Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara
HUBUNGAN JENIS PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA
Oleh: Mulastin1 Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Jl. Raya Mayong KM.24 Mayong Jepara; Email:
[email protected]
ABSTRACT
Asphyxia neonatorum is a condition where the baby can not breathe spontaneously and regularly soon after the baby is born. Where asphyxia is influenced by factors - among other factors: maternal factors, factors uterine, umbilical cord factor, factor fetal, placental factors .Penelitian aims to determine the type of delivery, the incidence of neonatal asphyxia and determine the relationship between the type of delivery with neonatal asphyxia. This study uses an analytical survey with retrospective approach. The subjects of this study was asphyxia and neonatal asphyxia in RSIA Kumala not Siwi Pecangaan Jepara with 1,150 respondents taken as a whole with a total sampling technique. The instruments used in the form of medical records. Techniques of data analysis using univariate analysis and analysis of data bivariat.Analisa menggunakaan chi square test and its processing using SPSS 19.0 for windows. Research shows known from 1,150 respondents that the majority of labor artificially, infants with asphyxia were of 119 respondents (10.4%), and severe asphyxia as much as 40 respondents (3.5%). While minority spontaneous delivery, infants with asphyxia being counted 123 respondents (10.7%), whereas severe asphyxia as many as 12 respondents (1.0%). Which is expected to improve the quality of hospital care and caution pregnant women against neonatal emergencies such as emergency treatment of neonatal asphyxia. Keywords: Type of Delivery, asphyxia neonatorum
102 kasus per 100.000 kelahiran hidup. PENDAHULUAN
Diperkirakan setiap tahun 300.000 ibu di
Indonesia merupakan salah satu negara
Dunia meninggal saat melahirkan. Sebanyak
yang memiliki angka kematian ibu yang
99% kasus kematian ibu terjadi di Negara
cukup tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran
Berkembang,ini berdasarkan laporan terbaru
hidup pada tahun 2011. Diperkirakan 10.500
dari
ibu di Indonesia meninggal saat melahirkan
(UNFPA) sampel study dari 58 negara di
setiap tahunnya. Pada MDGs 2015 Angka
Dunia termasuk Indonesia. (Pudiastuti, 2012)
Kematian Ibu (AKI) ditargetkan turun menjadi ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
United
Nations
Population
Found
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka
kematian
cukup
baik
karena
telah
melampaui target. AKB di Kabupaten Demak mencapai
Angka
6,66/ 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI
kematian bayi ini sebanyak 47% meninggal
di Kabupaten Demak mencapai 26/ 100.000
pada masa neonatal, setiap lima menit
kelahiran hidup (Dinkes jatengprov, 2011).
kelahiran
sebesar
sudah
34
kematian/1000
bayi
2011
hidup.
terdapat satu neonatus yang meninggal.
Berdasarkan
penelitian
dilakukan
Indonesia,
yaitu
bahwa faktor resiko terjadinya asfiksia salah
sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-
satunya karena jenis persalinan. Pada tahun
2 kematian bayi baru lahir setelah Bayi Berat
2011 pernah dilakukan penelitian di RSUD
Lahir Rendah (BBLR) (Depkes. RI, 2008).
Prof.Dr.
satunya
asfiksia
Hal ini masih sangat jauh dengan angka dari
pemerintah
yang
menargetkan
penurunan AKI menjadi 102 per 100.000
Yuma
Margono
Ardilla,
yang
Adapun penyebab kematian bayi baru lahir di salah
oleh
hasil
Soekarjo
diketahui
Purwokerto
terdapat 61 bayi yang mengalami asfiksia karena jenis persalinan. (Ardilla,Yuma, 2011) Adakalanya
asfiksia
terjadi
tanpa
kelahiran hidup dan AKB sebesar 20 per
didahului gejala dan tanda gawat janin,
1000 kelahiran hidup pada tahun 2015
umumnya hal ini disebabkan oleh: bayi
seperti yang tercantum dan ditargetkan pada
prematur,
Millenium
(sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
Development
Goals
(MDGs)
(PONEK JPNK-KR, 2008; h. 108). Angka
kematian
ibu
Provinsi Jawa
Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,01/ 100.000
persalinan
dengan
tindakan
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep), kelainan bawaan, air ketuban bercampur mekonium. (JNPK – KR, 2008) Asfiksia termasuk dalam bayi baru lahir
kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila
dengan
risiko
tinggi
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010
kemungkinan
sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup.
kematian bayi atau menjadi sakit berat dalam
lebih
karena besar
memiliki mengalami
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun
masa neonatal. Oleh karena itu asfiksia
2011 sebesar 10,34/1000 kelahiran hidup,
memerlukan intervensi dan tindakan yang
menurun jika dibandingkan dengan tahun
tepat
2010, sebesar 10,62/1000 kelahiran hidup.
kematian bayi, yaitu dengan pelaksanaan
Dibandingkan dengan target MDGs ke-4
manajemen asfiksia neonatorum pada bayi
tahun 2011 sebesar 17/1000 kelahiran hidup,
baru
maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun
mempertahankan kelangsungan hidup bayi
untuk
lahir
meminimalkan
yang
terjadinya
bertujuan
untuk
dan membatasi gejala sisa berupa kelainan ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara neurologi yang mungkin muncul, dengan kegiatan yang difokuskan pada persiapan resusitasi, keputusan resusitasi bayi baru lahir, tindakan resusitasi, asuhan pasca resusitasi,
asuhan
tindak
lanjut
pasca
resusitasi dan pencegahan infeksi. (Depkes. RI, 2008) Berdasarkan
hasil
dari
study
pendahuluan pada tanggal 23 September 2013, yang dilakukan di RSIA Kumalasiwi Pecangaan
Jepara,
diperoleh
data
persalinan Oktober 2012 - Desember 2012, Jumlah semua jenis persalinan sebanyak 336 persalinan, yang terdiri dari Persalinan spontan sebanyak 253 persalinan, yang mengalami asfiksia ringan sebanyak 217 responden, asfiksia sedang sebanyak 28 dan mengalami
asfiksia
berat
sebanyak
8
responden. Persalinan buatan sebanyak 78, yang mengalami asfiksia ringan sebanyak 40 respnden, asfiksia sedang sebanyak 29 responden dan mengalami asfiksia berat sebanyak 9 responden IUFD sebanyak 5. Hal ini menunjukkan sampel jenis persalinan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
Retrospektif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis persalinan, baik spontan maupun buatan (vacum, forsep dan SC) pada kurun waktu Januari 2012 Desember
2012
Persalinan
Ada
Hubungan
dengan
antara
Kejadian
Jenis Asfiksia
Neonatorum di RSIA Kumalasiwi Pecangaan Jepara?”.
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
di
RSIA
adalah total sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi rekam medik dan analisis
data
secara
univariat
dengan
distribusi frekuensi dan Analisa Bivariate menggunakan Chi Squere . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a.
Jenis Persalinan Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jenis persalinan di RSIA Kumalasiwi Pecangaan Jepara pada Bulan Januari 2012 Desember 2012.
Persalinan
“Apakah
ada
1.150. Tekhnik sampling dalam penelitian ini
Pecangaan Jepara dalam kurun waktu 3
di atas, maka dapat dirumuskan masalah,
yang
Kumalasiwi Pecangaan Jepara sebanyak
Jenis
Berdasarkan uraian pada latar belakang
penelitian
survey analitik dengan pendekatan Studi
yang mengalami asfiksia di RSIA Kumalasiwi
bulan.
merupakan
Frekuensi
Presentase
Spontan
787
68,4
Buatan
363
31,6
1.150
100
Total
Sumber : Data Sekunder, 2012.
Mayoritas
bersalin
secara
spontan sebanyak 787 responden (68,4%). Hal itu disebabkan karena kebanyakan responden beranggapan
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara ingin mendapatkan pelayanan yang
Berdasarkan
tabel
4.1
dari
1.150
lebih baik dan dengan keadaan yang
menunjukkan
memungkinkan responden bersalin
responden yang diteliti, mayoritas ibu
secara spontan di RSIA Kumalasiwi
bersalin secara spontan sebanyak
Pecangaan
Jepara
yang
juga
787 responden (68,4%). Kejadian
merupakan
rumah
sakit
yang
Asfiksia Neonatorum
mencanangkan program Jampersal (Jaminan persalinan
Persalinan).
Pada
spontan
terdapat
mekanisme serta tahapan persalinan yang meliputi kala I, kala II, kala III, dan kala IV dengan batas waktu maksimal 18 jam, selebihnya harus ditolong dengan persalinan buatan agar tidak terjadi gawat janin yang dapat berlanjut pada asfiksia bayi. Sedangkan
persalinan
buatan
menggunakan alat – alat sehingga memungkinkan terjadinya asfiksia b.
Vigorous baby Asfiksia Sedang Asfiksia Berat Total
menunjukkan
4.2
dari
1.150
bahwa
responden, buatan
tabel
mayoritas
persalinan
menyebabkan
bayi
mengalami asfiksia sedang, sebesar 119 responden (10,4%), dan asfiksia berat sebanyak 40 responden (3,5%), sedangkan
persalinan
menyebabkan asfiksia
bayi
sedang
responden
spontan mengalami
sebanyak
(10,7%),
123
sedangkan
asfiksia berat sebanyak 12 responden
Menurut Wiknjosastro (2008), asfiksia
terjadi
karena
gangguan
pertukaran gas dan pengangkutan O2 dari ibu ke janin, sehingga terdapat
Frekuensi
%
856
74,4
242
21,0
52
4,5
1.150
100
gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2 dan dapat berakibat O2 tidak cukup dalam darah disebut hipoksia dan CO2 tertimbun dalam
Sumber : Data Sekunder, 2012.
Berdasarkan menunjukkan
Berdasarkan
(1,0%).
Kejadian Asfiksia Neonatorum Tabel 4.2 Distribusi frekuensi asfiksia di RSIA Kumalasiwi Pecangaan Jepara pada bulan Januari 2012 - Desember 2012. Asfiksia
bahwa
bahwa
tabel
4.2
dari
1.150
responden, mayoritas bayi baru lahir mengalami vigorous baby sebanyak 856 responden (74,4%). ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
darah
Akibatnya asidosis
disebut
dapat tipe
hiperapnea. menyebabkan
respiratorik
atau
campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme yang
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara anaerob serta juga dapat terjadi
sehingga pvalue < 0,05. Hal ini berarti
hipoglikemia.
Ha diterima dan Ho ditolak yang
Pada saat bayi dilahirkan, alveoli bayi diisi dengan cairan paru – paru janin. Cairan Paru – paru janin harus dibersihkan
terlebih
dahulu
apabila udara harus masuk ke dalam paru – paru bayi baru lahir. Dalam kondisi demikian, paru – paru, upaya pernapasan
pertama
memerlukan
tekanan 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari pada tekanan untuk pernapasan berikutnya berhasil. (Prawirohardjo, 2009)
artinya ada hubungan antara cara persalinan
dengan
asfiksia
neonatorum. Hasil
penelitian
ini
sesuai
dengan teori yang ada yaitu pada kehamilan
spontan
dapat
terjadi
asfiksia karena ada penekanan saat terjadi
mekanisme
persalinan
berlangsung, meliputi : engagement, penurunan dalam,
kepala,
ekstensi,
fleksi,
rotasi
rotasi
luar
dan
ekspulsi (Sumarah, 2009). Asfiksia
pada
persalinan
spontan disebabkan karena adanya
2. Analisa Bivariat jenis
dari faktor maternal (hipotensi, syok
persalinan dengan kejadian asfiksia
maternal, malnutrisi), faktor uterus
neonatorum didapatkan bahwa jenis
(kontraksi
persalinan spontan sebanyak 787
vaskuler), faktor tali pusat (prolapsus
persalianan,
dan penumbungan tali pusat), dan
Analisa
vigorous responden
hubungan
mayoritas baby
mengalami
sebesar
(56,7%),
652
minoritas
memanjang,
gangguan
faktor plasenta (degenerasi vaskuler, solusio plasenta). (JNPK-KR, 2008)
mengalami asfiksia berat sebesar 12
Penyebab terjadinya asfiksia
responden (1,0%), sedangkan jenis
karena adanya persalinan dengan
persalinan
363
tindakan, dimana digunakan alat dan
mengalami
adanya penggunaan obat bius dalam
persalinan, vigorous responden, asfiksia
buatan
sebanyak
mayoritas baby
minoritas berat
204
operasi. Salah satu faktor penyebab
mengalami
terjadinya asfiksia adalah perdarahan
sebesar
sebanyak
40
responden (3,5%). Hasil uji chi square dengan hasil yang digunakan adalah Pearson Chi-Square yaitu 0,000 pada ɑ=0,05, ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
intracranial terganggunya oksigen 2009)
ke
yang
menyebabkan
proses otak.
sirkulasi
(Prawirohardjo,
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara Pada ekstrim,
kondisi yang
anestesi
umum
sangat
SIMPULAN DAN SARAN
dapat
dilakukan jauh lebih cepat dari pada
Dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar ibu bersalin di RSIA
anestesi spinal dan juga mempunyai
Kumalasiwi
efek yang menguntungkan apabila
melahirkan
ibu mengalami syok. Pada kondisi
sebanyak 787 ibu bersalin (68,4%).
dimana anestesi tidak perlu diberikan
Pecangaan secara
Jepara
spontan
yaitu
2. Sebagian besar bayi baru lahir di RSIA
secara tergesa – gesa (waktu untuk
Kumalasiwi
melahirkan bayi 30 menit), dapat
mengalami vigorous baby sebanyak 856
dilakukan anestesi spinal oleh tenaga
bayi baru lahir (74,4%), asfiksia sedang
anaesthetis yang kompeten untuk
242 bayi baru lahir (21%) dan yang
meminimalisasi resiko pada ibu dan
mengalami asfiksia berat 52 bayi baru
bayi (JNPK – KR PONEK, 2008).
lahir (4,6%).
Menurut persalinan terhadap
Jepara
peneliti,
jenis
3. Ada hubungan yang signifikan antara
berpengaruh
besar
jenis persalinan dengan kejadian asfiksia
angka
kejadian
asfiksia
neonatorum.
neonatorum karena pada persalinan spontan
Pecangaan
memungkinkan
Diharapkan institusi kesehatan lebih
adanya
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
prolapsus tali pusat, kompresi tali
dan anak, khususnya pada penanganan
pusat juga adanya partus lama yang
gawat
menyebabkan
neononatorum dengan penyediaan alat
terjadinya
hipoksia
darurat
pada
seperti
setiap
asfiksia
pada janin yang menyebabkan tidak
resusitasi
persalinan
ada saluran udara yang akhirnya
termasuk jenis persalinan spontan.
menyebabkan asfiksia neonatorum. Sedangkan pada persalinan buatan,
DAFTAR PUSTAKA
memungkinkan adanya penggunaan alat-alat
medis
menyebabkan
yang
dapat
trauma
dan
perdarahan intra kranial pada bayi
1.
2.
dan menghambat sirkulasi oksigen, sesuai
dengan
teori
yang
sebelumnya.
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
3.
DEPKES-RI. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta: DEPKES-RI; 2007. DINKESJATENGPROV.2011.Didapat dari : http://dinkesjatengprov2011/ (Diakses tanggal 15 November 2012, jam: 19. 15 WIB). Hassan, Ruspeno. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI; 2007.
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara 4.
5.
6. 7.
8.
JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:JNPK-KR; 2008. JNPK-KR. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Jakarta: JNPK-KR; 2008. Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC, 2007. Notoatmojo, Soekidjo. Metodologil Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. Notoatmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
9.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2011. 10. Tatang, N. Hubungan Jenis Perrsalinan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum. 2007. Didapat dari http://jenispersalinanasfiksianeonatorum. (Diakses tanggal 24 November 2012, jam:15.20 WIB).