1
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS DI APOTEK MUSLIM JAYA
DISUSUN OLEH :
TRI AGUSTI H., S. Farm.
073202103
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
2
Lembar Pengesahan LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK SWASTA di Apotek Muslim Jaya Medan
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan Disusun oleh: Tri Agusti Hasibuan, S. Farm.
073202103
Apotek Muslim Jaya Medan Pembimbing,
Drs. Agustama, M.Kes., Apt. SIK. 5002/B (Apoteker Pengelola Apotek)
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP. 131 283 716
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Muslim Jaya Medan. Penulisan Laporan Praktek Kerja Profesi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Agustama, M.Kes., Apt., sebagai pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek Muslim Jaya yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan kepada penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi hingga penyusunan laporan ini. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. 3. Bapak Drs. Wiryanto, MS, Apt. Sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan. 4. Seluruh pegawai apotek Muslim Jaya atas bantuan dan kerjasama yang diberikan selama Praktek Kerja Profesi di apotek Muslim Jaya. Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian. Medan, Maret 2008 Penulis
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
4
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii KATA PENGANTAR..................................................................................... iii DAFTAR ISI.....................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii RINGKASAN ................................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1 BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK .........................................................4 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek ................................4 2.1.1 Peran Apotek............................................................................4 2.1.2 Peran Apoteker.........................................................................4 2.2 Pengelolaan .......................................................................................5 2.2.1 Pengadaan/Pembelian ..............................................................6 2.2.2 Penyimpanan dan Penataan......................................................6 2.2.3 Pelayanan .................................................................................7 2.3 Pendirian Apotek ..............................................................................8 2.3.1 Studi Kelayakan .......................................................................8 2.3.2 Izin Mendirikan Apotek .........................................................12 2.4 Perpajakan.......................................................................................12 2.4.1 Pajak yang Dipungut oleh Daerah .........................................12
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
5
2.4.2 Pajak yang Dipungut Oleh Negara ........................................13 2.4.2.1 Pajak Penghasilan (PPh 21) .......................................13 2.4.2.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh 25) ............................13 2.4.2.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN).................................13 BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK MUSLIM JAYA .....................14 3.1 Bangunan dan Letak .......................................................................14 3.2 Struktur Organisasi dan Personalia .................................................14 3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Muslim Jaya .......................................15 3.3.1 Pembelian-Pengadaan Perbekalan Farmasi ...........................15 3.3.2 Penyimpanan..........................................................................17 3.3.3 Penjualan................................................................................17 3.3.4 Administrasi...........................................................................19 3.3.5 Pengawasa Keuangan.............................................................19 3.3.6 Evaluasi Akhir dan Perhitungan Laba Rugi...........................20 BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................21 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................23 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24 LAMPIRAN.....................................................................................................25 TUGAS KHUSUS: LEMBAR KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) DAN SWAMEDIKASI .....................................................31
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Struktur Organisasi Apotek Muslim Jaya........................................15
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pesanan ...............................................................................25 Lampiran 2. Surat Pesanan Narkotika ..............................................................26 Lampiran 3. Surat Pesanan Psikotropika ..........................................................27 Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ..............................28 Lampiran 5. Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika...............................29 Lampiran 6. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika..........................30 Lampiran7. Tugas Khusus:.Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pelayanan Resep dan Swamedikasi ............................................31
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
8
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) farmasi komunitas di apotek Muslim Jaya Medan. PKP ini dilaksanakan dalam upaya
memberikan
perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon apoteker dengan melihat secara langsung pengelolaan suatu apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek. PKP dilaksanakan pada tanggal 26 November 2007 – 31 Desember 2007 dengan jumlah jam efektif
225 jam. Kegiatan PKP di apotek Muslim Jaya meliputi: melihat dan
mempelajari sistem penyusunan obat di apotek, mempelajari item obat yang ada di apotek beserta indikasinya, pendataan perbekalan farmasi dan masa kadaluarsa obat di apotek, tata cara pemesanan dan penerimaan barang dari PBF dan pencatatan ke dalam buku pembelian. Selain itu juga ikut berperan dalam pelayanan swamedikasi dan informasi obat kepada pasien serta pelayanan obat dalam bentuk resep.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah melalui pekerjaan yang berhubungan dengan kefarmasian. Yang dimaksud pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu persediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan onformasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Anief, 2000). Apotek merupakan salah satu tempat pengabdian profesi yang mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi mengatur agar apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan usahanya, sedangkan fungsi sosialnya adalah untuk pemerataan distribusi obat dan sebagai salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada masyarakat. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang meliputi upaya kesehatan adalah kegiatan yang menyangkut kebutuhan dasar manusia yang berharga yakni, hidup dan kesejahteraan. Pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan melalui upaya preventif, kuratif dan rehabilitatif. Oleh karena itu dibutuhkan Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang terampil dalam profesinya, mampu mengelola apotek sebagai salah satu usaha yang dapat memberikan kehidupan yang layak bagi apoteker, mampu mempertahankan kelangsungan hidup apotek dan mengembangkannya, juga menjadikan apotek sebagai tempat
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
10
pengabdian profesinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apotek dipimpin oleh seorang apoteker, dibantu asisten apoteker dan karyawan lainnya. Profesi apoteker dibekali dengan keilmuan dibidang obat, memiliki wewenang melaksanakan pekerjaan kefarmasian dan wajib mematuhi standar profesinya serta menghormati hak-hak pasien. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, satu-satunya profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian adalah apoteker. Salah satu bentuk pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh seorang apoteker adalah pelayanan obat dengan segala informasi yang menyertainya di apotek. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmceutical care) yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi hidup dari pasien (Depkes, 2004). Untuk mempersiapkan para calon apoteker, maka Fakultas Farmasi USU Medan menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi bagi mahasiswa Program Pendidikan di apotek swasta atau pemerintah. Penulis dalam hal ini melakukan Praktek Kerja Profesi di Apotek Muslim Jaya yang berlokasi di jalan Pelajar No.61 Medan. Dengan dilakukannya Praktek Kerja Profesi ini, diharapkan agar apoteker mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Apoteker Pengelola Apotek yang profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
11
B. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana tugas dan peran Apoteker Pengelola Apotek di apotek 2. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan suatu apotek
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
12
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Peran Apotek dan Apoteker 2.1.1 Peran Apotek Berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Tugas dan fungsi apotek adalah: 1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah profesi. 2. Sarana farmasi yang melaksanakan pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat. 3. Sarana penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dan harus menyebarkannya secara meluas dan merata kepada masyarakat. 2.1.1 Peran Apoteker Berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Seorang Apoteker Pengelola harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan yaitu: 1. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Departemen Kesehatan.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
13
2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker 3. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dari Menteri Kesehatan. 4. Tidak bekerja di Perusahaan Farmasi atau Apotek lain. Apoteker mempunyai fungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep dan harus mampu memberi penjelasan tentang obat kepada pasien, serta pelayanan obat tanpa resep kepada masyarakat yang meminta obat atas dasar diagnosa sendiri. Apoteker juga berrtanggung jawab untuk memberikan informasi kepada masyarakat dalam menggunakan obat bebas dan bebas terbatas dalam pelayanan obat ini Apoteker harus berorientasi kepada pasien (Anief, 1995). 2.2 Pengelolaan Menurut Kepmenkes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002, pengelolaan apotek meliputi: 1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat. 2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya. 3. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya meliputi: 1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi yang diberikan baik kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat 2) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu suatu obat serta perbekalan farmasi lainnya.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
14
Pengelolaan apotek dalam hal ini
mempunyai tujuan yang mengarah pada
terjaminnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan lainnya dengan kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber daya manusianya (Anief,1995). 2.2.1 Pengadaan/Pembelian Pembelian sediaan farmasi dan perbekalan keehatan didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan obat bebas. Apoteker harus merencanakan pembelian dengan baik untuk mencegah tejadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan. Pemesanan barang dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui penjulannya atau melalui telepon dengan menggunakan surat pesanan. Khusus narkotika, pemesanan dilakukan kepada PBF Kimia Farma dengan menggunakan surat Pesanan Narkotika rangkap 4 yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Untuk psikotropika digunakan Surat Pesanan Psikotropika. 2.2.2 Penyimpanan dan Penataan Prosedur dan administrasi penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya diatur
dengan memperhatikan sistem
First In First Out
(FIFO), First Expire First Out ( FEFO), waktu kedaluwarsa, bentuk dan jenis obat. Penataan dilakukan dengan memperlihatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan, efek farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan tempat penyimpanan seringkali bisa disiasati dengan optimalisasi penggunaan ruang yang ada serta menyederhanakan jalur pelayanan.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
15
2.2.3 Pelayanan Berdasarkan Kepmenkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, pelayanan yang dilakukan di apotek berupa: 1. Pelayanan Resep 1.1. Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi: 1.1.1. Pelayanan administrasi
Nama, SIP, dan alamat dokter
Tanggal penulisan resep
Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
Nama, alamat, jenis kelamin, dan berat badan pasien
Nama obat, potensi, dosis, jumlah
Informasi lainnya
1.1.2. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama pemberian. 1.1.3. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, dan interaksi. 1.2. Penyiapan Obat 1.2.1. Peracikan Kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. 1.2.2. Etiket 1.2.3. Kemasan obat yang diserahkan 1.2.4. Penyerahan obat 1.2.5. Informasi obat
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
16
Apoteker harus memberi informasi yang benar, jelas, dan udah dimengerti, akurat, bijaksana, dan terkini. Informasi pada obat pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. 1.2.6. Konseling Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dan pasien tersebut terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan yang salah terhadap sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. 2.3 Pendirian Apotek 2.3.1 Studi Kelayakan Yang dimaksud dengan studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko belum jelas. Melalui studi kelayakan berbagai hal yang diperkirakan akan mengakibatkan kegagalan diharapkan dapat diantisipasi terlebih dahulu. Studi kelayakan dalam pendirian apotek meliputi: a. Survey dan pemilihan lokasi Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh masyarakat. Untuk dapat hidup berkesinambungan, apotek harus mempunyai pelangan atau konsumen yang sedapat mungkin bertambah jumlahnya. Oleh karena itu dalam pemilihan lokasi apotek harus diperhitungkan:
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
17
1. Ada tidaknya apotek lain 2. Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir kendaraan. 3. Jumlah penduduk 4. Jumlah dokter 5. Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat Selain itu, perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti rumah sakit, puskesmas dan poliklinik b. Analisa Pembelanjaan Analisa pembelanjaan diperlukan untuk mengetahui untung rugi suatu usaha dan mengukur efektivitas pengunaan
dana. Beberaa hal penting yang
harus
diperhaikan dalam membuat analisa keuangan yaitu: 1. Modal minimal Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat diperolehnya izin apotek dan selanjutnya apotek mampu melaksanakan tugasnya melayani masyaraklat dengan sebaik-baiknya. Modal minimal digunakan untuk pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan pada awal pendirian dan kas yang berupa uang kontan maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan. 2. Sumber modal Kesulitan modal merupakan masalah yang sering dijumpai seorang apoteker sewaktu akan mendirikan apotek sendiri. Untuk itu, seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari berbagai sumber.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
18
Sumber-sumber modal yang dibutuhkan antara lain: 1) Modal sendiri Modal sendiri merupakan modal yang dapat dikatakan tidak mempunyai jangka/waktu pengambilan. Termasuk di dalamnya adalah modal Apoteker Pengelola Apotek sendiri ataupun modal keluarganya. 2) Modal kredit Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pemberi kredit, adanya kepercayaan dari pemberi kredit bahwa di masa mendatang pemberi kredit akan sanggup memenuhi sesuatu yang telah dijanjikan. Sumber-sumber pemberi kredit yang dapat dimanfaatkan oleh calon APA adalah bank, teman yang telah sukses terlebih dahulu mengelola apotek atau Pedagang Besar Farmasi (PBF). Berdasarkan pada penggunaannya modal dapatdibagi atas: a. Modal tetap (aktiva tetap) yaitu modal yang keadaannya relatif tetap, misalnya: gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan. b. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka. 3. Analisa impas Analisis titik impas ini merupakan suatu alat untuk menetapkan titik dimana hasil penjualan akan menutupi jumlah biaya yang telah dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Analisis impas adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan produksi, biaya dan laba.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
19
Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah: Titik impas =
biaya tetap atau biaya var iabel 1− volume penjualan
Titik impas =
Biaya tetap HPP 1− Omzet
Keterangan:
Biaya Tetap (BT) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang terjual.
Biaya Variabel adalah biaya yang bergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari barang yang terjual.
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga pokok/nilai pembelian dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga pokok dari persediaan barang awal ditambah pembelian barang pada waktu tertentu dikurangi persediaan barang akhir.
Omzet adalah nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu. c. Target yang akan dicapai
Setelah ditetapkan titik impas, kita akan dapat mengetahui kira-kira sampai dimana posisi kita dalam mengelola suatu apotek, ataupun sasaran yang akan dicapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek, sebab ini berhubungan dengan kelangsungan hidup apotek di masa datang.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
20
2.3.2 Izin Mendirikan Apotek
Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 bahwa permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mengeluarkan Surat Izin Apotek (SIA). Surat Izin Apotek adalah surat izin yang diberikan oleh menteri kesehatan kepada apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk penyelenggaraan apotek di suatu tempat tertentu (Depkes, 2002). 2.4 Perpajakan
Sebagaimana usaha-usaha lainnya, apotek mempunyai kewajiban kepada negara untuk membayar pajak. Pajak adalah kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya dan penghasilannya kepada negara, menurut perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. 2.4.1 Pajak yang dipungut oleh daerah
Pajak yang dipungut oleh daerah antara lain:
Surat keterangan izin tempat usaha
Izin medirikan apotek yang merupakan pendapatan asli daerah.
Pajak reklame
Pajak bumi dan bangunan
Retribusi sampah
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
21
2.4.2 Pajak yang dipungut oleh negara 2.4.2.1 Pajak penghasilan (PPh 21)
Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honor, imbalan jasa yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi izin (majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja yang dilakukan di Indonesia. 2.4.2.2 Pajak penghasilan badan (PPh 25)
Pajak penghasilan badan pasal 25 dalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan pada penghasilan bersih. 2.4.2.3 Pajak pertambahan nilai (PPN)
Dasar pengeluaran PPN adalah jumlah harga jual. Menurut undangundang PPN 1984, tarif pajak secara umum adalah 10% untuk semua Barang Kena Pajak (BKP). PPN harus disetor ke kas Negara oleh Perusahaan Kena Pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan dan keluaran. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran maka selisih merupakan kelebihan pajak yang terutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta kembali. Tetapi bila pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan maka selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke kas Negara selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
22
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK MUSLIM JAYA
3.1 Bangunan dan Letak
Apotik Muslim Jaya terletak di jalan Pelajar No. 61 Medan terdiri dari ruang tunggu, bagian penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan, ruang sholat dan kamar mandi/toilet. Apotek ini dijalankan dengan SIA: 442/2363/IV/2004 dimana sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Drs. Agustama, M.Kes. Lokasi Apotek Muslim Jaya tergolong kurang strategis karena jauh dari pusat perbelanjaan, praktek dokter dan tidak terletak di tepi jalan yang mudah dijangkau dan sedikit sekali dilalui oleh kendaraan umum. 3.2 Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur organisasi Apotek Muslim Jaya cukup sederhana. Apoteker Pengelola Apotek membawahi 3 orang karyawan, yaitu 1 orang untuk shift pagi dan 2 orang lainnya untuk shift malam. Asisten apoteker merangkap bagian kasir, pemesanan, pelayanan resep, penjualan bebas, kebersihan dan petugas administrasi. Shift pagi dimuali dari 09.00 WIB sampai 15.00 WIB dan shift malam dimulai pukul 15.00 WIB sampai 21.00WIB. Struktur organisasi Apotek Muslim Jaya dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
23
Pemilik Saran Apotek (PSA)
Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Asisten Apoteker
Bagian Keuangan
Bagian Pelayanan Pembelian
Bagian Administrasi Penjualan Bebas
Kasir
Resep
Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Muslim Jaya
3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Muslim Jaya 3.3.1 Pembelian-Pengadaan Perbekalan Farmasi
Proses pembelian-pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan dan pemantauan hasil pembelian. a. Perencanaan Pembelian Perbekalan Farmasi Perencanaan pembelian di Apotek Muslim Jaya dilakukan sesuai dengan kebutuhan bagian peracikan dan penjualan bebas. Barang yang sudah habis atau stok yang sedikit dapat dilihat langsung pada tempat penyimpanan obat yang disesuaikan dengan sifat barang, apakah fast moving atau slow moving. b. Pengadaan Barang Pengadaan barang dilakukan dengan cara mencatat barang yang kosong ke dalam buku pesanan. Pada pagi hari beberapa salesman obat datang ke apotek.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
24
Kemudian petugas apotek membacakan jenis barang yang akan dipesan dan menentukan langsung dari salesman mana barang tersebut diambil berdasarkan potongan harga dan bonus yang ditawarkan. Selesman yang ditunjuk mencatat ke buku ordernya, selanjutnya pada sore hari salesman datang kembali membawa obat yang dipesan. Bila barang yang ada di buku pesanan tidak diambil oleh salesman maka asisten apoteker menghibungi melalui telepon. c. Pemantauan Hasil Pembelian Barang yang telah dipesan akan dihantarkan pada siang atau sore harinya. Asisten apoteker melakukan pemantauan hasil pembelian sebagai berikut: •
Memeriksa faktur-faktur yang diterima terhadap kelengkapan barang yang sudah dipesan
•
Memeriksa barang yang diterima secara fisik seperti jumlah, ukuran, jenis, nomor registrasi, label, dan tanggal kedaluwarsa. Bila ada yang tidak sesuai dengan pesanan dapat ditukarkan lagi melalui sales dari PBF yang bersangkutan.
•
Memberi label pada barang yang masuk sesuai dengan tanggal terima dan nama pemasok.
•
Apabila barang yang dipesan tidak dikirim maka diminta penjelasan dari pemasok tersebut, bila perlu membatalkan agar bisa dipesan dari pemasok lain.
•
Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga/potongan harga tidak sesuai dengan perjanjian dan diminta untuk segera dikoreksi
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
25
3.3.2 Penyimpanan
Penyusunan barang di Apotek Muslim Jaya dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis, dan menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Dalam penyusunannya, harus dibedakan antara obat bebas dengan obat di ruang peracikan. Obat-obat diruang peracikan ditempatkan pada kotak-kotak dengan mencantumkan nama obat dan harga persatuan. Obat-obat yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alat-alat kesehatan di simpan pada etalase depan dengan mencantumkan harganya. Obat-obatan golongan narkotika disimpan dalam lemari khusus narkotika yang terpisah dari obat-obatan lain dan terkunci, obat-obatan psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri. Sedangkan obat-obatan seperti supositoria, vaksin dan serum disimpan di lemari pendingin. 3.3.3 Penjualan
Pelayanan penjualan di apotek Muslim Jaya meliputi pelayanan resep, pelayanan obat bebas, kosmetika, alat-alat kesehatan, obat tradisional, susu dan perbekalan kesehatan. Kegiatan penjualan perbekalan farmasi di apotek ini berupa pelayanan tunai dan resep kredit. 3.3.3.1 Pelayanan Resep
Pelayanan terhadap resep dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Petugas di ruang penjualan menerima resep dari pasien dan diteruskan ke ruang peracikan. b) Petugas peracikan memeriksa kelengkapan obat yang terdapat dalam resep, jika lengkap maka resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien dan bila pasien setuju, obat dan etiket disiapkan.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
26
c) Setelah selesai, petugas memeriksa kembali obat dan etiket untuk mengetahui kebenarannya. Kemudian obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama pasien tersebut dan diberikan informsai seperlunya mengenai penggunaan obat. Kopi resep dan kuitansi dapat diberikan kepada pasien jika diperlukan. d) Setelah menerima obat, pasien dapat langsung membayar di kasir. e) Resep asli disimpan dan diarsipkan. Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika harus diperhatikan kelengkapan resepnya seperti nama dan alamat dokter, nomor izin praktek dokter dan tanda tangan atau paraf dokter yang bersangkutan, nama pasien, serta umur dan alamat pasien. Resep tersebut diarsipkan secara terpisah untuk memudahkan pelaporan tentang obat narkotika dan psikotropika setiap bulannya. 3.3.3.2 Pelayanan Penjualan Bebas
Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut: a) Asisten apoteker diruang penjualan menerima permintaan barang dari pasien dan menginformasikan harga. b) Jika ada pasien yang datang dengan keluhan menderita penyakit, maka asisten apoteker membantu memilihkan obat yang sesuai dengan penyakit yang dikeluhkan dengan disertai informasi tentang obat yang digunakan dan informasi lainnya. c) Bila harga sesuai dan pasien setuju, maka barang diserahkan dan pasien membayar di kasir.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
27
3.3.4 Administrasi
Administrasi apotek harus dikelola dengan baik dan benar sehingga apabila suatu saat diperlukan, dokumen tersebut dapat ditunjukkan sebagai bahan pengawasan, pertanggungjawaban, dan sebagai bahan pembantu bagi APA dalam pengambilan keputusan. Kegiatan administrasi di apotek Muslim Jaya meliputi: 1) Administrasi Pembukuan, yaitu pencatatan pembelian dan penjualan bebas yang terdiri dari: a) Buku stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat sehingga dapat diketahui beberapa banyak obat yang harus dipesan kembali. b) Buku pesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan kepada pemasok. c) Buku pemasukan dan pengeluaran narkotika-psikotropika. d) Buku kas harian, mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Pemasukan diperoleh dari penjualan resep dan penjualan obat bebas, sedangkan pengeluaran mencakup pembelian obat per hari. 2) Administrasi pelaporan, yaitu narkotika dan psikotropika. Untuk obat-obatan golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali sebulan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat psikotropika dilakukan setiap 6 bulan sekali. Laporan-laporan ini ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). 3.3.5 Pengawasa Keuangan
Pengawasan dilakukan oleh PSA setiap harinya terhadap karyawan apotek yang dipantau dari mesin Cash register. Setiap pemasukan terdaftar dengan kode masing-masing kemudian dicatat kembali ke dalam buku kas harian. Apabila
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
28
angka penjualan berbeda terlalu jauh dapat mengindikasikan terjadinya suatu hal yang kurang baik, misalnya pembelian barang yang terlalu banyak tetapi penjualan sedikit sehingga terjadinya penumpukan barang. 3.3.6 Evaluasi Akhir dan Perhitungan Laba Rugi
Dari buku kas harian, laba dan rugi setiap bulannya dapat ditentukan dengan melihat saldo yang diperoleh selama satu bulan dikurangi dengan biayabiaya. Pada akhir tahun, laba atau rugi yang diperoleh setiap bulannya diakumulasikan, sehingga akan diketahui laba atau rugi selama satu tahun yang diukukan ke dalam buku kas tahunan. Pada akhir tahun, semua stok barang dihitung kemudian dikurangi dengan stok tahun sebelumnya.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
29
BAB IV PEMBAHASAN
Apotek merupakan tempat pengabdian profesi apoteker dan melaksanakan pekrjaan kefrmasian. Profesi farmasi mempunyai dua fungsi yaitu memberi pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat (bidang sosial) dan juga berperan sebagai pengusaha yang mengharapkan keuntungan (bidang ekonomi). Dalam perjalanannya apotek banyak menghadapi permasalahan. Jumlah dagang obat yang terus bertambah merupakan masalah yang besar dalam pengelolaan apotek. Ditinjau dari lokasinya, Apotek Muslim Jaya tergolong kurang strategis karena berada di kawasan sekolah-sekolah, jauh dari pusat perbelanjaan dan sedikit sekali dicapai oleh kendaraan umum. Disekitar apotek tidak dijumpai praktek dokter, klinik ataupun rumah sakit. Karena itu pelayanan apotek lebih dominan pada pelayanan Askes komersil, obat bebas dan swamedikasi. Resepresep dokter juga ada dilayani tapi dalam jumlah yang kecil. Pembelian sediaan farmasi di apotek dilaksanakan oleh asisten apoteker melalui salesman yang datang ke apotek atau pemesanan langsung melalui telepon. Pembelian dilakukan secara kontan. Namun, pembelian secara kontan ini mempunyai kelemahan, dimana uang tertanam dalam bentuk barang
dan
pembelian dilakukan dalam jumlah besar sehingga akan mengakibatkan penumpukan barang di apotek dan akan memperbesar terjadinya kerusakan barang. Oleh karena itu, pembelian dalam jumlah besar diutamakan untuk barangbarang yang bersifat fast moving.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
30
Pelayanan informasi obat di apotek Muslim Jaya dilakukan oleh Asisten Apoteker berjalan dengan baik. Pada saat penyerahan obat kepada pasien dan pemilihan obat untuk self medication, Asisten Apoteker memberikan informasi tentang obat kepada pasien dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dimengerti oleh pasien. Pengoperasian keuangan di apotek Muslim Jaya dilakukan dengan menggunakan mesin cash register. Semua data penjualan barang yang terdata di cash register dipindahkan ke dalam buku kas harian yang mencatat seluruh hasil penjualan barang setiap hari baik dari resep dokter maupun obat bebas sehingga dapat diketahui jumlah pendapatannya setiap hari. Selama menjalankan Latihan Kerja Profesi di Apotek Muslim Jaya, mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam hal pembacaan resep. Penyebabnya antara lain tulisan dokter yang sukar dibaca dan nama obat yang tidak dikenal oleh pembaca resep atau nama obat yang salah penulisannya oleh dokter. Hambatan dalam pembacaan resep juga merupakan salah satu faktor penyebab keterlambatan pelayanan resep di apotek. Selain itu banyaknya obat yang beredar di pasaran menyebabkan pihak apotek sulit memenuhi permintaan konsumen. Untuk hal ini diharapkan pemerintah membuat batasan jumlah merk obat yang beredar, sehingga dengan demikian diharapkan apotek dapat memenuhi permintaan konsumen sebagai salah satu fungsi pelayannnya dan lebih memudahkan dalam pendirian apotek baru.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
1. Pelayanan informasi obat baik resep maupun swamedikasi di apotek muslim jaya sudah dilakukan dengan cukup baik. 2. Pelayanan resep kurang karena tidak terdapat praktek dokter yang berlokasi disekitar apotek Muslim Jaya. 3. Mahasiswa yang melakukan Latihan Kerja Profesi umumnya mengalami kesulitan dalam pembacaan resep dan pengenalan item obat yang sangat banyak. 4. Sistem penyimpanan barang di etalase penjualan obat bebas dan ruang peracikan
disusun
berdasarkan
bentuk
sediaan
dan
abjad
serta
penyerahannya berdasarkan prinsip FIFO (First In First Out) 5. Apotek mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan obat oleh pasien disebabkan banyaknya jumlah item obat yang beredar. 5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebaiknya di apotek Muslim Jaya dilakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan konseling. 2. Mendirikan suatu apotek sebaiknya di tempat yang ramai (strategis) dan berdekatan dengan tempat praktek dokter.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
32
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (1995). Manajemen Farmasi. Cetakan I. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta Anief, M. (2000). Prinsip dan Dasar Manajemen: Pemasaran Umum dan Farmasi. Cetakan Pertama. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Depkes RI Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 tanggal 17 September 1992 tentang Kesehatan. Depkes RI Peraturan Pemerintah No 25. Tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1965. Depkes RI Peraturan Mebkes I No. 922/Menkes/Perakitan/X/1993/tentang Ketentuandan tata Cara Pemberian Izin Apotek. Permenkes RI No. 1332/Menkes/Per/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menkes Ri No. 922/Menkes/Perakitan/X/1993/ tentang Ketentuan dan Tata Cara pemberian Izin Apotek. Widodo, R. (2004). Memilih dan Menggunakan Obat. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Wiryanto, 1995. Studi Kelayakan untuk mendirikan Apotek. Medan: Fakultas Farmasi USU.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
33
Lampiran 1. Surat Pesanan
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
34
Lampiran 2. Surat Pesanan Narkotika
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
35
Lampiran 3. Surat Pesanan Psikotropika
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
36
Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
37
Lampiran 5. Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika
APOTEK MUSLIM JAYA JL. PELAJAR NO. 61 MEDAN TELP. 7352990 Apoteker Pengelola Apotek : Drs. Agustama, M.Kes., Apt
Nomor : Lamp : Hal :
Medan, Kepada Yth: Ibu Ka Dinas Kesehatan Kota di Medan
Dengan Hormat, Bersama ini kami kirimkan laporan pemakaian narkotika untuk: bulan: 20....... Apotek : Muslim Jaya Alamat : Jl. Pelajar No. 61 Medan APA : Drs. Agustama, M.Kes., Apt Demikianlah disampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih. Hormat kami, Apoteker Pengelola Apotek
Drs. Agustama, M.Kes., Apt SIK : 5002/B
Tembusan: • Ka. Kanwil Dep Kes RI Prop. Sumatera Utara-Medan • Ka. Balai POM Dep Kes RI Prop. Sumatera Utara • Pertinggal
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
38
Lampiran 6. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
39
TUGAS KHUSUS KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI, KONSELING DAN SWAMEDIKASI
O L E H
TRI AGUSTI HASIBUAN 073202103
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
40
Resep I
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
41
RESEP I
Dr. Tamsil Syafluddin R/ HCT tab No. XXX S 1 dd tab I R/ KSR tab No. XXX S 1 dd tab I R/ Norvask tab No XXX S 1 dd tab I R/ Nairet tab No. 90 S 3dd tab I Pro
: Tn. M. Isa
Umur : Dewasa
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita hipertensi dan asma. 2. Spesialite Obat pada Resep
No Nama Obat 1
Produk Lain
Hidriklortiazid® Lodoz® (Kimia Farma)
Generik
Gol.
Hidroklortiazid G
Khasiat Diuretika
(Merck) Lorinid® (Alpharma) Dellasidrek® (Darya Varia)
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
42
2
KSR® (Merck)
-
Kalium klorida G
Pencegahan hipokalemia
3
4
Norvask®
Tensivask®
Amlodipin
(Pfizer)
(Dexa Medica)
besylat
Nairet®
Lasmalin®
Terbutalin
(Otto)
(Lapi)
sulfat
G
Antihipertensi
G
Asma Bronkial
Bricasma® (Astra Zeneca) 3. Rasionlisasi Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan hipertensi yaitu menggunakan norvask dan hidroklortiazid dan untuk mencegah hipokalemia diberi KSR dan untuk pengobatan asma diberikan nairet. 4. Pelayanan Informasi Resep a. HCT® (Kimia Farma)
1. Kegunaan
: diuretika, edema, terapi tambahan untuk hipertensi
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 1 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter, jangan dihentikan walaupun merasa sembuh. Walau demikian, jangan menambah jimlah obat bila obat telah habis, harus selalu melalui resep dokter
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
43
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Obat dimakan bersama makanan lain atau susu dan dimakan pada pagi hari
Kunyahlah permen karet (non gula) untuk menghilangkan rasa kekeringan di mulut
Hubungi dokter bila timbul rasa kelelahan pada otot atau rasa nyeri mendadak pada persendian dan bila timbul diare.
Keterangan: Hidroklortiazid merupakan diuretik yang bekerja dibagian tubulus distal, efek diuresisnya dapat bertahan hingga 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat lebih kuat (pada jangka panjang), sehingga banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan hingga sedang. b. KSR (Merck)
1. Kegunaan
: pencegahan hipokalemia
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 1 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
c. Norvask® (Pfizer)
1. Kegunaan
: mengobati hipertensi, iskemia miokardia
2. Bentuk Obat
: tablet
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
44
3. Cara Pemakaian
: sehari 1 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Jika terjadi sakit kepala atau merah pada wajah segera beritahu dokter.
Periksakan tekanan darah secara teratur minimal sekali seminggu.
Lakukan diet garam atau natrium.
Keterangan: Norvask berisi amlodipin yang merupakan penghalang canal kalsium dan menghambat masuknya ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos pembuluh darah. Mekanisme antihipertensinya yaitu efek yang secara langsung merelaksasikan otot polos pembuluh darah. d. Nairet® (Otto)
1. Kegunaan
: asma bronkial, bronkitis, dan penyakit paru yang dipengaruhi oleh bronkokontriksi
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Makanlah dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter, jangan melampaui dosis yang dianjurkan
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
45
Jika efek terapi nairet berkurang dalam mengatasi gejala penyakit atau gejalanya menjadi lebih berat, segera hubungi dokter.
Keterangan: Nairet mengandung terbutalin sulfat yang merupakan stimulan reseptor β2 adrenergik yang selektif dengan aksi utama pada otot-otot bronkus.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
46
Resep II
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
47
RESEP II
R/ Omeprazol No. VIII S 1 dd I R/ Dexanta No. X S 3 dd I Pro
: Effi M
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita ulkus peptik. 2. Spesialite Obat pada Resep
No Nama Obat 1
Produk Lain
Generik
Gol. Khasiat
Omeprazole®
Norsec®
Omeprazole
G
(Sanbe
(Guardian)
dan duodenal,
Farma)
Losec®
ulcerasi
Ulkus peptik
(Astra Zeneca) Pumpitor® (Sanbe Farma) Stomacer® (Prima Hexal) 2
Dexanta®
Decamaag®
Al-hidriksida,
(Dexa
(Harsen)
Mg-hodroksida,
Medica)
B
Hipersekresi asam lambung
dimetilpolisilok san
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
48
3. Rasionlisasi Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan ulkus peptik. 4. Pelayanan Informasi Resep a. Omeprazole® ( Sanbe Farma) 1. Kegunaan
: mengobati ulkus peptik dan duodenal, refluk esofagitis dan ulcerasi.
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 1 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Jangan dikunyah karena selaput pelindungnya akan rusak dan obat diminum 30-60 menit sebelum makan.
Jika lupa untuk minum obat, minumlah segera. Jika sudah mendekati waktu minum obat selanjutnya, hilangkan saja dan kembali pada jadual semula. Jangan minum obat 2 dosis sekaligus.
Keterangan: Omeprazol adalah termasuk golongan penghambat pompa proton. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sekresi asam lambung. Penghambatan maksimal bertahan selama 4 jam, tetapi produksi asam lambat kembali ke nilai normal.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
49
b. Dexanta® (Dexa Medica) 1. Kegunaan
:hipersekresi asam lambung, tukak lambung, kembung, dispepsia.
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Tablet dikunyah pada waktu makan dan sebelum tidur malam
Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Selama menggunakan obat harus banyak minum air putih minimal 8 gelas perhari.
Keterangan: Aluminium hidroksida dan Mg-hidroksida
merupakan antasid non
sistemik mempunyai kemampuan baik dalam mengikat dan menetralkan asam lambung, maka nyeri ulkus peptikum berkurang. Dimetilpolisiloksan berfungsi sebagai antiflatulen yaitu untuk mengurangi gas yang berlebihan dari saluran pencernaan sehingga lambung tidak lagi merasa sesak atau kembung.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
50
Resep III
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
51
RESEP III
R/ Batugin Elixir No I S 3 dd CI R/ Neuralgin tab No. X S 3 dd tab I R/ Ciprofloxacin 500 mg No. X S 2 dd tab I Pro
: Ny. Siti
Umur : 47 tahun 1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita batu kemih. 2. Spesialite Obat pada Resep
No
Nama Obat
Produk Lain
Generik
1
Batugin
-
Extr.
(Kimia Farma)
Gol. Khasiat Sonchus
Peluruh
folium dan Extr.
kemih
Keji Beling 2
Neuralgin®
-
(Kalbe Farma)
Metampiron, tiamin
G
Analgetik
G
Antiboitik
HCl,
piridoksin HCl, Sianokobalamin, trimetil xanthin. 3
Ciprofloxacin® Ciproxin® (Hexparm)
Siprofloxacin
(Bayer)
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
batu
52
Interflox® (Interbat) Lapiflox® (Lapi) 3. Rasionlisasi Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan batu kemih. Dimana batugin untuk meluruhkan batu kemih dan ciprofloxacin untuk mengobati infeksi saluran kemih yang ditimbulkan oleh batu kemih tersebut dan neurodex untuk mengurangi rasa sakitnya. 4. Pelayanan Informasi a Batugin (Kimia Farma) 1. Kegunaan
: peluruh batu kemih
2. Bentuk Obat
: elixir
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 sendok makan
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Banyak minum air putih
Pengobatan tetap dilanjutkan secara teratur untuk menghindari pembentukan kembali batu kemih.
Keterangan: Kandungan batugin yaitu ekstrak Sonchus arvensis folia (daun tempuyung) dan ekstrak Strobilantus crispus (keji beling). Ekstrak tempuyung dapat memecahkan atau menghancurkan batu saluran kemih sehingga
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
53
mempermudah pengeluarannya dari dalam tubuh. Ekstrak ini juga dapat menghilangkan rasa sakit pada saluran kemih. Keji beling dapat meningkatkan arus kemih sehingga batu yang menyumbat saluran kemih dapat segera keluar. b Neuralgin® (Kalbe Farma) 1. Kegunaan
: menghilangkan rasa sakit
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Tablet dimakan sehabis makan
Jika rasa sakit hilang, obat ini tidak perlu dimakan lagi.
c Ciprofloxacin® (Hexparm) 1. Kegunaan
: infeksi saluran kemih dan ginjal, infeksi saluran napas, teling tengah, infeksi organ kelamin, perut, kulit dan jaringan lunak.
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 2 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Ciprofloxacin diminum 1 jam sebelum makan dan banyak minum air putih.
Gunakan obat sampai habis.
Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
54
Keterangan: Ciprofloxacin merupakan antibiotika dengan spektrum antibakteri yang luas. Efek bakterisida siprofloxasin disebabkan oleh efek gangguan terhadap sintesa DNA bakteri.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
55
Resep IV
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
56
RESEP IV
R/ Caps Intermoxil mg 500 No XV S 3 dd Caps I R/ Tab Sanmol No XV S 3 dd tab I R/ Fucidin Cream No I Sue Pro
: M. Hasni S. Azis
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien infeksi pada kulit . 2. Spesialite Obat pada Resep
No
Nama Obat
Produk Lain
Generik
Gol.
Khasiat
1
Intermoxil®
Amoxan®
Amoxicillin
G
Antibiotik
(Interbat)
(Sanbe Farma)
trihidrat
B
Analgetik
Amoxillin® (Pharos)
2
Sanmol®
Panadol® (Sterling)
(Sanbe Farma)
Progesic®
Paracetamol
antipiuretik
(Metisca Farma)
3
Fucidin®
Fuladic® (Guardian)
(Darya Varia)
Fuson® (Pyridam)
Asam fusidat
G
Antibiotik
Fusycom (Combifar)
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
57
3. Rasionlisasi Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk infeksi pada kulit. Adanya kenaikan suhu tubuh yang kemungkinan disebabkan infeksi mikroorganisme. 4. Pelayanan Informasi a Intermoxil® (Interbat) 1. Kegunaan
:mengobati
infeksi
saluran
napas,
saluran
urogenital, kulit dan jaringan lunak. 2. Bentuk Obat
: kapsul
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 kapsul
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Obat harus diminum hingga habis secara teratur walaupun sudah merasa sembuh.
Bila sehabis minum obat ini timbul rasa mual dan gatal-gatal, segera konsultasi ke dokter.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan: Amoksisilin termasuk golongan penisilin yang tahan asam yang bersifat bakterisidal terhadap sejumlah besar mokroorganisme gram positif dan gram negatif. Amoksilin menghambat pembentukan dinding sel dan bakteri sehingga mengakibatkan kematian mikroorganisme tersebut.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
58
b Sanmol® (Sanbe Farma) 1. Kegunaan
: analgetik antipiuretik
2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 tablet
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Jika rasa sakit tidak ada lagi pemakaian obat ini dihentikan
Simpan ditempat sejuk.
Makanlah bersama makanan atau susu
Selama mengkonsumsi obat ini hindari minum alkohol dan minumlah banyak air.
Keterangan: Paracetamol menurunkan suhu badan melalui efek langsung terhadap susunan saraf pusat, memperbanyak pengeluaran panas badan dengan meningkatkan peredaran darah tepi/perifer dan berkeringat. Paracetamol juga bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG2 terhambat sehingga mengurangi rasa nyeri. c Fucidin® (Darya Varia) 1. Kegunaan
:mengobati
infeksi
yang
disebabkan
oleh
mikroorganisme Stapilococcus dan Streptococcus. 2. Bentuk Obat
: krim
3. Cara Pemakaian
: dioleskan pada kulit
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Dibersihkan terlebih dahulu bagian kulit yang terkena infeksi dengan air hangat lalu dioleskan krim fucidin secara merata.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
59
Hindari kontak dengan mata.
Disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari jangkauan anak-anak
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
60
Resep V
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
61
RESEP V
R/ FG. Troches No X S 3 dd tab I Pro
: E. Siregar
Umur : dewasa 1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita infeksi tenggorokan. 2. Spesialite Obat pada Resep
No
Nama Obat
Produk Lain
Generik
1
F.G Troches®
_
Fradiomisin 2,5 G
(Meiji)
Gol. Khasiat Antibiotik
mg, gramisidin 1 mg
3. Rasionlisasi Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan untuk pengobatan infeksi tenggorokan. 4. Pelayanan Informasi a F. G Troches® (Meiji)
1. Kegunaan
: pengobatan infeksi di dalam mulut dan tenggorokan,
gingivitis,
bronkitis dan faringitis. 2. Bentuk Obat
: tablet
3. Cara Pemakaian
: sehari 3 kali 1 tablet
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
stomatitis,
62
4. Hal-hal yang harus diinformasikan
Disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Obat diminum hingga habis
Perbanyak minum air putih.
Banyak makan buah-buahan yang mengandung vitamin C.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
63
SWAMEDIKASI
Pelayanan swamedikasi I 1. Keluhan
Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan batuk yang disertai dengan dahak. Maka diberikan Wood`s® ekspektoran. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Gol
Wood`ekspektoran Tiap 5 ml sirup: Graxine (graham B (kalbe Farma)
Khasiat
Ekspektoran
Bromheksin HCl 4 Farma) mg, guaiafenesin Nufadipect 100mg/5 ml.
(Nufarindo)
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: meringankan batuk, mengencerkan sekresi dahak yang kental sehingga mudah dikeluarkan. 2) Bentuk sediaan: sirup 3) Cara pemakaian: sehari 3 kali 1 sendok makan 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan
Bila gejala batuk tidak sembuh dalam 3 hari segera hubungi dokter
Banyak minum air putih
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
64
Pelayanan swamedikasi II 1. Keluhan
Seorang wanita dewasa datang ke apotek dan mengeluh bahwa dia sudah 2 hari mengalami susah buang air besar. Wanita tersebut disimpulkan menderita sembelit dan diberikan Dulcolax®. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Gol
Khasiat
Dulcolax®
Bisakodil 10 mg
Bicolax®
W
Pencahar
(Boehringer
(Armoxindo)
Ingelheim)
Codylax®
(First
Mei Farma) Prolaxan® (Harsen) 3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada saat buang air besar. 2) Bentuk sediaan: tablet 3) Cara pemakaian: sehari 1 kali 2 tablet. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Obat diminum pada saat akan tidur
Tidak dipakai setiap hari dalam jangka waktu yang lama
Tidak boleh diminum bersama susu atau antasida karena enteric cotednya akan rusak
Banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
65
Banyak minum air putih
Jangan digunakan bila nyeri di perut, mual dan muntah.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
66
Pelayanan swamedikasi III 1. Keluhan
Seorang wanita dewasa datang ke apotek meminta obat yang dapat mengobati bibirnya yang kering dan pecah-pecah. Wanita tersebut disimpulkan menderita penyakit karena kekurangan vitamin C dan obat yang diberikan adalah Vicee® 500. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Vicee 500
Asam askorbat 250 Xon-ce
(Prafa)
mg,
Gol
Khasiat
B
Mencegah dan
Na
askorbat (Kalbe
mengobati
281,25 mg
Farma)
kekurangan atau
Vitacimin
defisiensi
(Takeda)
vitamin C
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C, terutama dalam masa pemulihan dari sakit. 2) Bentuk sediaan: tablet. 3) Cara pemakaian: sehari 3 kali 1 tablet. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan
Banyak minum air putih
Banyak makan buah-buahan
Istirahat yang cukup
Simpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya langsung.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
67
Pelayanan swamedikasi IV 1
Keluhan
Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada bagian perut terutama jika terlambat makan. Dari keluhan tersebut dapat disimpulkan wanita tersebut menderita penyakit maag, maka obat yang diberikan adalah Mylanta®. 2
Spesialite Obat
Nama Obat
Komposisi
Mylanta®
Al-hidroksida
(Pfizer)
mg,
Produk lain
200 Magtral®
Gol
Khasiat
B
Antasida
Mg-hidroksida (Otto)
200 mg, simetikon 20 Magtacid® mg
(Praga) Magasid® (Nimia Farma)
3
Pelayanan Informasi 1) Indikasi: mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari. 2) Bentuk obat: tablet, suspensi. 3) Cara pemakaian: dewasa: sehari 3-4 kasli, 1-2 sdt atau 1-2 tablet; anak-
anak 6-12 tahun: sehari 3-4 kali ½-1 sdt atau ½-1 tablet. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Obat dikunyah terlebih dahulu
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
68
Obat diminum 1 jam setelah makan dan menjelang tidur.
Makan teratur dan jangan sampai menunda jadual makan.
Banyak minum air putih
Hindari stress dan makanan pedas dan asam
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
69
Pelayanan swamedikasi V 1. Keluhan
Seorang pria dewasa dating ke apotek dengan keluhan batuk kering, maka diberikan obat Viks® formula 44 untuk meredakan batuknya. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Viks®
Tiap
formula 44
Dekstrometorfan HBr
(Procter Gamble )
5
ml
Produk lain
sirup: -
& 3,5 mg, guaiafenesin
Gol
Khasiat
B
Meredakan batuk
kering
(antitusif)
50 mg
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: meredakan batuk kering, gangguan tenggorokan dan flu. 2) Bentuk obat: sirup. 3) Cara pemakaian: dewasa dan anak > 12 tahun: sehari 4-6 kali, 2 sdt.; anak 6-12 tahun: sehari 4-6 kali 1 sdt, anak 4-6 tahun: sehari 4-6 kali ½ sdt. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Jangan mengemudikan kendaraan atau mesin lain sehabis meminum obat ini.
Jika batuk tidak sembuh dalam 3 hari hubungi dokter.
Jangan mengkonsumsi obat ini dalam jangka waktu yang lama.
Simpan ditempan terlindung dari cahaya dan jauh dari jangkauan anakanak.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
70
Pelayanan swamedikasi VI 1. Keluhan
Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan mata merah, perih dan berair, maka diberikan Visine®. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Gol
Khasiat
Visine®
Tetrahidrazolin-HCl
Braito®
B
Meredaka mata
(Pfizer )
(Konimex)
merah
karena
iritasi ringan
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: meredaka mata merah karena iritasi ringan. 2) Bentuk sediaan: tetes mata. 3) Cara pemakaian: sehari 2-3 kali 1-2 tetes. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat
Jangan sampai ujung penetes obat menyentuh permukaan mata.
Saat akan meneteskan obat, posisi kepala mengenadah lalu kelopak mata bawah ditarik hingga membentuk cekungan lalu diteteskan obat 1 tetes lalu mata ditutup, tunggu hingga 1 menit, lalu teteskan lagi hingga jumlah tetesan yang diminta.
Disimpan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Obat jangan digunakan lagi setelah 4 minggu wadah dibuka.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
71
Jangan menggunakan kontak lensa ketika menggunakan obat tetes mata.
Jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun.
Jika iritasi tidak mereda dalam 3 hari segera hubungi dokter.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
72
Pelayanan swamedikasi VII
1. Keluhan Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan gatal-gatal disela jari kaki, sering kaluar air disela jari, semakin digaruk semakin gatal. Dapat disimpulkan bahwa wanita tersebut menderita penyakit kutu air, maka diberikan Canesten® krim. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Gol
Khasiat
Canesten®
Clotrimazole 1 %
Daktarin®
W
Fungisida
(Bayer)
3. Pelayanan Informasi 1) Indikasi: pengobatan infeksi oleh jamur. 2) Bentuk sediaan: krim 3) Cara pemakaian: oleskan secukupnya sehari 2 kali, pagi dan malam hari. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Bersihkan dahulu kaki dengan air hangat.
Hanya untuk pemakaian luar
Hindari kontak dengan mata dan mukus
Jaga kebersihan badan.
Simpan ditempat sejuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
73
Pelayanan swamedikasi VIII 1. Keluhan
Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan pilek, demam, dan sakit kepala, maka obat yang diberikan adalah Procold®. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Procold®
Asetaminofen
(Kalbe
mg,
(Henson
Farma)
Fenilpropanolamin
Farma)
500 Ultraflu®
Gol
Khasiat
W
Antiinfluenza
15 mg, Klorfeniramin Proflu® maleat 2 mg.
(Indofarma) Varinza® (Varya Sekata)
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek dan bersin-bersin. 2) Bentuk obat: kaplet 3) Cara pemberian: sehari 3 kali 1 kaplet 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Apabila demam sudah sembuh segera hentikan penggunaan obat.
Jangan menggunakan obat terus menerus.
Bila dalam tiga hari tidak sembuh segera datang ke dokter.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
74
Jangan mengendarai kendaraan atau menghidupkan mesin karena obat ini dapat menyebabkan kantuk.
Simpan pad tempat sejuk dan kering dan jauh dari jangkauan anakanak.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
75
Pelayanan swamedikasi IX 1. Keluhan
Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sering pusing, badan terasa lemah dan cepat lelah dan minta vitamin tambah darah, maka diberi Sangobion®. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Produk lain
Sangobion®
Ferro glukonat 250 Sangofer®
(Merck)
mg,
Mn-sulfat
0,2 (Prima
Gol
Khasiat
B
Mencegah anemia.
mg, Cu-sulfat 0,2 mg, Adimulia) vit. C 50 mg, asam Filibion® folat 1 mg, vit. B12 (Zenith) dengan
faktor Tropifer®
intrinsik 7,5 mcg dan (Tropica Mas) sorbitol.
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: mencegah dan mengobati anemia 2) Bentuk obat: kapsul 3) Cara pemakaian: sehari 1 kali 1 kapsul. 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Jangan melebihi dosis yang dianjurkan
Obat disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya matahari.
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
76
Pelayanan swamedikasi X 1. Keluhan
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan anaknya yang berumur 2 tahun selalu rewel, tidak mau makan, sering menangis di malam hari dan sering menggaruk-garuk dubur. Disimpulkan bahwa anak tersebut menderita cacingan, maka diberikan Combantrin®. 2. Spesialite Obat Nama Obat
Komposisi
Combantrin® Pirantel (Pfizer)
setara
Produk lain
pamoat Compyrantel® pirantel
mg/ml.
50 (Marga
Gol
Khasiat
T
Antelmintika
Esa
Farma)
3. Pelayanan Informasi
1) Indikasi: antelmentika 2) Bentuk sediaan: sirup 3) Cara pemakaian: dosis tunggal 10 mg/kg BB 4) Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Untuk yang berbentuk sirup, kocok dahulu sebelum digunakan agar zat berkhasiat terbagi rata dalam pelarutnya.
Digunakan setiap 6 bulan sekali.
Diminum malam hari pada saat akan tidur bersama dengan susu atau sari jeruk.
Setelah meminum obat ini tinja akan berwarna merah hal ini tidak perlu dirisaukan
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008
77
Simpan obat ditempat yang kering dan sejuk serta terlindung dari cahaya matahari
Tri Agusti H : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Muslim Jaya, 2008 USU e-Repository © 2008