MATERI EDUKASI PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSIA KUMALA SIWI 2016
KATA PENGANTAR Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit merupakan suatu fenomena yang harus direspon secara kondusif oleh semua petugas kesehatan dengan belajar tentang konsep penyakit, perilaku manusia dan penerapannya dalam proses pemberian asuhan kepada pasien. Rumah Sakit Kumala Siwi sebagai penyedia pelayanan sekaligus meupakan salah satu rumah sakit rujukan, wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Seluruh petugas kesehatan rumah sakit mempunyai tanggung jawab atas tercapainya indicator mutu pelayanan di rumah sakit, sehingga semua petugas kesehatan harus dapat memberikan asuhan yang tepat kepada pasien yang sejalan dengan tuntutan masyarakat. Edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada waktu pasien dirawat atau untuk perawatan lanjutan dirumah merupakan bagian yang sangat menentukan dalam pemberian asuhan kepada pasien karena pasien dan atau keluarga akan memiliki kesiapan fisik maupun
psikologis dalam menjalani perawatan baik dirumah sakit maupun nantinya perawatan lanjutan di rumah sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang optimal. Atas dasar tersebut seluruh petugas yang melakukan asuhan terhadap pasien dituntut memiliki kemampuan dalam melakukan edukasi sesuai peran dan kewenangannya. Penyusunan buku “ Panduan Edukasi : Penggunaan Obat yang Benar, Penggunaan Peralatan Medis yang Aman, Manajemen Nyeri, Gizi Seimbang ” adalah merupakan langkah awal dalam partisipasi untuk mewujudkan tujuan diatas, walaupun disadari benar bahwa penyusunan ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif sangatlah diharapkan. Jepara , 4 juni 2015 Tim Penyusun
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR BAB I DEFINISI Definisi obat Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (PerMenKes 927/MenKes/Per/X/1993) Secara umum obat merupakan bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk : pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnose suatu penyakit, kelainan fisik atau gejalagejalanya pada manusia atau hewan. Dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan sintesis di dalam tubuh atau merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh Penggunaan obat yang baik dan benar, gunakan obat hanya seperti petunjuk cara pakai, pada waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan. Jika anda menggunakan obat yang dijual bebas, ikutilah cara pakainya seperti petunjuk pada label kecuali ada petunjuk lain dari dokter anda. Jangan pisahkan label obat dari obat,karena informasi mengenai cara pakai dan informasi penting lainnya terdapat pada label tersebut. Untuk mencegah kesalahan,jangan minum obat ditempat yang gelap. Selalu membaca label sebelum minum obat,terutama tanggal kadaluarsa dan petunjuk pakai obat BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup pengggunaan obat meliputi pelayanan – pelayanan pasien di instalansi gawar darurat , instalansi rawat jalan, instalansi rawat inap serta instalansi kamar operasi
BAB III TATA LAKSANA A. BENTUK SEDIAAN OBAT DAN CARA PENGGUNAAN 1. Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan. Beberapa jenis tablet antara lain : a. Tablet bersalut adalah tablet yang bersalut/ berlapis dengan tujuan untuk:melindungi zat aktif dari udara, kelembaban,dan cahaya, menutupi rasa dan bau,penampilan lebih baik. b. Tablet effervescent adalah tablet yang dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum diminum. Tablet ini mengeluarkan gas CO2. c. Tablet kunyah adalah tablet yang penggunaannya dikunyah dengan tujuan memberikan rasa enak dan mudah ditelan. d. Tablet hisap adalah tablet yang penggunaannya dihisap, tidak langsung ditelan. 2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam air, terbuat dari gelatin atau bahan lain yang sesuai . Cara pakai obat oral (obat yang diminum melalui mulut) paling baik digunakan bila meminum obat dengan satu gelas air penuh. Ikutilah petunjuk dokter atau apoteker. Ada beberapa obat yang diminum bersama makanan atau sesudah makan, ada juga yang diminum pada saat lambung kosong. Jika anda harus meminum obat dalam jangka lama, minumlah semua obat sesuai dosisnya. 3. Sirup adalah sediaan cair yang digunakan sebagai obat dalam (diminum). Jika meminum obat cairan, harus diperhatikan penggunaan sendok yang disebutkan pada obat. Sendok makan pada obat perhitungannya 15 ml, Sendok teh pada takaran obat adalah 5 ml . 4. Salep (Obat kulit - skin drug). Untuk penggunaan obat kulit yang berbentuk sediaan salep, oleskan salep pada daerah kulit yang bersih, kering dan sedikit. Usahakan kulit bebas dari bulu, luka terbuka dan iritasi. Gunakan bagian salep baru untuk setiap tempat yang berbeda 5. Inhaler (obat yang dihirup) adalah obat-obat inhaler biasanya mempunyai petunjuk sendiri untuk pasien. Bacalah petunjuknya dengan teliti sebelum menggunakan obat. Jika anda tidak mengerti cara penggunaannya, konsultasikan
kepada dokter yang meresepkan atau konsultasikan dengan apoteker. Ada beberapa tipe inhaler yang digunakan dengan cara yang berbeda, sehingga adalah penting untuk mengikuti cara pakai yang diberikan. 6. Obat tetes mata (OTM) - Eyedrop drug. Dalam penggunaan obat tetes mata atau Eyedrop drug, untuk mencegah kontiminasi, jangan dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat. Cara penggunaan : terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun. Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk lekukan. Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup. Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit. 7. Salep mata. Dalam penggunaan obat salep mata untuk mencegah kontiminasi dari salep mata diusahakan jangan sampai unujg "tube" menyentuh mata. Setelah penggunaan, lap ujung tube dengan tisu yang bersih dan tutup rapat. Cara pakai : Cuci tangan dengan bersih. Tarik kelopak mata bawah sehingga terbentuk lekukan. Oleskan lapisan tipis salep mata pada lekukan kurang lebih 1 cm panjangnya. Pelanpelan tutup mata, gerakan bola mata selapa 1-2 menit. 8. Nosedrops - Obat tetes hidung. Untuk penggunaan obat tetes hidung atau Nosedrops,tengadahkan kepala atau letakan kepala pada bantal miring. Teteskan pada masing-masing lobang hidung dan diamkan bebrapa menit. Siram bitil dengan air panas dan keringkan dengan tisu bersih. Tutup kembali obat. Untuk mencegah penularan infeksi, jangan gunakan obat tetes mata dan hidung untuk orang lain selain anda. 9. Eardrops - Obat tetes telinga. Dalam penggunaan obat tetes telinga atau Eardrops, untuk mencegah kontiminasi jangan sampai ujung obat tetes telinga menyentuh telinga. Botol tidak boleh penuh untuk mencegah tetesan. Cara pakai : Tidur dan miringkan kepala sehingga telinga yang diobati menghadap ke atas. Teteskan obat tetes telinga pada saluran telinga. Jaga selama 5 menit sehingga obat mengalir.Untuk anak-anak yang susah diam, diamkan paling tidak 1-2 menit. Jangan goyang-goyang penetes telinga sesudah dipakai. Lap ujung penetes dengan tisu yang bersih dan tutup wadah dengan kencang (rapat). 10. Suppositoria. Untuk penggunaan suppositoria, cuci tangan sampai bersih. Pisahkan pembungkus suppositoria dari badan supp dengan air bersih. Tidurlah dengan posisi
miring dan dorong Suppositoria ke dalam dubur (rectal) dengan jari kanan. Jika Suppositoria terlalu lunak untuk dimasukan, simpan 30 menit di dalam lemari es atau siram dengan air es sebelum dilepaskan dari pembungkusnya. Cucilah tangan anda setelah selesai penggunaan dengan sabun. 11. Salep/krim untuk dubur (rektal). Untuk penggunaan obat ini, bersihkan dan keringkan daerah sekitar dubur. Gosoklah dengan sedikit salep/krim tadi. Masukan aplikator pada rektum (dubur) dan hati-hati pencet tube hingga salep/krim masuk ke dalam rektum. Pisahkan ujung aplikator dari tube dan cuci dengan air panas, bersihkan dengan sabun/deterjen. Lepaskan tube setelah dipakai. Kemudian cuci tangan sampai bersih. 12. Obat yang melalui vagina. Untuk penggunaan obat yang melalui vagina, cuci tangan anda hingga bersih. Gunakan aplikator, masukan obat ke dalam vagina sejauh mungkin secara pelan-pelan dan tak menimbulkan rasa sakit. Bebaskan obat dengan mendorong plunger. Tunggu beberapa menit sebelum bangun, cuci aplikator dan tangan anda dengan sabun dan air panas. B. EFEK SAMPING OBAT Pada
saat
dilakukan
pengobatan
dengan
menggunakan
dosis
yang
normal,sering timbul efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini terjadi setelah beberapa saat minum obat. Efek samping ini dapat terjadi pada saluan pencernaan berupa rasa mual, diare, perut sembelit, dapat juga terjadi pada kulit, berupa bercak merah, gatal, rasa panas pada kulit, selain itu juga dapat menyebabkan wajah menjadi bengkak, sesak nafas dan sebagainya. Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal. Efek samping yang biasa terjadi : 1. Pada kulit, berupa rasa gatal, timbul bercak merah atau rasa panas. (semua golongan Obat) 2. Mengantuk (Obat ati alergi sedative, spikotropika, narkotika, Obat syaraf, dan Obat batuk) 3. Pada saluran pencernaan, lambung terasa perih (Obat analgetika), terasa mual, dan muntah
(Obat sitostatika)
4. Pada saluran pernafasan, terjadi sesak nafas. (salbutamol yang digunakan saat tidak sesak nafas)
5. Batuk (pada obat captopril) 6. Urin berwarna merah sampai hitam. (Rifampicin dan Urogetik) Hal yang harus dilakukan apabila timbul efek samping obat : 1. Hentikan minum obat. 2. Mencari pertolongan ke sarana kesehatan, puskesmas/ rumah sakit/dokter terdekat. C. INTERAKSI OBAT Interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat memengaruhi aktivitas obat, yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan atau direncanakan. Interaksi dapat terjadi antar-obat atau antara obat dengan makanan serta obat-obatan herbal. 1. Interksi Obat dengan Obat Interaksi obat dengan obat seringkali terjadi pada penggunaan obat diare (attapulgite dan carbo absorben) dengan obat lain. Cara kerja Attapulgite dan carbo absorben mempunyai daya absorpsi untuk menyerap racun, bakteri dan entero virus yang menyebabkan diare. Dapat mengurangi frekuensi buang air besar dan membantu memperbaiki konsistensi feses. Karena bekerja menyerap racun jika diminum bersamaan dengan obat lain sehingga obat lain tidak berefek. Pada saat menggunakan obat diare (attapulgite dan carbo absorben) dengan obat lain, minumlah berselang 2 jam, sehingga kedua obat dapat berefek dengan baik. 2. Interaksi Obat dengan Makanan Makanan yang berinteraksi dengan obat sehingga menurunkan atau memperkuat efek obat. Teh mengandung senyawa tannin, senyawa ini dapat mengikat berbagai zat aktif obat sehingga sukar diabsorbsi. Jika obat kurang diabsorbsi berarti daya khasiatnya berkurang. Sebaiknya diberi jarak 2 jam setelah atau sebelum minum obat dapat minum teh. Susu memiliki sifat yang dapat menghambat absorbsi zat aktif antibiotik ( ampisilin, amoksilin, kloramfenikol, tetrasiklin). Jika obat kurang diabsorbsi berarti daya khasiatnya berkurang. Sebaiknya tunggu sampai 2 jam setelah atau sebelum minum antibiotic. Agar penyerapan obat antibiotika tersebut di saluran pencernaan tidak terganggu. Namun tidak semua obat tidak baik diminum bersamaan dengan susu. Terutama obat-obat yang mengiritasi lambung.
Walaupun susu dan makanan dapat sedikit mengurangi daya obat tersebut, namun efek perlindungan terhadap iritasi lambung lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek penurunan daya kerja obat yang sangan sedikit. Obat tersebut antara lain anti inflamasi non steroid (asetosal dan ibuprofen) dan kotikosteroid (prednisone, prednisolon, methylprednisolon) Kafein yang terdapat pada kopi, teh, coklat atau minuman berenergi bekerja merangsang susunan syaraf pusat sehingga memberikan efek berlebih jika digunakan bersamaan dengan obat yang bekerja merangsang susunan syaraf (obat asma yaitu theofilin dan epinerfrin). Sebaiknya saat menggunakan obat tersebut menghindari makanan yang mengandung kafein Alkohol mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap fisiologi tubuh sehingga dapat menggagu atau bahkan mengubah respon tubuh tehadap obat yang diberikan. Obat anti alergi atau anti histamine jika digunakan bersamaan dengan alcohol akan menambah rasa kantuk dan memperlambat performa mental dan motorik. Obat parasetamol jika digunakan bersamaan dengan alcohol dapat menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan lambung. Obat penurun tekanan darah tinggi golongan betabloker (propanolol) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dan membahayakan jiwa pasien. Alkohol yang terdapat pada makanan tape juga dapat berinteraksi dengan obat. D. CARA MENYIMPAN OBAT Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut : Umum : 1. Jauhkan dari jangkauan anak – anak. 2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat. 3. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan. 4. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena 5. suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat. 6. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa. Khusus : 1. Tablet dan kapsul .Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau lembab. 2. Sediaan obat cair Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari
pendingin (freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat. 3. Sediaan obat vagina dan ovula Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair. 4. Sediaan Aerosol / Spray Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu tinggi karena dapat menyebabkan ledakan. BAB VI DOKUMENTASI 1. Rekam medis 2. Form edukasi……. 3. Materi edukasi BAB VII PENUTUP Buku panduan cara penggunaan obat yang benar disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pelayanan penggunaan obat oleh staf RSIA Kumala Siwi dan tetap terbuka untuk dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke waktuguna perbaikan yang optimal.
Jepara , Direktur RSIA Kumala Siwi dr. Arief Yustiawan
PENGGUNAAN PERALATAN MEDIS YANG AMAN A. PENGERTIAN Peralatan medis adalah alat/asesori yang dipasang ditubuh pasien B. TUJUAN Umum Agar pasien mendapatkan edukasi sesuai kebutuhan dan tidak mengalami komplikasi akibat penatalaksanaan yang kurang tepat pada pasien yang melanjutkan perawatan
dirumah yang masih menggunakan peralatan medis Khusus 1. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien yang dipasang kateter urine 2. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien dengan pemberian nutrisi via Nasogastric tube 3. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien yang dipasang infuse 4. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien dengan pemberian terapi oksigen C. SASARAN Seluruh SDM keperawatan D. TATA LAKSANA 1. Edukasi pada pasien dengan pemasangan kateter Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga : a. Melakukan fiksasi selang kateter dengan menggunakan plester pada pasien wanita kearah paha, sedangkan pada pasien pria kearah perut b. Gantungkan kantong urine lebih rendah dari tubuh pasien c. Buang urine yang berada dalam kantong apabila sudah berisi 500ml d. Setelah membuang urine, sebelum ujung port dimasukkan dalam lubangnya lakukan desinfeksi terlebih dahulu dengan alcohol 70% e. Gunakan sarug tangan bersih saat membuang urine, sebelum dan sesudahnya cuci tangan dengan sabun f. Lakukan bladder training atau melatih reflek otot untuk menahan berkemih dengan menutup slang urine (bukan pada slang kteter) dengan menggunakan klem dengan periode waktu 2 jam diklem 2 jam dialirkan. g. Lakukan kebersihan kemaluan dengan cebok 2x/hari h. Lakukan penggantian kateter tiap 7-10 hari 2. Edukasi pada pasien dengan pemberian nutrisi via Nasogastric Tube Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga : a. Selalu menjaga kepatenan slang NGT dengan fiksasi yang baik b. Atur posisi tidur pasien setengah duduk dengan kepala dimiringkan saat nutrisi dimasukan c. Berikan cairan nutrisi dalam kondisi hangat d. Pastikan cairan yang masuk betul-betul cair agar slang tidak tersumbat e. Sebelum memasukkan nutrisi pastikan kepatenan pipa lambung dengan melakukan test dengan cara : masukkan 20cc udara dalam spuit, melalui pipa lambung dan mendengarkan desirannya dengan meletakan stetoskop pada ulu hati pasien f. Lakukan pengecekan residu untuk mengetahui penyerapan lambung pasien dengan cara menghisap cairan lambung melalui NGT, apabila : Volume cairan residu ≤50% dari volume cairan nutrisi yang akan dimasukkan dan warna cairan identik dengan warna cairan nutrisinya, maka ciran residu dapat dimasukkan kembali dan cairan nutrisi yang akan dimasukkan volumenya dikurangi sejumlah volume cairan residu tersebut Volume cairan residu > 50% dari volume cairan nutrisi yang akan dimasukkan dan warna cairan identik dengan warna cairan nutrisinya,
g.
h. i. j. k. l. m. n.
o.
maka cairan residu dapat dimasukkan kembali dan cairan nutrisi yang akan diberikan ditunda 1 jam Cairan residu warna merah atau tidak sesuai dengan warna cairan nutrisi yang akan dimasukkan, maka cairan residu dibuang dan cairan nutrisi yang akan diberikan ditunda dilanjutkan dengan melapor pada dokter atau menilpon ke RS Setelah dipastikan kepatenan pipa lambung, masukkan air putih 30 ml dengan menggunakan spuit, tuangkan cairan nutrisi ke dalam nutriset bag, sambungkan selang nutrisi bag dengan NGT, kemudian letakkan nutriset bag dengan ketinggian ± 30 inchi dari hidung Atur kecepatan tetesan cairan nutrisi ± 80 tts/menit Awasi kondisi pasien saat nutrisi masuk terhadap : mual, muntah, dsb Setelah pemberian nutrisi ataupun obat selalu bilas slang dengan air putih sebanyak 30ml melalui nutriset bag Lepaskan nutriset bag dari sambungan NGT kemudian tutup NGT Posisi pasien boleh ditidurkan kembali setelah 30 menit setelah pemberian cairan trisi Sebelum dan sesudah memberikan makanan keluarga mencuci tangan dengan sabun Lakukan pengecekan apakah cairan dan nutrisi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan pasien dengan cara melihat kondisi pasien apakah pasien terlihat segar, kulit tidak kering dan berkeriput, kalau dicubit tidak mudah kembali atau dengan menghitung cairan yang keluar masuk (harus seimbang) Ganti pipa lambung setiap 7-10 hari dengan menghubungi petugas medis terdekat atau hubungi rumah sakit
3. Edukasi pada pasien dengan pemasangan infuse a. Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga untuk : b. Melakukan pemantauan terhadap kepatenan jarum dan tetesan infuse c. Penggantian botol infuse dilakukan apabila cairan dalam botol tinggal tersisa 100ml d. Saat mengganti botol infuse perhatikan kesterilan (kanul tidak boleh menyentuh benda lain) e. Tidak boleh ada udara dalam slang infuse f. Perhatikan area insersi terutama daerah atas penusukan, apabila didapatkan kemerahan segera hentikan infuse dan melaporkan dokter atau menilpon rumah sakit g. Jaga personal hygiene pasien h. Penggantian insersi jarum dilakukan setiap 3 hari sekali dengan meminta bantuan tenaga medis i. Sebelum dan sesudah mengganti cairan infuse keluarga mencuci tangan dengan sabun 4. Edukasi pada pasien dengan pemberian terapi oksigen Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga : a. Cara memberikan oksigen pada pasien yaitu dengan cara : Menghubungkan slang oksigen ke sumber oksigen Buka flow meter dan atur kecepatan aliran oksigen dengan melihat apakah air pada humidifier bergelembung
b. Selalu menjaga kepatenan slang oksigen yaitu dengan cara memastikan bahwa salang/kanul masuk kedalam kedua hidung pasien c. Perhatikan humidifier terisi aqua sesuai batas yang tertera pada botol agar kelembaban udara yang masuk ke pasien terjaga d. Perhatikan kecepatan aliran oksigen sesuai dengan anjuran dokter e. Periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 jam f. Periksa kondisi pasien setiap 1 jam apakah sesak berkurang atau bertambah, jika sesak bertambah segera hubungi dokter atau menilpon rumah sakit g. Lakukan cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memasang oksigen
E. METODE 1. Diskusi 2. Demonstrasi 3. Praktek langsung F. EVALUASI Setelah petugas memberikan edukasi dengan materi diatas maka dilakukan evaluasi pada pasien dan atau keluarga apakah materi edukasi telah dimengerti atau dipahaminya dengan cara memverifikasi/menanyakan kembali poin-poin materi yang telah diberikan dan member kesempatan pada pasien dan atau keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti/dipahami
Jepara, Diretur RSIA Kumala Siwi
dr. Arief Yustiawan
MANAJEMEN NYERI G. PENGERTIAN Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional akibat adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan Berdasarkan onsetnya, nyeri dikelompokkan menjadi 2, yaitu: Nyeri akut : nyeri dengan onset segera dan durasi terbatas Nyeri kronis : nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, lebih dari 6 minggu Berdasarkan derajatnya, nyeri dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Nyeri ringan : sedikit mengganggu aktifitas sehari-hari (sistem skala 1-3) Nyeri sedang : gangguan nyata pada aktifitas sehari-hari (sistem skala 4-6) Nyeri berat : tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari (sistem skala 7-10) Catatan skala 0 : tidak ada nyeri Manajemen nyeri adalah penatalaksanaan pasien dengan keluhan nyeri pada pasien rawat inap maupun rawat jalan dengan melakukan assesmen sampai dengan pemberian terapi sehingga keluhan nyeri pasien berkurang/hilang. H. TUJUAN Umum : Dengan dilakukannya manajemen nyeri pasien dapat berkurang/hilang sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan Khusus : a. Petugas dapat melakukan assesmen nyeri b. Petugas dapat memberikan intervensi sesuai kewenangannya c. Petugas dapat melakukan evaluasi pada pasien yang sudah mendapatkan pengelolaan nyeri. d. Manajemen nyeri terdokumentasi sesuai ketentuan
I. CARA PENGKAJIAN/ASESMEN Semua pasien yang masuk di RS xxx petugas harus melakukan anamnesa dan dinilai skala nyerinya. 1. ANAMNESIS Anamnesa yang dilakukan terhadap pasien dengan cara menanyakan kepada pasien meliputi : P (Provokes / Point ) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri Q (Quality) : Bagaimana rasa nyerinya R (Radiation / Relief) : Melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri S ( Severity ) T (Time / On set)
: Keparahan atau intensitas nyeri : Waktu atau lama serangan atau frekuensi Nyeri
2. ASESMEN/PENILAIAN SKALA NYERI Asesmen nyeri yang dilakukan di RS xxx menggunakan 3 cara yaitu : a. Numeric Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang usianya lebih 8 tahun. Cara mengukur skala nyeri dengan numeric scale adalah dengan menyakan pada pasien mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10. Setelah mendapatkan hasil numeriknya dikategorikan : 0 = tidak nyeri 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
b. Wong baker faces pain scale digunakan untuk pasien (dewasa dan anak lebih 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka. Cara mengukur nyerinya adalah dengan mencocokan ekspresi wajah pasien dengan gambar yang ada dipanduan (seperti dibawah ini)
Kemudian dari gambar yang cocok tentukan numeriknya.
Dari hasil numeric bias didapatkan keterangan atau kondisi pasien yaitu : 0 = Expresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali 2 = sedikit nyeri 4 = cukup nyeri 6 = lumayan nyeri 8 = sangat nyeri 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan) c. FLACC Behavioral pain scale digunakan pada bayi dan pasien tidak sadar yang tidak dapat dinilai dengan Numeric Scale dan Wong baker faces pain scale. Cara penilaian adalah petugas mencocokan kondisi pasien dengan standar pada table berikut : Kategori Face
Nilai 0 Smile/ceria(tidak
Nilai 1 ada Perubahan
expresi sedih)
Nilai 2 Expresi
expresi/sedih,sesekali
stess,dagu
menyeringai/meringis
mengatup
wajah
rapat,gemeretat Legs
Normal posisi/rilexs
Sulit, tegang, kaku
Menendangnendang,tidak
Activity
Tiduran
normal,posisi Posisi
nyaman, pindah posisi Cry
Tidak
menangis
tidak
kooperatif nyaman, Tidak kooperatif
(menggeliat,geser,kebelaka
ng dan kedepan,kaku) saat Merengek,sesekali
bangun tidur/sadar
Melenguh,series
menannngis/nampak tidak menangis,komplain nyaman, merintih
,suara tidak jelas
Consolabilit
berteriak Perasaan nyaman dan nampak rilexs bila disentuh Sangat sulit untuk
y(emosional)
relaksasi
/ nyeri berkurang dengan menjadi nyaman sentuhan / masage
Setelah mendapatkan nilai dari ke lima skor diatas kemudian dijumlahkan, apabila :
Nilai 1-3 termasuk nyeri ringan Nilai 4-6 termasuk nyeri sedang Nilai 7-10 termasuk nyeri berat
J. PENATALAKSANAAN Setelah petugas mengetahui skala nyeri pasien maka akan dilakukan intervensi sesuai dengan skala nyeri pasien. Tindakan yang dilakukan adalah : a. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (skala 1-3) dilakukan edukasi untuk relaksasi dan distraksi b. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID c. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang
(skala 4-6)
dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID / opioid dosis ringan d. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat
(skala 7- 10)
dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis opioid e. Apabila dengan pemberian therapy farmaka jenis opioid, tetapi keluhan nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan Dokter DPJP akan merujuk kepada Tim nyeri intervensi K. EVALUASI Evaluasi atau reasesmen dilakukan sesuai dengan derajad nyeri pasien yaitu : a. Semua pasien dirawat inap dilakukan reasesmen terhadap nyeri minimal tiap 8 jam (saat pergantian shift b. Perawat ) dan bila diperlukan c. Satu jam setelah dilakukan tindakan keperawatan distraksi / relaksasi d. 15- 30 menit setelah pasien mendapatkan therapi analgetik oral dan injeksi analgetik. e. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intra vena pada pasien nyeri jantung /cardiac f. Lima menit setelah pasien yang mendapatkan therapi injeksi opioid L. DOKUMENTASI a. Asesmen nyeri didokumentasikan pada RM 7A1 dan RM 5 grafik b. Diagnosa keperawatan nyeri disokumentasikan pada RM 7A1 c. Intervensi nyeri didokumentasikan pada RM 7B 1 dan 7B 2 d. Implementasi nyeri didokumentasikan pada RM 7B e. Evaluasi nyeri didokumentasikan pada RM terintegrasi f. Edukasi nyeri pada derajad ringan (1-3) yaitu dilakukan edukasi dengan relaksasi dan distraksi didokumentasikan pada RM 21 pada kolom perawat/bidan g. Edukasi nyeri dengan derajad sedang sampai berat dilakukan edukasi oleh dokter dan didokumentasikan pada RM 21 kolom dokter spesialis/RMO h. Edukasi nyeri dengan derajad berat dilakukan edukasi oleh tim nyeri intervensi didokumentasikan pada kolom manajemen nyeri i. Semua edukasi yang dilakukan didokumentasikan pada Form.NSD.043 (Buku Registrasi Edukasi Pasien)
GIZI SEIMBANG Pendahuan Pedoman pola menu seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 dan telah mengakar di kalangan masyarakat luas adalah Pedoman 4 Sehat 5 Sempurna. Pedoman ini pada tahun 1995 telah dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang yang memuat 13 % dasar gizi seimbang. Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari. Kata menu bisa diartikan hidangan. Misalnya menu / hidangan makan pagi berupa roti isi mentega dan pindakas, sari jeruk dan kopi susu. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel -sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi esensial dapat mempengaruhi ketersediaan, absorpsi, metabolisme, atau kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan antar zat – zat gizi ini menekankan keanekaragaman makanan dalam menu sehari – hari. Pola Menu 4 Sehat 5 Sempurna Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan kepada masyarakat pada tahu 1950 oleh Bapak Ilmu Gizi Prof.DR.dr. Poerwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat Depkes dalam rangka melancarkan gerakan “ Sadar Gizi “
Pola Menu 4 Sehat 5 Sempurna digali dari pola menu pada umumnya sejak dahulu telah dikenal masyarakat di seluruh tanah air. Pada umumnya menu di Indonesia terdiri atas makanan sbb : (1) Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar, singkong, talas, sagu, serta hasil olah, seperti mie, bihun, makaroni dan sebagai. (2) Lauk untuk memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok yang pada umumnya mempunyai rasa netral lebih terasa enak. Lauk hewani : daging sapi, ayam, ikan, kerang, telur dan sebagainya. Lauk nabati : kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, tahu tempe dan oncom. (3) Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah: sayur daun – daunan, umbi – umbian, kacang – kacangan, dan sebagainya. (4) Buah untuk mencuci mulut : pepaya, nenas, pisang, jeruk dan sebagainya Susunan menu yang terdiri atas empat macam golongan makanan ini yaitu makanan pokok, lauk, sayur dan buah, bila dianalisis secara ilmu gizi, maka susunan makanan ini dengan kombinasi dan jumlah yang cocok dapat memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Makanan pokok berperan sebagai sumber utama energi berasal dari karbohidrat, lauk sebagai sumber protein, sayur dan buah sebagai sumber mineral dan vitamin. Karena susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat – zat gizi esensial lain dalam bentuk yang mudah dicernakan dan diserap, maka susu terutama dianjurkan sebagai unsur kelima bagi golongan manusia yang membutuhkan relatif lebih banyak protein, yaitu balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Golongan Makanan Pokok Diantara makanan pokok, jenis padi – padian seperti beras, jagung, dan gandum mempunyai kadar protein lebih tinggi ( 7 – 11 % ) daripada umbi – umbian dan sagu ( 1-2 % ). Bila menggunakan umbi – umbian sebagai makanan pokok harus disertai makanan lauk dalam jumlah lebih besar daripada bila menggunakan padi – padian. Makan beras tumbuk dan roti yang dibuat dari tepung gandum yang tidak digiling halus/ warna cokelat lebih baik daripada makan beras atau gandum putih, karena dalam keadaan tumbuk atau tidak digiling sempurna kedua bahan tersebut mengandung lebih banyak tiamin atau vitamin B1 dan vitamin B kompleks. Padi – padian merupakan sumber karbohidrat kompleks, tiamin, riboflavin, niacin, protein, zat besi, magnesium dan serat. Umbi – umbian merupakan sumber karbohidrat kompleks,
magnesium, dan serat. Porsi makanan pokok yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300 – 500 gram atau sebanyak 300 – 500 gram beras atau sebanyak 3 – 5 piring nasi sehari. Golongan lauk Lauk sebaiknya terdiri dari campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani seperti daging, ayam, ikan, udang, dan telur mengandung protein dengan nilai biologi tinggi daripada lauk nabati. Daging merah, hati, limpa, kuning telur dan ginjal merupakan zat besi yang mudah diabsorpsi. Ikan terutama bila dimakan dengan tulangnya merupakan sumber kalsium. Secara keseluruhan lauk hewani merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, niasin, vitamin B6, vitamin B12, zat besi, seng, magnesium dan selenium. Kacang – kacangan dalam bentuk kering dan atau hasil olahannya, walaupun mengandung protein dengan nilai biologi sedikit lebih rendah daripada lauk hewani karena mengandung lebih sedikit asam amino esensial. Di samping itu kacang – kacangan kaya akan vitamin B, kalsium, fosfor, zat besi, mangan, seng, tembaga, dan kalium terutama bila diperhitungan bahwa harganya lebih murah. Kandungan serat yang tinggi dalam kacangan – kacangan dihubungkan dengan pencegahan penyakit – penyakit jantung koroner, divertikuler, apendisitis, hemoroid, kankerusus besar, batu empedu dan diabetes mellitus. Disamping itu, penurunan kadar kolesterol darah dihubungkan dengan kehadiran saponin, susunan asam amino, jenis karbohidrat dan sterol tumbuh – tumbuhan yang ada dalam kacang – kacangan. Pengolahan kacang – kacangan menjadi tempe, tahu, susu kedelai dan oncom tidak saja meningkatkan cita rasa, tetapi juga meningkatkan kecernaan dan ketersediaan zat – zat gizi bagi tubuh. Suhu panas mengurangi bahan toksik yang ada dalam kacang – kacangan dalam kacang – kacangan seperti zat penghambat tripsin, sehingga meningkatkan daya cerna protien. Proses fermentasi seperti yang dilakukan pada pembuatan tempe memberi banyak keuntungan. Protein lebih mudah dicerna dan diserap, karena sebagian protein terurai menjadi asam – asam amino. Kadar tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, dan asam pantotenatmeningkat, serta terbentuk vitamin B12 oleh bakteri – bakteri yang terbawa oleh lingkungan dalam proses fermentasi. Asam fitat penghambat absorpsi kalsium dan zat besi yang ada dalam kacang – kacangan dirusak oleh proses fermentasi, sehingga mineral – mineral ini dapat diserap. Keuntungan lain tempe adalah mengandung antioksidan serta dapat mencegah / menyembuhkan diare. Porsi lauk hewani yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 100 – 150 gram atau 4 – 6 potong tempe sehari. Tempe dapat diagantika tahu atau kacang – kacangan
kering lainnya. Golongan sayuran Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium, dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau dan sayuran berwarna jingga / orange seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyakprovitamin A berupa beta karoten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran yang berwarna hijau adalah bayam, kangkung, daun singkong, daun kacang, daun katuk, dan daun pepaya; semakin hijau warna daun sayur semakin kaya akan zat – zat gizi. Dianjurkan sayuran dimakan tiap hari terdiri dari campuran sayuran daun, kacang – kacangan dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 150 – 200 gram atau 1 ½ sampai 2 mangkuk sehari. Golongan buah Buah berwarna kuning seperti mangga, pepaya dan pisang raja kaya akan provitamin A, sedangkan buah yang asam seperti jeruk, gandaria, jambu biji, dan rambutan kaya vitamin C. Secara keseluruhan buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan dan serat. Buah tidak mengandung natrium, lemak ( kecuali alpokat ) dan kolesterol. Porsi buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 200 – 300 gram atau 2 – 3 potong sehari berupa pepaya atau buah lainnya. Susu dan Hasil Olah Susu Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian besar zat gizi esensial ada dalam susu, yaitu protein bernilai biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin ( vitamin B1 ). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna. Akan tetapi susu sedikit sekali mengandung zat besi dan vitamin C. Balita, ibu hamil, dan ibu menyusui dianjurkan paling sedikit minum satu gelas susu sehari, atau hasil olahnya berupa yogurt, yakult dan keju dalam jumlah yang ekivalen. Yogurt dan yakult merupakan hasil olah susu yang diasamkan dengan kultur bakteri Streptococcus coconus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Pengasaman ini membuatnya lebih mudah dicernakan. Porsi susu yang dianjurkan untuk anak – anak, ibu hamil dan menyusui adalah 1 – 2 gelas sehari.
Lain – lain Disamping kelima golongan bahan makanan tersebut di atas menu sehari – hari biasanya mengandung gula dan minyak / kelapa, sebagai penyedap dan memberi rasa gurih. Gula dan minyak/ kelapa merupakan sumber energi. Gula rata – rata dimakan sebanyak 25 – 35 gram sehari dalam minuman dan kue – kue, sedangkan minyak sebanyak 25 – 50 gram untuk menggoreng atau dalam kue – kue atau sebagai santan dan kelapa parut. Pedoman Umum Gizi Seimbang Sebagai alat memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang, pada tahun 1995 Direktorat Gizi Depkes telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang ( PUGS ). Pedoman ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi International di Roma pada tahun 1992 untuk mencapai dan memelihara kesehatan dan kesejahteraan gizi ( nutritional well being ) semua penduduk yang merupakan prasyarat untuk pembangunan suberdaya manusia. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 Sehat 5 Sempurna yang memuat pesan – pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir telah mulai ada di Indonesia. Dalam PUGS susunan makanan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat – zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan setiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat – zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan disederhanakan yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat – zat gizi yaitu sebagai ( 1 ) sumber energi / tenaga ( 2 ) sumber zat pembangunan dan ( 3 ) sumber zat pengatur. Untuk mencapai gizi seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri dari campuran ketiga kelompok bahan makanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih satu atau lebih jenis bahan makanan sesuai dengan ketersediaan bahan makanan tersebut di pasar, keadaan sosial ekonomi, nilai gizi, dan kebiasaan makan. Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urut – urutan menurut banyaknya digunakan dalam hidangan sehari – hari. Dasar kerucut menggambarkan sumber energi / tenaga, yaitu golongan bahan makanan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pengatur sedangkan bagian paling atas menggambarkan sumber zat pembangunan yang secara relatif paling sedikit dimakan tiap hari. Bahan makanan yang terdapat di dalam tiap kelompok bahan makanan adalah sebagai berikut : (1 ) Sumber zat energi / tenaga : padi – padian, tepung – tepungan, umbi – umbian, sagu, dan
pisang yang di beberapa bagian di Indonesia juga dimakan sebagai makanan pokok. ( 2 ) Sumber zat pengatur : sayuran dan buah – buahan ( 3 ) Sumber zat pembangun : ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang – kacangan, dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, dan oncom. PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari – hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Makanlah aneka ragam makanan. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi. 5. Gunakan garam beriodium. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan. 8. Biasakan makan pagi. 9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. 11. Hindari minum minuman beralkohol. 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. DAFTAR PUSAKA Soedarmo Poerwo, Prof,1974, Ilmu Gizi, Jakarta, PT Dian Rakyat. Sedia Oetama Achmad Djaeni, DR, 1987, Ilmu Gizi, Jakarta, PT Dian Rakyat. Suhardjo – Clara M. Kusharto, 1992, Prinsip-prinsip Ilmu Gizi, Yogyakarta, Kanisius. Sunita Almatsier, DR, MSc, 2002, Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia.