LAPORAN KUNJUNGAN KE PT DAHANA TASIKMALAYA, 29 MARET 2012
Telah berlangsung pertemuan di PT DAHANA Tasikmalaya, pada tanggal 29 Maret 2012, dengan peserta: PT. DAHANA: 1.
Direktu EMC DR. Waspada Kurniadi, M,Sc 2. Eep Saefudin, Tim EMC, PT Dahana. Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan 1. Drs. Husni Nasution 2. Drs. Jakondar Bakara 3. Dra. Euis Susilawati, M.Si 4. Drs. Pardamean Hutahaean, M.Eng 5. Intan Perwitasari, SE
Tujuan Pertemuan Untuk memperoleh data/informasi mengenai program, kemampuan, dan potensi PT DAHANA dalam kaitannya dengan upaya pengembangan peroketan nasional, khususnya dalam mendukung upaya pengembangan propelan. Hasil Diskusi Sebelum diskusi, terlebih dahulu Tim menyampaikan presentasi yang yang disampaikan oleh Ketuan Tim (Drs. Jakondar Bakara). Tujuan dari presentasi tersebut menginformasikan terkait dengan desain riset kajian. Dalam latar belakang disampaikan permasalahan LAPAN terkait dengan propelan , a.l: kesulitan dalam pengadaan bahan baku, dan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikais yang dibutuhkan. Adanya hambatan MTCR , dikaitkan dengan sasaran LAPAN dirasa sulit untuk mewujudkan sasaran kemandirian dalam teknologi roket. Sasaran akhir dari kajian nantinya adalah terumuskan strategi atau langkah-langkah dalam pengembangan teknologi peroketan nasional dengan adanya hambatan alih teknologi dari MTCR. Disampaikan bahwa tujuan dalam kajian dengan relevansi kunjungan ke PT Dahana diantaranya adalah untuk mengetahui perkembangan dan rencana pengembangan peroketan nasional dan hambatan yang dialami selama ini dan keampuan nasional terkait peroketan dari sisi industri nasional. Data dan informasi yang ingin diperoleh dari PT Dahana diantarnya (i) program PT Dahana terkait dengan bahan baku propelan,(ii) jenis produk PT Dahana terkait bahan baku propelan, (iii) peran dan kontribusi PT Dahanan dalam pengembangan peroketan nasional, dan (iv) kemungkinan kebijakan PT Dahana untuk mengembangkan kea rah produksi bahan baku propelan (menjadi industri nasional yang memproduksi bahan baku propelan). (dilampirkan bahan presentasi) 1
Dari diskusi yang berlangsung diperoleh informasi sebagai berikut: PT DAHANA telah ditunjuk sebagai leading sector di bidang Energetic Material, termasuk didalamnya Propelan. Dalam kaitan dengan Propelan yang akan digunakan LAPAN khususnya jenis komposit maka untuk produksi skala besar tidak mungkin oleh LAPAN yang peranannya lebih sebagai institusi penelitian. Oleh karena itu harus ada institusi industri yang menangani pemenuhan kebutuhan akan propelan tersebut, dalam hal ini sesuai dengan sektornya adalah PT DAHANA. Yang memerlukan propelan komposit nantinya bukan hanya LAPAN, tetapi juga beberapa institusi atau BUMN lain. Adapun bahan baku untuk komposit tentu harus dipikirkan untuk dimiliki juga khususnya AP dan HTPB, dimana untuk membeli teknologi AP sangat diawasi oleh dunia. Masalah propelan ini memang menjadi hal yang strategis dan sedang hangat dibicarakan lintas intansi karena menjadi bagian penting dari alutsista. Fasilitas yang dimiliki di PT DAHANA Tasikmalaya adalah Pabrik Emulsi dan Pabrik Shapedcharges. Pabrik Emulsi memproduksi jenis bahan peledak (explosive) catridge emulsion dengan kapasitas produksi 2.000/ton/shift. Sedangkan Shapedcharges memproduksi jenis bahan peledak untuk perforasi di Sektor Minyak dan Gas. Pabrik ini merupakan kerjasama operasi antara PT DAHANA dengan Oil Tech Singapura. Produk shapedcharges itu sendiri telah digunakan untuk memasok kebutuhan bahan peledak dalam negeri dan telah diekspor ke mancanegara. Sedangkan terkait propellant, sesuai dengan penugasan saat ini PT DAHANA telah mulai mengarahkan kebijakannya untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku propelan. Dalam kaitan ini telah dibangun pabrik energetic material (bahan berenergi tinggi) di Subang, Jawa Barat yang nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku propelan. Selanjutnya Direktur EMC memberikan penjelasan teknis kebutuhan dimilikinya pabrik AN dalam kaitannya untuk mendukung peroketan khususnya produksi propelan, sebagai berikut: Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai pabrik Asam Nitrat (Nitric Acid-NAC)/ HNO3 dan Sulphure Acid (SAC). Fungsi NAC/SAC ini sebagai konsentrat dari Asam Nitrat cair menjadi Asam Nitrat pekat Concentration HNO3 cair
NAC/SAC
HNO3 pekat
HNO3 cari dapat diperoleh di Indonesia atau diimpor HNO3 + NH3 (Amoniak/amonia) akan menghasilkan NH4NO3 (amonium nitrat/AN) sebagai bahan baku emulsi (peledak) Jadi untuk memiliki HNO3 diperlukan pabrik pabrik AN (NA) Pembangunan pabrik AN di Bontang, Kaltim masih sedang dalam proses (masih terdapat kendala)
2
Atau yang harus dimiliki minimal pabrik NAC/SAC (untuk menghasilkan HNO3 pekat), di mana saat ini PT DAHANA sedang pembangun di Subang, Jawa Barat.
Lebih lanjut diperoleh informasi mengenai jenis propelan dan posisi PT DAHANA dalam mendukung penyediaan bahan baku propelan dan pandangannya terhadap kemampuan pengembangan propelan LAPAN, sebagai berikut: 1.
Roket Diameter >120 menggunakan propelan komposit. Propelan komposit ini antara lain digunakan oleh LAPAN dengan basis HTPB (basis HTPB adalah Polybutadine/PB) Untuk diameter 80-120 menggunakan propelan jenis double base (DB). Basis DB adalah Nitro Cellulosa (NC) + Nitrogliserin (NG) Nitrogliserin ini merupakan hasil nitrasi dari gliserin dengan asam nitrat (dengan kata lain jika gliserin direaksikan dengan asam nitrat akan menghasilkan nitrogliserin) Nitrogliserin merupakan salah satu bahan kimia yang bisa digunakan sebagai bahan peledak (termasuk bahan peledak tingkat tinggi/high explosive) di dalam dinamit dan prolen jenis Double Base (DB) dan Triple Base (TB).
HNO3 pekat GLISERIN
2.
NITRASI
NG
MKB (Munisi Kaliber Besar) Diameter 20-80, menggunakan propelan jenis Single Base (SB) Basisnya adalah adalah NC. Untuk memperoleh NC diperlukan nitrasi HNO3 pekat (cellulose direaksikan dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan NC) HNO3 pekat CELLULOSE GLISERIN
3. 4. 5.
NITRASI
NC
MKK (Munisi Kaliber Kecil) Diameter 0,76 – 20, menggunakan propelan DB Jenis Triple Base Basisnya NC + NG + NO (Nitro Guani) AP (Amonium Perklorat) /NH4ClO4
AP merupakan bahan baku yang paling penting/strategis Negara yang mampu memproduksi AP artinya mempunyai kemampuan untuk meluncurkan roket dan rudal. 3
6. Posisi PT DAHANA AP
Posisi DAHANA SP
Handak Emulsi Selama ini SP import dan tidak ada masalah
Garam /NaCl
HTPB MIXER
PROPELAN KOMPOSIT
ROKET
AP di LAPAN 7. Permasalahan
Sampai saat ini kemampuan LAPAN dalam propelan baru dalam skala laboratoriun, belum dalam skala produksi. Sedangkan untuk dapat meluncurkan roket pengorbit satelit dibutuhkan propelan dalam jumlah yang besar. Kunjungan Ke Fasilitas PT DAHANA Setelah diskusi, berlanjut dengan kunjungan ke beberapa fasilitas yang dimiliki PT. DAHANA.
Presentasi Dari Tim LAPAN
Penjelasan dari Direktur EMC, PT Dahana 4
5
Jakarta, 3 April 2012 Penyusun Drs. Jakondar Bakara
Drs. Husni nasution (……………… )
(……………… )
Dra. Euis Susilawati,M.Si
Drs. Pardamean Hutahaean (……………… )
(……………… )
Intan Perwitasari (……………… )
6