeves, Phillip Fess,”Pengantar Akuntansi Buku Satu”, Edisi 21,Salemba Empat,Jakarta,2006.