Annual Report Tahun 2015
LAPORAN SINGKAT TAHUN 2015 Laporan Keuangan Audited tahun 2015 ini merupakan pertanggungjawaban Direksi atas pengelolaan Perusahaan dan jalannya pengurusan Perusahaan untuk periode tahun buku 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 terhadap RKAP tahun 2015 yang sebelumnya telah disahkan oleh Surat Kuasa Menteri Negara BUMN Nomor : SKU-15/MBU/1/2015 tanggal 08 Januari 2015 dengan hak substitusi kepada Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Srategis dan Sekretaris Kementerian BUMN serta sesuai keputusan RUPS RKAP dan RKA-PKBL tahun 2015 Nomor : 13.00/RIS-RUPS/01/I/2015 tanggal 21 Januari 2015. Laporan keuangan konsolidasian PT Perkebunan Nusantara XIII dan entitas anaknya yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro & Surya (Ernest & Young) dengan Laporan No. RPC-1343 /PSS/2016 tanggal 15 April 2016 yang memberikan opini “Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Perkebunan Nusantara XIII dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”. PT Perkebunan Nusantara XIII merupakan perusahaan agribisnis yang mengelola budidaya kelapa sawit dan karet, terdiri dari kebun inti dan plasma dengan total luas areal tanaman seluas 159.414,68 Ha, yang terdiri dari kebun inti seluas 71.050,02 Ha (44,57%) dan plasma seluas 88.364,66 Ha (55,43%). Areal tanaman kelapa sawit seluas 116.410,22 Ha, dengan areal tanaman kebun inti seluas 57.640,60 Ha (49,52%) dan areal tanaman kebun plasma seluas 58.769,62 Ha (50,48%). Areal tanaman karet seluas 43.004,46 Ha, dengan areal tanaman kebun inti seluas 13.409,42 Ha (31,18%) dan kebun plasma seluas 29.595,04 Ha (68,82%). Sampai dengan tahun 2015, PT Perkebunan Nusantara XIII memiliki 9 (sembilan) Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas terpasang mencapai 450 Ton TBS/jam. Saat ini 1 Unit PKS dengan kapasitas sebesar 30 ton TBS/jam yaitu PKS Pamukan di Kalimantan Selatan direncanakan akan dilakukan comissioning pada bulan April 2016. PTPN XIII memiliki 2 Pabrik Karet Remah (PKR) dengan kapasitas terpasang 60 ton/KK/hari dan 1 Pabrik RSS dengan kapasitas terpasang 10 ton/KK/hari. Perusahaan saat ini dalam kondisi krisis dan kritis, sehingga untuk melakukan penyelamatan, perusahaan menetapkan 4 (empat) kebijakan strategis yang diyakini dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan tetap memperhatikan faktor internal dan eksternal, 4 (empat) kebijakan strategis tersebut :
a. Konsolidasi Internal Kebijakan ini dimaksudkan untuk membangun budaya perusahaan yang lebih kuat dan positif untuk mendukung tercapainya peningkatan produktivitas seluruh sumber daya secara efisien demi mencapai profitabilitas yang lebih tinggi. Inisiatif strategis : - Perubahan budaya perusahaan dengan membentuk Tim Pemandu Perubahan dan diikuti dengan pembentukan Tim Crisis Center - Penerapan reward and punishment 1
Annual Report Tahun 2015 b. Penataan Portofolio Bisnis Kebijakan ini ditujukan untuk menata portofolio bisnis kelapa sawit dan karet, reorganisasi unitunit kerja didalam perusahaan, termasuk penataan anak-anak perusahaan, agar portofolio dan unit tersebut dapat berperan sebagai profit centre. Inisiatif strategis : - Penataan dan perampingan struktur organisasi - Optimalisasi tenaga kerja - Penataan tata kelola unit usaha yang memberi kontribusi rugi - Penataan sistem pembelian TBS Kebun Plasma dan Pihak III c. Cash In Without Interest Kebijakan perolehan dana segar tanpa beban bunga (cash in without interest) ini harus ditempuh karena beban hutang yang ada sudah sangat mencekik perusahaan dengan kewajiban membayar angsuran pokok dan bunga yang sangat tinggi, sementara kinerja operasional dan finansial sudah tidak mampu lagi menanggungnya. Inisiatif strategis : - Kerja sama usaha pengelolaan batu bara - Kerja sama usaha dengan membentuk usaha patungan atas pengelolaan unit usaha di wilayah Kalimantan Timur. - Divestasi saham Anak Perusahaan PT Kalimantan Agro Nusantara (KAN) d. Financial Restructuring Kebijakan financial restructuring ini ditempuh sebagai upaya untuk mendapatkan sumbersumber pendanaan dengan tingkat bunga yang lebih rendah, untuk mengganti pinjaman dengan beban bunga tinggi yang sudah harus ditanggung selama ini sehingga kedepan dapat dicapai efisiensi pembayaran bunga. Inisiatif strategis : - Penerbitan Medium Term Notes (MTN)/Obligasi - Rescheduling (Restrukturisasi) Hutang Perbankan
Situasi Makro Kondisi perekonomian global hingga akhir tahun 2015 belum menunjukkan perbaikan, yang terjadi saat ini adalah ketidakpastian global. Meskipun perekonomian Eropa diperkirakan mulai stabil, ekonomi AS yang diharapkan membaik ternyata masih melambat, AS yang diharapkan bisa pulih dan membantu perekonomian global, ternyata masih juga melambat. Namun demikian, Menkeu meyakini pada tahun 2016 perekonomian global akan lebih baik dibandingkan kondisi tahun 2015. Perekonomian global diperkirakan tumbuh pada kisaran 3,8% atau lebih tinggi dibanding tahun 2014 maupun 2015. www.kemenkeu.go.id/Berita/2015-diliputi-ketidakpastian-ekonomi-global2016-lebih-baik-0 Tahun 2015 merupakan tahun yang dilewati industri sawit dengan penuh tantangan, mulai dari harga CPO global yang tidak bergairah sampai pada kasus kebakaran lahan perkebunan kelapa sawit. Harga rata-rata per bulan CPO global sepanjang tahun 2015 tidak mampu mencapai US $ 700 per metrik ton. Jatuhnya harga CPO global tidak terlepas dari pengaruh jatuhnya harga minyak mentah dunia yang sempat jatuh sampai US $ 30 dolar per barel, yang kemudian mempengaruhi harga-harga komoditas lainnya. Pertumbuhan ekonomi China dan yang melambat dan stagnasi di Eropa juga menjadi faktor penyebab penurunan harga CPO global. www.gabki.or.id/Page/PressReleaseDetail?guid=39f3f2-0419-42d4-8d1b-9524871d3cf2.
2
Annual Report Tahun 2015 Harga karet hingga akhir tahun 2015 belum dapat menguat, kesepakatan dengan para eksportir utama karet yakni Malaysia dan Thailand yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) dimaksudkan untuk mendongkrak harga dan rencana penyerapan karet di dalam negeri untuk mendukung proyek pembangunan infrastruktur belum terlihat hasilnya. https://m.tempo.co/read/news/2015/03/03/090646551/pengusaha-prediksiharga-karet-stagnan. Kinerja Operasional 1. Kelapa Sawit Total produksi TBS tahun 2015 di bawah anggaran sebesar 541.827 ton atau 27,54% (realisasi 1.425.520 ton ; RKAP 1.967.347 ton), meliputi : Produksi TBS kebun sendiri di bawah RKAP sebesar 171.270 ton atau 21,27% (realisasi 633.998 ton ; RKAP 805.268 ton) Produksi TBS kebun plasma di bawah RKAP sebesar 57.530 ton atau 10,64% (realisasi 483.078 ton ; RKAP 540.608 ton) Produksi TBS pihak III di bawah RKAP sebesar 313.027 ton atau 50,37% (realisasi 308.444 ton ; RKAP 621.471 ton). Tidak tercapainya produksi TBS kebun sendiri terutama disebabkan : Pemupukan 3 (tiga) tahun terakhir tidak berjalan sesuai rekomendasi, sehingga menyebabkan rata-rata berat tandan (RBT) dan jumlah tandan di setiap pohon menurun. Secara umum pemeliharaan tanaman 2 tahun terakhir tidak sesuai dengan rotasi, akibat rendahnya kekuatan tenaga kerja yang ada pada setiap unit kerja dan kendala keuangan sehingga menyulitkan kegiatan panen. Tanaman tua renta (umur > 20 tahun) seluas 19.220,48 Ha (41,24%) dari areal TM, potensinya menurun secara signifikan (6-9 ton/Ha/tahun) dan tingkat kesulitan panen pada areal tersebut cukup berat. Tidak tercapainya produksi TBS kebun plasma dan pihak III disebabkan terjadinya pembelian TBS oleh pihak swasta dengan harga di atas yang ditetapkan oleh Pemda di sekitar wilayah kerja PTPN XIII khususnya wilayah Kalimantan Timur. Produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 162.286 ton atau 31,12% (realisasi 359.117 ton ; RKAP 521.403 ton), hal ini sejalan dengan tidak tercapainya produksi TBS secara keseluruhan, disamping itu tidak tercapainya rendemen minyak sawit dari RKAP sebesar 0,37% (realisasi 22,16% ; RKAP 22,53%) dan inti sawit sebesar 0,11% (realisasi 4,11% ; RKAP 4,22%) Produktivitas TBS/Ha tahun 2015 kebun sendiri berada di bawah RKAP sebesar 3.676 kg/Ha atau 21,27% (realisasi 13.607 kg/Ha ; RKAP 17.283 kg/Ha). Produktivitas Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS + IS) kebun sendiri s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 1.481 kg/Ha atau 29,39% (realisasi 3.559 kg/Ha ; RKAP 5.040 kg/Ha). 2. Karet Pencapaian produksi karet kering tahun 2015 berada di bawah RKAP sebesar 17.312 ton KK atau 73,82% (realisasi 6.140 ton KK ; RKAP 23.452 ton KK), yang meliputi : Produksi karet kebun sendiri di bawah RKAP sebesar 3.291 ton KK atau 35,21% (realisasi 6.057 ton KK ; RKAP 9.348 ton KK). Produksi karet kebun plasma di bawah RKAP sebesar 14.021 ton KK atau 99,41% (realisasi 83 ton KK ; RKAP 14.104 ton KK). 3
Annual Report Tahun 2015 Tidak tercapainya produksi karet kebun sendiri dikarenakan : Terjadinya lossis penyimpangan/pencurian produksi oleh penyadap maupun pihak luar dan penyadapan yang tidak tuntas. Terdapat lowong sadap yang disebabkan areal Tanaman Menghasilkan yang dikuasai oleh masyarakat seluas 463,02 Ha di kebun Sintang serta kondisi pemeliharaan tanaman TM dan TBM tidak sesuai norma yang berpotensi menghambat pelaksanaan panen dan pertumbuhan tanaman. Disamping itu rendahnya Kapasitas per penyadap karena kondisi bidang sadap pada tanaman Remaja dan Dewasa tahun tanam 1996 s.d. 2002 sudah rusak berat dimana penyadapan sudah sampai percabangan yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kehadiran tenaga sadap. Produktivitas Karet kebun sendiri s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 322 kg/Ha atau 35,27% (realisasi 591 kg/Ha ; RKAP 913 kg/Ha). Harga Pokok Produksi Harga pokok FOB tahun 2015 untuk komoditi kelapa sawit mencapai Rp 6.629,54/kg, di atas anggaran sebesar Rp 470,95/kg atau 7,65% disebabkan realisasi capaian produksi TBS yang diolah sendiri hanya sebesar 70,15% dari RKAP. Harga pokok FOB komoditi karet mencapai Rp 38.790,32/kg, di atas anggaran sebesar Rp 14.799,84/kg atau 61,69% disebabkan tidak tercapainya produksi karet kering secara keseluruhan sebanyak 17.312 ton. Hasil yang Dicapai Hasil penjualan PTPN XIII tahun 2015 sebesar Rp 2.344,26 milyar, dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 3.031,13 milyar, mengalami penurunan sebesar Rp 686,87 milyar atau 22,66% dan jika dibandingkan RKAP tahun 2015 sebesar Rp 4.123,36 milyar berada di bawah sebesar Rp 1.779,10 milyar, hal ini disebabkan :
Realisasi volume penjualan karet, minyak dan inti sawit tahun 2015 berada di bawah RKAP tahun 2015, masing-masing sebesar 13.076 ton atau 55,75%, 147.413 ton atau 33,57% dan 27.124 ton atau 32,95%.
Realisasi harga jual rata-rata karet, minyak sawit dan inti sawit tahun 2015 berada di bawah RKAP tahun 2015, masing-masing sebesar Rp 4.099,08/kg atau 18,71%, Rp 1.023,05/kg atau 13,69% dan Rp 57,28/kg atau 1,57%.
Realisasi rugi bersih PTPN XIII (induk) setelah pajak kini/tangguhan tahun 2015 sebesar Rp 318,53 milyar, jika dibandingkan dengan anggaran memperoleh laba sebesar Rp 121,49 milyar, capaian laba di bawah anggaran sebesar Rp 440,02 milyar. Hal ini terutama disebabkan rendahnya produktivitas TBS dan karet, disamping itu harga jual di bawah anggaran sehingga mengakibatkan harga pokok FOB berada di atas anggaran, yang sangat dipengaruhi oleh fixed cost. Komoditi kelapa sawit memberikan kontribusi rugi sebesar Rp 279,30 milyar, di bawah anggaran sebesar Rp 495,84 milyar (dianggarkan mendapat laba sebesar Rp 216,53 milyar). Demikian juga komoditi karet mengalami kerugian sebesar Rp 136,90 milyar, capaian rugi ini di atas anggaran sebesar Rp 82,36 milyar (dianggarkan rugi sebesar Rp 54,54 milyar). Realisasi laba Komprehensif PTPN XIII tahun 2015 setelah memperhitungkan selisih nilai wajar aset keuangan (revaluasi atas aset tanah) dan keuntungan (kerugian) aktuaria - penyesuaian pajak tangguhan sesuai dengan PSAK 24 Revisi tahun 2013 adalah sebesar Rp 843,05 milyar. 4
Annual Report Tahun 2015
Realisasi rugi bersih PTPN XIII dan entitas anak (konsolidasi) tahun 2015 adalah sebesar Rp 324,84 milyar di bawah RKAP konsolidasian sebesar Rp 462,46 milyar (dianggarkan laba sebesar Rp 137,62 milyar). Laba bersih komprehensif konsolidasian tahun 2015 setelah memperhitungkan selisih nilai wajar aset keuangan (revaluasi atas aset tanah) dan keuntungan (kerugian) aktuaria - penyesuaian pajak tangguhan sesuai dengan PSAK 24 Revisi tahun 2013 adalah sebesar Rp 888,13 milyar. Rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 321,57 milyar dan laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 866,22 milyar. Analisa Keuangan Rasio keuangan berupa Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas dan Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2015 masing-masing sebesar (9,07%), 32,03%, 141,30% dan 242,13%. Secara keseluruhan rasio keuangan di bawah anggaran dan capaian periode yang sama tahun lalu, dikarenakan kinerja operasional Perusahaan tidak tercapai seperti yang telah dipaparkan di atas.
Capital Expenditure Realisasi Capital Expenditure tahun 2015 sebesar Rp 139,93 milyar di bawah anggaran sebesar Rp 269,57 milyar. Hal ini disebabkan banyaknya pekerjaan-pekerjaan yang tidak direalisasikan pelaksanaannya, terutama mesin dan instalasi (kebun/unit) mengingat kondisi finansial yang cukup sulit dan Perusahaan membukukan kerugian. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XIII melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Mitra binaan tahun 2015 berjumlah 113 mitra dengan dana pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 3,65 milyar dengan kegiatan antara lain pelatihan kewirausahaan dan teknis kepada mitra binaan, publikasi/promosi produk mitra binaan, dan mengikutsertakan mitra ke berbagai pameran. Sedangkan dana bina lingkungan dan CSR yang disalurkan tahun 2015 sebesar Rp 0,519 milyar yang dipergunakan untuk bantuan bencana alam, pendidikan dan latihan, peningkatan kesehatan, prasana dan sarana umum, sarana ibadah, pelestarian alam dan pengentasan kemiskinan. Tingkat Kesehatan Perusahaan Pencapaian kinerja Perusahaan tahun 2015 berdasarkan SK Menteri Badan Usaha Milik Negara No : Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, menunjukkan tingkat kesehatan Perusahaan Kurang sehat (BB) dengan nilai 47,85 poin, di bawah capaian tahun lalu dan anggaran, masingmasing sebesar 2,60 poin (capaian tahun 2014 dengan nilai 50,45 atau kurang sehat ”BBB”) dan 22,90 poin (tahun 2015 dianggarkan dengan nilai 70,75 poin atau Sehat “A”). Penurunan ini terkait dengan beberapa aspek operasional dan keuangan yang belum tercapai dikarenakan penurunan kinerja Perusahaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kontrak Manajemen / Key Performance Indicator (KPI) pada tahun 2015 mencapai bobot sebesar 68,86% di bawah capaian tahun 2014 dan anggaran, masing-masing sebesar 3,13% (KPI tahun 2014 sebesar 71,99%) dan 31,14% dari yang dianggarkan sebesar 100%.
5
Annual Report Tahun 2015 Meskipun kinerja operasional dan keuangan belum optimal, Direksi menyampaikan penghargaan atas dedikasi, loyalitas dan kerja keras seluruh karyawan serta pengawasan/arahan Dewan Komisaris/Pemegang Saham dan dukungan Stakeholder lainnya di tengah kondisi yang sulit saat ini. Kepada seluruh keluarga besar PTPN XIII, marilah kita tingkatkan komitmen dan daya juang kita dalam rangka melewati masa-masa sulit yang penuh tantangan ini. Demikian Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara XIII tahun buku 2015 (setelah audit) ini kami sampaikan sebagai pertanggungjawaban atas pengelolaan Perusahaan.
6
Annual Report Tahun 2015
Lampiran Ringkasan Untuk Pimpinan No. 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22
23
24
25
Uraian 1 Revenue Harga Jual - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit - Karet Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Af Pabrik Kelapa Sawit Harga Pokok Af Pabrik Karet Net Profit Margin Laba Sebelum PPh Laba (Rugi) bersih tahun berjalan Laba (Rugi) bersih Komprehensif Return On Equity Return On Investment Likuiditas Solvabilitas Debt Equity Ratio Total Asset Aktiva Lancar Aktiva Tetap dan Lain-lain Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Equity Produktivitas Kebun Sendiri - Kelapa Sawit (TBS) - Kelapa Sawit (Minyak + Inti Sawit) - Karet Kering Peraihan Produksi Plasma - Kelapa Sawit (TBS) diolah - Karet Kering Areal Kebun Inti - Kelapa Sawit (Total) - TM (Tanaman Menghasilkan) - TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) - TB/TU (Tanaman Baru/Ulang)
Satuan 2 Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Miliar Rp/Kg (M+I) Rp/Kg KK % Miliar Miliar Miliar % % % % % Miliar Miliar Miliar Miliar Miliar Miliar
1.374,92 6.449,95 3.579,72 17.805,86 2.259,59 5.427,26 27.535,42 -13,59 (418,93) (324,84) 888,13 -15,76 -2,30 32,03 141,30 242,13 6.816,08 760,73 6.055,34 2.230,68 2.585,99 1.999,41
RKAP 2015 4 4.123,36 1.536,49 7.473,00 3.637,00 21.904,94 3.600,61 5.578,18 21.511,80 2,95 184,72 137,62 137,62 9,13 7,63 60,98 137,43 267,17 5.600,88 1.092,24 4.508,64 1.705,81 2.338,12 1.556,95
% Capaian 5 (3 : 4) 56,85 89,48 86,31 98,43 81,29 62,76 97,29 128,00 (460,68) (226,79) (236,05) 645,37 (172,62) (30,14) 52,53 102,82 90,63 121,70 69,65 134,31 130,77 110,60 128,42
13,61 3,56 0,59
17,28 5,04 0,91
78,73 70,61 64,73
Ton Ton
465.443 83
537.058 14.104
86,67 0,59
Ha Ha Ha Ha
57.640,60 46.592,50 11.048,10 -
58.486,60 46.592,50 11.098,10 796,00
98,55 100,00 99,55 -
- Karet (Total) - TM (Tanaman Menghasilkan) - TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) - TB/TU (Tanaman Baru/Ulang)
Ha Ha Ha Ha
13.409,42 10.240,84 3.168,58 0
13.409,42 10.240,84 3.168,58 0
100,00 100,00 100,00
Kebun Plasma - Kelapa Sawit (Total) - TM (Tanaman Menghasilkan) - TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) - TB/TU (Tanaman Baru/Ulang)
Ha Ha Ha Ha
58.769,62 57.637,62 1.132,00 -
58.773,62 57.637,62 1.136,00 1.358,00
99,99 100,00 99,65 -
Ha Ha
29.595,04 29.595,04
29.595,04 29.595,04
100,00 100,00
22,16 4,11 47,85 BB
22,53 4,22 70,75 A
98,34 97,36 67,63
- Karet (Total) - TM (Tanaman Menghasilkan) Rendemen - Kelapa Sawit Rata-rata - CPO - Inti Sawit Tingkat Kesehatan Category
Ton/Ha Ton/Ha Ton/Ha
Realisasi 2015 3 2.344,26
% % Score
7
Annual Report Tahun 2015
RINGKASAN LAPORAN MANAJEMEN TAHUN 2015 I.
PENDAHULUAN Perkembangan kinerja PTPN XIII s.d 31 Desember 2015, diuraikan sebagai berikut : 1.1.
Bidang operasional 1.1.1. Produksi Realisasi produksi Karet s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 17.312 ton KK atau 73,82% (realisasi 6.140 ton KK ; RKAP 23.452 ton KK), hal ini disebabkan : Produksi karet kebun sendiri di bawah RKAP sebesar 3.291 ton KK atau 35,21% (realisasi 6.057 ton KK ; RKAP 9.348 ton KK). Tidak tercapainya produksi karet kebun sendiri dikarenakan : Terjadinya lossis penyimpangan/pencurian produksi oleh penyadap maupun pihak luar dan penyadapan yang tidak tuntas. Terdapat lowong sadap yang disebabkan areal Tanaman Menghasilkan yang dikuasai oleh masyarakat seluas 463,02 Ha di kebun Sintang serta kondisi pemeliharaan tanaman TM dan TBM tidak sesuai norma yang berpotensi menghambat pelaksanaan panen dan pertumbuhan tanaman. Disamping itu rendahnya Kapasitas per penyadap karena kondisi bidang sadap pada tanaman Remaja dan Dewasa tahun tanam 1996 s.d. 2002 sudah rusak berat dimana penyadapan sudah sampai percabangan seperti kebun Dasut, Dasel, Balin dan Kumai, yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kehadiran tenaga sadap. Keterlambatan rotasi pemeliharaan TM terutama jalur tanam sehingga kondisi gulma kategori cukup berat. Produksi karet kebun plasma di bawah RKAP sebesar 14.021 ton KK atau 99,41% (realisasi 83 ton KK ; RKAP 14.104 ton KK). Tidak tercapainya produksi karet kebun plasma dikarenakan adanya persaingan harga yang sangat ketat dari kolektor pabrik swasta di sekitar wilayah kerja PTPN XIII, sehingga petani lebih cenderung memilih menjual karet kepada pihak swasta. Produksi TBS s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 541.827 ton atau 27,54% (realisasi 1.425.520 ton ; RKAP 1.967.347 ton), hal ini disebabkan : Produksi TBS kebun sendiri di bawah RKAP sebesar 171.270 ton atau 21,27% (realisasi 633.998 ton ; RKAP 805.268 ton), hal ini terutama disebabkan : Pemupukan 3 (tiga) tahun terakhir tidak berjalan sesuai rekomendasi, dengan rata-rata realisasi pemupukan NPK 3,5 kg/pokok sedangkan seharusnya menurut rekomendasi 7 kg/pokok dan untuk pupuk Dolomite rata-rata realisasi 2 kg/pokok, menurut rekomendasi 3,25 kg/pokok yang menyebabkan rata-rata berat tandan (RBT) dan jumlah tandan di setiap pohon menurun. 8
Annual Report Tahun 2015 Disamping itu secara umum pemeliharaan tanaman 2 tahun terakhir tidak sesuai dengan rotasi, akibat rendahnya kekuatan tenaga kerja yang ada pada setiap unit kerja dan kendala keuangan sehingga menyulitkan kegiatan panen. Selain itu tanaman tua renta (umur > 20 tahun) seluas 19.220,48 Ha (41,24%) dari areal TM, potensinya menurun secara signifikan (6-9 ton/Ha/tahun) dan tingkat kesulitan panen pada areal tersebut cukup berat. Produksi TBS kebun plasma di bawah RKAP sebesar 57.530 ton atau 10,64% (realisasi 483.078 ton ; RKAP 540.608 ton), hal ini disebabkan terjadinya pembelian TBS oleh pihak swasta dengan harga di atas yang ditetapkan oleh Pemda di sekitar wilayah kerja PTPN XIII khususnya wilayah Kalimantan Timur. Produksi TBS pihak III di bawah RKAP sebesar 313.027 ton atau 50,37% (realisasi 308.444 ton ; RKAP 621.471 ton). Produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 162.286 ton atau 31,12% (realisasi 359.117 ton ; RKAP 521.403 ton), hal ini disebabkan : Produksi TBS secara keseluruhan di bawah anggaran sebesar 541.827 ton atau 27,54% (realisasi 1.425.520 ton ; RKAP 1.967.347 ton) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, disamping itu sebagian produksi TBS dijual kepada pihak III sebesar 58.626 ton. Tidak tercapainya rendemen minyak sawit dari RKAP sebesar 0,37% (realisasi 22,16% ; RKAP 22,53%) dan inti sawit sebesar 0,11% (realisasi 4,11% ; RKAP 4,22%). 1.1.2. Produktivitas Produktivitas Karet kebun sendiri s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 322 kg/Ha atau 35,27% (realisasi 591 kg/Ha ; RKAP 913 kg/Ha). Produktivitas TBS kebun sendiri s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 3.676 kg/Ha atau 21,27% (realisasi 13.607 kg/Ha ; RKAP 17.283 kg/Ha). Produktivitas Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS + IS) kebun sendiri s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 1.481 kg/Ha atau 29,39% (realisasi 3.559 kg/Ha ; RKAP 5.040 kg/Ha).
1.1.3. Rendemen Rendemen total Minyak Sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 0,37% (realisasi 22,16% ; RKAP 22,53%), dan Rendemen Inti sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 0,11% (realisasi 4,11% ; RKAP 4,22%) , hal ini disebabkan : Mutu panen yang dikirim dari kebun ke pabrik masih rendah terutama karena masih tingginya fraksi 00 dan 0 serta rendahnya persentase brondolan yang masuk ke pabrik. 9
Annual Report Tahun 2015 Bervariasinya umur tanaman muda yang cukup banyak dari pihak III sejalan dengan semakin berkembangnya tanaman kelapa sawit yang dikelola swadaya oleh masyarakat yang cenderung bermunculan buah/TBS jenis dura yang potensi rendemen minyak rendah. 1.2.
Bidang Keuangan Kerugian bersih konsolidasian dari aktivitas komersial perusahan sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp 324,84 milyar, yang dianggarkan laba sebesar Rp 137,62 milyar, atau di bawah RKAP sebesar Rp 462,46 milyar. Hal ini terutama disebabkan : 1. Produksi kelapa sawit dan karet berada di bawah RKAP yaitu : U r a i a n 1 TBS Diolah Sendiri (Ton) : - Kebun Sendiri - Kebun Plasma - Pihak III Jumlah TBS diolah sendiri TBS Dijual pihak III (Ton) : - Kebun Sendiri - Kebun Plasma - Pihak III Jumlah TBS dijual pihak III Jumlah TBS Rendemen Rata-rata - Minyak Sawit - Inti Sawit Minyak + Inti Sawit Minyak dan Inti Sawit (Ton) Minyak Sawit Inti Sawit Jumlah Minyak + Inti Sawit *) Karet (Ton) Kebun Sendiri Kebun Plasma Jumlah
S.d Des 2015 Realisasi RKAP 2 3
% tase Capaian 4 (2 : 3)
593.007 465.443 308.444 1.366.894
804.026 537.058 607.446 1.948.530
73,75 86,67 50,78 70,15
40.991 17.635 58.626 1.425.520
1.242 3.550 14.025 18.817 1.967.347
3.300,40 496,76 0,00 311,56 72,46
22,16 4,11 26,27
22,53 4,22 26,76
98,34 97,36 98,19
302.903 56.214 359.117
439.096 82.307 521.403
68,98 68,30 68,88
6.057 83 6.140
9.348 14.104 23.452
64,79 0,59 26,18
2. Penjualan komoditi kelapa sawit dan karet berada dibawah RKAP yaitu : U rai an
1 Volume penjualan (Ton) Kelapa Sawit - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit Karet Harga Jual (Rp/Kg) Kelapa Sawit - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit Rata-Rata Minyak + Inti Sawit Karet Nilai penjualan (Rp. Juta) Kelapa Sawit - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit Jumlah Kelapa Sawit Karet Jumlah Penjualan
S.d Des 2015 Realisasi RKAP
% tase Capaian
2
3
4 (2 : 3)
58.626 291.683 55.183
18.817 439.096 82.307
311,56 66,43 67,05
10.377
23.453
44,25
1.374,92 6.449,95 3.579,72 5.993,32
1.536,49 7.473,00 3.637,00 6.867,46
89,48 86,31 98,43 87,27
17.805,86
21.904,94
81,29
80.606
28.912
1.881.342 197.540 2.159.488
3.281.364 299.351 3.609.627
278,80 57,33 65,99 59,83
184.774 2.344.262
513.734 4.123.361
35,97 56,85
10
Annual Report Tahun 2015 Volume penjualan s.d 31 Desember 2015 tidak tercapai sesuai RKAP, disamping itu harga jual juga dibawah RKAP. Sehingga secara keseluruhan nilai penjualan hanya mencapai 56,85% dari RKAP atau di bawah sebesar Rp 1.779,10 milyar (realisasi Rp 2.344,26 milyar ; RKAP Rp 4.123,36 milyar). 3. Realisasi biaya produksi berada di bawah RKAP, namun harga pokok produksi FOB komoditi kelapa sawit berada di atas RKAP dan harga pokok produksi komoditi karet yaitu biaya af Kebun, af Pabrik maupun FOB di atas RKAP. Hal ini terutama disebabkan realisasi produksi TBS maupun karet berada di bawah RKAP, sebagai berikut : Uraian 1
Kelapa Sawit Biaya Produksi (Rp. Juta) Biaya Produksi af. Kebun Biaya produksi af. Pabrik Biaya Produksi FOB Harga Pokok Minyak + Inti (Rp/Kg) Harga Pokok Af Kebun Harga Pokok Af Pabrik Harga Pokok FOB Karet Biaya Produksi (Rp. Juta) Biaya Produksi af. Kebun Biaya produksi af. Pabrik Biaya Produksi FOB Harga Pokok Karet (Rp/Kg) Harga Pokok Af Kebun Harga Pokok Af Pabrik Harga Pokok FOB
4.
5.
S.d Des 2015 Realisasi RKAP 2 3
Selisih 4 (2-3)
% tase Capaian
5 (2 : 3)
752.784 2.016.628 2.448.390
1.089.454 3.081.135 3.383.763
(336.670) (1.064.508) (935.372)
69,10 65,45 72,36
4.295,58 5.427,26 6.629,54
4.467,76 5.578,18 6.158,59
(172,18) (150,92) 470,95
96,15 97,29 107,65
166.260 169.079 238.189
213.322 504.514 562.646
(47.062) (335.435) (324.457)
77,94 33,51 42,33
27.450,16 27.535,42 38.790,32
22.819,02 21.511,80 23.990,48
4.631,14 6.023,62 14.799,84
120,30 128,00 161,69
Komoditi kelapa sawit Capaian realisasi harga jual minyak dan inti sawit sebesar 87,27% dari RKAP, sedangkan harga pokok FOB sebesar 107,665% dari RKAP. Hal ini terutama disebabkan realisasi capaian produksi TBS kebun sendiri yang diolah sebesar 73,75% dari RKAP, walaupun realisasi pemakaian biaya FOB sebesar 72,36% dari RKAP. Komoditi karet Capaian realisasi harga jual karet sebesar 81,29% dari RKAP, sedangkan harga pokok FOB sebesar 161,69% dari RKAP. Hal ini terutama disebabkan realisasi capaian produksi karet kebun sendiri sebesar 64,79% dari RKAP, walaupun realisasi pemakaian biaya FOB sebesar 42,33% dari RKAP. Anak perusahaan masih mengalami kerugian untuk komoditi kelapa sawit dan karet masing-masing sebesar Rp 4,01 milyar dan Rp 2,67 milyar, sedangkan rumah sakit memberikan kontribusi laba sebesar Rp 0,364 milyar. Rasio Keuangan s.d 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Current Ratio sebesar 32,03%, Solvabilitas sebesar 140,79%, DER sebesar 245,14% (Rasio DER telah memperhitungkan liabilitas imbalan kerja sebesar Rp 432,77 milyar, sesuai penerapan PSAK 24 dan keuntungan (kerugian) aktuaria, pendapatan selisih atas revaluasi aset tanah sebesar Rp 1.207,56 milyar atas induk perusahaan). 11
Annual Report Tahun 2015 6.
II.
Laba komprehensif tahun 2015 setelah memperhitungkan selisih nilai wajar aset keuangan, keuntungan (kerugian) aktuaria dan penyesuaian pajak tangguhan adalah sebesar Rp 888,13 milyar, berada di atas RKAP sebesar Rp 750,51 milyar.
AREAL STATEMENT 2.1. Areal Statement PT Perkebunan Nusantara XIII A. Kebun Sendiri Areal Statement kebun sendiri PT Perkebunan Nusantara XIII tahun 2015 dan tahun 2014 diuraikan sebagai berikut : Uraian 1 TM TBM TU/TK/TB JUMLAH ATP *) Bibitan Jlh Areal Tanaman Lain-lain **) Total PTPN XIII
Karet 2015 2 10.240,84 3.168,58 13.409,42 2.369,37 36,70 15.815,49 9.570,22 25.385,71
2014 3 9.352,78 4.089,14 13.441,92 2.510,91 37,70 15.990,53 9.395,18 25.385,71
Luas (Ha) per Budidaya Kelapa Sawit 2015 2014 4 5 46.592,50 45.066,90 11.048,10 12.573,70 57.640,60 57.640,60 882,61 882,61 115,13 115,13 58.638,34 58.638,34 8.802,28 8.802,28 67.440,62 67.440,62
Jumlah 2015 2014 6 = (2+4) 7 = (3+5) 56.833,34 54.419,68 14.216,68 16.662,84 71.050,02 71.082,52 3.251,98 3.393,52 151,83 152,83 74.453,83 74.628,87 18.372,50 18.197,46 92.826,33 92.826,33
Luas Areal kebun sendiri PT Perkebunan Nusantara XIII tahun 2015 seluas 92.826,33 Ha, lokasi tersebut tersebar di Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan/Tengah. Keterangan : *) ATP
: Areal TM yang telah dikeluarkan dari areal produktif, pelaksanaan panen dikerjakan oleh tenaga pemborong dan pemeliharaan tidak dilaksanakan lagi.
**) Lain-lain : Areal emplasment, kantor, pabrik, jalan, rawa, sungai, perengan/rendahan garapan/diklaim masyarakat dan sarana sosial lainnya. B. Kebun Plasma Areal Statement kebun plasma PT Perkebunan Nusantara XIII tahun 2015 dan tahun 2014 diuraikan sebagai berikut :
Uraian 1 TM TBM TU/TK/TB JUMLAH
Karet 2015 2 29.595,04 29.595,04
2014 3 29.595,04 29.595,04
Luas (Ha) per Budidaya Kelapa Sawit 2015 2014 4 5 57.637,62 56.944,98 1.132,00 1.608,62 220,00 58.769,62 58.773,60
Jumlah 2015 6 = (2+4) 87.232,66 1.132,00 88.364,66
2014 7 = (3+5) 86.540,02 1.608,62 220,00 88.368,64
12
Annual Report Tahun 2015 Luas Areal kebun plasma PT Perkebunan Nusantara XIII tahun 2015 seluas 88.364,66 Ha, lokasi tersebut tersebar di Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan/Tengah. 2.2.
Komposisi Umur Tanaman Karet dan Kelapa Sawit A. Kebun Sendiri Tanaman Karet
Komposisi
Realisasi tahun 2014 Ha %
2013 Ha
A. TM - Muda - Remaja - Dewasa Jumlah A B. TUA - Tua - Tua Renta Jumlah B Jumlah A+B C. LAIN-LAIN - ATP - Pembibitan - Lain-lain *) Jumlah C Jumlah A+B+C D. TBM/TU/TK - TBM - TU/TK Jumlah D Jumlah A+B+C+D
%
2015 Ha
%
3.461,78 3.725,93 917,00 8.104,71
12,60 13,56 3,34 29,50
4.186,34 3.462,44 1.305,00 8.953,78
16,49 13,64 5,14 35,27
4.143,70 3.270,53 2.427,61 9.841,84
16,32 12,88 9,56 38,77
399,00 399,00 8.503,71
1,45 1,45 30,95
399,00 399,00 9.352,78
1,57 1,57 36,84
339,00 60,00 399,00 10.240,84
1,34 0,24 1,57 40,34
2.441,97 33,20 11.145,61 13.620,78 22.124,49
8,89 0,12 40,57 49,58 80,53
2.510,91 37,70 9.395,18 11.943,79 21.296,57
9,89 0,15 37,01 47,05 83,89
2.369,37 36,70 9.570,22 11.976,29 22.217,13
9,33 0,14 37,70 47,18 87,52
5.350,15 5.350,15 27.474,64
19,47 19,47 100,00
4.089,14 4.089,14 25.385,71
16,11 16,11 100,00
3.168,58 3.168,58 25.385,71
12,48 12,48 100,00
GRAFIK KOMPOSISI UMUR TANAMAN KARET KEBUN SENDIRI
6.000,00
5.350,15
5.000,00 4.089,14 4.000,00
3.462,44 4.186,34
3.725,93
3.000,00
4.143,70 3.168,58 3.270,53 2.427,61
3.461,78 2.000,00 1.000,00
1.305,00
917,00 399,00
399,00 -
339,00 -
60,00
0,00 2013 Muda
2014 Remaja
Dewasa
Tua
2015 Renta
TBM/TU/TK
13
Annual Report Tahun 2015 B. Kebun Plasma Tanaman Karet
%
Realisasi tahun 2014 Ha %
3.048,05 26.546,99 29.595,04
10,30 89,70 100,00
1.609,04 27.986,00 29.595,04
5,44 94,56 100,00
927,24 28.667,80 29.595,04
3,13 96,87 100,00
29.595,04
100,00
29.595,04
100,00
29.595,04
100,00
Komposisi
2013 Ha
A. TM - Tua - Renta Jumlah A B. TBM/TU/TK - TBM - TU/TK Jumlah B Jumlah A+B
2015 Ha
%
GRAFIK KOMPOSISI UMUR TANAMAN KARET KEBUN PLASMA 35.000,00 30.000,00
27.986,00
26.546,99
28.667,80
25.000,00 20.000,00 15.000,00 10.000,00 5.000,00
3.048,05
1.609,04
927,24
0,00 2013
2014 Tua
2015
Renta
C. Kebun Sendiri Tanaman Kelapa Sawit Komposisi
2013 Ha
A. TM - Muda - Remaja - Dewasa Jumlah A B. TUA - Tua - Renta Jumlah B Jumlah A+B C. LAIN-LAIN - ATP - Pembibitan - Lain-lain *) Jumlah C Jumlah A+B+C D. TBM/TU/TK - TBM - TU/TK Jumlah D Jumlah A+B+C+D
%
Realisasi tahun 2014 Ha %
2015 Ha
%
5.664,35 5.863,55 16.911,29 28.439,19
8,47 8,77 25,29 42,54
6.384,36 5.739,23 14.162,23 26.285,82
9,47 8,51 21,00 38,98
7.155,50 6.197,59 14.018,93 27.372,02
10,61 9,19 20,79 40,59
3.446,58 12.713,50 16.160,08 44.599,27
5,15 19,02 24,17 66,71
4.480,00 14.301,08 18.781,08 45.066,90
6,64 21,21 27,85 66,82
3.611,40 15.609,08 19.220,48 46.592,50
5,35 23,14 28,50 69,09
882,61 115,13 7.156,03 8.153,77 52.753,04
1,32 0,17 10,70 12,20 78,90
882,61 115,13 8.802,28 9.800,02 54.866,92
1,31 0,17 13,05 14,53 81,36
882,61 115,13 8.802,28 9.800,02 56.392,52
1,31 0,17 13,05 14,53 83,62
13.866,63 240,00 14.106,63 66.859,67
20,74 0,36 21,10 100,00
12.573,70 12.573,70 67.440,62
18,64 18,64 100,00
11.048,10 11.048,10 67.440,62
16,38 16,38 100,00
14
Annual Report Tahun 2015 GRAFIK KOMPOSISI UMUR TANAMAN KELAPA SAWIT KEBUN SENDIRI 18.000,00
16.911,29
15.609,08
16.000,00
15.804,39 14.301,08
14.106,63
14.000,00
12.713,50
14.018,93
11.827,20
12.000,00
11.048,10
10.000,00 8.000,00
7.155,50
6.321,91 6.000,00 4.000,00 2.000,00
6.197,59 5.863,55 5.664,35
3.446,58
7.189,32
3.262,00
3.611,40
2014
2015
0,00 2013 Muda
Remaja
Dewasa
Tua
Renta
TBM/TU/TK
D. Kebun Plasma Tanaman Kelapa Sawit Komposisi
Realisasi tahun 2014 Ha %
2013 Ha
A. TM - Muda - Remaja - Dewasa Jumlah A B. TUA - Tua - Renta Jumlah B Jumlah A+B C. TBM/TU/TK - TBM - TU/TK Jumlah C Jumlah A+B+C
%
2015 Ha
%
4.068,14 13.920,67 8.766,76 26.755,57
6,91 23,65 14,89 45,45
4.068,69 10.600,45 12.468,49 27.137,63
6,92 18,04 21,21 46,17
4.214,87 7.564,99 16.050,41 27.830,27
7,17 12,87 27,31 47,35
12.346,98 17.542,71 29.889,70 56.645,27
20,97 29,80 50,77 96,22
5.916,00 23.891,35 29.807,35 56.944,98
10,07 40,65 50,72 96,89
2.249,48 27.557,87 29.807,35 57.637,62
3,83 46,89 50,72 98,07
2.006,70 220,00 2.226,70 58.871,97
3,41 0,37 3,78 100,00
1.608,62 220,00 1.828,62 58.773,60
2,74 0,37 3,11 100,00
1.132,00 1.132,00 58.769,62
1,93 1,93 100,00
GRAFIK KOMPOSISI UMUR TANAMAN KELAPA SAWIT KEBUN PLASMA 30.000,00
27.557,87 23.891,35
25.000,00 20.000,00
16.050,41
17.542,71 15.000,00 10.000,00
12.468,49
12.346,98
10.600,45
13.920,67 8.766,76
5.916,00 5.000,00
2.226,70
7.564,99 1.828,62
4.214,87
2.249,48
1.132,00
4.068,69
0,00 4.068,14
2013 Muda
2014 Remaja
Dewasa
Tua
2015 Renta
TBM/TU/TK
15
Annual Report Tahun 2015 III.
PRODUKSI Produksi s.d 31 Desember 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : 2015 Uraian
2014 1
Realisasi
RKAP
2
3
Perbandingan % 4 = 2/3
5 = 2/1
Produksi : a.
Karet Kebun Sendiri : - Produksi - Produktivitas Plasma - Produksi Kebun Sendiri + Plasma
b. Kelapa Sawit Kebun Sendiri : - Produksi - T.B.S. - Diolah sendiri - Dijual ke pihak III Jumlah TBS - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS - Produktivitas - T.B.S. - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS - Rendemen - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS Plasma - Produksi - T.B.S. - Diolah sendiri - Dijual ke pihak III Jumlah TBS - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS - Rendemen - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS Pihak Ketiga - Produksi - T.B.S. - Diolah sendiri - Dijual ke pihak III Jumlah TBS - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS - Rendemen - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS Kebun Sendiri+Plasma+Pihak III - Produksi - T.B.S. - Diolah sendiri - Dijual ke pihak III Jumlah TBS - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS - Rendemen - Minyak Sawit (MS) - Inti Sawit (IS) Jumlah MS + IS
(ton) (Kg/Ha)
7.512 803
6.057 591
9.348 913
64,79 64,73
80,63 73,60
(ton) (ton)
1.581 9.093
83 6.140
14.104 23.452
0,59 26,18
5,25 67,52
690.438 6.179 696.617 163.498 29.788 193.286
593.007 40.991 633.998 139.777 26.026 165.803
804.026 1.242 805.268 199.341 35.476 234.817
73,75 3.300,40 78,73 70,12 73,36 70,61
85,89 663,39 91,01 85,49 87,37 85,78
15.457 3.628 661 4.289
13.607 3.000 559 3.559
17.283 4.278 761 5.040
78,73 70,12 73,36 70,61
88,03 82,69 84,51 82,97
23,68 4,31 27,99
23,57 4,39 27,96
24,79 4,41 29,21
95,07 99,47 95,74
99,54 101,73 99,88
467.882 19.657 487.539 97.844 18.341 116.185
465.443 17.635 483.078 97.396 17.959 115.355
537.058 3.550 540.608 110.167 21.988 132.155
86,67 496,76 89,36 88,41 81,68 87,29
99,48 89,71 99,08 99,54 97,92 99,29
20,91 3,92 24,83
20,93 3,86 24,78
20,51 4,09 24,61
102,01 94,24 100,72
100,06 98,43 99,81
451.737 0 451.737 95.152 18.334 113.486
308.444 0 308.444 65.730 12.229 77.959
607.446 14.025 621.471 129.588 24.843 154.431
50,78 0,00 49,63 50,72 49,23 50,48
68,28 0,00 68,28 69,08 66,70 68,69
21,06 4,06 25,12
21,31 3,96 25,27
20,85 4,00 24,85
102,20 99,18 101,71
101,17 97,69 100,61
1.610.057 25.836 1.635.893 356.494 66.463 422.957
1.366.894 58.626 1.425.520 302.903 56.214 359.117
1.948.530 18.817 1.967.347 439.096 82.307 521.403
70,15 311,56 72,46 68,98 68,30 68,88
84,90 226,92 87,14 84,97 84,58 84,91
22,14 4,13 26,27
22,16 4,11 26,27
22,53 4,22 26,76
98,34 97,36 98,18
100,08 99,63 100,01
(ton)
(Kg/Ha)
(%)
(ton)
(%)
(ton)
(%)
(ton)
(%)
16
Annual Report Tahun 2015 3.1.
Produksi Kebun Sendiri 3.1.1. Karet Pencapaian produksi Karet tahun 2015 berada di bawah RKAP sebesar 3.291 ton KK atau 35,21% (realisasi 6.057 ton KK ; RKAP 9.348 ton KK), hal ini disebabkan : Terjadinya lossis penyimpangan/pencurian produksi oleh penyadap maupun pihak luar dan penyadapan yang tidak tuntas. Terdapat lowong sadap yang disebabkan areal Tanaman Menghasilkan yang dikuasai oleh masyarakat (klaim lahan yang disertai penjarahan produksi) seluas 463,02 Ha di kebun Sintang. Kondisi pemeliharaan tanaman TM dan TBM tidak sesuai norma yang berpotensi menghambat pelaksanaan panen dan pertumbuhan tanaman. Produktivitas tanaman karet tahun 2015 berada di bawah RKAP sebesar 322 kg/Ha atau 35,27% (realisasi 591 kg/Ha ; RKAP 913 kg/Ha) dan dibanding produktivitas tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 212 kg/Ha atau 26,40% (realisasi tahun 2014 sebesar 803 kg/Ha ; realisasi tahun 2015 sebesar 591 kg/Ha). 3.1.2. Kelapa Sawit Pencapaian produksi TBS s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 171.270 ton atau 21,27% (realisasi 633.998 ton ; RKAP 805.268 ton), hal ini disebabkan : Tanaman tua – tua renta (umur > 20 tahun) seluas 19.220,48 Ha (41,24 %) dari areal TM, potensinya menurun secara signifikan (6-9 ton/Ha/tahun) dan tingkat kesulitan panen pada areal tersebut cukup berat. Tanaman muda yang ditargetkan TM I : 9 ton/Ha/Th dan TM II : 11 ton/Ha/Th tidak tercapai akibat homogenitas tanaman tidak terpenuhi. Kondisi areal tanaman tua seluas 3.611,40 Ha tidak dipupuk sejak tahun 2011, sehingga potensi produksi rendah. Secara umum pemeliharaan tanaman 2 tahun terakhir tidak sesuai dengan rotasi akibat rendahnya kekuatan tenaga kerja yang ada pada setiap unit kerja dan akibat kendala keuangan sehingga menyulitkan kegiatan panen. Terdapat areal TM yang berubah status menjadi areal lain-lain karena okupasi sengketa, Kolam limbah, Pemda dan lain-lain seluas 361,30 Ha. Realisasi pemupukan 3 tahun terakhir (tahun 2012, 2013, dan 2014) tidak sesuai standar, masing-masing : Dosis pupuk NPK : 63,73 %, 46,49 %, dan 40,83 % dari rencana Dosis pupuk Dolomit : 65,99 %, 63,38 %, dan 32,44 % dari rencana Pencapaian produksi Minyak Sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 59.564 ton atau 29,88% (realiasi 139.777 ton ; RKAP 199.341 ton), hal ini disebabkan : Sejalan dengan produksi TBS yang diolah di bawah anggaran sebanyak 211.019 ton atau 26,25% (realisasi 593.007 ton ; RKAP 804.026 ton). Pengoperasian di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) belum optimal. Tidak tercapainya rendemen minyak sawit. 17
Annual Report Tahun 2015 Pencapaian produksi Inti Sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 9.450 ton atau 26,64% (realisasi 26.026 ton ; RKAP 35.476 ton), hal ini disebabkan : Sejalan dengan produksi TBS yang diolah di bawah anggaran sebanyak 211.019 ton atau 26,25% (realisasi 593.007 ton ; RKAP 804.026 ton). Tidak tercapainya rendemen inti sawit. Pencapaian produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS+IS) s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 69.014 ton atau 29,39% (realisasi 165.803 ton ; RKAP 234.817 ton). Produktivitas TBS s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 3.676 kg/Ha atau 21,27% (realisasi 13.607 kg/Ha ; RKAP 17.283 kg/Ha). Produktivitas Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS + IS) s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 1.481 kg/Ha atau 29,39% (realisasi 3.559 kg/Ha ; RKAP 5.040 kg/Ha).
3.2.
Produksi Plasma dan Pihak Ketiga 3.2.1. Karet Pencapaian realisasi produksi karet plasma s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 14.021 ton KK atau 99,41% (realisasi 83 ton KK ; RKAP 14.104 ton KK), hal ini disebabkan : Adanya persaingan harga yang sangat ketat dari kolektor pabrik swasta di sekitar wilayah kerja PTPN XIII, sehingga petani lebih cenderung memilih menjual karet kepada pihak swasta. 3.2.2. Kelapa Sawit Pencapaian realisasi pembelian produksi TBS kelapa sawit kebun plasma s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 57.530 ton atau 10,64% (realisasi 483.078 ton ; RKAP 540.608 ton) hal ini disebabkan : Terjadinya pembelian TBS oleh pihak swasta dengan harga di atas yang ditetapkan oleh Pemda di sekitar wilayah kerja PTPN XIII khususnya wilayah Kalimantan Timur. Produktivitas TBS Plasma s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 998 kg/Ha atau 10,64% (realisasi 8.381 kg/Ha ; RKAP 9.379 kg/Ha). Produktivitas Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS + IS) Plasma s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 292 kg/Ha atau 12,72% (realisasi 2.001 kg/Ha ; RKAP 2.293 kg/Ha). Pencapaian produksi Minyak Sawit Plasma s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 12.771 ton atau 11,59% (realisasi 97.396 ton ; RKAP 110.167 ton).
18
Annual Report Tahun 2015 Pencapaian produksi Inti Sawit Plasma s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 4.029 ton atau 18,32% (realisasi 17.959 ton ; RKAP 21.988 ton). Pencapaian realisasi pembelian produksi TBS kelapa sawit pihak ketiga s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 313.027 ton atau 50,37% (realisasi 308.444 ton ; RKAP 621.471 ton), hal ini disebabkan : Untuk wilayah Kalimantan Timur terjadi persaingan harga pembelian TBS antara pihak swasta dengan harga yang ditetapkan oleh Pemda. Untuk wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan yang sebelumnya harga pembelian TBS mengikuti harga penetapan Disbun Provinsi, namun sejak bulan Oktober harga pembelian TBS pihak III mengikuti harga penetapan PTPN XIII. Harga pembelian TBS PTPN XIII dengan swasta bersaing, namun kecenderungan pihak ketiga lebih memilih menjual kepada pihak swasta dengan alasan metode pembayaran secara kontan. Pencapaian produksi Minyak Sawit Pihak ketiga s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 63.858 ton atau 49,28% (realisasi 65.730 ton ; RKAP 129.588 ton). Pencapaian produksi Inti Sawit Pihak ketiga s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 12.614 ton atau 50,77% (realisasi 12.229 ton ; RKAP 24.843 ton). Pencapaian produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS+IS) Plasma dan Pihak ketiga s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 93.272 ton atau 32,55% (realisasi 193.313 ton ; RKAP 286.586 ton). IV.
BEBAN PRODUKSI Beban produksi per kg di luar penyusutan, Kebun Sendiri dan Pihak Ketiga dapat digambarkan sebagai berikut : ( Rp / Kg ) Uraian
2014 1
Karet - Kebun Sendiri - Kebun Plasma Rata-rata kebun Sendiri + Plasma Kelapa Sawit - Kebun Sendiri - Kebun Plasma & Pihak III Rata-rata kebun Sendiri + Plasma
4.1.
2015 Realisasi RKAP 2
3
Perbandingan % 4 = 2/3
5 = 2/1
19.361,70 29.408,34 21.110,08
21.232,10 33.708,77 21.403,57
18.777,91 20.645,37 19.901,76
113,07 163,28 107,55
109,66 114,62 101,39
3.854,32 7.987,75 6.248,94
3.640,31 6.397,88 5.124,72
3.967,46 6.488,01 5.352,87
91,75 98,61 95,74
94,45 80,10 82,01
Beban Produksi Kebun Sendiri 4.1.1. Karet Realisasi beban produksi karet kebun sendiri di luar penyusutan s.d 31 Desember 2015 berada di atas RKAP sebesar Rp 2.454,19/kg atau 13,07% (realisasi Rp 21.232,10/kg ; RKAP Rp 18.777,91/kg) hal ini disebabkan antara lain : 19
Annual Report Tahun 2015 Produksi karet kebun sendiri di bawah anggaran sebesar 3.291 ton KK atau 35,21% (realisasi 6.057 ton KK ; RKAP 9.348 ton KK), sehingga fixed cost sangat dominan mempengaruhi harga pokok Rupiah per kilogram, beban pokok produksi karet yang di atas anggaran adalah :
Beban pemeliharaan TM di atas RKAP sebesar Rp 370,10/kg atau 21,60% (realisasi Rp 2.083,22/kg ; RKAP Rp 1.713,12/kg).
Beban panen dan pengangkutan ke pabrik di atas RKAP sebesar Rp 1.312,94/kg atau 13,64% (realisasi Rp 10.939,04/kg ; RKAP Rp 9.626,10/kg).
4.1.2. Kelapa Sawit Realisasi beban produksi kelapa sawit kebun sendiri di luar penyusutan s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 327,15/kg atau 8,25% (realisasi Rp 3.640,31/kg ; RKAP Rp 3.967,46/kg), hal ini disebabkan antara lain : Biaya pemupukan belum terlaksana sesuai dengan anggaran sebesar Rp 188,62 milyar atau setara dengan Rp 1.137,57/kg Minyak dan Inti Sawit. Namun masih ada beban pokok produksi yang di atas anggaran adalah :
4.2.
Beban pemeliharaan TM di atas RKAP sebesar Rp 10,69/kg atau 2,05% (realisasi Rp 532,40/kg ; RKAP Rp 521,71/kg).
Beban panen di atas RKAP sebesar Rp 140,61/kg atau 23,67% (realisasi Rp 734,55/kg ; RKAP dan Rp 593,94/kg).
Beban pengangkutan ke pabrik di atas RKAP sebesar Rp 24,44/kg atau 5,68% (realisasi Rp 454,83/kg ; RKAP Rp 430,39/kg).
Beban Pembelian Produksi Plasma dan Pihak Ketiga 4.2.1. Karet Realisasi beban pembelian produksi karet plasma s.d 31 Desember 2015 berada di atas RKAP sebesar Rp 13.063,40/kg atau 63,28% (realisasi Rp 33.708,77/kg ; RKAP Rp 20.645,37/kg), hal ini disebabkan : Biaya overhead di atas RKAP sebesar Rp 15.480,09/kg (realisasi Rp 15.677,29/kg ; RKAP Rp 197,20/kg) terkait dengan fixed cost yang sangat dominan yaitu gaji karyawan dan tunjangan. Biaya olah pembelian hasil di atas RKAP sebesar Rp 1.168,53/kg (realisasi Rp 4.028,55/kg ; RKAP Rp 2.860,02/kg) disebabkan tidak tercapainya kapasitas pabrik akibat adanya kekurangan bahan baku (kebun plasma) karena persaingan harga dengan tengkulak/swasta. 4.2.2. Kelapa Sawit Realisasi beban pembelian produksi TBS plasma dan Pihak III s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 90,13/kg atau 1,39% (realisasi Rp 6.397,88/kg ; Rp 6.488,01/kg) sebagai konsekuensi turunnya harga jual CPO dan inti sawit. 20
Annual Report Tahun 2015 V.
PEMASARAN 5.1.
Volume Penjualan Volume penjualan masing-masing komoditi s.d 31 Desember 2015 dibanding dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 dan realisasi s.d 31 Desember 2014 diuraikan sebagai berikut : ( Ton ) Uraia n
2014 1
2015 Realisasi 2
Perbandingan %
RKAP 3
4 = 2/3
5 = 2/1
Ekspor Karet
1.145
2.131
-
0,00
186,11
Lokal Karet
5.729
8.246
23.453
35,16
143,93
25.836 332.535 63.456 395.991
58.626 291.683 55.183 346.866
18.817 439.096 82.307 521.403
311,56 66,43 67,05 66,53
226,92 87,71 86,96 87,59
6.874
10.377
23.453
44,25
150,96
25.836 332.535 63.456 395.991
58.626 291.683 55.183 346.866
18.817 439.096 82.307 521.403
311,56 66,43 67,05 66,53
226,92 87,71 86,96 87,59
Kelapa Sawit TBS Minyak Sawit Inti Sawit Jumlah MS + IS Jumlah Ekspor & Lokal Karet Kelapa Sawit TBS Minyak Sawit Inti Sawit Jumlah MS + IS
5.1.1. Karet Realisasi volume penjualan karet s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 13.076 ton atau 55,75% (realisasi 10.377 ton ; RKAP 23.453 ton), hal ini disebabkan : Capaian produksi karet secara keseluruhan di bawah anggaran sebanyak 17.312 ton KK atau 73,82 % (realisasi 6.140 ton KK ; RKAP 23.452 ton KK). 5.1.2. Kelapa Sawit Realisasi volume penjualan kelapa sawit untuk TBS s.d 31 Desember 2015 berada di atas RKAP sebesar 39.809 ton atau 211,56% (realisasi 58.626 ton ; RKAP 18.817 ton), hal ini disebabkan : Dalam RKAP produksi TBS yang dijual hanya dari kebun Batulicin sebanyak 18.817 ton, namun realisasinya produksi TBS yang dijual terdapat di kebun Batulicin sebanyak 35.944 ton, Pelaihari sebanyak 1.026 ton, Longkali sebanyak 14.219 ton dan Tabara sebanyak 7.437 ton. Realisasi volume penjualan Minyak Sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar 147.413 ton atau 33,57% (realisasi 291.683 ton ; RKAP 439.096 ton), hal ini disebabkan : Tidak tercapainya produksi TBS dibandingkan dengan RKAP sebesar 541.827 ton atau 27,54% (realisasi 1.425.520 ton ; RKAP 1.967.347 ton), disamping itu rendemen minyak sawit berada di bawah RKAP sebesar 0,37% (realisasi 22,16% ; RKAP 22,53%). Realisasi volume penjualan Inti Sawit berada di bawah RKAP sebesar 27.124 ton atau 32,95% (realisasi 55.183 ton ; RKAP 82.307 ton), yang disebabkan tidak tercapainya produksi TBS dan rendemen Inti Sawit berada dibawah RKAP 0,11% (realisasi 4,11% ; RKAP 4,22%). 21
Annual Report Tahun 2015 5.2.
Hasil Penjualan Realisasi hasil penjualan ekspor dan lokal s.d 31 Desember 2015 dibanding dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut : ( Rp Juta ) Tahun Uraian
2013 1
2015 Realisasi RKAP 3 4
2014 2
Perbandingan % 5 = 3/4 6 = 3/2
Ekspor Karet
72.400
20.932
39.000
-
0,00
186,32
Lokal Karet
270.189
111.564
145.774
513.734
28,38
130,66
46.080 2.479.347 186.700
47.160 2.564.440 287.034
80.606 1.881.342 197.540
28.912 3.281.364 299.351
278,80 57,33 65,99
170,92 73,36 68,82
342.589
132.496
184.774
513.734
35,97
139,46
46.080 2.479.347 186.700 2.712.127 3.054.716
47.160 2.564.440 287.034 2.898.634 3.031.130
80.606 1.881.342 197.540 2.159.488 2.344.262
28.912 3.281.364 299.351 3.609.627 4.123.361
278,80 57,33 65,99 59,83 56,85
170,92 73,36 68,82 74,50 77,34
Kelapa Sawit TBS Minyak Sawit Inti Sawit Jumlah Ekspor & Lokal Karet Kelapa Sawit TBS Minyak Sawit Inti Sawit Jumlah Kelapa Sawit Total Penjualan
GRAFIK HASIL PENJUALAN
4.500.000
4.123.361 3.609.627
4.000.000 3.500.000
3.054.716
3.000.000
3.031.130
2.500.000
2.898.634
2.712.127
2.000.000
2.344.262 2.159.488
1.500.000 1.000.000 500.000
513.734
342.589
184.774
132.496
2013
2014
Karet
2015
Sawit
RKAP 2015
Total Penjualan
Realisasi total hasil penjualan ekspor dan lokal s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 1.779,10 milyar atau 43,15% (realisasi Rp 2.344,26 milyar ; RKAP Rp 4.123,36 milyar), hal ini disebabkan : Produksi minyak sawit di bawah anggaran sebanyak 136.193 ton (realisasi s.d 31 Desember 2015 sebanyak 302.903 ton ; RKAP s.d 31 Desember 2015 sebanyak 439.096 ton). Produksi inti sawit di bawah anggaran sebanyak 26.093 ton (realisasi s.d 31 Desember 2015 sebanyak 56.214 ton ; RKAP s.d 31 Desember 2015 sebanyak 82.307 ton). Produksi karet di bawah anggaran sebanyak 17.312 ton (realisasi s.d 31 Desember 2015 sebanyak 6.140 ton ; RKAP s.d 31 Desember 2015 sebanyak 23.452 ton).
22
Annual Report Tahun 2015 5.3.
Harga Jual Rata-rata Realisasi harga jual rata-rata per komoditi s.d 31 Desember 2015 dibanding dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut : ( Rp / Kg ) Uraian
2014 1
Karet Ekspor Lokal Rata-rata Karet Kelapa Sawit TBS Minyak Sawit Inti Sawit Rata-rata Minyak + Inti Sawit
2015 Realisasi RKAP 2
3
Perbandingan % tase % tase 4 = 2/3
5 = 2/1
18.275,01 19.475,42 19.275,39
18.299,87 17.678,18 17.805,86
21.904,94 21.904,94
0,00 80,70 81,29
100,14 90,77 92,38
1.825,35 7.711,80 4.523,36 7.200,87
1.374,92 6.449,95 3.579,72 5.993,32
1.536,49 7.473,00 3.637,00 6.867,46
89,48 86,31 98,43 87,27
75,32 83,64 79,14 83,23
Harga jual rata-rata masing-masing komoditi s.d 31 Desember 2015 dapat diuraikan sebagai berikut : 5.3.1. Karet Harga jual rata-rata ekspor dan lokal karet s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 4.099,08/kg atau 18,71% (realisasi Rp 17.805,86/kg ; RKAP Rp 21.904,94/kg), hal ini disebabkan : Harga karet tahun 2015 masih belum membaik dikarenakan melemahnya harga komoditas karet dunia. 5.3.2. Kelapa Sawit Harga jual TBS kelapa sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 161,57/kg atau 10,52% (Rp 1.374,92/kg ; Rp 1.536,49/kg), hal ini disebabkan : Harga jual TBS di bawah anggaran dikarenakan sesuai dengan harga yang telah ditentukan oleh Disbun. Harga jual minyak sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 1.023,05/kg atau 13,69% (realisasi Rp 6.449,95/kg ; RKAP Rp 7.473,00/kg), hal ini disebabkan : Pelemahan harga internasional yaitu semakin rendahnya harga minyak dunia dan kelebihan pasokan di pasar internasional minyak nabati dunia, terutama oleh minyak nabati dari sumber lain sebagai kompetitor CPO,. http://www.bumn.go.id/ptpn5/berita/15628/Harga.Ekspor.Sawit.Turun,.Kakao .Naik.
Harga jual inti sawit s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 57,28/kg atau 1,57% (Rp 3.579,72/kg ; Rp 3.637,00/kg). 23
Annual Report Tahun 2015 VI.
KEUANGAN 6.1.
Margin Laba Secara umum pencapaian margin laba s.d 31 Desember 2015 dibanding dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut : Margin laba induk
( Rp / Kg ) Uraian
2014 1
2015 Realisasi RKAP 2
3
Perbandingan % tase % tase 4 = 2/3
5 = 2/1
A. Pendapatan - Karet - Kelapa Sawit (MS + IS)
19.275,39 7.200,87
17.805,86 5.993,32
21.904,94 6.867,46
81,29 87,27
92,38 83,23
B. Harga Pokok FOB - Karet - Kelapa Sawit (MS + IS)
28.878,74 6.635,92
38.790,32 6.629,54
23.990,48 6.158,59
161,69 107,65
134,32 99,90
C. Margin Laba (Rugi) - Karet - Kelapa Sawit (MS + IS)
(9.603,35) 564,95
(20.984,46) (636,22)
(2.085,54) 708,87
1.006,19 (89,75)
218,51 (112,62)
6.1.1. Karet Pencapaian margin rugi karet s.d 31 Desember 2015 berada di atas RKAP sebesar Rp 18.898,92/kg atau 906,19% (realisasi Rp 20.984,46/kg ; RKAP Rp 2.085,54/kg , hal ini disebabkan : Harga karet di pasar yang turun drastis (realisasi harga jual karet s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 17.805,86/kg ; sedangkan harga Pokok FOB s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 38.790,32/kg). Produksi karet plasma di kebun Tambarangan tidak terealisasi sejak bulan Januari - November 2015, sedangkan dalam RKAP 2015 masih dianggarkan. Secara keseluruhan pembelian produksi karet kebun Plasma tidak terealisasi sejak Maret 2015 dikarenakan Perusahaan masih mengalami kesulitan keuangan, sementara produksi kebun plasma telah dianggarkan pada RKAP tahun 2015. 6.1.2. Kelapa Sawit Pencapaian margin rugi kelapa sawit s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 636,22/kg, sedangkan dalam anggaran mendapat margin laba sebesar Rp 708,87/kg, hal ini disebabkan : Tidak tercapainya produksi TBS, minyak dan inti sawit sesuai dengan anggaran, sehingga realisasi harga pokok penjualan minyak dan inti sawit di atas anggaran (realisasi Harga Pokok FOB kelapa sawit s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 6.629,54/kg ; RKAP Rp 6.158,59/kg). 24
Annual Report Tahun 2015 Penjualan produksi CPO sebesar 138.195 ton dengan ALB > 5% (harga CPO ALB > 5% = Rp 5.848,04/kg ; harga CPO ALB < 5% = Rp 6.991,92/kg), sehingga terdapat selisih harga Rp 1.143,88/kg dan kehilangan nilai penjualan sebesar Rp 158,08 milyar (Rp 1.143,88/kg x 138.195 ton). Harga beli TBS plasma per kg pada bulan 31 Desember 2015 tidak turun mengikuti penurunan harga CPO.
6.2.
Margin Laba Dengan Memperhitungkan Persediaan (BPP FOB) Gambaran pencapaian margin laba dengan memperhitungkan persediaan (BPP FOB per jenis produk) s.d 31 Desember 2015 dibandingkan dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut : Margin laba dengan memperhitungkan persediaan Uraian
( Rp / Kg ) 2014 1
2015 Realisasi 2
RKAP 3
Perbandingan % tase % tase 4 = 2/3
5 = 2/1
A. Pendapatan - Karet - Minyak Sawit - Inti Sawit
19.275,39 7.711,80 4.523,36
17.805,86 6.449,95 3.579,72
21.904,94 7.473,00 3.637,00
81,29 86,31 98,43
92,38 83,64 79,14
B. BPP FOB - Karet - Minyak Sawit - Inti Sawit
34.998,99 7.633,94 4.493,19
30.954,31 7.340,63 4.168,75
24.224,37 6.687,25 3.249,33
127,78 109,77 128,30
88,44 96,16 92,78
(15.723,60) 77,86 30,17
(13.148,45) (890,68) (589,03)
(2.319,43) 785,75 387,67
566,88 (113,35) (151,94)
C. Margin Laba (Rugi) - Karet - Minyak Sawit - Inti Sawit
83,62 (1.143,92) (1.952,26)
6.2.1. Karet Pencapaian margin rugi karet s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 10.829,02/kg, dianggarkan mendapat margin rugi sebesar Rp 2.319,43/kg, hal ini disebabkan : Harga karet di pasar yang turun drastis (realisasi harga jual karet s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 17.805,86/kg ; sedangkan BPP FOB s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 30.954,31/kg). 6.1.2. Kelapa Sawit a.
Pencapaian margin rugi minyak sawit s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 1.676,43/kg, sedangkan dalam anggaran mendapat margin laba sebesar Rp 785,75/kg, hal ini disebabkan : Tidak tercapainya produksi TBS dan minyak sawit sesuai dengan anggaran, sehingga realisasi BPP FOB minyak sawit di atas anggaran (realisasi harga jual minyak sawit s.d 31 Desember 2015 Rp 6.449,95/kg : sedangkan BPP FOB minyak sawit s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 7.340,63/kg). 25
Annual Report Tahun 2015 b.
Pencapaian margin rugi inti sawit s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 976,69/kg, sedangkan dalam anggaran mendapat margin laba sebesar Rp 387,67/kg, hal ini disebabkan : Tidak tercapainya produksi TBS dan inti sawit sesuai dengan anggaran, sehingga realisasi BPP FOB inti sawit di atas anggaran (realisasi harga jual inti sawit s.d 31 Desember 2015 Rp 3.579,72/kg : sedangkan BPP FOB inti sawit s.d 31 Desember 2015 sebesar Rp 4.168,75/kg).
6.3.
Pinjaman Jangka Panjang Gambaran posisi Pinjaman Jangka Panjang atas penarikan Kredit Investasi s.d 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : ( Rp Juta ) Per 31-122014 1
Uraian
-
1.857.604 1.857.604
Kredit Investasi (KI) Bank Mandiri Kredit Investasi (KI) Bank KMK Bank BRI Obligasi Jumlah
Per 31-122015 2
Selisih +/-
1.837.317 120.000 1.957.317
3 (20.287) 120.000 99.713
Pinjaman jangka panjang per 31 Desember 2015 dibanding per 31 Desember 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp 99,71 milyar dengan rincian sebagai berikut : Berkurang sebesar Rp 20,29 milyar, yaitu : Pengurangan hutang jangka panjang menjadi hutang jatuh tempo sebesar Rp 127,25 milyar. Pengurangan koreksi biaya provisi atas KI sebesar Rp 8,22 milyar Bertambah atas penarikan Kredit Investasi Bank Mandiri Rp 105 milyar. Koreksi bertambahnya biaya provisi, emisi dan administrasi atas pencairan Kredit Investasi (KI) Bank Mandiri dan CIMB Bank Niaga sebesar Rp 10,18 milyar Bertambah sebesar Rp 120 milyar yang merupakan penarikan KMK tahun 2015.
6.4.
Beban Administrasi Realisasi beban administrasi dan penyusutan s.d 31 Desember dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut :
2015 dibanding
( Rp Juta ) Uraian
Beban Administrasi bersih Beban Penyusutan Jumlah Beban Administrasi
2014 1 208.205 4.978 213.183
2015 Realisasi RKAP 2 232.484 5.367 237.851
3 271.107 6.825 277.932
Perbandingan % tase % tase 4 = 2/3 85,75 78,63 85,58
5 = 2/1 111,66 107,81 111,57
26
Annual Report Tahun 2015 Beban administrasi bersih s.d 31 Desember 2015 dapat dikendalikan sehingga berada dibawah RKAP sebesar Rp 38,62 milyar atau 14,25% (realisasi Rp 232,48 milyar ; RKAP Rp 271,11 milyar).
6.5.
Beban Penjualan Realisasi total beban penjualan produksi Karet dan Kelapa Sawit s.d 31 Desember 2015 dibanding dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut :
( Rp Juta ) Uraian
2014 1
Karet Kelapa Sawit Jumlah Beban Penjualan
2015 Realisasi 2
1.283 88.495 89.778
1.446 74.041 75.487
RKAP 3 10.775 87.169 97.944
Perbandingan % tase % tase 4 = 2/3 13,42 84,94 77,07
5 = 2/1 112,66 83,67 84,08
Total realisasi beban penjualan s.d 31 Desember 2015 berada di bawah RKAP sebesar Rp 22,46 milyar atau 22,93% (realisasi Rp 75,49 milyar ; RKAP Rp 97,94 milyar), hal ini disebabkan : Beban penjualan komoditi karet di bawah RKAP sebesar Rp 9,33 milyar atau 86,58% (realisasi Rp 1,45 milyar ; RKAP Rp 10,78 milyar) dikarenakan penjualan karet di bawah anggaran sejalan dengan tidak tercapainya produksi karet secara keseluruhan. Demikian juga beban penjualan komoditi kelapa sawit di bawah RKAP sebesar Rp 13,13 milyar atau 15,06% (realisasi Rp 74,04 milyar ; RKAP Rp 87,17 milyar) dikarenakan penjualan sawit di bawah anggaran.
27
Annual Report Tahun 2015 6.6.
Beban Investasi Realisasi investasi s.d 31 Desember 2015 dibanding dengan RKAP s.d 31 Desember 2015 diuraikan sebagai berikut : (Rp Juta) Uraian 1
2015 Realisasi 2
Perbandingan % tase 4 = 2/3
RKAP 3
A. Tanaman 1. Bibitan
2.
- Karet - Kelapa Sawit Jumlah Tanaman Ulang/Konversi - Karet - Kelapa Sawit Jlh Tan. Ulang/Konversi
-
-
-
9.761 9.761
-
15.698 45.492 61.190
19.536 119.977 139.513
80,35 37,92 43,86
61.190
149.274
40,99
13 29.187 1.992 533 87 31.812
11.818 10.094 178.735 358 6.227 810 208.042
16,33 8,56 10,74 15,29
27.196 27.196 59.008
208.042
100,00 28,36
11.123 11.123
5.410 5.410
205,60 205,60
3.634 3.634
18.263 18.263
19,90 19,90
4.975 19.732 139.930
28.511
17,45
52.184 409.500
37,81 34,17
3.
B.
Tanaman Belum Menghasilkan - Karet - Kelapa Sawit Jumlah TBM 4. Hutan Tanaman Industri - Tanaman Baru (TB) - Tanaman Belum Menghasilkan Jumlah Hutan Tanaman Industri Jumlah Tanaman Non Tanaman Tanah Sapi Pola Pembiakan Bangunan Rumah Bangunan Perusahaan Mesin dan Instalasi (Kebun/Unit) Unit/Kompos/Kinra/TI) Jalan, Jembatan & Saluran Air Alat-alat pengangkutan Alat Pertan. & Inventaris Kecil Instalasi Pembibitan Jumlah
-
Pekerjaan Dalam Penyelesaian Bangunan Rumah Bangunan Perusahaan Mesin dan Instalasi Bangunan Pabrik lain-lain Jumlah Pekerjaan & Penyelesaian Jumlah Non Tanaman C. Aktiva Lain-lain 1.
Biaya Yang Ditangguhkan -
Pengembangan Perkebunan
Jumlah 2.
Sertifikat -
HGU/HGB Sertifikat
Jumlah Sertifikat 3.
Penyertaan
4.
Kerjasama Operasi (KSO)
5.
Lain-lain Jumlah Aktiva Lain-lain
Total A + B + C
-
Pencapaian Investasi terhadap RKAP s.d 31 Desember 2015 di bawah sebesar Rp 269,57 milyar 65,83% (realisasi Rp 139,93 milyar ; RKAP Rp 409,50 milyar), dapat diuraikan sebagai berikut : Investasi Tanaman Ulang/Konversi/Baru (TU/TK/TB) Investasi TU/TK/TB belum terealisasi dan masih di bawah anggaran sebesar Rp 9,76 milyar atau 100% dikarenakan prioritas Perusahaan saat ini melaksanakan kegiatan pemeliharaan/perbaikan Tanaman Menghasilkan (TM) produktif. 28
Annual Report Tahun 2015 Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pencapaian investasi TBM terhadap RKAP s.d 31 Desember 2015 di bawah sebesar Rp 78,32 milyar atau 56,14% (realisasi 61,19 milyar ; RKAP Rp 139,51 milyar) hal ini disebabkan : Luas areal TBM belum tercapai sesuai RKAP (realisasi areal TBM seluas 11.048,10 Ha ; areal TBM RKAP seluas 11.098,10 Ha), terdapat selisih seluas 50,00 Ha terdapat di kebun Muara Komam yang seharusnya pada tahun 2015 sudah mutasi ke TBM I (TB 2014), namun s.d 31 Desember 2015 belum terealisasi dan masuk dalam kategori areal lain-lain.
Disamping itu adanya kegiatan pemeliharaan TBM yang belum dilakukan mengingat kondisi finansial yang cukup sulit dan membukukan kerugian.
Investasi Non Tanaman Pencapaian investasi non tanaman terhadap RKAP s.d 31 Desember bawah sebesar Rp 149,03 milyar atau 71,64%, hal ini disebabkan :
2015 di
Banyaknya pekerjaan-pekerjaan yang tidak direalisasikan pelaksanaannya, terutama mesin dan instalasi (kebun/unit) masih di bawah RKAP Rp 149,55 milyar atau 83,67% (realisasi Rp 29,19 milyar ; RKAP Rp 178,74 milyar).
Investasi Lain-lain Pencapaian investasi lain-lain terhadap RKAP s.d 31 Desember 2015 di bawah sebesar Rp 32,45 milyar atau 62,19%, hal ini disebabkan belum terealisasinya sertifikat HGU dan penyertaan sesuai yang dianggarkan.
6.7.
Laporan Laba/Rugi PT Perkebunan Nusantara XIII INDUK Rp Juta Tahun Uraian
Penjualan Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (beban) lain-lain Bunga Laba Sebelum PPh Manfaat (Beban) Pajak Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain : Selisih Nilai Wajar Aset Keuangan Keuntungan (kerugian) Aktuaria Penyesuaian Pajak Tangguhan Jumlah Pendapatan Komprehensif Laba Komprehensif
2013 1 3.054.716 (2.742.426) 312.290 (225.448) 86.842 (33.410) (49.087) 4.345 (1.000) 3.345 3.345
2014 2
2015 Realisasi RKAP 3 4
Perbandingan % 5 = 3/4 6 = 3/2
3.031.130 2.344.261 4.123.362 (2.781.907) (2.259.590) (3.600.611) 249.223 84.672 522.751 (302.961) (313.338) (375.875) (53.738) (228.666) 146.875 127.550 (42.928) 96.079 (56.230) (144.607) (80.963) 17.582 (416.201) 161.991 813 97.672 (40.498) 18.395 (318.529) 121.493 685 685 19.080
1.207.558 (61.308) 15.327 1.161.577 843.048
121.493
56,85 62,76 16,20 83,36 (155,69) (44,68) 178,61 (256,93) (241,18) (262,18)
77,34 81,22 33,97 103,43 425,52 (33,66) 257,17 (2.367,18) 12.013,76 (1.731,59)
693,90
(8.950,10) 4.418,46
29
Annual Report Tahun 2015 GRAFIK PENJUALAN 3.031.130
3.054.716
3.200.000 2.880.000 2.560.000 2.240.000 1.920.000 1.600.000 1.280.000 960.000 640.000 320.000 -
2.344.261
2013
2014
2015
Penjualan
GRAFIK LABA (RUGI) BERSIH INDUK
20.000 (30.000)
3.345
18.395
2013
2014
2015
(80.000) (130.000) (180.000) (230.000) (280.000) (330.000)
(318.529)
Laba (Rugi) bersih
KONSOLIDASI Rp Juta Uraian
2015 Realisasi
2014 1
Penjualan Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (beban) lain-lain Bunga Laba Sebelum PPh Manfaat (Beban) Pajak Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif lain : Selisih Nilai Wajar Aset Keuangan Keuntungan (kerugian) Aktuaria Penyesuaian pajak tangguhan Jumlah Pendapatan Komprehensif Laba (Rugi) Bersih Komprehensif Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
2
3.080.990 (2.832.864) 248.126 (326.214) (78.088) 121.338 (56.230) (12.980) 8.906 (4.074) 685
2.431.721 (2.326.692) 105.029 (331.248) (226.219) (47.720) (144.988) (418.928) 94.084 (324.844)
Perbandingan %
RKAP 3
4 = 2/3
4.459.672 (3.915.846) 543.826 (336.959) 206.867 58.814 (80.963) 184.718 (47.102) 137.616 -
54,53 59,42 19,31 98,31 (109,35) (81,14) 179,08 (226,79) (199,74) (236,05)
5 = 2/1 78,93 82,13 42,33 101,54 289,70 (39,33) 257,85 3.227,52 1.056,46 7.973,06
685 (3.389)
1.258.953 (61.308) 15.327 1.212.972 888.129
137.616
645,37
(8.948,12) 177.037,04 (26.205,33)
6.311 (10.386)
(321.573) (3.271)
134.085 3.531
(239,83) (92,63)
(5.095,48) 31,49
6.996 (10.386)
866.215 21.913
134.085 3.531
646,02 620,59
12.381,40 (211,00)
30
Annual Report Tahun 2015 Laba sebelum PPh per budidaya disajikan sebagai berikut : Laba sebelum PPh per budidaya Induk 2015 2014
Uraian
1 Karet Kelapa Sawit Jumlah
(77.272) 94.854 17.582
Realisasi 2
RKAP %
(136.897) (279.304) (416.201)
32,89 67,11 100,00
3 (54.542) 216.533 161.991
Laba sebelum PPh per budidaya Konsolidasi 2015 2014
Uraian
1 Karet Kelapa Sawit Rumah Sakit Jumlah
(94.143) 82.802 (1.639) (12.980)
Realisasi 2
RKAP %
(140.111) (279.366) 549 (418.927)
33,45 66,69 (0,13) 100,00
3 (39.142) 216.533 7.327 184.718
Rp Juta Perbandingan % 4 = 2/3 250,99 (128,99) (256,93)
5 = 2/1 177,16 (294,46) (2.367,21)
Rp Juta Perbandingan % 4 = 2/3 357,95 (129,02) 7,50 (226,79)
5 = 2/1 148,83 (337,39) (33,52) 3.227,47
Kerugian bersih konsolidasian dari aktivitas komersial perusahan sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp 324,84 milyar, yang dianggarkan laba sebesar Rp 137,62 milyar, atau di bawah RKAP sebesar Rp 462,46 milyar. Hal ini terutama disebabkan : 1.
Produksi kelapa sawit dan karet berada di bawah RKAP yaitu : Uraian 1 TBS Diolah Sendiri (Ton) : - Kebun Sendiri - Kebun Plasma - Pihak III Jumlah TBS diolah sendiri TBS Dijual pihak III (Ton) : - Kebun Sendiri - Kebun Plasma - Pihak III Jumlah TBS dijual pihak III Jumlah TBS Rendemen Rata-rata - Minyak Sawit - Inti Sawit Minyak + Inti Sawit Minyak dan Inti Sawit (Ton) Minyak Sawit Inti Sawit Jumlah Minyak + Inti Sawit *) Karet (Ton) Kebun Sendiri Kebun Plasma Jumlah
S.d Des 2015 Realisasi RKAP 2 3
% tase Capaian 4 (2 : 3)
593.007 465.443 308.444 1.366.894
804.026 537.058 607.446 1.948.530
73,75 86,67 50,78 70,15
40.991 17.635 58.626 1.425.520
1.242 3.550 14.025 18.817 1.967.347
3.300,40 496,76 0,00 311,56 72,46
22,16 4,11 26,27
22,53 4,22 26,76
98,34 97,36 98,19
302.903 56.214 359.117
439.096 82.307 521.403
68,98 68,30 68,88
6.057 83 6.140
9.348 14.104 23.452
64,79 0,59 26,18
31
Annual Report Tahun 2015 2.
Penjualan komoditi kelapa sawit dan karet berada dibawah RKAP yaitu : Uraian
1 Volume penjualan (Ton) Kelapa Sawit - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit Karet Harga Jual (Rp/Kg) Kelapa Sawit - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit Rata-Rata Minyak + Inti Sawit Karet Nilai penjualan (Rp. Juta) Kelapa Sawit - TBS - Minyak Sawit - Inti Sawit Jumlah Kelapa Sawit Karet Jumlah Penjualan
S.d Des 2015 Realisasi RKAP
% tase Capaian
2
3
4 (2 : 3)
58.626 291.683 55.183
18.817 439.096 82.307
311,56 66,43 67,05
10.377
23.453
44,25
1.374,92 6.449,95 3.579,72 5.993,32
1.536,49 7.473,00 3.637,00 6.867,46
89,48 86,31 98,43 87,27
17.805,86
21.904,94
81,29
80.606
28.912
1.881.342 197.540 2.159.488
3.281.364 299.351 3.609.627
278,80 57,33 65,99 59,83
184.774 2.344.262
513.734 4.123.361
35,97 56,85
Volume penjualan s.d 31 Desember 2015 tidak tercapai sesuai RKAP, disamping itu harga jual juga dibawah RKAP. Sehingga secara keseluruhan nilai penjualan hanya mencapai 56,85% dari RKAP atau di bawah sebesar Rp 1.779,10 milyar (realisasi Rp 2.344,26 milyar ; RKAP Rp 4.123,36 milyar). 3.
Realisasi biaya produksi berada di bawah RKAP, namun harga pokok produksi FOB komoditi kelapa sawit berada di atas RKAP dan harga pokok produksi komoditi karet yaitu biaya af Kebun, af Pabrik maupun FOB di atas RKAP. Hal ini terutama disebabkan realisasi produksi TBS maupun karet berada di bawah RKAP, sebagai berikut : Uraian 1
Kelapa Sawit Biaya Produksi (Rp. Juta) Biaya Produksi af. Kebun Biaya produksi af. Pabrik Biaya Produksi FOB Harga Pokok Minyak + Inti (Rp/Kg) Harga Pokok Af Kebun Harga Pokok Af Pabrik Harga Pokok FOB Karet Biaya Produksi (Rp. Juta) Biaya Produksi af. Kebun Biaya produksi af. Pabrik Biaya Produksi FOB Harga Pokok Karet (Rp/Kg) Harga Pokok Af Kebun Harga Pokok Af Pabrik Harga Pokok FOB
S.d Des 2015 Realisasi RKAP 2 3
Selisih 4 (2-3)
% tase Capaian
5 (2 : 3)
752.784 2.016.628 2.448.390
1.089.454 3.081.135 3.383.763
(336.670) (1.064.508) (935.372)
69,10 65,45 72,36
4.295,58 5.427,26 6.629,54
4.467,76 5.578,18 6.158,59
(172,18) (150,92) 470,95
96,15 97,29 107,65
166.260 169.079 238.189
213.322 504.514 562.646
(47.062) (335.435) (324.457)
77,94 33,51 42,33
27.450,16 27.535,42 38.790,32
22.819,02 21.511,80 23.990,48
4.631,14 6.023,62 14.799,84
120,30 128,00 161,69
32
Annual Report Tahun 2015 Komoditi kelapa sawit Capaian realisasi harga jual minyak dan inti sawit sebesar 87,27% dari RKAP, sedangkan harga pokok FOB sebesar 107,65% dari RKAP. Hal ini terutama disebabkan realisasi capaian produksi TBS kebun sendiri yang diolah sebesar 73,75% dari RKAP, walaupun realisasi pemakaian biaya FOB sebesar 72,36% dari RKAP. Komoditi karet Capaian realisasi harga jual karet sebesar 81,29% dari RKAP, sedangkan harga pokok FOB sebesar 161,69% dari RKAP. Hal ini terutama disebabkan realisasi capaian produksi karet kebun sendiri sebesar 64,79% dari RKAP, walaupun realisasi pemakaian biaya FOB sebesar 42,33% dari RKAP. 4. Anak perusahaan masih mengalami kerugian untuk komoditi kelapa sawit dan karet, masing-masing sebesar Rp 4,01 milyar dan Rp 2,67 milyar, sedangkan rumah sakit memberikan kontribusi laba sebesar Rp 0,364 milyar. Laba komprehensif tahun 2015 setelah memperhitungkan selisih nilai wajar aset keuangan, keuntungan (kerugian) aktuaria dan penyesuaian pajak tangguhan (PSAK 24) adalah sebesar Rp 888,13 milyar, berada di atas RKAP sebesar Rp 750,51 milyar. Trend persediaan produksi hasil jadi digambarkan sebagai berikut :
Rp Juta Komoditi
Tahun 2014
2013
2015
Rp Juta
- Karet - Kelapa Sawit Jumlah
101.736 56.947 158.683
163.906 106.171 270.077
22.690 173.504 196.194
GRAFIK PERSEDIAAN
200.000 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 -
173.504 163.906
106.171
101.736
56.947
22.690
2013
2014 Karet
2015
Kelapa sawit
33
Annual Report Tahun 2015 6.8.
Laporan Posisi Keuangan PT Perkebunan Nusantara XIII Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2015 ditutup dengan total Aset dan Liabilitas/Ekuitas sebesar Rp 6.816,08 milyar, dibanding RKAP tahun 2015 sebesar Rp 5.600,88 milyar berada di atas sebesar Rp 1.215,20 milyar atau 21,70% dapat diuraikan sebagai berikut : Laporan Posisi Keuangan Induk
Rp Juta Per 31 Des 2014 Restate
Uraian
Per 31 Des 2015
RKAP Setahun 2015
Perbandingan %
Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Lain-lain Total Aset
1 859.672 4.002.977 189.811 5.052.460
2 697.814 5.516.778 245.921 6.460.512
3 1.026.544 3.931.180 500.031 5.457.755
4 = 2/1 81,17 137,82 129,56 127,87
5 = 2/3 67,98 140,33 49,18 118,37
Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas Total liabilitas/ Ekuitas
1.875.888 1.879.458 1.297.114 5.052.460
2.178.437 2.393.770 1.888.305 6.460.512
1.683.512 2.287.809 1.486.434 5.457.755
116,13 127,36 145,58 127,87
129,40 104,63 127,04 118,37
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Rp Juta Per 31 Des 2014 Restate
Uraian
6.9.
Per 31 Des 2015
RKAP Setahun 2015
Perbandingan %
Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Lain-lain Total Aset
1 925.422 4.310.199 192.826 5.428.447
2 760.734 5.791.259 264.084 6.816.077
3 1.092.242 4.016.396 492.244 5.600.882
4 = 2/1 82,20 134,36 136,95 125,56
5 = 2/3 69,65 144,19 53,65 121,70
Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas Total liabilitas/ Ekuitas
1.922.291 2.394.877 1.111.279 5.428.447
2.230.677 2.585.992 1.999.408 6.816.077
1.705.814 2.338.117 1.556.951 5.600.882
116,04 107,98 179,92 125,56
130,77 110,60 128,42 121,70
Rasio Keuangan PT Perkebunan Nusantara XIII Rasio keuangan disajikan sebagai berikut :
URAIAN 1. Current Ratio 2. Solvabilitas 3. Debt to Equity Ratio 4. Net Profit Margin 5. EBITDA Margin
(%) (%) (%) (%) (%)
Tahun 2014 2015 1 2 45,83 32,03 134,54 141,30 289,52 242,13 0,78 (13,59) 7,30 (4,85)
RKAP Th 2015 3 60,98 137,43 267,17 2,95 10,00
Perbandingan %
4 = 2/1 69,89 105,02 83,63 (1.742,31) (66,44)
5 = 2/3 52,53 102,82 90,63 (460,68) (48,50)
34
Annual Report Tahun 2015
GRAFIK RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS 141,30
134,54
150,00
137,43
100,00 50,00
60,98
45,83 32,03
0,00 2014
2015
Likuiditas
RKAP 2015
Solvabilitas
6.10. Tingkat Kesehatan PT Perkebunan Nusantara XIII Tingkat kesehatan perusahaan tahun 2015 sesuai SK. Menteri BUMN No. KEP100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 sebagai berikut :
Indikator I. ASPEK KEUANGAN. 1. Return On Equity ( ROE ) 2. Return On Investmen ( ROI ) 3. Rasio Kas ( Cash Ratio ) 4. Rasio Lancar ( Current Ratio ) 5. Collection Periods ( CP ) 6. Perputaran Persediaan 7. Perputaran Total Asset 8. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva Jumlah I II. ASPEK OPERASIONAL. A. Produkstivitas Tanaman Kebun Sendiri (kg/ha ) - Kelapa Sawit ( TBS ) - Karet ( KK ) B. Rendemen Hasil Olahan - Kelapa Sawit ( MS + IS ) C. Biaya Produksi af. Kebun ( Rp/Kg) - Kelapa Sawit ( MS + IS ) - Karet ( KK )
D. Biaya operasional terhadap penjualan (%) - Kelapa Sawit ( MS + IS ) - Karet ( KK )
E. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah II III. ASPEK ADMINISTRASI. 1. Laporan Tahunan 2. Rancangan RKAP 3. Laporan Periodik 4. Kinerja PUKK Jumlah III Total I + II + III TINGKAT KESEHATAN
Realisasi Tahun 2014 Nilai / Katagori Score
Tahun 2015 Realisasi RKAP Nilai / Nilai / Katagori Score Katagori
20 15 5 5 5 5 5 10 70
(18,53) 0,51 2,12 45,83 0,00 33,00 84,81 25,32
0,00 2,00 0,00 0,00 5,00 5,00 3,50 7,25 22,75
(15,76) (2,30) 1,82 32,03 8,00 48,00 48,35 29,23
2,00 1,00 3,00
15.456 803
1,60 0,80 2,40
13.607 591
1,60 0,80 2,40
17.283 913
2,00 1,00 3,00
2,00
27,99
2,00
27,96
2,00
29,21
2,00
3,50 1,50 5,00
3.854,32 19.361,70
3,50 3.749,53 1,20 21.232,10 4,70
3,50 4.040,80 1,20 18.490,30 4,70
3,50 1,50 5,00
1,00 1,00 2,00
7,42 17,87
1,00 0,20 1,20
12,58 22,61
0,80 0,80 1,60
7,71 10,27
1,00 1,00 2,00
3,00
236.733
2,40
195.828
2,40
276.346
3,00
Bobot
% % % % Hari Hari % %
15,00
3,00 3,00 3,00 6,00 15,00 100,00 -
% % % % Hari Hari % %
12,70
0,00 Hari 0,00 Hari 0,00 Hari -
3,00 3,00 3,00 6,00 15,00 50,45 BBB
0,00 1,00 0,00 0,00 5,00 5,00 2,50 7,25 20,75
9,13 % 14,00 7,63 % 6,00 4,41 % 0,00 60,98 % 0,00 0,03 Hari 5,00 32,00 Hari 5,00 76,02 % 3,50 27,24 % 7,25 40,75
13,10
0,00 Hari 0,00 Hari 0,00 Hari -
3,00 3,00 3,00 5,00 14,00 47,85 BB
Score
15,00
0,00 Hari 0,00 Hari 0,00 Hari -
3,00 3,00 3,00 6,00 15,00 70,75 A
35
Annual Report Tahun 2015 6.11. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
% No.
Strategi / Inisiatif
1
2
I II III IV V VI VII VIII
Overall Strategy Operasional Management Cost Management Pengelolaan SDM dan Umum Perspektif Dinamis Pelestarian Lingkungan Pembinaan Lingkungan Sosial Fokus Pelanggan Jumlah
Bobot
Nilai
(Target 2015) 3 27,50 15,00 17,00 9,00 15,00 6,00 4,50 6,00 100,00
(Realisasi 2015) 4 11,49 11,30 15,87 7,55 9,33 1,74 2,32 9,26 68,86
Selisih 5 (4-3) (16,01) (3,70) (1,13) (1,45) (5,67) (4,26) (2,18) 3,26 (31,14)
VII. SUMBER DAYA MANUSIA Orang Tahun URAIAN
2014 1
Perbandingan %
RKAP Th 2015
2015 2
3
4 = 2/3
- Dewan Komisaris
5
4
5
- Direksi
5
5
5
512
474
643
MBT
19
18
-
Honororer
34
37
-
PKWT
57
40
632
5 = 2/1
80,00 100,00
80,00 100,00
-
73,72 -
92,58 94,74 108,82 70,18
578
653
88,51
91,46
9.915 188 561
9.048 161 658
12.370 73
1.571 12.235 12.867
1.526 11.393 11.971
1.825 14.268 14.921
73,14 901,37 83,62
91,26 85,64 117,29 97,14
79,85 80,23
93,12 93,04
- Karyawan Pimpinan : Golongan IIIA sd. IVD
Sub Jumlah - Karyawan Pelaksana : Golongan IA sd. IID MBT Honororer PKWT Sub Jumlah Jumlah
Jumlah realisasi tenaga kerja s.d 31 Desember 2015 dibanding RKAP tahun 2015 berada dibawah sebanyak 2.950 orang atau 19,77 % (realisasi 11.971 orang ; RKAP 14.921 orang).
36
Annual Report Tahun 2015 VIII. PROGRAM KEMITRAAN, SINERGI, BINA LINGKUNGAN DAN CSR a. Dana Tersedia dan Penggunaan Dana Program Kemitraan dan Sinergi Rp Realisasi Tahun 2014
U r a i a n a.
Sumber Dana 1. Saldo Awal : - Kas/Bank PK & Sinergi
1.106.447.554
317.288.200
317.000.000
2. Alokasi dana dari bagian laba PTPN XIII
0
115.699.887
115.699.887
3. Alokasi Dana dari Sinergi (Pertamina)
0
0
0
4.053.520.606
3.789.588.010
3.700.000.000
18.400.577.274
13.966.744.900
13.966.747.195
461.546.365
2.548.750.541
2.495.012.080
45.728.769
35.183.771
38.000.000
8. Penerimaan Hutang Sinergi
0
0
0
9. Bagi hasil Sinergi
0
0
1.035.000.000
4. Pengembalian Pinjaman Mitra 5. Pengembalian Pinjaman Mitra Sinergi 6. Jasa Administrasi (bunga) 7. Jasa Giro/Bunga Bank
10. Lain-lain
707.644.862
782.677.500
1.353.195.000
24.775.465.430
21.555.932.809
23.020.654.162
4.546.500.000
3.650.000.000
4.100.000.000
0
0
0
18.400.577.255
14.601.599.340
16.061.759.275
5. Hibah/Pembinaan
606.273.500
1.003.557.500
1.574.195.000
6. Biaya Operasional
404.826.476
50.623.300
205.000.000
7. Lain-lain
500.000.000
115.699.887
24.458.177.231
19.421.480.027
Jumlah Sumber Dana b.
Tahun 2015 Realisasi RKAP
Penggunaan Dana : 1. Penyaluran Pinjaman Mitra 2. Penyaluran Pinjaman Sinergi Kemitraan 4. Pembayaran Pinjaman Sinergi Kemitraan
Jumlah Penggunaan Dana Saldo akhir ( a – b )
317.288.199
2.134.452.782
800.000.000 22.740.954.275 279.699.887
Pengeluaran lain-lain Program Kemitraan sendiri adalah dari pinjaman sementara PK untuk penyaluran bantuan Bina Lingkungan yang akan dikembalikan setelah alokasi laba Bina Lingkungan diterima. Pembinaan mitra dengan kegiatan antara lain :
Melakukan pelatihan kewirausahaan dan teknis kepada mitra binaan
Publikasi/promosi produk mitra binaan
Mengikutsertakan mitra ke berbagai pameran
b. Dana Tersedia dan Penggunaan Dana Bina Lingkungan dan CSR Rp Realisasi Tahun 2014
U r a i a n a.
Sumber Dana - Saldo Awal
236.337.856
1.548.272
1.548.272
0
115.699.887
115.699.887
568.246.000
413.458.000
711.958.000
975.934
98.950
0
68.641.669
209.964.568
0
874.201.459
740.769.677
829.206.159
0
0
0
- Bencana Alam
165.000.000
26.425.000
50.000.000
- Pendidikan & Latihan
108.380.000
25.486.000
50.000.000
74.100.000
42.470.000
50.000.000
- Perasarana & Sarana Umum
242.946.000
319.907.500
280.958.000
- Sarana Ibadah
- Alokasi laba - Dana CSR Perusahaan - Jasa Giro/Bunga Bank - Lain - Lain Jumlah Sumber Dana b.
Tahun 2015 Realisasi RKAP
Penyaluran Dana : Program BUMN Peduli Program BUMN Pembina
- Peningkatan Kesehatan
215.350.000
52.700.000
60.000.000
- Pelestarian Alam
32.355.000
16.547.000
50.000.000
- Pengentasan Kemiskinan
30.000.000
35.489.000
50.000.000
0
0
221.000.000
868.131.000
519.024.500
811.958.000
4.522.187
1.650.063
1.548.272
- Hibah PK Jumlah Bantuan - Biaya Operasional - Lain – lain
-
Jumlah Penggunaan Dana Saldo Akhir
-
0
872.653.187
520.674.563
813.506.272
1.548.272
220.095.114
15.699.887
37
Annual Report Tahun 2015 Penerimaan lain-lain dari pinjaman sementara dana Program Kemitraan sebesar Rp 115.699.887,- dan dari PT. Pos Indonesia sebesar Rp 94.264.681,- yaitu pengembalian sisa dana BUMN Peduli tahun 2008.
Penyaluran BUMN Peduli Alokasi dana dan penyaluran BUMN Peduli tahun 2015 nihil sesuai dengan ketentuan.
IX.
ANAK PERUSAHAAN PT Perkebunan Nusantara XIII mempunyai penyertaan pada perusahaan lainnya, sebagai berikut :
Rp Juta Kepemilikan
Nama Perusahaan
Saldo
Bagian
Awal
Penambahan (Pengurangan)
2
3
4
5
51,00% 51,00% 99,50%
62.660 39.990 2.731 105.381
24.166 (1.360) 5.336 28.142
(4.684) (6.118) (1.282) (12.084)
-
82.142 32.512 6.785 121.439
7.621 8.368 6.884 22.873
(7.621) 24 (7.597)
-
-
0 8.392 6.884 15.276
128.254
20.545
(12.084)
Saham Perush. (%)
1 Penyertaan Pada Anak Perusahaan : PT Kalimantan Agro Nusantara PT Nusantara Batulicin PT Kalimantan Medika Nusantara Jumlah Penyertaan pada Perusahaan Asosiasi : PT Perkebunan Agrintara PT Riset Perkebunan Nusantara PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Jumlah Jumlah penyertaan
Nilai
15,00% 6,67% 7,14%
Laba/rugi
Dividen
Penyertaan sd. Desember 2015
6
7=3+4+5
Bersih
-
136.715
Penyertaan PT Perkebunan Nusantara XIII pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi s.d 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
a. PT Kalianusa adalah perusahaan yang dibentuk bersama antara PT Perkebunan Nusantara XIII dengan PT Pupuk Kaltim berdasarkan Akta No. 40, tanggal 14 September 2009 oleh Notaris Nurleila, SH., di Sangata Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur. Pemegang Saham terbesar PT Kalianusa adalah PTPN XIII sebesar 51% dan PT Pupuk Kaltim sebesar 49%. PT Kalianusa berkedudukan di Kompleks Thomas Square Blok C-5 Jl. Yos Sudarso II No 17 Sangata Utara – Kalimantan Timur. b. PT Nusantara Batulicin adalah anak perusahaan kerjasama antara PT Perkebunan Nusantara XIII dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 140, tanggal 16 Februari 2011 oleh Notaris Rasfienora Ronadinihari, SH., di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Pemegang Saham terbesar PT Nusantara Batulicin adalah PTPN XIII sebesar 51% dan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 49%. 38
Annual Report Tahun 2015 c. PT Kalimantan Medika Nusantara adalah anak perusahaan Rumah Sakit berbadan hukum yang dibentuk dikarenakan mandatori UU No.44 tahun 2009 yang mewajibkan Rumah Sakit harus menjadi badan hukum tersendiri. Pendirian PT Kalimantan Medika Nusantara sesuai dengan Akta Pendirian No.3 tanggal 5 Maret 2015 oleh Notaris P Sutrisno A Tampubolon di Pontianak, Kalimantan Barat. Pemegang Saham terbesar PT Kalimantan Medika Nusantara adalah PTPN XIII sebesar 99,5% dan Koperasi Karyawan Sejahtera PTPN XIII sebesar 0,5%. d. PT Riset Perkebunan Nusantara berdiri tanggal 20 November 2009 merupakan perubahan status dari Lembaga Riset Perkebunan, bergerak di bidang riset hasil perkebunan PTPN I s.d PTPN XIV, kepemilikan saham PTPN XIII sebesar 6,67%. e. PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara berdiri tanggal 16 November 2009 merupakan perubahan status dari Kantor Pemasaran Bersama (KPB), bidang usaha adalah pemasaran hasil produksi perkebunan PTPN I s.d PTPN XIV, kepemilikan saham PTPN XIII sebesar 7,14%.
39
PT Perkebunan Nusantara XIII dan Entitas Anaknya Laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian .............................................................................................
1-2
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian .............................................
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ..........................................................................................
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian ..........................................................................................................
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ...................................................................................
6-68
**************************
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Disajikan kembali (Catatan 2 dan 38) Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
50.110.384.879
42.448.080.803
103.697.476.701
1.433.221.100 54.691.106.226
11.125.588.429
25.173.312.154
ASET ASET LANCAR Kas dan kas di bank 2,4 Piutang usaha - neto 2,15 Pihak berelasi 31 Pihak ketiga 5 Piutang lain-lain - neto 6 Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang petani plasma Kredit kepada Koperasi Prima untuk Anggotanya (“KKPA”) 7,15 Persediaan 2,8,15,24 Pajak dibayar di muka 19 Aset lancar lain 9
4.690.222.431 43.087.829.681
4.737.680.876 36.638.402.262
5.229.961.672 43.075.606.458
194.239.722.531 324.184.302.227 32.512.949.033 55.784.297.991
229.822.009.520 445.475.569.094 82.050.190.832 64.996.296.092
235.681.898.361 408.010.423.805 133.929.206.266 53.135.685.248
TOTAL ASET LANCAR
760.734.036.099
917.293.817.908
1.007.933.570.665
224.875.611.741 237.414.714.807
155.119.301.983 123.535.661.730
102.351.738.503 114.858.459.480
1.439.494.753.303 1.518.166.550.584 2.580.906.998.096
1.342.127.936.422 1.469.909.122.826 1.351.753.202.182
1.088.807.982.744 1.326.145.001.273 1.388.780.281.400
8.506.602.340 9.780.915.960 36.196.826.489
8.369.901.877 18.556.334.744 41.782.290.795
5.724.768.965 25.409.387.806 28.872.907.309
TOTAL ASET TIDAK LANCAR
6.055.342.973.320
4.511.153.752.559
4.080.950.527.480
TOTAL ASET
6.816.077.009.419
5.428.447.540.467
5.088.884.098.145
ASET TIDAK LANCAR Piutang petani plasma KKPA Aset pajak tangguhan Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan Aset tetap - neto Beban tangguhan hak atas tanah - neto Pembibitan Aset tidak lancar lain
7 19 2,10,21
11,15,21 12,21 2,13 14
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Disajikan kembali (Catatan 2 dan 38) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
15 16
639.543.128.926 428.832.494.909
601.699.153.155 488.451.729.853
593.863.892.356 436.873.466.154
17 17,31 18 19 20
209.737.485.245 313.764.410.039 77.967.846.544 14.741.023.431 6.326.629.389 93.763.465.258
246.268.260.947 45.400.186.330 45.878.146.297 208.716.214.469 5.955.532.311 64.921.744.953
312.811.984.620 47.479.111.883 14.262.324.565 331.953.237.118 2.512.983.519 20.493.672.685
21
446.000.721.000
215.000.000.000
197.221.000.000
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK
2.230.677.204.741
1.922.290.968.315
1.957.471.672.900
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas kontijensi Liabilitas jangka panjang lain
2.148.203.274.968 433.049.397.542 3.680.000.000 1.059.357.901
2.024.286.863.847 365.839.790.493 3.680.000.000 1.070.696.000
1.655.725.984.790 372.051.525.609 3.680.000.000 -
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG
2.585.992.030.411
2.394.877.350.340
2.031.457.510.399
TOTAL LIABILITAS
4.816.669.235.152
4.317.168.318.655
3.988.929.183.299
1.029.738.000.000 1.233.769.633.997
1.029.738.000.000 -
1.029.738.000.000 -
Catatan LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha - pihak ketiga Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Utang kepada petani plasma Uang muka pelanggan Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
21 2,30 32
EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham Modal dasar - 4.100.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.029.738 lembar saham 22 Penghasilan komprehensif lain Saldo laba (akumulasi rugi) Ditentukan penggunaannya 22 Belum ditentukan penggunaannya Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
255.291.342.759 (630.493.883.718)
243.721.354.083 (251.369.657.185)
242.693.388.283 (257.337.791.978 )
1.888.305.093.038
1.022.089.696.898
1.015.093.596.305
111.102.681.229
89.189.524.914
84.861.318.541
TOTAL EKUITAS
1.999.407.774.267
1.111.279.221.812
1.099.954.914.846
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
6.816.077.009.419
5.428.447.540.467
5.088.884.098.145
Kepentingan Non-pengendali
2
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Disajikan kembali (Catatan 2 dan 38) Catatan
2015
2014
PENDAPATAN
23
2.431.720.710.058
3.080.989.509.564
BEBAN POKOK PENDAPATAN
24
(2.326.691.827.643)
(2.832.864.108.220)
LABA KOTOR
105.028.882.415
248.125.401.344
(76.396.680.839) (254.851.321.800) 50.108.813.766 (98.436.050.064)
(90.105.688.465) (236.108.049.835) 242.829.840.793 (11.000.000.000) (111.633.563.074)
LABA (RUGI) USAHA
(274.546.356.522)
42.107.940.763
Pendapatan keuangan Pajak final atas pendapatan keuangan Beban keuangan
728.174.148 (121.362.358) (144.988.055.233)
1.370.109.145 (228.351.524) (56.229.852.670)
(418.927.599.965)
(12.980.154.286)
94.083.830.416
8.905.586.533
(324.843.769.549)
(4.074.567.753)
Penghasilan komprehensif lain: Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Keuntungan dari revaluasi aset Keuntungan (kerugian) aktuarial Pajak terkait penghasilan komprehensif lain
1.258.953.451.698 (61.308.173.000) 15.327.043.306
913.536.000 (228.384.282)
Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan, setelah pajak
1.212.972.322.004
685.151.718
Beban pemasaran dan penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan operasi lain Pajak final atas pendapatan operasi lain Beban operasi lain
25 26 27 28
29
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
19
RUGI TAHUN BERJALAN
TOTAL PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
888.128.552.455
(3.389.416.035)
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
(321.573.108.163) (3.270.661.386)
6.310.948.875 (10.385.516.628)
Total
(324.843.769.549)
(4.074.567.753)
Total Penghasilan (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
866.215.396.140 21.913.156.315
6.996.100.593 (10.385.516.628)
Total
888.128.552.455
(3.389.416.035)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Saldo laba (akumulasi rugi)
Catatan Saldo 31 Desember 2013 Penyesuaian neto yang timbul dari penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan kerja” Saldo 31 Desember 2013 (disajikan kembali) Laba tahun berjalan (disajikan kembali) Pengalihan ke saldo laba yang ditentukan penggunaannya Laba pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja Perubahan kepentingan non-pengendali Saldo 31 Desember 2014 (disajikan kembali Rugi tahun berjalan Pengalihan ke saldo laba yang ditentukan penggunaannya Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja Keuntungan revaluasi aset tetap Saldo 31 Desember 2015
22
Modal saham ditempatkan dan disetor penuh
Penghasilan komprehensif lain
Ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Kepentingan nonpengendali
Total
1.029.738.000.000
-
242.693.388.283
1.027.965.800
-
-
-
(258.365.757.778 )
1.029.738.000.000
-
242.693.388.283
(257.337.791.978 )
-
-
-
-
-
1.027.965.800
-
-
-
1.029.738.000.000
-
243.721.354.083
(251.369.657.185 )
-
-
-
(321.573.108.163 )
-
-
11.569.988.676
(11.569.988.676 )
-
-
-
(45.981.129.694 )
-
1.233.769.633.997
-
1.029.738.000.000
1.233.769.633.997
255.291.342.759
6.310.948.875 (1.027.965.800 ) 685.151.718 -
(630.493.883.718 )
1.273.459.354.083
(258.365.757.778 ) 1.015.093.596.305 6.310.948.875
84.861.318.541
84.861.318.541 (10.385.516.628 )
1.358.320.672.624
(258.365.757.778 ) 1.099.954.914.846 (4.074.567.753 )
-
-
-
685.151.718 -
14.713.723.001
685.151.718 14.713.723.001
1.022.089.696.898
89.189.524.914
1.111.279.221.812
(321.573.108.163 ) (45.981.129.694 )
(3.270.661.386 ) -
(324.843.769.549 ) (45.981.129.694 )
1.233.769.633.997
25.183.817.701
1.258.953.451.698
1.888.305.093.038
111.102.681.229
1.999.407.774.267
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
Total ekuitas
PT PEKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
2014
2.193.943.942.782
2.950.983.830.805
(2.382.180.985.558)
(3.079.839.947.591)
Kas yang digunakan untuk operasi Penerimaan (pembayaran) kas lainnya Penerimaan restitusi pajak penghasilan Penerimaan bunga
(188.237.042.776) (51.398.287.385) 82.817.094.006 617.613.729
(128.856.116.786) 10.485.886.061 1.152.523.308
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi
(156.200.622.426)
(117.217.707.417)
(51.735.344) (29.424.978.819) (70.605.511.458) (71.013.958.488) -
(3.295.444.266) (12.279.941.000) (98.510.641.184) (92.136.496.481) 220.000.000.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan aset tidak lancar lain Investasi pada kebun plasma Penambahan tanaman perkebunan Perolehan aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman bank Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi Penerimaan setoran modal pemegang saham non-pengendali kepada entitas anak Pembayaran utang pembiayaan konsumen Pembayaran hutang kepada pemegang saham non-pengendali Pembayaran utang bank Pembayaran bunga pinjaman
(171.096.184.109)
13.777.477.069
607.245.395.283 250.000.000.000
366.060.824.799 -
22.445.000.000 (44.544.010)
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN KAS DI BANK
-
(4.799.355.713) (226.250.000.000) (313.637.384.949)
(79.686.577.736) (244.183.412.613)
334.959.110.611
42.190.834.450
7.662.304.076
(61.249.395.898 )
KAS DAN KAS DI BANK AWAL TAHUN
42.448.080.803
103.697.476.701
KAS DAN KAS DI BANK AKHIR TAHUN
50.110.384.879
42.448.080.803
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XIII (“Perusahaan”) (dahulu PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 18, tanggal 14 Februari 1996, seperti yang dinyatakan dan berdasarkan Akta Pendirian No. 46 yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, SH. tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8341.HT.01.01, tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81, tanggal 8 Oktober 1996, tambahan No.8679. Perusahaan merupakan hasil penggabungan dari Proyek Pengembangan 8 (delapan) PT Perkebunan (“PTP”) yaitu PTP VI, VII, XII, XIII, XVIII, XXIV-V, XXVI dan XXIX di wilayah Kalimantan. Pada tahun 2014, berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. SK-60/D1.MBU/10/2014, seperti yang dinyatakan dan berdasarkan Akta No.33, tanggal 23 Oktober 2014 dari Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara XIII. Perubahan status Perusahaan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No.AHU-10134.40.20 Tahun 2014, tanggal 27 Oktober 2014. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 9, tanggal 7 Oktober 2015 dari Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon, yaitu mengenai pergantian susunan Komisaris. Perubahan susunan Komisaris tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui melalui Surat Keputusan No.AHU-AH.01.03-0941645 Tahun 2015, tanggal 16 Juni 2015. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut: a) Pengusahaan budidaya tanaman, meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; b) Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya; c) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan; d) Pengembangan usaha bidang Perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis, dan Agro Forestry; e) Kegiatan usaha dalam rangka optimaslisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk trading house, pengembangan kawasan industri, agro industrial complex, real plantation, pusat perbelanjaan/mall, perkantoran, pergudangan, pariwisata, perhotelan, resort, olah raga dan rekreasi, pertambangan, rest area, rumah sakit, pendidikan dan penelitian, prasarana telekomunikasi dan sumber daya energi, jasa penyewaan, jasa konsultansi bidang perkebunan, jasa pembangunan kebun, dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan.
6
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan (lanjutan) Perusahaan menjalankan operasinya secara komersial pada tahun 1996. Dalam menjalankan usahanya Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Sultan Abdurrachman 11 Pontianak, Kalimantan Barat. Perseroan juga memiliki unit-unit kerja yang tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan entitas induk Perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham mayoritas. Saat ini, Kelompok Usaha mengembangkan perkebunan inti (milik Perusahaan) dan membina petani plasma dengan total areal: 31 Desember 2015 (tidak diaudit)
31 Desember 2014 (tidak diaudit)
98.755 89.587
98.755 89.587
188.342
188.342
Kebun Inti Kebun Plasma Luas (Ha)
Areal tersebut meliputi perkebunan kelapa sawit, karet serta menghasilkan produk minyak kelapa sawit dan karet. Luas areal konsesi kebun sendiri sampai dengan bulan Desember 2015 adalah 98.755 Ha, terdiri dari 78.656 Ha telah memiliki sertifikat Hak Guna Usaha (“HGU”) dan 20.099 Ha masih dalam proses pengurusan HGU. Dari luas areal yang telah dilengkapi HGU, seluas 75.277 Ha dikuasai oleh Perusahaan dan 3.379 Ha diokupasi pihak ketiga. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan mengelola 38 Unit Usaha yang terdiri dari 18 unit kebun kelapa sawit dan karet yang dilengkapi dengan 9 unit Pabrik Kelapa Sawit (“PKS“), 3 unit Pabrik Karet, 2 unit Pabrik Biodiesel dan 5 unit kebun plasma. b. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Kelompok Usaha bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan pada tanggal 15 April 2016. c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
2015 : : : : :
S. Hartoyo Hamzah Tanwil Sebastian Massardy Kaphat Mikhail Jhonik -
7
2014 Maroef Sjamsoeddin S. Hartoyo Dino Patti Djalal Sebastian Massardy Kaphat Hamzah Tanwill
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Susunan Direksi Perusahaan tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Direksi
2015
Direktur Utama Direktur Produksi Direktur Keuangan dan Pemasaran Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan
2014
: : :
Nurhidayat Akhmad Afifuddin Doni P. Gandamihardja
Nurhidayat Sunardi S. Taruna Umar Affandi
:
M. Abdul Ghoni
Anang Chairul
:
P. Girsang
P. Girsang
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah beban kompensasi bruto bagi manajemen kunci (termasuk Dewan Komisaris dan Direksi) Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama dirujuk sebagai “Kelompok Usaha”) adalah Rp13.231.631.419 (2014: Rp14.146.430.999). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah karyawan tetap Perusahaan dan entitas anak ("Kelompok Usaha") adalah sebanyak 11.971 orang dan 12.232 orang (tidak diaudit). d. Entitas Anak Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan memiliki Entitas Anak sebagai berikut:
Entitas Anak PT Kalimantan Agro Nusantara (“PT KAN”) PT Nusantara Batulicin (“PT NB”) PT Kalimantan Medika Nusantara (“PT KMN”)
Domisili
Tahun beroperasi secara komersial
Persentase kepemilikan
Kegiatan usaha Perkebunan dan produksi kelapa sawit
31 Des 2015
Kutai
2009
51,00%
Tanah Bumbu
2011
Pabrik Karet
51,00%
Pontianak
2014
Jasa Pelayanan Kesehatan
99,50%
31 Des 2014
51,00%
Total aset sebelum eliminasi (dalam jutaan rupiah) 31 Des 2015
31 Des 2014
393.903
302.303
51,00%
84.742
80.456
99,50%
10.527
6.981
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan oleh Kelompok Usaha sesuai dengan standar akuntasi keuangan di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”). Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 oleh Kelompok Usaha. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan kas di bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 8
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi Revaluasi Tanah Kelompok Usaha menilai kembali kebijakan akuntansinya atas aset tetap berkaitan dengan pengukuran kelompok aset tetap tertentu setelah pengakuan awal. Kelompok Usaha sebelumnya mengukur seluruh aset tetap dengan menggunakan model biaya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011), ”Aset Tetap”, dimana setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Pada tahun 2015, Kelompok Usaha memilih untuk mengubah kebijakan akuntansi atas tanah karena Kelompok Usaha menyakini bahwa model revaluasi lebih mencerminkan nilai dari tanah tersebut. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model revaluasi dimana tanah diukur pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai berikutnya. Sesuai ketentuan PSAK No. 16 (Revisi 2011), perubahan kebijakan akuntansi tersebut berlaku secara prospektif. Standar baru dan revisi standar Kelompok Usaha telah menerapkan seluruh standar akuntansi baru dan yang direvisi yang efektif tanggal 1 Januari 2015, termasuk standar akuntansi berikut yang dipertimbangkan relevan bagi Kelompok Usaha sehingga mempengaruhi baik posisi dan/atau kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha dan/atau pengungkapan terkait dalam kebijakan akuntansi maupun Catatan atas laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 1: Penyajian Laporan Keuangan Revisi terhadap PSAK No. 1 memperkenalkan pengelompokan pos-pos yang disajikan pada penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi pada periode mendatang, seperti laba atau rugi atas aset keuangan tersedia untuk dijual, harus disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi, seperti revaluasi aset tetap. Revisi tersebut hanya mempengaruhi penyajian namun tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. PSAK No. 24: Imbalan Kerja Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 secara retrospektif dengan beberapa ketentuan transisi yang ditetapkan dalam standar yang direvisi. Laporan posisi keuangan konsolidasian awal dari periode komparatif terdahulu (1 Januari 2014) dan jumlah komparatif telah disajikan kembali. PSAK No. 24 revisi merubah, diantaranya, akuntansi untuk program imbalan pasti. Untuk program imbalan pasti, penundaan pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial (yaitu “Pendekatan Koridor”) tidak diperbolehkan, dan biaya jasa lalu harus diakui sebagai beban pada tahun yang lebih awal antara: (i) ketika amandemen atau kurtailmen program terjadi; dan (ii) ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait atau pesangon. Sebagaimana disajikan kembali sesuai revisi PSAK No. 24, jumlah yang dicatat pada laba rugi hanya mencakup biaya jasa kini dan biaya jasa lalu, keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan penghasilan (beban) bunga neto. Perubahan lainnya dalam liabilitas imbalan kerja neto, termasuk keuntungan dan kerugian aktuarial, diakui sebagai penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. 9
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Standar baru dan revisi standar (lanjutan) PSAK No. 24: Imbalan Kerja (lanjutan) Pengembalian yang diharapkan telah digantikan dengan mencatat penghasilan bunga dalam laba rugi, yang dihitung menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung liabilitas imbalan kerja. PSAK No. 46: Pajak Penghasilan Revisi PSAK No. 46 ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Kelompok Usaha. Pajak final tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK No. 46: Pajak Penghasilan. Revisi tersebut hanya mempengaruhi penyajian namun tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK No. 4: Laporan Keuangan Tersendiri PSAK No. 65 menggantikan bagian dari PSAK No. 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri yang mengatur akuntansi bagi laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 65 menetapkan model kendali tunggal bagi semua entitas termasuk entitas terstruktur. Perubahan yang diperkenalkan oleh PSAK No. 65 mengharuskan manajemen untuk melakukan pertimbangan signifikan dalam menentukan entitas yang dikendalikan dan karenanya harus dikonsolidasikan oleh entitas induk, dibandingkan dengan persyaratan yang sebelumnya ditetapkan dalam PSAK No. 4. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 65 dan PSAK No. 4 tersebut, kecuali bagi pengungkapan kebijakan akuntansi terkait. PSAK No. 66: Pengaturan Bersama dan PSAK No. 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK No. 66 menggantikan PSAK No. 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, dan memberikan definisi dari pengendalian bersama dan perubahan bagi akuntansi untuk pengaturan bersama dengan memindahkan dari tiga kategori dalam PSAK No. 12 menjadi dua kategori berikut: (A) operasi bersama, yang operator bersamanya harus mengakui seluruh aset, liabilitas, pendapatan dan biaya, termasuk bagian relatif atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dikendalikan bersama, dan (B) ventura bersama, yang dicatat menggunakan metode ekuitas. Revisi tersebut tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. PSAK No. 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK No. 67 menetapkan persyaratan bagi pengungkapan atas kepentingan suatu entitas dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur. Persyaratan dalam PSAK No. 67 jauh lebih luas daripada persyaratan pengungkapan atas entitas anak yang sebelumnya ditetapkan, seperti ketika entitas anak dikendalikan tanpa mayoritas hak suara. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 67 tersebut, kecuali bagi pengungkapan terkait dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
10
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar PSAK No. 68 tidak merubah ketentuan saat suatu entitas diminta untuk menggunakan nilai wajar, namun memberikan panduan bagaimana mengukur nilai wajar pada saat nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. PSAK No. 68 juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih luas atas nilai wajar. Dengan demikian, sesuai panduan dalam PSAK No. 68, Kelompok Usaha melakukan evaluasi ulang atas kebijakannya dalam mengukur aset dan liabilitas yang diharuskan untuk dicatat pada nilai wajar. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 68 tersebut, kecuali bagi pengungkapan dalam kebijakan akuntansi terkait dan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Standar Baru, Revisi dan Intepretasi yang Telah Diterbitkan, Namun Belum Berlaku Efektif Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: •
Amandemen PSAK No. 1 (2015): Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan yang diadopsi dari Amandemen IAS 1, akan berlaku efektif 1 Januari 2017. Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi terkait penerapan persyaratan materialitas, fleksibilitas urutan sistematis catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan. Amandemen PSAK ini juga mengakibatkan amandemen terhadap PSAK (consequential amendment) sebagai berikut: a. PSAK No. 3: Laporan Keuangan Interim; b. PSAK No. 5: Segmen Operasi; c. PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan; dan d. PSAK No. 62: Kontrak Asuransi.
•
Amandemen PSAK No. 4 (2015): Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri yang diadopsi dari Amandemen IAS 27, akan berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen PSAK ini memperkenankan penggunaan metode ekuitas sebagai salah satu metode pencatatan investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri entitas tersebut.
•
Amandemen PSAK No. 15 (2015): Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, diadopsi dari Amandemen IFRS 10, IFRS 12, dan IAS 28, akan berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi tentang pengecualian konsolidasi untuk entitas investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
•
Amandemen PSAK No. 16 (2015): Aset Tetap, tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusunan dan Amortisasi yang diadopsi dari Amandemen IAS 16 dan IAS 38, akan berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen PSAK ini memberikan tambahan penjelasan tentang indikasi perkiraan keusangan teknis atau komersial suatu aset. Amandemen PSAK ini juga mengklarifikasi bahwa penggunaan metode penyusutan yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.
11
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Standar Baru, Revisi dan Intepretasi yang Telah Diterbitkan, Namun Belum Berlaku Efektif (lanjutan) •
Amandemen PSAK No. 19 (2015): Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, yang diadopsi dari Amandemen IAS 16 dan IAS 38, akan berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen PSAK ini memberikan klarifikasi tentang anggapan bahwa pendapatan adalah dasar yang tidak tepat dalam mengukur pemakaian manfaat ekonomi aset takberwujud dapat dibantah dalam keadaan terbatas tertentu.
•
Amandemen PSAK No. 24 (2015): Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, yang diadopsi dari amandemen IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen PSAK ini menyederhanakan akuntansi untuk kontribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, misalnya iuran pekerja yang dihitung berdasarkan persentase tetap dari gaji.
•
Amandemen PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, yang diadopsi dari Amandemen IFRS 10, IFRS 12, dan IAS 28, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen PSAK ini mengklarifikasi tentang pengecualian konsolidasi untuk entitas investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas Anak pada setiap tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Kendali diperoleh bila Kelompok Usaha terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Dengan demikian, investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal berikut ini: i) Kekuasaan atas investee, yaitu hak yang ada saat ini yang memberi investor kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan dari investee, ii) Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan iii) Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil. Bila Kelompok Usaha tidak memiliki hak suara atau hak serupa secara mayoritas atas suatu investee, Kelompok Usaha mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang relevan dalam mengevaluasi apakah mereka memiliki kekuasaan atas investee, termasuk: i) Pengaturan kontraktual dengan pemilik hak suara lainnya dari investee, ii) Hak yang timbul atas pengaturan kontraktual lain, dan iii) Hak suara dan hak suara potensial yang dimiliki Kelompok Usaha. Kelompok Usaha menilai kembali apakah mereka mengendalikan investee bila fakta dan keadaan mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari ketiga elemen dari pengendalian. Konsolidasi atas entitas-entitas anak dimulai sejak Kelompok Usaha memperoleh pengendalian atas entitas anak dan berhenti pada saat Kelompok Usaha kehilangan pengendalian atas entitas anak. Aset, liabilitas, penghasilan dan beban dari entitas anak yang diakuisisi pada tahun tertentu disertakan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal Kelompok Usaha memperoleh kendali sampai tanggal Kelompok usaha tidak lagi mengendalikan entitas anak tersebut. Seluruh laba rugi dan setiap komponen penghasilan komprehensif lain diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan non-pengendali (“KNP”), walaupun hal ini akan menyebabkan saldo KNP yang defisit. 12
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan) Seluruh saldo akun, transaksi, penghasilan dan beban antar perusahaan yang signifikan, dan laba atau rugi hasil transaksi dari intra kelompok usaha yang belum direalisasi dan dividen dieliminasi pada saat konsolidasi. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Bila kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha menghentikan pengakuan atas aset (termasuk goodwill), liabilitas, kepentingan non-pengendali dan komponen lain dari ekuitas terkait, sementara rugi atau laba yang dihasilkan diakui pada laba rugi. Bagian dari investasi yang tersisa diakui pada nilai wajar. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Jika anggota Kelompok Usaha menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Pengukuran Nilai Wajar Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. PSAK ini, antara lain, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Kelompok Usaha mengukur instrumen keuangan seperti derivatif pada nilai wajar setiap tanggal pelaporan. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di (i) pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut; atau (ii) dalam hal tidak terdapat pasar utama, maka pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan seluruh entitas anak. Tiap entitas dalam Kelompok Usaha menentukan mata uang fungsionalnya masing-masing dan laporan keuangannya masingmasing diukur menggunakan mata uang fungsional tersebut. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun yang bersangkutan. Kurs tukar mata uang asing yang digunakan pada tanggal-tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 1 Dolar Amerika Serikat (AS$)/Rupiah
13.795,00
31 Desember 2014 12.440,00
Transaksi dalam mata uang asing selain mata uang yang disajikan diatas adalah tidak signifikan. 13
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Transaksi dengan Pihak Berelasi Kelompok Usaha mempunyai transaksi dengan pihak-pihak berelasi, dengan definisi yang diuraikan pada PSAK No. 7. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan yang relevan. Kas dan Kas di Bank Kas dan kas di bank terdiri atas kas dan bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas yang dibatasi penggunaannya yang akan digunakan untuk membayar liabilitas bunga yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar Lain. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan menggunakan metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average method). Kelompok Usaha menetapkan penyisihan atas keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. a) Aset Keuangan Pengakuan dan Pengukuran Awal Aset keuangan diklasifikasikan, pada saat pengakuan awal, sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai efektif, bila memenuhi syarat. Aset keuangan Kelompok Usaha mencakup kas dan kas di bank, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang petani plasma KKPA dan investasi pada entitas lain. Semua aset keuangan awalnya diakui pada nilai wajar namun dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, maka nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan tersebut.
14
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Instrumen Keuangan (lanjutan) a) Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (“SBE”). Keuntungan dan kerugian terkait diakui pada laba atau rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. i) Piutang Piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang petani plasma KKPA diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2014). Penyisihan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Kelompok Usaha tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan pada paragraf-paragraf berikutnya yang relevan pada Catatan ini. ii) Investasi dalam Instrumen Ekuitas yang Tidak Memiliki Kuotasi Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif dicatat pada biaya perolehan bila (i) nilai tercatatnya adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya; atau (ii) nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Kelompok usaha memiliki investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi dalam bentuk investasi pada entitas lain. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, bila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, terjadi bila: i. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau ii. Kelompok Usaha mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan apabila (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Ketika Kelompok Usaha mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan, Kelompok Usaha mengevaluasi sejauh mana Kelompok Usaha memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. Pada saat Kelompok Usaha tidak mentransfer maupun tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut, juga tidak mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka aset keuangan tersebut diakui oleh Kelompok Usaha sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.
15
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Instrumen Keuangan (lanjutan) a) Aset Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan (lanjutan) Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Kelompok Usaha. Dalam hal ini, Kelompok Usaha juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur atas dasar yang merefleksikan hak dan kewajiban Kelompok Usaha yang ditahan. Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada laba rugi. Penurunan Nilai Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Kelompok Usaha memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
16
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Instrumen Keuangan (lanjutan) a) Aset Keuangan (lanjutan Penurunan Nilai (lanjutan) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi (lanjutan) Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit yang diharapkan di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan atas penurunan nilai dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laba atau rugi. Penghasilan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan tingkat SBE awal aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Kelompok Usaha. Jika, dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun penyisihan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laba rugi. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada tahun berikutnya. b) Liabilitas Keuangan Pengakuan dan Pengukuran Awal Liabilitas keuangan diklasifikasikan, pada pengakuan awal, sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, utang, dan pinjaman. Semua liabilitas keuangan diakui pada nilai wajar saat pengakuan awal dan, bagi liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan pinjaman, dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai utang dan pinjaman, seperti utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, dan utang jangka panjang.
17
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Instrumen Keuangan (lanjutan) b) Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal a) Utang dan Pinjaman Jangka Panjang yang Dikenakan Bunga Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, biaya bunga yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian ketika liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskonto atau premium atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai bagian dari "Biaya Keuangan" dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. b) Utang Liabilitas untuk utang usaha, utang lain-lain dan biaya masih harus dibayar dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya. Penghentian Pengakuan Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kedaluwarsa. Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui pada laba rugi. c) Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. d) Nilai Wajar Instrumen Keuangan Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian yang diperbolehkan, antara lain meliputi penggunaan transaksi pasar wajar yang terkini, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto atau model penilaian lainnya. Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara andal, instrumen keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya. 18
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan melalui amortisasi sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus serta disajikan sebagai bagian dari “Aset Lancar Lain” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan dikelompokkan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengembangan perkebunan dan biaya bunga sehubungan dengan kredit yang digunakan untuk pengembangan perkebunan dikapitalisasi sampai produksi komersial telah dicapai. Tanaman menghasilkan Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut: (i) Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila tanaman telah berumur 36 bulan, dan atau antara 60% sampai 70% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah dengan berat tandan di atas 3 kilogram, atau produksi rata-rata mencapai antara 4 ton sampai 6 ton per hektar per tahun; (ii) Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur lima tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat disadap dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat yang diestimasi sebagai berikut: Jenis aset tanaman menghasilkan
Tahun
Kelapa sawit Karet
25 25
Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Biaya untuk mengganti komponen dari aset tetap pada saat penggantian, yang memenuhi kriteria pengakuan, diakui sebagai bagian dari biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.
19
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Aset Tetap (lanjutan) Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya oleh Kelompok Usaha dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset-aset tersebut sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Instalasi pembibitan
5-20 8-20 5 5 5-16
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Tanah pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, tanah diukur pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tanah tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajarnya pada akhir periode pelaporan. Surplus revaluasi diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi aset tetap. Namun, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi. Defisit revaluasi diakui dalam laba rugi. Namun penurunan nilai tersebut diakui dalam surplus revaluasi aset tetap sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut. Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
20
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Aset Tetap (lanjutan) Aset Tidak Produktif Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha diklasifikasikan ke akun aset tetap nonproduktif dalam kelompok aset lain-lain dan disajikan sebesar nilai tercatat setelah dikurangi penurunan nilai. Penghapusan dan pemindahtanganan aset tetap mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor PER-02/MBU/2010, tentang Tata cara Penghapusbukukan dan Pemindahtanganan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara. Aset tetap yang diusulkan untuk dihapusbukukan yang selanjutnya telah mendapat persetujuan Direksi dan diusulkan kepada Dewan Komisaris untuk dimintakan persetujuan penghapusan oleh Pemegang Saham, maka biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tidak produktif tersebut direklasifikasi ke aset tidak produktif dalam akun ”Aset Tidak Lancar Lain”. Akumulasi penurunan nilai aset tidak produktif dibentuk sebagai penerapan atas akuntansi penurunan nilai. Pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan aset tetap usulan penghapusan ini, diakui sebagai pendapatan lain-lain (keuntungan penjualan aset tetap). Hak atas Tanah Biaya pengurusan legal hak atas tanah pada saat perolehan pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai “Beban tangguhan hak atas tanah” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Pada setiap akhir tahun pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset atau UPK lebih besar daripada jumlah terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui sebagai laba atau rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada akhir setiap tanggal pelaporan untuk menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.
21
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Non-keuangan (lanjutan) Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat yang telah ditentukan, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui sebagai laba atau rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Proyek Perkebunan Plasma Dalam proyek perkebunan plasma, biaya-biaya yang tejadi sehubungan dengan pembukaan lahan, pengembangan tanaman, sarana dan prasarana beserta biaya umum dan biaya lainnya selama masa pengembangan terlebih dahulu ditalangi Kelompok Usaha dan dibukukan sebagai piutang kepada petani peserta. Pembiayaan proyek plasma ini, ada yang diperoleh dari bank dalam bentuk pinjaman, dimana Kelompok Usaha bertindak sebagai penjamin atas pengembalian pinjaman tersebut. Penerimaan pembiayaan dari bank dan atau pengembalian yang berasal dari hasil panen plasma dibukukan sebagai pengurang piutang. Pembibitan Bibitan dicatat pada biaya perolehan, terdiri dari kapitalisasi biaya-biaya untuk persiapan pembibitan, pembelian pokok bibit dan pemeliharaan. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke akun “Tanaman Perkebunan - Tanaman belum menghasilkan” pada saat siap ditanam. Beban Tangguhan Biaya-biaya yang mempunyai manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tetap tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
22
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Perpajakan Beban pajak penghasilan merupakan jumlah dari pajak penghasilan badan yang terutang saat ini dan pajak tangguhan. Pajak Kini Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan di negara tempat Kelompok Usaha beroperasi dan menghasilkan penghasilan kena pajak. Bunga dan denda disajikan sebagai bagian dari penghasilan atau beban operasi lain karena tidak dianggap sebagai bagian dari beban pajak penghasilan. Pajak Tangguhan Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak, kecuali: i) liabilitas pajak tangguhan yang terjadi dari pengakuan awal goodwill atau dari aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis, dan pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak atau rugi pajak; ii) dari perbedaan temporer kena pajak atas investasi pada entitas anak, yang saat pembalikannya dapat dikendalikan dan besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut, dan rugi pajak belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali: i) jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis dan tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak; atau ii) dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan atas investasi pada entitas anak, aset pajak tangguhan hanya diakui bila besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat dan laba kena pajak dapat dikompensasi dengan beda temporer tersebut. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang tidak diakui ditinjau ulang pada setiap tanggal pelaporan dan akan diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya.
23
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Perpajakan (lanjutan) Pajak Tangguhan (lanjutan) Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada tahun saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disalinghapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, Kelompok Usaha yang bermaksud untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas lancar berdasarkan jumlah neto. Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) Pendapatan, beban-beban, dan aset-aset diakui neto atas jumlah PPN, kecuali: i) PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari item beban-beban yang diterapkan; dan ii)
piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN.
Jumlah PPN neto yang terpulihkan dari, atau terutang kepada, kantor pajak termasuk sebagai bagian dari piutang atau utang pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak Final Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, pajak final dikenakan atas nilai bruto transaksi, dan tetap dikenakan walaupun atas transaksi tersebut pelaku transaksi mengalami kerugian. Pajak final tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK No. 46: Pajak Penghasilan. Imbalan Kerja a) Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan. Termasuk dalam program imbalan kerja jangka pendek adalah tantiem and bonus. (i) Tantiem Penyisihan atas tantiem dibuat berdasarkan estimasi manajemen dan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Tantiem akan dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”). Selisih antara jumlah tantiem yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana tantiem tersebut disahkan oleh RUPS.
24
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Imbalan Kerja (lanjutan) a) Imbalan Kerja Jangka Pendek (lanjutan) (ii) Bonus Bonus ditetapkan berdasarkan estimasi manajemen Kelompok Usaha dan disahkan oleh RUPS. Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana bonus tersebut disahkan oleh RUPS. b) Imbalan Pasca Kerja Kelompok Usaha diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam Undangundang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”), yang merupakan kewajiban imbalan pasti. Kelompok Usaha memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun normal pada umur 55-56 tahun dan imbalan lainnya berupa tunjangan jaminan kesehatan pensiunan, cuti panjang, penghargaan masa pengabdian dan bantuan kematian dengan syaratsyarat yang telah diputuskan dalam Perjanjian Kerja Bersama. Kecuali untuk imbalan pensiun, imbalan tersebut tidak didanai. Kewajiban imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang dimana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan. Pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial, segera diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian dengan pengaruh langsung didebit atau dikreditkan kepada saldo laba melalui penghasilan komprehensif lain pada periode terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Biaya jasa lalu harus diakui sebagai beban pada saat yang lebih awal antara: i) ketika program amandemen atau kurtailmen terjadi; dan ii) ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi atau imbalan terminasi terkait. Bunga neto dihitung dengan menerapkan tingkat diskonto yang digunakan terhadap liabilitas imbalan kerja. Kelompok Usaha mengakui perubahan berikut pada kewajiban imbalan pasti neto pada akun “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian: i) Biaya jasa terdiri atas biaya jasa kini, biaya jasa lalu, keuntungan atau kerugian atas kurtailmen dan penyelesaian tidak rutin, dan ii) Beban atau penghasilan bunga neto.
25
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Imbalan Kerja (lanjutan) c) Kewajiban Imbalan Pasca-kerja Lainnya Kelompok Usaha memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, yaitu jaminan kesehatan pensiunan. Kelompok Usaha mengikuti Program Pemerintah untuk Perawatan Kesehatan dan Pengobatan dengan sistem BPJS Kesehatan, dan apabila ada hal-hal yang belum tertanggung oleh BPJS Kesehatan maka akan dijamin oleh Kelompok Usaha sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Perusahaan. d) Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja Pesangon pemutusan kontrak kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Kelompok Usaha mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Kelompok Usaha menunjukkan komitmennya untuk memutuskan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah akhir tanggal pelaporan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini. e) Imbalan Jangka Panjang Lainnya Kelompok usaha memberikan imbalan jangka panjang lainnya seperti seperti cuti panjang, uang penghargaan masa pengabdian, dan bantuan kematian. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Penggunaan Saldo Laba berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Saldo laba digunakan untuk pembagian dividen dan penyisihan untuk cadangan. Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat, dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui: Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk kelapa sawit, karet, diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. Penghasilan/Beban Bunga Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, penghasilan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan metode SBE, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
26
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Pendapatan dan Beban (lanjutan) Beban Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual). Provisi Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan, atau mengandung, sewa, adalah berdasarkan substansi dari perjanjian tersebut pada penetapan awal. Perjanjian dievaluasi apakah pemenuhannya tergantung kepada penggunaan aset atau aset-aset tertentu secara spesifik atau perjanjian mengalihkan hak untuk menggunakan aset atau aset-aset, walaupun hak tersebut tidak secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian. Sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewa. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung sebagai laba rugi. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Selisih lebih yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui pada laba atau rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
27
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir tahun pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari penjualan barang dan jasa yang diberikan. Tagihan atas Hasil Pemeriksaan Pajak Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun di atas dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Otoritas Pajak. Nilai tercatat atas tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak Perusahaan pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 19. Perpajakan Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya penghasilan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas penghasilan dan beban pajak yang telah dicatat. Pertimbangan juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
28
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Tanaman Perkebunan Menghasilkan Biaya perolehan aset tetap dan tanaman perkebunan menghasilkan disusutkan/diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun dan tanaman perkebunan selama 25 tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian, perkembangan teknologi dan keterbatasan hak atau pembatasan lainnya dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan dan amortisasi masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 11. Nilai tercatat neto atas tanaman perkebunan menghasilkan Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 10. Instrumen Keuangan Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Walaupun komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha. Imbalan Kerja Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk, antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun, dan tingkat kematian. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsiasumsi aktuarial diakui secara langsung pada laporan posisi keuangan konsolidasian dengan debit atau kredit ke saldo laba melalui penghasilan komprehensif lain dalam periode terjadinya. Walaupun Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 30. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi pajak yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan. Nilai tercatat atas aset pajak tangguhan Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 19. 29
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. KAS DAN KAS DI BANK Rincian kas dan kas di bank terdiri dari: 31 Desember 2015
31 Desember 2014
452.668.864
525.511.798
23.235.956.322 3.301.116.549 15.778.694.450 6.868.273.086 276.775.550
20.673.181.683 2.777.774.711 14.228.831.726 3.293.118.375 -
112.340.443
112.831.733
58.220.320 26.339.295
803.931.143 22.845.936
49.657.716.015
41.912.515.307
-
10.053.698
-
10.053.698
Total kas di bank
49.657.716.015
41.922.569.005
Total
50.110.384.879
42.448.080.803
Kas Kas di bank Pihak berelasi (Catatan 31) Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sub-total Pihak ketiga Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk Sub-total
Rekening di bank memiliki tingkat bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank. Kas dalam perjalanan (cash in transit) telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Tania Tbk terhadap risiko kehilangan dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp119.146.651.872 dan Rp220.856.666.472 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami Kelompok Usaha.
30
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG USAHA - NETO Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pelanggan 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga PT Sahabat Sawit Sejahtera PT Trinity PT Purimas Sasmita PT Kutai Balian Nauli Howe Industrial Supplies Ltd PT Anugerah Energitama PT Palm Mas Asri PT Bina Karya Prima Koperasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta)
20.632.948.444 14.116.927.329 11.011.381.100 3.469.498.301 1.385.975.883 1.344.551.087 1.188.269.524 874.156.511 938.892.750
5.827.392.084 2.836.120.308 1.281.803.412 553.134.549 916.972.481
Sub-total Cadangan kerugian penurunan nilai
54.962.600.929 (271.494.703)
11.415.422.834 (289.834.405)
Total
54.691.106.226
11.125.588.429
Rupiah Dolar Amerika Serikat (AS$)
53.576.625.046 1.385.975.883
11.415.422.834 -
Total Cadangan kerugian penurunan nilai
54.962.600.929 (271.494.703)
11.415.422.834 (289.834.405)
Neto
54.691.106.226
11.125.588.429
b. Berdasarkan mata uang
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai: Saldo awal Kerugian penurunan nilai piutang Penghapusan piutang tidak tertagih
(289.834.405) 18.339.702
(271.494.703) (18.339.702) -
Saldo akhir
(271.494.703)
(289.834.405)
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Piutang usaha tertentu digunakan sebagai jaminan utang bank jangka pendek (Catatan 15) dan utang jangka panjang (Catatan 21).
31
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG LAIN-LAIN - NETO Rincian piutang lain-lain adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga Piutang petani plasma sinergi PKBL Pertamina Yersia Bangun - Kebun Parindu Pinjaman Karyawan PT Bioenergi Pratama Jaya PT Putra Harapan Perkasa PT Surya Borneo Indah Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta)
35.193.641.263 3.693.805.944 2.781.054.060 1.576.815.066 783.894.468 358.518.861 4.454.370.274
28.778.039.120 3.693.805.944 2.603.037.982 1.576.815.066 783.894.468 358.518.861 4.598.561.076
Sub-total Cadangan kerugian penurunan nilai
48.842.099.936 (5.754.270.255)
42.392.672.517 (5.754.270.255)
Total piutang pihak ketiga - neto
43.087.829.681
36.638.402.262
Pihak berelasi (Catatan 31) PT Perkebunan Nusantara XI Koperasi Karyawan Sejahtera PT Perkebunan Nusantara IV PT Perkebunan Nusantara VII PT Rajawali Nusantara Indonesia PT Perkebunan Nusantara XIV PT Perkebunan Nusantara VI
3.981.009.113 229.872.234 173.833.524 151.417.068 115.331.142 38.759.350 -
3.981.009.113 382.237.032 207.657.815 115.331.142 38.759.350 12.686.424
Total piutang pihak berelasi
4.690.222.431
4.737.680.876
47.778.052.112
41.376.083.138
Total
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
7. PIUTANG PETANI PLASMA KKPA Piutang petani plasma KKPA - Aset Lancar Akun ini merupakan proyeksi atas angsuran petani plasma yang diharapkan oleh manajemen dapat tertagih kurang dari satu tahun setelah tanggal neraca, biaya pembangunan kebun plasma yang masih menunggu pencairan dana dari bank dan dana yang dipinjamkan kepada petani plasma melalui koperasi dalam rangka pemeliharaan kebun petani plasma yang telah menghasilkan. Akun ini disajikan dalam jumlah neto setelah dikurangi pembiayaan yang diterima dari bank. Piutang petani plasma KKPA - Aset tidak Lancar Akun ini merupakan talangan yang dibayarkan Kelompok Usaha kepada Bank sebagai avalis atas kekurangan angsuran dari petani plasma dan akan dilunasi oleh petani plasma dengan cara pemotongan atas hasil produksi tandan buah segar petani plasma.
32
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PERSEDIAAN 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Barang jadi Minyak kelapa sawit Karet Inti sawit
153.229.002.091 37.161.994.083 20.275.350.464
135.906.139.950 115.922.841.765 27.999.461.586
Sub-total (Catatan 24) Bahan baku dan pelengkap
210.666.346.638 113.517.955.589
279.828.443.301 165.647.125.793
Total
324.184.302.227
445.475.569.094
Berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa tidak diperlukan penyisihan atas penurunan nilai persediaan. Persediaan digunakan sebagai jaminan utang bank jangka pendek (Catatan 15) dan utang jangka panjang (Catatan 21). Seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Tania Tbk terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp144.425.141.210 dan Rp117.089.474.151 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami Kelompok Usaha.
9. ASET LANCAR LAIN 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Aset tersedia untuk dijual Aset Pelaihari Investasi pada PTP Agrintara (Catatan 37) Uang muka Deposito yang dibatasi penggunaanya Asuransi Uang muka bonus karyawan Lain-lain
28.823.797.420 7.621.265.713 8.995.617.592 5.000.000.000 1.697.553.790 3.646.063.476
28.823.797.420 15.162.466.588 1.021.337.848 13.111.900.241 6.876.793.995
Total
55.784.297.991
64.996.296.092
33
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TANAMAN PERKEBUNAN Rincian mutasi dari tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan adalah sebagai berikut: 1 Januari 2015 (Disajikan kembali) Biaya perolehan Tanaman Menghasilkan Kelapa sawit Karet Sub-total Tanaman Belum Menghasilkan Kelapa sawit Karet Sub-total Total Akumulasi amortisasi Tanaman Menghasilkan Kelapa sawit Karet Total Nilai tercatat
Penambahan
Sub-total Tanaman Belum Menghasilkan Kelapa sawit Karet Sub-total
Reklasifikasi
31 Desember 2015
1.160.726.310.970 594.045.788.936
-
(41.421.113.896)
102.705.109.104 95.044.958.265
1.263.431.420.074 647.669.633.305
1.754.772.099.906
-
(41.421.113.896)
197.750.067.369
1.911.101.053.379
1.078.150.125.057 391.758.997.769
193.439.847.990 52.567.647.137
-
(102.705.109.104) (95.044.958.265)
1.168.884.863.943 349.281.686.641
1.469.909.122.826
246.007.495.127
-
(197.750.067.369)
1.518.166.550.584
3.224.681.222.732
246.007.495.127
(41.421.113.896)
-
3.429.267.603.963
305.964.520.512 106.679.642.972
48.553.824.168 25.456.270.342
15.047.957.918
-
354.518.344.680 117.087.955.396
412.644.163.484
74.010.094.510
15.047.957.918
-
2.812.037.059.248
471.606.300.076 2.957.661.303.887
1 Januari 2014 (Disajikan kembali)
Biaya perolehan Tanaman Menghasilkan Kelapa sawit Karet
Pengurangan
Penambahan
Pengurangan
31 Desember 2014 (Disajikan kembali)
Reklasifikasi
961.319.452.693 486.810.151.474
947.069.849 -
(10.487.700.514)
198.459.788.428 117.723.337.976
1.160.726.310.970 594.045.788.936
1.448.129.604.167
947.069.849
(10.487.700.514)
316.183.126.404
1.754.772.099.906
907.205.569.125 418.939.432.148
369.404.344.360 90.542.903.597
-
(198.459.788.428) (117.723.337.976)
1.078.150.125.057 391.758.997.769
-
(316.183.126.404)
1.469.909.122.826
1.326.145.001.273
459.947.247.957
2.774.274.605.440
460.894.317.806
(10.487.700.514)
-
3.224.681.222.732
Akumulasi amortisasi Tanaman menghasilkan Kelapa sawit Karet
264.338.795.526 94.982.825.897
41.625.724.986 19.161.782.928
7.464.965.853
-
305.964.520.512 106.679.642.972
Total
359.321.621.423
60.787.507.914
7.464.965.853
-
412.644.163.484
Total
Nilai tercatat
2.414.952.984.017
2.812.037.059.248
Pengurangan tanaman menghasilkan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 merupakan penghapusan dan pemindahan tanaman menghasilkan ke kelompok aset tidak produktif. Biaya pinjaman atas bunga bank dan provisi pinjaman Kelompok Usaha yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan masing-masing sebesar Rp181.831.648.235 pada tahun 2015 (2014: Rp185.554.177.919).
34
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) Beban amortisasi aset tanaman masing-masing sejumlah Rp74.010.094.510 dan Rp60.787.507.914 pada tahun 2015 dan 2014, dialokasikan sebagai bagian dari “Biaya langsung - Penyusutan dan amortisasi” pada beban pokok pendapatan (Catatan 24). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, komposisi luas areal dalam ha atas tanaman menghasilkan (“TM”) dan tanaman belum menghasilkan (“TBM”) untuk setiap jenis tanaman adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 (tidak diaudit) Tanaman
TM (ha)
31 Desember 2014 (tidak diaudit)
TBM (ha)
TM (ha)
TBM (ha)
Kelapa sawit Karet
49.092,50 10.240,84
14.477,10 3.168,58
47.166,90 9.352,78
16.402,70 4.089,14
Total
59.333,34
17.645,68
56.519,68
20.491,84
Aset tanaman tertentu digunakan sebagai jaminan atas utang jangka panjang (Catatan 21). Pada tanggal 31 Desember 2015, seluruh aset tanaman Kelompok Usaha tidak diasuransikan.
11. ASET TETAP Rincian mutasi dari aset tetap kepemilikan langsung Kelompok Usaha adalah sebagai berikut: 1 Januari 2015 Nilai perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Aset lain-lain Instalasi pembibitan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
31 Desember 2015
17.568.861.648 (20.455.861.648) 2.882.000.000 5.000.000 -
75.466.122.235 634.572.884.902 1.116.237.993.463 47.302.284.573 66.712.752.710 23.614.327.706 12.013.874.735
1.261.292.141.062 5.168.236.986 38.861.999.810 397.973.000 656.650.361 87.168.400
400.995.428 11.400.390.649 1.117.216.593 107.804.522 -
1.975.920.240.324
1.306.464.169.619
13.026.407.192
-
3.269.358.002.751
107.566.125.733
27.788.950.142
-
-
135.355.075.875
2.083.486.366.057
1.334.253.119.761
13.026.407.192
-
3.404.713.078.626
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Aset lain-lain Instalasi pembibitan
273.876.482.541 338.704.004.956 35.903.332.899 54.939.038.135 21.055.721.483 7.254.583.861
33.550.938.638 48.716.998.563 4.090.712.723 4.137.975.051 852.868.716 626.139.663
374.032.206 8.278.801.328 879.616.571 107.692.294 -
Total akumulasi penyusutan
731.733.163.875
91.975.633.354
9.640.142.399
-
-
-
Sub-total Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Total nilai perolehan
Penurunan nilai Aset dalam penyelesaian Nilai Tercatat
-
(9.737.425.700)
1.351.753.202.182
889.673.732 (1.033.773.732) 143.766.666 333.334 -
1.336.758.263.297 656.908.988.108 1.123.243.740.976 49.465.040.980 67.266.598.549 23.614.327.706 12.101.043.135
307.943.062.705 378.108.428.459 39.258.195.717 58.969.654.226 21.908.590.199 7.880.723.524 814.068.654.830 (9.737.425.700 ) 2.580.906.998.096
35
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan) Rincian mutasi dari aset tetap kepemilikan langsung Kelompok Usaha adalah sebagai berikut: (lanjutan) 1 Januari 2014 Nilai perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Aset lain-lain Instalasi pembibitan Sub-total Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Total nilai perolehan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
31 Desember 2014
74.938.691.234 614.375.706.950 1.082.727.095.142 43.847.554.482 66.149.054.128 23.614.327.706 11.953.160.235
527.431.001 30.371.447.122 49.669.393.097 4.783.913.840 4.693.640.416 60.714.500
10.174.269.170 16.158.494.776 1.329.183.749 4.129.941.834 -
-
75.466.122.235 634.572.884.902 1.116.237.993.463 47.302.284.573 66.712.752.710 23.614.327.706 12.013.874.735
1.917.605.589.877
90.106.539.976
31.791.889.529
-
1.975.920.240.324
130.677.711.357
480.798.000
23.592.383.624
-
107.566.125.733
2.048.283.301.234
90.587.337.976
55.384.273.153
-
2.083.486.366.057
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Aset lain-lain Instalasi pembibitan
243.401.071.648 302.950.418.415 33.155.484.688 53.285.691.871 20.184.218.550 6.526.134.662
32.021.731.087 47.160.779.925 4.380.514.740 4.898.488.484 871.502.933 728.449.199
1.546.320.194 11.407.193.384 1.632.666.529 3.245.142.220 -
-
273.876.482.541 338.704.004.956 35.903.332.899 54.939.038.135 21.055.721.483 7.254.583.861
Total akumulasi penyusutan
659.503.019.834
90.061.466.368
17.831.322.327
-
731.733.163.875
Nilai Tercatat
1.388.780.281.400
1.351.753.202.182
Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan dan mesin yang sedang dibangun dalam rangka ekspansi Kelompok Usaha. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, bangunan, mesin dan peralatan dan kendaraan tertentu telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Tania Tbk terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp1.055.409.586.244 dan Rp876.423.668.699. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin dialami Kelompok Usaha. Perusahaan dan Entitas Anak tertentu melakukan penilaian kembali hak atas tanah untuk tujuan akuntansi pada tanggal 31 Desember 2015. Penilaian kembali dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Iwan Bachron dan Rekan di wilayah Distrik Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, dan KJPP Yanuar Bey dan Rekan di Distrik Kalimantan Barat I & II dan di Entitas Anak selaku penilai independen dengan menggunakan metode pendekatan pendapatan (income approach). Penilaian kembali tersebut dilakukan berdasarkan instruksi Entitas Induk No.SPK 13.05/SP/04/XI/2015 tanggal 2 Desember 2015. Nilai hak atas tanah sebelum dilakukan penilaian kembali adalah Rp77.804.811.599. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset tetap tertentu milik Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan untuk fasilitas kredit yang diterima oleh Kelompok Usaha.
36
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan) Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut: 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Beban pokok pendapatan Beban umum dan administrasi (Catatan 26) Beban pemasaran dan penjualan (Catatan 25)
82.152.807.920 8.265.223.064 1.436.697.960
80.709.758.423 7.528.383.884 1.823.324.060
Sub-total
91.854.728.944
90.061.466.367
120.904.410
-
91.975.633.354
90.061.466.367
Dikapitalisasi ke aset tanaman belum menghasilkan Total
12. BEBAN TANGGUHAN HAK ATAS TANAH Rincian mutasi dari beban tangguhan hak atas tanah Kelompok Usaha adalah sebagai berikut: 1 Januari 2015 Biaya perolehan Akumulasi amortisasi
9.190.145.847 (820.243.970)
Nilai Tercatat
8.369.901.877
1 Januari 2014 Biaya perolehan Akumulasi amortisasi
6.297.270.747 (572.501.782)
Nilai Tercatat
5.724.768.965
Penambahan
Pengurangan
2.836.278.306 (483.687.550)
-
31 Desember 2015
Reklasifikasi (2.215.890.293) -
9.810.533.860 (1.303.931.520) 8.506.602.340
Penambahan
Pengurangan
2.892.875.100 (247.742.188)
31 Desember 2014
Reklasifikasi
-
-
9.190.145.847 (820.243.970) 8.369.901.877
Amortisasi beban tangguhan hak atas tanah dialokasikan seluruhnya ke beban pokok penjualan. 13. PEMBIBITAN Persediaan bibit terdiri dari: 31 Desember 2015 Jumlah Pokok (tidak diaudit)
Nilai
31 Desember 2014 Jumlah Pokok (tidak diaudit)
Nilai
Persediaan bibit kelapa sawit Persediaan bibit karet
357.282 324.900
9.702.148.675 7.272.652.197
612.620 343.742
11.519.083.395 7.037.251.349
Total
682.182
16.974.800.872
956.362
18.556.334.744
Cadangan kerugian penurunan nilai
(7.193.884.912)
Neto
9.780.915.960
37
18.556.334.744
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. ASET TIDAK LANCAR LAIN 2015
2014
Beban yang ditangguhkan Investasi pada entitas lain Lisensi perangkat lunak Aset tetap tidak produktif, neto Lain-lain
18.600.288.604 15.276.133.840 1.387.135.700 933.268.345
12.720.639.018 22.873.399.553 5.254.983.794 933.268.430
Total
36.196.826.489
41.782.290.795
15. UTANG BANK JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek merupakan pinjaman dari bank kepada Perusahaan untuk modal kerja, dengan rincian sebagai berikut:
Nama Kreditur
Entitas berelasi dengan Pemerintah Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank BRI Agroniaga PT Bank Syariah Mandiri
Jumlah Batas Pinjaman Maksimum
Batas Jangka Waktu Pinjaman
350.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000
13 Agustus 2016 30 Juli 2016 27 Mei 2016
Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
338.033.567.297 101.509.561.629 200.000.000.000
473.538.355.654 128.160.797.501 -
639.543.128.926
601.699.153.155
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. R.II.272-ADK/DKR-2/09/2015, tanggal 25 September 2015, Perusahaan memperoleh fasilitas modal kerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan maksimum kredit sebesar Rp350.000.000.000. Fasilitas kredit modal kerja digunakan untuk tambahan modal kerja. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun, dengan jangka waktu fasilitas sampai dengan tanggal 13 Agustus 2016. Kredit modal kerja ini dijamin dengan piutang, persediaan, dan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 10 dan 11, tanggal 7 September 2015, Perusahaan memperoleh fasilitas modal kerja PT Bank BRI Agroniaga dengan maksimum kredit masing-masing sebesar Rp100.000.000.000 dan Rp50.000.000.000. Fasilitas kredit modal kerja digunakan untuk modal kerja. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,25% per tahun, dengan jangka waktu fasilitas sampai dengan tanggal 30 Juli 2016. Kredit modal kerja ini dijamin dengan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU.
38
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) PT Bank Syariah Mandiri Berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 17/046-3/SP3/CB1, tanggal 27 Mei 2015, Perusahaan memperoleh fasilitas modal kerja PT Bank Syariah Mandiri dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000.000.000. Fasilitas kredit modal kerja digunakan untuk modal kerja. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun, dengan jangka waktu fasilitas sampai dengan tanggal 27 Mei 2016. Kredit modal kerja ini dijamin dengan piutang lancar plasma. Perjanjian-perjanjian pinjaman sebagaimana disebutkan di atas mensyaratkan beberapa pembatasan, antara lain mengubah anggaran dasar, memberi dan memperoleh pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, mengadakan penyertaan saham baru dalam perusahaan lain dan mengikatkan diri sebagai penjamin atau mengagunkan harta kekayaan. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan utang bank jangka pendek seperti disebutkan dalam perjanjian kredit.
16. UTANG USAHA Rincian utang usaha pihak ketiga adalah sebagai berikut: PT Saraswanti Anugrah Makmur PT Dupan Anugrah Lestari PT Goautama Sinar Batuah PT Sinar Citra Abadi PT Prakarsa Karya Sejati PT Surapon Berkah PT Bumi Alam Lestindo Indah PT Gitamas Lestarindo PT Nusa Palapa Gemilang CV Bangun Karya Lestari CV Aneka Jasa CV Wahana Patra PD Intirub Motor PT Panca Bhakti Raya Utama PT Cahaya Hensen Lestari CV Kita Bangun Persada CV Kencana Abadi CV Zam-Zami Sejahtera CV Buana Persada CV Unitwin Indonesia CV Teknik Agung Perkasa CV Talenta Tehnic PT Super Andalas Steel CV Sumber Rejeki PT Polowijo Gosari Sedayu CV Yudhistira Unggul Nugraha PT Pijar Nusa Pasifik CV Mitra Mandiri PT Trihafco Pratama CV Anugerah Jaya Cemerlang 39
31 Desember 2015
31 Desember 2014
72.980.476.493 51.525.032.521 46.367.574.125 29.914.512.481 25.178.522.455 13.532.922.239 13.435.481.360 12.030.059.150 10.728.962.363 11.627.914.823 9.518.083.537 7.459.870.728 6.175.901.988 5.419.897.745 4.532.246.983 4.395.893.751 3.462.148.937 3.440.913.050 2.601.863.725 2.347.694.772 2.309.147.247 2.224.860.497 2.215.022.200 2.156.722.810 1.844.778.550 1.678.548.294 1.619.501.500 1.610.258.230 1.603.110.650 1.567.480.470
136.797.781.714 43.009.276.131 54.461.677.919 19.801.959.092 16.425.217.611 18.047.464.624 18.222.368.235 14.530.059.150 14.367.666.563 10.548.922.103 9.422.839.209 8.301.433.388 4.072.601.856 7.003.986.813 2.857.392.970 2.328.676.390 3.598.635.259 1.828.852.870 2.286.272.500 3.051.774.166 2.473.073.868 2.286.687.292 1.365.422.200 1.471.560.398 3.128.573.550 3.717.274.752 3.113.704.000 1.923.660.240 3.573.021.852 1.484.025.595
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. UTANG USAHA (lanjutan) Rincian utang usaha pihak ketiga adalah sebagai berikut: (lanjutan) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
1.554.019.000 1.262.084.650 1.033.268.996 1.001.194.030 839.850.000 791.702.200 672.896.300 230.342.218 65.941.733.841
2.054.019.000 4.762.084.650 1.361.855.870 1.380.665.830 1.155.455.000 1.632.450.300 1.393.004.350 1.837.752.271 1.953.685.000 1.061.544.777 10.913.085.300 43.444.265.195
428.832.494.909
488.451.729.853
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga: Utang jasa pemborong Utang jaminan
185.097.178.213 24.640.307.032
218.537.355.653 27.730.905.294
Total
209.737.485.245
246.268.260.947
250.980.005.734 17.213.571.505
227.820.126 1.168.057.204
15.507.180.307 14.867.219.561 6.439.616.283 3.920.000.000 1.450.224.862 1.143.123.405 521.793.210 461.940.000 320.493.045 300.081.688 258.685.732 238.946.035 116.068.812 25.000.000 459.860 -
14.136.996.236 16.868.840.983 7.246.590.157 1.950.893.276 954.414.045 522.931.360 1.110.639.000 122.520.545 219.871.280 166.147.202 356.769.002 116.068.812 231.627.102
313.764.410.039
45.400.186.330
PT Green Planet Indonesia PT Karti Utama Sejahtera CV Semesta Raya Utama CV Indah Sukses Mandiri CV Panca Abadi CV Arsitama CV Dadeda CV Tiara Narwastu PT Agrimas Citra Mandiri CV Tamara Sejati PT Antarniaga Nusantara Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 Milyar) Total
17. UTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:
Pihak berelasi: (Catatan 31) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PT Pupuk Kalimantan Timur PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (“KPBN”) Pusat Penelitian Kelapa Sawit (“PPKS”) Dana Pensiun Perkebunan (“Dapenbun”) Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (“LPP”) Yogyakarta PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara IX LPP Medan PT Riset Perkebunan Nusantara (“RPN”) PT Perkebunan Nusantara II PT Perkebunan Nusantara XII Pusat Penelitian Karet Medan PT Perkebunan Nusantara X Koperasi Karyawan Sejahtera PTPN XIII PT Sri Pamela Medika Nusantara PT Perkebunan Nusantara IV Total 40
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. UANG MUKA PELANGGAN
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT Bina Karya Prima PT Multi Nabati Sulawesi PT Palm Mas Asri PT Naga Mas Palm Oil Lestari PT Wilson Lautan Karet PT Musim Mas PT Bukit Kapur Reksa PT Wilson Tunggal Perkasa PT Wilmar Nabati Indonesia Namazie International Private, Ltd PT Royal Industries Indonesia Lain-lain (masing-masing dibawah Rp100 juta) Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
6.958.223.306 1.629.374.650 1.590.911.000 1.404.222.608 982.884.542 636.168.960 453.541.571 408.000.000 314.153.280 26.407.697 337.135.817
5.470.811.610 143.279.150.519 2.163.750.000 27.444.514.537 973.699.803 150.393.491 408.000.000 11.778.436.685 1.388.647.411 15.265.268.976 393.541.437
14.741.023.431
208.716.214.469
Uang muka pelanggan merupakan uang muka penjualan dari penjualan komoditas karet dan penjualan komoditas minyak sawit, karet dan inti sawit yang dipersyaratkan pembayarannya dilakukan terlebih dahulu sebelum barang dikirim.
19. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar di muka 2015 Perusahaan: Tagihan Pajak Penghasilan Badan: Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2010 Tahun 2009 PPN Subtotal Entitas Anak: PPN Total
41
2014
24.863.733.018 7.634.029.600
24.760.203.600 22.743.214.750 15.725.971.494 12.536.871.189 2.657.883.353
32.497.762.618
78.424.144.386
15.186.415
3.626.046.446
32.512.949.033
82.050.190.832
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Utang pajak 2015 Perusahaan: Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 PBB/BPHTB Total Entitas Anak: Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 PPN Total Total
2014
3.717.351.277 146.473.371 1.568.172.390 620.486.900
2.167.531.679 2.956.532.217 620.435.253
6.052.483.938
5.744.499.149
58.040.307 12.909.990 87.504.563 115.690.591
62.122.726 148.910.436 -
274.145.451
211.033.162
6.326.629.389
5.955.532.311
c. Beban (manfaat) pajak penghasilan badan 2015 Perusahaan: Koreksi pajak atas pemeriksaan pajak penghasilan badan tahun sebelumnya Tangguhan Sub-total Entitas Anak: Penyesuaian atas pajak tangguhan tahun sebelumnya Tangguhan Sub-total Total
42
2014
4.468.179.355 (102.140.046.834)
939.607.982
(97.671.867.479)
939.607.982
4.271.910.984 (683.873.921)
(9.845.194.515)
3.588.037.063
(9.845.194.515)
(94.083.830.416)
(8.905.586.533)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015
2014
Rugi sebelum pajak penghasilan Rugi sebelum pajak - Entitas Anak
(418.927.599.965) 2.726.771.429
(12.980.154.286) 30.562.309.340
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan - Perusahaan
(416.200.828.536)
17.582.155.054
(25.189.220.829) 9.946.666.943 59.888.448.736
8.019.335.528 (5.472.269.526) 706.554.689
44.645.894.850
3.253.620.691
Ditambah (dikurangi) Beda Temporer: Beban penyusutan dan biaya tenaga kerja Penyisihan beban manfaat karyawan Penyisihan penurunan nilai Total Beda Tetap: Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Sumbangan Beban dan denda pajak Pendapatan yang telah dikenakan pajak final Penerimaan kelebihan pajak Beban penjualan aset paringin Selisih perhitungan restitusi PPh Badan tahun 2012 Selisih ketekoran persediaan PPh final penjualan aset Paringin Asuransi Jabatan Beban lain-lain
3.190.425.918
8.145.181.896 75.313.340.698 11.000.000.000 2.037.273.338 17.348.986.491
Total
3.493.097.034
(100.309.525.351)
Rugi fiskal - Perusahaan
(537.315.124) 834.388.196 5.598.044 -
(368.061.836.652)
Pajak dibayar dimuka - Perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 22 Pasal 25 Total Lebih bayar pajak penghasilan badan - Perusahaan
(1.067.463.668) 2.065.942.242 (220.000.000.000) (1.238.897.952) 6.086.111.604
(79.473.749.606)
-
98.134.050 24.760.203.600
-
24.858.337.650
-
(24.858.337.650)
Perhitungan pajak Perusahaan untuk tahun 2015 di atas akan dilaporkan dalam SPT PPh Badan 2015.
43
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Pajak kini (lanjutan) Rekonsiliasi antara manfaat pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas rugi sebelum pajak penghasilan dan pajak final dan manfaat pajak penghasilan neto seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 Rugi sebelum sebelum pajak penghasilan dan pajak final menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Pengaruh pajak atas: Pajak penghasilan berdasarkan tarif pajak Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Koreksi Beda tetap Pajak tangguhan atas rugi fiskal yang tidak diakui Penyesuaian atas pajak penghasilan badan tahun sebelumnya Penyesuaian atas pajak tangguhan tahun sebelumnya Manfaat pajak penghasilan
2014
418.927.599.965
12.980.154.286
104.731.899.991 157.560.069 (1.028.653.263) -
3.245.038.572 52.535.470.742 107.218.970 (27.113.704.349) (19.868.437.402)
(4.468.179.355) (5.308.797.026)
-
94.083.830.416
8.905.586.533
Perhitungan pajak Perusahaan untuk tahun 2015 di atas akan dilaporkan dalam SPT PPh Badan 2015. e. Pajak tangguhan Mutasi aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2015 (Disajikan kembali) Perusahaan Aset pajak tangguhan Rugi fiskal Penyusutan aset Penurunan nilai Penyisihan beban manfaat karyawan Total Perusahaan
Dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi
Dibebankan pada penghasilan komprehensif lainnya
Penyesuaian tahun lalu
-
31 Desember 2015
11.122.262.883 4.319.408.956
92.015.459.163 (6.297.305.207 ) 14.972.112.184
-
92.015.459.163 4.824.957.676 19.291.521.140
91.416.429.750
2.486.666.736
15.327.043.306
(1.036.886.042 )
108.193.253.750
106.858.101.589
103.176.932.876
15.327.043.306
(1.036.886.042 )
224.325.191.729
-
(4.117.272.192 ) (198.156.394 ) -
Entitas Anak Aset pajak tangguhan Rugi fiskal Penyusutan aset Penurunan nilai Penyisihan beban manfaat karyawan
15.610.887.071 143.032.644 923.640.426 -
25.577.168
-
Total Entitas Anak
16.677.560.141
683.873.921
-
(4.271.911.984 )
13.089.523.078
123.535.661.730
103.860.806.797
15.327.043.306
(5.308.797.026 )
237.414.714.807
Total
1.945.186.968 (363.249.789 ) (923.640.426 )
44
43.517.602
13.438.801.847 (418.373.539 ) 69.094.770
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Pajak tangguhan (lanjutan) Mutasi aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut: (lanjutan)
Perusahaan Aset pajak tangguhan Penyusutan aset Penurunan nilai Penyisihan beban manfaat karyawan Total Perusahaan Entitas Anak Aset pajak tangguhan Rugi fiskal Penyusutan aset Penurunan nilai Total Entitas Anak Total
1 Januari 2014 (Disajikan kembali)
Dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi
9.117.429.001 4.142.770.284
2.004.833.882 176.638.672
93.012.881.750
(1.368.067.718 )
106.273.081.035
813.404.836
8.487.926.523 97.451.922 8.585.378.445
7.122.960.548 45.580.722 923.640.426 8.092.181.696
114.858.459.480
8.905.586.532
Dibebankan pada penghasilan komprehensif lainnya
31 Desember 2014 (Disajikan kembali)
-
11.122.262.883 4.319.408.956
(228.384.282 )
91.416.429.750
(228.384.282 )
106.858.101.589
(228.384.282 )
15.610.887.071 143.032.644 923.640.426 16.677.560.141 123.535.661.730
f. Surat Ketetapan Pajak Perusahaan Pajak Penghasilan tahun pajak 2013 Pada tahun 2015, Perusahaan menerima SKPLB No.00005/406/13/051/15 tanggal 20 Maret 2015 terkait dengan restitusi pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2013. Kantor Pajak menyetujui untuk merestitusi sebesar Rp18.275.035.395 dari seluruh permohonan restitusi sebesar Rp22.743.214.750. Selisih jumlah yang diajukan dengan jumlah pembayaran yang diterima dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pajak Pertambahan Nilai tahun pajak 2008 Pada tahun 2010, Perusahaan mendapatkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ("SKPKB") atas PPN berdasarkan SKPKB No.00023/207/08/051/10 tanggal 25 Maret 2010 sebesar Rp65.001.862.099 terdiri dari PPN kurang bayar sebesar Rp42.343.974.702 dan denda sebesar Rp22.657.887.397. Perusahaan melakukan pembayaran kepada Kantor Pajak sebesar Rp40.989.206.403 pada bulan April 2010 setelah dikurangi PPH Badan lebih bayar tahun 2008 sebesar Rp1.354.768.299. Perusahaan mencatat kekurangan bayar pajak sebesar Rp42.343.974.702 pada beban tahun 2010. Pada tahun 2011, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. Kep 00108.PPH/WPJ.19/KP.0303/2011 tanggal 25 Oktober 2011 tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak, PPH Badan lebih bayar tahun 2009 sebesar Rp12.536.871.189 dikompensasikan seluruhnya terhadap denda PPN 2008.
45
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) f. Surat Ketetapan Pajak (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) Pajak Pertambahan Nilai tahun pajak 2008 (lanjutan) Pada tahun 2012, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-0038.PPH/WPJ.19/KP.0303/2012 tanggal 11 Mei 2012 tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak, pajak lebih bayar tahun 2010 sebesar Rp15.725.971.494 dikompensasikan terhadap utang pajak berupa denda PPN tahun 2008, utang pajak PPN tahun 2009, dan utang pajak PPN tahun 2010, masing-masing sebesar Rp9.661.212.720, Rp3.369.738.449 dan Rp2.695.020.325. Kekurangan bayar PPN tahun 2008 yang belum dibayarkan Perusahaan adalah sebesar Rp459.803.488. Pada bulan Februari 2013, Perusahaan melakukan permohonan pembatalan atas SKPKB PPN tersebut melalui surat No.13.05/X/82/II/2013. Pada bulan Agustus 2013, Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Keputusan Dirjen Pajak No KEP-1020/WPJ.19/2013 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak Tidak Benar yang menyatakan menolak permohonan pembatalan yang diajukan Perusahaan. Perusahaan mengajukan gugatan atas Keputusan tersebut melalui surat No.13.05/X/302/VIII/2013 ke Pengadilan Pajak. Pada bulan Desember 2014 Pengadilan Pajak berdasarkan Keputusan No.Put.58493/PP/M.IA/99/2014 mengabulkan seluruh permohonan gugatan Perusahaan. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-00047.PPN/WPJ.19/KP.0303/2015 tanggal 13 Maret 2015, Perusahaan mendapatkan pengembalian PPN tahun 2008 sebesar Rp64.542.058.611 yang diterima pada tanggal 31 Maret 2015. Entitas Anak - PT KAN Pada tanggal 5 Januari 2016, PT KAN, menerima Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan atas atas Pajak Penghasilan tahun 2011. Rugi pajak tahun 2011 dikoreksi oleh Kantor Pajak dari Rp12.604.495.383 menjadi Rp6.107.092.607. Perusahaan menyetujui hasil keputusan kantor pajak dan tidak mengajukan keberatan atas koreksi dari Kantor Pajak tersebut.
20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Gaji dan upah Beban bunga luran jamsostek Bonus karyawan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 milyar)
57.802.344.535 4.665.990.797 1.839.284.841 29.455.845.085
17.023.377.988 5.769.789.389 872.711.454 13.111.900.240 28.143.965.882
Total
93.763.465.258
64.921.744.953
46
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. UTANG JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari:
31 Desember 2015
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Total
Bagian jangka panjang
a) Utang bank Perusahaan Entitas Anak b) Medium Term Note
2.298.317.406.712 190.886.589.256 105.000.000.000
446.000.721.000 -
1.852.316.685.712 190.886.589.256 105.000.000.000
Total
2.594.203.995.968
446.000.721.000
2.148.203.274.968
Total (Disajikan kembali)
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang (Disajikan kembali)
a) Utang bank Perusahaan Entitas Anak b) Medium Term Note
1.977.603.987.201 166.682.876.646 95.000.000.000
120.000.000.000 95.000.000.000
1.857.603.987.201 166.682.876.646 -
Total
2.239.286.863.847
215.000.000.000
2.024.286.863.847
31 Desember 2014
Akun ini terdiri dari:
Nama Kreditur Perusahaan Entitas berelasi dengan Pemerintah Rupiah A. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit Investasi I PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit Investasi II B. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit Investasi C. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pinjaman Transaksi Khusus (“PTK”) 2015 D. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PTK 2012 E. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - KMK II F. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk MTN III G. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - KI PKS Pamukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - KI PKS Lembah Batu H. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk MTN II
Jumlah Batas Pinjaman Maksimum
Jumlah Batas Jangka Waktu Pinjaman
31 Desember 2015
31 Desember 2014
142.480.720.000
Desember 2016
36.480.721.000
92.480.721.000
1.397.000.000.000
Desember 2021
1.344.000.000.000
1.384.000.000.000
300.000.000.000
Desember 2023
300.000.000.000
300.000.000.000
300.000.000.000
Maret 2016
300.000.000.000
-
170.000.000.000
Desember 2018
138.000.000.000
158.000.000.000
150.000.000.000
Desember 2020
150.000.000.000
-
105.000.000.000
Juni 2017
105.000.000.000
-
49.545.000.000
Desember 2020
38.054.486.701
40.054.486.701
53.450.000.000
Desember 2020
-
13.250.000.000
105.000.000.000
Desember 2015
-
95.000.000.000
Entitas Anak Entitas berelasi dengan Pemerintah I. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 255.497.000.000 Sub-total Dikurangi biaya perolehan utang yang belum diamortisasi Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian Jangka Panjang
47
November 2022
190.886.589.256 2.602.421.796.957 (8.217.800.989 ) (446.000.721.000 ) 2.148.203.274.968
166.682.876.646 2.249.468.084.347 (10.181.220.500 ) (215.000.000.000 ) 2.024.286.863.847
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) Tujuan dari pinjaman-pinjaman di atas adalah untuk kredit investasi untuk pembiayaan tanaman dan non-tanaman Perusahaan dan Entitas Anak terkait. Suku Bunga Pinjaman dalam mata uang Rupiah dikenakan suku bunga tahunan yang berkisar antara 9,00%-12,25% (2014: antara 9,25%-9,5%) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Jaminan Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, semua fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan Entitas Anak dijamin dengan aset tertentu masing-masing penerima pinjaman dapat berupa piutang, aset tetap tertentu, aset tanaman dan juga hak guna usaha. Pembatasan-pembatasan Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian pinjaman-pinjaman tersebut, Perusahaan diharuskan untuk memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, pemberian pinjaman, memenuhi rasio-rasio tertentu, memindahtangankan barang jaminan,mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang telah dijaminkan. Perjanjian pinjaman-pinjaman Kelompok Usaha di atas mensyaratkan beberapa pembatasan, antara lain, untuk mengubah anggaran dasar, memberi dan memperoleh pinjaman baru tanpa persetujuan awal, melakukan penggabungan usaha, mengadakan penyertaan saham baru dalam perusahaan lain dan mengikatkan diri sebagai penjamin atau mengagunkan harta kekayaan. Kepatuhan atas Syarat-syarat Pinjaman Pada tanggal 31 Desember 2015, Kelompok Usaha telah memenuhi semua persyaratan pinjamanpinjaman utang jangka panjang seperti disebutkan dalam perjanjian kredit atau memperoleh waiver sebagaimana diperlukan. Perusahaan A. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Kredit Investasi I dan II Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 14, Notaris Mutiara Siswono, SH tanggal 19 Desember 2012, Perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman Kredit Investasi (“KI”). Sesuai dengan amandemen Perjanjian Kredit No.CBG.AGB/SPPK/025/2014 tanggal 14 Maret 2014, nilai limit fasilitas KI adalah sejumlah Rp1.539.481.000.000, yang terbagi atas 2 fasilitas yaitu KI I dengan limit sejumlah Rp142.481.000.000 dan KI II dengan limit sejumlah Rp1.397.000.000.000. Fasilitas KI ini digunakan untuk pembiayaan investasi tanaman, investasi non-tanaman dan pabrik kelapa sawit. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,00% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas KI I dan KI II masing-masing adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2021. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan dikaitkan dengan semua agunan atas fasilitas KI secara cross collateral dan cross default. Pada tanggal 21 Maret 2016, Perusahaan menandatangani SPPK No. CBG.CB4/SPPK/011/2016 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang menyetujui perubahan ketentuan-ketentuan atas fasilitas pinjaman (Catatan 37). 48
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) B. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Kredit Investasi Berdasarkan Perjanjian Kredit No. CBG.AGB/SPPK/073/2014, tanggal 2 Juni 2014, Perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman KI dengan limit sejumlah Rp300.000.000.000. Fasilitas KI ini digunakan untuk pembiayaan investasi tanaman dan non-tanaman. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,00% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2023. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU beserta tanaman dan bangunan, jaminan dikaitkan dengan semua agunan atas fasilitas KI secara cross collateral dan cross default. C. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Pinjaman Transaksi Khusus (“PTK”) 2015 Berdasarkan Perjanjian Kredit No. CBG.CB4/SPPK/159/2015, tanggal 7 Desember 2015, Perusahaan mendapatkan fasilitas PTK dengan limit sejumlah Rp300.000.000.000. Fasilitas PTK ini digunakan untuk pembiayaan defisit arus kas perusahaan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,00% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas adalah sampai dengan tanggal 31 Maret 2016. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU beserta tanaman dan bangunan. Pada tanggal 21 Maret 2016, Perusahaan menandatangani SPPK No. CBG.CB4/SPPK/011/2016 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang menyetujui perpanjangan jangka waktu fasilitas pinjaman sampai dengan 31 Desember 2021 dan perubahan ketentuan-ketentuan atas fasilitas pinjaman (Catatan 37). D. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PTK 2012 Berdasarkan Perjanjian Kredit No. CBG.AGB/SPPK/101/2012, tanggal 13 Agustus 2012, Perusahaan mendapatkan fasilitas PTK dengan limit sejumlah Rp170.000.000.000. Fasilitas PTK ini digunakan untuk pelunasan MTN Perusahaan yang jatuh tempo tahun 2013. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,00% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2018. Pinjaman ini dijamin dengan bidang tanah tertentu dengan sertifikat HGB dan bersifat cross default dengan fasilitas kredit yang dijamin oleh agunan dimaksud. E. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - Kredit Modal Kerja (“KMK”) II Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 48 tanggal 10 Oktober 2014, Perusahaan mendapatkan fasilitas KMK II. Sesuai dengan amandemen Perjanjian Kredit No. R.II.272-ADK/DKR-2/09/2015 tanggal 25 September 2015, nilai limit fasilitas KMK adalah sejumlah Rp150.000.000.000. Fasilitas KMK ini digunakan untuk tambahan modal kerja. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas adalah sampai dengan tanggal 25 September 2018. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU, persediaan dan piutang tertentu. F. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Medium Term Notes III Berdasarkan Akta Notaris Arry Supranto, S.H, No. 129, 130 dan 131, tanggal 18 Desember 2015, Perusahaan menerbitkan dan menawarkan surat utang berupa Medium Term Notes (“MTN”) dengan cara penempatan secara terbatas. MTN tersebut diberi nama MTN III PTPN XIII Tahun 2015 (“MTN III”), dengan nilai pokok Rp350.000.000.000.
49
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) F. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Medium Term Notes III (lanjutan) MTN III akan diterbitkan secara bertahap yang terdiri dari beberapa seri berikut: a. MTN III seri A sejumlah Rp105.000.000.000 diterbitkan pada tanggal 21 Desember 2015 dengan jangka waktu jatuh tempo 18 bulan. Tingkat bunga adalah sebesar 11,50% per tahun dan jadwal pembayaran bunga adalah setiap 3 bulan. b. MTN III seri B dan atau seri - seri selanjutnya akan diatur lebih lanjut pada addendum atau perubahan perjanjian penerbitan MTN. Perusahaan wajib memberikan dana cadangan sejumlah Rp5.000.000.000 dalam bentuk deposito pada Wali Amanat (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk) yang akan dicairkan untuk keperluan pembayaran bunga MTN III. G. PT Mandiri (Persero) Tbk - KI Pabrik Kelapa Sawit (“PKS”) Pamukan dan Lembah Batu Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No. CBG.AGB/SPPK/099.2012, tanggal 13 Agustus 2012, Perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman KI dengan limit sejumlah Rp103.000.000.000, yang terbagi atas 2 fasilitas yaitu KI PKS Pamukan dengan limit sejumlah Rp49.545.000.000 dan KI PKS Lembah Batu dengan limit sejumlah Rp53.455.000.000. Fasilitas KI ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan pabrik kelapa sawit di Pamukan dan Lembah Batu. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 8,50% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2020. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU, jaminan dikaitkan dengan semua agunan atas fasilitas KI secara cross collateral dan cross default. Pada tanggal 21 Maret 2016, Perusahaan menandatangani SPPK No. CBG.CB4/SPPK/011/2016 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang menyetujui perubahan ketentuan-ketentuan atas fasilitas KI PKS Pamukan (Catatan 37). H. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Medium Term Notes II Sesuai dengan akte Notaris Arry Supratno, S.H., No 58 tanggal 12 Desember 2014, Perusahaan menerbitkan dan menawarkan surat utang berupa dengan cara penempatan secara terbatas. MTN tersebut diberi nama MTN II PTPN XIII Tahun 2014 (“MTN II”), dengan nilai pokok Rp200.000.000.000. MTN II akan diterbitkan secara bertahap yang terdiri dari beberapa seri berikut: a. MTN II seri A sejumlah Rp95.000.000.000 diterbitkan tanggal 12 Desember 2014 dengan jangka waktu jatuh tempo 370 hari. Tingkat adalah bunga sebesar 11,50% per tahun dan jadwal pembayaran bunga diatur dalam lampiran perjanjian penerbitan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian penerbitan MTN. b. MTN II seri selanjutnya akan diatur lebih lanjut pada addendum atau perubahan perjanjian penerbitan MTN. Entitas Anak I.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan surat perjanjian kredit No. 45, tanggal 28 November 2012, Perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman KI dengan limit Rp255.497.000.000. Fasilitas KI ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan kebun kelapa sawit Perusahaan. Pinjaman dikenakan bunga sebesar 10,00% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangka waktu fasilitas adalah 120 bulan sejak penandatanganan akta. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah dengan sertifikat HGU, beserta tanaman dan bangunan di atasnya. 50
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. MODAL SAHAM Komposisi pemegang saham Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014: Jumlah saham
Nama pemegang saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Pemerintah Republik Indonesia Total
Persentase kepemilikan
Jumlah modal disetor
926.764 102.974
90% 10%
926.764.000.000 102.974.000.000
1.029.738
100%
1.029.738.000.000
Tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Pengelolaan Modal Selain itu, Kelompok Usaha dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Kelompok Usaha dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Kebijakan Kelompok Usaha adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Cadangan Umum Dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 20 Mei 2015, pemegang saham menyetujui pengalihan saldo laba untuk cadangan umum untuk tahun 2015 sebesar Rp11.569.988.676.
23. PENDAPATAN a. Rincian pendapatan Kelompok Usaha berdasarkan komoditi adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Penjualan: Produk kelapa sawit Produk karet Pendapatan jasa
2.189.651.953.928 222.231.587.663 19.837.168.467
2.919.043.018.796 147.445.091.437 14.501.399.331
Total
2.431.720.710.058
3.080.989.509.564
51
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. PENDAPATAN (lanjutan) b. Rincian pendapatan menurut daerah geografis adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Dalam negeri Luar negeri
2.367.282.689.260 64.438.020.798
3.051.738.421.214 29.251.088.350
Total
2.431.720.710.058
3.080.989.509.564
Seluruh penjualan untuk produk sawit dilakukan melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (pihak berelasi) yang dibentuk oleh perusahaan Perkebunan Nusantara milik Negara. c.
Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan dilakukan kepada pelanggan berikut:
PT Bina Karya Prima
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1.677.718.756.714
1.975.510.549.394
24. BEBAN POKOK PENDAPATAN Rincian beban pokok pendapatan adalah sebagai berikut: 2015 Beban Pokok Pendapatan Pembelian bahan baku Biaya langsung Biaya tanaman Pemupukan dan pemeliharaan Panen dan pengangkutan Gaji dan tunjangan karyawan Total biaya tanaman Biaya pabrik Biaya pengolahan Pemeliharaan mesin dan instalasi Gaji dan tunjangan karyawan Biaya pengemasan Lain-lain Total biaya pabrik Penyusutan dan amortisasi Biaya pengolahan Total biaya langsung
Kelapa sawit
Karet
Lain-lain
Total
1.107.950.628.013
36.662.928.482
-
1.144.613.556.495
213.549.587.254 212.137.387.769 15.135.182.581
10.024.977.829 66.255.497.451 3.109.127.679
-
223.574.565.083 278.392.885.220 18.244.310.260
440.822.157.604
79.389.602.959
-
520.211.760.563
110.123.900.483 78.987.308.976 19.324.072.552 5.178.712.914 25.896.253.300
13.479.526.158 993.250.763 1.214.120.006 402.282.121 12.152.105.698
-
123.603.426.641 79.980.559.739 20.538.192.558 5.580.995.035 38.048.358.998
239.510.248.225
28.241.284.746
-
267.751.532.971
118.683.961.050 -
40.706.001.740 6.409.664.399
-
159.389.962.790 6.409.664.399
1.906.966.994.892
191.409.482.326
-
2.098.376.477.218
52
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. BEBAN POKOK PENDAPATAN (lanjutan) Rincian beban pokok pendapatan adalah sebagai berikut: (lanjutan) 2015 (lanjutan) Beban Pokok Pendapatan Biaya tidak langsung Gaji dan tunjangan karyawan Keamanan Pajak bumi dan bangunan, retribusi dan sewa tanah Listrik dan penerangan Pengangkutan dan perjalanan Pemeliharaan bangunan Biaya air Pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air Lain-lain
-
Kelapa sawit
Karet
Lain-lain
Total
44.944.899.224 18.041.332.263
9.938.181.735 5.225.515.616
5.482.009.806 -
60.365.090.765 23.266.847.879
9.245.681.486 28.769.254.422 8.923.648.956 5.814.134.959 5.478.054.492
2.552.183.762 1.794.398.593 859.442.818 1.072.507.894 140.723.703
-
11.797.865.248 30.563.653.015 9.783.091.774 6.886.642.853 5.618.778.195
6.108.385.299 2.036.611.273
327.507.901 1.113.479.965
1.285.299.595
6.435.893.200 4.435.390.833
Total biaya tidak langsung
129.362.002.374
23.023.941.987
6.767.309.401
159.153.253.762
Persediaan barang jadi - awal Persediaan barang jadi - akhir (Catatan 8)
163.905.601.536 173.504.352.555
115.922.841.765 37.161.994.083
-
279.828.443.301 210.666.346.638
2.026.730.246.247
293.194.271.995
6.767.309.401
2.326.691.827.643
Total beban pokok pendapatan
2014 Beban Pokok Pendapatan Pembelian Produk Biaya langsung Biaya tanaman Panen dan pengangkutan Pemeliharaan dan pemupukan Gaji dan tunjangan karyawan Total biaya tanaman Biaya pabrik Biaya pengolahan Pemeliharaan mesin dan instalasi Gaji dan tunjangan karyawan Biaya Pengemasan Lain-lain Total biaya pabrik Penyusutan dan amortisasi Biaya pengolahan Total biaya langsung
Kelapa sawit
Karet
Lain-lain
Total
1.621.848.150.115
39.728.563.298
-
1.661.576.713.413
211.775.185.448 306.646.185.062 16.214.755.668
73.271.065.349 16.690.374.538 3.984.584.900
-
285.046.250.797 323.336.559.600 20.199.340.568
534.636.126.178
93.946.024.787
-
628.582.150.965
139.469.389.412 91.584.100.726 9.078.672.558 6.629.031.146 48.439.570.311
23.717.048.915 1.696.353.765 1.626.830.764 1.056.829.512 15.330.263.694
-
163.186.438.327 93.280.454.491 10.705.503.322 7.685.860.658 63.769.834.005
295.200.764.153
43.427.326.650
-
338.628.090.803
109.021.030.030 -
32.253.668.408 3.439.007.564
-
141.274.698.438 3.439.007.564
2.560.706.070.476
212.794.590.707
-
2.773.500.661.183
53
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. BEBAN POKOK PENDAPATAN (lanjutan) Rincian beban pokok pendapatan adalah sebagai berikut: (lanjutan) 2014 (lanjutan) Beban Pokok Pendapatan Biaya tidak langsung Gaji dan tunjangan karyawan Keamanan Pajak bumi dan bangunan, retribusi dan sewa tanah Listrik dan penerangan Pengangkutan dan perjalanan Pemeliharaan bangunan Biaya air Pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air Lain-lain
Kelapa sawit
Karet
Lain-lain
Total
46.371.083.941 17.865.713.394
12.198.941.596 6.491.125.899
3.143.591.967 -
61.713.617.504 24.356.839.293
8.337.687.364 33.502.325.059 10.611.598.388 8.509.963.643 5.761.925.402
829.151.347 1.912.309.297 1.319.836.041 1.216.949.502 169.857.569
-
9.166.838.711 35.414.634.356 11.931.434.429 9.726.913.145 5.931.782.971
8.509.963.643 2.785.232.603
539.565.110 1.179.984.881
4.202.615.527
9.049.528.753 8.167.833.011
Total biaya tidak langsung
142.255.493.437
25.857.721.242
7.346.207.494
175.459.422.173
Persediaan barang jadi - awal Persediaan barang jadi - akhir (Catatan 8)
56.946.908.071 163.905.601.536
106.785.560.094 115.922.841.765
-
163.732.468.165 279.828.443.301
2.596.002.870.448
229.515.030.278
7.346.207.494
2.832.864.108.220
Total beban pokok pendapatan
25. BEBAN PEMASARAN DAN PENJUALAN Rincian beban pemasaran dan penjualan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 Pengangkutan ke pelabuhan Gaji dan tunjangan sosial Beban pemasaran dan promosi Klaim mutu dan analisa mutu Biaya pelabuhan (handling fee) Penyusutan aset tetap Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 miliar) Total
54
31 Desember 2014
51.511.563.822 6.254.748.087 5.499.840.666 3.936.614.129 1.681.201.008 1.436.697.960 6.076.015.167
63.457.319.537 5.076.936.429 7.666.417.909 3.540.750.764 1.452.626.319 1.823.324.060 7.088.313.447
76.396.680.839
90.105.688.465
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
Gaji, tunjangan dan biaya sosial Beban manfaat karyawan Transportasi, pengangkutan dan perjalanan Pensiunan karyawan Penyusutan aset tetap Biaya konsultan dan tenaga ahli Biaya corporate social responsibility dan sumbangan Biaya keamanan Pemeliharaan rumah dan bangunan Beban kantor penghubung/perwakilan Biaya listrik dan penerangan Biaya asuransi Pendidikan dan latihan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 miliar) Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
67.887.406.637 75.140.479.000 31.327.977.992 19.051.245.805 8.265.223.064 5.494.116.586 4.542.230.314 4.486.904.480 3.898.243.914 3.574.041.753 2.295.938.734 2.244.347.849 1.550.984.849 25.092.180.823
89.033.664.950 46.146.580.861 23.068.973.389 22.304.171.298 7.528.383.884 2.858.460.132 4.115.579.351 3.595.706.621 5.650.820.273 1.359.865.731 1.886.206.569 2.243.123.485 6.455.903.576 19.860.609.715
254.851.321.800
236.108.049.835
31 Desember 2015
31 Desember 2014
27. PENDAPATAN OPERASI LAIN
Pendapatan atas penerimaan lebih bayar pajak Pendapatan atas pembangunan plasma Pendapatan cadangan tantiem dan bonus Pendapatan biaya pembangunan kebun kelapa sawit Pendapatan penjualan cangkang inti sawit Pendapatan premi mutu Pendapatan selisih kurs Penjualan aset tetap Pendapatan atas revaluasi penyertaan aset entitas anak Pendapatan penjualan TBS Pendapatan penjualan sapi Pendapatan hasil penjualan biodiesel Penjualan aset tetap tidak produktif Penjualan bibit Lain-lain (masing-masing dibawah Rp500 juta)
36.279.215.928 2.684.260.558 2.107.512.500 1.467.934.000 646.150.000 323.343.213 169.683.496 -
1.238.897.952 4.575.241.677 3.587.052.340 1.361.736.695 1.724.433.190 213.913.888.396
6.430.714.071
2.141.502.817 1.765.919.230 1.631.925.000 1.576.815.066 709.857.401 903.420.271 7.699.150.758
Total
50.108.813.766
242.829.840.793
55
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. BEBAN OPERASI LAIN
Beban penurunan nilai PPN yang tidak dapat dikreditkan Beban atas pengolahan karet Beban pengurusan plasma Biaya operasional pabrik yang tidak mengolah Beban penghapusan persediaan Biaya jasa profesional Tantiem Pengadaan / pemeliharaan sapi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
61.257.394.960 7.345.012.489 7.198.781.102 4.889.213.638 7.645.777.413 10.099.870.462
1.012.135.430 9.666.815.530 2.566.390.939 1.643.869.191 75.313.340.717 9.201.838.248 2.107.512.500 1.934.629.942 8.187.030.577
98.436.050.064
111.633.563.074
31 Desember 2015
31 Desember 2014
328.258.780.048
249.212.761.879
(181.831.648.235)
(185.554.177.919)
(3.984.829.910) 2.545.753.330
(7.428.731.290) -
144.988.055.233
56.229.852.670
29. BEBAN KEUANGAN
Beban bunga: Utang bank Kapitalisasi ke aset tanaman belum menghasilkan (Catatan 10) Kapitalisasi ke aset tetap - aset dalam penyelesaian (Catatan 11) Lain-lain Total
30. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Liabilitias imbalan kerja karyawan terdiri dari: 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Dana Pensiun Imbalan jasa masa kerja lainnya
62.235.650.000 370.813.747.542
65.822.497.000 300.017.293.493
Total
433.049.397.542
365.839.790.493
Nilai wajar aset dan liabilitas manfaat dana pensiun serta liabilitas imbalan jasa masa kerja lainnya Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 didasarkan pada penilaian aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah dalam laporannya tanggal 2 Maret 2016 dengan enggunakan metode ”Projected Unit Credit”.
56
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Dana pensiun Perusahaan dan Entitas Anak tertentu menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dihitung berdasarkan gaji pada tahun tertentu dan masa kerja karyawan. Dana Pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep-344/KMK/17/1999. Pendanaan Dapenbun berasal dari kontribusi karyawan sebesar 6% dan bila terdapat saldo defisit antara aset dan liabilitas dana pensiun akan ditanggung oleh Perusahaan dan Entitas Anak tertentu. Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam penghitungan adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji pokok rata-rata Sisa rata-rata masa kerja - Karyawan pimpinan - Karyawan pelaksana Usia pensiun normal - Karyawan pimpinan - Karyawan pelaksana Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Tingkat mortalita
31 Desember 2015
31 Desember 2014
8,98% 2,5%
8,09% 2,5%
9,72 tahun 10,42 tahun
9,50 tahun 10,90 tahun
56 tahun 56 tahun 55 tahun 55 tahun 10% 10% 6% untuk karyawan berumur kurang dari 30 tahun dan turun secara linier sampai dengan 0% pada karyawan berumur 56 tahun Tabel Mortalita Indonesia III - 2011 (TMI – 2011) (untuk karyawan aktif) dan Group Annuity Mortality Table 1971 (GAM-1971) (untuk pensiunan)
Mutasi saldo liabilitas 31 Desember 2015 Saldo awal Perubahan yang diakui dalam laba rugi Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian (keuntungan) aktuarial yang timbul dari: Pengaruh perubahan asumsi keuangan Penyesuaian pengalaman Pembayaran manfaat Nilai kini kewajiban Nilai wajar aset program Saldo akhir
31 Desember 2014
322.973.884.000
320.317.742.000
6.329.600.000 25.352.649.000
7.132.621.000 28.828.596.000
(12.531.092.000 ) (17.584.111.000 ) (19.182.649.000 )
(15.946.466.000 ) (17.358.609.000 )
305.358.281.000 (243.122.631.000 )
322.973.884.000 (257.151.387.000 )
62.235.650.000
65.822.497.000
Mutasi saldo aset program 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Saldo awal Perubahan yang diakui dalam laba rugi: Expected Rate of Return on Plan Assets pada awal periode Pengukuran kembali aset program yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain Pembayaran manfaat Pembayaran iuran
257.151.387.000
240.859.255.000
22.581.453.000
18.978.786.000
(25.235.121.000 ) (19.182.649.000 ) 7.807.561.000
9.840.618.000 (17.358.609.000 ) 4.831.337.000
Saldo akhir
243.122.631.000
257.151.387.000
57
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Imbalan jasa masa kerja lainnya Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam penghitungan adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji pokok rata-rata Sisa rata-rata masa kerja - Karyawan pimpinan - Karyawan pelaksana Usia pensiun normal - Karyawan pimpinan - Karyawan pelaksana Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Tingkat mortalita
31 Desember 2015
31 Desember 2014
8,98% 2,5%
8,09% 2,5%
9,72 tahun 10,42 tahun
9,50 tahun 10,90 tahun
56 tahun 56 tahun 55 tahun 55 tahun 10% 10% 6% untuk karyawan berumur kurang dari 30 tahun dan turun secara linier sampai dengan 0% pada karyawan berumur 56 tahun TMI – 2011 (untuk karyawan aktif) dan GAM-1971 (untuk pensiunan)
Mutasi saldo liabilitas 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Saldo awal Perubahan yang diakui dalam laba rugi Biaya jasa kini Biaya bunga Pengakuan kerugian aktuaria Pengukuran kembali liabilitas program yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain Kerugian (keuntungan) aktuarial yang timbul dari: Pengaruh perubahan asumsi keuangan Penyesuaian pengalaman Pembayaran manfaat
300.017.293.493
292.767.110.084
18.147.595.699 22.349.530.000 29.304.885.000
17.160.665.414 13.179.489.000 3.655.330.000
30.464.338.000 35.723.917.000 (65.193.811.650 )
24.873.548.000 (51.618.849.005 )
Saldo akhir
370.813.747.542
300.017.293.493
Analisa sensitivitas
Asumsi Utama 31 Desember 2015 Tingkat diskonto tahunan Tingkat kenaikan gaji tahunan
Kenaikan/(Penurunan)
(Penurunan)/Kenaikan Liabilitas Imbalan Kerja Neto (dalam jutaan Rupiah)
1%/(1%) 1%/(1%)
(39.615)/19.491 2.636/(54.262)
Analisa sensitivitas di atas dihitung menggunakan metode ekstrapolasi atas pengaruh terhadap kewajiban imbalan kerja sebagai hasil dari perubahan yang beralasan atas asumsi utama yang mungkin terjadi pada tanggal pelaporan.
58
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Pembayaran manfaat dari kewajiban imbalan kerja pada periode mendatang adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 Dalam 12 bulan mendatang Antara 1 sampai 2 tahun Antara 2 sampai 5 tahun Di atas 5 tahun
61.660.800.000 68.866.084.000 168.205.002.000 207.718.375.000
Total
506.450.261.000
Beban imbalan kerja karyawan dibebankan ke beban umum dan administrasi.
31. SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Kelompok Usaha, melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, yaitu dengan beberapa bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, beberapa asosiasinya perusahaan perkebunan, beberapa koperasi karyawan berupa penempatan giro, deposito, fasilitas kredit modal kerja, dan fasilitas kredit investasi. Saldo-saldo signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Kas dan kas di bank (Catatan 4) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo kas dan kas di bank yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 99,10% dan 98,74% dari total kas dan kas di bank. b. Piutang usaha (Catatan 5) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo piutang usaha dengan entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 2,55% dan 0% dari total piutang usaha. c. Piutang lain-lain (Catatan 6) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo piutang usaha dengan entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 9,33% dan 8,98% dari total piutang lain-lain. d. Utang bank jangka pendek (Catatan 15) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini merupakan pinjaman utang bank jangka pendek pada entitas berelasi dengan Pemerintah. e. Utang lain-lain (Catatan 17) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini merupakan utang lain-lain dengan entitas berelasi dengan Pemerintah. f.
Utang jangka panjang (Catatan 21) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini merupakan utang jangka panjang pada entitas berelasi dengan Pemerintah.
59
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian pihak berelasi, sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Nama Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Perkebunan Nusantara I
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya sawit nusantara award
PT Perkebunan Nusantara II
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan karyawan pensiunan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Pemegang saham
Pinjaman Modal Kerja, biaya pengobatan dan biaya rapat
PT Perkebunan Nusantara IV
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan dan biaya penutupan pembangunan kebun Kubu Raya
PT Perkebunan Nusantara V
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya sawit nusantara award
PT Perkebunan Nusantara VI
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan dan biaya sawit nusantara award
PT Perkebunan Nusantara VII
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya sewa kendaraan
PT Perkebunan Nusantara VIII
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan dan biaya rapat
PT Perkebunan Nusantara IX
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan karyawan pensiunan
PT Perkebunan Nusantara X
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan karyawan pensiunan
PT Perkebunan Nusantara XI
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan dan penjualan aset eks pabrik gula pelaihari
PT Perkebunan Nusantara XII
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya pengobatan karyawan pensiunan
PT Perkebunan Nusantara XIV
Entitas dalam pengendalian bersama
Biaya sawit nusantara award
PT Rajawali Nusantara Indonesia
Dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
Biaya sawit nusantara award dan biaya rapat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito, bunga atas deposito, fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Pertamina (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
Pembelian bahan bakar minyak
BPJS Kesehatan
Pihak berelasi lainnya
Penjualan jasa perobatan dan iuran jaminan
PT Pupuk Kalimantan Timur
Pihak berelasi lainnya
Penyertaan saham pada entitas anak
Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu
Pihak berelasi lainnya
Penyertaan saham pada entitas anak
Koperasi Karyawan Sejahtera PT Perkebunan Nusantara XIII
Pihak berelasi lainnya
Penyertaan saham pada entitas anak
PT Kalimantan Agro Nusantara
Entitas Anak
Penyertaan saham
PT Nusantara Batulicin
Entitas Anak
Penyertaan saham dan biaya pengolahan bahan olah karet
PT Kalimantan Medika Nusantara
Entitas Anak
Penyertaan saham dan biaya pengobatan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
Penempatan giro dan fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
Penempatan giro
60
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian pihak berelasi, sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: (lanjutan) Nama Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
Hamburg Indonesische Import GmbH
Pihak berelasi lain
Penyertaan saham
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (Persero)
Pihak berelasi lain
Penempatan giro dan kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Syariah Mandiri
Pihak berelasi lain
Penempatan giro dan kredit modal kerja
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat
Pihak berelasi lain
Penempatan giro
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta
Pihak berelasi lain
Biaya pendidikan dan biaya pengobatan
PT Asuransi Jasa Tania Tbk
Pihak berelasi lain
Penagihan klaim asuransi
Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Pihak berelasi lain
Biaya pembelian kecambah kelapa sawit dan biaya analisis daun
Pusat Penelitian Karet Medan
Pihak berelasi lain
Biaya analisa daun dan analisa pemupukan
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Medan
Pihak berelasi lain
Biaya pendidikan
PT Kantor Pemasaran Bersama Nusantara
Pihak berelasi lain
Biaya pemasaran dan biaya pengangkutan
PT Riset Perkebunan Nusantara
Pihak berelasi lain
Biaya penelitian di Kebun Danau Salak
PT Sri Pamela Medika Nusantara
Pihak berelasi lain
Biaya pengobatan karyawan pensiunan
Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun)
Pihak berelasi lain
Dana pensiun
32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Perusahaan Gugatan Perdata No.6/Pdt.G/2004/PN/ Buntok, Tanggal 6 Juli 2004 oleh Kumpi Ipai dkk dengan Objek Tanah di Kebun Tambarangan seluas 56,5 Ha. Melalui Gugatan Perdata No 6/Pdt.G/2004/PN/Buntok 6 Juli 2004, Perusahaan dituntut oleh Kumpai Ipai dkk yang merupakan warga desa Baruyan, kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah dengan objek tanah berdasarkan surat kepemilikan tanah dari kepala desa serta nilai ganti kerugian atas wanprestasi Perusahaan sebesar Rp3.680.000.000. Atas gugatan tersebut Pengadilan Negeri Buntok pada tanggal 14 Februari 2005 memutuskan memenangkan Kumpi Ipai dkk dan mengharuskan Perusahaan untuk membayar ganti rugi. Atas kemungkinan timbulnya kerugian dari tuntutan tersebut Perusahaan telah mencadangkan kerugian sebesar Rp3.680.000.000 pada tahun 2007. Atas putusan tersebut Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Palangka Raya melalui perkara perdata No 14/Pdt/2005/PTPR dan pada tanggal 24 Februari 2006 mengeluarkan keputusan yang menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Buntok. Atas putusan Pengadilan Tinggi tersebut Perusahaan selaku tergugat telah mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 16 Juli 2006 dan keputusan Kasasi memenangkan Kumpi Ipai dkk. Perusahaan mengajukan peninjauan kembali atas keputusan tersebut. Mahkamah Agung melalui keputusan No 446 PK/PDT/2012 menyatakan bahwa permohonan peninjauan kembali Perusahaan tidak diterima.
61
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) Perusahaan melalui Kejaksaan Tinggi Propinsi Kalimantan Barat telah mengajukan peninjauan kembali kedua tanggal 14 Juli 2014 dan mengajukan pelaporan atas dugaan tindak pidana penggunaan dan pembuatan surat kuasa palsu oleh kuasa hukum penggugat. Hingga saat penyelesaian pelaporan keuangan, peninjauan kembali tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung.
33. TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM YANG SIGNIFIKAN Perusahaan Areal unit usaha di Kebun Sintang dan pengembangan Perusahaan yang bermasalah dengan masyarakat dan masih dalam proses penyelesaian adalah sebagai berikut: Perkara No. 08/Pdt.G/2014/PN.Stg tanggal 10 Maret 2014 Para Pihak : Saudara Yordan Redan, dkk sebagai Penggugat dan PTPN XIII sebagai Tergugat. Objek : Penolakan perpanjangan dan atau pembaharuan HGU dengan Sertifikat No. 9/Ng. Jentak/1985 atas tanah seluas 540 Ha, yang telah berakhir pada tanggal 17 Mei 2010. Status : Penggugat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung dan hingga saat penyelesaian laporan keuangan perkara masih dalam proses di Mahkamah Agung. Entitas Anak Areal Perusahaan yang bermasalah dengan masyarakat dan masih dalam proses penyidikan perkara pidana adalah sebagai berikut: Perkara No.LP/K/256/X/2015/Polda Kaltim/SPK I tanggal 28 September 2015 Para Pihak : PT Kalimantan Agro Nusantara dengan Saudara Ir. Togar Simanjuntak. Objek : Tanah seluas ±244 Ha, yang berada di lahan Ijin Usaha PT Kalimantan Agro Nusantara No. 188.4.45/083/Eko.1-IX/2011.
Perkebunan
34. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2015, Kelompok Usaha mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Dalam mata uang asing Aset: Kas dan kas di bank Piutang usaha
AS$ AS$
6.129,73 100.469,09
31 Desember 2015 (Tanggal Pelaporan)
15 April 2016 (Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan)
84.559.615 1.385.975.883
80.704.025 1.322.776.039
Total aset moneter dalam mata uang asing
1.470.535.498
1.403.480.064
Aset moneter neto
1.470.535.498
1.403.480.064
62
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. INSTRUMEN KEUANGAN Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada paragraf-paragraf berikut: Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi kini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai tercatat instrumen keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan kurang lebih sebesar nilai wajarnya. Nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan kas di bank, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang petani plasma KKPA, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan, utang bank jangka pendek kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek. Nilai tercatat liabilitas jangka panjang dengan suku bunga tetap dan mengambang besarnya kurang lebih sama dengan nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala.
36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko harga komoditas dan risiko kredit. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut: Risiko Suku Bunga atas Nilai Wajar dan Arus Kas Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari piutang jangka panjang seperti piutang petani plasma KKPA dan pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai suku bunga menimbulkan risiko suku bunga atas nilai wajar kepada Kelompok Usaha. Tidak terdapat pinjaman Kelompok Usaha yang dikenakan suku bunga tetap. Saat ini, Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko suku bunga. Analisis sensitivitas untuk risiko tingkat suku bunga Pada tanggal 31 Desember 2015, jika tingkat suku bunga Kelompok Usaha sebesar 10% lebih rendah/tinggi, dengan semua variabel lain konstan, rugi sebelum manfaat pajak penghasilan sebelum kapitalisasi beban keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut adalah sebesar Rp30.030.527.796 lebih tinggi/rendah. Risiko Harga Komoditas Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari penjualan minyak kelapa sawit, minyak inti sawit, inti sawit, dan karet, di mana marjin laba atas penjualan barang tersebut dapat terpengaruh fluktuasi harga pasar internasional. Pada saat ini, Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko harga komoditas. 63
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Risiko Kredit Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma dan penempatan rekening koran pada bank. Selain dari pengungkapan di bawah ini, Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi risiko kredit Kas dan Kas di Bank Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh dewan direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut. Piutang Usaha Terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Kelompok Usaha bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, Kelompok Usaha mensyaratkan pembayaran saat penyerahan dokumen penjualan. Kelompok Usaha memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk tiap-tiap pelanggan dan saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih. Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai dengan syarat pembayaran, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menempuh jalur hukum. Sesuai dengan evaluasi oleh Kelompok Usaha, penyisihan spesifik dapat dibuat jika utang dianggap tidak tertagih. Untuk menekan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan yang terlambat dan/atau gagal bayar. Piutang petani plasma KKPA Piutang petani plasma KKPA merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Perusahaan menunggu pendanaan dari bank. Piutang plasma juga termasuk pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada piutang petani plasma. Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma. Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma. Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Kelompok Usaha terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
64
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN Perpajakan Pada tahun 2016, Perusahaan menerima SKPLB No.00003/406/14/051/16 tanggal 9 Februari 2016 terkait dengan restitusi pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2014. Kantor Pajak menyetujui untuk merestitusi sebesar Rp24.863.733.018 dari seluruh permohonan restitusi sebesar Rp24.863.733.018. Pelepasan Investasi PTP Agrintara Pada bulan Desember 2015, Perusahaan memutuskan untuk melepas seluruh kepemilikan saham pada PTP Agrintara kepada PT Master Belt yang akan dilunasi pada tahun 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan mereklasifikasi saldo investasi pada PTP Agriantara sebagai aset tersedia untuk dijual pada akun “Aset Lancar Lain”. Perjanjian-perjanjian Signifikan Utang Jangka Panjang Pada tanggal 21 Maret 2016, Perusahaan menandatangani SPPK No. CBG.CB4/SPPK/011/2016 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Berdasarkan SPPK tersebut, atas fasilitas pinjaman tertentu di bawah ini akan dilakukan perubahan ketentuan-ketentuan antara lain: A. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Kredit Investasi I dan II Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,75% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perpanjangan jangka waktu fasilitas KI I dan KI II masingmasing adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2021. Atas fasilitas pinjaman ini dilakukan penyesuaian jumlah dan masa angsuran pinjaman, perubahan ketentuan financial covenant dan perubahan ketentuan agunan. B. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - PTK 2015 Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,75% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Atas fasilitas pinjaman ini dilakukan penyesuaian jumlah dan masa angsuran pinjaman, perubahan ketentuan financial covenant dan perubahan ketentuan agunan. C. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - KI PKS Pamukan Fasilitas pinjaman ini disesuaikan limitnya menjadi Rp38.054.486.815 dan dikenakan bunga sebesar 9,75% per tahun, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Atas fasilitas pinjaman ini dilakukan penyesuaian jumlah dan masa angsuran pinjaman, perubahan ketentuan financial covenant dan perubahan ketentuan agunan.
65
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Kelompok Usaha menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Laporan keuangan yang telah disajikan kembali tersebut tidak diaudit. Kelompok Usaha juga melakukan reklasifikasi akun dalam laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, agar penyajiannya sesuai dengan penyajian laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Dampak penyajian kembali dan reklasifikasi atas laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 (dilaporkan sebelumnya)
Penyesuaian untuk penyajian kembali
Reklasifikasi akun
31 Desember 2014 (disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan Aset Lancar Piutang usaha, neto - pihak ketiga Piutang petani plasma KKPA Piutang lain-lain - neto Pihak ketiga Pihak berelasi Aset Tidak Lancar Piutang petani plasma KKPA Investasi pada entitas lainnya Tanaman perkebunan: Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Aset pajak tangguhan Beban tangguhan hak atas tanah - neto Pembibitan Aset takberwujud Aset tidak lancar lain Liabilitas Jangka Pendek Utang bank jangka pendek Utang usaha - pihak ketiga Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Utang antar badan hukum Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas jangka pendek lain Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Ekuitas Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya
4.016.362.933 237.950.127.042
-
7.109.195.496 (8.128.117.522 )
11.125.558.429 229.822.009.520
44.129.834.790 4.355.443.844
-
(7.491.432.528 ) 382.237.032
36.638.402.262 4.737.680.876
146.991.184.461 22.873.399.553
-
8.128.117.522 (22.873.399.553 )
155.119.301.983 -
1.340.150.344.726 1.459.391.936.893 38.983.128.254 22.023.809.325 23.811.318.538
1.977.591.696 10.517.185.933 84.552.533.476 -
8.369.901.877 18.556.334.744 (22.023.809.325 ) 17.970.972.257
1.342.127.936.422 1.469.909.122.826 123.535.661.730 8.369.901.877 18.556.334.744 41.782.290.795
706.989.085.506
-
601.699.153.155 (218.537.355.653 )
601.699.153.155 488.451.729.853
44.232.129.126 23.820.161.862
-
246.268.260.947 45.400.186.330 (44.232.129.126 ) 41.101.583.091
246.268.260.947 45.400.186.330 64.921.744.953
816.699.153.155 70.000.545.589
-
(601.699.153.155 ) (70.000.545.589 )
215.000.000.000 -
2.011.792.086.218 18.347.611.157
12.494.777.629 347.492.179.336
-
(262.939.645.860 )
-
11.569.988.675
66
2.024.286.863.847 365.839.790.493
(251.369.657.185 )
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Dampak penyajian kembali dan reklasifikasi atas laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebagai berikut: (lanjutan) 31 Desember 2014 (dilaporkan sebelumnya) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Pendapatan Beban pokok pendapatan Beban umum dan administrasi Pendapatan (beban) non usaha Pendapatan operasi lain Pajak penghasilan final Beban operasi lain Pendapatan keuangan Pajak penghasilan atas pendapatan keuangan Pajak penghasilan Rugi tahun berjalan Penghasilan komprehensif lain keuntungan aktuarial Pajak terkait penghasilan komprehensif lain Total penghasilan (rugi) komprehensif tahun berjalan
Penyesuaian untuk penyajian kembali
3.066.488.110.233 (2.825.517.900.727 ) (162.987.426.962 ) 62.384.656.924 7.152.573.715 1.184.472.048
Reklasifikasi akun
31 Desember 2014 (disajikan kembali)
14.501.399.331 (7.346.207.493 ) (7.012.052.619 ) (66.108.570.254 ) (62.384.656.924 ) - 242.829.840.793 (11.000.000.000 ) - (111.633.563.074 ) 1.370.109.145 1.753.012.818 (5.259.039.801 )
(228.351.524 ) -
3.080.989.509.564 (2.832.864.108.220 ) (236.108.049.835 ) 242.829.840.793 (11.000.000.000 ) (111.633.563.074 ) 1.370.109.145 (228.351.524 ) 8.905.586.533 (4.074.567.753 )
-
913.536.000
-
913.536.000
-
(228.384.282 )
-
(228.384.282 )
1.184.472.048
(4.573.888.083 )
-
(3.389.416.035 )
31 Desember 2013 (dilaporkan sebelumnya)
Penyesuaian untuk penyajian kembali
Reklasifikasi akun
31 Desember 2013 (disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan Aset Lancar Piutang petani plasma KKPA Piutang lain-lain - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Aset Tidak Lancar Piutang petani plasma KKPA Investasi pada entitas lainnya Tanaman perkebunan: Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Aset pajak tangguhan Beban tangguhan hak atas tanah - neto Pembibitan Aset takberwujud Aset tidak lancar lain
240.773.543.582
-
(5.091.645.221 )
235.681.898.361
44.031.729.974 4.273.838.156
-
(956.123.516 ) 956.123.516
43.075.606.458 5.229.961.672
97.260.093.282 22.897.399.553
-
5.091.645.221 (22.897.399.553 )
102.351.738.503 -
1.087.777.460.897 1.323.745.060.018 31.830.554.540 11.486.497.067 25.623.167.460
1.030.521.847 2.399.941.255 83.027.904.940 -
5.724.768.965 25.409.387.806 (11.486.497.067 ) 3.249.739.849
1.088.807.982.744 1.326.145.001.273 114.858.459.480 5.724.768.965 25.409.387.806 28.872.907.309
67
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Dampak penyajian kembali dan reklasifikasi atas laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebagai berikut: (lanjutan) 31 Desember 2013 (dilaporkan sebelumnya)
Penyesuaian untuk penyajian kembali
Reklasifikasi akun
31 Desember 2013 (disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan (lanjutan) Liabilitas Jangka Pendek Utang bank jangka pendek Utang usaha - pihak ketiga Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Utang antar badan hukum Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas jangka pendek lain Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Ekuitas Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya
723.960.616.745
-
593.863.892.356 (287.087.150.591 )
593.863.892.356 436.873.466.154
31.611.054.679 15.965.519.428
-
312.811.984.620 47.479.111.883 (31.611.054.679 ) 4.528.153.257
312.811.984.620 47.479.111.883 20.493.672.685
791.084.892.356 46.121.044.490
-
(593.863.892.356 ) (46.121.044.490 )
197.221.000.000 -
1.652.295.521.688 30.657.862.892
3.430.463.102 341.393.662.717
1.027.965.800 (258.365.757.778 )
-
-
1.655.725.984.790 372.051.525.609
(257.337.791.978 )
Perubahan di atas tidak memiliki dampak kepada kepentingan non-pengendali dan laporan arus kas konsolidasian Kelompok Usaha.
68
Informasi berikut adalah Informasi keuangan PT Perkebunan Nusantara XIII, yang disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporan keuangan konsolidasian PT Perkebunan Nusantara XIII dan Entitas Anak tanggal 31 Desember 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII LAPORAN POSISI KEUANGAN ENTITAS INDUK 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET ASET LANCAR Kas dan kas di bank Piutang usaha - neto Pihak ketiga Piutang lain-lain - neto Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang petani plasma KKPA Persediaan - neto Pajak dibayar dimuka Aset lancar lainnya
31 Desember 2015
31 Desember 2014 (Disajikan Kembali)
31 Desember 2013/ 1 Januari 2014 (Disajikan Kembali)
34.703.298.579
39.741.779.723
84.241.534.382
48.314.430.848
7.237.333.333
17.387.910.461
14.157.379.020 43.042.944.866 163.904.242.550 307.073.061.434 32.497.762.618 54.120.623.102
7.626.542.653 36.609.770.319 194.555.558.113 431.871.101.297 78.424.144.386 63.605.317.664
6.234.560.855 40.258.211.784 210.803.064.099 389.862.891.336 131.581.189.604 52.831.278.126
697.813.743.017
859.671.547.488
933.200.640.647
TOTAL ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Investasi pada entitas anak Piutang petani plasma KKPA Aset pajak tangguhan Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Aset tetap - neto Pembibitan Beban tangguhan hak atas tanah - neto Aset tidak lancar lainnya - neto
125.006.047.000 210.086.930.515 224.325.191.729
120.031.047.000 146.991.184.461 106.858.101.589
117.300.000.000 97.260.093.282 106.273.081.035
1.343.556.833.915 1.377.782.176.413 2.434.398.365.080 7.650.286.578 8.506.602.340 34.952.870.582
1.258.144.798.914 1.340.899.029.067 1.253.373.395.741 16.733.084.160 8.369.901.877 40.590.070.144
1.169.577.811.824 1.075.893.193.845 1.302.662.359.734 21.819.723.427 5.724.768.965 28.056.152.821
TOTAL ASET TIDAK LANCAR
5.766.265.304.152
4.291.990.612.953
3.924.567.184.933
TOTAL ASET
6.464.079.047.169
5.151.662.160.441
4.857.767.825.580
i
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) ENTITAS INDUK 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
31 Desember 2014 (Disajikan Kembali)
31 Desember 2013/ 1 Januari 2014 (Disajikan Kembali)
639.543.128.926
601.699.153.155
593.863.892.356
418.022.116.241
474.968.084.443
430.445.719.554
203.942.943.199 295.272.846.247 63.335.625.243 14.741.023.431 6.052.483.938 91.526.286.984
233.900.332.626 46.618.846.180 39.658.949.759 208.716.214.469 5.744.499.149 49.582.020.209
288.759.645.668 31.598.351.129 14.262.324.565 331.953.237.118 2.305.860.777 15.691.204.574
446.000.721.000
215.000.000.000
197.221.000.000
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK
2.178.437.175.209
1.875.888.099.990
1.906.101.235.741
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas kontijensi
1.957.316.685.713 432.773.018.462 3.680.000.000
1.857.603.987.201 365.665.720.083 3.680.000.000
1.546.191.422.671 372.051.525.609 3.680.000.000
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG
2.393.769.704.175
2.226.949.707.284
1.921.922.948.280
TOTAL LIABILITAS
4.572.206.879.384
4.102.837.807.274
3.828.024.184.021
1.029.738.000.000 1.207.557.905.369
1.029.738.000.000 -
1.029.738.000.000 -
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha Pihak ketiga Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Utang kepada petani Uang muka pelanggan Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham Modal dasar - 4.100.0000 saham Modal ditempatkan disetor pernuh - 1.029.738 saham Penghasilan komprehensif lain Saldo laba (akumulasi rugi) Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
255.291.342.759 (600.715.080.343 )
243.721.354.083 (224.635.000.916 )
242.693.388.283 (242.687.746.724 )
TOTAL EKUITAS
1.891.872.167.785
1.048.824.353.167
1.029.743.641.559
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
6.464.079.047.169
5.151.662.160.441
4.857.767.825.580
ii
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2015
2014 (Disajikan Kembali)
PENJUALAN
2.344.261.352.458
3.031.130.051.510
BEBAN POKOK PENJUALAN
(2.259.589.526.239)
(2.781.906.609.300)
LABA KOTOR
84.671.826.219
249.223.442.210
Beban pemasaran dan penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan operasi lain Pajak final atas pendapatan operasi lain Beban operasi lain
(75.486.852.948) (237.850.792.325) 46.671.335.343 (91.237.268.962)
(89.778.104.467) (213.182.846.468) 239.448.800.326 (11.000.000.000) (101.966.747.545)
LABA (RUGI) USAHA
(273.231.752.673)
72.744.544.056
Pendapatan keuangan Pajak final atas pendapatan keuangan Beban keuangan
1.966.053.896 (327.675.649) (144.607.454.110)
1.280.956.402 (213.492.734) (56.229.852.670)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
(416.200.828.536)
17.582.155.054
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
97.671.867.479
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(318.528.961.057)
813.404.836 18.395.559.890
Penghasilan komprehensif lain Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Keuntungan dari revaluasi aset Keuntungan (kerugian) aktuarial Pajak terkait penghasilan komprehensif lain
1.207.557.905.369 (61.308.173.000) 15.327.043.306
913.536.000 (228.384.282)
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
1.161.576.775.675 -
685.151.718 -
Penghasilan komprehensif lain - neto
1.161.576.775.675
685.151.718
843.047.814.618
19.080.711.608
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
iii
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo laba (akumulasi rugi) Modal saham ditempatkan dan disetor penuh
Ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Total ekuitas
Saldo 1 Januari 2014 (sebelum disajikan kembali) Penyesuaian neto yang timbul dari penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan kerja”
1.029.738.000.000
242.693.388.283
-
-
(246.032.836.223 )
-
Saldo 1 Januari 2014 (disajikan kembali)
1.029.738.000.000
242.693.388.283
(242.687.746.724 )
-
1.029.743.641.559
-
1.027.965.800
18.395.559.890 685.151.718 (1.027.965.800 )
-
18.395.559.890 685.151.718 -
1.029.738.000.000
243.721.354.083
(224.635.000.916 )
-
1.048.824.353.167
-
11.569.988.676
(318.528.961.057 ) (45.981.129.694 ) (11.569.988.676 )
1.207.557.905.369 -
(318.528.961.057 ) (45.981.129.694 ) 1.207.557.905.369 -
1.029.738.000.000
255.291.342.759
(600.715.080.343 )
1.207.557.905.369
1.891.872.167.785
Laba tahun berjalan (disajikan kembali) Laba pengukuran kembali atas program imbalan pasti Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Saldo 31 Desember 2014 (disajikan kembali) Rugi tahun berjalan Rugi pengukuran kembali atas program imbalan pasti Surplus revaluasi aset tetap Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Saldo 31 Desember 2015
iv
3.345.089.499
Penghasilan komprehensif lain -
1.275.776.477.782 (246.032.836.223 )
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
2014
2.109.209.063.905 (2.282.614.271.496 )
2.890.633.256.237 (3.013.710.970.488 )
Kas yang digunakan untuk operasi Penerimaan (pembayaran) kas lainnya Penerimaan restitusi pajak penghasilan Penerimaan bunga
(173.405.207.591 ) (53.816.648.986 ) 82.817.094.006 537.315.124
(123.077.714.251 ) 17.596.981.738 1.067.463.668
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi
(143.867.447.447 )
(104.413.268.845 )
(67.426.683.305 ) (61.071.338.218 ) (32.444.430.491 )
(71.562.580.747 ) (72.062.122.253 ) (12.279.941.000 )
(11.605.000.000 ) -
(2.975.254.000 ) 220.000.000.000
Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(172.547.452.014 )
61.120.102.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman bank Penerimaan utang pihak berelasi Pembayaran utang bank Pembayaran bunga pinjaman
594.807.395.283 250.000.000.000 (226.250.000.000 ) (307.180.976.966 )
317.976.824.799 (75.000.000.000 ) (244.183.412.613 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Penambahan tanaman perkebunan Investasi pada kebun plasma Penambahan investasi pada entitas asosiasi dan entitas lainnya Penambahan aset tidak lancar lain Penerimaan dari penjualan aset tetap
Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
311.376.418.317
(1.206.587.814 )
PENURUNAN NETO KAS DAN KAS DI BANK
(5.038.481.144 )
KAS DAN KAS DI BANK AWAL TAHUN
39.741.779.723
84.241.534.382
KAS DAN KAS DI BANK AKHIR TAHUN
34.703.298.579
39.741.779.723
v
(44.499.754.659 )
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING Dasar penyusunan laporan keuangan tersendiri Entitas Induk Laporan keuangan tersendiri Entitas Induk disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal entitas memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh Entitas Induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersendiri Entitas Induk adalah sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk penyertaan pada Entitas Anak dan Entitas Asosiasi. Sesuai dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), Entitas Induk mencatat penyertaan pada Entitas Anak dan Entitas Asosiasi dengan menggunakan metode biaya. Entitas induk juga mengakui dividen dari Entitas Anak dan Entitas Asosiasi pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan. Mata uang fungsional Entitas Induk adalah Rupiah. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan tersendiri adalah mata uang Rupiah. Laporan Keuangan Tersendiri disusun untuk keperluan pelaporan perpajakan Perusahaan.
vi