LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA No. 107 MEDAN
Syarifah Fadlina, S.Farm. 063202129
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA No. 107 MEDAN
Disusun Oleh: Syarifah Fadlina, S.Farm. 063202129
Disetujui Oleh: Pembimbing,
Muhardiman, S.Si., Apt. Manajer Apotek Pelayanan Apotek Kimia Farma No. 107Medan
Disahkan Oleh: Dekan Fakultas Farmasi,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP: 131283716
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No.107 Medan. Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan dan arahan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi ini. Penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Hendra Farma Johar, M.Si, Apt. selaku Manajer Bisnis PT. Kimia Farma Apotek dan Bapak Muhardiman, S.Si, Apt., selaku Manajer Apotek Pelayanan Kimia Farma No.107 Medan beserta staf. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi USU. 3. Bapak Drs. Wiryanto M.S., Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
Medan, Januari 2008
Penulis
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i KATA PENGANTAR....................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................. v BAB I
KIMIA FARMA
................................................................................... 1
1.1. Sejarah Kimia Farma .......................................................................... 1 1.2. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan ............................. 3 1.3. Tinjauan Apotek Kimia Farma No. 107 Medan ................................. 4 II KONSELING DAN PSIKOTERAPI ..................................................... 5 2.1. Perkembangan Konseling Sebagai Profesi.......................................... 5 2.2. Ilmu Lain Yang Mendasari Konseling................................................ 6 2.3. Pengertian, Perumusan Dan Tujuan Konseling. ................................. 7 2.4. Karakteristik Konseling ...................................................................... 8 2.5. Konseling Dan Psikoterapi.................................................................. 8 2.6. Pelaksanaan Konseling ....................................................................... 9 2.7. Teknik Konseling ................................................................................ 10 2.8. Pandangan Umum Mengenai Psikoterapi ........................................... 11 2.9. Pendekatan Psikoanalitik .................................................................... 13 2.10. Pendekatan Afektif............................................................................ 14 2.11. Pendekatan Behavioristik ................................................................. 15 2.12. Pendekatan Kognitif ......................................................................... 16 2.13. Psikoterapi Jangka Pendek................................................................ 16 III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI ............................................... 17 3.1. Resep ................................................................................................... 17 3.2. Swamedikasi ....................................................................................... 31
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 41 V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 43 5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 43 5.2. Saran.................................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
2.1. perbandingan 3 pendekatan tradisional dalam konseling..................... 11 3.1. Spesialite Obat Resep 1........................................................................ 18 3.2. Spesialite Obat Resep 2........................................................................ 21 3.3. Spesialite Obat Resep 3........................................................................ 23 3.4. Spesialite Obat Resep 4........................................................................ 26 3.5. Spesialite Obat Resep 5........................................................................ 29 3.6. Spesialite Obat Swamedikasi 1 ............................................................ 31 3.7. Spesialite Obat Swamedikasi 2 ............................................................ 32 3.8. Spesialite Obat Swamedikasi 3 ............................................................ 33 3.9. Spesialite Obat Swamedikasi 4 ............................................................ 34 3.10. Spesialite Obat Swamedikasi 5 ............................................................ 35 3.11. Spesialite Obat Swamedikasi 6 ............................................................ 36 3.12. Spesialite Obat Swamedikasi 7 ............................................................ 37 3.13. Spesialite Obat Swamedikasi 8 ............................................................ 38 3.14. Spesialite Obat Swamedikasi 9 ............................................................ 39 3.15. Spesialite Obat Swamedikasi 10 .......................................................... 40
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB I KIMIA FARMA
1.1. Sejarah Kimia Farma Sejarah Kimia Farma adalah perjalanan panjang sebuah industri kesehatan di Indonesia. Cikal bakal perusahaan terlacak sejak 1917 ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & co didirikan. Pada 1958 pemerintah Indonesia melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhineka Kimia Farma, selanjutnya pada 16 Agustus 1971 terbentuk sebagai PT Kimia Farma. Sejak 4 Juli 2001, Kimia Farma mencatat diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Perkembangan perusahaan, membuat Kimia Farma menjadi perusahaan yang menguasai industri kesehatan dari hulu sampai hilir. Ada enam portofolio bisnis yang saat ini dimiliki Kimia Farma. Yaitu : industri, pemasaran, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dibidang industri, dikelola oleh perusahaan induk dengan dukungan kuat tim riset dan pengembangan untuk menghasilkan obat jadi, obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya P.T Kimia Farma memiliki unit-unit usaha di bidang produksi bahan baku (Manufaktur) maupun obat jadi (Formulasi) dan unit usaha pelayanan distribusi farmasi, baik Perdagangan Besar Farmasi maupun Perapotekan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Unit usaha produksi terdiri dari: Unit Produksi Formulasi (UPF) yang meliputi UPF Jakarta, UPF Bandung dan Sub Unit Produksi Formulasi Tanjung Morawa Medan, serta Unit Produksi Manufaktur (UPM) yang meliputi UPM Bandung, UPM lodium dan Aether Watudakon Mojokerto dan Pabrik Minyak Lemak Semarang. Sebaran pusat industri ini, selain masing-masing memiliki kemampuan industri yang berbeda, juga telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) dan standar mutu internasional seperti ISO-9002. Sementara untuk bidang pemasaran, Kimia Farma melakukan kegiatan baik secara langsung maupun tidak untuk melayani pasar di dalam maupun luar negeri untuk permintaan obat-obat etikal, generik, dan OTC. Saat ini produk Kimia Farma di ekspor ke Belanda, India, Korea, Jepang dan Selandia Baru.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Produksi-produksi yang merupakan andalan PT. Kimia Farma antara lain: •
Produk Etikal yang penjualannya melalui Apotek dan Rumah Sakit.
•
Produk OTC yang dapat dijual bebas di Toko Obat, Supermarket, dan lainlain.
•
Produk Generik Berlogo yang pada saat ini sedang digalakkan penggunaannya oleh pemerintah.
•
Produk Lisensi yang merupakan produk hasil kerjasama dengan beberapa Pabrik Farmasi terkemuka di luar negeri.
•
Produk Bahan Baku, antara lain: Kalium Iodat yang merupakan produk stategis untuk menanggulangi kekurangan Iodium dan garam-garam kina untuk komoditi ekspor.
•
Produk Konstrasepsi Keluarga Berencana: AKDR, Cooper T
Disamping produk di atas, terdapat produk-produk yang merupakan penugasan dari Pemerintah yaitu obat-obat Narkotik. Dibidang distribusi, Kimia Fama mengembangkan satu unit usaha mandiri dengan nama PT Kimia Farma Trading & Distribution, dimana 90% produk yang dipasarkan adalah produk Kimia Farma. Unit usaha ini, memasok pelanggan yang terdiri dari hampir 9000 apotek, 2500 toko obat, 1800 Pedagang Besar Farmasi, 896 rumah sakit dan 449 toko swalayan. Unit ini didukung fasilitas pergudangan yang besar, perangkat transfomasi dengan sistem informasi yang terintergrasi, serta melayani permintaan kebutuhan obat-obatan dan pemerintah. Usaha ritel, Kimia Farma. memposisikan diri sebagai pimpinan pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pangsa pasar mencapai 19% dan total penjualan Apotek di Indonesia. Saat ini Kimia Farma memiliki 326 apotek di Seluruh Indonesia. Sejak 2003 diintegrasikan dalam satu payung dengan pengelolaan mandiri dan profesional dengan nama PT. Kimia Farma Apotek. Sebagai usaha peningkatan pelayanan kepada masyarakat, PT. Kimia Farma Apotek terus berusaha menambah jumlah apotek dan daerah penyebarannya di seluruh Indonesia dengan membuka outlet-outlet baru. Tetapi bukan hanya jumlah apotek yang ditingkatkan melainkan juga kualitas pelayanan yang dilakukan dengan cara antara lain : 1. Penyediaan berbagai sarana untuk menciptakan suasana aman dan nyaman.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
2. Penempatan personalia yang terampil dan ramah 3. Penempatan harga yang bersaing 4. Kecepatan pelayanan dan kelengkapan obat Sementara
bidang
laboratorium
klinik,
merupakan
respon
atas
perkembangan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan. Unit usaha baru ini, ditujukan untuk melayani khusus dibidang laboratorium klinik dan pemeriksaan mikrobilogi industri. Untuk bidang klinik kesehatan, Kimia Farma membentuk PT. Kimia Farma Healthcare yang melayani kesehatan, konsultasi dan pengobatan. Unit ini memberikan layanan tambahan, berupa medical check-up, program K3 perusahaan, pengelolaan medical record, dan perencanaan kesehatan karyawan perusahaan. 1.2. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan Kimia Farma merupakan leader dalam sektor pemasaran obat-obatan dengan penjualan mencapai 19% dari total penjualan obat di seluruh Indonesia. PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan meliputi: •
Apotek
•
Klinik umum/gigi, spesialis
•
Laboratorium klinik
•
Optik
•
Praktek dokter bersama
PT. Kimia Farma Apotek merupakan apotek jaringan dengan status kepemilikan yang berbeda-beda, meliputi: •
Milik sendiri
•
Sewa/kontrak bangunan
•
KSO (Kerja Sama Operasi)
PT. Kimia Farma Apotek merupakan apotek pelayanan yang menggunakan sistem grouping. Di mana proses pengadaan, pemesanan (pembelian), pembayaran dan pelaporan dari tiap outlet digabungkan di Bisnis Manager untuk selanjutnya dilaporkan ke Kimia Farma pusat di Jakarta.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
1.3. Tinjauan Apotek Kimia Farma No. 107 Medan Apotek Kimia Farma No. 107 berlokasi di Jalan Gatot Subroto No. 72 C Medan. Apotek Kimia Farma No. 107 memiliki ruang tunggu dengan fasilitas TV, bagian penjualan obat bebas/kasir yang menyatu dengan ruang peracikan, praktek dokter dan kamar mandi/WC, serta ruang shalat untuk pasien dan petugas. Lokasi apotek Kimia Farma No. 107 tergolong strategis karena merupakan daerah dekat perbelanjaan, pemukiman penduduk yang ramai, letaknya di tepi jalan yang sangat ramai dilalui oleh kendaraan umum dan mudah dijangkau, selain itu lingkungan sekitar apotik terdapat beberapa tempat praktek dokter, klinik dan apotek swasta. Apotek Kimia Farma No. 107 dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) Muhardiman S.Si, Apt dan dibantu oleh beberapa orang karyawan, antara lain 3 orang asisten apoteker dan 1 orang non asisten apoteker (1 orang shift pagi dan 3 orang shift sore-malam hari).
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB II KONSELING DAN PSIKOTERAPI
2.1. Perkembangan Konseling Sebagai Profesi Konseling sebagai profesi dalam kenyataannya berkembang luas di Amerika lebih dari pada dinegara-negara lain. Meskipun tidak tercatat kapan dimulainya kegiatan konseling, namun sejarah mencatat nama Jesse B.Davis sebagai orang pertama yang memulai kegiatan ini, ketika ia menjadi konselor disekolah menengah pada tahun 1898 dikota Detroit. Pada waktu itu kegiatan banyak ditujukan kepada murid-murid untuk menghadapi dan membantu menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan jurusan yang dipilih, disesuaikan dengan pekerjaan dan jabatan yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan studi lanjutan dengan memberi bimbingan dan penasehatan. Tokoh lain sebagai pelopor kegiatan yang menjadi cikal bakal kegiatan konseling sekarang ini adalah Frank Parsons yang mendirikan biro konsultasi untuk memilih dan menentukan suatu jurusan dalam pekerjaan dan jabatan, pada tahun 1908 Diboston. Kegiatan konseling sebagai kegiatan profesional yang mencakup juga kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mental, mulai mempengaruhi gerakan konseling secara keseluruhan dan dimulai ketika pada tahun 1908. Perkembangan selanjutnya ialah pengakuan secara resmi terhadap konseling sebagai profesi pada sekitar tahun 1918 dan antara tahun 1920 sampai tahun 1930 perhatian besar diarahkan terhadap pendidikan kejuruan sehingga dibentuk bagian yang menangani khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan (yang kemudian hari lebih dikenal dengan konseling) di departemen pendidikan. Kegiatan konseling pada hakikatnya banyak dilakukan dimana-mana, baik secara resmi sesuai dengan jabatannya dan lembaga atau badan yang menyelenggarakan, maupun secara tidak resmi bahkan sering kali secara tidak disadari, seseorang karena keinginannya membantu orang lain, sebenarnya telah melakukan sesuatu yang identik dengan melakukan atau memberikan konseling.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2. Ilmu Lain Yang Mendasari Konseling Banyak ahli sependapat bahwa didalam pribadi yang sehat terdapat aspek yang berinteraksi secara terpadu. Dilihat dari sudut ini, hakikat dan falsafah tujuan konseling adalah membantu seseorang agar mencapai prestasi, hasil dengan kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Untuk membantu hal ini perlu dilatar belakangi oleh falsafat untuk konseling, bahwa ada kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang, bahwa ada pengakuan terhadap kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya dan hak seseorang untuk menentukan gaya dan corak kehidupan sendiri. Pada tahun 1966, Blocher mengemukakan 3 kelompok sistem falsafah yang mendasari konseling, yaitu: 1. Esensialism Ada 3 aspek dalam kelompok ini, yakni: rasionalism, idealism dan realism. Filsafat esensialitik menerima asumsi bahwa manusia adalah makhluk satusatunya di dunia ini yang memiliki akal dan karena itu fungsi utama mempergunakan akal adalah untuk mengetahui dunianya dimana ia hidup. 2. Progresivism Filsafat progresivistik ini muncul sebagai akibat dari melunturnya kepercayaan terhadap konsep-konsep yang absolut. Para ahli tidak lagi menitikberatkan pada teori atau teori umum tentang pengetahuan, melainkan memperhatikan hal-hal yang langsung dan khusus yanbg dapat dilihat sebagai realitas dan objek yang dapat dilihat, yang realistis dan membutuhkan pemecahan persoalan secara langsung. 3. Eksistensialism Konsep dasar filsafat Eksistensialistik sebagai kelompok ketiga menurut Blocher adalah kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang bermakna dalam dirinya. Konseling dari sudut filsafat Eksistensialistik ialah keterlibatan konselor untuk mengalami bersama apa yang dialami klien, suatu respons empatik (emphatic response) yang diperlihatkan konselor dalam usaha merekonstruksi struktur pribadi yang bermakna pada klien.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
2.3. Pengertian, Perumusan Dan Tujuan Konseling. Dilihat dari sejarahnya, konseling berkaitan erat dengan pemberian nasehat. Suatu keinginan membantu orang lain dengan memberikan nasehat, namun kenyataanya tidak sesederhana sebagai mana diperkirakan. Stewart (1986) menyusun secara kronologis berbagai perumusan mengenai konseling, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Rogers (1942) yaitu Suatu hubungan yang bisa dan berstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri, yang membimbingnya untuk menentukan langkah-langkah positif kearah orientasi baru. 2. Blocher (1966) yaitu Membantu seseorang agar menyadari reaksi-reaksi pribadi terhadap pengaruh perilaku dari lingkungan dan membantu seseorang membentuk makna dari perilakunya. Konseling juga membantu klien membentuk dan memperjelas rangkaian dari tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku selanjutnya. 3. Bernard & Fullmer (1977) yaitu Usaha untuk mengubah pandangan seseorang terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan fisik. Sebagai akibatnya, seseorang dibantu untuk mencapai identitas sebagai pribadi dan menentukan langkah-langkah untuk memupuk perasaan berharga, perasaan berarti dan bertanggung jawab. Pada tahun 1958, English & English merumuskan konseling adalah hubungan dimana seseorang berusaha membantu orang lain untuk memahami dan memecahkan masalah penyesuaian. Misalnya konseling dalam bidang pendidikan, jabatan dan sosial. Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara konselor yang terlatih dengan klien. Dengan memahami uraian diatas mengenai pengertian dan perumusan konseling, akan mempermudah untuk memahami tujuan konseling. Konseling bertujuan untuk membantu klien agar : ¾ Mengetahui apa yang harus dan akan dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. ¾ Merasa lebih baik, jauh dari ketegangan dan tekanan terus menerus karena ada persoalan. ¾ Berfungsi maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
¾ Mencapai sesuatu yang lebih baik karena bersikap positif dan optimistik. ¾ Bisa hidup lebih efektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan. 2.4. Karakteristik Konseling Konseling diakui sebagai salah satu bantuan profesional yang bisa diberikan dalam bidang pekerjaan dan kesejahteraan sosial, pendidikan, psikologi klinis-konseling, psikiatri dan kesehatan masyarakat. Pengertian bantuan bisa menimbulkan interprestasi karena banyak ragamnya, antara lain bantuan non profesional seperti : bantuan sesaat, bantuan yang berdasarkan belas kasihan atau kasih sayang, bantuan materi, bantuan tenaga, bantuan moril, bantuan nasehat dan bantuan profesional dengan teknik konseling. Wawancara merupakan bagian dari proses konseling dan berperan penting untuk keberhasilan atau sebaliknya kegagalan pada konseling itu sendiri. Melakukan wawancara membutuhkan keterampilan tersendiri dan tentunya pengalaman-pengalaman
praktis
disamping
juga
menyenangi
profesinya.
Wawancara bisa dilakukan secara berstruktur dengan daftar pertanyaan yang tersedia atau dilakukan secara bebas. Dalam kegiatan konseling, konselor berhadapan dan bertatap muka secara langsung dengan klien dan kegiatan selanjutnya tergantung bagaimana corak dan bentuk komunikasi tercipta. Selain komunikasi secara verbal melalui wawancara, tetapi ternyata ada komunikasi dalam bentuk lain, yakni komunikasi non verbal yang juga memegang peranan penting dalam kegiatan konseling. Dalam kegiatan konseling, perilaku non verbal yang diperlihatkan klien penting sekali diperhatikan, seperti : bahasa tubuh, nada suara, kontak mata dan susunan kata. 2.5. Konseling Dan Psikoterapi Upaya untuk membentuk konseling dengan psikoterapi telah lama dilakukan berbagai pihak, namun tidak pernah berhasil dengan memuaskan. Karena itu bagi sekelompok ahli, upaya membedakan konseling dan psikoterapi dirasakan tidak perlu dilakukan lagi dan sebaiknya keduanya diterima sebagai kegiatan yang sinonim, banyak kesamaan dan sama-sama pula bertujuan mulia, yakni membantu orang lain.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Ada beberapa hal yang bisa dipakai sebagai usaha untuk memahami kedua terminologi ini yang berkaitan dengan kegiatan khusus keduanya, yaitu : 1. Konseling bertujuan membantu seseorang dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan agar bisa berlangsung lancar. Hahn & Maclen (1955) mengemukakan tujuan konseling menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul, sedangkan psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. 2. Psikoterapi lebih banyak dilakukan di lembaga yang berhubungan dengan kesehatan, seperti rumah sakit atau praktik pribadi. Sedangkan konseling dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan yang lain dan dengan kegiatan tertentu juga bisa dilakukan di lembaga kesehatan. 3. Konseling ditandai dengan jangka waktu yang lebih singkat dan lebih sedikit waktu pertemuannya. Sedangkan psikoterapi memerlukan proses jangka panjang. 2.6. Pelaksanaan Konseling Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap proses konseling sehingga mempengaruhi hasilnya adalah tempat dilakukannya konseling itu. Meskipun dalam konseling yang penting adalah kualitas dan intensitas hubungan antara konselor dan klien, namun masalah tempat yang menimbulkan suasana tersendiri harus tetap diperhatikan. Sebelum proses konseling dilakukan, konselor telah memperoleh data mengenai klien yang diambil melalui wawancara pendahuluan (intake interview) yang bisa dilakukan oleh konselor atau orang lain yang ditugaskan dan terlatih melakukan hal itu. Pada wawancara pendahuluan ini diperoleh data pribadi atau hasil-hasil pemeriksaan. Proses konseling selanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan (initial interview), suatu pertemuan yang didahului dengan percakapan berbasabasi untuk meredakan ketegangan dan mempersiapkan klien memasuki suasana konseling yang lebih serius. Wawancara permulaan yang kemudian disusul dengan memasuki masa konseling (counseling session) sangat penting diperhatikan karena banyak
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
menentukan keberhasilan atau kegagalan pada keseluruhan konseling yang direncanakan. 2.7. Teknik Konseling Dari sejumlah teknik konseling, dalam pembicaraan ini akan diangkat suatu teknik konseling secara umum yang dikenal dengan 3 pendekatan tradisional dalam konseling, yaitu : 1. Pendekatan langsung (directive approach) Pendekatan langsung juga disebut sebagai Pendekatan terpusat pada konselor (counselor-centered approach) untuk menunjukkan bahwa dalam interaksi ini, konselor lebih banyak berperan untuk menentukan sesuatu. Teknik pendekatan langsung baik sekali un tuk diterapkan pada klien yang tidak memiliki sumber-sumber untuk mengatasi persoalan atau tidak bermotivasi atau motivasinya terbendung. Dalam rangka pendekatan langsung yang diberikan kepada klien dengan memberikan nasihat, dorongan, saran, bujukan kepada klien sebagai teknik pendekatan langsung, maka proses konselingnya pada umumnya tidak membutuhkan waktu lama. 2. Pendekatan tidak langsung (nondirective approach) Pendekatan tidak langsung sebagai teknik konseling dikemukakan oleh Carl R. Rogers. Pendekatan tidak langsung bertumpu pada data yang dikemukakan oleh klien, bersangkut paut dengan isi kehidupan emosi, lebih banyak terpusat pada seni hubungan antar manusia, terutama berhubungan dengan hal-hal perorangan atau kelompok menitikberatkan pada proses wawancara. 3. Pendekatan Eklektis Pendekatan Eklektis tidak hanya meliputi dua pendekatan yang sering dipakai dalam konseling, yakni pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung, namun lebih luas dari itu yaitu pendekatan-pendekatan lain dalam bidang psikoterapi. Bagi para pendukung pendekatan eklektis ini konsepnya jelas, yakni menitik beratkan pada pemakaian macam-macam teknik yang diambil dari banyak sumber tanpa terlalu menitik beratkan kasamaan dasar-dasar teorinya.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Gambaran mengenai perbandingan ketiga pendekatan yang telah dibicarakan pada bab ini, dikutip apa yang dikemukan oleh Demos & Grant (1973) adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. perbandingan 3 pendekatan tradisional dalam konseling No Pendekatan langsung Pendekatan tidak langsung
Pendekatan Eklektis
1
Bertumpu pada data Bertumpu pada data yang yang dikumpulkan dikemukakan oleh klien oleh konselor
2
bersangkut paut dengan isi intelek
bersangkut paut dengan isi bersangkut paut dengan isi kehidupan emosi intelek dan kehidupan emosi
3
Lebih banyak terpusat pada hal yang ilmiah
Lebih banyak terpusat pada Melibatkan pendekatan seni dan hubungan antar ilmiah atau seni hubungan manusia antar manusia
4
Terutama Terutama berhubungan Meliputi pendidikan dan berhubungan dengan dengan hal-hal perorangan jabatan atau jurusan dan bidang pendidikan atau kelompok bidang perorangan / sosial dan jabatan atau jurusan
5
Menitik beratkan pada masalah yang dihadapi klien
Menitik beratkan pada proses wawancara
Bertumpu pada data yang dikumpulkan oleh konselor dan dikemukakan oleh klien
Menitik beratkan pada masalah dan proses
2.8. Pandangan Umum Mengenai Psikoterapi Sejarah perkembangan psikoterapi ketika memasuki priode awal tahun 60an, ditandai oleh berkembangnya psikologi-klinis dan psikologi-konseling, sebagai salah satu reaksi dari perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, setelah perang dunia kedua. Muncul tokoh lain, tokoh besar yang dianggap sebagai pembaharu, juga merupakan revolusi dalam dunia psikoterapi yakni Carl Rogers dengan konseling tidak langsungnya (nondirective counseling) dan pendekatan terpusat pada klien (client-centered approach, kemudian menjadi person-centered approach). Psikoterapi bertitiktolak dari suatu paham bahwa manusia pada hakikatnya bisa dan mungkin untuk dipengaruhi dan diubah melalui intervensi psikologik yang dilakukan atau direncanakan oleh orang lain. Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
sederhana, yakni ”psyche” yang artinya jelas, yaitu ”mind” atau sederhananya : jiwa dan ”therapy” dari bahasa yunani yang berarti ”merawat” atau ”mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah ”perawatan terhadap aspek kejiwaan”
seseorang.
Dalam
Oxford
English
Dictionary,
perkataan
”psychotherapy” tidak tercantum, tetapi ada perkataan ”psychotherapeutic” yang artinya sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologi terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian. Sebagaimana diketahui, bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa dilakukan dengan pendekatan dari bidang kedokteran, antara lain dengan farmakoterapi. Karena begitu banyak dan beraneka ragam kegiatan intervensi psikologik, maka dicoba untuk memberikan beberapa perumusan yang cukup memadai. 1. Menurut Watson & Morse (1977, psikoterapi dirumuskan sebagai : bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada saat pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya. 2. Corsini merumuskan psikoterapi sebagai berikut : psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidak mampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut : fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berpikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidak tepatan perilaku) ; dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi bertindak sebagai terapis.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991), diantaranya : Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalamanpengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik. 2.9. Pendekatan Psikoanalitik Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Konflik timbul karena ada dorongandorongan yang saling bertentangan, sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial disamping biologis. Psikoanalisis sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. Teknik dasar untuk melaksanakan psikoanalisis ialah dengan meminta pasien berbaring di dipan khusus (couch) dan psikoanalis duduk dibelakangnya, jadi posisi pasien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan dengan psikoanalisis. Proses selanjutnya berlangsung seperti format psikoterapi biasa yang selalu didahului dengan tahap pembukaan untuk mengetahui berbagai hal
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
mengenai pasien, antara lain melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan secara tatap muka. 2.10. Pendekatan Afektif Pendekatan afektif adalah pendekatan untuk melakukan perubahan terhadap cara pasien merasakan diri sendiri. Pendekatan afektif banyak dipengaruhi oleh pendekatan eksistensialistik-humanistik, sehingga kelompok pendekatan ini juga bisa disebut sebagai kelompok atau gerakan yang menitik beratkan kemanusiaan dan hakikat kemampuannya yang dimiliki seseorang yang perlu berkembang dan diperkembangkan (Human Potential Movement). Termasuk pada kelompok pendekatan afektif ini adalah : pendekatan terpusat pada pribadi (Rogers) : Logoterapi (Frankl) dan terapi gestalt (Fritz Perls). Pendekatan terpusat pada pribadi telah banyak diuraikan pada bagian sebelumnya, sedangkan Logoterapi masih belum banyak dipergunakan, demikian pula dengan pendekatan eksistensialistik-humanistik. Pada bagian ini hanya dibicarakan terapi Gestalt saja. Pemakaian perkataan Gestalt pada terapi Gestalt menunjukan bahwa arti Gestalt menjadi landasan utama teknik dan tujuan terapi ini. Perkataan Gestalt (bentuk jamaknya adalah : Gestalten), berasal dari bahasa Jerman yang artinya : bentuk ; konfigurasi atau keseluruhan. Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap manusia, sama halnya dengan eksistensialistik-humanistik, ialah positif, bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah makhluk yang mampu mengurus diri sendiri. Dalam kaitan dengan dasar inilah Perls (1969) mengatakan bahwa tujuan terapi Gestalt adalah membantu orang agar ia mampu mengembangkan dirinya sendiri, mencapai kematangan dan melibatkan diri dalam kehidupan dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sasaran utama terapi Gestalt adalah memperkuat penyadaran (Awareness) yang akan meningkatkan kehidupannya secara penuh, disini dan sekarang (hereand-now). Mengenai tujuan terapi Gestalt, Ivey, et al (1987) mengatakan : agar seseorang lebih menyadari kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupannya. Corey (1991) mengatakan mengenai tujuan terapi Gestalt : untuk membantu pasien mencapai penyadaran pada setiap saat pengalamannya. Terapi
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Gestalt pada dasarnya adalah penanganan perorangan, namun bisa juga dipergunakan dalam kelompok. 2.11. Pendekatan Behavioristik Terapi perilaku (behavior therapy) dan pengubahan perilaku (behavior Modification) atau pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah satu dari beberapa ”revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya psikoterapi. Pendekatan behavioristik yang dewasa ini banyak dipergunakan dalam rangka melakukan kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti sempitnya, bersumber pada aliran behaviorisme. Aliran ini pada mulanya tumbuh subur di Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yakni John Broadus Watson, suatu aliran yang menitik beratkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai faktor penting dimana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Tujuan umum dari suatu terapi perilaku ialah membentuk kondisi baru untuk belajar, karena melalui proses belajar dapat mengatasi masalah yang ada. Tujuan terapi perilaku dengan orientasi kearah kegiatan konseling, menurut George & Cristiani (1981) adalah : 1. mengubah perilaku yang tidak sesuai pada klien. 2. Membantu klien belajar dalam proses pengambilan keputusan secara lebih efisien. 3. Mencegah munculnya masalah dikemudian hari. 4. Memecahkan masalah perilaku khusus yang diminta oleh klien. 5. Mencapai
perubahan
perilaku
yang
dapat
dipakai
dalam
kegiatan
kehidupannya. Timbulnya masalah perilaku karena ada sesuatu gejala didalam kepribadian seseorang yang mempengaruhi pribadinya, sehingga menimbulkan berbagai kesulitan, antara lain kesulitan untuk menyesuaikan diri, tidak bisa menerima keadaan, baik di dalam maupun di luar dirinya. Dalam melakukan berbagai teknik terapi perilaku, keadaan relaks yang dilakukan melalui berbagai prosedur relaksasi, dianggap sebagai dasar penting yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
2.12. Pendekatan Kognitif Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif, direktif dan berjangka waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi. Terapi ini didasarkan pada teori bahwa afek (keadaan emosi, perasaan) dan tindakan seseorang, sebagian besar ditentukan oleh bagaimana seseorang tersebut membentuk dunianya. Terapis dengan pendekatan kognitif mengajar pasien atau klien agar berpikir lebih realistik dan sesuai sehingga dengan demikian akan menghilangkan atau mengurangi gejala berkelainan yang ada. 2.13. Psikoterapi Jangka Pendek Psikoterapi jangka pendek bermula dari reaksi terhadap psikoanalisis. Psikoterapi jangka pendek bertujuan secara umum membantu pasien mengatasi persoalan atau sesuatu yang tidak menyenangkan yang mendorongnya mencari bantuan. Pasien dibantu dalam mengembangkan kemampuannya agar lebih dapat mengatasi persoalan dan mencegah munculnya persoalan di kemudian hari secara lebih konstruktif.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI
3.1. Resep Resep 1
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 1 Dr. ALISYAHBANA SRG., Sp.THT R/ Methylprednisolon 4 mg No. XV S3dd tab I R/ Celtamic No VI S2dd tab I R/ Liflox 400 mg No. XV S2dd tab I Pro: B. Purba 1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Methylprednisolon, Celtamic dan
Liflox, maka diduga bahwa pasien menderita infeksi saluran
pernafasan. 2. Spesialite Obat Tabel 3.1. Spesialite Obat Resep 1 No. 1
2
3
Nama Obat (Pabrik) Methyl prednisolon® (Dexa Medica) Celtamic® (Soho) Liflox® (Mecosin)
Komposisi Metil prednisolon 4 mg
Produk Lain (Pabrik) Lexcomet® (Molex Ayus)
Asam mefenamat Mefinal® 500 mg (Sanbe Farma) Molasic (Molex Ayus) Ofloksasin 400 mg Tarivid® (Kalbe Farma) Tariflox® (Lapi)
Gol
Khasiat
K
Kondisi alergi dan Inflamasi
K
Menghilangkan rasa sakit, nyeri dan demam
K
Mengobati infeksi saluran pernafasan
4. Pelayanan Informasi A. Methyl prednisolon® Kegunaan: Kondisi alergi dan Inflamasi, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 Tablet, efek samping: efek samping terlihat pada pemberian jangka panjang atau dosis besar, misalnya gangguan elektrolit dan cairan tubuh, kelemahan otot, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui, tidak dianjurkan untuk bayi dan
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
anak-anak, pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. B. Celtamic® Kegunaan: menghilangkan rasa sakit, nyeri dan demam, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: konstipasi atau diare, halhal yang perlu diinformasikan: hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. A. C. Liflox® Kegunaan: mengobati infeksi saluran pernafasan, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: gangguan gastrointestinal antara lain: mual, muntah, kurang nafsu makan, sakit kepala, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati –hati penggunaan pada penderita dengan fungsi ginjal menurun.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 2
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 2 DRG. FITRI KURNIATI R/ Flamar 50 mg No. X S3dd I R/ Mefinal 500 No X S3dd I Pro: Deny 1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Flamar dan Mefinal, maka diduga bahwa pasien mengalami sakit gigi. 2. Spesialite Obat Tabel 3.2. Spesialite Obat Resep 2 No.
Nama Obat (Pabrik)
Komposisi
Produk Lain (Pabrik)
Gol
Khasiat
Mengurangi rasa sakit dan peradangan Menghilangkan rasa sakit, nyeri dan demam
1
Flamar® (Sanbe Farma)
Natrium diklofenak 50 mg
Klotaren® (Kimia Farma)
K
2
Mefinal® (Sanbe Farma)
Asam mefenamat 500 mg
Molasic® (Molex Ayus) Celtamic® (Soho)
K
4. Pelayanan Informasi A. Flamar® Kegunaan: mengurangi rasa sakit dan peradangan, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet, efek samping: sakit kepala, gangguan saluran cerna, mual, muntah, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati–hati penggunaan pada penderita penyakit ginjal. B. Mefinal® Kegunaan: menghilangkan rasa sakit, nyeri dan demam, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet, efek samping: konstipasi atau diare, halhal yang perlu diinformasikan: hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 3
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 3 R/ New diatabs No IV S2dd II R/ Imodium No IV S2dd II Pro: Dedi 1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : New diatabs dan Imodium, maka diduga bahwa pasien mengalami diare non spesifik. 2. Kelengkapan resep Resep dianggap tidak lengkap karena tidak ada nama dokter dan paraf dokter yang menulis resep. 3. Spesialite Obat Tabel 3.3. Spesialite Obat Resep 3 No.
Nama Obat (Pabrik)
Komposisi
1
New diatabs ® (Biomedis)
Attapulgit aktif 600 mg
2
Imodium ® (Jansen Cilag)
Loperamid HCl 2 mg
Produk Lain Gol (Pabrik) Biodiar® (Novartis) Neo Entronstop (Combiphar) Imomed® (Medikon) Imare® (Soho)
Khasiat
B
Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik
K
Pengobatan simptomatik pada diare akut dan kronik
4. Pelayanan Informasi A. New diatabs® Kegunaan: pengobatan simptomatik pada diare non spesifik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 2 tablet, efek samping: konstipasi, hal-hal yang perlu diinformasikan: minumlah oralit untuk mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi dan kehilangan garam dalam tubuh, jagalah kebersihan makanan dan lingkungan, bila diare tidak berkurang selama 2 hari, segera hubungi dokter.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
B. Imodium® Kegunaan: pengobatan simptomatik pada diare akut dan kronik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 2 tablet, efek samping: kembung, mual, muntah dan konstipasi, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum pada saat makan atau setelah makan, hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 4
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 4 Dr. FADJRIR Sp.OG R/ Ferofort No XXX S1dd I R/ Gravimin DHA No XXX S1dd I Pro: Ny. Susanti 1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Ferofort dan Gravimin DHA, maka diduga bahwa pasien sedang mengandung dan membutuhkan tambahan multivitamin selama masa kehamilan. 2. Spesialite Obat Tabel 3.4. Spesialite Obat Resep 4 No. Nama Obat (Pabrik)
Komposisi
1 Ferofort ® (Kalbe Farma)
- Ferronyl 84,7 mg - Vit C 150 mg - Vit B12 10 mcg - Vit B1 3 mg - Vit B2 3 mg - Vit B6 5 mg - Asam folat 1 mg - Niasinamid 30 mg - Ca pantotenat 15 mg - ZnSO4.H2O 41,2 mg - Lysine HCl 50 mg - Vit A 5000 IU - Vit D 400 IU - Vit C 100 mg - Vit B12 4 mcg - Vit B1 10 mg - Vit B2 2,5 mg - Vit B6 15 mg - Asam folat 1 mg - Niasinamid 20 mg - Ca pantotenat 7,5 mg - Ca laktat 250 mg - CuSO4 0,1 mg - DHA 50 mg
2 Gravimin DHA® (Ecthica)
Produk Lain Gol (Pabrik) Vitonal F® (Tempo Scan Pacific)
-
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Khasiat
B
Suplemen untuk pencegahan anemia akibat kekurangan zat besi, terutama pada wanita hamil dan menyusui
B
Suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral selama masa kehamilan dan menyusui
4. Pelayanan Informasi A. Ferofort® Kegunaan: suplemen untuk pencegahan anemia akibat kekurangan zat besi, terutama pada wanita hamil dan menyusui, bentuk sediaan: kaplet, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 kaplet, efek samping: gangguan pencernaan seperti mual dan konstipasi, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum bersama makanan atau setelah makan, zat besi dapat menyebabkan feses berwarna hitam, tetapi tidak berbahaya dan hilang bila pemakaian dihentikan. B. Gravimin DHA ® Kegunaan: suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral selama masa kehamilan dan menyusui, bentuk sediaan: kaplet, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 kaplet, hal-hal yang perlu diinformasikan: tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan, kemungkinan timbulnya feses berwarna hitam.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 5
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Resep 5 Dr. ZULHELMI BUSTAMI, SpPD - KHG R/ Doloneurobion No. XXX S2dd tab I R/ Cimetidin tab No XXX S2dd tab I R/ Neciblok tab No. XV S2dd tab I Pro: G. Sembiring 1. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Doloneurobion, Cimetidin dan Neciblok, maka diduga bahwa pasien menderita tukak lambung. 2. Spesialite Obat Tabel 3.5. Spesialite Obat Resep 5 No.
Nama Obat (Pabrik)
Komposisi
Produk Lain Go (Pabrik) l
1
Dolo-neurobion ® - Parasetamol 500 mg (Merck) - Vit B12 100 mcg - Vit B1 50 mg - Vit B6 100 mg
2
Cimetidin® (Soho)
Simetidin 200 mg
Cimet® (Phapros)
3
Neciblok ® (Dankos)
Sukralfat 500 mg
Ulcron® (Coronet Crown)
Doloscaneuron® (Tempo Scan Pasific)
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Khasiat
K Meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh neuritis dan neuralgia K Pengobatan jangka pendek tukak lambung dan usus 12 jari K Pengobatan jangka pendek pada ulkus gaster, ulkus duodeni dan gastritis kronik
4. Pelayanan Informasi A. Dolo-neurobion ® Kegunaan: meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh neuritis dan neuralgia, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: dosis besar dan jangka lama dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati, reaksi hipersensitif, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati–hati penggunaan pada penderita penyakit ginjal, tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati rematik dan sakit punggung, penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati. B. Cimetidin® Kegunaan: pengobatan jangka pendek tukak lambung dan usus 12 jari, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: Diare, sakit kepala, mengantuk, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 16 tahun kecuali atas pertimbangan dokter, hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. B. C. Neciblok® Kegunaan: pengobatan jangka pendek pada ulkus gaster, ulkus duodeni dan gastritis kronik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: mual, muntah, tidak nyaman diperut, sakit kepala, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati –hati penggunaan pada penderita gagal ginjal kronis, hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
3.2. Swamedikasi Swamedikasi 1 Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan batuk tidak berdahak dan gatal pada tenggorokan. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan adalah Vicks formula 44®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.6. Spesialite Obat Swamedikasi 1 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Vicks Formula 44® (Protec & Gambler)
Komposisi
Produk Lain Gol Khasiat (Pabrik) Dekstrometorfan Cormasyl® B Antitussiv & HBr 5 mg (Corsa) antihistamin ® Doksilamin Dexmolex Suksinat 3 mg (Molex Ayus)
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: antitussiv dan antihistamin, bentuk obat: sirup, cara pakai: 3 kali sehari 10 ml, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat ini dapat menyebabkan kantuk, jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin, sirup ini diminum langsung jangan diencerkan dengan air.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 2 Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan gatal. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah Insto®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.7. Spesialite Obat Swamedikasi 2 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Insto® (Sterling)
Komposisi
Produk Lain (Pabrik) Tetrahidrozolin Visine® HCl 0,05% (Pfizer) Braito® (Konimex)
Gol T
Khasiat Mengurangi mata merah, mata lelah, mata perih dan gatal
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: Mata lelah, mata merah, mata perih, dan mata gatal karena iritasi debu, asap, angin serta iritasi ringan lainnya, bentuk obat: tetes mata, cara pakai: teteskan pada mata 3-4 tetes, hal-hal yang perlu diinformasikan: cuci tangan dahulu sebelum menggunakan obat, jangan digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 3 Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada bagian perut terutama jika terlambat makan, perut kembung. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah Mylanta ®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.8. Spesialite Obat Swamedikasi 3 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Mylanta® (Pfizer)
Komposisi Al-hidroksida 200 mg Mg-hidroksida 200 mg simetikon 20 mg
Produk Lain (Pabrik) Magasida® (Kimia Farma) Novamag (Novapharin)
Gol B
Khasiat Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung.
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung dan usus dua belas jari, perut kembung karena gas dalam perut, bentuk obat: tablet, cara pakai: 1 tablet sesudah makan dan sebelum tidur, hal-hal yang perlu diinformasikan : sebaiknya dimakan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur, jangan sampai menunda jadwal makan.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 4 Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan anaknya yang berusia 3 tahun sudah dua hari demam dan rewel. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah Tempra Sirup®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.9. Spesialite Obat Swamedikasi 4 No. 1
Nama Obat Komposisi (Pabrik) Tempra Sirup® Tiap 5 ml : (Mead Jhonson Asetaminofen Squibb) 160 mg
Produk Lain (Pabrik) Panadol® (Sterling) Sanmol® (Sanbe Farma)
Gol
Khasiat
B
Demam dan nyeri ringan, sakit kepala karena flu dan imunisasi.
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: untuk meredakan demam dan nyeri ringan, sakit kepala karena flu dan imunisasi, bentuk obat: sirup, cara pakai: 1 sendok teh, 3 kali sehari, hal-hal yang perlu diinformasikan: jika panas sudah turun atau normal, pemakaian obat dihentikan, simpan ditempat sejuk dan kering, perbanyak minum air putih.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 5 Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan bercak-bercak putih dipunggung dan lehernya, terasa gatal bila berkeringat. Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Canesten cream®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.10. Spesialite Obat Swamedikasi 5 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Canesten® (Bayer)
Komposisi Klotrimazol 1%
Produk Lain (Pabrik) Fungiderm® (Konimex)
Gol
Khasiat
K
Pengobatan topikal dari kandidiasis, pitriasis vesikolor dan tinea pedis
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan kuku, seperti jamur pada tubuh (panu dan kadas), pada lipatan-lipatan kulit
(di kaki dan paha),
bentuk obat: krim, cara pakai: 2 sampai 3 kali sehari dioleskan pada bagian yang sakit sampai infeksi hilang, hal-hal yang perlu diinformasikan: hindari kontak mata dan membran mucosa, hanya untuk pemakaian luar, gunakan obat ini secukupnya sehingga menutupi daerah yang terinfeksi dan gosoklah pelan-pelan, hubungi dokter bila timbul gejala-gejala iritasi kulit, seperti terbakar dan merahmerah.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 6 Seorang pria berusia 28 tahun datang ke apotek dengan keluhan mencret. Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Diapet NR ®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.11. Spesialite Obat Swamedikasi 6 No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat (Pabrik) (Pabrik) 1 Diapet NR Attapulgit B Anti diare ® (Soho) karbon aktif Ekstrak psidii foilum Ekstrak curcuma domesticae rhizoma Colcis semen Ekstrak Chebulae Fructus Ekstrak Granati Pericarpium 2. Pelayanan Informasi Kegunaan: anti diare, bentuk obat: kapsul, cara pakai: 2 x sehari 2 kapsul, halhal yang perlu diinformasikan: hindari makanan yang pedas dan asam, menjaga kebersihan makanan dan minuman.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 7 Seorang Bapak mengeluh tangannya kebas dan kesemutan. Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah Neurobion 5000 tablet ®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.12. Spesialite Obat Swamedikasi 7 No. Nama Obat Produk Lain (Pabrik) (Pabrik) 1 Neurobion Tiap tablet: 5000® Vitamin B1 100mg. (Merck) Vitamin B6 100mg Vitamin B12 5000 mcg
Komposisi Neuro Sanbe (Sanbe Farma)
Gol B
Khasiat mengobati kekurangan Vitamin B1, B6 dan B12
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: mengobati kekurangan Vitamin B1, B6 dan B12, bentuk obat : tablet salut gula, cara pakai: 1 kali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum sesudah makan.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 8 Seorang ibu akan melakukan perjalanan, dengan kendaraan bermotor. Ia mengeluh sering mual dan muntah jika melakukan perjalanan yang cukup jauh. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang akan diberikan adalah Antimo®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.13. Spesialite Obat Swamedikasi 8 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Antimo® (Phapros)
Komposisi Antimab® (Zenith) Dramamine® (Searle)
Produk Lain (Pabrik) Dimenhydrinat 50 mg
Gol
Khasiat
T
Antiemetikum
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: antiemetikum, bentuk obat: tablet, cara pakai: 1 tablet, 30 menit sebelum bepergian, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum 30 menit sebelum perjalanan, bila perlu dapat diulang tiap 4 jam 1 tablet, obat ini menyebabkan kantuk, jangan mengemudikan kendaraan dan menjalankan mesin setelah mengkonsumsi obat ini.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 9 Seorang pria dewasa datang keapotik dengan nyeri pada sendi, maka obat yang dianjurkan adalah Neo rheumacyl ®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.14. Spesialite Obat Swamedikasi 9 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Neo rheumacyl® (Bode, Tempo Scan Pacific)
Komposisi Ibuprofen 200 mg Paracetamol 350 mg
Produk Lain Gol Khasiat (Pabrik) T Meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot dan sendi.
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot dan sendi, bentuk obat: tablet, cara pakai: 3 kali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum setiap 8 jam sesudah makan, bila setelah 5 hari rasa nyeri tidak berkurang, segera hubungi dokter, penggunaan obat pada dosis tinggi dan jangka waktu lama dapat menimbulkan kerusakan fungsi hati dan ginjal
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Swamedikasi 10 Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan demam, maka obat yang dianjurkan adalah Panadol ®. 1. Spesialite Obat Tabel 3.15. Spesialite Obat Swamedikasi 10 No. 1
Nama Obat (Pabrik) Panadol® (PT.Sterling Products Indonesia)
Komposisi Parasetamol 500 mg
Produk Lain Gol Khasiat (Pabrik) Paramex® B Antipiretik (Konimex)
2. Pelayanan Informasi Kegunaan: untuk meredakan rasa sakit dan demam, bentuk obat: kaplet, cara pakai: 3 kali sehari 1 kaplet, hal-hal yang perlu diinformasikan: penggunaan obat ini jangan melebihi 8 tablet sehari, bila setelah 5 hari rasa nyeri tidak berkurang, segera hubungi dokter.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB IV PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma No.107 memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan atas resep dokter dan pelayanan swamedikasi. Pelayanan obat yang diberikan di apotek Kimia Farma No.107 berjalan dengan baik, karena pelayanan dilakukan oleh karyawan-karyawan yang bersahabat, menyenangkan, sopan dan sigap melayani konsumen dalam memberikan informasi dan solusi mengenai obat yang dibeli. Menurut hasil pengamatan saya selama melakukan latihan kerja profesi di apotek Kimia Farma No.107, saya melihat di apotek Kimia Farma No.107 belum dilaksanakan kegiatan konseling. Namun demikian karyawan apotek Kimia Farma No.107 yang sebagian besar adalah asisten apoteker (AA) yang berpengalaman selalu memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh pasien, sehingga pasien tidak merasa cemas dan ragu untuk menggunakan obat. Meskipun informasi yang diberikan asisten apoteker tidak mendetail seperti yang informasi yang diberikan apoteker (konseling). Menurut English & English (1958), konseling adalah hubungan dimana seseorang berusaha membantu orang lain untuk memahami dan memecahkan masalahnya. Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara konselor yang terlatih dengan klien. Pemberian informasi obat pada pasien merupakan salah satu tugas seorang apoteker di apotek. Dalam pemberian informasi, apoteker sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini berguna agar pasien mendapat kepuasan dan kepercayaan sehingga dapat lebih cepat sembuh. Disamping itu juga, hal ini akan berpengaruh pada peningkatan omzet karena pasien merasakan pelayanan yang memuaskan sehingga ia akan kembali ke apotek yang sama. Pemberian informasi (konseling) dapat dilakukan dimana saja, tetapi alangkah baiknya konseling dilakukan diruang khusus konseling untuk menjaga kerahasiaan klien. Terutama dalam pemberian informasi obat, pasien akan lebih terbuka mengenai penyakitnya jika konseling dilakukan diruang khusus konseling. Apotek Kimia Farma No.107 tidak menyediakan 41 Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
ruang khusus
konseling atau meja khusus konseling, sehingga pemberian informasi dilakukan dimeja pengambilan obat. Selama melakukan latihan kerja profesi, saya juga mencoba untuk memberikan pelayanan informasi obat kepada pasien. Namun dikarenakan belum adanya pengalaman untuk beinteraksi dengan pasien, rasa takut dan gugup dalam menghadapi pasien membuat saya hanya menerangkan aturan pakai obat dan kegunaan obat tersebut kepada pasien. Hal seperti inilah yang mungkin menjadi kendala bagi calon-calon apoteker dalam melakukan konseling. Pengamatan lain yang saya lihat di Apotek kimia farma No.107 bahwa semakin banyak masyarakat yang datang ke apotek dengan berbagai pertanyaan baik mengenai keluhan-keluhan kesehatan yang dialaminya dan pengobatannya, ataupun mengenai obat-obat dalam resep yang diterimanya dari dokter. Hal ini merupakan salah satu nilai tambah yang ada di apotek tersebut, dimana selain pelayanan berjalan dengan baik, keberadaan apoteker juga sangat dibutuhkan di apotek untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap peran apoteker dalam apotek tersebut. Disamping itu juga menambah kepercayaan diri dan suatu kepuasan tersendiri bagi apoteker untuk dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi peningkatan kesehatan masyarakat. Apotek Kimia Farma sudah memiliki citra tersendiri di mata masyarakat, yaitu lokasi apotek yang strategis, pelayanan yang baik, barang yang terjamin mutu dan kualitasnya karena dipesan dari PBF yang resmi, suasana apotek yang menarik dan mendorong konsumen untuk kembali membeli ke Apotek Kimia Farma.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Apotek Kimia Farma No.107 memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan atas resep dokter dan pelayanan swamedikasi. 2. Pelayanan yang diberikan di Apotek Kimia Farma No.107 sudah cukup baik, namun pelayanan pemberian informasi obat oleh apoteker masih belum dilaksanakan. 3. Semakin banyak masyarakat yang datang ke apotek dengan berbagai keluhan kesehatan yang dialaminya dan pengobatannya, ataupun mengenai obat-obat dalam resep yang diterimanya dari dokter menunjukkan bahwa keberadaan apoteker sangat dibutuhkan di apotek untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien.
5.2 Saran 1. Untuk menciptakan suasana nyaman bagi pasien yang ingin berkonsultasi, sebaiknya disediakan ruangan khusus konseling. 2. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap peran apoteker dalam apotek, sebaiknya dilaksanakan kegiatan konseling yang terjadwal.
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, A, dkk, (2006), MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi VI 2006/2007, PT. InfoMaster Lisensi CMPMedica, Jakarta. 2. Gunarsa, Singgih D, Prof. Dr, (1992), Konseling Dan Terapi, Cetakan I, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta. 3. www.KimiaFarma.co.id. PT. Kimia Farma Tbk, (diakses tanggal 9 Januari 2008)
Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008