HUBUNGAN ANTARA KUNJUNGAN IBU HAMIL DALAM KELAS IBU HAMIL DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG KEHAMILAN DI BPM NY. HARTINI KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG
ARTIKEL
Oleh : YULIANA NIM. 040112a061
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015
1
2
Hubungan Antara Kunjungan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu Hamil dengan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kehamilan Di Bpm Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung The Correlation between the Pregnant Women’s Attendance in Pregnancy Class and the Third Trimester III Pregnant Women’s Knowledge about Pregnancy at BPM Mrs. Hartini Tembarak Sub-district Temanggung Regency in 2015 Yuliana1, Heni Hirawati Pranoto, S.SiT, M.Kes 2, Vistra Veftisia, S.SiT3
[email protected]
Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Kunjungan yang dilakukan ibu hamil dalam kelas ibu hamil masih sangat rendah. Kurangnya kunjungan yang dilakukan ibu hamil tersebut berdampak pada pengetahuan ibu hamil yaitu masih banyaknya ibu hamil yang belum mengerti tentang kehamilan. Tujuan peneliti adalah mengetahui hubungan antara kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang kehamilan di BPM Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil trimester III sejumlah 31 orang, menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan daftar hadir dalam kelas ibu hamil dan kuesioner. Analisa statistik menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji fisher exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunjungan ibu yang tidak rutin mengikuti kelas ibu hamil sejumlah 23 responden (74,2%), pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kehamilan dalam kategori kurang dan cukup sejumlah 22 responden (71,0%). Ada hubungan yang signifikan antara kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kehamilan di BPM Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung tahun 2015. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai p-value 0,027 lebih kecil dari α (0,05). Diharapkan setiap Bidan di desa dapat mengadakan kelas ibu hamil di desanya masing-masing, sehingga ibu hamil dapat mengikuti kegiatan tersebut tidak pada satu tempat saja. Kegiatan tersebut misalnya dapat dilaksanakan di PKD (Pos Kesehatan Desa). Kata Kunci
: Kunjungan, pengetahuan, dan kelas ibu hamil.
Pustaka
: 19 (2003-2014)
3
ABSTRACT Pregnant women’s attendance in pregnancy class is still very low. It has an impact on the knowledge of pregnant women in which many pregnant women do not understand about pregnancy. This study aimed to find the correlation between the pregnant women’s attendance in the pregnancy class and the third trimester pregnant women’s knowledge about pregnancy at BPM Mrs. Hartini at Tembarak Sub-district Temanggung Regency. This was an analytical study with cross sectional approach. The subjects in this study were the third trimester pregnant women as many as 31 women sampled by using total sampling technique. The data were collected by referring on the list of attendees in the pregnancy class and questionnaires. The statistical analysis used univariate and bivariate analyses by using the fisher exact test. The results of this study indicated that the pregnant women who did not regularly attend in pregnancy class were 23 respondents (74.2%), the third trimester pregnant women’s knowledge about pregnancy was the category of poor and sufficient as many as 22 respondents (71.0%). There was a correlation between the pregnant women’s attendance in pregnancy class and the third trimester pregnant women’s knowledge about pregnancy at BPM Mrs. Hartini at Tembarak Sub-district Temanggung Regency in 2015. It was indicated by the pvalue of 0.027 which was lower than α of 0.05. Every midwife in a village is expected to hold a pregnancy class in her areas, so that the pregnant women can participate in this program not only in one place. This can be carried out in PKD (Rural Health Post). Keywords : Attendance, Knowledge, Pregnancy class Bibliographies : 19 (2003-2014)
PENDAHULUAN Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan indung telur. Setelah pembuahan terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu
yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin. (Depkes RI, 2009). Masa kehamilan merupakan masa dimana terjadi perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan fisik yang terjadi disebabkan oleh bertambah berat dan berkembangnya janin yang berada dikandungan wanita hamil. Selain fisik yang
4
berubah, oleh karena pengaruh hormonal selama kehamilan, wanita hamil akan mengalami perubahan psikologi (Pangesti dan Inggar, 2013). Perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis dan bukan patologis. Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental, dan sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan oleh ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, personal hygine, mobilisasi dan body mekanik, exercise atau senam hamil, istirahat atau tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, dan tanda bahaya dalam kehamilan (Marmi, 2011). Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kehamilan akan didapatkan ketika ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan. Pengetahuan tentang kehamilan dapat diperoleh dari berbagai media akan tetapi ibu hamil banyak mendapatkan pengetahuan kehamilannya dari tenaga kesehatan ketika melakukan pemeriksaan antenatal (Pangesti dan Inggar, 2013). Sebagai upaya mendukung MPS , pada tahun 2009 pemerintah menyelenggarakan program kelas ibu hamil sebagai bagian dari asuhan antenatal (Pangesti dan Inggar, 2013). Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibuibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan atau materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai dirumah diharapkan dapat dipraktekkan. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 1520 menit (KemenKes RI, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 30 Maret 2015 di BPM Ny. Hartini terdapat 31 orang ibu hamil trimester III. Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 orang ibu hamil trimester III diketahui 5 orang ibu hamil pernah mengikuti kunjungan kelas ibu hamil sebanyak 2x dan pengetahuan ibu tentang kehamilan yaitu ibu mengatakan masih belum mengerti cara mengatasi keluhan dalam kehamilan dan tanda bahaya kehamilan, 2 orang ibu hamil pernah mengikuti kelas hamil sebanyak 2x
5
dan ibu mengatakan masih belum mengerti perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, 1 orang ibu hamil mengatakan belum pernah mengikuti kelas ibu hamil tetapi ibu hanya mengerti tentang pengertian kehamilan, untuk mengatasi keluhankeluhan yang dirasakan ibu belum mengetahui secara jelas. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Kunjungan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu Hamil dengan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Kehamilan di BPM.Ny Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung”. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kehamilan di Di BPM.Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui gambaran kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil di BPM. Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kehamilan di BPM Ny Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. c. Untuk menganalisis hubungan antara kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
kehamilan Di BPM Ny Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Bidan Sebagai bahan masukkan untuk meningkatkan pelayanan khususnya yang berkaitan dengan kunjungan dalam kelas ibu hamil. 2. Bagi Institusi Pendidikan Menambah sumber kepustakaan sehingga yang membaca hasil penelitian ini dapat mengetahui pentingnya kunjungan kelas ibu hamil. 3. Bagi Peneliti. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara ilmiah tentang kelas ibu hamil dan dapat menerapkan teori tentang penelitian dilapangan. 4. Bagi Ibu Hamil Untuk memberi pengetahuan kepada ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya kunjungan dalam kelas ibu hamil. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di BPM Ny. Hartini Kecamatan Teambarak Kabupaten Temanggung pada 10-14 April 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu di BPM Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, sebanyak 31 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah Purposive sampling dengan jumlah responden 31. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
6
dari data pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan dan data sekunder diperoleh dari data jumlah ibu hamil di BPM Ny.Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu Kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji chi square (uji fisher exact). HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil Trimester III di BPM.Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, 2015 Umur
Frekuensi
< 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun
1 26 4
Persentase (%) 3,2 83,9 12,9
Jumlah
31
100
2. Pendidikan Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil Trimester III di BPM.Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, 2015 Pendidik an SD SMP SMA Pergurua n Tinggi Jumlah
Frekuen si 1 20 9 1
Persenta se (%) 3,2 64,5 29,0 3,2
31
100
3. Pekerjaan Tabel4.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Hamil Trimester III di BPM.Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, 2015 Pekerjaa n IRT Swasta Petani Jumlah
Frekuen si 24 6 1 31
Persenta se (%) 77,4 19,4 3,2 100
B. Analisis Univariat 1. Kunjungan Ibu dalam Kelas Ibu Hamil Tabel4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kunjungan Ibu Hamil Trimester III dalam Kelas Ibu Hamil di BPM.Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, 2015 Kunjunga n Tidak Rutin Rutin Jumlah
Frekue nsi 23 8
Persenta se (%) 74,2 25,8
31
100
2. Pengetahuan Tabel4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kehamilan di BPM Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, 2015 Pengetahu an Kurang Cukup Baik Jumlah
Frekue nsi 14 8 9 31
Persenta se (%) 45,2 25,8 29,0 100
C. Analisis Bivariat Tabel 4.6 Hubungan Kunjungan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu Hamil dengan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang
7
Kehamilan di BPM. Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, 2015 Pengetahuan Kunjunga Kuran To p-value g& Baik n Kelas tal Ibu Hamil Cukup
F % F % f
%
Tidak Rutin 19 82,6 4 17,4 23 100 0,027 Rutin 3 37,5 5 62,4 8 100 Total 22 71,0 9 29,0 31 100
PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil Hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu hamil mengikuti kunjungan dalam kelas ibu hamil dalam kategori tidak rutin yaitu sejumlah 23 responden (74,2%) dan yang rutin mengikuti kunjungan sejumlah 8 responden (25,8%). Kunjungan dalam kelas ibu hamil tersebut dilihat dari daftar hadir dalam kelas ibu hamil. Dari daftar hadir yang didapatkan bahwa ibu hamil yang berkunjung tidak rutin dalam kelas ibu hamil yaitu mengikuti < 3 kali kunjungan sedangkan yang rutin mengikuti kunjungan kelas ibu hamil yaitu ≥ 3 kali. Dalam hal ini pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil di BPM Ny. Hartini sudah diadakan setiap satu bulan sekali, serta sosialisasi dalam penyampaian jadwal sudah dilaksanakan oleh Bidan pemilik BPM tersebut pada saat kunjungan antenatal care. Kunjungan ibu yang tidak rutin dalam kelas ibu hamil salah satu penyebabnya ada kendala yang dihadapi responden yaitu jarak rumah responden jauh
dengan tempat diadakannya kelas ibu hamil. Jarak rumah yang jauh tersebut merupakan diluar daerah dari tempat pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu berbeda kecamatan. Hal ini data menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki rumah yang jaraknya jauh sejumlah 15 responden (65,2%) yang mencakup wilayah kecamatan Selopampang yang terdiri dari desa Selopampang, Salam rejo Bumiayu, dan Plumbon. Dari kendala jarak tersebut menyebabkan responden tidak mengikuti kunjungan dalam kelas ibu hamil karena responden merasa jarak yang jauh sehingga mereka memilih untuk tidak mengikuti kunjungan. Seperti menurut teori Andersen, et all (1975) dalam Muniarti (2008) yang mengatakan bahwa jarak merupakan komponen kedua yang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan. Berdasarkan karakteristik responden yang tidak rutin mengikuti kunjungan kelas ibu hamil sebagian besar ibu hamil berpendidikan SD/SMP sejumlah 16 responden (69,5%). Pendidikan ibu yang rendah tersebut menyebabkan mereka tidak rutin mengikuti kunjungan dalam kelas ibu hamil karena mereka masih belum mengetahui bahwa dengan mengikuti kelas ibu hamil, banyak sekali manfaat yang akan di dapat seperti informasi tentang kehamilan. Hal ini seperti menurut teori oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003), yang menyebutkan jenjang pendidikan
8
merupakan faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar belakang pendidikan merupakan faktor yang sangat mendasar untuk memotivasi seseorang terhadap perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang. 2. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kehamilan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 31 responden, pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang kehamilan sebagian besar dalam kategori kurang dan cukup yaitu sejumlah 22 responden (71,0%). Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh responden tersebut karena sebagian besar ibu hamil berpendidikan SMP sejumlah 15 responden (68,2%), Pendidikan ibu yang rendah tersebut menyebabkan kurangnya informasi mengenai kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2011), yaitu Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi. Dari pengisian kuesioner dapat diketahui pengetahuan responden tentang tanda-tanda perubahan tubuh selama kehamilan pada kuesioner no 5 yang menyatakan bahwa susah buang air besar pada kehamilan merupakan suatu tanda adanya masalah dalam kehamilan adalah sebanyak 9 responden (40,9%) menjawab salah. Padahal seharusnya bukanlah tanda
adanya masalah dalam kehamilan tetapi pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu hamil sehingga adanya keluhan susah buang air besar. Seperti menurut Depkes RI (2009), yang mengatakan bahwa selama hamil terjadi perubahan tubuh pada ibu hamil seperti perubahan payudara, peningkatan berat badan, kram di bagian perut, sering buang air kecil, ngidam, mual dan muntah serta sembelit atau susah buang air besar. Susah buang air besar yang dimaksudkan tersebut karena selama hamil usus lebih rileks bekerja, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoranpun menjadi terhambat. Hasil penelitian ini juga dapat dilihat dari pengetahuan responden tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan pada kuesioner no 24 yang menyatakan bahwa keluarnya cairan darah terus-menerus lewat jalan lahir merupakan tanda bahwa ibu akan bersalin adalah sebanyak 2 responden (9,09%) yang menjawab salah. Padahal hal tersebut bukanlah tanda bahwa ibu akan bersalin tetapi merupakan salah satu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Tanda bahaya kehamilan merupakan gejala adanya kelainan pada kehamilan yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan keguguran, atau pertumbuhan janin yang tidak normal saat dilahirkan. Seperti menurut Nurul Jannah (2012), bahwa perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat
9
menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan. Pada hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 22 responden yang berpengetahuan kurang dan cukup tentang kehamilan sebagian besar ibu hamil tidak bekerja sejumlah 17 responden (77,3%). Dari pekerjaan yang dimiliki oleh ibu hamil tersebut menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan. Hal ini karena tidak adanya interaksi antar ibu hamil yang satu dengan yang lain, sehingga pengalaman ibu hamil tentang kehamilan menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2011), yang mengatakan bahwa pekerjaan akan mempermudah seseorang dalam memperoleh pengetahuan dari interaksi rekanrekan yang berada di tempat kerjanya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik terhadap kehamilan sejumlah 9 responden (29%). Pengetahuan dalam kategori baik tentang kehamilan tersebut bisa dilihat dari karakteristik respondennya yaitu umur ibu berkisar antara 20-35 tahun, dimana pada masa ini seseorang telah memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mempelajari, menyesuaikan dan kematangannya dalam berfikir serta lebih banyak pengalaman sehingga dapat mengatasi
masalah. Hal ini didukung oleh teori wawan dan Dewi (2011), yaitu semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini berarti faktor umur sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang kehamilan. Dari pengisian kuesioner dapat diketahui pengetahuan responden tentang keluhan umum dan cara mengatasinya pada kuesioner no 8 yang menyatakan tentang pada saat hamil keputihan akan bertambah dan tidak berwarna adalah sebanyak 8 responden (88,8%) yang menjawab benar. Menurut Depkes RI (2009), mengatakan bahwa selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Jika keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan. Selain itu, pada pengisian kuesioner tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada kuesioner nomor 25 yang menyatakan bahwa pada usia kehamilan 7 bulan ibu baru merasakan gerakan janin dalam kandungannya adalah 7 responden (77,7%) yang menjawab salah. Padahal gerakan
10
janin bisa dirasakan mulai usia kehamilan 5 bulan. Menurut Nurul Jannah (2012), mengatakan bahwa ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke -5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi bergerak paling sedikit 3x dalam periode 3jam. Biasanya diukur dalam waktu selama 12 jam yaitu sebanyak 10x. B. Analisis Bivariat Hasil analisis uji Fisher Exact diperoleh p-value 0,027. Oleh karena p-value 0,027<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil TM III tentang kehamilan di BPM Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak rutin mengikuti kunjungan dalam kelas ibu hamil sebagian besar memiliki pengetahuan kurang dan cukup sejumlah 19 responden (82,6%), dan ibu yang rutin mengikuti kunjungan sebagian kecil memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 responden (62,5%). Hal ini dikarenakan kurangnya kunjungan yang dilakukan dalam kelas ibu hamil sehingga berdampak pada pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan. Seperti menurut teori Notoatmodjo (2007), yang mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki
pengetahuan yang kurang tentang kehamilan serta tidak rutin dalam kunjungan kelas ibu hamil bisa menjadi dampak negatif untuk ibu hamil tersebut yaitu ibu yang tidak mengikuti kegiatan kelas ibu memiliki resiko kurang pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan nifas serta cara merawat dan mengasuh bayi dan anak yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada masa kehamilan sampai persalinan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tersebut bahwa semakin sering kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dapat menambah pengetahuan ibu hamil TM III tentang kehamilan. Hal ini sesuai dalam teori Kementerian Kesehatan (2011), dalam program kelas ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh selama kehamilan, perawatan kehamilan. Apabila ibu hamil sering melakukan kunjungan dalam kelas ibu hamil akan terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan /bidan tentang kehamilan. Hasil penelitian juga didapatkan jumlah ibu yang tidak rutin mengikuti kunjungan dengan pengetahuan baik tentang kehamilan terdapat 4 responden (17,4%). Hal ini dapat dilihat dari karakteristik responden sebagian besar berpendidikan SMP
11
sebanyak (75%), dengan pendidikan yang rendah tersebut menyebabkan mereka tidak rutin mengikuti kelas ibu hamil. Hal ini seperti menurut teori oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003), yang menyebutkan jenjang pendidikan merupakan faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar belakang pendidikan merupakan faktor yang sangat mendasar untuk memotivasi seseorang terhadap perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa dari jumlah ibu yang rutin mengikuti kunjungan dengan pengetahuan kurang dan cukup tentang kehamilan sebanyak 3 responden (37,5%). Hal ini dapat dilihat dari karakteristik responden yaitu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT), hal ini menyebabkan kunjungan mereka rutin. Tetapi pengetahuan yang dimiliki masih kurang, karena tidak adanya interaksi antar ibu hamil yang satu dengan yang lainnya sehingga menyebabkan pengetahuan tentang kehamilan menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2011), yang mengatakan bahwa pekerjaan akan mempermudah seseorang dalam memperoleh pengetahuan dari interaksi rekanrekan yang berada di tempat kerjanya.
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan antara Kunjungan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu Hamil dengan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Kehamilan di BPM Ny.Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung pada tanggal 10-14 april yang berjumlah 31 responden. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kunjungan kelas ibu hamil sebagian besar tidak rutin yaitu sejumlah 23 responden (74,2%). 2. Pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang kehamilan sebagian besar kurang dan cukup yaitu sejumlah 22 responden (71%). 3. Adanya hubungan yang signifikan antara kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang kehamilan di BPM Ny. Hartini Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Hal ini ditunjukan dengan nilai uji Fisher Exact diperoleh pvalue sebesar 0,027. Oleh karena p-value 0,027 < 0,05. B. Saran 1. Bagi Bidan Diharapkan setiap Bidan Desa dapat mengadakan kelas ibu hamil di desanya masing-masing, sehingga ibu hamil dapat mengikuti kegiatan tersebut tidak pada satu tempat saja. Kegiatan tersebut misalnya dapat
12
dilaksanakan di PKD (Pos Kesehatan Desa). 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai pengetahuan yang terkait dengan kunjungan yang tidak rutin dalam kelas ibu hamil. Sehingga penelitian tentang kunjungan ibu hamil dalam kelas ibu hamil terus berkembang. 3. Bagi Responden Bagi responden diharapkan dapat meningkatkan kunjungan untuk mengikuti kelas ibu hamil karena dengan ibu sering mengikuti kegiatan tersebut banyak sekali manfaat yang didapat mengenai kehamilan. Serta diharapkan bagi keluarga dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil untuk rutin mengikuti kelas ibu hamil dan dapat memfasilitasi ibu hamil untuk bisa mengikuti kelas ibu hamil. Selain itu, ibu juga bisa mencari informasi tentang jadwal kelas ibu hamil melalui Bidan di desa DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Depkes RI. Dewi M, dan Wawan A. 2011. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: ANDI. Kemenkes RI . 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kemenkes RI.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Muniarti. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. http ://www.usu.ac.id, diakses tanggal 30 mei 2015 Notoatmodjo, S. 2003a. Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 2007b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Pangesti. D.W dan Inggar R.K, 2013. Pengaruh Kelas Ibu Terhadap Perilaku Ibu Dalam Asuhan Antenatal di Puskesmas Patikraja Banyumas, FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto.