MENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGGUNAKAN TIK MELALUI BIMBINGAN BELAJAR BERKELANJUTAN DI SDN BANJARJO SUMBERREJO BOJONEGORO Sri Wulan Agustina KepalaSDN BanjarjoKec.SumberrejoKab. Bojonegoro Email :
[email protected]
Abstrak: Puisi adalah salah satu karya seni yang diajarkan di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas. Namun tak semua peserta didik mampu untuk membuat puisi.Pada dasrnya mereka bisa membuatnya, tetapi diperlukan suatu metode dan media pembelajaran yang tepat untuk merangsang imajinasi mereka dalam membuat puisi.Salah satu media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar.Media gambar merupakan media dua demensi dimana menyajikan suatu keadaan alam ke dalam suatu bidang datar yang dapat diamati langsung dalam waktu cukup lama.Media gambar ini akan mewakili keadaan lingkungan sebenarnya yang akan diungkapkan oleh para peserta didik yang dituangkan perkalimat yang kemudian akan terangkai menjadi suatu puisi sederhana. Kata Kunci:puisi, bahasa indonesia, media gambar
Dewasa ini teknologi dalam pendidikan berkembang pesat dan sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar.Baik dari segi administrasi guru sampai pembuatan media yang berbasis komputer.Seperti tercantum secara eksplisit dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005–2009, terlihat jelas bahwa TIK memainkan peran penting dalam menunjang tiga pilar kebijakan pendidikan nasional. Tidak diragukan lagi peran TIK dalam berbagai aspek kehidupan.Hampir semua bidang mengaplikasikan TIK dalam setiap penyelesaian masalah.Untuk itu agar dapat menjalankan sistem atau operasi TIK dengan baik, diperlukan tenaga operasional yang handal dalam mengontrol sistem kerja peralatan TIK tersebut.Hal inilah yang mendasari pentingnya mempelajari TIK.Perlu diketahui bahwa TIK memiliki dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Di dalam sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) juga telah menempatkan TIK
sebagai salah satu pendukung utama tersedianya layanan pendidikan.Penyediaan tenaga pendidik berkompeten yang merata di seluruh Indonesia telah dinyatakan sebagai salah satu tujuan strategis dalam Renstra Pendidikan Nasional 2010 – 2014. Penyediaan pendidik yang menguasai kompetensi TIK merupakan kebutuhan mendesak demi tercapainya tujuan strategis dalam Renstra 2010 – 2014 tersebut. Guru yang kompeten dalam pemanfaatan TIK diperlukan untuk mengembangkan kompetensi personal, pedagogis, sosial, dan professional sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Kompetensi Guru. Hal diatas berbeda dengan apa yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro belum seluruhnya bisa dan mahir menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Dalam pembuatan perangkat pembelajaran guru masih meminta bantuan orang lain dalam membuatnya secara komputerisasi. Kemampuan yang dimiliki
72
Sri Wulan Agustina,Meningkatan Kompetensi Guru Dalam Menggunakan TIK Melalui Bimbingan Belajar Berkelanjutan Di SDN Banjarjo Sumberrejo Bojonegoro| 73
guru dalam bidang teknologi belum begitu baik. Berdasarkan uraian latar belakang di atas Kepala Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegorotertarik melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan rumusan masalah Bagaimana Meningkatan Kompetensi Guru Dalam Menggunakan Tik Melalui Bimbingan Belajar Berkelanjutan Di Sdn Banjarjo Sumberrejo Bojonegoro? KAJIAN PUSTAKA Pada dasarnya pendidikan guru itu bukan berlangsung 3 atau 5 tahun saja, melainkan berlangsung seumur hidup (life long teacher education).Pendidikan yang 3 atau 5 tahun itu adalah pendidikan yang wajib dialami oleh seorang calon guru secara formal. Semua kegiatan itu sangat berharga untuk mengembangkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan guru sehingga kemampuan profesionalnya semakin berkembang (Hamalik, 2003 : 123). Dengan demikian, untuk dapat disebut sebagai profesional, setiap guru harus melakukan pengembangan kompetensinya secara berkesinambungan. Atau sebagaimana dikemukakan oleh Danim (2010 : 3), bahwa “Untuk memenuhi kriteria profesional itu, guru harus menjalani profesionalisasi atau proses menuju derajat profesional yang sesungguhnya secara terus menerus”. Tuntutan terhadap peningkatan kompetensi secara berkesinambungan disebabkan “Karena substansi kajian dan konteks pembelajaran selalu berkambang dan berubah menurut dimensi ruang dan waktu” (Saud, 2009 : 98). Di samping itu, keharusan bagi setiap guru untuk mengembangkan kompetensinya secara terus-menerus dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara profesional, didorong juga oleh perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat, perkembangan pemerintahan dan perubahan kurikulum pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Saud (2009 : 98), berikut ini. Pengembangan Kompetensi Guru
Pengembangan profesi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa” (Danim,2010:5). Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional di satuan pendidikan, menjadi kebutuhan yang amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Peningkatan kompetensi keguruan, semakin dibutuhkan mengingat terjadinya perkembangan dalam pemerintahan, dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi. Pemberlakukan sistem otonomi daerah itu, juga diikuti oleh perubahan sistem pengelolaan pendidikan dengan menganut pola desentralisasi. “Pengelolaan pendidikan secara terdesentralisasi akan semakin mendekatkan pendidikan kepada stakeholderspendidikan di daerah dan karena itu maka guru semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan kebutuhankebutuhan masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi yang dimilikinya” (Saud, 2009 : 99). Peran Guru
KS
Meningkatkan
Kompetensi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan; Kerangka Teori
74 | Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 72-77
Mengembangkan kompetensi guru dan dirinya merupakan tugas yang harus dilakukan kepala sekolah.Dengan adanya bimbingan memungkinkan guru dapat meningkatkan kompensi dan mengembangkan kemampuannya.Untuk meningkatkan kemampuan guru di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat diperlukan bimbingan dan belajar. Jika guru sudah bisa menguasai TIK khususnya pada Microsoft Office akan memudahkan guru dalam bekerja. Pelaksanaan bimbingan ini akan dilakukan dengan langkah yang sudah disusun kepala sekolah. adapun langkah bimbingan belajar TIK bagi guru itu sebagai berikut : 1. Persiapan - Menyusun program - Menyusun jadwal pelaksanaan bimbingan belajar 2. Pelaksanaan bimbingan belajar 3. Penilaian kegiatan /tindak lanjut METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, pemilihan tempat ini karena merupakan tempat dimana penulis bertugas mengabdikan diri, yang mana selama ini guru di Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegorokurang mampu mengoperasikan komputer. Penelitian ini dilakukan pada guru Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro yang terdiri dari 10 orang dan yang akan di jadikan objek sebanyak 10 orang guru kelas dan bidang studi yang berbeda. Penelitian akan dilakukan pada bulan September semester I tahun ajaran 2015/2014. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini terdiri 2 siklus. Adapun rincian waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Perencanaan penelitian dilaksanakan minggu ke-1 bulan September 2015 b. Pelaksanaan penelitian :
- Siklus I dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan September 2015 - Siklus II dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan September 2015 c. Pelaporan penelitian dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan September 2015 Setting Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuliatatif dan pendekatan kuatitatif.Dimana pendekatan kuantitatif data berupa angka – angka dan pendekatan kualitatif data berupa tulisan, gambar dan grafik. Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dalam pelaksanaan diklat PTS, diharapkan kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat (1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah, (2) memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan usulan PTS, (4) melaksanakan dan melaporkan hasil PTS yang dilakukannya. Menurut Direktorat Tendik (2008) Langkah – Langkah PTS terdiri atas empat tahap, yaituplanning(Rencana),action (tindakan), obs ervasi (pengamatan)dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTS dapat dilihat pada gambar berikut: a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran b. Tindakan dilakukan setelah rancangan disusun. Tindakan merupakan bagian yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Sekolah dalam penelitian c. Pengamatan dilakukan waktu guru di bombing menggunakan komputer. Data yang dikumpulkan dapat berupa data pengelolaan sekolah/madrasah. d. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
Sri Wulan Agustina,Meningkatan Kompetensi Guru Dalam Menggunakan TIK Melalui Bimbingan Belajar Berkelanjutan Di SDN Banjarjo Sumberrejo Bojonegoro| 75
lembar pengamatan pengamat
yang
diisi
oleh
Alur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Ritawati, 2008:69). Alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan seperti bagan berikut:
tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap rencana awal siklus II. Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil kemampuan guru dalam mengajar siklus I. Jika kemampuan tersebut belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II. Data dan Sumber Data
Prosedur Penelitian Tahap perencanaan berupa rencana kegiatan menentukan langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kekurangan guru dalam menggunakan komputer kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun jadwal bimbingan belajar, (2) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi memperoleh data nontes, (3) menyiapkan refleksi dan perbaikan guru dalam mengajar. Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di lakukan guru lebih maksimal dan baik sehingga pembelajaran Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan guru dalam bimbingan belajar TIK. Observasi dilaksanakan peneliti selama kegiatan berlangsung . Observasi meliputi observasi guru menngunakan komputer. Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
Data penelitian ini berupa hasil observasi dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan pada pembelajaran yang di sajikan guru Sekolah Dasar Negeri BanjarjoKecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Data tersebut berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran berupa informasi sebagai berikut: a. Rencana pelaksanaan bimbingan. b. Pelaksanaan bimbingan TIK c. Evaluasi dari kemampuan guru dalam menggunakan komputer. d. Hasil pengamatan guru dalam menggunakan komputer. Teknik Analisis Data Teknik penelitian dilakukan dengan cara melihat kekurangan guru dalam menggunakan TIK. Selain itu teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan observasi oleh Kepala Sekolah terhadap guru dalam mengoperasikan komputer Setelah instrument ini diisi hasil data berupa tes yang diperoleh diolah. Sehingga di dapatkan data yang valid. Dengan hal ini bisa dilihat sejauh mana kemampuan guru dalam menggunakan TIK melalui bimbingan belajar oleh kepala sekolah. HASIL PENELITIAN Perencanaan Tindakan Penelitian tindakan ini menggunakan model Penelitian Tindakan Sekolah melalui
76 | Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 72-77
pelatihan berkelanjutan. Tujuan yang diharapkan dengan bimbingan belajar TIK oleh Kepala Sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan TIK. Agar dapat tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai kepala sekolah melakukan bimbingan dengan langkah langkah sebagai berikut : - Menyusun instrumen penilaian sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. ( 8 standar isi pendidikan ). - Menyusun Instrumen Monitoring - Sosialisasi kepada guru - Melaksanakan tindakan Kepala Sekolah melalui bimbingan berkelanjutan. - Melakukan refleksi pada siklus pertama - Melaksanakan bimbingan melalui pelatihan berkelanjutan pada siklus kedua - Melakukan refleksi pada siklus kedua - Menyusun laporan Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan bimbingan untuksiklus I dilaksanakan pada tanggal 09 September 2015 dengan jumlah guru10 orang.Dalam hal ini peneliti bertindaksebagai Kepala Sekolah.Pengamatan (observasi) dilaksanakanbersamaan dengan pelaksaaan belajarmengajar.Pada akhir bimbingan diberi tespenilaian I dengan tujuan untukmengetahui peningkatan kompetensi gurudalam menyusun indikator pencapaianstandar kompetensi yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus Ibahwa dengan bimbingan belajarTeknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) oleh kepala sekolah dalammeningkatkan kompetensi guru dalampenggunaan Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) diperoleh nilaipersentase ketuntasan adalah 50% atauada 5 orang dari 10 guru sudah tuntas.Hasil tersebut menunjukkan bahwa padasiklus pertama secara keseluruhan belumtuntas, karena guru yang memperoleh nilaikurang dari >50 % dinyatakan hasilnyakurang, ternyata hasilnya sangat jauh dariyang dihendaki yaitu sebesar 85 %. Hal inidisebabkan karena guru masih merasa barudan belum mengerti apa
yangdimaksudkan dan digunakan guru denganmenerapkan bimbingan melalui penerapanpelatihan berkelanjutan Kepala Sekolah. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingandiperoleh informasi dari hasil pengamatansebagai berikut: a) Kepala sekolah kurang baik dalammemotivasi guru dan dalammempraktikan cara menggunakanlaptop dalam pembimbingan b) Kepala Sekolah kurang baik dalampengelolaan waktu c) Guru kurang begitu antusias selamabimbingan berlangsung. Revisi Rancangan Pelaksanaan kegiatan bimbingan padasiklus I perlu adanya revisi untukdilakukan pada siklus berikutnya. a) KS perlu lebih terampildalam memotivasi guru dan lebih jelasdalam menyampaikan tujuanbimbingan. b) KSperlu mendistribusikanwaktu secara baik dengan menambahkan informasiinformasiyang dirasa perlu dan memberi catatan c) KSharus lebih terampildan bersemangat dalam memotivasiguru sehingga guru bisa lebih antusias. d) KSharus lebih dekatdengan guru sehingga tidak adaperasaan takut/malu dalam diri guruterutama dalam bertanya tentangmasalah yang dihadapi saat praktik. e) KSharus lebih sabardalam melakukan pembinan kepadaguru terutama dalam mempraktikanpenggunaan laptop. Pembahasan Melalui hasil penelitian ini menunjukkanbahwa bimbingan melalui pelatihan berkelanjutanmemiliki dampak positif dalam meningkatkankompetensi guru, dalam menggunakan laptoppada siklus I, pencapaian 50% menjadi 90% ada kenaikan sebesar40% pada siklusII. Secara keseluruhan dikatakan tuntas/meningkatkarena sudah mencapai ketuntasan.
Sri Wulan Agustina,Meningkatan Kompetensi Guru Dalam Menggunakan TIK Melalui Bimbingan Belajar Berkelanjutan Di SDN Banjarjo Sumberrejo Bojonegoro| 77
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitasguru dalam meningkatkan kompetensi guru dalammempraktikan menggunakan laptop setiap siklusmengalami peningkatan.Hal ini berdampak positifterhadap capaian mutu sekolah yaitu dapatditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rataguru pada setiap siklus yang terus mengalamipeningkatan. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dandiskusi dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penelitian Tindakan Sekolah dalam upayameningkatkan kompetensi guru dalammenggunakan leptop melalui penerapanpelatihan berkelanjutan meningkat yaitu pada siklus I sebesar 50% naik pada siklus II 90% atau haya ada 1guru dari 17 yang belum tuntas. 2. Aktivitas dalam kegiatan bimbinganmenunjukan bahwa seluruh guru dapatmeningkatkan kompetensinya dengan
baikdalam menggunakan laptop dan menunjukan bahwa kegiatanbimbingan melalui penerapan pelatihanberkelanjutan bermanfaat. Saran Penelitian perlu dilanjutkan denganserangkaian penelitian sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. 1. Penelitian Tindakan Sekolah melaluipenerapan pelatihan berkelanjutan diperlukanperhatian penuh dan disiplin yang tinggi padasetiap langkah bimbingan ,dan perencanaanyang matang misalnya dalam pengalokasianwaktu dan pemilihan konsep yang sesuai. 2. Kepada guru diharapkan selalu mengikutiperkembangan jaman, terutama denganmembaca hasil karya para akhli sehinggatidak ketinggalan dengan daerah lain, dalammeningkatkan mutu pendidikan, sebagaitanggung jawab bersama memajukanpendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Ade Rusliana. 2007. Konsep Dasar Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta. Bumi Aksara Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : PT Raja Grafindo Persada Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya Danim, Sudarwan, (2010), Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E, (2004), Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. , H.E, (2010), Penelitian Tindakan Sekolah Meningkatkan Produktivitas Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negera RI Tahun 2008 Nomor 194). Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Saud, Udin Saefudin, (2009), Pengembangan Profesi Guru, Bandung : CV. Alfabeta. Suderadjat, Hari, (2004), Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-undang Sisdiknas 2003, Bandung : CV Cipta Cekas Grafika. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 157).