Volume I Nomor 2, Desember 2014
ISSN: 2355-5947
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI FX Bhakti Hendrakusuma, Mutiara Puspa Negari Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk1)
[email protected] ABSTRACT Contraceptive use in women can be affected by several factors, including the knowladge. Also determine a person’s knowledge in the selection of contraceptive use. Maybe only a few people who are able to explain the definition, types of contraceptive, side effect, contraindications, advantages, and disadvantages of contraceptive. It is similiar to the opinion of the BKKBN (2007): “The level of public awareness of contraceptives, but have not been able to mention side effects, contraindications, advantages and disadvantages. The purpose of this study was to analyze the relationship between mother’s knowladge about contraception with the selection of contrceptive use in BPM Ny. Umi Imoni AMd.Keb Pisang Village, District Patianrowo, Nganjuk 2014. This research is analytic study. This study was conducted in Cross Sectional. The population in this study were all mothers who followed the family planning program with a sample of 55 people and using a simple random sampling technique samples. Data collection technique with questionnaires. Independent variables in this study is the knowladge of mothers about contraceptive. Dependent variables is the selection and use of contraception. The data were analyzed using Chi-Square with α (0.05) obtained count rho 0.001 <0.05, which means there is a connection between the mother's knowledge about contraception with the selection of contraceptive use in BPM Ny. Umi Ismoni Amd.Keb, Banana Village, District Patianrowo, Nganjuk 2014. In order to determine the selection of the proper use of contraceptives for women, required sufficient knowledge about contraception. Keywords: Knowledge of contraception, contraceptive use selection PENDAHULUAN Latar Belakang Di seluruh dunia, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah sterilisasi. Kontrasepsi hormon berada pada posisi ketiga diseluruh dunia, yang menggunakan pil sebanyak 85%, sedangkan kontrasepsi implan dan suntik hanya 15%. Di Negara maju metode kontrasepsi yang paling populer adalah kontrasepsi oral (16%), sebaliknya di Negara yang sedang berkembang sterilisasi wanita (20%), AKDR (13%), kontrasepsi oral (6%), dan vasektomi (5%). Secara keseluruhan pemakaian kontrasepsi jauh lebih tinggi di negara maju dibandingkan di negara berkembang, yaitu 70% berbanding 46% (Glasier, 2006: 15). Kontrasepsi memiliki tujuan yaitu untuk menurunkan angka kelahiran. Dengan Jurnal Wimisada
menempuh kebijaksanaan tersebut mengkategorikan tiga fase yaitu melahirkan pada usia muda (fase menunda atau mencegah kehamilan), jarak kelahiran yang terlalu dekat (fase menjarangkan kehamilan), dan melahirkan pada usia tua (fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan), maksud kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak. Pemakaian kontrasepsi merupakan bagian dari hak reproduksi setiap pasangan atau individu. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen pada wanita disebut tubektomi dan pada pria disebut vasektomi. Ada beberapa macam metode kontrasepsi efektif di Indonesia yaitu: pil, 1
Volume I Nomor 2, Desember 2014
suntik, IUD, implant, dan kontrasepsi mantap. Secara Nasional pada bulan Juli 2013 jumlah peserta kontrasepsi sebanyak 622.503 peserta. Dengan persentasenya adalah sebagai berikut: 40.338 peserta AKDR (6,48%), 8.256 pesertaMOW (1,33%), 38.212 peserta implant (6,14% ), 325.243 peserta suntikan (52,25%), 173.162 peserta pil (27,82%), 636 peserta MOP (0,10%) dan 36.656 peserta kondom (5,89%) (BKKBN, 2013: 2). Masyarakat banyak yang sudah mengetahui mengenai keluarga berencana, mereka hanya bisa mengartikan dan mengetahui jenis kontrasepsi. Mungkin hanya beberapa orang saja yang mampu menjelaskan mengenai pengertian, jenis – jenis alat kontrasepsi, efek samping, kontraindikasi, kelebihan, dan kekurangan alat kontrasepsi. Tingkat pengetahuan masyarakat akan kontrasepsi sudah tinggi (97,5%) namun baru sebatas mampu menyebut jenis alat dan obat kontrasepsi, tetapi belum dapat menyebutkan efek samping, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan. Padahal informasi ini penting dipahami sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu. Masih rendahnya peserta KB vasektomi dan tubektomi serta makin menurunnya peserta IUD disatu pihak dan meningkatnya pengguna pil dan suntik merupakan salah satu bukti kesertaan masyarakat ber-KB belum mempertimbangkan ketiga hal tersebut. Akibatnya, jumlah peminat alat dan obat kontrasepsi dengan masa efektivitas pendek, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk penyediaan alat dan obat kontrasepsi di Indonesia terbilang lumayan tinggi. Pasangan usia subur mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi karena ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi. Pengetahuan mengenai KB sangat penting untuk dimiliki oleh peserta dalam memilih alat kontrasepsi yang akan dipergunakan karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Notoatmodjo (2012: 12) “apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang Jurnal Wimisada
ISSN: 2355-5947
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama”. Mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah keluarga yang terencana bukanlah hal mudah. Selain itu juga mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. Pemilihan kontrasepsi dipengaruhi oleh salah satunya pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, dan umur. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan sosial budaya. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi meliputi faktor pasangan, faktor kesehatan, dan faktor metode kontrasepsi. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menetukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007: 15), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan dari pengalaman sendiri. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dengan pemilihan penggunaan kontrasepsi di BPM Ny. Umi Ismoni, AMd. Keb, Desa Pisang, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan jenis studi korelasi dengan dosen cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pengguna kontrasepsi di BPM Ny. Umi Ismoni, AMd. 2
Volume I Nomor 2, Desember 2014
ISSN: 2355-5947
Keb, Desa Pisang, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk dengan jumlah 364 peserta, dan sampel sejumlah 55 ibu dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instumen pengumpulan data adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012: 87). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Pengetahuan Responden Kontrasepsi
Tentang
Pengetahuan Jumlah Prosentase Baik 20 36,4% Cukup 30 54,6% Kurang 5 9% Total 55 100% Sumber : Data Primer Penelitian, bulan Juni, 2014.
Dari pengumpulan data dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik berjumlah 20 orang dengan presentase 36,4%, responden yang berpengetahuan cukup sejumlah 30 orang dengan presentase 54,6%, dan responden yang berpengetahuan kurang sejumlah 5 orang dengan presentase 9%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang kontrasepsi adalah cukup yaitu sebanyak 30 responden (54,5%). Dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini. Pemilihan Kontrasepsi
No. 1
Jenis Kontrasepsi Jumlah Prosentase Metode Kontrasepsi 17 31% Non Hormonal 2 Metode Kontrasepsi 38 69% Hormonal Total 55 100% Sumber : Data Primer Penelitian, bulan Juni, 2014.
Dapat diketahui bahwa dari 55 responden yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal sebanyak 17 orang dengan presentase 31%, kemudian responden yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal sebanyak 38 orang dengan presentase 69%. Kemudian dapat disimpulkan bahwa, responden lebih banyak menggunakan Jurnal Wimisada
3.
Tabulasi Silang
Baik Cukup
Pemilihan Penggunaan Kontrasepsi Non Hormonal Hormonal Σ % Σ % 13 23,7 7 12,7 3 5,6 27 49
Σ 20 30
% 36,4 54,6
Kurang
1
5
9
Tingkat pengetahuan
DAN
No. 1 2 3
2.
metode kontrasepsi hormonal, yaitu sebanyak 38 responden (69%). Lihat pada tabel berikut ini.
1,7
4
7,3
Total
Jumlah 17 31 38 69 55 Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014
100
Berdasarkan hasil dari pengumpulan data, yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dengan tingkat pengetahuan baik berjumlah 13 orang (23,7%), cukup berjumlah 3 orang (5,6%), dan kurang berjumlah 1 orang (1,7%). Kemudian yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal dengan tingkat pengetahuan baik berjumlah 7 orang (12,7%), cukup 27 orang (49%), dan kurang berjumlah 4 orang (7,3%). Dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 4.
Analisis Statistik Value
D f
Asym p. Sig. (2sided)
Exact Sig. (2sided)
Pearson ChiSquare
17.305a
2
.000
.000
Likeliho od Ratio
17.614
2
.000
.000
Fisher's Exact Test
16.768
LinearbyLinear Associat ion
11.923b
N of Valid Cases
Exact Sig. (1sided
Point Proba bility
.000
.000
.000
1
.001
.001
55
3
Volume I Nomor 2, Desember 2014
Pembahasan Hasil penelitian menunjukan pengetahuan responden tentang kontrasepsi baik adalah 36,4%, responden yang berpengetahuan cukup 54,6%, dan responden yang berpengetahuan kurang 9%. Tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi adalah tahu tentang ragam metode kontrasepsi yang tersedia, keamanan dan cara pemakaian metode-metode tersebut, kontrasepsi yang mereka pilih, dan pengetahuan tentang kemungkinan efek samping dan komplikasinya. Masih adanya responden yang memiliki pengetahuan dalam katagori kurang yaitu 9% dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhi yaitu informasi yang kurang mengenai alat kontrasepsi beserta efek samping, kontraindikasi, kekurangan, kelebihan. Hal ini dikarenakan beberapa ibu jarang mengikuti penyuluhan mengenai kontrasepsi. Rata-rata ibu mendapatkan informasi mengenai kontrasepsi dengan cara bertukar pikiran atau pendapat serta pengalaman. Manfaat pengetahuan bagi manusia tidak terhitung jumlahnnya, dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan telah mengubah manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya, dan menentukan yang terbaik untuk dirinya termasuk menentukan jenis kontrasepsi yang digunakan. Hasil penelitian didapatkan responden yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak 38 responden (69%) dan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal sebanyak 17 responden (31%). Semakin tinggi pendidikan responden diharapkan akan semakin tinggi pengetahuannya. Dengan tingkat pendidikan akan mempermudah penerimaan informasi tentang kontrasepsi, sehingga akan meningkatkan pengetahuan responden kemudian dapat mempengaruhi minat pemakaian, jadi seorang wanita yang ingin menggunakan alat kontrasepsi harus membekali diri dengan pengetahuan. Karena diharapkan ibu yang pengetahuannya baik, bisa memilih alat kontrasepsi yang sesuai Jurnal Wimisada
ISSN: 2355-5947
dengan kondisi dan keadaan ibu, dan ibu bisa lebih pintar dalam memilih alat kontrasepsi secara efektif dan efisien. Dalam memilih suatu metode kotrasepsi seorang wanita harus mengetahui bagaimana penggunaan kontrasepsi akan mempengaruhi gaya hidup mereka, kadangkadang suatu metode kontrasepsi tidak dapat diterima oleh seorang wanita hanya karena metode tersebut dapat menganggu kegiatan rutin, misalnya implan yang memerlukan pembedahan, kontrasepsi pil yang harus diminum setiap hari, dan kontrasepsi suntik yang diharuskan rutin setiap jadwal dilakukan suntik. Dengan melihat dari hasil penelitian, pemilihan penggunaan kontrasepsi hormonal paling banyak digunakan daripada penggunaan kontrasepsi non hormonal. Hal ini harus diwaspadai, karena bila pemilihan penggunaan kontrasepsi hormonal semakin tinggi, ditakutkan angka kegagalan akan semakin, sehingga angka kelahiran akan semakin tinggi pula. Maka,untuk mengurangi penggunaan kontrasepsi hormonal dan meningkatkan penggunaan kontrasepsi non hormonal, tenaga kesehatan harus lebih rajin untuk melakukan penyuluhan tentang kontrasepsi non hormonal. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mempunyai pengetahuan baik paling banyak menggunakan metode kontrasepsi non hormonal yaitu sebanyak 13 responden (23,7%), sedangkan yang berpengetahuan cukup menggunakan kontrasepsi hormonal dengan 27 responden (49%) dan berpengetahuan kurang dengan 4 responden (7,3%). Jumlah alat kontrasepsi yang tersedia sangat beragam dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seorang wanita yang ingin menggunakan alat kontrasepsi harus membekali diri dengan pengetahuan. Pengetahuan menentukan presepsi seseorang terhadap pentingnya suatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Pada uraian di atas, maka diperoleh pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam pemilihan penggunaan kontrasepsi. Rasa ingin tahu responden tentang kontrasepsi yang tepat untuk dirinya serta KIE (Komunikasi, Edukasi, 4
Volume I Nomor 2, Desember 2014
dan Informasi) dari petugas kesehatan keduannya sangat berpengaruh pada tepat atau tidaknya peserta KB menentukan jenis kontrasepsi yang akan digunakan. Hasil penelitian didapat bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi maka semakin tinggi pula pemakaian metode kontrasepsi hormonal, karena ibu yang berpengetahuan baik tentang metode kontrasepsi, termasuk tahu tentang keamanan, cara pemakaian, efek samping dan komplikasi metode kontrasepsi, cenderung akan memilih metode kontrasepsi non hormonal. Berdasarkan penelitian, maka dapat diperoleh H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dengan pemilihan penggunaan kontrasepsi di Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun 2014. KESIMPULAN DAN SARAN Ditinjau dari pengetahuan ibu tentang kontrasepsi adalah baik sebesar 36,4%, cukup 54,6%, dan kurang 9%. Pemilihan penggunaan kontrasepsi yang paling banyak menggunakan metode kontrasepsi hormonal yaitu jumlah keseluruhan sebanyak 69%, sedangkan kontrasepsi non hormonal sebanyak 31%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square Ho ditolak dan H1 diterima, dapat diambil kesimpulan Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dengan pemilihan penggunaan kontrasepsi di BPM Ny. Umi Ismoni AMd.Keb, Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun 2014
Jurnal Wimisada
ISSN: 2355-5947
Saran bagi peneliti selanjutnya : Diharapkan dapat dikembangkan dan ditingkatkan dalam dalam hal jumlah populasi, teknik sampling dan metode penelitian yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 2013. Data Peserta Kontrasepsi Jatim Tahun 2013. http://www. aplikasi BKKBN.go.id/sr. Diakses jam 17.00 WIB tanggal 30 Maret 2014 Glasier A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Handayani, Sri. 2011. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama Hartanto, Hanafi. 2004. KB Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Manuaba, Ida Bagus Gde, dan I. Fajar, dan I. Gde. 2010. Ilmi Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Pendit B. U. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wawan, dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manuasia. Yogyakarta : Nuha Medika.
5