perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2009
SKRIPSI OLEH : DONI MARDIYANTO K7406064
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
i Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009
OLEH : DONI MARDIYANTO K7406064
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
ii Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd NIP. 1954 0203 1981 03 1 002
Dra. Tri Murwaningsih, M.Si NIP. 1966 1202 1992 03 2 002
commit to user
iii Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. C Dyah SI, M.Pd
1 ………………
Sekretaris
: Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd
Anggota I
: Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd
Anggota II
: Dra. Tri Murwaningsih, M.Si
2……………… 3 ……………… 4 ……………..
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. commit to user NIP. 19600727 198702 1 001
iv Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Doni Mardiyanto, ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, September 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat aktivitas kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (3) Mendeskripsikan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan usaha yang dihadapi para mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009. Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk kualitatif. Strategi penelitian ini menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah informan, lokasi, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive snowball sampling. Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif. Pelaksanaan kegiatan wirausaha yang baik menjadikan usaha berjalan dengan lancar dan bisa berkembang. Pelaksanaan kegiatan usaha mahasiswa meliputi beberapa hal yaitu: (1) Persiapan usaha, dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan persiapan seperti penguatan minat berwirausaha, penentuan tujuan berwirausaha, persiapan modal usaha yang berupa uang dan jaringan usaha. (2) Pelaksanaan kegiatan usaha, dalam tahap ini ada beberapa hal yang ditentukan dan diterapkan meliputi, jenis-jenis usaha yang dijalankan, strategi promosi, dan sistem administrasi (pengelolaan administrasi). Jenis-jenis usaha yang dijalankan antara lain ada usaha produksi barang, perdagangan dan jasa. Faktor yang mendukung jalannya usaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi antara lain (1) Kecintaan/kesukaan terhadap usaha, dengan adanya kecintaan (hobi) terhadap usahanya dapat memunculkan peluang untuk berwirausaha. (2) Kondisi pasar atau lingkungan yang baik ditambah adanya peluang usaha, keberadaan lingkungan dekat kampus, dimana kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar menjadi pasar yang baik serta adanya beberapa kegiatan mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. (3) Ketersediaan dana, modal uang yang digunakan untuk berwirausaha tidak begitu besar. Dana diperoleh dari hasil tabungan mahasiswa, hasil investasi bersama (patungan) dan meminjam pihak lain. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain (1) adanyacommit utangtopembelian yang belum dibayar. (2) user Keterbatasan sarana transportasi. (3) Persaingan usaha yang ketat disertai
v Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kurangnya inovasi (4) Kurang dapat mengelola keuangan. (5) Kurang koordinasi antar anggota kelompok wirausaha. (6) Kurang fokus dan sungguh-sungguh. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan (1) Mengurangi jumlah utang pembeli, dengan membuat peraturan dalam transaksi dan senantiasa mengingatkan. (2) Menjalin kerja sama dengan pihak lain. (3) Melakukan inovasi, promosi dan meningkatkan pelayanan. (4) Melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. (5) Membuat jadwal kegiatan usaha, terutama dalam pelaksanaan koordinasi. (6) berusaha untuk tetap fokus dan sungguh-sungguh, dengan tetap meluangkan waktu untuk kegiatan usahanya.
commit to user
vi Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah : 6-8) Termasuk kebahagiaan seseorang adalah budi pekerti yang luhur, dan termasuk celakanya adalah budi pekerti yang jelek. (Sabda Rosulullah SAW) Perbaikilah dirimu (sampai mempunyai budi pekerti yang luhur) maka manusia akan berbuat baik kepadamu. (Abu Bakar As Shidiq). Plan your work, work your plan (Rencanakan pekerjaanmu dan kerjakan rencanamu. (Penulis)
commit to user
vii Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan Kepada: Ø Ibuku Suyani dan Bapakku Sumardi Ø Adikku Taufik Prakosa dan semua keluarga Ø Para Guru dan Dosen Pahlawanku Ø Sahabat-sahabatku Ø Almamater commit to user
viii Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari dengan selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian.
2.
Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
3.
Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian serta membimbing dan mengarahkan selama penelitian.
4.
Ibu Dra. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd., selaku ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian.
5.
Bapak Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.
6.
Ibu Dra. Tri Murwaningsih, M.Si., selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.
7.
Ibu Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd., selaku Ketua Laboratorium Mini office, Pend. Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin untuk commitguna to user menggunakan fasilitas laboratorium penyusunan skripsi ini.
ix Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama dibangku perkuliahan.
9.
Bapak Sukamto, selaku Ketua UPT Perpustakaan FKIP UNS dan segenap pegawai setempat yang telah memberi motivasi dan turut memfasilitasi dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman PAP 2006 : Teguh, Kemi, Anum, Dwi, Vivin, Eka, Eko, Ika, Ramadhan, Rohmat, Astriyuda, Arinda, Vera, Diaz, Putri, Zesi, Witriyani, Lina, Inti, Sari, Frederika, Ratna, Nico, Maria, Mala, Manda, Maya, Tina, Budi, Ninik, Heni, Nety. Ari Tama, Yulia, Wartini, Reri, Naning, Diah, Dian, Diana, Diana A.C. 11. Teman-teman Pengurus Lab. Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan motivasi dan membantu dalam penyusunan penelitian ini. 12. Teman-teman Pend. Ekonomi B yang juga telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 13. Semua pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia kependidikan dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini, peneliti menyadari kemungkinan adanya kekurangan dan kesalahan. Oleh karena segala kritik dan saran peneliti nantikan dengan hormat.
Surakarta, Oktober 2010
Peneliti
commit to user
x Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI JUDUL ........................................................................................................ i PENGAJUAN .............................................................................................. ii PERSETUJUAN........................................................................................... iii PENGESAHAN ........................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................. v MOTTO ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B.
Perumusan Masalah ............................................................... 3
C.
Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D.
Manfaat Penelitian ................................................................ 4 1.
Manfaat Teoritis.............................................................. 4
2.
Manfaat Praktis ............................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI A.
B.
Tinjauan Pustaka.................................................................... 5 1.
Tinjauan Tentang Kewirausahaan.................................... 5
2.
Tinjauan Tentang Pelaku usaha ....................................... 21
Kerangka Berpikir.................................................................. 28
BAB III METODOLOGI A.
Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 31
B.
Bentuk dan Strategi Penelitian................................................ 32
C.
Sumber Data .......................................................................... 35 commit to user Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36
D.
xi Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E.
Teknik Sampling.................................................................... 38
F.
Validitas Data ........................................................................ 39
G.
Analisis Data.......................................................................... 41
H.
Prosedur Penelitian ................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Prodi Pendidikan Ekonomi..................... 44 2. Tujuan Didirikannya Prodi Pendidikan Ekonomi ................. 45 3. Visi-Misi serta Sasaran Prodi Pendidikan Ekonomi.............. 46 4. Fasilitas Prodi Pendidikan Ekonomi..................................... 51 5. Sumber Daya Manusia Prodi Pendidikan Ekonomi ............. 51 6. Struktur Organisasi Prodi Pendidikan Ekonomi ................... 52 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa....................... 63 2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha............................................................. 75 3. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha................................................ 81 C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori.................. 86 1. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa....................... 86 2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha............................................................. 90 3. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha................................................ 91 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan.................................................................................. 92 B. Implikasi .................................................................................. 95 C. Saran........................................................................................ 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user
xii Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Proses Kewirausahaan ..................................................... 12 Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 30 Gambar 3. Skema Analisis Data .................................................................. 42 Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ......................................................... 45 Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi Prodi Pend. Ekonomi ........................ 54
commit to user
xiii Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik Wirausaha ................................................................. 23 Tabel 2. Karakteristik Wirausaha ................................................................. 25
commit to user
xiv Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Field Note Lampiran 4. Data Mahasiswa Pend. Ekonomi TA 2009 Lampiran 5. Daftar Mahasiswa Wirausaha Lampiran 6. Rencana Program kerja PSDA HIMANOMI 2009-2010 Lampiran 7. Surat Ijin Skripsi Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian
commit to user
xv Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan suatu usaha dan melembagakan perusahaannya sendiri. Guna mewujudkan suatu usaha harus dibutuhkan keberanian seseorang untuk melaksanakan kegiatan bisnis. Dalam Inpres No. 4 Tahun
1995
juga
telah
dinyatakan
tentang
gerakan
nasional
untuk
memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan artinya pengembangan kewirausahaan secara menyeluruh ke semua lapisan termasuk ke semua instansi baik pemerintah maupun swasta. Pada pengertian lain kewirausahaan ialah praktek kerja yang bertumpu pada konsep atau teori. Berwirausaha berarti seseorang tersebut melakukan sesuatu agar usahanya berhasil. Adapun unsur perilaku yang harus dilakukan seorang wirausaha antara lain inovasi usaha, manajemen usaha, dan strategi usaha. Kenyataan menunjukkan bahwa sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia ditambah lagi adanya krisis ekonomi global hingga kini belum menunjukkan perubahan yang berarti, dampaknya pada bertambahnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai perusahaan di Indonesia, apalagi sistem pegawai kontrak yang diberlakukan selalu menuai pro dan kontra. Dalam hal ini seseorang hanya akan dipekerjakan selama waktu yang ditentukan perusahaan, tetapi setelah masa kerja berakhir, maka akan diberhentikan, artinya seseorang bisa saja akan kembali menjadi pengangguran. Berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari kalangan muda maupun yang sudah berumur lanjut, laki-laki maupun perempuan. Tetapi pada umumnya mental untuk berwirausaha masyarakat Indonesia masih sangat kurang, dan justru banyak dijumpai dari kalangan pemuda. Sehingga tidak heran jika jumlah pengangguran sebagian besar dari kalangan muda. Dan kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa/mahasiswi to user yang notabennya adalah kaum commit intelektual. Lulusan Perguruan tinggi sendiri
1
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 hingga kini belum sepenuhnya terserap dilapangan kerja, hal ini berdampak pada banyaknya jumlah pengangguran. Lulusan perguruan tinggi sekarang ini harus bersedia bersaing mencari pekerjaan sendiri atau menciptakan peluang kerja bagi dirinya ataupun untuk orang lain. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan kewirausahaan perlu ditanamkan ke generasi muda. Adapun beberapa bentuk pengembangan kewirausahaan yang ada di perguruan tinggi antara lain pemberian mata kuliah kewirausahaan, adanya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), magang kewirausahaan dan klinik konsultasi bisnis atau kewirausahaan. Dengan pengembangan jiwa kewirausahaan ini mahasiswa diharapkan berperan sebagai: a. Pendukung lajunya pembangunan bangsa. b. Insan yang berpendidikan diharapkan sebagai penggerak/motivator dan bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu pengetahuan, teknologi dan seni khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan. c. Praktisi di bidang kewirausahaan yang memiliki pendidikan tinggi, Karena selama ini masyarakat yang menjadi praktisi di bidang kewirausahaan umumnya berpendidikan rendah. d. Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan. Di beberapa perguruan tinggi, kewirausahaan telah menjadi materi perkuliahan umum yakni diberikan di semua jurusan dan fakultas. Diharapkan dengan konsep kewirausahaan yang diperoleh mahasiswa dapat menjadi suatu motivator dan basic concept serta modal bagi mahasiswa dalam mengembangkan aktivitas kewirausahaan dan mampu melihat peluang yang ada. Sehingga muncullah para wirausaha baru, sekalipun usahanya masih tergolong kecil. Tetapi Pemberian materi Kewirausahaan dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi belum sepenuhnya menjadi solusi untuk memunculkan wirausahawirausaha baru, hanya sebagian kecil dari kalangan mahasiswa yang mau berwirausaha. Mentalitas para mahasiswa yang cenderung menjadi konsumen masih sangat kuat tertanam dalam diri masing-masing sehingga keinginan untuk commit user berwirausaha masih sangat rendah. Padatodasarnya kuliah tidaklah semata-mata
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 knowledge oriented, tetapi juga experience oriented, yakni mencari pengalaman lain yang bermanfaat. Dan bahkan Profit oriented, mencari keuntungan atau penghasilan selama proses studi. Pemahaman seperti ini yang seharusnya dimiliki para mahasiswa, agar lebih aktif, kreatif dan produktif. Sebenarnya banyak bidang usaha yang dapat dikembangkan oleh para mahasiswa atau yang sesuai dengan aktivitas dan kemampuan mahasiswa. Dari berbagai bidang usaha yang sudah ada, secara umum meliputi penjualan voucher pulsa, persewaan buku, rental komputer, jasa les privat, berdagang, teknisi komputer dan lainnya. Hanya saja kesadaran mahasiswa untuk berwirausaha masih sangatlah kurang. Apalagi mereka yang berlatar belakang dari keluarga mampu. Jika dilihat, banyak mahasiswa yang lebih cenderung menikmati fasilitas orang tua untuk kebutuhannya sendiri yang temporer tanpa memikirkan bagaimana memanfaatkan fasilitas seperti uang saku, motor, dan lainnya untuk kebutuhan masa depan (future) atau dengan kata lain untuk berwirausaha. Apabila mahasiswa dapat memanfaatkan segala fasilitas tersebut untuk melakukan suatu terobosan baru dengan menciptakan usaha, maka diharapkan akan tercipta banyak wirausaha dari kalangan mahasiswa atau bahkan menjadi pengusaha ke depan. Oleh karena itu, sejauh manakah aktivitas mahasiswa dalam mengembangkan usaha atau menciptakan lapangan kerja patut dikaji lebih jauh. Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai
“ANALISIS
PELAKSANAAN
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN,
UNIVERSITAS
SEBELAS
MARET
SURAKARTA
TAHUN 2009”. B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Program Studi commit to user Pendidikan Ekonomi?
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 2. Faktor-faktor
apakah
yang
mendukung
dan
menghambat
dalam
menjalankan kegiatan wirausaha bagi mahasiswa Pendidikan Ekonomi ? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan atau hambatan dalam menjalankan kegiatan wirausaha? C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat aktivitas kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. 3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam kegiatan wirausaha. D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat. Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Adalah Untuk
menambah dan
memperluas
pengetahuan tentang
kewirausahaan. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengambil kebijakan lembaga untuk mewujudkan dan meningkatkan program pengembangan bagi pelaku usaha (mahasiswa) agar bisa tetap termotivasi, kreatif serta produktif. b. Sebagai dokumen ilmiah yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi khususnya terkait kewirausahaan.
commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II LANDASAN TEORI A. a.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan tentang Kewirausahaan
Pengertian Kewirausahaan Menurut A. Pekerti yang dikutip oleh Asri Laksmi (10:2005), bahwa “kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri”. Dalam Inpres RI No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan
dan
Membudayakan
Kewirausahaan,
menyatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Menurut Peter F. Drucker yang dikutip oleh Suryana (2006:13) mendefinisikan kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan beda. Pengertian kewirausahaan juga dikemukakan Peter Hisrich (1995) bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Definisi yang hampir sama juga diungkapkan oleh Thomas W. Zimmerer, bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap hari. Dilihat dari disiplin ilmu, Suryana (2003:7) berpendapat bahwa user ilmu yang mempelajari tentang “Ilmu Kewirausahaan adalahcommit suatu to disiplin
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya”. Selain itu, Suryana juga mengartikan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif (creation and innovation ability) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Menurut Soeharto Prawirokusumo yang dikutip oleh Suryana (2003:8), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen (independent academic science of discipline), karena: 1. 2.
3.
Kewirausahaan berisi body of language yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venture start-up dan venture growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri. Dari pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola dan mengembangkan usahanya sendiri, guna mendapatkan atau memperoleh pendapatan dan keuntungan dengan berani menanggung berbagai risiko yang dihadapinya. b.
Profil Usaha a.
Pengertian Profil Usaha Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profil adalah pandangan dari
samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan pengertian “usaha” dalam Kamus Besar Bahasa commitmengerahkan to user Indonesia adalah kegiatan dengan tenaga, pikiran, atau badan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtisar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Pengertian lainnya, usaha adalah kegiatan dibidang perdagangan (dengan maksud mencari untung). Jadi profil usaha dapat diartikan sebagai gambaran atau pandangan mengenai kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh seorang wirausaha atau pengusaha. Kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah pada kegiatan dibidang perdagangan maupun jasa dengan maksud mencari keuntungan. b.
Jenis Bidang Usaha Buchari Alma (2009:136), menyatakan bahwa sangat banyak usaha
yang bisa dikerjakan, pekerjaan yang akan dipilih sangat bergantung pada beberapa hal , antara lain: (1) (2) (3)
(4)
Minat seseorang, misalnya minat dalam bidang industri atau kerajinan, perdagangan/jasa. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut. Berbagai peluang lainnya. Secara garis besar, ada lima jenis usaha, yaitu usaha ekstraktif,
agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Usaha ekstraktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut dan hutan. Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil pertanian (agrobisnis)
dan
peternakan.
Industri
merupakan
bentuk
usaha
menghasilkan suatu komoditas barang. Perdagangan meliputi usaha dagang berbagai komoditi baik skala besar maupun kecil (perdagangan besar dan eceran). Dan jasa merupakan usaha menghasilkan jasa (non barang). Disamping itu, Suryana (2006:102) menyebutkan beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki adalah: a)
Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 b) Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, bata, dan logam. c) Pabrikasi, meliputi usaha industri, perakitan dan sintesis. d) Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya. e) Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan ekspor-impor. f) Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi. g) Jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon, laundry, katering. h) Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi. i) Jasa wisata, meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan UU No.9 / 1990 tentang Kepariwisataan, tedapat 86 jenis usaha wisata yang bisa dirintis yang terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu: a) Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: jasa biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi perjalanan intensif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata. b) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi: pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, objek dan daya tarik wisata budaya, objek dan daya tarik wisata minat khusus. c) Usaha sarana wisata, meliputi: penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman, penyediaans sarana wisata dan sebagainya. Begitu banyak jenis usaha yang bisa dikembangkan oleh seseorang, mulai dari usaha yang membutuhkan modal kecil sampai modal besar. Pada dasarnya semua jenis usaha merupakan konsep dari jual beli artinya orang menjual (penjual) kemudian ada yang membeli (pembeli), baik itu jual beli barang maupun jasa. Produk barang bisa meliputi barang hasil pengolahan, barang hasil pertanian, peternakan dan hasil alam. Begitu pula dengan penjualan jasa, seperti jasa transportasi, bimbingan belajar dan lain-lain. Maureen Elliana (2009:20), menyebutkan ada 50 peluang usaha atau jenis usaha dan kerja sampingan yang bisa dikembangkan oleh mahasiswa dan pelajar, yakni antara lain: warung makan, usaha makanan rombong (gerobak), warung internet, jasa kecantikan, kerajinan lilin hias, kerajinan kertas, kerajinan clay, taman bacaan, laundry untuk mahasiswa dan pelajar, kostum pesta, panggung dan kostum special, percetakan poster, brosur, commit to user kalender, buku, kartu nama, undangan dan kartu ucapan, percetakan mug,
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 pin, percetakan dan cutting stiker, bingkisan, kado dan parsel, biro informasi (lowongan kerja, rumah sewa, ruang usaha, dan tanah dijual), biro dan jasa desain grafis, biro dan jasa penerjemah, biro dan jasa penulisan kreatif (skenario, biografi), penulis buku, penulis freelance di media masa, sablon kaos, paying dan tas, produksi keras daur ulang, bimbingan belajar, rental pengetikan dan komputer, konsultas tugas akhir dan olah data, Multi Level Marketing (MLM), counter pulsa (jual beli, ponsel, tukar tambah, servis, isi pulsa), cleaning service rumah dan perkantoran, refill parfum, distro, penata dan pemangkas rambut, garage sale, jasa print digital, jasa video shooting, event organizer pertandingan olahraga, event organizer seminar training, workshop, kursus privat bahasa Indonesia untuk orang asing, kursus komputer, kursus memasak, kursus dan privat tari modern dan tradisional, kursus berenang, kursus dan les privat bahasa asing, les privat musik dan menyanyi untuk anak-anak, les privat matematika modern, salon khusus hewan peliharaan, pengecer makanan dan minuman kemasan, instruktur senam aerobik, klub petualangan dan sains. c.
Manfaat Berwirausaha Kewirausahaan memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi bangsa. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peran para entrepreneur. Semakin banyak pelaku usaha yang berkembang, maka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan karena akan banyak tercipta lapangan kerja. Terlihat dalam dunia pendidikan, pembelajaran kewirausahaan sangat diprioritaskan, termasuk adanya berbagai beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah dan beberapa perusahaan swasta kepada pelajar mulai dari pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2006:77), dilihat dari ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan mikro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan user mikro, peran wirausaha adalah pemacu perekonomian suatucommit bangsa.toSecara
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 menanggung risiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Secara umum, dalam fungsi mikronya, wirausaha memiliki peran sebagai penemu dan perencana. Sebagai penemu meliputi penciptaan produk baru, teknologi baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, meliputi perencanaan perusahaan, strategi perusahaan, ide-ide dalam perusahaan dan organisasi perusahaan. Menurut Siswoyo dalam Buchari Alma (2009:116), menyebutkan bahwa melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat pada masyarakat. Manfaat tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. Menjadi pribadi unggul yang patut diteladani, karena sebagai seorang wirausaha yang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat dengan Tuhan. Selalu menghomati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dalam bidang pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan. Hidup tidak berfoya-foya dan tidak boros. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan. Memang pada kenyataannya pengalaman dan jaringan kerja yang
didapat di perusahaan ataupun di lingkungan akademik lebih membantu seseorang memulai bisnis usaha baru, tetapi tidak menutup kemungkinan tanpa harus bekerja di perusahaan besar pun dapat berhasil dalam mendirikan usaha. Berdasarkan pendapat diatas, mengenai manfaat kewirausahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirusahaan memiliki beberapa manfaat dilihat dari segi ekonomi, sosial dan personal, yakni: (1)
Manfaat dari segi ekonomi: commit to user 1) Peluang memperoleh atau menambah pendapatan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 2) Peluang menciptakan lapangan usaha baru 3) Peluang untuk meraih keuntungan yang lebih besar 4) Membantu perekonomian daerah dan negara. (2)
Manfaat dari segi sosial: 1) Peluang memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar. 2) Peluang untuk berperan dalam masyarakat
dan mendapat
pengakuan atas usaha sendiri 3) Peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan bersenangsenang dalam mengerjakannya (kebebasan bekerja). 4) Memberikan
pelayanan terhadap
barang
dan
jasa kepada
masyarakat. (3)
Manfaat secara personal (pribadi): a) Peluang untuk melakukan perubahan (nasib sendiri) b) Peluang untuk mengembangkan dan mencapai potensi sepenuhnya. c) Memperoleh kepuasan menjadi seorang pemimpin dari usaha yang didirikan. d) Memberikan kebanggaan terhadap diri sendiri (prestise).
d.
Proses Kewirausahaan Seseorang dalam menjalankan kegiatan usaha pasti akan melalui beberapa tahapan atau langkah, secara umum terdiri dari masukan (input) – proses – keluaran (output). Input kewirausahaan meliputi ide atau gagasan, modal materi termasuk juga minat dan bakat seseorang dalam posisi belum menjadi wirausaha. Proses sendiri sangat beragam mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi. Dan sebagai output adalah wirausaha dengan segenap penghasilan yang telah dicapainya. Adapun model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan yang digambarkan oleh Bygrave dalam Buchari Alma (2009:10) adalah sebagai berikut: commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Inovation (Inovasi) Triggering (Pemicu)
Implementation (Penerapan) Growth (Pertumbuhan) Gambar 1. Proses Kewirausahaan (Sumber: Bygrave dalam Buchari Alma,2009:10)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut; a)
Proses Inovasi Proses inovasi merupakan langkah pembaharuan terhadap sesuatu (barang atau jasa) yang telah ada, termasuk di dalamya adalah kreativitas.
Secara personal, dipengaruhi adanya keinginan
berprestasi, sifat penasaran, pendidikan dan pengalaman. Selain itu dari segi lingkungan dipengaruhi adanya peluang, dan lingkungan yang kondusif (mendukung). b)
Proses Pemicu (Triggering Event) Triggering Event atau Pemicu artinya sesuatu yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Secara personal didorong adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), faktor usia, komitmen dan minat yang tinggi untuk berbisnis. Selain itu, didorong oleh faktor – faktor lingkungan seperti persaingan hidup, memanfaatkan sumber-sumber yang ada, keikutsertaan latihan-latihan atau inkubator bisnis dan kebijaksanaan pemerintah misal kemudahan lokasi usaha, kredit, dan bimbingan usaha dari depnaker.
c)
Proses Pelaksanaan (Implementasi) commit to user Dalam proses pelaksanaan ini berarti seorang wirausaha mulai
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 melaksanakan serangkaian kegiatan usahanya. Implikasi usaha sangat menentukan perkembangan usahanya kedepan, maka perlu dibutuhkan kesiapan mental secara total, komitmen yang tinggi terhadap usaha, dan adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan. d)
Proses Pertumbuhan (Growth) Setelah usaha berjalan, maka perlu untuk ditumbuhkembangkan. Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain adanya tim yang kompak, strategi yang mantap, struktur dan budaya organisasi yang baik, keistimewaan produk.
Jadi, kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, dilaksanakan (diimplementasikan), dan akhirnya tumbuh dan berkembang. Kemudian Suryana (2006:64) menjelaskan bahwa proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil (usaha baru) memiliki tiga ciri penting (tahapan), yaitu: 1) Tahap imitasi dan duplikasi Pada tahap ini, para wirausaha mulai meniru ide orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari segi teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha atau pole pemasarannya. 2) Tahap duplikasi dan pengembangan Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya (perubahan terhadap produk). Misalnya wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan desain sendiri. 3) Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa yang berbeda Pada tahap ini, wirausaha cenderung mulai bosan dengan proses produksi yang ada keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai muncul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Suryana mengatakan: “Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif,yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan”, (Suryana, 2006:3). commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Secara umum, dapat disimpulkan bahwa proses kewirausahaan dimulai dari adanya minat, kemudian persiapan, pelaksanaan dan diikuti evaluasi. Adapun untuk penjelasannya adalah sebagai berikut: 1)
Minat Minat merupakan faktor internal seseorang pertama kali untuk terjun dalam dunia bisnis. Minat yang disertai niat dan didukung dengan bakat menjadi modal pertama dan utama untuk memasuki dunia usaha (berwirausaha). Tumbuhnya minat sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: adanya keinginan untuk mendapatkan penghasilan dan keuntungan maksimal, kesempatan menjadi bos, mengaktualisasikan
kemampuan
dan
potensi
diri,
keinginan
membantu masyarakat dan keinginan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki juga sangat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Alma mengatakan: “Makin banyak keterampilan yang dikuasai, makin tinggi minat bisnisnya dan makin banyak peluang terbuka untuk membuka berwirausaha”, (Buchari Alma, 2009:4). 2)
Persiapan Dalam tahap persiapan, seorang calon wirausaha mulai menuangkan ide-ide atau gagasan dalam sebuah rencana usaha. Persiapan pertama yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah persiapan mental yang kuat. Karena berani berwirausaha sama dengan berani menghadapi resiko-resiko yang akan muncul. Selain itu, seorang wirausaha juga harus mempersiapkan modal materiil, seperti biaya, lokasi usaha, produk dan strategi-strategi usaha yang diterapkan, sehingga ke depan usahanya dapat berkembang.
3)
Pelaksanaan Setelah tahap persiapan, selanjutnya wirausaha dapat langsung melaksanakan usahanya. Dalam proses pelaksanaan usaha, yang menjadi tujuan utama adalah konsumen, yakni mencari konsumen useritu, dibutuhkan strategi-strategi sebanyak-banyaknya.commit Maka todari
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 yang matang untuk menarik konsumen, misal dalam strategi promosi, kerjasama, manajemen yang baik, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi. Dan dalam menjalankan usaha harus dilandasi dengan kejujuran. 4)
Evaluasi Proses evaluasi dapat
dilakukan selama pelaksanaan usaha
berlangsung atau secara periodik, misal seminggu atau sebulan sekali. Evaluasi yang dilakukan meliputi pengelolaan usaha, termasuk penerapan strategi-strategi bisnis, pendapatan yang diperoleh dan termasuk menentukan cara-cara agar konsumen dapat terus menggunakan produknya. e.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausaha Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjalankan usaha atau berwirausaha, mulai dari faktor yang mendukung atau memicu sampai yang menghambat (kendala) untuk berwirausaha. Suryana menjelaskan bahwa faktor – faktor yang mendorong atau penyebab keberhasilan berwirausaha adalah: 1) Kemampuan dan kemauan 2) Tekad yang kuat dan bekerja keras 3) Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. (Suryana, 2006:67). Zimmerer dalam Suryana (2006:68) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya (yang menghambat berwirausaha), yaitu: 1) Tidak kompeten dalam hal manajerial. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penghambat utama kurang berhasilnya usaha. 2) Kurang berpengalaman, baik kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan mengintegrasikan operasi perusahaan. 3) Kurang dapat
mengendalikan keuangan. Termasuk didalamnya commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. 4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suat kegiatan. 5) Lokasi kurang memadai. 6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan terkait dengan efisiensi dan
efektivitas,
apabila
pengawasan
kurang,
maka
berakibat
penggunaan peralatan tidak efisien dan efektif. 7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. 8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan akan sulit menjadi wirausaha yang berhasil. Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan dalam menjalankan awalawal usahanya
diatas,
Zimmerer
dalam Suryana
(2006:69)
juga
mengemukakan beberapa potensi yang membuat orang mundur dari usahanya atau dengan kata lain yang menghambat seseorang ditengahtengah perjalanan usahanya, yaitu: 1) Pendapatan yang tidak menentu 2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi 3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama 4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil. Bygrave dalam Buchari Alma (2009:9) menjelaskan beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu: 1) Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang. 2) Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan keluarga dan sebagainya, misal masyarakat sekitar. 3) Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wirausaha meliputi faktor pendorong dan penghambat. commit to user terdiri dari faktor internal dan Adapun faktor yang mendorong wirausaha
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul/berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor internal meliputi: 1)
Minat dan niat berwirausaha Minat
berwirausaha
merupakan
semacam
keinginan
untuk
menjalankan usaha dan muaranya masih pada hati seseorang. Untuk mewujudkannya, maka dibutuhkan niat, yakni keyakinan dan komitmen untuk berwirausaha yang diikuti oleh ide-ide dan rencanarencana usaha. 2)
Kemampuan dan kemauan Kemampuan berwirausaha sangat diperlukan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya nanti. Kemampuan wirausaha meliputi mengelola usaha, sumber daya manusia, promosi, mengendalikan keuangan
dan
termasuk
kemampuan
dalam
berorganisasi.
Kemampuan ini bisa diperoleh dari pendidikan atau pembelajaran sendiri, pengalaman usaha dan lain-lain. Adanya kemampuan harus diikuti kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. 3)
Fokus dan kerja keras (sikap wirausaha) Seorang
wirausaha
untuk
meraih
keberhasilan
usaha
harus
mempunyai sikap dan kepribadian yang kuat, yakni kerja keras dan fokus. Kerja keras artinya bekerja dengan mendayagunakan segenap kemampuan dan fasilitas yang ada tanpa mengenal lelah dan tidak putus asa. Fokus berarti wirausaha menjalankan usaha benar-benar konsentrasi dan tertuju, tidak mudah goyah dan terpengaruh serta siap menghadapi resiko yang ada. Faktor-faktor eksternal ialah faktor-faktor diluar internal pribadi wirausaha yang mendorong untuk berwirausaha, yakni meliputi: 1)
Faktor lingkungan sosial commitdengan to userhubungan kemasyarakatan, yakni Faktor sosiologi kaitannya
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 meliputi adanya hubungan atau relasi dengan orang lain, adanya tim yang dapat diajak kerjasama, adanya bantuan keluarga dan pengalaman-pengalaman usaha sebelumnya. 2)
Permodalan Setiap usaha pasti akan membutuhkan modal, mulai dari modal yang kecil sampai modal yang besar. Modal pertama yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah ide atau gagasan. Dan setelah itu dibutuhkan modal materiil seperti uang (biaya), sarana dan prasarana usaha termasuk juga bangunan/gedung sebagai lokasi usaha. Dan besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh jenis usaha yang dijalankan.
3)
Faktor Pendidikan Pendidikan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Dengan pendidikan diharapkan wawasan individu menjadi luas, mengembangkan daya kreasi dan inovasi serta peningkatan kualitas manusia sehingga lebih percaya diri dan mampu berdiri sendiri. Salah satu wujud pendidkan yaitu adanya inkubator
kewirausahaan
yang
meliputi
program-program
pengembangan dan pelatihan kewirausahaan. Sebagai contoh adanya Lembaga
Pengembangan
kewirausahaan
(LPPM
Pemberdayaan Kwu)
dengan
Masyarakat Program
Wirausaha (PMW) di perguruan tinggi termasuk
bidang
Mahasiswa pelatihan
keterampilan di beberapa lembaga pendidikan dan keterampilan. 4)
Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah dalam kewirausahaan masyarakat juga bisa mempengaruhi usaha seseorang, seperti pemberian kredit usaha yang tidak berbelit (mudah), pelatihan-pelatihan oleh depnaker, termasuk pengurusan izin usaha yang tidak sulit dan dipersulit.
Adapun secara umum, faktor-faktor yang menghambat wirausaha yaitu: 1)
Ketidakmampuan dalam pengelolaan usaha, meliputi pengendalian keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, strategi promosi yang commit user usaha dan lain-lain. kurang tepat, kurangnya kerjatosama
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 2)
Kurang fokus dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha.
3)
Keterbatasan modal dan kerugian akibat hilangnya modal investasi.
4)
Keterbatasan sumber bahan baku (untuk produk barang) dan bahan atau peralatan penunjang untuk produk jasa.
5)
Persaingan usaha sejenis yang sangat ketat, apalagi terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya melakukan fitnah/pencemaran nama, intimidasi terhadap usaha dan sebagainya.
f.
Kunci Sukses Wirausaha Setiap orang yang akan berwirausaha pasti tujuan utamanya adalah memperoleh kesuksesan usaha. Tolok ukur atau penilaian kesuksesan usaha bagi masing-masing wirausaha berbeda-beda. Kesuksesan tersebut bisa dilihat dari pencapaian keuntungan maksimal, banyaknya pelanggan, brand yang baik, termasuk dalam manajemen usaha. Pada dasarnya jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh wirausaha atau wiraswasta, namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Malcolm Gladwell dalam Rhenald Kasali (2010:10) yang meneliti kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, melainkan oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai kesulitan. Dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis. Menurut John Maxwell yang dikutip oleh Rhenald Kasali (2010:11) mengatakan bahwa bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, namun untuk menjadi “sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan menemukan pintunya. Maka dari itu, untuk menjadi wirausaha harus bergerak, bergegas, tidak hanya berpikir dan berpikir di atas kertas terlalu lama. Kembangkan imajinasi dengan sebuah tindakan yang nyata (real action). Murphy dan Peck dalam Buchari Alma (2009:106) menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir (wirausaha sukses), commit to user yakni:
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 -
Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work) Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausaha, utamanya adalah unsur disiplin, pandai mengatur waktu, selalu berdoa dan tidak mudah putus asa.
-
Bekerja sama dengan Orang lain (Getting Things Done With and Through People) Seorang wirausaha harus memperbanyak teman baik itu orang-orang yang ada dibawah ataupun orang-orang diatasnya. Dan seorang wirausaha mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat, berperilaku yang menyenangkan bagi semua orang.
-
Penampilan yang baik (Good Appearance) Penampilan yang baik bukan berarti penampilan muka yang cantik atau elok, tetapi ditekankan pada penampilan perilaku yang baik dan jujur.
-
Yakin (Self Confidence) Untuk menjadi wirausaha yang sukses tentunya membutuhkan keyakinan yang kuat, tidak lagi ragu dan bimbang. Tetap bekerja baik dan berserah atau tawakal kepada Tuhan YME.
-
Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision) Seorang wirausaha harus pandai dalam mengambil keputusan. Agar keputusan yang diambil tepat, maka perlu buat pertimbangan yang matang, mengumpulkan berbagai informasi, minta pendapat orang lain dan kemudian ambil keputusan tanpa ragu-ragu.
-
Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education) Pengetahuan sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan wirausaha dalam menjalankan usahanya. Pendidikan bukan berarti harus masuk perguruan tinggi, melainkan dalam bentuk kursu-kursus, penataran, membaca buku dan lain-lain.
-
Ambisi untuk maju (Ambition Driver) Wirausaha harus mempunyai semangat yang tinggi, mampu melihat ke
-
depan dan berjuang untuk mencapai cita-citanya. committotoCommunicate) user Pandai berkomunikasi (Ability
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke dalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, dan mampu menarik perhatian orang lain. Memang banyak hal atau tuntutan yang harus dimiliki seorang wirausaha untuk menjadi sukses atau berhasil dalam usahanya. Dari sekian pendapat mengenai kunci sukses dan jalan menuju kesuksesan dapat disimpulkan bahwa kunci sukses wirausaha pada dasarnya terletak pada kemampuan dan kemauan seseorang untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif.
B. a)
Tinjauan tentang Pelaku Usaha
Pengertian Pelaku Usaha Pengertian wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu pandangan ahli ekonomi, manajemen, pelaku bisnis, psikolog, dan pemodal. Adapun penjelasannya, yakni: 1.
Pandangan Ahli Ekonomi Suryana (2006:15), menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
2.
Pandangan Ahli Manajemen Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2006:15), Wirausaha adalah seseorang
yang
memiliki
kemampuan
dalam
menggunakan
dan
mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. 3.
Pandangan Pelaku Bisnis Menurut Scarborough dan Zimmerer dalam Suryana (2006:15), wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan commit to user dan mengombinasikan sumberpertumbuhan dengan cara mengenali peluang
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. 4.
Pandangan Psikolog Suryana (2006:16), menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.
5.
Pandangan Pemodal Suryana (2006:16) menjelasakan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat. Mengenai pengertian wirausaha, Geoffrey G. Meredith (1996:12) juga
menjelaskan bahwa: “Para pelaku usaha atau wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil
keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses”. Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan, Suryana (2003:52). Lebih lanjut dalam PUSLATKOP dan PK – KKJPT (1995:4) dijelaskan bahwa wirausaha adalah orang-orang
yang
mempunyai
sifat-sifat
kewiraswaswtaan/kewirausahaan:
keberanian mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis/usaha, baik usaha baru dan berbeda, imitasi maupun duplikasi dengan mengelola sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa, sehingga tercapai keuntungan commit to user atau prestasi yang diinginkan.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 b)
Karakteristik Pelaku Usaha Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan, artinya melihat/memandang, berpikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif
pilihan
dan
pemecahannya
dengan
harapan
bisa
meminimalisasi setiap kesalahan yang kemungkinan akan muncul sehingga terhindar dari kesalahan yang fatal. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat sebagaimana yang dikutip oleh BN. Marbun dalam Buchari Alma (2009:52) bahwa untuk menjadi wirausaha seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Karakteristik Percaya diri
Watak Kepercayaan
(keteguhan),
ketidaktergantungan,
kepribadian mantap, dan optimisme. Berorientasi pada tugas Kebutuhan atau haus akan prestasi, berorientasi laba dan hasil
atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, motivasi, energik dan penuh inisiatif.
Pengambil resiko
Mampu mengambil resiko, suka pada tantangan.
Kepemimpinan
Mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
Berorientasi
ke
masa Pandangan ke depan, perseptif
depan Tabel 1, Karakteristik Wirausaha (Sumber: BN. Marbun dalam Buchari Alma, 2009 : 52) Selanjutnya Bygrave dalam Buchari Alma (2009 : 57) memberi gambaran mengenai beberapa karakteristik dari wirausaha yang dikenal dengan istilah 10 D, yakni: 1) Dream, seorang wirausaha mempunyai keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 2) Decisiveness, seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara tepat, tetapi penuh perhitungan. 3) Doers, seorang wirausaha akan langusng menindaklanjuti keputusan yang diambilnya. Mereka melaksanakan kegiatan secepat mungkin dan tidak meu menunda-nunda kesempatan yang baik di dalam bisnisnya. 4) Determination, Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian serta tanggung jawab yang tinggi dan tidak menyerah. 5) Dedication, Seorang wirausaha yang berdedikasi terhadap bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarganya untuk sementara waktu. 6) Devotion, Seorang wirausaha mencintai bisnis dan produk yang dihasilkan. Hal inilah yang mendorong keberhasilannya dalam menjual produk yang dihasilkannya. 7) Details, Wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor penting secara rinci. Mereka tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya. 8) Destiny, Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau bergantung kepada orang lain. 9) Dollars, Seorang wirausaha tidak mengutamakan kekayaan. Motivasinya bukan hanya masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia beranggapan jika berhasil dalam bisnis, isa pantas mendapatkan laba, bonus ataupun hadiah. 10) Distribute, wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan dalam bisnisnya kepada orang –orang kepecayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dibidang bisnis. Wirausaha selalu berkomitmen untuk menjalankan tugasnya hingga memperoleh hasil yang diharapkan. ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya, maka ia selalu tekun, ulet dan pantang menyerah. Tindakannya tidak didasari pada spekulasi, melainkan perhitungan yang matang, maka ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya. Oleh sebab itu, wirausaha berani mengambil risiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung commitwirausaha to user untuk terus berjuang mencari oleh komitmen yang kuat mendorong
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 peluang hingga memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif serta merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena keinginan mendapatkan hasil yang diharapkan, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya, bukan tujuan akhir. Penjelasan diatas merupakan karakteristik wirausaha sebagaimana yang digambarkan Arthu Kuriloff dan John M.Mempil dalam Suryana (2006:25) dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan, yakni sebagai berikut: Nilai-nilai
Perilaku
1) Komitmen
Menyelesaikan tugas hingga selesai
2) Risiko moderat
Tidak
melakukan
spekulasi,
melainkan
berdasarkan perhitungan yang matang 3) Melihat peluang
Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin
4) Objektivitas
Melakukan
pengamatan
secara
nyata
untuk
memperoleh kejelasan 5) Umpan balik
Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan
6) Optimisme
Menunjukkan
kepercayaan
diri
yang
besar
walaupun berada dalam situasi berat. 7) Uang
Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
8) Manajemen Proaktif
Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.
Tabel 2. Karakteristik Wirausaha (Sumber: Arthur Kuriloff dan John M.Mempil dalam Suryana, 2006:25) Untuk menjadi sukses memanglah tidak mudah, banyak konsekuensi dan prasyarat pribadi yang harus dimiliki wirausaha dan kesemuanya itu tertuang dalam karakteristik atau ciri-ciri seorang wirausaha, apabila semua bentuk karakteristik diatas benar-benar dimiliki seorang wirausaha, maka bisa dipastikan commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 wirausaha akan mengalami kesuksesan. Karakteristik-karakteristik wirausaha tersebut meliputi; 1) Komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. 2) Kemampuan melihat peluang. 3) Kemampuan memimpin. 4) Kemauan belajar dari kegagalan 5) Berorientasi pada tugas dan hasil. 6) Bertanggung jawab. c)
Profil Pelaku Usaha Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profil adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Apabila pengertian tersebut dikaitkan dengan wirausaha, maka profil wirausaha adalah pandangan, gambaran tentang diri seorang wirausaha. Dalam hal ini bisa meliputi latar belakang wirausaha. Wirausaha
terdiri
dari
bermacam-macam
kelompok.
Banyak
ahli
mengemukakan profil kewirausahaan dengan pengelompokan yang berbeda-beda. Ada yang mengelompokkan berdasarkan pemilikan, perkembangan, dan kegiatan usaha.
Zimmerer
dan
Scarborough
dalam
Buchari
Alma
(1996:36)
mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut; 1. Women Entrepreneur, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Dengan alasan diantaranya ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustrasi terhadap pekerjaan sebelumnya. 2. Minority Entrepreneurs, kaum minoritas di Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja di lapangan pemerintahan. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk kaum minoritas seperti para perantau dari daerah tertentu menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga bergiat mengembangkan bisnis. 3. Immigrant Entrepreneurs, kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersifat non formal, commitmulai to userdari berdagang kecil sampai berkembang.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 4. Part-time entrepreneur, yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu melakukan usaha, biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan. Misalnya Mahasiswa disamping kuliah juga mencoba mengembangkan usaha lain seperti bimbingan belajar, berdagang kecil-kecilan, menulis dan sebagainya. 5. Home-based new ventures, yaitu usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggal. Misalkan ibu-ibu yang pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke took eceran (konsinyasi) di sekitar tempatnya. 6. Family-owned business, yaitu usaha dilakukan/dimiliki oleh beberapa anggota keluarga secara turun-temurun. 7. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama. Melihat dari profil kewirausahaan tersebut, maka wirausaha dapat dikategorikan dalam beberapa hal, yakni antara lain : a.
b.
c.
Wirausaha Artisan, yakni seseorang yang memulai bisnisnya dengan keahlian teknis sebagai modal utama dan sedikit pengalaman bisnis, Longenecker (2001:13). Menurut Smith dalam Longenecker (2001:13) bahwa pendidikan yang didapat oleh wirausaha artisan terbatas pada pelatihan teknisnya. Pendekatan wirausaha artisan pada pembuatan keputusan bisnisnya mempunyai karakteristik sebagai berikut; 1. Bersikap kekeluargaan, memimpin bisnisnya seolah-olah memimpin keluarganya. 2. Mereka enggan mendelegasikan wewenang 3. Mereka menggunakan sedikit sumber modal dalam mendirikan perusahaannya. 4. Mereka membatasi strategi pemasaran pada komponen harga secara tradisional, kualitas, dan reputasi perusahaan. 5. Usaha penjualannya dilakukan secara perorangan 6. Orientasi waktu mereka singkat, dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau perubahan di masa mendatang. Wirausaha Oportunitis Smith dalam Longenecker dkk (2001:13), mendefinisikan bahwa wirausaha oportunitis adalah seseorang yang mendapatkan pendidikan teknis dengan mempelajari berbagai subjek nonteknik, seperti ekonomi, hukum, atau bahasa Inggris. Bisnis Keluarga Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan/atau jabatan/fungsi, Longenecker dkk (2001:35). Juga bisa dikatakan bisnis keluarga apabila perusahaan atau usaha tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sifatnya turun-temurun (Family-owned business). commitpara to user Kalangan ramaja terutama mahasiswa merupakan pelaku usaha
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 yang baik, disamping usia yang muda dan semangat muda, mereka para mahasiswa cenderung memiliki daya imajinasi yang kuat, kreativitas yang tinggi dan banyak ide. Jika dikaitkan dengan profil wirausaha, mahasiswa cenderung masuk dalam kelompok part time entrepreneur karena di satu sisi mahasiswa merupakan kaum pelajar yang masih harus menempuh pendidikan atau studinya. Di samping itu, Pendidikan Kewirausahaan yang menjadi motivasi eksternal seorang calon wirausaha, saat ini banyak diberikan di beberapa perguruan tinggi sebagai mata kuliah umum. Zimmerer dkk (2008:24) menjelaskan bahwa lebih dari 2.100 perguruan tinggi dan universitas menawarkan usaha kecil dan manajemen usaha kecil, dan banyak perguruan tinggi serta universitas yang tidak memenuhi permintaan mata kuliah ini.
-
Kerangka Berpikir
Mahasiswa sebagai kaum akademisi merupakan penerus tongkat estafet bagi perjuangan bangsa Indonesia ke depan. Semangat muda dan intelektualitas yang dibalut jiwa nasionalisme yang tinggi sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Apalagi pembangunan disektor ekonomi yang menjadi pangkal persoalan atau permasalahan bangsa Indonesia. Harapan banyaknya muncul pengusaha-pengusaha muda memang bukan hisapan jempol. Berbagai stimulus terkait kewirausahaan telah diberikan kepada kalangan mahasiswa melalui perguruan tinggi, seperti adanya Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM),
Program
Pemberian
insentif
terhadap
Penelitian
Kewirausahaan, termasuk adanya materi Ilmu Kewirausahaan sebagai mata kuliah umum dan konsultasi kewirausahaan. Berbagai program diatas, setidaknya menjadi fasilitas bagi mahasiswa untuk memunculkan ide dan mengembangkan usahanya. Sehingga mahasiswa tidak semata-mata belajar tetapi juga berlatih untuk bekerja. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Menjadi seorang wirausaha dibutuhkan kerja keras dan ketekunan serta tidak pantang menyerah dalam menjalaninya. Karena sebagian besar dari mereka yang mencoba berwirausaha banyak yang mengalami kegagalan diawal-awal usahanya. Tapi tidak sedikit pula para wirausaha yang berhasil bahkan sampai menjadi pengusaha sukses. Semua usaha diawali dari bawah, sehingga dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menjadikan usahanya lebih berkembang di masyarakat. Kewirausahaan merupakan hak semua orang, tetapi adanya pembekalan pengetahuan kewirausahaan dan berbagai stimulus kewirausahaan kepada mahasiswa, termasuk juga adanya aktivitas-aktivitas mahasiswa di kampus, setidaknya dapat memberikan dorongan (motivasi) lebih bagi mahasiswa untuk menjadi wirausaha sekaligus sebagai langkah membantu dalam pembentukan etos kerja. Karena untuk menjadi wirausaha haruslah memiliki etos kerja yang baik. Pelaksanaan kegiatan wirausaha dikalangan mahasiswa tentunya sangat beragam dan menarik untuk diamati. Apalagi mahasiswa yang notabennya sebagai pelajar bagaimana bisa mengembangkan usahanya disela-sela menempuh masa studi atau kuliah, sehingga sangat menarik untuk dicermati. Tentunya dari sekian mahasiswa yang ada dalam suatu universitas tidak semuanya menjalankan usaha (berwirausaha). Jenis usaha yang dijalankan mahasiswa pun sangat beragam dan masing-masing
mempunyai
hambatan-hambatan
atau
kendala
di
dalam
menjalankannya. Untuk dapat mengembangkan usahanya, tentunya para mahasiswa wirausaha memiliki strategi-strategi untuk bisa mengembangkan usahanya atau minimal mempertahankan usahanya. Seorang mahasiswa agar menjadi wirausaha sukses membutuhkan proses yang tidak cepat, memang butuh kesabaran dan kerja keras. Tentunya sejak awal untuk terjun di dunia bisnis, mahasiswa wirausaha harus benar-benar memperhitungkan dan menjalankan beberapa tahapan mulai dari komitmen terhadap minat, persiapan yang dibutuhkan, sampai pelaksanaan usaha yang juga diikuti evaluasi. Selain itu, dibutuhkan kemampuan untuk menghadapi berbagai kendala dan resiko yang akan muncul atau dihadapinya. Apabila mahasiswa di to user mampu menghadapi berbagai dalam menjalankan/melaksanakancommit jenis usahanya
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 hambatan atau kendala serta menerapkan strategi-strategi bisnis yang baik dengan memaksimalkan seluruh kemampuannya tanpa putus asa, maka mahasiswa tersebut akan bisa menjadi seorang wirausaha muda yang berhasil/sukses ke depannya.
Dari uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut;
Faktor pendorong
Mahasiswa
Pelaksanaan Wirausaha
Wirausaha Muda
Faktor Penghambat
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
BAB III METODOLOGI Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136), “Metodologi Penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sutrisno Hadi (2000:4), mengemukakan bahwa metodologi berasal dari dua istilah, yakni : “Metodos, berarti cara dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi adalah ilmu yang memperbincangkan cara-cara (metode) ilmiah”. Sementara itu, Winarno Surakhmad (1994:131) menyebutkan, “Metodologi adalah ilmu tentang cara-cara yang digunakan mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan teknik-teknik serta alat-alat tertentu”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang prosedur, metode-metode atau cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan kegiatan penelitian mulai dari mengumpulkan data sampai menguji kebenaran suatu pengetahuan untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, aspek metodologi yang digunakan terdiri dari tempat dan waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas data, analisis data dan prosedur penelitian. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 a. Tempat dan Waktu Penelitian a.
Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat yang akan dijadikan sebagai obyek untuk memperoleh data yang berguna mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pend. Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun alasan peneliti memilih Prodi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. B. Lokasinya yang dekat dan mudah dijangkau karena sekaligus juga tempat peneliti belajar sehingga memudahkan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya untuk memperoleh informasi secara akurat. C. Peneliti telah mengenal dan mengetahui subjek dan obyek penelitian sebelumnya, sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.
b.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan disetujui pembimbing skripsi dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan selama enam (6) bulan terhitung sejak bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010. Jadwal selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.
b. Bentuk dan Strategi Penelitian a.
Bentuk Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif, Adapun terkait pengertian penelitian pendekatan kualitatif menurut Iskandar (2008:187) yang mengemukakan bahwa: commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 “Paradigma penelitian kualitatif dilaksanakan melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma naturalistik atau fenomenologi. Ini karena penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting alamiah terhadap suatu fenomena”. Penelitian ini diarahkan pada kondisi aslinya artinya tidak ada perlakuan khusus terhadap data, sehingga data mencerminkan aslinya atau keadaan sebenarnya dan peneliti dapat membuat penafsiran berdasarkan data lapangan, hasil wawancara, observasi langsung, dan literatur yang sesuai dengan permasalahan. Lebih lanjut, Lexy. J. Moleong (2009:6) juga mengemukakan tentang definisi penelitian kualitatif, yakni: “Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Berhubung bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, maka dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tentunya menggunakan metodologi kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy. J. Moleong (2009:6) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Disamping itu, Juhaya S. Pradja dalam Afifuddin (2009:27)
menjelaskan
bahwa
metodologi
penelitian
kualitatif
lebih
mengedepankan pendekatan fenomenologis. Dimana fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang menampakkan diri. Dengan demikian metodologi penelitian kualitatif dipandang sebagai pendekatan untuk membiarkan gejala terus-menerus menampakkan diri, sehingga penelitian akan terus dilakukan dan setiap gejala yang ada akan memberikan pemaknaan holistik dari semua gejala itu sendiri. Metode kualitatif meliputi pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen (Lexy.J.Moleong, 2009 : 9). Berhubung data yang dihasilkan adalah data deskriptif, yakni berupa katakata tertulis ataupun lisan, makacommit dalamtopenelitian kualitatif disajikan secara user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 deskriptif, yakni membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diamati/diteliti. Menurut Winarno Surachmad (1994:140) bahwa “metode Penelitian Deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya seorang peneliti dapat menemukan data penelitian dalam bentuk kata-kata, gambar dan data tersebut meliputi transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, fotofoto, nota dan lain-lainnya (Iskandar, 2008:191-192). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian terhadap suatu peristiwa atau fenomena di masa sekarang yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Disamping itu, penelitian deskriptif kualitatif mempunyai beberapa karakteristik antara lain: berlatar belakang alamiah, manusia sebagai obyek penelitian, menggunakan data kualitatif, analisis data secara induktif, sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dasar, disajikan secara deskriptif, mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian pada fokus tertentu, rancangan penelitiannya bersifat sementara daan hasil penelitiannya disepakati atau diterima oleh semua pihak.
b.
Strategi Penelitian
Strategi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah startegi penelitian tunggal terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji satu masalah saja dan pengumpulan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan mengenai pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa. Selanjutnya H.B. Sutopo (2002:10) menjelaskan bahwa “dalam studi kasus, dikenal juga bentuk kasus tunggal terpancang (embedded case study) yang commit to user artinya studi ini tidak bersifat holistik penuh tetapi sudah memusatkan variabel
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 yang telah ditentukan terlebih dahulu”. Di samping itu, H.B. Sutopo (2002:112) juga mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif dikenal adanya studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda. Secara lebih khusus, baik studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik penuh”. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan menggunakan strategi tunggal terpancang dengan alasan hanya ada satu masalah yang akan diteliti, yakni pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS Surakarta. Tunggal dalam arti hanya ada satu ruang lingkup penelitian yaitu Prodi Ekonomi, P. IPS, FKIP UNS Surakarta. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian, artinya bahwa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melakukan penelitian di lapangan yang sudah terancang dalam proposal penelitian.
c. Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip oleh Lexy. J. Moleong (2009:157) mengemukakan bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Lebih lanjut H.B. Sutopo (1990:2) mengemukakan bahwa “Sumber data penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain”. Dari pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah sebagai berikut: 1. Informan Yaitu orang-orang yang diwawancarai atau yang memberikan informasi dan data penelitian atau keterangan tentang masalah yang akan diteliti. Informan penelitian merupakan sybjek yang memiliki hubungan karakteristik dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti harus memilih informan yang bisa memberikan informasi yang diperlukan secara obyektif. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah Ketua Program Studi Pendidikan commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Ekonomi dan Mahasiswa yang berwirausaha Prodi Ekonomi FKIP UNS Angkatan 2009. 2. Tempat dan Peristiwa Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan P.IPS, FKIP UNS yang beralamat di Jln. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Jebres, Surakarta.
3. Arsip dan dokumen Menurut H.B. Sutopo (2002:54), ”Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergelayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Arsip dan dokumen bisa berupa catatan, pembukuan atas sumber dan juga rekaman serta gambar yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun dokumen yang diambil antara lain; jumlah mahasiswa Prodi Ekonomi dan aktivitas prodi ekonomi yang berhubungan dengan kewirausahaan.
d. Teknik Pengumpulan Data Sutrisno Hadi (1993:131) menyatakan bahwa baik buruknya suatu hasil research sebagian tergantung pada teknik pengumpilan datanya, akurat dan reliable pekerjaan research menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alatalat, serta kegiatan yang dependable yang dapat diandalkan”. Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitaif dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan yang di gunakan adalah: a.
Wawancara Lexy. J. Moleong (2009:186) menyatakan bahwa, “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua to useryang mengajukan pertanyaan dan pihak, yaitu pewawancara commit (interviewer)
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan”. Dengan wawancara yang mendalam (in-depth interview) diharapkan peneliti mampu memperoleh data yang akurat, relevan dan obyektif. Menurut Afifuddin & Beni Ahmad (2009:133) wawancara terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1.
Wawancara
terstruktur,
yaitu
wawancara
yang
pertanyaan-
pertanyaannya sudah dipersiapkan, seperti menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini peneliti telah mengetahui data dan menentukan fokus serta perumusan masalahnya. 2.
Wawancara semiterstruktur, yaitu wawancara yang sudah cukup mendalam karena ada penggabungan antara wawancara yang berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan pertanyaan yang lebih luas dan mendalam dengan mengabaikan pedoman yang sudah ada.
3.
Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang lebih bebas, lebih mendalam, dan menjadikan pedoman wawancara sebagai pedoman umum dan garis-garis besarnya saja.
Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara semiterstruktur. Dengan teknik
ini
pewawancara
akan
menggabungkan
wawancara
yang
berpedoman pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan dengan pertanyaan yang lebih luas dan mendalam sehingga selain bisa terarah dan fleksibel, data yang diperlukan juga bisa berkembang. b.
Observasi Menurut Nawawi dan Martini dalam Afifuddin & Beni Ahmad (2009:134), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Guba dan Lincoln dalam Lexy. J. Moleong (2009:174) mengemukakan salah satu alasan digunakannya pengamatan karena teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Observasi dibutuhkan untuk memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi dilakukan terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Dalam hal ini, peneliti akan terjun langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data yang ada pada lapangan sekaligus memberikan kuisioner (daftar pertanyaan) guna mendukung pengamatan langsung. c.
Studi Kepustakaan Menurut Afifuddin & Beni Ahmad (2009:141) bahwa ”Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti”. Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari, membaca, dan mencatat surat-surat, buku-buku literatur, artikel, majalah-majalah, surat kabar, jurnal serta kebijaksanaankebijaksanaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini dokumen yang ada di lokasi penelitian. Dokumen yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam memahami fenomena yang terjadi di lokasi penelitian dan membantu dalam membuat interpretasi data serta hal-hal yang ada dalam dokumen dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan bahkan memprediksi. Data yang dikumpulkan adalah yang isinya berhubungan dengan masalah penelitian yaitu pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNS Surakarta. e. Teknik Sampling Dalam penelitian yang bersifat kualitatif, metode yang digunakan untuk
menarik sampel penelitian ini adalah dengan metode selektif, bukan teknik statistik. Teknik ini menggunakan pertimbangan konsepsi pribadi, karakteristik commit to user empiris, persepsi diri, dan sebagainya dalam menanggapi permasalahan yang ada.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive Sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam. Lebih lanjut menurut Afifuddin & Beni Ahmad (2009:90),
”Sampling
Purposif
merupakan
pendekatan
kualitatif
tidak
menggunakan sampling acak, tidak menggunakan populasi dan sampel banyak”. Sampel dipilih dengan jumlah yang tidak ditentukan, melainkan dipilih dari segi representasinya tujuan penelitian. Peneliti juga dapat menggunakan teknik Snowball Sampling. Menurut Sugiyono (2008:54), ”Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data”. Jadi Snowball Sampling yaitu peneliti pertama-tama datang pada seseorang yang menurut pengetahuannya dapat dipakai sebagai key informan, tetapi setelah berbicara cukup, informan tersebut menunjukkan informasi lain yang dipandang mengetahui lebih banyak masalahnya sehingga peneliti menunjukkannya sebagai informan baru dan demikian seterusnya sampai data dirasa cukup. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009 dan Key Informan adalah Ketua tingkat dari masing-masing kelas. f. Validitas Data Sugiyono (2005:117) menyatakan bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh terjadi pada obyek penelitian”. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini pemeriksaan data yang digunakan adalah triangulasi. commit tokeabsahan user “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data”. (Iskandar, 2008: 230). Selanjutnya menurut Patton dalam Afifuddin & Beni Ahmad (2009:143) menjelaskan ada empat macam trianguasi yaitu : a)
Triangulasi data (sumber) Menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen, hasil wawancara, hasil obervasi atau juga mewawancarai lebih dari satu objek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
b) Triangulasi pengamat Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, misalnya pembimbing bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c)
Triangulasi teori Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
d) Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. Untuk memastikan keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Dalam pengumpulan data seorang peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Dengan teknik ini data yang diperoleh melalui sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber yang berbeda, atau dengan kata lain membandingkankan hasil temuan data dari informan yang satu dan informan yang lainnya ditempat dan waktu yang berbeda. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Disamping itu peneliti juga menggunakan triangulasi
metode dimana
peneliti mengumpulkan data dengan berbagai metode yang dipakai. Ketika peneliti menggunakan teknik wawancara, di saat yang lain menggunakan teknik observasi maupun dokumentasi. Dengan demikian dapat menutupi kelemahan dari satu teknik tertentu dan data yang diperoleh benar-benar akurat. g. Analisis Data Menurut Afifuddin & Beni Ahmad (2009:145), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Lebih lanjut, Miles & Huberman (1992:16) menyatakan, “Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif yaitu, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Ketiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis data. Pada penelitian ini digunakan ketiga komponen tersebut yaitu : 1.
Reduksi Data Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.
2.
Penyajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data ini mengacu pada perumusan masalah narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab permasalahan yang ada.
3.
Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah dimana peneliti menafsirkan kategori-kategori sehingga menjadi kesimpulan yang bermakna. Penafsiran terhadap data dilakukan berdasarkan kategorisasi-kategorisasi ataupun gabungannya sesuai commit user dengan kelompok permasalahan yang to akan dicari jawabannya.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Kegiatan-kegiatan tersebut diatas dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut:
Penyajian data
Pengumpulan data
Reduksi data Penarikan kesimpulan Gambar 3. Analisis data (Sumber : Miles & Huberman dalam Sugiyono, 2008: 92)
h. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan sekumpulan langkah-langkah secara urut dari awal hingga akhir yang digunakan dalan penelitian. Adapun kegiatan penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap sebagai berikut: a.
Tahap Persiapan Tahap persiapan dilaksanakan dimulai dari permohonan pembimbing, pembuatan rancangan (proposal) penelitian, mengurus permohonan ijin penelitian mulai Prodi Ekonomi, tingkat Jurusan (P.IPS) dan tingkat fakultas (FKIP UNS), dan menyiapkan perlengkapan penelitian.
b.
Tahap Pengumpulan Data Tahap ini meliputi berbagai aktivitas yang ada di lapangan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan penelitian sekaligus melakukan analisis data awal.
c.
Tahap Analisis Data Untuk analisis data awal dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedangkan analisis data akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Dengan demikian diharapkan data yang dihasilkan benar-benar valid. d.
Tahap Penarikan Kesimpulan Setelah diadakan analisis data yang diperoleh, selanjutnya diadakan penarikan kesimpulan yang harus didasarkan pada tujuan penelitian dengan didukung data yang valid, sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
e.
Tahap penulisan dan Penggandaan Laporan Pada tahap ini, semua data yang telah diolah dan dianalisis kemudian disusun dan ditulis dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dari hasil penelitian
diharapkan
dapat
bermanfaat
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Untuk lebih memperjelas hal tersebut diatas, dibuat bagan prosedur penelitian sebagai berikut : Proposal Penelitian
Pengumpulan data dan analisis awal
Analisis akhir
Penarikan Kesimpulan
Laporan Penelitian
Persiapan Pelaksanaan
Penggandaan Laporan Gambar 4. Prosedur Penelitian (Sumber: Milles & Huberman dalam Soetardi, 2005:25)
commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
BAB IV HASIL PENELITIAN 1) Deskripsi Lokasi Penelitian A. Sejarah berdirinya Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS Program Studi Pendidikan Ekonomi merupakan salah satu program studi di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang membawahi tiga (3) Bidang Keahlian Khusus (BKK), yakni Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Pendidikan Tata Niaga. Dilihat dari sejarahnya, Program Studi Pendidikan Ekonomi merupakan jurusan yang ada dibawah IKIP Negeri Surakarta. Melalui SK. Presiden RI No. 10 / 1976 tertanggal 11 Maret 1976 dengan diresmikan berdirinya Universitas Sebelas Maret (UNS) dimana IKIP Negeri Surakarta merupakan salah satu unsur pembentuknya. Disamping ada Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Negeri Surakarta, Akademi Administrasi Niaga (AAN) Negeri Surakarta, Universitas Gabungan Surakarta (UGS) dan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional Veteran (PTPN Veteran) cabang Surakarta. Dengan lahirnya Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret tersebut IKIP Negeri Surakarta dan STO Negeri Surakarta ditutup dan selanjutnya menjadi fakultas di lingkungan Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Fakultas Keguruan (FKeg.). Berdasarkan SK Presiden No. 55 Tahun 1982 Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Keguruan digabung menjadi satu fakultas dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Program Studi Pendidikan Ekonomi sudah ada sejak tahun 1976 bersamaan dengan berdirinya Universitas Sebelas Maret (UNS), namun pada saat itu ada tiga nama program studi yang terpisah yaitu Program Studi Pendidikan Ekonomi Perusahaan, Program Studi Pendidikan Ekonomi Umum, dan Program commit to user Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Pada tahun 1984 melalui legalisasi
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 SK Dirjen Dikti Nomor 39/DIKTI/Kep/1984, tiga program studi tersebut kemudian diubah namanya menjadi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Tata Niaga dan Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Ketiga Program Studi ini berada di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial disamping empat Program Studi yang lain yaitu Program Studi Kewarganegaraan, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Sosiologi Antropologi. Namun, sejak tahun 1995 berdasarkan SK Mendikbud Nomor 0217/1995, ketiga program studi tersebut digabung menjadi satu, yakni Program Studi Pendidikan Ekonomi (PSPE) dan selanjutnya status ketiga Program Studi tersebut berubah menjadi Bidang Keahlian Khusus (BKK). B. Tujuan Didirikannya Prodi Pendidikan Ekonomi Tujuan didirikannya Program Studi Pendidikan Ekonomi a. Tujuan Umum LPTK PSPE bertujuan untuk menghasilkan tenaga guru/instruktur dengan kompetensi pendidikan ekonomi yang berkarakter kuat dan cerdas, mampu melaksanakan pendidikan dan pengajaran berbasis teknologi informasi dan menyesuaikan diri serta berkompetisi di pasar kerja regional maupun nasional. b. Tujuan Khusus 1.
Mempersiapkan
tenaga
guru/instruktur
yang
dapat
mengimplementasikan pendidikan dan pengajaran berbasis teknologi informasi di bidang Pendidikan Ekonomi dengan keahlian khusus Pendidikan Administrasi
Akuntansi,
Pendidikan
Perkantoran
serta
Tata
Niaga,
mampu
Pendidikan
berkompetisi
dan
berkolaborasi di tingkat regional maupun nasional. 2.
Mempersiapkan tenaga guru/insruktur yang mampu melaksanakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat serta mengembangkan keilmuan di bidang Pendidikan Ekonomi (Akuntansi, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran). commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 3.
Melakukan sertifikasi keahlian di bidang Pendidikan Ekonomi (Akuntansi, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran).
4.
Memberikan Akta Mengajar di bidang Pendidikan Ekonomi (Akuntansi, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran).
5.
Bekerjasama dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha, industri, untuk mendukung pembentukan life skill melalui magang industri.
Di samping itu, dalam draft penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian tahun 2010, mencantumkan tujuan Prodi Pend.Ekonomi adalah sebagai berikut: a. Menghasilkan lulusan sarjana pendidikan ekonomi dan tenaga kependidikan yang memiliki profesionalitas dan kompetensi tinggi b. Menghasilkan peneliti dan pengembang dalam bidang ekonomi dan kependidikan yang semakin meningkat dalam kualitas maupun kuantitas. c. Melaksanakan pengabdian
pada
masyarakat
yang
semakin
meningkat dalam kualitas maupun kuantitas. d. Menghasilkan produk-produk inovatif dan kreatif dalam bidang pendidikan ekonomi. C. Visi-Misi serta Sasaran Program Studi Pendidikan Ekonomi Sebagai salah satu Program Studi di FKIP UNS yang memiliki tiga bidang keahlian sekaligus dibawahnya, Pendidikan Ekonomi memiliki visi sebagai berikut: “Menjadi Program Studi yang menghasilkan tenaga guru/instruktur dengan kompetensi Pendidikan Ekonomi yang berkarakter kuat dan cerdas, dapat melaksanakan pendidikan dan pengajaran berbasis teknologi informasi, mampu menyesuaikan diri serta berkompetisi di pasar kerja regional maupun nasional”. Adapun misi Program Studi pendidikan Ekonomi adalah “Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan tenaga guru / instruktur dengan kompetensi pendidikan ekonomi yang berkarakter kuat dan cerdas, dapat melaksanakan pendidikan dan pengajaran berbasis teknologi informasi, mampu menyesuaikan diri serta berkompetisi di pasar commit to user kerja regional maupun nasional”.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Kemudian Program Studi Pendidikan Ekonomi memperbaharui visi dan misinya dalam draft susunan visi, misi, tujuan dan sasara serta strategi pencapaian tahun 2010. Adapun visinya adalah “Menjadi Program Studi penghasil lulusan yang memiliki kompetensi unggul di bidang Pendidikan Ekonomi di Asia Tenggara yang berkarakter kuat dan cerdas tahun 2015”. Sedangkan misi Prodi Pendidikan Ekonomi adalah 1. Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran, dan bimbingan secara efektif untuk menghasilkan lulusan di bidang pendidikan ekonomi yang unggul, berdaya saing tinggi, mandiri dan berkepribadian; 2. Melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan
yang
mendukung
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran; 3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kependidikan yang bermanfaat bagi masyarakat; 4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang pengembangan bidang kependidikan. Sasaran Prodi Pendidikan Ekonomi adalah “Terpenuhinya tenaga kependidikan bidang ekonomi dengan keahlian khusus Akuntansi, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran di tingkat nasional”. Lebih lanjut, pada draft visi, misi, sasaran dan strategi tahun 2010 juga dicantumkan sasaran dan strategi pencapaiannya. Adapun sasarannya antara lain: a) Mempersiapkan lulusan yang professional di Bidang Pendidikan Ekonomi dengan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Tata Niaga, dan Pendidikan Administrasi Perkantoran. b) Mempersiapkan tenaga Peneliti dan Pengabdi Pada Masyarakat serta Pengembang Ilmu di bidang Pendidikan Ekonomi (Pendidikan Akuntansi, Tata Niaga dan Administrasi Perkantoran). c) Melakukan sertifikasi keahlian di bidang Pendidikan Ekonomi yang meliputi
(Pendidikan
Akuntansi,
Tata
Niaga
dan
Administrasi
Perkantoran) d) Memberikan sertifikat pendidik yang professional di bidang Pendidikan commit to user Ekonomi (Pendidikan Akuntansi, Tata Niaga, dan Administrasi
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Perkantoran). e) Bekerasama dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha / industri guna mendukung pembentukan soft skill dan hard skill melalui magang industri. Sedangkan strategi pencapaiannya adalah sebagai berikut: a. Bidang Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran a.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas masukan dari mahasiswa dan stakeholders.
b.
Menghasilkan lulusan dengan indeks prestasi kumulatif tinggi dan berkepribadian pendidik professional, berkarakter kuat dan cerdas serta masa studi dan masa tunggu yang semakin pendek.
c.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Ekonomi bidang Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Tata Niaga dan Pendidikan Administrasi Perkantoran berdasarkan standar mutu pendidikan profesional dan sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
d.
Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi, bilingual learning communication, model-model pembelajaran inovatif dan asesmen pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
e.
Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi dalam proses pendidikan.
f.
Meningkatkan kegiatan pemagangan keahlian mahasiswa sebagai mata kuliah wajib yang dilaksanakan di berbagai dunia usaha maupun dunia industri (DU/DI).
g.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan kegiatan – kegiatan organisasi kemahasiswaan melalui program penataran, penelusuran minat
dan
bakat,
diperolehnya
kesejahteraan
dan
sosial
kemasyarakatan mahasiswa Pendidikan Ekonomi. b. Bidang Pengembangan Penelitian 1) Dihasilkannya kajian-kajian teoritik dalam rangka pengembangan konsep, paradigm, pendekatan, metode, teknik, dan strategi baru commit to user dalam Pendidikan Ekonomi.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 2) Dihasilkannya karya penelitian yang unggul dan inovatif dalam bidang Pendidikan Ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. 3) Dirintis dan dibentuknya lembaga yang berada di bawah pembinaan Program Studi Pendidikan Ekonomi seperti : LPPA (Lembaga Penelitian
dan
Pengembangan
Akuntansi),
LP3E
(Lembaga
Pengembangan Program Pendidikan Ekonomi), dan atau LPAP (Lembaga Pendidikan Administrasi Perkantoran). c. Bidang Pengabdian Pada Masyarakat 1) Memberikan kontribusi nyata dalam penerapan visi dan misi Program Studi Pendidikan Ekonomi. 2) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat yang semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas. 3) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan pengabdian pada masyarakat. 4) Meningkatkan peran Program Studi Pendidikan Ekonomi dalam membantu pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat dengan berbagai kegiatan penelitian, pendidikan maupun pelatihan. 5) Melaksanakan kerjasama kelembagaan dengan lembaga-lembaga pendidikan SMA dan SMK dalam kelompok Bisnis dan Manajemen untuk memperole pengalaman mengajar praktek kerja 6) Mengembangkan dan meningkatkan kerjasama kelembagaan dengan dunia usaha dan dunia industri sebagai mitra pasangan dalam kegiatan magang keahlian bagi mahasiswa. d. Bidang Pengembangan Alumni 1) Memberdayakan dan mengembangkan organisasi Ikatan Alumni Pendidikan Ekonomi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. 2) Meningkatnya peran alumni dalam rangka membangun citra Pendidikan Ekonomi. 3) Embrio terbentuknya Himpunan Alumni Pendidikan Administrasi to user Perkantoran Indonesia commit (HAPPI).
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 4) Ikut berperan aktif dalam organisasi HISPISI (Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia). 5) Terbentuknya
lembaga
bursa
kerja
khusus
yang
mewadahi,
menginformasikan dan menyalurkan lulusan ke pasar kerja dari alumni Pendidikan Ekonomi. 6) Meningkatkan pemberdayaan HIMANOMI (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi) dalam pembinaan mahasiswa berprestasi. e. Bidang Pengembangan Kelembagaan 1) Terbentuknya Asosiasi Profesi yang dapat memberikan pendidikan dan pelatihan maupun sertifikasi bagi para praktisi professional. 2) Meningkatkan dan mengembangkan fungsi-fungsi kelembagaan di Program Studi Pendidikan Ekonomi. 3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana untuk kegiatan administrasi, akademik dan kemahasiswaan. 4) Meningkatkan akuntabililtas pengelolaan Program Studi Pendidikan Ekonomi. 5) Terciptanya sistem operasional dan prosedur pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi yang berkualitas. 6) Terlaksananya evaluasi diri yang menyeluruh secara berkala. 7) Meningkatnya kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 8) Meningkatkan pemberdayaan HIMANNOMI (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi). f. Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Kualitas Dosen 1) Peningkatan pendidikan profesionalitas pendidik / dosen dengan mendorong untuk mengikuti studi lanjut S2 maupun S3, bidang Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Pendidikan Ekonomi. 2) Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan dalam rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi para tenaga commit to user pengajar Pendidikan Ekonomi.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 3) Menyelenggarakan dan atau mendorong dosen untuk mengikuti forum-forum ilmiah seperti seminar atau lokakarya baik tingkat regional, nasional maupun internasional yang bermanfaat bagi lembaga maupun pribadi dosen yang bersangkutan. D. Fasilitas Prodi Pendidikan Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi menempati salah satu lokasi gedung FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Ir. Sutami 36A Surakarta. Dari enam gedung yang ada di FKIP UNS, Prodi Pend. Ekonomi menempati lokasi di Gedung C, dan untuk ketiga BKK berada di gedung B. Lokasi ruangan dibawah koordinasi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, seimbang dengan program studi lainnya yang berada dibawah naungan PIPS. Program Studi Pendidikan Ekonomi dalam menjalankan aktivitas perkuliahannya menempati beberapa ruangan yang telah diperuntukkan sesuai dengan kesepakatan program studi lainnya yang berada di bawah koorodinasi jurusan. Ruang perkuliahan Prodi Pendidikan Ekonomi berada di Gedung B dan Gedung C. Masing-masing BKK setidaknya memiliki dua ruang perkuliahan, tetapi dalam penggunaanya diperuntukkan juga untuk mahasiswa semester satu sampai tiga sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ruang laboratorium terpadu yang dimiliki Program Studi Pendidikan Ekonomi terletak di lantai III Gedung C. Laboratorium PSPE diselenggarakan untuk peningkatan ketrampilan mahasiswa dalam bidang komputer, internet serta dicanangkan untuk pengembangan pengajaran berbasis WEB. Pembentukan laboratorium terpadu PSPE ini adalah sebagai hasil dari Hibah Kompetitif SP4 Prodi Pend. Ekonomi. Disamping laboratorium terpadu PSPE, masing-masing BKK mempunyai laboratorium sendiri-sendiri. BKK Pendidikan Akuntansi dengan Laboratorium Bank Mini. BKK Pendidikan Tata Niaga dengan Laboratorium Perniagaan dan BKK. Pendidikan Administrasi Perkantoran dengan Laboratoium Mini Office. Masing-masing laboratorium menempati ruang sendirisendiri yang berada di gedung B, FKIP UNS. commitProdi to user E. Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidikan Ekonomi
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Saat ini Program Studi Pendidikan Ekonomi mengelola mahasiswa semester satu sampai dengan tiga, karena setelah mahasiswa memasuki semester empat, mahasiswa dijuruskan ke Bidang Keahlian Khusus (BKK) yaitu BKK Pendidikan Akuntansi, BKK Pendidikan Tata Niaga dan BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran. Setiap tahunnya, rata-rata jumlah mahasiswa yang masuk di Prodi Pend. Ekonomi sekitar 200 mahasiswa, selisih naik turunnya jumlah tiap angkatan sangat kecil. Untuk jumlah mahasiswa aktif angkatan 2009 (semester tiga), yakni 192 mahasiswa, yang kesemuanya adalah mahasiswa regular, baik melalui jalur PMDK, SNMPTN, maupun Swadana. Program Studi Pendidikan Ekonomi saat ini mempunyai 44 dosen, meliputi ketiga BKK. Adapun untuk BKK Pendidikan Akuntansi sebanyak 16 dosen, BKK Pendidikan Tata Niaga sebanyak 15 dosen serta BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran sebanyak 13 dosen. Karyawan PSPE saat ini bergabung dengan karyawan Jurusan P.IPS (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), dalam arti bahwa karyawan Jurusan P.IPS melayani semua kegiatan Program Studi yang berada dibawah Jurusan P.IPS termasuk Prodi Pend. Ekonomi. F. Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi Sebagai instansi yang berada dibawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi (PSPE) membawahi tiga Bidang Keahlian Khusus (BKK). PSPE juga memiliki tata pamong dalam bentuk struktur organisasi dan tata kerja serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari unsur pimpinan dan penunjang yang telah disusun secara jelas. Struktur Organisasi dan Tata Kerja adalah pedoman operasional yang telah diimplementasikan secara baik oleh elemen yang ada dalam sistem dan dapat mewadahi seluruh dinamika dan perkembangan Program Studi Pendidikan Ekonomi dalam rangka melaksanakan misi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Program Studi Pendidikan Ekonomi yang berlaku secara resmi adalah mengacu pada Keputusan Menteri commit to user Pendidikan dan Kebudayaan No. 0201/0/1995.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Adapun Susunan Pengurus Program Studi Pendidikan Ekonomi Periode 2007/2011 adalah sebagai berikut : a) Ketua
: Drs. Sutaryadi, M.Pd
b) Sekretaris
: Aniek Hindrayani, S.E., M.Si
c) Ketua Laboratorium Prodi Pendidikan Ekonomi-Jurusan P IPS-FKIP UNS Mengenai sistem pemilihan ketua dan sekretaris telah diatur melalui SK Rektor No.321/J27/HKKP/2006. Kemudian kepemimpinan untuk Bidang Keahlian Khusus (BKK) yang berada dalam koordinasi Prodi Pendidikan Ekonomi masingmasing terdiri dari Ketua BKK, Sekretaris BKK dan Ketua Laboratorium. Adapun Susunan pengurus masing-masing Bidang Keahlian Khusus, adalah sebagai berikut: 1. BKK Pendidikan Akuntansi a. Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
b. Sekretaris
: Drs. Ngadiman, M.Si
c. Ka. Lab.
: Drs. Sukirman, MM
2. BKK Pendidikan Tata Niaga 1) Ketua
: Sudarno, S.Pd,M.Pd
2) Sekretaris
: Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si
3) Ka. Lab.
: Jonet Ariyanto, S.E., MM.
3. BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran 1) Ketua
: Dra. C. Dyah SI, M.Pd
2) Sekretaris
: Dra. Tri Murwaningsih, M.Si
3) Ka. Lab.
: Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd
Kepengurusan BKK pada tahun 2009 dan 2010 mengalami perubahan karena beberapa pengurus melanjutkan studi S3 (Doktoral). Adapun pengurus yang diganti adalah 1) BKK Akutansi
: Drs. Ngadiman, M.Si diganti oleh Jaryanto, S.Pd, M.Si
2) BKK PTN
: Dra. Dewi Kusuma W., M.Si diganti oleh Leny Noviani, S.Pd MM.
3) BKK PAP
commit to userM.Si diganti oleh Susantiningrum : Dra. Tri Murwaningsih,
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 S.Pd, SE, MAB.
Bagan Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi DEKAN Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III
Jurusan P. IPS
SENAT FKIP UNS
Jurusan Lain Sekretaris
Program Studi P. Ekonomi
Jurusan Lain
Sekretaris BKK. P. Adm. Perkantoran
BKK P. Akuntansi Sekretaris P. Akuntansi
BKK P. Tata Niaga Sekretaris P. Tata Niaga
Sek. P.Adm.Perkantoran
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi Prodi Pend. Ekonomi
Tugas pokok Program Studi Pendidikan Ekonomi sebagai unsur pelaksana akademik yang ada dibawah Jurusan P. IPS FKIP UNS dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi (Kaprodi). Dalam melakukan tugas sehari-hari, kaprodi dibantu oleh seorang sekretaris dan ketua laboratorium. Ketua dan sekretaris Prodi commit to user dipilih dari dan antar tenaga pengajar dengan syarat yang telah ditentukan serta
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 bertanggung jawab secara langsung kepada Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Studi Pendidikan Ekonomi mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada bidang Pendidikan Ekonomi yang meliputi Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Tata Niaga. Untuk melaksanakan tugas tersebut Program Studi Pendidikan Ekonomi mempunyai fungsi sebagai berikut : a)
Menyelenggarakan/melaksanakan dan mengembangkan pendidikan pada bidang Pendidikan Ekonomi.
b) Melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang Pendidikan Ekonomi. c)
Melaksanakan pengabdian pada masyarakat yang relevan dengan bidang Pendidikan Ekonomi.
d) Melaksanakan pembinaan civitas akademika. e)
Melaksanakan urusan dan tata usaha/administrasi pada Pendidikan Ekonomi. Dengan mengacu pada struktur organisasi secara rinci, tugas-tugas tersebut
disajikan dalam deskripsi tugas sebagai berikut: a.
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi: Tugasnya adalah memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa di tingkat Program Studi Pendidikan Ekonomi. Secara rinci tugasnya adalah : 1) Bersama dewan dosen menyusun dan melaksanakan strategi pengelolaan/ pengembangan Program Studi, baik jangka pendek, menengah dan panjang dengan prinsip efisiensi, akuntabilitas, dan transparan. 2) Bersama dewan dosen menyusun, mensosialisasikan dan melaksanakan program kerja serta mendesiminasikan hasil pengelolaan secara transparan pada forum rapat Program Studi Pendidikan Ekonomi. 3) Menyusun dan melaksanakan program unggulan yang dapat memperkuat eksistensi Program Studi Pendidikan Ekonomi. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 4) Melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dewan dosen guna pengembangan dan penerapan bidang Pendidikan Ekonomi. 5) Menyusun
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengembangan,
serta
mengevaluasi proses pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Ekonomi secara berkelanjutan. 6) Mengelola data berbasis EPSBED yang menyangkut
akademik,
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di bidang Pendidikan Ekonomi. 7) Melakukan PDCA (plan, do, check, action) dalam rangka penjaminan mutu di Program Studi Pendidikan Ekonomi. 8) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PBM guna mendapatkan feedback sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan pembinaan kepada dewan dosen dan menegakkan kaidah-kaidah/peraturan yang ada untuk meningkatkan mutu lulusan. 9) Melakukan pembinaan, merencanakan, dan melaksanakan pengembangan tenaga pengajar dan tenaga peneliti bidang Pendidikan Ekonomi secara berkelanjutan. 10) Menyusun
program
dan
membina
himpunan
mahasiswa
dalam
pengembangan bakat, minat, dan daya penalaran mahasiswa. 11) Merencanakan dan melakukan kerja sama pendidikan dan penelitian, baik secara internal maupun eksternal di lingkungan Universitas Sebelas Maret. 12) Meningkatkan kesejahteraan, baik dosen maupun mahasiswa. 13) Mengupayakan peningkatan status kelembagaan dari Bidang-bidang Keahlian Khusus menjadi Program Studi. 14) Menyusun dan menerapkan sistem keuangan yang transparan serta melaporkannya pada forum rapat Program Studi Pendidikan Ekonomi. 15) Mengelola kegiatan administrasi dan menginventaris peralatan dan perlengkapan Program studi pendidikan ekonomi. 16) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan semua kegiatan program commit to user kerja hasil kinerja pada forum rapat Program studi pendidikan ekonomi.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 17) Melaporkan semua kegiatan/kinerja ke Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. b.
Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekretaris tugasnya membantu ketua secara operasional dalam memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, di tingkat Program Studi Pendidikan Ekonomi. Secara rinci tugasnya adalah : a) Membantu Ketua Program Studi dan bersama dewan dosen menyusun dan melaksanakan strategi pengelolaan/pengembangan Program Studi, baik jangka pendek, menengah dan panjang dengan prinsip efesiensi, akuntabilitas, dan transparan. b) Membantu Ketua Program Studi dan bersama dewan dosen menyusun, mensosialisasikan
dan
melaksanakan
program
kerja
serta
mendesiminasikan hasil pengelolaan secara transparan pada forum rapat Program studi pendidikan ekonomi. c) Membantu Ketua Program Studi dalam menyusun dan melaksanakan program unggulan yang dapat memperkuat eksistensi Program Studi Pendidikan Ekonomi. d) Membantu Ketua Program Studi dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan, serta mengevaluasi proses pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Ekonomi secara berkelanjutan. e) Membantu Ketua Program Studi dan bersama dewan dosen melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat guna pegembangan dan penerapan bidang Pendidikan Ekonomi. f)
Membantu Ketua Program Studi dalam mengelola data berbasis EPSBED yang menyangkut akademik, pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di bidang Pendidikan Ekonomi.
g) Membantu Ketua Program Studi dalam melakukan PDCA (plan, do, check, action) dalam rangka penjaminan mutu di Program studi commit to user pendidikan ekonomi.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 h) Membantu Ketua Program Studi dalam melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PBM guna mendapatkan feedback sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan pembinaan kepada dewan dosen dan menegakkan kaidah-kaidah/peraturan yang ada untuk meningkatkan mutu lulusan. i)
Membantu Ketua Program Studi dalam melakukan pembinaan, merencanakan, dan melaksanakan pengembangan tenaga pengajar dan tenaga peneliti bidang Pendidikan Ekonomi secara berkelanjutan.
j)
Membantu Ketua Program Studi dalam menyusun program dan membina himpunan mahasiswa dalam pengembangan bakat, minat, dan daya penalaran mahasiswa.
k) Membantu Ketua Program Studi dalam merencanakan dan melakukan kerja sama pendidikan dan penelitian, baik secara internal maupun eksternal di lingkungan Universitas Sebelas Maret. l)
Membantu Ketua Program Studi dalam meningkatkan kesejahteraan, baik dosen maupun mahasiswa.
m) Membantu Ketua Program Studi dalam mengupayakan peningkatan status kelembagaan dari Bidang-bidang Keahlian Khusus menjadi Program Studi. n) Membantu Ketua Program Studi dalam menyusun dan menerapkan sistem keuangan yang transparan serta melaporkannya pada forum rapat Program studi pendidikan ekonomi. o) Membantu Ketua Program Studi dalam mengelola kegiatan administrasi dan menginventaris peralatan dan perlengkapan Program Studi Pendidikan Ekonomi. p) Membantu
Ketua
Program
Studi
dalam
melaporkan
dan
mempertanggung jawabkan semua kegiatan program kerja hasil kinerja pada forum rapat Program studi pendidikan ekonomi. q) Membantu
c.
Ketua
Program
Studi
dalam
melaporkan
semua
kegiatan/kinerja ke Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. commit to user Ketua Bidang Keahlian Khusus (BKK):
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Tugasnya adalah memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, di tingkat Bidang Keahlian Khusus (BKK). Secara rinci tugasnya adalah : a) Bersama dewan dosen menyusun dan melaksanakan strategi pengelolaan/ pengembangan Bidang Keahlian Khusus (BKK), baik jangka pendek, menengah dan panjang dengan prinsip efesiensi, akuntabilitas, dan transparan. b) Bersama dewan dosen menyusun, mensosialisasikan dan melaksanakan program kerja serta mendesiminasikan hasil pengelolaan secara transparan pada forum rapat Bidang Keahlian Khusus (BKK). c) Menyusun dan melaksanakan program unggulan yang dapat memperkuat eksistensi Bidang Keahlian Khusus (BKK). d) Menyusun
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengembangan,
serta
mengevaluasi proses pembelajaran pada Bidang Keahlian Khusus (BKK) secara berkelanjutan. e) Melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dewan dosen guna pegembangan dan penerapan bidang Pendidikan Ekonomi. f) Mengelola
data
berbasis
EPSBED
yang
menyangkut
akademik,
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di bidang Bidang Keahlian Khusus (BKK). g) Melakukan PDCA (plan, do, check, action) dalam rangka penjaminan mutu di Bidang Keahlian Khusus (BKK). h) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PBM guna mendapatkan feedback sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan pembinaan kepada dewan dosen dan menegakkan kaidah-kaidah/peraturan yang ada untuk meningkatkan mutu lulusan. i) Melakukan pembinaan, merencanakan, dan melaksanakan pengembangan tenaga pengajar dan tenaga peneliti bidang Bidang Keahlian Khusus (BKK) secara berkelanjutan. to user himpunan j) Menyusun program dancommit membina
mahasiswa
dalam
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 pengembangan bakat, minat, dan daya penalaran mahasiswa. k) Merencanakan dan melakukan kerja sama pendidikan dan penelitian, baik secara internal maupun eksternal di lingkungan Universitas Sebelas Maret. l) Meningkatkan kesejahteraan, baik dosen maupun mahasiswa. m) Mengupayakan peningkatan status kelembagaan dari Bidang-bidang Keahlian Khusus menjadi Program Studi. n) Menyusun dan menerapkan sistem keuangan yang transparan serta melaporkannya pada forum rapat Bidang Keahlian Khusus (BKK). o) Mengelola kegiatan administrasi dan menginventaris peralatan dan perlengkapan Bidang Keahlian Khusus (BKK). p) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan semua kegiatan program kerja hasil kinerja pada forum rapat Bidang Keahlian Khusus (BKK). q) Melaporkan semua kegiatan/kinerja ke Program Studi Pendidikan Ekonomi. d.
Sekretaris Bidang Keahlian Khusus (BKK). Sekretaris tugasnya membantu ketua secara operasional dalam memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, di tingkat Bidang Keahlian Khusus (BKK). Secara rinci tugasnya adalah : a.
Membantu Ketua BKK dan bersama dewan dosen menyusun dan melaksanakan strategi pengelolaan/pengembangan Bidang Keahlian Khusus (BKK), baik jangka pendek, menengah dan panjang dengan prinsip efesiensi, akuntabilitas, dan transparan.
b.
Membantu Ketua BKK dan bersama dewan dosen menyusun, mensosialisasikan
dan
melaksanakan
program
kerja
serta
mendesiminasikan hasil pengelolaan secara transparan pada forum rapat Bidang Keahlian Khusus (BKK). c.
Membantu Ketua BKK dalam menyusun dan melaksanakan program unggulan yang dapat memperkuat eksistensi Bidang Keahlian Khusus. commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 d.
Membantu Ketua BKK dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan, serta mengevaluasi proses pembelajaran pada Bidang Keahlian Khusus (BKK) secara berkelanjutan.
e.
Membantu Ketua BKK dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama dewan dosen guna pengembangan dan penerapan bidang Pendidikan Ekonomi.
f.
Membantu Ketua BKK dalam mengelola data berbasis EPSBED yang menyangkut akademik, pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di bidang Bidang Keahlian Khusus (BKK).
g.
Membantu Ketua BKK melakukan PDCA (plan, do, check, action) dalam rangka penjaminan mutu di Bidang Keahlian Khusus (BKK).
h.
Membantu Ketua BKK dalam melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PBM guna mendapatkan feedback sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan pembinaan kepada dewan dosen dan menegakkan kaidah-kaidah/peraturan yang ada untuk meningkatkan mutu lulusan.
i.
Membantu Ketua BKK dalam melakukan pembinaan, merencanakan, dan melaksanakan pengembangan tenaga pengajar dan tenaga peneliti bidang Bidang Keahlian Khusus (BKK) secara berkelanjutan.
j.
Membantu Ketua BKK dalam menyusun program dan membina himpunan mahasiswa dalam pengembangan bakat, minat, dan daya penalaran mahasiswa.
k.
Membantu Ketua BKK dalam merencanakan dan melakukan kerja sama pendidikan dan penelitian, baik secara internal maupun eksternal di lingkungan Universitas Sebelas Maret.
l.
Membantu Ketua BKK dalam meningkatkan kesejahteraan, baik dosen maupun mahasiswa.
m. Membantu Ketua BKK dalam mengupayakan peningkatan status kelembagaan dari Bidang-bidang Keahlian Khusus menjadi Program Studi. n.
user Membantu Ketua BKKcommit dalamto menyusun dan menerapkan sistem
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 keuangan yang transparan serta melaporkannya pada forum rapat Bidang Keahlian Khusus (BKK). o.
Membantu Ketua BKK dalam mengelola kegiatan administrasi dan menginventaris peralatan dan perlengkapan Bidang Keahlian Khusus (BKK).
p.
Membantu
Ketua
BKK
dalam
melaporkan
dan
mempertanggungjawabkan semua kegiatan program kerja hasil kinerja pada forum rapat Bidang Keahlian Khusus (BKK). q.
Membantu Ketua BKK dalam melaporkan semua kegiatan/kinerja ke Program Studi Pendidikan Ekonomi.
e.
Ketua Laboratorium di Program Studi Pendidikan Ekonomi. Fungsi Laboratorium dalam arti luas adalah sebagai jantungnya ilmu pengetahuan karena di laboratorium akan diperoleh informasi yang berasal dari penemuan, penelitian, percobaan yang dilakukan di laboratorium. Program studi Pendidikan ekonomi memiliki laboratorium komputer dan laboratorium-laboratorium yang ada pada masing-masing BKK, yaitu Laboratorium Bank Mini di BKK Akuntansi, Laboratorium Mini Office di BKK PAP, dan Laboratorium Mini Market di BKK PTN. Ketiga unit tersebut berfungsi sebagai sarana penunjang yang mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan P2M bidang pendidikan ekonomi dalam pembentukan kompetensi dasar bidang pendidikan ekonomi. Laboratorium merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada program studi yang dipimpin oleh seorang yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai bidang ilmu dan teknologi tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok program studi sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan. Tugas Ketua Laboratorium Program Studi Pendidikan Ekonomi adalah memimpin, mengembangkan, dan mengelola kegiatan laboratorium dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, penelitian, dan P2M. Secara rinci tugasnya adalah : commit tomengembangkan, user a) Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 kegiatan laboratorium, baik yang terkait dengan praktek laboratorium maupun kerjasama dengan pihak luar. b) Merencanakan/mengembangkan pengadaan peralatan dan perlengkapan guna menunjang kegiatan praktikum. c) Mengelola/memelihara perlengkapan, dan peralatan yang digunakan sebagai sarana penunjang pembelajaran. d) Bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan dan keuangan laboratorium secara transparan serta melaporkannya pada forum rapat dewan dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi. e) Merencanakan kegiatan unggulan yang dapat meningkatkan income generating. f.
Pengelola Perpustakaan Program Studi Pendidikan Ekonomi Perpustakaan merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada program studi yang berfungsi menyediakan, melayani, memberikan informasi, mengadakan koleksi, melaksanakan penelusuran informasi, dan melaksanakan pertukaran buku dengan perpustakaan lain. Tugas Pengelola Perpustakaan di Program Studi Pendidikan Ekonomi adalah sebagai berikut: a.
Mengelola dan mengembangkan perpustakaan.
b.
Menginventarisasi buku-buku menurut standart yang digunakan.
c.
Merencanakan pengadaan buku referensi yang mutakhir, baik kuantitas maupun kualitas yang relevan dengan kebutuhan pengembangan keilmuan.
d.
Melakukan kerjasama atau membangun networking dengan perpustakaan diluar Program Studi Pendidikan Ekonomi yang dapat membantu mahasiswa dalam mengakses buku-buku yang dibutuhkan.
e.
Melaporkan semua kegiatan kepada Ketua Laboratorium.
2) Deskripsi Permasalahan Penelitian 1) Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Prodi Ekonomi TA 2009 commitMahasiswa to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 a.
Persiapan Kegiatan Wirausaha a.
Minat Berwirausaha Seseorang dalam menjalankan usaha pasti diawali dengan adanya minat atau keinginan untuk berwirausaha. Minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi TA 2009 masih tergolong kecil. Dalam hal ini, minat mahasiswa dapat dilihat dan dijelaskan dari hal-hal yang melatarbelakangi atau memotivasi para mahasiswa untuk berwirausaha. Munculnya minat berwirausaha karena adanya sesuatu yang mendorong, baik dari dalam diri sendiri maupun orang lain. Motivasi
yang
dimiliki
dari
masing-masing
mahasiswa
yang
berwirausaha cukup beragam, salah satunya adalah karena untuk mendapatkan uang. Hal ini sesuai pernyataan Informan II (Selasa, 22 Juni 2010) : “Motivasinya karena uang, karena saya tidak mempunyai penghasilan, ya bisa nambah-nambah uang jajan dari pada minta orang tua terus”. Lebih lanjut, kondisi ekonomi keluarga dan keinginan untuk belajar juga turut mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. Seperti pernyataan Informan III (Kamis, 24 Juni 2010): “karena kondisi keluarga juga, dan ingin belajar mumpung ada waktu, siapa tahu nanti bisa menjadi besar”. Di samping itu, tidak semua mahasiswa terdorong karena uang. Tetapi lebih adanya keinginan untuk berpartisipasi sebagai wujud aktualisasi kesukaan diri terhadap suatu kegiatan. Sebagaimana pernyataan Informan VIII (Jumat, 09 Juli 2010): “Ingin berpartisipasi, ingin terjun langsung ke hal yang baru, bagaimana mengajar, jadi karena belum bisa di pendidikan formal, ya pendidikan nonformal, seperti bimbingan
belajar”.
Berbeda
halnya
dengan
mahasiswa
yang
menjalankan usaha keluarga (orang tua). Mereka terdorong, karena sudah sewajarnya sebagai anak untuk membantu pekerjaan orang tua. Seperti pernyataan Informan V (Jumat, 25 Juni 2010): “Karena sudah menjadi usaha keluarga, jadi ikut-ikut membantu dan sekaligus belajar”. Lebih lanjut, Informan VII (Rabu, 07 Juli 2010) menyatakan: “Karena commit to user nanti setiap minggu sekali ya sudah usaha keluarga jadi ikut membantu,
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 dapat, kalau seperti karyawan mendapat gaji”. Dari data diatas, dapat dikatakan bahwa dorongan yang muncul dari mahasiswa yang berwirausaha dengan ide usahanya sendiri berbeda dengan mereka yang ikut menjalankan bisnis atau usaha keluarganya. Mahasiswa yang menjalankan bisnis/usahanya sendiri cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi dan mereka mempunyai harapanharapan yang lebih jelas terhadap usahanya di masa mendatang. Hal ini terlihat dari komitmen yang disampaikan untuk kemudian diterapkan dalam pelaksanaan usaha yang sungguh-sungguh dan lebih fokus. Berbeda dengan mahasiswa yang menjalankan usaha keluarga, kegiatan yang dijalankan cenderung atas dasar anggapan bahwa sudah sepantasnya dan seharusnya untuk membantu usaha orang tua (keluarga), sehingga bisa dikatakan dalam hal kreativitas mereka masih kurang. Meskipun pada dasarnya semua mahasiswa yang menjalankan usaha baik usaha sendiri maupun keluarga mengharapkan usahanya tetap berkembang dan maju. b.
Tujuan Berwirausaha Kewirausahaan sebagai salah satu cara untuk mengurangi pengangguran dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat juga berperan penting dalam membangun perekonomian bangsa. Setidaknya kehidupan ekonomi para pelaku usaha (wirausaha) akan menjadi lebih baik. Kegiatan wirausaha dapat mengurangi pengangguran, artinya seseorang yang menganggurkan
menjalankan usaha tentunya sudah tidak lagi diri.
Usaha
yang
semakin
berkembang,
akan
membutuhkan modal usaha yang semakin besar, misalnya penambahan tenaga kerja (SDM). Dengan adanya perekrutan tenaga kerja inilah berarti membuka lapangan kerja bagi orang lain. Bentuk kegiatan wirausaha dikalangan mahasiswa sangatlah beragam. Kebanyakan tujuan mereka berwirausaha ialah untuk menambah
penghasilan dan memperoleh manfaat yakni dapat to user pernyataan informan II dalam menambah pengalaman.commit Sebagaimana
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 wawancara tanggal 22 Juni 2010 yang menyatakan: “Kalau tujuannya untuk mendatangkan penghasilan walaupun tidak seberapa. Selain itu, manfaatnya untuk menambah pengalaman”. Lebih lanjut, selain bertujuan untuk menambah/memperoleh pendapatan, berwirausaha juga memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha itu sendiri. Disamping menambah pengalaman, juga sebagai kegiatan pembelajaran dalam melakukan komunikasi, bagaimana berinteraksi, bersikap dan menjaga hubungan dengan orang lain. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Informan III dalam wawancara tanggal 24 Juni 2010 adalah sebagai berikut: “Kalau tujuannya mencari uang untuk menambah pemasukan, menambah pengalaman. Selain itu, ya ingin mencari relasi, belajar bagaimana berinteraksi dengan orang, menjaga hubungan yang baik, belajar berkomunikasi, bagaimana bersikap, belajar untuk sabar menghadapi orang lain termasuk pelanggan yang lama tidak membayar, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain”. Lebih lanjut, dengan berwirausaha mahasiswa dapat memperoleh banyak manfaat, disamping manfaat untuk diri sendiri seperti menambah pengalaman, dan sebagai kegiatan pembelajaran, usaha yang dijalankan juga memberikan manfaat bagi orang lain, seperti membantu masyarakat untuk memperoleh produk barang atau jasa yang diinginkan. Sebagaimana pernyataan Informan V (Jumat, 25 Juni 2010) yang menyatakan: “Tujuan untuk menambah penghasilan, tapi bukan penghasilan utama, kemudian melatih kemandirian dan membantu masyarakat sekitar dari barang yang dijual”. Tidak semua mahasiswa dalam berwirausaha memiliki tujuan untuk mendapatkan uang, tetapi ada yang bertujuan untuk ikut berpartisipasi memajukan bidang usaha yang dijalankannya, ini didasari karena kesukaannya dalam bidang tersebut. Sebagaimana pernyataan Informan VII dalam wawancara tanggal 9 Juli 2010, yang menyatakan: “Manfaat menjalankan usaha les privat ini dapat memberikan pengalaman, bagaimana rasanya berwirausaha, syukur-syukur commit to tambahan, user bisa mencari biaya kuliah tapi itu tujuan yang kedua.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Jadi yang penting tujuan kami, ingin turut berpartisipasi dalam pendidikan”. Jika beberapa mahasiswa dalam berwirausaha memiliki tujuan utama memperoleh pemasukan atau penghasilan, ada juga mahasiswa yang meletakkan tujuan utamanya bukan karena semata-mata untuk mencari uang, melainkan adanya tuntutan hobi/kesukaan terhadap sesuatu hal. Seperti pernyataan diatas bahwa tujuan utama berwirausaha adalah keinginan untuk berpartisipasi dalam dunia pendidikan, karena kesukaannya dalam hal mengajar, maka kemudian diapresiasikan dengan membentuk lembaga bimbingan belajar privat. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mahasiswa berwirausaha pada dasarnya untuk menambah penghasilan. Selain itu, mereka bisa berpartisipasi memajukan bidang usaha yang disukai. Adapun manfaat yang diperoleh antara lain menambah pengalaman, membantu memberikan pelayanan kepada orang lain dari produk yang dijual,
dan dapat
menjadi ajang
pembelajaran seperti belajar
berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, belajar bersikap, melatih kesabaran dan bertanggung jawab. c. i.
Modal Usaha Uang Persiapan usaha yang tidak kalah penting adalah persiapan modal (uang). Adanya modal merupakan awal realisasi dari minat dan tujuan mahasiswa untuk berwirausaha. Secara keseluruhan, modal awal yang digunakan mahasiswa dalam menjalankan usaha tergolong kecil. Dari sekian jumlah mahasiswa yang berwirausaha, cukup banyak mereka yang menjalankan usaha jual-beli voucher pulsa elektrik (electric voucher). Usaha ini tidak memerlukan persiapan yang banyak ataupun persiapan khusus, karena usaha tersebut sangat mudah, sederhana, dan tidak membutuhkan modal yang besar. Selain itu, para pelaku usaha tidak harus memerlukan tempat usaha sendiri, karena dalam prakteknya, usaha tersebut dapat dilakukan sambil menjalankan aktivitas lain commit to user (fleksibel). Terkait usaha tersebut, sudah bisa dipastikan bahwa hampir
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 semua mahasiswa memiliki telepon genggam (handphone) sehingga bisa menjadi modal utama dalam menjalankan bisnis pulsa tersebut. Mahasiswa sudah bisa menjalankan usaha itu hanya dengan modal awal sekitar Rp 50.000,00 untuk pembelian produk berupa voucher. Sebagaimana pernyataan Informan II (Selasa, 22 Juni 2010) yang menyatakan: “Tidak ada persiapan apa-apa, awalnya hanya coba-coba karena memang modalnya juga sedikit, Saya jualan pulsa sejak SMA dan modalnya Rp 50.000,00”. Hal tersebut hampir senada diungkapkan oleh Informan III (Kamis, 24 Juni 2010) yang menyatakan: “…Modal usaha berawal dari tabungan, yakni Rp 100.000,00 dan usaha dimulai sejak kuliah semester satu”. Bahkan hanya dengan Rp 5.000,00 mahasiswa sudah bisa berjualan pulsa. Hal ini sesuai informasi dari salah seorang agen pulsa bahwa untuk melakukan deposit pulsa, hanya dengan uang Rp 5.000,00 sudah bisa berjalan dan bahkan pendaftaran nomor handphone untuk menjadi anggota (member) supaya bisa menjual pulsa tanpa dipungut biaya atau gratis. Lebih lanjut, adanya modal tentu akan digunakan untuk membeli berbagai alat dan bahan yang diperlukan dalam usahanya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Informan IV dalam wawancara tanggal 29 Juni 2010 yaitu sebagai berikut: “Modal awalnya Rp 25.000,00 berasal dari uang jajan yang disisihkan, saya mulai berwirausaha sewaktu kelas 2 SMA, yang disiapkan bahan-bahan dan materi-materi untuk jualan dan ternak, selain itu, saya juga menambah macam-macam burung serta juga propertinya, burung juga butuh kandang jadi orang lebih butuh kandang dulu baru burungnya”. Disamping itu, untuk mendapatkan modal usaha, mahasiswa juga menjalin kerjasama dengan pihak lain atau melakukan investasi bersama (patungan). Seperti halnya pernyataan Informan II (Selasa, 24 Juni 2010): “Kita melakukannya secara berkelompok, ada empat orang semuanya adalah mahasiswa UNS, kita patungan (investasi bersama) hingga terkumpul satu juta dua ratus ribu rupiah”. Hal senada juga commit to user diungkapkan Informan VIII (Rabu, 18 Agustus 2010): “Modal awal
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 masih kecil, per orang sepuluh ribu, karena kita dua orang jadi dua puluh ribu”. Lebih lanjut, selain modal awal yang disiapkan, saat pelaksanaan terkadang mahasiswa juga membutuhkan modal tambahan agar usahanya tidak berhenti. Modal tambahan ini bisa diperoleh dengan meminta atau meminjam orang tua, dan meminjam atau mendapat pinjaman pihak lain. Sebagaimana pernyataan Informan III (Selasa, 24 Juni 2010): “Untuk mendapatkan tambahan modal, saya kadang minta kucuran dana orang tua atau pinjam orang tua, kemarin saya juga mendapat pinjaman sebesar satu juta rupiah, dan itu saya gunakan untuk menambah modal usaha pulsa”. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa modal awal yang digunakan mahasiswa untuk menjalankan usaha tergolong kecil atau tidak begitu besar. Modal tersebut diperoleh antara lain dari hasil menyisihkan uang saku atau tabungan, dan investasi bersama (patungan). Dan tambahan modal diperoleh dari pinjaman orang tua atau pihak lain. ii.
Networking / Jejaring Secara umum, usaha yang dijalankan mahasiswa masih berskala kecil, ruang lingkup usahanya pun juga masih kecil. Sehingga jaringan yang dibangun belum begitu luas, terlebih usaha mereka belum mempunyai cabang yang berada ditempat lain. Para mahasiswa terus menawarkan produk-produknya ke konsumen melalui strategi-strategi promosi yang telah ditentukan. Promosi barang kebanyakan dilakukan dari mulut ke mulut, artinya dari satu pelanggan mengatakan ke calon pelanggan yang lain dan begitu seterusnya. Sehingga bisa dikatakan, dari promosi itulah, mahasiswa juga membangun relasi atau suatu jaringan usaha. Kalangan mahasiswa menjadi pasar yang baik bagi sebagian usaha mereka, terutama untuk jenis usaha perorangan yang dijalankan disekitar kampus. Disamping itu, mahasiswa yang berasal dari luar kota juga user membuka pasar baru commit untuk tousahanya di kota asalnya. Untuk
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 pemasarannya mereka menjalin kerjasama dengan pihak lain. Dalam prakteknya, mahasiswa mengambil atau membeli barang di Solo, kota tempat mahasiswa belajar, untuk kemudian dijual di daerah asalnya atau daerah pihak yang diajak kerjasama berada, misalnya Jakarta dan Palembang. Sebagaimana pernyataan Informan I (Selasa, 22 Juni 2010): “Kita mempunyai teman yang kuliah di Jakarta, kemudian dia menjualkan barang-barangnya disana, untuk barang-barangnya, kami mengambil di PGS (Pusat Grosir Solo)”. Lebih lanjut, Informan IV (Selasa, 29 Juni 2010) juga menyatakan: “Saya berasal dari Palembang, jadi terkadang saya mengambil barang-barangnya di Solo, untuk kemudian saya kirim ke sana dan dititipkan saudara, teman atau tetangga dekat”. Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan bahwa mahasiswa membangun jaringan usaha melalui teman-teman mahasiswa atau saudara-saudaranya yang berada di kota asal atau tempat daerah asalnya. Sehingga keberadaan pasar menjadi lebih berkembang atau bertambah. b.
Pelaksanaan Kegiatan Usaha 1.
Jenis produk barang/ jasa yang ditawarkan Jenis usaha yang dijalankan mahasiswa cukup beragam. Produk yang ditawarkan juga bermacam-macam, ada yang berupa produk barang ataupun jasa. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa Informan pada bulan Juni-Juli 2010, dari jumlah 28 mahasiswa yang berwirausaha, diantara mereka ada yang memiliki usaha yang sama, ada juga yang memiliki dua usaha sekaligus. Adapun jenis-jenis usaha yang dijalankan mahasiswa, yakni sebagai berikut: i.
Usaha Perdagangan Barang meliputi: Usaha Jual-beli pulsa, Jualbeli Aneka burung, Jual-beli Tas, Jual-beli Baju dan tas batik, Jualbeli Kerudung (Jilbab), Jual-beli Aneka makanan ringan (jajanan), dan Multi Level Marketing (MLM). Termasuk usaha keluarga yaitu
ii.
agen telur, beras dan ayam, dan warung kelontong. to user Usaha Penjualan commit Jasa meliputi: usaha jasa
bimbingan/les
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 privat, layanan Print Out, jasa penjilidan. Termasuk usaha keluarga adalah usaha jasa terima layanan penjahitan. iii.
Usaha Produksi Usaha Produksi artinya usaha membuat suatu produk barang dan kemudian dijual. Usaha yang dijalankan mahasiswa ini meliputi usaha pembuatan cupcake, pembuatan kerajinan flannel, pembuatan es. Termasuk usaha keluarga adalah usaha pembuatan tempe dan usaha produksi roti. Dari sekian usaha yang dijalankan mahasiswa, ada yang dikerjakan
secara
individu
(perorangan)
atau
kelompok.
Data
menunjukkan ada 23 mahasiswa yang memiliki usaha sendiri dan lima mahasiswa yang menjalankan usaha keluarga. Dari 23 mahasiswa yang mengembangkan usahanya sendiri, tiga diantaranya dikerjakan secara berkelompok. Karena usaha jual pulsa yang cenderung murah, mudah dan praktis, maka hampir 50% atau sekitar 11 mahasiswa berjualan pulsa. Disamping itu, ada beberapa mahasiswa dalam usahanya menjual produk yang berbeda, antara lain mahasiswa yang menjual pulsa dan menjual baju beserta tas batik, mahasiswa yang menjual pulsa dan kerudung, mahasiswa yang menjual pulsa dan sekaligus mengelola usaha warung kelontong milik keluarga. 2.
Strategi Promosi Untuk menarik banyak pelanggan, mahasiswa (wirausaha) terus mempromosikan produknya ke masyarakat terutama di kalangan mahasiswa, dan masyarakat sekitar daerah asalnya. Dalam berpromosi, para mahasiswa cukup mengandalkan cara promosi dari mulut ke mulut artinya dengan memberitahukan keberadaan usahanya kepada orang lain, kemudian disampaikan lagi ke orang lain dan begitu seterusnya. Seperti yang diungkapkan Informan II (Selasa, 22 Juni 2010): “…Promosi dari mulut ke mulut, ya teman-teman diberitahu kalau saya menjual pulsa, termasuk teman-teman yang baru kenal, saya beritahu”. Hal senada juga to 24 user diungkapkan Informan IIIcommit (Kamis, Juni 2010), yang mengungkapkan:
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 “SMS ke anak-anak (teman-teman) kalau aku berjualan pulsa, membuat pin yang tertulis “Jual Pulsa” yang saya taruh di tas dan juga menghubungi teman-teman, serta buat pamflet dirumah”. Promosi dari mulut ke mulut merupakan cara promosi yang paling mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar bahkan tanpa biaya sama sekali. Disamping itu, biaya atau modal yang dimiliki mahasiswa juga terbatas untuk berpromosi secara besar-besaran. Tidak hanya pada usaha jual-beli pulsa, promosi semacam itu juga diterapkan pada jenis usaha yang lain. Seperti yang diungkapkan Informan IV (Selasa, 29 Juni 2010): “Mengenai promosi saya hanya dari mulut ke mulut jadi orangorang tau saya menjual burung dari orang-orang yang pernah melakukan transaksi kepada saya mas. Dan disini saya menerapkan kepercayaan mas. Jika ada kepercayaan di kedua belah pihak, maka akan terjalin suatu hubungan baik mas”. Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa cara promosi yang dilakukan para mahasiswa dalam berwirausaha adalah promosi dari mulut ke mulut, memberitahu ke orang lain secara langsung atau melalui handphone serta membuat media/instrumen promosi yang sederhana. 3.
Sistem Administrasi Mahasiswa yang menjalankan usaha pribadi, memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap perkembangan usahanya, karena merekalah yang harus mengelola administrasi usahanya mulai dari menyiapkan alat dan bahan, pencatatan barang, berpromosi, bertransaksi sampai membuat laporan keuangan. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang menjalankan usaha keluarga, usaha keluarga lebih bersifat turuntemurun. tanggung jawab terhadap perkembangan usahanya termasuk pengelolaan administrasi usahanya masih berada ditangan orang tua. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pengelolaan uang baik modal maupun hasil usaha juga dilakukan oleh orang tua mahasiswa. Seperti pernyataan Informan V (Jumat, 25 Juni 2010): “Tidak ada pembukuan, jadi untuk masalah keuangan yang mengelola orang tua”. commit to user Hal senada juga diungkapkan Informan VII (Rabu, 07 Juli 2010): “Untuk
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 urusan keuangan saya tidak tahu, karena yang mengurus orang tua dan belum ada pembukuan atau pencatatan keuangan”. Mahasiswa sebagai bagian dari keluarga masih sekedar membantu dalam hal teknis pelaksanaan usahanya, seperti membantu dalam proses pembuatan produk, memasarkan dan mengantarkan pesanan, mendata barang yang dijual serta membantu membeli produk untuk kemudian dijual kembali. Jadi belum memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan usaha sebagaimana halnya usaha yang dijalankan secara perorangan, sehingga mahasiswa tidak bisa mengetahui persis keadaan keuangan usahanya. Dari data diatas dapat dinyatakan bahwa pengelolaan administrasi terutama untuk pengelolaan keuangan dalam usaha keluarga masih menjadi tanggung jawab orang tua. Mahasiswa yang telah menjadi bagian dari keluarga masih sekedar ikut membantu menjalankan usaha tersebut seperti membuat barang, menjual dan membeli produk barang. Sedangkan untuk mahasiswa yang berwirausaha secara pribadi (perorangan), dimana kepemilikan, dan tanggung jawab pengelolaan administrasi usaha sepenuhnya berada pada mahasiswa tersebut. Kebanyakan usaha yang dijalankan adalah jual voucher pulsa elektrik. Adapun beberapa usaha yang dijalankan mahasiswa secara perorangan antara lain jual-beli burung, jual tas, jual-beli makanan ringan, layanan print out, Multi Level Marketing (MLM), dan jual es. Masing-masing usaha memiliki resiko dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Berkembang tidaknya usaha sangat tergantung dari orang yang menjalankannya. Dalam
pelaksanaan
usahanya,
kebanyakan
mahasiswa
kurang
memperhatikan pengelolaan administrasi terutama dalam hal manajemen keuangan atau pengelolaan keuangan, seperti membuat pembukuan dan laporan keuangan, sekalipun itu hanya dibuat sederhana. Mereka beranggapan bahwa usaha yang dijalankan masih tergolong kecil dan menghasilkan profit/laba yang kecil pula. Hal ini sesuai yang to user diungkapkan Informan IVcommit (Selasa, 29 Juni 2010): “Terkait pembukuan,
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 belum dilakukan pembukuan, soalnya ini usaha kecil jadi ya belum dibukukan, hanya pendataan terhadap barang-barang yang masuk dan keluar”. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki usaha pribadi (perorangan) belum melakukan pengelolaan administrasi dengan baik, terutama dalam hal pencatatan atau pembukuan keuangan. Berbeda dengan usaha yang dikerjakan mahasiswa secara berkelompok, artinya usaha tersebut dimiliki dan dijalankan secara berkelompok, sehingga tanggung jawab kegiatan usaha berada pada kelompok tersebut. Untuk pengelolaaan administrasinya cenderung lebih diperhatikan
daripada
usaha
yang
dikerjakan
secara
individu
(perorangan), karena di dalamnya terdapat pembagian tugas dari masingmasing anggota. Tugas yang diberikan tentunya sesuai jenis usaha yang dijalankan, misalnya untuk usaha dagang, ada anggota yang bertugas membeli barang dagangan, ada yang menjualkan, dan ada yang mengelola keuangan. Di samping itu, pengelolaan administrasi yang baik sangat diperlukan sebagai wujud transparansi (keterbukaan) antar anggota. Seperti pernyataan Informan VII (Jumat, 09 Juli 2010), yang menyatakan: “Ada bendahara juga, untuk pembukuan itu ada, karena urusan keuangan, maka harus transparan, teliti, karena jika tidak nanti bisa menjadi masalah”. Lebih lanjut, hal senada juga diungkapkan Informan VIII (Senin, 16 Agustus 2010), yakni: “…sebagian uangnya dialokasikan untuk kas dan pembelian barang-barang yang dicatat setiap kali transaksi berdasarkan bukti pembelian bahan, demikian pula untuk pemasukan kas, dicatat dalam pembukuan”. Pengelolaan keuangan dilimpahkan pada salah seorang anggota, dimana mahasiswa tersebut melakukan pencatatan keuangan untuk kemudian dilaporkan dalam suatu pertemuan atau rapat koordinasi yang waktunya telah ditentukan. Dalam melakukan koordinasi tidak semua commit to user anggota harus bertatap muka, karena keberadaan masing-masing anggota
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 yang jauh dan memiliki kesibukan sendiri-sendiri, sehingga kesulitan dalam menentukan waktu untuk bertemu. Jadi mereka menggunakan SMS (short Message Service) melalui telepon genggam untuk melakukan koordinasi atau melaporkan tugasnya, paling tidak mengetahui sejauh mana hasil yang didapatkan dalam usahanya. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berwirausaha
secara
kelompok
cenderung
lebih
memperhatikan
pengelolaaan administrasi terutama dalam hal keuangan, salah satunya adalah dengan membuat pembukuan atau laporan keuangan, sebagai wujud transparansi (keterbukaan) terhadap anggota yang lain. 2) Faktor Yang Mendukung dan Menghambat dalam Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha a.
Faktor Pendukung Banyak faktor yang mendorong atau mendukung mahasiswa untuk berwirausaha, hal-hal yang mendukung ini juga tidak terlepas dari minat dan tujuan yang dimilikinya sejak awal. Secara umum, beberapa faktor pendorong mahasiswa untuk berwirausaha antara lain:
(1) Kecintaan / kesukaan (hobi) terhadap usaha yang dijalankan Kecintaan atau kesukaan terhadap suatu hal menjadi salah satu pendorong mahasiswa untuk berwirausaha. Di samping dapat memberikan
tambahan
pemasukan,
mahasiswa
juga
dapat
mengaktualisasikan hobinya sehingga diperoleh kepuasan tersendiri. Sebagaimana pernyataan Informan VII (Jumat, 9 Juli 2010): “Saya mencoba membuat bimbingan belajar ini, karena saya suka mengajar atau
hal-hal
terkait
dengan
pendidikan,
maka
saya
ingin
berpartisipasi, ingin terjun langsung ke hal yang baru , yakni dalam pendidikan nonformal”. Lebih lanjut, Infoman IV (Selasa, 29 Juni 2010) juga menyatakan: “Semua berawal dari hobi, ketika melihat ada peluang, semua berjalan dengan sendirinya, dan saya kira jika bisnis didasari dengan hobi atau kecintaan akan sesuatu, semua akan to user berjalan dengan baik commit dan berkembang”.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa adanya kecintaan (hobi) mahasiswa terhadap sesuatu hal, ditambah adanya peluang menjadi salah satu pendorong atau pendukung mahasiswa untuk berwirausaha. (2) Kondisi pasar atau lingkungan yang baik dan adanya peluang usaha Keberadaan pasar dan kondisi lingkungan yang baik, sangat mendukung mahasiswa untuk berwirausaha. Terlebih tempat usaha yang berada di lingkungan sekitar kampus, sehingga kalangan mahasiswa menjadi pasar yang baik. Hal ini seperti pernyataan Informan VIII (Rabu, 18 Agustus 2010) yang menyatakan: “Kami menjalankan usaha berdua di kos,…Faktor eksternal yang mendukung adalah advertising manual yang berkembang lewat teman-teman, kondisi pasar atau lingkungan kerajinan, dan ketersediaan jaringan promosi secara persuasif,…Promosi masih terbatas dikalangan mahasiswa”. Disamping itu, adanya kegiatan-kegiatan (events) tertentu di lingkungan sekitar
juga turut
mendorong mahasiswa untuk
berwirausaha. Sebagaimana pernyataan Informan IV (Rabu, 18 Agustus
2010):
“Faktor
yang
mendukung
adalah
mulai
merembaknya lomba-lomba”. Tentu adanya kegiatan-kegiatan kompetisi tertentu dapat dijadikan sebagai media promosi bagi mahasiswa terhadap usahanya. Jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dan keberadaan pasar yang baik serta adanya peluang usaha seperti adanya kegiatan-kegiatan tertentu, seperti perlombaan di lingkungan masyarakat dapat menjadi salah satu faktor pendorong mahasiswa untuk berwirausaha. (3) Ketersediaan modal Secara umum ketersediaan modal turut membuka peluang mahasiswa untuk berwirausaha. Modal yang diperoleh baik dari hasil menabung, investasi bersama (patungan), pemberian orang tua atau to user kesadaran mahasiswa untuk pinjaman dari orangcommit lain membuka
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 berwirausaha. Sehingga keberadaan modal menjadi salah satu faktor pendukung wirausaha, sebagaimana pernyataan Informan VIII (Rabu, 18 Agustus 2010): “Faktor yang mendukung (faktor internal) adalah kondisi permodalan, ketersediaan bahan baku, kondisi keuangan, sikap produktif pemilik dalam menghasilkan karya”. Lebih lanjut ia juga mengatakan: “Karena usaha ini dijalankan dua orang, modal patungan per orang sepuluh ribu jadi dua orang dua puluh ribu”. Selain itu, adanya pemberian pinjaman dari pihak lain juga memberikan semangat atau dorongan untuk tetap berwirausaha. Hal ini sesuai yang diungkapkan Informan III (Kamis, 24 Juni 2010): “Kemarin saya juga mendapat pinjaman sebesar satu juta rupiah, dan saya gunakan untuk menambah modal pembelian voucher pulsa”. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa ketersediaan modal baik itu dari uang hasil tabungan, investasi bersama, maupun pinjaman dari pihak lain menjadi salah satu faktor pendukung wirausaha. b.
Faktor Penghambat Dalam
pelaksanaan
kegiatan
usahanya,
mahasiswa
pasti
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan usahanya. Besar kecilnya hambatan tergantung pada besar kecilnya usaha yang dikerjakan. Secara teori, semakin besar usaha, semakin besar resiko dan hambatan yang dihadapinya. Kendala yang dihadapi para mahasiswa berwirausaha tidak sepenuhnya berada pada faktor permodalan (uang). Hal ini sesuai yang diungkapkan Informan I dalam wawancara tanggal 01 Juli 2010, yakni sebagai berikut: “Tidak setuju jika modal menjadi alasan utama yang menghambat seseorang berwirausaha. Itu alasan konvensional, modal akan mengikuti kemampuan, justru masalah keberanian yang utama. Banyak orang yang masih berpaham feodalisme (priyayi), orang cenderung malas dan tidak mau repot, apalagi untuk berwirausaha”. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor commit to user utama bagi mahasiswa untuk ketiadaan modal bukan menjadi hambatan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 berwirausaha, melainkan belum adanya keberanian untuk berwirausaha yang menjadi hambatan utama. Masing-masing usaha memiliki kendala dan hambatan sendirisendiri. Secara umum, beberapa hambatan atau kendala yang dihadapi para mahasiswa di dalam menjalankan usahanya adalah sebagai berikut: 1) Utang pembelian yang belum dibayar Tidak sepenuhnya pembeli produk usaha mahasiswa membeli secara tunai, sebagian dari mereka juga ada yang berutang. Hanya saja yang menjadi masalah adalah pembeli yang terlalu lama belum membayar utang. Sebagaimana pernyataan Informan 4 (Selasa, 22 Juni 2010), yakni: “Untuk usaha pulsa, yang menjadi hambatan mungkin masalah membayar pulsa, jadi membeli pulsa tapi bayarnya sampai ketunda-tunda, apalagi waktu liburan, jadi jarang ketemu”. Hal senada juga diungkapkan Informan V (Jumat, 25 Juni 2010): “…kemudian masalah utang, jadi kalau beli lupa dan sengaja lupa untuk membayar”. Lebih lanjut Informan VI (Jumat, 25 Juni 2010) juga menyatakan: “Untuk warung, masalahnya biasanya pada utang mas, karena di warung kami boleh bon, jadi kalau utang di warung kami, kalau bayar lunas di warung lain”. Utang yang belum dibayar dan menumpuk dapat menyebabkan kerugian usaha, setidaknya modal yang kembali akan tersendat atau tertunda, sehingga jalannya usaha menjadi terhambat. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya pembeli yang berutang dan lama belum dibayarkan, menjadi salah satu penghambat jalannya usaha, setidaknya membuat penjual menjadi kesal dan modal yang kembali menjadi tersendat. 2) Keterbatasan sarana transportasi Keterbatasan sarana transportasi menjadi kendala tersendiri saat melakukan pengiriman barang. Apalagi ketika ada pesanan barang yang cukup jauh dan alamat pemesan yang kurang jelas. user dari luar kota atau luar pulau, Terlebih lagi pesanancommit barangtoberasal
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 sehingga pelaku usaha harus mempersiapkan dokumen/surat-surat perjalanan. Seperti pernyataan Informan IV (Selasa, 29 Juni 2010): “Kendala yang lain, pengiriman barangnya kadang ada harus menggunakan surat-surat dan dokumen resmi”. Disamping itu keberadaan alamat yang kurang jelas, akan membingungkan penjual untuk mengirimkan barangnya. Hal ini sesuai pernyataan Informan V (Jumat, 25 Juni 2010): “…tempatnya yang jauh, kalau mengantar barang, alamatnya tidak jelas”. Jadi dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa alamat pemesan yang jauh dan kurang jelas serta kurangnya sarana transportasi menjadi salah satu penghambat jalannya usaha mahasiswa. 3) Persaingan usaha yang ketat Banyaknya usaha serupa yang berdiri akan menimbulkan persaingan usaha yang ketat. Sebagaimana yang dialami beberapa mahasiswa (wirausaha), dimana salah satu bentuk persaingan terlihat pada mahasiswa yang memiliki usaha jual pulsa elektrik. Cukup banyak mahasiswa yang menjalankan usaha sejenis selain mereka mahasiswa Prodi Pend. Ekonomi, khususnya TA 2009. Hal ini sesuai yang diungkapkan Informan IV (Selasa, 24 Juni 2010), yakni: “Sekarang itu banyak mahasiswa yang juga jual pulsa, jadi temanteman (mahasiswa) ada yang membeli ke saya, kadang juga ke yang lain”. Disamping itu, banyaknya jumlah lembaga bimbingan privat yang berdiri, juga menjadi salah satu kendala bagi salah seorang mahasiswa yang berwirausaha dibidang tersebut. Sebagaimana pernyataan Informan VII (Jumat, 9 Juli 2010) yang menyatakan: “Karena banyaknya lembaga bimbingan privat yang berdiri, jadi persaingan menjadi ketat”. Hal ini tentunya dapat mengurangi jumlah pasar yang ada di masyarakat. Ditambah belum adanya kemampuan untuk bersaing seperti melakukan inovasi, membuat commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 strategi usaha dan membangun partner bisnis, kadang membuat usaha hanya berjalan ditempat (tidak berkembang). Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa banyaknya usaha sejenis yang berdiri, menimbulkan persaingan yang ketat, apalagi
belum
adanya
kemampuan
untuk
bersaing,
seperti
melakukan inovasi usaha menjadi salah satu penghambat jalannya usaha.
4) Kurang dapat mengelola keuangan Secara umum, mahasiswa belum maksimal melakukan pengelolaan administrasi usaha, terutama dalam pencatatan transaksi dan pembukuan keuangan. Mahasiswa kurang bisa mengendalikan keuangan, mulai dari mengatur modal, mengelola pendapatan, sampai memisahkan uang pribadi dengan keluarga. Hal ini juga ditambah tidak adanya pencatatan atau pembukuan keuangan untuk mengetahui arus keluar masuk uang yang digunakan dalam pelaksanaan usahanya. Cukup sulit memang untuk melakukan evaluasi keuangan tanpa ada data tertulis/catatan khusus. Hal tersebut sesuai pernyataan Informan III (Kamis, 24 Juni 2010): “Terkadang uangnya itu tercampur dengan uang lain seperti dengan uang keluarga, sehingga membuat bingung dan menjadi masalah”. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kurang dapatnya mahasiswa dalam mengendalikan keuangan menjadi salah satu penghambat jalannya usaha. 5) Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok wirausaha Kurangnya koordinasi ini cenderung dialami oleh para pelaku usaha kelompok. Hal ini disebabkan karena keberadaan masingmasing anggota yang jauh dan memiliki kesibukan sendiri-sendiri, sehingga
sulit
untuk
menentukan waktu
dalam
melakukan
koordinasi. Seperti pernyataan Informan VII (Jumat, 09 Juli 2010): commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 “Mungkin sekarang pada sibuk sendiri, jadi pembagian waktu untuk bertemu belum ada”. Jadi dapat dikatakan bahwa karena kurangnya koordinasi inilah, arah usaha yang dijalankan menjadi tidak jelas dan usaha menjadi sulit berkembang atau bahkan berhenti, sehingga ini menjadi salah satu penghambat jalannya usaha. 6) Kurang fokus dan sungguh-sungguh Secara umum, usaha yang dijalankan mahasiswa adalah bersifat sampingan, sehingga kegiatan usahanya dijalankan diselasela waktu kuliah/belajarnya dan saat liburan. Mahasiswa cenderung belum bisa fokus dan sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya, karena mereka terkendala adanya kegiatan kuliah. Ketika ada tugas kuliah dan kegiatan penting lainnya, mereka harus meninggalkan sejenak urusan usahanya. Seperti pernyataan Informan II (Jumat, 09 Juli 2010): “…hambatan biasanya dari pihak yang menjual disana (Jakarta), mungkin karena kesibukan, misalnya bersamaan adanya ujian, tugas-tugas kuliah dan lain-lain”. Lebih lanjut, Informan VII (Jumat, 09 Juli 2010) juga menyatakan: “Kita belum bisa mandiri, manajemen waktu sangat sulit, membagi antara kuliah dan untuk bisa fokus agak susah”. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa adanya kegiatan perkuliahan atau kesibukan lain membuat mahasiswa kesulitan dalam mengatur waktu (mengelola waktu), sehingga perhatian terhadap usaha menjadi berkurang yang pada akhirnya berdampak pada terhambatnya jalannya usaha. 3) Solusi Mengatasi Kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Hambatan-hambatan yang dihadapi mengharuskan para pelaku usaha berusaha untuk mencari solusi atau pemecahan dalam upaya mengatasi masalah-masalah tersebut. a. Mengurangi jumlah utang dari pembeli commit to userarus modal pada usahanya, maka Untuk memperlancar perputaran
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 para pelaku usaha harus bisa meminimalisasi keberadaan utang dari pembeli, terlebih utang yang menumpuk dan belum terbayarkan. Selama ini beberapa pelaku usaha memperbolehkan para pembelinya untuk membeli dengan cara berutang. Sebenarnya tidak salah dengan cara pembayaran seperti itu, permasalahan muncul ketika utang yang dibayarkan melebihi batas waktu atau terlalu lama tidak dibayarkan. Dengan memberlakukan persyaratan pembelian terhadap para pelanggan dan terus mengingatkan kepada pelanggan tentang utangnya, dapat mengurangi keberadaan utang dan membuka kesadaran pembeli terhadap utang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Informan II pada wawancara tanggal 24 Juni 2010 yaitu sebagai berikut: “Agar tidak berutang terlalu lama, untuk mengatasinya, kalau lama tidak ketemu atau jarang ketemu, jika ingin membeli pulsa tidak saya beri, tetapi biasanya mereka yang akan membeli sudah tahu diri, kalau membeli ya harus membayar dan ketika liburan saya lebih menjual pada tetangga-tetangga atau yang dekat-dekat saja. Lebih lanjut, Informan III (Selasa, 24 Juni 2010) juga menyatakan: “Biasanya anak-anak tahu sendiri kalau harus membayar, selain itu, dengan cara SMS mengingatkan pembayaran”. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dengan terus mengingatkan pembeli terhadap utang dan membuat peraturan tertentu dalam transaksi usaha, setidaknya dapat meningkatkan kesadarannya sehingga mampu meminimalisasi muncul dan menumpuknya utang pembeli. b. Menjalin kerjasama dengan pihak lain Untuk mengatasi akibat kurangnya atau keterbatasan sarana transportasi dan memperlancar dalam kegiatan transaksi usaha, maka mahasiswa melakukan kerja sama dengan pihak lain. Hal ini sesuai pernyataan Informan IV (Selasa, 29 Juni 2010): “Dengan menggunakan jasa perantara, jadi kita tidak mengurus sendiri apa yang kita perlukan tetapi sudah ada atau diuruskan oleh pihak ketiga”. Untuk transportasi yang jauh, pelaku usaha bisa menjalin kerja sama dengan pihak lain, commit to user seperti dengan jasa perantara/pengiriman. Selain itu, Informan VII (Jumat,
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 09 Juli 2010) juga menyatakan: “Untuk mendapatkan tentor, kami mencari link atau koneksi, dan dulu kita pernah kerjasama di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dengan lembaga bimbingan lain”. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa menjalin kerja sama atau membangun partner usaha sangat perlu bagi para pelaku usaha, semakin banyak kerjasama yang dilakukan, tentunya akan mempermudah jalannya usaha. c. Melakukan inovasi, promosi dan meningkatkan pelayanan Untuk bisa bersaing, para mahasiswa harus mampu dan terus melakukan inovasi terhadap usahanya. Inovasi usaha kemudian diikuti dengan
promosi
yang
terus-menerus,
sehingga
masyarakat
luas
mengetahui keberadaan usahanya. Ketidakmampuan dalam berinovasi dapat menyebabkan usahanya tidak berkembang atau gagal. Sebagaimana yang dialami Informan III (Selasa, 24 Juni 2010) dalam pernyataannya: “Gagalnya usaha jual jilbab saya dulu yang paling utama itu disebabkan karena susah mengikuti mode, model produknya selalu baru dan permintaannya banyak, dan saya susah untuk mengikutinya”. Untuk bisa berkompetisi, kreatifitas dan inovasi harus dilakukan, inovasi tidak sebatas pada produk, tetapi juga dalam hal lain seperti promosi atau pemasaran. Hal ini sesuai pernyataan Informan VII (Jumat, 9 Juli 2010), yakni: “Kami mencoba untuk selalu membuat ide-ide baru dalam hal pemasaran, untuk mengejar peta kompetisi”. Lebih lanjut, masalah pelayanan juga selalu diperhatikan dan dievaluasi, seperti pernyataan Informan VII (Selasa, 29 Juni 2010): “Selalu dievaluasi mengenai pelayanannya. Karena ini hampir menjalankannya sendiri jadi tetap memperhatikan orang-orang sekitar yang membantu saya”. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa untuk terus bisa bersaing, mahasiswa harus senantiasa melakukan inovasi usahanya, baik itu inovasi produk maupun strategi promosi dan meningkatkan pelayanannya terhadap pelanggan. commit to user d. Melakukan pengelolaan keuangan dengan baik
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 Keuangan merupakan bagian vital (penting) dalam kewirausahaan. Usaha bisa terhambat karena kacaunya pengendalian keuangan yang dimiliki, apalagi dalam jumlah yang besar. Untuk bisa melakukan evaluasi dengan baik dalam keuangan, dibutuhkan laporan pencatatan keuangan sehingga bisa menjadi bukti tertulis. Beberapa mahasiswa mulai menunjukkan komitmen untuk lebih memperhatikan pengendalian keuangan setelah adanya permasalahan yang muncul. Seperti halnya yang diungkapkan Informan III (Kamis, 24 Juni 2010): “Dulu pernah saya buat, tetapi kemudian sampai sekarang tidak saya buat, kedepan saya akan lebih mengatur keuangan, mungkin mulai liburan tahun ini jadi saya bisa mulai mempersiapkan untuk membuatnya”. Disamping itu, adanya pencatatan keuangan untuk kemudian dilaporkan sebagai wujud transparansi (keterbukaan)
dalam
usaha
yang
dijalankan
secara
kelompok.
Sebagaimana pernyataan Informan VII (Jumat, 09 Juli 2010): “Untuk pembukuan itu ada dan ada bendaharanya juga. Karena masalah uang, maka harus transparan, teliti, karena jika tidak, nanti bisa kres (timbul masalah)”. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa dengan melakukan pengendalian keuangan yang baik, seperti membuat pencatatan atau pembukuan dapat memberikan informasi dengan jelas mengenai aliran uang yang digunakan, memudahkan evaluasi, dan sebagai wujud keterbukaan terhadap anggota lain dalam kelompok kewirausahaan. e. Membuat jadwal kegiatan usaha Untuk usaha yang dijalankan secara kelompok, setiap pembahasan hal-hal mengenai kegiatan usaha tentunya harus dikoordinasikan atau dirapatkan terlebih dahulu. Terkendalanya koordinasi disebabkan karena kesibukan masing-masing anggota dan jarak tempat tinggal antar anggota yang jauh. Untuk itu diperlukan kesadaran dari para anggota, salah satu cara mengatasinya adalah dengan membuat jadwal koordinasi secara pasti. Hal ini sesuai pernyataan Informan VII (Jumat, 09 Juli 2010) yang to user menyatakan: “Untuk bisa commit melakukan koordinasi, kita membuat jadwal
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 yang pasti dan dengan kesadaran sendiri-sendiri”. Apalagi keberadaan salah satu anggota yang di luar kota, sangat kecil kemungkinan untuk bisa berkoordinasi
secara
rutin.
Untuk
mengatasinya,
mahasiswa
memaksimalkan komunikasi dengan telepon genggam (handphone) misalnya melalui SMS. Sebagaimana pernyataan Informan II (Selasa, 22 Juni 2010): “Tidak bisa koordinasi secara langsung, koordinasi kita lakukan dengan cara SMS, menanyakan bagaimana kondisi usahanya dan kita saling percaya saja”. Jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa agar koordinasi tetap bisa dilakukan, maka mahasiswa membuat jadwal pertemuan atau kegiatan koordinasi yang pasti dan dengan memanfaatkan media komunikasi seperti telepon genggam (handphone) apabila tidak bisa melakukan koordinasi secara langsung. f. Berusaha untuk tetap fokus dan bersungguh-sungguh Kurangnya fokus dan sungguh-sungguh dalam berwirausaha, dikarenakan mahasiswa belum menaruh prioritas utama terhadap usahanya. Sekalipun mahasiswa disibukkan kegiatan kuliah dan kegiatan penting lainnya, bukan berarti mahasiswa harus menghentikan kegiatan usahanya. Secara keseluruhan aktivitas usaha mahasiswa memang belum terlalu banyak dan ruang lingkup usahanya kecil, sehingga tidak mengganggu waktu kegiatan perkuliahan. Dari hasil wawancara, kebanyakan mahasiswa belum memikirkan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih berkembang (besar). Yang terpenting bagi mereka adalah tetap menjalani usaha apa adanya, paling tidak bisa bertahan. Seperti yang diungkapkan Informan III (Selasa, 24 Juni 2010): “Saya jalankan apa adanya, ya paling tidak bisa bertahan”. Disamping itu, mahasiswa harus pandai membagi waktu antara kegiatan kuliah, kepentingan pribadi dan kegiatan usaha. Agar usahanya tetap berjalan, memang mahasiswa harus sedikit meluangkan waktu untuk usahanya. Sebagaimana pernyataan Informan II (Selasa, 22 Juni 2010): commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 “Mengatasinya, paling tidak yang menjual disana harus lebih meluangkan waktunya saja”. Dari data diatas dapat dinyatakan bahwa mahasiswa sebagai pelaku usaha harus tetap fokus, pandai mengatur/mengelola waktu, termasuk dalam meluangkan waktunya untuk kegiatan usaha. Sehingga usaha tetap dapat berjalan lancar dan minimal bisa bertahan.
3) Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori a.
Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa Prodi Ekonomi TA 2009 Menurut Bygrave dalam Buchari Alma (2009 : 10) mengenai tahapan proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan meliputi proses inovasi (pembaharuan),
proses
pemicu
(Triggering
Event),
proses
pelaksanaan
(implementasi), proses pertumbuhan (Growth). Perintisan dan pengembangan kewirausahaan yang dilakukan mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Tahun Angkatan 2009 dalam upaya memperoleh penghasilan dan pengalaman meliputi beberapa tahap yaitu: a.
Persiapan Wirausaha 1) Minat Berwirausaha Minat mengawali segenap pikiran dan perasaan mahasiswa untuk berwirausaha. Minat muncul karena dipengaruhi adanya dorongandorongan untuk berwirausaha. Masing-masing mahasiswa memiliki latar belakang lingkungan dan kondisi ekonomi keluarga yang berbeda, dimana hal itu juga sangat mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha. Adapun dorongan yang muncul dari mahasiswa untuk berwirausaha antara lain karena faktor kondisi ekonomi keluarga, adanya keinginan untuk menjadi pengusaha muda, dan keinginan untuk menyalurkan hobi atau kesukaan. Sedangkan bagi mahasiswa yang menjalankan usaha keluarga commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 adalah lebih karena keinginan untuk membantu orang tua dari usaha yang dijalankannya. 2) Tujuan dan Manfaat Berwirausaha Usaha yang dijalankan mahasiswa cukup beragam. Masing-masing mahasiswa memiliki tujuan usaha sendiri-sendiri. Kebanyakan tujuan mahasiswa berwirausaha adalah untuk menambah penghasilan. Namun demikian, tidak semua mahasiswa menaruh tujuan utama usahanya untuk mendapatkan uang, melainkan guna mengaktualisasikan karya atau hobinya, sehingga mahasiswa dapat berpartisipasi memajukan bidang usaha yang disukai. Adapun manfaat yang diperoleh antara lain menambah pengalaman, membantu memberikan pelayanan kepada orang lain dari produk yang dijual, dan dapat menjadi ajang pembelajaran seperti belajar berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, belajar bersikap, melatih kesabaran dan bertanggung jawab. 3) Modal a.
Uang Mahasiswa tidak membutuhkan modal yang besar untuk mengawali usahanya. Modal awal yang digunakan mahasiswa untuk berwirausaha diperoleh dari hasil menyisihkan uang saku atau tabungan, dan investasi bersama (patungan). Disamping itu, mahasiswa
juga
membutuhkan
modal
tambahan
untuk
mempertahankan dan mengembangkan usahanya yang diperoleh dengan meminta atau meminjam orang tua, dan bahkan ada yang mendapat pinjaman pihak lain. b.
Networking / Jejaring Usaha yang dijalankan mahasiswa memang masih berskala kecil. Ruang lingkup usahanya juga belum begitu luas. Jaringan usaha yang dibangun masih sebatas di kalangan mahasiswa yang sekaligus juga menjadi pasar bagi sebagian besar usaha mereka. Untuk memperluas pasar, sebagian mahasiswa melakukan kerjasama commit to user dengan teman mahasiswanya, dan saudara-saudara atau tetangga
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 dekatnya yang berada di kota lain atau tempat daerah asalnya. Kerjasama yang dilakukan meliputi pemasaran dan perawatan barang. Dalam prakteknya, mahasiswa membeli barang di Solo, untuk kemudian dijual ke luar kota melalui pihak yang telah diajak bekerja sama. Itupun untuk produk-produk tertentu seperti batik dan burung yang bisa didapat dengan harga murah dan beragam.
b.
Pelaksanaan (implementasi) Kegiatan Usaha 1) Jenis produk barang / Jasa yang ditawarkan Usaha yang dikembangkan mahasiswa cukup beragam. Selain usaha pribadi, sebagian mahasiswa juga menjalankan usaha keluarga. Dalam pelaksanaanya, ada yang dilakukan secara perorangan (individu) dan berkelompok. Adapun secara keseluruhan, jenis-jenis usaha yang dikembangkan mahasiswa, adalah sebagai berikut: (1) Usaha Penjualan Barang dan Jasa 1)
Usaha Perdagangan Barang meliputi: Usaha Jual-beli pulsa, Jual-beli Aneka burung, Jual-beli Tas, Jual-beli Baju dan tas batik, Jual-beli Kerudung (Jilbab), Jual-beli Aneka makanan ringan (jajanan), dan Multi Level Marketing (MLM). Termasuk usaha keluarga: agen telur, beras dan ayam, dan warung kelontong.
2)
Usaha Penjualan Jasa meliputi: usaha jasa bimbingan/les privat, layanan Print Out, jasa penjilidan. Termasuk usaha keluarga adalah usaha jasa terima layanan penjahitan.
3)
Usaha Produksi Barang Usaha produksi sebagai suatu usaha membuat produk barang dan kemudian dijual. Usaha yang dijalankan mahasiswa ini meliputi usaha pembuatan cupcake, pembuatan kerajinan flannel, pembuatan minuman es dan es kristal. Termasuk usaha keluarga adalah usaha pembuatan tempe dan produksi roti. user Berdasarkan data commit diatas, to setidaknya ada 16 jenis usaha yang
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 dijalankan mahasiswa. Usaha yang paling banyak ditekuni mahasiswa adalah berjualan pulsa elektrik, sehingga terjadi persaingan usaha yang cukup ketat. Disamping itu, ada beberapa mahasiswa di dalam usahanya menjual produk yang berbeda, antara lain mahasiswa yang menjual pulsa dan menjual baju beserta tas batik, mahasiswa yang menjual pulsa dan kerudung, mahasiswa yang menjual pulsa dan sekaligus mengelola usaha warung kelontong milik keluarga. 2) Strategi Promosi Untuk menarik atau memperoleh banyak pelanggan/konsumen, mahasiswa menerapkan berbagai cara dalam berpromosi. Tidak ada promosi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa terhadap usahanya. Secara umum, usaha promosi yang dilakukan para mahasiswa adalah promosi dari mulut ke mulut, memberitahu ke orang lain secara langsung atau melalui handphone serta membuat media/instrumen promosi yang sederhana. Dan kalangan mahasiswa menjadi stakeholders yang baik terhadap usahanya, baik itu sebagai pelanggan/konsumen maupun rekan/partner bisnisnya. 3) Sistem Administrasi Mayoritas usaha mahasiswa masih berskala kecil dan aktivitas usahanya juga belum terlalu banyak (kompleks), sehingga perhatian terhadap pengelolaan administrasi usahanya cenderung masih kurang terutama dalam hal pengelolaan keuangan. Pengelolaan administrasi dalam hal ini lebih ditekankan pada manajemen keuangan, karena merupakan bagian vital dalam suatu kegiatan usaha. Pengelolaan keuangan dalam usaha keluarga masih menjadi tanggung jawab orang tua. Mahasiswa yang menjadi bagian dari keluarga sekedar ikut membantu menjalankan usaha tersebut seperti membuat barang, menjual dan membeli produk barang. Sehingga mereka cenderung tidak bisa mengetahui kondisi keuangan dari usaha yang dijalankannya. Bagi mahasiswa yang memiliki usaha pribadi (perorangan), to user masuknya barang yang dijual. pencatatan masih sebatascommit pada keluar
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 Mereka juga belum melakukan pengelolaan keuangan secara maksimal seperti pencatatan atau pembukuan keuangan. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang menjalankan usaha secara kelompok.
mereka
cenderung
lebih
memperhatikan
pengelolaaan
administrasi terutama dalam hal keuangan, salah satunya adalah dengan membuat pembukuan atau laporan keuangan, sebagai wujud transparansi (keterbukaan) terhadap anggota yang lain. a.
Faktor Yang Mendukung dan Menghambat dalam Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha a)
Faktor Pendukung Menurut Bygrave dalam Buchari Alma (2009 : 9) faktor-faktor yang mendorong dalam berwirausaha ataupun yang berperan dalam membuka
usaha
meliputi
aspek-aspek
kepribadian
seseorang
(personal), masalah hubungan keluarga dan masyarakat sekitar (Sosiological), hubungan dengan lingkungan (environment). Dari data yang berhasil dikumpulkan, ternyata ditemukan beberapa hal yang mendukung pelaksanaan kewirausahaan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain sebagai berikut: a.
Kecintaan atau kesukaan (hobi) terhadap usaha yang dijalankan
b.
Kondisi pasar dan lingkungan yang baik
c.
Ketersediaan modal
b) Faktor Penghambat Hambatan-hambatan dalam
menjalankan usaha dijelaskan oleh
Zimmerer dalam Suryana (2006 : 68) adalah sebagai berikut: a.
Tidak kompeten dalam hal manajerial
b.
Kurang
berpengalaman,
baik
kemampuan
teknik,
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan mengintegrasikan operasi perusahaan. c.
Kurang dapat mengendalikan keuangan
d.
Gagal dalam perencanaan commit to user Lokasi kurang memadai
e.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 f.
Kurangnya pengawasan peralatan
g.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
h.
Ketidakmampuan
dalam
melakukan
transisi/peralihan
kewirausahaan. Dari data yang berhasil dikumpulkan peneliti, ternyata ditemukan beberapa hal yang menghambat pelaksanaan kewirausahaan mahasiswa Pend. Ekonomi TA 2009 antara lain sebagai berikut: 1) Utang pembelian yang menumpuk dan belum terbayarkan 2) Keterbatasan sarana transportasi 3) Persaingan usaha yang ketat 4) Kurang dapat mengendalikan keuangan 5) Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok kewirausahaan 6) Kurang fokus dan sungguh-sungguh 4) Upaya-Upaya yang Dilakukan Mahasiswa Dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Menurut Murphy dan Peck dalam Buchari Alma (2009:106), ada delapan cara menuju wirausaha sukses, yakni sebagai berikut: 1.
Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work)
2.
Bekerja sama dengan orang lain
3.
Penampilan yang baik (Good Appearance)
4.
Yakin (Self Confidence)
5.
Pandai membuat keputusan (Making Sound Decision)
6.
Mau menambah ilmu pengetahuan (Colledge Education)
7.
Ambisi untuk maju (Ambition Driver)
8.
Pandai Berkomunikasi (Ability to Communicate)
Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi hambatanhambatan yang terjadi adalah sebagai berikut: 1) Mengurangi jumlah utang dari pembeli dengan terus memperingatkan dan membuat syarat pembelian. 2) Menjalin kerja sama dengan pihak lain commit to user 3) Melakukan inovasi dan terus promosi
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 4) Melakukan pengendalian keuangan dengan baik 5) Membuat jadwal kegiatan usaha guna memperlancar koordinasi 6) Berusaha untuk tetap fokus dan bersungguh-sungguh.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1) Simpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa Prodi Ekonomi TA 2009 yaitu meliputi 2 tahap utama, yaitu:
a)
Persiapan Wirausaha A. Minat Berwirausaha Minat berwirausaha beberapa mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi ekonomi keluarga, adanya keinginan untuk menjadi pengusaha muda, dan keinginan untuk menyalurkan hobi atau kesukaan serta keinginan untuk membantu orang tua dari usaha yang dijalankannya. B. Tujuan dan Manfaat Berwirausaha Tujuan mahasiswa berwirausaha adalah untuk menambah penghasilan dan mengaktualisasikan karya atau hobinya. Manfaat yang diperoleh antara lain menambah pengalaman, membantu memberikan pelayanan to user yang dijual, menjadi ajang kepada orang lain commit dari produk
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 pembelajaran seperti belajar berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, belajar bersikap, melatih kesabaran dan bertanggung jawab. C. Modal a.
Uang Modal awal yang digunakan diperoleh dari hasil menyisihkan uang saku atau tabungan, dan investasi bersama (patungan). Disamping itu, mahasiswa juga membutuhkan modal tambahan untuk mempertahankan dan
mengembangkan usahanya yang
diperoleh dengan meminta atau meminjam orang tua, atau mendapat pinjaman pihak lain. b.
Networking / Jejaring Jaringan usaha yang dibangun masih sebatas di kalangan mahasiswa yang sekaligus menjadi target pelanggan/konsumen bagi sebagian besar usaha mereka. Mahasiswa membangun jaringan melalui teman-teman atau saudara-saudaranya yang berada
ditempat
berbeda,
sehingga
pasar
menjadi
lebih
berkembang. b)
Pelaksanaan (implementasi) Kegiatan Usaha Jenis produk barang / Jasa yang ditawarkan oleh mahasiswa meliputi: a) Usaha Penjualan Barang dan Jasa Usaha Perdagangan Barang meliputi: Usaha Jual-beli pulsa, Jual-beli Aneka burung, Jual-beli Tas, Jual-beli Baju dan tas batik, Jual-beli Kerudung (Jilbab), Jual-beli Aneka makanan ringan (jajanan), dan Multi Level Marketing (MLM). Termasuk usaha keluarga: agen telur, beras dan ayam, dan warung kelontong. b) Usaha
Penjualan
Jasa
meliputi:
usaha
jasa
bimbingan/les
privat, layanan Print Out, jasa penjilidan. Termasuk usaha keluarga adalah usaha jasa terima layanan penjahitan. c) Usaha Produksi Barang commit user membuat produk barang dan Usaha produksi sebagai suatuto usaha
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 kemudian dijual. Usaha yang dijalankan mahasiswa ini meliputi usaha pembuatan cupcake, pembuatan kerajinan
flannel, pembuatan
minuman es dan es kristal. Termasuk usaha keluarga adalah usaha pembuatan tempe dan produksi roti. D. Strategi Promosi Secara umum, strategi promosi yang dilakukan para mahasiswa adalah promosi dari mulut ke mulut, memberitahu ke orang lain secara langsung atau melalui handphone serta membuat media/instrumen promosi yang sederhana seperti pamflet dan pin. Dan kalangan mahasiswa menjadi stakeholders yang baik terhadap usahanya, baik itu sebagai pelanggan/konsumen maupun rekan/partner bisnisnya. E. Sistem Administrasi Administrasi usaha dikelola secara fleksibel, artinya belum ada peraturan baku dalam usaha mereka. Pengelolaan administrasi dalam hal ini lebih ditekankan pada manajemen keuangan, karena merupakan salah satu bagian vital dalam suatu kegiatan usaha. Pengelolaan keuangan dalam usaha keluarga masih menjadi tanggung jawab orang tua. Untuk usaha pribadi mahasiswa (perorangan), pencatatan masih sebatas pada keluar masuknya barang yang dijual. Mereka juga belum melakukan pengelolaan keuangan secara maksimal seperti membuat pencatatan atau pembukuan keuangan. Sedangkan untuk usaha yang dijalankan secara kelompok, masalah pengelolaaan administrasi terutama dalam hal keuangan lebih diperhatikan, salah satunya adalah dengan membuat pembukuan atau laporan keuangan, hal itu dilakukan sebagai wujud transparansi (keterbukaan) terhadap anggota yang lain. 2.
Faktor Yang Mendukung dan Menghambat dalam Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha 1) Hal-hal
yang
mendukung
pelaksanaan
kewirausahaan
Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain sebagai berikut: commit user a) Kecintaan atau kesukaan (hobi)toterhadap usaha yang dijalankan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 b) Kondisi pasar dan lingkungan yang baik c) Ketersediaan modal 2) Hambatan-hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan usaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009 antara lain sebagai berikut: 1) Utang pembelian yang menumpuk dan belum terbayarkan 2) Keterbatasan sarana transportasi 3) Persaingan usaha yang ketat 4) Kurang dapat mengendalikan keuangan 5) Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok kewirausahaan 6) Kurang fokus dan sungguh-sungguh 3.
Upaya-Upaya yang Dilakukan Mahasiswa Dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi hambatanhambatan yang terjadi adalah sebagai berikut: a.
Mengurangi jumlah utang dari pembeli dengan terus memperingatkan dan membuat syarat pembelian.
b.
Menjalin kerja sama dengan pihak lain
c.
Melakukan inovasi dan terus promosi
d.
Melakukan pengendalian keuangan dengan baik
e.
Membuat jadwal kegiatan usaha guna memperlancar koordinasi
f.
Berusaha untuk tetap fokus dan bersungguh-sungguh
g.
Mencari tambahan modal usaha 2) Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas serta berbagai hal yang ditemukan dalam
penelitian tentang Analisis Pelaksanaan Kegiatan Usaha Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS Tahun Angkatan 2009 dapat dikemukakan berbagai implikasi yang ditimbulkan. a. Hasil penelitian memberikan inspirasi kepada para mahasiswa untuk lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha commit to masalah user dan selalu memperhatikan administrasi usaha guna
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 menghindari munculnya berbagai permasalahan yang berakibat pada kerugian usaha. b. Penelitian ini membuktikan bahwa hanya sebagian kecil mahasiswa yang berwirausaha dari total responden yang diteliti, baik itu usaha pribadi maupun usaha keluarga. 3) Saran Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka yang dapat peneliti sarankan antara lain: 1. Kepada Pihak Pimpinan Prodi Pend. Ekonomi 1.
Guna meningkatkan minat mahasiswa dan memperlancar pelaksanaan wirausaha mahasiswa, Pimpinan Prodi Pend. Ekonomi FKIP UNS, alangkah baiknya turut memperhatikan para mahasiswa dengan memberikan
stimulus-stimulus
seperti
kemudahan
beasiswa,
konsultasi atau bimbingan khusus, poin plus pada mata kuliah kewirausahaan, atau bahkan informasi tambahan modal, misal melalui KOPMA
UNS,
guna
mendorong
minat
mahasiswa
untuk
berwirausaha. 2.
Apabila hal diatas belum bisa dipenuhi, maka setidaknya Pimpinan Prodi Pend. Ekonomi dapat mendelegasikan ke HIMANNOMI (Himpunan
Mahasiswa
Pendidikan
Ekonomi)
untuk
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kewirausahaan atau programprogram khusus, misal pelatihan (training), talkshow, atau seminar kewirausahaan, guna meningkatkan minat usaha dan membantu mempermudah pelaksanaan usaha mahasiswa. 3.
Pimpinan Prodi melalui para dosen, terutama dosen kewirausahaan agar
memberikan
poin
tersendiri
kepada
mahasiswa
yang
berwirausaha, sebagai wujud apresiasi dan motivasi terhadap usaha mahasiswa. 2. Kepada Mahasiswa Wirausaha Prodi Pend. Ekonomi TA 2009 a.
Untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan usaha, para commit user mahasiswa supaya terus belajartomenambah ilmu pengetahuan, mencari
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 wawasan dan informasi seperti membaca buku referensi, artikel, berita di internet, dan bertanya kepada pihak lain yang sekiranya lebih berpengalaman dibidang usaha yang sama. b.
Mahasiswa sebagai seorang wirausaha agar tetap bersungguh-sungguh dan tidak cepat menyerah dalam berwirausaha misalnya dengan cara selalu menyukai usahanya, tidak bermalas-malasan dan senantiasa memotivasi diri sendiri, mengingat banyaknya kendala yang berujung pada resiko-resiko usaha.
c.
Agar mampu bersaing dengan usaha-usaha yang lain, mahasiswa dituntut
untuk
selalu
melakukan
inovasi
usaha,
melakukan
pengelolaan administrasi yang baik, terutama dalam pengelolaan keuangan. 3. Kepada Peneliti Lain Peneliti yang lain dapat mengkaji ulang penelitian ini atau melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan teknik penelitian yang berbeda, mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.
commit to user
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version