Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan IV Tahun 2016 PENETAPAN KINERJA (PK)/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) A
Skor PPH Ketersediaan 1 Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (Kawasan)
2 Jumlah Lokasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (Lokasi)
3 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan)
4 Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit)
REALISASI TRIWULAN TARGET
I
II
III
KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)
IV
KET
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
89,71 % 192 Kawasan
sebanyak 11 desa tidak mencairkan
1) Di Sumatera Utara sebanyak 5 desa tidak mencairkan karena lokasinya sangat jauh sehingga sulit melaksanakan monev; 2) Sumatera Barat mengajukan pengalihan dengan pertimbangan tdk memenuhi persyaratan; 3) Di Riau sebanyak 2 kawasan tdk mencairkan karena kelembagaannya kurang mendukung; 4) Banten dan Bali blm melaksanakan DDRT; 5) Kalteng penerima tumpang tndih dengan bantuan lain
190
80
182
181
94,27%
0
10
20
33
94%
2 lokasi blm memberikan laporan yaitu prov. DKI dan prov. Kaltara
303 Gapoktan
25
193
269
287
95,00%
sebanyak 16 Gapoktan tdk mencaikan
Penghematan Anggaran sehingga tidak dicairkan
Dana dikembalikan
54 Lumbung
0
22
47
51
90,00%
sebanyak 3 lumbung tdk mencairkan
(1) Sebanyak2 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak mencairkan dananya karena tdk memenuhi persyaratan
Dana dikembalikan
35 Lokasi
Menghubungi provinsi agar segera menyampaikan laporannya
5 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender (KK)
33,600 KK
0
5.040
16,800
50%
Pemberian Matcing Fund (bansos) hrs memalui penilaian setelah 6 bln dan dana langsung disalurkan ke rekening kelompok sasaran, proses penyaluran data masih berlangsung
(1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) pencairan dana di tahun 2015 masih disalurkan di tahun 2016
Percepatan pencairan dana Matching Fund kepada kelompok
6 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK)
26,880 KK
0
1.210
11,558
43,00%
Realisasi baru mencapai 43% untuk penyaluran dana Revolving Fund (dana bergulir) kepada kelompok mandiri (KM), yang digunakan kegiatan produktif tan. Pangan, perkebunan, hortikultura dan pengolahan pasca panen di tiap-tiap kelompok
(1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) Proses identifikasi yang agak terlambat karena belum siapnya masyarakat dalam penyusunan Rencana Usaha Anggota dan Rencana Usaha Kelompok
Percepatan pencairan dana Revolving Fund kepada kelompok
PENETAPAN KINERJA (PK)/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) B Penurunan Jumlah Penduduk Rawan Pangan (%thn) 1 JumlahKawasan Mandiri Pangan (Kawasan)
2 Jumlah Lokasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (Lokasi)
I
II
III
KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)
IV
KET
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
1 %
192 Kawasan
35 Lokasi
190
80
182
94,79%
35
35
20
33
100%
2 lokasi blm memberikan laporan yaitu prov. DKI dan prov. Kaltara
(1) Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab, Kuantan sengingi, Kab. Badung, Kab Pasaman Barat sampai dengan tahun kedua belum melakukan DDRT, sehingga tidak bisa mencairkan Bantuan pemerintah; (2) Kabupaten Kotawaringin Barat mengalokasikan kawasan di Desa Babual, Baboti, Tempayung, Kinjil, Saka Bulin. Kegiatan usahanya adalah petani perkebunan kelapa sawit, sehingga kegiatan mereka lebih banyak di kelapa sawit dan lokasi kawasan ini pernah menerima bantuan PUAP dan yang menerima dana PUAP orang/kelompok yang sama
Mengoptimalkan Tim Pendampingan dan Percepatan Kegiatan dan Anggaran BKP
3 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender (KK)
33,600 KK
0
5.040
16,800
11.760
100%
Pemberian Matcing Fund (bansos) hrs memalui penilaian setelah 6 bln dan dana langsung disalurkan ke rekening kelompok sasaran, proses penyaluran data masih berlangsung
(1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda karena adanya pemblokiran;(2) pencairan dana ditahun 2015 masih disalurkan ditahun 2016
Percepatan pencairan dana Matching Fund kepada kelompok
4 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK)
26,880 KK
0
1.210
11,558
13.595
92,72%
Realisasi baru mencapai 43% untuk penyaluran dana Revolving Fund(dana bergulir) kepada kelompok mandiri(KM) yg digunakan kegiatan produktif tan pangan,perkebunan,hortikultu ra dan pengolahan pasca
(1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan diawal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran;(2)proses identifikasi yang agak terlambat karena blm siapnya masyarakat dalam penyusunan Rencana Usaha
Percepatan Revolving Fund kepada kelompok
45
172
97%
Sampai saat ini proses pengadaan alat masih berlangsung
(1) pengadaan alat msh dlm proses identifikasi dan sebagai kontrak blm dilakukan;(2)penentuan aspek dan harga yg membutuhkan waktu cukup lama;(3)proses pengadaan barang dan jasa menggunakan guidline
Untuk pencairan anggaran, pengawalan pelaksanaan kegiatan dan pendampingan akan diatur jadwalnya dari pusat.
Rp. 4.090/Kg Rp. atau 10,54 % 4.200/Kg diatas HPP atau 13,52% diatas HPP (Rp. 3.700/Kg)
Rp. 4.333/Kg atau 17,10% diatas HPP (Rp. 3.700/Kg)
5 Jumlah desa yang mengembangkan rantai nilai tanaman perkebunan (Desa)
C
REALISASI TRIWULAN TARGET
Harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg)
224 Desa
≥ HPP
0
Rp. 4.548/Kg atau 22,92 % diatas HPP
0
100,00% a. Harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani berdasarkan data panel harga pangan di 22 provinsi sentra produksi padi
a. Masih adanya kejadian harga GKP ditingkat petani yang dibawah HPP (Rp. 3.700/kg), yaitu di Sulteng (Okt-Nov Rp. 3.000-3.500/Kg), Sulut (Mgg III Okt, Mgg I, II, IV Nov Rp. 3.000-3.500/Kg) dan Sumsel (Mgg II dan IV Okt Rp. 3.6603.667/Kg).
a. Meningkatkan informasi harga gabah di bawah HPP ke Perum Bulok untuk dilakukan penyerapan gabah/beras
PENETAPAN KINERJA (PK)/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
REALISASI TRIWULAN TARGET
I
II
III
KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)
IV
KET
PERMASALAHAN
b. Terjadi disparitas harga gabah yang cukup besar antar b. b. Rata-rata harga GKP tingkat petani pada TW IV (Okt-Des) wilayah (Rp. 3.150/Kg s/d Rp. 5.324/Kg) yg membuat sebesar Rp. 4.333/kg atau koefisien variasi (CV) lebih besar dari 10% sedang CV antar 17,10% diatas HPP (Rp. 3.700) waktu relatif rendah/stabil (<5%), kecuali di Provinsi Sulteng 6,73%,dan Kalteng 5,80%.
TINDAK LANJUT Meningkatkan arus pelaporan data harga gabah dari daerah (kab/prov) ke tingkat pusat
c. Masih ada kab/prov yang belum mengirimkan data c. Harga GKP Triwulan III mengalami kenaikan tiap bulan perkembangan harga gabah secara rutin (mingguan) ke : Juli p. 4.113/Kg, Agustus p. Pusat sehingga data mingguan atau bulanan tidak tersedia 4.203/Kg, dan Sept p. 4.285/Kg
d. Harga GKP pada TW IV mengalami kenaikan dibanding TW III karena sdh lewat masa panen
e. Harga GKP pada TW IV mengalami kenaikan tiap bulan Okt Rp. 4.313/Kg, Nov Rp. 4.330/Kg dan Des Rp. 4.355/Kg f. Kisaran harga GKP tingkat petani Okt-Des sebesar Rp. 3.150- Rp. 5.324/Kg, dengan harga tertinggi di Prov. Kalteng (43,90% diatas HPP) dan terendah di Sulteng(14,86% dibawah HPP)
g. Harga GKP Triwulan IV relatif stabil dengan coefisien variasi (CV) 0,48%, namun disparitas antar wilayah relatif besar yaitu 0,46-6,73% dengan Prov Jabar paling stabil dan Prov Sulteng paling fluktuasi
1 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan)
Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit)
Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI)
303 Gapoktan
25
193
269
287
95,00%
sebanyak 16 Gapoktan tdk mencaikan
Penghematan Anggaran sehingga tidak dicairkan
Dana dikembalikan
54 Lumbung
0
22
47
51
94,00%
sebanyak 3 lumbung tdk mencairkan
(1) Sebanyak 2 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak mencairkan dananya karena tdk memenuhi persyaratan
Dana dikembalikan
287
473/874
Prov. Kep. Riau mengembalikan dananya krn Gapoktannya tdk memenuhi persyaratan
untuk efisiensi biaya pengiriman maka dilakukan penambahan TTI sehingga realisasi melebihi target
500/1.000 Gap/TTI
473/989 493/1320
98.60% / 132.20%
PENETAPAN KINERJA (PK)/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) 2 Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN)
D
Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (Cv)
REALISASI TRIWULAN TARGET
I
II
0
35 Lap
< 10%
III
CV=2,64%
0
CV=0,41%
KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)
IV
0
35
100%
KET
TINDAK LANJUT
Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah Rakor dalam memghadapai HBKN, Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil rakor dalam rangka HBKN secara rutin dilaporkan kepada pimpinan
100% a. Berdasarkan data BPS, CV a. harga Beras Umum tingkat eceran sebesar 0,16%, sedang harga beras termurah CV 0,05% yang menunjukkan harga sangat stabil. CV harga beras Tri IV lebih tinggi dibanding Tri III karena bukan musim panen.
CV = 0,30% CV = 0,16%
PERMASALAHAN
1. Meskipun harga stabil, namun stabil pada harga tinggi. Harga beras umum bulan Okt-Des 2016 rata-rata Rp 13.180/Kg, dengan rincian bulanan Rp 13.153/Kg, Rp 13.185/Kg, dan Rp 13.201/Kg.
Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil.
b. Rincian nilai cv bulan Okt-Des b. Harga beras termurah juga stabil tinggi, rata-rata Rp beras umum masing-masing 10.376/kg, dengan rincian bulanan Rp 10.375/kg, dan Rp 0,02%, 0,02%, dan 0,07%, 10.376/kg. sedang beras termurah 0,08% dan 0,02%.
Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN)
CV = 0,32% CV = 0,39%
CV=0,12%
100%
CV=0,16%
a. Meskipun harga stabil, namun stabil pada harga yang tinggi. a. Berdasarkan data BPS, CV harga beras umum tingkat Harga beras medium pada bulanOkt-Des 2016 rata-rata Rp. eceran sebesar 0,16%, sedang 13.180/Kg, dengan rincian bulanan masing-masing Rp. harga beras termuah CV 0,05% 13.153/Kg, Rp. 13.185/Kg, dan Rp. 13.201/Kg. yang menunjukkan harga sangat stabil, CV harga beras TW IV karena bukan musim panen
Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil
b. Rincian nilai CV beras bln Juli- b. Harga beras termurah juga stabil tinggi, rata-rata Rp. Sept beras umum masing10.376/Kg dengan rincian bulanan Rp. 10.373/Kg, dan Rp. masing 0,06%, 0,17%, dan 10.376/Kg 0,01% sedang beras termurah 0,04%, 0,14%, dan 0,04%
1 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan)
2 Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit)
3 Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI)
303 Gapoktan
25
193
269
287
95,00%
sebanyak 16 Gapoktan tdk mencaikan
Penghematan Anggaran sehingga tidak dicairkan
Dana dikembalikan
54 Lumbung
0
22
47
51
90,00%
sebanyak 3 lumbung tdk mencairkan
(1) Sebanyak2 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak mencairkan dananya karena tdk memenuhi persyaratan
Dana dikembalikan
287
473/874
473/989
Prov. Kep. Riau mengembalikan dananya krn Gapoktannya tdk memenuhi persyaratan
untuk efisiensi biaya pengiriman maka dilakukan penambahan TTI sehingga realisasi melebihi target
497/1.086 Gap/TTI
95.17% / 91,06%
REALISASI TRIWULAN
PENETAPAN KINERJA (PK)/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
TARGET
4 Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN)
E
F
Konsumsi Energi (Kkal/Kap/hr) 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan (Desa)
35 Lap
I
II
0
III 0
KET
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
0
35
100,00%
Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah Rakor dalam memghadapai HBKN, Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil rakor dalam rangka HBKN secara rutin dilaporkan kepada pimpinan
4,753
4,824
99,07%
sebanyak 45 kelompok tdk mencairkan dana antara lain prov. Aceh 4 kel, Sumut 5 Kel, Sumsel 3 kel, Subar 1 kel, Bengkulu 1 kel, Jatim 8 kel, Kelsel 5 kel, Kalteng 3 kel, NTB 10 kel, Sulut 1 kel, Malut 1 kel, Papua 3 kel
(1) Tidak lolos verifikasi, (2) ada konflik di dalam kelompok; (3) Lokasi kelompok jauh sehingga sulit utk dilakukan pembinaan; (4) Kepala desa tidak mau krn terlalu ketat pengawasannya; (5) ada konflik dengan kepala desa
akan dilakukan perbaikan pada kegiatan tahun 2017
10
35
100%
35
100%
4,753
4,824
99,07%
sebanyak 45 kelompok tdk mencairkan dana antara lain prov. Aceh 4 kel, Sumut 5 Kel, Sumsel 3 kel, Subar 1 kel, Bengkulu 1 kel, Jatim 8 kel, Kelsel 5 kel, Kalteng 3 kel, NTB 10 kel, Sulut 1 kel, Malut 1 kel, Papua 3 kel
(1) Tidak lolos verifikasi, (2) ada konflik di dalam kelompok; (3) Lokasi kelompok jauh sehingga sulit utk dilakukan pembinaan; (4) Kepala desa tidak mau krn terlalu ketat pengawasannya; (5) ada konflik dengan kepala desa
akan dilakukan perbaikan pada kegiatan tahun 2017
2,040 Kkal/Kap/hr 4.894 revisi jd 4.869
Desa
0
3.500
2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
5
10
3 Jumlah Lokasi Gerakan Diversifikasi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
1
1
Konsumsi Protein (Gram/Kap/hr 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan (Desa)
KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)
IV
56,40 gram/kap/hr 4.894 revisi jd 4.869
Desa
0
3.500
2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
5
10
12
35
100%
3 Jumlah Lokasi Gerakan Diversifikasi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
1
1
28
35
100%
REALISASI TRIWULAN
PENETAPAN KINERJA (PK)/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) G
Skor PPH Konsumsi 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan (Desa)
I
I
II
III
KEMAJUAN PELAKSANAAN (%)
IV
KET
4.894 revisi jd 4.869
Desa
0
3.500
4,753
4,824
99,07%
sebanyak 45 kelompok tdk mencairkan dana antara lain prov. Aceh 4 kel, Sumut 5 Kel, Sumsel 3 kel, Subar 1 kel, Bengkulu 1 kel, Jatim 8 kel, Kelsel 5 kel, Kalteng 3 kel, NTB 10 kel, Sulut 1 kel, Malut 1 kel, Papua 3 kel
35 Lokasi
5
10
12
35
100%
3 Jumlah Lokasi Gerakan Diversifikasi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
1
1
28
35
100%
seluruh kegiatan sudah dilaksanakan
4 Jumlah model pengembangan pangan pokok lokal (Unit)
30 Unit
0
0
24
30
100%
Sudah tersalurkan
5 Jumlah hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan (Rekomendasi)
35 Lap
0
0
0
33
94,30%
10 %
0
0
10%
26,04%
260%
Kegiatan di pusat dan daerah, terjadi peningkatan produk pengan yg tersertifikasi melebihi target dari 10% terealisasi 26,04%
1 Jumlah Lokasi Gerakan Diversifikasi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
1
1
28
35
100%
seluruh kegiatan sudah dilaksanakan
2 Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi)
86 Lokasi
0
0
8
86
100%
≥ 80%
0
0
0
99,61%
125%
pengujian sampel dilakukan di pusat dan daerah, uji lab residu 99,61%, logam berat 100%
1 Jumlah Lokasi Gerakan Diversifikasi Pangan (Lokasi)
35 Lokasi
1
1
28
35
100%
seluruh kegiatan sudah dilaksanakan
2 Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi)
86 Lokasi
0
0
8
86
100%
Tingkat Keamanan Pangan Segar yang Diuji (%)
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
86,2
2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (Lokasi)
Peningkatan produk pangan segar yang tersertifikasi (%)
H
TARGET
(1) Tidak lolos verifikasi, (2) ada konflik di dalam kelompok; (3) Lokasi kelompok jauh sehingga sulit utk dilakukan pembinaan; (4) Kepala desa tidak mau krn terlalu ketat pengawasannya; (5) ada konflik dengan kepala desa
akan dilakukan perbaikan pada kegiatan tahun 2017