xi
POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TENGGER DALAM SOSIALISASI TRADISI ENTAS-ENTAS, PRASWALA GARA, DAN PUJAN KAPAT (Studi Kasus di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo)
MAS AYU AMBAYOEN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
xii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pola Komunikasi Masyarakat Tengger dalam Sosialisasi Tradisi Entas-Entas, Praswala Gara, dan Pujan Kapat”: Studi Kasus di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar yang sama pada Perguruan Tinggi lain. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Agustus 2006
Mas Ayu Ambayoen Nrp. P054030091
xiii
ABSTRAK
MAS AYU AMBAYOEN. Pola Komunikasi Masyarakat Tengger dalam Sosialisasi Tradisi Entas-Entas, Praswala Gara, dan Pujan Kapat (Studi Kasus di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur). Di bawah bimbingan: DJUARA P. LUBIS dan KRISHNARINI MATINDAS. Masyarakat Tengger memiliki budaya menarik dan unik yang tetap bertahan sampai sekarang. Meskipun pengaruh luar (tingkat intensitas kunjungan wisata) cukup tinggi, namun berbagai tradisi tersebut masih tetap dijalankan, di antaranya adalah upacara Entas-Entas, Praswala Gara, dan Pujan Kapat. Bertahannya tradisi tersebut tidak lepas dari proses komunikasi, sehingga menarik untuk dikaji. Penelitian ini ingin menganalisis bagaimana tradisi tersebut dilaksanakan dan disosialisasikan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upacara adat masyarakat Tengger terbagi menjadi upacara lingkup keluarga upacara lingkup desa. Pola kebudayaan dapat dilihat dari pola bersikap, pola kelakuan dan pola sarana kebendaan. Pola bersikap masyarakat Tengger adalah mau menerima segala apa yang bersangkut paut dengan adat. Pola kelakuan dapat dilihat dari berbagai ritual upacara yang masih selalu dilakukan. Pola sarana/kebendaan (wujud fisik) dapat dilihat dari benda-benda atau tempat sakral dan tanaman-tanaman khusus yang masih dilestarikan oleh masyarakat Tengger Ngadisari yang berkaitan dengan ketiga upacara tersebut. Pola komunikasi yang terdapat dalam masyarakat Tengger berupa pola komunikasi yang bersifat vertikal, dimana pemimpin atau golongan yang dihormati mendapat posisi penting dan dipatuhi oleh masyarakatnya akibat pengaruh budaya paternalistik yang masih berkembang. Pola komunikasi ini dapat dilihat dari proses ajar didik yang dilakukan pada forum yang bersifat formal maupun non formal, dalam ritus kolektif, sanksi dan alokasi-alokasi posisi. Kata kunci: Masyarakat Tengger, Pola Komunikasi, Kebudayaan.
ABSTRACT
xiv
MAS AYU AMBAYOEN. Communication Pattern in Tengger Community in Socializing the tradition of Entas -Entas, Praswala Gara, and Pujan Kapat (A Case Study in Ngadisari Village, Sukapura Subdistrict, Probolinggo Regency, East Java). Under the guidance of DJUARA P. LUBIS and KRISHNARINI MATINDAS. Tengger community has an interesting and unique culture which is still well preserved. Despite strong influencing eksternal factors (high intensity of tourism activities) some traditions have still been preserved well, some of which are Entas-Entas, Praswala Gara, and Pujan Kapat. These traditions prevail along with communication process and this become an interesting aspect to study. The objective of the research was to analylize how the tradition were practiced and socialized. The result of the study indicates that traditional ceremonies in Tengger community are generally divided into those concerning family scope and village scope. The cultural patterns are reflected in their attitudes, behaviour, and material facilities. The people of Tengger have receptive attitude with regrad to their customs. The behavioural patterns are shown in various rituals that are still well preserved. The patterns of facilities are indicated by sacred objects or places as well as special plants that are still preserved by the community of Tengger Ngadisari in relation to the three ceremonies mentioned above. The communication pattern practiced among the people of Tengger is a vertical one, where the leader or the respectable group has an important position and is obeyed by his people/ subordinates, which is a reflection of paternalistic culture still practiced. This kind of communication pattern can be seen in some teaching-learning process conducted both in formal and nonformal forums and in rit uals concerning groups, sunctions, and position allocations.
Key words: Tengger Community, Communication Pattern, Cultural.
xv
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya
xvi
POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TENGGER DALAM SOSIALISASI TRADISI ENTAS-ENTAS, PRASWALA GARA, DAN PUJAN KAPAT
MAS AYU AMBAYOEN
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
xvii Judul Tesis
: Pola Komunikasi Masyarakat Tengger dalam Sosialisasi Tradisi Entas-Entas, Praswala Gara, dan Pujan Kapat (Studi Kasus di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo).
Nama
: Mas Ayu Ambayoen
Nrp
: P054030091
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Ketua
Dra. Krishnarini Matindas, MS Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Sumardjo, MS
Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 31 Juli 2006
Tanggal lulus:
xviii
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas Rahmat-Nya sehingga penulisan Tesis ini dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun yang berarti. Tesis ini berjudul “Pola Komunikasi Masyarakat Tengger Dalam Sosialisasi Tradisi Entas -Entas, Praswala Gara dan Pujan Kapat”, merupakan penelitian yang dilakukan untuk menganalisis bagaimana Pola komunikasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tengger dalam mensosialisasikan tradisi mereka kepada masyarakat maupun generasi mudanya. Penulisan tesis ini untuk memenuhi tugas akhir dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains (MSi) pada program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penyusunan Tesis ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, sehingga dalam ke sempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang setulusnya kepada: 1. Komisi pembimbing Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS dan Dra. Krishnarini Matindas, MS yang telah banyak mencurahkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan dan wawasan yang berarti bagi penulis, sehingga mampu menyelesaikan tesis ini. 2. Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MS selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan pada penulis. 3. Bapak Ibu Dosen pengajar, khususnya di program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang telah banyak memberikan pengetahuannya kepada penulis selama masa studi. 4. Dr. Sumardjo selaku ketua program studi yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi. 5. Supoyo, SH, MM selaku Kepala Desa Ngadisari dan Bapak Sutomo sela ku Dukun Desa Ngadisari yang telah memberikan ijin penelitian dan selalu siap membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian. Bapak Sarto dan Ibu Suliati sekeluarga serta para kerabat Dukun, anggota Pramuka dan masyarakat Desa Ngadisari yang banyak meluangkan waktunya untuk membantu penulis selama di tempat penelitian. 6. Mami Ika, terima kasih atas waktu yang sangat berharga untuk menemani penulis di medan penelitian. Mas Arif (om tersayang) terima kasih atas semua perhatiannya pada keponakan. Mas Irfi, special thanks untuk semua dukungan, perhatian dan segalanya bagi penulis. Keyakinan akan membuat semuanya menjadi lebih mudah. 7. Palik Mul dan Bulik Emi beserta keluarga yang banyak memberikan perhatian selama masa studi penulis yang jauh dari keluarga.
xix 8. Bu Lili dan Bu Lela terima kasih untuk semua dukungannya. Mbak Pera, Mbak Sri, Bu Yus, Bu Yanti, Kak Is, teman-teman KMP lainnya angkatan 2003 dan 2004, teman-teman di Sabrina, Ema, Mayzar, Oty dan semuanya terima kasih atas kebersamaannya. Special my the best friend Wiwid, terima kasih atas segalanya yang tidak tergantikan. Mbak Nia, Mbak Syam, dan teman-teman TKL terima kasih atas semua cerita dan candanya. 9. Sebuah penghargaan terbesar serta tulus bagi Ayahanda tercinta yang selalu saya hormati dan saya patuhi (menurut cara saya sendiri), terima kasih telah merelakan hidupnya sebagai tempat bersandar paling kokoh dan selalu menanamkan prinsipnya sebagai landasan dalam hidup penulis hingga saat ini. Inilah sebuah karya terbesar ananda saat ini, semoga dapat mewujudkan harapan keluarga. Ibunda tersayang, yang pengorbanan dan do’anya tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Adik-adikku semua yang telah memaku persaudaraan ini dengan kasih sayang yang tulus. Berbagai pihak yang juga telah banyak memberikan dukungan pada penulisan Tesis ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis berharap penulisan Tesis ini dapat memberikan kontribusi yang sebesar -besarnya pada peneliti yang tertarik mempelajari kebudayaan dari sudut pandang komunikasi maupun pihak-pihak lain yang memiliki perhatian di bidang ini . Penulis sadar jika penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan.
Bogor, Agustus 2006
Mas Ayu Ambayoen
xx
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Malang pada tanggal 16 Desember 1979 sebagai anak pertama dari pasangan Ayahanda M. Djama’ali dan Ibunda Siti Mu’awanah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Dinoyo III Malang pada tahun 1992. Selanjutnya meneruskan pendidikan di MTsN Malang I lulus tahun 1995. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di MAN 3 Malang dan lulus tahun 1998. Pada tahun itu pula penulis diterima di Fakultas Pertanian Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang melalui jalur PSB (Penjaringan Siswa Berprestasi) dan lulus tahun 2003. Selanjutnya pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.