MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR
Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Neneng Suryani : 35412283 : Teknik Industri : Dr. Emirul Bahar, ACSI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2015
LATAR BELAKANG Pertumbuhan Penduduk dan Perkembangan Teknologi
Perusahaan yang memiliki Produksi Massa
Perancangan dan Perencanaan yang baik
Keseimbangan Lini
PT. Krama Yudha Ratu Motor di bagian welding pada perakitan Cabin Tipe SL
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
Mengetahui keseimbangan lini perakitan cabin tipe SL pada bagian welding di PT. Krama Yudha Ratu Motor
1. Mengetahui proses perakitan cabin tipe SL pada bagian welding di PT. Krama Yudha Ratu Motor. 2. Mempelajari waktu siklus pada perakitan cabin tipe SL di PT. Krama Yudha Ratu Motor. 3. Mengetahui efisiensi lintasan perakitan cabin tipe SL di PT. Krama Yudha Ratu Motor.
PEMBATASAN MASALAH 1.
2.
Pengamatan hanya dilakukan pada bagian welding di PT. Krama Yudha Ratu Motor Lini perakitan yang diamati hanya perakitan cabin tipe SL
1. Profil Perusahaan
2. Produk yang dihasilkan a. Kendaraan niaga b. Jenis fuso c. Jenis colt diesel
d. L-300 e. CJM f. Outlander
Tujuan, Visi, dan Misi PT. Krama Yudha Ratu Motor • Tujuan mengurangi impor kendaraan jenis niaga dari Eropa sehingga mengurangi beban ekonomi negara pada saat itu dan untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri sendiri, dan juga membuka lapangan kerja bagi para pengangguran pada saat ini.
• Visi menjadi perusahaan perakitan terunggul dan sanggup bersaing di tingkat regional maupun global
• Misi 1.
2.
Menjadi perusahaan yang cukup memuaskan Shareholder dan Kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan. Membangun SDM yang handal dan sanggup mengantisipasi perkembangan regional maupun global.
Proses Perakitan
3 5
8 14
13
12
11
4 9
10
2
6
7
1
PT. Krama Yudha Ratu Motor memiliki efisiensi lintasan sebesar 92%
Kesimpulan 1. Perakitan cabin tipe SL pada bagian welding di PT. Krama Yudha Ratu Motor memiliki jumlah stasiun kerja sebanyak 27 stasiun kerja yang terdiri dari 16 stasiun termasuk pada sub assy perakitan cabin bagian kiri dan bagian kanan, dan 9 stasiun kerja termasuk kedalam main line. Perakitan cabin tipe SL pertama kali dilakukan dibeberapa stasiun kerja yang tidak menunggu hasil pekerjaan dari stasiun lain untuk mulai perakitan seperti pada stasiun kerja SSW 1, stasiun kerja SSW 2, stasiun kerja front panel 1, stasiun kerja instrument panel 1, stasiun kerja floor B assy, stasiun kerja shield LH dan shield RH, dan stasiun kerja mounting R/L. Hasil perakitan yang dilakukan di stasiun kerja SSW 1 dilanjutkan pada empat stasiun kerja yaitu stasiun kerja rear panel assy, stasiun kerja side frame RH, stasiun kerja front pilar RH yang hasil perakitan dari stasiun kerja ini akan dilanjutkan pada stasiun kerja side frame RH, dan stasiun kerja bumper assy. Hasil perakitan yang dilakukan dari beberapa stasiun kerja ini akan dilanjutkan pada stasiun kerja yang terdapat pada main line yaitu main body assy dan pada stasiun kerja roof assy untuk hasil dari stasiun kerja bumper assy. hasil perakitan dari stasiun kerja SSW 2 dilanjutkan proses perakitan pada stasiun kerja front pilar LH dan kemudian dilanjutkan perakitan pada stasiun kerja side frame LH yang kemudian akan dirakit pada stasiun kerja yang terdapat pada main line yaitu stasiun kerja main body assy. Hasil dari perakitan yang dilakukan pada stasiun kerja instrument panel 1 akan dilanjutkan pada stasiun kerja instrumen panel 2. Perakitan dari stasiun kerja instrument panel 2 dan stasiun kerja front panel 1 dilanjutkan perakitannya pada stasiun kerja front panel 2 yang kemudian akan dirakit pada stasiun kerja di main line yaitu stasiun kerja main body assy. Perakitan yang dilakukan pada stasiun kerja mounting R/L dilanjutkan pada stasiun kerja cros member fr. Floor dan stasiun kerja floor A assy. Hasil dari perakitan pada stasiun kerja stasiun kerja floor B assy, stasiun kerja shield LH dan shield RH, dan stasiun kerja floor A assy akan dilanjutkan perakitannya pada stasiun kerja di main line yaitu stasiun kerja floor assy. Perakitan yang dilakukan pada stasiun floor assy dilanjutkan pada stasiun floor respot dan kemudian pada stasiun kerja main body assy. Perakitan dari stasiun kerja main body assy dilanjutkan pada stasiun kerja main body respot 1 dan main body respot 2 kemudian roof assy dan dilakukan pengelasan pada stasiun kerja las CO2 + brazing lalu dilanjutkan pada stasiun kerja door install dan perakitan terakhir dilakukan pada repair in line.
2.
Waktu siklus pada perakitan cabin tipe SL di PT. Krama Yudha Ratu Motor dicari dengan menggunakan takt time yang didapat dari pembagian antara waktu satu jam dibagi dengan rencana jumlah cabin yang dihasilkan dalam satu jam dan dikalikan dengan efisiensi lintasan. Waktu siklus pada perakitan cabin tipe SL di bagian welding terdapat 14 dari 14 kelompok stasiun kerja. Waktu siklus kelompok 1 yaitu stasiun kerja SSW 1 dan stasiun kerja SSW 2 yaitu 433 detik atau sekitar 92,91%. Waktu siklus kelompok 2 yaitu stasiun kerja floor B assy, shield LH, dan stasiun kerja mounting R/L yaitu 431 detik atau sekitar 92,48%. Waktu siklus kelompok 3 yaitu stasiun kerja front panel 1, instrumen panel 1, dan stasiun kerja bumper assy yaitu 466 detik atau sekitar 100%. Waktu siklus kelompok 4 yaitu stasiun kerja shield RH, dan stasiun kerja rear panel assy yaitu 329 detik atau sekitar 70,60%. Waktu siklus kelompok 5 yaitu stasiun kerja front pilar RH, dan stasiun kerja shield frime RH yaitu 430 detik atau sekitar 92,28%. Waktu siklus kelompok 6 yaitu stasiun kerja front pilar assy LH, dan stasiun kerja side frame assy LH yaitu 446 detik atau sekitar 95,71%. Waktu siklus kelompok 7 yaitu stasiun kerja floor A assy, dan stasiun kerja cros member assy yaitu 377 detik atau sekitar 80,90%. Waktu siklus kelompok 8 yaitu stasiun kerja front panel 2, dan stasiun kerja instrument panel 2 yaitu 318 detik atau sekitar 68,24%. Waktu siklus kelompok 9 yaitu stasiun kerja floor assy RH dan stasiun kerja floor respot yaitu 778 detik yang dikerjakan oleh dua orang operator sehingga untuk pengerjaan masing-masing operator memiliki waktu sebanyak 389 detik atau sekitar 83,47%. Waktu siklus kelompok 10 yaitu stasiun kerja main body assy dan stasiun kerja main body respot 1 yaitu 902 detik yang dikerjakan oleh dua orang operator sehingga untuk pengerjaan masing-masing operator memiliki waktu sebanyak 451 detik atau sekitar 96,78%. Waktu siklus kelompok 11 yaitu stasiun kerja main body respot 2 yaitu 418 detik yang dikerjakan oleh dua orang operator sehingga untuk pengerjaan masing-masing operator memiliki waktu sebanyak 209 detik atau sekitar 44,84%. Waktu siklus kelompok 12 yaitu stasiun kerja roof assy yaitu 388 detik atau sekitar 83,26%. Waktu siklus kelompok 13 yaitu stasiun kerja las CO2+brazing dan stasiun kerja door install yaitu 693 detik yang dikerjakan oleh dua orang operator sehingga untuk pengerjaan masing-masing operator memiliki waktu sebanyak 346,5 detik atau sekitar 74,36%. Waktu siklus kelompok 14 yaitu stasiun kerja repair in line yaitu 466 detik yang dikerjakan oleh dua orang operator sehingga untuk pengerjaan masing-masing operator memiliki waktu sebanyak 233 detik atau sekitar 50%.
3. Efisiensi lintasan pada perakitan cabin tipe SL pada bagian welding di PT. Krama Yudha Ratu Motor yaitu 92%.