KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA MEDIA PEMBELAJARAN DI SDN SE KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh: MELWAN ISMAIL NIM: 131409 126
Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan
Anggota : Pembimbing I Dr. Asrin, M.Pd Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd. MPd
ABSTRAK Melwan Ismail: Kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan 2013. Pembimbing I Dr Asrin MPd dan Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd. MPd Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran yang riil mengenai: Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran, Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran, Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, Kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif sampel penelitian berjumlah 30 guru. Tehnik pengumpulan data yaitu observasi dan angket. Data dalam penelitian dianalisis dengan rumus persentase (%). Hasil penelitian menujukan bahwa Kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Meliputi: (1) Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran berada pada kategori sesuai dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Perlu ditingkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mendesain media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. (2) Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dalam proses pembelajaran. Perlu ditingkatkan kreaktivitas guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran. (3) Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Perlu ditingkatkan guna mengoptimalkan pencapaian kompetensi pembelajaran secara utuh. (4) Kompetensi guru dalam menilai media pembelajaran berada pada kategori sangat sesuai. Penelitian ini disarankan kepada: (1) Untuk Kepala Cabang Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan dapat lebih meningkatkan kemampuan guru dalam mengelolah media pembelajaran . (2) Untuk kepala sekolah sebagai bahan masukan dapat mengembangkan kempetensi guru melalui pelatihan-pelatihan dalam merancang media pembelajaran. (3) Untuk guru selaku pelaksanaan pembelajaran perlu berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran di kelas sehingga dapat memperkaya perbendaharaan media pembelajaran yang tersedia di sekolah dan dapat memudahkan pemahaman siswa. (4) Untuk peneliti dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian lebih lanjut. Kata Kunci: Kompetensi Guru, mengelola media pembelajaran
PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia apalagi pada era globalisasi yang menuntut kesiapan setiap bangsa untuk bersaing secara bebas. Oleh karena itu, sudah semestinya kalau pembangunan sektor pendidikan yang merupakan tujuan utama menjadi prioritas yang harus dilakukan pemerintah. Dalam sistem pendidikan secara keseluruhan guru adalah komponen paling menentukan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Dimana guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, mengingat tugas dan tanggung jawab yang begitu kompleks. Untuk itu, seorang guru perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi agar dapat dan mampu mengarahkan siswa pada tujuan akhir pendidikan yakni terbentuknya manusia yang utuh. Menurut Undang-Undang tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pendidik adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai tenaga profesional mengadung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Usaha meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dapat terlaksana dan mencapai hasil yang optimal bila proses pembelajaran berlangsung dalam suasana kelas yang kondusif serta dibina dan dibimbing oleh guru yang profesional. Melalui pendidikan diharapkan dapat tercipta manusia berkualitas yang mampu membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Hal ini guru dapat membantu siswa yaitu melalui kegiatan belajar yang efektif, karena proses pembelajaran yang efektif dapat membawa hasil belajar yang efektif pula dimana guru sebagai pengelolah proses pembelajaran dikelas. Sagala (2011:21) mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertangung jawab terhadap pendidikan siswa-siswanya baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ini berarti seorang guru perlu memiliki dasardasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Guru sebagai pengelolah interaksi dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelas dengan mengontrol dan mengarahkan kreaktivitas belajar siswa. Sebelum guru menyajikan program, guru harus terlebih dahulu menyusun program persiapan kegiatan pembelajaran secara detail dan profesional. Langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, menyusun sajian dengan logis, dan menetapkan langkah-langkah tertentu dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Asyhar (2012:87) adapun startegi yang dapat dilakukan dalam mengelolah media pembelajaran yaitu diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) sasaran belajar yaitu media yang dipilih harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa baik secara fisik maupun psikologis, (2) tingkat kejelasan media apakah media tersebut memenuhi syarat-syarat tehnik seperti gambarnya dan lain sebagainya, (3) situasi dan kondisi seperti ruangan. Selanjutnya kegiatan perencanan perlu ditindaklanjuti dengan pengorganisasian dalam tahapan ini memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) jenis media, (2) manfaat media, (3) tingkat kemampuan guru, (4) strategi untuk menggunakanya, (5) waktu yang tersedia. Strategi dalam pengawasan dilakukan dengan cara: (1) melakukan pengawasan secara berkelanjutan, (2) menginventaris seluruh peralatan media, (3) secara persuasif. Sebagai langkah terakhir adalah penilaian tingkat efektifitas penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) menilai efektifitas perencanaan, pengorganisasian, pemanfaatan terhadap media, (2) menilai strategi yang dikembangkan oleh guru dalam keterampilan proses, (3) menilai tingkat keefektifan pencapai tujuan pembelajaran, (4) menilai antusiasme, keaktifan siswa. Langkah proaktif yang dapat dilakukan guru agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu melalui sistem penyampaian yang menggunakan media pembelajaran dalam setiap membahas topik pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru dituntut mampu mendesain media sesuai dengan karakteristik mata pelajaran sehingga media yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran dapat menarik kesiswa sehingga pembelajaran dapat terkesan dan menyenangkan. Media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Sumiyati dan Asra 2009:160) mengatakan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Kerumitan materi yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat diwakili apa yang kurang mampu guru ucapakan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian siswa lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Kegiatan mentrasfer ilmu pengetahuan kepada siswa dalam bentuk materi pelajaran, memerlukan kecakapan dan kemampuan tertentu dari guru. Dengan adanya kecakapan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru, maka akan menghindari kemungkinan terjadinya kekeliruan pada materi yang diajarkan. Dalam rangka mewujudkan hal ini salah satu alternatif yang ditempuh adalah
menggunakan media sebagai sarana yang dapat membantu proses komunikasi dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bentuk perantara yang dipakai guru dalam proses pembelajaran untuk penyebaran ide, materi pelajaran sehingga gagasan dapat diterima oleh siswa, dengan lebih efektif, praktis, mudah dipahami dan dicerna. Oleh karena itu dalam pemanfaatan media pembelajaran harus diintegrasikan dengan tujuan dan isi, pembelajaran yang telah dituangkan dalam perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan maksud agar terjadi interaksi dalam kegiatan pembelajaran. Kegunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa terutama materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi pada satu sisi ada materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Manfaat penggunaan media bagi siswa sekolah dasar adalah sangat penting, hal ini meningat secara psikologis bahwa siswa yang duduk di sekolah dasar umumnya lebih dominan memiliki karakteristik berfikir kongkrit yang bersifat fakta dan belum mampu berfikir secara abstrak. Kehadiran media dalam kegiatan pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami konsep tertentu, dalam materi pembelajaran yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakjelasan guru menjelaskan sesuatu materi itulah, dapat diwakili oleh peranan media pembelajaran, maka nilai praktis media pembelajaran terlihat manfaatnya bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran sangat diperlukan sebab tanpa media siswa dapat mengalami kesulitan bahkan cenderung menyebabkan terjadinya verbalisme dalam diri siswa. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membuka cakrawala dan wawasan berpikir siswa sehingga siswa dapat memahami keseluruhan konsep miniatur yang terjadi dalam media pembelajaran. Optimalnya penggunaan media pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelolah media pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa dalam mengelolah media pembelajaran perlu dilakukan melalui tahapan-tahapan pengelolaan. Melalui pengelolaan media pembelajaran yang dikelolah secara profesional dan dimanfaatkan sesuai dengan pola manajerial yang telah ditetapkan diyakini dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru serta memudahkan untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dikembangkan sikap peduli terhadap pengelolaan media pembelajaran khususnya di sekolah dasar.
Namun demikian meskipun berbagai usaha yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran, namun realita menujukan bahwa kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran belum begitu optimal. Sesuai dengan hasil observasi peneliti khususnya di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mengondow Selatan terkait dengan kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran menujukan bahwa kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran belum dilakukan secara optimal dan memadai, pada hal setiap sekolah dasar telah diberikan bantuan media pembelajaran seperti ada globe, peta ada kit IPA dan sebagainya oleh pemerintah. Tetapi secara umum, penggunaan media belum optimal sesuai dengan makna dan fungsi dari media pembelajaran tersebut. Karena guru selalu menoton dengan penggunaan metode ceramah bahkan pada proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Salah satu indikasi dalam hal menyiapkan media yang akan digunakan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran belum mantap sehingga penggunaan media tidak sesuai dengan karakteristik dari materi pelajaran, guru belum maksimal mendesain media sesuai dengan karakteristik materi, bahkan ada media yang telah disediakan oleh pemerintah tetapi guru tidak menggunakannya sehingga media tersebut bukan rusak digunakan tetapi rusak tersimpan. Sebagaian guru dalam menyajikan program pengajaran kurang memiliki persiapan yang memadai seperti tidak mempersiapkan rencana pembelajaran yang optimal. Berbagai realita yang terungkap dalam kegiatan observasi awal di atas merupakan indikasi belum optimalnya kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran. Maka peneliti melakukan penelitian secara ilmiah dan tertarik mengkaji permasalahan dengan formulasi judul.” Kompetensi Guru Dalam Mengelola Media Pembelajaran di SDN Se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mengondow Selatan.” Istilah kompetensi merupakan terjemahan dari Competence (kemampuan). Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kempetensi adalah kemampuan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Sagala (2011:23) mengatakan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata. Kemampuan dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.
Terkait dengan kompetensi guru, Raka Joni (dalam Masaong 2011:138) mengemukakan 10 kompetensi guru yaitu: (1) menguasai bahan ajar, (2) menguasai landasan pendidikan, (3) menyusun program pembelajaran, (4) melaksanakan program pembelajaran, (5) menilai proses dan hasil belajar, (6) menyelenggarakan program bimbingan dan penyeluhan, (7) menyelenggarakan administrasi sekolah, (8) mengembangkan keperibadian, (9) berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, (10) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar. Ibarhim dan Syaodih (2003:112) mengemukakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Menurut Djamarah dan Zain (2002:136) bahwa media pembelajaran adalah penyalur informasi belajar atau pesan dari guru kepada siswa. Selanjutnya pendapat Masaong (2011:224) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran meruapakan sarana atau alat bantu yang digunakan guru dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi disajikan dalam proses interaksi pembelajaran. Dalam pembelajaran media mempunyai peran signifikan dalam memberi makna konsep yang diterima oleh siswa. Secara etimologis media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara (between) yaitu antara sumber (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena media dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Encyclopedia of the social science (dalam Manullang 1996:1) menjelaskan bahwa pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Handoko (2000:10) mendefinisikan manajemen (pengelolaan) sebagai usaha untuk bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia dan kepegawaian
Sedangkan Siagian (dalam Atmodirio 2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain. Arif (1994:15) mendefinisikan manajemen sebagai tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang dingini dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus. Haimann (dalam Manullang 1996:1) mendefinisikan manajemen sebagai fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usahausaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Mencermati uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pengelolaan atau manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang dimanifestasikan dalam bentuk kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dan evaluasi atas kegiatan yang dilakukan melalui sistem kerjasama yang kooperatif dengan memperhatikan secara seksama. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan. 2) untuk mengetahui kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan. 3) untuk mengetahui kompetensi guru dalam memanfaatan media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan. 4) untuk mengetahui kompetensi guru dalam menilai kefektifan media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan METODE PENULISAN Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di sekolah dasar negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Penelitian ini bertujuan untuki mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan Kompetensi Guru Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (Empat) bulan, terhitung dari bulan April sampai Juli 2013. Dengan tahapan penelitian sebagai berikut: (1) observasi awal, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan data, (4) penulisan skripsi Tahapan Kegiatan Dan Waktu Penelitian Kegiatan Pelaksanaan No. Waktu Penyusunan Skripsi 1 Observasi Awal Minggu 1 sampai Minggu 4 Maret 2013 2
Pengumpulan Data
3
Uji Coba Instrumen
4
Pelaksanaan Penelitian
Minggu 1 sampai minggu 2 Mei 2013
5
Pengelolaan Data
Minggu ke 3 sampai minggu ke 4 bulan
Minggu I sampai Minggu 4 April 2013
Mei 6
Penyusunan Hasil Penelitian
Minggu 1 sampai Minggu 4 Juni 2013
7
Penulisan Skripsi
Mulai Juni 2013 sampai bulan Juli 2013
Jumlah
4 Bulan
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif menggunakan analisis persentase dan jenis penelitian ini bersifat deskriptif, tentang Kompetensi Guru Dalam Mengelola Media Pembelajaran di Sekolah Dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengelolah media pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 120 orang. Dengan ukuran sampel penelitian didasarkan pada pendapat Arikunto (1999:120) bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka dapat diambil semuannya untuk dijadikan sampel dan penelitian disebut penelitian populasi, sedangkan bila jumlah populasi lebih dari 100, dapat diambil antara 1015% atau 15-20% atau lebih dari itu disesuaikan dengan kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan biaya, oleh sebab itu penetapan sampel dalam penelitian ini sebesar 25% dari anggota populasi atau 25% x 120 = 30 Orang. Keadaan Populasi Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendiidkan Jumlah SLTA/SPG/PGA
20
Diploma II
60
Sarjana
40
Jumlah
120
Sumber Data Sekunder Dinas Cabang Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Tabel tersebut menggambarkan keadaan responden menurut tingkat pendidikan menujukan bahwa dari jumlah populasi 120 maka yang menjadi jumlah responden adan 30 responden dalam penelitian dlihat dari tingkat pendidikan 48% yang memiliki tingkat pendidikan Strata I. Sampel atau sebagian atau wakil populasi yang diteliti, maka sampel dalam penelitian Kompetensi Guru dalam Mengelolah Media Pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 30 orang. Variabel penelitian yaitu kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah merupakan
gambaran aktivitas guru dalam mengembangkan kompetensi yang dilakukan oleh guru terkait dengan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah sebagai berikut: kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran, kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran, kompetensi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran, kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) ketepatan informasi, (c) kondisi siswa, (d) fasilitas pendukung, (e) tepat penggunaannya. 2) kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) menentukan jenis media, (b) karakterisrik media, (c) keefektifan media, (d) ketepatan warna, (e) visualisasi media. 3) kompetensi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) mendukung pembelajaran, (b) menciptakan situasi kelas, (c) memperbaiki pemahaman siswa, (d) mempertimbangkan fungsi media, (e) meletakan siswa berpikir konkrit. 4) kompetensi siswa dalam penilaian media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) kualitas tehnik media, (b) memberi konstribusi, (c) tingkat efektivitas, (d) tingkat ketercapaian.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan pengumpulan angket. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif persentase dengan analisis statistik deskriptif yaitu analisis data yang menggunkan rumus persentase (%) dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut dengan formulasi: Pr = F/N x 100 ( Sugiyono, 2005: 107) Dimana: P : Presentase F : Frekuensi jawaban responden n : Jumlah jawaban responden 100% : Bilangan tetap Untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti sehubungan dengan indikator kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran dilihat dari kreaktifitas guru dalam pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Digunakan tehnik analisis dengan formulasi: Sr-S min P= x 100% ( Sugiyono, 2005: 111) r Keterangan: P = Persentase Sr = Skor Indikator/ Responden S.Min = Skor minimal yang mungkin dicapai r = Selisih antara skor maksimal dengan skor minimal
Hasil analisis data selanjutnya diolah dalam penelitian mengenai kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Di buat dalam bentuk tabel, untuk mendeskripsikan fenomena yang terkait dengan dengan klasifikasi sebagai berikut: Skor Persentase Kriteria Keberhasilan 81% - 100% = Sangat Baik 61% - 80% = Baik 41% - 60% = Kurang Baik 21%-40% = Tidak Baik 0% - 20% = Sangat Tidak Baik HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel kesimpulan kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Persentase Klasifikasi NO Indikator (%) Penilaian Kompetensi guru dalam 1 78,33 Baik mendesain media pembelajaran Kompetensi guru dalam 2 mengorganisasikan media 74,07 Baik pembelajaran Kompetensi guru dalam 3 memanfaatkan media 77,33 Baik pembelajaran Kompetensi guru dalam penilaian 4 80,83 Sangat Baik media pembelajaran Jumlah
310,57
-
Rata-Rata
77,64
Baik
Sumber: Olahan data primer 2013 1. Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran Data hasil penelitian menujukan bahwa tingkat kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran berada pada kategori sesuai dengan persentase 78,33%, namum masih perlu dioptimalkan, mengingat belum seluruh guru memiliki kompetensi dalam mendesain media pembelajaran. Kecenderungan ini masih terindikasi bahwa masih sebagaian guru belum memiliki kompetensi yang sesuai dalam mendesain media pembelajaran itu terlihat masih 21,67% guru belum mampu mendesain media pembelajaran. Namun demikian guru cenderung dalam mendesain media ini disebabkan keterbatasan alat yang tersedia, serta kurangnya pengetahuan guru dan kreativitas guru dalam merancang media
pembelajaran yang dapat mengaktualisasikan kedalam konsep dan tujuan pembelajaran tersebut. 2. Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran Hasil pengolahan data untuk indikator kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dengan persentase 74,07%. Temuan hasil penelitian menujukan bahwa dalam mengorganisasikan media pembelajaran guru cenderung menempatkan dirinya sebagai fasilitator yang pasif dengan pertimbangan bahwa siswa sudah memahami dengan apa yang sudah di ajarkan. Dengan kegiatan pengorganisasian media belum menujukan hasil yang positif itu terlihat masih 25,93% guru belum menujukan kompetensinya dalam mengorganisasikan media pembelajaran sebagai alat bantu dimana guru kurang memperhatikan pencapaian kompetensi siswa setelah mengikuti pelajaran karena yang penting bagi guru menggunakan media tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 3. Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran Hasil pengolahan data untuk indikator kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dengan persentase 77,33%. Kondisi ini menujukan tingkat guru dalam memanfaatkan media pembelajaran belum dilaksanakan secara kontinu. Dalam konteks ini guru hanya memandang bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah menggunakan media pembelajaran sehingga tidak perlu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran, temuan dalam penelitian sebagaian media ditemukan rusak tetapi bukan rusak digunakan dalam proses pembelajaran tetapi rusak karena tidak digunakan bahkan sebagaian sudah hilang itu terlihat masih sebagaian tertutup dengan plastik dan bersegel tetapi sebagaian sudah tidak ada. Dan terlihat masih 22,67% guru belum optimal memanfaatkan media pembelajaran didalam kegiatan belajar mengajar perlu ditingkatkan sehingga media dapat dikatakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 4. Kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran Hasil pengolahan data untuk indikator kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori yang sangat sesuai dengan persentase 80,83%. Hal ini menujukan bahwa kompetensi guru dalam penilaian pembelajaran sudah optimal namun perlu ditingkatan karena masih sebagaian guru belum mampu melakukan penilaian media pembelajaran itu terllihat masih 19,17% guru belum mampu melakukan kemampuan dalam penilaian media pembelajaran. Temuam dalam penelitian menujukan masih sebagaian guru belum memiliki format penilaian yang jelas dan akurat dalam menilai penggunaan media. Belum adanya format yang jelas tersebut menyebabkan tingkat keefektifan penggunaan media pembelajaran belum optimal.
Terkait dengan hasil temuan di atas maka secara umum tingkat kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran berada pada ketegori sesuai dengan persentase 77,64%.mencermati hal tersebut perlu diperbaiki terhadap aspek-aspek tertentu sehingga terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran sehingga media dikatakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berada pada kategori yang sesuai. Perolehan persentase ini merupakan akumulasi dari: 1) kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran berada pada kategori baik. perlu ditingkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mendesain media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. 2) kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran berada pada kategori baik. perlu ditingkatkan kreaktivitas guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran. 3) kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori baik. perlu ditingkatkan guna mengoptimalkan pencapaian kompetensi pembelajaran secara utuh. 4) kompetensi guru dalam menilai media pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Adapun saran dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk Kepala Cabang Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan dalam mengelolah media pembelajaran. 2) Untuk kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam mengembangkan kempetensi guru dalam merancang dan memanfaatkan media pembelajaran. 3) Untuk guru selaku pelaksanaan pembelajaran perlu berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran di kelas sehingga dapat memperkaya perbendaharaan media pembelajaran yang tersedia di sekolah dan dapat memudahkan pemahaman siswa. 4) Untuk peneliti dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian lebih lanjut. DAFTAR RUJUKAN Arif, dkk 1994. Media Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Arikunto Suharsimin 1999. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta Asyhar, Rayandra 2012 Kreaktifitas Mengembangkan Media Pembelajaran Referensi Jakarta Atmodiwirio, Soebagio 2005. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta. Adadizya Jaya
Djamarah dan Zain 2002. strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta Handoko Hani Manajemen Edisi 2 Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Ibrahim R dan Syaodih Nana 2003 Perencanaan Pengajaran Jakarta Rineka Cipta Manullang. M. 1996 Dasar-Dasar Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia Masaong, Abd. Kadim. 2011. Supervisi Pendidikan. Gorontalo : Sentra Media Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta Sugiyono, 2005. Mendesain Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima