Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak (studi pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh : LIZA ROSITA NIM. 204025002802
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak (studi pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh
LIZA ROSITA NIM. 204025002502
Dibawah Bimbingan
Ida Farida, M.LIS NIP. 19700407 200003 2 003
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Pebruari 2010
Liza Rosita
ABSTRAK
Skripsi berjudul ”Layanan Anak di Perpustakaan Umum (studi kasus Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)”, ditulis oleh mahasiswi jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian di lakukan di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, untuk penelitian kualitatif sampelnya adalah bagian layanan anak dan yang menjadi responden adalah para staf perpustakaan. Untuk penelitian kuantitatif sampelnya adalah anak-anak pengunjung perpustakaan, pada penelitian kuantitatif pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Perpustakaan bagaian layanan anak memiliki ruangan yang luas dan fasilitas yang memadai dan nyaman unuk pengunjung anak-anak, selain itu juga memiliki layanan yang representatif untuk anak, salah satunya layanan mendongeng, selain itu juga perpustakaan bagian layanan anak mempunyai program-program edukatif lainnya seperti lomba mewarnai, membaca puisi, dan lomba bercerita. Pemanfaatan layanan anak di perpustakaan umum sudah cukup baik, hal ini terlihat dari besarnya animo pengunjung anak-anak untuk mendatangi perpustakaan khususunya pada layanan-layanan tertentu, seperti layanan bercerita atau mendongeng. Namun Perpustakaan Umum Kotamadya Jakata Pusat bagian layanan anak terus berusaha meningkatkan kualitas kinerja demi pengabdian pada bangsa dan Negara.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalmu`alikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi) tepat pada waktunya. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul tentang, ”Layanan Anak di Perpustakaan Umum (studi kasus Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat) Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan. 2. Kedua orang tua, kakak, kerabat, teman, dan beserta keluarga besar yang selalu mendukung dalam pengerjaan penulisan skripsi ini. 3. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 4. Ibu Ida Farida, M.LIS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
mencurahkan
waktu
dan
ilmunya
sehingga
dapat
membimbing penulis dengan baik sampai terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua jurusan Ilmu Perpustakaan. 6. Bapak Pungki Purnomo, M.LIS selaku Sekretaris jurusan Ilmu Perpustakaan.
ii
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan ilmu perpustakaan yang telah banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis. 8. Seluruh pimpinan dan staf Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat Bagian Layanan Anak terutama kepada Ibu Linda dan Ibu Sarti yang senanatiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan pada saat melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin. 9. Teman-teman di jurusan ilmu perpustakaan, atas dukungan dan bantuannya. 10. Semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu terima kasih atas segala dukungannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih ada kekurangan, hal ini karena adanya keterbatasan dari diri penulis sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi menunjang kesempurnaan dari skripsi ini. Terima kasih Wasssalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 Pebruari 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………….……………………………………………..i KATA PENGANTAR.……………………..…………………………………….ii DAFTAR ISI…......………………………………..…………………………......iv DAFTAR GAMBAR.......………………………......…………………………....vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………..………………………….1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………………..……5 C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..…5 D. Manfaat Penelitian………………………………………..………………..6 E. Metodologi Penelitian………………………………………..……………6 F. Sistematika Penulisan………………………………….…………………11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Perpustakaan Umum (Daerah)........……….……………………12 B. Layanan Khusus Perpustakaan Umum.......................................................13 C. Sejarah Timbulnya Perpustakaan Anak.....................................................14 D. Layanan Anak di Perpustakaan Umum......................................................17 1. Kelompok Pelayanan....................………………………………..18 2. Jenis-jenis Pelayanan.............……....…………………………….18 E. Ruang Perpustakaan Layanan Anak ………………………………..……21 F. Pelayanan Anak di Perpustakaan.......................…....................................22 G. Koleksi Bagian Layanan Anak...................................................................24 1. Ciri Buku Bacaan Yang Baik Untuk Anak ……………...……....26 2. Ciri Buku Bacaan Yang Tidak Dianjurkan............……..………..26 3. Koleksi Komik Sebagai Bacaan Anak …………….……….……27 H. Pengembangan Koleksi..............................................................................30 I. Pengadaan Koleksi Layanan Anak.............................................................31 J. Program-program Perpustakaan.................................................................32
iv
1. Mendongeng...................................................................................32 1.1 Jenis-jenis Dongeng.................................................................33 1.2 Teknik Mendongeng................................................................34
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN A. Sejarah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat …………….......35 B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Tugas Pokok dan Fungsi Perpustakaan ..….37 C. Struktur Organisasi…………..………………….......................................40 D. Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota, Peraturan, Jam Buka, Fasilitas dan Layanan Perpustakaan.......................42 E. Tinjauan Lingkungan dan Ruang Lingkup Perpustakaan…...………...…46 F. Bidang Kegiatan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat.............48 G. Koleksi Perpustakaan Layanan Anak.........................................................52 H. Fasilitas Perpustakaan………..………………………….……………….52 I. Layanan Bagian Anak……………………..……………………………..53
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Keadaan Perpustakaan Bagian Layanan Anak..............…..……………...58 B. Kegiatan Layanan Anak.............................................................................60 1. Layanan Cerita (Story Telling)......................................................60 2. Program-Layanan Anak......................................................……...62 C. Pemanfaatan Layanan Anak.......................................................................64 1. Tingkat Pendidikan........................................................................64 2. Dongeng.........................................................................................65 3. Waktu Kunjungan..........................................................................66 4. Relevansi Buku Untuk Pengunjung Anak-anak.............................67 5. Bahasa Pengantar (koleksi) Buku..................................................68 6. Kualitas Koleksi Bacaan Anak.......................................................69
v
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………..………………………………………………...70 B. Saran……………………......………………………………………….....73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR ِA. Peta Lokasi Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat...………...…………..44 B. Struktur Organisasi Perpustakaan Kodya Jakarta Pusat.......………..………...36
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia pustaka anak sekarang ini telah menjadi suatu kebutuhan yang bersifat rekreatif, disamping informatif dan edukatif. Sejalan dengan itu maka perlu juga mempersiapkan tempat, ruang beserta isinya yang menyenangkan, representatif untuk kebutuhan mereka, memfasilitasi dalam proses perkembangan imajinatif dan intelektual anak. Tidak seorang pun boleh meragukan pentingnya anak-anak, perpustakaan untuk anak-anak dan keluarga mereka di seluruh dunia. Di perpustakaan, anak-anak mendapat pengalaman pertama dengan pembelajaran seumur hidup, perpustakaan memperkenalkan pembaca dan pembelajar untuk masa depan yang menarik, kaya dan beragam sumber daya. Setiap anak harus akrab dan nyaman dengan perpustakaan lokal mereka, dan meskipun ada unsur variasi internasional, ada ide-ide dasar dan praktek yang baik bahwa semua anakanak dapat mengikuti profesional perpustakaan. Abad ke-21 telah membawa banyak tantangan dan banyak kesempatan, itu terserah kepada pimpinan, pengelola pelayanan perpustakaan umum untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mulai membaca dan belajar kehidupan. Pustakawan dan para staf harus merencanakan, mempromosikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan dan layanan untuk anak dari segala jenjang usia, berdasarkan perkembangan dan kepentingan, dan telah menjadi kenyataan bahwa anak-anak mempunyai kehidupan tersendiri, dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dengan
cara yang sebaik-baiknya. Orang tua yang paham akan hal tersebut, maka dapat mempersiapkan segala kebutuhannya. Fokus utama dalam pembahasan ini adalah kebutuhan anak terhadap bahan bacaan yang seyogyanya tersedia di perpustakaan. Polemik yang tersebar di masyarakat saat ini adalah bahwa kesempatan anak untuk berinteraksi dalam bacaan relatif terbatas, ini dapat di lihat antara lain dari; kebijakan orang tua; tuntutan jam sekolah; belum lagi jarak yang cukup jauh antara pemustaka (anak) dengan sumber bacaan (perpustakaan). Bagi anak yang sudah bersekolah, tidaklah cukup dengan bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah saja. Hal ini disebabkan karena anak berada di sekolahnya pada jam-jam tertentu setiap harinya. Anak yang sudah terbiasa membaca, akan tersedia banyak waktu luang pada waktu liburan. Alangkah baiknya apabila anak-anak tersebut mendapat tambahan kegiatan di luar sekolah misalnya mengunjungi perpustakaan atau taman bacaan bersama keluarga. Ataupun yang lebih efektif dan efisien kegiatan dapat dilakukan di rumah bersama orang tua, akan tetapi tidak semua arang
tua
mau
menyadari
akan
hal
itu.
Maka
dari
itu
untuk
mengakomodasikannya perlu adanya sebuah perpustakaan, dan pada perpustakaan perlu adanya ruang khusus layanan anak. Dengan demikian maka perpustakaan anak ini hendaknya dapat dijadikan tempat kebahagiaan, sumber pengalaman dan dorongan moral yang kita maksudkan. 1 Tanggung jawab khusus para pengelola perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Jika anak-anak dapat diilhami pada usia dini dengan kegembiraan menemukan pengetahuan dan dengan karya-karya imajinasi, mereka akan memperoleh manfaat dari unsur-unsur vital 1
Pahologi, Soepartinal, Arti dan Peranan Buku dalm Perkembangan pertimbangan pribadi anak, Bull. Perpustakaan dan Dokumentasi II (2)1935. h. 11
tersebut, pengembangan pribadi sepanjang hidup mereka, baik memperkaya diri mereka sendiri dan meningkatkan kontribusi mereka kepada masyarakat. Anakanak dapat juga mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan perpustakaan. Hal ini juga penting bahwa orang-orang muda yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca harus memiliki akses ke perpustakaan untuk menyediakan mereka dengan bahan bacaan yang tepat. Namun semua rangkaian kegiatan tadi akan sangat berpengaruh dari kebijaksanaan keluarga yaitu orang tua. Orang tua adalah sosok pengembang jati diri anak setelah lingkungan sekitar, seperti yang di harapkan dalam pengembangan kepribadian anak, maka oarang tua juga harus bersikap terbuka, demokratis
kepada
anak,
memberikan
kesempatan
pada
anak
untuk
mengekspresikan pendapat, keinginan, dan hasrat yang berkembang sejalan perubahan psikologis anak. Untuk itu di tuntut pihak keluarga untuk turut serta menjadi pelaku aktif layanan anak di perpustakaan mulai dari sikap dan kebijakan keluarga, semata-mata untuk megembalikan hak-hak baca anak dalam mendapatkan informasi. Di wilayah DKI Jakarta sendiri, pihak pemerintah sekarang ini sudah mulai tampak memberikan adanya perhatian terhadap penyediaan bahan bacaan untuk anak-anak diluar jam sekolah. Pemerintah DKI Jakarta bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) mendirikan Perpustakaan Umum yang melayani khusus anak-anak. Pentingnya pelayanan perpustakaan untuk anak harus di imbangi dengan penyediaan bahan untuk memperdalam dan memperluas pendidikan formal maupun non-formal. Pembuatan kebijaksanaan suatu
pelayanan perpustakaan untuk anak merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah. Untuk itu perlu diketahui sekilas gambaran tentang pelayanan perpustakaan anak yang telah diadakan oleh pemerintah melalui serangkaian penelitian. Perpustakaan umum bagian layanan anak DKI Jakarta merupakan objek penelitian yang tepat, karena itu merupakan usaha pemerintah dalam mengembangkan pelayanan perpustakaan tersebut dengan latar belakang keadaan seperti di uraikan di atas
maka yang menjadi pokok permasalahan adalah:
”bagaimana pelayanan bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat”. Dari penjelasan diatas penulis dalam penelitian terinspirasi untuk mengetahui lebih jauh bagiamana keadaan bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, dan juga penelitian ini akan menjelaskan tentang kegiatan layanan pada bagian layanan anak, kegiatan atau aktivitas lainnya, serta keadaan koleksinya, dengan begitu maka akan dapat di lihat secara keseluruhan dalam konsep ”pelayanan perpustakaan bagian layanan anak”. Dalam penulisan skripsi ini penelitian akan dilakukan di wilayah Jakarta Pusat dengan objek yang dikaji adalah Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat, dan skripsi ini mengambil judul, ”Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak (studi pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat) .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan serangkaian penjelasan pada latar belakang masalah diatas, penulis dalam skripsi ini akan membatasi ruang penelitian pada, tentang bagaimana keadaan perpustakaan pada bagian layanan anak, serta kegiatan pelayanan pada bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penelitian ini akan dilakukan juga pembatasan dan perumusan masalahnya. Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan di kaji pada Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat bagian layanan anak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan perpustakaan pada bagian layanan anak . 2. Bagaimana kegiatan pelayanan perpustakaan bagian anak. 3. Sejauh mana pemanfaatan bagian layanan anak.
C. Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan perpustakaan bagian layanan anak pada Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. 2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pelayanan perpustakaan bagian layanan anak. 3. Mengetahui sejauh mana anak memanfaatkan perpustakaan.
D. Manfaat Penelitian 1. Menjadi salah satu bahan evaluasi yang representatif bagi pihak Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat khususnya pada bagian layanan anak. 2. Sebagai materi rujukan unutk pemerintah, Departemen Pendidikan Nasional dan juga Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat dalam mencari solusi membuat kebijakan-kebijakan dalam usaha memajukan kualitas pada Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. 3. Serta bagi para pengelola perpustakaan, peneliti, dan pecinta ilmu perpustakaan, skripsi ini menjadi sumber inspirasi dan informasi tentang dunia perpustakaan anak.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam skripsi ini metode yang digunakan dua metode, metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan langkah awal penelitian adalah dengan, peneliti melakukan kunjungan observasi ke lokasi penelitian, mengamati fenomena-fenomena yang terjadi di seputar lokasi penelitian, serta melakukan tanya-jawab dengan individu yang berkompeten dengan masalah yang sedang di kaji yaitu dengan pustakawan, staf kemudian semua hasilnya dicatat dalam work-sheet sebagai data awal penelitian.
2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Untuk penelitian kualitatif sampelnya adalah bagian layanan anak dan respondennya adalah staf perpustakaan.
Untuk
penelitian
kuantitatif sampelnya adalah anak-anak
pengunjung perpustakaan, pada penelitian kuantitatif pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dari total jumlah pengunjung selama bulan Desember sebanyak 873, dan selama dua minggu melakukan penelitian ditentukan sampel sebanyak 66 anak, alasan ini adalah karena sulitnya untuk menemukan anak-anak dalam jumlah banyak untuk dijadikan sampel, namun pada saat sedang diadakan acara mendongeng jumlah anak-anak peserta serentak berjumlah banyak, maka kesempatan inilah yang penulis manfaatkan untuk melakukan pengumpulan data menggunakan kuisioner. Karena para responden masih anakanak usia muda maka pada saat pengumpulan data dengan kuisionesr, responden dalam menjawab pertanyaan di dampingi oleh staf perpustakaan. Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, yang beralamat di JI. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat, alasan penulis memilih Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat adalah karena pertama, belum ada penelitian (skripsi) dari Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya pada bagian layanan anak. Kedua karena perpustakaan ini merupakan perpustakaan perintis dari berdirinya perpustakaan umum lainnya di
2
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) h. 115
wilayah DKI Jakarta 3 , dan karena ketertarikan pada dunia anak maka penulis meneliti pada bagian layanan anak-nya. 4. Sumber Data a. Data primer, data yang diperoleh dari lapangan seperti gedung, pemakai perpustakaan, pustakawan, dan para staf perpustakaan. b. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan, akses internet dan sumber-sumber literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang di teliti. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam penelitian ini maka penulis memakai teknik pengumpulan data yaitu: a. Observasi, adalah pengumpulan data untuk mengetahui secara langsung kondisi aktual objek penelitian. b. Wawancara, mengadakan perbincangan dan tanya-jawab dengan pihak-pihak yang kompeten dengan masalah yang sedang di teliti yaitu dengan pustakawan, pengunjung, dan para staf perpustakaan. c. Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara membuat daftar isian yang berisi pertanyaan dimana responden menjawab sesuai dengan pertanyaan penulis. Kuisioner ini merupakan instrumen mewakili metode kuantitatif, digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat bagian layanan anak tingkat taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. 3
http://perpustakaanumum_jakpus.go.id/index.php?option=com_content&task=v iew&id=14&Itemid=30
Pertanyaan disesuaikan dengan tingkat intelektual bahasa anak agar mudah di pahami. Pada kuisioner pertanyaan terdiri dari lima buah pertanyaan yang di berikan kepada sebanyak 66 orang anak. 6. Teknik Pengolahan Data a. Editing Proses editing, yaitu mempersiapkan naskah untuk di cetak atau di terbitkan; menyunting 4 . Pada tahap ini penulis mempelajari kembali informasi dari data awal dari lapangan, kemudian dipisahkan antara data yang komprehensif dengan yang tidak komprehensif dengan pokok bahasan, kemudian data yang komprehensif disiapkan untuk diproses selanjutnya. 7. Teknik Analisa Data 8. Rumus Sedangkan data kuantitatif diolah menggunakan rumus sebagai berikut,
P=
f____ x 100% n
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi jumlah jawaban N : Jumlah responden
4
Peter Salim dan Yani Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern English Press, 2002) h. 376
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan di interpretasikan 5 . Dalam analisa data penulis akan menganalisa langsung data-data hasil wawancara dan perbincangan menggunakan teknik penalaran kesimpulan. Data-data yang telah di teliti kemudian diolah dengan pengukuran sederhana untuk kemudian di sajikan secara rasional, dan secara kuantitatif data kuisioner di olah dengan rumus. Hasil disajikan dalam dua macam presentasi, pertama presentasi kualitatif mengulas seputar layanan bagian anak; ruang layanan anak; koleksi layanan anak; layanan mendongeng; program kegiatan layanan anak, dan untuk presentasi kuantitatif mengulas tentang pemanfaatan Bagian Layanan Anak pada Perpumda Jakarta Pusat.
5
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3S, 1987) h. 263
F. Sistematika Penulisan Skripsi Agar memudahkan saat penelaahan skripsi ini, maka skripsi ini di klasifikasi dalam lima bab, dengan sistematika penulisannya sebagai berikut.
BAB I
Pendahuluan, bab pembuka yang membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan pustaka, memuat tinjauan singkat dan jelas atau pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. 6 Jadi pada bab ini berisi tentang landasan teoritis yang mendukung, menguatkan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti.
BAB III
Deskripsi umum tentang Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V
Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian, pembahasan.
6
Hamid Nasuhi, et.al., Pedoman Penulisan SKRIPSI, TESIS, dan DISERTASI. (Jakarta: Universitas Islam Negeri [UIN] Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004) h. 17
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Definisi Perpustakaan Umum (Daerah) Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum. Perpustakaan Umum: Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. 7 Sering dikatakan bahwa warna wajah, penampilan, kinerja serta keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan dapat dicerminkan melalui layanan tersebut. Layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang, puas serta dapat memenuhi keinginan pemakai perpustakaan (Sutarno, 2004: 112). Bentuk layanan perpustakaan ini antara lain: 1. Sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pemakai 2. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran 3. Berjalan mudah dan sederhana 4. Murah dan ekonomis 5. Menarik, menyenangkan dan menimbulkan rasa simpati 6. Bervariatif 7. Mengundang rasa ingin kembali 8. Ramah tamah 7
http://warintek08.wordpress.com/tes/, di akses pada hari selasa, 19 januari, pukul 14.09 WIB
9. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tidak bersifat menggurui 10. Mengembangkan hal-hal yang baru atau inovatif 11. Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain 12. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai 8
B. Layanan Khusus Perpustakaan Umum
1. Layanan anak dan permainan anak yang menyediakan berbagai jenis pustaka atau permainan untuk mengembangkan daya kreativitas, imajinasi, motivasi, dan kemampuan berpikir serta keingintahuan yang dirangsang melalui koleksi tersebut. 2. Layanan mendongeng (story telling) yang berguna untuk menarik pengunjung anak-anak, dan ikut melestarikan budaya mendongeng. Sumber cerita dapat diambil dari buku-buku di perpustakaan atau sumber yang lain. 3. Layanan khusus Perpustakaan Umum Daerah yang memberikan pelayanan untuk koleksi-koleksi dari suatu daerah yang meliputi kebudayaan, sejarah, serta kehidupan masyarakat tertentu. 9
8
http://bayubotak.multiply.com/journal/item/7/Layanan_Perpustakaan_Umum, di akses pada hari selasa, pukul 14.17 WIB 9 htt http://bayubotak.multiply.com/journal/item/7/Layanan_Perpustakaan_Umum, di akses pada hari selasa, 19 Januari 2010, pukul 14.54 WIB
Layanan-layanan bagi suatu masyarakat khusus seperti memberikan layanan bagi para penderita cacat dengan menyediakan buku-buku dengan huruf braille. Berdasarkan manifesto UNESCO tentang perpustakaan umum, tugas paling terpenting bagi perpustakaan umum adalah, untuk mendukung dan berpartisipasi dalam aktifitas-aktifitas dan program-program perpustakaan, demi untuk pengembangan kemampuan tulis dan baca untuk semua jenjang usia. 10 Selain itu masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam bahasa, perpustakaan melayani dengan memberikan layanan penerjemah.
C. Sejarah Timbulnya Perpustakaan Anak Sejarah tentang bahan bacaan berupa buku, atau naskah, atau bahan pustaka lainnya sudah menjadi khazanah kebudayaan manusia sejak dari dulu hingga saat ini. Di lihat dari segi pembaca maka bahan bacaannya pun akan juga berbeda, khusus dalam pembahasan ini akan di fokuskan pada pengguna anak (usia sekolah), kebutuhan akan informasi bagi anak usia sekolah bisa dalam bermacam-macam bentuk dan isi, contoh saja sekarang ini sudah ada internet, atau DVD, apapun segala hal yang berbau informasi semua itu harus dapat memuaskan keinginan si anak, hal yang demikian itu sudah menjadi fenomena sosial di abad21,
segala
hal
yang
bersifat
informatif
idealnya
mudah
dan
cepat
mendapatkannya. Pelayanan perpustakaan untuk anak bisa dikatakan suatu
10
http://www.multcolib.org/about/pol-children.html, di akses pada hari selasa, 19 Januari 2010, pukul 14.59 WIB
tanggung jawab global, dan hal ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-18 di Saisbry, Connecticut. 11 Usaha pengadaan bahan bacaan untuk anak bertujuan untuk melengkapi anak-anak dengan bahan bacaan yang bermanfaat bagi perkembangan intelektual dan pembinaan terhadap pendidikan mereka sebagai warga negara yang berguna dan bertanggung jawab. Usaha ini telah terus menerus dijalankan sampai sekarang. Fenwich dalam bukunya Library Services to Children and Young Pepople, menerangkan tentang perkembangan pelayanan perpustakaan untuk anak yang telah dilakukannya sejak tahun 1876-1976, menyebutkan bahwa pelayanan tersebut tidak bisa dipisahkan dengan pelayanan perpustakaan pada umumnya. 12 Perkembangan pelayanan perpustakaan untuk anak di pengaruhi oleh berubahnya dan berkembangnya anak itu sendiri. Perubahan dan perkembangan tersebut ditandai oleh suatu kesadaran akan kebutuhan anak secara individu. Diakui bahwa masa kanak-kanak bukanlah semata-mata merupakan suatu masa dimana jasmani anak tumbuh menjadi besar, tetapi lebih merupakan suatu pengalaman hidup dimana setiap anak mempunyai fisik, rohani dan jasmani. Pada awal abad-18 ada kepercayaan atau stigma yang mengatakan bahwa adanya pendidikan bebas, sekurang-kurangnya untuk tingkat kepandaian dasar membaca dan menulis, akhirnya bahwa perlengkapan unutk menulis dan mebaca merupakan hal yang sangat penting, maka mulaialah kegiatan yang sifatnya kognitif diadakan, sarana belajar untuk anak-anak pada saat itu adalah sekolah minggu. 11
Fenwich, Sara Innis, Library Services to Children and Young Pepople. (Connecticut: Library Trends, 1986) h.329-330 12 Ibid, h. 332
Maka dari situlah mulai di adakan perpustakaan pada anak-anak sekolah minggu. Tujuan utama dari lembaga ini adalah untuk melengkapi dan memberikan pendidikan pada anak. Hampir semua koleksi perpustakaan terisi bukan hanya bidang agama, tetapi juga meluas ke bidang lainnya sepereti, kehidupan hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya sesuai perkembangan pendidikannya. Inilah yang menjadi pelopor tumbuhnya perpustakaan umum bagian anak, dan perpustakaan sekolah. 13 Di Inggris, setelah di keluarkannya undang-undang perpustakaan umum pada tahun 1861, beberapa perpustakaan umum memiliki buku untuk anak yang disimpan dalam almari terkunci dan tersimpan
dengan baik, dan hanya di
layankan unutk anak umur 12 tahun keatas, selain itu juga keterlibatan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas perpustakaan anak yaitu, dengan di keluarkannya undang-undang baru tentang kenaikan pajak masyarakat setempat yang di alokasikan untuk melengkapi keperluan pelayanan perpustakaan untuk anak. 14 Tercatat perkembangan pelayanan perpustakaan di Indonesia tahun 1974, disebutkan pada surat kabar ”Kedaulatan Rakyat” di Jogyakarta pada tahun 1970, mendirikan perpustakaan yang dilengkapi dengan sebuah ruangan baca untuk anak. Koleksinya berjumlah 6.000 volume terdiri atas 4.000 judul. 15
13
Fenwich, Sara Innis, Library Services to Children and Young Pepople. (Connecticut: Library Trends, 1986), h .400 14 Peterson, Harri N, Adinistration of Chidren`s Library Services, (Chicago: ALA bulletin,1953) h. 296 15 Ward, P., Indonesia Development of a National Library Services to part II Evolution of Prevencial Library services, (Paris: UNESCO, 1975) h. 11-3
D. Layanan Anak di Perpustakaan Umum Dalam pengertian yang luas perpustakaan sekolah tergolong perpustakaan anak karena pada lembaga ini komunitasnya adalah anak-anak (usia sekolah). Perbedaan antara perpustakaan umum bagian layanan anak dengan perpustakaan sekolah koleksinya disesuaikan dengan kurikulum dan khusus untuk melayani guru serta siswa, sedangkan perpustakaan umum bagian layanan anak koleksinya lebih umum dan melayani seluruh lapisan masyarakat anak. Pelayanan perpustakaan merupakan suatu seleksi dan penampilan bahan-bahan pustaka untuk anak melalui suatu perkumpulan atau lembaga perpustakaan. Suatu perkumpulan atau lembaga dapat mendirikan perpustakaan yang pelayanannya ditujukan kepada anak melalui dari usia pra-sekolah, sampai batas sekolah dasar. Seperti misalnya organisasi keagamaan, panti asuhan, organisasi politik dengan sukarela menyediakan fasilitas pelayanan bahan bacaan pada anak. 16 Pada prinsipnya semua pelayanan perpustakaan untuk anak bertujuan menjamin bahwa semua anak akan senang membaca mulai dari pertama ia mengenal kata dan gambar sampai pada suatu masa ia menjadi anak deawsa yang secara normal mendapat pelayanan yang sesuai dengan keperluannya.
16
Alen Kent and Harold Depkler, Encyclopedia of Libarary and Information Sciences, (New York: Marsel Dekler, 1985) h. 559
1. Kelompok Pelayanan Kelompok pelayanan terdiri dari dua, yaitu kelompok pelayanan untuk anak-anak: usia 3 – 13 tahun, kelompok pelayanan yang kedua remaja atau dewasa: usia 14 tahun keatas.
2. Jenis-jenis Pelayanan Beberpa jenis pelayanan perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Layanan sirkulasi, adalah pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman koleksi yang dimiliki perpustakaan. b. Layanan referensi, adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
untuk
koleksi-koleksi
khusus
seperti
kamus,
ensiklopedi, dan sebagainya yang berisi informasi teknis dan singkat. c. Layanan ruang baca, adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. d. Pelayanan perpustakaan keliling, adalah layanan perpustakaan dimana petugas perpustakaan pergi ketempat-tempat pemukiman masyarakat dan atau tempat pusat keramaian. Selain pelayanan tersebut diatas perpustakaan umum juga memberikan pelayanan dalam bentuk lain. Untuk pengunjung anak-anak diberikan pelayanan tambahan, yaitu penyediaan berbagai macam pelayanan untuk anak sebagai aktivitas tambahan, layanan ini termasuk cerita anak; mendongeng; strorytelling,
program kunjungan sekolah, pameran, lomba membaca, perpustakaan keliling, layanan audio visual. Bagi perpustakaan untuk anak ada satu hal yang sangat menarik perhatian anak, yaitu mendongeng. Kegemaran mendengarkan cerita ini lebih awal dapat menarik perhatian anak daripada kegemaran membaca buku. Dan kegemaran ini merupakan kegemaran dan kebiasaan umum dikalangan masyarakat. Jauh sebelum buku ada, dongeng-dongeng diceritakan dari mulut ke mulut, generasi ke generasi berikutnya sehingga merupakan cerita rakyat. Menurut UNESCO Manifesto for Public Libraries, di sebuah perpustakaan umum tugas yang paling penting adalah "untuk mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan dan program-program untuk pengembangan keterampilan membaca dan menulis di semua kelompok umur". 17 Ketika anak tumbuh, perpustakaan menjadi tempat yang penting untuk berinteraksi dengan anak lain. Pada saat yang sama orang tua melihat bahan yang membantu untuk membangun keterampilan linguistik kompetensi yang dibutuhkan untuk berkembang dalam menceritakan, membayangkan, pemahaman, membaca, dan menjadi orang sosial. Awal teks yang mudah untuk membaca, diadaptasi untuk anak untuk tingkat perkembangan mereka, adalah sesuatu yang penting. Seorang anak tidak dapat terlalu siap untuk pendidikan formal yang dimulai di sekolah. Anak-anak pada tahap awal sekolah, dari awal sampai kelas tiga, menikmati dengan bermain dan belajar. Perpustakaan, yang memberikan pengalaman baik, sangat penting untuk anak-anak dan orang tua mereka. Di perpustakaan anak bisa banyak menyerap beragam informasi, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas 15. http://www.ifla.org/files/libraries-for-children-andya/publications/guidelines-for-childrens-libraries-services_background-en.pdf, diakses pada hari selasa, 19 januari 2010, pukul 16.20 WIB
pengembangan minat, pemahaman dan lain sebagainya. Berbicara tentang kegiatan pembelajaran informasi pembelajaran pada anak, bahwa menurut Jean Piaget dalam buku Child Development berpendapat, ...”informasi yang di dapat dari masyarakat tidak hanya mengalir begitu saja ke dalam pikiran anak-anak, mereka
menggunkan
schema
unutk
menginterpretasikan
pengalaman-
pengalamannya menjadi logis”. 18 Skema disini adalah konsep atau framework yang sudah ada sejak anak menerima informasi dari luar, hal ini bisa dalam bentuk tingkah laku, kebiasaan, dan cara pemahaman terhadap sesuatu yang di hadapinya. Di perpustakaan negara maju seperti di Jepang, perpustakaan anak sudah terbilang baik, dari segi program yang mempunyai visi terhadap pengetahuan secara global. Tujuan layanan perpustakaan anak adalah unutk kepentingan meningkatkan minat baca anak-anak, memeberikan rasa persahabatan dan perdamaian antar bangsa melalui buku-buku, terutama memperkenalkan anakanak jepang tentang kawan-kawannya di Asia.19 Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan layanan perpustakaan untuk anak adalah perpustakaan yang pelayanannya ditujukan masyarakat anak. Bahwa perpustakaan untuk anak adalah perpustakaan yang khusus menyediakan pelayanan kepada anak. 20
18
Santrock, W. John, Child Development, (New York: Mc Graw Hill, 2004) h. 207 19 Bunanta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004) h. 114 20 Thomson, Elisabeth N., ALA Glossary of Library Term: with a selection of term in related field, (Chicago ALA, 1943) h. 1
E.
Ruang Perpustakaan Layanan Anak Pelayanan anak perlu ada sebuah tempat tersendiri yaitu perpustakaan
daerah mereka sendiri yang harus mudah dikenali (khusus perabotan, hiasan dan warna) dan berbeda dari bagian-bagian lain perpustakaan. 21 Perpustakaan anakanak adalah tempat untuk bertemu, bermain dan berkomunikasi. Suasana yang mengundang, mendorong anak-anak untuk menggunakan semua sumber daya perpustakaan, untuk membaca dan berlama-lama di perpustakaan. Yang sangat berbeda dan perlu di perhatikan adalah, bakat, dan kebutuhan (tergantung pada usia, latar belakang budaya, dll) yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan ruang dan pembangunan perpustakaan. Sebagai kelompok sasaran di perpustakaan anak-anak mencakup berbagai usia dan kemampuan (dari bayi sampai orang dewasa) baik perabot dan desain ruang harus sesuai dengan kebutuhan yang berbeda. Perabotan harus fleksibel (misalnya rak) dan rak harus membiarkan media yang berbeda akan disajikan. Rak harus rendah (maksimal tinggi 1,5 meter) di seluruh bagian anak-anak, buka kotak untuk format besar seperti buku-buku bergambar, dan daerah khusus untuk kelompok usia yang berbeda. Furnishing harus mendukung komunikasi di antara anak-anak / pengguna perpustakaan, bahwa anak-anak dapat bertemu dengan rekan-rekan mereka, ini dikenal sebagai 'Social Furnishing'. Aksesibilitas dari semua fasilitas bagi anak-anak cacat (dan pushchairs) adalah jelas. Pintu-pintu masuk gedung perpustakaan dan / atau bagian anak-anak harus mudah bagi anak-anak untuk terbuka. Rak sepeda harus disediakan di luar gedung. Anak-anak memandang 21
http://www.ifla.org/files/libraries-for-children-and-ya/publications/guidelines-forchildrens-libraries-services_background-en.pdf, diakses pada hari selasa, 19 januari 2010, pukul 18.17 WIB
perpustakaan harus menjadi tempat yang aman; setiap risiko kecelakaan, misalnya oleh tangga, tepi tajam rak, harus dihindari. Staf harus waspada kepada orangorang di daerah anak-anak untuk memastikan lingkungan yang aman bagi semua orang. OPACs, ruangan multimedia, ruangan internet, dan berbagai perangkat lunak (untuk digunakan dalam perpustakaan dan untuk pinjaman) harus disediakan. 22 Bagian anak-anak harus dilengkapi dengan fasilitas TI dengan prioritas yang sama sebagaimana bagian dewasa perpustakaan. Perpustakaan harus mempertimbangkan aspek aturan tentang anak-anak akses ke internet yang relevan bagi mereka, misalnya ada staf yang mengawasi bagian internet, bertugas untuk mengawasi setiap anak jika kemungkinan menggunakan internet unutk halhal yang negatif.
F. Pelayanan Anak di Perpustakaan Dalam melayani penggunanya yaitu anak-anak, pihak perpustakaan bagian layanan anak mempunyai tugas yang agak berbeda dengan melayani di bagian umum lainnya, di bagian layanan anak bukan hanya pengelola perpustakaan saja yang melayani anak-anak, namun juga peran para orang tua, para pengasuh anak, pendamping juga sangat di butuhkan. Namun, di masing-masing unit perpustakaan adalah sebatas bangunan publik. Perpustakaan tidak memiliki fasilitas atau staf khusus untuk memberikan pengasuhan anak dan perawatan anak, ini bukanlah peran perpustakaan. Orang tua dan wali bertanggung jawab atas keamanan, kenyamanan dan perilaku anak-anak mereka selama berada di 22
http://www.ifla.org/files/libraries-for-children-and-ya/publications/guidelines-forchildrens-libraries-services_background-en.pdf, diakses pada hari selasa, 19 januari 2010, pukul 18.43 WIB
perpustakaan. Pastikan anak datang ke perpustakaan bersama orang yang bertanggung jawab mendampinginya. Namun demikian seperti di utarakan sebelumnya bahwa anggota staf perpustakaan juga akan memberikan tindakan melayani para penggunanya. Adapun situasi atau kondisi yang menunut staf perpustakaan untuk memberi tindakan layanan yang sifatnya responif antara lain bila, 1. Seorang anak sendirian dan ketakutan atau menangis di perpustakaan. 2. Seorang anak sendirian dan melakukan sesuatu yang berbahaya, atau yang membahayakan bagi anak yang lain. 3. Seorang anak sendirian dan tidak mengikuti aturan perpustakaan. 4. Tidak ada pengasuh yang datang untuk mengambil seorang anak sampai pada waktu perpustakaan tutup. 5. Setiap anak di bawah usia enam tahun sendirian di perpustakaan. 23 Anggota staf perpustakaan akan menangani situasi dan mencoba untuk menghubungi orang tua anak atau wali. Untuk masalah layanan teknis dan layanan administrasi dapat di lakukan oleh masing-masing orang tua, pada layanan ini diusahakan yang mewakili harus oarang tua, dan bukan wakil dari orang tua, hal ini dimaksudkan agar pihak perpustakaan mendapat suatu bentuk kerjasama dalam hal pertanggung jawaban anak selama di perpustakaan, karena bagaimanapun juga layanan bagian anak berbeda dengan layanan lainnya, kalau di layanan umum penggunanya orang dewasa dan tidak perlu pengawasan khusus
23
http://www.multcolib.org/about/pol-children.html, diakses pada hari selasa 19 Januari 2010, pukul 19.30 WIB
karena mereka bisa melakukan segala aktivitas di perpustakaan sendiri, sedangkan pada layanan anak sebaliknya.
G. Koleksi Bagian Layanan Anak
Mengenai koleksi bahan bacaan anak, berbagai pendapat telah dikemukakan dalam usaha untuk menjawab pertanyaan tentang bahan bacaan anak yang baik. Pendapat-pendapat tersebut didasarkan pada titik tolak yang berbeda-beda, ada yang bertolak dari segi pendidikan, dari segi kebutuhan dasar anak, dari segi perhatian anak dan dari segi psikologi anak. Agar anak terkesan oleh bacaan yang baik dan menykainya, penulisan buku anak harus memperhatikan faktor pembacanya. Sesuai dengan kenyataan bahwa anak mempunyai dunia tersendiri yang lain dari dunia dan alam kehidupan orang dewasa, bacaan anakpun perlu dibedakan dengan bacaan oarang dewasa. Adapun pokok yang membedakan bacaan anak dan bacaan oarang dewasa adalah pengertian bacaan anak, ciri khas bacaan anak, jenis bacaan anak. Selain faktor tadi dalam dunia bacaan anak menyebutkan juga secara jelas adanya faktor pendidikan dan bimbingan serta pengarahan. Menurut Frank (1973:50), buku yang baik unutk anak adalah buku yang melengkapi pembacanya dengan pengalaman yang positif dan sehat dari berbagai macam, baik perasaan, kegembiraan dan kegelisahan, petualangan informasi, membuat seseorang tertawa, ataupun kesenangan. Melihat berbagai pengertian ini, jelaslah ada perbedaan mendasar antara bacaan anak dan bacaan orang dewasa. Pada umumnya anak-anak lebih suka membaca koleksi fiksi ketimbang koleksi yang
bersifat informatif. 24 Koleksi perpustakaan umum bagian layanan anak sangat berbeda dengan koleksi pada layanan umum, jika pada layanan umum variasi koleksinya bermacam-macam ini karena komposisi pengunjungnya yang beragam maksud dan latar belakangnya. Sebagian beasar ilmu pengetahuan tidak diperoleh melalui sekolah, melainkan melalui bacaan, agar manusia dapat belajar dari bacaan paling tidak ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu, kegemaran akan bacaan dan menyediakan bahan bacaan itu sendiri. 25 Pada layanan anak kita bisa memetakan komposisi pengguna dan kebutuhan pengguna, jadi intinya lebih mudah melakukan akuisisi di bagian anak di banding bagian umum. Mengenai relevansi koleksi dengan kebutuhan kita dapat melakukan evaluasi secara sederhana seperti, penawaran koleksi buku secara langsung, karena anak-anak akan merespon cepat tentang apa yang disukainya dan apa yang tidak disukainya. Selain itu juga bicara tentang koleksi layanan anak maka tidak terbatas pada buku saja, dapat juga koleksi mainan anak, film. Namun sejauh kita melakukan pengadaan koleksi tetap kita harus berprinsip mengemban amanat moral, koleksi harus sarat dengan nilai-nilai positif, dalam seleksi ini bisa menjadi ”PR” tersendiri untuk pengelola perpustakaan. Dalam bacaan anak, tidak ada patokan yang menentukan hanya ”siapa” atau ”apa” yang layak dijadikan tokoh. Ia tidak harus anak ia bisa binatang maupun benda yang dipersonifikasikan. 26
24
http://www.multcolib.org/about/pol-children.html, di akses pada hari rabu, 20 Januari 2010, pukul 17.32 WIB 25 Rosidy, Ajib, Pembinaan Minat Baca. Apresiasi dan Penelitian Sastra, (Jakarta: Panitia tahunan buku internasional DKI Jakarta, 1975) h. 32 26 Nugroho, Supardinah, rsensi Bacaan Anak Fiksi Pada beberapa Surat Kabar, (Skripsi Fakultas Sastra Jurusan Ilmu Perpustakaan, Universitas Indonesia, 1987) h. 20
Untuk menentukan besarnya koleksi perpustakaan tergantung pada jumlah anggotanya yang dilayani, disamping besarnya anggaran juga mempengaruhi. Mc Colvin (1979) menyarankan untuk pengguna anak-anak yang berjumlah 6.000 orang, maka jumlah koleksi yang tersedia idealnya berjumlah 4.000 eksemplar buku, rasionya adalah 2:3 x 6.000 x 1 buku = 4.000 eksemplar.
3. Koleksi Komik Sebagai Bacaan Anak Kata komik berasal dari bahasa perancis comique. Sebagai kata sifat, comique berarti lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak atau badut. Komik sendiri berasal dari bahasa Yuanani komikos. Disebut komik karena pada jaman dahulu cerita komik mengacu kepada cerita-cerita humoristis atau satiris untuk menghibur khalayak. 27 Komik merupakan salah satu koleksi perpustakaan layanan anak yang paling banyak di sukai anak-anak, terkadang orang dewasa pun menyukai komik anak-anak. Terkadang pengelola perpustakaan mengalami kesulitan saat seleksi buku komik untuk layanan anak, karena ada beberapa komik untuk orang dewasa. Serta seleksi antara buku bergambar dan komik, karena banyak juga beredar buku bacaan lain yang memuat banyak gambar dan memiliki teks, namun teks hanya berupa narasi. Bacaan yang memiliki banyak gambar dan memiliki teks tetapi teks percakapan tidak menggunakan balon, maka buku tersebut bukan lah komik. Buku tersebut dikategorikan sebagai cerita bergambar. Hal ini di karenakan dalam komik terdapat unsur atau bagian yang menjadikannya sebagai ciri khas yang 27
Atmakusumah, “Komik”, Ensiklopedia nasional Indonesia, vol. 9(Jakarta: Delta pamungkas, 2004) h. 54
membedakan komik dengan bacaan lainnya. Pengadaan komik sebagai koleksi perpustakaan bagian layanan anak harus tidak sembarangan. Yang lulus menjadi koleksi adalah komik-komik yang pantas dan secara sosial di terima oleh masyarakat, khususnya orang tua juga perlu mengwasinya. a. Manfaat Komik Dalam arti yang luas, ternyata komik tidak hanya berarti buku berisi cerita atau kisah. Karena bentuknya yang menarik, komik juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Penyampaian program pemerintah, misal keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan, penyuluhan pendidikan, dan sebagainya. 2. Untuk memeperkenalkan peristiwa keagamaan bedasarkan kitab suci. 3. Untuk menyatakan kritik terhadap masalah yang sedang hangat dibicarakan, misal tentang kenaikan BBM. 4. Untuk menawarkan produk (iklan). 5. Sebagai media pembelajaran. b. Unsur-unsur Yang Membuat Anak Tertarik Pada Komik Apapun alasan penolakan komik sebagai bacaan anak, tak menyurutkan anak dan remaja untuk menjadikan komik sebagai bacaan yang paling diminati. Alasan anak-anak menyukai komik, seperti yang di ungkapkan oleh Elizabeth B. Hurlock, antar lain: 1. Komik dapat membantu anak memecahkan masalah sosial dan pribadinya melalui wawasan pada identifikasi karakter dalam komik.
2. Komik menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang supernatural dan hal-hal lain yang bersifat gaib. 3. Komik memberikan rehat sejenak dari aktivitas rutin anak. 4. Komik mudah dibaca. Bahkan anak yang kurang mampu membaca dapat memahami artinya dari gambarnya. 5. Harga komik yang murah menjadikan anak-anak dari kalangan menengah kebawah dapat memilikinya. 6. Karena banyak komik yang menggairahkan, misterius, dan lucu, komik mendorong anak untuk membaca. 7. Bila berbentuk serial, komik dapat memberikan kontinuitas membaca pada anak. 8. Dalam komik, tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka lakukan sendiri, walaupun mereka ingin melakukannya. Ini memberinya rasa kegembiraan. 9. Tokoh dalam komik sering kuat, berani, dan berwajah tampan, sehingga menjadikan tokoh-tokoh tersebut dapat di teladani. 10. Gambar dalam komik berwarna-warni dan cukup sederhana untuk dimengerti anak-anak. 28
28
h. 339
Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak, vol. 1. (Jakarta: Erlangga, 1976)
H. Pengembangan Koleksi Sebagaimana dikemukakan oleh Magrill dan Corbin (1989:1) bahwa pengembangan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit informasi. 29 Dalam layanan anak perlu juga dilakukan pengembangan koleksi secara intensif, karena khusus di layanan anak koleksinya bersifat akan cepat membosankan bagi si anak, seoarang anak akan cepat bosan pada sebuah maianan, dan akan segera mencari hal baru yang belum di ketahuinya, begitu juga di dalam perpustakaan koleksi yang berkembnag harus cepat, dinamis sesuai tren yang sedang berkembang di masyarakat. Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan koleksi.30 Kebijakan ini berfungsi untuk: 1. Mematuhi kebijakan pemerintah agar tidak menyediakan buku terlarang karena mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. 2. Kebijakan dari instansi yang bersangkutan untuk memberi masukan kepada penyedia dana unutk memenuhi kebutuhan koleksi perpustakaan umum.
29
Qalyubi, Syihabuddin, dkk., Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta: jurusan ilmu perpustakaan dan informasi [IPI]Fakultas Adab UIN Sunan Kali Jaga, 2007), h. 77 30 Ibid., h. 78
3. Kebijakan untuk menyampaikan persyaratan atau kriteria koleksi yang diperlukan oleh masyarakat berdasarkan kondisi umum di tinjau dari kependudukan, pendidikan, dan kepercayaan atau agama di masyarakat. 4. Kebijakan dalam memeriksa koleksi yang tidak diperlukan oleh pembaca, karena rusak dan perlu di ganti dengan koleksi lain, buku ejaan lama diganti dengan ejaan baru, dan sebagainya. 31
I. Pengadaan Koleksi Layanan Anak Tujuan dan misi yang di emban perpustakaan umum adalah melayani seluruh lapisan masyarakat, khususnya lagi pada layanan anak yaitu melayani seluruh anak usia balita sampai dengan remaja. Oleh karena itu pengadaan koleksi harus memperhatikan hal tersebut, secara umum pengadaan koleksi dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Pembelian, membeli dari toko, memesan melalui toko buku di dalam maupun luar negeri, memesan langsung dari penerbit, memesan lewat grosir. 2. Sumbangan/hadiah, perpustakaan sering mendapatkan sumbangan buku dari berbagai donatur, namun masalahnya terkadang koleksi yang disumbangkan tidak sesuai dengan kebutuhan. 3. Menerima titipan, penambahan koleksi ini merupakan pinjaman sementara dari perorangan, instansi, maupun perpustakaan lain dalam
31
Yusuf, Taslima, Dra., Manajemen Perpustakaan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996) h. 64
bentuk kerjasama untuk waktu yang cukup lama, misalnya untuk jangka lima tahun kedepan. 4. Tukar-menukar, pengadaan dengan cara ini dilakukan jika terdapat jumlah koleksi berlebih. Buku yang akan di tukarkan dibuat daftarnya kemudian dikirimkan kepada perpustakaan lain, yang bekerjasama dengan perpustakaan yang bersangkutan, cara ini juga dapat dilakukan dengan pihak perpustakaan sekolah.
J. Program-program Perpustakaan 1. Mendongeng Dongeng adalah segala bentuk tulisan narasi baik tertulis maupun secara oral, yang muncul secra turun-temurun, contohnya seperti epik, balada, lagu-lagu rakyat, dan cerita binatang. 32 Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan teks yaitu membacakan buku atau bisa juga tanpa teks. 33 Keuntungan membacakan buku adalah ada kemungkinan anak dapat membaca sebelum masuk sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan, sedangkan kelebihan mendongeng tanpa teks adalah anak dapat ikut di ajak mengekspresikan dirinya. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan ini, maka anak yang mula-mula pemalu dan menutup diri akan berubah sikap, sebaiknya kita dapat melakukan keduanya.
32
Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE Elementary School, (New York: Mc Graw Hill, 2004) h. 238 33 Buananta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004) h. 9
1.1
Jenis-jenis Dongeng 1. Dongeng Kumulatif, dongeng yang mengutamakan pengulangan hal-hal yang menjadi klimaks cerita, seperti nama tokoh, kebiasaan, ataupun musik, yang semuanya di sajikan secara kumulatif. 2. Dongeng Pourquoi (kenapa), cerita ini biasanya lebih kepada konsep pertanyaan sebab-akibat pada manusia, tumbuhan, hewan seperti ”..mengapa belalai gajah itu panjang?”, atau ”...mengapa kelelawar tidur di siang hari?” dan sebagainya. 3. Dongeng Beast (hewan seram; siluman), kebanyakan anak-anak menyukai jenis dongeng ini, berisi tentang hewan yang bisa bicara, atau hewan berbadan manusia berkepala hewan, 4. Dongeng Keajaiban, biasanya tentang sihir, misalnya raksasa, atau seorang putri dan penyihir, semua cerita yang mengutamakan magic dan fantasi dalam ceritanya. 5. Dongeng Realistis, biasanya subjek atau alatnya ada dalam kehidupan sekarang; nyata. 34
1.2.
Teknik Mendongeng 35 Dalam membawakan cerita anda mula-mula mengajak anak untuk
membayangkan kira-kira bagaimana tempat kejadiannya, misalnya ditengah hutan, laut, lalu juga penampilan tokoh-tokohnya, umurnya, pakaiannya dan baru
34
Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE Elementary School, (New York: Mc Graw Hill, 2004) h. 239-240 35 Buananta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004) h.17-18
sedikit pula diberi pengantar mengenai susanan ceritanya dan kapan kira-kira terjadinya. Suara yang wajar dan di iringi dengan gerakan-gerakan yang tepat akan membawa anak ke negeri dongeng, bila diinginkan bisa pula memakai namanya untuk salah satu tokoh cerita. Anak bisa di libatkan juga misalnya dengan ikut menyanyikan lagu-lagu pendek yang ada dalam cerita atau bisa juga di beri peran kecil. Bila misalnya dalam cerita ada penggambaran suara-suara binatang, ada yang berpendapat bahwa menirukan suara binatang dapat di lakukan, tetapi ada juga yang hanya memberi tekanan suara lebih dalam pada kata yang menggambarkan suara tersebut dan volume suara diperkeras, misalnya kata ”mengaum” dibunyikan sebagai ”....mengauuummm”. Bila anda ada waktu, dapat pula membuat topi-topi kertas berwajah tokoh-tokoh cerita yang bisa dipakai oleh anak. Dengan kretivitas kita dalam mendongeng, anak akan belajar banyak.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
A. Sejarah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat Berawal dari ide pihak Pemda DKI untuk mengadakan semacam fasilitas dan sarana dalam rangka ikut serta dalam program pembangunan pemerintah mencerdaskan bangsa. Pemda DKI Jakarta bersama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama menyusun suatu proyek pendirian perpustakaan umum pemerintah DKI Jakarta. Kerjasama tersebut tertuang dalam surat keputusan bersama (SKB) No: 38522/Sekj/DPK/1977-1513 tahun 1977 tertanggal 15 Juni 1977 tentang pembangunan perpustakaan umum di DKI Jakarta. Berdasarkan kerjasama tersebut maka di bangunlah gedung perpustakaan umum yang berlokasi di jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat. Perpustakaan yang diresmikan pada tanggal 4 Maret 1978 ini merupakan perpustakaan pertama yang didirikan di Ibukota Jakarta dan merupakan tonggak pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Ibu Kota Jakarta. Pada awalnya, perpustakaan ini secara teknis administratif dan taktis operasinya berada di bawah Pemda DKI Jakarta yang di tangani oleh direktori III/kesra. Pemerintah propinsi Ibukota DKI Jakarta semakin meningkatkan komiten untuk melakukan pembangunan perpustakan umum lainnya di Ibukota Jakarta. Secara bertahap, di setiap wilayah kotamadya dibangun perpustakaan umum, yaitu perpustakaan umum kotamadaya Jakarta Timur beralamat di komplek pendidikan Rawa Bunga, Jalan Jati Negara Timur IV pada tahun 1980. Bersamaan dengan itu
dibangun pula perpustakaan Soemantri Brodjonegoro yang beralamat di jalan HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Kemudian pada tahun 1983/1984 dibangun perpustakaan umum kota madya Jakarta Barat yang berlokasi di Jalan Tanjung Duren Barat 36, dan pada tahun 1985/1986 menyusul pembangunan perpustakaan umum Kotamadya Jakarta Selatan berlamat di Jalan Gandaria V, Kebayoran Baru. Yang terakhir adalah pembangunan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Utara di Jalan Gereja Tugu Semper. Sehubungan dengan perubahan struktur organisasi pemerintah yang berlangsung sekitar tahun 1980, lalu semua perpustakaan umum yang telah didirikan di DKI Jakarta berada di bawah kordinasi oleh Biro Mental Spiritual DKI Jakarta sampai tahun 1989/1990. Selanjutnya, pada tahun 1990 sampai 1993 perpustakaan umum bernaung dibawah dinas pendidikan dan pengajaran DKI Jakarta sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Berdasarkan peraturan daerah nomor: 3 tahun 1993 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja kantor perpustakaan umum pemerintah DKI Jakarta yang dikenal dengan Perpumda propinsi DKI Jakarta, lembaga ini merupakan organisasi perpustakaan tingkat propinsi yang sekaligus membawahi semua perpustakaan umum tingkat kotamadaya dan perpustakaan Soemantri Brodjonegoro, lalu berdasarkan perda nomor: 3 tahun 2001 dan SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta nomor: 109 tahun 2001 dibentuk kantor perpustakaan umum daerah propinsi DKI Jakarta. Dengan dikeluarkannya undang-undang nomor: 22 tahun 1991 tentang pemerintah daerah, yang isinya memberikan otonomi daerah yang sebesar-
besarnya mencakup seluruh bidang pemerintahan daerah, maka pengelolaan perpustakaan umum di DKI Jakarta juga mengalami perubahan antara lain: 1. Perpustakaan umum tingkat propinsi (Perpumda) sekaligus mewadahi perpustakaan umum Soemantri Brodjonegoro menjadi satu bidang yaitu bidang layanan dan informasi. Perpustakaan umum Soemantri Brodjonegoro dihapuskan karena organisasinya disatukan ke dalam Perpumda. 2. Semua perpustakaan umum tingkat kotamdaya mengalami perubahan yaitu: secara teknis administratif dibawah kordinasi Perpumda Propinsi, sedangkan secara taktis operasional berada dibawah pemerintah kotamadaya. Untuk perpustakaan umum Jakarta Pusat berada dibawah pemerintah Walikota Madya Jakarta Pusat, demikian pula perpustakaan umum lainnya, berpusat pada pemerintah Walikota Madya masingmasing.
B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Tugas Pokok dan Fungsi Perpustakaan. 36 1. Visi a. Terwujudnya perpustakaan modern dengan pelayanan prima yang sesuai dengan satandar internasional sebagai sarana layanan informasi, pendidikan, penelitian, rekreasi dan reservasi untuk menunjang pengembangan budaya bangsa.
36
http://perppustakaanumum-jakpus.go.id/
b. Membudayakan minat baca dalam upaya penguasaan IPTEK dan menjangkau seluruh masyarakat.
2. Misi Misi yang diemban Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat antara lain adalah memberikan layanan kepustakaan yang berkualitas, didukung oleh fasilitas modern, tenaga profesional dan berada di lingkungan masyarakat.
3. Tujuan Sedangkan tujuan yang ingin di capai Perpustakaan Umum Kotamadaya Jakarta Pusat adalah untuk pemberdayaan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat.
4. Sasaran Sasaran yang ingin di capai Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat adalah peningkatan mutu sumber daya manusia masyarakat Jakarta pada khususnya.
5. Tugas Pokok Tugas pokok Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat adalah melayani masyarakat umum dan kedinasan dalam bidang pustaka dan informasi.
6. Fungsi Berikut adalah fungsi Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat: a. Pengaturan dan pendayagunaan bahan pustaka dan informasi sebagai pusat sumber belajar, layanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat, gemar, serta budaya membaca bagi seluruh lapisan masyarakat. b. Pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka dan informasi. c. Penghimpunan dan pengolahan bahan pustaka dan informasi. d. Pelaksanaan urusan rumah tangga.
C. Struktur Organisasi Berdasarkan peraturan pemerintah daerah propinsi DKI Jakarta nomor: 3 tahun 2001 tentang bentuk susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah dan sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah propinsi DKI Jakarta, kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat memiliki bentuk susunan organisasi sebagai berikut:
Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat
Jabatan Fungsional
Subag TU
Subbid Layanan dan Pemasyarakatan
Subbid Pengolahan dan Pelestarian
Keterangan: 1. Kepala perpustakaan
: Yusnidar, S.H, M.H.
2. Kasub-TU
: Rohati
3. Kasi pengolahan dan Pelestarian
: Daldiri
4. Kasi Layanan dan Pemasyarakatan
: Abdul Haris, S.Sos
5.Pustakawan (jabatan fungsional)
: Sarti
Bagian TU: 1. Kepala Bagian
: Rohati
2. Staf
: Abdul Aziz Waziah Inayah, SE Boy Rudolf N., S.Kom Aristia Prayoga Hamdan
Bagian Pengolahan dan Pelestarian 1. KaBag
: Daldiri
2. Pustakawan
: Sarti
3. Staf Umum
: Rumini Maryoto Agit Sitha Arasy
Bagian Layanan dan Pemasyarakatan 1. Kabag
: Abul Haris, S.Sos
2. Staf
: Samsudin Ana Fitrijayanti, S.S Linda Aryanti, SE Israil
Fattahurrahman Imansyah Aminudin Marojahan Umroh Amir Hidayat Nurpasti Aruan
D. Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota, Peraturan, Jam Buka, Fasilitas dan Layanan Perpustakaan. 1. Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota a. Syarat-syarat Keanggotaan 1. Penduduk Jakarta dan sekitarnya. 2. Usia anggota; nol tahun sampai dengan tidak terbatas. 3. Mengisi formulir dan melampirkan: 3.1 Fotokopi Kartu Keluarga, KTP, Kartu Pelajar, Kartu Mahasiswa, Kartu Pegawai. 3.2 Pas foto ukuran 2x3 dua lembar. 4. Perangko sebanyak empat lembar @ Rp 1.500,00 5. Kartu anggota berlaku lima tahun.
b. Hak Anggota 1. Anggota dapat meminjam 2 buah buku selama dua minggu untuk buku fiksi dan non-fiksi. Peminjaman dapat diperpanjang selama satu minggu satu kali perpanjangan dengan pemberitahuan terlebih dahulu. Ini berlaku juga di bagian layanan anak. 2. Anggota dapat memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan kecuali yang belum menjadi anggota hanya baca di tempat.
c. Kewajiban Anggota 1. Keterlambatan pengembalian buku akan di kenakan denda sebesar Rp.200,00 per buku setiap hari keterlambatan. 2. Kerusakan atau kehilangan buku yang dipinjam, diganti sesuai dengan judul buku yang sama. 3. Tata tertib kunjungan ke perpustakaan umum di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diatur dan ditetapkan oleh kepala kantor.
2. Peraturan dan Tata Tertib Pengguna Perpustakaan a. Para pengguna jasa perpustakaan diminta untuk menjaga kesopanan, ketertiban dan keamanan, kebersihan, kerapian buku pada rak. b. Tas, map, jaket, dan barang-barang lain harap dititipkan, kecuali uang dan barang berharga lainnya. c. Buku-buku yang diambil dari rak dan telah selesai di baca agar diletakan di sudut meja baca perpustakaan.
d. Setiap keluar ruangan perpustakaan, buku harus sudah melalui bagian sirkulasi dan di stempel, dilarang membawa kembali buku-buku yang sudah di stempel ke dalam ruang perpustakaan. e. Dilarang merokok, makan dan minum di ruang perpustakaan. f. Dilarang membawa buku paket sendiri ke ruang perpustakaan, kecuali terlebih dahulu melapor ke petugas perpustakaan. g. Dilarang membawa anak-anak ke dalam yang layanan dewasa atau ruang referensi. h. Dilarang membawa radio dan hewan apapun kedalam perpustakaan. i. Dilarang membawa barang perpustakaan ke luar ruangan tanpa seizin petugas. j. Tidak dibenarkan merusak, mencoret, merobek, menggunting, melipat bahan–bahan pustaka. k. Jika ada yang ingin mem-foto, terlebih dahulu melapor ke petugas.
3. Jam Buka Jam buka layanan perpustakaan sesuai SK Gubernur propinsi DKI Jakarta nomor: 94 tahun 2004 tanggal 10 September 2004 yaitu: Senin-Kamis
: pukul 09.00-20.00WIB
Jumat
: pukul 09.00-20.00WIB Pukul 11.30-13.00WIB (istirahat)
Sabtu-Minggu
: pukul 09.00-20.00WIB
Hari libur Nasional
: tutup
4. Fasilitas Fasilitas di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat bagian layanan anak, yaitu 1. Ruang Baca Remaja 3. Ruang Audio Visual 4. Ruang Internet 5. Mobil Keliling 37
5. Layanan Layanan yang dikembangkan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat meliputi:
a. Layanan Sirkulasi, peminjaman buku untuk dibawa pulang bagi meraka yang sudah menjadi anggota. b. Layanan baca di tempat, bagi pengunjung belum menjadi anggota. c. Layanan referensi, layanan baca di tempat baik bagi anggota maupun bukan anggota dalam rangka penelusuran informasi penelitian atau mencari informasi terbaru lewat koran, enisklopedi, majalah yang telah disediakan. d. Layanan bercerita (strory telling) bagi anak-anak usia dini sampai sekolah dasar. e. Layanan audio visual (AV) bagi remaja atau dewasa. f. Layanan permaianan anak-anak TK atau SD. 37
//perpustakaanumumjakpus.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=26, diakses pada hari kamis, 21 Januari 2010, pukul 20.36 WIB
g. Layanan konsultasi dalam hal pengelolaan perpustakaan. h. Layanan perpustakaan keliling. i. Layanan peminjaman buku paket. j. Layanan bimbingan pengelolaan perpustakaan.
E. Tinjauan Lingkungan dan Ruang Lingkup Perpustakaan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat terletak di jalan Tanah Abang I Jalan Kebon Jahe Jakarta Pusat. Berikut adalah biodata perpustakaan secara lebih jelas: Luas Tanah
: 2.000 m2
Luas Gedung : Dua lantai (1.380 m2) Konstruksi
:
1. Dibangun pada tahun 1978 2. Dibagi menjadi beberapa ruangan, yaitu: a. Lantai bawah: 1.
Ruang pimpinan
2.
Ruang TU
3.
Ruang baca anak
4.
Ruang garasi
5.
Ruang kamar mandi
6.
Ruang gedung
b. Lantai atas: 1.
Ruang baca dewasa atau remaja
2.
Ruang teknis (pengolahan)
3.
Ruang audio visual
4.
Ruang gudang
5.
Ruang referensi
6.
Musholla
1. Situasi Lingkungan: 1. Bersebelahan dengan gedung Auditorium Walikotamadya Jakarta Pusat. 2. Satu komplek dengan gedung KONI Jaya dan Gelanggang Renang Jakarta Pusat. 3. Berbatasan dengan Museum Prasasti.
Lebih jelasnya dapat di lihat pada denah peta berikut,
F. Bidang Kegiatan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat 1. TU 1. Mendata keadaan fisik/bangunan perpustakaan 2. Mendata inventaris/perlengkapan yang ada. 3. Melaporkan yang berhubungan dengan pegawai (staf) 4. Menginventarisasi koleksi yang harus dimiliki dan menginventarisasi koleksi yang ada. 5. Melaporkan secara berkala keadaan koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan, baik karya umum, referensi, audio visual maupun bentuk
lainnnya, baik jumlah maupun data buku yang dipinjam dan data buku yang hilang, dan juga dalam hal pengadaan bahan pustaka. 6. Membuat anggaran dalam hal pengadaan buku. 7. Memproses tamu yang berkepentingan dalam meneliti
Perpustakaan
Umum Kotamadya Jakarta Pusat 8. Mengurus berbagai perlengkapan di setiap bagian. Proses pengadaan di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat sama seperti mayoritas perpustakaan umum lainnnya, yaitu dengan cara pembelian baik melalui anggaran rutin maupun anggaran pembangunan/proyek, menerima bantuan/sumbangan dari lembaga atau perorangan, tukar-menukar dengan perpustakaan lain, atau menerbitkan dan menggandakan sendiri dengan cara mengkopi.
2. Bagian Teknis Bagian ini merupakan bagian setelah proses setelah proses pengadaan koleksi. Pada dasarnya, pengolahan yang pertama dilakukan dengan maksud untuk mengkelompokan, menyusun, dan memberi tanda atau kode-kode tertentu, baik secara fisik maupun menurut isinya. Kedua, melengkapi sarana koleksi dengan perlengkapan tertentu pula serta memberikan pengaman agar koleksi tahan lama dan tidak mudah rusak. Kegiatan/pekerjaan bagian teknis (pengolahan) di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat secara terperinci adalah sebagai berikut: a. Inventarisasi bahan pustaka meliputi,
1. Memberi cap/stempel perpustakaan pada halaman tertentu yang dilakukan secra konsisten. 2. Membuat daftar pada buku induk (registrasi) meliputi nomor induk, nama pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, edisi, cetakan, jilid, harga, dan keterangan lainnya yang dianggap perlu. b. Klasifikasi bahan Pustaka Klasifikasi bahan pustaka yaitu proses pengelompokan dan penempatan koleksi yang sama ke tempat yang sama pula. Tujuan utama dilakukannya klasifikasi adalah agar pengunjung dapat dengan mudah menemukan informasi yang di cari. Untuk itu prinsip-prinsip dalam mengklasifikasikan koleksi harus sesuai dengan standar yang digunakan di kebanyakan perpustakaan lain dan mudah di pahami orang banyak. Sistem klasifikasi yang di pakai di perpustakaan ini adalah menggunakan sistem persepuluhan Dewey, Dewey Decimal Classification (DDC) edisi XX, serta panduan untuk koleksi Indonesia.
3. Layanan dan Pemasyarakatan Layanan untuk pemakai di perpustakaan terbagi menjadi dua, yaitu layanan sirkulasi, dan layanan referensi. a. Layanan sirkulasi. Yaitu meliputi kegiatan peminjaman, pengembalian, dan denda. Tugas pokok bagian ini selain melayani peminjaman dan pengembalian juga melakukan membuat statistik peminjaman koleksi dan jumlah pengunjung. Sitem layanan sirkulasi Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat adalah sistem terbuka,
pemakai dapat langsung mencari sendiri informasi yang dibutuhkan di rak, dan ada baiknya di telusuri terlebih dahulu lewat katalog. b. Publikasi dan Promosi kegiatannya, Kegiatan publikasi dan promosi yang dilakukan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat antara lain: 1. Pembuatan dan penyebaran brosur yang memuat informasi tentang perpustakaan antara lain informasi tentang koleksi, jadwal layanan, persyaratan keanggotaan, peraturan dan tata tertib perpustakaan. 2. Mengadakan pameran secara periodik dan bekerjasama dengan berbagai instansi, baik toko maupun penerbit, mengadakan penyuluhan ke berbagai perpustakaan desa (kecamatan dan kelurahan) 3. Penyebaran informasi tentang perpustakaan melalui media cetak, elektronik, dan maya. 4. Menambah jam layanan di luar jam biasa, misalnya sore hari dan hari-hari di luar jam kerja. 5. Mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah, SD, SLTP, SMU. 6. Mengadakan berbagai kegiatan dan perlombaan yang berhubungan dengan pendidikan pengembangan minat dan bakat, misalnya lomba baca puisi, lomba baca dan tulis, melukis, mewarnai, story telling, dan lain sebagainya. 7. Memberikan bantuan layanan kepada pemakai tentang pusat informasi lain yang telah menjalin kerjasama perpustakaan dalam rangka meningkatkan layanan.
8. Memberikan bantuan/sumbangan buku dari lembaga lain melalui perpustakaan kepada organisasi tertentu yang membutuhkan.
G. Koleksi Perpustakaan Layanan Anak Koleksi perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat bagian layanan anak berjumlah 2.888 judul, 5.677 eksemplar. Yang terdiri dari buku referensi 30 judul 55 eksemplar, buku non-fiksi 812 judul 2.829 eksemplar, buku fiksi 2.000 judul 2.793 eksemplar, 6 judul majalah, 7 judul surat kabar dan alat audio visual. Disamping buku perpustakaan juga peta dan alat audio visual antara lain filmstrip, slide, kaset serta mainan anak.
H. Fasilitas Perpustakaan Pelayanan bagian anak perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat di lantai bawah yang luasnya 500m2 di dalamnya terdiri dari: ruangan Kepala Perpustakaan, bagian teknis, rak buku, ruang baca, sirkuasi, ruang pertemuan dan ruang audio visual. Perpustakaan dilengkapi dengan sejumlah perlengkapan yang dibuat dari kayu, kecuali rak permanen buku di buat dari besi. Semua perlengkapan baik ukuran maupun tata warnanya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Tempat duduknya berwarna-warni sehingga kelihatan cerah dan menarik.
I. Layanan Bagian Anak 1. Keanggotaan, Hak Dan Kewajban Anggota Perpustakaan.
Setiap anak dapat mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan dengan cuma-cuma untuk anggota di bawah umur 7 tahun bisa di terima apabila orang tuanya telah menjadi anggota perpustakaan. Bagi orang tua diwajibkan menunjukan KTP DKI, sedangkan bagi pelajar cukup dengan surat keterangan dari sekolah masing-masing. Setiap anggota menerima 2 buah kantong peminjaman, masing-masing untuk meminjam 1 buku dan 1 majalah, selama dua minggu. Seorang anggota yang telah meminjam buku bertanggung jawab atas buku tersebut. Apabila terlambat mengembalikan dikenakan denda Rp 100, 00 perhari setiap buku. Jika buku hilang atau rusak, peminjam diwajibkan mengganti kerugian seharga buku tersebut. Perpustakaan dibuka setiap hari kecuali hari besar. Senin-kamis pagi jam 09.00-12-00, sore 14.00-16.30, jum`at pagi jam 09.00-14.00 sore tutup.
2. Sistem dan Cara Peminjaman. Sistem peminjaman yang dipakai adalah sistem brown, yang dilengkapi dengan: kartu atau kantong peminjaman, kartu buku, kantong buku slipt, dan kartu anggota. Dalam kartu/kantong peminjaman tercatat nomor anggota, nama, alamat, batas waktu keanggotaan; sedangkan pada kartu anggota tercatat nomor angggota; nama, alamat, pekerjaan/sekolah, tempat tanggal lahir, nomor KTP, tanggal pendaftaran. Cara peminjaman: setiap anak mendapat sebuah kartu anggota 2 buah kantong peminjaman untuk meminjam 1 buku dan 1 majalah. Apabila anak
meminjam buku, kantong tersebut diserahkan pada petugas, kemudian disusun bersama kartu buku dan di pinjam, menurut tanggal kembali, kemudian abjad nama. Slipt dalam buku di cap tanggal kembalinya.
3. Statistik Peminjaman Statistik perpustakaan umum bagian layanan anak Kotamadya Jakarta Pusat dibuat secara bulanan, selama satu bulan dan dibuatkan mingguan selama 4 minggu dalam satu bulan.
4. Layanan Cerita (story telling) Layanan ini di selenggarakan setiap dua minggu sekali, yaitu pada minggu ke-2 dan minggu ke-4. Dari pelayanan cerita anak diharapakan dapat memupuk minat baca anak, sebab setelah mendengar cerita dengan sendirinya anak akan timbul keinginan untuk membaca bukunya. Jalannya cerita yaitu, setelah anak dikumpulkan dalam suatu ruangan, petugas mulai bercerita dengan suatu peragaan/gaya menirukan binatang atau tokoh dalam cerita tersebut. Cerita yang dibawakan biasanya terdapat atau di adopsi dari sebuah buku. Setelah selesai anak ditunjukan dimana memperoleh bukunya untuk kemudian anak-anak beramairamai membaca buku tersebut.
5. Layanan Referensi Dalam pelayanan ini, staf perpustakaan bagian layanan anak membantu menemukan buku, majalah dan alat audio visual. Petugas menerangkan bagaimana menggunakan catalog, dimana letak buku yang di perlukan dan bagaimana mencari buku. Disamping itu petugas membantu memilih bahan bacaan; apabila ada pengguna yang menginginkan bahan bacaan sesuai dengan topik yang di bahas, petugas akan menunjukan bacaan-bacaan apa saja yang sesuai dengan topik tersebut, ada juga pengguna yang menginginkan suatu penjelasan/pembahasan dalam suatu bidang petugas dengan senang hati melayaninya. Petugas akan menunjukan dimana informasi tersebut bisa di peroleh, dalam buku referensi yang sama. Menjawab pertanyaan dengan menggunakan sumber-sumber referensi, misalnya ada yang menanyakan nomor telepon, alamat dan sebagainya. Dalam memberikan pelayanan referensi, petugas tidak mencatat pertanyaan-pertanyaan yang ada ataupun jawaban-jawaban yang pernah di berikan.
6. Pelayanan Kegiatan Lain 1. Keterampilan membuat mainan, kegiatan ini dilakukan secara bergantian dengan kegiatan cerita anak. Dalam mengajarkan membuat suatu mainan, biasanya di ambil dari buku-buku pengetahuan praktis. Setelah anak di beri penjelasan tentang caranya, kemudian sambil mencobanya, anak di tunjukan bahwa cara membuat mainan tersebut dapat di baca dalam suatu buku. Dengan demikin anak akan mencoba sendiri sambil mengamati buku yang di baca,
bagaimana caranya membuat mainan seperti yang pernah diajarkan. Mainan yang sudah jadi di kumpulkan sebagai koleksi mainan anak-anak. Pada saat pelaksanaannya, bahan dan peralatan di sediakan oleh perpustakaan. 2. Menggambar, perpustakaan menyediakan papan tulis, alat tulis, kertas dan pensil bewarna. Kepada anak ditawarkan siapa yang ingin mencoba menggambar baik di papan tulis maupun di kertas, sambil di awasi dan di beri petunjuk seperlunya. Setelah selesai menggambar, hasilnya di kumpulkan dan bila ada yang keliatan menarik gambar tersebut di pasang pada saat diadakan pameran, dan yang lain dikumpulkan sebagai koleksi.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi, wawancara, dan kuisioner, analisa data untuk pengumpulan data dan studi objek penelitian, semua dilakukan secara intensif, artinya penulis saat melakukan observasi dilakukan setiap hari selama 4 hari berturut-turut, kemudian setelah itu barulah di lakukan beberapa tanya jawab, perbincangan dengan beberapa pengunjung, staf, selain itu juga penulis melakukan pengamatan tambahan yang dilakukan selama dua hari yaitu hari Sabtu dan Minggu, hal ini dilakukan karena penulis ingin melihat sekali lagi kegiatan layanan anak pada hari libur untuk menambah data yang masih di anggap kurang, kemudian dilaksanakan juga wawancara. Observasi dilakukan selama 3 minggu pada bulan Oktober 2008. Adapun kegiatan observasi pengamatan langsung ke ruangan pelayanan bagian layanan anak Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat, untuk mengetahui koleksi buku apa saja yang di miliki bagian layanan anak. Ternyata koleksi buku yang ada di perpustakaan umum bagian layanan anak adalah buku fiksi dan nonfiksi. Koleksi tersebut tersedia dalam dua jenis bahasa pengantar yaitu, buku yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan buku yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia, kemudian mengamati dan mencatat fenomenafenomena yang ada di ruangan tersebut. Wawancara dilakukan dengan pustakawan yaitu Ibu Sarti pada tanggal 23 Juni 2009, adapun yang ditanyakan pada saat itu adalah bagaimana caranya
menjadi anggota perpustakaan bagian layanan anak, sistem pelayanan, ternyata dari hasil wawancara pada saat itu menyebutkan, yang menjadi anggota perpustakaan bagian layanan anak adalah orang tua dari anak-anak pengunjung perpustakaan yang sudah memiliki KTP DKI Jakarta. Kemudian untuk anak-anak usia sekolah dasar cukup dengan surat keterangan dari sekolahnya. Sistem pelayanannya adalah sistem terbuka dan yang dilayani perpustakaan umum bagian layanan anak adalah taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum. Wawancara kedua dilakukan selam 3 minggu 3 hari dalam bulan Juni 2009. Wawancara bertujuan mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian. Sulitnya unruk mengatur waktu dengan responden membuat kegiatan wawancara berlangsung agak lama.
A. Keadaan Perpustakaan Bagian Layanan Anak 1. Ruang Layanan Anak Selama penelitian berlangsung di Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat bagian layanan anak, suasananya selalu ramai, kalaupun tidak terlalu ramai namun ada saja beberapa anak yang berada di perpustakaan, ada yang hanya sekedar bermain, bercanda dengan teman-temannya, bahkan ada juga anak yang datang bersama orang tua dan adiknya yang masih balita. Sepintas situasi seperti ini menyiratkan di benak penulis, betapa nyamannya ruangan ini. dengan ruang yang cukup luas di lengkapi dengan 4 unit pendingin ruangan (AC) menambah kesejukan di dalam ruangan. Orang tua atau pendamping juga dapat menikmati kenyamanan ruangan ini, sambil mengawasi anak-anak mereka.
Di ruangan yang luasnya sekitar 500m2 terdapat ruang; kepala perpustakaan; bagian teknis; rak buku; ruang baca; sirkulasi; pertemuan dan ruang audio visual. Perpustakaan juga di lengkapi dengan sejumlah perlengkapan yang di buat dari kayu, kecuali rak display buku yang dibuat dari besi. Semua perlengkapan baik ukuran maupun tata warnannya di sesuaikan dengan kebutuhan anak. Tempat duduknya berukuran kecil dan pendek berwarna-warni sehingga terlihat cerah dan menarik. Tepat di belakang tempat duduk tersusun sederetan buku, tata letak ini sengaja di disain berdekatan dengan kursi baca dengan tujuan agar pengunjung anak-anak bisa langsung meraih buku dengan mudah dan cepat, karena disadarinya sifat anak-anak yang cenderung ingin serba cepat. Selain tempat duduk variasi meja baca juga di disain secara khusus, ada meja baca yang terintegrasi dengan tiang penyangga bangunan, hal ini di disain dengan tujuan agar tiang yang terbuat dari beton keras tersebut tidak menjadi ancaman bagi anak-anak, misalnya bila anak-anak sedang bermain berlarian dan kemungkinan menabrak tiang tersebut maka akibatnya bisa menciderai anak, maka dari itu di buatkanlah meja yang berintegrasi dengan tiang tersebut, semata-mata untuk menutupi tiang dari ancaman kecelakaan kecil pada anak.
2. Koleksi Layanan Anak Koleksi pada layanan anak sudah cukup baik, artinya hampir semua koleksi termanfaatkan, buku-bukunya banyak di sukai anak-anak. Komposisi koleksi sudah cukup bervariasi, dari buku fiksi dan non-fiksi dan bertemakan ilmu pengetahuan dan fantasi. Namun koleksi layanan anak di perpustakaan umum
daerah Jakarta Pusat dari segi jumlah masih tergolong kurang, hal ini bila merujuk pada standar yang dikeluarkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia) yang menyebutkan bahwa, Perpustakaan umum kabupaten/kota memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 5.000 judul. 38 Dari jumlah seluruh koleksi anak-anak yaitu 1.417 judul, 2.454 eksemplar buku dengan jumlah anggota sebanyak 433 orang, maka ketersediaan koleksi dengan kebutuhan pemakai juga masih dikatakan kurang jika kita merujuk perpustakaan yang bertaraf internasional, tidak ada salahnya jika perpustakaan yang berbasis di Ibu Kota Negara berusaha menyetarakan dengan taraf internasional, hal ini sesuai sumber yang menyebutkan perpustakaan bertaraf internasional memiliki koleksi milyaran judul dengan ratio minimal 1 : 50 antara pengguna dan koleksi. 39 Namun dari hasil pengamatan penulis selama penelitian kebanyakan anakanak jenjang Sekolah Dasar (SD) lebih menyukai koleksi fiksi ketimbang koleksi non-fiksi, dan dari koleksi fiksi yang ada, komik adalah pilihan pertam mereka, maka dari itu pada bab II di ulas sedikit tentang komik. Koleksi lain yang disukai anak di perpustakaan adalah buku cerita, kemudian buku tentang binatang. Bagi anak remaja usia 14 tahun, mereka cenderung memilih koleksi non-fiksi seperti ilmu pngetahuan alam, biologi, sejarah, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat pula koleksi novel biasanya koleksi ini di gemari oleh mereka jenjang sekolah SLTP, dan kebanyakan peminatnya adalah anak perempuan. Bagi anak balita mereka biasanya di dampingi orang tua atau oleh pengasuh mereka (baby
38
http://SNI 7495-2009 pu.doc, diakses pada hari Rabu, 3 Januari 2010, pukul 08.44 WIB http://pinakesconsulting.wordpress.com/2009/05/20/perpustakaan-sebagai-salah-satuindikator-utama-dalam-mendukung-perpustakaan-bertaraf-internasional/, diakses pada hari Rabu, 3 Januari 2010, pukul 08.52 WIB 39
sitter) selama berada di perpustakaan, untuk mereka ada juga ruangan yang berkonsep ”leseh”, di dalam ruangan ini seluruh kegiatan di lakukan di lantai yang berlaskan matras, koleksi yang di gemari biasanya bukan koleksi cetak namun koleksi material seperti mainan, boneka, play-doh, pensil warna, crayon, dan lain sebagainya. Kalaupun ada koleksi tercetak yang di gunakan biasanya penggunaannya di dampingi oleh orang tua atau pengasuh yang bertanggung jawab atas anak tersebut.
B. Kegiatan Layanan Anak 1. Layanan Cerita (Story Telling) Adanya Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat, serta mengemban tugas pokok yaitu melayani masyarakat umum dan kedinasan dalam bidang pustaka dan informasi. Lebih khusus lagi pada bagian layanan anak melayani kebutuhan pustaka dan informasi dalam rangka pemberdayaan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran anak usia dini sampai usia remaja. Salah satu jenis layanan yang ada di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat adalah layanan cerita story telling. Layanan ini sangat digemari oleh hampir semua pengunjung anak-anak baik yang usia muda hingga usia remaja. Pada satu kunjungan penelitian ke bagian layanan anak, penulis mendapati kegiatan layanan cerita sedang berlangsung, dari rangkaian kegiatan itu ada beberapa hal yang penulis anggap perlu dicatat, diantaranya:
1. Kegiatan layanan cerita efektif untuk membuat anak-anak tertib dalam waktu yang singkat. 2. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi antara pendengar dengan cerita yang di bacakan. 3. Pembacaan cerita di lakukan oleh salah satu staf perpustakaan. Bedasarkan hasil wawancara dari 66 anak, kesimpulan hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan layanan cerita menjadi layanan terfavorit bagi anak-anak. 2. Layanan cerita mampu menarik perhatian hampir semua pengunjung anakanak yang ada di perpustakaan bagian layanan anak. Pemilihan tema cerita yang akan di ceritakan di dasarkan pada evaluasi kegiatan layanan baca anak yang dilakukan setiap akhir bulan oleh pihak perpustakaan bagian layanan anak. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut akan terlihat tema apa yang pada saat di ceritakan anak-anak menyimak dari awal hingga akhir cerita, anak-anak menyimak dengan penuh perhatian, sikap anak dalam berkomunikasi dengan pembaca selama cerita berlangsung. Selain layanan yang bersifat reguler yang dilakukan setiap hari seperti sirkulasi, referensi, bimbingan membaca, ada juga layanan yang bersifat ireguler yang terumus dalam program layanan anak. Menurut Ibu Sarti di sela-sela perbincangannya dengan penulis beliau mengatakan bahwa, ...”program layanan ini semata-mata bertujuan untuk realisasi praktis dari visi-misi dan tugas perpustakaan umum bagian layanan anak, selain itu juga sebagai stimulan bagi anak-anak agar gemar datang ke perpustakaan. Untuk program yang bersifat
perlombaan sebelum kegiatan dilaksanakan sosialisasi kegiatan oleh pihak perpustakaan biasanya dengan cara mengumumkan dalam bentuk famplet, brosur atau pemberitahuan langsung oleh pengelola perpustakaan. Bedasarkan hasil observasi selama hampir 3 minggu, kegiatan bimbingan membaca dilakukan oleh staf perpustakaan, biasanya pengunjung anak-anak usia TK, karena mereka masih bingung unutk mencari buku apa yang ingin di carinya, maka dari itu seorang staf datang menghampirinya mengarahkan minat baca anak, misal dengan di tanyakan buku kegemarannya, ingin mencari buku apa, dan lain sebagainya. Kegiatan story telling dilakukan pada Jam anak pulang sekolah sekitar pukul 13.00-14.00. yang menjadi pembawa cerita umumnya dua orang dari staf perpustakaan, namun menurut Ibu Linda Aryanti: ”...terkadang dilibatkan juga anak untuk menjadi pembawa ceritanya” 40
2. Lomba Membaca Puisi Dilaksanakan setiap akhir bulan di akhir pekan hari sabtu atau hari minggu, dipilihnya akhir bulan di akhir pekan, agar tidak mengganggu jadwal sekolah anak, kemudian agar orang tua juga dapat ikut serta datang ke perpustakaan menyaksikan anak-anak mereka. Salah satu program lomba tingkat SD, SLTP, SMU dalam rangka menyambut Hari Anak Jakarta Membaca seperti lomba bercerita, lomba lukis, dan lomba puisi yang diselenggarakan oleh Perpumda Jakarta Pusat.
40
Wawancara dengan Ibu LindaAryati.
3. Lomba Mewarnai Kegiatan ini tidak ditentukan waktu pelaksanaannya yang rutin, namun menurut Ibu Linda Aryanti selaku staf bagian Layanan dan Pemasyarakatan. Program lomba mewarnai dilaksanakan minimal satu kali dalam sebulan, pada saat pelaksanaan peserta lomba hanya terdiri dari anak-anak anggota perpustakaan umum bagian layanan anak saja. Semua peralatan lomba seperti kertas, pensil warna, crayon, disediakan oleh pihak perpustakaan dan jurinya pun adalah terdiri dari para pengelola perpustakan.
C. Pemanfaatan Layanan Anak Berdasarkan data, hasil yang diperoleh selama penyebaran kuisioner, hasil kuntitatifnya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Pendidikan Tabel 1: Distribusi frekuensi tingkat pendidikan pengunjung Alternatif Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (p)
TK
16
24,3%
SD
50
75,7%
SLTP
0
0%
Jumlah (n)
66
100%
Dari jumlah seluruh responden (66 orang), persentase pengunjungnya yaitu Taman Kanak-Kanak sebanyak 24,3%, Sekolah Dasar sebanyak 75,7%
SLTP 0%. Dan dari data tersebut di ketahui hasil bahwa dari segi tingkat pendidikan, responden yang terbanyak adalah dari tingkat Sekolah Dasar. Setelah melihat hasil di atas disimpulkan bahwa Sekolah Dasar jelas terlihat mewakili hampir seluruh dari jumlah total responden mencapai 75,7%, ini menunjukan bahwa yang lebih banyak mengunjungi perpustakaan bagian layanan anak adalah anak-anak tingkat Sekolah Dasar.
2. Dongeng Tabel 2: Distribusi frekuensi tentang adanya jam layanan anak Alternatif Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (p)
Senang
61
92,5%
Kurang senang
5
7,5%
Tidak senang
0
0%
Jumlah (n)
66
100%
Pertanyaan pada kuisioner ini menjadi indikator tentang stimulan apa yang membuat anak senang datang ke perpustakaan. Pada bagian layanan anak di perpustakaan umum terdapat layanan anak, kuisioner di sebarkan untuk mengetahui respon pengunjung terhadap jenis layanan ini. Dari data yang di dapat persentasenya adalah, dari total responden (66 orang) sebanyak 92,5% menyatakan senang, 7,5% menyatakan kurang senang, dan 0% menyatakan tidak senang. Setelah melihat jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa layanan cerita di bagian layanan anak perpustakaan umum sangat di gemari oleh anak-anak, dan
indikator ini dapat menjadi sebuah hipotesa yang menyatakana bahwa layanan cerita di perpustakaan umum bagian layanan anak dapat menjadi alasan mengapa anak gemar datang ke perpustakaan.
3. Waktu Kunjungan Alternatif Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (p)
Pagi
20
30,4%
Siang
12
18,1%
Sore
34
51,5
Jumlah (n)
66
100%
Pembahasa berikutnya adalah tentang kapan waktunya mengunjungi perpustakaan? Dari total seluruh responden 66 orang, sebanyak 30,4% mennjawab pagi, 18,1% menjawab siang, dan 51,5% menjawab sore. Dari hasil penelitian hasilnya yaitu, setengah dari responden memilih mengunjungi perpustakaan di sore hari, hal ini disebabkan karena sebagian besar pengunjung adalah anak-anak usia sekolah yang pada umumnya jam sekolah mereka di berlangsung pada pagi hari kemudian istirahat di siang hari, baru kemudian pulang sekolah (ke perpustakaan).
4. Relevansi Buku Untuk Pengunjung Anak-anak Alternatif Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (p)
Novel
20
30,4%
Ilmu Pengetahuan
24
35,3%
Buku bergambar (komik)
22
34,3%
Jumlah (n)
66
100%
Pembahasan berikutnya adalah mengenai respon tentang jenis koleksi buku apa yang sesuai untuk perpustakaan bagian layanan anak. Sebanyak 30,4% menjawab koleksi Novel, 36,3% menjawab buku ilmu pengetahuan, 33,3% menjawab buku begambar (komik). Masing-masing koleksi mempunyai signifikansi atau bobot tersendiri di mata pengunjung, hal ini dapat terlihat dari tingginya frekuensi peminat terhadap tiap koleksi. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kuisioner ini adalah, koleksi buku pengetahuan menjadi pilihan pertama pengunjung setelah koleksi buku bergambar, namun demikian koleksi buku bergambar juga sangat di minati.
5. Bahasa Pengantar (koleksi) Buku Alternatif Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (p)
Bahasa Indonesia
60
90,10%
Bahasa Daerah
0
0%
Bahasa Asing
6
9%
Jumlah (n)
66
100%
Pertanyaan berikutnya adalah respon pengunjung terhadap penggunaan bahasa pengantar apa yang sesuai untuk (koleksi) buku di bagian layanan anak. Dan dari jumlah seluruh responden hasilnya adalah, sebanyak 90,10% menjawab bahasa Indonesia, bahasa daerah 0%, untuk bahasa asing sebanyak 9%. Dan kesimpulan dari hasil kuisioner ini adalah hampir semua pengunjung menghendaki penggunaan bahasa Indonesia saja sebagai bahasa pengantar koleksi buku, untuk bahasa asing hanya sedikit yang menjawab setuju, dan itupun dalam bahasa inggris, untuk bahasa daerah tidak ada yang setuju.
6. Kualitas Koleksi Bacaan Anak Alternatif Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (p)
Baik
51
77,3%
Kurang
13
19,7%
Tidak
2
3%
Jumlah (n)
66
100%
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kualitas koleksi bacaan anak? Dari total responden yang menjawab, sebanyak 77,3% menjawab baik, 19,7% menjawab kurang, dan 3% mejawab tidak. Kesimpulannya adalah lebih dari setengah responden merespon bahwa koleksi buku di Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat bagian layanan anak sudah cukup baik.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Bagian Layanan Anak a. Kegiatan pelayanan perpustakaan bagian layanan anak yang sudah dilaksanakan cukup baik dan banyak menarik minat anak terhadap perpustakaan. b. Letak lokasi Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat sudah cukup strategis dan mudah di jangkau. c. Gedung dan ruangan sudah representatif bagi pengunjung khususnya anakanak, di bagian dalam ruangan sudah cukup nyaman. d. Fasilitas bagian layanan anak cukup memadai. e. Situasi personal di bagian layanan anak komunikatif dan kondusif, antara staf, anak-anak, dan orang tua saling berinteraksi positif. f. Koleksi di bagian layanan anak sudah cukup memadai jika di lihat dari ragamnya, namun dari segi kuantitas masih kurang hal ini berdasarkan standar rasio menggunakan SNI. 2. Pelayanan Bagian Layanan Anak a. Untuk hal layanan, secara umum Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat cukup baik. b. Sistem pelayanan perpustakaan umum bagian layanan anak sudah cukup baik dan memadai.
c. Kegiatan pelayanan perpustakaan bagian layanan anak yang sudah dilaksanakan cukup baik dan banyak menarik minat anak terhadap perpustakaan, pendidikan pemakai dan layanan story telling di Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat. d. Anak senang mengunjungi perpustakaan karena adanya kegiatan-kegiatan seperti cerita anak, belajar menggambar, membuat mainan yang selalu diadakan di perpustakaan umum bagian layanan anak tiap dua minggu sekali. e. Sikap para staf pada bagian layanan anak sangat ramah dalam melayani anak-anak. f. Staf, orang tua, pendamping (baby sitter), bekerjasama menjaga, mengawasi dan melayani segala kebutuhan dan keinginan anak selama berada di perpustakaan. Pada saat pengnjung (anak) hendak mencari buku di rak, terkadang tidak ada petugas perpustakaan yang melayani di karenakan sedang melayani anak yang lain, maka disinilah peran orang tua untuk mendampingi anaknya. 3. Pemanfaatan Bagian Layanan Anak a. Tingkat Pendidikan Pengunjung terbanyak pertama pada bagian layanan anak adalah anak usia SD, kedua TK, dan ketiga SLTP. Sedangkan keberadaan Orang tua bukan sebagai pengunjung aktif, artinya peran oarang tua hanya sebagai pendamping dari anak-nya. b. Layanan Mendongeng
Dari seluruh sampel 66 anak sebanyak 61 anak menjawab senang terhadap adanya layanan mendongeng di bagian layanan anak. c. Waktu Kunjungan Waktu yang paling banyak frekuensi kunjungannya adalah pada sore hari sekitar pukul 13.00 atau setelah jam pulang sekolah. d. Relevansi Buku Untuk Pengunjung Anak-Anak Dari koleksi bertema Novel, Ilmu Pengetahuan, dan Buku bergambar (komik), ketiganya memiliki signifikansi yang cukup tinggi, namun secara berurutan koleksi yang sangat diminati pertama adalah Ilmu Pengetahuan, kedua Buku Bergambar, dan ketiga Novel. e. Bahasa Pengantar (koleksi) Buku Umunya pengunjung menghendaki penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar koleksi buku. f.
Kualitas Koleksi Bacaan Anak Sebanyak 51 anak mengatakan bahwa kualitas koleksi bagian layanan anak Perpustakaan Umum Jakarta Pusat, baik.
B. SARAN 1. Keadaan Bagian Layanan Anak: a. Perpustakaan Umum kotamadya jakarta pusat khususunya bagian layanan anak perlu di kembangkan terus-menerus dengan cara antara lain: 1.
Meningkatkan sarana dan prasarana kerja
2.
Meningkatkan pembinaan koleksi
3.
Meningkatkan jasa layanan
b. Bahan bacaan untuk anak-anak perlu di seleksi sesuai dengan perkembangan anak, dan mengutamakan peningkatan intelektual yang mulia untuk menghindarkan buku yang merusak akhlak. c. Promosi penggunaan perpustakaan hendaknya ditingkatkan dengan pemesanan iklan perpustakaan seperti melalui televisi, dan majalah anak sehingga mereka lebih mengetahui adanya pelayanan perpustakaan. e. Di bagian luar (halaman) hendaknya di sediakan arena bermain dan lahan untuk parkir sepeda. f. Pada bagian pintu masuk hendaknya menggunakan bahan elastis dan tidak terlalu berat. g. Didalam ruangan khususnya ruangan baca disediakan juga sofa yang ukurannya disesuaikan untuk pengguna anak-anak. h. Hendaknya
sistem
penerangannya
disesuaikan
menurut
kapasitas
penggunaan. Misalkan pada ruang baca lampunya harus lebih terang dari ruang-ruang lainnya.
i. Untuk koleksi, akan lebih baik jika penempatannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pengunanya, koleksi fiksi tidak di campur atau tidak terlalu berdekatan dengan koleksi non-fiksi atau koleksi mainan, karena hal ini akan mengakibatkan bercampurnya koleksi fiksi dan non-fiksi yang akhirnya menjadi tidak efektif dan efesien dalam manajemennya. j. Agar pada koleksi non-buku lebih ditambah lagi variasi dan jumlahnya untuk pengunjung anak-anak balita. k. Koleksi perpustakaan terutama bahasa Indonesia hendaknya ditambah, baik variasi, judul dan eksemplarnya, namun bukan berarti tidak mengadakan koleksi dalam bahasa asing atau bahasa daerah, keduanya juga perlu di adakan untuk manambah wawasan anak.
2. Bagian Layanan Anak a. Dalam rangka mendukung pelayanan perpustakaan bagian layanan anak secara baik, harus disediakan anggaran yang cukup, guna kelangsungan pelayanan perpustakaan. b. Untuk dapat memeberikan pelayanan dengan mutu yang baik di perpustakaan umum bagian layanan anak, diperlukan penambahan petugas atau pustakawan yang berkualitas dari segi pengetahuan bidang ilmu perpustakaaan. c. Disaat jam-jam sekolah atau disaat pengunjung sedang tidak terlau ramai, baiknya para staf aktif merancang ide untuk nantinya di praktikan pada
saat anak-anak berdatangan pada jam-jam pulang sekolah, sehingga anakanak datang ke perpustakaan lebih terarah. d. Agar diadakan suatu program apa saja yang melibatkan kerjasama antara orang tua, wakil orang tua dengan pihak perpustakaan. e. Tidak hanya staf wanita saja namun para staf pria harus juga ikut serta melayani pengunjung (anak-anak). f. Diadakan seminar atau work-shop bagi para orang tua, wakil orang tua untuk ikut serta, dengan mendatangkan para ahli di bidang perpustakaan, literatur anak, psikologi anak. g. Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat bagian layanan anak terus berinovasi memberikan layanan prima yang berkualitas dan bermanfaat kepada anak-anak penerus bangsa sebagai wujud pengabdian terhadap bangsa dan profesi.
3. Pemanfaatan Bagian Layanan Anak a. Tingkat Pendidikan: Agar lebih ditingkatkan layanannya untuk pengunjung tingkat TK dan koleksi non bukunya, membuat tempat khusus unutk anak-anak usia TK agar mereka lebih bergairah unutk datang ke perpustakaan. b. Jam Cerita Anak: Ditingkatkan jam layanan mendongeng dari yang sudah ada, mungkin denga cara penambahan jam cerita. Kemudian lebih menambah variasi dan kualitas ceritanya.
c. Waktu Kunjungan: Karena sebagian besar pengunjung datang pada jam pulang sekolah, ada baiknya sebelum mereka berdatangan pihak perpustakaan sudah menyiapkan program-program yang bermanfaat agar waktu yang singkat ini dapat termanfaatkan dengan baik. d. Relevansi Buku Untuk Pengunjung Anak-anak: Khusus untuk koleksi buku bertema Ilmu Pengetahuan agar pada saat ingin mengadakan buku hendaknya mempertimbangkan perubahan kurikulum pada jenjang-jenjang sekolah, hal ini agar informasi yang terkandung di dalamnya mendukung tuntutan kompetensi anak di sekolah. e. Bahasa Pengantar (koleksi) Buku: Menambah koleksi dalam bahasa asing terutama bahasa Inggris, namun tingkatnya disesuaikan untuk pembaca anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ajib, Rosidy Pembinaan Minat Baca. Apresiasi dan Penelitian Sastra. Jakarta: Panitia tahunan buku internasional DKI Jakarta, 1975 Atmakusumah, “Komik”, Ensiklopedia nasional Indonesia, vol. 9 Jakarta: Delta Pamungkas, 2004 Bunanta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, Jakarta: Pustaka Tangga, 2004 Fenwich, Sara Innis, Library Services to Children and Young Pepople. Connecticut: Library Trends, 1986 Hamid Nasuhi, et.al., Pedoman Penulisan SKRIPSI, TESIS, dan DISERTASI. Jakarta: Universitas Islam Negeri [UIN] Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004 Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE Elementary School, New York: Mc Graw Hill, 2004 Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak, vol. 1. Jakarta: Erlangga, 1997 Jurusan ilmu perpustakaan dan informasi [IPI]Fakultas Adab UIN Sunan Kali Jaga, 2007 Kent, Alen and Depkler, Harold, Encyclopedia of Libarary and Information Sciences. New York: Marsel Dekler Press, 1985 Nugroho, Supardinah, Rsensi Bacaan Anak Fiksi Pada beberapa Surat Kabar. Skripsi Fakultas Sastra Jurusan Ilmu Perpustakaan, Universitas Indonesia, 1987 Pahologi, Soepartinal, Arti dan Peranan Buku dalm Perkembangan pertimbangan pribadi anak, Bull. Perpustakaan dan Dokumentasi II, 1998 Peterson, Harri N, Adinistration of Chidren`s Library Services. Chicago: ALA bulletin,1953 Qalyubi, Syihabuddin, dkk., Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta: Pelita Ilmu, 2001
Santrock, W. John, Child Development, New York: Mc Graw Hill, 2004 Salim, Peter dan Salim, Yani Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press, 2002 Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S, 1987 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta, 1998 Thomson, Elisabeth N., ALA Glossary of Library Term: with a selection of term in related field. Chicago ALA, 1943 Ward, P., Indonesia Development of a National Library Services to part II Evolution of Prevencial Library services. Paris: UNESCO, 1975 Yusuf, Taslima, Dra., Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996
http://perpustakaanumum-jakpus.go.id/ http://perpumda.jakarta.go.id/lokasi/ http://warintek08.wordpress.com/tes/ http://bayubotak.multiply.com/journal/item/7/Layanan_Perpustakaan Umum http://www.multcolib.org/about/pol-children.html http://www.ifla.org/files/libraries-for-children/publications/guidelines-for-children http://gubuk.sabda.org/tips_memilih_buku_bacaan_yang_baik_untuk_anak http://pinakesconsulting.wordpress.com/2009/05/20/perpustakaan-sebagai-salahsatu-indikator-utama-dalam-mendukung-universitas-bertaraf-internasional/
KUESIONER : 1. Pendidikan apakah yang adik jalankan saat ini? a. TK b. SD 2. Bagaimana perasaan adik tentang pelayanan cerita anak di perpustakaan ini? a. senang b. kurang senang c. tidak senang 3. Kapan adik mengunjungi perpustakaan ini? a. pagi b. siang c. sore 4. Buku apakah yang yang menurut adik cocok untuk di baca? a. cerita novel b. ilmu pengetahun c. biki bergambar 5. Buku bacaan dalam bahasa apakah yang adik sukai di perpustakaan ini? a. Bahasa Indonesia b. Bahasa daerah c. Bahasa asing 6. Bagaimana pendapat adik tentang koleksi bacaan anak yang ada di perpustakaan ini? a. baik b. kurang baik c. tidak baik