ARTIKEL Studi Komparasi Kerja Sam Guru Bidang Studi Dengan Guru Bimbingan Koseling Dalam Pelayanan Bimbingan Di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo Dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo.
Oleh
KASIA IYAI NIM. 111 408 052
LEMBAR PENGESAHAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014
2
STUDI KOMPARASI KERJA SAMA GURU BIDANG STUDI DENGAN GURU BIMBINGAN KOSELING DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO DAN SMP NEGERI 6 KOTA GORONTALO.
Kasia Iyai, Maryam Rahim, Murhima A.Kau.
ABSTRAK Kasia iyai,NIM 111 408 052. “Studi Komparasi Tentang Kerja sama Guru Bidang Studi dengan Guru Bimbingan Konseling dalam Pelayanan Bimbingan di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo.skripsi”. Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. 2014. Pembimbing I, Dra.Ha.Maryam Rahim,M.Pd dan Pembimbing II,Murhima A.Kau,S.Psi,M.Psi. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah terdapat perbedaan kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo?.Tujuan penelitian adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru bidang studi dan guru BK di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo adalah; a) saling memberikan informasi tentang keberadaan siswa data dukung 87 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; b) selalu berpartisipasi dalam pertemuan kasus, data dukung 87 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; c) selalu bekerja sama dalam mengumpulkan data siswa untuk mengindentifikasi masalah yang dihadapi siswa, data dukung 80 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; d) bersama-sama meneliti kesulitan dan kemajuan siswa, data dukung 100 % untuk kedua sekolah tersebut; dan e) bersama-sama membantu memecahkan masalah siswa, data dukung 100 % untuk kedua sekolah dimaksud yaitu SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo. Hipotesis berdasarkan kajian teoritis, maka hipotesis dari penelitian adalah terdapat perbedaan antara kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP 6 Negeri Gorontalo. Kata kunci : Kerja Sama,Guru Bidang Studi,Guru Bimbingan Dan Konseling
Kasia Iyai Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Maryam Rahim, Murhima A.Kau Dosen tetap Universitas Negeri Gorontalo
2
Keberadaan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widya iswara, fasilitator dan instruktur (UU No.20/2003, pasal 1 ayat 6). Kesejajaran posisi antara kualifikasi tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan seting pelayanan spesifik yang satu dan yang lainnya mengandung keunikan dan perbedaan. Oleh sebab itu, di dalam naskah ini konteks dan ekspektasi kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor mendapatkan penegasan kembali dengan maksud untuk meluruskan konsep dan praktik bimbingan dan konseling ke arah yang tepat. Kedua sekolah SMP Negri 2 Gorontalo dengan SMP Negeri 6 gorontalo dalam kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling sedikit ada perbedaan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Masalah yang muncul dalam perbedaan itu seperti : ; a) saling memberikan informasi tentang keberadaan siswa data dukung 87 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; b) selalu berpartisipasi dalam pertemuan kasus, data dukung 87 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; c) selalu bekerja sama dalam mengumpulkan data siswa untuk mengindentifikasi masalah yang dihadapi siswa, data dukung 80 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo. Dengan masalah seperti ini penulis hendak melakukan penelitian ,untuk melakukan studi komparasi di Smp Negeri 2 dan Smp Negeri 6 di gorontalo. Perbandingan yang nyata dapat di jelaskan lebih rinci ketika penelti melakukan penelitian kedua sekolah tersebut. Perbedaan yang menunjukkan guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalalm pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga penulis hendak melakukan penelitian di sekolah. Dengan demikian, kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan. Kerja sama yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerja sama dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :Kurangnya pemahaman yang jelas dari guru bidang studi tentang pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.Kurangnya kerja sama antara guru pembimbing dengan guru bidang studi dalam hal pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah terdapat perbedaan kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo.Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo.Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan khususnya kepada guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalam hal pemberian pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.Mengembangkan potensi untuk penulisan karya ilmiah, khususnya bagi pribadi Peneliti maupun kalangan akadimisi, dalam memberikan informasi kepada dunia pendidikan
2
akan pentingnya kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah. Manfaat praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo untuk meningkatkan kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah. Secara praktis tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah. Selain itu juga diharapkan dapat mendorong daya kritis dan perhatian para pendidik yang ada di lokasi penelitian maupun di sekolah lainnya secara umum. KAJIAN TEORETIS Pengertian Kerja Sama Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup. Soetjipto (2011:88-89) menjelaskan kerja sama merupakan salah satu sikap kepedulian antar sesama, yakni melakukan pekerjaan secara kelompok dan berinteraksi secara bersama untuk mencapai suatu tujuan.Kerja sama guru bidang studi dengan guru pembimbing dimaksudkan adalah sejauh mana peran dan kerja sama guru bidang studi dengan guru pembimbing dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bagaimana kerja sama guru bidang dan guru pembimbing dalam pelayananan bimbingan dan konseling di sekolah dengan sub indikator : Memberikan informasi tentang siswa kepada staf bimbingan dan konseling,berpartisipasi dalam pertemuan kasus,bekerja sama dengan konselor atau guru pembimbing mengumpulkan data siswa untuk mengindentifikasi masalah yang di hadapi siswa,meneliti kesulitan dan kemajuan siswa,membantu memecahkan masalah siswa. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat diberi kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kerjasama adalah kemampuan individu untuk mewujudkan hubungan-hubungan yang baik antar sesama, sehingga akan berdampak pada pengembangan diri. . Kerja Sama Guru Dengan Konselor Dalam Layanan Bimbingan Dalam kegiatan-kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara guru dengan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapakan. Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan bimbingan disekolah perlu dukungan atau bantuan guru. Ada beberapa pertimbangan, mengapa guru juga harus melaksanakan kegiatan bimbingan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, Soetjipto, Raflis Kosasi (dalam Rocman Natawidjaja dan Moh.Surya 1985;111-113) mengutip pendapat Miller yang mengatakan bahwa : a) Proses belajar menjadi sangat efektif, apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan-tujuan pribadi siswa ini berarti guru ditutut untuk memahami harapan-harapan dan kesulitan-kesulitan siswa, selanjutnya guru dapat menciptakan situasi belajar atau iklim kelas yang memungkinkan siswa
2
dapat belajar dengan baik. b) Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, lebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kegiatan kelas. Guru mempunyai kesempatan yang luas untuk mengadakan pengamatan terhadap siswa yang diperkirakan mempunyai masalah. Dengan demikian masalah-masalah itu dapat diatasi sendiri mungkin, sehingga para siswa dapat belajar dengan baik tanpa dibebani oleh suatu permasalahan. c) Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara lebih nyata. Berhubung guru mempunyai kesempatan yang terjadwal untuk bertatap muka dengan para siswa, maka ia akan dapat memperoleh informasi yang lebih banyak tentang keadaan siswa, yang menyangkut masalah pribadi siswa, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dalam keadaan seperti ini peran guru dalam kegiatan bimbingan sangat penting. Arti Kerja sama Guru Bidang Studi dan Guru Pembimbing Kerja sama antara guru bidang studi dan guru pembimbing adalah merupakan hal yang paling penting di dalam pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Ketut (2002:64) mengemukakan kerja sama dalam layanan bimbingan yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerja sama guru pembimbing dengan pihak-pihak yang terkait baik di dalam maupun di luar sekolah, Kerja sama dengan pihak di dalam sekolah, Kerja sama di dalam sekolah antara lain dengan, Seluruh tenaga pengajara dan tenaga kependidikan lainya di sekolah,Seluruh tenaga administrasi di sekolah,Osis dan organisasi siswa lainya, Kerja sama dengan pihak di luar sekolah,Orang tua siswa atau BP-3, Organisasi profesi seperti IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia), Lembaga / organisasi kemasyarakatan, Tokoh masyarakat. Lebih Lanjut Ketut (2002:58) menjelaskan bahwa dalam pembinaan siswa di sekolah diperlukan adanya kerja sama semua personel sekolah, terutama antara guru mata pelajaran dan guru pembimbing, wali kelas dan kepala sekolah. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling di sekolah belum begitu luas di pahami oleh para guru dan kepalah sekolah. Bahkan di kalangan atas juga ada yang sepenuhnya mempunyai keyakinan bahwa bimbingan dan konseling adalah komponen penting di sekolah di samping kurikilum dan administrasi pendidikan. Pengertian Bimbingan Kata bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah dalam bahasa Inggris yaitu guidance yang akar katanya guide yang berarti memandu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang defnisi “bimbingan”, berikut dikutipkan pengertian bimbingan merupakan salah satu bidang dan program pendidikan dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa (Hikmawati 2010:1). Fungsi Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi bimbingan dan konseling Ketut (2002:27-28). Setiap
2
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan haruslah secara langsung mengacu pada salah satu atau pada beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat di identifikasi dan di efaluasi. Tujuan Pelayanan Bimbingan di Sekolah Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan untuk peserta didik baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam huungan pribadi, sosial, belajar,karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu membantu mendirikan peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal. Hikma wati (2011:64) Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis, maka hipotesis dari penelitian adalah terdapat perbedaan antara kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP 6 Negeri Gorontalo. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dengan judul “Studi Komparasi tentang Kerja Sama Guru Bidang Studi dengan Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pelayanan Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo. Lokasisi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah dua sekolah dengan masing-masing yaitu di SMP Negeri 2 Gorontalo dan SMP Negeri 6 Gorontalo pada guru mata pelajaran dan guru pembimbing, dengan waktu penelitian yaitu selama 2 (dua) hari mulai terhitung dari tanggal diterbitkannya pengantar penelitian. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini hanya 1 (satu) yaitu : Kerja sama guru bidang studi dengan guru pembimbing dimaksudkan adalah sejauh mana peran dan kerja sama guru bidang studi dengan guru pembimbing dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah sebagai berikut: Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek dari keseluruhan penelitian. Adapun anggota populasi dalam penelitian ini adalah guru bidang studi dan guru pembimbing di SMP Negeri 2 Gorontalo berjumlah 54 orang dan SMP Negeri 6 Gorontalo berjumlah 62 orang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakterisktik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini dari dua sekolah yaitu SMP Negeri 2 Gorontalo 10% dan SMP Negeri 6 Gorontalo 25% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 15 orang yang ada di SMP Negeri 2 Gorontalo dan 15 orang di SMP Negeri 6 Gorontalo. Pengolahan Data dan Analisis Data Pengolahan data ini dilakukan sebagai berikut: a.Membandingkan hasil pengamatan pertama dengan hasil pengamatan berikutnya, b.Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara;
2
c.Membandingkan hasil wawancara pertama dengan wawancara berikutnya. Penekanan dari hasil perbandingan ini untuk mengetahui alasan-alasan terjadinya perbedaan data yang diperoleh selama proses pengumpulan data. Adapun analisis data dilakukan secara interaktif yang dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Proses analisis data dilakukan secara terus menerus di dalam proses pengumpulan data selama penelitian berlangsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian dalam skripsi ini adalah SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo. Untuk mengetahui obyektivitas lokasi penelitian dari kedua sekolah ini, maka peneliti akan mendeskripsikannya secara terpisah antara keduanya dengan mengacu pada profil sekolah yang diperoleh peneliti di lapangan. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo 1. SMP Negeri 2 Kota Gorontalo SMP Negeri 2 Kota Gorontalo didirikan pada tahun 1955, serta ditetapkan pengoperasian kegiatan pembelajarannya dalam SK Mendikbud pada tanggal 21 Juli 1955 dengan Nomor: 3705/B/3. Tgl. 21 Juli 1955, dan Nomor Statistik Sekolah (NSS): 201303602002. SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang terletak di Jalan Budi Utomo No. 298 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo ini berdiri di areal tanah seluas 7872 M2. Pada awal didirikan, SMP Negeri 2 Kota Gorontalo hanya memiliki 5 ruang belajar dan perlahan-lahan bertambah jumlah bangunannya sesuai dengan jumlah kebutuhan. Jika pada awalnya areal tanah yang begitu luas hanya terdapat luas bangunan 320 M2 (40 m X 8 m), dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran terhadap 86 siswa. Akan tetapi dengan bergulirnya waktu yang begitu cepat dan animo masyarakat begitu besar terhadap lembaga pendidikan tersebut, maka saat ini SMP Negeri 2 Kota Gorontalo telah telah memiliki luas bangunan 4024 M2 atau 30 Rombongan Belajar serta diperuntukkan pada kegiatan pembelajaran siswa yang berjumlah 1128 orang dengan tenaga pengajar/guru sebanyak 56 orang, tenaga administrasi/tata usaha sebanyak 9 orang, dan petugas kebersihan/penjaga sekolah sejumlah 2 orang. 2. SMP Negeri 6 Kota Gorontalo SMP Negeri 6 Kota Gorontalo didirikan pada tahun 1951, serta ditetapkan pengoperasian kegiatan pembelajarannya dalam SK Mendikbud Nomor: 678 tgl. tanggal 6 Agustus 1979, dan Nomor Statistik Sekolah (NSS): 201176102006. SMP Negeri 6 Kota Gorontalo yang terletak di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 24 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo ini berdiri di areal tanah seluas 6045 M2. Pada awal didirikan, SMP Negeri 6 Kota Gorontalo hanya memiliki 4 ruang belajar dengan luas bangunan 256 M2 (32 m X 8 m), yang dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran terhadap 66 siswa, dan saat ini telah telah memiliki luas bangunan 3903,54 M2 atau 32 Rombongan Belajar serta diperuntukkan pada kegiatan pembelajaran siswa yang berjumlah 1187 orang dengan tenaga pengajar/guru sebanyak 64 orang, tenaga administrasi/tata usaha sebanyak 10 orang, dan petugas kebersihan/penjaga sekolah sejumlah 2 orang. b. Keadaan Siswa SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo.
2
SMP Negeri 2 Kota Gorontalo sebagaimana yang telah disebutkan di aas, bahwa jumlah siswa SMP Negeri 2 Kota Gorontalo tahun ini (TP. 2012/2013) seluruhnya berjumlah 1128 orang, yang terdiri; siswa putra berjumlah 498 orang dan putri berjumlah 630 orang. Untuk kejelasannya, perhatikan tabel 4.1 tentang keadaan siswa SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Studi Komparasi tentang Kerja Sama Guru Bidang Studi dengan Guru Bimbingan Konseling dalam Pelayanan Bimbingan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo Untuk mengetahui studi komparasi tentang kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan konseling dalam pelayanan bimbingan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo, peneliti melakukan analisis hasil angket yang diedarkan kepada guru bidang studi dan guru bimbingan konseling dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang pada masing-masing sekolah. Pertanyaan utama yang peneliti ajukan dalam angket adalah pertanyaan nomor 1, sedangkan pertanyaan pendukung adalah nomor 2, 3, 4, s/d 20. Untuk kejelasan hasil angket Guru SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo, dapat dilihat pada uraian dan tabel berikut ini! Tabel 4.5 Analisis Hasi Angket Guru Bidang Studi Membantu Guru BK untuk Mencari Informasi tentang Keberadaan Siswa Baik Terkait dengan Aktivitas Belajarnya Maupun Perilaku atau Kepribadiannya No SMP Negeri 2 SMP Negeri 6 S o Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase a l
1
Selalu
9
60 %
10
67 %
Kadang-kadang
6
40 %
5
33 %
Tidak Pernah
0
0%
0
0%
Jumlah
15
100 %
15
100 %
Pertanyaan yang diajukan untuk tabel di atas adalah; Apakah guru bidang studi selalu membantu guru BK untuk mencari informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya? Terhadap pertanyaan tersebut, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut; Reponden dari SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang menyatakan bahwa guru bidang studi selalu membantu guru BK untuk mencari informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya sebanyak 9 dari 15 responden atau 60 %, yang menjawab kadang-kadang sejumlah 6 dari 15 responden atau 40 %, sedangkan yang menjawab tidak pernah adalah 0 %. Adapun reponden dari SMP Negeri 6 Kota Gorontalo yang menyatakan bahwa guru bidang studi selalu membantu guru BK untuk mencari informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya sebanyak 10 dari 15 responden atau 67
2
%, yang menjawab kadang-kadang sejumlah 5 dari 15 responden atau 33 %, sedangkan yang menjawab tidak pernah adalah 0 % Berdasarkan analisis angket di atas membuktikan bahwa, studi komparasi tentang kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan konseling yang ada di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo, dalam hal mencari informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya tidak menunjukkan perbedaan yang signfikan. Sebab keduanya menyatakan bahwa guru bidang studi selalu membantu guru BK untuk mencari informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya. Adapun perbedaan jumlah yang terjadi pada jawaban angket tersebut tidak mengurangi makna, sebab perbedaannya hanya terdapat pada intensifitas selalu dan kadang-kadang, serta bukan pada hal yang tidak pernah dilakukan. Pembahasan Hasil Penelitian
Bimbingan dan konseling dalam makna secara keseluruhan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan mengarahkan, membimbing dan menggali potensi siswa agar lebih mengenal diri, kemauan bakat dan potensinya sendiri. Atau dengan kata lain, bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar memperkembangkan potensipotensi yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain. Adapun kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Indikator bentuk kerja sama yang ditunjukkan meliputi; a) saling memberikan informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya; b) selalu berpartisipasi dalam pertemuan kasus; c) selalu bekerja sama dalam mengumpulkan data siswa untuk mengindentifikasi masalah yang dihadapi siswa; d) bersama-sama meneliti kesulitan dan kemajuan siswa; dan e) bersama-sama membantu memecahkan masalah siswa. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberadaan guru Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo dalam membantu aktivitas belajar siswa dan mengatasi segala permasalahan siswa tidak hanya berdiri sendiri, tetapi lebih dari itu selalu bekerja sama dengan guru bidang studi yang ada. Dengan kata lain, adanya bentuk kerja sama antara guru bimbingan dan konseling dengan guru bidang studi sangat menjamin optimalisasi pelaksanaan tugas dalam rangka menciptakan yang berkualitas baik dari kognif atau prestasi belajar siswa maupun dari segi afektif atau karakter dan kepribadian siswa. PENUTUP Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kerja sama guru bidang studi dengan guru bimbingan konseling dalam pelayanan bimbingan di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri
2
6 Kota Gorontalo tidak ada perbedaan yang signifikan. Indikator bentuk kerja sama yang ditunjukkan meliputi; a) saling memberikan informasi tentang keberadaan siswa baik terkait dengan aktivitas belajarnya maupun perilaku atau kepribadiannya, data dukung 87 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; selalu berpartisipasi dalam pertemuan kasus, data dukung 87 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; c) selalu bekerja sama dalam mengumpulkan data siswa untuk mengindentifi-kasi masalah yang dihadapi siswa, data dukung 80 % untuk SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan 93 % untuk SMP Negeri 6 Kota Gorontalo; d) bersama-sama meneliti kesulitan dan kemajuan siswa, data dukung 100 % untuk kedua sekolah tersebut; dan e) bersama-sama membantu memecahkan masalah siswa, data dukung 100 % untuk kedua sekolah dimaksud yaitu SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo.
Saran .Diharapkan kepada guru bidang studi dan guru bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dan SMP Negeri 6 Kota Gorontalo untuk dapat meningkatkan kerja samanya dalam hal pembentukan kepribadian, prilaku, dan kecerdasan peserta didik secara komprehensif. Diharapkan kepada guru bidang studi dan guru bimbingan konseling untuk selalu melakukan koordinasi dan silang kerja sama secara intensif dengan pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab kepada kehidupan peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Ahmad,Abu & supriyono widoro. 2004. Psikologi Belajar. PT,Rineka Cipta Depdiknas Universitas Negeri Gorontalo .2009. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Djamarad,Bahri Syaiful. 2008 .Psikologi Belajar.PT.Rineka Cipta Edisi Ke II Faisal, Amir Zulfanah. 2003. membangkitkan gairah anak untuk berprestasi .PT.Cipta Edisi Revisi Ghufron.M.Nur & Risnawati Rini S . 2010. Teori-Teori Psikologi. Ar-Ruzz Media Hikmawati,Fenti. 2010. Bimbingan dan Konseling. Jakarta.PT.Raja Grafindo Mahmud . 2002. Psikologi Pendidikan. CV Pustaka Setia,2010 Elex Media Komputindon Soetjipto,Raflis Kosasi. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta Rineka Cipta Yusuf,Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Perpustakaan Nasional Yusuf , Syamsu .2009. Landasan Bimbingan dan Konseling . Perpustakaan Nasional Willis,Sofyan. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. CV Alfabeta
2
2