LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN RESOURCE BASED LEARNING (BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER)
Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Dian Lestari NIM. 104017000501
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud
Drs. Rachmat Mulyono M.Si. Psi
NIP. 150 228 775
NIP 150 293 240
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 11 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang pendidikan matematika. Jakarta,
Juni 2010
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Maifalinda Fatra, M.Pd. NIP 19700528 199603 2 002
...............................
.............................
...............................
.............................
...............................
.............................
...............................
.............................
Sekretaris (Sekretaris Jurusan) Otong Suhyanto, M.Si NIP 19681104 199903 1 001 Penguji I Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd NIP 19480323 198203 1 001 Penguji II Maifalinda Fatra, M.Pd. NIP 19700528 199603 2 002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP 19571005 198703 1 003
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dian Lestari
NIM
: 105015000649
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun
: 2004/2005
Alamat
: Jl. Nimun Raya No.21 Rt.07/10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 12240
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber) adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen: 1. Dosen Pembimbing 1 Nama
: Dra. Afidah Mas’ud
NIP
: 150 228 775
Dosen Jurusan
: Pendidikan Matematika
2. Dosen Pembimbing 2 Nama
: Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.Psi
NIP
: 150 293 240
Dosen Jurusan
: Psikologi
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 10 Maret 2010 Yang menyatakan,
Materai Dian Lestari NIM 10401700050
ABSTRAK Dian Lestari (104017000501), Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber). Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemndirian belajar matematika siswa dengan Resource Based Learning sehingga dapat meningkatkan pula hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan dua siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dahlia Tangerang Selatan. Subyeknya adalah siswa kelas VII B dengan jumlah siswa 18 orang. Pokok bahasan yang diteliti adalah bangun datar. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket dan tes hasil belajar matematika. Hasil penelitian pada siklus satu menunjukkan persentase rata-rata kemandirian belajar siswa 74% dan rata-rata hasil belajar matematika siswa 59 dengan persentase hasil belajar matematika siswa ≥ rata-rata kelas adalah 33%. Hasil penelitian pada siklus kedua, persentase rata-rata kemandirian belajar siswa 81% dan rata-rata hasil belajar matematika siswa 75 dengan persentase hasil belajar matematika siswa ≥ rata-rata kelas adalah 72,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Resouce Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika siswa. Saran yang dapat diajukan adalah Resource Based Learning dapat dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa. Kata kunci: Belajar Matematika, Resource Based Learning, Kemandirian Belajar
ABSTRACT Dian Lestari (104017000501) To Improve Student’s Mathematic Learning Autonomy with Resource Based Learning. Skripsi, Mathematic Education Department, The Faculty of Tarbiya and Teacher Training, The State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Designation of this research to increasing Student’s Mathematic Learning Autonomy with Resource Based Learning, so it will increase students’s mathematics achievements. The research is done by classroom action research with two cycle. The research practice in Junior High School “Dahlia” , Tangerang Selatan, the subject of research are 18 student at VII B. The topic’s learning is flat shape Instrument which is used in this research are questionnaire, observation’s sheet and learning result test. The result research of first cycle shows that average percentage student’s mathematic learning autonomy is 74% and average score of student’s achievement mathematic is 59, percentage students’s mathematic achievement ≥ average of class’s mathematic achievement is 33% . Then, result research in second cycle shows that average percentage student’s mathematic learning autonomy is 81% and average score of student achievement of mathematic is 75, percentage student’s mathematic achievement ≥ average of class’s mathematic achievement is 72,5%. The conclusion of this research is Resource Based Learning can improve Student’s Mathematic Learning Autonomy and achievement. Based of this findings, Resource based learning can be used to improve Student’s Mathematic Learning Autonomy and students’s mathematic achievement. Keyword: Mathematic Learning, Resource Based Learning, Learning Autonomy
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah, atas segala hidayah, rahmat dan kenikmatan yang tiada batas. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Dia selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Salawat serta salam selalu tercurah bagi baginda Rasulullah S.A.W, yang menjadi jalan bagi setiap insan untuk bisa mengenal Allah Azza Wa Jalla, akidah sebagai pondasinya, syariat sebagai jalannya dan akhlak sebagai aktualisasi terhadap kecintaan-Nya. Dengan rahmatNya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada M.A.
2.
Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3.
Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4.
Ibu Dra. Afidah Mas’ud, Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan saran, kritik dan ilmu selama menyusun skripsi ini.
5.
Bapak Rachmat Mulyono, M.Si,Psi, Dosen pembimbing II, yang telah memberikan
saran,
motivasi,
dan
meluangkan
waktu,
hingga
terselesaikannya skripsi ini. 6.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu.
7.
Ibu Sri Puspo Heryani, SP. selaku Kepala SMP Dahlia dan Ibu Eny Asmiati selaku Wakil Kepala SMP Dahlia, yang telah memberikan izin penelitian dan toleransi kehadiran di sekolah.
8.
Kepada Ibu dan Bapak yang telah memberikan motivasinya dan bantuan baik spirituil maupun materil, terima kasih atas doanya. Kakakku Anto yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini melalui facebook ataupun telepon, ternyata jarak bukan suatu penghalang, “thanks bro..”.
9.
Teman-teman seperjuangan di SMP Dahlia, Erna (Syukron Jazakillah atas bantuannya selama penelitian), Ina, bu Asih (kalian semua sudah mengisi hari-hariku selama mengajar... keep ukhuwah yaa). Dan anak-anak kelas VIIB yang sudah berani belajar untuk tidak mencontek dan mandiri dalam belajar.
10. Sahabat-sahabatku: Mba Novi, Edah, Dewi, Susi, Ayu dan Ria. Kalian semua bagian dari semangat, syukron jaza atas perhatian dan motivasi yang tiada henti, penyemangat di kala jatuh, penegak di kala runtuh, penjaga di kala lalai. 11. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat Saya sebutkan satu persatu, semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama para pendidik tunas bangsa. Dan penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GRAFIK.. ........................................................................................ viii DAFTAR POLIGON ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6 D. Perumusan Masalah ................................................................ 7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoritik........................................................................ 9 1. Pembelajaran Matematika ................................................ 9 2. Kemandirian Belajar ........................................................ 13 3.
Resource Based Learning ............................................... 18
4. Penelitian yang Relevan ............................ ..................... 26 B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ......................... 26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 27 B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ................................ 27 C. Subyek Penelitian/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian.. 28 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................ 28 E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 29 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 32
G. Data dan Sumber data ............................................................ 32 H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ....... 33 I. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 34 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustwortines) Studi .. 35 K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............ 37 L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan .................................... 38 BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ........................................................................ 39 1. Data Awal ......................................................................... 39 2. Data Hasil Tindakan ......................................................... 40 a. Siklus I ....................................................................... 40 b. Siklus II ...................................................................... 50 B. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 64 C. Interpretasi Data ..................................................................... 65 D. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................. 66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ 68 B. Saran ...................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70 LAMPIRAN ....................................................................................................... 72
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Persentase Kemandirian Belajar Matematika sebelum Tindakan.. 5
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa......... 34
Tabel 4.1
Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar Matematika Sebelum Tindakan .................................................... 39
Tabel 4.2
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I..47
Tabel 4.3
Nilai Tes Akhir Siklus I ............................................................... 49
Tabel 4.4
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II 59
Tabel 4.5
Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar Matematika Setelah Tindakan ...................................................... 61
Tabel 4.6
Nilai Tes Akhir Siklus II .............................................................. 62
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Capaian Pelaksanaan Pembelajaran Resource Based Learning............................................................. 64
Tabel 4.8
Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki Skor Kemandirian Belajar Matematika ≥70% ........................................................... 64
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I.. 48
Grafik 4.2
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II.. 60
Grafik 4.3
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus ................................................................................. 61
DAFTAR POLIGON Poligon 4.1
Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I ................ 49
Poligon 4.2
Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II ............... 63
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Tahapan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart ......... 28
Gambar 3.2
Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 32
Gambar 4.1
Aktifitas Siswa ketika Mengerjakan LKS .................................... 44
Gambar 4.2
Kemandirian Belajar dalam Mengerjakan Tes Akhir Siklus I...... 45
Gambar 4.3
Kemandirian Belajar Siswa ketika Mengerjakan LKS ................ 52
Gambar 4.4
Kemandirian Belajar ketika Mengerjakan LKS........................... 54
Gambar 4.5
Kemandirian Belajar di Kelas....................................................... 55
Gambar 4.6
Kemandirian Belajar di Kelas ...................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 72
2.
Angket Kemandirian Belajar ........................................................................ 96
3.
Uji Validitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa.. 99
4.
Uji Realibilitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa........................................................................................................... 100
5.
Pedoman Wawancara Siswa pada Akhir Siklus ......................................... 101
6.
Lembar Observasi Pembelajaran Siswa ...................................................... 104
7.
Soal Tes Akhir Siklus I ............................................................................... 113
8.
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I .............................................................. 117
9.
Soal Tes Akhir Siklus II .............................................................................. 118
10. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II ............................................................ 121 11. Hasil Nilai Tes Akhir Sikus I ...................................................................... 122 12. Hasil Nilai Tes Akhir Siklus II ................................................................... 123 13. Hasil Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Sebelum Tindakan.. 124 14. Hasil Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Setelah Tindakan.... 125 15. Daftar Uji Referensi .................................................................................... 126
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN RESOURCE BASED LEARNING (BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER) Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Oleh :
Dian Lestari 104017000501
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan sains menuntut manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang didirikan guna memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan masyarakat. Sehingga diharapkan sekolah dapat berperan guna memenuhi kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bagsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Berdasarkan Undang-Undang tersebut dapat diketahui bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah membentuk individu yang mandiri. Jika dikaitkan dalam dunia pendidikan, makna membentuk individu yang mandiri berarti membentuk individu yang mandiri dalam belajar atau kemandirian belajar siswa. Selain itu, hidup mandiri juga merupakan salah satu tujuan dari Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan yang merupakan aspek dari kurikulum pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan pada saat ini. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah
dirumuskan mengaju kepada tujuan umum pendidikan berikut. ”Tujuan pendidikan
1
menengah
adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, (Jakarta: CV Tamita Utama, 2004), h.7
2
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.”2 Mandiri merupakan suatu sikap yang dapat terbentuk dengan proses. Kemandirian terbentuk atas kesadaran diri individu, sikap kemandirian ini tidak hanya dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri atau dikenal dengan faktor internal, namun faktor eksternal juga memiliki peran yang signifikan, faktor eksternal yang mempengaruhi seperti lingkungan tempat individu beraktifitas dan dorongan dari orang sekitar. Sekolah merupakan salah satu tempat individu/siswa beraktifitas dalam mencari ilmu atau belajar, sehingga sekolah diharapkan dapat menjadi tempat melatih kemandirian siswa dalam belajar. Kemandirian lahir karena adanya kesadaran individu untuk menjalani proses kehidupannya dengan sebaik-baiknya sehingga diharapkan hasil setiap pekerjaan ia dapatkan juga optimal. Hasil yang optimal akan didapatkan oleh seorang individu jika ia memiliki kesadaran dan kemauan keras untuk berubah ke arah yang lebih baik. Perubahan dan kemauan untuk berubah ke arah yang lebih baik dapat dilakukan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Firman Allah S.W.T menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika ia tidak mau berusaha mengubahnya sendiri. Landasannya tercantum dalam Al-Quran surat Ar-Radu ayat 11:
... sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah suatu keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .... Di sisi lain, manusia dianjurkan untuk menuntut ilmu, karena Allah S.W.T. meninggikan beberapa derajat orang yang berilmu dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Hal ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Mujadillah ayat 11:
2
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h.108
3
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dari penjelasan di atas, Allah S.W.T telah memberikan peluang kepada manusia untuk berubah dengan melakukan hal terbaik dalam setiap aktifitasnya, terutama dalam hal menuntut ilmu atau belajar karena Allah S.W.T meninggikan orang-orang yang diberi pengetahuan/berilmu beberapa derajat. Oleh karena itu, perubahan untuk lebih baik dalam menjalani proses pembelajaran sangat penting. Dengan kata lain kemandirian belajar perlu untuk dilakukan Kemandirian adalah suatu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi berbagai masalah demi mencapai suatu tujuan, tanpa menutup
diri
terhadap
berbagai
kemungkinan
kerjasama
yang
saling
menguntungkan. ”Ciri-ciri individu mandiri: percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, menghargai waktu, tanggung jawab.”3 Sedangkan kemandirian belajar adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan kesadaran pribadi dan berinisiatif sehingga memiliki percaya diri, kebiasaan positif dan disiplin yang tinggi. Kemandirian belajar matematika adalah suatu kemampuan untuk menimbulkan dorongan pada diri sendiri secara berkelanjutan untuk senantiasa terlibat dalam penyelesaian 3
h.195
Antonius Atoshoki, dkk., Relasi dengan Diri Sendiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2003),
4
masalah matematika. Proses kemandirian adalah proses yang berjalan tanpa ujung. Namun hal ini belum terwujud, kemandirian belajar pada siswa masih rendah. Aspek ketidak mandirian dalam belajar terihat pada pernyataan di bawah ini: Kerap kali siswa yang telah belajar di tingkat SLTA sekalipun dalam mengambil azas manfaat masih bersikap sebagai anak kecil. Mereka sering bertanya kepada bapak dan ibu guru ketika PBM sedang berlangsung, tentang pelajaran yang ditulis pada papan tulis apakah untuk disalin di buku atau tidak. Padahal kalau terasa ada manfaatnya mereka harus menyalinnya. Begitu pula dalam mengomentari keberadaan buku-buku pelajaran mereka yang jarang mereka sentuh. Mereka menjawab bahwa kalau guru tidak menyuruh untuk mengerjakan tugas-tugas rumah atau untuk membacanya ya buat apa dibaca. Kalau begitu terlihat kecenderungan bahwa konsep mereka belajar yaitu baru berbuat kalau baru disuruh.4 Ketidakmandirian siswa berakibat menjadi kebiasaan negatif yang muncul dalam dunia pendidikan di sekolah adalah ”mencotek”, hal ini hampir dilakukan sebagian besar siswa setiap tes tulis, dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kemandirian dalam belajar sepertinya belum dimiliki oleh banyak pelajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru bidang study matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dahlia, ternyata terdapat pola sikap ketidakmandirian belajar juga terlihat dalam proses kegiatan belajar matematika siswa. Sikap ketidakmandirian belajar yang tamapak di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dahlia secara umum, yaitu: 1. Siswa tidak berinisiatif mencatat pelajaran yang ditulis di papan tulis oleh guru, mereka harus diperintah. 2. Siswa tidak membaca buku pelajaran jika tidak diperintah oleh guru. 3. Terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah). 4. Tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. 5. Kebiasaan mencontek ketika ulangan harian, ujian ataupun tugas mandiri yang diberikan oleh guru. 4
Marjohan, Kemandirian dalam http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2007/11/01/ ditingkatkan/
Belajar Perlu artikel-kemandirian
Ditingkatkan, dari -dalam-belajar-perlu-
5
Sedangkan dari angket kemandirian belajar siswa yang diberikan kepada siswa sebelum melakukan tindakan di kelas, jumlah siswa yang memiliki skor kemandirian belajar matematika siswa ≥70% ada 10 siswa atau hanya 56% dari jumlah siswa di kelas. Melalui angket diperoleh rata-rata kemandirian siswa 71%. Persentase tertinggi 75% pada indikator bersungguh-sungguh, dan terendah 67% pada indikator berani bertindak. Tabel 1.1 Persentase Kemandirian Belajar Matematika sebelum Tindakan No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Persentase Berani Bertindak 67% Paham Kebutuhan Belajar 71% Yakin dengan kemampuan diri 71% Yakin dalam menyelesaikan permasalahan 69% Tidak bergantung kepada orang lain 71% Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 71% Bersungguh-sungguh 75% Rata-rata 71% Matematika memiliki fungsi dan peranan yang signifikan dalam pendidikan. Matematika berperan sebagai alat dan pembentuk sikap. Matematika sebagai sumber dari ilmu lain, dengan kata lain banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika. Selain itu, matematika berfungsi
pula
melayani
ilmu
pengetahuan
dalam
pengembangan
dan
operasionalnya, cabang matematika ini biasa dikenal dengan matematika terapan (Applied Mathematics). Oleh karena itu, dalam mengajarkan matematika diperlukan metode dan pendekatan yang tepat. Hal ini dilakukan supaya siswa mendapatkan pembelajaran matematika secara optimal. Kemandirian belajar berkaitan erat dengan hasil belajar matematika siswa. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Busnawir dan Suhaena yang menghasilkan analisis bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Dengan demikian kemandirian belajar perlu diperhatikan guna mencapai hasil belajar matematika yang baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat menumbuhkan siswa lebih aktif dan mandiri dalam belajar dapat dilakukan dengan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yaitu pendekatan konstruktivisme. Landasan filosofis
6
dari pendekatan ini ialah setiap orang hanya dapat mengetahui sesuatu melalui pengkonstruksian pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan. Kemandirian dalam belajar dapat terjadi pada peserta didik jika diberikan kebebasan untuk menemukan,
menelaah
dan
menyajikan
informasi
pengetahuan
dengan
dihadapkan dengan berbagai sumber belajar, guru bukan satu-satunya sumber belajar tetapi guru salah satu dari sumber belajar. Diperlukan suatu strategi pembelajaran yang menghadapkan sumber belajar dalam proses KBM yaitu Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber). Dalam pelaksanaan Resource Based Learning, segala sumber belajar yang ada di lingkungan belajar dimanfaatkan dalam proses KBM. Salah satu keunggulan dalam proses pembelajaran dengan Resource Based Learning adalah mendorong siswa untuk bisa bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman. Dengan demikian diharapkan dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Untuk itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka timbul beberapa masalah, antara lain: 1
Faktor apa yang menyebabkan siswa tidak mandiri dalam belajar matematika pada siswa?
2
Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa?
3
Bagaimana pelaksanaan Resource Based Learning pada pembelajaran matematika di sekolah?
7
4
Apakah Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa?
5
Kendala apa saja yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran matematika dengan Resource Based Learning?
C. Pembatasan dan Fokus Masalah Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini, maka masalah yang akan dibahas perlu dibatasi. Dengan batasan-batasan sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan Resource Based Learning yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan suatu strategi pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan adalah tutor sebaya, LKS (Lembar Kerja Siswa), media bangun datar dan pemanfaatan perpustakaan.
2.
Kemandirian belajar yang dimaksud adalah kemandirian siswa dalam belajar matematika dengan Resource Based Learning. Aspek kemandirian yang diukur meliputi: inisiatif, percaya diri, dan tanggung jawab dalam belajar.
D. Perumusan Masalah Bedasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah pelaksanaan Resource Based Learning dalam belajar matematika dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Mencari solusi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa, yaitu dengan Resource Based Learning. 2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
8
a)
Guru Memberikan
informasi
mengenai
altenatif
pembelajaran
dengan
pelaksanaan Resource Based Learning untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. b) Siswa Melalui pelaksanaan Resource Based Learning diharapkan siswa memiliki aspek kemandirian dalam belajar matematika, diantaranya: lebih percaya diri, kebiasaan berpikir aktif dan kreatif, serta disiplin dalam belajar. c) Sekolah Memberikan informasi pelaksanaan Resource Based Learning dalam rangka perbaikan mutu pendidikan
9
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoritik 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada setiap individu yang hidup. ”Belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan”.5 Demikian pula pengertian belajar menurut Fontana adalah ”proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.”6 Makna perubahan tingkah laku pada proses belajar dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan prilaku yang sudah ada. Proses tersebut terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti pelatihan, mencoba sendiri atau melalui pengalaman. Perubahan
tingkah
laku
tersebut
meliputi
pengetahuan,
kemampuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap dan aspek perilaku lainnya. Kegiatan belajar dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah. Kegiatan belajar itu memiliki beberapa ciri. Ciri-ciri kegiatannya sebagai berikut : ”Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial; Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).” 7 Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan siswa meliputi faktor lingkungan alam (keadaan suhu, kelembaban udara, letak gedung sekolah dan 5
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.60. Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA UPI, 2003 ), h.7. 7 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, hlm.56. 6
10
sebagainya) dan faktor sosial yaitu manusia yang berada dalam lingkungan belajar. Faktor instrumental terdiri atas gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru, kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar; sedangkan faktor-faktor yang berasal dari diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis pada diri siswa berupa kesehatan, kebugaran fisik, kodisi panca indra terutama penglihatan dan pendengaran. Adapun faktor psikologisnya meliputi minat, bakat, intelegensi, motivasi, kemampuan kognitif seperti berpikir, ingatan dan kemampuan dasar pengetahuan. Race mengidentifikasi bahwa peristiwa belajar yang optimal terjadi apabila: 1. Pembelajar merasa menginginkan untuk belajar (want to learn) 2. Belajar dengan melakukan (learning by doing) melalui praktek, trial dan eror dan lain-lain. 3. Belajar dari umpan balik (learning from feedback), baik dari orang lain (tutor, guru, teman) atau diri sendiri (seeing the result). 4. Mendalami sendiri (digesting), artinya membuat apa yang telah mereka pelajari masuk akal dan dapat dirasakan sendiri aplikasinya bagi kehidupannya. 5. Sesuai dengan situasi dan kondisinya (at their own pace). 6. Pada saat dan tempat yang mereka pilih sendiri (at their own place). 7. Pembelajar mengendalikan sendiri belajarnya (feel in control of their learning). 8. Sering bersama dengan kolega (often with other people around, especially fellow-learners). 8 Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa secara umum peristiwa belajar yang optimal terjadi secara independent (mandiri). Selain itu, peristiwa belajar terjadi apabila ditunjang oleh berbagai sumber belajar (resourcebased learning). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar yang optimal adalah mandiri dan berdasarkan berbagai sumber belajar. ”Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”.9 Proses belajar lebih bersifat internal sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang 8
Uwes A. Chaeruman, “Sistem Belajar Mandiri: Dapatkah diterapkan dalam Pola Pendidikan Konvensional?”, dalam Jurnal TEKNODIK No.13, Desember 2003, h.89. 9 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran…, hlm.7.
11
sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. ”Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSN No.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”10 Proses pembelajaran merupakan proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga proses pembelajaran adalah proses sosialisasi siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas belajar, dan sesama siswa lain. Pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, pembelajaran sebagai penentu utama keberhasilan dalam pendidikan. ”Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.”11 Pembelajaran memiliki dua karakteristik, yaitu: 1. Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berpikir. 2. Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Definisi matematika menurut bahasa dijelaskan dalam kalimat-kalimat di bawah ini: Istilah matematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia) atau mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin 10 11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003) h.62. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, hlm.61.
12
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti ”relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).12 Selain itu, kata matematika berkaitan dengan kata wedha atau widya dalam bahasa sansekerta yang berarti kepandaian, ketahuan atau inteligensi. Mengenai definisi matematika, para ahli belum memiliki kesepakatan bersama, namun dari pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini dapat membantu memahami hakikat matematika secara umum. Pendapat tersebut antara lain : 1. James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ”ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya”13 2. Dalam KBBI, matematika diartikan sebagai ”ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”14. 3. Reys berpendapat secara simpel matematika diartikan sebagai ”telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat”15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan memanfaatkan sumber belajar agar menimbulkan proses berpikir mengenai ilmu bilangan yang berisi konsep, hubungan, prosedur operasional bilangan, sehingga membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan hasil konstruksi mereka.
12
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran…, hlm.17-18. Erman Suherman, Strategi Pembelajaran…, hlm.18. 14 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, (Jakarta: Bailai Pustaka, 2002), h. 723. 15 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika ..., hlm.152 13
13
2.
Kemandirian Belajar Kata kemandirian merupakan kata benda yang kata dasarnya “diri” dengan
diberi awalan ke dan akhiran an. Kata kemandirian tidak terlepas dari pembahasan mengenai perkembangan diri itu sendiri, dalam konsep Roger disebut dengan istilah self karena diri itu merupakan inti dari kemandirian. Kartadinata berhasil menginventarisasi sejumlah istilah yang dikemukakan oleh para ahli yang makna dasarnya relevan dengan diri, yaitu self-determinism, autonomous morality, ego integrity, the creative self, self-actualization, selfsystem, real self, self-efficacy, self-expansion, self-esteem, self-pity, self-respect, self-sentience, self-sufficiency, self-expression, self-direction, self-structure, selfcontempt, self- control, self-righteouness, self-effacement16. Namun istilah yang paling relevan dengan kemandirian adalah istilah autonomy. Mandiri merupakan suatu keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang, “Mandiri adalah suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.”17 Siswa yang mandiri akan terlihat pada kemampuan belajar sendiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Manusia yang mandiri akan mengembangkan cara berpikir positif dan memandang masa depan dengan optimis. Manusia mandiri biasanya memiliki pengetahuan, menguasai keterampilan dan memiliki kemauan yang kuat. Ciri-ciri individu mandiri: percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, menghargai waktu, tanggung jawab. Mandiri
sebagai
suatu
sikap
mental
berarti
kesiapan
untuk
mengembangkan diri dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Hal ini tidak berarti kita menutup diri dari pengaruh orang lain. Kemandirian berbeda dengan sikap mental egois dan individualistik. Makna kemandirian ialah dalam proses
16
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.109. 17 Antonius Atoshoki, dkk., Relasi dengan Diri Sendiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2003)h.195
14
mengenal-menerima dan mengembangkan diri tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan mandiri, hubungan sosial dengan sesama tetap terjaga. Menurut Barnadib, kemandirian “meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali yang mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”18. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: 1.
Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,
2.
Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
3.
Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
4.
Bertanggungjawab tetrhadap apa yang dilakukannya Maslow membedakan kemandirian menjadi dua, yaitu: “Kemandirian
aman (secure autonomy), dan kemandirian tidak aman (insecure autonomy).” 19 Kemandirian aman adalah kekuatan yang menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar akan tanggung jawab bersama, dan tumbuh rasa percaya terhadap kehidupan. Kekuatan ini untuk mencintai kehidupan serta mencintai seseorang. Kemandirian tidak aman merupakan kekuatan
kepribadian
yang dinyatakan
dalam
prilaku
menetang dunia
(mementingkan diri sendiri). Havighurst menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu: Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua. 2. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua. 3. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. 1.
18
Zainun Mu’tadin, Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja, 2002, dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm. 19 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja…, hlm.111.
15
4.
Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain. 20
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Pada saat ini peran orang tua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak sebagai ”penguat” untuk setiap perilaku yang telah dilakukannya. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan
otonomi
tersebut
seorang
remaja
diharapkan
akan
lebih
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. . “Kemandirian adalah memerlukan tanggung jawab, mereka yang mandiri adalah mereka yang bertanggung jawab, berinisiatif, memiliki keberanian dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri.”21 Kemandirian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada sejumlah faktor yang sering disebut korelat bagi perkembangan kemandirian, yaitu sebagai berikut: 1. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun faktor keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya.
20
Zanun Mu’tadin, Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja, 2002, dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm. 21 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: GP Press, 2008), h.213.
16
2. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian pula orang tua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemndirian anak. 3. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Demikian juga, proses pendidikan yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman (punishment) juga dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian remaja. 4. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlaku hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian remaja. 22 Kemandirian merupakan aspek psikologis yang dapat dikembangkan sehingga perlu intervensi positif melalui usaha pengembangan atau pendidikan bagi kelancaran perkembangannya. Oleh karena itu terdapat beberapa upaya pengembangan kemandirian remaja dan dapat dimplikasikan dalam pendidikan. Sejumlah intervensi dapat dilakukan sebagai ikhtiar pengembangan kemandirian remaja, antara lain sebagai berikut: 1. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: a. Saling menghargai antaranggota keluarga; b. Keterlibatan dalam memecahkan masalah remaja atau keluarga. 2. Penciptaan keterbukaan. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: a. Toleransi terhadap perbedaan pendapat; b. Memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi remaja; 22
Mohammad Ali dan Mohammad. Asrori, Psikologi Remaja …, hlm.118-119.
17
3.
4.
5.
6.
c. Keterbukaan terhadap minat remaja; d. Mengembangkan komitmen terhadap tugas remaja; e. Kehadiran dan keakraban hubungan dengan remaja. Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: a. Mendorong rasa ingin tahu remaja; b. Adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan; c. Adanya aturan tetapi tidak cenderung mengancam apabila ditaati. Penerimaan positif tanpa syarat. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: a. Menerima apapun kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri remaja; b. Tidak membeda-bedakan remaja satu dengan yang lain; c. Menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk kegiatan produktif apapun meskipun sebenarnya hasilnya kurang memuaskan; Empati terhadap remaja. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: a. Memahami dan menghayati pikiran dan perasaan remaja; b. Melihat berbagai persoalan remaja dengan menggunakan perspektif atau sudut pandang remaja; c. Tidak mudah mencela karya remaja betapapun kurang bagusnya karya itu. Penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: a. Interaksi secara akrab tetapi tetap saling menghargai; b. Menambah frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin terhadap remaja; c. Membangun suasana humor dan komunikasi ringan dengan remaja. 23 Belajar mandiri didefinisikan sebagai usaha individu mahasiswa yang
otonomi untuk mencapai suatu kompetensi akademis. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar. Sebagai mahasiswa yang mandiri, tidak harus mengetahui semua hal dan tidak diharapkan menjadi mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu prinsip belajar mandiri adalah mampu mengetahui kapan membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan perlu bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar, tutor, atau bahkan tetangga yang kuliah di universitas lain. Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk belajar, misalnya saling bertukar pendapat dengan tetangga 23
Mohammad. Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja …, hlm.119-120.
18
yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri untuk giat belajar. Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang. Yang terpenting adalah mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar pada saat pembelajar membutuhkan bantuan atau dukungan. Kemandirian
belajar
diartikan
sebagai
aktifitas
belajar
yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Konsep mandiri dalam belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar tersebut.
Menurut Arifin, ”kemandirian belajar
matematika adalah suatu kemampuan untuk menimbulkan dorongan pada diri sendiri secara berkelanjutan untuk senantiasa terlibat dalam penyelesaian masalah matematika.”24 Sehingga dapat difahami bahwa kemandirian belajar adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan berinisiatif sehingga memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam belajar.
3. Resource Based Learning Resource Based Learning atau Belajar berbasis Aneka Sumber (BEBAS) atau belajar berdasarkan sumber merupakan salah satu pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme. Ditinjau dari segi filsafat, konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi (bentukan) dari siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah tiruan dari kenyataan, pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif kenyataan
24
Darwing Padupai dan Nurdin, Penerapan Pendekatan Open Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.074, September 2008, h. 910.
19
kegiatan seseorang. ”Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.”25 “Resource-Based Learning is the instructional strategy where students construct meaning through interaction with a wide range of print, non-print and human resources.”
26
Belajar berbasis Aneka Sumber adalah strategi
pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. “Belajar berdasarkan sumber (Resource Based Learning) ialah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, kebun, dan semacamnya juga merupakan sumber belajar.”27 Dalam proses pembelajaran ini, murid harus aktif. Penggunaan sumber belajar di dalam aktivitas belajar oleh pembelajar menurut Tahmid dapat digolongkan ke dalam 3 tingkatan kebebasannya : 1. Bebas mutlak Urusan belajar dan hal lain yang terkait, merupakan hak asasi manusia sehingga setiap individu atau kelompok orang bebas menentukan apa saja yang terkait dengan belajar termasuk sumber belajarnya. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada orang dewasa lengkap dengan sifat-sifat kedewasaan yang lekat padanya. Mereka memandang dan menyadari benar bahwa belajar adalah kebutuhan individual dan sebagai kecenderungan /kodrat manusia untuk memahami sesuatu dan bertahan hidup.dalam hal demikian siapapun kita tak dapat berbuat banyak atas orang laindalam hal belajarnya, tetapi semua hal yang berkaitan dengan belajar berpulang pada individu, terutama yang tergolong telah dewasa.
25
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktvistik, (Jakarta: Prestasi Pusaka, 2007), h.13. 26 S. Beivik, Resource Based Learning, 2003, dalam http://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html. 27 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, hlm.65.
20
2. Bebas terkendali longgar Proses belajar dan penggunaan sumber belajar terkendali dalam arti positif oleh para inisiator, organisator, lembaga swadaya masyarakat (LSM) secara longgar demi efektifitas proses belajar. Peran pengendali di sini hanyalah mungkin sebagai perumus tujuan belajar, penyedia pokok-pokok materi dan pengidentifikasi sumber-sumber beljar yang dapat digunakan oleh si pelajar dan kemudian hanya menginformasikan (termasuk dimana ada pusat sumber belajar yang bisa dimanfaatkan) hal tersebut kepada pembelajar yang selanjutnya terserah sepenuhnya kepada si pembelajar. Dengan demikian akan tampak perbedaan model ini dengan format pendidikan formal dan non formal selama ini. Hal demikian disadari karena pada dasarnya bass belajar ini pada aneka sumber yang harus dicari, dialami, dicoba, dikoreksi, sendiri dan dimanfaatkan sendiri oleh si pembelajar. Namun demikian juga masih dimungkinkan para inisiator tersebut menyediakan sumber belajar tertentu untuk tujuan belajar tertentu. 3. Bebas terkendali ketat Hal demikian telah dilakukan oleh berbagai institusi pendidikan konvensional yang telah memiliki aturan yang terkadang bersikap kaku dan berskala nasional. 28 Penggunaan sumber belajar di dalam aktivitas belajar oleh pembelajar dalam penelitian ini adalah bebas terkendali ketat. Hal ini dikarena pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan berada dalam institusi pendidikan yaitu sekolah. Dalam Resource Based Learning dilatih keaktifan siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaannya, Resource Based Learning dapat berupa pelajaran berprogram atau modul yang mengikuti langkah-langkah tertentu, atau dalam melakukan tugas yang bebas berdasarkan teknik pemecahan masalah, penemuan dan penelitian, tergantung kepada keputusan guru serta kemungkinan yang ada berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah.
28
Mohammad Tahmid, Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS), dalam Jurnal TEKNODIK No.13, 2003), h.63-64.
21
Resource Based Learning adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk dan seginya. Dalam pelaksanaannya, waktunya dapat dipersingkat atau diperpanjang. Pembelajaran dengan Resource Based Learning begitu fleksibel dan lugas, tergantung pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Belajar berdasarkan sumber ini dapat diarahkan oleh guru yang berpusat pada kegiatan murid, dapat bersifat individual ataupun klasikal, dapat menggunakan audio visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan ke seluruh siswa di kelas. Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber : 1. Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa pengajaran berbentuk kuliah atau ceramah ditiadakan. Ini berarti bahwa dapat digunakan segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu 2. Berusaha memberikan pengertian kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia, museum, organisasi dan lain-lain, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio visual, dan sebagainya. Mereka harus diajarkan teknik kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri dalam belajar. 3. Berhasrat untuk mengganti pasifitas murid dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya. 4. Berusaha meningkatkan motivasi belajar. 5. Memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masin dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama. 6. Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar. 7. Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkannya belajar sepanjang hidupnya.
22
Murid-murid dibiasakan untuk mencari dan menemukan sendiri sehingga ia tidak selalu bergantung pada orang lain. 29 Di dalam pelaksanaan Resource Based Learning tidak berarti meniadakan peranan guru. Guru terlibat dalam setiap langkah proses belajar, dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber informasi, memberi motivasi, memberi bantuan apabila diperlukan dan memperbaiki bila terdapat kesalahan. Gurulah yang mengusahakan adanya keseimbangan antara waktu untuk belajar sendiri,
bekerja
dalam
kelompok
dan
berdiskusi,
dan
memberi
informasi/penjelasan secara langsung dengan metode ceramah. Jadi tujuan pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh murid dalam pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh guru. Guru memiliki peran yang signifikan dalam proses pelaksanaan Resource Based Learning. Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi ajar yang harus dikuasai guru, akan tetapi juga keterampilan emosional dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan. Resource Based Learning berarti kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan secara maksimal fasilitas belajar yang ada di sekolah seperti buku-buku perpustakaan, alat pengajaran dan lain-lain. Guru harus bekerjasama dengan ahli perpustakaan yang lebih mengenal sumbersumber bacaan yang ada. Menurut taksonomi Lehsin, Arsyad membagi media pembelajaran menjadi 6, yaitu: 1. Media berbasis manusia, meliputi: guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain. 2. Media berbasis cetakan, meliputi: buku latihan, buku penuntun, dan lembar lepas. 3. Media berbasis visual, meliputi: buku, grafik, peta, chart, dan lain-lain. 4. Media berbasis audio-visual, meliputi: video, film, televisi, dan lain-lain. 29
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-12, h.26-28.
23
5. Media berbasis komputer 6. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.30 Dalam penelitian ini, media yang digunakan sebagai sumber belajar ada 4 komponen. Media tersebut adalah media berbasis manusia berupa tutor sebaya, media berbasis cetakan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), media berbasis visual berupa media bangun datar dan pemanfaatan perpustakaan. Secara umum langkah Resource Based Learning terdapat tujuh tahapan seperti berikut ini: 1.
Berikan alasan yang kuat kepada siswa tentang kenapa harus mengumpulkan suatu informasi tertentu. Dengan cara memberikan suatu pertanyaan atau masalah yang terkait dengan topik yang kan dipelajari. Pertimbangkan pengetahuan awal mereka dan relevansi serta kekonstekstualan pertanyaan dengan kehidupan mereka sehingga bermakna bagi mereka.
2.
Rumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran kita turunkan dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator. Tujuan pembelajaran ini harus mencakup kemampuan untuk menganalisis, sintesis, mengevaluasi dan bahkan mecipta.
3.
Identifikasilah kemampuan melek informasi seperti apa saja yang penting dikuasai anak melalui proses “inquiry” learning yang dilakukan dengan berbasis aneka sumber.
4.
Pastikan bahwa sumber-sumber belajar yang potensial telah tersedia, dipersiapkan dengan baik, dan sesuai dengan kebutuhan siswa (seperti sesuai dengan kemampuan membaca, mengamati, dll). Ini paling penting untuk diperhatikan. Proses BEBAS tidak akan berjalan dengan baik jika segala sumber belajarnya tidak dirancang dan dipersiapkan dengan baik dan benar.
5.
Tentukan cara siswa akan mendemonstrasikan hasil belajarnya. Siswa diberikan pilihan untuk membuktikan hasil proses belajarnya. Berikanlah option, biarkan mereka memilih, bila perlu pilihan tersebut datang dari mereka sendiri. 30
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), cet ke6, h.81-101.
24
6.
Tentukan bagaimana informasi yang diperoleh oleh siswa itu dikumpulkan, apakah melalui lembar pengamatan, rekaman audio, rekaman video dan catatan lapangan serta berikan batas waktu untuk setiap langkahnya.
7.
Tentukan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan penyajian hasil belajar mereka. 31 Dalam pelaksanaan cara Resource Based Learning perlu diperhatikan hal-
hal berikut : 1. Pengetahuan yang ada. Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran. 2. Tujuan pelajaran. Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dengan pelajaran itu. Tujuan ini tidak hanya mengenai bahan yang harus dikuasai, akan tetapi juga keterampilan dan tujuan emosional dan sosial. Tujuan ini turut menentukan metode yang akan digunakan. 3. Memilih metodologi Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan. Bila topik yang dihadapi itu luas, berbagai ragam metode akan perlu digunakan. 4. Koleksi dan penyediaan bahan. Harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki oleh sekolah. Bahan pelajaran dapat pula dipinjam, seperti buku dari perpustakaan umum. Bahan yang diperlukan oleh semua murid dapat diperbanyak. Juga bahan untuk kegiatan kreatif dan lain-lain harus disediakan sebelumnya. Juga sumber-sumber lain di luar sekolah perlu diselidiki agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan. 5. Penyediaan tempat Segala kegiatan harus dilakukan dalam ruangan tertentu. Ruang perpustakaan tidak dapat sekaligus digunakan oleh seluruh murid di sekolah. Demikian pula
31
Uwes A. Chaeruman, Tips melaksanakan Resource-Based Learning, 2008, dalam http://www.teknologipendidikan.net/?p=133&cpage=1#comment-562
25
ruang laboratorium dan ruang belajar lainnya sehingga perlu diatur penggunaannya. 32 Resource Based Learning atau Belajar berbasis Aneka Sumber memiliki beberapa kelebihan. Keuntungan dari Belajar berbasis Aneka Sumber (BEBAS) adalah sebagai berikut: 1.
BEBAS mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masingmasing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masingmasing siswa. BEBAS mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, BEBAS memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal. Proses pembelajaran dengan metode BEBAS mendorong siswa untuk bisa bertanggung jawab teradap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman. BEBAS menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Ia akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informasi yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain. Dengan BEBAS, siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali ia melihat informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan dihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya BEBAS dapat membekali keterampilan hidup bagi siswa. 33
2.
3.
4.
5.
Jika Resouce Based Learning dikaitkan dengan dunia teknologi, menurut Astra kelemahannya antara lain adalah sebagai berikut: ”Biaya tinggi pada penyiapan bahan ajar, biaya ekstra untuk pemeliharaan, memerlukan motivasi dan kemandirian peserta didik, hubungan sesama peserta didik rendah.”34
32
S. Nasution, Berbagai Pendekatan ..., hlm.30. Uwes A. Chaeruman, Belajar berbasis Aneka Sumber, 2008, dalam http://www.teknologipendidikan.net/belajar-berbasis-aneka-sumber 34 I Made Astra, “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA” dalam Jurnal TEKNODIK, Volume XI – No. 21 : Periode Agustus 2007, h. 71. 33
26
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Resource Based Learning adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar yang dapat menumbuhkan minat, keterampilan serta kemandirian belajar sehingga membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
4. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: a. Penelitian yang dilakukan oleh Astra, dosen jurusan Fisika MIPA Universitas Negeri Jakarta yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa bahan ajar yang berorientasi pada Resource Based Learning dapat meningkatkan kompetensi dalam penguasaan bidang akademis. b. Penelitian berupa eksperimen pada siswa SMP Negeri 44 Jakarta Timur, tahun 2005, yang dilakukan oleh Busnawir dan Suhaena yang berjudul “Pengaruh Penilaian Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika dengan mempertimbangkan Kemandirian Belajar Siswa”. Kesimpulannya bahwa pada kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, penilaian portofolio memberikan hasil belajar lebih tinggi daripada penilaian konvensional pada proses pembelajaran matematika. c. Penelitian di SMA Laboratorium UKSW Salatiga, tahun 2002, oleh Slameto yang berjudul “Kemandirian Belajar dan Prestasi Siswa SMA Unggulan”. Kesimpulannnya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar siswa dan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Biologi.
B.
Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah: Jika diterapkan stratetegi Resource Based Learning maka dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa.
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dahlia di kelas VII-B pada semester genap tahun ajaran 2009/2010. Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal November 2009 sampai 1 Februari 2010.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika dengan menerapkan Resource Based Learning untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Model penelitian tindakan dalam penelitian ini adalah desain PTK model Kemis dan Mc. Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart terdapat empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) 2. Tindakan (Acting) 3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflection) 35 Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan dengan penelitian pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai maka penelitian dihentikan. Mnamun apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan penelitian pada siklus III, dan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
35
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.71
28
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart
Penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan tercapainya indkator keberhasilan , dengan kriteria sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan minimal 75% dari jumlah siswa memiliki skor kemandirian belajar ≥70%. 2. Hasil belajar matematika siswa yang ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.
C. Subyek Penelitian/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-B SMP Dahlia tahun ajaran 2009/2010, yang terdiri dari 18 siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku tindakan penelitian, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang posisinya sebagai observer. Peran peneliti adalah melakukan observasi pra penelitan untuk
mengetahui
kemandirian
belajar
siswa
dalam
pembelajaran
29
matematika, yaitu mengamati kebiasaan belajar siswa di kelas. Peran yang dilakukan
bersama
dengan
observer
adalah
membuat
rancangan
pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, melakukn refleksi dan merancang tindakan untuk siklus selanjutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan pra penelitian (penelitian pendahuluan) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pada siklus I yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setelah melakukan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Apabila hasil dari siklus II menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Namun apabila indikator kebrhasilan belum tercapai, maka dilaksanakan siklus selanjutnya. Adapun tahapan intervensi tindakan penelitian kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:
1. Pembuatan surat izin penelitian. 2. Menghubungi kepala sekolah dan mitra peneliti. 3. Melakukan pengamatan dalam proses belajar mengajar di kelas. Prapenelitian
4. Menetapkan kelas subyek yang akan dikenai tindakan. 5. Melakukan
diagnosa
mengenai
permasalahan di kelas. 6. Membuat instrument penelitian.
timbulnya
30
Siklus I 1.
Perencanaan Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan strategi Resource Based Learning.
2.
Berdiskusi dengan mitra peneliti.
3.
Membagi siswa di kelas menjadi 4 kelompok, dalam setiap kelompok terdapat 1 orang tutor sebaya.
4.
Menyiapkan sumber belajar siswa berupa Lembar Kerja Siswa, Tutor Sebaya, memastikan sudah tersedianya buku cetak matematika melalui perpustakaan.
5.
Menyiapkan lembar observasi pembelajaran untuk siswa.
6.
Menyiapkan format observasi bebas berupa catatan lapangan.
7.
Menyiapkan angket kemandirian belajar matematika siswa.
8.
Menyiapkan tes hasil belajar.
9.
Menetapkan indicator keberhasilan siklus.
10. Menyiapkan alat dokumentasi.
Pelaksanaan 1. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning, sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Pedoman Matematika dan tutor (teman sebaya). Pelaksanaan ini sesuai dengan RPP yang telah dibuat. 2. Mewawancarai siswa. 3. Dokumentasi.
Pengamatan Tahapan ini berlangsung bersamaan dengan ahapan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang terkait dengan prilaku kemandirian (inisiatif, percaya diri dan tanggung jawab) belajar matematika siswa selama proses pembelajaran di kelas.
31
Refleksi 1. Mengevaluasi hasil pengamatan. 2. Mengidentifikasi hasil yang belum mencapai indicator keberhasilan. 3. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan evaluasi di siklus I.
Siklus II
1.
Perencanaan Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan strategi Resource Based Learning.
2.
Berdiskusi dengan mitra peneliti.
3.
Menyiapkan sumber belajar siswa berupa Lembar Kerja Siswa, media bangun datar, buku cetak matematika.
4.
Menyiapkan lembar observasi pembelajaran untuk siswa.
5.
Menyiapkan format observasi bebas berupa catatan lapangan.
6.
Menyiapkan angket kemandirian belajar matematika siswa.
7.
Menyiapkan tes hasil belajar.
8.
Menetapkan indikator keberhasilan siklus.
9.
Menyiapkan alat dokumentasi.
Pelaksanaan 1. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning, sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Pedoman Matematika dan media bangun datar. Pelaksanaan ini sesuai dengan RPP yang telah dibuat. 2. Mewawancarai siswa. 3. Dokumentasi. 4. Memberikan angket di akhir siklus.
32
Pengamatan Tahapan
ini
berlangsung bersamaan
dengan
ahapan
pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang terkait dengan prilaku kemandirian (inisiatif, percaya diri dan tanggung jawab) belajar matematika siswa selama proses pembelajaran di kelas.
Refleksi 1. Mengevaluasi hasil pengamatan. 2. Mengidentifikasi hasil yang belum mencapai indicator keberhasilan. 3. Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi dengan mitra kerja untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.
Gambar 3.2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Penulis berharap siswa memiliki kemandirian dalam belajar yang tercermin dari percaya diri dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, timbulnya kesadaran siswa tentang pentingnya belajar serta berinisiatif dalam mengikuti proses belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Kemandirian belajar ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar.
G. Data dan Sumber data Sumber data pada penelitian ini adalah siswa. Dalam penelitian terdapat dua data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif: Data kualitatif 1. Hasil observasi proses pembelajaran pada siswa.
ini
33
2. Hasil wawancara dengan siswa. 3. Hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran) Data kuantitatif 1. Nilai hasil belajar tiap siklus. 2. Skor angket kemandirian belajar matematika siswa.
H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pedoman observasi proses pembelajaran Pedoman observasi pada penelitian ini adalah pedoman observasi siswa. Pedoman observasi ini digunakan untuk memantau kemandirian belajar matematika siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Pedoman wawancara Pedoman wawancara disiapkan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran matematika. Pedoman wawancara ini diberikan kepada siswa pada akhir siklus pembelajaran. 3. Angket kemandirian belajar matematika Angket ini diberikan kepada siswa diawal penelitian dan setelah penelitian selesai pada akhir siklus II. Sebelum angket diberikan, peneliti membuat kisi-kisi dan butir-butir pertanyaan mengenai kemandirian belajar matematika siswa, kemudian diuji validitasnya secara konten yaitu diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing sebagai instrumen penelitian. Pengisian angket ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tes hasil belajar di akhir siklus II.
34
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa No 1
2
3
Dimensi
No Item Positif Negatif 7, 20, 42 4, 11, 29 2, 3, 40 27, 31, 33
Indikator
Berani untuk bertindak Paham kebutuhan belajar Yakin dengan kemampuan diri Yakin dalam menyelesaikan Percaya Diri permasalahan Tidak bergantung kepada orang lain Menyelesaikan tugas tepat Tanggung Jawab pada waktunya. Bersungguh-sungguh Total Inisiatif
4.
Jumlah 6 6 6
1, 21, 37
15, 28, 30
10, 16, 36
14, 17, 32
6
6, 9, 18
24, 25, 34
6
23, 26, 38
13, 35, 41
6
8, 19, 22 21
5, 12,39 21
6 42
Lembar soal tes hasil belajar setiap siklus Lembar soal dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada akhir siklus pembelajaran. Sebelum membuat lembar soal tes hasil belajar, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal sesuai dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Melakukan observasi proses pembelajaran, data hasil observasi di dalam penelitian ini mengenai kemandirian belajar matematika siswa yang diisi oleh peneliti dan observer.
2.
Melakukan wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran matematika. Wawancara ini dilaksanakan pada akhir siklus pembelajaran
3.
Memberikan angket kemandirian belajar matematika pada siswa di akhir siklus pembelajaran.
35
4.
Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang dimaksud adalah foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung oleh observer atau peneliti.
5.
Nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa setelah pembelajaran pada akhir siklus.
6.
Mencatat/mendeskripsikan di catatan lapangan jika terdapat kejadian penting yang berkenaan dengan kemandirian belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dan peneliti. Setelah data-data diperoleh, peneliti berkolaborasi dengan observer untuk
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang kemandirian belajar matematika siswa dan hasil belajar serta membahas kekurangan atau kelebihan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustwortines) Studi Sebelum instrumen-instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, alat untuk mengevaluasi harus valid agar hasil yang diperoleh juga valid. Instrumen dalam penelitian ini berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, hasil belajar pada akhir siklus diukur validitasnya secara konten. Sedangkan angket kemandirian belajar matematika siswa setelah diukur secara konten, dan diujicoba terlebih dahulu kemudian dihitung nilai validitas dan reliabilitasnya. 1. Validitas (Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa) Alat ukur instrumen dikatakan baik jika hasilnya memiliki kesejajaran dan keabsahan. Sebuah item dikatakan valid jika memiliki pengaruh besar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas tinggi jika skor pada item mempunyai korelasi yang tinggi terhadap skor total. Uji validitas ini diukur dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar, yaitu:
36
rxy =
(∑
{ ∑
) (∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
Keterangan :
36
(∑ ) }
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Skor butir soal Y : Skor total n
: Banyaknya siswa Setelah diujikan kepada siswa ternyata dari 42 item pertanyaan pada
angket yang diujikan, pernyatan yang valid sebanyak 33 item (lampiran 3) 2.
Reliabilitas (Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa) Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi dari suatu riset. Reliabilitas uji instrumen dihitung dengan rumus Alpha Cronbach yaitu :
2 r11 = ( k )(1 2 i ) 37 k 1 t Keterangan : r11
: Reliabilitas
k
: Banyaknya butir pertanyaan
t2
2 i
instrumen
: Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total
2 x 2 x N Varians total = N
Keterangan:
x
38
= Jumlah nilai data, N = Jumlah data
Tingkat realibilitas yang diperoleh adalah 0,9 (lampiran 4)
36
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: ALFABETA, 2007), cet. Ke-4, h.98. 37 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 97 38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), h. 178.
37
Uji
validasi
data-data
kualitatif
dalam
menguji
derajat
keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, menggunakan validasi dengan
triangulasi
yaitu
”memeriksa
kebenaran
hipotesis,
atau
konstruk/analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.”39 Validasi dengan triangulasi dilaksanakan berdasarkan tiga sudut pandang yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa, dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada dua jenis. Teknik tersebut adalah teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data kuantitatif pada hasil belajar menggunakan analisis statistika deskriptif, dengan menjumlah, mencari mean (rata-rata) dan persentase keberhasilan belajar. Teknik analisis data pada setiap aspek kemandirian belajar matematika siswa menggunakan rumus berikut ini: P=
f 100% N
Keterangan : P = angka persentase f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Case (jumlah frekuensi) Setelah data kuantitatif dianalisis, kemudian data yang telah diperoleh divisualisasikan dengan menggunakan grafik. 2. Teknik Analisis Data Kualitatif Teknis
analisis
data
kualitatif
dilakukan
melalui
proses
pengkodean, yaitu: a. Membuat matrik dari data yang terkumpul. b. Memberi kode untuk masing-masing sel. c. Membaca data secara menyeluruh dan menentukan yang sesuai dengan masing-masing tema. 39
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian …, hlm.108.
38
d. Mengelompokkan masing-masing pernyataan tersebut ke dalam kotak-kotak sel yang sesuai. e. Menghubungkan antara sel sehingga mengandung makna yang mempunyai kecenderungan adanya hipotesis. f. Membuat interpretasi data yang terdapat pada sel matrik. g. Mendeskripsikan secara jelas atas dasar data dalam matrik sehingga menjadi suatu kesimpulan.40 L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan Setelah peneliti mengadakan penelitian mengenai pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning dalam mata pelajaran matematika. Tindak lanjutnya adalah penelitian ini akan dijadikan pedoman dalam penerapan Resource Based Learning di sekolah. Selain itu, peneliti masih merasa kurang sempurna dalam penyedian sumber belajar. Sehingga untuk pelaksanaan Resource Based Learning selanjutnya, sumber belajar yang digunakan akan semakin dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
40
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), cet. Ke-1, h.132.
39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Awal Penelitian pendahuluan dilaksanakan sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran dengan RBL. Penelitian ini berawal dari pengamatan pembelajaran di kelas berupa pengamatan prilaku siswa dalam belajar dan melakukan diagnosa permasalahan yang timbul di kelas. Secara umum, hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa terdapat prilaku beberapa siswa yang tidak mandiri, seperti tidak mengerjakan
pekerjaan
rumah
(PR),
tidak
tepat
waktu
dalam
mengumpulkan tugas dan kebiasaan mencotek ketika ulangan harian ataupun tugas mandiri yang diberikan oleh guru. Pada angket kemandirian belajar siswa, terdapat 56% yang memiliki skor kemandirian belajar matematika ≥70%. Selain itu, diperoleh rata-rata kemandirian siswa 71% dengan persentase tertinggi 75% pada indikator bersungguh-sungguh, dan terendah 67% pada indikator berani bertindak. Berikut ini persentase kemandirian belajar siswa, disajikan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar Matematika Sebelum Tindakan No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator Berani Bertindak Paham Kebutuhan Belajar Yakin dengan kemampuan diri Yakin dalam menyelesaikan permasalahan Tidak bergantung kepada orang lain Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya Bersungguh-sungguh Rata-rata
Persentase 67% 71% 71% 69% 71% 71% 75% 71%
40
2. Data Hasil Tindakan a. Siklus I 1)
Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Pada tahap pelaksanaan ini, pembelajaran dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jum’at, alokasi waktu 9x40 menit (5 pertemuan). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dapat dilihat di lampiran 2. a) Pertemuan pertama/Senin, 11 Januari 2010 Pada pertemuan ini terdapat 5 siswa kelas VII B yang tidak hadir. Pada tahapan ini, peneliti menjelaskan pembelajaran dengan Resource Based Learning (RBL). Siswa antusias mendengarkan karena baru pertama mereka mendengar pembelajaran ini. Pada tahapan ini, guru mengkolaborasikan metode penemuan dan tutor sebaya untuk menentukan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, selain itu guru juga melibatkan lingkungan di sekitar siswa dalam belajar. Guru
membagi
kelas
menjadi
4
kelompok
dan
mengingatkan bahwa penilaian terhadap kelompok yang maju yaitu berupa pemberian papan nilai dari setiap kelompok yang tidak maju pada saat itu. Pada saat pembagian kelompok, suasana kelas ramai, siswa berkumpul mencari kelompoknya masing-masing. Kemudian
guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
kemudian siswa diberikan LKS mengenai “pengertian dan sifatsifat persegi panjang. Setiap kelompok pun mulai mengerjakan tugasnya, namun tidak semua siswa terlihat serius mengerjakan, sebagian ada yang mengobrol dengan temannya, sehingga suasana kelas menjadi lebih ramai. Ada juga yang hanya memperhatikan temannya mengerjakan LKS. Adapula siswa yang bertanya mengenai soal di LKS ataupun mengutarakan idenya pada guru, biasanya tutor dari kelompok.
41
Setelah itu, dua orang dari perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mengisi dan menjelaskan mengenai “pengertian dan sifat-sifat persegi panjang”. Siswa lain memperhatikan temannya ketika menjelaskan. Ketika maju ke depan sebagian besar siswa antusias untuk mendengarkan. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang maju. Di sela kegiatan tersebut, guru meluruskan bila terdapat konsep yang masih bias atau keliru. Setelah selesai, setiap kelompok memberi penilaian dengan mengangkat papan nilai yang telah mereka siapkan. Diakhir pembelajaran, guru memberikan PR dan kembali menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Prilaku kemandirian belajar siswa berupa mengutarakan ide, masih rendah. Siswa masih malu untuk berpendapat dan jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Selain itu ada beberapa siswa yang masih kurang peduli terhadap kelompoknya atau ada juga yang masih melirik jawaban kelompok lain. Pada tahapan ini semua LKS yang diberikan kepada siswa dapat terselesaikan tepat waktu. Dan jika siswa yang menjelaskan, ada beberapa siswa yang masih menggangu temannya yang sedang menjelaskan.
b) Pertemuan kedua/Rabu, 13 Januari 2010 Pada pertemuan kedua ini terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak hadir. Materi yang dipelajari adalah “keliling persegi panjang”, siswa dilatih untuk menemukan rumus persegi panjang. Pada saat pertemuan ini, siswa duduk perkelompok dan menyiapkan sumber belajar.Namun ada kelompok yang lupa membawa penggaris sehingga dalam mengerjakan LKS, mereka meminjam penggaris dari kelompok lain.
42
Siswa mulai mengukur keliling benda-benda di sekitar yang berbentuk persegi panjang. Bangun persegi panjang yang mereka pilih seperti meja, tempat pensil, buku pelajaran. Adapula yang mengukur keliling kaca yang ada di pintu kelas mereka. Suasana di kelas ramai, namun kegiatan yang mereka lakukan untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru. Namun ada juga siswa yang mempergunakan tali untuk bermain. Pada saat salah satu temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan. Pada saat itu, ada siswa dari kelompok lain yang bertanya mengenai keliling benda yang mereka ukur tidak sama dengan penjelasan dari temannya. Maka guru menjelaskan bahwa jawaban mereka tidak sama karena benda yang mereka ukur juga berbeda, jawaban itu akan benar jika dihitung dengan langkah yang benar dengan cara menjumlahkan semua panjang sisi-sisi persegi panjang tesebut. Siswa sudah mulai berani bertanya dan berpendapat, kegiatan ini terjadi pada saat proses cara mengukur keliling persegi panjang melalui benda-benda yang ada disekitar mereka, kerjasama kelompok mulai terlihat. Namun masih ada beberapa siswa yang melihat jawaban dari kelompok lain. Pada saat ada siswa yang menjelaskan, konsentrasi siswa tidak fokus pada penjelasan temannya namun fokus pada jawaban keliling bangun datar yang berbeda di setiap kelompok
c) Pertemuan ketiga/Jumat, 15 Januari 2010 Pada pertemuan ini seluruh siswa kelas VII B hadir. Materi yang dipelajari adalah “luas persegi panjang”, siswa dilatih untuk menemukan rumus luas persegi panjang. Siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan LKS.
43
Siswa mulai mengerjakan LKS dan memilih salah satu bangun yang berbentuk persegi panjang yang ada di sekitar mereka. Pada kegiatan ini, siswa sudah tidak terlalu bingung lagi seperti pertemuan sebelumnya. Pada saat salah satu temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan. Pada pertemuan ini terdapat 2 kelompok yang membawa artikel mengenai persegi panjang, yang mereka ambil dari situs di internet. Terdapat beberapa siswa yang mengutaraka idenya pada saat guru bertanya. Dan sudah banyak siswa yang mulai mau mencatat materi pelajaran. Sedangkan alasan bagi siswa yang tidak mencatat adalah mereka merasa sudah mengerti jadi tidak merasa perlu untuk mencatat dan ada pula yang lupa membawa buku catatan matematika. Selain itu masih terdapat siswa yang melirik jawaban kelompok lain, hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan tugasnya dengan tenang dan tekun. Pada saat ini, kerjasama kelompok
mulai
terbangun.
Semua
kelompok
berhasil
meyelesaikan tugas tepat waktu. Siswa juga terlihat antusias ketika teman sedang menjelaskan di depan kelas. Begitu pula ketika guru menjelaskan ataupun memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
d) Pertemuan keempat/Senin, 18 Januari 2010 Pada pertemuan ini terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak hadir. Materi yang dipelajari adalah “pengertian dan sifat-sifat persegi”. Siswa sudah mulai terbiasa melakukan pembelajaran dengan strategi RBL, jadi ketika LKS dibagikan, kelompok mulai mengerjakan tugasnya. Pada saat salah satu temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan.
44
Terdapat satu kelompok yang membawa artikel mengenai “bangun persegi”, yang sumbernya dari internet.
Gambar 4.1 Aktifitas Siswa ketika Mengerjakan LKS
Terdapat beberapa siswa yang mengutaraka idenya pada saat guru bertanya. Dan sudah banyak siswa yang mulai mau mencatat materi pelajaran. Siswa mulai bekerja secara berkelompok dan tidak mencontek, mungkin karena materi yang diberikan tidak terlalu sulit dan mereka pernah mengerjakan LKS mengenai “sifat dan pengertian persegi panjang” yang langkah-langkahnya tidak jauh berbeda dengan LKS yang mereka kerjakan. Namun masih ada saja siswa yang tidak tenang/tekun dalam menyelesaikan tugas. Semua kelompok berhasil meyelesaikan tugas tepat waktu. Siswa antusias ketika teman sedang menjelaskan di depan kelas namun masih ada 2 orang yang kurang peduli dengan penjelasan yang diberikan.
e) Pertemuan kelima/Rabu, 20 Januari 2010 Pada pertemuan ini diadakan tes akhir siklus I. tes ini berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Materi tes meliputi 6 soal mengenai sifat-sifat persegi panjang, 4 soal
45
keliling persegi panjang, 5 soal luas persegi panjang dan 5 soal sifat-sifat persegi. Ekspresi wajah mereka berbeda-beda ketika soal tes dibagikan, ada siswa yang tersenyum dan ada pula yang terlihat kebingungan. Namun situasi cukup tenang. Siswa mengerjakan secara individu.
Gambar 4.2. Kemandirian Belajar dalam Mengerjakan Tes Akhir Siklus I Terakhir guru mewawancarai tiga siswa, yaitu: 1. S1 adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam pembelajaran matematika. 2. S2 adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dalam pembelajaran matematika. 3. S3 adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam pembelajaran matematika.
2) Analisis Data a) Kemandirian Belajar Matematika Siswa 1. Inisiatif Inisiatif dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator yaitu berani bertindak dan paham kebutuhan belajar. Dalam lembar observasi, indikator berani untuk bertindak meliputi
46
berani bertanya atau mengutakan ide. Sedangkan indikator paham kebutuhan belajar meliputi mencatat materi pelajaran. Pada siklus ini, beberapa siswa masih takut ataupun ragu untuk bertanya ataupun mengutarakan ide. Proses bertanya ataupun mengutarakan ide ini berlangsung selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan mencatat materi dilakukan setelah siswa atau guru menjelaskan. Untuk mencatat materi, siswa masih harus diingatkan. Namun masih saja ada siswa yang malas untuk mencata, dengan alasan tidak membawa pulpen atau tidak membawa buku catatan. 2. Percaya Diri Percaya diri dalam pembelajaran ini meliputi tiga indikator yaitu yakin dengan kemampuan diri, yakin dalam menyelesaikan permasalahan, tidak bergantung kepada orang lain. Indikator yakin dengan kemampuan diri ditunjukkan dengan prilaku tidak mencontek ketika mengerjakan tugas. Sedangkan indikator yakin dalam menyelesaikan permasalahan ditunjukkan
dengan
prilaku
tenang
dan
tekun
dalam
mengerjakan soal. Dan indikator tidak bergantung kepada orang lain ditunjukkan dengan prilaku ikut aktif dalam kegiatan kelompok. Tidak mencontek, tenang atau tekun dalam mengerjakan soal serta ikut aktif dalam kegiatan kelompok, dapat diamati ketika proses pengerjaan LKS. Pada siklus I ini, masih ada beberapa siswa yang melirik jawaban kelompok lain. Begitu pula dengan masih ada pula siswa tidak peduli terhadap tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Mereka mengobrol dengn temannya ataupun bermain dengan sumber belajar yang ada. Siswa terlihat masih kurang pada aspek tenang atau tekun dalam mengerjakan soal. 3. Tanggung jawab
47
Tanggung jawab dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator yaitu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan bersungguh-sungguh.
Indikator
bersungguh-sungguh
ditunjukkan dengan prilaku siswa yang antusias dalam mengikuti pelajaran atau memperhatikan penjelasan teman dan guru. Pada
siklus
menyelesaikan
tugas
ini,
seluruh
berupa
kelompok
penyelesaian
berhasil
LKS
secara
berkelompok, tepat pada waktunya. Dan sebagian besar siswa antusias
dalam
mengikuti
pembelajaran
dengan
serius
memperhatikan penjelasan dari teman ataupun guru. Hasil observasi pembelajaran matematika melalui lembar observasi (lampiran 6), dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I No 1
2
3
Persentase Pertemuan KeKemandirian Belajar 1 2 3 4 Inisiatif Berani untuk 62% 71% 61% 71% bertindak Paham kebutuhan 77% 71% 83% 82% belajar Percaya Diri Yakin dengan 54% 47% 61% 100% kemampuan diri Yakin dalam 62% 47% 50% 65% menyelesaikan permasalahan Tidak bergantung 54% 59% 72% 82% kepada orang lain Tanggung Jawab Menyelesaikan tugas 100% 100% 100% 100% tepat pada waktunya. Bersungguh62% 88% 100% 88% sungguh Persentase Kemandirian Belajar
Persentase 66% 78%
66% 56%
67%
100% 85% 74%
48
Dan hasil observasi pembelajaran tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang seperti berikut: Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I 120%
Persentase
100% 80% 60%
pertemuan ke 1
40%
pertemuan ke 2 pertemuan ke 3
20%
pertemuan ke 4
0%
Indikator Kemandirian
Grafik 4.1 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I Pada table 4.1 terlihat bahwa dari tujuh aspek kemandirian belajar yang diobservasi melalui lembar observasi pembelajaran siswa pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat didapatkan persentase kemandirian belajar di kelas sebesar 74%.
b) Hasil Belajar Matematika Siswa Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator keberhasilan yaitu hasil belajar matematika siswa yang ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Hasil tes akhir siklus I menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 95, dengan nilai rata-rata kelas adalah 59. Terdapat 6 orang atau 33% siswa yang nilainya diatas rata-rata kelas dan 12 orang atau
49
67% siswa nilainya masih dibawah rata-rata kelas. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nilai Tes Akhir Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai 40 45 50 55 70 80 85 95 Jumlah
Frekuensi 3 4 2 3 1 2 2 1 18
Frelatif 17% 22% 11% 17% 5.5% 11% 11% 5.5% 100%
Frelatif Komulatif 100% 83% 61% 50% 33% 27.5% 16.5% 5.5%
Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam poligon sebagai berikut:
Hasil Tes Akhir Siklus I F r e k u e n s i
4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Nilai Siswa
Poligon 4.1 Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I
3) Tahap Refleksi
50
Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memiliki keyakinan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini terlihat dari rendahnya persentase keyakinan dalam menyelesaikan masalah pada siklus I yaitu sebesar 56%, yakin dengan kemampuan diri sebesar 66% dan tidak bergantung kepada orang lain sebesar 67%. Begitu pula dengan dimensi insiatif, yang ditunjukkan dengan persentase indikator berani untuk bertindak sebesar 66%. Pada nilai tes belajar matematika siswa, hanya 33% nilai siswa yang diatas nilai rata-rata kelas. Persentase ini masih dibawah indikator yang telah ditetapkan yaitu 60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Dengan demikian, hasil tes belajar matematika siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Pada sikus II, setiap siswa diharuskan membawa media bangun datar. Dan pemberian tugas dilakukan secara individu, tidak secara kelompok lagi
b. Siklus II Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Kegiatan pelaksanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning.
1) Tahap Perencanaan Pada pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan yaitu terdapat beberapa siswa yang tidak peduli terhadap tugas yang diberikan kepada kelompoknya, bahkan mereka hanya mengobrol atau bermain dengan sumber belajar yang ada. Oleh karena itu, pada siklus II ini akan diperbaiki dengan bantuan sumber belajar berupa media bangun datar yang dibuat oleh masing-masing siswa, tali rafia, penggaris dan buku cetak matematika, metode yang digunakan
51
adalah penemuan terbimbing. Selain itu, pemberian tugas dilakukan secara individu, tidak secara kelompok lagi. Adapun target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah adanya peningkatan indikator prilaku kemandirian belajar pada siswa. Selain itu, diharapkan pula terdapat peningkatan nilai tes hasil belajar sehingga mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
2) Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan a) Pertemuan Pertama/Jumat, 22 Januari 2010 Pada pertemuan seluruh siswa kelas VII B yang hadir. Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “Luas Persegi”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut. Siswa terlihat serius dalam mengerjakan. Dalam proses mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa yang bertanya ataupun mengutarakan ide
kepada guru.
Beberapa siswa bertanya mengenai cara mengukur luas bangun datar yang mereka miliki. Namun ada juga 6 siswa yang tidak membawa penggaris, sehingga mereka meminjam kepada temannya. Mereka mengerjakan LKS dengan tekun dan terlihat sebagin besar tidak mencontek kepada temannya, jika mereka bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Suasana belajar cukup tertib. Sebagian besar juga menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Setelah itu, guru menawarkan kepada siswa, siapa yang ingin maju untuk menjelaskan mengenai cara menemukan rumus “Luas Persegi”. Beberapa anak antusias untuk maju, namun guru mengambil keputusan bahwa yang sudah maju di siklus I dharapkan tidak maju lagi dan memberikan kesempatan kepada temannya. Akhirnya terpilih dua siswi yang maju,
52
mereka bekerjasama. Satu siswi menulis di papan tulis dan satu orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. teman teman. Pada saat maju, terdapat 2 siswa yang bertanya mengenai “s itu apaain sih?” dan “cara nentuin luas persegi jadinya gimana?”. Kemudian siswa tersebut menjawab pertanyaan pertama dengan santai,“ s itu sisi, masa ga tau siih” siswa-siswa siswa siswa tertawa. Kemudian pertanyaan kedua dijawab “dari sisi dikali sisi (s x s)” sambil menunjukkan letak sisi persegi dari gambar persegi yang ada di papan tulis. Kegiatan egiatan belajar terasa menyenangkan. Walaupun masih saja ada siswa yang tidak fokus. Kemudian guru memantapkan mengenai konsep luas persegi dan memberikan tanya jawab mengenai soal-soal soal soal yang berkenaan dengan materi yang telah dipelajari.
Gambar 4.3 Kemandirian Belajar Siswa ketika Mengerjakan LKS Hanya ada beberapa siswa yang berani untuk bertanya dan jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Masih ada siswa tidak membawa sumber belajar dengan lengkap. Terdapat erdapat beberapa siswa yang terlambat terlambat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang menjelaskan, siswa yang lain mulai antusias memperhatikan penjelasan tersebut.
53
b) Pertemuan kedua/Senin, 25 Januari 2010 Pada pertemuan ini seluruh siswa kelas VII B hadir. Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “Keliling Persegi”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut. Dalam proses pembelajaran ini terdapat 11 siswa yang bertanya
ataupun
mengutarakan
ide.
Beberapa
siswa
menanyakan kembali atau mengutarakan pendapatnya mengenai cara mengukur keliling bangun datar yang mereka miliki. Masih ada juga beberapa siswa yang tidak membawa sumber belajar yang lengkap seperti penggaris atau tali rafia, sehingga mereka masih meminjam kepada temannya. Mereka mengerjakan LKS dengan tekun dan terlihat sebagian besar tidak mencontek kepada temannya, jika mereka bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Siswa yang menyelesaikan tugas tepat pada waktunya meningkat menjadi 14 orang. Guru menawarkan kepada siswa, siapa yang ingin maju untuk menjelaskan mengenai cara menemukan rumus “keliling persegi”. Akhirnya terpilih dua siswa yang maju. Seperti biasa mereka berdiskusi dahulu lalu satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat maju, ada siswa yang meledek siswa yang sedang menulis di papan tulis, sehingga dia terlihat tidak fokus. Dan pada saat diterangkan oleh siswa yang satunya lagi, masih terdapat siswa yang
bercanda.
Kegiatan
belajar
terasa
menyenangkan.
Walaupun masih saja ada siswa yang tidak fokus. Kemudian guru memantapkan
mengenai konsep keliling persegi dan
memberikan tanya jawab mengenai soal-soal yang berkenaan dengan materi yang telah dipelajari.
54
Gambar 4.4 Kemandirian Belajar ketika Mengerjakan LKS Keberanian
dlam
mengutarakan
ide
atau
bertanya
mengalami peningkatan, hal ini terlihat dengan adanya 11 siswa yang berani untuk bertanya dan siswa juga sudah merasa penting untuk mencatat materi pelajaran, terdapat 16 siswa yang mencatat. Namun masih terdapat 3 siswa tidak membawa sumber belajar dengan lengkap. Ada 4 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dan 4 siswa yang tidak fokus atau masih bercanda pada saat ada penjelasan materi oleh temannya.
c) Pertemuan ketiga/Rabu, 27 Januari 2010 Pada pertemuan ini, terdapat 4 siswa kelas VII B yang tidak hadir hadir. Siswa diberikan LKS mengenai “Pengertian dan sifat-sifat jajargenjang”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut. Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang bertanya ataupun mengutarakan ide
kepada guru. Mereka
mengerjakan LKS dengan tekun, namun masih saja 2 siswa yang melirik jawaban LKS dari temannya. Sebagian besar juga menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Seperti biasa, guru menawarkan kepada siswa, siapa yang ingin maju untuk menjelaskan mengenai “pengertian dan sifat-
55
sifat jajargenjang”. Terpilih dua siswa yang maju, mereka bekerjasama. Satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat maju, terdapat 1 siswa yang bertanya mengenai “kedua diagonal berpotongan dititik apa?” dan. Kemudian siswa tersebut menjawab pertanyaan
pertama
dengan
santai,“di
titik
O”
sambil
menunjukkan letak titik O dimana kedua buah diagonal jajargenjang saling berpotongan, yang ada di papan tulis. Namuh masih saja ada siswa yang tidak fokus, mengobrol dengan temannya ataupun mengganggu temannya yang sedang menjelaskan ke depan. Setelah itu, guru memantapkan mengenai konsep materi yang sedang dipelajari.
Gambar 4.5 Kemandirian Belajar di Kelas Terdapat 10 siswa yang berani untuk bertanya dan mengutarakan ide, serta seluruh siswa sudah mau mencatat dan menyiapkan sumber belajar dengan lengkap. Masih terdapat beberapa 2 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dan 3 siswa yang tidak fokus atau masih bercanda pada saat temannya sedang menjelaskan.
d) Pertemuan keempat/Jumat, 29 Januari 2010 Pada pertemuan ini, terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak hadir. Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “keliling
56
jajargenjang”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut. Siswa terlihat serius dalam mengerjakan. Dalam proses mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa yang bertanya ataupun mengutarakan ide
kepada guru.
Kebanyakan dari siswa bertanya mengenai cara mengukur keliling jajargenjang yang mereka miliki. Sambil mereka mempraktekkan caranya kepada guru. Namun masih terdapat 4 siswa yang tidak lengkap membawa sumber belajar dengan lengkap, sehingga mereka meminjam kepada temannya. Mereka mengerjakan LKS dengan tekun, jika mereka bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Sebagian besar juga menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Kemudian ada dua siswa yang maju, mereka bekerjasama. Satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang lagi menjelaskan mengenai cara menemukan “keliling jajargenjang” kepada teman-temannya. Pada saat maju, terdapat 1 siswa yang bertanya mengenai “a itu apaan?”. Kemudian siswa tersebut menjawab pertanyaan“a itu sisi, yang ini” sambil menunjukkan letak sisi a yang merupakan sisi terpanjng pada bangun jajar genjang yang ada di papan tulis. Seluruh siswa antusias dalam mendengarkan, bahkan ketika temannya salah menyebutkan nama sisi pada bangun jajargenjang, beberapa siswa serentak membenarkan kesalahan temannya. Kegiatan belajar terasa hidup.setelah itu, guru memantapkan
mengenai konsep luas
jajargenjang dan tanya jawab mengenai soal-soal yang berkenaan dengan materi tersebut.
57
Gambar 4.6 Kemandirian Belajar di Kelas Pada proses pembelajaran ini seluruh siswa berani untuk bertanya ataupun mengeluarkan
pendapat.
Mereka juga
mencatat materi yang ada di papan tulis. Ketekunan siswa dalam mengerjakan tugasnya meningkat, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang tidak lengkap membawa sumber belajar dan melirik jawaban temannya. Selain itu masih terdapat 2 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang menjelaskan, seluruh siswa yang lain mulai antusias memperhatikan penjelasan dari temannya.
e) Pertemuan kelima/1 Februari 2010 Pada pertemuan ini diadakan tes akhir siklus II. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Materi tes meliputi 5 soal keliling persegi, 4 soal luas persegi, 9 soal sifatsifat jajargenjang dan 2 soal kelling jajargenjang. Selama proses ulangan berlangsung, suasana terlihat tenang. Siswa berusaha menyelesaikannya dengan baik.
58
3) Analisis Data a) Kemandirian Belajar Matematika Siswa 1. Inisiatif Inisiatif dalam pembelajaran ini sama seperti siklus I, meliputi dua indikator yaitu berani bertindak dan paham kebutuhan belajar. Dalam lembar observasi, indikator berani untuk bertindak meliputi berani bertanya atau mengutakan ide. Sedangkan indikator paham kebutuhan belajar meliputi mencatat materi pelajaran. Pada siklus ini, beberapa siswa sudah berani untuk mengutarakan pendapatnya ataupun mengutarakan ide. Proses ini berlangsung selama proses pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa yang mencatat materi juga sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I. 2. Percaya Diri Percaya diri dalam pembelajaran ini meliputi tiga indikator yaitu yakin dengan kemampuan diri, yakin dalam menyelesaikan permasalahan, tidak bergantung kepada orang lain. Dalam lembar observasi, indikator yakin dengan kemampuan
diri
ditunjukkan
dengan
prilaku
tidak
mencontek ketika mengerjakan tugas. Sedangkan indikator yakin dalam menyelesaikan permasalahan ditunjukkan dengan prilaku tenang dan tekun dalam mengerjakan soal. Dan indikator tidak bergantung kepada orang lain ditunjukkan dengan prilaku menyiapkan sumber belajar sendiri. Prilaku menyiapkan sumber belajar secara individu dapat diamati ketika diawal pembelajaran. Sedangkan prilaku tidak mencontek, tenang atau tekun dalam mengerjakan soal, dapat diamati ketika proses pengerjaan LKS. Siswa yang melirik jawaban temannya sudah
59
berkurang. Siswa terlihat mulai tekun dalam mengerjakan soal. Sebagian siswa juga menyiapkan sumber belajarnya secara pribadi, terutama media bangun datar yang mereka buat sendiri. 3.
Tanggung jawab Tanggung jawab dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator yaitu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
dan
bersungguh-sungguh.
observasi,
indikator
Dalam
bersungguh-sungguh
lembar
ditunjukkan
dengan prilaku siswa yang antusias dalam mengikuti pelajaran atau memperhatikan penjelasan teman dan guru. Pada siklus ini, sebagian besar siswa menyelesaikan LKS tepat pada waktunya. Dan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan penjelasan dari teman ataupun guru.Inisiatif secara serius. Hasil observasi tentang kemandirian belajar dalam pelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran 6 dan disajikan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II No 1
2
Kemandirian Belajar Inisiatif Berani untuk bertindak Paham kebutuhan belajar Percaya Diri Yakin dengan kemampuan diri Yakin dalam menyelesaikan permasalahan Tidak bergantung kepada orang lain
Persentase Pertemuan Ke1 2 3 4
Persentas e
56%
61%
71%
100%
72%
83%
89%
100% 100%
93%
83%
78%
86%
71%
79%
56%
67%
93%
82%
74%
67%
83%
100%
76%
82%
60
3
Tanggung Jawab Menyelesaikan tugas 67% 78% 86% tepat pada waktunya. Bersungguh89% 78% 79% sungguh Persentase Kemandirian Belajar
88%
80%
100%
86% 81%
Dan hasil observasi pembelajaran tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang seperti berikut: Persentase Observasi Kemandirian Belajar Siklus II 120% pertemuan ke 1
100%
pertemuan ke 2
Persentase
80% 60%
pertemuan ke 3
40%
pertemuan ke 4
20% 0%
Indikator Kemandirian
Grafik 4.2 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II Pada tabel 4.4 terlihat bahwa dari tujuh aspek kemandirian belajar yang diobservasi melalui lembar observasi pembelajaran siswa pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat didapatkan persentase kemandirian belajar di kelas sebesar 81%. Persentase yang diperoleh di siklus II ini meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada angket kemandirian belajar siswa, diperoleh rata-rata kemandirian siswa 76% dengan persentase tertinggi 79% dan terendah 69%.
Berikut
ini
persentase
kemandirian
indikatornya, disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
belajar
siswa
tiap
61
No 1 2 3 4 5 6 7
Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar Matematika Siklus II Indikator Persentase Berani Bertindak 69% Paham Kebutuhan Belajar 77% Yakin dengan kemampuan diri 76% Yakin dalam menyelesaikan permasalahan 76% Tidak bergantung kepada orang lain 78% Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 77% Bersungguh-sungguh 79% Rata-rata 76% Terdapat 14 dari 18 siswa yang memiliki skor kemandirian
belajar ≥70%. Dengan kata lain, ada 78% dari jumlah siswa yang memiliki skor kemandirian belajar ≥70%. Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 14 dan disajikan pada grafik 4.3, berikut ini:
Persentase Kemandirian
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus 100% 80% 60% 40% 20% 0% A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
Siswa
Grafik 4.3 Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus Dari hasis analisis kemandirian belajar matematika dari lembar observasi, dapat diketahui bahwa persentase kemandirian belajar matematika siswa mencapai 81% dengan persentase tiap indikator ≥69%, dan ada 78% siswa yang memiliki skor kemandirian belajar ≥70%. Dengan demikian indikator keberhasilan telah tercapai dengan kriteria minimal 75% dari jumlah siswa memiliki skor kemandirian belajar ≥70%
62
b) Hasil Belajar Matematika Siswa Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator keberhasilan yaitu hasil belajar matematika siswa yang ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Hasil tes akhir siklus II menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 95, dengan nilai rata-rata kelas adalah 75. Terdapat 13 orang atau 72.5% siswa yang nilainya diatas rata-rata kelas dan 5 orang atau 27.5% siswa nilainya masih dibawah rata-rata kelas. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Nilai Tes Akhir Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai 40 55 65 75 80 85 90 95 Jumlah
Frekuensi 1 2 2 5 2 1 3 2 18
Frelatif 5.5% 11% 11% 28% 11% 5.5% 17% 11% 100%
Frelatif Komulatif 100% 94.5% 83.5% 72.5% 44.5% 33.5% 28% 11%
Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam poligon sebagai berikut:
63
Hasil Tes Akhir Siklus II F r e k u e n s i
6 5 4 3 2 1 0 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Nilai Siswa Poligon 4.2 Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II Dengan demikian, hasil belajar matematika sudah mencapai indikator keberhasilan. Karena 72.5% > 60% (kriteria indikator keberhasilan: 60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai ratarata tes keseluruhan siswa.)
4. Tahap Refleksi Kemandirian belajar dengan Resource Based Learning di siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan. Kriteria pencapaian penelitian yang telah ditentukan diawal penelitian telah tercapai, sehingga kegiatan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dengan Resource Based Learning tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Rekapitulasi hasil pelaksanaan penelitian dalam upaya meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dengan menerapkan Resource Based Learning, pada siswa kelas VII SMP Dahlia Tangerang pada setiap siklus disajikan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut ini:
64
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Capaian Pelaksanaan Pembelajaran Resource Based Learning Siklus I II
Persentase Kemandirian Belajar Matematika Siswa 74% 81%
Persentase Nilai Tes Akhir ≥Nilai RataRata Kelas 33% 72.5%
Tabel 4.8 Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki Skor Kemandirian Belajar Matematika ≥70% Siklus
Persentase
Awal Siklus
56%
Akhir Siklus
78%
B. Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian ini dipergunakan angket, dan lembar observasi pembelajaran siswa pada setiap pertemuan di siklus I dan II. Serta wawancara kepada siswa untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi, digunakan teknik triangulasi yaitu “memeriksa kebenaran hipotesis, atau konstruk/analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.”41 Validasi dengan triangulasi dilaksanakan berdasarkan tiga sudut pandang yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa, dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang dan melakukan reduksi data yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya data dan informasi yang diperoleh sesuai 41
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.108.
65
dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, guru juga mewawancarai siswa. Siswa yang dipilih pada saat wawancara adalah siswa yang memiliki pretasi belajar tinggi, menengah dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang didapatkan mewakili siswa-siswi dalam kelas secara menyeluruh. Tingkat pemahaman dan pengusaan materi dapat diketahui dengan memeriksa hasil tes akhir siklus. Soal yang dibuat sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran matematika.
C. Interpretasi Data Proses pembelajaran Resource Based learning (RBL) pada penelitian ini, menerapkan gabungan beberapa sumber belajar seperti tutor sebaya, Lembar Kerja Siswa (LKS), media bangun datar dan berbagai sumber belajar yang mendukung seperti penggaris dan tali rapia. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga mengintegrasikan
materi
pelajaran
dengan
kehidupan
nyata
siswa.
Pembelajaran dengan RBL membantu siswa melatih insiatif, percaya diri dan bertanggung jawab. Siswa mulai berani mengutarakan idenya, baik berupa pertanyaan, komentar, ataupun keberanian untuk menjelaskan materi di depan kelas. Selain itu mereka juga diberikan kesempatan untuk menemukan atau mengukur sendiri. Sebenarnya siswa suka meneliti sesuatu hal yang baru. “Anak-anak juga suka meneliti dan memperluas lingkup pengamatannya atas lingkungannya yang dapat dimanfaatkan dalam membina“set” perhatiannya”.42 Pada saat pembelajaran di siklus I, masih terdapat siswa yang belum melaksanakan aktifitas yang merupakan indikator kemandirian belajar dengan baik, misalnya masih terdapat siswa yang mengobrol ataupun becanda pada saat proses pengerjaan LKS ataupun di saat temannya sedang menjelaskan materi di depan kelas. Ada pula siswa yang bermain dengan sumber belajar yang ada. Hal ini mungkin dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pola pembelajaran Resource Based Learning. 42
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-12, h.180.
66
Pembelajaran dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui angket dengan persentase jumlah siswa yang memiliki skor kemandirian belajar matematika ≥70%, di awal siklus sebesar 56% dan di akhir siklus meningkat menjadi 78%. Pada lembar observasi siswa, persentase kemandirian belajar matematika di siklus I sebesar 74% dan di siklus II meningkat menjadi 81%. Indikator yang mengalami peningkatan tertinggi adalah yakin dalam menyelesaikan masalah yaitu 56% menjadi 74%. Hasil belajar siswa yang merupakan hasil tes akhir siklus II sudah baik dan mencapai indikator keberhasilan. Dari 18 siswa kelas VII B yang diberi tindakan melalui pembelajaran dengan Resource Based Learning, ada 13 siswa (72,5%) yang nilainya lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata kelas dan 5 siswa (27,5%) yang nilainya kurang dari nilai rata-rata kelas. Setelah ditelusuri ternyata 5 anak ini mempunyai kemampuan matematika yang kurang dan ada pula siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran, seperti mengobrol, becanda di saat temannya menjelaskan, bahkan 2 orang siswa ini pernah menggunakan sumber belajar untuk bermain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Dan pembelajaran dengan Resource Based Learning juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
D. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian Belajar Matematika Siswa Proses pembelajaran RBL menerapakan gabungan beberapa sumber belajar seperti tutor sebaya, Lembar Kerja Siswa (LKS), media bangun datar dan berbagai sumber belajar yang mendukung seperti penggaris dan tali rapia. Pada proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran dengan
67
RBL membantu siswa melatih kemandirian dalam belajar, meliputi: insiatif, percaya diri dan bertanggung jawab. Berdasarkan hasil angket, lembar observasi dan wawancara siswa pada siklus I dan siklus II. Ternyata terlihat bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Resource
Based
Learning
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
matematika siswa Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes akhir siklus I dan II dengan nilai rata-rata kelas terus meningkat. Indikator keberhasilan tercapai di siklus II dengan kriteria 60% dari jumlah siswa mendapat skor lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Terdapat 72,5% siswa yang nilainya lebih besar atau sama dengan rata-rata tes keseluruhan siswa yaitu 75. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40.
3. Kurangnya sumber belajar dalam pembelajaran matematika dapat menghambat efektifitas pembelajaran Sumber belajar yang kurang, terkadang mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran. Pada pembelajaran ini terdapat beberapa siswa yang tidak menyiapkan sumber belajar dengan lengkap. Selain itu pihak sekolah juga tidak memiliki sumber belajar yang dibutuhkan. Sehingga mereka meminjam sumber belajar kepada teman yang lain. Hal ini tentunya mengganggu kegiatan belajar siswa lain dan menyebabkan waktu penyelesaian tugas bisa lebih lama. Sehingga waktu pembelajaran menjadi kurang efektif. Jadi, dalam pembelajaran matematika diperlukan sumber belajar yang memadai, agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Resource Based Learning meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Simpulan tersebut secara rinci sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber) dalam belajar matematika meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Penerapan Resource Based Learning ini meningkatkan prilaku siswa untuk berani berpendapat dan mengembangkan kemampuan belajar dengan sumber belajar yang beragam. Rasa percaya diri mereka tumbuh. Selain itu, rasa tanggung jawab siswa dalam belajar juga meningkat dengan prilaku tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Secara umum, persentase kemandirian belajar siswa meningkat sebesar 74% di siklus I menjadi 81% di siklus II. 2. Pembelajaran dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber) dalam belajar matematika meningkatkan kemandirian belajar sehingga siswa meningkat dalam hasil belajarnya. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes akhir siklus, dari 59 menjadi 75. Persentase nilai siswa diatas rata-rata kelas meningkat, dari 33,3% menjadi 72,5%.
B. Saran Berdasarkan temuan, pembahasan dan kesimpulan penelitian maka diajukan saran berikut ini: 1. Hendaknya para guru menjadikan Resource Based Learning sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Karena dengan Resource Based Learning terbukti dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika siswa.
69
2. Hendaknya pihak sekolah memberikan dukungan terhadap pengembangan pembelajaran matematika dengan Resource Based Learning. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan, baik berupa media visual, audio ataupun audiovisual. Selain itu, diharapkan pula, pihak sekolah memanfaatkan internet yang ada di sekolah tidak hanya untuk pelajaran komputer, namun mata pelajaran lain.
70
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Arzar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Astra, I Made. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA, dalam Jurnal TEKNODIK, Volume XI – No. 21 : Periode Agustus 2007. Gea, Antonius A.; Yuni W., Antonina P.; Baban, Yohanes. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT Gramedia. Breivik,
S.
2003.
Resource
Based
Learning,
dalam
http://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html.
Busnawir; Suhaena. 2006. Pengaruh Penilaian Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar dengan Mempertimbangkan Kemandirian Belajar Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.060, Mei 2006. Chaeruman, Uwes A. 2003. Sistem Belajar Mandiri: Dapatkah diterapkan dalam Pola Pendidikan Konvensional?, dalam Jurnal TEKNODIK No.13 Volume VII, Desember 2003. Chaeruman, Uwes A. 2008. Belajar berbasis Aneka Sumber, dalam http://www.teknologipendidikan.net/belajar-berbasis-aneka-sumber Chaeruman, Uwes A. 2008. Tips melaksanakan Resource-Based Learning dalam http://www.teknologipendidikan.net/?p=133&cpage=1#comment-562
Padupai, Darwing; Nurdin. 2008. Penerapan Pendekatan Open Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.074, September 2008. Depdiknas. 2004. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV Tamita Utama.
Peraturan
71
Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Marjohan. 2007. Kemandirian dalam Belajar Perlu Ditingkatkan, dari http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2007/11/01/ artikel-kemandirian -dalam-belajarperlu-ditingkatkan/
Ali, Mohammad; Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara Mu’tadin, Zainun. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja, dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm. Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. Sabri, M. Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2004. Kemandirian Belajar dan Prestasi siswa SMA Unggulan dalam Jurnal Varidika Vol 16, 1 Juni 2004. Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI. Tahmid, Mohammad. 2003. Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) dalam Jurnal TEKNODIK No.13 Volume VII, Desember 2003. Tim Penyusun. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktvistik. Jakarta: Prestasi Pusaka. Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: GP Press.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Kelas/Semester
: VII/II
Pertemuan/Siklus
: ke 1-4 / I
Alokasi Waktu
: 7 x 40 menit (4 x pertemuan)
Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajarenjang, belah ketupat dan layang-layang. Indikator 1.
Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
2. Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya. 3. Menurunkan luas bangun segitiga dan segiempat.
I. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi panjang. b. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang c. Siswa dapat menemukan luas dan keliling persegi panjang d. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi. e. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi
II. Materi Pembelajaran
: Bangun Datar
III. Strategi Pembelajaran : Resource Based Learning
IV. Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal (15 Menit) 1.
Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. Kemudian guru mengenalkan pembelajaran matematika dengan strategi Resource Based Learning kepada siswa.
2.
Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai sisi, sudut, dan diagonal.
3.
Memberitahu materi yang akan dipelajari yaitu pengertian dan sifatsifat persegi panjang. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya.
4.
Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan teman sebaya (Tutor). 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan, secara berkelompok. 3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 5. Kelompok lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal (15 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. 2. Membahas PR. 3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai materi sifatsifat persegi panjang. 4. Memberitahu materi yang akan dipelajari, yaitu keliling persegi panjang. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya. 5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam mencari keliling bangun yang berbentuk persegi panjang dalam kehidupan nyata. B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan teman sebaya (Tutor). 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan, secara berkelompok. 3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 5. Kelompok lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Awal (5 Menit) 1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan lebar pada persegi panjang. 3. Memberitahu materi yang akan dipelajari yaitu luas persegi panjang. Siswa juga dberitahu tujuan pembelajarannya. 4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam mencari luas bangun yang berbentuk persegi panjang dalam kehidupan nyata. B. Kegiatan Inti (30 menit) 1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan teman sebaya (Tutor). 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan, secara berkelompok. 3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 5. Kelompok lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (5 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
Pertemuan Keempat A. Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. 2. Membahas PR.
3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai sisi, sudut dan diagonal. 4. Memberitahu materi yang akan dipelajari yaitu pengertian dan sifatsifat persegi. Siswa juga dberitahu tujuan pembelajarannya 5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan teman sebaya (Tutor). 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan, secara berkelompok. 3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 5. Kelompok lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
V. Sumber Belajar A. Teman Sebaya (Tutor) B. Lembar Kerja Siswa C. Buku matematika kelas VII, tali rafia, penggaris dan benda-benda di sekitar siswa.
VI. Penilaian Teknik : Tulis Bentuk Instrumen : Isian A. Lembar Kerja Siswa mengenai persegi panjang (terlampir) B. Pekerjaan Rumah (PR), di buku “Matematika SMP” kelas VII penerbit Erlangga.
Mengetahui,
Guru
Dian Lestari
Lembar Kerja Siswa Materi “Pengertian dan Sifat-Sifat Persegi Panjang” Nama Anggota Kelompok : .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar persegi panjang ABCD di bawah ini ! A
B
C
D
a. Berapa banyak sisi pada persegi panjang diatas? .... , sebutkan? Sisi AB, sisi ........, sisi ......... dan sisi ........ apakah terdapat sisi yang sama panjang dan sejajar?........., yaitu: Sisi AB sama panjang dan sejajar dengan sisi ....... Sisi AC sama panjang dan sejajar dengan sisi ....... Sehingga jumlah pasangan sisi yang sama apanjang dan sejajar ada ......... pasang b. Perhatikan sudut-sudut pada bangun persegi diatas. Berapa banyak sudut bangun diatas?...., sebutkan? ∠A, ∠....., ∠......, dan ∠..... Bagaimana besar setiap sudutnya? ........, yaitu ....... ° (siku-siku) Sehingga setiap sudutnya besarnya ..... °(siku-siku) c. Perhatikan garis AD dan garis BC (Perhatikan garis AD dan BC adalah diagonal persegi panjang).
Ukurlah dengan penggaris panjang garis tersebut. Garis AD = .......... cm Garis BC = .......... cm Apakah sama panjang kedua diagonal tersebut?........ Di titik apa garis AD dan BC saling berpotongan ? .... Sehingga terdapat ...... buah diagonal yang sama ................... , saling berpotongan di titik pusat. Dengan demikian, persegi panjang memiliki 3 sifat yaitu: a. ......................................................................................................................... b. ......................................................................................................................... c. .........................................................................................................................
2. Berdasarkan jawaban No1, menurut kalian apa yang dimaksud dengan persegi panjang? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
3. Sebutkan benda-benda yang berbentuk persegi panjang yang berada di sekitarmu? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa Materi “Keliling Persegi Panjang” Nama Anggota Kelompok : .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! Pilih salah satu benda yang berbentuk persegi panjang yang ada di sekitar kalian ! 1. Hitunglah keliling bangun tersebut dengan bantuan tali rafia. Lilitkan tali rafia tersebut di sepanjang sisi-sisi benda itu. Kemudian ukurlah panjang tali tersebut dengan penggaris. Berapa hasilnya? .............. cm atau Ukurlah panjang sisi-sisi yang ada di bangun tersebut dengan penggaris! Sisi I = ............ (sisi panjang)
Sisi II = ............ (sisi panjang)
Sisi III = ............ (sisi pendek)
Sisi IV = .......... (sisi pendek)
Keliling
= total jarak yang mengelilingi banun tersebut =
sisi I
=
........ cm + ....... cm
=
+
sisi II
+
sisi III
+
sisi IV
+ ........ cm +
........ cm
............... cm
2. Jika sisi terpanjang diberi nama p (panjang) dan sisi terpendek dinamakan dengan l (lebar). Maka: p = sisi I = sisi II l = sisi III = sisi IV Keliling
=
sisi I
+
sisi II
=(
p
+
........ ) + (
= =
2p
+
sisi III l
+
+
sisi IV + 2 .....
2 ( ........ + ..........)
Sehingga rumus keliling persegi panjang = 2 ( ........ + ..........)
...... )
Lembar Kerja Siswa Materi “Luas Persegi Panjang” Nama Anggota Kelompok : .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan persegi panjang (a) dan persegi panjang (b) dibawah ini ! p
p
(b) ( a ) p = ......... kotak
p = ......... kotak
l = ......... kotak
l = ......... kotak
Luas (a) = jumlah kotak dalam bangun (a) = ................ satuan kotak
Luas (b) = jumlah kotak dalam bangun (b) = ................ satuan kotak
Perhatikan luas (a) dan luas (b) ! Luas (a) = ............. satuan kotak
Luas (b) = ............. satuan kotak
= ....... x .........
= ....... x .........
=
=
p
x ........
p
x ........
Sehingga rumus luas persegi panjang = ............ x .............
2. Sebutkan salah satu benda di sekitarmu yang berbentuk persegi panjang, kemudian hitunglah luas benda tersebut dengan mengukur panjang dan lebarnya!
Nama benda = .............................. p = ................. cm l = ,,,,,,,,,,,,,,,,, cm Maka luas bangun =
p
x
l
= .............. cm x ........... cm = ............... cm2
Lembar Kerja Siswa Materi “Pengertian dan Sifat-Sifat Persegi” Nama Anggota Kelompok : .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini ! 1. Perhatikan gambar persegi KLMN di bawah ini ! K
L
O a 45°
N
b 45°
M
a. Perhatikan sisi-sisi bangun persegi diatas. Berapa banyak sisi pada persegi di atas? .... , sebutkan? Sisi KL, sisi ...., sisi ...., dan sisi .... Apakah panjang sisi-sisinya sama? .... Sehingga semua sisi persegi sama ............. b. Perhatikan sudut-sudut pada bangun persegi diatas. Berapa banyak sudut bangun persegi diatas?...., sebutkan? ∠K, ∠....., ∠......, dan ∠ ...... Apakah besar setiap sudutnya sama? ........, yaitu ...... ° (siku-siku) Sehingga setiap sudut besarnya ..... °(siku-siku) c. Perhatikan garis KM dan LN (Perhatikan garis KM dan LN adalah diagonal persegi). Ukurlah dengan penggaris panjang garis tersebut. Garis KM = .......... cm Garis LN = .......... cm
Apakah sama panjang kedua diagonal tersebut?........ Di titik apa garis KM dan LN saling berpotongan ? .... dan membentuk sudut ...... Sehingga terdapat ...... buah diagonal yang sama ................... , saling berpotongan di titik pusat dan membentuk sudut ...... d. Diagonal LN membagi ∠N menjadi ∠a dan ∠b. Besar ∠N = 90°, besar ∠a = 45° dan besar ∠b = 45° Sehingga setiap diagonal membagi setiap sudut menjadi sama ..............
Dengan demikian, persegi memiliki 4 sifat yaitu: a. ........................................................................................................................ b. ......................................................................................................................... c. ......................................................................................................................... d. ..........................................................................................................................
2. Berdasarkan jawaban No1, menerut kalian apa yang dimaksud dengan persegi? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
3. Sebutkan benda-benda yang berbentuk persegi yang ada disekitarmu? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Kelas/Semester
: VII/II
Pertemuan/Siklus
: ke 1-4 / II
Alokasi Waktu
: 7 x 40 menit (4 x pertemuan)
Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajarenjang, belah ketupat dan layang-layang. Indikator 3. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang. 4. Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya. 5. Menurunkan luas bangun segitiga dan segiempat.
I. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menemukan luas dan keliling persegi. b. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajargenjang. c. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat jajargenjang. d. Siswa dapat menemukan keliling jajargenjang.
II. Materi Pembelajaran
: Bangun Datar
III. Strategi Pembelajaran : Resource Based Learning
IV. Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan Pertama A. Kegiatan Awal (5 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca Basmallah. 2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan lebar pada persegi panjang. 3. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari yaitu luas persegi. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya. 4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam mencari luas bangun yang berbentuk persegi dalam kehidupan nyata. B. Kegiatan Inti (30 menit) 1. Siswa diberikan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan bangun datar persegi. 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan. 3. Guru memperhatikan dan membantu siswa apa yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil LKS di depan kelas. 5. Siswa lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (5 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari. 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. 2. Membahas PR.
3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan lebar suatu bangun. 4. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari yaitu keliling persegi. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya. 5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam mencari keliling bangun yang berbentuk persegi dalam kehidupan nyata. B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Siswa diberikan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan bangun datar persegi. 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan. 3. Guru memperhatikan dan membantu siswa apa yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil LKS di depan kelas. 5. Siswa lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. 2. Membahas PR. 3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai sisi, sudut dan diagonal.
4. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari, yaitu pengertian dan
sifat-sifat
jajargenjang.
Siswa
juga
diberitahu
tujuan
pembelajarannya 5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Siswa diberikan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan bangun datar persegi. 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan. 3. Guru memperhatikan dan membantu siswa apa yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil LKS di depan kelas. 5. Siswa lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari 2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
Pertemuan Keempat A. Kegiatan Awal (5 Menit) 1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. 2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan lebar pada persegi. 3. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari, yaitu pengertian dan
sifat-sifat
pembelajarannya
jajargenjang.
Siswa
juga
diberitahu
tujuan
4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat digunakan dalam mencari luas bangun yang berbentuk persegi panjang dalam kehidupan nyata. B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman matematika dan teman sebaya (Tutor). 2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS yang telah diberikan, secara berkelompok. 3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 5. Kelompok lain memberikan pendapat. 6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah. 7. LKS dikumpulkan. C. Kegiatan Akhir (5 menit) 1.
Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
V. Sumber Belajar A. Lembar Kerja Siswa B. Buku matematika kelas VII, tali rafia, penggaris. C. Bangun Persegi dan Jajargenjang
VI. Penilaian Teknik : Tulis Bentuk Instrumen : Isian A. Lembar Kerja Siswa mengenai persegi panjang (terlampir)
B. Pekerjaan Rumah (PR), di buku “Matematika SMP” kelas VII penerbit Erlangga.
Mengetahui,
Guru
Dian Lestari
Lembar Kerja Siswa Materi “Luas Persegi” Nama .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan persegi (a) dan persegi (b) dibawah ini ! s
s
(b)
( a )
s = ......... kotak
s = ......... kotak
Luas (a) = jumlah kotak dalam bangun (a)
Luas (b) = jumlah kotak dalam bangun (b)
= ................ satuan kotak
= ................ satuan kotak
Perhatikan luas (a) dan luas (b) ! Luas (a) = ............. satuan kotak =
4
=
s x ........
Luas (b) = ............. satuan kotak
x .........
=
3
x .........
=
s x ........
Sehingga rumus luas persegi = ............ x .............
2. Hitunglah luas bangun persegi yang kalian miliki dengan mengukur panjang sisinya! s = ,,,,,,,,,,,,,,,,, cm maka luas bangun =
s
x
s
= .............. cm x ........... cm = = ............... cm2
Lembar Kerja Siswa Materi “Keliling Persegi” Nama .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Hitunglah keliling bangun persegi dengan bantuan tali rafia. Lilitkan tali rafia tersebut di sepanjang sisi-sisi bangun. Kemudian ukurlah panjang tali tersebut dengan penggaris. Berapa hasilnya? .............. cm atau Ukurlah panjang sisi-sisi yang ada di bangun tersebut dengan penggaris! Sisi I = ............ (sisi panjang)
Sisi II = ............ (sisi panjang)
Sisi III = ............ (sisi pendek)
Sisi IV = .......... (sisi pendek)
Keliling
= total jarak yang mengelilingi banun tersebut =
sisi I
=
........ cm + ....... cm
=
+
sisi II
+
sisi III
+
sisi IV
+ ........ cm +
........ cm
sisi IV
............... cm
2. Jika setiap sisi diberi lambang s. Maka: s = sisi I = sisi II = sisi III = sisi IV Keliling
=
sisi I
+
sisi II
+
sisi III
=(
s
+
........
+
.........
= 4 ........
Sehingga rumus keliling persegi = 4 ........
+ +
...... )
Lembar Kerja Siswa Materi “Pengertian dan Sifat-Sifat Jajargenjang”
Nama .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar jajargenjang ABCD di bawah ini !
A
B O
C
D
a. Berapa banyak sisi pada jajargenjang diatas? .... , sebutkan? Sisi AB, sisi ........, sisi ......... dan sisi ........ Apakah terdapat sisi yang sama panjang dan sejajar?........., Sisi AB berhadapan dengan sisi CD, sisi AB sama panjang dan sejajar dengan sisi ....... Sisi AC berhadapan dengan sisi ........, Sisi AC sama panjang dan sejajar dengan sisi ....... Sehingga sisi-sisi yang berhadapan sama ............................. dan sejajar. b. Perhatikan sudut-sudut pada bangun diatas. Berapa banyak sudut bangun diatas?...., sebutkan? ∠A, ∠....., ∠......, dan ∠...... ∠A berhadapan dengan ∠D
Besar ∠A = besar ∠D
∠B berhadapan dengan ∠ .....
Besar ∠B = besar ∠......
Sehingga sudut-sudut yang berhadapan sama ........................
c. Perhatikan garis AD dan garis BC (garis AD dan garis BC adalah diagonal jajargenjang) Di titik apa garis AD dan garis BC saling berpotongan ? .... Diagonal AD membagi diagonal BC menjadi garis BO dan CO sama panjang. Diagonal BC membagi diagonal AD menjadi garis .... dan .... sama panjang. Sehingga terdapat ..... buah diagonal yang saling berpotongan dititik pusat dan saling membagi dua sama ......................... Dengan demikian, persegi memiliki 3 sifat yaitu: a. ........................................................................................................................ b. ......................................................................................................................... c. ......................................................................................................................... d. ..........................................................................................................................
2. Berdasarkan jawaban No1, menurut kamu apa yang dimaksud dengan jajargenjang? ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa Materi “Keliling Jajargenjang” Nama .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini ! 3. Hitunglah keliling jajaggenjang dengan bantuan tali rafia. Lilitkan tali rafia tersebut di sepanjang sisi-sisi bangun. Kemudian ukurlah panjang tali tersebut dengan penggaris. Berapa hasilnya? .............. cm atau Ukurlah panjang sisi-sisi yang ada di bangun tersebut dengan penggaris! Sisi I = ............ (sisi panjang)
Sisi II = ............ (sisi panjang)
Sisi III = ............ (sisi pendek)
Sisi IV = .......... (sisi pendek)
Keliling
= total jarak yang mengelilingi banun tersebut =
sisi I
=
........ cm + ....... cm
=
+
sisi II
+
sisi III
+
sisi IV
+ ........ cm +
........ cm
............... cm
4. Jika sisi panjang diberi lambang a dan sisi pendek diberi lambang b. maka: a = sisi I = sisi II b = sisi III = sisi IV Keliling
=
sisi I
+
sisi II
=(
a
+
........ ) + (
= =
2a
+
sisi III b
+
+
sisi IV + 2 .....
2 ( ........ + ..........)
Sehingga rumus keliling jajargenjang = 2 ( ........ + ..........)
...... )
Lampiran 2
Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa
Nama : .................................................... Kelas : .................................................... Petunjuk Pengisian: 1. Tulislah nama dan kelas anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan cara memberikan tanda ceklis (√) pada jawaban sesuai dengan yang kamu alami dalam belajar matematika. 3. Pilihlah salah satu jawaban yang disediakan sebagai berikut: SS = Sangat setuju
TS
= Tidak Setuju
S
STS
= Sangat Tidak Setuju
= Setuju
4. Jawaban Anda akan kami jamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi nilai. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pernyataan Saya yakin dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan baik. Saya belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai Saya menyiapakan buku catatan matematika, sebelum pembelajaran dimulai. Saya hanya akan mencatat materi jika diperintah oleh guru. Saya mengobrol dengna teman ketika materi sedang dijelaskan.* Saya menyelesaikan PR tanpa bantuan orang lain.* Saya mencatat materi pelajaran yang ditulis di papan tulis oleh guru. Saya merasa terganggu apabila ada teman yang bercanda pada saat jam pelajaran* Saya mengerjakan soal latihan matematika dengan kemampuan sendiri.* Saya yakin dapat mengerjakan tugas hingga selesai. Jika ada kesulitan, saya malu untuk bertanya. Saya asal-asalan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
SS
S
TS
STS
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Pernyataan Saya terlambat mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. Saya merasa putus asa jika ada soal matematika yang sulit. Saya merasa tidak bisa bekerjasama dengan teman. Saya yakin dapat mengerjakan tugas di depan kelas dengan baik. Saya melihat buku catatan pada saat ulangan. Saya ikut serta mengerjakan tugas dalam kelompok.* Saya menggunakan buku catatan untuk membantu menyelesikan soal yang diberikan oleh guru.* Saya bertanya kepada teman ketika ada materi pelajaran yang belum dipahami.* Saya menganggap soal yang sulit sebagai tantangan.* Saya mengerjakan tugas matematika dengan sungguh-sungguh. Saya menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu. Dalam tugas kelompok, saya melihat jawaban dari teman. Saya menjiplak cacatan dari teman. Saya tepet waktu dalam menyelesaikan soal ulangan. Saya tidak peduli terhadap nilai matematika yang saya dapatkan. Saya merasa tidak bisa memberikan pendapat pada saat diskusi kelompok. Jika guru bertanya, saya takut mengeluarkan pendapat. Saya ragu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan baik. Jika guru tidak hadir, saya lebih memilih bermain bersama teman daripada belajar. Saya merasa tidak dapat menyelesaikan soal matematika dengan baik. Saya malas mempelajari matematika di rumah. Saya bertanya jawaban soal ulangan kepada teman. Saya belum menyelesaikan tugas, padahal waktunya telah habis. Saya tidak mencontek ketika ulangan.
SS
S
TS
STS
No 37 38 39 40 41 42
Pernyataan Saya yakin dapat memperoleh nilai matematika yang baik. Saya menyelesaikan PR tepat pada waktunya. Saya mengerjakan pekerjaan lain pada saat guru mengajar. Jika nilai ulangan matematika saya rendah, maka saya belajar lebih rajin lagi. PR yang saya kerjakan belum selesai seluruhnya pada saat dikumpulkan. Saya bertanya kepada teman tentang materi yang telah dipelajari pada saat saya tidak hadir di kelas.*
Keterangan : * pernyataan tidak valid
SS
S
TS
STS
Lampiran 5
Pedoman Wawancara Akhir Siklus Hari/Tanggal : Nara Sumber : Siswa/siswi SMP Dahlia Kelas VII B Tujuan
: untuk mengidentifikasi masalah yang dialami pada proses pembelajaran dengan penerapan Resource Based Learning pada pembelajaran Matematika.
1. Bagaimana pendapat kamu tentang proses pembelajaran ini? 2. Dengan diterapkannya pembelajaran ini, apakah mempermudah kamu dalam memahami materi bangun datar? 3. Apa kesulitan yang kamu alami ketika mengikuti pembelajaran ini? 4. Apa saran kamu untuk kegiatan pembelajaran ini?
HASIL WAWANCARA SISWA
Tahap
: Akhir Siklus I
Hari/Tanggal : Rabu/20 Januari 2010 Narasumber
: Siswa-siswi SMP Dahlia Kelas VII B
Tujuan
: untuk mengidentifikasi masalah yang dialami pada proses pembelajaran dengan penerapan Resource Based Learning pada pembelajaran Matematika.
Peneliti: Bagaimana pendapat kamu tentang proses pembelajaran ini? S1
: “Belajarnya enak, soalnya belajarnya dan ngerjain soalnya barengbareng.”
S2
: “Enak, jadi semangat belajar.”
S3
: “Sangat senang karena berpikirnya bareng teman”
Peneliti : Dengan diterapkannya pembelajaran ini, apakah mempermudah kamu dalam memahami materi bangun datar? S1
: “ya”
S2
: “ya, karena dijelasin sama temen dan gurunya juga.”
S3
: “ya, karena ada teman yang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas.”
Peneliti : Apa kesulitan yang kamu alami ketika mengikuti pembelajaran ini? S1
: “ga ada, ”
S2
: “ya, cuma perkaliannya agak bingung”
S3
: “ga ada, paling hitungan aja masih susah.”
Peneliti : Apa saran kamu untuk kegiatan pembelajaran ini? S1
: “ditambahin games/cerdas cermat”
S2
: “udah enak, belajarnya bareng-bareng.”
S3
: “udah baik”
Tahap
: Akhir Siklus II
Hari/Tanggal : Rabu/1 Februari 2010 Narasumber
: Siswa-siswi SMP Dahlia Kelas VII B
Tujuan
: untuk mengidentifikasi masalah yang dialami pada proses pembelajaran dengan penerapan Resource Based Learning pada pembelajaran Matematika.
Peneliti: Bagaimana pendapat kamu tentang proses pembelajaran ini? S1 S2 S3
: “enak, ngerjain LKS sendiri.” : “enak, enjoy-enjoy aja.” : “enak.”
Peneliti : Dengan diterapkannya pembelajaran ini, apakah mempermudah kamu dalam memahami materi bangun datar? S1
: “ya, soalnya kalo maju ke depan untuk ngejelasin materi ke tementemen jadi bisa lebih paham materinya”
S2
: “ya lumayan paham, soalnya kalo guru di SD cuma diterangin doang, ga dikasih kesempatan untuk maju”
S3
: “ya,sama kayak S2”
Peneliti : Apa kesulitan yang kamu alami ketika mengikuti pembelajaran ini? S1
: “Masih takut kalo menjelaskan ke depan kelas, saya baru bisa baca tulisan yang ada di papan tulis masih belum bisa menjelaskan.”
S2
: tidak ada.
S3
: tidak ada.
Peneliti : Apa saran kamu untuk kegiatan pembelajaran ini? S1
: “tetep pake LKS terus gurunya yang menjelaskan materi pelajaran.”
S2
: “Medianya lebih besar dan dibagusin lagi, ga hanya dari kertas. Terus LKS tetep ada dan dikerjakan sendiri-sendiri. Yang menjelaskan materinya guru aja soalnya kalo teman ada yang kurang jelas.
S3
: “tetep ada LKS dan buku cetak juga.”
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN SISWA Pertemuan ke-
:
Hari/Tanggal
:
Pokok Bahasan
:
Tujuan Observasi
: mengetahui peningkatan kemandirian belajar matematika siswa dengan diterapkannya Resource Based Learning dan sebagai acuan dalam menentukan rancangan pada siklus berikutnya.
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) sesuai dengan hasil pengamatan ! Aspek yang dinilai Siswa A B C D E F G A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Jumlah Keterangan aspek yang dinilai: A = berani bertanya, mengutarakan ide B = mencatat materi pelajaran yang penting C = tidak mencontek ketika mengerjakan tugas D = tenang, tekun dalam mengerjakan soal E = ikut aktif dalam kegiatan kelompok/menyiapkan sumber belajar F = menyelesaikan tugas tepat pada waktunya G = memperhatikan penjelasan teman/guru, antusias dalam belajar
Ket
Tangerang, …............. Observer
Erna Rahmawati S.Pd
Lampiran 7
SOAL TES AKHIR SIKLUS I “PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI” Pilihlah salah satu jawaban yang tepat Untuk menjawab No. 1- 5, perhatikan gambar persegi dibawah ini !
N
K b 100
M 1.
2.
3.
4.
5.
a
L
Sebutkan dua pasang sisi yang sama panjang .... a. NK dan KL
c. KL dan NM
b. NK dan NM
d. NM dan ML
Jika panjang NO= 10 cm, berapakah panjang KM .... a. 5 cm
c. 15 cm
b. 10 cm
d. 20 cm
Besar ∠a adalah .....° a. 50
c. 80
b. 60
d. 100
Besar ∠b adalah ....° a. 50
c. 80
b. 70
d. 100
Berapa jumlah diagonal pada persegi panjang .... a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
6.
Berikut ini yang bukan sifat persegi panjang adalah .... a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar b. Keempat sudutnya adalah siku-siku c. Keempat sisinya sama panjang d. Diagonal-diagonalnya memiliki panjang yang sama
7.
P
7 cm
Q Berapakah keliling persegi panjang disamping ....
6 cm S
8.
a. 13 cm
c. 39 cm
b. 26 cm
d. 42 cm
R
Keliling suatu persegi panjang adalah 56 cm. apabila panjangnya 9 cm, tentukan lebarnya ....
9.
a. 19 cm
c. 29 cm
b. 27 cm
d. 47 cm
Sawah pak Umar berbentuk persegi panjang dengan panjang 250 m dan lebar 150 m. berapakah keliling sawah pak Umar .... a. 200 m
c. 400 m
b. 300 m
d. 800 m
10. Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 7 m. sekeliling kebun itu akan dipasangi pagar. Biaya pembuatan pagar Rp10.000/m. berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat pagar kebun tersebut ....
11.
a. Rp. 54.000.000
c. Rp. 540.000
b. Rp. 5.400.000
d. Rp. 54.000
Luas bangun disamping adalah .... satuan kotak. a. 3
c. 12
b. 4
d. 16
12. Hitunglah luas persegi panjang yang memiliki panjang 7 cm dan lebar 6 cm .... cm2 a. 13
c. 39
b. 26
d. 42
13. Rumus luas persegi panjang adalah ....
(p=panjang, l=lebar)
a. p x l
c. 2 x p x l
b. 2 (p + l)
d. 2 (p x l)
14. Pak Usman membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang berukuran 25m x 15m. apabila harga tiap meter tanah Rp. 100.000. Berapa uang yang dikeluarkan oleh pak Usman untuk membeli tanah itu ....
15.
a. Rp. 22.500.000
c. Rp. 3.750.000
b. Rp. 2.250.000
d. Rp. 37.500.000
3 cm
Luas daerah yang diarsir adalah .... cm2
3 cm
7 cm
a. 10
c. 26
b. 21
d. 42
Untuk menjawab No16- 20, perhatikan gambar persegi dibawah ini !
A
B k O b
D
C
16. Sisi-sisi yang sejajar adalah .... a. AB dan AC
c. AC dan BD
b. AD dan BC
d. AO dan BO
17. Jika panjang sisi AB = 5 cm, berapakah panjang sisi AD .... a. 5 cm
c. 15 cm
b. 10 cm
d. 20 cm
18. Besar ∠k adalah .....° a. 180
c. 60
b. 90
d. 45
19. Besar ∠b adalah ....° a. 180
c. 60
b. 90
d. 45
20. Jika panjang diagonal BD = 18 cm, maka panjang AC adalah.... cm a. 4
c. 13
b. 9
d. 18
Lampiran 8
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I “Persegi Panjang dan Persegi”
1.
C
2.
D
3.
A
4.
D
5.
B
6.
C
7.
B
8.
A
9.
D
10.
C
11.
C
12.
D
13.
A
14.
D
15.
B
16.
B
17.
A
18.
B
19.
D
20.
D
Lampiran 9
SOAL TES AKHIR SIKLUS II “PERSEGI DAN JAJARGENJANG” Pilihlah salah satu jawaban yang tepat Untuk menjawab No. 1- 2, perhatikan gambar persegi dibawah ini !
A
B
5 cm
D 1.
Rumus kelling bangun diatas adalah ….. a. 4 x AB
2.
d. 2 (AC+BD)
b. 15 cm
c. 20 cm
d. 25 cm
b. 355 cm
c. 4961 cm
d. 5041 cm
Suatu persegi memiliki keliling 40 m, berapakah panjang sisinya …. a. 10 cm
5.
c. 4 x BD
Tentukan keliling persegi yang panjang sisinya 71 cm ….. a. 284 cm
4.
b. 4 x AC
Keliling persegi ABCD diatas adalah ….. a. 10 cm
3.
C
b. 15 cm
c. 20 cm
d. 25 cm
Sebuah taman berbentuk persegi, dengan panjang sisi 50 m. Jika disekeliling taman tersebut akan ditanami pohon cemara, dengan jarak antar pohon 10 m. Berapa banyak pohon disekeliling taman itu …. a. 5
6.
b. 10
c. 15
d. 20
c. 2 (s+s)
d. s x s x s
Rumus luas persegi adalah ….. a. s x s
b. 4 x s
7.
Tentukan luas persegi yang panjang sisinya 21 cm …. a. 48 cm2
8.
b. 60 cm2
c. 441 cm2
d. 491 cm2
Kebun pak Fauzan berbentuk persegi, dengan panjang sisinya 8 m. Berapakah luas kebun pak Fauzan adalah …. a. 64 cm2
9.
b. 32 cm2
c. 24 cm2
d. 16 cm2
Pak Yusuf ingin membeli tanah yang luasnya 120 m2, jika harga tanah tiap meter persegi Rp. 20.000. Berapa uang yang harus dikeluarkan oleh pak Yusuf untuk membeli tanah tersebut …. a. Rp. 1.200.000 b. Rp. 2.400.000
c. Rp. 12.000.000 d. Rp. 24.000.000
Untuk menjawab No. 10- 19, perhatikan gambar jajargenjang dibawah ini !
K
8 cm
L
O
5 cm N
M
10. Sisi KL sejajar dengan sisi ….. a. LM
b. NM
c KN
d. KM
c KN
d. KM
c. 13 cm
d. 40 cm
11. Sisi LM sejajar dengan sisi …. a. KL
b. NM
12. Panjang sisi NM adalah …. a. 5 cm
b. 8 cm
13. Jajargenjang memiliki 2 buah diagonal. Berdasarkan gambar diatas, maka diagonal jajargenjang KLMN adalah KM dan ….. a. LN
b. LM
c. KL
d. KN
14. Dagonal KM berpotongan dengan diagonal …. a. LN
b. LM
c. KL
d. KN
15. Kedua buah diagonal, berpotongan di titik ….. a. K
b. L
c. O
d. M
16. Jika panjang LN= 10 cm, berapakah panjang LO = ….. a. 5 cm
b. 8 cm
c. 13 cm
d. 40 cm
c. 47
d. 37
17. Berapa besar < x = ……ْ a. 127
b. 53
18. Rumus keliling jajargenjang KLMN adalah …. a. KL x MN
b. KM x LN
c. 2(KL+LM)
d. 2 (KL x LM)
19. Keliling jajargenjang KLMN adalah …. a. 26 cm
b. 18 cm
c. 13 cm
d. 10 cm
20. Diketahui koordinat P(1,1), Q(6,2) dan R(7,6). PQRS adalah jajargenjang. Tentukan koordinat titik S ….. a. (-3,-4)
b. (1,-4)
c. (2,5)
d. (2,3)
Lampiran 10
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II “Persegi dan Jajargenjang”
1.
A
2.
C
3.
A
4.
A
5.
D
6.
A
7.
C
8.
A
9.
B
10. B 11. C 12. B 13. A 14. A 15. C 16. A 17. B 18. C 19. A 20. C
Lampiran 11 Hasil Nilai Tes Akhir Sikus I
Data nilai tes akhir matematika pada siklus I sebanyak 18 siswa sebagai berikut: Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18
Nilai 50 85 40 40 45 80 80 55 55 45 45 85 95 55 70 45 50 40
Jika disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut: No Nilai Frekuensi Frelatif Frelatif Komulatif 1 40 3 17% 100% 2 45 4 22% 83% 3 50 2 11% 61% 4 55 3 17% 50% 5 70 1 5.5% 33% 6 80 2 11% 27.5% 7 85 2 11% 16.5% 8 95 1 5.5% 5.5% Jumlah 18 100% Keterangan: Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Median Modus
: 40 : 95 : 59 : 5,25 : 45
Lampiran 12 Hasil Nilai Tes Akhir Sikus II Data nilai tes akhir matematika pada siklus II sebanyak 18 siswa sebagai berikut: Siswa Nilai S1 65 S2 85 S3 40 S4 75 S5 65 S6 80 S7 95 S8 55 S9 75 S10 55 S11 90 S12 90 S13 95 S14 80 S15 90 S16 75 S17 75 S18 75 Jika disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut: No Nilai Frekuensi Frelatif Frelatif Komulatif 1 40 1 5.5% 100% 2 55 2 11% 94.5% 3 65 2 11% 83.5% 4 75 5 28% 72.5% 5 80 2 11% 44.5% 6 85 1 5.5% 33.5% 7 90 3 17% 28% 8 95 2 11% 11% Jumlah 18 100% Keterangan: Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Median Modus
: 40 : 95 : 75 : 75 : 75
DAFTAR UJI REFERENSI Nama
: Dian Lestari
NIM
: 104017000501
Fakultas/Jurusan
: FITK/Pendidikan Matematika
Judul Skripsi
: Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa
dengan Resource Based
Learning
(Belajar
Berbasis Aneka Sumber)
No
Sumber Pustaka
1
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2
Astra,
3
Atoshoki, Antonius, dkk. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT Gramedia.
4
Breivik, S. 2003. Resource Based Learning, dalam http://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/i ndex.html.
5
Busnawir dan Suhaena . 2006. Pengaruh Penilaian Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar dengan Mempertimbangkan Kemandirian Belajar Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.060, Mei 2006.
6
Chaeruman , Uwes A. 2003. Sistem Belajar Mandiri: Dapatkah diterapkan dalam Pola Pendidikan Konvensional?, dalam Jurnal TEKNODIK, No.13 Desember 2003.
7
Chaeruman, Uwes A. 2008. Belajar berbasis Aneka Sumber, dalam http://www.teknologipendidikan.net/belajarberbasis-aneka-sumber
I Made. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA, dalam Jurnal TEKNODIK, Volume XI – No. 21 : Periode Agustus 2007.
Paraf Pembimbing I II
8
Chaeruman, Uwes A. 2008. Tips melaksanakan Resourcedalam Based Learning, http://www.teknologipendidikan.net/?p=133&cpage =1#comment-562
9
Darwing Padupai dan Nurdin. 2008. Penerapan Pendekatan Open Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.074, September 2008.
10
Depdiknas. 2004. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV Tamita Utama.
11
Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo.
12
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
13
Marjohan. 2007. Kemandirian dalam Belajar Perlu Ditingkatkan, dari http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2007/11/01/ artikel-kemandirian -dalam-belajar-perluditingkatkan/
14
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
15
Mu’tadin, Zainun. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja, dalam http://www.epsikologi.com/remaja/250602.htm.
16
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
17
Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA.
18
Sabri, M. Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
19
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
20
Slameto. 2004. Kemandirian Belajar dan Prestasi siswa SMA Unggulan, dalam Jurnal Varidika Vol 16, 1 Juni 2004.
21
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
22
Tahmid, Mohammad . 2003. Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS), dalam Jurnal TEKNODIK No.13.
23
Tim Penyusun. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
24
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka.
25
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktvistik. Jakarta: Prestasi Pusaka.
26
Yamin,
Martinis. 2008. Paradigma Konstruktivistik. Jakarta: GP Press.
Pendidikan
Jakarta, 10 Maret 2010
Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud
Drs. Rachmat Mulyono M.Si. Psi
NIP. 150 228 775
NIP 150 293 240
Lampiran 14
Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Setelah Tindaka No Item Dimensi Inisiatif
Siswa Indikator 1
Dimensi Percaya Diri
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
4
5
7
21
2
3
19
23
25
32
1
11
20
22
29
6
10
12
13
24
28
16
17
A
2
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
B
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
2
2
2
3
3
4
2
4
2
4
3
4
C
2
3
3
2
3
4
2
2
1
3
4
2
4
1
3
3
4
2
3
1
2
2
4
D
1
3
1
4
3
2
3
1
1
4
3
4
4
1
3
3
2
4
4
3
4
4
4
E
2
2
3
4
3
4
4
1
4
4
3
4
3
1
4
3
1
4
2
2
4
4
1
F
2
3
3
4
3
3
2
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
G
2
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
1
2
3
2
1
1
3
2
3
2
3
H
2
2
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
2
2
3
I
2
2
3
2
3
3
3
2
2
4
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
J
1
4
3
4
3
4
2
4
4
3
4
4
4
1
3
4
2
4
4
3
3
4
4
K
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
2
4
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
L
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
M
3
4
4
3
3
4
1
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
N
1
4
3
3
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
O
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
1
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
P
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
Q
3
4
1
1
3
3
4
4
3
4
3
2
4
1
4
3
4
3
4
4
4
4
1
R
2
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
69%
77%
76%
76%
3 78%
wa Setelah Tindakan Persentase
Dimensi Tanggung Jawab Indikator 5
Indikator 6
Indikator 7
26
9
15
18
27
30
33
8
14
31
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
73%
3
4
2
3
4
3
3
4
3
3
80%
3
2
1
4
4
4
3
1
3
2
66%
4
4
3
3
3
4
4
3
2
2
74%
4
3
4
3
3
1
4
4
4
4
77%
3
4
4
4
4
4
4
4
1
4
86%
2
2
2
3
4
3
1
3
3
3
62%
3
3
3
3
4
4
3
4
4
2
80%
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
67%
4
4
3
3
3
4
3
3
4
1
82%
4
3
2
3
3
3
2
2
4
4
75%
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
69%
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
88%
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
78%
3
4
3
4
4
3
2
4
4
3
86%
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
70%
3
4
1
1
2
3
4
4
4
4
77%
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
77%
79%
77% 76%
Lampiran 13
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa Sebelum Tindakan No Item Dimensi Inisiatif
Siswa
Indikator 1
Dimensi Percaya Diri
Indikator 2
Indikator 3
Dimensi Tanggung Jawab
Indikator 4
Indikator 5
Indikator 6
Persentase
Indikator 7
4
7
11
29
2
3
27
31
33
40
1
15
28
30
37
10
14
16
17
32
36
24
25
34
13
23
26
35
38
41
12
22
39
A
2
4
3
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
66%
B
3
4
3
3
3
3
4
2
3
3
2
4
3
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
3
4
2
2
3
3
3
4
3
3
73%
C
1
3
3
1
2
1
2
3
4
3
3
4
4
2
3
2
3
1
1
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
69%
D
2
4
2
3
3
3
3
2
2
4
3
4
4
3
2
4
2
4
4
2
4
3
4
4
3
2
4
3
3
2
4
2
4
77%
E
2
3
1
1
3
2
1
1
1
4
2
4
2
3
1
3
1
1
3
1
3
1
1
1
3
2
1
1
2
2
2
2
1
47%
F
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
70%
G
3
3
1
2
2
2
2
3
2
2
2
3
1
2
2
2
1
1
3
2
3
1
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
54%
H
2
3
3
3
4
3
3
4
2
4
3
3
3
2
4
2
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
77%
I
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
61%
J
2
4
4
4
3
2
2
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
1
3
4
4
2
2
3
4
3
4
2
3
2
78%
K
2
3
3
2
2
3
4
2
3
4
3
2
4
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
4
2
2
2
3
2
2
2
3
4
67%
L
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
65%
M
1
4
1
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
90%
N
2
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
2
3
3
3
3
3
4
79%
O
3
4
4
4
2
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
83%
P
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
64%
Q
2
4
2
1
3
3
4
4
4
4
3
2
1
1
4
2
3
4
4
4
1
3
3
3
2
2
2
2
4
3
3
4
4
72%
R
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
67%
71%
71%
69%
71%
71%
75%
76% 71%
Lampiran 4
Uji Realibilitas Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 65 219
2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 56 ##
3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 71 ##
4 1 4 2 1 1 3 2 3 2 2 1 4 4 4 3 2 2 2 4 1 48 ##
5 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 70 ##
6 3 2 4 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 61 ##
7 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 71 ##
8 1 3 1 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 1 59 ##
9 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 67 ##
10 3 3 3 4 4 3 2 2 1 4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 62 ##
11 4 4 2 4 2 4 1 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 1 4 3 60 ##
12 4 4 3 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 72 ##
13 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 59 ##
14 4 3 3 3 4 2 1 2 1 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 55 ##
15 4 3 3 3 2 1 2 3 1 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 58 ##
16 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 65 ##
17 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 72 ##
18 3 3 4 4 3 1 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 63 ##
19 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 1 67 ##
20 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 59 ##
No Soal 21 22 1 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 64 69 ## ##
23 3 4 3 3 3 4 1 1 3 2 3 4 4 4 2 2 4 3 3 3 59 ##
24 3 2 3 3 3 4 2 2 1 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 56 ##
25 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 61 ##
26 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 60 ##
27 4 4 3 3 2 4 3 4 1 4 4 4 4 2 3 3 4 1 4 3 64 ##
28 2 3 3 3 3 4 2 1 1 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 54 ##
29 4 4 3 3 3 2 2 3 1 4 3 4 3 2 3 2 2 1 4 4 57 ##
30 4 3 1 3 1 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 60 ##
31 4 3 3 3 3 2 2 4 1 2 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 60 ##
32 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 1 2 3 3 55 ##
33 4 3 3 3 2 4 3 4 1 3 3 4 3 4 3 3 3 1 4 4 62 ##
211 ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## Nomor 2
di r11
2
t
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
0.4 0.4 0.3 1.2 0.7 0.4 0.3 1.4 0.2 0.8 1.0 0.5 0.4 0.8 0.9 0.5 0.5 0.7 0.6 0.4 0.6 0.3 0.8 0.6 0.5 0.6 1.0 0.7 0.9 0.9 0.7 0.6 0.8 26.9 0.9
34 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 65 ##
35 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 4 3 4 3 3 4 2 3 3 54 ##
36 3 3 3 3 4 4 2 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 65 ##
37 3 3 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 65 ##
38 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 64 ##
39 4 3 3 3 4 4 2 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 63 ##
40 3 4 4 4 4 4 3 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 66 ##
41 3 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 50 ##
42 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 71 ##
Total 135 134 126 136 130 137 102 115 94 129 138 157 145 141 121 117 140 122 152 133 2604 ###
## ## ## ## ## ## ## ## ## #### 34 35 36 37 38 39 40 41 42
0.4 0.7 0.9 0.6 0.3 0.6 0.8 0.6 0.3
Lampiran 3
Uji Validitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa No Soal
No Resp 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Total 23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
A
3
3
4
1
4
3
4
1
3
3
4
4
2
4
4
3
4
3
3
3
1
3
3
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
135
2
B
4
3
4
4
3
2
4
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
134
3
C
4
3
4
2
4
4
3
1
4
3
2
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
3
3
2
2
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
126
4
D
3
3
3
1
2
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
2
4
136
5
E
3
3
4
1
4
4
3
2
3
4
2
4
3
4
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
2
2
4
3
4
4
3
4
4
3
4
130
6
F
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
2
1
4
4
1
4
4
4
3
4
4
2
3
4
4
2
4
2
2
4
3
2
4
4
3
4
4
2
3
137
7
G
2
2
3
2
3
3
4
3
4
2
1
3
2
1
2
2
3
3
3
3
4
3
1
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
2
3
1
4
102
8
H
3
3
4
3
3
2
3
2
4
2
2
4
3
2
3
4
3
1
3
3
4
3
1
2
3
3
4
1
3
3
4
2
4
3
1
1
3
4
3
1
1
4
115
9
I
3
1
2
2
4
4
3
4
3
1
3
1
2
1
1
2
1
3
4
3
4
2
3
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
3
1
4
4
3
1
1
2
4
94
10
J
3
2
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
3
4
3
3
3
2
2
3
2
4
2
4
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
129
11
K
4
3
3
1
1
2
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
2
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
2
4
4
3
3
4
2
3
138
12
L
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
157
13
M
4
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
145
14
N
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
3
2
2
4
4
3
4
2
2
4
4
3
3
4
2
3
2
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
141
15
O
3
3
3
3
4
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
121
16
P
2
2
3
2
3
2
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
117
17
Q
3
3
4
2
4
4
3
1
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
1
3
4
4
3
4
4
4
3
2
2
4
1
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
140
18
R
3
3
4
2
4
3
4
4
4
3
1
4
2
2
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
2
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2
4
3
4
2
4
2
4
122
19
S
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
152
20
T
3
3
4
1
4
3
4
1
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
1
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
1
3
3
4
3
3
3
133
Jumlah
65
56
71
48
70
61
71
59
67
62
60
72
59
55
58
65
72
63
67
59
64
69
59
56
61
60
64
54
57
60
60
55
62
65
54
65
65
64
63
66
50
71
2604
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
No
1
rhit
0.6
0.7 0.5 0.4 0.0
0.0
0.4 0.1 -0.2 0.8 0.5 0.7 0.6 0.6 0.4 0.6 0.8 0.2 0.0 0.1 -0.3 0.6 0.7 0.6 0.6 0.7 0.5 0.8 0.6 0.5 0.6 0.5 0.6 0.6 0.7 0.4 0.5 0.4 0.8 0.6 0.5
-0.1
thit
2.8
4.2 2.5 1.9 0.2
-0.2 1.9 0.4 -0.9 5.7 2.5 4.2 3.2 3.2 1.9 2.0 5.7 0.9 0.1 0.4 -1.3 3.2 4.2 3.2 3.2 4.2 2.5 5.7 3.2 2.5 3.2 2.5 3.2 3.2 4.2 1.9 2.5 1.9 5.7 3.2 2.5
-0.4
ttab
1.8
1.8 1.8 1.8 1.8
1.8
1.8
hasil
v
v
v
v
tv
6
tv
1.8 1.8 v
tv
1.8 tv
1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 v
v
v
v
v
v
v
v
tv
tv
tv
1.8 tv
1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
42
tv
p