1
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG KONTRASEPSI MAL DENGAN MINAT PEMANFAATANNYA CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE OF THE THIRD TRIMESTER GRAVIDAS ABOUT CONTRACEPTION OF LACTATIONAL AMENORRHEA METHOD WITH ITS INTEREST TO IMPLEMENT Betty Purwaningtyas Akademi Kebidanan Pamenang Pare, Kediri ABSTRAK Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya. Kb MAL sampai saat ini kurang diminati ibu hamil disebabkam kurangnya pengetahuan ibu, faktor dukungan dari keluarga yang kurang, norma budaya karena anggapan masyarakat bayi tidak kenyang bila hanya diberi ASI saja dan lingkungan. Tujuan penelitian ini mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Kontrasepsi MAL dengan Minat Pemanfaatannya di Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014. Desain penelitian adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasinya semua ibu hamil trimester III di Desa Badas sebanyak 33 responden dengan teknik total sampling. Pengambilan data kedua variabel menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar responden (70,59%) minatnya terhadap pemanfaatan kontrasepsi MAL sangat brminat, sedangkan pada responden yang berpengetahuan kurang seluruhnya (100%) tidak berminat terhadap pemanfaatan kontrasepsi MAL. Hasil penelitian menggunakan Spearman Rank diperoleh ρ = 0,000 dengan taraf kesalahan (α) 5% yaitu 0,05 dengan demikian ρ < α maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kontrasepsi MAL dengan minat pemanfaatannya menunjukan hubungan yang sangat kuat, nilai Correlation Coefficien yaitu sebesar 0,816. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi, khususnya kontrasepsi MAL perlu adanya konseling yang melibatkan suami dan keluarga pada saat ibu melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC). Kata Kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi MAL, Minat Pemanfaatan ABSTRACT Lack of gravida’s knowledge about the importance of exclusive mother’s milk causes program of exclusive mother’s milk cannot be optimized. Some factors such as family support, culture norms and environment are also influencing. The purpose of this research is to identify correlation between knowledge of the third trimester gravidas about contraception of Lactational Amenorrhea Method with its interest to implement in Badas Village Badas Sub District Kediri Regency in 2014. Research design was analytic with cross sectional approach. Populations were all the third trimester gravidas in Badas Village consisted of 33 respondents by using total sampling technique. Data collection of both variables used questionnaire. Data analysis used Spearman Rank test. Research result showed that respondents who had good knowledge most of them (70%) had very intense interest to use contraception of Lactational Amenorrhea Method; while those with low knowledge, all of them did not have interest to use contraception of Lactational Amenorrhea Method. Research result by using Spearman Rank showed ρ = 0,000 with error margin (α) 5% namely 0,05 and ρ < α, therefore H1 was accepted and H0 was refused. It meant that there was knowledge of the third trimester gravidas about contraception of Lactational Amenorrhea Method with its interest to implement with very strong correlation and value of Correlation Coefficient of 0,816. To increase gravida’s knowledge about contraception, especially contraception of Lactational Amenorrhea Method, it needs counseling by involving husband and family during gravida implements Antenatal Care (ANC) visit. Key words : Knowledge, Contraception of Lactational Amenorrhea Method, Interest to Implement
2
Pendahuluan Menurut World Heald Organization (WHO) keefektifan Metode Amenorea Laktasi ini 98 % bagi ibu yang menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan dan sebelum menstruasi setelah melahirkan (Helen Boston,2012). Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya (Prawirohardjo,2006). Pengaturan dan perencanaan kehamilan dengan menghindari kehamilan 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kelahiran dan terlalu banyak jumlah anak yang di lahirkan) dan kehamilan yang tidak diinginkan yaitu dengan melakukan promosi menyusui ASI Eksklusif selama 6 bulan sebagai Metode Amenorea Laktasi, promosi penggunaan kontrasepsi non hormonal (AKDR, kondom, dan sterilisasi), konseling KB untuk pascapersalinan dan pascakeguguran berulang melalui penggunaan metode kontrasepsi, promosi kontrasepsi darurat. Metode kontrasepsi pascapersalinan yang baik digunakan oleh ibu nifas adalah metode amenorea laktasi karena dapat segera diterapkan setelah proses persalinan. Metode Amenore Laktasi merupakan kontrasepsi yang aman, tidak mengganggu proses menyusui, juga tidak mengurangi produksi ASI, tidak perlu obat atau alat, tidak ada efek sampingnya dan tidak perlu biaya. Namun masih banyak ibu hamil trimester III yang tidak mengetahui tentang metode kontrasepsi sederhana tersebut karena anggapan masyarakat bayi tidak kenyang bila hanya diberi ASI saja sehingga metode kontrasepsi amenore laktasi ini jarang diminati (BKKBN,2008). Data dari BKKBN Jawa Timur tahun 2013 jumlah peserta KB baru 791.151 peserta . JKB suntik 413.442 ( 52,26%), pil 170.936 ( 21,61%), implant 82.787 ( 10,46%), IUD 78.694 (9,95%), kondom 28.324 (3,58%), MOW 15.233 (1,93%), MOP 1.735 (0,22%) (BKKBN,2013). Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten
Kediri bulan Januari sampai bulan September 2012 jumlah peserta KB baru dengan total 24.059 peserta antara lain dengan metode suntik 64,67%, IUD 14,08%, pil 11,48%, implan 6,23%, MOW 2,00%, MOP 0,16% (BKKBN,2012). Jumlah peserta KB aktif di desa Badas bulan November tahun 2013 dengan jumlah 971 total peserta yang di tangani pemerintah dan swasta antara lain dengan jumlah peserta KB suntik 686 (70,65%), pil 72 (7,41%), IUD 119 (12,25%), implan 48 (4,94%), MOW 43 (4,43%), MOP 2 (0,20%), kondom 1 (0,10%). Berdasarkan study pendahuluan yang saya lakukan di Desa Badas pada bulan Januari 2014, 8 (80%) dari 10 ibu hamil trimester III pengetahuan tentang metode alat kontrasepsi MAL masih kurang sedangkan 2 (20%) ibu hamil trimester III berpengetahuan tinggi . Ternyata tingginya pencapaian ASI eksklusif tidak disertai data dari pengetahuan ibu hamil tentang metode kontrasepsi pascapersalinan seperti Metode Amenorea Laktasi, dikarenakan pengetahuan yang kurang tentang manfaat ASI Eksklusif sebagai alat kontrasepsi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif yang dapat memberikan pengaruh pada penundaan atau penekanan ovulasi dan dapat di gunakan sebagai metode kontrasepsi alami (Setya dan sujiyatini,2011). Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga dukungan dari keluarga yang kurang, anggapan masyarakat bayi tidak kenyang bila hanya diberi ASI saja, bahkan norma budaya, lingkungan dan orang tua (BKKBN,2010) mengakibatkan kurang minatnya masyarakat untuk menerapkan metode tersebut. Kontrasepsi pasca persalinan ini banyak mempunyai manfaat jadi sebaiknya seorang ibu hamil mulai memikirkan alat kontrasepsi yang akan mereka gunakan. Namun sebaliknya bila ibu menunda pemakaian alat kontrasepsi mungkin bisa terjadi sebuah kehamilan. Kehamilan yang
3
terlalu dekat dengan jarak kehamilan sebelumnya dapat menimbulkan kematian ibu dan janin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil yaitu memberikan konseling kepada ibu hamil tentang cara kerja KB MAL, melatih ibu hamil dan ibu menyusui untuk melakukan perawatan payudara dan cara menyusui yang benar, sehingga ibu hamil trimester III dapat mengambil keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.(Notoatmodjo 2010) Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu Hamil Trimester III di Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri dengan jumlah 33 orang.Teknik sampling yang digunakan adalah Total sampling. Sampel yang diambil adalah seluruh dari populasi dengan jumlah 33 orang. HASIL PENELITIAN a. Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kategori Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL No 1
Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kontrasepsi MAL dengan Minat Pemanfaatannya di Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.”
Kategori Pengetahuan Baik
2 Cukup 3 Kurang Total
17
Prosentase (%) 51,5
6 10 33
18,2 30,3 100
F
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang diteliti sebagian besar pengetahuannya adalah baik sebanyak 17 responden (51,5%) dan sebagian kecil pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (30,3%) dari 33 responden yang diteliti.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah menggunakan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu, pada 27 Mei – 6 Juni 2014. Penelitian ini dilakukan di
b. Minat Pemanfaatannya Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kategori Minat No
Kategori Minat
F
Prosentase (%)
1 2 3
Sangat Berminat Berminat Tidak Berminat
13 9 11
39,4 27,3 33,3
4
Sangat Tidak Berminat
0
0
33
100
Total
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar minatnya adalah kategori sangat berminat sebanyak (39,4%) dan hampir setengahnya responden minatnya adalah kategori tidak berminat sebanyak (27,3%) dari 33 responden yang diteliti.
4
c. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL dengan Minat Pemanfaatannya Tabel 3 Tabulasi silang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL dengan Minat Pemanfaatannya di Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 Minat
SB
B
TB
STB
Total
PengeTahuan Baik Cukup Kurang
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
12 1 0
70,59 16,67 0
5 4 0
29,41 66,66 0
0 1 10
0 16,67 100
0 0 0
0 0 0
17 6 10
100 100 100
Total
13
39,4
9
27,3
11
33,3
0
0
33
100
Keterangan : SB = Sangat Berminat B = Berminat
TB = Tidak Berminat STB = Sangat Tidak Berminat
Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa pada responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar responden (70,59%) minatnya terhadap pemanfaatan Kontrasepsi MAL sangat berminat, sedangkan pada responden yang berpengetahuan kurang seluruhnya (100%) tidak berminat terhadap pemanfaatan Kontrasepsi MAL. Analisa Data Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software computer dengan menggunakan rumus Spearman Rank diperoleh ρ value = 0,000 dengan taraf kesalahan (α) 5% yaitu 0,05 dengan demikian ρ< α maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (H0) ditolak artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL dengan minat pemanfaatannya di Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014. Dengan nilai Correlation Coefficien yaitu sebesar 0,0816 menurut Sugiyono (2007) menunjukan hubungan yang sangat kuat, yang berarti apabila pengetahuan semakin baik maka makin berminat untuk pemanfaatan kontrasepsi MAL dan sebaliknya jika pengetahuan kurang maka minat pemanfaatan kontrasepsi MAL semakin rendah.
PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 33 responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 17 responden (51,5%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup sebanyak 6 responden (18,2%). Ini berarti bahwa sebagian besar responden di Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Tahun 2014 telah menilai pengetahuan tentang kontarsepsi MAL dalam minat pemanfaatannya baik. Dilihat dari segi usia sebagian besar responden berusia 20- 35 tahun yaitu 25 (75,8%). Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Menurut Hurlock (2010) semakin cukup umur maka tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dan
5
dalam hal ini juga berhubungan dengan pengalaman dan kematangan jiwa. Dimana tingkat pendidikan akan sangat mempengaruhi tingkat pengalaman seseorang, sehingga berpengaruh kepada pola pikirnya maka akan semakin tinggi pula kemampuan mereka dalam memerima informasi dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2010). Jadi semakin bertambah umur seseorang maka akan lebih dewasa dan lebih matang dalam berfikir. Peneliti berpendapat bahwa usia juga memegang peranan penting pada setiap pola pikir seseorang untuk tujuan yang di harapkan. Semakin cukup umur maka tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sehingga daya tangkap yang di miliki masih baik tentang kontrasepsi MAL. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, hampir setengahnya ibu hamil berpendidikan SMA sebanyak 15 responden (45,5%)dan sebagian kecil berpendidikan PT sebanyak 3 responden (9,1%). Menurut Kuntjoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani (2011) makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai atau hal-hal yang diperkenalkan untuk mendapatkan informasi. Peneliti berpendapat bahwa pendidikan memegang peranan penting pada setiap perubahan perilaku untuk tujuan yang di harapkan. Pendidikan SMA merupakan pendidikan cukup baik, dimana pengetahuan yang dimiliki baik untuk menerima informasi sehingga pengetahuan yang dimiliki baik dibandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah. Sebagian besar responden berpendidikan baik sehingga pengetahuan yang di miliki tentang kontrasepsi MAL juga baik . Dilihat dari segi pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai IRT yaitu
sebanyak 25 responden (75,8%). Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, adanya pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masing-masing dianggap penting dan memerlukan perhatian, masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi (Notoatmodjo, 2010).. Berdasarkan pengamatan saat penelitian Ibu Rumah Tangga cenderung lebih banyak waktu, perhatian dan waktu yang dimiliki dan bergaul dengan dunia luar sehingga informasi yang diperoleh terutama tentang KB MAL baik. Menurut pendapat peneliti untuk itu perlu adanya kerja sama antara tokoh masyarakat tokoh agama, keluarga dan petugas kesehatan untuk memberikan informasi dan motivasi dalam masyarakat tentang KB MAL sehingga para ibu lebih memahami dan mengerti. 2. Minat Ibu Hamil Trimester III dalam Memanfaatkan Kontrasepsi MAL Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 33 responden mayoritas minat pemanfaatan Kontrasepsi MAL kategori sangat berminat sebanyak 13 responden (39,4%). Menurut Crow and Crowd dalam Saleh (2004) yang dikutip oleh Uaksena (2011) berpendapat bahwa terdapat tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu ada beberapa kondisi yang mempengaruhi minat diantara : faktor dari dalam diri individu, faktor motif sosial, faktor emosional. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25 responden (75,7%). Hal ini menunjukan bahwa status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mereka laksanakan.Sebaiknya, kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga tata usaha yang
6
kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. Seperti halnya dengan teori yang menyatakan bahwa ibu bekerja cenderung lebih banyak mencurahkan waktu pada pekerjaannya, sedangkan ibu rumah tangga (tidak bekerja) cenderung lebih banyak waktu terutama dalam melaksanakan Kontrasepsi MAL nanti Trihariweni (2011). Menurut pendapat peneliti pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak mempunyai waktu dalam mengenal banyak orang sebagai kolega merupakan sebuah saluran dari ibu untuk mendapatkan informasi mengenai manfaat Kontrasepsi MAL bagi ibu dan janin sehingga berminat untuk memakai Kontrasepsi MAL. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa hampir setengahnya responden berpendidikan SMA sebanyak 15 responden (45,5%). Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Menurut Akhmad (2009) pengalaman tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal saja seperti yang dikatakan bahwa manusia mendapatkan pengetahuan tidak hanya dari pendidikan formal saja namun juga bisa didapatkan dari interaksi yang dilakukan dengan orang-orang sekitar yang dikenalnya. Baik teman sebaya, teman sepergaulan, orang yang mengalami pengalaman yang sama atau dari siapa saja yang informasi itu bisa didapatkan. Menurut Crow and Crow dalam Purwanto (2004) yang dikutip oleh Uaksena (2011) faktor timbulnya minat meliputi faktor dorongan dari dalam diri, motif sosial, dan emosional. Menurut pendapat peneliti pendidikan juga memegang peranan penting dalam seseorang untuk menangkap informasi. Semakin tinggi pendidikan semakin baik untuk menangkap informasi sehingga
dapat mempengaruhi minat seseorang tersebut. Pada penelitian ini untuk meningkatkan minat pemanfaatan Kontrasepsi MAL perlu adanya kerjasama dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan keluarga untuk mendukung ibu supaya berminat dan bersedia menjadi akseptor Kontrasepsi MAL. 3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Kontrasepsi MAL dengan Minat Pemanfaatannya Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Kontrasepsi MAL dengan Minat Pemanfaatannya dapat diketahui hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software computer dengan menggunakan rumus Spearman Rank diperoleh ρ value = 0,000 dengan taraf kesalahan (α) 5% yaitu 0,05 dengan demikian ρ< α maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (H0) ditolak artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL dengan minat pemanfaatannya di Desa Badas Kecamaan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014. Dengan nilai Correlation Coefficien yaitu sebesar 0,816 dalam Sugiyono (2007) menunjukan hubungan yang sangat kuat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat dari tabulasi silang didapatkan bahwa dari 33 responden yang sebagian besar berpengetahuan baik dan sangat berminat yaitu sebanyak (70,59%), sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang seluruhnya tidak berminat yaitu (100%). Minat ibu akan timbul dengan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu yaitu pengetahuan pemanfaatan Kontasepsi MAL . Artinya pengetahuan yang baik akan mempunyai minat yang baik pula dan sebaliknya, apabila pengetahuan kurang maka minat pun akan kurang (Saputra, 2010). Dari faktor minat dipengaruhi oleh status ekonomi, pendidikan, situasional, keadaan psikis . Selain itu timbulnya minat dipengaruhi
7
oleh faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial, faktor emosional (Uaksena,2011). Menurut pendapat peneliti semakin baik pengetahuan ibu tentang kontrasepsi MAL semakin tinggi pula minat ibu hamil untuk memanfaatkannya. Pemberian informasi yang benar tentang KB MAL pada saat Hamil trimeser III akan mempersiapkan ibu sejak awal, sehingga menambah pengetahuan ibu serta minat untuk memakai KB MAL nanti. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan perlu diadakan Penyuluhan tentang kontrasepsi MAL yang benar sehingga kontrasepsi MAL lebih diketahui dan dimengerti di kalangan ibu hamil sehingga akan memberikan minat pada ibu hamil TM III terhadap pemanfaatan Konrasepsi MAL dan dapat memotivasi para ibu untuk ikut Kontrasepsi MAL, tenaga kesehatan juga perlu melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat dan tokoh agama agar ibu-ibu lebih percaya tentang penerapan kontrasepsi, khususnya Kontrasepsi MAL, selain tenaga kesehatan, suamipun perlu mendukung dan memberi motivasi ibu untuk mengikuti Kontrasepsi MAL. KESIMPULAN 1. Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kontrasepsi MAL sebagian besar memiliki pengetahuan kategori baik sebanyak (51,5%), sedangkan hampir setengahnya memiliki pengetahuan kategori kurang sebanyak (30,3%). 2. Minat Ibu Hamil Trimester III terhadap Kontrasepsi MAL hampir setengahnya memiliki kategori sangat berminat sebanyak (39,4%), sedangkan hampir setengahnya responden dengan kategori tidak berminat sebanyak (33,3%). 3. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kontrasepsi MAL dengan minat pemanfaatannya di Desa Badas Kecamtan Badas
Kabupaten Kediri Tahun 2014 diperoleh ρ = 0,000, α 5% yaitu 0,05 dengan demikian ρ < α maka H1 diterima dan H0 ditolak, menunjukan hubungan yang sangat kuat dengan correlation coefficien 0,816. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Yeti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta. Pustaka Rihana Aziz, A (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Madika Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Kelurga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama Wawan dan Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakartal : Nuha Medika Suharyat, Yayat. (2009). Hubungan antara Sikap Minat dan Perilaku.www.siaksoft.net. (di akses 4 Januari 2014)
Boston, Helen. (2012). Midwifery Essentials Postnatal Volume 4. Jakarta. EGC. Dinkes Kab. Kediri. (2012). Laporan Hasil pencapaian Program Keluarga Berencana Nasional. Erfandi. (2009). Pengetahuan dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi. www.forbetterhealth.wordpress.com. (download: 4 Januari 2014) Himatu, Zulfa. (2009). Tinjauan Tentang Minat Belajar Anak. Available.blogspot.com (download:tgl. 4 Januari 2014) Hurlock, E.(2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta : Erlangga