HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RSIA KUMALASIWI PECANGAAN KABUPATEN JEPARA Oleh : ASMAWAHYUNITA, S.Kep (Dosen AKBID Islam Al Hikmah Jepara) ABSTRAK Keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Diharapkan dengan ber KB jumlah kelahiran di Indonesia dapat di turunkan. Di Indonesia ada beberapa metode untuk ber KB yaitu metode PIL, INJEKSI, AKDR, IMPLAN dan kontrasepsi MANTAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang AKDR dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel Dependen dan Independen. Pendekatan yang digunakan adalah croos sectional, sampel yang digunakan adalah Akseptor KB di DI RSIA KUMALASIWI sebanyak 140 responden. Analisa yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bersikap mendukung sebanyak 71 responden (50.7%) dan sebagian kecil responden memilih AKDR sebanyak 17 responden (12.1%). Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR dengan hasil p value 0,045. Bagi tenaga kesehatan harus meningkatkan penyuluhan tentang KB terlebih lagi tentang AKDR sehingga akseptor KB memiliki sikap mendukung terhadap pemanfaatan KB AKDR, mengingat bahwa ada program ”SAFARI KB AKDR” tanpa dipungut biaya. Dan Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang memadahi bagi masyarakat yang ingin menggunakan AKDR. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan, baik di Indonesia maupun diseluruh dunia. Saat ini jumlah kelahiran di Indonesia sudah mengalami penurunan yang menyebabkan laju pertumbuhan penduduk turun dari 2,3% pertahun menjadi 1,4 % pada tahun 2003, namun karena jumlah penduduk Indonesia yang besar yaitu 219 juta jiwa maka penduduk Indonesia setiap tahun akan bertambah sekitar 3 juta jiwa, sehingga BAPPENAS memperkirakan pada tahun 2025 penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa. Oleh karena itu, kalau program KB tidak ditangani lebih serius, maka jumlah penduduk Indonesia akan lebih besar dari 273 juta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan pertambahan penduduk Indonesia pada tahun 2015 menjadi 237 juta jiwa. Apabila jumlah penduduk terlampaui maka misi pengendalian jumlah penduduk dianggap gagal, (SDKI, 2003). Saat program KB di luncurkan tingkat kelahiran Jawa Tengah Tahun 1971 mencapai 5,33%, namun pada tahun 2004 angkanya turun menjadi 2,18%. Selama ini angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk Jateng selalu di bawah angka Nasional. Berdasarkan sensus Nasional tahun 2005, angka kelahiran di Provinsi ini bergerak naik dari 2,18 menjadi 2,19%, (Gunarso, 2007). Berbagai upaya telah di laksanakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, termasuk di dalamnya adalah program Safe Mother Hood yang meliputi keluarga berencana untuk mencegah kehamilan, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, pelayanan obstetri esensial. (Sarwono, 2002).
Terdapat beberapa metode untuk ber KB di Indonesia atau lebih dikenal dengan nama kontrasepsi. Berdasarkan sensus demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991 jenis kontrasepsi yang banyak dipilih masyarakat adalah jenis hormonal terutama injeksi dan pil. Data sensus Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan peningkatan pemakaian kontrasepsi hormonal cukup signifikan. Pada tahun 1997 pemakaian pil dan injeksi sebanyak 69,4% namun pada tahun 2002 sudah di atas 75%. Jika ditambah dengan implan (susuk) yang juga menggunakan hormon, angka itu akan semakin besar, (BKKBN, 2003). Peminat alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Indonesia menempati urutan ketiga setelah injeksi dan pil sedang untuk urutan keempat adalah norplan (susuk) dan terakhir metode sterilisasi (MOW dan MOP) pada tahun 2003 di Indonesia tercatat akseptor alat kontrasepsi dalam rahim sekitar 4.024.273 akseptor atau sekitar (22,6%) dari semua pemakai metode alat kontrasepsi, (Bimantara, 2003). Pada umumnya peminat alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berasal dari sosial menengah ke atas, untuk golongan sosial bawah peminat dari alat kontrasepsi ini masih sangat sedikit. Di kabupaten Jepara sendiri dari Bulan Januari sampai bulan Oktober 2007 jumlah akseptor alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) menempati urutan ke-4 dari semua metode kontrasepsi yang ada, dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 6,188 akseptor dengan pelayanan pemerintah sebesar 3.552 orang dan swasta sebanyak 2.306 orang dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 206.482 jiwa. Sedang untuk peserta KB baru sebanyak 167 orang, (Kantor Keluarga Berencana Daerah, 2007).
B.
Perumusan Masalah
C.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, apakah ada Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang AKDR dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di DI RSIA KUMALASIWI? Tujuan Penelitian
D.
Untuk mengetahui antara Hubungan Sikap Ibu tentang AKDR dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim di DI RSIA KUMALASIWI. Manfaat Penelitian Meningkatkan mutu pelayanan dan wawasan tentang KB khususnya AKDR.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap (attitude) adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik dan sebagainya), (Notoatmodjo, 2005). 2. Tingkatan dari Sikap meliputi : a. Menerima Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan pengetahuan yang diberikan. b. Merespon Memberi jawaban apabila di tanya mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indeksi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan. Lepas dari pekerjaan itu benar maupun salah berarti orang,mau menerima ide tersebut. c. Menghargai
B.
Seseorang memberi nilai yang positif terhadap obyek atau stimulus dan mengajak orang lain atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain untuk merespon. d. Bertanggungjawab Sikap paling tinggi tingkatannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil resiko, (Notoatmodjo, 1997). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 1. Pengertian AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektivitas), dengan berbagai bentuk yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif, (Prawirohardjo, 2002) AKDR adalah suatu metode kontrasepsi yang efektif, (Depkes – RI, 2002). 2. Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Mekanisme kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) secara pasti belum diketahui tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Mekanisme kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim secara lokal sebagai berikut : a. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit, makrofag dan limfosit. b. Alat kontrasepsi dalam rahim menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang menghalangi kapasitasi sepermatozoa. c. Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag, dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi. d. Ion CU yang, keluar dari AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi, (Manuaba, 1998). e. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. f. Produksi prostaglandin lokal yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya implantasi, (Hanafi, 2004). 3. Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Ada banyak sekali keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gede Manuaba (1998). Keuntungan AKDR: a. Dapat diterima masyarakat dengan baik. b. Pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit. c. Kontrol medis yang ringan. d. Penyulit tidak terlalu berat. e. Pulih kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik. Sedang menurut Syaifuddin (2003), keuntungan AKDR meliputi : a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi Sangat efektif → 0,6 - 0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan) b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan. c. Metode jangka panjang (1 tahun proteksi dari CuT -380 A dan tidak perlu diganti) d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. e. Tidak mempengaruhi huhungan seksual. f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. g. Tidak mempengaruhi kualitas volume ASI. h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah Abortus. (Apabila tidak terjadi infeksi). i. Dapat digunakan sampai menopuse (1 tahun atau lebih sudah haid terakhir). j. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan. 4. Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna sehingga masih terdapat beberapa kerugian sebagai berikut: a. Masih terjadi kehamilan dengan alat kontrasepsi dalam rahim insitu.
5.
6.
7.
8.
b. Terdapat perdarahan : spoting dan metroragia. c. Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah. d. Dapat terjadi infeksi. e. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik. f. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan Portio uteri dan mengganggu hubungan seksual, (Manuaba, 1998). Efek Samping dan Komplikasi a. Nyeri dan mulas Kejang, nyeri dan mulas-mulas, serta pegal pinggang biasanya terjadi sehabis insersi AKDR yang akan hilang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. b. Perdarahan Dapat terjadi perdarahan paska insersi, bercak di luar haid (spoting) atau perdarahan metroragia. c. Keputihan Keputihan yang berlebihan mungkin disebabkan oleh reaksi organ genetal terhadap benda asing yang biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah insersi. d. Disminorea Tidak semua wanita yang menggunakan AKDR akan menderita nyeri haid, biasanya terjadi pada wanita yang sebelumnya memang sering mengalami Disminorea. e. Disporenia (nyeri saat koitus) Wanita jarang merasakannya, sering pihak suami mengeluh sakit karena benang yang panjang atau cara pemotongan benang yang runcing. f. Ekspulsi Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah insersi, setelah 1 tahun angka insersi akan berkurang. g. Infeksi Radang panggul dijumpai pada sekitar 2% akseptor pada tahun pertama pemakaian, namun infeksi ini bersifat ringan, (Mochtar, 1998). Efektivitas Efektivitas AKDR sangat tinggi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama. Angka kehamilan AKDR berkisar antara 1,5 - 3 per 100 wanita pada tahun pertama dan angka ini akan jadi lebih rendah untuk tahun-tahun berikutnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kehamilan adalah jenis AKDR, ukuran, besar dan luasnya permukaan AKDR, umur akseptor, lamanya pemakaian, dan kurang teraturnya menjalani jadwal kontrol untuk periksa ulang. Sebagian besar kehamilan terjadi dalam 6 bulan pertama setelah insersi, sehingga untuk memperkecil kemungkinan kehamilan pada 6 bulan pertama dianjurkan memakai cara lain misal kondom, pantang berkala atau memakai pil, (Mochtar, 1999). Indikasi Pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang : a. Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih. b. Ingin menjarangkan kehamilan. c. Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak cara permanen (kontrasepsi mantap). Biasanya dipasang AKDR yang efeknya lama (Lipper Lood, Nova-T untuk 5 tahun) d. Berusia di atas 35 tahun dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan, (Mochtar, 1999). Kontra Indikasi a. Kehamilan b. Peradangan panggul c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul
e. Malformasi rahim f. Mioma uteri g. Disminorea berat h. Anemi berat i. Riwayat infeksi pelvis, (Mochtar, 1999). 9. Waktu Pemasangan AKDR a. Sedang haid Pada waktu ini pemasangan AKDR mudah karena kanalis servikalis agak melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan perdarahan tidak begitu banyak. b. Paska Persalinan Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu pulang ke rumah setelah melahirkan. Pemasangan langsung yaitu 3 bulan setelah ibu melahirkan. Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan lebih dari 3 bulan paska persalinan atau keguguran. c. Paska keguguran Langsung setelah keguguran d. Masa Interval Yaitu masa antara dua haid, bila dipasang setelah ovulasi dipastikan ibu tidak hamil. e. Sewaktu seksio sesaria Sebelum luka rahim di tutup terlebih dahulu dikeluarkan darah darah beku dari kavum uteri kemudian AKDR dipasang pada bagian fundus. f. After morning Pada kasus-kasus dimana dilakukan koitus, maka AKDR dipasang dalam waktu 72 Jam kemudian, sebelum terjadi implantasi blastokista, (Mochtar, 1999).
C.
10. Pemeriksaan ulang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim perlu dilakukan kontrol medis dengan jadwal : a. Dua minggu setelah pemasangan. b. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama. c. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua. d. Setiap 6 bulan sampai 1 tahun. Konsep Dasar Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) 1. Pengertian Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah tindakan memilih suatu jenis kontrasepsi dari beberapa jenis kontrasepsi yang tersedia (Depkes RI, 1999). 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Menurut teori Lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih AKDR sebagai berikut : 1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku, diataranya : Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dan pendidikan. 2) Faktor Pendukung (Enabling Factors) Merupakan faktor yang memungkinkan individu untuk berperilaku memilih AKDR. Karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan dan ketrampilan. Adanya fasilitas kesehatan yang mendukung Program KB akan mempengaruhi perilaku ibu dalam memilih metode kontrasepsi. 3) Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan ketrampilan petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat, (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan hal itu, semakin baik ketrampilan seorang petugas kesehatan dalam melakukan penyuluhan dan konseling tentang KB, maka semakin baik pula tingkat pengetahuan wanita tentang jenis-jenis kontrasepsi.
D.
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) - Pengetahuan - Sikap - Nilai - Tradisi - Pendidikan - Kepercayaan
Faktor Pendukung (Enabling Factor) - Ketersediaan sumber dana/ fasilitas
Pemilihan AKDR
Faktor Pendorong (Reinforcing Factor) : tidak diteliti : diteliti
- Sikap dan ketrampilan petugas kesehatan - Sikap dan perilaku TOMA
Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Sikap Ibu Tentang AKDR Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) E.
Sumber : Lawreence Green yang di kutip oleh Notoatmodjo, 2003 Kerangka Konseptual Variabel independent Sikap Ibu
Variabel dependent pemilihan AKDR
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang AKDR dengan pemilihan AKDR
F.
Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara dari penelitian yang akan di buktikan kebenarannya, (Notoatmodjo, 2002). Hipotesa dalam penelitian ini yang digunakan adalah Hipotesa Alternatif (Ha). Adapun Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap Ibu tentang AKDR dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim.
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
B.
C.
Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada akseptor KB tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang AKDR dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim di DI RSIA KUMALASIWI penelitian ini akan dilakukan pada bulan April - Mei 2010. Rancangan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan menggunakan metode survey pendekatan yang dilakukan yaitu cross sectional. Suatu metode penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, (Notoatmodjo, 2005). Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB RSIA KUMALASIWI, pada bulan April – Mei 2010, dengan jumlah populasi sebesar 140 orang. 2. Sampel Penelitian Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah dengan total sampling. Dimana seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Definisi Operasional, Variabel Pengukuran dan Skala Pengukuran
No 1.
Variabel Sikap ibu dengan AKDR
DO Tanggapan atau reaksi responden terhadap AKDR
3.
Pemilihan AKDR
Menentukan pilihan pada alat kontrasepsi dalam rahim dari beberapa metode kontrasepsi yang ada
D.
Hasil Ukur Skala Likert. Untuk pertanyaan favourable : - Skor 5 bila sangat setuju - Skor 4 bila setuju - Skor 3 bila tidak tahu - Skor 2 bila tidak setuju - Dan skor 1 bila sangat tidak setuju Untuk pertanyaan Unfavourable - Skor 5 bila sangat tidak setuju - Skor 4 bila tidak setuju - Skor 3 bila tidak tahu - Skor 2 bila setuju - Skor 1 bila sangat setuju, (Nursalam, 2003) - Jika jawaban A nilai : 1 - Jika jawaban B nilai : 0
Pengkategorian Skor maksimal : 70 - Sikap mendukung Skor > 35 - Sikap tidak mendukung Skor < 35
Skala Ordinal
- Memilih : kode 1
Ordinal
Tidak memilih : kode 2
Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 1. Alat Penelitian Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan cara memberi formulir kepada responden dan responden sendiri yang mengisi, (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini insrumen yang digunakan sebagai alat ukur adalah daftar pertanyaan (kuesioner) yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan realibilitas dilakukan di Desa Tretes Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara dengan ukuran sampel (N) sebanyak 20 orang responden dengan taraf signifikan sebesar 95 %, dengan nilai r tabel sebesar 0.468.
2. Cara Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yang terdiri dari beberapa pertanyaan. E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Pengolahan Data, dilakukan secara Editing, Skoring, Entry data dan Tabulating. Sedangkan Analisa Data proses pengolahannya menggunakan program SPSS yaitu Analisa univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai informasi untuk menggambarkan semua variable dan Analisa Bivariat dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara sikap Ibu terhadap pemilihan AKDR dengan taraf signifikan 0,05, kemudian hasil perhitungan di bandingkan dengan tabel x 2. Jika x2 hitung > x2 tabel dan ρValue < α maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara Variabel Dependent dan Variabel Independent. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Sikap Responden Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Di DI RSIA KUMALASIWI Sikap Frekuensi Prosentase Mendukung 71 50,7% Tidak mendukung 69 49,3% Total 140 100% Berdasarkan tabel di atas responden yang bersikap mendukung sebanyak 71 responden (50,7%), sedang yang bersikap tidak mendukung sebanyak 69 responden (49,3%). 2. Pemilihan AKDR Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemilihan AKDR Di DI RSIA KUMALASIWI Pemilihan AKDR Frekuensi Prosentase Memilih 17 12,1% Tidak memilih 123 87,9% Total 140 100% Berdasarkan tabel di atas responden yang memilih AKDR sebanyak 17 responden (12,1%) dan responden yang tidak memilih AKDR sebanyak 123 responden (87,9%). 3. Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR Tabel 4.8 Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR Di DI RSIA KUMALASIWI Pemilihan AKDR Sikap Total Memilih Tidak memilih Mendukung 13 58 71 (9,3%) (41,5%) (50,8%) Tidak 4 65 69 mendukung (2,8%) (46,4%) (49,2%)
Total ρValue = 0,045
17
123
140
α = 0,05
Responden mempunyai sikap mendukung yang memilih AKDR sebanyak 13 responden (9,3%) yang tidak memilih sebanyak 58 responden (41,5%). Responden mempunyai sikap tidak mendukung memilih AKDR sebanyak 4
responden (2,8%), dan yang tidak mendukung dan tidak memilih sebanyak 65 responden (46,4%). Hasil uji hubungan menggunakan uji statistik Chi-Square didapatkan ρValue = 0,045 < α = 0,05. Artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI.
B.
Pembahasan 1. Sikap Responden Dari hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap mendukung sebanyak 71 responden (50,7%). Hal ini di mungkinkan karena responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang macam-macam alat kontrasepsi, sehingga mendukung kontrasepsi AKDR. Pengetahuan mengenai suatu obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap ini dapat bersifat positif dan negatif. Dari sikap yang bersifat positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu sedangkan dalam sikap yang bersifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Sikap mempunyai segi motivasi berarti segi dinamis menuju suatu tujuan dan berusaha mencapai suatu tujuan, (Purwanto, 1999). 2. Pemilihan AKDR Dalam penelitian ini sebagaian besar responden tidak memilih AKDR sebanyak 123 responden (87,9%).Hal ini disebabkan karena banyak wanita harus menentukan pilihan alat kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena keterbatasan jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima, seperti AKDR karena dihubungkan dengan kebijakan nasional dalam keluarga berencana, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode wanita harus menimbang berbagai faktor termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan dan mengenai kemampuan mempunyai anak, (Maryani, 2009). 3. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR Bila dilihat dari hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai ρValue = 0,045 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan sikap ibu dengan pemilihan AKDR akan tetapi berdasarkan hasil penelitian di dapatkan sebagian besar responden bersikap mendukung namun tidak memilih AKDR. Hal ini berarti meski sikap ibu mendukung namun belum tentu ibu tersebut memilih AKDR karena mempertimbangkan beberapa faktor yaitu status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak di inginkan serta norma dan budaya yang berkembang di dalam masyarakat. Hal ini di mungkinkan karena responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang AKDR Pengetahuan baik membuat seseorang yakin dan membentuk sikap terhadap sesuatu. Dan diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan membuat sikap seseorang terhadap sesuatu menjadi baik pula, sesuai dengan teori L. Green bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi untuk mewujudkan perilaku. Sikap merupakan keyakinan terhadap sesuatu obyek yang disertai perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dengan cara yang dimilikinya. Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan (keyakinan) meliputi ide dan konsep terhadap obyek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek, dan kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan memilih AKDR. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan memilih AKDR, hal ini berarti ibu mempunyai sikap tertentu terhadap obyek yang berupa pemilihan AKDR, (Notoatmodjo, 2003). Pada responden yang memiliki sikap yang baik (mendukung dan memilih AKDR) kemungkinan disebabkan karena responden tersebut memiliki kondisi emosional, psikologi atau kepercayaan positif terhadap AKDR, sikap seseorang ditentukan oleh reaksi emosional atau kepercayaan mengenai apa yang dianggap benar tentang sesuatu obyek termasuk pemilihan AKDR. Tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu obyek, psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut, pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan sosial sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap, (Azwar, 2000). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung sebanyak 71 responden (50.7%). 2. Sebagian kecil responden memilih AKDR sebanyak 17 responden (12.1%). 3. Hasil uji hubungan antara variabel sikap ibu dengan pemilihan AKDR menggunakan uji statistik Chi-Square didapat hasil ρValue 0,045 < α 0,05, yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI. B. Saran 1. Kepada masyarakat DI RSIA KUMALASIWI diharapkan bisa menggunakan atau memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), sebagai alternatif pilihan jika alat kontrasepsi lain tidak bisa digunakan. 2. Kepada tenaga kesehatan di Puskesmas, PLKB, bidan desa, kader dan tokoh masyarakat di DI RSIA KUMALASIWI diharapkan lebih mengintensifkan penyuluhan tentang AKDR. 3. Kepada Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang memadai bagi masyarakat yang ingin menggunakan atau memilih AKDR.
DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. 2. Budiono, B. 1997. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP, Semarang. 3. Dep Kes, RI. 1999. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta. 4. Hartanto Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. 5. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta. 6. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta. 7. Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. 8. ___________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta. 9. ___________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
10. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Surabaya. 11. Prawirohardjo, S. 1999. Ilmu Kandungan. Bina Pustaka, Jakarta. 12. ___________. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka Jakarta. 13. Saifudin, AB. 2003. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka, Jakarta. 14. Sudigdo, dkk. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. CV. Sagung Seto, Jakarta. 15. Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfa Beta, Bandung. 16. Gunarso. 2007. Menata kembali program KB. Suara Merdeka, Semarang. 17. _______, 2003, Aseptor AKDR, http//www.bkkbn.go.id. 18. _______, 2007, Kantor Keluarga Berencana Daerah. Jepara. 19. Suharto, 2007-2009, Petugas Lapangan Keluarga Berencana. Jepara