69
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
WULAN WIDAYATI NIM K7406163
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
70
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh: WULAN WIDAYATI NIM K7406163
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
71
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats
Muhtar, S.Pd, M.Si
NIP. 19590201 198503 2 002
NIP. 19661231 199412 1 001
72
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal
: 28 Juni 2010
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si
Anggota 1
: Prof. Dr. Siswandari, M. Stats
Anggota 2
: Muhtar, S.Pd, M.Si
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
............
............
............
............
73
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si
Anggota 1
: Prof. Dr. Siswandari, M. Stats
Anggota 2
: Muhtar, S.Pd, M.Si
............
............
............
............
74
ABSTRAK Wulan Widayati. K 7406163. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Direct Instruction dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi dasar kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 30 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 dan 2 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 6 x 45 menit dan 4 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui penerapan metode pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 23 siswa, siswa lebih aktif bertanya dan berani mendemonstrasikan jawaban
75
soal (2) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 24 siswa. (3) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 60% atau 18 siswa menjadi 87% atau 26 siswa, rata-rata nilai siswa meningkat pada siklus 1 yakni 70,67 dan pada siklus 2 yakni 85,67. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan metode Direct Instruction, (2) Guru membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.
76
ABSTRACT Wulan Widayati. K 7406163. APPLICATION OF DIRECT INSTRUCTION LEARNING MODEL TO INCREASE ACCOUNTING LEARNING QUALITY IN GRADE OF XI IPS 3 OF MA NEGERI 1 SURAKARTA YEAR OF 2009/2010. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Mei 2010. The aim of this research is to find out the effect of direct instruction learning model to increase accounting learning quality in grade of XI IPS 3 of MA Negeri 1 Surakarta year of 2009/2010 This research used classroom action research approach by using cycling strategy. The subject research is the XI grade of IPS 3 of MA Negeri 1 Surakarta which is 30 student. The object research in this action research is the activitied which is happening in the class during the learning process. This research is done by collaborating between researcher, teacher class by involving student partisipation. The source of data used in this actions research are informan, place or location, document, and file. The technique of collecting is done by observing, interviewing, testing, and documenting. The research procedure include stage of: (1) problem identification, (2) preparation, (3) arranging the action plan, (4) action implementation, (5) observation, and (6) report arranging. The process of this research is done in to cycles, which consist of four stage, they are: (1) planning action, (2) doing action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle is done in 3 and 2 times meeting, with time allocation of each meeting is 6 x 45 minutes and 4 x 45 minutes. According to the research which had been done before , it can be conclude that there is the increasing of accounting learning quality (process and yield as well) through the application of direct instruction learning method. It is reflected in some indicators : (1) student’s activation in learning process, student which show that they are active is 14 student in cycle I while in cycle II 23 student, student brave to ask and brave to demonstrating task, (2) in carefulness and accuracy in solving the problem in cycle I there are 17 student, in cycle II there are 24 student, (3) the existence of
77
increasing the student’s achievement from 60% or 18 students to be 87% or 26 students, class average in cycle 1 70,67 and in cycle 2 85,67. That increation happens after the teacher did some attempt, they are: (1) the application of direct instruction method, (2) the teacher makes learning plan before teaches so that the learning activity can be directed and programmed, (3) the teacher makes evaluation after it can be concluded that with the implementation of direct instruction learning model can improve the quality of accounting learning both from the process and achievement side.
78
MOTTO
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (Confusius) ”Jangan Puas Hanya Menjadi Baik Jika Kita Bisa Menjadi Yang Paling Baik” (Mario Teguh) “Do the best and God will do rest” (Penulis) “Matahari pagi meyakinkan kita bahwa untuk setiap malam yang gulita dan panjang pasti menyimpan sisi terang di ujungnya” (Penulis) “ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Qs. Ar-ra’d: 11)
79
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada: - Allah SWT dengan semua nikmat-Nya yang tak pernah dapat terhitung. - Ibu tersayang yang telah memberikan doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. - Almarhum
Ayahku
yang
semasa
hidupnya
memberikan banyak pelajaran berharga bagiku. - Kakak dan adik-adikku yang selalu membawa keceriaan di hidupku. - Bu Sis dan Pak Muhtar, terima kasih atas bimbingan, kesabaran dan semangatnya. - Almamater UNS.
80
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats., selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran. 5. Muhtar, S. Pd, M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik. 6. Drs. Agus Hadi Susanto, M. Si., selaku Kepala MA Negeri 1 Surakarta, terimakasih telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian. 7. Tri Budiani, S. Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi yang telah memberikan sebagian jam mengajarnya untuk penelitian. 8. Siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta yang telah membantu dalam penelitian. 9. Ibu tersayang, yang selalu memberikan dorongan baik moral maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
81
10. Almarhum Ayah tercinta yang semasa hidupnya telah memberikan banyak nasehat dan pelajaran berharga bagi kehidupan penulis. 11. Kakak dan adik-adikku yang selalu memberi keceriaan dalam kehidupan penulis. 12. Sahabat-sahabatku, Putri, Titin, Isna, Stefi, Leny, Nety, Ratna, Tri, Titis, Maryani, Ardhiani, dan semua teman-temanku di FKIP. Akuntansi 2006 yang selalu jadi spiritku terimakasih atas persahabatannya selama ini. 13. Saudara-saudaraku di UKM KEMPO, senpai Septa, senpai Dento, Dimas, Prana, Rosyid, Nanda, dan seluruh kenshi yang telah memberikan motivasi dan banyak pelajaran berharga bagi penulis. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Amin. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Mei 2010
Penulis
82
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN REVISI .....................................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
x
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
xi
KATA PENGANTAR ...................................................................................
xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
4
D. Perumusan Masalah .....................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
6
1. Kualitas Pembelajaran dan Upaya Peningkatannya ..............
6
a. Hakikat Kualitas Pembelajaran .......................................
6
b. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran ....................
7
2. Model Pembelajaran ...............................................................
9
a. Hakikat Model Pembelajaran ...........................................
9
83
b. Macam Model Pembelajaran ........................................... 10 3. Metode Direct Instruction ...................................................... 11 a. Hakikat Metode Direct Instruction .................................. 11 b. Peran Praktek Individual di dalam Pengajaran ................. Langsung .......................................................................... 15 c. Kebaikan dan Kelemahan Model Direct Instruction ........ 17 4. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi ............................................ 18 a. Hakikat Belajar ................................................................. 18 b. Hakikat Akuntansi ........................................................... 20 c. Hakikat Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran ............... Akuntansi ......................................................................... 20 B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................... 21 C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 21 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 24 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24 B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 26 C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 32 D. Prosedur Penelitian....................................................................... 33 E. Proses Penelitian .......................................................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 39 A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................... 39 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi .... di Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta .................................. 41 C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 44 1. Siklus I ................................................................................... 44 a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 44 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 47 c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 51
84
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 52 2. Siklus II .................................................................................. 54 a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 54 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 56 c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 57 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 58 D. Pembahasan.................................................................................. 59 BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 64 A. Simpulan ...................................................................................... 64 B. Implikasi ...................................................................................... 65 C. Saran ............................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67 LAMPIRAN ................................................................................................... 69
85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
22
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan
30
Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2
60
86
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
25
Tabel 2. Perbedaan Penelitian Formal dan Penelitian Tindakan Kelas
29
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
37
Tabel 4. Profil Hasil Penelitian
60
87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Catatan Lapangan 1
71
Lampiran 2.
Intrepretasi Peneliti
72
Lampiran 3.
Pedoman Wawancara Guru (Pra Tindakan)
73
Lampiran 4.
Pedoman Wawancara Siswa (Pra Tindakan)
74
Lampiran 5.
Catatan Lapangan 2
75
Lampiran 6.
Intrepretasi Peneliti
76
Lampiran 7.
Catatan Lapangan 3
77
Lampiran 8.
Catatan Lapangan 4
78
Lampiran 9.
Catatan Lapangan 5
79
Lampiran 10. Catatan Lapangan 6
80
Lampiran 11. Catatan Lapangan 7
81
Lampiran 12. Intrepretasi Peneliti
82
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
84
Lampiran 14. Skenario Pembelajaran Siklus 1
86
Lampiran 15. Materi Siklus 1
89
Lampiran 16. Soal Latihan Siklus 1
98
Lampiran 17. Catatan Lapangan 8
104
Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
109
Lampiran 19. Skenario Pembelajaran Siklus 2
112
Lampiran 20. Materi Siklus 2
114
88
Lampiran 21. Soal Latihan Siklus 2
120
Lampiran 22. Catatan Lapangan 9
126
Lampiran 23. Pedoman Wawancara (Setelah Tindakan)
130
Lampiran 24. Catatan Lapangan 10
131
Lampiran 25. Catatan Lapangan 11
132
Lampiran 26. Catatan Lapangan 12
133
Lampiran 27. Catatan Lapangan 13
134
Lampiran 28. Catatan Lapangan 14
135
Lampiran 29. Intrepretasi Peneliti
136
Lampiran 30. Lembar Observasi KBM Siklus 1
137
Lampiran 31. Lembar Observasi KBM Siklus 2
138
Lampiran 32. Daftar Nilai
139
Lampiran 33. Daftar Hadir
141
Lampiran 34. Surat Keputusan Dekan
143
Lampiran 35. Surat Ijin Research Kepada Rektor
144
Lampiran 36. Surat Ijin Research Kepada Sekolah
145
Lampiran 37. Surat Ijin Menyusun Skripsi
146
Lampiran 38. Surat Keterangan Penelitian
147
Lampiran 39. Lembar Latihan Siswa
148
89
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai indikator kemajuan bangsa yang dipandang sangat penting dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu, perlu adanya penyempurnaan terus menerus dan berkesinambungan agar kualitas pendidikan semakin meningkat. Pendidikan harus dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat pada umumnya. Perkembangan
dan
perubahan
yang
terjadi
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang merupakan tempat untuk pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi. Berbicara tentang pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran akuntansi, tidak akan terlepas dari masalah-masalah yang terdapat di dalam pembelajaran akuntansi tersebut. Akuntansi sering dikeluhkan sebagai bidang studi yang sulit. Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah atas di Surakarta. Berdasarkan observasi pendahuluan, khususnya untuk kelas XI IPS 3 dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, sebagai berikut:
90
1. Masih rendahnya nilai Kriteria Ketuntasan Minimum pada Tahun Ajaran 2009/2010 semester 1 untuk mata pelajaran Akuntansi yakni 60, dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum untuk mata pelajaran PPKN dan Sosiologi yakni 65. 2. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal hitungan dan interaksi antar siswa dalam pembelajaran kurang. Berpijak dari penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan guru adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Selain itu guru harus segera menyesuaikan dengan kurikulum baru yang menuntut keaktifan siswa. Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran ini memberikan panduan secara bertahap dan terstruktur serta memberikan kemudahan bagi siswa yang tingkat berfikirnya masih rendah untuk secara perlahan dan bertahap diarahkan untuk mengembangkan tingkat berfikir yang lebih tinggi. Jadi model ini dapat sesuai dengan karakter siswa yang mengalami transisi dari penerapan model lama yang cenderung statis menuju penerapan model baru yang menuntut siswa aktif. Selain itu model pembelajaran direct instruction juga sesuai diterapkan untuk materi pokok pelajaran Akuntansi terutama pada soal-soal hitungan. Pengajaran langsung biasa disebut direct instruction. Merupakan metode pembelajaran langsung yang khusus dikembangkan untuk mengembangkan hasil belajar siswa tentang konsep dasar yang diajarkan selangkah demi selangkah. Metode pembelajaran direct instruction dapat berbentuk demonstrasi dan pelatihan, sehingga metode pembelajaran ini setingkat lebih maju daripada metode pembelajaran konvensional ceramah dan diskusi tanpa mengesampingkan peran guru sebagai fasilitator serta pengelola kelas. Menurut Arends (1997: 66) menyatakan ....”to promoted student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that can be taught in a step-by-step fashion”. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran belajar secara langsung menitikberatkan pada suatu
91
bentuk pembelajaran yang membantu siswa mempelajari kemampuan prosedural dan memperoleh informasi yang diajarkan dalam bentuk tahap demi tahap. Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 63) mengungkapkan bahwa: “Sejumlah elemen harus ada agar pengajaran langsung efektif. Pertama, pelajaran secara keseluruhan perlu distrukturisasikan dengan baik, dimana tujuan-tujuan pelajaran itu dibeberkan dengan jelas, poin-poin kuncinya ditekankan, dan poin-poin utamanya dirangkum pada akhir pelajaran. Guru perlu mempresentasikan materi yang mereka ajarkan dalam bentuk langkah-langkah kecil, yakni secara bertahap. Murid perlu sepenuhnya menguasai langkah-langkah itu sebelum melangkah ke bagian berikutnya. Setiap langkah itu sendiri perlu distrukturisasikan dengan baik dan jelas”. Komponen-komponen yang terdapat dalam metode direct instruction sangat baik untuk menanamkan konsep dasar pengetahuan pada mata pelajaran akuntansi. Guru dapat mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswanya untuk menguatkan konsep sehingga dapat memperoleh gambaran pengertian tentang konsep yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan menerapkan metode ini dalam pembalajaran akuntansi, diharapkan minat belajar akuntansi siswa akan lebih tinggi dan pemahaman mereka akan meningkat. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentiifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 yakni, pada Tahun Ajaran 2009/2010 semester 1 untuk mata pelajaran Akuntansi yakni
92
60, dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum untuk mata pelajaran PPKN dan Sosiologi yakni 65. 2. Kesulitan siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam menyelesaikan soal hitungan, dan cenderung mudah mengalami kejenuhan saat pembelajaran. 3. Interaksi antar guru dan siswa, maupun interaksi antar siswa di MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam pembelajaran yang masih kurang. 4. Metode Pembelajaran Akuntansi di MAN 1 Surakarta untuk kelas XI IPS 3 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni metode ceramah.
C. Pembatasan Masalah Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran direct instruction pada mata pelajaran akuntansi. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1. Kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi beberapa indikator, antara lain: keaktifan siswa dalam saat mengikuti pembelajaran, ketelitian siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal, dan ketuntasan hasil belajar. 2. Model pembelajaran direct instruction merupakan model pembelajaran secara langsung yang khusus diterapkan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan serta hasil belajar siswa tentang konsep dasar yang diajarkan secara bertahap. 3. Mata pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian dikhususkan pada pokok bahasan ”Siklus akuntansi perusahaan jasa” di MA Negeri 1 Surakarta kelas XI IPS 3.
93
D. Perumusan Masalah Masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Direct instruction dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
E. Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi dasar kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan: 1. Manfaat Praktis: a. Masukan kepada guru maupun tenaga kependidikan lainnya agar lebih mencermati dalam menentukan metode pembelajaran sehingga mencapai tujuan dengan baik. b. Memberikan
masukan
dalam
pemilihan
strategi
pembelajaran
yang
diharapkan lebih memberikan efektivitas pembelajaran (terutama dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi). 2. Manfaat Teoritis: Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung teori-teori yang telah ada berhubungan dengan masalah yang diteliti.
94
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kualitas Pembelajaran dan Upaya Peningkatannya a. Hakikat Kualitas Pembelajaran Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Menurut Etzioni yang dikutip oleh Cepi Ryana, secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas ini sesunguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai Dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Menurut Cepi Ryana (2000) dapat dikemukakan aspek-aspek efektivitas belajar sebagai berikut: (1) peningkatan pengetahuan, (2) peningkatan
95
ketrampilan, (3) perubahan sikap, (4) perilaku, (5) kemampuan adaptasi, (6) peningkatan integrasi, (7) peningkatan partisipasi, dan (8) peningkatan interaksi kultural. Yenny Anjar Jayadi (2007: 13-18) mengemukakan bahwa “Kualitas didalam pembelajaran yang meliputi faktor internal dan ekternal diwujudkan sebagai indikator kualitas pembelajaran yang meliputi motivasi belajar, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan penguasaan konsep siswa”. Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidaktidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran, tetapi pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam menilai atau mendiskripsikan hasil di sinipun harus cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses ini, siswa akan beraktivitas dan berkreatifitas, proses yang tidak baik/benar akan menghasilkan capaian yang tidak baik juga atau bisa dikatakan capaian yang semu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang meliputi motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian kualitas pembelajaran antara lain: (1) keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan apersepsi dan kegiatan dalam proses
96
pembelajaran, (2) ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal, (3) ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 70).
b. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Pengertian tolak ukur dan tingkat keberhasilan belajar mengajar menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam Dyah Rahayu Widiarni (2008) dikemukakan sebagai berikut: Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini, bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran atau yang sudah umum dikenal dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar di bawah bimbingan guru dalam situasi yang kondusif. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan Instruksional Umum (TIU) Pengertian TIU menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.8/ U/ 1975 yaitu tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran. Sedangkan menurut Dick dan Carey dalam Sardiman (2007), TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pengajaran. Briggs dalam Sardiman menyatakan bahwa TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhir dari program pengajaran. Biasanya menggunakan kata-
97
kata yang dapat menunjukkan keumuman, misalnya: memahami, mengetahui, menghayati, dsb. 2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TIK lebih bersifat khusus dan konkret, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya. Biasanya menggunakan kata-kata yang menunjukkan pada sifat khusus atau dapat diamati, misal: menjelaskan, menunjukkan, menerangkan, dsb. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil menurut Dyah Rahayu Widiarni (2008) adalah: 1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. 2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran (TIK) telah dicapai siswa. Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran. Salah satu indikator tercapainya kualitas pembelajaran adalah apabila pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara aktif dan efektif. Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, ataupun menerapkan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan adanya pembelajaran aktif maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut efektif. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan (Raiser Robert dalam Dian Hermawati, 2009).
98
2. Model Pembelajaran a. Hakikat Model Pembelajaran Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung deskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An instructional strategy is a method for delivering instruction that is intended to help students achieve a learning objective (Burden & Byrd, 1999: 85). Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil (1980), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of
reaction,
menggambarkan
bagaimana
seharusnya
guru
memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant effects).
b. Macam Model Pembelajaran Berikut diberikan lima contoh model pembelajaran, yaitu: model reasoning and problem solving, model inquiry training, model problem-based instruction, model pembelajaran perubahan konseptual, dan model group investigation. 1)
Model Reasoning and Problem Solving
99
Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas level memanggil (retensi), yang meliputi: basic thinking, critical thinking, dan creative thinking. Termasuk basic thinking adalah kemampuan memahami konsep.
Kemampuan-kemapuan
critical
thinking
adalah
menguji,
menghubungkan, dan mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masalah, mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, mengingat dan mengasosiasikan informasi yang dipelajari sebelumnya, menentukan jawaban yang rasional, melukiskan kesimpulan yang valid, dan melakukan analisis dan refleksi. Kemampuan-kemampuan creative thinking adalah menghasilkan produk orisinil, efektif, dan kompleks, inventif, pensintesis, pembangkit, dan penerap ide. Problem adalah suatu situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban dan problem solving adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut (Krulik & Rudnick, 1996). 2)
Model Inquiry Training Untuk model ini, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan bersifat
tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan indivuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa melakukan eksplorasi, dan yang ketiga kemandirian, akan bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah. 3)
Model Problem-Based Instruction Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan
paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001).
100
Dalam perolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topiktopik,
siswa
belajar
bagaimana
mengkonstruksi
kerangka
masalah,
mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah..
3. Metode Direct Instruction a. Hakikat Metode Direct Instruction Pembelajaran langsung (direct instruction) adalah metode mengajar yang berfokus pada produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan keterampilan dan perilaku serta pemodelan berfikir. Hal ini melibatkan peran serta
guru
untuk
memberikan
bimbingan
secara
terstruktur
dan
mendemonstrasikan proses untuk siswa. Menurut Arends (1997: 64) menyatakan:...on an approach to teaching that help students learn basic skills and acquire information that can be taughtin a step-by-step fashion. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran belajar secara langsung menitikberatkan pada suatu bentuk pembelajaran yang membantu siswa mempelajari kemampuan dasar dan perolehan informasi yang diajarkan dalam bentuk tahap demi tahap. Metode pembelajaran direct instruction memiliki karakteristik hampir sama dengan metode pembelajaran yang diarahkan oleh guru (teacher instruction). Pembelajaran
ini
juga
terfokus pada kegiatan guru dan
pengorganisasian kelas. Tetapi, fokus utama pembelajaran ini terletak pada belajar, dan penekanan pada keterlibatan siswa di dalam mengerjakan tugas akademik dengan pengaturan waktu yang telah disesuaikan agar siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi. Metode pembelajaran direct instruction merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) yang memiliki lima tahap atau fase
101
pembelajaran, yaitu: ”set induction, demonstration, guided practice, feedback, and extended practice”(Arends, 1997: 66). Uraian lengkap dari tahap-tahap pembelajaran direct instruction adalah sebagai berikut: 1) Merencanakan Tugas Belajar a) Menyiapkan tujuan pembelajaran Tujuan
pembelajaran
adalah
mengarahkan
siswa
agar
memiliki
kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan terbuka. Tujuan pembelajaran yang baik didasarkan pada siswa dan dapat mengidentifikasikan keterampilan yang diharapkan. b) Memilih isi/materi pelajaran Pemilihan isi/materi pelajaran dapat dilakukan dengan melihat petunjuk kurikulum dan silabus yang telah ditentukan serta sumber bacaan yang relevan. c) Menyajikan analisis tugas Analisis tugas merupakan sesuatu yang terlihat sulit dan kompleks yang tidak bisa dipelajari dalam waktu tertentu. Untuk mempermudah analisis tugas, terlebih dahulu guru membagi ke dalam beberapa bagian untuk mempermudah guru dalam mendefinisikan secara tepat apa yang dibutuhkan siswa sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. d) Merencanakan waktu dan ruang Merencanakan waktu dan ruang seharusnya menjadi hal yang pokok bagi seorang guru karena disebabkan beberapa alasan, yaitu: (1) Alokasi waktu dapat digunakan untuk menentukan standar kompetensi yang harus dicapai siswa dalam satu pertemuan (2) Alokasi waktu dapat mendorong siswa untuk memperhatikan penjelasan dan tugas yang diberikan guru selama proses belajar mengajar dilaksanakan.
102
(3) Penataan ruang yang sesuai dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. 2) Tugas-Tugas Interaktif a) Menyiapkan Bahan Pelajaran Secara umum, isi fase ini adalah mendapatkan perhatian siswa dan mendorong mereka untuk aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Selama itu, guru juga memberikan informasi motivasi dan tanggungjawab akademis kepada siswa agar mereka dapat berpartisipasi pada saat proses belajar mengajar. b) Menyajikan dan Mendemostrasikan (1) Mencapai kejelasan Kemampuan
guru
di
dalam mengajar
mempengaruhi
proses
pembelajaran, karena kemampuan guru dalam menjelaskan materi secara jelas dan spesifik membuat siswa belajar dengan baik. (2) Memimpin demonstrasi Untuk mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan tertentu secara efektif, guru dapat melakukannya dengan kemampuan yang telah diperoleh dari latihan atau pengalaman sebelum mengajar di kelas. c) Menyediakan Latihan Terbimbing Beberapa prinsip yang dapat membimbing guru untuk menyediakan latihan adalah: (1) Memberikan beberapa latihan pendek dan bermakna (2) Memberikan latihan untuk memperluas pemecahan (3) Memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari seluruh latihan yang diberikan serta menyelesaikan latihan tingkat awal (4) Memberikan pemahaman dan umpan balik Fase ini sangat erat dengan resitasi atau latihan tugas. Seringkali fase ini dikarakteristikkan oleh guru dengan menyatakan kepada siswa
103
dengan suatu pertanyaan atau latihan soal dan siswa akan menjawab dengan jawaban yang mereka anggap benar. Selanjutnya, guru akan menanggapi jawaban yang telah diberikan siswa. Bagian ini merupakan aspek penting dari proses pembelajaran direct instruction, karena tanpa mengatahui hasil atau keterampilan siswa maka latihan yang diberikan guru akan sia-sia. Guru dapat melakukan umpan balik secara langsung maupun tidak langsung. Menyediakan umpan balik yang efektif di dalam kelas yang benar dapat ditempuh dengan: (a) Menyediakan umpan balik (b) Membuat umpan balik yang spesifik (c) Menjaga umpan balik secara tepat untuk membangun tingkat perkembangan siswa (d) Penekanan pada pemberian pujian pada saat umpan balik menunjukkan tampilan yang baik (e) Ketika memberikan umpan balik pada tampilan yang salah maka guru memperlihatkan bagaimana jawaban atau tampilan yang benar (f) Membantu siswa untuk lebih menitikberatkan pada proses bukan pada hasil tampilan atau jawaban. (g) Mengajari siswa bagaimana cara memberikan umpan balik yang benar dan mengukur kemampuan teman yang lain. d) Menyediakan Latihan Mandiri Seringkali latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase terakhir dari metode pembelajaran direct instruction dalam pekerjaan rumah (PR) dan dalam bentuk evaluasi (tes sumatif). Latihan mandiri adalah suatu kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan keterampilan atau kemampuan baru yang telah diperoleh, yang seharusnya sebagai lanjutan dari latihan terbimbing.
104
b. Peran Praktik Individual di dalam Pengajaran Langsung Meskipun pengajaran langsung dapat menjadi metode mengajar yang sangat efektif, tetapi metode tersebut tidak akan bekerja tanpa memasukkan elemen praktik, karena sangat penting bagi murid untuk dapat mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari agar dapat mempertahankannya. Praktik individual biasanya disebut seatwork. Elemen-elemen utama seatwork yang efektif dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Menyiapkan seatwork Elemen esensial pertama yang perlu diingat ketika menyiapkan seatwork adalah memastikan bahwa tersedia bahan dalam jumlah yang cukup untuk digunakan semua murid selama praktik individual. Bila menggunakan worksheets (lembar kerja), wajib untuk tidak hanya menyediakan lembar kerja dalam jumlah yang cukup untuk semua anak tetapi juga menyiapkan tugas ”back-up” untuk jaga-jaga bila sebagian atau semua murid menyelesaikan tugasnya dengan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Bila tugas itu menuntut penggunaan manipulatives atau bahan-bahan seperti number lines (semacam penggaris dimana setiap titik diberi nomor) atau gunting, guru harus memastikan bahwa alat-alat itu juga tersedia dalam jumlah yang cukup. Tugas seatwork perlu dikaitkan dengan tujuan pelajaran dan bahan yang telah dipelajari sebelumnya, dan perlu diseduaikan dengan tingkat kemampuan murid. Seatwork perlu dilangsungkan sesegera mungkin setelah bagian tanya-jawab (praktik terbimbing) dari pelajaran itu. Dengan cara ini murid akan membuat lebih sedikit kesalahan, dan meningkatkan perasaan mampu menguasai isi pelajaran itu. 2) Penggunaan workbook/textbook Sering kali, seatwork akan terdiri atas latihan-latihan soal yang diambil dari workbook atau lembar kerja. Guru perlu memastikan bahwa latihan di dalam workbook itu cocok untuk muridnya dan berkaitan erat dengan sasaran pelajaran dan isi yang diajarkan.
105
3) Mengorganisasikan seatwork Seperti halnya dengan pelajaran secara keseluruhan, guru perlu menyatakan dengan jelas tujuan seatwork kepada murid. Perlu dijelaskan dengan tepat apa alasan (kognitif) untuk melaksanakan seatwork sehingga murid tidak mempersepsinya sebagai sekadar untuk mengisi waktu. Tujuan prosesnya perlu dijelaskan juga, karena murid dapat dengan mudah melihat tujuan seatwork sekadar memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaanpertanyaan tertentu (Arends, 1998). Selama seatwork murid perlu terus-menerus dipantau oleh guru. Guru harus berjalan berkeliling untuk memeriksa pekerjaan murid-murid, baik untuk memastikan bahwa mereka tetap pada pekerjaannya maupun untuk memeriksa pemahaman mereka. 4) Umpan-balik terhadap seatwork Supaya seatwork tidak dipersepsi sebagai sekadar pengisi waktu, murid perlu menerima umpan balik untuk tugas-tugas yang mereka kerjakan. Umpan-balik dapat diberikan dengan sejumlah cara. Selama seatwork, guru dapat dberjalan berkeliling sambil menilai pekerjaan murid dan memberikan umpan-balik verbal kepada murid selama mereka bekerja. Selama seatwork guru juga dapat meminta murid untuk memeriksa hasil pekerjaan temannya. Sebagai alternatif, ia dapat mengumpulkan lembar-lembar kerja murid dan menilainya di luar waktu mengajar. Salah satu pendekatan yang berguna adalah dengan membahas seatwork itu selama bagian akhir sesi seluruh-kelas untuk pelajaran yang dimaksud.
Murid dapat diminta untuk menjawab
pertanyaan atau murid dapat diminta untuk menceritakan kepada seluruh kelas tentang apa yang telah dikerjakan yakni penjelasan tentang perhitungan dalam mengerjakan seatwork tersebut.. 5) Mendiferensiasikan seatwork Keputusan lebih jauh yang perlu diambil sebelum memberikan seatwork adalah apakah guru perlu atau tidak perlu mendiferensiasikan tugas.
106
Ada dua alasan untuk melakukan itu. Pertama, guru dapat memutuskan untuk menyesuaikan tugas itu dengan tingkat kemampuan murid yang berbeda-beda. Keputusan untuk melakukan ini tergantung pada variabilitas kemampuan di kelas. Variabilitas kemampuan ini bisa saja sangat besar di kelas-kelas dengan tingkat kemampuan murid yang sangat beragam, apalagi di wilayah-wilayah miskin, dimana variabilitas kemampuan tampaknya lebih besar karena, meskipun karena ketidakuntungan secara sosial membuat tingkat kemampuan rata-rata di wilayah semacam ini lebih rendah, biasanya selalu ada sebagian anak yang memiliki kemampuan tinggi dibanding kawan-kawannya (Muijs dan Reynolds,1999). Alasan lain mendiferensiasikan seatwork adalah untuk meminta murid-murid mengerjakan bagian-bagian tugas yang berbeda yang kemudian dapat dipersatukan selama sesi seluruh kelas.
c. Kebaikan dan Kelemahan Model Direct Instruction Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kebaikan model direct instruction ini antara lain : (1) enthusiastic (antusiasme); (2) warm accepting (tercipta suasana belajar yang hangat dan demokratis); (3) humorous; (4) supportive; (5) encauraging (berisi ajakan); (6) adaptable-flexible (penyampaian materi disesuaikan dengan kondisi kelas); (7) knowledgeable (mengandung unsur pengetahuan); (8) hold high expectations for student success (memiliki harapan yang tinggi akan kesuksesan siswa). Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran direct instruction adalah: (1) strukturnya sulit, sehingga siswa merasa tertekan; (2) tidak cocok untuk materi yang membutuhkan kreatifitas, pemikiran abstrak dan pemecahan masalah atau keterampilan pemahaman (kognitif) yang tinggi; (3) untuk menumbuhkan kerja sama, sikap terhadap sekolah, interaksi sosial dan presentase kehadiran, tidak sebagus model teacher center yang lain (Donald R. Cruickshank, dkk. 1999: 230).
107
Pengajaran langsung ditemukan merupakan metode terbaik untuk mengajarkan tentang aturan, prosedur, dan ketrampilan dasar, khususnya untuk murid-murid belia (Good dan Brophy, 1986). Tetapi bila tujuan pelajaran itu lebih kompleks atau bersifat terbuka (misalnya, mengembangkan ketrampilan berpikir murid, atau mendiskusikan keunggulan berbagai macam system pemilihan umum), maka pendekatan terstruktur dan teacher-directed (diarahkan oleh guru) yang menjadi ciri pengajaran langsung kurang begitu efektif (Joyce dan Weil, 1996). Efektivitas pengajaran langsung tampaknya juga bergantung pada karakteristik murid yang diajar. Pendekatan yangs angat terstruktur tampaknya sangat efektif untuk murid-murid dengan latar belakang dari tingkat prestasi yang rendah pada subjek tertentu. Masalah lebih lanjut yang terkait dengan pengajaran langsung adalah bahwa peran murid mungkin menjadi terlalu pasif, yang menyebabkan ketergantungan yang terlalu tinggi kepada guru dan kurang berkembangnya ketrampilan belajar mandiri (Gipps dan McGilchrist, 1999).
4. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi a. Hakikat Belajar Belajar dilakukan setiap manusia selama hidupnya, sejak lahir sampai akhir hidupnya. Belajar merupakan tidakan dan perilaku yang kompleks. Sedangkan makna dari belajar itu sendiri sangatlah beragam, tergantung tiap-tiap individu dan dari sudut pandang mana mereka memaknainya. Belajar merupakan suatu pola pikiran dan tindakan yang secara tidak langsung dialami manusia sejak dilahirkan. Seorang anak kecil/bayi yang ketika baru saja lahir berusaha untuk belajar minum air susu ibu. Secara naluri seorang bayi akan mencari air susu ibu dan sikap sederhana dari seorang bayi tersebut bisa dikatakan sebagai proses belajar. Suwarni,dkk (1999: 6) mengungkapkan,
108
”belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu, berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Behavioral learning theory juga menekankan perubahan dalam perilaku sebagai hasil utama proses belajar”. Menurut Drs. Soemarsono, M.Pd (2007: 1) dalam hubungannya dengan strategi belajar mengajar, diungkapkan bahwa : Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dapat merubah tingkah laku seseorang secara permanen. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas maupun di luar kelas. Teori belajar sosial membedakan antara belajar (bagaimana pengetahuan diperoleh) dan performance (perilaku yang dapat diobservasi). Teori ini juga mengatakan bahwa banyak di antara yang dipelajari manusia terjadi melalui observasi orang lain. Menurut bandura, kebanyakan pembelajaran manusia dilakukan
dengan
mengobservasi
perilaku
orang
lain
secara
selektif
menempatkannya dalam ingatan. Bandura (1977: 22) menulis: Belajar akan sangat menguras tenaga, tanpa menyebutkan risiko yang terlibat didalamnya, bila orang harus semata-mata menyandarkan diri pada efek-efek tindakannya sendiri sebagai pedoman bagi tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Untungnya kebanyakan perilaku manusia dipelajari secara observasional melalui modelling: dari mengobservasi orang lain kemudian akan membentuk ide tentang perilaku baru yang harus dilakukan, dan pada kesempatan selanjutnya informasi yang sudah di kode ini berfungsi sebagai pedoman untuk bertindak. Orang dapat belajar dari contoh tindakan yang akan dilakukan, setidaknya dalam bentuk kira-kira, sebelum melakukan tindakan apapun sehingga mereka dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu. b. Hakikat Akuntansi
109
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas khususnya jurusan IPS. Fungsi mata pelajaran ini di Sekolah Menengah Atas adalah memberikan bekal pengetahuan atau konsep dasar mengenai akuntansi. American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai ”...proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.” Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: 1) Kegiatan akuntansi Bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi akuntansi. 2) Kegunaan akuntansi Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
c. Hakikat Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi MA Negeri 1 Surakarta jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), terdapat mata pelajaran akuntansi. Pokok bahasan khusus yang diberikan kepada kelas XI jurusan IPS semester genap membahas tentang siklus akuntansi perusahaan jasa. Dalam pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, untuk mata pelajaran ini masih menghasilkan capaian yang timpang diantara siswa. Kurangnya interaksi antar siswa, pemahaman terhadap materi yang kurang, pengelolaan waktu yang kurang menguntungkan baik bagi guru maupun siswa menjadikan proses belajar menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, dalam penerapan model pembelajaran direct instruction yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan akan memberikan kontribusi pembelajaran yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Dampak dari penerapan tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari hasil akhir
110
pembelajaran
saja
tetapi
juga
terhadap
proses
pelaksanaannnya.
Penilaian/evaluasi pembelajaran akuntansi dengan metode yang baru akan dilakukan dengan menilai kualitas pembelajaran dilihat dari proses belajar mengajar dan hasil dari pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui penerapan model pembelajaran direct instruction diharapkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Fatimah ”Implementasi
Ratnasari
(2007)
dalam
penelitiannya
Pembelajaran
Direct
Instruction
Disertai
yang
berjudul
Diskusi
Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu”. Hasil penelitian menunjukkan sikap positif siswa selama pembelajaran ditunjukkan dengan sering mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/siswa (97.55%), sering membaca buku/LKS (99.18%), sering melaksanakan tugas kelompok (100%), sering menulis sesuai dengan proses belajar mengajar (100%). Sedangkan respon siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru secara umum 61.42% siswa menyatakan setuju. Pembelajaran Direct Instruction disertai diskusi dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia pada materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan rata-rata nilai siswa dari tes awal (1.83), tes siklus I (4.99), dan tes siklus II (7.03). Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian dari Fatimah Ratnasari adalah sama-sama menggunakan metode Direct Instruction dalam penelitian. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan penulis dilakukan pada mata pelajaran akuntansi, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah Ratnasari dilakukan untuk mata pelajaran kimia.
C. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
111
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “ Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran : Guru merasa kesulitan mencari metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
Kualitas pembelajaran akuntansi kurang maksimal
Penerapan Metode Direct Instruction
Kualitas pembelajaran akuntansi meningkat (siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar meningkat)
Gambar 1. alur kerangka berfikir Keterangan: Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi di MA Negeri 1 Surakarta adalah kurangnya perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman mereka sangat kurang. Hal ini menyebabkan guru menghadapi masalah dalam membangkitkan minat dan
112
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi keuangan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menawarkan metode pembelajaran Direct Instruction, sehingga akan terbentuk suasana belajar yang lebih hidup dan dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan. Dengan menerapkan metode pembelajaran Direct Instruction diharapkan kualitas pembelajaran siswa dapat meningkat karena pemahaman mereka pun meningkat.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.
113
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri 1 Surakarta, yang beralamat di Jl. Sumpah Pemuda No.25 Kadipiro, Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Agus Hadi Susanto, M.Si. selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki kelas yang terdiri atas: a)
Kelas X sebanyak 10 kelas, terdiri dari 5 kelas program umum, 2 kelas program keagamaan, 2 kelas program boarding school, dan 1 kelas program Rintisan Madrasah Bertaraf International (RMBI).
b)
Kelas XI sebanyak 9 kelas, terdiri dari 2 kelas program keagamaan, 2 kelas program IPA boarding school, 1 kelas program IPA Rintisan Madrasah Bertaraf International, dan 4 kelas program IPS.
c)
Kelas XII sebanyak 9 kelas, terdiri dari 2 kelas program keagamaan, 2 kelas program IPA, dan 5 kelas program IPS. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3
dengan jumlah 30 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah: a)
Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XI IPS 3) bahwa dalam pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik
114
sehingga banyak siswa kurang memahami materi dan hasil yang diperoleh kurang maksimal; b)
Antara peneliti dengan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik;
c)
Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang; Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Ibu. Tri Budiani, S.Pd., dan siswa yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2010 sampai Mei 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian Jenis Kegiatan 1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi tindakan a. Siklus I b.Siklus II
Januari
Februari
Maret
April
Mei
115
4. Review 5. Penyusunan Laporan 3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan IPS yang terdiri dari empat kelas. Di mana jumlah siswa dari tiap kelas program ini rata-rata 30 siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta tahun diklat 2009/2010 dengan jumlah siswa 30 anak. b. Objek Penelitian Objek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya Proses Belajar Mengajar yang terdiri dari: a. Pemilihan metode pembelajaran b. Pelaksanaan metode pembelajaran yang dipilih c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran e. Hasil proses pembelajaran
B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Rustam dan Mundilarto (2004: 1) ”penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”. Kegiatan penelitian ini dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang
116
tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa. Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian tindakan kelas, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristik penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2) ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu: 1. Penelitian Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan suatu cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi si peneliti 2. Tindakan Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Setiap jenis penelitian memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan penelitian lain, seperti halnya dengan penelitian tindakan kelas yang menurut Rustam Mundilarto (2004: 1), sebagai penelitian inovatif, PTK memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut: 1. Masalah berawal dari guru 2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran 3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap 4. Mengikuti kaidah-kaidah penelitian
117
5. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran 6. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti. Sedangkan menurut Kasihani Kasbolah (2001: 15-17), karakteristik PTK, meliputi: 1. Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual. permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. 2. Adanya tindakan-tindakan, yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan 3. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju perbaikan harus direncanakan secara cermat Menurut Subagjo (2008), sebagai penelitian inovatif, PTK memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut: 1. Bersifat siklis, artinya PTK terlihat pengulangan atau siklis (perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian. 2. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaannya. 3. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digenaralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan ditempat lain yang konteksnya mirip. 4. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula. 5. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti. 6. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian. 7. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap masalah-masalah besar. 8. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian. 9. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara
118
kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan yang rumit. 10. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis. Penelitian tindakan kelas (action research) berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti. Perbedaan
antara
penelitian
formal
dengan
classroom
action
research/penelitian tindakan kelas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Perbedaan penelitian formal dan penelitian tindakan kelas Penelitian formal
Penelitian Tindakan Kelas
1. Dilakukan oleh orang lain
1. Dilakukan oleh guru
2. Sampel harus representative
2. Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan
3. Instrumen harus valid dan reliabel
3. Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan
4. Menuntut penggunaan analisis statistik
4. Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit
5. Mempersyaratkan hipotesis
5. Tidak selalu menggunakan hipotesis
6. Mengembangkan teori
6. Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
(Akhmad sudrajat.wordpress.com)
119
Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Prof. Suhardjono (2007: 74), ada beberapa ahli yang menggunakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
120
Perencanaan Tindakan I
Permasalahan
Siklus I
Refleksi I
Permasalahan baru Hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II
Siklus II
Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 2. siklus penelitian tindakan (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74) Keterangan: Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
121
1. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benarbenar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti. 2. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. 3. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. 4. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif
tindakan
pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. 5. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. 6. membuat secara rinci rancangan tindakan. b. Pelaksanaan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci penggunannya. c. Pengamatan atau observasi
122
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan
format
observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kreatifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data
yang
dikumpulkan
hendaknya
dicek
untuk
mengetahui
keabsahannya, kemudian data yang telah terkumpul perlu dilakukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. d. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
123
Dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data diketahui dengan nama teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas biasanya berupa metode wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. 1. Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah
wawancara
pertanyaan
sesuai
bebas
terpimpin
dengan
rancangan
dimana yang
penginterview telah
dibuat,
memberikan namun
cara
menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan interviewer. 2. Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran dikelas. Observasi hanya dilakukan dengan mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. 3. Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. 4. Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis dan praktek atau lisan dengan mendemonstrasikan pekerjaan mereka di depan kelas.
D. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: a. Mengidentifikasi masalah
124
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi 2. Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a. Penyusunan jadwal penelitian b. Penyusunan rencana pembelajaran c. Penyusunan soal evaluasi 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan sehingga meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar akuntansi keuangan siswa. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. 5. Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar. Pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. 6. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
125
E. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa akuntansi kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta melalui pengoptimalan penerapan metode direct instruction. Setiap tindakan dalam upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus. 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun: 1) Skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Kegiatan awal: (1) Apersepsi: Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang akan di bahas. Guru menjelaskan poin-poin kunci tujuan pembelajaran. (2) Motivasi: Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi pelajaran b) Kegiatan inti: (1) Guru melakukan pendekatan terstruktur (ciri pengajaran langsung) yakni menjelaskan materi pelajaran secara bertahap dengan terstruktur dan jelas. (2) Teacher
directed
(ciri
pengajaran
langsung).
Guru
mendemonstrasikan/memberikan contoh, prosedur perhitungan
126
dari materi pelajaran dan memberikan latihan terbimbing kepada siswa. (3) Seatwork (peran praktik individual di dalam pengajaran langsung) Guru memberikan praktik tugas mandiri kepada siswa. Guru berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa. Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan melalui presentasi tugas. Siswa didampingi guru membahas soal
latihan yang telah
dikerjakan. c) Kegiatan akhir: Menarik kesimpulan pembelajaran Guru memberikan pekerjaan rumah dengan memasukkan satu atau dua soal reviu 2) Instrumen untuk evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran ini berupa soal tes tertulis. 3) Menetapkan indikator ketercapaian Beberapa aspek yang diukur yakni, keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal, dan ketuntasan hasil belajar.
127
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa Aspek yang diukur
Persentase Target Capaian
Keaktifan siswa
Cara mengukur
Diamati saat guru memberikan 75%
apersepsi dan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah
siswa
yang
menunjukkan perhatian dan kesungguhan dalam kegiatan belajar mengajar. Ketelitian dan
80%
Diamati
saat
pembelajaran
ketepatan siswa
dengan menggunakan lembar
dalam
observasi oleh peneliti dan
menyelesaikan
dihitung dari jumlah siswa
128
yang diteliti dan benar (tepat)
persoalan/soal
dalam menyelesaikan soal. Ketuntasan hasil
80%
Dihitung dari jumlah siswa
belajar (standar
yang mendapatkan nilai 70 ke
nilai 70)
atas,
untuk
siswa
yang
mendapat nilai 70 dianggap telah
mencapai
ketuntasan
belajar.
b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak pelaksanaan tindakan. c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penerapan metode direct instruction pada proses pembelajaran akuntansi tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama untuk mendapatkan data. d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target. 2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
129
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat Madrasah Aliyah negeri 1 Surakarta awal mulanya adalah bagian dari Madrasah Aliyah Al-Islam Surakarta di bawah Yayasan Al-Islam pada tahun lima puluh-an (Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh-an). Karena keinginan pemerintah untuk mendirikan Madrasah Aliyah Negeri, maka pemerintah meminta kepada Yayasan Al-Islam untuk mengangkat status madrasah tersebut dari swasta menjadi negeri.
130
Dengan adanya negosiasi dan telah dicapainya kesepakatan diantara kedua belah pihak, Yayasan Al-Islam merelakan sebagian siswa-siswinya dimasukkan ke Madrasah Aliyah Negeri. Penegerian Madrasah ini didasarkan surat keputusan menteri Agama RI No.180 Tahun 1967 tanggal 21 Juli 1967 dengan nama Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) Surakarta, yang lokasinya masih satu tempat dengan MA Al-Islam sehingga dalam satu lokasi terdapat tiga lembaga pendidikan: a. Sekolah Menengah Atas (SMA) Al -Islam yang dikepalai oleh H.A. Ruslan, BA. b. Madrasah Aliyah Al-Islam yang dikepalai oleh K.A.Mustafa. c. Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) yang dikepalai KM. Ma’muri (Kyai Muhammad Ma’muri). MAAIN satu lokasi dengan Al-Islam di Jl. Honggowongso 65. Surakarta, selama 10 tahun. Kemudian pindah ke Grobagan, Surakarta. Madrasah ini baru menempati lokasi sendiri pada tgl 10 Mei 1977, bertempat di Jl. Sumpah Pemuda. Sejak tahun 1990 MAN 1 Surakarta dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) yang kemudian berubah nama menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Hal ini berdasarkan Surat keputusan Menteri Agama RI No. 138 tahun 1990. Tahun 2001, dengan bantuan dari IDB (Islamic Development Bank) MAN 1 Surakarta membuka program Workshop yang menempati lokal 3 di Jl. Sumpah Pemuda No. 29. Workshop keterampilan yang dibuka adalah tata busana, maintenance & repair computer, dan kesekretarisan yang bertujuan memberi bekal vokasional bagi peserta didik yang tidak melanjutkan studi karena beban ekonomi keluarga. Pada tahun 2006 MAN 1 Surakarta mengembangkan program pendidikannya dengan membuka Program Boarding School yakni program berasrama bagi peserta didik yang berkosentrasi pada pengembangan akademik tinggi untuk siap bersaing di berbagai even lomba akademis seperti olimpiade,
131
karya ilmiah, penelitian dan sejenisnya serta mempersiapkan peserta didik siap bersaing kursi di perguruan tinggi ternama pada jurusan yang prospektif seperti UGM, IPB, ITS, UIN Jakarta, UIN Malang (jejaring kerjasama Depag) dan PTN lain seperti STAN, STPN, STT Telkom, UNS, UNDIP dll.
2. Keadaan Lingkungan Belajar Letak MA Negeri 1 Surakarta di Jl. Sumpah Pemuda no. 25 Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Surakarta ini letaknya sangat strategis, karena mudah dijangkau oleh alat transportasi, lingkungan sekolah ini sangat mendukung untuk kegiatan belajar mengajar karena letaknya di pinggiran kota. Meskipun dekat dengan jalan raya, tetapi suasana di dalam sekolah tidak terpengaruh oleh suara bising kendaraan karena letak gedung sekolah menjorok ke dalam dan di dalam gedung sekolah terdapat pepohonan yang asri untuk menambah rasa nyaman belajar bagi siswa-siswanya. Dalam rangka menunjang keberhasilan pendidikannya, MAN 1 Surakarta berupaya secara bertahap untuk melengkapi sarana-prasarana pendidikannya. Hingga kini MAN 1 Surakarta telah memiliki ruang belajar yang representatif, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, asrama, ruang keterampilan, dan sarana penunjang lainnya 3. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Sekolah Terbentuknya generasi yang islami dan berprestasi b. Misi Sekolah 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan Agama Islam 2) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. 3) Mengembangkan potensi akademik siswa secara optimal sesuai dengan bakat dan minatnya melalui proses pendidikan. 4) Melaksanakan bimbingan secara efektif pada siswa untuk melanjutkan pendidikan.
132
5) Meningkatkan daya saing dan kemampuan siswa ke perguruan tinggi. 6) Meningkatkan penguasaan keterampilan dan life skill. c. Tujuan Madrasah Tujuan Madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pengembangan ciri khas Agama Islam pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta adalah memberikan landasan Islami yang kokoh agar peserta didik memiliki kepribadian yang kuat dilandasi oleh nilai-nilai keislaman bagi perkembangan kehidupan selanjutnya.
4. Pelaksanaan Kurikulum Kurikulum yang diterapkan MA Negeri 1 Surakarta pada tahun 2010 untuk kelas X, XI, dan XII baik program keagamaan, umum, dan RMBI menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada tanggal 22 Januari 2010 di MA Negeri 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya hasil belajar siswa Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran akuntansi di MA Negeri 1 Surakarta dapat dikatakan masih di bawah standar kelulusan minimal, karena dalam observasi awal yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah
133
60. Rata-rata tersebut masih sangat jauh dibawah standar normal yaitu 70, dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 yakni, pada Tahun Ajaran 2009/2010 semester 1 untuk mata pelajaran Akuntansi yakni 60, dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum untuk mata pelajaran PPKN dan Sosiologi yakni 65. 2. Kesulitan siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam menyelesaikan soal hitungan, dan cenderung mudah mengalami kejenuhan saat pembelajaran. Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan karena materi yang kompleks dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat semi konvensional. Siswa dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajar. Hal tersebut dapat diatasi jika melibatkan siswa untuk aktif dengan cara yang menarik perhatian sehingga dengan sendirinya siswa akan tertarik dalam proses pembelajaran. Di samping itu, guru memberikan latihan terbimbing untuk siswa, sehingga siswa akan memahami dengan jelas konsep materi dan soal hitungan yang diberikan dan aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya di saat mereka mengalami kesulitan juga dapat memahami materi yang diberikan secara berurutan. Latihan individu dan selanjutnya presentasi jawaban terhadap latihan soal menyebabkan siswa lebih giat dalam mengerjakan soal hitungan dan siswa mudah memahami konsep hitungan. Pengaturan jadwal untuk mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS 3 yang kurang mendukung dalam artian terlalu siang untuk jenis mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman lebih daripada mata pelajaran lainnya. Dari hasil wawancara yang diperoleh sebagian besar siswa merasa penat dan capek
134
setelah menempuh beberapa mata pelajaran sebelumnya sehingga pada waktu proses pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi, konsentrasi siswa sudah mulai berkurang. 3. Interaksi antar guru dan siswa, maupun interaksi antar siswa di MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam pembelajaran yang masih kurang. Interaksi antar guru dan siswa dalam pembelajaran yakni berupa umpan balik dari siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maupun interaksi guru yang kurang dalam pembelajaran yakni hanya ceramah tanpa melakukan pendekatan terhadap siswa. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. Selain itu, dari hasil beberapa wawancara, dominasi siswa tertentu (siswa yang pandai di kelas) menyebabkan siswa yang lainnya kurang bisa menyatakan pendapatnya. 4. Metode pembelajaran Akuntansi di MA Negeri 1 Surakarta untuk kelas XI IPS 3 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni metode ceramah. Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei awal, mereka lebih senang belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar dengan serius, namun dalam pembelajaran mereka menghendaki keleluasaan (tidak ada paksaan/rileks). Menurut pendapat beberapa siswa, mereka akan mudah dalam belajar apabila selama proses pembelajaran guru tidak mendikte siswa dengan cara yang terlalu serius tapi tetap harus mengedepankan konsep atau isi materi. Pada saat pembelajaran akuntansi selain ceramah materi, guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan
135
memotivasi serta menegur langsung siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru belum dapat menemukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode direct instruction (pengajaran langsung) adalah: a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 8 Februari 2010 di ruang guru MA Negeri 1 Surakarta. Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan beberapa rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa beberapa siswa menemui permasalahan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas dan masih rendahnya tingkat keaktifan siswa serta kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Jum’at 19 Februari 2010 , 5 Maret 2010, dan 19 Maret 2010.. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti bertindak sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi menggunakan metode Direct Instruction, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
136
a) Pertemuan pertama (2x45 menit) (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2)
Menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3)
Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa.
(4)
Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang mereka lihat saat guru mendemonstrasikan materi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
(5)
Guru memberikan latihan soal (seatwork) secara terkontrol tentang materi yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
(6)
Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
(7)
Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban soal tersebut di depan kelas.
(8)
Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan soal
dengan
menyempurnakan
penjelasan
siswa
dalam
mempresentasikan tugas. (9)
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
(10) Salam penutup b) Pertemuan Kedua (2x45 menit) (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
137
(2)
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
(3)
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
(4)
Guru menjelaskan konsep neraca lajur untuk perusahaan jasa.
(5)
Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang mereka lihat saat guru berdemonstrasi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
(6)
Guru memberikan seatwork berupa soal-soal latihan secara terkontrol tentang materi yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
(7)
Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
(8)
Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban soal tersebut di depan kelas.
(9)
Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan soal
dengan
menyempurnakan
penjelasan
siswa
dalam
mempresentasikan tugas. (10) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang. (11) Salam penutup c) Pertemuan Ketiga (2x 45 menit) (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
138
(2)
Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
(3)
Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni soal latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa, dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
(4)
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(5)
Guru meminta lembar jawab soal
(6)
Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
(7)
Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa dengan metode Direct Instruction 3) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Jum,at tanggal 19 Februari 2010, 5 Maret 2010, dan 19 Maret 2010 di ruang kelas XI IPS 3. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Pada pertemuan pertama, peneliti
139
bertindak sebagai guru menjelaskan konsep materi jurnal penyesuaian dan memberikan latihan terbimbing untuk siswa, kemudian meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan materi yakni neraca lajur untuk perusahaan jasa dan memberikan latihan terbimbing untuk siswa, kemudian meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, selanjutnya pada pertemuan ketiga dilakukan evaluasi siklus I dengan mengadakan ulangan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Jum,at, 19 Februari 2010) a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, seluruh siswa masuk semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran. Siswa memperlihatkan perhatian mereka kepada setiap kalimat yang guru ucapkan. c) Guru mendemonstrasikan materi jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa. d) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan dilemparkan ke siswa yang lain. Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran hari ini dimana siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal. Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Siswa dapat berdiskusi dengan teman dalam mengerjakan soal. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap dan kurang teliti dalam pengerjaan soal.
140
e) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas. Sebelumnya para siswa tidak ada yang berani mengajukan dirinya. f) Guru memberikan sedikit motivasi agar mereka berani tampil ke depan, akhirnya terdapat 2 siswa yang mencoba mempresentasikan hasil pekerjaannya secara sukarela dan 4 siswa yang ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dwi Aryani Saputri adalah salah satu siswa yang mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas (mendemonstrasikan penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan jasa beserta penjelasan perhitungannya secara singkat). g) Hampir semua siswa bertanya pada saat guru mendekati mereka. h) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya kepada Dwi meskipun pada awalnya siswa masih kaku dalam mengungkapkan pertanyaan/pendapat tapi guru memberikan stimulus dan umpan agar siswa bisa berpikir dan berani mengungkapakan pendapatnya. i) Selanjutnya demonstrasi dilanjutkan dengan cara yang sama sampai soal yang diberikan kepada siswa habis (soal berupa seatwork hanya diberikan 6 soal penyusunan jurnal penyesuaian). j) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan kesimpulan dan menyuruh siswa untuk mempelajari lagi tentang materi yang sudah di ajarkan dan mempelajari tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan Kedua ( Jum’at, 5 Maret 2010) a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa b) Guru menyampaikan materi pada pertemuan sebelumnya. c) Guru mendemonstrasikan materi neraca lajur untuk perusahaan jasa.
141
d) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran hari ini dimana siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal. Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Siswa dapat berdiskusi dengan teman dalam mengerjakan soal. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap dan kurang teliti dalam pengerjaan soal. e) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas. f) Hampir semua siswa bertanya pada saat guru mendekati mereka. g) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya dan guru memberikan stimulus serta umpan kepada siswa. h) Selanjutnya demonstrasi dilanjutkan dengan cara yang sama sampai soal yang diberikan kepada siswa habis. i) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan kesimpulan dan memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan untuk jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa. 3) Pertemuan Ketiga ( Jum’at, 19 Maret 2010) a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. c) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni soal latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa, dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
142
d) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. e) Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama. Guru menegur satu-persatu siswa yang kedapatan bekerjasama. f) Guru meminta lembar jawab soal g) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya. h) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi Peneliti
mengamati
proses
pembelajaran
akuntansi
dengan
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction di kelas XI IPS 3. Peneliti bertindak sebagai guru mengambil posisi di dalam kelas, dapat secara jelas melihat (mengamati) dan melakukan tindakan proses belajar mengajar akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama dan kedua yaitu hari Jum’at, 19 Februari 2010 dan 5 Maret 2010, guru menyampaikan materi akuntansi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa dengan model pembelajaran Direct Instruction secara jelas dan mengadakan presentasi hasil latihan soal (latihan secara terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Pada pertemuan ketiga yaitu hari Jum’at, 19 Maret 2010, peneliti bertindak sebagai guru melakukan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Direct Instruction sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 47%, sedangkan 53% lainnya belum aktif dalam proses pembelajaran.
143
2) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 57%, sedangkan yang lainnya masih ada yang tidak lengkap dan belum bisa mengerjakan soal dengan sempurna. 3) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa dan mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 60%,
sedangkan
40%
siswa
lainnya
belum
sempurna
dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan soal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah: a) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru pada saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. Mereka merasa lebih nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka (seperti pada saat monitoring). b) Guru dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh atau mendemonstrasikan pengerjaan soal terlalu cepat sehingga sulit untuk diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga sangat terbatas, sehingga siswa merasa tidak ada kesempatan siswa untuk mengungkapkan permasalahannya tentang materi yang belum dipahami kepada guru. c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk dimonitoring hasil pekerjaannya.
144
d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada siswa yang lain. 2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai berikut: a) Siswa masih belum berani untuk mengerjakan dan menjelaskan perhitungan latihan soal di depan guru dan teman-temannya. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya dan bukan di depan kelas, hanya sekedar diskusi-diskusi kecil. b) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah dibutuhkan dalam konteks seperti ini. c) Ketrampilan berkomunikasi di depan kelas seperti pada saat presentasi masih kurang. Guru sebaiknya memberikan masukan bagaimana berkomunikasi dengan baik dalam hal ini waktu presentasi jawaban soal di depan kelas. d) Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 18 siswa (60% dari 30 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 95, nilai terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 70,67. Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan antara lain: 1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada siswa yang merasa kurang diperhatikan. 2) Sebaiknya guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa. Agar siswa tidak merasa tertekan tetapi siswa dapat semangat dan ikut aktif terlibat dalam mengikuti pembelajaran.
145
3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan agar untuk memacu semangat setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi.
2. Siklus II Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode Direct Instruction adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19 Maret 2010 di ruang guru MA Negeri 1 Surakarta. Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Jum’at tanggal 26 Maret 2010, dan hari Jumat 16 April 2010 dengan rancangan sebagi berikut : 1) Peneliti bertindak sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction, skenario pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama (2x45 menit) (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2)
Menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3)
Mengulang sedikit materi yang terdahulu.
146
(4)
Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(5)
Guru memberikan seatwork berupa latihan soal dari materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri.
(6)
Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan
(7)
Setelah semua siswa mengerjakan soal latihan, kemudian guru membahas soal latihan.
(8)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang soal latihan yang belum dipahami.
(9)
Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.
b) Pertemuan Kedua (2x45 menit) (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2)
Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan dilakukan
(3)
Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas.
(4)
Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
(5)
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(6)
Guru meminta lembar jawab soal.
(7)
Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar siswa mengetahui letak kesalahannya.
(8)
Salam penutup
147
2) Peneliti bertindak sebagai guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur dengan model pembelajaran Direct Instruction. 3) Peneliti sebagai guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Jum’at tanggal 26 Maret 2010, dan hari Jumat 16 April 2010 di ruang kelas XI IPS 3. Pertemuan dilaksanakan selama 4x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan/penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II masih sama dengan pelaksanaan tindakan I, yaitu jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Pada pertemuan pertama Siklus II peneliti sebagai guru memberikan latihan mandiri kepada siswa berupa seatwork dengan materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Pada pertemuan kedua dilakukan evaluasi akhir siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama (Jum’at, 26 Maret 2010) (1)
Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
(2)
Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
148
(3)
Guru mengulang sedikit tentang materi yang terdahulu.
(4)
Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(5)
Guru memberikan latihan soal berupa seatwork dari materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri.
(6)
Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan secara mandiri.
(7)
Setelah semua siswa mengerjakan soal latihan, kemudian guru membahas soal latihan tersebut.
(8)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang soal latihan yang belum dipahami.
(9)
Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.
b) Pertemuan Kedua (Jum’at, 16 April 2010) (1)
Guru memberikan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa
(2)
Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas.
(3)
Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
(4)
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(5)
Guru meminta lembar jawab soal.
(6)
Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar siswa mengetahui letak kesalahannya.
(7)
Salam penutup
149
c. Observasi dan Interpretasi Peneliti
mengamati
proses
pembelajaran
akuntansi
dengan
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction di kelas XI IPS 3. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas sebagai guru kelas agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi. Pada pertemuan pertama yaitu hari Jum,at, 26 Maret 2010, guru memberikan seatwork berupa soal latihan materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa yang harus diselesaikan. Pertemuan yang kedua digunakan untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus II. Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction seperti yang telah diungkapkan dalam pelaksanaan tindakan II. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 77%, sedangkan 23 % lainnya masih belum bisa aktif. 2) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 80%, sedangkan yang lainnya belum secara tepat dan teliti mengerjakan tugas yang diberikan, hal ini dikarenakan, siswa tersebut belum paham dan tidak mau bertanya pada saat diberi kesempatan untuk bertanya. 3) Adapun berdasarkan hasil evaluasi akhir siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang. Yang sudah dapat mencapai nilai 70 ke atas sebesar 87% atau sebanyak 26 siswa, sedangkan 13 % atau 4 siswa lainnya masih belum sempurna dalam menyelesaikan soal evaluasi yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka kurang teliti dalam memahami soal yang diberikan.
150
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah: a) Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun masih dirasa kurang bagi siswa. b) Guru
terkesan
mengabaikan
beberapa
siswa
yang
belum
berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi. Sebaiknya guru memberikan perhatian mnyeluruh pada siswa dari awal sampai jam pelajaran akuntansi berakhir. 2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a) Masih terdapat siswa yang belum berani melakukan presentasi terhadap jawaban soal yang telah dikerjakannya. b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas, sudah mencapai 26 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas mencapai 85,67. Nilai ini sudah di atas nilai standar. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah: 1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 2) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan langsung terhadap anak yang mengalami kesulitan, sehingga setiap siswa memahami
tentang
materi
mempresentasikannya di depan kelas.
yang
diajarkan
dan
berani
151
3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus/umpan yang lebih intens daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa dalam hal menjelaskan hasil perhitungan.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.Profil hasil penelitian Keaktifan siswa
Ketepatan dan ketelitian
Siklus
Siklus
dalam menyelesaikan soal Ketuntasan hasil belajar
Siklus
I
14
47 %
II
23
77 %
I
17
57 %
II
24
80 %
I
18
60 %
II
26
87 %
Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat grafik berikut ini :
152
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Keaktifan siswa
Ketepatan dan ketelitian dalam mengerjakan soal Ketuntasan hasil belajar Siklus 1 Siklus 2
Gambar3 .Grafik hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2 Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran Direct Instruction berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti
proses
pembelajaran
dan
siswa
dapat
mempresentasikan
hasil
pekerjaannya. Selain itu, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI program IPS MA Negeri 1 Surakarta masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian tindakan untuk dapat meningkatkan
153
kualitas pembelajaran akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung). Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Setelah peneliti bertindak sebagai guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan terbimbing dan diminta untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru, melainkan juga dari menyaksikan secara langsung proses yang dicontohkan oleh teman sekelas. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat proses pembelajaran dan dominasi beberapa siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti bertindak sebagai guru mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih sama dengan siklus I yaitu, jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Dalam siklus ke II ini, guru memberikan seatwork berupa latihan-latihan soal yang dikerjakan secara mandiri agar siswa terbiasa melakukan pencatatan jurnal penyesuaian dan neraca lajur. Selain itu siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode Direct Instruction (pengajaran langsung), selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi karena selain guru memberikan penjelasan materi secara bertahap, guru juga memberikan latihan secara terbimbing kepada siswa. Selain itu, siswa juga diajarkan
154
untuk mempresentasikan penyelesaian latihan soal. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa juga dapat memahami materi dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan mereka sebanyak 47% atau 14 siswa, pada siklus I menjadi 77% atau 23 siswa pada siklus II. Dalam ketepatan dan ketelitian menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 17 siswa atau 57% sedangkan pada siklus II sebanyak 24 siswa atau 80%. Begitupula pada ketuntasan hasil belajar siswa peningkatan ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal terdapat 18 siswa atau 60%, sedangkan pada siklus II terdapat 26 siswa atau 87%. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung) yang secara langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan
tindakan
tersebut,
peneliti
sebagai
guru
berhasil
melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Direct Instruction (pengajaran langsung) dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. 2. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan
155
oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada guru secara langsung maupun kepada temannya. 3. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang dipelajari.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan. Simpulan
hasil
penelitian
yakni,
terdapat
peningkatan
kualitas
pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction pada siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta. Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang
156
dikemas dalam dua siklus tindakan yakni, penerapan model pembelajaran direct instruction. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi dengan melakukan demonstrasi materi secara terstruktur, latihan terbimbing, dan melakukan latihan mandiri bagi siswa yang berupa seatwork. Siswa diminta untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan dan menjelaskan latihan soal yang telah dikerjakan sebelumnya. Penerapan model pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta. Indikator peningkatan kualitas pembelajaran antara lain: 1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 47% ( siklus I) menjadi 77% ( siklus II), terjadi peningkatan sebesar 30%. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju mempresentasikan tugas yang diberikan guru (siswa menjadi lebih aktif). 2. Siswa mampu menyelesaikan soal dengan tepat dan teliti. Siklus I terdapat 17 siswa sebesar 57%, pada siklus II terdapat 24 siswa sebesar 80%. Peningkatan sebesar 23%. 3. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 60% (18 siswa) menjadi 87% (26 siswa). Peningkatan sebesar 27%. Nilai rata-rata kelas menunjukkan peningkatan pada siklus 1 nilai rata-ratanya 70,67 dan pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yakni 85,67.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoretis Upaya peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi perlu bertumpu pada kebutuhan siswa, artinya pengoptimalan keaktifan siswa menjadi bagian yang
157
tidak terpisahkan dari pembelajaran. Menurut Anwar Holil, metode Direct Instruction mengarah pada suatu metode mengajar yang menggunakan materi yang terstruktur dan berkelanjutan. Pada metode ini tujuan pada aktivitas pengajaran adalah jelas bagi siswa, alokasi waktu untuk instruksi cukup dan kontinue, isi materi berkembang, siswa dimonitor dan feedback pada siswa diberikan segera dan berorientasi akademis. Integrasi antara evaluasi dengan pembelajaran memungkinkan guru mengungkap potensi siswa secara optimal sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai. 2. Implikasi Praktis Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, dan metode pembelajaran yang digunakan. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila guru memiliki kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan efisien. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui penerapan model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi. Bagi guru bidang studi akuntansi, hasil penelitian ini seharusnya diterapkan sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan menghapus pandangan siswa terhadap pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Guru mampu menjadikan siswa berani tampil di depan kelas. Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung. Namun, kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan tindakan yang
158
kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari pembelajaran akuntansi.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru: a. Guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan materi serta mengelola kelas, sehingga guru dapat menerapkan model pembelajaran direct Instruction secara baik dan kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuannya. b. Guru harus mampu menyiapkan materi dan mengorganisasikan seatwork guna menunjang penerapan model pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung) untuk mata pelajaran akuntansi agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat. c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. 2. Bagi Siswa: a. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa. b. Siswa sebelumnya mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru. DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. 2009. Model Pembelajaran Inovatif. http://akhmad sudrajat. wordpress.com/2009/12/28/Model-Pembelajaran-Inovatif.html. tanggal 28 Desember 2009 pukul 07.00 WIB.
Diakses
159
Anwar Holil. 2010. Model Pengajaran Langsung. http://anwar holil.blogspot. com/2009/01/Model-Pengajaran-Langsung.html. Cepi Riyana. 2000. Hakikat Kualitas Pembelajaran. http://cepiriyana.blogspot.com/hakikat-kualitas-pembelajaran.html.
Diakses
tanggal
28
Desember 2009 pukul 06.45 WIB. Fatimah Ratnasari. 2007. Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu. Surakarta: UNS. Hasbullah, dkk. 1997. Akuntansi 1 SMU. Jakarta: Yudisthira Henry Soemantri. 2000. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Armico Joyce, Weil, dan Calhaun. 2000. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Universitas Negeri Malang. Kurnia Pramulyaningsih. 2007. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran direct Instruction Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Materi Pokok Penentuan rH Reaksi Kelas XI Ilmu Alam Semester I SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Surakarta: UNS Maman Rachman. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Dalam Bagan). Semarang: UNNES Press Muijs, Daniels & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi (edisi kedua). Terjemahan Drs. Helly Prajitno Soetjipto, M.A & Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Richard I. Arends. 1997. Classroom Instruction and Management. United State of America: the McGraw-Hill Companies, Inc. Rini Budiharti. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press
160
Rustam dan Mudilarto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soemarsono. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Soemantri, Henry. 2000. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Armico Suharno. 1995. Belajar Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Undang-Undang
Republik
Indonesia
(Sisdiknas) Tahun 2003.
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
161
162
CATATAN LAPANGAN 1
Hari/Tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Waktu
: 09.45 - 11.15
Data Kelas
: Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi Tema Pembelajaran
: Siklus akuntansi perusahaan jasa
Jumlah Siswa
: 30 siswa
Jenis
: Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi:
163
Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengabsen satu persatu siswa. Bagi siswa yang sudah dipanggil tetapi belum hadir di dalam kelas, dianggap tidak mengikuti pelajaran. Kegiatan rutin ini dilakukan untuk menegakkan disiplin pada diri siswa. Sebelum memulai pelajaran, guru mengulang sekilas materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat tentang materi sebelumnya kepada siswa yang ditunjuknya. Selanjutnya guru menjelaskan tentang materi yang akan dibahas hari ini dengan menggunakan buku acuan yaitu Lembar Kerja Siswa dan masing-masing siswa menyimak dari buku masing-masing sambil mendengarkan penjelasan guru. Apabila saat guru menjelaskan materi terdapat siswa yang tidak memperhatikan, maka guru dengan tiba-tiba menunjuk siswa tersebut dan memberikan pertanyaan tentang materi yang dijelaskan. Setelah materi dijelaskan siswa disuruh mengerjakan soal yang terdapat pada buku LKS. Kegiatan akhir pembelajaran yakni guru membahas soal yang telah dikerjakan oleh siswa dengan secara rinci dan detail, dan guru membuka sesi tanya jawab di akhir pertemuan. Apabila tidak ada pertanyaan siswa dianggap sudah jelas dan pelajaran di akhiri dengan salam penutup dari guru dan guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Refleksi: Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal pembelajaran guru membutuhkan waktu yang agak lama untuk mengkondisikan siswa sebelum siswa benar-benar siap mengikuti proses belajar mengajar (+10 menit). Selama proses pembelajaran dengan metode ceramah, siswa masih kurang dalam memahami materi yang diberikan. Dalam hal ini pembelajaran hanya berfokus pada guru, dan siswa jarang terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa mudah mengalami kebosanan saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
164
Mereka mau memperhatikan karena mereka beranggapan bahwa jika tidak memperhatikan, maka akan ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan. Jadi, mereka memperhatikan bukan karena mereka ingin tahu tetapi karena rasa was-was.
PEDOMAN WAWANCARA GURU AKUNTANSI MA NEGERI 1 SURAKARTA (Pra tindakan)
1. Metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran akuntansi? 2. Apakah ibu menerapkan model atau metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran selama ini?
165
3. Apakah selama ini siswa antusias ketika menjalani proses pembelajaran akuntansi? 4. Bagaimana kecenderungan hasil belajar siswa saat ini? 5. Menurut ibu, bagaimana proses pembelajaran akuntansi yang telah ibu lakukan selama ini?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA (Pra tindakan)
1. Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
166
2. Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini? 3. Apakah selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar akuntansi? 4. Apakah anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi? 5. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa? 6. Apakah guru berusaha memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran akuntansi?
CATATAN LAPANGAN 2
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Rabu, 20 Januari 2010
Lokasi
: Kantor Guru
Sumber Data
: Tri Budiani, S.Pd.
Jabatan
: Guru Akuntansi
Diskripsi Data: Peneliti
:
Metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran akuntansi?
167
Apakah ibu menerapkan model atau metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran selama ini? Informan :
Cara mengajar saya dengan ceramah dan praktek.
Peneliti
Apakah
:
selama
ini
siswa
antusias
ketika
menjalani
proses
pembelajaran akuntansi? Informan :
Antusias, tapi kalau masalah keaktifan siswa, untuk siswa sini khususnya anak IPS masih agak susah atau kurang.
Peneliti
:
Informan :
Bagaimana kecenderungan hasil belajar siswa? Kalau untuk masalah nilai siswa, untuk anak kelas XI IPS 3 lumayan baik meskipun masih ada beberapa anak yang belum mencapai batas ketuntasan.
Peneliti
:
Menurut ibu, bagaimana proses pembelajaran akuntansi yang telah ibu lakukan selama ini?
Informan :
Kalau saya pribadi tidak bisa menjawab hal itu.
Interpretasi peneliti: Guru mencoba menerapkan metode pembelajaran konvensional yang dimodifikasi tapi masih kurang puas karena hasil yang diharapkan guru belum sepenuhnya tercapai. Hasil yang diharapkan guru dalam hal ini selain dilihat dari nilai siswa juga dilihat dari tingkat keaktifan siswa itu sendiri. Dari wawancara kali ini terlihat guru belum mengevaluasi kinerjanya setiap akhir pembelajaran karena guru belum bisa menilai sendiri hasil kinerjanya selama ini.
168
CATATAN LAPANGAN 3
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan
: Rita Wiji Lestari (Siswa)
Diskripsi Data:
169
Peneliti
:
Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan :
Pembelajaran langsung, jangan terlalu serius dan ada bercandanya.
Peneliti
Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
:
Informan :
sifatnya cuek terhadap murid, murid jadi bosen dan membuat takut murid.
Peneliti
:
Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar akuntansi?
Informan :
ya, kadang-kadang.
Peneliti
Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
:
pembelajaran akuntansi? Informan :
Iya, misalnya ibu selalu minta anak-anak bertanya yang belum bisa dimengerti terus suka kasih pertanyaan.
Peneliti
:
Informan :
Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi? Tergantung dari suasana hati dan sikon (situasi dan kondisi) kelas mbak.
Peneliti
:
Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa?
Informan :
ya baik sih, saling bertukar pikiran, misal temen-temen sudah paham dalam memahami soal, tapi disisi lain ada yang belum paham dan murid tersebut malu. CATATAN LAPANGAN 4
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan
: Fitri Rohmatin (Siswa)
Diskripsi Data:
170
Peneliti
:
Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan :
Yang santai saja, menyenangkan
Peneliti
Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
:
Informan :
Kadang seneng, kadang bosan kalau tidak begitu paham materinya, kadang deg-degan juga mbak kalau disuruh maju.
Peneliti
:
Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar akuntansi?
Informan :
Lumayan mbak
Peneliti
Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
:
pembelajaran akuntansi? Informan :
Iya, misalnya kalau ada yang ramai, langsung ditegur atau disuruh maju.
Peneliti
:
Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan :
Lumayan aktif mbak.
Peneliti
Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
:
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa? Informan :
Cukup baik mbak. Tapi kalau sesama teman, seringnya hanya ramai sendiri.
CATATAN LAPANGAN 5
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan
: Rinda Surya Ningrum (Siswa)
Diskripsi Data:
171
Peneliti
:
Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan :
Guru harus sabar, dan cara menerangkannya tidak terlalu cepat
Peneliti
Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
:
Informan :
Terlalu tegang
Peneliti
Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
:
akuntansi? Informan :
Iya, awalnya belajar akuntansi rumit, tetapi sedikit demi sedikit saya bisa
Peneliti
:
Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran akuntansi?
Informan :
Iya, seringnya kalau teman-teman ramai langsung ditunjuk orangnya
Peneliti
Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
:
Informan :
Biasa saja mbak.
Peneliti
Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
:
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa? Informan :
Kalau interkasi ibu sama kita baik. Bingung mbak jelasinnya. Kalau sama teman-teman baik dalam hal kerjasama kerjain soal/nyontek mbak.
CATATAN LAPANGAN 6
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan
: Andri Wibowo (Siswa)
Diskripsi Data:
172
Peneliti
:
Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan :
Jelas pas nerangin materi tapi jangan terlalu serius mbak biar gak tegang.
Peneliti
:
Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
Informan :
Sudah lumayan kok mbak meski kadang ada materi yang kurang jelas.
Peneliti
Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
:
akuntansi? Informan :
Termotivasi mbak.
Peneliti
Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
:
pembelajaran akuntansi? Informan :
Iya mbak.
Peneliti
Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
:
Informan :
Tidak terlalu mbak, kalau disuruh ya maju, kalu tidak ya biasa saja.
Peneliti
Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
:
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa? Informan :
Interaksinya baik. Ya begitulah mbak susah menjelaskannya.
CATATAN LAPANGAN 7
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan
: Devi Rendra Kusuma (Siswa)
Diskripsi Data:
173
Peneliti
:
Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan :
Pembelajaran langsung mbak.
Peneliti
Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
:
Informan :
Sudah lumayan kok mbak, tapi gak ngerti juga mbak.
Peneliti
Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
:
akuntansi? Informan :
Lumayan mbak.
Peneliti
Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
:
pembelajaran akuntansi? Informan :
Iya mbak. Tapi kadang jadi was-was kalau ibu sudah mulai nunjuk buat jawab soal.
Peneliti
:
Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan :
Tidak terlalu mbak, kalau disuruh ya maju, kalau tidak sudah.
Peneliti
Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
:
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa? Informan :
Lumayan, bingung mbak menjelaskannya.
Interpretasi peneliti: Dari hasil wawancara dengan 5 orang siswa, dapat disimpulkan bahwa dalam penyampaian materi guru belum sepenuhnya berhasil karena ada saatnya siswa merasa cepat bosan (kalau tidak paham mengenai materi yang dijelaskan) dan kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa selama proses pembelajaran juga masih kurang. Hal ini mengakibatkan informasi yang hendak diberikan guru kepada siswa tentang materi pembelajaran belum tersampaikan
174
dengan baik. Guru juga belum dapat sepenuhnya memberikan motivasi kepada siswa dengan cara yang positif. Siswa menilai interaksi antara guru dengan siswa sudah baik karena guru sudah melakukan pendekatan secara langsung dengan siswa. Hanya saja interaksi antara siswa dengan siswa dalam konteks pembelajaran belum terbangun.
Gambar 1. Wawancara dengan siswa sebagai survey awal
175
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MA Negeri 1 Surakarta
Mata Pelajaran
: Akuntansi
Kelas
: XI IPS 3
Semester
: 2 (Dua)
176
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa A.
Kompetensi Dasar: Membuat ikhtisar perusahaan jasa
B.
Indikator: 1. Menyusun jurnal penyesuaian 2. Menyusun kertas kerja/neraca lajur
C.
Tujuan Pembelajaran: Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat: 1. Menyusun jurnal penyesuaian 2. Menyusun kertas kerja/neraca lajur
D.
Sumber/Alat/Bahan: Sumber: Akuntansi 1B (Dra. Moelyati,dkk: Yudhistira) Akuntansi Dasar (Henry Soemantri: Armico) Lembar Kerja Siswa Bahan: Latihan soal (seatwork) Alat: Papan tulis dan alat tulis
E.
Materi Pokok: Terlampir (jurnal penyesuaian dan neraca lajur)
F.
Metode Pembelajaran: Metode Direct Instruction (pengajaran langsung)
G.
Penilaian: 1. Siswa yang mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ditunjuk dan tanpa ditunjuk akan mendapatkan poin A 2. Siswa yang tidak mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya akan mendapatkan poin B 3. Total skor 100
177
Skenario Pembelajaran 1. Pertemuan pertama (2x45 menit) Kegiatan awal (10 menit) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
178
Kegiatan inti (70 menit) a
Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa.
b
Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang mereka lihat saat guru mendemonstrasikan materi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
c
Guru memberikan latihan soal (seatwork) secara terkontrol tentang materi yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
d
Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
e
Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban soal tersebut di depan kelas.
f
Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan soal dengan menyempurnakan penjelasan siswa dalam mempresentasikan tugas.
Kegiatan akhir (10 menit) a
Guru memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini.
b
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
c
Salam penutup.
2. Pertemuan Kedua (2x45 menit) Kegiatan awal (10 menit) a
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
c
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
179
Kegiatan inti (70 menit) a
Guru menjelaskan konsep neraca lajur untuk perusahaan jasa.
b
Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang mereka lihat saat guru berdemonstrasi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
c
Guru memberikan seatwork berupa soal-soal latihan secara terkontrol tentang materi yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
d
Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
e
Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban soal tersebut di depan kelas.
f
Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan soal dengan menyempurnakan penjelasan siswa dalam mempresentasikan tugas.
Kegiatan akhir(10 menit) a
Guru memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini.
b
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
c
Salam penutup.
3. Pertemuan Ketiga (2x 45 menit) Kegiatan awal (5 menit) a
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b
Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti (70 menit)
180
a
Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni soal latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa, dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
b
Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
c
Guru meminta lembar jawab soal.
Kegiatan akhir (15 menit) a
Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
b
Salam penutup.
Lampiran 1
Jurnal Penyesuaian dan Neraca Lajur/Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian
181
Pengertian jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk menyesuaikan saldo akun-akun besar ke saldo akun buku besar yang sebenarnya dengan cara mendebit dan mengkredit beban maupun pendapatan, baik piutang maupun utang pada akhir periode. Dengan
demikian, ayat jurnal penyesuaian sangat besar, artinya dalam
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal-hal yang memerlukan penyesuaian Akun-akun buku besar yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode, yaitu:
a
-
Perlengkapan
-
Beban dibayar di muka
-
Pendapatan diterima di muka
-
Beban yang masih akan dibayar
-
Pendapatan yang masih akan diterima
-
Penyusutan aktiva tetap
-
Persediaan barang dagangan
Perlengkapan Saldo perlengkapan yang tercantum dalam neraca belum menunjukkan
saldo yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyesuaian sebagai berikut. Tanggal
Keterangan
Ref
Beban pemakaian perlengkapan
Debit
Kredit
Rp xxx
Perlengkapan
Rp xxx
Contoh: Akun perlengkapan kantor dalam neraca sisa debit Rp 600.000. pada tanggal 31 Desember 2009 dilakukan inventarisasi, ternyata perlengkapan kantor sisa sebesar Rp 140.000. maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut: Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
182
31
De
Beban pemakaian perlengkapan
s
Rp 460.000
Perlengkapan
Rp 460.000
(600.000-140.000)
b Penyusutan aktiva tetap (fixed assets deppresiation) Beban merupakan beban perusahaan yang pembebananya timbul setelah aktiva tetap tersebut dipakai dalam operasi perusahaan selama periode tertentu, kecuali tanah. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut: Tanggal
Keterangan
Ref
Beban penyusutan........
Debit
Kredit
Rp xxx
Akumulasi penyusutan.......
Rp xxx
Contoh: Akun peralatan kantor dalam neraca sisa debit Rp 6.000.000 per 31 Desember 2009. Peralatan kantor setiap tahunnya disusutkan 5%. Maka jurnal penyesuaiannya sebagai berikut: Tanggal
Keterangan Beban penyusutan peralt. kantor Akum penyusutan peralt kantor
Ref
Debit
Kredit
Rp 300.000 Rp 300.000
(6.000.000 x 5% = 300.000
c
Beban dibayar di muka (prepaid expenses) Beban dibayar di muka merupakan pembayaran beban untuk beberapa
waktu yang akan datang sampai melampaui batas akhir periode akuntansi. Maka harus dicari jumlah beban yang sebenarnya menjadi beban dalam periode yang bersangkutan.
183
Dalam penyusunan jurnal penyesuaian beban dibayar di muka ada dua metode sebagai berikut: No 1.
Metode Harta Apabila
saat
membayar
Metode Beban beban Apabila pada saat membayar beban dicatat di (jurnal umum)
dicatat (jurnal umum) ….dibayar di muka Kas 2.
Pada
Rp xxx Rp xxx
akhir
tahun
....dibayar di muka
Rp xxx
Kas
penyesuaian Pada
adalah: Beban ......
Beban ......
Rp xxx akhir
tahun
penyesuaiannya
adalah: Rp xxx Rp xxx
….dibayar di muka Beban
Rp xxx Rp xxx
Contoh: Tgl
Keterangan
Metode Harta
Metode Beban
184
31
Dibayar
premi Pada saat membayar:
Pada saat membayar:
Des asuransi sebesar Rp Asuransi dibayar di muka Beban asuransi
Rp 1.200.000
1.200.000 untuk masa
Kas
1tahun.
Rp 1.200.000
Rp 1.200.000 Kas
Rp 1.200.000
Pada saat tutup buku Jurnal penyesuaian:
Jurnal penyesuaian:
premi asuransi yang Beban asuransi
Asuransi
Rp 300.000
telah jatuh tempo 3 tahun sebesar: =
3 x Rp 1.200.000 12
Asuransi dibyr di muka Rp 300.000
dibayar
di
muka Rp 900.000 Beban asuransi Rp 900.000
= 300.000
d Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka merupakan penerimaan untuk beberapa waktu yang akan datang sampai melampaui akhir periode akuntansi. Maka harus dicari jumlah pendapatan yang sebenarnya menjadi pendapatan dalm periode akuntansi yang bersangkutan. Dalam penyusunan jurnal penyesuaian diterima di muka ada dua metode sebagai berikut:
No
Keterangan
Metode Harta
Metode Beban
185
1.
Pada saat menerima Kas pendapatan dicatat
Rp xxx
..diterima di muka Rp xxx
2.
Pendapatan....
Pada saat tutup buku, ..diterima di muka Rp Pendapatan....
adalah:
Rp xxx Rp
xxx
jurnal penyesuaiannya xxx
e
Kas
Rp xxx
..diterima di muka Rp
Pendapatan.... Rp xxx xxx
Beban yang masih harus dibayar/utang beban
Merupakan beban yang sudah menjadi beban dalam satu periode, tetapi sampai akhir periode belum dibayar. Walaupun belum dibayar, tetapi harus menjadi beban dalam periode yang bersangkutan. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut: Tanggal
Keterangan
Ref
Beban .........
Debit Rp xxx
Beban yang harus dibayar
f
Kredit
Rp xxx
Pendapatan yang masih akan diterima/piutang pendapatan
Merupakan pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dalam suatu periode. Tetapi sampai akhir periode tempatnya belum diterima. Meskipun belum diterima tetap harus menjadi pendapatan dalam periode yang bersangkutan. Maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut: Tanggal
Keterangan Pendapatan
yang
masih
diterima Pendapatan ...........
Neraca Lajur/Kertas Kerja (Work Sheet)
Ref akan
Debit
Kredit
Rp xxx Rp xxx
186
Kertas kerja adalah alat bantu untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode tertentu. Fungsi kertas kerja
Kertas kerja mempermudah penyusunan laporan karena terdapat kelompok akun buku besar yang sesuai dengan laporan keuangan yang disusun. Kertas kerja menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan. Bentuk kertas kerja yang akan disampaikan dalam pembahasan ini adalah kertas kerja 10 kolom yang tampak sebagai berikut: No
Nama Akun
NS D
AP K
D
NSD K
D
K
L/R D
K
N D
K
Keterangan: NS: Neraca Sisa AP: Ayat Penyesuaian NSD: Neraca Saldo Disesuaikan L/R: Ikhtisar Laba Rugi N: Neraca Langkah-langkah menyelesaikan kertas kerja adalah sebagai berikut:
a
Memasukkan saldo akun buku besar ke dalam neraca saldo, kemudian djumlahkan masing-masing kolom debit dan kredit untuk meneliti apakah jumlahnya sudah sama.
b Memasukkan ayat penyesuaian yang telah dicatat dalm jurnal umum. c
Mengerjakan neraca saldo disesuaikan dengan memperhatikan angka yang terdapat pada neraca saldo dan ayat penyesuaian.
d Memindahkan angka pada neraca saldo disesuaikan ke kolom. e
Laba rugi untuk akun nominal, diantaranya pendapatan dan beban.
187
f
Neraca untuk akun riel, meliputi: harta, utang, dan modal.
g Menjumlahkan debit dan kredit dalam kolom laba rugi untuk menghitung laba atau rugi bersih perusahaan. h Menjumlahkan debit dan kredit pada kolom neraca dengan memasukkan laba atau rugi untuk mempertimbangkan jumlah kolom debit dan kredit. Contoh soal:
Biro Jasa “Rama Travel” Neraca Saldo Per 31 Des 2008 No.
Nama Akun
Debit
Kredit
Akun 111
Kas
8.462.500
-
112
Piutang usaha
1.000.000
-
115
Perlengkapan kantor
1.975.000
-
116
Sewa dibayar di muka
750.000
-
121
Peralatan kantor
25.000.000
-
221
Utang usaha
-
1.500.000
311
Modal Rama
-
32.750.000
412
Prive Rama
411
Pendapatan jasa
511
Beban gaji
750.000
-
512
Beban rupa-rupa
187.500
-
750.000 -
4.625.000
38.875.000
38.875.000
Dari data tersebut untuk penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 sebagai berikut: a. Perlengkapan kantor sampai tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 700.000. b. Sewa dibayar di muka yang telah menjadi beban sebesar 300.000 c. Peralatan kantor setiap tahun disusutkan 5%
188
d. Gaji karyawan Rp.200.000 sampai dengan 31 Desember 2008 belum dibayar Diminta: a. Buatlah jurnal penyesuaian b. Buatlah kertas kerja
Jawab: Biro Jasa “Rama Travel” Jurnal Penyesuaian Per 31 Des 2008 Tanggal Des
Keterangan
31 Beban perlengkapan kantor Perlengkapan kantor Beban sewa Sewa dibayar di muka Beban peny.peralt kantor Akm.peny.peralt kantor Beban gaji Gaji yang terutang
Jumlah:
Ref
Debit 700.000 300.000 1.250.000 200.000 2.450.000
Kredit 700.000 300.000 1.250.000 200.000 2.450.000
189
NS No 111 112 115 116 121 221 311 312 411 511 512
Nama akun Kas Piutang usaha Perlengkapan kantor Sewa dbyr di muka Peralatan kantor Utang usaha Modal Rama Prive Rama Pendapatan jasa Beban gaji Beban rupa-rupa
513 514 515 121 222
B. perlgkp. kantor B. sewa B.peny.peralt kantor Akm.peny.prlt kntor Gaji yg terutang Laba bersih
D 8.462 1.000 1.975 750 25.000 750 750 188 38.875 -
K 1.500 32.750 4.625 38.875 -
Biro Jasa “Rama Travel” Kertas Kerja Per 31 Des 2008 AP NSD D K D 8.462 1.000 1.275 700 450 300 25.000 750 950 200 188 700 700 300 300 1.250 1.250 1.250 200 2.450 2.450 40.525
LR K 1.500 32.750 4.625 1.250 200 40.525
D 950 188 700 300 1.250 1.238 40.525
N K 4.625 40.525
D 8.462 1.000 1.275 450 25.000 1.500 750 38.437
K 32.750 1.250 200 1.238 38.437
190
Lampiran 2
Soal Latihan: Latihan 1: Berikut ini adalah neraca saldo Beauty Salon per 31 Januari 2006
BEAUTY SALON Neraca Saldo Per 31 Januari 2006 Nomor Akun 11 12 13 21 22 31 32 41 51 52 53
Nama Akun Kas Perlengkapan salon Peralatan salon Hutang usaha Hutang bank Modal nona Betty Prive nona Betty Pendapatan jasa salon Beban gaji Beban sewa Beban rupa-rupa Jumlah
Neraca Saldo DEBET KREDIT Rp 33,450,000 Rp 1,800,000 Rp 30,000,000 Rp 1,800,000 Rp30,000,000 Rp30,000,000 Rp 1,200,000 Rp 7,500,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 450,000 Rp 69,300,000 Rp69,300,000
Pada tanggal 31 Januari 2006 Nona Betty memeriksa neraca saldo, kemudian memutuskan sebagai berikut: 1. Penyusutan peralatan salon untuk bulan Januari 2006 diperhitungkan sebesar Rp 300.000 2. Perlengkapan salon yang telah dipakai untuk kegiatan usaha selama bulan Januari 2006 sebesar Rp 1.200.000 3. Bunga pinjaman kredit usaha kecil dari BRI cabang Surakarta untuk bulan Januari 2006 diperhitungkan sebesar Rp 150.000 Berdasarkan data di atas buatlah Jurnal penyesuaian yang diperlukan. Latihan 2:
Berdasarkan data pada Latihan 1 dan jawaban latihan 1, Buatlah Neraca Lajur (Kertas Kerja) pada BEAUTY SALON.
191
Jawaban latihan 1:
BEAUTY SALON Jurnal Penyesuaian Per 31 Januari 2009 Tanggal
Jan
Keterangan
31 B. Penyusutan Peralatan Salon
Debit
Kredit
Rp 300.000
Akum.Penystn Peralt Salon
Rp 300.000
(penyusutan bulan Januari) Jan
31 B. Perlengkapan Salon
Rp 1.200.000
Perlengkapan Salon
Rp1.200.000
(Pemakaian perlengkapan) Jan
31 Biaya Bunga
Rp 150.000
Hutang Bunga
Rp 150.000
(Bunga KUK bulan Januari) Rp 1.650.000
Rp 1.650.000
192
Jawaban Latihan 2:
BEAUTY SALON Neraca Lajur Per 31 Januari 2009
No
Keterangan
Kas Perlengkapan Salon Peralatan Salon Hutang Usaha Hutang Bank Modal Nona Betty Prive Nona Betty Pendapatan Jasa Salon Biaya Gaji Biaya Sewa Biaya Rupa-Rupa Biaya penystn.peralt Salon Akm.penystn.peralt Salon B. Perlengkapan Salon Biaya Bunga Hutang Bunga
Neraca Saldo D K
Penyesuaian NS disesuaikan D K D K
33.450 1.800 30.000
1.200
33.450 600 30.000
1.800 30.000 30.000
Neraca D K
33.450 600 30.000 1.800 30.000 30.000
1.200
1.800 30.000 30.000
1.200 7.500
1.200 1.200 450 69.300
Laba Rugi D K
1.200 7.500
7.500
1.200 1.200 450
1.200 1.200 450
300
300
69.300
300 300 1.200 150 150 1.650 1.650
300 1.200 150 69.750
300 1.200 150
150 69.750
150 4.500 7.500 3.000 7.500 7.500
65.250 65.250
62.250 3.000 65.250
193
Latihan 3 ( Evaluasi Siklus 1):
Data kegiatan perusahaan jasa Cleaning service KHARISMA untuk bulan Juli 2009 telah diikhtisarkan dalam neraca saldo tanggal 31 Juli 2009 sebagai berikut: Cleaning Service KHARISMA NERACA SALDO Per 31 Juli 2009 Nomor Neraca Saldo Akun Akun DEBET KREDIT 111 Kas Rp 40,500,000 112 Piutang dagang Rp 5,000,000 113 Perlengkapan service Rp 4,000,000 114 Sewa dibayar dimuka Rp 4,800,000 115 Asuransi dibayar dimuka Rp 600,000 121 Peralatan service Rp 16,000,000 122 Akum.Penyusutan peralt.service 211 Hutang dagang Rp 8,000,000 311 Modal Yunita Rp 50,000,000 312 Prive Yunita Rp 2,000,000 411 Pendapatan Jasa Rp 24,600,000 511 Beban gaji Rp 8,000,000 512 Beban perlengkapan 513 Beban sewa 514 Beban listrik dan telepon Rp 400,000 515 Beban iklan Rp 600,000 516 Beban asuransi 517 Beban pemeliharaan peralatan Rp 300,000 518 Beban penyusutan peralatan 519 Beban lain-lain Rp 400,000 TOTAL Rp 82,600,000 Rp 82,600,000 Pada tanggal 31 Juli 2009 diperoleh informasi untuk penyesuaian saldo akun-akun di atas sebagai berikut: 1. Sisa perlengkapan service dinilai seharga Rp 1.000.000 2. Sewa ruangan kantor Rp 4.800.000 untuk masa tahun terhitung sejak bulan Juli 2003 3. Asuransi yang belum jatuh tempo (unexpired) sebesar Rp 550.000 4. Peralatan service bulan Juli 2003 disusutkan sebesar Rp 250.000 5. Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 400.000 6. Beban iklan untuk bulan Juli 2003 sebesar Rp 200.000 Berdasarkan data di atas buatlah: Jurnal penyesuaian yang diperlukan dan Kertas kerja/neraca lajur?
194
Jawaban Latihan 3 (Evaluasi Siklus 1): CLEANING SERVICE KHARISMA JURNAL PENYESUAIAN PER 31 Juli 2009
Tanggal Keterangan Juli 31 Beban Perlengkapan Perlengkapan 31 Beban Sewa Sewa dibayar di muka 31 Beban Asuransi Asuransi dibayar di muka 31 Beban penystn peralt Service Akum.peny.peralt Service 31 Beban gaji Hutang gaji 31 Iklan dibayar di muka Beban iklan Jumlah
Ref
Debit Rp 3.000.000
Kredit Rp 3.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp
400.000 Rp
400.000
Rp
50.000
Rp
250.000
Rp
400.000
50.000 250.000 400.000 400.000
Rp 4.500.000
Rp 400.000 Rp 4.500.000
195
no. akun 111 112 113 114 115 121 122 211 311 312 411 511 512 513 514 515 516 517 518 519
Akun Kas Piutang Usaha Perlengkapan service Sewa dibayar di muka Asuransi dibayar di muka Peralatan service Akum peny perlat service Hutang usaha Modal yunita Prive yunita Pendapatan jasa Beban gaji Beban perlengkapan Beban sewa Beban listrik dan telepon Beban iklan Beban asuransi Beban pemeliharaan peralt Beban peny peraltan Beban lain-lain
116 Iklan dibayar di muka 212 Hutang gaji Laba bersih sebelum pajak
Cleaning Service KHARISMA KERTAS KERJA 31 Juli 2009 (dalam ribuan rupiah) Neraca Saldo Penyesuaian NS disesuaikan Laba-Rugi Neraca Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit 40.500 40.500 40.500 5.000 5.000 5.000 4.000 3.000 1.000 1.000 4.800 2.400 2.400 2.400 600 550 50 50 16.000 16.000 16.000 250 250 250 8.000 8.000 8.000 50.000 50.000 50.000 2.000 2.000 2.000 24.600 24.600 24.600 8.000 400 8.400 8.400 3.000 3.000 3.000 2.400 2.400 2.400 400 400 400 600 400 200 200 550 550 550 300 300 300 250 250 250 400 400 400 82.600 82.600 400 400 400 400 400 400 7.000 7.000 83.250 83.250 15.900 24.600 67.350 58.650 8.700 8.700 24.600 24.600 67.350 67.350
196
CATATAN LAPANGAN 8
Data Kelas
: Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Metode Pembelajaran : Metode direct instruction Tema Pembelajaran
: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Jumlah Siswa
: 30 siswa
Jenis
: Observasi mendalam (siklus 1)
Pertemuan 1
Hari/Tanggal : Jum’at, 19 Februari 2010 Waktu
: Jam 09.45-11.15 WIB
Deskripsi: Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan salam kemudian melakukan presensi siswa, siswa semuanya masuk. Guru memberikan motivasi kepada siswa pada kegiatan awal pembelajaran hari ini, cara ini ditempuh agar siswa memiliki semangat untuk menjalani proses pembelajaran hari ini. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan hari ini. Beberapa siswa tertarik dengan kegiatan apersepsi ini tapi terdapat juga sebagian siswa yang tidak memberikan perhatiannya. Setelah kegiatan apersepsi guru mulai menjelaskan rencana pembelajaran hari ini. Pada pertemuan kali ini, guru berperan sebagai penyampai materi tentang siklus akuntansi perusahaan jasa dan materi yang disampaikan secara detail pada pertemuan hari ini adalah cara penyusunan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa. Guru menggambarkan bagaimana cara menyusun jurnal penyesuaian di perusahaan jasa, dengan memberikan contoh soal secara riil. Siswa cukup antusias memperhatikan guru, meskipun masih ada sebagian siswa yang tidak menghiraukan, namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses kegiatan guru. Setelah guru selesai menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, guru membuka sesi tanya jawab kepada siswa, guru juga melontarkan beberapa pertanyaan. Setelah waktu tanya jawab sudah tidak dipergunakan lagi, guru segera meminta siswa untuk mengerjakan
197
latihan soal dengan diskusi bersama teman sebangkunya. Dalam proses ini, guru memberikan pendekatan langsung pada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Selang beberapa waktu, guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap. Setelah itu, guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Sebelumnya para siswa tidak ada yang berani mengajukan dirinya, tetapi setelah guru memberikan sedikit motivasi agar mereka berani tampil ke depan. Presentasi dilakukan oleh enam orang siswa, sesuai dengan jumlah soal yang diberikan. Karena waktu yang tersedia untuk mata pelajaran akuntansi dasar sudah habis, ketika jam pelajaran berakhir guru memberitahukan rencana pembelajaran berikutnya dan siswa disuruh untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Pertemuan 2
Hari/Tanggal : Jum’at, 5 Maret 2010 Waktu
: Jam 09.45-11.15 WIB
Deskripsi: Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan salam kemudian melakukan presensi siswa, siswa semuanya masuk. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan seputar materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu dan materi yang akan diajarkan hari ini. Beberapa siswa tertarik dengan kegiatan apersepsi ini tapi terdapat juga sebagian siswa yang tidak memberikan perhatiannya. Setelah kegiatan apersepsi guru mulai menjelaskan rencana pembelajaran hari ini. Pada pertemuan kali ini, guru berperan sebagai penyampai materi tentang siklus akuntansi perusahaan jasa dan materi yang disampaikan secara detail pada pertemuan hari ini adalah cara penyusunan neraca lajur pada perusahaan jasa, yang dikaitkan dengan materi jurnal penyesuaian yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Guru menggambarkan bagaimana cara menyusun neraca lajur di
198
perusahaan jasa secara tahap demi tahap, dan membahas contoh soal yang terdapat pada LKS. Siswa cukup antusias memperhatikan guru, meskipun masih ada sebagian siswa yang tidak menghiraukan, namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses kegiatan guru. Setelah guru selesai menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, guru membuka sesi tanya jawab kepada siswa, guru juga melontarkan beberapa pertanyaan. Setelah waktu tanya jawab sudah tidak dipergunakan lagi, guru segera meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dengan diskusi bersama teman sebangkunya. Dalam proses ini, guru memberikan pendekatan langsung pada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Selang beberapa waktu, guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap. Setelah itu, guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Presentasi dilakukan oleh beberapa siswa, sesuai dengan jumlah soal yang diberikan. Saat siswa menjelaskan jawabannya guru memberikan bimbingan dengan melakukan tambahan penjelasan secara detail, kemudian memberikan kesimpulan materi. Karena waktu yang tersedia untuk mata pelajaran akuntansi dasar sudah habis, ketika jam pelajaran berakhir guru memberitahukan rencana pembelajaran berikutnya yakni evaluasi siklus 1. Pertemuan 3
Hari/Tanggal : Jum’at, 19 Maret 2010 Waktu
: Jam 09.45-11.15 WIB
Deskripsi: Seperti biasa guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa penyusunan jurnal penyesuaian dan penyusunan kertas kerja/neraca lajur perusahaan jasa dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama. Guru
199
mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama. Guru mengawasi jalannya evaluasi dan menegur siswa yang kedapatan bekerjasama. Pada akhir jam pelajaran siswa, selesai mengerjakan dengan tepat waktu. Guru dapat mempergunakan waktu yang tersisa untuk mengulas sedikit jawaban dari evaluasi tersebut sehingga siswa akan mengetahui letak kesalahannya.
Refleksi:
Pada saat pembelajaran guru sering secara langsung menegur siswa yang melakukan kesalahan, hal ini membuat siswa sedikit tegang. Sebaiknya guru lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tidak hanya memiliki rasa tegang atau takut tapi juga kesadaran untuk menjalani proses pembelajaran dengan baik dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Guru juga belum memberikan penghargaan pada siswa yang mampu mengerjakan tugas dengan tepat dan benar. Guru sudah melakukan monitoring dan melakukan pendekatan langsung kepada siswa sehingga guru dapat membantu secara langsung siswa yang masih mengalami kesulitan meskipun belum semuanya. Sedangkan dari segi siswa, peneliti bertindak sebagai guru menyimpulkan bahwa siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan guru. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya. Selain itu, siswa akan bertanya dengan guru apabila guru melakukan pendekatan. Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 60, sedangkan nilai rata-rata kelas yaitu 70,67. Siswa yang sudah mendapatkan nilai 70 ke atas sebanyak 18 siswa dan untuk siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.
200
Gambar 2. Siswa mendiskusikan soal dengan teman sebangku
Gambar 3. Siswa mengerjakan soal di depan kelas
201
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
202
(RPP)
Nama Sekolah
: MA Negeri 1 Surakarta
Mata Pelajaran
: Akuntansi
Kelas
: XI IPS 3
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa A.
Kompetensi Dasar:
Membuat ikhtisar perusahaan jasa B.
Indikator:
1. Menyusun jurnal penyesuaian 2. Menyusun kertas kerja/neraca lajur C.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat: 3. Menyusun jurnal penyesuaian 4. Menyusun kertas kerja/neraca lajur D.
Sumber/Alat/Bahan:
Sumber: Akuntansi 1B (Dra. Moelyati,dkk: Yudhistira) Akuntansi Dasar (Henry Soemantri: Armico) Lembar Kerja Siswa Bahan: Latihan soal (seatwork) Alat: Papan tulis dan alat tulis E.
Materi Pokok: Terlampir (jurnal penyesuaian dan neraca lajur)
F.
Metode Pembelajaran: Metode Direct Instruction (pengajaran langsung)
G.
Penilaian:
203
1. Siswa yang mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ditunjuk dan tanpa ditunjuk akan mendapatkan poin A 2. Siswa yang tidak mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya akan mendapatkan poin B 3. Total skor 100
Skenario Pembelajaran
204
1. Pertemuan Pertama (2x45 menit) Kegiatan awal (10 menit)
a
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. c
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
Kegiatan inti (70 menit)
a
Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa secara singkat.
b Guru memberikan pembahasan soal evaluasi dari siklus 1 dengan menjelaskan pengerjaannya secara tahap demi tahap dengan rinci. c
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terhadap materi yang belum jelas dan soal yang belum dimengerti.
Kegiatan akhir (10 menit)
a
Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
b Salam penutup.
2. Pertemuan Kedua (2x 45 menit) Kegiatan awal (5 menit)
a
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan inti (70 menit)
a
Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni soal latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa, dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
205
b Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. c
Guru meminta lembar jawab soal.
Kegiatan akhir (15 menit)
a
Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
b Salam penutup.
206
Lampiran 1
Jurnal Penyesuaian dan Neraca Lajur/Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian
Pengertian jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk menyesuaikan saldo akun-akun besar ke saldo akun buku besar yang sebenarnya dengan cara mendebit dan mengkredit beban maupun pendapatan, baik piutang maupun utang pada akhir periode. Dengan
demikian, ayat jurnal penyesuaian sangat besar, artinya dalam
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal-hal yang memerlukan penyesuaian: a. Perlengkapan
Saldo perlengkapan yang tercantum dalam neraca belum menunjukkan saldo yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyesuaian sebagai berikut. Tanggal
Keterangan
Ref
Beban pemakaian perlengkapan
Debit
Kredit
Rp xxx
Perlengkapan
Rp xxx
Contoh: Akun perlengkapan kantor dalam neraca sisa debit Rp 600.000. pada tanggal 31 Desember 2009 dilakukan inventarisasi, ternyata perlengkapan kantor sisa sebesar Rp 140.000. maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut: Tanggal 31
Des
Keterangan Beban pemakaian perlengkapan Perlengkapan (600.000-140.000)
Ref
Debit
Kredit
Rp 460.000 Rp 460.000
207
b. Penyusutan aktiva tetap (fixed assets deppresiation)
Beban merupakan beban perusahaan yang pembebananya timbul setelah aktiva tetap tersebut dipakai dalam operasi perusahaan selama periode tertentu, kecuali tanah. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut: Tanggal
Keterangan
Ref
Beban penyusutan........
Debit
Kredit
Rp xxx
Akumulasi penyusutan.......
Rp xxx
Contoh: Akun peralatan kantor dalam neraca sisa debit Rp 6.000.000 per 31 Desember 2009. Peralatan kantor setiap tahunnya disusutkan 5%. Maka jurnal penyesuaiannya sebagai berikut: Tanggal
Keterangan Beban penyusutan peralt. kantor Akum penyusutan peralt kantor
Ref
Debit
Kredit
Rp 300.000 Rp 300.000
(6.000.000 x 5% = 300.000
c. Beban dibayar di muka (prepaid expenses)
Beban dibayar di muka merupakan pembayaran beban untuk beberapa waktu yang akan datang sampai melampaui batas akhir periode akuntansi. Maka harus dicari jumlah beban yang sebenarnya menjadi beban dalam periode yang bersangkutan. Dalam penyusunan jurnal penyesuaian beban dibayar di muka ada dua metode sebagai berikut:
208
No 1.
Metode Harta Apabila
saat
Metode Beban
membayar
beban Apabila pada saat membayar beban
dicatat (jurnal umum) ….dibayar di muka Kas 2.
Pada
dicatat di (jurnal umum) Rp xxx
Beban ......
Rp xxx akhir
tahun
Kas
penyesuaian Pada
adalah:
Rp xxx Rp xxx
akhir
tahun
penyesuaiannya
adalah:
Beban ......
Rp xxx
....dibayar di muka
….dibayar di muka
Rp xxx
Rp xxx
Beban
Rp xxx
Contoh: Tgl 31
Keterangan Dibayar
Metode Harta
premi Pada saat membayar:
Metode Beban Pada saat membayar:
Des asuransi sebesar Rp Asuransi dibayar di muka Beban asuransi 1.200.000 untuk masa
Rp 1.200.000
1tahun.
Kas
Rp 1.200.000
Rp 1.200.000 Kas
Rp 1.200.000
Pada saat tutup buku Jurnal penyesuaian:
Jurnal penyesuaian:
premi asuransi yang Beban asuransi
Asuransi
telah jatuh tempo 3 tahun sebesar: =
3 x Rp 1.200.000 12
Rp 300.000 Asuransi dibyr di muka Rp 300.000
dibayar
di
muka Rp 900.000 Beban asuransi Rp 900.000
= 300.000
d. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka merupakan penerimaan untuk beberapa waktu yang akan datang sampai melampaui akhir periode akuntansi. Maka harus
209
dicari jumlah pendapatan yang sebenarnya menjadi pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Dalam penyusunan jurnal penyesuaian diterima di muka ada dua metode sebagai berikut: No 1.
Keterangan Pada saat
Metode Harta Kas
menerima
Metode Beban
Rp xxx
Kas
..diterima di muka Rp xxx
Rp xxx
Pendapatan....
Rp xxx
pendapatan dicatat. 2.
Pada saat tutup
..diterima di muka Rp xxx
buku, jurnal
Pendapatan....
Rp xxx
Pendapatan....
Rp xxx
..diterima di muka Rp xxx
penyesuaiannya adalah:
e. Beban yang masih harus dibayar/utang beban
Merupakan beban yang sudah menjadi beban dalam satu periode, tetapi sampai akhir periode belum dibayar. Walaupun belum dibayar, tetapi harus menjadi beban dalam periode yang bersangkutan. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut: Tanggal
Keterangan Beban .........
Ref
Debit
Kredit
Rp xxx
Beban yang harus dibayar
Rp xxx
f. Pendapatan yang masih akan diterima/piutang pendapatan
Merupakan pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dalam suatu periode. Tetapi sampai akhir periode tempatnya belum diterima. Meskipun belum diterima tetap harus menjadi pendapatan dalam periode yang bersangkutan. Maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
210
Tanggal
Keterangan Pendapatan
yang
Ref
masih
Debit
akan
Kredit
Rp xxx
diterima
Rp xxx
Pendapatan ...........
Neraca Lajur/Kertas Kerja (Work Sheet)
Kertas kerja adalah alat bantu untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode tertentu. Fungsi kertas kerja
Kertas kerja mempermudah penyusunan laporan karena terdapat kelompok akun buku besar yang sesuai dengan laporan keuangan yang disusun. Kertas kerja menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan. Bentuk kertas kerja yang akan disampaikan dalam pembahasan ini adalah kertas kerja 10 kolom yang tampak sebagai berikut: No
Nama Akun
NS D
Keterangan: NS: Neraca Sisa AP: Ayat Penyesuaian NSD: Neraca Saldo Disesuaikan L/R: Ikhtisar Laba Rugi N: Neraca
AP K
D
NSD K
D
K
L/R D
K
N D
K
211
Langkah-langkah menyelesaikan kertas kerja adalah sebagai berikut:
a
Memasukkan saldo akun buku besar ke dalam neraca saldo, kemudian dijumlahkan masing-masing kolom debit dan kredit untuk meneliti apakah jumlahnya sudah sama.
b Memasukkan ayat penyesuaian yang telah dicatat dalm jurnal umum. c
Mengerjakan neraca saldo disesuaikan dengan memperhatikan angka yang terdapat pada neraca saldo dan ayat penyesuaian.
d Memindahkan angka pada neraca saldo disesuaikan ke kolom. e
Laba rugi untuk akun nominal, diantaranya pendapatan dan beban.
f
Neraca untuk akun riel, meliputi: harta, utang, dan modal.
g Menjumlahkan debit dan kredit dalam kolom laba rugi untuk menghitung laba atau rugi bersih perusahaan. h Menjumlahkan debit dan kredit pada kolom neraca dengan memasukkan laba atau rugi untuk mempertimbangkan jumlah kolom debit dan kredit.
212
Lampiran 2 Soal Pembahasan:
Data kegiatan perusahaan jasa Clening service KHARISMA untuk bulan Juli 2009 telah diikhtisarkan dalam neraca saldo tanggal 31 Juli 2009 sebagai berikut: Cleaning Service KHARISMA NERACA SALDO Per 31 Juli 2009 Nomor Akun 111 Kas
Akun
Neraca Saldo DEBET KREDIT Rp 40,500,000 -
112
Piutang dagang
Rp
5,000,000
-
113
Perlengkapan service
Rp
4,000,000
-
114
Sewa dibayar dimuka
Rp
4,800,000
-
115
Asuransi dibayar dimuka
Rp
600,000
-
121
Peralatan service
Rp
16,000,000
-
122
Akum.Penyusutan peralt.service
-
211
Hutang dagang
-
Rp
311
Modal Yunita
-
Rp 50,000,000
312
Prive Yunita
411
Pendapatan Jasa
511
Beban gaji
512
Rp
-
2,000,000 -
Rp
8,000,000
Rp 24,600,000
8,000,000
-
Beban perlengkapan
-
-
513
Beban sewa
-
-
514
Beban listrik dan telepon
Rp
400,000
-
515
Beban iklan
Rp
600,000
-
516
Beban asuransi
517
Beban pemeliharaan peralatan
518
Beban penyusutan peralatan
519
Beban lain-lain
Rp
400,000
TOTAL
Rp
82,600,000
Rp
300,000
-
-
Rp
82,600,000
213
Pada tanggal 31 Juli 2009 diperoleh informasi untuk penyesuaian saldo akun-akun di atas sebagai berikut: 1. Sisa perlengkapan service dinilai seharga Rp 1.000.000 2. Sewa ruangan kantor Rp 4.800.000 untuk masa tahun terhitung sejak Juli 2003 3. Asuransi yang belum jatuh tempo (unexpired) sebesar Rp 550.000 4. Peralatan service bulan Juli 2003 disusutkan sebesar Rp 250.000 5. Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 400.000 6. Beban iklan untuk bulan Juli 2003 sebesar Rp 200.000 Berdasarkan data di atas buatlah: a. Jurnal penyesuaian yang diperlukan b. Kertas kerja/neraca lajur Jawaban: CLEANING SERVICE KHARISMA JURNAL PENYESUAIAN PER 31 Juli 2009 Tanggal Keterangan Ref Debit Juli 31 Beban Perlengkapan Rp 3.000.000
Perlengkapan 31 Beban Sewa
Rp 3.000.000 Rp
400.000
Sewa dibayar di muka 31 Beban Asuransi
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000
Rp
250.000
Rp
400.000
Rp
400.000
400.000
Beban iklan Jumlah
Rp
400.000
Hutang gaji 31 Iklan dibayar di muka
400.000
250.000
Akum.peny.peralt Service 31 Beban gaji
Rp 50.000
Asuransi dibayar di muka 31 Beban penystn peralt Service
Kredit
Rp 4.500.000
Rp 4.500.000
214
no. akun 111 112 113 114 115 121 122 211 311 312 411 511 512 513 514 515 516 517 518 519
Akun Kas Piutang Usaha Perlengkapan service Sewa dibayar di muka Asuransi dibayar di muka Peralatan service Akum peny perlat service Hutang usaha Modal yunita Prive yunita Pendapatan jasa Beban gaji Beban perlengkapan Beban sewa Beban listrik dan telepon Beban iklan Beban asuransi Beban pemeliharaan peralt Beban peny peraltan Beban lain-lain
116 Iklan dibayar di muka 212 Hutang gaji Laba bersih sebelum pajak
Cleaning Service KHARISMA KERTAS KERJA 31 Juli 2009 (dalam ribuan rupiah) Neraca Saldo Penyesuaian NS disesuaikan Laba-Rugi Neraca Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit 40.500 40.500 40.500 5.000 5.000 5.000 4.000 3.000 1.000 1.000 4.800 2.400 2.400 2.400 600 550 50 50 16.000 16.000 16.000 250 250 250 8.000 8.000 8.000 50.000 50.000 50.000 2.000 2.000 2.000 24.600 24.600 24.600 8.000 400 8.400 8.400 3.000 3.000 3.000 2.400 2.400 2.400 400 400 400 600 400 200 200 550 550 550 300 300 300 250 250 250 400 400 400 82.600 82.600 400 400 400 400 400 400 7.000 7.000 83.250 83.250 15.900 24.600 67.350 58.650 8.700 8.700 24.600 24.600 67.350 67.350
215
Soal Evaluasi Siklus 2:
no. akun 111 112 113 114 116 121 123 211 212 311 312 411 511 512 513 514
LPK YUDHISTIRA NERACA SISA PER 31 JANUARI 2010 Neraca Sisa Nama Akun Debet Kredit Kas Rp 8.205.000,00 Piutang Usaha Rp 2.500.000,00 Sewa dibayar di muka Rp 600.000,00 Iklan dibayar di muka Rp 150.000,00 Perlengkapan Rp 150.000,00 Peralatan Rp 4.000.000,00 Kendaraan Rp 15.000.000,00 Utang Usaha Rp 3.000.000,00 Utang Bank Rp 5.000.000,00 Modal Sungkono Rp 20.000.000,00 Prive Sungkono Rp 500.000,00 Pendapatan kursus Rp 4.000.000,00 Beban listrik dan air Rp 125.000,00 Beban Asuransi Rp 120.000,00 Beban gaji Rp 600.000,00 Beban lain-lain Rp 50.000,00 Rp 32.000.000,00 Rp 32.000.000,00
Data-data untuk penyesuaian per 31 Januari 2010 sebagai berikut : 1 Perlengkapan bersisa sebesar Rp 25.000,00 Peralatan disusutkan untuk bulan Januari 2010 sebesar Rp 2 40.000,00 3 Kendaraan disusutkan untuk 1 tahun 20 % dari harga beli Sewa yang telah dipakai sebesar Rp 4 50.000,00 Iklan yang telah diterbitkan di harian Republika 2xmingguan @ Rp 5 25.000,00 6 Premi Asuransi untuk bulan Januari sebesar Rp 10.000,00 7 Bunga yang belum dibayar sebesar Rp 75.000,00 Diminta: 1 Buatlah ayat jurnal penyesuaian 2 Buatlah kertas kerja
216
Jawaban Evaluasi Siklus 2:
LPK YUDHISTIRA Jurnal Penyesuaian PER 31 JANUARI 2010 Tgl
Keterangan
Jan 31 Beban Perlengkapan
Debet Rp
125.000,00
Perlengkapan 31 Beban.peny.peralatan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000,00
Rp
50.000,00
Rp
110.000,00
Rp
75.000,00
50.000,00
110.000,00
Beban asuransi 31 Beban bunga
40.000,00
50.000,00
Iklan dibayar di muka 31 Asuransi dibayr di muka
Rp
Rp 3.000.000,00
Sewa dibayar di muka 31 Beban iklan
125.000,00
Rp 3.000.000,00
Akum.peny.kendaraan 31 Beban sewa
Rp 40.000,00
Akum.peny.peralatan 31 Beban.peny.kendaraan
Kredit
75.000,00
Utang bunga Rp 3.450.000,00
Rp 3.450.000,00
217
Nama Akun Kas Piutang Usaha Sewa dibayar dimuka Iklan dibayar di muka Perlengkapan Peralatan Kendaraan Utang Usaha Utang Bank Modal Sungkono Prive Sungkono Pendapatan kursus Beban Listrik dan air Beban Asuransi Beban Gaji Beban lain-lain Asuransi dibyar dimuka Akm.penys.peraltan Akm.penys kendaraan Utang bunga Beban perlengkapan B.penyst peralatan B.penyst kendaraan Beban iklan Beban sewa Beban bunga Laba bersih
LPK YUDHISTIRA KERTAS KERJA Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2010 (dalam ribuan rupiah) Neraca Sisa Penyesuaian N. S. D Rugi-Laba Neraca Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit 8.205 8.205 8.205 2.500 2.500 2.500 600 50 550 550 150 50 100 100 150 125 25 25 4.000 4.000 4.000 15.000 15.000 15.000 3.000 3.000 3.000 5.000 5.000 5.000 20.000 20.000 20.000 500 500 500 4.000 4.000 4.000 125 125 125 120 110 10 10 600 600 600 50 50 50 32.000 32.000 110 110 110 40 40 40 250 250 250 75 75 75 125 125 125 40 40 40 250 250 250 50 50 50 50 50 50 75 75 75 700 700 32.365 32.365 1.375 4.000 30.990 28.365 2.625 2.625 4.000 4.000 30.990 30.990
218
CATATAN LAPANGAN 9
Data Kelas
: Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Metode Pembelajaran : Metode direct instruction Tema Pembelajaran
: Siklus akuntansi perusahaan jasa
Jumlah Siswa
: 30 siswa
Jenis
: Observasi mendalam (siklus 2)
Pertemuan 1
Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Maret 2010 Waktu
: Jam 9.45-11.15 WIB
Deskripsi : Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa secara singkat dan mendetail, beberpa poin penting materi dijelaskan kepada siswa. Kemudian guru membahas soal yang telah diujikan sebelumnya dan membuka sesi tanya jawab. Beberapa siswa menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran. Guru
menyampaikan
kesimpulan
pembelajaran
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian ketika jam pelajaran hampir habis, guru menyampaikan rencana evaluasi pada pertemuan selanjutnya. Guru kemudian menyampaikan salam penutup. Pertemuan 2
Hari/Tanggal : Jumat, 16 April 2010 Waktu
: Jam 09.45 – 11.15 WIB
Deskripsi: Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal evaluasi. Guru mulai membagikan soal. Dalam evaluasi ini, tempat duduk siswa diacak sesuai dengan no absen siswa. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bekerjasama dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal
219
evaluasi, meskipun ada yang masih melihat kanan kiri, namun hal tersebut masih dalam batas kewajaran. Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai kemampuannya. Lima menit sebelum jam pelajaran berakhir, beberapa siswa terlihat sudah selesai mengerjakan evaluasi dan guru meminta mengecek kembali pekerjaan mereka dan mengumpulkan lembar jawaban mereka. Semua siswa sudah selesai mengerjakan soal evaluasi pada saat jam pelajaran berakhir dan guru meminta mereka mengumpulkan lembar jawaban mereka.
Refleksi:
Berdasarkan wawancara dengan siswa, siswa lebih mudah dengan pembelajaran langsung dari guru dan lebih tetarik dengan sistem latihan soal dengan presentasi langsung atau presentasi hasil daripada pembelajaran biasa karena siswa lebih dapat memahami materi dengan melakukan presentasi jawaban dari soal yang telah dikerjakannya. Mereka lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru melalui contoh langsung. Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas, sudah mencapai 26 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas mencapai 85,67. Nilai ini sudah diatas nilai standar. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.
220
Gambar 4. Siswa mengerjakan evaluasi
221
222
PEDOMAN WAWANCARA SISWA KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA (setelah tindakan)
1. Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah dipahami daripada metode sebelumnya? 2. Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct instruction (metode pembelajaran langsung dalam proses pembelajaran akuntansi)? 3. Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi? 4. Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar? 5. Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat penerapan metode ini?
223
CATATAN LAPANGAN 10
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 23 April 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data
: Sri Wahyuni
Jabatan
: Siswa
Diskripsi Data: Peneliti
:
Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya? Informan :
Iya, karena setelah pembelajaran langsung latihan soal dan dapat bertanya dengan guru.
Peneliti
:
Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct instruction
(metode
pembelajaran
langsung
dalam
proses
pembelajaran akuntansi)? Informan :
Lumayan bagus.
Peneliti
Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
:
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi? Informan :
Lumayan juga mbak. Terutama presentasi latihan soal.
Peneliti
Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
:
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar? Informan :
Iya cocok, kadang susah belajar akuntansi kalau tidak diterangkan secara pelan-pelan dan terus ada latihan soalnya.
Peneliti
:
Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat penerapan metode ini?
Informan :
Kalau saat presentasi belum siap jadi bingung menjelaskannya.
224
CATATAN LAPANGAN 11
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 23 April 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data
: Bashoir Adnan
Jabatan
: Siswa
Diskripsi Data: Peneliti
:
Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya? Informan :
Iya.
Peneliti
Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
:
instruction
(metode
pembelajaran
langsung
dalam
proses
pembelajaran akuntansi)? Informan :
Dilihat dari hasil ulangan yang pertama sama yang kedua ada peningkatan mbak.
Peneliti
:
Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi?
Informan :
Iya, soalnya kita dituntut untuk aktif.
Peneliti
Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
:
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar? Informan :
Kalau menurutku bisa mbak.
Peneliti
Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
:
penerapan metode ini? Informan :
Saat presentasi soal ke depan kelas sedikit deg-degan, karena belum terbiasa maju di depan kelas.
225
CATATAN LAPANGAN 12
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 23 April 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data
: Esa Agung Afrianto
Jabatan
: Siswa
Diskripsi Data: Peneliti
:
Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya? Informan :
Iya lumayan.
Peneliti
Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
:
instruction
(metode
pembelajaran
langsung
dalam
proses
pembelajaran akuntansi)? Informan :
Lebih baik daripada sebelumnya mbak .
Peneliti
Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
:
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi? Informan :
Lumayan iya mbak.
Peneliti
Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
:
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar? Informan :
Iya cocok, karena biar mudah memahami pembelajaran akuntansi.
Peneliti
Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
:
penerapan metode ini? Informan :
Kalau kita sudah merasa capek habis pelajaran sebelumnya jadinya males banget mbak.
226
CATATAN LAPANGAN 13
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 23 April 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data
: Niken Ayu Nawang Wulan
Jabatan
: Siswa
Diskripsi Data: Peneliti
:
Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya? Informan :
Iya mbak
Peneliti
Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
:
instruction
(metode
pembelajaran
langsung
dalam
proses
pembelajaran akuntansi)? Informan :
Cukup baik mbak.
Peneliti
Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
:
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi? Informan :
Lumayan juga mbak.
Peneliti
Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
:
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar? Informan :
Menurutku cocok-cocok saja mbak.
Peneliti
Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
:
penerapan metode ini? Informan :
Kendalanya belum terbiasa presentasi di depan kelas.
227
CATATAN LAPANGAN 14
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari, tanggal
: Jum’at, 23 April 2010
Lokasi
: Kelas XI IPS 3
Sumber Data
: Depi Anggraeni
Jabatan
: Siswa
Diskripsi Data: Peneliti
:
Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya? Informan :
Lumayan paham mbak.
Peneliti
Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
:
instruction
(metode
pembelajaran
langsung
dalam
proses
pembelajaran akuntansi)? Informan :
Ada peningkatan.
Peneliti
Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
:
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi? Informan :
Iya, karena disuruh maju.
Peneliti
Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
:
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar? Informan :
Lumayan.
Peneliti
Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
:
penerapan metode ini? Informan :
Sering capek dan malas, karena jamnya siang mbak.
228
Interpretasi peneliti: Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada 5 siswa kelas XI IPS 3 dapat diketahui bahwa metode direct instruction dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan mereka. Mereka juga lebih tertarik pada proses pembelajaran, mereka dapat belajar berbicara di depan umum (pada waktu presentasi tugas). Kesulitan yang mereka alami adalah ketika mereka maju presentasi di depan kelas, mereka tidak terbiasa menjelaskan pembahasan soal di depan kelas dan cenderung ragu-ragu dalam menyampaikan jawaban, karena takut salah.
229
LEMBAR OBSERVASI KBM Mata Pelajaran : Akuntansi Tahun : 2009 / 2010 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih No
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
10850 10851 10824 10852 10825 10828 10927 10829 10830 10858 10859 10860 10861 10862 10863 10864 10865 10866 10867 10868 10870 10871 10872 10877 10843 10844 10845 10846 10847 10849
Nama Siswa
Andri Wibowo Bashoir Adnan Devi Rendra Kusuma Doni Setiawan Esa Agung Afrianto Joko Triyanto M. Al Jabbaru Shaleh Nurrohman Shulfia Lutvi Ariyati Eko Oktafiana Asih Wiatin Asti Afiati Depi Anggraeni Dian Apriani Diah Ayu Entikasari Dwi Aryani Saputri Erni Widowati Fita Indah Sari Fitri Rohmatin Fitriani Niken Ayu Nawang Wulan Nisa Aulia Nuri Hartini Rinda Suryaningrum Rini Ani Safitri Rita Wiji Lestari Siti Nur Aisyah Sofa Rohmaniah Sri Wahyuni Wilis Elok Aminah Kasih
Program : IPS Kelas : XI IPS 3 Semester : 2 (Dua) Aspek Yang Diukur Siklus 1 1 2 A
A
A
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
A
A
B
B
A A
A A
B
B
230
LEMBAR OBSERVASI KBM Mata Pelajaran : Akuntansi Tahun : 2009 / 2010 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih No
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
10850 10851 10824 10852 10825 10828 10927 10829 10830 10858 10859 10860 10861 10862 10863 10864 10865 10866 10867 10868 10870 10871 10872 10877 10843 10844 10845 10846 10847 10849
Nama Siswa
Andri Wibowo Bashoir Adnan Devi Rendra Kusuma Doni Setiawan Esa Agung Afrianto Joko Triyanto M. Al Jabbaru Shaleh Nurrohman Shulfia Lutvi Ariyati Eko Oktafiana Asih Wiatin Asti Afiati Depi Anggraeni Dian Apriani Diah Ayu Entikasari Dwi Aryani Saputri Erni Widowati Fita Indah Sari Fitri Rohmatin Fitriani Niken Ayu Nawang Wulan Nisa Aulia Nuri Hartini Rinda Suryaningrum Rini Ani Safitri Rita Wiji Lestari Siti Nur Aisyah Sofa Rohmaniah Sri Wahyuni Wilis Elok Aminah Kasih
Program : IPS Kelas : XI IPS 3 Semester : 2 (Dua) Aspek Yang Diukur Siklus 2 1 2 B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
B
B
A
A
A
A
B
B
A
A
B
B
B
B
B
A
A
A
B
B
231
DAFTAR NILAI Mata Pelajaran : Akuntansi Tahun : 2009 / 2010 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NIS
Nama Siswa
10850 Andri Wibowo 10851 Bashoir Adnan 10824 Devi Rendra Kusuma 10852 Doni Setiawan 10825 Esa Agung Afrianto 10828 Joko Triyanto 10927 M. Al Jabbaru Shaleh 10829 Nurrohman 10830 Shulfia Lutvi 10858 Ariyati Eko Oktafiana 10859 Asih Wiatin 10860 Asti Afiati 10861 Depi Anggraeni 10862 Dian Apriani 10863 Diah Ayu Entikasari 10864 Dwi Aryani Saputri 10865 Erni Widowati 10866 Fita Indah Sari 10867 Fitri Rohmatin 10868 Fitriani 10870 Niken Ayu Nawang Wulan 10871 Nisa Aulia 10872 Nuri Hartini 10877 Rinda Suryaningrum 10843 Rini Ani Safitri 10844 Rita Wiji Lestari 10845 Siti Nur Aisyah 10846 Sofa Rohmaniah 10847 Sri Wahyuni 10849 Wilis Elok Aminah Kasih nilai rata-rata:
Program : IPS Kelas : XI IPS 3 Semester : 2 (Dua) Nilai Siswa Nilai dasar
Post test 1
Post test 2
70 70 60 60 70 60 70 60 70 80 80 70 60 80 80 80 70 80 60 70 60 80 60 60 60 60 60 80 70 60 68,33
70 70 65 65 70 65 70 70 70 80 80 75 65 80 80 80 85 80 60 75 65 80 65 60 65 60 60 80 70 60 70,67
90 90 65 65 90 80 80 65 90 85 90 90 90 95 90 90 95 90 80 90 80 95 95 90 85 90 65 90 90 90 85,67
232
Keterangan: Aspek yang diukur: 1 : Keaktifan siswa selama pembelajaran 2 : Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal Standar pengukuran : 1. Keaktifan siswa dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran a. A : Sangat Aktif b. B : Kurang Aktif 2. Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal a. A : Teliti dan tepat dalam menyelesaikan persoalan/soal b. B : Kurang teliti dan tepat dalam menyelesaikan persoalan/soal 3. Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 70) a. Hasil Belajar Tuntas ( > 70 ) b. Hasil Belajar Belum Tuntas ( <70 )
233
DAFTAR HADIR Mata Pelajaran : Akuntansi Tahun Ajaran : 2009 / 2010 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih No
NIS
Nama Siswa
Program : IPS Kelas/Semester : XI IPS 3 / 2 (Dua) Siklus 1 5 Mar 19 Mar √ √
Siklus 2 26 Mar 16 Apr √ √
1
10850 Andri Wibowo
19 Feb √
2
10851 Bashoir Adnan
√
√
√
√
√
3
10824 Devi Rendra Kusuma
√
√
√
√
√
4
10852 Doni Setiawan
√
√
√
√
√
5
10825 Esa Agung Afrianto
√
√
√
√
√
6
10828 Joko Triyanto
√
√
√
√
√
7
10927 M. Al Jabbaru Shaleh
√
√
√
√
√
8
10829 Nurrohman
√
√
√
√
√
9
10830 Shulfia Lutvi
√
√
√
√
√
10
10858 Ariyati Eko Oktafiana
√
√
√
√
√
11
10859 Asih Wiatin
√
√
√
√
√
12
10860 Asti Afiati
√
√
√
√
√
13
10861 Depi Anggraeni
√
√
√
√
√
14
10862 Dian Apriani
√
√
√
√
√
15
10863 Diah Ayu Entikasari
√
√
√
√
√
16
10864 Dwi Aryani Saputri
√
√
√
√
√
17
10865 Erni Widowati
√
√
√
√
√
18
10866 Fita Indah Sari
√
√
√
√
√
19
10867 Fitri Rohmatin
√
√
√
√
√
20
10868 Fitriani
√
√
√
√
√
21
10870 Niken Ayu Nawang W
√
√
√
√
√
22
10871 Nisa Aulia
√
√
√
√
√
23
10872 Nuri Hartini
√
√
√
√
√
24
10877 Rinda Suryaningrum
√
√
√
√
√
25
10843 Rini Ani Safitri
√
√
√
√
√
26
10844 Rita Wiji Lestari
√
√
√
√
√
27
10845 Siti Nur Aisyah
√
√
√
√
√
28
10846 Sofa Rohmaniah
√
√
√
√
√
234
29
10847 Sri Wahyuni
√
√
√
√
√
30
10849 Wilis Elok Aminah K
√
√
√
√
√
Keterangan: √ = Siswa hadir I = Siswa tidak hadir dengan ijin S = Siswa tidak hadir karena sakit A = Siswa tidak hadir tanpa keterangan
Siklus 1 Keterangan pertemuan: 1. Jum,at, 19 Februari 2010 2. Jum’at, 5 Maret 2010 3. Jum’at, 19 Maret 2010
Siklus 2 Keterangan pertemuan: 1. Jum’at, 26 Maret 2010 2. Jum’at, 16 April 2010
235