LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (Selasa, 19 Mei 2015)
Sebagian Kondisi awal lahan
Kebun Buah Naga
Disusun oleh:
TIM KEM NIFUBOKE
Kota Kupang, 19 Mei 2015
1. SITUASI AWAL KAWASAN NO 1.
ITEM SITUASI KAWASAN Sifat Lahan di Kawasan
2.
Sumber Air
3.
Pertanian
4.
Peternakan
5.
Perikanan
6.
Kondisi Warga KEM
URAIAN FAKTA LAPANGAN Lahan KEM Nifuboke mempunyai luas ± 4 Ha dan 90% permukaan lahan bertopografi berlereng, dengan kemiringan 5 – 30%. Tingkat kesuburan tanah umumnya rendah hingga sedang. Lahan ini merupakan lahan tidur yang banyak ditumbuhi oleh semak belukar, rumputan dan pepohonan liar. Jenis tanah yang dominan adalah tanah liat tipe monmorilonit (alluvial), sedikit berpasir, dengan tebal solum tanah 1530 cm. Secara rinci lahan ini Sebelah Utara berbatasan dengan lahan/ kebun masyarakat, Sebelah Selatan dengan padang penggembalaan komunal desa Poponam dan Nibaaf, Sebelah Timur dengan pemukiman penduduk, yang juga anggota KEM dan sebelah Barat berbatasan dengan sebuah kali/sungai dan pandang penggembalaan Komunal desa Bijeli. Pada lahan tersebut terdapat sebuah sumber air meskipun tidak besar, tetapi mengalir sepanjang tahun. Secara umum pertanian di Desa Nifuboke, adalah ertanian tadah hujan, khususnya untuk komoditi jagung dan kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang nasi yang umumnya ditanam pada musim hujan. Usaha penanaman padi dilakukan pada lahan ± 85 ha, namun usaha ini hanya dikalukan 6-8 tahun sekali adanya pergiliran tata air ke lokasi persawahan di desa lain karena keterbatasan jumlah air irigasi. Pengusahaan ternak masih bersifat subsisten, dan umumnya hanya sebagai tabungan untuk keperluan yang sangat mendesak serta untuk kepentingan adat serta sosial. Ternak yang dominan dimiliki oleh masyarakat Desa Nifuboke adalah ternak babi dengan rata-rata kepemilikan 1 – 2 ekor/KK, sedangkan ternak sapi, dan kambing hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat, dan umumnya dilepas dipadang penggembalaan, sehingga tingkat kematian anak-anak kambing dan sapi cukup tinggi karena sulit dikontrol pertumbuhan dan reproduksinya. Secara geografis Desa Nifuboke terletak jauh dari wilayah perairan (laut), untuk mendapatkan produk laut, berupa ikan harus diperoleh dari pasar di kota atambua (± 15 km), dengan harga yang cukup mahal. Disisi lain di lokasi KEM dimungkinkan untuk dikembangkan budidaya perikanan darat, berupa ikan lele untuk memanfaatkan potensi air yang mengalir sepanjang tahun di sekitar lokasi KEM. Jumlah anggota KEM pada awal pembentukannya di awal tahun 2014 adalah sebanyak 36 Kepala keluarga, namun jumlah ini mengalami penurunan karena cukup lamannya masa penantian untuk kepastian pelaksanaan program KEM ini. Hingga kini, jumlah anggota KEM yang aktif melaksanakan kegiatan adalah 23 KK. Tingkat Pendidikan Warga KEM, kurang lebih sama dengan Masyarakat Desa Rinbesihat lainnya yaitu sebagian besar berpendidikan SR/SD dan SMP, sekitar 15% yang mengenyam pendidikan hingga sekolah lanjutan Atas (5 orang).
2. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN NO 1.
2.
ITEM KPI PROPOSAL
Pengolahan Lahan
Pembangunan Irigasi Kawasan
URAIAN FAKTA KINERJA LAPANGAN
Pekerjaan Pengolahan meliputi kegiatan pembersihan lahan, pemagaran lahan, pembuatan lubang tanah, dan saluran drainase. Perkembangan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Pembersihan lahan KEM seluas 4 ha telah mencapai 100% b. Pemagaran lokasi KEM telah mencapai 100% c. Pembuatan lubang tanam untuk tanaman hortikultura yaitu pisang (500 pohon), jeruk keprok (350 pohon), dan mangga (200 pohon) telah mencapai 100% d. Pengolahan lahan untuk penanaman tanaman sayuran telah mencapai 70% e. Pembuatan Lubang tanam untuk program tambahan yaitu tanaman papaya 50 pohon dan buah naga 100 pohon juga telah mencapai 100% Kegiatan pada point (e) diatas merupakan kegiatan tambahan yang disepakati bersama antara Tim pelaksana KEM dan anggota KEM untuk pemanfaatan lahan disekitar pekarangan rumah pertemuan (lopo) kelompok KEM. Kegiatan ini juga telah dikonfirmasikan kepada tim pengelola FW Hetfen. Pekerjaan pembangunan irigasi kawasan meliputi 3 tahapan kegiatan, yaitu a. Pembuatan bak penampung utama (1 buah), berukuran (3x3x1,5) m. Kegiatan ini telah selesai 100%. b. Pembuatan 8 buah bak penampung kecil (semula disebut sumur renteng) berukuran (1x1x1)m di 8 titik dalam kawasan KEM untuk mempermudah penyiraman tanaman. Kegiatan ini telah mencapai 100%. c. Instalasi perpipaan dari sumber air ke mesin pengisap air, instalasi ke bak utama serta bak-bak kecil penampngan telah mencapai 100%. d. Pembangunan bendungan (bangunan penahan air) sebagaihisap dengan mesin pengisan air ke bak utama. Kegiatan pada point (d) diatas merupakan kegiatan tambahan yang disepakati bersama antara Tim pelaksana KEM dan anggota KEM untuk mengefisienkan kerja mesin pengisap air. Kegiatan ini juga telah dikonfirmasikan kepada tim pengelola FW Hetfen.
3.
Pengadaan Benih dan Bibit Tanaman
Kegiatan pengadaan benih dan bibit tanaman ini dibagi dalam 2 tahapan kehiatan, yaitu: a. Kegiatan pengadaan dan penanaman bibit tanaman hortikultura buahbuahan berupa pisang baranga (500 pohon), jeruk keprok SoE (350 pohon), dan mangga (200 pohon). Kegiatan ini telah mencapai
100%. b. Kegiatan pengadaan benih hortikultura sayuran meliputi pengadaan
4.
Pengadaan Pupuk
5.
Pengadaan Alat/Mesin Pertanian
bibit sayur sawi, cabe, terung, tomat, kangkung, paria, dan ketimun. Pengadaan benih ini baru mencapai 60% dan akan diadakan kembali setelah seluruh benih ini ditanam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masa kadaluarsa benih hortikultura khususnya sayuran yang umumnya pendek. Selain intu juga untuk menyesuaikan dengan persiapan lahan dan ketersediaan air irigasi. Kegiatan pengadaan pupuk meliputi: a. Pengadaan pupuk kandang. Pupuk kandang digunakan untuk penanaman tanaman hortikultura buah-buahan (sebagai media tanam pada lubang tanam) dan sebagai pupuk dasar untuk penanaman hortikultura sayuran. Kegiatan ini telah mencapai 85% b. Pengadaan pupuk pelengkap cair organik. Pupuk organik cair digunakan untuk budidaya hortikulura sayur – sayuran Kegiatan ini telah mencapai 85% Pengadaan peralatan petanian, meliputi: a. Pengadaan 1 unit mesin pengisap air dan perlengkapannya, untuk menaikan air dari bendungan ke bak utama b. Pengadaan 1 unit hand traktor untuk membantu proses pengolahan tanah pada lokasi KEM.
Kegiatan pada point (b) diatas merupakan kegiatan tambahan yang disepakati bersama antara Tim pelaksana KEM dan anggota KEM untuk mengefisienkan proses pengolahan tanah. Pendanaan kegiatan ini bersumber dari pengurangan jumlah mesin pengisap air yang semula 3 buah menjadi 1 buah. Kegiatan ini juga telah dikonfirmasikan kepada tim pengelola FW Hetfen. 6.
Pembangunan Rumah Pertemuan (Lopo), dan rumah jaga
7.
Instalasi Listrik Kawasan
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kegiatan, yaitu: a. Pembangunan Rumah Pertemuan (Lopo) telah mencapai 90% b. Pembangunan Rumah Jaga telah mencapai 60% Terhambatnya pembangunan kedua bangunan ini adalah karena pengangkutan bahan (material bangunan) yang cukup jauh dari lokasi pembangunan. Hal ini terjadi karena lokasi KEM dengan topografi yang berlereng tidak memungkinkan material bangunan diturunkan tepat pada lokasi pembangunan tersebut. Tahapan kegiatan Instalasi listrik pada kawasan KEM telah dilakukan adalah pengajuan surat permohonan untuk pemasangan listrik ke pihak PLN dan hingga kini masih menunggu konfirmasi untuk survey lokasi oleh pihak PLN.
3. FOTO LAPANGAN 3.1. PRA KEM
Kondis awal lahan KEM
Air sumber untuk KEM
3.2. PASCA KEM
Pemagaran Lokasi KEM
Pembersihan Lahan KEM
Pembuatan Lubang Tanaman
Pengadaan Anakan dan Penanaman Tanaman Pisang, Jeruk, Mangga, Buah Naga dan Pepaya
Kondisi sumber air setelah dibendung untuk penampungan air
Pembangunan Bak Utama Penampung Air dan Instalasi Irigasi Kawasan
Pembangunan Rumah Pertemuan (Lopo), Gudang dan Rumah Jaga KEM
Pengadaan dan Penyerahan Bantuan Alat Pertanian dan Perlengkapannya masing-masing (Mesin Pengisap Air dan Hand Tractor)
Pengolahan tanah untuk Budidaya Hortikultura Sayuran
4. PENDAPATAN KEM Kegiatan KEM Nifuboke baru mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2015, yang dimulai dengan tahapan sosialisasi kegiatan ditingkat pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa. Kegiatan fisik untuk pembangunan KEM praktis baru dilakukan pada bulan Pebaruari, yaitu sesudah upacara adat. Kondisi ini menyebabkan hingga penyusunan laporan ini, belum ada pendapatan KEM bagi anggota kelompok KEM.
5. KEBERLANJUTAN KEM Melihat pada antusias anggota kelompok KEM serta kemajuan pekerjaan yang telah diuraikan diatas, maka beberapa kegiatan untuk keberlanjutan KEM telah direncakakan bersama oleh tim prodikmas pelaksana kegiatan KEM dengan anggota kelompok KEM, antara lain: a. Pengembangan Tanaman Pangan Unggulan Daerah. Program ini meliputi kegiatan pengembangan komoditi Ubi Jalar Ungu lokal Kefa, Jagung, Kacang tanah dan Singkong. Ubi jalar ungu lokal Kefa merupakan salah satu jenis ubi jalar yang kaya akan antioksidan, sekaligus menjaga kelestrarian plasma nutfahnya, karena sudah hampir punah. b. Pengembangan lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT). Program ini meliputi kegiatan pengembangan hijauan pakan ternak seperti Rumput Gajah dan Cipelang, Lamtoro, pemberian bantuan mesin pencacah pelatihan HMT untuk mengefisienkan pemberian pakan, dan pelatihan pengolahan serta pengawetan HMT
c. Budidaya Ikan Lele. Program ini dimaksudkan untuk pemanfaatan sumber air yang ada dilahan KEM, sekaligus untuk peningkatan pendapatan anggota KEM, disamping untuk peningkatan kesehatan dan penganekaragaman pangan. Program ini meliputi kegiatan pembuatan kolam lele, pengadaan lele dan pakan, serta pelatihan budidaya serta perbanyakan lele. Pelatihan ini dimaksudkan agar kelompok dapat melakukan budidaya lele dengan baik dan benar, serta mampu memproduksi benih lele (nener) agar tidak tergantung pada benih nener dari luar pada saat pengembangannya. d. Program Pengadaan Ternak dan Pembuatan Kandang. Program ini meliputi pengadaan ternak besar (sapi) dan ternak sedang (kambing), pembuatan kandang ternak, pembuatan instalasi pengolahan limbah, pengadaan obat-obatan, vaksin dan viatamin. Kegiatan ini dimaksudkan agar ketersediaan pakan milik anggota kelompok disekitar lahan KEM dapat dimanfaatkan,sekaligus untuk menjawab kebutuhan pengembangan lahan HMT di lokasi KEM. e. Program Penguatan Kelembagaan kelompok dengan pembuatan AD/ART Kelompok KEM. Kegiatan program ini meliputi rapat umum anggota kelompok KEM untuk penyusunan Anggran Dasar dan Anggraan Rumah Tangga kelompok. Kegiatan ini juga sekaligus untuk pengukuhan kelompok KEM di tingkat desa dan Instansi terkait. 6. ANGKA IPM KAWASAN Berdasarkan uraian pada butir 4 diatas, dimana kegiatan KEM belum sampai pada tahap perolehan pendapatan bagi anggota KEM, maka angka IPM Kawasan juga belum bias dihitung.
7. KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Dilihat dari capaian tahapan kegiatan, maka secara keseluruhan kegiatan KEM desa Nifuboke telah mencapai tahapan kegiatan diatas 85% b. Nilai Pendapatan KEM dan Angka IPM Kawasan belum dapat dihitung karena belum sampai pada tahapan kegiatan produksi, tetapi masih bersifat insvestasi c. Beberapa program untuk tahapan keberlajutan KEM selanjutnya adalah Pengembangan Tanaman Pangan Unggulan Daerah, Pengembangan lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT), Budidaya Ikan Lele, Program Pengadaan Ternak dan Pembuatan Kandang dan Program Penguatan Kelembagaan kelompok
8. SARAN DAN REKOMENDASI
Kupang, 19 Mei 2015
KETUA FW NTT HETFEN
(Ir. Grace Maranatha, M.Si)