perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN SERTA AKURASI PADA TERJEMAHAN CERPEN HĀDZA AL-YAUMU SAYAJĪ’U DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN YĀ MAN KUNTA CHABĪBY Dosen Pembimbing: Abdul Malik, S.S., M.Hum. M. Naufal Fahimuddin C1011027 Prodi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK M. Naufal Fahimuddin. NIM C1011027. 2015. Penambahan dan Pengurangan serta Akurasi pada Terjemahan Cerpen Hādza Al-yaumu Sayajī’u dalam Buku Kumpulan Cerpen Yā Man Kunta Chabīby. Skripsi Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini membahas: (1) Apa saja bentuk penambahan dan pengurangan dalam terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby ke dalam bahasa Indonesia (2) Bagaimana keakuratan dari hasil terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby ke dalam bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan bentuk penambahan dan pengurangan pada bentuk terjemahan lalu mendeskripsikan penilaian keakuratan hasil terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan:Pertama, dari data yang berjumlah 70 data dibagi ke dalam 3 kategori yaitu, penambahan, pengurangan dan penambahan dan pengurangan. Kedua, dari ketiga kategori tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jumlah data masing-masing berupa kata, frasa, klausa. Ketiga, bentuk penambahan dan pengurangan dalam terjemahan merupakan hal yang pasti dalam penerjemahan. Keempat, penilaian keakuratan yaitu sebagai proses pengalihan pesan secara sempurna dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa) dapat menunjukan kualitas hasil terjemahan dengan cara melihat fenomena penambahan dan pengurangan yang terjadi pada proses penerjemahan sehingga pesan yang terkandung pada bahasa sumbernya bisa tersampaikan atau tidak kepada pembaca hasil terjemahan. Kata kunci: Penambahan dan pengurangan, terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u, akurasi penerjemahan. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
M. Naufal Fahimuddin. NIM C1011027. 2015. Addition and Subtraction in Translations of Short Stories Hadza Al-yaum Sayajīu in the Book Collection of Yā Man Kunta Chabībiy. Thesis Arabic Literature Studies Program, Faculty of Culture Studies, Sebelas Maret Surakarta University. This study/research discusses: (1) What is the form of addition and subtraction in translations of short stories Hadza al-yaum sayajīu in the book collection of Yā man kunta habībiy into Indonesian? (2) How does the accuracy of the translation of short stories Hadza al-yaum sayajīu in the book collection of Yā man kunta habībiy into Indonesian? The method that used in this study/research is qualitative and presented descriptively, by describing the form of addition and subtraction in the form of translation and by describing the form of the assesment accuracy from the translation‟s results of short stories Hadza al-yaum sayajīu in the book collection of Yā man kunta habībiy into Indonesian. Based on these results, it can be concluded: First, of data that amounts to 70 data is divided into 3 categories. Second, of the three categories are divided into several categories based on the amount of data each form word, phrases and clauses. Third, forms of addition and subtraction in the translation of a sure thing in translation. Fourth, the accuracy of the assessment can indicate the quality of the translation results by looking at the phenomenon of additions and subtractions that occur in the translation process so that the messages contained in the source language can be conveyed to the reader or not the translation. Keywords: Addition and subtraction, the translation of short stories Hadza al-yaum sayajīu, the accuracy of the translation.
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN Penambahan dan pengurangan merupakan suatu strategi yang menjadi pilihan dalam penerjemahan dengan catatan tidak menghilangkan maksud asli yang disampaikan pada bahasa sumber (BSu). Zuchridin (2003: 67) mengatakan penambahan disini adalah penambahan berupa kata-kata dalam bahasa sasaran (BSa) yang menghendaki seperti itu. Machali (2000: 47) mengatakan bahwa akan halnya makna kontekstual, ia terbentuk dari hubungannya dengan kata-kata lain yang digunakan dalam teks. Jadi, yang menjadi ciri untuk menunjukan adanya penambahan atau pengurangan dalam hal menerjemahkan adalah adanya hubungan antar kata. Senada dengan itu, Bassnet-Mc Guire (1991: 30) mengatakan Once the principle is accepted that sameness cannot exist between two languges, it become possible to approach the question of loss and gain in the translation process. Bahwa kesamaan tidak bisa ada di antara dua bahasa dan tidak ada bahasa yang sama persis dalam kenyataannya. Sedangkan kegunaan dalam melakukan teknik penambahan dan pengurangan dalam penerjemahan sendiri yaitu, guna untuk mendapatkan hasil terjemahan yang berkualitas. Suatu terjemahan bisa dikatakan berkualitas jika sudah mencakupi aspek-aspek penilaian kualitas terjemahan, salah satunya adalah keakuratan. Terkait dengan objek dalam proses penerjemahan ini sendiri yaitu cerpen dengan judul, hādza al-yaum sayajīu dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta habībiy yang merupakan objek penerjemahan cerpen yang mengalihkan bahasa sumber (BSu) yaitu bahasa Arab ke dalam bahasa sasaran (BSa) yaitu bahasa Indonesia. Pemilihan objek formal yang difokuskan pada bentuk penambahan dan pengurangan ini sendiri berdasarkan dari analisis penulis bahwasanya yang lebih ditonjolkan dalam cerpen tersebut adalah adanya bentuk penambahan dan pengurangan pada hasil terjemahannya pada unsur pembentuk kalimat berupa kata, frasa, klausa. Adapun secara khusus penelitian ini memusatkan pada peninjauan bentuk penambahan dan pengurangan serta keakuratan terhadap sebuah hasil terjemahan yang baik dalam tataran frasa, klausa dan kata yang ada dalam objek penelitian tersebut. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengidentifikasi bentuk penambahan dan pengurangan serta mengidentifikasi keakuratan suatu hasil terjemahan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) dalam cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby dari sudut pandang teknik penambahan pengurangan. commit todan user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang sudah mengkaji penambahan dan pengurangan dalam terjemahan serta akurasi. Salah satu contoh sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini yang terkait dengan penambahan dan pengurangan dalam penerjemahan yaitu, penelitian karya Sumardi yang membahas tentang pengurangan dan penambahan makna pada terjemahan tuturan deklaratif dalam buku cerita A child called “it” (Minat Penerjemahan Program Studi Linguistik, Pascasarjana UNS: 2005). Penelitian ini meneliti tentang tuturan deklaratif dalam terjemahan bahasa anak. Sementara tinjauan pustaka tentang penelitian yang membahas tentang akurasi terjemahan salah satunya yaitu, Skripsi karya Siti Aisyah (2011) dengan judul “Analisis Akurasi dan Efektivitas Terjemahan Buku Laa Tahzan”. (Jurusan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Dalam penelitian ini peneliti tersebut membahas tentang keakuratan makna dalam suatu kalimat yang ditinjau dari efektif dan tidak efektifnya suatu kalimat dalam terjemahan. Sebagai pembeda dari penelitian yang telah ada sebelumnya, penulis di sini memiliki kekhasan tersendiri yaitu bahwa penulis mengkhususkan pada mencari bentuk penambahan dan pengurangan yang ada pada teks terjemahan serta menilai tingkat keakuratannya juga sebagai pembeda lagi dari penelitian yang telah ada yaitu bahwa objek kajiannya berupa cerpen Arab. Adapun dari segi teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori yang sudah ada sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sedangkan dari objek penelitian yaitu cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby belum ada yang pernah meneliti sebelumnya. Pemilihan yang meliputi kata, frasa dan klausa disini yaitu karena ketiganya termasuk ke dalam unsur dalam pembentuk kalimat dari yang dasar. Dengan kita mengetahui dari apa yang ada pada dasar dari unsur pembentuk kalimat tersebut maka, kita bisa untuk mengetahui hasil terjemahan tersebut bisa dinilai sebagai terjemahan yang berkualitas atau tidak. Kata adalah (1) morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; (2) Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terdiri dari morfem tunggal atau gabungan morfem (Kridalaksana, 110: 2008). contoh : Baju, batu dan roti. (Bsu : H-2/P-5/B-1)
.ي ٌ طبعً َك َك ٌ َك ِر
Thab‟an kalamun gharibun (Bsa : H-4/P-2/B-3) commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jelas ini adalah ucapan yang aneh. Kridalaksana menyebutkan dalam bukunya bahwa frasa (phrase) adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang (Kridalaksana, 66: 2008). contoh : Kamar mandi, telah datang dan di meja. (Bsu : H-6/P-1/B-5)
ِر ُرلَك َك بعَكع ِر اعِر َك ِرعا َك أَك طَكعاِر اعِر َك ِرعا أَك طَكعاِر اَك ُج ِر،ً أَكنَك َكهع تُ ِر ُد َكر ُج
Annaha turidu rajulan, in mujtama„na minannisa'I wa 'asybahin-nisa'i wa asybahir-'rajuli (Bsa : H-10/P-3/B-11) Mereka menginginkan seseorang yang benar-benar laki-laki. Klausa (clause) adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana, 124: 2008). contoh : Mereka bermain bola. (Bsu : H-2/P-3/B-3)
.َك َك َكج ُب َك
عا أ ا ِر َكج َك. .ُ كي َك َك َكج أننُ َك
Tsumma 'annahu kaifa yatarāja„u 'an'arrijāla lā yatarāja„ūna. (Bsa : H-2/P-2/B-9) Persoalan yang lain adalah bagaimana caranya memohon untuk kembali karena seorang laki-laki tidak pernah melakukan hal seperti itu.
Terkait dengan keakuratan penerjemahan, peneliti menggunakan teori yang sudah dikembangkan oleh Nababan (2012), dari teori-teori yang sebelumnya yang membahas tentang keakuratan suatu hasil terjemahan. Bentuk dari parameter penilaian keakuratan suatu terjemahan yang beliau sampaikan sebagai berikut. Penjelasan menurut diagram tabel penilaian yang dibagi ke dalam tiga kategori penilaian keakuratan yaitu akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Kategori Terjemah Akurat
Skor 3
Kurang Akurat
2
Parameter Kualitatif Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak menjadi distorsi makna. Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat commit to useratau teks bahasa sumber sudah 5
perpustakaan.uns.ac.id
Tidak Akurat
digilib.uns.ac.id
1
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan. Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted).
Mengacu pada tabel penilaian keakuratan suatu hasil terjemahan di atas, maka keakuratan suatu terjemahan bisa tergambarkan seberapa akuratkah hasil penerjemahan yang telah dilakukan oleh penerjemah. Objek penelitian dalam penulisan ini sendiri terdapat objek material yang berupa teks dari cerpen hadza al-yaumu sayajī‟u dan terjemahannya “Suatu Saat Hari Itu Akan Datang”. Sedangkan untuk objek formalnya berupa penambahan dan pengurangan serta akurasi terjemahan yang berupa unsur dalam pembentukan kalimat yaitu kata, frasa dan klausa yang ada pada cerpen hadza alyaumu sayajī‟u dan terjemahannya “Suatu Saat Hari Itu Akan Datang”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2014: 82) dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Berdasarkan dari dokumen yang berbentuk karya sastra cerpen tersebut termasuk dalam data tulisan yang dikumpulkan yaitu dengan mengumpulkan setiap bentuk kata, frasa dan klausa, yang merupakan unsur pembentuk kalimat, yang ada dalam teks sumber maupun teks sasaran, khususnya yang terkait dengan pembahasan bentuk penambahan dan pengurangan serta keakuratan sebuah hasil terjemahan. Penulis menggunakan model Miles dan Huberman untuk analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini. Pertama, periode pengumpulan data, Selanjutnya reduksi data, tahap selanjutnya display data, setelah menempuh langkah-langkah di atas maka tahapan selanjutnya adalah verification atau verifikasi data dan penarikan kesimpulan.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEMBAHASAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN SERTA AKURASI PADA TERJEMAHAN CERPEN HĀDZA AL-YAUMU SAYAJĪ’U DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN YĀ MAN KUNTA CHABĪBY
A. Penambahan Pada kategori ini data yang didapatkan berjumlah 32 bentuk penambahan dalam hasil terjemahan yang akan dibagi ke dalam tiga (3) jenis bagian utama untuk menilai tingkat keakuratannya yaitu kata, frasa dan klausa. Dari ketiga jenis unsur pembentuk kalimat berupa kata berjumlah 8 data. Sedangkan pada jenis frasa data terbagi menjadi frasa nominal 2 data, frasa adjektival 1, frasa verbal 3, frasa adverbial 8 frasa preposisional 1, dan frasa endosentris 4 data. Pada jenis klausa terbagi menjadi klausa verbal 3 data dan klausa depan 2 data. Salah satu pembahasan yang ada pada kategori ini yaitu pada jenis frasa yaitu, frasa verbal dalam kategori penambahan ini. Frasa verbal adalah frasa endosentris berinduk satu yang induknya berupa kata kerja (verba) dan modifikatornya berupa partikel modal (Prihantini, 35: 2015). Penambahan dalam penerjemahan yang terjadi pada bentuk frasa verbal dapat dilihat pada contoh berikut ini : Bsu : (H-3/P-3/B-3)
ِب َكَي لِري ع دلج ِر اش قِرى اَّ ِرذي ى أَك ا ج اَكن ُ ُّ حل ُق ِرق ِرِف خل ِر أَكَك ع دل أَكةُ فَك َك،طأ َك َك َك فَكعدلجَك َك ُ ألَك ُر ِر ُّ َك َك ُ َك َك ُ َكَك َك ُ ُ َك ُ ِر .ًي أَك ُ ِرط َك أَكَكد ُ َك
Falmujtama‟u al-awrūbiyyu yakhtalifu „anil mujtama‟i asy-syarqī alladzī yarā an-arrajula lahu kullu alchuqūqi fīl khatha‟i, ammā al-mar‟atu falā yajibu an tukhti‟a abadān. Bsa : (H-5/P-3/B-4) Mereka sangat berbeda dengan masyarakat Timur yang berpandangan bahwa laki-laki memiliki hak-hak tertentu bila melakukan kesalahan sedangkan wanita sama sekali tidak boleh melakukan kesalahan. frasa verbal „bila melakukan‟ ini adalah penambahan yang digunakan „ حل ُق ِرق ِرِف خل ِر. Bentuk sebagai kata sambung untuk menerangkan kalimat „ طأ َك ُ terjemahan tersebut sudah menyampaikan pesannya secara sempurna tanpa ada pesan yang dikurangi dari bahasa sumber (BSu). Namun, pada bahasa sasaran (BSa) menghendaki demikian untuk mencapai commit to userterhadap keakuratan dari terjemahan hasil terjemahan yang berkualitas. Penilaian 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini memiliki nilai „akurat‟ poin tiga (3) karena tidak terjadi distorsi makna dan arti tersampaikan secara sempurna kedalam bahasa sasaran. B. Pengurangan Data yang diperoleh pada kategori pengurangan dalam terjemahan berjumlah 20 data. Sama seperti pada kategori penambahan, untuk pembagian pada setiap jenisnya yaitu kata terdapat 10 data. Pada jenis frasa, frasa verbal 1 data, frasa adverbial 1 data, frasa preposisional 2 data dan frasa adjektival 2 data. Pada jenis klausa terdapat klausa verbal 1 data, klausa depan 1 data. Selain itu juga terdapat 2 data yang merupakan bentuk pengurangan utuh. Berikut salah satu pembahasan berdasarkan data yang ada, Kata benda (Nomina) Pada kategori penguragan jenis kata benda ini merupakan data pada kategori pengurangan, untuk penjelasannya sebagai berikut : Bsu : (H-2/P-3/B-2)
ِر ععدِتَكع أ تَكث ر ِف ِر .جه ِرن َكط ا ا ُعُنع َك ُدهع َك
اكهع َك عَك َكذ َكر ذلَكع فَك َك ُصطِر ُح اكعنُ َكَي َكشى ذَك َك ععد َك
Walakinnahu yachksyā idzā „āda ilaihā wā‟tadzara lahā fasatushbichu min „ādatihā an tatsūra fī wajhihi wa yathūlu lisānuhā wa yaduhā. Bsa : (H-2/P-2/B-5) Namun ia khawatir bila kembali dan meminta maaf maka gadis itu akan kembali kepada tabiatnya marah-marah di depan wajahnya, dan mencibirkan lidahnya. Pada bahasa sumber (BSu) kita dapati pada jenis kata benda (nomina) ini ada satu kata yang dikurangi yaitu pada kata َك ُدهعtelah dihilangkan dalam terjemahannya. Maksud dari hilangnya kata tersebut dalam terjemahan adalah karena kata tersebut tidak memiliki fungsi apapun dalam artiannya. Berbeda dengan kata yang sebelumnya yang memiliki fungsi untuk menerangkan karena kata tersebut sudah berbentuk frase yaitu „mencibirkan lidahnya‟ pada kalimat „عُنع ُ „ َكط ا ا. Kata „ „ َك ُدهعsendiri yang jika diartikan menjadi „tangannya‟ sama sekali tidak dapat menjelaskan apa-apa karena ia hanya berdiri sendiri tidak ada keterangan lebih lanjut yang menjelaskan tangan tersebut. Sehingga, penilaian terkait keakuratan dengan model yang seperti ini memiliki nilai tiga (3) yaitu makna kata telah diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran meski ada kata yang dihilangkan namun tidak commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengakibatkan hilangnya maksud yang akan disampaikan sehingga menjadi akurat.
C. Penambahan dan Pengurangan Data yang diperoleh dari kategori penambahan dan pengurangan yang terjadi dalam terjemahan ini berjumlah 19 data. Sedikit berbeda dari pembahasan sebelumnya yang ada pada kategori penambahan dan pengurangan terbagi ke dalam 3 jenis, pada pembahasan ini hanya di bagi menjadi dua jenis saja yaitu, penambahan dan pengurangan yang hanya ada „satu‟ jenis pada bentuk penambahan dan pengurangan yang berjumlah 4 data serta penambahan dan pengurangan yang ada „lebih dari satu‟ jenis pada bentuk penambahan dan pengurangan yang berjumlah 15 data. Salah satu bentuk pembahasannya sebagai berikut : Bsu : (H-1/P1/B-5)
ض دل أ َكة ايت أَكقَك ُّ ِر عن ِف ِر ِر ِف. اثقعفف ُ َك ُ ِّ ألألي – ُ َكف
ا ج ُ اش قِري َك ي ُا . ِف اَكج ِرَكِرف. . اشخصكَّ ِرف
Wār-rajulu asy-syarqī lā yazālu ma‟al asafi – yufaddhilul mar‟ata allatī aqalla minhu fītsaqāfati, fīssyakhshiyyati, fittajribati Bsa : (H-1/P1/B-6) Laki-laki di Timur memilih wanita yang kurang pintar darinya ,baik dalam hal kepribadian maupun pengalaman.
َك ي ُا ألأل ِر Pada kalimat diatas terjadi bentuk pengurangan pada klausa ي َك yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Klausa tersebut memiliki arti “sayangnya masih”, namun dihilangkan oleh penerjemah. Begitu " ِرyang dihilangkan artinya pada bahasa sasaran (Bsa). juga dengan kata “اثقعفف Adapun bentuk penambahan terjadi berupa kata “maupun” bentuk penambahan ini sendiri dimaksudkan agar rasa pada hasil terjemahan menjadi enak untuk di baca. Pada kasus seperti ini nilai keakuratan menjadi „kurang akurat‟ yang memiliki nilai 2 (dua). Karena telah terjadi distorsi makna atau adanya makna yang dihilangkan sehingga mengganggu keutuhan pesan yang disampaikan.
PENUTUP Kesimpulan
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah membahas pokok permasalahan yang ada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari keseluruhan data yang didapatkan berjumlah 71 data terbagi menjadi ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu, penambahan, pengurangan dan penambahan dan penguragan. Jumlah dari masing-masing kategori adalah 32 data untuk kategori penambahan, 20 data untuk kategori pengurangan dan 19 data untuk kategori penambahan dan pengurangan. 2. Dari keseluruhan data yang ada berdasarkan analisis keakuratan, jumlah terjemahan yang mendapatkan poin akurat berjumlah 31 data, kurang akurat berjumlah 37 data dan tidak akurat berjumlah 2 data. 3. Adanya bentuk penambahan dan pengurangan dalam penerjemahan merupakan suatu hal yang pasti untuk mendapatkan hasil terjemahan yang dapat dipahami oleh kalangan penikmat karya terjemahan.
Saran Setelah mendapatkan beberapa kesimpulan di atas maka penulis di sini memberikan saran dalam dunia penerjemahan buku cerpen, bahwa : 1. Penerjemahan bukan saja hanya memindah bahasakan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa), lebih dari itu penerjemahan adalah suatu cabang ilmu terapan yang memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan kepada siapa saja yang membutuhkan informasi dari dunia luar yang menggunakan bahasa yang berbeda baik secara tersirat maupun tersurat. 2. Perlu bagi penerjemah untuk mengikuti dan memahami arus perkembangan seiring dengan munculnya istilah-istilah baru yang mungkin ada pada setiap bahasa. 3. Sangat dianjurkan bagi seorang penerjemah untuk memperdalam ilmu kebahasaannya baik dalam bahasa sumber (BSu) maupun bahasa sasaran (BSa) agar dapat menjadi seorang penerjemah yang tidak mengkhianati pesan yang akan disampaikan kepada pembaca atau pendengar terjemahan. 4. Penggunaan teknik penambahan dan pengurangan dalam terjemahan bukan kegiatan yang hanya menambahkan dan mengurangi, lebih dari itu yaitu, untuk mengusahakan tersampainya pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) agar tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda bagi para pembaca hasil terjemahan tersebut dengan maksud yang dikehendaki oleh penulis aslinya.
DAFTAR PUSTAKA Bassnet-Mc Guire, Susan. 1991. Translation Studies. London : Routledge. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Machali, Rochayah. 2009. Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Mizan Pustaka. Mansur, Anis. 2003. Pencari Cinta. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Nababan, M.R. 2008. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nababan, Nuraeni & Sumardiono. 2012. “Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan” Laporan Penelitian Hibah Kompetensi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B first. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suryawinata dan Sugeng. 2003. Translation Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemah. Yogyakarta: Kanisius.
commit to user
11