1
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 255 MEDAN
NONA .M. Simanjuntak, S.Farm NIM: 063202023
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
2
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 107 MEDAN
Disusun Oleh: Nona .M. Simanjuntak, S.Farm NIM: 063202023
Apotek Kimia Farma No. 255 Pembimbing,
Drs. Alan Zico, S.Si, Apt
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP. 131 283 716
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
3
KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan anugerah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 255 Medan. Pelaksanaan Praktek Kerja Apotek ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Hendra Farma Johar, M.Si, Apt, selaku Manager Bisnis Apotek PT. Kimia Farma Sumatera Utara, Bapak Drs. Alan Zico, S.Si, Apt, selaku pembimbing dan Manager Apotek Pelayanan Farmasi, seluruh staf dan pegawai Apotek Kimia Farma No. 255 Medan yang telah banyak membantu penulis selama Praktek Kerja Profesi. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan. 3. Bapak Drs. Wiryanto, MS, Apt, selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari pihak yang terkait sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.
Medan,
Mei 2007
Penulis
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
4
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ……………....………………………..…………... ii KATA PENGANTAR ……………………………………..…………………... iii DAFTAR ISI ……………….………………………………….……………….. iv DAFTAR TABEL................................................................................................ v BAB I
KIMIA FARMA ……………………………………………………….. 1 1.1 Sejarah Kimia Farma ……………………………………………….. 1 1.2 Bisnis Kimia Farma ……………………………………………….....2 1.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan …………...……...5
II
PELAYANAN INFORMASI OBAT ……………………….………
7
2.1 Defenisi Pelayanan Informasi Obat..……………………………….. 7 2.2 Ruang Lingkup Pelayanan ..........…………………………………… 7 2.3 Sasaran Informasi Obat...................................……………………..... 8 2.4 Jenis Pelayanan Informasi Obat.....................……………………..... 8 2.5 Strategi Pencarian Informasi Obat.................................……………. .9 2.6 Metode Menjawab pertanyaan informasi............................................12 2.7 Penelusuran Pustaka dan Memformulasikan Jawaban….....................14 2.8 Manfaat Informasi................................................................................15 III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI ………………………..….... 20 IV
PEMBAHASAN ……………………………………………………….. 58
V
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………...…..…. 60 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….... 60 5.2 Saran ………………………………………………………………... 60
Daftar Pustaka ………………………………………………………….….…. 61
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
5
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Data Latar Belakang dan Data Khusus Pasien yang Diperlukan untuk Membantu Apoteker Menjawab Pertanyaan Dengan Akurat............................................................................................... 10 Tabel 3.1 Spesialite Obat Resep 1....................................................................
21
Tabel 3.2 Spesialite Obat Resep 2………….………………………………… 26 Tabel 3.3 Spesialite Obat Resep 3……………………………………............
32
Tabel 3.4 Spesialite Obat Resep 4....................................................................
37
Tabel 3.5 Spesialite Obat Resep 5....................................................................
44
Tabel 3.6 Spesialite Obat Swamedikasi 1……………………………………. 48 Tabel 3.7 Spesialite Obat Swamedikasi 2………………………………...….. 49 Tabel 3.8 Spesialite Obat Swamedikasi 3……………………………………. 50 Tabel 3.9 Spesialite Obat Swamedikasi 4……………..……………………... 51 Tabel 3.10 Spesialite Obat Swamedikasi 5…………………………….……… 52 Table 3.11 Spesialite Obat Swamedikasi 6 …………………...………………. 53 Tabel 3.12 Spesialite Obat Swamedikasi 7.......................................................... 54 Tabel 3.13 Spesialite Obat Swamedikasi 8…………………...………………... 55 Tabel 3.14 Spesialite Obat Swamedikasi 9………………………….…………. 56 Tabel 3.15 Spesialite Obat Swamedikasi 10…………………………………... 57
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
6
BAB I KIMIA FARMA
1.1 Sejarah Kimia Farma Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat. 1.2 Bisnis Kimia Farma 1.2.1 Holding PT Kimia Farma Tbk Dibentuk
: 16 Agustus 1971
Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu : industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
7
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut. 2. Integritas Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat. 3. Kerja Sama Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses. A. Pabrik (Industri Farmasi) Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO9001. Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
8
Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002. Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati (bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001. Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam. B. Laboratorium Klinik Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran barudi masyarakat, dari mengobati pengakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu : Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS)
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
9
Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD)
Medical Check Up
Pemeriksaan Mikrobiologi Industri
Pemeriksan Rujukan
C. Klinik Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis Infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung. Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya. Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan. 1.2.2 Anak Perusahaan A. PT. Kimia Farma Trading and Distribution Dibentuk
: 4 Januari 2003
Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan PT Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Traiding & Distribution (KFTD) sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
10
institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi. Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena nya perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal. Jalur Usaha : 1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipal Kimia Farma dan prinsipal Non Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari : Consumer Health Product : - OTC Chemical - OTC Herbal - Kosmetik - Body Care - Food Supplement Ethical Generik Lisensi Narkotika Kontrasepsi Bahan Baku Alat Kesehatan Consumer Goods 2. Jasa Perdagangan atau Trading PT. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
11
diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia. B. PT Kimia Farma Apotek Dibentuk
: 4 Januari 2003
Jalur Usaha : Farmasi PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia. Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari stategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan. PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk. Tabel 1.1 Apotek kimia Farma yang ada di Indonesia : No.
Provinsi
No.
Provinsi
1.
Bali
16.
Kepulauan Bangka Belitung
2.
Banten
17.
Lampung
3.
Bengkulu
18.
Maluku
4.
DIY
19.
Maluku Utara
5.
DKI
20.
Nanggroe Aceh Darusalam
6.
Gorontalo
21.
NTB
7.
Irian Jaya
22.
NTT
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
12
8.
Jambi
23.
Riau
9.
Jawa Barat
24.
Sulawesi Selatan
10.
Jawa Tengah
25.
Sulawesi Tengah
11.
Jawa Timur
26.
Sulawesi Tenggara
12.
Kalimantan Barat
27.
Sulawesi Utara
13.
Kalimantan Selatan
28.
Sumatera Barat
14.
Kalimantan Tengah
29.
Sumatera Selatan
15.
Kalimantan Timur
30.
Sumatera Utara
1.3 PT . Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan 1.3.1 Bisnis Manager Visi dan Misi Visi
: Menjadikan apotek di Medan berdaya saing di pasar global
Misi
:
•
Menyediakan,
mengadakan
dan
menyalurkan
sediaan
farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk meenuhi kebutuhan masyarakat. •
Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance.
•
Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen
serta
berperan
aktif
dalam
pengembangan
perapotekan nasional. 1.3.2 Store Manager Apotek Kimia Farma Apotek Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh sumatera yaitu : 1.
Kimia Farma 2 R.S. Inalum
2.
Kimia Farma 14 R.S. Pirngadi
3.
Kimia Farma 27 dan M3 Palang merah ( pusat)
4.
Kimia Farma 28 Belawan
5.
Kimia Farma 29 P. Siantar 1
6.
Kimia Farma 30 Tebing Tinggi
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
13
7.
Kimia Farma 39 Sei Kambing
8.
Kimia Farma 41 Kaban Jahe
9.
Kimia Farma 54 R.S. Rantau Prapat
10.
Kimia Farma 84 Tanjung Balai
11.
Kimia Farma 85 P. Siantar 2
12.
Kimia Farma 90 Kisaran
13.
Kimia Farma 106 Aksara
14.
Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C
15.
Kimia Farma 160 Setia Budi
16.
Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3
17.
Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan
18.
Kimia Farma Basri Medan
19.
Kimia Farma R.S. Pelengkap Tebing Tinggi
20.
Kimia Farma Namso Pematang Siantar
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
14
BAB II Pelayanan Informasi Obat
2.1 Defenisi Pelayanan Informasi Obat Pelayanan informasi obat didefenisikan sebagai pengumpulan, pengajian, pengevaluasian, pengindeksan, pengorganisasian, penyimpanan, peringkasan, pendistribusian, penyebaran serta penyampaian informasi tentang obat dalam berbagai bentuk kepada pengguna obat. Informasi obat mencakup, tetapi tidak terbatas pada pengetahuan seperti nama kimia; struktur dan sifat-sifat; identifikasi; indikasi diagnostik atau indikasi terapi; mekanisme kerja; waktu mulai kerja dan durasi kerja; dosis dan jadwal pemberian; efek samping dan reaksi yang merugikan. Tujuan: 1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain. 2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain. 3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat.
2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Ruang lingkup kegiatan meliputi : 2.2.1
Pelayanan
-
Menjawab pertanyaan.
-
Menerbitkan buletin.
-
Membantu pasien dalam mendapatkan informasi obat.
-
Menyiapkan materi untuk brosur/leaflet informasi obat.
2.2.2
Pendidikan
-
Mengajar dan membimbing mahasiswa.
-
Memberi pendidikan pada tenaga kesehatan dalam hal informasi obat.
-
Mengkoordinasikan
program
pendidikan
berkelanjutan
informasi obat.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
di
bidang
15
2.2.3
Membuat/menyampaikan makalah dalam seminar/simposium. Penelitian
-
Melakukan penelitian evaluasi penggunaan obat.
-
Melakukan penelitian obat baru.
-
Melakukan penelitian lain yang berkaitan dengan penggunaan obat, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan pihak lain.
-
Melakukan kegiatan program jaminan mutu.
2.3 Sasaran Informasi Obat 1. Pasien dan atau keluarga pasien. 2. Tenaga kesehatan: dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten apoteker, dan lain-lain. 3. Pihak lain: manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan lain-lain.
2.4 Jenis Pelayanan informasi Obat 1. Pelayanan Informasi Obat untuk menjawab pertanyaan Penyediaan informasi obat berdasarkan permintaan, biasanya merupakan salah satu pelayanan yang pertama dipertimbangkan. Pelayanan seperti ini memungkinkan pasien dapat memperoleh informasi khusus yang dibutuhkan tepat pada waktunya. Sumber informasi dapat dipusatkan dalam suatu sentra informasi obat (SIO). Keahlian apoteker yang terlibat dalam SIO dapat sepenuhnya lebih dikembangkan dan secara efisien digunakan, apabila mereka secara rutin terlibat dalam pelyanan informasi obat. 2. Pelayanan Informasi Obat dalam bentuk publikasi. Upaya mengkomunikasikan informasi tentang kebijakan penggunaan obat dan perkembangan mutakhir dalam pengobatan dan mempengaruhi seleksi obat adalah suatu komponen penting dari pelayanan informasi obat. Untuk mencapai sasaran itu, buletin farmasi atau kartu informasi yang terfokus pada suatu golongan obat, dapat dipublikasikan dan disebarkan kepada profesional kesehatan. Berbagai hal yang berkaitan dengan isi dan format perlu dipikirkan secara cermat, agar buletin dapat berhasil. Pokok isi
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
16
buletin adalah kegunaan dan kesehatan. Judul yang dimasukan dalam buletin adalah: •
Artikel pengkajian obat
•
Evaluasi penggunaan obat termasuk hasil dari pengkajian yang dilakukan dan juga informasi dari pustaka
•
Permintaan informasi obat yang diterima
•
Laporan reaksi obat merugikan yang diringkas dari laporan rumah sakit dan atau pustaka
Informasi tentang judul tersebut harus ditujukan kepada pembaca merupakan hal praktis dan bukan kuliah. 3. Pelayanan Informasi Obat untuk Evaluasi Penggunaan Obat Evaluasi penggunaan obat (EPO) adalah suatu program jaminan mutu penggunaan obat. Suatu program EPO memerlukan standar/ kriteria penggunaan obat yang digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi ketepatan penggunaan obat.
2.5 Strategi Pencarian Informasi Obat 2.5.1 Mengetahui pertanyaan yang sebenarnya Menetapkan informasi obat sebenarnya yang dibutuhkan penanya adalah langkah pertama dalam menjawab suatu pertanyaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggolongkan jenis penanay, seperti dokter, apoteker, perawat, dan sebagainya. Penggolongan pennya dapat dilakukan secara otomatis, jika penanya memperkenalkan dirinya, tetapi kadang-kadang apoteker harus menanyakan, terutama jika komunikasi melalui telepon. Dengan mengetahui jenis penanya, akan membantu apoteker dalam menetapkan jenis dan jumlah informasi yang perlu untuk menjawab pertanyaan. Dengan bertanya kepada penanya untuk memperoleh informasi latar belakang, akan membantu apteker memberi jawaban yang benar-benar ia perlukan. Misalnya tentang dosis obat sebagai berikut: Berapa Dosis Gentamisin? Untuk itu apoteker perlu menanyakan informasi latar belakang, seperti: umur dan jenis kelamin, rute pemberian, gangguan fungsi hati atau ginjal, dll.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
17
2.5.2 Mengumpulkan data khusus pasien Apabila pertanyaan melibatkan seorang pasien, adalah penting untuk memperoleh informasi latar belakang tentang pasien sebelum menjawab pertanyaan. Luas informasi latar belakng yang perlu untuk menjawab suatu pertanyaan berbeda-beda sesuai pertanyaan . Umur, berat badan, jenis kelamin biasanya diperlukan. Kekhususan tentang kondisi medis pasien, seperti diagnosa sekarang, fundsi ginjal dan hati, sering diperlukan. Dalam beberapa kasus adalah perlu memperoleh sejarah obat pasien yang lengkap. Pentingnya pengambilan sejarah oabt pasien telah benar-benar dimengerti oleh dokter dan apoteker. Apoteker harus memiliki keterampilan dalam pengambilan sejarah obat berdasarkan dua alasan dari sudut penyediaan informasi obat, yaitu: i.
Untuk memberi apoteker pengertian yang lebih baik tentang permintaan informasi sebenarnya dengan keadaan permintaan, agar apoteker dapat mencari dan menyediakan jawaban
ii.
Untuk memungkinkan apoteker menyajikan jawaban yang lebih berguna dan sesuai untuk keadaan klinik tertentu.
Tabel 2.1 Data Latar Belakang dan Data Khusus Pasien yang Diperlukan untuk Membantu Apoteker Menjawab Pertanyaan Dengan Akurat Kategori pertanyaan Informasi Latar Belakang atau Informasi Khusus Pasien Reaksi Obat Merugikan (ROM) • Tanda dan gejala • Uraian dari rekasi • Anggota keluarga mengalami alergi/ROM • Durasi terapi • Alergi yang diketahui • Status penyakit yang bersamaan • Umur, berat badan,suhu dan jenis kelamin • Kegawatan reaksi Dosis • Diagnosis • Rute • Fungsi Ginjal • Fungsi Hati • Umur, jenis kelamin, berat badan • Obat yang bersamaan • Alergi yang diketahui • Penyakit yang bersamaan
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
18
Pemberian/Konsumsi obat
• • •
•
• • Identifikasi Obat
Interaksi Obat-Obat
• • • • • • • • • • • • • • • • • •
Interaksi Obat-Makanan
Interaksi Obat-Uji laboratorium
• • • • • • • • • •
Rute Obat yang bersamaan Jika intravena (iv) ¾ Melalui perifer atau sentral ¾ Cairan infus ¾ Obat IV lain Jika intramuskular (im) ¾ Kemampuan tahan terhadap sakit ¾ Kemampuan tempat penyuntikan ¾ Tingkat platelet Jika oral ¾ Absorbsi secara lokal Jika rektal ¾ Kehadiran penyakit usus besar ¾ Diare Obat resep/obat bebas Sumber acuan, informasi/etiket Karakteristik fisik, penandaan Manufaktur obat Ejaan yang benar Kode yang dicetak Nama dagang versus nama generik Nama kimia Yang dipasarkan Obat investigasi Obat asing Indikasi Bentuk sediaan Pengobatan yang sekarang Gejala interaksi, jika terjadi Penambahan obat baru Dosis masing-masing, durasi terapi, dan waktu pemberian Penghentian suatu obat yang menyebabkan interaksi Umur, berat badan, jenis kelamin Status penyakit Pengobatan yang sekarang Dosis Pemilihan waktu makan Masalah makanan tertentu (misal susu) Pengobatan sekarang Uji laboratorium Metode uji tertentu yang digunakan indikasi Status penyakit
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
19
Penyakit infeksi Kompatibilitas iv atau im
• • • • • • • •
Farmakokinetik
• • •
teratogenis
• • • •
Keracunan
• • • • • •
Terapi oabt terdahulu Terapi non obat terdahulu Lihat dosis yang tertera Mikroorganisme Tempat infeksi Obat-obatan, jadwal, rute Cairan infus Susunan iv, dua obat ditambahkan dalam botol infus yang ditambahkan ¾ Jumlah dan jenis masuk tersedia Pengobatan, dosis, jadwal Umur, berat badan, jenis kelamin Parameter farmakokinetik obat ¾ Waktu paruh eliminasi ¾ Volume distribusi ¾ Konsentrasi puncak serum ¾ Waktu mencapai konsentrasi puncak ¾ Model kompartemen ¾ Area dibawah kurva (AUC) Status medis Trimester Sejarah minum alkohol/merokok Dapatkan terapi tertunda sampai melahirkan Jumlah/banyaknya zat yang terlibat Seberapa lama zat yang ditelan Rute pemaparan Apakah ada penyakit akut atau kronis Gejala yang ditujukan Pengobatan pasien
2.6 Metode Menjawab Pertanyaan Informasi Proses komunikasi Pada umumnya, ada dua jenis metode utama untuk menjawab pertanyaan informasi, yaitu komunikasi lisan dan tertulis. Apoteker, perlu memutuskan kapan suatu jenis dari metode itu digunakan untuk menjawab lebih tepat dari pada yang lain. Interaksi antara apoteker dengan penanya merupakan proses komunikasi primer, sekunder serta sirkulasi. Proses komunikasi secara primer adalah proses menyampaikan pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang sebagai media atau saluran.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
20
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesa oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses komunikasi secara sirkular disebut juga komunikasi tatap muka. Didalamnya terjadi umpan balik yang mengalir dari komunikan kekomunikator sebagai respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator. Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Menjawab Sebelum memutuskan memilih suatu metode menjawab yang paling tepat, apoteker perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Keinginan penanya Misalnya, penanya meminta jawaban ditelpon kembali dalam waktu 15 menit. Jadi, dalam hal ini keinginan penanya adalah metode menjawab melalui telepon dan waktunya juga telah ditetapkan penanya dalam 15 menit. 2. Kerangka waktu yang tersedia untuk menjawab suatu pertanyaan Misalnya, Permintaan seorang dokter suatu monografi dari obat pemblok beta untuk gagal jatung kongestif dalam 5 hari. Dalam hal ini dokter meminta jawaban tertulis dan waktunya dalam 5 hari. 3. Kerumitan atau kedalaman jawaban yang diperlukan, guna memenuhi kebutuhan informasi penanya. Misalnya, seorang dokter bertanya kepada apoteker tentang penggunaan suatu obat tertentu yang dibatasi durasi penggunaannya. Dokter hendak menuliskan obat itu setelah lewat durasi peggunaan yang ditetapkan, maka ia meminta informasi dengan cepat dan meminta penjelasan ilmunya alasan pembatasan penggunaannya. Dalam hal ini dokter meminta jawaban dengan cepat, artinya agar dijawab melalui telepon. Disamping itu, jawaban tertulis juga ia perlukan, sebab ia meminta penjelasan ilmiah alasan pembatasan penggunaan obat tersebut. 4. Frekwensi permintaan informasi
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
21
Suatu pertanyaan informasi obat yang pernah diajukan jawabannya dapat ditelusuri dalam berkas arsip. Arsip ini membantu apoteker menulis komunikasi tertulis kepada penanya.
ALUR MENJAWAB PERTANYAAN DALAM PELAYANAN INFORMASI OBAT PENANYA
PIO
ISI FORMULIR KLASIFIKASI • PENANYA • PERTANYAAN
INFORMASI LATAR BELAKANG
UMPAN BALIK
KUMPUL DATA & EVALUASI DATA
DOKUMENTASI
FORMULIR JAWABAN
KOMUNIKASI
2.7 Penelusuran Pustaka dan Memformulasikan Jawaban Begitu
permintaan
informasi
diputuskan
untuk
dijawab,
lalu
didokumentasikan serta ditetapkan skala prioritas, maka langkah selanjutnya adalah: 1. Pengumuman Data dan Analisa
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
22
Untuk menjawab suatu permintaan informasi yang sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan pustaka buku. Data tersebut harus dinterpretasi dan dievaluasi, untuk itu memerlukan pengetahuan seperti farmakologi, pathofisiologi, statistik dan lain-lain. 2. Formulasi Jawaban Apoteker harus menyiapkan suatu rangkuman secara singkat, relevan dan logis serta mencatat hal-hal penting yang akan disampaikan kepada penanya. Petugas yang belum berpengalaman harus mendiskusikan terlebih dahulu jawaban yang disiapkan. Jawaban dapat diberikan secara : a. Verbal Dilakukan melalui telephon atau secara langsung kepada penanya. Cara ini cocok untuk menyampaikan informasi yang bersifat sederhana. Dapat juga dilakukan diskusi terlebih dahulu dengan penanya pada saat informasi diberikan. b. Tertulis Cara ini sangat tepat untuk menberikan informasi yang bersifat kompleks, sangat rinci dan disertai dengan dokumen yang diperlukan. c. Tanggapan Tanggapan yang diberikan mencakup pendahuluan, sumber pustaka, rangkuman dari apa yang ditemukan termasuk dengan data pendukungnya seperti tabel, grafik dan lain-lain. d. Kesimpulan Kesimpulan harus menjawab pertanyaan. Dapat dilengkapi dengan saran dan rekomendasi. e. Referensi Seluruh referensi yang digunakan harus sesuai dengan standar.
2.8 Manfaat Informasi Seluruh jawaban yang diberikan oleh Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan sebagai informasi yang berguna bagi pertanyaan berikutnya
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
23
dan evaluasi terhadap kegiatan pelayanan informasi obat dan program jaminan mutu. 1. Umpan Balik Permintaan infomasi sebaiknya ditindak lanjuti baik secara langsung maupun melalui mekanisme umpan balik. Hal ini dapat membatu dalam menentukan hasil dan apakah informasi yang diberikan telah mengenai sasaran. Informasi umpan balik penting sebagai ukuran jaminan mutu serta dalam kaitan dengan tanggung jawab profesinal. 2. Keserasian Informasi Informasi yang diberikan oleh industri farmasi termasuk data formulasi, data efek samping atau data obat invetigasi yang diberikan untuk kenyamanan pasien harus bersifat rahasia. Informasi obat seperti ini hanya digunakan untuk kondisi yang memungkinkan untuk dipublikasikan atau tidak. Apoteker informasi obat mempunyai tanggung jawab untuk menyimpan sumber informasi rahasia kepada penanya. Informasi yang berhubungan dengan pasien harus dirahasiakan. Ketika pasien diberikan informasi khusus lainnya sebagai tambahan informasi yang diperlukan oleh pasien seperti literatur, publikasi dan lain-lain. Identitas pasien harus disimpan. Identitas pasien harus dirahasiakan dari pihak lain kecuali ada persetujuan dari pasien.
PENELUSURAN INFORMASI DAN PUSTAKA Pencarian dari umum dan ke khusus Kita telah mengerti adanya bermacam-macam sumber informasi maka kita perlu melakukan penelitian secara efesien dan terfokus melalui pendekatan yang sistematis untuk: 1. Menentukan kebutuhan informasi obat yang aktual 2. Mengumpulkan data pasien secara khusus dengan cara menanyakan halhal yang relevan dengan cara yang baik. Prinsip yang sama dapat digunakan untuk mencari literatur. Tujuan pencarian tersebut adalah untuk mengarahkan pencarian agar lebih akurat, komplit dan terpadu. Pencarian yang ideal harus dimulai dari sumber-
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
24
sumber yang umum untuk mendapatkan konteks yang cukup sebelum strategis yang lebih khusus digunakan untuk mencari data yang lebih detail. Strategi pencarian umum ke khusus berarti berpindah dari pustaka tersier ke pustaka sekunder kemudian ke pustaka primer. Keuntungan pencarian sistematis Menghindarkan kita dari sumber informasi yang terlalu banyak dan kehilangan arah dalam pencarian sehingga didapat informasi yang cepat, tepat dan akurat. Apoteker yang belum mempunyai pengalaman praktis atau keahlian dalam pencarian informasi secara benar, maka disarankan mebaca terlebih dahulu latar belakang buku tersebut. Tahapan dalam pencarian informasi, pertama-tama harus dipilih pustaka tersier yang sesuai dengan permasalahan, misalnya referensi (informasi obat umum, kemudian pustaka sekunder misalnya buku (mengenai obat, patofisiologi, onkologi, atau endokrinologi) baru dilanjutkan pada pustaka primer misalnya artikel/abstrak. Kelemahan pencarian sistematis Waktu penelusuran cukup lama karena harus berpindah dari pustaka tersier ke sekunder kemudian ke primer. Dokumentasi Setelah terjadi imteraksi antara penanya dan memberi jawaban, maka kegiatan tersebut akan didokumentasiakan. Pendokumentasian sangat penting karena dapat membantu menelusuri kembali data informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif lebih singkat. Pendokumentasian tersebut juga memperjelaskan beban kerja dari apoteker. Manfaat dokumentasi adalah; 1.
mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lengkap.
2.
Sumber informasi apabila ada sumber pertanyaan yang serupa.
3.
Catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
4.
Media pelatihan tenaga farmasi.
5.
Basis data penelitian, analisis, evaluasi dan perencanaan layanan.
6.
Bahan audit dalam melaksanakan Quallity Assurance dari pelayanan iformasi obat.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
25
Dokumentasi memuat: 1.
Tanggal dan waktu pertanyaan dimasukkan.
2.
Tanggal dan waktu jawaban diberikan.
3.
Metode penyampaian jawaban.
4.
Pertanyaan yang diajukan.
5.
Orang yang meminta jawaban.
6.
Orang yang menjawab.
7.
Kontak personal untuk tambahan informasi.
8.
Lama penelusuran informasi.
9.
Referensi/sumber informasi yang digunakan. Berikut ini disajikan macam-macam informasi yang umumnya terdapat
dalam formulir pertanyaan tetang informasi obat (Drug Information Enquiry Form): 1.
Nama penanya dan tanggal bertanya
2.
Pesan diterima oleh
3.
Status dan pekerjaan penanya
4.
Urgensi; Waktu/Tanggal Jawaban diharapkan
5.
Cara menhubungi (Pager, HP,Telp,Fax,Email, dan lain-lain)
6.
Jenis kelamin dan dan usia pasien : …..Berat badan :….Tinggi badan :…
7.
Semua terapi saat ini dan sebelumnya.
8.
Fungsi ginjal/Hepar/Jantung (dari hasil tes) serta alergi (termasuk obat)
9.
Trimester kehamilan
10.
Pertanyaan yang diajukan dan informasi tambahan
Evaluasi Kegiatan Sebagai tindak lanjut terhadap pelayanan informasi obat, harus dilakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan secara berkala. Operasi ini digunakan untuk menilai/mengukur keberhasilan pelayanan informasi obat itu sendiri dengan cara membandingkan tingkat keberhasilan sebelum dan sesudah dilakukan pelayanan informasi obat. Pemantauan dan dan evaluasi dilaksanakan dengan mengumpulkan data lebih awal dan mendokumentasikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, serta jawaban dan pelayanan yang kemudian dibuat laporan tahunan. Laporan ini
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
26
dievaluasikan dan berguna untuk memberikan masukan kepada pimpinan dalam membuat kebijakan di waktu mendatang. Untuk mengukur tingkat keberhasilan tersebut harus ada indikator yang digunakan. Indikator tersebut bersifat dapat diukur dan valid (tidak cacat). Indikator keberhasilan pelayanan informasi obat mengarah pada pencapaian penggunaan obat kepada rasional. Indikator dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan pelayanan informasi obat antara lain: 1.
Meningkatnya jumlah pertanyaan yang diajukan.
2.
Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab.
3.
Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan.
4.
Meninkatnya jumlah produk yang dihasilkan (leafflet dan tingkat kesulitan).
5.
Menurunnya keluhan atas pelayanan.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
27
BAB III PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
Resep 1
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
28
Resep 1 R/ Amoxan syr 250 mg fl I S3 dd cth I R/ Mefinter 250 mg No VIII S 3 dd tab I Pro : Cindy
1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diperkirakan pasien menderita infeksi pada gigi disertai nyeri.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.1 Spesialite Obat Resep 1 sNo. Nama Obat 1. Amoxan syr 250mg® (SanbeFarma) 2. Mefinter® (Interbat)
Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Amobiotik®(Bernofarm), Amoxicillin G Antibiotik Kalmoxillin®(Kalbefarma), Ospamox®(Sandoz) Asam Mefinal®(Sanbe farma), G Menghilangkan mefenamat Pondex®(Dexamedica), rasasakit, nyeri ® Ponstan (Pfizer) seperti demam, sakit gigi
3. Rasionalitas Komposisi Resep Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan infeksi pada gigi disertai nyeri.
4. Pelayanan Informasi A. Amoxan® 1. Khasiat
: infeksi saluran nafas, infeksi pada kulit dan jaringan lunak.
2. Bentuk Obat
: Tablet, kapsul, suspensi
3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
29
4. Hal yang harus diinformasikan : •
Obat harus diminum sampai habis sesuai dengan petunjuk dokter, dan diupayakan agar tidak lupa. Bila lupa satu hari, jangan meminum dua kali pada hari berikutnya.
•
Harus hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui
•
Untuk penderita dengan kegagalan fungsi ginjal, harus disertai dengan pemeriksaan terhadap fungsi hati dan ginjal.
•
Pasien yang alergi terhadap Sefalosporin mengakibatkan terjadinya alergi silang.
•
Tidak digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi karena kepekaa sendi
(karena amoksisilin oral tidak dapat menembus
cairan serebrospinal) 5. Efek samping : •
Reaksi kepekaan seperti eritem, urtikaria, ruam kulit.
•
Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare.
6. Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap antibiotik golongan beta-laktam seperti penisilin, sefalosporin, dan bayi yang dilahirkan yang diketahui peka terhadap penisilin. 7. Keterangan Amoksisilin merupakan senyawa turunan penisilin semi sintetik yang stabil dalam suasana asam dengan aktivitas antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid dimana aktivitas kerjanya mirip dengan ampisilin, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan beberapa gram negatif yang patogen. Amoksisilin kurang efektif terhadap spesies Shigella dan bakteri pengahasil beta-laktamase. B. Mefinter® 1. Khasiat
: Analgetik dan antipiretik.
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
30
4. Hal yang harus diinformasikan: •
Jangan digunakan pada wanita hamil dan menyusui.
•
Jangan makan obat dalam keadaan perut kosong, makanlah obat dengan bantuan segelas air atau bersama makanan.
•
Jangan makan obat ini terus menerus selama lebih dari 10 hari tanpa seizin dokter.
•
Segera tanyakan ke dokter bila terjadi rasa mendengung pada telinga, ruam kulit, sakit perut atau kotoran menjadi kehitamhitaman.
•
Jangan berikan pada penderita penyakit bronkospasma, rhinitis alergi, urtikaria atau pasien yang menggunakan obat non steroid antiinflamasi karena mungkin menyebabkan cross sensitif.
5. Efek samping : Mual, muntah, diare pada penggunaan jangka panjang terus menerus dengan dosis 200 mg atau lebih sehari. 6. Kontra indikasi : •
Pasien yang sensitif terhadap asam mefenamat.
•
Penderita yang dengan asetosal mengalami bronkospasma, rhinitis alergi dan urtikaria.
•
Penderita dengan tukak lambung dan usus.
•
Penderita dengan gangguan ginjal berat.
7. Keterangan : Asam mefenamat berkhasiat sebagai analgetika san antipiretika yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
Pembahasan Mekanisme nyeri sebagai berikut : Kerusakan/perubahan pada jaringan disebabkan adanya noksi (gangguan kimia, fisika, parasit/bakteri). Asam arachidonat (berasal dari makanan) secara normal disimpan dalam sel dalam bentuk fosfolipida. Bila terjadi noksi (gangguan) asam arachidonat akan dibebaskan dari sel penyimpanan lipid oleh enzim fosfolipase.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
31
Asam arachidonat ini akan mengalami metabolisme 2 alur yaitu: alur siklooksigenasedan alur lipoksigenase. Alur siklooksigenase menghasilkan prostaglandin, prostaksilklin dan trombiksan A2 dan alur lipoksigenase menghasilkan leukotrien dan berbagai substansi lain. Prostaglandin menimbulkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga mediator seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata. Dalam hal ini nyeri dan radang yang disebabkan karena adanya gangguan dari bakteri dapat dibunuh dengan adanya amoksisilin yang terkandung dalam amoxan sedangkan mefinter digunakan untuk menghilangkan nyeri dan demam. Dari kombinasi ini, bakteri akan keluar dalam bentuk nanah, radang serta nyeri juga akan berkurang.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
32
Resep 2
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
33
Resep 2 R/ Erysanbe 200 mg No XX S 3 dd tab I R/ Codipront fl I S 1 dd cth I R/ Lapifed fl I S 1 dd cth I Pro: Felina
1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diperkirakan pasien menderita batuk disertai flu.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.2 Spesialite Obat Resep 2 No. Nama Obat Produk Lain 1. Erysanbe Erytrin(Interbat), 200 mg® Eryprima(Zenith) (Sanbe farma) 2. Codipront® _ (Kimia Farma) 3. Lapifed® Actifed (Glaxo (Lapi) smith kline), Trifed Interbat)
Komposisi Eritromisin
Codein anhydrate & Phenyltoloxamine TripolidinHcl Pseudoefedrin)
Gol Khasiat G Antibiotik
O
Antitusif & antihistamin
W
Antialergi & antirhinitis
3. Rasionalitas Komposisi Resep Komposisi resep di atas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk infeksi saluran pernafasan yang diikuti dengan batuk dan flu. 4. Pelayanan Informasi A. Erysanbe® 1. Khasiat
: Infeksi saluran nafas bagian atas, infeksi kulit dan jaringan
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
34
2. Bentuk Obat
: Tablet yang dapat dikunyah
3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Obat sebaiknya dimakan dalam keadaan perut kosong atau 1 jam sebelum atau sesudah makan.
•
Bila minum obat ini hindari minum susu atau bahan pengikat asam.
•
Obat disimpan ditempat sejuk dan kering.
•
Tanyakan pada dokter bila timbul ruam kulit dan diare.
5. Efek samping •
Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare
•
Kadang-kadang terjadi gangguan pendengaran jika dalam dosis besar atau pada gangguan fungsi ginjal.
•
Rekasi hipersensitif termasuk ruam kulit.
6. Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap eritromisin 7. keterangan : Eritromisin termasuk golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesa protein bakteri, bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya dalam darah. Eritromisin efektif terhadap kuman gram positif dan gram negatif. B. Codipront® 1. Khasiat
: Untuk pengobatan simptomatik batuk kering (non produktif) yang disertai dengan keadaan alergi.
2. Bentuk Obat
: Syrup
3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 sendok teh 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Jika batuk masih tetap berlangsung lebih dari 1 minggu atau kemudian disertai demam, resah atau sakit kepala, konsultasikan ke dokter.
•
Penderita dengan depresi sistim saraf pusat berat, depresi pernafasan, alkoholisme akut atau penyakit pulmonal akut harus
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
35
sangat hati-hati menggunakan obat ini. Konsultasikan ke dokter jika terjadi keraguan. •
Penderita dengan epilepsi, gangguan fungsi ginjal dan hati, demam,
hipotiroidism,
penyakit
Addison,
colitis
ulserosa,
hipertrofi prostat, penderita yang baru menjalani bedah saluran pencernaan atau saluran kemih harus berhati-hati menggunakan obat ini. •
Dapat menyebabkan atau memperburuk konstipasi.
•
Pada dosis tinggi dapat terjadi hipotensi bagi penderita hipovolemia.
•
Dapat menyebabkan kantuk, jangan berkendaraan atau bekerja dengan menggunakan alat-alat berat setelah memakai obat ini.
5. Efek samping : •
Mual, muntah, gangguan koordinasi visiomotorik dan kapasitas visual
•
Prurutis, kemerahan pada kulit
•
Gangguan tidur, mulut kering.
6. Kontra indikasi : •
Hipersensitif terhadap salah satu obat ini, gangguan pernafasan, serangan asm aakut
•
Hamil, laktasi
•
Anak < 2 tahun
•
Batuk berdahak
7. Keterangan : Codipront mengandung codein anhydrat dan phenyltoloxamine yang bekerja dengan menekan langsung pada pusat batuk dimedulla. C.Lapifed® 1. Khasiat
: Meringankan gejala gangguan saluran pernafasan atas, misalnya rhinitis (pilek), baik karena alergi ataupun gangguan vasomotor.
2. Bentuk Obat
: Syrup
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
36
3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 sendok teh 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
•
Hati-hati penggunaan pada penderita disfungsi ginjal atau hati.
•
Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun.
•
Hentikan penggunaan obat ini bila terjadi sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.
•
Selama minum obat ini jangan minum alkohol, obat penenang dan obat lain yang menyebabkan rasa kantuk.
5. Efek samping : •
Gangguan saluran pencernaan.
•
Mulut terkadang terasa kering.
•
Gangguan koordinasi, tremor, penglihatan kabur, letih
•
Timbul rasa kantuk dan pusing
6. Kontra indikasi : •
Penderita yang hipersensitif terhadap Pseudoefedrin atau Tripolidin atau simpatomimetik amin lainnya.
•
Penderita hipertensi dan yang mengalami pembesaran prostat.
•
Penderita yang diobati dengan penghambat MAO.
•
Penderita yang sedang mendapat seranga asma, penderita glaukoma, hipertiroid, penyakit jantung dan diabetes.
7. Keterangan Lapifed mengandung tripolidin HCL yang merupakan suatu antihistamin dan digunakan untuk menghilangkan gejala alergi. Pseudoefedrin yang merupakan suatu simpatomimetik amin, dan mempunyai cara kerja sepeti efedrin HCL, digunakan sebagai bronkodilator dan vasokonstriksi perifer.
Pembahasan Batuk adalah suatu pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
37
benda asing dari saluran cerna atau saluran nafas bagian atas. Batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan terutama pada saluran nafas yaitu bronkitis, pnmeumonia dan sebagainya. Batuk tidak berdahak (batuk kering) terjadi apabila tidak ada sekresi saluran nafas, iritasi pada tenggorokan sehingga timbul rasa sakit. Erysabe mengandung Eritromisin untuk pengobatan infeksi pada saluran pernafasan. Codipront dengan komposisi codein anhydrat dan phenyltoloxamine berkhasiat sebagai penekan refleks batuk. Lapifed dengan komposisi tripolidin dan pseudoefedrin untuk meringankan gejala gangguan pernafasan atas seperti pilek karena alergi.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
38
Resep 3
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
39
Resep 3 R/
Flagil syr fls I S3 dd cth 1
R/
Damaben syr fls I S 3 dd cth 1
R/
larutan pedyalit fls I Pro: Ardy (9 bulan)
1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diperkirakan pasien menderita diare disertaai mual dan muntah.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.3 Spesialite Obat Resep 3 No. Nama Obat Produk Lain 1. Flagil syr® Corsagyl®(Corsa), (Aventis) Biatron ®(Pharos) 2.
Damaben syr® (Sanbe)
3.
Pedialyt® (Abbott)
Komposisi Metronidazole
Gol Khasiat G Amubiasis usus infeksi anaerob ® Clopramel (Novel), Metoclopramid G Mual Ethiferan®(Ethica), HCl muntah, ® Gavistal (Meprofarm) refluks oesofagus ® Renalyt (Fahreniheit) Na, K, Cl, B Pengganti cairan Oralit® (Kimia farma) citrat, dextrose tubuh yang hilang karena muntah berlebihan, gangguan ileum
3. Rasionalitas Komposisi Resep Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu diare disertai mual dan muntah.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
40
4. Pelayanan Informasi A. Flagyl® 1. Khasiat
: Amubiasis usus dan hati, infeksi anaerob.
2. Bentuk Obat
: sirup
3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Bila diberikan lebih dari 10 hari perlu dilakukan tes hematologi.
•
Hati-hati pada pasien dengan penyakit SSP aktif kecuali abses otak dan ensefalopati hepatik.
•
Hamil dan laktasi.
5. Efek samping : •
Rasa tidak enak pada mulut.
•
Lidah berbulu halus.
•
Gangguan saluran pencernaan.
•
Pusing, sakit kepala
6. Kontra indikasi : •
Hipersensitivitas terhadap metronidazole atau nitromidazole lainnya.
•
Kehamilan pada trimester pertama.
•
Kelainan-kelainan dari darah.
7. Keterangan : Metronidazole mempunyai khasiat yang mematikan terhadap amuba, Trichomonas vaginalis, Giardia lamblia dan kuman-kuman anaerob. Karena bekerja secara sistemik maka egfektif mengobati infeksi amobiasis intestinal atau external. B. Damaben® 1. Khasiat
: Mual dan muntah.
2. Bentuk Obat
: Sirup
3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
41
4. Hal yang harus diinformasikan: •
Pada penderita dengan gangguan ginjal, disarankan pengurangan dosis karena dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal.
•
Selama menggunakan obat ini jangan mengemudikan kenderaan bermotor atau menjalankan mesin.
•
Hati-hati bila diberikan pada ibu menyusui, karena metoklopramid diekskresikan melalui air susu ibu.
•
Metoklopramid sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan trimester pertama.
5. Efek samping : •
Dapat menimbulkan rasa kantuk
•
Gejala ekstrapiramidal seperti gejala parkinson
6. Kontra indikasi : •
Penderita hipersensitif terhadap metoklopramid
•
Metoklopramid tidak boleh digunakan pada penderita epilepsi atau penderita yang memakai obat yang serupa karena dapat menyebabkan gangguan ekstrapiramidal.
•
Adanya perdarahan obstruksi atau perforasi pada saluran cerna.
7. Keterangan : Metoklopramid digunakan pada gangguan fungsi alat-alat pencernaan. Meningkatkan motilitas lambung, merelaksasi sfingter pilorus dan bulbus duodenum dan meningkatkan peristlatik duodenum dan jejunum sehingga mempercepat pengosongan lambung. C. Pedialyt® 1. Khasiat
: Dehidrasi ringan, sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Bentuk Obat
: Larutan
3. Cara Pemakaian : Diminum sebagai pengganti air 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Cairan harus dihabiskan dalam waktu kurang dari 24 jam.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
42
•
Kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar harus diobati dengan secara parenteral.
• Larutan diberikan sedikit demi sedikit dan sering sampai habis. • Jika penderita muntah hentikan penggunaan 5. Efek samping : 6. Kontra indikasi : •
Muntah berlebihan.
•
Gangguan ileum.
7. Keterangan : Pedialyt adalah minuman bebas kuman pemelihara keseimbangan cairan tubuh dan meineral.
Pembahasan Flagil mengandung metronidazol merupakan senyawa nitro-imidazol yang memiliki spektrum luas antiprotozoa dan antibakterial yang luas. Berkhasiat kuat terhadap semua bentuk entamoeba dan juga terhadap protozoa patogen anaerob. Entamoeba dapat menimbulkan infksi yang dapat memperbanyak diri di dalam usus halus dan hidup di mukosa. Infeksi ini ditandai dengan mual, diare, sakit perut dna kembung. Damaben mengandung metoklopramid HCL digunakna pada gangguan fungsi alat-alat
pencernaan.
Metoklopramid
Metoklopramid merangsang motilitas
juga
memiliki
daya
antiemetik.
saluran pencernaan bagian atas tanpa
merangsang sekresi lambung, empedu dan pankreas. Pedialyt adalah pengganti cairan tubuh dan mineral yang terbuang cepat khususnya selama diare.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
43
Resep 4
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
44
Resep 4 R/
Adona AC tab No X S 3 dd tab I
R/
Rimstar 4 FDC No XXX S 1 dd tab 3 (selang 2 hari 1 tablet)
R/
Amaryl 2 No X S 1 dd tab 1 ½
R/
Glucophage 500 No X S 2 tab 1 pc Pro: James simangunsong
1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diperkirakan pasien menderita tuberkulosis paru dan diabetes. 2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.4 Spesialite Obat Resep 4 No. Nama Obat Produk Lain 1. AdonaAC® Adrome® (Landson) (Tanabe)
2.
Rimstar® (Sandoz)
3.
Amaryl ® (Aventis) Glicophage (Merck)
4.
Komposisi Gol Khasiat Karbazokrom G Kecenderungan Na sulfonate terjadi perdarahan karena penurunan resistensi kapiler Rifampicin G Penanganan INH TBC Pirazinmaid Etambutol Glimepiride G DM tipe 2
Amadiab®(Lapi), Glemexal®(Sandoz) Nevox(Kalbe), Metformin Glukotika(Ikaparmindo) HCL
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
G
Pengobatan awal untuk DM dengan BB lebih atau normal
45
3. Rasionalitas Komposisi Resep Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan Tuberkulosis paru dan diabetes melitus.
4. Pelayanan Informasi A. Adona AC® 1. Khasiat
: Kecenderungan
terjadi
perdarahan
karena
penurunan resistensi perifer. 2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Pasien yang diketahui sensitif terhadap golongan obat ini.
•
Kadang-kadang terjadi kehilangan selera makan dan rasa yang tidak enak diperut bila pemakaian secara oral.
5. Efek samping : rasa yang tidak enak diperut. 6. Kontra indikasi : •
Penderita yang hipersensitif terhadap karbazokrom Natrium Sulfonat.
7. Keterangan : Adona AC mengandung karbazokrom Na sulfonat bekerja dengan menghambat
peningkatan
permabilitas
kapiler
yang
dapat
menghentikan perdarahan tetapi tidak mempunyai efek bersifat mengkoagulasi darah. B.Rimstar ® 1. Khasiat
: Penanganan tuberkulosis dan infeksi mikrobakteri tertentu
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 3 tablet
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
46
4. Hal yang harus diinformasikan: •
Diharuskan minum OAT secara teratur sesuai jadwal terutama pada fase awal pengobatan.
•
Harus dilakukan tes fungsi hati dan ginjal secara berkala (khususnya pada pengobatan yang diperpanjang)
•
Timbulnya neuritis perifer dapat dicegah dengan piridoksin.
•
Disarankan untuk memeriksa kemampuan penglihatan sebelum pengobatan dimulai dan untuk memamantau
kemampuan
penglihatan selama pengobatan. Jika gangguan timbul, pengobatan harus dihentikan. 5. Efek samping : •
Syaraf pusat dan tepi (lelah, mengantuk, sakit kepala, pusing, ataksia, kebingungan, lemah otot).
•
Pada kulit dan anggota badan (gatal-gatal, ruam kulit, kemerahan)
•
Perubahan hematologi (lekopenia, eosinofilia, trombositopenia, dan purpura trombositopenik).
•
Pada ginjal (peningkatan serum asam urat, hemolisis, hematuria, nefritis usus, gagal ginjal)
6. Kontra indikasi : Penderita gangguan fungsi hati, ginjal, epilepsi, pemderita neuritis optik 7. Ketrangan : Rifampisin, INH, pirazinamid dan etambutol merupakan obat-obat yang digunakan untuk pengobatan dan pencegahan tuberkulosis paru. C. Amaryl® 1. Khasiat
: DM tipe 2, dimana kadar gula darah tidak dapat dikontrol hanya dengan diet olah raga dan penurunan berat badan
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 1/2 tablet
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
47
4. Hal yang harus diinformasikan: •
Semua
golongan
obat
sulfonilurea
dapat
menyebabkan
hipoglikemia berat. •
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal lebih sensitif terhadap efek penurunan glukosa
•
Amaryl tidak dianjurkan pada ibu hamil.
•
Pada
ibu
menyusui
penggunaan
amaryl
sebaiknya
tidak
dilanjutkan. 5. Efek samping : •
Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare.
•
Reaksi alergi seperti pruritis, eritem, urtikaria reaksi ini bersifat sementara dan akan hilang meskipun penggunaan glimepirid dilanjutkan
•
Gangguan metabolisme berupa hiponatremia.
•
Perubahan pada akomodasi dan kaburnya penglihatan
6. Kontra indikasi : •
Penderita yang hipersensitive terhadap obat ini.
•
Pasien ketoasidosis diabetik dengan atau tanpa koma.
7. Ketrangan : Glimepiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan perangsangan sekresi insulin dari sel β pankreas yang masih berfungsi. C. Glukophage® 1. Khasiat
: Pengobatan awal untuk NIDDM dengan berat badan lebih atau normal
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Penggunaan harus hati-hati pada pasien dengan fungsi ginjal yang kurang sempurna.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
48
•
Penggunaan glukophage tidak dianjurkan pada wanita hamil dan selama menyusui.
5. Efek samping : Asidosis laktat dengan gejala mual, muntah, sakit perut, diare 6. Kontra indikasi : •
Koma diabetes dan ketoasidosis.
•
Gangguan fungsi ginjal.
•
Penyakit
hati
kronis,
kegagalan
jantung,
miokard
infark,
alkoholisme 7. Ketrangan : Glukophage menurunkan kadar gula darah hanya sampai nilai normal. Obat ini tidak mempengaruhi
kadar gula darah orang yang sehat,
sedangkan pada penderita diabetes glukophage menghasilkan suatu pola kadar gula darah yang serupa dengan orang yang sehat. Tidak terjadi fluktuasi tajam kadar gula darah yang sangat tidak diharapakan.
Pembahasan Diabetes melitus adalah suatu hiperglikemia (meningkatnya kadar gula) karena defisiensi insulin. Hiperglikemia terjadi karena glukosa dalam darah tidak masuk kedalam sel dengan demikian metabolisme dalam sel tidak terlaksana. Amaryl mengandung glimepiride merupakan golongan sulfonilurea yang bekerja merangsang sekresi insulin dari β pankreas yang masih berfungsi, pengobatan dengan glimepiride dapat memperbaiki respon insulin postprandia/respon C peptida dan mengontrol glikemia tanpa peningkatan kadar insulin saat puasa. Glukophage mengandung metpormin merupakan golongan biguanide yang bekerja tidak tergantung pada fungsi pankreas. Metformin menurunkan produksi glukosa hepatik, menurunkan produksi glukosasensitivitas insulin. Metformin tidak menyebabkan hipoglikemia seperti pada golongan sulfonilurea. Kombinasi glimepiride dengan metformin dapat memberikan efek sinergis yang mana kedua obat bekerja memperbaiki toleransi glukosa dengan cara kerja yang berbeda.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
49
Rimstar mengandung kombinasi dari rifampisin, INH, pirazinamid, dan etambutol adalah suatu zat antituberkulosis spesifik. Rifampisin dan INH keduanya bertindak sebagai bakterisid, sedangkan etambutol berperan sebagai zat bakteriostatik terhadap mycobacterium tuberculosis. Sedangakn pirazinamid mekanisme kerjanya yang pasti masih belum diketahui secara pasti karena bekerja tergantung pada PH dan kadarnya dalam darah. Tanda dan gejala TB paru pada umumnya penderita mengalami batuk darah ataua pernah batuk darah. Adona yang mengandung carbazochrom Na sulfonat berkhasiat sebagai hemostatik yaitu menghentikan perdarahan yang disebabkan oleh batuk TB paru.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
50
Resep 5
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
51
Resep 5 R/ polycilane tab No VI S 2 dd 1 tab (dihisap) R/ Strocain tab No VI S 2 dd 1 tab R/ Ranitidin tab No VI S 2 dd 1 tab Pro: Astuti
1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien diperkirakan menderita hiperasiditas (kelebihan) asam lambung.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.5 Spesialite Obat Resep 5 No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Polysilane® gestamag®(mestikafarma), Dimethicon G Gastritis (Pharos) Magtral® (Otto) Al(OH)3 Kembung Mg (OH)2 2. Strocain® Polimygel G Antimual (Indofarma) muntah, kembung karena ulkus lambung ® ® 3 Ranitidin Ranitidin (Hexpharm) Ranitidin G Menekan (Sanbe) sekresi asam lambung 3. Rasionalitas Koposisi Resep Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan hiperasiditas (kelebihan) asam lambung.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
52
4. Pelayanan Informasi A. Polysilane® 1. Khasiat
: Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebiha asam lambung, gastritis, tukak lambung, usus dua belas jari dengan gejala mual, nyeri lambung, kembung.
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet (dihisap) 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, karena dapt menimbulkan hipermagnesia
•
Tidak boleh diberikan terus-menerus lebih dari 2 minggu, kecuali atas petunjuk dokter.
•
Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti simetidin atau tetrasiklin, harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.
•
Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama, karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.
5. Efek samping : Sembelit, diare, mual dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian dihentikan. 6. kontra indikasi : Penderita gagal ginjal 7. Keterangan : Polysilane yang mengandung kombinasi Dimethicon, Al(OH)3, Mg(OH)2 berguna untuk menetralkan asam lambung dan mengurangi gelembung gas penyebab terjadinya kembung B. strocain® 1. Khasiat
: Mual, hiperaciditas, nyeri abdomen, kembung karena ulkus lambung atau duodenum dan gastritis
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
53
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Obat digunakan dalam jarak waktu 1-1,5 jam dengan pemakaian antasida.
•
Hentikan segera bila terjadi diare
5. Efek samping : Konstipasi, diare, mual, muntah 6. Kontra indikasi : Hipo dan hipertiroidisme, dialisis 7. Ketrangan : Strocain mengandung Polimygel merupakan antasida yang
bekerja
dengan cara menetralisir asam lambung yang berlebih dan melindungi mukosa lambung. B.Ranitidin® 1. Khasiat
: Tukak lambung dan usus dua belas jari
2. Bentuk Obat
: Tablet
3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan: •
Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
•
Hati-hati diberikan pada penderita gangguan fungsi hati.
•
Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
5. Efek samping : Diare, pusing, dan timbul ruam kulit, konstipasi, penurunan jumlah sel darah putuh dan platelet. 6. Kontra indikasi ; Penderita gangguan fungsi ginjal, wanita hamil dan menyususi.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
54
7. Ketrangan : Ranitidin bekerja menghambat sekresi asam lambung. Pembahasan Pada resep pasien diberikan polysilane yang mengandung kombinasi Al(OH)3, Mg(OH)2, sebagai antasida yang menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga mengurangi rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin. MG(OH)3 dengan efek laksatif akan mengurangi konstipasi dari Al(OH)2. Dimetikon menghilangkan gelembung–gelembung gas dalam saluran cerna sehingga mengurangi rasa kembung. Strocain yang mengandung polymigel yang digunakan untuk mengurangi kelebihan asam lambung pada keadaan maag yang timbul karena adanya produksi asam lambung yang berlebih. Ranitidin bekerja menghambat kerja dari histamin pada reseptor-H2 secara kompetitif, serta menekan sekresi asam lambung.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
55
Swamedikasi 1 Seorang ibu datang ke apotek mencari obat deman untuk anaknya yang berusia 5 tahun. Ibu tersebut ingin diberikan obat dalam bentuk sirup dan efek menurunkan demamnya cepat. Maka obat yang dianjurkan adalah Proris® syrup.
1. Spesialite Obat Tabel 3.6 Spesialite Obat Swamedikasi 1 Nama Obat Produk Lain Komposisi ® ® Prorissyrup Panadol (Sterling), Ibuprofen (Pharos) Tempra®(Bristol)
Gol G
Khasiat Menurunkan demam pada anak dan menghilangkan rasa sakit.
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Menurunkan demam dan menghilangkan rasa nyeri ringan sampai berat seperti sakit gigi, pusing
b. Bentuk Sediaan : Syrup c. Cara Pemakaian : 3-4 kali sehari 1 sendok teh d. Hal yang harus diinformasikan: •
Tidak boleh diberkan pada anak-anak di bawah usia 1 tahun.
•
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
•
Selama minum obat ini tidak boleh minum asetosal atau obat lain yang mengandung ibuprofen, juga obat antikoagulan
•
Bila setelah 5 hari demam tidak turun, segera hubungi dokter atua unit pelayanan kesehatan.
•
Tidak dianjurkan untuk ibu hamil trimester pertama.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
56
Swamedikasi 2 Seorang pasien wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan badanya mudah merasa lelah, lemas, sering oyong. Wanita tersebut ingin diberikan vitamin penambah darah. Maka obat yang dianjurkan adalah Durol®
1. Spesialite Obat Tabel 3.7 Spesialite Obat Swamedikasi 2 No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat ® ® 1. Durol Tonikum bayer (Bayer), Vit B1, B2, B5, B Antianemia (Alpharma) sangobion® (Merck) B12,nikotinamid, asampantotenat, asam folat, Na gliserofosfat, Mangan sulfat, Fe(III)amonium sitrat, Etanol 2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Penderita
kurang
darah
(anemia),
karena
kekurangan zat besi dan vitamin B komplex. b. Bentuk Obat
: Sirup
c. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 sendok makan. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Simpan obat ditempat kering dan sejuk terlindung dari cahaya.
•
Obat jangan disimpan di lemari es karena akan mempengaruhi komposisi obat.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
57
Swamedikasi 3 Seorang bapak datang ke apotek mencari multivitamin yang dapat menambah nafsu makan untuk anaknya yang berusia 6 tahun. Karena tidak mau makan sehingga tubuhnya kurus dan kelihatan lemah. Maka obat yang dianjurkan adalah Curvit®.
1. Spesialite Obat Tabel 3.8 Spesialite Obat Swamedikasi 3 Nama Obat Produk Lain Komposisi Curvit®(Soho) Curcuma plus® (Soho)
Gol
Khasiat
B
Menambah nafsu makan dan stamina
Vitamin B1, B2, B6, B12, beta karoten, dekspantenol, kurkuminoid, kalsium glukonat
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Menambah nafsu makan dan stamina
b. Bentuk Obat
: Sirup
c. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Simpan obat ditempat kering dan sejuk terlindung dari cahaya.
•
Obat jangan disimpan di lemari es karena akan mempengaruhi komposisi obat.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
58
Swamedikasi 4 Seorang pelajar SMU datang ke apotek mencari obat pilek karena alergi terhadap debu. Maka obat yang diajurkan adalah Trifed® syrup
1. Spesialite Obat Tabel 3.9 Spesialite Obat Swamedikasi 4 Nama Obat Produk Lain Komposisi ® ® Trifed (Interbat) Lapifed (Lapi), Tripolidin HCl Actifed®(glaxos Pseudoefedrin mith kline)
Gol G
Khasiat Meringankan gejala flu karena alergi
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: meringankan gejala flu karena alergi pada saluran pernafasan atas, seperti hidung tersumbat, bersinbersin, gatal pada hidung.
b. Bentuk Sediaan : Sirup. c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai ikendaraan bermotor atau menjalankan mesin
•
Penderita disfungsi ginjal atau hati harus berhati-hati menggunakan obat ini.
•
Jangan melampaui dosis yang dinjurkan.
•
Hentikan penggunaan obat bila terjadi sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.
•
Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
59
Swamedikasi 5 Seorang Anak laki-laki berumur 12 tahun datang ke apotek mencari obat dengan keluhan susah buang air besar, maka dapat disimpulkan pasien menderita konstipasi (sembelit). Berdasarkan keluhan pasien maka obat yang dianjurkan adalah Dulcolactol®
1. Spesialite Obat Tabel 3.10 Nama Obat Dulcolactol® (Boehringer ingelheim)
Spesialite Obat kasus Swamedikasi 5 Produk Lain Komposisi Gol Khasiat ® Ducolax (Boehringeringelheim), Laktulosa W Konstipasi Laxadin®(Galenium), Lactulax® (Ikapharmindo)
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Pengobatan konstipasi.
b. Bentuk Sediaan : Sirup c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Tidak boleh diberikan pada wanita hamil dan menyusui.
•
Hati-hati pemberian pada penderita diabetes.
•
Bila terjadi diare segera hubungi dokter
•
Pada pasien usia lanjut dan pasien yang lemahyang menggunakan dulcolactol selama lebih dari 6 bulan, harus dikontrol kadar serum elektrolitnya.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
60
Swamedikasi 6 Seorang ibu datang ke apotek mencari obat untuk anaknya yang masih balita, karena sering menggunakan pampers sehingga kulitnya iritasi dan lecet. Berdasarkan keluhan pasien maka obat yang dianjurkan adalah Bepanthen®.
1. Spesialite Obat Table 3.11 Spesialite Obat Swamedikasi 6 Nama Obat Produk Lain Komposisi ® ® Bepanthen Lactacyd liquid Dekspanthenol (bayer) (Aventis)
Gol G
Khasiat Pengobatan kulit yang mengalami lecet
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Pengobatan tambahan untuk kulit yang mengalami ruam popok, lecet, luka ringan pada kulit, iritasi
b. Bentuk Sediaan : salep c. Cara Pemakaian : kulit yang mengalami ruam popok oleskan salep 2 kali sehari pada bagian kulit yang telah dibersihkan. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Obat ini tidak bersifat toksik
•
Simpan obat ditempat yang kering dan sejuk pada suhu 25oC.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
61
Swamedikasi 7 Seorang gadis remaja datang ke apotek dengan keluhan perutnya kembung dan ada riwayat sakit maag. Berdasarkan keluhan pasien maka obat yang dianjurkan adalah Acitral®.
1. Spesialite Obat Tabel 3.12 Spesialite Obat Swamedikasi 7 Nama Obat Produk Lain Komposisi ® ® Acitral Magasida (Kimia farma), Al(OH)3 Mg(OH)2 (Interbat) Magtral (otto) Simetikon
Gol G
Khasiat Antasida, antiflatulen
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Antasida/antiflatulen pada tukak lambung dan usus dua belas jari, kelebihan asam lambung, dan bermanfaat untuk mengurangi rasa kembung
b. Bentuk Sediaan : Sirup c. Cara Pemakaian : 1-2 kali 1 sendok teh diberikan diantara waktu makan dan pada hari sebelum tidur. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Penderita gangguan fungsi ginjal harus berhati-hati minum obat ini.
•
Tidak dianjurkan untuk digunakan terus-menerus (lebih dari 2 minggu) kecuali atas petunjuk dokter karena dapat menimbulkan ketergantunga fungsi lambung.
•
Bila diperlukan penggunaan bersama-sama simetidin atau tetrasiklin harap diberikan denagn jarak waktu 1-2 jam
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
62
Swamedikasi 8 Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit gigi yang amat sakit maka obat yang dianjurkan adalah Pondex®.
1. Spesialite Obat Tabel 3.13 Spesialite Obat Swamedikasi 8 Nama Obat Produk Lain Komposisi Pondex® (Dexamedika)
Ponstan®(Pfizer), Cataflam®(Novartis)
Asam mefenamat
Gol
Khasiat
G
Sakit gigi
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Pengobatan sakit gigi, nyeri akibat trauma, sakit kepala.
b. Bentuk Sediaan : Tablet. c. Cara Pemakain
: Bila sakit sehari 1-2 tablet.
d. Hal yang harus diinformasikan: •
Pasien dengan kerusakan hati dan asma yang sensitif terhadap AINS hati-hati menggunakan obat ini
•
Bila sakit sudah sembuh sebaiknya obat tidak digunakan lagi.
•
Sebaiknya diminum sesudah makan
•
Jangan digunakan lebih dari 7 hari atau melebihi dosis yang dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter
•
Hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyusui
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
63
Swamedikasi 9 Seorang pelajar SMP ke apotek dengan keluhan batuk berdahak sehingga mengganggu aktivita s belajar. Berdasarkan keluhan maka obat yang dianjurkan adalah Mucos®.
1. Spesialite Obat Tabel 3.14 Spesialite Obat Swamedikasi 9 Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol ® ® Mucos Mucopectl (Boehriner Ambroxol G (Meprofarm) ingelheim),Mucosolvan® HCl (Kalbe farma),Bisolvon® (Boehringer ingelheim)
Khasiat Batuk berdahak
2. Pelayanan informasi a. Khasiat
: Penyakit saluran pernafasan akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal seperti eksaserbasi.
b. Bentuk Sediaan : Sirup. c. Cara Pemakaian : 2-3 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Pemberian mukos pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan
•
Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui
•
Obat disimpan ditempat kering dan sejuk.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
64
Swamedikasi 10 Seorang ibu datang ke apotik mencari obat kumur untuk rasa sakit pada mulut karena baru cabut gigi. Berdasarkan keluhan maka yang diberikan adalah Tantum verde®.
1. Spesialite Obat Tabel 3.15 Spesialite Obat Swamedikasi 10 Nama Obat Produk Lain Komposisi ® Tantum Betadin (Mahakam Benzydamin HCl verde®(Soho) beta farma) Aethanolum
Gol B
Khasiat Meringankan rasa sakit dimulut
2. Pelayanan Informasi a. Khasiat
: Untuk meringankan rasa sakit dimulut dan tenggorokan seperti tonsilitas, sakit tenggorokan, post-ekstraksi gigi dan kelainan peridonial.
b. Bentuk Sediaan : Larutan c. Cara Pemakaian : Tanpa diencerkan. 1 sendok makan di kumur kumur selama 1 menit lalu dibuang. Sehari 2-3 kali. d. Hal yang harus diinformasikan: •
Tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 12 tahun
•
Obat jangan ditelan.
•
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
65
BAB IV PEMBAHASAN Apotek Kimia Farma No. 255 terletak di Jalan Sisingamangaraja No. 374 A Medan. Lokasi apotek Kimia Farma No. 255 termasuk strategis karena terletak di tepi jalan raya yang ramai, dilalui banyak sarana transportasi, dekat dengan pusat perbelanjaan, mempunyai tempat parkir yang cukup luas dan aman. Selain itu, terdapat daerah pemukiman penduduk yang cukup padat dengan tingkat pendapatan sebagian besar masyarakat kelas menengah dan kelas bawah, serta sebagian kecil masyarakat kelas atas. Di apotek Kimia Farma No. 255 terdapat tempat praktek dokter. Dalam radius kurang dari 1 km terdapat rumah sakit, klinik, praktek dokter spesialis, praktek dokter umum dan apotek swasta. Berdasarkan letak yang strategis itu, dapat memberikan keuntungan bagi apotek baik dari jumlah resep yang masuk maupun dari penjualan obat bebas. Pelayanan informasi obat didefenisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang memerlukan. Pelayanan informasi obat meliputi penyediaan, pengolahan, penyajian, dan pengawasan mutu data/informasi obat meliputi tujuan, cara penyediaan, pengolahan, dan pengawasan mutu/data informasi obat. Pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma 255 telah berjalan, namun masih perlu ditingkatkan. Untuk peningkatan pelayanan informasi obat sebaiknya pelayanan informasi diberikan oleh apoteker dan tidak hanya mencakup aturan pakai dan indikasi obat melainkan dilakukan pelayanan informasi yang lebih lengkap meliputi interaksi obat, reaksi obat merugikan dan efek samping obat. Apoteker sebagai penanggung jawab apotek, hendaknya selalu berada di tempat. Sehingga ketika ada pasien yang ingin bertanya tentang obat yang akan dibelinya, bisa langsung pada yang berkompeten. Tugas apoteker adalah menjadi penyaring terakhir atas pelayanan kesehatan dalam bentuk pemberian obat kepada pasien. Apoteker juga diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
66
yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai obat yang dikonsumsi dan efek yang ditimbulkannya. apoteker adalah orang yang paling tepat untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai obat-obatan. Karena itu, sebelum menebus obat di apotek, tanyakan seputar obat yang akan Anda konsumsi kepada apoteker. Kalau perlu, minta informasi tertulis tentang obat tersebut. (No Farmacis No service) Pelayanan informasi obat bagi professional pelayanan kesehatan dapat membuat peranan apoteker dalam perawatan kesehatan lebih bermanfaat dalam banyak hal, yaitu: 1. Pengetahuan apoteker tentang obat akan menjadi benar-benar lebih terpakai 2. Apoteker menjadi seorang anggota yang lebih aktif dalam tim pelayanan kesehatan 3. Peranan itu dapat membuka pintu kefungsi klinik yang lain 4. Sasaran yang paling penting dan dapat dicapai adalah peningkatan dari terapi rasional menuju kepenyempurnaan perawatan pasien.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Lokasi Apotek Kimia Farma No. 255 termasuk strategis karena terletak di tepi jalan raya, dilalui banyak sarana transportasi, dekat dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit, klinik dan praktek dokter 2. Pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma No 255 telah berjalan tetapi belum optimal 3. Pelayanan Informasi Obat adalah suatu hal yang penting yang harus dilaksanakan di tiap apotek. 5.2 Saran 1. Pelayanan informasi obat perlu ditingkatkan meliputi efek samping, reaksi obat merugikan, dan interaksi obat serta perlu dilakukan pendataan medical record pasien untuk menunjang pelayanan. 2. Pelayanan informasi obat perlu didukung oleh keberadaan apoteker di tempat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dari petugas apotek yang berkaitan dengan pengetahuan obat. 3. Pelayanan informasi obat perlu didukung oleh fasilitas pelayanan meliputi ruangan konsultasi, komputer yang berisi data-data informasi obat, papan informasi obat, leaflet/brosur dan buletin informasi obat di apotek.
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
68
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (2004). ”Pedoman Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit”. Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI. Jakarta. Siregar, Charles J.P. (2005). ”Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan”. EGC Jakarta
Nona Maria : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU e-Repository © 2008