1
RESPON MASYARAKAT TERHADAP CERAMAH USTADZ SALMAN DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG UTAN, CIPUTAT TIMUR, TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: M. TAUFIQ RACHMAN NIM: 103051028536
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
2 RESPON MASYARAKAT TERHADAP CERAMAH USTADZ SALMAN DALAM PEMBINAAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG UTAN, CIPUTAT TIMUR, TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh M. Taufiq Rachman NIM 103051028536
Di bawah bimbingan,
Nurul Hidayati, S. Ag NIP. 196903221996032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2009 M
3 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Respon Masyarakat terhadap Ceramah Ustadz Salman dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.1) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 28 April 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap Anggota,
Sekretaris merangkap anggota,
Drs. Jumroni, M.Si NIP. 19660110 199303 1 004
Dr. Moh. Ali, MA NIP. 19530603 197903 1 002 Anggota:
Penguji 1
Penguji II
Umi Musyarofah, MA NIP. 19710816 199703 2 002
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 199603 1 001 Pembimbing
Nurul Hidayati, M.Pd NIP. 196903221996032001
4
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia manerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 April 2011
M. TAUFIQ RACHMAN
5 ABSTRAK
M. Taufiq Rachman, Respon Masyarakat terhadap Ceramah Ustadz Salman dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 19 Desember 2009. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran konkrit mengenai respon masyarakat terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan keagamaan masyarakat yang ada di Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pembahasan pada respon masyarakat terhadap ceramah Ustadz Salman, yang meliputi respon kogtinif, afektif, dan konatif. Pengumpulan data diperoleh dengan cara penyebaran angket tertutup kepada masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata respon masyarakat terhadap ceramah Ustadz Salman cukup baik. Dari rata-rata respon kognitif masyarakat, dapat diketahui bahwa jawaban yang diberikano leh responden lebih dari 70%. Demikian juga dengan rata-rata respon afektif dan konatif masyarakat Kampung Utan, jawaban yang diberikan juga lebih dari 70%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa sebagian masyarakat memiliki respon yang baik terhadap ceramah Ustadz Salman.
6
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia manerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 April 2011
M. TAUFIQ RACHMAN
7 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Berkat pertolongan serta nikmat-Nya, penulis mampu menjalani segala macam rintangan dan halangan saat pengerjaan skripsi ini. Proses penulisan skripsi ini memang tidak semudah yang penulis bayangkan sebelumnya. Dalam perjalanannya, begitu banyak hal yang penulis belum tahu sebelumnya, penulis ketahui saat melakukan penulisan skripsi ini. Memang ilmu Allah Maha Luas, manusia hanya mengetahi sedikit dari kemahaluasan ilmu tersebut. Rintangan dan cobaan yang ada saat penulis melakukan penulisan skripsi ini, alhamdulillah dapat penulis lalui. Begitu banyak pelajaran dan hikmah yang berharga yang penulis dapatkan. Terdapat begitu banyak pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam lembar ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Wahidin, MA, selaku ketua jurusan KPI dan Umi Musyarofah, MA., selaku sekretaris jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) atas segala bantuan yang berbentuk masukan dan juga kemudahan dalam mengurus segala macam administrasi. 3. Ibu Nurul Hidayati, S.Ag., selaku pembimbing yang tiada pernah lelah dan letih dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Segala kesabaran
8 dalam menunjukkan kesalahan penulisan maupun pengetikan mungkin tidak ternilai harganya. Penulis hanya bisa berdoa, semoga apa yang Bapak berikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT, dan merupakan nilai ibadah di sisi-Nya. 4. Petugas Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang sudah melayani penulis dalam memenuhi kebutuhan literatur. 5. Orang tua penulis, Bapak H. Edy Mahjuddin dan Ibunda Siti Aswa, yang terus memberikan semangat dan dukungan kepada penulis agar sesegera mungkin untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Juga Ibu Sukarsih (alm), semoga apa yang beliau selalu doakan dan inginkan kepada anakanaknya terkabul, dan beliau mendapatkan tempat di sisi Allah SWT, amin. 6. Saudara penulis, Ir. Dadang Munandar, Gailis Mupelita S.Ag, Aini Yail Zuba’ah SH MM, Nasrullah Fuadie SE, Vifien Fitrianti SE, yang tiada henti-hentinya mendorong dan membantu penulis agar selekas mungkin menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih sekali lagi. 7. Ustadz Salman. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk melayani wawancara dengan penulis dan memberikan data yang penulis perlukan dalam penulisan skripsi ini. 8. Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, yang sudi meluangkan waktunya untuk penulis jadikan responden dan mengisi angket yang penulis berikan dengan sebaik-baiknya. Semoga
9 segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, amin. 9. Teman-teman penulis di KPI 2003 kelas C: Suharman, S. Sos.I, Titiek Suryaningsih, S.Sos.I, Sofyan Hadi, Andri Ahmad, S.Sos.I, dan seluruh teman-teman seangkatan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas masukan yang kalian berikan dalam skripsi ini. 10. Seluruh teman-teman penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu di sini. Terima kasih atas bantuan yang diberikan. Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kemajuan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan literatur yang berguna bagi semua pihak serta menambah khazanah keilmuan, khususnya bidang dakwah dan komunikasi.
Jakarta, 24 April 2011
Penulis
10 DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................... xiii BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................... 7 C. Tujuan dan Kegunaan Masalah ............................................................ 8 D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 13 F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14
BAB II
KERANGKA TEORITAS TENTANG DAKWAH ISLAMIAH A. Ruang Lingkup Teori Respon .............................................................. 16 B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya .......................................................... 17 1. Pengertian Dakwah ..................................................................... 2. Da’I ............................................................................................. 3. Mad’u .......................................................................................... 4. Metode Dakwah .......................................................................... 5. Media Dakwah ............................................................................
11 6. Materi Dakwah ............................................................................ 7. Tujuan Dakwah ........................................................................... BAB III
BIOGRAFI USTADZ SALMAN A. Riwayat Hidup Ustadz Salman ........................................................... 42 B. Konsep Dakwahnya ............................................................................. 46 C. Kegiatan Dakwahnya ........................................................................... 47 D. Masyarakat dan Mad’unya………………. .......................................... 48
BAB IV
RESPON MASYARAKAT KAMPUNG UTAN, CIPUTAT TIMUR,
TANGERANG
SELATAN
TERHADAP
CERAMAH USTADZ SALMAN A. Gambaran Metode Dakwah Ustadz Salman ........................................ 51 B. Rata-rata Respon Kognitif Masyarakat Kampung Utan terhadap Ceramah Ustadz Salman ...................................................................... 52 C. Rata-rata Respon Afektif Masyarakat Kampung Utan terhadap Ceramah Ustadz Salman ...................................................................... 60 D. Rata-rata Respon Afektif Masyarakat Kampung Utan terhadap Ceramah Ustadz Salman ...................................................................... 65 E. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Solusinya .................................. 71 F. Analisis Data ........................................................................................ 77 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 78 B. Saran – saran ........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 80 LAMPIRAN – LAMPIRAN
12 DAFTAR TABEL
Tabel 1
Dalam menyampaikan ceramahnya, ustadz Salman menggunakan metode dakwah bi al-lisan .......................................................................48
Tabel 2
Ustadz Salman menguasai kondisi audience saat menyampaikan ceramahnya .............................................................................................50
Tabel 3 Saat membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, ustadz Salman menyampaikannya dengan jelas dan fasih. .............................................51 Tabel 4
Saya mempunyai keinginan yang besar untuk menambah wawasan keagamaan ...............................................................................................52
Tabel 5
Saya memiliki pengetahuan agama Islam, meskipun tidak mendalam ................................................................................................53
Tabel 6
Dengan mengikuti pengajian, pengetahuan saya mengenai agama Islam bertambah ......................................................................................54
Tabel 7
Dengan bertambahnya pengetahuan tersebut, saya semakin bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk menurut agama Islam ...........................................................................................55
Tabel 8
Tujuan saya mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman untuk menambah pengetahuan agama Islam mereka .................56
Tabel 9
Masyarakat tertarik mengikuti ceramah yang disampaikan oleh ustadz Salman karena cara penyampaian ceramah tersebut mudah dimengerti. ..............................................................................................57
Tabel 10
Saya merasa lebih tenang dalam menjalani hidup setelah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman ............58
13 Tabel 11
Sebagai anggota masyarakat, saya memberikan bantuan kepada anggota masyarakat lainnya yang membutuhkan pertolongan ...............59
Tabel 12
Saya semakin rajin dalam mengikuti pengajian keagamaan ...................
Tabel 13
Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, Saya semakin menghargai hidup yang diberikan oleh Allah SWT ................................
Tabel 14
Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, saya semakin menghargai dan menyayangi orang lain..................................................61
Tabel 15
Saya rutin mengikuti dalam pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman .........................................................................................62
Tabel 16
Setelah mendengarkan dakwah Ustadz Salman, saya mengalami perubahan dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. ...............................63
Tabel 17
Setelah mendengarkan dakwah Ustadz Salman, saya semakin rajin dalam mengerjakan ibadah sehari-hari....................................................64
Tabel 18
Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai hal-hal yang dilarang agama, saya manjauhinya .................................................65
Tabel 19
Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai kebaikan memperlakukan tetangga dengan baik, saya mengerjakannya................66
Tabel 20
Saya semakin mantap dalam menjalankan ibadah sehari-hari karena mendapatkan penjelasan yang lengkap dari Ustadz Salman ...................67
Tabel 21
Latar belakang pendidikan Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya .....................................................................68
Tabel 22
Saya yang menjadi mad’u bagi ceramah Ustadz Salman mendukung dakwah yang dilakukannya .................................................69
14 Tabel 23
Interaksi yang dilakukan oleh Ustadz Salman terhadap saya turut mendukung dakwah yang dilakukannya .................................................70
Table 24
Kegemaran saya dalam menyaksikan tayangan televisi yang tidak mendidik, menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman ................................................................71
Tabel 25
Kesibukan saya terhadap aktivitas saya dalam sehari-hari yang menyita waktu, menjadi penghambat dakwah Ustadz Salman ...............72
Tabel 26
Keinginan saya untuk menambah wawasan keagamaan yang masih labil menghambat dakwah Ustadz Salman .............................................73
15 PEDOMAN TRANSLITERASI Huruf Arab
Huruf Latin
Keterangan
ا
Tidak dilambangkan
ب
b
be
ت
t
te
ث
ts
te dan es
ج
j
je
ح
h
h dengan garis di bawah
خ
kh
ka dan ha
د
d
de
ذ
dz
de dan zet
ر
r
er
ز
z
zet
س
s
es
ش
sy
es
ص
s
es dengan garis di bawah
ض
d
de dengan garis di bawah
ط
t
te dengan garis di bawah
ظ
z
zet dengan garis di bawah
ع
‘
koma terbalik di atas, menghadap ke kanan
غ
g
ge
ف
f
ef
ق
q
ki
16 ك
k
Ka
ل
l
El
م
m
em
ن
n
en
و
w
we
ھـ
h
ha
,
‘
apostrof
ي
y
ye
BACAAN PANJANG Tanda Vokal Arab
Tanda Vokal Latin
Keterangan
ـَـا
â
a dengan topi di atas
ـِـي
î
i dengan topi di atas
ــْو
û
u dengan topi di atas
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap muslim dan muslimat, memiliki kewajiban dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Kewajiban ini merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu, sehingga tidak ada lagi ummat muslim yang tidak mengerti ilmu agama. Meskipun kondisi ini belum tercapai, namun ada upaya-upaya yang dilakukan oleh mereka yang sudah mengerti ilmu agama dalam menyampaikan apa yang mereka ketahui kepada orang lain. Dalam masyarakat kebanyakan, mereka menyebut orang-orang yang mensyiarkan ajaran agama Islam dengan da’i atau muballigh. Seorang mubaligh memiliki tugas yang sangat suci yaitu berdakwah. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia dakwah dapat pula diartikan sebagai penyiar agama di semua kalangan masyarakat dan sekaligus sebagai pengembangan masyarakat.1 Perlu kita ketahui bersama bahwa, kegiatan berdakwah ini telah berlangsung seumur sejarah kehidupan manusia. Sejak bapak manusia pertama Adam hingga ummat Nabi Muhammad SAW sekarang ini. Pada awal masa kenabian para rasul berdakwah tidak aecara terang-terangan untuk ummatnya akan tetapi secara sembunyi-sembunyi. Masalah dakwah dewasa ini sangatlah penting bagi perkembangan ajaran Islam. Pada hakikatnya dakwah adalah realisasi dari amr ma’rûf nahy 1
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). Cet. Ke-3, hal.
1
2 munkar, yakin mengajak manusia kepada kebajikan dan mencegah manusia dari kemungkaran. Bila demikian maka dakwah Islam merupakan kewajiban bagi setiap pribadi manusia. Dakwah berjalan tanpa mengenal kurun waktu selama di dunia masih ada manusia yang berjalan di luar syari’at Ilahi maka dakwah Islam tetap diperlukan. Dalam bahasa Arab, dakwah bisa digunakan dalam arti undangan, ajakan dan seruan yang kesemuanya itu menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku Islam.2 Berdasarkan arti dakwah itu sendiri, maka dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode penyampaian yang tepat agar tujuan itu tercapai. Para da’i harus mengidentifikasikan wilayah sasarannya sebelum menerapkan dakwah yang disampaikannya. Adapun pengertian metode dakwah adalah suatu cara yang ditempuh dalam berdakwah untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien, yaitu mengajak manusia kejalan yang benar, agar manusia tunduk sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.3 Amin Ahsan Islahi, dalam bukunya menjelaskan bahwa seorang juru dakwah yang menyeru kepada kebenaran harus memperhatikan metode – metode yang dikenal pada masanya, sehingga dakwah lebih mengena dan berpengaruh didalam hati dan jiwa. Hal ini karena sang mubaligh tersebut berkumpul dengan orang-orang, berbicara dengan mereka dan di dalam berhadapan dengan mereka itu harus
2
19
Akhmad Mubarok, Psikologi Dakwah (Jakarta: Pustaka Pirdaus, 2002), Cet. Ke-3, hal.
3
Rafiuddin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-5, hal. 32
3 memperhatikan metode – metode yang sesuai dengan tradisi, prilaku, dan cara hidup mereka.4 Seorang juru dakwah atau da’i dalam upaya menyebarkan ajaranajaran Islam harus memperhatikan kondisi sekelilingnya. Seorang sarjana psikologi bernama Woodworth mengungkapkan dakwah manusia sebagai makhluk individu memiliki empat jenis hubungan dengan lingkungan: “Individu
dapat
bertantangan,
menggunakan,
berpartisipasi,
atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya”.5 Sebagai perbuatan atau aktivitas, dakwah adalah kegiatan komunikasi, dan komunikasi menyebabkan terjadinya hubungan interaksi sosial. Menurut H. Bonner yang secara garis besarnya interaksi sosial dirumuskan sebagai suatu hubungan antara dua individu atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki individu lain, atau sebaliknya.6 Maka dalam rangka dakwah da’i harus memiliki budi pekerti yang baik atau akhlak karimah serta wawasan keilmuan yang luas dalam uapaya mempengaruhi atau memperbaiki masyarakat malalui pesan-pesan dakwah ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Interaksi yang dilakukan manusia sebagai individu di dalam masyarakat dapat dipengaruhi oleh fator imitasi, simpati, sugesti, maupun faktor identifikasi.
4
Amin Ahsan Ilahi, Metode Dakwah Menuju Jalan Allah (Jakarta: Litera Antarnusa, 1985), Cet. Ke-1, hal. 69 5 W. A Gerungan, Psikologi (Bandung: Eresco, 1999), Cet. Ke-12, hal. 6 6 W. A Gerungan, Psikologi, hal. 57
4 Imitasi adalah suatu proses di mana seseorang meniru tingkah laku, maupun ide-ide tertentu dari orang lain sehingga orang tersebut menerima dengan tanpa melakukan kritik. Sugesti adalah situasi dimana seseorang memberikan pandangan dari dirinya sendiri kepada orang lain tanpa melakukan kritik. Identifikasi adalah sebagai situasi dimana seseorang mempunyai kecendrungan untuk mengajikan indentik dengan orang lain yang dianggapnya ideal atau tokoh tertentu dalam lapangan tertentu. Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa begitu tertarik akan keseluruhan pola tingkah laku orang lain, sehingga dengan perasaan ini pada dirinya untuk memahami atau mengerti lebih mendalam, untuk belajar dan kemudian bersedia untuk melakukan kerjasama.7 Dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi masyarakat dalam berintraksi dengan lingkungan, seorang da’i yang sarat akan makna keteladanan dalam kehidupan sehari-hari berusaha agar pesan-pesan dakwah yang disampaikannya dapat direspon masyarakat sekitar. Kegiatan dakwah merupakan komunikasi antara da’i dan mad’u karena komunikasi adalah suatu proses penyampaian ideal dan pesan kepada komunikasi agar dapat berbuat sesuai dengan tujuan, harapan dan isi pesan yang disampaikannya.8 Sehingga terjadi proses saling mempengaruhi natara satu dengan yang lainnya untuk menyampaikan keinginannya. Dalam menyampaikan pesan tersebut, haruslah seorang da’i memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, bertujuan agar pesan-pesan yang disampaikan oleh
7 8
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama), Cet. Ke-2, hal. 1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, hal. 2
5 da’i dapat diterima mad’u secara utuh, jelas, dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam penafsiran. Agar dakwah dapat bersifat komunikatif, seseorang memerlukan pengetahuan tentang gejala-gejala sosial atau tingkah laku manusia dalam lingkungan sosio-kulturnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah tidaklah dimiliki oleh setiap orang, hanyalah
orang
tertentu
saja
memiliki
kemampuan
dan
sengaja
mengkonsentrasikan dirinya dalam tugas menggali mutiara-mutiara keilmuan untuk disampaikan keorang lain. Thomas W. Arnold dalam bukunya sejarah dakwah menjelaskan: “Tersebar agama Islam ke berbagai penjuru dunia disebabkan oleh berbagai faktor, baik sosial, politik, budaya maupun agama, akan tetapi di samping itu, faktor yang paling kuat dan menentukan adalah kemauan dan kegiatan yang tidak kenal lebih dari para da’i yang dengan Nabi Muhammad SAW sendiri sebagai contoh utamanya, telah berjuang mengajak orang-orang kafir masuk Islam.”9 Maka dalam rangka ini Islam, sebagai agama dakwah harus disebar luaskan, sebab tanpa usaha yang sungguh dari para pemeluknya untuk menyebar luaskan Islam itu, mustahil Islam akan dengan segera menyebar dan dipeluk oleh hampir di seluruh penjuru dunia.10 Berdasarkan
hal
diatas,
kita
sebagai
pribadi
muslim harus
menegakkan agama Allah dan menjalankan amr ma’rûf nahy munkar serta mengajak manusia kejalan yang benar yaitu jalan yang di ridhai Allah SWT. Sebagaimana firmannya Surat Al-Nahl ayat 125 yaitu :
9
27
Thomas W. Arnold. Sejarah Dakwah (terj) Nawai Rambe (Jakarta: Wijaya, 1979), hal.
10
Thomas, W. Arnold, Sejarah Dakwah, hal. 1
6
ß⎯|¡ômr& }‘Ïδ ©ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# :16 / )النحلt⎦⎪ωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr& uθèδuρ ( ⎯Ï&Î#‹Î6y™ ⎯tã ¨≅|Ê ⎯yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 (125 Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Nahl/ 16: 125) Dalam pembahasan ini, penulis tertarik dengan judul skripsi ini karena pada jaman era globalisasi dan informasi, perubahan masyarakat lebih cepat bila dibandingkan dengan kegiatan dakwah. Manusia dewasa ini mulai disibukkan oleh kebutuhan yang semakin beraneka ragam sehingga banyak manusia yang mengalami krisis moral, dengan meninggalkan ibadah serta amal kebajikan lainnya. Dan juga karena dakwah dipahami oleh masyarakat awam yang identik dengan ceramah di podium atau di mimbar-mimbar masjid. Dakwah tidaklah hanya diartikan sebagai ceramah sementara sekalipun unsur ceramah tidak dapat dipisahkan, tetapi diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan mengajak dan meningkatkan manusia kembali kepada ajaran Islam. Dengan demikian umat Islam mempunyai berbagai metode dakwah yaitu yang dipakai untuk menyampaikan pesan dakwah. Semua cara dan upaya maupun dalam strategi dakwah Islam tidaklah kaku atau statistik, akan tetapi dalam kenyataan sejarah ia senantiasa mengalami kemajuan, dan dengan kemajuan peradaban manusia itu sendiri yang semakin berkembang dan mengalami kemajuan. Bermula dari sikap,
7 kemudian tutur bahasa secara lisan, tulisan, dan penggunaan alat elektronik yang mana sikap seperti ini harus dimiliki da’i dengan baik. Salah satu muballigh yang penulis anggap memenuhi kriteria tersebut di atas adalah Ustadz Salman, seorang da’i yang mensyiarkan ajaran agama Islam di daerah Ciputat Timur Tangerang Selatan. Sebagai seorang da’i, Ustadz Salman berupaya untuk mensyiarkan ajaran agama Islam dengan cara yang sebaik-baiknya, tanpa mengenal batas usia maupun profesi. Dakwah yang dijalankan Ustadz Salman juga dilakukan dengan cara mempraktikkan apa yang diajarkan oleh ajaran agama, salah satunya untuk berperilaku santun terhadap semua orang. Inilah salah satu faktor yang menjadikan Ustadz Salman disenangi oleh masyarakat sekitar. Dengan fenomena dakwah seperti yang diatas maka peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul: “Respon Masyarakat Terhadap Ceramah Ustadz Salman Dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk memperjelas pembatasan masalah ini, maka peneliti dengan cermat membatasi penelitian ini dengan Respon Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang terhadap ceramah dakwah Ustadz Salman. Penelitian disini hanya membatasi metode dakwah Ustadz Salman tidak untuk metode dakwah da’i secara keseluruhan dan umumnya. Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan:
8 1. Bagaimanakah rata-rata respon kognitif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan agama mereka? 2. Bagaimanakah rata-rata respon afektif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan agama mereka? 3. Bagaimanakah rata-rata respon konatif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan agama mereka?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui rata-rata respon kognitif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan agama mereka. b. Untuk mengetahui rata-rata respon afektif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan agama mereka. c. Untuk mengetahui rata-rata respon konatif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman dalam pembinaan agama mereka 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
9 Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan secara umum dalam mendalami ilmu keagamaan. b. Manfaat Praktis Hasil penelititan ini diharapkan menjadi daya tarik peneliti lainnya dan dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penenlitian Penelitian ini dilakukan di masyarakat RT 001 RW 04 Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Kode pos 15412. b. Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan waktu selama 8 bulan, yaitu dari bulan Oktober 2008 sampai bulan Mei 2009.
2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan instrumen yang digunakan yaitu angket. Angket adalah daftar pernyataan atau petanyaan yang diserahkan atau dikirimkan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk diisi oleh responden.11
11
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. V, hal. 60
10 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel atau keseluruhan subyek penelitian.12 Dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga masyarakat RT 001 RW 04Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Sampel adalah sebagian atau wakil dari sejumlah individu yang akan diteliti.13 Jumlah penduduk RT. 001 RW. 04 masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yaitu sebanyak 217 Jiwa dengan rincian: laki-laki sebanyak 155 Jiwa perempuan sebanyak 162 Jiwa Anakanak sebanyak 43 Jiwa. Dari jumlah populasi tersebut, penulis menargetkan 20 responden untuk dijadikan sampel. Hal ini berkenaan dengan keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang penulis miliki, sehingga tidak bisa mengambil banyak sampel. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti memberikan angket kepada responden yaitu masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan agar memperoleh data yang diperlukan. Angket dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya sudah ditentukan dan disusun terlebih dahulu, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali jawaban yang sudah disiapkan.14 hal.115
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), Cet. II,
13
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Jakarta: Fajar Interpertama Offset 2002), Cet. Ke-
1, hal. 55
14
Masri Singarimbun dan Sofian Effensi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1995), Cet. II, hal. 220
11 Penelitian ini menggunakan instrument dengan pernyataan tertutup dengan skala jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju, (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). 5. Pengolahan Data a. Persiapan Kegiatan
persiapan
ini
adalah
mengecek
nama
dan
kelengkapan identitas pengisian dan memeriksa jawabannya kemudian meneliti kembali catatan atau data yang sudah terkumpul untuk mengetahui data itu cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya.15 b. Pengkodean Kegiatan ini merupakan pemberian kode yang berupa angka pada setiap jawaban responden yang diterima, tujuannya adalah mempersingkat dan memperjelas jawaban responden. c. Tabulasi Memasukkan data yang diperoleh dan menyusunnya ke dalam table. Termasuk kegiatan tabulasi : teknik pengukuran yang digunakan adalah skala likert dangan bobot nilai sesuai dengan jenis pertanyaan. Untuk pertanyaan positif masing-masing jawaban diberi bobot nilai sebagai berikut: a. Untuk jawaban SS (Sangat Setuju) = 4 b. Untuk jawaban S (Setuju) = 3 c. Untuk jawaban TS (Tidak Setuju) = 2 15
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, hal. 191
12 d. Untuk jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) = 1 6. Teknis Analisis Data Dalam teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif analisis, karena data yang diperoleh penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif, maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data penulis lebih banyak menganalisis. Dalam penelitian ini penulis juga melakukan analisa kuantitatif, yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara mengklasifikasikan, mentabulasikan dan dilakukam perhitungan dengan menggunakan statistik sederhana untuk memperoleh hasil penelitian. Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan prosentase dari hasil angket. Data yang diperoleh melalui angket kemudian penulis olah dengan terlebih dahulu mencari rentangnya dengan rumus: R = Xt - Xr R = Rentang Xt = data terbesar dalam kelompok Xr = data terkecil dalam kelompok Kemudian penulis mencari median dari data tersebut. Adapun rumus untuk mencari median adalah sebagai berikut:
Me
Xi n
Me = Mean (Rata-rata) = Epsilon (Baca jumlah)
13 Xi = Nilai X ke I sampai ke n Selanjutnya hasil penelitian disajikan dengan menggunakan frekuensi kontribusi dan prosentase dengan rumus:
P
F X 100 % N
P = Besarnya prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel % = Bilangan tetap (konstanta) Adapun cara pembacaan hasil prosentase penelitian adalah sebagai berikut: No
Presentase
Penafsiran
1
100 %
Seluruhnya
2
90 – 99 %
Hampir seluruhnya
3
60 – 89 %
Sebagian besar
4
51 – 59 %
Lebih dari setengahnya
5
50 %
Setengahnya
6
40 – 49 %
Hampir setengahnya
7
20 39 %
Sebagian kecil
8
10 – 19 %
Sedikit
9
01 – 09 %
Sedikit sekali
10
0%
Tidak ada sama sekali
14 E. Kajian Pustaka
Setelah penulis menelusuri katalog penulisan skripsi yang ada di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan satu tema yang mirip dengan apa yang penulis bahas. Skripsi tersebut berjudul Respon Masyarakat terhadap Ceramah AA Gym di Televisi ANTV; Studi pada Masyarakat Cikoleang Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Skripsi ini ditulis oleh Mulyani, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006. Dalam skripsinya tersebut, penulis berusaha untuk mengetahui respon masyarakat yang berada di Cikoleang Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor terhadap ceramah yang disampaikan oleh AA Gym di stasiun televise swasta ANTV. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyani, masyarakat Cikoleang memberikan respon yang baik terhadap ceramah yang disampaikan oleh AA Gym. Hal ini karena materi yang disampaikan oleh AA Gym sangat sederhana, dengan penggunaan bahasa yang tidak sulit, serta disampaikan dengan tenang dan perlahan.
F. Sistematika Penulisan
Secara sistematika penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi menjadi sub bab.
15
BAB I
Pendahuluan, yaitu meliputi: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi
BAB II
penelitian dan sistematika penulisan.
Kerangka Teoritis, yaitu meliputi: pengertian dakwah, kewajiban dan
tujuan berdakwah, metode dan materi dakwah, karakteristik
da’i dan karateristik mad’u BAB III
Biografi Ustadz Salman yang terdiri : riwayat hidup ustadz Salman,
konsep dakwahnya, kegiatan Dakwahnya, masyarakat
mad’unya. BAB IV
Respon masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatang terhadap Ceramah Ustadz Salman yang terdiri dari : Gambaran metode dakwah Ustadz Salman, rata-rata respon kognitif masyarakat Kampung Utan terhadap ceramah Ustadz Salman, ratarata respon afektif masyarakat Kampung Utan terhadap ceramah Ustadz Salman, rata-rata respon konatif
masyarakat Kampung
Utan terhadap ceramah Ustadz Salman, serta analisis data. BAB V
Penutup yang terdiri kesimpulan dan Saran.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Ruang Lingkup Teori Respon
Definisi teori adalah sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan sebab-akibat
diantara
variable.
1
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai definisi teori. Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Kecuali menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta hasil pengamatan, memberi kerangka orientasi untuk analisa dan klasifikasi dari fakta-fakta yang dikumpulkan dalam penelitian. Dan memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan terjadi, serta mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.2 Sedangkan respon menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan diartikan suatu reaksi psikologi-metabolik terhadap tibanya suatu rangsang, ada yang
1
James A. Black Dean J. Champion, Metode Dan Masalah Penelitian Social (Bandung: PT Eresco, 1992), Cet. Ke-1, hal. 49 2 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masayarakat (Jakarta : PT Gramedia, 1977) Cet. Ke-1, hal. 10
1
17
bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung dan ada pula yang bersifat terkendali atau mudah dikendalikan dengan alat-alat yang ada.3 Dan menurut Steven M. Chaffe, sebagaimana yang dikutip oleh Jalaluddin Rahmat membagi respon menjadi tiga bagian: 1. Kognitif (Respon): Berkaitan erat dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. 2. Respon Afektif: berhubungan dengan emosi, sikap dan niali seseorang terhadap sesuatu respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. 3. Respon Konatif (Behavioral): berhubungan dengan prilaku nyata, yang meliputi tindakan, kegiatan atau kebisaaan berprilaku.4
B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya a.
Pengertian Dakwah
Pengertian dakwah secara etimologi atau asal katanya, dakwah bersal dari bahasa Arab, yang artinya “panggilan, ajakan, atau seruan”. Dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwa berbentuk sebagai Isim Mashdar. Kata ini berasal dari fi’il (kata kerja), da’â-yad’û yang artinya memanggil, mengajak atau menyeru.5
3
Save D. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ( Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1, hal. 964 4
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999),
hal. 218
18
Panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar. Sedangkan bentuk kata kerja atau fi’il-nya adalah da’â-yad’û yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.6 Sedangkan arti dakwah menurut istilah, dari, dari definisi para ulama yang berbeda-beda, antara lain: 1. Menurut Farid Ma’ruf Noor: Dakwah itu ialah menyeru atau mengajak kepada sesuatu perkara, yakni mengajak manusia kepada ajaraan Allah agar menerima dan menjadikan dîn al-islâm sebagi dasar dan pedoman hidupnya.7 2. Menurut Prof. H. M Arifin, M.Ed., menerangkan: Dakwah sebagi suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaraan agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan.8 3. Sedangkan menurut Amien Rais dalam mengartikan dakwah yaitu : Dakwah dapat diartikan juga menyampaikan risalah para Nabi (Muhammad SAW). Hakikat dari tujuan dakwah itu sendiri adalah 5
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), Cet. Ke-1, hal. 17 6 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke-3, hal. 7 7 Farid Ma’ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1981), hal. 28 8 M. Arifin, Psikologi Da’wah: Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-5, hal. 6
19
usaha yang diarahkan pada masyarakat luas untuk menerima kebaikan dan meninggalkan keburukan dalam menciptakan situasi yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam disemua bidang kehidupan.9 Arti Islam dalam literatur kehidupan dapat diartikan sebagai sifat yang patuh, tunduk dengan semua perintah dan memenuhi segala larangan-Nya dalam kamus bahasa Arab-Indonesia Islam berasal kata dari Salima-yaslamu, selamatkan menjadi Islam yang berartikan orang Islam, hal patuh, tunduk. Banyak perbedaan mengenai pengertian dakwah oleh para ulama tersebut, akan tetapi dengan semua perbedaan tersebut memiliki satu unsur kesamaan mengenai dakwah, yaitu: 1. Bahwah dakwah adalah proses penyampaian ajaraan Islam dari seorang da’i atau dak’iyah kepada orang lain (baik secara individu maupun secara kelompok). 2. Penyampaian ajaraan tersebut dapat berupa perintah untuk melakukan, dan mencegah dari perbuatan jahat (amr ma’rûf nahy al-munkar). 3. Usaha tersebut dilakuan secara sadar dengan tujuan terbentuknya individu atau keluarga yang bahagia dan masyarakat atau umat yang terbaik dengan cara taat menjalankan ajaraan Islam. Usaha tersebut bisa dilakukan melalui bahasa lisan, tulisan, maupun perbuatan atau keteladanan. Didalam pembicaran tentang dakwah akan ditemukan beberapa istilah yang maksud pengertiannya sama dengan dakwah atau berhubungan dengan dakwah, diantaranya:10 9
Amien Rais, Demi Kepentingan Bangsa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hal. 12
20
a. Tabliyah: Artinya penyampaian. Maksudanya penyampaian ajaran-ajaran Allah kepada umat manusia. Oaring yang menyampaikanya disebut mubaligh. Didalam Al-Qur’an disebutkan:
4’s∀x.uρ 3 ©!$# ωÎ) #´‰tnr& tβöθt±øƒs† Ÿωuρ …çμtΡöθt±øƒs†uρ «!$# ÏM≈n=≈y™Í‘ tβθäóÏk=t7ムš⎥⎪Ï%©!$# (29 :33 / )األحزا$Y7ŠÅ¡ym «!$$Î/ Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.”(QS. Al-Ahzâb/ 33: 39) b. Amr-ma’rûf:
Artinya
memerintahkan
kebaikan,
dalam
Al-Qur’an
dijelaskan:
(#ρãtΒr&uρ nο4θŸ2¨“9$# (#âθs?#u™uρ nο4θn=¢Á9$# (#θãΒ$s%r& ÇÚö‘F{$# ’Îû öΝßγ≈¨Ψ©3¨Β βÎ) t⎦⎪Ï%©!$# (41 :22 / )الحجÍ‘θãΒW{$# èπt6É)≈tã ¬!uρ 3 Ìs3Ζßϑø9$# Ç⎯tã (#öθyγtΡuρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ Artinya: “(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Haj/ 22: 41) c. Nahi-munkar: Artinya melarang perbuataan yang jahat, dalialnya (telah disebutakan diatas) d. Mau’idzah: Artinya pengajaran. Maksudnya mengajar orang dengan cara yang baik agar mereka sadar ke jalan Allah. Dalam Al-Qur’an diterangkan:
10
Hamzah Ya’kub, Publisistik Islam (Bandung: CV Diponegoro, 1981), Cet. Ke-1, hal.
14
21
}‘Ïδ ©ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# t⎦⎪ωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôã&r uθèδuρ ( ⎯Ï&Î#‹Î6y™ ⎯tã ¨≅|Ê ⎯yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 ß⎯|¡ômr& (125 :16 /)النحل Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. A-Nahl/ 16: 125). e. Tabsyîr: Pengumuman berita yang menggembirakan. Basyîr, mubasyîr, artinya: pembawan kabar gembira, yakni da’i atau mubaligh yang menyampaikan berita gembira tentang rahmat dan nikmat yang diperoleh bagi orang-orang yang beriman. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
(17 :39 / )االزمرÏŠ$t7Ïã ÷Åe³t6sù Artinya: Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku. (QS. Az-Zumar/ 39: 17) f. Indzâr: Pemberi peringatan Nadzîr, mundzîr, artinya: orang yang memberi peringatan, yakni peringatan agar manusia jangan tersesat dan peringatan supaya mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
×πxÍ←!$sÛ öΝåκ÷]ÏiΒ 7πs%öÏù Èe≅ä. ⎯ÏΒ txtΡ Ÿωöθn=sù 4 Zπ©ù!$Ÿ2 (#ρãÏΨuŠÏ9 tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# šχ%x. $tΒuρ šχρâ‘x‹øts† óΟßγ¯=yès9 öΝÍκös9Î) (#þθãèy_u‘ #sŒÎ) óΟßγtΒöθs% (#ρâ‘É‹ΨãŠÏ9uρ Ç⎯ƒÏe$!$# ’Îû (#θßγ¤)xtGuŠÏj9 (122 :9 /)التوبة Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. Al-Taubah/ 9: 122)
22
g. Tadzkirah atau Dzikra: Artinya peringatan, yakni penyampaian peringatan supaya mereka mendapat petunjuk dan tidak sesat. Dalam Al-Qur’an diterangkan:
(9 :87 / )األعلى3“tø.Ïe%!$# ÏMyèx¯Ρ βÎ) öÏj.x‹sù Artinya: Oleh sebab itu berikanlah peringatan Karena peringatan itu bermanfaat. (QS. Al-A’lâ/ 87: 9) Orang yang menyampaikan peringatan itu disebut: mudzakir, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:
(21 :88 / )الغاشيةÖÅe2x‹ãΒ |MΡr& !$yϑ¯ΡÎ) öÏj.x‹sù Artinya: Maka berilah peringatan, Karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (Qs.Al-Ghâsyiyah/ 88: 21) h. Nasîhah : Artinya nasihat atau pengajaran yakni nasihat agar seseorang atau suatu umat taat dan bertaqwa kepada Allah. Dalam Al-Qur’an diterangkan:
ω ⎯Å3≈s9uρ öΝä3s9 àMós|ÁtΡuρ ’În1u‘ s's!$y™Í‘ öΝà6çGøón=ö/r& ô‰s)s9 ÉΘöθs)≈tƒ tΑ$s%uρ …..4ö (79 :7 / )األعرافš⎥⎫Ï⇔ÅÁ≈¨Ψ9$# tβθ™7ÏtéB Artinya: …. mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya Aku Telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan Aku Telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orangorang yang memberi nasehat”. (QS. Al-A’râf/ 7: 79) i. Khutbah: Artinya sama dengan nasihat atau mau’idzah, khâtib orang yang menyampaikan khutbah. j. Wasiyyah: Artinya wasiyat atau pesan, yakni pesan kepada kebenaran, taqwa dan kebaiakan. Dalam Al-Qur’an disebutkan :
(3 :103 / )العصرÎö9¢Á9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Èd,ysø9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ….
23
Artinya: … dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Asr/ 103: 3)
b. Da’i
Menurut Yusuf Qardawy, “Da’i adalah umat yang diharapkan dapat memerangi, kesesatan kebobrokan dan keburukan-keburukan lainnya”.11 Isa Anshari menjelaskan, da’i adalah mubaligh yang mampu memeperkenalkan Islam dengan segala seginya dan mampu menjawab segala persoalan yang timbul”.12 Penilaian masyarakat terhadap pribadi seorang da’i sebagian besar mempengaruhi bahkan bisa menentukan apakah akan terbuka pintu bagi isi dakwah yang hendak disampaikan atau tidak. Tentunya semua ini tidak lepas dari akhlak serta sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap da’i atau juru dakwah. Menurut Imam al-Marâghi bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang da’i ada empat yaitu: a. Hendaklah âlim (mengetahui) dalam bidang Al-Qur’an dan Sunah dan sejarah kehidupan Rasulallah SAW dan Khulafaurrâsyidîn r.a. b. Hendaklah ia mengetahui (pandai membaca) siatuasi umat yang diberi dakwah, baik dalam urusan bakat, watak dan akhlak mereka atau ringkasannya mengetahui kehidupan mereka. c. Hendaklah mengetahui bahasa umat yang akan dituju oleh dakwahnya. Rasulullah sendiri memerintahkan sebagian sahabatnya 11
Yusuf Qordawy, Kritik dan Saran Untuk Para Da’i (Jakarta: Bulan Bintang, 1988), Cet. Ke-2, hal. 4 12 Isa Anshari, Mujahid Dakwah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1991), Cet. Ke-1, hal. 150
24
agar mengetahui bahasa Ibrani, karena beliau pun perlu berdialog dengan orang-orang Yahudi yang menjadi tetangga beliau dan untuk mengetahui hakikat keadaan mereka. d. Mengetahui agama, aliran dan mazhab umat dengan demikian akan memudahkan juru dakwah mengetahui kebathilan-kebathilan yang terkandung padanya dan tidak akan sulit baginya memenuhi ajakan kebenaran yang didengungkan oleh orang lain, sekalipun orang tersebut telah mengajaknya.13 Prof. Drs. Mahmud Yunus menjelaskan ada 14 sifat yang harus dimiliki oleh da’i antara lain: a. Mengetahui Al-Qur’an dan sunnah b. Harus mengamalkan ilmunya c. Hendaklah penyantun dan lapang dada d. Harus berani menerangkan kebenaran agama e. Hendaklah menjaga kehormatan diri f. Harus mengetahui ilmu masyarakat, sejarah ilmu jiwa, ilmu bumi, ilmu akhlak, ilmu perbandingan agama dan ilmu bahasa g. Harus mempunyai keimanan yang kuat dan kepercayaan yang kokoh kepada Allah tentang janjinya benar h. Hendaklah menerangkan mengajrkan ilmu yang diketahui dan janganlah menyembunyikan ilmu-ilmu itu i. Hendaklah berlaku tawadhu’ (rendah hati) j. Harus berlaku tenang, bersikap sopan, tertib dan bersungguh-sungguh 13
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. Ke-1,
hal. 41
25
k. Haruslah mempunyai cita-cita yang tinggi dan jiwa yang besar l. Haruslah berlaku sabar dan tabah dalam melaksanakan seruan Allah. m. Harus bersifat taqwa dan mau’unah, jujur dan percaya n. Harus berlaku ikhlas dalam amal perbuatan.14 Sehubungan dengan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap da’i Dr. Hamzah ya’kub menjelaskan sebagai berikut: a. Mengetahui Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai pokok agama Islam b. Mengetahui pengetahuan Islam yang berinduk kepada Al-Qur’an dan Sunnah, seperti tafsir, ilmu hadits, sejarah kebudayaan Islam dan sebagainya. c. Memiliki pengetahauan yang menjadi alat perlengkapan seperti tehnik dakwah, ilmu jiwa (psikologi), sejarah antropologi, perbandingan agama dan lain sebagainya. d. Memahami umat yang akan diajak ke jalan yang akan diridhai oleh Allah e. Penyantun dan lapang dada f. Berani
kepada
siapapun
dalam
menyatakan,
membela
dan
mempertahankan kebenaran. g. Memberi contoh dalam setiap dan kebaikan supaya pararel antara katakata dengan tindakannya. h. Berakhlak baik sebagai seorang muslim i. Khalish berdakwah kepada Allah
14
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah, hal. 41-42
26
j. Mencintai kewajiban tugasnya sebagai da’i dan mubaligh dan tidak gampang meninggalkan tugas tersebut karena pengaruh-pengaruh keduniaan.15
3. Mad’u
Masyarakat sebagai objek dakwah adalah manusia yang dijadikan sasaran untuk menerima dakwah yang sedang dilakukan oleh da’i. Keberadaan obyek dakwah yang sering dikenal dengan mad’u, yang sangat heterogen baik ideologi, pendidikan, status social, kesehatan dan sebagainya. Seorang da’i dituntut agar mengetahui dengan siapa dia berhadapan, untuk itu para da’i hendaknya mampu menempatkan diri sesuai dengan keadaan umat. Seorang da’i tanpa mengenal masyarakat tak ada gunanya sama sekali segala bacaan buku yang ditelaah setiap hari. Ilmu yang banyak dan pengetahuan yang seluas langit, tak ada gunanya jika keadaan masyarakat yang berkembang setiap hari tidak dibaca (diperhatikan).16 Mad’u yang terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi dan sebagainya. Penggolongan mad’u tersebut antara lain sebagai berikut: a. Dari segi sosiologi, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar. b. Dari struktur kelembagaan, adanya golongan priyayi, abangan, dan santri, terutama, pada masyarakat jiwa. 15 16
Hamzah Ya’kub, Publik Islam, hal. 38-39 Isa Anshari, Mujahid Dakwah, h. 197
27
c. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan golongan orang tua. d. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri. e. Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya, menengah, miskin. f. Dari jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita. g. Dari segi khusus ada masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana, dan sebagainya.17 Sedangkan Muhammad Abduh membagi Mad’u menjadi 3 golongan, yaitu: a. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dan dapat berfikir secara kritis, cepat menagkap persoalan. Mereka ini harus dipanggil dengan “Hikmah”, yakni dengan alasan-alasan, dengan dalil dan Hujjah yang dapat diterima dengan kekuatan akal mereka. b. golongan awam, yaitu kebanyak orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangakap pengertianpengertian yang tinggi. Mereka ini dipanggil dengan “Mau’izdhatul Hassanah” dengan amjuaran dan didikan yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah dipahami. c. Golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua golongan tersebut. Belum dapat dicapai dengan “hikmah” berbeda dengan golongan awam, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya 17
M. Arifin, Psikologi Dakwah, hal. 3-4
28
dalam batas tertentu, tidak sanggup secara mendalam. Mereka ini dipanggil dengan “mujâdalah bi allatî hiya ahsan”, yakni dengan bertukar pikiran, untuk mendorong supaya berpikir sehat,satu dengan lainnya dengan cara yang baik.18 Disamping golongan mad’u di atas, ada lagi penggolongan yang berdasarkan responsi mereka. Berdasarkan responsi mad’u terhadap dakwah mereka dapat digolongkan: a. Golongan simpati aktif, yaitu mad’u yang menaruh simpati dan aktif memberikan dukungan moril dan materiil terhadap kesuksesan dakwah b. Golongan pasif, yaitu mad’u yang masa bodoh terhadap dakwah, tidak merintangi dakwah c. Golongan antipati, yaitu mad’u yang tidak rela atau tidak suka akan terlaksananya dakwah. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk merintangi atau meninggalkan dakwah.19
4. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkara yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara).20 Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebabkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman Methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani 18
M. Natsir, Fiqhud Dakwah II (Surabaya: Yayasan Dakwah Islamiyah Surabaya & Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam Surakarta, 1970), Cet. Ke-1, Jilid 1, hal. 16 19 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 92 20 Munzier Suparta, Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 6
29
metode berasal dari methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut Thariq.21 Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa, metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan diatas dasar hikmah dan kasih sayang.22 Tindakan-tindakan atau kegiatan dakwah (aktivitas dakwah) yang telah dirumuskan akan efektif bila mana dilaksanakan dengan menggunakan cara-cara yang tepat. Dalam Al-Qur’an prinsip-prinsip dakwah ini disebutkan dalam surat An-Nahl: 125. Dari ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa metode dakwah meliputi 3 cakupan, yaitu: a. Al-Hikmah, adalah ketepatan dalam perkataan dan perbuatan.23 Jadi dakwah bi al-hikmah, “adalah dakwah yang dilakukan dengan terlebih dahulu
memahami
secara
mendalam
segala
persoalan
yang
berhubungan dengan proses dakwah, yang meliputi persoalan sasaran dakwah, tindakan-tindakan yang akan dilakukan, masyarakat yang akan dihadapi, situasi tempat dan waktu yang dimana dakwah diselenggarakan”.24 Menurut Toha Yahya Umar, “Hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Jadi kitalah yang harus 21 22
hal. 43
Hasanuddin, Hukum Dakwah, hal. 35 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-1,
23
Abdul Karim Az-Zaid, Dakwah Bilhikmah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), Cet. Ke-1, hal. 27 24 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet. Ke-1, hal. 73
30
menyesuaikan kepada keadaan zaman dengan lisan, tulisan, perbuatan dan lain-lain asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang oleh Tuhan”.25 Ibnu Qoyyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah seperti yang diungkapkan oleh Mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa hikmah, “adalah pengetahuan tentang kebenarandan pengalamannya. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami Al-Qur’an mendalami syari’at-syari’at Islam serta hakikat iman”.26 Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa alhikmah adalah merupakan kemampuan para da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi mad’u dalam menjelaskan ajaran-ajaran Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, alhikmah adalah sebagai sistem yang menyatakan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah. b. Mau’idzah al-Hasanah Mau’idzatul Hassanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasehat-nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.27 Menurut Abd. Hamid al-Bilali, al-mau’izhah al-hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk 25
Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, hal. 5 Munzier Suparta, Metode Dakwah, hal. 10 27 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 149 26
31
mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.28 Dari beberapa definisi diatas, mau’izah hasanah tersebut bisa diklasifikasikan dalam beberapa bentuk: 1) Nasihat atau petuah.29 2) Bimbingan, pengajaran (pendidikan).30 3) Kisah-kisah 4) Kabar gembira dan peringatan (al-Basyîr dan al-Nadzîr) 5) Wasiat (pesan-pesan positif) Jadi kalau kita telusuri kesimpulan dari mau’izhah hasanah, akan mengandung arti kata-kata yang masuk dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membuka kesalahan orang lain sebab kelembutan-kelembutan
dalam
menasihati
seringkali
dapat
meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman. c. Mujâdalah Bi allatî Hiya Ahsan. Mujâdalah bi allatî hiya ahsan atau juga bertukaran pikiran dengan cara yang baik. Bertukar pikiran ini macam-macam bentuknya: dialog, diskusi, seminar dan lain sebagainya. 28
Munzier Suparta, Metode Dakwah , hal. 16 Nasihat bisaanya dilakukan oleh orang yang levelnya lebih tinggi kepada yang lebih rendah, baik tinggkatan umur maupun pengaruh, misalnya nasihat orang tua kepada anaknya, perhatikan QS. Luqman: 13 yang artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. 30 Mau’izhah hasanah dalam bentuk bimbingan, pendidikan dan pengajaran ini seringkali digunakan dalam bentuk kelembagaan (institusi) formal dan non formal, misalnya: mauizhah Nabi kepada umatnya, guru kepada muridnya, kyai kepada santrinya, Mursyid kepada pengikutnya, dan lain-lain. 29
32
Dalam Tafsir Jâlalain disebutkan:
وجاد لھم بالتى ھى أحسن ھى أحسن أى المجادلة التى ھى أحسن .كاالدعاء إلى ﷲ باياتة والدعاء إلى حجته “Berbantahan yang baik yaitu mengajak kepada Allah SAWT dengan menggunakan ayat-ayatNya dan Hujjah-nya.31 Menurut Tafsir al-Nasafi32, kata ini mengandung arti:
مجادلة ھى أحسن بالطريقة التى ھي أحسن طريق المجادلة من الرفق ،واللين من غير فظاظة أوبما يوقذالقلوب ويعظ النفوس ويحلو العقول .وھورد على من يأبى المنظرة فى الدين “Berbantahan dengan baik yaitu dengan jalan sebaik-baikya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lunak, lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu (perkataan) yang bisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa dan memerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama”. Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, mujadalah meruapakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Adapun yang menjadi sumber metode dakwah yaitu: Al-Qur’an, sunah Rasulullah, sejarah hidup para sahabat dan fuqoha. 5. Media Dakwah
Untuk dapat menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai media. Hamzah Ya’kub membagi media menjadi lima macam yaitu:
31 32
Hasanuddin, Hukum Dakwah, hal. 37-38 Hasanuddin, Hukum Dakwah, hal. 38
33
a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lisan/ucapan dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya. b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, bulletin, risalah surat-menyurat (korespondensi) spanduk, dan sebagainya. Da’i yang ahli dibidang ini menguasai jurnalistik. c. Lukisan, gambar, karikatur, foto dan sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang dan banyak di pakai untuk menggambarkan suatu ajaran yang ingin disampaikan kepada orang lain. d. Audio visual, yaitu suatu cara penyampaian yang sekali merangsang penglihatan dan pendengaran, seperti televisi, film. e. Akhlak, yaitu suatu cara penyampaian langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata yang mencerminkan ajaran Islam.33
6. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang di sampaikan da’i mad’u pada dasarnya bersumber dari Al’Quran dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi akidah, syariah dan ahlak.34 a. Akidah (masalah keimanan) Dalam ajaran Islam akidah merupakan fondasi bagi setiap muslim, aspek akidah secara umum termaktub dalam rukun-rukun iman (al-arkan-al-iman) yang terdiri dari iman kepada Allah, iman 33 34
Hamzah Ya’kub, Publik Islam , hal. 47-48 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 109
34
kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepad rasul rasulnya, iman kepada hari akhir, iman kepada qodho dan qodar-Nya.35 Dalam hal ini yang perlu disadari oleh juru dakwah adalah bahwa ajaran yang diajarkan bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syariah dan ahlak dalam ucapan dan fikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.36 b. Syariat (masalah keIslaman) Prof. Dr. Mahmud Syaltut mengatakan, “Bahwa Syarit berisi tentang susunan, peraturan dan ketentuan yang disyariatkan Allah dan Rasul-Nya, dengan lengkap atau pokoknya saja, supaya manusia mempergunakan dalam mengatur hubungan dengan Allah, hubungan dengan saudara seagama, hubungan dengan sesama manusia serta hubungannya dengan alam dan kehidupan”.37 Dengan demikian syariat dalam Islam memuat tentang berbagai aturan dan ketentuan yang bersumber dari Allah dan RasulNya yang kesemuanya harus diikuti dan taati setiap pribadi muslim. Syariat meliputi: 1) Ibadah adalah (dalam arti luas): a) Tharah b) Sholat 73
35
Irfan Hielmy, Dakwah Bil-Hikmah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), Cet. Ke-1, hal.
36
Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), Cet. Ke-1, hal. 80 Irfan Hielmy, Dakwah Bil-Hikmah, hal. 82
37
35
c) Zakat d) Shaum e) Haji 2) Muamalah (dalam arti luas): a) Al-Qununul khas (hukum perdata): - Muamalah (hukum niaga) - Munakahat (hukum nikah) - Waratshah (hukum waris) - dan lain sebagainya b) Al-Qunûn al’âm (hukum publik) - Jinâyah (hukum pidana) - Khilfiah (hukum negara) - Jihâd (hukum perang dan damai) - dan lain sebagainya.38 3) Akhlak (budi pekerti) Masalah
akhlak
sebagai
materi
dakwah
merupakan
pelengkapan adanya keimanan dan keIslaman seseorang, maka sebagai manifesatsinya adalah menimbulkan akhlak yang mulia. Al-Ghazali menyebutkan, “Akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran”.39 Akhlak merupakan suatu yang penting dalam kehidupan, karena itu kita harus memiliki akhlak yang mulia yang merupakan 38 39
M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. Ke-1, h. 95 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 118
36
perwujudan dari iman seseorang, yang mana Nabi sendiri pernah diutus oleh Allah SWT kedunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak, yaitu meliputi: a) Akhlak terhadap khaliq b) Akhlak terhadap makhluk, yang meliputi: Akhlak terhadap manusia: -
Diri sendiri
-
Tetangga
-
Masyarakat
Akhlak terhadap bukan manusia -
Flora
-
Fauna
-
Dan lain sebagainya.40
7. Tujuan Dakwah
Dakwah yang harus dilaksanakan harus mempunyai tujuan tertentu. Tujuan ini dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas apa yang hendak dicapai. Didalam proses dakwah, tujuan adalah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dengan tujuan itulah dapat dirumuskan suatu landasan tindakan dalam pelaksanaan dakwah. Menurut M Arifin, menerangkan tujuan dakwah, “adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamatan ajaran agama yang dibawakan oleh para aparat dakwah atau penerang agama. 40
M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 95
37
Oleh karena itu runga lingkup dakwah adalah menyangkut masalah pembentukan sikap mental dan pengembangan motivasi yang bersifat positif dalam segala lapangan hidup manusia”41 Tarmidzi
Taher
menjelaskan
tujuan
dakwah,”adalah
mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan amu mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan orang baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan”.42 Menurut Syeikh Ali Mahfudz, beliau merumuskan, bahwa tujuan dakwah ada lima perkara yaitu: a. Menyiarkan tuntutan Islam, membetulkan aqidah dan meluruskan amal perbuatan manusia, terutama budi pekertinya. b. Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada keadaan yang baik. c. Membentuk persaudaran dan menguatkan tali persatuan di antara kaum muslimin. d. Menolak paham atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka bekerja. e. Menolak syubhat-syubhat atau khurafat atau kepercayaan yang tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushulludin.43
41
M Arifin, Psikologi Dakwah, hal. 4 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher (Jakarta: Grafindo, 2005), Cet. Ke-1, h. 99 43 Hasanuddin, Hukum Dakwah, hal. 34 42
38
Ketiga pendapat di atas menekankan bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas Iman dan Islam seseorang secara sadar dan timbul dari kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh apa dan siapa pun.
39 BAB III BIOGRAFI USTADZ SALMAN
A. Riwayat Hidup Ustadz Salman 1. Kelahiran
Salman lahir pada tanggal 7 April tahun 1979 di Bukit Tinggi. Dia adalah putra terakhir dari tiga bersaudara dari pasangan Mansyur dan Rosmaini di simpang Gadut No. 172 Gadut Tilatang Kamang Bukit Tinggi Sumatra Barat.1 Dari keluarga dan lingkungan yang agamis membentuk jati diri seorang Salman menjadi hamba yang sangat mengerti dan menjunjung tinggi arti sebuah kehidupan melalui hukum dan syariat Islam. Dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki kedua orang tuanya, hingga menerapkan metode pendidikan kepada keluarga, Salman sudah terbiasa dengan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan masa kecilnya. Kedisiplinan akan kewajiban kepada Allah SWT keluarga demokratis telah menjadikan bagian yang tidak terpisahkan dari pola hidupnya sejak kecil, terutama dari sisi budi pekerti dan kedisiplinan hidup. Orang tuanya seorang pensiunan pegawai negeri yang hobinya berkebun, sejak kecil ia dan saudaranya diajarkan untuk selalu bersifat gigih dan sabar dalam menjalani hidup dan menuntut ilmu.2
1 2
Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008 Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
40
Kegigihan dan kesabaran dalam menjalani hidup dan menuntut ilmu yang ia rasakan hingga membuahkan hasil, terbukti dengan kemampuannya berbahasa asing (Arab, Inggris) yang didapati dari pesantren, dan yang lebih menarik lagi dari prestasi sekolah yang ia raih, Salman meraih juara kelas (rangking satu) dari kelas 1 (satu) SD sampai kelas 3 (tiga) SMU serta banyak menjuarai kejuaraan lomba pidato, lomba musabaqah hifdzil Qur’an, lomba puisi dan lebih dari 40 artikel dan karya tulis yang sudah ia tulis. Jadi sangat pantas jika Salman menjadi lulusan terbaik tahun akademik 2002, wisuda sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta.3
2. Pendidikan
Semasa kecilnya Salman sempat duduk dikelas TK Jeruk Manis tahun 1985 – 1986. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar No. 1 di Bukit Tinggi, Sumatra Barat, 1986 – 1992. Lalu melanjutkan SLTP di pesantren modern terpadu Prof. DR. Hamka, di Sumatra Barat, tahun 1992 – 1995. SMU-nya juga ia tamatkan di pesantren modern terpadu Prof. DR. Hamka, Sumatra Barat, tahun 19951998. Setelah itu ia melanjutkan di jenjang akademik yang lebih tinggi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 1998-2002. Memang ilmu tidak ada hentinya untuk selalu dicari dan Salman belum merasa cukup banyak ilmu yang sudah didapat atau karena faktor tuntutan jaman yang semakin berkembang, ia langsung meneruskan 3
Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
41
ke Program Pasca Sarjana di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2002 tapi disayangkan berjalan hanya satu semester, mungkin Tuhan berkehendak lain, dikarenakan Salman memiliki kemampuan serta sosok pekerja keras ini mencoba mengikuti Program Interdisciplinary Islamic Studies pasca sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Alhamdulillah program studi ini ia selesaikan pada tahun 2003-2006.4 Tapi hari-hari dalam menuntut ilmu tidak ia lewatkan begitu saja, sejalan dengan perkuliahan Salman menyibukan diri dengan aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan masyarakat tidak seperti kebanyakan mahasiswa lainnya yang menghabiskan waktu hanya dengan berdiam pasif di rumah saja. Dia juga sangat aktif mengikuti serta berpartisipasi dalam seminar, training, serta kegiatan informal lainnya. Baik sebagai peserta atau pembicara yang lebih dari 50 berita acara yang sudah diikuti, konsisten sekali jika ia mempunyai motto hidup: Hidup adalah ibadah, hidup adalah jihad, lakukan yang terbaik dan pulangkan hasil kepada Allah.5 Menurut hemat penulis seorang Salman adalah sosok yang tidak ingin melewati waktu yang berjalan dengan sia-sia dan ia tidak mau digolongkan sebagai golongan orang-orang yang merugi. Sudah jelas jika peran orang tua dalam mendidik anaknya sejak kecil dapat mengarahkan buah hatinya menjadi anak soleh dan soleha yang
4 5
Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008 Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
42
berkembang dan berpikir maju kedepan. Sebuah pepatah lama mengatakan “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”
3. Keluarga
Saat kesibukannya menyelesaikan S2 dan saat itu ia masih semester 3, bertepatan pada usia 25 tahun Salman melaksanakan satu sunnah yang diperintahkan Rasulullah yaitu menikah dengan syarat mampu lahir maupun batin. Dengan proses waktu yang cukup lama dan tanpa berpacaran (karena ia salah seorang yang tidak menghalalkan berpacaran) walau ia sempat terlibat dalam kejahilan tersebut akan tetapi ia cepat tersadarkan oleh ilmu pengetahuan agama ia pelajari tidak sama halnya dengan pemuda-pemuda pada umumnya. Setelah melewati proses berta’aruf Kemudian ia melangsungkan ke tahap yang lebih serius yaitu ke jenjang pernikahan, yang Alhamdulillah menikahi seorang wanita muslimah yang bernama Maria Ulfa yang dia kenal saat mengisi suatu acara organisasi mahasiswa “HIQMA” (Himpunan Qori dan Qori’ah Mahasiswa) kebetulan saat itu ia menjabat sebagai ketua umum HIQMA.6 Dalam hal mendidik keluarga Salman bersama istrinya Maria Ulfa ingin mendidik anaknya (Karima Nur Aulia Salman) yang di anugerahkan dan diamanahkan Tuhan untuknya dengan menerapkan pendidikan sejak kecil, yang mana pelajaran berharga tersebut ia dapatkan dari orang tuanya saat ia masih kecil. Orang tua Salman adalah sosok orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan untuk anak terutama pendidikan agama. 6
Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
43
Begitu juga dalam menafkahi keluarga, lulusan terbaik akademik ini sangat ulet dan peka dalam mencari rizki dengan berbagai cara dan jalan yang pastinya dihalalkan agama, ia selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk anak dan istrinya. Apalagi sekarang ia telah diangkat untuk mengabdikan dirinya kepada Negara di sebuah lembaga Negara “Mahkamah Agung” yang mana semua ini memberi keyakinan lebih untuk memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga.7 Sosok ustadz penyabar ini walau sudah berkeluarga akan tetapi tidak mengurangi perhatiannya untuk kedua orang tua yang ia cintai, seperti selalu menyempatkan waktu berkomunikasi jarak jauh via telepon dan SMS dan sedikit berkirim sesuatu untuk orang-orang yang ada di kampung halaman dan yang pasti dan selalu ia lakukan yaitu mendo’akan kedua orang tua. Sebagai tanda anak yang berbakti, walau sampai saat ini ia merasa belum maksimal memberikan yang terbaik untuk orang yang sangat ia sayangi.
B. Konsep Dakwahnya
Berawal dari pengokohan diri dan keluarga suatu bentuk realisasi dari sebuah Hadits “jagalah diri kalian dan keluarga dari api neraka” berdampak dan berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat bertujuan untuk menata kehidupan yang agamis yaitu masyarakat yang harmonis dan demokratis, masyarakat yang berpikir dahulu dalam menjalankan segala kebaikan dan meninggalkan semua keburukan. Bukan masyarakat yang bersifat sami’nâ wa 7
Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
44
ato’nâ (mendengarkan lalu mengikuti) semua pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i dan tidak menelannya mentah-mentah setiap persoalan. “Dakwah adalah sebuah perintah dari yang maha kuasa ditujukan untuk semua mu’min dalam kadar kita masing-masing yang menjadi kunci keberhasilan umat. Berlandaskan amr ma’rûf nahy munkar bertujuan untuk menopang dakwah yang efisien harus di support oleh keluarga, dalam setiap detik kita harus berdakwah.8
C. Kegiatan Dakwahnya
Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh da’i yang sejak kecilnya bercita-cita menjadi guru dan da’i terkenal ini. Bekerja dilembaga Mahkamah Agung tidak mengurangi kegiatan Salman untuk selalu berdakwah, selain bekerja yang menyempatkan diri untuk mengajar, mengisi pengajianpengajian, dan memberikan khutbah-khutbah di masjid ini semua adalah bentuk atau jalan dalam berdakwah. Karena shalat, zakat, dan puasa sangat berkaitan dengan unsur dakwah. Dakwah sederhana yang dia lakukan sehari-hari tanpa mengenal batas waktu dan usia, Salman selalu menebar salam dan berjabat tangan (sesama muslim) bentuk realisasi kehidupan sebagai umat yang harmonis dan dinamis, jadi setiap orang yang dia temui dijalan merasakan sentuhan Islam yang begitu memperhatikan dari berbagai aspek kehiduan. Hemat penulis perihal seperti inilah dakwah yang tepat dan dapat menyentuh serta memberikan
8
Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
45
respon baik terhadap mad’unya. Sama halnya yang dilakukan Rasulallah terhadap sahabat-sahabatnya.
D. Masyarakat Mad’u-nya
Pada dasarnya masyarakat yang ada di RT.001 RW.04 Kampung Utan, Ciputat, Tangerang adalah masyarakat yang sudah sangat mengebal Islam bahkan kebanyakan dari masyarakat tersebut memiliki intelektual tinggi, didukung oleh peran dan partisipasi sebuah kampus besar Islam, Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada sangat dekat dengan lingkungan masyarakat tersebut. Intelektual tinggi adalah kekuatan untuk memajukan Islam dalam berdakwah akan tetapi disini menjadi titik lemah dikarenakan intelektual yang tinggi tidaklah menjamin masyarakat untuk saling bertoleransi atar sesama. Disinilah peran aktif dakwah muncul yang bertujuan utuk menyatukan umat. Untuk masalah perekonomian, jika ditinjau keadaan masyarakat RT. 001 RW. 04 Kampung Utan, Ciputat, Tangerang pada umumnya masyarakat ini tergolong masyarakat menengah keatas. Hal ini terlihat dari produktifnya masyarakat dalam memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk usaha atau bisnis, seperti membuat kost-kostan dan menjual jasa untuk para mahasiswa. Meskipun pada umumnya tingkat perekonomian masyarakat sudah mencapai golongan menengah namun masih ada saja sebagian kecil dari mereka yang tingkat perekonomiannya masih tergolong rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor pendidikan yang kurang tinggi, kurangnya pengalaman dalam bekerja, atau faktor nasib yang belum berpihak.
46
Adapun kultur budaya masyarakat RT. 001 RW. 04 Kampung Utan, Ciputat, Tangerang masih bercampur aduk, akan tetapi masih dibawah naungan nuansa Islami, hal ini dilatar belakangi oleh keseluruhan penduduk masyarakat yang beragama Islam.9 Hal ini pula yang mendorong mereka untuk mengkaji dan memperdalam pengetahuan tentang Islam melalui pengajian-pengajian rutin di Masjid, mengadakan acara-acara untuk mengingat hari-hari besar dan bersejarah Islam, seperti Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, dan lain-lain. Disinilah yang menopang ustadz Salman untuk melestarikan budaya dan kebiasaan ritual keagamaan yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Islam pada umumnya. Sedangkan dalam penyampaian materi unstadz Salman bersifat netral dan tidak memihak kepada siapa pun akan tetapi ia bisa menempatkan posisi terhadap lawan bicara atau mad’u yang sedang ia hadapi agar penyampaian pesan dakwah lebih cepat dimengerti.10 Karena sifat yang dimiliki ustadz Salman adalah penyabar, ramah, sopan dalam berprilaku, santun dalam berbicara dan selalu memberikan senyuman kecil terhadap siapa saja orang yang dikenalnya yang senantiasa mengayomi. Hal inilah yang memberikan kesan positif masyarakat dan merasa terpanggil dengan pesan dakwah yang disampaikan, serta menimbulkan antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan keagamaan. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Salman. Yang kesemuanya itu bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang benar-benar memahami ajaran agama serta terwujudnya hubungan persaudaraan antar umat beragama. 9
Wawancara pribadi dengan Agus Koeng, (ketua RT. 001/04), Ciputat,10 April, 2008 Wawancara pribadi dengan Ustadz Salman, Jakarta, 24 Mei 2008
10
47
Dan yang perlu kita sadari bahwasannya Islam bukan hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Penciptanya, akan tetapi juga mengatur hubungan kemasyarakatan. Karena Islam diturunkan didunia bertujuan untuk memperbaiki dan memajukan kehidupan umat manusia, baik lahir maupun batin, baik untuk pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, karena Islam adalah agama keselamatan bagi pengikutnya.
48 BAB IV RESPON MASYARAKAT KAMPUNG UTAN CIPUTAT TIMUR TIMUR, TANGERANG SELATAN TERHADAP CERAMAH USTADZ SALMAN
G. Gambaran Metode Dakwah Ustadz Salman
Sebagai bagian dari kegiatan penyebaran ajaran Islam, para dai dituntut untuk senantiasa memperhatikan kondisi audience serta materi yang hendak disampaikan. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah bagaimana seorang dai memahami kondisi jamaahnya, sehingga dalam pelaksanaan dakwah, lebih terarah dan sesuai sasaran. Tabel 1 Dalam menyampaikan ceramahnya, ustadz Salman menggunakan bentuk dakwah bi al-lisan No
Jawaban
F
P (%)
Median
18
1
Sangat Setuju
18
90
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100
Jumlah
1
Tabel di atas menunjukkan tanggapan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengenai pernyataan bahwa Ustadz Salman menggunakan metode dakwah bil lisan dalam menyampaikan ceramahnya. Dakwah bil lisan adalah dakwah yang disampaikan secara lisan
49
atau dengan ucapan di depan mad’u atau responden. Dari jawaban yang diberikan yang penulis peroleh, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 responden (90%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 0 (0%), dan sangat tidak setuju 0 (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan menyatakan bahwa dalam menyampaikan ceramahnya, Ustadz Salman menggunakan metode dakwah bil lisan. Responden yang menjawab setuju hanya sedikit sekali. Ini berarti bahwa sampai saat ini metode dakwah bil lisan masih sangat digemari oleh masyarakat. Meskipun masyarakat yang masuk kategori buta huruf sudah berkuang, namun minat masyarakat dalam membaca masih kurang. Itulah sebabnya dakwah bil qalam atau dakwah dengan menggunakan tulisan kurang diminati oleh masyarakat.
H. Rata-rata Respon Kognitif Masyarakat Kampung Utan terhadap Ceramah Ustadz Salman
Tujuan dakwah adalah menyampaikan amar ma’ruf nahyi al-munkar, yaitu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran yang selaras dengan ajaran dan tuntunan agama Islam. Untuk mencapai tujuan ini, para da’i dituntut untuk mampu menyampaikan ajaran tersebut dengan sebaikbaiknya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan dakwah bil lisan, bil hal, maupun bil qalam.
50
Pencapaian dakwah yang telah dilakukan mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Masing-masing aspek memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi. Tabel 2 Ustadz Salman menguasai audience saat menyampaikan ceramahnya No
Jawaban
F
P (%)
Median
14
1
Sangat Setuju
14
70
2
Setuju
1
5
3
Tidak Setuju
3
15
4
Sangat Tidak Setuju
2
10
20
100
Jumlah
1
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai pendapat masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengenai bagaimana Ustadz Salman menguasai kondisi audience saat menyampaikan ceramahnya. Dari jawaban yang diberikan kepada penulis, didapat jawaban sebagai berikut: masyarakat yang menjawab setuju sebanyak 14 responden (70%), setuju 1 responden (5%), tidak setuju 3 responden (15%), dan sangat tidak setuju 2 responden (10%). Dari data yang tersaji dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan menyatakan bahwa mereka sangat setuju jika Ustadz Salman menguasi kondisi audience saat menyampaikan ceramahnya. Namun demikian, ada sebagian masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang
51
menyatakan bahwa mereka tidak setuju dengan pernyataan bahwa Ustadz Salman menguasai audience-nya meski jumlah mereka sedikit sekali. Demikian juga masyarakat yang mengaku sangat tidak setuju, jumlahnya juga sedikit sekali. Tabel 3 Saat membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, ustadz Salman menyampaikannya dengan jelas dan fasih. No
Jawaban
F
P (%)
Median
18
1
Sangat Setuju
18
90
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100
Jumlah
1
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tanggapan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan tentang kemampuan Ustadz Salman dalam membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an dengan jelas dan fasih. Dari data yang diperoleh di lapangan, diketahui bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (90%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 0 (0%), dan sangat tidak setuju 0 (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan menyatakan bahwa Ustadz Salamn jelas dan fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an di dalam ceramahnya.
52
Kemampuan membaca al-Qur’an yang jelas dan fasih memang sudah menjadi tuntutan bagi seorang da’i dalam berdakwah. Tabel 4 Saya mempunyai keinginan yang besar untuk menambah wawasan keagamaan No
Jawaban
F
P (%)
Median
18
1
Sangat Setuju
18
90
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
Tabel di atas menunjukkan data mengenai keinginan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan untuk menambah wawasan keagamaan mereka. Dari data yang diperoleh di lapangan, diketahui bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (90%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 0 (0%), dan sangat tidak setuju 0 (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan memiliki keinginan yang besar dalam menambah wawasan keagamaan mereka. Salah satu cara yang mereka tempuh adalah dengan mengikuti ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Dengan mengikuti pengajian, masyarakat dapat menambah wawasan keagamaan mereka. Pengajian yang diikuti tidak
53
harus langsung bertatap muka, bisa juga dengan mendengarka radio, ataupun menyaksikan lewat layar televisi. Tabel 5 Saya memiliki pengetahuan agama Islam, meskipun tidak mendalam No
Jawaban
F
P (%)
1
Sangat Setuju
6
30
2
Setuju
12
60
3
Tidak Setuju
2
10
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
20
100%
Median
12
1
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai pengetahuan agama Islam masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Dari jawaban yang diberikan kepada penulis, masyarakat yang mengaku memiliki pengetahuan agama Islam meskipun tidak mendalam dengan menyatakan sangat setuju sebanyak 6 responden (30%), setuju 12 responden (60%),t idak setuju 2 responden (10%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang memiliki pengetahuan agama Islam meskipun tidak mendalam sebagian kecil saja. Sebagian besar mengaku mereka memiliki pengetahuan agama Islam yang sedang. Adapun yang mengaku bahwa mereka memiliki pengetahuan agama Islam mendalam
54
jumlah sedikit sekali. Oleh karena itu, median atau respon terbanyak ada pada respon setuju karena jumlah paling banyak yaitu 12. Tabel 6 Dengan mengikuti pengajian, pengetahuan saya mengenai agama Islam bertambah No
Jawaban
F
P (%)
Median
20
1
Sangat Setuju
20
100
2
Setuju
0
0
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
Tabel di atas menunjukkan pernyataan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa dengan mengikuti pengajian, pengetahuan mereka mengenai agama Islam bertambah. Dari jawaban yang diberikan, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 20 responden (100%), setuju 0 (0%), tidak setuju 0 (0%), dan sangat tidak setuju juga tidak ada (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengakui bahwa dengan mengikuti pengajian, pengetahuan mereka tentang agama Islam bertambah. Tidak ada masyarakat yang menyatakan bahwa pengajian tidak memberikan penambahan keilmuan agama Islam. Dengan bertambahnya wawasan
55
pengetahuan keagamaan yang didapat dari pengajian, masyarakat bisa memenuhi kebutuha rohai mereka akan wawasan keagamaan. Tabel 7 Dengan bertambahnya pengetahuan tersebut, saya semakin bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk menurut agama Islam No
Jawaban
F
P (%)
Median
18
1
Sangat Setuju
18
90
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
Tabel di atas menunjukkan perubahan dalam diri masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, bahwa dengan bertambahnya pengetahuan agama Islam, mereka semakin bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk menurut ajaran agama Islam. Dari jawaban yang ada, yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 responden (90%), setuju 3 responden (10%), tidak setuju 0 (0%), dan sangat tidak setuju juga 0 (0%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir seluruh masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa dengan bertambahnya pengetahuan agama Islam, mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk menurut ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa pengetahuan yang didapat memberikan manfaat bagi
56
masyarakat tersebut, dengan bertambahnya wawasan mengenai hal-hal yang baik dan buruk dalam pandangan Islam. Tabel 8 Tujuan saya mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman untuk menambah pengetahuan agama Islam mereka No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
Tabel di atas menunjukkan pernyataan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, bahwa tujuan mereka mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman adalah untuk menambah pengetahuan agama Islam mereka. Dari jawaban yang penulis peroleh, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 responden (85%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 1 responden (5%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan menyatakan bahwa tujuan mereka mengikuti pengajian Ustadz Salman adalah untuk menambah pengetahuan agama Islam mereka. Hanya sedikit sekali masyarakat yang mengaku tidak setuju bahwa tujuan mereka mengikuti pengajian untuk menambah pengetahuan agama Islam.
57 I.
Rata-rata Respon Afektif Masyarakat Kampung Utan terhadap Ceramah Ustadz Salman Tabel 9 Masyarakat tertarik mengikuti ceramah yang disampaikan oleh ustadz Salman karena cara penyampaian ceramah tersebut mudah dimengerti. No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100
Jumlah
1
Apa yang tersaji dalam tabel di atas dapat diketahui mengenai ketertarikan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan saat mengiktui ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Penyebab ketertarikan masyarakat untuk mengikuti ceramah tersebut adalah karena penyampaian ceramah Ustadz Salman mudah dimengerti. Dari jawaban yang diberikan yang penulis peroleh, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 responden (85%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 1 (5%), dan sangat tidak setuju 0 (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan menyatakan sangat setuju bahwa penyebab ketertarikan mereka dalam mengikuti ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman adalah karena cara penyampaiannya yang mudah dimengerti.
58
Adapun masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang menyatakan tidak setuju akan pernyataan bahwa ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman mudah dimengerti sedikit sekali. Tabel 10 Saya merasa lebih tenang dalam menjalani hidup setelah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman No
Jawaban
F
P (%)
Median
12
1
Sangat Setuju
12
60
2
Setuju
4
20
3
Tidak Setuju
2
10
4
Sangat Tidak Setuju
2
10
20
100%
Jumlah
1
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perasaan tenang masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan setelah mereka mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Hasil ini diketahui dari hasil jawaban yang diberikan oleh responden sebagai berikut; yang menjawab sangat setuju 12 responden (60%), setuju 4 responden (20%), tidak setuju 2 responden (10%), dan sangat tidak setuju 2 responden (10%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan merasa tenang setelah mendengarkan ceramah dari Ustadz Salman. Adapun yang tidak setuju dan sangat tidak setuju jumlahnya sedikit sekali. Perasaan tenang yang
59
dimaksud di sini adalah perasaan yang dapat mencegah mereka dari tekanan yang berasal dari berbagai masalah yang sedang dihadapi. Tabel 11 Sebagai anggota masyarakat, saya memberikan bantuan kepada anggota masyarakat lainnya yang membutuhkan pertolongan No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
3
15
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
Tabel di atas memberikan informasi mengenai sikap masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang memberikan pertolongan terhadap masyarakat lainnya yang membutuhkan pertolongan di mana sangat setuju berjumlah 17 responden (85%), setuju 3 responden (15%), tidak setuju 0 (0%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan memberikan pertolongan kepada masyarakat lainnya yang membutuhkan pertolongan. Tabel 12 Saya semakin rajin dalam mengikuti pengajian keagamaan No
Jawaban
F
P (%)
Median
12
1
Sangat Setuju
12
60
2
Setuju
4
20
60
3
Tidak Setuju
2
10
4
Sangat Tidak Setuju
2
10
20
100%
Jumlah
1
Tabel di atas memberikan informasi mengenai sikap masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang semakin rajin dalam mengikuti pengajian keagamaa. Dari jawaban yang diperoleh, yang menjawab sangat setuju sebanyak 12 responden (60%), setuju 4 responden (20%), tidak setuju 2 responden (10%), dan sangat tidak setuju 2 responden (10%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan semakin rajin dalam mengikuti pengajian. Hanya sedikit sekali yang mengaku tidak menjadi semakin rajin dalam mengikuti pengajian. Tabel 13 Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, Saya semakin menghargai hidup yang diberikan oleh Allah SWT No
Jawaban
F
P (%)
Median
16
1
Sangat Setuju
16
80
2
Setuju
3
15
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
61
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka semakin menghargai hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 16 responden (80%), setuju 3 responden (15%), tidak setuju 1 responden (5%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa setelah mereka mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka semakin mengaku semakin menghargai hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Hanya sedikit sekali yang mengaku bahwa setelah ia mendengarkan ceramah Ustadz Salman, ia jadi tidak menghargai hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Tabel 14 Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, saya semakin menghargai dan menyayangi orang lain No
Jawaban
F
P (%)
Median
16
1
Sangat Setuju
16
80
2
Setuju
3
15
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
62
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka semakin menghargai dan menyayangi orang lain. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 16 responden (80%), setuju 3 responden (15%), tidak setuju 1 responden (5%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa setelah mereka mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka semakin mengaku semakin menghargai dan menyayangi orang lain. Hanya sedikit sekali yang mengaku bahwa setelah ia mendengarkan ceramah Ustadz Salman, ia jadi tidak menghargai dan menyayangi orang lain.
J.
Rata-rata Respon Konatif Masyarakat Kampung Utan terhadap Ceramah Ustadz Salman Tabel 15 Saya rutin mengikuti dalam pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman No
Jawaban
F
P (%)
Median
14
1
Sangat Setuju
14
70
2
Setuju
4
20
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
1
5
63 Jumlah
20
100
1
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai jawaban responden tentang rutinitas mereka dalam mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Dari jawaban yang penulis peroleh, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 responden (70%), setuju 4 responden (20%), tidak setuju 1 responden (5%), dan sangat tidak setuju 1 responden (5%). Dari hasil data yang diperoleh berdasarkan jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku rutin dalam megikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Masyarakat yang mengaku tidak rutin dalam mengikuti pengajian hanya sedikit sekali. Tabel 16 Setelah mendengarkan dakwah Ustadz Salman, saya mengalami perubahan dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
64
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka mengalami perubahan dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 17 responden (85%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 1 responden (5%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa setelah mereka mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka mengaku mengalami perubahan dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. Hanya sedikit sekali yang mengaku bahwa setelah ia mendengarkan ceramah Ustadz Salman, ia jadi tidak berubah dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Tabel 17 Setelah mendengarkan dakwah Ustadz Salman, saya semakin rajin dalam mengerjakan ibadah sehari-hari No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
2
10
3
Tidak Setuju
1
5
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
65
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka mengalami perubahan dengan semakin rajin dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 17 responden (85%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 1 responden (5%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa setelah mereka mendengarkan ceramah Ustadz Salman, mereka mengaku semakin rajin dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Hanya sedikit sekali yang mengaku bahwa setelah ia mendengarkan ceramah Ustadz Salman, ia jadi tidak semakin rajin dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Tabel 18 Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai hal-hal yang dilarang agama, saya manjauhinya No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
0
0
3
Tidak Setuju
3
3
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
66
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai hal-hal yang dilarang agama, mereka menjauhinya.. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 17 responden (85%), setuju 0 responden (0%), tidak setuju 3 responden (15%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa setelah mereka mendengarkan ceramah Ustadz Salman tentang hal-hal yang dilarang agama, mereka menjauhinya. Hanya sedikit yang mengaku bahwa setelah ia mendengarkan ceramah Ustadz Salman tentang hal-hal yang dilarang agama, mereka tidak menjauhinya. Tabel 19 Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai kebaikan memperlakukan tetangga dengan baik, saya mengerjakannya No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
0
0
3
Tidak Setuju
3
15
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
67
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai kebaikan memperlakukan tetangga dengan baik, mereka melakukannya.. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 17 responden (85%), setuju 0 responden (0%), tidak setuju 3 responden (15%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa setelah mereka mendengarkan ceramah Ustadz Salman tentang memperlakukan tetangga dengan baik, mereka melakukannya. Hanya sedikit yang mengaku bahwa setelah ia mendengarkan ceramah Ustadz Salman tentang memperlakukan tetangga dengan baik, mereka tidak melakukannya. Tabel 20 Saya semakin mantap dalam menjalankan ibadah sehari-hari karena mendapatkan penjelasan yang lengkap dari Ustadz Salman No
Jawaban
F
P (%)
Median
17
1
Sangat Setuju
17
85
2
Setuju
3
15
3
Tidak Setuju
0
0
4
Sangat Tidak Setuju
0
0
20
100%
Jumlah
1
68
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai perubahan masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan bahwa mereka semakin manfatp dalam menjalankan ibadah sehari-hari setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dari Ustadz Salman. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yang menjawab sangat setuju 17 responden (85%), setuju 3 responden (15%), tidak setuju 0 responden (05%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan mengaku bahwa mereka semakin mantap dalam menjalankan ibadah sehari-hari setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dari Ustadz Salman.
K. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Solusinya Tabel 21 Latar belakang pendidikan Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya No
Jawaban
F
1
Sangat Setuju
18
2
Setuju
0
3
Tidak Setuju
0
4
Sangat Tidak Setuju
2
Jumlah
20
69
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tanggapan masyarakat bahwa latar belakang pendidikan Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya. Dari hasil penelitian, responden yang menjawab sangat setuju 18 (90%), tidak setuju 0 responden (0%), tidak setuju 2 responden (10%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan mengaku bahwa latar belakang pendidikan Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya. Hanya sedikit sekali yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan Ustadz Salman tidak mendukung dakwah yang dilakukannya. Tabel 22 Saya yang menjadi mad’u bagi ceramah Ustadz Salman mendukung dakwah yang dilakukannya No
Jawaban
F
1
Sangat Setuju
14
2
Setuju
2
3
Tidak Setuju
4
4
Sangat Tidak Setuju
0
Jumlah
20
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tanggapan masyarakat bahwa masyarakat yang menjadi mad’u bagi ceramah Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya. Dari hasil penelitian, responden
70
yang menjawab sangat setuju 14 (70%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 4 responden (20%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan mengaku bahwa yang menjadi mad’u bagi ceramah Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya. Hanya seagian kecil masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa mad’u bagi ceramah Ustadz Salman tidak mendukung dakwah yang dilakukannya. Tabel 23 Interaksi yang dilakukan oleh Ustadz Salman terhadap saya turut mendukung dakwah yang dilakukannya No
Jawaban
F
1
Sangat Setuju
14
2
Setuju
4
3
Tidak Setuju
2
4
Sangat Tidak Setuju
0
Jumlah
20
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tanggapan masyarakat bahwa interaksi yang dilakukan oleh Ustadz Salma terhadap masyarakat sekitar turut mendukung dakwah yang dilakukannya. Dari hasil penelitian, responden yang menjawab sangat setuju 14 (70%), setuju 4 responden (20%), tidak setuju 2 responden (10%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
71
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan mengaku bahwa interaksi Ustadz Salman dengan masyarakat sekitar turut mendukung dakwah yang dilakukannya. Hanya sedikit masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa interaksi Ustadz Salman dengan masyarakat sekitar tidak mendukung dakwah yang dilakukannya. Tabel 24 Kegemaran saya dalam menyaksikan tayangan televisi yang tidak mendidik, menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman No
Jawaban
F
1
Sangat Setuju
12
2
Setuju
4
3
Tidak Setuju
4
4
Sangat Tidak Setuju
0
Jumlah
20
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tanggapan masyarakat bahwa kegemaran masyarakat dalam menyaksikan tayangan televisi yang tidak mendidik,menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Dari hasil penelitian, responden yang menjawab sangat setuju 12 (60%), setuju 4 responden (20%), tidak setuju 4 responden (20%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%).
72
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan mengaku bahwa kegemaran masyarakat dalam menyaksikan tayangan televisi yang tidak mendidik,menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Hanya sebagian kecil masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa kegemaran masyarakat dalam menyaksikan tayangan televisi yang tidak mendidik, tidak menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Tabel 25 Kesibukan saya terhadap aktivitas saya dalam sehari-hari yang menyita waktu, menjadi penghambat dakwah Ustadz Salman No
Jawaban
F
1
Sangat Setuju
15
2
Setuju
2
3
Tidak Setuju
3
4
Sangat Tidak Setuju
0
Jumlah
20
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tanggapan masyarakat bahwa kesibukan masyarakat terhadap aktivitas mereka dalam sehari-hari yang menyita waktu, menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Dari hasil penelitian, responden yang
73
menjawab sangat setuju 15 (75%), setuju 2 responden (10%), tidak setuju 3 responden (15%), dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan mengaku bahwa kesibukan masyarakat terhadap aktivitas mereka dalam sehari-hari yang menyita waktu, menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Hanya sebagian kecil masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa kesibukan masyarakat terhadap aktivitas mereka dalam sehari-hari yang menyita waktu, tidak menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Tabel 26 Keinginan saya untuk menambah wawasan keagamaan yang masih labil menghambat dakwah Ustadz Salman No
Jawaban
F
1
Sangat Setuju
13
2
Setuju
5
3
Tidak Setuju
2
4
Sangat Tidak Setuju
0
Jumlah
20
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai keinginan masyarakat untuk menambah wawasan keagamaan yang masih labil menghambat dakwah Ustadz Salman. Dari jawaban yang diberikan, yang menjawab sangat setuju
74
13 responden (65%), setuju 5 responden (25%), tidak setuju 2 responden (10%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebagian
besar
masyarakat mengaku bahwa keinginan mereka untuk menambah keagamaan yang masih labil meghambat proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. Hanya sedikit saja masyarakat yang tidak mengaku bahwa keinginan mereka untuk menambah keagamaan yang masih labil menghambat proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. L. Analisis Data a.
Rentang Data
Telah dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui respon masyarakat terhadap ceramah Ustadz Salman di Kampung Utan, Cempata Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan, penulis mendapatkan jawaban dari 20 responden, yang diambil secara acak. 104, 104, 103, 100, 104, 98, 101, 103, 103, 71, 104, 94, 103, 85, 103, 102, 57, 94, 102, 75 R = Xt - Xr R = Rentang Xt = data terbesar dalam kelompok Xr = data terkecil dalam kelompok Jadi rentang datanya 104 – 57 = 47
75 b. Varians
Agar tidak terjadi penyimpangan yang ekstrim pada setiap pernyataan yang diberikan kepada responden, maka penulis mencari rata-rata dengan menggunakan rumus:
Me
Xi n
Me = Mean (Rata-rata) = Epsilon (Baca jumlah)
Xi = Nilai X ke I sampai ke n n = jumlah individu 104+104+103+100+104+98+101+103+103+71+104+94+103+85+103+102+ 57+94+102+75 = 1910 = 95.5 20 Jadi respon masyarakat terhadap ceramah Ustadz Salman rata-rata 95.5
Dari data-data yang penulis peroleh selama melakukan penelitian di lapangan, menulis melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Ustadz Salman dalam dakwahnya sudah sesuai dengan apa yang telah digarikan dalam teori dakwah. Dalam melakukan dakwahnya, Ustadz Salman menjalankan metode yang ada, yaitu metode dakwah bil lisan dengan cara langsung menyampaikan materi kepada para audence. Metode ini dianggap paling tepat diterapkan di tengah-tengah masyarakat yang berasal dari berbagai latar
76
belakang pendidikan maupun etnis. Dengan menggunakan dakwah bil lisan, dai dapat menyesuaikan diri dengan kondisi mad’unya. Pengaruh dari dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman terhadap masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga aspek ini memang lebih mengarah pada faktor psikologis atau kejiwaan seseorang. Aspek kognitif, yang lebih bersinggungan dengan pengetahuan, diperoleh oleh masyarakat dari ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Dengan bertambahnya pengetahuan keagamaan, masyarakat semakin tahu dan mengerti tentang ajaran agama Islam. Selanjutya adalah aspek afektif. Aspek ini berkenaan dengan perasaan yang dirasakan oleh masyarakat. Dengan mengikuti ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman, masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang Selatan merasakan kenikmatan atas segala anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan begitu, mereka lebih mencintani dan menghargai hidup, serta saling menyayangi dengan makhluk lainnya. Adapun aspek konatif, adalah aspek praktik dari apa yang telah mereka dapatkan dengan mengikuti ceramah Ustadz Salman. Aspek ini lebih bersinggungan dengan bagaiman mereka menjalankan pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Dari hasil penelitian yang telah di lakukan di lapangan, ditemukan bahwa masyarakat merasa mereka mengalami perubahan setelah mendengarkan ceramah dari Ustadz Salman. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung dari proses dakwah Ustadz Salman adalah latar belakang pendidikan, yaitu pasca sarjana. Dengan
77
latar belakang pendidikan ini, Ustadz Salman mampu menguasai materi yang hendak disampaikan kepada audience. Faktor lainnya adalah kemampuannya dalam menguasai audience, serta kefasihannya dalam membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an. Adapun yang menjadi faktor penghambat bagi proses pelaksanaan dakwah Ustadz Salman, di antaranya yaitu masyarakat yang masih gemar menyaksikan tayangan televisi yang kurang mendidik. Hal ini membuat materi yang sudah diperoleh dari pengajian sedikit terlupakan. Selain itu juga karena kesibukan masyarakat dengan pekerjaan mereka sehari-hari, sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam meluangkan waktu untuk mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman. Faktor penghambat lainnya adalah karena keiginan masyarakat untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam yang masih labil. Sehingga terkadang masyarakat merasa enggan untuk menghadiri pengajian.
78 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di lapanga, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata respon kognitif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman termasuk dalam kategori baik. Hal ini mengingat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dari item-item pernyataan yang diberikan kepada responden dalam bentuk angket, sebagian besar masyarakat menanggapinya dengan positif dengan prosentase lebih dari 70%. 2. Demikian halnya dengan respon afektif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman termasuk dalam kategori baik. Dari hasil jawaban yang diberikan oleh responden, rata-rata jawaban sangat setuju mereka lebih dari 70%. Ini menandakan bahwa mereka merasa tertarik dan mengalami perubahan dalam diri mereka setelah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman. 3. Hal yang sama juga terjadi pada respon konatif masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terhadap ceramah Ustadz Salman. Sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju lebih dari 70%. Dengan demikian, masyarakat merasa bahwa ceramah yang disampaikan oleh ustadz Salman memberikan perubahan dalam
79
pelaksanaan ibadah sehari-hari serta perlakuan mereka terhadap masyarakat lainnya.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan demi kemajuan dakwah yang sedang dan akan berlangsung adalah sebagai berikut: 1. Untuk subjek penelitian, dalam hal ini adalah masyarakat Kampung Utan, Ciputat Tangerang Selatan, alangkah baiknya jika terus menyempatkan waktu untuk mengikuti berbagai pengajian dan ceramah keagamaan dalam rangka untuk menambah wawasan keagamaan. 2. Bagi para dai, terutama Ustadz Salman, hendaknya tidak bosanbosannya untuk senantiasa belajar ilmu agama, agar materi yang nantinya akan disampaikan kepada audience terus dapat dipenuhi dan komprehensif.
80 DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Isa, Mujahid Dakwah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1991), Cet. Ke-1 Arifin, M., Psikologi Da’wah: Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-5 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), Cet. II Arnold, Thomas W., Sejarah Dakwah (terj) Nawai Rambe (Jakarta: Wijaya, 1979 Badruttamam, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher (Jakarta: Grafindo, 2005), Cet. Ke-1 Champion, James A. Black Dean J., Metode Dan Masalah Penelitian Sosial (Bandung: PT Eresco, 1992), Cet. Ke-1 Dagun, Save D., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ( Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). Cet. Ke-3 Gerungan, W. A, Psikologi (Bandung: Eresco, 1999), Cet. Ke-12 Hafidhudin, Didin, Dakwah Aktual (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), Cet. Ke-1 Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-1 Hielmy, Irfan, Dakwah Bil-Hikmah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), Cet. Ke-1 Ilahi, Amin Ahsan, Metode Dakwah Menuju Jalan Allah (Jakarta: Litera Antarnusa, 1985), Cet. Ke-1 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masayarakat (Jakarta : PT Gramedia, 1977) Cet. Ke-1 Mubarok, Akhmad, Psikologi Dakwah (Jakarta: Pustaka Pirdaus, 2002), Cet. Ke-3 Mulia Tsg.dkk, Ensiklopedi Indonesia, Jilid II (Bandung: van Hdeve, 1996) Natsir, M., Fiqhud Dakwah II (Surabaya: Yayasan Dakwah Islamiyah Surabaya & Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam Surakarta, 1970), Cet. Ke-1, Jilid 1
81
Noor, Farid Ma’ruf, Dinamika dan Akhlak Dakwah (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1981) Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999) Rafiuddin dan Djalil, Maman Abdul, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-5 Rais, Amien, Demi Kepentingan Bangsa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997) Ralby, Osman, Kamus Internasional (Jakarta bulan-bintang, 1956) SR, A.L.N Kramer, Kamus Bahasa Belanda-Indonesia (Den Haag : Van Good Zone’s, 1996) Shaleh, Abd. Rosyad, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet. Ke-3 ----------------------------, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke-1 Singarimbun, Masri dan Effensi, Sofian, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1995), Cet. II Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Jakarta: Fajar Interpertama Offset 2002), Cet. Ke-1 Suparta, Munzier, Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003) Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), Cet. Ke-1 Tasmara,Toto, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-1 Umar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah (Jakarta : Widjaya. 1971), Cet. Ke-1 Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady, metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. V Ya’kub, Hamzah, Publisistik Islam (Bandung: CV Diponegoro, 1981), Cet. Ke-1, hal. 14 Zaidan, Abdul Karim, Dasar-dasar Dakwah (Jakarta: Media Dakwah, 1984), Cet. Ke-2, Jilid 2
82
Az-Zaid, Abdul Karim, Dakwah Bilhikmah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), Cet. Ke-1 Aziz, M. Ali, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. Ke-1 Qordawy, Yusuf, Kritik dan Saran Untuk Para Da’i (Jakarta: Bulan Bintang, 1988), Cet. Ke-2 Zaidallah, Alwisral Imam, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. Ke-1
83 ANGKET PENELITIAN SKRIPSI “Respon Masyarakat Terhadap Ceramah Ustadz Salman Dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan”
Nama
: M. TAUFIQ RACHMAN
NIM
: 103051028536
Jurusan
: KPI
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Kampus
: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PETUNJUK UMUM 1. Pernyataan dan pertanyaan dalam kuisioner ini mohon dijawab secara perorangan. 2. Dalam menjawab berilah tsaya silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara/Saudari. 3. Kejujuran Saudara/Saudari merupakan bantuan yang tak ternilai harganya, karena membantu pengumpulan data yang valid dalam penelitian ini. 4. Penelitian atau angket ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain kecuali untuk mengumpulkan data dalam rangka penelitian studi kesarjanaan Strata Satu ( S 1) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Jawaban saya terjamin kerahasiaannya. 6. Atas segala perhatian dan kesediaan Saudara/Saudari peneliti ucapkan terima kasih DATA RESPONDEN Nama
: ..........................................................................
Umur
: ................................................tahun
Pekerjaan
: ..........................................................................
Alamat
: .......................................................................... ...........................................................................
84 PERTANYAAN:
1.
Dalam menyampaikan ceramahnya, ustadz Salman menggunakan metode dakwah bi al-lisan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Ustadz Salman menguasai kondisi audience saat menyampaikan ceramahnya. a Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
3. Saat membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, ustadz Salman menyampaikannya dengan jelas dan fasih. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
4. Saya mempunyai keinginan yang besar untuk menambah wawasan keagamaan. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
5. Saya memiliki pengetahuan agama Islam, meskipun tidak mendalam. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
6. Dengan mengikuti pengajian, pengetahuan saya mengenai agama Islam bertambah. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
7. Dengan bertambahnya pengetahuan tersebut, saya semakin bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk menurut agama Islam. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
8. Tujuan saya mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman untuk menambah pengetahuan agama Islam saya. a. Sangat setuju c.
b. Biasa-Tidak Setuju
Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
85
9.
Saya tertarik mengikuti ceramah yang disampaikan oleh ustadz Salman karena cara penyampaian ceramah tersebut mudah dimengerti. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
10. Saya merasa lebih tenang dalam menjalani hidup setelah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Salman. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
11. Sebagai anggota masyarakat, saya memberikan bantuan kepada anggota masyarakat lainnya yang membutuhkan pertolongan. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12. Saya semakin rajin dalam mengikuti pengajian keagamaan. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
13. Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, saya semakin menghargai hidup yang diberikan oleh Allah SWT. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
14. Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman, saya semakin menghargai dan menyayangi orang lain. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
15. Saya rutin dalam mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Salman. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Setelah mendengarkan dakwah Ustadz Salman, saya mengalami perubahan dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. a. Sangat setuju
b. Setuju
b. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
17. Setelah mendengarkan dakwah Ustadz Salman, saya semakin rajin dalam mengerjakan ibadah sehari-hari.
86
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
18. Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai hal-hal yang dilarang agama, saya manjauhinya. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
19. Setelah mendengarkan ceramah Ustadz Salman mengenai kebaikan memperlakukan tetangga dengan baik, saya mengerjakannya. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
20. Saya semakin mantap dalam menjalankan ibadah sehari-hari karena mendapatkan penjelasan yang lengkap dari Ustadz Salman. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
21. Latar belakang pendidikan Ustadz Salman turut mendukung dakwah yang dilakukannya. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
22. Saya yang menjadi mad’u bagi ceramah Ustadz Salman mendukung dakwah yang dilakukannya. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
23. Interaksi yang dilakukan oleh Ustadz Salman terhadap masyarakat sekitar turut mendukung dakwah yang dilakukannya. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
24. Kegemaran saya dalam menyaksikan tayangan televisi yang tidak mendidik, menjadi penghambat dalam proses dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Salman. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
87
25. Kesibukan saya terhadap aktivitas mereka dalam sehari-hari yang menyita waktu, menjadi penghambat dakwah Ustadz Salman. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
26. Keinginan saya untuk menambah wawasan keagamaan yang masih labil menghambat dakwah Ustadz Salman. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju