MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING Disusun Oleh: Imam Sri Ediyasa 39411234 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015
LATAR BELAKANG Persaingan perusahaan yang intensif Produktifitas menjadi pola pikir Hambatan Operasional Tidak adanya informasi bahan Pelaksaan K3
Perumusan Masalah • Bagaimana proses produksi pada Part Transmission Machining di PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing • Bagaimana penerapan K3 di PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing Tujuan Penulisan • Mempelajari proses produksi pada PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing pada proses produksi Part Transmisi Machining. • penerapan kesehatan keselamatan kerja di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN •
•
•
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing resmi berdiri pada tanggal 19 Mei 1973 setelah sebelumnya pada tanggal 18 Januari 1973 terjadi kesepakatan joint venture antara PT Krama Yudha, Mitsubishi Coorporation, dan Mitsubishi Motors and Manufacturing. PT Mitsubishi Kramayudha Motors and Manufacturing ini merupakan perusahaan dengan penanaman modal asing (PMA) yang bekerja sama dengan Jepang. Pemegang sahamnya terdiri dari PT Krama Yudha, Indonesia (18,22%), PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Indonesia (17,22%), Mitsubishi Coorporation, Jepang (32,28%), dan Mitsubishi Fuso Truck and Bus Coorporation, Jepang (32,28%). Produksi percobaan dimulai pada pertengahan bulan Oktober 1974 sedangkan produksi komersil dimulai pada tanggal 6 januari 1975. Pada tanggal 1 Januari 1988, PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan merger dengan PT Colt Engine and manufacturing untuk lebih efisien. MKM I atau stamping factory dibangun di atas tanah seluas 63.400 m2 dengan luas bangunan 20.750 m2. Stamping facrory memiliki 2 bangunan yaitu factory A dan factory B. Di sini terjadi proses pembuatan komponen badan kendaraan.
HASIL PRODUK • Produk yang dihasilkan di stamping factory atau MKM I merupakan komponen badan dan rangka kendaraan. Adapun komponen yang dihasilkan adalah badan kendaraan, chasis, steering, fuel tank, exhaust pipe, dan muffler. Sedangkan yang di produksi di Engine Factory atau MKM II adalah berbagai komponen untuk mesin kendaraan yang kemudian di rakit menjadi unit mesin kendaraan yang siap pakai dengan kualitas tinggi. Komponen-komponen tersebut antara lain : cylinder head, crank shaft, cylinder block, connecting rod, cam shaft, transmission case, dan extension housing.
PROSES PRODUKSI
Suplai blank material dari jepang
Dikirim ke KRM untuk dirakit menjadi unit kendaraan
Suplai balnk material dari vendor lokal
PPC
ASSEMBLING MACHINING
TRANSMISSIO N
ENGINE
CYLINDER HEAD
CRANK SHAFT LINE 2
LINE 1
CONNECTING ROD
CAM SHAFT
EXTENSION HOUSE TRANSMISSIO N CASE DIFFERENTIAL CASE
FRONT AXLE
YOKE
FINISH
CYLINDER BLOCK
TEST LINE
FINSH
KESIMPULAN & SARAN •
•
Kesimpulan Proses produksi pada pembuatan Part Transmisi Machining terdiri dari, Turning (penekanan), Facing (pengelupasan), Hardening (pengerasan), Inner Broaching (pembuatan gerigi), Drilling (pengeboran), Washing (pencucian), Crank Turning (pengecekan tekanan), Leak Test (tes kebocoran) dan Final Inspection (pengujian terakhir). Penerapan SMK3 di PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini meliputi adanya penerapan kebijakan K3 yang memuat visi, tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan dan kerangka program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan yang bersifat umum dan operasional, selain itu perencanaan K3 yang dipertimbangkan dari hasil pengamatan, identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko, peraturan perundangan dan persyaratan lainnya. Saran Setelah melakukan kerja praktek di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing, penulis dapat memberikan saran untuk mempertahankan sistem-sitem yang ada yang berguna untuk kemajuan sistem SMK3 yang sudah berjalan dengan baik. Adapun untuk pemasangan display tentang bahaya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) ada disetiap mesin yang berjalan agar pekerja bisa melihat bahaya yang akan timbul apabila tidak mengikuti standar keamanan yang sudah diatur oleh petugas K3.