PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTUM DENGAN TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU 03 KECAMATAN SLAWI, KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh TA. TRIWAHYUNI NIM X2707020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTUM DENGAN TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU 03 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh TA. TRIWAHYUNI NIM X2707020
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta, Pembimbing
Supervisor,
Drs. Usada, M.Pd NIP 19570908 198003 1 002
Sugianto, S.Pd NIP 19580212 198012 1 005
ii
commit to user
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univertas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. perpustakaan.uns.ac.id Hari
digilib.uns.ac.id :
Tanggal :
Kamis 24 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
:
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd.
………………….
Sekertaris
:
Taufiq Lilo, S.T., M.T.
………………….
Anggota I
:
Drs. Usada, M.Pd.
………………….
Anggota II
:
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd.
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001
iii
commit to user
………………….
ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTUM DENGAN TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU O3 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009/2010 perpustakaan.uns.ac.id
Oleh TA. Triwahyuni
digilib.uns.ac.id
Kata Kunci : suasana, kendala, hipotesis , siklus, berhasil Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar harus dilaksanakan dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan memanfaatkan sarana dan metode yang relevan dan kontekstual serta didukung oleh kemampuan guru yang memadai dalam menggunakan dan memanfaatkan sarana dan metode tersebut. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, khususnya untuk menceritakan kembali isi cerita belumlah optimal. Banyak siswa mengalami kesulitan untuk menceritakan kembali isi suatu cerita. Berbagai cara telah ditempuh untuk mengatasi kendala di atas, namun hasilnya tetap kurang memuaskan. Karenanya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah. Tujuan penelitian tindakan kelas yang bertumpu pada pendekatan KUANTUM dengan teknik memori adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. Hipotesisnya adalah jika penggunakan pendekatan KUANTUM dengan teknik memori diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, maka diharapkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal dan keterampilannya menceritakan kembali isi cerita meningkat. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama meliputi tahap persiapan, implementasi tindakan, obeservasi, dan diakhiri dengan analisis dan refleksi terhadap hasil kerja siswa, hasil obeservasi dan hasil wawancara. Siklus kedua dilaksanakan dengan tahapan yang sama dengan siklus pertama. Waktu penelitian adalan bulan Januari sampai dengan Juni pada tahun ajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan di segala aspek pengamatan. Rencana pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II dari masing-masing tindakan dalam kategori cukup baik. Kesimpulan : Penerapan pendekatan KUANTUM dengan teknik memori telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal dalam menceritakan kembali isi cerita. Siswa membutuhkan suasana belajar yang yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mereka bisa menggali dan menggunakan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
iv
commit to user
KATA PENGANTAR
Kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangatlah ditentukan oleh proses pembelajaran di kelas. Karena itu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara terus-menerus merupakan suatu keharusan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk mencapai tujuan di atas adalah dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK). Kesadaran inilah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang mendorong penulis untuk melaksanakan PTK di kelas yang menjadi tanggungjawab penulis. Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, seringkali penulis mendapati bahwa para murid mengalami kesulitan untuk menceritakan kembali isi suatu cerita. Penulis sudah menempuh berbagai cara untuk mengatasi kendala di atas, namun hasilnya tetap kurang memuaskan. Akhirnya penulis berniat untuk melaksanakan PTK, yang berjudul, “PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENCERITAKAN
KEMBALI
ISI
CERITA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTUM DENGAN TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU 03 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010.” PTK ini dilakukan secara kolaboratif dengan rekan guru yang menjadi pengamat dan teman sejawat dalam berdiskusi. Penulis juga merasa sangat terbantu dengan dukungan dan arahan dari
Kepala Sekolah SDN 03 Kalisapu tempat di
mana penulis bertugas sebagai guru kelas. Karena itu sudah sepantasnyalah penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Prof Dr. H. M Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret 2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program PJJ Universitas Sebelas Maret 3. Drs. Usada, M.Pd selaku dosen pembimbing 4. Semua Bapak / Ibu Dosen program PJJ S.1 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. 5. Kepala Dinas DIKPORA Kabupaten Tegal.
v
commit to user
6. Kepala UPTD DIKPORA Kecamatan Slawi. 7. Pengawas dan penilik TK / SD / MI UPTD DIKPORA Kec. Slawi. 8. Ibu Supartinah selaku Kepala Sekolah SDN Kalisapu 03 Kec. Slawi. 9. Bp. Sugianto, S.Pd selaku teman sejawat dalam penelitian ini. 10. Rekan – rekan guru SDN Kalisapu 03. 11. Para siswa kelas V SDN Kalisapu 03 Kec. Slawi 12. Keluarga Agustinus Agus Subiyanto perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Suami dan anak tercinta. Merekalah yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berguna dalam pelaksanaan PTK ini. Mereka adalah figur-figur yang sangat bergairah bila berbicara soal keilmuan. Dengan tidak mengurangi penghargaan penulis kepada pihak-pihak yang telah berjasa dan berperanserta dalam pelaksanaan dan penulisan PTK ini, penulis masih sangat mengharapkan masukan, saran dan kritikan yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan PTK ini dan sebagai bekal bagi penulis untuk mengadakan PTK yang lain berikutnya. Akhirnya penulis berharap semoga PTK ini memberikan banyak manfaat bagi para pelaku
dan pembuat kebijakan pendidikan, sehingga dunia pendidikan di
Indonesia semakin maju dan berkembang dan dari sana lahirlah insan Indonesia yang cemerlang dan berguna bagi kemajuan bangsa. Amin.
Salam Penulis, TA. Triwahyuni.
vi
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 2 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 5 A. Kajian Teori ................................................................................ 5 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 13 C. Kerangka Pikir ............................................................................ 14 D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 16 A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 16 B. Subjek Penelitian ....................................................................... 17 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 24 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 24 B. Pembahasan ............................................................................... 36 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 39 A. Simpulan ...................................................................................... 39 B. Saran ......................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42
vii
commit to user
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jadwal Penelitian 2. Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 3. Tabel 3 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus I perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Tabel 4 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I 5. Tabel 5 Hasil Pengamatan Belajar Siswa 6. Tabel 6 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 7. Tabel 7 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus II 8. Tabel 8 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II 9. Tabel 9 Hasil Pengamatan Belajar Siswa 10. Tabel 10 Perbandingan Keberhasilan Tindakan Pada Siklus I dan Siklus II
viii
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Lampiran 2 Materi Test 3. Lampiran 3 Kunci Jawaban perpustakaan.uns.ac.id 4. Lampiran 4 Cerita Malin Kundang
digilib.uns.ac.id
5. Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran 6. Lampiran 6 Materi Test 7. Lampiran 7 Penilaian Praktek Pembelajaran Program PJJ S-1 PGSD 8. Lampiran 8 Instrumen Penilaian RPP 9. Lampiran 9 Rencana Perbaikan Pembelajaran 10. Lampiran 10 Materi Tes 11. Lampiran 11 Penilaian Praktek Pembelajaran Siklus II 12. Lampiran 12 Profil SD N Kalisapu 03 Kec. Slawi – Kab. Tegal 13. Lampiran 13 Jawaban No. 05 Mata Kulian E-TA TO. 1 14. Lampiran 14 Suasana Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SDN Kalisapu 03 15. Lampiran 15 Jawaban No. 05 E-TA TO. 2
ix
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan dan kemampuan menceritakan kembali isi cerita adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id aspek yang sangat penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan dan kemampuan ini dapat menjadi salah satu tolok ukur kedalaman pemahaman siswa terhadap isi cerita. Siswa yang tidak mempunyai pemahaman yang dalam terhadap isi cerita sudah dapat dipastikan bahwa ia juga tidak mampu menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan terampil. Pada kenyataannya masih banyak murid kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang belum terampil dan belum mampu menceritakan kembali isi cerita. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya bahan bacaan terlalu panjang, banyak tokoh, peristiwa dan tempat dalam bacaan tersebut. Terbatasnya waktu pembelajaran di sekolah dan keengganan siswa untuk membaca kembali bacaan tersebut di rumah juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Situasi inilah yang mendorong penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan quantum dengan teknik memori untuk membantu kesulitan siswa tersebut di atas. Teknik memori yang disajikan dalam metode pembelajaran Kuantum memungkinkan siswa dapat memasukkan, menyimpan informasi ke otak dan memanggilnya kembali dengan cepat dan mudah. Hal ini dapat terjadi karena cara memasukkan informasi ke otak disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique). Karena cara memasukkan informasi ke otak sejalan dengan cara otak beroperasi dan
1
commit to user
2
berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap, menyimpan dan memanggil kembali informasi. Dengan penerapan teknik memori, diharapkan siswa dapat belajar menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan kemampuan otaknya. Siswa diajak untuk lebih kreatif dan bermain dengan imajinasinya. Bahan bacaan yang semula perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hanyalah deretan-deretan tulisan yang membingungkan dan membosankan dapat berubah menjadi gambar-gambar yang lucu dan penuh warna dan memudahkan siswa untuk menceritakan pesan atau makna yang terkandung di dalamnya. Teknik ini juga membantu guru untuk mengajar dengan efektif dan efisien. Dalam waktu pelajaran yang terbatas, guru dapat membantu siswa agar dapat menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan cara yang mudah dan diminati oleh siswa karena potensi otaknya teraktualisasikan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penerapan pendekatan Quantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal?”
C. Tujuan Penelitian
commit to user
3
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita dengan menerapkan pendekatan kuantum dengan teknik memori.
D. Manfaat Penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan memberikan dua manfaat yang berarti, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teroritis menunjuk pada hasil penelitian tindakan kelas ini yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan yang berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran quantum dengan teknik memori. Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa, guru dan institusi sekolah di mana guru dan murid berinteraksi dalam keseluruhan proses pembelajaran. 1. Manfaat Bagi Siswa a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. b. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. 2. Manfaat Bagi Guru a. Hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki proses pembelajaran pokok materi di kelas.
commit to user
4
b.Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pemahaman guru
tentang
penerapan
teknik
memori
dalam
peningkatan
keterampilan siswa menceritakan kembali isi cerita. 3. Bagi Sekolah a. Membantu mencapai tujuan pendidikan sekolah, baik secara mikro perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maupun makro. b.Meningkatkan kemampuan dan kinerja guru secara umum. c.Meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan sehingga kredibilitas sekolah meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Winkel berpendapat bahwa prestasi adalah usaha yang dicapai sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas (Winkel : 36). Adapun Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro : 43). Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan pada siswa.
2. Pendekatan Kuantum dengan Teknik Memori Teori yang hendak dipakai oleh penulis untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan indikator menceritakan kembali isi bacaan adalah teknik memori dalam metode pembelajaran kuantum. commit to user
5
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode pembelajaran kuantum dicetuskan pertama kali oleh Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang menggeluti bidang pembelajaran setelah bisnisnya di bidang properti dan keuangan mengalami kebangkrutan. Ia mematangkan gagasan pembelajaran kuantum di pendidikan
SuperCamp, suatu lembaga
yang berada di Kirkwood Meadows, negara Bagian Kalifornia,
Amerika serikat pada tahun 1982. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Erick Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah SingerNouri, ia mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum secara terarah dan terprogram pada para remaja di Super Camp. Di Super Camp inilah prinsipprinsip dan metode-metode kuantum akhirnya menemukan bentuknya Meskipun bernama kuantum, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum tidaklah diturunkan atau ditransformasikan dari Fisika Kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, seorang tokoh terdepan fisika kuantum. Pembelajaran kuantum merupakan ramuan berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi/neurolinguistik yang jauh sebelumnya telah ada dan berkembang. Pandangan-pandangan ini ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan temuan-temuan empiris yang diperoleh DePorter ketika mengadakan konstruk awal pembelajaran kuantum. DePorter sendiri menyatakan bahwa kuantum learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode mereka sendiri. Konsep-konsep kunci dari teori-teori lain juga dipakai. Misalnya : teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol dan simulasi atau permainan.. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode pembelajaran kuantum memiliki beberapa karakteristik umum yang memantapkan dan menguatkan sosoknya : [1] berpangkal pada psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum, [2] bersifat humanis, bukan positivistisempiris sehingga potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dari pembelajar dapat
berkembang
secara
maksimal,
[3]bersifat
konstruktivistis,
yaitu
menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal, [4] memberi tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna sehingga pembelajaran menjadi proses interaksi dan komunikasi, [5] menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi sehingga pelbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan sebagainya, [6] menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat karena yang alamiah menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sementara keartifisialan atau kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan, [7] menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran sehingga perlu dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, dan terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodir, [8] memadukan konteks dan isi pembelajaran sehingga membuahkan keberhasilan pembelajaran yang tinggi, [9] memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup dan prestasi fisikal atau material yang harus dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, [10] menempatkan nilai dan keyakinan positif, commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran sehingga konsep reward and punishment tidak dikenal karena setiap usaha siswa harus dihargai, [11] mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban sehingga perlu diakui keragaman cara belajar siswa, [12] mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih nyaman dan hasilnya optimal. Metode pembelajaran kuantum juga dibangun di atas aturan atau hukum fundamental mengenai pembelajaran dan pembelajar. Setidaknya ada tiga prinsip yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip utama itu adalah : a. Bawalah Dunia Pembelajar dalam Dunia Pengajar dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka. Prinsip ini menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran. Pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman
yang
dimiliki
pembelajar
sebagai
titik
tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar baik dalam memimpin, mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas.
b. Proses pembelajaran Kuantum Merupakan Permainan Orkestra Simponi yang mempunyai struktur dasar chord sebagai prinsipnya. Prinsip-prinsip itu adalah : segala sesuatu berbicara atau mempunyai pesan tentang pembelajaran, segala kejadian yang dibuat selalu mempunyai tujuan, pengalaman mendahului penamaan, setiap commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
usaha yang dilakukan dalam pembelajaran harus diakui, dan segala sesuatu yang dipelajari layak pula dirayakan.
c. Pembelajaran harus Berdampak bagi Terbentuknya Keunggulan Keunggulan adalah jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran kuantum, yaitu : terapkanlah hidup dalam integritas, akuilah bahwa kegagalan dapat membawa kesuksesan, berbicaralah dengan niat jujur, baik dan langsung, tegaskanlah komitmen tanpa ragu-ragu, jadilah pemilik yang bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnya, tetap lentur dalam membaca dan mengubah suasana dan lingkungan, dan yang terakhir tetap menjaga keseimbangan jiwa, tubuh, emosi dan semangat. Untuk keperluan operasional, dikenalkan konsep tandur dalam metode pembelajaran kuantum. Tandur merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Dengan konsep tumbuhkan siswa diajak untuk masuk dalam dunia pengajar. Caranya bisa dengan media gambar yang menarik, cerita yang lucu atau isu-isu yang menarik perhatian siswa. Garis besar konsep tumbuhkan adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa. Konsep alami mengajak siswa untuk mengingat kembali pengalamanpengalamannya yang dapat dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Saat pengalaman sudah terkait dengan materi, informasi-informasi yang penting dikumpulkan untuk memaknai pengalaman tersebut. Informasi yang abstrak berubah menjadi konkret.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konsep namai memuaskan hasrat otak untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun atas dasar pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa. Dalam proses penamaan inilah terjadi pengajaran mengenai konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar. Konsep demonstrasikan mengungkapkan tindakan atau perbuatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang telah dipelajarinya. Demonstrasi ini dapat terwujud dalam gerakan-gerakan badan, gambar, tulisan atau bahkan analisis data. Konsep ulangi berguna untuk memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa bahwa siswa sudah tahu mengenai sesuatu hal. Pengulangan dapat diwujudkan dengan tindakan siswa berupa, permainan, pertunjukan, menirukan
orang-orang
terkenal,
pembuatan
poster
dan
konsep
atau
menggemakan moto hidup tertentu. Sedangkan konsep rayakan adalah tindakan untuk memberi penghargaan dan memberi penghormatan atas usaha, ketekunan dan kesuksesan siswa. Rayakan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan pada siswa.
3. Teknik-teknik Model Pembelajaran Kuantum Metode pembelajaran kuantum memperkenalkan beberapa teknik pembelajaran, yaitu Peta konsep sebagai Teknik Belajar Efektif yang dikembangkan oleh Tony Buson pada tahun 1970 yang didasarkan pada proses bekerjanya otak, Teknik Akrostik atau Jembatan Keledai yang menghafal dengan cara mengambil huruf depan, Teknik Pasak Lokasi yang mengunduh dan commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengaktifkan semantik dan episodik, dan Teknik Memori yang akan dipakai oleh penulis dalam penelitian tindakan kelas. Teknik memori adalah teknik yang memasukkan informasi ke dalam otak yang disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dengan teknik ini otak menjadi lebih efektif dan efisien dalam menyerap, menyimpan dan memanggil informasi karena metode penyerapan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi disesuaikan dengan cara kerja otak. Teknik ini akan lebih mudah dikembangkan kalau kita juga mengetahui hal-hal yang sangat disukai oleh otak manusia. Otak suka akan hal-hal yang bersifat ekstrem berlebihan/tidak masuk akal, penuh warna, multi sensori, lucu, melibatkan emosi, melibatkan irama atau musik, tindakan aktif, gambar tiga dimensi dan hidup/aktif, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol, nomor dan urutan. Teknik memori meminta kita untuk kreatif dan mau bermain dengan imajinasi. Biarkan imajinasi bebas berkreasi dan jangan pernah mengatakaan ,”Ini tidak masuk akal” atau “Ini kekanak-kanakan atau sangat konyol”. Ungkapanungkapan seperti itu justru akan menghambat kreativitas dan imajinasi. Teknik ini sangat efektif karena otak manusia menyimpan gambar dan makna, bukan kata-kata. Itulah sebabnya banyak orang suka membaca komik daripada buku pelajaran. Buku pelajaran tidak menarik, terlalu banyak tulisan dan disajikan dalam warna hitam dan putih saja. Sementara komik disajikan dengan gambar dan alur cerita yang sangat menarik dan warna-warni. Buku sejenis komik sangat merangsang imajinasi dan menyentuh emosi pembacanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
Teknik memori dapat dikembangkan dengan beberapa cara, yaitu dengan melatih imajinasi, teknik rangkaian kata dan plesetan kata. Melatih imajinasi dapat dilakukan dengan membayangkan sesuatu dalam pikiran kita. Misalnya ketika mendengar cerita Malin Kundang Anak Durhaka, siswa diajak untuk membayangkan Malin Kundang, wajahnya, tinggi badannya, pakaiannya, sifatnya dan lain-lain. Bila proses imajinasi ini dilakukan dengan senang hati, maka siswa telah mengaktifkan otak kanannya dengan baik. Otak kanan berhubungan dengan kreativitas dan imajinasi. Teknik merangkai kata adalah cara mengingat dan menghafal dengan menyambung kata-kata yang ingin dihafal. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah [1] membuat cerita yang berisi tindakan. Misalnya mau mengingat Malin Kundang dan perahu besarnya, maka rangkaian katanya menjadi “Malin Kundang menaiki perahu besarnya”. [2] hindari perubahan bentuk, karena perubahan bentuk akan mengacaukan urutan kata yang mau dihafal. [3] Jangan menambahkan obyek lain yang tidak perlu. Misalnya “Malin Kundang menaiki perahu besarnya” ditambah kata batu karang menjadi “Malin Kundang naik perahu besarnya menabrak batu karang”. Batu karang menjadi kata yang tidak berguna akan masuk dalam memori kita. [4] Buatlah cerita yang pendek dan sederhana. Semakin pendek dan sederhana semakin mudah diingat dan semakin panjang dan rumit semakin membuat pusing dan membingungkan otak. [5] Bayangkan objek gambar dari cerita dengan menutup mata sambil mengarahkan bola mata ke arah kiri atas. Sedangkan teknik yang ketiga, yaitu teknik plesetan kata adalah teknik menghafal dengan menggantikan kata sulit yang akan kita hafal dengan kata lain commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang bunyinya mirip dan lucu. Teknik ini sangat membantu bila ingin menghafalkan kata-kata asing. Misalnya nama Malin Kundang diplesetkan menjadi Malinge kudungan atau Turki ibu kotanya Ankara diplesetkan menjadi Turis kita angker dan sebagainya.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian
TA
Triwahyuni
berjudul
Peningkatan
Keterampilan
Menceritakan Kembali Isi Cerita Menggunakan Pendekatan Kuantum Dengan Teknik Memori Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal menyimpulkan bahwa pendekatan kuantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan dalam menceritakan kembali isi cerita. Adapun penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian Yayah Fatmiyati Rohmiyatun yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Taknik Teks Pendek Melalui Penumbuhan Sikap Percaya Diri Dengan Media Elektronik Di Kelas II SD 2 Siwurang Garung Wonosobo Tahun Pelajaran 2006/2007. Perbedaannya terletak pada penggunaan media pembelajaran. Penelitian TA Triwahyuni menggunakan teknik memori sedangkan penelitan Yayah Fatmiyati Rohmiyatun menggunakan media elektronik Dari beberapa penelitian yang berkait dengan masalah membaca di atas, pokok permasalahan yang dibahas adalah peningkatan keterampilan membaca melalui metode dan teknik tertentu. Artinya, penelitian tersebut bertujuan hanya untuk mengetahui peranan metode dan teknik tertentu pada peningkatan keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan pada penelitian ini, penulis lebih menitikberatkan peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita setelah commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siswa mengadakan proses pembacaan cerita. Jadi dalam penelitian ini, penulis ingin membangkitkan kemampuan siswa untuk mengoptimalkan kemampuan memorinya sehingga ia dapat secara terampil menceritakan isi cerita yang dibacanya dengan dengan bahasa yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa, yaitu Menceritakan Kembali Isi cerita dengan teknik memori dapat membantu siswa dalam belajar Bahasa Indonesia sesuai kemampuan otaknya. Dengan begitu, motivasi belajar siswa dapat meningkat. Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Siswa, Guru, Materi
Teknik Memori
INPUT
PROSES
Prestasi meningkat
OUTPUT
PBM EFEKTIF Kerangka berpikir dalam penelitian dengan penggunaan teknik memori ini, tentu akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan sehingga dimungkinkan terjadinyacommit peningkatan to usermotivasi belajar siswa dalam mata
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya untuk keterampilan menceritakan kembali isi cerita. D. Hipotesis Tindakan Jika penggunaan teknik memori diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Kalisapu
03
Kecamatan
Slawi
Kabupaten
Tegal
dan
keterampilannya
menceritakan kembali isi cerita menjadi meningkat. Hal ini juga berarti bahwa siswa mempunyai pemahaman yang cukup terhadap bahan bacaan yang dibacanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan dan kemampuan menceritakan kembali isi cerita adalah aspek yang sangat penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan dan kemampuan ini dapat menjadi salah satu tolok ukur kedalaman pemahaman siswa terhadap isi cerita. Siswa yang tidak mempunyai pemahaman yang dalam terhadap isi cerita sudah dapat dipastikan bahwa ia juga tidak mampu menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan terampil. Pada kenyataannya masih banyak murid kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang belum terampil dan belum mampu menceritakan kembali isi cerita. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya bahan bacaan terlalu panjang, banyak tokoh, peristiwa dan tempat dalam bacaan tersebut. Terbatasnya waktu pembelajaran di sekolah dan keengganan siswa untuk membaca kembali bacaan tersebut di rumah juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Situasi inilah yang mendorong penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan quantum dengan teknik memori untuk membantu kesulitan siswa tersebut di atas. Teknik memori yang disajikan dalam
metode
pembelajaran
Kuantum
memungkinkan
siswa
dapat
memasukkan, menyimpan informasi ke otak dan memanggilnya kembali dengan cepat dan mudah. Hal ini dapat terjadi karena cara memasukkan user informasi ke otak disesuaikancommit dengan to cara kerja otak (brain-based technique).
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karena cara memasukkan informasi ke otak sejalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap, menyimpan dan memanggil kembali informasi. Dengan penerapan teknik memori, diharapkan siswa dapat belajar menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan kemampuan otaknya. Siswa diajak untuk lebih kreatif dan bermain dengan imajinasinya. Bahan bacaan yang semula hanyalah deretan-deretan tulisan yang membingungkan dan membosankan dapat berubah menjadi gambar-gambar yang lucu dan penuh warna dan memudahkan siswa untuk menceritakan pesan atau makna yang terkandung di dalamnya. Teknik ini juga membantu guru untuk mengajar dengan efektif dan efisien. Dalam waktu pelajaran yang terbatas, guru dapat membantu siswa agar dapat menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan cara yang mudah dan diminati oleh siswa karena potensi otaknya teraktualisasikan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penerapan pendekatan Quantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal?”
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita dengan menerapkan pendekatan kuantum dengan teknik memori.
D. Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan memberikan dua manfaat yang berarti, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teroritis menunjuk pada hasil penelitian tindakan kelas ini yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan yang berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran quantum dengan teknik memori. Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa, guru dan institusi sekolah di mana guru dan murid berinteraksi dalam keseluruhan proses pembelajaran. 1. Manfaat Bagi Siswa a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. b. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. 2. Manfaat Bagi Guru a. Hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki proses pembelajaran pokok materi di kelas. commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pemahaman guru tentang penerapan teknik memori dalam peningkatan keterampilan siswa menceritakan kembali isi cerita. 3. Bagi Sekolah a. Membantu mencapai tujuan pendidikan sekolah, baik secara mikro maupun makro. b.Meningkatkan kemampuan dan kinerja guru secara umum. c.Meningkatkan
kualitas
dan
kompetensi
lulusan
sehingga
kredibilitas sekolah meningkat.
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Winkel berpendapat bahwa prestasi adalah usaha yang dicapai sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas (Winkel : 36). Adapun Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro : 43). Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan pada siswa.
2. Pendekatan Kuantum dengan Teknik Memori Teori yang hendak dipakai oleh penulis untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan indikator menceritakan kembali isi bacaan adalah teknik memori dalam metode pembelajaran kuantum. commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode pembelajaran kuantum dicetuskan pertama kali oleh Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang menggeluti bidang pembelajaran setelah bisnisnya di bidang properti dan keuangan mengalami kebangkrutan. Ia mematangkan gagasan pembelajaran kuantum di pendidikan
SuperCamp, suatu lembaga
yang berada di Kirkwood Meadows, negara Bagian Kalifornia,
Amerika serikat pada tahun 1982. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Erick Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah SingerNouri, ia mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum secara terarah dan terprogram pada para remaja di Super Camp. Di Super Camp inilah prinsipprinsip dan metode-metode kuantum akhirnya menemukan bentuknya Meskipun bernama kuantum, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum tidaklah diturunkan atau ditransformasikan dari Fisika Kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, seorang tokoh terdepan fisika kuantum. Pembelajaran kuantum merupakan ramuan berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi/neurolinguistik yang jauh sebelumnya telah ada dan berkembang. Pandangan-pandangan ini ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan temuan-temuan empiris yang diperoleh DePorter ketika mengadakan konstruk awal pembelajaran kuantum. DePorter sendiri menyatakan bahwa kuantum learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode mereka sendiri. Konsep-konsep kunci dari teori-teori lain juga dipakai. Misalnya : teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol dan simulasi atau permainan.. commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode pembelajaran kuantum memiliki beberapa karakteristik umum yang memantapkan dan menguatkan sosoknya : [1] berpangkal pada psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum, [2] bersifat humanis, bukan positivistisempiris sehingga potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dari pembelajar dapat
berkembang
secara
maksimal,
[3]bersifat
konstruktivistis,
yaitu
menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal, [4] memberi tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna sehingga pembelajaran menjadi proses interaksi dan komunikasi, [5] menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi sehingga pelbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan sebagainya, [6] menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat karena yang alamiah menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sementara keartifisialan atau kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan, [7] menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran sehingga perlu dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, dan terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodir, [8] memadukan konteks dan isi pembelajaran sehingga membuahkan keberhasilan pembelajaran yang tinggi, [9] memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup dan prestasi fisikal atau material yang harus dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, [10] menempatkan nilai dan keyakinan positif, commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran sehingga konsep reward and punishment tidak dikenal karena setiap usaha siswa harus dihargai, [11] mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban sehingga perlu diakui keragaman cara belajar siswa, [12] mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih nyaman dan hasilnya optimal. Metode pembelajaran kuantum juga dibangun di atas aturan atau hukum fundamental mengenai pembelajaran dan pembelajar. Setidaknya ada tiga prinsip yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip utama itu adalah : a. Bawalah Dunia Pembelajar dalam Dunia Pengajar dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka. Prinsip ini menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran. Pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman
yang
dimiliki
pembelajar
sebagai
titik
tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar baik dalam memimpin, mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas.
b. Proses pembelajaran Kuantum Merupakan Permainan Orkestra Simponi yang mempunyai struktur dasar chord sebagai prinsipnya. Prinsip-prinsip itu adalah : segala sesuatu berbicara atau mempunyai pesan tentang pembelajaran, segala kejadian yang dibuat selalu mempunyai tujuan, pengalaman mendahului penamaan, setiap commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha yang dilakukan dalam pembelajaran harus diakui, dan segala sesuatu yang dipelajari layak pula dirayakan.
c. Pembelajaran harus Berdampak bagi Terbentuknya Keunggulan Keunggulan adalah jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran kuantum, yaitu : terapkanlah hidup dalam integritas, akuilah bahwa kegagalan dapat membawa kesuksesan, berbicaralah dengan niat jujur, baik dan langsung, tegaskanlah komitmen tanpa ragu-ragu, jadilah pemilik yang bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnya, tetap lentur dalam membaca dan mengubah suasana dan lingkungan, dan yang terakhir tetap menjaga keseimbangan jiwa, tubuh, emosi dan semangat. Untuk keperluan operasional, dikenalkan konsep tandur dalam metode pembelajaran kuantum. Tandur merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Dengan konsep tumbuhkan siswa diajak untuk masuk dalam dunia pengajar. Caranya bisa dengan media gambar yang menarik, cerita yang lucu atau isu-isu yang menarik perhatian siswa. Garis besar konsep tumbuhkan adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa. Konsep alami mengajak siswa untuk mengingat kembali pengalamanpengalamannya yang dapat dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Saat pengalaman sudah terkait dengan materi, informasi-informasi yang penting dikumpulkan untuk memaknai pengalaman tersebut. Informasi yang abstrak berubah menjadi konkret.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Konsep namai memuaskan hasrat otak untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun atas dasar pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa. Dalam proses penamaan inilah terjadi pengajaran mengenai konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar. Konsep demonstrasikan mengungkapkan tindakan atau perbuatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang telah dipelajarinya. Demonstrasi ini dapat terwujud dalam gerakan-gerakan badan, gambar, tulisan atau bahkan analisis data. Konsep ulangi berguna untuk memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa bahwa siswa sudah tahu mengenai sesuatu hal. Pengulangan dapat diwujudkan dengan tindakan siswa berupa, permainan, pertunjukan, menirukan
orang-orang
terkenal,
pembuatan
poster
dan
konsep
atau
menggemakan moto hidup tertentu. Sedangkan konsep rayakan adalah tindakan untuk memberi penghargaan dan memberi penghormatan atas usaha, ketekunan dan kesuksesan siswa. Rayakan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan pada siswa.
3. Teknik-teknik Model Pembelajaran Kuantum Metode pembelajaran kuantum memperkenalkan beberapa teknik pembelajaran, yaitu Peta konsep sebagai Teknik Belajar Efektif yang dikembangkan oleh Tony Buson pada tahun 1970 yang didasarkan pada proses bekerjanya otak, Teknik Akrostik atau Jembatan Keledai yang menghafal dengan cara mengambil huruf depan, Teknik Pasak Lokasi yang mengunduh dan commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengaktifkan semantik dan episodik, dan Teknik Memori yang akan dipakai oleh penulis dalam penelitian tindakan kelas. Teknik memori adalah teknik yang memasukkan informasi ke dalam otak yang disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dengan teknik ini otak menjadi lebih efektif dan efisien dalam menyerap, menyimpan dan memanggil informasi karena metode penyerapan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi disesuaikan dengan cara kerja otak. Teknik ini akan lebih mudah dikembangkan kalau kita juga mengetahui hal-hal yang sangat disukai oleh otak manusia. Otak suka akan hal-hal yang bersifat ekstrem berlebihan/tidak masuk akal, penuh warna, multi sensori, lucu, melibatkan emosi, melibatkan irama atau musik, tindakan aktif, gambar tiga dimensi dan hidup/aktif, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol, nomor dan urutan. Teknik memori meminta kita untuk kreatif dan mau bermain dengan imajinasi. Biarkan imajinasi bebas berkreasi dan jangan pernah mengatakaan ,”Ini tidak masuk akal” atau “Ini kekanak-kanakan atau sangat konyol”. Ungkapanungkapan seperti itu justru akan menghambat kreativitas dan imajinasi. Teknik ini sangat efektif karena otak manusia menyimpan gambar dan makna, bukan kata-kata. Itulah sebabnya banyak orang suka membaca komik daripada buku pelajaran. Buku pelajaran tidak menarik, terlalu banyak tulisan dan disajikan dalam warna hitam dan putih saja. Sementara komik disajikan dengan gambar dan alur cerita yang sangat menarik dan warna-warni. Buku sejenis komik sangat merangsang imajinasi dan menyentuh emosi pembacanya. commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknik memori dapat dikembangkan dengan beberapa cara, yaitu dengan melatih imajinasi, teknik rangkaian kata dan plesetan kata. Melatih imajinasi dapat dilakukan dengan membayangkan sesuatu dalam pikiran kita. Misalnya ketika mendengar cerita Malin Kundang Anak Durhaka, siswa diajak untuk membayangkan Malin Kundang, wajahnya, tinggi badannya, pakaiannya, sifatnya dan lain-lain. Bila proses imajinasi ini dilakukan dengan senang hati, maka siswa telah mengaktifkan otak kanannya dengan baik. Otak kanan berhubungan dengan kreativitas dan imajinasi. Teknik merangkai kata adalah cara mengingat dan menghafal dengan menyambung kata-kata yang ingin dihafal. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah [1] membuat cerita yang berisi tindakan. Misalnya mau mengingat Malin Kundang dan perahu besarnya, maka rangkaian katanya menjadi “Malin Kundang menaiki perahu besarnya”. [2] hindari perubahan bentuk, karena perubahan bentuk akan mengacaukan urutan kata yang mau dihafal. [3] Jangan menambahkan obyek lain yang tidak perlu. Misalnya “Malin Kundang menaiki perahu besarnya” ditambah kata batu karang menjadi “Malin Kundang naik perahu besarnya menabrak batu karang”. Batu karang menjadi kata yang tidak berguna akan masuk dalam memori kita. [4] Buatlah cerita yang pendek dan sederhana. Semakin pendek dan sederhana semakin mudah diingat dan semakin panjang dan rumit semakin membuat pusing dan membingungkan otak. [5] Bayangkan objek gambar dari cerita dengan menutup mata sambil mengarahkan bola mata ke arah kiri atas. Sedangkan teknik yang ketiga, yaitu teknik plesetan kata adalah teknik menghafal dengan menggantikan kata sulit yang akan kita hafal dengan kata lain commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang bunyinya mirip dan lucu. Teknik ini sangat membantu bila ingin menghafalkan kata-kata asing. Misalnya nama Malin Kundang diplesetkan menjadi Malinge kudungan atau Turki ibu kotanya Ankara diplesetkan menjadi Turis kita angker dan sebagainya.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian
TA
Triwahyuni
berjudul
Peningkatan
Keterampilan
Menceritakan Kembali Isi Cerita Menggunakan Pendekatan Kuantum Dengan Teknik Memori Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal menyimpulkan bahwa pendekatan kuantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan dalam menceritakan kembali isi cerita. Adapun penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian Yayah Fatmiyati Rohmiyatun yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Taknik Teks Pendek Melalui Penumbuhan Sikap Percaya Diri Dengan Media Elektronik Di Kelas II SD 2 Siwurang Garung Wonosobo Tahun Pelajaran 2006/2007. Perbedaannya terletak pada penggunaan media pembelajaran. Penelitian TA Triwahyuni menggunakan teknik memori sedangkan penelitan Yayah Fatmiyati Rohmiyatun menggunakan media elektronik Dari beberapa penelitian yang berkait dengan masalah membaca di atas, pokok permasalahan yang dibahas adalah peningkatan keterampilan membaca melalui metode dan teknik tertentu. Artinya, penelitian tersebut bertujuan hanya untuk mengetahui peranan metode dan teknik tertentu pada peningkatan keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan pada penelitian ini, penulis lebih menitikberatkan peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita setelah commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa mengadakan proses pembacaan cerita. Jadi dalam penelitian ini, penulis ingin membangkitkan kemampuan siswa untuk mengoptimalkan kemampuan memorinya sehingga ia dapat secara terampil menceritakan isi cerita yang dibacanya dengan dengan bahasa yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa, yaitu Menceritakan Kembali Isi cerita dengan teknik memori dapat membantu siswa dalam belajar Bahasa Indonesia sesuai kemampuan otaknya. Dengan begitu, motivasi belajar siswa dapat meningkat. Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Siswa, Guru, Materi
Teknik Memori
INPUT
PROSES
Prestasi meningkat
OUTPUT
PBM EFEKTIF Kerangka berpikir dalam penelitian dengan penggunaan teknik memori ini, tentu akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan sehingga dimungkinkan terjadinyacommit peningkatan to usermotivasi belajar siswa dalam mata
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya untuk keterampilan menceritakan kembali isi cerita. D. Hipotesis Tindakan Jika penggunaan teknik memori diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Kalisapu
03
Kecamatan
Slawi
Kabupaten
Tegal
dan
keterampilannya
menceritakan kembali isi cerita menjadi meningkat. Hal ini juga berarti bahwa siswa mempunyai pemahaman yang cukup terhadap bahan bacaan yang dibacanya.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas V SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Adapun pemilihan kelas tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut : a. Peneliti adalah guru kelas pada SDN Kalisapu 03 sehingga memudahkan proses penelitian. b. Kelas V merupakan kelas persiapan menjelang Ujian Akhir Semester Bertaraf Nasional (UAS BN), di mana Bahasa Indonesia menjadi jembatan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Dengan demikian sangat tepatlah apabila kelas V diambil sebagai obyek penelitian.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010. Adapun jadwal penelitian disusun sebagai berikut : commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1 Jadwal Penelitian Bulan No
Jenis Kegiatan Jan
1.
Observasi dan identifikasi masalah
X
2.
Penyusunan rancangan tindakan
X
3.
Pelaksanaan PTK siklus I
4.
Refleksi dan analisis hasil siklus I
5.
Pelaksanaan PTK siklus II
6.
Refleksi dan analisis hasil siklus II
7.
Penyusunan laporan PTK
Feb
Mar
Apr
Mei Jun
X X X X X
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang terdiri dari 23 (dua puluh tiga) siswa putra dan 11 (sebelas) siswa putri. Adapun latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sesuai dengan materi dan pokok bahasan yang ada. 2. Peneliti adalah guru kekas di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam proses penelitian. commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Banyak murid kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal yang belum terampil dan belum mampu menceritakan kembali isi cerita. Penyebabnya bermacam-macam. 4. Pendekatan kuantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi cerita pada siswa . C. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun mengenai pelaksanaan tindakan secara umum melalui tahapan sebagai berikut : SIKLUS I 1. Tahap Persiapan Tahap ini terdiri dari beberapa poin sebagai berikut: a.
Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan kesulitan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. Identifikasi masalah ini sudah terlihat dalam hasil belajar siswa tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
b.
Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali isi cerita melalui penggunaan teknik memori.
c.
Menyusun format observasi dan instrumen penelitian untuk mengetahui respons siswa terhadap teknik memori yang digunakan.
d.
Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik analisis data yang akan digunakan dalam PTK ini.
2. Tahap Implementasi Tindakan a.
Pengenalan teknik memori pada siswa. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
Siswa berlatih mempraktekkan teknik memori.
c.
Siswa maju di depan kelas untuk menceritakan kembali isi cerita dengan teknik memori.
3. Tahap Observasi a.
Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.
b.
Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, perlu dilakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
4. Tahap Analisis dan Refleksi a. Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara b. Dengan demikian analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran c. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target. d. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indicator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target atau bahkan melebihinya. commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SIKLUS II 1. Tahap Persiapan Tahap ini terdiri dari beberapa poin sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan kesulitan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. Identifikasi masalah ini sudah terlihat dalam hasil belajar siswa tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. b. Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali isi cerita melalui penggunaan teknik memori. c.
Menyusun
format
observasi
dan
instrumen
penelitian
untuk
mengetahui respons siswa terhadap teknik memori yang akan digunakan. d. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik analisis data yang akan digunakan dalam PTK ini.
2. Tahap Implementasi Tindakan Tahap ini terdiri dengan dua siklus: a. Siswa kembali mempraktekkan teknik memori dengan terlebih dahulu menemukan tokoh, tempat atau peristiwa kunci sebuah isi cerita. Cerita yang digunakan merupakan cerita yang akrab dengan anak-anak seperti misalnya cerita Si Malin Kundang. Siswa membuat imajinasi mengenai
tokoh,
tempat
atau
peristiwa
dalam
cerita
dan
menuangkannya dalam sebuah gambar yang lucu dan menarik. commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Siswa menceritakan kembali gambar imajinasinya di depan kelas. c. Guru melakukan evaluasi proses berupa penjelasan bahwa proses belajar dengan menggunakan teknik memori lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Siswa juga dapat belajar merangkai kalimat sesuai cerita. d. Guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengetahui kesan atau respons siswa terhadap teknik memori yang baru saja digunakan tersebut. 3. Tahap Observasi a. Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. b. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, perlu dilakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap 4. Tahap Analisis dan Refleksi a. Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara b. Dengan demikian analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran c. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target. d. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indicator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target commit to user atau bahkan melebihinya.
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes, observasi dan dokumentasi. a. Tes Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menceritakan kembali isi cerita. b. Metode Observasi Menurut Arikunto (1998:146-147), observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini hal yang diamati adalah kemampuan siswa dalam membaca dan menceritakan isi cerita. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Studi dokumen dapat dilaksanakan dengan menyelidiki benda-benda
tertulis
seperti
buku-buku,
majalah,
dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1998:149). Dokumen digunakan dalam penelitian ini dengan alasan (1) selalu tersedia di kantor atau lembaga, (2) dokumen merupakan sumber data yang stabil, (3) data/informasi yang digunakan bersifat factual dan realistis dalam arti memuat apa adanya tentang hal-hal yang didokumentasikan, dan (4) dokumen merupakan sumber data yang commit to user kaya berkaitan dengan keadaan subyek peneliti.
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Alat Pengumpul Data a. Butir Soal Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca dan menceritakan kembali teks pendek. Instrumen ini mencakup cara membaca, menyimak, membaca di depan kelas dan menceritakan kembali isi cerita.
b. Lembar Pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Hal yang diamati adalah kemampuan siswa saat membaca dan menceritakan kembali isi cerita. Hasil pengamatan ini sebagai dasar pemberian tindakan pada siklus II.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Diskripsi hasil siklus I Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ini sudah menerapkan model pembelajaran kuantum dengan tekhnik memori, adapun hasil yang dapat kami laporkan adalah sebagai berikut : A.
Perencanaan tindakan Tindakan pada siklus ini dilakukan dengan penerapan tekhnik memori, sesuai skenario pembelajaran, agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita.
B.
Pelaksanaan Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran ini adalah : a. Sebagai kegiatan awal, guru menyuruh siswa untuk membaca dalam hati isi cerita b. Memberikan motivasi c. Membuat kesimpulan inti cerita d. Menceritakan kembali isi cerita secara bergantian
C.
Hasil pengamatan Ditemukan beberapa hal dalam perbaikan pembelajaran yang berkaitan dengan materi, adalah sebagai berikut : a. Pada saat membaca secara klasikal masih ada siswa yang tidak membaca, bahkan hanya berbisik – bisik commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pada saat menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca, masih ada siswa yang tidak mau / tidak berani maju. c. Pada saat menyimak, masih ada siswa yang ribut d. Pada saat maju untuk menceritakan kembali, ternyata ada siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai dengan teks bacaan.
2.
Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah….. -
Masih ada siswa yang tidak membaca
-
Masih ada siswa yang tidak mau maju kedepan untuk menceritakan kembali
-
Pada saat menyimak, masih ada siswa yang ribut.
-
Pada saat meju ke depan untuk menceritakan kembali, masih ada siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai teks bacaan
3.
Rancangan strategi penyelesaian masalah, dan langkah – langkah implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus I : a.
Siswa tidak mau membaca teks cerita pada saat pembelajaran berlangsung Strategi penyelesaian :
b.
-
Guru mengingatkan untuk kembali membaca
-
Guru memberi contoh membaca yang benar
Siswa yang tidak mau maju kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita Strategi penyelesaian : Siswa yang maju ke depan, sesuai urutan kesiapan siswa, tidak berdasarkan nomor urut absent.
c.
Siswa yang rebut saat menyimak Strategi penyelesaian : Didekati sambil diarahkan untuk menyimak
d.
Siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai dengan teks bacaan Strategi penyelesaiannya : commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Guru memberi contoh dan membimbing dengan menggunakan bahasa yang benar. Data temuan penelitian telah diperoleh dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan II namun hasil pembelaaran belum mencapai batas tuntas, yakni pada siklus I masih terdapat 5 siswa dari 34 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 60 Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
DAFTAR NILAI BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI KALISAPU 03 SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
NAMA SISWA AMROJI IRAWAN ADHEKA RISMIATI ANDIKA APRILIANTO IRMAWATI MOH IRIN R NABILAH NORMA SUSILOWATI ZAKARIA ADELIA INKASARI AHMAD EFENDI AHMAD FIKRI M AJI PAMUNGKAS AFIF FERDIANSYAH DELVI MASTUROH DESTI OLIVIA H DODI WIBOWO FAIZAL G FAIZAL MAULANA FAIZAL KHAERUL A FERI DWI A FREZA TAMA HAFIDZ FAJAR IKBAL MUKMIN KHOLIFA AMALIA ATSBIT SHULKHAN M. INDRA WIBOWO NURLAELI F RIZKI HERIAWAN RIZKI AMALIA SLAMET WIBOWO TEGUH PRAYITNO WULAN ANUGRAH ZUKHRUFIN A DIDI PRIYANTO
NILAI 68 70 58 70 59 65 65 65 75 70 80 75 83 70 70 55 75 60 80 70 75 75 75 83 75 70 70 59 75 75 55 78 80 commit 70
TUNTAS/ TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS to user TUNTAS
KETERANGAN
KKM = 60 JML TUNTAS = 29 TIDAK TUNTAS = 5
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus I
Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus I No
NAMA SISWA
1 AMROJI IRAWAN 2 ADHEKA RISMIATI 3 ANDIKA APRILIANTO 4 IRMAWATI 5 MOH IRIN R 6 NABILAH 7 NORMA SUSILOWATI 8 ZAKARIA 9 ADELIA INKASARI 10 AHMAD EFENDI 11 AHMAD FIKRI M 12 AJI PAMUNGKAS 13 AFIF FERDIANSYAH 14 DELVI MASTUROH 15 DESTI OLIVIA H 16 DODI WIBOWO 17 FAIZAL G 18 FAIZAL MAULANA 19 FAIZAL KHAERUL A 20 FERI DWI A 21 FREZA TAMA 22 HAFIDZ FAJAR 23 IKBAL MUKMIN 24 KHOLIFA AMALIA 25 ATSBIT SHULKHAN 26 M. INDRA WIBOWO 27 NURLAELI F 28 RIZKI HERIAWAN 29 RIZKI AMALIA 30 SLAMET WIBOWO 31 TEGUH PRAYITNO 32 WULAN ANUGRAH 33 ZUKHRUFIN A 34 DIDI PRIYANTO Jumlah Nilai
A
B
70 65 70 70 65 65 70 75 60 65 65 65 75 70 70 70 70 75 70 70 80 85 80 75 90 90 75 70 70 75 60 60 75 75 60 65 85 90 75 70 75 70 70 75 70 75 85 85 80 80 75 70 70 75 70 65 70 75 80 80 60 65 75 70 85 90 65 70 commit to user 2465 2490
C
D
Nilai
70 70 70 75 65 65 65 65 80 75 85 75 80 70 75 65 80 60 85 75 75 70 70 80 80 70 75 65 75 75 70 75 85 75 2490
65 65 65 65 65 60 70 65 80 70 80 75 90 75 80 60 80 65 85 70 70 70 70 90 85 75 70 70 80 80 65 75 90 70 2490
67.5 68.75 66.25 71.25 63.75 63.75 70 67.5 76.25 71.25 82.5 76.25 87.5 72.5 75 61.25 77.5 62.5 86.25 72.5 72.5 71.25 71.25 85 81.25 72.5 72.5 67.5 75 78.75 65 73.75 87.5 70 2483.75
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai rata - rata
72.50
73.24
Keterangan :
73.24
73.24
73.05
Kriteria Nilai :
A : Nilai LKS keg. I ( Maksimal 100 ) B : Nilai PR ( Maksimal 100 )
Nilai akhir =
A+B+C+D
C : Nilai LKS, keg II ( maksimal 100 )
4
D : Nilai Evaluasi ( maksimal 100 ) Tabel 4 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I Bagian
Persiapan
Pengamatan
Skala 1
2
3
4 5
Skenario/Perencanaan Pembelajaran
√
Penyiapan Alat Pembelajaran
√ √
Penampilan Penyaji PENDAHULUAN
√
Pemeriksaan kehadiran siswa Pelaksanaan apersepsi
√
Pengungkapan tujuan pembelajaran
√
Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik
√
berkaitan dengan tujuan pembelajaran Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
√
POKOK
Penyajian
Penerapan strategi pembelajaran
√
Pemanduan sajian materi pembelajaran
√
(Keterpaduan bahan) Penggunaan media pembelajaran
√
Penerapan tehnik bertanya
√
Pemberian pengalaman berbahasa kepada siswa
√
Pembahasan hasil kedua melibatkan kepada siswa
√
Pemberian bimbingan siswa
√
Penggunaan bahasa penyaji
√
PENUTUP Penggunaan system penilaian
√
commit to userdan Pemberian tindak lanjut (perbaikan
√
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengayaan) Jumlah
76
Nilai rata-rata
4,2
Tabel 5 Hasil Pengamatan Belajar Siswa No
Skala
Ciri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar
1
2
3
4
√
1
Mencari dan memberikan informasi
2
Bertanya pada guru atau siswa lain
√
Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
√
3
atau kepada siswa √
4
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
5
Memanfaatkan sumber belajar yang ada
√
6
Menilai dan memperbaiki pekerjaannya
√
7
8 9 10
5
√
Membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya √
Dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat saat berlangsung KBM Mengikuti KBM
√
Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
√
guru pada akhir pelajaran Jumlah
4,5
Nilai rata-rata
4,5
Keterangan : 1 = kurang baik
4 = baik
2 = kurang
5 = baik sekali
3 = cukup
Pengamat
commit to user
Penyaji
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SUGIANTO, S.Pd NIP. 19580212 198012 1 005
TA. TRIWAHYUNI NIP. 19630813 198303 2008
2. Diskripsi hasil siklus II Pada pembelajaran siklus II hasil yang dapat kami laporkan adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Tindakan 1. Menentukan kelas subjek penelitian 2. Menetapkan focus observasi dan aspek-aspek yang diamati 3. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya 4. Menentukan pelaku observasi, alat Bantu observasi, pedoman observasi dan cara pelaksanaan observasi. 5. Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi 6. Menetapkan criteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah 7. Menyiapkan scenario pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana tindakan yang telah disusun untuk siklus kedua yang dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci scenario pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran. c. Tahap Observasi dan Evaluasi commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi akan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer dalam hal ini adalah pelaku tindakan itu sendiri dan seorang teman guru sebagai supervisor. Observasi dilakukan dalam upaya pengumpulan data. Data yang akan dikumpulkan adalah data kuantitatif. Data kualitatif akan dikumpulkan melalui observasi, sedangkan data kuantitatif melalui pelaksanaan evaluasi. Alat Bantu observasi yang akan digunakan adalah lembar observasi, bagan dan alat evaluas. Evaluasi akan dilakukan dalam upaya pengumpulan data kuantitatif, akan dilakukan pada akhir pembelajaran untuk setiap siklusnya dan dilakukan secara tertulis. d. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini semua data yang terkumpul diolah melalui tahapan: -
Reduksi data, jika terdapat data yang tidak diperlukan.
-
Penyederhanaan data
-
Tabulasi data
-
Penyimpulan data
Data pembelajaran pada siklus II menunjukan adanya perbaikan. Hal ini dapat diketahui melalui data hasil belajar siswa, ada 1 siswa yang belum tuntas karena memperoleh nilai kurang dari 60.
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
DAFTAR NILAI BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI KALISAPU 03 SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
NAMA SISWA AMROJI IRAWAN ADHEKA RISMIATI ANDIKA APRILIANTO IRMAWATI MOH IRIN R NABILAH NORMA SUSILOWATI ZAKARIA ADELIA INKASARI AHMAD EFENDI AHMAD FIKRI M AJI PAMUNGKAS AFIF FERDIANSYAH DELVI MASTUROH DESTI OLIVIA H DODI WIBOWO FAIZAL G FAIZAL MAULANA FAIZAL KHAERUL A FERI DWI A FREZA TAMA HAFIDZ FAJAR IKBAL MUKMIN KHOLIFA AMALIA ATSBIT SHULKHAN M. INDRA WIBOWO NURLAELI F RIZKI HERIAWAN RIZKI AMALIA
NILAI
Tuntas/ Tidak tuntas Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat)
70 80 63 75 60 68 65 Tuntas Tuntas (nilai meningkat) 70 Tuntas (nilai meningkat) 80 Tuntas (nilai meningkat) 78 Tuntas (nilai meningkat) 90 Tuntas (nilai meningkat) 85 Tuntas (nilai meningkat) 92 Tuntas (nilai meningkat) 78 Tuntas (nilai meningkat) 79 Tuntas (nilai meningkat) 62 Tuntas (nilai meningkat) 80 60 Tuntas Tuntas (nilai meningkat) 82 Tuntas (nilai meningkat) 75 75 Tuntas 78 Tuntas (nilai meningkat) 75 Tuntas Tuntas (nilai meningkat) 85 Tuntas (nilai meningkat) 81 Tuntas (nilai meningkat) 76 Tuntas (nilai meningkat) 75 Tuntas (nilai meningkat) 63 commit to user 75 Tuntas
KETERANGAN
KKM = 60 JML TUNTAS = 33 TIDAK TUNTAS = 1
32
perpustakaan.uns.ac.id
30 31 32 33 34
digilib.uns.ac.id
SLAMET WIBOWO TEGUH PRAYITNO WULAN ANUGRAH ZUKHRUFIN A DIDI PRIYANTO
80 56 82 85 70
Tuntas (nilai meningkat) Tidak Tuntas Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat) Tuntas
Tabel 7 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus II
Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
B
C
D
Nilai
AMROJI IRAWAN 75 70 ADHEKA RISMIATI 70 70 ANDIKA APRILIANTO 70 65 IRMAWATI 75 75 MOH IRIN R 65 65 NABILAH 70 65 NORMA SUSILOWATI 75 70 ZAKARIA 70 70 ADELIA INKASARI 80 80 AHMAD EFENDI 70 75 AHMAD FIKRI M 85 90 AJI PAMUNGKAS 80 80 AFIF FERDIANSYAH 90 90 DELVI MASTUROH 75 70 DESTI OLIVIA H 75 80 DODI WIBOWO 65 65 FAIZAL G 80 75 FAIZAL MAULANA 65 65 FAIZAL KHAERUL A 90 85 FERI DWI A 75 70 FREZA TAMA 75 70 HAFIDZ FAJAR 70 75 IKBAL MUKMIN 70 75 KHOLIFA AMALIA 85 85 ATSBIT SHULKHAN 90 85 M. INDRA WIBOWO 75 70 NURLAELI F 75 75 RIZKI HERIAWAN 75 70 RIZKI AMALIA 75 70 SLAMET WIBOWO 80 80 TEGUH PRAYITNO 65 65 WULAN ANUGRAH 75 70 ZUKHRUFIN A 90 90 commit 65 to user70 DIDI PRIYANTO
70 65 70 75 70 65 70 70 85 75 90 75 90 75 75 70 75 60 90 75 75 75 75 80 85 70 70 70 70 75 70 70 85 75
65 70 70 70 65 65 65 65 80 80 85 75 85 75 75 65 80 65 90 70 70 70 70 90 90 75 75 70 80 75 65 80 90 75
70 68.75 68.75 73.75 66.25 66.25 70 68.75 81.25 75 87.5 77.5 88.75 73.75 76.25 66.25 77.5 63.75 88.75 72.5 72.5 72.5 72.5 85 87.5 72.5 73.75 71.25 73.75 77.5 66.25 73.75 88.75 71.25
NAMA SISWA
A
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah Nilai Nilai rata - rata
2565 75.4
2525 74.3
2535 74.6
2535 74.6
2540 74.71
Keterangan : A : Nilai LKS keg. I ( Maksimal 100 ) B : Nilai PR ( Maksimal 100 )
Kriteria Nilai : Nilai akhir =
A+B+C+D
C : Nilai LKS, keg II ( maksimal 100
4
D : Nilai Evaluasi ( maksimal 100 ) Tabel 8 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II Bagian
Pengamatan
Skala 1
2
3
4 5 √
Skenario/Perencanaan Pembelajaran Persiapan
Penyiapan Alat Pembelajaran
√ √
Penampilan Penyaji PENDAHULUAN
√
Pemeriksaan kehadiran siswa Pelaksanaan apersepsi
√ √
Pengungkapan tujuan pembelajaran Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik
√
berkaitan dengan tujuan pembelajaran Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
√
POKOK Penyajian
Penerapan strategi pembelajaran
√
Pemanduan sajian materi pembelajaran
√
(Keterpaduan bahan) Penggunaan media pembelajaran
√
Penerapan tehnik bertanya
√
Pemberian pengalaman berbahasa kepada siswa
√
Pembahasan hasil kedua melibatkan kepada siswa
√
Pemberian bimbingan siswa
√
Penggunaan bahasa penyaji PENUTUP
√
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penggunaan system penilaian
√
Pemberian tindak lanjut (perbaikan dan
√
pengayaan) Jumlah
81
Nilai rata-rata
4,5
Tabel 9 Hasil Pengamatan Belajar Siswa No
Skala
Cirri Perilaku Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar
1
2
3
4
5
1
Mencari dan memberikan informasi
√
2
Bertanya pada guru atau siswa lain
√
3
Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
√
atau kepada siswa
4
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
√
5
Memanfaatkan sumber belajar yang ada
√
6
Menilai dan memperbaiki pekerjaannya
√
Membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran
√
7
8 9 10
yang diterimanya Dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat
√
saat berlangsung KBM Mengikuti KBM
√
Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
√
guru pada akhir pelajaran Jumlah
48
Nilai rata-rata
4,8
Keterangan : 1 = kurang baik
4 = baik
2 = kurang
5 = baik sekali commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 = cukup Pengamat
Penyaji
SUGIANTO, S.Pd NIP. 19580212 198012 1 005
TA. TRIWAHYUNI NIP. 19630813 198303 2008
3. Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan siklus II adalah a. Masih ada satu siswa yang belum lancar menceritakan isi cerita b. Pada saat berdialog dengan kelompoknya ada siswa yang pasif, tidak mau berperan dalam kegiatan ini. 4. Rancangan strategi penyelesaian masalah, dan langkah – langkah implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus II : a. Siswa belum lancar menceritakan kembali isi cerita -
Strategi penyelesaiannya : Guru membimbing dan memberi arahan
b. Siswa yang pasif dalam kegiatan kelompok -
Strategi penyelesaiannya : Guru memberi motivasi dan semangat agar siswa tersebut mau terlibat dalam kegiatan kelompok.
B. Pembahasan Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menceritakan kembali isi cerita yang telah dilaksanakan menggunakan pendekatan quantum dengan teknik memori di kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tegal, telah berhasil dilaksanakan dalam dua siklus dua kali pertemuan. Adapun hasil pembelajaran pada pelaksanaan pada tiap siklus adalah sbb : 1. Pembelajaran pada siklus I a. Siswa tidak mau membaca teks cerita pada saat pembelajaran berlangsung Strategi penyelesaian : Ø
Guru mengingatkan untuk kembali membaca
Ø
Guru memberi contoh membaca yang benar
b. Siswa yang tidak mau maju kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita Strategi penyelesaian : Siswa yang maju ke depan, sesuai urutan kesiapan siswa, tidak berdasarkan nomor urut absen. c. Siswa yang rebut saat menyimak Strategi penyelesaian : Didekati sambil diarahkan untuk menyimak d. Siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai dengan teks bacaan Strategi penyelesaiannya : Guru memberi contoh dan membimbing dengan menggunakan bahasa yang benar.
2. Pembelajaran pada siklus II a. Siswa mengalami peningkatan penguasaan materi, dengan penerapan teknik memori ini, siswa dapat menceritakan kembali isi cerita “Malin Kundang” dengan benar b. Pada akhir kegiatan pembelajaran dilaksanakan kegiatan post tes untuk mengetahui kemampuan siswa, adapun penilaian dilaksanakan secara lisan dan tertulis.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 10 Perbandingan Keberhasilan Tindakan Pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan perkembangan keberhasilan tindakan dari pembelajaran Siklus I dan Siklus II No
NAMA SISWA
NILAI Siklus I Siklus II
Keterangan
1
AMROJI IRAWAN
68
70
2
ADHEKA RISMIATI
70
80
Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat)
3
ANDIKA APRILIANTO
58
63
Tuntas (nilai meningkat)
4
IRMAWATI
70
75
Tuntas (nilai meningkat)
5
MOH IRIN RAMADHAN
59
60
Tuntas (nilai meningkat)
6
NABILAH
65
68
Tuntas (nilai meningkat)
7
NORMA SUSILOWATI
65
65
8
ZAKARIA
65
70
Tuntas Tuntas (nilai meningkat)
9
ADELIA INKASARI
75
80
Tuntas (nilai meningkat)
10
AHMAD EFENDI
70
78
Tuntas (nilai meningkat)
11
AHMAD FIKRI M
80
90
Tuntas (nilai meningkat)
12
AJI PAMUNGKAS
75
85
Tuntas (nilai meningkat)
13
AFIF FERDIANSYAH
83
92
Tuntas (nilai meningkat)
14
DELVI MASTUROH
70
78
Tuntas (nilai meningkat)
15
DESTI OLIVIA H
70
79
Tuntas (nilai meningkat)
16
DODI WIBOWO
55
62
Tuntas (nilai meningkat)
17
FAIZAL GUS MUSTOFA
75
80
Tuntas (nilai meningkat)
18
FAIZAL MAULANA
60
60
19
FAIZAL KHAERUL A
80
82
Tuntas Tuntas (nilai meningkat)
20
FERI DWI A
70
75
Tuntas (nilai meningkat)
21
FREZA TAMA
75
75
Tuntas
22
HAFIDZ FAJAR
75
78
Tuntas (nilai meningkat)
23
IKBAL MUKMIN
75
75
24
KHOLIFA AMALIA
83
85
Tuntas Tuntas (nilai meningkat)
25
ATSBIT SHULKHAN
26
M. INDRA WIBOWO
75 to user 81 commit 70
76
Tuntas (nilai meningkat) Tuntas (nilai meningkat)
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
NURLAELI F
70
75
Tuntas (nilai meningkat)
28
RIZKI HERIAWAN
59
63
Tuntas (nilai meningkat)
29
RIZKI AMALIA
75
75
Tuntas
30
SLAMET WIBOWO
75
80
Tuntas (nilai meningkat)
31
TEGUH PRAYITNO
55
56
32
WULAN ANUGRAH
78
82
Tidak Tuntas Tuntas (nilai meningkat)
33
ZUKHRUFIN A
80
85
Tuntas (nilai meningkat)
34
DIDI PRIYANTO
70
70
Tuntas
Jumlah Nilai Nilai Rata - rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
2398 70.5 83 55
2548 74.9 92 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Hasil penelitian tindakan kelas yang bertumpu pada pendekatan Quantum dengan teknik memori menunjukkan adanya peningkatan di segala aspek pengamatan. Rencana pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II dari masing-masing tindakan dalam kategori cukup baik. Penerapan pendekatan Quantum dengan teknik memori ini telah berhasil meningkatkan keterampilan dalam menceritakan kembali isi cerita bagi siswa SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Hal ini tampak dalam halhal berikut ini: 1. Pada saat membaca secara klasikal, semua siswa menunjukkan kesungguhan dan ketekunannya untuk mengetahui isi bacaan yang dibacanya. Tampak sekali bahwa siswa mempunyai antusiasme. Suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ternyata sangat mendukung siswa untuk aktif dalam pembacaan klasikal. commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pada saat siswa ditunjuk untuk membaca di depan kelas, mereka segera maju tanpa ragu-ragu dan takut. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kepercayaan diri dalam diri siswa. 3. Pada saat menyimak bacaan, semua siswa mencurahkan perhatiannya. Tidak ada lagi siswa yang berbisik-bisik dan ribut sendiri. Hal ini menunjukkan tumbuhnya kesadaran dalam diri siswa untuk belajar dan memahami isi bacaan. 4. Pada saat siswa disuruh maju untuk menceritakan kembali isi cerita, siswa tidak takut lagi dan mereka bisa menceritakan isi cerita dengan bahasa yang benar dan mencerminkan isi cerita yang telah dibacanya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar telah memahami isi bacaan yang dibacanya dan dapat menceritakan dengan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
B. Saran Setelah mengadakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan Kuantum dan lebih khusus lagi dengan teknik memori dan diperoleh hasil yang cukup baik, maka penulis menyarankan beberapa hal berikut : 1. Pendekatan Kuantum dengan teknik memori sangat tepat untuk menolong siswa dalam usaha menceritakan kembali isi cerita yang dibacanya. Teknik ini memudahkan siswa untuk mengingat apa yang telah dibacanya dan kemudian menyampaikan isinya dengan bahasa yang baik dan benar.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Perlulah diselenggarakan proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Dalam proses pembelajaran itu, seluruh potensi dan kemampuan siswa perlu digali secara terus-menerus sehingga menjadi modal dasar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. 4. Guru perlu menggali dan memanfaatkan sarana dan metode yang relevan dan kontekstual untuk menunjang proses pembelajaran. 5. Guru sebaiknya terus-menerus mengasah kemampuannya agar semakin memadai dalam menggunakan dan memanfaatkan sarana dan metode tersebut. 6. Perlu dikembangkan forum diskusi antar guru sehingga setiap guru dapat mengungkapkan kesulitannya dalam mengajar dan secara bersama-sama dapat menemukan solusi yang tepat guna. 7. Masyarat dan sekolah sebagai institusi pendidikan seharusnya terbuka terhadap perkembangan jaman yang menuntut peningkatan pelayanan dan kualitas pendidikan masyarakat. Keterbukaan itu dapat diwujudkan dengan dukungan spiritual dan material yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Semoga saran-saran ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia sehingga di masa yang akan datang lahirlah insan-insan Indonesia yang cemerlang yang berguna bagi kehidupan berbangsa dan berbegara. commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Annurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD 4 SKS. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto. Suharsini. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. ________________. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Darisman, M. 2004. Ayo Belajar Berbahasa Indonesia 2A. Jakarta : Yudistira. Rohmiyatun, Yayah Fatmiyati. 2006. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Teknik Teks Pendek Melalui Penumbuhan Sikap Percaya Diri Dengan Media Elektronik di Kelas II SD 2 Siwuran Carung Wonosobo Tahun Pelajaran 2006/2007. Saryono, Djoko. (2007). Pembelajaran Kuantum Sebagai Model Pembelajaran Yang Menyenangkan, (http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/11/pembelajaran-kuantumcommit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai-model-pembelajaran-yang-menyenangkan/. Diunduh tanggal 26 Desember 2009, pukul 21.00 WIB. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13. Sukamto, Pannen, Paulina., Ikhsan Jaslin. 2010. Panduan E – Tugas Akhir. Direktorat
Ketenagaan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional. Suminar Setiati Achmadi. 1997. Teknik Menulis Artikel Ilmiah. Makalah disajikan dalam rangka Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Muda 1996/1997, di Cisarua Bogor. Suwarto, St. Y. Slamet. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali. Umri Nuraini, Indriyani. 2008.Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas V. Jakarta : CV. Mitra Media Pustaka Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. __________. Presentasi dengan Power Point. www.knowledgebank.irri,org
commit to user
43