STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH TANGERANG SELATAN MELALUI LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING skripsi Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu perpustakaan dan Informasi (S. IP)
oleh:
Khariryan Arga 1110025000066
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juni 2015
Khariryan Arga
ABSTRAK Khariryan Arga (Nim, 1110025000066), Strategi Promosi Perpustakaan Umum Daerah TangerangSelatan Melalui Layanan Perpustakaan Keliling. Di bawah bimbingan Ulpah Andayani, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Keliling, meliputi dari bentuk kegiatan promosi perpustakaan, bagaimana proses kegiatan promosi serta hambatan yang dihadapi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangankan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Informan dalam penelitian ini disebut sebagai nara sumber yang terdiri dari tiga orang yaitu, kepala sub bagian pelayanan, pustakawan dan staf perpustakaan. Hasil penelitian menemukan bahwa bentuk promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Keliling meliputi, bentuk promosi langsung atau komunikasi langsung dengan kegiatan user education, bazaar, mendongeng atau story telling, lomba. Bentuk promosi tidak langsung, yaitu dengan kegiatan penyebaran media promosi tercetak, layanan audio visual. Proses kegiatan promosi melalui layanan perpustakaan keliling, dengan melakukan beberapa tahapan yaitu, planning atau perencanaan kegiatan promosi dan implementing atau pelaksanaan. Hambatan yang dihadapi oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yaitu, kurangannya pengetahuan SDM yang menguasai ilmu perpustakaan, kendaraan perpustakaan keliling yang sudah tua dan terlalu besar dan anggaran promosi perpustakaan yang tergabung dengan anggaran arsip daerah Tangerang Selatan. Kata kunci
: Strategi promosi, layanan perpustakaan keliling
ABSTRACT
Khariryan Arga (Nim, 1110025000066), Strategy Promotion of Regional Public Library of South Tangerang With Mobile Library Services. Under the tutelage of Ulpah Andayani, M. Hum. Library Science Program Faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2015. The aim of this study was to determine the promotion strategies Regional Library South Tangerang through the mobile library, including the library of forms of promotion activities, how the process of promotion activities as well as the obstacles faced. This type of research is descriptively by using qualitative approach, using the technique of interview, observation and documentation. Data analysis technique in this research is data reduction, data presentation and conclusion. The informants in this research is referred to as a resource consisting of three persons, namely, sub-section head of service, librarians and library staff. The research found that a form of promotion in with South Tangerang Regional Library Mobile Library include : 1) The form of direct promotion or direct communication with activities of user education, bazaar, storytelling, competitions. 2) The form of indirect promotion, namely with distribution activity promotion media printed, audio-visual services. Process of promotional activities in with mobile library services, by conducting several stages, namely : 1) Planning or planning promotional activities, 2) Implementing or execution. Constraints faced by Regional Library of South Tangerang, namely: 1) lack of knowledge of human resources controls of library science, 2) mobile library vehicles are old and too big, 3) budget promotion of libraries belonging to the archives budget South Tangerang region. Keywords
: Promotion strategy, mobile library
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan iman dan islam, taufiq, rezeki kesehatan serta hidayah yang telah saya terima selama ini, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Syukur dengan mengucap Alhamdulillah dan dengan usaha, tekad serta segala bantuan dan dorongan yang maksimal dari ayah dan kakak – kakak saya, akhirnya penulisan skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik, walaupun beberapa hambatan dan rintangan yang senantiasa mengampiri. Disadari sepenuhnya dengan kerendahan hati bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai orang yang turut andil dengan rela berpartisipasi dalam membantu proses penelitian dan penulisan skripsi ini dari awal hingga selesai. Maka saya selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu : 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ulpah Andayani, M.Hum sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing dan memberikan banyak masukan serta saran dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah ikhlas memberikan ilmunya kepada kami mahasiswa – mahasiswi IPI. 6. Kepada Ayahanda tercinta, bapak Asikin Susanto terima kasih untuk kesabaran, untaian doa serta segala perhatian sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. ii
7. Kepada Alm. Ibunda tercinta Ibu Sumiyati, yang menjadi motivasi pribadi saya agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Semoga dapat perlindungan di Alam Barzah sana dan dihindarkan dari segala siksa kubur serta dapat diterima disisi Allah SWT, AMIN. 8. Kepada kakak saya tersayang Pratya Budi dan Astri Nuraini yang membesarkan saya, telah memberikan segalanya yang terbaik untuk adiknya. 9. Kepada kakak saya tersayang Eko Suroso, M.Agr yang menjadi motivasi saya untuk melampaui beliau serta terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, doa serta perhatian yang menemani saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Gema Pertiwi Syafrianti Putri, S.IP yang telah menemani saya susah dan senang sudah mengingatkan selalu untuk menjadi yang terbaik, menjadi alarm saya, segala bantuan serta doa yang menemani saya menyelesaikan kuliah. 11. Sahabat kecil saya Eko Ardiyanto, SE.Sy dan Afiv Munandar, terima kasih mas udah bantu saya saat susah dan senangnya, terutama membantu saat proses masuk di UIN dan lain – lainnya. 12. Teman – teman diluar kampus Indra Susanto dan Rooftop Kuningan Crew. terima kasih yang selalu mengingatkan saya tentang skripsi dan travelling. 13. Teman – teman dari Komunitas Mahasiswa (KM) dan Gerakan Mahasiswa Indonesia. 14. Teman – teman JIP angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 khususnya kelas ipi c 2010 yang telah menemani selama 3,5 tahun dikelas. 15. Teman – teman KKN Huwahummahum Tiwi, Nanda, Azis, Uyo, Jilan, Fadjri, Lili, Kinan, Rani, Umam, Lia, Iwan, Balqis, Sigit, Aci dan Onya terima kasih sudah berbagi wawasan, kisah dan hal – hal yang tidak bisa didapat diwaktu lain.
iii
16. Teman – teman Domino’s Pizza Fatmawati, Freekick Bintaro, Carrefoure Pamulang, Infomedia Mampang, Rooftop Kuningan crew. Thanks All. 17. Seluruh staf Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan atas segala bantuan kepada saya untuk melakukan observasi, wawancara dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi. 18. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai hasil yang sempurna. Untuk kritik dan sarann yang konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi kedepannya. Atas bantuan yang telah diberikan, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Jakarta, Juli 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK…………………………………………………………………….….........i KATA PENGANTAR…………………………………………………………….......ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………….….....v DAFTAR GAMBAR………………...…………………
………………………......x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………........xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang...............………………………………………..… 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah…………......……….....…............ 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………....…………….……….. 7 D. Definisi Istilah………......…....……… ,.…………….…………....8 E. Sistematika Penulisan ……………......………………...……....... 8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum……………….………………….………... 11 1. Tujuan Perpustakaan Umum................................................... .12 2. Fungsi Perpustakaan Umum................................................... .13 3. Jenis Layanan Perpustakaa Umum... .......................................13
v
a. Ciri – ciri Perpustakaan Keliling............................................. .16 b. Fungsi Perpustakaan Keliling ... ... .......... ............................. .17 c. Tujuan Perpustakaan Keliling................................................. .18 d. Layanan Perpustakaan Keliling.... ........ ............................. ...19 B. Promosi Perpustakaan................................................................... .21 1. Pengertian Promosi. ............................................................... .21 2. Tujuan Promosi Perpustakaan.................. ................................24 3. Unsur Promosi Perpustakaan........ ....................................... ...26 4. Strategi Promosi Perpustakaan................................................ .28 5. Bentuk – Bentuk Promosi Perpustakaan. .................................32 C. Hambatan Promosi Perpustakaan......................................... ........ .41 D. Penelitian Terdahulu...................................................................... 42
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitiasn…...........................................… 48 B. Sumber Data................................................................................. ..49 C. Pemilihan Informan........................................................................ 49 D. Teknik Pengumpulan Data.................................................…..... ...51 E. Teknik Analisis Data..…..……..…......….………………….…….53 F. Tahapan Pelaksanaan Penelitian................................................... 54 G. Jadwal Penelitian.............................................................................55
vi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian............................................................... ...56 1.
Profil Perpustakaan.............................................................. ..56
2.
Sejarah Perpustakaan Tangerang Selatan........................... ....59
3.
Visi dan Misi........................................................................ ..59
4.
Tujuan Perpustakaan Tangerang Selatan......................... ......60
5.
Struktur Organisasi Perpustakaan....................................... ..61
6.
Gedung dan Tata Ruang..................................................... ...62
7.
Fasilitas Perpustakaan Tangerang Selatan......................... ...62
8.
Kegiatan Perpustakaan Tangerang Selatan....................... ....63
9.
Jadwal Layanan Perpustakaan Tangerang Selatan......... .......64
10. Pengguna Perpustakaan Tangerang Selatan..................... .....65 11. Koleksi Perpustakaan Tangerang.......................................... .65 B. Hasil Penelitian.............................................................................. 66 1.
Bentuk Kegiatan Promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Keliling .... .... ...... 67
2.
Proses Kegiatan Promosi Perpustakaan Melalui Perpustakaan Keliling ........................................................... 68 1) Planning (Perencanaan)................................................ . 68 2) Implemantasi (Pelaksanaan).......................................... 72 a. Penyebaran Media Promosi Tercetak........................ .73 b. Layanan Audio Visual............................ ....................75
vii
c. Pendidikan Pemakai............................ ..................... .77 d. Lomba............................................. ............................78 C. Kendala Strategi Promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Keliling...........79 D. Pembahasan................................................................................... 83 1.
Bentuk Kegiatan Promosi.................................................... ...83
2.
Proses Kegiatan Promosi....................................................... .85 1) Planning (Perencanaan).......... ........................................85 2) Implementasi (Pelaksanaan)............................... .............88
3. Hambatan Promosi Perpustakaan.................. .........................91 E. Keterbatasan Penelitian................ .................................................92 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………..………………………………... 93 B. Saran……………………………...……………………………. 96
DAFTAR PUSTAKA………………....……………....………………..……….... 98 LAMPIRAN BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Statistik Data Pengunjung........................................................ 69
Gambar 4.2
Kegiatan Audio Visual..............................................................75
Gambar 4.3
Saluran Pemasaran Hybrida................................................... .88
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1
Surat pengajuan dosen pembimbing skripsi
2. Lampiran 2
Surat tugas menjadi dosen pembimbing skripsi
3. Lampiran 3
Surat izin penelitian skripsi
4. Lampiran 4
Surat Balasan izin penelitian skripsi
5. Lampiran 5
Transkrip Wawancara
6. Lampiran 6
Foto – foto observasi
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang memiliki data sangat luas, mencakup berbagai ilmu pengetahuan, seni, teknologi dan lain – lain. Perpustakaan ialah sebuah ruangan dari sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca.1 Perpustakaan itu sendiri terbagi dari beberapa jenis yaitu, perpustakaan nasional, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan umum, perpustakaan digital dan perpustakaan khusus. Salah satu dari perpustakaan yang sudah disebutkan, ada perpustakaan yang memiliki perpustakaan, yaitu perpustakaan umum. Perpustakaan umum sedikit banyaknya memiliki perpustakaan keliling yang merupakan perluasan layanan untuk melayani pengguna yang tidak terangkau oleh perpustakaan umum, yang dilakukan dengan kendaraan bermotor yang diisi dengan bahan pustaka dan disusun dengan rapi sesuai tata letak dan klasifikasinya agar dapat dipakai oleh pengguna. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya perpustakaan umum memiliki perpustakaan keliling karena tempat dari perpustakaan umum tidak pindah, kecil kemungkinan untuk pindah, hal tersebut merugikan masyarakat yang letaknya jauh dari perpustakaan umum. Juga bila letaknya jauh perpustakaan umum tidak dapat dikunjungi oleh anak – anak, demikian 1
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1991) h.3
1
2
pula orang – orang yang sudah pensiun dan sudah tua ridak mampu lagi mengunjungi perpustakaan karena kemampuan fisik dari mereka terbatas.2 Perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang berpindah – pindah dengan kendaraan bermotor dengan mendatangi penggunanya agar relasi antar perpustakaan umum dan pengguna bisa dapat terjalin serta terus memberikan informasi yang dibutuhkan, maka dibutuhkan strategi promosi perpustakaan agar dalam menalankan fungsi dari perpustakaan keliling dapat mencapai targetnya. Promosi adalah forum pertukaran informasi antara organisasi dengan konsumen dan memiliki tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus dapat membujuk konsumen untuk beraksi terhadap produk atau jasa itu. Sedangkan didalam dunia perdagangan promosi adalah usaha untuk memajukan dan meningkatkan popularitas barang yang akan dijual.3 Kegiatan promosi di perpustakaan sangat diperlukan karena dari pandangan masyarakat Indonesia terhadap perpustakaan masih sangat rendah, dalam segi penilaian, pemanfaatan serta penggunaan bahan pustaka. Demikian pula yang tertera di Undang – Undang Perpustakaan Nomor 43 tahun 2007 pada pasal ke-7, menggalakan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan.4 Dalam promosi pihak perpustakaan harus mengetahui sasaran dan manfaat dari hasil promosi itu sendiri.
2
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), h.155 3 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 20 4 Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
3
Kegiatan promosi mempunyai sedikitnya empat tujuan yaitu : 1. Untuk menarik perhatian; 2. Untuk menciptakan kesan; 3. Untuk membangkitkan minat; 4. Untuk memperoleh tanggapan.5 Tujuan promosi perpustakan ialah memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan.6
Dalam
melakukan
kegiatan
promosi
perpustakaan
membutuhkan sarana promosi yaitu : 1. Promosi tercetak (brosur, poster, leaflets, flayer, laporan tahunan, pembatas buku, paduan perpustakaan dan lain – lain). 2. Promosi kegiatan (seminar, pameran, bazar, wisata perpustakaan launching buku, diskusi meet and greet dengan penulis dan lain – lain). Promosi non cetak (media elektronik, internet dan lain – lain). Pada zaman modern saat ini, masyarakat membutuhkan informasi yang cepat serta instan, perpustakaan harus menjadi solusi memenuhi kebutuhan informasi bagi para pencarinya. Menilisik dari kebiasaan masyarakat Tangerang Selatan sehari – hari yang mencari informasi yang menggunakan smartphone – nya untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, serta
5
Ibid. h.20 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 20 6
4
dilihat dari kunjungan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan yang tidak ramai, ini merupakan tantangan tersendiri untuk perpustakaan agar dapat menjadi salah satu unit kerja yang memberikan informasi yang cepat dan luas. Melihat dari penilaian yang terjadi serta fenomena yang ada di Tangerang Selatan yang kurang apik dalam minat baca dan sifat pragmatis yang berkembang pada zaman modern dengan kemajuan teknologi yang pesat, sangat diperlukan sekali pengenalan perpustakaan kepada pengguna (promosi perpustakaan), karena sedikit banyak masyarakat
memperoleh
asumsi pencarian di smartphone yang lebih praktis dikarenakan masyarakat belum mengenal jauh arti dari perpustakaan sebenarnya. Masyarakat Tangerang Selatan yang beranggapan perpustakaan hanyalah ruangan yang penuh buku serta berdebu yang tidak menarik untuk didatangi atau menggunakan
perpustakaan
hanya
untuk
sekedar
istirahat
tanpa
menggunakan sumber informasi yang tersedia, ditambah suasana yang harus sepi serta petugas yang galak serta koleksi bahan pustaka yang minim informasi. Anggapan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola perpustakaan agar dapat menggambarkan perpustakaan adalah sumber dari informasi, serta dapat menjadi fasilitas yang yang menujang kebutuhan informasi yang diminta. Melihat dari penilaian masyarakat yang sudah dijelaskan, sangat diperlukan sekali pengenalan perpustakaan kepada pengguna, bagaimana strategi promosi yang dilakukan, karena sedikit banyak mereka memperoleh asumsi tersebut dikarenakan belum mengenal jauh arti dari perpustakaan sebernarnya. Dibutuhkan sekali pengenalan perpustakaan kepada pengguna
5
agar dapat mengenali perpustakaan dan menghapuskan asumsi – asumsi bahwa perpustakaan itu membosankan dan kurang menarik untuk didatangi. Pepatah bilang “jika tak kenal maka tak sayang” pengguna bisa berpendapat demikian mungkin karena belum mengenal perpustakaan, bagaimana promosi yang dilakukan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan untuk mengatasi fenomena yang ada di Tangerang Selatan, Promosi penting bagi perpustakaan karena saat ini semakin banyak pusat informasi yang muncul seperti google, yahoo dan lain – lain. Hal ini menjadi saingan perpustakaan, karena hal ini dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan perpustakaan. Fenomena ini menjadi tantangan bagi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan untuk mengatur strategi promosi untuk menghadapinya. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Strategi Promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Melalui Layanan Perpustakaan Keliling”.
6
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan masalah Penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya secara mendasar hanya mengenai bentuk promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan, bagaimana proses kegiatan promosi dan apa saja kendala yang didapat dalam kegiatan promosi. Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar masalah yang diangkat oleh penulis ini tidak meluas dan mudah dilaksanakan serta terarah sehingga tidak mengakibatkan pemahaman yang salah dalam penelitian ini. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana bentuk kegiatan promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan melalui perpustakaan keliling? 2) Bagaimana
proses
kegiatan
promosi
yang
dilakukan
Perpustakaan Keliling? 3) Apa saja hambatan yang ditemui oleh Perpustakaan Keliling dalam kegiatan promosi perpustakaan.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mendeskripsikan kegiatan promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui perpustkaaan keliling. 2) Untuk
mengetahui
bagaimana
proses
kegiatan
promosi
Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan melalui perpustakaan keliling. 3) Untuk mendeskripsikan hambatan apa saja yang dihadapi dalam menjalankan promosi perpustakaan.
2. Manfaat penelitian 1) Manfaat Akademis: a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bidang perpustakaan khususnya dalam hal promosi perpustakaan. b. Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki kemiripan topik yang sama. 2) Manfaat Praktis: a. Penelitian
ini
dapat
dijadikan
masukan
untuk
para
pustakawan dan kepala perpustakaan terkait dengan promosi perpustakaan.
8
b. Penelitian ini diharapkan menjadi tolok ukur pemustaka dan staf perpustakaan dalam strategi promosi perpustakaan. D. Definisi Istilah Strategi, yaitu suatu pendekatan keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas atau penerapan suatu kegiatan. Didalam strategi yang baik terdapat tim kerja yang memiliki koordinasi, tema, identifikasi faktor yang sesuai dengan prinsip pelaksanaan gagasan. Promosi, adalah suatu upaya untuk menawarkan dan memberitahukan produk serta jasa dengan tujuan yang menarik calon konsumen untuk menggunakan atau membeli produk dan jasa yang ditawarkan. Perpustakaan Umum, adalah tempat yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan, serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan keliling, yaitu bagian dari perpustakaan umum, yang mendatangi pemustaka dengan menggunakan kendaraan.
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasaan skripsi ini secara sistematis maka penulis membagi menjadi kedalam lima (5) bab, sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Pada
bab
ini
penulis
mengemukakan
tentang
fenomena dan argumentasi seputar penelitian dan latar
9
belakang dilakukannya penelitian yang dilanjutkan dengan perumusan dan batasan masalah dalam penelitian, kemudian dijelaskan pula tentang tujuan penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan. BAB II
TINJAUAN LITERATUR Bab ini membahas tentang pengertian perpustakaan, beberapa istilah dalam strategi promosi perpustakaan, tugas dan fungsi perpustakaan dan tinjauan pustaka.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang penulis gunakan yaitu jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan hasil dan analisis penelitian yang berisi tentang sejarah dan profil perpustakaan keliling Tangerang Selatan, visi dan misi, sumber daya manusia,
tugas
perpustakaan pembahasan
dan
daerah konsep
fungsi
pustakawan
Tangerang
Selatan
gagasan
strategi,
di dan
kegiatan
promosi melalui layanan perpustakaan keliling serta
10
kendala
dalam mengaplikasikan strategi promosi
melalui layanan perpustakaan keliling. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan untuk pengelola perpustakaan keliling Tangerang
Selatan
mengenai
strategi
perpustakaan keliling Tangerang Selatan.
promosi
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum Perpustakaan umum pada dasarnya membidangi dan bertanggung jawab atas tersedianya informasi yang lengkap dan terselenggaranya layanan yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna sehingga ketika di akses, pengguna mendapatkan kepuasan dalam pencarian informasi. Perpustakaan umum adalah tempat penyimpanan berbagai jenis bacaan, disitu masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi ata sekedar mendapatkan hiburan.12 Perpustakaan umum berperan sebagai front line dalam memberikan informasi ke masyarakat dan meningkatkan minat baca pada masyarakat serta berperan dalam membangun fondasi pendidikan yang menjadi permasalahan negara Indonesia saat ini. Perpustakaan di Indonesia ada enam (6) jenis yaitu : Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi / Universitas, Perpustakaan Pribadi dan perpustakaan umum.13 Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya memberikan informasi dengan penyaian yang menarik dan penempatan lokasi di pusat keramaian yang mudah aksesnya dalam segi transportasi dan lingkungan sehingga masyarakat dapat mudah untuk berkunjung dan menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan umum. Perpustakaan 12
Kosasih E, Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Umum (Bandung: Geger Sunten, 1997) h.16 13 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet.2, h. 149 – 161
11
12
umum turut membina masyarakat meningkatkan minat baca sedini mungkin, terutama anak – anak berusia balita, anak – anak sekolah dan masyarakat pada umumnya.14 Perpustakaan umum adalah salah satu dari empat jenis perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan pelayanan pada masyarakat umum, ini jelas berbeda dengan perpustakaan yang lainnya. 1. Tujuan Perpustakaan Umum 1) Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat. 2) Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum 3) Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan suatu masalah, bertanggung jawab serta berpartisipasi dalam pembangunan Nasional 4) Mendidik masyarakat supaya memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien 5) Mengembangkan
kemampuan
mencari,
mengelola
dan
memfanatkan informasi yang tersedia di perpustakaan umum.15
14
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas terbuka, 1997) h.17 15 Ibid, h.18
13
2. Fungsi Perpustakaan Umum Perpustakaan umum memiliki beberapa fungsi yaitu : 1) Fungsi Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan diluar sekolah, universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian. 2) Pusat Informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat. 3) Preservasi Kebudayaan, menyediakan dan menyimpan tulisan tentang
kebudayaan
masa
lampau,
kini
dan
sebagai
pengembangan kebudayaan dimasa mendatang. 4) Fungsi Rekreasi, bahan bacaaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengisi luang.16
3. Jenis Layanan Perpustakaan Umum Berbagai macam layanan yang sediakan oleh perpustakaan ada yang sudah lengkap dan ada juga yang belum memadai. Layanan yang diberikan untuk masyarakat yaitu : 1) Layanan membaca di perpustakaan 2) Layanan jasa informasi 3) Layanan sirkulasi 4) Layanan referensi 5) Layanan jasa dokumentasi 16
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h.21.
14
6) Layanan jasa terjemahan 7) Layanan pembuatan seri karangan 8) Layanan silang 9) Layanan perpustakaan keliling.17 a. Pengertian Perpustakaan Keliling Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan bahan pustaka yang lainnya untuk melayani masyarakat
dari
suatu
perpustakaan
menetap
(Perpustakaan Umum). Jadi kedudukan perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum.18 Perpustakaan keliling sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
perpustakaan
umum.
Dalam
pelayanan
mengungungi kelurahan, sekolah yang merupakan usaha dalam peningkatan perluasan pelayanan perpustakaan keliling. Khususnya di Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan yang mempunyai 9 unit mobil pintar yang membawa bahan koleksi ke titik – titik yang sudah dijadwalkan. Dengan adanya perpustakaan keliling maka diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengetahui informasi yang bisa mereka baca.
17
Martini Hardjoprakoso, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.91. 18 Anwar M, Media Pustakawan : Peranan Perpustakaan Keliling (Jakarta: Lembaga Informasi Nasional, 2001), h.51.
15
Perpustakaan
keliling
adalah
bagian
dari
perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air), secara umum,
perpustakaan
keliling
berfungsi
sebagai
perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum. Perpustakaan keliling mendatangi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari perpustakaan umum dapat memanfaatkan jasa yang diberikan oleh perpustakaan umum.19 Harrod’s Librarian’s Glosarry menjelaskan mengenai perpustakaan keliling yang menggungakan istilah sebagai berikut, “Mobile library is a vehicle equipped and operated to provide a service comparable to a part-time branch library”.20 Yang diartikan dalam bahasa indonesia bahwa perpustakaan keliling adalah kendaraan yang beroperasi dalam layanan paruh waktu perpustakaan umum. Maka disimpulkan bahwa perpustakaan keliling merupakan perluasan layanan dari perpustakaan umum, yang teknisnya menggunakan kendaraan yang telah dilengkapi oleh bahan pustaka dan sarana – sarana yang menunjang kebutuhan informasi masyarakat, kendaraan tersebut mendatangi lokasi – lokasi masyarakat yang 19
http:medfo.net46.netperpustakaan%20keliling.pdf. Diakses 5 Oktober 2014,
Wib 20.00 20
Prytherch, Ray, Harrod’s Librarian’s Glossary: 9.000 Terms Used in Information Management, Library Science. Publishing, the Book Trades and Archive Management (London : Gowen Publishing Company Limited, 1995, ed,8), h.420.
16
tidak menjangkau perpustakaan umum. Perpustakaan melayani masyarakat karena kondisi tertentu yang tidak dapat menangkau perpustakaan umum yang jaraknya jauh dari kediaman atau sekolah masyarakat. Dioperasikan dalam waktu yang sudah ditentukan, terjadwal dengan rapi. Kendaraan yang digunakan perpustakaan keliling bermacam – macam, ada yang memakai mobil seperti yang dilakukan perpustakaan umum daerah Tangerang Selatan, ada yang memakai perahu, becak motor dan sebagainya. Tergantung dari kondisi daerah, ketika daerah
yang
mempunyai
sungai
yang
banyak,
menggunakan perahu menjadi kendaraan perpustakaan keliling
menjadi
solusinya.
Perpustakaan
keliling
merupakan salah satu cara memeberikan informasi kepada pemakai yang tidak dapat menjangkau gedung dari perpustakaan umum yang letaknya jauh. Dengan adanya perpustakaan keliling maka pemakai tidak jauh – jauh mendatangi perpustakaan umum, tetapi perputakaanlah yang mendatangi masyarakatnya yang sebagai pengguna perpustakaan umum. Sejak mulai dikenalkan, eksistensi perpustakaan keliling telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pelayanan perpustakaan keliling yang pertama kali ada di
17
Inggris di kota Warrington pada tahun 1859. Sarana perpustakaan keliling pada waktu itu terus dikembangkan oleh para ahli, sampai pertengahan abad 19. Pada tahun 1920, pengembangan kendaraan untuk perpustakaan keliling mengganti dari kereta kuda menjadi kendaraan bermotor.21 Sedangkan di Indonesia pelayanan perpustakaan keliling pertama kali dilakukan oleh Volkslectuur yang dikenal pada saat ini adalah Balai Pustaka pada tahun 1920-an,
yaitu dengan membawa koleksi
dengan
menggunakan kendaraan bermobil hingga ke pelosok pulau jawa.22 b. Ciri – Ciri Perpustakaan Keliling Perpustakaan keliling berbeda dengan perpustakaan yang lainnya, dimana perpustakaan keliling yang selalu bergerak ke titik – titik tertentu agar masyarakat dapat menggunakan
bahan
koleksi
dengan
mudah
dan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan keliling mempunyai beberapa ciri, yaitu : (1) Bergerak, dikarenakan dalam pengoperasian perpustakaan keliling selalu mobile atau berpindah – pindah ke titik – titik yang sudah ditentukan sebelumnya. (2) Mempunyai bahan
21
Feather, Jhon & Paul Sturger, International Encyclopedia of Infrmation and Library Science, Encycopedia Vol 1 (London: Routledge, 1997), h. 299-300. 22 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1994), h.49.
18
pustaka, karena perpustakaan yang memiliki bahan pustaka untuk memenuhi permintaan informasi dari pemakai. (3) Mempunyai pengguna, pengguna disini adalah masyarakat daerah perpustakaan umum yang tidak menjangkau gedung perpustakaan atau jauh jarak antara rumah, sekolah serta titik perkumpulan masyarakat ke perpustakaan umum.
c. Fungsi Perpustakaan Keliling Melihat daerah jangkauan perpustakaan umum yang luas, perpustakaan keliling merupakan perluasan layanan dari perpustakaan umum yang memiliki fungsi sebagai berikut : (1) Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum yang menetap. (2) Melayani masyarakat dalam situasi dan kondisi tertentu tidak dapat mencapai ke perpustakaan umum, misalnya sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan atau
berada
di
panti
dan
lain
sebagainya.
(3)
Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang
belum
perpnah
mengenal
perpustakaan.
(4)
Memberikan layanan yang bersifat sementara atau temporary hingga daerah tersebut didirikan perpustakaan umum menetap. (5) Sebagai sarana umtuk membantu menemukan lokasi yang strategis untuk membangun
19
perpustakaan
umum
yang
akan
direncanakan.
(6)
Menggantikan fungsi perpustakaan umum apabila terjadi situasi
tertentu.
(7)
Melakukan
tugas
–
tugas
kepustakawanan, seperti: mendata koleksi secara berkala, agar pengunjung tidak bosan dengan bahan koleksi yang dibawa perpustakaan keliling dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulanan dan tahunan.23 d. Tujuan Perpustakaan Keliling Sesuai dengan fungsi perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum, maka koleksi perpustakaan keliling perlu dibina agar benar – benar memenuhi
kebutuhan
informasi
seluruh
lapisan
masyarakat. Perpustakaan keliling perlu dibina secara konseptual, terencana, terpadu dalam kerangka sistem nasional perpustakaan. Perpustakaan keliling dapat juga melayani masyarakat pedesaan dimana belum ada pelayanan
perpustakaan
desa.
Adapun
tujuan
diselenggarakan perpustakaan keliling adalah : (1) Memeratakan layanan informasi dan bahan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil dan yang belum memungkinkan didirikan perpustakaan menetap. (2) Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan 23
informal
kepada
masyarakat.
(3)
Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan (Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia DKI Jakarta, 2006), h.108.
20
Memperkenalkan
bahan
pustaka
lainnya
kepada
masyarakat. (4) Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada
masyarakat,
sehingga
tumbuh
budayauntuk
memanfaatkan jasa perpustakaan pada masyarakat. (5) Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku kepada semua lapisan masyarakat. (6) Mengadakan kerja sama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.24 e. Layanan Perpustakaan Keliling Ada dua sistem layanan perpustakaan keliling yang dikenal saat ini yaitu :
(1) Layanan terbuka, sistem
layanan terbuka ini para pengunjung perpustakaan dengan bebas memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada didalam kendaraan perpustakaan keliling. Pengunjung dapat langsung menuju rak – rak buku, majalah, buletin dan koran yang tersedia. Ketika pengunjung agak kesulitan dalam pencarian bahan pustaka, pengunjung dapat meminta bantuan kepada petugas perpustakaan. (2) Layanan tertutup, sistem layanan ini, petugas perpustakaan yang
mengambil
bahan
pustaka
yang
diinginkan
pengunjung. Para pengunjung meminta bantuan kepada petugas atau pustakawan agar bahan pustaka yang 24
Mujito, Panduan Penyelanggaran Perpustakaan Keliling (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.5.
21
diperlukannya dapat di temukan. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkannya kepada pengunjung yang meminta. Dalam situasi ini pengunjung tidak dapat leluasa dalam pencarian bahan koleksi, pengunjung tidak diperbolehkan mengambil sendiri bahan koleksi dari tempatnya. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas. Pengunjung dapat menggunakan katalog, baik katalog pengarang, judul maupun subjek. Apabila informasi bahan koleksi sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang sudah disediakan oleh perpustakaan keliling.
B. Promosi Perpustakaan Promosi adalah hal yang penting dan perlu dilakukan dalam sebuah instasi atau organisasi, profit ataupun yang tidak profit. 1.
Pengertian Promosi Istilah promosi sebenarnya berasal dari kata inggris yaitu promotion. Didalam kamus Inggris – Indonesia promotion berarti sebagai kenaikan atau kemajuan, maka istilah promosi biasanya dihubungkan dengan peningkatan hasil sebuah kegiatan.
22
Menurut William Stanton, promosi merupakan usaha dalam bidang informasi, himbauan dan komunikasi. Ketiga bidang ini saling berhubungan sebab memberi informasi adalah menghimbau dan sebaliknya, seseorang yang dihimbau juga memberikan infomasi. Himbauan dan informasi akan menjadi efektif dengan dikomunikasikannya dengan penerima.25 Sedangkan menurut Kotler, promosi adalah seni dan teknik untuk berhubungan dengan masyarakat, memperkenalkan produk – produk yang dihasilkan, pelayanan serta fasilitas yang disediakan agar calon pengguna mengetahuinya.26 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari promosi adalah kegiatan komunikasi dengan masyarakat dengan menghimbau informasi tentang produk – produk yang dihasilkan, pelayanan dan fasilitas yang sudah disediakan agar calon pengguna mengetahui dengan baik produk, fasilitas dan layanan yang dihasilkan. Promosi
merupakan
forum
pertukaran
informasi
antara
organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
25
Stanton, William J. Prinsip Pemasaran (Jakarta : Erlangga, 1996), h. 138. Kotler, Phillip, Marketing Management Millenium Edition (New Jersey : Prentice-Hall, 2000), h. 563. 26
23
Menurut Lasa HS, promosi perpustakaan adalah pertukaran informasi antar organisasi atau lembaga dengan konsumen dengan tujuan utamanya memberi informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam organisasi dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa tersebut.27 Menurut Qalyubi promosi perpustakaan merupakan aktifitas memperkenalkan perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang diperoleh oleh setiap pemakai perpustakan.28 Didalam
pelaksanaan
promosi
perpustakaan,
Edinger
mengemukakan tiga pendekatan informasi yaitu : 1) Melalui iklan 2) Melalui kontak pribadi 3) Melalui penciptaan “suasana” Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hall di Inggris menunjukan bahwa promosi yang efektif adalah promosi melalui pesan dari mulut ke mulut. 29 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa promosi perpustakaan
merupakan
bentuk
komunikasi
dengan
cara
pertukaran informasi kepada konsumen atau pemakai perpustakaan
27
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan (Yogyakarta : Gama Media, 2009), h. 290 Qalyubi dkk, Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: IAIN SUKA, 2003), h, 260 29 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996) , h.28. 28
24
dengan memperkenalkan, mempengaruhi atau membujuk agar bereaksi untuk menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Promosi yang dilakukan perpustakaan merupakan kegiatan untuk memberi informasi tentang perpustakaan, bahan koleksi, layanan
dan
lain
sebagainya
yang
berhubungan
dengan
perpustakaan. Dengan promosi diharapkan agar para calon pengguna perpustakaan dapat mengenal dengan baik apa layanan.
2. Tujuan Promosi Perpustakaan Kegiatan promosi ini berkaitan dengan aktivitas yang digunakan untuk menginformasikan kepada seseorang atau sekelompok orang tentang sebuah organisasi serta produk – produknya. Dengan kata lain,
promosi
digunakan
untuk
meningkatkan
kesadaran
masyarakat tentang suatu organisasi dan tentang produk baru atau yang telah ada.30 Sebagai suatu sarana komunikasi pemasaran perpustakaan keliling, tentunya promosi perpustakaan memiliki beberapa tujuan, Tujuan promosi perpustakaan menurut Lasa HS yaitu, menarik perhatian, menciptakan kesan, membangkitkan minat, memperoleh tanggapan, mempengaruhi untuk menerima ide, konsep atau barang yang dipromosikan.31
30
Marius P. Angipora, Dasar – Dasar Pemasaran (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002), h.374. 31 Ibid, h. 290
25
Sedangkan menurut Qalyubi tujuan promosi perpustakaan ada lima, yaitu: 1) Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai 2) Mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang gemar membaca. 3) Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat 4) Memberikan kesadaran masyarakat akan adanya pelayanan perpustakaan dan menggunakannya, serta mengembangkan pengertian
masyarakat,
agar
mendukung
kegiatan
perpustakaan 5) Memasyarakatkan slogan “tak kenal maka tak sayang”.32 Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari promosi perpustakaan yaitu untuk menginformasikan produk, fasilitas dan jasa perpustakaan kepada calon pengguna atau masyarakat agar dapat meningkatkan atau mendorong masyarakat menggunakan perpustakaan. Promosi yang dilakukan perpustakaan bertujuan agar para pengguna dapat mengetahui produk (bahan pustaka dan fasilitas serta informasi) yang disajikan dengan baik. Dalam hal ini 32
Septiyantono, Tri dan Umar Sidik, Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003), h.260
26
dibutuhkan
kemampuam
komunikasi
pustakawan
dalam
mempromosikan jasa dan layanan yang tersedia diperpustakaan, sehingga pengguna maupun calon pengguna perpustakaan dapat mengetahuinya dan mau menggunakannya. Promosi perpustakaan bermanfaat agar perpustakaan dapat lebih aktif
dalam
melayani
dan
memberikan
informasi
kepada
masyarakat. Menjadi pilar dalam mencerdaskan bangsa Indonesia, dengan meningkatkan dan menumbuhkan minat baca kepada masyarakat sedini mungkin.
3. Unsur Promosi Perpustakaan Mempromosikan
perpustakaan
haruslah
diketahui
bahwa
promosi perpustakaan terdiri dari berbagai unsur maupun komponen yang harus diperhatikan. Menurut Qalyubi untuk mempromosikan perpustakaan perlu diperhatikan unsur-unsur promosi, yaitu: 1) Attention/perhatian 2) Interest/ketertarikan 3) Desire/keinginan 4) Action/tindakan 5) Satisfy/kepuasan.33
33
Qalyubi dkk, Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: IAIN SUKA, 2003), h, 261
27
Menurut Ushawood (1996: 22) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan promosi yaitu: 1) Motivasi promosi Di sini perlu dikaji apakah sebenarnya yang diinginkan oleh pemakai perpustakaan kita. Seperti bentuk-bentuk promosi yang diinginkan untuk keperluan apa mereka memerlukan informasi. 2) Minat pemakai Selain itu perlu dikaji beragam minat baca pengguna. Pengetahuan tentang minat pengguna akan membantu perpustakaan
memberi
informasi
yang
tepat
kepada
pengguna. 3) Latar belakang Selanjutnya
latar
belakang
sosial,
ekonomi,
dan
pendidikan pemakai akan sangat membantu jika dapat harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan promosi yaitu: diketahui secara umum.34 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur promosi lebih menekankan pada kebutuhan pengguna, dimana promosi harus memperhatikan latar belakang, minat pengguna dalam pelaksanaannya untuk menghasilkan kepuasan para pengguna.
34
h. 22
Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Universitas Terbuka: Depdikbud, 1996),
28
Dengan demikian tugas promosi adalah untuk menarik perhatian sehingga masyarakat berminat terhadap apa yang dipromosikan. 4. Strategi Promosi Perpustakaan Strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” yang berarti jendral atau panglima. Dalam bidang kemiliteran, strategi berarti cara penggunaan seluruh kekutan militer untuk mencapai tujuan perang. Menurut ensiklopedia, strategi diartikan sebagai seni membawa pasukan ke dalam medan tempur dalam posisi yang paling menguntungkan35 Menurut Djamarah dan Zain, strategi mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.36 Strategi merupakaan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.37 Berdasarkan pengertian strategi, peneliti mengambil kesimpulan bahwa strategi dalam penelitian ini berarti cara atau langkah-langkah terbaik untuk mencapai misi organisasi yang kemudian dijalankan dengan cara yang benar guna mencapai tujuan tertentu
35 36
Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, 2002), h .2. Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1997), h. 5 37
2001), h. 13
Rambat Lupioyadi, Manajemen Pemasaran Jasa ( Jakarta : Salemba Empat,
29
Pengertian strategi promosi menurut Moekijat adalah kegiatan perusahaan untuk mendorong penjualan barang atau jasa dengan mengarahkan komunikasi – komunikasi yang meyakinkan kepada para pembeli.38 Strategi promosi menurut Kotler terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Menentukan alat promosi 2. Perencanaan Produk dan Sasaran 3. Manajemen Kegiatan 4. Distribusi.39 Menurut Radiosunu dalam strategi promosi perlu adanya proses promosi yaitu dapat dirinci dalam 3 (tiga) model sebagai berikut: 1. Model Retorika Merupakan suatu model yang digunakan dalam situasi dimana seseorang berbicara dihadapan suatu audience. 2. Model Propaganda Merupakan model yang diperuntukkan bagi situasi dalam suatu lembaga.
38
Moekijat, Manajemen Pemasaran ( Bandung : Mandar Maju, 2000), h. 443 Phillip Kotler, Alih Bahasa Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian ( Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 657 39
30
3. Model Negosiasi Merupakan model persuasi yang banyak digunakan dalam manajemen tenaga kerja, diplomasi internasional, proses legislative dan negosiasi penjualan.40 Dalam melaksanakan strategi promosi ada elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Planning ( perencanaan ) Perencanaan dibutuhkan sebagai strategi untuk dapat mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan kepada masyarakat agar program kerjanya dapat terwujud. Dalam perencanaan menggunakan model perencanaan Robert E. Simon: 1) Problem analysis Analisis
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
permasalahan yang akan menjadi dasar dari promosi 2) Identification of target audience and controlling variables for each Segmentasi keseluruhan
audien digunakan untuk mengenali audien.
Selain
untuk
mengenali
keseluruhan audien, segmentasi juga digunakan untuk pemilihan media.
40
Radiosunu, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis. (Yogyakarta : Gama Media, 2001), h. 92
31
3) Work analysis and Plan Tahap perencanaan dan pelaksanaan melibatkan sejumlah besar aktivitas dan sebagai perencana, membutuhkan system yang memungkinkan kita untuk menjelaskan aktivitas kampanye serta hubungannya untuk
merencanakan,
pendelegasian
tugas
dan
monitoring. 4) Budget Anggaran merupakan hal yang penting dalam perencanaan, karena dalam perencanaan kita harus memperhitungkan anggaran yang akan dikeluarkan dalam persiapan maupun pelaksanaan kampanye.41 2.
Implementing ( pelaksanaan ) Pelaksanaan merupakan suatu proses pembuatan keputusan dari suatu teori yang berhubungan dengan perencanaan pesan serta pemilihan saluran yang tepat untuk mencapai tujuan yamg telah ditetapkan.42 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbagai macam promosi perpustakaan merupakan upaya yang tepat yang telah dilakukan oleh perpustakaan untuk dapat meningkatkan angka kunjungan perpustakaan.
41
http://lova241smk.wordpress.com/2012/02/26/menerapkan-fungsi -manajemenpoac-planning-organizing-actuating-controlling-dalam-aspek-strategi-promosi/ diakses tanggal 21 September 2015 22.00 Wib 42 Ibid, diakses tanggal 21 September 2015 22.00 Wib
32
5. Bentuk – Bentuk Promosi Perpustakaan Beberapa bentuk atau media promosi yang biasa digunakan antara lain : 1) Publikasi Publikasi
adalah
perangsangan
non
personal
agar
ada
permintaan terhadap produk dan jasa melalui penyajian yang menarik di radio televisi atau di panggung. Publikasi biasanya cuma – cuma, organisasi nirlaba seperti perpustakaan tidak banyak yang memiliki anggaran khusus atau dana yang mencukupi untuk melakukan kegiatan promosi, dan publikasilah yang menjadi jawaban persoalan itu. Publikasi menjadi bentuk promosi yang potensial dimanfaatkan oleh perpustakaan. 2) Iklan Iklan merupakan media promosi dalam bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan cara membayar. 43 Iklan dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk kegiatan, yang tercetak maupun yang tidak tercetak. Iklan biasanya sengaa diperlihatkan dititik yang ramai orang berkumpul, berjalan maupun sedang melakukan pekerjaan. Media iklan ada beberapa bentuk, melalui media cetak, media elektronik, radio, televisi dan masih banyak ragamnya.
43
Ibid, h. 29.
33
3) Kontak perorangan Promosi dalam bentuk ini dilakukan melalui pertemuan langsung antar perwakilan organisasi dengan pasar targetnya. Menurut Kotler fungsi promosi kontak perorangan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Menjual. Artinya organisasi berusaha menigkatkan jumlah konsumen dengan langsung mencari konsumen baru. Disamping itu juga meningkatkan jumlah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen yang ada. b. Memberi layanan. Dengan kontak perorangan, organisasi mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen. Pelayanan ini bisa dalam bentuk konsultasi, memberi tahu atau membantu konsumen. c. Meneliti. Mengawasi perkembangan yang terjadi di antara konsumen dan juga antara pesaing – pesaing organisasi. Staf organisasi yang terun ke lapangan untuk bertemu langsung dengan konsumen, mempunyai
posisi strategi untuk
mengetahui kebutuhan – kebutuhan dan keinginan baru di pasar serta perkembangan lainnya.44 4) Insentif Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap 44
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996) , h.30.
34
penawaran tersebut. Menurut Kotler untuk memanfaatkan teknik ini harus melalui sejumlah proses yaitu, menentukan tujuan – tujuan yang ingin dicapai, menentukan jangkauan insentif dengan cara menetapkan kepada siapa pemberian intensif tersebut, menentukan penerima insentif, menentukan bentuk
intensif,
menentukan
besarnya
insentif
dan
menentukan waktu pemberian intensif.45 5) Penciptaan suasana kondusif Suasana ini diciptakan sedemikian rupa agar meningkatkan kepuasan pada waktu menggunakan produk atau jasa yang disajikan. Unsur ini perlu diperhitungkan karena konsumen dan organisasi pada waktu menggunakan produk atau jasa bertemu dengan staf yang sedang bertugas dalam kondisi fisik tertentu. Bentuk promosi perpustakaan ada beberapa bentuk yang tercetak maupun yang tidak tercetak. Adapun sarana promosi yang tercetak yaitu : 1) Brosur Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau pengguna perpustakaan dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh konsumen atau pengguna. Brosur bisa lebih banyak
45
Ibid, h. 31.
35
memberikan informasi mengenai perpustakaan dan fasilitas yang dimiliki. Adapun beberapa informasi yang penting dan dapat dimasukan dalam brosur, yaitu : a. Petunjuk umum tentang perpustakaan b. Informasi mengenai koleksi perpustakaan c. Daftar bacaan yang menarik d. Petunjuk subjek – subjek tertentu e. Informasi jenis layanan perpustakaan.46 2) Map khusus perpustakaan Map khusus perpustakaan dicetak dengan menggunakan logo perpustakaan, dirancang berbeda dangan map – map yang yang biasanya. Biasanya didalam map sudah ada beberapa media promosi yang lain seperti, brosur, pembatas buku dan sebagainya. Kumpulan sarana promosi ini dapat dikemas menjadi satu paket dan diberikan kepada orang – orang tertentu.47 3) Poster Poster adalah salah satu media promosi yang biasanya berupa kertas besar berukuran A3 atau A2 yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum tentang suatu hal yang disajikan secara menarik dengan huruf – huruf besar.48 Poster digunakan untuk memperkenalkan layanan baru suatu kegiatan atau 46
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996) , h.72. 47 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.80. 48 Ibid. h.80.
36
sekedar
menekankan
dan
menonjolkan
layanan
lama,
mensegarkan kembali agar pengguna dapat lebih tertarik lagi untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Langkah – langkah yang harus diperhatikan dalam membuat poster adalah : 1) Menentukan tema dan kata – kata poster 2) Merancang poster 3) Memperbanyak dan memasang poster 4) Flyer Flyer terdiri dari satu lembar kertas yang lebih kecil dari poster yang mengandung informasi dari dua sisi depan dan belakang. Informasi yang dimuat dalam flyer ini berupa layanan dan hasil kreatif dari suatu perpustakaan. Oleh karena itu, sarana ini sangat sesuai dalam membantu pustakawan dalam melakukan kegiatan promosi.49 5) Newsletter Newsletter adalah media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepasa sejumlah orangsecara teratur beruta berita singkat yang ditulis dengan gaya yang tidak formal. Hal – hal yang nyata seperti kertas dan percetakaan sudah barang tentu mempunyai pengaruh yang besar dalam media promosi. News letter sering juga disebut ‘majalah internal’ atau ‘home
49
Ibid, h.178.
37
journal’.50 News letter harus ringkas dan informasinya mesti dirasakan
bermanfaat
bagi
orang
–
orang
yang akan
membacanya. Berisi informasi yang berubah – ubah sesuai dengan nomor penerbitan news letter, setidaknya memuat bagian – bagian tetap sebagai berikut : a. Bagian editorial. Bagian ini perlu memberikan informasi dan pandangan yang menarik dan penting tentang tujuan news letter, baik tujuan umum maupun tujuan khusus terbitan tertentu. b. Informasi ringkas tapi sangat rinci tentang layanan, kegiatan, buku,
jurnal,
majalah
baru,
fasilitas
dan
peraturan
perpustakaan serta tentang perubahan staf dan tugasnya. c. Memberikan ilustrasi yang menarik, gambar – gambar dan kuis. Tulisan news letter yang baik dapat dilihat berdarsarkan beberapa ciri, yaitu : a. Spesifikasi. Maksudnya isi tulisan dari news letter harus pada inti masalahnya. b. Kompak. Informasi yang dimuat harus senada dan berkaitan. c. Menarik. Merangsang orang untuk melakukan sesuatu.
50
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996) , h.89.
38
6) Pembatas buku Pembatas buku adalah suatu benda yang digunakan untuk memberi tanda pembatas pada halaman – halaman sebuah buku. Pembuatan pembatas buku yang berlogo perpustakaan akan sangat mempengaruhi citra atau sosok perpustakaan di hati penggunaatau calon pengguna.51 7) Buku panduan perpustakaan Buku panduan perpustakaan adalah sebuah buku kecil yang diterbitkan oleh perpustakaanyang memuat informasi segala sesuatu mengenai perpustakaan. 52 Menurut Lasa untuk mempromosikan informasi, antara lain dengan pembuatan leaflet, penyebaran brosur, map kemasan khusus, papan nama, pertemuan ilmiah, pengelolaan, pameran buku, kunjungan dan promosi melalui homepage atau website di internet.53 Homepage adalah halaman pertama dalam suatu sajian informasi. Adapun situs internet dan website sendiri adalah gabungan seluruh halaman website yang menyajikan suatu informasi utuh. Situs Web inilah yang sering digunakan oleh lembaga, perusahaan, produsen, yayasan, dan yang lainnya untuk mempromosikan produknya (barang atau jasa) kepada khalayak. Ada beberarapa bentuk promosi perpustakaan non cetak yaitu :
51
Ibid, h. 97. Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996) , h. 100. 53 Lasa HS, (2005). Manajemen Perpustakaan (Yogyakarta : Gama Media, 2005), h. 238-241 52
39
1) Internet Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang luas dan mendunia. Internet adalah hungan pemakai komputer dari suatu daerah ke daerah yang lain diseluruh dunia, dalam hitungan detik dapat mencapai informasi di tempat lain yang berjarak ribuan kilometer. Bahkan surat kabar, majalah dan buku tersedia di internet dalam bentuk elektronik.54 Dalam kegiatan promosi, perpustakaan dapat memanfaatkan internet sebagai
media
promosi
dengan
menyediakan
koleksi
perpustakaan dalam bentuk elektronik, agar dapat diakses oleh masyarakat dimanapun dengan media internet. 2) Website Website bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah ‘situs web’. Website adalah suatu halaman web yang saling berhubungan yang umumnya berada pada peladen yang sama berisikan
kumpulan
informasi
yang
disediakan
secara
perorangan, kelompok atau organisasi.55 Website bisa dijadikan salah satu sarana dalam melakukan kegiatan promosi di perpustakaan. Perpustakaan bisa membuat website tentang informasi profil perpustakaan, sejarah perpustakaan, layanan perpustakaan, fasilitas dan lain sebagainya.
54
Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h.5 55 http://id.m.wikipedia.org/wiki/situs_web diakses 15 oktober 2014, wib 16.00
40
3) Memutar film atau video Memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan termasuk salah satu cara yang baik dan tepat untuk mempromosikan perpustakaan terutama terhadap anak – anak. Karena dimasa kanak – kanak, mereka cerdas dalam menangkap visual, apalagi jika film atau video disajikan dengan menarik. Selain itu pemutaaran film atau video bisa disajikan kepada calon pengguna yang lain. Video seperti ini dapat disajikan pada rombongan tamu yang berkunjung ke perpustakaan.56 Berbagai sarana yang digunakan dalam kegiatan promosi perpustakan dalam
bentuk
tercetak
dianggap
efektif,
dalam
pembuatan
dan
penyebarannya. Mencapai seluruh lapisan masyarakat. Keberadaannya dititik keramaian masyarakat, sehingga promosi dalam media tercetak dapat dibilang efektif. Selain promosi dalam media tercetak ada media lain yang cukup efektif dan murah yaitu media elektronik. Pembuatannya yang mudah serta penyebarannya yang sangat cepat dan langsung. Lebih efektif karena faktor teknologi pada masa ini yang telah mencapai seluruh lapisan masyarakat.
56
Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen, h.128
41
C. Hambatan Promosi Perpustakaan Promosi perpustakaan tidak lepas dari berbagai masalah yang kadang menjadi penghambat atau kendala dalam pelaksanaannya. Kendala-kendala tersebut bisa berasal dari dalam perpustakaan maupun luar perpustakaan. Lebih jauh Qalyubi menyatakan kendala-kendala yang dihadapi oleh perpustakaan dalam melaksanakan promosi perpustakaan, yaitu: 1. Kendala dari dalam (internal) 1) Pengetahuan
pustakawan
tentang
ilmu
dan
teknik
pemasaran masih lemah 2) Pandangan tradisional terhadap perpustakaan yang melihat perpustakaan hanya sebagai sebuah gudang buku 3) Gedung/fasilitas perpustakaan tidak memadai 4) Dana untuk membeli bahan pustaka dan membuka layananlayanan baru kurang memadai, dan 5) Apresiasi pustakawan terhadap pengguna perpustakaan lemah 2. Kendala dari luar (eksternal) 1) Komitmen dari pimpinan dalam mendukung terhadap eksistensi perpustakaan masih sangat kurang 2) Pengguna perpustakaan hanya bersifat sementara, kecuali yang terdapat pada jenis perpustakaan khusus dan perpustakaan umum.
42
3) Manajemen organisasi lemah 4) Budaya
baca
masyarakat
dengan
memanfaatkan
perpustakaan sangat lemah.57
D. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang promosi perpustakaan sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa, penulis memaparkan hasil dan metode yang telah dipakai oleh peneliti terdahulu. Eine Ayu Saraswati, dengan judul Manajemen Promosi Perpustakaan : Studi Kasus di Perpustakaan Budaya. Penelitian ini menjelaskan penerapan manajemen promosi perpustakaan di Perpustakaan Diknas. Penilitian ini dibatasi pada peninjauan terhadap prosedur manajemen promosi PPN melalui pemberitaan di media masa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan manajemen promosi perpustakaan di Perpustakaan Diknas melalui pemberitaan di media masa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui kajian pustaka.58 Skripsi Nur Afifa Fauzia dengan judul Promosi Perpustakaan : Studi Kasus di Perpustakaan Umum Daerah Propinsi DKI Jakarta. Penelitian ini membahas tentang kegiatan promosi di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi
DKI
Jakarta,
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
menggambarkan kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Perpustakaan 57
Qalyubi dkk, Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: IAIN SUKA, 2007), h, 263 – 264 58 Eine Ayu Sarawati, Manajemen Promosi Perpustakaan : Studi Kasus di Perpustakaan Diknas, Skripsi S1 Universitas Indonesia (Depok: Fak. Ilmu Pengetahuan Budaya, 2007), h. 14
43
Umum Daerah dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi di Perpustakaan Umum Daerah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kajian pustaka. Hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta adalah dengan membuat papan penunjuk, running text, melakukan kerja sama, menerima kunjungan, melalui pelayanan, mengikuti pameran, mengadakan lomba, bedah buku, pemilihan abang none buku, kegiatan hari anak jakarta membaca, pemuatan berita di media masa cetak, peliputan profil disebuah stasiun tv. Faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi Perpustakaan Umum Daerah adalah dana, staf perpustakaan, gedung, pasar dan perhatian Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta. 59 Helmita Raharjo (Universitas Negeri Jakarta), Junaida (Universitas Sumatera Utara), Lastri (Universitas Indonesia), Nur Afifa Fauzia (Universitas Indonesia). Kesimpulan dari penelitian Lastri dengan judul Promosi Layanan Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakartadidaptkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh perpustakaan dengan membuat brosur, pamflet dan media tercetak lainnya, dengan melakukan kerjasama dengan kecamatan dan kelurahan setempat. Selain perpustakaan keliling belum melaksanakan promosi media elektronik, dengan mengalami kendala dari fasilitas elektronik disana. Oleh karena itu untuk meningkatkan koleksi atau jasa yang disediakan perpustakaan memerlukan sebuah jaringan
59
Nur Afifa Fauzia, Promosi Perpustakaan : Studi Kasus di Perpustakaan Umum Daerah Propinsi DKI Jakarta, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta: Fak. Adab dan Humaniora, 2007), h.viii
44
kerjasama dengan perpustakaan lain sehingga dapat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan pemakainya.60 Dalam skripsi Siti Maisyaroh dengan judul, Kegiatan Promosi Taman Bacaan (TBM) di Depok : Studi Kasus TBM Alfabet dan TBM Bina Kreasi. Penelitian ini membahas tentang kegiatan promosi Taman Bacaan Masyarakat Alfabet dan Bina Kreasi di Depok. Tujuan penelitian adalah mengetahui kegiatan promosi dalam mempromosikan jasa dan layanan TBM
Alfabet
dan
Bina
Kreasi
serta
memahami
faktor
yang
mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Tenik pengumpulan data berasal dari observasi, wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa TBM Alfabet dan TBM Bina Kreasi telah melakukan bauran promosi periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan, publikasi dan pemasaran media interaktif. Dana, SDM dan koleksi merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi TBM Alfabet dan TBM Bina Kreasi.61 Aisha Rachman dengan judul Skripsi, Evaluasi Kegiatan Promosi Perpustakaan dan Arsip Kotamadya Jakarta Selatan. Peneletian ini membahas mengenai evaluasi kegiatan promosi KPAK Jakarta Selatan melalui opini pengguna dan pustakawan. Permasalahan ini adalah opini pengguna dan pustakawan terhadap kegiatan promosi yang sudah dilakukan KPAK Jakarta Selatan. Penelitian ini bertuaun untuk mengetahui kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh KPAK Jakarta Selatan serta memahami 60
Lastri, Promosi Layanan Perpustakaan di Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi S1 Universitas Indonesia (Depok: Fak. Sastra UI, 1995), h. 12 61 Siti Maisyaroh, Kegiatan Promosi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Depok : Studi Kasus TBM Alfabet dan TBM Bina Kreasi, Skripsi S1 Universitas Indonesia (Depok: Fak. Ilmu Pengetahuan Budaya, 2009), h. xii
45
opini dari pengguna dan pustakawan terhadap kegiatan promosi KPAK Jakarta Selatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif
dengan
metode
studi
kasus.
Penelitian
ini
menyimpulkan bahwa kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh KPAK Jakarta Selatan belum maksimal karena pengguna masih belum merasakan adanya promosi yang sampai ke mereka.62 Andi Asari dalam judul skripsi, Strategi Promosi di Perpustakaan Universitas Gajah Mada (UGM). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan
dokumentasi,
wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini diambil informan secukupnya untuk diwawancarai dengan menggunakan tape recorder. Untuk menganalisis data didasarkan pada teori moleong dengan metode deskriptif. Hasil penelitiann ini diketahui bahwa promosi di Perpustakaan UGM dijalankan secara bersama oleh pihak manajemen atau tidak ditangani oleh tim khusus. sarana promosi yang dipakai Perpustakaan UGM adalah bentuk media (cetak maupun non cetak), kegiatan (seminar, library tour dan ceramah) dan pemberdaya sarana prasarana serta pemberdayaan SDM. Hambatan – hambatan yang dihadapi Perpustakaan UGM dalam kegiatan promosi adalah masalah SDM.63
62
Aisha Rachman, Evaluasi Kegiatan Promosi Perpustakaan : Studi Kasus di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kotamadya Jakata Selatan, Skripsi S1 Universitas Indonesia (Depok: Fak. Ilmu Pengetahuan Budaya, 2008), h.12 63 Andi Asari, Strategi Promosi di Perpustakaan Universitas Gajah Mada (UGM), Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Yogyakarta: Fak. Adab dan Ilmu Budaya, 2012), h. 13.
46
Lukman dengan judul skripsi, Studi Tentang Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, waancara bebas terpimpin dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini
Perpustakaan
Umum
Kabupaten
Bantul
dalam
mempromosikan perpustakaannya dengan cara lomba, spanduk, seminar dan aktivitas layanan masyarakat. Promosi perpustakaan di Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul, lebih banyak beruuan sekedar memberikan informasi dan mengingatkan kembali keberadaan produk dan jasa layanan perpustakaan dan sedikti sekali yang bertujuan berusaha membujuk untuk datang ke Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul.64 Sonia Mustinda dalam judul Skripsi Promosi Yang Dilakukan di Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mengetahui cara dan sarana promosi yang dilakukan perpustaakan sertakendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan promosi perpustakaan tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitaif. Sample dan respondennya adalah pengguna Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI, pengambilan sampel dilakukan secara Accindental Sampling (sampel kebetulan).
64
Luman, Studi Tentang Promosi Perpustakaan di Perpustkaan Umum Kabupaten Bantul Yogyakarta, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Yogyakarta: Fak. Adab dan Ilmu Budaya, 2010), h. 14
47
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa cara promosi perpustakaan yang memiliki prosentase tertinggi adalah kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana promosi memiliki prosentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%. Kendala yang dihadapi perpustkaan adalah kendala dari dalam perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat pelaksanaan kegiatan promosi perpustkaan.65
65
Sonia Mustinda, Promosi Yang Dilakukan di Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta: Fak. Adab dan Humaniora, 2010), h. iii.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analisis yaitu penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai strategi promosi perpustakaan keliling daerah Tangerang Selatan. Penelitian deksriptif ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat, serta hubungan yang diselidiki.1 Sedangkan
pendekatan
penelitian
yang
digunakan
adalah
pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.2
Mengetahui lebih mendalam bagaimana
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan kegiatan promosi berdarsarkan strategi yang menyertakan Perpustakaan keliling sebagai senjata utama. Dengan Pendekatan Kualitatif ini peneliti diharapkan mampu menggali fakta-fakta yang tak nampak secara indrawi.
1
Mohammad Natsir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) h. 54. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja rusdakarya, 2009) h. 13. 2
48
49
B. Sumber Data Sumber yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer Bertujuan untuk mendapatkan informasi atau data secara langsung dari objek penelitian. Penulis melakukan observasi (pengamatan) dilapangan serta mewawancarai kepala perpustakaan, pustakawan yang bertanggung jawab atas pengembangan layanan promosi perpustakaan keliling Tangerang Selatan. 2) Data Sekunder Dengan mempelajari buku – buku, literatur – literatur, artikel – artikel serta dokumen yang terkait dengan perpustakaan keliling Tangerang Selatan yang bermaksud agar mendapatkan gambaran tentang promosi perpustakaan.
C. Pemilihan Informan Sampel dalam penelitian sebagian dari populasi yang dijadikan objek sumber data yang sebenarnya dari suatu kegiatan penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, informan dan guru dalam penelitian.3 Informan dalam penelitian ini yaitu kepala perpustakaan Tangerang Selatan, Pustakawan, serta pegawai yang bekerja di perpustakaan keliling.
3
h.50.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif
(Bandung: ALFABETA, 2007),
50
Kriteria informan yang berasal dari kepala bagian layanan, pemustaka dan staf tentunya yang menjadi perhatian peneliti adalah orang yang mengerti dengan kegiatan promosi perpustakaan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan informan yang penulis jadikan referensi ialah kepala bagian layanan perpustakaan yakni Ibu Evi Mahawati, pustakawan Ibu Lenny dan staf Perpustakaan Keliling Bapak Irvan. Berikut data dan alasan terpilihnya informan, diantaranya adalah : a. Nama
: Evy Mahawati, SE
Pendidikan
: S1 Ekonomi
Beliau dipilh karena memiliki jabatan Kepala Seksi Pelayanan Perpustakaan, yang mencakup kegiatan promosi perpustakaan serta layanan perpustakaan keliling, sehingga beliau dapat menjelaskan kegiatan promosi secara terperinci. b. Nama
: Leni, S. IP.
Pendidikan Informan
: S1 Perpustakaan ini
dipilih
karena
beliau
pustakawan
di
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan serta salah satu bagian
dari
menentukan perpustakaan.
layanan tentang
perpustakaan kegiatan
teknis
keliling. dari
Beliau promosi
51
c. Nama
: Irfan
Pendidikan
: SMA
Informan ini dipilih karena beliau selaku staff perpustakaan keliling yang mengaplikasikan segala kegiatan perpustakaan keliling yang menjadi strategi promosi.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan berdarsarkan data primer dan
sekunder.
Penulis
menggunakan
beberapa
teknik
untuk
mempermudah pengumpulan data yang diperlukan. Oleh karena itu pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis dan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara berikut : 1) Observasi, dalam hal ini penulis menggunakan teknik untuk melihat, mengamati langsung aktivitas promosi perpustakaan, khususnya pada layanan perpustakaan keliling serta mengetahui strategi promosi yang digunakan, mengumpulkan fakta – fakta, pernyataan – pernyataan yang merupakan hasil dari kenyataan untuk dibahas dalam hasil penelitian. Sasaran dari observasi ini yaitu bagian layanan promosi perpustakaan di Perpustakaan Keliling Tangerang Selatan.
52
2) Wawancara, teknik ini digunakan untuk memperjelas permasalahan yang ada, yaitu dalam promosi perpustakaan di Perpustakaan Keliling Tangerang Selatan. Bentuk wawancara yang digunakan adalapernth wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan pendekatan yang optimal guna memperoleh data jika subjek sulit mengemukakan pendapatnya. Jika kejadian itu
terjadi,
maka
pewawancara
dapat
memodifikasi
dan
berimprovisasi pertanyaan yang yang diajukan. Dengan teknik ini memungkinakan datayang lebih mendalam yaitu pertanyaan tambahan untuk mengurangi respon – respon yang tidak jelas, agar dapat diperoleh jawaban yang lebih khusus dan lebih tepat.4 Berikut materi yang sudah penulis tentukan : a. Bagaimana bentuk kegiatan promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui perpustakaan keliling? b. Bagaimana proses (faktor, perencanaan dan pelaksanaan) kegiatan promosi perpustakaan melalui layanan perpustakaan keliling? c. Apa saja sarana promosi yang digunakan oleh perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui layanan perpustakaan keliling? d. Sejauh mana kegiatan promosi perpustakaan berlangsung? e. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi promosi ini? 4
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : RemajaRosdakarya, 2007), h. 190.
53
Materi ini yang sudah ditetapkan penulis ini dapat dimodifikasi dan berimprovisasi dalam pertanyaan yang diajukan, sehingga dengan ini memungkinkan data yang lebih mendalam. 3) Dokumentasi, dilakukan untuk mencari data yang berupa catatan, brosur, arsip, notulasi rapat, agenda dan sebagainya.5
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif. Aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian.6 Proses analisa data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : 1) Pengumpulan data penelitian melalui proses studi literatur, observasi dan wawancara 2) Data dianalisis secara matang, hasil wawancara dibuatkan transkrip (rekod wawancara dibuat dalam bentuk tulisan) 3) Menyederhanakan data analisis dalam bentuk yang mudah dibaca, dimengerti serta di interrprestasikan. 4) Pembuatan laporan penelitian.
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, cet. 8. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992). h. 200. 6 Lexy J Moleong, Metodologi peneliitian kualitatif (Bandung: Remaja Rusdakarya, 2009) h.207
54
F. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Penulis akan menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan mengenai strategi promosi perpustakaan melalui Perpustakaan Keliling. Hasil penelitian berupa observasi, dokumentasi dan wawancara dengan informan yang berkenaan dengan kegiatan promosi perpustakaan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Penulis memiliki kriteria dalam memilih informan, yaitu informan yang memiliki jabatan sebagai kepala bagian layanan yang bertanggung jawab atas kegiatan promosi di layanan Perpustakaan Keliling, pustakawan yang mengerti prosedur promosi serta staf Perpustakaan Keliling yang melaksanakan kegiatan promosinya. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yang terletak di Jl. Siliwangi Raya no. 3 Pamulang dan Perpustakaan Keliling yang lokasinya mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan. Sebelum terjadi wawancara penulis mengikuti prosedur yang ada, yaitu mendatangi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan bagian administrasi yang terdapat di Jl. Taman Tekno BSD guna menyerahkan identitas agar mendapatkan izin dan surat penelitian sebagai syarat utama. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif, menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara serta dokumentasi.
55
Pada teknik wawancara, data-data yang penulis butuhkan adalah mengenai promosi perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dengan jumlah pertanyaan wawancara masing masing sebanyak 5 untuk informan yang sudah memenuhi kriteria penulis. Penulis menggunakan teknik
wawancara
berimprovisasi
tidak
dan
terstruktur
dimodifikasi
agar
sesuai
bisa
dengan
dikembangan, kondisi,
agar
mendapatkan data yang lebih dalam. G. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yang terletak di Jl. Siliwangi Raya Pamulang dimulai pada 18 Oktober 2014 dan beberapa lokasi yang menjadi destinasi
Perpustakaan
Keliling.
Pelaksanaan
wawancara
dilakukan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. Tabel 1.1 Jadwal Penelitian 2014 Kegiatan
Okt
Nov
Pengajuan Proposal
Bimbingan
Penelitian/Observasi
Pengajuan Sidang
2015 Des
Jan
Feb
Mar
Apr
BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Profil dan Objek Penelitian 1. Profil Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan Perpustakaan keliling kota Tangerang Selatan berdiri tidak lama setelah perpustakaan umum diresmikan yaitu tanggal 05 Juli 2012,
tujuan
diadakannya
perpustakaan
keliling
untuk
meningkatkan minat baca masyarakat kota Tangerang Selatan dan sebagai jasa promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan agar masyarakat kota Tangerang Selatan tahu bahwa di daerah mereka terdapat perpustakaan umum karena selama ini banyak masyarakat yang tidak tahu tentang kegiatan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan maka dari itu peran perpustakaan keliling sangat berpengaruh dalam mengembangkan kegiatan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan. Perpustakaan keliling memiliki delapan armada, tujuh armada didapatkan dari Dinas Pendidikan kota Tangerang Selatan, sedangkan satu armada didapatkan dari hibah Perpustakaan Nasional, armada ini biasanya digunakan untuk membantu kegiatan perpustakaan keliling jika mendapat undangan dari sekolah atau kelurahan. Kegiatan perpustakaan keliling dilaksanakan setiap hari senin – jum’at dari pukul 08.30 – 14.00, kadang perpustakaan keliling juga mengadakan kegiatan pada hari minggu dari pukul 06.00 –
56
57
10.00 biasanya kegiatan ini dilakukan kalau ada car free day di setiap daerah sesuai dengan rute yang telah ditentukan. Rute perpustakaan keliling ditentukan dari bagian layanan perpustakaan umum, setiap mobil mewakili tiap kecamatan yang ada di daerah Tangerang Selatan, sedangkan kendaraan yang dimiliki
perpustakaan keliling berjumlah
tujuh jadi
tujuh
kecamatan yang dijangkau oleh perpustakaan keliling, biasanya peprustakaan keliling lebih sering mengunjungi sekolah-sekolah dibandingkan kelurahan. Kegiatan
yang
dilakukan
oleh
perpustakaan
keliling
merupakan kegiatan yang menunjang kreativitas anak, yaitu : 1) Pemutaran film 2) Mewarnai 3) Membuat origami Kegiatan dilakukan jika pengguna perpustakaannya anak TK dan SD, kalo untuk pengguna SMP dan SMA lebih banyak memanfaatkan
koleksi
buku.
Karena
buku
yang
ada
di
perpustakaan keliling tidak mereka dapatkan di perpustakaan sekolah mereka, maka dari itu pengguna tertarik dengan kegiatan yang diadakan perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling kota Tangerang Selatan memiliki 24 petugas yang melaksanakan kegiatan perpustakaan keliling, setiap armada perpustakaan keliling memiliki tiga orang petugas yang dapat menjalankan kegiatan perpustakaan keliling, salah satu
58
diantaranya bertugas sebagai supir dan dua lainnya bertugas dalam melaksanakan
kegiatan
perpustakaan
keliling,
petugas
perpustakaan keliling kota Tangerang Selatan tidak memiliki lulusan ilmu perpustakaan, sedangkan Perpustakaan Daerah kota Tangerang selatan hanya memiliki dua orang sarjana ilmu perpustakaan sedangkan sisanya yang berjumlah 68 orang memiliki latar belakang umum dan lulusan SMA, walaupun masih sedikit staff yang memiliki keahlian di bidang perpustakaan tetapi staff lain yang tidak sesuai bidangnya sudah mengikuti pelatihan perpustakaan yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional. Kegiatan perpustakaan keliling kota Tangerang Selatan terlebih dahulu dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Tangerang Selatan, baru pada tahun 2012 kegiatan perpustakaan keliling di alih fungsikan oleh Perpustakaan Daerah kota Tangerang Selatan, sebagai tindak lanjut pendidikan infornal yang bisa didapatkan siswa/i selain dari pendidikan formal atau sekolah. Kebijakan perpustakaan keliling masih mengacu pada kebijakan yang diadakan Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan belum memiliki kebijakan tersendiri, kebijakan baru akan dirumuskan tahun 2014, untuk perpustakaan keliling juga belum memiliki kebijakan tersendiri.
59
2. Sejarah Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan, merupakan salah satu lembaga teknis daerah yang dibentuk beradasarkan peraturan daerah kota Tangerang Selatan Nomor 6 tahun 2010 tanggal 30 desember 2010 tentang organisasi perangkat daerah. Lembaga teknis daerah ini merupakan unsur pendukung dalam bidang perpustakaan di kota Tangerang Selatan. Pada tanggal 5 Juli 2012 berdirilah Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan yang di sahkan oleh Walikota Tangerang Selatan.
3. Visi Dan Misi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan 1) Visi Perpustakaan Daerah Tangerang selatan “TERWUJUDNYA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SEBAGAI
PUSAT
LAYANAN
INFORMASI
MENUJU
PENINGKATAN MUTUPENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN YANG CERDAS, MODERN DAN RELIGIUS” 2) Misi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan perpustakaan b. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelola perpustakaan c. Meningkatkan kualitas layanan serta pemasyarakatan perpustakaan
60
d. Meningkatkan pengembangan, pembinaan perpustakaan e. Meningkatkan jaringan informasi dan kerjasama perpustakaan f. Meningkatkan minat budaya baca masyarakat g. Meningkatkan penyelamatan dan pelestarian hasil budaya Bangsa berupa karya cetak dan karya rekam baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
4. Tujuan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Tujuan dari Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Antara Lain : 1) Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur 2) Meningkatkan manajemen kelembagaan 3) Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan perpustakaan 4) Meningkatkan sarana dan prasarana kelembagaan 5) Meningkatkan pelayanan pengaduan masyarakat 6) Meningkatkan sistem layanan di gedung perpustakaan 7) Meningkatkan pelayanan ekstensi 8) Meningkatkan kemampuan sumberdaya pengelola berbagai jenis perpustakaan 9) Meningkatkan
manajemen
layanan
di
berbagai
perpustakaan 10) Meningkatkan pengembangan perpustakaan di daerah
jenis
61
11) Meningkatkan
publikasi
dan
pembinaan
di
berbagai
jenisperpustakaan 12) Penyuluhan perpustakaan kepada masyarakat 13) Peningkatan sistem layanan 14) Peningkatan layanan informasi 15) Mengembangkan penyelenggaran perpustakaan atau taman bacaan masyarakat 16) Memasyarakatkan minat dan budaya baca masyarakat
5. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan
62
6. Gedung dan Tata Ruang Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan Gedung perpustakaan belum memiliki gedung tersendiri, gedung yang sekarang digunakan sebagai perpustakaan daerah masih menyewa, dengan luas gedung 5x20 meter, belum bisa memberikan hasil yang optimal dalam melaksanakan kegiatan yang ada di perpustakaan daerah tangerang selatan, gedung perpustakaan daerah tangerang selatan ini bertempat di ruko graha mitra, Jl. Siliwangi Raya No.3 pondok benda – pamulang Tangerang Selatan. Karena kondisi dari gedung yang berdiri di ruko dan agak masuk kedalam serta belum ada plang atau tanda seperti neon box dengan desain yang menarik belum memberikan hasil yang optimal.
7. Fasilitas Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini memiliki fasilitas yang masih dibilang belum berkecukupan untuk dikatakan sebagai perpustakaan umum, sehingga pengunjung kadang masih merasa kurang nyaman berada di Perpustakaan ini. Fasilitas yang dimiliki oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini antara lain : 1)
Rak untuk koleksi buku. Khusus untuk rak layanan anak disesuaikan
dengan
ukuran
anak-anak,
sehingga
memudahkan anak-anak untuk memilih koleksi yang ingin
63
digunakan, layanan ini terdapat di lantai 1, sedangkan di lantai 2 rak dikhususkan untuk koleksi umum. 2)
Meja dan kursi untuk membaca, difungsikan bagi pengguna yang ingin membaca di meja dan kursi tersebut.
3)
Karpet, difungsikan untuk layanan anak, agar anak-anak bisa lebih leluasa dalam menbaca atau melakukan kegiatan yang mereka inginkan.
4)
Ruang penyejuk (AC), ruang ini hanya ada di lantai 1, sehingga pengunjung akan merasa nyaman jika berkunjung ke perpustakaan ini.
5)
Mobil perpustakaan keliling, mobil ini berjumlah delapan, tujuh mobil didapat dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, sedangkan satu mobil lagi hibah dari Perpustakaan Nasional, mobil ini berjenis mitsubishi L300, L7 dan toyota heluxe.
6)
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan sudah menggunakan online katalog, sehingga membantu pemustaka dalam mencari buku yang dibutuhkan.
8. Kegiatan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan Kegiatan
yang
dilakukan
oleh
Perpustakaan
Daerah
Tangerang Selatan, merupakan kegiatan yang dapat menunjang kreativitas anak dan menumbuhkan rasa gemar membaca. Kegiatan yang ada di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, antara lain :
64
1) Pemutaran Film Kegiatan ini sangat diminati anak-anak, karena banyak hal yang bisa dipelajari oleh anak-anak. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan TV dan DVD Player sebagai media untuk memutar film. 2) Mewarnai Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadakan bagi anak-anak usia 3-7 tahun, karena pada saat usia dini lah anakanak mampu untuk belajar banyak hal termasuk membedakan warna. 3) Membuat origami Kegiatan ini sangat menarik perhatian anak-anak, karena mereka bisa membuat sesuatu melalui kertas origami yang memiliki warna beraneka ragam.
9. Jadwal Layanan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Jadwal kegiatan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dilaksanakan : Perpustakaan umum setiap hari senin - jum’at
: 08.00 – 16.00
Perpustakaan keliling hari senin – jum’at
: 08.30 – 14.00.
65
10. Pengguna Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Pengguan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yang telah menjadi anggota dapat diketahui melalui kepemilikan kartu anggota, cara menjadi anggota di perpustakaan ini sangat mudah, hanya dengan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kita bisa mendaftar dan langsung mendapatkan kartu anggota, perpustakaan
belum
memiliki
kebijakan
tersendiri
dalam
pembuatan kartu anggota, belum adanya SOP menjadi salah satu masalah yang ada di perpustakaan ini, sampai saat ini sudah ada 900 orang yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan ini.
11. Koleksi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan tidak hanya memiliki koleksi buku, tetapi juga ada koleksi CD dan majalah, terdapat berbagai macam koleksi, dari koleksi fiksi, non fiksi, buku cerita, ensiklopedia, kamus dan koran. Koleksi di perpustakaan ini berjumlah 40.000 eksemplar dari 10.000 judul pada tahun 2013, koleksi ini di dapat dari hibah dinas pendidikan dan pembelian dari anggaran APBD 2011 dan 2012.
66
B.
Hasil Penelitian Pada bab ini membahas hasil penelitian yang penulis dapatkan melalui observasi dan wawancara di Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan pada layanan perpustakaan keliling yang berorientasi pada strategi promosi serta hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan. Penulis mengawali penelitian ini dengan melakukan observasi ke Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan dan mengikuti kegiatan layanan perpustakaan keliling, adapun hal- hal yang diamati penulis adalah bentuk dan proses kegiatan promosi perpustakaan melalui layanan perpustakaan keliling serta hambatan yang dihadapi. Kemudian data data yang diperoleh melalui teknik wawancara terhadap informan yang terkait dalam kegiatan promosi perpustakaan. Hasil – hasil yang didapat dari teknik observasi dan wawancara kemudian diproses serta disajikan dalam bab ini.
67
1. Bentuk Kegiatan Promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan Melalui Perpustakaan Keliling Kegiatan
promosi
perpustakaan
merupakan
aktivitas
memperkenalkan perpustakaan kepada masyarakat luas agar mengenal atau
mengetahui
Perpustakaan
Daerah
Tangerang
Selatan.
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan merupakan unsur penunjang dalam pengembangan yang ditujukan kepada masyarakat luas agar dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala bagian layanan perpustakaan, staf atau karyawan dan pustakawan, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan promosi dengan berbagai macam kegiatan. Kegiatan promosi yang telah dilakukan Perpusda Tangsel yaitu melalui perpustakaan keliling, kegiatan mendongeng atau bercerita (Story Telling), peminjaman buku, penyebaran media promosi, user education atau pendidikan pemustaka, layanan audio visual dan penyebaran informasi tentang kegiatan besar Perpusda Tangsel. “disini(perpustakaan keliling) ada beberapa bentuk kegiatan promosi, kita menyebarkan brosur tentang layanan yang ada di kami melalui perpustakaan keliling juga. Buletin juga ada, map perpustakaan juga ada, tapi biasanya di pakai untuk membawa surat jalan untuk memberi persetujuan ya. Misalnya kalo ke sekolah, kan ada surat jalan tuh buat ke kepala sekolah buat kasih tanda tangan sama cap juga, bahwa pusling kami sedang berkunjung di sekolah ini, tanggal ini, bulan ini, ada juga lomba, nonton film juga..”56
56
Wawancara Pribadi dengan Ibu Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015.
68
Pernyataan diatas menjelaskan bentuk kegiatan promosi melalui layanan perpustakaan keliling yaitu dengan komunikasi langsung dan tidak langsung. Bentuk kegiatan promosi tidak langsung seperti menggunakan media promosi tercetak, sedangkan bentuk langsung seperti dengan kegiatan lomba dan user education. 2.
Proses Kegiatan Promosi Perpustakaan Melalui Perpustakaan Keliling 1) Perencanaan (Planning) Dalam melakukan kegiatan promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan perencanaan kegiatan. Berdasarkan wawancara kepada kepala bagian layanan dan staf layanan perpustakaan keliling, bahwa Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan rapat perencanaan terlebih dahulu setiap satu bulan sekali mengenai kegiatan promosi melalui layanan perpustakaan keliling. Rapat perencanaan kegiatan dilakukan oleh kepala bagian layanan dan sebagian staf perpustakaan keliling. Penjelasan dari kepala bagian layanan yaitu dengan adanya rapat perencanaan maka secara tidak langung perpustakaan akan mengetahui hal apa saja yang akan diadakan melalui keputusan bersama, hal ini dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sub bidang layanan Ibu Evi.
69
“ Semua kegiatan di Perpusda pasti ada prosesnya, disini kita pake perpustakaan keliling, disini kita bagi – bagi tugas yang kita rencanain, berapa mobil kesini berapa mobil kesana, kegiatannya apa, terus kalo ada kegiatan besar seperti JAMBORE Perpustakaan Nasional, pusling nyebar ngasih tau soal kegiatan tersebut. kalo rapat perencanaan sudah selesai, yang selanjutnya ya jalanin yang udah kita rapatin rencananya”57 Kegiatan perencanaan dilakukan melalui beberapa tahapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kegiatan yang akan dilasanakan dapat berjalan lancar dan dengan jadwal atau rencana yang telah ditetapkan. Beberapa tahap atau langkah tersebut meliputi : a.
Identifikasi masalah Semua organisasi sebelum memulai kegiatan untuk menarik
minat
konsumen
selalu
melakukan
analisis
permasalahan untuk mendapatkan fakta-fakta di masyarakat. Identifikasi masalah yang dilakukan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ketika rapat perencanaan dengan tujuan untuk mengetahui masalah – masalah yang muncul dalam kegiatan dan kemudian dicarikan solusinys. Hasil wawancara dengan ibu Leni selaku pustakawan “... permasalahan disini, pertama dalam rapat kita harus tahu masalah yang ada, kayak minat baca di usia dini yang kurang, gedung kita yang terlalu masuk kedalem jadi gak keliatan dari luar, ya kan? Pengunjungnya juga masih orang yang sama, tapi ada peningkatan kok alhamdulillah, tapi diliat dari tupoksi kita ya memang harus jadi solusi buat masalah ini...” 58 57
Wawancara Pribadi dengan Ibu Evi, Tangerang Selatan, Tanggal 8 Maret 2015 58 Wawancara Pribadi dengan Ibu Leni, Tangerang Selatan, Tanggal 8 Maret 2015
70
Masalah yang ada dalam masyarakat Tangerang Selatan yang pada umumnya kurang menaruh perhatian tentang keberadaan perpustakaan umum. Selain itu juga karena faktor minat baca masyarakat yang rendah, serta layanan yang belum lengkap juga dapat menyebabkan pengunjung enggan datang ke perpustakaan. Hal ini senada dengan hasil wawancara pada staf perpustakaan keliling bapak Irfan “ ..sekarang anak-anak sama remaja enggak begitu tertarik untuk ke perpustakaan umum, karena faktor itu.. minat bacanya anak sekarang kalah dengan hp buat main facebook-an, kan hp sekarang canggih – canggih mas, tapi kan kita siasatin sama nonton video di pusling..” Dalam hasil dokumentasi memang menunjukkan sedikit peningkatan angka pengunjung di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
Gambar 4.1 Statistik Data Pengunjung
71
b.
Penetapan Target Sasaran Penetapan
target
dan
sasaran
menjadi
langkah
berikutnya ketika semua permasalahan sudah terkumpul. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yang melalui layanan Perpustakaan Kelilingnya menentukan target sasaran dari kegiatan promosi ini. Sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan minat budaya baca masyarakat yang menjadi sasaran utama. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menentukan target promosinya ke anak – anak muda agar dapat memupuk minta baca dari umur sedini mungkin. “Memang ke anak – anak, dari paud ke smp, karena mereka kan belum terkontaminasi, jadi masih bisa diarahkan untuk kebiasaan membaca. Kalo udah besar kan kayak anak sma agak sulit yah untuk merangkulnya, karena sudah mengenal dunia seperti internet, goolge praktis gitu. Makanya kita lebih memilih anak kecil, karena lebih mudah dididik dari kecil seenggaknya ”59.
Dari hasil wawancara diatas dapat diperoleh informasi bahwa Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menentapkan target dari promosi yaitu anak – anak usia dini sampai remaja karena dilihat dari visi dan misi perpustakaan.
59
2015.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Leny, Tangerang Selatan, tanggal 18 Maret
72
c.
Penyusunan Rencana Kerja Dalam menyusun strategi promosi, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menentukan rencanan awal yang menjadi landasan untuk mencapai visi dan misi. Setelah masalah dan target sasaran sudah ditentukan, penyusunan rencana kerja menjadi langkah berikutnya. Berikut hasil wawancara dengan pustakawan ibu Leny. “Rencana kerja awal buat promosi setelah kita telaah dulu masalah apa yang ada di Tangerang Selatan, kan disini masih kita masih baru.. 4 tahun. Masalah disini ya macem macem, tapi paling besar ya minat baca yang kurang banget menurut saya. Jadi disini jemput bola mas lewat puslingnya ke delapan kecamatan yang ada..”60 Dari pernyataan tersebut dalam menyusun rencana kerja promosi, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan penjemputan langsung ke lapangan (jemput bola).
2) Implementasi (Pelaksanaan) Pelaksanaaan kegiatan promosi perpustakaan dilakukan dengan berbagi tugas ke staf – staf perpustakaan keliling dan dilakukan secara bergiliran. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan belum mempunyai tim khusus yang bertanggung jawab atas promosi. Diperkuat dengan hasil wawancara dengan kepala bagian layanan perpustakaan ibu Evi.
60
Ibid, Tanggal 8 Maret 2015
73
“Tidak ada tim promosi mas, disini bagi – bagi tugas aja sama orang yang di pusling (staf). Kalo disini sih enggak ada.”61 Kegiatan promosi dilakukan setiap hari beriringan dengan jadwal perpustakaan keliling. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan memiliki 9 unit kendaraan Perpustakaan Keliling, 8 diantaranya sudah terjadwal untuk menelusuri 8 kecamatan yang ada di Tangerang Selatan. Kegiatan yang dilakukan Perpustakaan Daerah Tangerang selatan dalam kegiatan promosi di perpustakaan keliling, yaitu : a.
Penyebaran Media Promosi Tercetak Perpustakaan Daerah Tangerang selatan dalam kegiatan promosinya, melakukan menyebaran promosi media tercetak dengan mengandalkan mobilitas perpustakaan keliling. Semua media promosi tercetak yang sudah dilakukan oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan akan dibawa atau disebar melalui perpustakaan keliling dan staf yang bertugas di perpustakaan keliling memiliki kewajiban untuk menyebarkan ke calon – calon pengguna perpustakaan. Salah satu point misi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan adalah “meningkatkan minat budaya baca masyarakatan” dengan sasaran promosi masyarakat usia dini, dari tingkat Paud sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
61
Wawancara Pribadi dengan Ibu Evi Mahawati, Tangerang Selatan, tanggal 18 Maret 2015.
74
“Jadi media tercetak promosi itu di sebar ke seluruh mobil, terus mobil puslingnya kan keliling tuh, selain buka perpustakaan disana juga nyebar brosurnya, tupoksi kita memang ke sekolah sekolah..”62 Salah satu tugas, pokok dan fungsi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan membangun minat baca diusia sedini mungkin dengan mendatangi sekolah dari tingkat Paud sampai
SMP
diwilayah
Tangerang
Selatan.
Adapun
penyebaran media tercetak yang dilakukan ditempat umum, seperti kelurahan atau diacara Car Free Day yang berlokasi di Giant Bintaro dan Giant BSD pada waktu minggu ke 2 dan ke 4 bulan. Dengan menggunakan pengeras suara yang ada dimobil,
staf
perpustakaan
keliling
menginformasikan
dimana titik dibukanya perpustakaan. Media promosi tercetak yang sudah diproduksi oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan akan disebar melalui layanan perpustakaan keliling. Pada proses penyebarannya 1 kendaraan perpustakaan keliling mengunjungi 1 wilayah kecamatan di Tangerang Selatan. Dalam observasi penulis menemukan beberapa hal yang mengedepankan layanan perpustakaan keliling, karena gedung Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan masih belum punya gedung saat ini masih menyewa ruko yang letaknya tidak strategis dan juga luas perpustakaan yang kecil menjadi pertimbangan untuk
62
Wawancara Pribadi dengan Ibu Leni, Tangerang Selatan, Tanggal 8 Maret 2015
75
mengaplikasikan strategi promosi perpustakaan dengan menggunakan layanan perpustakaan keliling.
b. Layanan Audio Visual Kegiatan ini biasanya dilakukan di sekolah dasar sampai ke tingkat menengah. Kegiatan ini dilakukan menggunakan 1 unit tv lcd 32” dan pemutar dvd serta speaker yang berada dibagian belakang mobil perpustakaan dengan video yang putar adalah film – film tentang perpustakaan serta film yang memuat nilai edukasi didalamnya. Dari hasil observasi yang dilakukan, peniliti melihat bahwa antusiasme pengguna perpustakaan dalam kegiatan ini sangat besar, dimana sasaran promosi ini adalah pengguna yang berusia dini atau masuk kedalam usia pubertas. Dengan produk yang disajikan adalah berbentuk gambar dan suara, memudahkan pengguna menyerap apa esensi dari video – video yang ada, tentu saja dalam pengawasan staf perpustakaan keliling. Dengan produk yang disajikan adalah berbentuk gambar dan suara, memudahkan pengguna menyerap apa esensi dari video – video yang ada, tentu saja dalam pengawasan staf perpustakaan keliling.
76
Gambar 4.2 Kegiatan Audio Visual “..kita juga buka layanan nonton film, isinya film – film yang berpendidikan gitu sama film tentang perpustakaan... paling efektif itu ya pengenalan perpustakaan, yang paling efektif lagi itu pemutaran film tentang perpustakaan atau yang berpendidikan ada nilai pendidikannya juga.”63
Layanan audio visual yang ada pada perpustakaan keliling merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang paling efektif dan diminati oleh pengguna usia dini sampai remaja. “...yang paling efektif lagi itu pemutaran film tentang perpustakaan
atau
pendidikannya juga.”
63
berpendidikan
ada
nilai
64
Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret
2015 64
yang
Ibid
77
c.
Pendidikan Pemakai (User Education) Pendidikan pemakai atau user education di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dilakukan pada saat kegiatan yang lain berjalan. Biasanya kegiatan ini ada pada saat penyebaran brosur dan sebelum atau sesudah layanan audio visual dilakukan disekolah atau ditempat umum. Pengenalan tentang profil perpustakaan, layanan yang ada di perpustakaan serta fasilitas yang ada disampaikan oleh staf perpustakaan keliling yang bertugas. Bentuk kegiatannya adalah penyuluhan materi – materi dan layanan perpustakaan serta proses menjadi anggota perpustakaan. “...kita buka pusling sambil nyebarin brosur sama ngasih pengetahuan soal perpustakaan. Kalo kegiatan seperti itu gak cuma di car free day, kalo di sekolah lagi ada ujian atau UN (ujian nasional), biasanya kita buka di pasar atau kecamatan di kelurahan juga.” 65 Adapun hasil wawancara dengan ibu Evi yang senada dengan pernyataan sebelumnya. “...ada interaksinya juga sambil kita kasih pengetahuan tentang
perpustakaan,
terus
kasih
pemahaman
buat
membaca buku...” 66
Dari pernyataan 2 staf perpustakaan, kegiatan user education dilakukan pada saat tertentu dan tidak terjadwal.
65
Wawancara Pribadi dengan Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015. 66 Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015
78
Pada saat
observasi
berlangsung penulis
melihat
pendekatan yang diambil oleh staf perpustakaan keliling memang kurang begitu efektif, karena beberapa diantaranya staf perpustakaan keliling tidak mendapatkan perhatian dari penggunanya, tetapi staf yang memberikan pendidikan pemakai tetap fokus pada materi promosi perpustakaan yang diberikan.
d. Lomba Perpustakaan
Daerah
Tangerang
Selatan
juga
menyisipkan beberapa kegiatan lomba untuk anak – anak, agar
promosi
perpustakaan
bisa
menjadi
hal
yang
menyenangkan. “kita ngadain lomba merwarnain, baca puisi, keluarin alat peraga (sains), origami, nyanyi.. yang ada interaksinya juga sambil kita kasih pengetahuan tentang perpustakaan”67 Lomba yang diadakan oleh Perpustakaan Keliling Tangerang Selatan dikhususkan untuk tingkat PAUD sampai ketingkat SD. Lomba yang diselenggarakan oleh perpustakan keliling adalah merwarnai gambar, membaca puisi, memperagaan alat – alat peraga sains usia dini, membuat origami danbernyanyi.
67
Ibid
79
3.
Kendala Promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Melalui Perpustakaan Keliling Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menemukan hambatan dalam strategi promosinya, pada saat observasi peneliti melihat kendala – kendala yang ada seperti kurangnya pengetahuan akan ilmu perpustakaan yang dihadapi SDMnya dan lain – lain. Berikut hambatan yang dihadapi dalam strategi promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan : 1) Kurangnya Pengetahuan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan total ada 70 orang, dalam segi kuantitas memang banyak tetapi dari segi kualitas banyak yang belum tahu secara mendasar akan ilmu keperpustakaan. Khususnya pada perpustakaan keliling yang berjumlah 16 orang, mereka kurang pengetahuan akan pekerjaan yang digeluti. “...SDMnya juga yaa.. pengetahuannya kurang, setahun cuma sekali ada seminar atau yang kayak gitu.. diklat tentang perpustakaan, itu juga gak semua bisa ikut”68 Dari pernyataan diatas dan dari hasil observasi peniliti juga melihat hal ini menjadi kendala utama, dimana untuk pengetahuan serta keterampilan akan ilmu perpustakaan masih kurang. Diklat pustakawan yang terselenggara hanya 1 tahun sekali serta tidak semua staf perpustakaan bisa mengikuti diklat ini, hanya 1 sampai 2 orang saja. 68
Wawancara Pribadi dengan Ibu Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015.
80
“kalau kita disini semuanya sedikit yang tau tentang perpus, disini kebanyakan umum bukan perpus (pendidikan terakhir). Jadi kita belajar dilapangan aja gak sekolah perpus”69 2) Kendaraan Perpustakaan Keliling Dalam
menjalankan
strategi
kegiatan
promosi
Perpustakaan Daerah Tangerang selatan menggunakan layanan perpustakaan kelilingnya. Kendaraan yang tersedia disana berjumlah 9 unit mobil.Satuunit mobil untuk satu wilayah kecamatan dalam sebulan, 8 unit mobil ketugaskan ke 8 kecamatan yang ada di Tangerang Selatan, 1 unit lagi untuk tambahan jika ditempat tertentu banyak pengguna perpustakaan kelilingnya. Setiap mobil ada 2 orang staf yang bertugas. Akan tetapi tidak semua wilayah Tangerang selatan bisa dilalui oleh mobil perpustakaan keliling, hal ini menadi kendala
dalam
mengaplikasikan
strategi
promosi
perpustakaan. “...kita lewatin jalan – jalan yang susah dilewatin, kayak penghalang portal yang pendek, dulu semua mobil ada lampu sirinenya tapi sebagian rusak kenak portal, jalan yang sempit gak bisa masuk kedalam juga.”70 Pernyataan dari salah satu staf perpustakaan keliling mengeluhkan akan kendaraan yang ada terlalu besar untuk menuju ke tempat – tempat tertentu, dengan keadaan jalan
69
Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret
70
Wawancara Pribadi dengan Irfan, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret
2015 2015
81
yang kecil membutuhkan kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalan agar tidak merusak fasilitas mobil yang tersedia. Dari hasil observasi peneliti juga menemukan beberapa kendala yang menyangkut kendaraan menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan promosi karena belum sampai ke daerah yang sangat pelosok. “...puslingnya mau bisa online juga. Kedepannya juga mau ada motor pintar, kayak yang ada di Perpustakaan Kota Tangerang, jadi kan bisa masuk ke jalan – jalan yang kecil sempit, jadi bisa memperkenalkan perpustakaan lebih maksimal lagi.”71 Kendaraan perpustakaan keliling juga belum adanya fasilitas internet, seperti personal komputer, router dan Opac. ”Mobil puslingnya kurang lengkap fasilitasnya belum ada sistem online, juga kan 1 mobil harus mencakup 1 kecamatan jadi gak kejangkau sampe pelosok, butuh motor pintar...”72
3) Anggaran Promosi Perpustakaan Anggaran menjadi hal utama yang menjadi hambatan promosi perpustakaan. Menurut keterangan informan, anggaran promosi perpustakaan belum ada. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan memiliki anggaran utama yang akan dibagi ketiga kasie yaitu kasie pembinaan, kasie 71
Ibid Wawancara Pribadi dengan Evi Mahawati, Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015. 72
82
pengolahan dan kasie pelayanan, disetiap kasie mempunyai kebutuhan dan kegiatan masing – masing tetapi belum ada anggaran khusus yang untuk kegiatan promosi. “...Anggaran nanti turun terus dibagi – bagi ke Kasie yang lain, keperluannya apa aja. Apalagi kalo dikasih anggarannya kecil, karena kegiatannya banyak, ya harus bagi – bagi. Ya jadi sekarang belum ada anggaran khususnya buat promosi, kalo fokusnya ke promosi aja kan kegiatannya banyak”73 Dalam observasi peneliti juga melihat hal ini menjadi kendala dilihat dari media promosi yang tercetaknya. Kegiatan
promosi
perpustakaan
disini
menggunakan
anggaran yang kecil karena harus mendahului kebutuhan dan kegiatan yang lain. “anggaran yang terbatas masih sedikit, jadi buat media promosi tercetaknya masih kurang banyak, juga gak ada promosi yang direncanain matang. Harus bagi – bagi kekebutuhan yang lain juga, sampai sekarang juga gak ada anggaran khususnya.”74 Dari pernyataan diatas informan tidak menjelaskan rincian dana anggaran karena anggaran hanya dibahas oleh orang tertentu saja dan belum bisa memberikan informasi tentang rincian anggaran yang ada.
73 74
2015
Ibid Wawancara Pribadi dengan Leni, Tangerang Selatan, Tanggal 8 Maret
83
C. Pembahasan 1.
Bentuk Kegiatan Promosi Dari data yang sebelumnya sudah uraikan, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menggunakan bentuk kegiatan promosi langsung dan tidak langsung. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hall di Inggris menunjukan bahwa promosi yang efektif adalah promosi melalui pesan dari mulut ke mulut. 75 Bentuk langsung berupa promosi dengan kontak ke masyarakat Tangerang Selatan seperti lomba dan user education (pendidikan pemakai), dimana staf perpustakaan keliling mempromosikan secara langsung dengan kontak perorangan atau dengan kegiatan yang besentuhan langsung ke masyarakat Tangerang Selatan. Menurut Kotler, selama langkah pendekatan, tenaga penjual mengemukakan cerita tentang produk kepada pembeli, dengan menunjukan bagaimana produk tersebut akan menghasilkan keuntungan dan manfaat.76 Jika mengacu pada pendapat kotler, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan pendekatan langsung agar masyarakat Tangerang Selatan dengan segera mengetahui
75
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996) , h.28. 76 Kotler, Phillip & Gary Amstrong, Principles of Marketing (New Jersey: Upper Saddle River, 2001), h. 711.
84
keberadaan, jasa dan layanan perpustakaan dengan baik. Akan tetapi pendekatan yang diambil oleh staf perpustakaan keliling memang kurang begitu efektif, karena beberapa diantaranya staf perpustakaan keliling tidak mendapatkan perhatian dari penggunanya atau salah fokus, tetapi staf yang memberikan pendidikan pemakai tetap fokus pada materi promosi perpustakaan yang diberikan. Bentuk tidak langsung didalam promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui layanan perpustakaan kelilingnya menggunakan media promosi tercetak atau iklan, seperti brosur, bulettin, map khusus perpustakaan dan kegiatan audio visual. Melihat pendapat dari Mustafa Badollohi, Iklan merupakan media promosi dalam bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan cara membayar.77 Iklan dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk kegiatan, yang tercetak maupun yang tidak tercetak. Iklan biasanya sengaja diperlihatkan dititik yang ramai orang berkumpul, berjalan maupun sedang melakukan pekerjaan. Media iklan ada beberapa bentuk, melalui media cetak, media elektronik, radio, televisi dan masih banyak ragamnya. .Bentuk
kegiatan
promosi
melalui
media
dapat
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti televisi, radio, internet dan surat kabar yang bersifat terbuka. Hal ini 77
Mustafa Badollohi, Promosi Jasa Perpustakaan (Universitas Terbuka: Depdikbud, 1996), h. 29
85
dimaksudkan agar pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa
2.
Proses Kegiatan Promosi Dalam proses kegiatan promosi, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan beberapa langkah untuk dapat mencapai tujuan yang menjadi visi dan misi. Langkah – langkah tersebut yaitu: a.
Planning (Perencanaan) Dalam melakukan kegiatan promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan telah melakukan proses kegiatan melalui perpustakaan keliling. Perencanaan kegiatan
terlebih
dahulu
dilaksanakan
agar
dalam
melaksanakan kegiatan dapat berjalan lancar dan tujuan dapat terlaksana. Perencanaan kegiatan dilakukan oleh kepala bagian layanan dan sebagian staf
layanan
perpustakaan serta pustakawan. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan mengadakan rapat perencanaan dengan mengetahui beberapa masalah dalam masyarakat agar dengan adanya perencanaan dapat dilakukan upaya untuk menghadapi masalah yang ada tersebut.
86
Tahap kedua yaitu Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
menetapkan
target
sasaran
promosi
agar
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan promosi dengan target usia dini hingga remaja. Dari penetapan sasaran promosi kepada pengguna pustaka dari usia dini, berarti bahwa Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan harus mempunyai sasaran kepuasan yang tinggi jika ingin mempertahankan para pemustakanya.78 Tahap ketiga Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan penyusunan rencana kerja agar memudahkan pembagian tugas dalam pelaksanaan kegiatan promosi. Menurut Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 bahwa sasaran Perpustakaan Daerah adalah masyarakat umum yang tinggal di wilayah/ daerah propinsi, kota atau kabupaten serta masyarakat sekitar, dimana perpustakaan tersebut berada.79
78 79
Ibid, h. 795 Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2007, Tentang Perpustakaan
87
Dalam perencanaan menggunakan model perencanaan Robert E. Simon yaitu : a. Problem analysis b. Identification of target audience and controlling variables for each c. Work analysis and Plan80 Dalam pendapat Robert, penulis tidak menemukan model perencanaan yang baik di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, karena pada saat observasi penulis menemukan hampir dari seluruh SDM, tidak begitu mengerti tentang model perencanaan promosi. Oleh karena
itu
penulis
berharap
Perpustakaan
Daerah
Tangerang Selatan mengadakan pelatiham atau diklat perpustakaan agar dapat merancang promosi dengan baik, serta Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melakukan analisis SWOT agar mengetahui bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang serta hambatan promosi dengan baik.
b. Implementasi (Pelaksanaan) Menurut keliling
80
salah
supriyanto satunya,
fungsi
dari
perpustakaan
mempromosikan
layanan
http://lova241smk.wordpress.com/2012/02/26/menerapkan-fungsi manajemen-poac-planning-organizing-actuating-controlling-dalam-aspek-strategipromosi/ diakses tanggal 21 September 2015 22.00 Wib
88
perpustakaan kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.81 Pelaksanaan kegiatan promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Kelilingnya dalam ilmu pemasaran teknik ini dinamakan hybrid marketing channels artinya saluran pemasaran hibrida. Arti hibrida adalah hasil perkawaninan atau gabungan dari induk dansub yang dinaunginya.82 Keterangan dari induk dan sub tersebut
adalah perpustakaan
induk dan
perpustakaan keliling. internet, telepon, media promosi yang lainnya
Staf perangkat perpustakaan
Pengguna Perpustakaan umum
Pengguna Perpustakaan pegawai negeri
Perpustakaan Daerah 4. Tangerang Selatan 5.
Perpustakaan 6. keliling
Staf perpustakaan keliling dan TBM
Gambar. 4.3 Saluran Pemasaran Hibrida.83
81
Pengguna Perpustakaan tingkat dini sampai dewasa
Pengguna Perpustakaan umum
Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan (Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia DKI Jakarta, 2006), h.108. 82 Kotler, Phillip & Gary Amstrong, Principles of Marketing (New Jersey: Upper Saddle River, 2001), h. 517. 83 Ibid, h. 518.
89
Dalam
strategi
promosi
Perpustakaan
Daerah
Tangerang Selatan menggunakan layanan perpustakaan kelilingnya dalam kegiatan promosinya. Dalam gambar diatas dijelaskan bahwa perpustakaan induk memasarkan produk jasa perpustakaan menggunakan beberapa sub yang dinaunginya, garis – garis yang terhubung diartikan media promosi yang digunakan.
Perpustakaan Daerah
Tangerang Selatan menggunakan channels – nya untuk mepromosikan diri ke masyarakat, adapun promosi langsung yang dilakukan kepada masyarakat umum yaitu ketika
pengguna
langsung
datang
keperpustakaan,
pengguna bisa menanyakan langsung serta menikmati media promosi di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan langsung ditempat. Adapun promosi yang dilakukan oleh staf – staf perpustakaan mempromosikan layanan dan fasilitas kepada pegawai negeri sipil yang lainnya. Proses promosi melaui perpustakaan keliling melalui tahapan melalui staf perpustakaan keliling juga yang menyebarkan serta menjelaskan layanan serta fasilitas yang ada, serta bisa ada interaksi dalam promosi disana dengan target tingkat
paud
sampai
dewasa
karena
mobilitas
perpustakaan keliling yang menjangkau seluruh tempat dapat menemui semua tingkat calon penggunanya.
90
Pelaksanaan
kegiatan
Perpustakaan
Daerah
perpustakaan
kelilingnya
promosi
Tangerang kurang
yang
dilakukan
Selatan
melalui
maksimal
karena
keterbatasan pengetahuan ilmu perpustakaan yang dialami SDM-nya sehingga kegiatan yang dilakukan belum ada inovasi dilihat dari riwayat kegiatan promosinya. Kegiatan promosi melalui perpustakaan keliling yang diminati oleh masyarakat yaitu pada layanan audio visual. Menelisik pendapat menurut Mustafa, memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan termasuk cara yang cukup tepat dan menarik untuk mempromosikan perpustakaan
serta
promosi
perpustakaan
dengan
pemutaran video selain unik juga menyenangkan bagi yang menonton.84 Tetapi penulis mengharapkan inovasi terbaru agar kegiatan promosi perpustakaan melalui perpustakaan kelilingnya lebih varieatif. Organisasi harus memeriksa secara berkala membandingkan kinerja anggota terhadap standar – standar yang sudah ditetapkan, misalnya dalam program promosi dan layanan jasa kepada pemustaka.85
84
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 128. 85 Kotler, Phillip & Gary Amstrong, Principles of Marketing (New Jersey: Upper Saddle River, 2001), h. 529.
91
3.
Hambatan Promosi Perpustakaan Hambatan Hambatan merupakan suatu kondisi yang menghambat kelancaran kegiatan promosi. Hambatan bisa berupa benda ataupun keadaan yang berasal dari dalam ataupun luar Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. Analisis hambatan
yang
telah
terjadi
dapat
dilakukan
agar
meminimalkan kesalahan dan untuk perbaikan dalam kegiatan selanjutnya. Analisis hambatan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan juga merupakan hal penting yang dilakukan untuk memperbaiki atau mempersiapkan cara yang tepat dalam mengatasinya. Analisis hambatan yang terjadi baik hambatan dari dalam dan dari luar juga dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. Hambatan utama dalam kegiatan promosi ada tiga yaitu : a.
Sumber Daya Manusia Kendala internal ini menjadi pokok utama hambatan yang terjadi di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. Sebagian staf Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan lulusan SMA dan sebagian lagi bukan dari jurusan Ilmu Perpustakaan.
b.
Kendaraan Perpustakaan Keliling Kendaraan Perpustakaan Keliling yang sudah “tua” menjadi salah satu hambatan yang dihadapi oleh Perpustakaan Daerah
Tangerang Selatan. Perlusnya
92
diadakan peremajaan kendaraan agar kegiatan promosi di perpustakaan keliling menjadi maksimal. c.
Anggaran Anggaran kegiatan promosi berasal dari APBD Kota Tangerang Selatan yaitu dari anggaran rutin belanja daerah
yang
digunakan
oleh
dua
lembaga
yaitu
perpustakaan dan kearsipan. Anggaran merupakan faktor utama dalam pelaksanaan kegiatan. Perencanaan anggaran perlu dilakukan agar tidak ada penyimpangan dalam penggunaan.
D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa adanya keterbatasan penelitian dari berbagai kondisi. Keterbatasan dari segi metode pengambilan data penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, tetapi dalam metode dokumentasi penulis tidak bisa mengungkap secara lebih luas tentang strategi promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Keliling karena tidak mengungkapkan tentang kondisi anggaran dana untuk dijadikan dokumentasi karena bersifat privasi oleh lembaga, baik secara gambaran umum atau terperinci. Sehingga penulis hanya memperoleh data secara umum yang diperoleh dari kepala pelaksana kegiatan yaitu unit layanan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, pustakawan, dan staf perpustakaan keliling.
BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis melakukan beberapa penarikan kesimpulan yang berdasarkan analisis tentang strategi promosi perpustakaan di Perpustakaan daerah Tangerang Selatan. Selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas promosi dan untuk kemajuan promosi di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan analisis sebagai hasil penelitian yang terkait dengan strategi promosi, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Penelitian
ini
menemukan
bahwa
bentuk
kegiatan
di
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui Perpustakaan Keliling yang digunakan meliputi: a. Komunikasi langsung dengan pengguna jasa layanan perpustakaan. User education, bazaar buku, bercerita atau mendongeng (storytelling), lomba. b. Komunikasi
tidak
langsung
yaitu
dengan
kegiatan
penyebaran brosur, layanan audio visual. Perpustakaan melakukan pendidikan pemakai, mengadakan lomba dan mengadakan kegiatan audio visual. Dilakukan dengan cara mengunjungi berbagai tempat di Tangerang Selatan,
rute
perpustakaan
93
keliling
ditentukan
dari
94
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dengan mengunjungi tujuh kecamatan yang dijangkau oleh perpustakaan keliling. Tempat yang dikunjungi diantaranya yaitu ke sekolah – sekolah dari tingkat PAUD sampai tingkat SMA, Pasar, Carfree Day, Stasiun – stasiun dan lingkungan Tangerang Selatan. 2. Proses kegiatan promosi melalui layanan perpustakaan keliling, dilakukan dengan memaksimalkan layanan perpustakaan keliling yang mobile. Dengan melakukan beberapa tahapan yaitu : a. Planning ( perencanaan ) Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan menggunakan beberapa tahap dalam perencanaan kegiatan promosi yaitu dengan rapat perencanaan yang dilakukan oleh kepala bagian layanan, pustakawan dan staf perpustakaan keliling. Dalam rapat perencanaan dilakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah dilakukan dengan maksud agar mengetahui masalah-masalah yang ada pada masyarakat Tangerang Selatan. Masalah yang ada yaitu faktor minat baca masyarakat rendah, masyarakat kurang menaruh perhatian akan keberadaan dan arti penting perpustakaan. Setelah identifikasi masalah dilakukan tahap berikutnya dengan penetapan target sasaran kegiatan promosi. Sasaran dari kegiatan promosi adalah masyarakat usia dini hingga remaja,
yang didasari
dari
sasaran visi
dan misi
95
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. Tahap terakhir yaitu penyusunan rencana kerja. b. Implemanting ( implementasi ) Pelaksanaan kegiatan promosi dilakukan oleh perpustakaan keliling dengan menyesuaikan jadwal dari perpustakaan keliling, yaitu setiap hari . Kegiatan difokuskan pada masyarakat usia dini hingga remaja. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu dengan kegiatan penyebaran media promosi tercetak, user education, lomba menonton film (audio visual) dan sedikit storytelling. 3. Hambatan yang dihadapi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dalam kegiatan promosi ada beberapa macam, diantaranya adalah : a. Kurangnya pengetahuan akan ilmu perpustakaan yang dihadapi oleh sumber daya manusia memaksa beberapa kegiatan dilakukan hanya dari informasi serta perintah dari pustakawan, karena latar belakang pendidikan yang berbeda. kurang terampilnya sumber daya manusia menjadi hambatan utama. b. Kendaraan perpustakaan keliling yang agak besar membuat daya jelajahnya berkurang, karena belum bisa menjangkau daerah yang masih jauh akan pembangunan infrastruktur kota.
96
c. Anggaran promosi perpustakaan yang rendah dan tergabung dengan
anggaran
arsip
Tangerang
Selatan
dapat
menghambat kegiatan promos, tetapi informan yang dipilih enggan untuk menjelaskan rincian anggaran. Dalam anggaran Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan masih tertutup karena bersifat privasi.
B. Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran kepada Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan sebagai berikut : 1. Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan perlu mengadakan diklat Ilmu Perpustakaan untuk SDM Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, karena dapat membantu beberapa kegiatan di perpustakaan yang ada terutama dikegiatan promosi, serta menambah wawasan dibidang perpustakaan. Dengan adanya diklat Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan dapat membuat tim promosi sehingga dapat menyusun strategi promosi perpustakaan dengan maksimal.
97
2. Perlu dilakukan peremajaan kendaraan perpustakaan keliling, karena kendaraan disana sudah tua dan perlu diperbarui. Akan sangat membantu strategi promosi jika ada permintaan ke pemerintahan daerah untuk mengadakan motor pintar karena bisa menjelajahi daerah yang sulit didatangi dan dapat memaksimalkan strategi promosi ini. 3. Merancang anggaran khusus untuk promosi, harus ada poin promosi yang dicantumkan sehingga kegiatannya dapat berjalan dengan baik, media promosi tercetak dan non cetak dapat diproduksi serta diperbarui dengan lengkap dan dapat melakukan kegiatan – kegiatan yang lebih inovatif lagi.
DAFTAR PUSTAKA Anwar M. Media Pustakawan : Peranan Perpustakaan Keliling, Jakarta: Lembaga Informasi Nasional, 2001. Badollahi Mustafa. Promosi Jasa Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996. Feather, John and Sturger, Paul. International Encyclopedia of Information and Library Science, Encycopedia Vol 1. London: Routledge, 1997. Karmidi Martoatmodjo. Manajemen Perpustakaan Khusus,Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. Kosasih E. Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Umum,Bandung: Geger Sunten, 1997. Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rusdakarya, 2009. Marius P. Angipora. Dasar – Dasar Pemasaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002. Martini Hardjoprakoso. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1992. Mohammad Natsir. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 Mujito. Panduan Penyelanggaran Perpustakaan Keliling, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1992. Kotler, Phillip. Marketing Management Millenium Edition, New Jersey : Prentice-Hall, 2000. ------------------. Dasar – Dasar Pemasaran,Jakarta: PT. Indeks, 2004. Kotler, Phillip and Amstrong, Gary. Principles of Marketing, New Jersey: Upper Saddle River, 2001. Prytherch, Ray. Harrod’s Librarian’s Glossary: 9.000 Terms Used in Information Management, Library Science. Publishing, the Book Trades and Archive Management, ed. 8. London: Gowen Publishing Company Limited, 1995. Rizal Saiful Haq. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
98
Septiyantono, Tri dan Umar Sidik. Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2007. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, cet. 8. Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1991. ----------------------..Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994. ----------------------..Periodisasi Perpustakaan Indonesia, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1994. Supriyanto. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan Indonesia DKI Jakarta, 2006.
Pustakawan,
Jakarta:
Ikatan
Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum, Jakarta: Universitas terbuka, 1997. Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Stanton, William J. Prinsip Pemasaran, Jakarta : Erlangga, 1996. Website
http:medfo.net46.netperpustakaan%20keliling.pdf. Diakses 5 Oktober 2014, Wib 20.00 http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-promosi-fungsi-tujuanbauran-promosi-promotion-mix-produk.html?m=1 Diakses 8 Oktober 2014 http://id.m.wikipedia.org/wiki/situs_web Diakses 15 oktober 2014 http://www.suryohadi.info/fungsi-website-sebagai-alat-pendukung-promosi.htm. Diakses 15 April 2015
99
Skripsi
Aisha Rachman. “Evaluasi Kegiatan Promosi Perpustakaan : Studi Kasus di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kotamadya Jakata Selatan.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 2008. Andi Asari. “Strategi Promosi di Perpustakaan Universitas Gajah Mada (UGM).” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Eine Ayu Sarawati, “Manajemen Promosi Perpustakaan: Studi Kasus di Perpustakaan Diknas.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 2007. Lastri, “Promosi Layanan Perpustakaan di Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta.” Skripsi S1 Fakultas Sastra, Universitas Indonesia Depok, 1995. Lukman, “Studi Tentang Promosi Perpustakaan di Perpustkaan Umum Kabupaten Bantul Yogyakarta.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Nur Afifa Fauzia, “Promosi Perpustakaan: Studi Kasus di Perpustakaan Umum Daerah Propinsi DKI Jakarta.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Siti Maisyaroh, “Kegiatan Promosi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Depok : Studi Kasus TBM Alfabet dan TBM Bina Kreasi.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 2009. Sonia Mustinda, “Promosi Yang Dilakukan di Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Wawancara Pribadi Wawancara Pribadi dengan Evi Mahawati. Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015 Wawancara Pribadi dengan Leni. Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015 Wawancara Pribadi dengan Irfan. Tangerang Selatan, Tanggal 18 Maret 2015
100
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Evi Mahawati, SE
Jabatan
: Kasie Pelayanan
1. Bagaimana bentuk promosi perpustakaan di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui perpustakaan kelilingnya Menjadikan masyarakat Tangerang Selatan gemar membaca, itu yang paling besarnya..kalo dari kita, disini disini(perpustakaan keliling) ada beberapa bentuk kegiatan promosi,
kita menyebarkan brosur tentang layanan yang ada di kami melalui perpustakaan keliling juga. Buletin juga ada, map perpustakaan juga ada, tapi biasanya di pakai untuk membawa surat jalan untuk memberi persetujuan ya. Misalnya kalo ke sekolah, kan ada surat jalan tuh buat ke kepala sekolah buat kasih tanda tangan sama cap juga, bahwa pusling kami sedang berkunjung di sekolah ini, tanggal ini, bulan ini, ada juga lomba, nonton film juga 2. Berapa jumlah SDM perpustakaan keliling Tangerang Selatan? Kalo di pusling ada 16 apa 17 yah, kayaknya 16 orang, tiap mobil kan ada dua orang yang jaga. Disini ada 8 mobil jadi ada 16 orang yang bener – bener tugas disana, yang diberatin sama tupoksinya. 1 mobil itu Cuma buat tambahan kalo lagi di butuhin ekstra mobil pusling. 3. Apa saja sarana yang dijadikan media untuk promosi perpustakaan? Kalo yang dicetak ada brosur yang terbit 1 tahun sekali ya, kalo tahun ini udah. Buletin ada juga udah 3 kali terbitnya tahun 2014 buat tahun 2015 blm ada, ada map juga, banner juga ada. Kalo online ada website juga, tapi websitenya bukan yang pusling yah di gedung tekno (alamat perpustakaan). Kalo saya sih ini aja dulu. 4. Bagaimana proses kegiatan promosi perpustakaan melalui layanan perpustakaan keliling?
Semua kegiatan di Perpusda pasti ada prosesnya, disini kita pake perpustakaan keliling, disini kita bagi – bagi tugas yang kita rencanain, berapa mobil kesini berapa mobil kesana, kegiatannya apa, terus kalo ada kegiatan besar seperti JAMBORE Perpustakaan Nasional, pusling nyebar ngasih tau soal kegiatan tersebut. kalo rapat perencanaan sudah selesai, yang selanjutnya ya jalanin yang udah kita rapatin rencananya. Kita liat masalahnya gimana, solusinya, sama kita bagi – bagi tugas untuk nyusun rencana kerja. Berjalannya tiap hari kita berkililing ke sekolah – sekolah ataupun tempat umum, misalnya pasar. Dengan melalui jalan raya atau jalan yang terpencil, itu sudah termasuk promosi perpustakaan karena di setiap mobil perpustakaan keliling kan
udah full gambar tentang Perpustakaan Daerah Tangerang selatan,ya
itu menunjukan
bahwa Tangerang Selatan punya Perpustakaan umum lho. Selain itu kita menyebarkan brosur tentang layanan yang ada di kami melalui perpustakaan keliling juga. Buletin juga ada, map perpustakaan juga ada, tapi biasanya di pakai untuk membawa surat jalan untuk memberi persetujuan ya. Misalnya kalo ke sekolah, kan ada surat jalan tuh buat ke kepala sekolah buat kasih tanda tangan sama cap juga, bahwa pusling kami sedang berkunjung di sekolah ini, tanggal ini, bulan ini. Selain itu juga ada mengenalkan (user education) perpustakaan tangsel itu dimana sih, biasanya sih dilakuin sama yang jaga disana (staff perpustakaan keliling), ada juga lewat toa (megaphone) yang ada di pusling, tapi ya gak semua mobil punya. tentuin dulu perpustakaan keliling buat alat promosi, soalnya kan pusling gerak terus, jadi bisa jangkau ke tempat – tempat sekitar 7 kecamatan.. terus ditentuin kemana aja tempatmya, kalo pusling sini nentuin ke paud sampai smp. Jadi targetnya untuk anak kecil ke remaja.. 5. Sejauh mana kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh Perpustakaan Tangerang Selatan melalui layanan perpustakaan keliling? Untuk brosur, terus buletin, terus car freeday itu semua pusling yang nyebarin dek. Kalo brosur sama buletin kayak tadi yang saya udah jelasin, itu disebar lewat pusling sebagian di taro di perpustakaan (Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan). Ada juga nonton film di puslingnya, kasih film – film edukasi disana, kalo ngunjungin sekolah – sekolah. Kalau car free day itu di Tangerang selatan adanya minggu ke 2 sama ke 4 bulan, adanya di Giant Bintaro sama Giant BSD, disana kita buka pusling sambil nyebarin brosur sama ngasih pengetahuan soal perpustakaan. Kalo kegiatan seperti itu gak cuma di car free day, kalo di sekolah lagi ada ujian atau UN (ujian nasional), biasanya kita buka di pasar atau kecamatan di kelurahan juga. 6. Adakah anggaran khusus untuk promosi perpustakaan? Untuk tahun ini (2015) sama tahun yang lalu - lalu tidak ada, belum ada, makanya ini saya lagi rancang. Kalo tahun ini anggarannya kecil (anggaran utama), makanya bu wali (walikota Tangerang Selatan) minta untuk apa aja. Kita kan ngajuin, kalo kata bu wali buat pusling oke. Anggaran nanti turun terus dibagi – bagi ke Kasie yang lain, keperluannya apa aja. Apalagi kalo dikasih anggarannya kecil haduuh.. karena kegiatannya banyak, ya harus bagi – bagi. Ya jadi sekarang belum ada anggaran khususnya buat promosi,kalo fokusnya ke promosi aja kan kegiatannya banyak. 7. Berapa besaran anggarannya? Untuk anggarannya ada mas, tapi masih bagi – bagi sama unit Arsip Tangerang selatan. Jadi belum cukup untuk biayain promosinya aja. Besarannya kami masih belum bisa publikasiin ke luar mas, dari atasnya memang begitu.. maaf ya mas. Jadi rincian dananya yang jelas si belum ada untuk promosi, cuma dibagi – bagi aja.
8. Adakah tim promosi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan?
Tidak ada tim promosi mas, disini bagi – bagi tugas aja sama orang yang di pusling. Kalo disini sih enggak ada. Disini bagi – bagi tugas aja. Kalo untuk bagian promosi yang mana, bagian yang ini yang mana.. disini sih enggak ada. 9. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi promosi ini. Apa yah.. banyak sih, anggaran itu pasti sih, kan media tercetaknya juga gak semua ada kan? Cuma brosur sama buletin, itu juga udah lumayan. Mobil puslingnya kurang lengkap fasilitasnya belum ada sistem online, juga kan 1 mobil harus mencakup 1 kecamatan jadi gak kejangkau sampe pelosok, butuh motor pintar. SDMnya juga yaa.. pengetahuannya kurang, setahun cuma sekali ada seminar atau yang kayak gitu.. diklat tentang perpustakaan, itu juga gak semua bisa ikut. 10. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala promosi? Supaya mensejahterakan anak – anak pusling (SDM pusling) saya pengen training anak – anak pusling supaya bisa bercerita (story telling) cerita rakyat. Mau juga kunjung ke perpustakaan yang bagus. Rencananya juga mau iklanin perpustakaan ke Radio tangerang juga, kalo iklan di TV kan harus ada anggaran juga. Kemarin Metro TV kesini kan pakai anggaran. Buletin juga maunya rutin yah 3 bulan. Kemarin kan Cuma 3 kali terbit. Kalo anggaran ini saya lagi susun, kan ibu wali minta apa aja yang dibutuhin.
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Leni
Jabatan
: Pustakawan
1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi melalui perpustakaan keliling? Tentunya perpustakaan keliling, itu menjadi nilai lebih dari perpustakaan in, kita memaksimalkan pusling dalam promosi, karena pusling menelajah lapangan lebih luas. Untuk media cetaknya ada brosur, buletin, sama itu (menunjuk salah satu banner) banner yang berdiri, ada map juga, kalo pembatas buku kita gak punya. Untuk online kita punya website, kita kan udah punya opac namanya IBRA. Websitenya www.perpusdatangsel.com disitu ada katalog sama profil kita, ada juga beberapa kegiatan yang masuk dikoran, kayak jambore perpustakaan. perpusda 2. Bagaimana proses melaksanakan strategi promosi perpustakaan melalui perpustakan keliling? Disini kami adain rapat dulu di bagian layanan sama orang – orang perpustakaan dan staf pusling. kita lihat permasalahan disini, pertama dalam rapat kita harus tahu masalah yang ada, kayak minat baca di usia dini yang kurang, gedung kita yang terlalu masuk kedalem jadi gak keliatan dari luar, ya kan? Pengunjungnya juga masih orang yang sama, tapi ada peningkatan kok alhamdulillah, tapi diliat dari tupoksi kita ya memang harus jadi solusi buat masalah ini. terus pelaksanaannya dari 9 mobil pusling yang berkeliling ada 8 unit mas, 1 lagi buat tambahan kalo dibutuhin. Jadi media tercetak promosi itu di sebar ke seluruh mobil, terus mobil puslingnya kan keliling tuh, selain buka perpustakaan disana juga nyebar brosurnya. Tupoksi kita memang ke sekolah sekolah, selain itu kita juga memberi pengetahuan ke anak – anak tentang perpustakaan (user education), adanya dimana, sama kita ajak mereka jadi anggota perpustakaan. Rencana kerja awal buat promosi setelah kita telaah dulu masalah apa yang ada di Tangerang Selatan, kan disini masih kita masih baru.. 4 tahun. Masalah disini ya macem macem, tapi paling besar ya minat baca yang kurang banget menurut saya. Jadi disini jemput bola mas lewat puslingnya ke delapan kecamatan yang ada. Nah dari kegiatan kayak gitu kita memang sisihin waktu buat kayak gitu (user education). Kita juga mengajak pihak sekolah atau ke masyarakat (kontak perorangan) buat ngadain kegiatan atau ngundang ke perpustakaan, kita kan punya program ‘hari kunjung perpustakaan’. Didalamnya ada lomba – lomba kan menjadi rekreasi juga tuh. Kalo lewat pusling yang gitu, biasaya kita nyebarin informasi – informasi.
3. Target sasaran dari strategi promosi perpustakaan di daerah Tangerang Selatan? Memang ke anak – anak, dari paud ke smp, karena mereka kan belum terkontaminasi, jadi masih bisa diarahkan untuk kebiasaan membaca. Kalo udah besar kan kayak anak sma agak sulit yah untuk merangkulnya, karena sudah mengenal dunia seperti internet, goolge praktis gitu. Makanya kita lebih memilih anak kecil, karena lebih mudah dididik dari kecil seenggaknya. 4. Sejauh mana kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh perpustakaan Daerah Tangerang Selatan melalui layanan perpustakaan keliling? Sejauh ini sih, kita sudah melakukan kegiatan penyebaran brosur, buletin, sama ngasih pemberitahuan layanan yang ada dikami (user education). Selain itu kami punya kegiatan nonton film (audio visual), ada juga kita kasih rekreasi juga ke anak – anak sekolah ada alat peraga sains kayak lego gitu. Kita juga pasti selalu ajak sekolah – sekolah untuk berkunjung disini, atau diminta untuk datang kesana, itu kan gratis semua enggak dipungut biaya. Kalo ada kegiatan kayak lomba – lomba atau nanti di akhir tahun ada jambore perpustakaan, dari pihak perpustakaan juga kasih informasi, mempromosiin kegiatan itu lewat puslingnya, supaya mereka dateng. 5. Sejauh mana hasil yang sudah didapat setelah melakukan strategi promosi ini? Untuk hasil promosinya sih, Alhamdulillah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Perpusda ini kan udah kurang lebih berdiri 4 tahunan yah, itu makin meningkat, dari kunjunganke perpustakaannya dan puslingnya meningkat. Kelebihannya yang bisa dilihat dari kegiatan promosi ini jadi suka ada sekolah yang emang sengaja berkunjung ke tempat kami, jadi ada kegiatan khususnya. Banyak juga ibu – ibu warga sekitar lebih antusias, mereka dari pada bosen dirumah Cuma tiduran nonton TV mendingan mereka dateng kesini (Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan) untuk nyari referensi buku tentang membuka usaha, resep – resep masakan banyak sih. 6. Apa ada evaluasi dari kegiatan promosi seperti ini? Kalau itu kita ada namanya IKM (indeks kepuasan Masyarakat), kita nyebar angket – angket melalui pusling atau pengunjung perpustakaan yang datang langsung. Melalui hasil statistik dan hasilnya kemarin kita dapet B itu baik, Alhamdulillah banget dapet itu dan itu baru diadain tahun kemarin (2014). Dari situ kan jadi bahan buat evaluasi ke perpustakaan, jadi akan diadakan setiap tahun untuk evaluasi perpusda. Apa sih yang kurang dari kantor kami, apa sih yang ingin masyarakat sampaikan kepada kami, itu menjadi masukan juga dari masyarakat Tangerang Selatan.
7. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi promosi ini? Kendala ya.. itu anggaran yang terbatas masih sedikit, jadi buat media promosi tercetaknya masih kurang banyak, juga gak ada promosi yang direncanain matang. Harus bagi – bagi kekebutuhan yang lain juga, sampai sekarang juga gak ada anggaran khususnya. Terus masih agak sulit menarik masyarakat atau sekolah – sekolah swasta yang bagus, soal perizinan masih sulit, jadi kita agak susah untuk masuk kedalam buat memperkenalkan perpustakaan walau dari brosur atau kita kasih pengetahuan (user education) sama kerja sama buat jadi peserta kegiatan, perwakilan kita (kontak perorangan) susah masuk soal perizinan gitu. Mobil juga kayaknya, kan ini mobilnya lama, maunya yang baru (peremajaan), kalo bisa ada motor pintar juga supaya bisa masuk ke pelosok. 8. Bagaimana tanggapan pimpinan tentang kendala ini? Kalo tanggapan atasan gimana yah, ini kan punya pemerintah yah. Jadi gak bisa langsung cepat ditanggapi kayak di swasta gitu, harus ada prosesnya, nah prosesnya itu lama. Contohnya yang penting aja kayak gedung yah, ini kan kita masih nyewa bukan punya sendiri, itu wacana mau punya gedung sendiri itu udah lama, tapi belum bisa direalisasiin. Itu kan masalah pemerintahan kota. Apa lagi soal promosinya mas. 9. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala promosi? Sebisa mungkin mengunjungi sekolah – sekolah atau tempat yang masih terpencil. Masyarakat belum banyak yang datang, kan bukan kewajiban juga yah, itu kesadaran sendiri. Maunya buat banner didepan jalan tuh, atau plang gitu buat nandain perpustakaan. Sekarang masih upayain ngadakan motor pintar juga sama mau ngadain kegiatan – kegiatan yang bisa mendukung membaca dari usia dini. Kita bekerja maksimal sesuai visi dan misi, tapi berhasil atau enggaknya memang itu pandangan dari masyarakat sendiri.
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Irfan
Jabatan
: Staff Perpustakaan Keliling
1. Bentuk begiatan promosi apa saja yang dilakukan dalam layanan perpustakaan keliling sehari – hari? Tergantung situasi lapangan yang kita kunjungin mas, kalo TK apa enggak PAUD kita ngadain lomba merwarnain, baca puisi, keluarin alat peraga, origami, nyanyi.. yang ada interaksinya juga sambil kita kasih pengetahuan tentang perpustakaan, terus kasih pemahaman buat membaca buku (user education). Kalo ke SD sampe SMP kita juga buka layanan nonton film, isinya film – film yang berpendidikan gitu sama film tentang perpustakaan. Kalo yang ke tempat umum kita nyebar brosur, buletin yang dibawa kita taro di deket buku koleksinya biar bisa dibaca. Biasanya kalo pergi sama pulang tugas kita lewat jalan yang beda, biar bisa diliat kan kita ada sirine juga, tapi ada yang rusak sih, kan kayak ambulans diliatin, gak langsung juga kan ngasih tau kalo di Tangsel ada perpus. Selain itu kita juga pake pengeras suara, di stasiun kereta, car free day juga. 2. Bagaimana perkembangannya selama ini? Dilihat dari tahun ke tahun si meningkat, main banyak yang datang ke perpustakaan sama antusias banget kalo ada pusling. Kalo lebih rincinya ada dikomputer mas, ada statistik kunjungannya. 3. Kegiatan promosi apa yang paling efektif? Yang paling efektif itu ya pengenalan perpustakaan, yang paling efektif lagi itu pemutaran film tentang perpustakaan atau yang berpendidikan ada nilai pendidikannya juga. 4. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang konsep strategipromosi yang sudah dilakukan? Yaa.. kalo dari anak – anak (PAUD – SMP) itu bagus sih, mereka antusias untuk adanya perpustakaan, malahan banyak yang langsung tanya di mana perpustakaan pusatnya, gimana jadi anggota, minta brosur banyak juga macem – macem. Kalo yang dewasa antusias tapi kalo kita lagi ke ‘car free day’ kebanyakan ya sibuk sendiri kan banyak stand – stand juga, respon tingkatan smp sma kurang respon, ya karena menurut mereka perpus sekolahnya itu lebih lengkap, bagus.. ada yang ngomong begitu.
5. Bagaimana hambatan yang dihadapi dalam kegiatan promosi di perpustakaan keliling? Itu tergantung tingkatannya, SMP SMA kurang respon. Kalo di umum ya tergantung kesibukan mereka, kadang bilangnya ‘boro – boro baca mas’ gitu. sekarang anak-anak
sama remaja enggak begitu tertarik untuk ke perpustakaan umum, karena faktor itu.. minat bacanya anak sekarang kalah dengan hp buat main facebook-an, kan hp sekarang canggih – canggih mas, tapi kan kita siasatin sama nonton video di pusling.brosur kita juga kadang di buang lagi kuran renpon. Terus kalo pemutaran video kan pakai setrum listrik, itu susah juga kalo colokannya jauh banget, ada jenset itu baru punya. Lokasi juga sih, kalo kita lewatin jalan – jalan yang susah dilewatin, kayak penghalang portal yang pendek, dulu semua mobil ada lampu sirinenya tapi sebagian rusak kenak portal, jalan yang sempit gak bisa masuk kedalam juga. 6. Apa saran dari bapak dalam kegiatan ini? Lebih ada perbaikannya, lebih lengkap lagi medianya, terutama gedung sih kalo punya gedung sendiri kan bisa adain home teather bisa mutar film lebih nyaman. Kalo puslingnya mau bisa online juga. Kedepannya juga mau ada motor pintar, kayak yang ada di Perpustakaan Kota Tangerang, jadi kan bisa masuk ke jalan – jalan yang kecil sempit, jadi bisa memperkenalkan perpustakaan lebih maksimal lagi.
FOTO – FOTO
Gambar 1. Brosur dan Buletin Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
Gambar 2. Map Khusus Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
Gambar 3. Perangkat Audio Visual Perpustakaan keliling
Gambar 4. Kegiatan Audio Visual
Gambar 5. Kegiatan Pendidikan Pemakai (User Education)
Gambar 6. Wawancara 4 dengan Ibu Leni (Pustakawan)
Gambar 7. Wawancara 4 Bapak Irfan (Staf Perpustakaan Keliling)
Gambar 8. Wawancara 5 Ibu Evi, Kepala Kasie Pelayanan (Penanggung Jawab Promosi di Pusling)
Gambar 9. Staf yang Berjaga dan Melakukan Penyebaran Media Tercetak
BIODATA PENULIS
Khariryan arga lahirkan di Tangerang 14 April 1991, anak keempat dari empat bersaudara, putra dari ayahanda Asikin Susanto dan ibunda Sumiyati. Penulis bertempat tinggal di Jl. Delima I No. 23 Rt.001/001 Pamulang Timur, Tangerang Selatan. Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pondok Cabe Udik I lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan ke SLTP PGRI I Ciputat pada rentang tahun 20032006, pada tahun 2006 – 2009 penulis melanjutkan pendidikan ke SMUN 3 Ciputat. Penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2010 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan jenjang Strata 1. Penulis menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Strategi Promosi Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan Melalui Layanan Perpustakaan Keliling”.. Selama masa kuliah penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di perpustakaan STIE Bina Bangsa Serang di tahun 2013, pada tahun yang sama penulis juga melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Mauk.