LAYANAN ANAK PADA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjanan Ilmu Perpustakaan (S.IP.)
Oleh : Nenden Serena Hidayani 1110025000031
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H. /2014 M.
ABSTRAK Layanan Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia : Skripsi, Nenden Serena Hidayani. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, 86 Hal. Perpustakaan Bank Indonesia adalah perpustakaan khusus yang membidangi perbankan, moneter dan sistem pembayaran, namun demikian memiliki layanan khusus untuk anak yang disediakan untuk anak-anak para pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang penyediaan layanan anak, macam-macam layanan, upaya penyelenggaraan layanan anak dan kendala kegiatan layanan anak di Perpustakaan Bank Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informannya yaitu Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Petugas Layanan Sirkulasi, Staff IT, dan dua Pemustaka Layanan Anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan kajian kepustakaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa layanan anak disediakan karena permintaan dari sebagian pegawai yang membutuhkan ruang aktifitas positif bagi anak-anak mereka di lingkungan BI dan kreatifitas dari pegawai sendiri. Pada umumnya layanan yang tersedia yaitu penyediaan dan peminjaman koleksi untuk anak baik buku maupun multimedia. Perpustakaan BI juga menyediakan program layanan khusus untuk anak yang diadakan berbeda-beda setiap setahun sekali, seperti story telling, perlombaan melukis dan mewarnai, serta berkeliling perpustakaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengadaan koleksi untuk layanan anak disesuaikan dengan kebutuhan pemakai, namun belum ada kebijakan tentang pengembangan koleksinya. Adapun beberapa kendala penyelengaraan layanan anak diantaranya adalah ruang multimedia untuk anak dan dewasa masih disatukan, ruang layanan terbatas,serta anggaran kegiatan yang terbatas. Kata Kunci : Layanan Anak, Layanan Perpustakaan, Perpustakaan Khusus.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah (Skripsi) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Layanan Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Pada proses penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi penulis namun itu semua merupakan proses pembelajaran. Tersusunnya penulisan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selakuKetua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif HidayatullahJakarta. 3. Bapak Nuryudi, MLIS selaku Dosen Pembimbing yang tidak mengenal bosan memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, serta meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Ibu Wiwik Isbandrio, selaku Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian. 6. Bapak Edi Supandhi dan para Staf Perpustakaan Umum Bank Indonesia , yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan informasi dan senantiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan. 7. Orang Tua tercinta yang selalu sabar mendidik, memberikan motivasi dan mendoakan penulis tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, terimakasih atas dukungan moril dan meterilnya serta doa yang tulus yang selalu mengiringi setiap langkahku. 8. Kakak-kakaku tersayang Dian Herdiana dan M. Rangga Gumilar, terimakasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Din Fitri Rochmawati, terimakasih teteh yang udah banyak berbagi pengalamannya, pendengar setia selama 4 tahun di rumah uwa, sabar, penolong disaat kesulitan, dan guru terbaik untuk kehidupanku. 10. Ihsan Bayanul Haq yang selama ini sabar, dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
11. Sahabat sedari kecil Mutia Shebaswari terima kasiha tas doa dan dukungannya kepada penulis. Semoga kelak kita menjadi orang yang sukses. Aminn 12. Yanita Safilla, Husnul Khotimah sahabat terbaiku, yang suka direpotin, yang selalu sabar, yang tidak pernah bosan mendengarkan curahan hati penulis, terimakasih untuk semuanya. 13. Rekan-rekan seperjuanganku Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010 khususnya Faris, Anjun, Fitri, Dita, Novi, Dea, Aaf, Dini, Ninu, Echa terimakasih atas dukungan dan bantuannya, terutama kelas B yang selalu kompak terimakasih atas kebersamaannya 14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satupersatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi semua pihak untuk memberikan kontribusi baik kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 11 Juli 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................................4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................5 D. Metode Penelitian.......................................................................6 E. Definisi Istilah..........................................................................10 F. Sistematika Penulisan ..............................................................11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Khusus ...............................................................13 1. Pengertian Perpustakaan Khusus .......................................13 2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ..........................16 3. Karakteristik Perpustakaan Khusus....................................17 4. Layanan Perpustakaan Khusus...........................................19 5. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus ..........................21 B. Layanan Anak ..........................................................................23 1. Pengertian Layanan Anak ..................................................23 2. Tujuan Layanan Anak ........................................................24 3. Sasaran Pengguna Layanan Anak ......................................25 C. Unsur Layanan Anak................................................................25 1. Koleksi ...............................................................................25 2. Fasilitas ..............................................................................26
v
3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak ...........................28 D. Staf atau Petugas Perpustakaan................................................31 E. Ruangan Layanan Perpustakaan Layanan Anak ......................33 F. Penelitian Relevan....................................................................35 BAB III
GAMBARAN UMUM A. Bank Indonesia.........................................................................38 B. Perpustakaan Umum Bank Indonesia ......................................40 C. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia .41 D. Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia.......42 E. Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia.........................................................................43 F. Sumber Daya Manusia .............................................................45 G. Anggaran ..................................................................................45 H. Koleksi Perpustakaan ...............................................................46 I. Sistem Aplikasi Perpustakaan ..................................................48 J. Layanan di Perpustakaan Bank Inddonesia..............................48 K. Kondisi Ruang dan Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia ...51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Penelitian ...................................................................55 B. Latar Belakang Layanan Anak.................................................57 C. Macam-macam Layanan Anak ................................................59 D. Upaya Penyelenggaraan Layanan Anak...................................69 E. Kendala Layanan Anak ................................................................. 81
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................83 B. Saran.........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia..................43
vii
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia....44
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara 2. Hasil Observasi 3. Surat Permohonan Dosen Pembimbing 4. Surat Tugas Menjadi Pembimbing 5. Surat Izin Penelitian 6. Surat Balasan Izin Penelitian 7. Daftar Riwayat Hidup
.
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang sangat penting. Informasi pada saat ini bisa dikatakan sebagai kebutuhan setiap orang, dimana mereka berusaha menelusur diberbagai sumber mencari informasi yang mereka butuhkan. Terutama informasi yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, yang dapat diperoleh dengan cepat, tepat dan mudah. Lembaga yang paling dikenal oleh masyarakat umum sebagai penyedia informasi adalah perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga informasi memiliki banyak jenisnya tergantung pada fungsi dan ruang lingkup yang dilayaninya. Ada lima jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakan khusus dan perpustakaan nasional.1 Dari semua jenis perpustakaan tersebut perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dikenal oleh masyarakat umum. Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat referal dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas lembaga atau instansi yang bersangkutan. 2 “Khusus” disini berarti layanan perpustakaan yang dikhususkan terhadap minat dari organisasi dan kebutuhan dari staf atau pegawainya. Yang membedakan perpustakaan khusus dengan
1
Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), h. 2 2 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka,1996), h. 49
1
2
yang lainnya adalah penekanannya pada informasi yang disediakan dimana perpustakaan tersebut didirikan. Adanya sebagian perpustakaan yang juga menyediakan akses bagi masyarakat umum mengharuskan perpustakaan khusus tersebut untuk menyediakan bermacam-macam layanan agar sumber informasi yang dimiliki sampai ke pemustaka. Salah satu syarat dari suatu layanan adalah harus bisa dimanfaatkan oleh pemustaka, paling tidak di semua wilayah yang menjadi cakupan perpustakaan tersebut. Layanan juga harus membantu perpustakaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu menyediakan informasi bagi pemustaka. Salah satunya adalah dengan cara meningkatan kualitas layanan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang bermutu bagi mereka. Kualitas layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka akan menjadi sarana promosi tersendiri. Selain itu perpustakaan tidak cukup dengan mengandalkan layanan dan koleksi terbaru saja, tetapi juga harus di dukung oleh pustakawan yang berpendidikan
dan
berketrampilan
dibidang
perpustakaan.
Seorang
pustakawan harus proaktif dalam merespon kebutuhan pemustaka agar koleksi yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Pada dasarnya perpustakan tidak ada artinya apabila tidak ada pengunjung
yang
memanfaatkan
layanan
dan
menggunakan
bahan
pustaka/koleksi yang dikelolanya. UU No. 43 Tahun 2007 menyatakan bahwa pengunjung atau pengguna perpustakaan adalah pemustaka, yaitu perorangan,
3
kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Perpustakaan khusus memiliki tujuan membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung. Perpustakaan khusus biasanya memiliki ciri atau karakteristik khusus apabila dilihat dari fungsi, subjek khusus yang ditangani, dan koleksi yang dikelola. Karena perpustakaan khusus memiliki karakteristik yang khusus, maka pemustaka mempunyai hak untuk menikmati kekhususan dari perpustakaan tersebut salah satunya adalah kepuasan dalam pelayanan yang diberikan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Salah satu perpustakaan khusus yang membantu tugas badan induk adalah Perpustakaan Bank Indonesia. Perpustakaan ini berada di Jalan MH.Thamrin Jakarta Pusat. Perpustakaan Bank Indonesia adalah salah satu perpustakaan khusus yang memiliki koleksi khusus di bidang perbankan, ekonomi, moneter dan sistem pembayaran serta juga dilengkapi dengan koleksi bidang lain yang dibutuhkan untuk pengembangan staf Bank Indonesia. Perpustakaan BI memiliki banyak layanan yaitu layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan foto copy, layanan internet, layanan anak, layanan Book Delivery dan layanan audiovisual. Salah satu layanan khusus yang diberikan perpustakaan BI untuk meningkatkan layanan terhadap pemustaka atau pegawai adalah layanan anak. Layanan ini diberikan khusus untuk para pegawai atau pemustaka yang memiliki anak dan membawanya pada hari kerja dapat menggunakan layanan
4
anak di perpustakan. Tujuannya adalah sebagai sarana dalam menumbuhkan minat baca, mulai dari minat akan informasi, pengetahuan sampai hiburan. Perpustakaan BI menyediakan koleksi khusus untuk anak seperti buku anak dan permainan kreatifitas semacam ini untuk anak. Jarang ditemui perpustakaan khusus yang memiliki layanan anak. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti pelayanan yang ada di perpustakaan BI khususnya pelayanan anak tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: “ LAYANAN ANAK PADA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mencegah meluasnya permasalahn yang dibahas, serta dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dalam penulisan skripsi maka penulis membatasi penelitian terhadap permasalahan yang ingin diteliti yaitu penyediaan layanan anak pada perpustakaan Bank Indonesia. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan di atas, masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah: 1) Mengapa perpustakaan BI menyediakan layanan khusus untuk anak ? 2) Apa saja layanan untuk anak yang diselenggarakan di perpustakaan BI?
5
3) Bagaimana upaya penyelenggaraan layanan khusus untuk anak di perpustakaan BI? 4) Bagaimana kendala penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan BI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut: 1. Mengetahui latar belakang penyediaan layanan anak yang ada di perpustakaan BI. 2. Mengetahui macam-macam layanan untuk anak yang diselenggarakan di perpustakaan BI. 3. Mengetahui upaya penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan BI 4. Mengetahui kendala penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan BI. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Mengharapkan bisa menjadi kontribusi pemikiran bagi Perpustakaan BI dalam melakukan kegiatan layanan anak. 2. Secara
akademis dapat
memberikan wawasan informasi
dan
pengetahuan tentang jenis layanan yang ada di perpustakaan khusus.
6
3. Secara pribadi, bagi penulis penelitian ini merupakan upaya untuk pemahaman, pengembangan, dan penerapan pengetahuan bidang Ilmu Perpustakaan yang telah diperoleh sebelumnya.
D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh.3 Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai layanan anak di perpustakaan BI dari beberapa informan yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi tersebut. Pendekatan ini memungkinkan untuk melihat kondisi secara nyata pada permasalahan yang ada. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.
4
Tujuan desain deskriptif ini bertujuan
menjelaskan sesuatu seperti apa adanya secara mendalam.
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penenlitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.3. 4 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 29
7
2. Sumber Data a. Data Primer: data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau dari hasil penelitian lapangan. Untuk mendapatkan data primer ini, penulis mengadakan observasi (pengamatan) di lapangan serta wawancara kepada pengelola perpustakaan Bank Indonesia. b. Data Sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah).5 3. Sampel (Informan Penelitian) Untuk
penelitian
kualitatif
teknik
pengambilan
sampelnya
dilakukan secara purposive sampling yaitu dalam hal ini sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Sedangkan
pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian. 6 Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. 7 Penentuan informan ditentukan dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian. Informan disini ada enam orang, yang pertama adalah Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staf Layanan Sirkulasi, Staf IT dan dua orang pengunjung layanan anak yaitu pegawai atau orang tua anak.
5
Prasetya Irawan, Logika Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.87. 6 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 169 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.132.
8
4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mendapatkan informasi atau data-data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu: a. Observasi, yaitu penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap suatu objek penelitian. 8 Observasi meliputi pencatatn secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. b. Interview (wawancara) Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (Interviewer) dan sumber informasi (Interviewee). 9 Teknik ini digunakan untuk memperjelas permasalahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan Layanan Anak pada Perpustakaan BI. Wawancara ini dilakukan dengan Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staff bagian layanan sirkulasi, Staf IT, dan dua orang pengunjung layanan anak yaitu pegawai atau orang tua anak. c. Metode Kajian Kepustakaan
8
Ibid., h. 63. Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:Teori-Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.179. 9
9
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literature, dokumen, artikel, dengan maksud mendapatkan gambaran tinjauan literature sesuai dengan pembahasan skripsi. d. Metode Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 10 Untuk memperoleh kebenaran informasi, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tambahan dengan wawancara sebagai data pendukung. 5. Teknik Analisis Data Menganalisis data berarti mengurai data atau menjelaskan data yang telah dikumpulkan. Sehingga berdasarkan data itu dapat ditarik pengertian-pengertian dan kesimpulan. Tujuannya yaitu menyimpulkan pesan dari data tersebut menjadi sebuah informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Data-data yang telah diperoleh akan dianalisa dengan melalui tiga tahapan yaitu : a) Reduksi Data Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokan atau memilah-milah dan memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas. 10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.178.
10
b) Penyajian Data Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks bersifat naratif. c) Penarikan Kesimpulan Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif, penulis buatkan kesimpulan.Kesimpulan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.
E. Definisi Istilah Layanan anak adalah perpustakaan yang mengkhususkan diri dalam koleksi dan pelayanan untuk anak-anak, umumnya para anggotanya berusia 415 tahun.11 Perpustakaan
Khusus
merupakan
tempat
penelitian
dan
pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia/pegawai.12
11
Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,1992), h. 60. 12 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 39.
11
F. Sistematika Penulisan Laporan ini disusun dengan Sistematika Penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari dasar pemikiran yang memuat latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR Bab ini berisi tentang landasan teoritis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti yaitu tentang definisi perpustakaan khusus, tugas dan fungsi perpustakaan khusus, karakteristik perpustakaan khusus, layanan perpustakaan khusus, layanan anak, unsur-unsur layanan anak, staff atau petugas perpustakaan, ruangan perpustakaan layanan anak dan penelitian relevan.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA Bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat Bank Indonesia, visi, misi dan fungsi perpustakaan Bank Indonesia, struktur organisasi, tugas pokok perpustakaan Bank Indonesia, sistem dan layanan perpustakaan Bank Indonesia. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini penulis mengemukakan tahapan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan tentang penelitian yang berkaitan dengan layanan anak.
12
BAB V
PENUTUP Bab terakhir penulis memberikan kesimpulan dari pembahasan skripsi. Dan penulis mencoba memberikan saran-saran yang merupakan masukan untuk perpustakaan Bank Indonesia.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus 1. Definisi Perpustakaan Khusus Perpustakaan merupakan sebuah tempat untuk menyimpan mengolah serta menyebarluaskan informasi yang dimilikinya, serta sebagai salah satu pusat informasi yang menyajikan sumber-sumber informasi baik buku maupun dokumen lainnya. Jenis perpustakaan ada bermacam-macam
salah
satunya
adalah
perpustakaan
khusus.
Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada dibawah suatu departemen atau dibawah suatu biro, dibawah suatu bagian, atau bahkan dibawah bidang pemasaran. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan dipimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula dipimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi. 13 Perpustakaan khusus pada istilah lain adalah perpustakaan yang memiliki kekhususan tertentu, misalnya dilihat dari tugas dan fungsinya, koleksi serta pemakainya.14
13
Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 23 14 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 39.
13
14
Menurut Sutarno, perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan atau swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instantsi induknya.15 Perpustakaan
Nasional
RI
memberi
pengertian
mengenai
perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di lingkungannya baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan informasi
pustaka
dalam
rangka
mendukung
pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.16 Mengacu pada Undang-Undang perpustakaan No. 43 Tahun 2007 Pasal 25 bahwa perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka di lingkungannya. Perpustakaan khusus memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya.Sedangkan yang disebut pemustaka perpustakaan khusus adalah perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
15
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),
h. 39 16
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h.6.
15
Perpustakaan khusus berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan informasi perusahaan, organisasi atau instansi pemerintah, serta lembaga masyarakat. Perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat informasi dalam suatu bidang ilmu atau teknologi khusus bagi pemustaka. Jadi dari beberapa penjelasan dan definisi-definisi mengenai perpustakaan khusus yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan referensi serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi untuk memberikan layanan informasi demi kepentingan dan kelancaran tugas lembaga induknya. Oleh karena
itu,
perpustakaan
khusus
mengkhususkan
diri
dalam
mengumpulkan dan menyebarkan literatur bidang ilmu atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan saja. Perpustakaan khusus memiliki sebuah ciri atau karakter yang berbeda dari perpustakaan lainnya di antaranya adalah koleksi dan layanan. Koleksi perpustakaan khusus lebih difokuskan pada koleksi mutakhir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi mutakhir serta penelusuran informasi. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan khusus
16
berbeda dibandingkan dengan perpustakaan lainnya. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan khusus biasanya disesuaikan dengan permintaan pengguna atau kebijakan dari perpustakaan itu sendiri. Salah satunya adalah layanan anak yang ada di Perpustakaan Bank Indonesia. Layanan ini ditujukan untuk para pegawai yang biasa membawa anak ke tempat kerja. Tujuannya agar si anak dapat memanfaatkan waktu secara maksimal, menumbuhkan minat baca, dan menempatkan anak-anak dilingkungan yang positif agar lebih mengenal bahan bacaan dan literatur. 2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi baik pemerintah maupun swasta yang dibentuk dalam rangkaian sistem manjemen khusus, yang bertujuan membantu tugas badan induknya. Tujuan perpustakaan khusus adalah untuk melayani pemakai dalam lingkungan lembaga. Dokumen yang ada di perpustakaan juga tidak hanya disimpan dan dikeluarkan apabila dibutuhkan tapi perpustakaan harus proaktif memberikan segala informasi yang terkait dengan bidang lembaga induk, serta memanfaatkan segala fasilitas untuk pelayanan. Dalam Standar Nasional Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan khusus mempunyai tujuan sebagai berikut:17
17
Perpustakaan Nasional RI “Standar Perpustakaan Nasional” Artikel diakses pada 12 Maret 2014 pukul 06.41 WIB dari http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPedoman%5Cstandar%20nasional %20perpustakaan-sekolah.pdf.
17
a.
Menunjang program lembaga induk
b.
Menunjang penelitian lembaga induk
c.
Menggalakkan minat baca dilingkungan unit kerja lembaga induk
d.
Memenuhi kebutuhan pemustaka dilingkungan perpustakaan
Selain itu fungsi sebuah perpustakaan khusus menurut Sutarno adalah menyediakan dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan itu. Selanjutnya keberadaan dan berjalan atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus tersebut juga tergantung kepada lembaga yang bersangkutan. Sedangkan pemakai perpustakaan biasanya terbatas pada para pegawai lembaga tersebut.18 3. Karakteristik Perpustakaan Khusus Ciri utama perpustakaan khusus menurut Sulistyo-Basuki adalah sebagai berikut :19 a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja, misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu objek (pertanian kering), subjek yang luas (biologi dan pertanian), maupun berorientasi ke misi (misalnya pengangkutan). b. Keanggotaan perpustakaan khusus terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk tempat perpustakaan tersebut. c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota sering dipersoalkan seberepa jauh pustakawan harus melakukan penelitian. Ada yang berpendapat pustakawan terbatas pada pemberian petunjuk umum mengenai penggunaan secara bibliografi artinya secara grafis
18
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),
19
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia, 1991), h.49.
h.39.
18
maupun elektronik untuk menelusuri permintaan anggota perpustakaan. d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau index karya jenis tersebut. Umumnya informasinya lebih mutakhir dibandingkan buku. e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan, karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat berorientasi kepada penggunanya dibandingkan jenis perpustakaan lain. Jasa yang diselenggarakan misalnya pencarian informasi terpilih atau pengiriman fotokopi artikel dengan minat pengguna. Dari beberapa point karakteristik perpustakaan khusus di atas, pada point (e) disebutkan jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan. Dalam hal ini jasa yang dimaksud bisa dikatakan dengan layanan, layanan yang disediakan oleh perpustakaan khusus yang disesuaikan dengan minat pengguna dan keadaan sekitar perpustakaan. Perpustakaan khusus dapat memberikan layanan yang bersifat unik, berbeda dengan perpustakaan umum. Salah satu layanan yang unik yang disediakan oleh perpustakaan khusus adalah layanan anak di perpustakaan BI. Layanan anak yang terdapat di perpustakaan Bank Indonesia ini disesuaikan dengan pengguna lingkungan BI yaitu pegawai BI yang memiliki anak dan membawa anaknya ke kantor, Berdasarkan cirri-ciri tersebut diatas maka yang termasuk dalam kelompok perpustakaan khusus antara lain: a. Perpustakaan yang berada di bawah naungan sebuah perusahaan. b. Perpustakaan yang berada di dalam lembaga departemen atau lembaga non departemen. c. Perpustakaan yang berada di dalam lembaga penelitian dan pengembangan. d. Perpustakaan yang di dalam pusat informasi dan dokumentasi.
19
e. Perpustakaan yang dikelola oleh lembaga lain yang koleksinya khusus dan penggunanya khusus.20 4. Layanan Perpustakaan Khusus Layanan perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi kepada pemakai dan penyediaan segala alat bantu penelusurannya. 21 Sedangkan tujuan layanan perpustakaan adalah membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat pemakainya.22 Dalam undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 14 menyebutkan bahwa layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pengguna, serta setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan. Oleh karena itu layanan pada perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pemustaka lembaga yang bersangkutan dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya. Dengan prinsip memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan adalah tujuan dari layanan perpustakaan, meskipun sistem layanan dari tiap-tiap perpustakaan berbeda-beda. Layanan perpustakaan khusus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dari dalam lembaga induknya, karena itu perpustakaan menyediakan layanan yang berorientasi kepada kebutuhan penggunanya.
20
Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 81-82. 21 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo, 2007), h.166 22 Hari Santoso, “Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan yang Berorientasi pada Kepuasan Pemakai”, Media Pustakawan, Vol. 14, No. 1 (1 Maret 2007): h. 26.
20
Sebagaimana layaknya perpustakaan lain, perpustakaan khusus memberi layanan pembaca, jasa referensi dan jasa sirkulasi bahan pustaka. Jasa-jasa tersebut terutama untuk pengguna internal lembaga, tanpa mengabaikan pengguna dari luar.23 Pada
dasarnya
layanan
perpustakaan
adalah
sama
yaitu
memberikan bantuan kepada pemustaka untuk memperoleh bahan pustaka sesuai minat dan perhatian mereka. Jadi perpustakaan adalah sebuah sistem yang mempertemukan pemustaka dan bahan yang dicarinya. Baik buruknya suatu perpustakaan dilihat dari layanan yang ada di perpustakaan, serta persepsi pemakai terhadap layanan juga sangat dipengaruhi dari kinerja pustakawan. 5. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus24 Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan khusus, yakni: a. Koleksi Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas 23
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h.33. 24 Arif Surachman, “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 17 Maret 2014 jam 10.25 WIB dari arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Manpersus.doc
21
koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir serta penelusuran informasi. Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya. b. Sumber Daya Manusia Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli” dalam bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan khusus ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham akan bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya. Sehingga kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting. c. Pengolahan Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Hanya biasanya dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter perpustakaan tersebut.
22
d. Pengguna Perpustakaan khusus dalam pemilihan dan setting pengelolaan sangat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penggunanya. Hubungan antara pengguna dan pengelola perpustakaan sangat erat terutama apabila dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak sedikit pengguna akan ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting mengapa perpustakaan khusus itu ada. e. Layanan Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih
kepada
pengguna
dan
organisasi/badan
induk
yang
membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat dan terbaru selalu ada. Jenis layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka maupun tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan tipe
penggunanya.
Namun
kebanyakan
perpustakaan
khusus
menerapkan sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih
23
memberikan peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap terkontrol. Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang ada, sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi, dan sebagainya.
B. Layanan Anak 1. Pengertian Layanan Anak Menurut Joan M. Reitz layanan anak adalah:25 Library services intended for children up to the age of 12-13, including juvenile collection development, lapsit service, storytelling, assistances with homework assignments, and summer reading programs, usually provided by a children’s librarian in the children’s room of a public library. Berdasarkan pernyataan diatas perpustakaan yang ditujukan untuk anak sampai anak berumur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk pengembangan koleksi anak muda, lapsit service, mendongeng, summer reading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang ada di perpustakaan umum. Menurut McColvin dari diadakannya layanan untuk anak di perpustakaan adalah untuk mendorong semua anak untuk dapat menyukai hubungan mereka dengan buku, mulai dari saat pertama mereka mengenal huruf dan gambar sampai tiba waktunya layanan untuk orang dewasa 25
Joan M. Reitz, Dictionary for Library and Information Science (London: Greenwood, 2004), h. 137.
24
dapat memenuhi kebutuhan mereka, dengan kebebasan untuk memilih tetapi juga dengan bimbingan apabila dibutuhkan.26 2.
Tujuan Layanan Anak Menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services, layanan anak bertujuan untuk:27 a. Memfasilitasi hak setiap anak untuk: informasi, melek huruf, pengembangan kebudayaan, pengembangan pembaca, pembelajaran seumur hidup/lifelong learning, dan program kreatif pada waktu senggang. b. Menyediakan akses terbuka untuk semua sumber daya dan media yang memadai bagi anak, dan disamping memberikan program-program budaya dan rekreasi, yang berorientasi pada membaca dan melek huruf. c. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk anak, orang tua atau wali mereka.
3.
Sasaran Pengguna Layanan Anak Target pemustaka layanan anak di perpustakaan umum menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services adalah :28 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
26
Bayi dan balita Anak-anak pra-sekolah Murid sekolah sampai umur 14 tahun Kelompok berkebutuhan khusus Orang tua dan anggota yang terkait Pengasuh anak Orang dewasa lainnya yang bekerja dengan anak-anak, buku dan media.
Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),
h. 15 27
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf 28 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf
25
C. Unsur-unsur Layanan Anak 1. Koleksi Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di perpustakaan. Koleksi yang disediakan untuk anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Yang dimaksud koleksi untuk anak ialah beragam meteri yang tersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non buku (kaset, CD, VCD, DVD, film, games, komputer, dan lain-lain) yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di perpustakaan yang bersangkutan. Pada umumnya, kebutuhan antara usia 5 dan 16 tahun adalah sistem pendidikan formal. Anak-anak dan remaja membutuhkan materi dan layanan untuk
mendukung pendidikan
formal
mereka dan
pengembangan diri mereka dan meningkatkan dalam membaca dan kemampuan informasi.29 Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan
yang
semuanya dapat menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh perpustakaan, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstra kurikuler.
Umumnya
menghidupkan
anak-anak
khayalan
memerlukan
(imajinasi)
mereka,
buku buku
yang yang
dapat banyak
mengandung humor, buku yang menggambarkan pengalaman dan petualangan yang ingin mereka alami sendiri, yang menonjolkan nilai-nilai
29
The Department of National Heritage, Investing in Children: The Future of Library Services for Children and Young people (London: HMSO, 1995), h. 5
26
yang baik : keberanian dan kejujuran. 30 Buku disini bisa bermacammacam jenisnya, ada buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi seperti novel, cerpen, buku dongen, fabel, komik, buku cerita bergambar dan lain-lain. Sedangkan jenis buku non fiksi seperti, ensiklopedia, buku pelajaran, buku pengatahuan, biografi, dan lain-lain. Untuk perpustakaan anak pembagian buku lebih disesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku pengetahuan, buku-buku nonfiksi dan buku-buku fiksi.Sedangkan Menurut Kamus Ilmu perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang ditulis dan di ilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur 12-13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar dan buku cerita.31 2. Fasilitas Masa anak-anak merupakan masa terpenting karena di masa inilah seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya.Pentingnya masa anak-anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik minat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka.Oleh
30
Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Perpustakaan Sekolah : petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan di sekolah (Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983), h. 69. 31 ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science by Joan M. Reitz. Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 14.27 WIB dari http://www.abcclio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook
27
karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan tersebut tidak terkecuali dengan perpustakaan. Suatu perpustakaan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas dalam mendukung kegaiatan yang berlangsung di dalamnya. Fasilitas yang mendukung dalam pemberian pelayanan perpustakaan anak antara lain meja baca dan belajar, papan tulis, komputer, karpet, mainan, ruang bermain, peralatan, perlengkapan belajar dan fasilitas internet. Fasilitas internet yang diberikan pada anak yang didampingi staff khusus dibagian layanan anak adalah sebagain fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan anak agar anak dapat mengakses informasi yang bermanfaat, sama halnya fasilitas yang diberikan kepada pemustka dewasa difasilitasi oleh internet yang tersedia sebagai alat untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan pemustaka. Seperti halnya katalog dengan deskripsi yang baik merupakan hal yang dibutuhkan pada layanan yang paling kecil dimana dibutuhkan beberapa hal tanpa membuang waktu di pusat penyediaan. Ketika anak tinggal di tempat yang jauh dari perpustakaan, perlu layanan pos, perpustakaan seharusnya menyediakan katalog untuk membantu mereka memilih apa yang mereka ingin pinjam. 32 Selain koleksi buku fiksi dan nonfiksi, fasilitas yang harus ada pada perpustakaan anak seperti bahanbahan pustaka diluar buku yaitu, globe, film untuk anak-anak, majalah anak-anak, alat penghitung, dan alat peraga lainnya. 32
h. 31
Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),
28
3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak Dalam
Panduan
Penyelenggaraan
Perpustakaan
Daerah
disebutkan bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anakanak adalah :33 1. Peminjaman Bahan Pustaka Layanan ini merupakan layanan yang diberikan pengguna perpustakaan yang ingin meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang dengan peraturan berlaku. 2. Bimbingan Membaca Layanan ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi perorangan mengenai apa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan pembaca ini adalah menemukan buku yang sesuai bagi pengguna untuk kepentingan pendidikan atau hiburan mereka. 3. Layanan Rujukan Kegiatan layanan rujukan untuk anak antara lain dijelaskan bahwa: a. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan anak tujuannya agar anak mudah memahami dan mengerti bacaan yang sesuai dengan usia anak-anak. Apabila koleksi rujukan tidak disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan anak akan berdampak tidak baik bagi perkembangan anak. 33
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.35-40.
29
b. Koleksinya harus berkualitas Koleksi yang berkualitas dapat meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasi anak dalam berfikir. Harus dilayani oleh petugas Petugas
lebih
tau
kebutuhan
pengguna,
khususnya
pengguna bagian anak-anak. Petugas harus melayani anak-anak agar apa yang dibutuhkan anak-anak dapat dibantu oleh petugas. c. Memiliki ruangan yang terpisah Ruangan terpisah bertujuan agar anak-anak merasa lebih nyaman saat menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan anak, anak-anak dapat leluasa bermain, dan membaca koleksi yang tersedia. d. Pustakawan
wajib
membimbing
anak
bagaimana
mencari
informasi, cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan wajib menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak.34 4. Layanan Belajar Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar.Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk mendukung belajar atau tugas mereka. 5. Bercerita Layanan
bercerita
atau biasa disebut
dengan
layanan
mendongeng adalah salah satu layanan tambahan di layanan 34
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1991), h. 35.
30
anak.Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan teks yaitu membacakan buku atau bisa juga tanpa teks.
35
Keuntungan
membacakan buku adalah kemungkinan anak dapat membaca sebelum masuk sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan, sedangkan kelebihan mendongen tanpa teks adalah anak dapat ikut di ajak mengekspresikan dirinya.Biasanya layanan ini merupakan layanan yang mempunyai jadwal tersendiri.Layanan ini dilakukan di layanan anak dengan persiapan yang baik. Layanan mendongeng ini sangat digemari anak-anak terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak memilki rasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan usia anak.
Buku
tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara seperti bercerita. 6. Mainan Anak Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta sebagai sarana rekreasi yang mendidik.Maianan anak ini haruslah menarik dan tidak berbahaya bagi anak (baracun atau mengandung racun). Selain itu, mainan anak haruslah mengembangkan imajinasi dan meningkatkan kreativitas.Untuk anak-anak yang masih ingin 35
2004), h.9
Murti Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Membaca (Jakarta: Pustaka Tangga,
31
mengetahui segala sesuatu dengan memasukannya ke dalam mulutnya, maka jangan memberikan mainan anak dengan ukuran kecil karena dapat dengan mudah anak akan menelan mainan tersebut, hal tersebut akan sangat membahayakan bagi anak. Untuk itulah mainan anak pun harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya jenis mainan yang dapat disediakan di bagian layanan anak seperti catur, lego, balok, halma, monopoli, dan lain-lain.36
D. Staf atau Petugas Perpustakaan Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun staf perpustakaan juga tidak kalah pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan staf perpustakaan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Guidelines for Library Services For Young Adults perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankan suatu perpustakaan. Ketrampilan yang dimiliki antara lain:37 1. Memiliki antusiasme yang besar Seorang Pustakawan harus memiliki antusiasme terhadap anakanak dan koleksi karena dengan adanya antusiasme dalam diri seorang pustakawan, maka pustakawan tersebut pasti memiliki motivasi yang luar 36
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.39-40. 37 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf
32
biasa sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik dalam perpustakaan anak. Sehingga anak-anak akan merasa antusiasme juga terhadap buku-buku yang ada di perpustakaan, secara tidak langsung menarik anak untuk menumbuhkan minat baca bagi anak. 2. Kemampuan berkomunikasi interpersonal, kerja tim, dan ketrampilan memecahkan masalah. Komunikasi interpersonal yang baik antara pustakawan dengan anak merupakan suatu sikap yang paling penting yang harus dimiliki seorang pustakawan agar anak-anak yang datang ke perpustakaan merasa lebih nyaman di dalam perpustakaan dan membuat anak-anak tertarik untuk datang kembali ke perpustakaan. Dengan adanya kerja tim yang kompak antar pustakawan maka apabila terjadi suatu masalah baik mengenai perpustakaan itu sendiri maupun dari anak-anaknya, para pustakawan dapat mampu tanggap dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada. 3. Kemampuan untuk berjejaring dan bekerja sama. Dalam hal ini antara pustakawan perpustakaan layanan anak yang satu dengan pustakawan perpustakaan layanan anak yang lain dapat mampu bekerja sama yang dimaksudkan untuk saling bertukar informasi maupun saling membantu jika terjadi suatu masalah. 4. Kemampuan untuk berinisiatif, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan. Seorang Pustakawan harus berani memulai atau berinisiatif untuk melakukan perubahan jika perubahan tersebut dirasa dapat meningkatkan
33
layanan anak menjadi semakin baik lagi, dan seorang pustakawan pun harus terbuka dan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada. 5. Keinginan yang besar untuk terus belajar ketrampilan baru dan mengembangkan diri. Tidak merasa puas dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
mampu menimbulkan rasa keinginan untuk terus belajar
keterampilan-keterampilan baru dengan tujuan mengembangkan diri agar dapat meningkatkan layanan perpustakaan anak menjadi semakin baik.
E. Ruangan Perpustakaan Layanan Anak Pelayanan anak perlu ada sebuah tempat tersendiri.Perpustakaan anakanak adalah tempat untuk bertemu, bermain, dan berkomunikasi.Suasana yang mengundang, mendorong anak-anak untuk menggunakan semua sumber daya perpustakaan, untuk membaca dan berlama-lama di perpustakaan. Yang harus di pertimbangkan dalam proses perencanaan ruang dan pembangunan perpustakaan tergantung pada usia, latar belakang budaya dan lain-lain. Sebagai kelompok sasaran di perpustakaan anak-anak mencakup berbagai usia dan kemampuan (dari bayi sampai orang dewasa) baik perabot dan desain ruang harus sesuai dengan kebutuhan yang berbeda. Perabotan harus fleksibel (misalnya rak) dan rak harus membiarkan media yang berbeda akan disajikan. Rak harus rendah (maksimal tinggi 1,5 meter) di seluruh bagian anak-anak, buka kotak untuk format besar seperti buku-buku bergambar, dan daerah khusus untuk kelompok usia yang berbeda. Furnishing
34
harus
mendukung
komunikasi
di
antara
anak-anak
atau
pengguna
perpustakaan, bahwa anak-anak dapat bertemu dengan rekan-rekan mereka, ini dikenal sebagai ‘Social Furnishing’. Aksesibilitas dari semua fasilitas bagi anak-anak cacat (dan pushchairs) adalah jelas.Pintu-pintu masuk gedung perpustakaan dan atau bagian anak-anak harus mudah bagi anak-anak untuk terbuka. Anak-anak memandang perpustakaan harus menjadi tempat yang aman. Staf harus waspada kepada orang-orang di daerah anak-anak untuk memastikan lingkungan yang sama bagi semua orang. OPAC, ruang multimedia, ruangan internet, dan berbagai perangkat lunak (untuk digunakan dalam perpustakaan dan untuk pinjaman) harus disediakan. 38 Bagian anakanak harus dilengkapi fasilitas TI, sama halnya dengan pengguna bagian dewasa perpustakaan. Perpustakaan harus mempertimbangkan aspek aturan tentang anak-anak akses ke internet yang relevan bagi mereka. Misalnya ada staf yang mengawasi dibagian internet. Selain fasilitas TI yang harus diberikan pada layanan anak, dalam mendesain ruangan anak harus memperhatikan pencahayaan ruangan, agar anak merasa lebih nyaman dalam membaca koleksi yang ada pada layanan anak. Pencahayaan yang baik sangat perlu, perpustakaan bukan tempat yang mudah dalam mendapatkan cahaya, baik alami maupun buatan. Karena keseluruhan ruangan mendiami setiap hari dan cahaya dibutuhkan pada keduanya pada dinding rak dan pada tengah meja. Mempunyai satu buah
38
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada 9 Februari 2014 pukul 20.58 WIB dari http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/guidelines-for-childrenslibraries-services_background-en.pdf
35
jendela yang besar akan mampu memberikan udara yang banyak dan dibutuhkan gorden yang besar ketika malam.39
F. Penelitian Relevan 1. Liza Rosita (2010) Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul penelitian “ Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak (studi pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)”. Tujuan dari skripsi ini adalah mengetahui bagaimana keadaan dan kegiatan layanan anak pada Perpustakaan Umum Jakarta Pusat serta mengetahui sejauh mana anak memanfaatkan perpustakaan. Perbedaannya adalah penelitian ini mencakup lebih banyak aspek yang diteliti, yaitu keadaan perpustakaan bagian layanan anak mulai dari ruang, koleksi, layanan yang diberikan serta kegiatan yang dilaksanakan pada layanan anak. 2. Imam Syafei (2008) Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul penelitian “ Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat: Survey Pendapat Pemakai Jasa”. Tujuan dari skripsi ini adalah memperoleh gambaran pemakai jasa terhadap kegiatan layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat, mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada pada layanan anak serta mengetahui masalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Imam 39
h. 31
Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),
36
Syafei memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Perbedaannya pada lokasi dan pendekatan penelitian dan teknik pengumpulan data. Imam Syafei melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Jakarta Barat, dengan menggunakan penelitian survey, dan menggunakan pengamatan.
teknik
pengumpulan
data
yaitu
wawancara,
dan
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Bank Indonesia 1. Sejarah Singkat Bank Indonesia didirikan pada tanggal 1 Juli 1953 berrdasarkan Undang-Undang No.11 tahun 1953. Kelahiran Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisme De Javachse Bank NV (naamlooze veentschap) atau perseroan terbatas. De Javachse Bank NV ini merupakan sebuah bank milik Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai Bank Sirkulasi Hindia Belanda, dan kemudian berdasarkan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, Bank Sirkulasi Hindia Belanda ini ditunjuk sebagai Bank Sentral. Sejak Bank Indonesia didirikan telah terjadi beberapa kali perubahan undang-undang dan akhirnya sampai saat ini kedudukan Bank Indonesia diatur oleh Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa perlu dilaksanakannya prinsip keseimbangan antara wewenangnya dengan pengawasan dan tanggung jawab atas kinerjanya serta akuntabilitas publik yang transparan. Menurut Booklet Perbankan Indonesia 2005, pengertian Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan Lembaga Negara Indonesia yang independent dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain.
38
39
2. Visi dan Misi Bank Indonesia a. Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. b. Misi Bank Indonesia Mencapai
dan
memelihara
kestabilan
nilai
rupiah
melalui
pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. 3. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2004 pasal 7 hasil perubahan dari Undang-Undang No.23 Tahun 1999, dijelaskan bahwa tujuan dari Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan ini, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter
secara
berkelanjutan,
konsisten,
transparan,
dan
harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Untuk mencapai tujuan sebagaimana disebutkan diatas, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c. Mengatur dan mengawasi Bank.
40
B. Perpustakaan Umum Bank Indonesia 1. Sejarah Perpustakaan Bank Indonesia Perpustakaan BI ini merupakan jenis perpustakaan khusus yang koleksinya menekankan pada bidang eonomi, moneter, perbankan dan sistem pembayaran serta juga dilengkapi dengan koleksi dalam bidang lain yang dibutuhkan untuk pengembangan SDM Bank Indonesia. Pada awalnya perpustakaan BI ini berada di bawah Urusan Ekonomi dan Statistik (URES) bagian laporan dan dokumentasi (LD). Namun kemudian pada tahun 1996 terjadi penyempurnaan organisasi. Pada tahun tersebut didirikanlah Perpustakaan Riset dan Perpustakaan Umum. Perpustakaan Administrasi (PRAd) yang berada dibawah Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (DKM). Perpustakaan umum bertugas mengelola koleksi dengan kategori buku dengan tugas tambahan membina dan membantu pengembangan perpustakaan mini yang berada di KBI (Kantor Bank Indonesia yang berada di daerah). Untuk menguatkan landasan hukum maka pada tahun 2003 Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No. 5/46/INTERN tanggal 31 Oktober 2003, yang dimaksud dengan Perpustakan Bank Indonesia adalah Perpustakaan Kantor Pusat yang dikelola oleh satuan kerja yang membidangi riset ekonomi dan kebijakan moneter yang berada di Kantor Pusat dan Perpustakaan Kantor Bank Indonesia (KBI) dan selanjutnya disebut perpustakaan
41
Lokasi Perpustakaan Pusat Bank Indonesia pada awalnya terletak di jalan Kebon Sirih dan menempati Kantor Pusat Bank Indonesia Gedung D. Terhitung mulai bulan Oktober 1998 Perpustakaan Bank Indonesia menempati areal yang lebih luas dan nyaman seluas kurang lebih 750 m2 di jalan MH Thamrin Gedung B Lantai 2 Jakarta Pusat.
C. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia 1. Visi Mendukung kebijakan Bank Indonesia yang efektif dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pengelolaan perpustakaan yang professional, kelengkapan koleksi perpustakaan sesuai kebutuhan riset dan pelayanan prima. 2. Misi Mengelola referensi dan literature untuk kegiatan riset dan penelitian dalam mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran serta bidang lain terkait peningkatan kompetensi sumber daya manusia. 3. Tujuan dan Fungsi a. Untuk mendukung kelancaran tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral dengan menyediakan bahan-bahan bacaan dan informasi baik berbentuk buku maupun terbitan berkala, yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia, yaitu dibidang moneter, perbankan dan sistem
42
pembayaran serta sekaligus ikut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bank Indonesia. b. Sebagai Pembina Perpustakaan Kantor-kantor Bank Indonesia.
D. Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia Perpustakaan KPBI memiliki tugas sebagaimana perpustakaan lainnya yaitu untuk memajukan dan memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna di lingkungannya. Adapun rincian tugas pokok perpustakaan KPBI sebagai berikut : Tabel. 1 Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia Tugas Pokok Tim Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia Unit Perpus. Umum
Unit Perpus. Riset
Unit PK
1. Merencanakan program
1. Merencanakan program
1. Memetakan
kegiatan pengelolaan
kegiatan pengelolaan
kebutuhan
perpustakaan umum
perpustakaan riset
pengembangan koleksi perpustakaan
2. Mengelola perpustakaan
2. Mengelola perpustakaan
dengan koleksi utama
dengan koleksi utama
pengadaan koleksi
buku kepustakaan :
berupa publikasi BI,
perpustakaan
a. Pengelolaan koleksi buku kepustakaan.
periodikal dan publikasi lembaga internasional dan
b. Pengelolaan layanan
riset yang berhubungan
peminjaman buku
dengan tugas pokok BI
c. Penyelenggaraan program Perpustakaan
2. Melaksanakan
43
(bedah buku, launching/seminar buku, promosi, dll) 3. Menyelenggarakan/melak sanakan program pembinaan perpustakaan
3. Mengelola perpustakaan
digital BI a. Mengoperasikan (start up)
3. Menginventarisir
koleksi perpustakaan
aplikasi sistem perpustakaan digital b. Memantau operasional aplikasi sistem perpustakaan digital c. Melakukan pemeliharaan aplikasi perpustakaan digital 4. Mengevaluasi
4. Mengevaluasi
4. Melaksanakan tugas
penyelenggaraan program
penyelenggaraan program
lain/ad hoc yang
pengelolaan perpustakaan
pengelolaan perpustakaan
ditugaskan pimpinan/atasan
5. Melaksanakan tugas
5. Melaksanakan tugas
lain/ad hoc yang
lain/ad hoc yang
ditugaskan
ditugaskan
pimpinan/atasan
pimpinan/atasan
E. Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia Dalam struktur organisasi Bank Indonesia, perpustakaan Bank Indonesia berada dibawah Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES), khususnya pada bagian perpustakaan dimana bagian tersebut dibagi lagi
44
menjadi seksi-seksi yang di dalamnya terdapat Perpustakaan Umum Bank Indonesia. Adapun susunan organisasi sebagai berikut: Gambar 1 Strukur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia
Kepala Departemen Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral
Kepala Divisi Perpustakaan dan Manajemen Intern
Kepala TIM Manajemen Intern
Kepala TIM Perpustakaan
Kepala Unit
Kepala Unit
Pengembangan Koleksi Pustaka
Perpustakaan Riset
Kepala Unit
Kepala Unit
Kepala Unit
Kepala Unit
Perpustakaan Umum
Adm. Anggaran & Logistik
Adm. SDM &
Adm. Manajemen Kinerja Satker
Kesekertariat an
AsistenManajer (Pelaksana)
Pelaksana Junior (Staff)
Data Entri Operator (Petugas Layanan Sirkulasi)
Mesenjer
45
Keterangan: Berdasarkan struktur organisasi di atas, layanan anak termasuk ke dalam bagian Kepala Unit Perpustakaan Umum. F. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Bank Indonesia yang berada di Jakarta sebagai perpustakaan yang menaungi seluruh perpustakaan Bank Indonesia yang ada di Indonesia. Dalam pengembangan SDM di perpustakaan Bank Indonesia telah mengedepankan penerapan pendidikan dan latihan (DikLat) bagi para staf. Staf yang ada saat ini di perpustakaan Bank Indonesia belum ada yang memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan. Oleh karena itu mereka hanya
dibekali
kemampuan-kemampuan
teknis
dalam
mengelola
perpustakaan oleh para akademisi perpustakaan.
G. Anggaran Setiap bulan pengajuan anggaran untuk melakukan kegiatan pengelolaan perpustakaan diajukan oleh bagian PRAd kepada Direkorat Keungan Intern, untuk kemudian disetujui melalui proses di Rapat Dewan Gubernur. Anggaran yang telah disetujui kemudian untuk proses pemantauan penggunaannya dilakukan oleh seksi anggaran dan logistik. Alokasi anggaran perpustakaan tersebut secara umum digunakan untuk keperluan : a. Pengadaan koleksi perpustakaan b. Pengembangan teknologi yang digunakan di perpustakaan c. Pelatihan/workshop untuk meningkatkan kualitas SDM perpustakaan
46
d. Kegiatan dalam rangka pemeliharaan koleksi perpustakaan seperti digitalisasi, penjilidan, fumigasi, inventarisasi, dll e. Kegiatan dalam rangka promosi perpustakaan seperti bedah buku, seminar perpustakaan, pembuatan souvenir perpustakaan, pameran dll.
H. Koleksi Perpustakaan Koleksi Perpustakaan Bank Indonesia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan referensi bahan pustaka. Dengan koleksi inti mencakup bidang tugas Bank Indonesia yaitu Moneter, Perbankan, dan Sistem Pembayaran. Tanpa melupakan kebutuhan akan meteri lainnya seperti agama, psikologi, kesehatan, fiksi, dan lain-lain. Koleksi perpustakaan Bank Indonesia saat ini terdiri atas +41.200 judul buku, +450 judul publikasi Periodikal (jurnal dan majalah), +200 judul publikasi BI, buku elektronik, dan 4 jurnal on-line(JSTOR, ProQuest, Emerald dan Science Direct), lima database online (OECD, Currency News, Bankers Almanac, Islamic Finance News, Hukum Online), tiga Online News (DotSolution, Asian Wall Street journal, The Economist), serta koleksi digital +2.350 CD/VCD. Koleksi Periodikal mencakup publikasi Bank Indonesia, lembaga pemerintahan dan lembaga keuangan internasional. Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia memiliki kliping berita yang terkait dengan bidang tugas Bank Indonesia dari sejumlah harian dengan tahun penerbitan sejak 1998 sampai terkini.
47
Koleksi perpustakaan dikelompokkan berdasarkan : 1. Keterkaitannya dengan tugas BI: a. Koleksi inti, yaitu bahan pustaka yang terkait dengan bidang-bidang yang menjadi tugas Bank Indonesia yaitu bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran. b. Koleksi pelengkap, yaitu bahan pustaka yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia namun dinilai perlu untuk mendukung pelaksanaan tugas satuan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 2. Format/ Bentuk a. Karya cetak yaitu semua jenis bahan pustaka yang dicetak seperti buku, serial, klipping, makalah, skripsi, tesis dan disertasi. b. Karya rekam yaitu semua jenis bahan pustaka yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi, seperti compact disk, disket, microfilm, kaset dan video. 3. Tahun Penerbitan Fisik koleksi perpustakaan Umum BI ini berupa rekaman informasi dalam bentuk multimedia (buku, majalah, surat kabar, audio visual dan rekaman informasi lainnya). Koleksi perpustakaan Bank Indonesia saat ini terdiri atas 45.000 judul buku, 400 judul publikasi periodikal dan 4 jurnal on-line (JSTOR, ProQuest, Emerald dan Science
48
Direct). Koleksi tersebut juga mencakup publikasi Bank Indonesia dan instansi lain serta sejumlah lembaga keuangan internasional.
I.
Sistem Aplikasi Perpustakaan Sistem Aplikasi Perpustakaan Bank Indonesia terdiri atasWebsite CL (Cyber Library) yaitu aplikasi yang disediakan bagi pustakawan dan pemustaka dengan akses melalui intranet, dan halaman Perpustakaan di website Bank Indonesia (www.bi.go.id) yang disediakan bagi pemustaka dengan akses melalui intranet.
J.
Layanan di Perpustakaan Bank Indonesia 1. Peminjaman dan Reservasi Koleksi Peminjaman buku teks untuk anggota perpustakaan dapat dilakukan setiap jam kerja, dengan jangka waktu peminjaman selama satu minggu, dan untuk buku tendon satu hari. Keterlambatan pengembalian akan dikenakan denda. Dalam layanan ini pengguna dapat melakukan reservasi (pesan) terhadap koleksi yang diinginkan apabila koleksi tersebut sedang dipinjam. Caranya cukup mudah, dengan menghubungi staf dan menyebutkan identitas buku yang dipesan. Bentuk peminjaman dapat dilakukan oleh pengguna dewasa dan anak-anak.Akan tetapi jika untuk peminjaman anakanak yaitu dengan menggunakan identitas atau kartu angota perpustakaan dari orang tuanya (karyawan Bank Indonesia).
49
2. Penyediaan Ruang Baca Perpustakaan menyediakan fasilitas baca ditempat untuk koleksi yang tidak dapat dipinjamkan ke luar perpustakaan bagi pengguna dewasa dan anak-anak. Fasilitas ini juga terbuka bagi pemakai dari luar Bank Indonesia dan yang bukan anggota perpustakaan. Fasilitas baca ditempat terutama disediakan untuk anggota yang tidak dapat meminjam koleksi tertentu karena batasan-batasan tertentu. Fasilitas ini juga membantu para pengguna yang bukan anggota perpustakaan untuk dapat memanfaatkan koleksi, walaupun tidak dapat meminjam. 3. Penyediaan akses Koleksi Perpustakaan elektronik yang dilanggan Perpustakaan Penyediaan buku elektronik atau yang disebut Ebrary. Selain itu perpustakaan BI menyediakan jurnal online yang dilanggan diantaranya JSTOR, ProQuest, Emerald, dan Science Direct. Tiga Online News (DotSolution, Asian Wall Strett journal dan The Economist), serta bahan pustaka digital +2.350 keping CD/DVD. 4. Penyediaan Computer untuk Mengakses Koleksi Didalam ruangan terdapat Sembilan PC yang siap digunakan oleh pengguna baik pengguna dewasa dan anak-anak dalam menelusur koleksikoleksi yang ada. Posisinya memang sengaja berhadapan dengan meja sirkulasi, agar dapat terpantau dan membantu dalam penggunaan PC secara baik. Letaknya tidak berjauhan dengan meja komputer, terdapat rak
50
yang berisi koleksi untuk anak-anak, disampingnya juga terdapat rak majalah. 5. Penyediaan Ruang Audio Visual Penyediaan ruang audio visual sebagai salah satu layanan di perpustakaan pusat Bank Indonesia, sejauh ini digunakan sebagai tempat pendidikan dan latihan bagi karyawan perpustakaan baik pusat maupun dari cabang. 6. Layanan Fotokopi Layanan foto kopi merupakan jenis layanan yang harus selalu tersedia, karena beberapa jenis koleksi tidak dapat dipinjamkan ke luar perpustakaan. Oleh karena itu mesin foto kopi mutlak diperlukan oleh setiap perpustakaan. Layanan foto kopi diberikan pada jam kerja perpustakaan,
dan
hanya
melayani
penggandaan
koleksi
yang
diperbolehkan atau dengan jumlah terbatas yang sudah ditentukan. 7. Pelayanan Referensi Buku Rujukan (referensi) adalah koleksi yang dapat dipinjam dengan persyaratan tertentu, seperti : kamus, ensiklopedia, jurnal, data-data penelitian, laporan tahunan, ataupun mengenai data-data yang berkaitan dengan perbankan dan tugas pokok Bank Indonesia. 8. Pelayanan Anak Layanan yang disediakan oleh perpustakaan Bank Indonesia untuk anakanak.Layanan ini dibuat sebagai salah satu sasaran apabila pengguna perpustakaan (pegawai) membawa putra-putri mereka. Selain itu layanan ini bisa juga sebagai pengenalan (dunia) anak-anak terhadat perpustakaan.
51
9. Penyediaan Layanan Coffee Area Layanan ini diberikan untuk semua pengguna perpustakaan yang berkunjung ke perpustakaan Bank Indonesia. Baik pengguna Intern maupun Ekstern. Layanan ini berada disebelah meja sirkulasi, terdapat beberapa sofa dan meja, untuk menikmati teh hangat atau kopi yang sudah disediakan oleh perpustakaan Bank Indonesia.
K. Kondisi Ruang dan Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia 1. Kondisi Ruang Perpustakaan umum Bank Indonesia menempati Gedung B Sjafrudin Prawiranegara di lantai 2 (dua), dari kompleks gedung perkantoran Bank Indonesia. Dilihat dari sisi ruang, Perpustakaan Bank Indonesia dibagi menjadi dua yaitu ruang perpustakaan umum dan perpustakaan riset. Perpustakaan umum menempati ruangan yang cukup luas ditambah ruangan audiovisual yang letaknya terpisah dan bersebrangan dengan perpustakaan. Kondisi ruang perpustakaan Bank Indonesia nampak layaknya sebuah perpustakaan pada umumnya. Didalamnya terdapat meja sirkulasi, meja dan kursi baca, serta beberapa unit komputer. Dan terlihat banyaknya rak-rak untuk penempatan koleksi buku-buku
yang
tersusun
berurutan.
Ditambah
lagi,
dengan
disediakannya rak-rak buku beserta ruang baca dengan meja dan kursi yang diletakkan secara terpisah. Dibawah ini dijelaskan mengenai fungsi
52
ruang-ruang yang ada di perpustakaan umum Bank Indonesia. Ada pun pembagian ruang ada 6 yaitu : a. Ruang Audio Visual Ruang audio visual adalah ruang yang dilengkapi dengan berbagai macam perangkat pendukung untuk memvisualisasikan dengan teknologi yang tepat dan efektif. Di dalam ruangan ini terdapat seperangkat in-focus, sound system yang mumpuni, kursi-kursi yang tertata secara baik, seperti layaknya menonton film di bioskop mini, dan untuk memantau aktivitasnya terdapat pula ruang untuk operator. b. Ruang dan Perlengkapan Layanan Anak Layanan anak di Perpustakaan BI memiliki ruangan terpisah di lantai 2. Dalam menata ruangan tempat layanan anak sangat berbeda sekali dengan layanan dewasa. Tempat untuk layanan anak ditata dengan seindah mungkin dan seunik mungkin untuk menjadikan anak-anak merasa senang dan nyaman meluangkan waktunya di ruangan tersebut. Ruangan layanan anak-anak juga dilengkapi dengan penyejuk udara (AC) agar anak-anak merasa lebih nyaman dan untuk ruang baca dilengkapi dengan karpet dan meja baca kecil. Fasilitas yang terdapat dalam layanan didalam nya terdiri dari: rak buku, bacaan anak-anak, karpet yang bergambar, tirai yang berbentuk kartun, meja-meja kecil, globe, permainan untuk anak seperti lego
53
dan puzzle, jam dinding, vas bunga, keranjang tempat untuk menyimpan permainan anak. c. Ruang Baca Fasilitas ruang membaca yang disediakan oleh perpustakaan bagi seluruh pengguna, di perpustakaan umum Bank Indonesia memiliki sedikit perbedaan, yaitu dipisahkannya ruang baca untuk pengguna dewasa dengan anak-anak. Antara pengguna dewasa dan anak-anak memiliki ruang masing-masing yang dapat digunakan sebagai ruang membaca koleksi. d. Ruang Koleksi Ruang yang tersedia di perpustakaan sebagai tempat tersimpannya koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan, baik itu koleksi referensi atau koleksi sirkulasi. e. Ruang Staf dan Pustakawan Ruang dimana staf dan pustakawan melakukan tugas dan aktivitasnya sehari-hari di dalam perpustakaan. 2. Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia Setiap tahun perpustakaan Bank Indonesia mengadakan beberapa kegiatan untuk anak khususnya anak-anak dari pengguna atau pegawai Bank Indonesia.Biasanya kegiatan anak dilaksanakan pertepatan pada HUT BI yang di selenggarakan setiap tanggal 1 Juli.Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pemutaran film yang bertemakan edukasi, kegiatan lomba kreasi anak seperti, menggambar, menulis dan lain-lain.
54
Selain kegiatan untuk anak, perpustakaan BI setiap tahunnya mengadakan kegiatan lainnya seperti seminar pustakawan, bedah buku, talkshow dan pelatihan. Setiap dua bulan sekali perpustakaan BI mengadakan User Library Training (ULT) dalam rangka mengedukasi pengguna perpustakaan terhadap penggunaan publikasi online yang telah dilanggan oleh perpustakaan BI. Perpustakaan BI juga ikut berpatisipasi dalam rangka kegiatan Goes to Campus Buletin Ekonomi Moneter, dan partisipasi dalam rangka pemeran buku di Perpustakaan Nasional.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan Penelitian Pada bagian ini peneliti menjelaskan proses penelitian mengenai layanan anak di Perpustakaan Bank Indonesia. Dalam pengumpulan data telah berhasil dilakukan melalui kegiatan wawancara kepada informan yang telah direncanakan dan dianggap lebih memahami terhadap tema penelitian. Peneliti telah memilih informan dengan beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah informan yang menjabat sebagai Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staf bagian Layanan Sirkulasi, Staf IT Perpustakaan, dan pemustaka yang menggunakan layanan anak yaitu orang tua anak (pegawai BI). Pada tanggal 14 April 2014 peneliti mendapat izin penelitian untuk melakukan wawancara dengan informan (Petugas Layanan Sirkulasi). Selanjutnya pada tanggal 29 April 2014 peneliti melakukan wawancara dengan informan berikutnya yaitu bagian pelaksana yang mengetahui tentang layanan anak. Kemudian tanggal 30 April 2014 kegiatan wawancara dilakukan dengan petugas yang mengetahui layanan anak (Staf Bagian IT Perpustakaan). Pada tanggal 5 Mei 2014 kegiatan wawancara dilakukan dengan Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia. Dan terakhir pada tanggal 7 Mei 2014 dilakukan wawancara dengan dua orang Informan yaitu pegawai Bank Indonesia sebagai pengunjung yang sudah biasa menggunakan layanan anak.
55
56
Untuk melakukan wawancara peneliti banyak menemui kendala dengan beberapa informan yang telah dipilih, karena sulitnya mengatur waktu dengan
informan
dan
adanya
kegiatan
yang
diselenggarakan
oleh
perpustakaan Bank Indonesia untuk merayakan hari buku sedunia yang berdekatan juga dengan hari Kartini. Kegiatan tersebut berlangsung lima hari berturut-turut mulai tanggal 21-25 April 2014, sehingga membuat kegiatan wawancara berlangsung agak lama. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak tanggal 14 April hingga 9 Mei 2014. Selain persoalan sulitnya mengatur jadwal wawancara, ada juga beberapa kesulitan lain yang peneliti alami pada saat penelitian diantaranya yaitu saat melakukan wawancara pada beberapa pertanyaan tidak memperoleh jawaban yang sinkron, seperti berikut : “Sebetulnya engga ini sih, kita mau bikin apa lagi yah? Yang supaya bisa kecuali memajukan perpustakaan, memberikan pelayanan ke umum juga apalagi yang bisa dibuat untuk membantu karyawan itu. Kecuali tiap ulang tahun ngadain acara anak-anak jadi itu berkesinambungan sih.”(WW) Pada bagian ini peneliti menanyakan hal mengenai latar belakang layanan anak yang ada di perpustakaan Bank Indonesia. Tetapi jawaban informan kurang relevan dengan pertanyaan peneliti. Selain dengan wawancara peneliti juga melakukan observasi, yaitu kegiatan pengamatan langsung ke ruangan pelayanan bagian layanan anak Perpustakaan Umum Bank Indonesia. Kegiatan ini bertujuan antara lain untuk mengetahui koleksi buku apa saja yang dimiliki bagian layanan anak dan halhal lain pada layanan anak tersebut. Ternyata koleksi buku yang ada di
57
perpustakaan umum bagian layanan anak adalah buku fiksi dan nonfiksi. Koleksi tersebut tersedia dalam dua jenis bahasa pengantar, yaitu buku yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan buku pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia.
B. Latar Belakang Layanan Anak Perpustakaan Bank Indonesia adalah tergolong ke dalam jenis perpustakaan khusus, yang pada umumnya tugas utamanya adalah melayani kebutuhan informasi para karyawan di lembaga yang bersangkutan. Namun demikian layanan yang disediakan di perpustakaan ini salah satunya adalah layanan anak. Untuk
mengetahui
mengapa
perpustakaan
Bank
Indonesia
menyediakan layanan anak, peneliti menanyakan hal ini kepada beberapa informan yang diantaranya menyatakan bahwa tujuan layanan anak adalah untuk membantu karyawan dalam mengasuh dan menyerahkan anak-anak saat libur sekolah bersama orang tua selain itu juga bentuk kreatifitas dari para pegawai sendiri, sebagaimana pernyataan berikut : “Perpustakaan khusus maksudnya karena kita kan perpustakaan perbankan yah bukan umum, sedangkan kalo layanan anak itu di BI kan yang dimaksud khusus beda dengan apa yang disajikan disini sebetulnya sih. Kalo yang umum kan bangsa ya yang dikelola pemerintah itu yah. Kita khusus karena segi perbankannya. Sedangkan kalo disini kecuali koleksi yang membantu untuk tugas karyawan, untuk membantu menunjang tugas pekerjaan juga ada koleksi lainnya kaya apa namanya novel segala macem itu termasuk didalamnya koleks anak. Sebetulnya ini untuk membantu karyawan juga, karena kalo pas liburan mereka anak-anaknya sering dibawa kesini kalo libur, kalo lebaran segala
58
kan biasanya pembantunya belum dateng atau apa suka dititipin kesini.” (WW) “Karena itu termasuk kreatifitas dari pegawai sendiri” (WW) Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perpustakaan Bank Indonesia menyediakan layanan anak karena untuk membantu para karyawan Bank Indonesia yang memiliki anak dan membawanya pada hari kerja atau hari libur sekolah, agar anak dapat menggunakan layanan anak di perpustakaan. Selain untuk membantu para karyawan BI, latar belakang layanan anak juga sebagai bentuk kreatifitas dari para pegawai itu sendiri. Jadi layanan anak ini sangat bermanfaat bagi anak-anak pegawai , yang diantaranya agar anak-anak dapat memanfaatkan waktunya untuk kegiatan yang lebih positif. Pernyataan ini juga diperkuat melalui komentar berikut: “Latar belakang layanan anak itu...Bank Indonesia sebagai perpustakaan khusus ya yaitu isinya itu ada ekonomi, perbankan dan manajemen intern. Tetapi ada beberapa usulan dari beberapa pegawai, keluarga pegawai, karena mereka juga mempunyai anakanak yang cerdas dan pintar. Kenapa.. tidak dikembangkan koleksi anak? dari situlah maka rekan-rekan dari perpustakaan itu mencoba untuk istilahnya mendiskusikan dengan pustakawanpustakawan di perpustakaan BI ini untuk kita merancang... apa istilahnya satu ruangan khusus untuk ruangan anak. Jadi kita terpisah dengan ruangan yang luar.” (ED) Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa latar belakang berdirinya layanan anak di perpustakaan Bank Indonesia adalah karena adanya usulan dari para pegawai dan keluarga pegawai Bank Indonesia yang memiliki anak-anak yang cerdas dan berbakat. Sangat disayangkan apabila si anak hanya diam saja memperhatikan orang tuanya yang sedang bekerja tanpa ada aktifitas atau kegiatan yang bermanfaat bagi mereka. Selain itu, untuk menumbuhkan minat baca anak dan meningkatkan kulitas
59
layanan di Perpustakaan Bank Indonesia. Maka dari itu perpustakaan Bank Indonesia membuat suatu ruangan khusus untuk anak.
C. Macam-macam Layanan Anak a. Layanan Umum 1. Penyediaan Koleksi Anak Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di perpustakaan. Koleksi yang disediakan untuk anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Yang dimaksud koleksi untuk anak ialah beragam materi yang tersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non buku (kaset, CD, VCD, DVD, film, permainan, komputer, dan lain-lain) yang dikelola untuk kepentingan dalam menunjang proses belajar di lembaga yang bersangkutan. Sedangkan menurut Kamus Ilmu perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang ditulis dan diilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur 12-13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar dan buku cerita.40 Koleksi Perpustakaan Bank Indonesia terdiri dari koleksi fiksi dan Non fiksi yang terdapat didalamnya
ilmu pengetahuan, buku
bergambar, buku cerita, buku berhitung dan sebagainya. Hal tersebut 40
ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science by Joan M. Reitz. Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 14.27 WIB dari http://www.abcclio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook
60
sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap pihak perpustakaan, sebagai berikut: “Jenis koleksi fiksi, nonfiksi, ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan mereka. Matematika juga ada, psikotes untuk anak juga ada.” (ED) Menurut informan tersebut perpustakaan Bank Indonesia menyediakan jenis koleksi fiksi dan non fiksi, diantaranya yang bertemakan ilmu pengetahuan, matematika dan psikotes untuk anak. Hal yang sama juga diutarakan oleh informan yang lain sebagai berikut: “Koleksi itu ajah sih yah, palingan sama itu ajah ensiklopedia anak, pengetahuan ajah” (RN) Hasil wawancara tersebut diatas menunjukan bahwa layanan anak yang ada di perpustakaan Bank Indonesia selain menyediakan koleksi fiksi dan non fiksi, juga menyediakan koleksi lainnya seperti ensiklopedia anak, dan buku pengetahuan. Sedangkan menurut IFLA for Guidelines for Children’s Libraries Services, layanan anak bertujuan untuk menyediakan akses terbuka untuk semua sumber daya informasi dan media yang memadai bagi anak, dan disamping memberikan program-program budaya dan rekreasi, yang berorientasi pada membaca dan melek huruf. 41 Bila disesuaikan dengan teori tersebut diatas maka Perpustakaan Bank Indonesia hanya menyediakan koleksi anak yang sifatnya pengetahuan dan rekreasi. 41
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf
61
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di ruang layanan anak Perpustakaan BI, dalam penyusunan koleksi untuk anak dilakukan berdasarkan nama penerbit. Masing-masing rak buku diberi nama sesuai dengan nama penerbit. Sekarang ini bila diperhatikan database Perpustakaan Bank Indonesia, koleksi untuk subject anak adalah berjumlah 696 judul, dan + 100 koleksi CD menurut informan. (Wawancara dengan ED) 2. Peminjaman Bahan Pustaka Secara umum Perpustakaan Bank Indonesia hanya memiliki dua jenis layanan untuk anak yaitu peminjaman bahan pustaka dan layanan multimedia yang digabung untuk umum dan anak. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa pihak perpustakaan, sebagai berikut: “Palingan kalo kita sih peminjaman buku ajah yah, kalo layanan sih engga ada yang gimana-gimana. Kalo mereka kan biasanya sih kadang-kadang kalo yang kesini itu sambilan ngisi nunggu waktu orang tuanya sampe pulang kerja atau ada yang kadang-kadang memang pas hari libur anak-anak, nah palingan mereka disini baca-baca ajah. Tapi maksudnya kalo pelayanan khusus dari kita sih engga ada, karena memang mereka ya udah langsung masuk ajah ke koleksi anak, udah milih sendiri langsung baca-baca. Engga ada yang khusus kita pandu engga ada.” (RN) “Itu ada buku-buku untuk anak terus ada mainan untuk anak-anak juga ada...Multimedia tuh mba, kalo multimedia kan untuk umum juga bisa, untuk anak juga bisa. Untuk multimedia yah film-film.” (SM) Berdasarkan pendapat informan pertama diatas dinyatakan bahwa perpustakaan Bank Indonesia tidak menyediakan layanan khusus anak, hanya ada satu layanan yang disediakan yaitu layanan
62
peminjaman bahan pustaka. Adapun tambahan dari informan yang kedua diketahui bahwa layanan anak yang diberikan yaitu layanan multimedia yang disediakan untuk anak dan untuk umum juga. Namun layanan multimedia yang disediakan untuk anak masih digabung dengan umum. Dalam layanan multimedia peneliti melihat ada beberapa tema film yang disediakan untuk anak, seperti film-film ilmu pengetahuan,
tentang
cara
berhitung,
binatang-binatang
dan
sebagainya. Menurut kedua informan tersebut layanan multimedia sangat disukai oleh anak-anak pegawai yang berkunjung di perpustakaan, biasanya anak-anak berkunjung pada saat libur sekolah. Hal ini diperkuat oleh komentar dari informan lain yang salah satunya yaitu orang tua pengunjung layanan anak yaitu pegawai Bank Indonesia sebagai berikut : “....Kalo selama ini anak-anakku aku pinjemin buku agama tuh, kemudian dulu kaya yang masih kecil. Kalo yang SMP tuh novel, kemudian CD-CD juga.” (BD)
“Ya biasanya kalo engga bacaan anak ada CD, ada DVD mengenai ilmu pengetahuan, kemudian ada karya-karya penulispenulis kecil, sekali-kali novel.” (IW) Dari hasil wawancara tersebut diatas diketahui bahwa layanan yang diberikan oleh perpustakaan Bank Indonesia pada dasarnya hanya sebatas layanan peminjaman bahan pustaka dan layanan multimedia yang
disediakan.
Dalam
Pedoman
Umum
Penyelenggaraan
Perpustakaan Khusus, bahwa dalam layanan perpustakaan tidak menyediakan layanan untuk anak. Namun demikian Perpustakaan
63
Bank Indonesia telah menyediakan layanan anak yang diberikan untuk para pegawai yang membawa anaknya pada hari kerja. Bila diperhatikan pada wawancara dengan informan tersebut di atas maka perpustakaan Bank Indonesia saat ini untuk layanan anak baru menyediakan dua layanan yaitu layanan peminjaman bahan pustaka dan layanan akses multimedia. Layanan peminjaman bahan pustaka di perpustakaan Bank Indonesia diperuntukan khusus pegawai BI. Pengunjung selain pegawai BI tidak dibolehkan meminjam buku, tetapi hanya dapat membaca koleksi ditempat. Untuk peminjaman koleksi anak-anak, biasanya orang tua anak yang meminjamkan koleksinya. Karena anakanak tidak memiliki nomor identitas pegawai untuk meminjam buku. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan petugas perpustakaan, sebagai berikut : “Kita untuk koleksi anak tetep yang pinjem itu pegawainya yah, orang tuanya, jadi si anak tidak punya hak untuk meminjam buku tapi atas nama orang tuanya” (ED)
Dari hasil wawancara tersebut diatas menunjukan bahwa dalam peminjaman koleksi untuk anak, anak tidak memiliki hak untuk meminjam buku, karena si anak tidak memiliki nomor identitas pegawai. 3. Layanan Multimedia Perpustakaan
Bank
Indonesia
menyediakan
layanan
multimedia untuk anak yang masih digabung dengan umum. Dalam
64
layanan multimedia terdapat film-film anak yang bertemakan ilmu pengetahuan, cara berhitung, film tentang binatang-binatang, tentang alam dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan petugas perpustakaan, sebagai berikut: “Film ini kaya planet, terus pegunungan, binatang, macemmacem mba” (SM) Dari hasil wawancara dengan informan tersebut diatas bahwa, layanan multimedia menyediakan berbagai jenis film untuk anak. Diantaranya yaitu film tentang planet, pegunungan, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga di perkuat oleh komentar dari beberapa pengunjung layanan anak kepada peneliti, sebagai berikut: “Biasanya CD itu tentang ilmu pengetahuan, mengenai binatang-binatang” (BD) “ada CD, ada DVD mengenai ilmu pengetahun” (IW) Dari hasil wawancara dengan dua informan tersebut diatas menunjukan bahwa perpustakaan Bank Indonesia menyediakan berbagai macam film untuk anak dan pengunjung layanan anak juga sangat antusias untuk meminjam koleksi multimedia yang disediakan oleh perpustakaan. Untuk melihat ilustrasi koleksi multimedia dapat dilihat pada lampiran koleksi multimedia layanan anak gambar 11-13.
b. Program Khusus Layanan Anak Namun demikian bila diperhatikan pada data yang diperoleh diketahui bahwa terdapat beberapa program khusus kegiatan layanan anak
65
seperti mendongeng, perlombaan, melukis dan sebagainya. Seperti data dibawah ini, sebagai berikut : 1. Perlombaan a. Melukis Layanan anak adalah layanan yang ditujukan untuk anakanak yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan atau program yang disediakan oleh perpustakaan sebagai salah satu layanan khusus untuk anak. Perpustakaan Bank Indonesia salah satu jenis perpustakaan khusus yang memilik layanan anak dan memiliki program-program layanan anak yang diadakan setiap tahun sekali dalam rangka HUT BI yaitu pada tanggal 1 Juli. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pemutaran film yang bertemakan edukasi, kegiatan lomba kreasi anak seperti menggambar, menulis dan lain-lain. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap pihak perpustakaan, sebagai berikut: “Ya paling kita didalam HUT BI itu nanti kita akan mengadakan lomba-lomba gitu jadi intinya di HUT BI kita khusus untuk kegiatan anak.”(ED) Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas tersebut bahwa kegiatan atau program khusus layanan anak hanya diadakan pada HUT BI saja. Dalam keseharian tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan oleh perpustakaan Bank Indonesia untuk anak-anak. Pendapat tersebut didukung oleh Kepala Unit
66
Perpustakaan Umum Bank Indonesia sesuai dengan hasil wawancara informan dengan peneliti berikut ini : “Setiap tahun diadainnya paket acaranya itu dari pagi sampe setelah makan siang mba. Dipisah antara anakanak remaja sama ibunya. Anak-anak itu yang baru ajah kemarin itu dia pagi kumpul terus melukis, setelah lomba dibikin grup lomba supaya kenal perpustakaan bawa keliling gitu.”(WW) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut diatas menunjukan bahwa kegiatan anak di mulai pagi diantaranya kegiatan lomba melukis. Dalam penyelenggaraan kegiatan layanan anak dalam rangka HUT BI, pihak perpustakaan bekerjasama dengan dapartemen atau pihak ke tiga yaitu departemen DPMI (Divisi Perpustakaan Manajemen Intern). b. Berkeliling Perpustakaan Salah satu kegiatan untuk memperkenalkan perpustakaan kepada anak perpustakaan Bank Indonesia memiliki kegiatan khusus setiap tahunnya yaitu dengan cara berkeliling perpustakaan. Terlihat dari penjelasan informan di atas tersebut, perpustakaan Bank Indonesia berupaya mengadakan kegiatan setiap tahunnya untuk mengenalkan perpustakaan beserta isinya selain kepada orang tua anak juga kepada anak-anak pegawai Bank Indonesia. Selain memperkenalkan perpustakaan melalui kegiatan HUT BI juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan minat baca untuk anak-anak dan menumbuhkan kreatifitas anak.
67
2. Mendongeng Kegiatan yang diadakan perpustakaan Bank Indonesia setiap tahunnya berbeda-beda, hal ini diutarakan oleh pihak perpustakaan kepada peneliti pada saat wawancara berlangsung sebagai berikut : “Beda-beda, termasuk ada kita mendatangkan pendongeng. Termasuk kita pernah mengundang pendongeng yang terkenal itu… ada deh pokoknya kita mendatangkan pendongeng yang terkenal”(ED) Dari hasil wawancara dengan informan tersebut di atas menunjukan bahwa kegiatan anak yang dilaksanakan setiap tahunnya berbeda-beda. Salah satunya yaitu pernah mengadakan kegiatan storytelling dan mengundang pendongeng terkenal. Menurut Ibu Wiwi di sela-sela perbincangannya dengan penulis beliau mengatakan bahwa “program layanan ini semata-mata strategi untuk menarik orang tua pengunjung layanan anak agar memanfaatkan koleksi untuk anak yang disediakan serta sebagai stimulan bagi anak-anak agar gemar datang ke perpustakaan dan memperkenalkan perpustakaan kepada anak beserta isinya. Dan salah satu kegiatan promosi kepada anak dan orang tua anak bahwa perpustakaan Bank Indonesia memiliki kegiatan anak setiap tahunnya dan koleksi-koleksi anak yang disediakan perpustakaan Bank Indonesia.” 3. Permainan Selain
kegiatan anak
yang diadakan setiap tahunnya,
berdasarkan observasi yang peneliti lakukan perpustakaan Bank
68
Indonesia menyediakan mainan untuk anak berupa bongkar pasang dan lego. Hal tersebut juga di utarakan oleh informan kepada peneliti saat wawancara sebagai berikut : “Hee’eehh.. Lego, bongkar pasang”(RN) Dari pernyataan tersebut di atas bahwa perpustakaan Bank Indonesia hanya menyediakan dua jenis permainan saja yaitu lego dan bongkas pasang. Sangat disayangkan layanan anak di perpustakaan tersebut minim permainan untuk anak, karena permainan anak adalah salah satu layanan yang diberikan untuk anak, agar anak tidak mudah cepat bosan, maka seharusnya perpustakaan Bank Indoneisa harus menyediakan permainan anak yang lebih bervariasi lagi macamnya. Tujuannya agar anak-anak dapat berkreasi sendiri dan menjadikan anak lebih kreatif. Untuk melihat ilustrasi permainan layanan anak dapat dilihat pada lampiran gambar 14 dan 15.
D. Upaya Penyelenggaraan Layanan Anak Dalam penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan Bank Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu mengenai staf khusus, kebijakan pengembangan koleksi, dan kelompok pengguna layanan anak. Dari beberapa hal yang disebutkan tadi peneliti melakukan wawancara langsung dengan beberapa informan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut.
69
a. Staf Khusus Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun staf perpustakaan juga tidak kalah pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan staf perpustakaan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Guidelines for Library Services For Young Adults perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankan suatu perpustakaan. Ketrampilan yang dimiliki antara lain: 42 1. Memiliki antusiasme yang besar 2. Kemampuan berkomunikasi, interpersonal, kerja tim, dan ketrampilan memecahkan masalah. 3. Kemampuan untuk membuat jaringan dan bekerja sama 4. Kemampuan memulai, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan. 5. Keinginan yang besar untuk terus belajar ketrampilan baru dan mengembangkan diri. Dari teori diatas menurut IFLA perpustakaan anak memerlukan pustakwan anak yang terlatih dan memiliki ketrampilan yang sesuai dengan penjelasan diatas. Dalam kenyataannya perpustakaan Bank Indonesia belum memiliki staf khusus untuk anak. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa pihak perpustakaan, sebagai berikut: “Kalo special layanan anak memang belum ada sama sekali, tapi sepanjang sampai sekarang kita memang masih oke ajah. Karena kalo pas ada acara itu, acara anak-anak kita akan dibantu dari departemen lain kan.”(WW)
42
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf
70
“Staf khusus disini untuk melayani anak... engga ada karena kita gabung dengan koleksi yang lainnya. Tapi kalo misalnya ada permintaan koleksi anak ada pustakawan yang membantu disini. Untuk apa sih kebutuhan dari anak itu? Mau cari apa? Kemudian judulnya apa? Itu ada pustakawan yang siap membantu mencari.”(ED)
Berdasarkan
kedua
informan
di
atas
menunjukan
bahwa
perpustakaan Bank Indonesia tidak memiliki staf khusus untuk anak, karena layanan anak dianggap sama dengan layanan pada umumnya, sehingga tidak membutuhkan staf khusus anak. Sangat disayangkan layanan untuk anak-anak sudah tersedia, akan tetapi belum tersedia staf khusus untuk anak. Tetapi ketiadaan staf khusus bisa jadi karena pertimbangan kurangnya pengunjung sehari-hari dari kelompok anak. Dapat diketahui pengunjung kelompok layanan anak yang ada di perpustakaan Bank Indonesia ramai dikunjungi oleh anak-anak hanya pada musim libur sekolah. Dari hasil observasi peneliti, pada hari-hari biasa tidak banyak terlihat ada anak yang berada diruang layanan anak. Namun demikian, dari data yang diperoleh diketahui bahwa hubungan sosial dan kerjasama antara pegawai cukup baik, sehingga bila ada kegiatan ke perpustakaan yang membutuhkan tenaga lebih banyak mudah diperoleh bantuan dari divisi atau departemen yang lain, seperti pernyataan berikut : “Karena kita kerjasama dengan banyak orang. Banyak orang yang terlibat, dan kita sudah terbiasa mengadakan ivent-ivent yang besar juga”(ED) “Karena kalo pas ada acara itu, acara anak-anak kita akan dibantu dari departemen lain kan”
71
“DPMI, kita kan dibawah DPMI itu Divisi Perpustakaan dan Manajer Interen”(WW) Dari hasil wawancara dengan dua informan tersebut di atas menunjukan bahwa perpustakaan Bank Indonesia setiap mengadakan acara atau kegiatan-kegiatan selalu bekerjasama dengan departemen lain yang bersangkutan. Selain
itu
Perpustakaan
Bank
Indonesia
dalam
sosialisai
penyelenggaraan kegiatan khusus anak, pihak perpustakaan bekerjasama dengan Departemen Komunikasi. Salah satu cara promosi agar kegiatan anak terselenggara dengan baik yaitu dengan menyebarluaskan informasi tentang kegiatan anak tahunan melalui email yang dikirim ke seluruh pegawai Bank Indonesia yang dilakukan oleh bagian Departemen Komunikasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan pihak perpustakaan, sebagai berikut : “promosinya kan kita melalui humas ya.. eh bukan sekarang departemen komunikasi..jadi perpustakaan bekerjasama dengan departemen komunikasi untuk menginformasikan kepada tentunya pihak orang tuanya ya..diinformasikan kepada orang tuanya bahwa dalam rangka hut BI ini akan ada kegiatan anak misalnya itu lomba-lomba gitu kan..jadi nanti setelah kita umumkan di departemen komunikasi mengenai kegiatan anak, orang tuanya itu mendaftar ke perpustakaan” (ED) Dari hasil wawancara tersebut diatas bahwa pihak Perpustakaan Bank Indonesia dalam sosialisasi untuk menyelenggarakan kegiatan tahunan khusus untuk anak bekrjasama dengan Departemen Komunikasi, dengan cara mengirim email ke seluruh pegawai Bank Indonesia bahwa akan diadakan kegiatan khusus anak dalam rangka HUT BI. Setelah email
72
diterima oleh pegawai Bank Indonesia atau orang tua anak, kemudian untuk pendaftaran kegiatan khusus anak dilakukan
via telpon ke
perpustakaan. b. Kebijakan Pengembangan Koleksi dan Seleksi Buku Anak 1. Analisa Kebutuhan Pemakai Dalam
pengelolaan
koleksi
layanan
anak,
kebijakan
pengembangan koleksi merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan. Adanya kebijakan pengembanagn koleksi akan mempengaruhi kecocokan koleksi yang dibeli oleh perpustakaan dengan kebutuhan pengguna. Kebijakan pengembangan koleksi sangat penting dimiliki oleh perpustakaan, oleh karena itu peneliti menanyakan hal ini kepada pihak perpustakaan dengan hasil wawancara, sebagai berikut : “BI untuk layanana anak sendiri, koleksi anak itu engga ada kebijakan secara tertulis. Cuma..kita juga apa istilahnya kita menganalisa kebutuhan dari si anak itu sendiri maupun dari keluarga, maupun orang tua anak dari pegawai itu sendiri.”(ED) Dari pernyataan di atas tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada kebijakan pengembangan secara tertulis. Tetapi menurutnya, hal itu biasanya disesuaikan dengan kebutuhan anak, dan kebutuhan orang tua anak pegawai itu sendiri. Karena melihat potensi anak-anak pegawai yang cerdas dan kreatif, maka dari situlah perpustakaan Bank Indonesia memenuhi kebutuhkan koleksi untuk anak maupun orang tua anak yang meminta koleksi yang sesuai untuk mereka.
73
2. Menyediakan Koleksi Anak Berbahasa Inggris Koleksi yang berada diruang layanan anak selain buku yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia, perpustakaan Bank
Indonesia
juga
menyediakan
buku-buku
yang
bahasa
pengantarnya menggunakan bahasa inggris untuk anak-anak. Hal tersebut sesuai hasil wawancara peneliti dengan informan, sebagai berikut : “ Disamping itu istilahnya koleksinya juga banyak koleksi bahasa inggris untuk anak-anak”(ED) “Kita makanya koleksi-koleksinya juga disesuaikan banyak yang dalam bahasa inggris gitu buku-bukunya”(WW) Dari hasil wawancara di atas dengan dua informan tersebut, bahwa dalam pengembangan koleksi anak perpustakaan Bank Indonesia
menyediakan
koleksi
yang
menggunakan
bahasa
pengantarnya bahasa inggris. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan si anak dan sekolah si anak, karena rata-rata anak pegawai BI ini berada di lingkungan sekolah yang menggunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris. Hal tersebut diperkuat melalui komentar dari Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia kepada penliti melalui hasil wawancara, sebagai berikut : “ .... Kaya sekarang itu kan banyak yang itu yah sekolah dua bahasa, jadi rata-rata anak pegawai itu sekolahnya di area yang seperti itu”(WW) Dari hasil wawancara tersebut diatas, bahwa menurut Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia perpustakaan menyediakan
74
koleksi bahasa inggris karena menyesuaikan dengan kebutuhan si anak di lingkungan sekolahnya. Untuk melihat ilustrasi koleksi berbahasa inggris dapat melihat lampiran pada gambar 11. 3. Memperhatikan dan Permintaan Pemakai Dalam pengembangan koleksi anak, selain memberikan bukubuku yang berbahasa inggris Perpustakaan Bank Indonesia juga selalu memperhatikan minat dan permintaan langsung dari orang tua anak, karena akan lebih bermanfaat buku-bukunya kalo berdasarkan permintaan dari orang tua anak itu sendiri. Biasanya orang tua anak lebih mengetahui buku apa saja yang sedang digemari anak-anak. Setelah itu baru orang tua meminta mengadakan buku-buku tersebut kepada pihak perpustakaan untuk diadakan sesuai dengan permintaan orang tua anak. Setelah ada permintaan dari orang tua anak, baru pihak perpustakaan mengajukan buku-buku tersebut ke bagian pengadaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan pihak perpustakaan, dengan hasil sebagai berikut : “Pengembangan koleksi kalo buat anak itu...sama ajah engga jauh beda sama pegawai. Kadang-kadang kan kalo disini engga mungkin anaknya kan jaranglah, biasanya requesan dari orang tuanya kan. “Mbak anak saya ini loh, biasanya buku remaja tentang judul apa, atau buku terbitan ini ni mba, buku ini mba yang lagi banyak diminati anak-anak” nah itu bisa dicatet bukunya tentang apa, penerbitnya apa, berseri apa engga. Nah itu nanti kita kasih ke bagian pengadaan, nanti dari bagian pengadaan begitu memang anggarannya ada nanti langsung dibeliin. Karena kan memang lebih enak seperti itu kan, ketimbang kita beli buku yang engga jelas peminatnya siapa, kalo itu kan udah pasti peminatnya kalo requestnya orang kan.”(RN)
75
Menurut informan tersebut diatas dalam memperhatikan minat dan permintaan pengunjung koleksi untuk anak biasanya dilihat dari permintaan langsung orang tua anak atau pegawai Bank Indonesia itu sendiri, yang sesuai dengan kebutuhan anak dan yang sedang banyak diminati oleh anak-anak. Karena menurut pendapat informan, permintaan orang tua anak pegawai lebif efektif dalam hal pengembangan koleksi. 4. Tidak Menyediakan Buku-buku Pelajaran Dalam menyeleksi buku anak perpustakaan Bank Indonesia hanya mengkoleksi buku-buku yang memperkaya wawasan si anak. Perpustakaan tidak menyediakan buku-buku pelajaran untuk anak, karena menurutnya buku-buku pelajaran sudah diberikan di sekolah. Perpustakaan hanya menyediakan buku-buku yang menunjang kreatifitas dan wawasan bagi si anak. Hal tersebut di utarakan oleh pihak perpustakaan Bank Indonesia kepada peneliti melalui hasil wawancara, sebagai berikut : “Anak-anak ini… untuk mengembangkan wawasan mereka yah, jadi kita engga menyediakan semacam buku pelajaran untuk anak, misalnya khusus gitu yah. Karena kan di sekolah juga kan udah ada, tapi kebanyakan kita untuk ilmu pengetahuan mereka ajah sih. Buat wawasan mereka itu dan koleksinya juga koleksi yang bagus-bagus yah, karena harganya juga dari satu koleksi ada yang mahalnya juga.” (ED) Dari hasil wawancara tersebut di atas bahwa, perpustakaan Bank Indonesia hanya menyediakan koleksi yang sifatnya ilmu pengetahuan yang fungsinya untuk menambah wawasan si anak. Pihak
76
perpustakaan juga tidak menyediakan buku-buku pelajaran karena menurutnya buku-buku pelajaran sudah disediakan oleh sekolah. 5. Memperhatikan Keseimbangan Koleksi Selain koleksi yang disebutkan di atas, koleksi yang lama pun masih digunakan di ruang layanan anak, karena menurut pihak perpustakaan koleksi lama masih banyak diminati oleh anak-anak. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia kepada peneliti melalui hasil wawancara, sebagai berikut : “Buku cerita yang tahun dua ajah masih tetep untuk anak tuh baru, kalo belum pernah dibaca. Jadi kita engga, biasanya kalo mau sortir itu kaya buku ini nih ekonomi kan sering ganti, kalo buku anak kan buku cerita gitu-gitu ajah.”(WW) Berdasarkan informan tersebut di atas menjelaskan bahwa perpustakaan Bank Indonesia masih mengoleksi buku anak yang sudah lama karena koleksi lama masih banyak peminatnya. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Perpustakaan Bank Indonesia, khususnya ruang layanan anak koleksi lama yang masih tersedia diruangan tersebut diantaranya ada koleksi Tintin, Smurf, Kisah Petualangan Asterix dan Lucky Luke. Koleksi lama disini berdasarkan observasi peneliti yaitu menurut tahun terbit koleksi tersebut. Mulai tahun 1978, 1988, 1994, 1993, 1997 dan 1999. Untuk melihat ilustrasi koleksi lama dapat dilihata pada lampiran gambar 1-4. Di dalam Perpustakaan Bank Indonesia koleksi anak adalah termasuk ke dalam jenis koleksi pelengkap, karena dilihat dari jenisnya
77
perpustakaan Bank Indonesia adalah tergolong ke jenis perpustakaan khusus
yang
seharusnya
lebih
mengutamakan
koleksi
inti
perpustakaan. Menurut SE (Surat Edaran Intern Perpustakaan) tahun 2017 perbandingan koleksi inti dan koleksi pelengkap berbanding 75%:25%. Hal tersebut disampaikan melalui wawancara peneliti dengan informan, sebagai berikut : “SE nya sendiri sampai tahun 2017 kita koleksi inti 75 berbanding 25.” (ED) Berdasarkan penjelasan informan tersebut diatas, bahwa Perpustakaan Bank Indonesia dalam Surat Edaran Intern Perpustakaan, perbandingan koleksi inti dan koleksi pelengkap yaitu 75%:25%. Yang terdiri dari 75% koleksi inti yaitu koleksi yang menunjang kegiatan perbankan, diantaranya seperti koleksi ekonomi, moneter, sistem pembayar dan sebagainya. Sedangkan 25% koleksi pelengkap yaitu seperti koleksi umum, koleksi fiksi anak, remaja dan dewasa. c. Pengguna Layanan Anak Sasaran pengguna layanan anak di sebuah perpustakaan umum pada umumnya adalah untuk anak-anak. Maka sudah sewajarnya perpustakaan
umum
selalu
memperhatikan
kebutuhan
informasi
pengunjung dari kelompok anak-anak. Akan tetapi berbeda dengan Perpustakaan Bank Indonesia. Karena Perpustakaan Bank Indonesia ini tergolong ke jenis perpustakaan khusus yang mempunyai layanan anak, maka ia juga harus mengetahui kelompok sasaran pengguna layanan anak yang sangat potensial untuk menggunakan layanan yang tersedia.
78
Sehingga pihak Perpustakaan Bank Indonesia dengan ini juga harus mengetahui kebutuhan dari semua pengguna layanan anak dan menyesuaikan fasilitas serta koleksi yang disediakan. Sasaran pengguna layanan anak perpustakaan Bank Indonesia menurut informan pertama adalah anak-anak usia 7-14 tahun. Menurut informan kedua menyebutkan pengunjung layanan anak usia 3 tahun, 4 tahun dan SD. Dan menurut informan ketiga usia pengunjung layanan anak adalah 10-14 tahun (kelas 5SD sampai kelas 2SMP). Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa pihak perpustakaan, sebagai berikut: “Kelompok pengguna ya dari usia eee.. SD lah paling usia 7-14 tahun yang paling banyak itu. Tapi ada juga yang usia 6 tahun, tapi didampingi sama si mbanya yah, sama keluarganya.” (ED) “Banyak macem-macem, kadang-kadang ada yang 3 tahun, 4 tahun, tapi yang banyak SD.” (RN) “Paling banyak itu dari kelas 5 SD, kelas 2 SMP.”(SM) Berdasarkan ketiga informan di atas menjelaskan bahwa kelompok pengguna layanan anak di perpustakaan Bank Indonesia yaitu mulai dari usia balita 0-5 tahun, dan usia pra sekolah 4-5 tahun dan usia sekolah 6-14 tahun. Dari keseluruhan usia rata-rata kelompok pengguna layanan anak dapat disimpulkan bahwa usia pengunjung layanan anak paling banyak adalah usia sekolah yaitu 7-14 tahun. Perpustakaan Bank Indonesia sudah menentukan sasaran pengguna yaitu anak-anak usia sekolah sampai dengan usia 7-14 tahun, akan tetapi belum menganggap orang tua anak atau keluarga yang mengantar anak-anak ke layanan anak juga sebagai
79
sasaran pengguna layanan anak. Menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services, sasaran layanan anak di sebuah perpustakaan umum tidak hanya terbatas hanya pada anak-anak (anak-anak pra sekolah dan murid sekolah sampai 14 tahun) akan tetapi jauh lebih luas lagi. Sasaran layanan anak juga meliputi bayi dan balita, kelompok berkebutuhan khusus, pengasuh anak serta orang dewasa lainnya yang bekerja dengan anak-anak, buku dan media.43 Maka sasaran layanan anak seharusnya tidak hanya terbatas pada anak-anak usia prasekolah sampai dengan 7-14 tahun. Untuk pengguna layanan anak tidak hanya pengguna dari dalam saja yang dapat menggunakan fasilitas yang disediakan, akan tetapi pengguna dari luar pun dapat memanfaatkan fasilitas layanan anak yang disediakan Perpustakaan BI. Dalam pengguna kelompok anak, Perpustakaan Bank Indonesia berupaya memberikan layanan peminjaman buku tanpa menjadikan mereka anggota perpustakaan. Karena sudah dijelaskan sebelumnya si anak tidak memiliki hak untuk meminjam buku, tetapi orang tuanyalah yang meminjamkan buku yang dibutuhkan mereka.
E. Kendala Penyelenggaraan Layanan Anak Dalam penyelenggaraan layanan anak ditemukan beberapa kendala diantaranya sebagai berikut :
43
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf
80
1. Kendala pertama, yang peneliti temui yaitu minimnya tempat untuk penyelenggaraan kegiatan, karena biasanya peserta yang mengikuti kegiatan tersebut melebihi tempat yang tersedia. Sehingga anak-anak yang datang dalam kegiatan tersebut tidak teratur, ada yang duduk, ada yang berdiri dan ada juga yang diluar. 2. Kedua, disamping tempatnya yang terbatas kendala lain yaitu anggaran yang disediakan untuk kegiatan anak terbatas. Sehingga perpustakaan Bank Indonesia menyesuaikan kegiatan anak ini dengan anggaran yang tersedia. 3. Ketiga, fasilitas layanan anak yang berada di Perpustakaan Bank Indonesia salah satunya adalah layanan multimedia. Akan tetapi sangat disayangkan layanan multimedia ini masih digabung dengan umum, belum terpisah dan memiliki ruangan khusus multimedia. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa pihak perpustakaan, sebagai berikut : “ Cukup, ada yang sambil duduk, ada yang sambil berdiri, ada yang diluar” (ED)
“ Fasilitasnya ya, disamping kita ada ruang multimedia juga kan digabung yah anak dengan multimedia, Cuma belum ada ruangan khusus” (ED) “Iya soalnya tempatnya terbatas dan anggarannya kita terbatas, karena pegawai pun suka ada yang komplain “mba kan anak pegawai BI banyak ko bisa itu” kalo udah penuh ya tutup. Biasanya sekitar 200 anak TK usia balita, sama SMPnua itu 100 SMP-SMA digabung jadi 100. Itu udah penuh banget disini, penuh sekali” (WW)
81
Dari hasil wawancara dengan ketiga informan tersebut di atas, bahwa terdapat beberapa kendala diantaranya yaitu Perpustakaan Bank Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan khusus anak tempat yang disediakan terbatas sehingga tidak semua anak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Karena peserta kegiatan khusus anak setiap tahunnya dibatasi yaitu sekitar 200 anak TK uasi balita dan SD, dan 100 anak untuk SMP sampai SMA. Kemudian ruang multimedia yang masih di satukan untuk umum dan untuk anak. Walaupun dinyatakan cukup, tetapi informan menyebutkan peserta tidak bisa duduk semua, sebagian ada yang berdiri bahkan ada yang diluar ruangan.
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini dijelaskan beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan diambil berdasarkan perumusan masalah yang ada pada bagian awal skripsi ini. Disamping kesimpulan, peneliti juga memberikan beberapa saran sebagai masukan kepada Perpustakaan Umum Bank Indonesia sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara keseluruhan dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Perpustakaan Bank Indonesia menyediakan layanan anak karena berdasarkan usulan dari beberapa pegawai BI yang mempunyai anak, yang menghendaki disediakannya ruangan khusus untuk layanan anak. Selain usulan dari beberapa pegawai, layanan anak disediakan karena adanya kreatifitas dari pegawai sendiri. Hal ini bertujuan untuk menyediakan tempat bagi anak guna mengisi waktu luang ketika menunggu orang tuanya bekerja. Selain itu, Perpustakaan Bank Indonesia melihat bahwa anak-anak pegawai BI memiliki kemampuan yang cerdas dan berbakat, sehingga sangat disayangkan apabila si anak hanya diam menunggu orang tuanya yang sedang bekerja tanpa ada kegiatan yang positif. Selain itu juga
83
84
untuk menumbuhkan minat baca anak dan meningkatkan kualitas layanan Perpustakaan Bank Indonesia. 2. Layanan anak yang diselenggarakan di Perpustakaan Bank Indonesia diketahui bahwa ada beberapa jenis layanan yang disediakan diantaranya layanan peminjaman bahan pustaka dan layanan multimedia. Selain itu, perpustakaan layanan anak Bank Indonesia sudah berusaha untuk memenuhi unsur-unsur yang ada seperti penyediaan koleksi yang menarik, baik tercetak maupun elektronik (multimedia), peminjaman koleksi dan sebagainya yang secara umum sudah terselenggara dengan baik. Namun masih ada beberapa kegiatan lain seperti mendongeng, lomba melukis untuk anak dan sebagainya 3. Dalam penyelenggaraan layanan anak Perpustakaan Bank Indonesia berupaya menyelenggarakan kegiatan khusus untuk anak yang diadakan setiap tahun sekali dalam rangka HUT BI, yang bertepatan pada tanggal 1 Juli. Kegiatan tersebut diantaranya adalah perlombaan untuk anak-anak seperti, lomba mewarnai, lomba menulis, lomba melukis. Ada pula kegiatan lainnya seperti story telling, pemutaran film yang bertemakan edukasi dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya
berbeda-beda.
Dalam
kegiatan
khusus
layanan
anak
Perpustakaan Bank Indonesia berupaya untuk mengenalkan anak-anak tentang perpustakaan, dengan cara berkeliling perpustakaan. Meskipun Perpustakaan Bank Indonesia tidak memiliki staff khusus untuk layanan
85
anak, tetapi pada setiap penyelenggaraan kegiatan tahunan dibantu oleh divisi atau departemen lain. 4. Dalam kegiatan penyelenggaraan kegiatan khusus anak, perpustakaan Bank Indonesia mendapatkan beberapa kendala, diantaranya yaitu kendala tempat yang terbatas dalam penyelenggaraan kegiataan khusus untuk anak, karena pesertanya begitu banyak sehingga peserta yang ada di dalam ruangan tidak begitu teratur. Kendala lain yaitu perpustakaan Bank Indonesia tidak memiliki ruangan multimedia khusus untuk anak. Layanan multimedia yang tersedia masih digabung untuk umum dan untuk anak. Anggaran juga masih jadi keluhan sebagaian karyawan, karena setiap anggaran yang disediakan setiap tahunnya terbatas untuk kegiatan khusus layanan anak.
B. Saran Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa saran untuk dijadikan pertimbangan Perpustakaan Umum Bank Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan anak di perpustakaan. 1. Sehubungan dengan layanan multimedia yang disediakan untuk layanan anak, sebaiknya perpustakaan menyediakan ruangan multimedia khusus untuk anak, agar tidak digabung dengan pengunjung dewasa. 2. Mengenai staf khusus untuk layanan anak, lebih baik Perpustakaan Bank Indonesia menyediakan staf khusus untuk layanan anak. Dan memberi pelatihan khusus untuk staf mengenai layanan anak.
86
3. Mengenai koleksi fiksi maupun nonfiksi layanan anak, Perpustakaan Bank Indonesia sebaiknya memberikan perhatian lebih banyak terhadap koleksi anak agar dapat diperbaharui, agar anak-anak tidak mudah cepat bosan. 4. Mengenai fasilitas yang disediakan diruang layanan anak yaitu permainan yang tersedia di ruang layanan anak tidak begitu banyak, sebaiknya Perpustakaan Bank Indonesia menambah permainan anak agar lebih beragam. Kemudian tentang katalog online di ruang layanan anak sebaiknya disediakan. Katalog online yang disediakan oleh Perpustakaan Bank Indonesia masih digabung dengan pengunjung dewasa, didalam ruangan layanan anak belum ada katalog khusus untuk membantu penelusuran informasi bagi pengunjung layanan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Surachman, “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 17 Maret 2014 pukul 10.25 WIB dari arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Manpersus.doc Badollahi Mustafa. 1996, Promosi Jasa Perpustakaan.Universitas Terbuka, Jakarta. Darmono. 2007, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Grasindo. Hari Santoso. “Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan yang Berorientasi pada Kepuasan Pemakai”, Media Pustakawan, Vol. 14, No. 1 (1 Maret 2007): h. 26. Hernandono.1999, Perpustakaan dan Kepustakawanan. Universitas Terbuka, Jakarta. International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada 14 Februari 2014 pukul 15.18 WIB dari http://www.ifla.org/files/assets/libraries-forchildren-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada 9 Februari 2014 pukul 20.58 WIB dari http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-andya/publications/guidelines-for-childrens-libraries-services_backgrounden.pdf Joan M. Reitz. 2004, Dictionary for Library and Information Science. Greenwood, London. Karmidi Martoatmojo. 1999, Manajemen Perpustakaan Khusus. Universitas Terbuka, Jakarta. Koentjaraningrat.1991, Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lexy J. Moleong.2001, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung. Lionel R. McColvin. 1957, Public Library Services for Children. UNESCO, France.
87
88
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989, Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Murti Bunanta. 2004, Buku Mendongeng dan Minat Membaca. Pustaka Tangga, Jakarta. Nurul Zuriah. 2006, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:Teori-Aplikasi. Bumi Aksara, Jakarta. ODLIS : Online Dictionary for Library and Information Science by Joan M. Reitz Artikel diakses pada 14 Februari 2014, pukul 14.27 WIB dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah . 1992. Perpustakaan Nasional, Jakarta. Perpustakaan Nasional RI “Standar Perpustakaan Nasional” Artikel diakses pada 12 Maret 2014 pukul 06.41 WIB dari http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPedoman %5Cstandar%20nasional%20perpustakaan-sekolah.pdf. ------------------------------ . 2000, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Perpustakaan Nasional, Jakarta. Prasetya Irawan.1999,Logika Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. STIALAN, Jakarta. Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983, Perpustakaan Sekolah : petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan di sekolah. Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Sulistyo Basuki. 1994, Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Remaja Rosdakarya, Bandung. ------------------ . 1991, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia, Jakarta. Sutarno NS. 2003, Perpustakaan dan Masyarakat. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. The Department of National Heritage. 1995, Investing in Children: The Future of Library Services for Children and Young people. HMSO, London. Undang-undang Republik Indonesia Perpustakaan. 2010
Nomor
43
Tahun
2007
tentang
Transkrip Wawancara I.
P
Identitas Responden Nama
: Wiwiek Isbandrio
Jabatan
: Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia
: Perpustakaan BI ini kan tergolong ke dalam jenis perpustakaan khusus ya bu, tapi kenapa di BI ini ada layanan anak?
I
: Perpustakaan khusus maksudnya karena kita kan perpustakaan perbankan yah. Bukan umum, sedangkan kalo layanan anak itu di BI kan yang dimaksud khusus beda dengan apa yang disajikan disini sebetulnya sih. Kalo yang umum kan bangsa ya yang dikelola pemerintah itu yah. Kita khusus karena segi perbankanya. Sedangkan kalo disini kecuali koleksi yang membantu untuk tugas karyawan, untuk membantu menunjang tugas pekerjaan juga ada koleksi lainnya kaya apa namanya novel segala macem itu termasuk didalamnya koleksi anak. sebetulnya ini untuk membantu para karyawan juga, karena kalo pas liburan mereka anak-anaknya sering dibawa kesini. Kalo libur, kalo lebaran segala kan biasanya pembantunya belum dateng atau apa suka dititipin kesini.
P
: Bagaimana sih latarbelakang layanan anak di BI ini?
I
: Sebetulnya engga ini sih, kita mau bikin apa lagi sih?? Yang supaya bisa eee.. kecuali memajukan perpustakaan, memberikan pelayanan ke umum juga apalagi yang bisa dibuat untuk membantu keryawan itu. Kecuali tiap
1
ulang
tahun
BI
kan
kita
ngadain
acara
anak-anak
jadi
itu
berkesinambungan juga sih. P
: Ada tuntutan tersendiri dari pegawai BI engga bu mengenai adanya layanan anak ini?
I
: Engga ada, justru mereka ih ada koleksi anak nih, jadi anak saya bisa dibawa kesini.
P
: Jadi bukan request dari pegawai ?
I
: Engga, bukan awalnya engga ada permintaan dari keluarga.
P
: Ada landasan tertulis engga bu mengenai layanan anak di perpustakaan BI ini?
I
: Engga ada, karena itu termasuk kreatifitas dari pegawai sendiri. Biasanya tiap akhir tahun kita bikin program untuk tahun depan. Nah itu apa yah?? Yang mau dibuat lagi.
P
: Setiap tahun ada program untuk anak?
I
: Tiap tahun ada, tiap ulang tahun BI itu
P
: Menurut ibu bagaimana sih ibu memahami kebutuhan informasi untuk anak-anak?
I
: Eeee.. kaya sekarang itu kan banyak yang itu yah eee,, sekolah dua bahasa, jadi rata-rata anak pegawai itu sekolahnya di area yang seperti itu. Kita makanya koleksi-koleksinya juga disesuaiakan banyak yang dalam bahasa 2
inggris gitu buku-bukunya, kecuali buku-bukunya itu memang banyak yang berbahasa inggris yang kaya gitu, meskipun yang Indonesia ada yah. P
: Kriteria tersendiri yang dilakukan perpustakaan BI dalam menyeleksi buku anak bagaimana?
I
: Kriterianya itu saya bilang engga pernah ada judetnya yah, buku cerita yang tahun dua ajah masih tetep untuk anak tuh baru kalo belum pernah baca. Jadi kita engga, biasanya kalo mau sortir itu kaya buku ini nih ekonomi kan sering ganti, kalo buku anak kan buku cerita gitu-gitu ajah. Jadi kita, terus bukunya kalo dipinjem suka rusak yah, jadi sortirnya itu sekarang udah dibenerin engga bisa, diganti lagi. Tapi bukan dengan judul yang sama, maksudnya temanya yang sama. Karena beli banyak itu engga bisa, karena perbandingan koleksi inti sama tambahan itu. SE sendiri kita sampai tahun 2012, eh sorry tahun 2017 itu perbandingan koleksi inti dan koleksi pelengkap itu berbanding 75 % koleksi inti dan 25 % koleksi pelengkap.
P
: Kategorisasi pengguna dari kelompok anak?
I
: Itu orang tauanya yah yang minjem rata-rata, setahun ajah udah dipinjemin yah. Dia kan ada yang DVD segala kan ada, jadi dia bisa nyetel. Tapi yang suka kesini itu balita 3,4,5 tahun.
P
: SD engga ada bu?
3
I
: SD ada yang paling banyak yang suka kesini, ya SD sampe kelas 3, kelas 4 gitu yah. Kalo kita ngadain acara ya yang paling banyak itu TK-SD, sedangkan SMAnya udah engga mau kesini.
P
: Perpustakaan BI menyediakan staff khusus untuk melayani kebutuhan anak-anak?
I
: Kalo special layanan anak memang belum ada sama sekali, tapi sepanjang sampai sekarang kita memang masih oke ajah. Karena kalo pas ada acara itu, acara anak-anak kita akan dibantu dari departemen lain kan.
P
: Departemen apa bu?
I
: DPMI, kita kan dibawah DPMI itu Divisi Perpustakaan dan Manajer Intern.
P
: Kalo setiap tahun programnya beda-beda ya bu?
I
: Iya tiap tahun beda
P
: Setiap tahun ada berapa program bu?
I
: Setiap tahun diadainnya paket acaranya itu dari pagi sampe setelah makan siang mba. Dipisah antara anak-anak remaja sama ibunya. Anak-anak itu yang baru ajah kemarin itu dia pagi kumpul terus melukis, setelah lomba dibikin grup lomba supaya kenal perpustakaan, bawa keliling gitu.
P
: Strategi yang dilakukan oleh perpustakaan BI agar anak tertarik datang kesini?
4
I
: Kalo anak-anak susah ditarik kecuali orang tuanya yah, tapi setiap tahun untuk acara anak-anak itu rebutan mba. Karena mereka bener-bener bermain sama edukasi disini yah kan ngajarin mereka bikin apa, tapi dari situ dia juga dapat macem-macem sih, dapet gudi bagnya, dapetnya dia seneng banget.
P
: Ikut acara itu ada pendaftarannya?
I
: Ada, biasanya kalo jumat didaftarin senin itu udah abis
P
: Dibatasin ya bu pesertanya?
I
: Iya soalnya tempatnya terbatas dan anggarannya kita terbatas, karena pegawai pun suka ada yang komplain “mba kan anak pegawai BI banyak ko bisa itu” kalo udah penuh ya tutup. Biasanya sekitar 200 anak TK usia balita sama SMPnya itu 100 SMP-SMA digabung jadi 100. Itu udah penuh banget disini, penuh sekali.
P
: Kalo anggaran yang disediakan BI untuk layanan anak itu berapa?
I
: Kalo anggaran saya engga ini, karena keseluruhan kita kan Cuma ini pelayanan untuk peminjaman atau apa gitu. Pengadaan itu lain lagi jadi saya ga tau anggarannya.
P
: Tapi ada anggaran khusus untuk anak?
I
: Kalo keseluruhan iya jadi satu. Terus kan setiap tahun ka nada survey itu untuk pembelian buku mungkin kalo menurut saya anak itu paling kalo
5
dibandingin sama yang lain paling sedikit pasti yah. Karena kan ngeliat perbandingan sekarang kan udah susah banget bergeraknya. P
: Persiapan khusus dalam menyelenggarakan kegiatan anak ? HUT BI?
I
: Biasanya kita kaya eeee… kalo tahun lalu kan temanya Mickey Mouse jadi saya bikin supaya hemat yah, nyari dari Google gambar-gambarnya Mickey Mouse dibikin, nyicil ajah tiap hari biar hemat gitu. Nanti pas dipajang-pajang tuh seru, nanti yang ga bisa kita buat kita pesen.
P
: Anggaran untuk kegiatan anak ini berapa?
I
: Biasanya sekitar plus minus yah 50an yah. Soalnya yang mahal itu kan makanyya, jadi mereka itu kan dari pagi udah dapet sarapan. Terus siang dapet snack, souvenir sama gudibag.
P
: Kendalanya apa bu dalam menyelenggarakan kegiatan untuk anak ini?
I
: Kendalanya ya di omelin orang ajah. Karena anaknya kebetulan engga kebagian daftarin, meskipun dia engga bisa ikut tetep dating. Siapa tau ada anak yang engga dating suka engga tega kan kitanya.
P
: Bagaimana pelabelan koleksi layanan anak?
I
: Sama kan dianggepnya dia club pelengkap. Jadi sama Cuma meletakannya di sendiriin ajah, tapi pelabelannya semua dari sana udah ada. Perpustakaan BI ini khususnya layanan anak ini sudah ditiru oleh
6
perpustakaan yang ada didaerah, kaya di Surabaya, medan itu ada namanya sudut bunda saya pernah kesana.
7
Transkrip Wawancara I.
Identitas Responden Nama
: Slamet Herianto
Jabatan
: Staff IT
P : Jenis layanan apa saja yang banyak diberikan untuk anak-anak? I : Itu ada buku-buku untuk anak, terus ada mainan untuk anak-anak juga ada. P : Selain itu ada lagi? I : Paling itu ajah mba P : Engga ada layanan khusus gitu yah untuk anak? I : eeeee…. Multimedia tuh mba, kalo multimedia kan untuk umum juga bisa, untuk anak juga bisa. Untuk multimedia yah, film-film. P : Ada film untuk anaknya? I : Engga, kalo film-film anak belum. Film ini kaya planet, terus pegunungan, binatang, macam-macam mba. P : Anak langsung dateng sendiri ke multimedia? Atau di dampingi oleh pustakawan? I : Kalo untuk menonton film biasanya kita dampingi. Kita kasih tau caranya dulu setelah jalan udah kita tinggal. P : Respon pengunjung tentang layanan anak ini gimana?
1
I : Seneng sih,.. seneng, puas dia… P : Menurut bapak layanan yang kurang mendapat respon apa ajah? I : Buku-buku bacaan, P : Kenapa pak? I : Anak-anak yang kesitu itu jadi, ya tergantung anaknya ya mba yah, ada yang seneng baca, masuk kesitu baca, tapi ada yang seneng main-main masuk kesitu ya maen ajah, tapi untuk pinjem bukunya ga ada. P : Jadi Cuma buku ajah pak yang kurang mendapat respon? I : Iya mba P : Kalo dalam melakukan pengembangan koleksi untuk anak-anak itu gimana pak? I : Untuk pengembangan koleksi layanan anak biasanya kita tuh eee… biasanya cari-cari bukunya tuh dari gramedia, buku-buku yang terbaru tentang anak tuh apa biasanya kita beli. P : Penerbitnya sudah ditentuin terlebih dahulu? I : Engga,.. macem-macem bebas. Kalo lagi ada pameran disini kaya kemarin tuh kita juga beli banyak kan kemarin ada Book Day yah di bawah, kamu engga tau yah? P : Yang 5 hari itu yah acaranya? Yang pas hari kartini?
2
I : Nah itu juga kita banyak belanja buku anak-anak juga P : Jadi setiap kegiatan apapun ada koleksi untuk anak? I : Ya banyak buku-buku anak, enggaga buku ekonomi ajah, buku anak pun diikutin. P : Terus menurut bapak koleksi yang tepat disediakan untuk anak itu yang seperti apa? I : yang tepat itu ya buku juga sebenarnya tepat yah, anak itu biasanya suka yang ini loh mba, ada buku terus ada suara, contohnya kaya kit abaca AlQur’an kalo dipencet ini bunyi, lebih seneng begitu. Kaya binatang dalam bahasa inggris, dipencet gini misalkan macan, pas dipencet ke buku dia bunyi. Tapi itu sering rusak, sering banget rusak. P : kalo rusak langsung diganti atau diperbaiki? Atau gimana? I : Biasanya langsung engga diganti, ya tergantung yah biasanya kan kita itu beli alat itu kan ga satu, bermacem-macem. Tapi biasanya sih ga langsung diganti mba dibiarin dulu. P : Koleksi fiksi yang banyak diminati itu apa pak? I : Biasanya cerita bergambar yang disukai anak-anak P : Selain itu pak? I : Cerita bergambar, terus novel-novel tapi novel yang remaja yah..
3
P : Terus kalo koleksi Nonfiksi yang banyak diminati anak-anak apa ajah pak? I : Palingan ini mba CD-CD program untuk anak. jadi ada eee.. contohnya game dalam bentuk inggris , terus game, ada game dalam bentuk CD tapi harus di install dulu. Game anak-anak, game edukasi pendidikan. Jadi melatih anak biar bisa berbahasa inggris. P : Bagaimana sih cara anak-anak bertanya kepada bapak mengenai informasi atau bahan pustaka yang dicari? I : Ada beberapa anak yang bertanya ke petugas perpustakaan yah. Misalnya dia butuh buku tentang tintin gitu kita bantu cari kalo memang ada ya kita bilang ada. Tapi ada juga yang ini mba langsung cari ajah disitu dia. Karena kan dia sering kali ke perpustakaan, kalo memang dia pinjem ya langsung diambil. P : Nah itu rak yang dilayanan anak ga terlalu tinggi pak? I : Kalo but anak-anak enggalah ya… engga kan kalo koleksi untuk anak-anak usia 5-6 tahun kan dibawah, kalo yang diatas itu kan novel-novel remaja. P : Gimana sih bapak menawarkan jasa tentang informasi atau bahan pustaka yang dicari oleh pengunjung? I : Paling kita bilang ajah untuk anak-anak yang dating. Paling ini sih eee… kita sebagai petugas perpustakaan disini yah ya menawarkan koleksi kita. Buku-buku cerita. Terus permainan-permainan yang buat anak sama multimedia.
4
P : Biasanya kita tawarin terlebih dahulu? I : Yang engga tau biasanya kita tawarin, tapi yang tau biasanya langsung masuk P : Emamg bisa bedain pak orangnya? I : Kita hafal, sering. Biasanya pas liburan dia dating, anak-anak pas liburan pasti penuh. Bulan-bulan juni-juli deh itu penuh anak-anak. P : Informasi atau bahan pustaka apa ajah yang biasanya dicari sema anakanak? I : Yang dicari ya itu kaya tin-tin, itu kan seneng anak-anak yang kaya gitu. Yang gambar-gambarnya, sama yang berbentuk kaya buku, tapi bentuknya kaya majalah mba, besar kaya Disney. P : Kalo film biasanya suka di pinjem ga pak? I : Film boleh dipinjem, sama kaya buku 14 hari. P : Kalo untuk film ada batasan peminjamannya ga pak? I : Setiap peminjaman kan dibatasi 3, 3 film. P : Buku juga 3? I : Buku tiga, antara multimedia sama buku sama maksimal 3. P : Terus kalo anak-anak dateng kesini di damping sama staff ga pak?
5
I : Kalo yang masih kecil biasanya sama ibunya atau baby sister. Tapi kalo uda yang agak besar kaya kelas 5 SD biasanya ibunya anter terus langsung ditinggal sampe pulang atau sampe istirahat. P : Kalo yang dateng ke layanan anak dari umur berapa ajah? I : Paling banyak itu dari kelas 5 SD, kelas 2 SMP P : Bagaimana bapak memahami kebutuhan informasi anak-anak? I : Anak-anak itu suka hal-hal yang baru yah, hal-hal yang lucu, paling itu ajah yang kita beli mba. Koleksi-koleksinya contohnya film ajah yah kaya laskar pelangi itu kan film anak-anak. P : Selain film ga ada lagi pak? I : Selain film apa yah, paling koleksi-koleksi, buku anak P : Pengunjung anak pada saat liburan sekolah berapa? I : Sehari ga tentu kurang dari 10 anak.
6
Transkrip Wawancara
I.
Identitas Responden Nama
: Edi Supandhi
Jabatan
: Pelaksana
P : Pak bagaimana sih latar belakang tentang layanan anak ini? Kenapa di perpustakaan Khusus ada layanan anak ? sejarah singkatnya gimana pak ? I : Latar belakang layanan anak itu, eee… Bank Indonesia sebagai perpustakaan khusus ya yaitu isinya itu ada ekonomi, perbankan dan manajemen intern. Tetapi ada beberapa usulan dari beberapa pegawai, keluarga pegawai, karena mereka juga mempunyai anak-anak yang cerdas dan pintar. Kenapa,. Eee tidak dikembangkan untuk koleksi anak ?? Dari situlah maka rekan-rekan dari perpustakaan itu mencoba untuk istilahnya mendiskusikan dengan pustakawan-pustakawan di perpustakaan BI ini, untuk kita merancang, eee… apa istilahnya satu ruangan khusus untuk ruangan anak. Jadi kita terpisah dengan ruangan yang luar. P : Kalo ga salah dulu itu digabung ya pak? Layanan anak dengan koleksi umum ? I : Iya digabung,.. P : Perpustakaan BI sendiri punya kebijakan tertulis ga pak mengenai layanan anak ini ?
I : BI untuk layanan anak sendiri, koleksi anak itu engga ada kebijakan secara tertulis. Cuma eee… kita juga apa istilahnya kita menganalisa kebutuhan dari si anak itu sendiri maupun dari keluarga maupun orang tua anak dari pegawai itu sendiri. Karena anak-anak orang BI itu kan banyak anak yang pinter. Disamping itu istilahnya koleksinya juga banyak yang koleksi bahasa inggris untuk anak-anak itu. P : Kalo untuk kriteria yang dilakukan BI dalam menyeleksi buku anak itu gimana pak ? I : Jadi kita engga punya kriteria khusus. Anak-anak ini eeee… untuk mengembangkan wawasan mereka yah,.. jadi kita engga menyediakan semacam buku pelajaran untuk anak, misalnya khusus gitu yah,.. karena kan di sekolah juga kan udah ada, tapi kebanyakannya kita eee… untuk ilmu pengetahuan mereka ajah sih. Buat wawasan mereka itu dan koleksinya juga koleksi yang bagus-bagus yah,.. karena harganya juga dari satu koleksi ya lumayan ada yang mahalnya juga. P : Berapa harganya pak kira-kira? I : 1 koleksi ada yang sekitar 5 juta, 1 paket koleksi, kaya misalnya Glorier itu justru buku-buku mahal itu. Kaya dari Glorier, ini buku-buku mahal ini sampai ada yang 5-10 juta satu paket yah,.. 1 paket misalnya isi 1-10 gitu. P : Berseri ya pak ? I : Iya berseri, itu bisa 5-10 juta yang berseri itu,..
P : Itu pesennya gimana pak ? I : Kita punya contact personnya dengan mereka, karena setiap tahun kan kita kerjasama dengan beberapa penerbit untuk mengadakan bazaar buku termasuk buku-buku Glorier, kemudian buku-buku Tiga Raksa, buku-buku anak gitu. Istilahnya kita khusus ada buku-buku anak gitu dan peminatnya banyak, banyak sekali. P : Anggaran untuk koleksi anak bagaimana pak ?? dibatasi atau tidak ?? I : Eehhh,… perkiraan 25-30 juta. Karena kita lebih mengutamakan ke tugas BI intinya yah, tapi tetep kitapun sebagai lembaga publik pengunjungnya pun dari mana ajah gitu silahkan,.. P : Kalo kelompok pengguna layanan anak dari umur berapa pak ? I : Kelompok pengguna ya,.. dari usia eeee.. SD lah paling usia 7-14 tahun yang paling banyak itu. Tapi ada juga yang usia 6tahun, tapi didampingi sama si mbanya yah, sama keluarganya. P : Ada staff khusus ga pak untuk layanan anak ? I : Staff khusus disini untuk melayani anak eee… engga ada karena kita gabung dengan koleksi yang lainnya, tapi kalo misalnya ada permintaan koleksi anak ada pustakawan yang membantu disini. Untuk apa sih kebutuhan dari anak itu ? mau cari buku apa ? kemudian judulnya apa? Itu ada pustakawan yang siap membantu mencari.
P : Biasanya anak yang bertanya dulu ke pustakawan? I : Jadi anaknya dulu yang manggil. Atau ada anak yang datang sendiri ke sini, nanti pustakawan akan nyamperin. Tetep kita jemput bola juga, jadi disamping mereka menanyakan kepada kita sebagai petugas kalo misalnya ada anak yang masuk ke ruangan ya kita damping juga oleh pustakawan itu,.. menanyakan kebutuhannya apa? Cari buku apa? Apalagi kan kita sudah berISO 1991-2008 kita kan harus bener-bener melayani prima terhadap pemustaka yah. P : Bener-bener dimanajain ya pak ? I : Iya betul. Karena yang namanya customer ibarat raja yah kita harus melayani sepenuh hati dengan ikhlas dan tulus. P : Menurut bapak staff yang ada sekarang sudah memadai belum? Dalam memberikan pelayanan kepada anak ? I : Saya rasa sudah cukup. Karena layanan anak itu yang paling banyak itu disaat liburan. Jadi disaat liburan itu bisa 15-20 anak. Apalagi nanti dalam rangka HUT BI kita ada acara anak sendiri sambil memperkenalkan ini loh perpustakaan BI,… Disamping kita perpustakaan khususnya punya koleksi ini, ini, tapi kita juga menyediakan suatu ruangan untuk koleksi anak gitu. Dan disitu peserta anak banyak juga, bahkan tahun kemarin bisa 250 orang yang dateng ke sini itu,.. P : Emang cukup pak tempatnya?
I : Cukup, ada yang sambil duduk, ada yang sambil berdiri, ada yang diluar. Karena disamping kita memperkenalkan perpustakaan, koleksi anak, kemudian eee.. apa istilahnya mengenai baik itu bukunya, maupun CD, DVD nya. Kita juga yaa eee… pernah bekerjasama dengan penulis cilik gitu dari mizan. Karena kan kita disaat HUT BI, kita kan bekerjasama dengan penerbit-penerbit ya, termasuk ya itu tadi Glorier, Tiga Raksa itu buku-buku anak ya, termasuk ada buku pelajaran ada erlangga, dengan Tiga Serangkai, Gramedia juga ada. Tapi untuk koleksi anak sendiri kita banyak yang eee… dari mizan juga banyak yah. Karena disitu ada kreatifitas dari anak-anak itu sendiri, jadi mereka menulis di bikin buku makanya disaat mereka menulis eee.. mereka itu memperkenalkan diri untuk supaya anak-anak BI itu yang berkunjung ke sini, mereka supaya termotovasu untuk mulai menulis dari kecil karena penulis cilik itu dimulai dari usia 7-14 tahun. Mereka sudah mulai menulis, makanya kita mendatangkan penulis cilik itu untuk memotivasi anak-anak pegawai BI sendiri untuk mereka belajar menulis. Karena kebetulan anak-anak BI banyak juga bakat yang terpendam, pinterpinterlah. P : Menurut bapak kelengkapan koleksi pada layanan anak ini bagaimana ? I : Eeee,.. ya untuk kedepannya tetep kita harus update koleksi ya, karena dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, kebutuhan anak, tetep kita harus melengkapi koleksi-koleksi anak. untuk kedepannya tetep kita harus melengkapi koleksi anak. dan rencananya ini juga mau ada desain ruangan,
untuk lebih nyaman lagi koleksi anaknya gitu. Mudah-mudahan tahun sekarang udah bisa terealisasi. P : Jenis-jenis koleksi apa saja yang disediakan di layanan anak ini ? I : Jenis koleksi, fiksi, non fiksi, ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan mereka. Matematika juga ada, psikotes untuk anak juga ada. P : Menurut bapak layanan yang diberikan sudah sesuai belum ? I : Menurut saya sudah sesuai, yang diberikan untuk anak-anak itu. P : Ada aturan khusus tidak untuk peminjaman koleksi anak ? I : Kita untuk koleksi anak tetep yang pinjam itu pegawainya yah, orang tuanya, jadi si anak tidak punya hak untuk meminjam buku tapi atas nama orang tuanya. P : Tata cara peminajamn koleksi bagaimana pak ? I : Semua seperti peminjaman koleksi umum. P : Program-Program yang diselenggarakan BI, untuk layanan anak apa ajah pak? I : Ya paling kita didalam HUT BI itu nanti kita akan mengadakan lombalomba gitu. Jadi intinya di HUT BI kita khusus untuk kegiatan anak. P : Selain itu engga ada ?
I : Selain itu engga ada, mudah-mudahan kedepannya nanti kita akan kembangkan lagi untuk eee.. apa istilahnya menulis untuk anak-anak, kreatifitas untuk anak-anak. P : Setiap tahun HUT BI biasanya programnya beda-beda pak ? I : Beda-beda, termasuk ada kita mendatangkan pendongeng, termasuk kita pernah mengundang pendongeng yang terkenal itu eee.. ada deh pokoknya kita mendatangkan pendongeng yang terkenal. P : Fasilitas yang mendukung layanan anak apa sajah pak ? I : Fasilitasnya ya,.. disamping kita ada ruang multimedia juga kan digabung yah anak dengan multimedia, Cuma belum ada ruangan khusus. Kita masih gabung ruang multimedianya yah. Fasilitas paling area baca, kalo misalnya di ruangan ini kurang kita bisa baca di area baca yang diluar ruangan layanan anak. P : Bapak ada rencana tidak multimedia kan masih gabung dengan layanan anak CD, DVD nya?ada rencana mau dipisahkan khusus untuk anak sendiri? I : Justru itu masukan yang bagus, nanti saya mau menginformasikan bagian perencanaan logistik untuk ruang multimedia anak juga biar disatuin dengan ruangan anak gitu, itu bagus, biar lebih focus. P : Koleksi untuk layanan anak semuanya ada di katalog ga pak?
I : Ada dikatalog P : Biasanya anak langsung mencari koleksi ke ruangan atau mencari dulu di katalog pak? I : Anak ada yang dateng kesini dan ada mereka yang didampingi orang tuanya ke katalog itu jadi eee… karakter anak kan lain-lain ada yang pengen tau apa sih isi dari aplikasi BI itu. Dengan sambil pengenalan gitu, dia mencari di katalog bisa di cyber. P : Kenapa di layanan anak ini engga disediain PC untuk katalog anak? I : Iya itu masukan yang bagus yah, ide yang bagus, nanti saya diskusikan juga dengan pimpinan disini biar multimedia anak tidak terganggu dengan orang dewasa. P : Persiapan apa saja yang dilakukan perpustakaan BI dalam mengsukseskan HUT BI? I : Kita biasanya kalo dalam rangka HUT BI. Kita akan terkait dengan pihak ke-3 juga kan mba, kita terkait dengan misalnya pengamanannya, kemudian logistiknya, kemudian pembicara dengan pihak ke-3, kemudian kita biasanya itu kita kerjasama dengan mizan, kemudian kerjasama dengan gramedia untuk mendatangkan pembicara anak, kemudian tetep kita juga kan harus ada meja, kursi dibawah, atau apakan itu kita kerjasama dengan departemen logistic. P : Bagaimana bapak merancang ruangan khusus layanan anak?
I : Untuk perencanaan desain, baik desain perpustakaan, kemudian desain anak itu ada satu departemen tersendiri namanya yaitu tadi departemen logistik dan pengamanan, tapi dia dibagian perancangan logistik. Jadi yang bertanggung jawab untuk desain ruangan perpustakaan baik itu ruangan khusus maupun ruangan anak itu dari bagian perancangan logistik. P : Menurut bapak fasilitas yang dianggap lebih efektif di dalam layanan anak itu apa? I : Buku dan multimedia saya rasa lebih efektif yah, karena mereka juga disamping baca-baca disini, mereka juga ke multimedia juga. Misalnya itu nyetel DVD kaya ilmu pengetahuan atau yang lainnya. P : Tema desain ruang untuk layanan yang buat siapa pak? Dari bagian perpustakaan atau bagian perancangan logistic? I : Jadi kita bikin tema kemudian kita diskusikan dengan mereka dan tema kitapun tetep harus di diskusikan, karena mereka juga membawa konsultan juga jadi mereka engga kerja sendiri tapi kerjasama juga dengan konsultan untuk desainnya. P : Hal-hal apa saja yang bapak pertimbangkan dalam merancang ruangan khusus anak? I : Palingkan kita liat ruangannya juga yah, liat ruangannya yang harus dipertimbangkan. Itu kira-kira penempatannya yang cocok itu yang kaya gimana. Makanya kan untuk nanti mudah-mudahan tahun ini sudah
terealisasi desain ini, jadi ruangan perpustakaan umum dan perpustakaan riset itu, kita mau rubah total mau didesain ulang dan beberapa konsultan juga yang udah melihat ruangan perpustakaan umum dan mereka udah memberikan desain ke bagian perancangan logistic. Disamping itu kita juga, mereka juga konsultan dan perancangan bagian logistic itu studi banding ke perpustakaan yang sudah lebih bagus. P : Itu kemana pak? I : Misalnya ke UPH P : Sistem Pengolahan koleksi layanan anak disini bagaiamana pak? I : pengolahan sama sih dengan umum,.. P : Apa ada kendalanya pak? I : Engga ada kendala, jadi si anak itu tetap dia meminjam buku maksimal 3, kemudian dia harus mengembalikan buku 14 hari, 2 minggu yah. Kalo buku tersebut belum ada yang pinjam bisa di perpanjang 14 hari lagi. Dan kalo misalnya masih belum ada yang pinjam kita bisa perpanjang 14 haru lagi. Jadi maksimal peminjaman itu 42 hari, Cuma kalo misalnya kita kan si anak itu pinjem 14 hari kemudian buku tersebut dibutuhkan oleh anak lain, jadi mereka masuk disistem aplikasi cyber kita di OPAC. Si anak itu nanti akan memesan buku tersebut, jadi masuknya ke sistem antrian, semacam Waiting List. Jadi disaat udah 14 hari si anak itu yang pinjam mau memperpanjang
secara otomatis dia akan diblokir, karena sudah ada yang pesan, sistem itu udah memblokir. P : Jadi kita bisa pesan lewat sini? Dari web atau apa? I : Dari ruang perpustakaan maupun dari meja pegawai itu sendiri. P : Ada denda ga bagi yang telat ngembaliin? I : Jadi kalo misalnya dia udah 14 hari secara otomatis sistem itu akan menagih mereka lewat email, pemberitahuan lewat email ke pegawainya. Jadi misalnya mereka ada jatuh tempo kita kirim. Engga ada denda, tapi kalo selama 42 hari tidak mengembalikan otomatis nama mereka sudah diblokir oleh sistem. Dan mereka tidak bisa pinjem lagi. P : Kalo pelabelan koleksi anak bagaimana pak? I : Pelabelannya hampir sama dengan koleksi yang lainnya gitu engga ada bedanya hampir sama. P : Ada kendala engga pak dalam pelabelan koleksi anak? I : Engga ada, engga ada masalah lancer-lancar ajah. P : Ada kerjasama sama perpustakaan lain engga pak? I : Belum ada, tapi kalo perpustakaan kits sendiri ada kerjasama dengan 7 perpustakaan. P : Bagaiamana penyimpanan koleksi yang disediakan?
I : Penyimpanan koleksi jadi eee…. Mereka anak-anak sudah baca mereka cukup menggeletakan dimeja, meja yang udah tersedia nanti pustakawannya sendiri sore hari yang nata. P : Tapi ga ada kesulitan ya pak ? I : Engga ada, lancar-lancar ajah,. P : Ada kesulitan tersendiri engga pak dalam penyelenggaraan layanan anak ini? I : Engga ada, lancar-lancar ajah. Karena kita kerjasama dengan banyak orang. Banyak orang yang terlibat, dan kita sudah terbiasa mengadakan ivent-ivent yang besar juga. Kaya kemarin dalam rangka HUT BI hari buku sedunia dan hari kartini, kita selama seminggu berturut-turut kita kerjasama dengan 6 penerbit buku termasuk penerbit anak-anak. Dan itu mereka laku banget. Kemarin itu ada dari Glorier saya panggil, ada dari Tiga Raksa, ada dari Tiga Serangkai, dan satu lagi dari Gramedia. Dan buku-buku anak laris manis mereka. P : Perpustakaan BI memberikan pelatihan khusus untuk pustakwan atau staff khusus? I : Pelatihan, kita ada pelatihan Cuma tidak dikhususkan untuk anak. Pelatihan untuk semua pustakwan yang ada di perpustakaan umum dan perpustakaan riset itu ada tiap tahun. P : Ada kesulitan engga pak dalam pelaksanaan pelatihan ini?
I : Engga ada, lancer ajah karena memang kita udah rutinitas yah. P : Disini masih ada buku lama? I : Tahun berapa maksudnya ? P : Maksudnya kemarin tuh..buku-buku yang lama pun masih ada di layanan anak..masih ada koleksi gitu..masih diminati..itu tuh koleksi lamanya menurut tahunnya apa bukunya udah lama. I : Jadi koleksi lama itu koleksi diatas 15 tahun sih. P : Ini pak kalau cara pihak perpustakaan BI sosialisasi tentang kegiatan anak itu melalui apa? Itu cara ngasih taunya? Promosinya ? I : Promosinya kan kita melalui humas ya.. eh bukan sekarang departemen komunikasi..jadi perpustakaan bekerjasama dengan departemen komunikasi untuk
menginformasikan
kepada
tentunya
pihak
orang
tuanya
ya..diinformasikan kepada orang tuanya bahwa dalam rangka hut BI ini akan ada kegiatan anak misalnya itu lomba-lomba gitu kan..jadi nanti setelah kita umumkan di departemen komunikasi mengenai kegiatan anak, orang tuanya itu mendaftar ke perpustakaan. P : Itu pendaftarannya itu dari tanggal berapa sampai tanggal berapa? jeda waktunya? satu minggu atau setelah diumumin ?
I : Ya kita..eee minimal apa istilahnya ada jeda waktu sampai dua minggu untuk pengumuman itu,pendaftaran itu karena kan pesertanya banyak bisa sampai 200 lebih ke atas P : Itu biasanya kalo departemen komunikasi mereka ngasih tau ke orang tuanya melalui email atau brosur atau apa pak? I : Jadi kita kirim email ke departemen komunikasi, tolonglah umumkan nih acara anak yang ada di perpustakaan, jadi dari departemen komunikasi nanti email ke seluruh pegawai kemudian seluruh pegawai baca gitu, oh di perpustakaan ada Hut BI, oh ada acara anak,oh ada lomba ini lomba gambar lomba animasi. Disitu di pengumuman itu ada kotak untuk mendaftarnya gitu P : Oh jadi via telepon ke perpus? I : Iya via telepon P : Pendaftaran via telepon? I : Iya via telepon melalui biasanya mba rian untuk mendaftarkan, bisa juga melalui email ya
Transkrip Wawancara I.
Identitas Responden Nama
: Riantira
Jabatan
: Data Entri Operator/ Petugas Layanan Sirkulasi
P : Mba,.. di BI ini kan ada layanan anak yah, jenis layanan apa saja sih yang biasanya diberikan untuk anak-anak ? I : Palingan kalo kita sih peminjaman buku ajah yah, kalo layanan sih sama ajah ga ada yang gimana-gimana,..paling,… maksudnya layanan dalam bentuk apa nih? P : Mungkin kaya layanan bimbingan membaca, kaya jenis layanan di perpustakaan umum,. I : Ohh ga ada,.. kalo mereka kan biasanya sih kadang-kadang kalo yang kesini itu sambilan ngisi nunggu waktu orang tuanya sampe pulang kerja atau ada yang kadang-kadang memang pas hari libur anak-anak nah palingan mereka disini baca-baca ajah… tapi maksudnya kalo pelayanan khusus dari kita sih ga ada, karena memang mereka ya udah, langsung masuk ke koleksi anak, udah milih sendiri langsung baca-baca, engga ada yang khusus kita pandu apa,. ga ada P : Terus kalo dari respon anak-anak itu gimana mba? I : Sejauh ini sih mereka seneng sama koleksi bukunya, cocok sih sama bukubukunya,.. dan ada juga yang itu audiovisual. P : Itu ada film anak nya mba? I : Ada, P : Ada berapa?ada banyak film-film anak nya?
1
I : Ada banyak, ragamnya banyak, rata-rata sih biasanya pelajaran yah, pendidikan, cara berhitung perkalian, P : Ntar dia cara ngeliatnya dari mana ? maksdunya dia dipinjemin apa dia nonton disini ? I : Disini ada komputernya disediain sama kita tapi juga dia bisa menjalan kan sistem nya, P : Ga usah dipandu? ga usah dibimbing? I : Ga usah P : Jadi kalo nonton ambil ajah sendiri? Nonton sendiri? I : Itu kan nanti udah ada yang khusus tuh komputernya,, jadi bisa nyetel sendiri kak, paling kalo misalnya mereka bingung kita bantu nyalain ajah untuk awalnya tapi anak-anak jaman sekarang lebih pinter-pinter sih yah,.. gausah di iniin (dibimbing) juga, malah mereka kayanya lebih kreatif lagi sendiri. P : Jadi kalo dari beberapa koleksi, film, itu yang kurang mendapatkan respon itu apa ? I : sejauh ini sih pada suka yah, hmmmm…… pada apah baca-bacanya juga kadang-kadang,.. apalagi kalo pas liburan anak sekolah mereka kesini tuh rame banget, karena sambilan nunggu ibunya pulang kerja, kadang-kadang mereka kalo pinjem buku banyak sambil ngisi liburan,.. apalagi kalo liburan panjang nih kaya hari raya atau apa
mereka tuh pada pinjem bukunya,
katanya buat mereka baca dijalan, buat pulang kampung, segala macem dimobil. Laku buku-bukunya. P : Film juga boleh dipinjem ? I : Boleh sama ajah, film sama buku statusnya kita sama ajah kaya buku juga, batas peminjaman nya per dua minggu juga. P : Kalo disini menurut mba jenis koleksi yang tepat buat anak-anak itu apa ajah? 2
I : Eehhhss,.. yang tepat, ya sebenernya sih kalo jaman sekarang kalo nyamain sama yang lagi berkembang itu kan yah, kaya audiovisual ini, kaya layanan media ini, itukan cocok banget yah, soalnya mereka juga kayanya lebih kreatif lagi kan, mereka juga kan disitu ada cara berhitung, cara mengkreasikan kamar, mendekor kamar itu kan ada video nya P : Oohhh,.. mereka liat nya dari situ yah.. I : He’eh iyaaa,.. itu kan, membuat mereka lebih jadi tambah kreatif kan,.. dia mau ngedekoar kamarnya kaya gimana, segala macem itu kan ada videonya,.. jadi bagus juga buat pengembangan kreatifitas mreka,.. P : Disini ada koleksi apa ajah mba, selain fiksi dan non fiksi ?? I : Koleksi itu ajah sih yah, paling sama itu ajah ensiklopedi anak, pengetahuan ajah, sama buku pelajaran,.. P : Biasanya koleksi fiksi yang sering dipinjem apa ajah? Jenisnya apa ajah mba? I : Fiksi itu yang kaya,.. eehhh,. Apa yah yang sering dipinjem, yang kaya dari mizan tuh, yang kecil-kecil punya karya,. Buku karangan anak-anak yang pada sekolah SD, SMP,.. nah itu laku juga,.. nah itu memang dari mizan sengaja nerbitan,.. kecil-kecil punya karya itu rata-rata biasanya memang dari penulis cilik, dibikin buku,.. P : Kalo yang non fiksinya, banyak yang dipinjem engga mba ? apa tuh jenisnya?? I : Banyak,.. eehh kaya pengetahuan itu misalnya,..kaya tentang roda, sains, itung-itungan,.. P : Selain itu ?engga ada lagi ? I : Ga ada, koleksi kita sejauh ini tentang pendidikan, kartun, dongeng, fiksi, komik,.
3
P : Terus kalo misalkan anak-anak butuh informasi itu gimana? Biasanya dia nanya duluan atau gimana? I : Biasanya ke kita, tante punya buku ini enggga?aku mau…. P : Biasanya anak langsung dateng ke mba ? I : Iyaa,.. Nanti kita ajarin,. Kita cariin kesitu (koleksi anak), sekarang kita kan bukunya udah ditata berdasarkan penerbit, nah nanti kalo misalnya kita bilangin ajah kalo mereka tau berdasarkan penerbitnya apa,.. kan nanti ada bacaannya tuh penerbit Mizan disini, Glorier disini, Erlangga disini,. Gramedia disini.. Jadi dia udah carinya disitu semua, kalo ga ketemu juga, nah nanti baru kita bantu,.. jadi biarkan mareka mandiri kan P : Terus kalo disini cara pengembangan koleksi kaya gimana sih mba ? I : Pengembangan koleksi kalo buat anak itu eeeeehhhh…sama ajah sih ga jauh beda sama pegawai, kadang-kadang kan tapi kalo disini ga mungkin si anaknya kan, jarang lah biasanya requesan dari orang tua nya kan,.. “mba anak saya ini loh” biasanya buku remaja tentang judul apa,. Atau buku terbitan “Ini ni mba buku ini mba yang lagi banyak diminati anak-anak” nah itu bisa dicatet, bukunya tentang apa, penerbitnya apa, berseri apa engga,.. nah itu nanti kita kasih ke bagian pengadaan,.. nanti dari bagian pengadaan begitu memang anggarannya ada, nanti langsung dibeliin,.. karna kan memang lebih enak seperti itu kan,.. ketimbang kita beli buku yang engga jelas peminatnya siapa, kalo itu kan udah pasti ada peminatnya kalo requestnya orang kan,.. P : Biasanya mba rian suka nawarin jasa dulu engga ke anak-anak ? misalkan anak-anak dateng ke perpus langsung disambut gitu? menawarkan jasa disini ada buku ini, buku ini loh,.. I : Oohh engga,. Biasanya sih pas dateng nih, biasanya kan selalu sama orang tuanya,engga pernah engga, ya paling nanti ibu nya yang bilang dulu,.. kalo nyambut sih biasa nyambut kaya “ lagi libur yaahh “ segala macem,… “tente 4
ini mau dititip yah disini sampe sore,.” oh iyaa,.. “mau nyari buku apa,..??” “engga ko mau baca-baca ajah,..” ya udah nanti kita bilangin,.. “kalo lagi butuh buku apa bilang ke tante yah “ tapi mereka sih biasanya cenderung lebih suka mencari sendiri yah,.. karena memang mereka ke buku anak-anak ini bukan dalam rangka tugas yang perlu dicari atau buku apa,.. tapi memang mereka kesini sambil nunggu, atau mengisi liburan kesini, jadi engga ada patokan buku apa yang harus dicari sama mereka, jadi cenderung kalo kesini mereka langsung ke tempatnya ajah,.. tapi kalo memang kaya waktu “ tante buku ini biasanya ada sambungannya nih, ada engga seri terbarunya? Nah biasanya itu baru kita bantu cari,.. sejauh anak itu nyaman ajah sendiri,.. mereka akan sendiri biasanya justru kalo kita ngerecokin,. Engga ko tante.. aku engga ini,.. gitu. P : Itu biasanya umur berapa pengunjung yang dateng ke layanan anak ini ? I : Banyak, macem-macem,.. kadang-kadang ada yang 3 tahun, 4 tahun, tapi yang banyak SD. P : Kalo yang umur 4 tahun atau TK gimana mba? I : Kalo yang TK itu selalu sama mbanya dan terkadang memang mereka itu,.. anak seumur itu mana ada sih yang baca serius, paling bermain kan mereka jadi mereka menganggap tempat itu tuh tempat bermain makanya kan kita sediakan lego, ada bongkar pasang .. ya kan jaranglah anak TK yang benerbener serius baca kecuali ini kalo memang dia hobi banget baca yah,.. sejauh ini sih tapi memang anak-anak itu ya paling maen, sambil maen, maen lego, bikin apa,.. ya kan,.. sambil baca, tapi biasanya anak-anak yang masih dibawah 5 tahun didampingi sama pengasuhnya selalu. Orang tuanya sih jarang ninggalin dia sendiri tuh,.. hampir ga adalah, kecuali yang udah kelasnya SD,.. nah biasanya mereka paling dititipin ke kita baru,. Gitu… P : Yang biasanya sering dicari sama pengunjung apa ajah tuh mba?
5
I : Buku,.. lebih sering mereka buku. Karena, apalagi kalo udah liburan anakanak itu buku laku banget, kadang-kadang satu anak itu ya udah,.. kan eee.. kalo misalnya ini suka bisa minjem pake nama temen ibunya atau nahh,.. kadang-kadang tuh sampe mereka pinjem pake nama temen orang tuanya itu ya udah,.. kita iniin (dibantu), kita pinjemin,.. kadang-kadang sampe satu anak itu 5 buku,. Kalo ditanya banyak amat ?? “dibaca engga??”.. “dibaca tante”,.. “ohh.. ngisi liburan yah,.. ??”…. “iya tante buat ngisi liburan “ P : Kalo buat fasilitasnya Cuma ada lego ajah ya mba ? I : hee’eeh,.. lego, bongkar pasang,.. P : Engga ada yang lain ? segitu apa engga kurang ? I : Eeee,.. sejauh ini karna memang dia itu peminatnya belum yang terlalu banyak,.. paling gitu ajah,.. P : Kalo permainan itu request dari pengunjung ? I : Engga,.. kita inisiatif ajah, kita sendiri,.. P : Suka ada yang komentar engga mba ? misalkan kaya permainannya kurang nih,.. I : Engga sih,.. kadang-kadang mereka juga udah bawa ipad sendiri,.. jadi memang eee… makanya karna,.. Cuma memanfaatkan waktu nunggu waktu orang tuanya ajah,.. jadi kadang-kadang memang bukannya kita engga mau ini yah,.. tapi sejauh ini memang eeee,.. fungsi tempat koleksi anak itu berfungsi dalam arti,.. eee dia ini memang banyak dimanfaatkan sama anak yang nunggu, yang baca segala macem Cuma,.. kalo tadi dibilang,.. eeee… “ engga kurang segitu pengembangannya?” kita sih pengen di kembangin lebih bagus lagi,.. biar ada permainan-permainan apa.. tapi karena sejauh ini memang pemanfaatannya juga masih sebatas untuk menunggu,.. belum yang sampe kaya kita nih cari apa, segala macem,.. sampe yang lama kaya gimana,.. ya jadi sejauh ini kita rasa sih masih cukup,..
6
P : Bisa dikatakan buat tempat penitipan anak bukan mba ? I : Sebenarnya disini kita ada tempat penitipan anak,.. Cuma kan sejauh ini yah,.. yah secara garis besar sih memang buat koleksi anak, Cuma terkadang memang banyak dimanfaatkan orang tua juga, yang apalagi kalo misalnya orang tuanya itu dia ada dilantai ini, digedung ini kan,.. dibanding jauh-jauh untuk ngontrol anaknya ke sana di daerah perkiran kan,.. disana kan di kebon sirih yah,.. dia, itu kan jauh nah kalo disini kan dia tinggal turun, ngelongok anaknya balik lagi kan cepet,.. P : kalo di kebon sirih maksudnya ada apa ? I : Di kebon sirih itu ada tempat khusus penitipan anak, tapi itu biasanya dia umur 5 tahun kebawah,.. anak yang udah besar sih jarang,.. P : Itu khusus untuk pegawai BI ? I : Iya,.. khususnya BI tapi memang itu dibawah 5 tahun dan untuk penitipan anak jadi memang untuk makannya, minumnya memang diperhatiin disitu. Kalo kita kan engga kan,.. jadi kalo memang begitu si orang tuanya itu membutuhkan tempat dan memang kita juga engga ada ini ya silahkan ajah,.. P : Yang pasti anak yang dateng kesini staffnya engga mendampingi? I : Iyaa,.. biasanya sih sama orang tuanya yah,.. jadi kadang-kadang malah cuma “ mba anak saya disini yah?”,.. “ohh iya,..” … “liburan yah “ segala macem,.. “mba nanti makan siang saya jemput, nitip yah,.. “. Ya paling sejauh ini anak itu Cuma nanya tante eee,.. “ kalo toilet dimana??” ya paling kita nemenin cuma sebatas itu,.. atau misalnya kita,. Ya liat anak itu kok engga minumminum?? Kan dia ga boleh bawa minuman kesitu kan (nunjuk ke layanan anak),.. biasanya dititipin sama ibunya disitu (nunjuk ke coffee area),. “ tadi mamah kamu nitipin itu,.” .. “oh iyaa tante mau deh”… P : Tapi ini fokusnya untuk layanan anak kan ?? bukan penitipan anak ??
7
I : Iyaa.. engga fokusnya untuk itu.. jarang sih yah, memang rata-rata itu yang udah di atas TK, memang udah ngerti kan yah anak sekarang, anak kelas 2 SD ajah udah pinter kan yah,..
` .
8
Transkrip Wawancara I.
Identitas Responden Nama
: Budi Suroso
Jabatan
: Pegawai BI
P : Bagaimana sih tanggapan bapak tentang layanan anak yang disediakan oleh perpustakaan BI ini? I : Bagus, sangat membantu terutama pada saat liburan sekolah itu sangat membantu sekali karena disini bisa baca buku, kemudian bisa berkreasi disitukan ada kaya puzzle, kemudian ada apa namanya.. bisa kreasi disini. Dan juga koleksinya cukup lumayan, mulai dari bacaan biasa, ilmu pengetahuan, agama juga ada, lengkap. P : Koleksi yang biasanya dipinjem apa ajah pak? I : Eeee… kalo selama ini anak-anakku aku pinjemin buku agam tuh, kemudian dulu kaya yang masih kecil, kalo yang SMP tuh novel, kemudian CD-CD itu juga. P : Biasanya pinjem CD tentang apa ? I : Biasanya CD itu tentang ilmu pengetahuan, mengenai binatang-binatang. P : Ada kesulitan engga pak saat mengajak anak ke perpustakaan? I : Engga, kalo liburan juga biasanya ikut. Rata-rata betah sih yah kalo ditinggal disitu.
P : Biasanya lama engga pak anak-anak berada di ruang anak ini? I : Biasanya sih sampe sore. P : Kapan biasanya anak berkunjung ke perpustakaan? I : Kebanyakan musim liburan, biasanya juni-juli padet. Biasanya musim liburan. P : Tujuan bapak mengajak anak ke perpustakaan untuk apa? I : Yaa.. Biar nambah wawasan ajah karena di rumah tuh kan misalnya bacaan tuh kurang yah, disini lumayan lah bacaan, kemudian koleksi CDnya, biar nambah pengetahuan. P : Biasanya bapak membelikan buku untuk anak-anak atau meminjam yang sudah disediakan pada layanan anak ini? I : Jarang sekali saya beliin buku-buku umum, kecuali buku-buku pelajaran yang diwajibkan dari sekolah. Buku-buku umum pinjem disini. P : Ada program yang diminati anak-anak?dalam layanan anak ini? I : Eeee,,, kalo disini tuh biasanya itu yang saat init uh mainan puzzle, kemudian multimedia kaya film-film tentang binatang itu. P : Biasanya anak langsung nonton sendiri atau didampingi oleh staff? I : Sudah sendiri, udah bisa sendiri. Karna kakaknya biasanya ikut yang kelas 4 itu.
P : Koleksi apa ajah yang biasa dipinjem? I : iya itu buku-buku agama saya bawa pulang. Kemudian CD tentang binatang itu, tentang budaya kaya candi-candi sejarah itu dan novel. P : Menurut bapak fasilitas di layanan anak ini sudah memadai belum ? I : Cukuplah, disini tuh engga tiap hari yah, musim liburan. Saya rasa cukup bacaan untuk anak juga lengkap. P : Kalo kelengkapan koleksi disini bagaimana pak? I : Udah lengkap, Cuma kebanyakan udah ada yang lama juga sih. P : Banyak koleksi yang lamanya? I : Banyak, P : Masih suka dipinjem koleksi lamanya? I : Masih, masih bagus-bagus. P : Menurut bapak professional tidak staff dalam melayani anak-anak? I : Saya rasa udah yah eee.. setau saya sih staff kebanyakan inetern yah pegawai itu. Jadi dititip ajah disini, kemudian disini tanggung jawab kalo misalnya minta apa-apa tinggal hubungi orang tuanya. P : Anak-anak suka pesen buku engga ke bapak? I : Iyah suka pesen kalo ga dating kesini, biasanya mau dong buku ini,. Gitu.
Transkrip Wawancara I.
Identitas Responden Nama
: Iwan
Jabatan
: Pegawai BI
P : Tanggapan bapak menganai layanan anak di perpustakaan BI ini bagaimana? I : Layanan anak yang ada di perpustakaan BI itu saya lihat bagus yah, karena kalo saya lihat sebagai orang tua disamping ada koleksi untuk orang tua, ada koleksi khusus juga untuk anak-anak gitu. Jadi saya sangat antusias sekali karena saya juga sering pinjem ke perpustakaan BI. P : Yang biasanya sering dipinjem koleksi tentang apa pak ? I : Ya biasanya kalo engga buku bacaan anak, ada CD, ada DVD mengenai ilmu pengetahuan. Kemudian ada karya-karya penulis-penulis kecil, sekalikali novel. P : Ada kesulitan tersendiri engga pak saat mengajak anak ke perpustakaan ? I : Kesulitannya engga ada, Cuma kan terbentur dengan sekolah jadi disaat libur sekolah baru saya ajak kesini. P : Biasanya saat berkunjung kesini pas liburan sekolah ajah? I : Engga juga, ya disaat dia lagi off sekolah kemudian saya juga pas ada kesempatan dan bawa dia kesini ya saya bawa ke perpustakaan.
P : Tujuan bapak sendiri mengajak anak-anak ke perpustakaan itu apa? I : Yang jelas untuk meningkatkan minat baca anak juga, disamping nembah wawasan pengatahuan, mendorong anak itu biar dia itu kreatif, biar dia itu senang ke perpustakaan. itu ajah sih. P : Biasanya bapak membelikan buku untuk anak atau meminjam koleksi untuk anak di perpustakaan BI? I : Eeeee.. disamping saya meminjam ke perpustakaan BI, saya juga sering beli buku langsung ke took buku, misalnya ke gramedia, atau ke took buku mizan, atau beli buku yang agak mahal misalnya tiga raksa. P : Biasanya kalo beli buku untuk anak buku tentang apa? I : Ya biasanya mengenai ilmu pengetahuan sih biasanya. P : Engga pinjem di perpustakaan BI ajah pak? Kan buku ilmu pengetahuan juga ada.. I : Engga juga, diluar juga kadang-kadang yang engga ada di perpustakaan BI kita cari di toko buku lain. P : Ada engga pak program-program yang diminati anak-anak? programnya apa ajah? I : Kalo untuk anak-anak saya lihat di perpustakaan BI itu kan tiap tahun itu kan ada kegiatan acara anak-anak ya mba, lomba misalnya ada lomba
mewarnai, atau lomba kreatifitas anak, ya saya ikutkan dalam program perpustakaan BI itu. P : Setiap tahun selalu ikut? I : Selalu ikut tiap tahun, biar lebih peduli terhadap perpustakaan. P : Menurut bapak fasilitas yang ada pada layanan anak ini sudah memadai apa belum? I : Eeee,, untuk sementara saya liat cukup ya ba yah.. cukup memadai yah, ya mudah-mudahan kedepannya perpustakaan BI itu lebih meningkatkan untuk anak-anak
yah.
Khususnya
punya
ruangan
tersendiri
ya
untuk
multimedianya, dan yang lainnya misalnya gitu kan. P : Menurut bapak kelengkapan koleksi pada layanan anak ini bagaimana? I : Untuk koleksi anak udah hampir memenuhi target ya mba yah, memenuhi apa yang dibutuhkan oleh anak-anak itu sendiri, karena kalo saya liat itu koleksinya itu terdiri dari beberapa penerbit yang sudah terkenal. I : Menutut bapak professional tidak staff dalam melayani anak-anak? P : Eeee… untuk pelayanannya saya lihat sudah professional disini karena mereka saya lihat disini kan sudah berISO yah 9001-2008. Sehingga pelayanannya itu udah bener-bener bagus.
HASIL OBSERVASI Dokumentasi Ruang Layanan Anak di Perpustakaan Bank Indonesia
1. RUANG KOLEKSI ANAK
Gambar 5: Tampak Depan Ruang Koleksi Anak
Gambar 7: Rak Buku Anak Desain Kartun
1
Gambar 6: Fasilitas di dalam Ruang Koleksi Anak
Gambar 8: Meja AnakUntuk Membaca
Gambar 9: Rak Buku Anak
Gambar 10: Rak Buku Anak
Gambar 11: Buku Berbahasa Inggris Penerbit Glorier
2
2. KOLEKSI LAMA ASTERIK
LUCKY LUKE
Gambar 1: koleksi lama Asterik
Gambar 2: koleksi lama Lucky Luke
TINTIN
Gambar 3: Koleksi Lama Seri Tintin
3
Gambar 4: Bagian dalam koleksi lama Tintin
3. KOLEKSI MULTIMEDIA LAYANAN ANAK
Gambar11: koleksi multimedia: CD dan DVD
4
Gambar 12: KoleksiMultimedia: CD dan DVD
Gambar 13: Koleksi CD Bahasa Inggris
4. PERMAINAN LAYANAN ANAK a. Lego
Gambar 14: Permainan Lego
5
b. Bongkar Pasang
Gambar15: Permainan Bongkar Pasang
Peneliti lahir di Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 11 Januari 1992, putri ketiga dari Bapak Atang Sumedi dengan Ibu Mas’ah. Peneliti bertempat tinggal di Jln. Anggur Rt/Rw 01/02 Cigedog, Kec. Kersana, Kab. Brebes. Peneliti menyelesaikan Pedidikan Dasar sampai Menengah Atas di Brebes Jawa Tengah. SDN 04 Cigedog (tahun 2004), dan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Kersana (tahun 2007). Kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Tanjung (tahun 2010). Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Layanan Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia”. Selama kuliah peneliti aktif di organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai bendahara umum. Peneliti pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi.