LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI APOTEK di APOTEK WAHYU MEDAN
Disusun Oleh : Emil Salim, S. Farm.
073202024
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lembaran Pengesahan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI APOTEK di APOTEK WAHYU MEDAN Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun oleh: Emil Salim, S. Farm.
073202024
Apotek Wahyu Medan Pembimbing,
Drs. H. Ismail, M. Si., Apt NIP. 130 810 738 (Apoteker Pengelola Apotek)
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP : 131 283 716
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi di apotek Wahyu. Penulisan laporan ini berdasarkan teori dan hasil pengamatan dan pengembangan apotek. Pelaksanaan Praktek Kerja profesi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Drs. H. Ismail, M. Si., Apt. sebagai pembimbing sekaligus Apoteker Pengelola Apotek. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi USU Medan. 3. Bapak Drs. Wiryanto, M. S., Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan. 4. Seluruh Asisten apoteker dan karyawan Apotek Wahyu Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang berguna untuk menyempurnakan laporan ini. Pada akhirnya, penulis berharap Praktek Kerja Profesi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terutama dalam bidang perapotekan.
Medan,
Maret 2008
Penulis
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ................................................................
i
KATA PENGANTAR .........................................................................
ii
DAFTAR ISI ........................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
v
BAB I.
II.
III.
PENDAHULUAN.......................................................................
1
A. Latar Belakang.......................................................................
1
B. Tujuan....................................................................................
3
TINJAUAN UMUM APOTEK.................................................
4
2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola apotek.....................
4
2.2 Pengertian dan Fungsi Manajemen......................................
5
2.2.1 Sumber Daya Manusia.....................................................
6
2.2.2 Sarana dan Prasarana........................................................
6
2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya.......
7
2.3 Studi Kelayakan...................................................................
9
2.3.1 Survei dan Pemilihan Lokasi............................................
10
2.3.2 Analisis Perbelanjaan.......................................................
10
2.3.3 Target yang akan Dicapai.................................................
13
2.4 Pengelolaan Obat/ Perbekalan Farmasi...............................
13
2.4.1 Pembelian.........................................................................
14
2.4.2 Penyimpanan dan Penataan.............................................
14
2.4.3 Penjualan/ Pelayanan.......................................................
15
2.4.4 Administrasi.....................................................................
15
2.5 Perpajakan...........................................................................
16
2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)..........................................
17
2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25).............................
18
2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)...........................................
18
TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU................................
19
3.1. Letak dan Luas Bangunan.....................................................
19
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.2. Strutur Organisasi.................................................................
20
3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu......................................
21
3.3.1 Pembelian (Pengadaan) perbekalan Farmasi.....................
21
3.3.2 Penyimpanan......................................................................
23
3.3.3 Penjualan (Pelayanan)........................................................
24
3.3.4 Administrasi......................................................................
25
IV.
PEMBAHASAN........................................................................
27
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
................................................
30
5.1. Kesimpulan...........................................................................
30
5.2. Saran....................................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
31
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1
Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan……………………
19
2 Struktur Organisasi Apotek Wahyu........................................
20
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1 FormulIr Surat Pemesanan................................................
32
2 Formulir Surat Pemesanan Narkotik.................................
33
3 Formulir Surat Pemesanan Psikotropik..............................
34
4 Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika...................
35
5 Laporan Penggunaan Psikotropika....................................
36
6 Buku Pembelian dengan PPN............................................
37
7 Buku Pembelian Non-PPN...............................................
38
8 Kartu Stok Obat................................................................
39
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) farmasi komunitas di apotek Wahyu Medan. PKP ini dilaksanakan dalam upaya memberikan perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon apoteker dengan melihat secara langsung pengelolaan suatu apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek. PKP dilaksanakan pada tanggal 26 November 2007 – 23 Februari 2008 dengan jumlah jam efektif 225 jam. Kegiatan PKP di apotek Wahyu meliputi: melihat dan mempelajari sistem penyusunan obat di apotek,
mempelajari item obat yang ada di apotek beserta indikasinya,
pendataan perbekalan farmasi dan masa kadaluarsa obat di apotek, tata cara penerimaan barang dari PBF dan pencatatan ke dalam buku pembelian. Selain itu juga ikut berperan dalam pelayanan swamedikasi dan informasi obat kepada pasien serta pelayanan obat dalam bentuk resep.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang dimaksud
dengan
pekerjaan
kefarmasian
adalah
pembuatan
termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat adalah apotek, dimana mereka yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian di apotek, dinyatakan bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi mengenai obat, konseling pasien serta monitoring
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien di apotek, seorang Apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja, tetapi juga harus memiliki keahlian manajemen karena mengelola sebuah apotek sama halnya dengan mengelola sebuah perusahaan. APA dituntut pengetahuannya untuk dapat menguasai produk yang dijual dan teknis pelayanan kefarmasian serta harus dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil kinerja operasional. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai tanggung jawab untuk menyeimbangkan dua fungsi tersebut demi terpeliharanya martabat dan tradisi luhur profesi farmasi. Dengan demikian, calon Apoteker perlu dibekali ketrampilan dan keahlian dalam mengelola apotek melalui Praktek Kerja Profesi di apotek swasta agar calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
B. Tujuan 1. Agar calon apoteker dapat memberikan pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. 2. Agar calon apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung peran dan tugas apoteker pengelola apotek (APA), sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1. Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan farmasi adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004). Pengelolaan apotek menurut Permenkes nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 yakni: 1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat 2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya 3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang profesional yang banyak berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang lengkap yang mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam hal sumber informasi obat, seorang apoteker harus mampu memberi informasi yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguhsungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain
memiliki
fungsi
sosial,
sebagai
tempat
pengabdian
dan
pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat dan perbekalan farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.
2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain. Prinsip-prinsip dasar manajemen dapat dipelajari tetapi hasil yang diperoleh dalam penerapannya masih banyak tergantung pada bakat-bakat
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
perorangan. Manajemen yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan sesuai harapan. Berdasarkan Keputusan Menkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004, Apoteker sebagai manajer atau pengelola apotek harus mempunyai kemampuan sebagai pengelola apotek, apoteker harus memiliki kemampuan dalam mengelola : 1. Sumber daya manusia 2. Sarana dan prasarana 3. Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya 4. Administrasi 2.2.1 Sumber Daya Manusia Dalam
pengelolaan
apotek,
apoteker
harus
memiliki
kemampuan
menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, dapat mengambil keputusan yang tepat, kemampuan dalam berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan yang multidispliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, belajar sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan. 2.2.2 Sarana dan Prasarana Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal ini berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi resiko kesalahan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
penyerahan. Masyarakat harus diberi akses
untuk memberi informasi dan
konseling tentang obat. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat dan serangga. Memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin. Apotek harus memiliki : 1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien 2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur/materi informasi 3. Ruang racikan 4. Ruangan tertutup untuk mengadakan konseling yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medis pasien 5. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien. 2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, meliputi : perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First in First out) dan FEFO (First Expired First Out). Apoteker sebagai seorang pengelola apotek harus juga memiliki kemampuan dalam 4 hal yaitu: 1. Perencanaan (planning) Sebelum menjalankan suatu usaha sebaiknya dibuat suatu perencanaan, baik itu rencana jangka pendek maupun jangka
panjang. Tanpa
perencanaan yang baik tidak akan tercapai tujuan yang diharapkan.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Perencanaan ini mencakup pemilihan lokasi, studi kelayakan, perhitungan sumber modal dan waktu Return on Investment (ROI), serta rencana anggaran belanja. 2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah fungsi yang mempersatukan sumber-sumber daya pokok dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu pola yang harmonis sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitasaktivitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kemampuan mengorganisir meliputi pembagian aktivitas-aktivitas pada setiap karyawan, penentuan tugas tiap-tiap kelompok, pemilihan orangorang sesuai dengan tingkat pendidikan, pendelegasian wewenang, pemberian tanggung jawab pengkoordinasian macam-macam aktivitas, hubungan-hubungan dan tanggung jawab manusia-manusianya secara sadar. 3. Kepemimpinan (actuating) Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan pelaksanaan tindakantindakan bawahannya agar mereka bekerja atas kesadaran sendiri tanpa merasa dipaksa. Dalam hal ini diperlukan bakat kepemimpinan dan kewibawaan sehingga dapat mengaktifkan semua karyawan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya. 4. Pengawasan (controlling) Agar fungsi di atas berjalan lancar dan efektif perlu adanya pengawasan. Pengawasan adalah proses pengamatan, penelitian, penilaian dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi yang sedang atau sudah berjalan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari pengawasan adalah memastikan apakah semua sudah berjalan dengan memuaskan sesuai dengan arah tujuan
2.3. Studi Kelayakan Studi Kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan investasi yang mengawali resiko yang belum jelas. Melalui studi kelayakan berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat diantisipasi lebih awal. Dalam mengelola suatu apotek kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai tahap yaitu pada saat pendirian apotek atau pada saat apotek melakukan kegiatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu apotek antara lain : -
APA tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan
-
Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang diperkirakan
Kegagalan suatu apotek pada saat melakukan kegiatan dapat disebabkan minimnya masyarakat yang datang ke apotek sehingga kapasitas kerja jauh melebihi pekerjaan yang ada sehingga kegiatan berlangsung tidak efisien. Selain faktor diatas, dapat juga disebabkan oleh kesulitan likuiditas akibat gagalnya efisiensi penggunaan modal.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.3.1. Survei dan Pemilihan Lokasi Sebelum mendirikan suatu apotek, sangat penting untuk terlebih dahulu melakukan survei dan pemilihan lokasi. Lokasi sangat mempengaruhi kemajuan suatu usaha apotek dan merupakan pemikiran awal yang paling penting, oleh karena itu pemilihan lokasi harus benar-benar diperhitungkan sebelum apotek berdiri. Agar usaha apotek dapat hidup secara berkesinambungan, apotek harus berada pada lokasi yang memungkinkan untuk memperoleh pelanggan yang terus bertambah. Dengan kata lain, lokasi apotek harus strategis sehingga menjadi pilihan konsumen. Lokasi yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria diantaranya terjamin keamanannya, ramai, mudah terjangkau, dekat dengan tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter, klinik dan tempat pelayanan kesehatan lainnya Dengan lokasi yang demikian diharapkan apotek sebagai tempat usaha akan dapat terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya. 2.3.2. Analisis Perbelanjaan a. Modal minimal Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan maupun di bank. b. Sumber modal Kesulitan modal merupakan masalah yang sangat sering dijumpai bagi seorang apoteker sewaktu mendirikan apotek sendiri. Untuk itu,
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari berbagai sumber. Sumber-sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari: 1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga. 2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur) kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving. Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas: 1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan. 2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka. c. Analisis impas Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Melalui analisis impas, dapat diketahui berapa omset yang harus dicapai agar suatu usaha dapat hidup dengan layak atau agar suatu usaha dapat mencapai laba tertentu. Secara umum suatu kegiatan dikatakan impas atau omsetnya berada pada titik impas apabila si pelaku kegiatan tidak merasa diuntungkan atau
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
dirugikan. Apabila kegiatan itu merupakan proses jual beli maka si penjual akan merasa impas apabila nilai penjualan = nilai pembelian + biaya yang dikeluarkan atau apabila laba = biaya yang telah dikeluarkan. Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah: Titik impas =
BT BV 1− Penjualan
Titik impas =
BT HPP 1− Omzet
Keterangan: BT
: Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang tidak terjual
BV
: Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek BV adalah nilai pembelian dari barang yang terjual
Penjualan : Nilai penjualan dari barang yang terjual. Nilai penjualan adalah nilai pembelian + margin keuntungan HPP
: Harga pokok penjualan yaitu nilai pembelian dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga pokok dari persediaan awal + pembelian barang pada kurun waktu tertentu – persediaan barang akhir
Omset
: Nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.3.3. Target yang akan dicapai
Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatu usaha ataupun sasaran (target) yang akan dicapai. Untuk menjaga kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil, pengadaan perbekalan farmasi, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin, memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.
2.4. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi
Masalah pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah pada dapatnya dijamin ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber daya manusianya. Perencanaan pengadaan obat/perbekalan farmasi lainnya, akan dapat lebih terarah dan efisien bila dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang didukung oleh wawasan-wawasan ilmu yang terkait. Dilapangan, perencanaan pengadaan perlu didukung oleh data analisis pasar antara lain jumlah penduduk, susunan demografi, kondisi sosial ekonomi dan geografis, masalah kesehatan di lingkungan sekitar, persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan pola penggunaan obat.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi kelengkapan, harga, pelayanan dan persediaan obat serta keuangan yang pada akhirnya akan menentukan citra suatu apotek. 2.4.1. Pembelian
Secara umum komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat kesehatan yang pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan. Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan tersebut tentunya adalah dari visi farmasis yakni pengadaan yang mengarah pada terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas, pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya. 2.4.2. Penyimpanan dan penataan
Untuk kegiatan penyimpanan tentunya difokuskan pada tujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai yang ditetapkan. Jelas hal ini juga memerlukan wawasan pendukung yang memadai serta tenaga yang cukup terlatih. Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan memperhatikan sistem First In First Out (FIFO), First Expired First Out (FEFO), bentuk dan jenis obat.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Penataan dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi pelayanan, pembagian farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan seringkali bisa
disiasati
dengan
optimalisasi
penggunaan
ruang
yang
ada
serta
menyederhanakan jalur pelayanan. 2.4.3. Penjualan/pelayanan
Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep dan penjualan obat bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan: 1. Kelengkapan obat, obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen baik obat bebas, bebas terbatas maupun obat keras. 2. Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin. 3. Pelayanan, pelayanan yang baik dari apotek
terhadap konsumen sangat
diperlukan dan keadaan tempat yang mendukung penjualan dari suatu apotek seperti kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan faktor lain yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek tersebut menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan obat. 2.4.4. Administrasi
Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, seperti juga sistem usaha lain kegiatan pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana dengan mantap sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik. Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi: 1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai arus uang dan barang meliputi buku kas, bank, pembelian penjualan dan lain-lain 2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup obat-obat narkotika dan psikotropika.
2.5. Perpajakan
Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya atau penghasilannya (hasil pendapatan) kepada negara menurut peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Jenis-jenis pajak di apotek antara lain : 1. Pajak yang dipungut oleh daerah yaitu : •
Pajak Reklame/Iklan (papan nama apotek)
•
SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha)
2. Pajak yang dipungut oleh negara (pemerintah pusat) yaitu : •
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
•
Pajak Penghasilan (PPh)
•
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)
Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honorarium, imbalan jasa dan kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi kerja (majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk wajib pajak orang pribadi berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 21 tahun 2005 adalah sebagai berikut: a. Rp 12.000.000,00 untuk Wajib Pajak. b. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin. c. Rp 12.000.000,00 tambahan untuk seorang isteri, yang diberikan apabila ada penghasilan isteri yang digabung dengan penghasilan suami. d. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga Sedangkan penghasilan kena pajak didasarkan pada tarif pajak penghasilan menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 17 UU PPh dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 1. Penghasilan kena pajak didasarkan kepada tarif pajak penghasilan. Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000,00
5%
Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00
10%
Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00
15%
Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00
25%
Di atas Rp 200.000.000,00
35%
2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)
Pajak penghasilan badan pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan pada penghasilan bersih. 2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
Menurut Undang-Undang PPn tahun 1984 bahwa tarif pajak secara umum adalah 10% untuk semua Barang Kena Pajak (BKP). PPn yang harus disetor ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan dengan pajak keluaran. Jika pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka selisih merupakan kelebihan pajak yang terhutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta kembali. Tetapi apabila pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan maka selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-selambatnya tanggal 10 setiap bulannya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU 3.1 Letak dan Luas Bangunan
Apotek Wahyu terletak di Jl. Pinang Baris No. 5 Kampung Lalang Medan, luas bangunan 9 x 16 m2 bertingkat dua terdiri dari ruang tunggu, bagian penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan, gudang dan kamar mandi/WC. Denah bangunan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
J I G
H
F B
E D
Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan
C
Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan A
Gambar 1. Denah bangunan Apotek Wahyu Medan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
E
Keterangan: A = Halaman parkir
F = Ruang peracikan
= Lemari obat ethical
B = Praktek Dokter
G = Gudang
= Etalase obat bebas
C = Ruang tunggu
H = Tempat pencucian
= Lemari buku
D = Kasir
I = Ruang Apoteker/Administrasi
= Meja peracikan
E = Penjualan bebas
J = Kamar mandi
= Meja Apoteker
Lokasi Apotek Wahyu sangat strategis yaitu terletak di pemukiman yang sangat ramai, di persimpangan jalan yang ramai dilalui oleh kendaraan umum dan mudah dijangkau, selain itu di lingkungan sekitar apotek terdapat beberapa tempat praktek dokter. 3.2 Struktur Organisasi
Apotek Wahyu didirikan pada tahun 1983 dengan No. SIA: 1525/SIA/1983 oleh Drs. Ismail, M.Si, Apt. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). Apotek Wahyu berdiri berdasarkan atas keberanian dan kemauan, dimana modal diperoleh dari pinjaman bank, perbekalan farmasi dari apotek teman sejawat dan modal sendiri. Struktur organisasi Apotek Wahyu adalah sebagai berikut: APOTEKER PENGELOLA APOTEK (APA)/ PEMILIK SARANA APOTEK (PSA)
ADMINISTRASI
KASIR
ASISTEN APOTEKER (shift pagi)
ASISTEN APOTEKER (shift sore)
Gambar 2. Struktur Organisasi Apotek Wahyu
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Dalam melaksanakan kegiatan apotek ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 22.00 WIB. Kegiatan dibagi dua shift yakni pagi dan sore. Pertukaran shift dilakukan pada pukul 15.00 WIB. Tenaga kerja di Apotek Wahyu sebanyak 8 orang dengan perincian sebagai berikut: •
Apoteker
= 1 orang
•
Asisten apoteker
= 3 orang
•
Penjualan obat bebas
= 1 orang
•
Kasir
= 2 orang
•
Kebersihan
= 1 orang
3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu 3.3.1. Pembelian (Pengadaan) Perbekalan Farmasi
Proses pembelian/pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian. c
Perencanaan Pembelian Perbekalan Farmasi
Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah barang yang akan dibeli dengan memperhatikan kebutuhan, menentukan pemasok dengan mempertimbangkan kecepatan pelayanan, potongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang dibayarkan. Perencanaan pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam buku kosong yang diketahui dari pemeriksaan rutin setiap hari terhadap resep dan penjualan bebas. 2. Dicek apakah ada atau tidak stok barang di gudang. 3. Menetapkan jumlah barang yang akan dibeli sesuai dengan laku atau tidaknya barang di apotek. 4. Barang yang sudah dipastikan untuk dibeli dicatat dalam buku pemesanan. c
Pengadaan barang
Pada pagi hari salesman datang ke apotek untuk memilih barangbarang yang terdapat dalam buku pemesanan dan diparaf oleh asisten apoteker. Pada sore hari salesman datang membawa obat yang dipesan, bila ada barang dalam buku pemesanan yang tidak diambil oleh salesman maka asisten apoteker menghubungi melalui telepon. Khusus untuk pembelian narkotik pemesanan dilakukan langsung ke Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan narkotik (Formulir N-9) rangkap 5 yang ditandatangani oleh APA. Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan oleh apoteker. c
Pemantauan hasil pembelian
Pemantauan hasil pembelian dilakukan sebagai berikut: 1.
Memeriksa jenis, jumlah, kondisi fisik barang dan tanggal kadaluarsa yang disesuaikan dengan buku pesanan.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.
Memeriksa faktur-faktur yang diterima dari pemasok terhadap kelengkapan
barang
yang
sudah
dipesan
dan
kebenaran
harga/potongan harga yang telah disepakati. 3.
Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga/potongan harga tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta untuk segera dikoreksi. Apabila barang ada yang tidak dikirim maka diminta penjelasan dari pemasok tersebut bila perlu membatalkannnya agar bisa dipesan dari pemasok lain.
3.3.2. Penyimpanan
Apotek Wahyu mempunyai gudang yang berfungsi untuk menyimpan perbekalan farmasi sebelum disalurkan ke ruang peracikan dan penjualan obat bebas. Gudang berada didalam ruang peracikan dibuat tersendiri, penyimpanan barang dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis serta dibedakan antara obat bebas dan obat di ruang peracikan. Penyimpanan barang dagangan di ruang peracikan dan di ruang etalase depan disusun berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan prinsip FIFO (first in first out) yaitu barang yang lebih dulu masuk akan keluar lebih dulu. Barang dagangan yang terdapat di etalase depan adalah obat-obat yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alatalat kesehatan. Pada ruang peracikan obat-obat ditempatkan pada kotak obat dimana tertulis nama dan harga obat. Untuk obat narkotik dan psikotropik disimpan di lemari khusus sedangkan obat-obat seperti serum, vaksin, insulin dan suppositoria disimpan dalam lemari
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
es. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan etiket yang jelas. 3.3.3. Penjualan (pelayanan)
Penjualan (pelayanan) di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara melayani pasien yang memerlukan obat bebas maupun obat yang ditebus dengan resep dokter. Kegiatan penjualan perbekalan farmasi di apotek ini berupa pelayanan resep dan penjualan bebas. a. Pelayanan resep
Pelayanan resep di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Petugas penjualan bebas menerima resep dari pasien. 2. Resep diberikan ke petugas peracikan kemudian petugas peracikan memeriksa kelengkapan obat yang terdapat dalam resep, jika lengkap maka resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. 3. Jika pasien setuju dengan harga yang telah ditetapkan maka pasien diberi nomor resep untuk pengambilan obat. Kemudian obat dan etiket disiapkan oleh petugas peracikan. 4. Obat yang telah siap diperiksa kembali, kemudian obat diserahkan pada pasien dengan memanggil nama pasien dan diberikan informasi seperlunya mengenai pemakaian obat. Kopi resep dan kuitansi dapat diberikan pada pasien jika diperlukan. 5. Pasien setelah menerima obat, langsung membayar di kasir. 6. Resep asli disimpan dan diarsipkan. 7. Resep yang mengandung narkotik harus diperhatikan kelengkapan resep seperti nama dan alamat dokter, nomor izin praktek dan tanda tangan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
atau paraf dokter yang bersangkutan serta nama, umur dan alamat pasien yang lengkap. Resep diarsipkan tersendiri untuk memudahkan pembuatan laporan tentang pemakaian narkotik setiap bulannya. b. Pelayanan penjualan bebas
Pelayanan penjualan bebas di Apotek Wahyu dengan cara sebagai berikut: 1. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker menerima permintaan barang dari pasien dan menginformasikan harga. 2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dan pasien membayarnya dikasir. 3. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker mencatat barang yang dijual pada buku khusus penjualan bebas. 3.3.4. Administrasi
Kegiatan administrasi di Apotek Wahyu meliputi: a. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan pembelian dan penjualan
terdiri dari: 1. Kartu stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat sehingga dapat diketahui berapa sisa obat dan berapa obat yang harus dipesan. Kartu stok obat ada dua yaitu kartu stok obat yang mencatat obat-obat yang ada di gudang dan kartu stok obat yang mencatat obat-obat yang ada di ruang peracikan. 2. Buku pemesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan ke distributor. 3. Buku pembelian, buku pembelian ada tiga yaitu:
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor
dengan faktur yang disertai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). • Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor
dengan faktur yang tidak disertai PPN. • Mencatat semua barang-barang yang diterima dari toko obat.
4. Buku laporan penjualan, mencatat semua penjualan barang setiap hari baik dari resep, barang bebas depan dan belakang sehingga dapat diketahui jumlah totalnya setiap harinya. b. Administrasi pelaporan
Untuk obat-obat golongan narkotik, pelaporan dilakukan sekali sebulan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya sedangkan untuk psikotropika, pelaporan dilakukan setahun sekali dan laporan ditanda tangani oleh APA.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV PEMBAHASAN
Ditinjau dari lokasinya, Apotek Wahyu tergolong strategis karena dekat dengan daerah pemukiman, praktek dokter, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Jumlah apotek yang berada di sekitar Apotek Wahyu relatif banyak sehingga mengakibatkan persaingan dalam memperoleh pelanggan. Dalam hal ini, APA tuntut untuk menjalankan fungsi manajemen dengan baik agar dapat meningkatkan mutu pelayanan demi kelangsungan operasional apotek. Salah satu tanggung jawab dari apoteker di apotek adalah memberikan informasi obat kepada pasien mau pun kepada profesi kesehatan lainnya. Di apotek Wahyu hal ini belum dilaksanakan secara optimal. Pemberian informasi obat biasanya dilaksanakan oleh asisten apoteker. Hasil pengamatan yang dilakukan di Apotek Wahyu Medan, pelayanan sudah baik meliputi penyiapan resep yang cepat dan tepat, harga obat bersaing, karyawan yang cukup ramah, dan keadaan apotik yang bersih dengan susunan obat yang cukup teratur. Pelayanan resep dan kelengkapan obat di Apotek Wahyu sudah baik walaupun kadang-kadang ditemukan obat yang tidak ada tapi hal ini dapat diatasi dengan membeli obat pada apotek relasinya. Kerjasama ini juga dibutuhkan khususnya pada kondisi saat ini dimana harga obat-obatan melonjak tinggi yang menimbulkan kesulitan bagi apotek untuk menyediakan seluruh item obat karena memerlukan biaya yang besar. Untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pelayanan kefarmasian saat ini. Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari orientasi produk
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ke orientasi pasien yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu, apoteker dalam menjalankan praktek, harus sesuai standar yang ada untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Pengadaan dan penjualan obat-obatannya telah terkoordinasi dengan baik. Dalam pengadaan obat lebih diutamakan obat-obat yang fast moving sehingga mencegah penumpukan obat dan kadaluarsa. Setiap penjualan obat tercantum dalam buku penjualan dan penataan obat di etalase khususnya obat-obat di ruang peracikan dan gudang dilengkapi kartu stok. Pembelian perbekalan farmasi di Apotek Wahyu dilakukan oleh apoteker pengelola apotek dan dibantu oleh asisten apoteker melalui salesman yang datang ke apotek ataupun langsung dipesan ke PBF. Apoteker menetapkan jumlah pembelian dan menentukan pemasok. Harga jual dipengaruhi oleh perbedaan harga antara pembelian tunai dengan kredit dan pembelian jumlah besar dengan jumlah kecil. Khusus untuk pembelian narkotika, pemesanan dilakukan langsung ke PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pemesanan narkotika yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Untuk pembelian psikotropika menggunakan surat pemesanan psikotropika. Barang yang telah
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
dipesan oleh petugas pembelian akan diantarkan ke apotek siang atau sore harinya. Di Apotek Wahyu penyimpanan obat sudah cukup baik. Obat disimpan dan disusun berdasarkan bentuk sediaan, efek farmakologi dan diurutkan berdasarkan abjad dengan sistim FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out). Obat-obat di ruang peracikan ditampatkan pada kotak-kotak yang mencantumkan nama obat dan harga obat. Obat-obat yang termostabil seperti suppositoria, vaksin, serum disimpan dalanm lemari pendingin. Obat-obat golongan
narkotika
dan
psikotropika
disimpan
dalam
lemari
khusus.
Penjualan/pelayanan di Apotek Wahyu meliputi pelayanan resep, obat bebas, kosmetika, alat-alat kesehatan, suplemen makanan dan susu. Hubungan yang baik antar karyawan dan APA sangat menunjang kegiatan apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk memajukan apotek dan meningkatkan pelayanannya kepada pasien/pelanggan.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Manajemen Apotek Wahyu telah berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien. 2. Pelayanan yang dilakukan di apotek Wahyu mencakup pelayanan resep, penjualan obat bebas, kosmetik, alat kesehatan, suplemen makanan, dan susu. 3. Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pada pasien belum maksimal dilaksanakan dan perlu ditingkatkan. 4. Hubungan antar karyawan, apotek relasi, dokter, dan APA sudah terjalin dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat pada pasien dapat berjalan secara efektif dan efisien.
5.2 SARAN
1. Untuk meningkatkan pelayanan informasi obat kepada pasien diharapkan supaya Apotek Wahyu melaksanakan KIE. 2. Bagi mahasiswa yang melaksanakan LKP diharapkan memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dengan karyawan atau APA sehingga lebih memahami manajemen apotik.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M.. (1995). Manajemen Farmasi. Edisi I, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 Tentang Tugas dan Fungsi Apotik. Martono, W, dkk. (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 40. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta. Pemerintah RI. (2000). Lima (5) Undang-Undang Tahun 2000 Tentang Perpajakan. PT. Mitra Info, Jakarta. Swastha, B., dan Sukkotjo, W. (1995). Pengantar Bisnis Modern. Edisi III. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Wahyu, U, (1999). Pengelolaan Apotek Oleh Apoteker, Harapan, Kendala dan Tantangannya. Sumbangsih Praktisi PIMFI, Surabaya.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1. Surat Pemesanan APOTEK WAHYU
No. SIA
: PO. 00. 02. 5. 2709
Nama APA
: Drs. H. Ismảil MSi, Apt
No SIK
: 276/SU
Alamat
: Jl. Pinang Baris No. 5 Medan
Telp
: 8451217 Kepada Yth: Pimpinan PBF di .........................
Dengan Hormat, Bersama ini kami memesan obat sbb: No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Keterangan
Demikian dan terima kasih atas perhatian saudara.
Medan, Apoteker Pengelola Apotek
Drs. H. Ismail, MSi, Apt
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2. Surat Pemesanan Narkotika
Rayon
:
No. SP
:
Model N 9
Lembar ke 1/2/3/4/5
SURAT PEMESANAN NARKOTIK
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Drs. H. Ismail MSi, Apt
Alamat
: Jl. Pinang Baris No 5 Medan
Jabatan
: Apoteker Apotek Wahyu
Mengajukan permohonan kepada: Nama distributor
:
Alamat & No Telp
:
Sebagai berikut
:
Narkotik tersebut akan dipergunakan untuk keperluan: Apotek
Lembaga…………………………………………………………
Medan, Pemesan
Drs. H. Ismail, MSi, Apt SIK: 276/SU
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Surat Pemesanan Psikotropika
NAMA SARANA
: APOTEK WAHYU
NO. SURAT IZIN
: PO. 00. 02. 5. 2709
ALAMAT & TELP : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan & 8451217
Nomor
:
SURAT PEMESANAN PSIKOTROPIKA
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Drs. H. Ismail MSi, Apt
Alamat
: Jl. Pinang Baris No 5 Medan
Jabatan
: Apoteker Apotek Wahyu
Mengajukan permohonan kepada: Nama Perusahaan
:
Alamat
:
Jenis Psikotropika sebagai berikut: Untuk keperluan Pedagang Besar Farmasi/ Apotek/ Rumah Sakit/ Puskesmas/ Balai Pengobatan/ Sarana Penyimpanan Sediaan Farmasi Pemerintah/ Lembaga penelitian dan/atau Lembaga Pendidikan. Nama
: Apotek Wahyu
Alamat
: Jl. Pinang Baris No. 5 Medan Medan, Penanggung Jawab
Drs. H. Ismail, MSi, Apt SIK: 276/SU
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 8. Kartu Stok Obat
Stok Obat Apotek Wahyu
Jl. Pinang Baris 5 Kp. Lalang Nama Obat : Tgl
Ket
+
-
Sisa
Tgl
Ket
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
+
-
Sisa
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP 1
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS 1 1. RESEP
Dokter : Drg. Wa Tjun Drg. Yenny Widjaja R/
Prolic 300 No. X Da Clindamycin S3 dd 1
R/
Eflagen 50 No.VI S1 dd I
R/
Megazing No.V S1 dd I
Pro
: G. Ginting
Umur : 57 (laki –laki) 2. KASUS
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa pasien menderita radang gigi dan gusi.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat lain? Dokter memberikan obat Clindamisin sebagai antibiotik diminum 3 x sehari, dokter juga memberikan obat Eflagen sebagai mengurangi radang dan rasa sakit diminum 1 x sehari dan terakhir Megazing sebagai suplemen vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh diminum 1 x sehari, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No
Nama Obat
1.
Klindamisin
Komposisi
Produk Lain
Gol
Klindamisin HCl
Reclisin®
K
300 mg
(Heroic)
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Khasiat Antibiotik
2.
Eflagen®
Kalium Diklofenak
Cataflam®
(Sanbe
50 mg
(Novartis)
K
AnalgetikAntiinflamasi
Kaflam®
Farma)
(Dankos) 3.
Megazing®
Vit E 30 iu, vit C
Geriavita®
(Lapi)
750 mg, vit B1 15
(Pharos)
vitamin dan
mg, B2 15 mg, vit
Biofem®
mineral serta
B6 25 mg, vit B12
(Medikon
meningkatkan
12 mg,
Prima)
metabolisme
B
nikotinamida 100
Defisiensi
tubuh.
mg, asam folat 0,4 mg, kalsium 20 mg, asam pantotenat 20 mg, seng 20 mg.
a. Klindamisin Kegunaan: Infeksi saluran nafas, tulang, kulit dan jaringan lunak. Bentuk obat: tablet. Cara pemakaian: 3 x sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
-
Obat dikonsumsi sampai habis
-
Minum obat ini setengah sampai 1 jam setelah makan dan obat diminum secara teratur.
Keterangan :
Klindamisin memiliki sifat bakteriostatis terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob. Khasiatnya ± 4 x lebih kuat dibanding linkomisin. Reabsorbsinya juga jauh lebih baik, sampai 90 %, juga pada lambung terisi. Banyak digunakan secara topikal pada jerawat karena efek penghambatannya terhadap Propionibacterium acnes. Bekerja melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinnya terganggu.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
b. Eflagen® Kegunaan: Analgetik-antiinflamasi. Bentuk obat: tablet. Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: − Efek samping yang ditimbulkan kadang mual, muntah, diare, sakit kepala. − Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin
karena dapat menyebabkan pusing. − Hati-hati penggunaan obat pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung,
hati, dan gangguan saluran pencernaan. − Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya. c. Megazing® Kegunaan: Defisiensi vitamin dan mineral sera meningkatkan metabolisme. Bentuk obat : kaplet. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Bila suplementasi tidak diperlukan lagi, hentikan penggunaan. − Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP II
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS II 1. RESEP
Dokter : Dr. Rudianto R/
Vosedon Tab X S3 dd 1
R/
½ jam ac
Lapraz cap IV S1 dd I malam
R/
Lagesil Syr Fls I S3 dd Cth II 2 jam pc
Pro
: Darto
Umur : 27 tahun 2. KASUS
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa pasien menderita tukak lambung.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat lain? Dokter memberikan obat Vosedon untuk mengurangi gejala mual dan muntah diminum 3 x sehari ½ jam sebelum makan, dokter juga memberikan obat Lapraz obat antitukak diminum 1 x sehari pada malam hari, dan terakhir Lagesil syrup untuk melindungi lambung dari asam serta menetralkan asam lambung diminum 2 x sehari 2 sendok teh 2 jam setelah makan, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No. 1
Nama Obat Vosedon®
Komposisi Domperidon 10 mg
Produk Lain Vomitas®
Gol.
Khasiat
K
Mengurangi
(Sanbe
(Kalbe
gejala mual
Farma)
Farma)
dan muntah
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.
Lapraz®
Lansoprazole 30 mg Inhipraz®
(Sanbe
(Bernofarm)
farma)
Laproton®
K
Anti tukak lambung
(Tempo Scan Pasific) 3.
Lagesil®
Simetikon 50 mg,
Lambucid®
(Lapi)
Mg(OH)2 250 mg,
Lexacrol /
kembung,
Al(OH)3 250 mg
Lexacrol
hiperasiditas
Forte®
lambung
T
Untuk perut
(Molex Ayus)
5. PELAYANAN INFORMASI a. Vosedon® Kegunaan
: Mengurangi gejala mual dan muntah akut
Bentuk obat : Tablet. Cara Pemakaian
: 1 kali sehari 1 tablet ½ jam sebelum makan
Hal-hal yang perlu diinformasikan: ¾ Obat diminum sebelum makan. ¾ Pemakaian obat dihentikan bila mual dan muntah sudah hilang.
Keterangan : Vosedon mengandung domperidon yaitu golongan benzamid yang dapat bekerja sebagai antiemetik. Domperidon bekerja secara selektif mengatur gerakan gastrointestinal (stimulasi gerakan peristaltik dan pengosongan lambung), juga berkhasiat sebagai antiemetik dengan perintangan resepor dopamin di CTZ oleh karena itu sangat tepat digunakan pada pengobatan terhadap gangguan gastrointestinal. b. Lapraz ® Kegunaan
: Anti tukak lambung.
Bentuk obat : kapsul. Cara Pemakaian
: 1 kali sehari 1 kapsul pada malam hari.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Hal-hal yang perlu diinformasikan: − Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan hati, usia lanjut. − Tidak
dianjurkan
pemberian
pada
wanita
menyusui,
karena
Lansoprazole diekskresikan ke dalam air susu, bila pemberian sangat diperlukan, maka menyusui harus dihentikan. − Penggunaan pada wanita hamil sebaiknya dihindarkan. Antasida dan
sukralfat akan mempengaruhi bioavailabilitas lansoprazole dan sebaiknya dapat diberikan 1 jam atau lebih setelah minum Lansoprazole. Keterangan :
Obat ini mengurangi sekresi asam dengan jalan menghambat enzim H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal. c. Lagesil ® Kegunaan
: Untuk perut kembung, hiperasiditas lambung.
Bentuk obat : suspensi. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 2 sendok teh 2 jam sesudah makan.
Hal-hal yang perlu diinformasikan: ¾
Kocok dahulu sebelum diminum.
¾
Pada penggunaan yang lama dapat meyebabkan diare dan konstipasi.
Keterangan :
Antasida adalah obat yang mengembalikan pH lambung ke keadaan pH normal lambung. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang dikeluarkan tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas pepsin.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP III
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS III 1. RESEP
Dokter : Dr. Rudianto R/
Sumagesic Tab XII S4 dd 1
R/
Enerplus tab VII S3 dd I
R/
Imunos tab IV S1 dd I malam
Pro
: Safrida Hanum
Umur : -
2. KASUS
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa pasien menderita pilek disertai demam.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat lain? Dokter memberikan obat Sumagesic sebagai penurun suhu tubuh diminum 4 x sehari, dokter juga memberikan Enerplus untuk mengurangi kelelahan fisik diiminum 3 x sehari, dan terakhir Imunos yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh diminum 1 x sehari pada malam hari, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih.
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No
Nama Obat
Komposisi
1.
Sumagesic®
Parasetamol
Sanmol®
(United
500 mg
(Sanbe Farma)
American)
Produk Lain
Ottopan® (Otto)
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Gol B
Khasiat AnalgesikAntipiretik
2.
Enerplus®
Adenosin
(Soho)
Triphosphat
-
B
Mengurangi kelelahan fisik
20 mg, Vit B1 100 mg,VitB6 200 mg, Vit B12 200 mg, Vit E 30 mg. 3.
Imunos®
Echinacea
(Lapi)
500 mg, Zn
membantu
picolinat 10
meningkatkan
mg, Selenium
daya tahan
15 mcg, Asam
tubuh
-
K
Suplemen
askorbat 50 mg
5. PELAYANAN INFORMASI a. Sumagesic® Kegunaan: analgesik-antipiretik. Bentuk obat: kaplet. Cara Pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: − Pemakaian dihentikan jika demam sudah turun. − Jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama. − Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal dan hati. − Obat disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya. b. Enerplus® Kegunaan: Mengurangi kelelahan. Bentuk obat: Tablet. Cara Pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
c. Imunos® Kegunaan: Suplemen membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Bentuk obat : tablet. Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP IV
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS IV 1. RESEP
Dokter : Dr. Rudianto R/
Tremenza Tab VI S2 dd 1
R/
Cerini tab IV S1 dd I malam
Pro
: Bi Thing
Umur : -
2. KASUS
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa pasien menderita pilek disertai demam.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat lain? Dokter memberikan obat Tremenza untuk mengobati flu karena alergi diminum 2 x sehari, dan Cerini sebagai antialergi diminum 1 x sehari pada malam hari, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih.
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No 1.
Nama Obat
Komposisi
Produk Lain
Gol
Khasiat
T
Obat flu karena
Tremenza®
Pseudoepedrin
Mecofed®
(Sanbe
HCl 30 mg
(Mecosin)
alergi saluran
Farma)
dan
Lapifed® (Lapi)
napas atas.
tripolidinaHCl 1,25 mg 2.
Cerini®
Cetrizine HCl
Betarhin ®
(Sanbe
10 mg
(Mahaka Beta
Farma)
farma)
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
K
Antihistamin
5. PELAYANAN INFORMASI a. Tremenza ® Kegunaan: Obat flu karena alergi saluran napas atas. Bentuk obat: tablet. Cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: − Hati-hati bila mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin. Bila demam belum turun dalam waktu 2 hari, konsultasikan ke dokter. − Hentikan penggunaan obat bila terjadi sukar tidur, jantung berdebar-
debar atau pusing. − Selama minum obat ini, jangan minum minuman yang mengandung
alkohol, obat penenang dan obat lain yang menyebabkan rasa kantuk. b. Cerini® Kegunaan: Antihistamin. Bentuk obat : tablet. Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
-
Menjaga agar rmah tetap bersih dan bebas alergen setiap saat.
-
Jangan mengemudi kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Keterangan: Obat ini memblokir resepor H1 dengan menyaingi histamin pada reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian menghindarkan timbulnya reaksi alergi.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS V
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS V 1. RESEP
Dokter : Prof. dr. DD PhD R/
Tab Becombion forte No XXX 3 dd 1
R/
Tab Glibenklamid No XXX 1 tab mlm pc 1 tab siang
R/
Tab Diamicron No. XXX 1 tab mlm pc 1 tab siang
R/
Tab Tensivask No XX 2 dd 1
R/
Tab Adalat OROS XX 1 dd 1
R/
Tab Cholespar No XXX 2 dd 1
R/
Tab Simvastatin No. XX 2 dd 1
R/
Tab Lasix No.X 1 tab pagi
Pro
: Hj. Jamilah
Umur : -
2. KASUS
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa pasien menderita hipertensi.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat lain?
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No
Nama Obat
Komposisi
Produk Lain
1.
Becombion®
Vit B1 5 mg,
Enkabec®
(Merck)
Vit B2 2 mg,
(Kimia
Vit B6 2,5
Farma),
mg, Vit B12 3
Makro B®
mcg,
(Idaman
nicotinamid
Abadi)
Gol B
Khasiat Kekurangan vitamin B
20 mg, Ca panthotenate 25 mg, biotin 150 mcg 2. 3
Glibenklamid
Glibenklamid
Daonil®
(Indofarma)
5 mg
(Aventis)
Diamicron®
Glikklazid 80
Freedam®
(Servier)
mg
(Novell
K
Mengobati DM tipe 2
K
Mengobati DM tipe 2
Pharma) 4
Tensivask®
Amlodipine
Norvask®
(Dexa
besylate 5 mg
(Pfizer)
Adalat
Nifedipine 20
Carvas®
OROS®
mg
(Meprovarm),
kronik
Cordalat®
stabil,angina
(Kimia
pektoris pasca
Farma)
infark(pasca
K
Hipertensi,Angi na
Medica) 5
(Bayer)
K
Angina pectoris
operasi), hipertensi 6
Cholespar®
Pravastatin
(Pharos)
Na 10 mg
-
K
Memperlambat terjadinya aterosklerosis koroner, menurunkan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
insiden penyakit jantung pada pasien dengan hiperkolesterole mia 7
Simvastatin
Simvastin
Cholestat®
K
Hiperkolesterol mia
(Kalbe Farma) Lasix®
8
Furosemida
(Sanofi
Impugan®
K
Hipertensi
(Alpharma)
Aventis)
5. PELAYANAN INFORMASI a. Becombion® Kegunaan: Kekurangan vitamin B Bentuk obat: Tablet. Cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.
b. Glibenklamid Kegunaan: Mengobati DM Tipe 2 Bentuk obat : tablet Cara Pemakaian: 1 tablet pada siang hari dan 1 tablet pada malam hari. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
-
Hentikan sementara jika terjadi hipoglikemik
Keterangan:
Merupakan golongan sulfonilurea bekerja dengan menstimulasi sel – sel beta pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan.
c
Diamicron® Kegunaan: Mengobati DM tipe 2 Bentuk obat: Tablet. Cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet malam dan siang hari.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Keterangan :
Mengandung gliklazid yang merupakan golongan sulfonilurea bekerja dengan menstimulasi sel – sel beta pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan. d. Tensivask® Kegunaan: Hipertensi, Angina Bentuk obat : tablet Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Harus diminum teratur, jangan berhenti menkonsumsi dengan tiba – tiba, karena dapat menyebabkan kondisi semakin buruk. Keterangan:
Mengandung Amlodipine besylate yang merupakan antagonis Ca. e. Adalat OROS® Kegunaan: Angina pectoris kronik stabil, angina pektoris pasca infark
(pasca operasi), hipertensi Bentuk obat: Tablet. Cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: − Jangan
menghentikan konsumsi obat secara tiba – tiba, ada
kemungkinan timbul rasa pusing, kesadaran berkurang, rasa letih terutama bila bangkit secara mendadak dari posisi berbaring. − Maka bangunlah secara perlahan – lahan, bertahap. − Jangan minum alkohol karena dapat menimbulkan penurunan tekanan
darah secara mendadak. − Bila mau olahraga konsultasikan dulu kepada dokter. Keterangan:
Mengandung Nifedipine yang merupakan antagonis Ca.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
f. Cholespar® Kegunaan: Memperlambat terjadinya aterosklerosis koroner, menurunkan
insiden penyakit jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia Bentuk obat : tablet Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Keterangan
:
Mengandung Pravastatin Na yang bekerja dengan cara menghambate nzim HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan membentuk kolesterol.
g. Simvastatin Kegunaan: Menurunkan kadar kolesterol. Bentuk obat : tablet Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Keterangan
:
Bekerja dengan cara menghambate nzim HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan membentuk kolesterol. h. Lasix® Kegunaan: Hipertensi Bentuk obat : tablet Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pagi hari. Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Akan banyak berkemih, jangan dimakan sewaktu mau tidur, jauhkan dari jangkauan anak. Keterangan :
Mengandung furosemida bekerja pada lengkungan henle nefron dengan cara menghambat transpor Cl- dan reabsorbsi Na+.Pengeluaran K juga diperbanyak.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
SWAMEDIKASI Kasus 1
Seorang pasien wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan
pusing. Berdasarkan keluhan pasien tersebut maka obat yang diberikan
Panadol® Kaplet. 1. Spesialite Obat No
Nama Obat
Komposisi
Produk Lain
Gol
Khasiat
1
Panadol
Parasetamol 500
Biogesic®
B
Analgetik,
(Sterling)
mg
(Biomedis)
®
Pamol
antipiretik
®
(Interbat) Sanmol® (Sanbe Farma)
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Meringankan sakit kepala, sakit pada gigi, nyeri sendi dan nyeri otot 2. Bentuk obat : Kaplet 3. Cara pemakaian : 3 - 4 kali sehari 1- 2 Kaplet 4. Hal yang perlu diinformasikan : − Obat diminum setelah makan − Jangan dipakai terus-menerus dari 10 hari. − Kalau sakit sudah hilang sebaiknya dihentikan − Bila rasa sakit tidak sembuh selama 5 hari segera periksakan ke dokter − Obat dihentikan jika terjadi kemerah-merahan pada kulit − Jangan menggunakan obat dalam dosis tinggi karena dapat
menyebabkan kerusakan hati.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 2
Seorang ibu bersama dengan anaknya berumur 4 tahun datang ke apotek dengan keluhan anak tidak nafsu makan, sering menagis, menggaruk-garuk dubur. Berdaarkan keluhan tersebut, maka si anak diberi obat cacing Combantrin® tablet. 1. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Combantrin®
Pirantel
pamoat Pyrantin®
(Pfizer)
setara
pirantel (mecosin)
Gol Khasiat
T
Antelmintika
pyrantel®
125 mg.
(Indofarma)
2. Pelayanan Informasi
1. Indikasi
: antelmintika
2. Bentuk sediaan
: tablet
3. Cara pemakaian
: 1 tablet dalam waktu 6 bulan
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Sebaiknya digunakan setiap 6 bulan sekali. − Pemberian obat hanya 1 tablet sekali minum − Sebaiknya digunakan pada waktu malam sebelum tidur. − Jika tinja berwarna merah tidak perlu dikhawatirkan. − Obat dapat menimbulkan efek mual, muntah, sakit kepala pada
penderita yang alergi terhadap obat ini.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 3
Seorang pria dewasa mengalami badan letih, lesu dan loyo Obat yang diberikan Fatigon® . 1. Spesialite obat Nama Obat
Komposisi
Produk Lain
Gol
Khasiat
Fatigon®
Vit B1 100 mg, vit
-
T
Membuat badan
(Kalbe Farma)
B6 50 mg, Vit B12
segar,
100 mcg, Vit E 30
menghilangkan
iu, K l-aspartate 10
rasa letih dan
mg, Mg l-aspartat
kekakuan pada
100 mg.
otot.
2. Informasi Obat
1. Kegunaan
: Membuat badan segar, menghilangkan rasa letih dan
kekakuan pada otot. 2. Bentuk obat
: Kaplet
3. Cara pakai
: 1 kali sehari 1 Kaplet.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Gunakan sesuai aturan pakai. − Simpan pada suhu kamar dan hindarkan dari cahaya matahari langsung
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 4
Seorang ibu mengeluh sukar buang air besar. Berdasarkan keluhan ®
tersebut, obat yang diberikan adalah Dulcolax tablet. 1. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Dulcolax®
Bisacodyl
(Boeringer
mg
Ingelheim)
Produk Lain 5
Laxacod ®
Gol T
Khasiat Sembelit,
(Yupharin)
menghilangkan rasa
Laxamex®
nyeri pada saat
(Konimex)
buang air besar
Prolaxan® (Harsen)
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan
: Untuk sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada saat
buang air besar. 2. Bentuk sediaan : Tablet salut enterik 3. Cara pemakaian : 1 x sehari 1-2 tablet, jika perlu 4 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Sebaiknya diminum malam hari sebelum tidur untuk mendapatkan
hasil evaluasi pada keesokan paginya. − Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya dan
jangan diminum bersama susu atau antasida. − Jangan digunakan setiap hari dan lebih dari satu minggu. − Jangan meminum obat ini bila terjadi nyeri pada perut, mual, dan
muntah kecuali atas petunjuk dokter. − Penggunaan pada anak-anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil harus
berdasarkan anjuran dokter. − Jangan diberikan pada wanita yang menyusui. − Sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi seperti
sayuran, olahraga secara teratur, dan mengkonsumsi air minimal 8-10 gelas perhari.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 5
Seorang pria dewasa mengalami pilek dan bersin terus menerus, hidung tersumbat, disertai sakit kepala. Obat yang diberikan Decolgen FX. 1. Spesialite Obat Nama Obat
Decolgen FX
Produk Lain
Inza Forte (Konimex)
(Westmont)
Actifed (Glaxo Wellcome)
Komposisi
Gol
Asetaminofen 650 mg
T
Khasiat
Meringankan gejala flu
PseudoefedrinaHCl 30 mg Klorfeniramina maleat 2 mg
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan
: meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin-bersin 2. Bentuk obat
: tablet
3. Cara pakai
: 3 kali sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Gunakan sesuai dosis dan indikasi − Jangan mengendari kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin. − Bila setelah 3 hari gejala flu tidak berkurang atau makin bertambah,
periksakan ke dokter.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 6
Seorang pria dewasa datang ke Apotek dengan keluhan mencret (diare) obat yang diberikan adalah Neoenterostop. 1. Spesialite Obat Nama obat
Produk Lain
Komposisi
Gol
Khasiat
Neoenterostop
New Diatabs
Attapulgid koloid
B
Antidiare
(Kalbe Farma)
(Medifarma)
aktif 650 mg, pectin 50 mg
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan
: Antidiare
2. Bentuk obat
: Tablet
3. Cara pemakaian
: 2 tablet tiap Buang air besar
4. Hal – hal yang perlu diiformasikan: − Gunakan sesuai dosis dan indikasi − Kalau diare sudah sembuh sebaiknya dihentikan − Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan jangan diberikan pada anak-
anak < 8 tahun − Simpan ditempat kering dan sejuk.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 7
Seorang wanita dewasa mengalami rasa perih di lambung, lambung terasa perih, mual, dan perut kembung. Obat yang diberikan Mylanta. 1. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Mylanta
Al-hidroksida
(Pfizer)
gel kering 200 mg Mg-hidroksida 200 mg Simetikon 20
Produk Lain
Plantacid
Gol
B
Khasiat
Obat maag
(Kalbe Farma) Mylacid (Emba Megafarma) Dexanta (Dexa Medica)
mg 2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan
: mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan
asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus. 2. Bentuk obat
: tablet
3. Cara pakai
: 3 – 4 kali 1 – 2 tablet sehari.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Tablet harus dikunyah dahulu sebelum ditelan. − Obat diminum saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 1 – 2
jam setelah makan dan menjelang tidur. − Penggunaan bersama obat lain harus dihindari karena dapat
mengganggu penyerapan obat tersebut, seperti tetrasiklin dan simetidin oral. Harus diberikan dengan interval 2 jam.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 8
Seorang pasien dewasa datang keapotek keluhan gatal pada tenggorokan dan frekuensi batuk yang tinggi tanpa dahak, maka obat yang diberikan adalah Vicks Formula 44.
1. Spesialite Obat Nama Obat
Produk lain
Komposisi
Gol
Vicks
Sanadryl DPM
Dextromethopran
Formula 44
(Sanbe farma)
Hbr 5 mg,
kering,
(Procter &
Benadryl DMP
Doxylamine
melegakan
Gamble)
(Parke Davis)
succinate 3 mg
tenggorokan,
B
Khasiat
Meredakan batuk
mengurangi bersin dan hidung berair karena flu dan filek yang menyertainya. 2. Pelayanan informasi
1. Kegunaan
: meredakan batuk kering, melegakan gangguan
tenggorokan, mengurangi bersin dan hidung berair karena flu dan filek yang menyertainya. 2. Bentuk Obat
: Sirup
3. Cara pemakaian
: 2 sendok 3-4 kali sehari
4. Hal – hal yang perlu diinformasikan : − Sirup diminum langsung jangan sampai diencerkan, dan sebaiknya
setelah minum sirup ini jangan minum air − Jangan mengemudikan kendaraan karena dapat menyebabkan
kantuk.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 9
Seorang pria dewasa mengalami keluhan gatal-gatal di sela-sela jari kaki akibat kutu air. Obat yang diberikan Fungiderm. 1.
Spesialite Obat Nama Obat Produk Lain Fungiderm Canesten (Bayer) (Konimex)
Komposisi Gol Klotrimazol 1% T
Khasiat Fungisid
Neo Ultrasiline (Henson Farma)
2. Pelayanan informasi
1. Kegunaan
: mengatasi dermatomikosis kulit karena dermatofilia, ragi
kapang dan penyakit kulit karena infeksi sekunder oleh jamur. 2. Bentuk obat
: krim
3. Cara pakai
: dioleskan pada daerah yang terinfeksi jamur
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Hanya untuk obat luar. − Sebelum dioleskan sebaiknya bagian yang hendak dioleskan
dibersihkan terlebih dahulu. − Hindari kontak dengan mata. − Jika terjadi iritasi atau sensitivitas, hentikan pemakaian.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasus 10
Seorang remaja putri datang ke apotek meminta obat untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan. Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah Antimo® tablet. 1. Spesialite Obat Nama Obat Produk Lain ® Dramamine® Antimo
(Phapros)
(Searle)
Komposisi Tiap tablet :
Gol T
Khasiat Antiemetikum
Dimenhydrinat 50 mg
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan
: Mencegah mual dan muntah selama perjalanan.
2. Bentuk obat
: Tablet.
3. Cara pemakaian
: 1 tablet, 30 menit sebelum bepergian.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : − Obat diminum 30 menit sebelum perjalanan, bila perlu dapat diulang
tiap 4 jam 1 tablet. − Obat ini dapat menyebabkan kantuk, jangan mengemudikan kendaraan
dan menjalankan mesin setelah mengkonsumsi obat ini.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 4. Surat Laporan Penggunaan Narkotika LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI NARKOTIKA NAMA APOTEK
:
N-19
NOMOR S.I.A
:
BULAN :
ALAMAT & TELP
:
TAHUN :
KAB/KOTA
:
NO.
NAMA
PERSEDIAAN
SEDIAAN
AWAL BULAN
PEMASUKAN
2
3
PERSEDIAAN
KESELURUHAN TGL
1
PENGELUARAN
JUMLAH
4
DARI
5
JUMLAH
6
AKHIR BULAN UNTUK
(4+6)
7
PEMBUATAN
LAIN
8
9
JUMLAH
(7-10)
10
11
....................................................2007 APOTEKER PENGELOLA APOTIK
NAMA JELAS SIK
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 5. Surat Laporan Penggunaan Psikotropika LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI OBAT KERAS TERTENTU NAMA APOTEK
:
P - 13
NOMOR S.I.A.
:
BULAN:
ALAMAT & TELP
:
TAHUN:
KAB/KOTA
:
NO.
NAMA
SATUAN
SEDIAAN
1
2
PERSEDIAAN AWAL BULAN
3
4
PEMASUKAN TGL
5
DARI
6
PENGGUNAAN
JUMLAH
JLH
7
KESELURUHAN
NO. TGL
(4+7)
RESEP
8
9
LAIN-LAIN
PERSEDIAAN JLH
AKHIR BULAN (8-11)
10
11
12
.........................................................2007 APOTEKER PENGELOLA APOTEK
NAMA JELAS S.I.K :
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 6. Buku Pembelian Dengan PPN
BUKU PEMBELIAAN DENGAN PPN APOTEK WAHYU MEDAN Jl. Pinang Baris 5 Kp.Lalang Medan Telp (061) 8451217
No.
Tgl
No Faktur
PBF
Satuan
Nama Barang
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Diskon
Harga Sebelum PPN
Harga Setelah PPN
Jumlah
Lampiran 7. Buku Pembelian Non-PPN
BUKU PEMBELIAN NON PPN APOTEK WAHYU MEDAN Jl.Pinang Baris 5 Kp.Lalang Medan Telp (061) 8451217
No.
Tgl.
No Faktur
PBF
Satuan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Nama Barang
Diskon
Harga Satuan
Harga Diskon
Jumlah