market Wealth Management Newsletter - Mei 2012
• Global & Local Outlook • Analisa Valuta Asing • Bagaimana mengelola portofolio Reksa Dana Pendapatan Tetap, dalam menghadapi potensi risiko inflasi di tahun ini?
1 | Market Perspective | Mei 2012
Nasabah yang terhormat, Terima kasih atas kesetiaan Anda menjadi pembaca Market Perspective Newsletter. Pada edisi bulan Mei ini, kita akan mengulas tentang isu kenaikan BBM pada bulan April lalu yang sempat sempat menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi di sektor perekonomian, namun pada kenyataannya, hal tersebut tidak mempengaruhi selera investasi baik dari investor maupun individu. Sebagai info, indeks saham (IHSG) mengalami kenaikan yang tajam di awal tahun, yaitu 9,65% selama empat bulan pertama di tahun 2012. Selanjutnya, dalam perkembangan ekonomi global, terlihat bahwa adanya pemulihan perekonomian di Amerika Serikat dan kemungkinan terjadinya resesi ringan di Eropa. Untuk kawasan Asia, masih memiliki potensi yang positif untuk dijadikan tempat investasi, hal tersebut terlihat dari pergerakan pasar Cina dan India yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif. Dalam perkembangan ekonomi lokal, arah kebijakan moneter Bank Indonesia cenderung diperketat, sehingga permintaan investor asing akan cenderung menurun. Pada edisi kali ini, kami juga akan membahas mengenai bagaimana mengelola portofolio Reksa Dana Pendapatan Tetap dalam menghadapi potensi risiko. Semoga edisi kali ini dapat menjadi acuan dalam memilih produk investasi yang sesuai kebutuhan Anda secara bijaksana. Salam hangat, Liliawati Gunawan - Executive Vice President, Head of Wealth Management
Global Outlook
S
eiring dengan prospek ekonomi global yang terlihat mulai membaik dibandingkan tahun 2011 lalu, International Monetary Fund (IMF) telah menaikkan angka proyeksi pertumbuhan global sebesar 0,2% ke 3,5% untuk 2012 dan 0,1% ke 4,1% untuk 2013. Sementara itu, pertumbuhan di Amerika Serikat diharapkan masih perlahan, serta kemungkinan resesi ringan di Uni Eropa. Tujuan investasi yang lebih menjanjikan di tahun 2012 masih berada pada negara Asia.
Pemulihan Ekonomi AS Berlanjut emiten diharapkan akan lebih rendah sedikit dari kuartal I, sejalan dengan prospek laba emiten secara global.
Pertumbuhan GDP qoq % 4 2 0 -2
Q1 2012
2,2%
-4 -6 -8 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Commerce Department, The Wall Street Journal
Pemulihan ekonomi Amerika Serikat masih rentan terhadap external shocks tetapi sudah jauh lebih kuat dibandingkan awal tahun 2011, di mana saat itu Amerika Serikat hampir memasuki resesi. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal I/2012 melambat menjadi 2,2% dari 3% pada kuartal IV/2011 karena menurunnya belanja pemerintah dan investasi bisnis. Tetapi, belanja konsumen yang menyumbang 2/3 dari ekonomi Amerika Serikat, meningkat 2,9% dibandingkan kuartal sebelumnya. Konsumen di Amerika Serikat terlihat mulai lebih optimis dan investor melihat perlambatan ekonomi Amerika Serikat ini sebagai tambahan tekanan untuk Federal Reserve untuk menyuntikan stimulus. Dalam beberapa waktu ke depan, masa laporan laba emiten Amerika Serikat yang sudah dimulai akan menjadi katalis penggerak indeks. Sejauh ini 73% dari emiten S&P500 sudah melaporkan laba di atas harapan. Untuk kuartal II ini, laba
Resesi Ringan di Eropa Ekonomi Uni Eropa kuartal I diharapkan akan kembali menyusut pada 15 Mei nanti, setelah dilaporkan menyusut di kuartal IV/2012. Uni Eropa diharapkan akan memasuki resesi ringan, di mana resesi didefinisikan sebagai penyusutan pada dua kuartal. Tingkat belanja konsumen di bulan Maret terutama untuk makanan dan bahan bakar juga masih tertekan.Tingkat pengangguran di Spanyol dilaporkan naik ke tingkat tertinggi selama 18 tahun, dengan 1 dari 4 orang tidak mempunyai pekerjaan di kuartal I/2012. Dampak dari pemotongan fiskal yang ketat dari tahun kemarin belum terlihat membantu kesehatan finansial Uni Eropa secara signifikan, bahkan sekarang ditakutkan akan mendorong ekonominya menjadi resesi. Pemerintah Uni Eropa berada pada posisi yang cukup sulit untuk mendorong konsumsi dengan anggaran yang ketat. Ekonomi Uni Eropa juga kemungkinan masih akan menyusut di awal kuartal II, seiring dengan melemahnya tingkat keyakinan konsumen dan bisnis. Bank Sentral Eropa (ECB) sudah dengan agresif memberikan bantuan finansial pada perbankannya. ECB sudah meminjamkan EUR 1 triliun melalui program Long Term Refinancing Operations pada Desember 2011 dan Februari
2012 lalu. Walaupun demikian, usaha bank Uni Eropa dalam proses deleveraging kemungkinan akan menahan pemulihan ekonomi. Terlebih, permintaan untuk kredit dari rumah tangga maupun bisnis masih menurun.
Cina dan India Berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi Asia tumbuh 6% di tahun 2012 yang berarti naik 5,9% dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2011, tetapi lebih rendah dari proyeksi 6,5% di tahun 2013. Dengan momentum pertumbuhan yang relatif lebih baik di Asia, reksa dana Batavia USD Balanced Asia merupakan alternatif investasi dalam mata uang USD yang cukup menarik. Proyeksi Angka Pertumbuhan (%) 5,9
2011 2012
Asia
6 6,5
2013
7,1
2011 2012
6,9
2013
India
7,3
2011 2012
9,2 8,2 8,8
2013
Cina -0,7 Jepang
2011 2012
2
2013
1,7
Sumber: IMF
Walaupun momentum pertumbuhan lebih baik dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, ekonomi negara Asia di luar Jepang terlihat tumbuh perlahan di kuartal I/2012 . Ekonomi negara Asia di luar Jepang terlihat tumbuh lebih perlahan di kuartal I/2012 karena melemahnya permintaan domestik. Pertumbuhan GDP Cina melambat ke 8,1% YoY karena konsumsi swasta tertekan oleh pengetatan di sektor properti serta diberhentikannya beberapa kebijakan stimulus.
2 | Market Perspective | Mei 2012
Sejauh ini, dengan lebih longgarnya Giro wajib Minimum (GWM) perbankan, jumlah pinjaman kredit baru mulai meningkat kembali bahkan lebih cepat pertumbuhannya dibanding tahun sebelumnya.
dari stabil seiring dengan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal dan utang yang besar. Peringkat kredit jangka panjang tetap ditahan di BBB dan kredit jangka pendek di A-3. Penurunan prospek kredit rating akan menambah beban suku bunga pinjaman bagi emiten India yang
Standard & Poor’s menurunkan prospek jangka panjang peringkat kredit di India menjadi negatif
mencari pinjaman dari luar serta berpotensi menekan aliran masuk investasi. Namun, Bank sentral India tetap positif dan menahan angka prediksi pertumbuhan ekonomi di level 7% untuk periode 2012-2013 karena melihat rencana reformasi yang tetap dijalankan sesuai rencana serta optimis pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat di akhir tahun.
Local Outlook
P
ada bulan April, IHSG berhasil mencatat kenaikan 1,4% dan ditutup di 4180,732. Musim keluarnya laporan keuangan emiten pada kuartal I/2012 dijadikan momen oleh investor asing kembali memborong saham baik unggulan maupun lapis dua. Indeks pun sempat menembus level 4,200 dengan aliran dana asing selama bulan April tercatat di atas USD115 juta. Penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi ternyata juga tidak menghambat investasi asing karena kenaikan hanya masalah waktu dan dampak terhadap laba emitennya pun sudah di price in. Pemerintah juga akan tetap menjaga defisit APBN dibawah 3%. Standard & Poor’s diperkirakan juga akan segera memberikan peringkat kelayakan investasi secepatnya setelah pemerintah memutuskan kebijakan terkait BBM. Pergerakan IHSG juga mendapatkan angin segar dari data penanaman dana investasi asing yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Laporan pasar ekuitas global yang positif juga memberikan dukungan pada pasar saham domestik.
% GDP
Penundaan Investment Grade
Pertumbuhan GDP Indonesia konsisten dan di atas trend pertumbuhan regional
Porsi Investasi pada GDP Investment share in GDP
35 33 32 29 27 25 23 21 19 17 15
% y-o-y
Indonesia GDP
10
Real
Asia ex. Japan & Cina GDP
8
Nominal
6 4 2 0 -2 00
93 95 97 99 01 03 05 07 09 11 Sumber: Credit Suisse, CEIC
01
02
03
05
05
06
07
08
09
10
11
Sumber: Credit Suisse, CEIC
Laporan Laba Laporan kinerja emiten di kuartal I/2012 cukup bervariasi walau secara rata-rata laba bersih emiten di bursa naik 10%-20%. Respons pelaku pasar hingga saat ini masih cenderung di sektor properti, perdagangan, industri dasar, infrastruktur. Ke lima sektor ini sedang naik daun di awal tahun dan mencatat kenaikan harga saham hingga double digit. Laporan laba emiten yang masih sehat serta kestabilan pertumbuhan GDP Indonesia dibandingkan negara regional masih menjadi katalis pergerakan Indeks untuk terus meningkat ke atas level 4200 poin serta menjadi daya tarik bagi dana asing untuk terus masuk. Kinerja Sektor IHSG YTD (%) 1) JAKARTA CNSTR PRP RL EST
36.09
2) JAKARTA TRD, SVC & INVMT
26.35
3) JAKARTA INFRA UTIL TRANS
13.52 8.42
4) JAKARTA AGRICULTURAL IDX 5) JAKARTA CONSUMER GOODS
6.65 6.43 6.13
6) JAKARTA BASIC IND & CHEM 7) JAKARTA FINANCE INDEX 8) JAKARTA MINING INDEX
1.81
Indonesia, aliran investasi asing yang masuk semakin deras. Aliran dana investasi adalah kunci utama bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% yang ditentukan presiden SBY. Pencapaian penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp51,5 triliun pada kuartal I/2012 merupakan jumlah yang paling besar sepanjang sejarah. Pertumbuhan investasi asing sebesar 30% ini melebihi pertumbuhan 25,2% pada kuartal IV/2011. Sementara untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mencapai Rp19,7 triliun, sehingga 25,7% dari total target realisasi investasi 2012 yang ditargetkan Rp283,5 triliun sudah tercapai di kuartal pertama. Sektor pertambangan yang menyumbang 12% dari pertumbuhan GDP Indonesia tahun lalu, menerima 20% dari PMA. Sektor lain yang mendapatkan banyak dana investasi seperti transportasi, telekomunikasi, makanan, dan perkebunan.
9) JAKARTA MISC INDUSTRIES Sumber: Bloomberg
Aliran Dana Asing Mencapai Rekor Sejak lembaga pemeringkat Moody’s dan Fitch memberikan peringkat layak investasi bagi
Pemerintah optimis 50% dari target realisasi penanaman modal tahun ini akan tercapai pada kuartal II/2012. Realisasi investasi terutama akan ditopang oleh perkembangan infrastruktur, peningkatan investasi manufaktur, industri pertambangan, pertumbuhan kelistrikan, dan inovasi geotermal.
Penundaan lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) dalam memberi predikat layak investasi bagi Indonesia memang mengecewakan tetapi sepertinya tidak akan menghalangi perkembangan investasi ke depan. S&P mengkuatirkan tertundanya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi bisa membebani porsi subsidi di APBN 2012. Pemerintah dalam UU pembatasan defisit harus menjaga agar defisit terhadap PDB di bawah 3%. Pemerintah kemudian membatalkan rencana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi berdasarkan kapasitas mesin (cc) & tahun produksi kendaraan karena pelaksanaannya sulit dilakukan. Sebagai gantinya, pemerintah mengeluarkan keputusan diantaranya pembatasan BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas pemerintah & badan usaha milik negara (BUMN), serta larangan bagi kendaraan pertambangan dan perkebunan. Ketidakpastian mengenai kebijakan pembatasan BBM mendorong ekspektasi inflasi naik di bulan April. Sejauh ini, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan minimal sehingga masih tetap bisa mencapai 6,4%. Dengan pertumbuhan di angka tersebut pertumbuhan laba korporasi akan berkisar antara 15-20%, sehingga pertumbuhan saham Indonesia masih akan tumbuh positif.
Bank Indonesia dan Inflasi Kenaikan harga BBM sebesar 33% diekspektasi akan membawa tingkat inflasi mencapai batasan atas dari target inflasi BI antara 3,5-5,5%. Secara historis, BI biasanya merespon kenaikan inflasi dengan kenaikan tingkat suku bunga. Namun tahun lalu, BI memprioritaskan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi serta kredit, sehingga suku bunga diperkirakan akan tetap dijaga pada tingkat yang sama atau jika naik tidak akan secara agresif. Alternatif lain, BI mungkin saja hanya akan menaikkan tingkat suku bunga Fasilitas Bank Indonesia (FasBI) yang tidak terlalu sensitif secara politik atau menaikkan Giro Wajib Minumum (GWM) untuk menjaga likuiditas.
3 | Market Perspective | Mei 2012
Analisa Valuta Asing USD
AUD
NZD
Dow Jones Industrial Average Index masih menunjukan kenaikan yang konsisten semenjak kuartal I/2012. Data-data indikator ekonomi Amerika Serikat yang kian membaik menunjang pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat. Angka pengangguran warga Amerika Serikat kembali dirilis turun ke level terendah (8,2%) semenjak tahun 2009. Walaupun data-data ekonomi Amerika Serikat sudah menunjukan pertumbuhan, akan tetapi The Fed, masih belum merevisi kebijakan moneternya.
Data inflasi Australia yang dirilis tanggal 24 April 2012 menunjukan penurunan dari 3,1% ke 1,6% YoY. Penurunan terbesar dikontribusi oleh inflasi dari harga makanan dan minuman yang turun dari +2,5% YoY ke -2,5% YoY. Selain itu faktor eksternal yang mempengaruhi penurunan inflasi ini adalah turunnya harga komoditas yang dipicu oleh perlambatan pertumbuhan global. Dengan turunnya inflasi YoY Australia, membuat Reserve Bank of Australia (RBA) berpotensi untuk menurunkan suku bunga.
Tingkat inflasi kuartal I/2012 Selandia Baru turun menjadi 1,6%. Penurunan yang konsisten semenjak tertinggi di kuartal II/2011 yakni 5,3%, memperbesar kemungkinan RBNZ (Reserve Bank of New Zealand) untuk menurunkan suku bunganya yang sementara ini di posisi 2,5%. Penurunan suku bunga akan diperlukan untuk kembali mengembangkan sektor kredit dan memperbaiki tingkat pengangguran Selandia Baru yang masih tergolong tinggi di level 6,48% secara historical.
Suku bunga USD masih akan berada di level 0,25% sampai akhir tahun 2014 menurut Bank Sentral Amerika tersebut. Kekhawatiran eksternal dari zona Eropa dan probabilitas dikeluarkannya Quantitative Easing babak ke 3 (QE3) masih akan mewarnai volatilitas USD sebagai safe haven currency. Kecenderungan USD akan berpotensi menguat seiring dengan data-data ekonominya yang semakin membaik.
Diprediksikan AUD/USD masih akan cenderung turun sampai pengumuman suku bunga tanggal 1 Mei 2012. Support AUD/USD di 1,0100 untuk 1 bulan ke depan. Perbaikan pertumbuhan perekonomian di Cina akan menjadi pemicu kenaikan AUD di semester ke 2 tahun 2012.
Secara technical NZD/USD masih cenderung bergerak sideways antara 0,8080-0,8276
IDR EUR Setelah Yunani lolos dari kebangkrutan, Spanyol dan Italia kembali menuai perhatian investor terhadap kemampuan bayar akan surat-surat hutangnya. CDS (Credit Default Swap) dari negara-negara tersebut yang naik membuat tingkat kekhawatiran investor terhadap ekonomi di negara-negara tersebut naik. Sebagai akibatnya, EUR cenderung masih akan turun seiring dengan tingkat kekhawatiran yang semakin meninggi. EUR cenderung sangat sensitif dengan berita-berita di zona Eropa. Tingkat resistance EUR/USD1,3250 terlihat cukup kuat menahan penguatan EUR terhadap USD. Resistance berikutnya ada di level 1,3320. Kecenderungan EUR masih berpotensi melemah terhadap USD dengan target pelemahan sampai 1,2950 dalam jangka waktu menengah.
GBP Di pertengahan bulan April 2012, data-data ekonomi di UK menunjukan adanya perbaikan. Angka pengangguran di Inggris turun menjadi 8,3% dari 8,4% pada tanggal 18 April 2012. Dua hari setelahnya, 20 April 2012, penjualan retail pun meningkat dari -0,8% ke 1,5% QoQ. Hal ini membuat GBP/USD naik dan menembus level resistance-nya di 1,6060 dan dengan segera menuju ke level resistance selanjutnya di 1,6130 pada tanggal 20 April 2012. Pergerakan GBP/ USD merubah pola konsolidasi yang dibentuk GBP selama ini menjadi bullish dengan target di 1,6262 sebagai resistance berikutnya.
Turunnya harga minyak dunia dari 110,53 (1 Maret 2012) ke 103,03 (23 April 2012) membuat pemerintah Indonesia mempunyai cukup ruang gerak untuk menunda pemotongan subsidi BBM. Hal ini juga membuat membuat lembaga pemeringkat S&P menunda kenaikan peringkat kredit hutang Indonesia yang dianggap kurang begitu tegas dalam pengambilan keputusan mengenai pemotongan subsidi BBM. Oleh karena itu, kecenderungan USD/IDR naik, akan tetapi, dengan reserve USD Indonesia yang cukup besar saat ini dan pertumbuhan pendapatan Indonesia tahun 2012 yang masih tercatat sebagai yang terbaik di antara negaranegara asia lainnya, memberikan BI ruang gerak untuk mengintervensi pasar dan mampu mengontrol pelemahan IDR terhadap USD.
JPY Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk menambahkan dana stimulus sebesar 10 triliun yen dari total sebesar 30 triliun menjadi 40 triliun yen untuk stimulus babak kedua sampai dengan Juni 2012, guna memberikan dukungan untuk pertumbuhan ekononi di Jepang. Prestasi intervensi BOJ terbukti pada neraca perdagangan Jepang yang sudah kembali ke teritori surplus. Meeting kali ini akan lebih menitikberatkan perkembangan inflasi Jepang yang masih belum mencapai target inflasi 1% seperti yang ditetapkan Februari 2012 lalu. JPY melemah terhadap USD dari 80,70 ke 81,38 setelah hasil meeting diumumkan. Secara technical, USD/JPY masih dalam posisi bull-flag dengan kecenderungan tes support di level 80,50 dan kembali naik setelah itu. Jangka menengah hingga panjang, trend USD/JPY masih bullish sejalan dengan strategi intervensinya.
Strategi Forex Trading Pertumbuhan ekonomi yang masih diperkirakan melemah dibandingkan dengan tahun lalu mewarnai pergerakan pasar valas di tahun 2012 ini. Berita-berita yang beredar di pasar, khususnya berita yang menyangkut kemampuan bayar negara-negara di zona Eropa dan probabilitas mengenai dikeluarkannya QE3, akan sangat mempengaruhi pergerakan valas saat ini. Aktifitas pasar valas terlihat bergerak dalam range trading yang tidak terlalu lebar dan cenderung menunggu berita dan data-data ekonomi global untuk bergerak signifikan. Untuk itu, short-term trading akan lebih cocok untuk dilakukan di saat market yang hanya bergerak di dalam range yang sempit. Recommendation:
USD/IDR
GBP/USD
AUD/USD
EUR/USD
Expected selling level
9200 - 9250
1.6290 - 1.6375
1.0550 - 1.0600
1.3320 - 1.3380
Expected buying level
9150 - 9100
1.5900 - 1.5825
1.0250 - 1.0170
1.3080 - 1.3000
Short position profit taking @ 9150 and below
1.6060 and below 1.0200 and below
Long position profit taking @ 9200 and above 1.6175 and above 1.0350 and above
1.3120 and below 1.3220 and above
Short position cut loss @
9300 - 9350
1.6450 - 1.6500
1.0675 - 1.0725
1.3410 - 1.3460
Long position cut loss @
9050 - 9000
1.5725 - 1.5650
1.0120 - 1.0080
1.2935 - 1.2885
*data diatas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
4 | Market Perspective | Mei 2012
Bagaimana mengelola portofolio Reksa Dana Pendapatan Tetap, dalam menghadapi potensi risiko inflasi di tahun ini? Skenario 1
Skenario 2
Anda memutuskan untuk melakukan rebalancing portfolio, dan membeli Reksa Dana Campuran atau Saham.
Jika Anda tetap bertahan pada portofolio Reksa Dana Pendapatan Tetap.
D
engan adanya potensi kenaikan harga BBM bersubsidi serta ancaman kenaikan inflasi, praktis Bank Indonesia tidak lagi memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan. Apalagi dengan tingkat suku bunga saat ini yang relatif rendah, daya tarik dari mata uang IDR menjadi berkurang sehingga pergerakannya cenderung melemah pada tahun 2012 ini. Hal ini tentunya semakin mempertegas keyakinan pasar bahwa ruang untuk menurunkan suku bunga acuan sudah sangat minimal. Berkaitan dengan pasar obligasi pemerintah, otomatis hal tersebut mendorong terbatasnya penguatan pada pasar obligasi pemerintah saat ini. Salah satu hal lain yang mendorong pergerakan positif pasar obligasi pemerintah Indonesia di tahun 2011 adalah faktor permintaan investor asing yang signifikan. Masih relatif tingginya imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia di wilayah Asia serta kenaikan peringkat kredit Indonesia ke tingkat investment grade adalah faktor yang mendorong permintaan investor asing terus menjadi katalis pergerakan pasar obligasi beberapa bulan terakhir ini. Namun dengan kenaikan ekspektasi inflasi dan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung memperketat, dapat dilihat bahwa permintaan investor asing akan obligasi pemerintah Indonesia mengalami penurunan di tahun 2012, dengan kata lain investor asing cenderung menjual obligasi pemerintah kita sepanjang tahun 2012 ini. Sebagai akibatnya, pemerintah melalui Bank Indonesia harus bertindak sebagai standby buyer untuk menjaga kestabilan harga obligasi pemerintah.
K
ontradiktif dengan pasar obligasi, pasar saham terus menunjukkan kinerja yang mapan di tahun 2012 ini. Hanya beberapa sektor seperti perbankan dan consumer yang kinerjanya relatif tertinggal dibandingkan kinerja sektor lainnya meskipun secara keseluruhan masih membukukan kinerja positif. Dimana IHSG telah membukukan kinerja 9,79% semenjak awal tahun hingga tanggal 30 April 2012. Apakah limpahan dana asing yang masuk telah mendorong valuasi pasar saham Indonesia menjadi mahal? Tidak juga. Memang valuasi pasar saham saat ini relatif tidak murah, namun bukan valuasi tertinggi yang pernah dicapai oleh IHSG dalam 5 tahun terakhir, serta belum menjadikan IHSG sebagai pasar saham yang paling mahal dibandingkan pasar saham utama Asia lainnya. Lagipula, dengan tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan tingkat Return on Equity yang tertinggi di Asia, pasar saham Indonesia layak untuk berada pada valuasi saat ini, bahkan lebih tinggi.
6M
YTD
1Y
3Y
5Y
7Y
10Y
Max
Rasio P/E Q1 2008
Weekly
JCI Index Adjusted Positive Price/Earnings
15.9473
18.00
15.947
14.00
Sehingga melalui situasi ini dapat disimpulkan bahwa potensi penguatan pasar obligasi pemerintah Indonesia relatif terbatas saat ini, dengan risiko penurunan berlanjut akibat potensi kenaikan inflasi dan diperketatnya kebijakan moneter Bank Indonesia tahun ini. Apabila investor ingin tetap berinvestasi pada reksa dana pendapatan tetap, berinvestasilah pada reksa dana pendapatan yang memiliki durasi rendah (untuk meminimalisir potensi fluktuasi yang akan terjadi) dan dapat berinvestasi pada obligasi korporasi (untuk memperoleh imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah saat ini).
Net change in holdings, BI and bank holdings adjusted for repos, IDR tn
30
Pemerintah dan investor lokal bertindak sebagai standby buyer untuk menjaga stabilitas harga obligasi pemerintah
20 10 0 -10 -20 -30
Kepemilikan investor asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia mengalami penurunan di tahun 2012
Bank Indonesia Banks Pension Fund Foreign Holdings Insurance Co.S Mutual Funds Mar-11
Jul-11
Sumber: Bloomberg, Credit Suisse, DMO
Nov-11
Mar-11
12.00
5Y Average P/E: 14.5x
10.00
8.00
6.00 Dec 28 2007
Dec 26 2008
Dec 25 2009
Dec 31 2010
Rasio P/E Q4 2010
Dec 30 2011
Rasio P/E saat ini 15,9x
Sumber: Bloomberg
Dengan tingkat proyeksi pertumbuhan pendapatan emiten di tahun 2012 yang berada di kisaran 15%-20% (data Bloomberg), IHSG masih dipandang sebagai alternatif investasi yang menarik di kawasan Asia, belum lagi dengan tingkat Return on Equity IHSG yang relatif masih terbaik di wilayah Asia pada kisaran 26% di tahun 2011.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar saham tahun ini memiliki potensi imbal hasil yang lebih atraktif dibandingkan dengan pasar obligasi untuk periode tahun 2012. Anda disarankan untuk memiliki portofolio yang lebih seimbang, tidak terlalu bertumpu pada pasar obligasi akibat euforia kinerja pasar obligasi di tahun 2011, dan lebih memaksimalkan alokasi pada pasar saham.
5 | Market Perspective | Mei 2012
Reksa Dana Saham Reksa Dana
Kinerja YTD 2012 (30 April 2012)
Strategi
Poin Utama
BNP Paribas Star
11,64%
Rotasi sektor-sektor unggulan IHSG berdasarkan siklus investasi.
Dengan alokasi sektor yang dinamis, dapat menghindari sektor-sektor yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga, dan menambah alokasi pada sektorsektor komoditas dan infrastruktur yang diuntungkan oleh siklus kenaikan inflasi dan re-alokasi APBN akibat pemangkasan subsidi BBM.
Manulife Syariah Sektoral Amanah
11,06%
Rotasi sektor-sektor unggulan IHSG berdasarkan siklus investasi. Menggunakan prinsip syariah
Selain keuntungan yang diperoleh sebagaimana strategi sektor rotasi pada 2 reksa dana di atas, dengan berdasarkan prinsip syariah, reksa dana ini dapat menghindari industri/sektor perbankan yang secara historis mengalami fluktuasi yang cukup tinggi pada periode kenaikan inflasi, serta akan memaksimalkan potensi pada sektor-sektor komoditas, infrastruktur yang diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas global dan re-alokasi APBN.
BNP Paribas Solaris
17,45%
Berorientasi pada sahamsaham berkapitalisasi kecil dan menengah pada IHSG.
Dengan kenaikan harga minyak mentah global serta diimplementasikannya RUU pembebasan lahan, saham-saham pada sektor infrastruktur, properti, dan komoditas yang mayoritas berada pada kapitalisasi kecil dan menengah berpotensi mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan sektor lainnya.
Reksa Dana Campuran – mayoritas manajer investasi meningkatkan alokasi saham di bulan Maret 2012 ! Reksa Dana First State Multi Strategy Fund
Kinerja YTD 2012 (30 April 2012) 7,32%
Alokasi (Maret 2012) Saham 86,2% ; Obligasi 9,0% ; Pasar Uang 4,8%
Poin Utama Sesuai dengan namanya, menerapkan strategi diversifikasi portfolio sesuai siklus pasar. Merupakan reksa dana campuran yang relatif agresif dengan minimum kepemilikan sebesar 40% pada aset saham. Dengan potensi fluktuasi pasar obligasi akibat proyeksi pengetatan kebijakan moneter pemerintah, reksa dana ini dapat menjadi alternatif investasi yang menarik.
Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana
Kinerja YTD 2012 (30 April 2012)
Durasi Portofolio
Poin Utama
First State Indonesian Bond Fund
2,84%
5,2
Memiliki durasi yang relatif rendah apabila dibandingkan dengan reksa dana pendapatan tetap lainnya. Dengan durasi yang rendah, sensitivitas terhadap pergerakan suku bunga acuan juga menjadi rendah, sehingga meminimalisir dampak potensi kenaikan suku bunga acuan. Reksa dana ini juga melakukan investasi pada obligasi korporasi (target alokasi 40%), yang pada situasi saat ini dapat memberikan imbal hasil yang lebih atraktif dibandingkan obligasi pemerintah.
Manulife Pendapatan Bulanan 2
2,24%
1,9
Reksa dana yang berinvestasi pada obligasi-obligasi bertenor short to medium. Dengan durasi yang relatif rendah otomatis memberikan risiko fluktuasi yang juga relatif rendah. Ditambah lagi dengan pembayaran dividen bulanan yang dapat memberikan imbal hasil tambahan bagi investor.
Selamat berinvestasi !
DISCLAIMER
Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di
[email protected].