UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR OLAH RAGA LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT (STRADDLE ) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN RESIPROKAL (TIMBAL BALIK ) PADA SISWA KELAS V SDN PESEN KANOR BOJONEGORO Edi Sujoko Guru SDN Pesen Kecamatan Kanor Kab Bojonegoro Email :
[email protected] ABSTRAK : Pada pengamatan pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jasmani khususnya dalam materi Lompat Tinggi Gaya Guling Perut menunjukkan bahwa guru belum menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa banyak beraktifitas, berkreatif dan kritis serta dalam situasi menyenangkan. Ini terlihat masih rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan memahami penguasaan teknik permainan dalam Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jasmani masih sangat rendah sehingga hasil belajarnya pun rendah. Untuk itu, penelitihan tindakan kelas ini mencoba menggunakan Model Pembelajaran Resiprokal ( timbal balik) dengan alasan secara teori model ini menjadikan siswa banyak beraktivitas , kreatifitas dan inovatif dalam pembelajaran. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Resiprokal ( timbal balik ) ini diharapkan pula siswa menjadi lebih senang dan antusias dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jasmani dapat meningkat. Pada penelitihan tidakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada akhir pelaksanaan tindakan di setiap siklus tampak ada peningkatan hasil belajar, sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui Model Pembelajaran Resiprokal (timbal balik) dapat meningkatkan kemampuan penguasaan teknik dasar Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jasmani dalam materi Lompat Tinggi Gaya Guling Perut. Kata kunci : Gaya guling perut (straddle), model pembelajaran resiprokal Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sedikit permanen. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan yang jelas. Tujuan belajar yaitu agar terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga perubahan tersebut bermakna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Mengajar mempunyai makna yaitu memindahkan ilmu dari guru ke siswa yang dilakukan secara sengaja dengan berbagai proses yang dilakukannya. Dalam hal ini siswa atau anak didik mengenal dan menguasai budaya bangsa untuk kemudian
dapat memperkaya atau menciptakan suatu yang baru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang prajurit di medan pertempuran. Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demikian juga dengan guru. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap 42
Edi Sujoko, Upaya PHB Olah Raga Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle ) Menggunakan Model Pembelajaran Resiprokal (Timbal Balik ) Pada Siswa | 43
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan menuntun guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan memiliki sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan factor iklim social-psikologi. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran memengang peranan yang sangat penting. Peran guru, untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tidak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti Televisi, Radio, Komputer dan lain sebagainya. Begitu juga halnya dengan siswa sebuah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. Jadi proses pembelajaran guru dengan siswa adalah faktor utama dalam menentukan keberhasilan belajar. Dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak di pundak guru.
Model Pembelajaran Olahraga Lompat Tinggi Gaya Guling Perut Model pembelajaran yang penulis lakukan adalah Model Pembelajaran Resiprokal (timbal balik). Ada beberapa langkah yang ditempuh diantaranya : 1. Guru mengatur siswa agar berpasangpasangan. 2. Guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tangan dan indikator tugas gerak kepada siswa. 3. Siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya. 4. Siswa melaksanakan tugas gerak, dan bergantian dan bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai indikator yang telah ditentukan. 5. Guru memberikan kesimpulan secara umum. 6. Evaluasi dan penutup. Dengan menerapkan strategi pembelajar-an maka seorang siswa akan selalu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dengan keterlibatan langsung materi yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya (perencanaan) dan konsep-konsep apa saja yang harus dikuasai oleh siswa agar mudah diterimanya. Metodologi Penelitian ini dilakukan di SDN Pesen Kecamatan Kanor Kab Bojonegoro. Waktu penelitian yang dilaksanakan, selama satu bulan, yang dimulai pada bulan Pebruari s / d April 2013 Pelaksanaan di bulan ini mengingat sedang berjalan program Kegiatan Belajar Mengajar Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa yang terdiri dari 3 laki-laki dan 12 siswa perempuan. Tingkat kemampuan yang dimiliki siswa di kelas ini sangat bervariasi dari yang memiliki basic kemampuan IQ yang tinggi hingga yang rendah. Sementara latar belakang sosial ekonomi dari orang tua siswa – siswinya yang sangat berbeda – beda sehingga memiliki kemampuan dan daya serap siswa sangat bervariasi dari hasil
44 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 1, Nomor 3, September 2015 hlm 42 - 47
pelaksanaan evaluasi yang telah dilak sanakan selama ini. Penelitian ini membutuhkan fasilitas dan sarana pendukung untuk menunjang proses pembelajaran , antara lain : 1. Buku Paket Penjas Orkes 2. Buku Penunjang Penjas 3. Alat-alat Atletik untuk lompat tinggi gaya guling perut Teknik Pengumpulan Data Ada tiga instrument minimal untuk mengumpulkan data yaitu : lembar pengamatan, lembar angket dan lembar evaluasi non tes. Rancangan tindakan yang dilaksanakan dituangkan dalam bentuk siklus. Siklus penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Dan setiap siklus akan berisi kegiatan : perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Data yang telah diperoleh baik dari data-data hasil pengamatan, observasi dan evaluasi yang kemudian mengelolahnya dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Data hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan perkembangan masingmasing siswa kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. 2. Data hasil angket siswa setelah diisi dan dikumpulkan kembali dianalisis secara deskriptif kuantitatif. 3. Sedangkan data hasil evaluasi baik sebelum ( pretest ) maupun sesudah ( postest ) di analisis secara kualitatif, artinya gambaran tentang perkembangan dan peningkatan hasil belajar yang diperoleh dituangkan kedalam kualifikasi nilai yang rentangannya telah dirumuskan sebelumnya.
dan Kesehatan utamanya pada materi lompat tinggi yang benar. 2. Rendahnya hasil belajar terhadap mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan utamanya pada materi lompat tinggi 3. Nilai rata-rata hasil belajar sebelum dilaksanakan penelitian yaitu 7,2. Dari tes awal tentang penyajian peta diperoleh data bahwa 15 siswa yang ikut tes, hanya 2 siswa yang mendapat 80 (ukuran belajar untuk individual). Dengan demikian pengetahuan awal siswa tentang materi pelajaran tentang lompat tinggi masih sangat minim ( rendah ) Siklus I Hasil angket setelah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa 72 % siswa senang melakukan praktek pembelajaran lompat tinggi gaya guling perut dengan metode ini, siswa mengalami peningkatan dan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan nilai rata-rata hasil belajarnya yaitu 7,2 dan masih sebagian masih mengalami kesulitan. Refleksi Berdasarkan refleksi terhadap kegiatan siklus I , maka dibuatkan rancangan tindakan untuk siklus II , yaitu : 1. Memberikan tugas kepada semua siswa untuk berlatihan dalam materi lompat tinggi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. 2. Pengelompokkan siswa diusahakan tidak tetap dan ditata ulang pada pertemuan berikutnya agar setiap siswa berlatih bekerja sama dengan teman-teman yang lainnya.
Hasil observasi Awal
Siklus II
Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dilaksanakan tes awal dan pemberian angket pada siswa. Dari hasil angket dan tes awal secara umum untuk menunjukkan bahwa : 1. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
Hasil angket setelah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa 93 % siswa senang melakukan praktek pembelajaran lompat tinggi dengan metode ini, siswa mengalami penungkatan dan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan nilai ratarata hasil belajarnya yaitu 9,3 dan sebagian masih mengalami kesuliatan.
Edi Sujoko, Upaya PHB Olah Raga Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle ) Menggunakan Model Pembelajaran Resiprokal (Timbal Balik ) Pada Siswa | 45
Refleksi Berdasarkan reflesi terhadap kegiatan siklus II. Maka dibuatlah rancangan tindakan untuk siklus III, yaitu : 1. Memberi tugas kepada semua siswa untuk melatih dalam materi lompat tinggi gaya guling perut yang akan diberikan pada yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. 2. Pengelompokan siswa diusahakan tidak tetap dan ditata ulang pada pertemuan berikutnya agar setiap siswa berlatih bekerja sama dengan teman-teman yang lainnya.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa . Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 1 Prosentase Siswa yang Senang dengan Model Pembelajaran Resiprokal ( Timbal Balik ) Siklus Siklus I Siklus II III 72 % 93 % 98 % Tabel 2 . Rata-Rata Belajar
Siklus III Hasil angket setelah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa 98% siswa senang melakukan praktek pembelajarn lompat tinggi gaya guling perut dengan metode ini, siswa mengalami peningkatan dan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan nilai rata-rata hasil belajarnya yaiti 98, sehingga hampir seluruh siswa tidah ada yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan materi ini. Refleksi Hasil dari observasi dan penilaian proses yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan prosentase siswa yang menyenangi kegiatan pembelajaran materi Altitik lompat tinggi gaya guling perut dengan menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi . Hampir seluruh siswa telah memiliki kemampuan dalam melaksanakan lompat tinggi gaya guling perut dengan benar sehingga diharapkan mampu sebagai landasan dalam meningkatkan prestasi dalam kualifikasi lomba baik di tingkat Kecamatan maupun di tingkat Kabupaten dalam eveneven perlombaan olahraga utamanya pada Atlitik dalam lompat tinggi gaya guling perut Pembahasan Model Pembelajaran Resiprokal ( timbal balik )dengan mengoptimalkan laboratorium
Siklus I
Siklus II
7,2
9,3
Siklus III 9,8
Simpulan 1. Model Pembelajaran Resiprokal ( timbal balik )menjadikan siswa ikut lebih aktif terlibat langsung dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani , Olahraga Kesehatan utamanya pada Atlitik pada materi lompat tinggi gaya guling perut 2. Model Pembelajaran Resiprokal ( timbal balik )dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan memberikan suasana yang baru dan sangat menyenangkan , dan ini merupakan salah satu bentuk motivasi sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani , Olahraga dan Kesehatan. 3. Dengan aktifnya siswa dan pembelajaran yang menyenangkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani , Olahraga dan Kesehatan khususny pada Atlitik pada materi lompat tinggi gaya guling perut Saran 1. Penelitihan tindakan kelas ini dapat ditndak lanjuti oleh penelitihan atau guruguru lainnya untuk semua mata pelajaran. 2. Metode demonstrasi dan bebagai metode lainnya dapat dikembangkan dan digunakan untuk mata pelajaran yang lain.
18 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 1, Nomor 3, September 2015 hlm 42 - 47
DAFTAR PUSTAKA Usman. M.U (1990) Menjadi guru professional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Depdikbud. Pidarta, M.(1990) Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara-Negara Maju. Jakarta : Bumu Aksara. Ischak. (1986) Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya. Jogyakarta : Liberty. Adam,A. dan Mbririmuljo, S. (1990). Games and role playing. Harare : Generator. Depdikbud.(1987).Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar . Surabaya : Kanwil Depdikbud Propinsi Jatim. Kristiani,N (1999) Metode simulasi melalui kegiatan bermain : Pembelajarn Konsep Sintensis Protein Pada Siswa SMU. Jurnal Gentengkali ,3 (2): 13-14.