MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 1
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
2010 LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
Menjalin Keharmonisan Embracing Harmony
Daftar Isi Table of Contents 2
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN PTBA About PTBA Sustainability Report
4
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA Message from the President Director
13 14 15 16 16
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile Sekilas PT Bukit Asam (Persero) Tbk PT Bukit Asam (Persero) Tbk in a Glance Sumber Daya dan Cadangan Batubara Coal Resources and Reserves Saham Perseroan PTBA Shares Visi, Misi dan Strategi Perseroan Vision, Mission and Strategy
47 48 50
53 54
18 19 20 20 21 22 23 24 24
30 31 32 33 34 34 35 35 40
Pengembangan Usaha Business Development Grup Usaha PTBA PTBA Business Group Struktur Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Subsidiaries and Associated Companies Bidang Usaha Line of Business Lokasi Operasional Perseroan Operational Location Struktur Organisasi Organization Structure Peristiwa Penting 2010 2010 Significant Event Penghargaan Awards Para Pemangku Kepentingan Stakeholders
54 60 62 66 69
71
Kode Etik Code of Conduct Budaya Perusahaan Corporate Culture Perkara Hukum yang dihadapi Cases Involving the Company PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Resource Management Hubungan dengan Pegawai Relationship with Employees Kepatuhan pada Peraturan Perundangundangan bidang Kepegawaian Compliance with Manpower laws and regulations Demografi dan Jumlah Pegawai Demography and Numbers of Employees Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Karir Competence and Career Development Paket Kesejahteraan Remuneration Package Penyelarasan Organisasi dan Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM Organization Alignment and Human Resources Management System Improvement KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Work Safety and Health
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Corporate Governance Struktur Tata Kelola Corporate Government Structure Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) General Meeting of Shareholders Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioner and Board of Directors Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remmuneration of Commissioners and Directors Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Komite-komite Dewan Komisaris Board of Commissioners Commissioners Kebijakan Pokok Tata Kelola Standard Policy
72 73 74 77 78 78
Komite K3 WSH Committee Kegiatan-kegiatan Utama di tahun 2010 Major Activities in 2010 Kecelakaan Kerja Work-related Accident Kesehatan Kerja Work Health Sertifikasi dan Audit K3 WSH Audit and Certificate Penghargaan Awards
81 84 85 86 87 89 89 90 92 97 98
101 102 103 103 107 108 109 112 115 119
KINERJA EKONOMI Economic Performance
120
Kontribusi pada Negara Contribution to the State Hubungan dengan Mitra Kerja Relationship with Business Partners Produk dan Jasa Product and Services Manajemen Produk Product Management Pengendalian Mutu Quality Control Layanan Kepada Pelanggan Customer Service Pemasaran dan Promosi Marketing and Promotion Pengembangan Usaha Business Development Pengembangan Angkutan Laut Batubara Development of Coal Sea Transport Implikasi Keuangan terhadap Perubahan Iklim Financial Implication of Climate Change
122
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Environment Protection Pengelolaan Lingkungan dengan Sistem Terakreditasi Accredited Environmental Management System Struktur Organisasi Lingkungan Environment Organization Structure Pengelolaan Lingkungan Environmental Management Pemakaian Bahan Material Consumption Penggunaan Energi Energy Consumption Penggunaan Air Water Consumption Pengelolaan Ijin Usaha Pertambangan dan Biodiversivitas Mining Concession and Biodiversity Management Pengendalian Emisi Emission Control Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Waste Management and Processing
124
124
131
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Environmental Research and Development Pemantauan Lingkungan Environmental Monitoring Biaya dan Penghargaan untuk Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Cost and Appreciation of Environmental Management and Conservation Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi Progress Report of Reclamation and Rehabilitation Program PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Social and Environmental Responsibility Program
143
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Partnership and Community Development Program (PKBL) Struktur Organisasi Pelaksana PKBL PKBL Organization Structure Program Kemitraan Partnership Program Program Bina LIngkungan Community Development Program Program Bantuan Bencana Alam Natural Disaster Program Program Pendidikan dan Pelatihan Education and Training Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat Public Health Improvement Program Bina Wilayah Area Development Program
144
LAPORAN PENGECEKAN LEVEL APLIKASI GRI Statement GRI Application Level Checked
145
REFERENSI SILANG DENGAN GRI Cross Reference with GRI
132 133 135 137 139 139 140
Untuk permintaan, pertanyaan, masukan atau komentar atas laporan ini, dapat menghubungi: (3.4) For requests, feedback, questions or comments on this report, please contact: Divisi Corporate Secretary Division PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.1) Kantor Perwakilan Jakarta Jakarta Representative Office Menara Kadin Indonesia 15th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 Indonesia P : (62-21) 525 4014, F : (62-21) 525 4002 www.ptba.co.id
Kantor Pusat PTBA (2.4) PTBA Head Office PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716 Sumatera Selatan Telp : (62-734) 451 096, 452 352 Fax : (62-734) 451 095, 452 993
2
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
Tentang Laporan Keberlanjutan PT Bukit Asam Laporan Keberlanjutan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, selanjutnya disebut PTBA atau Perseroan ini menggunakan acuan Sustainability Reporting Guidelines (SRG) versi 3, yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) atau disebut GRI-G3.0 dilengkapi dengan menggunakan suplemen untuk industri tambang dan logam. Pada laporan ini dikemukakan beberapa ketaatan (point of compliance), sesuai pedoman yang menunjukkan dilaksanakannya kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Sekalipun demikian, tanpa terpaku pada pedoman, Perseroan melaporkan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab perusahaan secara menyeluruh. Laporan Keberlanjutan ini adalah laporan kelima yang dibuat terpisah dari Laporan Tahunan, yang ruang lingkupnya mencakup kinerja PTBA beserta anak perusahaan dibidang ekonomi, lingkungan dan sosial, disampaikan secara menyeluruh dan berimbang. (3.7) Laporan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan kinerja Perseroan selama satu tahun operasional, serta memberikan gambaran umum mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Perseroan dalam menjamin keberlanjutan usaha, memenuhi kewajiban kepada para pemangku kepentingan serta menjaga lingkungan dan menggunakan dasar metode ekuitas dan investasi dalam informasi finansial. Sedangkan untuk data atau informasi non finansial didasarkan pada prinsip materialitas, serta dengan mempertimbangkan pengaruh (influence) dan signifikan dari entitas tersebut terhadap PTBA. (3.8) Sementara data yang digunakan disampaikan menurut standar yang lazim, yakni informasi keuangan menggunakan dasar penyajian menurut PSAK sedangkan informasi non keuangan menggunakan ukuran-ukuran yang sesuai baik kualitatif maupun kuantitatif. Tidak ada pernyataan ulang dalam periode laporan ini. (3.9, 3.10) PTBA menerapkan prinsip keseimbangan antara kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people) dan kinerja lingkungan (planet). Oleh karena itu,
About PT Bukit Asam Sustainability Report PT Bukit Asam (Persero) Tbk Sustainability Report is written with reference to the Sustainability Reporting Guidelines (SRG) version 3, published by Global Reporting Initiatives (GRI), called GRI-G3. This Report mentions a few points of compliance with the guidelines to show the Company’s fulfillment of its corporate social responsibility. However, outside the guidelines, the Company reports its overall performance of corporate social responsibility. This Sustainability Report is the fifth report made separate from Annual Report, which covers the performance of PTBA and its subsidiaries in the economic, environmental and social aspects, presented in a comprehensive and balanced manner. This report is integral to the Company’s performance report for one operating year, presenting an overview of the Company’s efforts to sustain its business operations, to fulfill its commitment to the stakeholders and environmental conservation, and reporting financial information based on equity and investment method. Whereas non-financial information is reported based on materiality principle, taking into consideration the influence and significance of the entity on the Company. The data are presented according to the generally applied standards, i.e. financial information is presented by financial accounting standards (PSAK) and non-financial information adopts appropriate qualitative and quantitative measurements. There is no double statement in this reporting period. The Company keeps an equilibrium of economic performance (profit), social performance (people) and environmental performance (planet). Therefore, the Company fulfills its corporate social responsibility with a strong belief
MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
Perseroan melaksanakan berbagai program tanggung jawab perusahaan dengan keyakinan penuh bahwa hal tersebut akan menjamin keberlanjutan usaha Perseroan sekaligus menjamin lestarinya lingkungan hidup dalam jangka panjang bagi kehidupan dimasa mendatang yang lebih baik. Dalam laporan ini Perseroan berupaya mengungkapkan hal-hal yang telah dilakukan terkait dengan penerapan keseimbangan kinerja tersebut, secara transparan, akuntabel dan berimbang mengenai baik mengenai hal yang positif maupun yang negatif.
PERIODE LAPORAN DAN PEDOMAN PELAPORAN Laporan Keberlanjutan PTBA disusun dengan periode setahun sekali, dengan laporan kelima ini , meliputi periode 1 Januari s/d 31 Desember 2010, mengacu pada Sustainability Reporting Guidelines versi 3.0 yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). (3.3, 3.1) Untuk memudahkan pembaca memahami ketaatan yang telah dipenuhi dan dilaporkan oleh Perseroan, indeks GRI G3.0 yang ditetapkan dalam laporan ini disajikan dengan huruf warna merah di dalam kurung pada setiap halaman yang relevan. Sebagai laporan keberlanjutan atas laporan yang disajikan sebelumnya, yakni periode tanggal 1 Januari 2009-31 Januari 2009. Laporan ini menguraikan beberapa topik utama yang ditetapkan berdasarkan prinsip materialitas dan relevansinya dengan keberlanjutan Perseroan, yaitu mencakup bidang usaha dan pengembangan perseroan,
that it will ensure business continual development and environmental conservation for a better living condition in the future. In this Report the Company discloses all efforts that have been taken to keep the equilibrium in a transparent, accountable and balanced manner, either the positive or the negative side.
REPORTING PERIOD AND GUIDE This Sustainability Report is written with reference to the Sustainability Reporting Guidelines (SRG) version 3, published by Global Reporting Initiatives (GRI), covering a period from 1 January to 31 December 2010. To help readers understand the Company’s compliance with the guidelines as reported in this Report, relevant GRI-G3 indexes are quoted in red letters between parentheses on every page. As a follow-up of the previous report covering 1 January 2009 - 31 January 2009, this Report elaborates on a few main topics based on materiality principle and its relevance to the Company’s sustainability, which include business line and development, corporate governance, human resource management, economic performance,
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 3
tata kelola, pengelolaan SDM, kinerja ekonomi, pengelolaan lingkungan dan pelaksansaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. (3.2, 3.5) Informasi dan data yang disajikan dalam laporan ini mencakup data keuangan konsolidasi Perseroan dengan anak perusahaan yang dicatat berdasarkan metoda ekuiti. (3.6) Metode pencatatan yang diterapkan pada anak perusahaan, sama dengan yang diterapkan pada PTBA. Selama periode laporan kedua ini tidak ada perubahan material pada PTBA terkait struktur usaha dan kepemilikan saham pengendali (2.9). Tidak ada perubahan signifikan dalam metode pelaporan, ruang lingkup maupun cara pencatatan dengan laporan keberlanjutan PTBA sebelumnya. (3.11) Berdasarkan keseluruhan uraian dan data kompilasi ketaatan yang telah dilakukan, seperti ditunjukkan pada tabel cross reference di halaman 145 (3.12). Perseroan telah melakukan pemeriksaan melalui pihak ketiga yang independen, yakni National Center for Sustainability Reporting (NCSR) dan berpendapat bahwa tingkat aplikasi standar GRI pada laporan ini memenuhi kriteria Level Aplikasi A, sebagaimana dinyatakan dalam Laporan Pengecekan Level Aplikasi GRI pada halaman 144. Perseroan berkomitmen dimasa mendatang akan melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data yang disajikan dalam laporan (assurance) (3.13)
environmental management and execution of corporate social and environmental responsibility. Information and data presented in this Report are consolidated financial data of the Company and its subsidiaries recorded by equity method. Recording method applied to subsidiaries is similar to the one applied to the Company. During the second reporting period, there were no material changes in the Company’s business structure and controlling share ownership. There were no significant changes from the previous Sustainability Report in terms of reporting method, recording scope or method. Based on the overall description and compilation of compliance data, as shown in cross reference table on page 145, the Company was audited by an independent third party, National Center for Sustainability Reporting (NCSR) who concluded that the application of GRI standards in this Report had met Application Level A criteria, as stated in Audit Report on GRI Application Level on page 144. The Company is determined in the future to assure that the data presented in the Report are accurate and truthful.
4
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA IKHTISAR UTAMA
4
PT Bukit Asam Tbk. Laporan Keberlanjutan 2010
Main Highlights
Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
Penerapan Green Mining secara konsisten bersamaan dengan peningkatan kualitas praktek tata kelola terbaik untuk menjamin pertumbuhan Perseroan secara berkelanjutan. Consistent implementation of Green mining and fulfillment of corporate social responsibility and good corporate governance best practices for sustainable business growth
Para pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Distinguished Stakeholders,
Tahun 2010 ini adalah untuk ke-lima kalinya PTBA membuat Laporan Keberlanjutan secara terpisah dari Laporan Tahunan. Laporan terpisah ini menggunakan sistim pelaporan berstandar internasional dan disepakati oleh mayoritas pemerintahan negara besar di seluruh dunia serta kalangan dunia usaha berskala global yakni Global Reporting Initiative
This 2010 Sustainability Report is the fifth Sustainability Report of the Company that is made separate from Annual Report. This separate Report is written using an international standard reporting system, which is adopted by major governments and business communities worldwide, known as Global Reporting Initiative (GRI) – G3.
(GRI) – G3. (1.1) Melalui penyusunan secara terpisah ini, PTBA hendak memberikan gambaran secara lebih mendalam, transparan dan berimbang akan kinerja Perseroan dalam memberikan kontribusi secara ekonomi, sosial kemasyarakatan dan dalam hal pelestarian lingkungan. Hal ini dilaksanakan untuk menunjukkan kesungguhan Perseroan dalam berpartisipasi secara nyata pada upaya-upaya mengatasi dampak pemanasan global yang semakin nyata mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan di seluruh dunia.
By separating the two reports, the Company wishes to present a more in-depth, transparent and balanced report on its achievements in making economic, social and environmental contribution. The separation shows that the Company is resolute in making concrete contribution to control the increasingly pronounced global warming effects on the world living condition.
MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 5 PT Bukit Asam Tbk. 2010 Sustainability Report
Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director
Ir. Sukrisno
Direktur Utama
5
President Director
6
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
Pemisahan laporan ini juga dilandasi keyakinan bahwa untuk berkiprah di kancah internasional, Perseroan harus lebih membiasakan seluruh jajarannya dengan aturan-aturan dan menanggapi isu-isu global terkini. Separating the two reports is also based on a strong conviction that to operate in an international forum the Company should be familiar with the current rules and issues of the world.
Salah satu dampak pemanasan global yang saat ini melanda adalah terjadinya perubahan cuaca ekstrim berskala global. Di beberapa negara kawasan subtropis, cuaca ekstrim ditandai dengan terjadinya badai salju dan pergeseran waktu tiba musim dingin, serta terjadinya badai dan angin topan disertai hujan deras yang menimbulkan banjir besar. Di Indonesia, perubahan cuaca ekstrim yang sangat terasa adalah munculnya curah hujan berkepanjangan sepanjang tahun 2010 lalu. Keseluruhan gejala alam tersebut diyakini adalah akibat rusaknya lapisan ozon yang salah satunya disebabkan oleh emisi gas CO2 dari penggunaan bahan bakar
One of the global warming effects is the extreme weather change occurring in the whole world. In several sub-tropical countries, extreme weather is marked by snowstorm, shifted winter arrival, hurricane and heavy rainfall followed by massive flood. In Indonesia, the extreme weather change gave rise to unending rainy season throughout the year 2010. The natural phenomenon is believed to be the consequence of damaged ozone layer caused by CO2 gas emission from consumption of environment unfriendly fossil-based fuel.
fosil yang kurang ramah lingkungan. Bidang usaha PTBA adalah pertambangan batu bara, salah satu bahan bakar fosil yang tidak tergantikan. Pola operasi utama Perseroan adalah melakukan pembukaan tanah lapisan penutup, mengambil deposit batubara, kemudian mengembalikan lapisan tanah penutup disertai pelaksanaan penanaman kembali. Perseroan tidak melakukan proses pengolahan, namun demikian kegiatan pembukaan lahan dan penggalian serta pemindahan tanah penutup memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar.
The Company’s main business product is coal, a nonrenewable fossil fuel. The mining method involves peeling cover soil, extracting coal deposit, replacing cover soil and planting trees. Although no processing is involved, peeling cover soil, drilling and removing cover soil have an effect on the surrounding areas.
Meningkatnya keprihatinan seluruh masyarakat dunia akan dampak negatif dari rusaknya lapisan ozon dan rusaknya lingkungan memberikan berbagai tantangan sekaligus peluang bagi Perseroan untuk mengembangkan dan menjaga keberlanjutan usaha.
The world society’s increasing concern about the negative impact of depleted ozone layer and damaged environment presents challenges and at the same time opportunities for the Company to develop business and maintain its sustainability.
Risiko Utama, Tantangan dan Peluang Usaha (1.2)
Major Risks, Challenges and Business Opportunities
Perubahan iklim ekstrim yang terjadi memberikan dampak langsung bagi Perseroan berupa meningkatnya biaya operasi di area penambangan, karena kondisi lapangan yang menjadi basah, sehingga membuat kondisi infrasturktur jalan cepat rusak. Akibatnya mobilitas alat tambang utama, yakni peralatan berat, menjadi terhambat. Limpasan air membuat Perseroan harus menyediakan tambahan unit-unit pompa
Extreme weather change has a direct effect on the Company. Operating costs at the mining sites become higher due to drenched terrain and damaged road. As a consequence, mining heavy equipment becomes less mobile. Water runoff forces the Company to install additional pumps, improve
MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 7
disertai perawatan dan perencanaan sistim drainase yang harus lebih baik. Perubahan iklim tidak terlalu berdampak terhadap mobilitas transportasi batubara hasil tambang ke konsumen, karena Perseroan menggunakan kereta api sebagai alat transportasi, berbeda dengan area penambangan lain di Indonesia.
drainage system design and maintenance. Weather change does not heavily affect the mobility of coal transport to consumers because, unlike other mining companies, the Company relies on railway transport.
Dampak langsung perubahan iklim yang dirasakan tersebut disertai dengan semakin meningkatnya keprihatinan masyarakat dunia, membuat Perseroan bertekad menunjukkan partisipasi nyata untuk turut mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Oleh karenanya, PTBA merancang dan melaksanakan berbagai inisiatif untuk menunjukkan komitmennya bersama-sama warga dunia mengatasi persoalan perubahan iklim melalui perbaikan sistim operasional yang terpadu, pengembangan kompetensi SDM dan pengembangan usaha yang terarah.
The direct effect of weather change accompanied by world increasing apprehension prompts the Company to take part in reducing the negative effect. Therefore, the Company designs and takes various initiatives to jointly with the world community address the weather change issue through integrated operating system, human resource development and focused business development.
Perseroan telah merintis pelaksanaan sistim operasi terpadu yang memungkinkan dihasilkannya kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien. Sistim operasi yang didukung oleh teknologi informasi tersebut mampu mengurangi jumlah buangan limbah padat seperti kertas dan sejenisnya dalam jumlah yang cukup signifikan namun memberikan akurasi, efektifitas dan akuntabilitas operasi yang lebih baik.
The Company’s integrated operating system is currently in place to make operating activities more effective and efficient. Backed by information technology, the integrated operating system significantly reduces solid wastes, such as paper products, but makes operation more accurate, effective and accountable.
Perseroan melaksanakan pengelolaan SDM dengan baik, melaksanakan program peningkatan kompetensi SDM secara terarah, memberikan kesadaran pentingnya memelihara lingkungan dan memberikan kesempatan berkarir sesuai dengan minat dan kemampuannya. Perseroan memberikan kesetaraan dalam hal kesempatan untuk berkembang. Melalui sharing pengetahuan dan kegiatan penelitian pengembangan yang terarah, SDM Perseroan berhasil melakukan berbagai inovasi untuk berpartisipasi pada upaya pelestarian lingkungan.
Human resource development is well implemented and focused. People are made aware of the need for environmental conservation and given career opportunity in accordance with their interest and talent. Equal development opportunity is offered to all employees. Through sharing know-how and conducting research and development activities, the Company’s personnel are able to make innovations in environmental conservation.
Perseroan berhasil mengembangkan cara mengurangi angka cemaran logam berat dalam air dari proses penambangan, mengembangkan sistem tertutup dalam penggunaan air, dan memanfaatkan limbah cair lain untuk membantu proses penambangan. Keseluruhan hasil tersebut akan memberi dampak positif berupa lebih terpeliharanya lingkungan biota asal maupun terpeliharanya lingkungan revegetasi yang dilaksanakan oleh Perseroan.
The Company develops a method to control heavy metal polution in mine water, applies water closed loop system and uses other liquid waste for mining process. These efforts will produce positive effect in preserving original biota and revegetated areas.
Perseroan melakukan pengembangan usaha dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan sebagai salah satu titik perhatian. Perseroan merintis pemanfaatan kandungan Coal Bed Methane (CBM) yang pada proses penambangan biasa terbuang ke atmosfir sebagai salah satu unsur perusak ozon (ozone depleting substance). Perseroan juga mendukung dan melaksanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di mulut tambang, untuk mengurangi emisi CO2 dari kegiatan transportasi batubara ke PLTU yang jauh lokasinya dari area tambang. Perseroan juga bertekad
Business development is carried out with an emphasis on environmental conservation. The Company initiates the use of coal bed methane (CBM) which is normally wasted into the atmosphere and becoming one of ozone depleting substances. The Company also develops thermal power plants (TPP) at mine mouth to reduce CO2 emission from transporting coal to
8
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
meningkatkan kegiatan penambangan dengan sistem BWE, yang menggunakan listrik, sehingga mengurangi emisi CO2. Untuk itu Perseroan telah melaksanakan pembangunan PLTU mulut tambang skala kecil, untuk digunakan sendiri.
distant TPP. Efforts have been stepped up to use electricitydriven bucket wheel excavator (BWE) system to reduce CO2
Perseroan bersyukur bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kinerja Perseroan cukup baik, sehingga memungkinkan Perseroan mendapatkan dana dan kepercayaan dari berbagai lembaga keuangan maupun institusi asing untuk mendukung pelaksanan berbagai rencana pengembangan tersebut.
We are greatful that in the past few years our company has been performing well, and enjoying the trust of and financial aid from foreign and domestic institutions to support our development plans.
Program Keselamatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan untuk mewujudkan harmoni lingkungan
Work Safety Program and Environmental Protection to Create Environmental Harmony
Sebagai Perseroan penambangan yang hampir seluruh kegiatannya dilakukan diruang terbuka dan bersinggungan langsung dengan kondisi lingkungan, isu yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan pemeliharaan lingkungan adalah masalah peka yang harus senantiasa dijawab dengan tuntas.
As a mining company whose operations are mostly carried out in the open space and directly in contact with the environment, work safety and environmental concern are delicate issues that should be addressed thoroughly.
Perseroan menjalankan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang maksimum, yakni sejak 2007 menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, kemudian pada tahun 2008 menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001: 2007. Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan Contractory Safety Management System (CSMS) yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ke tiga, dalam menerapkan SMK3. Implementasi program K3 sehari-hari dilaksanakan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2 K3). (4.12)
The Company has always observed Work Safety and Health (WSH) standards to the utmost. In 2007 the WSH Management Standard (WSHMS) as revised by the Department of Manpower and Transmigration was applied, and in 2008 OHSAS 18001: 2007 WSHMS was adopted. Further, the Company implemented Contractory Safety Management System (CSMS) designed to assess the performance of WSHMS by the Company, business partners or third party contractors. Daily, WSH measures are taken by Work Safety and Health Control Committee.
Untuk menunjang implementasi program K3, Perseroan menyediakan prasarana berupa peralatan keselamatan kerja dan APK yang memadai, bahkan membangun rumah sakit, RS Bukit Asam, untuk mendukung pemberian jaminan kesehatan kerja bagi karyawan maupun masyarakat sekitar. Perseroan juga menyelenggarakan training khusus mengenai K3, yang diikuti oleh sebagian besar pegawai Perseroan maupun pegawai kontraktor karya agar target “zero accident” dalam setiap periode pelaporan dapat tercapai.
The Company fully supports WSH program by providing adequate work safety gadgets and fire extinguishers, and building Bukit Asam Hospital to provide medical care for the employees and the community members. WSH training was conducted and attended by the majority of employees of the Company and contractors to reach “zero accident” in every reporting period.
Dalam bidang pengelolaan lingkungan, Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam UndangUndang Lingkungan No. 32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan perundangan yang berlaku. Oleh karenanya setiap langkah operasional Perseroan senantiasa memperhatikan butir-butir yang direkomendasikan dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang dipresentasikan dan disetujui. Perseroan juga menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001: 2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup
In managing the environment, the Company abides by Environment Law No.32 of 2009 regarding environmental protection and management, and other prevailing laws and regulations. For this reason, every step that the Company takes is always based on the recommendation of Environmental Impact Analysis (AMDAL), Environmental Management Plan (RKL) and Environmental Monitoring Plan (RPL) documents previously presented and adopted. The Company also implements accredited ISO 14001: 2004 system to ensure a more effective environmental management that covers environmental management system, environmental audit, environmental performance evaluation
emission. To serve this purpose, the Company has built a low-capacity mine mouth TPP for its own use.
MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 9
Perseroan menerapkan program “green mining” dengan mempersiapkan dan melakukan pola penambangan yang ramah lingkungan. The Company has made made a record in history as a mining company that is very concerned about environmental conservation by launching “green mining” program with its environmental mining practices.
pokok. Hasil evaluasi berkala atas parameter BML yang dilakukan pihak independen menunjukkan bahwa Perseroan senantiasa memenuhi persyaratan standar pengolahan air, emisi maupun
effluent dan pengelolaan limbah B3. (4.12)
and basic living cycle study. Periodic evaluation of environmental quality by independent parties discloses that the Company consistently meets the required emission, effluent and hazardous material management standards.
Dalam pengelolaan lingkungkan Perseroan telah menancapkan tonggak sejarah sebagai perusahaan tambang yang sangat mempedulikan kelestarian lingkungan. Perseroan menerapkan program “green mining” dengan mempersiapkan dan melakukan pola penambangan yang ramah lingkungan. Dalam melakukan kegiatan penambangan, Perseroan menyiapkan lahan timbunan dengan seksama dan menyiapkan tanaman revegetasi pada areal pesemaian yang terpelihara. Perseroan menjaga biodiversifitas dengan memelihara tanaman endemik lokal di lahan pesemaian tersebut. Perseroan bahkan telah memulai pembangunan Taman Hutan Rakyat di areal bekas penambangan utama seluas 5.934 Ha, sebagai bukti komitmennya pada pemeliharanaan lingkungan.
The Company has made a record in history as a mining company that is very concerned about environmental conservation by launching “green mining” program with its environmentfriendly mining practices. Landfill location is prepared and revegetation plants are provided in well-maintained nurseries. The Company also preserves biodiversity by nurturing endemic local plants in the nurseries. The development of a People’s Forest Park in the main used mine area of 5,934 hectares is evidence of the Company’s commitment to environmental conservation.
Pengembangan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Environmental and Social Responsibility Activities
Perseroan menunjukkan komitmen pengembangan kehidupan masyarakat sekitar kegiatan operasionalnya melalui pelaksanaan Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan serta pelaksanaan Program Bina Wilayah. Kegiatan pengembangan kehidupan kemasyarakatan tersebut dirancang secara seksama dengan melibatkan para pemangku kepentingan setempat dan pemerintah daerah agar memberikan dampak optimal.
To honor its commitment towards the surrounding community development, the Company carries out Partnership and Community Development Program and Area Development Program. The development programs are carefully designed to engage all local stakeholders and government officials to achieve optimum results.
Pelibatan tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar dalam merancang, menetapkan dan melaksanakan program pengembangan potensi kemasyarakat juga dimaksudkan agar tumbuh kesadaran bahwa mereka bukanlah objek, tapi subjek, pemilik dan pelaksana kegiatan yang juga bertanggung jawab akan keberhasilan pelaksanaan program. Keberhasilan pelaksanaan program pengembangan potensi masyarakat akan memberi dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat sekitar.
Involving local public figures and members in designing, enforcing and running the development programs is also aimed at stimulating their awareness that they are not the objects but the subjects, owners and executors of the programs who are also responsible for their success. The fruit of the development programs will be enjoyed directly by the local community.
10
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
Kegiatan pengembangan potensi masyarakat dijabarkan kedalam beberapa program spesifik, yakni bidang pendidikan, pengembangan sarana umum, kegiatan ekonomi, kegiatan moral keagamaan, kesehatan, bantuan bencana alam dan pelestarian alam. Pilihan prioritas pelaksanaan program dilakukan secara dinamis tergantung kondisi lingkungan dan prioritas masalah yang harus segera ditangani. Untuk mendukung percepatan pengembangan kehidupan kemasyarakan, pada tahun pelaporan, Perseroan meningkatkan alokasi dana pelaksanaan kegiatan PKBL secara substansial.
Community development programs are translated into several specific areas, i.e. education, public facilities development, economic activities, religious activities, healthcare, natural disaster relief and natural conservation. Setting the program priority scale depends on the condition and urgency of the problems. To expedite improving the community living standard, in the year under review the Company substantially increased its fund allocation for Partnership and Community Development program.
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola usaha yang terbaik
Good Corporate Governance Best Practices
Untuk menjamin pertumbuhan usaha secara berkelanjutan dalam jangka panjang, Perseroan memandang penting pada pelaksanaan tata kelola perusahaan yang terbaik. Bagi Perseroan peningkatan kualitas praktek tata kelola terbaik akan menjamin pertumbuhan usaha dalam jangka panjang seimbang dengan terpeliharanya kepentingan seluruh stakeholder. Untuk meningkatkan kualitas penerapan tata kelola terbaik, pada tahun pelaporan Perseroan telah berbagai langkah penting untuk menjamin peningkatan pelaksanaan azas-azas akuntabilitas, kewajaran, keterbukaan, kemandirian dan pemenuhan tanggung-jawab terhadap stakeholders.
To ensure long-term business sustainability and to safeguard stakeholders’ interests, the Company implements good corporate governance best practices. In 2010, various major steps were taken to ascertain that the principles of accountability, fairness, transparency, independency and compliance were continually observed and stakeholder interests were satisfied.
Beberapa program yang dilaksanakan pada tahun pelaporan ditujukan pada peningkatan implementasi prinsip tata kelola, meliputi: • Prinsip akuntabilitas dan transparansi, dengan diberlakukannya ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System) serta dibentuknya satuan kerja khusus penanggung jawab Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)/ Whistle Blowing System (WBS) yaitu Satker Sistem Manajemen Perusahaan. • Prinsip pemenuhan tanggung jawab yang tercermin dari adanya audit lingkungan hidup yang dilakukan secara berkala oleh pemerintah daerah maupun pusat.
Several programs conducted in the year under review towards good corporate governance include: • Accountability and transparency: enforcing Whistle Blowing System and setting up a special task force in charge of the system, i.e. Corporate Management System Work Unit. • Compliance: environmental audit performed periodically by central as well as local government.
MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
•
•
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 11
Prinisp kemandirian, melalui penerbitan panduan ’’Kode Etik’’ yang diantaranya mengatur mekanisme pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan, serta pemberlakukan “Board Manual“ yang memberi panduan tegas bagi pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi. Prinsip keterbukaan, dengan penerbitan berkala laporan manajemen secara triwulanan, laporan tahunan, laporan tahunan PKBL maupun laporan keberlanjutan ini.
•
•
Independency: issuing Code of Conduct that regulates decision making mechanism in case of conflict of interest, and Board Manual that clearly directs the duty of Commissioners and Directors. Disclosure: making quarterly, annual managements reports, annual Partnership and Community Development Program reports and this Sustainability Report.
Penutup
Closing
Akhirul kata, atas nama Direksi Perseroan, perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada para pemangku kepentingan atas peran sertanya dalam mendukung keberlangsungan usaha Perseroan dan mendukung upaya yang dilakukan Perseroan dalam menyeimbangkan kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan secara berkesinambungan.
Finally, on behalf of the Board of Directors I wish to thank all the stakeholders for supporting the Company’s efforts to sustain business operations and to balance its economic, social and environmental performance.
Dalam kesempatan ini atas nama Direksi, kami mengharapkan sumbang saran, masukan maupun kritik yang konstruktif untuk penyempurnaan Laporan Keberlanjutan yang harus dilakukan secara terus menerus.
We look forward to any constructive suggestion, input or criticism for the improvement of our Sustainability Report.
Jakarta, Maret/March 2011
Ir. Sukrisno Direktur Utama President Director
12
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 13
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
90.702
hektar hectares
Luas seluruh wilayah kuasa pertambangan Perseroan Total Company’s Mining concession area
7,3
miliar ton billion tons
Total Sumber Daya batubara Perseroan Total coal resources
2,0
miliar ton billion tons
Total cadangan tertambang Perseroan Total mineable reserves
14
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Sekilas PT Bukit Asam (Persero) Tbk
PT Bukit Asam (Persero) Tbk IN A GLANCE
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.1), sekarang dikenal dengan sebutan PTBA, untuk selanjutnya disebut juga Perseroan, didirikan pada 2 Maret 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 1980. Perseroan terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan nama tagline PTBA, pada 23 Desember 2002. Pada awalnya Perseroan menjalankan usaha pertambangan batubara melalui 2 unit pertambangan, yakni Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dengan lokasi 200 km arah barat daya Palembang, dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO) di Sawah Lunto, 90 km arah tenggara Kota Padang. Kini Perseroan juga beroperasi di dekat Samarinda (Kalimantan Selatan). Perseroan tergabung dalam Asosiasi Produsen Batubara Indonesia (APBI) dan Indonesian Mining Asociation (IMA) serta tergabung ke dalam kelompok badan usaha milik negara (BUMN). (4.13)
PT Bukit Asam (Persero) Tbk, currently known as PTBA, further referred to as the Company, was established on 2 March 1981 by virtue of RI Government Regulation No. 42/1980. The Company was listed on the Indonesia Stock Exchange under tagline name PTBA on 23 December 2002. Initially, the Company conducted coal mining business through two mining units, i.e. Tanjung Enim Mining Unit (UPT) located 200 km southwest of Palembang, and Ombilin Mining Unit (UPO) in Sawah Lunto, 90 km southeast of Padang. Today, the Company also operates near Samarinda (South Kalimantan). The Company is a member of Asosiasi Produsen Batubara Indonesia (APBI / Indonesian Association of Coal Producers) and Indonesian Mining Association (IMA), and classified as a state-owned enterprise (BUMN).
Seiring dengan kebijakan pengembangan ketahanan energi nasional, Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara di Tanjung Enim - Sumatera Selatan, Natar - Lampung, dan Gresik di Jawa Timur, dan sejumlah anak perusahaan yang bergerak dalam usaha terkait batubara.
In line with the national energy security development program, the Company was assigned by the Government to develop coal briquette business in Tanjung Enim – South Sumatera, Natar - Lampung, and Gresik in East Java, and several subsidiaries engaged in coal-related business.
Dengan demikian, kini Perseroan mengelola dua unit usaha operasioal, yakni pertambangan batubara dan memproduksi briket. Perseroan mendistribusikan produk batu-bara kepada konsumen melalui pelabuhan utama di Lampung dan Palembang di Sumatera dan di Palaran, Samarinda (Kalimantan). Sementara produk briket langsung didistribusikan kepada konsumen disekitar unitunit produksi terkait. (2.2)
Hence, the Company is now running two business units, coal mining operation and briquette production. Coal is shipped to consumers from main ports in Lampung and Palembang (Sumatera) as well as Palaran, Samarinda (Kalimantan). While briquette is directly delivered to nearby consumers.
Seiring dengan perkembangan kondisi, tujuan Perseroan sebagaimana tercantum pada pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan telah bertambah, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
As circumstances evolve, the Company’s business pursuant to Article 3 of the Articles of Association has developed with the following activities:
•
•
Mining operation covering general research, exploration, exploitation, processing, purifying, transporting and trading of mining products particularly coal.
•
Further processing of mining products particularly coal.
•
Trading products of the foregoing business activity, either own or other parties’ production, at home and abroad. Managing and operating ports and piers specifically designated for coal. Managing and operating thermal power plant.
• • • • •
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahanbahan galian terutama batubara. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara. Memperdagangkan hasil produksi hasil sendiri maupun pihak lain, baik di dalam mapun di luar negeri. Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara. Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap. Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait pertambangan batubara dan hasil olahannya.
Kegiatan unit usaha selain batubara dan briket sampai dengan periode laporan ini masih berada dalam tahap pengembangan.
• • •
Providing consultancy and engineering services in coalmining-related fields and processed mining output.
At the time of this report other business units were still in developmental stage.
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 15
Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Coal Resources and Reserves
Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah IUP Operasi Produksi untuk tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66.414 hektar, meliputi Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri atas:
The Company holds Production Mining Concessions for Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering Muara Enim Regency and Lahat Regency, South Sumatera, including:
• •
• •
• • • • • •
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha Muara Tiga Besar(304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
• • • • • •
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010 of 29 Oct 2010): 7,621 Ha Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010 of 30 Apr 2010):3,300 Ha Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010 of 13 Apr 2010): 4,500 Ha Banko Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010 of 13 Apr 2010): 2,423 Ha Banko Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/2010 of 13 Apr 2010) 22,937 Ha Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003 24,751 Ha Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010 of 30 Apr 2010): 882 Ha.
Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni: • Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010): 2.950 Ha.
Ombilin coal mine of 2,950 hectares, covering: • Lembah Segar and Talawi (05.87.Perindagkop of 30 Apr 2010) 2,950 Ha.
Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP Operasi Produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 17.100 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran, kotamadya Samarinda (melalui anak perusahaan PT Internasional Prima Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 Juli 2010) seluas 3.238 Ha. Dari luas area kelolaan, hanya lokasi IPC (4,8% luas total kelolaan) yang letaknya berdekatan dengan tambang skala kecil, sehingga terjadi penjadwalan penggunaan infrastruktur jalan. (MM 8)
In addition to these Production Mining Concessions , the Company also holds Production Mining Concession in Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/IV/2010 of 27 Apr 2010) measuring 17,100 Ha, and in Palaran, Samarinda (through subsidiary PT International Prima Coal - 454/375/HK-KS/VII/2010 of 19 July 2010) measuring 3,238 Ha. Throughout the managed area, only IPC site (4.8% of total managed area) is located close to small-scale mines, which requires scheduling the use of road infrastructure.
Merujuk pada hasil taksiran sumber daya (resources assessment) pihak independen yaitu “International Mining Consultant (IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh wilayah KP Perseroan. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang sedang bersengketa.
With reference to the assessment of resources and reserves by an independent consultant, “International Mining Consultant (IMC)” of December 2008, the Company has total coal resources of 7.3 billion tons throughout this Mining Concession area. While total mineable reserves reached 1.8 billion tons, excluding mineable reserves in the Mining Concession location at Lahat Regency which is still in dispute.
Apabila termasuk cadangan tertambang pada wilayah KP tersebut, maka jumlah cadangan tertambang mencapai lebih dari 2,0 miliar ton.
If the mineable reserves at Lahat Regency are included, the Company has total mineable reserves of 2.0 billion tons.
16
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Saham Perseroan
PTBA Shares
Saham Perseroan telah diperdagangkan di pasar saham Bursa Efek Indonesia, sejak 5 Desember 2003, dengan nama perdagangan PTBA. Harga saham PTBA di BEI pada tanggal 31 Desember 2010 berada pada posisi Rp22.950 per lembar. Pada tingkat harga tersebut, nilai kapitalisasi pasar saham PTBA adalah sebesar Rp52,88 triliun. Posisi kepemilikan saham PTBA pada tanggal 31 Desember 2010, adalah sebesar 65,02% dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan oleh masyarakat sebesar 34,98%. (2.4 - 2.7)
The Company shares have been traded at the Indonesia Stock Exchange since 5 December 2003 under the trading name PTBA. On 31 December 2010 PTBA shares closed at Rp22,950 per share. At this price, PTBA market capitalization amounted to Rp52,88 trillion. Shareholders of the Company as of 31 December 2010 were the Government of Republic of Indonesia (65.02%) and public (34.98%).
Skala Ekonomi PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.8)
PT Bukit Asam (Persero) Tbk economic value
Jumlah karyawan
2010 3.201
PERIODE PERIOD 2009 2008 3.323 3.292
2007 3.357
2006 3.418
Total Penjualan neto (Rp juta)
7.909.154
8.947.854
7.216.228
4.123.855
3.533.480
Total kapitalisasi (Rp juta) : - Utang - Ekuitas
2.281.451 6.366.736
2.292.740 5.701.372
2.028.733 3.998.132
1.291.526 2.675.501
800.093 2.295.460
Kuantitas produk terjual (ton) 12.950.565
12.484.736
12.797.922
10.852.734
8.078.578
6.106.392
3.979.181
Total aset (Rp juta)
8.722.699
9.915.825 3.107.734
Number of employees Total Net Sales (Rp million) Total Capitalization (Rp million): - Debt - Equity Products sold (tons) Total assets (Rp million)
VISI, MISI DAN STRATEGI PERSEROAN
VISIon, MISsIon and STRATEGy
VISI Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan.
VISION To become an environment-friendly coal-based energy company.
MISI • Fokus kepada core competency dan pertumbuhan berkesinambungan • Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham • Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja • Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional • Memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
MISSION • Focus on core competency and sustainable growth • Optimize shareholder’s return • Promote a performance-based corporate culture • Contribute to national economic development • Contribute to the improvement of community welfare and the preservation of environment
STRATEGI Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan enam langkah strategis: • Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara • Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 • Restrukturisasi korporasi • Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja
STRATEGY Indonesia’s leading environmentally friendly coal-based energy company that adopts Six Strategic Steps: • Focus on the growth of coal production/sales • Focus on projects with readiness scale 1 • Corporate restructuring • Boost human rescource competence and regeneration as well as promote a performance-based corporate culture
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
• Meningkatkan sistem remunerasi berdasarkan kinerja
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 17
(performance-based reward) • Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan
• Improve remuneration system based on performancebased reward • Promote performance rating in environmental management
Sosialisasi Visi dan Misi Perusahaan Beserta Upaya Pencapaiannya
Socialization and Realization of Vision and Mission
Untuk menjamin tercapainya visi dan misi, Perseroan mensosialisasikan visi dan misi kepada seluruh pegawai secara periodik. Proses sosialiasai dilakukan melalui pendekatan berjenjang. Penjelasan visi dan misi dilakukan melalui pendekatan top-down, disampaikan oleh top manajemen kepada para agen yang kemudian menjelaskan kepada seluruh pegawai hingga level terbawah.
Corporate vision and mission are socialized periodically to all employees by tiers to ensure these values are realized. A topdown approach is taken by top management to all agents who will further disseminate and explain the vision and mission to their subordinates.
Pada tahap tersebut, secara simultan mulai disaring berbagai ide dan usulan-usulan dari bawah untuk selanjutnya di integrasikan sebagai strategi untuk mencapai visi dan misi. Dengan demikian, seluruh strategi umum yang disusun akan lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran Perseroan, karena pada dasarnya strategi pencapaian visi dan misi tersebut adalah masukan dari bawah.
Simultaneously, various ideas and suggestions are deliberated and further integrated as strategies to realize corporate vision and mission. As a result, all general strategies compiled are easier to be understood and adopted by all functions as basically strategies are based on input from the bottom.
Tahap penerimaan, evaluasi kinerja pegawai, promosi, demosi dan rotasi merupakan salah satu momen yang digunakan Perseroan untuk sosialisasi visi dan misi perusahaan. (4.8)
Recruitment, performance evaluation, promotion, demotion and rotation are the moment to socialize corporate vision and mission.
Strategi Umum Perusahaan
General Strategy
PTBA melaksanakan pencapaian visi dan misi melalui berbagai tahap utama, yaitu: • Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara • Dimaksudkan untuk mengatasi hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta-api sebagai satusatunya sarana angkut paling ekonomis, dilaksanakan melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan produksi dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan. • Fokus pada proyek-proyek pengembangan • Yakni pembangunan jaringan angkutan kereta api baru dan pelabuhan, perluasan kawasan IUP Proses Produksi, pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik sendiri, dan pengembangan angkutan laut batubara. • Restrukturisasi Korporasi • Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang menangani bisnis non-core. • Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja • Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance based reward) • Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan.
The Company realizes its vision and mission in several phases: • Focus on the growh of coal production and sales • This is to overcome transporation problem that lies in the limited loading capacity of train being the only low-cost means of transport by increasing the loading capacity of existing railway system and the port handling capacity. Stepping up production and sales is carried out by optimizing the work of related units. • Focus on development projects • By constructing new railway tracks and ports, expanding Production Concession areas, managing Peranap and other mines, installing own thermal power plants, developing coal sea transport. • Corporate resctructuring • This is done through setting up subsidiaries that handle non-core business. • Boost the competency and regeneration of human resource as well as promote a performance-based corporate culture • Promote a performance-based reward system • Improve performance rating in environmental management from green to gold
18
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
Pengembangan Usaha
Business Development
Perseroan telah menyusun Rencana Strategis untuk dijadikan panduan dan rujukan pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan usaha di masa mendatang dalam rangka mewujudkan visi dan misi PTBA. Secara garis besar, pengembangan usaha Perseroan dapat dibagi kedalam beberapa langkah mendasar, yakni: diversifikasi pendapatan, perbaikan sarana dan prasarana produksi serta efisiensi operasional.
The Company has formulated Strategic Plan to be used as a guide and reference in business operations and development with an aim to realize corporate vision and mission. Three basic steps underline business development plan: income diversification, facilities and infrastructure improvement and operating efficiency.
Diversifikasi Pendapatan
Income Diversification
Perseroan berencana mendiversifikasikan sumber pendapatannya melalui tiga produk utama, yakni: pemanfaatan potensi batubara kalori rendah, pemanfaatan Coal Bed Methane (CBM), dan pembangunan pusat listrik tenaga uap.
The Company plans to diversify its source of income through three main products: low-calorie coal, coal bed methane (CBM) and thermal power plant.
Perbaikan Sarana dan Prasarana Produksi
Facilities and Infrastructure Improvement
Perseroan melakukan berbaikan prasarana baik di lokasi penambangan, sarana angkut dan sarana pelabuhan dengan tujuan akhir meningkatkan volume penjualan yang selama ini terkendala oleh terbatasnya angkutan batubara dari lokasi penambangan ke konsumen.
Repair and renovation are made in mining sites, transportation and port facilities to increase sales volume which have so far been hampered by limited transport capacity from the mines to the consumers.
Efisiensi Operasional
Operating Efficiency
Efisiensi operasional dilakukan melalui tiga cara utama, yakni: perbaikan sistem operasi produksi, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi komunikasi/informasi dan memenuhi kebutuhan listrik dari PLTU milik sendiri.
Efficiency drive is launched by improving production and operating system, developing and using information technology, and meeting electricity requirements by own TPP.
Restrukturisasi Usaha dan Organisasi
Organization and Business Restructuring
Agar semakin fokus dalam menjalankan usahanya, Perseroan berencana melepas kepemilikan pada beberapa anak usaha non-core dan memperkuat kepemilikan pada core bisnis, yakni penambangan batubara beserta seluruh rangkaian usaha yang terkait langsung dengan kegiatan utama. Menindak lanjuti langkah ini, maka akan dilakukan restrukturisasi organisasi, menyangkut sistem, prosedur operasional dan pengelolaan SDM.
In order to be more focused on its operations, the Company plans to divest a few non-core subsidiaries and to incrase ownership in core business that is coal mining and all related business chains. As a follow up, the Company will restructure the organization in terms of operating system, procedure and human resource management.
Penjelasan lebih lanjut rencana Pengembangan Usaha diungkapkan lebih detil pada segmen Kinerja Ekonomi.
Business Development is described in more detail in Economic Performance section.
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 19
Grup Usaha PTBA (2.3)
PTBA Business Group
Seiring dengan perkembangan usaha, saat ini PTBA memiliki 9 anak usaha dengan kepemilikan mayoritas. Bidang usaha anak perusahan pada intinya bergerak pada sektor-sektor yang memberikan efek sinergi dengan budang usaha Perseroan. Bidang-bidang usaha yang dilakukan oleh anak perusahaan PTBA adalah: pertambangan batubara, pengolahan briket, transportasi batubara, pembangkit listrik tenaga uap, perdagangan batubara dan penambangan gas metana (CBM). Sehingga Grup usaha PTBA saat ini terdiri atas:
As business develops, the Company currently owns 9 subsidiaries with majority shareholding. The subsidiaries’ operations are synergically related to the Company’s business, such as coal mining, briquette processing, coal transportation, thermal power plant, coal trading and methane gas mining. PTBA Business Group now consists of:
NAMA PERUSAHAAN COMPANY NAME
KEDUDUKAN POSITION
BIDANG USAHA LINE OF BUSINESS
STATUS
PT Bukit Asam (Persero), Tbk Induk Perusahaan Penambangan batubara, produksi briket, Parent Company distribusi batubara. Coal mining, briquette production, coal distribution
Beroperasi Operational
PT Internasional Prima Coal
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangn batubara, persentase kepemilikan 51% Coal mining, 51% ownership
Beroperasi Operational
PT Batubara Bukit Kendi
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan & distribusi batubara, persentase kepemilikan 75% Coal mining & distribution, 75% ownership
Beroperasi Operational
PT Bukit Pembangkit Innovative
Anak Perusahaan Subsidiary
Pembangkit listrik tenaga uap, kepemilkan 41% Thermal power plant, 41% ownership
Pengembangan Developmental stage
PT Bukit Asam Prima
Anak Perusahaan Subsidiary
Perdagangan batubara, kepemilikan 99,99% Coal trading, 99.99% ownership
Beroperasi Operational
PT Bukit Asam Metana Ombilin
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan gas metana, kepemilikan 99,99% Methane gas mining, 99.99% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Metana Enim
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan gas metana, kepemilikan 99,99% Methane gas mining, 99.99% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Metana Peranap
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan gas metana, kepemilikan 99,99% Methane gas mining, 99.99% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Banko
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan batubara, kepemilikan 65% Coal mining, 65% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Transpacific Railway
Anak Perusahaan Subsidiary
Angkutan batubara, kepemilikan 10% Coal transportation, 10% ownership
Belum beroperasi Non-operational
20
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Struktur Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi STRUCTURE OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED COMPANIES
PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
COAL MINING
PT Bukit Asam Banko
65%
POWER PLANT
COAL TRADING
COAL BED METHANE
PT Bukit Pembangkit Innovative
PT Bukit Asam Prima
PT Bukit Asam Metana Ombilin
PT Bukit Asam Transpacific Railway
99,99%
99,99%
10%
59,75%
PT Batubara Bukit Kendi
PT Bukit Asam Metana Enim
75%
99,99%
PT Internasional Prima Coal
PT Bukit Asam Metana Peranap
51%
99,99%
TRANSPORTATION
Bidang Usaha
Line of Business
Bidang usaha utama PTBA yang saat ini telah operasional ada dua, yakni menambang dan mendistribusikan batubara kepada pelanggan industrial didalam maupun diluar negeri dan memproduksi briket batubara yang didistribusikan kepada pelanggan industrial maupun residensial didalam negeri. Kegiatan operasional PTBA seluruhnya dilakukan di Indonesia. (2.5, 2.7)
The Company is currently running two main business operations, i.e. mining and distributing coal to domestic and overseas industrial consumers, and producing coal briquette for domestic industrial and residential consumers. All of the Company’s business operation is conducted in Indonesia.
Produk batubara Perseroan bervariasi, sesuai dengan kandungan kalori dan spesifikasi lainnya, dengan perincian sebagai berikut.
The Company’s coal products come in various types depending on the calorie content and other specifications, as detailed below:
Coal Brand
CV
(Kcal/kg,adb)
TM
(%,ar)
IM
(%,adb)
Ash
(%,adb)
VM
(%,adb)
FC
(%,adb)
TS
(%,adb)
IPC 53
5.300
34
15,0
8,0
39,0
40,0
0,5
BA 55
5.500
30
14,7
7,3
39,0
39,0
0,6
BA 59
5.900
28
13,1
6,0
40,4
40,5
0,6
BA 63
6.300
21
11.3
5,0
41,2
42,5
0,6
BA 67
6.700
18
7,8
5,0
41,5
45,7
0,6
BA 70
7.000
14
6,1
5,0
41,9
47,0
0,7
Untuk unit produksi briket, Perseroan memproduksi dua (dua) jenis produk, yakni briket karbonisasi (super) dari Unit Usaha Tanjung Enim Sumsel dan briket non karbonisasi (NK) produk Unit Usaha Lampung dan Unit Usaha Gresik. Sementara untuk segmen produk lainnya, hingga tahun pelaporan ini masih belum beroperasi secara komersial.
The Company sells two types of briquette products, which are carbonized briquette (super) produced by Tanjung Enim Business Unit , South Sumatera, and non-carbonized briquette (NK) produced by Lampung Business Unit and Gresik Business Unit. In the year under review, the Company’s other product segments were not commercially operational.
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 21
Lokasi Operasional Perusahaan
Lokasi Operasional Perusahaan
SOUTH CHINA SEA
2
1 PADANG
PEKANBARU 1 4 2
SAMARINDA BALIKPAPAN
1
3
2
3
JAVA SEA
LAMPUNG
SURABAYA 3 INDIAN OCEAN
1. PERANAP CERENTI
1. JAKARTA
Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Coal Resources
: 0,80 miliar ton billion tons
1. Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM
Kantor Perwakilan Representative Office
Kap. 12.000 ton/tahun tons/year
Cad tertambang Coal Reserved : 0,27 miliar ton billion tons 2. Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG 2. OMBILIN
Kap. 8.000 ton/tahun tons/year
Unit Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Coal Resources
: 0,10 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved
: 0,02 miliar ton billion tons
3. Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK
1. Pelabuhan Port TELUK BAYUR
Kap. 95.000 ton/tahun tons/year
Stockpile Stockpile : 90.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year
3. TANJUNG ENIM
Kapal Ship
Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Coal Resources
: 6,35 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved
: 1,59 miliar ton billion tons
: Max 40.000 DWT
2. Dermaga Pier KERTAPATI Stockpile Stockpile : 50.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year
4. SAMARINDA - IPC
Kapal Ship
Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Coal Resources
: 0,045 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved : 0,01 miliar ton billion tons Kepemilikan Perseroan Company Ownership : 51%
: Max 8.000 DWT
3. Pelabuhan Port TARAHAN Stockpile Stockpile : 560.000 ton tons Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship
sumberdaya
: Max 80.000 DWT
cadangan tertambang
Sumberdaya Coal Resources:
Cadangan Tertambang Coal Reserve:
7,29 miliar ton billion tons
1,99 miliar ton billion tons
1
1
11
18
1 Samarinda
%
1
Cerenti
%
Ombilin Tanjung Enim
87
Samarinda Cerenti Ombilin Tanjung Enim
80
22
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Struktur Organisasi
Organization Structure
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif selaras dengan perkembangan industri sekaligus menunjang pertumbuhan kinerja yang optimal.
The Company establishes a dynamic, efficient and effective organization structure aimed at reaching an optimum performance growth in accordance with the industry development.
Bagan Struktur Organisasi
ORGANIZATIONAL STRUCTURE FIGURE
SUKRISNO
DIREKTUR UTAMA President Director
Milawarma DIREKTUR OPERASI/ PRODUKSI Operations/Production Director
DONO BOESTAMI DIREKTUR KEUANGAN Finance Director
heri supriyanto DIREKTUR PENGEMBANGAN USAHA Business Development Director
mahbub iskandar DIREKTUR SDM & UMUM HR & General Affairs Director
tiendas mangeka DIREKTUR NIAGA Commerce Director
suherman SM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN Accounting and Budgeting
ISKANDAR MALIKI SM. Perencanaan Korporat Corporate Planning
hananto budi laksono SM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN Treasury and Funding
dadan ruswandana SM. Pengembangan Korporat Corporate Development
endang purnomo Mgr. Teknologi Informasi Information Technology
maizal gazali SM. Sumber Daya Manusia Human Resources
erdawati Mgr. Program Kesehatan Health Program
sonny H.A. harsono Ka. Rumah Sakit Bukit Asam Bukit Asam Hospital
achmad sudarto Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
M. BAGIR SM. Hukum dan Administrasi Korporat Legal and Corporate Administration
bambang sutrisno SM. Satuan Pengawasan Intern Internal Auditor
akhmad abbas Mgr. Kemitraan dan Bina Lingkungan Partnership and Community Development
flidelin katili SM. Sistem Manajemen Perusahaan Corporate Management System
zulfahmi Mgr. Umum dan Hubungan Eksternal General Affairs and External Relations
suryo eko hadianto SM. Analisis, Evaluasi dan Optimasi Produksi Analysis, Evaluation, and Production Optimization
edy purwanto SM. Pemasaran Batubara Marketing
WIRYAWAN SM. Penanganan dan Angkutan Batubara Coal Handling and Transportation
m. jamil SM. Logistik Logistics
Korporat Corporate Unit Operasional Operational Unit Munandar Sai Sohar
GM. UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM Tanjung Enim Mining Unit
GM: General Manager SM: Senior Manager
Ansyori Akhmad
GM. Unit Pelabuhan Tarahan Tarahan Port Unit
Mgr: Manager Ka: Kepala Head
Muzani Wahab
GM. Unit Dermaga Kertapati Kertapati Pier Unit
Harun al Rasyid
GM. Unit Pertambangan Ombilin Ombilin Mining Unit
Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement
OCtavina
Pgs GM. Unit Pengusahaan Briket Briquette Business Unit
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
Peristiwa Penting 2010
Februari
23
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 23
2010 Significant Events
February
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PTBA dan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) tentang Pengembangan Gasifikasi Batubara dan Pemanfaatan Gas Hasilnya sebagai Bahan Baku dan Bahan Bakar di Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) on Coal Gasification and Resultant Gas Usage as Raw Material and Fuel in PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) factory.
April
April
21
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010, dengan salah satu keputusan Utama Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Annual General Meeting of Shareholders, one of the resolutions was to amend the Articles of Association.
Juni
June
10
Penandatanganan Nota Kesepahaman/MOU antara PTBA dan PLN tentang pasokan batubara kalori peringkat rendah ke PLTU milik PLN. Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT PLN to supply low-calorie coal to PLN TPP.
November
15
Mempertahankan peringkat PROPER HIJAU tingkat Nasional. Retaining National GREEN PROPER Award.
Desember
29
November
December
PTBA membagikan Dividen Interim Tahun Buku 2010. Paying interim dividend for accounting year 2010.
24
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Penghargaan (2.10)
Awards
Januari January
November November
The Best Company Of The Year dalam International Good Company Award. The Best Company of the Year in International Good Company Award presentation.
PROPER HIJAU tingkat Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup. National GREEN PROPER Award from Ministry of Environment.
Juli July The Best Public Companies based on WAI (Wealth added Index) dari Indonesia’s Best Wealth creators 2010 Method Indonesia, Stern Steward & co and Swa. The Best Public Company from Indonesia’s Best Wealth Creators 2010 (Wealth Added Index) Method Indonesia, Stern Steward & Co. and SWA Magazine
September September Predikat Aditama (Emas) untuk Lingkungan dari Kementrian ESDM. Aditama Predicate for Environment from EMR Ministry.
ADITAMA
SWA 100 : BEST WEALTH CREATORS
CORPORATE GOVERNANCE AWARD
BUSINESS REVIEW AWARD
The Best Role of Stakeholder dalam IICD Award Corporate Governance Award 2010 dari Majalah Investor. The Best Role of Stakeholder in IICD Corporate Governance Award 2010 from Investor Magazine. Peringkat ke 1 Finance Performance; Peringkat ke 3 Operation Management; dan Peringkat ke 3 GCG Implemention dalam Acara Business Review Award. 1st Rank Finance Performance, 3rd Rank Operations Management; and 3rd Rank GCG Implementation in Business Review Award presentation.
Desember December Predikat Terpercaya dalam GCG Award yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance & Majalah Swa. The Most Trusted Company in GCG Award organized by The Indonesian Institute for Corporate Governance & SWA Magazine.
PROPER HIJAU
1st RANK FINANCE PERFORMANCE, BUSINESS REVIEW AWARD
2nd BEST SUSTAINABILITY REPORTING
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 25
Para Pemangku Kepentingan
Stakeholders
Kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan dilaksanakan sesuai dengan acuan dan pola yang sudah ditetapkan berupa Pedoman Corporate Social Responsibility (CSR) PTBA. Tujuannya adalah memberikan manfaat optimal yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan, melalui ketiga aspek yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Manfaat optimal dapat tercapai melalui interaksi timbal balik yang saling mendukung antara Perseroan dengan para pemangku kepentingan. Berdasarkan analisa hubungan dengan para pemangku kepentingan, Perseroan mengidentifikasi enam kelompok pemangku kepentingan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktifitas Perseroan. Uraian ringkas interaksi dan pelibatan enam pemangku kepentingan dengan Perseroan dipaparkan sebagai berikut. (4.15)
The Company’s corporate social responsibility activities are guided by the established reference and pattern, called PTBA Corporate Social Responsibility (CSR) Guide. The purpose is to give constant optimal benefits to the stakeholders in the economic, social and environmental aspects. Optimum benefits are gained through reciprocal beneficial inter-action between the Company and the stakeholders. Based on stakeholder-relation analysis, the Company identifies six stakeholder groups influencing and influenced by the Company’s activities. Interaction and engagement of six stakeholder groups with the Company is briefly described as follows.
a. Pemegang Saham Interaksi dengan pemegang didasarkan pada penerapan azas transparansi dalam layanan informasi bagi investor. Interaksi ini dilaksanakan oleh Manajer Hubungan Investor. Tujuan interaksi adalah untuk menjaga citra Perseroan agar semakin baik serta menyampaikan informasi yang terkini secara akurat. Pelayanan terhadap investor dan pemegang saham, dilaksanakan melalui: • Penyampaikan laporan berkala maupun khusus, seperti Laporan Keuangan, Laporan Eksplorasi bulanan, Laporan Penjualan dan Pembelian Batubara. • Pengelolaan dan laporan administrasi saham. • Menyiapkan RUPST dan RUPSLB. • Pengelolaan saham/warrant dan pelaksanaan pembayaran dividen.
a. Shareholders Interaction with the shareholders is based on transparency principle in providing information for investors coordinated by Investor Relations Manager. Services to investors and shareholders are provided through:
Perseroan telah membuka situs www.ptba.co.id untuk menjaga interaksi ini selama 24 jam.
The Company’s website www.ptba.co.id is accessible 24 hours a day.
b. Pemerintah Sebagai badan usaha milik Negara, Perseroan menjalin interaksi positif dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, khususnya yang terkait dengan bidang usahanya dengan tujuan “Menjadi perusahaan aset bangsa yang bernilai”. Untuk mencapai tujuan tersebut Perseroan melaksanaan interaksi timbal balik baik pada saat penyusunan peraturan terkait bidang usaha pertambangan, melaksanakan program PKBL/CSR dan memenuhi kewajiban pembayaran pajak, royalti, pembayaran dividen, melaksanakan kewajiban pemeliharaan lingkungan dan berpartisipasi dalam pembangunan sarana maupun prasarana publik.
b. Government As a state-owned enterprise, the Company fosters a positive interaction with the Government, central as well as regional agencies, particularly those related to its line of business with an aim to be “A valuable asset to the nation”. The Company carries out Partnership and Community Development and Corporate Social Responsibility programs, pays taxes, royalty and dividend, conserves the environment and participates in the construction of public and religious facilities.
c. Karyawan Interaksi timbal balik dengan karyawan dijabarkan melalui pelaksanaan komitmen Perseroan untuk meningkatkan kompetensi pegawai bagi pertumbuhan usaha secara berkelanjutan. Realisasi komitmen tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan SDM sebagai berikut: • Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/ pemimpin Perseroan yang profesional.
c. Employees The Company honors its commitment to enhancing employee competence for the Company’s sustainable growth. The commitment is realized through a series of strategic measures in managing human resources as follows:
• Providing periodic or specific reports, such as financial statements, monthly exploration reports, coal sales and purchase reports. • Managing and reporting share administration. • Preparing AGMS and EGMS. • Administering shares/warrants and making dividend payment.
• Developing and realizing personnel potentials and grooming professional candidates for management/ leadership level.
26
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
• M elakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM. • Memfasilitasi pembentukan budaya unggul. • Dilain pihak, dengan sistem intensif yang diberlakukan mendorong pegawai untuk senantiasa memberikan kemampuan terbaiknya bagi tumbuh dan berkembangnya Perseroan.
• Aligning organisation and improving human resource management system. • Cultivating culture of excellence. • On the other hand, the remuneration system applied encourages employees to do their best for the Company’s growth and development.
d. Supplier Bagi Perseroan, pemasok atau supplier (saat ini berjumlah sekitar 2.500) merupakan mitra-kerja yang penting sebagai bagian dari mata-rantai operasional usaha. Interaksi dengan para supplier didasarkan pada ”Penerapan azas profesionalisme dalam hubungan kerjasama dengan supplier”. Dengan professionalisme tersebut Perseroan menerapkan berbagai persyaratan yang mencakup standar mutu, sistem manajemen dan keselamatan kerja (SMK3), serta sistem manajemen lingkungan (SML). Dalam mewujudkan komitmen untuk mengembangkan para supplier, Perseroan menyelenggarakan serangkaian program, yaitu dalam bentuk: (1) program kerjasama tertentu, dan (2) program pengembangan dan pembinaan melalui pelatihan untuk para supplier lokal dengan skala tertentu.
d. Suppliers At the moment the Company has approximately 2,500 suppliers who play an important role in its operations. Interaction with suppliers is based on professionalism by which the Company sets several requirements such as quality standard, management system, work safety and environmental management system. To develop the suppliers, the Company organizes a number of programs such as (1) specific joint program, and (2) training program for local suppliers of certain scale.
e. Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tolok-ukur utama dari keberhasilan usaha yang berkelanjutan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada pelanggan, Perseroan berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu, selain menerapkan manajemen mutu produksi yang handal, Perseroan menjaga kepercayaan pelanggan melalui pelaksanaan berbagai program, mencakup: penyediaan informasi dan pendidikan kepada pelanggan, peninjauan lokasi penambangan dan membuka akses layanan pada pelanggan.
e. Customers Customer satisfaction is a benchmark of successful business continuity. Being a customer oriented company, the Company is committed to giving the best service according to established standards. Therefore, besides product reliability, other measures aimed at gaining customers’ trust are taken by the Company, i.e. providing information, education, plant visit and customer service center.
f. Masyarakat Sebagai salah satu pemangku kepentingan yang berada di sekitar lokasi Perseroan, masyarakat memperoleh perhatian yang besar dari Perseroan. Untuk membina interaksi positif dengan masyarakat, Perseroan menjalankan pemenuhan tanggung jawab sosial korporasi, yakni melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta melaksanaan Program Bina Wilayah yang bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik.
Keseluruhan upaya pembinaan interaksi positif Perseroan dengan para pemangku kepentingan, dapat dilihat pada uraian-uraian mengenai topik yang relevan. Interaksi tersebut juga dapat digambarkan pada tabel ringkas, sebagai berikut.
f. Public As the stakeholders living around the sites, the public receives the Company’s serious attention. To interact with the public, the Company fulfills its corporate social responsibility through Partnership and Community Development and Area Development programs to enhance community economic potentials and to improve their living standard.
All of the Company’s efforts in stakeholders engagement are provided in relevant topics, and shown in the following table:
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PROFILE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 27
Pelibatan Pemangku Kepentingan (3.5, 4.14-4.17) Stakeholders Engagement STAKEHOLDER TYPE METHOD OF ENGAGEMENT
STAKEHOLDER EXPECTATION
Pelanggan Customers
• Mutu yang terjaga. • Delivery on time • Pelayanan yang melebihi harapan
Pemegang Saham dan Investor Shareholders and Investors
Pegawai Employees
• Indeks survei kepuasan pelanggan • Manajemen keluhan pelanggan (9 keluhan) • Pusat pelayanan pelanggan • Customer satisfaction survey Index (CSI) • Customer complaint management (9 complaints) • Customer service center • RUPS • Road shows investor • Investor gathering • Plant visit • GMS • Investor road shows • Investor gathering • Plant visit • Melalui SP-PTBA • Allignment organisasi SDM • Training/hearing rutin • Through PTBA Labor Union • HR organization alignment • Routine training/hearing
Otoritas pemerintah dan regulator Government Authorities and Regulators
• Pertemuan Bipartit • Dengar Pendapat DPR
Mitra Kerja (vendor, supplier, agen, reseller, installer) Business Partners (vendor, supplier, agent, reseller, installer)
• Training for value chain partners • Contract bidding and procurement • Management • Supplier assessment and management
Publik Public
• Keterlibatan masyarakat • Kegiatan amal
• Bipartite meeting • Hearing with Parliament
• Training for value chain partners • Contract bidding and procurement • Management • Supplier assessment and management
• Community engagement • Philanthropic activities
• Guaranteed quality • Timely delivery • Services beyond expectation
• Menjaga dan meningkatkan nilai investasi melalui peningkatan kinerja Perseroan • Menghormati hak-hak pemegang saham sesuai UU, Peraturan, AD/ART • Increased investment value by the Company’s improved performance • Respect for shareholders’ rights under the laws and regulations, Articles of Association • Kesetaraan. • Tidak ada praktek diskriminasi. • Terjaminnya keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja. • Equality. • No discriminatory practice. • Guaranteed work safety, health and security. • Terjalinnya hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran dengan regulator • PTBA dan segenap karyawannya tunduk dan mematuhi hukum, perundangan • Harmonious, constructive and honest relationship with regulators • PTBA and all employees observe and obey the law • Proses pengadaan secara fair dan transparan • Seleksi dan evaluasi secara obyektif dalam pemilihan mitra • Hubungan saling menguntungkan / Mutually beneficial growth • Fair and t ransparent procurement process • Objective selection and evaluation of business partners • Mutually beneficial relationship • Terjalinnya hubungan yang serasi dan harmonis serta memberi manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi • Meminimalisir dampak operasional perseroan terhadap lingkungan • Turut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan. • Melaksanakan program revegetasi dan reboisasi. • Merealisasikan gagasan pembangunan Taman Hutan Rakyat • Harmonious and beneficial relationship with the surrounding community • Minimized operating impact on the environment • Participation in environmental conservation activities • Revegetation and reforestation program • Development of Grand Forest Park
28
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 29
Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
Implementasi Panduan GCG yang diperbarui sebagai bukti komitmen penerapan praktek tata kelola perusahaan terbaik guna menjamin peningkatan nilai Perseroan yang berkelanjutan Enforcing the revised GCG Code is proof of good corporate governance best practice for a sustainable corporate growth
30
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Menyusul telah diberlakukannya Code of Conduct GCG terbaru, Perseroan meningkatkan upaya penerapan prinsipprinsip tata kelola yang baik yakni azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness bersamaan dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar melalui nilainilai budaya tersebut tumbuh sikap integritas yang tinggi yang akan semakin meningkatkan mutu penerapan GCG.
Following the enforcement of the revised GCG Code, the Company continues to intensify the implementation of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness principles while cultivating corporate and cultural values as incorporated in the Code of Conduct. The cultural values are aimed at building high integrity to enhance GCG implementation.
Pembaruan dan penerapan panduan GCG terbaru tersebut dilakukan sebagai bagian dari tindak lanjut Keputusan Menteri Negara BUMN RI No. 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN. Selain itu, Perseroan meyakini bahwa penerapan GCG baik dan konsisten secara berimbang dengan upaya peningkatan integritas akan mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional Perseroan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan corporate value. Dengan demikian,
Revising and implementing GCG Code are meant to comply with the State Minister for State-Owned Enterprises (SOE) Decree No. 117/M-MBU/2002 concerning Implementation of GCG Practices in SOEs. The Company believes in the advantage of keeping a balance between practising GCG principles and building high integrity for better decision making, improved efficiency, and higher quality of stakeholder service that will eventually raise corporate value. As a result, stakeholders satisfaction will raised due
stakeholder satisfaction juga akan meningkat karena terjadinya peningkatan kinerja keuangan, turunnya risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan sehingga semakin menumbuhkan kepercayaan investor.
to improvement in financial performance, reducing conflict of interest investment decision risk which resulted in greater investor’s believes.
Adapun tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah :
The goal of implementing GCG throughout the Company is to allow:
•
•
• • • • • • •
Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan. Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan. Mengelola sumber daya secara lebih amanah. Mengelola risiko secara lebih baik. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan. Memperbaiki budaya kerja Perseroan. Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik.
Sebagai pengakuan atas keberhasilan dan konsistensi dalam menerapkan tata kelola yang baik, Perseroan menerima berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen, diantaranya: • The Best Company Of The Year dalam International Good Company Award • The Best Public Companies based on WAI dari Indonesia’s Best Wealth creators 2010 (Wealth added Index) Method Indonesia. Stern Steward & co and Swa. • Predikat Terpercaya dalam GCG Award yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance & Majalah Swa. • The Best Role of Stakeholder dalam IICD Award Corporate Governance Award 2010 dari Majalah Investor • Peringkat ke 1 Finance Performance; Peringkat ke 3 Operation Management; dan Peringkat ke 3 GCG Implemention dalam Acara Business Review Award.
• • • • • • •
Directing and managing the relationship among shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, customers, partners, community and environment. Promoting and supporting the Company’s growth. Managing resources discreetly. Managing risk more responsibly. Treating stakeholders more responsibly. Preventing irregularity in the management of the Company. Promoting work ethos. Enhancing the Company’s good image.
The Company’s consistency and success in implementing good corporate governance practice have earned the Company several awards from independent institutions, which are: • The Best Company of the Year in International Good Company Award presentation • The Best Public Company from Indonesia’s Best Wealth Creators 2010 (Wealth Added Index) Method Indonesia, Stern Steward & Co. and SWA Magazine • The Most Trusted Company in GCG Award organized by The Indonesian Institute for Corporate Governance & SWA Magazine • The Best Role of Stakeholder in IICD Corporate Governance Award 2010 from Investor Magazine • 1st Rank Finance Performance, 3rd Rank Operations Management; and 3rd Rank GCG Implementation in Business Review Award presentation.
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 31
Struktur Tata Kelola
Corporate Governance Structure
Sebagaimana umumnya perusahaan di Indonesia, PTBA sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang tunduk pada Undangundang Perusahaan Perseroan Terbatas (UU PT), Undang-undang BUMN yang baru, memiliki sistem kepengurusan dua badan (two board system) yakni adanya Dewan Komisaris dan Direksi dengan pembagian tugas yang jelas seperti diamanatkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan kerangka hukum yang berlaku tersebut, fungsi Direktur Independen pada kepengurusan perusahaan bersistem satu badan (one board system) diwakilkan dan diperankan oleh Dewan Komisaris pada sistem dua badan.
As most companies in Indonesia, the Company is a stateowned enterprise that operates under Corporate Law and amended SOE Law, and has a two-board system, i.e.Board of Commissioners and Board of Directors whose duties are clearly stated in the law and Articles of Association. Within the framework of the law, the function of Independent Director in a company with oneboard system is delegated and performed by Board of Commissioners in two-board system.
Dengan kerangka hukum dan sistem yang dianut tersebut, maka Struktur Tatakelola PTBA melibatkan interaksi Organ Perseroan utama yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi serta Organ Pendukung yang meliputi Komite-Komite Komisaris. (4.1)
Under the law and the two-board system, the Company’s corporate governance structure requires the interaction among the main corporate organs, i.e. General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors and Supporting Committees under the Board of Commissioners.
Struktur tata kelola di Perseroan (4.1)
The structure of corporate governance in the Company is as follows:
PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
KOMITE GCG GCG Comittee
KOMITE RISIKO USAHA, ASURANSI & PASCATAMBANG
KOMITE NOMINASI & REMUNERASI Nomination & Remuneration Committee
Business Risk, Insurance
KOMITE AUDIT Audit Committee
DIREKTUR UTAMA PRESIDENT DIRECTOR
DIREKSI DIRECTORS
DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
SEKRETARIS PERUSAHAAAN
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
SISTEM PENGAWASAN INTERN
Corporate Secretary
Corporate Management System
Internal Audit Unit
Keterangan Description :
Garis Koordinasi Coordination Line
GENERAL MANAGER / SENIOR MANAGER GENERAL MANAGERS / SENIOR MANAGERS
Garis Komando Commando Line
PELANGGAN
PEGAWAI
KOMUNITAS
Customers
Employees
Community
32
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
General Meeting of Shareholders
(4.4, 4.7, 4.10) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku. RUPS adalah wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan.
Being the highest body within the Company, General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority that is not conferred upon the Board of Commissioners or Board of Directors under the provisions of the Company’s Articles of Association and the prevailing laws and regulations. GMS is a forum where shareholders can act on an equal footing to adopt important resolutions associated with their investment in the Company.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan penyelenggaraan-nya terbagi atas: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang merupakan agenda RUPS rutin setiap tahun, diselenggarakan minimal satu kali dan dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir; dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu RUPST.
There are two types of General Meeting of Shareholders depending on the time they are convened: Annual General Meeting of Shareholders (AGMS), a routine annual agenda held at least once a year within six months of the accounting yearend; and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS), that may be convened any time outside the time of AGMS.
RUPS merupakan forum pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dan didasarkan pada kepentingan usaha Perseroan. Melalui RUPST maupun RUPSLB inilah, para pemegang saham dapat mempergunakan haknya dan memberikan pendapat dan suaranya untuk mengambil keputusan penting secara setara. (4.4) Sementara bagi karyawan, penyampaian rekomendasi atau pendapat kepada Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan oleh perwakilan pekerja melalui serikat pekerja atau organisasi lain yang menjadi representasi dari karyawan.
At GMS shareholders have equal rights to resolve important matters related to the Company’s business operations. In AGMS or EGMS shareholders may exercise their rights, voice their opinion and cast their votes on an equal footing. Whereas employees submit their recommendation or opinion to Board of Commissioners and Board of Directors through their representatives in labor union or any other organization acting on their behalf.
Dalam RUPS, seluruh pemegang saham mempunyai hak yang setara untuk memutuskan hal-hal penting yang berkaitan dan didasarkan pada keberlanjutan usaha. At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity. Beberapa keputusan penting yang harus dilakukan melalui RUPS diantaranya adalah menetapkan jenis usaha, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi; meningkatkan permodalan Perseroan; memecah maupun mengurangi jumlah saham dan membeli kembali saham; menggabungkan, melebur, mengambil alih maupun memisahkan unit usaha Perseroan dengan perusahaan lain atau menjadi unit usaha yang lain; menjaminkan sebagian besar aset perusahaan; mengesahkan transaksi material atau perubahan kegiatan usaha utama yang dilakukan Perseroan, serta benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan Bapepam-LK.
Some of the important matters to be resolved by GMS are type of business; nomination and termination of Board of Directors and Board of Commissioners; capital increase; stock split, reduction and buy back; merger, amalgamation, acquisition and segregation of business; pledging assets; material transactions or major changes in core business, and conflict of interest transactions as defined by BapepamLK regulations.
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 33
Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Board of Directors
Sebagai bentuk implementasi sistem dua badan (two board system), Dewan Komisaris dan Direksi, masingmasing mempunyai tugas dan wewenang masing-masing yang berbeda dan jelas sesuai dengan fungsinya seperti yang diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (fiduciary responsibility). Keduanya secara bersama-sama memiliki tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu keduanya harus memiliki kesamaan pandangan atas visi, misi, nilai-nilai dan strategi Perseroan. Penyamaan pandangan, visi, misi maupun strategi operasional dilaksanakan melalui penyelenggaraan rapat gabungan secara rutin.
In two-board system Board of Commissioners and Board of Directors have differring duty and authority (fiduciary responsibility) in accordance with the law and the Company’s Articles of Association. Both have the same responsibility of maintaining the Company’s longterm business continuity. Therefore, both organs should share the same vision, mission, values and strategy of the Company. To synchronize views, vision, mission as well as operating strategy, Board of Commissioners and Board of Directors hold regular joint meetings.
Untuk menjamin Independensi, selain melalui pemenuhan seluruh persyaratan penunjukan berdasar peraturan perundangan, dilarang adanya perangkapan jabatan Dewan Komisaris dan Direksi. To ensure independency, besides meeting all nomination criteria, dual function between Commissioners and Directors is not warranted.
Namun demikian, oleh karena masing-masing fungsinya yang harus indendepen, maka pada susunan kepengurusan Perseroan maupun anak usahanya, tidak ada anggota Dewan Komisaris yang juga merangkap sebagai Direksi. (4.3) Selain itu, dalam periode laporan, tidak ada anggota Dewan Komisaris pada seluruh anggota group perusahaan PTBA yang merangkap jabatan sebagai pejabat eksekutif. (4.2)
However, since each function should be independent, no Commissioner has a dual function either in the parent company or the subsidiaries. Additionally, in the year under review no Commissioner in the entire group of the Company functioned as executive officer.
Untuk menjamin independensi pengawasan, Keanggotaan Dewan Komisaris di lingkup Perseroan terdiri atas Komisaris Independen dengan komposisi paling sedikit 20% dari seluruh anggota, dan salah satu Komisaris Independen ditunjuk sebagai Ketua Komite Audit. Demikian pula dengan jumlah anggota Direksi yang berasal dari luar Perseroan, paling sedikit 20% dari seluruh anggota. (4.3)
To ensure oversight independency, 20% of total Commissioners are Independent Commissioners, one of whom is appointed Head of Audit Committee. Likewise, 20% of total Directors are outsiders.
Larangan perangkapan jabatan Dewan Komisaris menjadi Direksi maupun pejabat Eksekutif dan penetapan minimum jumlah Komisaris Independen juga dimaksudkan untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan. (4.6)
Dual function restriction and minimum numbers requirement of Independent Commissioners are to minimize and prevent decisions with conflict of interest.
Baik Komisaris maupun Direksi dipilih, diangkat dan diberhentikan melalui RUPS. Proses pemilihan Komisaris dan Direksi melibatkan pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test. (4.7)
Commissioners and Directors are elected, nominated and terminated by GMS. Election is made through fit and proper tests.
34
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi (4.5)
Remuneration of Commissioners and Directors
Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan dalam RUPS atas rekomendasi dari Komite Remunerasi. Perseroan menetapkan besaran remunerasi berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggungjawab serta kinerja.
The sum of remuneration is determined annually at GMS by the recommendation of Nomination and Remuneration (NR) Committee. Amount of remuneration is based on their duty and responsibility and commensurate with their performance.
Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas annual gross base salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash, total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain yang jumlahnya direkomendasikan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap Dewan Komisaris maupun Direksi. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS.
Commissioners and Directors receive routine and incidental remuneration consisting of annual gross salary (honorarium for Commissioners), and other facilities and allowances as recommended by NR Committee. Remuneration paid to Commissioners and Directors may differ among them depending on their respective duty and responsibility. Total remuneration paid to Commissioners and Directors is reported to GMS.
Pada dasarnya, sesuai dengan Kep-100/MBU/2002 tentang penilaian kesehatan BUMN, kinerja PTBA dinilai dalam tiga aspek, yakni: keuangan, administrasi dan operasional. Tantiem Direksi juga ditentukan pencapaian kinerja sosial dan lingkungan sebagai bagian dari penilaian kinerja di aspek administrasi yaitu kinerja efektivitas penyaluran dana kemitraan dengan bobot 2% (maksimal 3%) dan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan bobot 3% (maksimal). Ukuran kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan sosial, termasuk dalam mengelola risiko dan memanfaatkan peluang usaha ini adalah bagian dari Key Performance Indicator (KPI) Direksi dan Dewan Komisaris. KPI ditinjau setiap periode operasional dan dilaporkan dalam RUPS, serta menjadi bagian dari pertimbangan penetapan tantiem pengurus. (4.9)
Basically, pursuant to Regulation No. Kep-100/MBU/2002 on evaluation of SOEs’ business soundness, the Company’s performance is evaluated in three aspects, which are financial (weight 67.5%), administrative (weight 14%) and operational. Board of Directors’ tantiem is also determined by social and environmental accomplishments being part of administrative performance evaluation, i.e. effective partnership fund disbursement with 2% weight (maximum 3%) and collectibility rate of loan repayment with 3% weight (maximum). Measurements of economic, environmental and social performance, including the management of risks and the employment of business opportunity, are part of Key Performance Indicator (KPI) applied to Board of Directors and Board of Commissioners. KPI is reviewed periodically and reported to GMS, and used as the basis of determining the Management tantiem.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Dewan Komisaris adalah salah satu Organ Perseroan yang diangkat melalui RUPS dengan tugas utama adalah melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Dewan Komisaris memberikan laporan pertanggung-jawaban sekali dalam setahun, yaitu pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Sehingga Perseroan terhindar dari risiko denda moneter maupun sangsi lain karena melakukan pelanggaran atas ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. (SO 8)
Board of Commissioners is a corporate organ nominated by GMS with the primary duty of overseeing in a general and specific sense in accordance with the Articles of Association and giving counsel to the Board of Directors in managing the Company. The Board submits its accountability report to Annual GMS.
Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang dikembangkan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS dalam memberikan remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan.
The performance of Board of Commissioners is appraised periodically, minimum once a year, by GMS according to performance appraisal criteria established by NR Committee. The evaluation result will be used as indicators by GMS in remunerating, re-appointing and terminating members of Board of Commissioners.
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 35
Komposisi Dewan Komisaris Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:
The current composition of Board of Commissioners is as follows:
Komisaris Utama: Dr. Supriyadi Komisaris: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc Komisaris: Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME Komisaris Independen: Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen: Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
President Commissioner : Dr. Supriyadi Commissioner: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc Commissioner: Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME Independent Commissioner: Suranto Soemarsono, SE, MA Independent Commissioner : Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
Direksi
Board of Directors
Direksi sebagai Organ Perseroan bertugas dan bertanggung jawab penuh secara kolegial dalam mengelola kepengurusan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perusahaan agar seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal. Dengan demikian profitabilitas operasional menjadi maksimal dan pada akhirnya mampu memberikan peningkatan nilai Perseroan secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Direksi diangkat dan diberhentikan melalui keputusan yang diambil dalam RUPS.
Board of Directors is collectively in charge of and responsible for managing the Company to ensure all resources are employed to the maximum, profitability is increased and corporate value is enhanced. Directors perform and make decisions according to their respective duty and authority but the performance of each Director remains the Board’s collective responsibility. Directors are nominated and terminated by GMS resolution.
Komposisi Direksi saat ini terdiri atas seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur dengan susunan sebagai berikut:
The current Board of Directors is composed of President Director and five Directors as follows:
Direktur Utama: Ir. Sukrisno Direktur Keuangan: Dono Boestami, M. Sc Direktur Operasi/Produksi: Ir. Milawarma, M.Eng Direktur Pengembangan Usaha: Ir. Heri Supriyanto Direktur Niaga: Ir. Tiendas Mangeka Direktur SDM & Umum: Ir. Drs. Mahbub Iskandar
President Director: Ir. Sukrisno Finance Director: Dono Boestami, M. Sc Operations/Production Director: Ir. Milawarma, M.Eng Business Development Director: Ir. Heri Supriyanto Commerce Director: Ir. Tiendas Mangeka HR & General Affairs Director: Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Komite-Komite Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Committees
Untuk menjaga akuntabilitas pengawasan, akurasi pemberian rekomendasi dan melakukan penelaahan atas segala rencana operasional Perseroan serta agar dapat memberikan nasehat dan saran yang berkualitas, Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah Dewan Komisaris. Hingga akhir tahun 2010 terdapat 4 (empat) komite yang membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi dan kegiatan sebagai berikut: (4.1)
In order to ensure accountability in overseeing and reviewing all operating plans of the Company and to give quality counsel and suggestion, Board of Commissioners sets up functional Committees under its authority. Until end of 2010 the Company had four Committees to assist Board of Commissioners, whose function and activitity are as follows:
•
•
KOMITE AUDIT Komite Audit dibentuk dengan berpedoman kepada (4.12): a. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, tanggal 1 Agustus 2002.
AUDIT COMMITTEE The formation of Audit Committee is pursuant to: a. SOE Minister Decree No. KEP-117/MBU/2002 dated 1 August 2002 on Good Corporate Governance Practice in SOE.
36
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
b. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-29/ PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit tanggal 29 September 2004. c. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, tanggal 20 Desember 2006.
b.
c.
Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/PM/2004 dated 29 September 2004 regarding Formation and Performance of Audit Committee. SOE Minister Decree No. PER-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit Committee of SOE.
Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut temuan audit dilaksanakan oleh manajemen.
The objective of setting up Audit Committee is to make sure that (i) financial statements are presented fairly in accordance with the generally applied accounting principles, (ii) internal control function is well fulfilled, (iii) internal and external audit is performed in accordance with the established audit standards, and (iv) management takes action to follow up audit findings.
Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite audit adalah independen terhadap Direksi dan auditor eksternal, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan, dan bisnis tambang batubara. Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM/2009 tanggal 19 Januari 2009.
Audit Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Audit Committee members are not related to any director or external auditor, experienced and knowledgeable in accounting, finance, and coal mining business. The duty, obligation and authority of Audit Committee are fully laid out in Audit Committee Charter under Board of Commissioners Decision No. 01/SK/PTBA-KOM/2009 of 19 January 2009.
Anggota Komite Audit Perseroan per 31 Desember 2010 adalah terdiri atas 3 (tiga) orang, dengan 2 (dua) anggota diantaranya memiliki latar pendidikan Akuntansi, Keuangan dan/atau Ekonomi. Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris Independen. (4.3)
As of 31 December 2010 Audit Committee consisted of three members, two of whom are knowledgeable in accounting, finance and/or economy, and headed by an Independent Commissioner.
Tugas utama Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan. The primary function of Audit Committee is in keeping with Indonesian GCG Code issued by the National Committee for Governance Policy. •
KOMITE GCG
Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Komite GCG dibentuk pada tanggal 30 Juli 2010 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. Komite GCG mendorong tersedianya soft structure GCG sebagai pedoman dalam penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan dan mendorong terciptanya pelaksanaan prinsip-prinsip dan praktek GCG yang lebih baik.
•
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) COMMITTEE To assist Board of Commissioners to oversee the practice of GCG by the Company, Good Corporate Governance Committee (GCG Committee) was set up on 30 July 2010 under Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. The Committee put in place GCG soft structure as a guide in implementing GCG principles by the Company. The Committee also encourages better enforcement of GCG principles and practices.
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 37
38
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Salah satu tugas utama Komite GCG adalah menelaah tingkat kepatuhan Perseroan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan penerapan prinsip dasar GCG. One of GCG primary duties is to assess the Company’s compliance with the laws and regulations governing GCG principles implementation. Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Komite GCG Perseroan dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut: (4.12) - Memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Good Corporate Governance; - Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas, Responsible, Independen, dan Fairness); -
The duty of GCG Committee is fully described in GCG Committee Charter, among others: -
-
-
Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen soft structure GCG dan telaah deskripsi potret penerapan GCG;
Providing Board of Commissioners with professional and independent opinion regarding GCG issues. Assessing how far GCG principles (transparency, accountablity, responsibility, independency, fairness) are implemented in the Company. Identifying GCG instruments among others GCG soft structure documents and description of GCG implementation.
Komite GCG bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang tata kelola perusahaan yang baik. Komite GCG terdiri atas 3 orang dengan ketuanya adalah salah seorang anggota Komisaris Perseroan.
GCG Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All GCG Committee members are not related to any director or external auditor, experienced and knowledgeable in good corporate governance practice. The Committee consists of three members and its Head is an Independent Commissioner.
•
KOMITE NOMINASI, REMUNERASI DAN PSDM
•
Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) selanjutnya disebut Konarba dan PSDM dibentuk dengan tugas membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan, evaluasi dan menyusun rekomendasi dalam menetapkan antara lain: Norma (Standar) nominasi dan remunerasi serta kepatuhan perusahaan atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah nominasi dan remunerasi. Tugas tambahan lainnya adalah melakukan Penelahan dan pemantauan implementasi sistem perencanaan tenaga kerja, rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai. (4.10)
NOMINATION, REMUNERATION AND HRD COMMITTEE
Komite ini dibentuk dengan berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan serangkaian keputusan Dewan Komisaris mengenai Komite Konarba, dengan yang terakhir adalah Keputusan Dewan
Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, further to be referred to as NR & HRD Committee, is assigned to help Board of Commissioners in its oversight and counselling responsibilities, and to make recommendations with respect to nomination and remuneration standards, compliance with the law governing nomination and remuneration. Its additional tasks include reviewing manpower planning, recruitment, selection and placement.
This Committee is established pursuant to the prevailing laws and regulations, the latest Articles of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 of 21 April 2010 and Board of Commissioners Decision No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/2010 of 1 November 2010
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 39
Komisaris, no 14/SK/PTBA-KOM/XI/2010, tanggal 1 November 2010, tentang Pengangkatan Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
on Appointment of Nomination and Remuneration Committee Members of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Tugas Konarba dan PSDM selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Konarba dan Pengembangan SDM dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut: (4.12) - Memberikan pendapat independen dan profesional serta rekomendasi kepada Komisaris terhadap halhal yang berhubungan dengan masalah nominasi dan remunerasi. - Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah Nominasi dan Remunerasi (seperti UU Ketenagakerjaan, Peraturan dari Kementerian BUMN atau Bapepam-LK). - Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan sistem penggajian, pemberian tunjangan, THR dan bonus bagi seluruh pegawai, termasuk sistem pensiun dan kompensasi dalam hal terjadi pengurangan pegawai.
Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang pengembangan sumberdaya manusia dan bisnis batubara. Anggota Komite ini terdiri atas empat orang, termasuk satu orang Komisaris Independen sebagai ketuanya. (4.3)
NR & HRD Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, experienced and knowledgable in human resource development as well as coal business. The Committee consists of four members, one of whom is Independent Commissioner who heads the Committee.
•
KOMITE ASURANSI, RISIKO USAHA DAN PASCATAMBANG
•
I NSURANCE, BUSINESS RISK AND POSTMINING COMMITTEE
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang, selanjutnya disebut KRU bertugas membantu Dewan Komisaris untuk melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi yang ditutup oleh Perseroan dalam hubungannya dengan risiko usaha sesuai dengan yang diatur dalam Piagam Komite Asuransi dan Risiko Usaha.
Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, further referred to as BR Committee, is set up to give independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks, the type and amount of risk insurance coverage in accordance with BR Committee Charter.
The task of NR & HRD Committee is fully incorporated in NR & HRD Charter covering:
-
-
-
Giving independent, professional opinion and recommendation to Board of Commissioners in matters pertaining to nomination and remuneration. Assessing the Company’s compliance with laws and regulations that govern nomination and remuneration (such as Manpower Law, SOE Minister or Bapepam-LK Regulations). Making evaluation and recommendation in the implementation of salary, allowance, holiday allowance and bonus payment system, and also retirement and compensation scheme in case of personnel retrenchment.
Komite KRU senantiasa mengingatkan dan merekomendasikan agar seluruh risiko utama Perseroan yang masuk kategori high BR Committee was set up pursuant to: dan extreme risk dikenali dan dimitigasi. BR Committee consistently recommends that all high and extreme business risks be identified and mitigated.
40
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Pembentukan Komite Risiko Usaha dilakukan berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku dan kepada: (4.12) - Anggaran Dasar PT Bukit Asam (Persero) Tbk, yang terakhir tertanggal 21 April 2010, No. 24 dan peraturan perundangan yang berlaku. - Piagam Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang (KRU Charter), tanggal 28 November 2009; - Keputusan Dewan Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk Nomor 02/SK/PTBA-KOM/2009 tanggal 16 Maret 2009 dan Nomor 04/SK/ PTBA-KOM/2009 tanggal 16 Mei 2009 tentang Pengangkatan Anggota Komite Risiko Usaha, tanggal 16 Mei 2009.
Formation of the Business Risk Committee is guided by the applicable legislation and to: - The Company’s latest Articles of Association Deed No. 24 of 21 April 2010, and the laws and regulations. - BR Committee Charter dated 28 November 2009. - Board of Commissioners Decision No. 02/SK/ PTBA-KOM/2009 of 16 March 2009 and No. 04/SK/ PTBA-KOM/2009 of 16 May 2009 on Appointment of BR Committee Members.
Anggota KRU tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Perusahaan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak secara profesional dan independen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan praktik Good Corporate Governance (GCG). Anggota KRU saat ini empat orang, termasuk satu orang anggota Komisaris sebagai ketua-nya.
All Committee members are not related in terms of family, finance, management or shareholding to any commissioners, directors, controlling shareholders, or the Company, that may cloud their professional and independent judgement and performance in GCG practice. The Committee has four members including one Commissioner as the Head.
Kebijakan Pokok Tata Kelola
Standard Policy
Perseroan telah menyusun dan menetapkan serangkaian aturan kebijakan operasional sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, untuk menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik, mencakup diantaranya:
The Company has compiled and formulated a series of standard operating policy to complement GCG Code, which cover the following:
•
•
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL
INTERNAL AUDIT AND CONTROL
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan, Perseroan mengembangkan sistem pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Pelaksana fungsi Pengawasan dan Pengendalian Internal adalah Satuan Pengawas Internal (SPI) dan Auditor Eksternal. Untuk menjalankan tugas pengawasan dan pencegahan terjadinya tindak pelanggaran dan fraud, setiap staf SPI telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai tentang prosedur audit dan pendeteksian risiko penyimpangan seperti fraud auditing, investigative audit, dan advanced internal auditing. (SO 3, 4.9)
The Management develops an effective internal audit and control system to safeguard the Company’s investment and assets. The function of Internal Audit and Control is performed by Internal Audit Unit (IAU) and External Auditor. To prevent misconduct and fraud, each of IAU staff members has adequate education and training in irregularity audit and detection procedure such as fraud auditing, investigative auditing and advanced internal auditing.
Pemeriksaan secara periodik dilakukan oleh SPI untuk mendeteksi adanya penyimpangan, menguji keandalan sistem pengendalian internal dan memberikan jaminan kualitas (quality assurance) serta memberikan nilai tambah bagi akuntabilitas dan transparansi proses
IAU conducts periodic audit to detect irregularities, to test internal audit system reliability, to give quality assurance, and to enhance the accountability and transparency of business process. Priority is given to units vulnerable to corruption and irregularity, such as
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 41
procurement, project development, finance and sales. In 2010, 45% of the Company’s total business units were examined and no incident of fraud was found during the reporting period.
bisnis Perseroan. Pemerikasaan diprioritaskan pada unit-unit yang rawan terjadinya korupsi dan penyimpangan, seperti unit pengadaan, pembangunan proyek, keuangan dan penjualan. Selama tahun 2010 unit bisnis yang telah dilakukan pemeriksaan mencapai 45% dari total unit bisnis Perseroan. Selama periode pelaporan di tahun 2010 tidak ada kasus fraud yang ditemukan. (SO 2)
•
KEBIJAKAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI
•
CORRUPTION PREVENTION POLICY
The Company set the policy to prevent corruption in the new GCG Soft Structure made in 2009, including: - GCG Code - Board Manual - Code of Conduct - Other policies concerning legal compliance, conflict of interest, restriction to give and receive gifts, bribery and the like, goods and services procurement, and relationship with subsidiaries and affiliates.
Perseroan menerapkan kebijakan pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi dalam Soft Structure GCG yang baru, yang dibuat tahun 2009, meliputi : - GCG Code - Board Manual - Code of Conduct - Serta Kebijakan-kebijakan Tambahan, yaitu: Kebijakan tentang Kepatuhan Hukum; Kebijakan tentang Benturan Kepentingan; Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap dan Sejenisnya; Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa dan Kebijakan tentang Hubungan dengan Anak Perusahan dan Pihak Terafiliasi.
Pada tahun 2009 juga telah dibuat ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System).
In 2009 Whistle Blowing Policy was also established and disseminated to all personnel to introduce Code of Conduct and the additional policy on corruption.
Sesuai dengan aturan didalam Code of Conduct maka pada tahun 2009 telah dilakukan sosialisasi mengenai Code of Conduct kepada seluruh jajaran Perseroan untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi tentang Code of Conduct, terutama butir-butir kebijakan tambahan tersebut diatas.
Tindak lanjut dari penyelesaian dan sosialisasi tersebut Penandatanganan lembar “Pernyataan Kepatuhan” oleh seluruh Pegawai dan atasannya serta mengembalikan lembar yang telah ditandatangani kepada Satker Penanggung jawab Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)/ Whistle Blowing System (WBS) yaitu Satker Sistem Manajemen Perusahaan. Diikuti dengan sosialisasi mengenai implementasi Code of Conduct kepada Stakeholder (Kontraktor, pemasok, vendor, pelanggan) dan pemberitahuan kepada masyarakat melalui media massa (surat kabar nasional maupun lokal).
•
ATURAN DAN TATALAKSANA SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWER POLICY) (EC 9)
•
RULES AND PROCEDURES OF WHISTLE BLOWING POLICY
Perseroan memberlakukan dan menerapkan kebijakan serta Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk berbagai tujuan, diantaranya: - Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan pelanggaran yang dapat menimbulkan
The Company sets a Whistle Blowing Policy for various purposes, including: - Creating a conducive climate to encourage people to report any misconduct that may result in
Further, all employees and their superiors signed Declaration of Compliance sheets and return them to Whistle Blowing Policy Team, i.e. Corporate Management System Work Unit. Code of Conduct was also socialized to stakeholders (contractors, suppliers, vendors, customers) and public in local and national mass media.
42
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
- -
kerugian finansial maupun non finansial (hal-hal yang dapat merusak citra Perusahaan); Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran melalui deteksi dini; dan Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (early warning system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.
- -
Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan halhal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan media pelaporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan, dan menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan. Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan petugas investigasinya. Disamping itu Perseroan menegaskan pemberian sangsi tegas berupa pemberhentian pegawai diikuti dengan tindakan hukum memadai atas tindakan korupsi yang ditemukan. Aturan ini merupakan bentuk dari kontribusi Perseroan terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. (SO 4)
Adapun tindakan lebih lanjut yang masih dalam proses terkait dengan kebijakan ini adalah: • Membuat kesepakatan membentuk unit Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)/Whistle Blowing System (WBS) antara Direksi dan Dewan Komisaris Komisaris. • Menyusun organisasi, uraian tugas dan spesifikasi personil unit SPP/WBS; melakukan seleksi kandidat petugas SPP/WBS dan penunjukan personil/satker unit SPP/WBS yang terdiri dari: - Perlindungan pelapor - Petugas investigasi - Staf administrasi SPP/WBS • Memberikan pembekalan petugas SPP/ WBS dengan pelatihan dan studi banding dan melakukan persiapan fisik untuk Satker/unit SPP yang meliputi: - Sarana/kantor, peralatan kantor/komputer, peralatan komunikasi - Media penyampaian laporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus) • Melakukan penyusunan dokumen-dokumen sistem: - Pembuatan pedoman SPP/WBS. - Pembuatan Prosedur penyampaian laporan pelanggaran. - Panduan perilaku yang dapat dilaporkan (pelanggaran dan penjelasan, tingkat pelanggaran yang dapat diproses melalui jalur SPP/WBS). - Ketentuan sanksi terhadap penyampaian palsu dan fitnah, kebijakan jaminan kerahasiaan dan keamanan bagi pelapor, kebijakan perlindungan pelapor yang dibuat dalam bentuk ketentuan tersendiri yang disahkan Direksi atau Dewan Komisaris.
financial or non-financial losses (that may tarnish the Company’s image); Minimizing losses as a result of misconduct through early warning system; and Designing early warning system mechanism to anticipate any problem arising from misconduct.
To ensure the effectiveness of misconduct control and early warning system, the Company takes the necessary measures including providing misconduct reporting media (hotline, email, special mailbox), setting reporting procedures and defining types of misconduct that may be reported. To encourage people to report, the Company establishes procedures that will protect the identity of the witnesses and investigating officers. Stern sanctions on corruptive acts are also enforced, involving termination of employment followed by appropriate legal action. This policy is a reflection of the Company’s contribution to corruption eradication.
Further actions related to this policy are: Commissioners and Directors set up Whistle Blowing System (WBS) Unit. • Establish WBS Unit organisation, personnel job description and specification; select candidates and appoint personnel consisting of: - Protectors of reporters - Investigating Officers - Administrative Staff • Equip WBS staff with training and comparative study, and prepare facilities and instruments, such as: - Office space, office equipment, communication instrument - Reporting media (hot line, email, special mailbox) • Writing up system documents: - WBS manual - Reporting procedures - Reporting manual (type and gravity of misconduct to be reported to and processed by WBS Unit) - Sanction for false accusation and slander, protection of confidentiality, and separate witness protection policy endorsed by Directors or Commissioners.
•
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 43
Perseroan menerapkan Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran sebagai salah satu bentuk dari kontribusi Perseroan terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. To contribute to corruption eradication, the Company establishes the Rules and Procedures of Whistle Blowing System. -
-
•
-
Ketentuan mengenai hak-hak pelapor atas perlakuan yang tidak layak dan hak untuk banding termasuk penyampaian laporan pelanggaran kepada penegak hukum. Pernyataan komitmen terhadap penerapan SPP/ WBS untuk ditandatangani Direksi, Dewan Komisaris dan Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA).
KETERLIBATAN POLITIK (SO 6)
-
•
Reporter’s rights in case of abusive action and the right to appeal and to report to the authorities. Declaration of compliance with WBS to be signed by Directors, Commissioners and Bukit Asam Labor Union.
POLITICAL INVOLVEMENT
Sekalipun mengakui hak setiap pegawai untuk menyalurkan aspirasi politiknya, Perseroan memiliki sikap tegas untuk menjaga kepentingan usaha dengan kepentingan politik. Perseroan melarang secara tegas penggunaan asset maupun memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada partai politik manapun diluar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan tidak pernah memberikan donasi kepada partai politik maupun politisi.
Although the Company respects employees’ right to express their political aspiration, it strictly prohibits political interests from interfering with business concen. The Company strongly forbids the use of assets or the gift of donation to any political party outside the law. No donation has ever been given by the Company to any political party or politician.
Menjadi kebijakan Perseroan agar Pegawai yang menjadi Pengurus Partai politik harus memilih untuk mengundurkan diri atau melepaskan status kepengurusannya tersebut yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan. Perseroan melarang pemaksaan kepada individu jajaran Pegawai lain untuk menyalurkan aspirasi politik. Keputusan mengenai keterlibatan dalam partai politik, termasuk penggunaan sumber daya pribadinya, adalah risiko yang bersangkutan secara pribadi.
It is company policy for any employee who holds an executive position in a political party to resign or release that position which should be proven in writing. Coercion to be involved politically is prohibited. Decision to have political involvement and to use personal resources is entirely the employee’s personal risk.
•
PENGELOLAAN RISIKO (EC 9, 4.9, 4.11)
•
RISK MANAGEMENT
Perseroan mengembangkan sistem pengelolaan risiko secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan masing-masing satuan kerja. Pengembangan Sistem Manajemen Risiko merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan, dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal tersebut serta dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko yang menjadi acuan.
The Company establishes an integrated risk management system at the corporate level involving every work unit. Developing risk management system is part of the Company’s long term strategy by forming special work unit to handle this matter systematically in accordance with the risk management system.
Sistem Manajemen Risiko secara terintegrasi, sistematis dan menyeluruh mulai diterapkan di PTBA pada tanggal 1 Juli 2006. Sistem Manajemen Risiko merupakan proses terstruktur, sistematis dan menyeluruh dalam mengidentifikasi, mengukur,
Implementation of the integrated and systematical Risk Management System began on 1 July 2006. It is a structured, systematical and recurring process of identifying, measuring, and mapping risks, working out
44
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko dan mengawasi serta mengendalikan implementasi penanganan risiko.
risk management options, overseeing and controlling risk management implementation.
Penguatan manajemen risiko dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh elemen dalam Perseroan, dengan pengawasan dari Komite Manajemen Risiko (KMR), agar seluruh risiko yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap operasional maupun kelangsungan usaha Perseroan teridentifikasi dan dapat dimitigasi. KMR juga menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dari implementasi manajemen risiko secara menyeluruh di lingkungan PTBA. Fungsi sebagai fasilitator diwujudkan dalam bentuk kegiatan sosialisasi kebijakan dan prosedur, risk awareness building, memfasilitasi asesmen risiko di seluruh lingkup kegiatan PTBA, serta diseminasi hasil asesmen risiko kepada manajemen.
Risk management is reinforced by integrating all corporate elements under the supervision of Risk Management Committee (RMC) to identify and mitigate various risks with potentials to constrain the Company’s business continuity. RMC also acts as a facilitator of risk management performance throughout the Company. As a facilitator RMC socializes the policy and procedure of risk management (risk awareness building), facilitates risk assessment and disseminates assessment results to the management.
Melalui pengelolaan risiko terakreditasi, Perseroan memastikan bahwa seluruh risiko yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap operasional maupun kelangsungan usaha teridentifikasi dan dapat dimitigasi. Through accredited risk management, the Company ensures that all risks with potentials to disrupt business operations are identified and mitigated.
Risiko-risiko yang dihadapi Perseroan dikelompokkan menjadi 5 kelompok untuk kemudian di mitigasi sesuai tingkat risiko. Ke lima kelompok risiko dimaksud mencakup:
The risks threatening the Company are classified into five groups to be mitigated according to the level of gravity. The five groups are:
-
-
External Risks caused by external factors. Included in this category are legal, investor relations, environment, stakeholder, social as well as fraud and corruption risks.
-
Operational Risks caused by inadequacy or dysfunction of internal process, human error and system failure. This category includes the risks of product quality, manpower, pump and contractor.
-
Market Risks caused by market variable movement of the Company’s product. Included in this category are market, exchange rate and commodity price risks. Financial Risks, caused by fluctuations of the Company’s financial target or monetary measures due to macro variable changes. This category
-
-
-
Risiko Eksternalitas, terdiri atas 6 risiko, yaitu risiko yang diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko hukum, risiko hubungan investor, risiko lingkungan, risiko stakeholder, risiko sosial, dan risiko fraud and corruption. Risiko Operasional, terdiri atas 21 jenis risiko, yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain risiko mutu produksi, risiko SDM, risiko pompa dan risiko kontraktor. Risiko Pasar, yaitu risiko terjadinya kerugian akibat pergerakan variabel pasar produk Perseroan. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pasar, risiko nilai tukar dan risiko harga komoditas. Risiko Keuangan, terdiri atas 6 jenis risiko, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan, yang
-
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
-
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 45
includes tax, receivables turnover, cash movement and credit risks.
diakibatkan karena gejolak beberapa variabel makro. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pajak, risiko kolektibilitas piutang, risiko fluktuasi kas dan risiko kredit. Risiko Strategis, yaitu risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis dan risiko investasi.
-
Strategic Risks, caused by unsound strategy and business decision making. Included in this category are project, strategic transaction and investment risks.
TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN (4.6)
•
CONFLICT OF INTEREST TRANSACTIONS
Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Perseroan menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai berikut: - Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. - Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. - SetiapindividuJajaranPerseroandilarangmenggunakan informasi penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. - Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari kepentingan ekonomi dalam perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan ekonomi.
In an effort to prevent conflict of interest, the Company adopts the following policy:
Pengaturan tersebut dimaksudkan agar seluruh elemen Perseroan dapat terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan pihak lain sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif.
This way, all elements of the Company may be free from domination by others, free from any influence and pressure by others to allow objective decision making when it comes to transactions with conflict of interest.
•
TRANSAKSI ORANG DALAM
•
INSIDER TRADING
Perseroan memiliki aturan mengenai transaksi orang dalam sebagaimana diatur dalam Kode Etik. Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan dalam Aturan Panduan Kode Etik menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang dalam khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia. Namun demikian Perseroan tidak melarang Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan untuk berinvestasi dan memiliki efek/saham yang dikeluarkan oleh Perseroan sebagai investasi jangka panjang.
The Company has set the rules on insider trading as stipulated in Code of Conduct. It stipulates that the Company abides by the prevailing laws and regulations regarding insider information particularly with respect to access to delicate and confidential information. However, Commissioners, Directors and employees are free to have a long-term investment in the Company’s shares.
Dalam kasus-kasus tertentu, seperti pada saat Program Pembelian Kembali Saham (Share Buy-
In certain cases such as shares buy-back program, the Company prohibits Commissioners, Directors
•
-
Members of Board of Commissioners and Board of Directors must disclose their shareholding in the Company or other companies in a special register as required by the law.
-
Every member of the Company must not take advantage of their position for personal gain or othes’ benefit that may harm the interest of the Company. Every member of the Company must not use material and confidential information for personal gain or others’ benefit that may harm the Company.
-
-
Every member of the Company must avoid economic interest in the Company that may cause financial conflict of interest.
46
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
and employees from making transactions when the program is in progress.
back) Perseroan mengeluarkan pengumuman yang melarang Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan untuk melakukan transaksi saham Perseroan selama program tersebut berlangsung.
•
LARANGAN PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH (SO 2)
Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada pihak-pihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi keputusan Jajaran Perseroan yang menguntungkan si pemberi hadiah.
•
GIVING AND RECEIVING GIFTS Gift is defined as any form of present given by the Company and its personnel to certain parties with a purpose of influencing such parties to benefit the Company unfairly. Receiving gift is defined as any form of receipt by the Company and its personnel from certain parties to influence the decision of the Company to favor the present giver.
Perseroan melarang pemberian maupun penerimaan hadiah. Giving or receiving gifts is prohibited by the Company.
Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus oleh Perseroan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
In principle, giving or receiving presents are prohibited by the Company, except when done in accordance with specific rules set by the Company or with the prevailing laws and regulations.
•
PENGADAAN BARANG/JASA
•
GOODS/SERVICES PROCUREMENT
Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dengan menjunjung prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG. Langkah kebijakan yang dilakukan: - Diimplementasikan secara konsisten; - Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel; - Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran Perseroan dalam sistem pengadaan barang dan jasa.
Goods and services procurement is carried out by fair competition as governed by the law and in a manner that is effective, efficient, transparent, competitive, fair/indiscriminative and accountable. E-procurement and e-auction system has been installed to support procurement in the spirit of good corporate governance. The system should be: - Implemented consistently; - Assessed periodically with respect to system adequacy to ensure compliance with effective, efficient, transparent, competitive, fair/ indiscriminative and accountable principles; - Able to prevent conflict of interest and affiliated transactions by the personnel in procuring goods and services.
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
•
KETERBUKAAN DAN KERAHASIAAN INFORMASI SERTA INFORMASI ORANG DALAM
Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasi-informasi yang harus segera disampaikan kepada shareholder maupun stakeholder lainnya dalam rangka proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang informasi yang bersifat rahasia tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah melalui official website Perseroan. Kebijakan-kebijakan tersebut melandasi aktivitas Sekretaris Perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 47
•
DISCLOSURE, CONFIDENTIALITY AND INSIDER INFORMATION The Company promptly disseminates information to shareholders and other stakeholders in order to make quick decision. Confidential information should not be disclosed, except by specific authority given by the Commissioners and Directors. Delicate and confidential information is regulated further in Letters and Files Handling Procedures. One of the media for exercising disclosure is the Company’s official website. These policy guidelines are the basic rule for the Corporate Secretary’s activities.
Kode Etik (4.6, 4.11)
Code of Conduct
•
•
KODE ETIK
CODE OF CONDUCT The Company has finalized reviewing and revising the Code of Conduct, readjusting its provisions with GCG Code and the most current common practices. The revised Code of Conduct was enforced in 2010.
Perseroan telah melakukan kajian dan penyusunan ulang atas butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Sejak awal tahun 2010 Buku Panduan Kode Etik Perseroan tersebut telah diberlakukan.
•
POKOK-POKOK ISI KODE ETIK
•
MAIN POINTS OF CODE OF CONDUCT
Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, yang meliputi: - Etika Bisnis Perseroan Etika Bisnis Perseroan merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat. - Etika Perilaku Individu Etika Perilaku Individu merupakan penjelasan tentang bagaimana individu Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku. - Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran Sosialisasi Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas Code of Conduct , Peraturan Perseroan, peraturan perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan secara efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan stakeholder.
Basically, the Company’s Code of Conduct regulates all matters under the responsibility of the Company, individuals of the organization and other parties doing business with the Company, covering: -Business Code of Conduct The Company’s Business Code of Conduct gives directives as to how the Company should conduct its business with good ethics the way a business entity should, to balance the interest of the Company and that of the stakeholders in accordance with GCG principles and sound corporate values. - Individual Code of Conduct This is an explanation as to how individuals in the Company should act in communicating with others and behave in accordance with good ethics and common moral values. - Disseminating Code of Conduct and Reporting Violation Disseminating Code of Conduct and procedures of reporting misconduct, and violation of Code of Conduct, Company Regulations, other laws and regulations, and imposition of penalty should be done effectively to all levels of the organization and stakeholders of the Company.
48
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
-
Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct. Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman dan kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung jawab atas implementasinya.
-
Statement of Compliance with Code of Conduct. This is a statement of understanding and readiness of all personnel to observe the Code of Conduct and respect any party assigned by the Company to be in charge of the implementation.
•
SOSIALIASI KODE ETIK
•
SOCIALIZATION OF CODE OF CONDUCT
Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja dan melakukan penyegaran secara berkala - Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja. - Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code of Conduct dalam rangka pengembangan Code of Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil
The Company is committed to effectively disseminating Code of Conduct by taking the following steps: -
-
-
kajian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perseroan.
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG, berkoordinasi dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia (SDM).
Disseminating Code of Conduct to all personnel, customers and partners, and giving periodic refresher course. Evaluating the accomplishment or understanding of the personnel, either during orientation or operating hours. Periodically reviewing the provisions of Code of Conduct for further improvement. If required, findings from the review will be further embodied in rules and regulations of the Company.
Socialization is conducted by Corporate Management System Work Unit (CMS) being the unit responsible for GCG implementation, in coordination with Human Resource Work Unit.
Budaya Perusahaan (4.6, 4.11)
Corporate Culture
Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS”, yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman.
The Company has a value system that is adopted and implemented to build corporate culture. The basic philosophy in building the value system is work ethos of Trusting, Open, Positive, Rational and Conscious of Cost & Environment (TOPRC). These values are elaborated in work culture of Synergy, Professionalism and Faith.
PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut: • Percaya Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara pimpinan dengan bawahan dan juga dengan sesama rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan dan memiliki di antara seluruh Pegawai. • Terbuka Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja untuk saling terbuka, saling memahami agar mampu bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga) tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling mengingatkan, dan bersikap satria.
TOPRC can be elaborated as follows: • Trusting Trusting one another either between management and employees or among colleagues so as to foster sense of togetherness and sense of belonging. •
Open All personnel are colleagues who should be understanding and open to one another in order to work synergically, through three principal deeds: actively taking and giving truthful and accountable information, reminding one another and acting gentlemanly.
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit PTAsam Bukit Asam Tbk 2010 TbkSustainability 2010 Annual Report 49
Aktivitas Pegawai PTBA di Tambang Banko Barat PTBA employees’ activity at Banko Barat Mining area
Salah satu bentuk sosialisasi kode etik adalah dengan penanda tanganan pernyataan kepatuhan seluruh pegawai terhadap butir-butir aturan didalamnya. One way of socializing Code of Conduct is the signing of declaration of compliance by all employees.
50
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
•
•
•
Positif Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan Perseroan akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki apapun demi kepentingan perusahaan. Rasional Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam membawa persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap rencana, tindakan dan pengendalian berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil. Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu untuk membantu melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian lingkungan adalah komitmen kita bersama.
•
Positive Always think and act positive in judging things to reach optimum result. By thinking positive, everybody in the Company will be wiser and able to solve problems with a clearer mind and remain enthusistic in every situation to act for the Company’s benefit.
•
Rational Able to distinguish between fact and assumption in handling things. This means every plan, action and management are based on objective and unprejudiced way of thinking. Conscious of Cost and Environment Appreciating every effort made by everyone for efficiency in every line, and to be conscious of environment conservation as our commitment to think of the future and not just the present.
Sedangkan Landasan Budaya kerja “SiPrima” diuraikan sebagai berikut: Bekerja Keras Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat dan membina kerjasama yang baik sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja. Bekerja Cerdas Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus menerus melakukan perbaikan untuk mencapai operational excellence. Bekerja Ikhlas Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut akan mencegah terjadinya praktek-praktek kecurangan dalam bekerja.
•
Whereas the culture of Synergy, Professionalism and Faith can be described as follows: Work Hard Employees always work enthusiastically and foster good teamwork spirit to create synergy. Work Smart Employees work with professionalism and constantly improve work to reach operational excellence. Work Willingly Employees realize that working is not a purpose but a means to worship God. Therefore, employees should work willingly and guided by a strong faith. This will prevent fraudulent practices from occurring at work.
Perkara Hukum Yang Dihadapi
Cases Involving the Company
Selama periode pelaporan PTBA menghadap 1 perkara hukum yang dihadapi dalam menjalankan operasional perusahaan, yakni menyangkut tumpang tindih izin penggunaan lahan, dengan ringkasan perkara sebagai berikut:
In the period under review, the Company was still facing one lawsuit related to overlapping concession area.
Tumpang Tindih Lahan
Overlapping Concession Area
Perkara hukum terkait tumpang-tindih hak pengelolaan lahan dihadapi Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini tidak dapat ditindak lanjuti ke arah eksplorasi maupun eksploitasi batubara oleh Perseroan. Dari sisi operasional, nilai kerugian Perseroan akibat adanya perkara ini tergolong non-material. Namun demikian Perseroan
The lawsuit involving the Company is associated with overlapping concession area in Lahat regency. The Company is unable to explore and exploit this area that was once given coal mining concession. From the operating side, the loss incurred by the Company as a result of this lawsuit is immaterial. However, the Company faces the threat of losing prospective economic potentials in the form of coal
SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 51
terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang dipersengketakan. Ringkasan perkembangan kasus ini adalah sebagai berikut:
resources in the disputed area.Chronology and proceeding of the legal cases facing the Company in relation to area management in Lahat are as follows:
Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.
In 2003, the Company was given Mining Concession (MC) to exploit an area in Lahat. The award of MC was transferred by South Sumatera Governor to Lahat Regent in 2004. On 29 August 2005 through Palembang State Administration Court (SAC), the Company filed a claim against Lahat Regent with respect to the issuance of several MCs to a few private companies for the same areas that are owned by the Company. Palembang SAC rejected the Company’s claim.
Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN”) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan. Perseroan kemudian menempuh berbagai upaya hukum hingga pengajuan Kasasi Ke Mahkamah Agung RI.
On 14 December 2005, the Company appealed to Medan State Administration High Court (SAHC). SAHC rejected the Company’s appeal. The Company proceeded with various legal actions until filing a claim for reversal to the Supreme Court.
Pada tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 1 Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang menunggu proses persidangan atas pokok perkara di PN Lahat.
On 28 January 2010 the Supreme Court handed down a reversal verdict to reject the claim for reversal made by the respondents (Lahat Regent and parties) which notification was received by the Company on 1 December 2010. At the moment the Company is still awaiting the legal proceeding over the subject matter in Lahat District Court.
52
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PENGELOLAAN SDM
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 53
Pengelolaan SDM Human Resource Management
Meningkatkan kompetensi karyawan sebagai mitra strategis yang bertalenta tinggi untuk menjamin pertumbuhan Perseroan dimasa mendatang secara berkelanjutan Continuously enhancing the competence of employees as highly-talented strategic partners in support of the Company’s sustainable business development
54
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PENGELOLAAN SDM
Perseroan memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kompetensi karyawan sebagai mitra strategis yang bertalenta tinggi untuk menjamin pertumbuhan Perseroan dimasa mendatang secara berkelanjutan. Untuk menunjukkan komitmen tersebut, Perseroan menyusun serangkaian misi dan visi maupun strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
The Company is seriously committed to the competence development of employees as highly-talented strategic partners who will support the Company’s sustainable business growth. To prove this commitment, the Company devises corporate vision, mission and strategy of human resource development.
Misi Perseroan dalam pengelolaan SDM adalah menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan. Sementara Visi Perusahaan dalam pengelolaan SDM adalah “Menjadikan SDM PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai keunggulan kompetitif Perusahaan”. Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut, Perseroan menetapkan serangkaian langkahlangkah strategis pengelolaan SDM, yakni: • Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan kompetensi karyawan serta penyiapan manajemen/ pemimpin Perseroan yang profesional. • Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM. • Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.
The corporate mission in managing human resource is to have the best human resource and human resource management system in support of the Company’s development. While the corporate vision in managing human resource is “To make PT Bukit Asam (Persero), Tbk. human resource the competitive advantage of the Company”. To realize such vision and mission, the Company adopts a series of strategic measures in managing human resource as follows: • Developing and realizing personnel potentials and grooming professional candidates for management/ leadership level. • Aligning organisation and improving human resource management system. • Cultivating culture of excellence.
Hubungan dengan pegawai
Relationship with Employees
Perseroanmemandangpegawaisebagaimitradalammenjalankan roda operasional perusahaan, partner dalam kebersamaan meningkatkan laba melalui peningkatan produktivitas dan peningkatan efisiensi. Wujud kemitraan ini dilakukan melalui keterlibatan tiga pihak yang saling mendukung, yakni pegawai, serikat pegawai dan perusahaan. Oleh karena pentingnya kerja sama tiga pihak tersebut, PTBA sangat mendukung pembentukan maupun aktifitas Serikat Pegawai.
The Company regards the employees as strategic partners in running its business to maximize profit, productivity and efficiency. The partnership is manifested in the involvement of three parties, i.e. employees, Labor Union and the Company. In view of the importance of the three-party working relationship, the Company earnestly supports the formation and activity of Labor Union.
Melalui Perjanjian Kerja Bersama, seluruh pegawai PTBA terlindungi hak-hak-nya. Through Collective Labor Agreement, the rights of employees are protected. Hubungan tiga arah yang saling mendukung ini, difasilitasi dan didasarkan pada butir-butir kesepakatan dan aturan sebagaimana tercantum pada Perjanjian Kerja Bersama yang ditanda tangani oleh Pegawai dan perusahaan serta diketahui oleh Serikat Pegawai. Selain itu, kebijakan-kebijakan perusahaan terkait hubungan dengan pegawai yang diketahui bersama, turut mewarnai pembinaan hubungan yang harmonis dengan pegawai. Seluruh pegawai PTBA (100%) terlindungi hak-haknya dalam Perjanjian Kerja Bersama. (LA 4)
The three-party working relationship is governed by the provisions of Collective Labor Agreement (CLA) signed by employees and the Company, and witnessed by Labor Union. Additionally, employee-related regulations of the Company help create a harmonious working atmosphere. The rights of all employees are protected by CLA.
Kepatuhan Pada Peraturan Perundang-undangan Bidang Kepegawaian
Compliance with Manpower Laws and Regulations
Manajemen PTBA senantiasa berpegang dan mematuhi perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Kepatuhan terhadap perundang-undangan tersebut tidak hanya dalam
The management always adheres to and complies with manpower laws and regulations. Adherence to the manpower law is not only to minimize human rights
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 55
rangka meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap hakhak azasi manusia dalam hubungan kerja, namun menunjukkan komitmen perusahaan yang memandang pegawai sebagai mitra. Pada periode laporan ini manajemen melandaskan pengelolaan pegawai pada Perjanjian Kerja Bersama terakhir No. Kep 35/ PHIJSK-PKKAD/PKB/III/2010 yang diberlakukan sejak tanggal 4 Maret 2010 dan akan berlaku sampai dengan tanggal 4 Maret 2012. PKB tersebut pada dasarnya digunakan juga untuk mendokumentasikan hal-hal penting yang menyangkut hak dan kewajiban pegawai maupun perusahaan dengan baik sebagai acuan dalam implementasi sehari-hari. PKB ini ditinjau dan diperbarui setiap periode 2 (dua) tahun sekali.
violation but also to reflect the Company’s commitment to regarding employees as working partners. During the period under review, human resource management is subject to the latest CLA No. Kep-35/PHIJSK-PKKAD/PKB/ III/2010 effective 4 March 2010 until 4 March 2012. CLA is used to document important matters associated with the rights and obligations of the Company and employees to be used as reference in daily operations. CLA is reviewed and revised once in every two years.
Beberapa kebijakan yang memperlihatkan ketaatan PTBA terhadap peraturan ketenaga kerjaan dalam pengelolaan pegawai, mencakup diantaranya:
Several provisions that indicate the Company’s compliance with manpower law are:
1. Kebebasan Berserikat (HR 5)
1. Freedom to Unite
Perseroan menjamin hak pegawai untuk berserikat dengan membentuk organisasi pegawai atau serikat pegawai di lingkungan perusahaan, termasuk kebebasan untuk menjadi pengurusnya. Jaminan ini diberikan sebagai wujud komitmen manajemen yang menganggap bahwa hubungan pegawai dan perusahaan adalah hubungan kerjasama yang saling membutuhkan satu sama lain. Jaminan atas kebebasan pegawai untuk membentuk serikat pegawai tercantum dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pegawai/Serikat Buruh.
The Company guarantees employees’ freedom to unite and form an in-house labor union and to serve in the executive board. This guarantee is evidence of the Company’s commitment to regarding employee-company relationship as a mutually beneficial working relationship. Guarantee of employees’ freedom to unite is stipulated in Labor Union Law No. 21/2000.
Pegawai dan serikat pegawai dalam suatu hubungan industrial mempunyai fungsi yang penting yaitu, mengembangkan ketrampilan dan keahliannya, menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, ikut memajukan perusahaan serta memperjuangkan kesejahteraan pegawai beserta keluarganya. Untuk menunjang berbagai program kegiatan Serikat Pegawai yang selaras dengan kepentingan Perseroan, maka Perseroan memberikan bantuan dan fasilitas yang diperlukan sesuai dengan kemampuan Perseroan.
Employees and labor union in an industrial relationship play an important role to realize employees’ potentials, perform their duties, keep things in order for continued production, express their aspiration democratically, join in developing the Company, and fight for their and family’s welfare. To support the union activities that are in concert with the Company’s interests, the Company provides assistance and facilities as required.
Dukungan Perseroan terhadap serikat pegawai maupun pengurusnya diatur dan dijamin dalam PKB yang ditandatangani bersama. The Company’s support to labor union and its executive board members are guaranteed as stipulated in CLA signed by the parties.
Pembentukan pengurus serikat pegawai di PTBA bersifat mandiri dan dapat diikuti oleh siapapun. Namun demikian, untuk menghindari benturan kepentingan, dalam perjanjian kerja bersama (PKB) diatur suatu ketentuan khusus yang menegaskan bahwa pegawai di satuan kerja tertentu, yakni:
Labor union is independent and open to any employees. However, to prevent conflict of interest, CLA stipulates that Corporate Secretary, employees of HRD, Accounting and Budget, Treasury and Financing, and Internal Audit
56
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Sumber Daya Manusia (SDM), Sekretaris Perusahaan, Akuntansi dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta Satuan Pengawas Internal, dilarang menjadi pengurus serikat pegawai. Seluruh mekanisme menyangkut dukungan Perseroan terhadap serikat pegawai maupun pengurusnya diatur dan dijamin dalam PKB yang ditandatangani perwakilan serikat pegawai dengan perwakilan Perseroan. (HR 5)
are not permitted to serve in the executive board. The Company’s support to the union and executive board are guaranteed as stipulated by CLA signed by representatives of the union and the Company.
Serikat Pegawai di PTBA saat ini adalah Serikat Pegawai PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang disingkat SPBA. Status SP ini bersifat mandiri dan tidak berafiliasi dengan anggota perusahaan di lingkungan grup usaha PTBA. SPBA tercatat di instansi ketenagakerjaan dengan Nomor Bukti Pencatatan: 560/04/Naketran/6.3/2009 dengan tanggal pencatatan 22 Oktober 2009 .
The Company’s Labor Union is called Serikat Pegawai PT Bukit Asam (Persero) Tbk, abbreviated SPBA. The Union is independent, not affiliated to any company in PTBA business group, and registered with the Department of Manpower under No. 560/04/Nakertrans/6.3/2009 dated 22 October 2009.
Melalui kerjasama erat antara Perseroan dengan SPBA ini maka ketiga asas partnership (partner in profit, partner in responsibility, dan partner in production) dalam hubungan industrial diyakini terwujud dalam aktifitas kerja seharihari. Partner in profit mengandung arti pegawai berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan, partner in responsibility dan partner in production pegawai bekerjasama dengan perusahaan mengupayakan agar perusahaan terus maju dan berkembang.
Through a strong partnership between the Company and SPBA, the three partnership principles, i.e. partner in profit, partner in responsibility and partner in production, in industrial relationship will be manifested in day-to-day activities. Partner in profit means employees deserve a profit sharing, partner in responsibility and partner in production mean employees join hands with the Company to ensure continued growth and development.
2. Lingkungan Kerja
2. Working Environment
Perseroan berupaya mambangun lingkungan kerja yang baik bagi para pegawai, agar seluruh potensi individu pegawai dapat berkembang secara maksimal. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh langsung kepada kinerja pegawai adalah lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Perseroan berusaha membangun lingkungan fisik maupun psikis di seputar areal kegiatan kerja agar suasana kerja senantiasa kondusif. Untuk areal penambangan yang jauh dari pusat keramaian, Perseroan bahkan melengkapi infrastuktur lingkungan dengan areal olah raga, pusat kebugaran maupun sarana hiburan.
The Company strives to build a good working environment for employees in order to maximize their potentials. One factor directly influencing performance is a healthy, safe and comfortable working environment. The physical and psychological aspects of working environment are managed to create a pleasant working atmosphere. In remote mining areas, the Company provides sports facilities, fitness centers and entertainment spots.
Dengan berbagai upaya tersebut, Perseroan sejauh ini cukup mampu menjaga suasana lingkungan kerja yang kondusif sehingga mandukung rasa nyaman pegawai dalam bekerja. Suasana kondusif tersebut ditunjukkan dengan relatif rendahnya tingkat kepergian (turn over) karyawan.
With all these efforts, the Company has managed to keep pleasant working atmosphere and comfortable working condition. The pleasant atmosphere is shown by a relatively low employee turnover.
Selama periode laporan ada sebanyak 122 orang pegawai yang berhenti bekerja di PTBA. Penyebab berhentinya pegawai tersebut umumnya adalah hal alami, yakni memasuki masa pensiun atau meninggal dunia. Hanya ada beberapa pegawai yang berhenti bekerja di Perseroan karena mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan latar belakang alasan pribadi. (LA 2)
In 2010, 122 employees resigned from the Company due to natural causes, i.e. retirement and death. Only few were voluntary resignation for personal reasons.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 57
TINGKAT TURNOVER PEGAWAI PERSEROAN, 2010
Tingkat turnover pegawai perseroan, 2010 2010..................... 2010, Employee turnover level 19
1
4
Pensiun Retired Redundansi Redudance Meninggal Dunia Passed Away Tidak dengan Hormat Dishonoured
98
3.
DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN Demographics Education Waktu Kerja dan Perubahan by Waktu KerjaLevel 3. Working Hours Perseroan menetapkan batasan waktu kerja bagi pegawai untuk menghindari eksploitasi tenaga kerja 16 347kerja disesuaikan dengan secara berlebihan. Waktu daerah kerja serta sifat pekerjaan. Sesuai dengan 214 sifat usaha yang menuntut ketepatan pengiriman pada 1.078 konsumen, di PTBA berlaku waktu kerja biasa, waktu kerja shift, dan waktu kerja khusus untuk pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu. 2010
Working hours are limited so as to prevent excessive labor exploitation. Working17 hours are adjusted to local condition and work 355 nature. With the Company’s nature of business that demands timely delivery to consumers, 219 there are three different working hours: normal/regular, 1.133 shift and specific working hours in certain areas.
Dalam hal pegawai harus menyelesaikan pekerjaan melebihi waktu kerja yang ditentukan sebelumnya, maka kepada pelaksana 1.547 diberikan kompensasi berupa upah lembur sesuai ketentuan perundang-undangan. Mana kala ada perubahan peraturan menyangkut waktu kerja yang cukup signifikan (atau bahkan perubahan operasional yang signifikan), Perseroan minimal memberikan waktu 3 (tiga) bulan hingga sebelum efektifnya perubahan dimaksud. (LA 5)
In case employees have to work beyond the pre- Junior High School determined working hours, they are paid overtime pay in S2 accordance with the law. If there are significant working Doctoral 1.600 hours changes (or even significant operational changes), the Company will notify employees at least three months prior to the effective date of such changes.
4. Penetapan Upah
s/d SLTP Up to Junior High School SLTA Junior High School D3 Junior High School
2009
S1
4. Salary Standard
DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT USIA Perseroan memberikan upah atas jasa pekerjaan Demography by Age yang dilaksanakan oleh para pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap. Upah pegawai dimaksud terdiri atas komponen gaji tetap, uang cuti, penghargaan masa kerja penghargaan0,6% karyawan teladan, insentif 6,0% 3,2% kinerja, bonus dan tunjangan lainnya. Besaran upah 0,2% tertentu. (Lihat lebih 12,7% ini ditinjau setiap periode lengkap pada uraian ”Paket Kesejahteraan”).
The Company pays permanent and casual employees compensation for their performance, consisting of regular salary, leave allowance, service award, exemplary employee 0,9% award, incentive, bonus and other allowances. 2,8% The amount of remuneration is 6,5% 0,7% reviewed periodically (See “Remuneration Package”).
Besaran upah minimum yang diterima seorang pegawai 2010 dipastikan lebih baru Perseroan 32,6% golongan terendah besar dibandingkan upah minimum regional (UMR) atau provinsi (UMP) dimana lokasi utama Perseroan berada. Untuk karyawan baru dengan golongan terendah yang bertugas di Tanjung Enim, gaji dan tunjangan 44,7% tanggung jawab yang diberikan adalah sebesar Rp1.249.000 perbulan atau lebih besar 28% dari UMP di Provinsi Sumatera Selatan yang sebesar Rp974.216 per bulan. Disamping itu pegawai juga diberikan uang makan sebesar Rp15.000 per hari kehadiran. (EC 5).
Minimum pay received by a new employee of the 2009to be bigger than regional lowest grade is guaranteed or provincial minimum pay standard depending on the location of the Company. In Tanjung Enim, a new recruit of the lowest grade receives Rp1,249,000/ month or 28% higher than South Sumatera provincial 43,1% minimum pay standard of Rp974,216/month. In addition, employees are given meal allowance of Rp15,000 per day of attendance.
18,5%
27,5%
< 10 25 < 30 35 < 40 40 < 45 40 < 45 45 < 50 > 50
58
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Kebebasan berserikat, berpolitik dan sumbang saran bagi para pegawai merupakan bukti komitmen Perseroan kepada penegakan HAM. Employees’ freedom to unite, engage in politics and voice their opinion is a reflection of the Company’s commitment to the respect for human rights.
5. Penghargaan pada Hak Asasi Manusia (HAM)
5. Respect for Human Rights
Sejarah panjang industri pertambangan yang sarat dengan pengabaian atas Hak Asasi Manusia (HAM), saat ini tinggal cerita masa lalu. Seiring dengan perkembangan zaman, kemerdekaan Indonesia dan proses nasionalisasi yang dilakukan atas perusahaan tambang peninggalan Belanda, pangakuan dan penghargaan atas HAM semakin membaik. Terlebih lagi pada zaman sekarang, dimana salah satu prasarat keberlanjutan suatu usaha adalah keberadaan pegawai, serta masyarakat sebagai pemangku kepentingan.
Abuse of human rights in mining industry is past history. As time evolves bringing Indonesia to its independence and nationalization of Dutch mining companies, respect for human rights is improving. Today, one of the prerequisites of sustainable business growth is respect for employees and society as the stakeholders.
Perseroan sangat menyadari kondisi tersebut dan berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan aspek pengakuan dan penegakkan HAM dalam setiap kegiatan operasionalnya. Kebijakan kebebasan berserikat, berpolitik dan menyalurkan aspirasi politik secara bebas maupun memberikan sumbang saran bagi kemajuan perusahaan (melalui Serikat Pegawai maupun saluran yang disediakan untuk maksud tersebut) adalah salah satu wujud penghargaan terhadap HAM. (HR 5)
The Company is fully aware of the condition and committed to upholding human rights in its operating activities. Employees’ freedom to unite, engage in politics and voice their opinion (through Labor Union or any other designated channel) is a reflection of respect for human rights.
6. Pelatihan dan Sosialisasi HAM
6. Training and Socialization of Human Rights
Perseroan belum pernah melaksanakan pelatihan yang bersifat khusus perihal HAM bagi para pegawai. Namun demikian pelatihan dan pembekalan pengetahuan tentang HAM telah diberikan secara khusus kepada pegawai yang bertugas sebagai anggota satuan pengamanan, baik di areal pertambangan maupun di areal lain tempat Perseroan beraktifitas. (HR 3, HR 8)
The Company has never conducted employee training specifically in relation to human rights. However, in association with the police, human rights knowledge has been disseminated to security officers in mining sites and other operating areas.
Pelaksanaan pembekalan dan pengetahuan mengenai HAM terhadap para anggota Satpam dilaksanakan dengan bekerja sama dengan lembaga kepolisian. Hingga akhir tahun pelaporan sekitar 78% dari anggota satpam Perseroan telah diberikan materi mengenai HAM dalam program pelatihan penyegaran sekuriti. (HR 8)
Implementation of debriefing knowledge and knowledge about human rights against the members of the security guard held in cooperation with police agencies. At the end of 2010, approximately 78% of security officers received human rights briefing in security refresher courses.
Sosialisasi HAM telah tercakup pada saat pengenalan kode etik Perseroan yang disampaikan pada saat pegawai baru beraktifitas di lingkungan perusahaan maupun pada saat proses promosi jabatan dan pada saat training mengenai pengenalan budaya perusahaan.
Human rights are covered in Code of Conduct and socialized to new employees, during promotion and in corporate culture training session.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 59
7. Pelanggaran Disiplin
7. Indisciplinary Action
Perseroan senantiasa menekankan pendekatan pembinaan pegawai atas terjadinya tindakan pelanggaran disiplin kerja. Hal ini tercermin melalui tahapan yang dimulai dari teguran lisan,pemberian peringatan tertulis sampai dengan pemberian sanksi. Pada kasus pelanggaran disiplin kerja sanksi dapat diberikan dalam bentuk pemotongan insentif kinerja, demosi atau pemutusan hubungan kerja. Tahaptahap penyelesaian terjadinya perselisihan hubungan industrial, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja, dijaga agar sejalan dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang penanganan perselisihan hubungan industrial.
Indisciplinary actions are handled by counseling, oral warning, written warning and sanction. Sanction is imposed by performance incentive reduction, demotion or termination of employment. From settlement of industrial dispute until termination of employment, the Company abides by Law No. 2/2004 regarding management of industrial dispute.
8. Pekerja Anak dan Pekerja Paksa
8. Child Labor and Forced Labor
Sebagai perusahaan pertambangan nasional yang sebagian besar kegiatan operasionalnya dilaksanakan di kawasan terpencil, Perseroan menaruh perhatian besar pada upaya pencegahan adanya pekerja anak. Syarat usia minimal calon pegawai di Perseroan adalah 18 tahun. Persyaratan ini juga diberlakukan pada mitramitra kontraktor penambangan yang bekerja sama dengan Perseroan.
Being a national mining company operating in remote areas, the Company strives to prevent child labor. Minimum age of employee is 18. The same rule applies to mining contractors working with the Company.
Persyaratan tersebut dipegang teguh dan dipantau secara seksama oleh Perseroan, sehingga selama periode pelaporan tidak ada anak di bawah umur yang dipekerjakan di Group Perseroan maupun pada mitra kontraktor penambangan. Hal ini sesuai dengan keputusan Pemerintah untuk meratifikasi berbagai aturan tentang SDM, terutama Konvensi International Labour Organization (ILO). (HR 6)
This requirement is strictly adhered to and closely monitored by the Company, so that during the period under review there were no underaged children employed by PTBA group companies or by mining contractors. This practice is in line with government policy to ratify manpower regulations, especially the International Labor Organization Convention.
Seperti ditegaskan pada uraian mengenai pengaturan waktu kerja demi memenuhi skedul pengiriman produk pada konsumen, bagian operasional Perseroan seringkali dituntut untuk mampu bekerja 24 jam. Untuk itu Perseroan melengkapi sistem pergantian jam (shift) pada beberapa bagian operasionalnya. Kebutuhan shift disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang dihadapi, namun biasanya ada 2 hingga 3 shift dalam sehari.
As previously described in “working hours” section, to keep delivery schedule the Company’s operations personnel are frequently called upon to work around the clock. To make this possible, shift work is enforced and adjusted to site condition, but normally there are two to three shifts working a day.
Sistem ini ditujukan untuk mencegah dan meniadakan terjadinya tindakan yang dikategorikan kerja paksa. Selama bekerja, setiap pegawai diberi kesempatan untuk beristirahat pada jam tertentu. Apabila melewati batas waktu shift kerja, maka pada pegawai diberikan kompensasi yang diperhitungkan dalam imbal jasa pekerjaan yang telah diketahui dan disepakati bersama. (HR 7)
This system is applied to prevent and eliminate forced labor. At work, each employee is allowed a break to rest at scheduled time. Work performed beyond shift hours is compensated in accordance with the established and agreed remuneration package.
60
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Demografi dan Jumlah Pegawai
Demography and Number of Employees
Pada akhir tahun pelaporan, Perseroan memiliki jumlah At the end of 2010, the Company employed 3,201 people pegawai sebanyak 3.201 orang dengan lokasi penugasan posted in various sites, Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin yang tersebar di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Mining Unit, Briquette Business Unit, and 89 people assigned TINGKAT TURNOVER PEGAWAI PERSEROAN, 2010 TINGKAT TURNOVER PEGAWAI PERSEROAN, Pertambangan Ombilin, Unit Pengusahaan Briket serta 2010 89 in the Company’s subsidiaries and Pension Fund. Out of the 2010..................... 2010..................... orang yang diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana total, only nine are casual employees under term contract, the Pensiun milik Perseroan. Dari seluruh jumlah pegawai rest are permanent employees. tersebut, hanya ada 9 orang 1pegawai1 tidak tetap, dengan 19 (PKWT). Selebihnya berstatus status kontrak waktu 19 tertentu pegawai tetap. (LA 1) Pensiun 4 Pensiun 4 Retired
Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2010 adalah lulusan sarjana Strata-2, 347 orang lulusan strata-1, 214 orang lulusan D-3, 1.547 orang lulusan SLTA dan 1.078 orang lulusan jenjang pendidikan SLTP hingga SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada berbagai bidang operasional Perseroan. 98 98
Retired
Employee demography indicates that in 2010 the Company’s Redundansi Redundansi workforce consisted of 16 post-graduates, 347 graduates, Redudance Redudance 214 under-graduates, 1,547 high school graduates and Meninggal Dunia Meninggal Dunia 1,078Passed junior Away high and elementary school graduates, Passed Away depending on the scope of work required in various areas Tidak dengan Hormat Tidak dengan Hormat of theDishonoured Company’s operation. Dishonoured
DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN Demographics by Education Lev el Demographics by Education Level
347 214
16 347
16
17 355
355
214 1.078 1.078
219
2010 2010
17 s/d SLTP s/d SLTP Up to Junior High School Up to Junior High School
219
1.133 1.133 SLTA
SLTA Junior High School Junior High School
2009 2009
D3 D3 Junior High School Junior High School S1 S1 Junior High School Junior High School
1.547 1.547
1.600 1.600
Berdasarkan umur pegawai, komposisi demografi Perseroan adalah, 5 orang (0,16%) berusia <25 tahun, 102 orang (3,19%) berusia 25<30 tahun, 19 orang (0,59%) berusia 30<35 tahun, 193 orang (6,03%) berusia 35<40 tahun, 408 orang (12,71%) berusia 40<45 tahun, 1.430 orang (44,7%) berusia 45<50 PEGAWAI MENURUT USIA tahun,DEMOGRAFI danPEGAWAI 1.044 orang (32,61%) berusia diatas 50 tahun. DEMOGRAFI MENURUT USIA
Demography by Age Demography by Age
0,6% 0,6% 6,0% 6,0% 3,2% 3,2% 0,2% 0,2%
S2 S2 Doctoral Doctoral
Under age classification, employee demography comprises 5 persons (0.16%) aged < 25, 102 persons (3.19%) aged 25<30, 19 persons (0.59%) aged 30<35, 193 persons (6.03%) aged 35<40, 408 persons (12.71%) aged 40<45, 1,430 persons (44.7%) aged 45<50, and 1,044 persons (32.61%) aged over 50.
0,9% 0,9% 2,8% 2,8% 6,5% 0,7% 0,7%6,5% 12,7% 12,7%
18,5% 18,5%
1.547
S2 Doctoral
1.600
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 61
DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT USIA Demography by Age
0,6% 6,0% 3,2% 0,2%
0,9% 2,8% 6,5% 0,7% 18,5%
12,7% 27,5%
< 10 25 < 30
32,6%
35 < 40
2009
2010
40 < 45 40 < 45 45 < 50
44,7%
> 50
43,1%
Sesuai dengan daerah operasionalnya yang menjangkau tiga pulau utama di Indonesia, pegawai Perseroan bertugas dan berdomisili pada lokasi sesuai dengan lokasi tempatnya bekerja, dengan gambaran sebagai berikut.
In accordance with the Company’s operating sites in three major islands of Indonesia, employees live in the location where they work, as shown below:
Demografi pegawai menurut wilayah kerja
Employee demography by location
WILAYAH KERJA OPERATING SITE
2010
2009
Sumatera Sumatera
3067
3177
107
118
27
28
3.201
3.323
Jawa Java Kalimantan Kalimantan Total Pegawai Total Employees Perseroan tidak membatasi persentasi jumlah tertentu pegawai perseroan berdasarkan gender. Namun demikian demi keselamatan sesuai dengan sifat pekerjaan di areal pertambangan, jumlah pegawai wanita lebih sedikit dibandingkan dengan pegawai pria. Kebanyakan dari pegawai wanita bertugas di bidang administrasi dan penunjang kegiatan lapangan.
The Company does not limit employment by gender. However, for safety reasons and considering the nature of mining work, female employees are less than the male. Most female employees work in the administration and field activity support.
Demografi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Jenis Kelamin (LA 1, LA 13)
Employee demography by position and gender
2010
2009
LAKI-LAKI MALE
PEREMPUAN FEMALE
LAKI-LAKI MALE
PEREMPUAN FEMALE
MJR / Fungsi Utama
37
1
37
1
Senior Manager
MJR / Fungsi Madya
108
4
111
4
Middle Manager Junior Manager
KELOMPOK JABATAN
MJR / Fungsi Muda Penyelia / Fungsi Pratama Pelaksana Terampil Pelaksana Sub Total Pegawai Total Pegawai
256
23
252
23
1705
111
1764
111
893
53
952
57
5
5
6
5
197
3.122
3.004
3.201
201 3.323
POSITION GROUP
Senior Supervisor Skilled Operator Operator Sub-total of Employees Total of Employees
62
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Karir
Competence and Career Development
Mempertimbangkan profil SDM yang didominasi tenaga kerja berusia diatas 45 tahun hingga sebesar 77%, tantangan industri pertambangan, dan keberlanjutan usaha, sejak beberapa tahun terakhir Perseroan telah menyiapkan berbagai program penambahan dan pelatihan kompetensi pegawai baru maupun pegawai lama. Program penyediaan dan penyiapan SDM yang berkompetensi tinggi ini dirancang sejak proses rekrutmen, peningkatan kompetensi melalui training, penetapan jenjang karir melalui rotasi, mutasi promosi maupun demosi dan pemberian paket kesejahteraan yang kompetitif di industri sejenis.
Considering that 77% of employees are aged over 45, mining industry is full of challenges and business continuity is a necessity, for the past few years the Company has been conducting various programs to boost new and existing employees’ competence. Preparing highly competent emploees is well planned in the process of recruitment, training, rotation, transfer, promotion or demotion, and providing competitive remuneration package.
Saat ini Perseroan telah memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan SDM, meliputi fungsi perencanaan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial. Seluruh program tersebut memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun tetap dilaksanakan dengan kesungguhan karena bagi Perseroan, peningkatan kompetensi SDM merupakan investasi yang akan menjamin kemajuan dan pengembangan perusahaan dimasa mendatang.
Currently the Company has a comprehensive organization structure with the functions of human resource planning, development, education and training, personnel administration and industrial relationship. The whole program requires a substantial amount of funds but the Company is persistent in accomplishing its mission as human resource development is a worthy investment for future business growth.
Rekrutmen
Recruitment
Proses rekrutmen pegawai PTBA pada dasarnya dilakukan secara terbuka bagi siapapun. Namun demikian untuk mendapatkan calon pegawai yang berkualitas, Perseroan menetapkan beberapa kriteria dasar dalam seleksi SDM, yakni: kapasitas calon SDM yang meliputi lulus uji kemampuan berpikir (analisa, problem solving dan pengambilan keputusan); kemampuan kerjasama tim (komunikasi dan kepemimpinan) dan energi calon SDM (motivasi, adaptasi, kemauan belajar). Proses penerimaan senantiasa didahului dengan pemasangan pemberitahuan di berbagai media nasional maupun lokal maupun melalui website Perseroan.
Basically, employee recruitment is open to anybody. However, to get qualified employees, the Company sets several criteria in selecting human resources, which require applicants to pass several qualification tests: thinking ability (analysis, problem solving and decision making) teamwork spirit (communication and leadership) and stamina (motivation, adaptation, learning spirit). Recruitment plan is made public in national and local mass media as well as the Company’s website.
Dengan demikian sebagian besar pelamar yang mengikuti proses penerimaan dan kemudian diterima sebagai calon pegawai adalah penduduk lokal, yakni berasal dari kota-kota atau daerah dimana lokasi aktifitas Perseroan yang membutuhkan pegawai baru berada. Dalam prosesnya, jika seluruh persyaratan dan nilai seleksi ternyata sama, Perseroan memprioritaskan penerimaan calon pegawai dari daerah setempat. (EC 7)
Therefore, most applicants who are accepted through recruitment process are locals coming from the surrounding cities or areas where the Company operates. In the process, if several applicants have the same qualification and test results, the Company will prioritize the locals.
Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program management trainee, disebut Graduate Development Program. Setelah diangkat menjadi Pegawai Tetap diantara pegawai tersebut, diberikan program pengembangan sesuai bidang pekerjaan masing-masing.
Prior to permanent employment, a prospective employee is required to take management trainee course, called Graduate Development Program. After being permanently employed, new employees will be trained in accordance with their respective line of work.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
Untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen dilaksanakan dengan melakukan seleksi antara lain melalui asessmen kompetensi (teknis) untuk jenjang Jabatan IV ke bawah dan menggunakan metoda assessment centre untuk Jenjang Jabatan III ke atas.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 63
To fill vacant positions, candidates are selected by technical competence assessment for position level IV and below, and by an assessment center for position level III and above.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
Training and Development
Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/sertifikasi dan ketentuan perundang-undangan. Setiap tahun Perseroan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diikuti seluruh pegawai disemua jenjang jabatan maupun fungsi. (LA 10)
Employee training and development are based on an analysis of training needs to realize employees’ potentials, fulfil professional/certification requirements and to comply with the laws and regulations. Every year the Company organizes various education and training courses attended by employees of all levels and functions.
Secara umum, jenis dan bentuk pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan dan diikuti oleh seluruh pegawai adalah: pendidikan dasar wajib; pendidikan/pelatihan bersertifikat; pendidikan/pelatihan on job dan pendidikan/pelatihan kompentensi. Tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan Leadership Development Programme untuk menyiapkan kader pemimpin perusahaan. Sejalan dengan penerapan GCG, Perseroan juga mengirimkan pegawai PTBA untuk mengikuti pelatihan yang materinya berkaitan penerapan antikorupsi yg dilaksanakan oleh pihak eksternal. (SO 3)
In general, training given by the Company and attended by all employees includes compulsory elementary education, certification study/training, on-the-job training, and competence study/training. In 2010, a Leadership Development Program to prepare management candidates was conducted. In the spirit of implementing GCG principles, employees were also sent to anti-corruption training organized by external parties.
Tujuan pelatihan adalah mengembangkan sikap, mental dan kompetensi, baik dari sisi keahlian (soft skills) maupun ketrampilan (hard skills) SDM untuk menghadapi tantangan dan pengembangan Perseroan. Training is given to cultivate employees’ behaviour, mentality and competence, either soft skills or hard skills, to anticipate challenges in developing the Company.
Tujuan pelatihan dan pengembangan adalah mengembangkan sikap, mental dan kompetensi, baik dari sisi keahlian (soft skills) maupun ketrampilan (hard skills) SDM untuk menghadapi tantangan dan pengembangan Perseroan dimasa mendatang. Secara rerata, setiap pegawai Perseroan menjalankan rata-rata 20 jam pelatihan dalam setahun. (LA 10)
The purpose of training and development program is to cultivate employees’ behaviour, mentality and competence, either soft skills or hard skills, to anticipate challenges in developing the Company. In average, every year each employee spends 20 hours in training.
Program-program pelatihan yang dilaksanakan Perseroan pada tahun 2010 mencakup: (LA 11) • Peningkatan kompetensi manajerial pegawai melalui program pengembangan manajemen, diikuti oleh 1.260 pegawai. Salah satu pelatihan khusus dalam bidang manajemen yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah “BA Management System”, diselenggarakan oleh LIPI. Pelatihan ini diperuntukkan bagi para Manajer, Senior Manajer dan General Manajer, dengan jumlah peserta mencapai 576. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan
Training programs conducted in 2010 include: • Managerial competence development through management development program followed by 1,260 employees. One of the special management training progams in 2010 was “BA Management System”, conducted by LIPI. This training was designed for managers, senior managers and general managers, attended by 576 participants. Its aim was to enhance all participants’ understanding
64
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
pemahaman seluruh peserta atas penerapan sistem manajemen PTBA yang makin terintegrasi dan didukung oleh sistem teknologi informasi terkini yang tengah dan akan segera diimplementasikan.
of the integrated BA Management System backed by the most up-to-date information technology that would be implemented soon.
•
Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui Pelatihan Teknik dan Non Teknik, diikuti oleh 2.179 pegawai.
•
Technical competence development through Technical and Non-technical Training attended by 2,179 employees.
•
Pelaksanaan Uji Kompetensi untuk kompetensi nonteknis (potensi) terhadap jenjang III, IV dan V sebanyak 334 pegawai. Asesmen kompetensi teknis dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan IV dan V sebanyak 217 orang sedang asesmen kompetensi non teknis terhadap pegawai dengan jenjang jabatan III dan IV sebanyak 117 pegawai.
•
Competence Test for non-technical competence at level III, IV and V for 334 employees, technical competence assessment at level IV and V for 217 employees and nontechnical competence assessment at level III and IV for 117 employees.
•
Leaderhip Development Programme, diikuti oleh 220 pegawai.
•
Leadership Development Program attended by 220 employees.
Melalui serangkaian proses asesmen, saat ini komposisi pegawai level satu yang berasal dari daerah operasional utama (Sumatera Selatan) pada tahun pelaporan berjumlah 13 orang atau 57% dari total pejabat pada level tersebut yang berjumlah 23 orang. (EC 7)
A series of assessment process indicates that in 2010, levelone employees originating from main operating area (South Sumatera) were 13 persons or 57% of the total 23 on that level.
Rekapitulasi penyelenggaraan training tahun 2010 adalah sebagai berikut The following table reflects 2010 training programs conducted by the Company JENIS PELATIHAN
EKSTERNAL EXTERNAL
INTERNAL INTERNAL
GRAND TOTAL TOTAL
TYPE OF TRAINING
Manajemen
136
1.124
1.260 Management
Teknik
414
1.765
3.375 Technical
Total
550
2.889
3.439 Total
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
PERFORMANCE APPRAISAL
Perseroan telah mengembangkan tools balanced scorecards dalam melakukan penilaian kinerja pegawai secara transparan dan akuntabel. Penilaian kinerja dilakukan secara periodik oleh atasan langsung maupun tidak langsung. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai dasar bagi penerapan pengembangan karir dan penempatan pegawai. Program penilaian ini dilaksanakan sepanjang masa kerja pegawai, sebagai bagian dari pola pengembangan karir pegawai berdasarkan kompetensi. (LA 11)
Balanced score card tool is used to appraise employees’ performance in a transparent and accountable manner periodically by their direct or indirect superiors. Appraisal results are used to determine career development and employee placement. The appraisal system is applied as long as employees are employed by the Company to ensure competence-based career development.
Tindak lanjut penilaian kinerja adalah pelaksanaan program rotasi, mutasi dan promosi pekerja dengan tujuan, diantaranya: memenuhi kebutuhan organisasi, proses pembelajaran dan pengkayaan pengalaman, pembinaan, penghargaan terhadap hasil kerja, pengembangan karir dan proses regenerasi. Proses ini diikuti dengan pelaksanaan Pelaksanaan Uji kompetensi dilakukan kepada Pegawai yang akan dipromosikan atau naik jenjang jabatan. Jumlah peserta
Rotation, transfer and promotion are implemented to meet organizational needs, to enrich employees’ experience and knowledge, to provide coaching, appreciation/reward, career development and regeneration. Employees who are about to be promoted will go through competence tests. In 2010,
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 65
uji kompetensi teknis dan non teknis tahun 2010 adalah sebanyak 334 orang. Pelaksanaan Uji kompetensi Non Teknis dilakukan dengan metode Assessment Center, sedangkan
334 employees took technical and non-technical competence tests. Non-technical test was given by the assessment center while technical test by panel interview, as detailed below:
pelaksanaan uji kompetensi teknis dilakukan dengan metode panel interview, dengan rincian sbb:
Rincian pelaksanaan Uji kompetensi Teknis dan Teknis 2010 Technical and non-technical competence tests in 2010 JENJANG JABATAN POSITION RANK
ASESMEN KOMPETENSI COMPETENCE ASSESSMENT TEKNIS NON TEKNIS TECHNICAL NON-TECHNICAL 34 96 83 121 217 117
III IV V Jumlah Total Proses selanjutnya adalah assesmen untuk proses promosi, yang dilakukan terhadap 110 orang dari berbagai level jabatan (3,4% total pegawai), yakni promosi terhadap 45 orang pegawai dan peningkatan jenjang jabatan terhadap 65 orang. (LA 12)
TOTAL
34 179 121 334
In 2010, a total of 110 employees of various levels (3.4% of total employees) were assessed for promotion, i.e. 45 employees for promotion and 65 employees for position upgrade.
Total Pegawai Perseroan yang Menjalani Penilaian dan Pengembangan Karir (LA 12) Total employees who were assessed for career development PROGRAM Rotasi Promosi Demosi Total
2010
2009
PROGRAM
479 45 0 524
375 52 0 427
Rotation Promotion Demotion Total
Kesetaraan Dalam Jenjang Karir
Equal Opportunity in Career Development
Untuk menjamin hasil penilaian kemampuan karyawan secara adil, fair dan transparan Perseroan menerapkan sistem “Balanced Scorecard”, dimana hasilnya kemudian digunakan untuk memberikan kesempatan berkarir dan berkembang secara berimbang dengan tanggung jawab dan remunerasinya. Melalui cara tersebut Perseroan menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh Karyawan dalam mengembangkan karirnya sesuai dengan perkembangan perusahaan. Penerapan yang konsisten atas asas kesetaraan ini membuat dalam tahun pelaporan ini, tidak terjadi kasus diskriminasi yang berkaitan dengan suku, ras, agama, gender, golongan politik pada semua level organisasi Perseroan. (HR 4)
The Company applies “Balanced Score Card” tool to ensure that all employees are appraised in an equal, fair and transparent fashion in terms of their career development, responsibility and remuneration. This is to guarantee equal opportunity in career development for all employees in line with the Company’s own development. With strict adherence to equality principle, in the year under review there were no discriminatory cases involving ethnicity, race, religion, gender, or political group at all levels of the Company.
Proses peningkatan jenjang karir yang dilakukan secara baik, adil, transparan tanpa pembatasan gender atau kelompok minoritas maupun keberagaman lain tersebut terbukti berujung pada sikap seluruh pegawai yang bisa menerima keputusan masing-masing supervisor dalam menempatkan seseorang pada fungsi maupun jabatan tertentu. (LA 13)
Career development that was conducted in a fair and transparent manner without bias against gender or minority group proved to be effective and all employees were agreeable to their superiors’ decision regarding personnel placement in certain job or position.
66
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Paket Kesejahteraan
Remuneration Package
Berdasarkan data yang diperoleh perusahaan dari kepesertaan dalam remuneration survey, Perseroan menerapkan standar penggajian yang kompetitif. Proses penerapan standar tersebut merupakan bagian dari upaya standarisasi sistem kompensasi dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Using the data gathered from remuneration surveys, the Company has formulated a competitive remuneration standard. The whole process is a means to standardize compensation and benefit system towards motivating employees to maximize their competence and performance.
Perseroan memberikan penghasilan kepada pegawai setiap bulan sebagai imbalan jasa karena melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan. Penghasilan dimaksud terdiri atas: gaji, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap dan tunjangan lainnya. Tunjangan tetap yang dimaksud adalah tunjangan jabatan atau tunjangan fungsional atau tunjangan tanggung jawab. Tunjangan tidak tetap terdiri atas tunjangan kinerja, uang bantuan makan, imbalan risiko kerja dan imbalan gilir.
The Company pays monthly compensation for their performance, consisting of regular salary and allowance, incidental allowance and other allowances. Regular allowance includes position or function or responsibility allowance, while incidental allowances include performance allowance, meal allowance, risk allowance and shift allowance.
Perseroan juga memberikan tunjangan lain kepada karyawan dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), asuransi kesehatan, uang pensiun, jaminan layanan kesehatan dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, diluar remunerasi.
In addition, the Company also provides other benefits in the form of holiday allowance, health insurance, pension benefit, healthcare and paid-leave in accordance with the prevailing regulations.
Besaran remunerasi pegawai akan dipengaruhi oleh beberapa parameter, mencakup diantaranya: • Peringkat Pegawai dan Jenjang Jabatan • Peringkat Pegawai ditetapkan pada seorang pegawai pada awal bekerja berdasarkan Tingkat Pendidikan • Jabatan seorang pegawai ditentukan berdasarkan hasil asesmen (teknis atau melalui assessment center) • Masa kerja berpengaruh pada kenaikan Peringkat Pegawai, dimana kenaikan peringkat pegawai didasarkan atas akumulasi poin pada penilaian kinerja (prestasi kerja) individu pada setiap semester. Rata-rata dalam waktu 3,5 tahun peringkat pegawai seseorang akan mengalami kenaikan.
The amount of remuneration is determined by a few parameters such as: • Employee grade and position rank • Employee grade is based on education level • Position is based on assessment result (technical assessment or through assessment center) • Length of service determines employee grade, where grade promotion is based on accumulative points given in performance appraisal every semester. In average, each employee will have a grade promotion in 3.5 years.
Perseroan menerapkan perbedaan paket kesejahteraan yang diterapkan pada pekerja menurut status pekerja tetap dan pekerja tidak tetap (kontrak). Pekerja tetap mendapatkan hak pensiun pada saat berakhirnya masa kerja sesuai yang telah disepakati, sementara pekerja tidak tetap, tidak mendapatkan hak semacam ini saat berakhirnya masa kerja yang telah ditetapkan. (LA 3)
Remuneration package is differentiated between permanent and contract employees. Permanent employees are entitled to retirement benefit at the end of service, while contract employees are exempted from this benefit.
Selain itu, guna menciptakan ketenangan kerja dan dan ketenangan berusaha, Perseroan senantiasa berusaha meningkatkan kesejahteraan pegawai. Kesejahteraan pegawai yang diberikan termasuk tunjangan-tunjangan antara lain: • Perusahaan menyediakan sarana olah raga dan kesenian untuk digunakan oleh pegawai dan keluarganya. • Di setiap lokasi usaha, pegawai dapat membentuk Koperasi Pegawai.
Additionally, to create a peaceful working atmosphere, the Company consistently improves employees welfare that includes the following benefits:
• •
Sport and art facilities for employees and their family members. Employee cooperatives on every business site.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
• •
•
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 67
Perusahaan memberikan sumbangan pernikahan pertama kepada pegawai. Perusahaan memberikan Uang Bantuan Perumahan (UBP) kepada pegawai yang diberikan setiap bulan secara terpisah dari penghasilan. Perusahaan memberikan Jaminan Kesehatan berupa: - Jaminan kesehatan bagi pegawai dan keluarga (istri dan 3 anak). - Jaminan kesehatan bagi pensiunan dan suami/ istri. - Perusahaan memberikan santunan kematian (uang duka) kepada pegawai dan keluarga pegawai (istri, anak, orang tua kandung suami dan istri) yang meninggal dunia.
• • •
Donation for employee’s first marriage. Monthly housing allowance apart from salary. Medical care: - for employees and family (wife and three children) - for retirees and spouses - Condolence allowance for employees and family (spouses, children, biological parents)
KESETARAAN GENDER DALAM HAL REMUNERASI
GENDER EQUALITY IN REMUNERATION
Sistem remunerasi Perseroan yang diberlakukan tidak mengenal pembedaan gender. Sama halnya dengan kesamaan dalam pengembangan karir, Perseroan memberlakukan standar upah atau gaji yang sama antara pegawai pria dan pegawai wanita. Perubahan Gaji terjadi atas dasar perubahan Peringkat Pegawai, Jenjang Jabatan, dan masa kerja, serta kinerja individu. Seperti tampak pada tabel berikut, pada setiap level jabatan, gaji pegawai pria relatif sama dengan gaji pegawai wanita. (LA 14)
Similar to equality in career development, the Company’s remuneration system is free from gender prejudice. Salary is determined in accordance with employee grade, position rank, length of service and individual performance. As shown in the following table, the salaries of female and male employees in each position rank are relatively the same.
KELOMPOK JABATAN
TAHUN 2010 LAKI-LAKI MALE
MJR / Fungsi Utama
20.749.082
20.206.351
Senior Manager
MJR / Fungsi Madya
13.883.902
12.899.199
Middle Manager
MJR / Fungsi Muda
9.195.118
9.136.719
Junior Manager
Penyelia / Fungsi Pratama
5.636.762
5.238.897
Senior Supervisor
Pelaksana Terampil
4.085.898
4.132.784
Skilled Operator
Pelaksana
3.028.072
3.155.155
Operator
Rata-rata
9.429.806
9.128.184
Average
PEREMPUAN FEMALE
POSITION GROUP
PROGRAM PENSIUN
PENSION PLAN
Sebagaimana BUMN pada lainnya, usia pensiun pegawai PTBA adalah 56 tahun. Untuk mempersiapkan pegawai menghadapi masa purna bakti, Perseroan menyelenggarakan program pensiun bekerja sama dengan perusahaan yang kompeten dibidang ini. Perseroan menyelenggarakan dua program pensiun, yakni program pensiun manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti. (EC 3)
Like in other SOEs, pension age in the Company is 56. To prepare employees in approaching retirement, the Company set up a pension plan in association with reliable pension fund companies. There are two pension plans, defined benefit and defined contribution pension plans.
•
•
Program Pensiun Manfaat Pasti. (EC 3) Besaran dana pensiun untuk program pensiun manfaat pasti didasarkan atas masa kerja, tingkat gaji pada saat pensiun dan dapat dialihkan kepada tanggungan jika pegawai bersangkutan meningggal dunia. Sumber utama dana pensiun adalah iuran dari karyawan dan sumbangan PTBA. Pegawai yang berpartisipasi dalam program pensiun ini berkontribusi sebesar 4,5.%
Defined Benefit Pension Plan The amount of pension benefit under this plan is based on length of service and amount of salary on retirement date. Benefit may be transferred to dependents if employee passes away. Main funding source of pension fund is employees’ and the
68
PENGELOLAAN SDM
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Perseroan menyelenggarakan program pensiun bekerja sama dengan perusahaan yang kompeten untuk membantu mempersiapkan pegawai menghadapi masa purna bakti. To prepare employees in approaching retirement, the Company set up a pension plan in association with reliable pension fund companies.
Company’s contribution. The employees contribute 4.5% of pension base salary and the Company the remainder as required by the plan.
dari gaji dasar pensiun dan Perseroan berkontribusi sejumlah sisa dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan program ini.
Pada program pensiun manfaat pasti, manfaat pensiun minimum yang didapat oleh pensiunan adalah rata-rata sebesar 18% dari gaji perbulan. Kontribusi PTBA untuk program ini adalah rata-rata sebesar 16%.
Under defined benefit pension plan, the average minimum pension benefit received by retirees is 18% of monthly salary. The Company’s contributon is average 16%.
•
Program pensiun iuran pasti. (EC 3) Program pensiun iuran pasti dilaksanakan untuk para pegawai yang direkrut dan diangkat pada atau setelah bulan Juli 2009. Pada program ini pegawai mempunyai pilihan kepersertaan pada beberapa yayasan pengelola dana pensiun yang diakui dan direkomendasikan dalam program ini. Kontribusi tahunan dari Perseroan untuk pelaksanaan program pensiun ini ditetapkan berdasarkan persentasi tertentu dari gaji peserta dengan jumlah total masing-masing sebesar 21,2% dari Gaji Dasar Pensiun Kemudian setiap tahun diberikan kenaikan sebesar 10%.
•
Defined Contribution Pension Plan This pension plan is for employees employed in or after July 2009. Employees have the options of using several pension fund companies recommended for this plan. Annual contribution of the Company is a certain percentage of employees’ salary totalling 21.2% of pension base salary and increased with 10% every year.
PROGRAM PENGHARGAAN TERHADAP PEGAWAI
AWARDS
Selain program-program tersebut, Perseroan menyelenggarakan program pemberian penghargaan kepada pegawai sebagai salah satu bentuk pembinaan terhadap pegawai. Penghargaan kepada pegawai tersebut terdiri dari : • Penghargaan Prestasi Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atau sekelompok pegawai yang dipandang telah memberikan prestasi yang luar biasa seperti menemukan formula-formula kerja baru yang ternyata sangat efisien dan bermanfaat secara signifikan bagi Perusahaan, telah berjasa dan membuat nama baik Perusahaan dan lain-lain. • Penghargaan Teladan Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang telah memperlihatkan keteladanan baik ditempat kerja maupun di lingkungan masyarakat. • Penghargaan Pengabdian Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atas dasar lamanya masa kerja secara terus menerus selama 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun. • Penghargaan Purnakarya Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang telah memasuki masa usia pensiun normal.
Besides the previously mentioned programs, awards are given as an encouragement to employees, consisting of:
•
• •
•
Achievement Award Award given to an employee or a group of employees considered to have made excellent achievements like finding new work formula that proves very efficient and useful to the Company, enhances the corporate image, etc. Exemplary Award. Award given to an employee who proves to be a good example in the workplace and in the society. Dedication Award Award given to an employee with an uninterrupted employment of 15 years, 20 years, 25 years, 30 years and 35 years. Retirement Award Award given to an employee who has entered normal retirement age.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 69
Penyelarasan Organisasi dan Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM
Organization Alignment and Human Resource Management System Improvement
Langkah penting yang dilakukan adalah penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui penerapan “Talent Management” dengan tujuan diperolehnya gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan.
An important measure taken was improving employee development system through the application of “Talent Management” to arrive at a detailed picture of the availability and placement of employees as required by the organization. By this application, employee development, selection and nomination will be based on the individual employee’s competence and performance.
Perseroan kemudian melakukan review atas model kompetensi yang digunakan sebagai acuan, diikuti pengembangan Assessment Center. Melalui langkahlangkah penyusunan sistem assesment center, penyiapan infrastruktur dan penyiapan assessor internal, maka pada tahun 2010 telah dilakukan assesment terhadap 334 orang.
The Company then reviewed the competence model used as reference, and developed an Assessment Center. After establishing the assessment center, preparing infrastructure and internal assessor, 334 people were assessed in 2010.
Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil menyempurnakan model kompetensi dan menyusun panduan assesment, setelah dilakukan review atas katalog kompetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis, serta panduan assesment kompetensi teknis.
These measures successfully improved competence model and produced assessment guide, after reviewing core competence catalogue, managerial aptitude, personal and technical characteristics, as well as technical competence assessment guide.
PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL
CULTIVATING CULTURE OF EXCELLENCE
Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan. Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang dilakukan pada tahun 2010, mencakup diantaranya: • Pengembangan assesment center, penyempurnaan model kompetensi dan penyusunan panduan assesmen. • Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur. • Implementasi Balanced Score Card di seluruh satuan kerja Perseroan, melalui standarisasi sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja. • Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), pada setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan dan pengembangan pegawai. • Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.
Cultivating culture of excellense is an effort to motivate employees to constantly give their best performance and contribution to the Company. Culture of excellence cultivating program conducted in 2010 included: • • •
•
•
Development of assesment center, improvement of competence model and assessment guide. Dissemination and implementation of a transparent and measured reward and punishment system. Implementation of Balanced Score Card throughout the Company by way of standardizing performance management system expected to expedite the establishment of performance-based culture. Implementation of Employee Job Performance Rating in every semester, using pre-established Key Performance Indicator as the basis of reward and development of employees. Development of mental and spiritual aspects of employees and dissemination of values of excellence as laid down in the the revised Code of Conduct and GCG Code.
70
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
WORK SAFETY AND HEALTH
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 71
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Work Safety and Health
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat sebagai wujud pertanggung-jawaban Perseroan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar Creating a safe and healthy working environment is the Company’s responsibility to the surrounding environment and community
72
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni “Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku”. Penetapan tersebut dilakukan karena Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu faktor kunci bagi kesuksesan operasional perusahaan tambang dalam jangka panjang serta merupakan salah satu komponen utama dalam setiap kegiatan usaha pertambangan.
The Company sets a basic work safety and health (WSH) rule: “Work safety and health are the responsibility of all people. The Company and related parties are determined to create a healthy, injury-free working environment and operates by nomal operating standards”. Such rule is put in place because work safety and health are instrumental in achieving long-term sucess.
Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan pada tahun 2008 juga menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001: 2007. Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan Contractory Safety Management System (CSMS) yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ke tiga, dalam menerapkan SMK3 termasuk aspek-aspek terkait Hak Asasi Manusia lainnya. (HR 1, 4.12)
In a bid to meet maximum work safety and health standard, in 2007 the Company implemented Work Safety and Health Management Standard laid down by the Department of Manpower and Transmigration, and in 2008 adopted WSH standard OHSAS 18001: 2007. The implementation of such standard was followed by the adoption of Contractory Safety Management System (CSMS) designed to monitor the performance of the Company’s work units and its working
Komite K3
WSH Committee
Komite K3 di PTBA adalah Safety Committee / Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2 K3) terdiri dari: • Safety Committee / P2K3 central untuk tingkat PTBAUPTE, anggota terdiri dari wakil manajemen dan wakil karyawan disetiap satuan kerja Unit Pertambangan Tanjung Enim. • Safety Meeting/P2K3 untuk satuan kerja di PTBAUPTE, anggota terdiri dari wakil Safety Committee pusat, wakil manajemen & wakil karyawan satuan kerja tersebut.
WSH Committee or Safety Committee of the Company consists of: • Central Safety Committee for PTBA-UPTE, consisting of management and employee representatives in every work unit ofTanjung Enim Mining Unit (UPTE). • Work Unit Safety Committee for work units in PTBAUPTE, consisting of representatives of Central Safety Committee, management and employees of the work unit.
Ketentuan mengenai fungsi dan kedudukan P2K3 serta tugas yang menjadi tanggung-jawabnya, ditegaskan pula dalam pasal Perjanjian Kerja Bersama, yang merupakan bentuk kesepakatan antara Perseroan dengan pegawai.
The function, position and duty of Safety Committee are stated in Collective Labor Agreement between the Company and employees.
partners or third party contractors in implementing WSH Management Standard including aspects related to other human rights.
WORK SAFETY AND HEALTH
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 73
Dengan adanya wakil karyawan dalam P2K3, maka secara struktur, keanggotaan P2K3 ini terdiri dari 25 (duapuluh lima)orang, meliputi: 1 orang ketua merangkap wakil dari manajemen Perseroan, 1 (satu) orang sekretaris P2K3, 11 wakil dari manajemen dan 12 orang perwakilan pegawai. (LA 6)
With employee representatives in the Committee, structurally this Committee has 25 members: Head who is also management representative, Secretary, 11 management representatives and 12 employee representatives.
Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit-unit kerja terkait maupun dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3. Untuk safety committee, rapat dilakukan tiap 3 bulan sekali. Tahun 2010 telah dilakukan rapat safety committe sebanyak 4 kali. Sedang untuk tingkat safety meeting satuan kerja dilakukan tiap 1 bulan sekali.
The Company holds regular Safety Committee meetings with work units and working partners or mining contractors. Safety Committee meetings, held every three months, are meant to remind all parties to adhere to all WSH regulations. In 2010, four meetings were conducted by Safety Committee. While Work Unit Safety Committee meeting is held monthly.
Kegiatan-kegiatan Utama di tahun 2010
Major Activities in 2010
Di tahun 2010, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 di wilayah operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah strategis terkait dengan K3, yakni pelatihan, penyediaan peralatan dan penetapan kebijakan, yakni:
In 2010, to guarantee the quality of WSH practice in its operating areas, the Company took three strategic steps in relation to WSH, i.e. organizing training sessions, providing equipment/instrument and formulating policy.
•
•
Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis K3; dengan standarisasi atau sertifikasi pegawai tambang, dengan tujuan memotivasi pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
JENIS SERTIFIKASI Pengawas Operasional Utama Pengawas Operasional Madya Pengawas Operasional Pertama Ahli K3 Umum Manajemen Perawatan Tambang Perencanaan Tambang Terbuka Operasi Penambangan Inspeksi K3 Operator Pesawat Angkat Angkut Juru ledak kls II Proteksi Radiasi •
2010 1 33 74 1 4 2 2 2 14 4 1
2009 5 33 68 1 0 0 0 0 19 0 0
Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan Penunjang tambang, dengan standarisasi atau sertifikasi peralatan/unit, dengan tujuan peralatan/unit dijamin aman dipergunakan sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 28 unit telah tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut (21 unit), bejana tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit); dan sebanyak ± 956 unit (Dump truck & alat berat) telah diberi tanda ijin operasi oleh KTT.
WSH-based human resource development for mining employee certification aimed at motivating employees of all managerial levels (from line management), to encourage awareness of WSH aspect.
TOTAL 6 66 142 2 4 2 2 2 33 4 1 •
CERTIFICATION Chief Operations Supervisor Middle Operations Supervisor First Operations Supervisor General WSH Expert Mine Maintenance Management Open Mine Planning Mining Operation WSH Inspection Loader Operator Explosives Expert Class II Radiation Protection
Improving worthiness of production equipment and mine auxiliaries for equipment certification to guarantee that equipment are safe to use according to WSH standard. The result was 28 units were certificated (21 loaders, 4 pressure vessels, 3 electrical installations) and +956 units (dump truck and heavy equipment) were labeled operating permit by KTT.
74
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
•
Memasukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perencanaan prakualifikasi calon kontraktor penambangan pada penerapan program Contractor Safety Management System (CSMS) dengan tujuan mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3.
•
Inserting WSH aspect in pre-qualification process of mining contractor candidates in implementing Contractor Safety Management System (CSMS) to discover partners’ performance in observing WSH Management System.
Untuk kesiapan penanggulangan kecelakaan, kebakaran maupun bencana, kegiatan Perseroan lain yang dilaksanakan adalah menjadi tuan rumah Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) ke 13 (di PTBA-UPTE), yaitu suatu kegiatan perlombaan maupun pelatihan kesiapan penanggulangan kecelakaan, kebakaran maupun bencana yang diikuti sebanyak 22 tim Mine Rescue dari seluruh perusahaan tambang se-Indonesia. Tim PTBA mendapatkan penghargaan team terbaik pertama dalam Water Rescue dan tim terbaik ketiga dalam Individual Skills Event. (LA 8)
To prepare itself in handling accident, fire and disaster, the Company hosted the 13th Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC), a competition and training of accident, fire and disaster rescue, participated by 22 Mine Rescue teams from all mining companies in Indonesia. PTBA Team ranked the first in water rescue and the third in individual skills event.
Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar, sepanjang tahun 2010, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran juga melakukan kegiatan antara lain: • Evakuasi korban gempa bumi di Mentawai • Evakuasi korban gunung Merapi di Jogjakarta • Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk
As a reflection of its concern for the local community,
Kecelakaan Kerja
Work-related Accidents
Sekalipun telah menetapkan prosedur kerja yang sangat memperhatikan keselamatan para pegawai dan lingkungan, kegiatan pertambangan yang berlangsung di lahan terbuka yang luas memungkinkan kecelakaan kerja masih terjadi. Pada tahun 2010 kecelakaan tambang yang terjadi menimpa pegawai berjumlah 22 orang, terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja / injury sebanyak 5 orang (1 orang kategori Fatal, 2 orang kategori kecelakaan berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja / non injury sebanyak 17 orang. (LA 7)
Despite strict adherence to work safety standards, working in a vast and open mining area is prone to accidents. Accidents that occurred in 2010 involved 22 persons, consisting of accidents resulting in lost workdays or causing injury to five persons (one fatality, two serious injury and two minor injury) and accidents that caused no lost workdays or no injury 17 persons.
Kejadian kecelakaan fatal terjadi pada kontraktor dan telah dilakukan pembinaan oleh Perseroan terhadap kontraktor dimaksud agar tidak terjadi kesalahan yang sama dikemudian hari.
The fatal accident occured to a contractor’s worker and the Company counselled the contractor in order to prevent the same mishap from recurring.
in 2010 the Fire and Accident Control Team provided assistance in the following areas: • Evacuating earthquake victims in Mentawai • Evacuating victims of Mt. Merapi eruption in Jogjakarta • Controlling fire in local residential areas
Kecelakaan Tambang tahun 2007-2010 Mining Accidents 2007 – 2010 KATEGORI
2007
2008
2009
2010
Ringan
1
3
3
2
Minor
CATEGORY
Berat
1
3
4
2
Serious
Fatal
0
0
0
1
Fatal
Total
2
8
7
6
Total
WORK SAFETY AND HEALTH
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 75
Grafik Kecelakaan Tambang 2007-2010 4.5
Ringan Minor Berat Serious
4
Fatal Fatal
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2007
2008
2009
2010
Perseroan memantau Kinerja K3 berdasarkan perhitungan statistik kecelakaan Frequency Severity Indicator (FSI). FSI adalah angka kecelakaan yang merupakan gabungan angka kecelakaan Frequency Rate (FR=angka kekerapan) dengan Severity Rate (SR = angka keparahan).
The Company monitors WSH performance by Frequency Severity Indicator (FSI) , which is an accident rate that combines Frequency Rate (FR) and Severity Rate (SR).
Jumlah jam kerja komulatif periode tahun 2010 sebesar 15.230.077 jam kerja dan hilang hari kerja akibat kecelakaan sebesar 6.218 hari. Berdasarkan kecelakaan injury dengan jam kerja komulatif didapatkan FR sebesar 0,328 dan berdasarkan jumlah hilang hari kerja dengan jam kerja kumulatif didapatkan SR sebesar 408,271, sehingga FSI tahun 2010 adalah 0,134. FSI tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dapat digambarkan dalam grafik tren FSI dari tahun 1988 – tahun 2010, sebagai berikut: (LA 7)
Cumulative working hours in 2010 totalled 15,230,077 hours and lost workdays due to accident was 6,218 days. Based on injury and cumulative working hours, FR was rated at 0.328, while from total lost workdays and cumulative working hours SR was derived at 408.271. So that FSI for 2010 was rated at 0.134. The Company’s FSI trend over a period of 1988-2010 is shown below:
TREND FREQUENCE SEVERITY INDICATOR (FSI) TAHUN 1998 -2010
2.000 1.800 1.600
ANGKA FSI
1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000
1988 1989 1990
1991 1992
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
2005 2006 2007 2007
2008 2010
FSI 1.852 0.013 1.095 0.004 0.264 0.000 0.156 0.003 0.031 0.000 0.000 0.000 0.002 0.177 0.035 1.700 0.001 0.002 0.418 0.001 0.053 0.004 0.134
76
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
WORK SAFETY AND HEALTH
•
•
•
Terlihat bahwa dari grafik diatas menunjukkan trend FSI yang menurun (lihat garis/line warna hijau). Angka FSI semakin baik bila menurun kearah 0,0000 (zero accident) Mengatasi terjadinya risiko Kecelakaan Kerja, Perseroan telah membentuk Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan Tanjung Enim yang bertugas untuk mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran. Sekalipun pada dasarnya bertugas di lokasi tambang yang merupakan kegiatan internal perusahaan, Tim ini juga dimungkinkan bertugas di luar lokasi tambang Perseroan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan. Tim tersebut saat ini berjumlah 96 orang, terdiri dari Mine Rescue Team sebanyak 20 orang dan Emergency Response Team sebanyak 76 orang. Sejumlah 70 orang dari tim tersebut telah tersertifikasi Search And Rescue (SAR) oleh lembaga BASARNAS.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 77
•
•
•
The above graph shows FSI declining trend (green line). The smaller FSI (towards zero accident), the better. To control work-related accidents, the Company formed Fire Control and Accident Rescue Team under the coordination of Work Safety, Health & Environment (WSHE) Work Force of Tanjung Enim Mining Unit, tasked to organize fire control and accident rescue. Although working primarily in the Company’s mining areas, this Team is also ready to work outside the premises as a manifestation of its social responsibility. Currently the Team is manned by 96 persons: Mine Rescue Team 20 persons, Emergency Response Team 76 persons. Of the total, 70 persons are Search and Rescue (SAR) personnel certified by the National SAR Board.
Kesehatan Kerja
Work Health
Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan kesehatan para pegawai maupun keluarga mereka, seperti diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku. Selain pemeriksaan berkala, untuk menjaga kesehatan para pegawai, Perseroan melakukan kegiatan peningkatan kesadaran akan kesehatan kerja. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan pengontrolan terhadap risiko terjangkitnya PAK, PAHK, serta penyakit serius lainnya. (LA 8)
In addition to work safety, the health of employees and their family also gets the Company’s attention as ruled by the law. Periodic medical check-ups are provided and health consciousness is enhanced. The Company provides health-related education, training and counselling, as well as prevention and control of PAK, PAHK? and other serious diseases.
Selain itu untuk memudahkan pengelolaan K3, Perseroan membagi pengelolaan kegiatan K3 jadi dua kelompok besar, yakni kesehatan kerja yang bersifat medis dan kesehatan kerja yang bersifat kesehatan lingkungan kerja. Kesehatan kerja yang bersifat medis, pengelolaannya ada di RS Bukit Asam. Kegiatannya antara lain: pemeriksaan kesehatan berkala karyawan, penyuluhan/ ceramah kesehatan untuk karyawan dan keluarga karyawan dll. Sedang Kesehatan kerja yang bersifat kesehatan lingkungan kerja, pengelolaanya ada di satker K3L, kegiatannya antara lain : pengukuran kebisingan, pencahayaan, debu dll.
To make WSH management easier, the Company divides WSH activities into two major groups: medical/physical health and working environment health. Medical healthcare is provided by Bukit Asam Hospital, including periodic medical check-up, health-related seminar and counselling to employees and their family. Working environment health is managed by WSHE Work Force, including measurement of noise, lighting, dust, etc.
Sesuai dengan peraturan (UU No.1 tahun 1970), Perseroan diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap karyawannya minimal 1 tahun sekali. Di PTBA, pengelolaan pemeriksaan kesehatan berkala karyawan dilakukan oleh RS Bukit Asam. Selain itu RS Bukit Asam juga melayani pemeriksaan kesehatan lainnya & pengobatan kepada karyawan & keluarga karyawan atas tanggungan perusahaan. Keseluruhan fasilitas pemeriksaan kesehatan, penggantian biaya pengobatan dan sebagainya tersebut adalah topik-topik yang tercakup pada jaminan kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Kerja Bersama. (LA 9)
Pursuant to Law No. 1 of 1970, the Company is required to conduct employee medical check-up at least once a year. For the Company’s employees, periodic medical check-ups are conducted by Bukit Asam Hospital. Additionally, Bukit Asam Hospital also provides other medical care for employees and their family at the Company’s expense. The medical treatments and allowances are covered in healthcare program provided for in Collective Labor Agreement.
78
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Sertifikasi dan Audit K3
WSH Audit and Certification
Pada tahun 2010 Perseroan melakukan Audit eksternal Surveilance OHSAS 180001: 2007 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia. Selain itu melakukan Audit Eksternal Sertifikasi SMK3 berbasis Permenaker 05/Men/1996 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent PT Sucofindo. Dari kedua audit tersebut didapatkan hasil “tidak ada temuan Mayor”.
In 2010 the Company conducted external surveillance audit of WSH Management System at Tanjung Enim Mining Unit in cooperation with an independent certification institution, TUV NORD Indonesia, according to OHSAS 180001: 2007 certification. Another WSH Management Standard external audit based on Manpower Minister Regulation No. 05/ Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining Unit by an independent certification institution, PT Sucofindo. The findings revealed that there were no major threats.
Komitmen Perseroan dalam melaksanakan K3 ditunjukkan dengan keberhasilan audit pelaksanaan K3 berdasarkan sertifikasi OHSAS 180001: 2007 dan berdasarkan Permenaker 05/Men/1996 The Company’s commitment to observe WSH standard is reflected in the successful WSH audit based on OHSAS 180001: 2007 and Manpower Minister Regulation No. 05/Men/1996. Selama tahun 2010, Perseroan mengeluarkan biaya total sebesar Rp3,002 miliar, untuk biaya rutin, sertifikasi peralatan, pengukuran hiperkes, pengukuran lingkungan, sarana K3, gernas K3, APD (Alat Pelindung Diri), dll.
During 2010, the Company disbursed Rp3.002 billion for routine expenses, instrument certification, hiperkes (health regulation)? assessment, environment assessment, WSH facilities, WSH campaign, APD (Personal Accident Preventive) , etc.
Penghargaan
AWARDS
Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan maka pada tahun 2010, unit pertambangan Tanjung Enim menerima penghargaan: • Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dengan Kategori “Pratama” yaitu perusahaan yang baik dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang mempunyai pegawai diatas 1.000 orang. • Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berbasis Permenaker 05/Men/1996 dengan predikat ”Bendera Emas” dengan pencapaian 91% dari pemenuhan 166 kriteria audit.
For its effort in managing work safety and health, in 2010 the Company through Tanjung Enim Mining Unit was awarded with: • Pratama Award for Mining Work Safety and Health, signifying successful WSH management in a mining company employing more than 1,000 people. • Golden Flag Award for WSH Management Standard implementation under Manpower Minister Regulation No. 05/Men/1996, fulfilling 91% of 166 audit criteria.
WORK SAFETY AND HEALTH
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 79
Kegiatan Latihan Penanggulangan Kebakaran dan Pencarian Korban Di Dalam Ruangan Fire Control and Victim Rescue Drill In Confined Areas
1 Persiapan peralatan untuk penanggulangan kebakaran dan peralatan personil untuk masuk kedalam bangunan yang terbakar dengan misi pencarian korban yang terjebak di dalam bangunan. Preparing fire control and personnel rescue instruments before entering burning buildings to rescue victims in confined areas.
2 Penanganan medis untuk korban yang berada diluar bangunan, termasuk menggali informasi tentang kondisi dan lokasi rekan kerja yang ada didalam bangunan untuk melaksanakan misi penyelamatan. Giving medical care to victims outside the buidlings, getting information on the condition and location of other victims inside.
3 Tim Rescue dilengkapi peralatan Pemadam kebakaran mendekati pintu bangunan, melakukan pencarian korban didalam bangunan yang terbakar menggunakan SCBA. Rescue Team equipped with fire fighting gadgets approaching entry points, searching for victims trapped in the burning building using SCBA.
4
5
Cara membuka pintu bangunan yang terbakar. The way to open doors of burning buildings.
Cara masuk ke dalam bangunan yang terbakar. The way to enter burning buildings.
6
7
Semua korban dibawa atau ditempatkan dilokasi aman (medical point ) untuk mendapatkan perawatan medis. Trapped victims can be found and taken out for medical care.
Korban yang terjebak dapat ditemukan dan dikeluarkan untuk mendapatkan pertolongan medis. All victims are moved to safe medical points for medical care.
80
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KINERJA EKONOMI
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 81
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PTBA tidak hanya meningkatkan kekayaan para pemegang saham, namun juga memiliki pengaruh positif kepada para pemangku kepentingan lainnya
the Company’s operating results were used not only to enrich the shareholders, but also to give something positive to the other stakeholders
82
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KINERJA EKONOMI
Perseroan berhasil mengatasi tantangan perubahan, berupa peningkatan persentasi permintaan batubara kalori rendah di pasar domestik dengan mengupayakan efisiensi operasional. Sehingga kecenderungan penurunan harga jual rata-rata yang terjadi akibat lebih rendahnya harga jual batu bara kalori rendah mampu dikompensasikan dengan turunnya biaya produksi per output produk. Sebagai hasilnya, Perseroan tetap mampu mencatat pertumbuhan laba.
The Company successfully addressed higher domestic demand for low-calorie coal by improving efficiency. Therefore, lower average selling price due to the cheap price of low-calorie coal was offset by smaller production cost. Consequently, the Company continued to record profit growth.
Hal ini penting, mengingat pertumbuhan laba yang dapat terus dipertahankan pada segala kondisi operasional merupakan salah satu sarat yang harus mampu ditunjukkan oleh sebuah perusahaan yang bertekad untuk terus berkembang secara berkelanjutan. Kemampuan mempertahankan pertumbuhan laba bagi Perseroan menjadi penting, mengingat saat ini perusahaan tengah melaksanakan rencana besar pengembangan usaha yang dalam perjalanannya akan membutuhkan dukungan pendanaan, baik dari sumber internal maupun eksternal. Dukungan pendanaan tersebut akan lebih mudah diperoleh jika suatu perusahaan menunjukkan kinerja yang baik.
This is important because maintaining profit growth amid all operating conditions is a prerequisite of a company that is striving to grow continually. The ability to keep making profit is important considering the Company is planning huge business development that requires internal and external financing. External financing is easier to obtain if the Company shows good performance.
Catatan kinerja ekonomi yang mampu dipertahankan juga sangat berarti bagi Perseroan, mengingat dengan kinerja ekonomi yang baik, segala rencana yang telah disusun untuk ikut andil membangun masyarakat sekitar maupun tekad untuk membantu melakukan revegetasi dan rehabilitasi lingkungan akan terus dapat dijalankan. Dengan demikian, tekad untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dengan berdasar pada tiga nilai dasar, yakni ketangguhan ekonomi (economic viability), tanggung jawab lingkungan (environmental accountability) dan tanggung jawab sosial (social responsibility) tetap dapat diwujudkan.
Constant good performance is also meaningful as it will allow the Company to participate in developing the surrounding community as well as revegetating and restoring the environment. This way, the determination to continue growing with three basic principles, i.e. economic viability, environmental accountability and social responsibility, can be accomplished.
Selama periode pelaporan, hasil kinerja ekonomi Perseroan yang memberikan gambaran mengenai perolehan nilai ekonomi dan pendistribusiannya kepada para pemangku kepentingan dapat dilihat pada tabel Ikhtisar Kinerja Ekonomi berikut. Ikhtisar Kinerja Ekonomi ini disusun mengacu pada indikator kinerja ekonomi berdasarkan pedoman pelaporan keberlanjutan Global Reporting Initiative versi ersi 3.0. (EC 1)
During the year under review, the Company’s economic performance with economic value distribution to stakeholders is shown in the following Economic Performance Summary table. This Summary is based on economic performance indicators stated in sustainability reporting guide of Global Reporting Initiative version 3.0.
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 83
Tabel Ikhtisar Distribusi Nilai Ekonomi (Rp juta) (EC 1) Table Economic Value Distribution Summary (Rp million) KINERJA EKONOMI
2010
2009
Perolehan Nilai Ekonomi Pendapatan
PERUBAHAN
ECONOMIC PERFORMANCE
%
Economic Value Generated Revenue
7.909.154
8.947.854
88
Pendapatan bunga bank dan deposito
244.308
202.178
121
Interest Income from bank and deposits
Hasil Investasi pada anak perusahaan
(5.565)
(3.352)
166
Net Profit from Associated Companies
Hasil penjualan aktiva tetap Pendapatan/ (pengeluaran) selisih kurs Pendatan Lain-lain Jumlah Nilai Ekonomi Diperoleh
1.858
-
-
(32.732)
(29.352)
112
Gain from forex differencial
87.623
44.213
198
Other Incomes
8.204.646
9.161.541
90
828.147
780.077
106
Pendistribusian Nilai Ekonomi Biaya Operasional
Gain from asset disposal
Total Economic Value Generated
Economic Value Distributed
Gaji Karyawan dan benefit lainnya:
Operating Costs Employees salary dan benefit
- Karyawan administrasi
379.066
384.417
99
- Karyawan pemasaran
122.861
116.831
105
- Marketing Employees
- Karyawan eksplorasi
15.934
13.913
115
- Exploration Employee
517.861
515.161
101
Total employee’s salary and other benefit
1.235.841
1.007.494
123
Dividend (shareholders)
Jumlah Gaji Karyawan dan benefit lainnya Pembayaran kepada penyandang dana : - Pemegang saham (Dividen) - Bank (bunga pinjaman)
- Administration Employees
Payment for funds provider
2.037
371
549
Interest (creditors)
Jumlah pembayaran kepada penyandang dana:
1.237.878
1.007.865
123
Total payment for funds provider
Pengeluaran untuk Pemerintah (pajak, royalti, dsb)
1.862.576
2.008.495
93
Expenditure for the Government (taxes, royalties, etc.)
109.108
17.000
642
Expenditures for community
Jumlah Nilai Ekonomi Yang Didistribusikan
4.555.570
4.328.598
105
Total Economic Value Distributed
Nilai ekonomi yang ditahan sebelum dividen
2.413.235
3.825.449
63
Economic Value Retained Excluding Dividend Paid
Nilai Ekonomi Yang Ditahan
3.649.076
4.832.943
76
Economic Value Retained
Pengeluaran untuk masyarakat
Secara operasional, tahun 2010 PTBA membukukan nilai penjualan bersih sebesar Rp7,91 triliun, turun sebesar 11,6% dari Rp8,95 trilun. Total nilai perolehan ekonomi adalah sebesar Rp8,20 turun 10,4% dari Rp 9,16 triliun di tahun 2009, sebagai akibat adanya pendapatan lain-lain (bersih) yang mencapai Rp87,62 miliar.
In 2010 the Company booked total net sales of Rp7.91 trillion, down 11.6% from Rp8.95 trillion the preceding year. Economic value generated was Rp8.20 trillion or dropped 10.4% from Rp9.16 trillion in 2009, due to other income (net) of Rp87.62 billion.
Perseroan berhasil mendistribusikan kembali perolehan nilai ekonomi hingga sebesar Rp4,56 triliun kepada para pemangku kepentingan. Mayoritas (40,9%) dari nilai perolehan tersebut, yakni sebesar Rp1,86 triliun didistribusikan kepada Pemerintah, diikuti pengeluaran pada penyandang dana sebesar Rp1,24 triliun (27,2%), pengeluaran kepara mitra usaha dalam bentuk biaya operasional sebesar Rp828,15 miliar (18,2%), dan diikuti oleh distribusi kepada pegawai sebesar Rp517,86 miliar (11,4%). Sebesar Rp2,41 triliun kemudian ditahan oleh Perseroan untuk digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan Perseroan pada tahun selanjutnya.
Economic value was distributed to the stakeholders in the amount of Rp4.56 trillion. The major part (40.9%) or Rp1.86 trillion was distributed to the government, Rp1.24 trillion or 27.2% to fund providers, Rp828.15 billion (18.2%) to business partners as operating expenses, and Rp517.86 billion (11.4%) to employees. Rp2.41 trillion was retained by the Company to finance business activities in the following years.
84
KINERJA EKONOMI
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Tabel distribusi ekonomi tersebut memberikan gambaran bahwa kinerja PTBA tidak hanya meningkatkan kekayaan para pemegang saham, namun juga memiliki pengaruh positif kepada para pemangku kepentingan lainnya. Keterangan lebih mendetail mengenai kinerja keuangan Perseroan dapat dilihat pada Laporan Tahunan PTBA 2010.
The economic value distribution table shows that the Company’s operating results were used not only to enrich the shareholders, but also to give something positive to the other stakeholders. Further information on the Company’s operating results is provided in PTBA 2010 Annual Report.
Kontribusi Pada Negara
Contribution to the State
Sebagai sebuah perusahaan milik negara, setiap tahun Perseroan memberikan 6 (enam) jenis kontribusi kepada negara, yakni: pajak, dividen, royalti (iuran produksi), retribusi, iuran tetap dan bea masuk. Total pajak yang dibayarkan pada negara pada tahun 2010 adalah sebesar Rp1,33 triliun, turun dari pajak tahun 2009 yang sebesar Rp1,68 trilun, sebagai akibat penurunan pendapatan. Iuran produksi (royalti) pada tahun 2010 mencapai total Rp536,22 miliar, naik 6,2% dari angka sebesar Rp484,74 miliar di tahun 2009, akibat adanya kenaikan volume produksi dan perubahan cara perhitungan royalti.
As a state-owned enterprise, the Company pays six contributions to the state: tax, dividend, royalty (production commission), retribution, fixed contribution and import duty. In 2010, total tax amounted to Rp1.33 trillion, lower than Rp1.68 trillion in 2009, due to reduced income. Royalty totalled Rp536.22 billion or increased 6.2% from Rp484.74 billion in 2009, as a consequence of bigger production volume and different royalty calculation.
Komponen kontribusi lain yang cukup besar dari Perseroan yang dibayarkan kepada negara adalah dividen. Sebagai salah satu perusahaan milik negara dengan kinerja yang baik, hampir setiap tahun PTBA memberikan kontribusi pembagian dividen dengan jumlah yang ditetapkan dalam RUPS. Besaran dividend pay-out dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 50%. Pada tahun laporan, besaran dividen untuk tahun buku 2009 yang dikontribusikan pada negara adalah sebesar Rp814,15 miliar.
The largest contribution to the state is dividend payment. As a well performing SOE, almost every year PTBA pays dividend in an amount decided by GMS. For the past five years, dividend payout ratio has been 50%. For 2009 results, dividend paid to the state amounted to Rp814.15 billion.
Sehingga total kontribusi yang dibayarkan kepada negara pada tahun laporan adalah sebesar Rp2,68 triliun, turun 5,6% dari angka kontribusi sebesar Rp 2,84 triliun di tahun 2009. Berikut adalah gambaran kontribusi PTBA pada negara (dalam Rp miliar).
So, total contribution to the state in 2010 amounted to Rp2.68 trillion or dropped 5.6% from Rp2.84 trillion in 2009. The following graph shows the Company’s contribution to the state (in Rp billion).
668 814
Kontribusi PTBA pada negara (dalam Rp miliar) The Company’s contribution to the state (in Rp billion)
485 536 Dividen Dividend 1.683
1.326
Royalti Royalty Pajak Tax
2010
Selain berkontribusi secara finansial, Perseroan memberi kontribusi bersifat material mencakup pembangunan sejumlah sarana dan prasarana, antara lain: (EC 8) • Pengerasan/pengaspalan jalan umum dan parit di wilayah pemukiman Ring 1 perusahaan sepanjang 3.867m. • Pembangunan 2 (dua) unit Asrama Putra/Putri Ponpes Al-Haromain Kecamatan Semendo dan Ponpes Assyari’ah Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim. • Pembangunan Tempat Pengolahan Akhir Sampah(TPA) di Kecamatan Lawang Kidul dan penataan/rehab TPA Kecamatan Muara Enim.
2009
In addition to financial aid, the Company contributed in the construction of facilities and amenities, among others: • Asphalting and hardening public road of 3,867 meters in Ring 1 zone of the Company. • Constructing two Islamic boarding schools AlHaromain in Semendo and Assyari’ah in Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim. • Constructing/renovating waste dumps in Lawang Kidul and Muara Enim.
ECONOMIC PERFORMANCE
• •
•
Pembuatan sarana Air Bersih dan 3 unit MCK di Kelurahan Ring 1 perusahaan. Pembangunan/renovasi 5(lima) unit Balai Pertemuan Masyarakat di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur dan Lawang Kidul. Bantuan dana pembangunan Embarkasi Propinsi Lampung senilai Rp 1,34 miliar.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 85
• • •
Building clean water facility and three public toilets in Ring 1 zone of the Company. Renovating five community function halls in Merapi Barat, Merapi Timur and Lawang Kidul. Financing an embarkation lounge, Lampung totaling Rp1.34 billion.
Perseroan juga memberikan kontribusi dalam penyusunan kebijakan publik seperti menjadi nara sumber dalam penetapan Peraturan Daerah terkait iuran hasil pertambangan dan sejenisnya. (SO 5). Sekalipun memberikan kontribusi yang cukup berarti kepada negara, dalam menjalankan kegiatan operasionalnya PTBA tidak pernah menerima bantuan finansial dari Pemerintah, walaupun Pemerintah adalah pemegang saham mayoritas. Bantuan yang diterima oleh Perseroan hanya berupa keringanan bea masuk atas beberapa peralatan utama pada pembangunan unit PLTU di Tanjung-Enim yang dilaksakan sesuai ketentuan. (EC 4)
The Company plays a part in the formulation of public policy, by serving as resource person in drafting Regional Regulations pertaining to mining and other production provision fee. In spite of its significant contribution to the state, the Company has never received any financial aid for its operations from the Government, although the Government is the majority shareholder. The only assistance extended to the Company is import duty exemption on several major equipment for constructing Tanjung Enim TPP as ruled by the law.
Mendorong Pertumbuhan Perkonomian Daerah
Intensifying Regional Economy
Selain kontribusi langsung kepada Pemerintah, Perseroan memberi kontribusi tak langsung, berupa penyerapan tenaga kerja lokal di daerah operasional Perseroan. Penyerapan tenaga kerja lokal ini dilakukan secara langsung oleh Perseroan maupun oleh mitra usaha Perseroan yang bertindak sebagai pemasok maupun mitra kegiatan penambangan. Semakin banyak tenaga kerja lokal yang terserap, maka kegiatan perekonomian di areal seputar operasional Perseroan makin meningkat dan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. (EC 9)
Besides giving direct contribution to the state, the Company also makes indirect contribution by creating job opportunity for the local community members. Employment of local people is directly by the Company or through partners, either suppliers or mining contractors. The more locals are employed, the more active are the surrounding economic activities and the better is their living standard.
Mengingat pentingnya penyerapan tenaga kerja lokal ini, Perseroan mempertimbangkan butir besaran penyerapan tenaga kerja lokal dalam memilih mitra pemasok maupun mitra kerja kegiatan penambangan. Selain melalui penyerapan tenaga kerja, Perseroan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian daerah melalui pembayaran pajak kendaraan bermotor atas seluruh armada kendaraan operasional yang beroperasi di daerah, sehingga turut menyumbang pada komponen pendapatan asli daerah (PAD).
The importance of local employment prompts the Company to consider the number of local people that can be employed when selecting suppliers or mining contractors. The Company also contributes in promoting regional economy by paying taxes on all operating vehicles, and thus augmenting local income.
Hubungan Dengan Mitra Kerja (EC 6)
Relationship with Business Partners
Dengan areal Kuasa Penambangan yang luas (total hingga diatas 80.000 hektar), beroperasi di tiga pulau utama di Indonesia, Perseroan menyadari keberadaan pihak-pihak yang bertindak sebagai pemasok menjadi krusial dalam keberlangsungan operasional Perseroan. Interaksi positif antara Perseroan dengan para pemasok, akan berdampak positif pada kinerja perusahaan, pada penciptaan lapangan kerja dan pada akhirnya akan mampu turut memacu pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional. Oleh karena itu, bagi Perseroan pemasok atau supplier merupakan mitra-kerja yang penting sebagai bagian dari mata-rantai operasional usaha.
Operating in vast mining concession areas (over 80,000 hectares) in three major islands of Indonesia, the Company realizes the crucial role of suppliers to its sustainable operations. Constructive communication between the Company and its suppliers will impact its performance positively with new job openings and eventually local and national economic intensification. Therefore, in the eyes of the Company, suppliers are essential partners in the business operating chain.
86
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KINERJA EKONOMI
Jumlah mitra kerja yang terlibat dalam interaksi dengan operasional Perseroan saat ini adalah sekitar 2.500. Perseroan menerapkan azas profesionalisme dalam hubungan kerjasama denganseluruhmitrakerjatersebut,denganmempertimbangkan berbagai persyaratan yang mencakup standar mutu, sistem manajemen dan keselamatan kerja (SMK3), serta sistem manajemen lingkungan (SML). Azas profesionalisme mencakup juga pemenuhan ketentuan harga yang bersaing, kredibilitas, akuntabilitas, dan ketepatan atas pasokan barang maupun jasa dari para mitra kerja termasuk pemenuhan aspek-aspek HAM para pekerja mitra kerja. (HR 1)
A total of approximately 2,500 business partners are currently involved in the Company’s operations. The Company deals with those partners professionally, taking into consideration quality standard, management system, work (occupational) safety and environmental management system. Professionalism is also applied in competitive pricing, credibility, accountability, and punctuality of goods and services supply by partners, as well as the respect for human rights of partners’ employees.
Untuk itu, Perseroan menjalankan program evaluasi daftar mitra kerja yang dilakukan secara berkala, baik di dalam tahapan proses kerja maupun akhir kontrak kerja, sebagai dasar penilaian untuk proses seleksi selanjutnya. Proses ini dilaksanakan secara transparan dan akuntabel, dengan setiap tahapan terpenting Perseroan memberikan waktu “masa sanggah” pada para mitra kerja. Untuk menjamin kualitas dan kontinuitas proses seleksi, Perseroan saat ini telah mengintrodusir kebijakan “Prosedur dan Tatacara Pengadaan Barang dan Jasa”, yang melibatkan mekanisme pengawasan oleh Satuan Pengawas Internal. (4.6) Pada tahun pelaporan hampir seluruh mitra kerja utama telah menjalani proses screening ini. (HR 2) Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya, Perseroan memberikan kesempatan kepada usaha kecil dan koperasi setempat yang memiliki kompetensi untuk pekerjaan-pekerjaan jasa tertentu, Dalam mewujudkan komitmen untuk mengembangkan para mitra kerja, Perseroan menyelenggarakan serangkaian program, yaitu dalam bentuk: (1) program kerjasama tertentu, dan (2) program pengembangan dan pembinaan melalui pelatihan untuk para mitra kerja lokal dengan skala tertentu. (HR 2)
For that reason, the Company periodically evaluates partners on the list, during or at the end of work contract to determine the next selection. This is a transparent and accountable process, and at each stage the Company allows all partners a “rebuttal period”. To ensure the quality and continuity of selection process, the Company has introduced “Procedures of Goods and Services Procurement” including monitoring mechanism by Internal Audit Unit.In the year under review, most major business partners underwent this screening process
Produk dan Jasa
Products and Services
Produk utama Perseroan adalah batubara dan briket batubara. Untuk produk batubara, untuk menjaga kualitas produk agar sesuai dengan klausul yang tercantum dalam kontrak, maka analisis kualitas batubara dilakukan secara berjenjang mulai dari titik awal eksplorasi, produksi, dan saat proses penanganan hingga preshipment. Dokumen analisis mengenai jenis dan mutu batubara yang menyertai proses pengiriman dikeluarkan dan diverifikasi oleh pihak ketiga yang terakreditasi, hingga sampai di pihak konsumen. (PR 3)
The Company’s main products are coal and briquette. To control the quality of coal product to be consistent with contractual clauses, quality analysis is conducted in stages, from exploration, production, handling to pre-shipment. Analysis document specifying coal type and quality is verified by an accredited third party, and carried until delivery point.
Mengingat sifat produknya yang membutuhkan lapangan luas dan peralatan berat dalam proses transportasinya, Perseroan menerapkan standar keamanan dan kesehatan yang terakreditasi agar seluruh proses pemuatan maupun pengangkutan menggunakan alat berat dan truk-truk khusus tidak menyebabkan gangguan kesehatan bagi operator maupun masyarakat sekitar. Jarak areal pemuatan dengan pemukiman terdekat diatur terstandar, besaran butiran batu bara diatur secara berjenjang selama proses angkut agar mengurangi jumlah debu halus yang terbawa angin, sekalipun jenis debu tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan. Pada
Considering its product requires spacious area and heavy equipment in the transporting process, the Company puts in place accredited safety and health standards so that the entire loading and transporting process using heavy equipment and specific trucks do not pose health hazards to the operators and local community. The shortest distance between loading and residential area is standardized, the size of coal grains is specified in stages during transporting process to reduce fine dust blown by the wind, although the dust is not health threatening. In stockpile area and along the loading
To empower the local community’s economy, the Company invites potential small businesses and cooperatives from the surrounding area to take up certain service jobs. To fulfill its commitment to the development of business partners, the Company launches a number of programs, i.e. (1) specific joint program and (2) training program to foster and develop local business partners in certain categories.
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 87
areal stockpile, dan sepanjang jalur transportasi di kawasan tambang, dilakukan penyemprotan dengan air secara reguler untuk mengurangi dampak debu yang berterbangan. (PR 1)
track in the mine area, water is sprayed regularly to reduce the effect of flying dust.
Untuk produk briket, pengiriman kepada konsumen dilakukan dalam kemasan dengan berat tertentu, dengan ukuran berat maksimum 20 kg dan 12 kg, sehingga tidak akan menimbulkan cedera tulang belakang saat konsumen mengangkat atau memindahkan produk untuk dipergunakan. Kemasan 20 kg untuk tipe telor sedangkan 12 kg untuk tipe kubus. Kemasan kantong kertas/plastik tersebut didesain khusus untuk produk briket, diberi label produk Perseroan dengan disertai keterangan jelas mengenai jenis, berat, saran penggunaan serta keterangan lain yang relevan. Selama periode laporan ini tidak ada kemasan produk briket yang dikembalikan. (PR 1, PR 3, EN 27)
Briquette products are delivered to consumers in packages of differing weight, limited to 20 kg and 12 kg, thus preventing back injury to consumers upon lifting or moving the packages. Packages of 20 kg are for egg type while packages of 12 kg are for cube type. Such paper/ plastic bags are specifically designed for briquette products, labeled as the Company’s product with clear description of type, weight, usage suggestion and other relevant information. During the year under review there was no packaging returned by consumers.
Melalui penjagaan prosedur produksi, cara transportasi maupun pengiriman yang terpantau pada setiap titik perpindahan batubara, serta cara produksi dan pengemasan yang memperhatikan kualitas untuk briket, maka pada periode pelaporan tidak ada komplain dari konsumen menyangkut pelanggaran atas peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dari produk Perseroan. (PR 2)
Well-controlled production, transportation and delivery processes at every transfer point of coal, and high quality production and packaging of briquette, during the year under review there was no customer complaint regarding violation of regulations or health standards of the Company’s products.
Manajemen Produk
Product Management
Pada kegiatan operasionalnya, PTBA menerapkan Tatalaksana Penanganan Batubara sebagai prosedur dalam menjaga produk. Kegiatan penanganan ini meliputi: pencatatan kualitas, penumpukan, pembauran dan pemuatan batubara yang dilakukan baik di Tanjung Enim, Pelabuhan Tarahan, maupun Dermaga Kertapati.
The Company adheres to Coal Handling Procedures to control product quality. Coal handling includes quality recording, stockpiling, mixing and loading in Tanjung Enim mining unit, Tarahan port and Kertapati pier.
Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada konsumen, yang mencakup:
Coal handling by the Company is in accordance with Quality Management System standard ISO 9001: 2008 to guarantee coal quality and supply, which are:
•
•
Pelaksanaan Manajemen Stockpile Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi kualitas kalorinya dan kebutuhan konsumen. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender untuk mendukung proses blending batubara agar menghasilkan kualitas batubara sesuai kebutuhan konsumen. Langkah tersebut diikuti dengan melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat proses penyimpanan dan pemuatan batubara.
Stockpile Management Stockpile of coal from production and blending process is classified according to calorie quality and consumers’ requirement. The Company has installed additional hopper blender to support blending process to obtain coal quality as required by consumers. This is followed by general overhaul of stacker re-claimer in stockpile area to speed up storing and loading process.
Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk menjamin kualitas produk batubara yang dihasilkannya. The Company applies ISO 9001:2008 Quality Management System to guarantee its coal quality.
88
KINERJA EKONOMI
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
•
•
Pengendalian kualitas Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas ini berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal.
•
Quality Control At every production stage, product quality is strictly controlled by standard of ISO 9001:2008 Quality Management System. With this system, sampling test is run for verifying the quality of coal to be excavated. Quality test is further run in the mine stockpile prior to loading onto the train or delivered to the consumers, followed by test in port stockpile prior to loading onto the ship.
Untuk mendukung program penjagaan kualitas Perseroan mulai membangun sistem manajemen penanganan batubara terintegrasi secara bertahap. Untuk tahun 2010, sudah direalisasikan tahap pertama sistem ini, yakni penanganan batubara dari areal tambang sampai pemuatan kereta api (train loading station/TLS).
An integrated product management system has been gradually established to support quality control. In 2010, the first phase of this system was completed, to handle coal from the mine to train loading station (TLS).
Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit laboratorium Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/ IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga agar terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.
Quality analysis is made by the Company’s Laboratory that has been certified with Laboratory Quality Management System ISO/IEC 17025: 2005 by the National Accreditation Committee. This Laboratory is also responsible for analyzing mine waste water to meet environment quality standard.
Pengangkutan Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KA) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati (Palembang). Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi: - - Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang akan diangkut oleh masingmasing gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS). - - Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju Pelabuhan atau Dermaga.
•
Transportation In association with PT Kereta Api Indonesia (PTKA), the Company transports coal from Tanjung Enim to Tarahan Port (Lampung) and Kertapati Pier (Palembang). The transporting process includes the following activities: -- arranging the quantity and quality of coal to be transported by train from train loading station. -- overseeing and recording coal distribution to the port or pier.
Pelaksanaan pembongkaran muatan batubara dari gerbong kereta-api menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga.
Coal is discharged from train coaches by Rotary Car Dumper (RCD) at the port and by Apron Feeder (AF) at the pier.
Unit Laboratorium Perseroan telah terakreditasi dengan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium dari KAN. The Company’s Laboratory is accredited by the National Accreditation Committee with Laboratory Quality Management System certificate.
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 89
Pengendalian Mutu
Quality Control
Perseroan memiliki kebijakan mengenai pengendalian mutu yang tercantum dalam Kebijakan Sistem Manajemen Bukit Asam. Dalam bersaing, Perseroan tanggap pada kebutuhan dan mengutamakan Kepuasan Pelanggan yang tercipta karena Mutu Produk. Jadi, Perseroan senantiasa memperhatikan “Budaya Mutu, Sadar Mutu, Peduli Mutu dan Tekad Mutu” serta mematuhi semua perundangan dan peraturan terkait dalam memenuhi permintaan pelanggan.
The Company sets a quality control policy called Bukit Asam Management System Policy. To be competitive, the Company is responsive to customers’ needs and committed to customer satisfaction by ensuring high product quality. Therefore, the Company consistently observes “Quality Culture, Quality Awareness, Quality Concern and Quality Commitment” and abides by the law when meeting customers’ demand.
Dalam menjaga kualitas produk batubara, PTBA melakukan sampling batubara untuk mengetahui paremeter kualitas batubara yang diterima maupun yang dikirim. Pengujian dan analisis parameter kualitas batubara dilakukan di laboratorium Tanjung Enim.
Product quality is controlled by sampling test to obtain quality parameters of coal received or delivered. Parameter test and analysis are performed in Tanjung Enim laboratory.
Setiap produk yang dikirim mengacu ke spesifikasi permintaan konsumen (Pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati, PLTU Bukit Asam, PT Semen Baturaja dan retail) dan dilakukan proses blending jika diperlukan untuk memenuhi spesifikasi kualitas yang diminta oleh konsumen tersebut. Data hasil pengujian kualitas juga dikirimkan ke konsumen. Dengan penerapan yang transparan ini, konsumen dapat mengetahui kondisi mutu dan kuantitas produk yang akan diterima, sehingga jika ada kelainan dengan produk yang diterima dapat menyampaikan keluhan secara jelas dengan dasar yang akurat. (PR 4)
Every product delivered is subject to the specification of consumers’ demand (Tarahan Port, Kertapati Pier , Bukit Asam TPP, PT Semen Baturaja and retail sales), and blending process (if necessary) is done to meet the quality specification. Quality test results are sent to consumers. With this transparent procedure, consumers know the quality and quantity of product they will receive, and in case of any discrepancy they can file their complaints clearly and accurately.
PTBA menerapkan prosedur penjagaan kualitas dengan siklus manajemen, yaitu Plan, Do, Check, Action. Di setiap kegiatan ada prosedurnya, diawasi pelaksanaannya, dievaluasi dan dilakukan perbaikan apabila terdapat ketidaksesuaian. Prosedur ini juga dievaluasi dalam periode tertentu untuk menjamin kesesuaian dengan pelaksanaannya. Dengan cara tersebut, maka selama periode laporan tidak ada produk yang ditarik atau mengalami klaim mutu dari konsumen.
PTBA applies quality control procedures by management cycles, i.e. Plan, Do, Check, Action. Each activity has its own procedures, the application of which is monitored, evaluated and corrected where necessary. The procedures are also evaluated every certain period of time to ensure compatibility with the application. In this way, during the reporting period there were no product withdrawals or quality complaints by consumers.
Layanan Kepada Pelanggan
Customer Service
Perseroan telah mengembangkan Pusat Pengaduan Pelanggan untuk menerima pertanyaan maupun pengaduan baik dari masyarakat maupun dari pelanggan. Hal ini dilakukan sebagai wujud kesadaran akan makna penting dan manfaat dari pemenuhan standar kualitas serta perlindungan konsumen terhadap setiap produk yang dihasilkan. Keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan kinerja usaha yang berkelanjutan.
A Customer Call Center has been set up to accept enquiries or complaints from the customers and general public. This proves that the Company is aware of the importance and advantage of keeping good quality and customer satisfaction of all of its products. These two aspects are essential to the Company’s sustainable business growth.
Untuk menjamin pelayanan dan kepuasan konsumen, PTBA selalu berusaha memberikan produk yang sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Dalam membuat produk yang sesuai, maka Perseroan melakukan proses bisnis yang sesuai, dengan menerapkan prosedur mulai dari tahap perencanaan, penambangan, penanganan dan pengangkutan, pemasaran, sampai pemuatan di pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati. Untuk menjamin semua proses berjalan sesuai rencana, maka Perseroan melakukan rapat rutin tiap bulan, yaitu rapat koordinasi dan planing meeting, yang secara garis besar membahas kinerja
To ensure customer satisfaction, the Company strives to deliver products according to customers’ requirements. Business process is suited to production process, from planning, excavating, handling, transporting, marketing to loading at Tarahan Port and Kertapati Pier. Coordination and planning meetings are held monthly to discuss supply chain performance, covering sales, production, transportation,
90
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KINERJA EKONOMI
supply chain seperti target penjualan, target produksi, target angkutan, dan target kualitas. Semua dikoordinasikan untuk menjamin kualitas produk akan sesuai dengan yang diinginkan konsumen sehingga konsumen akan puas.
and quality targets. All are coordinated for suitable quality and customer satisfaction.
Perseroan membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan. Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik kepada konsumen, memberikan tanggapan yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan dan menjaga privasi para pelanggan. Oleh karenanya, selama periode pelaporan, tidak ada denda finansial maupun sanksi lain terkait dengan pelanggaran atas privasi konsumen. (PR 8)
Customer complaints may be channeled through telephone, e-mail and regular correspondence. Transparency and responsibility are emphasized in delivering the best customer service, and quick response to requests and complaints while honoring customers’ privacy. Therefore, during the year under review there were no financial penalty or other sanctions imposed to the Company with regard to breach of customers’ privacy.
Jika pelanggan ingin mengajukan keluhan, maka prosedur standar yang diberlakukan adalah sebagai berikut: • Keluhan disampaikan ke satker Pemasaran. • Satker pemasaran dengan menggunakan Form Kendali Ketidaksesuaian (KTS) yang diteruskan ke Pelabuhan Muat (Derti/Tarahan) untuk dilakukan investigasi. • Hasil Investigasi oleh Derti/Peltar di masukkan dalam form TPTP (Form Tindakan Perbaikan dan Pencegahan), selanjutnya diverifikasi oleh Satker SMP dan hasilnya verifikasi tersebut dikirimkan kembali ke Satker Pemasaran sebagai bahan memberikan tanggapan ke pembeli.
Customers wishing to air their grievances should follow the following standard procedures: • Complaints should be submitted to Marketing Work Unit. • Marketing Work Unit forwards complaints by using Irregularity Control Form to loading stations (Kertapati Pier/Tarahan Port) for further investigation. • Investigation findings by Kertapati Pier/Tarahan Port are entered into Prevention and Correction Form, verified by SMP Work Unit and returned to Marketing Work Unit as feedback.
Selama tahun pelaporan Perseroan telah menyelesaikan 9 (sembilan) pengaduan dari konsumen terkait produk dan pengiriman, sehingga tidak ada denda finansial akibat pengaduan tersebut. (PR 9) Perseroan tidak penah menerima sanksi ataupun denda finansial terkait promosi produk dan iklan produk yang tidak benar. (PR 7)
During the period under review, the Company settled nine consumer complaints related to product and delivery, so that there was no financial sanction arising from such complaints. The Company has never been subjected to financial sanction or penalty in connection with misleading product promotion and advertisement.
Keluhan pelanggan merupakan salah satu indikator tingkat kepuasan pelanggan. Perseroan juga memiliki Tatalaksana Kepuasan Pelanggan sebagai prosedur dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dan untuk continuous improvement yang pada akhirnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Customer complaint is an indicator of customer satisfaction. The Company also has in place Customer Satisfaction Procedures to assess the level of customer satisfaction. The assessment result is used to ensure continuous improvement towards customer satisfaction.
Pemasaran dan Promosi
Marketing and Promotion
Terkait dengan upaya meningkatkan produksi dan penjualan dalam jumlah yang besar di tahun-tahun mendatang, Perseroan menjalankan beberapa program yang terkait dengan pemasaran. Mengingat konsumen produk perusahaan pada dasarnya adalah institusi korporasi, kegiatan pemasaran dan promosi dilakukan secara langsung. Untuk membangun kepercayaan, selain melalui presentasi maupun gathering, Perseroan mempersilahkan dan mendampingi konsumen maupun calon konsumen untuk berkunjung langsung ke areal kegiatan penambangan, maupun ke areal fasilita pendukungnya, seperti pelabuhan pemuatan, jetty, dan dermaga (PR 6)
In anticipation of significant increase of production and sales, the Company has launched various marketing programs. As the Company’s consumers are basically corporate institutions, marketing and promotion effort is by direct approach. Customers’ trust is gained not only through presentation and gathering, but also through guided tours around mining areas and the amenities such as loading station, jetty and pier.
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 91
92
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
KINERJA EKONOMI
Dalam rangka mendukung dan meningkatkan efektifitas pemasaran, Perseroan menyelenggarakan Rapat Kordinasi (Rakor) yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan penjualan (supply chain) secara rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan konsumen hingga kendala produksi di lapangan maupun proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai.
To ensure marketing effectiveness, the Company holds coordination meetings with production and supply chain people to discuss market trend, consumer demand, operating and transporting obstacles that may impact sales volume. Discussion result is used to determine the most appropriate production and sales strategy.
Selain itu, Perseroan melakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin setiap 6 bulan sekali. Rating survei terakhir adalah 3,34 dari skala 4,00. Ada beberapa masukan dari pelanggan yaitu mengenai penjagaan kualitas dari parameter nilai kalori dan pengapalan. (PR 4, PR 5)
Additionally, the Company conducts customer satisfaction surveys every six months. The last survey produced a rating of 3.34 on a scale from 1 to 4. Customers made several suggestions regarding quality control based on calorie rate and shipping parameter.
Penjualan produk Perseroan adalah berdasarkan market driven, sehingga tidak ada praktek monopoli atau denda terkait praktek anti persaingan usaha. (SO 7)
Product sales are market driven, thus eliminating monopoly practices or fines on anti-competition practices.
Pengembangan Usaha
Business Development
Dengan visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal kepada para stakeholder, Perseroan melakukan pengembangan usaha berkelanjutan. Target jangka panjang Perseroan adalah mencapai tingkat produksi batubara hingga 50 juta ton per tahun. Selain meningkatkan produksi dan penjualan batubara, Perseroan menggagas aksi korporasi lain untuk memanfaatkan potensi sumber dayanya.
In keeping with the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and maximizing stakeholders’ return, the Company seeks to develop its business continuously. The long-term target is to step up production to 50 million tons per year. Besides increasing coal production and sales, the Company took other corporate actions to capitalize on its resources.
Dalam aksi korporasi tersebut, Perseroan berupaya melakukan diversifikasi sumber pendapatan dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya yang ada di wilayah kuasa penambangan yang dikelolanya. Selain menggagas diversifikasi pendapatan, Perseroan merencanakan beberapa upaya yang ditujukan untuk memperkuat fondasi usaha penambangan batubara dan upaya yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi. Gambaran ringkas aksi korporasi Perseroan yang akan direalisasikan pada beberapa tahun mendatang adalah sebagai berikut.
Various corporate actions have been taken to diversify income sources by optimizing resources in the mining concession areas. In addition to business diversification, other corporate actions are directed towards strengthening the Company’s foundation of coal mining business, and reducing production costs. Briefly, the corporate actions to be taken in the upcoming years are as follows:
ECONOMIC PERFORMANCE
•
Pembangunan PLTU Mulut Tambang Pembangunan PLTU dilakukan dengan tiga tujuan, yakni meningkatkan pendapatan dari pemanfaatan batubara berkalori rendah, mendapatkan pendapatan dari penjualan tenaga listrik kepada PLN dan memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Sesuai dengan besaran dan penggunaan listrik yang akan dihasilkan, pada dasarnya proyek pembangunan PLTU mulut tambang terbagi atas 3 kategori, yakni PLTU skala kecil untuk memenuhi kebutuhan sendiri, PLTU skala menengah untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kebutuhan sekitar operasional perusahaan dan dijual kepada PLN, serta PLTU skala besar untuk maksud komersial, seluruh tenaga lsitrik yang dihasilkan di jual pada PLN.
•
Pembangunan PLTU skala kecil untuk kebutuhan sendiri, terdiri atas beberapa proyek, mencakup;
Construction of Mine Mouth Thermal Power Plants The construction of these TPPs has three goals: maximizing income from low-calorie coal, generating income from selling electricity to PLN and meeting its own operating needs. In accordance with the capacity and consumption of electricity to be generated, mine mouth TPPs come under three categories, i.e. smallscale TPP for own use, medium-scale TPP for the Company, surrounding areas and PLN needs, and largescale TPP for commercial purpose, selling the entire electricity produced to PLN.
Small-scale TPPs for own use include:
PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3 x 10 MW di Tanjung Enim. Peletakan batu pertama pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim ini telah dilaksanakan bulan Agustus 2009. Hingga akhir 2010, kemajuan pembangunan konstruksi telah mencapai 85%. Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi kegiatan penambangan batubara melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM, menjadi berbasis listrik dengan sumber tenaga batubara limbah yang selama ini belum termanfa’atkan.
-
Tanjung Enim Mine Mouth 3 x 10 MW TPP
Ground-breaking took place in August 2009 and at the end of 2010 the construction was 85% completed. When completed this project will support coal mining efficiency program by shifting fuel-based to electricity-based energy consumption as this TPP is fueled by waste coal which has never been utilized.
-
PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan Pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 8 MW ini juga ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama mendukung kebutuhan operasional Perseroan di pelabuhan Tarahan. Akhir 2010, Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan telah ditunjuk dan dilanjutkan dengan proses CDA (Contract Discussion Agreement) dan pembahasan kontrak.
-
Packet TPP for Tarahan Port This 2 x 8 MW TPP is also designed to meet the Company’s own needs, particularly to support the Company’s operations in Tarahan port. At the end of 2010, an EPC contractor was appointed and Contract Discussion Agreement (CDA) was discussed.
-
PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2x10 MW di Kabupaten Indragiri Hulu Riau Melalui pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat setempat maupun untuk kebutuhan sendiri. Pembangunan PLTU akan dilakukan secara paralel dengan pengembangan tambang Peranap.
-
Peranap Mine Mouth 2x10MW TPP in Indragiri Hulu Riau The construction of TPP of this capacity should enable the Company to make use of low-calorie coal to meet the electricity needs of local community as well as the Company. Construction will be parallel to the development of Peranap mine.
-
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 93
Pembangunan PLTU skala menengah akan dilaksanakan di Banjarsari berkapasitas 2 x 100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Tenaga listrik yang dihasilkan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera.
Medium-scale 2x100MW TPP will be built in Banjarsari, Lahat Regency, South Sumatera to provide electricity for Sumatera.
94
KINERJA EKONOMI
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Sedang Pembangunan PLTU skala besar akan dilaksanakan di areal Banko Tengah dengan kapasitas 4 x 600 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. PLTU mulut tambang ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Sumatera dan Jawa.
Large-scale 4x600MW TPP will be constructed in Banko Tengah, Muara Enim Regency, South Sumatera. This mine mouth TPP is designed to meet the electricity needs of Sumatera and Java.
•
Pengembangan Coal Bed Methane (CBM) Pengembangan dan pemanfaatan CBM dilakukan sebagai upaya diversifikasi pendapatan. Proyek pengembangan ini rencananya dilaksanakan di wilayah Tanjung, bekerjasama dengan PT Pertamina EP (melalui PHE Metra Enim) dan Arrow Energy. Sejak Juli 2008 tahap eksplorasi telah dilaksanakan melalui penentuan lokasi bor bagi pengambilan sample gas CBM Tanjung Enim oleh pihak Perseroan. Indikasi awal dari proses eksplorasi tersebut menunjukkan kandungan CBM antara 0,8-2,6 trillion cubic feet (TFC). Dengan perkiraan produksi sebesar 50 juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di areal ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.
•
Development of Coal Bed Methane (CBM) Developing and making use of CBM aim to diversify income sources. The project will be built in Tanjung Enim, in collaboration with PT Pertamina EP (through PT PHE Metra Enim) and Arrow Energy Indonesia. In July 2008 exploration was commenced by designating drilling site to extract CBM gas sample in Tanjung Enim. The exploration indicated a CBM content of 0.8-2.6 trillion cubic feet (TCF). At an estimated production of 50 million cubic feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content in this area will be exhausted within minimum 40 years.
Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan pada Agustus 2009, antara PTBA, Pertamina dan Arrow Energy. Work Program & Budget dan Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) telah disetujui oleh BPMIGAS. Saat ini sedang dalam proses negosiasi Joint Operation Agreement antara para pihak. Upaya Kelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) telah diperoleh dan sampai dengan akhir tahun 2010 telah memasuki tahapan persiapan pemboran ekplorasi di Wilayah Kerja Tanjung Enim.
The Production Sharing Contract (PSC) for this project was entered into on 4 August 2009 by PTBA, Pertamina and Arrow Energy. Work Program & Budget and Manpower Placement Plan was approved by BPMIGAS. Currently negotiation for Joint Operation Agreement is under way among the parties. Environmental Management Action (UKL) and Environmental Monitoring Action (UPL) permits were obtained and at end 2010 preparation for exploration drilling in Tanjung Enim was in progress.
•
Peningkatan Volume Angkutan Batubara Dengan lokasi areal penambangan yang relatif jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Akibatnya, peningkatan produksi dan penjualan batubara Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kemampuan angkut produk melalui jalur kereta api ini.
•
Increase of Coal Transport Volume The Company’s coal mines are located relatively far from the ports, making trains the most economical means of transport. Consequently, increasing coal production and sales is always related to railway loading capacity.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sejak tahun 2008 Perseroan menjalankan dua skenario utama peningkatan volume angkutan batubara.
To overcome this problem, in 2008 the Company made two major scenarios to increase coal transport volume.
Pertama, optimasi dan peningkatan daya angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada. Upaya ini dilakukan melalui pembentukan perusahaan patungan antara PTBA dengan PT Kereta Api Indonesia (PTKA).
First, maximizing the loading capacity of the existing railway tracks, by setting up a joint venture company of PTBA and PT Kereta Api Indonesia (PTKA).
Sesuai rencana tersebut, kapasitas angkut jalur kereta api yang sudah ada dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan akan ditingkatkan secara bertahap menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total kapasitas angkut menjadi 22,7 juta ton per tahun. Sebelumnya kapasitas angkut jalur tersebut hanya mencapai 10,3 juta ton per tahun.
As planned, the existing railway loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port will be gradually increased to 20 million tons and from Tanjung Enim to Kertapati to 2.7 million tons, making total loading capacity of 22.7 million tons per year. Previously, the loading capacity of these tracks was only 10.3 tons per year.
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 95
Perseroan melakukan langkah antisipatif lain dalam meningkatkan volume angkutan batubara melalui jalur yang ada. Pada Oktober 2009 Perseroan dan PTKA menandatangani Perjanjian Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal Transport Agreement /CTA) yang berlaku mulai 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2029. Perjanjian tersebut juga mengatur dan menyepakati formula tarif tertentu dan memberlakukan sistem “Take or Pay”.
As the other way to increase existing railway loading volume, in October 2009 the Company entered into Coal Transport Agreement (CTA) with PTKA to cover the period from 1 January 2010 to 31 December 2029. The agreement also fixes and agrees upon a certain tariff formula and enforce “Take or Pay” system.
Dengan perjanjian CTA antara PTBA-PTKA tersebut diharapkan target Perseroan untuk meningkatkan produksi dan penjualan batubara melalui angkutan kereta yang sudah ada hingga akhirnya mencapai 22,7 juta (kenaikan bertahap) tetap tercapai.
With the agreement in place, the Company expects to achieve its target of increasing production and sales by existing tracks gradually to 22.7 million tons.
Kedua, merintis pembentukan perusahaan baru, setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal 28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), melibatkan PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%), yang akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Srengsem (Lampung), dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun.
Second, setting up a new company, with the approval of EGMS dated 28 May 2008, which are PT Bukit Asam Transpacific Railway, involving PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) and China Railway Engineering (10%), which will build a new railway track. The new 307-km track will connect Tanjung Enim and Srengsem (Lampung), at an estimated loading capacity of 25 million tons per year.
96
KINERJA EKONOMI
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Proyek ini telah mendapatkan Ijin Prinsip dari Gubernur Lampung pada 22 September 2008 dan ijin prinsip dari Gubernur Sumatera Selatan tanggal 13 Oktober 2008 dan pada Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh ijin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI.
This project was granted in-principle approval (approval in principle) by the Governor of Lampung on 22 September 2008 and by the Governor of South Sumatera on 13 October 2008. In addition, an in-principle approval was also issued for the construction of Special Railway Track by the Minister of Transportation in October 2009.
Pada bulan Maret 2010 telah dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut.
In March 2010 EPC (Engineering, Procurement and Construction) contract worth US$1.3 billion and O&M (Operator and Maintenance) 20-year contract worth US$3.5 billion were signed by BATR (PTBA subsidiary) and China Railway Group Limited to develop the project.
Selain kerjasama dengan perusahaan asal China, Perseroan juga merintis kerjasama pengembangan angkutan KA batubara dengan perusahaan asal India, Adani Group. Rencana angkutan KA ini menempuh jalur dari lokasi Tanjung-Enim ke pelabuhan Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan). Panjang jalur ini adalah 270 km dengan kapasitas angkut 35 juta ton per tahun.
Besides collaborating with China, the Company also had a joint project with Adani Group, India, to develop a 270-km railway track from Tanjung Enim to Tanjung Api-api (South Sumatera) to transport coal at an annual
Jika ketiga skenario angkutan batubara tersebut dapat berjalan sesuai rencana, Perseroan akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.
capacity of 35 million tons.
If the three scenarios of coal transport can proceed as planned, the Company will be in a position to sell its coal products by railway transport up to 82 million tons per year.
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 97
•
Perbaikan dan Peningkatan Sarana Produksi Perseroan juga melakukan investasi terencana untuk melakukan perbaikan dan peningkatan sarana produksi. Saat ini Perseroan sudah melakukan pemindahan alat produksi utama BWE System ke lokasi tambang MTBU. Sehingga pada saatnya nanti, Perseroan akan mengoperasikan 5 (lima) BWE System di lokasi penambangan yang dikelola sendiri.
•
Production Facilities Improvement The Company made a well-planned investment to repair and improve production facilities. Currently, repair and relocation of BWE system to the new mining site are under way. In due time, the Company will operate five BWE systems in its self-managed mine.
Selain sarana produksi Perseroan juga meningkatkan kapasitas peralatan dan prasarana pendukung lainnya seperti areal bongkar muat, stockpile, dan conveyor belt untuk mengantisipasi dan menampung peningkatan produksi.
In addition to production facilities, the capacity of instruments and infrastructure such as loading and discharging area, stockpile, and conveyor belt are also improved to accomodate larger production.
•
Perbaikan Prasarana Pendukung Guna mendukung berbagai upaya pengembangan usaha jangka panjang tersebut, maka mulai 2009 Perseroan juga telah menyelesaikan studi kelayakan mengenai rencana pengembangan Pelabuhan Kertapati II untuk meningkatkan kapasitas Dermaga Kertapati menjadi 5 juta ton per tahun dan rencana peningkatan kapasitas Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton per tahun.
•
Infrastructure Improvement To support long-term business development, in 2009 the Company conducted a feasibility study of building Kertapati Port II to increase Kertapati pier capacity to 5 million tons per year and Tarahan Port capacity to 20 million tons per year.
Selain peningkatan kapasitas pelabuhan, Perseroan juga meningkatkan kapasitas monitoring handling batubara, melalui pengembangan sistem teknologi terintegrasi, sehingga pergerakan dan perpindahan tumpukan batubara dapat termonitor secara akurat selama 24 jam. Pada seluruh kegiatan investasi tersebut, Perseroan mensyaratkan pemenuhan aspek HAM pada kontraktor pelaksana dalam perjanjian kontrak EPC. (HR 1)
Besides raising port capacity, the Company also improved coal handling monitoring capacity by developing integrated technological system that allows accurate around-the-clock monitoring of coal stockpile movement and removal. In this investing activity, the Company imposes human rights compliance requirements to be observed by all contractors in EPC contracts.
Pengembangan Angkutan Laut Batubara
Development of Coal Sea Transport
Perseroan kemudian melaksanakan studi kelayakan yang lebih komprehensif pengembangan angkutan laut batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut akan dapat menunjang kinerja Perseroan karena mampu mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah pendistribusian batubara.
The Company made a comprehensive feasibility study of coal sea transport development. The study showed that sea transport development would support the Company’s performance as it could reduce dependence on other companies’ transport, improve bargaining position and facilitate coal distribution.
Bulan Juli 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan Komisaris untuk mengembangkan angkutan laut batubara yang ditindak-lanjuti dengan langkah-langkah persiapan bagi pendirian anak perusahaan angkutan laut batubara dan penyusunan Rencana Strategis Pendirian anak perusahaan di tahun 2010.
In July 2009, the Company obtained the Commissioners’ approval to develop coal sea transport to be followed up by preparatory measures to establish subsidiary company in coal sea transport, and to write up the strategic plan in 2010.
98
KINERJA EKONOMI
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Implikasi Keuangan Terhadap Perubahan Iklim (EC 2, EN 18)
Financial Implication of Climate Change
Sebagai perusahaan pertambangan dengan kegiatan menggali dan mengambil cadangan batubara dari perut bumi, Perseroan menyadari adanya implikasi finansial akibat perubahan iklim terhadap kegiatan usaha. Implikasi tersebut dapat berupa kerugian, namun dapat juga berupa terbukanya peluang untuk melaksanakan investasi yang terkait dengan upaya penurunan emisi karbon (CO2) untuk membantu mengurangi efek pemanasan global (global warming).
Being a mining company that excavates coal reserves from the bowels of the earth, the Company is aware of the financial implication of climate change to its business operations. The implication may result in losses, but may also open up opportunities to invest in reducing carbon (CO2) emission project to lessen the effect of global warming.
Terjadinya kondisi cuaca ekstrem saat periode laporan ini, pada beberapa lokasi penambangan menimbulkan efek kerugian, berupa peningkatan biaya operasional akibat melimpahnya air, sehingga kinerja alat berat kurang maksimal. Perseroan telah memitigasi risiko, tersebut dengan membuat detail rencana penambangan yang dilengkapi dengan sistem drainase dan sistem pemompaan yang dipantau kinerjanya setiap saat. Pada lokasi penambangan utama, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Perseroan menugaskan satuan kerja untuk memantau kegiatan lingkungan. Kondisi areal penambangan yang relatif melandai dan luas membuat kondisi cuaca ekstrem, berupa curah hujan tinggi, tidak terlalu berpengaruh terhadap operasional Perseroan.
Extreme weather condition during the period caused a few mining sites to suffer financial losses as operating expenses increased due to water runoff and heavy equipment slack performance. To mitigate the risks, the Company made detailed mining plans accompanied by drainage and pumping system with constant monitoring. At the main mining site, Tanjung Enim, South Sumatera, the Company assigned a task force to monitor activities in the surrounding area. The vast and relatively sloping terrain tones down the effect of extreme weather condition, i.e. heavy rainfall, on the Company’s operations.
Pada lokasi penambangan anak perusahaan di Kalimantan Timur, efek perubahan ini turut berpengaruh pada peningkatan biaya operasi, karena tingginya debit air yang melingkupi kawasan sekitar area penambangan. Akibatnya jalan penghubung di seputar area pertambangan menjadi sulit dilalui dan menyebabkan kenaikan biaya transportasi, namun demikian secara keseluruhan dampak perubahan iklim terhadap kinerja Perseroan belum signifikan. (EC 2)
However, in East Kalimantan site weather change resulted in higher operating expenses, caused by high water discharge covering the surrounding area. As a consequence, roads in the mining vicinity were not passable causing higher transport costs. As a whole, weather change impact on the Company’s operations was insignificant.
Perubahan iklim ini sangat berpengaruh dalam kegiatan revegetasi karena mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman. Upaya-upaya perusahaan dalam mengurangi dampak perubahan iklim yaitu : • Melakukan teknik penambangan dengan tepat dengan melakukan optimalisasi pembukaan lahan • Melakukan penghijauan dengan jenis pohon yang terbukti mampu mengurangi polusi udara dan menyerap CO (Angsana, Trembesi, Mangga, Tanjung, dan Mahoni) baik di lahan bekas tambang maupun lokasi di luar tambang (Green Mining)
Weather change had a major impact on revegetation process as plant growth was stunted. The Company took the following actions to mitigate the risks of weather change: • Applying the right mining technique by optimizing land clearance. • Green mining with plants that can reduce air pollution and absorb CO (angsana, trembesi, manggo, tanjung and mahogany) in post-mining and outside areas.
•
•
Melakukan pengelolaan fugitive emission dengan melakukan monitoring sumber emisi tidak bergerak maupun bergerak dan tidak melakukan pembakaran sampah secara terbuka. Secara bertahap melakukan penggantian penggunaan bahan kimia perusak Ozon yaitu dengan penggantian/ retrofitting refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon yang ramah lingkungan.
Sampai dengan saat ini Perseroan telah melakukan investasi untuk mengatasi dampak lingkungan akibat perubahan
•
Handling fugitive emission by monitoring nonmoving and moving emission sources, and avoiding open waste burning.
•
Gradually replacing ozone-damaging chemicals by retrofitting refrigerant freon (CFC) with environment-friendly hydrocarbon.
The Company has made investments to gradually handle environmental impact caused by weather change. In
ECONOMIC PERFORMANCE
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 99
iklim dengan cara bertahap yaitu di tahun 2009 investasi dilakukan dengan membangun fasilitas pembibitan tanaman dan implementasi mikoriza, tahun 2010 mengembangkan kultur jaringan serta di tahun 2011 merencanakan investasi penambahan peralatan pengukuran udara ambient untuk memantau udara akibat penambangan sehingga bisa memenuhi BML. (MM11)
2009 the Company built a plant nursery with mikoriza implementation and in 2010 it developed tissue culture. In 2011 the Company plans to invest in additional instrument to measure the quality of mining ambient air in an effort to meet BML.
Bagi Perseroan, meningkatnya kesadaran akan pengaruh negatif dari pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca juga menciptakan peluang lain. Areal kawasan penambangan milik Perseroan memiliki kandungan gas metana dalam bentuk coal bed methane (CBM) dalam jumlah cukup berlimpah. Gas tersebut selama ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dalam proses penambangan. Dengan teknologi terkini, gas yang terperangkap pada lapisan batubara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan untuk pembangkit tenaga listrik, maupun untuk kegunaan lainnya. Perseroan telah menggagas dan mulai melaksanakan pengembangan usaha untuk memanfaatkan potensi ekonomi ini, sekaligus turut membantu menurunkan jumlah emisi karbondioksida. (Lihat kembali uraian “Pengembangan Usaha”). (EN 18)
Mounting awareness of the negative impact of global warming caused by green-house emission will create another opportunity for the Company. Its mining areas contain abundant reserves of methane gas in the form of coal bed methane (CBM). This gas has so far been wasted to the atmosphere during mining. Using the latest technology, gas trapped in coal layer can be utilized as environmentfriendly fuel to generate electricity, or for other purposes. The Company has initiated the development of this economic potentials to simultaneously help reduce carbon dioxide emission (see “Business Development” section).
100
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 101
Perlindungan Lingkungan Environment Protection
Misi Perseroan “memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan” diwujudkan dengan penerapan Green Mining yang mencakup pelaksanaan programprogram pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan The corporate mission to make a maximum contribution to the improvement of public welfare and environmental conservation is realized by practising Green Mining that encompasses managing, monitoring, developing and rehabilitating the environment continually
102
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Lingkungan No. 32 tahun 2009 mengenaiperlindungandanpengelolaanlingkunganhidupyangjuga mencakup pengelolaan, perlindungan dan pelestarian lingkungan. Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana tercantum dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang disusun, dipresentasikan dan disetujui. Langkah ini merupakan prasyarat sekaligus parameter pemenuhan regulasi yang ditempuh agar upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi bisa sejalan dengan usaha untuk mengembalikan dan mempertahankan kualitas lingkungan seperti sedia kala, sehingga mendapatkan dukungan maysarakat untuk melakukan kegiatan operasional. (1.2) Seluruh proses perencanaan, operasi penambangan, penutupan dan realisasi rehabilitasi, berikut dampak yang mengiringi dituangkan dalam dokumen tersebut dan dijadikan acuan bagi PTBA dalam manjalankan kegiatannya. (SO 1)
The Company adheres to the provisions of Environment Law No. 32 of 2009 regarding environment protection and management which include community management, protection and conservation. For that reason, every move the Company takes in its field operations is guided by the provisions of AMDAL, UKL and UPL drawn up and disseminated to all stakeholders. This initiative is a prerequisite and parameter of regulation compliance in order that improving economic performance can keep pace with converting the environment to its original condition and gaining the local community support for its operation. The whole process of planning, mining, closing and rehabilitating, with the accompanying impact, is incorporated in those documents and used as reference by the Company in running its business.
Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam Kebijakan Sistim Manajemen Bukit Asam, yakni pencapaian kinerja optimal dalam pengelolaan Mutu, Lingkungan, dan K3, dan menjadikannya salah satu prioritas utama dalam setiap aktivitas operasional penambangan dengan menekankan pada sikap, diantaranya: tanggap pada kebutuhan dan mengutamakan Kepuasan Pelanggan yang tercipta karena Mutu Produk, senantiasa memperhatikan “Budaya Mutu, Sadar Mutu, Peduli Mutu dan Tekad Mutu” serta mematuhi semua perundangan dan peraturan terkait; menciptakan keteladanan dan kedisiplinan melalui Perilaku Aman dan pengembangan kompetensi yang efektif; melakukan Green Coal Mining and Coal Industrial Process dan melaksanakan Enviromental & Safety Communication.
The Company’s commitment to environmental protection is manifested in its Environment Policy, i.e. “In running its business, the Company is always concerned about the physical and social condition of the environment as an integral part of global environment in managing, restoring, conserving and protecting the environment, active in observing environmental and other legislations, implementing environmental management system in a consistent, integrated, documented, continuous manner and making continuous improvement to get the best possible results”.
Pengelolaan Lingkungan Dengan Sistem Terakreditasi
Accredited Environmental Management System
Perseroan menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001:2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok. (4.12)
The Company runs ISO 14001:2004 accredited system to enhance the effectiveness of environmental management that includes environmental management, environmental audit, environmental performance evaluaton and basic living cycle study.
Berlandaskan sistem pengelolaan lingkungan terakreditasi tersebut Perseroan kemudian mendesain dan melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan yang tebagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat/pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihakpihak independen yang kompeten.
Under the accredited environmental management system, the Company designs and launches various environment-related programs that are divided into two major programs, i.e. Environmental Management and Environmental Monitoring. The success of these programs is measured by independent parties using a series of environment quality standard (BML) parameters determined according to the central or local government regulations or accredited standards.
Menindak lanjuti penyelesaikan Rencana Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan di tahun 2010, sebagai implementasi atas dokumen AMDAL Perseroan
Further to finalizing the Annual Environmental Management and Monitoring Plan in 2010, in accordance with AMDAL document, the Company implements environmental protection program. The Company has finalized Mine
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 103
melaksanakan program perlindungan lingkungan. Perseroan telah menyelesaikan dokumen rencana penutupan tambang (RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek) sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut sebagai implementasi atas Permen No. 18 tahun 2008 dan PP No. 10 tahun 2010 dari ESDM. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut.
Closure Plan document and Five Year Reclamation Plan as the principal reclamation documents that will be elaborated in annual action plans. The completion of these documents is in compliance with EMR Minister Regulation No. 18/2008 and Regulation No. 10/2010. The overview of the Company’s environmental protection program is as follows.
Struktur Organisasi Lingkungan
Environment Organization Structure
Secara struktural posisi satuan kerja lingkungan berada di bawah General Manager Perseroan, dengan tiga satuan kerja lingkungan berdasarkan fungsinya. Masing-masing adalah Perencanaan Lingkungan di bawah Unit Perencanaan, Pengelolaan Lingkungan di bawah Unit Penambangan dan Pemantauan Lingkungan di bawah Unit Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pembagian fungsi ini membuat upaya pengelolaan lebih efektif dan terkendali, sejak perencanaan sampai pelaksanaan.
Structurally, the environment work unit is under the General Manager of the Company, consisting of three units according to their respective function. They are Environmental Planning under Planning Unit, Environmental Management under Mining Unit, and Environmental Monitoring under Environment, Work Safety and Health Unit. This division of function makes management efforts more effective and manageable, from planning to execution.
General Manager UP Tanjung Enim Tanjung Enim Mining Units General Manager
Senior Manager Perencanaan Planning Senior Manager
Senior Manager Penambangan Mining Senior Manager
Manager Perencanaan Lingkungan Environtmental Planning Manager
Manager K3 & Lingkungan Environtmental and Occupational Savety and Work Health Manager
Fungsi Perencanaan Planning Function
Fungsi Inspeksi Inspection Function
Manager Penunjang Tambang Mining Support Manager
Asisten Manager Pengelolaan Lingkungan dan Reklamasi Reclamation and Environtmental Management Assistant Manager
Fungsi Pelaksanaan Executive Function
Pengelolaan Lingkungan
Environmental Management
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yakni Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”. Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator tersebut mengacu ketentuan Pemda setempat (Pergub Sumsel No. 18 tahun 2005) mengenai pemenuhan baku mutu lingkungan untuk pemeriksaan beberapa indikator baku mutu lingkungan (BML).
The Company continually manages the environment to reduce mining impact on the environment and community in accordance with its corporate mission, that is “to contribute to the improvement of public welfare and environmental conservation”. To assess the effectiveness of environmental management, every year the Company lays down parameters of environmental target indicator as ruled by the law. The indicator refers to the local government regulation (South Sumatera Governor Regulation No. 18/2005) regarding BML compliance to evaluate BML indicators.
104
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai syarat ISO 14001: 2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal dengan sasaran mengendalikan dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang.
Each environmental management program is monitored and evaluated using the parameters of mining activity major impacts. The evaluation of environmental target indicators is discussed annually in environmental management forum in accordance with ISO 14001: 2004, as part of continual improvement to reach maximum compliance aimed at controlling the mining impact on the environment.
Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama pada areal lokasi kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Berikut adalah hasil pengukuran pemantauan lingkungan di tahun 2010. (EN 20)
The Company measures and monitors major indicators in Air Laya, Muara Tiga Besar and Banko Barat mines. The following table shows the monitoring results in 2010.
Hasil pemantauan lingkungan atas parameter indikator BML untuk tahun 2010 di areal Tambang Air Laya Results of environmental monitoring of BML indicators in Air Laya mine in 2010 JENIS PEMANTAUAN Object of NO Monitoring 1
Kualitas Air Water quality
JUMLAH TITIK PANTAU Monitoring Points
RENCANA PEMANTAUAN Monitoring Schedule
25 Sebulan sekali Monthly
REALISASI Realization PARAMETER
BML
pH
6,0 - 9,0
TSS (mg/l)
300
Fe (mg/l)
7
Mn (mg/l) 2
Kualitas Udara Ambien Ambient air quality
6 Sebulan sekali Monthly
4
Debu Dust (µg/Nm ) 3
CO (µg/Nm3)
22 - 695 10 - 258
O3 (µg/Nm3)
235
0,31 - 94
Partikel Particulate (µg/Nm3)
150
8,24 - 104
20
1,55 – 11,7
Pb (µg/Nm )
2
0,485 – 18,8 Pergub SS No 17 2005 So. Sumatera Governor 0,005 – 0,211 Regulation No 17/ 2005
0.5
0,009 – 0,033
Cl2 (mg/Nm )
10
0,95 – 2,33
HCl (mg/Nm3)
5
0,8 – 2,47
3
HF (mg/Nm ) 3
Opasitas (%)
10
0,67 – 1,7
1000
104 – 298,5
35
20 - 25
Partikulat Particulate (µg/Nm3)
350
101 - 214
SO2(mg/Nm )
800
86 – 192,7
H2S(mg/Nm3)
35
8,5 – 19,8
Hg(mg/Nm3)
5
<0,001
3
As(mg/Nm )
8
<0,001
Cd (mg/Nm3)
8
0,002 – 0,046
Zn (mg/Nm3)
50
Pb (mg/Nm )
12
0,0014 – 0,433 Pergub SS N0 15 2005 So. Sumatera Governor 0,011 – 0,217 Regulation No 15/ 2005
70 dB
Pergub SS No 17 2005 So. Sumatera Governor 42 – 67,8 Regulation No 17/ 2005
3
3
6 Sebulan sekali Monthly
160
NH3 (mg/Nm3)
NO2 (mg/Nm3)
Kebisingan Noise
22 - 178 217 - 2510
400
3
4
230 30000 900
HC (µg/Nm ) 7 3 (tiga) bulan sekali Quarterly
0,4 - 139 Pergub SS No 16 & 18 2005 0,0001 – 3,01 So. Sumatera Governor Regulation No 16 & 18 of 0,0001 – 1,71 2005
NO2 (µg/Nm3)
3
Emisi Udara (Sumber tidak bergerak) Air emission (Non-moving sources)
6 – 8,68
S02 (µg/Nm3)
Dustfall (ton/km2/ bln)
3
KETERANGAN RANGE Remark
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 105
Hasil pemantauan lingkungan atas parameter indikator BML untuk tahun 2010 di areal Tambang Muara Tiga Besar Results of environmental monitoring of BML indicators in Muara Tiga Besar mine in 2010 JENIS PEMANTAUAN Object of NO Monitoring 1 Kualitas Air Water quality
RENCANA
JUMLAH TITIK PANTAU PEMANTAUAN Monitoring Monitoring Points Schedule
5
Sebulan 2 kali Twice a month
REALISASI Realization PARAMETER
BML
pH
6-9
TSS (mg/l)
300
Fe (mg/l) Mn (mg/l) 2 Kualitas Udara Ambien Ambient air quality
1
Sebulan sekali Monthly
Debu Dust (µg/Nm ) CO (µg/Nm3)
900
NO2 (µg/Nm3)
400
5 - 184 Pergub SS No 17-2005 1.000 – 3.424 45 - 599 8 - 239
O3 (µg/Nm )
235
2,11 - 96
Partikel Particulate (µg/Nm3)
150
3,71 - 76
20
1,22 -11,5
HC (µg/Nm )
160
0,74 – 18,5
Pb (µg/Nm3)
2
0,01 – 0,148
3
Sebulan sekali Monthly
0,0010 –1,1300
S02 (µg/Nm3)
Dustfall (ton/km2/bln)
1
4
30.000
3
3 Kebisingan Noise
7
6 – 7,52 Pergub SS No 18-2005 3,8 - 72 0,0013 – 0,9830
230
3
KETERANGAN RANGE Remark
70 dB
45,5 – 65,6 Pergub SS No 17 2005
Hasil pemantauan lingkungan atas parameter indikator cemaran utama untuk tahun 2010 di areal Tambang Banko Barat Results of environmental monitoring of BML indicators in Banko Barat mine in 2010
NO 1
JENIS PEMANTAUAN Object of Monitoring Kualitas Air Water quality
RENCANA
JUMLAH TITIK PANTAU PEMANTAUAN Monitoring Monitoring Points Schedule
8 Sebulan 2 kali Twice a month
REALISASI Realization PARAMETER
BML
pH
6-9
TSS (mg/l)
300
Fe (mg/l) Mn (mg/l) 2
Kualitas Udara Ambien Ambient air quality
3 Sebulan sekali Monthly
Debu Dust (µg/Nm ) 3
CO (µg/Nm3)
0,0002 – 3,59
230 30.000
16,2 - 167 Pergub SS No 17 2005 1,141 - 8000 40,6 - 775 2,87 - 321
900 400
O3 (µg/Nm )
235
2,7 - 96
Partikel Particulate (µg/Nm3)
150
6,75-61,5
20
1,6 – 11,5
HC (µg/Nm )
160
0,74 – 19,30
Pb (µg/Nm3)
2
0,008 – 0,193
3
3 Sebulan sekali Monthly
4
NO2 (µg/Nm3)
Dustfall (ton/km2/bln)
Kebisingan Noise
7
6 - 8 Pergub SS No 18 2005 1,3 - 73 0,0008 – 1,45
S02 (µg/Nm3)
3
3
KETERANGAN RANGE Remark
70 dB
43,5 – 56,1 Pergub SS No 17 2005
Hasil pengukuran kualitas lingkungan pertambangan yang berada jauh dibawah ambang batas menunjukkan bukti komitmen Perseroan terhadap pengelolaan lingkungan. Mining environment quality monitoring shows far below standard indicators which reflects the Company’s commitment to environmental management.
106
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Pengolahan limbah B3 sebagai upaya perlindungan lingkungan Hazardous waste treatment activity as part of environment preservation
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 107
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas lingkungan pertambangan, Perseroan kemudian menjalankan program-program pengelolaan lingkungan, diantaranya melalui kegiatan: pemantauan luas lahan terganggu; pembukaan lahan dan reklamasi lahan bekas tambang sesuai peraturan yang berlaku; pemeliharaan tanaman; pembuatan KPL dan pengurasan lumpur; pembibitan dan penanaman; pengelolaan tanah pucuk; penanganan air asam tambang (AAT); penanganan erosi; penelitian dan pengembangan; penanganan limbah B3, Emisi dan Effluent serta program kemitraan dan bina lingkungan.
Based on the results of mining environment quality monitoring, the Company carries out environmental management programs through monitoring disturbed areas, clearing land and reclaiming used mines in accordance with the law, nurturing plants, drawing up KPL and draining mud from sedimentation pool, seedling and planting, managing top soil, managing mine acid water, handling erosion, conducting reserach and development, managing hazardous waste, emission and effluent, as well as implementing partnership and community development program.
Perseroan menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15 tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan limbah. Sesuai dengan hasil pemantauan indikator yang seluruhnya dibawah BML yang ditetapkan, maka selama periode pelaporan tidak ada denda moneter yang dibebankan terhadap Perseroan sehubungan dengan pelanggaran di bidang lingkungan. (EN 28)
The Company uses the standard parameter given in the South Sumatera Governor Regulation No. 15 dated 15 May 2005 regarding Emission Quality Standard of Non-moving Sources to manage emission, effluent and hazardous waste. In accordance with BML indicators monitoring result which showed all indicators were below the required BML, then during the period under review there was no monetary penalty imposed on the Company in connection with environmental violation.
Sesuai dengan dampak lingkungan yang ditimbulkannya, selanjutnya penjelasan pelaksanaan program pengelolaan lingkungan seperti tersebut diatas diuraikan pada sub-sub topik bahasan sebagai berikut.
In accordance with the environmental impacts caused by the Company’s operations, the realization of environmental management program is elaborated in the following subtopics of discussion.
Pemakaian Bahan
Material Consumption
Perseroan melakukan kegiatan penambangan, dengan produk yang didapat berupa batubara, tanpa melakukan proses pengolahan. Kegiatan yang dilakukan adalah penggalian sejumlah volume tanah penutup dan sejumlah volume lapisan batubara yang layak digunakan sebagai bahan bakar untuk kemudian langsung di angkut, dalam ukuran yang memadai dan dijual pada konsumennya. Jumlah produk batubara yang didapat dengan demikian relatif sebanding dengan volume seluruh kegiatan penggalian dikurangi volume tanah penutup.
The Company excavates coal from its mining operations but does not process the coal extracted. The mining activity entails drilling layers of cover soil and coal, and directly transporting suitable and usable coal in appropriate size for sale to the consumers. The volume of coal excavated is relatively equal to the total volume excavated less volume of cover soil (overburden).
Bahan lain yang digunakan dalam proses penggalian batubara realitf kecil, umumnya berupa bahan-bahan peledak, untuk memecahkan lapisan tanah penutup yang relatif keras. Bahan lain yang digunakan secara tidak langsung hanyalah berupa bahan bakar dan pelumas untuk kendaraan operasional. Untuk bahan pelumas, sesuai dengan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan, Perseroan menggunakan pelumas bekas sebagai salah satu komponen bahan daur ulang, yakni bahan pencampur peledak pada proses peledakan. (ANFO). Bahan lain yang tidak langsung berkaitan dengan aspek produksi, yakni kertas, plastik bekas, tinta printer bekas dan sejenisnya dikumpulkan untuk dikelola sebagai bahan daur ulang oleh pihak yang berkompeten. (EN 2)
Other materials used in the excavating process are insignificant, mostly explosives to break the normally hard cover soil. Materials used indirectly are fuel and lubricant for operational vehicles. Based on the research conducted, the Company utilizes recycled used oil as ANFO mixture for explosives. Other material indirectly related to production are paper, used plastic, used printing ink and the like which are collected to be recycled by competent parties.
108
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2010, total produksi batubara Perseroan adalah sebesar 12.461.945 juta ton. Maka jumlah total volume tanah penutup yang dipindahkan serta areal yang terdampak dapat dihitung dan diperkirakan dari striping ratio area produksi. (EN 1) Dengan total produksi tersebut, total volume tanah penutup yang harus dipindahkan adalah sebesar 41.614.819 BCM (EN 1, MM 3). Pada tahun pelaporan tidak ada kegiatan pemindahan penduduk dalam proses penambangan yang dilaksanakan. (MM 9) Perseroan memiliki dokumen rencana penutupan tambang (RPT) yang melingkupi seluruh area kelolaan. Pada tahun 2010 tidak ada penutupan area penambangan yang dilaksanakan. (MM 10)
In 2010, total coal production reached 12, 461,945 million tons. Hence, the total volume of cover soil removed and the area impacted can be counted and estimated from the production area stripping ratio. With this level of total production, total volume of cover soil to be removed was 41,614,819 BCM. During the reporting year, no evacuation was necessary in mining activities. The Company has mining closure plan covering the entire managed area. In 2010 there was no plan to close mining areas.
Dengan demikian, Perseroan dapat memprediksi luasan areal yang akan terkena dampak dari contoh pola perhitungan sederhana tersebut. Karena hubungan rencana jumlah produksi yang linier dengan luasan areal terdampak, Perseroan senantiasa melakukan pemantauan luas lahan terubah dalam perencanaan tambang yang akan dilaksanakan. Hasil pemantauan ini kelak akan digunakan sebagai bahan untuk membuat perencanaan kegiatan reklamasi dan revegetasi.
This way, the Company can predict the extent of area impacted from the simple calculation pattern. Due to the linear relation between estimated production volume and impacted area, the Company consistently monitors the extent of impacted area in making its mining plans. The monitoring results will be used to make reclamation and revegetation plans.
Penggunaan Energi
Energy Consumption
Perseroan mengkonsumsi energi bukan untuk melakukan pemrosesan batubara, melainkan untuk menggerakkan peralatan penambangan dan untuk kegiatan penunjang, yakni penerangan maupun penggunaan kegiatan kantor pada umumnya. Energi untuk peralatan penambangan didapat dari penggunaan langsung (BBM dan Solar) serta tenaga listrik, sedangkan energi untuk kegiatan penunjang, menggunakan energi tak langsung, yakni listrik yang disuplai oleh PLN.
The Company’s energy consumption is not for coal processing, but for mining machinery and support activities, such as lighting and office usage. Energy for mining machinery is obtained from oil-based fuel (BBM), diesel oil and electricy, while energy for support activities is derived from PLN electricy supply.
Sesuai dengan hasil audit penggunaan energi yang dilakukan oleh pihak eksternal PT Energy Management Indonesia (Persero) (EMI) pada awal tahun 2010, diperoleh keterangan bahwa intensitas Konsumsi Energi (BBM) per unit produk rata-rata adalah sebesar 1,07 liter/Bcm pada tahun 2009, turun sebesar 21% dari tahun 2008 sebesar 1,35 liter/Bcm. Sedang penggunaan energi listrik UPTE di tahun 2009 sebesar 64.079.326 kwh, naik sebesar 2.433.123 kwh dibandingkan penggunaan listrik pada tahun 2008 yaitu 61.646.203 kwh. Suplai BBM PTBA berasal dari Pertamina, sedang supali listrik berasal dari PLN. (EN 3, EN 4)
An energy consumption audit performed by an external party, PT Energy Management Indonesia (Persero) (EMI) in the early 2010 discloses that oil-based fuel consumption intensity per product unit was average 1.07 liter/Bcm in 2009, or dropped 21% from 1.35 liter/ Bcm in 2008. Whereas Tanjung Enim Mining Unit (UPTE) electricity consumption in 2009 reached 64,079,326 kwh, increased 2,433,123 kwh compared to 2008 consumption of 61,646,203 kwh.
Perseroan menggunakan sumber energi tak terbarukan dalam memenuhi kebutuhan untuk proses produksi batu-bara, hal ini karena alasan ke-ekonomian dan kepraktisan. Areal kegiatan penambangan saat ini belum bisa digunakan sebagai tempat penanaman salah satu sumber energi terbarukan, yakni jarak pagar. Namun demikian Perseroan telah memanfaatkan energi terbaharukan seperti biogas & listrik tenaga air yang dibangun dalam rangka kemandirian energi untuk masyarakat sekitar dalam rangka program CSR. (EN 6)
The Company makes use of unrenewable energy sources to fuel coal production process for reason of economics and practicality. The mining areas are currently not suitable for planting renewable energy sources due to the fence distance. However, the Company has used renewable energy such as biogas and water-powered electricity in order to reach energy self-sufficiency of the surrounding community within the Company’s CSR program.
Menyadari pentingnya menjaga kelestarian alam karena sebagian energi tak langsung yang digunakan berasal dari PLT yang menggunakan diesel, Perseroan menerapkan serangkaian kebijakan untuk menghemat pemakaian listrik. Langkah maupun kebijakan yang ditempuh untuk menghemat pemakaian listrik mencakup: (EN 7)
Being aware of the importance of natural conservation considering that some of the indirect energy is supplied by diesel power plant, the Company enforces a set of policy to save electricity. The policy is adopted by the following measures:
ENVIRONMENT PROTECTION
• •
• • • • •
Pemanfaatan bank kapasitor baik di tambang Airlaya maupun Banko Barat Sosialisasi dan implementasi ke karyawan untuk : i. Menaikkan setting AC temperatur ke 25°C ii. Mengurangi jumlah AC pada ruangan yang menggunakan AC Over Capacity iii. Pemanfaatan cahaya alami Pengantian lampu-lampu listrik yang hemat energi dari lampu TL ke lampu SL secara bertahap Penggantian AC (Biasa) ke AC Split (Inverter dan Bio) Pembenahan kualitas kelistrikan Pemeliharaan selubung atap Conveyor Pengurangan frekuensi start-stop operasi
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 109
• •
• • • • •
Using capacitor bank in Air Laya and Banko Barat mines Encouraging employees to: i. Set AC temperature at 25°C ii. Reduce number of AC sets in rooms using AC Over Capacity iii. Make use of natural ligting Phasing out TL light bulbs with energy-saving SL bulbs Replacing regular window-unit AC to Split AC (Inverter and Bio) Improving electrical installation quality Maintaining conveyor roof cover Reducing frequency of start-stop switching
Sedangkan untuk menghemat konsumsi BBM, beberapa inisiatif yang dilakukan mencakup: (EN 5) • Optimasi operasional penambangan Shovel & Truck • Uji petik per unit alat berat • Mengatur distribusi pengisian BBM ke alat berat • Monitoring dan Pengaturan Pelayanan Kendaraan Non Tambang
To reduce oil-based fuel consumption, a few initiatives are taken: • Optimizing Shovel & Truck mining operations • Sampling heavy machinery per unit • Scheduling fuel filling to heavy machinery • Monitoring and arranging non-mining vehicle service
Perseroan saat ini telah menghitung karbondioksida yang dihasilkan dengan mengkonversikan penggunaan BBM (Solar) dan saat ini sedang dalam proses melakukan evaluasi seberapa besar pengurangan CO2 yang dapat diserap oleh hasil vegetasi dari hasil reklamasi di lahan bekas tambang. Selain melalui konservasi melalui program revegetasi untuk mengurangi emisi CO2, Perseroan merintis pembangunan sumber energi terbarukan, sebagai berikut: (EN 6) • Membuat listrik tenaga air untuk kebutuhan masyarakat di Semendo (Pesantren Semendo) • Membantu fasilitas pembuatan biogas untuk masyarakat sekitar (peternak sapi) • Dalam tahap kegiatan membuat mikrohydro dari air pembuangan air tambang, diharapkan terealisasi di tahun 2011.
The Company has counted the level of Carbon Dioxide produced by converting diesel oil consumption, and is currently evaluating the level of CO2 absorption by the vegetation of reclaimed used mine areas. Besides natural conservation by revegetation to reduce CO2 emission, the Company develops renewable energy sources as follows:
Penggunaan Air
Water Consumption
Produksi batubara sebagai barang tambang pada dasarnya tidak mengalami pemrosesan sebagaimana terjadi pada kegiatan manufaktur. Namun demikian dalam kegiatannya, air tetap diperlukan untuk keperluan pembersihan batubara dari material lumpur yang melekat serta penyemprotan areal kegiatan untuk mengurangi debu dan untuk keperluan MCK baik di lapangan maupun di kantor operasional.
Basically, as a mining product coal is not processed as manufacturing products are. However, water is still needed for other purposes, i.e. as “washer” in spraying coal to clean it from the sticking mud, spraying operating area to settle dust and for toilet purposes on the site and in the office.
Hasil perhitungan yang dilakukan Perseroan menunjukkan langkah efisiensi kegiatan penambangan juga berdampak pada kebutuhan penggunaan air. Penggunaan Sumber Daya Air Bersih dalam produksi batubara tahun 2009 sebesar 0,15 m3/ton, turun 21% dari tahun 2008 sebesar 0,19 m3/ton. Sumber Air yang digunakan adalah air permukaan. (EN 8, EN 9)
Calculation made by the Company shows that the mining efficiency drive has an effect on water consumption. Clean water consumption for coal production in 2009 was 0.15 m3/ ton, or down 21% from 0.19m3/ton in 2008. Water sources are surface water sources.
• • •
Producing water-powered electricity for the people of Semendo (Semendo Islamic boarding house) Contributing biogas generating facility for the local people (cow breeders) Preparing the production of microhydro from mine waste water, expected to materialize in 2011.
110
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Pemakaian Air Sungai Dan Air Tambang Untuk Penyiraman (EN 8, EN 9) Water consumption table NO
URAIAN DESCRIPTION
2009
2010 (ACTUAL PENYIRAMAN JALAN) ACTUAL ROAD SPRAYING
A
Penyiraman Spraying
Dalam Liter
%
Dalam Liter
%
1
Sumber Dari Sungai River water
55.360.000
38
54.568.000
40
2
Sumber Dari Tambang (Dari Kpl) Mine water (from KPL)
91.996.000
62
82.092.400
60
Total Penyiraman Total Spraying
147.356.000
136.660.400
Pemakaian air sungai River water consumption
40
38
10
09 62
60
Selain langkah efisiensi dengan hasil penurunan penggunaan air, Perseroan melakukan upaya-upaya lain untuk memperbaiki kualitas air di sekitar areal kegiatannya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air adalah melakukan pengolahan Air Asam Tambang (AAT) dan pengendalian logam berat di Kolam Pengendap Lumpur. Pengendalian AAT dilakukan secara aktif dengan menggunakan material kapur. Sementara untuk metoda pasif (Wetland) dengan memanfaatkan jenisjenis tumbuhan penyerap logam yang terbukti sangat berhasil menurunkan kandungan logam, khususnya Fe dan Mn. Seluruh air yang digunakan seperti disajikan dalam tabel diatas sudah melalui proses pengelolaan dan sudah memenuhi BML
Sumber Dari Tambang (dari KPL) From the mine Sumber Dari Sungai From the river
In addition to water consumption efficiency drive, the Company takes other measures to improve water quality in the surrounding area. The measures include treating mine acid water (AAT) and controlling heavy metal in mud sedimentation pool. In treating AAT by active method, limestone is applied. While by passive method (Wetland), the Company relies on metal-absorbing plants which are proven effective in reducing metal particularly Fe and Mn content. As the table shows, the water has been treated and has met environmental quality standard (BML) before being channeled to public water system.
Implementasi wetland dengan tanaman borashi berhasil menyerap logam berat Fe dan Mn dari air tambang, sehingga memenuhi BML yang dipersyaratkan. Wetland system using borashi plants has successfully absorbed heavy metal such as Fe and Mn from mine water to meet the environmental quality standards (BML) requirement.
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 111
Dalam rangka menjaga ketersediaan air permukaan dan memelihara kelestarian lingkungan, khususnya sumber air, Perseroan juga melakukan kegiatan konservasi sumber daya air melalui beberapa kegiatan, yakni: (EN 10, EN 21) • Pemanfaatan Air Tambang untuk penyiraman jalan dan sarana produksi. • Pemanfaatan air hujan untuk pencucian unit alat berat. • Penggunaan air dengan sistem tertutup (closed loop). • Pembuatan embung-embung air untuk konservasi air dan lubang Biopori sebanyak 5.816 lubang (perkantoran & pemukiman).
For surface water preservation and environmental convervation, particulary water sources, the Company conducted the following activities: • Using mine water for spraying roads and production facilities. • Using rainwater for washing heavy machinery. • Using water with closed loop system. • Making rainwater reservoirs and 5,816 Biopori holes (office and residence).
CLOSED LOOP SYSTEM Air KPL dan Air Hujan Untuk Operasional Mud Sedimentation Pool/KPL Water and Rainwater for Operations
REUSE AIR HUJAN
REUSE OF RAINWATER
REUSE AIR PERMUKAAN (KPL Reuse Cuci Unit)
REUSE OF SURFACE WATER (KPL Reuse Unit Wash)
OUT Operasional Penyiraman Lantai WS OUT WS Floor Spraying Operations
OUT Tangki Tampungan Kapasitas 10.000 Liter OUT Water Tank (Cistern) Capacity 10.000 Liter OUT Tangki Cuci Unit Kapasitas 20.000 Liter OUT Unit Wash Tank Capacity 20.000 Liter
NO
PROGRAM PERIODE 2010 2010 PROGRAM
1
Reuse Pembuangan Air untuk Mck (EN 10) Reuse of Waste Water for Toilet
2
Penggunaan air hujan untuk air bersih Use of Rainwater for Clean Water
OUT Operasional Cuci Unit OUT Unit Washing Operations
OUT Operasional Penyiraman Lantai kerja WS Utama (8Hose Instalasi Air) OUT Main WS Floor Spraying Operations (8Hose Water Installation)
OUT Operasional Penyiraman Lantai kerja di bays WS (2Hose Instalasi Air) OUT WS Bays Floor Spraying Operations (2Hose Water Installation)
LIMBAH YANG DIHASILKAN WASTE PRODUCED
LIMBAH YANG DIMANFAATKAN WASTE USED
% PENGHEMATAN AIR % WATER SAVING
6404000 M3
3852000
60,1%
0
3258000
100,00%
Seluruh upaya tersebut dimaksudkan agar seluruh air yang digunakan dalam proses menunjang kegiatan Perseroan baik secara langsung maupun menunjang tidak langsung dapat didaur ulang, dan dikembalikan ke perairan umum dalam keadaan baik, sesuai ketentuan peraturan perundangan. (EN 10)
All these efforts are made so that all of the water either directly or indirectly used for the Company’s activities can be recycled and channelled back to public water supply in worthy condition as ruled by the law.
Melalui langkah-langkah tersebut, Perseroan berpartisipasi untuk memelihara dan melestarikan sumber air permukaan yang digunakan sesuai kaidah pelestarian lingkungan yang dipegang teguh. Dengan seluruh upaya tersebut selama
Through these efforts, the Company takes part in preserving and conserving surface water in accordance with environmental conservation norm that the Company strictly adheres to. Therefore, during the period under review there
112
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
periode pelaporan tidak ada laporan maupun pengaduan yang diterima Perseroan perihal terganggunya sumber air karena turunnya permukaan air akibat pengambilan sumber air. (EN 9)
were no reports or complaints to the Company in relation to water sources problem due to lower water level caused by water extraction.
Perseroan secara rutin juga melakukan pemantauan atas pengaruh air yang dikembalikan ke perairan umum tersebut terhadap keanekaragaman hayati. Hasilnya menunjukkan, tidak ada pengaruh negatif dari buangan air terhadap keanekaragaman hayati. Hasil pemantauan Biota Perairan yang dilakukan oleh pihak ke-3 (PPLH UNSRI) menunjukan bahwa perairan sekitar lokasi kegiatan PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim tidak menunjukan gangguan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan pemantauan periode bulan Juni 2010, dimana nilai indeks keanekaragamannya sedang, tetapi secara umum cukup baik dan masih dapat mendukung kehidupan biota perairan. (MM 11, EN 25)
The Company routinely monitors the effect of water flown back to public water supply on biodiversity. The monitoring discloses that there is no adverse effect of waste water discharge on biodiversity. Water Biota monitoring by a third party (PPLH UNSRI) reveals that the waters around PT Bukit Asam (Persero) Tbk operating area in Tanjung Enim are not significantly disturbed, as shown in June 2010 monitoring result, where biodiversity rate is medium, but in general good and supportive of water biota life.
Pengelolaan IJIN USAHA Pertambangan dan Biodiversivitas
Mining Concession and Biodiversity Management
Dalam menjalankan usaha pertambangan, Perseroan mengelola kawasan konsesi penambangan melalui Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi di Tanjung Enim seluas total 66.414 hektar, Ombilin seluas 3.950 hektar, Peranap Indragiri Hulu (Riau) seluas 18.230 hektar dan di Samarinda (Kalimantan Selatan) seluas 3.238 hektar. Seluruh IUP Operasi Produksi untuk kawasan tersebut merupakan perubahan dari izin KP Eksploitasi, KP Angkutan dan Penjualan menjadi IUP Operasi Produksi sesuai peraturan perundangan, UU Minerba No. 4 tahun 2009. (Lihat kembali uraian “Profil Perusahaan”)
In running a mining business, the Company manages mining concession areas under Production Mining Business Licence (IUP) in Tanjung Enim occupying an area of 66,414 hectares, Ombilin 3,950 hectares, Peranap Indragiri Hulu (Riau) 18,230 hectares and Samarinda (South Kalimantan) 3,238 hectares. All Production IUP for these areas are conversions from Exploitation Mining Concession (KP), Transportation and Sales KP to Production IUP in accordance with Mineral and Mining Law No. 4/2009. (See “Corporate Profile”)
Perseroan saat ini beroperasi di luar kawasan hutan lindung, sebagian operasi berada di wilayah hutan produksi dengan status telah memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan. (EN 11) Seluruh area Perseroan adalah lokasi yang dikelola sendiri dan tidak ada perjanjian pengelolaan yang melibatkan penduduk asli. (MM 5)
At present, the Company is operating outside the protected forest area, and part of its operations is within the production forest are under Permit to Use Production Forest issued by the Minister of Forestry. The entire area of the Company’s operations is self-managed and there has been no management contract made with the indigenous people.
Pada periode laporan, terjadi penambangan secara ilegal yang dilakukan oleh penduduk setempat di lokasi IUP Operasi Produksi Banko Tengah Blok Barat dan Banko Tengah Blok Timur, Suban Jeriji, Banko Selatan. Kondisi ini telah ditinjau oleh Pengawas Inspeksi Tambang (PIT) Muara Enim dan Perseroan telah melaporkan kegiatan tersebut ke instansi terkait yang berwenang. (HR 9) Selain itu, sehubungan dengan permasalahan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang masih dalam penyelesaian, salah satu area penambangan Perseroan yang dikelola oleh anak perusahaan, Batubara Bukit Kendi, sejak awal tahun 2010 berhenti beroperasi. Tidak ada kasus pemogokan selama periode laporan.(MM 4) Diluar kasus tersebut tidak ada kasus sengketa lahan dengan penduduk asli, sehingga tidak ada tindakan tegas yang dilakukan terkait sengketa. (MM 6, MM 7)
In the period under review, there were incidents of illegal mining by the local people at Banko Tengah Blok Barat, Banko Tengah Blok Timur, Suban Jeriji, and Banko Selatan mining sites. These incidents were inspected by Mining Inspection Overseer of Muara Enim, and the Company reported such incidents to the authorities. In addition, due to pending settlement of operating permit renewal, one of the Company’s mining sites which was managed by subsidiary Batubara Bukit Kendi ceased operations in the beginning of 2010. During the period, there was no case of riot occurring. Apart from this case, there was no land dispute with the indigenous people that would require stern legal action.
Sesuai dengan kebijakan perlindungan lingkungan, Perseroan menerapkan konsep green mining dalam melaksanakan kegiatan penambangan dikawasan IUP-nya. Konsep tersebut
Within the scope of environmental conservation policy, the Company implements green mining concept in its mining concession areas. The concept is implemented consequently,
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 113
dilaksanakan dengan konsekuen, yakni bahwa Perseroan berupaya mengembalikan habitat areal bekas penambangan ke kondisi sebelumnya. Kegiatan penambangan yang dilakukan secara terbuka, yang didahului dengan proses land clearing, pembukaan tanah penutup, penggalian batuan dan pengambilan kandungan batubara, menggunakan bantuan alat berat dan bahan peledak, maka akan berdampak pada keanekaragaman hayati.
which means the Company strives to restore the used mine area to its original condition. Open-pit mining preceded by land clearing, cover soil opening, rock drilling and coal extracting, by using heavy machinery and explosives will severely affect biodiversity.
Dampak langsung dari kegiatan penambangan adalah terjadinya perubahan bentang alam yang diikuti hilangnya vegetasi di atas tanah beserta ekosistem yang menyertainya. (EN 12)
Direct impact of mining activity is alteration of landscape, followed by depletion of vegetation and eco-system of the land.
Untuk meminimalisasi dampak tersebut dan mempercepat kembalinya kondisi areal sesuai peruntukannya, Perseroan menjalankan program rehabilitasi, termasuk menetapkan kawasan buffer-zone (penyangga). Kawasan “Buffer Zone” ditetapkan di lokasi yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk dan di daerah aliran sungai serta lahan revegetasi yang telah benar-benar menjadi hutan kembali yang memiliki potensi keindahan alam, tumbuhan, dan satwa. (MM 2)
To minimize the impact and expedite the restoration of the area to its original condition, the Company rehabilitates the area and designates a buffer zone. The buffer zone is situated directly adjacent to local residential area and waterways, and revegetated land that is fully converted into a forest area with natural beauty, flora and fauna.
Sedangkan program yang dilakukan untuk menjaga biodiversitas di tahun 2010 adalah: • Melakukan konservasi tanaman lokal (pengambilan dengan sistem puteran). • Melakukan pengkayaan tanaman dengan tanamantanaman langka maupun yang bernilai ekonomis. • Seluruh area kelolaan Perseroan termasuk dalam program penjagaan biodiversitas. (MM 2)
Programs to preserve biodiversity launched in 2010 were: • Local plant conservation (by rotating system). • Plant enrichment with rare plants or plants with economic value. • The entire area under management of the Company included in biodiversity preservation program.
Melalui program tersebut, Perseroan melakukan pendataan terhadap berbagai habitat di dalam wilayah UIP-nya guna memetakan keanaragaman hayati sekaligus mengidentifikasi keberadaan spesies flora maupun fauna yang dilindungi. Data pemetaan tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan reklamasi dan rehabilitasi areal pasca tambang agar seluruh habitat dan ekosistem pulih kembali.
Through these programs, the Company makes a record of various habitats in its concession areas to map the biodiversity and identify the protected flora and fauna species. The mapping data is then used to support the reclamation and rehabilitation of post-mining areas to restore the habitat and eco-system.
Jika ditemukan adanya spesies flora mupun fauna yang dilindungi, Perseroan menempuh dua tindakan, yakni: (EN 14) • Untuk flora yang dilindungi, Perseroan melakukan konservasi tanaman lokal sebelum dilakukan land clearing dengan sistem puteran, kemudian dilakukan pengembangan di Pusat Pembibitan dan ditanam kembali di lahan bekas tambang yang telah final. • Sedangkan untuk fauna yang dilindungi, Perseroan melakukan pemantauan satwa liar secara rutin di lahan bekas tambang yang telah dilakukan reklamasi. Tolak ukur keberhasilan adalah terjadinya peningkatan jumlah satwa liar (unggas, reptil dan mamalia) dibandingkan dengan sebelum dilakukan pengelolaan lingkungan
If protected flora and fauna are found, the Company takes the following two actions: • For protected flora, the Company conserves local plants by rotating system prior to land clearing, then the species are cultured in a Nursery and replanted in the final post-mining area. • For protected fauna, the Company regularly monitors wildlife in the reclaimed post-mining area. The yardstick of success is the growing number of wildlife creatures (birds, reptiles and mammals) compared to the number prior to environmental management.
Sehubungan dengan kemungkinan keberadaan flora dan fauna yang dilindungi sesuai ketentuan International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) maupun daftar spesies langka yang dikeluarkan Pemerintah
In connection with the likely existence of protected flora and fauna as stipulated by the International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) and the Indonesian Government’s list of rare species in
114
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
RI di areal IUP-nya, Perseroan melakukan pemantauan satwa liar secara rutin dibantu oleh pihak ke-3 (PPLH UNSRI). Tolok ukur yang digunakan adalah perubahan parameter satwa liar yakni: jumlah, jenis dan keanekaragaman (Diversitas) serta status konservasi satwa liar menurut IUCN dan Lampiran UU No. 7 tahun 1999 tentang Jenis hewan dan tumbuhan yang dilindungi di Indonesia.
the concession areas, the Company routinely monitors the wildlife with the assistance of a third party, PPLH UNSRI. The benchmark used is revised parameter of wildlife: total number, species and diversity, as well as wildlife conservation status according to IUCN and Attachment to Law No. 7/1999 on Indonesia’s Protected Animals and Plants.
Berdasarkan hasil pengamatan maka jenis-jenis satwa liar yang terdapat di lingkungan pertambangan PTBA adalah sbb: (EN 15)
A wildlife observation discovered the following species living in PTBA mining sites:
Tabel Hasil Pemantauan Satwa Liar di Lingkungan Pertambangan PTBA Findings of Wildlife Observation in PTBA Mining sites KELAS Class Reptilia Reptilia Reptilia Reptilia Reptilia Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Aves Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia Mamalia
LOKASI Location KETERANGAN Remark MTB TAL BB
STATUS KONSERVASI Conservation Status IUCN PP NO 7/1999
NAMA SPESIES Species
NAMA LOKAL Local Name
Varanus salvator Mabouya multifasciata Elaphe radiata Phyton sp
Biawak Kadal tanah Ular tanah Ular sawah
+ + +
+ -
+ + + +
Jejak kaki Foot print Observasi Observation Observasi Observation wawancara Interview
-
TD TD TD DL
Leptoptilus javanicus Butastus liventer Spizaetus cirrhatus Centropus sinensis Collocalia maxima Ficedula zanthopygia Lucustella sp Dicrurus remifer Monticola solitarius Pycnonotus aurigaster Pycnonotus atriceps Pycnonotus melanicterus Pycnonotus flavescent Alcedo meninting Halycon cyanoventris Halcyon smyrnensis Todirhamphus chloris Merops viridis Lonchura maja Lonchura leucogastroides Oriolus xanthornus Coturnix sinensis Streptopelia chinensis Chalcophaps indica Dendrocopos moluccensis Meiglyptes tukki Ketupa ketupu Delichon dasypus Montacilla flava Lanius tigrinus
Bangau tong-tong Elang coklat Elang brontok Bubut besar Walet hitam Sikatan emas Kecici Srigunting bukit Murai batu Cucak kutilang Cucak kuricang Cucak kuning Merbah gunung Raja-udang meninting Cekakak cina Cekakak belukar Cekakak sungai Kirik-kirik biru Bondol haji Bondol jawa Kepodang kerudung Puyuh batu Tekukur biasa Delimukan zamrud Caladi tilik Caladi badok Beluk ketupa Layang-layang rumah Kicuit kerbau Betet loreng
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + -
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + -
wawancara Interview Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation wawancara Interview wawancara Interview Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation wawancara Interview Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation wawancara Interview Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation
LC LC LR LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC
DL DL DL TD TD TD TD TD TD TD TD TD TD DL DL DL DL TD TD TD TD TD TD TD TD TD DL TD TD TD
Macaca fascicularis Macaca nemestrina Presbytis melalophos Presbytis melalophos alba Canis familiaris Felis sp Sus scrofa Rousettus spinalatus Callosciurus notatus JUMLAH
Kera ekor panjang Beruk ekor pendek Lutung hitam Simpai Anjing liar Kucing liar Babi hutan Kelelawar Bajing pohon
+ + + + + 27
+ + + + + 26
+ + + + + + 24
Observasi Observation wawancara Interview Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Observasi Observation Tertangkap Caught Observasi Observation
LR LR LC LC LC LC LC LC LC
TD TD DL DL TD TD TD TD TD
Keterangan: + = ada, - = tidak teramati LC: Least Concern ; LR = Low Risk, TD = Tidak Dilindungi, DL = Dilindungi PP 7/1999.
Remark: + = existing, - = unobserved LC: Least Concern ; LR = Low Risk, TD = Unprotected, DL = Protected PP 7/1999
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 115
Berbagai upaya yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari bukti komitmen Perseroan dalam mengimplementasikan konsep green mining, yang ditunjukkan dengan melaksanakan kegiatan penambangan yang efisien dan senantiasa meminimalisasi kerusakansekaligusmelaksanakanupayamelestarikanlingkungan sekitar. Tindakan lain yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen pelestarian lingkungan adalah dalam melaksanakan pembukaan lahan dan melakukan rehabilitasi pasca tambang.
These various efforts show that the Company is committed to implementing green mining concept through efficient mining practices, and consistently keeping damages to the minimum and protecting the environment. The other measures taken are land clearance and post-mining rehabilitation.
Dalam melakukan pembukaan lahan, Perseroan senantiasa mengacu dan patuh pada ketentuan dengan UU No. 4 tahun 2009 dan Permen 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan Penutupan Tambang serta Pengelolaan Keanegaragaman Hayati untuk Areal Bekas Tambang. Perseroan melakukan penahapan reklamasi dalam rangka pengelolaan keanekaragaman hayati dengan cara : • Melakukan penanaman tanaman penutup untuk mengurangi erosi. • Melakukan penanaman tanaman cepat tumbuh (pioneer) untuk membentuk naungan (canopy).
Land clearing is carried out pursuant to Law No. 4/2009 and Minister Regulation No. 18/2008 regarding Reclamation and Mine Closure as well as Biodiversity Management in PostMining Area. Reclamation in connection with biodiversity management is done in stages as follows: • Planting cover crop to control erosion. • Planting fast-growing (pioneer) trees to form canopies. • Planting rain forest species.
•
Penanaman tanaman hutan hujan tropis (rain forest species).
Pada tahun pelaporan, program rehabilitas dan revegetasi yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut. (EN 13, MM 1, MM 2) • Program revegetasi di lakukan di lahan pasca tambang di IUP TAL, MTB dan Banko Barat pada lahan-lahan yang sudah final dan siap tanam. Revegetasi dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bibit tanaman Pioner, tanaman Keras, tanaman Eksotik, tanaman Penghasil Minyak dan Tanaman Buah-buahan. • Jumlah pohon yang ditanam di areal IUP PTBA selama tahun 2010 adalah 203.516 pohon (termasuk pengkayaan dan penyulaman). • Pada tahun 2010 revegetasi di lahan pasca tambang tercapai sebesar 106 % dari rencana tahun 2010 atau 93,49 Ha dari rencana tahun 2010 sebesar 88 Ha. • Akumulasi revegetasi sampai dengan 2010 adalah 2.047 Ha atau 45% dari total bukaan lahan seluas 4.515 Ha. • Perseroan juga memberikan bibit-bibit tanaman ke sekolah-sekolah baik di sekitar lokasi penambangan, daerah Lahat, Empat Lawang bahkan hingga Palembang.
In the year under review, rehabilitation and revegetation activities by the Company in 2010 included: • Revegetating post-mining sites in TAL, MTB and Banko Barat which were ready for planting. A variety of seedlings were planted, i.e. pioneer trees, tree crops, exotic plants, oil palms and fruit trees. • Planting a total of 203,516 trees (including plant enrichment and intercropping). • Revegetating post-mining sites up to 106% of 2010 projected 88 hectares or totalling 93,49 hectares. • Cumulative revegetation until 2010 covered 2,047 Ha or 45% of total expanse of 4,515 Ha. • Donating seedlings to schools in Lahat, Empat Lawang and Palembang.
Pengendalian Emisi
Emission Control
Isu pemanasan global dan kondisi cuaca ekstrem yang saat ini terjadi adalah salah satu ancaman bagi keberlangsungan usaha Perseroan, mengingat bidang usaha pertambangan batubara yang dilakukan secara terbuka harus bersinggungan dengan penebangan pohon dan pemindahan sejumlah volume tanah penutup. Kegiatan tersebut dituding menjadi salah satu sebab semakin tingginya konsentrasi gas perusak ozon akibat berkurangnya zona hijau yang mampu menyerap gas karbon dioksida. Terlebih lagi kegiatan pembukaan lahan tersebut dilakukan menggunakan alat berat yang mengeluarkan emisi CO2.
Global warming and climate change are a threat to the Company’s business continuity, in view of the fact that mining activites in the open air entail cutting down trees and removing overburden. These activites are blamed for contributing to the high concentration of ozone-depleting gases resulting from diminishing green zones that absorb carbon dioxide. Moreover, land clearing is done by heavy equipment that emits CO2.
116
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Menghadapi kondisi tersebut, Perseroan melaksanakan program pengendalian emisi secara terstruktur dan terencana. Dalam kegiatan Perseroan, sumber utama emisi adalah penggunaan peralatan tambang yang berbahan bakar fosil tak terbarukan (solar dan bensin) dengan sumbangan emisi karbon dioksida pada tahun 2009 sebesar 0,0014626 tCO2 per ton batubara atau sebesar 123.074 tCO2 atau rata-rata emisi setiap bulan adalah ± 10.256 tCO2. Sedangkan untuk tahun 2010 seiring dengan peningkatan kegiatan, total emisi ini adalah sebesar 0,0014545 tCO2 per ton batubara atau sebesar 135.827 tCO2 , dengan rata-rata emisi karbon total setiap bulan adalah sebesar 11.319 tCO2. (EN 16, EN 17)
To address the situation, the Company exercises a wellplanned and structured emission control. Major emission in the Company’s operations comes from mining machinery powered by unrenewable fossil fuel (diesel oil and gasoline) emitting 0.0014626 tCO2 per coal ton or 123,074 tCO2 or a monthly average of ± 10,256 tCO2 in 2009. In 2010, as operating activities heightened, total emission was 0.0014545 tCO2 per coal ton or 135,827 tCO2, with monthly average of 11,319 tCO2.
EMISI KARBON 2010 MONTHLY CARBON DIOXIDE EMISSION IN 2010 14000 12000 10000 Fuel Combution
8000 6000 4000 2000 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Dec
Untuk menekan sumber emisi secara berkala terhadap fasilitas produksi maupun kendaraan penunjang transportasi di lapangan maupun di kantor pusat/cabang, Perseroan melakukan kegiatan uji emisi secara rutin dilakukan pemantauan emisi udara baik dari sumber bergerak sesuai dengan Permen LH No. 05 Tahun 2006 maupun emisi tidak bergerak sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumsel No. 15 tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu emisi Sumber Tidak Bergerak dan Kep.Men.LH No. 533 tahun 2009 untuk Insinerator RSBA dan No. 792 tahun 2008 untuk Insinerator tambang.
To periodically control emission from production facilities and operational vehicles in the sites and offices, the Company makes routine tests on air emission from moving sources in accordance with Environment Minister Regulation No. 05/2006 and non-moving sources under South Sumatera Governor Regulation No. 15 dated 15 May 2005 regarding Non-moving Source Emission Quality, and Environment Minister Regulation No. 533/2009 for RSBA (Bukit Asam Hospital) incinerators and No. 792/2008 for mine incinerators.
Pengujian dilaksanakan oleh pihak ke 3, bekerjasama dengan instansi yang berwenang. Tujuannya adalah memastikan bahwa seluruh peralatan utama maupun pendukung operasional Perseroan mengeluarkan emisi seminimal mungkin, sesuai peraturan yang berlaku. Hasil pemantauan menunjukan bahwa emisi yang dikeluarkan memenuhi ketentuan BML. (EN 18, EN 19)
The tests are run by third parties and the authorities with an aim to ensure that the Company’s main and auxiliary machinery discharges the least emission as ruled by the law. Monitoring results show that the emissions discharged are within the range of BML.
Hasil perhitungan yang dilakukan Perseroan menunjukkan bahwa melalui serangkaian upaya pemeliharaan rutin berkala, jumlah emisi perton produk batubara telah mengalami penurunan, dari sebesar 0,0014626 (tCO2/ton batubara) pada tahun 2009 menjadi sebesar 0,0014545 (tCO2/ton batubara) pada tahun 2010.
The Company’s calculation reveals that routine maintenance has helped reduce emission of coal product per ton from 0.0014626 (tCO2/ton of coal) in 2009 to 0.0014545 (tCO2/ton of coal) in 2010.
Perseroan juga peduli pada upaya masyarakat internasional mengurangi laju penipisan lapisan ozon. Walau secara khusus belum melakukan perhitungan potensi jumlah gas pemicu penipisan lapisan ozon dari aktifitas penambangan yang dilakukan, Perseroan berpartisipasi nyata pada upaya pengurangan emisi gas perusak lapisan ozon. Secara bertahap Perseroan
The Company is also heedful of the international community’ efforts to slow down ozone layer depletion. Although no calculation has been made of total ozone-depleting gas emission
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 117
melakukan penggantian penggunaan bahan kimia perusak ozon yaitu mengganti/retrofitting refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon yang ramah lingkungan. Perseroan juga secara serius mengembangkan pemanfaatan CBM, yang selama ini terbuang ke atmosfir dalam proses penambangan batubara. Dengan upaya tersebut, pelepasan CFC maupun gas metana (CBM) ke atmosfir bisa diminimalkan, atau bahkan ditiadakan. (EN 19)
from its mining operations, the Company has participated in the reduction effort by phasing out ozone-depleting chemicals or retrofitting refrigerant freon (CFC) by environment-friendly hydrocarbon. The Company is also serious about developing the usage of CBM which has so far been wasted into the atmosphere during coal mining. This effort will minimize or even eliminate CFC or CBM emissions to the atmosphere.
Adapun kegiatan menyeluruh yang dilakukan oleh Perseroan dalam rangka mengurangi efek rumah kaca (global warning) adalah: (EN 18) • Melakukan Fugitive Emission: a. Monitoring emisi sumber tidak bergerak dan bergerak, b. Tidak melakukan pembakaran sampah secara terbuka c. Pembakaran limbah B3 dan limbah klinis di incenerator • Melakukan program Pengurangan Green House Gas, melalui : a. Penghijauan dengan jenis pohon yang terbukti mampu mengurangi polusi udara dan menyerap CO (Angsana, Trembesi, Mangga, Tanjung, dan Mahoni), b. Membuka lahan seminimal mungkin c. Mempertahankan vegetasi asli • Program Menghilangkan Bahan Kimia Perusak Ozon: yakni mengganti/retrofitting refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon dengan jenis Musi cool produk dalam negeri. • Melakukan program Clean Development Mechanism : a. Menggunakan sistem perhitungan karbon dioksida, b. Green Mining/Jumat Hijau (Kegiatan Penghijauan di luar tambang) c. Melakukan proses penghitungan biomassa dalam rangka pengukuran penyerapan CO2 oleh vegetasi hasil reklamasi di kawasan bekas tambang.
To reduce greenhouse effect or global warming the Company took the following actions:
Perseroan secara rutin, 3 bulan sekali melakukan pengukuran baku mutu emisi yang keluar dari peralatan bergerak (mobilmobil operasional) maupun tidak bergerak (Incenerator & Genset). Parameter yang diukur meliputi diantaranya gas sulfur-oksida (SOX), nitrogen-oksida (NOX), partikulat dan parameter lainnya. Emisi ini penting untuk dipantau dan dipastikan selalu berada dibawah BML, karena secara langsung maupun tidak langsung berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia maupun hewan. Hasil pengukuran adalah sebagai berikut: (EN 20)
Quarterly, emissions from moving sources (operational vehicles) and non-moving sources (incinerators and generators) are measured. Parameters measured are sulphur-oxide (SOX), nitrogen-oxide (NOX), particulate and others. It is important to monitor these emissions to ensure they are always below environment quality standard (BML), because directly or indirectly they are potentially hazardous to human as well as animal health. The measurement results are as follows:
•
Controlling Fugitive Emission : a. Monitoring emissions from moving and nonmoving energy sources. b. Avoiding open waste burning. c. Burning hazardous and clinical wastes in the incinerator.
•
Reducing greenhouse gas emission by: a. Greening with trees that are able to reduce air pollution and absorb CO (Angsana, Trembesi, Mango, Tanjung and Mahogany). b. Minimizing land clearing. c. Preserving original vegetation.
•
Eliminating ozone-depleting chemicals by retrofitting refrigerant freon (CFC) with hydrocarbon type Musicool that is locally produced.
•
Conducting Clean Development Mechanism program: a. Calculating carbon dioxide level. b. Coordinating Green Friday program (greening activities outside the mines) c. Calculating biomass to count CO2 absorption by vegetation in reclaimed used mine sites.
118
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi Gas Buang Pada Genset Bulan Desember Tahun 2010 Oleh Pihak Ke-3 (UPTB. Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan) Generator Set Gas Emission Air Quality Measured by Third Party (South Sumatera Environment Agency Laboratory) in December 2010 PERATURAN GUBERNUR SUMSEL NO.15 TGL. 15 MEI 2005 BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK South Sumatera Governor Regulation No. 15 of 15 May 2005 for Non-moving 6 Source Emission Quality Standard
HASIL PENGUKURAN (LOKASI) Measurement Result (Location)
NO
PARAMETER YANG DIUKUR SATUAN Measurement Parameter Unit
1
2
3
4
1
Amoniak (NH3)
mg/Nm3
0.017
0.033
0.011
0.01
0.013
0.5
2
Klorin (CL2)
mg/Nm3
1.88
1.48
2.33
2.1
2.33
10
3
Hidrogen Kloride (HCl)
mg/Nm3
1.65
1.1
1.45
0.8
1.15
5
4
Hidrogen Fluoride (HF)
mg/Nm3
1.3
1.2
1.1
1.1
1.46
10
220
118
257
116
255
1000
25
25
20
25
115
121
119
Nitrogen Dioksida (NO2)
mg/Nm3
Opasitas
%
7
Partikulat
mg/Nm3
101
Rusak Out of order
5 6
5
20
35
113
350
8
Sulfur Dioksida (SO2)
mg/Nm3
175
153
113
104
9
Sulfur Tereduksi (H2S)
mg/Nm3
8.5
10.5
10.5
11.5
10
Merkuri (Hg)
mg/Nm3
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
11
Arsen (As)
mg/Nm3
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
12
Kadmium (Cd)
mg/Nm3
0.01
0.014
0.036
0.019
0.015
8
13
Zink (Zn)
mg/Nm3
0.018
0.433
0.042
0.033
0.014
50
14
Timah Hitam (Pb)
mg/Nm3
0.113
0.217
0.083
0.109
0.113
12
15
Temperature Gas Buang Gas Emission Temperature
98
116
132
135
110
-
C
0
133
800
11.5
35
<0.001
5
<0.001
8
Keterangan Notes 1. Genset Rsba (Gs 0005) 2. Genset Base Camp 3. Genset Tambang Tal D2-1 (Gs-006) 4. Genset Tambang Tal D2-2 (Gs-007) 5. Genset Tambang Tal D2-4 (Gs-009) Kondisi Rusak 6. Genset Derti
Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi Gas Buang Pada Incenerator Bulan Desember Tahun 2010 Oleh Pihak Ke-3 (Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Propinsi Sumatera Selatan Incinerator Gas Emission Air Quality Measured by Third Party (South Sumatera Environment Agency Laboratory) in December 2010 KEP.MEN.LH NO.533 TH.2009 UNTUK INSINERATOR RSBA DAN NO.792 TAHUN 2008 UNTUK INSINERATOR TAMBANG
HASIL PENGUKURAN (LOKASI) Measurement Result (Location)
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK INSINERATOR
NO
PARAMETER YANG DIUKUR Measurement Parameter
SATUAN Unit
1
Partikel
mg/Nm3
45
39.7
50
2
Sulfur Dioksida (SO2)
mg/Nm3
161
136
250
3
Nitrogen Dioksida (NO2)
mg/Nm3
230
66.5
300
4
Hidrogen Fluoride (HF)
mg/Nm3
1.01
1.01
10
5
Hidrogen Kloride (HCl)
mg/Nm3
3.5
4.5
70
6
Carbon Monoksida (CO)
mg/Nm3
33
21.6
100
7
Total Hidro Carbon (sebagai CH4)
mg/Nm3
0.44
0.67
35
8
Arsen (As)
mg/Nm3
< 0.001
< 0.001
1
9
Kadmium (Cd)
mg/Nm3
0.002
0.009
0.2
10
Kromium (Cr)
mg/Nm3
0.009
0.01
1
11
Timbal (Pb)
mg/Nm3
0.266
0.211
5
12
Merkuri (Hg)
mg/Nm3
< 0.001
< 0.001
0.2
13
Talium (TI)
mg/Nm3
-
-
0.2
14
Opasitas
%
8
8
10
15
Temperatur Gas Buang
0C
290
115
-
- Tidak dianalisa karena keterbatasan lampu AAS Not analyzed due to limited AAS light
INCENERATOR RSBA
INCENERATOR TAMBANG
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 119
Selain emisi gas, Perseroan juga melakukan upaya untuk menekan polusi debu, terutama disekitar pemukiman penduduk terdekat sebagai akibat aktivitas penambangan maupun kegiatan transportasi hasil tambang. Pemantauan kualitas udara (salah satu parameternya adalah debu) di sekitar kegiatan penambangan dilakukan secara berkala sebulan sekali. Upaya-upaya yang dilakukan Perseroan untuk menekan polusi debu ini adalah : • Melakukan penyiraman jalan dan sarana produksi secara teratur. • Melakukan revegetasi dan membuat daerah penyangga (buffer zone). • Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system) di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi genset serta incenerator. • Pembatasan muatan dan kecepatan truk. • Perawatan/pemeliharaan peralatan alat berat dan truk secara teratur untuk mengurangi gas polutan. • Penggunaan masker (penutup mulut/hidung) dan earplug terhadap para pekerja.
Besides curbing gas emission, the Company also makes an effort to suppress dust pollution (particularly in the closest residential area) which is caused by mining activities or product transporting activities. Monitoring air quality (one of the parameters being dust) around the mining site is conducted monthly. Measures taken to suppress dust pollution are: • Regularly spraying the roads and production facilities. • Revegetating and making buffer zone. • Regularly spraying dust by dust suppression system in stockpile location and monitoring emission from incinerators and generators. • Limiting truck load and speed. • Regularly maintaining heavy equipment and trucks to reduce pollutant gas. • Compelling employees to wear masks and earplugs.
Pengelolaan dan Pengolahan Limbah
Waste Management and Processing
Kegiatan penambangan batubara sebetulnya tidak melibatkan suatu proses yang memerlukan air. Namun demikian, dalam proses penggalian, pemindahan tanah dan pengambilan lapisan batubara, akan selalu diikuti dengan munculnya genangan air, baik dari limpasan air hujan maupun terakumulasinya air permukaan dalam lubang pit. Akumulasi air sebagai dampak yang selalu menyertai kegiatan penambangan sistem terbuka ini biasanya bersifat asam dikenal sebagai air asam tambang (AAT).
Actually coal mining does not involve any process that would require water. However, drilling, overburden removal and coal layer extraction will always result in water puddles, either from falling rainwater or accumulating surface water in the pit. Water accumulated in open pit mining is acid and known as mine acid water.
Selain pengolahan melalui kolam pengendap lumpur (Lihat bahasan mengenai “Penggunaan Air”), Perseroan melakukan langkah-langkah lain untuk mengelola limbah cair kegiatan penambangan ini, yakni: (EN 21, EN 22) • Pencegahan preventif dengan metode penimbunan secara encapsule di lokasi penimbunan. • Pemanfaatan limbah cair tersebut selain untuk penyiraman jalan dan sarana produksi juga dilakukan system closed loop (Penggunaan air dengan system tertutup). • Air Limbah di PTBA yang telah dikelola di Kolam Pengendap Lumpur sebagian besar digunakan untuk penyiraman jalan, sehingga mengurangi pemakaian air sungai untuk penyiraman jalan.
Besides using mud sedimentation pool (See “Water Consumption” section), the Company takes other means to process mine liquid waste, i.e.: • Preventive measures with encapsuling method in the dumpsite. • Making use of the liquid waste for spraying roads and production facilities, and consuming water by closed loop system. • Waste water that has been processed in sedimentation pool is mostly used for spraying roads and thus reducing river water consumption for that purpose.
Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan limbah bahan berbahaya dan beracun.
The Company manages not only air emission but also general waste as well as hazardous and toxic waste.
120
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Adapun langkah pengelolaan selengkapnya adalah sebagai berikut:
Waste management can be described as follows:
•
Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo. Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat revegetasi lahan. • Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No. 85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan mitra kompeten, Perseroan melakukan pembakaran limbah B3 dengan incenerator dan melaksanaan proses bioremediasi untuk material yang tercemar hydrokarbon. • Limbah Oli bekas yang dihasilkan dikumpulkan dulu di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) yang telah mendapat ijin dari KLH. Selanjutnya Limbah Oli tersebut diambil oleh Pengolah Limbah B3 yang telah mendapatkan Ijin dari KLH untuk melakukan pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan LB3, dan sebanyak 3% dari limbah Oli, dimanfaatkan sebagai bahan pencampur ANFO pada proses peledakan. (EN 22) • Di Tahun 2010 tidak ada kejadian tumpahan limbah B3 yang mencemari lingkungan. (EN 23) • Perseroan tidak pernah melakukan ekspor maupun impor limbah B3 yang termasuk dalam kategori Basel Convention Annex I,II, III dan VII. Limbah Perseroan tidak ada yang masuk pada kategori konvensi tersebut. (EN 24) Dampak pencemaran lain yang muncul dari kegiatan penambangan adalah partikel debu halus dari tanah dan batubara pada proses pengangkutan dari areal tambang ke areal penumpukan di lokasi penambangan maupun ke pelabuhan. Langkah yang dilakukan untuk meminimalisir dampak pencemaran atas aktifitas transportasi hasil tambang adalah: (EN 26, EN 29) • Melakukan penyemprotan batubara di belt conveyor sebelum dimasukkan ke dalam alat transportasi • Mengurangi muatan dan kecepatan kendaraan • Perawatan/pemeliharaan peralatan alat berat dan truk secara teratur untuk mengurangi gas polutan. • Melakukan penyemprotan jalan transportasi tambang.
•
General waste from residential area and the Company’s mine is discarded into a final waste dumpsite at Desa Darmo. Organic waste is processed with the local community involvement to become Bokashi fertilizer which is subsequently sold to the Company for revegetation.
•
Hazardous toxic waste from workshops such as used oil, used batteries and used oil filters is processed in accordance with Government Regulation No. 18 in conjunction with No. 85 Year 1999 on hazardous waste management. Hazardous waste is recycled with the assistance of competent partners and burnt in incinerators. Hycrocarbon-contaminated material is handled by bioremediation process. Used oil waste is first stored in a temporary waste dumpsite that has a permit from the Environment Ministry. Further, such waste is collected by Hazardous Waste Processing Company that is licensed by Environment Ministry to collect, transport and process such waste. Three percent (3%) of used oil waste is processed as ANFO mixture for explosives.
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Environmental Research and Development
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan
To preserve the surrounding environment, the Company conducts a series of studies and researches to evaluate the
•
• •
In 2010 there was no hazardous waste spill that may have contaminated the environment. The Company never exports or imports hazardous and toxic wastes classified under Basel Convention Annex I, II, III and VII. The Company’s wastes do not fall into the Convention categories.
Other pollutants produced by mining activities are fine dust particles from the soil and coal when transported from the mine to mine stockpile or port. To minimize pollution caused by product transporting activities, the Company:
• • • •
Sprays coal on conveyor belt prior to loading to transportation means; Reduces vehicle load and speed; Regularly maintains heavy equipment and trucks to reduce pollutant gas; Sprays mine roads.
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 121
potensi lingkungan pertambangan di masa mendatang. Beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan bidang lingkungan yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah: • Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk mendukung revegetasi lahan bekas tambang. Perseroan telah mengembangkan mikoriza Arbuskula dalam kegiatan pembibitan tanaman dan telah melakukan produksi massal. Dengan dikembangkannya mikoriza ini tanaman menjadi lebih subur dan ketahanan tanaman terhadap stres air maupun serangan penyakit akar meningkat. • Perseroan juga sedang mengembangkan teknik Kultur Jaringan yang bertujuan membantu memperbanyak tanaman (khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakan secara generatif), menghasilkan tanaman yang bersifat identik dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat.
condition and to develop the potentials of the surrounding areas. Towards this end, in 2010 the Company conducted the following activities: • To support used mine revegetation, the Company developed and mass-produced Mikoriza Arbuskula. Mikoriza helps plants to thrive better and increase their resistance to water stress and root diseases.
•
The Company is also developing tissue culture for multiplying plants (particularly those that are not generatively easy to multiply), and producing identical plants in a large quantity in a relatively short time.
•
•
Used oil is a hazardous and toxic waste with a low economic value. Aware of the fact that being the same carbon compound used oil can replace diesel oil in ANFO mixture, the Company processes used oil in ANFO mixture to be used as explosives. This activity is licensed by Environment Minister Decree No. 92/2010 on Permit to Process Used Lubricant as Fuel for Explosives (ANFO) in PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Mine.
Pemanfaatan Oli bekas untuk peledakan (pencampuran AN) (EN 2, EN 22) Oli bekas adalah limbah B3 yang bernilai ekonomis rendah, dengan didasari bahwa Oli bekas sebagai sesama senyawa karbon dapat dijadikan sebagai pengganti solar pada campuran ANFO, maka PTBA melakukan pengembangan dengan memanfaatkan Oli bekas sebagai bahan pencampur ANFO. Kegiatan ini sudah mendapatkan ijin dari KLH sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 92 Tahun 2010 tentang Izin Pemanfaatan Pelumas Bekas Untuk Bahan Bakar Pembantu Dalam Peledakan (ANFO) PT Bukit Asam (Persero) Tbk Pertambangan Tanjung Enim.
Manfaat pelaksanaan kegiatan adalah : a. Energi yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan jika menggunakan solar. b. Fumes yang dihasilkan sama dengan menggunakan solar. c. ANFO yang dihasilkan akan berwarna hitam campur putih sehingga sangat mudah menentukan apakah komposisinya sudah sesuai atau tidak. d. Proses penyimpanan menjadi singkat, mengurangi resiko pencemaran lingkungan. e. Penghematan pemakaian BBM (solar). f. Implementasi program Reduce, Reuse, Recycle (3R).
•
Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan ujicoba revegetasi secara direct. Kendala yang dihadapi untuk kegiatan ini di lahan bekas tambang adalah kondisi lahan yang miskin unsur hara dan masih banyaknya hewan liar di sekitar lokasi kegiatan.
The benefits of this activity are: a. The energy resulted is almost the same as in the use of diesel oil. b. The fume produced is almost the same as in the use of diesel oil. c. The ANFO produced is of black and white color, making it very easy to determine whether or not the composition is right. d. Storing process is short, reducing the risk of environmental contamination. e. Saving fuel (diesel oil). f. Implementing 3R program: Reduce, Reuse, Recycle.
•
The Company carries out revegetation by oil palm and direct revegetation test and trial. The obstacles in used mine site are the inadequate nutrient content of the soil and the abundance of wild animals in the location.
122
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
•
Melakukan pelatihan pengelolaan sampah terhadap masyarakat sekitar Perseroan. Sebagai bentuk kepedulian Perseroan terhadap lingkungan sekitar, Perseroan memberikan pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat kepada guru-guru, kader-kader PKK, ibu-ibu rumah tangga dan masyarakat di sekitar operasional Perseroan. Kegiatan pengelolaan sampah ini terus dikembangkan baik di sekolah-sekolah maupun di kelompok masyarakat di sekitar perusahaan.
•
Concern for the local community was proven by training the local community on garbage/waste management. Targets of training were teachers, household welfare training staff, housewives and other members of the local community. Waste management will continue to be campaigned to schools and other community groups.
•
Melakukan konservasi tanaman lokal, sebelum kegiatan pembukaan lahan dimulai, dilakukan kegiatan identifikasi dan dokumentasi Flora dan Fauna yang ada di daerah tersebut, kemudian dilakukan pengambilan beberapa jenis spesies tanaman lokal dan langka dengan system puteran untuk dikoleksi di Pusat Pembibitan atau ditanam kembali pada kegiatan revegetasi.
•
Prior to land clearing, local ecosystem is conserved by identifying and documenting the flora and fauna, taking local and rare plant species by rotating system to be collected in the Nursery or replanted during revegetation activity.
Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut, Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining dengan melakukan penanaman pohon-pohon di luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai bersama masyarakat. Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho, studi banding (bench marking), buku dan majalah lingkungan, poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai standar akuntansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun dokumen provisi lingkungan.
In addition to those activities towards environmental protection, the Company practises Green Mining by planting trees outside the mining sites and stocking fish in the rivers together with the local people. The Company provides environment-related training sessions, presentations, books and magazines, puts up banners, posters, makes comparative study (benchmarking). As proof of the management commitment towards the environment and post-mining area, in accordance with financial accounting standard (PSAK 33), the Company writes up an environment commission document.
Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara terpadu dalam kegiatan penambangan. The Company implements an integrated Green Mining concept in its mining operations.
Pemantauan Lingkungan
Environmental Monitoring
Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area pertambangan.
The surrounding environmental condition is regularly monitored in order to minimize any probable damage to the environment and to mitigate environmental risks. Environmental monitoring entails water quality, air quality, soil quality, soil contamination, erosion, wildlife and water biota living in the vicinity of the mines.
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 123
Pada tahun 2010, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai berikut: In 2010, the Company conducted the following routine monitoring activities:
JENIS PEMANTAUAN 1 Kualitas Air Water Quality
JUMLAH TITIK PANTAU MONITORING POINTS 38
2 Kualitas Udara Ambient Ambient Air Quality 3 Emisi Udara (sumber tidak bergerak) Air Emission (non-moving sources) 4 Kebisingan Noise 5 Kualitas Tanah Soil Quality 6 Revegetasi Revegetation 7 Lingkungan kerja Working Environment 8 Tanah Pucuk Top Soil 9 Swa bakar Spontaneous Combustion 10 Erosi Erosion 11 Infeksi Saluran Pernafasan Akhir (ISPA) Upper Respiratory Tract Infection 12 Satwa Liar Wildlife 13 Biota Air Water Biota Sosial, Ekonomi dan Budaya 14 Social, Economy and Culture
10 7
FREKUENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK INDEPENDEN Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA), Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari* Bi-weekly (by 3rd party and PTBA Lab) Daily for water pH and discharge* Sekali sebulan Monthly Setiap Triwulan Quarterly
10 9 10 19 11 10 9 3
Setiap Triwulan Quarterly Dua kali setahun Semi-annually Dua kali setahun Semi-annually Sekali sebulan* Monthly * Sekali sebulan* Monthly * Kontinyu* Continuously * Sekali sebulan* Monthly * Dua kali setahun Semi-annually
10 7
Dua kali setahun Semi-annually Dua kali setahun Semi-annually
10
Sekali setahun Monthly *
* Dilakukan oleh PTBA Performed by PTBA
•
Pemantauan Keanekaragaman Hayati untuk Perairan Pada tahun 2010 Perseroan melakukan survei keanekaragaman hayati di sekitar daerah perairan Sungai Enim, Sungai Lawai, Sungai Lematang, Sungai Kiahan dan Sungai Kiawas yang memiliki risiko terkena dampak kegiatan penambangan. Program tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan PPLH Universitas Sriwijaya, merupakan bagian dari standarisasi AMDAL Perseroan yang dilaksanakan dua kali setiap tahun.
•
Monitoring Water Biodiversity In 2010 the Company conducted water biodiversity surveys in Sungai Enim, Sungai Lawai, Sungai Lematang, Sungai Kiahan and Sungai Kiawas that are susceptible to the impact of mining activities. The surveys were conducted in tandem with PPLH UNSRI (Sriwijaya University) as part of standardizing the Company’s AMDAL semi-annually.
•
Pemantauan Flora dan Fauna Untuk mengurangi dampak negatif terhadap keberlangsungan hidup flora dan fauna, maka Perseroan melakukan berbagai upaya pemantauan, diantaranya: - Melakukan survei flora dan fauna di area sekitar kegiatan penambangan, bekerjasama dengan tim PPLH-UNSRI, mencakup area survei seluas 4.557 Ha. - Pemantauan flora yang tumbuh di area reklamasi oleh karyawan satuan kerja K3L, yang mencakup tinggi tanaman, diameter dan kesehatan tanaman.
•
Monitoring Flora and Fauna To cut down the negative effects on the existence of flora and fauna, the Company took various monitoring measures, among others: - Surveying the flora and fauna of the mining vicinity in tandem with PPLH UNSRI, covering an area of 4,557 hectares. - Monitoring the flora in reclaimed area by employees of WSH and Environment Work Unit, covering plant height, diameter and health.
Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML). Oleh karena itu, selama tahun pelaporan, tidak ada denda moneter yang dikenakan terhadap Perseroan sebagai akibat pelanggaran atas dilanggarnya regulasi berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. (EN 28 )
Results of monitoring and evaluation conducted according to the established standards show that all parameters are within the range of BML. Therefore, in the year under review there was no fine imposed on the Company in relation to violation of environmental management regulations.
124
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Biaya dan Penghargaan untuk Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan
Cost and Appreciation of Environmental Management and Conservation
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan telah menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan berat batubara yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi dan komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada tahun 2009, jumlah dana provisi yang disisihkan adalah sebesar Rp4.082/ton, sementara ditahun 2010 tarif provisi ini naik menjadi Rp4.100/ton.
Pursuant to the law, the Company has allocated funds for environmental management and monitoring commission on each unit of coal produced. As production increased, the Company’s commitment to environmental preservation also increased. So in 2009 total production commission reached Rp4,082/ton, while in 2010 it increased to Rp4,100/ton.
Jumlah dana yang dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp29,12 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut meningkat 19,6% dari tahun lalu, yakni sebesar Rp24,2 miliar. (EN 30)
Fund disbursed for environmental management and monitoring in 2010 totalled Rp29.12 billion, representing a 19.6% increase from the preceding year, which was recorded at Rp24.2 billion.
DANA YANG DIKELUARKAN (Rp Miliar)
JUMLAH TARIF PROVISI (Rp/Ton) TOTAL PRODUCTION COMMISSION (Rp/Tons)
FUND DISBURSED (Billion Rp) 5000 29,12
28,53 23,65
24,19
3.696
4000
4.082
4.100
2009
2010
2009 2010 3000 2.469 0,54 0,60
Biaya Pemantauan Monitoring Cost
2.477 Biaya Pengelolaan Management Cost
Total Biaya Lingkungan Total environmental costs
2000
2006
2007
2008
Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu:
In appreciation of the environmental preservation efforts, the Company was awarded several commendations:
•
•
•
Peringkat Hijau untuk PROPER Pusat maupun Provinsi Sumatera Selatan. Peringkat Aditama (Emas) untuk kategori Enviro Award dari Kementrian ESDM.
•
PROPER Green Rating by the Central Government and South Sumatera Provincial Administration. Aditama Rating of Enviro Award by the Ministry of Energy and Mineral Resources.
Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi
Progress Report of Reclamation and Rehabilitation Program
Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No. 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan Tambang yang menegaskan bahwa: i. Pembukaan lahan dilakukan bertahap; ii. Ada proses pembentukan Slope & Back Slope; iii. Membuat saluran, check dam, Rip Rap; iv. Melakukan penanaman Cover Crop; v. Menggunakan Incenerator untuk limbah; vi Melaksanaan Bioremidiasi, pengapuran, wetland untuk limbah cair dan vii Mebuat kolam pengendap. Seluruh ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian “Perlindungan Lingkungan” diatas.
Land clearance and mining area reclamation have been carried out pursuant to the provision of Law No. 4/2009 and Minister Regulation No. 18/2008 concerning Reclamation and Mine Closure which required the following: i. Gradual land clearance; ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam, rip rap; iv. Cover crop; v. Incinerator for hazardous waste; vi Bioremediation, calcification, and wetland for liquid waste; vii. Sedimentation pool. All the requirements were met by the Company as described in the preceding section of “Environmental Protection”.
Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pasca tambang dengan menetapkan serta merancang daerah
The Company took a step further and pioneered in environmental conservation and post-mining rehabilitation by designating and designing a post-mining area of
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 125
126
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Rakyat (TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara bertahap dan berkelanjutan, dalam bentuk Perda. (MM 1, MM 2)
5,934 hectares to serve as People’s Forest Park. The implementation of post-mining reclamation and rehabilitation program was in keeping with Mining Area Master Plan devised in 1994 and master plan for utilizing post-mining area as Tanjung Enim Grand Forest Park (TAHURA). A regional government regulation confirmed this plan to be a long-term, gradual and ongoing program.
Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pascatambang menjadi beberapa zona, yaitu : 1. Zona Penerima/Rekreasi 2. Zona Sarana Prasarana 3. Zona Hutan Tanaman 4. Zona Kebun Koleksi 5. Zona Kebun Buah 6. Zona Peternakan 7. Zona Wisata Air 8. Zona Penelitian Produktif 9. Zona Pertanian/Agroforestry 10. Zona Perikanan 11. Zona Bumi Perkemahan 12. Zona Satwa
The Company continued with the construction of Tahura Enim in accordance with Muara Enim Regional Government Regulation No. 4/2004 concerning Converting Used Coal Mining Area of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in Muara Enim Regency, dividing the post-mining area into several zones: 1. Receiving/Recreational Zone 2. Utility Zone 3. Plantation Forest Zone 4. Collection Garden Zone 5. Fruit Garden Zone 6. Cattle Breeding Zone 7. Water Recreation Zone 8. Productive Research Zone 9. Agro-forestry Zone 10. Fishery Zone 11. Camping Zone 12. Animal Zone
Pada tahun 2010, program reklamasi lahan pascatambang sebagai Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah: • Pada Zona Penerima: - Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan untuk mengembangkan jenis-jenis bibit yang unggul seperti: karet, sawit, dan lain-lain - Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU untuk dijadikan buffer zone Tahura (jalur hijau).
In 2010, the following post-mining reclamation activities for TAHURA Enim were carried out: • In Receiving Zone: - Setting up a tissue culture laboratory to cultivate prime seedlings such as rubber, oil palm, etc. - Relocating people and public cemetery from areas to be made TAHURA buffer zone or green belt. A new site for public cemetery has been prepared by the Company. - Continuing the construction of sportshall, bowling alley, jogging track and futsal court. • In Utility Zone: - Proceeding with the construction of an integrated office of WSH & Environment Work Unit and BWE System. • In Productive Research Zone: - Conducting a local field survey jointly with Bengkulu University. - Conducting research on intercrop plants jointly with Sriwijaya University at Banko Barat. • In Plantation Forest zone, performing plant enrichment with local plants with high economic value in Air Laya and Banko Barat. eplacing pioneer plants (acasia) with teak, sengon, puspa, durian, etc. • Reviewing TAHURA Enim master plan - Synchronizing TAHURA location with productive forest zone under permit to use productive forest zone.
Perseroan juga menyiapkan lahan TPU yang baru. Melanjutkan pembuatan Gedung olah raga, sarana olah raga Bowling, jogging track dan Futsal. Pada Zona Sarana dan Prasarana - Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk Satker K3L dan BWE System. Pada Zona Penelitian Produktif. - Melakukan kerjasama penelitian lapangan lokal dengan Universitas Bengkulu. - Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman jarak dengan UNSRI di IUP Banko Barat. Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan pengkayaan tanaman dengan jenis tanaman lokal yang bernilai ekonomis tinggi, baik di Airlaya maupun di Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer (Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian dan lain-lain. Melakukan review master plan TAHURA ENIM. - Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi lokasi rencana TAHURA dengan kawasan hutan produksi dengan kewajiban izin pakai kawasan hutan produksi. -
•
•
•
•
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 127
Sisipan Lembar Grafik WetLand (indonesia)
128
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Sisipan Lembar Grafik WetLand (english)
ENVIRONMENT PROTECTION
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 129
130
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 131
Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Social and Environmental Responsibility Program
Peningkatan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai wujud kepedulian Perseroan untuk mewujudkan visi memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesjahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan Intensified corporate social responsibility program reflects the Company’s concern for the continual improvement of community welfare and natural conservation
132
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
Perseroan secara konsisten terus meningkatkan pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan menjalankan berbagai program yang berfokus pada peningkatan taraf hidup masyarakat maupun pelestarian lingkungan, sesuai amanah Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Untuk itu, Perseroan menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sesuai Surat Edaran No. SE-07/MBU/2008 tentang pelaksanaan PKBL. Selain Program PKBL, Perseroan menjalankan program Bina Wilayah sebagai perwujudan Penerapan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
The Company consistently intensifies its Social and Environmental Responsibility Program by organizing various activities focused on improving the community living standard and natural conservation in accordance with Corporate Law No. 40/2007. For this purpose, the Company carries out Partnership and Community Development Program pursuant to State-Owned Enterprises Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and Community Development Program and SOE Minister Circular No. SE-07/MBU/2008 on the implementation of Partnership and Community Development Program. The Company also carries out Area Development Program to comply with the provision of Article 74 of Corporate Law No. 40/2007.
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tanggung jawab sosial, mulai tahun 2009 Perseroan telah mengambil langkah-langkah strategis berupa penyusunan kebijakan dan penyempurnaan mekanisme pelaksanaan Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR), menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan program serta melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program serta melaksanakan program yang berdampak langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang.
To enhance the quality of Corporate Social Responsibility (CSR) program, since 2009 the Company has taken strategic steps to improve the mechanism of exercising
Langkah tersebut bertujuan memberi kejelasan mengenai arah dan pedoman pelaksanaan kegiatan CSR. Selain itu meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kualitas pelaksanaan CSR, sehingga masyarakat semakin merasa ikut memiliki, menjaga keberadaan Perseroan.
This step is aimed at directing and guiding the performance of CSR activities. It also boosts the community’s potentials and self-reliance through better CSR programs, so that the people have a sense of belonging and safeguard the existence of the Company.
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang yang terintegrasi dalam bentuk Pedoman CSR PTBA, yang telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada akhir 2009 yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk dan (6) kemasyarakatan.
The Company has formulated a long-term integrated policy in the form of PTBA CSR Guidelines that were endorsed by the President Director at the end of 2009. The guidelines focus on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3) human rights, (4) employment practices and proper work conditions, (5) product responsibility, and (6) society.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Partnership and Community Development Program (PKBL)
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan terciptanya keseimbangan hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan. Perseroan telah menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27
With an aim of creating equitable economic, social and environmental development and welfare, the Company carries out Partnership and Community Development Program (PKBL) pursuant to State-Owned Enterprises Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 of 27 April 2007 on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and
its CSR function, involving the Local Administration and other competent parties to plan and execute its CSR programs. The Company invites the local community to join in the planning, executing and monitoring of the programs that directly affect the empowerment of the socio-economic life of the mining community.
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 133
April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan, melalui pemanfaatan dana dari Pembagian laba BUMN serta Surat Edaran Menteri Negara BUMN RI Nomor: SE-07/MBU/2008 tanggal 5 Mei 2008 tentang pelaksanaan PKBL. Selain itu, Perseroan menjalankan UU No. 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial melalui pembiayaan Perusahaan.
Community Development Program, funded by SOE profit sharing, and SOE Minister Circular No. SE-07/MBU/2008 of 5 May 2008 on the implementation of Partnership and Community Development Program. The Company also complies with Article 74 of Corporate Law No. 40/2007 on Corporate Social Responsibility by providing financial aid.
Sasaran yang dituju dari pelaksanaan Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan adalah tumbuhnya kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui pemberian bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya kesadaran akan perlunya pendidikan, interaksi sosial dan keselarasan dengan kelestarian lingkungan.
The objective of Partnership Program is elevating the resilience and independence of small-scale businesses and cooperatives in the surrounding area. Community Development Program is aimed at improving the community living standard by giving them financial aid and making them aware of the need for education, social interaction and harmony with natural surrounding.
Melalui kedua program PKBL tersebut, Perseroan meyakini tumbuhnya kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Through these two programs the Company is confident it is able to improve the socio-economic wellbeing of the community and enhance their self-reliance and competence, and to preserve a harmonious relationship between the Company and the community.
Struktur Organisasi Pelaksana PKBL
PKBL Organization Structure
Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Perseroan telah membentuk satuan kerja khusus yang menangani pelaksanaan program dan dipimpin oleh seorang Manajer yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur SDM dan Umum. Adapun struktur organisasi penanggung jawab atas pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan adalah sebagai berikut.
To ensure that Partnership and Community Development Program is run effectively, the Company sets up a special task force to handle this program, led by a manager who is directly responsible to HR and General Affairs Director. The organization structure of people in charge of Partnership and Community Development Program is as follows:
134
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Direktur SDM dan UMUM
General manajer Upo
PKBL Unit ombilin
manajer kbl
asman bina lingkungan
evaluator data & pelaporan
general manajer peltar
general manajer derti
pkbl unit peltar
pkbl unit derti
asman akuntansi
asman keuangan
asman kemitraan
Visi Perseroan dalam pelaksanaan PKBL adalah “Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berwawasan lingkungan”
The corporate vision of carrying out Partnership and Community Development Program is “to build a prosperous, self-reliant and environment-conscious society”.
Sedangkan misi Perseroan dalam pelaksanaan PKBL adalah:
While its mission in Partnership and Community Development Program includes: • Supporting government programs to elevate the community economic, social and educational level as well as to conserve the environment. • Optimizing local potentials and expanding market to provide job opportunities for members of the surrounding community. • Inviting public participation in realizing the Company’s long-term business plan and postmining development.
•
•
•
Mendukung program pemerintah untuk meningkatkan taraf ekonomi, sosial, pendidikan masyarakat serta pelestarian lingkungan. Memberdayakan potensi lokal dan memperluas pasar untuk perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar Perusahaan. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung rencana jangka panjang perusahaan dan pengembangan lokasi pasca tambang.
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 135
Sepanjang tahun 2010 Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp93.5 miliar atau 87% dari total anggaran sebesar Rp107.7 miliar.
In 2010, the Company disbursed a total of Rp93.5 billion to Partnership and Community Development Program or 87% of total budgeted aid of Rp107.7 billion.
Penyaluran Dana Kemitraan dan Bina Lingkungan Periode Sampai dengan 31 Desember 2010 (dalam Rp juta)
Partnership and Community Development Program Funds Up to 31 December 2010 (in million of Rp)
URAIAN
REALISASI S/D DES 2010 DISBURSED FUNDS UP TO DECEMBER 2010 KEMITRAAN DESCRIPTION PARTNERSHIP
RKA TAHUN 2010 ALLOCATED FUNDS 2010 KEMITRAAN PARTNERSHIP
I Penyaluran Dana Kemitraan A. Pinjaman - Industri - Perdagangan - Pertanian - Peternakan - Perkebunan - Perikanan - Jasa - Lainnya Jumlah - a B. Pembinaan - Industri - Perdagangan - Pertanian - Peternakan - Perkebunan - Perikanan - Jasa - Lainnya Jumlah - b
2.350 9.860 500 520 50.620 700 3.000 1.750 69.300 870 880 18 18 25 20 100 170 2.100
1.565 8.292 225 235 49.498 4.945 667 65.427 1.232 340 57 36 12 26 140 463 2.304
I. Partnership Funds A. Loan - Industry - Trading - Agriculture - Cattle breeding - Plantation - Fishery -Services -Others Total - a B. Development Fund - Industry - Trading - Agriculture - Cattle breeding - Plantation - Fishery -Services -Others Total - b
Jumlah Penyaluran Program Kemitraan - I II Penyaluran Dana Bina Lingkungan - Program bantuan Bencana Alam - Program bantuan Pendidikan & Pelatihan - Program bantuan Kesehatan Masyarakat - Program bantuan Sarana & Prasarana Umum - Program bantuan Sarana Ibadah - Program bantuan Pelestarian Alam Jumlah - II
71.400 1.814 10.884 5.442 10.884 5.442 1.814 36.279
67.731 868 8.457 1.993 10.173 4.082 114 26.112
Total funds to partnership - I
107.679
93.843
Jumlah Seluruh Penyaluran PKBL (I + II)
II. Community Development Funds Natural disaster Education and training Public healthcare Public facilities and utilities Religious facilities Natural conservation Total - II Total Funds to Partnership and Community Development Funds (I + II)
Program Kemitraan
Partnership Program
Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat. Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan sekaligus membantu memperluas penjualan produk mitra binaan di sembilan propinsi. Aktivitas Program Kemitraan tahun 2010 mencakup: • Penyaluran dana kemitraan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan koperasi di sembilan wilayah propinsi. • Pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui program pelatihan. • Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan. • Pengikutsertaan mitra binaan pada berbagai pameran berskala nasional untuk menunjang promosi dan kampanye pemasaran produk mitra binaan. • Peningkatan kemandirian dan kedisiplinan melalui rekonsiliasi piutang Modal Bergulir.
To continue empowering community economic potentials, the Company focused on strengthening fostered partners’ self-reliance and promoting their products in nine provinces. Partnership Program activities in 2010 were as follows: • Distributing partnership funds to small-scale businesses and cooperatives in nine regions. • Training small-scale businesses and cooperatives. • •
Conducting entrepreneurship training programs. Involving fostered partners in national-scale exhibitions to promote and market their products.
•
Enhancing fostered partners’ self-reliance and discipline through revolving credit facility.
136
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Pelaksanaan penyaluran dana kemitraan dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan yang meliputi karakter jiwa kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan. Kriteria jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi: • Komoditas yang menjadi andalan daerah • Komoditas tradisional yang potensial untuk dikembangkan • Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi ekspor • Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja/padat karya
The Company is very selective in distributing partnership funds taking into consideration the conditions of prospective partners, evaluating their character, entrepreneurship, socio-cultural condition of the neighboring community and market prospects of the commodity. Priority is given to commodity that supports the Company’s operations: • Commodity that the area relies upon • Traditional commodity with development potentials • Commodity with export potentials or orientation • Labor intensive commodity
Selama tahun 2010 program yang telah dilakukan terhadap mitra binaan mencakup: • Penyaluran dana kemitraan dalam bentuk pinjaman lunak. kepada usaha kecil dan koperasi di wilayah Sumatera Selatan sebanyak 437 unit usaha, Lampung 94 unit usaha, DKI Jakarta 5 unit usaha, Jawa Barat 11 unit usaha, Jawa Tengah 7 unit usaha, DI Yogyakarta 3 unit, Banten 4 unit usaha dan Jawa Timur sebanyak 10 unit usaha.
Throughout 2010 fostered partners benefited from the following program activities: • Distribution of partnership funds in soft loans to small businesses and cooperatives in South Sumatra (437 business units), Lampung (94 units), DKI Jakarta 5 units), West Java (11 units), Central Java (7 units), Yogyakarta (3 units), Banten (4 units) and East Java (10 units).
•
Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon mitra binaan di: - Kabupaten Muara Enim, sebanyak 5 (lima) Angkatan pada bulan September dan Nopember 2010 - Kabupaten Lahat sebanyak 7 (tujuh) Angkatan pada bulan Pebruari, Mei dan Desember 2010 - Kabupaten OKU sebanyak 1 (satu) Angkatan pada bulan September 2010 - Kabupaten OKU Timur sebanyak 2 (dua) Angkatan pada bulan Pebruari dan September 2010 - Kabupaten Empat Lawang sebanyak 1 (satu) Angkatan pada bulan Desember 2010.
•
Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan melalui kegiatan pameran diantaranya: - Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Gelar Karya PKBL BUMN Expo bulan Maret 2010 di JCC Jakarta - Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Bordir Batik dan Aksesoris bulan Mei 2010 di Surabaya - Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Sriwijaya Expo bulan Juni 2010 di Palembang - Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Pekan Raya Jakarta bulan Juni 2010 di Jakarta - Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Financial PKBL BUMN Expo bulan Nopember 2010 di Smesco Jakarta
•
•
Pada tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp67,83 miliar atau 95% dari rencana penyaluran dana Program Kemitraan sebesar Rp71,4 miliar.
Entrepreneurship training for prospective partners in: - - - - -
Muara Enim Regency, five class generations in September and November 2010 Lahat Regency, seven class generations in February, May and December 2010 OKU Regency, one class generation in September 2010 East OKU Regency, two class generations in February and September 2010 Empat Lawang Regency, one class generation in December 2010.
Promoting and marketing fostered partners’ products in various exhibitions: - PKBL BUMN Work Expo in March 2010, JCC Jakarta -
Batik Embroidery and Accessories Exhibition in May 2010, Surabaya
-
Sriwijaya Expo in June 2010, Palembang
-
Jakarta Fair in June 2010, Jakarta
-
PKBL BUMN Financial Expo in November 2010, Smesco Jakarta
In 2010, the Company disbursed Rp67.83 billion in partnership funds, or 95% of total allocated funds of Rp71.4 billion. These funds were distributed to 575 small businesses
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 137
and cooperatives in soft loans amounting to Rp14.1 billion, development funds totaling Rp2.3 billion, and joint project funds of Rp51.4 billion. Full report on realized activities and disbursed funds in Partnership Program is presented in 2010 Financial Statement of Partnership and Community Development Program.
Dana Kemitraan tersebut disalurkan untuk 575 unit Usaha Kecil dan koperasi dalam bentuk pinjaman lunak sebesar Rp14,1 miliar dan dalam bentuk biaya pembinaan sebesar Rp2,3 miliar serta dalam bentuk kerjasama penyaluran sebesar Rp51,4 miliar. Uraian selengkapnya mengenai realisasi kegiatan dan biaya Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2010. Tabel Realisasi Program Kemitraan
RKA TAHUN 2010 ALLOCATED FUNDS 2010 URAIAN
KEMITRAAN PARTNERSHIP
REALISASI S/D DES 2010 DISBURSED FUNDS UP TO DECEMBER 2010 KEMITRAAN DESCRIPTION PARTNERSHIP
I Penyaluran Dana Kemitraan
I. Partnership Funds
A. Pinjaman
A. Loan
- Industri
2.350
1.565
- Industry
- Perdagangan
9.860
8.292
- Trading
- Pertanian
500
225
- Agriculture
- Peternakan
520
235
- Cattle breeding
- Perkebunan
50.620
49.498
- Perikanan
700
-
- Fishery
- Jasa
3.000
4.945
-Services
- Lainnya
1.750
667
Jumlah - a
69.300
65.427
B. Pembinaan
- Plantation
-Others Total - a
- Industri
870
1.232
- Perdagangan
880
340
- Pertanian
18
57
- Agriculture
- Peternakan
18
36
- Cattle breeding
- Perkebunan
25
12
- Plantation
- Perikanan
20
26
- Fishery
- Jasa
100
140
-Services
- Lainnya
170
463
2.100
2.304
71.400
67.731
Jumlah - b Jumlah Penyaluran Program Kemitraan - I
B. Development Fund - Industry - Trading
-Others Total - b Total funds to partnership - I
Program Bina Lingkungan
Community Development Program
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan dan Pelatihan, Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pembangunan Sarana Umum, Pengembangan Sarana Ibadah dan Pelestarian Alam. Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat.
PTBA Community Development Program is focused on six main activities, which are Natural Disaster Relief Program, Education and Training, Community Health Improvement, Public Facilities Construction, Religious Facilities Development and Natural Conservation. This program is designed to improve the living standard of the community.
Program ini dilaksanakan dalam berbagai pola yang mencakup: • Penyaluran biaya untuk penyelenggaraan pelatihan. • Pengadaan modal kerja, sarana dan prasarana untuk kelompok usaha bersama. • Penyaluran bantuan dana untuk program peningkatan gizi balita. • Pengadaan bibit dan benih ikan. • Pembinaan pada kelompok usaha bersama (KUB).
This program has various schemes to distribute financial assistance to be used for: • Organizing training courses. • Providing working capital, facilities and utilities for collective business groups. • Providing nutritious food for toddlers. • Distributing seedling and fish fry. • Guiding and counseling collective business groups.
138
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Program Pembangkit Biogas Biogas Generating Program
Bulan Agustus tahun 2010, Perseroan melalui program Bina Lingkungan telah melaksanakan pembangunan instalasi Biogas. Pada tahap pertama telah dibangun 2 (dua) unit dengan total biaya sebesar Rp82.485.000. Fasilitas ini dibangun dan peruntukkan bagi warga di Lingkungan Bedeng Kresek Kecamatan Lawang Kidul dan Panti Asuhan Thawalid Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim.
In August 2010, through Community Development Program the Company built two biogas generating plants in the first stage at a total cost of Rp82.485.000 for community members in Bedeng Kresek, Lawang Kidul, and for Thawalid Orphanage in Muara Enim.
Bahan bakunya disuplai melalui areal peternakan sapi di Bedeng Kresek dan di Ponpes Thawalid, yang menghasilkan limbah kotoran cukup banyak untuk mensuplai kebutuhan instalasi pengolah. Gas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti kompor gas dan untuk penerangan sejenis petromak.
The raw material is supplied by cow breeding farms in Bedeng Kresek and Thawalid Islamic boarding school, which can produce plenty of cow dung, enough to supply the biogas generating plants. The gas produced is useful for fueling stoves and a kind of Petromax pressurized kerosene lamps.
Saat ini ada 10 kepala keluarga yang telah menikmati instalasi biogas yang telah dibangun oleh Perseroan dan 1 (satu) asrama untuk penerangan yang menggunakan instalasi biogas tersebut. Warga yang selama ini sangat tergantung pada bahan bakar gas, merasa sangat terbantu sekali dengan adanya program biogas. Demikian juga Panti Asuhan Thawalid merasa terbantu dengan adanya penerangan yang menggunakan biogas ini, sehingga biaya untuk daya listrik dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lain.
Currently 10 households and a dormitory are enjoying the advantage of biogas produced in the generating plants built by the Company. Previously, the community was largely dependent on gas as fuel but now they can use biogas as a substitute. The biogas program has also been a great help to Thawalid Orphanage who now can use the money for electricity bill for other purposes.
Melihat manfaat yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, untuk tahun 2011 PTBA melalui program CSR akan kembali membangun pembangkit instalasi biogas sebanyak 5 (lima) unit, berlokasi di Kabupaten Muara Enim, yakni Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Lawang Kidul, serta di Kabupaten Lahat, yakni Kecamatan Kota Lahat dan Kecamatan Merapi.
In view of the advantages to the community, in 2011 the Company will build five biogas plants in Muara Enim Regency, i.e. Muara Enim and Lawang Kidul Districts, and in Lahat Regency, i.e. Kota Lahat and Merapi Districts.
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 139
Perseroan juga menggunakan beberapa parameter sebagai indikator keberhasilan Program Bina Lingkungan, termasuk di antaranya: • Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. • Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan dari masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan tanggung jawab sosial Perseroan. • Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan lancar serta terjalinnya hubungan yang harmonis dengan warga masyarakat sebagai salah satu stakeholder Perseroan.
The Company uses a series of parameter as success indicators of Community Development Program, including: • Better social condition of the surrounding community. • Less complaints from the community in relation to the fulfillment of the Company’s corporate social responsibility. • Smooth running of the Company’s operations in a harmonious association with members of the community being one of the stakeholders of the Company.
Seiring dengan peningkatan kegiatan Perseroan, total dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan mengalami peningkatan yang tinggi, mencapai 114% dari Rp12,2 miliar di tahun 2009 menjadi Rp26,1 miliar di tahun 2010. Dana tersebut disalurkan untuk berbagai program kegiatan, seperti tampak pada tabel berikut.
Along with the Company’s growing operations, funds for Community Development Program increased significantly by 110% from Rp12.2 billion in 2009 to Rp25.7 billion in 2010. The funds were disbursed to finance various activities as shown in the following table.
Dana Program Bina Lingkungan (dalam Rp juta) Community Development Program Funds (in milion Rp) BIDANG BANTUAN Bantuan Bencana Alam Bantuan Pendidikan & Pelatihan Bantuan Kesehatan Masyarakat Bantuan Sarana & Prasarana Umum Bantuan Sarana Ibadah
2010 (A)
2009 (B)
%
PROGRAM
868
676
28
Natural Disaster Relief
8.457
1.100
669
Education and training
1.993
935
113
10.173
7.848
30
4.082
1.147
256
Bantuan Pelestarian Alam
114
223
-49
Biaya Operasional
425
295
-
26.112
12.223
214
Jumlah
Community health improvement Facilities and amenities development Religious facilities assistance Natural Conservation Operational Cost Total
Program Bantuan Bencana Alam
Natural Disaster Relief Program
Bantuan bencana alam dilaksanakan dengan mempertimbangkan urgensi daerah terjadinya bencana serta kedekatan geografis dengan wilayah operasional perusahaan selama tahun 2010 telah dilakukan kegiatan berupa: - Bantuan bantuan korban musibah gempa bumi/tsunami di Mentawai Sumatera Barat. - Bantuan musibah kebakaran di Kabupaten, Muara Enim, Sumatera Selatan -Bantuan pada korban bencana meletusnya Gunung Merapi dan korban banjir serta tanah longsor di Wasior.
Natural disaster relief program is launched by taking into consideration the gravity of the disaster and the geographical proximity to the Company’s operating area. In 2010 relief was extended to the following victims in disaster-stricken areas: - Earthquake and tsunami in Mentawai, West Sumatra; - Fire in Muara Enim, South Sumatra; - Eruption of Mt. Merapi, Central Java, and landslide and flood in Wasior, Papua.
Program Pendidikan dan Pelatihan
Education and Training Program
Perseroan telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan yang mencakup: • Penyaluran dana operasional pengelolaan pendidikan SMA. SMK dan Taman Kanak-Kanak Yayasan Yakasaba. Tanjung Enim, senilai Rp3,28 miliar.
The following education and training programs were conducted by the Company: • Providing funds up to Rp3.28 billion to manage Yayasan Yakasaba senior high school, vocational school and kindergarten in Tanjung Enim.
140
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
• •
• • •
•
•
•
• •
Mengadakan Pelatihan Budidaya Ikan Belut dan Lele yang diikuti 25 orang peserta di Kecamatan Lawang Kidul. Mengadakan Pelatihan kerajinan plastik bekas dengan peserta sebanyak 40 orang dari Kabupaten Muara Enim dan Lampung, kerjasama dengan Pemda Muara Enim. Pelatihan Kader Posyandu 25 orang kerjasama dengan Puskesmas Lawang Kidul. Pembinaan kelompok budidaya tanaman produktif di Kelurahan Pasar Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul. Bantuan beasiswa Utusan Daerah untuk mahasiswa berpestasi di dalam dan luar negeri tingkat S1 s/d S3 sebanyak 9 orang; Beasiswa tingkat SD s/d SMA untuk para siswa dari KK tidak mampu 1.067 orang; Beasiswa tingkat Tsnawiyah dan Aliyah di Ponpes Darul Muttaqien Pagar Alam sebanyak 75 orang. Penyerahan bantuan Komputer dan Printer sebanyak 16 set untuk sekolah-sekolah SD/SMP/SMA dan kantor desa di Kabupaten Muara Enim dan Lahat. Penyerahan bantuan 340 set meja/kursi belajar siswa untuk sekolah-sekolah SD/SMP SMA di Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Lawang Kidul. Renovasi gedung/ruangan belajar SD/SMP/SMA setingkat di Kabupaten Muara Enim dan Lahat sebanyak 22 unit sekolah. Pembangunan 1 unit Perpustakaan/Rumah Baca Tanjung Enim. Bantuan peralatan pendidikan lainnya seperti instalasi biogas, lapangan olahraga, alat belajar dan bermain TK.
• •
• • •
•
•
• • •
Organizing workshop on breeding eel and catfish, attended by 25 people in Lawang Kidul. Organizing workshop on used-plastic handicraft, participated by 40 people from Muara Enim and Lampung, in association with Muara Enim Regental Administration. Training 25 Integrated Health Service cadres in collaboration with Lawang Kidul Public Health Service. Coaching productive plant cultivation groups in Pasar Tanjung Enim, Lawang Kidul. Giving Regional Delegate scholarship to well-performing students for graduate and doctoral studies at home and abroad (9 persons); scholarship for elementary to senior high school under-privileged students (1,067 persons); scholarship for Islamic junior and senior high school of Darul Muttaqien Pagar Alam (75 persons). Donating 16 computers and printers to elementary, junior and senior high schools and district offices in Muara Enim and Lahat. Donating 340 school desks to elementary, junior and senior high schools in East Merapi, Muara Enim and Lawang Kidul. Renovating 22 elementary, junior and senior high school buildings/classrooms in Muara Enim and Lahat. Building a library in Tanjung Enim. Donating other educational facilities and tools such as biogas installation, soccer field, kindergarten learning and playing tools.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Public Health Improvement
Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan melaksanakan kegiatan berikut:
To complement the health improvement program previously conducted, the Company assisted the community in the following activities: • Organizing mass religious circumcision for 260 underprivileged children in Muara Enim and Lahat. • Organizing cataract surgery for 20 underprivileged patients in Muara Enim and Lahat. • Providing assistance in limb surgery for underprivileged people in Tanjung Agung, Muara Enim. • Providing nutritious food of 13,600 packets for underprivileged people in Muara Enim, Lahat, Tarahan, Kertapati and Ombilin. • Donating two generators to BARI Hospital, Palembang.
•
•
• •
•
Kegiatan Khitanan Gratis bagi anak-anak dari KK Prasejahtera di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat. Jumlah anak-anak yang dikhitan pada tahun 2010 sebanyak 260 orang. Bantuan operasi bagi penderita Katarak dari KK prasejahtera di Kabupaten Muara Enim dan Lahat sebanyak 20 mata. Bantuan operasi penderita cacat kaki untuk warga tidak mampu dari Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim. Bantuan nutrisi sebanyak 13.600 paket kepada warga prasejahtera di wilayah operasional perusahaan Kab Muara, Enim, Kab Lahat, Tarahan dan Kertapati dan Ombilin. Bantuan 2 unit Genset untuk penerangan dan operasional Rumah Sakit BARI Palembang.
Pembangunan Sarana Umum, dengan melakukan beberapa kegiatan terkait penyediaan maupun perbaikan sarana umum, meliputi (EC 8): • Pembangunan Monumen Perjuangan Tanjung Enim. Taman dan Air Mancur di Pusat Kota Tanjung Enim senilai Rp3,47 miliar
Public Facilities Construction, the Company was engaged in the construction and renovation of the following public facilities: • Constructing Monument of Heroic Battle, park and fountain in Tanjung Enim city center worth Rp3.47 billion.
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
• •
•
• •
• •
Pengerasan/pengaspalan jalan umum dan parit di wilayah pemukiman Ring 1 perusahaan sepanjang 3.867 m. Pembangunan 2 (dua) unit Asrama Putra/Putri Ponpes Al-Haromain Kecamatan Semendo dan Ponpes Assyari’ah Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Muara Enim. Pembangunan Tempat Pengolahan Akhir Sampah(TPA) di Kecamatan Lawang Kidul dan penataan/rehab TPA Kecamatan Muara Enim. Pembuatan sarana Air Bersih dan 3 unit MCK di Kelurahan Ring 1 perusahaan. Pembangunan/renovasi 5 (lima) unit Balai Pertemuan Masyarakat di Kecamatan Merapi Barat Merapi Timur dan Lawang Kidul. Bantuan dana pembangunan Embarkasi Propinsi Lampung senilai Rp1,34 miliar. Bantuan sarana prasarana umum lainnya seperti: gapura kota, peralatan kebersihan, mesin potong rumput, tenda kursi untuk Rukun Kematian.
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 141
• •
• • • • •
Asphalting and hardening public road of 3,867 meters in Ring 1 zone of the Company. Building two Islamic boarding schools, Al-Haromain in Semendo, and Assyari’ah in Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim. Constructing/renovating waste dumps in Lawang Kidul and Muara Enim. Making clean water facility and three public bath facilities in Ring 1 zone of the Company. Renovating five community function halls in Merapi Barat, Merapi Timur and Lawang Kidul Financing an embarkation lounge, Lampung totaling Rp1.34 billion. Constructing city gateways, donating cleaning instruments, lawn mowers, tents and chairs for public solidarity activities.
Pengembangan Sarana Ibadah, dilakukan dengan melaksanakan beberapa kegiatan, yakni: • Memberi bantuan renovasi Masjid/Musholla/TPA sebanyak 36 unit. a.l : Masjid As Syaadah Pasar Tanjung Enim, Masjid Agung Lahat, Al Muttaqin Kecamatan Semendo, Masjid Al-Falah Kelurahan Muara Enim, Masjid Al-Muhajirin Kelurahan Pasar Muara Enim, Masjid Nurul Huda Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Masjid At-Taqwa Kecamatan Gunung Megang dan lain-lain. • Bantuan dana untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti MTQ, Tabliq Akbar, peringatan Maulid Nabi Israq Mi’raj di seluruh kecamatan Ring 1 perusahaan. • Membantu peralatan dan perlengkapan ibadah : pengeras suara, sajadah, meubel dan buku-buku perpustakaan masjid sebanyak 14 Paket. • Penyerahan bantuan Hewan Kurban sebanyak 20 ekor dalam rangka hari raya Idul Adha kepada masyarakat yang berhak melalui masjid-masjid di 20 desa Ring 1 perusahaan.
Religious Facilities Development, various programs were launched by the Company, among others: • Providing renovation funds for 36 mosques/ mushollas including As Syaadah Pasar Tanjung Enim, Agung Lahat, Al Muttaqin Semendo, Al Falah Muara Enim, Al Muhajirin Pasar Muara Enim, Nurul Huda Pasar Tanjung Enim, At Taqwa Gunung Megang. • Channeling funds for various religious activities such as MTQ, Tablig Akbar, Maulid Nabi and Isra’ Mi’raj commemoration in all Ring 1 districts. • Donating praying equipment and accessories: loud speakers, prayer mats, furniture and 14 packets of books for mosque libraries. • Donating 20 sacrificial animals in observance of Idul Adha day to eligible community members through mosques in 20 villages in Ring 1 zone of the Company.
Pelestarian Lingkungan/Alam, dalam rangka pelaksanakan Program Bina Lingkungan, Perseroan juga melakukan beberapa kegiatan terkait pelestarian alam, yakni: • Gotong royong bersama masyarakat dan aparat pemerintah dalam pelaksanaan program Jumat Bersih dan Program Penghijauan Kota dengan menanam pohon dan membersihkan lingkungan di seluruh wilayah kecamatan ring 1 perusahaan. • Penyerahan bantuan tanaman pelindung dan tanaman produktif (buah-buahan) sebanyak 8.000 batang di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim • Bantuan tempat sampah organik/an-organik sebanyak 150 unit untuk sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum di Kota Lahat, Kota Muara Enim dan Tanjung Enim. • Bantuan material untuk pembuatan turab penahan tanah longsor di Kecamatan Lawang Kidul Tanjung Enim.
Natural Conservation, The Company was involved in natural conservation programs that include: •
Jointly with the community and government agencies launching Clean Friday and City Greening programs by planting trees and cleaning the areas of Ring 1.
•
Delivering 8,000 shelter trees and productive plants in Lahat and Muara Enim.
•
Distributing 150 organic and un-organic waste bins to schools and public places in Lahat, Muara Enim and Tanjung Enim. Donating building material for putting up an erosion retaining dam in Lawang Kidul, Tanjung Enim.
•
142
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 143
Program Bina Wilayah
Area Development Program
Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementerian Negara BUMN. Perseroan selama ini secara proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Program Bina Wilayah dilaksanakan berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan jangkauan wilayah yang lebih luas. Untuk tahun 2010, pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan lebih ditekankan pada partisipasi langsung maupun tidak langsung pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) diwilayah operasional Perseroan. Besaran partisipasi langsung pada peningkatan PAD dihitung sesuai dengan ketentuan tarif royalti produksi batubara sesuai dengan Perda setempat. Besaran royalti yang dijadikan dasar pengeluaran dana Program Bina Wilayah dalam bentuk SP3D adalah: Rp500/ton untuk Sumsel, Rp1.000 per ton untuk Muara Enim, Rp1.000/ton untuk Lahat dan total sebesar Rp4 miliar untuk Lampung. Sehingga total pengeluaran SP3D tahun 2010 adalah sebesar Rp17,12 miliar.
In addition to Partnership and Community Development Program in compliance with the SOE Minister regulations, the Company has been proactively managing Area Development Program in compliance with article 74 of Corporate Law No. 40/2007. The program is aimed at utilizing the community economic potentials simultaneously honoring the Company’s commitment to improve their living standard. In this program the Company extends physical and non-physical aid to a wider extended area,
Selain program tersebut, Perseroan berpartisipasi pada pembangunan berbagai sarana dan penyediaan prasarana bagi keperluan instansi pemerintah. Polri dan Institusi lain yang bermanfaat bagi peningkatan layanan kemasyarakatan dengan total dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp4,05 miliar
Besides managing this program, the Company participates in the construction of various facilities and amenities for government agencies, police precincts and other public service institutions. Total funds disbursed in 2010 amounted to Rp4.05 billion.
Rincian pelaksanaan program dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka Bina Wilayah 2009 – 2010 adalah sebagai berikut:
Breakdown of Area Development activities and funds in 2009 and 2010 is as follows:
In 2010, emphasis was given to direct and indirect donation to improve the income of the region where the Company operates. Direct donation to improve regional income (PAD) is in accordance with the rate of coal production royalty as ruled by the local administration. The royalty rate used as a basis of calculating Area Development funds is: Rp 500/ton for South Sumatera, Rp1,000/ton for Muara Enim, Rp1,000/ ton for Lahat and total Rp4 billion for Lampung. Total disbursement of Area Development funds in 2010 amounted to Rp17.12 billion.
Dana Program Bina Wilayah (dalam Rp juta) Community Development Fund Program (in million Rp) BENTUK BANTUAN Biaya operasional SMA, TK
2010 (A) -
2009 (B) 3.931,00
% -
TYPE OF DONATION Operating Costs of Sr. High School & Kindergarten
Sriwijaya FC
-
1.500,00
-
Sriwijaya FC
GOR Muara Enim
-
10.000,00
-
Muara Enim Sports Center
RS Lahat SP3D Lain-lain Jumlah
-
3.500,00
-
17.120
16.136,22
6,1
4.050
3.321,06
21,9
21.170
38.388,28
-44,8
Lahat Hospital Local Government Others Total
144
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
Statement GRI Application Level Checked Laporan Pengecekan Level Aplikasi GRI No: 1105-01
The National Center for Sustainability Reporting (NCSR) hereby states that PT.Bukit Asam (Persero), Tbk has presented it’s report (Sustainability Report 2010) to NCSR Application Level Check Services, which have concluded that the report fulfills the requirement of Application Level A.
National Center for Sustainability Reporting (NCSR) dengan ini menyatakan bahwa PT.Bukit Asam (Persero) Tbk telah menyampaikan Laporan Keberlanjutan 2010 kepada NCSR Application Level Check Services, dan menyimpulkan bahwa laporan memenuhi persyaratan Level Aplikasi B
Application Levels communicate the extent to which the content of the GRI G3.0 guidelines and Mining and Metals Sector Supplement have been used in the submitted sustainability reporting. The Check confirms that the required set and number of disclosures for that Application Level have been addressed in the reporting and that the GRI Content Index demonstrates a valid representation of the required disclosures, as described in the GRI G3 Guidelines.
Level Aplikasi memberi gambaran tentang sejauh mana pedoman GRI G3.0 serta Mining and Metals Sector Supplement telah diterapkan dalam laporan yang telah disampaikan kepada kami. Kami menyatakan bahwa laporan tersebut telah memuat seperangkat pengungkapan yang disyaratkan dalam Level Aplikasi tersebut, dan indeks GRI telah disajikan dalam laporan tersebut secara memadai, sesuai dengan Pedoman GRI G3.
Application Levels do not provide an opinion on the sustainability performance of the reporter nor the quality of the information in the report.
Tingkat Aplikasi ini bukan merupakan opini terhadap kinerja keberlanjutan maupun kualitas informasi yang dimuat dalam laporan tersebut.
Jakarta, 30 May 2011
Drs. Elmar Bouma, CSRA Director
------------------------------------------------------------The National Center for Sustainability Reporting (NCSR) is an independent non profit organisation, established in 2005 to promote sustainability reporting and assurance in Indonesia. NCSR is registered as an organisational stakeholder member of the Global Reporting Initiative (GRI) since 2006.
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 145
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI (3.12)
146
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
INDEKS GRI GRI INDEX
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
PROFIL PROFILE 1
Strategi dan Analisis Strategy and Analysis
1.1
Pernyataan dari pejabat pembuat kebijakan yang paling senior dalam organisasi (misalnya CEO. ketua. atau posisi senior sejenis) mengenai relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan strateginya Statement of the most senior policy makers in the organization (e.g. CEO, chairman, or similar senior positions) regarding relevance to the organization and its strategy
4
1.2
Deskripsi dampak. risiko. dan peluang utama Description of impacts, risks, and major opportunities
6, 102
2
PROFIL ORGANISASI ORGANIZATION PROFILE
2.1
Nama organisasi Name of organization
1, 14
2.2
Merek. produk. dan atau jasa utama Brands, main products and/or services
14
2.3
Struktur operasional organisasi termasuk didalamnya divisi utama. perusahaan yang menjalankan usaha (operating companies) anak perusahaan dan usaha patungan Structure of operational organization, including major divisions, operating companies, subsidiaries and joint ventures
19
2.4
Lokasi kantor pusat organisasi Location of head office
1, 16
2.5
Jumlah negara di mana perusahaan beroperasi serta nama negara di mana operasi utama dilaksanakan. atau yang relevan dengan isu keberlanjutan yang dicakup dalam laporan Number of countries where the company operates, name of countries of the company’s main business operations, or which are relevant to the sustainability issues covered in the report
16, 20
2.6
Sifat kepemilikan dan bentuk legal Legal form and nature of ownership
16
2.7
Pasar yang dilayani (termasuk di dalamnya diperinci berdasarkan geografi sektor yang dilayani dan jenis konsumen/penerima manfaat) Markets served (detailed according to geography, sector and type of consumers)
16, 20
2.8
Skala organisasi Scale of organization
16
2.9
Perubahan signifikan yang terjadi selama periode laporan terkait ukuran. struktur. dan kepemilikan Significant changes in reporting period in terms of size, structure and ownership
3
2.10
Penghargaan yang diterima dalam periode laporan Awards received in reporting period
24
3
PARAMETER LAPORAN PARAMETERS OF REPORT Profil Laporan Report Profile
3.1
Periode pelaporan Reporting period
3, 145
3.2
Tanggal dari laporan sebelumnya yang paling baru (jika ada) Date of the latest report (if any)
3
3.3
Siklus Pelaporan (tahunan. dua tahun sekali. dan sebagainya) Reporting cycle (annually, bi-annually, etc.)
3
3.4
Alamat Kontak apabila ada pertanyaan terkait laporan dan isinya Contact address in case of queries on the report and its contents
1
3.5
Proses dalam menetapkan isi laporan Process of determining the report content
3, 27
3.6
Batasan laporan Report limitation
3
3.7
Nyatakan setiap keterbatasan ruang lingkup atau batasan laporan Scope restriction or report limitation
2
3.8
Dasar untuk melaporkan usaha patungan perusahaan anak, fasilitas yang disewakan, operasi yang dioutsource serta entitas lainnya yang mempengaruhi secara signifikan, sehingga dapat diperbandingkan informasinya dari waktu ke waktu dan atau antara organisasi Basis of reporting joint ventures, subsidiaries, rented facilities, outsourced operations and other entities of significant effect, to allow comparison of information from time to time with other organizations
2
3.9
Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya Data assessment technique and calculation base
2
3.10
Penjelasan dampak dari pernyataan ulang terhadap informasi yang disediakan dalam laporan sebelumnya Impact of restatement of information presented in previous report
2
3.11
Perubahan signifikan dari laporan periode sebelumnya Significant changes from previous report
3
Indeks Isi GRI Index of GRI Content 3.12
Tabel yang menunjukan lokasi dari Standar Pengungkapan dalam laporan Table showing location of Disclosure Standard in the report
3, 145
KETERANGAN REMARKS
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
INDEKS GRI GRI INDEX
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 147
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
Assurance Assurance 3.13
Kebijakan dan praktek saat ini yang ditujukan untuk mencari assurance eksternal untuk laporan Current policy and practice aimed at finding external assurance for report
4
TATA KELOLA, KOMITMEN dan KETERLIBATAN GOVERNANCE, COMMITMENT and ENGAGEMENT
3
Tata Kelola Governance 4.1
Struktur tata kelola organisasi termasuk komite di bawah badan pengelola tertinggi yang bertanggung jawab untuk tugas khusus seperti dalam menetapkan strategi atau mekanisme pengawasan organisasi Structure of corporate governance, including committees under the top management, responsible for specific tasks such as devising strategy or mechanism of overseeing the organization
31, 35
4.2
Tunjukkan apakah Ketua dari badan pengelola tertinggi juga merangkap pejabat eksekutif State whether chairman of the top management also acts as executive officer
33
4.3
Untuk organisasi yang memiliki struktur satu dewan nyatakan jumlah anggota dari badan pengelola tertinggi yang berasal dari kelompok independen dan atau anggota noneksekutif For one-board organization, state the number of top management members coming from independent groups or non-executive committees
33, 36, 39
4.4
Mekanisme untuk pemegang saham dan pegawai dalam menyampaikan rekomendasi atau arahan kepada badan pengelola tertinggi Mechanism for shareholders and employees to submit recommendation or direction to top management
32
4.5
Hubungan antara kompensasi untuk anggota badan pengelola tertinggi. manajer senior. dan eksekutif (termasuk dalam hal pengaturan perjalanan) dengan kinerja organisasi (termasuk didalamnya kinerja sosial dan lingkungan) Connection between top management members, senior managers, and executives remuneration (including business trip arrangement) with corporate performance (including social and environmental performance)
34
4.6
Proses yang ada di dalam badan pengelola tertinggi untuk dalam menjamin terhindarnya konflik kepentingan Top management process of preventing conflict of interests
4.7
Proses dalam menentukan kualifikasi dan keahlian dari anggota badan pengelola tertinggi dalam mengarahkan strategi organisasi terkait topik ekonomi, lingkungan, dan sosial Process of determining qualification and expertise of top management members to devise corporate strategy associated with economic, environmental and social issues
33, 45, 47-48, 86 32, 33
4.8
Pengembangan secara internal pernyataan misi atau nilai, kode tingkah laku dan prinsip yang relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial serta status dari implementasinya Internal statement of mission, values, code of conduct and principles relevant to economic, environmental and social performance as well as status of implementation
17
4.9
Prosedur dalam badan pengelola tertinggi untuk mengawasi manajemen dan identifikasi organisasi terhadap kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, termasuk di dalamnya risiko dan peluang yang relevan Top management procedure for management supervision and corporate identification of economic, environmental and social performance, including related risks and opportunities.
34, 40, 43
4.10
Proses dalam mengevaluasi kinerja dari badan pengelola tertinggi, khususnya yang terkait dengan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial Process of evaluating top management performance, specifically in relation to economic, environmental and social performance
32, 38
Komitmen terhadap inisiatif eksternal Commitment to external initiatives 4.11
Penjelasan mengenai bagaimana pendekatan atau prinsip pencegahan digunakan oleh organisasi Description of the organization’s approach or preventive measure
43, 47-48
4.12
Piagam. prinsip. atau insiatif lainnya yang dikembangkan secara eksternal terkait ekonomi, lingkungan dan sosial yang turut didukung/diadopsi oleh organisasi External charters, principles, or other initiatives related to economic, environmental and social performance adopted by the organization
8-9, 35, 38-40, 72, 102
4.13
Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri) dan atau organisasi advokasi nasional/internasional Membership in associations (such as industrial associations) and/or national or international advocacy organizations
14
Keterlibatan pemangku kepentingan Engagement of stakeholders 4.14
Daftar kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi List of stakeholders engaged by the organization
27
4.15
Dasar yang digunakan dalam mengidentifikasi dan memilih pemangku kepentingan yang akan dilibatkan Criteria for identifying and selecting stakeholders’ engagement
25
4.16
Pendekatan yang digunakan untuk melibatkan pemangku kepentingan. termasuk di dalamnya frekuensi pelibatan berdasarkan jenis dan kelompok pemangku kepentingan Approach to stakeholders, including frequency of engagement according to type and group of stakeholders
27
4.17
Topik dan perhatian utama yang dimunculkan melalui pelibatan pemangku kepentingan dan bagaimana organisasi merespons topik dan perhatian utama tersebut, termasuk melalui pelaporannya Main topic and concern put forward through stakeholders’ engagement, the organization’s response and reporting
27
KETERANGAN REMARKS
148
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
INDEKS GRI GRI INDEX
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
INDIKATOR KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE INDICATORS Aspek : Kinerja Ekonomi Aspect : Economic Performance EC1
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah Acquiring and distributing direct economic values, i.e. operating income, operating expense, employee remuneration, donation, and other community investment, retained earning, and payment to fund providers and government
82-83
EC2
Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi Financial implication and other risks due to climate change, and the opportunity for the organization’s activities
98
EC3
Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti Assurance of organization’s liability in defined benefit pension plan
67-68
EC4
Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah Significant financial assistance from the government
85
Aspek : Kehadiran Pasar Aspect : Market Presence EC5
Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan Ratio of the lowest wage paid to the local minimum wage standard of the area where the organization operates
57
EC6
Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan Policy, practice, and proportion of payments to local suppliers in the operating areas
85
EC7
Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal tenaga kerja (MM) yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan Procedures for local hiring and proportion of senior management and workforce (MM) hired from the local community at locations of significant operation.
62, 64
Aspek : Dampak Ekonomi Tidak Langsung Aspect : Indirect Economic Impact EC8
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura, atau pro bono Impact of investment in infrastructure and public services by way of financing, in kind, or pro bono
84, 140
EC9
Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya Perception and explanation of significant indirect economic impact and its extent
41, 43, 85
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE INDICATORS Aspek : Material Aspect : Material EN1
Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume Usage of material, broken down by weight or volume
108
EN2
Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang Percentage of recycled material usage
107, 121
Aspek : Energi Aspect : Energy EN3
Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer Usage of energy directly from primary energy sources
108
EN4
Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Prime Usage of indirect energy according to prime sources
108
EN5
Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan fisiensi Energy conservation and efficiency
109
EN6
Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut Initiative to obtain efficient or renewable energy-based products and services, and reduced energy requirements as a result of the initiative
108109
EN7
Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai Initiative to reduce indirect energy consumption and the extent of reduction achieved
108
Aspek : Air Aspect : Water EN8
Total pengambilan air per sumber Total amount of water extracted per source
EN9
Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air Water sources significantly affected by water extraction
EN10
Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang Percentage and total volume of reused and recycled water Aspek : Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) Aspect : Biodiversity
109,110 109, 110, 112 111
KETERANGAN REMARKS
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
INDEKS GRI GRI INDEX
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 149
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
EN11
Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang dilindungi atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi Location and size of land owned, leased, managed by the reporting organization, located inside or near protected areas or outside areas that have a high degree of biodiversity
112
EN12
Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi) Elaboration on significant impacts of the reporting organization’s activities, products and services on the biodiversity of protected areas and outside areas
113
MM1
Luas tanah (dimiliki atau sewa, dan dikelola untuk kegiatan produksi atau ekstraksi) yang terpengaruh atau direhabilitasi. Amount of land (owned or leased, and managed for production activities or extractive use) disturbed or rehabilitated
115, 126
EN13
Perlindungan dan Pemulihan Habitat Protection and rehabilitation of habitat
115
EN14
Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati Strategy, action and plan to manage impacts on biodiversity
113
MM2
Jumlah dan persentasi dari total area penambangan yang memerlukan rencana pengelolaan biodiversitas sesuai pernyataan organisasi, dan jumlah area dimaksud yang telah perencanaannya telah diselesaikan. The number and percentage of total sites identified as requiring biodiversity management plans according to stated criteria, and the number (percentage) of those sites with plans in place.
113, 115, 126
EN15
Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi Species whose extinction rates fall under IUCN Red List and National Conservation List, and whose habitats are impacted by the organization’s operations
114
Aspek : Emisi, Efluen dan Limbah Aspect : Emission, Effluent and Waste EN16
Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat Direct or indirect greenhouse emission, broken down based on weight
116
EN17
Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat Other indirect greenhouse emission, described according to weight
116
EN18
Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya Initiative to reduce greenhouse emission and the reduction achieved
EN19
Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat Emission of ozone-depleting substances/ODS, detailed according to weight
98-99, 116117 116117
EN20
NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat NOx, SOx and other air emission, specified by type and weight
104, 117
EN21
Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan Water discharge according to quality and destination
111, 119
EN22
Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan Waste according to type and discharge method
119121
MM3
Jumlah overburden, batuan galian, tailing, lumpur buangan dan sejenisnya Total amounts of overburden, rock, tailings, and sludges and their associated risks
108
EN23
Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan Significant volume of discharge/spill
120
EN24
Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional Weight of transported, imported, exported or processed waste which is considered hazardous according to Attachment to Basel Convention I, II, III and VIII, and percentage of waste transported internationally
120
EN25
Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor Identity, size, status of protection and biodiversity of waterway and related habitat significantly affected by water disposal of reporting organization
112
Aspek : Produk dan Jasa Aspect : Products and Services EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut Initiative to reduce the environmental impact of products and services, and to what extent reduction is effected
120
EN27
Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori Percentage of products sold and packaging material retracted according to category
87
Aspek : Kepatuhan Aspect : Compliance EN28
Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan Monetary value of significant penalty and number of non-monetary sanctions over violation of environmental laws and regulations
107, 123
KETERANGAN REMARKS
150
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
INDEKS GRI GRI INDEX
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
Aspek : Pengangkutan/Transportasi Aspect : Transportation EN29
Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan Significant environmental impact of moving products and material, and the manpower employed in the move
120
Aspek : Menyeluruh Aspect : Overall EN30
Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis Total expenses for environmental protection and investment by type
124
PRAKTEK TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN YANG LAYAK MANPOWER AND DECENT WORK Aspek : Pekerjaan Aspect : Work LA1
Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah Total employees according to type of work, job contract and area
60-61
LA2
Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah Employee total and turnover according to age group, gender and area
56
LA3
Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya Benefits provided for full-time employees but not for part-time employees, specified according to basic function
66
Aspek : Tenaga kerja / Hubungan Manajemen Aspect : Manpower / Management Relations LA4
Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut Percentage of employees protected by collective bargaining agreement
54
LA5
Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut Minimum notice of changes in important events, whether such is stated in the collective agreement.
57
MM4
Jumlah pemogokan dan penghentian operasional lebih dari 1 minggu, menurut area Number of strikes and lock-outs exceeding one week’s duration, by country
112
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Kerja Aspect: Work Safety and Health LA6
Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan kerja Percentage of employees officially represented in work safety and health committee of the management and employees who oversee and advise on work safety and health program
73
LA7
Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah Work-related physical injury, sickness, lost workdays, absence and fatality, broken down by area
74-75
LA8
Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya Education, training, guidance/coaching, prevention, local risk control for employees, family and community members, regarding serious/fatal diseases
74, 77
LA9
Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan Safety and health issues covered by employment agreement with labor union
77
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan Aspect: Education and Training LA10
Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan Average training hours per year of each employee, specified by employee category/group
63
LA11
Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier Average training hours per year of each employee, specified by employee category/group
63-64
LA12
Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara teratur Life-long skill and proficiency enhancement to support employment continuity and career development
65
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara Percentage of employees who receive regular performance appraisal and career development LA13
Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain Composition of management and break-down of employees per category by gender, age group, minority group membership and other diversity indicators
61, 65
LA14
Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan Ratio of female to male employee basic salary by employee category/group
67
INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA HUMAN RIGHTS PERFORMANCE INDICATOR Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan Aspect : Investment and Procurement Practice
KETERANGAN REMARKS
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
INDEKS GRI GRI INDEX
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 151
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
HR1
Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia Percentage and total of significant investment agreements containing human rights clauses, or screening/ filtering process related to human rights
72, 86, 97
HR2
Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas aspek HAM Percentage of suppliers and contractors who have been screened/filtered in relation to human rights aspect
86
HR3
Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan Total time spent for employee training on human rights policy and procedure which are relevant to the organization, and percentage of employees having gone through the training
58
Aspek: Nondiskriminasi Aspect: Non-discrimination HR4
Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan Total number of discriminatory cases occurring and measures taken
65
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berkumpul Aspect: Freedom to Unite and Gather HR5
Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut All uniting and gathering activities identified that may cause significant risks, and measures taken to uphold the rights
55-56, 58
Aspek: Pekerja Anak Aspect: Child Labor HR6
Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak Activities with identified significant risks that may give rise to child labor issue, and measures taken to abolish child labor
59
Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib Aspect: Forced Labor and Compulsory Labor HR7
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib Activities with identified significant risks that may cause forced labor or compulsory labor issue, and measures taken to abolish forced labor or compulsory labor
59
Aspek: Praktek/Tindakan Pengamanan Aspect: Security Practice/Measure HR8
Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi Percentage of security personnel trained in human rights policy and procedure that are relevant to the organization
58
Aspek: Hak Penduduk Asli Aspect: Indigenous Rights - MMS MM5
Jumlah area kegiatan yang terletak didalam atau bersebelahan dengan area milik penduduk asli, dan jumlah maupun persentasi area kegiatan operasi atau sites yang memiliki perjanjian formal dengan penduduk asli Total number of operations taking place in or adjacent to Indigenous Peoples’ territories, and number and percentage of operations or sites where there are formal agreements with Indigenous Peoples’ communities
112
Aspek: Hak Penduduk Asli Aspect: Indigenous Right HR9
Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil Total cases of violation of indigenous right and measures taken
112
INDIKATOR KINERJA MASYARAKAT PUBLIC PERFORMANCE INDICATOR Aspek: Komunitas Aspect: Community SO1
Sifat dasar, ruang lingkup dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat baik pada saat memulai, saat beroperasi dan saat mengakhiri Basic nature, scope and effectiveness of each program and practice to assess and manage operational impact on the community at the time of commencing, running and terminating business operations
102
MM6
Jumlah dan penjelasan sengketa lahan yang signifikan, pelanggaran hak adat / ulayat dari masyarakat lokal dan penduduk asli Number and description of significant disputes relating to land use, customary rights of local communities and Indigenous Peoples
112
MM7
Sejauh mana langkah tegas telah diterapkan dalam menyelesaikan sengketa lahan, sengketa atas hak adat / ulayat dari masyarakat lokal dan penduduk asli, dan hasil yang diperoleh Number and description of significant disputes relating to land use, customary rights of local communities and Indigenous Peoples
112
KETERANGAN REMARKS
152
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
INDEKS GRI GRI INDEX
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
Aspek : Artisanal dan penambang kecil Aspect : Artisanal and Small-scale Mining MM8
Jumlah (dan persentasi) areal kegiatan perusahaan di area atau area yang bersebelahan dari artisanal dan kegiatan penambang kecil beroperasi (ASM); risiko yang muncul dan tindakan yang dilakukan untuk mitigasi risiko tersebut Number (and percentage) of company operating sites where artisanal and small-scale mining (ASM) takes place on, or adjacent to, the site; the associated risks and the actions taken to manage and mitigate these risks
15
Aspek : Pemindahan hunian Aspect : Resettlement MM9
Area penambangan dimana terjadi pemindahan area hunian, jumlah hunian yang dipindahkan dan bagaimana penghidupan para penghuni dalam prosesnya Sites where resettlements took place, the number of households resettled in each, and how their livelihoods were affected in the process
108
Aspek : Rencana penutupan tambang Aspect : Closure Planning MM10
Jumlah dan persentasi area penambangan yang direncanakan akan ditutup Number and percentage of operations with closure plans
108
Aspek: Korupsi Aspect: Corruption SO2
Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi Percentage and total of business units susceptible to corruption
41, 46
SO3
Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi Percentage of employees trained in anti-corruption policy and procedure
40, 63
SO4
Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi Measures taken to handle corruption
42
Aspek: Kebijakan Publik Aspect: Public Policy SO5
Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik Public stance and participation in lobbying and working out public policy
85
SO6
Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi Value of financial and in-kind contribution to political parties, politicians, and related institutions by country where the organization operates
43
Aspek: Kelakuan Tidak Bersaing Aspect: Anti-competition SO7
Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya Total number of legal actions against violation of anti-competition, anti-trust, and monopoly laws, and the sanctions imposed
92
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance SO8
Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan Monetary value of significant penalty and number of non-monetary sanctions over violation of the law
34
INDIKATOR KINERJA TANGGUNG JAWAB PRODUK PRODUCT RESPONSIBILITY PERFORMANCE INDICATOR Aspek: Material stewardship khusus untuk sektor tambang dan logam Aspect: Material Stewardship Spesific for Mining & Metal MM11
Program dan kemajuan kegiatan berkaitan dengan material stewardship Programs and progress relating to materials stewardship
112
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan Aspect: Customer Safety and Health PR1
Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut Living cycle where product and service impact on safety and health is assesed for improvement, and percentage of important product and service which need to follow the procedures
87
PR2
Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk Total number of violations of laws and ethics regarding impact of product and service on safety and health during living cycle, per product
87
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa Aspect: Labeling Product and Service PR3
Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut Type of product and service information required by procedure and significant percentage of product and service which are subject to the required information
86-87
KETERANGAN REMARKS
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
INDEKS GRI GRI INDEX
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 153
INDIKATOR INDICATORS
HAL PAGE
PR4
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label. per produk Total number of violation of regulations and voluntary codes regarding the providing of product and service information and labeling, per product
89, 92
PR5
Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan Customer satisfaction practice and result of customer satisfaction survey
92
Aspek: Komunikasi Pemasaran Aspect: Marketing Communication PR6
Program-program untuk ketaatan pada hukum. standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran. termasuk periklanan. promosi. dan sponsorship Programs of complying with the law, standards and voluntary codes related to marketing communication, including advertising, promotion and sponsorship
90
PR7
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan. promosi. dan sponsorship. menurut produknya Total number of violation of the law, standards and voluntary codes related to marketing communication, including advertising, promotion and sponsorship, by product
90
Aspek: Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan Aspect: Customer Privacy PR8
Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan Total number of reasonable complaints over violation of customer privacy and loss of customer data
90
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance PR9
Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa Monetary value of penalty over breach of law and regulation regarding product and service availability and usage
Fully Applied Partly Applied Not Applied Not Relevan
90
KETERANGAN REMARKS
154
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan
SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Bukit Asam Tbk 2010 Sustainability Report 155
156
PT Bukit Asam Tbk Laporan Keberlanjutan 2010
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim Sumatera Selatan, Indonesia P. 62-734-451 096, 452 352 F. 62-734-451 095, 452 993
www.ptba.co.id
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN Lingkungan