LEMBAR PENGESAHAN
ARTIKEL JURNAL PENGARUH VARIASI JARAK TANAM DAN PUPUK ORGANIK PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU
(Brassica juncea L.)
OLEH ARIYATI KADIR NIM : 613 410 096
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
PENGARUH VARIASI JARAK TANAM DAN PUPUK ORGANIK PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU
(Brassica juncea L.) Ariyati Kadir1), Fauzan Zakaria2), Fitriah S. Jamin3) Email :
[email protected] 1)
Jurusaan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo Dosen Program Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian , Universitas Negeri Gorontalo
2)
ABSTRAK ARIYATI KADIR. NIM. 613410096. Pengaruh Variasi Jarak Tanam Dan Pupuk Organik Padat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassicajuncea L). (Dibimbing oleh Fauzan Zakaria dan Fitriah S. Jamin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak tanam dan dosis pupuk organik padatkotoran ayam serta interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman sawi hijau.Lokasi penelitian di Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo dan dimulai pada bulan April sampai Mei 2014.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :faktor pertama variasi jarak tanam terdiri dari 2 taraf yaitu jarak tanam 20 x 25 cm dan jarak tanam 25 x 30 cm. Faktor kedua Dosis Pupuk Organik Padat terdiri dari 3 taraf yaitu 10 Ton/ ha, 20 Ton/ ha, dan 30 Ton/ ha. Dengan demikian diperoleh 6 kombinasi perlakuan.Tiap kombinasi perlakuan diatas diulang tiga kali sebagai kelompok, sehingga seluruhnya terdapat 18 satuan atau petak, penelitian yang berukuran 2 x 2 m.Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan indeks luas daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan jarak tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, beratbasah danindeks luas daun. Perlakuan dosis pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhdap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan indeks luas daun.Interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan indeks luas daun. Kata kunci: jarak tanam, pupuk organik padat kotoran ayam, pertumbuhan, hasil, sawi hijau
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan jenis tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi setelah kubis dan brokoli. Tanaman ini mengandung mineral, vitamin, protein dan kalori yang menjadi salah satu tanaman sayur yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Jumlah konsumen sawi di Indonesia tidak pernah menurun karena selain kaya serat dan vitamin, serta dapat mencegah berbagai penyakit. Selain itu Sawi kaya akan vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun ayam yang sampai kini menjadi masalah dikalangan anak balita. Kandungan nutrisi lain pada sawi berguna juga untuk kesehatan tubuh manusia. Kegunaan sawi untuk tubuh manusia adalah memperbaiki daya kerja buah pinggang. Sawi juga dipercaya data menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk. Sawi dikonsumsi berfungsi pula sebagai penyembuh sakit kepala. Orang-orang pun mempercayai sawi mampu berkerja sebagai bahan pembersih darah, penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi sawi karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja ginjal. . Produksi sawi di Indonesia pada tahun 2005 adalah sebesar 548,453 ton dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 565,636 ton (BPS, 2009) sedangkan produksi sawi di Propinsi Gorontalo tahun 2007 adalah sebesar 220 ton/ha tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan yakni sebesar 83 ton/ha Oleh sebab itu untuk meningkatkan produksi sawi di Indonesia kita harus memperbaiki sistem budidaya agar mendapatkan hasil yang maksimal. Perkembangan penduduk Indonesia yang terus bertambah terimplikasi pada peningkatan akan kebutuhan sayur-sayuran terutama sawi bagi masyarakat. Namun sayang petani Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan sayuran tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas, oleh karena itu usaha ke arah tersebut perlu dilakukan, misalnya pemilihan pupuk untuk tanaman. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik, karena di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pupuk organik cukup mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Budidaya tanaman secara organik merupakan komoditas yang memiliki prospek cukup menjanjikan, pertanian organik menuntut agar lahan yang Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
digunakan tidak tercemar oleh bahan kimia serta mempunyai aksesibilitas yang baik dan berkesinambungan. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat mempengaruhi dan memperbaiki sifat-sifat tanah baik fisika, kimia maupun biologi tanah (Parnata, 2010). Secara umum patani kita di Indonesia tidak terlalu memperhatikan jarak tanam yang sesuai dalam berbudidaya, oleh karenanya banyak sekali produksi petani yang kurang maksimal. Maka alternatif tepat yang dapat kita lakukan yaitu pengaturan populasi tanaman sebab pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam untuk meminimalkan persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam yang rapat mengakibatkan terjadi kompetisi intra spesies dan antar spesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam, menunjukan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun (Budiastuti, 2000). Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, Semakin rapat jarak tanam semakin besar pertumbuhan tinggi, Dengan demikian pengaturan jarak tanam yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Purnama (2013) menyatakan bahwa pada perlakuan jarak tanam 20 x 20 cm dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi secara optimal yaitu jumlah daun, panjang daun berat segar tanaman berat tanaman yang konsumsi dan berat kering tanaman. Hal ini diperkuat oleh Nugroho (2005) perbedaan jarak tanam ternyata berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat
brangkasan segar, serta berat konsumsi/tanaman dan
konsumsi/petak, selain itu diduga karena adanya aerasi yang baik antar tanaman serta tingkat kesuburan yang merata sehingga jarak tanam sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Pemilihan jarak tanam juga dapat mengoptimumkan kemampuan tanaman dalam memanfaatkan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis seperti cahaya matahari, air dan hara. Pemupukan dapat dilakukan dengan memperhatikan jenis-jenis pupuk yang digunakan. jenis-jenis pupuk yaitu pupuk anorganik dan juga pupuk organik, Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
pupuk anorganik yaitu pupuk yang berasal dari pabrik yang dibuat dengan campuran bahan-bahan kimia yang berkadar hara tinggi, sedangkan pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan organik berupa sisa-sisa tanaman, fosil manusia dan hewan, kotoran hewan dan batu-batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran hewan selama ratusan tahun. pupuk organik juga dapat berasal dari limbah industri, seperti limbah rumah potong hewan, limbah industri minyak asiri, atapun air limbah industri yang telah diolah sehingga tidak mengandung bahan beracun. Pertumbuhan tanaman sawi dipengaruhi oleh jenis pupuk yang digunakan, petani biasa menggunakan pupuk kimia untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang maksimal, tetapi tidak menghiraukan efek dari penggunaan pupuk kimia tersebut. Oleh karena itu untuk menggantikan kebiasaan petani menggunakan pupuk kimia yang banyak memiliki efek negatif ada salah satu alternatif yaitu dengan menggunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk yang salah dapat menyebabkan proses produksi yang tidak efisien. Kesalahan penggunaan pupuk dapat mengakibatkan biaya produksi meningkat tetapi hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Selain itu penggunaan pupuk anorganik (kimia sintetis) dalam jangka panjang secara terus menerus dan tidak terkendali akan berdampak buruk pada kesuburan tanah dan lingkungan di sekitar daerah pertanian. Pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur hara makro dan mikro, selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Pupuk organik yang dapat digunakan pada tanaman sawi yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, kotoran kuda, kotoran kambing, kotoran ayam, kompos, kascing dan lainlain, selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Jenis pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk organik dari kotoran ayam. Pupuk organik ini membantu mempertahankan dan meningkatakan ketersediaan unsur hara dalam tanah (Syekhfani , 2000).Menurut Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Firmansyah (2011), bahwa pemberian 5 ton pupuk kandang/ha mampu menggantikan 20 kg P/ha.Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan suatu penelitian tentang pengaruh variasi jarak tanam dan pupuk organik padat terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau.
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2014. Bertempat di lahan perkebunan masyarakat Di Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo. 3.2 Alat dan bahan Alat yang digunakan pada penelitian in yaitu: Bajak Traktor, cangkul, parang, mistar, tali rafia, alat tulis menulis, kamera,dan gambor/ember. Bahan yang digunakan yaitu: benih sawi hijau varietas shinta, dan pupuk organik padat kotoran ayam. 3.3 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu : Faktor pertama variasi Jarak tanam terdiri dari 2 taraf yaitu : J1 : Jarak 20 x 25 cm J2 : Jarak 25 x 30 cm Faktor kedua Dosis Pupuk Organik Padat terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 : 10 Ton/ ha P2 : 20 Ton/ ha P3 : 30 Ton/ ha Dengan demikian diperoleh 6 kombinasi perlakuan sebagai berikut: J1 P1 J2 P1 JI P2 J2 P2 J1 P3 J2 P3 Tiap kombinasi perlakuan diatas diulang tiga kali sebagai kelompok, sehingga seluruhnya terdapat 18 satuan atau petak, penelitian yang berukuran 2 x 2 m.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
3.4 Prosedur Penelitian a).Pengolahan tanah Tanah dibersihkan dari gangguan gulma, Kemudian lakukan pengolahan tanah sekaligus dengan penggemburan tanah. setelah bersih tanah dicangkul sedalam
20 cm - 25 cm, agar tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik.
selanjutnya buat petakan dengan ukuran seluas 2 x 2 m sejumlah 6 petak dan diulang sebanyak 3 kali. b).Pemupukan Pemupukan dilakukan sebanyak satu kali pada saat 1 minggu sebelum tanam, pupuk ditabur pada media taman yang sudah dibuat petak atau bedengan, Kemudian dicampurkan dengan menggunakan cangkul, agar pupuk yang diberikan dapat tercampur dengan baik. c).Penyemaian Sawi dikembangbiakkan dengan biji. Sebelum biji ditanam terlebih dahulu disemaikan kotak persemaian. dipersemaian biji sawi harus disebarkan secara merata agar bibit dapat tumbuh dengan baik, tidak tumpang tindih d).Penanaman benih Benih di tanam di pada media yang telah tercampur dengan pupuk kandang ayam sesuai dengan dosis pelakuan. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam ± 2 cm. Setiap lubang tanam di tanam 1 benih sawi dengan jarak tanam 20 x 25 cm dan 30 x 25. e). Pemeliharaan Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada fase pertumbuhan disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Penyulaman juga dilakukan apabila ada tanaman yang mati semua tanaman hidup maka tidak perlu dilakukan penyulaman, penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 minggu. Selain ituuntuk pengendalian organisme pengganggu tanaman dilakukan apabila daun yang terserang hama dan penyakit segera dikeluarkan agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Gangguan serangan hama dapat mengunakan insektisida apabila dianggap sangat perlu. Penyiangan dilakukan jika ada tanaman
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
pengganggu (gulma), dengan cara mencabut secara hati-hati agar tidak merusak tanaman budidaya. f). Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah sawi berumur 27 - 29 HST. Kriteria panen sawi ketika daun paling bawah berwarna kuning dan belum berbunga. Panen dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal batang dengan pisau. 3.5 Parameter Yang Diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu: a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung daun, diamati pada 1,2 dan 3 MST dan dinyatakan dalan satuan centimeter b. Jumlah Daun (helai) Dihitung jumlah daun yang terbentuk, diamati pada umur 1,2 dan 3 MST dandinyatakan dalam satuan helai. c. Berat Basah Tanaman pertanaman (g) Ditimbang berat basah tanaman pada saat panen dan dinyatakan dalam satuan gram. d. Indeks Luas Daun pertanaman (cm) Di ukur pada saat panen terakhir tanaman sawi dinyatakan dalam satuan cm. 3.6 Analisis Data Data hasil penelitian ini dianalisis dengan mengunakan analisis sidik ragam. Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F. Jika F hitung berbeda nyata maka dilakukan Uji Lanjut BNT 5 %.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang tersajimpada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam serta interaksi antar keduanya tidak memberikan pengaruh nyata. Hal ini diduga terjadi kompetisi antara tanaman sehingga mempengaruhi morofologi dari tanaman khususnya tingi tanaman itu sendiri. Menurut Herlina (2011), persaingan yang tinggi antara tanaman dalam memperebutkan unsur hara, air dan cahaya, keadaan di atas menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka persaingan hara semakin tinggi sebaliknya semakin renggang jarak tanam maka persaingan hara semakin rendah. Tabel 1. Tingggi tanaman pada berbagai perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan 1 MST
2 MST
3 MST
20 x 25 cm
3,15tn
12,83tn
28,93tn
25 x 30cm
3,11
12,74
-
-
-
10 ton/ha
2,99tn
12,72tn
29,80tn
20 ton/ha
3,13
13,05
28,78
30 ton/ha
3,28
12,59
28,55
BNT 5%
-
-
-
Jarak Tanam
29,16
(BNT 5%) Dosis Pupuk Kandang Ayam
Ket: tn = tidak nyata
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sawi pada setiap pengamatan. (Gambar 1). Hasil penelitian Irwan et al. (2005) menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Efendi (1985) dalam Husna (2014) menambahkan bahwa populasi yang rapat akan menyebabkan kompetisi antara tanaman terhadap radiasi surya dan ruangan tumbuh sehingga mempengaruhi morfologi seperti tinggi tanaman. 35
Tinggi Tanaman
30 25 20 15
20 x 25 cm
10
25 x 30 cm
5 0 7 HST
14 HST
21 HST
Pengamatan
Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Sawi (cm) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan dosis pupuk kandang ayam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman sawi (Gambar 2). Hal ini diduga karena unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang ayam belum mampu mencukupi kebutuhan hara tanaman sawi yang berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Hasil analisis tanah pada lokasi menunjukkan bahwa unsur N sangat rendah sehingga pemberian pupuk belum mempengaruhi tanaman. Pemberian pupuk yang belum berpengaruh juga diduga dapat disebabkan penguraian pupuk kandang yang sangat lambat sehingga disaat tanaman membutuhkan nutrisi, unsur hara tersebut belum tersedia. Saragi (2008) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam memerlukan waktu untuk dapat terurai sehingga unsur-unsur Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
yang terkandung di dalamnya dapat tersedia bagi tanaman. Soegiman (1982) dalam Arinong et al. (2008) menambahkan suatu tanaman akan tumbuh dan mencapai tingkat produksi tinggi apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman berada dalam keadaan cukup tersedia dan berimbang di dalam tanah dan unsur N, P, K yang merupakan tiga unsur dari enam unsur hara makro yang mutlak diperlukan oleh tanaman. bila salah satu unsur tersebut kurang atau tidak tersedia dalam tanah, akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. 35
Tinggi Tanaman
30 25 20 10 ton/ha
15
20 ton/ha 10
30 ton/ha
5 0 7 HST
14 HST
21 HST
Pengamatan
Gambar 2. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Sawi (cm) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Dosis Pupuk Organik 4.2 Jumlah Daun Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam, dosis pupuk kandang ayam dan interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam tidak memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 2 dan Gambar 3.). Hal ini menunjukkan bahwa tanaman sawi memberikan pengaruh atau respon yang sama terhadap perlakuan yang diberikan .
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Tabel 2. Jumlah daun pada berbagai perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam Jumlah Daun (Helai) Perlakuan 1 MST
2 MST
3 MST
20 x 25 cm
2,44tn
2,90tn
5,62tn
25 x 30cm
2,57
2,93
5,39
BNT 5%
-
-
-
10 ton/ha
2,39tn
2,91tn
5,53tn
20 ton/ha
2,67
2,88
5,21
30 ton/ha
2,45
2,96
5,77
BNT 5%
-
-
-
Jarak Tanam
Dosis Pupuk Kandang Ayam
Ket: tn = tidak nyata Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun tanaman sawi. Hal ini diduga karena kompetisi yang terjadi antar tanaman rendah. Menurut Pambayun (2008), jumlahdaun dan jumlah cabang meningkat pada jarak tanam yang lebar (populasirendah. Diduga pada populasi yang rendah menyebabkan kompetisi yang terjadiantar tanaman menjadi rendah sehingga masing-masing tanaman mempunyairuang tumbuh yang lebih besar dan tajuk dapat berkembang dengan baik. Harjadi (1996) dalam Pambayun (2008) menambahkan bahwa kondisi ini memungkinkan
cahaya matahari dapat
menyentuh sebagian besar permukaan daun sehingga cahaya yang diterima oleh daun dapat mencukupi untuk kebutuhan fotosintesis. Laju fotosintesis berhubungan dengan ketersediaan bahan mentah, yaitu air, karbondioksida dan cahaya matahari. Ketersediaan bahan mentah yang cukup akan meningkatkan jumlah karbohidrat yang terbentuk dalam proses fotosintesis. Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Pada fase vegetatif, tanaman menggunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuknya diantaranya untuk proses pembelahan dan pemanjangan sel. Jika laju pembelahan dan pemanjangan sel berjalan cepat maka pertumbuhan batang, daun, dan akar pada tanaman juga akan berlangsung cepat. 6
Jumlah Daun
5 4 3 20 x 25 cm 2
25 x 30 cm
1 0 7 HST
14 HST
21 HST
Pengamatan
Gambar 3. Pertumbuhan Jumlah Daun Sawi (helai) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Dosis Jarak Tanam. Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 4, perlakuan dosis pupuk kandang ayam tidak memberikan pengaruh yanga nyata terhadap jumlah daun tanaman sawi. Hal ini dikarenakan karena nutrisi yang dibutuhka tanaman saat pembentukan daun belum tercukupi. Menurut Lingga (1991) dalam Nurshanti (2009), kesuburan daun akan cepat berubah dan dapat menumbuhkan tunas baru karena dengan penyerapan hara N sehingga dapat meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan daun pada tanaman. Selain itu juga di karenakan kurangnya unsur hara N dalam tanah yang menyebabkan proses morfologi tanaman terhambat. Menurut Goldsworthy dan Fisher (1992) menyatakan penyediaan nitrogen mempunyai pengaruh utama terhadap hasil. Tanaman yang mengalami kekurangan nitrogen antara penanaman dan inisiasi hanya menghasilkan malai kecil dengan cabang primer dan sekunder lebih sedikit floretfloret yang nampak lebih sedikit pada
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
kemunculan malai dibanding tanaman yang memiliki persediaan nitrogen yang cukup.
7 6
Jumlah Daun
5 4 10 ton/ha
3
20 ton/ha
2
30 ton/ha
1 0 7 HST
14 HST
21 HST
Pengamatan
Gambar 4. Pertumbuhan Jumlah Daun Sawi (helai) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Dosis Pupuk Organik 4.3 Berat Basah (g) Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pelakuan jarak tanam, dosis pupuk kandang ayam, dan interaksi antar keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman sawi memberikan respon yang sama terhadap perlakuan yang diberikan.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Tabel 3. Berat basah pada berbagai perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam Perlakuan
Berat Basah (g)
Jarak Tanam 20 x 25 cm
71,25tn
25 x 30cm
77,58
BNT 5%
-
Dosis Pupuk Kandang Ayam 10 ton/ha
73,44tn
20 ton/ha
79,38
30 ton/ha
70,42
BNT 5%
-
Ket: tn = tidak nyata Tabel 3 dan Gambar 5 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat basah. Hal ini diduga karena persaingan unsur hara, cahaya serta faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tidak terjadi. Subhan (1989) dalam Husna (2014) menyatakan bahwa pada populasi yang renggang persainganterhadap unsur hara ,cahaya dan faktor lainnya tidak terjadi, sehingga proses fotosintesalebih tinggi yang akan menaikkan pembentukan fotosintat untuk memacu pertumbuhan,perkembagan dan hasil tanaman.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
80
Berat Basah
78 76 74 72 Berat Basah
70 68 66 20 x 25 cm
25 x 30 cm
Perlakuan Jarak Tanam
Gambar 5. Berat Basah Sawi (g) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan dosis pupuk kandang ayam juga tidak berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi (Gambar 6). Pupuk kandang ayam yang tidak berpengaruh terhdap berat basah tanaman sawi diduga karena pupuk kandang ayam belum memacu pertumbuhan dari tanaman sawi dikarenakan kurangnya unsur hara N dalam tanah. Katriani et al. (2003) dalam Arinong (2008) menyatakan bahwa pada tanaman, dimana produksi yang didapatkan hanya setengah dari potensi maksimalnya, dan menyimpulkan bahwa rendahnya produksi yang didapatkan karena unsur hara esensial dalam tanah masih kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman sehingga proses pertumbuhan dan produksi tanaman akan terganggu. Hal lain dikemukakan oleh Myers (1997) bahwa jika suatu jenis pupuk Organik atau bahan Organik mempunyai kadar N rendah, lignin akan terhambat, hanya sedikit N sisa yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman walaupun sebagian besar N masih tersisa dalam tanah sebagai bahan Organik tanah. Sebaliknya bahan Organik yang berkualitas tinggi (kandungan N tinggi), jumlah N yang dimineralisasikan lebih besar dibanding jumlah N yang dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhannya. Kelebihan N yang dimineralisasikan akan hilang melalui pencucian, denitrifikasi atau penguapan.
Selain daripada itu kontribusinya
sebagai bahan Organik tanah rendah.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Berat Basah
85 80 75 70 65
Berat Basah 10 ton/ha
20 ton/ha
30 ton/ha
Perlakuan Pemupukan
Gambar 6. Berat Basah Sawi (g) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Dosis Pupuk Organik 4.4 Indeks Luas Daun (cm) Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 4 menunjukan bahwa semua perlakuan yaitu jarak tanam, dosis pupuk kandang ayam serta interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa respon yang diberikan tanaman sawi terhadap semua perlakuan adalah sama. Tabel 4. Indeks luas daun pada berbagai perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam Indeks Luas Daun Perlakuan
3 MST
Jarak Tanam 20 x 25 cm
2,49tn
25 x 30cm
1,90
BNT 5%
-
Dosis Pupuk Kandang Ayam 10 ton/ha
2,18tn
20 ton/ha
2,00
30 ton/ha
2,40
BNT 5%
-
Ket: tn = tidak nyata Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Perlakuan jarak tanam pada Gambar 7 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap indeks luas daun tanaman sawi. Hal ini dikarenakan adanya persaingan antar tanaman yang mempengaruhi ruang tumbuh pada tanaman saling ternaungi sehingga untuk
optimal pertambahan luas daun atau pertumbuhan luas daun
terhambat terhambat. Gardner dkk (1991) menyatakan bahwa jarak tanam sebenarnya berkorelasi dengan populasi atau jumlah tanaman setiap satuan luas tanah, sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. 3 2,5
ILD
2 1,5 ILD
1 0,5 0 20 x 25 cm
25 x 30 cm
Perlakuan Jarak Tanam
Gambar 7. Indeks Luas Daun Sawi (cm) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Jarak Tanam Pengaturan jarak tanam sangat berkaitan erat dengan kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan jarak tanam yang rapat akan meningkatkan jumlah populasi namun kompetisi yang dialami tanaman juga semakin ketat. Kompetisi yang intensif antar tanaman dapat mengakibatkan perubahan morfologi pada tanaman, seperti berkurangnya organ yang terbentuk sehingga perkembangan tanaman menjadi terganggu (Harjadi, 1996 dalam Pambayun, 2008). Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 8, indeks luas daun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap perlakuan dosis pupuk kandang ayam hal ini dikarenakan karena nutrisi yang dibutuhka tanaman saat pembentukan daun belum tercukupi. Menurut Sutedjo (2010), apabila kebutuhan unsur N Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
tercukupi, maka dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Seperti diketahui unsur N pada tanaman berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan daun sehingga daun akan menjadi banyak jumlahnya dan akan menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau yang akan meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. 2,5 2,4
ILD
2,3 2,2 2,1 ILD 2 1,9 1,8 10 ton/ha
20 ton/ha
30 ton/ha
Perlakuan Pemupukan
Gambar 8. Indeks Luas Daun Sawi (cm) selama Pertumbuhan pada Perlakuan Dosis Pupuk Organik Kondisi sifat fisik tanah yang kurang baik yang dapat mempengaruhi proses morfologi tanaman itu sendiri. Sejalan dengan teori menurut Goldsworty dan Fisher (1992), Pengaruh sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan akar sangat penting dalam hal penyerapan unsur hara. Dalam tanah yang memiliki agregat lebih kasar, ukuran dan panjang akar tersebut akan lebih besar, namun tanah yang memiliki agregat yang lebih halus, ukuran dan panjang akarnya pun akan lebih halus sehingga mampu menyerap unsur hara lebih banyak.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perlakuan jarak tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, dan berat basah. 2. Perlakuan dosis pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhdap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, dan berat basah. 3. Interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, dan berat basah.
5.2 Saran 1. Perlu dilakukan pengaturan jarak tanam yang sesuai dan pemberian dosis pupuk kandang ayam yang tepat sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai jarak tanam dengan memodifikasi jarak tanam dari tanaman sawi serta penggunaan pupuk kandang ayam.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
DAFTAR PUSTAKA
Arinong, Rahman. Abd., Rukka Hermaya, Rukka., Vibriana, Lisa. 2008. Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi dengan pemberian bokashi. Jurnal Agrisistem Vol. 4, No. 2, ISSN 1858- 4330 Desember. Penyuluhan pertanian STTP Gowa. Bukhari. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Fakultas Pertanian, Universitas Jabal Ghafur. Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Gorontalo Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. Gorontalo. Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh Dan Pupuk Kascing. skripsi.Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Firmansyah, A. 2011. Peraturan Tentang Pupuk, Klasifikasi Pupuk Alternatif Dan Peranan Pupuk Organik Dalam Peningkatan Produksi Pertanian. http://kalteng.litbang.deptan.go.id/ind/images/data/makalahpupuk.pdf. Diakses tanggal 27 april 2012 Haris , A. Analisis Perharaan Nitrogen Tanaman Sawi (Brassica juncea L) Pada Berbagai Perlakuan Pupuk Organik Dan Anorganik. Jurnal Penelitian, Alumni Program Magister Ilmu Tanaman, PPSUB. Haryanto, E. 2003. Sawi dan Selada. Pustaka Setia, Jakarta. Hapsari B. 2002. Sayuran Genjah Bergelimang Rupiah. Trubus 33(396). Haryanto, E, Suhartini T, Rahayu E. 2003. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. Hamzah, H., Kunu, P.J., Rumakat, A. 2012. Respons Pertumbuhan dan Produksi Ketimun Terahadap Sistem Pengolahan Tanah Dan Jarak Tanam. Agrologia, Vol. 1, No. 2, Oktober 2012. Fakultas Pertanian Kehutanan UNIQBU Buru, dan Fakultas Pertanian UNNPATTI Ambon Herlina. 2011. “Kajian Variasi Jarak Tanam dan Waktu Tanam Jagung Manis (Zea mays saccaharata Sturt.) dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)”. Artikel. Program Pasca Sarjana. Universitas Andalas, Padang
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Husna, A. 2014. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascolanicm L.).Jurnal Elektronik UMSB 3:1-11 Irwan, A. W., A. Wahyudin, R. Susilawati, dan T. Nurmala. 2005. Interaksi Jarak Tanam dan Jenis Pupuk Kandang terhadap Komponen Hasil dan Kadar Tepung Sorghum (Sorghum bicolor [Linn.] Moench) pada Inseptisol di Jatinangor MH 2004. Jurnal Kultivasi Vol 4, No. 2. 128-136 Margiyanto, E. 2008. Budidaya Tanaman Sawi. http://zuldesains.wordpress.com. Diakses tanggal 18 September 2008. Mawazin dan H. Suhendi. 2008. Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter Shorea parvifolia Dyer. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Pusat Litbang. Bogor September 2008. Nugroho. 2005. Pengaruh dosis urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (lactuca salivu L). Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV. No. 23. 2005 Nuraeni. 2002. Pengaruh Varietas dan Dosis Pupuk Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L) Merr) Panen Muda. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20142/A02n ur3_abstract.pdf?sequence=1. Diakses tanggal 30 april 2012. Nurshanti, D. F. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.). AgronobiS Vol. 1, No. 1: ISSN 1979-8245X. Universitas Baturaja. Nathaniah, Benita., Sukewija, I Made., Sri, Sutari. 2012. Pengaruh Aplikasi Bourin Gajah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Pambayun, R. 2008. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Produksi Beberapa Sayuran Indigenous. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Purnama Haqa Rizki., Santosa Joko Sartono., Hardiatmi Sri., 2013. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos Enceng Gondok Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi. Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013. Posiding Seminar Ilmiah Nasional Komoditas Sayuran. Balitsa. Lembang
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)
Rahmat, R. 2007. Bertanam Petsai Dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius. Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Sahari. 2005. Pengaruh Dan Jenis Dosis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Krokat Landa. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saragi, A. H. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Dosis Pupuk Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleraceal.A). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Suleman, D, Cindra. 2013. Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Dengan Pemberian Dosis Pupuk Organik Kotoran Ayam. skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Gorontalo. Sutanto. 2002. Perbedaan Antara Pupuk Anorganik Dan Pupuk Organik. http:// repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12345689/52826/BAB%20I%20Pend ahuluan.pdf?sequence=3. Diakse tanggal 27 April 2012. Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta Syekhfani. 2000. Sifat dan Fungsi Pupuk Kandang. http://etd.eprints.ums.ac.id/ 14422/2/BAB_I.pdf. Diakses 28 April 2012. Supriono. 2000. Pengaruh Dosis Urea Tablet Dan Jarak TanamTerhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelei Kultivar Sindiro. Agrosains Vol. 2 No 2. Faculty Of Agriculture, University Of Sebelas Maret, Surakarta Wiwie. 2011. Pengaruh Beberapa Kombinasi Pupuk Kandang Ayam Dengan NPK. (15 : 15: 15) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Markisa Ungu (Passiflora Edulis Var. Edulis Sims). Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Ariyati Kadir Mahasiswi Jurusan Agroteknologi1), Fauzan Zakaria Dosen Pembimbing 12), Fitriah S. Jamin Dosen Pembimbing 23)