LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA SIMOREJO KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO (Senin, 18 Mei 2015)
Disusun oleh:
Tim KEM Simorejo
Kota Bojonegoro, 18‐Mei‐2015
1. SITUASI AWAL KAWASAN NO ITEM SITUASI KAWASAN 1. Sifat Lahan di Kawasan 2. Sumber Air 3. Pertanian 4. Peternakan 5. Perikanan 6. Kondisi Warga KEM 7. Organisasi 8. Pemasukan warga
URAIAN FAKTA LAPANGAN Tadah hujan Dari air hujan Berbasis tanaman padi Peternakan kurang berkembang Tidak ada Pasca nanam padi pada musim rawat nganggur Merintis pendirian BUMDes jasa PPOB (Payment Point Online Bank) atau loket pembayaran PLN
2. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN NO ITEM KPI PROPOSAL URAIAN FAKTA KINERJA LAPANGAN (1) (2) (3) A.
Pembentukan Lembaga Pengelola a. Kondisi Baseline (sebelum adanya KEM) : Desa Simorejo telah merintis pendirian BUMDes sebelum adanya KEM program KEM. BUMDes Simorejo secara mandiri telah berjalan dengan pelaksanaan jasa PPOB (Payment Point Online Bank) atau loket pembayaran PLN bagi warga desa. BUMDes ini nantinya yang didesain sebagai lembaga pengelola KEM atas kesepakatan pendamping program dari tim Flipmas “Legowo” & juga Kepala Desa yang mewakili warga desa Simorejo.
(1)
(2)
(3)
b. Pelaksanaan Program KEM : Pada pelaksanaan program KEM ini dilakukan kegiatan penguatan kelembagaan BUMDes melalui kegiatan Pelatihan & Pendampingan. (1) Kegiatan pelatihan dilakukan oleh tim Flipmas “Legowo” kepada pengurus BUMDes yang dilaksana‐kan pada tanggal 28 Pebruari 2015 (dokumentasi foto terlampir) (2) Kegiatan pendampingan dilakukan oleh tim Flipmas “Legowo” kepada pengurus BUMDes setiap minggu sekali setelah tanggal 28 Pebruari 2015. Kegiatan dilakukan dengan metode FGD dengan fokus pada penyusunan konsep kelembagaan BUMDes bersama c. Rencana Pengembangan : Pelaksanaan KEM ini berdampak secara nyata bagi pengurus BUMDes Siomerjo, khususnya pada konsep pengembangan & operasionalisasi BUMDes. Hal ini se‐bagaimana dinyatakan dalam testimoni ketua BUMDes Simorejo. Pada saat ini sedang disusun pengembangan pengurus BUMDes untuk mengakomodir operasionalisasi unit pengelola KEM. BUMDes direncanakan untuk dikem‐bangkan menjadi holding dari kegiatan ekonomi produktif warga desa Simorejo
(1) B.
(2)
(3)
Pengembangan Program a. Persiapan : Pada persiapan pelaksanaan program peternakan dilakukan Peternakan Ayam, Itik dan Sapi pengurugan lahan proyeksi area kandang & kantor KEM. Hal ini Komunal perlu dilakukan mengingat KEM Simorejo adalah KEM Sawah, sehingga area pengembangan KEM berupa sawah yang membutuhkan pengurugan untuk pengembangan selanjutnya. Luas lahan yang diurug ada‐lah ± 600 m2. Pada pengerjaan pengurugan ini didatangkan tanah urugan berupa tanah padas dari kecamatan Babat, kabupaten Lamongan yang berdekatan & mudah aksesnya dari lokasi KEM.
b. Pembangunan : Pada pelaksanaan program ini di awal dilakukan pem‐bangunan kandang, yang secara berurutan adalah : kan‐dang ayam, kandang sapi & kandang Itik. Urutan pem‐bangunan kandang ini dipilih disesuaikan dengan urutan tingkat kesulitan, dimana pembangunan kandang ayam yang paling sulit. Hal ini dikarenakan, kandang ayam berbentuk panggung diatas tanah sawah. Kandang sapi di‐bangun konstruksi beton yang dikombinasikan dengan penggunaan bambu sebagai pilarnya. Kandang itik terbuat dari bambu & dengan model semi permanen sehingga terdapat umbaran yang memanfaatkan area bekas sawah. Perkembangan pembangunan kandang ini adalah kandang ayam, kandang sapi & kandang itik telah 100% selesai. Sebagai penunjang pembangunan kandang ini juga dibangun instalasi biogas yang pengerjaannya telah 100% selesai. Nantinya juga akan dibangun instalasi pengolahan limbah untuk produksi pupuk yang dinaungi oleh Rumah Pupuk.
(1)
(2)
(3)
c. Pemeliharaan : Pada tahap awal pemeliharaan dilakukan pemesanan DOC ayam kampung, Itik Mojosari (Pullet) dan Bakalan Sapi PO (Peranakan Ongole). Diantara ketiga komoditas ternak tersebut, Pullet Itik Mojosari dikirim pertama ke lokasi KEM dan dilanjutkan dengan mendatangkan sapi dan doc ayam kampung. Itik yang dipelihara diberi pakan lokal & mandiri yang tersusun dari dedak padi & keong sawah. Dedak padi memanfaatkan limbah penggilingan padi yang dimiliki desa & merupakan proyeksi salah satu unit usaha BUMDes Simorejo. Keong sawah banyak terdapat di lokasi mengingat luasan sawah yang mencapai 70% dari luasan desa. Keong sawah merupakan salah satu hama padi yang diburu untuk diberantas. Sementara kandang itik masih dalam tahap pembangunan, itik sejumlah 200 ekor dititipkan pada kandang pengurus BUMDes yang kebetulan tidak terisi. Kandang ini dinilai cukup untuk menampung sementara itik yang telah didatangkan sejumlah 200 ekor. Sapi PO yang dipelihara diberi pakan jerami kering dan jerami fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan fermentor yang didatangkan dari KEM Kebontunggul‐Mojokerto. DOC ayam kampung didatangkan dari Kediri sejumlah 400 ekor dan dipelihara secara intensif di kandang KEM d. Panen & Pasca Panen : Pada saat ini telah dilakukan panen telur itik selama kurang lebih 14 hari dengan jumlah total telur yang dipanen adalah 65 butir.
(1) C.
(2)
(3)
Pengembangan Pertanian Organik a. Persiapan : Pada tahap persiapan pengembangan pertanian organik terpadu ini Terpadu dilakukan pelatihan pertanian organik. Pada pelatihan ini diorientasikan untuk mengembangkan per‐tanian padi organik dan hortikultura sayur‐buah. Pada tahap persiapan ini telah didatangkan fermentor untuk dikembangkan menjadi biang organik. Selain itu, untuk menyiasati ketersediaan air di musim kemarau, pada tahap persiapan ini dilakukan pembangunan embung dengan luasan 2 x (12 m2) & pengadaan sumur bor. Pada saat pelaksanaan monev ini pembangunan embung & pengadaan sumur bor telah selesai 100%. b. Pembangunan : Pembangunan yang direncanakan adalah pembangunan rumah kompos. Pembangunan ini sendiri direncanakan setelah pembangunan kandang selesai. Selain itu, juga direncanakan pengembangan pembibitan padi secara organik c. Pemeliharaan : Tahapan pemeliharaan pertanian organik belum dilaksa‐nakan pada saat pelaksanaan monev ini. d. Panen & Pasca Panen : Pada saat pelaksanaan monev ini belum dilakukan panen
D.
Pengembangan Lahan Pertanian a. Persiapan : Tahap persiapan hanya dilakukan ploting area Jagung dan Hortikultura
(1)
(2)
(3)
b. Pembangunan : Tahap pembangunan yang dilksanakan dalam program ini relatif tidak ada, hanya perlu adanya pembibitan tanaman jagung & hortikultura sayur‐buah secara organik di lokasi KEM. Pelaksanaan ini direncanakan setelah panen padi, mengingat area terluas di KEM dimanfaatkan sebagai tanaman padi. c. Pemeliharaan : Tahapan pemeliharaan jagung & hortikultura organik belum dilaksanakan pada saat pelaksanaan monev ini d. Panen & Pasca Panen : Pada saat pelaksanaan monev ini belum dilakukan panen
E.
Pengembangan Perikanan Lele
a. Persiapan : Program selanjutnya yang direncanakan dalam KEM‐Simorejo adalah pengembangan perikanan lele. Pada tahap awal dilakukan pembuatan kolam lele sebanyak 3 buah dan 2 kolam tambahan untuk kolam gurame. Tambahan 2 kolam ini merupakan permohonan dari ibu‐ibu PKK yang mendapatkan bantuan bibit ikan gurame dari pemerintah kabupaten Bojonegoro, yang operasio‐ nalisasi nantinya menggunakan dana mandiri. Selain itu, juga telah dilaksanakan pelatihan budidaya lele b. Pembangunan : Kolam lele dibangun secara manual dengan tenaga manusia. Kolam lele terdiri dari 3 buah yang berbentuk kotak & berjajar dengan ukuran masing‐masing (3 x 4)m2. Pada dasar kolam dipasang terpal plastik untuk menjaga agar air tidak terserap oleh tanah.
(1)
(2)
(3)
c. Pemeliharaan : Tahapan budidaya lele belum dilaksanakan pada saat pelaksanaan monev ini & baru sebatas penumbuhan plankton sebagai sumber pakan yang berasal dari fermentasi feses sapi. d. Panen & Pasca Panen : Pada saat pelaksanaan monev ini belum dilakukan panen
F.
Pengembangan Produktif
Ekono‐mi a. Persiapan : Pada program pengembangan ekonomi produktif, dikembangkan beberapa hal yang dibidik potensial. Untuk itu, dilakukan beberapa pelatihan keahlian bagi warga desa Simorejo. Pelatihan tersebut adalah pembuatan kecap asal lele, kerajinan klobot jagung, kerajinan kain perca, pembuatan jelly & bank sampah. Diantara hal tersebut, yang kemudian dipilih untuk dikembangkan secara komersial adalah : kecap asal lele, jelly & bank sampah b. Pembangunan : Dibangun beberapa sarana fisik, yaitu : ruang pamer (showroom) serta gudang bank sampah. Pada saat pelaksanaan monev ini, pembangunan kedua sarana fisik tersebut telah selesai 100%
3. FOTO2 LAPANGAN (terpilih dan mewakili) 3.1. PRA KEM
Kondisi lahan KEM saat musim kemarau
Kondisi banjir lahan KEM musim penghujan
Kondisi kering lahan KEM saat musim kemarau
Kondisi lahan KEM saat musim penghujan
3.2. PASCA KEM(terpilih dan mewakili)
Proses pengurukan lahan
Proses pembangunan Kantor KEM
Pembangunan Rumah Guyup
Penggalian Embung
Instalasi Biogas
Instalasi Biogas
Penggalian Kolam Ikan
Penggalian Kolam Ikan
Kolam Ikan Lele
Pemberian makan ikan lele
Panen Ikan Lele
Ternak Sapi
Ternak Itik
Panen ketimun
Pelatihan pembuatan pupuk organik
Pelatihan pembuatan kecap
Pelatihan pembuatan Jeli
Pembuatan aneka bunga dari bahan klobot
Pelatihan pembuatan kecap
Penanaman sayur organik
Pelatihan Bank Sampah
4. PENDAPATAN KEM PENDAPATAN KEM SIMOREJO SAMPAI TANGGAL 16 MEI 2015 No. 1. 2. 3. 4.
Item Penjualan Kecap Penjualan Timun Penjualan Lele Penjualan Telur bebek
Jumlah 20 botol 10 kg 20 kg 65 butir
Harga Satuan (Rp) Pendapatan (Rp) 10,000 200,000 2,000 20,000 20,000 400,000 1,500 97,500 TOTAL 717,500
5. KEBERLANJUTAN KEM Pada Program KEM Simorejo yang memfokuskan pengembangan pertanian organik terpadu, maka sektor peternakan merupakan sektor penunjang yang juga bersifat ekonomis. Oleh karena itu, dikembangkan sektor Peternakan pada budidaya : sapi potong, bebek petelur dan ayam kampung. Pada pengembangan peternakan ini nantinya mengupayakan zero cost production. Secara sederhana upaya zero cost production tersebut digambarkan dalam skema berikut ini. Sawah Hama (Keong) Bebek Sisa+Limbah pakan Panen Ayam Kampung Panen Perikanan Sapi Potong feces Kebun Hortikultura Instalasi Biogas (Sayur+Buah) Pupuk Organik Cair manure Slurry Biogas Sludge (POC) Kompos Prinsip pelaksanaan program KEM Simorejo ini mengedepankan kearifan lokal dengan pendekatan teknologi tepat guna. Hal tersebut juga dilakukan untuk program peternakan KEM Simorejo. Untuk itu, pada program peternakan terdapat 3 tahapan utama dalam pelaksanaan program pengembangan peternakan di KEM Simorejo. Tahapan ini disusun tidak terlepas dari tahapan program lain yang dijalankan dalam Program KEM Simorejo ini. tahapan utama
pelaksanaan program peternakan ini secara singkat dijabarkan dalam alur pelaksanaan (roadmap) berikut ini.
TAHAP 2 : TAHAP 1 : Konstruksi Awal
Adaptasi Budidaya Ternak Terpadu & Perikanan Pertanian Terpadu
TAHAP 3 : Budidaya Ternak & Perikanan Pertanian Terpadu
Tahapan program peternakan KEM Simorejo terdiri dari :
⌦ Tahap 1 : Konstruksi Awal ⌦ Tahap 2 : Adaptasi Budidaya Ternak & Perikanan, Pertanian Terpadu ⌦ Tahap 3 : Budidaya Ternak & Perikanan, Pertanian Terpadu. Pada tahap 1: Konstruksi Awal ini, program peternakan KEM Simorejo menitikberatkan pada konstruksi program, baik fisik dan non fisik. Pada konstruksi program secara fisik dilakukan pembangunan kandang dan pengadaan ternak bebek, ayam, sapi, pertanian, dan perikanan. Pembangunan kandang dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang mudah didapat di sekitar lokasi KEM dengan melibatkan peran serta masyarakat. Selain itu, konstruksinya disesuaikan dengan konstruksi kandang yang umum di desa Simorejo. Hal ini dilakukan untuk menjadikan kandang KEM Simorejo sama dengan yang ada di masyarakat dan menjadi contoh yang mudah untuk diaplikasikan di masyarakat, mengingat program KEM ini merupakan program pionir untuk merubah paradigma produksi pertanian‐peternakan masyarakat serta menginisiasi konstruksi jaringan agribisnis berbasis Community Development. Pengadaan ternak dilakukan dengan mendatangkan ternak lokal, dalam hal ini adalah : 200 ekor Bebek Mojosari, 400 ekor Ayam Kampung dan 5 ekor Sapi PO. Ternak lokal dipilih karena mudah beradaptasi dengan tingkat produktivitas yang cukup baik. Selain itu, mudah dipelihara dan disesuaikan
dengan pola budidaya ternak terpadu. Dibidang perikanan kegiatan penyediaan budidayaikan lele secara mandiri sangat diperlukan oleh masyarakatuntuk mengembangkan usaha agribisnis perikanan. Oleh karena itu, fokus utama kegiatan dalam Program Perikanan adalah pelatihan dan sosialisasi peningkatan keterampilan masyarakat terutama yang masuk dalam anggota KEM untuk pengembangan usaha pembesaranikan lele melalui penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan manajemen budidaya ikan yang tepat, baik dan menguntungkan dengan pemanfaatan lahan yang tersedia (terbatas). Metode pendekatan yang dilakukan dalam Bidang Perikanan adalah memberikan wawasan, ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang sederhana dan mudah untuk diaplikasikan serta dikembangkan kepada masyarakatterutama yang tergabungdalam KEM. Skalaprioritas sesuai dengan hasil diskusi dengan masyarakat adalah pengembangan usaha agribisnis budidaya ikan lele. Capaian kegiatan selama ini meliputi: 1.
Telah dilakukan transfer pengetahuan tentang aspek‐aspek budidaya antara lain penyediaan wadah budidaya (kolam), penyediaanpakan fermentasi dan proses pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa yang diikuti oleh masyarakat.
2. Pelatihan pembuatan kolam dengan system terpal. Dalam kegiataniniterbentuk 5 kolamterpaldenganukuran 3x4 m2. Kegiataninidilakukan di areal KEM 3. Pelatihan pembuatan pakan dengan bahan local dengan system fermentasi yang memanfaatkan starter mikrobia (Nutribio) 4. Penebaran dan Pemeliharaan budidaya lele sampaipanen. Pada saat tebar dilakukan dengan dua ukuran supaya panent idak bersamaan. Untuk mencapai ukuran konsumsi (size 8‐10 ekor per kg) memerlukan waktu 2,5 – 3 bulan pemeliharan. Sampai saat ini ikan lele yang sudah dipanen dan terjual sebanyak 73 kg dengan hargaRp 14.500 per kg. Sedangkan sebagian yang lainnya digunakan untuk diversifikasi produk. Setelahikan dipanen, kolam yang kosong sudah ditebar lagi dengan bibit lele sebanyak 3000 ekor. Pemanfaatan hasil produksi budidaya lele dengan diversifikasiolahan seperti pembuatan kecap dan abon lele.
Metode pendekatan yang telah dilakukan dilakukan dalam Bidang Perikanan adalah sebagai berikut: No. Aktivitas Program Tujuan 1. Pengembangan lahan pertanian organik terpadu Pengembangan lahan pertanian pembibitan padi organik
- Membentuk produk beras organik sebagai salah satu produk unggulan Desa Simorejo yang bernilai ekonomis tinggi.
Pengembangan lahan pertanian sayur dan buah organik
- Membentuk produk sayur dan buah organik sebagai salah satu produk unggulan Desa Simorejo yang bernilai ekonomis.
Pembuatan Rumah Guyub dan pengemasan
produk
pertanian
organik
mengkoordinasikan
seluruh
proses
penanaman pertanian organik dan proses pasca panennya.
Pembuatan SOP pengelolaan dan penjualan
- Untuk
produk
per-tanian
- Menseragamkan
proses
penanaman
dan
penjualan pertanian organik di kawasa KEM
organik Membangun jaringan pemasar-an produk pertanian organik
- Meningkatkan keterserapan produk pertanian organik di pasar.
Pada tahap 2 : Adaptasi Budidaya Pertanian, Perikanan, dan Ternak Terpadu, direncanakan mulai mengadaptasikan Pertanian, Perikanan, dan Ternak Terpadu yang didatangkan untuk program KEM dalam kondisi dan pola budidaya Pertanian, Perikanan, dan Ternak Terpadu. Untuk ini, direncanakan untuk diadaptasikan dengan pakan yang bersumber dari hama dan sisa (limbah) panen sawah serta kebun hortikultura. Untuk tahap awal adaptasi pakan dilakukan dengan pemanfaatan keong sawah sebagai pakan ayam dan bebek serta pemanfaatan jerami sebagai pakan sapid an ikan lele. Pemanfaatan keong sawah sebagai pakan ayam dan ikan lele dilakukan setelah masa brooding ayam atau setelah umur 15 hari, serta lele dengan mengeringkan dan menumbuk halus keong sawah kemudian ditambahkan dalam formula pakan yang telah disiapkan. Pemanfaatan keong sawah sebagai pakan bebek dilakukan dengan menumbuk keong sawah secara basah dan kemudian dicampurkan dalam formula pakan yang telah disiapkan. Pemanfaatan jerami sebagai pakan sapi dilakukan dengan diberikan langsung serta dibuat jerami fermentasi selain penambahan pakan lain.
Pada tahap 3: Budidaya Pertanian, Perikanan, dan Ternak Terpadu ini merupakan tahapan implementasi pelaksanaan budidaya Pertanian, Perikanan, dan Ternak Terpadu berkonsep zero cost production. Pada implementasi konsep ini diharapkan akan bisa menghasilkan zero waste production yang mengarah pada tingkat efisiensi produksi. Selain itu, implementasi konsep ini diharapkan mengembalikan kearifan petani Indonesia dalam memanfaatkan potensi alam secara bijaksana dengan tetap berorientasi pada pemenuhan kebutuhan & kesejahteraan manusia. 6. ANGKA IPM KAWASAN Masih dalam proses perhitungan. 7. KESIMPULAN Kegiatan pelaksanaan pekerjaan KEM di Desa Simorejo Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro telah berjalan dengan baik, dengan dukungan masyarakat desa (anak‐anak, remaja, dewasa, para tokoh masyarakat serta pemerintah daerah (Bupati, Asisten II, Camat, Lurah, Kapolsek, Danramil). Keberadaan embung baru dan pertanian‐peternakan terpadu dalam KEM, akan menjadi modal pengembangan kawasan yang berciri dan potensi tumbuh kea rah yang lebih baik. 8. SARAN DAN REKOMENDASI Adapun saran‐saran, adalah sebagaimana berikut: 1.
Pemahaman yang utuh terkait dengan KEM
2. Pemantapan organisasi KEM 3. Pengembangan teknologi, berdasarkan kearifan lokal 4. Perlu program‐program strategik yang perlu dimunculkan Sedangkan rekomendasi, adalah sebagaimana berikut: 1.
Pola rekomendasi dan konsulidasi yang solid untuk anggota KEM
2. Karena sebagai model, maka perlu adanya pusat‐pusat layanan
Malang, 18 Mei 2015 KETUA FW
(Dr. Ir. Adi Susanto)