RETORIKA DAKWAH KYAI H. TOL’AT WAFA AHMAD LC DI PONDOK PESANTREN RAUDHATUL ULUM SAKATIGA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Serjana Strata 1
Oleh: Muhendi NIM 11210063 Pembimbing Drs. H. Rifa’i, MA NIP: 196107041992031001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Skripsi ini berjudul “Retorika Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan” Agar tidak terjadi salah pengertian di dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis perlu memberikan penegasan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi di atas: 1.
Retorika Dakwah a. Retorika Retorika oleh Aristoteles diartikan sebagai the art of persuation, yaitu ilmu kepandaian berpidato atau teknik dan seni berbicara di depan umum.1 Ada juga yang mengartikan retorika sebagai seni menggunakan bahasa, atau kepandaian menggunakan bahasa dengan suatu cara, untuk menghasilkan kesan terhadap pendengar dan pembicara.2 Selain dua pendapat di atas ada yang mengartikan retorika sebagai ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana teknik seni berbicara di depan umum sehingga orang merasa senang dan tertarik untuk mendengarkan uraian dan pendapat-pendapat yang disampaikan kepada orang lain dengan 1
A.H. Hasanudin, Retorika dakwah dan Publisistik Kepemimpinan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 11. 2
Basrah Lubis, Metodologi dan Retorika Dakwah (Jakarta: CV Turisina, 1991),
hlm. 57.
1
maksud agar orang tersebut dapat memahami, mengetahui, menerima serta bersedia untuk melaksanakan ajaran yang di sampaikan.3 Retorika dakwah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan dalam menggunakan bahasa di depan umum untuk menyampaikan suatu pesan dakwah, sehingga pesan dakwah tersebut
dapat
disampaikan dengan baik,
jelas,
menarik,
menyentuh kesadaran audience dan berkesan. Adapun kemampuan berbahasa yang dimaksud di sini adalah kemampuan dalam menyusun bahasa: Susunan bahasa (arrangement) dan penggunaan bahasa (eksepresi).4 Susunan bahasa yang dimaksud adalah bagaimana satu pidato disusun berdasarkan organisasi pesan. Sedangkan penggunaan bahasa yang dimaksud adalah bagaimana penggunaan bahasa di pondok pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Sumatera Selatan. Berdasarkan di atas selanjutnya akan digunakan penulis untuk melihat atau meneliti kenyataan Retorika Dakwah Kyai H. Tol’al Wafa Ahmad Lc di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan.
3
Gentasari Anwar S.H, Retorika Praktis, Teknik san Seni Berpidato, (Jakarta: Rinaka Cipta, 1995), hlm. 6. 4
Sei Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan Dakwah, (Jakarta: Rinaka Cipta, 1990). hlm. 39
2
b. Dakwah Pengertian Dakwah secara bahasa adalah memanggil dan menyeru.5 Menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam menentukan dan mendefinisikan dakwah, hal ini disebabkan oleh perbedaan mereka dalam memaknai dan memandang kalimat dakwah itu sendiri. Sebagian ulama seperti yang di ungkapkan oleh Muhammad Abu al-Futuh dalam kitabnya al-madkhal ila „ilm ad-Da‟wat
mengatakan, bahwa dakwah adalah menyampaikan
(at-tabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. sebagian lagi menganggap dakwah sebagai ilmu dan pembelajaran (ta‟lim). Definisi ini menurut penulis lebih bersifat normatif di mana dakwah hanya bersifat dan mencakup belajar dan mengajar tanpa melihat bahwa dakwah adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan kepada orang lain dengan berbagai sarana, di antara sarana itu adalah belajar dan mengajar. Jadi belajar dan mengajar sebenarnya hanyalah salah satu sisi dari sisi-sisi dakwah yang lain.6 Dengan demikian yang dimaksud dengan retorika dakwah dalam skripsi ini adalah teknik atau seni berbicara di depan umum yang di gunakan penceramah atau ustadz untuk menyampaikan pengajian secara baik sehingga dapat di terima, diresapi dan dapat
5
Faizah & H. Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 4. 6
Ibid, hlm 5-6.
3
mempengaruhi jama’ah pengajian sesuai dengan pengajian yang disampaikan agar mau melaksanakan amar ma‟ruf nahi mungkar. c. Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc,kelahiran 15 Maret 1958 “sakatiga” ini adalah seorang pimpinan sekaligus kyai Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan yang cukup terkenal baik di kalangan santri dan santriwatinya maupun di lapisan masyrakat sumatera selatan pada umumnya, mempunyai gaya kepemimpinan dan wibawah yang tinggi serta memiliki gaya yang khas ketika menyampaikan ceramahnya. Hal ini membuktikan akan adanya minat dan antusias audience untuk mengikuti ceramahnya.
B. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang sempurna, sebagai agama yang sempurna, islam juga menetapkan dan mengatur sikap yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan oleh manusia, sebagai petunjuk dalam meraih kebahagian hidup baik di dunia maupun akhirat, karenanya islam dikatakan sebagai rahmatal lil alamin. Islam
sebagai
rahmatal
lil
alamin
harus
disebarluaskan,
diperkenalkan dan diperlihatkan kepada umat manusia supaya dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan atau didakwahkan kepada seluruh
4
umat manusia. Dengan tujuan untuk mengangkat derajat manusia ke tingkat yang lebih tinggi tingkat akhsani taqwim. Untuk mengangkat derajat manusia ke tingkat akhsani taqwim itulah, manusia diperintahkan menyelenggarakan aktivitas dakwah di muka bumi. Dan kewajiban dakwah dibebankan kepada setiap orang islam. Dakwah atau ajakan kepada ma‟ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan kita, dapat dilakukan dengan cara lisan, tulisan, melalui media, melalui kesenian dan sebagainya. Pada prinsipnya segala sesuatu yang mempermudah terciptanya pesan dakwah kepada sasaran dakwah dapat digolongkan menjadi media dakwah. Agar tercapai sasaran yang dimaksud, sekiranya diperlukan media dakwah yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan nilainilai dengan ajaran agama, kewajiban, larangan dan sebagainya yang dapat menjadi jalan keselamatan bagi bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Dakwah sangat dibutuhkan oleh manusia kapanpun dan di manapun ia berada, hal ini dikarenakan setiap manusia senantiasa mendambakan kebahagiaan dan ketentraman hidup baik lahiriah maupun batiniah, selama ini di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan demikian kehadiran para da’i sangat diperlukan. Penyampaian dakwah yang paling banyak dilakukan para da’i pada saat ini adalah penyampaian dakwah yang di lakukan secara lisan melalui ceramah atau pidato pada pengajian-pengajian, yakni melalui media radio
5
maupun televisi, kenyataan ini dapat dilihat baik di desa maupun di kota. Akan tetapi dakwah dengan mengunakan metode ceramah, haruslah di sampaikan dengan cara-cara yang efektif sehingga dapat di terima oleh sasaran dakwah yang disampaikan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka para da’i perlu untuk mengetahui dan menguasai ilmu retorika. Dengan mengunakan cara yang sedemikian rupa, sehingga dakwah yang disampaikan dapat menyentuh pada tingkat kesadaran audience yang didakwahi, dalam Al-Qur’an sendiri dikisahkan ketika Nabi Musa As hendak berdakwah menyebarkan ajaran agamanya. Allah memerintahkan supaya mengunakan cara-cara yang baik dengan kata-kata yang menyentuh kesadaran hati seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Thaha.
Artinya: Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya dia Telah melampaui batas, Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan katakata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".(QS Thaha: 43 – 44)7
7
Dept Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Semarang: CV Toha Putra)
hlm. 480.
6
Ayat di atas adalah suatu bukti bahwa Allah menyeruh di dalam berdakwah supaya dilakukan dengan menggunakan suatu cara atau aturan yang baik dengan pemilihan kata-kata dan pengaturan pesan di dalam menyampaikan dakwahnya, supaya menarik dan membawa kesadaran hati. Adapun cara atau menyampaikan pesan yang baik, menarik dan menyakinkan dinamakan retorika. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberasilan
ceramah
dapat
disebabkan
beberapa
faktor,
seperti
kewibawaan ceramah, kekuasaan, faktor keturunan, kekayaan dan lain sebagainya. Tetapi menurut penulis faktor penguasa retorika lebih utama diantara faktor-faktor yang lain. Karena kepandaian retorika seorang da’i atau penyampaian pesan dakwah sangat dituntut, sebab dengan kepandaian retorika dapat memotivasi audiencenya menuju kepada tingkah laku atau sikap yang sesuai dengan pesan dakwahnya tersebut. Rasulullah sendiri di dalam berdakwah selalu sangat berhati-hati, supaya pesan yang beliau sampaikan dapat di terima dengan baik dan jelas, sehingga dapat ditangkap para pendengarnya. Penyampaian dakwah yang tidak memperhatikan aturan dan tata cara kaidah retorika yang baik, dapat mengakibatkan pesan dakwah yang disampaikan kadang tidak mengenai sasaran dakwah dan kadang kalah menyebabkan misalnya audence menjadi resa dan bosan. Berdasarkan latar belakang yang sudah di paparkan di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti retorika dakwah seorang da’i. Dalam
7
penelitian ini penulis akan meneliti retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lcdalam menyampaikan ceramahnya kepada pengurus, guru, santri dan santriwati, pada saat kuliah subuh dan saat tadarusan di pondok pesantren raudhatul ulum sakatiga sumatera setalan. Ustadz ini memiliki tutur kata yang karismatik sekali ketika dia sedangan menyampaikan ceramahnya, seluruh jama’ah akan diam dan segan untuk berbicara sehingga ceramahnya berjalan dengan hikmat dan bisa di pahami serta diterima oleh semua jema’ah.8 Adapun yang menarik dari penelitian ini selain terdiri dari santri dan santriwati, pondok pesantren ini memiliki 9 (sembilan) lembaga formal yaitu: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak Islam (TKIS), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT), Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) dan Madrasah Tahfizhul Qur’an Lil Aulad (MATQULARU).
C. Rumusan Masalah Untuk memperjelas penelitian ini maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut;
8
Sumber Muhendi Hasil Observasi Pada Tanggal 4 April 2015
8
1. Bagaimana susunan bahasa dan pengunaan retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lcdi pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan? 2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc di pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan?
D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui susunan bahasa dan pengunaan retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc di pondok pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan. 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc di pondok pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan kajian penelitian retorika dakwah pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, khususnya mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam. 9
b. Di sampin itu penulis ingin menyumbangkan bahan perpustakaan dengan harapan dapat menjadi tambahan referensi tulisan ilmiah yang bermanfaat. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam memahami
pesan
yang di
sampaikan seorang da’i ketika menyampaikan ceramahnya. b. Selain itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi kemajuan dakwah islam yang dilakukan seorang da’i dalam menyampaikan ceramahnya.
F. Kajian Pustaka Penelitian mengenai retorika sebagai media dakwah telah banyak dilakukan, sebagai bahan kajian pustaka untuk mendukung penelitian ini, penulis mengambil beberapa penelitian yang berkaitan dengan penulisan proposal skripsi ini antaralain: 1. Judul skripsi: Retorika Dakwah Pengajian Nurul Huda Masjid Nurussyams Gendeng Yogyakarta.Karya Ahmad Muslim,Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi deskriptif Kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengunakan tiga metode pengumpulan data yaitu: metode observasi, metode interview dan metode dokumentasi.
10
Analisis datanya disajikan dalam bentuk deskriptif, yang selanjutnya disusun dalam bentuk laporan yang sistematis dan siap disajikan untuk dibaca.
Sedangkan
pada
aplikasi
pengunaan
susunan
bahasa
arrangement dapat diambil kesimpulan, rata-rata penceramah dominan mengunakan organisasi pesan adalah dengan ukuran kronologis, karena memudahkan jamaah dalam menangkap dan mengingat organisasi pesan yang disampaikan. Pengamatan terhadap Expresion pengunaan bahasa dapat disimpulkan penceramah hanya dominan mengunakan dua langgam saja yaitu langgam agama dan sentimental.9 2. Judul Skrpsi: Retorika Dakwah Ustadz Yusuf Chudlori Pada acara Menapak Hidup Baru Di Radio Fast FM Magelang. Karya Iin Kurniyati, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. Skripsi ini menjelaskan pada komposisi pesannya, Gus Yusuf menunjukan susunan pidato yang sistematis dalam penyajiannya. Dalam penggunakan langgam agigator, agama, konservatif, dikdatik dan sentimental. Sedangkan pengunaan humornya Gus Yusuf mengunakan humor perilaku orang aneh, belokan mendadak dan puns. Penggunaan himbauannya rata-rata Gus Yusuf dalam menyampaikan ceramahnya pada acara menapak Hidup Baru mennunakan semua
9
Karya Ahmad Muslim,Retorika Dakwah Pengajian Nurul Huda Masjid Nurussyams Gendeng Yogyakarta. (Yogyakarta:Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2004.)
11
himbauan yaitu himbauan rasional, emosional, takut, ganjaran dan motivasional.10 3. Judul Skripsi: retorika dakwah H. Sunardi Syahuri, karya endang winarti, fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006. Skripsi ini memiliki metode penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu: metode observasi, metode interview dan metode dokumentasi. Analisis datanya disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data-data yang sudah terkumpul. Sedangkan aplikasi organisasi pesan memaparkan penjelasan terhadap pesan yang dijadikan pidato tersebut. Dalam pengunaan langgam ceramahnya menggunakan laggam agama, conservative dan dikatif.11 Setelah penulis mengkaji dan mengamati penelitian terdahulu, sebenarnya sudah banyak yang mengarah kepada topik tentang retorika dakwah Ustadz, hanya berbeda-beda subjek dan obyek penelitiannya saja. Sedangkan pada penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana susunan bahasa dan pengunaan serta bagaimana faktor pendukung dan
10
Iin Kurniati, Retorika Dakwah Ustadz Yusuf Chudlori Pada Acara Menapak Hidup Baru Di Radio Fast FM Magelang, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2009) 11
Emdang Winarti, Retorika Dakwah H. Sunardi Syahuri, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2006)
12
penghambat retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc dalam menyampaikan ceramahnya di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan.Agar jama’ah merasa senang dan tertarik mendengarkan ceramah yang disampaikan sehingga jama’ah dapat memahami, mengetahui, menerima serta bersedia melaksanakan pesan yang disampaikan oleh Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc.
G. Kerangka Teori 1. Retorika Dakwah Da’i harus membekali diri dengan ilmu kepandaian berbicara dalam
menyampaikan
pesannya,
agar
pesan
dakwah
dapat
tersampaikan dengan baik dan berkesan di hati pendengarannya.Ilmu yang membahas hal tersebut dinamakan retorika. Retorika memiliki aturan atau kaidah dalam menyampaikan sebuah pesan, sehingga pesan tersebut dapat disampaikan dengan baik dan berkesan. Kepandaian retorika seorang da’i sangat dituntut, sebab dengan kepandaian retorika seorang da’I dapat memotivasi audience bertingkah laku atau bersikap sesuai dengan pesan dakwahnya. Da’i yang tidak memperhatikan aturan dan tatacara kaidah retorika yang baik dapat mengakibatkan pesan dakwah yang disampaikan tidak mengenai sasaran dan dapat menyebabkan pendengaran menjadi bosan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan, retorika dalam konteks penelitian ini adalah suatu kajian tentang berbicara untuk menyampaikan pesan keagamaan Islam
13
dengan suatu cara atau kaidah tertentu sehingga pesan dakwah dapat disampaikan dengan jelas, menarik dan berkesan dihati para pendengar. Kaidah retorika yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang dipaparkan Aristoteles, dikutip oleh Jalaludin Rahmat yaitu mengenai susunan pesan pidato, penggunaan bahasa.12 a. Susunan Pesan Pidato Yang dimaksud bentuk susunan pesan pidato disini adalah komponen-komponen yang diperlukan dalam menyusun sebuah pesan pidato diantaranya:13 1) Komposisi Pesan Pidato Secara garis besar susunan pidato terdiri atas pembukaan, isi dan penutup, didalamnya menjabarkan gagasan yang hendak didampaikan.14 Namun yang perlu diperhatikan adalah bagimana mengatur komposisi dari bentuk pidato yang terfokus sehingga terhindar dari pembicaraan yang mengatur dan tidak terarah.15
12
Jalaludin Rakgmat, Retorika Moderen; Pendekatan Praktis, (Bandung Remaja Rosdakarya, 1992), Hlm 33 13
Stewart L. Tubs Dan Sylvia Mess, Human Communication, Prinsip-Prinsip Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 134. 14
Ibid
15
Ahmad Suyuti, Jadilah Khotib Yang Kreatif Dan Simpatik, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), hlm. 257
14
Pengaturan pesan menjadi hal yang terpenting dan harus diperhatikan oleh para juri dakwah dalam menyampaikan sebuah pesan pidato, sehingga tercipta susunan pesan yang baik dan sistimatis. Ada 3 prinsip dalam pengaturan komposisi pidato. Ketiga prinsip itu adalah kesatuan, pertautan, dan penekanan.16 a) Kesatuan Kesatuan dalam pidato meliputi kesatuan dalam isi, tujuan dan sifat. Semua ada dan harus saling melengkapi. Kesatuan dalam isi adalah adanya gagasan tunggal dan tujuan yang jelas misalnya menghibur,
mempengaruhi
dan
memberitahukan
harus dipilih jangan sampai terjadi kerancuan dalam tujuan. Kesatuan juga harus terlihat dalam sifat pembicaraan
(serius,
formal,
dan
informal).
Contohnya dalam suasana informasi maka gaya pidatonya seperti bercakap-cakap adan akrab.17 Untuk mempertahankan kesatuan ini tidak hanya memerlukan ketajaman pemikiran, tetapi juga lewat kemauan kuat untuk membangun hal-hal yang mubazir. Kurangnya kesatuan akan menyebabkan
16
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern; Pendekatan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 33. 17
Ibid.
15
pendengar kurang jelas dengan apa yang disampaikan, sehingga dapat menimbulkan pemahaman yang berbeda antara pendengar satu dan yang lainnya. b) Pertautan Pertautan menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan dengan satu sama lain. Dengan pertautan, perpindahan dari pokok satu ke pokok yang lain berjalan lancar. Sebaliknya, hilangnya pertautan menimbulkan
gagasan
yang
tersendat-sendat,
sehingga khalayak tidak mampu menarik gagasan pokok dari seluruh pembicaraan.Untuk menghindari hal tersebut, dalam retorika biasanya dilakukan gema yaitu gagasan pada kalimat terdahulu diulangi kembali pada kalimat baru dengan tujuan untuk memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Gema dapat berupa sinonim, perulangan kata, kata ganti seperti ini, itu, olehnya, ia mereka, atau istilah lain yang menggantikan kata-kata terdahulu.18 c) Tekanan Tekanan atau emphasis adalah keras lembutnya suara dalam mengucapkan kata. Penekanan merupakan
18
Ibid
16
bagian yang diperhatikan dalam uraian sebelum pidato. Pemeparan pidato yang tidak mengandung penekanan dari penceramah, sering menimbulkan pokok-pokok penting serata bagian-bagian penting yang ada pada pidato tidak bisa ditangkap oleh audience dan mengakibatkan isi pidato menjadi kabur. Sehingga pesan sulit ditangkap oleh jama’ah. Penekanan biasanya dinyatakan dengan hentakan, tekanan suara yang dinaikan, perubahan bahasa isyarat dan yang lainnya. Dapat juga di dahului dengan kalimat penjelas untuk membuat penekanan.19
b. Penggunaan bahasa Bahasa merupakan symbol komnukasi yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa seseorang mampu mengekspresikan kemauan batinya sehingga dapat dimengerti oleh pikah lain.20 Kaitanya dengan retorika adalah dengan kemampuan dan kemahiran berbahasa dapat menciptakan kesan mendalam di hati pendengar
terhadapapa
yang
disampaikan.
Sebab
dengan
kepandaian penggunaan bahasa yang baik, maka ilustrasi-ilustrasi 19
Ibid
20
Totok Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: CV Gaya Media Pratama, 1987), hlm. 48.
17
yang disampaikan dapat memperjelas dan menghidupkan pidato sehingga pidato yang disampaikan menarik, segar, dan hidup. Banyak da’i atau pendakwah yang tidak sampai pesannya kepada khalayak karena da’i tersebut tidak mampu menuangkan ke dalam bahasa yang baik sehingga dakwah yang disajikan kering, sehingga minat dan perhatian khalayaknya hilang. Seorang da’i dituntut mampu menggelitik perhatian khalayaknya dengan berbagai cara.21 Salah satu cara adalah kemahiran berbahasa yang mencakup adanya langgam dan humor sebagai penyegar dan penarik perhatikan khalayak.22 1. Langgam Seperti halnya kita tertarik sebuah musik atau lagu, dikarenakan di dalam musik atau lagu terkandung langgam, alunan serta tekanan tertentu yang disusun secara harmonis sehingga peranan langgam bahasa tidak bisa diabaikan. Mimikseperti yang dilakukan para pemegang peranan di panggung. Langgam yang bisa dipakai dalam pidato adalah:23 a. Langgam Agama Langgam Agama mempunyai irama suara yang terkadang naik turun dengan gaya ucapan yang lambat, 21
Jamalul Abidin, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insane Press, 1996), hlm. 1. 22
Barmawie Umary, Azas-Azas Ilmu Dakwah, (Jakarta: Percetakan Ofset Rahmandani, 1982), hlm. 16. 23
Ibid
18
ceremonies
dan
terkesan
lembut
tetap
masih
memperhatikan naik turunnya suara. Dikatakan langgam agama karena langgam ini sering dipakai oleh parah khatib, pastur dan pendeta dalam menyampaikan pidatonya. b. Langgam Agigator Langgam agigator dikemukakan secara agresif atau eksplosif, untuk menyerang lawan dengan argument yang mantap. Biasanya digunakan dalam rapat-rapat atau pertemuan yang sifatnya propaganda politis. c. Langgam Konservatif Langgam konservatif merupakan langgam yang paling bebas dan tenang, biasanya digunakan pada pertemuan-pertemuan
atau
rapat-rapat
yang
sifatnya
terbatas. Di dalam berpidato biasanya digunakan oleh penceramah untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya untuk memancing reaksi dari audiencenya. d. Langgam Dikdatik Langgam dikdatik ini sifatnya memdidik dan mendikte, biasanya dipakai seorang pendidik atau guru di dalam mengajarkan sesuatu kepada muridnya, yaitu yang mendikte seperti mengajarkan hafalan, kemudian sang guru membacanya lalu muridnya disuruh menirukan bacaan dari gurunya.
19
e. Langgam Sentimentil Langgam sentimental ini digunakan dalam sidingsidang umum seperti mengumumkan keputusan yang penuh pathos (perasaan) dalam pidato biasanya dipakai dengan nada penuh perasaan syahdu. f. Langgam Teater Langgam teater ini digunakan penuh dengan gaya dan mimik seperti yang dilakukan para pemegang peranan di panggung. 2. Humor Humor merupakan salah satu saran yang memancing perhatian jama’ah, dalam menyampaikan sebuah pesan pidato.Akan tetapi, perlu diingat humor tidak boleh terlalu banyak, karena dapat menimbulkan kesan pembicaraan tidak sungguh-sungguh. mengakibatkan
inti
Kebanyakan permasalahan
humor
juga
dapat
pesan
yang
hendak
disampaikan tidak masuk ke dalam kesadaran audience, sehinggah terkadang audience terlena dengan humor-humor yang dibawakan. Hal inilah yang sering mengakibatkan audience hanya sering memperoleh kesenangan menikmati humor, semantara pesan dakwahnya tidak masuk, namun demikian humor dapat
20
menyegarkan pikiran pendengar, sehingga menaruh perhatian lebih besar pada pidato selanjutnya. H. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid dan dapat dipercaya dengan tujuan untuk
menemukan,
membuktikan
dan
mengembangkan
suatu
pengetahuan.24 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Maka metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. 1) Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif, denga metode studi kasus.Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang dihasilkan data deskriptif berupa katakata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.25 Sedangkan penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi obyek penelitian. 2) Informan Penelitian Informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian.26 Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah
24
Endang Sulistyasari, Audience Research, Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar Dan Pemirs, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 47. 25
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 4. 26
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, Dan Ilmu Sosial Lainya, (Jakarta: Kencana Media Group, 2007), hlm. 76.
21
dipaparkan, maka informan dalam penelitian ini adalah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc.
1. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang akan diambil adalah; a) Data Primer, yaitu data-data yang diperoleh dari sumber utama. Dalam penelitian ini sumber utamanya adalah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc, yaitu data hasil pengamatan saya secara langsung ketika Usadz Tol’at Wafa Ahmad Lc menyampaikan ceramahnya dan data wawancara. b) Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil Observasi dan dokumentasi. 2. Metode Pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah:27 a.
Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.28 Data observasi berupa data faktual dan terperinci mengenai retorika dakwah Tola’at Wafa Ahmad Lc dalam susunan pesan pidato dan
27
Ibid
28
Sustrisno Hadi, Metodologi Research 2,(Yogyakarta: Fak Psikologi UGM, 1987), hlm. 136
22
penggunaan bahasa melalui ceramahnya di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakagita Sumatera Selatan.
b.
Metode Interview Interview atau wacancara adalah percakapan denga maksud tertentu, percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan pihak yang diwawancarai yang memberi jawaban atas pertanyaan.29 Wawancara yang dilakukan secara bebas dan terpimpin, artinya peneliti menggunakan tanya jawab secara langsung kepada Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc untuk memperoleh datadata yang dibutuhkan dalam penelitian. Tetapi tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang ditanyakan dengan mengunakan pedoman wawancara. Dengan metode interview ini peneliti akan mengetahui lebih jahu bagimana retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc dalam susunan pidato, susunan bahasa, dan bentuk persuasif melalui ceramahnya di pondok pesantren raudhatul ulum sakatiga sumatera selatan.
c.
Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data penunjang yang berhubungan dengan penelitian, yaitu berupa data rekaman
29
Lexy Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2001)hlm. 135
23
ceramah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc dan dokumentasi juga digunakan melengkapi data-data yang belum diperoleh dari hasil wawancara
seperti
struktur
organisasi,
arsip-arsip
yang
berhubungan kegiatan penelitian. 2. Metode Analisis Data Analisis data adalah peroses penyederhanaan data ke dalam peroses yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.30 Analisis juga berarti menguraikan atau memisah-misahkan. Menganalisis data berarti mengurai data atau menjelaskan data, sehingga berdasarkan data itu pada gilirannya dapat ditarik pengertian-pengertian dan kesimpulan-kesimpulan.31 Metode analisis data adalah cara yang dipergunakan untuk mengolah data. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.32 Dan digambarkan dengan kata-kata atau kalimat sehingga data yang diperoleh dideskripsikan secara rasional dan obyektif yaitu menurut apa adanya, sesuai dengan kenyataan, selanjutnya penulis mengadakan penafsiran-penafsiran secukupnya sebagai usaha memahami kenyataan terhadap masalah-masalah yang
30
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1988), hlm. 265 31
Dudung Abdurahman, Pengantar Metodologi Penelitian,(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006) hlm. 65. 32
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2001) hlm. 4.
24
ada. Dengan demikian secara sistematis langkah-langkah analisis data tersebut adalah; a.
Memperoleh atau mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil, observasi, interview, dan dokumentasi.
b.
Menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai dengan urutan pembahasan yang telah direncanakan.
c.
Melakukan interpretasi secukupnya terhadap data yang telah tersusun untuk menjawab rumusan masalah sebagai hasil kesimpulan.
I. Sistematika Pembahasan Untuk menghindari pelebaran dan kerancuan masalah serta menghasilkan pembahasan yang sistematis. Maka pembahasan penelitian ini dilakukan sebagai berikut: Bab I :
Pendahuluan yang membahas penegasan judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,
metode
penelitian, sistematika pembahasan. Bab II:
Gambaran umum Pondok Pesantren Raudhatu Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan melingkupi letak geografis, sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa.
25
Bab III:
Retorika Dakwah Kyai H. Tol’at Wafa Ahmad Lc di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan, berisi tentang susunan bahasa dan pengunaannya yang meliputi komposisi pesan dan organisasi pesan, penggunaan langgam serta penggunan humor dan penggunaan persuasif serta faktor pendukung dan penghambat retorika dakwah Kyai H. Tol’at Wafa Ahmad Lc.
Bab IV:
Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran serta dibagian terakhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiranlampiran.
26
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga Ogan Ilir Sumatera Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Penggunaan Pesan Pidato dalam komposisi pesannya, Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc menunjukan susunan pidatonya cukup sistematis dalam penyajiannya. Terlihat pada table 3. 1, yaitu penggunaan komposisi pesan dalam retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc. Hal ini Ustadz Tol’at Ahamd Lc sangat menjaga penggunaan unsur-unsur komposisi pesannya sehingga terjaga dengan sempurna. Adapun Pada ceramah tanggal 4 April 2015, unsur-unsur komposisi pesannya terpenuhi begitu juga pada ceramah tanggal 26-27 Februari dan pada ceramah tanggal 4 Maret 2015. Untuk kesatuan, penekanan dan pertautan pada pidato pada tanggal 4 April 2015, tanggal 26-27 Februari dan pada ceramah tanggal 4 Maret 2015 sangat terpenuhi.
2. Penggunaan Bahasa dalam retorika dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc, berdasarkan hasil pengamatan dari penggunaan langgam yang terdapat dalam ketiga ceramah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc yaitu langgam Agama saja, dalam uraian ceramah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc pada teknik humor yang digunakannya sangat terjaga pada masingmasing ceramah pada ceramah tanggal 4 April 2015, pada ceramah
71
tanggal 26-27 Februari dan pada ceramah tanggal 4 Maret 2015 dari ketiga ceramahnya terdapat humor sehingga audience dapat mengikuti ceramahnya dengan semangat. 3. Faktor Pendukung Retorika Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga, sudah jelas dari hasil penelitian yang menjadi faktor pendukung Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc adalah me ncatat pointer-pointer yang akan disampaikan sehingga tidak terjadi kekacauan dalam menyampaikan ceramahnya. 4. Faktor penghambat Retorika Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc tentunnya kondisi audiences remaja dan anak-anak itu mungkin kendala pendekatan dimana mereka menginginkan cara tersendiri, akan tetapi pendekatannya itu beda dengan orang dewasa, dengan orang terpelajar, makannya Rosul itu berpesan, “kita itu di suruh menyampaikan pesan dakwahnya itu sesuai kadar kemampuan audinces”.
D. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan dan penjelasan hasil dari penelitian diatas, maka terdapat beberapa saran yang disampaikan yaitu: 1.
Kepada para audience yang sedang mengikuti ceramah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc, diharapak bisa mendengarkan dan memperhatiakan apa-apa yang disampaikannya supaya bisabermanfaat terhadap diri kalian sendiri nantinya.
72
2.
Kepada narasumber penceramah dalam hal ini Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc hendaknya senantiasa selalu menjaga keutuhan isi pesan yang akan disampaikan seperti langgam agigator, langgam konservatif, langgam dikdatik dan harus bisa melakukan pendekatan yang lebih baik lagi kepada anak-anak dan remaja Agar pesan yang disampaikan mudah diterima oleh audience.
73
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Hasanudin, Retorika dakwah dan Publisistik Kepemimpinan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982). Abdulsyani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1987). Ahmad Suyuti, JadilahKhotib Yang Kreatif Dan Simpatik, (Jakarta: PustakaAmani, 1995). BarbawieUmary, Azas-AzasIlmuDakwah, (Jakarta: PercetakanOfsetRahmandani, 1982). Basrah Lubis, Metodologi dan Retorika Dakwah (Jakarta: CV Turisina, 1991). Bidang Sekeratariat dan Humas PPRU, Profil Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga (Palembangan: Percetakan PPRU, 2007). Bidang Sekretariat dan Humas PPRU, Prpfol. BukuPanduanSantri. Dept agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV Toha Putra). JamalulAbidin, Komunikasi Dan BahasaDakwah, (Jakarta: Gema Insane Press, 1996). Dokumentasi Akta YAPIRUS, Pasal 2 Maksud dan Tujuan Yayasan. Dudung Abdurahman, Pengantar Metodologi Penelitian,(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga). Emdang Winarti, Retorika Dakwah H. Sunardi Syahuri, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2006) Endang Sulistyasari, Audience Research, Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar Dan Pemirs, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993). Faizah & H. Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006). Gentasari AnwarRetorika Praktis, Teknik san Seni Berpidato, (Jakarta: Rinaka Cipta, 1995). Iin Kurniati, Retorika Dakwah Ustadz Yusuf Chudlori Pada Acara Menapak Hidup Baru Di Radio Fast FM Magelang, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2009) JalaluddinRahmat, PsikologiDakwah. JalaluddinRahmat, PsikologiKomunikasi, (Bandung: RosdaKarya, 2000).
Jalaluddin Rakhmat, Retorika RemajaRosdakarya, 1994).
Modern;
PendekatanPraktis,
(Bandung:
Karya Ahmad Muslim, Retorika Dakwah Pengajian Nurul Huda Masjid Nurussyams Gendeng Yogyakarta. (Yogyakarta:Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2004.) Lexi J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2001). Lihat Irwan Prayitno Ketua Komisi X DPR RI. “ Makalah Disampaikan Dalam Acara Seminar Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan”. Makalah Disampaikan Dalam Acara Seminar Nasional Denga Tema “ Pendidikan Isalam Solusi Strategi Permasalahan Pendidikan Nasional”. Sabtu, 9 Mie 2009. Lihst Syukro Muhab Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu. “Pendidikan Islam, Solusi Strategi Permasalahan Pendidikan Nasional”. Makalah disampaikan dalam acara Seminar Pendidikan Nasional. Sabtu, 9 mie 2009. M. Amin Abdullah, Pendidikan. M. BurhanBungin, PenelitianKualitatifKomunikasi, Ekonomi, KebijakanPolitik, Dan IlmuSosialLainya, (Jakarta: Kencana Media Group, 2007). Masri Singarimbun Dan Sofyan Effendy, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1988). Peraturan Pemerintahan Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, Bab III Pasal 8 ayat 1. Sei Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan Dakwah, (Jakarta: Rinaka Cipta, 1990). Slide Presentasi Bidang Sekretaris dan Humas. Disampaikan Dalam Acara Temu Masyrakat. Stewart L. Tubs Dan Sylvia Mess, Human Communication, Prinsip-PrinsipDasar, (Bandung: RemajaRosdakarya, 1990). Sumber: Dokumentasi dan Wawancara dengan Ustadz Dedek, S.Pd.I Pengurus Sarana dan Prasarana PPRU, pada tanggal 5 April 2015. Sustrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yogyakarta: Fak Psikologi UGM, 1987). Sutrisno, Fazhur Rahman: Kajian Terhadap Metode, Epistemologi Dan Sistem Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006). Tanskripsi Sambutan Presiden Republik Indonesia Pada Acara Silaturahim Dengan Pengasuh Pondok Pesantren Se-Indonesia Dan Peserta Rapat Kerja Rabithah
Ma’ahid Islamiyah (RMI)Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Istana Negara, 21 Mei 2007. TotokTasmara, KomunikasiDakwah, (Jakarta: CV Gaya Media Pratama, 1987).
Kutipan Dokumentasi Retorika Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc. Tema “Ulil Al_bab” 4 April 2015. Kutipan Dokumentasi Retorika Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahmad Lc, Tema “Musywarah Kerja Pon-Pes Raudhatul Ulum Masa Khidmah 2015-2017” Sakatiga, 26-27 Februari 2105. Kutipan Dokumentasi Retorika Dakwah Ustadz Tol’at Wafa Ahamd Lc, Tema “Pemikiran Prof Imam Proyogo, 4 Maret 2015.