MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Septyaningsih ahbabuna, Ansar*, Warni sumar** Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNG ABSTRAC
Setya Ningsi Ahbabuba. 2015. Manajemen Kesiswaan Di SMK Negeri 1 Gorontalo. Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Prof. Dr. Ansar, M.Pd, Pembimbing II Warni T.Sumar, S.Pd, M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Gorontalo. Penelitian ini dirancang sebagai jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 1) angket, 2) observasi dan 3) dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Gorontalo berada pada kategori baik dengan perolehan persentase 86.75%. Perolehan persentase tersebut merupakan akumulasi dari 4 (empat) indikator yang digunakan untuk mengukur manajemen kesiswaan. Untuk indikator manajemen penerimaan siswa baru berada pada kategori baik dengan persentase 87.95%, indikator pembinaan siswa berada pada kategori baik dengan persentase 86.22%, Indikator sosialisasi kegiatan sekolah berada pada kategori baik dengan persentase 79.97%, dan indikator Organisasi Siswa Intra Sekolah berada pada kategori baik dengan persentase 92.85% Terkait hal tersebut maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: a) pihak sekolah perlu melakukan evaluasi secara terus menerus terkait manajemen kesiswaan sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas penerapannya dalam membantu meningkatkan pengelolaan kegiatan kesiswaan, b) perlu pembinaan secara berkelanjutan kepada seluruh personil sekolah terutama yang berhubungan dengan strategi yang dilakukan dalam pengelolaan kegiatan siswa, c) Pihak Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan maupun Kabupaten perlu memediasi pelatihan manajemen kesiswaaan untuk memberi pemahaman yang mendalam tentang substansi manajemen kesiswaan yang diperlukan untuk mendukung data pendidikan lainnya, dan d) perlu dilakukan penelitian lanjutan mengkaji dan menganalisis factor lain yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan, pada populasi yang lain sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menerapkan prinsip ini pada berbagai institusi.
Kata Kunci: Manajemen, Kesiswaan
PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang perlu dioptimalkan pengelolaannya sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebagai lembaga pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka sekolah perlu dimanajemen dengan baik. Upaya manajemen sekolah memerlukan peran segenap elemen sekolah mulai dari kepala sekolah sampai dengan guru dan personil sekolah lainnya. Manajemen sekolah yang baik akan memberi kontribusi yang efektif bagi terlaksananya proses pendidikan yang efektif terhadap kesiswaan. Salah satu manajemen yang perlu di perhatikan dalam usaha mengelola kehidupan di sekolah adalah manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mengelola kegiatan kesiswaan di sekolah, sehingga seluruh aktivitas siswa harus terstruktur sistematis dan terarah dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemdiknas (2010:12) mengemukakan bahwa tujuan utama manajemen kesiswaan adalah agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang diperoleh melalui aktivitas/kegiatan yang terstruktur sistematis dan terarah. SMK Negeri 1 Gorontalo, merupakan salah satu sekolah yang berupaya untuk memperbaiki manajemen kesiswaanya. Hal ini antara lain dilakukan dengan memperbaiki sistem penerimaan siswa baru, memperbaiki kultur dan budaya siswa di sekolah, melakukan penataan terhadap kegiatan ekstrakurikuler.
Sesuai hasil
pengamatan bahwa upaya yang dilakukan dalam melakukan perbaikan terhadap manajemen kesiswaan mengalami kendala diantaranya intervensi Dinas Pendidikan dalam penerimaan siswa baru masih sangat tinggi. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan adanya kuota penerimaan siswa baru yang ditentukan oleh dinas. Sekolah hanya cenderung hanya mengikuti kuota dari dinas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian sekolah dalam menentukan siswa baru masih mengacu pada kebijakan dinas pendidikan,
sehingga sekolah kehilangan kemadirian dalam
melakukan perencanaan kegiatan penerimaan siswa baru. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran disiplin siswa terhadap tata tertib masih sangat tinggi. Dalam konteks ini sebagian siswa masih melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah, sementara pihak kesiswaan telah menetapkan aturan sekolah secara jelas dan transparan, tetapi hal tersebut masih dilanggar siswa. KAJIAN TEORETIS Manajemen kesiswaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mengelola kegiatan kesiswaan di sekolah, sehingga seluruh aktivitas siswa terstruktur dengan sistematis dan terarah dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan asal kata, Manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari kata Manajemen dan Kesiswaan.
Manajemen sendiri diartikan bermacam-macam. Secara etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa inggris), kata ini berasal dari bahasa latin, perancis dan italia yaitu manus, mano, manage/menege, dan maneggiare berarti melatih kuda agar dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya. koontz dan O’Donel (dalam Siagian, 2009:21) mendefinisikan manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. Knezevich (dalam Kemdiknas, 2009:8) mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah Kemdiknas (2009:12) mengemukakan bahwa tujuan utama manajemen kesiswaan adalah agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang diperoleh melalui aktivitas/kegiatan yang terstruktur sistematis dan terarah. Lebih lanjut Kemdiknas (2009:87) mengemukakan bahwa semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal, jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program
yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Terkait dengan hal tersebut, Kemdiknas (2009:87) mengemukakan 4 prinsip dasar dalam manajemen kesiswaan sebagai berikut : 1) Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka. 2) Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial, ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. 3) Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan. 4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor. Dalam konteks kehidupan di sekolah kepala sekolah merupakan kekuatan sentral yang menjadi penggerak utama segala aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selaku pejabat formal pendidikan di sekolah kepala sekolah dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi
dalam mengaplikasikan tugas-
tugasnya. Dalam mengimplementasikan tugas-tugasnya kepala sekolah pada dasarnya diperhadapkan pada dua tugas pokok yaitu tugas yang terkait dengan masalah administrasi/manajemen sekolah dan tugas yang terkait dengan masalah
supervisi. Kedua kegiatan inilah yang mendominasi implementasi tugas dan fungsi kepala sekolah. Salah satu tugas yang perlu diperhatikan kepala sekolah adalah terkait dengan manajemen kesiswaan. Tugas ini merupakan tugas utama kepala sekolah. Hal ini senada dengan pandangan Wahyosumidjo (2007:239) yang mengemukakan bahwa tanggung jawab legal kepala sekolah adalah mengadakan pengendalian kehadiran siswa, penerapan dispilin, kebebasan mengemukakan pendapat dan menghormati proses hak-hak seluruh siswa secara tepat yang merupakan muatan dari manajemen kesiswaan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo.
Penelitian ini
dilaksanakan karena SMK Negeri 1 Gorontalo merupakan salah satu SMK yang sedang berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas manajemen kesiswaan sehingga perlu dikaji melalui penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari 2015 s.d bulan Maret 2015 dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 1) observasi awal, 2) pengumpulan data, 3) analisis data, 4) penulisan skripsi. Penelitian ini hanya mendeskripsikan satu variabel yaitu manajemen kesiswaan SMK Negeri 1 Gorontalo. Secara konseptual manajemen kesiswaan adalah semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya melalui kegiatan sekolah yang diprogram secara sistemik dan terencana. Populasi dalam penelitian ini meliputi keseluruhan karakteristik yang berkaitan dengan manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Gorontalo, sedangkan subyek populasi
adalah seluruh guru dan pegawai di SMK Negeri 1 Gorontalo Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 157 orang. Untuk menentukan besarnya sampel guru dan pegawai di SMK Negeri 1 Gorontalo digunakan nomogram Harryking. Dalam menentukan ukuran sampel diambil taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan tata cara penentuan besarnya sampel dengan menggunakan Nomogram Hary King” dengan jumlah populasi 157 orang pada taraf kepercayaan 95% diperoleh persentase besarnya sampel yaitu 63%. Jadi dengan demikian jumlah sampel guru dan pegawai di SMK Negeri 1 Gorontalo adalah 63% x 100,48 = 98.91 (dibulatkan menjadi 99 orang guru dan pegawai di SMK Negeri 1 Gorontalo. Untuk mengumpulkan data yang mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: angket, dokumentasi, observasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan: 1. Analisis statistik deskriptif dalam bentuk tabel frekuensi dengan formula: Sr - Smin P = ----------------- x 100 % R Ket.
P
= persentase
Sr = Skor indikator/responden Smin = Skor minimal yang mungkin dicapai R
= Selisih antara skor maksimal dengan skor minimal
Skor persentase yang diperoleh tiap indikator menunjukkan tingkat manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Gorontalo, dengan klasifikasi sebagai berikut : Skor Persentase 76 % - 100 %
Klasifikasi Baik
56 % - 75 %
Cukup
40 % - 55 %
Kurang Baik
0 % - 39 %
Tidak Baik (Arikunto,2009:244)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara umum indikator yang digunakan untuk mengukur manajemen kesiswaan berada pada kategori baik dengan perolehan persentase 86.75%. Perolehan persentase tersebut merupakan akumulasi dari 4 (empat) indikator yang digunakan untuk mengukur manajemen kesiswaan. Untuk indikator manajemen penerimaan siswa baru berada pada kategori baik dengan persentase 87.95%, indikator pembinaan siswa berada pada kategori baik dengan persentase 86.22%, Indikator sosialisasi kegiatan sekolah berada pada kategori baik dengan persentase 79.97%, dan indikator Organisasi Siswa Intra Sekolah berada pada kategori baik dengan persentase 92.85%. Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Gorontalo menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan berada pada kategori baik dengan perolehan persentase 86.75%. Hasil penelitian terkait temuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manajemen penerimaan siswa baru Hasil penelitian bahwa manajemen penerimaan siswa baru berada pada kategori baik dengan persentase 87.95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan siswa baru dilakukan dengan membentuk panitia khusus dalam rangka penerimaan siswa baru. Panitia khusus tersebut dibentuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk penerimaan siswa baru. 2. Pembinaan siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pembinaan siswa berada pada kategori baik dengan persentase 86.22%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah memiliki program pembinaan kesiswaa. Program pembinaan kesiswaan tersebut merupakan hasil dari kesepakatan bersama yang disusun dalam penyusunan program. 3. Sosialisasi kegiatan sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator sosialisasi kegiatan sekolah berada pada kategori baik dengan persentase 79.97%. hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah melakukan sosialisasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan siswa. Sosialisasi tersebut dilakukan untuk mendengarkan respon dari siswa tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. 4. Organisasi Siswa Intra Sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Organisasi Siswa Intra Sekolah berada pada kategori baik dengan persentase 92.85%. Fakta yang ditemukan bahwa sekolah memiliki kepengurusan OSIS di sekolah. Kepengurusan tersebut lengkap
dengan struktur organisasi dan siswa mendapatkan pemahaman tentang tupoksi yang harus mereka kerjakan berdasarkan struktur organisasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OSIS melakukan kegiatan sesuai bakai dan minat siswa. Dalam konteks ini kehadiran OSIS memang benar-benar mampu meningkatkan kualitas kegiatan siswa. Hasil wawancara dengan pembina OSIS bahwa pelaksanaan Kegiatan OSIS dilaksanakan secara rutin dan terprogram agar bakat dan minat siswa dapat dikembangkan secara optimal. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo secara umum telah dilaksanakan dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa secara umum manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Gorontalo berada pada kategori baik dengan perolehan persentase 86.75%. Perolehan persentase tersebut merupakan akumulasi dari 4 (empat) indikator yang digunakan untuk mengukur manajemen kesiswaan sebagai berikut: 1. Manajemen penerimaan siswa baru di SMK Negeri 1 Gorontalo berada pada kategori baik dengan persentase 87.95%, 2. Pembinaan siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo berada pada kategori baik dengan persentase 86.22%,
3. Sosialisasi kegiatan sekolah di SMK Negeri 1 Gorontalo berada pada kategori baik dengan persentase 79.97%, 4. Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMK Negeri 1 Gorontalo berada pada kategori baik dengan persentase 92.85%
SARAN Berdasarkan simpulan di atas dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pihak sekolah perlu melakukan evaluasi secara terus menerus terkait manajemen kesiswaan d sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas penerapannya dalam membantu meningkatkan pengelolaan kegiatan kesiswaan. 2. Perlu pembinaan secara berkelanjutan kepada seluruh personil sekolah terutama 70
yang berhubungan dengan strategi yang dilakukan dalam pengelolaan kegiatan siswa. 3. Pihak Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan maupun Kabupaten perlu memediasi pelatihan manajemen kesiswaaan untuk memberi pemahaman yang mendalam tentang substansi manajemen kesiswaan yang diperlukan untuk mendukung data pendidikan lainnya. 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengkaji dan menganalisis factor lain yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan, pada populasi yang lain sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menerapkan prinsip ini pada berbagai institusi.
DAFTAR PUSTAKA Ashabussalam. 2011. Makalah Adm Pendidikan, Manajemen Kurikulum. [online]. Tersedia: http://aancools.wordpress.com/2011/07/12/makalah-adm-pendidikanmanajemen-kurikulum/ [12 July 2014].
Atmodiwirio, Soebagio, 2000, Manajemen Pendidikan Indonesia, jakarta: Ardadizya Arikunto Suharsimi; 1996, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek; Jakarta; Rineka Cipta
Depdibud, 2009, Manajemen Sekolah, Jakarta; Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Imron, 1995, Pembinaan Guru Di Indonesia, Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya Kemdiknas, 2009, Manajemen Sekolah Dasar, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Keputusan Dirjen Dikdasmen nomor 15a/C/Kep/TU/97 tanggal 3 Maret tahun 2009 tentang Pedoman administrasi sekolah dasar. Nawawi, hadari, 1996; Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas, Jakarta, Gunung agung Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina, Dr., M.Pd. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
Siagian, Sondang, 2009, Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara