LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Disusun oleh: TIM PELAKSANA KEM PERTAMINAFLip TAPENPAH Kupang, 31 Mei 2015
I. SITUASI AWAL KAWASAN Situasi awal kawasan dengan berbagai permasalahan dan potensi yang dapat dikembangkan serta uraian fakta lapangan disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Situasi awal kawasan dan uraian fakta lapangan NO
ITEM SITUASI KAWASAN
URAIAN FAKTA LAPANGAN
1.
Sifat Lahan di Kawasan
Lahan KEM PertaminaFLip di Desa Tapenpah tergolong marjinal dan 8 tahun tidak dimanfaatkan. Sebagian tanah pada umumnya berbatu dengan lapisan olah yang tipis dan kekurangan bahan organik. Sehingga memperlihatkan sifat-sifat fisik, kimia dan biologis tanah yang kurang subur. Topografi lahan berbukit dan bergelombang sehingga sistem penanaman tanaman harus mengikuti garis kontour dan ditata selain dengan tanaman semusim juga harus diintegrasi dengan beberapa jenis tanaman tahunan dan hortikultura dan palawija sehingga membentuk model pengelolaan pertanian yang konservasi, berkelanjutan dan bernilai ekonomis yang lebih baik.
2.
Sumber Air
Sumber air berasal dari Sungai Biluna yang mengitari kawasan sepanjang tahun. Posisi aliran air sungai ini berada lebih rendah dari kawasan sehingga memerlukan pompa/alat untuk menaikkan air ke area KEM dan didistribusikan dengan sistem perpipaan dengan memasang bak penampung fiber yang diletakkan pada posisi tertinggi sehingga dapat mengairi lahan dengan sistem gravitasi.
3.
Pertanian
Lahan KEM seluas lebih dari 5 ha ini, sekitar 90 % terbengkalai. Biasanya hanya ditanami tanaman semusim pada musim hujan. Luas lahan yang berupa ladang ini dikelola tidak intensif dan ditanami hanya sekitar 1 ha. Hasil usaha tani sebagai mata pencaharian pokok yang dicapai setiap tahun selalu tidak memenuhi kebutuhan pangan keluarga tani sampai pada musim tanam berikutnya. Kondisi ini juga memperparah tidak terpenuhinya akan biaya kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ekonomi secara umum karena anggota kelompok selama ini hanya menggunakan lahan yg disekitar sungai dengan tanaman sayuran horti (jagung dan sayuran) untuk memenuhi kebutuhan harian.
4.
Peternakan
Beberapa anggota memiliki ternak (babi, ayam, sapi) dalam jumlah kecil (1 - 2 ekor), namun mereka memelihara di rumah-masing-masing. Ternak besar seperti sapi dipelihara secara ekstensif tradisional, hanya sesekali dilepas di padang penggembalaan, yakni pada saat kondisi rumput di kawasan tersedia dan tanaman gamal tumbuh subur pada saat musim hujan, dan malam harinya dibawa kembali ke rumah (diikat
disamping rumah). 5.
Perikanan
Dengan potensi air yang ada di kawasan, sangat terbuka peluang yang dapat dilakukan untuk mengusahakan budidaya perikanan darat di wilayah KEM, karena dapat menjadi sumber pendapatan yang potensial untuk menopang ekonomi keluarga khususnya bagi anggota kelompok.
6.
Kondisi Warga KEM
Hampir setiap warga anggota KEM merupakan keluarga pra sejahtera (penerima santunan beras miskin). Karena pendapatan dari beragam hasil usaha tani tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan sampai pada musim tanam berikutnya. Pendapatan ini berdampak pula pada ketidak sanggupan mereka memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, kesehatan dan pendidikan.
7.
Lain-lain (Potensi yg dapat dikembangkan)
KEM dengan berbagai potensinya seperti tanah dengan luas lebih dari 5 ha serta sungai yang mengelilingi kawasan dan tidak pernah kering sepanjang tahun; hutan dengan beragam tanaman produktif (kemiri, asam, jati, jambu mete, cendana dan lain-lain) serta keterampilan tenun ikat warganya, produk olahan lokal dapat diberdayakan ke arah pengembangan ekonomi yang mandiri. Guna meningkatkan pendapatan, pendidikan serta derajat kesehatan. Karena masih terdapat kondisi rawan pangan dan gizi buruk bagi beberapa warganya. Peningkatan ekonomi juga turut mendorong taraf pendidikan yang pada umumnya saat ini warga KEM berpendidikan SMP ke bawah.
II. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN Hasil pekerjaan berbasis pada setiap item KPI dalam proposal dan uaraian fakta kinerja lapangan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pekerjaan berbasis pada setiap item KPI dalam proposal dan uraian fakta kinerja lapangan NO
ITEM KPI PROPOSAL
URAIAN FAKTA KINERJA LAPANGAN
A
Tahap Pelaksanaan :
1.
Pengadaan bibit pakan dan hijauan
Lamtoro (1000) dan gamal ( 1000) sebagai pagar hidup kawasan yang ditanam secara berselang-seling berjarak 1 meter mengelilingi kawasan
2.
Pembuatan embung dan pengadaan tandon air
Embung tidak diperlukan karena telah memiliki aliran sungai. Dipersiapkan tandan air kapasitas 3300 1 unit, 2200 kubik 4 unit yang diletakkan pada titik dengan kontur tinggi pada puncak bukit sehingga dapat mengalir secara gravitasi. Ditambah drum penampung (200 liter) sebanyak 20 unit yang diletakkan di lorong tanam untuk menyirami tanaman horti
3.
Pembuatan kolam ikan
Fase / Tahap II
4.
Pemb. irigasi kawasan (Mesin air dan selang/pipa)
Irigasi yang dipersiapkan menggunakan sistem selang/pipa. Mesin air yang menggunakan tenaga listrik dan selang/pipa telah tersedia tetapi belum pembuatan irigasi kawasan (dalam penyelesaian pekerjaan).
5.
Pengadaan bibit ternak
Fase / Tahap II
6
Pengadaan bibit ikan
Fase / Tahap II
7
Pengadaan benih/bibit tanaman
Tanaman tahunan (rencana awal 1000 anakann yang terdiri dari jambu mete 500 anakan, 200 mangga harum manis, pisang mas 200 dan pisang kepok 100 anakan. Tetapi dalam pelaksanaannya, sesuai permintaan kelompok, maka komoditi jambu mete diadakan sejumlah 200 anakan saja (ditanam mengelilingi kawasan), sisanya sejumlah 300 anakan diganti dengan anakan pepaya 200 anakan dan pisang beranga 100. Ada tambahan komoditi lain yaitu jeruk keprok Soe dari Timor Tengah Selatan sebanyak 100 anakan. Tanaman semusim (lombok, tomat, kangkung, kacang panjang, sawi, jagung ditambah komoditi lain seperti buncis, semangka, terong) telah diadakan. Tanaman tahunan semuanya telah ditanam. Khusus benih sayuran sebahagian sudah ditanam dan
sebahagian lainnya menunggu, sementara persiapan lahan. 8
Pembangunan kandang ternak sapi dan ayam
Fase II
9
Persiapan lahan
Pemagaran (gali lubang tanam), pembersihan lahan telah selesai dilakukan.
10
Pengadaan pupuk
Pengadaan pupuk kandang berasal dari masyarakat sekitar KEM yang memiliki ternak, ditambah dengan pupuk cair organic (PPO) dan juga pupuk an-organik.
11
Pengadaan peralatan pertanian
Peralatan pertanian berupa hand sprayer sebanyak 4 buah. Sementara peralatan pertanian seperti hand traktor, mesin chooper/pencacah rumput dan pemotong rumput akan diadakan pada Fase II, untuk dapat mengolah lahan yang luas secara efisien.
12
Pembuatan lopo /rumah pertemuan dan Pos jaga
1 buah rumah pertemuan (ukuran 15x7 m), dilengkapi toilet, kamar mandi, septik tank yang telah dikerjakan dengan capaian 100 selesai.
13
Pembuatan bioreaktor
Fase II
14
Instalasi listrik kawasan
Baru didaftarkan administrasinya, sedangkan untuk instalasi akan dilaksanakan pada Fase II
15
Inseminasi dan/atau kawin/alami
-
16
Pembuatan kamar mandi dan Toilet
2 unit toilet / kamar mandi.
17
Pembentukan Kelembagaan KEM
Kelembagaan KEM dalam proses pembentukan, pembelajaran dan manajemen kelompok akan dilakukan pada Fase II.
18
Bahan/alat Pembuatan pakan ternak mandiri
Fase II
19
Layanan pendidikan
Rumah pertemuan yang sudah dibangun dalam kawasan, dapat digunakan sebagai sarana belajar anak-anak (PAUD), dan juga sebagai tempat belajar bagi anggota dalam KEM (maupun diluar) yang masih buta aksara, supaya melek huruf.
20
Layanan kesehatan
Rumah pertemuan juga dapat menjadi sarana bagi pelayanan kesehatan yang sewaktu-waktu dapat dilakukan untuk melayani warga desa.
21
Pelatihan, Magang & studi banding
Dilakukannya studi banding di Kebun Kampung Daun dan kelompok Semangat di Kabupaten Kupang dalam rangka pelatihan tentang penerapan sistem budidaya pertanian secara terpadu berbasis teknologi alley cropping. Diikuti 10 anggota kelompok selama 3 hari
B
Tahap Pemeliharaan :
1
Pemagaran
Pemeliharaan tanaman dan ternak serta fasilitas lain (sarana/prasarana produksi) dari gangguan luar areal KEM, maka KEM telah dipagari dengan kawat duri sekelilingnya 3200 meter dengan kawat duri (210 roll) per roll 25-27 meter
2
Pemupukan tanaman
Pemeliharan pemupukan pada tanaman jagung, kacangkacangan, pisang, cendana, mangga, hijauan pakan ternak dan pembibitan tanaman sayuran, menggunakan pupuk organik ABG, pupuk kandang dan bokhasi. Sebahagian pupuk lainnya masih tersimpan digudang KEM.
3
Obat, suplemen, vitamin, vaksin, pakan komposit dll utk pelihara ternak
Fase II
4
Pestisida Organik utk Pengendalin jasad pengganggu tanaman
Pestisida organik yang telah diadakan berupa pestisida organik nabati sebahagian telah digunakan untuk pengendalian hama helioptis yang menggangu tanaman jagung, ulat (grayak dan jengkal) pada tanaman horti dan sayuran, kumbang penggerek daun pada tanaman pisang dan mangga.
5
Penyulaman tanaman
Tanaman yg pernah disulam adalah 10 pohon pisang kepok serta 3 pohon papaya.
6
Pemantauan layanan pendidikan
Pemantauan layanan pendidikan belum berjalan dengan maksimal, karena layanan pendidikan juga belum maksimal sehingga peningkatan taraf pendidikan terutama warga yang melek huruf belum ada perubahan. Namun dengan adanya KEM memotivasi para orang tua yang belum bisa membaca mau mengikuti Kejar Paket A
7
Pemantauan layanan kesehatan
Pemantauan layanan kesehatan belum menunjukkan perubahan hasil yang nyata, karena kegiatan KEM masih terfokus pada upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi serta penyediaan prasarana dan infrastruktur pemberdayaan ekonomi untuk peningkatan pendapatan. Namun kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan semakin meningkat seperti mencuci tangan dan kaki, minum air yang telah dimasak, termasuk buang air di MCK
C
Tahap Panen dan Pasca Panen
1
Pembuatan Gudang dan Lumbung utk Produk pasca panen
Ruang yang ada di gedung dapat dimanfaatkan untuk menyimpan hasil panen
2
Penyortiran produk
-
3
Pengemasan produk
-
4
Evaluasi layanan pendidikan
Hasil evaluasi layanan pendidikan belum dapat meningkatan nilai IPM.
5
Evaluasi layanan kesehatan
Demikian pula hasil evaluasi layanan kesehatan belum mampu menambah perubahan nilai IPM.
6
Evaluasi hasil penjualan produk
-
D
Tahap Pemasaran :
1
Pembuatan jalan KEM utk Kemudahan Pemasaran produk
Jalan yang digunakan masih jalan masyarakat, masih direncanakan pembuatan akses jalan yang lebih permanen (Fase II)
2
Perhitungan nilai IPM KEM
Nilai IPM telah dihitung nilainya pada bulan-bulan tertentu mulai Desember 2014 sebesar 43, 7 %, Januari 2015 menurun menjadi 39,04 % dan Februari 43,9 %. Mulai Maret 2015 mulai naik menjadi 44,44 % dan sampai April masih naik menjadi 49,06 %.
III. FOTO LAPANGAN
Pembersihan lahan, beberapa pohon dipotong namun kayunya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan rumah pertemuan, dan yang berdiameter kecil untuk tiang pagar kawasan
Pengukuran jarak tanam untuk tanaman tahunan dan tanaman semusim
Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 60 yang diisi pupuk kandang sebelum ditanami.
Pemagaran kawasan dengan kawat duri yang diselingi tanaman lamtoro dan gamal
Tanam mangga dan pisang
Pembangunan Rumah Pertemuan ukuran 15 x 7 meter, dilengkapi kamar mandi, toilet dan septic tank
Magang di Kabupaten Kupang
Pelatihan di Kelompok Kampung Daun dan Kelompok Semangat
IV. PENDAPATAN KEM Berdasarkan data statistik dari Tahun 2008 – 2013 nilai IPM tercantum sebagai berikut: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Komponen di Kabupaten TTU Tahun 2008-2013
Tahun
Angka Harapan Hidup (Tahun)
Angka Melek Huruf (%)
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
Pengeluaran Rill per Kapita Disesuaikan (Rp.000)
IPM
2008
67,7
87,45
6,2
603,4
66,53
2009
68,1
87,73
6,4
603,8
66,95
2010
68,3
87,75
6,8
605,5
67,49
2011
68,75
87,78
6,8
607,4
67,93
2012
69,19
88,16
6,92
610,7
68,57
2013
69,19
88,82
6,94
613,3
68,94
Dengan dilakukannya pendampingan sejak Awal Januari 2015 sampai Akhir April 2015 dapat dipantau pemasukan perkapita anggota kelompok KEM sebagai berikut:
Bulan
Pendapatan Per Kapita KEM (Rp)
1
Januari
500.000
Pada awal pelaksanaan KEM, masyarakat memiliki pemasukan yang rendah karena belum banyak sayuran yang ditanam, karena hanya memanfaatkan lahan yang ada disekitar sungai saja, dan ditanami dengan sayuran dan palawija sebagai sumber pangan keluarga.
2
Februari
550.000
Beberapa anggota kelompok mulai merasakan panen sebagian dari tanaman palawija, dan beberapa sayuran yang ditanam sebelum kegiatan KEM dimulai.
3
Maret
550.000
Tidak ada peningkatan, karena panen sayuran yang tuai masih sebatas konsumsi keluarga.
4
April
600.000
Terdapat sedikit peningkatan, Karen sayuran yang sudah ditanam dapat dijual.
No
Keterangan
V. KEBERLANJUTAN KEM KEM yang dilaksanakan pada lahan marjinal dengan berbasis pertanian yang konservasi, produktif dan komersial secara kontinyu merupakan tantangan. Oleh karena itu program yang diterapkan pada lokasi KEM bersifat kearifan lokal dengan tetap bermuatan ipteks yang sesuai dengan kondisi wilayah. Agar konservasi alam dan kelestarian lingkungan sangat diprioritaskan. Pupuk yang digunakan untuk pertanian didapatkan dari kotoran ternak yang dimiliki oleh masyarakat sekitar KEM, oleh karena itu untuk Fase II akan dipersiapkan kandang dan ternak sapi di lokasi KEM. Selain dari kondisi lahan dan tanaman, faktor lain yang mendukung keberlanjutan KEM adalah partisipasi seluruh warga, PKBL Pertamina , pemerintah desa/ aparat dan pendampingan oleh Prodikmas Flipmas Hetfen. Oleh karena itu dapat dirangkum kontribusi dari masing-masing pihak untuk menjaga agar KEM ini terus berlanjut adalah sebagai berikut : No 1
2
3
4
Nama Institusi Kelompok Tani KEM
Peran dalam Pengelolaan KEM - Meningkatkan semangat kerja secara swadaya dan mandiri dalam mengelola potensi sumber daya yang tersedia termasuk kearifan lokal dengan memanfaatkan dukungan ipteks dari Tim PROdikMAS-FLipMAS dan memanfatkan dukungan stimulans finansial dari Kerjasama Pertamina-FLipMAS secara produktif dan bukan konsumtif. - Membentuk dan menyusun kelembagaan Kelompok melalui kesepakatan dan musyawah dan menyusun AD / ART kelompok secara bersama sehingga tidak terjadi konflik setelah kawasan terbentuk dan telah bernilai ekonomis.
Tim PROdikMAS - Menjadi motivator dan penggerak untuk terus mendorong, Pelaksana KEM memberdayakan dan memberi semangat agar pada kelompok tani/petani warga KEM utk mengelola potensi SDA yang dimilikinya secara produktif dan komersial - Menjadi mediator dan penghubung untuk mencarikan dan membuka akses penjualan produk-produk yang dihasilkan KEM dengan konsumen/pasar - Menjadi inovator untuk menerapkan beragam Ipteks baru sesuai kebutuhan pengembangan KEM. - Menjadikan warga KEM sebagai subjek pembangunan (bukan objek) dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. - Menjadikan KEM sebagai taman teknologi karya intektual kampus Pemerintah Desa/ Mendukung program KEM dengan mensinergikan program/program Kelurahan dan/atau pembangunan Desa dan program di KEM untuk mempercepat Daerah peningkatan IPM terutama dalam pengelolaan kawasan pertanian, peternakan, dsb. FLipMAS Indonesi (FI)
- Terus mendorong FW untuk terus saling mendukung dan berkoordinasi ke arah yang lebih baik dan intensif dengan Pemerintah Daerah, agar bersama-sama terus mensukseskan pembangunan KEM.
- Melanjutkan kerjasama dengan PKBL Pertamina minimal selama 1 tahun sampai tercapainya penguatan kelembagaan KEM . Untuk mencapai kemandirian manajemen KEM minimal kerja sama ini berlanjut 2-3 tahun. 5
PKBL Pertamina
-
Meningkatan responsibilitasnya terhadap kegiatan-kegiatan program untuk penguatan dan kemandirian KEM yang telah direncanakan antara Klp Tani yang mengelola KEM dan PROdikMAS sehingga realisasi kegiatan berjalan lancar dan tepat waktu. - Memperlancar realisasi pendanaan program KEM yang telah disepakati sehingga kegiatan pembangunan KEM sebahagian tidak mempunyai kesan terlantar.
VI. ANGKA IPM KAWASAN Data sekunder IPM (Indeks Pembangunan Manusia) pada komunitas di Kabupaten TTU Tahun 2013 mencapai 68,94 %. Sedangkan pada tingkat komunitas kelompok tani khususnya pada komunitas KEM di Desa Tapenpah yang dihitung setiap bulan mulai Desember 2014 saat awal mulai realisasi kegiatan KEM : Bulan Perhitungan IPM Januari 2015 Pebruari 2015 Maret 2015 April 2015
Nilai IPM 35.20 39.05 39.05 42.90
Pemasukan perkapita 500.000 550.000 550.000 650.000
Dengan meningkatkan pemasukan masyarakat melalui KEM yang dibentuk diharapkan dapat meningkatkan IPM kelompok mendekati IPM Kabupaten TTU. Karena potensi ekonomi kawasan KEM di Tapenpah sangat memungkinkan untuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan pemasukan per kapita
VII. KESIMPULAN 1. KEM Tapenpah dirancang untuk mengembangkan potensi lahan marginal menjadi lahan produktif dan memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menjadi sumebr pemasukan dan penghasilan anggota kelompok yang mengolahnya. 2. Pemilihan dan penanaman komoditas tahunan, musiman dan harian telah dilakukan di kawasan ini, sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan pemasukan 3. Dengan terbentuknya KEM di Tapenpah, diharapkan dapat menstimulasi masyarakat di sekitarnya agar dapat mengolah dan menggarap lahan-lahan kritis yang ada di sekitar mereka 4. Teknologi yang diterapkan menyesuaikan kearifan lokal dan yang telah biasa mereka lakukan, namun tetap mengutamakan aspek efektifitas, efisiensi . 5. Komoditas mete tetap dipertahankan, namun dikembangkan dengan komoditas yang cepat menghasilkan seperti pisang, pepaya, jeruk dan sebagai tanaman utama adalah mangga harumanis.
VIII. SARAN DAN REKOMENDASI 1. Pemerintah Desa dapat memfasilitasi jalan masuk menuju KEM, karena saat ini jalan masuk KEM harus melewati tanah pemakaman umum 2. Beberapa item usulan pada Fase II akan sangat signifikan dalam meningkatkan kinerja dalam meningkatkan nilai IPM, sehingga sangat diharapkan usulan Fase II disetujui oleh Pihak PKBL Pertamina . Kupang, 31 Mei 2015
An. KETUA KEM
KETUA FW HETFEN,
Grace Maranatha
Grace Maranatha