PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian yang telah dilakukan sampai saat ini masih banyak memerlukan penanganan yang cermat dan cepat. Tantangan pembangunan pertanian yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini antara lain: 1) belum optimalnya produktivitas dan nilai tambah produk pertanian di beberapa sentra produksi serta masih tingginya tingkat konversi lahan yang sulit dikendalikan; 2) kurangnya perbaikan dan pembangunan infrastruktur lahan dan air; 3) masih kurangnya akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani; 4) belum tercapainya Millenium Development Goals (MDG’s) yang mencakup angka kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan; 5) kurangnya kebijakan yang proporsional untuk produk-produk pertanian khusus; 6) lemahnya persaingan global dalam berbagai dimensi; 7) menurunnya citra petani dan pertanian serta pentingnya diciptakan suatu keadaan agar kembali diminati generasi muda; 8) masih lemahnya kelembagaan usaha ekonomi produktif di perdesaan; 9) pentingnya sistem penyuluhan pertanian yang inovatif; dan 10) perlunya kebijakan insentif yang tepat agar sektor pertanian menjadi bidang usaha yang menarik dan menjanjikan. Untuk menjawab tantangan tersebut maka Visi Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”. Visi Kementerian Pertanian tersebut merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Pemerintah 2015 - 2019 yang dituangkan dalam Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita). Agenda strategis yang berkaitan langsung dengan Kementerian Pertanian tercantum pada agenda nomor 6 yaitu “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda nomor 7 yaitu “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi – domestik”. Kemandirian ekonomi dapat terwujud dengan tercapainya kedaulatan pangan yang berbasis 2)
agribisnis
penanggulangan
kerakyatan kemiskinan
melalui: pertanian
1) dan
pengendalian dukungan
impor
regenerasi
pangan, petani,
3) Reforma Agraria, dan 4) Pembangunan Bank Khusus Pertanian, UMKM dan Koperasi. Penanggulangan kemiskinan pertanian dilakukan antara lain dengan
1
pengembangan pasar dan kelembagaan pasar secara merata dan pengembangan ekonomi perdesaan dengan peningkatan investasi sebesar 15% per tahun. Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dalam mewujudkan Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita), Visi-Misi Kementerian Pertanian dan selanjutnya dijabarkan dalam visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai dalam periode 2016 - 2019 adalah 1) Penurunan susut hasil (losses) produksi tanaman pangan, 2) Peningkatan nilai tambah produk olahan tanaman pangan, 3) Peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan, dan 4) Peningkatan penguasaan pasar domestik dan luar negeri. Dalam mencapai sasaran strategis diatas, diperlukan pemetaan yang sangat rinci pada setiap daerah dengan memperhatikan kemampuan sumber daya yang dimiliki, teknologi yang dipakai, perilaku usaha yang berkembang, dan selera konsumen di daerah tersebut.
Seluruh faktor ini sangat penting diperhatikan sehingga tidak
menimbulkan ekses negatif atas pencapaian sasaran yang ditetapkan. Tabel 1. Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 No. 1.
Sasaran Strategis Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
Indikator Kinerja 1. Jumlah penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan
Target 22.562 unit
2.
Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan
2. Jumlah penyaluran pengolahan hasil tanaman pangan
3.
Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan
3. Jumlah pengembangan standardisasi dan mutu
75 sertifikat
4.
Meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri
4. Jumlah informasi harga tanaman pangan
276 informasi harga
90 unit
2
1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk: 1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Triwulan I Tahun 2016. 2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Triwulan I Tahun 2016. 3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ke depan. 1.3. Ruang Lingkup Laporan Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Triwulan I Tahun 2016.
3
II.
CAPAIAN KINERJA
Pemantauan dilakukan secara berkala tiap triwulanan berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Target kinerja yang tercantum pada Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan alokasi anggaran pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan akan menyesuaikan sesuai perubahan DIPA. Pada Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani antara Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tercantum alokasi anggaran Direktorat PPHTP Tahun 2016 Rp. 1.882.256.786.000. Alokasi anggaran ini jauh lebih tinggi dibandingkan alokasi anggaran pada tahun 2015 yaitu Rp.78.498.554.000,- atau mengalami kenaikan 2.398%. 2.1. Sasaran Strategis 1: Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Tanaman Pangan Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran strategis Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah Tersalurkannya Sarana Pasca Panen Tanaman Pangan sejumlah 22.562 Unit dengan capaian sebagai berikut: Tabel 2. Pemantauan Penyaluran Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016 Fisik No
Kegiatan Pendukung
1 2 3 4
Sarana Pascapanen Padi Sarana Pascapanen Jagung Sarana Pascapanen Kedelai Sarana Angkut Roda 3
Target 8.936 6.426 6.500 700
Anggaran (Rp.) Realisasi
TW I
TW II
TW III
-
TW IV
Pagu 1.281.647.000.000 248.282.266.000 187.188.000.000 32.200.000
Realisasi TW II TW III
TW I
TW IV
-
Keterangan: Kontrak = 2.005 unit; Pemesanan Barang = 1.067 unit
Berdasarkan hasil pemantauan terhadap penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan pada Triwulan I, telah terealisasi kontrak sejumlah 2.005 unit (8,89%) dan telah dilaksanakan pemesanan barang sejumlah 1.067 unit (4,73%). 1.
Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Padi
Target produksi padi pada PK Kementerian Pertanian 2016 sebesar 76,20 juta ton GKG. Kegiatan Pendukung tercapainya target produksi tahun 2016 melalui penurunan susut hasil produksi padi yaitu penyaluran bantuan sarana pascapanen padi sejumlah 8.936 unit. Bantuan sarana pascapanen padi yang dialokasikan tahun 2016 terdiri dari: 4
a. Combine Harvester Kecil sebanyak 4.016 unit b. Combine Harvester Sedang sebanyak 2.872 unit c. Combine Harvester Besar sebanyak 340 unit d. Vertical Dryer Padi Kap.30 Ton/proses+Bangunan sebanyak 2 unit e. Vertical Dryer Padi Kap.3,5 - 6 Ton/proses+Bangunan sebanyak 2 unit f.
Power Thresher sebanyak 1.000 unit
g. Fasilitasi RMU sebanyak 115 unit (dibatalkan sesuai hasil RDP dengan DPR tgl 15 Februari 2016) h. Destoner sebanyak 2 unit i.
Polisher sebanyak 22 unit
j.
Combine Harvester Kecil pengadaan pusat sebanyak 564 unit
Perkembangan capaian indikator kinerja Triwulan I sebagaimana tercantum pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016 Kegiatan Pendukung 1. Sarana Pascapanen Padi (Unit) *) 2. Sarana Pengangkut (Unit) *)
Realisasi
Target 8.936
TW I 0
700
0
TW II
TW III
TW IV
Kemajuan Pelaksanaan (%) -
*) Realisasi kontrak s/d Maret 2016: sarana pascapanen padi = 403 unit; sarana pengangkut = 18 unit
Kegiatan pendukung untuk produksi padi dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan yaitu pelaksanaan bantuan sarana pascapanen dengan target 8.936 unit dan bantuan sarana pengangkut dari target 700 unit belum ada sarana yang diterima poktan/gapoktan. Perkembangan saat ini yaitu telah terealisasi kontrak sebanyak 403 unit (4,50%), dan kontrak bantuan sarana pengangkut sebanyak 18 unit (2,57%). Kontribusi sarana pascapanen padi terhadap penurunan susut hasil padi pada Triwulan I belum dapat diketahui karena sarana yang telah kontrak masih dalam proses penyaluran ke poktan/gapoktan penerima bantuan. 2.
Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Jagung
Target produksi jagung berdasarkan pada PK Kementerian Pertanian 2016 sebesar 21,35 juta ton Pipilan Kering. Kegiatan Pendukung tercapainya target produksi tahun 2016 melalui penurunan susut hasil produksi jagung yaitu penyaluran sarana 5
pascapanen jagung sejumlah 6.426 unit. Bantuan sarana pascapanen jagung yang dialokasikan tahun 2016 terdiri dari: a. Corn Sheller sebanyak 6.240 unit b. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 – 6 ton+bangunan sebanyak 1 unit c.
Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 – 6 ton sebanyak 4 unit
d. Corn Combine Harvester sebanyak 180 unit k. Gudang/Lantai Jemur Jagung sebanyak 1 paket(dibatalkan sesuai hasil RDP dengan DPR tgl 15 Februari 2016) Tabel 4. Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016 Kegiatan Pendukung
Target
Bantuan Sarana Pascapanen Jagung (Unit) *)
6.426
Realisasi TW II TW III
TW I
TW IV
Kemajuan Pelaksanaan (%)
0
-
*) Realisasi kontrak s/d Maret 2016 : 877 unit (13,65%)
Kegiatan pendukung untuk produksi jagung dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan yaitu pelaksanaan bantuan sarana pascapanen dengan target 6.426 unit belum ada sarana yang diterima poktan/gapoktan. Perkembangan saat ini yaitu telah terealisasi kontrak sebanyak 877 unit (13,65%). Kontribusi sarana pascapanen jagung terhadap penurunan susut hasil jagung pada Triwulan I belum dapat diketahui karena sarana yang telah kontrak masih dalam proses penyaluran ke poktan/gapoktan penerima bantuan. 3.
Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Kedelai
Target produksi kedelai berdasarkan pada PK Kementerian Pertanian 2016 sebesar 1,50 juta ton Biji Kering. Kegiatan pendukung tercapainya target produksi kedelai melalui penurunan susut hasil produksi yaitu penyaluran sarana pascapanen kedelai sejumlah 6.500 unit pada tahun 2016. Bantuan sarana pascapanen kedelai yang dialokasikan tahun 2016 yaitu Power Thresher Multiguna sebanyak 6.500 unit. Tabel 5. Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun 2016 Kegiatan Pendukung Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai (Unit) *)
Target 6.500
TW I 0
Realisasi TW II TW III
TW IV
Kemajuan Pelaksanaan (%) -
*) Realisasi kontrak s/d Maret 2016 : 643 unit (9,89%)
Kegiatan pendukung untuk produksi kedelai dari Ditjen Tanaman Pangan adalah pelaksanaan kontrak bantuan sarana pascapanen dengan target 6.500 unit belum 6
diterima poktan/gapoktan. Perkembangan saat ini yaitu telah terealisasi kontrak sejumlah 643 unit (9,89%). Kontribusi sarana pascapanen kedelai terhadap penurunan susut hasil kedelai pada Triwulan I belum dapat diketahui karena sarana yang telah kontrak masih dalam proses penyaluran ke poktan/gapoktan penerima bantuan. 2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah tersalurkannya pengolahan hasil tanaman pangan sejumlah 90 unit dengan capaian sebagai berikut: Tabel 6. Pemantauan Penyaluran Unit Pengolahan Hasil (UPH) Tanaman Pangan Tahun 2016 No
Kegiatan Pendukung
1 UPH Jagung 2 UPH Kedelai
Target
Fisik Realisasi TW II TW III
TW I
60 30
Anggaran (Rp.) Realisasi
Pagu
TW IV
0 0
TW I
9.000.000.000 4.500.000.000
TW II
TW III
TW IV
0 0
Berdasarkan hasil pemantauan terhadap penyaluran UPH tanaman pangan pada Triwulan I, belum ada realisasi penyaluran UPH dan realisasi anggaran. Hal ini disebabkan sebagian besar daerah masih dalam proses identifikasi sarana pengolahan sesuai kebutuhan Poktan/Gapoktan Penerima Bantuan. 2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah pengembangan standardisasi dan mutu dengan capaian sebagai berikut: Tabel 7. Pemantauan Pengembangan Standardisasi dan Mutu Tahun 2016 Fisik No
Kegiatan Pendukung
Target
1 Pengajuan Sertifikasi/Registrasi kepada Lembaga 75 Sertifikat Sertifikasi Organik/OKKP-D
Anggaran (Rp.) Realisasi
TW I 0
TW II
TW III
TW IV
Pagu 7.562.500.000
TW I 0
Realisasi TW II TW III
TW IV
Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengembangan standardisasi dan mutu pada Triwulan I, realisasi fisik masih 0% dan realisasi anggaran 0%. Hal ini disebabkan proses sertifikasi/registrasi membutuhkan waktu dalam proses pengajuannya di daerah 7
dan saat ini provinsi masih dalam proses identifikasi poktan/gapoktan penerima bantuan yang telah siap untuk disertifikasi. 2.4. Sasaran Strategis 4: Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik Dan Luar Negeri. Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik dan Luar Negeri Tahun 2016 adalah terinformasikannya harga tanaman pangan dari 276 kabupaten/kota. Informasi pasar merupakan kebutuhan dalam penguasaan pasar dalam negeri dan luar negeri. Dengan tersedianya informasi harga akan tercipta pasar yang transparan dan minat terhadap produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mengisi peluang pasar pasar luar negeri akan meningkat. Tabel 8. Pemantauan Informasi Harga Tanaman Pangan Tahun 2016 No
Kegiatan Pendukung
1 Informasi Harga Tanaman Pangan
Target 276
TW I
Fisik Realisasi TW II TW III
150
Anggaran (Rp.) TW IV
Pagu
TW I
Realisasi TW II TW III
TW IV
11.960.000.000 433.351.850
Berdasarkan hasil pemantauan terhadap informasi harga tanaman pangan pada Triwulan I, telah diinfomasikan harga tanaman pangan dari 150 Kabupaten/Kota atau terealisasi 54,3%. Realisasi ini merupakan hasil pantauan terhadap daerah yang telah menginformasikan
harga
secara
rutin
pada
website
https://aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/laporan.asp. Realisasi anggaran Triwulan I yaitu Rp.433.351.850,- atau 3,62%. Rendahnya serapan disebabkan daerah menunggu rapat koordinasi pelayanan informasi pasar yang diselenggarakan Pusat. Terlambatnya pelaksanaan disebabkan anggaran Pusat dibintang dan DIPA Revisi baru terbit tanggal 23 Februari 2016.
8
III. KENDALA DAN UPAYA TINDAK LANJUT
3.1. Kendala a)
Sebagian besar daerah menunda proses pengadaan dan menunggu proses revisi anggaran bantuan sarana pascapanen tanaman pangan
b)
Beberapa daerah mengalami penggantian Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran
c)
Belum semua sarana bantuan ditayangkan di LKPP
3.2. Upaya Tindak Lanjut a)
Telah dikirimkan Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Seluruh Indonesia Nomor 135/PI/010/C6.02/02/2016 tgl 29 Februari 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan
b)
Monitoring bantuan di wilayah binaan setiap minggu dan dilaporkan ke Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Setditjen TP
c)
Kunjungan langsung ke lapangan dan mendorong penyelesaian CPCL
d)
Pada saat Rakor di Bali, Yogyakarta dan Bandung telah disampaikan ke daerah untuk segera melakukan percepatan
e)
Mengawal ke LKPP untuk penayangan semua jenis sarana
9
IV. PENUTUP
Pada triwulan I tahun 2016 target yang telah dibebankan sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 dengan beberapa indikator kinerja sebagai berikut, untuk penyaluran bantuan sarana pascapanen tanaman pangan belum terlihat realisasi anggaran dan penyaluran fisik, namun telah ada realisasi kontrak yaitu sarana pascapanen padi 4,5%, sarana angkut 2,57%, sarana pascapanen jagung 13,65% dan sarana pascapanen kedelai 9,89%. Untuk indikator kinerja penyaluran UPH Tanaman Pangan, sampai dengan Triwulan I belum ada realisasi kontrak. Hal ini disebabkan daerah masih dalam proses identifikasi kebutuhan poktan/gapoktan. Pada indikator kinerja Pengembangan standardisasi dan mutu pada Triwulan I juga realisasi fisik masih 0% sedangkan realisasi anggaran 0,31%.
Hal
ini
disebabkan
proses
sertifikasi
membutuhkan
waktu
dalam
pelaksanaannya. Berdasarkan pantauan terhadap Indikator Kinerja jumlah informasi harga tanaman pangan, telah terealisasi 150 informasi harga atau 54,3% dengan realisasi anggaran sebesar 6,17%. Diharapkan laporan kinerja pada Triwulan I ini dapat menjadi bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga capaian kinerja pada Triwulan berikutnya dapat meningkat.
10
Lampiran 1.
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 TRIWULAN I Realisasi Triwulan No
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
1 Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
1. Jumlah penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan (Unit)
2 Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan
Target
TW I
TW II
TW III
TW IV
Kemajuan Pelaksanaan *) Keterangan **) (%) 0,00 Realisasi kontrak s.d 1 April 2016 sebanyak 2.005 unit; dan pemesanan barang 1.067 unit 0,00
22.562
0
2. Jumlah penyaluran pengolahan hasil tanaman pangan (Unit)
90
0
3 Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan
3. Jumlah pengembangan standarisasi dan mutu (Sertifikat)
75
0
0,00
4 Meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri
4. Jumlah informasi harga tanaman pangan (Informasi harga)
276
150
54,35
Permasalahan
Lampiran 2.
INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENYALURAN SARANA PASCA PANEN TANAMAN PANGAN 22.562 Unit Fisik No Kegiatan Pendukung Realisasi Target Pagu TW I TW II TW III TW IV 1 Sarana pascapanen padi (Unit) 8.936 0 1.281.647.000.000
Anggaran (Rp.) Realisasi TW I TW II TW III 0
2 Sarana pascapanen jagung (Unit)
6.426
0
248.282.266.000
0
3 Sarana pascapanen kedelai (Unit)
6.500
0
187.188.000.000
0
700
0
32.200.000
0
4 Sarana angkut roda 3 (Unit)
Keterangan : (data revisi I) Realisasi kontrak s/d 1 April: 2.005 unit; Pemesanan barang : 1.067 unit
TW IV
Lampiran 3.
INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENYALURAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN 90 UNIT Fisik No Kegiatan Pendukung Realisasi Target TW I TW II TW III TW IV 1 Unit pengolahan hasil (UPH) jagung (Unit) 60 0 2 Unit pengolahan hasil (UPH) kedelai (Unit)
30
0
Pagu 9.000.000.000 4.500.000.000
Anggaran (Rp.) Realisasi TW I TW II TW III 0 0
TW IV
Lampiran 4.
INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENGEMBANGAN STANDARISASI DAN MUTU 75 SERTIFIKAT/REGISTER Fisik Anggaran (Rp.) No Kegiatan Pendukung Realisasi Realisasi Target Pagu TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III 1 Pengajuan sertifikasi/registrasi kepada 75 0 7.562.500.000 23.677.900 Lembaga Sertifikasi Organik/OKKP-D (Sertifikat)
TW IV
Lampiran 5.
INDIKATOR KINERJA: JUMLAH INFORMASI HARGA TANAMAN PANGAN 276 (INFORMASI HARGA) Fisik Anggaran (Rp.) No Kegiatan Pendukung Realisasi Realisasi Target Pagu TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III 1 Informasi harga tanaman pangan 276 150 11.960.000.000 738.875.090 (Informasi harga)
TW IV